14
PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI DISIPLIN SISWA DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL GURU-SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: HILAL DIYANDINI PUTRA A210150200 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU

DARI DISIPLIN SISWA DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL

GURU-SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

HILAL DIYANDINI PUTRA

A210150200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

i

Page 3: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

ii

Page 4: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

iii

Page 5: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

1

PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI DISIPLIN

SISWA DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL

DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan

pengaruh disiplin siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1

Surakarta. 2) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan pengaruh hubungan

interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik

1 Surakarta. 3) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan pengaruh disiplin siswa

dan hubungan interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas

di SMK Batik 1 Surakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Batik 1 Surakarta. Sampel diambil

sebanyak adalah 61 guru. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan

dokumentasi. Angket sebelumnya diuji cobakan dan diuji validitas serta diuji

reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda,

uji t, uji F, dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi memperoleh

persamaan garis regresi: Y = 10,033 + 0,301X1 + 0,471X2. Persamaan menunjukkan

bahwa pengendalian emosional guru dipengaruhi oleh disiplin siswa dan hubungan

interpersonal guru-siswa. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Disiplin siswa terhadap

pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta dapat diterima. Hal ini

berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, 3,288 >

2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,002 dengan sumbangan relatif sebesar 58%

dan sumbangan efektif 31,6%. 2) Hubungan interpersonal guru-siswa terhadap

pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta dapat diterima. Hal ini

berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,653

> 2,021 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,010 dengan sumbangan relatif sebesar

42% dan sumbangan efektif 22,8%. 3) Disiplin siswa dan hubungan interpersonal guru-

siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta dapat

diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier ganda (uji F) diketahui

bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 12,184 > 3,230 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 4)

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,544 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh

disiplin siswa dan hubungan interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional

guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta adalah sebesar 54,4%, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: disiplin siswa dan hubungan interpersonal guru-siswa, dan pengendalian

emosional guru.

Abstract

The purpose of this study are: 1) To obtain results and describe the effect of student

discipline on the emotional control of teachers in the class at SMK Batik 1 Surakarta. 2)

To obtain results and describe the effect of teacher-student interpersonal relationships

on the emotional control of teachers in the class at SMK Batik 1 Surakarta. 3) To obtain

results and describe the influence of student discipline and teacher-student interpersonal

relationships on the emotional control of teachers in the class at SMK Batik 1

Page 6: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

2

Surakarta.This research is quantitative research. The population in this study were all

teachers of SMK Batik 1 Surakarta. The sample taken was 61 teachers. The required

data is obtained through a questionnaire. The questionnaire was tested and tested for

validity and tested for reliability. The data analysis technique used is multiple linear

regression analysis, t test, F test, and relative and effective contributions.The results of

the regression analysis obtained the regression line equation: Y = 10,033 + 0,301X1 +

0,471X2. The equation shows that the emotional control of teachers is influenced by

student discipline and teacher-student interpersonal relationships. The conclusions

drawn are: 1) Discipline of students towards the emotional control of teachers in class at

SMK Batik 1 Surakarta can be accepted. This is based on multiple linear regression

analysis (t test) it is known that tarithmetic > ttable, 3,288> 2,021 and the significance value

<0.05, namely 0.002 with a relative contribution of 58% and an effective contribution of

31.6%. 2) The teacher-student interpersonal relationship with the emotional control of

the teacher in the class at SMK Batik 1 Surakarta can be accepted. This is based on

multiple linear regression analysis (t test) it is known that t arithmetic > ttable, which is 2.653>

2.021 and a significance value <0.05, ie 0.010 with a relative contribution of 42% and

an effective contribution of 22.8%. 3) Student discipline and teacher-student

interpersonal relationship to the emotional control of teachers in class at SMK Batik 1

Surakarta can be accepted. It is based on the analysis of the variance of multiple linear

regression (F test) it is known that Farithmetic > Ftable, which is 12.184> 3,230 and the

significance value <0.05, i.e. 0,000. 4) The coefficient of determination (R2)of 0.544

indicates that the influence of student discipline and teacher-student interpersonal

relationships to emotional control in the classroom teacher in SMK Batik 1 Surakarta

amounted to 54.4%, while the rest influenced by other variables.

