14
1 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA MENGKONTROL TINGKAT KERUSAKAN PADA UD. SINDANG KASIH GONDANG WETAN Nur Fadilah, Sri Hastari, dan A. RatnaPudyaningsih E-mail : [email protected] Universitas Merdeka Pasuruan Abstrak,.Unit Desa Sindang Kasih merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan tahu. Perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik serta menekan tingkat kerusakan produk dengan menetapkan batas toleransi kerusakan sebesar 0,5% dari jumlah produksi. Pada kenyataannya, di perusahaan masih menunjukkan tingkat kerusakan yang fluktuatif dan bahkan terdapat kerusakan yang melebihi dari batas toleransi yang ditetapkan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan rencana yang jelas, memberikan inovasi produk dan melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Analisis pengendalian kualitas dilakukan menggunakan Check sheet dan histogram, Peta kendali p, diagram pareto, diagram sebab akibat. Hasil analisis dari peta kendali p menunjukkan dimana titik fluktuasi masih tinggi dan tidak beraturan, serta yang keluar dari batas kendali. Dari diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah untuk jenis kerusakan karena permukaan hancur dengan persentase 55,23%. Selanjutnya kerusakan terjadi karena terdapat kotoran sebesar 24,80% dan salah potong atau tipis sebesar 19,97%. Dari analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab kerusakan berasal dari faktor manusia, mesin, metode kerja, bahan baku dan lingkungan kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan dan perbaikan untuk menekan tingkat kerusakan serta meningkatkan kualitas produk yang lebih baik. Kata kunci : Pengendalian Kulitas,Kontrol, Tingkat kerusakan Abstract.,Village Unit Sindang Kasih is a company engaged in the manufacture of tofu. The company always strives to produce good quality products and reduce the level of product damage by setting a damage tolerance limit of 0.5% of the total production. In reality, the company still shows a fluctuating level of damage and there is even damage that exceeds the tolerance limit set by the company. The thing that can be done by the company is to implement the right quality control system, have clear objectives and stages of the plan, provide product innovation and prevent and resolve problems faced by the company. Quality control analysis is done using Check sheet and histogram, P control map, Pareto diagram, cause and effect diagram. The results of the analysis of the P control chart show where the fluctuation points are still high and irregular, and that is out of the control limits. From the Pareto diagram, the priority of improvement that needs to be done is for the type of damage because the surface is destroyed with a percentage of 55.23%. Furthermore, the damage occurred because there were 24,80% impurities and 19,97% thin or wrong cuts. From the causal diagram analysis, it can be seen that the causes of damage come from human, machine, work methods, raw materials and work environment factors, so that the company can take preventive and corrective actions to reduce the level of damage and improve product quality. Keywords: Quality Control, Control, Level of Damage PENDAHULUAN Peranan kualitas produk perusahaan ini akan semakin besar di dalam kaitannya dengan perkembangan perusahaan. Kualitas output (baik produk maupun jasa) dari suatu perusahaan tidak dapat diabaikan, apabila perusahaan menginginkan terdapatnya perkembangan yang positif pada tahun-tahun yang akan datang (Agus

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

1 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI

UPAYA MENGKONTROL TINGKAT KERUSAKAN

PADA UD. SINDANG KASIH GONDANG WETAN

Nur Fadilah, Sri Hastari, dan A. RatnaPudyaningsih

E-mail : [email protected]

Universitas Merdeka Pasuruan

Abstrak,.Unit Desa Sindang Kasih merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan tahu.

Perusahaan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik serta menekan tingkat

kerusakan produk dengan menetapkan batas toleransi kerusakan sebesar 0,5% dari jumlah produksi.

Pada kenyataannya, di perusahaan masih menunjukkan tingkat kerusakan yang fluktuatif dan bahkan

terdapat kerusakan yang melebihi dari batas toleransi yang ditetapkan perusahaan. Hal yang dapat

dilakukan perusahaan adalah menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan

dan tahapan rencana yang jelas, memberikan inovasi produk dan melakukan pencegahan dan

penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Analisis pengendalian kualitas dilakukan

menggunakan Check sheet dan histogram, Peta kendali p, diagram pareto, diagram sebab akibat. Hasil

analisis dari peta kendali p menunjukkan dimana titik fluktuasi masih tinggi dan tidak beraturan, serta

yang keluar dari batas kendali. Dari diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah

untuk jenis kerusakan karena permukaan hancur dengan persentase 55,23%. Selanjutnya kerusakan

terjadi karena terdapat kotoran sebesar 24,80% dan salah potong atau tipis sebesar 19,97%. Dari analisis

diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab kerusakan berasal dari faktor manusia, mesin,

metode kerja, bahan baku dan lingkungan kerja, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan

pencegahan dan perbaikan untuk menekan tingkat kerusakan serta meningkatkan kualitas produk yang

lebih baik.

