Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ENERGI
LISTRIK UNTUK SISWA KELAS VI SD/MI
TESIS
Oleh :
Nama : Fariq Isy Ely Rusly
NIM : 12020170001
Tesis Diajukan sebagai Pelengkap Persyaratan untuk
Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI MAGISTER PGMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ENERGI LISTRIK UNTUK
SISWA KELAS VI SD/MI
TESIS
Oleh :
Nama : Fariq Isy Ely Rusly
NIM : 12020170001
Tesis Diajukan sebagai Pelengkap Persyaratan untuk
Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI MAGISTER PGMI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ENERGI LISTRIK UNTUK
SISWA KELAS VI SD/MI
TESIS
Oleh :
Nama : Fariq Isy Ely Rusly
NIM : 12020170001
Tesis Diajukan sebagai Pelengkap Persyaratan untuk
Gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 20 Januari 2020
Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum.
PEMBIMBING
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : FARIQ ISY ELY RUSLY
NIM : 12020170001
Program Studi : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Tanggal Ujian : 24 Januari 2020
Judul Tesis : PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
ENERGI LISTRIK UNTUK SISWA KELAS VI SD/MI
Panitia Munaqosah Tesis
Ketua Penguji
: Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M.Ag., M.A.
Sekretaris
: Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Penguji I
: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Penguji II
: Dr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fariq Isy Ely Rusly
NIM : 12020170001
Program Studi : Pascasarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan
sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-
bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan
yang pernah diajukan untuk gelar ijazah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau
perguruan tinggi lainnya. Tesis ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
Salatiga, 09 Januari 2020
Yang menyatakan,
Fariq Isy Ely Rusly
NIM. 12020170001
MOTTO
“Anda tidak akan pernah tahu sampai anda mencobanya dan mengalaminya sendiri dan
pengalaman adalah guru terbaik dalam hidupmu”
PERSEMBAHAN
Tesis ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku dan mertuaku tersayang yang selalu mendoakan,
mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan Bapak
dan Ibu senantiasa diberikan nikmat umur yang berkah, sehat, dan rizqi
yang terus mengalir;
2. Adikku tercinta yang selalu memberikan semangat, mudah-mudahan
adikku senantiasa diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu, dan selalu
sehat; dan
3. Sahabat-sahabat dan teman -teman seperjuangan PGMI - A yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungannya selama ini.
4. Istriku tercinta yang telah mencurahkan waktu,tenaga dan pemikirannya
`sehingga terselesaikaannya tesis ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga Tesis dengan judul
Pengembangan Video Berbasis Contextual Teaching and Learning Subtema
Energi Listrik bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkkan kepada
junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW. Tesis ini disusun untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan di IAIN Salatiga.
Penulisan tesis ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M.Ag., M.A. selaku Direktur Program
Pascasarjana IAIN Salatiga;
3. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pascasarjana
PGMI IAIN Salatiga;
4. BapakDr. Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum. selaku Dosen Pembimbingyang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dalam penulisan tesis ini;
5. Seluruh Dosen dan karyawan Program Pascasarjana IAIN Salatiga;
6. Bapak Ubaidilah, S.Pd. selaku Kepala SD dan segenap Guru SD Siti Sulaechah
Kecamatan Ngaliyan Semarang sebagai lokasi penelitian; dan
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Kepada mereka, tiada yang pantas untuk dihaturkan kecuali ucapan terima
kasih dan doa. Semoga amal kebaikan yang diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
penulisan di masa mendatang. Semoga tesis ini bermanfat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Aamiin
Salatiga, 09 Januari 2020
Fariq Isy Ely Rusly
12020170001
ABSTRAK
I.E.R, Fariq. 2019. Pengembangan Video Berbasis Contextual Teacding and Learning
Subtema Energi Listrik. Tesis. ProgramStudi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Rifqi Aulia
Erlangga, M.Hum
Kata Kunci: Pengembangan Video Pembelajaran,Contextual Teacding and Learning
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang seharusnya berpusat pada siswa,
namun kenyataannya masih berpusat pada guru, jumlah bahan ajar yang
digunakan terbatas, Lembar Kerja Siswa yang digunakan kurang menarik, guru
belum mengembangkan Video secara mandiri, dan aspek sikap peduli lingkungan
siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar
Kerja Siswa berbasis Contextual Teacding and Learning Subtema Ayo Cintai
Lingkungan untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan
langkah ADDIE. Analysis dilakukan untuk menganalisis kebutuhan tentang
pengembangan video pembelajaran berbasis Contextual Teacding and Learning;
Design membuat rancangan produk video pembelajaran; Development
mengembangkan video berbasis CTL yang kemudian mendapat penilaian dari tim
ahli guna perbaikan; Implementation mengimplementasikan video CTL sebagai
bahan penunjang pembelajar; dan Evaluation hasil evaluasi menunjukkan bahwa
video CTL Subtema Energi Listrik layak digunakan. Jumlah subjek penelitian
adalah30 siswa. Analisis data menggunakan teknik deskripsi kuantitatif. Jenis
instrumen yang digunakan adalah angket.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut, 1) guru membutuhkan video
pembelajaran yang inovatif, menarik, dan dapat meningkatkan sikap peduli
lingkungan siswa; 2) bentuk pengembangan berupa video CTL melalui langkah
analisis, perancangan, pengembangan, penerapan, dan evaluasi; dan 3) Video
Pembelajaran berbasis Contextual Teacding and Learning terbukti efektif
meningkatkan sikap peduli lingkungan (uji paired sample t test, p = 0,00 < 0,05).
