Upload
hoangdat
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
(Studi Kasus: SEKOLAH AN-NISAA
PONDOK AREN – BINTARO)
SKRIPSI
Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Disusun oleh:
PARIDAH AINI
106025001056
Jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi
Fakultas Adab & Humaniora
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN DALAM MENINGKATKAN
MINAT BACA SISWA, STUDI KASUS: SEKOLAH AN-NISAA PONDOK
AREN – BINTARO” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Desember 2010
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (SI) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 15 Desember 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLISNIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005
Penguji Pembimbing
Pungki Purnomo, MLIS Kosam Rimbarawa, MLSNIP. 19641215 199903 1 005 NIP. 320 000 689
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari bahwa saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 17 Maret 2011
Paridah Aini
i
ABSTRAK
Judul Skripsi : Penggunaan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca
(Studi Kasus: Sekolah An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro)
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Penggunaan
perpustakaan dalam meningkatkan minat baca kemudian faktor-faktor apa yang
dapat meningkatkan minat baca serta apa kendala-kendala dalam meningkatkan
minat baca siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan
pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya.
Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi
dalam penelitian ini ialah penelitian lapangan. Penelitian lapangan dimaksudkan
untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan
menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian, alat ukur yang digunakan
yaitu: Observasi, kuesioner. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data:
dari 40 responden, penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca,
dilihat manfaat dari membaca; kelas V (100%) menyatakan untuk memperoleh
informasi, sedangkan untuk kelas IV (75%) menjawab untuk memperoleh
informasi. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca yaitu; dilihat
dari tingkat minat baca teman-teman; untuk kelas IV mencapai (80%) sangat
memiliki minat baca, sedangkan kelas V (50%) memiliki minat baca. Apa
kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa sebagai berikut; dengan
keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan untuk kelas IV
(75%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan minat baca, sedangkan
kelas V (50%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan minat baca.
Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas sebagian besar siswa/i untuk
meningkatkan minat baca dilihat manfaat dari membaca kelas V (100%)
menyatakan untuk memperoleh informasi lebih tinggi dari pada kelas IV (75%)
mmenyatakan untuk memperoleh informasi.
iv
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ilahi robbi yang telah
menganugrahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda
Rosululloh SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih tidak
terhingga kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, MA.g, selaku dekan Fakultas Adab
dan Humaniora beserta jajarannya yang telah banyak memberikan
pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan.
2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris
Jurusan Ilmu Perpustakaan.
3. Bapak Kosam Rimbarawa, MLS, sebagai pembimbing yang senantiasa
memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
4. Ibu. Vera Yunindra S.Sos, selaku Kepala Perpustakaan An-Nisaa
beserta jajarannya, selaku sekretaris Perpustakaan An-Nisaa yang telah
banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang penulis
butuhkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
5. Yang tercinta dan teristimewa untuk ayah, mama dan nenek, penulis
yang tidak lelah berjuang, memberikan do’a, dukungan dan kasih
sayang kepada penulis. Harapan mereka untuk melihat penulis
menyelesaikan studinya dan menjadi orang yang berhasil menjadi
motivasi terbesar bagi penulis.
6. Untuk Ibu dan bapak di pondok Aren beserta keluarga Unden May, Pak.
Ali Akbar Nasution, Pak Fahmi Nasution, terima kasih untuk do’a
dukungan dan bantuan yang telah kalian persembahkan untukku.
7. Untuk abang Helpian Nasution, Satia Budi Nasution, Nurlaila Nasution,
Muhammad Titnan Nasution, k’Faridah Hanum Hasibuan, k’ Faridah
Aryani. Yang memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat luar biasa
kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan JIP - UIN angkatan 2006 khususnya
Eva,Tya, Era, Sigit, Rizki, Ramdhani, Abidin, Arul, Sudin, saat aku
sedang ada masalah kalianlah yang selalu menghiburku terimakasih
banyak buat kalian semua. Semoga persahabatan ini selalu kukuh dalam
dalam naungan Allah SWT. Meta, Ayu, Winda, Nurva, Sonia, Ana,Ika,
Opie, Aniqo, Adit, Ade, Tb, Citra, Heri, Nawawi, Semangat berjuang
menyelesaikan skripsi. Untuk adik-adik generasi penerus bangsa JIP –
UIN angkatan 2007 (Diah, Syifa, Mala, Vina, dll).
9. Teman-temanku khususnya di kosan Izza Lantai 2 (Shinta, Santi, Syah,
Mano, Pipit, Diah, Mutia, Tanti, Rini, Hesti) terima kasih selalu
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
iv
10. Terima kasih kepada Muhammad Ilyas, Saiful Bahri, sudah menemani
untuk mencari bahan-bahan skripsi serta doanya.
11. Pengelola perpustakaan Utama UIN, UT, UI, PDII LIPI, Perpustakaan
Gandaria, Perpustakaan Nasional.Yang banyak memberikan kemudahan
bagi penulis dalam mencari referensi. Serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu
terealisasikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan kalian.
Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis
sendiri. Oleh karena itu, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
Jakarta, Maret 2011
Penulis
Paridah Aini
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Pembatasan Masalah ..............................................................................5
C. Perumusan Masalah................................................................................5
D. Tujuan Penelitian....................................................................................5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................6
F. Metode Penelitian ..................................................................................6
G. Sistematika Penulisan............................................................................9
BAB II. TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah...........................................................................11
1. Pengertian........................................................................................11
2. Tujuan dan fungsi............................................................................12
B. Minat Baca............................................................................................15
1. Pengertian Membaca.......................................................................15
2. Tujuan Membaca.............................................................................19
3. Manfaat Membaca...........................................................................20
4. Minat dan Kebiasaan Membaca ......................................................23
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca.........................................25
vi
BAB III. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NSAA
PONDOK AREN – BINTARO
A. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ................................36
B. Visi dan misi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ....................................38
C. Waktu kunjungan perpustakaan ...........................................................38
D. Persyaratan Menjadi anggota ...............................................................38
E. Kedudukan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa .......................................39
F. Koleksi Perpustakaan An-Nisaa ...........................................................40
G. Anggaran ..............................................................................................42
H. Jaringan dan Kerjasama .......................................................................43
I. Layanan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ............................................43
J. Pengadaan Bahan Pustaka ....................................................................45
K. Kegiatan penunjang Perpustakaan SekolahAn-Nisaa ..........................47
L. Tata tertib Perpustakaan Sekolah An-Nisaa .........................................47
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Data Responden....................................................................................48
B. Penggunaan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa
Sekolah An-Nisaa.................................................................................49
C. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa Sekolah An-Nisaa .....58
D. Kendala yang dihadapi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa ....................64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................68
B. Saran-saran ...........................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi di segala bidang
telah mengubah kebudayaan manusia dan tak dapat dipungkiri itu ada
kaitannya dengan peranan perpustakaan. Perpustakaan adalah salah satu
sarana untuk menyimpan informasi, sedangkan secara harfiah perpustakaan
adalah kumpulan buku dan bahan pustaka tercetak dan terekam lainnya yang
disediakan untuk orang yang mau membaca.1 Perpustakaan bukanlah hal yang
baru dikalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan
perpustakaan seperti sekolah-sekolah, baik umum maupun kejuruan,
keberadaan perpustakaan di sekolah adalah untuk menunjang sarana belajar
mengajar.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan khususnya dalam hal
mengembangkan bakat dan minat dituangkan dalam penjelasan pasal 12 ayat
1b Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
pemerintah dalam hal tersebut menaruh perhatian pada pengembangan minat,
termasuk tentu minat baca, melalui peranan guru atau pendidik, bunyi
penjelasan pasal 12 ayat 1b adalah” pendidikan atau guru yang mampu
mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik, fasilitas dan
1 Sukarman Kartasedono, Meningkatkan Minat Baca Anak Menuju Masyarakat Gemar MembacaDalam E. Koswara (ed), Dinamika Informasi Dalam Era Global (Bandung : Remaja Rosda Karya,1998), h.308
1
2
disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan
satuan pendidik”2
Dalam pasal 12 ayat Ib tersebut terhadap kata “ difasilitasi dan disediakan”
hal tersebut menyiratkan makna bahwa pemerintah menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan dalam meningkatkan bakat, minat dan kemampuan
siswa, salah satu sarana dan prasarana pendidikan itu adalah Perpustakaan.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 tentang sistem
pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut: “ Standar Nasional
Pendidikan mencakup ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat berkreasi dan berekreasi,
dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjangkan proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.”3
Di sekolah siswa harus banyak membaca untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan yang didapat dari guru, dengan membaca siswa terlatih
untuk berbagai secara mandiri. Tentu akan lebih banyak pengetahuannya dari
pada orang yang jarang membaca. Banyak sedikitnya pengetahuan seseorang,
salah satunya dapat diukur dengan melihat jumlah buku yang telah ia baca
tanpa memandang jenis bukunya. Oleh karena itu, tidak aneh jika ada
ungkapan yang menyatakan bahwa membaca membuka cakrawala dunia dan
terdapat salah satu kewajiban didalam agama islam untuk membaca yaitu Iqra.
Ada cara lain dimana seseorang tidak selalu harus membaca untuk
mendapatkan informasi, yaitu dengan memanfaatkan media elektronik seperti
2 Surayin, Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung : Yrama Widya,2004), h. 323 Ibid. h. 66
3
TV dan Radio. TV dan radio umumnya memberikan informasi sekilas tentang
sesuatu hal yang sifat-sifatnya mutakhir dan hal ini merupakan suatu
kelebihan dari kedua media tersebut namun hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk meninggalkan sumber-sumber tercetak, karena bahan-bahan tercetak
seperti Koran selain mampu menyajikan informasi aktual, pemberitahuannya
juga mencakup wawasan yang lebih berkembang komprehensif dan lebih
mendalam karena bahan-bahan tercetak pada umumnya menyediakan latar
belakang informasi dari berita yang dibahasnya untuk pembaca. Jadi artinya
selain menonton televisi atau mendengarkan radio, membaca harus tetap
dilaksanakan agar warga dapat belajar mempunyai wawasan yang lebih luas,
komprehensif, dan mendalam tentang topik-topik aktual yang beredar di
masyarakat.
Kita ketahui dengan kemampuan membaca (Reading Literacy) anak
Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara berkembang
lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekalipun. Internasional Association
for Evaluation and Education (IEA) pada tahun 1992 dalam studi kemampuan
membaca murid-murid sekolah Dasar kelas 4 pada 30 negara di dunia,
menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat diatas
Venezuela yang menempati peringkat terakhir pada urutan 30.4
Melalui pertimbangan yang panjang, penulis memutuskan untuk meneliti
serta mengkaji minat baca para siswa di perpustakaan An-Nisaa Pondok Aren
– Bintaro dengan memilih siswa kelas IV & V SD sebagai objek penelitian.
4 Athailla Baderi, Gerakan Nasional Membaca; Suatu Pemikiran kearah Akuntabilitis Pemerintah(Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2003).
4
Melalui penelitian tersebut, penulis juga akan mengetahui kualitas layanan
teknis perpustakaan berupa pengadaan, pengolahan, dan pelestarian bahan
pustaka. Selain itu, penulis juga akan mengetahui bagaimana layanan pembaca
yang meliputi sirkulasi, referensi, ruang baca, administrasi, OPAC dan
internet, juga sikap para pustakawan terhadap siswa.
Harapan penulis, dengan adanya penelitian tersebut, penulis dapat ikut
berpartisipasi dalam memperbaiki kekurangan yang ada di perpustakaan An-
Nisa serta ikut adil dalam mengembangkan perpustakaan An-Nisa sehingga
dapat memotivasi minat baca para siswa untuk membaca dan meminjam buku
di perpustakaan.
Selain itu, penulis juga dapat memberikan sumbangsih atau andil berupa
inovasi baru terhadap perpustakaan An-Nisaa dalam mengembangkan kwalitas
perpustakaan tersebut, sehingga minat baca siswa SD An-Nisaa di
perpustakaan diharapkan akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Tentunya, hal ini dapat penulis
lakukan dengan mengadopsi ilmu perpustakaan yang penulis dapatkan di
bangku kuliah, serta aplikasinya di lapangan atau di sekolah, terutama
aktivitas perpustakaan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan paparan di atas, penulis ingin menuangkan penelitian tersebut
dalam sebuah karya ilmiah dengan judul ”PENGGUNAAN
PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
(Studi kasus: Sekolah An-Nisaa Pondok Aren-Bintaro)”.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat pentingnya kegiatan membaca dalam proses belajar, maka
dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah pada minat membaca
para siswa An-nisaa Pondok aren-Bintaro, sebagai tempat penelitian penulis
memilih kelas IV & V SD An-nisaa Pondok Aren – Bintaro.
Agar lebih fokus maka dibatasi pada 3 hal, sebagai berikut:
1. Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca.
2. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa.
3. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan ada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut;
Perumusan masalah yang diteliti dalam skripsi ini menyangkut hal-hal
seperti:
a. Apakah penggunaan perpustakaan oleh siswa dapat meningkatkan
minat baca?
b. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa?
c. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah
sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
6
a. Untuk memperoleh gambaran terhadap penggunaan perpustakaan oleh
para siswa/i SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan
minat baca mereka.
b. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca siswa/i SD An-
Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan minat baca mereka.
c. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa/i SD An-
Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam meningkatkan minat baca mereka.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi
penyelenggaraan perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro
khususnya, dan sekolah SD An-Nisaa lainnya pada umumnya dalam upaya
meningkatkan kualitas perpustakaan dan mengembangkan pola interaksi
antara perpustakaan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, pendekatan yang didasarkan pada
pengumpulan data menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1. Metode Penelitian
Dalam hal ini, penulis menggunakan penelitian deskripsi dengan
menggunakan metode survei, artinya penulis melihat secara langsung
dan menggambarkan secara singkat tentang perpustakaan dalam ruang
lingkup yang lebih sempit.