Keywords: student discipline and teacher-student interpersonal relationships, and

teacher emotional control.

1. PENDAHULUAN

Salah satu komponen yang sangat menentukan di dalam proses peningkatan kecerdasan

bangsa ialah guru, mengingat gurulah yang berada paling depan dalam kegiatan

pendidikan. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam system

pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan

utama (Mulyasa, 2009: 5). Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bahwa :

“Guru sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik dalam

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah.”

Sekolah dan ruang kelas adalah arena emosional yang kompleks di mana para

guru terus-menerus mengalami tuntutan emosional dari siswa, kolega, orang tua dan

pemimpin (Cross & Hong, 2012). Emosi adalah fenomena manusia yang paling

Page 7: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

3

menarik, seperti yang dibahas dalam bab-bab awal buku ini. Karena mereka adalah

bagian integral dari kehidupan kita, mereka ada di mana-mana juga di ruang kelas,

tempat pelajar dan guru berkumpul (Frenzel, A. C. 2014). Untuk mengatasi tuntutan

emosional ini, guru dituntut untuk mengelola emosinya secara kompeten agar berhasil

menyampaikan pengajaran dan berinteraksi dengan lancar dengan orang-orang di

sekitarnya (Lee & Yin, 2011). Kebutuhan ini sangat jelas selama masa reformasi

pendidikan terus menerus karena emosi selalu berjalan tinggi di sekolah selama

perubahan (Schutz & Pekrun, 2007).

Kenyataan yang ada di lapangan berkata lain, masih banyak ditemukan kasus

oknum guru yang belum bisa memajemen emosinya sehingga melakukan kekerasan

terhadap siswanya ketika melukan proses pembelajaran. Sindonews.com pada Minggu,

8 Mei 2016 memberitakan seorang oknum guru SD melakukan kekerasan fisik berupa

pemukulan kepada salah seorang siswanya yang sedang terlibat perkelahian yang

mengakibatkan wajah siswa memar. Masih dari sumber yang sama pada Minggu, 10

April 2016 diberitakan pula oknum guru SD tega memukul dan menusuk siswanya

dengan pena karena terlambat masuk kelas.

Kekerasan yang terjadi pada siswa tentunya akan menjadi boomerang bagi oknum

guru itu sendiri. Selain berurusan dengan hukum, oknum guru akan menerima sanksi

sosial dari masyarakat. Bagi siswa yang mengalami tindak kekerasan, akan mengalami

guncangan psikologis yang mengakibatkan siswa jadi malas bahkan takut untuk datang

ke sekolah. Kegagalan dalam melakukan pengendalian emosi akan menjadi sebuah

mindset negatif dalam masyarakat terhadap sekolah yang bersangkutan. Kualitas guru

terhadap penguasaan kompetensi kepribadian dan sosial guru akan ditanyakan jika

terjadi kekerasan verbal atau fisik secara terus menerus terhadap siswanya. Berdasarkan

pencabaran diatas bahwa masih kurangnya pengendalian emosional guru di kelas dan

ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pengendalian emosional guru di

kelas diantaranya ialah kondisi diri sendiri, faktor keluarga, kondisi kesehatan, suasana

disekitar dan hubungan interpersonal.

Disiplin siswa menjadi hal yang paling utama dalam pembelajaran kususnya

ketika berada didalam kelas dimana segala tingkah laku dari siswa di kelas menjadi

perhatian dari guru yang sedang mengajar kelas tersebut, maka disiplin siswa adalah hal

pertama yang menjadi tolak ukur dalam rendah atau tidaknya pengendalian emosional

Page 8: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

4

guru di kelas. Interaksi yang terjadi antara guru-siswa ialah hal yang sangat sering dan

sebagai seorang guru interaksi dengan siswa ialah sebagai kebutuhan agar terjalin

sebuah pembelajaran di dalam kelas, hal ini pula bisa menjadi tolak ukur peneliti untuk

melihat kondisi emosional guru dikelas dan pengendalia emosional guru dikelas.