ABSTRACT
I.E.R, Fariq. 2019. Development of Video Based on Contextual Teaching and Learning
Electric Energy Subtheme. Thesis. Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education Study
Program. Postgraduate of Salatiga State Islamic Institute. Supervisor Dr. Rifqi Aulia
Erlangga, M.Hum
Keywords: Development of Learning Videos, Contextual Teaching and Learning
Learning in the 2013 curriculum should be student-centered, but in reality it is still
teacher-centered, the number of instructional materials used is limited, the Student Worksheet
used is less attractive, the teacher has not developed the video independently, and aspects of
students' environmental care attitudes are still low. This study aims to develop a Student
Worksheet based on Contextual Teaching and Learning on the Let's Love the Subtema to
improve students' environmental care attitudes.
This research is a research development using the ADDIE step. Analysis is
conducted to analyze the need for the development of learning videos based on Contextual
Teaching and Learning; Design designs learning video products; Development developed a
CTL-based video which was then assessed by a team of experts for improvement;
Implementation implements CTL videos as supporting material for learners; and Evaluation
evaluation results show that the CTL video Electric Energy Subtheme is appropriate to use.
The number of research subjects was 30 students. Data analysis uses quantitative description
techniques. The type of instrument used was a questionnaire.
The results showed as follows, 1) teachers need learning videos that are innovative,
interesting, and can improve students' environmental care attitudes; 2) the form of
development in the form of CTL videos through the steps of analysis, design, development,
application, and evaluation; and 3) Contextual Teaching and Learning-based Learning Videos
are proven to be effective in increasing environmental attitudes (paired sample t test, p = 0.00
<0.05).
DAFTAR ISI
Sampul ...................................................................................................................................... i
Lembar Berlogo ..................................................................................................................... ii
Halaman Judul ........................................................................................................................ iii
Persetujuan Pembimbing ..................................................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan .......................................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan .............................................................................................. vi
Motto ......................................................................................................................................... vii
Persembahan ........................................................................................................................... viii
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ix
Abstrak ...................................................................................................................................... xi
Abstract..................................................................................................................................... xii
Daftar Isi ................................................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ............................................................................................................................ xv
Daftar Gambar ........................................................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ..................................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Hipotesis Pengembangan ................................................................. 6
D. Signifikansi Masalah ....................................................................... 7
E. Landasan Teori ................................................................................ 8
F. Metode Penelitian ............................................................................. 18
G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 22
BAB II ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN VIDEO
PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 23
B. Pembahasan ......................................................................................................... 25
BAB III PENGEMBANGAN SISWA BERBASIS VIDEO PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
.. A. Hasil Penelitian............................................................................. 27
.. B. Pembahasan........................................................................ 38
BAB IV EFEKTIVITAS VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
