Upload
angela-sweet
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. Pengertian Pengendalian
Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata “kendali” berarti kekang, pengendalian berarti
pemimpin atau orang yang mengendalikan. Tak dapat diragukan lagi bahwa pengendalian
mempunyai kewenangan yang lebih terhadap obyek yang diawasi.
Seperti dikemukakan oleh Sujamto (1983:27), sebagai berikut : “Pengendalian adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala
ketentuan dan kebijakan yang berlaku”.
Adapun menurut George. R Terry yang dikutip oleh Hasibuan (1996:246), sebagai
berikut : “Pengendalian dapat didefinisikan sebagai suatu proses penentuan apa yang
harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai
dengan rencana yaitu selaras dan standar”
Selanjutnya Koonz, mengemukakan pendapat yang disadur oleh Hasibuan (1996:245)
: “Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan,
agar rencana-rencana yang telah dibuat mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat
diselenggarakan”
Menurut Strong sebagaimana dikutip oleh Hasibuan (1996:245), mengemukakan
definisi pengendalian sebagai berikut ; “Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai
faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam rencana”
Definisi pengendalian selanjutnya dikemukakan oleh Syamsi (1983:108) adalah
sebagai berikut : “Pengendalian adalah fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan/ kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, patokan,
pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pengendalian merupakan
pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam
organisasi terhadap komponen organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan berkesinambungan
agar semua dapat berfungsi secara maksimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Jadi jelas pengendalian merupakan proses pelaksanaan kerja
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana, instruksi, pedoman, patokan,
peraturan, atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan perbaikan (korektif)
dapat dilakukan jika terdapat penyimpangan-penyimpangan atau deviasi supaya tujuan
yang dihasilkan sesuai dengan rencana. Jadi kontrol dilakukan sejak proses dimulai,
sampai pengukuran hasil yang akan dicapai, dan pengendalian ini diharapkan juga agar
pemanfaatan semua unsur manajemen yaitu Men, Money, Methods, Materials, Mechines
and Market atau ( 6M ) dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
2. Pentingnya Pengendalian1. Jembatan terakhir dalam rantai fungsional kegiatan manajemen
2. Pencapaian tujuan (tercapai/tidak)
3. Berkaitan dengan perencanaan
4. Berkaitan dengan pendelegasian
3. Jenis-jenis Pengendalian
Berdasarkan sifatnya, pengendalian dapat bersifat preventif, detektif, direktif, dan mitigasi. Namun, pengendalian sering kali dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengendalian umpan balik (feedback control) memperoleh informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang telah selesai dijalankan. Pengendalian ini memungkinkan perbaikan di masa mendatang dengan mempelajari apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu, tindakan perbaikan terjadi setelah kejadian.
2. Pengendalian simultan (concurrent control) menyesuaikan proses yang sedang berjalan. Pengendalian real-time ini mengendalian aktivitas pemantauan yang terjadi saat ini untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang terlalu jauh dari standarnya.
3. Pengendalian ke depan (feedforward control) mengantisipasi dan mencegah masalah-masalah. Pengendalian ini memerlukan perspektif jangka panjang.
Mengenai jenis-jenis pengendalian ini Hasibuan (1996:248) mengemukakan sebagai
berikut :
1. Pengendalian Karyawan.
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan
kegiatan karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan tugas yang
diembankan kepadanya, rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan lain
sebagainya.
2. Pengendalian Keuangan.
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan
(anggaran), tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk
pengendalian anggarannya.
3. Pengendalian Produksi.
Pengendalian ini di tujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi
yang di hasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencana yang telah ditentukan.
4. Pengendalian Waktu.
Pengendalian ini ditujukan kepada waktu, artinya apakah waktu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana dan target yang telah
ditetapkan.
5. Pengendalian Teknis.
Pengendalian ini ditujukan pada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan
dengan tindakan atau teknis pelaksanaan.
6. Pengendalian kebijaksanaan.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-
kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
7. Pengendalian Penjualan.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah inventaris
perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
8. Pengendalian Pemeliharaan.
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris
perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa
kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.
Pendapat lain mengenai jenis-jenis pengendalian menurut Siswanto Bejo (1990:163)
ditinjau dari sistem pelaksanaannya, maka pengendalian dapat diklasifikasikan menjadi
sistem pengendalian umpan balik, pengendalian umpan maju, dan pengendalian
pencegahan. Secara lebih jelas akan dikemukakan dibawah ini :
1. Sistem Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik beroperasi dengan pengukuran beberapa aspek
proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses, apabila ukuran menunjukkan
bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian ini
memantau operasi proses maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka deviasi
yang potensial, agar tindakan perbaikan atas deviasi yang terjadi dapat dilakukan guna
mencegah problema kompleks yang menimpa organisasi.
Sistem pengendalian umpan balik biasanya terdiri dari atas lima komponen, yaitu :
a. Proses operasi yang mengolah masukan menjadi keluaran;
b. Karakteristik proses yang merupakan subyek pengendalian;
c. Sistem pengukuran yang menentukan kondisi karakteristik;
d. Serangkaian standar atau kriteria di mana kondisi proses yang diukur dengan
standar atau kriteria yang selanjutnya diadakan evaluasi;
e. Pengatur yang fungsinya untuk mengkomparasikan standar karakteristik proses
dengan standar yang mengambil tindakan untuk adaptasi proses, apabila
komparasi terebut menunjukkan bahwa terjadinya deviasi proses dari rencana
yang telah ditetapkan.
Salah satu kelemahan utama sistem umpan balik adalah bahwa sistem tersebut tidak
memberikan peringatan suatu deviasi sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.
Dampaknya, deviasi yang memakan biaya besar dapat berlangsung terus atau semakin
buruk sebelum tindakan perbaikan yang efektif dilaksanakan.
2. Sistem Pengendalian Umpan Maju
Hadirnya sistem pengendalian umpan maju dengan maksud untuk bertindak secara
langsung pada problema tersebut dan mencoba mencegah sebelum penyimpangan terjadi
lagi.
Sistem pengendalian umpan maju memiliki komponen yang sama dengan sistem
pengendalian umpan balik, yaitu :
a. Proses operasi yang mengolah masukan menjadi keluaran;
b. Karakteristik proses yang merupakan subyek pengendalian;
c. Sistem pengukuran yang menentukan kondisi karakteristik;
d. Serangkaian standar atau kriteria di mana kondisi proses yang diukur dengan
standar atau kriteria yang selanjutnya diadakan evaluasi;
e. Pengatur yang fungsinya untuk mengkomparasikan standar karakteristik proses
dengan standar yang mengambil tindakan untuk adaptasi proses, apabila
komparasi terebut menunjukkan bahwa terjadinya deviasi proses dari rencana
yang telah ditetapkan.
3. Sistem Pengendalian Pencegahan
Dua sistem pengendalian yang telah dideskripsikan di atas, baik sistem
pengendalian umpan maju berfungsi secara ekstern terhadap proses yang sedang
dikendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan
apabila terjadi deviasi dari rencana yang telah ditetapkan. Sebaliknya sistem
pengendalian pencegahan adalah kebijakan dan prosedur yang sebenarnya merupakan
bagian dari proses tersebut. Pengendalian pencegahan merupakan pengendalian intern
organisasi.