Tujuan penelitian ini : (1) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan pengaruh

disiplin siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta

(2) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan pengaruh hubungan interpersonal

guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta

(3) Untuk memperoleh hasil dan mendeskripsikan pengaruh disiplin siswa dan

hubungan interpersonal siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK

Batik 1 Surakarta.

Hipotesis penelitian ini : (1) Disiplin siswa berpengaruh terhadap pengendalian

emosional guru di kelas (2) Hubungan interpersonal guru-siswa berpengaruh terhadap

pengendalian emosional guru di kelas (3) Disiplin siswa dan hubungan interpsersonal

guru-siswa berpengaruh terhadap pengendalian emosional guru di kelas.

2. METODE

Penelitian kuantitatif bercirikan peneliti melakukan pengukuran sendiri atas semua

variabel yang diteliti (Harsono, 2019). Desain penelitian sensus, dimana semua anggota

populasi diteliti atau istilah lain dijadikan anggota sampel (Harsono, 2019:50). Subjek

penelitian atau populasi adalah seluruh guru SMK Batik 1 Surakarta yang berjumlah 61

orang, karena penelitian termasuk penelitian populasi maka sampel dalam penelitian ini

diambil keseluruhan dari jumlah populasi tersebut. Variabel terikat dalam penelitian ini

yaitu pengendalian emosional guru di kelas (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah

disiplin siswa ( dan hubungan interpersonal guru-siswa Instrumen

pengumpulan data dengan menggunakan angket (Komalasari, 2011: 81). Uji instrumen

angket menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2016: 145-148). Teknik

uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan linieritas dengan nilai signifikansi

0,05 dan multikoloneritas dengan menggunakan nilai Varians Inflation Factor (VIF).

Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis

uji t dan uji F. Selanjutnya untuk mengetahui sebarapa besar sumbangan variabel bebas

terhadap variabel terikat diuji dengan koefisien determinasi sumbangan relatif dan

Page 9: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

5

sumbangan efektif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji prasyarat analisis yang pertama adalah uji normalitas. Uji ini untuk mengetahui

suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya dengan

membandingkan nilai Sig. dengan nilai probabilitas > 0,05. Berdasarkan pengujian

yang telah dilakukan dengan SPSS diketahui bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas lebih

besar dari 0,05.

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah antara dua variabel yaitu variabel

bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linier atau tidak. Kesimpulan dapat

diambil berdasarkan nilai probabilitas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan

dengan SPSS bahwa harga Fhitung masing-masing variabel yang diukur lebih kecil dari

Ftabel dan nilai probabilitas signifikansi > 0, 05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat berbentuk linier.

Hasil uji prasyarat analisis yang ketiga adalah uji multikolonieritas. Uji ini

menuntut tidak boleh ada korelasi yang sangat tinggi anatara varabel bebas. Untuk

mengetahui terjadi multikolonieritas atau tidak, dapat dideteksi melalui nili VIF dan

nilai tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 maka

menunjukkan terjadinya multikolonieritas. Begitu sebaliknya jika nilai VIF dan nilai

tolerance diluar ketetntuan tersebut maka terjadi multikolonieritas.

Tabel 1. Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Toleransi VIF Keterangan

Disiplin siswa 0,926 1,079 Tidak ada multikolonieritas

Hubungan interpersonal

guru-siswa

0,926 1,079 Tidak ada multikolonieritas

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai

tolernasi lebih besar 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas dalam model penelitian ini baik untuk

pengendalian emosional guru.

Setelah uji prasyarat analisis selesai, selanjutnya ialah analisi regresi berganda.

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Ringkasan hasil

analisis regresi linier berganda bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 10: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

6

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Ganda

Variabel Koefisien Regresi

thitung Sig.

