Pengertian Kromatografi Lapis Tipis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KLT

Citation preview

Pengertian Kromatografi Lapis TipisKromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jeniskromatografianalitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

Peralatan KLTKromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.

Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan padapolaritassenyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan caratrial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.Faktor RetensiFaktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.

Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.Cara Menggunakan KLTKLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah komponen dalam sampel. Peralatan yang digunakan untuk KLT adalahchamber(wadah untuk proses KLT), pinset, plat KLT, dan eluen. Inilah langkah-langkah memakai KLT:1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan plat selebar 3 cm.2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis akhir di bagian atas.3. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalamchamberdan campurkan.5. Tempatkan plat padachamberberisi eluen.Base linejangan sampai tercelup oleh eluen. Tutuplahchamber.6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan terlihat.7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat, asam sulfat pekat dalamalkohol96%, atau ninhidrin.Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ni.

Untuk menentukan jumlah komponen atau senyawa penyusun suatu campuran.II. TEORIKromatografi adalah suatu metoda pemisahan campuran senyawa atau komponen berdasarkan pada percobaan distribusi senyawa atau komponen-komponen yakni antara dua fasa yaitu :a.Fasa diam (adsorben atau lapisan penyerap)Bertindak sebagai pemisah campuran. Contoh pelrut yang digunakan adalah silika gel, alumunium oksida, selulosa. Namun yamg paling banyak digunakan adalah slikagel dan alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh nyata terhadap daya.b.Fasa gerak (Eluen)Bertindak sebagai pembawa campuran. Komponen-komponen campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi pemisahaan.Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari satu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama.Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika atau alumina meupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultraviolet. Prinsip kerja dari kromatografi lapis tipis adalah dengan memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air.Pada kromatografi lapis tipis, sebuah garis digambarkan dibagian atas dan bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna di tempatkan pada garis yang telah ditentukan. Diberikan penandaan pada garis dilempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram di bentuk.Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rfmerupakan nilai dari Jarak relatif f pada pelarut. Harga Rfdihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf= Jarak yang di tempuh komponen Jarak yang ditempuh pelarutRfjuga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rfjuga disebut faktor referensi.Faktor yang mempengaruhi gerak dan harga Rf:Sifat dari penyerap dan derajat aktivitas.Struktur kimia dari senyawa dipisahkan.Kerapan dari satu pasang penyerap.Pelarut (derajat kemurnian) fase bergerak.Syarat-syarat pelarut yang diinginkan dalam KLT :Pelarut yang digunakan tergantung pada sifat zat yang akan dianalisa. Yang polar akan larut pada pelarut polar.Untuk komponen yang lebih polar.

Keuntungan KLT :Waktu relatif singkatMenggunakan inestasi yang kecil.Paling cocok untuk analisis bahan alam dan obat.Jumlah cuplikan yang dengan sedikit.Kebutuhaan ruang minimum.Penanganan sederhana.Zat yang bersifat asam/basa kuat dapat dipisahkan dengan KLT.Kelemahan KLT :Hanya merupakan langkah awal untuk menentukan pelarut yang cocok dengan pada kromatografi kolomNoda yang terbetuk belum tentu senyawa murni.

III. PROSEDUR PERCOBAN3.1. Alat dan BahanA.Alat1.Plat KLT digunakan sebagai media pada noda2.Pipa kapiler digunakan sebagai alat untuk meneteskan hasil soklet pada KLT3.Chamber digunakan untuk tempat proses pendorongan noda oleh eluenB.Bahan1.Hasil ekstrak soklet sebagai sampel yang akan di uji senyawanya2.Pelarut atau eluen digunakan untuk mendorong noda pada KLT