Kata kunci : Pengendalian Kulitas,Kontrol, Tingkat kerusakan

Abstract.,Village Unit Sindang Kasih is a company engaged in the manufacture of tofu. The company

always strives to produce good quality products and reduce the level of product damage by setting a

damage tolerance limit of 0.5% of the total production. In reality, the company still shows a fluctuating

level of damage and there is even damage that exceeds the tolerance limit set by the company. The thing

that can be done by the company is to implement the right quality control system, have clear objectives

and stages of the plan, provide product innovation and prevent and resolve problems faced by the

company. Quality control analysis is done using Check sheet and histogram, P control map, Pareto

diagram, cause and effect diagram. The results of the analysis of the P control chart show where the

fluctuation points are still high and irregular, and that is out of the control limits. From the Pareto

diagram, the priority of improvement that needs to be done is for the type of damage because the surface

is destroyed with a percentage of 55.23%. Furthermore, the damage occurred because there were

24,80% impurities and 19,97% thin or wrong cuts. From the causal diagram analysis, it can be seen

that the causes of damage come from human, machine, work methods, raw materials and work

environment factors, so that the company can take preventive and corrective actions to reduce the level

of damage and improve product quality.

Keywords: Quality Control, Control, Level of Damage

PENDAHULUAN

Peranan kualitas produk perusahaan ini

akan semakin besar di dalam kaitannya dengan

perkembangan perusahaan. Kualitas output (baik

produk maupun jasa) dari suatu perusahaan tidak

dapat diabaikan, apabila perusahaan

menginginkan terdapatnya perkembangan yang

positif pada tahun-tahun yang akan datang (Agus

Page 2: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

2 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Ahyari, 2002:237). Namun, meski proses

produksi telah dilaksanakan dengan baik sesuai

prosedur, pada kenyataannya sering ditemukan

ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan

dengan yang diharapkan, dimana kualitas produk

yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, atau

dengan kata lain produk yang dihasilkan

mengalami kerusakan. Hal tersebut disebabkan

adanya penyimpangan dari berbagai faktor, baik

yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja, alat-

alat yang digunakan pada saat proses produksi

maupun lingkungan. Data jumlah produksi yang

diperoleh dari Perusahaan Tahu UD. Sindang

Kasih pada bulan April 2018 adalah sebesar

265.118 biji dengan kerusakan yang terjadi

sebesar 1.242 biji. Rata-rata kerusakan produksi

diatas 0,47 %.

Salah satu metode pengendalian kualitas

yaitu menggunakan alat bantu statistik yang

terdapat pada Statistical Process Control (SPC)

serta Statistical Quality Control (SQC), dimana

metode ini di lakukan pada saat proses produksi

berlangsung sampai dengan produk jadi.

Pengendalian kualitas dengan alat bantu statistik

bermanfaat pula mengawasi tingkat efisiensi.

TINJAUAN PUSTAKA

Tahu

Tahu merupakan salah satu makanan

tradisional yang populer. Hampir semua

masyarakat mengkonsumsi tahu, baik sebagai

lauk maupun sebagai cemilan. Meski produk ini

sangat diminati, namun merupakan jenis

makanan yang mudah rusak, karena mengandung

kadar air dan protein tinggi yang merupakan

media tumbuh yang potensial bagi bakteri.

Produk tahu hanya memiliki umur simpan antara

dua sampai tiga hari dan tidak dapat disimpan

dalam waktu yang lama. Dalam proses

pembuatan tahu, membutuhkan berbagai

peralatan penunjang untuk meminimalisir

terjadinya kerusakan pada produk apabila

pengendalian pada setiap proses tidak dilakukan

dengan baik. Standar mutu kedelai menurut

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-39221995

dan BPTP (2018).

No. Standar Mutu Kedelai (SNI)

1. Bebas hama penyakit

2. Bebas bau busuk, bau asam, bau apek dan bau asing

3. Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida

4. Memiliki suhu normal

Standar Proses Produksi

No. Standar Proses Produksi Tahu Keterangan

1. Memilih kedelai Kedelai harus bersih, biji besar, kulitnya halus dan bebas benda

asing seperti kerikil, daun kering dan lainnya.