Konstanta

Disiplin siswa

Hubungan interpersonal guru-siswa

13,171

0,419

0,297

3,288

2,653

0, 002

0, 010

Fhitung

R2

12,184

0, 544

Dari hasil analisis regresi linier berganda diatas diketahui persamaan garis regresi

berganda yaitu : Y = 13,171 + 0,419 X1 + 0,297 X2 diketahui bahwa masing – masing

variabel berpengaruh secara stimultan maupun parsial. Hal ini dibuktikan dengan nilai

koefisien pada masing – masing variabel bernilai positif.

Hasil uji t untuk variabel X1 adalah nilai thitung lebih dari nilai ttabel 3,288>2,021

dengan nilai probabilitas signifikansi< 0, 05, yaitu 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa

H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan disiplin siswa (X1)

terhadap pengendalian emosional guru di kelas (Y). hasil uji t untuk variabel X2 adalah

diperoleh nilai thitung lebih dari nilai ttabel sebesar 2,653>2,021 dengan nilai probabilitas

signifikansi < 0, 05, yaitu 0,010. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti

terdapat pengaruh hubungan interpersonal guru-siswa (X2) terhadap pengendalian

emosional guru di kelas (Y).

Uji F dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui apakah disiplin siswa dan

hubungan interpersonal guru-siswa secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

pengendalian emosional guru di kelas. Hasil uji F memperoleh nilai Fhitung lebih dari

nilai Ftabel sebesar 12,184>3,230 dan nilai probabilitas signifikansi < 0, 05, yaitu 0,000..

Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh secara signifikan

variabel disiplin siswa (X1) dan hubungan interpersonal guru-siswa (X2) terhadap

pengendalian emosional guru di kelas (Y) secara simultan.

Hasil pengujian regresi ganda menunjukkan bahwa nilai koefisien deterninasi

diperoleh sebesar 54,4%,, artinya pengendalian emosional guru di kelas dipengaruhi

variabel disiplin siswa dan hubungan interpersonal guru-siswa sebesar 54,4%,

sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Page 11: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

7

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel disiplin siswa memberikan

sumbangan relatif sebesar 58% dan sumbangan efektif 31,6%. Variabel hubungan

interpersonal guru-siswa memberikan sumbangan relatif sebesar 42% dan sumbangan

efektif 22,8%. Artinya bahwa variabel disiplin siswa mempunyai pengaruh yang paling

besar terhadap pengendalian emosional guru di kelas di SMK Batik 1 Surakarta

dibandingkan dengan variabel hubungan interpersonal guru-siswa.

Dari hasil analisis terhadap guru SMK Batik 1 Surakarta, bahwa variabel disiplin

siswa berpengaruh positif terhadap pengendalian emosional guru di kelas, artinya

semakin baik disiplin siswa maka akan semakin baik pula pengendalian emosional guru

di kelas. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bahia, S., Freire, I.,

Amaral, A., & Estrela, M. A. (2013) bahwa emosi positif yang paling sering dilaporkan

adalah kegembiraan, antusiasme, semangat, dan kepuasan yang terkait dengan

keterlibatan dengan siswa. Salah satu keterlibatan dengan siswa ialah dilihat dengan

bagaimana kedisiplinan siswa tersebut didalam kelas, hal ini menunjukan adanya

pengaruh terhadap pengendalian emosional guru di kelas, tidak jauh berbeda dengan

teori yang dikeluarkan oleh Jeloudar, S. Y., Yunus, A. S. M., Roslan, S., & Nor, S. M.

(2011) bahwa Hubungan signifikan lebih lanjut ditemukan antara kecerdasan emosi

guru dan lima strategi kelas disiplin(diskusi, agresi, pengakuan atau penghargaan,

keterlibatan dan petunjuk). Pada penelitian dari (Frenzel et al. 2011) dalam Gerda.H,

Tina H, Simone E.V (2015) mengemukakan bahwa keterlibatan disiplin siswa muncul

sebagai prediktor signifikan dari kegembiraan, kecemasan, dan kemarahan guru.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa mempunyai peran yang

penting dalam pengendalian emosional guru di kelas, hal ini dibuktikan adanya disiplin

siswa yang baik maka guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat maksimal

karena dapat mengendalikan emosionalnya dan jika siswa di kelas tidak disiplin maka

pengendalian emosioanal guru di kelas rendah hal ini berakibat pada proses belajar

mengajar yang tidak kondusif dan bahkan materi tidak tersampaikan.