.. A. Hasil Penelitian................................................................. 40
.. B. Pembahasan ........................................................................43
BAB V PENUTUP
.. A. Simpulan ....................................................................................45
.. B. Saran.............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alam ini menyimpan banyak sekali bentuk Y bentuk energi yang tidak terbarukan
maupun bentuk energi yang terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang masih tersedia
secara melimpah dan dapat diproduksi ulang, sedangkan energi yang tak terbarukan adalah
yang akan habis atau butuh waktu lama untuk mendapatkannya kembali1 Sehingga manusia
perlu untuk menjaga kelestarian serta tidak merusak apa yang telah diberikan Allah SWT
kepada makhluknya. Manusia juga perlu upaya untuk memanfaatkan energi alternatif tidak
hanya mengandalkan energi fosil yang akan habis ( kosong ) suatu saat. Hal isi sesuai dengan
firman Allah dalam Al Qur’an :
"Dan apabila bumi diratakan (3)) dan dilemparkan apa yang ada di
dalamnya dan menjadi kosong (4)" Al-Insyiqaaq(84):3-4
Firman-firman di atas sesuai sekali dengan apa yang telah diketahui oleh manusia
sekarang ini tentang isi (bagian dalam) bumi, seperti diterangkan di atas. Sehingga perlu
adanya upaya pemanfaatan energi lain selain minyak bumi, batu bara atau hasil
pertambangan lainnya. Salah satunya pemanfaatan energi listrik dari pembangkit listrik
tenaga surya, angin atau energi lainnya yang lebih ramah lingkungan.2
Maraknya penggunaan energi listrik di segala bidang menuntut manusia agar mau
berpikir secara aktif untuk bisa menjelaskan suatu konsep tentang energi listrik ini agar
mudah dipahami oleh peserta didik mengenai hal tersebut. Tidak menutup kemungkinan
menjelaskannya pada jenjang pendidikan baik tingkat atas sampai tingkat yang paling rendah
yaitu di sekolah tingkat dasar SD. Ini merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam tingkat
SD.
1Imam Kholiq,”Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi Terbarukan Untuk Mendukung Substusi BBM”,Jurnal
IPTEK,Vol.19,No.2(Desember 2015) 2Samsul Kamal,”Studi Potensi Energi Angin Daerah Pantai Purworejo Untuk Mendorong Penyediaan Listrik Menggunakan Energi
Terbarukan Yang Ramah Lingkungan”,Jurnal Manusia dan Lingkungan,Vol.14,No.1(Maret 2007),26-34
Ilmu Pengetahuan Alam terkadang merupakan suatu ilmu yang dipahami hanya
secara konseptual dan tekstual saja oleh seorang murid khususnya murid di sekolah dasar.Hal
inilah yang terkadang menjadi suatu permasalahan yang ada di dunia pendidikan terutama
pada pendidikan ditingkat dasar. Salah pengertian ini mereka bawa sampai ke jenjang atau
tingkatan yang lebih tinggi. Dari hal ini juga para siswa mempuyai hasil belajar atau prestasi
yang rendah pula.3
Pemahaman yang salah ini bisa terjadi karena beberapa hal yang mungkin terjadi,
karena beberapa faktor bisa jadi dari siswa, guru, metode yang digunakan atau media
pengantar yang kurang menarik. Karena metode dan media yang kurang menarik ini yang
membuat siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran secara lebih intens dan
terjadi interaksi. Di samping itu guru juga dituntut untuk lebih menguasai metode yang paling
tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diampu kususnya
mapel IPA. Media yang mungkin bisa membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran dari awal hingga akhir. Terkadang kelemahan guru sendiri yang tidak begitu
menguasai materi yang akan diajarkan. Sehingga dia tidak bisa mengembangkan media yang
menarik bagi siswa sekolah tingkat dasar. Terlebih kadang seorang guru tidak yakin dan
paham ilmu yang diajarkannya.4
Pada silabus kurikulum 2013 pendidikan tingkat VI semester 2 Sekolah Dasar
terdapat suatu materi dengan fokus pembahasan tentang pembahasan energi listrik pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tabel dibawah ini menjelaskan materi yang ada pada tema
energi listrik :
3.4 Menganalisis Rangkaian Listrik • Mengamati benda sederhana
komponen-
•
di sekitar yang menggunakan
komponen Komponen listrik dan tanpa batterai atau yang
listrik dan dan fungsinya menggunakan listrik, contoh:
3 Ghullam Hamdhu,”Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”,Jurnal Penelitian
Pendidikan”,Vol.12,No.1(April 2011) 4 Kurniyatul Faiza,”Miskonsepsi Dalam Pembelajaran IPA”,Jurnal Pendidikan,Komunikasi dan Pemikiran Hukum
Islam,Vol.8,No.1(September 2016),115-128
fungsinya • Rangkaian listrik senter/ kalkulator/ mobil
dalam sederhana mainan.
rangkaian • Rangkaian listrik
• Mengamati komponen-
listrik
seri dan paralel
komponen listrik yang ada
sederhana
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.4 Membuat dalam rangkaian listrik.
rangkaian
• Menggambar, memberi nama,
listrik
dan menyebutkan fungsi
sederhana
masing-masing komponen
secara seri dan
pada rangkaian listrik.
paralel
•
Membuat rangkaian listrik
yang disusun secara paralel
dan seri.