2. Mencuci dan

merendam kedelai

Kedelai disortir, dibersihkan, direndam selama 8-12 jam (air

biasa) dan direndam selama 1-2 jam (air bersuhu 55 C)

3. Menggiling kedelai Proses penggilingan diberi air panas untuk mengaktifkan enzim

lipoksigenase

4. Pendidihan bubur kedelai Perhatikan keadaan api agar stabil dan besar, diaduk-aduk dan

waktu pendidihan 15-30 menit

5. Penyaringan Alat penyaring: kain belacu, atau mori

6. Penggumpalandan

pengendapan

Bahan penggumpal: larutan sioko yang diendapkan 1 malam,

dengan dosis 5-10 g/400-800 ml air dan suhu : 70-90 C

7. Pencetakan Proses pengepakan atau pengepresan: 1 menit, atau hingga Tahu

padat, pencetakan selama 20-30 menit, lalu dipotong dan dimasak

pada suhu 100 C s ± 10 menit

Page 3: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

3 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Standar Mutu Tahu menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN)

pada SNI 01-3142-1998

No Keadaan Standar Mutu Tahu

1. Warna Normal, putih normal, atau kuning normal (tidak

terlalu mencolok)

2. Aroma Normal, tidak terlalu wangi

3. Rasa Normal

4. Penampakan Normal, tidak berlendir, atau berjamur

Pengertian Kualitas

Adapun pengertian kualitas menurut The

American Society For Quality, kualitas adalah

“The totality of features and characteristics of a

product that bear on ability to satisfy stated or

implied needs” (Sobarsa Kosasih, 2009:71).

Artinya kualitas atau mutu adalah keseluruhan

corak dan karakteristik dari produk yang

berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang

tampak jelas maupun yang tersembunyi.

Joseph Juran mempunyai suatu pendapat

bahwa ”quality is fitness for use” yang bila

diterjemahkan secara bebas berarti kualitas

(produk) berkaitan dengan enaknya barang

tersebut digunakan (Suyadi Prawirosentono,

2007:5).

Pengertian Produk Rusak

Kerusakan normal adalah kerusakan yang

timbul dengan kondisi operasi yang efisien yang

merupakan hasil inheren (keluaran) dari proses

tertentu. Kerusakan abnormal adalah kerusakan

yang tidak dapat diharapkan timbul dengan

kondisi operasii yang efisien, yang bukan bagian

dari proses produksi yang terpilih.

Pengertian Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri (2008:210),

pengendalian kualitas adalah pengawasan mutu

merupakan usaha untuk mempertahankan mutu

atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar

sesuai dengan spesifikasi produk yang telah

ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan

perusahaan.

Tujuan Pengendalian Kualitas

Secara terperinci, dapat dikatakan bahwa

tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan

Assauri (2008:210) adalah :

1) Agar barang hasil produksi dapat mencapai

standar kualitas yang telah ditetapkan.

2) Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat

menjadi sekecil mungkin.

3) Mengusahakan agar biaya desain dari produk

dan proses dengan menggunakan kualitas

produksi tertentu dapat menjadi sekecil

mungkin.

4) Mengusahakan agar biaya produksi dapat

menjadi serendah mungkin.

Tahapan Pengendalian Kualitas

Secara umum menurut Suyadi

Prawirosentono (2007:74), pengendalian atau

pengawasan akan kualitas di suatu perusahaan

manufaktur dilakukan secara bertahap meliputi

hal-hal sebagai berikut:

1) Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan

mentah (bahan baku, bahan baku penolong

dan sebagainya), kualitas bahan dalam proses

dan kualitas produk jadi. Demikian pula

standar jumlah dan komposisinya.

2) Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses

pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang

setengah jadi maupun barang jadi.

3) Pemeriksaan cara pengepakan dan

pengiriman barang ke konsumen. Melakukan

analisis fakta untuk mengetahui

penyimpangan yang mungkin terjadi.

4) Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang

dipakai dalam proses produksi harus juga

diawasi sesuai dengan standar kebutuhan.

Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas secara statistik

dilakukan dengan menggunakan kombinasi alat

bantu statistik yang terdapat pada SPC

(Statistical Process Control) dan SQC (Statistical

Page 4: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Quality Control). Ada pengertian dari keduanya

yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Heizer dan Render (2006:268)

yang dimaksud dengan Statistical Process

Control (SPC) adalah : “A process used to

monitor standars, making measurements and

taking corrective action as a product or service

is being produced.”Artinya: Sebuah proses yang

digunakan untuk mengawasi standar, membuat

pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan

selagi sebuah produk atau jasa sedang

diproduksi.

Menurut Sofjan Assauri (2004:219)

pengertian dari Statistical Quality Control (SQC)

sebagai berikut : Statistical Quality Control

(SQC) adalah suatu sistem yang dikembangkan

untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas

hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum

dan menerapkan bantuan untuk mencapai

efisiensi.

Alat Bantu Dalam Pengendalian Kualitas

Alat bantu untuk mengendalikan kualitas

sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan

Render dalam bukunya Manajemen Operasi

(2006:263-268), antara lain yaitu check sheet,

histogram, control chart, diagram pareto,

diagram sebab akibat, scatter diagram dan

diagam proses.

Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check Sheet atau lembar pemeriksaan

merupakan alat pengumpul dan penganalisis data

yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi

data jumlah barang yang diproduksi dan jenis

ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang

dihasilkannya.

1) Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Scatter diagram atau disebut juga dengan

peta korelasi adalah grafik yang menampilkan

hubungan antara dua variabel apakah hubungan

antara dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu

antara faktor proses yang mempengaruhi proses

dengan kualitas produk.

2) Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect

Diagram)

Diagram ini disebut juga diagram tulang

ikan (fishbone chart) dan berguna untuk

memperlihatkan faktor-faktor utama yang

berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat

pada masalah yang kita pelajari.

3) Diagram Pareto (Pareto Analysis)

Menurut Heizer dan Render (2006:266),

Diagram Pareto (Pareto charts) adalah sebuah

metode untuk mengelola kesalahan, masalah,

atau rusak untuk membantu memusatkan

perhatian pada usaha penyelesaian masalah.

4) Diagram Alir atau Diagram Proses

(Process Flow Chart)

Diagram Alir secara grafis menyajikan

sebuah proses atau sistem dengan menggunakan

kotak dan garis yang saling berhubungan.

Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan

alat yang sangat baik untuk mencoba memahami

sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah

sebuah proses.

5) Histogram

Histogram adalah suatu alat yang

membantu untuk menentukan variasi dalam

proses. Histogram dapat berbentuk “normal” atau

berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan

bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-

ratanya.

6) Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali adalah suatu alat yang secara

grafis digunakan untuk memonitor dan

mengevaluasi apakah suatu aktivitas atau proses

berada dalam pengendalian kualitas secara

statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan

masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.

Peta kendali digunakan untuk membantu

mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara

menetapkan batas-batas kendali:

a) Upper Control Limit (UCL) atau batas kendali

atas

b) Central Line (CL) atau garis pusat atau tengah

c) Lower Control Limit (LCL) atau batas kendali

bawah

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

Page 5: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

5 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2010:38).

a. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah pengawasan

mutu merupakan usaha untuk mempertahankan

mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan,

agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah

ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan

perusahaan (Sofjan Assauri, 2008:210). Adapun

pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan

meliputi tiga (3) tahapan, yaitu pengendalian

terhadap bahan baku, pengendalian terhadap

proses produksi, pengendalian terhadap produk

jadi.

b. Pengukuran Kualitas Secara Atribut

Pengukuran kualitas secara atribut yaitu

pengukuran kualitas terhadap karakteristik

produk yang tidak dapat atau sulit diukur.

Adapun perusahaan telah menetapkan empat (4)

karakteristik produk yang dianggap rusak yaitu:

a. Salah potong atau tipis

b. Permukaan hancur

c. Terdapat kotoran

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di perusahaaan

tahu UD. Sindang Kasih Desa Karang Sentul

RT.01 RW.03 Kecamatan Gondang Wetan

Kabupaten Pasuruan 67174. Penelitian ini hanya

membahas tentang seberapa besar tingkat

kerusakan produk yang terjadi pada Perusahaan

Tahu UD. Sindang Kasih.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam metode

pengambilan sampel ini menggunakan teknik

puposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah produk tahu yang

mengalami kerusakan pada bulan Januari sampai

bulan April, tetapi peneliti hanya mengambil data

kerusakan selama bulan April tahun 2018.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

dari UD. Sindang Kasih yang menjadi tempat

penelitian. Data yang diperoleh berupa data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif

yaitu data yang berupa angka-angka berupa data

mengenai jumlah produksi dan data kerusakan

produk. Data kualitatif yaitu data yang berupa

informasi tertulis diperoleh dari wawancara dan

pengamatan secara langsung di perusahaan.

Teknik Analisis Data

1. Mengumpulkan data menggunakan check

sheet

Data yang diperoleh dari perusahaan

terutama yang berupa data produksi dan data

kerusakan produk kemudian disajikan dalam

bentuk tabel secara rapi dan terstruktur.

2. Membuat histogram

Agar mudah dalam membaca atau

menjelaskan data dengan cepat, maka data

tersebut perlu untuk disajikan dalam bentuk

histogram yang berupa alat penyajian data secara

visual berbentuk grafik balok yang

memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh

dalam bentuk angka.

3. Membuat peta kendali p

Adapun langkah-langkah dalam membuat

peta kendali p sebagai berikut :

a. Menghitung Prosentase Kerusakan

np

p =

n

Keterangan :

Np : jumlah gagal dalam sub grup

n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup

Subgrup : Hari ke-

b. Menghitung garis pusat atau Central Line

(CL)

Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan

produk (p)

∑ np

CL = p =

∑ n

Page 6: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

6 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Keterangan :

∑ np : jumlah total yang rusak

∑ n : jumlah total yang

diperiksa

c. Menghitung batas kendali atas atau Upper

Control Limit (UCL)

Untuk menghitung batas kendali atas atau

UCL dilakukan dengan rumus :

UCL = p +

Keterangan :

p : rata-rata ketidaksesuaian produk

n : jumlah produksi

d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower

Control Limit (LCL)

Untuk menghitung batas kendali bawah

atau LCL dilakukan dengan rumus:

LCL = p −

Keterangan :

p : rata-rata ketidaksesuaian produk

n : jumlah produksi

4. Menentukan prioritas perbaikan

(menggunakan diagram pareto)

Dari data jenis kerusakan produk yang

terjadi, kemudian dibuat diagram pareto untuk

mengidentifikasi, mengurutkan dan bekerja

menyisihkan kerusakan secara permanen.

Dengan diagram ini, maka dapat diketahui jenis

cacat yang paling dominan atau terbesar.

5. Mencari faktor penyebab yang dominan

menggunakan diagram sebab akibat

Setelah diketahui penyebab yang paling

dominan, maka dilakukan analisa faktor

penyebab kerusakan produk dengan

menggunakan fishbone diagram, sehingga dapat

menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi

penyebab kerusakan produk.

6. Membuat rekomendasi perbaikan kualitas

Setelah diketahui penyebab terjadinya

kerusakan produk, maka dapat disusun sebuah

rekomendasi atau usulan tindakan untuk

melakukan perbaikan kualitas produk.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Aktivitas Pengendalian Kualitas pada Perusahaan

a. Pengendalian Terhadap Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor utama yang

dapat mempengaruhi kualitas produk yang

dihasilkan. Apabila bahan baku yang digunakan

memiliki kualitas baik atau memenuhi standar,

maka produk yang dihasilkan akan memiliki

kualitas yang baik juga.

Tabel 1

Standar Mutu Kedelai Menurut SNI 01-3922-1995

No Standar Mutu Kedelai (SNI) UD. Sindang Kasih

1. Bebas hama penyakit Bebas hama penyakit

2. Bebas bau busuk, bau asam, bau apek

dan bau asing

Bebas bau busuk, bau asam, bau apek

dan bau asing

3. Bebas dari bahan kimia seperti

insektisida dan fungisida

Bebas bahan kimia

4. Memiliki suhu normal Suhu normal

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

√𝑝(1 − 𝑝)3

𝑛

√𝑝(1 − 𝑝)3

𝑛

Page 7: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

7 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

b. Pengendalian Terhadap Proses Produksi

Selama proses produksi berlangsung, karyawan terlibat dalam mengawasi setiap tahap. Mesin

yang digunakan, tenaga kerja dan kebersihan merupakan pengendalian mutu produk dalam proses.

Tabel 2

Pengendalian Mutu Terhadap Proses Produksi

No Standar Proses

Produksi Tahu Keterangan UD. Sindang Kasih

1. Memilih kedelai Kedelai harus bersih, biji

besar, kulitnya halus dan

bebas benda asing seperti

kerikil, daun kering dan

lainnya.

Impor dan lokal, biji sedang dan

masih terdapat kotoran seperti daun

kering dan kerikil

2. Mencuci dan

merendam kedelai

Kedelai disortir, dibersihkan,

direndam selama 8-12 jam

(air biasa) dan direndam

selama 1-2 jam (air bersuhu

55 C)

Kedelai direndam tanpa disortir

selama 4 jam (air biasa), lalu dicuci

3. Menggiling kedelai Proses penggilingan diberi air

panas untuk mengaktifkan

enzim lipoksigenase

Diberi air panas

4. Pendidihan bubur

kedelai

Perhatikan keadaan api agar

stabil dan besar, diaduk-aduk

dan waktu pendidihan 15-30

menit

Uap stabil dan waktu pendidihan 20

menit

5. Penyaringan Alat penyaring: kain belacu,

atau mori

Dengan kain belacu

6. Penggumpalan dan

pengendapan

Bahan penggumpal: larutan

sioko yang diendapkan 1

malam, dengan dosis 5-10

g/400-800 ml air dan suhu :

70-90 C

Bahan penggumpal : whey yang

dieram 1 hari dan tidak terdapat dosis

whey, serta bubur kedelai

7. Pencetakan Proses pengepakan atau

pengepresan: 1 menit, atau

hingga Tahu padat,

pencetakan selama 20-30

menit, lalu dipotong dan

dimasak pada suhu 100 C s ±

10 menit

Pencetakan dilakukan 15 menit, lalu

dipotong

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

c. Pengendalian Terhadap Produk Jadi

Pengendalian terhadap produk jadi atau produk akhir berkaitan dengan penanganan produk

sampai ke tangan konsumen.

Page 8: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

8 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Tabel 3

Perbandingan Standar Mutu Tahu dengan Mutu Tahu Perusahaan

No Keadaan Standar Mutu Tahu UD. Sindang Kasih

1. Warna Normal, putih normal, atau

kuning normal (tidak terlalu

mencolok)

Putih normal

2. Aroma Normal, tidak terlalu wangi Normal, tidak wangi

Aroma khas kedelai

3. Rasa Normal Normal

4. Penampakan Normal, tidak berlendir, atau

berjamur

Normal, tidak berlendir dan

tidak berjamur

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

Jenis-jenis Kerusakan Yang Terjadi pada

Produksi

Dalam melakukan pengendalian proses

produksi, ternyata masih ditemukan kerusakan

pada tahu hasil produksi yang bahkan melebihi

batas toleransi kerusakan produk yang ditetapkan

oleh perusahaan. Jenis-jenis kerusakan yang

terjadi pada tahu antara lain:

a. Salah potong atau tipis

b. Permukaan hancur

c. Terdapat kotoran

Analisis Data

Dalam menyelesaikan permasalahan

pengendalian kualitas, akan dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Dimana check sheet berguna untuk

mempermudah proses pengumpulan data serta

analisis. Adapun hasil pengumpulan data melalui

check sheet yaitu 265.118 biji dengan kerusakan

yang terjadi sebesar 1.242 biji dengan rata-rata

kerusakan produksi diatas 0,47 %. Jenis-jenis

kerusakan yang terjadi yaitu permukaaan hancur

sebanyak 686 biji, jumlah kerusakan terdapat

kotoran sebanyak 308 biji, jumlah kerusakan

salah potong atau tipis sebanyak 248 biji. Data

produk rusak tersebut disajikan dalam bentuk

grafik balok yang dibagi berdasarkan jenis

kerusakan masing-masing.

Histogram

Jenis Kerusakan Perusahaan Tahu UD. Sindang Kasih Bulan April 2018

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

686

308248

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Permukaan Hancur Terdapat Kotoran Salah Potong

JUM

LAH

KER

USA

KA

N

Page 9: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

9 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

b. Analisis Menggunakan Peta Kendali p

d. Menghitung Prosentase Kerusakan

np 43

Penelitian 1: p = = = 0,44

n9.774

np 33

Penelitian 2: p = = = 0,36

n9.272

np 50

Penelitian 3: p = = = 0,50

n9.970

Dan seterusnya ...

e. Menghitung garis pusat atau Central Line (CL)

∑ np 1.242

CL = p = = = 0,0047

∑ n 265.118

f. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL)

Untuk perhitungannya adalah :

Dan seterusnya...

g. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL)

Maka perhitungannya adalah :

Dan seterusnya...

Penelitian 1 ∶ UCL = 𝑝 +√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 +

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.774= 0,0048

Penelitian 2 ∶ UCL = 𝑝 +√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 +

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.272= 0,0048

Penelitian 3 ∶ UCL = 𝑝 +√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 +

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.970= 0,0048

Penelitian 1 ∶ LCL = 𝑝 −√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 −

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.774= 0,0046

Penelitian 2 ∶ LCL = 𝑝 −√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 −

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.272= 0,0046

Penelitian 3 ∶ LCL = 𝑝 −√𝑝 (1 − 𝑝)3

𝑛= 0,0047 −

√0,0047(1 − 0,0047)3

9.970= 0,0046

Page 10: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

10 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

Tabel 5

Perhitungan Batas Kendali p Bulan April 2018 (dalam satuan biji)