IV. HASIL DAN PEMBAHASANPada praktikum yang telah dilakukan, digunakan hasil ekstraksi sampel buah naga yang telah dilakukan dengan cara sokletasi. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin di deteksi dengan memisahkan komponen-komponen berdasarkan kepolarannya. Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya.Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau aluminia yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastk yang keras. Gel silika (aluminia) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis sering kali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar dalam sinar ultraviolet.Namun, pada percobaan ini, plat kromatografi lapis tipis tidak mengeluarkan pendar flour. Ini bukan dikarenakan dalam buah naga terdapat komponen-komponen atau senyawa-senyawa, tetapi dalam kesalahan penyemprotan dengan larutan NaOH 1% dalam etanol : air (1:1).Eluen yang praktikan lakukan mengalami perbandingan 1 : 9 antara methanol : etil. Prinsip kerja dari kromatografi lapis tipis ini adalah dengan memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan mudah terbawa oleh fase gerak tersebut. Jarak antara jalannya pelarut bersigat relative. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastika spot (noda) yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak platnya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalag Rf.Nilai ini digunakan sbagai perbandingan relati antara sampel. Nilai Rfjuga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fasa diam, sehingga nilai Rfsering juga di sebut faktor retensi. Namun, pada praktikum yang telah dilakukan, noda tak tampak sehingga tak dapat dilakukan perhitungan nilai Rf.

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, prakktikan dapat menyimpulkan bahwa KLT merupakan suatu metoda pemisahan campuran senyawa atau komponen berdasarkan pada perbedaan distribusi senyawa atau komponen antara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Prinsip kerja dari KLT ini adalah dengan memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen, maka sampel akan mudah terbawa oleh fase gerak. Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan untuk memastikan noda yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut disebut dengan Rf. Dimana Rfmerupakan jarak yang ditempuh substansi dibagi dengan jarak yang ditempuh pelarut.5.2 Saran1.Totolan pada batas bawah tidak boleh terendam pelarut2.Usahakan chamber tidak berongga saat dilakukan penarikan noda oleh eluen3.Kuasai prosedur kerja dan jangan salah dalam penyemprotan NaOH 1% dalam etanol : air (1:1)

DAFTAR PUSTAKAAnwar, Khairil, dkk . 1996.Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta : PMIPAUGM

Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991.Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB.Bandung.

Underwood, AL dan JR. Day R.A. analisa kimiaa kuantitatif edisi keenam. Jakarta :Erlangga.

http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi- lapis-tipis.html

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)06.19|

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).

Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi.Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil.

Kromatografi lapis tipismerupakan salah satuanalisiskualitatifdari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponensampelberdasarkan perbedaan kepolaran Kromatografi Lapis TipisPrinsipPrinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel denganpelarutyang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakanfasediam dari bentukplatsilikadan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakaneluenSemakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebutVisualisasiProses berikutnya dari kromatografi lapis tipis adalah tahapvisualisasi. Tahapan ini sangat penting karena diperlukan suatuketerampilandalam memilihmetodeyangtepatkarena harus disesuaikan dengan jenis sampel yang sedang diuji. Salah satu yang dipakai adalah penyemprotan denganlarutanninhidrin. Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk mendeteksi adanyagugusamina. Apabila pada sampel terdapat gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi menjadi berwarna ungu. Biasanya padatan ninhidirn ini dilarutkan dalam larutan butanol.Nilai RfJarak antara jalannya pelarut bersifatrelatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilaiperbandinganrelatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktorretensi.]Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut:Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarutSemakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut padaplatkromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurangpolardan berinteraksi denganadsorbentpolar dari plat kromatografi lapis tipis.Nilai Rf dapat dijadikanbuktidalam mengidentifikasikansenyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memilikikarakteristikyang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini.Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatanperambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak.Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akanmelarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fasediam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akanbergerak lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan,atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerakmengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalamcampuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda Proseskromatografi juga digunakan dalam metode pemisahan komponen gula dari komponennon gula dan abu dalam tetes menjadi fraksi-fraksi terpisah yang diakibatkanolehperbedaan adsorpsi, difusi dan eksklusi komponen gula dan non gula tersebutterhadap adsorbent dan eluent yang digunakan.

Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau aluminayang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika(atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipisseringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinarultra violet.Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Fase diamlainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium padapermukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silikakemudian digunakan serupa untuk alumina.

Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses elusibagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi antaraadsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Olehsebab itu pemisahan komponen gula dalam tetes secara kromatografi dipengaruhi oleh lajualir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatanteradsorpsinya

pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal iniyang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut. Suatu pelarut yang bersifatlarutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar dari ikatannyadengan alumina (jel silika)

PENDAHULUANDASAR TEORIMetode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya berbeda.apabila molekul-molekul komponen berinteraksi secara lemah dengan fase diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fase diam. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya interaksi komponen-komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak.(Hendayana, 2010)Dibandingkan dengankromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan kromatografi gas (KG), KLT mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :1.KLT memberikan fleksibilitas yang lebih besar, dalam hal memilih fase gerak.2.Beberapa macam teknik untuk optimasi pemisahan seperti pengembangan 2 dimensi, pengembangan bertingkat, dan pembaceman penjerap dapat dilakukan pada KLT.3.Proseskromatografi dapat diikuti dengan mudah dan dapat dihentikan kapan saja.4.Semua komponen dalam sampel dapat dideteksi.BAHAN DAN TEKNIK KLT1.Penjerap/fase diamPenjerap yang paling sering digunakan pada KLT adalah silica dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi-desorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbsi2.Fase Gerak pada KLTSystem yang paling sederhana ialah dengan menggunakan campuran 2 pelaut oganik karena daya elusi campurankedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal.3.Aplikasi (Penotolan) SampelPenotolan (aplikasi) sampel dapat dilakukan sebagai suatu bercak, pita, atau dalam bentuk zig zag.4.PengembanganTeknik pengembangan KLT dan KLT kinerja tinggi yaitu konvensional, pengembangan 2 dimensi, dan pengembangan kontinyu.5.Deteksi(Rohman, 2009)PENGGUNAAN KLTKLT digunakan secara luas untuk analisis solu-solut organic terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis forensik, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solute dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif.Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya suatu reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom, melakukanscreeningsampel untuk obat.(Sudjadi, 2007)

TUJUANDapat mengembangkan dan menunjukkan kemampuan pengetahuan dan/praktis untuk:1)Menjelaskan teori dan prinsip-prinsip dasar KLT2)Memilih fase gerak yang sesuai untuk pemisahan terbaik3)Melakukan analisis kualitatif untuk identifikasi senyawa obat dalam pengobatan tradisional.

METODOLOGI

ALAT DAN BAHAN-AlatChamberReferensi senyawa obatFase gerak untuk TLCTLC plate : Silika Gel GF 254TLC plat: Silika Gel GUap yodiumSinar UVSatu set peralatan TLC-BahanZat warnaUap iodineSampel (jamu pegal linu)Fase diam (Silika Gel)Fase Gerak (etanol, methanol, kloroform, heksan, etil asetat, campuran 2 macam pelarut)Kertas saring

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis (KLT)Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya pembedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan ion. Atau secara sederhana kromatografi biasanya juga di artikan sebagai teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Kromatografi di gunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponen. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip ini.Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin di deteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisika-kimia dengan fase gerak (larutan pengembang yang cocok), dan fase diam (bahan berbutir) yang diletakkan pada penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang cocok. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) lalu hasil pengembangan di deteksi. Zat yang memiliki kepolaran yang sama dengan fase diam akan cenderung tertahan dan nilai Rf-nya paling kecil. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang.Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rfmerupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rfdihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:Rfjuga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rfjuga disebut factor referensi.Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang juga mempengaruhi harga Rf adalah :Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya.Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan mengeringkan molekul-molekul air yang menempati pusat-pusat serapan dari penyerap. Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga Rfmeskipun menggunakan fase bergerak dan zat terlarut yang sama tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama, jika menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fase bergerak dalam kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka perbandingan yang dipakai harus betul-betul diperhatikan.Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan.Teknik percobaan.Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya diperhatikan, karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran penurunan dan mendatar juga digunakan).Jumlah cuplikan yang digunakan.Penetesan cuplikan dalam jumlah yang berlebihan memberikan hasil penyebaran noda-noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak kesetimbangan lainnya, hingga akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf.Suhu.Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh penguapan atau perubahan-perubahan fase.Kesetimbangan.Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.Semua kromatografi memilikifase diam(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) danfase gerak(berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.Sedangkan fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Namun, apabila di sinarkan dengan sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.Sementara UV tetap di sinarkan pada lempengan, harus dilakukan penandaan posisi-posisi dari bercak-bercak dengan menggunakan pensil dan melingkari daerah bercak-bercak itu. Ketika sinar UV dimatikan, bercak-bercak tersebut tidak tampak kembali.