Dari hasil analisis terhadap guru SMK Batik 1 Surakarata, bahwa variabel

hubungan interpersonal guru-siswa berpengaruh positif terhadap pengendalian

emosional guru di kelas. Penelitian ini sejalan dengan dengan teori Hagenauer, G.,

Hascher, T., & Volet, S. E. (2015) bahwa hubungan antara guru dan siswa secara

signifikan terkait dengan emosi guru pengalaman selama instruksi. Kedekatan,

Page 12: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

8

mencerminkan hubungan interpersonal yang positif antara siswa dan guru, sangat

penting untuk pengalaman guru dalam kegembiraan ruang kelas. Sejalan juga dengan

Kodzi, et al. (2011) dalam Maliki (2013: 75-76) mengemukakan bahwa interaksi

interpersonal yang baik guru dengan siswa memiliki efek positif pada prestasi akademik

dan interaksi interpersonal yang baik antara guru dan orang tua memiliki efek positif

pada prestasi akademik.

Hal ini menunjukan bahwa hubungan interpersonal yang dilakukan oleh guru

kepada siswa sangat berpengaruh dan memberi efek positif dalam pengendalian

emosional guru dan juga dalam prestasi akademik murid tersebut sedangkan apabila

hubungan interpersonal guru-siswa rendah atau tidak ada maka dapat berakibat pada

saat interaksi didalam kelas, kedekatan antara guru dan murid dan bahkan bisa memberi

efek yang negatif.

Dari hasil analisis guru SMK Batik 1 Surakarta, bahwa variabel disiplin siswa

dan hubungan interpersonal guru-siswa berpengaruh secara simultan terhadap

pengendalian emosional guru di kelas, Penelitian ini sejalan dengan Gerda.H, Tina H,

Simone E.V (2015) yang menunjukan bahwa perilaku siswa dan aspek interpersonal

dari hubungan guru-siswa (TSR) memainkan peran yang sangat penting dalam

pengalaman emosional guru di kelas dan sangat terkait. Akan tetapi dalam penelitian

yang di lakukan di SMK Batik 1 Surakarta variabel disiplin siswa memiliki pengaruh

yang lebih dominan terhadap pengendalian emosioanal guru di kelas, hal ini sejalan

dengan Chang (2013); Frenzel et al. (2011); Tsouloupas et al. (2010), yang

mengemukakan keterlibatan dan disiplin siswa muncul sebagai prediktor signifikan dari

kegembiraan, kecemasan, dan kemarahan guru. Kemarahan guru.

4. PENUTUP

Berdasarkan data yang telah dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa

tujuan dari penelitian ini tercapai yaitu disiplin siswa berpengaruh terhadap

pengendalian emosional guru di kelas begitupula dengan hubungan interpersonal guru-

siswa berpengaruh terhadap pengendalian emosional guru di kelas. Disiplin siswa

berpengaruh terhadap pengendalian emosional guru di kelas, hal ini menunjukkan

pengaruh positif semakin tinggi disiplin siswa maka pengendalian emosional guru di

kelas semakin meningkat. Hubungan interpersonal guru-siswa berpengaruh terhadap

Page 13: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

9

pengendalian emosional guru di kelas, hal ini menunjukkan pengaruh positif semakin

tinggi hubungan interpsersonal guru-siswa maka pengendalian emosional guru di kelas

semakin meningkat. Disiplin siswa dan hubungan interpersonal guru-siswa keduanya

mempunyai pengaruh terhadap pengendalian emosional guru di kelas. Hal ini

menunjukkan pengaruh positif dengan semakin tinggi disiplin siswa dan hubungan

interpersonal guru-siswa maka pengendalian emosional guru di kelas semakin

meningkat.