Tanggal Jumlah

Produksi

Jumlah

Rusak

Proporsi

Rusak (p) CL UCL LCL

1 9.774 43 0,0044 0,0047 0,0048 0,0046

2 9.272 33 0,0036 0,0047 0,0048 0,0046

3 9.970 50 0,0050 0,0047 0,0048 0,0046

4 9.592 68 0,0071 0,0047 0,0048 0,0046

5 8.584 58 0,0068 0,0047 0,0048 0,0046

6 9.798 20 0,0020 0,0047 0,0048 0,0046

7 7.898 30 0,0038 0,0047 0,0048 0,0046

8 8.338 14 0,0017 0,0047 0,0048 0,0046

9 8.854 121 0,0137 0,0047 0,0048 0,0046

10 9.512 0 0,0000 0,0047 0,0048 0,0046

11 9.502 71 0,0075 0,0047 0,0048 0,0046

12 11.806 48 0,0041 0,0047 0,0048 0,0046

13 8.650 43 0,0050 0,0047 0,0048 0,0046

14 7.662 33 0,0043 0,0047 0,0048 0,0046

15 8.960 24 0,0027 0,0047 0,0048 0,0046

16 8.796 34 0,0039 0,0047 0,0048 0,0046

17 8.658 78 0,0090 0,0047 0,0048 0,0046

18 7.892 26 0,0033 0,0047 0,0048 0,0046

19 7.982 33 0,0041 0,0047 0,0048 0,0046

20 8.104 36 0,0044 0,0047 0,0048 0,0046

21 7.730 31 0,0040 0,0047 0,0048 0,0046

22 8.180 21 0,0026 0,0047 0,0048 0,0046

23 8.318 34 0,0041 0,0047 0,0048 0,0046

24 6.962 23 0,0033 0,0047 0,0048 0,0046

25 10.156 79 0,0078 0,0047 0,0048 0,0046

26 7.494 32 0,0043 0,0047 0,0048 0,0046

27 9.474 28 0,0030 0,0047 0,0048 0,0046

28 8.592 37 0,0043 0,0047 0,0048 0,0046

29 10.386 37 0,0036 0,0047 0,0048 0,0046

30 8.222 57 0,0069 0,0047 0,0048 0,0046

Total 265.118 1.242

Gambar Peta kendali

Page 11: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

11 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

686

308248

55,23%

80,03%

100,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Permukaan Hancur Terdapat Kotoran Salah Potong

JUM

LAH

KER

USA

KA

N

Sumber :Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan gambar peta kendali p diatas

dapat dilihat bahwa data yang diperoleh tidak

seluruhnya berada dalam batas kendali yang telah

ditetapkan. Ada tujuh (7) titik yang melebihi

batas kendali yaitu pada penelitian tanggal

4,5,9,11,17,25,30. Kerusakan tertinggi berada

pada penelitian tanggal 9, dimana proporsi

kecacatan hampir 0,015.

d. Diagram Pareto

Tabel 6

Jumlah Frekuensi Kerusakan (berdasarkan urutan jumlahnya)

Gambar Diagram Pareto

Sumber :Data primer yang diolah, 2018

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hampir 60% kerusakan yang terjadi

pada produksi tahu bulan April 2018 yaitu karena permukaan hancur dengan persentase

55,23%. Selanjutnya kerusakan terjadi karena terdapat kotoran dan salah potong atau tipis

yang masing-masing mempunyai persentase 24,80% dan 19,97%.

No Jenis Kerusakan Jumlah (biji) Persentase Persentase

Kumulatif

1 Permukaan hancur 686 55,23% 55,23%

2 Terdapat kotoran 308 24,80% 80,03%

3 Salah potong atau tipis 248 19,97% 100,00%

Total 1.242 100,00%

Page 12: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

12 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

e. Analisis Diagram Sebab-Akibat

1. Permukaan hancur

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

Tekstur yang terlalu lembek akan mengakibatkan tahu hancur pada saat proses produksi. Waktu

pengepresan yang terlalu singkat dan kurangnya proses adukan menyebabkan tekstur tahu menjadi

lembek. Perusahaan tidak memiliki standar waktu lamanya proses pengepresan. Tidak adanya peraturan

tentang perawatan mesin dan peralatan secara tertulis, sehingga perawatan tidak dilakukan secara

bertahap sebagaimana mestinya, sehingga berdampak pada kelancaran proses dan mutu produksi.

2. Terdapat kotoran

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

Terdapat kotoran pada tahu juga merupakan jenis kerusakan produk yang sering terjadi. Pekerja

yang kurang memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan saat proses produksi, misal mesin

giling yang digunakan tidak dibersihkan terlebih dahulu, atau alat penyaring yang sobek sehingga

kotoran tidak tersaring sempurna. Proses produksi yang menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu,

sehingga udara di sekitar tempat produksi menjadi panas.

Page 13: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

13 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

3. Salah potong atau tipis

Sumber : Data primer yang diolah, 2018

Kesalahan pemotongan disebabkan karena

pekerja yang tidak fokus atau kurang konsentrasi

pada saat proses memotong tahu. Pada saat

sedang bekerja, seringkali dilakukan sambil

mengobrol atau bercanda dengan sesama pekerja,

akibatnya terjadi salah penggunaan ukuran pada

saat pemotongan tahu. Tidak adanya sistem

tertulis dan baku dari perusahaan tentang

bagaimana proses produksi dan ketentuan-

ketentuan yang harus dilakukan selama proses

produksi berlangsung.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam upaya menerapkan pengendalian

kualitas untuk menekan tingkat kerusakan

produk, perusahaan menetapkan standar kualitas

produksi dengan target kerusakan kumulatif

sebesar 0,5 % dari jumlah yang diproduksi. Hal

tersebut dilandasi dari kebijakan perusahaan

untuk meningkatkan jumlah pesanan yang

masuk. Pengendalian kualitas dilakukan terhadap

bahan baku, proses produksi dan produk jadi.

Pengendalian kualitas produk dilakukan sebagai

bagian dari kebijakan perusahaan dalam upaya

meminimalisir terjadinya kerusakan produk pada

setiap produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Syarif Hidayatullah Elmas (2017)

dan Sulaeman (2014) menggunakan metode

statistik untuk menganalisis permasalahan yaitu

dengan alat bantu yang terdapat pada Statistical

Quality Control (SQC). Dari hasil analisis

dengan menggunakan SQC, dapat diketahui

jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada produk

yang dihasilkan serta faktor yang menyebabkan

kerusakan produk. Secara umum, faktor utama

yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah

disebabkan oleh faktor manusia atau pekerja dan

metode yang digunakan. Selain itu faktor bahan

baku yang digunakan, peralatan serta lingkungan

juga menjadi penyebab yang sangat

mempengaruhi kerusakan terjadi. Hasil

perhitungan dengan menggunakan peta kendali p

dapat dilihat bahwa proses produksi tidak dalam

batas kendali yang ditentukan, bahkan cenderung

tidak terkendali karena adanya titik-titik tidak

beraturan dan berada di luar dari batas kendali.

Sistem pemeliharaan corrective

maintenance yaitu pemeliharaan mesin rusak,

dimana dalam sistem ini kegiatan pemeliharaan

bersifat memperbaiki atau hanya dilakukan saat

mesin telah mengalami kerusakan. Sedangkan

tindakan pencegahan (preventive maintenance)

yang berlaku hanya sebatas pemeliharaan rutin

sederhana seperti adanya inspeksi dan perawatan

harian seperti pembersihan peralatan setelah

digunakan. Dengan penelitian lebih lanjut

kemudian dapat disusun rekomendasi usulan

perbaikan yang bisa dilakukan oleh perusahaan

untuk menekan tingkat kerusakan yang terjadi.

Page 14: PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SEBAGAI UPAYA ...lppm.indocakti.ac.id/foto_berita/artikel-Asco pasuruan.pdf4 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185 Quality Control).Ada

14 Jurnal EKSIS Vol. 11, No. 2. September 2019 ISSN : 1978-8185

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan data jumlah produksi yang

diperoleh dari Perusahaan Tahu UD. Sindang

Kasih pada bulan April 2018 adalah sebesar

265.118 biji dengan kerusakan yang terjadi

sebesar 1.242 biji. Rata-rata kerusakan

produksi diatas 0,47 %.

2. Jenis kerusakan yang terjadi pada produksi

yaitu disebabkan oleh permukaaan hancur

sebanyak 686 biji, jumlah terdapat kotoran

sebanyak 308 biji, dan jumlah salah potong

atau tipis sebanyak 248 biji.

3. Peta kendali p dalam pengendalian kualitas

produk dapat mengidentifikasi bahwa ada

lima (7) titik yang melebihi batas kendali

yaitu pada penelitian tanggal

4,5,9,11,17,25,30. Kerusakan tertinggi berada

pada penelitian tanggal 9, dimana proporsi

kecacatan hampir 0,015.

4. Dari diagram pareto, diketahui bahwa hampir

60% kerusakan terjadi pada produksi tahu

bulan April 2018 yaitu karena permukaan

hancur dengan persentase 55,23%.

Selanjutnya kerusakan terjadi karena terdapat

kotoran dan salah potong atau tipis yang

masing-masing mempunyai persentase

24,80% dan 19,97%.

5. Dari analisis diagram sebab akibat dapat

diketahui faktor penyebab kerusakan dalam

produksi yaitu berasal dari faktor manusia

atau pekerja, mesin atau peralatan produksi,

metode kerja, material atau bahan baku dan

lingkungan kerja.

Saran

Usaha untuk mengatasi terjadinya

kerusakan pada tahu dapat dilakukan dengan cara

yaitu perlunya bagian Quality Control untuk

pengecekan terhadap bahan baku, proses

produksi dan produk jadi. Melakukan

pengecekan mesin sebelum digunakan dan

sesudah digunakan, membersihkan peralatan

setelah digunakan. Penggunaan alat pemotong

yang modern agar memudahkan dalam proses

pemotongan sehingga mengurangi tingkat

kerusakan pada tahu serta efektifitas

waktu.Adanya penetapan standar waktu

pengepresan tahu agar tidak menyebabkan

tekstur tahu menjadi lembek dan

hancur.Memperhatikan kebersihan tempat

produksi dan tempat penyimpanan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi

Pengendalian Produksi. Yogyakarta:

BPFE-YOGYAKARTA.

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan

Operasi. Edisi Revisi 2008. Jakarta:

Lembaga Penerbit FE-UI.

Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality

Management. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations

Management (Manajemen Operasi). Edisi

7. Jakarta: Salemba Empat.

Kosasih, Sobarsa. 2009. Manajemen Operasi

Internasional. Edisi Pertama. Jakarta:

Penerbit Mitra Wacana Media.

Nur Ilham, Muhammad. 2012. “Analisis

Pengendalian Kualitas Produk Dengan

Menggunakan Statistical Processing

Control (Spc) Pada Pt. Bosowa Media

Grafika (Tribun Timur)”. Diakses 28

Maret 2018, dari

www.scribd.com/document/344262201/p

engendalian-mutu-PR-pdf.

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru

Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad

21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitataif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.