2. Pendekatan penelitian
7
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan
kuantitatif yang menggunakan data-data sebagai berikut:
a. Angket/ Kuesioner
Kuesioner ini berbentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan
yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa
alternatif jawaban dan kuesioner ini diberikan kepada siswa.
b. Studi Pustaka
Penulis melakukan data/bahan-bahan atau materi-materi yang
relevan dengan pembahasan dan survei. Penelitian kepustakawanan
dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari buku dan sumber
lain yang sesuai dengan topik skripsi. Selain itu, profil
perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro.
c. Observasi
Observasi5 adalah dengan pengamatan secara langsung di
perpustakaan menurut objek yang diteliti yaitu penggunaan
perpustakaan SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah “ Keseluruan unit dari semua individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan
diteliti6. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa
SD An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro, yang berjumlah 155 siswa.
5 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: BalaiPustaka, 1999), h. 6996 Iqbal Hasan. Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: GhaliaIndonesia). h.58
8
b. Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-
ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau
menggambarkan ciri-ciri keberadaan populasi yang sebenarnya.7
Jumlah sampel yang penulis ambil dalam penulisan skripsi ini adalah 25 %
dengan perhitungan 25% x 155=38.75 siswa, kemudian penulis
membulatkan menjadi 40 siswa. Penulis menggunakan teknik sampel
random8 yaitu Proses pemilihan sampel dimana setiap unit populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel tersebut
berdasarkan pada pendapat Arikunto Suharsini, yang menyatakan “ jika
populasi lebih dari 100 orang maka sampel dapat diambil 10%-15% atau
20%-25% atau lebih” tergantung kemampuan penelitian.9
4. Pengolahan Data
Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat
tabulasi data dalam arti data yang dikumpulkan disederhanakan
format-formatnya atau strukturnya, sehingga nantinya memudahkan
dan mempercepat analisa data pengolahan data ini menggunakan
rumus yaitu;
P= F x 100%
Keterangan :
P: Persentasi
7 Ibid. h. 28 Ronny kountur, Metode Penelitian: untuk Penulisan skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2003), h.1439 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta: Bina aksara,1988), h. 107
N
9
F: Frekuensi
N: Jumlah Sampel
F. Sistematika Penulisan
Untuk menyusun skripsi ini penulis menguraikan ke dalam 5 (lima) bab,
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Tinajauan literatur mengenai pengertian, tujuan dan fungsi, serta
penggunaan perpustakaan sekolah SD An-nisaa. Dan pengertian
membaca, tujuan membaca, manfaat membaca, minat dan
kebiasaan membaca, faktor yang mempengaruhi minat baca.
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi tentang sejarah, visi dan misi, waktu kunjungan
perpustakaan, persyaratan menjadi anggota, Kedudukan
Perpustakaan, koleksi perpustakaan, anggaran, jaringan dan
kerjasama, layanan perpustakaan, pengadaan perpustakaan,
kegiatan penunjang perpustakaan, tata tertib perpustakaan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
10
Membahas tentang analisis data, keadaan umum responden,
perpustakaan dan minat baca siswa SD An-nisaa, penggunaan
perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa, faktor yang
mempengaruhi minat baca siswa, dan kendala yang dihadapi oleh
perpustakaan SD An-nisaa.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran-saran
Lampiran
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki
perpustakaan yang memadai. Tetapi karena berbagai alasan, kenyataannya
belum setiap sekolah mampu meyediakan perpustakaan sebagaimana
diharapkan.10
Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian perpustakaan sekolah
dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing.
Soeatminah menyatakan bahwa, perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang
pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.11 Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan sekolah adalah
perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu
tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan.12
Dan ada juga perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada
sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan
10 Sutarno. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Samitra Media Utama,2004), h. 3111 Soeatminah. Perpustakaan, perpustakawanan, dan Pustakawan (Yogyakarta : Kanius, 1992), h.3712 Sulistyo Basuki. Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,1994). h. 56
11
12
tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan
tujuan pendidikan pada umumnya.13
Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang didirikan oleh sekolah dan
berada dilingkungan sekolah yang merupakan sarana penunjang sekolah,
dengan tujuan utamanya untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh sekolah, dimana perpustakaan sekolah tersebut
bernaung.
2. Tujuan dan Fungsi
Menurut Sulistyo Basuki tujuan perpustakaan adalah membantu sekolah
mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan
tersebut bernaung.14
Ada juga yang menyatakan bahwa perpustakaan sekolah bertujuan untuk
menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan
yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman
imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir,
mendidik murid agar dapat menggunakan dan pemeliharaan bahan pustaka
secara efisien serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.15
Ada beberapa fungsi Perpustakaan Sekolah adalah:
13 Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1993), h.5014 Ibid, h. 5115 Ibid, h. 56
13
a. Preservasi, yaitu menyimpan dan menjaga kelestarian produk ilmu dan
budaya di lingkungan sekolah/madrasah serta mengumpulkan dan
menyimpan bahan lain.
b. Informasi, yaitu menjamin lingkungannya terinformasi dengan baik,
terutama hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pembelajaran,
pelajaran, ilmu, agama dan kehidupan sehari-hari. Kebutuhan informasi
yang utama di lingkungan sekolah adalah kebutuhan informasi yang
berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar. Kebutuhan ini harus dapat
dipenuhi oleh perpustakaan Sekolah.
c. Pendidikan, yaitu ikut melaksanakan pendidikan baik untuk peserta didik
di sekolah, maupun untuk pihak lain di dalam dan di sekitar sekolah.
Perpustakaan menjalankan fungsi pendidikan dalam rangka mensukseskan
pendidikan di sekolah pada jenjang pendidikan tersebut, dan
mensukseskan visi misi, fungsi, tujuan dan strategi pendidikan nasional.
d. Dakwah, yaitu menampilkan perpustakaan sekolah sebagai suatu unit kerja
yang berada di lingkungan sekolah yang mampu menarik lingkungannya,
baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid dan
masyarakat lingkungannya beramal sholeh dan menjauhkan diri dari
perbuatan mungkar dan tercela.
e. Penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai dengan tugas dan fungsi
perpustakaan sekolah, serta menyiapkan sarana penelitian, terutama
penelitian kepustakaan atau literatur.
14
f. Budaya, yaitu memfasilitasi kreasi budaya dengan kekuatan koleksi dan
fasilitas yang dimilikinya.
g. Rekreasi, yaitu menyediakan bahan bacaan, bahan audio-visual yang dapat
dimanfaatkan oleh para pengguna untuk memuaskan kebutuhan
rekreasinya.16
Sedangkan menurut Darmono tentang tujuan perpustakaan sekolah adalah
untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah
pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati
pengalaman imajinasi, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya
pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka
secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.17
Dalam buku pengelolaan perpustakaan sekolah dijelaskan bahwa fungsi
perpustakaan sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif
Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku fiksi maupun
nonfiksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Adanya buku-buku tersebut
dapat membiasakan siswa belajar mandiri, baik individual maupun kelompok.
b. Fungsi informatif
Perpustakaan yang sudah maju tidak hannya menyediakan bahan-bahan
pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang
bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, bulletin, surat kabar,
pamflet, guntingan artikel, peta.
16 Sudarnoto Abdul Hakim. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: FakultasAdab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006). h. 35-38.17 Darmano. Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2007). h. 6
15
c. Fungsi tanggung jawab administrasi
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di
mana setiap pada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru
pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus
menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar.
d. Fungsi riset
Perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang
lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu
mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan. Maka
mereka dapat melakukan riset literatur ”Library research” dengan cara
membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah.
e. Fungsi rekreatif
Perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang dengan
membaca buku-buku cerita, novel, majalah, surat kabar.18
B. Minat Baca
1. Pengertian Membaca
Listiawati mendefinisikan membaca itu sebagai berikut: membaca adalah
merupakan kecakapan dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu
agar dapat menyerap berbagai informasi sehingga dapat mengatasi
permasalahan hidup yang dihadapi dan menjadi manusia yang berbudaya baca
(reading society) dan berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based society).19
18 Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 6-819 Nur Listiawati. Kondisi Lima Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Tangerang dan Bandungdalam Upaya meningkatkan Minat baca masyarakat, dalam Jurnal Pendidikan & Kebudayaan. Vol
16
Sedangkan menurut Mortimer, ”membaca adalah sebuah aktivitas yang
kompleks, sama seperti menulis, ia terdiri dari banyak tindakan mental yang
terpisah, dan semuanya harus dilakukan agar bisa membaca dengan baik.20
Minat baca merupakan salah satu potensi yang dibutuhkan dalam
kecakapan membaca, karena dengan adanya minat baca pembaca akan
berusaha untuk menggali informasi yang ada pada sumber bacaan, namun
demikian minat baca juga erat kaitannya dengan ketersediaan informasi yang
dibutuhkan. Seseorang akan berminat membaca jika bacaan yang tersedia
dianggap bermanfaat bagi dirinya.
Menurut Asrorun Ni’am Sholeh, Membaca adalah syarat utama untuk
membangun peradaban. Karena pentingnya aktivitas membaca ini, Al-Quran
memerintahkan manusia untuk membaca, Iqra. Perintah ini yang merupakan
wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ini dapat dijadikan
spirit tentang pentingnya membaca.21
Ada juga membaca yang dipaparkan oleh Sainil Amral yaitu; membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata.22
Dengan pemikiran Kartosedono bahwa membaca merupakan unsur yang
sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendidikan.
16 No. 1 Januari 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. h.1420 Ibid. h. 1521
Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela Peradaban: Teks, konteks dan dinamikapembahasan Undang-undang Perpustakaan (Depok: elsas, 2008), h . 322 Sainil Amral. Analisis Hubungan kemampuan membaca dengan prestasi belajar bahasaIndonesia: studi SLTP Kota Jambi (Forum Pendidikan, Volume 29, No. 01 April 2004), h. 65
17
sehubungan dengan itu maka diasumsikan bahwa membaca adalah kunci
untuk belajar. Berdasarkan hal tersebut Widyamartaya mengemukakan
beberapa konsep berikut.
1. Membaca adalah sumber belajar yang paling lengkap ”membaca
membuat seseorang lengkap” kata francis Bacon, seorang filsuf Inggris.
selanjutnya Carlyle, seorang sejarahwan dari Scotlandia berkata,
”segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai atau dihayati
oleh umat manusia tersimpan dalam halaman-halaman buku seperti
dalam pelestarian yang magis”.
2. Membaca adalah sumber belajar yang paling mudah didapat. tiap hari
majalahn atau buku-buku dapat dikirim langsung kealamat. di samping
itu kita dapat membeli dan bahkan meminjam langsung ke
perpustakaan.
3. Membaca adalah sumber belajar yang paling murah.
4. Membaca adalah sumber belajar yang paling cepat, sebuah buku yang
disusun bertahun-tahun dapat kita baca dalam waktu singkat.
5. Membaca adalah sumber belajar yang paling modern, tidak pernah
ketinggalan zaman.
6. Dengan membaca buku, mempelajari banyak hal sekaligus. dari buku
yang kita baca dapat dimiliki berbagai manfaat: tambah pengetahuan,
hiburan, dialog dengan pengarang, peningkatan kemampuan berbahasa,
dan lain-lain.
18
7. Membaca adalah ikhtiar yang terus-menerus untuk mengembangankan
diri. daya pikir kita ditantang dan didorong untuk selalu berpikir secara
lurus dan terang. Alfred North Whitehead, seorang filsuf dan ahli
matematika dari Inggris mengatakan, ”makin banyak kalian tahu makin
mudah menambah pengetahuan kalian.”23
Dari beberapa paparan di atas, kita dapat menarik benang merah bahwa
membaca merupakan sebuah media yang akan melahirkan inspirasi-inspirasi
yang penting serta mendorong memperlancar daya pikir manusia. Sehingga,
manusia akan meraih kemajuan dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya,
maupun agama.
Untuk membangkitkan minat baca dan menciptakan masyarakat gemar
belajar, salah satu kiatnya adalah bagaimana meningkatkan budaya bacanya.
kalau budaya baca tersebut sudah menjadi ”kebutuhan”, maka sasaran yang
diinginkan bisa terwujud.24
Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu keinginan atau kecenderungan hati
yang tinggi terhadap bahan bacaan.25 Atau minat baca berarti dorongan atau
motivasi untuk membaca.26
Ada 2 (dua) macam minat yang dikenal secara umum:
1. Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya. Disini minat
tidak perlu dibangkitkan. Misalnya seorang anak-laki-laki secara
23 Ibid. h. 68-6924 Anwar. Perpustakaan dan Minat Baca.( Badan Litbang Penerangan Departemen Penerangan RIMedia Pustakawan Penerangan. No. 10 Tahun II-1997), h. 325 Ibid, h. 8526 Mudjito. Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 86.
19
spontan akan lebih berminat terhadap mainan mobil-mobilan dari pada
mainan boneka.
2. Minat yang disengaja: minat yang timbul karena dibangkitkan.
Misalnya: seorang anak tidak berminat untuk membaca, maka perlu
minatnya dibangkitkan dengan segala cara agar anak tersebut merasa
berminat untuk membaca. Jika minat baca telah ada dan berkembang
tanpa diperintah oleh siapa pun anak akan berusaha dan mencari
sendiri bacaan yang diperlukan, anak akan mengembangkan rasa suka
tersebut menjadi kebutuhan.27
2. Tujuan membaca
Menurut Sudarnoto Abdul Hakim, tujuan membaca merupakan usaha
untuk mengetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam suatu
sarana bacaan. Sedangkan menurut Gray dan Rogers dikatakan bahwa dengan
membaca seseorang akan banyak mendapat keuntungan antara lain: untuk
mengisi waktu luang; mengetahui hal-hal yang aktual, up to date, mengetahui
lingkungan; dapat memuaskan pribadi-pribadi; memenuhi tuntutan praktis
dalam kehidupan sehari-hari; meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih
lanjut; memuaskan tuntunan intelektual; memuaskan tuntunan spiritual.28
Tujuan umum menurut Darmono, membaca adalah untuk mendapatkan
informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari
kegiatan membaca, yaitu:
27Agustia Maryati, Peningkatan Minat Baca (Jurnal Pustaka Sriwijaya no. 2. Tahun II, juni 200),
h. 19
28 Ibid, h. 25
20
1. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini
adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut
David Eskey tujuan membaca adalah reading for pleasure. Bacaan
yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai
”bacaan ringan”.
