Upload
buicong
View
234
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN
KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Agitia Ayu Prastiwi
NIM 12108244027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2016
v
MOTTO
“Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan menggunakan cara berpikir
yang sama ketika kita menciptakannya”
(Albert Einstein)
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”
(Evelyn Underhill)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
1. Allah SWT. Semua ini tidak akan terjadi tanpa ijin-Nya.
2. Bapak dan ibu. Merekalah motivator terbesar dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Nusa dan bangsa.
vii
PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN
KECAMATAN KRANGGAN KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN AJARAN
2015/2016
Oleh
Agitia Ayu Prastiwi
NIM 12108244027
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV. Penelitian
dilakukan di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas dengan subyek
penelitiannya siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan yang terdiri dari 22 siswa
perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan model Kemmis
dan Mc Taggart. Penelitian dilakukan dua siklus. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah tes dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa
setelah guru menggunakan alat peraga kartu bilangan dalam mengajarkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada siklus I persentase ketuntasan
prestasi belajar yaitu 62,5%, sedangkan siswa yang belum tuntas 37,5%. Pada
siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 92,5% dan siswa yang belum tuntas
7,5%. Begitupula dengan hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan,
pada siklus I yaitu 51,3% pada siklus II meningkat menjadi 87, 44%.
Kata kunci : prestasi belajar, penjumlahan dan pengurangan, bilangan bulat,
kartu bilangan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penggunaan Alat Peraga Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Kelas 4 di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016”.
Banyak pihak yang dengan tulus dan tanpa pamrih menjadi jalan
kemudahan dalam tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan belajar sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY yang telah
memberikan kemudahan dalam terlaksananya skripsi ini.
4. Bapak Sri Rochadi, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing sehingga
skripsi ini dapat terwujud dan terselesaikan.
5. Dosen dan karyawan FIP UNY yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan selama kuliah.
6. Bapak Sutopo, S.Pd, selaku guru kelas IV SDN 2 Sanggrahan yang telah
bersedia bekerjasama melakukan penelitian kolaboratif ini.
ix
7. Kedua orang tua saya, Bapak Sudiyanto dan Ibu Umi Sobriyah yang selalu
menjadi pemicu semangat saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Kedua adik saya, Refinda Ardhiyanti Kusuma dan Rahma Khofifa Zein
yang selalu mendukung.
9. Sahabat seperjuangan saya, Widi Susanti, Luftia Firdausia, dan Dicky M.
Ramadhani yang tidak pernah lelah memberikan dorongan serta
kesediaannya untuk selalu membantu dalam selesainya skripsi ini.
10. Restu Wijayanti, Widi Susanti, Rekyan Pandhiga, Astri Prastiwi, Noorina
Silmi, Husnul Chotima dan Nastiti Linda yang bersedia menjadi tumpuan
keluh kesah.
11. Teman-teman kelas H PGSD 2012, terima kasih atas kesediaannya
menjadi partner belajar selama hampir empat tahun bersama.
12. Yuliananda Arisa dan Ardi Restu, sebagai sahabat lama yang membantu
dalam pelaksanaan penelitian ini dan selalu memberi semangat.
13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan moral serta material sehingga skripsi ini selesai.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, April 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERSETUJUAN .................................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN .................................................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN…………………………………………………………………………………………iv
MOTTO ...................................................................................................................v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................8
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................9
D. Rumusan Masalah .......................................................................................10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................10
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori ............................................................................................12
1. Tinjauan tentang Alat Peraga ..................................................................12
2. Tinjauan tentang Alat Peraga Kartu Bilangan .........................................22
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ............................................................37
4. Tinjauan tentang Matematika ..................................................................46
5. Karateristik Siswa Sekolah Dasar ...........................................................54
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................62
xi
C. Kerangka Pikir ............................................................................................62
D. Hipotesis Tindakan .....................................................................................65
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................66
B. Definisi Operasional Variabel .....................................................................67
C. Subyek dan Obyek Penelitian .....................................................................68
D. Setting Penelitian ........................................................................................68
E. Desain Penelitian ........................................................................................69
F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................75
G. Instrumen Penelitian ...................................................................................76
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................82
I. Indikator Keberhasilan ................................................................................85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................86
1. Situasi dan Lokasi Penelitian ..................................................................86
2. Kondisi Awal ...........................................................................................86
3. Penelitian Siklus I ....................................................................................88
4. Penelitian Siklus II ................................................................................102
B. Pembahasan ...............................................................................................122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................125
B. Saran .........................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................128
LAMPIRAN .........................................................................................................131
xii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Nilai Rata-rata Mata Pelajaran pada UTS ..................................... 5
Tabel 2. Frekuensi Nilai Siswa pada UTS ................................................... 5
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa .............................................. 77
Tabel 4. Kisi-kisi Pretes (Pratindakan) ...................................................... 78
Tabel 5. Kisi-kisi Postes Siklus I ............................................................... 80
Tabel 6. Kisi-kisi Postes Siklus II ............................................................. 81
Tabel 7. Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Siswa.............................. 84
Tabel 8. Persentase Ketuntasan Pratindakan ............................................. 86
Tabel 9. Persentase Ketuntasan Siklus I .................................................... 95
Tabel 10. Persentase Ketuntasan Pratindakan
dan Siklus I .................................................................................. 96
Tabel 11. Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .......................................... 98
Tabel 12. Ketuntasan Siswa Siklus II ........................................................ 113
Tabel 13. Ketuntasan Siswa Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II ................................................................ 114
Tabel 14. Aktivitas Siswa Siklus II ........................................................... 118
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Skema Alur Tindakan PTK ........................................................ 70
Gambar 2. Diagram Persentase Ketuntasan
Pratindakan dan Siklus I ............................................................ 96
Gambar 3. Diagram Persentase Aktivitas
Siswa Siklus I ............................................................................. 99
Gambar 4. Diagram Ketuntasan Siswa Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II ................................................................ 115
Gambar 5. Diagram Peningkatan Nilai
Rata-rata Siswa ........................................................................ 116
Gambar 6. Diagram Persentase Aktivitas Siswa
Siklus II .................................................................................... 119
Gambar 7. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa
Siklus I dan Siklus II ................................................................ 120
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Lembar Soal Pretes .............................................................. 133
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I ................................................................................. 134
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II ............................................................................... 143
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban
Siklus I ................................................................................. 156
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban
Siklus II ............................................................................... 162
Lampiran 6. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I.......................... 168
Lampiran 7. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II ........................ 172
Lampiran 8. Nilai Ulangan Tengah Semester I Siswa ............................. 178
Lampiran 9. Daftar Nilai Pretes ............................................................... 179
Lampiran 10. Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ................................... 181
Lampiran 11. Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II .................................. 185
Lampiran 12. Lembar Observasi Siswa ..................................................... 191
Lampiran 13. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................. 192
Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ............................................................. 202
Lampiran 15. Surat Pernyataan Validator Instrumen................................. 210
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian ....................................................... 211
Lampiran 17. Hasil Pekerjaan Siswa dan Observasi Siswa ....................... 226
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia melalui pengajaran dan pelatihan
secara individu atau kelompok dan bertujuan untuk mendewasakan manusia
(Sugihartono dkk, 2012:3). Seperti yang terdapat dalam Undang-Undang
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pasal 1 dinyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
Pendidikan ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui upaya
peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang yang memungkinkan
semua warganya memperoleh pendidikan yang layak untuk mengembangkan
setiap potensi yang dimiliki olehs warga Indonesia. Pendidikan memberikan
dampak bagi kemajuan bangsa dan negara. Suatu bangsa dikatakan maju dapat
dilihat dari pendidikan bangsa itu sendiri.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memadukan
berbagai aspek pendidikan seperti tenaga pengajar, peserta didik, kurikulum
dengan tepat. Di Indonesia masih banyak permasalahan pendidikan yang
belum mampu terselesaikan. Pendidikan di Indonesia masih terlihat jalan di
2
tempat, misalnya program belajar-mengajar guru yang tidak didukung dengan
ketersediaan alat peraga yang memadai, kualitas guru, serta metode
pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut tentunya akan menghambat proses
transfer ilmu dari guru ketika mengajar. Alat peraga yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena
berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam memahami pelajaran
yang dijelaskan. Melihat kenyataan yang ada saat ini, sebagian besar guru di
Indonesia cenderung malas untuk membuat alat peraga atau media
pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa untuk
menemukan serta memahami konsep-konsep pelajaran yang dijelaskan.
Kurikulum di sekolah dasar tidak hanya diartikan sebagai sejumlah mata
pelajaran yang harus diberikan kepada siswa, akan tetapi juga mencakup
pengalaman-pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa (Suharjo, 2006:
68). Hal tersebut sama halnya dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Meskipun KTSP sempat
dihapuskan kemudian diganti dengan kurikulum 2013, akan tetapi setelah
dilakukan evaluasi oleh pemerintah, sebagian besar sekolah menggunakan
kembali KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan
paradigma pembelajaran kontruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi
dari teori kontruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus
menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke
situasi lain dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka
sendiri. Dengan dasar ini pelajaran harus dikemas menjadi proses
3
mengkontruksi, bukan menerima pengetahuan. Salah satu mata pelajaran yang
terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mata
pelajaran matematika.
Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa untuk
menggunakan cara berfikir terstruktur karena berhubungan dengan cara
menyelesaikan masalah-masalah yang tersaji dalam setiap butir soal. Tujuan
pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang
disebutkan oleh Heruman (2010:2), yaitu agar siswa terampil dalam
menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga pengetahuan, pola pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari
hasil belajar matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam
mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya.
Dalam dunia pendidikan, matematika dijadikan sebagai salah satu bidang
studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
jam pelajaran matematika di sekolah dalam pelaksanaan pendidikan, pelajaran
matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan dari pendidikan dasar
sampai pada tingkat perguruan tinggi. Matematika digunakan untuk ujian
nasional bukan saja untuk jenjang SD tetapi juga untuk jenjang-jenjang
berikutnya. Matematika juga berguna untuk kehidupan sehari-hari sehingga
pelajaran ini penting untuk kehidupan siswa di masa sekarang maupun yang
akan datang. Melihat realita yang ada sekarang, sebagian besar dari anak SD
kurang menyukai pelajaran matematika, mereka menganggap bahwa
matematika sulit dan membingungkan. Matematika merupakan pelajaran yang
4
bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami dan diterima begitu saja oleh
siswa, terutama untuk mereka yang memang tidak menyukai pelajaran ini.
Siswa tidak bisa hanya menerima penjelasan dari guru melalui penjelasan di
depan kelas, karena sifat abstrak yang dimiliki oleh mata pelajaran
matematika.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas 4 di SDN 2
Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, siswa banyak
mengalami kesulitan ketika mereka belajar matematika. Guru kelas cenderung
kurang aktif ketika menjelaskan matematika, karena guru hanya duduk dan
menjelaskan secara text book. Pembelajaran matematika dapat dikatakan
masih berpusat pada guru atau teacher centered. Hal itu mengakibatkan siswa
tidak konsentrasi dan sulit menerima konsep yang diajarkan guru. Faktor lain
yang menyebabkan siswa kesulitan belajar matematika adalah kurangnya
variasi pembelajaran yang diberikan guru terutama dalam penggunaan alat
peraga pembelajaran. Siswa menjadi malas dan tidak tertarik untuk mengikuti
pelajaran matematika. Implikasi yang timbul adalah prestasi belajar
matematika siswa menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai
rata-rata mata pelajaran matematika dibandingkan dengan mata pelajaran lain
pada UTS semester gasal, seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.
5
Tabel 1. Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Siswa pada Ulangan Tengah
Semester
NO MATA PELAJARAN NILAI RATA-RATA
1 Matematika 65
2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 75
3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 68
4 Pendidikan Kewarganegaraan 80
5 Bahasa Indonesia 80
Prestasi belajar matematika siswa yang rendah juga dapat dilihat dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang belum dicapai siswa. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN 2
Sanggrahan Kranggan Temanggung adalah 7. Sementara itu, berdasarkan hasil
nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada semester 1 harian siswa, kurang
dari setengah jumlah siswa di kelas tersebut belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Berikut ini merupakan tabel data ketuntasan
siswa pada nilai ulangan harian matematika siswa.
Tabel 2. Frekuensi Nilai Siswa pada Ulangan Tengah Semester
No Klasifikasi
Ketuntasan
Frekuensi
1 TUNTAS 18
2 BELUM
TUNTAS 22
Dalam tabel tersebut terlihat bahwa siswa yang belum tuntas masih banyak
yaitu sebanyak 22 siswa, dan siswa yang sudah tuntas hanya sejumlah 18
6
siswa. Hal itu tersebut menunjukkan rendahnya prestasi belajar matematika
siswa di kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung. Di kelas 4 banyak materi matematika yang memang sulit
dipahami, Salah satu materi pembelajaran matematika yang dirasa sulit oleh
siswa adalah operasi hitung bilangan bulat.
Menurut Pitadjeng (2006: 129), pada umumnya pembelajaran operasi
bilangan bulat diberikan secara abstrak, yaitu anak hanya diberi penjelasan
bahwa pengurangan dengan bilangan negatif sama dengan penjumlahan, dan
lain sebagainya, sedangkan dasar atau alasannya anak tidak mengerti. Hal ini
menyebabkan anak mendapat kesulitan untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operasi bilangan bulat. Siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan
banyak yang belum bisa memahami cara menyelesaikan operasi hitung
bilangan bulat yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat secara tepat
dan cepat. Hal itu dikarenakan operasi hitung bilangan bulat tidak bisa
diajarkan dengan metode ceramah saja, tapi harus dibantu dengan media
pembelajaran agar anak bisa berfikir lebih runtut sehingga akan memudahkan
mereka dalam mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
Guru menjelaskan materi operasi hitung bilangan bulat hanya dengan
menggambar garis bilangan pada papan tulis. Menurut John A. Van De Walle
(2002:240), garis bilangan merupakan cara yang tradisional dan bersifat
matematis sehingga banyak siswa yang kebingungan. Siswa akan sulit dalam
memahami konsep dalam menyelesaikan masalah ketika mereka hanya
7
memperhatikan dan mencatat saja, karena mata pelajaran yang mereka hadapi
adalah matematika, dimana siswa tidak hanya dituntut untuk hafalan dan
mengingat. Diperlukan suatu pembelajaran yang tepat dan menyenangkan
agar anak dapat mempelajari materi bilangan bulat dengan mudah. Hal yang
tidak kalah penting adalah adanya kreativitas guru dalam mengembangkan
alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Alat peraga yang digunakan
guru juga akan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran
matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Guru sebagai mediator seringkali hanya mengajarkan contoh-contoh di
papan tulis, kemudian siswa akan terpaku pada contoh-contoh tersebut, setelah
diberikan soal yang baru biasanya siswa akan kebingungan dan tidak mampu
menyelesaikan soal-soal tersebut. Guru kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan
Teemanggung belum menggunakan media atau alat peraga pembelajaran yang
seharusnya melibatkan siswa dalam penggunaanya. Hal ini menimbulkan
siswa kurang memiliki kreativitas dalam belajar matematika. Proses belajar
yang cenderung bersifat pasif membuat siswa merasa tidak senang dan bosan
terhadap pelajaran matematika. Oleh karena itu alat peraga penting digunakan
oleh guru dalam mengajarkan operasi hitung bilangan bulat untuk siswa kelas
IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung. Alat peraga yang digunakan
guru untuk mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat bertujuan agar siswa tidak jenuh hanya dengan mendengarkan
penjelasan dari guru saja, tetapi siswa akan tertarik mengikuti pelajaran
8
sehingga mampu memahami konsep-konsep yang diajarkan pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Alat peraga yang perlu dicobakan untuk mengajarkan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV SDN 2
Sanggrahan Kranggan Temanggung adalah dengan menggunakan kartu
bilangan. Alat peraga tersebut tergolong sederhana dan mudah dalam
pembuatan, tetapi dapat membantu anak dalam menyelesaikan masalah
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Alat peraga ini belum
pernah digunakan guru SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung dalam
mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terjadi
karena sumber daya baik dari pendidik maupun motivasi pembuatan alat
peraga yang kurang. Setelah guru menggunakan alat peraga kartu bilangan
untuk siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung ini,
diharapkan siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian dan penggunaan alat peraga
pada pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran matematika di kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan
Temanggung masih berpusat pada guru atau teacher centered sehingga
banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.
9
2. Siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan memiliki prestasi belajar matematika
yang rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Ulangan Tengah
Semester Gasal siswa pada mata pelajaran matematika lebih rendah
daripada mata pelajaran lain serta belum tercapainya kriteria ketuntasan
minimal (KKM) kurang dari setengah jumlah siswa di kelas 4 yaitu kkm
belum mencapai nilai 7 pada UTS semester 1.
3. Siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan banyak yang belum bisa memahami
cara menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat secara tepat dan cepat.
4. Proses pembelajaran di kelas IV pada materi operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat belum menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran, terutama belum menggunakan alat peraga kartu.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi
pada penggunaan alat peraga kartu bilangan dalam meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016.
10
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
“Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan alat peraga kartu
bilangan kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
menggunakan kartu bilangan kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan
Kranggan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan
khususnya pada pembelajaran matematika dan memperkuat teori bahwa
penggunaan kartu bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar.
2. Manfaat praktis
a. Sekolah
Untuk sekolah, penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran
bahwa penggunaan media pembelajaran berperan penting karena dapat
membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Oleh karena
11
itu, pihak sekolah dapat mengevaluasi media pembelajaran yang telah
digunakan selama ini, sehingga guru bersama-sama mengetahui media
yang baik dan berguna serta tepat guna yang akan digunakan untuk
proses pembelajaran.
b. Guru
Untuk guru, penelitian ini berguna untuk memberikan pengetahuan
bahwa materi bilangan bulat pada khususnya tidak bisa hanya
dijelaskan dengan menggunakan garis bilangan saja. Guru juga dapat
melakukan pengkajian dan pengembangan lebih lanjut alat peraga
kartu bilangan. Guru juga dapat meningkatkan kreativitas dengan cara
membuat atau merancang suatu alat peraga yang sederhana namun
berguna dan mudah dipahami anak.
c. Siswa
Untuk siswa, pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat menggunakan kartu bilangan dapat meningkatkan minat
dan rasa ingin tahu siswa untuk belajar bilangan bulat dalam
matematika. Manfaat lainnya yaitu agar siswa lebih mudah menerima
konsep-konsep dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
sehingga prestasi belajar matematika siswa meningkat.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan tentang Alat Peraga
a. Pengertian alat peraga
Thomas F. Staton (1978:165) menyebutkan bahwa alat peraga
dalam pengajaran adalah pelengkap pembelajaran yang dapat
membantu guru menciptakan dorongan psikologis untuk belajar pada
murid-murid. Diperlukan atau tidaknya suatu alat peraga tergantung
dari fungsi alat peraga itu sendiri, sudah memenuhi kriteria dan
prinsip-prinsip dalam pemilihan alat peraga atau belum. Alat peraga
yang dibuat secara sistematis dan menarik tentu saja akan mendorong
anak untuk belajar. Begitu juga pembuatan alat peraga yang mahal
namun tidak menarik tentu saja hanya akan sia-sia.
Fajri dan Senja (tanpa tahun, 58) dalam kamus lengkap Bahasa
Indonesia menyebutkan bahwa alat peraga adalah alat bantu untuk
menyampaikan pelajaran agar konsep yang diajarkan dimengerti siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2005: 99), bahwa
alat peraga dalam pengajaran memegang peranan penting yaitu sebagai
alat bantu untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan
efektif. Dalam suatu pembelajaran tentu saja mempunyai tujuan yang
harus dicapai, oleh karena itu peranan alat peraga dalam pembelajaran
sangat penting untuk membantu siswa memahami pelajaran yang
13
disampaikan guru. Alat peraga dalam pembelajaran juga berfungsi
untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi efektif dan
efisien.
Nana Sudjana (2002:99), menyatakan bahwa alat peraga adalah
suatu alat pembelajaran yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa di
dalam kelas lebih efektif dan efisien. Nana Sudjana (2005:99),
menjelaskan bahwa keberadaan alat peraga sebagai salah satu cara
untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan.
Penggunaan alat peraga juga dapat sebagai pengganti bahasa yang
digunakan oleh guru, sehingga mampu menjelaskan melalui sebuah
alat peraga pembelajaran.
Ahmad Rohani (2004:24) mengatakan bahwa “alat peraga dapat
dipakai pada berbagai macam metode pengajaran”. Hal ini berarti
dengan menggunakan metode apa saja, misalnya ceramah, penemuan
dan lainnya, fungi alat peraga tetap sama. Alat peraga tetap bisa
digunakan untuk menjelaskan dan menarik perhatian siswa meskipun
menggunakan metode pengajaran yang berbeda. Hal tersebut
memudahkan guru karena dapat menggunakan alat peraga yang sama
meskipun perkembangan kurikulumnya sudah berbeda.
Ruseffendi (1992:141) mengatakan bahwa “alat peraga adalah alat
untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika”. Alat
peraga digunakan agar konsep yang diterima anak bisa mengendap,
14
melekat dan tahan lama tertanam sehingga anak akan mudah dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Guru dalam menggunakan alat peraga untuk mengajarkan konsep
kepada siswa dapat berupa benda-benda nyata atau dapat pula berupa
gambar atau diagramnya. Alat-alat peraga yang berupa benda-benda
nyata mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan benda-
benda nyata itu dapat dipindahkan atau dimanipulasi, sedangkan
kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan ataupun
buku. Begitupun sebaliknya, alat peraga yang berupa gambarnya tidak
dapat dimanipulasi seperti penggunaan alat peraga pada benda-benda
nyata.
Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa alat peraga adalah alat bantu untuk menjelaskan sebuah konsep,
menciptakan suasana belajar yang efektif, efisien dan menarik.
Penggunaan alat peraga yang menarik dapat meningkatkan perhatian
siswa terhadap pelajaran yang sedang dijelaskan. Alat peraga secara
tidak langsung juga membantu siswa secara psikologis untuk terdorong
balajar atau mengikuti pembelajaran guru. Alat peraga sendiri dapat
diperoleh melalui benda nyata ataupun hanya gambaran atau diagram
benda saja.
b. Jenis-jenis alat peraga
Ahmad Rohani (2004:24), menjelaskan ada 2 macam alat peraga
yaitu alat peraga langsung dan tidak langsung.
15
1) Alat peraga langsung
Alat peraga langsung digunakan dengan memperlihatkan bendanya
sendiri secara langsung kepada siswa. Contoh lainnya adalah
percobaan-percobaan yang dapat diamati siswa. Misalnya guru
membawa alat-alat atau benda-benda ke dalam kelas dan
ditunjukkan kepada peserta didik, atau membawa mereka ke
laboratorium, taman, kebun binatang dan tempat lain yang
menyangkut materi pelajaran.
2) Alat peraga tidak langsung
Alat peraga tidak langsung ditunjukkan kepada siswa
menggunakan benda-benda tiruan. Misalnya, gambar-gambar, foto-
foto, film, dan yang lainnya.
Thomas F. Staton (1978:158) membedakan jenis-jenis alat peraga
menjadi dua berdasarkan cara penyajiannya, yaitu cara alat peraga itu
disajikan (slide, film, filmstrip) dan cara alat itu diwujudkan (gambar,
peta, bagan). Selanjutnya Thomas F. Staton menyebutkan secara
umum jenis-jenis alat peraga yang di jelaskan seperti di bawah ini:
1) Papan Tulis
Papan tulis membantu guru dalam menjelaskan sebuah
materi. Penjelasan yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan
dengan gambar-gambar yang dapat dibuat di papan tulis sehingga
memudahkan siswa memahami apa yang dijelaskan guru.
16
2) Slides
Slide adalah gambar yang di proyeksikan yang dapat dilihat
dengan mudah oleh siswa di dalam kelas. Slide biasanya berisi
bahan-bahan pelajaran yang dirangkum oleh guru untuk
ditampilkan menggunakan proyektor.
3) Flip-Stands
Flip-stands digunakan untuk menjepit bagian atas suatu alat
yang akan digunakan untuk menjelaskan materi kepada siswa yang
berupa kumpulan gambar-gambar atau bagan.
4) Film dan Filmstrip
Filmstrip adalah film yang tidak menggambarkan gerakan.
Filmstrip merupakan suatu seri gambar diam yang digerakkan dari
gambar satu kegambar yang lain sesuai dengan yang dikehendaki
guru. Film dan filmstrip adalah alat peraga yang besar manfaatnya
untuk mengajarkan sebagian keterampilan dalam hubungan antar-
manusia.
5) Bagan
Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis
dan gambar. Gambar biasanya menjelaskan hubungan
perkembangan, perbandingan dan sebagainya.
Sama halnya dengan jenis alat peraga yang disebutkan Thomas, F.
Staton, Nana Sudjana (2005:100) secara lebih jelas membedakan jenis-
17
jenis alat peraga menjadi 2 yaitu alat peraga dua dan tiga dimensi serta
alat peraga yang diproyeksi, seperti dijelaskan di bawah ini:
1) Alat peraga dua dan tiga dimensi
Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi disamping
mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran
tinggi. Jenis-jenis alat peraga dua dan tiga dimensi yaitu:
a) Bagan
Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan
gambar. Gambar biasanya menjelaskan hubungan
perkembangan, perbandingan dan sebagainya.
b) Grafik
Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris,
bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik
informasi secara statis.
c) Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai
pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang
biasanya berisi gambar-gambar.
d) Gambar mati
Sejumlah gambar, foto, lukisan baik dari majalah, koran, buku
atau dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu
pengajaran.
18
e) Peta datar
Peta datar banyak digunakan sebagai alat peraga dalam
pelajaran ilmu bumi dan kependudukan.
f) Peta timbul
Peta timbul pada dasarnya peta datar yang dibentuk dengan tiga
dimensi.
g) Globe
Globe merupakan model penampang bumi yang dilukiskan
dalam bentuk benda bulat.
h) Papan tulis
Alat ini merupakan alat klasik yang tak pernah dilupakan orang
dalam proses belajar mengajar.
2) Alat peraga yang diproyeksikan
Alat peraga yang diproyeksikan adalah alat peraga yang
menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat
peraga yang diproyeksikan antara lain:
a) Film
Film merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar
mengajar yang mengkombinasikan dua macam indera pada saat
yang sama.
b) Slide dan filmstrip
Slide dan filmstrip adalah gambar yang di proyeksikan yang
dapat dilihat dengan mudah oleh siswa di dalam kelas. Slide
19
biasanya berisi bahan-bahan pelajaran yang dirangkum oleh
guru untuk ditampilkan menggunakan proyektor.
c. Prinsip-prinsip pemilihan alat peraga
Thomas F. Staton (1978:166), mengatakan bahwa sebuah alat
peraga harus memenuhi hal-hal di bawah ini, diantaranya:
1) Meningkatkan pengertian atas pokok pelajaran
Penggunaan alat peraga agar dapat dimengerti oleh anak, tidak
hanya melalui pendengaran saja tetapi juga penglihatan. Pada
situasi ini, sebaiknya siswa diberikan benda-benda yang nyata.
2) Mencapai tujuan sebenarnya
Alat-alat peraga haruslah selalu diarahkan pada tujuan-tujuan
khusus dari pelajaran dan direncanakan dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik.
3) Menimbulkan minat terhadap mata pelajaran
Selain harus menarik dan menyenangkan, alat peraga dalam
pembelajaran terutama harus dapat merangsang minat terhadap
mata pelajaran itu sendiri lebih daripada minat terhadap alat
peraganya.
4) Memperdalam pengertian pada pokok-pokok pembicaraan yang
telah diberikan
Gunakan alat peraga untuk memberikan pengertian yang sungguh-
sungguh tentang hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya
sehingga tidak mudah untuk dilupakan.
20
Nana Sudjana (2005:104), menyebutkan 4 prinsip penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran, yaitu:
1) Menentukan jenis alat peraga yang tepat sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran.
2) Memperhitungkan tingkat kemampuan peserta didik.
3) Teknik dan metode penggunaan alat peraga sesuai dengan keadaan.
4) Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat
dan situasi yang tepat.
Sementara itu, Ruseffendi (1992:142) mengatakan ada beberapa
hal yang perlu kita perhatikan dalam membuat alat peraga, yaitu:
1) Dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat supaya tahan lama.
2) Diusahakan bentuk maupun warnanya menarik.
3) Dibuat secara sederhana, mudah dikelola dan tidak rumit.
4) Ukurannya dibuat sedemikian rupa sehingga seimbang dengan
ukuran fisik anak.
5) Dapat menyajikan konsep matematika (bentuk nyata, gambar,
diagram).
6) Sesuai dengan konsep, misalnya bila membuat alat peraga segi
tiga berdaerah dari karton atau triplek, mungkin anak
beranggapan bahwa segitiga itu bukan hanya rusuk-rusuknya
saja tetapi berdaerah, jelas ini tidak sesuai dengan konsep
matematika.
7) Peragaan itu supaya merupakan dasar untuk timbulnya konsep
abstrak.
8) Bila diharapkan siswa belajar aktif (sendiri atau kelompok) alat
peraga itu supaya dapa dimanipulasikan, yaitu dikutak-katik
seperti diraba, dipegang, dipindahkan atau dipasang dan
dicopotkan.
9) Bila memungkinkan buatlah alat peraga yang berfungsi banyak.
d. Alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam mengajarkan matematika kepada
siswa memiliki peranan yang sangat penting, seperti yang dikatakan
21
Ruseffendi (1992:139), fungsi alat peraga dalam pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut:
1) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak
mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga
minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak
akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap
pengajaran matematika.
2) Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk
konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah
akan lebih mudah memahami dan mengerti.
3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak
membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk
geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-
benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih
berhasil dalam belajarnya.
4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran
dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu
dengan alam sekitar dan masyarakat.
5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret,
yaitu dalam bentuk model matematikadapat dijadikan objek
penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide
baru dan relasi-relasi baru.
Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar matematika
dapat pula dihubungkan dengan tujuan berikut ini (Ruseffendi,
1992:140) yaitu:
1) Pembentukan konsep
2) Pemahaman konsep
3) Latihan dan penguatan
4) Adanya perbedaan individu
5) Pengukuran, yaitu alat peraga sebagai alat ukur
6) Pengamatan dan penemuan sendiri, yaitu alat peraga sebagai obyek
penemuan ataupun alat meneliti
22
7) Pemecahan masalah
8) Mengundang berpikir
9) Merangsang siswa untuk berdiskusi
10) Menjadikan siswa untuk bersikap aktif
2. Tinjauan tentang Alat Peraga Kartu Bilangan
a. Pengertian Alat Peraga Kartu Bilangan
Alat peraga kartu bilangan merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk memudahkan guru dalam mengajarkan konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada mata pelajaran
matematika. Menurut Sri Subarinah (2006:49), kartu bilangan terdiri
dari dua set kartu berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x 6 cm
dengan dua warna yang berbeda yaitu hitam dan putih, masing-masing
set terdiri dari 20 kartu hitam dan 20 kartu putih. Bilangan bulat
sendiri menurut John A. Van De Walle (2008:239), adalah bilangan
cacah beserta negatifnya atau lawannya. Sementara itu, Sri Subarinah
(2006:41), menyebutkan bahwa himpunan bilangan bulat terdiri dari
bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif, dan bilangan nol.
Bilangan bulat dapat pula dikatakan sebagai bilangan nol, bilangan asli
dan lawan bilangan asli. Soewito,dkk (1991:102), menjelaskan sifat-
sifat bilangan bulat di bawah ini, dimisalkan bilangan bulat itu adalah
p, q, dan r yaitu:
1) Tertutup untuk operasi penjumlahan dan perkalian
23
p + q adalah bilangan bulat tunggal
p . q adalah bilangan bulat tunggal
2) Komutatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian
p + q = q + p
p . q = q . p
3) Asosiatif untuk operasi penjumlahan dan perkalian
(p + q) + r = p + (q + r)
(p . q) . r = p . (q . r)
4) Ada elemen invers penjumlahan yang tunggal
Untuk setiap bilangan bulat r, ada bilangan bulat yang tunggal
demikian sehingga r + (-r) = (-r) + r
5) Ada elemen identitas penjumlahan yang tunggal
Untuk setiap bilangan bulat p, ada bilangan bulat yang tunggal yaitu 0,
demikian sehingga p + 0 = 0 + p = p
6) Ada elemen identitas perkalian tunggal
Untuk setiap bilangan bulat q, ada bilangan bulat yang tunggal yaitu 1,
demikian sehingga 1 . q = q . 1 = q
7) Distributif perkalian terhadap penjumlahan
a (b + c) = ab + ac (distributif kiri)
(b + c) a = ba + ca (distributif kanan)
8) Perkalian dengan nol
Jika p adalah bilangan bulat, maka 0 . p = p . 0 = 0
24
Untuk memudahkan dalam pengerjaan operasi hitung penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat agar tidak tercampur dengan tanda
positif dan negatif yang menyulitkan siswa, maka digunakan kartu
bilangan.
b. Cara Pembuatan Alat Peraga Kartu Bilangan
Pembuatan Alat Peraga Kartu Bilangan tergolong sangat
sederhana, yaitu menggunakan aplikasi corel draw, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Buka aplikasi corel draw
2) Gambar bentuk persegi panjang, dengan ukuran 4 cm x 6 cm
3) Beri warna hitam pada gambar tersebut sejumlah 20 gambar
4) Beri warna putih pada gambar tersebut sejumlah 20 gambar
5) Cetak gambar-ga,bar tersebut
6) Gunting sesuai polanya
Pembuatan Alat Peraga Kartu Bilangan memang sederhana, akan
tetapi penggunaannya akan mampu memudahkan siswa dalam
memahami konsep-konsep bilangan bulat.
c. Aturan Penggunaan Kartu Bilangan
Pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat menggunakan kartu bilangan mempunyai aturan dalam
penggunaan, yaitu sebagai berikut:
25
1) Kartu putih sebagai kartu positif, yaitu menunjukkan bilangan bulat
positif. Satu kartu putih bernilai +1, dua kartu putih bernilai +2, dan
seterusnya.
2) Kartu hitam sebagai kartu negatif, yaitu menunjukkan bilangan bulat
negatif. Satu kartu hitam bernilai -1, dua kartu hitam bernilai -2, dan
seterusnya.
3) Sepasang kartu hitam dan putih bernilai 0. Dua pasang kartu hitam
putih juga bernilai 0. 3 pasang bernilai 0, dan seterusnya.
4) Definisikan suatu bilangan bulat positif sebagai “banyaknya kartu
putih yang tidak berpasangan”, artinya jika ada 2 kartu putih yang
tidak berpasangan, maka ini menunjukkan bilangan positif 2 (Sri
Subarinah, 2006:50).
5) Definisikan suatu bilangan bulat negatif sebagai “banyaknya kartu
hitam yang tidak berpasangan”, artinya jika ada 3 kartu hitam yang
tidak berpasangan, maka menunjukkan bilangan negatif 3 (-3) (Sri
Subarinah, 2006:50)
26
Menurut T. Wakiman (2001, 58), sebagaimana setiap bilangan
memiliki beberapa lambang, demikian setiap bilangan bulat dapat
diragakan dengan beberapa cara menggunakan kartu bilangan. Berikut
merupakan beberapa contoh:
6) Bilangan 0 (nol) dapat diperagakan dengan
atau dengan
atau dengan
dan seterusnya.
7) Bilangan 1 dapat diperagakan dengan
atau dengan
27
atau dengan
dan seterusnya.
8) Bilangan 2 dapat diragakan dengan
atau dengan
dan seterusnya. Demikian juga bilangan-bilangan yang lain.
Sebagaimana yang disampaikan (T.Wakiman, 2001:60),
“Pemahaman tentang berbagai cara meragakan suatu bilangan bulat
tersebut sangat penting pada waktu menanamkan konsep pengurangan.
Pada waktu itu tidak semua peragaan dapat digunakan”. Sebelum
masuk ke dalam konsep pengurangan, hal tersebut di atas harus
dipahami agar siswa tidak kesulitan dalam penggunaan alat peraga
ketika dijelaskan.
28
a) Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
Penjumlahan pada operasi hitung bilangan bulat berarti
menambahkan kartu. Menjumlahkan dengan bilangan positif berarti
menambah dengan kartu putih (positif), begitu pula apabila
menjumlahkan dengan bilangan negatif berarti menambah dengan
kartu hitam (negatif) (Sri Subarinah, 2006: 51). Menurut T. Wakiman
(2001, 60), ada 4 tipe penjumlahan pada bilangan bulat. Keempat tipe
tersebut adalah:
(1) Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
di mana harga mutlak suku positif lebih besar daripada harga
mutlak suku negatif.
(2) Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
dimana harga mutlak suku positif lebih kecil daripada harga
mutlak suku negatif.
(3) Penjumlahan nol dan bilangan bulat negatif.
(4) Penjumlahan bilangan bulat negatif.
Pengertian harga mutlak tidak harus diberitahukan kepada siswa,
cukup diberikan contoh-contohnya saja. Harga mutlak mempunyai
simbol |…| . Contohnya adalah sebagai berikut:
|5| = 5 |0| = 0 |-2| = 2
|10| = 10 |-9| = 9
Berikut ini adalah contoh peragaan untuk setiap tipe penjumlahan
di atas:
(a) Contoh tipe 1
8 + (-1) = …
29
Pada mulanya peragakan dengan mengeluarkan 8 kartu putih,
kemudian tambahkan 1 kartu hitam yang berarti (-1).
Terdapat 1 pasang kartu hitam putih yang berarti nol. Ada kartu putih
yang tersisa yaitu 7 yang bernilai +7. Jadi 8 + (-1) = 7.
(b) Contoh tipe 2
-5 + 2 = …
Pada awalnya peragakan dengan mengeluarkan 5 kartu hitam yang
nilainya (-5). Kemudian tambahkan 2 kartu putih yang nilainya +2.
Terdapat 2 pasang kartu hitam putih yang berarti nol. Ada 3 kartu
hitam yang tersisa. Jadi, -5 + 2 = -3.
(c) Contoh tipe 3
0 + (-2) = …
Pertama, peragakan nol sebagai berikut:
30
Kemudian ditambahkan 2 kartu hitam sehingga menjadi
Dari peragaan tersebut dapat diketahui bahwa 0 + (-2) = -2
(d) Contoh tipe 4
-3 + (-3) = …
Pertama, keluarkan 3 kartu hitam. Kemudian keluarkan 3 kartu hitam
lagi.
Sehingga -3 + (-3) = -6
Pada penjumlahan bilangan bulat, siswa harus diberikan keterangan
agar dapat menyelesaikan soal ketika angka yang disajikan lebih besar.
Pada akhirnya anak akan dapat menyimpulkan sendiri hal-hal di bawah ini
yaitu:
i. Tipe 1
Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan negatif, apabila
angkanya lebih besar bilangan positif, maka hasilnya adalah bilangan
positif. Hal tersebut diperoleh dengan cara mengurangi bilangan positif
dengan harga mutlak bilangan negatif.
ii. Tipe 2
Penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif, apabila angkanya lebih
besar bilangan negatif, maka hasilnya adalah bilangan negatif. Hal itu
31
dapat diperoleh dari mengurangi harga mutlak bilangan negatif dengan
bilangan positif.
iii. Tipe 3
Penjumlahan nol dengan bilangan bulat negatif selalu menghasilkan
bilangan bulat negatif itu sendiri.
iv. Tipe 4
Penjumlahan dua bilanga negatif selalu menghasilkan jumlah negatif,
dengan cara menjumlahkan harga mutlak masing-masing bilangan
bulat negatif itu.
b) Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
Pengurangan diartikan sebagai mengambil kartu, mengurangkan
dengan bilangan positif berarti mengambil kartu putih, begitu juga
ketika mengurangkan bilangan negatif, berarti mengambil kartu hitam
(Sri Subarinah, 2006:55). Menurut T. Wakiman (2001:67), ada 9 tipe
pengurangan bilangan bulat, yaitu sebagai berikut:
(1) Bilangan bulat positif dikurangi bilangan bulat positif dimana
terkurang lebih kecil daripada pengurang.
(2) Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat negatif dimana
terkurang lebih besar daripada pengurang.
(3) Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat negatif
diamana terkurang lebih kecil daripada pengurang.
(4) Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat negatif dimana
pengurang sama dengan terkurang.
(5) Nol dikurangi bilangan bulat positif.
(6) Nol dikurangi bilangan bulat negatif.
(7) Bilangan bulat negatif dikurangi nol.
(8) Bilangan bulat positif dikurangi bilangan bulat negatif.
(9) Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat positif.
32
Dalam mengajarkan pengurangan pada bilangan bulat
menggunakan kartu bilangan, diperlukan strategi tertentu, karena tidak
sama dengan penjumlahan bilangan bulat. Hal itu dikarenakan pada
pengurangan dapat dilaksanakan bila ada yang dikurangi. Banyaknya
kartu yang berpasangan harus lebih besar daripada bilangan
pengurang, karena dalam operasi pengurangan dilakukan pengambilan
kartu sejumlah bilangan pengurang (Sri Subarinah, 2006:55). Di
bawah ini adalah contoh dari 9 tipe operasi hitung pengurangan
bilangan bulat:
(a) Contoh tipe 1
2 – 6 = …
Awalnya diperagakan 2 sebagai berikut:
Karena dikurangi 6 positif, maka 6 kartu putih diambil, yang tersisa
adalah:
Jadi, 2 – 6 = -4
(b) Contoh tipe 2
-3 – (-4) = …
Awalnya diperagakan -3 sebagai berikut:
33
Karena dikurangi -4 (negatif), maka 4 kartu hitam diambil, yang tersisa
yaitu:
Sisanya adalah 1 kartu putih. Jadi, -3 – (-4) = 1
(c) Contoh tipe 3
-6 – (-3) = …
Awalnya diperagakan -6 yaitu sebagai berikut:
Kemudian karena dikurangi -3 (negatif), maka 3 kartu hitam diambil,
sehingga hasilnya yaitu:
Jadi, -6 – (-3) = -3.
(d) Contoh tipe 4
-5 – (-5) = …
34
Awalnya diperagakan -5 sebagai berikut:
Kemudian dikurangi -5, jadi diambil 5 kartu hitam, hasilnya yaitu:
Sisanya adalah sepasang kartu hitam putih yang bernilai 0. Jadi, -5 – (-
5) = 0.
(e) Contoh tipe 5
0 - 5 = …
Awalnya diperagakan 0 sebagai berikut:
Kemudian dikurangi positif 5 (5), maka kertas putih di ambil 5, yaitu
menjadi:
Sisanya adalah 5 kertas hitam. Jadi, 0 – 5 = -5.
35
(f) Contoh tipe 6
0 – (-3) = …
Awalnya peragakan 0 seperti di bawah ini:
Kemudian karena dikurangi -3 (negatif), maka kertas hitam diambil 3,
sehingga menjadi:
Sisanya yaitu 3 kertas putih. Jadi, 0 – (-3) = 3.
(g) Contoh tipe 7
-4 – 0 = …
Awalnya peragakan -4 seperti di bawah ini:
Kemudian karena dikurangi 0, maka tidak diambil apapun. Jadi,
-4 – 0 = -4
(h) Contoh tipe 8
7 – (-1) = …
Awalnya diperagakan 7 sebagai berikut:
36
Kemudian karena dikurangi -1 (negatif), maka kertas hitam diambil 1,
menjadi:
Sisanya adalah 8 kartu putih. Jadi, 7 – (-1) = 8.
(i) Contoh tipe 9
-2 – 3 = …
Awalnya diperagakan -2 sebagai berikut:
Kemudian karena dikurangi 3 (positif), maka 3 kertas putih diambil,
menjadi:
Sisanya adalah 5 kertas hitam. Jadi, -2 – 3 = -5.
Pada peragaan-peragaan di atas, mengurangi diartikan sebagai
mengambil, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam
mengaplikasikan alat peraga kartu bilangan untuk memecahkan soal.
d. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Kartu Bilangan
Dalam setiap alat peraga yang digunakan dalam proses
pembelajaran, tentu ada kelebihan dan kelemahan pada penggunaan
37
ataupun keterbatasan alat peraga. Berikut ini dijelaskan kelebihan dan
kekurangan alat peraga kartu bilangan.
1) Kelebihan
a) Siswa dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat lebih cepat karena dilakukan dengan bermain.
b) Dapat digabungkan dengan berbagai metode permainan seperti
team teching.
c) Untuk menguji kecepatan berfikir dan bertindak.
2) Kekurangan
a) Terbatas pada penggunaan alat peraga untuk mengajarkan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat saja, tidak dapat
digunakan untuk perkalian dan pembagian bilangan bulat.
b) Terbatas untuk kelas atas, karena materi pembelajaran ada pada
kelas atas yaitu kelas IV.
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar menurut teori behaviorisme adalah perubahan perilaku
yang terjadi melalui proses stimulus dan respon yang bersifat
mekanisme (Conny R. Semiawan, 2002: 3). Oleh karena itu,
lingkungan yang sistematis, teratur akan dapat memberikan pengaruh
yang baik sehingga manusia akan bereaksi dan memberikan respon
yang sesuai. Materi pembelajaran akan dikuasai apabila dihafal secara
38
berulang-ulang. Sementara itu, menurut aliran kontruktivisme belajar
adalah membangun pengetahuan itu sendiri, setelah dipahami,
dicernakan dan merupakan perbuatan dalam diri seseorang (Conny R.
Semiawan, 2002:3). Aliran kontruktivisme berpendapat bahwa
pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman, pengamatan, serta
pemahamannya sendiri. Sama halnya dengan teori kontruktivisme
yang mendefinisikan belajar sebagai hasil dari pengalaman, Winkel
(Purwanto, 2010: 39) juga berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh menurut
usaha, menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil
pengalaman.
Piaget menyebutkan bahwa belajar adalah adaptasi yang holistik
dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi
baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen (Conny R.
Semiawan, 2002:11). Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli
sebelumnya, Piaget juga mendefinisikan belajar sebagai perubahan
perilaku dari hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Purwanto
(20010, 43), mengatakan bahwa proses belajar dapat melibatkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada kognitif, prosesnya
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berfikir atau
pengetahuan. Pada afektif, mengakibatkan perubahan dalam aspek
39
kemampuan merasakan serta sikap. Pada psikomotorik memberikan
hasil belajar berupa keterampilan.
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:10), belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar seseorang dapat
memperoleh atau memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Gagne menjelaskan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting,
yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Belajar
merupakan proses internal yang kompleks. Proses internal tersebut
meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono,
2002:18). Seperti yang dikemukakan Syaiful Bahri (2011:13) bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
perubahan tingkah laku dalam interaksi dengan lingkungannya yang
mencakup kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan
lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku (Purwanto,
2010:47). Pengajaran adalah usaha yang memberi kesempatan agar
proses belajar terjadi dalam diri siswa. Proses belajar dapat terjadi
ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan, oleh karena itu
pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah. Lingkungan lain selain
sekolah memungkinkan perubahan perilaku pada siswa. “Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks”(Dimyati dan
Mudjiono, 2002:7). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh
Muhibbin Syah (2003:68) yang mengatakan bahwa, “Belajar dapat
40
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif”. Belajar hanya dialami oleh siswa sendiri
karena belajar sebagai tindakan. Siswa adalah penentu terjadi atau
tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Dari pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut timbul
dari pengalaman-pengalamannya sendiri. Pengalaman diperoleh dari
hasil interaksi dengan lingkungannya. Siswa adalah penentu terjadi
atau tidaknya proses belajar. Perubahan dalam proses belajar dapat
berupa pengetahuan (kognitif), perubahan sikap (afektif), serta
perubahan dalam keterampilan (psikomotor).
b. Pengertian Prestasi Belajar
Zainal Arifin (2009:12), mengatakan bahwa kata “prestasi” berasal
dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Muhibbin Syah
(2000: 141), prestasi adalah “tingkat keberhasilan siswa mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Hasan Alwi, dkk (2005: 895) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka
nilai yang diberikan oleh guru. Hasil pengukuran dan penilaian hasil
41
prestasi belajar itu dicatat dalam buku akademik yang merupakan alat
implementasi program bimbingan lembaga dan alat untuk laporan
orang tua siswa pada tiap semester untuk mengetahui kemajuan
anaknya. Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik (1989:11),
bahwa prestasi belajar adalah ukuran tentang angka atau nilai untuk
mengetahui perkembangan siswa.
Adapun pengertian prestasi belajar menurut Oemar Hamalik
(1989:5) adalah seberapa jauh tujuan pembelajaran yang telah dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Guru memberikan
ulangan harian, kemudian ada tes tengah semester dan tes semester
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami pelajaran
setelah diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa. Siswa belajar bersama guru kemudian
di tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Dapat berupa nilai
ulangan, dan nilai raport di setiap akhir semester. Muhibbin Syah
(2003:135) mengatakan bahwa “kegiatan belajar dapat pula dikatakan
efisien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi
belajar tinggi”. Jadi, sebuah kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil
jika siswa memperoleh prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar, seperti yang
dikemukakan oleh Zainal Arifin (2009:12), bahwa prestasi belajar
pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Fungsi
42
prestasi belajar sendiri bagi guru adalah sebagai umpan balik sehingga
dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan,
atau bimbingan terhadap peserta didik. Prestasi belajar biasanya diukur
menggunakan Tes prestasi belajar, yaitu alat-alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran (Muhibbin Syah, 2000:141)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang biasanya ditunjukkan
dengan nilai atau angka. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang
siswa harus dilakukan tes.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Anak
Menurut Conny R. Semiawan (2008:13), prestasi belajar anak
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah ini:
1) Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Setiap anak mempunyai kebutuhan yang berbeda, misalnya
kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk mendapatkan kasih
sayang dan perhatian dari siswa. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
itu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, misalnya
adalah anak yang setiap harinya belajar didampingi orang tua tentu
berbeda dengan anak yang ditinggal bekerja orang tuanya dan
harus belajar sendiri atau hanya di damping pembantu di rumah.
43
2) Intelegensi, Emosi dan Motivasi
Tingkat kecerdasan masing-masing siswa tergantung dari
beberapa faktor. Pada dasarnya kecerdasan atau intelegensi siswa
dapat dibangun dan ditumbuhkan apabila dia mempunyai motivasi
yang besar dari dalam dirinya, seperti yang dikatakan Dimyati dan
Mudjiono (2002:42), bahwa motivasi adalah tenaga yang
mengarahkan dan menggerakkan aktivitas seseorang. Motivasi
dapat datang dari dirinya sendiri, dan dapat pula datang dari orang
lain.
3) Pengembangan Kreativitas
Kreativitas siswa dapat dikembangkan hanya bagaimana guru
dalam merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan
kreativitas yang dimiliki siswa. Seorang yang kreatif tentu
mempunyai cara-cara tersendiri dalam melakukan beberapa hal,
termasuk dalam belajar. Seorang anak kretif mempunyai cara
tersendiri untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Slameto (2003:55), menyampaikan bahwa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar adalah:
1) Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa yang
meliputi: faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan struktur tubuh,
serta faktor psikologis yaitu motivasi, pengetahuan awal, disiplin
dan rasa ingin tahu, minat, bakat, pengetahuan. Muhibbin Syah
44
(2003:145) menyebutkan bahwa faktor yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
dan aspek psikologis (bersifat rohaniah), seperti dijelaskan di
bawah ini:
a) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-
organ tubuh mempengaruhi semangat dan konsentrasi siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Gangguan kesehatan
misalnya pendengaran dan penglihatan yang kurang akan
menghambat proses belajar siswa di dalam kelas.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor dalam diri siswa yang menghambat belajar
siswa, akan tetapi beberapa faktor-faktor rohaniah yang
umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat
kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa dan motivasi siswa. Clark dalam Nana Sudjana (2005:39)
menjelaskan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah lebih
banyak dipengaruhi oleh kemampuan siswa dibandingkan
dengan pengaruh lingkungan.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Misalnya tempat belajar, sarana dan prasarana pembelajaran,
lingkungan belajar. Seperti yang dikemukakan Muhibbin Syah
45
(2003:152), bahwa ada 2 macam faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang berpengaruh adalah lingkungan
sosial sekolah seperti guru dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat siswa, seperti yang disebutkan Nana
Sudjana (2005: 40), bahwa salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi prestasi belajar di sekolah
adalah kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yaitu efektif
tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kemudian lingkungan masyarakat dan tetanggan
juga teman-teman bermain sangat berpengaruh terhadap
aktivitas belajar siswa, misalnya kondisi siswa yang berada di
kawasan kumuh tentu berbeda dengan siswa yang berada di
kawasan perumahan. Sselanjutnya lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan
keluarga itu sendiri.
b) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsisial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
46
4. Tinjauan tentang Matematika
a. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan
manthenein yang berarti mempelajari (Sri Subarinah, 2006:1). Kata
matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, medha
atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia
(Nasution dalam Sri Subarinah, 2006:1). Sementara itu, Andi Hakim
Nasution dalam Abdul Halim Fathani (2012:21), mengatakan bahwa
dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang
berarti ilmu tentang belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan
dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Menurut Sri Subarinah (2006:1), matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola
hubungan yang ada di dalamnya. Sementara itu, Sujono dalam Abdul
Halim Fathani (2008:19), mengartikan matematika sebagai cabang
ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistemik. Abdul
Halim Fathani (2008:24), menyebutkan bahwa matematika adalah
pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem
numerik. Matematika membahas fakta-fakta dan hubungan-
hubungannya, serta membahas problem ruang dan waktu.
47
James dan James (1976) dalam Ruseffendi (1992:27) mengatakan
bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu
sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.” Johnson dan Rising
(1972) dalam Ruseffendi (1992:28) mengatakan bahwa “matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik”.
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-
sifat atau teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan kepada
unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan.
Reys dkk (1984) dalam Ruseffendi (1992:28), dalam bukunya
mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang hubungan, suatu
jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
Kemudian Kline (1973) dalam Ruseffendi (1992:28) dalam bukunya
mengatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Lebih lanjut, Ruseffendi (1992:45), menyimpulkan pengertian
matematika, yaitu matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam
matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada
observasi, dan eksperimen. Matematika adalah bahasa, sebab
matematika merupakan simbol yang berlaku secara universal
48
(internasional) dan sangat padat makna dan pengertian. Matematika
adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsur keteraturan,
keterurutan, dan ketepatan. Matematika adalah ilmu tentang pola dan
hubungan sebab yang teratur, dan saling berkaitan.
Dari beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
sistemik. Matematika memiliki sifat yang runtut serta keterurutan dan
menjelaskan pola-pola suatu hubungan yang saling berkaitan.
b. Teori belajar matematika
Matematika tidak akan pernah lepas dari berbagai teori belajar
yang telah dirancang oleh para ahli. Di bawah ini merupakan beberapa
teori belajar matematika dari para ahli:
1) Teori belajar Jean Piaget
Teori Belajar Jean Piaget sering disebut dengan Teori
Perkembangan Mental Anak atau Teori Tingkat Perkembangan
Berpikir Anak (Sri Subarinah, 2006:2). Dalam teori ini, tahap
berpikir dibagi menjadi empat yaitu (Sri Subarinah, 2006:2):
a) Tahap sensori motorik (usia kurang dari 2 tahun)
b) Tahap praoperasi (usia 2-7 tahun)
c) Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
d) Tahap operasi formal (11 tahun ke atas)
Siswa SD di Indonesia umumnya berusia 7-12 tahun, sehingga
terletak pada tahap operasi konkret. Sebaiknya pembelajaran
49
matematika di SD dibuat konkret meskipun itu cukup sulit
mengingat matematika lahir bersifat abstrak. Contohnya untuk
mengajarkan konsep luas persegi panjang, banyak guru yang
memberikan langsung rumus tersebut, hal ini tidak sesuai dengan
perkembangan anak. Cara mengajarkan matematika secara konkret
yaitu melalui peragaan, praktek maupun permainan.
2) Teori belajar Bruner
Dalam teorinya yang diberi judul Teori Perkembangan Belajar,
Jerome S Bruner menekankan proses belajar menggunakan model
mental yaitu individu yang belajar mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya. Menurut Sri Subarinah (2006:3), tiga tahapan proses
belajar bruner yaitu:
a) Tahap kegiatan (enactive)
Pada tahap ini, anak belajar konsep melalui benda riil atau
mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak dalam belajar masih
menggunakan cara gerak reflex, coba-coba dan belum
harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara
menyusun, menjejerkan, mengutak-atik, atau gerak lain bersifat
coba-coba.
b) Tahap gambar bayangan (Iconic)
Pada tahap ini, anak telah dapat mengubah, menandai, dan
menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan
mental dibenaknya.
50
c) Tahap Simbolik (symbolic)
Pada tahap terakhir anak dapat menyatakan bayangan
mentalnya dalam bentuk simbol dan bahasa, sehingga mereka
sudah memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan
bahasanya.
3) Teori belajar Dienes
Dienes dalam Subarinah (2006:5), berpendapat bahwa konsep-
konsep matematika akan mudah dipelajari apabila melalui 6 tahap
yaitu:
a) Tahap bermain bebas
Pada tahap ini siswa belajar matematika melalui permainan
benda konkret tanpa arahan guru.
b) Tahap permainan
Pada tahap ini, anak-anak masih bermain benda konkret namun
sudah siarahkan untuk mengamati konsep.
c) Tahap penelaahan kesamaan sifat
Anak-anak melakukan kegiatan untuk menemukan kesamaan
sifat dengan permainan yang diarahkan guru.
d) Tahap representasi
Siswa belajar membuat pernyataan tentang kesamaan sifat-sifat
yang sama dari suatu konsep yang diamati dari tahap
sebelumnya.
e) Tahap simbolisasi
51
Siswa mulai menciptakan simbol matematika atau rumusan
verbal.
f) Tahap formalisasi
Tahap ini diluar jangkauan siswa SD, kare pada tahap ini siswa
belajar mengorganisasi konsep-konsep membentuk suatu
sistem matematika.
4) Teori belajar Van Hiele
Van Hiele adalah seorang guru matematika bangsa Belanda. Dia
berpendapat bahwa 3 unsur utama pembelajaran geometri yaitu
waktu, materi dan metode jika dilalui secara terpadu dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada tahap yang lebih
tinggi. Ada 5 tahapan dalam pembelajaran geometri menurut Sri
Subarinah (2006:6) yaitu:
a) Tahap pengenalan
Pada tahap awal, siswa mulai belajar mengenal bangun
geometri secara keseluruhan tanpa harus mengetahui sifat-
sifatnya.
b) Tahap analisis
Pada tahap ini siswa mulai mengenal sifat-sifat bangun
geometri tetapi belum mengetahui hubungan sifat antar bangun.
c) Tahap pengurutan
Pada tahap ini siswa telah dapat mengenal dan memahami
sifat-sifat bangun geometrid an mengurutkannya.
52
d) Tahap deduksi
Pada tahap ini siswa mampu membuat sifat-sifat umum dan
membawa sifat-sifat tersebut ke hal yang khusus.
e) Tahap akurasi
Pada tahap ini siswa mulai menyadari pentingnya keakuratan
prinsip dasar yang melandasi suatu teori.
5) Teori belajar Brownell
William Brownell dalam Sri Subarinah (2006:6), mengemukakan
teori belajar matematika SD dalam bentuk Meaning Theory (teori
bermakna). Dalam teori bermakna, makna dari materi yang
dipelajari oleh siswa merupakan isu utama dalam pembelajaran
matematika. Brownell memberikan saran dalam pengajaran
matematika, siswa sebaiknya memahami pentingnya bilangan baik
dalam segi kehidupan sosial manusia maupun segi intelektual
dalam sistem kuantitatif.
6) Teori belajar Gagne
Robert M. Gagne dalam Sri Subarinah (2006:7), menyebutkan ada
dua obyek matematika yaitu:
a) Objek langsung yang meiputi fakta, operasi, konsep dan prinsip
b) Objek tak langsung yang meliputi kemampuan menyelidiki,
memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif, dan tahu
bagaimana semestinya belajar.
53
c. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan awal dari
membangun konsep matematika kepada siswa, sehingga dalam
menanamkan suatu konsep matematika harus baik, karena konsep
yang telah diberikan akan digunakan seterusnya oleh siswa. Seperti
yang dijelaskan oleh Dienes (Herman Hudoyo, 2005: 71) bahwa
belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-
konsep lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk
sebelumnya.
Nyimas Aisyah, dkk (2008: 1-4) menjelaskan tujuan matematika di
sekolah, khususnya SD adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam menyelesaikam masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisai, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataam matematika.
3) Memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dan symbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan yaitu rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam memecahkan masalah.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Kelas IV
Pada kelas IV Sekolah Dasar materi yang diajarkan yaitu operasi
hitung bilangan, kelipatan dan faktor bilangan, pengukuran, segitiga
54
dan jajar genjang, bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan romawi,
bangun ruang dan bangun datar. Pada penelitian ini, materi yang
digunakan adalah bilangan bulat. Fokus penggunaan alat peraga kartu
bilangan adalah untuk memperjelas materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
5. Karateristik Siswa Sekolah Dasar
Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-
12 tahun. Menurut Suharjo (2006:1), pendidikan di sekolah dasar
dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak
didik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tingkat
perkembangannya, untuk mempersiapkan mereka melanjutkan ke jenjang
berikutnya. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan
masyarakat Indonesia yang berkualitas.
Secara antropologis, anak didik pada hakikatnya sebagai makhluk
individual, sosial, dan makhluk susila (Suharjo, 2006:35). Sebagai
makhluk individual, anak mempunyai karateristik yang unik yang
dimilikinya berbeda dengan orang lain. Setiap anak memiliki perbedaan-
perbedaan individual baik dari bakat, sifat maupun perkembangannya.
Sebagai makhluk sosial, anak memiliki sifat kooperatif dan dapat
bekerjasama serta saling tolong menolong dalam interaksinya dengan
lingkungannya. Sebagai makhluk susila atau bermoral, anak mampu
55
membedakan hal-hal yang baik dan buruk sesuai dengan norma-norma
yang ada di masyarakat.
Karateristik anak sekolah dasar dari segi pertumbuhan fisik dan
psikologisnya pasti berubah atau mengalami peralihan tingkah laku dari
yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Perubahan
berlangsung terus menerus. Seperti yang dikatakan Angela Aning dalam
Suharjo (2006:36), sebagai berikut:
a. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari
kongkrit menuju abstrak.
b. Anak harus menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak
boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan
kognitif yang lebih tinggi, misalnya: dalam hal membaca
permulaan, mengingat angka, dan belajar konservasi.
c. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung,
khususnya melalui aktivitas bermain.
d. Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa
yang dapat digunakan secara efektif di sekolah.
e. Perkembangan sosial anak dari egosentris menuju kepada
kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
f. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki
cara belajar yang unik.
Pandangan di atas menunjukkan bahwa kemampuan berfikir anak itu
bergerak dari berfikir konkret menuju ke berfikir abstrak. Perubahan
struktur kognitif merupakan fungsi dari pengalaman, dan kedewasaan anak
terjadi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu. Menurut Piaget (Asri
Budiningsih, 2002:33), proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan
tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola-pola pada tahap
ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan
orang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.
56
Tahap perkembangan ini, menurut Piaget (Asri Budiningsih, 2002:34)
dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Kemampuan yang dimiliki oleh anak pada tahap ini adalah:
1) Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan
obyek di sekitarnya
2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara
3) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
5) Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah
tempatnya
b. Tahap Preoperasional (umur 2 – 7/8 tahun)
Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.
Preoperasional (umur 2 – 4 tahun), anak telah mampu menggunakan
bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sederhana.
Karateristik tahap ini adalah:
1) Self counter nya sangat menonjol
2) Dapat mengklasifikasikan obyek pada tingkat dasar secara tunggal
dan mencolok.
3) Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek-obyek yang
berbeda.
4) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk
kriteria yang benar.
57
5) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan
Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah memperoleh
pengetahuan berdasarkan pada kesan yang sudah abstrak. Dalam
menarik kesimpulan sering diungkapkan dengan kata-kata. Karateristik
tahap ini adalah:
1) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal
yang lebih kompleks.
2) Anak dapat melakukan sesuatu hal terhadap ide.
3) Anak mengerti terhadap sejumlah obyek yang teratur dan cara
pengelompokannya.
c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 tahun atau 12 tahun)
Pada tahap ini, anak telah memiliki kecakapan berpikir logis,
namun hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Anak sudah
tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah
dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam
melakukan kegiatan tertentu. Pada tahap ini, taraf berfikir anak sudah
dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada
karakteristik perceptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan
berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu
menelaah persoalan. Anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah
mengenai berpikir abstrak.
d. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
58
Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola pikir “kemungkinan”. Pada tahap ini anak
sudah dapat:
1) Bekerja secara efisien dan sistematis.
2) Berpikir secara proporsional.
3) Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi.
Menurut Piaget dalam Pitadjeng (2006:28), perkembangan belajar
matematika anak melalui 4 tahap perkembangan yaitu tahap konkret, semi
konkret, semi abstrak dan abstrak. Pada tahap konkret, kegiatan yang
dilakukan anak adalah untuk mendapatkan pengalaman langsung atau
memanipulasi objek-objek konkret, contohnya adalah anak melihat 3 buah
jeruk sehingga dapat memahami bilangan 3. Tahap semi konkret, anak
sudah tidak perlu memanipulasi objek-objek konkret lagi, tetapi cukup
dengan gambaran dari objek yang dimaksud, contohnya adalah dengan
melihat gambar jeruk anak dapat memahami bilangan 3. Tahap berikutnya
adalah semi abstrak, yaitu anak memanipulasi atau melihat tanda sebagai
ganti gambar untuk dapat berfikir abstrak, misalnya adalah anak melihat
gambar contohnya 3 noktah, anak dapat memahami bilangan 3. Pada tahap
abstrak, anak sudah mampu berfikir secara abstrak dengan melihat
lambang (simbol) atau membaca dan mendengar secara verbal tanpa
kaitan dengan objek-objek konkret. Contoh tahap abstrak adalah dengan
melihat angka 3 anak sudah mampu melihat angka 3.
59
Berbeda dengan Piaget yang membagi tahap perkembangan anak
menjadi 4, Bruner dalam Pitadjeng (2006:29), melukiskan anak-anak
berkembang melalui 3 tahap perkembangan mental, yaitu:
1) Tahap enaktif
Pada tahap ini, dalam belajar, anak didik menggunakan atau
memanipulasi objek-objek konkret secara langsung.
2) Tahap ikonik
Pada tahap ini, anak sudah dapat memanipulasi objek-objek konkret
menggunakan gambaran dari objek-objek tersebut.
3) Tahap simbolik
Pada tahap ini, anak dapat memanipulasi simbol-simbol secara
langsung dan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.
Pada intinya, tahap perkembangan yang disampaikan oleh Piaget dan
Bruner sama yaitu, anak sekolah dasar kemampuan berfikirnya
berkembang dari konkret menuju cara berfikir abstrak. Adapun apabila
dilihat dari segi sosial, anak sekolah dasar memiliki latar belakang pribadi
dan sosial yang berbeda. Jenis kelamin, status sosial, suku, perkembangan
kemampuan bahasa, gaya belajar, kesehatan, dukungan orang tua,
merupakan hal-hal yang berbeda dari setiap indivdu anak. Kondisi fisik
dan psikologis anak juga berbeda-beda, misalnya perkembangan berbahasa
yaitu membaca dan menulis berbeda.
Anak sekolah dasar terbagi menjadi kelas rendah dan kelas tinggi,
seperti yang dikatakan Pitadjeng (2006:9) bahwa sifat anak SD
60
dikelompokkan menjadi 2 yaitu, pada umur 6-9 tahun (anak SD tingkat
rendah) dan pada umur 9-12 tahun (anak SD tingkat tinggi), seperti
dijelaskan di bawah ini:
1) Sifat anak sekolah dasar kelompok umur 6 - 9 tahun.
Anak kelompok umur ini sering disebut anak kelas rendah. Sifat
fisik anak ini sangat aktif sehingga mudah merasa lelah. Untuk dapat
menciptakan proses belajar mengajar yang tepat, hindari anak dalam
mengerjakan soal yang berkepanjangan, karena menyebabkan anak
jemu, bosan dan lelah. Sifat sosial anak kelompok umur ini adalah
mereka mulai memilih kawan yang disukai, sering bertengkar dan
kompetisi diantara mereka sangat menonjol. Sifat-sifat emosional
mereka yaitu mereka sangat sensitif terhadap kritik yang ditujukan
kepada dirinya atau temannya. Adapun sifat mental anak kelompok
umur ini adalah senang sekali belajar, ditambah lagi dengan pemberian
nilai yang dapat memotivasi anak untuk belajar.
2) Sifat anak sekolah dasar kelompok umur 9 – 12 tahun
Sifat fisik yang dimiliki anak pada kelas tinggi salah satunya
adalah sudah dapat mempergunakan alat-alat dan benda-benda kecil.
Untuk mata pelajaran matematika, kegiatan yang disenangi misalnya
adalah mengubah bangun dengan menggunting dan menyusun untuk
mempelajari suatu konsep matematika. Sifat sosialnya, anak mulai
dipengaruhi oleh tingkah laku kelompok yaitu mulai terjadi pesaingan
antara kelompok anak laki-laki dan kelompok anak perempuan. Sifat
61
emosionalnya yaitu, mereka mulai mudah melanggar peraturan yang
telah ditetapkan. Sifat mental anak umur ini adalah, mereka
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, lebih kritis, dan ingin lebih
bebas.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak sekolah
dasar adalah anak dengan rentang usia 6 – 12 tahun, dimana terbagi
menjadi anak kelas rendah dan kelas tinggi. Anak sekolah dasar memiliki
perbedaan-perbedaan mendasar, yaitu dari perbedaan individual,
perbedaan sosial, perbedaan fisik dan perbedaan lainnya. Pada penelitian
ini, siswa yang dijadikan penelitian adalah anak kelas 4 sekolah dasar.
Pada kelas 4, rentang usia anak yaitu antara 9 – 10 tahun, berarti anak
kelas 4 masuk ke dalam kategori anak SD tingkat tinggi. Anak pada usia
kelas 4 sekolah dasar termasuk dalam tahap operasional konkret, dimana
anak masih dalam tahap berfikir konkret dan masih kesulitan dalam
memahami konsep secara abstrak. Anak pada usia kelas 4 sekolah dasar
membutuhkan belajar dengan cara yang konkret terlebih dahulu kemudian
dia akan menyimpulkan sehingga memahami konsep secara abstrak
meskipun masih memiliki kesulitan. Pada anak kelas 4, seperti yang
dijelaskan di atas, mereka sudah mampu menggunakan benda-benda kecil
untuk digunakan ketika anak membangun konsep pelajaran, khususnya
matematika.
62
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang sudah ada dalam skripsi Marsi Rosita yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika menggunakan Alat Peraga
Karton Hitam Putih pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Kelas IV SDN
Karang Jengkol 03 Tahun ajaran 2012/2013” menunjukkan bahwa
penggunaan alat peraga karton hitam putih dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Karang Jengkol 03 terlihat pada kondisi awal kemudian
meningkat pada siklus I dan siklus II. Hasil peningkatan terlihat dari nilai rata-
rata kondisi awal yaitu 49,78 kemudian meningkat pada siklus I yaitu sebesar
66,06, Persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 52,38%. Pada siklus II
terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu menjadi 88,83, Persentase ketuntasan
juga meningkat yaitu mencapai lebih dari 80%. Penelitian ini hampir sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, meskipun alat peraga yang
digunakan adalah karton hitam putih, namun alat peraga ini sama dengan kartu
bilangan yang juga terbuat dari kertas berbentuk persegi panjang dengan
warna hitam dan putih.
C. Kerangka Pikir
Pelajaran matematika pada kenyataannya masih menjadi pelajaran yang
sulit, membosankan serta membingungkan untuk sebagian besar siswa. Hal itu
dapat terjadi dikarenakan guru dalam mengajar masih menggunakan metode
lama yaitu metode ceramah saja. Pembelajaran di kelas masih cenderung
teachered center. Guru masih dominan dalam pembelajaran sementara siswa
63
hanya mendengarkan dan mencatat saja, sebagian dari siswa tampak asik
sendiri dan tidak memperhatikan guru ketika mengajar. Prestasi belajar siswa
di kelas IV SDN 2 Sanggrahan rendah, dibuktikan dengan nilai rata-rata
matematika pada Ulangan Tengah Semester Gasal tahun ajaran 2015/2016
lebih rendah daripada mata pelajaran lain.
Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan cara mengajar dimana
anak tidak hanya mencatat saja tetapi juga harus menggunakan cara agar dapat
tertarik dan bersemangat mempelajari matematika. Guru sebagai pengelola
kelas harus mampu menciptakan metode pembelajaran untuk mengajarkan
matematika yang dapat mendorong semangat belajar matematika kepada
siswa. Selain metode pembelajaran, beberapa hal lain juga berpengaruh
terhadap keberhasilan dalam mengajarkan matematika, salah satunya adalah
menggunakan alat peraga pembelajaran.
Pada saat guru mampu menciptakan metode mengajar, alat peraga serta
suasana belajar yang tidak membosankan, maka anak akan tertarik dan
bersemangat dalam belajar matematika. Dalam diri anak akan timbul minat
dan keinginannya untuk belajar matematika. Anak sekolah dasar berada pada
masa operasional konkret, sehingga anak akan lebih mudah memahami konsep
matematika apabila disajikan benda yang nyata. Penggunaan alat peraga
dengan benda nyata dapat memudahkan siswa dalam memahami pelajaran
matematika.
Pada penelitian ini, siswa kelas IV SD N 2 Sanggrahan Kecamatan
Kranggan Kabupaten Temanggung mengalami kesulitan dalam melakukan
64
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Penggunaan alat peraga pada pengajaran operasi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan bulat merupakan salah satu cara agar anak dapat
memahami konsep materi menggunakan benda konkret yang nyata. Oleh
karena itu peneliti berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Peneliti
menggunakan kartu bilangan untuk memudahkan siswa dalam melakukan
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Alat peraga kartu bilangan terdiri dari 1 set kartu hitam dan kartu putih
dengan ukuran yang sama. Kartu putih menunjukkan bilangan bulat positif,
sedangkan kartu hitam menunjukkan bilangan bulat negatif. Penggunaan kartu
bilangan ini akan menarik perhatian siswa, karena disamping belajar
matematika siswa juga akan bermain dengan menggunakan kartu sehingga
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan dapat menarik perhatian serta
minat belajar matematika siswa.
Setelah menggunakan kartu bilangan, prestasi belajar matematika siswa
khususnya pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
akan meningkat. Hal itu akan terjadi karena dalam mengajarkan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tidak hanya melalui garis
bilangan yang ditulis di papan tulis saja. Kartu bilangan juga menuntut siswa
untuk aktif terlibat dan tertarik untuk belajar. Akhirnya siswa akan memahami
konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga prestasi
belajarnya meningkat.
65
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, dapat dirumuskan hipotesis
tindakan yaitu, “Prestasi belajar matematika kelas IV dapat ditingkatkan
menggunakan alat peraga kartu bilangan di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan
Kranggan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016”.
66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Wina Sanjaya (2009:26), menyebutkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas
untuk memecahkan masalah tersebut dengan melakukan berbagai tindakan
yang terencana serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Masalah yang dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari
keresahan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Hal itu yang
menyebabkan PTK sering disebut penelitian praktis, yaitu masalah yang
timbul berasal dari hal-hal nyata dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan untuk memperbaiki
masalah dalam proses pembelajaran yang ditemukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang maksimal. Tujuan utama dari pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah peningkatan kualitas proses dan hasil belajar.
Zainal Arifin (2011:101) juga menyebutkan bahwa tujuan umum dari
penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan
efisiensi proses belajar mengajar di dalam kelas. Pada penelitian ini, hasil
akhir yang diharapkan adalah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung menggunakan alat peraga kartu bilangan.
67
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti merupakan penelitian
kolaborasi. Penelitian Tindakan kelas kolaborasi yaitu antara guru kelas dan
peneliti bekerja sama dalam proses pembelajaran. Menurut Suharsimi
Arikunto dkk (2009:17), dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan
tindakan adalah guru sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap proses
tindakan adalah peneliti. Penelitian ini akan menciptakan kolaborasi atau
partisipasi antara guru kelas dengan peneliti untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Zainal Arifin (2011:106)
menjelaskan bahwa penelitian kolaborasi sangat penting dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas agar diperoleh hasil yang lebih baik serta manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan perseorangan.
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel pada penelitian ini yang berjudul
“Penggunaan Alat Peraga Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika Kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016” yaitu sebagai berikut:
1. Alat peraga kartu bilangan merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk memudahkan guru dalam mengajarkan konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu
berbentuk persegi panjang berukuran 4 cm x 6 cm dengan dua warna yang
berbeda yaitu hitam dan putih, masing-masing set terdiri dari 20 kartu.
68
Kartu putih menunjukkan bilangan bulat positif. Kartu hitam menunjukkan
bilangan bulat negatif. Sepasang kartu hitam dan putih menunjukkan 0.
2. Prestasi belajar matematika adalah nilai siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil itu diperoleh dari nilai
tes yang dilakukan setiap siklus.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SDN 2 Sanggrahan
Kecamtan Kranggan Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 40 siswa terdiri dari siswa laki-laki 18 anak dan siswa perempuan
22 anak.
Obyek penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika
materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
menggunakan alat peraga kartu bilangan.
D. Lokasi, Waktu, dan Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang kelas SDN 2 Sanggrahan Kecamatan
Kranggan Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah. Observasi masalah
yang berkaitan penelitian tindakan kelas dilakukan pada bulan September
tahun 2015, sedangkan penelitian tindakan dilakukan pada bulan Januari tahun
2016.
SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung dipilih
sebagai tempat penelitian karena berdasarkan hasil observasi peneliti
69
menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas IV rendah. Hal
itu dapat terlihat dari KKM siswa yang belum tercapai setengah dari jumlah
siswa kelas IV. Nilai KKM di kelas IV tersebut adalah 70. Rendahnya prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika berdasarkan pengamatan
peneliti, terjadi karena guru belum berupaya untuk menggunakan alat peraga
yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam mempelajari konsep-konsep
matematika.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian secara luas berarti semua proses yang diperlukan peneliti
untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sedang dilakukan
(Sukardi, 2013:27). Sedangkan secara sempit, desain penelitian adalah
penggambaran penelitian penelitian secara jelas, sehingga orang lain yang
berkepentingan misalnya guru mempunyai gambaran tentang bagaimana
keterkaitan permasalahan dengan ubahan yang ada dalam konteks penelitian,
dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan
penelitian tindakan (Sukardi, 2013:28). Dari penjelasan tersebut, dapat
diketahui bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan
peneliti untuk memecahkan masalah penelitian, sehingga orang lain yang
berkepentingan dapat mengetahui tentang gambaran jelas penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi desain
penelitian menjadi dua yaitu rancangan penelitian dan rancangan tindakan
yang diuraikan sebagai berikut:
70
1. Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Hal itu menyebabkan
penelitian ini membutuhkan model atau desain penelitian yang dapat
diterapkan. Pada penelitian tindakan kelas ini, menggunakan model yang
dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Kemmis mengembangkan
modelnya berdasarkan konsep ahli Lewin yang kemudian disesuaikan
dengan beberapa pertimbangan (Kasihani Kasbolah, 2011:113). Dalam
perencanaan, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan
kembali merupakan dasar untuk pemecahan masalah. Adapun skema alur
tindakan model Kemmis & Mc. Taggart dalam Kasihani Kasbolah
(2011:113) adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Alur Tindakan pada Penelitian Tindakan Kelas
71
2. Rancangan Tindakan
Secara garis besar ada 4 tahap yang harus dilalui yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan refleksi. Adapun
penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
merancang penelitian tindakan yang bertujuan meningkatkan prestasi
belajar matematika. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan (Suharsimi dkk, 2009:17). Perencanaan dalam
penelitian ini meliputi:
1) Peneliti merumuskan masalah penelitian setelah melakukan
observasi awal. Peneliti kemudian mengkonsultasikan masalah
tersebut dengan guru kelas IV, dan menjelaskan apabila akan
dilakukan penelitian tindakan kelas dengan alat peraga kartu
bilangan pada mata pelajaran matematika.
2) Peneliti melakukan komunikasi dengan guru kelas IV untuk
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan alat peraga kartu
bilangan. Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan
penelitian.
3) Peneliti bersama dengan guru mendiskusikan dan membuat RPP,
LKS, lembar evaluasi, serta menyiapkan instrumen penelitian.
72
4) Peneliti mempersiapkan alat peraga kartu bilangan beserta
perlengkapan lain yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
5) Peneliti melatih guru kelas IV dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran menggunakan alat peraga kartu bilangan agar tidak
terjadi diskomunikasi antara guru dan peneliti.
b. Tahap Pelaksanaan (Acting)
Tahap kedua dalam penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
melaksanakan tindakan di kelas (Suharsimi dkk, 2009:18).
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ini, menggunakan model kolaboratif
partisipatif dimana guru kelas IV sebagai pelaku yang melaksanakan
pembelajaran dan peneliti yang bertindak sebagai pengamat/observer.
Materi yang diajarkan adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat, diajarkan dengan alat peraga kartu bilangan. Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan alat peraga
kartu bilangan sesuai dengan RPP. Pelaksanaan kegiatan meliputi:
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal berupa memberi salam, presensi siswa, memberi
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
73
Kegiatan inti berupa guru menggunakan alat peraga kartu
bilangan ketika menjelaskan matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat. Dilanjutkan dengan
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) melalui diskusi
kelompok.
c) Penutup
Kegiatan penutup berupa penyimpulan hasil pembelajaran,
mengerjakan soal evaluasi serta refleksi.
2) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal penting ketika guru
melakukan pembelajaran menggunaka alat peraga kartu bilangan
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
c. Tahap Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga dalam pelaksanaan penelitian tindakan adalah
pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas sebagai pelaksana
tindakan dan peneliti. Kegiatan pengamatan berlangsung dalam waktu
yang sama dengan pelaksanaan tindakan, ketika guru menggunakan
alat peraga kartu bilangan untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika. Oleh karena itu, Kasihani Kasbolah (1998:91)
menyebutkan bahwa pada tahap pengamatan atau observasi tidak lain
adalah upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan
dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum pelaksanaan
tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan maupun setelah pelaksanaan
tindakan kelas.
74
Observasi atau pengamatan yang dilakukan yaitu mencakup
kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam interaksi individu
maupun kelompok. Data yang diperoleh dari pelaksanaan tahap
pengamatan ini adalah data tentang proses pembelajaran di kelas dan
data kemajuan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan dapat
diketahui apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada
perubahan positif dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan. Kasihani Kasbolah (1998:92), menjelaskan bahwa apabila
tidak terjadi perubahan positif maka peneliti harus segera mencari dan
menemukan faktor penyebabnya, dan menentukan langkah
perbaikannya.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap keempat dalam penelitian tindakan merupakan kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Suharsimi
Arikunto dkk,2009:19). Pendapat lain disampaikan oleh Kasihani
Kasbolah (1998:100), yang menyebutkan bahwa refleksi dilakukan
tidak hanya pada akhir pelaksanaan tindakan namun juga pada saat
merencanakan, ketika tindakan dilakukan dan setelah pelaksanaan
tindakan. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan,
dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kelas IV. Refleksi yang dilakukan
secara diskusi bersamaan akan memberikan dasar perbaikan nyata
yang lebih baik (Suwarsih Madya, 2009:64). Dari hasil refleksi yang
75
dilakukan, akan dapat menentukan langkah perubahan selanjutnya.
Apabila misalnya hasil tindakan pada siklus pertama belum sesuai
dengan tujuan yang diinginkan, maka dapat dilakukan perubahan
rencana untuk siklus berikutnya, begitupun seterusnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian, menggunakan metode-metode
yang akan diterapkan dalam proses pengumpulan data. Metode pengumpulan
data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang
dibutuhkan untuk kegiatan penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:175). Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif
dan rasional terhadap beberapa kejadian untuk mencapai tujuan tertentu
(Zainal Arifin, 2011:231). Observasi yang dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu untuk mendapatkan informasi perihal kegiatan
belajar mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi
yang dilakukan adalah observasi terstruktur. Zainal Arifin (2011:231)
menyebutkan bahwa observasi terstruktur yaitu semua kegiatan yang akan
di observasi telah ditetapkan terlebih dahulu mencakup isi dan materi
observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas. Maksudnya
76
adalah peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar
observasi guru dan siswa yang telah dibuat.
2. Tes
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh responden (Zainal Arifin, 2011:226). Metode
tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes prestasi
belajar (achievement test). Tes prestasi belajar mengukur hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu (Nana Syaodih,
2010:223). Metode tes disini berfungsi untuk mengetahui perkembangan
prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah guru menggunakan alat peraga
kartu bilangan pada mata pelajaran matematika kelas IV.
G. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam suatu pengukuran biasanya disebut dengan instrumen
penelitian. Dalam menggunakan metode pada teknik pengumpulan data,
peneliti membutuhkan instrumen. Suharsimi Arikunto (2010:175),
menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu agar proses
mengumpulkan data menjadi lebih mudah. Zainal Arifin (2011:225)
menyebutkan bahwa instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu
instrumen penelitian. Hal itu menyebabkan setidaknya ada tiga hal yang harus
diperhatikan yaitu masalah penelitian, variabel penelitian, dan jenis instrumen
77
yang digunakan. Untuk itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Lembar Observasi
Peneliti menyiapkan lembar observasi yang telah dirancang sesuai
dengan isi dan materi yang akan dilakukan pengamatan. Lembar observasi
yang telah disusun mengacu pada proses pelaksanaan pembelajaran
matematika menggunakan kartu bilangan, kesesuaian pembelajaran
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan diskusi
LKS dan pemberian evaluasi. Lembar observasi terdiri dari lembar
observasi untuk siswa. Kisi-kisi lembar observasi siswa dalam proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
No Aspek yang diamati Butir yang diamati No Butir
1 Kerjasama Aktif bekerjasama dalam
kelompok
1
Bertanggungjawab terhadap
tugas kelompok
2
Saling membantu dalam
kerja kelompok
3
2 Keaktifan Aktif bertanya 4
Aktif menjawab pertanyaan 5
Aktif mengemukakan
pendapat
6
3 Minat Belajar Memperhatikan penjelasan
guru
7
Semangat dalam mengikuti
pembelajaran
8
Antusias ketika guru
menjelaskan dengan alat
peraga
9
4 Kedisiplinan Mematuhi perintah guru 10
Mematuhi peraturan dalam 11
78
pembelajaran
Mengerjakan tugas tepat
waktu
12
2. Tes
Tes adalah salah satu instrumen untuk mengetahui keberhasilan
suatu tindakan. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tes
sebelum dilaksanakan tindakan kelas, yaitu untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum diberikan tindakan. Tes lainnya adalah tes akhir
siklus, yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan prestasi
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Tes akhir siklus diberikan secara
tertulis dan individu. Tes akhir siklus dilakukan pada akhir siklus I dan
akhir siklus II. Soal tes dirancang berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Adapun kisi-kisi tes untuk soal pretest disusun sebagai
berikut:
Tabel 4. Kisi-kisi Tes Pretes (Pratindakan)
N
O
ASPEK Jumlah
Butir
Soal
Jenis
Soal
No.
Butir
Soal
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
1 5. Menjumlah
dan
mengurangkan
bilangan bulat
5.2
Menjumlahkan
bilangan bulat
5.2.1 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat
positif.
1 Isian 1
5.2.1 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya lebih besar
daripada nilai mutlak
suku negatif.
1 Isian 2
5.2.2 Menjumlahkan 1 Isian 3
79
bilangan bulat positif
dan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya lebih kecil
daripada nilai mutlak
suku negatif.
5.2.3 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya sama besar
dengan nilai mutlak
suku negatif.
1 Isian 4
5.2.4 Menjumlahkan
bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat
negatif.
1 Isian 5
5.2.5 Menjumlahkan
bilangan nol dengan
bilangan bulat negatif.
2 Isian 6,7
5.2.6 Melakukan
penjumlahan bilangan
bulat dalam soal cerita
2 Isian 18,19
5.3
Mengurangkan
bilangan bulat
5.3.1 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat positif dengan
bilangan bulat positif
yang pengurangnya
lebih besar daripada
terkurang.
1 Isian 8
5.2.2 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat positif dikurangi
bilangan bulat negatif.
2 Isian 9,10
5.3.3 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat negatif
dikurangi bilangan
bulat positif
2 Isian 11,12
5.3.4 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif
yang terkurangnya
lebih besar daripada
1 Isian 14
80
pengurang.
5.3.5 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif
yang pengurangnya
lebih besar daripada
terkurang.
1 Isian 13
5.3.7 Bilangan nol
dikurangi bilangan
bulat positif.
1 Isian 15
5.3.8 Bilangan nol
dikurangi bilangan
bulat negatif.
1 Isian 16
5.3.9 Bilangan negatif
dikurangi bilangan nol
1 Isian 17
5.3.10 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat dalam soal cerita
1 Isian 20
Keterangan:
Setiap butir soal jika dijawab benar mendapat skor 1
Tabel 5. Kisi-kisi Postes Siklus 1
N
O
ASPEK Jumlah
Butir
Soal
Nomor Butir
Soal Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pert-1 Pert-2
1 5. Menjumlah
dan
mengurangkan
bilangan bulat
5.2
Menjumlahkan
bilangan bulat
5.2.1 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat
positif.
1 1
5.2.1 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya lebih besar
daripada nilai mutlak
suku negatif.
3 2, 3, 4
5.2.2 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya lebih kecil
3 5, 6,7
81
daripada nilai mutlak
suku negatif.
5.2.3 Menjumlahkan
bilangan bulat positif
dan bilangan bulat
negatif yang suku
positifnya sama besar
dengan nilai mutlak
suku negatif.
3 8,9,10
5.2.4 Menjumlahkan
bilangan bulat negatif
dengan bilangan bulat
negatif.
4 1,2,3,
4
5.2.5 Menjumlahkan
bilangan nol dengan
bilangan bulat negatif.
3 5, 6,
7,8
5.2.6 Melakukan
penjumlahan bilangan
bulat dalam soal cerita
2 9,10
Tabel 6. Kisi-kisi Postes Siklus 2
ASPEK Jum-
lah
Butir
Soal
Nomor Butir Soal
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Pert-
1
Pert-
2
Pert-
3
5. Menjumlah
dan
mengurangkan
bilangan bulat
5.3
Mengurangkan
bilangan bulat
5.3.1 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat positif dengan
bilangan bulat positif
yang pengurangnya
lebih besar daripada
terkurang.
3 1,2,3
5.2.2 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat positif dikurangi
bilangan bulat negatif.
3 4,5,6
5.3.3 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat negatif
dikurangi bilangan
bulat positif
4 7,8,
9,10
5.3.4 Melakukan 3 1,2,3
82
pengurangan bilangan
bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif
yang terkurangnya
lebih besar daripada
pengurang.
5.3.5 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif
yang pengurangnya
lebih besar daripada
terkurang.
4 4,5,
6,7
5.3.7 Bilangan nol
dikurangi bilangan
bulat positif.
3 8,9,
10
5.3.8 Bilangan nol
dikurangi bilangan
bulat negatif.
4 1,2,3,
4
5.3.9 Bilangan negatif
dikurangi bilangan nol
4 5,6,7,
8
5.3.10 Melakukan
pengurangan bilangan
bulat dalam soal cerita
2 9,10
H. Teknik Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah diperoleh,
menilai apakah data tersebut berdasarkan kenyataan, teliti, ajeg dan benar
(Nana Syaodih, 2010:155). Hasil analisis data dapat digunakan untuk
memberikan masukan perbaikan kegiatan. Analisis data dalam PTK bisa
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan
untuk mengukur data hasil observasi, yaitu kegiatan selama guru dan siswa
melakukan proses pembelajaran. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk
83
mengukur hasil prestasi belajar siswa, yaitu dengan mengukur nilai rata-rata
siswa kemudian dibandingkan hasil antar siklus maupun pretes.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Rumus-
rumus yang akan digunakan untuk mengolah data kuantitatif meliputi:
a. Nilai Akhir Belajar Siswa
Untuk menentukan nilai akhir belajar yang diperoleh masing-masing
siswa, dapat digunakan rumus berikut:
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
b. Mencari nilai rata-rata kelas
Keterangan:
: rata-rata (mean)
: jumlah seluruh skor
N : banyaknya subjek
(Daryanto, 2011:191)
c. Persentase tuntas belajar
Untuk mengetahui persentase tuntas belajar siswa dalam kelas
digunakan rumus berikut:
NA = Skor yang diperoleh siswa x 100
Total Skor
84
Keterangan :
P = Persentase Ketuntasan
(Daryanto, 2011:192)
2. Analisis Data Kualitatif
Hasil observasi sendiri dihitung dengan jumlah skor butir yang
dinilai yaitu rentang antara 1-4 dibagi dengan skor maksimal dikalikan
100%, seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2002:102),
sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan tersebut maka kriteria penilaian hasil
observasi menurut Ngalim Purwanto (2002:103) sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa
NO PENCAPAIAN SKOR KATEGORI
1 86% - 100% Baik Sekali
2 75% - 85% Baik
3 60% - 75% Cukup
4 55% - 59% Kurang
5 ≤54% Sangat Kurang
P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa
Nilai rata-rata = Jumlah Skor X 100%
Skor maksimal
85
Cara melihat peningkatan hasil partisipasi pada saat observasi
adalah dengan melihat selisih skor keseluruhan antara siklus I dan siklus
II.
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini dapat dinyatakan
berhasil, jika:
1. Sekurang-kurangnya 90% siswa telah melampaui standar ketuntasan yaitu
70.
2. Aktivitas siswa mencapai minimal 80%.
86
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Situasi dan Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Sanggrahan
yang berada di Desa Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Kondisi bangunan di SDN 2
Sanggrahan secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Sekolah ini
mempunyai kelas, 2 ruang guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan, 1
kantin siswa, 2 rumah guru, 1 mushola, serta beberapa kamar mandi.
Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil subyek siswa kelas IV yang
berjumlah 40 orang siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan. Penelitian dilakukan pada jam pelajaran matematika sehingga
tidak mengganngu aktivitas belajar mengajar yang sudah tertata.
2. Kondisi Awal
Sebelum dilakukan tindakan, siswa terlebih dahulu diberikan
pretest untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebelum diberikan tindakan.
Kegiatan pretest dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2016. Data Prestasi
belajar siswa dalam kegiatan pretest ini dapat dilihat pada lampiran Data
tersebut secara sederhana dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini.
87
Tabel 8. Persentase ketuntasan pratindakan
No Klasifikasi
Ketuntasan
Pratindakan
Jumlah Persen
1 TUNTAS 17 42,5%
2 BELUM
TUNTAS 23 57,5%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
matematika siswa kelas IV khususnya materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan
Persentase ketuntasan siswa sangat rendah dibandingkan dengan siswa
yang belum tuntas. Nilai KKM siswa kelas IV di SDN 2 Sanggrahan
adalah 70. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 masih jauh lebih sedikit
dibandingkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 70, yaitu siswa yang sudah
tuntas melebihi KKM hanya 42,5% dari seluruh siswa. Nilai rata-rata kelas
juga masih rendah, yaitu hanya mencapai 57,38.
Observasi juga dilakukan terhadap aktivitas siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan awal, siswa belum
baik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat tidak
mendengarkan penjelasan guru, dan hanya sibuk dengan kegiatannya
sendiri-sendiri. Beberapa siswa asyik berbicara dengan teman
sebangkunya, ada yang menggambar sendiri, dan ada pula yang keluar
kelas alasannya ingin membuang sampah. Siswa seakan kurang tertarik
88
mengikuti pelajaran karena metode yang digunakan guru hanya sekedar
ceramah.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Matematika kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung belum optimal. Guru masih menggunakan
metode klasikal yaitu ceramah saja sehingga siswa tidak terdorong untuk
aktif dan memperhatikan penjelasan dari guru. Penelitian yang dilakukan
adalah penggunaan alat peraga kartu bilangan untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika siswa kelas IV di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan
Kranggan Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2015/2016.
3. Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Siklus pertama dilakukan dengan tahap perencanaan. Dalam siklus
ini akan dilakukan dua kali tatap muka. Hal-hal yang dilakukan pada
tahap perencanaan siklus I adalah:
1) Membuat RPP mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
2) Membuat alat peraga kartu bilangan.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
4) Membuat soal evaluasi.
5) Membuat nomor urut siswa.
89
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Siklus I Pertemuan 1
Siklus I Pertemuan ke-1 dilakukan pada hari Selasa, 19 Januari
2016.
Standar Kompetensi:
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar:
Menjumlahkan bilangan bulat.
Indikator:
a) Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif yang suku positifnya lebih besar daripada nilai mutlak
suku negatif.
b) Menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
yang suku positifnya lebih kecil daripada nilai mutlak suku
negatif.
c) Menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
yang suku positifnya sama besar dengan nilai mutlak suku
negatif.
Tujuan pembelajaran:
a) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif yang suku positifnya lebih besar daripada nilai mutlak
suku negatif dengan tepat.
90
b) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
yang suku positifnya lebih kecil daripada nilai mutlak suku
negatif dengan cermat.
c) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
yang suku positifnya sama besar dengan nilai mutlak suku
negatif dengan teliti.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran
yaitu pada pukul 09.30 – 10.40 WIB. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
sebelumnya.
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 5 menit. Guru
membuka pelajaran dengan salam, kemudian meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa. Guru kemudian
menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang
penjumlahan bilangan bulat.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 55 menit. Kegiatan
inti dimulai dengan siswa dikenalkan dengan alat peraga kartu
bilangan, yaitu alat untuk mempermudah dalam pelajaran
matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan
91
bilangan bulat. Kemdudian guru menjelaskan materi tentang
penjumlahan bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP.
Kelas dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 orang. Pembagian kelompok menurut tempat
duduk siswa, sebelumnya menurut informasi dari guru kelas
IV, tempat duduk di kelas ini sudah diacak sehingga anak yang
pandai tidak berkumpul menjadi satu.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) masing-masing
satu lembar untuk satu kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan satu set kartu bilangan untuk diperagakan
kemudian digambar. Pada saat siswa berdiskusi mengerjakan
lembar kerja, beberapa siswa masih terlihat bingung bagaimana
cara mengerjakan sehingga ada yang berjalan-jalan menuju
kelompok lain. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja,
setiap kelompok mewakilkan 1 orang untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok. Pada saat presentasi, sebagian kelompok
antusias untuk berebut maju ke depan, namun ada pula
kelompok yang saling tunjuk untuk maju ke depan.
c) Kegiatan penutup
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
Guru membagikan soal evaluasi untuk masing-masing siswa.
Siswa mengerjakan soal evaluasi sendiri-sendiri tanpa
mencontek teman lain. Guru kemudian meminta siswa untuk
92
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, masih banyak siswa
yang mengerjakan soal melebihi batas waktu yang ditentukan
guru. Guru mengumumkan materi yang akan dipelajari pada
mata pelajaran matematika selanjutnya. Akhirnya, guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
2) Siklus I Pertemuan 2
Siklus I pertemuan ke-2 dilakukan pada hari Rabu, 20
Januari 2016.
Standar Kompetensi:
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar:
Menjumlahkan bilangan bulat.
Indikator:
a) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif.
b) Menjumlahkan bilangan nol dengan bilangan bulat negatif.
c) Menjumlahkan bilangan bulat dalam bentuk soal cerita.
Kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang ada pada RPP.
Tujuan:
a) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif dengan baik.
93
b) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan nol dengan bilangan bulat negatif
dengan tepat.
c) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
menjumlahkan bilangan bulat dalam bentuk soal cerita dengan
tepat.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran yaitu
pada pukul 07.00 – 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran dilakukan
sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 5 menit. Guru
membuka pelajaran dengan salam, kemudian meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa. Guru memberikan
apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan tentang materi yang
telah dijelaskan sebelumnya. Guru kemudian menjelaskan
materi yang akan dipelajari yaitu masih sama dengan
pertemuan ke-1 yaitu tentang penjumlahan bilangan bulat.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 55 menit.
Siswa dikenalkan dengan alat peraga kartu bilangan, yaitu alat
untuk mempermudah dalam pelajaran matematika khususnya
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Kemudian guru menjelaskan materi tentang penjumlahan
94
bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP. Kelas dibagi
menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang sama dengan pertemuan sebelumnya. Pada saat
pembagian kelompok, masih ada beberapa siswa yang tidak
mau berkelompok dengan siswa tertentu, dan saling berebut
kursi.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) masing-masing
satu lembar untuk satu kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan satu set kartu bilangan untuk diperagakan
kemudian digambar. Pada saat mengerjakan lembar kerja,
siswa sudah mulai dapat berdiskusi dengan baik karena tugas
yang dikerjakan sama dengan sebelumnya, walaupun soal
berbeda. Siswa juga mulai berani bertanya kepada guru apabila
belum paham. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, setiap
kelompok mewakilkan 1 orang untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
c) Kegiatan penutup
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
Guru membagikan soal evaluasi untuk masing-masing siswa.
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. Pada saat
mengumpulkan soal evaluasi, masih ada beberapa siswa yang
melebihi batas waktu meskipun lebih baik daripada saat
95
pertemuan ke-1. Akhirnya, guru menutup pelajaran dengan
berdoa dan salam penutup.
3) Prestasi Belajar Siklus I
Hasil tes siklus pertama ada pada lampiran, selanjutnya
secara sederhana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Persentase Ketuntasan Siklus I
No Klasifikasi
Ketuntasan
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 TUNTAS 23 57,5% 25 62,5%
2 BELUM
TUNTAS 17 42,5% 15 37,5%
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah pembelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
menggunakan kartu bilangan, terjadi peningkatan persentase siswa
yang tuntas KKM, yaitu pada pertemuan ke-1 ketuntasan 57,5%
meningkat pada pertemuan ke-2 yaitu menjadi 62,5%. Hasil tes
siklus I merupakan hasil dari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2
diambil perolehan yang terbaik dari 2 pertemuan tersebut.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan
meningkatkan persentase ketuntasan daripada sebelum dilakukan
tindakan. Hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
96
Tabel 10. Persentase Ketuntasan Pratindakan dan Siklus I
No Klasifikasi
Ketuntasan
Pratindakan Siklus I
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 TUNTAS 17 42,5% 25 62,5%
2 BELUM
TUNTAS 23 57,5% 15 37,5%
Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase
ketuntasan siswa pada saat pratindakan dan siklus I seperti di
bawah ini.
42.50%
62.50%57.50%
37.50%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Pratindakan Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 2. Diagram Persentase Ketuntasan Pratindakan dan Siklus I
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa persentase
ketuntasan siswa meningkat dari pratindakan ke siklus I.
Persentase ketuntasan siswa pratindakan adalah 42,5%, sementara
Persentase ketuntasan pada siklus I adalah sebesar 62,5%.
Peningkatan ketuntasan belajar siswa juga diikuti dengan
peningkatan rata-rata siswa yaitu dari pratindakan sebesar 57,38
97
meningkat pada siklus I yaitu sebesar 77,5. Meskipun demikian,
Persentase ketuntasan belajar siswa belum mencapai target yaitu
sebesar 90%, sehingga perlu diperbaiki pada siklus II.
c. Pengamatan/Observasi
1) Observasi Siswa
Bersamaan dengan pelaksanaan tahap tindakan, peneliti
melakukan observasi atau pengamatan terhadap siswa. Peneliti
sebagai observer dibantu oleh satu observer sehingga ada 2
observer, yaitu observer 1 dan observer 2. Observasi yang
dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan
partisipasi siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat
12 butir pengamatan yang dilakukan untuk siswa.
Pemberian skor aktivitas siswa, yaitu dengan memberikan
skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah. Skor
maksimumnya adalah 48 dan skor minimumnya adalah 12 untuk
satu siswa. Untuk seluruh siswa, skor maksimumnya adalah 1920
sedangkan skor minimumnya adalah 480. Dalam pelaksanaan
siklus I, observasi terhadap siswa dilakukan 2 kali yaitu pada siklus
I pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Dari hasil observasi dua kali
pertemuan tersebut, diambil satu kali pertemuan yang memperoleh
hasil terbaik. Berikut ini merupakan tabel pengamatan aktivitas
siswa siklus I, untuk data masing-masing siswa dapat dilihat pada
lampiran.
98
Tabel 11. Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Butir yang diamati
Jumlah skor seluruh siswa
Pertemuan
ke-1
Pertemuan
ke-2
a. Aktif bekerjasama dalam
kelompok
b. Bertanggungjawab
terhadap tugas kelompok
c. Saling membantu dalam
kerja kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti pembelajaran
i. Antusias pada saat guru
menggunakan alat peraga
j. Mematuhi perintah guru
k. Mematuhi peraturan
dalam pembelajaran
l. Mengerjakan tugas tepat
waktu
77
72
70
60
62
70
77
73
77
73
74
75
82
81
82
75
76
79
88
82
80
85
84
91
Skor total seluruh siswa 859 985
Skor maksimum 1920 1920
Persentase keseluruhan 44,74% 51,3%
99
Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa untuk mengetahui
Persentase keseluruhan aktivitas siswa harus dihitung terlebih
dahulu skor total seluruh siswa kemudian dibagi dengan skor
maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab 3.
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase
keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 adalah
44,74% dan pertemuan ke-2 adalah 51,3%, dapat digambar dalam
bentuk diagram seperti di bawah ini.
Gambar 3. Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I
Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa
pada siklus I diambil dari perolehan terbesar diantara 2 pertemuan
yaitu 51,3%. Perolehan tersebut masih rendah yaitu hanya 51,3%
dibandingkan dengan Persentase aktivitas minimal yang harus
dicapai siswa yaitu sebesar 80%. Berdasarkan hasil perhitungan
aktivitas siswa pada siklus I tersebut, maka ditentukan kategori
hasil observasi, sesuai dengan yang sudah tertulis pada bab III,
100
yaitu untuk hasil aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,3%
termasuk dalam kategori sangat kurang. Hal tersebut tentunya
menjadikan bahan evaluasi agar pada siklus berikutnya sesuai
dengan persentase minimal aktivitas siswa yaitu mencapai 80%.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada saat akhir siklus I. Dalam kegiatan refleksi
ini, peneliti berkonsultasi dengan guru tentang berbagai masalah dan
kendala yang terjadi pada saat siklus I pertemuan ke-1 dan pertemuan
ke-2. Refleksi dilakukan untuk mencari kekurangan atau kendala yang
ada pada saat menggunakan alat peraga kartu bilangan pada mata
pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat, Dari pelaksanaan siklus I, ada beberapa kendala yang dialami
pada saat proses pembelajaran yaitu:
1) Kelompok siswa yang dibagi menjadi 5 orang setiap kelompok
menyulitkan siswa ketika duduk, sehingga sewaktu akan pindah
untuk berkelompok, ada siswa yang malah bertengkar berebut
tempat duduk.
2) Alat peraga kartu bilangan yang diberikan kepada masing-masing
kelompok belum digunakan secara optimal, hal ini disebabkan
informasi yang belum jelas dari guru, dan kartu bilangan tidak
ditempel dan hanya digambar sehingga siswa masih sedikit
kesulitan.
101
3) Siswa belum aktif bertanya, hal itu disebabkan masih kurangnya
konsentrasi siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
4) Beberapa siswa belum aktif bekerja secara berkelompok
dikarenakan kelompok tidak sesuai dengan yang diinginkannya,
bahkan ada yang tidak mau bila berkelompok dengan siswa
tertentu.
5) Pada saat memberi contoh soal, guru memberi kebebasan kepada
siswa yang mau, padahal biasanya siswa yang mau maju ke depan
adalah siswa yang rajin dan pandai, sehingga guru berpendapat
bahwa semua siswa sudah memahami konsep penjumlahan
bilangan bulat. Padahal menurut observer II masih ada beberapa
siswa yang belum paham namun malu dan takut untuk bertanya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama
dengan guru melakukan upaya perbaikan dalam kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada siklus II. Upaya perbaikan tersebut yaitu:
1) Dalam pembagian kelompok, satu kelompok dibatasi hanya
maksimal 4 anak dengan tempat duduk yang berdekatan sehingga
anak tidak berpindah-pindah dan nyaman mengikuti pelajaran.
2) Guru memberikan pengertian kepada siswa tentang kerjasama yang
baik dan tidak membeda-bedakan teman, agar siswa tidak gaduh
saat mengerjakan tugas kelompok dan bisa berkerjasma dengan
baik.
102
3) Guru lebih memancing siswa untuk aktif bertanya ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran.
4) Penggunaan alat peraga kartu bilangan secara lebih optimal yaitu
dengan meminta siswa untuk ikut serta dalam penggunaan, yaitu
menempel kartu bilangan pada lembar yang disediakan agar siswa
lebih jelas dan memahami isi pelajaran.
5) Pada saat memberi contoh soal, guru meminta siswa yang belum
tuntas untuk maju ke depan dengan bimbingan guru agar merasa
tidak takut.
Setelah refleksi terhadap kegiatan siklus I selesai, peneliti bersama
dengan guru kelas membuat kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
siklus II pada pertemuan berikutnya.
4. Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II, dilakukan 3 kali pertemuan, dengan alokasi
waktu satu kali pertemuan 70 menit. Tahap perencanaan siklus II
sama seperti perencanaan pada siklus I, yaitu dilakukan dengan:
1) Membuat RPP mata pelajaran Matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
2) Menyiapkan alat peraga kartu bilangan.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).
4) Membuat soal evaluasi.
103
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Siklus II Pertemuan ke-1
Siklus II Pertemuan ke-1 dilakukan pada hari Sabtu, 23
Januari 2016.
Standar Kompetensi:
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar:
Mengurangkan bilangan bulat.
Indikator:
a) Melakukan pengurangan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih besar
daripada terkurang.
b) Melakukan pengurangan bilangan bulat positif dikurangi
bilangan bulat negatif,.
c) Melakukan pengurangan bilangan bulat negatif dikurangi
bilangan bulat positif
Tujuan pembelajaran:
a) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
mengurangkan dua bilangan positif yang bilangan
pengurangnya lebih besar daripada terkurang dengan tepat.
b) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
melakukan pengurangan bilangan positif dikurangi
bilangan negatif dengan cermat.
104
c) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
melakukan pengurangan bilangan negatif dikurangi
bilangan positif dengan teliti.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran
yaitu pada pukul 07.00 – 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
sebelumnya.
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 5 menit. Guru
membuka pelajaran dengan salam, kemudian meminta
salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Siswa kemudian
diperiksa kehadirannya oleh guru. Guru memberikan
apersepsi tentang pengurangan bilangan bulat. Guru
kemudian menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu
tentang pengurangan bilangan bulat.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung kurang lebih 55 menit.
Kegiatan inti dimulai dengan guru mengeluarkan kartu
bilangan yang telah digunakan sebelumnya, serta
menanyakan lagi kepada siswa tata cara penggunaan kartu
bilangan dan aturannya. Kemudian guru menjelaskan
materi tentang pengurangan bilangan bulat sesuai dengan
indikator pada RPP. Kelas dibagi menjadi 10 kelompok,
105
masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Pembagian
kelompok masih sama dengan yang sebelumnya yaitu
menurut tempat duduk siswa, agar siswa tidak berpindah-
pindah sehingga kelas lebih kondusif dan nyaman,
sebelumnya menurut informasi dari guru kelas IV, tempat
duduk di kelas ini sudah diacak sehingga anak yang pandai
tidak berkumpul menjadi satu.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) masing-
masing satu lembar untuk satu kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan satu set kartu bilangan untuk diperagakan
kemudian ditempel. Pada saat siswa berdiskusi, mereka
sudah nampak antusias dengan sering bertanya kepada guru
perihal alat peraga kartu bilangan yang digunakan serta
ketika mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Siswa juga
terlihat antusias ketika berdiskusi, sebagian besar kelompok
mampu bekerjasama ketika mengerjakan, ada siswa yang
menjawab soal, kemudian beberapa siswa mencoba untuk
menempel, hal tersebut terjadi dalam satu kelompok,
meskipun masih ada beberapa kelompok yang hanya satu
siswa saja yang aktif mengerjakan. Setelah selesai
mengerjakan lembar kerja, setiap kelompok mewakilkan 1
orang untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Pada
saat presentasi, sebagian kelompok antusias untuk berebut
106
maju ke depan, mereka sudah nampak tidak malu-malu
seperti yang masih terlihat pada siklus I.
c) Kegiatan penutup
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru membagikan soal
evaluasi untuk masing-masing siswa. Siswa mengerjakan
soal evaluasi sendiri-sendiri tanpa mencontek teman lain.
Guru kemudian meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
pekerjaan siswa, masih banyak siswa yang mengerjakan
soal melebihi batas waktu yang ditentukan guru. Guru
mengumumkan materi yang akan dipelajari pada mata
pelajaran matematika selanjutnya. Akhirnya, guru menutup
pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
2) Siklus II Pertemuan ke-2
Siklus II pertemuan ke-2 dilakukan pada hari Selasa, 26
Januari 2016. Pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran
yaitu pada pukul 07.00 – 08.10 WIB.
Standar Kompetensi:
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar:
Mengurangkan bilangan bulat.
Indikator:
107
a) Melakukan pengurangan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih besar
daripada terkurang.
b) Melakukan pengurangan bilangan bulat negatif dengan
bilangan bulat negatif yang sama besar.
c) Melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan
bulat positif.
Tujuan Pembelajaran:
a) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
mengurangkan dua bilangan negatif yang terkurangnya
lebih besar daripada pengurang dengan baik.
b) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
mengurangkan dua bilangan negatif yang pengurangnya
lebih besar daripada terkurang dengan tepat.
c) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan
positif dengan tepat.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran yaitu pada pukul 07.00 – 08.10 WIB. Kegiatan
pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
dirancang sebelumnya.
a) Kegiatan awal
108
Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 5 menit. Guru
membuka pelajaran dengan salam, kemudian meminta
salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Siswa kemudian
diperiksa kehadirannya oleh guru. Guru memberikan
apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan tentang materi
yang telah dijelaskan sebelumnya. Guru kemudian
menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu masih sama
dengan pertemuan ke-1 yaitu tentang pengurangan bilangan
bulat.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 55
menit. Guru mengeluarkan kartu bilangan dan kembali
menanyakan siswa tentang aturan dan cara penggunaan
kartu bilangan tersebut. Kemudian guru menjelaskan materi
tentang pengurangan bilangan bulat sesuai dengan indikator
pada RPP menggunakan alat peraga kartu bilangan. Kelas
dibagi menjadi 20 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 2 orang, hal ini dilakukan karena pada siklus II
pertemuan ke-1 masih terlihat beberapa kelompok yang
hanya mengandalkan 1 orang saja ketika mengerjakan.
Kelompok dibagi berdasarkan tempat duduk.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) masing-
masing satu lembar untuk satu kelompok. Setiap kelompok
109
mendapatkan satu set kartu bilangan untuk diperagakan
kemudian ditempelkan pada tempat yang sudah disediakan
guru. Pada saat mengerjakan lembar kerja, siswa sudah
mulai dapat berdiskusi dengan baik karena tugas yang
dikerjakan sama dengan sebelumnya, walaupun soal
berbeda. Siswa terlihat antusias, dan sudah dapat
bekerjasama dengan baik karena kelompok hanya 2 orang
dan mau tidak mau mereka harus bekerjasama dengan 1
orang saja. Setiap kelompok terlihat serius dan antusias
dalam mengerjakan lembar kerja serta ketika menempelkan
kartu bilangan. Setelah selesai mengerjakan lembar kerja,
setiap kelompok mewakilkan 1 orang untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
c) Kegiatan penutup
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru membagikan soal
evaluasi untuk masing-masing siswa. Siswa mengerjakan
soal evaluasi secara individu. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan, guru membagi pekerjaan siswa tersebut
kepada siswa lain untuk dikoreksi. Guru kemudian
melakukan penilaian, dengan memasukkan nilai siswa
110
kedalam daftar nilai. Akhirnya, guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam penutup.
3) Siklus II Pertemuan ke-3
Siklus II pertemuan ke-3 dilakukan pada hari Selasa, 27
Januari 2016.
Standar Kompetensi:
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
Kompetensi Dasar:
Mengurangkan bilangan bulat.
Indikator:
a) Melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan
negatif.
b) Melakukan pengurangan bilangan negatif dikurangi
bilangan nol.
c) Mengurangkan bilangan bulat dalam soal cerita.
Tujuan Pembelajaran:
a) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan
negatif dengan tepat.
b) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
melakukan pengurangan bilangan negatif dikurangi
bilangan nol dengan tepat.
111
c) Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat
mengurangkan bilangan bulat dalam soal cerita dengan
cermat.
Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 jam
pelajaran yaitu pada pukul 09.30 – 10.40 WIB. Kegiatan
pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
dirancang sebelumnya.
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan kurang lebih 5 menit. Guru
membuka pelajaran dengan salam, kemudian meminta
salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Siswa kemudian
diperiksa kehadirannya oleh guru. Guru memberikan
apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan tentang materi
yang telah dijelaskan sebelumnya. Guru kemudian
menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu masih sama
dengan pertemuan ke-1 dan ke-2 tentang pengurangan
bilangan bulat. Siswa kemudian mendengarkan penjelasan
guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam
pertemuan tersebut.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 55
menit. Guru mengeluarkan kartu bilangan dan kembali
menanyakan siswa tentang aturan dan cara penggunaan
112
kartu bilangan tersebut agar siswa mengingat kembali apa
yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru
menjelaskan materi tentang pengurangan bilangan bulat
sesuai dengan indikator pada RPP menggunakan alat
peraga kartu bilangan. Kelas dibagi menjadi 20 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 2 orang, hal ini
dilakukan sama dengan pertemuan ke-2 karena terbukti
efektif dalam pelaksanaannya. Kelompok dibagi
berdasarkan tempat duduk.
Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) masing-
masing satu lembar untuk satu kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan satu set kartu bilangan untuk diperagakan
kemudian digambar pada tempat yang sudah disediakan
guru. Siswa tidak menempel karena pada pertemuan ke-1
dan ke-2 siswa sudah menempel dan hasilnya memuaskan,
jadi guru menganggap bahwa siswa sudah mengerti tidak
harus secara konkret menempel. Kerjasama siswa semakin
terlihat dan juga antusias siswa dikarenakan sudah
memahami apa yang seharusnya dilakukannya, setiap
kelompok secara bergantian mengerjakan soal, yaitu satu
orang mengerjakan dan satu orang lainnya menggambar,
bergantian setiap nomor. Setelah selesai mengerjakan
113
lembar kerja, setiap kelompok mewakilkan 1 orang untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
c) Kegiatan penutup
Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa.
Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru membagikan soal
evaluasi untuk masing-masing siswa. Siswa mengerjakan
soal evaluasi secara individu. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan, guru membagi pekerjaan siswa tersebut
kepada siswa lain untuk dikoreksi. Guru kemudian
melakukan penilaian, dengan memasukkan nilai siswa
kedalam daftar nilai. Akhirnya, guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam penutup.
4) Prestasi Belajar Siklus II
Hasil tes siklus kedua ada pada lampiran, selanjutnya
secara sederhana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12. Ketuntasan Siswa Siklus II
N
o
Klasifikasi
Ketuntasan
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 TUNTAS 30 75% 35 87,5% 37 92,5%
2 BELUM
TUNTAS 10 25% 5 12,5%
3 7,5%
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah pembelajaran
matematika materi pengurangan bilangan bulat menggunakan kartu
114
bilangan pada siklus II, terjadi peningkatan persentase siswa yang
tuntas KKM, yaitu pada pertemuan ke-1 ketuntasan 75%
meningkat pada pertemuan ke-2 yaitu menjadi 87,5% dan
meningkat lagi pada pertemuan ke-3 yaitu 92,5%. Hasil tes siklus
II merupakan hasil tes pada pertemuan 1,2,3 diambil hasil yang
terbaik dari ketiga pertemuan tersebut, sehingga hasil tes prestasi
belajar pada siklus II yaitu ketuntasan siswa mencapai 92,5%.
Dapat disimpulkan bahwa sudah mencapai standar ketuntasan
minimal yaitu sebesar 90%. Demikian halnya dengan rata-rata
kelas siswa yang juga ikut mengalami peningkatan di setiap
pertemuan pada siklus II, serta meningkatnya rata-rata kelas dari
siklus I ke siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga kartu bilangan meningkatkan persentase ketuntasan yang
lebih baik pada siklus II dibandingkan pada siklus I maupun
pratindakan. Hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 13. Ketuntasan Siswa Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
No Klasifikasi
Ketuntasan
Pratindakan Siklus I Siklus II
Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 TUNTAS 17 42,5% 25 62,5% 37 92,5%
2 BELUM
TUNTAS 23 57,5% 12 37,5%
3 7,5%
Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase
ketuntasan siswa pada saat pratindakan, siklus I dan siklus II
seperti di bawah ini.
115
42.50%
62.50%
92.50%
57.50%
37.50%
7.50%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Pratindakan Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
Gambar 4. Diagram Ketuntasan Siswa Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa persentase
ketuntasan siswa meningkat dari pratindakan ke siklus I dan
meningkat pada siklus II. Persentase ketuntasan siswa pratindakan
adalah 42,5%, sementara persentase ketuntasan pada siklus I
adalah sebesar 62,5% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu
persentase ketuntasan siswa mencapai 92,5%. Begitupula dengan
nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada
pratindakan rata-rata siswa yaitu 57,38 pada siklus I meningkat
menjadi 77,5 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 88,75.
Diagram peningkatan rata-rata siswa dapat dilihat dibawah ini.
116
57,38
77,5
88,75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pratindakan Siklus I Siklus II
Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa
Peningkatan Nilai
Rata-rata Siswa
Gambar 5. Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Pratindakan,
Siklus I dan Siklus II
c. Pengamatan/Observasi
1) Observasi Siswa
Bersamaan dengan pelaksanaan tahap tindakan, peneliti
melakukan observasi atau pengamatan terhadap siswa sama
seperti yang dilakukan pada siklus I. Peneliti sebagai observer
dibantu oleh satu observer sehingga ada 2 observer, yaitu
observer 1 dan observer 2. Observasi yang dilakukan kepada
siswa bertujuan untuk mengetahui partisipasi siswa ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran. Terdapat 12 butir
pengamatan yang dilakukan untuk siswa.
Pemberian skor aktivitas siswa, yaitu dengan memberikan
skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah.
117
Skor maksimumnya adalah 48 dan skor minimumnya adalah 12
untuk satu siswa. Untuk seluruh siswa, skor maksimumnya
adalah 1920 sedangkan skor minimumnya adalah 480. Dalam
pelaksanaan siklus II, observasi terhadap siswa dilakukan 3 kali
yaitu pada siklus I pertemuan ke-1, pertemuan ke-2, dan
pertemuan ke-3. Dari hasil observasi tiga kali pertemuan
tersebut, diambil satu kali pertemuan yang memperoleh hasil
terbaik. Berikut ini merupakan tabel pengamatan aktivitas
siswa siklus II.
118
Tabel 14. Aktivitas Siswa Siklus II
Butir yang diamati
Jumlah skor seluruh siswa
Pertemuan
ke-1
Pertemuan
ke-2
Pertemuan
ke-3
a. Aktif bekerjasama
dalam kelompok
b. Bertanggungjawab
terhadap tugas
kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada saat guru
menggunakan alat
peraga
j. Mematuhi perintah
guru
k. Mematuhi peraturan
dalam pembelajaran
l. Mengerjakan tugas
tepat waktu
130
112
103
94
87
85
94
89
84
110
131
129
146
145
135
114
101
93
105
109
105
138
146
145
154
152
151
122
120
121
133
135
131
155
156
149
Skor total seluruh siswa 1248 1482 1679
Skor maksimum 1920 1920 1920
Persentase keseluruhan 65% 77,18% 87,44%
Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa untuk mengetahui
persentase keseluruhan aktivitas siswa harus dihitung terlebih
dahulu skor total seluruh siswa kemudian dibagi dengan skor
maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab 3.
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase
119
keseluruhan aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke-1 yaitu
65%, pertemuan ke-2 sebesar 77,18% dan pertemuan ke-3 adalah
87,44%, dapat digambar dalam bentuk diagram seperti di bawah
ini.
65%
77,18%
87,44%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III
Presentase Aktivitas Siswa Siklus II
Presentase Aktivitas Siswa Siklus II
Gambar 6. Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus II
Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa
pada siklus II yaitu diambil yang terbesar adalah sebesar 87,44%
sudah melebihi persentase aktivitas minimal yang harus dicapai
siswa yaitu sebesar 80%. Hal tersebut berarti persentase aktivitas
siswa pada siklus II mencapai batas minimal yang ditentukan yaitu
80%. Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas siswa pada siklus II
tersebut, maka ditentukan kategori hasil observasi, sesuai dengan
yang sudah tertulis pada bab III, yaitu untuk hasil aktivitas siswa
pada siklus II sebesar 87, 44% termasuk dalam kategori baik
sekali.
120
Dari hasil penelitian bahwa aktivitas belajar siswa mengalami
kenaikan pada siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar siswa pada
siklus I yaitu mencapai 51,3%, dan belum memenuhi persentase
minimal yang harus dicapai yaitu 80%. Pada siklus II persentase
aktivitas siswa mencapai 87, 44%, dan sudah mencapai persentase
aktivitas minimal siswa. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat
pada diagram di bawah ini.
51.30%
87.44%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus I Siklus II
Presentase Aktivitas Siswa
Presentase Aktivitas
Siswa
Gambar 7. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada saat akhir siklus II. Dalam kegiatan
refleksi ini, peneliti berkonsultasi dengan guru tentang berbagai
masalah dan kendala yang terjadi pada saat siklus II pertemuan ke-
1, pertemuan ke-2 dan pertemuan ke-3. Refleksi dilakukan untuk
mencari kekurangan atau kendala yang ada pada saat menggunakan
alat peraga kartu bilangan pada mata pelajaran matematika materi
121
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari pelaksanaan
siklus II, nampak aktivitas pembelajaran menjadi lebih baik karena
kendala yang ditemui pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II
ini. Adapun hasil perbaikan tersebut diantaranya:
1) Dalam pembagian kelompok, pada siklus II pertemuan ke-1
setiap kelompok hanya beranggotakan 4 siswa, sedangkan pada
pertemuan ke-2 dan ke-3 masing-masing kelompok hanya
terdiri dari 2 orang siswa. Upaya untuk mengurangi jumlah
anggota kelompok terbukti berhasil karena siswa menjadi lebih
aktif dan bersemangat dalam kerja kelompok.
2) Guru memberikan pengertian kepada siswa tentang kerjasama
yang baik dan tidak membeda-bedakan teman, agar siswa tidak
gaduh saat mengerjakan tugas kelompok dan bisa berkerjasma
dengan baik. Guru memberikan nasihat-nasihat dengan
berkeliling kelas pada setiap kelompok.
3) Guru lebih memancing siswa untuk aktif bertanya ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara membuat
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab siswa dengan
antusias.
4) Guru meminta siswa untuk menempel kartu bilangan pada
lembar yang disediakan, sehingga siswa lebih jelas tidak hanya
dengan menggambar saja.
122
5) Pada saat memberi contoh soal, guru meminta siswa yang
belum tuntas untuk maju ke depan dengan bimbingan guru agar
merasa tidak takut, sehingga siswa yang belum paham pada
materi pelajaran menjadi paham dengan berlatih contoh soal
dan dengan maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal.
Dengan berakhirnya perbaikan pada siklus II maka proses
pembelajaran dan prestasi belajar menjadi meningkat. Dengan
demikian target dalam penelitian telah tercapai sehingga penelitian
berhenti pada siklus II.
B. Pembahasan
Siklus I dilakukan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 19 Januari
2016 dan Rabu, 20 Januari 2016. Pada penelitian siklus II, siswa belum
bisa dikondisikan dan belum aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam berkelompok misalnya, ada siswa yang tidak mau satu kelompok
dengan teman tertentu, kemudian juga pada saat berpindah tempat duduk
belum terkontrol dan ramai sendiri. Siswa juga masih pasif dalam
bertanya, hal itu terjadi karena siswa belum paham dengan apa yang akan
diajarkan oleh guru. Siswa juga masih terlihat bingung ketika
mengerjakan lembar kerja, karena intruksi dari guru yang belum dipahami
siswa. Untuk aktivitas guru pada pelaksanaan penelitian siklus I, guru
melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dirancang
oleh peneliti bersama dengan guru. Guru ketika memberikan contoh soal,
123
guru hanya menunjuk siswa yang pandai saja, karena siswa yang pandai
cenderung terlihat lebih aktif, hal itu membuat guru berasumsi bahwa
semua siswa sudah paham. Pada kenyataannya, saat dilakukan evaluasi
pembelajaran, banyak siswa yang belum tuntas. Ketika memberikan
intruksi pada saat kerja kelompok, guru belum begitu jelas meminta siswa
untuk menggambar kartu bilangan yang sudah diperagakan, sehingga
siswa tidak menggunakan alat peraga kartu bilangan yang telah disiapkan
pada masing-masing kelompok secara maksimal. Hasil penelitian pada
siklus I belum maksimal, yaitu Persentase aktivitas siswa baru mencapai
51,3% dari target minimal 80%. Pada bab 3, persentase tersebut masuk ke
dalam kategori kurang. Untuk prestasi belajar siklus I, yaitu Persentase
ketuntasan siswa baru mencapai 62,5% dari target minimal yaitu 90%.
Peneliti dan guru kemudian melakukan refleksi dan upaya perbaikan
untuk penelitian siklus II agar kendala dan permasalahan yang ada pada
siklus I dapat diperbaiki. Beberapa hal yang di refleksi diantaranya yaitu
guru memperkecil anggota kelompok dengan satu kelompok dibatasi
maksimal hanya 4 siswa saja. Guru lebih banyak memberikan motivasi
dan nasehat agar siswa lebih saling menghargai satu sama lain. Guru lebih
memberikan kesempatan kepada siswa yang pada siklus sebelumnya
belum tuntas untuk maju kedepan ketika memberi contoh soal. Setelah
kendala siklus I diatasi, maka Persentase aktivitas siswa pada siklus II
meningkat menjadi 87,44%, sehingga pada bab 3 masuk dalam kategori
baik sekali. Begitupula dengan prestasi belajar siswa meningkat
124
ditunjukkan dengan Persentase ketuntasan siswa pada siklus II mencapai
92,5%. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Persentase
aktivitas siswa dari 51,3% pada siklus I menjadi 87, 44% pada siklus II.
Untuk prestasi belajar, persentase ketuntasan siswa pada siklus I yaitu
62,5% meningkat pada siklus II menjadi 92,5%.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh siswa pada siklus I dan
siklus II maka dapat diketahui bahwa penggunaan alat peraga kartu
bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV
SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
125
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian menggunakan kartu bilangan merupakan upaya peneliti dan
guru yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pembelajaran di kelas sebelum
dilakukan penelitian yaitu dengan metode konvensional dan guru belum
menggunakan alat peraga kartu bilangan. Alat peraga ini, kemudian digunakan
oleh guru untuk mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat agar siswa lebih memahami materi pembelajaran. Penggunaan kartu
bilangan sendiri yaitu secara berkelompok, siswa dibagikan satu set kartu
bilangan yang terdiri dari kartu hitam dan putih, kemudian dengan bantuan
guru siswa mencoba menggunakan kartu tersebut dengan menjawab soal-soal
yang ada pada Lembar Kerja Siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi setiap siklus yang
mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa dari pratindakan ke siklus I dan siklus II meningkat. Pada pratindakan
yang dilakukan dengan pretest, dengan 23 siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai KKM dan 17 lainnya sudah tuntas. Persentase jumlah siswa yang
126
tuntas yaitu 42,5% sedangkan siswa yang belum tuntas Persentasenya yaitu
57,5%. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah 57,38. Pada hasil
penelitian siklus I, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai KKM yaitu 12 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas atau sudah
mencapai KKM adalah 28 siswa. Persentase ketuntasan sendiri yaitu siswa
yang tuntas 62,5% dan yang belum tuntas yaitu 37,5%, dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 77,5. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya Persentase
belajar pada siklus II, yaitu sebanyak 37 siswa sudah tuntas atau mencapai
KKM dan sisanya 3 orang siswa masih belum tuntas. Persentasenya yaitu
siswa yang tuntas sebanyak 92,5% sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu
7,5%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 87,75. Untuk hasil observasi
aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, juga meningkat pada siklus I
ke siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 51,3% belum
mencapai persentase minimal yang harus diraih, yaitu 80%. Pada siklus II
persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 87, 44% dan sudah mencapai
Persentase aktivitas minimal siswa, yaitu melebihi 80%.
B. Saran
1. Untuk siswa
Sebaiknya siswa berusaha sebaik-baiknya untuk memperhatikan
penjelasan guru ketika guru menjelaskan pelajaran menggunakan alat
peraga kartu bilangan, agar prestasi belajar siswa khususnya pada mata
127
pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
meningkat.
2. Untuk guru
Guru sebaiknya lebih kreatif dalam merancang pembelajaran, salah
satunya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan
pada mata pelajaran matematika untuk memudahkan siswa dalam
memahami konsep-konsep pembelajaran materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat sehingga prestasi belajar siswa akan
meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, tentunya ada
keterbatasan penelitian. Pada penelitian ini, keterbatasan penelitian yang
terjadi adalah belum adanya validasi media pada alat peraga kartu bilangan
yang digunakan.
128
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Fathani. (2012). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asri Budiningsih. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY.
Conny R. Semiawan. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja. (Tanpa tahun). Kamus Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Difa Publisher.
Hasan Alwi, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Herman Hudoyo. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: UM Press.
Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Kasihani Kasbolah. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
PGSD.
M. Ngalim Purwanto. (2002). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
129
Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nyimas Aisyah, dkk. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Oemar Hamalik. (1989). Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung:
Mandar Maju.
Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Tinggi.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soewito, dkk. (1991). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Suharsimi Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta:Aditya Media.
Sukardi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan
Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suwarsih Madya. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung:
Alfabeta.
Suyono dan John A. Van De Walle. (2000). Matematika SD dan Menengah:
Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga.
130
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.
.
T Wakiman. (2001). Buku Pegangan Kuliah, Alat Peraga Pendidikan.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Thomas F. Staton diterjemahkan oleh Prof. J.F. Tahalele M.A. (1978). Cara
Mengajar dengan Hasil yang Baik. Bandung: CV Diponegoro.
Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.
Zainal Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
132
Lampiran 1. Lembar Soal Pretes
LEMBAR SOAL PRETES
NAMA SEKOLAH : SDN 2 SANGGRAHAN
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER : IV/II
HARI, TANGGAL : SENIN, 18 JANUARI 2015
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat
1. 4 + 8 = …
2. -3 + 8 = …
3. 4 + (-9) = …
4. -4 + 4 = …
5. -7 + (-2) = …
6. 0 + (-4) = …
7. -5 + 0 = …
8. 7 – 10 = …
9. 5 – (-1) = …
10. 6 – (-7) = …
11. -7 – 11 = …
12. -8 – 2 = …
13. -3 – (-5) = …
133
14. -9 – (-5) = …
15. 0 – 7 = …
16. 0 – (-12) = …
17. -4 – 0 = …
18. Pak Bani meminjam 20 karung beras kepada Pak Amat. Ternyata karung
tersebut tidak cukup, sehingga Pak Bani meminjam lagi kepada Pak Dede
sebanyak 5 karung beras. Jumlah pinjaman Pak Bani sekarang adalah …
19. Suhu di ruangan mula-mula -18ºC, karena suhu dirasa terlalu dingin,
kemudian dinaikkan lagi 5ºC. Suhu ruangan sekarang adalah…
20. Suhu udara di puncak gunung pada siang hari adalah 17ºC. Menjelang
tengah malam suhu udara turun 19ºC. Suhu udara di puncak tersebut pada
malam hari adalah …
134
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN 2 Sanggrahan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV / II
Pertemuan Ke- : 1 dan 2 (Siklus I)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (2 x (2 x 35 menit))
Hari/tanggal : Pertemuan 1 : Selasa, 19 Januari 2016
Pertemuan 2 : Rabu, 20 Januari 2016
A. Standar Kompetensi
Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi Dasar
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
C. Indikator
1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif yang
suku positifnya lebih besar daripada nilai mutlak suku negatif.
2. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang suku
positifnya lebih kecil daripada nilai mutlak suku negatif.
3. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang suku
positifnya sama besar dengan nilai mutlak suku negatif.
4. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
5. Menjumlahkan bilangan nol dengan bilangan bulat negatif.
6. Menjumlahkan bilangan bulat dalam bentuk soal cerita.
135
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif yang suku positifnya
lebih besar daripada nilai mutlak suku negatif dengan tepat.
2. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang suku positifnya lebih
kecil daripada nilai mutlak suku negatif dengan cermat.
3. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang suku positifnya sama
besar dengan nilai mutlak suku negatif dengan teliti.
4. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan baik.
5. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan nol dengan bilangan bulat negatif dengan tepat.
6. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat menjumlahkan
bilangan bulat dalam bentuk soal cerita dengan tepat.
E. Materi Pembelajaran
Penjumlahan bilangan bulat
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit)
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengajak semua siswa berdo’a
c. Siswa diperiksa kehadirannya, dan guru menuliskan tanggal pada
papan tulis.
d. Siswa dikondisikan sampai kondusif.
136
e. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru.
f. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Siswa diberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu konsep-
konsep bilangan bulat.
b. Siswa diperkenalkan dengan materi tentang penjumlahan bilangan
bulat menggunakan kartu bilangan.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
penjumlahan bilangan positif dan bilangan negatif yang suku
positifnya lebih besar daripada nilai mutlak suku negatif.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu penjumlahan bilangan positif dan bilangan negatif yang suku
positifnya lebih kecil daripada nilai mutlak suku negatif.
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu penjumlahan bilangan positif dan bilangan negatif yang suku
positifnya sama besar dengan nilai mutlak suku negatif.
f. Siswa diberikan soal latihan oleh guru untuk mengetahui siapa yang
belum paham dan mencobanya di depan.
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5
orang setiap kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa.
c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan.
Konfirmasi
a. Setiap kelompok maju ke depan untuk mencocokkan hasil diskusi
kelompok.
137
b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
3. Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
c. Guru melakukan penilaian hasil belajar
d. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan ke-2 (2 x 35 menit)
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengajak semua siswa berdo’a
c. Siswa diperiksa kehadirannya, dan guru menuliskan tanggal pada
papan tulis.
d. Siswa dikondisikan sampai kondusif.
e. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru.
f. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Siswa diberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu konsep-
konsep bilangan bulat.
b. Siswa diperkenalkan dengan materi tentang penjumlahan bilangan
bulat menggunakan kartu bilangan.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu penjumlahan dua bilangan negatif.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu tentang penjumlahan bilangan nol dan bilangan negatif.
138
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
penjumlahan bilangan bulat pada soal cerita sederhana.
f. Siswa diberikan soal latihan oleh guru untuk mengetahui siapa yang
belum paham dan mencobanya di depan.
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang
setiap kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa.
c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan.
Konfirmasi
a. Setiap kelompok maju ke depan untuk mencocokkan hasil diskusi
kelompok.
b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
3. Penutup (10 menit)
4. Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
5. Siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
6. Guru melakukan penilaian hasil belajar
7. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
8. Guru menutup pelajaran dengan salam
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Buku Matematika kelas 4.
Tim Matematika. (2007). Cerdas Matematika 4B. Bogor: Yudhistira.
2. Kartu bilangan (berupa karton hitam dan putih yang dibentuk menjadi
kartu-kartu).
I. Penilaian
A. Prosedur Penilaian : Akhir Pembelajaran
B. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
C. Bentuk Penilaian : Uraian
D. Jumlah Soal : Pertemuan I (10 soal)
139
Pertemuan II (10 soal)
a. Skor maksimal tiap nomor : 1
b. Total skor : 10 (sepuluh)
c. Nilai siswa : Skor yang diperoleh siswa/ total skor x 100
E. Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran jika siswa
memperoleh nilai ≥ 70
140
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN
Aturan Penggunaan Kartu Bilangan
Kartu hitam menyatakan bilangan bulat negatif, satu kartu hitam
berinilai (-1), dua kartu hitam bernilai (-2) dan seterusnya.
Kartu putih menyatakan bilangan bulat positif, satu kartu putih
bernilai 1, dua kartu putih bernilai 2, dan seterusnya.
Sepasang kartu hitam dan kartu putih menyatakan 0
Penjumlahan Bilangan Bulat
a) Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif di mana harga
mutlak suku positif lebih besar daripada harga mutlak suku negatif.
Contohnya: 8 + (-1) = …
Diperagakan sebagai berikut:
Pada mulanya peragakan dengan mengeluarkan 8 kartu putih,
kemudian tambahkan 1 kartu hitam yang berarti (-1).
Terdapat 1 pasang kartu hitam putih yang berarti nol. Ada kartu putih
yang tersisa yaitu 7 yang bernilai +7. Jadi 8 + (-1) = 7.
b) Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dimana harga
mutlak suku positif lebih kecil daripada harga mutlak suku negatif.
Contohnya: -5 + (2) = …
Pada awalnya peragakan dengan mengeluarkan 5 kartu hitam yang
nilainya (-5). Kemudian tambahkan 2 kartu putih yang nilainya +2.
141
Terdapat 2 pasang kartu hitam putih yang berarti nol. Ada 3 kartu
hitam yang tersisa. Jadi, -5 + 2 = -3.
c) Penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif yang suku
positifnya sama besar dengan nilai mutlak suku negatif.
Contohnya: 7 + (-7) = …
Pertama peragakan 7 kartu putih, kemudian ditambah 7 kartu hitam, menjadi
Jadi, 7 + (-7) = 0
d) Penjumlahan nol dan bilangan bulat negatif.
Contohnya: 0 + (-2) = …
Pertama, peragakan nol sebagai berikut:
Kemudian ditambahkan 2 kartu hitam sehingga menjadi
Dari peragaan tersebut dapat diketahui bahwa 0 + (-2) = -2
142
e) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contohnya: -3 + (-3) = …
Pertama, keluarkan 3 kartu hitam. Kemudian keluarkan 3 kartu hitam
lagi.
Sehingga -3 + (-3) = -6
f) Penjumlahan bilangan bulat dalam soal cerita
Contohnya: Ani membeli 20kg beras diwarung, karena dirasa kurang maka
Ani membeli lagi 10kg beras, jadi beras Ani sekarang yaitu …
Pada soal ini tidak perlu menggunakan peragaan karena dua angka
merupakan bilangan positif, jadi 20+10 = 30kg.
143
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN 2 Sanggrahan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV / II
Pertemuan Ke- : 1, 2 dan 3
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (3 x (2 x 35 menit))
Hari/tanggal : Pertemuan 1: Sabtu, 23 Januari 2016
Pertemuan 2: Selasa, 26 Januari 2016
Pertemuan 3: Rabu, 27 Januari 2016
A. Standar Kompetensi
Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi Dasar
1.3 Mengurangkan bilangan bulat
C. Indikator
1. Mengurangkan dua bilangan positif yang bilangan pengurangnya lebih
besar daripada terkurang.
2. Melakukan pengurangan bilangan positif dikurangi bilangan negatif.
3. Melakukan pengurangan bilangan negatif dikurangi bilangan positif.
4. Mengurangkan dua bilangan negatif yang terkurangnya lebih besar
daripada pengurang.
5. Mengurangkan dua bilangan negatif yang pengurangnya lebih besar
daripada terkurang.
6. Melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan positif.
7. Melakukan pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan negatif.
8. Melakukan pengurangan bilangan negatif dikurangi bilangan nol.
144
9. Mengurangkan bilangan bulat dalam soal cerita.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat mengurangkan dua
bilangan positif yang bilangan pengurangnya lebih besar daripada
terkurang dengan tepat.
2. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan positif dikurangi bilangan negatif dengan cermat.
3. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan negatif dikurangi bilangan positif dengan teliti.
4. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat mengurangkan dua
bilangan negatif yang terkurangnya lebih besar daripada pengurang
dengan baik.
5. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat mengurangkan dua
bilangan negatif yang pengurangnya lebih besar daripada terkurang
dengan tepat.
6. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan positif dengan tepat.
7. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan nol dikurangi bilangan negatif dengan tepat.
8. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat melakukan
pengurangan bilangan negatif dikurangi bilangan nol dengan tepat.
9. Setelah diberikan penjelasan oleh guru, siswa dapat mengurangkan
bilangan bulat dalam soal cerita dengan cermat.
E. Materi Pembelajaran
Penjumlahan bilangan bulat
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
145
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit)
Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengajak semua siswa berdo’a
c. Siswa diperiksa kehadirannya, dan guru menuliskan tanggal pada
papan tulis.
d. Siswa dikondisikan sampai kondusif.
e. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru.
f. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Siswa diberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu
penjumlahan bilangan bulat.
b. Siswa diperkenalkan dengan materi tentang pengurangan bilangan
bulat menggunakan kartu bilangan.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu mengurangkan dua bilangan positif yang bilangan
pengurangnya lebih besar daripada terkurang.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu bilangan positif dikurangi bilangan negatif.
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu bilangan negatif dikurangi bilangan positif.
f. Siswa diberikan soal latihan oleh guru untuk mengetahui siapa yang
belum paham dan mencobanya di depan.
Elaborasi
146
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5
orang setiap kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa.
c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan.
Konfirmasi
a. Setiap kelompok maju ke depan untuk mencocokkan hasil diskusi
kelompok.
b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
c. Guru melakukan penilaian hasil belajar
d. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan ke-2 (2 x 35 menit)
Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengajak semua siswa berdo’a
c. Siswa diperiksa kehadirannya, dan guru menuliskan tanggal pada
papan tulis.
d. Siswa dikondisikan sampai kondusif.
e. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru.
f. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Siswa diberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya tentang
bilangan bulat.
147
b. Siswa diperkenalkan dengan materi tentang pengurangan bilangan
bulat menggunakan kartu bilangan.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu mengurangkan dua bilangan negatif yang terkurangnya lebih
besar daripada pengurang.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu mengurangkan dua bilangan negatif yang pengurangnya lebih
besar daripada terkurang.
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu Bilangan nol dikurangi bilangan positif.
f. Siswa diberikan soal latihan oleh guru untuk mengetahui siapa yang
belum paham dan mencobanya di depan.
Elaborasi
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang
setiap kelompok.
b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa.
c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan.
Konfirmasi
a. Setiap kelompok maju ke depan untuk mencocokkan hasil diskusi
kelompok.
b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
c. Guru melakukan penilaian hasil belajar
d. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
148
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
Pertemuan ke-3 (2 x 35 menit)
Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengajak semua siswa berdo’a
c. Siswa diperiksa kehadirannya, dan guru menuliskan tanggal pada
papan tulis.
d. Siswa dikondisikan sampai kondusif.
e. Siswa mendengarkan apersepsi yang diberikan guru.
f. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti (55 menit)
Eksplorasi
a. Siswa diberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya tentang
bilangan bulat.
b. Siswa diperkenalkan dengan materi tentang pengurangan bilangan
bulat menggunakan kartu bilangan.
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu bilangan nol dikurangi bilangan negatif.
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu bilangan negatif dikurangi bilangan nol.
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan kartu bilangan,
yaitu mengurangkan bilangan bulat dalam soal cerita.
f. Siswa diberikan soal latihan oleh guru untuk mengetahui siapa
yang belum paham dan mencobanya di depan.
Elaborasi
g. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5
orang setiap kelompok.
149
h. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa.
i. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang telah diberikan.
Konfirmasi
j. Setiap kelompok maju ke depan untuk mencocokkan hasil diskusi
kelompok.
k. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi.
Penutup (10 menit)
a. Siswa bersama dengan guru bertanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
c. Guru melakukan penilaian hasil belajar
d. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
e. Guru menutup pelajaran dengan salam
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Buku Matematika kelas 4.
a. Tim Matematika. (2007). Cerdas Matematika 4B. Bogor:
Yudhistira.
2. Kartu bilangan (berupa karton hitam dan putih yang dibentuk menjadi
kartu-kartu).
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Akhir Pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes Tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian singkat
4. Jumlah Soal : Pertemuan I (10 soal)
Pertemuan II (10 soal)
Pertemuan III(10 soal)
b. Skor maksimal tiap nomor : 1
c. Total skor : 10 (sepuluh)
d. Nilai siswa : Skor yang diperoleh siswa/ total skor x 100
3. Kriteria Ketuntasan Minimal
151
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN
Aturan Penggunaan Kartu Bilangan
Kartu hitam menyatakan bilangan bulat negatif, satu kartu hitam berinilai (-1),
dua kartu hitam bernilai (-2) dan seterusnya.
Kartu putih menyatakan bilangan bulat positif, satu kartu putih bernilai 1, dua
kartu putih bernilai 2, dan seterusnya.
Sepasang kartu hitam dan kartu putih menyatakan 0
Pengurangan Bilangan Bulat
1. Bilangan bulat positif dikurangi bilangan bulat positif dimana terkurang lebih
kecil daripada pengurang.
Contoh : 2 - 6= …
Awalnya diperagakan 2 sebagai berikut:
Karena dikurangi 6 positif, maka 6 kartu putih diambil, yang tersisa
adalah:
Jadi, 2 – 6 = -4
2. Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat negatif dimana terkurang lebih
besar daripada pengurang.
Contoh: -6 – (-3) = …
Awalnya diperagakan -6 yaitu sebagai berikut:
152
Kemudian karena dikurangi -3 (negatif), maka 3 kartu hitam diambil,
sehingga hasilnya yaitu:
Jadi, -6 – (-3) = -3.
3. Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat negatif dimana terkurang lebih
kecil daripada pengurang.
Contoh: -3 – (-4) = …
Awalnya diperagakan -3 sebagai berikut:
Karena dikurangi -4 (negatif), maka 4 kartu hitam diambil, yang tersisa
yaitu:
Sisanya adalah 1 kartu putih. Jadi, -3 – (-4) = 1
4. Nol dikurangi bilangan bulat positif.
Contoh: 0 – 5 = …
Awalnya diperagakan 0 sebagai berikut:
153
Kemudian dikurangi positif 5 (5), maka kertas putih di ambil 5, yaitu
menjadi:
Sisanya adalah 5 kertas hitam. Jadi, 0 – 5 = -5.
5. Nol dikurangi bilangan bulat negatif.
Contoh: 0 – (-3) = …
Awalnya peragakan 0 seperti di bawah ini:
Kemudian karena dikurangi -3 (negatif), maka kertas hitam diambil 3,
sehingga menjadi:
Sisanya yaitu 3 kertas putih. Jadi, 0 – (-3) = 3.
6. Bilangan bulat negatif dikurangi nol.
Contoh: -4 – 0 = …
Awalnya peragakan -4 seperti di bawah ini:
Kemudian karena dikurangi 0, maka tidak diambil apapun. Jadi,
-4 – 0 = -4
7. Bilangan bulat positif dikurangi bilangan bulat negatif.
Contoh: 7 – (-1) = …
154
Awalnya diperagakan 7 sebagai berikut:
Kemudian karena dikurangi -1 (negatif), maka kertas hitam diambil 1,
menjadi:
Sisanya adalah 8 kartu putih. Jadi, 7 – (-1) = 8.
8. Bilangan bulat negatif dikurangi bilangan bulat positif.
Contoh: -2 – 3 = …
Awalnya diperagakan -2 sebagai berikut:
Kemudian karena dikurangi 3 (positif), maka 3 kertas putih diambil,
menjadi:
Sisanya adalah 5 kertas hitam. Jadi, -2 – 3 = -5.
9. Penyelesaian Pengurangan Bilangan Bulat dalam Soal Cerita
155
Suhu di suatu gunung pada siang hari 10ºC, pada malam hari suhu turun
menjadi 20ºC. Perubahan suhu di gunung tersebut yaitu … ºC
Penyelesaian: 10 – 20 = -10ºC
156
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus I
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I PERTEMUAN KE-1
Nama Kelompok:
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini secara berkelompok, dengan cara:
Gunakan kartu bilangan yang sudah disiapkan oleh guru
Kerjakan soal-soal di bawah ini disertai dengan gambar yang menyerupai
kartu
Selamat mengerjakan
1. 6 + 9 = …
2. -5 + 7 = …
3. 4 + (-15) = …
4. -2 + 2 = …
5. -4 + 8 = …
6. 6 + (-10) = …
7. -9 + 9 = …
8. -7 + 8 = …
Gambar:
159
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I PERTEMUAN II
Nama Kelompok:
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini secara berkelompok, dengan cara:
Gunakan kartu bilangan yang sudah disiapkan oleh guru
Kerjakan soal-soal di bawah ini disertai dengan gambar yang menyerupai
kartu bagi yang bisa menggunakan kartu
Selamat mengerjakan
1. -5 + (-7) = …
2. -6 + (-2) = …
3. -4 + (-15) = …
4. -2 + -2 = …
5. -4 + 0 = …
6. 0 + (-10) = …
7. Budi meminjam uang di bank sebesar Rp8.000,00 kemudian Budi
meminjam lagi di koperasi sebesar Rp6.500,00 . Maka uang Budi sekarang
adalah …
8. Suhu diruangan ber AC adalah -8ºC kemudian karena terlalu dingin
dinaikkan 9ºC. Maka suhu sekarang adalah …
Gambar:
160
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 2
1.
= (-12)
2.
= (-8)
3.
= (-19)
4.
= (-4)
5.
= (-4)
6.
= (-10)
7. Rp14.500,00
162
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus II
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS II PERTEMUAN I
Nama Kelompok:
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini secara berkelompok, dengan cara:
Gunakan kartu bilangan yang sudah disiapkan oleh guru
Tempelkan kartu pada tempat yang telah disediakan
Tulislah jawaban pada lembar kerja siswa
Selamat mengerjakan
1. 3 – 4 = …
2. 2 – (-1) = …
3. 6 – (-2) = …
4. -4 – 3 = …
5. -5 – 2 = …
163
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN 1
1.
= (-1)
2.
= 3
3.
= 8
4.
= (-7)
5.
= (-7)
164
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS II PERTEMUAN II
Nama Kelompok:
1. …
2. …
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini secara berkelompok, dengan cara:
Gunakan kartu bilangan yang sudah disiapkan oleh guru
Tempelkan kartu pada tempat yang telah disediakan
Tulislah jawaban pada lembar kerja siswa
Selamat mengerjakan
1. -2 – (-4) = …
2. -7 – (-2) = …
3. 0 – 3 = …
166
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS II PERTEMUAN III
Nama Kelompok:
1. …
2. …
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini secara berkelompok, dengan cara:
Gunakan kartu bilangan yang sudah disiapkan oleh guru
Gambarlah bentuk kartu bilangan pada lembar jawab yang disediakan
Selamat mengerjakan
1. 0 – (-1) = …
2. 0 – (-7) = …
3. -2 – 0 = …
4. -5 – 0 = …
5. Suhu di suatu gunung pada siang hari 12ºC, pada malam hari suhu turun
menjadi 20ºC. Perubahan suhu di gunung tersebut yaitu … ºC
167
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 3
1.
=1
2.
= 7
3.
= (-2)
4.
= (-5)
5.
= (-8)
168
Lampiran 6. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-1
Hari, tanggal : Selasa, 19 Januari 2016
Materi : Penjumlahan Bilangan Bulat
Nama:
Kelas:
No:
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. 4 + 8 = …
2. -8 + 14 = …
3. -3 + 8 = …
4. -6 + 7 = …
5. 4 + (-9) = …
6. 5 + (-8) = …
7. 6 + (-15) = …
8. -4 + 4 = …
9. -8 + 8 = …
10. -11 + 11 = …
169
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I
Hari, tanggal : Selasa, 19 Januari 2016
1. 12
2. 6
3. 5
4. 1
5. -5
6. -3
7. -9
8. 0
9. 0
10. 0
170
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-2
Hari, tanggal : Selasa, 20 Januari 2016
Materi : Penjumlahan Bilangan Bulat
Nama:
Kelas:
No:
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. -3 + -3 = …
2. -10 + -15 = …
3. -8 + -5 = …
4. -4 + -11 = …
5. 0 + -5 = …
6. -18 + 0 = …
7. -20 + 0 = …
8. 0 + -28 = …
9. Ibu membeli gula di pasar sebanyak 20 kg, kemudian ibu membeli lagi
sebanyak 25 kg, maka gula ibu sekarang adalah … kg
10. Pada saat rapat di ruangan ber AC, suhu pada ruangan tersebut adalah -
3ºC, karena terlalu dingin, salah satu anggota rapat menaikkan suhu
sampai 18ºC, maka suhu ruangan rapat sekarang adalah …
171
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-2
Hari, tanggal : Rabu, 20 Januari 2016
1. -6
2. -25
3. -13
4. -15
5. -5
6. -18
7. -20
8. -28
9. 45
10. 15
172
Lampiran 7. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-1
Hari, tanggal : Sabtu, 23 Januari 2016
Materi : Pengurangan Bilangan Bulat
Nama:
Kelas:
No:
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. 7 – 10 = …
2. 2 – 4 = …
3. 3 – 5 = …
4. 4 – (-2) = …
5. 5 – (-1) = …
6. 6 – (-7) = …
7. -7 – 11 = …
8. -2 – 8 = …
9. -5 – 1 = …
10. -9 – 5 = …
173
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-1
Hari, tanggal : Sabtu, 23 Januari 2016
1. -6
2. -25
3. -13
4. -15
5. -5
6. -18
7. -20
8. -28
9. 45
10. 15
174
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-2
Hari, tanggal : Selasa, 26 Januari 2016
Materi : Pengurangan Bilangan Bulat
Nama:
Kelas:
No:
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. -3 – (-2) = …
2. -8 – (-3) = …
3. -7 – (-4) = …
4. -5 – (-9) = …
5. -7 – (-11) = …
6. -2 – (-8) = …
7. -9 – (-10) = …
8. 0 – 4 = …
9. 0 – 5 = …
10. 0 – 7 = …
175
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-2
Hari, tanggal : Selasa, 26 Januari 2016
1. -1
2. -5
3. -3
4. 4
5. 4
6. 6
7. 1
8. -4
9. -5
10. -7
176
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-3
Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016
Materi : Pengurangan Bilangan Bulat
Nama:
Kelas:
No:
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1) 0 – (-1) = …
2) 0 – (-8) = …
3) 0 – (-11) = …
4) 0 – (-3) = …
5) -5 – 0 = …
6) -10 – 0 = …
7) -11 – 0 = …
8) -15 – 0 = …
9) Suhu di suatu kota 15ºC, kemudian suhu turun menjadi 22ºC. Suhu kota
tersebut sekarang adalah…
10) Suhu udara di puncak gunung pada siang hari adalah 10ºC. Menjelang tengah
malam suhu udara turun 15ºC. Suhu udara di puncak tersebut pada malam hari
adalah …
177
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-3
Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016
1. 1
2. 8
3. 11
4. 3
5. -5
6. -10
7. -11
8. -15
9. -7
10. -5
179
Lampiran 9. Daftar Nilai Pretes
DAFTAR NILAI PRETEST
SENIN, 18 JANUARI 2016
NO NAMA SISWA NILAI
PRETEST KETERANGAN
1 AGU 40 BELUM TUNTAS
2 SEP 65 BELUM TUNTAS
3 ALY 70 TUNTAS
4 LAI 45 BELUM TUNTAS
5 NAI 45 BELUM TUNTAS
6 SUK 70 TUNTAS
7 GUN 40 BELUM TUNTAS
8 HER 45 BELUM TUNTAS
9 FAI 35 BELUM TUNTAS
10 ALD 35 BELUM TUNTAS
11 ARF 55 BELUM TUNTAS
12 AND 50 BELUM TUNTAS
13 FAR 70 TUNTAS
14 ARI 40 BELUM TUNTAS
15 DIN 70 TUNTAS
16 DAV 70 TUNTAS
17 ENG 40 BELUM TUNTAS
18 GHA 75 TUNTAS
19 IND 45 BELUM TUNTAS
20 KAH 80 TUNTAS
21 MAU 45 BELUM TUNTAS
22 ZAK 70 TUNTAS
23 MUS 45 BELUM TUNTAS
24 WUL 75 TUNTAS
25 NOF 45 BELUM TUNTAS
26 OKT 70 TUNTAS
27 PAN 50 BELUM TUNTAS
28 PUT 75 TUNTAS
29 RIS 75 TUNTAS
30 DIL 60 BELUM TUNTAS
31 BIL 70 TUNTAS
180
32 SIN 75 TUNTAS
33 SIT 40 BELUM TUNTAS
34 TAU 60 BELUM TUNTAS
35 UM 55 BELUM TUNTAS
36 WEN 40 BELUM TUNTAS
37 DIM 45 BELUM TUNTAS
38 FAR 75 TUNTAS
39 DIA 70 TUNTAS
40 DAM 70 TUNTAS
JUMLAH 1985
RATA-RATA
KELAS 57,38
KETUNTASAN
KELAS 42,5%
181
Lampiran 10. Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
DAFTAR NILAI EVALUASI SISWA SIKLUS I PERTEMUAN I
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 AGU 70 TUNTAS
2 SEP 90 TUNTAS
3 ALY 60 BELUM TUNTAS
4 LAI 50 BELUM TUNTAS
5 NAI 70 TUNTAS
6 SUK 90 TUNTAS
7 GUN 60 BELUM TUNTAS
8 HER 80 TUNTAS
9 FAI 70 TUNTAS
10 ALD 90 TUNTAS
11 ARF 50 BELUM TUNTAS
12 AND 70 TUNTAS
13 FAR 80 TUNTAS
14 ARI 60 BELUM TUNTAS
15 DIN 60 BELUM TUNTAS
16 DAV 50 BELUM TUNTAS
17 ENG 70 TUNTAS
18 GHA 80 TUNTAS
19 IND 60 BELUM TUNTAS
20 KAH 100 TUNTAS
21 MAU 80 TUNTAS
22 ZAK 80 TUNTAS
23 MUS 50 BELUM TUNTAS
24 WUL 80 TUNTAS
25 NOF 60 BELUM TUNTAS
26 OKT 50 BELUM TUNTAS
27 PAN 50 BELUM TUNTAS
28 PUT 80 TUNTAS
29 RIS 60 BELUM TUNTAS
30 DIL 50 BELUM TUNTAS
31 BIL 80 TUNTAS
32 SIN 80 TUNTAS
33 SIT 50 BELUM TUNTAS
182
34 TAU 90 TUNTAS
35 UM 90 TUNTAS
36 WEN 60 BELUM TUNTAS
37 DIM 60 BELUM TUNTAS
38 FAR 80 TUNTAS
39 DIA 80 TUNTAS
40 DAM 70 TUNTAS
JUMLAH 2790
RATA-RATA 69.75
NILAI
TERTINGGI 100
NILAI
TERENDAH 50
KETUNTASAN
KELAS 57,5%
183
DAFTAR NILAI EVALUASI SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 AGU 60 BELUM TUNTAS
2 SEP 60 BELUM TUNTAS
3 ALY 100 TUNTAS
4 LAI 80 TUNTAS
5 NAI 60 BELUM TUNTAS
6 SUK 60 BELUM TUNTAS
7 GUN 90 TUNTAS
8 HER 100 TUNTAS
9 FAI 90 TUNTAS
10 ALD 60 BELUM TUNTAS
11 ARF 80 TUNTAS
12 AND 60 BELUM TUNTAS
13 FAR 100 TUNTAS
14 ARI 60 BELUM TUNTAS
15 DIN 60 BELUM TUNTAS
16 DAV 80 TUNTAS
17 ENG 70 TUNTAS
18 GHA 80 TUNTAS
19 IND 100 TUNTAS
20 KAH 100 TUNTAS
21 MAU 60 BELUM TUNTAS
22 ZAK 100 TUNTAS
23 MUS 100 TUNTAS
24 WUL 90 TUNTAS
25 NOF 60 BELUM TUNTAS
26 OKT 60 BELUM TUNTAS
27 PAN 70 TUNTAS
28 PUT 100 TUNTAS
29 RIS 90 TUNTAS
30 DIL 60 BELUM TUNTAS
31 BIL 70 TUNTAS
32 SIN 100 TUNTAS
33 SIT 60 BELUM TUNTAS
34 TAU 60 BELUM TUNTAS
35 UM 80 TUNTAS
36 WEN 60 BELUM TUNTAS
184
37 DIM 70 TUNTAS
38 FAR 100 TUNTAS
39 DIA 80 TUNTAS
40 DAM 80 TUNTAS
RATA-RATA 77.5
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
KETUNTASAN
KELAS 62,5%
185
Lampiran 11. Daftar Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
DAFTAR NILAI EVALUASI SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 AGU 90 TUNTAS
2 SEP 60 BELUM TUNTAS
3 ALY 90 TUNTAS
4 LAI 60 BELUM TUNTAS
5 NAI 70 TUNTAS
6 SUK 60 BELUM TUNTAS
7 GUN 100 TUNTAS
8 HER 100 TUNTAS
9 FAI 100 TUNTAS
10 ALD 60 BELUM TUNTAS
11 ARF 90 TUNTAS
12 AND 90 TUNTAS
13 FAR 100 TUNTAS
14 ARI 100 TUNTAS
15 DIN 60 BELUM TUNTAS
16 DAV 90 TUNTAS
17 ENG 70 TUNTAS
18 GHA 90 TUNTAS
19 IND 60 BELUM TUNTAS
20 KAH 100 TUNTAS
21 MAU 70 TUNTAS
22 ZAK 100 TUNTAS
23 MUS 90 TUNTAS
24 WUL 90 TUNTAS
25 NOF 60 BELUM TUNTAS
26 OKT 70 TUNTAS
27 PAN 60 BELUM TUNTAS
28 PUT 90 TUNTAS
29 RIS 90 TUNTAS
30 DIL 60 BELUM TUNTAS
31 BIL 100 TUNTAS
32 SIN 100 TUNTAS
33 SIT 70 TUNTAS
34 TAU 90 TUNTAS
186
35 UM 60 BELUM TUNTAS
36 WEN 80 TUNTAS
37 DIM 80 TUNTAS
38 FAR 90 TUNTAS
39 DIA 90 TUNTAS
40 DAM 90 TUNTAS
JUMLAH 3270
RATA-RATA 81.75
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
KETUNTASAN
KELAS 75%
187
NILAI SOAL EVALUASI SISWA SIKLUS II PERTEMUAN II
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 AGU 60 BELUM TUNTAS
2 SEP 100 TUNTAS
3 ALY 70 TUNTAS
4 LAI 100 TUNTAS
5 NAI 100 TUNTAS
6 SUK 90 TUNTAS
7 GUN 70 TUNTAS
8 HER 70 TUNTAS
9 FAI 100 TUNTAS
10 ALD 90 TUNTAS
11 ARF 100 TUNTAS
12 AND 90 TUNTAS
13 FAR 100 TUNTAS
14 ARI 70 TUNTAS
15 DIN 60 BELUM TUNTAS
16 DAV 70 TUNTAS
17 ENG 100 TUNTAS
18 GHA 100 TUNTAS
19 IND 70 TUNTAS
20 KAH 100 TUNTAS
21 MAU 70 TUNTAS
22 ZAK 90 TUNTAS
23 MUS 100 TUNTAS
24 WUL 80 TUNTAS
25 NOF 100 TUNTAS
26 OKT 70 TUNTAS
27 PAN 60 BELUM TUNTAS
28 PUT 100 TUNTAS
29 RIS 100 TUNTAS
30 DIL 70 TUNTAS
31 BIL 100 TUNTAS
32 SIN 100 TUNTAS
33 SIT 60 BELUM TUNTAS
34 TAU 100 TUNTAS
35 UM 80 TUNTAS
36 WEN 70 TUNTAS
188
37 DIM 70 TUNTAS
38 FAR 90 TUNTAS
39 DIA 80 TUNTAS
40 DAM 60 BELUM TUNTAS
JUMLAH 3360
RATA-RATA 84
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
KETUNTASAN
KELAS 87,5%
189
NILAI SOAL EVALUASI SISWA SIKLUS II PERTEMUAN III
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 AGU 70 TUNTAS
2 SEP 70 TUNTAS
3 ALY 100 TUNTAS
4 LAI 60 BELUM TUNTAS
5 NAI 60 BELUM TUNTAS
6 SUK 100 TUNTAS
7 GUN 100 TUNTAS
8 HER 100 TUNTAS
9 FAI 90 TUNTAS
10 ALD 70 TUNTAS
11 ARF 80 TUNTAS
12 AND 80 TUNTAS
13 FAR 100 TUNTAS
14 ARI 100 TUNTAS
15 DIN 100 TUNTAS
16 DAV 70 TUNTAS
17 ENG 100 TUNTAS
18 GHA 100 TUNTAS
19 IND 100 TUNTAS
20 KAH 100 TUNTAS
21 MAU 100 TUNTAS
22 ZAK 90 TUNTAS
23 MUS 70 TUNTAS
24 WUL 100 TUNTAS
25 NOF 100 TUNTAS
26 OKT 100 TUNTAS
27 PAN 70 TUNTAS
28 PUT 100 TUNTAS
29 RIS 90 TUNTAS
30 DIL 70 TUNTAS
31 BIL 80 TUNTAS
32 SIN 100 TUNTAS
33 SIT 60 BELUM TUNTAS
34 TAU 70 TUNTAS
35 UM 100 TUNTAS
36 WEN 100 TUNTAS
190
37 DIM 100 TUNTAS
38 FAR 100 TUNTAS
39 DIA 100 TUNTAS
40 DAM 100 TUNTAS
JUMLAH 3550
RATA-RATA 88.75
NILAI TERTINGGI 100
NILAI TERENDAH 60
KETUNTASAN
KELAS 92,5%
191
Lampiran 12. Lembar Observasi Siswa
LEMBAR OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN KARTU BILANGAN
Hari, tanggal : / Januari 2016
Siklus :
Pertemuan :
Nama Siswa :
Nomor :
Petunjuk pengisian: Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan
pengamatan anda!
N
o Aspek yang diamat
Skor
4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Aktif bekerjasama dalam kelompok
Bertanggungjawab terhadap tugas kelompok
Saling membantu dalam kerja kelompok
Aktif bertanya
Aktif menjawab pertanyaan
Aktif mengemukakan pendapat
Memperhatikan penjelasan guru
Semangat dalam mengikuti pembelajaran
Antusias pada saat guru menggunakan alat peraga
Mematuhi perintah guru
Mematuhi peraturan dalam pembelajaran
Mengerjakan tugas tepat waktu
Keterangan: Skor 4 : Baik Sekali Skor 2 : Cukup
Skor 3: Baik Skor 1 : Kurang
Temanggung, Januari 2016
Observer
( )
192
Lampiran 13. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I
No Nama
Siswa
Skor tiap-tiap aspek pengamatan Jml
Aspek yang diamati
a b c d e f g h i j k l a. Aktif
bekerjasama dalam
kelompok
b. Bertanggung
jawab terhadap
tugas kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja
kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif
mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada
saat guru
menggunakan alat
peraga
j. Mematuhi
perintah guru
k. Mematuhi
peraturan
dalam pembelajaran
l. Mengerjakan
tugas tepat
waktu
1 AGU 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 22
2 SEP 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 21
3 ALY 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 19
4 LAI 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 17
5 NAI 2 2 1 1 2 1 2 2 3 1 2 2 21
6 SUK 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21
7 GUN 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 24
8 HER 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 24
9 FAI 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 24
10 ALD 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 19
11 ARF 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 20
12 AND 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 21
13 FAR 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 23
14 ARI 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 20
15 DIN 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 19
16 DAV 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 19
17 ENG 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 21
18 GHA 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 22
19 IND 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 22
20 KAH 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 24
21 MAU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
22 ZAK 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 22
23 MUS 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 22
24 WUL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 23
25 NOF 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 22
26 OKT 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 22
27 PAN 2 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 2 19
28 PUT 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22
29 RIS 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 23
30 DIL 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22
193
31 BIL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
32 SIN 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 26
33 SIT 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 19
34 TAU 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 19
35 UM 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 19
36 WEN 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22
37 DIM 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 22
38 FAR 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 20
39 DIA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 21
40 DAM 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 23
JUMLAH 77 72 70 60 62 70 77 73 77 73 74 75 859
Temanggung, 19 Februari 2016
Observer 2 Observer 1
Ardi Restu Prafitra Agitia Ayu Prastiwi
194
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II
No Nama
Siswa
Skor tiap-tiap aspek pengamatan Jml Aspek yang diamati
a b c d e f g h i j k l
1 AGU 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 24 a. Aktif bekerjasama
dalam kelompok
b. Bertanggungjawab
terhadap tugas
kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja
kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif
mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada saat
guru menggunakan
alat peraga
j. Mematuhi perintah
guru
k. Mematuhi
peraturan dalam
pembelajaran
l. Mengerjakan tugas
tepat waktu
2 SEP 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 23
3 ALY 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
4 LAI 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 25
5 NAI 2 2 2 1 2 1 3 2 3 2 2 2 24
6 SUK 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 24
7 GUN 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 26
8 HER 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 25
9 FAI 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 26
10 ALD 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 23
11 ARF 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 23
12 AND 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 25
13 FAR 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 26
14 ARI 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23
15 DIN 2 2 1 3 1 2 2 2 2 2 3 3 25
16 DAV 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 23
17 ENG 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 24
18 GHA 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 24
19 IND 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 26
20 KAH 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 27
21 MAU 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 26
22 ZAK 2 2 2 1 3 2 3 1 2 2 2 2 24
23 MUS 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 23
24 WUL 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 27
25 NOF 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 26
26 OKT 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 25
27 PAN 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 26
28 PUT 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 26
29 RIS 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 26
30 DIL 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 25
31 BIL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 26
32 SIN 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 27
33 SIT 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 23
195
34 TAU 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 25
35 UM 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 23
36 WEN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 26
37 DIM 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 24
38 FAR 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 26
39 DIA 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 25
40 DAM 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 26
JUMLAH 82 81 82 75 76 79 88 82 80 85 94 91 995
Temanggung, 20 Februari 2016
Observer 2 Observer 1
Ardi Restu Prafitra Agitia Ayu Prastiwi
196
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I
No Nama
Siswa
Skor tiap-tiap aspek pengamatan Jml Aspek yang diamati
a b c d e f g H i j k l
1 AGU 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 3 30 a. Aktif bekerjasama
dalam kelompok
b. Bertanggungjawab
terhadap tugas
kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja
kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif
mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada saat
guru menggunakan
alat peraga
j. Mematuhi perintah
guru
k. Mematuhi
peraturan dalam
pembelajaran
l. Mengerjakan tugas
tepat waktu
2 SEP 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 31
3 ALY 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 30
4 LAI 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 30
5 NAI 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 30
6 SUK 3 2 2 2 2 2 4 4 3 2 3 3 32
7 GUN 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 33
8 HER 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 3 4 33
9 FAI 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 31
10 ALD 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 31
11 ARF 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 30
12 AND 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 31
13 FAR 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 33
14 ARI 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 30
15 DIN 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 31
16 DAV 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 4 32
17 ENG 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 30
18 GHA 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 31
19 IND 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 31
20 KAH 4 3 2 2 2 2 2 3 4 3 4 2 33
21 MAU 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 30
22 ZAK 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 31
23 MUS 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 30
24 WUL 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 33
25 NOF 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 33
26 OKT 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 30
27 PAN 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 31
28 PUT 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 31
29 RIS 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 30
30 DIL 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 31
31 BIL 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 31
32 SIN 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 34
33 SIT 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 30
34 TAU 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 30
35 UM 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 31
197
36 WEN 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 30
37 DIM 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 30
38 FAR 4 4 4 3 3 2 2 2 2 2 4 4 36
39 DIA 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 31
40 DAM 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 32
JUMLAH 1248
Temanggung, 23 Februari 2016
Observer 2 Observer 1
Ardi Restu Prafitra Agitia Ayu Prastiwi
198
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II
No Nama
Siswa
Skor tiap-tiap aspek pengamatan Jml Aspek yang diamati
a B c d e f g h i j k l
1 AGU 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 35 a. Aktif bekerjasama
dalam kelompok
b. Bertanggungjawab
terhadap tugas
kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif
mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada saat
guru menggunakan
alat peraga
j. Mematuhi perintah
guru
k. Mematuhi peraturan
dalam pembelajaran
l. Mengerjakan tugas
tepat waktu
2 SEP 4 4 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 37
3 ALY 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 36
4 LAI 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 37
5 NAI 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 36
6 SUK 4 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 37
7 GUN 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 38
8 HER 4 4 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 38
9 FAI 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 39
10 ALD 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 37
11 ARF 4 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 37
12 AND 4 4 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 37
13 FAR 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 38
14 ARI 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 37
15 DIN 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3 4 4 37
16 DAV 4 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 37
17 ENG 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 4 36
18 GHA 4 4 4 2 2 3 2 2 2 4 4 3 36
19 IND 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 4 4 37
20 KAH 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 40
21 MAU 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 37
22 ZAK 4 4 2 2 3 2 3 3 2 4 3 4 36
23 MUS 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 37
24 WUL 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 37
25 NOF 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 38
26 OKT 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 3 37
27 PAN 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 37
28 PUT 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 3 4 36
29 RIS 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 3 36
30 DIL 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 37
31 BIL 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 38
32 SIN 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 40
33 SIT 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 36
34 TAU 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 36
35 UM 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 36
199
36 WEN 4 4 3 3 2 2 2 2 2 4 4 3 35
37 DIM 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 4 36
38 FAR 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 39
39 DIA 3 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 37
40 DAM 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 39
JUMLAH 1482
Temanggung, 26 Februari 2016
Observer 2 Observer 1
Ardi Restu Prafitra Agitia Ayu Prastiwi
200
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan III
No Nama
Siswa
Skor tiap-tiap aspek pengamatan Jml
Aspek yang diamati
a b c d e f g H i j k l
1 AGU 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 40 a. Aktif
bekerjasama dalam
kelompok
b. Bertanggung
jawab terhadap
tugas kelompok
c. Saling membantu
dalam kerja
kelompok
d. Aktif bertanya
e. Aktif menjawab
pertanyaan
f. Aktif
mengemukakan
pendapat
g. Memperhatikan
penjelasan guru
h. Semangat dalam
mengikuti
pembelajaran
i. Antusias pada
saat guru
menggunakan alat
peraga
j. Mematuhi
perintah guru
k. Mematuhi
peraturan dalam
pembelajaran
l. Mengerjakan
tugas tepat waktu
2 SEP 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 41
3 ALY 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 42
4 LAI 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 41
5 NAI 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 41
6 SUK 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 42
7 GUN 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 42
8 HER 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 43
9 FAI 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 42
10 ALD 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
11 ARF 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 41
12 AND 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 42
13 FAR 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 42
14 ARI 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 41
15 DIN 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 42
16 DAV 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 43
17 ENG 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 43
18 GHA 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 42
19 IND 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 42
20 KAH 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 43
21 MAU 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
22 ZAK 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 42
23 MUS 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
24 WUL 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 43
25 NOF 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 43
26 OKT 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 42
27 PAN 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 43
28 PUT 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 43
29 RIS 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 42
30 DIL 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
31 BIL 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 43
32 SIN 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 44
33 SIT 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 41
34 TAU 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 42
201
35 UM 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 42
36 WEN 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 41
37 DIM 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 42
38 FAR 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 43
39 DIA 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 42
40 DAM 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 42
JUMLAH 154 152 151 122 120 121 133 135 131 155 156 149 1679
Temanggung, 27 Februari 2016
Observer 2 Observer 1
Ardi Restu Prafitra Agitia Ayu Prastiwi
211
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pelaksanaan Siklus I
Siswa sedang berdiskusi mengerjakan LKS Perwakilan siswa maju ke depan kelas
Guru menjelaskan materi menggunakan kartu bilangan
212
Siswa mengerjakan soal evaluasi diamati observer
Pelaksanaan Siklus II
Guru membimbing diskusi yang sedang berlangsung
213
Guru menjelaskan pengurangan bilangan bulat dengan kartu bilangan
Siswa menempel kartu bilangan secara berkelompok