Gambar:Bercak yang ditimbulkanolehsinar UV

Gambar : Sebelum dan sesudah di lakukannya kromatografi pada plat KLT

2.2. Prinsip Kerja KLTPada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadihubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.Pada kromatografi lapis tipis,eluentadalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi antaraadsorbentdenganeluentsangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen secarakromatografi dipengaruhi oleh laju alireluentdan jumlah umpan.Eluentdapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenisadsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip like dissolved like.

2.3. Prosedur Kerja Pemisahan dengan KLTGel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan gel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan gel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.

Permukaan gel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai di sekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi dengansilica gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan setetes larutan campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna untuk menunjukkan posisi asli campuran.Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerakdengan posisi fase gerakdi bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik, komponen-komponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki warna yang berbeda.

Gambar tersebut menunjukkan plat setelah pelarut telah bergerak. Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir mencapai bagian atas plat yang akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.Jarak yang ditempuh pelarut

Untuk identifikasinya dapat di gunakan harga Rfmeskipun harga-harga Rfdalam lapisan tipis kurang tepat bila dibandingkan pada kertas. Seperti halnya pada kertas harga Rfdidefinisikan sebagai berikut :

Harga-harga Rfuntuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga-harga Rfyang diperoleh berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan, meskipun daftar dari harga-harga Rfuntuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh.

2.4. Fase Diam dan Fase Gerak KLTPada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua kromatografi memilikifase diam(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) danfase gerak(berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.Fase DiamPelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH.Fase GerakDalam kromatografi,eluentadalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi antaraadsorbentdenganeluentsangat menentukan terjadinya pemisahan komponen.Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut.Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika).Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada lempengan tergantung pada:Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, Hal ini bergantung pada bagaimana besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal ini tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel silika.2.5. Kelebihan Metode Kromatografi Lapis TipisBeberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini adalah sebagai berikut :Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi.Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan metode kertas tidak bisaKetepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.Hanya membutuhkan sedikit pelarut.Waktu analisis yang singkat (15-60 menit)Investasi yang kecil untuk perlengkapan (Biaya yang dibutuhkan ringan).Preparasi sample yang mudahKemungkinan hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkinKebutuhan ruangan minimumAnalisis KLT banyak digunakan karena :Waktu yang diperlukan untuk analisis senyawa relatif pendekDalam analisis kualitatif dapat memberikan informasi semi kuantitatif tentang konstituen utama dalam sampelCocok untuk memonitor identitas dan kemurnian sampelDengan bantuan prosedur pemisahan yang sesuai, dapat digunakan untuk analisis kombinasi sampel terutama dari sediaan herbal.

DAFTAR PUSTAKAAnggraeni, Megawati. 2009.Kromatografi Lapis Tipis.http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html.diakses tanggal26desember2012 pukul 19:00 WIB.Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008.Kimia Farmasi Analisis.Pustaka Pelajar : YogyakartaLipsy, P. 2010.Thin Layer Chromatography Characterization of the Active Ingredients in Excedrin and Anacin. USA: Departement of Chemistry and Chemical Biology, Stevens Institute of Technology.Kantasubrata, Julia. 1993.Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web Resmi Kimia Analitik : Pusat Penelitian Kimia LIPIRoy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991.Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung.Sudarmadji, S., dkk, 2007.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.