• Menyimpulkan ciri-ciri atau
sifat rangkaian parallel dan
seri.
• Mendemonstrasikan cara kerja
rangkaian listrik seri dan
parallel yang telah dibuat.
Tabel 1.1
Kompetensi Dasar Mapel IPA kelas VI SD/MI
Guru diharapkan untuk menguasai materi tentang apa energi listrik lebih mendalam
dan menguasai, sehingga proses pembelajaraan lebih menarik bagi siswa untuk
mengikutinya. Sebagai seorang guru dituntut untuk bisa menyajikan suatu konsep energi
listrik yang lebih realistis dan mendekati kenyataanya. Karena kita tahu bahwasannya konsep
energi listrik adalah suatu konsep abstrak yang harus kita konkritkan sehingga anak setingkat
sekolah dasar bisa lebih memahaminya dengan jelas dan tidak terjadi salah pemahaman.5
Pada dasarnya energi listrik mempelajari tiga hal utama yaitu tegangan, tahanan dan
arus yang kesemuanya adalah konsep non fisik atau abstrak yang perlu dijelaskan kepada
siswa sekolah dasar dengan menggunakan pendekatan atau media tertentu agar mereka bisa
memahaminya dengan mudah dan tidak terjadi salah paham diantara siswa. Ini merupkan
tugas kita sebagai seorang guru agar mampu menciptakan atau menggunakan media yang
mudah dipahami oleh anak Y anak setingkat sekolah dasar.Energi tegangan, tahanan dan arus
sifatnya abstrak, maka sebagai seorang guru harus bisa menerapkan model pembelajaran
yang bisa membuat anak didik bisa memahami ketiga konsep ini dengan lebih mudah dan
tertarik secara penyampaiannya.6
Secara filosofis mata pelajaran kelistrikan termasuk cabang ilmu teknik yang
khususnya dipelajari dipelajari dalam jurusan teknik elektro pada tingkat Sekolah Menengah
Kejuruan maupun ditingkat Perguruan Tinggi. Apabila ditarik mundur ke belakang lagi mata
pelajaran kelistrikan merupakan bagian ilmu fisika yang dipelajari di tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Ditingkat sekolah
dasar (SD) dipelajari dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya materi
tentang energi listrik dan perpindahannya.7
Pada dasarnya mata pelajaran energi listrik itu membahas tiga hal utama yang tidak
bisa dipisahkan yaitu tegangan, hambatan dan arus listrik yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain. Disini tantangan bagi seorang guru yang harus bisa menyajikan beberapa
konsep abstrak diwujudkan konsep nyata dengan menggunakan model pembelajaran dan
media yang mudah dipahami oleh siswa kususnya tingkat sekolah dasar8. Disini penulis
5 Tursinawati,”Penguasaan Hakikat Sains Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SDN Kota Banda Aceh”,Jurnal Pesona Dasar,Vol.2
No.4(April 2016)72-84 6Ahmad Wahid,”Analisis Kebutuhan Listrik Untuk Penghematan Listrik di Fakultas Teknik Tanjungpura,Jurnal Fakutas Teknik Universitas
Tanjungpura,2014 7Syahir Mahmud,”Filsafat Ilmu Pengetahuan Teknik Elektro”,Jurnal Program Pasca Sarjana Universitas Hasanudin Makasar,2015
8Siti Halidjah,”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Realita di Sekolah Dasar,Jurnal
Penelitian,Fakultas FKIP PGSD Universitas Tanjung pura Pontianak ,2014,20-21
menggunakan model Contextual Teacding and Learning (CTL) untuk mengatasi masalah
ketidak fahaman siswa terhadap materi kelistrikan, sedangkan sebagai medianya
menggunakan Video9.Hasil perolehan data penelitian membuktikan penerapan model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar.
