27
i Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (Studi Kasus : SMPLB Wantuwirawan) Artikel Ilmiah Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh: Marthalin Timparosa 702011176 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

i

Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan

Video Di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(Studi Kasus : SMPLB Wantuwirawan)

Artikel Ilmiah

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Marthalin Timparosa

702011176

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

ii

Page 3: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

iii

Page 4: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

iv

Page 5: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

v

Page 6: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

vi

Page 7: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

vii

Page 8: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

1

Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(Studi Kasus : SMPLB Wantuwirawan) 1

Marthalin Timparosa, 2)

Adriyanto Juliastomo Gundo,

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email : 1)

[email protected], 2)

[email protected],

Abstract

This research is aimed to increase the participation and learning outcomes of

students in Junior High School Extraordinary Wantuwirawan through the implementation

multimedia technologies and Drill learning methods. This research is a classroom action

research with a systematic study using two cycles. This research target is to increase

participation and student learning outcomes in teaching English. The steps are used in this

study is to give material that is taught using multimedia-based and drill learning model on

each cycle, then do a quiz at the end of each lesson. Data were analyzed descriptively using

percentages. The results of this study indicate that participation and learning outcomes of

students has increased each cycle. This could be seen from the increase in average pre-cycle

aspects of student participation of 62.5%, for Cycle 1 students who participate by 81.25%,

with a passing score of 100% and the average value of grade 90. Cycle 2 of 87 , 5%, with a

passing score of 100% and the average value of a class of 100. Keywords :Multimedia, Drill lerning method, Disabilities

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa Wantuwirawan melalui penerapan teknologi multimedia dan metode

pembelajaran drill. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas dengan sistematika

penelitian menggunakan 2 siklus. Sasaran penelitian ini adalah peningkatan partisipasi dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu memberikan materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran drill berbasis

multimedia pada setiap siklusnya, selanjutnya dilakukan kuis di setiap akhir pembelajaran. Data

dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

partisipasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya. Hal ini bisa dilihat dari

meningkatnya rata-rata aspek partisipasi dari pra siklus siswa sebesar 62,5%, untuk siklus 1 siswa

yang berpartisipasi sebesar 81,25%, dengan nilai kelulusan 100% dan rata-rata nilai kelas 90. Siklus 2

sebesar 87,5%, dengan nilai kelulusan 100% dan rata-rata nilai kelas 100.

Kata Kunci: Multimedia, Metode pembelajaran Drill, Tunagrahita

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 9: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

2

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan indikator pertumbuhan sebuah Negara. Seperti halnya di

Indonesia yang merujuk dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 yang

menyatakan bahwa setiap warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang

layak dan setara, terlepas dari keadaan sosial dan budaya.Hal ini berarti pendidikan

merupakan suatu hak istimewa yang dimiliki oleh setiap warga negaraIndonesia sejak lahir.

Tujuan utama dari pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa demi terwujudnya

kesejahteraan bangsa. Berdasarkan tujuan ini pemerintah berupaya untuk terus mewujudkan

cita-cita tersebut. Koty berpendapat bahwa, [1] pemerintah memberi kesempatan bagi setiap

warga negara untuk mengenyam pendidikan dan telindungi dalam payung hukum. Hal

tersebut dimaksudkan agar setiap warga negara bisa mengembangkan diri, berkarya,

berprestasi, dan mandiri termasuk warga negara yang membutuhkan pelayanan khusus

(penyandang cacat).Pendidikan bagi siswa dengan kebutuhan khusus telah menjadi perhatian

masyarakat internasional sejak pernyataan United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 1994 dan framework untuk para peserta didik

yang berkebutuhan khusus [2].

Berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 1

tahun 2008, terdapat lima kategori standar proses pendidikan khusus, diantaranya: Tunanetra,

Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras[3]. Kraglund-Gauthier berpendapat

bahwa Penyandang cacat merupakan istilah umum, yang meliputi gangguan, keterbatasan

aktivitas dan pembatasan partisipasi [4]. Salah satu klasifikasi anak berkebutuhan khusus

adalah anak tunagrahita. Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki tingkat intelegensi

yang dibawah rata-rata atau disebut juga dengan istilah dengan keterbelakangan mental atau

reterdasi mental [5].

Rachmawati berpendapat bahwa tunagrahita merupakan seseorang yang mempunyai

tingkat kemampuan dibawah rata-rata dan mempunyai batasan dalam kemampuan akademik

tapi bisa diberikan keterampilan vokasional untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pendidikan

secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan sebutan sekolah luar biasa

(SLB). Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK), sekolah-sekolah ini

adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pengelolaan pendidikan luar biasa,

juga sebagai usaha untuk membawa masyarakat memahami lebih jauh tentang dunia

pendidikan luar biasa. Tujuan sekolah-sekolah ini yaitu menciptakan inklusifitas lebih dini

dengan melakukan peningkatan pemberian kecakapan hidup dalam pembelajaran

keterampilan, peningkatan kualitas produksi standar, kemampuan memasarkan produk dan

sebagai pusat informasi layanan PK dan PLK[6].

Untuk menciptakan suatu komunikas yang lebih interaktif dari sebuah informasi maka

teknologi komputasi multimedia dapat mengintegrasikan teks, grafik, suara, animasi, video

yang mampu mempengaruhi sebanyak mungkin indera yang dimiliki oleh manusia seperti

penglihatan, pendengaran dan perasaan. Media teks digunakan untuk menciptakan tulisan-

tulisan, sedangkan media gambar dan grafik digunakan untuk menciptakan suatu citra yang

dapat menerangkan dan berbicara lebih banyak dari tulisan-tulisan yang ada. Disamping itu

penambahan sound dapat lebih menciptakan suasana interaktif bagi pemakainya.

Melihat perkembangan teknologi yang sekarang mulai dipakai untuk menunjang

proses belajar mengajar disekolah, penelitian ini akan berfokus pada penerapan teknologi

terkhususnya penggunaan multimedia pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

Wantuwirawan yang belum menggunakan teknologi terkhususnya multimedia dalam proses

belajar mengajar. Penerapan multimedia di SMPLB Wantuwirawan untuk melihat partisipasi

Page 10: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

3

siswa yang kebanyakan hanya pasif dan mendengarkan guru berbicara. Penerapan

multimedia menggunakan Power point yang menampilkan video-video, yang diharapkan

lebih mengundang partisipasi siswa. Metode penerapan multimedia di SMPLB

Wantuwirawan adalah dengan menggunakan metode Drill yang diharapkan dapat

meningkatkan partisipasi siswa dengan kebutuhan khusus.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu dengan “Profil penyelenggaraan ketrampilan kecakapan hidup

(Life Skill) bagi anak tunagrahita”. Penelitian ini berfokus pada siswa dengan

keterbelakangan mental dalam hal ini tunagrahita yang mengikuti program Life Skill di

lokakarya ketrampilan.Penelitian ini dilakukan untuk melihat model pembelajaran dalam

pelaksanaan life skill dari materi pelajaran tata boga dan untuk menyelidiki peran guru dalam

membantu mengorganisir keterampilan hidup tata boga dan juga untuk mengetahui kendala

yang dihadapi dalam pelaksanaan kehidupan keterampilan tataboga. Penelitian ini dilakukan

di SLBN 2 Padang, di Profil Kecakapan Hidup Pelaksanaan di keterbelakangan mental

anak[10].

Penelitian selanjutnya dengan judul “Aplikasi Multimedia Pembelajaran Interaktif

Strategi Permainan Catur”. Penelitian ini berfokus pada pembelajaran strategi bermain catur

via mulltimedia pembelajaran interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi,

pemahaman dan ketrampilan pengguna dalam bermain catur. Penelitian ini merupakan

penelitian pengembangan, yaitu mengembangkan aplikasi multimedia pembelajaran interaktif

strategi permainan catur menggunakan Adobe Flash. Metodenya menggunakan metode

pengembangan multimedia pembelajaran a.l: analisis kebutuhan, analisis konten, flowchart

dan storyboard. Aplikasi ini mencakup pembelajaran yang lengkap tentang catur dan strategi

permainannya, beserta contoh-contoh penerapan dan latihan[11].

Penelitian selanjutnya dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Drill

Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data

Menggunakan Microsoft Excel 2007”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

metode drill berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan sikap dan minat belajar

keterampilan mengolah data menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil yang diperoleh yaitu

peningkatan sikap dan minat belajar yang ditunjukkan dari motivasi belajaryang meningkat,

mengerjakan latihan dengan baik, berani menyampaikan pendapat sesuai dengan materi yang

telah dipelajari, dan menjawab soal evaluasi dengan baik[12].

Penelitian lainnya adalah “Metode Drill Bermedia Video Terhadap Keterampilan

Bina Diri Anak Tunagrahita Ringan”. Kesimpulan penetitian ini berdasarkan data hasil

penelitian dan pengolahan data tentang penerapan metode drill bermedia video terhadap

keterampilan bina diri anak tunagrahita ringan, dengan perhitungan hasil uji tanda dengan

nilai Zh = 2,05 > Z tabel 5% = 1,64 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill

bermedia video berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan bina diri menggosok

gigi anak tunagrahita ringan kelas V SLB C Pertiwi Mojokerto[13].

Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumya adalah dalam penelitian ini akan

memanfaatkan multimedia dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini juga menggunakan

pendekatan metode Drill untuk mengukur perkembangan siswa disekolah menengah pertama

luar biasa Wantuwirawan. Penerapan metode Drill sebagai cara untuk meningkatkan

partisipasi dan hasil belajar siswa, partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran tersebut

mencakup kegiatan seperti memperhatikan pelajaran, dan motivasi untuk mengerjakan soal-

soal latihan yang diberikan oleh guru.

Page 11: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

4

2.1 Anak Tunagrahita

Salah satu klasifikasi anak berkebutuhan khusus adalah anak tunagrahita. Anak

tunagrahita adalah anak yang memiliki tingkat intelegensi yang dibawah rata-rata atau

disebut juga dengan istilah keterbelakangan mental atau reterdasi mental [5].Sistem

pendidikan dan pengajaran anak berkelainan khususnya anak tunagrahita ringan berbeda

dengan pendidikan anak normal pada umumnya. Pendekatan anak tunagrahita ringan lebih

bersifat individual, fleksibel, dengan cara informal, dan harus bersifat konkrit serta dapat

menarik perhatian sehingga membantu mempermudah anak dalam menerima pelajaran[14].

Anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ) berkisar

51-70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada

lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan setingkat semi terampil.

Anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi diantara

semua anak tunagrahita[14].Selain itu anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam berfikir

abstrak. Masalah kesulitan dalam berfikir abstrak ini mengakibatkan anak mengalami

kesulitan dalam mengusai berbagai pelajaran akademik yang banyak menuntut tentang

konsep-konsep yang sifatnya abstrak[5].Fitri berpendapat bahwa tunagrahita memiliki

modalitas mengulang-ulang satu jenispekerjaan dan ia serius saat bekerja. Tunagrahita ini

jika dilatih terus menerus akan mampu bekerja dengan hasil layak dipasarkan[10].

2.2 Media Pembelajaran

A. Teori Media

Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti

“perantara” atau “pengantar”. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan

(Association for Education and Communication technology/AECT) mendefinisikan media

sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruksional [15].

Adapun media pengajaran menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:112) diartikan

sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong

proses belajar mengajar. Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

media adalah segala benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat

merangsang siswa untuk belajar[16].

B. Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dapat membantu meningkatkan pemahaman dan

daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari

penggunaan media pembelajaran menurut[15]:

1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar

bagi guru.

2. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit)

3. Menarik perhatian siswa lebih besar (kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih

menyenangkan dan tidak membosankan).

4. Semua indra siswa dapat diaktifkan.

5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar

C. Manfaat Media Pembelajaran

Beberapa manfaat media pembelajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai

(1991:3) adalah:

Page 12: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

5

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

2.3 Metode Drill

Metode Drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan

latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang

dipelajari. Menurut Nana Sudjana, metode Drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang

sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu

asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.

Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali

dari suatu hal yang sama. Peserta didik perlu memiliki keterampilan-keterampilan dan

ketangkasan dalam sesuatu, misalnya dalam berhitung, renang, menghafal. Dalam

mengajarkan kecakapan dengan metode Drill (latihan), setiap guru harus mengetahui sifat

kecakapan itu sendiri, seperti: kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan

bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan tersebut dikatakan benar, bila

hanya menentukan hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak

menggunakan pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi

dan kondisi.

Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak

dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan mungkin peserta didik dapat

memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.

2.4 Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan

bagian atau pengikutsertaan.Menurut Moelyarto Tjokrowinoto dalam Suryosubroto

partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang

mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya

tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian

partisipasi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi berarti kegiatan yang

berkaitan dengan keterlibatan mental dan emosi siswa, ini berarti dalam partisipasi terdapat

unsur yang meliputi, keterlibatan peserta didik dalam segala kegiatan dan kemauan peserta

didik untuk merespon dan berkreasi dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar.

3. Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Wantuwirawan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu bentuk penelitian yang berfungsi

untuk mengkaji masalah pembelajaran didalam kelas dengan cara melakukan beberapa

tindakan yang terencana dalam situasi yang nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari

perlakuan tersebut. Pelaksanaan proses pembelajaran dalam penelitian ini yaitu dilakukan

selama tiga pertemuan. Adapun tiap pertemuan pembelajararan membutuhkan alokasi waktu

2 x 25 menit atau dilaksanakan selama 6 jam pelajaran.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik SMPLB

Wantuwirawanyang menerapan metode pembelajaran drill dengan memanfaatkan teknologi

Page 13: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

6

informasi sebagai media. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan pengkajian secara

berulang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan

terakhir adalah refleksi (reflection) yang dapat digambarkan dengan sebuah spiral PTK.

Karena dengan model ini apabila ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan

pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.1.1 Desain Pembelajaran

1. Metode : Pembelajaran Drill and Practice dengan Multimedia.

2. Model Pembelajaran : Praktek dan Kuis.

Tabel 1. Desain Pembelajaran

Tindakan Guru Siswa Indikator Pengukuran

1. Menyusun

perangkat

pembelajaran

Bahasa Inggris

(Pengenalan

alphabet dalam

Bahasa Inggris)

Pra Siklus

Perkenalan dengan

murid, menyampaikan

tujuan pembelajaran,

memberikan materi

awal dan melakukan

observasi

Siklus 1

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan

pada hari ini.

Guru mempersiapkan

media yang diperlukan

untuk menyampaikan

materi

Guru memberikan

contoh dengan

menyanyikan lagu

yang diputarkan

Guru me- review

kembali materi yang

telah disampaikan dan

mencatat hal-hal yang

perlu diperbaiki dalam

pengaplikasian materi

untuk pertemuan

berikutnya.

Siswa mendapat

arahan mengenai

materi yang akan

dipelajari

Siswa

memperhatikan

dan mengikuti

guru yang

memberikan

contoh

Menjelaskan

pengucapan

alphabet dalam

Bahasa Inggris

Mengucapkan

alphabet dalam

Bahasa Inggris

Observasi

2. Mengenal

hewan-hewan

dalam Bahasa

Inggris

Siklus 2

Guru mengingatkan

kembali materi yang

sudah dipelajari

sebelumnya

dilanjutkan

pengenalan materi

yang baru.

Guru mengajak siswa

menyimak dan

mengikuti instruksi

yang diberikan oleh

guru

Guru memberikan

pertanyaan mengenai

Siswa mendengar

penjelasan umum

yang disampaikan

Dengan semangat

siswa menyimak

dan mengikuti

instruksi yang

diberikan oleh

guru

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh

guru

Menjelaskan

hewan-hewan

dalam Bahasa

Ingris

Mengucapkan

nama-nama

hewan dalam

Bahasa Inggris

Prosedur:

Observasi

Latihan soal

Jenis

Tertulis

Bentuk

Pilihan

ganda

Page 14: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

7

materi hewan-hewan

dalam Bahasa Inggris

yang dipelajari

Guru kemudian

memberi latihan soal

untuk mengukur

pemahaman siswa

Guru me- review

kembali materi yang

telah disampaikan dan

mempertimbangkan

untuk melanjutkan

siklus berikutnya atau

tidak.

Siswa mengisi

latihan soal yang

diberikan

Gambar 1. Model PTK Kemmis dan Mc.Taggart

Secara rinci kegiatan pada masing-masing siklus yang terdapat pada gambar di atas

dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Rencana (plan), merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum

melakukan sesuatu tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana

penelitian tersebut dilakukan.

b) Tindakan (action), merupakan tahapan dimana guru menerapkan apa yang telah

direncanakan sebelumnya, kemudian melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan penelitian tersebut.

c) Pengamatan (observation), ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil

pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan

yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam

pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan,

efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.

d) Refleksi (reflection), adalah penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan

menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sehingga hasil dari refleksi

dapat digunakan sebagai revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan dan

dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

Page 15: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

8

3.2 Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskripsi data.Teknik

analisis data yang digunakan penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu dengan

menghitung persentase dari aspek partisipasi belajar dan hasil belajar siswa.Partisipasi

siswa dalam kegiatan belajar dinilai berdasarkan hasil observasi menggunakan metode

pencatatan. Teknik penilaianya yaitu dengan memberi skor 1 pada tiap-tiap aspek apabila

siswa terlibat dan skor 0 untuk tiap-tiap aspek yang tidak terlihat pada aspek partisipasi

yang telah ditentukan, kemudian data dihitung jumlah dan persentasenya. Data juga

ditampilkan dalam bentuk diagram agar mudah dideskripsikan. Data dianalisis secara

deskriptif kuantitatif artinya hanya mendeskripsikan data apa adanya yaitu berupa angka.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pertisipasi siswa adalah: ∑

∑ [17].

Analisis hasil tes hasil belajar siswa, dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai tes,

serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I dan II. Proses selanjutnya

dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II, untuk mencari nilai

rata-rata siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

.

Keterangan:

: Nilai rata-rata.

∑ : Jumlah nilai semua siswa

: Jumlah siswa

Pada proses perhitungan persentase siswa yang tuntas belajar pada masing-masing siklus

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

3.3 Prosedur penelitian

Dalam penelitian ada dua tahap, yaitu tahap pendahuluan atau refleksi awal dan tahap

pelaksanaan tindakan.

1. Tahap Persiapan (Refleksi awal)

Pada tahap ini dilakukan observasi mengenai keadaan sekolah yang akan dijadikan

tempat penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran di

sekolah. Observasi pembelajaran dilakukan saat kegiatan belajar mengajar untuk

mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas, setelah itu

melakukan perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah

sebagai berikut:

a) Refleksi awal antara peneliti dan guru berkaitan dengan permasalahan yang

terjadi dalam proses belajar megajar.

b) Peneliti dan guru membahas metode yang tepat dalam memecahkan masalah

yang ada.

c) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari scenario proses

pembelajaran sampai pada media pembelajaran yang dipakai.

d) Menyusun lembar observasi partisipasi siswa pelaksanaan pembelajaran yang

menggunakan metode drill.

e) Merencanakan pembelajaran dengan metode drill dalam proses belajar

mengajar yang akan dilaksanakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Page 16: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

9

Pada tahap ini, peneliti menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart

sebagai berikut:

A. Siklus I

a) Rencana tindakan

3.3.1 Membuat Rencana Kegiatan Harian/RKH yang disesuaikan dengan

metode pembelajaran yang telah dipilih yaitu dengan menggunakan

multimedia.

3.3.2 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai

partisipasi siswa.

3.3.3 Mempersiapkan media/alat pembelajaran

b) Pelaksanaan tindakan siklus I

1. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode drill

sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

c) Observasi

Pada tahap ini peran peneliti dalam penelitian bertindak sebagai pengajar

atau pemberi tindakan, sedangkan pengumpulan data pada penelitian ini

peneliti dibantu oleh observer. Tugas dari observer adalah mengamati

dan membuat catatan lapangan dalam proses pembelajaran yang meliputi

aktivitas belajar siswa dan peningkatan partisipasi siswa selama proses

pembelajaran.

d) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang telah dilakukan,

data yang telah terkumpul akan dianalisis sebagai bahan untuk refleksi.

Hasil refleksi akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan

tindakan yang lebih efektif pada siklus berikutnya. Data yang diperoleh

dari hasil observasi dan hasil belajar siswa akan dianalisis secara

deskripsi, yaitu dengan menghitung persentase skor indikator yang

muncul dari aspek-aspek yang diukur untuk mengungkap kendala-

kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran siklus I. Setelah

diketahui kendala-kendala yang dihadapi selanjutnya menentukan

alternatif solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut

pada siklus selanjutnya (siklus II).

B. Siklus II

a. Rencana tindakan siklus II

Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan

alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada

siklus I dan mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang

dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi:

1. Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi

I.

2. Menyusun alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui

kemampuan siswa.

3. Menyusun rencana pembelajaran atau skenario yang sudah direvisi

sesuai hasil refleksi siklus I.

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang sudah disusun pada siklus II (rencana tindakan siklus

II) yaitu, melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah

direvisi sesuai hasil refleksi siklus I.

c. Observasi

Page 17: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

10

Pada tahap ini pengamatan yang dilakukan sama dengan pengamatan

yang dilakukan pada observasi siklus I, yaitu pengamatan proses belajar

mengajar siswa dengan menggunakan lembar observasi untuk

mengetahui tingkat partisipasi siswa.

d. Refleksi

Analisis dan refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil

dari siklus I dan siklus II. Perbandingan antara siklus I dan siklus II

dapat digunakan untuk mengetahui tindakan mana yang sudah efektif

dan mana yang belum efektif serta mengetahui kendala yang dihadapi

dan mencari solusi untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar

siswa.

3.4 Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan lembar pengamatan siswa yang berisikan aspek-aspek

partisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas. Lembar pengamatan ini adalah lembar

untuk mengetahui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga peniliti hanya

mengamati hal-hal yang termasuk dalam kategori partisipasi belajar siswa. Pelaksanaan

dilakukan ketika belajar mengajar dimulai sampai pelajaran selesai. Pelaksanaan penelitian

dibantu oleh salah satu guru yang bertugas mengamati kegiatan siswa dengan memberi skor 1

untuk siswa yang melakukan setiap aspek partisipasi, dan memberikan skor 0 bagi siswa yang

tidak melakukan aspek partisipasi. Sebelum melaksanakan pengamatan, kedua observer

diberi penjelasan tentang kisi-kisi dan cara menilai. Penjelasan itu bertujuan untuk

meyamakan pemahaman dan memudahkan kedua observer dalam menilai siswa yang telah

melakukan aspek-aspek partisipasi. Berikut adalah kisi-kisi instrumen untuk kegiatan

observasi yang akan dilakukan [15].

Tebel 2. Kisi-kisi Observasi Belajar Siswa.

No Aspek Indikator Nilai Kendali Observasi

Nilai (1) Nilai (0)

1 Memperhatikan

pelajaran

Memperhatikan materi

yang disampaikan dan

mendengarkan

informasi yang

disampaikan oleh guru

Memperhatikan materi

yang disampaikan

Siswa asik sendiri

dengan kegiatan

diluar materi

2 Bertanya Siswa mengajukan

pertanyaan kepada

guru terkait materi

yang disampaikan

a. Siswa mengajukan

pertanyaan sesuai dengan

materi yang diajarkan.

b. Siswa mengajukan

pertanyaan yang masih

berkaitan dengan materi

pelajaran yang diajarkan

a. Siswa mengajukan

pertanyaan yang

tidak berkaitan

dengan materi

pelajaran.

b. Siswa cenderung

asal dalam bertanya.

3 Menyatakan

pendapat

Siswa menyatakan

pendapat sesuai materi

yang dibahas

a. Siswa menyatakan

pendapat sesuai dengan

materi yang diajarkan

b. Siswa menyatakan

pendapat yang masih

berkaitan dengan materi

pelajaran yang diajarkan

a. Siswa menyatakan

pendapat yang tidak

berkaitan dengan

materi pelajaran

b. Siswa tidak

menyatakan

pendapat

Page 18: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

11

4 Menjawab

pertanyaan

Siswa menjawab

pertanyaan sesuai

materi pelajaran.

a.Siswa menjawab

pertanyaan dengan benar.

b.Siswa menjawab

pertanyaan siswa lain

yang diajukan kepada

guru.

c.Siswa menjawab

pertanyaan dengan

jawaban yang kurang

tepat.

Siswa menjawab

pertanyaan dengan

jawaban- jawaban

yang asal-asalan.

2. Soal tes evaluasi

Instrumen tes yaitu berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur

pemahaman siswa. Jumlah tes soal sebanyak 10 soal pilihan ganda dengan tiga alternatif

jawaban yaitu a, b, c. Pelaksanaan soal tes untuk mengetahui hasil belajar dilakukan diakhir

penerapan metode drill dengan waktu 30 menit.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi dan soal evaluasi yang

dilakukan diakhir proses pembelajaran untuk mendapatkan data hasil belajar. Observasi

digunakan untuk mengambil data mengenai aktivitas yang meliputi partisipasi siswa selama

proses pembelajaran bahasa Inggris menngunakan multimedia seperti video dan

menggunakan metode drill and practice.

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi atau

pengamatan dan membuat catatan lapangan untuk hal-hal yang tidak dicatat dalam lembar

observasi. Proses pengambilan data dibantu oleh guru yang juga mengisi lembar pengamatan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran atau membuat catatan lapangan pengamatan atau

observasi selama proses pembelajaran.

3.6 Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria merupakan acuan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau

tindakan. Berkaitan dengan penelitian ini, indikator yang bisa dicapai dapat dilihat dari

penerapan multimedia dengan metode drill dalam proses pembelajaran dan peningkatan

partisipasi siswa.Menurut Mulyasa dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan

kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial

dalam proses pembelajaran[18]. Acuan ketercapaian tersebut digunakan peneliti sebagai

dasar untuk menentukan keberhasilan dalam melaksanakan tindakan, yang mana hasil dari

tindakan tersebut telah mencapai 75% atau lebih.

4. Hasil Penelitian Dan ImplementasiPengujian

1. Tindakan Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Wantuwirawan

Salatiga. Penelitian dilakukan bersama seorang guru sebagai observer dan peneliti sendiri

sebagai pemberi tindakan atau pengajar. Tindakan kelas pada pra siklus ini dilaksanakan pada

hari Kamis tanggal 28 April 2016, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 10.00

WIB untuk mengetahui keadaan sekolah dan suasana belajar. Pada proses Pra Siklus peneliti

mencoba memberikan materi awal berkaitan dengan pelajaran Bahasa Inggris. Peneliti juga

mengadakan observasi untuk melihat tanggapan murid berkaitan dengan materi Bahasa

Inggris yang disampaikan dengan metode melihat video. Berikut hasil observasi pada pra

Siklus.

Page 19: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

12

Tabel 3. Partisipasi Siswa Pra Siklus

No Aspek Observasi Jumlah

Siswa

Pra siklus

Frekuensi Presentase

1 Memperhatikan pelajaran 4 3 75%

2 Bertanya 4 1 25%

3 Menyatakan pendapat 4 2 50%

4 Menjawab pertanyaan 4 4 100%

Rata-rata 2,5 62,5%

Gambar 2. Partisipasi Siswa Pra Siklus

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa aspek partisipasi pada pra siklus nilai

yang tertinggi adalah aspek menjawab pertanyaan dengan 100%. Aspek memperhatikan

pelajaran sebesar 75%, aspek menyatakan pendapat 50%, dan aspek bertanya sebesar 25%.

Aspek memperhatikan pelajaran sudah baik dengan 3 siswa yang memperhatikan materi.

Kondisi ini sudah terlihat dari awal pembelajaran dimulai. Sebelum penjelasan materi siswa

sudah mulai memperhatikan persiapan guru yang menyiapkan laptop, hal ini membuat siswa

penasaran pelajaran apa yang akan mereka dapat. Ketika pelajaran dimulai beberapa siswa

mulai tertarik dengan model pembelajaran yang menggunakan video. Walaupun demikian

ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dengan serius.

Aspek yang paling rendah adalah aspek bertanya dikarenakan mereka belum terbiasa

diberikan kesempatan untuk bertanya. Siswa juga masih terlihat pasif dan hanya

mendengarkan penjelasan dari guru. Rata-rata siswa juga masih malu dan takut untuk

menyatakan apa yang belum mereka ketahui dan mereka pahami. Sedangkan ada 2 siswa

yang menyatakan pendapat mereka berhubungan dengan materi yang mereka dapat, 2 siswa

lainnya tidak menyatakan pendapat karena masih malu dan tidak percaya diri. Aspek

menjawab pertanyaan memperoleh nilai yang tinggi dikarenakan guru memberikan

pertanyaan langsung kepada mereka dan mengarahkan supaya mereka bisa memahami

pertanyaan yang diberikan dan setiap siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

Setelah mengadakan pra siklus maka akan dilanjutkan dengan siklus 1 dengan cara

yang sama yaitu memberikan materi, melakukan observasi, dan memberikan kuis untuk

mengetahui peningkatan yang dialami siswa.

2. Tindakan Siklus 1

Tindakan kelas pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan

alokasi waktu 4x45 menit pada hari Senin tanggal 25 April 2016. dimulai pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 10.00 WIB. Materi ajar yang dipelajari pada siklus pertama adalah

0102030405060708090

100

Memperhatikanpelajaran

Bertanya Menyatakanpendapat

Menjawabpertanyaan

Partisipasi Siswa Pra Siklus

Column1 Aspek Partisipasi

Page 20: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

13

Bahasa Inggris dengan memahami alphabet dan pengucapannya dan juga mengenal hewan-

hewan dalam Bahasa Inggris. Proses penyampaian materi dengan menggunakan Power Point

dan menunjukkan video agar lebih menarik partisipasi belajar dari siswa-siswa yang ada.

3. Hasil Tindakan Siklus 1

Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada upaya meningkatkan partisipasi dan

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan

menerapkan model pembelajaran drill yang dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu mempersiapkan keperluan yang

nantinya digunakan dalam pembelajaran, diantaranya menyiapkan laptop, speaker dan materi

berupa video, kemudian menyiapkan lembar observasi. Jumlah siswa yang hadir adalah 4

siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya diantaranya pembukaan, inti pembelajaran dan

penutup.

Tahap pembukaan dimulai dengan perkenalan, dan sebelum memulai pembelajaran

peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memulai dengan apersepsi

untuk menyamakan presepsi siswa dan mengarahkan siswa untuk melihat video yang

bertujuan menarik partisipasi belajar siswa.

Pada inti pembelajaran guru mengajak siswa untuk sama-sama bernyanyi dan

mengikuti pengucapan alphabet dalam Bahasa Inggris dan disimak dari video yang diberikan.

Guru mengajak siswa untuk dengan semangat mengucapkan nama-nama hewan dalam

Bahasa Inggris yang ditampilkan dalam video.

Pada bagian penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

terkait materi yang telah diberikan. Setelah itu guru memberikan penjelasan-penjelasan

singkat berkaitan dengan ciri-ciri, suara, perilaku dll dari hewan yang dilihat dari video yang

diberikan. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar terhadap

hewan-hewan yang mereka ketahui.

Dalam kegiatan belajar mengajar ada beberapa komentar yang disampaiakn oleh para

siswa seperti:

a) “Videonya yang banyak bu”

b) “Bu, yang bertanya dapat hadiah”.

Komentar-komentar tersebut dapat digunakan untuk menampung apa saja harapan

siswa pada pembelajaran yang akan datang. Harapan siswa tidak semuanya harus dilakukan

oleh guru untuk menyusun pembelajaran selanjutnya, karena dalam metode pembelajaran

siswa perlu adaptasi.

Pada proses siklus 1 juga diadakan observasi untuk mengukur partisipasi siswa

dengan materi yang sama ketika diberikan pada pra siklus. Berikut adalah hasil observasi

partisipasi siswa pada siklus 1: Tabel 4. Partisipasi Siswa Siklus 1

No Aspek Observasi Jumlah

Siswa

Siklus 1

Frekuensi Presentase

1 Memperhatikan pelajaran 4 4 100%

2 Bertanya 4 3 75%

3 Menyatakan pendapat 4 3 75%

4 Menjawab pertanyaan 4 3 75%

Rata-rata 3,5 81,25%

Page 21: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

14

Gambar 3. Partisipasi Siswa Siklus 1

Berdasarkan tabel 4 diatas hasil partisipasi siswa pada siklus 1 mulai menunjukkan

peningkatan. Hal ini disebabkan materi yang diberikan pada pra siklus diulang kembali dan

membuat siswa mengingat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Aspek

memperhatikan pelajaran memperoleh nilai prosentasi tertinggi yaitu 100%. Para siswa

menjadi lebih tertarik dengan materi yang diberikan dikarenakan sudah mulai sedikit merasa

akrab dengan guru yang lebih banyak mencoba berinteraksi. Aspek bertanya, menyatakan

pendapat dan menjawab pertanyaan memiliki nilai yang sama yaitu 75%. Aspek bertanya

meningkat dibandingkan dengan keadaan pra siklus dikarenakan siswa tidak malu dan

canggung untuk mengajukan pertanyaan. Aspek menyatakan pendapat juga mengalami

peningkatan karena siswa mulai bersemangat untuk menanggapi materi yang disampaikan.

Penerapan model drill juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 maka dilakukan evaluasi hasil

belajar berupa kuis. Hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Evaluasi Siklus 1

Ketuntasan Belajar Siklus 1

Nilai Jumlash Siswa Keterangan Presentase

>75 4 siswa Lulus 100%

<75 - - -

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa seluruh siswa mencapai standar kelulusan

yang diharapkan.

2.Refleksi siklus 1

Penerapan model pembelajaran drill pada dasarnya sudah dapat meningkatkan

partisipasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari perubahan

sikap siswa yang pasif menjadi lebih aktif dalam pembelajaran pada siklus 1. Terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan pada siklus 1yang dapat dijadikan masukkan utnuk

melaksanakan siklus 2.

Kekurangan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

a) Masih ada siswa yang masih malu bertanya, menyatakan pendapat, menjawab

pertanyaan.

0102030405060708090

100

Memperhatikanpelajaran

Bertanya Menyatakanpendapat

Menjawabpertanyaan

Partisipasi Siswa Siklus 1

Aspek Partisipasi

Page 22: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

15

b) Dari masukkan beberapa siswa pada saat pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a. Video materi yang perlu diperbanyak

b. Siswa yang menjawab pertanyaan diberikan hadiah

Keberhasilan yang dicapai pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

a) Siswa mulai terlatih untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

b) Siswa mulai terlatih untuk mengungkapkan dan menanggapi pendapat.

c) Siswa mulai berperan aktif dalam pembelajaran sehingga lebih termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran.

4. Rencana tindakan siklus 2

Dari hasil observasi dan refleksi siklus 1 yang dikonsultasikan dengan guru sekolah

maka diperoleh kesepakatan untuk memperbaiki pembelajaran berikutnyadengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Untuk mengatasi siswa yang masih malu dan takut untuk bertanya kepada guru dalam

menyatakan pendapatnya, menanggapi pendapat, dan menjawab pertanyaanpada

siklus 1, maka guru menambahkan interaksi dengan siswa agara lebih akrab dengan

guru. Guru juga memberi motivasi dengan mengingatkan siswa untuk tidak malu

bertanya

b) Untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan usul siswa maka guru menambahkan

video yang berkaitan dengan materi dan memberikan hadiah untuk siswa yang

menjawab pertanyaan dengan benar.

5. Tindakan Siklus 2

Tindakan kelas pada siklus 2 ini dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan

alokasi waktu 4x45 menit pada hari Rabu tanggal 27 April 2016. dimulai pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 10.00 WIB. Materi ajar yang dipelajari pada siklus kedua adalah

Bahasa Inggris dengan mengulang materi pada siklus 1 dan menambah beberapa materi yang

sudah pernah dipelajari sebelumnya seperti pengenalan barang-barang disekitar.