Disiplin siswa harus baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada di kelas

maupun sekolah. Siswa harus taat dan tepat pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar

tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau dalam suatu keadaan siswa harus tertib

dalam hal apapun di dalam kelas agar guru pada saat di kelas merasa nyaman dan kelas

tersebut dapat dikendalikan oleh guru. Hubungan interpersonal guru-siswa harus terjalin

secara harmonis dan tidak ada batasan dalam hal apapun kususnya pembelajaran di

kelas. Hubungan interpersonal dan interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa

sehingga terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam pola

hubungan tersebut, dalam hal ini guru juga dituntut dekat dengan peserta didiknya

karena kedekatan atau interaksi interpersonal guru bisa mengerti, memahami akan

keadaan siswa tersebut sehingga guru dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bagma, 2016. Oknum Guru SD Pukuli Muridnya Hingga Memar,

https://daerah.sindonews.com/read/1106868/192/oknum-guru-sd-pukuli muridnya-

hingga-memar-1462672099, diakses 21 Maret 2019.

Bahia, S., Freire, I., Amaral, A., & Estrela, M. A. 2013. The emotional dimension of

teaching in a group of Portuguese teachers. Teachers and Teaching: Theory and

Practice, 19(3), 275e292. http://dx.doi.org/10.1080/13540602.2012.754160.

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Cross, D. I., & Hong, J. Y. 2012. An ecological examination of teachers' emotions in the

school context. Teaching and Teacher Education, 28, 957e967.

http://dx.doi.org/10.1016/j.tate.2012.05.001.

Frenzel, A. C. (2014). Teacher emotions. In E. A. Linnenbrink-Garcia & R. Pekrun

Page 14: PENGENDALIAN EMOSIONAL GURU DI KELAS DITINJAU DARI ...eprints.ums.ac.id/79704/11/NASKAH PUBLIKASIku.pdf · interpersonal guru-siswa terhadap pengendalian emosional guru di kelas di

10

(Eds.), International Handbook of Emotions in Education (pp. 494-519). New

York: Routledge.

Hagenauer, G., Hascher, T., & Volet, S. E. (2015). Teacher emotions in the classroom:

associations with students’ engagement, classroom discipline and the

interpersonal teacher-student relationship. European Journal of Psychology of

Education, 30(4), 385–403. doi:10.1007/s10212-015-0250-0.

Harsono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (untuk Pemula), Sukoharjo: Jasmine

Jeloudar, S. Y., Yunus, A. S. M., Roslan, S., & Nor, S. M. (2011). Teachers’ Emotional

Intelligence and Its Relation with Classroom Discipline Strategies Based on

Teachers and Students’ Perceptions. Journal of Psychology, 2(2), 95–

102. doi:10.1080/09764224.2011.11885468.

Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK Komprehensif.

Jakarta: PT.Indeks.

Lee, J. C. K., & Yin, H. B. 2011. Teachers' emotions and professional identity in

curriculum reform: a Chinese perspective. Journal of Education Change, 12(1), 25

46.

Maliki, A.E. 2013. Interpersonal Relationship Behaviours, Perceived Social and Civic

Obligations, Background Variables and Academic Achievement among Senior

Secondary School Students in Bayelsa State of Nigeria. Internasional Journal

Educations Sci. Vol. 5. No. 1. Hlm. 75-80. Diakses dari

http://www.krepublishers.com/02-Journals/IJES/IJES-05-0-000-13 Web/IJES-

05-1-000-13-ABST-PDF/IJES-05-1-075-13-152-Maliki-A E/IJES-05-1-075-13-

152-Maliki-A-E-Tt.pdf. pada tanggal 14 April, Jam 16:36 WIB.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Rosda Karya.

Schutz, P. A., & Pekrun, R. 2007. Emotion in education. London: Elsevier.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta.