9
PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA I. PENDAHULUAN Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga proses penemuan. Sehingga para pelajar dapat membuktikan bahwa konsep atau prinsip yang ada pada buku benar adanya. Untuk membuktikan konsep tersebut para mahasiswa harus melakukan eksperimen atau percobaan. Dalam percobaan dapat dilakukan di laboratorium. Karena itulah di setiap perguruan tinggi mutlak adanya laboratorium yang lengkap dan terpadu guna memperlancar proses perkuliahan yang berhubungan dengan membutikan suatu teori yang telah ada. Didalam kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia. Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi. Oleh karena itu mahasiswa biologipun perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan dalam praktikum. Pengatahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar mahasiswa mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian praaktikum dapat berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindari. II. PEMBAHASAN Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak, disamping jumlahnya yang banyak bahan kimia juga dapat menimbulkan berbagai resiko bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek pengenalan bahan, cara penanganan, dan penyimpanan adahal hal yang harus diperhatikan.

Pengenalan Dan Penanganan Bahan Kimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik laboratorium

Citation preview

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

I. PENDAHULUANBiologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga proses penemuan. Sehingga para pelajar dapat membuktikan bahwa konsep atau prinsip yang ada pada buku benar adanya.Untuk membuktikan konsep tersebut para mahasiswa harus melakukan eksperimen atau percobaan. Dalam percobaan dapat dilakukan di laboratorium. Karena itulah di setiap perguruan tinggi mutlak adanya laboratorium yang lengkap dan terpadu guna memperlancar proses perkuliahan yang berhubungan dengan membutikan suatu teori yang telah ada. Didalam kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan yang berasal dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia. Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi. Oleh karena itu mahasiswa biologipun perlu memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan dalam praktikum. Pengatahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar mahasiswa mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian praaktikum dapat berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindari.

II. PEMBAHASANBahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak, disamping jumlahnya yang banyak bahan kimia juga dapat menimbulkan berbagai resiko bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan lab aspek pengenalan bahan, cara penanganan, dan penyimpanan adahal hal yang harus diperhatikan.Ada beberapa klasifikasi untuk bahan-bahan kimia yang ada pada laboratorium seperti bahan kimia mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif, serta bahan beracun atau toksik. 1. Bahan Mudah Terbakar (Flammable) Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan padat dalam bentuk debu cika tercampur dengan udara.

a. Bahan yang mudah terbakar memiliki sifat-sifat: Mudah menguap Uap cairan dapat menimbulkan api dalam kondisi normal uap cairan menyebar memenuhi ruangan Sebagian besar uap lebih berat dari udara sehingga cenderung berada di permukaan lantai.b. Contoh-contoh bahan yang udah terbakar Pelarut dan pereaksi seperti Asetaldehid, Asam Asetat, Aseton, Benzen, Karbondisulfida, etil alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil Alkohol, dll. Bahan Organik seperti AL, Mg, Zn, K, Na, gas Etilen, Metana, Butana, dll.c. Penanganan dan Penyimpanan Bahan tidak boleh dipanaskn secara langsung atau disimpan dipermukaan yang panas. Simpan pada tempat yang memiliki ventilasi baik Sediakan dalam jumlah yang minimum. Pelarut yang tidak digunakan lagi, kembalikan kebotol semula Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila kebakaran kecil gunakan kain basah atau pasir. Pada saat memanaskan bahan kimia, jangan melebihi kapasitasnya Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke bak cuci Jangan menyimpan cairan yang mudah terbakar dekat dengan pengoksidasi atau bahan korosif. Kontrol semua bahan secara periodik

2. Bahan Pengoksidasi (Oxidizing) Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizinga. Sifat-Sifat Mudah bereaksi dengan oksigen Tidak mudah terbakar Bila berekasi dengan zat mudah terrbakar, dapat terbakar secara signifikan Biasanya zat anorganik

b. Contoh Bahan Pengoksidasi Chlorat, Perchlorat, Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Petinanganat, Bromin, Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) sehingga dikelompokkan menjadi bahan pengoksidasi.c. Penanganan dan Penyimpanan Hindari penyimpanan di tempat panas Sediakan bahan ini secara minimum Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar Simpan secara aman dengan ventilasi yang baik Kontrol bahan secara teratur

3. Bahan Korosif (Korosive) Bahan korosif merupakan salah satu bahan yang dapat merusak dan mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena bahan korosif.Bersentuhannya kulit dengan bahan-bahan korosif umumnya disadari sehingga kurang begitu berbahaya bila dibandingkan dengan racun yang terisap. Banyak bahan yang tidak korosif tetapi menimbulkan iritasi pada kulit dan dapat menyebabkan peradangan. Bahan tersebut misalnya senyawa alkali sabun dan bahan-bahan higroskopik

a. Sifat-Sifat Cairan yang tidak dapat terbakar Sebagian mudah menguap Merusak jaringan pada tubuh manusia Merusak alat-alat yang digunakan Bila asam pH 11,5b. Contoh Bahan Korosif Asam Nitrat, Asam Sulfat, Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Asam Asetat, Anhidrida Asetat, Metanol, Perchlorat, Ammonia, Bromin, Fluorin, Hidrogen Iodida, Phenol,karbondioksida padat, Asam Format, Hidrogen Peroksida, Fosfor Merah dan Fosfor kuning, Logam Kalium, Kalium Hidroksida, Perak Nitrat dan Logam Natrium.c. Penanganan dan Penyimpanan Simpan di tempat yang sesuai daan lakukan pengontrolan dan pengawasan Ikuti aturan penyimpanan Simpan di laboratorium dalam jumlah minimum Gunakan selalu pelindung, seperti sarung tangan, jas lab, dan kacamata Jangan sampai tumpah dan jika bersentuhan dengan kulit, cucilah dengan air dan sabun Untuk setiap bahan yang tidak dapat dicuci dengan air gunakan emulsi pembersih kemudian basuh dengan sabun dan air.

4. Bahan Mudah Meledak (Explosive) Beberapa bahan kimia dapat meledak jika bercampur dengan udara, meskipun tidak terdapat udara bahan kimia juga dapat terurai dan biasanya disertai ledakan ketika dipanaskan atau dicampur dengan bahan lain.a. Hal-Hal Pemicu Ledakan Adanya pelarut mudah terbakar Ada udara cair. Udara dapat meledak jika dicampur dengan unsur-unsur pereduksi atau hidrokarbon Ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar bercampur dengan udara Ada gas-gas Ada peroksidab. Contoh Bahan Mudah Meledak Sebagai contoh, asam nitrat daapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa pelarut seperti Aseton, Dietil Eter, Etanol, dll.c. Penaganan dan Penyimpanan Biasakan melakukan eksperimen di tempat terbuka atau di dalam lemari uap Gunakan dalam jumlah sedikit Gunakan alat yang layak, seperti gelas tebal, yang stabil oleh tekanan Lakukan pengamatan dari belakang layar pengaman atau gunakan pelindung seperti masker. Kontrol bahan secara teratur.

5. Bahan Beracun (Toxic) Bahan ini dalam kondisi normal atau kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya.a. Sifat-Sifat Terdapat dalam berbagai wujud Biasanya masuk ketubuh lewat mulut, pernafasan dan kulit Berbahaya bagi tubuh Bersifat karsiogenikb. Contoh Bahan Beracun Anilin, Benzen, Bromin, Chlorin, Fluorin, Formaldehid, Asam Format, Hidrogen Chlorida, Antimon, Arsen, Barium, Berillium, Boron, Hidrogen Cyanida, Hidrogen Peroksida, Iodium, Asam Nitrat, Nitrobenzen, Phenol, Sulfurdioksida, Logam-logam, Chromium, Mercury (air raksa), Perak, dan Timah.c. Penanganan dan Penyimpanan Gunakan bahan sambil hidung ditutup atau berventilasi baik Gunakan pelindung, seperti kacamata, sarung tangan, dan jas lab Botol harus selalu memiliki tabel dan disimpan di lemari yang terkunci Cuci tangan sampai bersih sebelum meninggalkan laboratorium Taburkan tanah atau pasir jika bahan tumpah ke lantai sampai terserap kemudian uapkan tanah/pasir terrsebut di dalam ovenIII. KESIMPULANLaboratorium mempunyai potensi berbahaya bagi kesehatan para penggunanya, namun potensi bahaya tersebut bukan tak dapat dikendalikan, dengan adanya kesadaran serta didukung dengan pengetahuan tentang bahan kimia dan sifat-sifatnya, kecelakaan dapat dihindarkan, dikurangi, bahkan ditiadakan sama sekali. Sehingga laboratorium bukan menjadi tempat yang menakutkan dan berbahaya.

IV. Daftar Pustaka

Imam Khasan, S. 1983. Tinjauan Umum Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium. Kursus Keselamatan Kerja dalam Menangani bahan Kimia Berbahaya 5-9 Desember 1983. LKN; Bandung.

Djupripadmawinata, et al. (1981). Pengelolaan Laboratorium IPA-II (Lanjutan).Jakarta : P3G

Pengenalan dan Penanganan Bahan Kimia

Oleh: Kelompok 5 Didik Dwi Prastyo130341624788Katrince Mambrasar130341603361Mega Santoso130341614809Shinta Aprilia130341614817Vilda Rima Aulia Z.130341614807Dosen Pembimbing:Sarwono

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGISeptember 2013