Upload
maksudnya
View
245
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
usahatani
Citation preview
MAKALAH
MANAJEMEN USAHA PERTANIAN
LAPORAN FIELDTRIP SABILA FARM
FINANSIAL KOMODITAS SRIKAYA
Disusun oleh :
1. Burhan Mur P2. Faishal Faris3. Bagus Septiawan4. Gindra Satriadi5. Mila Larasati6. Risky Pratita7. Revica Hutagalung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
A. PENDAHULUAN1. LatarBelakang
Komoditi pertanian merupakan produk yang prospektif, baik untuk memenuhi
kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan pasar baik di dalam
maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan permintaan produk
hortikultura semakin meningkat. Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan,
agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan wilayah Indonesia
digunakan untuk pengembangan hortukultura tropis dan sub tropis.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya hayati
yang berpotensi untuk dikembangkan khususnya di sektor pertanian. Peranan sektor
pertanian dalam perekonomian di Indonesia cukup besar, diantaranya sebagai
penyedia bahan baku industri, penyedia bahan pangan, penyedia lapangan kerja dan
sumber devisa negara. Salah satu sub sektor petanian yang memiliki peranan penting
adalah hortikultura. Hortikultura berperan sebagai sumber pangan, sumber pendapatan
masyarakat, penyedia lapangan kerja, perdagangan domestik dan ekspor, dan
peningkatan aktivitas industri pengolahan yang bersifat meningkatkan nilai tambah
(Deptan 2002).
Berdasarkan data FAO, perdagangan buah tropika di tingkat dunia terus
mengalami peningkatan (Morey, 2007 dalam Dirjen Hortikultura Departemen
Pertanian, 2009). Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang
memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila
dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya.
Produksi buah tropika nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2007 produksi buah Indonesia sebesar 17.116.622 ton dan naik sekitar
4,18% selama produksi tahun 2008 sebesar 17.831.252 ton (Deptan, 2009).
Salah satu buah yang dapat dibudidayakan dengan teknik pertanian organik adalah
srikaya (Annona squamosa L). Tanaman srikaya merupakan tanaman pendatang,
menurut Sunarjono (2005) tanaman srikaya berasal dari Amerika Latin yaitu Peru. Di
Indonesia, srikaya dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Umumnya buah yang
lebih dikenal dengan sebutan buah nona sri ini, hanya ditanam di pinggir pagar
pekarangan rumah. Namun tanaman srikaya memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan
hampir dari seluruh bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daging buahnya
dapat digunakan sebagai penyedap es krim, bahan baku pembuatan selai, sirup dan
makanan olahan lainnya. Buah yang masih hijau dan biji mudanya memiliki sifat anti
cacing dan insektisida yang efektif. Sedangkan akar, daun, dan kulit kayu srikaya
dapat digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit seperti batuk, demam,
disentri, sembelit dan lain-lain. Daerah pengembangan tanaman srikaya sampai saat ini
masih terbatas, hal ini dikarenakan masih sedikit masyarakat yang mengusahakan
srikaya secara komersil dan adanya persepsi masyarakat, bahwa srikaya hanya ditanam
sebagai tanaman perkarangan saja namun tidak dilihat dari sisi bisnis usaha srikaya.
Oleh karena itu, buah srikaya sulit sekali ditemukan di pasar dan hal ini dapat menjadi
suatu prospek bisnis bagi pengusaha agribisnis. Beberapa pertimbangan yang
menjadikan srikaya berpotensi untuk diusahakan dengan tujuan komersial antara lain,
buah srikaya merupakan komoditas buah yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan karena memiliki nilai jual yang tinggi. Di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, khususnya Solo dan Surabaya, buah srikaya tergolong mahal, yaitu Rp 10.000
per sepuluh buah (Sunarjono 2005). Selain itu buah srikaya kaya akan vitamin seperti
karoten 7 IU, thiamin 0,13 mg, dan riblofamin 0,931 mg serta mengandung asam
amino diantaranya tryptofan 10 mg, methionin 8 mg, dan lysin 69 mg. Oleh karena itu
masyarakat di India mengkonsumsi srikaya matang dicampur dengan garam yang
digunakan sebagai obat antikanker. Dengan beberapa keunggulan yang dimiliki buah
srikaya, menjadikan buah srikaya organik berpotensi untuk dikembangkan. Untuk itu
perlu dilakukan sebuah analisis kelayakan bisnis untuk buah srikaya organik.
Tujuan dari pengerjaan makalah ini adalah untuk menganalisis biaya produksi dan
pendapatan usahatani, Kemudian menganalisis kelayakan finansial usahatani, serta
menganalisis kepekaan/sensitivitas usahatani pertanian terhadap perubahan biaya
produksi, harga produk, dan jumlah produksi.
2. Maksud dan Tujuan Penulisan
Pentingnya Penulisan evaluasi Usahatani adalah:
a. Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola
usahataninya.
b. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan pengelolaannya
sehingga membantu di dalam perumusan kebijakan dan perencanaan
pembangunan.
c. Untuk memperdalam dan mempertajam pemahaman terhadap usahatani dan
masalahnya.
B. PEMBAHASAN
Data Lapangan1. Founder & Owner : Gun Sutopo 2. Dinamai berdasarkan nama anaknya 3. Berdiri tahun : 20064. Luas lahan total : 8.2 ha ( 6.5 ha untuk buah naga, sisanya Sisanya ditanami pepaya,
srikaya, sirsak, delima, pisang, durian, dan sayuran.5. Luas kebun seberar 2 ha6. Jumlah pohon srikaya 100 pohon7. Perpohon menghasilkan 15 kg8. Tenaga kerja 6 orang @2.000.000,-9. Sewa lahan 6.000.000,-/th/ha
Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha
pertanian, perikanan atau peternakan (Prawirokusumo, 1990). Pengetahuan terapan
tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan, mengorganisasikan serta
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien
sehingga memberikan pendapatan maksimal (Ken Suratiyah, 2002). Suatu usahatani
dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat memenuhi kewajiban membayar
bunga modal, alat-alat luar yang digunakan, upah tenaga kerja luar serta sarana produksi
yang lain dan termasuk kewajiban pada pihak ketiga.
Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau menilai kegunaan,
keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu dari program. Evaluasi
harus memiliki tujuan yang jelas, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam
program. Ada tiga elemen penting dalam evaluasi yaitu (1) kriteria/pembanding yaitu
merupakan ciri ideal dari situasi yang diinginkan yang dapat dirumuskan melalui tujuan
operasional, (2) bukti /kejadian adalah kenyataan yang ada yang diperoleh dari hasil
penelitian, dan (3) penilaian (judgement) yang dibentuk dengan membandingkan kriteria
dengan kejadian
Kasus dan Perhitungan
1. Analisis usahatani Sabila Farm (SF) di Sleman, Yogyakarta SELAMA 90 HARI dan
pendapatan1. Penerimaan
a. Produksi total 1500 kgb. Harga Rp 40.000 /kgc. Penerimaan Rp 60.000.000
2. BiayaA. Biaya Variabel
a. Benih : Rp 4.000.000 (100 bibit X 40.000)b. Pupuk Kimiawi : -c. Pupuk Organik : Rp 3.600.000 (15kg X 100X Rp2.400) d. Pestisida :Rp 100.000e. Tenaga kerja luar :Rp 0f. Transportasi : Rp 3.000.000g. Pengemasan : Rp 1.000.000
Jumlah :Rp 7.700.000
Biaya Variabel per unit : Rp 5.133
B. Biaya tetapa. Tenaga kerja tetap : Rp 36.000.000b. Pajak tanah : Rp 0.c. Penyusutan alat : Rp 116.749d. Penyimpanan Produk : Rp 0.
Jumlah Rp 36.167.749
Total biaya Rp 43.816.7493. Pendapatan petani Rp 16.183.251
4. Keuntungana. Upah tenaga kerja keluarga Rp 0b. Total tenaga yang dicurahkan 30 HKOc. Nilai sewa lahan Rp 3.000.000d. Keuntungan Rp 13.183.251
5. Analisis BEPMeliputi BEP dalam penerimaan (Rp), BEP kuantitas produksi (kg), dan BEP harga
(Rp/kg) menghasilkan perhitungan sebagai berikut.
1. BEP penerimaan (Rp) = FC
1−VCS
= Rp36.167 .749
1−Rp 7.700 .000
Rp 60.000 .000
=Rp 36.167 .749
0,8717= Rp 41.491.050
BEP produksi (kg) = FC
P−AVC =
Rp 36.167 .749
Rp40.000
kg−Rp 5.133
= Rp36.167 .749Rp 34.867 = 1037 kg
2. BEP harga (Rp./kg) = TCY
= Rp 43.816 .749
1500 kg = Rp 29.211/kg
6. Analisis kelayakan
Dalam analisis kelayakan usahatani padi sawah (MH) ini digunakan berbagai kriteria yaitu rasio R/C, produktivitas Modal (π/C), produktivitas tenaga kerja, dan ukuran nilai sewa lahan. Suatu usahatani dikatakan layak jika
1. R/C ratio > 1
2. π/C > bunga bank yang berlaku
3. Produktivitas tenaga kerja > nilai upah yang berlaku
4. Pendapatan > sewa lahan
Perhitungannya sebagai berikut.
1. R/C ratio =Rp60.000 .000Rp 43.816 .749
=1,369>1 (layak)
2. π/C ratio =Rp 13.183.251Rp 43.816 .749
= 0.300% > 8% (tidak layak)
3. Produktivitas tenaga kerja = Rp 36.000 .000
30 HKO = Rp 200.000 /HKO
Rp 200.000/HKO > Rp15.400/HKO (layak)
4. Pendapatan petani = Rp 16.183.251 > Rp 3.000.000 (layak)
Dari kriteria tersebut maka usahatani srikaya layak untuk diusahakan dan dikembangkan.
C. SARAN
Kegiatan evaluasi usahatani sebenarnya sangat diperlukan dan bermanfaat pada
saat para petani akan atau telah melakukan kegiatan usahatani, namun secara realita
analisis perhitungan ini belum biasa dikerjakan para petani.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Analisis Usahatani Padi Sawah. (http://epetani.deptan.go.id/budidaya/analisis-usahatani-padi-sawah-1800) Diakses pada tanggal 2 Desember 2012
Departemen Pertanian. 2002. Peluang Usaha Pengembangan Agribisnis. Jakarta : Departemen Pertanian.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantaeng, 2009. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah Lapang PTT. Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantaeng, Makassar. Sul-Sel.
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Yogyakarta : BPFE.
Sunarjono, Hendro. 2005. Sirsak dan Srikaya. Jakarta : Penebar Swadaya.
Suratiyah, Ken. 2006. IlmuUsahatani. Jakarta: PS
PERTANYAAN
12428
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi usahatani?
Tergantung dari individu, biasanya pada akhir. Tetapi juga bisa dipertengahan karena mampu dianalisi untuk usahatani yang akan datang
12283
Jelaskan kembali tentang usaha tani yang dapat dikatakan layak?
R/C > 1 untuk membandingkan layak tidaknya pendapatan atau penerimaan yang didapatkan petani, suatu usaha petani akan dikatakan tidak layak jika kurang dari nilai 1. Sebagai contoh pendapatan yang diterima petani adalah 1000 sedangkan pengeluran yang dikeluarkan saat melakukan usaha tani sebesar 2000 maka nilai yang didapat 1000/2000 = 0,5 jika hal ini terjadi maka petani akan rugi, dan jika nilai = 1 maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian yang didapat petani.
л/C > bunga bank yang berlaku
Produktivitas TK (Rp/HKO) > tingkat upah
Pendapatan (Rp) > Sewa Lahan (Rp) per satuan waktu atau musim tanam. Misal pada tanaman padi mendapatkan pendapatan sebesar 1juta, kemudian harga sewa lahan 700ribu dan benih sebesar 400ribu maka total 1,1juta. Hal ini membuat petani akan rugi. Sehingga pendapatan harus melebihi harga sewa lahan sehingga usaha tani tersebut layak untuk dijalankan.
12287
Seberapa efektif evaluasi ini untuk pertanian gurem, kendala apa yang sering muncul
Dalam bertani maupun berternak penghasilan selalu fluktuatif, selalu dipengaruhi oleh iklim dan untuk petani gurem selalu berfikir simpel bagaimana bisa panen dan menghasilkan untuk kebutuhan sehari – hari. Sebagian besar petani gurem tidak menggunakan analisi usaha tani, tetapi analisis ini akan layak apabila analisis ini akan efektif jika dapat bermanfaat untuk petani gurem tersebut.
Bu pinjung : kalo dihitung berdasarkan evaluasi ushatani, sebenarnya petani gurem tidak layak untuk melakukan perhitungan evaluasi usahatani. Tetapi dari perhitungan, petani ngurem jadi mengetahui dimana tidak layaknya, dan dapat dilakukan perhitungan yang baru misal dengan cara pengurangan TK sehingga layak dilanjutkan. Perhitungan rasio memang dibutuhkan uantuk mengetahui kelayakan usahatani.
Zara (11803)
Analisis kelayakan “tanpa hijau” dan “hijau” bedanya apa?
hijauan adalah limbah jagung yang digunakan untuk tambahan pendapatan petani untuk makanan ternak. Sehingga meningkatkan penerimaan.
Jika tanpa hijauan, maka tidak akan ada penambahan pendapatan petani karena hijauan dari hasil pertanian tidak dimasukan dalam perhitungan usaha tani.