2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca
buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca
untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for
intelectual profit.
3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik
perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep
makanan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan
membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work.29
3. Manfaat membaca
Menurut Soekarman Kartosedono, secara singkat manfaat
membaca bagi individu yang bersangkutan dapat diutarakan sbb.:
1. Dapat merupakan cara untuk mendalami sesuatu masalah dengan
mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah
pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.
2. Untuk dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu
persoalan.
29 Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan tata kerja (Jakarta: PTGrasindo, 2007), h. 215
21
3. Untuk mencari nilai-nilai hidup untuk kepentingan pendidikan diri
sendiri
4. Untuk pengisi waktu yang luang dengan menikmati sastra ataupun
cerita-cerita fiksi yang bermutu.30
Manfaat membaca Menurut Mery Leonhardt, yaitu;
1. Anak yang gemar membaca akan menggunakan sebagian besar
waktunya untuk membaca.
2. Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasan yang
lebih tinggi. Mereka mampu berbicara, menulis, dan memahami
gagasan-gagasan yang rumit secara lebih baik.
3. Membaca dapat mengatasi rasa percaya diri anak terhadap kemampuan
akademik karena mereka mampu meyelesaikan pekerjaan sekolah
dengan hanya sedikit waktu.
4. Membantu anak melihat kehidupan yang digambarkan melalui
berbagai pandangan para penulis sehingga mereka mampu memahami
berbagai situasi dan masalah dengan berbagai cara pandang.
5. Andai mampu mengembangkan pola berpikir yang kreatif dalam diri
mereka sebab mereka bukan saja mendengarkan informasi, melainkan
juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen dan mengingat
pemikiran yang beragam.
30 Soekarman Kartosedono, “Faedah Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca danKebiasaan Membaca”( Majalah IPI, vol 4, no. 1-2, 1987), h. 13
22
6. Membaca merupakan untuk memiliki rasa kasih sayang sehingga anak
mampu mempunyai kemampuan untuk memahami pandangan orang
lain.
7. Membaca dapat digunakan sebagai sarana memahami bahasa yang sulit
seperti bahasa asing dan bahasa ilmu.31
Sedangkan menurut Adwityani S. Subagio, membaca banyak manfaatnya.
Diantaranya:
1. Untuk mendapatkan informasi aktual yang terjadi di berbagai belahan
dunia, yaitu melalui internet, koran, majalah, dan jurnal.
2. Untuk meningkatkan dan memuaskan tuntunan intelektual seseorang, yaitu
melalui buku-buku ilmiah dan teknologi.
3. Untuk mengayakan dan memuaskan batin seseorang. Hal ini bisa
diperoleh dengan membaca buku-buku novel, fiksi, atau puisi.
4. Untuk mengayakan dan memuaskan tuntutan spiritual seseorang,
misalnya, dengan membaca buku-buku agama, etika, atau moral.
5. Untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari-hari
seseorang. Yaitu dengan membaca buku-buku rujukan/referensi, ”know
how”, do it your self.
6. Untuk meningkatkan minat seseorang terhadap suatu hal lebih
dalam/lanjut; dari kurang tertarik, karena mendalami dapat
mengembangkan sendiri, misalnya, dengan membaca buku-buku sarat ide,
gagasan dan pengetahuan dasar lainnya.
31 Mery Leonhardt. 99 Cara Membuat Anak anda “ Keranjingan” Membaca (Bandung : Kaifa,1999), h 27-30.
23
7. Untuk meningkatkan pengembangan diri. Yaitu dengan mengikut
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.32
Seorang anak yang cinta membaca akan dapat mengambil banyak manfaat
dari kegiatan tersebut, demikian pendapat Mery Leonhardt. Ia mengemukakan
manfaat yang dapat diambil oleh seorang anak, bila di dalam dirinya sudah
tumbuh perasaan cinta membaca.
Menurut Heilman bukunya Principles and Practices of Teaching Reading
Mengemukakan beberapa manfaat membaca yang dimaksud antara lain ialah:
(1) Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang
topik-topik yang menari; (2) Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya
sendiri;(3) Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat
dan dunia atau tempat yang dihuninya;(4)Memperluas wawasan atau
pandangan dengan jalan memahami orang-orang lain dan bagian atau tempat-
tempat lain;(5) Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang
kehidupan pribadi orang-orang besar, pemimpin yang terkenal dengan jalan
membaca biografinya; (6) Menikmati dan ikut merasakan liku-liku
pengalaman petualangan, dan kisah percintaan orang-orang lain.33
4. Minat dan Kebiasaan Membaca
Kebiasaan dan minat baca, Menurut Rajab Bahry adalah salah satu
masalah mendasar dalam kegiatan membaca yang sering diabaikan, padahal,
kebiasaan dan minat membaca merupakan faktor yang sangat menentukan
32 Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela peradaban: teks, konteks, dan dinamikapembahasan undang-undang tentang perpustakaan (Jakarta: Elsas, 2008), h. 3-433 Heilman, Minat dan Kebiasaan Membaca Masyarakat Jawa Timur ( Jurnal FKP2T ForumKomunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negri. Thn 1, no 1, juli 2006), h 3.
24
keberhasilan membaca.34Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya
minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca, dan
pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan
membaca. Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca,
sedangkan kebiasan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan
yang baik, menarik, memadai, baik jenis jumlah maupun mutunya. Inilah
sebuah formula yang ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca.
Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca itu
dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak).Minat baca yang mulai
dikembangkan pada usia dini dan berlangsung secara teratur akan tumbuh
menjadi kebiasaan membaca.
Kebiasaan membaca semestinya memang harus dimulai pada usia dini,
pada masa balita ketika anak-anak belum memulai pendidikan formal.
pengenalan media bacaan dapat ditempuh dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan usia dan kemampuan sia anak. orang tua harus
memberikan contoh kepada anak-anaknya agar anak-anak mereka menyukai
kegiatan membaca.35
Ketika diamati dengan cermat ada beberapa faktor yang mampu
mendorong bangkitnya minat baca masyarakat. faktor-faktor tersebut adalah;
34 Rajab Bahry, The Reading Habit and Interest of Blangkejeren Elementary School Pupils (JurnalIlmu-ilmu Sosial Bidang Pendidikan. Vol. 5, no. 1 Maret 2003), h. 57-58
35 Majelis. Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kebiasaan Membaca.Badan PerpustakanProvinsi Sumatra Selatan.Jurnal Pustaka Sriwijaya (Media Komunikasi antar Pustakawan no. 3Tahun II, Desember 2008). h.45.
25
1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan,,
dan informasi.
2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang menarik, berkualitas dan beragama.
3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adalah
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu dalam waktu
membaca.
4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual.
5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.36
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan,
kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan
keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini
mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu
membaca.
Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatu kebiasaan
pada siswa, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktu
yang cukup lama, karena proses terbentuknya minat baca seseorang selain
36 Umie Kulsum. Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat BacaMasyarakat artikel di akses pada l 7 juni 2010 darihttp://www.bapusda.com/index.php?menu=news&submenu=detil&id=89
26
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, juga secara
khusus dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1). Faktor sosiologis
Lingkungan rumah tangga dapat menjadi faktor pendorong dan
penghambat timbulnya minat baca seseorang. Dengan tersedianya
beberapa bahan bacaan dan berbagai tulisan dalam lingkungan rumah
tangga akan merangsang daya visual dan motoris anak-anak untuk sekedar
mengenali buku, dan untuk taraf selanjutnya akan tertarik untuk
membacanya. Demikian halnya pada lingkungan sekolah dan suasana
lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan akan mendorong timbulnya minat baca siswa.
Lingkungan masyarakat juga dapat mendorong terciptanya siswa gemar
membaca, apabila masyarakat tersebut sudah terbiasa memanfaatkan
kesempatan untuk membaca, misalnya pada saat menunggu di stasiun, bus
dan sebagainya. Jika siswa berada pada lingkungan sekelompok
masyarakat yang gemar membaca, maka siswa tersebut juga akan tertarik
dan terbiasa untuk selalu membaca.
2). Faktor psikologis
Siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya melalui bahan bacaan
jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan dan penyajiannya sesuai
dengan karakter individu mereka. Berdasarkan faktor psikologis ini, maka
setiap siswa memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda
dengan siswa lain. Perbedaan itu akan berpengaruhi pilihan dan minat
27
membaca individu, sehingga setiap individu memiliki bahan bacaan sesuai
dengan karakter, minat dan kepentingannya sendiri.
1. Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan untuk membaca sangat diperlukan bagi siswa dalam rangka
meningkatkan minat baca. Salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan dari buku atau bahan-bahan yang tertulis
lainnya. Untuk memahami suatu mata pelajaran tertentu, maka siswa
dituntut untuk belajar. Informasi yang mendukung dalam belajar adalah
berupa bahan-bahan yang tertulis yang mengharuskan kegiatan membaca
sehingga apa yang dibutuhkan dapat tercapai.
2. Tersedianya sarana perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana yang mengantar siswa ke dunia yang
lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa
pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Keberadaan
perpustakaan sangat diperlukan karena perpustakaan dapat memberikan
segala kebutuhan minat siswa, khususnya minat siswa dalam membaca
koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.
3. Bentuk pelayanan
Koleksi perpustakaan harus ditata rapi pada tempatnya agar lebih
mudah dimanfaatkan oleh pembaca. Pelayanan yang baik akan
berimplikasi pada meningkatnya minat baca siswa untuk melakukan
kegiatan membaca. Pelayanan yang dimaksudkan di sini adalah sikap staf
perpustakaan yang ramah, berpengetahuan luas dan mempunyai sikap
28
informasi dari setiap jenis pustaka. Pelayanan dapat dikatakan baik jika
apa yang ditargetkan dari sasaran pokok dari pelayanan tercapai yaitu
meningkatnya minat baca siswa.
4. Kualitas koleksi perpustakaan
Kualitas koleksi perpustakaan sangat mempengaruhi minat, kemauan
dan kebiasaan siswa untuk selalu masuk perpustakaan. Jika suatu
perpustakaan telah berhasil mengoleksi buku-buku bacaan berkualitas,
membangun opini dan mempengaruhi siswa untuk masuk perpustakaan
maka kemungkinan besar siswa akan terbiasa membaca dan
pengetahuannya akan semakin bertambah.
Minat membaca merupakan salah satu karakter yang harus dibentuk dalam
diri siswa karena bagaimanapun kegiatan membaca merupakan bagian penting
dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut maka guru harus memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk mencari bahan-
bahan bacaan yang berkualitas guna mengembangkan penguasaan bahasa dan
meningkatkan pengetahuan mereka. Keaktifan membaca akan membantu anak
didik dalam cara dan metode belajar yang efektif dan efisien, baik dengan
berkelompok maupun secara individu.37
Sutarno mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca,
yaitu 1) rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan
informasi. 2) keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya
37 Makalah Pendidikan, “Hubungan Motivasi Belajar dengan Minat Baca SiswaSMP,” artikel diakses pada 21 juni 2010 darihttp://makalah2009.wordpress.com/2009/02/19/hubungan-motivasi-belajar-dengan-minat-baca-siswa-smp/
29
bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam. 3) keadaan lingkungan
sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan
dalam waktu tertentu untuk membaca. 4) rasa haus informasi, rasa ingin tahu,
terutama yang aktual. 5) berprinsip hidup bahwa membaca merupakan
kebutuhan rohani.38
Menurut Mudjito, kita dapat membedakan motivasi membaca kedalam dua
golongan, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Yang dimaksud
dengan motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalan diri
seseorang. Sedangkan eksternal adalah motivasi atau tenaga pendorong yang
berasal dari luar seseorang.Motivasi internal diantaranya adalah:
1. Adanya kebutuhan
Karena adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca.
Misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku
komik.
2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
Seseorang mengatahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri dari membaca,
maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi. Misalnya anak
yang telah membaca sebuah buku dan ia merasa mendapatkan sesuatu dari
buku yang dibacanya, maka akan mendorong baginya untuk membaca
lebih banyak lagi.
3. Adanya aspirasi atau cita-cita
38 Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 21-22
30
Anak yang telah remaja, cita-cita itu akan menjadi lebih jelas dan tegas,
misalnya cita-cita menjdi dokter, insinyur, militer, dll.
Motivasi eksternal ada tiga diantaranya yaitu;
1. Hadiah
Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah
menjadi alat motivasi bagi seseorang. Hadiah telah menjadikan seseorang
terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat lagi.
2. Hukuman
Hukuman dapat juga menjadi alat motivasi mempergiat seseorang
untuk membaca. Seseorang yang mendapat hukuman karena kelalaian
tidak mengerjakan tugas membaca, maka dia akan berusaha untuk
memenuhi tugas membaca agar terhindar bahaya hukuman yang mungkin
menimpa lagi.
3. Persaingan atau kompetisi
Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau
penghargaan. Kompetisi telah menjadi daya pendorong bagi seseorang
untuk membaca lebih banyak.
Yang telah dipaparkan diatas, yang dimaksud dengan pembinaan minat
baca adalah serangkaian upaya, sebagai suatu sistem yang meliputi kegiatan-
kegiatan perencanaan program, pengaturan pelaksanaan program,
pengendalian pelaksanaan program, serta penilaian terhadap pelaksanaan
program penumbuhan perkembangan minat baca.
31
Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat
baca di dalam perpustakaan, antara lain;
1. Faktor internal
a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan
jumlah tenaga pengelola perpustakaan, baik yang berpredikat
pustakawan, yang berpendidikan jurusan ilmu perpustakaan maupun
tenaga struktural masih jauh dari yang diharapkan.
b. Kurangnya dana pembinaan minat baca
Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa pembinaan
minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab, namun
banyak di antaranya yang terbentur pada keterbatasan dana.
c. Terbatasnya bahan pustaka
Keterbatasan bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan
variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa
perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang
dilayankan di perpustakaan.
d. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan
Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkat pemberian layanan
peminjaman. Layanan-layanan lainnya,
e. Terbatasnya ruangan perpustakaan
Banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi dengan ruang-
ruang seperti: ruang baca, ruang pemutaran film (ruang audio-visual),
ruang cerita, ruang serbaguna, ruang anak-anak, ruang remaja/dewasa.
32
f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan
Banyak perpustakaan yang belum memiliki peralatan yang dapat
mendukung pembinaan minat baca, seperti berbagai macam proyektor
(proyektor film, proyektor untuk slide), mesin fotocopy.
g. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan
Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena letaknya
yang tidak strategis.
h. Kurangnya promosi / pemasyarakatan perpustakaan
Kurang promosi / pemasyarakatan perpustakaan menyebabkan tidak
banyak anggota masyarakat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan.
2. Faktor eksternal
1. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan
minat baca hal ini tampak antara lain, di lingkungan keluarga banyak
orang tua yang kurang memperhatikan pengembangan minat baca
anak-anaknya.
2. Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar
perpustakaan belum banyak upaya yang dilakukan untuk menggiatkan
jaringan kerjasama.
3. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca seperti
industri, perusahaan serta usaha bisnis lainnya belum banyak
berpartisipasi dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca, baik
bagi pegawainya maupun masyarakat di sekitarnya.
33
4. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca,
banyak penerbit yang orientasi penerbitannya berdasarkan perhitungan
keuntungan semata-mata dan kurang memenuhi kebutuhan
masyarakat.
5. Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca, baik
pengarang, maupun penerjemah belum banyak berpartisipasi dalam
pembinaan minat baca. Yang ditulis mereka terutama yang
diperkirakan laris dipemasaran.39
Minat baca kalau dikaitkan dengan perpustakaan maka akan terlihat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain: 1). Koleksi yang sesuai
dengan pemakai (pembaca); 2). Tingkat pelayanan dari petugas perpustakaan;
3). Sikap petugas perpustakaan (keramahan); 4). Pengaturan tata letak yang
nyaman; 5). Tentu saja faktor dana.
Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi minat baca: (1) faktor intrinsik; (2)
ekstrinsik didalam perpustakaan antara lain:
1) Faktor intrinsik
a. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan, sehingga mereka kurang
menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu
tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.
b. Kurangnya dana pembinaan minat baca. Karena biaya yang
dibutuhkan untuk pembinaan minat baca cukup besar, antara lain
39 Mudjito. Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 86-94
34
untuk menambah koleksi bahan pustaka sesuai kebutuhan pengguna
perpustakaan.
c. Terbatasnya bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan
variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa
perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan yang dilayankan
di perpustakaan.
d. Kurang bervariasinya jenis layanan lain seperti layanan referensi,
layanan pemutaran film, layanan bercerita, layanan penelusuran
informasi dan lain-lain banyak yang belum di sajikan di
perpustakaan. Oleh karena itu layanan perpustakaan menjadi
layanan dan pasif.
e. Terbatasnya ruangan perpustakaan banyak perpustakaan yang
ruangannya belum dilengkapi dengan ruang-ruang: ruang baca,
ruang film (ruang audio visual), ruang cerita, ruang anak-anak, dll,
bahkan banyak perpustakaan yang menempati ruang yang sempit,
khusus hanya menyimpan koleksi bahan pustaka.
f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan seperti: mesin
fotocopy.
g. Kurang sentralnya letak lokasi perpustakaan. Banyak perpustakaan
yang kurang menarik pengunjung karena letaknya yang tidak
strategis.
h. Kurangnya promosi/pemasyarakatan perpustakaan, akibatnya
mereka kurang tertarik pada perpustakaan. Ini mempengaruhi minat
35
baca, oleh karena itu perlu diupayakan untuk memperbaiki faktor-
faktor intrinsik ini agar dapat memperlancar pembinaan minat baca.
2) Faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah faktor-faktor yang berada
diluar perpustakaan.
a. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan
minat baca. Hal ini tampak antara lain dilingkungan keluarga
banyak orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan minat
baca anak-anaknya.
b. Belum banyak upaya yang dilakukan untuk menggiatkan jaringan
kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan bahkan banyak
perpustakaan yang belum melakukan pembinaan minat baca.
c. Sektor-sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat
baca. Dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca bagi
pegawainya maupun secara nasional.
d. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.
Baik pengarang, maupun penerjemah belum banyak berpartisipasi
dalam pengembangan minat baca.40
40Agustia Maryati, peningkatan minat baca (Jurnal pustaka sriwijaya no. 2. Tahun II, juni 2008),
h. 19
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah An-Nisaa
Perpustakaan Pusat An-nisaa merupakan salah satu fasilitas pendukung
kegiatan belajar mengajar yang bergabung dalam Fasilitas Pendidikan
Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa didirikan pada tahun 1995
oleh Bapak Rasyid Izada dan Ibu Rosfia Rasyid ditengah keprihatinan
semakin menurunnya moral dan akhlak bangsa yang berkembang semakin
tidak bernurani. Keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan bahkan
membahayakan masa depan bangsa. Atas dasar idealisme dan dengan niat
tulus ingin turut membantu membangun generasi penerus yang cerdas serta
bertaqwa kepada Allah SWT, maka didirikanlah sekolah yang dapat
membentuk karakter manusia menjadi sebaik-baik umat, untuk
menyelamatkan masa depan bangsa.
Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa berdiri pada tahun
1995 dengan membuka jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) yang
diberi nama TK An-Nisaa.
Perpustakaan sekolah An-Nisaa berdiri pada tahun 1996, sebagai fasilitas
sekolah yang bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar siswa dan
guru di sekolah. Selain itu, yayasan mempunyai komitmen besar untuk
melahirkan generasi-generasi yang mempunyai minat baca yang tinggi sebagai
bekal generasi pembelajaran.
37
Pada awal berdirinya, perpustakaan An-Nisaa dikelola oleh satu orang
staf yang merangkap sebagai tenaga tata usaha, dan waktu itu, perpustakaan
Al-Izhar diminta sebagai konsultasi untuk perpustakaan An-Nisaa.
Setelah satu tahun berjalan, baru pada tahun 1997 perpustakaan An-Nisaa
dikelola oleh satu orang Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas
Padjajaran Bandung, yang bernama Vera Yunindra, S.Sos (Ibu Teta). Pada
tahun inilah banyak pembenahan yang dilakukan untuk mewujudkan
perpustakaan yang ideal. Seperti halnya, pengelolahan ulang koleksi dengan
menggunakan DDC, pembuatan kartu katalog, dan memberikan layanan
sirkulasi yang lebih maksimal.
Tahun 1998 staf perpustakaan menjadi 2 orang dan pada waktu itu
perpustakaan mempunyai otonomi sendiri dari yayasan. Dengan
bertambahnya staf menjadikan perpustakaan bisa dikelola dengan lebih
maksimal. Seiring dengan semakin berkembang jenjang pendidikan pada
sekolah An-Nisaa yang membuka jenjang SMP, maka pada tahun 2001 pihak
sekolah mengadakan perpustakaan SMP, sehingga sejak itu sekolah An-Nisaa
mempunyai dua perpustakaan. Yang pertama adalah Perpustakaan Pusat yang
berlokasi di gedung TK dan SD, sedangkan perpustakaan yang kedua adalah
Perpustakaan Kelas Atas yang menempati ruangan di gedung SMP.
Pada tahun 2004 perpustakaan merekrut satu staf baru sebagai asisten
pustakawan yang ditempatkan di perpustakaan pusat. Hal ini dilakukan
sabagai usaha perpustakaan agar bisa memberikan layanan dan program
perpustakaan secara maksimal. Karena, pada dasarnya perpustakaan sekolah
38
An-Nisaa tidak hanya memberikan layanan peminjaman dan pengembalian
saja melainkan program-program yang berkaitan dengan library skill dan
informasi literacy.
Pada tahun 2006 perpustakaan mempunyai program untuk menerapkan
sistem otomasi di perpustakaan An-Nisaa. Hal ini dipandang perlu mengingat
jumlah anggota yang terus bertambah, jumlah koleksi yang semakin banyak,
dan ingin memberikan layanan yang lebih maksimal untuk seluruh anggota.
Pada saat ini, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-Nisaa telah
menyelenggarakan pendidikan pada tingkat Kelompok Bermain (KB), Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Untuk mendukung tujuannya, sekolah An-Nisaa melengkapi diri
dengan sebagai sarana dan prasarana sekolah, diantaranya Ruangan kelas yang
representatif, lingkungan yang lapang dan bernuansa asri, 2 Perpustakaan
yang nyaman, Lab komputer, Lab Sains, Ruang musik, Ruang musik kedap
suara, Antar jemput, Caterring, Kantin, Mushola yang luas, Area parkir, Green
Lab, UKS, Aula, Ruang serbaguna, Lapangan sepak bola, Lapangan Futsal
dan Lapangan basket. Sekolah An-Nisaa juga telah dikenal sebagai salah satu
sekolah yang menghasilkan lulusan dengan prestasi yang terbaik.
B. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa
1. Visi Perpustakaan:
a. Seluruh warga An-Nisaa memiliki minat baca yang tinggi dan
mencintai buku
39
b. Perpustakaan An-Nisaa memiliki kapasitas untuk mendukung setiap
kebutuhan belajar-mengajar dan untuk memenuhi kebutuhan bacaan
warga An-Nisaa.
2. Misi Perpustakaan:
a. Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan.
b. Melengkapi perpustakaan dengan sumber-sumber terbaru dan terbaik.
c. Memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan seluruh anggota.
C. Waktu Kunjungan Perpustakaan
Perpustakaan buka setiap hari senin-kamis, pukul 07.30 – 15.00 WIB,
perpustakaan buka setiap hari jumat, pukul 07.30 – 12.00 WIB, perpustakaan
tutup untuk istirahat pkl. 12.00 – 13.00 WIB, perpustakaan libur pada hari
libur Nasional. Perpustakaan An-Nisaa terletak Jl. Jombang Raya No. 25A
Pondok Aren-Bintaro, Tangerang.
D. Persyaratan Menjadi Anggota
Ketentuan keanggotaan perpustakaan adalah sebagai berikut:
Setiap siswa yang terdaftar di sekolah An-Nisaa secara otomatis menjadi
anggota perpustakaan. Guru dan karyawan menjadi anggota perpustakaan
setelah memenuhi ketentuan sebagai berikut; datang dan mendaftar di
perpustakaan, menyerahkan pas foto terbaru ukuran 2x3 (1 buah). Guru dan
karyawan yang masih berstatus magang atau percobaan dapat menjadi anggota
perpustakaan dengan ketentuan sebagai berikut; sudah menjalani 1 bulan masa
kerja di sekolah An-Nisaa, menyerahkan surat jaminan yang ditanda tangani
oleh kepala sekolah atau kepala bagian yang berkepentingan (form diberikan
40
oleh staf perpustakaan), mendaftar sendiri, menyerahkan pas foto terbaru
ukuran 2x3 (1 buah). Orang tua dapat menjadi anggota perpustakaan dengan
ketentuan sebagai berikut; mendaftar sendiri, menyerahkan pas foto terbaru
ukuran 2x3 (1 buah), membawa fotokopi KTP. Setiap anggota perpustakaan
mendapatkan kartu keanggotaan perpustakaan; kartu anggota harus selalu
ditunjukkan dalam kegiatan meminjam/mengembalikan resource di
perpustakaan, kartu anggota harus diperbaharui setiap 3 tahun sekali, jika
kartu perpustakaan hilang maka harus segera menggantinya di perpustakaan.
Keanggotaan perpustakaan berakhir apabila; tidak terdaftar lagi sebagai siswa,
guru, atau karyawan di sekolah An-Nisaa, mengundurkan diri sebagai anggota
perpustakaan. Tata tertib di perpustakaan; pengunjung perpustakaan tidak
diperkenankan membawa tas, makanan & minuman ke dalam perpustakaan,
pengunjung wajib memelihara kebersihan dan kerapihan perpustakaan,
pengunjung perpustakaan harus bersikap tenang, sopan, dan tidak
mengganggu pengunjung yang lain, pengunjung wajib mengembalikan buku
yang sudah dibaca ketempat semula, pengunjung yang membutuhkan
informasi tentang koleksi yang dibutuhkan dapat secara tertib meminta
bantuan staf perpustakaan.
E. Kedudukan Perpustakaan Sekolah YPII An-Nisaa
Kedudukan perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ sebagai unit penunjang
dalam membantu proses belajar-mengajar yang bertanggung jawab langsung
pada ketua perguruan.
Peranan penting perpustakaan sekolah ini, antara lain.
41
1. Membantu meyediakan bahan atau sumber belajar baik berupa buku
maupun non buku dan fasilitas berupa KBM (kegiatan belajar mengajar).
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kecintaan siswa dan siswi terhadap
bacaan.
3. Memperkaya pengalaman belajar siswa.
4. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri.
5. Melatih siswa dan siswi ke arah tanggung jawab.
6. Memperlancar siswa-siswi dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
7. Membantu guru-guru dalam melengkapi sumber-sumber pengajaran.
8. Membantu siswa, guru, karyawan serta orang tua siswa dalam mengikuti
perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan.
F. Koleksi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa
Koleksi perpustakaan sekolah haruslah menunjang kurikulum sekolah,
dapat memberikan keterangan yang lebih luas dari apa yang dipelajari anak di
kelas dan semua pelajaran haruslah tercakup.
Pengelolaan Perpustakaan An-Nisaa mulai membaik dikelola oleh
seorang pustakawan. Koleksi mulai disusun berdasarkan sistem klasifikasi
DDC dan layanan perpustakaan menjadi lebih maksimal. Sistem pengatalogan
juga sudah tersedia, berupa katalog dalam bentuk buku. terdiri dari koleksi
tercetak dan non tercetak (Audio Visual) yang disusun berdasarkan DDC
(Dewey Decimal Clasification). Sampai tahun 2010 jumlah koleksi
perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ berjumlah sekitar 22.000 eksemplar.
Koleksi perpustakaan An-Nisaa terdiri dari:
42
1. Buku Teks
Berupa buku non-fiksi dari sebagai subyek (disiplin ilmu), yang disusun
berdasrkan DDC. Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang
mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang berfungsi sebagai sarana
pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan, sarana
pemerlancar tugas akademik guru, sarana pemerlancar ketercapaian tujuan
pembelajaran, dan sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan
pembelajaran.
2. Buku Paket (Buku Pelajaran)
Berupa buku-buku pelajaran dari sebagai bidang studi, yang dipinjamkan
kepada guru selama 1 tahun atau sesuai kebutuhan. Khusus untuk siswa
SMP koleksi tersebut dapat dipinjam selama kegiatan belajar berlangsung.
3. Koleksi Referensi
Terdiri dari Ensiklopedia, kamus, alat peraga, dan lain-lain. Koleksi ini
hanya dapat dibaca di tempat, difotocopi, atau dipinjamkan untuk guru
selama 3 minggu.
4. Koleksi Teacher Resources
Merupakan buku panduan mengajar yang berguna untuk menambah
wawasan. Koleksi ini diperuntukkan khusus untuk guru dalam lingkup
Yayasan Pendidikan Islam Ibuku An-Nisaa (YPII).
5. Koleksi Karya Tulis
Adalah karya tulis siswa-siswi SMP An-Nisaa’ sebagai syarat kelulusan,
yang diberikan pada akhir kegiatan belajar.
43
6. Koleksi Hiburan
Perpustakaan menyediakan buku-buku fiksi (komik, novel, dan cerita
bergambar) sebagai sarana hiburan. Selain itu juga disediakan majalah,
surat kabar, dan tabloid.
7. Koleksi Audio Visual
Terdiri dari VCD, CD, DVD, dan kaset. Koleksi ini hanya dapat
dipinjamkan pada saat jam pengajaran berlangsung atau sesuai kebutuhan.
8. Koleksi Kliping
Perpustakaan An-Nisaa’ juga menyediakan koleksi kliping dalam
beberapa subyek yaitu, diantaranya: Pendidikan, Sastra, Kesehatan,
Masakan, Politik dan Hukum, Olahraga, Agama, Psikologi, Remaja dan
Dunia Anak, Arsitektur, Hobi dan lain-lain.
G. Anggaran
Anggaran dana Perpustakaan An-Nisaa merupakan bagian dalam
pembelian koleksi. Ketersediaan dana yang cukup akan sangat membantu
lancarnya penyediaan sumber-sumber belajar maupun pelaksanaan program-
program dan layanan perpustakaan.
Sumber dana perpustakaan sekolah An-Nisaa berasal dari iuran siswa dan
YPII An-Nisaa. Adapun besarnya iuran yang diberikan oleh tiap siswa
berdasarkan level masing-masing adalah: KB/TK Rp. 125.000 pertahun, SD
Rp. 150.000 pertahun, SMP Rp. 175.000 pertahun
Jumlah total anggaran adalah Rp. 70.000.000 pertahun. Iuran siswa tiap
tahunnya bisa berubah, karena tergantung banyaknya jumlah siswa tiap tahun
44
dan tergantung kebutuhan perpustakaan. Apabila dana untuk perpustakaan
kurang mencukupi, maka YPII An-Nisaa yang menambahkan.
Teknik Penganggaran
Pertama-tama pustakawan membuat anggaran tahunan, kemudian
anggaran tersebut dibagi untuk 2 semester. Dalam 1 semester diadakan 3 kali
pembelian bahan pustaka.
Misalnya:
Jumlah anggaran tahun 2010 Rp. 70.000.000 kemudian dibagi untuk 2
semester: Rp. 70.000.000 : 2 = Rp. 35.000.000. dana Rp. 35.000.000 ini
kemudian dibagi untuk pembelian bahan pustaka dan untuk pengembangan
SDM serta perlombaan selama 1 semester yakni : AV / Alat Peraga 15%, buku
Fiksi 35%, Non-Fiksi 30%, Referensi 15%, dan Pengembangan SDM dan
lomba-lomba 5%.
H. Jaringan dan Kerjasama
Dalam rangka mendukung proses pembelajaran, perpustakaan melakukan
kerjasama, baik dengan masyarakat sekolah seperti ketua yayasan, guru, staf
administrasi, dan orang tua/ wali siswa maupun dengan masyarakat sekolah.
Kerjasama dengan pemimpinan yayasan dan staf administrasi dilakukan
dalam rangka menyusun program kerja beserta dana yang diperlukan untuk
melaksanakan program kegiatan. Sedangkan dengan guru, kerjasama
dilakukan dalam hal pemilihan bahan pustaka atau koleksi perpustakaan, dan
dalam hal pelaksanaan kegiatan atau pelayanan perpustakaan. Misalnya dalam
hal pengaturan jadwal kunjungan bagi siswa IV & V SMP. Adapun dengan
45
para orang tua atau wali, kerjasama dilakukan, misalnya, dalam hal penerbitan
karya siswa. Banyak karya siswa yang telah dinilai oleh guru kemudian
diterbitkan atas biaya orang tua/ wali, dan selanjutnya menjadi koleksi
perpustakaan. Adapun kerjasama dengan masyarakat luar sekolah dilakukan
dengan beberapa perpustakaan sekolah, seperti perpustakaan nasional plus
diantaranya adalah perpustakaan British International School dan Global
school.
I. Layanan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa
Perpustakaan An-Nisaa’ mempunyai beberapa layanan yang diberikan
kepada seluruh pemakai perpustakaan. Hal ini dilakukan sebagai komitmen
perpustakaan yang senantiasa memberikan pelayanan yang prima untuk
seluruh pemakai. Jenis layanannya adalah sebagai berikut:
1. Sirkulasi yaitu suatu jenis layanan kepada siswa dan guru yang
berhubungan dengan urusan pinjaman dan pengembalian koleksi yang
boleh dipinjam serta hal-hal lain seperti keanggotaan perpustakaan.
2. Referensi yaitu layanan yang memberikan bimbingan kepada siswa dan
guru yang menggunakan perpustakaan, memotivasi pemakai untuk
memanfaatkan perpustakaan dengan baik, membantu pemakai untuk
menentukan kebutuhan pengetahuannya, membantu pemakai untuk
menemukan koleksi yang di butuhkannya dan memberikan panduan kepada
pemakai untuk dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Kegunaan
layanan referensi adalah untuk mengoptimalkan penggunaan layanan
46
pemanfaatan koleksi perpustakaan dalam menunjang program belajar
mengajar disekolah.
3. Layanan Internet Online yaitu Layanan ini berupa pemberian akses internet
untuk mencari informasi yang dibutuhkan apabila informasi yang
disediakan tidak tersedia di perpustakaan.
Tata tertib Peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan:
1. Dalam aktivitas peminjaman atau pengembalian resource perpustakaan,
anggota wajib menunjukkan kartu anggota kepada staf.
2. Jumlah koleksi yang di pinjamkan dan waktu peminjaman diatur sebagai
berikut:
a. Guru/karyawan dapat meminjam maksimal 6 buku termasuk koleksi
referensi & teacher resources. Jangka waktu peminjaman koleksi non
referensi & teacher resources adalah 1 minggu dan dapat dilakukan 1
kali perpanjangan (perpanjangan dapat dilakukan dengan datang
langsung atau menelepon ke ruang perpustakaan). Jangka waktu
peminjaman koleksi referensi adalah 1 minggu dan dapat dilakukan 1
kali perpanjangan. Peminjaman buku kelas maksimal 20 buku, dan
lama peminjaman 1 bulan.
b. Siswa-siswi kelas tinggi (kelas 6 SD – 3 SMP) dapat meminjam
maksimal total 4 buku dari perpustakaan pusat maupun perpustakaan
kelas tinggi. Jangka waktu peminjaman adalah 1 minggu dan dapat
melakukan 1 kali perpanjangan.
47
c. Siswa-siswi kelas 1-5 SD dapat meminjam maksimal 2 buku, dengan
masa peminjaman 1 minggu dan 1 kali perpanjangan. Kelas 1-3
diwajibkan membawa folder ketika meminjam dan mengembalikan
buku.
d. Siswa-siswi KB & TK dapat meminjam maksimal 1 buku, dengan
membawa folder ketika meminjam buku. Khusus untuk siswa/siswi
KB/TK tidak diberikan kartu anggota.
3. Keterlambatan pengembalian buku diberikan sanksi sebagai berikut:
a. Buku pinjaman dari perpustakaan kelas tinggi yang terlambat di
kembalikan dikenakan denda sebesar Rp. 200,-/buku/hari.
b. Buku pinjaman dari perpustakaan pusat yang terlambat dikembalikan
dikenakan denda, untuk siswa sebesar Rp. 100,-/buku/hari dan untuk
guru/karyawan Rp. 200/buku/hari.
c. Koleksi referensi dan teacher resource dikenakan denda Rp. 500.-
4. peminjam wajib menjaga & memelihara koleksi yang dipinjam &
bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan.
5. koleksi yang rusak atau hilang harus diganti dengan koleksi baru dengan
judul, seri, atau tema yang sama.
J. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan
dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu
perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, Pengadaan
bahan pustaka serta anggaran yang tersedia. Oleh karenanya pemilihan bahan
48
pustaka ini harus ditangani dengan sungguh, dengan melibatkan seluruh staf
pengajar, sehingga koleksi perpustakaan mencakup keseluruhan mata
pelajaran sekolah tersebut. Saran murid perlu diperhatikan. Perpustakaan
sekolah juga harus ditunjang oleh anggaran yang memadai, sehingga
pengadaan bahan pustakanya dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain:
1. Pembelian
Untuk mengadakan koleksi dengan pembelian, maka dilakukan
berdasarkan usulan dari para guru dan siswa, kemudian diseleksi oleh
pustakawan. Cara penyeleksiannya yaitu dengan membuat formulir usulan
yang diserahkan ke tiap unit, yaitu kepala sekolah KB/TK, SD, dan SMP,
kemudian tiap unit tersebut mendistribusikannya ke guru-guru untuk diisi,
dan diberi waktu 1 minggu untuk mengisi formulir tersebut. Selain itu
pustakawan juga membuat formulir usulan untuk siswa. Pemesanan
langsung dapat dilakukan oleh pustakawan secara langsung ke toko
buku.
2. Sumbangan
Sumbangan diperoleh dari sahabat perpustakaan dan orang tua murid,
sedangkan para siswa-siswi SD yang telah tamat belajar diwajibkan untuk
memberikan sumbangan berupa karya tulis. Selain itu juga ada sumbangan
karya tulis yang dibuat oleh guru.
49
3. Membuat sendiri
Selain pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, sumbangan, sekolah
An-Nisaa juga membuat bahan pustaka sendiri untuk dijadikan koleksi
perpustakaan adalah berupa kliping yang dibuat oleh pustakawan dan
siswa. Pustakawan membuat kliping dalam beberapa subyek yaitu; agama,
psikologi, pendidikan, sastra, kesehatan, arsitektur, masakan, politik dan
hukum, olahraga, remaja dan dunia anak, sedangkan siswa membuat
kliping berdasarkan tugas dari guru.
K. Kegiatan Penunjang Perpustakaan
Dalam rangka mengualitaskan peranan perpustakaan yang dapat
menumbuhkan minat baca siswa, maka dilakukan berbagai upaya sebagai
berikut:
Bercerita/Story telling yang dilaksanakan 1 bulan sekali untuk siswa KB dan
TK, story telling dilakukan oleh guru dan pustakawan. Sedangkan untuk
siswa SD, story telling dilakukan oleh siswa.
1. Library skill diberikan kepada siswa SD mengenai DDC
Dewey Decimal Classification yaitu penomoran buku berdasarkan subyek,
tujuannya siswa dapat mengenal jenis buku yang mereka pinjam
berdasarkan nomor DDC. Siswa juga mengenal nama pengarang dan
penerbit buku yang dibaca. Kegiatan ini dilakukan pada setiap kunjungan
kelas.
50
2. Keterampilan memilih bahan-bahan pustaka sebagai sumber-sumber
informasi untuk memperoleh atau memilih bahan-bahan yang sesuai
dengan keperluan.
L. Tata Tertib Perpustakaan An-Nisaa
1. Mengisi daftar nilai
2. Berpakaian seragam rapi
3. Dilarang membawa tas, minum dan makanan
4. Dilarang merusak, merobek, dan mencoret-coret buku dan tembok
5. Menjaga kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan
6. Dilarang berlari-larian, bermain petak umpat atau permainan lain
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Berikut ini Akan diuraikan hasil penelitian mengenai Penggunaan
Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca siswa, melalui
penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner dan pertanyaan
sebanyak 22 pertanyaan. Uraian analisis data yang di dapat dilapangan
akan disajikan dalam bentuk tabel.
Dalam perhitungan persentasi digunakan rumus sebagai berikut:
P = F X 100%
Keterangan :
P = Persentasi
F = Frekuensi jawaban responden
N = Sampel
Jumlah sampel yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah 25%
dengan perhitungan 25% X 155= 38,75 siswa. Kemudian penulis
membulatkan menjadi 40. Untuk pembagian Kuesioner peneliti membagi
20 responden untuk kelas IV dan 20 responden lagi kelas V. Dalam
penelitian ini penulisan menggunakan sampel Random adalah proses
pemilihan sampel dimana setiap unit dari populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel tersebut berdasarkan pendapat
Arikunto yang menyatakan bahwa “ jika populasi lebih dari seratus orang
N
52
maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”
tergantung kemampuan penelitian.
Penelitian kuesioner ini dari siswa SD AN-Nisaa Pondok Aren
Bintaro, yang dikhususkan pada kelas IV dan V. Dari hasil penelitian
kuesioner yang dapat berdasarkan 40 responden yang terdiri dari 20 siswa
kelas IV dan 20 siswa kelas V. Maka peneliti membuat hasil penelitian
yang dijabarkan dalam beberapa tabel, seperti di bawah ini.
Tabel. 1Kebiasaan yang Sering Dilakukan pada Waktu Luang
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian kuesioner yang di buat oleh peneliti
maka dapat dilihat bahwa kebiasaan yang paling sering dilakukan pada waktu
luang adalah membaca, menonton TV, main game, dan main ketempat kawan.
Dengan penjabaran hasil alternatif jawaban berdasarkan kelas IV dan V
sebagai berikut, untuk kelas IV alternatif jawaban membaca ada 10 responden
(50%) kemudian 5 responden (25%) menyatakan main game, 3 responden (15%)
menyatakan menonton TV, 2 responden (10%) menyatakan main ketempat
kawan. Sedangkan untuk kelas V hasil alternatif jawaban sebagai berikut 15
responden (75%) menyatakan membaca, 5 responden (25%) menyatakan main
game.
AlternatifJawaban
Frekuensi Persentasi kelasIV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Membaca 10 50 15 75Menonton TV 3 15 0 0Main Games 5 25 5 25Main ketempatkawan
2 10 0 0
Jumlah 20 100 20 100
53
Jadi kesimpulan dari tabel di atas bahwa kebiasaan yang sering dilakukan
pada waktu luang lebih tinggi kelas V (75%) menyatakan membaca, dari pada
kelas IV (50%) menyatakan membaca.
Tabel. 2Manfaat dari Membaca
Berdasarkan tabel 2, hasil penelitian kuesioner manfaat dari membaca
diperoleh jawaban sebagai berikut; untuk anak kelas IV hasil alternatif
jawabannya ada 15 responden (75%) menyatakan untuk memperoleh informasi,
kemudian 5 responden (25%) untuk belajar, sedangkan untuk mengerjakan tugas
dari guru dan hiburan tidak ada yang menjawab, untuk kelas V 20 responden
(100%) menyatakan untuk memperoleh informasi. Sedangkan untuk mengerjakan
tugas dari guru dan hiburan tidak ada yang menjawab.
Jadi dapat di simpulkan bahwa manfaat dari membaca lebih banyak kelas
V (100%) menyatakan untuk memperoleh informasi, dari pada kelas IV (75%)
menyatakan untuk memperoleh informasi.
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Untuk memperoleh informasi 15 75 20 100
Untuk mengerjakan tugas dari guru 0 0 0 0
Untuk hiburan 0 0 0 0
Untuk belajar 5 25 0 0Jumlah 20 100 20 100
54
Tabel. 3Bahan Bacaan yang Paling di Sukai
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Membaca surat kabar 0 0 0 0Membaca majalah 0 0 0 0Membaca komik 7 36 10 50Buku-buku yang berkaitan dengan hobi 13 65 10 50Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 3, hasil penelitian kuesioner yang dibuat oleh peneliti
pada tabel tiga, maka dapat dilihat bahwa alternatif jawaban membaca surat kabar,
membaca majalah, membaca komik, buku-buku yang berkaitan dengan hobi, bisa
dilihat sebagai berikut; ada 13 responden (65%) menyatakan buku-buku yang
berkaitan dengan hobi, sedangkan 7 responden (36%) menyatakan membaca
komik, membaca surat kabar dan membaca majalah tidak ada yang menjawab.
Untuk kelas V 10 responden (50%) menyatakan membaca komik dan 10
responden (50%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi, sedangkan
seperti membaca surat kabar, membaca majalah, tidak ada yang jawaban sama
sekali.
Jadi dapat di simpulkan bahwa bahan bacaan yang paling di sukai antara
kelas IV dan V lebih memilih buku-buku yang berkaitan dengan hobi, dengan
perbandingan kelas IV (65%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi
sedangkan kelas V (50%) menyatakan buku-buku yang berkaitan dengan hobi.
55
Tabel. 4Bagaimana Cara Membaca Buku yang di Sukai
Berdasarkan tabel 4, hasil penelitian kuesioner manfaat dari membaca
diperoleh jawaban sebagai berikut; 17 responden (85%) menyatakan membaca
buku di perpustakaan, 3 responden 15% menyatakan membaca buku di rumah.
Sedangkan untuk membaca buku yang di pinjam dari kawan dan membaca buku
di toko buku tidak ada yang menjawab, untuk kelas V memperoleh 14 responden
(70%) menyatakan membaca buku di perpustakaan 3 responden (15%)
menyatakan membaca buku di toko buku, kemudian 3 responden (15%)
menyatakan membaca buku dirumah. Membaca buku yang di pinjam dari kawan
tidak ada jawaban.
Dengan hasil perbandingan di atas dapat di simpulkan bahwa bagaimana
cara membaca buku yang di sukai, dengan nilai yang lebih banyak di peroleh
kelas IV (85%) menyatakan membaca buku di perpustakaan, dari pada kelas V
(70%) menyatakan membaca buku di perpustakaan.
Alternatif jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Membaca buku yang di pinjam darikawan
0 0 0 0
Membaca buku di toko buku 0 0 3 15Membaca buku di perpustakaan 17 85 14 70Membaca buku di rumah 3 15 3 15Jumlah 20 100 20 100
56
Tabel. 5Frekuensi Pengunjung Perpustakaan
Alternatifjawaban
Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Setiap hari 9 45 7 35Setiap minggu 11 55 0 0Setiap bulan 0 0 0 0Jarang 0 0 13 65Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan pada tabel 5 di atas dengan alternatif jawaban frekuensi
pengunjung perpustakaan diperoleh 11 responden (55%) menyatakan setiap
minggu 9 responden (45%) menyatakan setiap hari, setiap bulan dan jarang tidak
ada jawaban. Untuk kelas V 13 responden (65%) menyatakan jarang kemudian 7
responden (35%) menyatakan setiap hari. Setiap minggu dan setiap bulan tidak
ada yang memilih jawaban.
Dapat di simpulkan bahwa pengunjung perpustakaan antara kelas IV dan
V sebagai berikut; dengan perbandingan kelas V (65%) menyatakan jarang, dari
pada kelas IV (55%) menyatakan setiap minggu.
Tabel. 6Pengaruh Belajar di Perpustakaan
Alternatif jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat meningkatkan minat baca 9 45 3 35
Meningkatkan minat baca 11 55 17 85Tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0
Sangat tidak Meningkatkan minatbaca
0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 6 di atas tentang pengaruh belajar di perpustakaan maka
hasil diperoleh sebagai berikut: 11 responden (55%) menyatakan meningkatkan
minat baca kemudian 9 responden (45%) menyatakan sangat meningkatkan minat
57
baca. Sedangkan untuk kelas V 17 responden (85%) menyatakan meningkatkan
minat baca, 3 responden (35%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca.
Dapat di simpulkan antara kelas IV dan V pengaruh belajar di
perpustakaan, dengan perbandingan kelas V lebih banyak dari pada kelas IV,
kelas V (85%) menyatakan meningkatkan minat baca, dari pada kelas IV (55%)
menyatakan meningkatkan minat baca.
Tabel. 7Pengaruh Pengerjaan Tugas dari Guru di Perpustakaan
Tabel 7 menunjukkan untuk hasil pengaruh pengerjaan di perpustakaan
berdasarkan minat baca yang dibutuhkan, responden mendapat alternatif jawaban
sebagai berikut; 18 responden (90%) menyatakan sangat meningkatkan minat
baca, 2 responden (10%) menyatakan meningkatkan minat baca. Sedangkan untuk
kelas V 15 responden (75%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 10
responden (25%) menyatakan meningkatkan minat baca. Kelas IV dan V dengan
tidak meningkatkan minat baca dan sangat tidak meningkatkan minat baca tidak
ada jawaban.
Dapat di simpulkan bahwa hasil perbandingan antara kelas IV dan V
dengan pengaruh pengerjaan tugas dari guru di perpustakaan lebih memilih sangat
meningkatkan minat baca. Dengan perbandingan kelas IV lebih banyak (90%)
Alternatif jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat meningkatkan minat baca 18 90 15 75
Meningkatkan minat baca 2 10 5 25
Tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0
Sangat tidak Meningkatkan minat baca 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
58
menyatakan sangat meningkatkan minat baca, sedangkan kelas V (75%)
menyatakan sangat meningkatkan minat baca.
Tabel. 8Pengaruh Fungsi Rekreasi terhadap Minat Baca
Alternatif jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat meningkatkan minat baca 10 50 10 50Meningkatkan Minat baca 10 50 5 25
Tidak meningkatkan minat baca 0 0 5 25
Sangat tidak meningkatkanminat baca
0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Dari tabel 8 di atas menunjukkan Hasil Pengaruh fungsi rekreasi terhadap
minat baca maka dari data yang dapat dilihat sebagai berikut; 10 responden
(50%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 10 responden (50%)
menyatakan meningkatkan minat baca. Sedangkan untuk kelas V 10 responden
(50%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 5 responden ( 25%)
menyatakan meningkatkan minat baca. 5 responden (25%) menyatakan tidak
meningkatkan minat baca.
Dapat di simpulkan antara kelas IV dan V dengan fungsi rekreasi terhadap
minat baca, sebagai berikut; kelas IV dan V dengan nilainya yang seimbang
(50%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca untuk kelas IV, sedangkan
kelas V (50%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca.
59
Tabel. 9Pengaruh Penggunaan Perpustakaan untuk Ilmu Pengetahuan Peningkatan
Minat Baca
Pada tabel 9 di atas dengan hasil pengaruh penggunaan perpustakaan
untuk ilmu pengetahuan peningkatan minat baca, untuk kelas IV bahwa 12
responden (60%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 8 responden
(40%) menyatakan meningkatkan minat baca, untuk kelas V bahwa 11 responden
(55%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 9 responden (45%)
meningkatkan minat baca.
Dapat di simpulkan bahwa antara kelas IV dan V dengan pengaruh
penggunaan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan peningkatan minat baca, maka
nilai yang lebih banyak di peroleh kelas IV (60%) menyatakan sangat
meningkatkan minat baca, sedangkan kelas V (55%) menyatakan sangat
meningkatkan minat baca.
Alternatif Jawaban Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat meningkatkan minat baca 12 60 11 55Meningkatkan minat baca 8 40 9 45Tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0Sangat tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
60
Tabel. 10Faktor yang Paling dapat Meningkatkan Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Menggunakan perpustakaan untuk belajar 12 60 10 50
Menggunakan perpustakaan untukmengerjakan tugas dari guru
0 0 0 0
Menggunakan perpustakaan untuk rekreasiatau santai
0 0 0 0
Menggunakan perpustakaan untuk ilmupengetahuan
8 40 10 50
Jumlah 20 100 20 100
Dari hasil tabel 10 dapat dilihat alasan minat baca di perpustakaan di
bawah ini sebagai berikut, 12 responden (60%) menyatakan menggunakan
perpustakaan untuk belajar, 8 responden (40%) menyatakan menggunakan
perpustakaan untuk ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk kelas V 10 responden
(50%) menyatakan menggunakan perpustakaan untuk belajar, 10 responden
(50%) menyatakan menggunakan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan.
Dari hasil perbandingan di atas dapat di simpulkan kelas IV dan V bahwa
faktor yang paling dapat meningkatkan minat baca yaitu menggunakan
perpustakaan untuk belajar, nilai yang lebih banyak di peroleh kelas IV (60%)
menyatakan menggunakan perpustakaan untuk belajar, sedangkan kelas V (50%)
menyatakan menggunakan perpustakaan untuk belajar.
Tabel. 11Tingkat Dukungan Keluarga dalam Meningkatkan Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mendukung 12 60 15 75Mendukung 8 40 5 25Tidak mendukung 0 0 0 0Sangat tidak mendukung 0 0 0 0Jumlah 20 100 20 100
61
Tabel 11 menunjukkan dengan Tingkat dukungan keluarga dalam
meningkatkan minat baca menunjukkan bahwa dari 12 responden (60%)
menyatakan sangat mendukung, 8 responden (40%) menyatakan mendukung.
Untuk kelas V 15 responden (75%) menyatakan mendukung, 5 responden (25%)
menyatakan sangat mendukung.
Hasil perbandingan di atas antara kelas IV dan V dapat di simpulkan
bahwa tingkat dukungan keluarga dalam meningkatkan minat baca lebih memilih
sangat mendukung, jadi nilai yang lebih banyak di peroleh kelas V (75%)
menyatakan sangat mendukung, sedangkan kelas IV (60%) menyatakan sangat
mendukung.
Tabel. 12
Pengaruh Bacaan yang ada di Rumah Terhadap Peningkatan Minat Baca
Berdasarkan hasil tabel 12 di atas dengan tingkat minat baca di rumah
Maka dilihat dari hasilnya, 8 responden (40%) menyatakan meningkatkan minat
baca, 7 responden (35%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca.
Sedangkan kelas V 10 responden (50%) menyatakan meningkatkan minat baca, 5
responden (25%) menyatakan sangat meningkatkan minat baca, 5 responden
(25%) menyatakan tidak meningkatkan minat baca.
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa bacaan yang ada di rumah
terhadap peningkatan minat baca, mendapatkan hasil perbandingan antara kelas
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat meningkatkan minat baca 7 35 5 25
Meningkatkan minat baca 8 40 10 50
Tidak meningkatkan minat baca 0 0 5 25
Sangat tidak meningkatkan minat baca 0 0 0 0Jumlah 20 100 20 100
62
IV dan V lebih memilih meningkatkan minat baca, untuk kelas V (50%)
menyatakan meningkatkan minat baca, sedangkan kelas IV (40%) menyatakan
meningkatkan minat baca.
Tabel 13Tingkat Minat Baca Teman-teman
Dari tabel 13 di atas tingkat minat baca teman-teman, coba kita lihat hasil
dari kelas IV 16 responden (80%) menyatakan sangat memiliki minat baca, 3
responden (15%) menyatakan memiliki minat baca, kemudian 1 responden (5%)
menyatakan tidak memiliki minat baca, Sedang kelas V 5 responden (25%)
menyatakan sangat memiliki minat baca, 10 responden (50%) menyatakan
memiliki minat baca. 5 responden (25%) menyatakan sangat tidak memiliki minat
baca.
Dari hasil perbandingan di atas dapat di simpulkan bahwa tingkat minat
baca teman-teman kelas IV dan V sangat tinggi, untuk kelas IV (80%)
menyatakan sangat memiliki minat baca, sedangkan kelas V (50%) menyatakan
memiliki minat baca.
Tabel. 14Frekuensi Membaca Buku di Perpustakaan
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat memiliki minat baca 16 80 5 25Memiliki minat baca 3 15 10 50Tidak memiliki minat baca 1 5 5 25Sangat tidak Memilikiminat baca 0 0 0 0Jumlah 20 100 20 100
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat sering 13 65 10 50Sering 7 35 10 50Jarang 0 0 0 0Sangat jarang 0 0 0 0Jumlah 20 100 20 100
63
Dari tabel 14 di atas dapat dilihat dari frekuensi membaca buku di
perpustakaan bahwa 13 responden (65%) menyatakan sangat sering, 7 responden
(35%) menyatakan sering. Sedangkan kelas V yaitu 10 responden responden
(50%) menyatakan sangat sering, 10 responden (50%) menyatakan sering.
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa hasil kesimpulan antara kelas IV dan
V dengan frekuensi membaca buku di perpustakaan sebagai berikut; dengan
perbandingan (65%) menyatakan sangat sering untuk kelas IV, sedangkan kelas V
(50%) menyatakan sangat sering.
Tabel. 15Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minat baca 9 45 12 60
Mempengaruhi minat baca 11 55 8 40
Tidak mempengaruhi minat baca 0 0 0 0
Sangat tidak mempengaruhi minatbaca
0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Dengan tabel 15 menunjukkan bahwa pengaruh ketersediaan koleksi
terhadap minat baca ketika itu peneliti mendapat alternatif jawaban sebagai
berikut; 11 responden (55%) menyatakan mempengaruhi minat baca dan 9
responden (45%) menyatakan sangat mempengaruhi minat baca, Sedangkan kelas
V 12 responden (45%) menyatakan sangat mempengaruhi minat baca, 8
responden (40%) menyatakan sangat mempengaruhi minat baca.
Hasil perbandingan di atas dapat di simpulkan bahwa pengaruh
ketersediaan koleksi terhadap minat baca antara kelas IV dan V, lebih lebih
64
banyak memilih kelas V (60%) menyatakan sangat mempengaruhi minat baca,
sedangkan kelas IV mempengaruhi minat baca dengan (55%).
Tabel. 16Pengaruh Kenyamanan di Perpustakaan Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minat baca 15 75 10 50
Mempengaruhi minat baca 5 25 10 50
Tidak mempengaruhi minat baca 0 0 0 0
Sangat tidak mempengaruhi minat baca 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Dari hasil tabel 16 bahwa pengaruh kenyamanan di perpustakaan terhadap
minat baca hanya dapat diperoleh 15 responden (75%) menyatakan sangat
mempengaruhi minat baca, 5 responden (25%) menyatakan mempengaruhi minat
baca. Sedangkan kelas V 10 responden (50%) menyatakan sangat mempengaruhi
minat baca, 8 responden (50%) menyatakan mempengaruhi minat baca.
Dapat di simpulkan antara kelas IV dan V menyatakan pengaruh
kenyamanan perpustakaan terhadap minat baca sebagai berikut; untuk nilai yang
lebih banyak di peroleh kelas IV (75%) menyatakan sangat mempengaruhi minat
baca, sedangkan kelas V (50%) menyatakan sangat mempengaruhi minat baca.
Tabel. 17Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minat baca 5 25 15 75
Mempengaruhi minat baca 15 75 3 50
Tidak mempengaruhi minat baca 0 0 2 10
Sangat tidak mempengaruhi minat baca 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
65
Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa Pengaruh layanan perpustakaan
minat baca dengan alternatif jawaban 15 responden (25%) menyatakan
mempengaruhi minat baca kemudian 5 responden (25%) menyatakan sangat
mempengaruhi minat baca, sedangkan kelas V 15 responden (75%) menyatakan
sangat mempengaruhi minat baca, 3 responden (15%) menyatakan mempengaruhi
minat baca, 2 responden (10%) menyatakan tidak mempengaruhi minat baca.
Dari tabel di atas dilihat bahwa hasil perbandingan antara kelas IV dan V
dengan pengaruh layanan perpustakaan terhadap minat baca dapat di simpulkan
sebagai berikut; nilai yang lebih banyak di peroleh kelas V (75 %) menyatakan
sangat mempengaruhi minat baca, sedangkan kelas IV (25%) menyatakan sangat
mempengaruhi minat baca.
Tabel 18Pengaruh Mutu Koleksi Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minat baca 10 50 9 45
Mempengaruhi minat baca 10 50 11 55Tidakmempengaruhi minat baca 0 0 0 0Sanga Tidak mempengaruhi minat baca 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Pada tabel 18 di atas diterangkan bahwa pengaruh mutu koleksi terhadap
minat baca mendapatkan alternatif jawaban sebagai berikut; 10 responden (50%)
menyatakan sangat mempengaruhi minat baca, 10 responden (50%) menyatakan
mempengaruhi minat baca. Sedangkan kelas V 11 responden (55%) menyatakan
mempengaruhi minat baca kemudian 9 responden (45%) menyatakan sangat
mempengaruhi minat baca.
66
Dari perbandingan di atas antara kelas IV dan V dapat di simpulkan bahwa
pengaruh mutu koleksi terhadap minat baca, sebagai berikut; nilai yang lebih
banyak di peroleh kelas IV (50%) menyatakan mempengaruhi minat baca,
sedangkan kelas V (55%) menyatakan mempengaruhi minat baca.
Tabel 19Pengaruh Keterbatasan Waktu di Sekolah Terhadap Membaca di
PerpustakaanAlternatif jawaban Frekuensi Persentasi
kelas IV ( %)Frekuensi Persentasi
kelas V (%)Sangat menghambat meningkatkanminat baca
15 75 10 50
Menghambat meningkatkan minatbaca
5 25 10 50
Tidak menghambat meningkatkanminat baca
0 0 0 0
Sangat tidak menghambatmeningkatkan minat baca
0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Jelas terlihat pada tabel 19 bahwa pengaruh keterbatasan waktu di sekolah
terhadap membaca di perpustakaan, mempunyai alternatif jawaban sebagai
berikut, 15 responden (75%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan
minat baca, 5 responden (25%) menyatakan menghambat meningkatkan minat
baca, sedangkan kelas V 10 responden (50%) menyatakan sangat menghambat
meningkatkan minat baca, 10 responden (50%) menyatakan menghambat
meningkatkan minat baca.
Perbandingan tabel di atas antara kelas IV dan V dengan pengaruh
keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan dapat di
simpulkan bahwa kelas IV (75%) menyatakan sangat menghambat meningkatkan
minat baca, sedangkan kelas V (50%) menyatakan sangat menghambat
meningkatkan minat baca.
67
Tabel. 20Pengaruh Kurangnya Variasi dan Jumlah Koleksi Terhadap Minat Baca
Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi
kelas IV (%)
Frekuensi Persentasi
kelas V (%)
Sangat menghambatmeningkatkan minat baca
0 0 0 0
Menghambat meningkatkanminat baca
0 0 0 0
Tidak menghambatmeningkatkan minat baca
10 50 5 25
Sangat tidak menghambatmeningkatkan minat baca
10 50 15 75
Jumlah 20 100 20 100
Dilihat dari tabel 20 di atas bahwa pengaruh kurangnya variasi dan jumlah
koleksi terhadap minat baca bahwa 10 responden (50%) menyatakan tidak
menghambat meningkatkan minat baca, 10 responden (50%) menyatakan sangat
tidak menghambat menngkatkan minat baca. Sedangkan kelas V 15 responden
(75%) menyatakan sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca 5
responden (25%) menyatakan tidak menghambat meningkatkan minat baca.
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa pengaruh kurangnya variasi
dan jumlah koleksi terhadap minat baca, hasil perbandingan antara kelas IV dan V
sebagai berikut; untuk nilai yang lebih banyak di peroleh kelas IV (50%)
menyatakan sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca, sedangkan kelas
V (75%) menyatakan sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca.
Tabel. 21Pengaruh Jarangnya Penyelenggaraan Story Telling Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persesntasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minat baca 5 25 10 50mempengaruhi minat baca 5 25 5 25Tidak mempengaruhi minat baca 4 20 3 15Sangat tidak mempengaruhi minat baca 6 30 2 10Jumlah 20 100 20 100
68
Pada tabel 21 di atas dengan Pengaruh jarangnya story telling terhadap
minat baca, alternatif jawaban sebagai berikut; 6 responden (30%) menyatakan
sangat tidak mempengaruhi minat baca, 5 responden (25%) menyatakan sangat
mempengaruhi, 5 responden (25%) menyatakan mempengaruhi minat baca, 4
responden (20%) menyatakan tidak mempengaruhi minat baca, sedangkan kelas V
10 responden (50%) menyatakan sangat mempengaruhi, 5 responden (25%)
menyatakan mempengaruhi minat baca, 3 responden (15%) menyatakan tidak
mempengaruhi minat baca, 2 responden (10%) menyatakan sangat tidak
mempengaruhi minat baca.
Dari tabel di atas dilihat dari perbandingan pengaruh jarangnya
penyelenggaraan story telling terhadap minat baca antara kelas IV dan V dapat di
simpulkan, bahwa nilai yang lebih banyak di peroleh kelas V (50%) menyatakan
sangat mempengaruhi minat baca, sedangkan kelas IV (30%) menyatakan sangat
tidak mempengaruhi minat baca.
Tabel. 22Pengaruh Ketersediaan Perpustakaan Keliling Terhadap Minat Baca
Alternatif Frekuensi Persentasikelas IV (%)
Frekuensi Persentasikelas V (%)
Sangat mempengaruhi minatbacas
0 0 0 0
Mempengaruhi minat baca 3 15 5 25
Tidak mempengaruhi minat baca 10 50 8 40
Sangat tidak mempengaruhiminat baca
7 35 7 35
Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan pada table 22 di atas dengan pengaruh perpustakaan keliling
terhadap minat baca bahwa alternatif jawaban ada 10 responden (50%)
menyatakan tidak mempengaruhi minat baca kemudian 7 responden (35%)
69
menyatakan sangat tidak mempengaruhi minat baca 3 responden (15%)
menyatakan mempengaruhi minat baca, sedangkan kelas V 8 responden (40%)
menyatakan tidak mempengaruhi minat baca, 7 responden (35%) menyatakan
sangat tidak mempengaruhi minat baca, 5 responden (25%) menyatakan
mempengaruhi minat baca.
Dari tabel di atas dapat dilihat dari perbandingan antara kelas IV dan V di
simpulkan bahwa pengaruh ketersediaan perpustakaan ke liling terhadap minat
baca, sebagai berikut; nilai yang lebih banyak untuk kelas IV (50%) menyatakan
tidak mempengaruhi minat baca V (40%) menyatakan tidak mempengaruhi minat
baca.
70
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pada bab penutup ini penulis akan melakukan penarikan kesimpulan
berdasarkan analisis tentang Penggunaan Perpustakaan Dalam Meningkatkan
Minat Baca Siswa Studi Kasus: Sekolah An-Nisaa Pondok Aren – Bintaro dalam
meningkatkan minat baca siswa, penulis juga akan memberikan saran-saran yang
nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas perpustakaan.
Kesimpulan ini dapat diuraikan 3 hal sebagai berikut:
1. Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca.
2. Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan minat baca.
3. Apa kendala-kendala dalam meningkatkan minat baca siswa.
1. Penggunaan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca, terdiri atas beberapa
tujuan yaitu; untuk memperoleh informasi, untuk mengerjakan tugas dari guru, untuk
memperoleh hiburan, dan untuk tujuan belajar. Tujuan untuk memperoleh informasi
pada kelas IV mempunyai persentasi senilai 75% (15 responden) dan 100% (20
responden) untuk kelas V. Dapat diartikan bahwa nilai persentasi untuk kelas V lebih
besar di bandingkan dengan kelas IV. Kemudian untuk mengerjakan tugas dari guru
dan untuk hiburan mempunyai nilai persentasi 0% untuk kedua kelas tersebut kelas
IV dan kelas V. Yang terakhir adalah tujuan untuk belajar mempunyai nilai
persentasi 25% (5 responden) untuk kelas IV, sedangkan 0% untuk kelas V. Jelas
terlihat bahwa dalam tujuan untuk belajar kelas IV mempunyai nilai persentasi yang
lebih tinggi.