6. Hasil Tindakan Siklus 2

Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada upaya meningkatkan partisipasi dan

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dengan

menerapkan model pembelajaran drill yang dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu mempersiapkan keperluan yang

nantinya digunakan dalam pembelajaran, diantaranya menyiapkan laptop, speaker dan materi

berupa video, kemudian menyiapkan lembar observasi. Jumlah siswa yang hadir adalah 4

siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan menambahkan hal-hal yang sudah

direfleksikan dari siklus 1, seperti penambahan materi.

Tahap pembukaan dimulai dengan perkenalan, dan sebelum memulai pembelajaran

peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memulai dengan apersepsi

untuk menyamakan presepsi siswa dan mengarahkan siswa untuk melihat video yang

bertujuan menarik partisipasi belajar siswa.

Pada inti pembelajaran guru mengajak siswa untuk sama-sama bernyanyi dan

mengikuti pengucapan alphabet dalam Bahasa Inggris yang disimak dari video yang

diberikan. Guru mengajak siswa untuk dengan semangat mengucapkan nama-nama hewan

dalam Bahasa Inggris yang ditampilkan dalam video.

Pada bagian penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

terkait materi yang telah diberikan. Setelah itu guru memberikan penjelasan-penjelasan

singkat berkaitan dengan ciri-ciri, suara, perilaku dll, dari hewan yang dilihat dari video yang

diberikan. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar terhadap

Page 23: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

16

hewan-hewan yang mereka ketahui. Proses pada siklus 2 selain memberikan materi juga

diadakan kuis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dan juga

materi tambahan yang ada. Jumlah soal ditambah menjadi 10 soal dengan penambahan soal

dari materi-materi Bahasa Inggris yang sebelumnya sudah dipelajari.

Ketika pembelajaran sedang berlangsung maka observer menilai jumlah partisipasi

sesuai dengan kisi-kisi partisipasi yang telah ditetapkan. Hasil observasi yang telah

didapatkan pada siklus 2 terlihat pada tabel 7.

Tabel 7. Partisipasi Siswa Siklus 2

No Aspek Observasi Jumlah

Siswa

Siklus 2

Frekuensi Presentase

1 Memperhatikan pelajaran 4 4 100%

2 Bertanya 4 4 100%

3 Menyatakan pendapat 4 2 50%

4 Menjawab pertanyaan 4 4 100%

Rata-rata 3,5 87,5%

Gambar 4. Partisipasi Siswa Siklus 2

Berdasarkan table 7 pada partisipasi siswa siklus 2, terlihat adanya peningkatan

partisipasi siswa didalam kelas yang dapat dibuktikan dengan peningkatan aspek observasi

nomer 1 yaitu memperhatikan pelajaran dengan frekuensi 4 sebesar 100% sama dengan aspek

observasi pada partisipasi siswa siklus 1 dengan hasil frekuensi 4 sebesar 100%. Kemudian

pada partisipasi siswa siklus 2 nomer 2 yaitu pada aspek bertanya terjadi peningkatan dengan

frekuensi 4 sebesar 100% lebih besar dari hasil partisipasi siswa siklus 1 dengan frekuensi 3

sebesar 75%. Pada partisipasi siswa siklus 2 nomer 3 yaitu pada aspek menyatakan pendapat

terjadi peningkatan dengan frekuensi 3 sebesar 75% sama dengan hasil partisipasi siswa

siklus 1 dengan frekuensi 3 sebesar 75%. Pada partisipasi siswa siklus 2 nomer 4 yaitu pada

aspek menjawab pertanyaan terjadi peningkatan dengan frekuensi 4 sebesar 100% lebih besar

dari hasil partisipasi siswa siklus 1 dengan frekuensi 3 sebesar 75%.

Penerapan model drill juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2 maka dilakukan evaluasi hasil

belajar berupa kuis. Soal-soal yang diberikan pada siklus 2 mengalami penambahan dengn

memasukkan beberapa soal dari materi tambahan yang sebelumnya sudah didapat siswa

0102030405060708090

100

Memperhatikanpelajaran

Bertanya Menyatakanpendapat

Menjawabpertanyaan

Partisipasi Siswa Siklus 2

Aspek Partisipasi

Page 24: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

17

ketika pelajaran Bahasa Inggris. Hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 2 dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Evaluasi Siklus 2

Ketuntasan Belajar Siklus 2

Nilai Jumlash Siswa Keterangan Presentase

>75 4 siswa Lulus 100%

<75 - - -

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa seluruh siswa mencapai standar kelulusan

yang diharapkan, ke 4 siswa mendapat nilai 100.

3. Refleksi siklus 2

Penerapan model pembelajaran drill pada dasarnya sudah dapat meningkatkan

partisipasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari perubahan

sikap siswa yang pasif menjadi lebih aktif dalam pembelajaran pada siklus 2 begitu juga nilai

yang didapat oleh siswa mengalami peningkatan. Terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan pada siklus 2 :

Kekurangan pada siklus 2 adalah sebagai berikut :

a) Masih terdapat aspek partisipasi yang masih tergolong rendah yaitu aspek menyatakan

pendapat dan menanggapi pendapat.

Keberhasilan yang dicapai pada siklus 2 adalah sebagai berikut :

a) Rata-rata keseluruhan aspek partisipasi telah mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus 1. Rata-rata siswa mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. hal tersebut

disebabkan karena siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan,

keakraban antara guru dan siswa yang telah terjalin juga menjadi nilai tambah, dan

pemberian penghargaan dengan memberikan nilai tambahan kepada siswa yang

bertanya, mengutarakan pendapat dan menanggapi pertanyaan.

Partisipasi siwa merupakan salah satu aspek yang diamati dalam pembelajaran dengan

menerapkan model drill dengan bantuan media. Partisipasi siswa pada pembelajaran dapat

membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang bermakna karena dengan

berpartisipasi siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga

secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus proses belajar bagaimana berinteraksi

sosial dengan sesama. Diterapkannya model drill dengan bantuan multimedia dapat

meningkatkan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar. Besarnya peningkatan dapat

dilihat pada Gambar 5, 6 dan Tabel 10.

Page 25: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

18

Gambar 5. Perbandingan Aspek Partisipasi Tiap Siklus

Tabel 10. Persentase Partisipasi pada Tiap Siklus

NO Aspek Yang Diamati Persentase Partisipasi

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1 Memperhatikan pelajaran 75% 100% 100%

2 Bertanya 25% 75% 100%

3 Menyatakan pendapat 50% 75% 50%

4 Menjawab pertanyaan 100% 75% 100%

Rata-rata 62.5% 81.25% 87.5%

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan telah terjadi

peningkatan partisipasi siswa pada setiap siklus. Aspek bertanya mengalami peningkatan

yang signifikan mulai dari 25% ketika pra siklus, 75% pada siklus 1 dan 100% pada siklus 2.

Aspek memperhatikan pelajaran juga mengalami perkembangan dengan presentase 75%

ketika pra siklus dan 100% pada siklus 1 dan 2. Pada aspek menyatakan pendapat mengalami

penurunan dari siklus 1 yaitu 75% ke siklus 2 yaitu 50%. Aspek menjawab pertanyaan juga

mengalami hal yang sama dengan aspek menyatakan pendapat dimana pada siklus 1

mengalami penurunan yaitu 75% tetapi meningkat pada siklus 2.

5. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran drill berbasis multimedia dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang berfokus pada 4 aspek partisipasi yaitu

aspek memperhatikan pelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan dan menyatakan pendapat.

Hal itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata aspek partisipasi dari pra siklus siswa yang

berpartisipasi 62,5%, untuk siklus 1 siswa yang berpartisipasi sebesar 81,25%, pada siklus 2

sebesar 87,5%.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran drill berbasis

multimedia juga meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari hasil belajar tiap-tiap

siklus. Siklus 1 siswa yang berhasil mencapai nilai kelulusan sebanyak 100% dengan rata-

rata kelas sebesar 90, pada siklus 2 siswa yang berhasil mencapai nilai kelulusan sebanyak

100% dengan rata-rata kelas sebesar 100.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Perbandingan Aspek Partisipasi Tiap Siklus

Memperhatikan pelajaran Bertanya Menyatakan pendapat Menjawab pertanyaan

Page 26: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

19

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode drill berbasis multimedia yang dilakukan dalam penelitian

menuntut siswa memahami materi yang diberikan secara berulang dan sistematik, agar

menguasai pelajaran yang diajarkan. Proses penyampaian materi dengan bantuan multimedia

membuat partisipasi siswa meningkat. Tahap pendahuluan guru memusatkan perhatian siswa

dengan memberikan gambaran umum seputar materi ajar. Selanjutnya guru menjelaskan

materi dengan media power-point yang dikombinasikan dengan media animasi dan video.

Guru juga mengajak siswa berpartisipasi dengan mengikuti apa yang ditampilkan dalam

video sehingga suasana kelas lebih aktif. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

7. Saran

Upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran Bahasa

Inggris maka dapat dikemukakan saran yaitu guru harus senantiasa mencari wawasan-

wawasan atau ide-ide dalam meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris.

Saran penelitian selanjutnya:

1. Diharapkan agar pada penelitian-penelitian yang akan datang untuk dilakukan

peninjauan lebih lanjut mengenai pemanfaatan media-media yang lain.

2. Memperluas obyek penelitian yang digunakan.

Page 27: Penggunaan Metode Drill And Practice Berbantuan Video Di … · 2017. 4. 7. · Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

20

8. Daftar Pustaka

[1] E. S. Koty, “Pengembangan sistem informasi bagi pelayanan pengunjung penyandang

cacat,” Universitas Padjajaran Bandung, 2012.

[2] R. O. Arrah and S. K. D., “Teachers’ Perceptions of Students with Special Education

Needs in Cameroon Secondary Schools,” Int. J. Spec. Educ., vol. 29, no. 2008, pp. 1–

10, 2014.

[3] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, vol. 53, no. 9. Indonesia,

2008, pp. 1689–1699.

[4] W. Kraglund-Gauthier, D. Young, and E. Kell, “Teaching students with disabilities in

post-secondary landscapes : navigating elements of inclusion , differentiation,

universal design for learning, and technology,” Teach. Students with Disabil., vol. 7,

no. 3, pp. 1–10, 2014.

[5] E. Rahmah, M. Yunus, and Fatmawati, “Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Konsep Bilangan 1 Sampai 5 Bagi Aanak Tunagrahita Sedang Melalui Media Tiang

Bilangan.,” J. Ilm. Pendidik. KHUSUS, vol. 2, no. September, pp. 153–165, 2013.

[6] N. F. Rachimawati and S. Mahmudah, “Pembelajaran Puisi Untuk Kemampuan

Membaca Pemahaman Anak Tunagrahita Ringan,” J. Pendidik. Khusus pembelajaran,

2013.

[7] Presiden Republik Indonesia, “Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19

tentang standar nasional pendidikan,” no. 2, 2005.

[8] Presiden, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2010 Tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,” 2010.

[9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 43 Tahun 1998. 1998, pp. 1–27.

[10] N. Y. Fitri, Z. Martias, and Ardisal, “Profil Penyelenggaraan Keterampilan Kecakapan

Hiidup (Life Skill) Bagi Aanak Tunagrahita,” E-JUPEKhu, vol. 3, no. September, pp.

281–290, 2014.

[11] A. Prajatama, M. Rusli, and N. W. Deriani, “Aplikasi Multimedia Pembelajaran

Interaktif Strategi Permainan Catur,” J. Sist. DAN Inform., 2014.

[12] Syaerozi, “Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif

Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan MICROSOFT

EXCEL 2007,” 2015.

[13] M. O. H. B. Jaelani, “Metode Drill Bermedia Video Terhadap Keterampilan Bina Diri

Aanak Tunagrahita Ringan,” pp. 1–7, 2014.

[14] A. Wulandari, Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada

Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV Di SDLB N CANGAKAN FILIAL

KARANGPANDAN. 2011.

[15] M. B. U. Asnawir, Media Pembelajaran. Jakarta, 2002.

[16] N. Ibrahim, R. & Syaodih S, Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan & Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2003.

[17] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1991.

[18] E. Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah : konsep, strategi dan implementasi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.