71
2. Faktor-faktor yang meningkatkan minat baca terdiri atas beberapa hal yaitu; faktor
tingkat dukungan keluarga, bacaan yang ada dirumah, tingkat minat baca teman-
teman, frekuensi membaca buku di perpustakaan, ketersediaan koleksi, kenyamanan
di perpustakaan, layanan perpustakaan, dan pengaruh mutu koleksi. Dilihat dari
faktor tingkat dukungan keluarga, mempunyai nilai positif yang tinggi yang
mendukung minat baca senilai 60% (12 responden) untuk kelas IV dan 75% (15
responden). Artinya bahwa dukungan keluarga mempunyai peranan yang cukup
penting dalam mendorong anak untuk meningkatkan minat baca. Namun, dalam hal
ini nilai persentasi untuk kelas V lebih mendapat dukungan penuh dalam minat
membaca dari pihak keluarga dibandingkan dengan kelas IV yang terlihat dari
perbandingan persentasi kelas V 75% (15 responden) dan kelas IV 60% (12
responden). Faktor selanjutnya, yaitu dilihat dari faktor bacaan yang ada di rumah
mempunyai nilai persentasi. 35% (7 responden) untuk kelas IV sedangkan 25% (5
responden) untuk kelas V. Dilihat dari perbandingannya faktor bacaan yang ada di
rumah sangat meningkat pada kelas IV hal itu dilihat dari jumlah persentasi yang
dibandingkan. Dalam faktor bacaan yaitu senilai 35% sedangkan 25% untuk kelas V,
untuk itu kelas IV lah yang lebih unggul. Selanjutnya, tingkat minat baca teman-
teman. Dilihat dari faktor tersebut. Untuk kelas IV maupun kelas V mempunyai daya
minat baca tinggi. Namun persentasi tertinggi dimiliki oleh kelas IV senilai 80% (16
responden), sedangkan 25% (5 responden) dimiliki oleh kelas V, Jadi daya minat
baca yang paling tinggi dimiliki oleh kelas IV. Kemudian, dan faktor frekuensi
membaca buku di perpustakaan. Baik kelas IV maupun kelas V mempunyai nilai
frekuensi sangat sering dengan persentasi 65% (13 responden) dan untuk kelas IV
50% (10 responden) untuk kelas V dan yang mempunyai frekuensi yang sangat
sering membaca buku di perpustakaan yaitu kelas IV dilihat dari persentasi nilai.
72
Dilihat dari ketersediaan koleksi terhadap minat baca mempunyai pengaruh yang
sangat tinggi dalam minat baca. Persentasinya yaitu 45% (9 responden) dari kelas IV
sedangkan 60% (12 responden) untuk kelas V. Dari hasil keduannya terlihat bahwa
nilai responden untuk kelas V lebih tinggi dengan nilai 60% (12 responden),
Sedangkan untuk kelas IV hanya 45% (9 responden). Kemudian, dilihat dari faktor
kenyamanan di perpustakaan terhadap minat baca mempunyai pengaruh yang sangat
tinggi juga terhadap keduanya, dengan jumlah persentasi yang berbeda, untuk kelas
IV mempunyai nilai persentasi tertinggi yaitu 75% (15 responden), sedangkan untuk
kelas V mempunyai nilai persentasi yang rendah yaitu 50% (10 responden). Untuk
faktor pengaruh layanan perpustakaan terhadap minat baca mempunyai hasil yang
tinggi apabila dalam mempengaruhi minat baca. Nilai persentasinya yaitu 25% (5
responden) untuk kelas IV dan 75% (15 responden) untuk kelas V. Dan nilai yang
tertinggi diduduki oleh kelas V. Faktor selanjutnya adalah pengaruh mutu koleksi
terhadap minat baca mempunyai pengaruh yang sangat tinggi pula yaitu 50% (10
responden) untuk kelas IV dan 45% (9 responden) untuk kelas V. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai persentasi kelas IV lebih tinggi dengan 50% dibanding
dengan kelas V yang hanya 45%.
3. Kendala-kendala tidak meningkatkan minat baca siswa terdiri dari; kendala
keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan, kurangnya variasi
dan jumlah koleksi, jarangnya penyelenggaraan story telling, dan yang terakhir
kendala dalam ketersediaan perpustakaan keliling terhadap minat baca. Dilihat dari
kendala keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca di perpustakaan yang
sangat menghambat dalam proses meningkatkan minat baca. Dengan nilai persentasi
75% (15 responden) untuk kelas IV dan 50% (10 responden) untuk kelas V. Jelas
sekali bahwa nilai persentasi kelas IV mempunyai nilai tertinggi yaitu 75% banding
73
50% dari kelas V. Berikutnya, kurangnya variasi dan jumlah koleksi terhadap minat
baca, dinilai sangat tidak menghambat dan peningkatan membaca. Hal ini terlihat
dari hasil persentasi. 50% (10 responden) untuk kelas IV dan 75% (15 responden)
untuk kelas V. Dan hasil persentasi tertinggi di miliki oleh kelas V dengan nilai
75%. Selanjutnya faktor penyelenggaraan story telling terhadap minat baca 25% (5
responden) untuk kelas IV dan 50% (10 responden) untuk kelas V. Hasilnya tertinggi
yaitu dimiliki oleh kelas V dengan nilai 50%. Yang terakhir adalah faktor pengaruh
ketersediaan perpustakaan keliling terhadap minat baca. Berdasarkan dari persentase,
hal tersebut tidak mempengaruhi minat baca, nilai persentasi bisa dilihat dengan
perolehan nilai 50% (10 responden) untuk kelas IV dan 40 (8 responden) untuk kelas
V. Untuk itu dapat terlihat bahwa kelas IV unggul dengan nilai 50%.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian yang telah di uraikan dalam BAB IV, maka penulis
dapat memberikan 3 hal sebagai berikut.
a. Disarankan kepada siswa/i untuk pengerjaan tugas dari guru dapat di
kerjakan di perpustakaan.
b. Diharapkan siswa/i membaca buku di perpustakaan lebih sering, agar
mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas.
c. Diharapkan siswa/i menggunakan waktu luang untuk memanfaatkan
koleksi perpustakaan.
d. Disarankan dukungan dari keluarga dalam meningkatkan minat baca lebih
di tingkatkan.
e. Disarankan kepada pustakawan menambah bahan koleksi di perpustakaan.
74
f. Disarankan guru-guru dan siswa/i untuk membaca buku di perpustakaan
lebih ditingkatkan.
g. Sebaiknya jadwal kunjungan buka perpustakaan di tambah.
h. Disarankan untuk guru-guru sebaiknya penyelenggaraan story telling lebih
ditingkatkan untuk lebih sering lagi dilakukan.
KUESIONER PENELITIAN
PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA
SISWA STUDI KASUS: SEKOLAH AN-NISAA PONDOK AREN - BINTARO
PETUNJUK PENGISIAN
1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian penggunaan
perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa.
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan secara seksama sebelum adik-adik mengisi kuesioner ini.
3. Jawablah pertanyaan dengan melingkari atau mencoret jawaban tersebut.
4. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaan untuk mengisi kuesioner ini.
I. Data Responden
Nama :
Jenis kelamin : L/P
Kelas : SD
1. Apa yang paling sering kamu lakukan pada waktu luang anda?
a. Membaca c. Main game
b. Menonton TV d. Main ke tempat kawan
2. Kenapa kamu membaca?
a. Untuk memperoleh informasi
b. Untuk mengerjakan tugas dari guru
c. Untuk hiburan
d. Untuk belajar
3. Bahan bacaan apa yang paling kamu sukai?
a. Membaca surat kabar
b. Membaca majalah
c. Membaca komik
d. Buku-buku yang berkaitan dengan hobi kamu
4. Bagaimana kamu membaca buku yang kamu sukai?
a. Membaca buku yang di pinjem dari kawan
b. Membaca buku di toko buku
c. Membaca buku di perpustakaan
d. Membaca buku di rumah
5. Seberapa sering anda mengunjungi perpustakaan?
a. Setiap hari c. Setiap bulan
b. Setiap minggu d. Jarang
6. Bagaimana belajar di perpustakaan dapat meningkatkan minat baca?
a. Sangat meningkatkan minat baca
b. Meningkatkan minat baca
c. Tidak meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak meningkatkan minat baca
7. Bagaimana mengerjakan tugas guru di perpustakaan dapat meningkatkan minat baca?
a. Sangat meningkatkan minat baca
b. Meningkatkan minat baca
c. Tidak meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak meningkatkan minat baca
8. Bagaimana menggunakan perpustakaan untuk rekreasi atau senang-senang dapat
meningkatkan minat baca kamu?
a. Sangat meningkatkan minat baca
b. Meningkatkan minat baca
c. Tidak meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak meningkatkan minat baca
9. Bagaimana menggunakan perpustakaan untuk memperoleh ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan minat baca kamu?
a. Sangat meningkatkan minat baca
b. Meningkatkan minat baca
c. Tidak meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak meningkatkan minat baca
10. Apa yang paling dapat meningkatkan minat baca kamu dalam menggunakan
perpustakaan?
a. Menggunakan perpustakaan untuk belajar
b. Menggunakan perpustakaan untuk mengerjakan tugas dari guru
c. Menggunakan perpustakaan untuk rekreasi atau santai
d. Menggunakan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan
11. Apakah bp. Guru dan saudara-saudara kamu mendukung dalam meningkatkan minat
baca kamu?
a. Sangat mendukung c. Tidak mendukung
b. Mendukung d. Sangat tidak mendukung
12. Apakah bacaan yang ada di rumah dapat meningkatkan minat baca?
a. Sangat meningkatkan minat baca saya
b. Meningkatkan minat baca saya
c. Tidak meningkatkan minat baca saya
d. Sangat tidak meningkatkan minat baca saya
13. Apakah teman-teman mempunyai minat baca yang tinggi?
a. Sangat memiliki minat baca
b. Memiliki minat baca
c. Tidak memiliki minat baca
d. Sangat tidak memiliki minat baca
14. Apakah teman-teman kamu sering keperpustakaan untuk membaca buku yang kamu
sukai?
a. Sangat sering c. Jarang
b. Sering d. Sangat jarang
15. Apakah ketersediaan koleksi di perpustakaan dapat mempengaruhi minat baca kamu?
a. Sangat mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
16. Apakah kenyamanan perpustakaan dapat mempengaruhi minat baca kamu
diperpustakaan tersebut?
a. Sangat mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
17. Apakah pelayanan perpustakaan yang baik mempengaruhi minat baca kamu?
a. Sangat mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
18. Apakah koleksi perpustakaan yang bermutu untuk mempengaruhi minat baca kamu?
a. Sangat mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
19. Apakah keterbatasan waktu belajar di sekolah mempengaruhi kamu untuk membaca
di perpustakaan?
a. Sangat menghambat meningkatkan minat baca
b. Menghambat meningkatkan minat baca
c. Tidak menghambat meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca
20. Apakah kurangnya jenis fariasi dan jumlah koleksi perpustakaan menjadi penghambat
kamu dalam meningkatkan minat baca?
a. Sangat menghambat meningkatkan minat baca
b. Menghambat meningkatkan minat baca
c. Tidak menghambat meningkatkan minat baca
d. Sangat tidak menghambat meningkatkan minat baca
21. Apakah penyelenggara Story Telling yang jarang dilakukan oleh perpustakaan
mempengaruhi kurangnya minat baca kamu?
a. Sangat mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
22. Apakah tidak adanya perpustakaan keliling sangat menghambat minat baca kamu?
a. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
b. Mempengaruhi minat baca
c. Tidak mempengaruhi minat baca
d. Sangat tidak mempengaruhi minat baca
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Kebiasaan yang sering di lakukan pada waktu luang .....................................49
2. Tabel 2 Manfaat dari membaca....................................................................................50
3. Tabel 3 Bahan bacaan yang paling di sukai.................................................................51
4. Tabel 4 Bagaimana cara membaca buku yang di sukai ...............................................52
5. Tabel 5 Frekuensi pengunjung perpustakaan...............................................................53
6. Tabel 6 Pengaruh belajar di perpustakaan ...................................................................53
7. Tabel 7 Pengaruh pengerjaan tugas dari guru di perpustakaan....................................54
8. Tabel 8 Pengaruh fungsi rekreasi terhadap minat baca ...............................................55
9. Tabel 9 Pengaruh penggunaan perpustakaan untuk ilmu pengetahuan
peningkatan minat baca................................................................................................56
10. Tabel 10 Faktor yang paling dapat meningkatkan minat baca ....................................57
11. Tabel 11 Tingkat dukungan keluarga dalam meningkatkan minat baca......................58
12. Tabel 12 Pengaruh bacaan yang ada di rumah terhadap peningkatan minat baca.......58
13. Tabel 13 Tingkat minat baca teman-teman..................................................................59
14. Tabel 14 Frekuensi membaca buku di perpustakaan ...................................................60
15. Tabel 15 Pengaruh ketersediaan koleksi terhadap minat baca.....................................61
16. Tabel 16 Pengaruh kenyamanan di perpustakaan terhadap minat baca.......................62
17. Tabel 17 Pengaruh layanan perpustakaan terhadap minat baca...................................62
18. Tabel 18 Pengaruh mutu koleksi terhadap minat baca ................................................63
19. Tabel 19 Pengaruh keterbatasan waktu di sekolah terhadap membaca
di perpustakaan .......................................................................................................64
20. Tabel 20 Pengaruh kurangnya variasi dan jumlah koleksi terhadap minat baca .........65
21. Tabel 21 Pengaruh jarangnya penyelenggaraan story telling terhadap minat baca .....66
22. Tabel 22 Pengaruh ketersediaan perpustakaan keliling terhadap minat baca..............67