Media pembelajaran merupakan hal yang penting sebagai penghubung ataupun
pengantar pesan dari pendidik ke peserta didik sehingga dengan adanya media dalam proses
pembelajaran dapat merangsang pikiran, dan minat serta perhatian peserta didik dengan
demikian proses belajar terjadi dengan efektif. Media pembelajaran yang efektif adalah
media pembelajaran yang dapat membuat siswa senang dalam belajar sehingga siswa lebih
mudah memahami materi.10
Sebagai alternatif agar anak senang dan tertarik dalam membaca, dapat memahami isi
teks bacaan dengan baik dan menunjang kemandirian siswa maka salah satunya dengan
membuat media belajar yang menarik, sesuai dengan perkembangan siswa SD/MI
sebagaimana teori belajar yang dikemukakan oleh Piaget, yaitu anak usia 8 sampai 12 tahun
berada pada fase operasional konkret.11
Apalagi dengan digalakkan penghematan energi listrik disegala sektor sehingga
menuntut kita untuk bisa menciptakan atau menemukan energi alternatif pengganti sumber
energy fosil yang tidak tergantikan. Yang pada akhirnya menuntut kita mampu mengajarkan
anak didik kita mengenai energi listrik lain yang ada di muka bumi ini yang lebih ramah
lingkungan. 12Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan akan lebih mempermudah
memberikan pemahanan kepada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
CTL menggunakan media video terhadap hasil peningkatan hasil belajar pada pelajaran
energi listrik pada siswa kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang.
9Handini&Gusriyani ,”Penerapan ModelContextual Teaching and Learninguntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Materi
Gaya”,Jurnal Pena Ilmiad, Vol. 1, No. 1(Juni 2016),41-51 10Trianto Ibnu Badar,” Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual”, Jakarta: Prenadamedia Group,2014,19
11 Mukhlisah ,”Pengembangan Kognitif Jean Piaget dan Peningkatan Belajar Anak Diskalkulia”,Jurnal Kependidikan
Islam,Vol.6,No.2(2015) 12 Sarmidi Amin,”Mikroalgae Sebagai Sumber Energi Terbarukan Yang Ramah Lingkungan,”Jurnal Teknik lingkungan,Vol.10,
No.1(Januari 2009),42-53
SD Islam Siti Sulaechah Semarang berada di kampung Mayangsari Kelurahan
Kalipancur Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Dipilihnya lokasi ini karena sekolah
mempunyai posisi yang sangat padat penduduknya sehingga jaringan listrik sangat komplek,
sehingga diharapkan mampu memberi penjelesan sejak dini tentang arti penghematan energi
listrik dan bahaya akan sengatan listrik pada tubuh manusia. Disamping itu sekolah sudah
beraviliasi islam,berada pada masyarkat yang heterogen yang mempunyai latar belakang
berbeda serta mempunyai konsep mengembangkan sikap religius dan sosial.Pada awal
observasi di lakukan penelitian di kelas VI SD Islam Siti Sulaechah yang terdiri dari 2 kelas
paralel, masing-masing kelas berjumalah 30 siswa yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober
2019. Kepala sekolah SD Islam Siti Sulaechah Semarang ( Ubaidillah, S.Pd.I) menuturkan
bahwa terjadi hambatan dalam hasil belajar siswa dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran materi energi listrik masih rendah. Selanjutnya disampaikan dugaan awal
penyebab hal tersebut dikarenakan media pembelajaran yang di gunakan masih bersifat
konvensional, sehingga media dan model pembelajaran pada meteri enrgi listrik kurang
menarik minat belajar siswa dan antusias siswa untuk mengikuti pelajaran energi listrik
masih rendah dilihat nilai rata Y rata ketuntasan klasikal.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti mengangkat judul penelitian
tentang PengembanganPembelajaran Contextual Teacding And Learning (CTL) Pada Materi
EnergiListrik Pada Siswa Kelas VI SD, akan lebih mempermudah memberikan pemahanan
kepada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran CTL menggunakan media
video terhadap hasil peningkatan hasil belajar pada pelajaran energi listrik pada siswa kelas
VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga siswa cenderung pasif;
2. Pemahaman peserta didik yang masih rendah terkait pembelajaran materi energi listrik.
3. Metode pembelajaran yang kurang menarik, inovatif, kreatif, dan efektif sehingga
peserta didik cenderung pasif dan merasa bosan pada saat pembelajaran..
2. Batasan Masalah
1. Pengembangan model pembelajaran Contextual Teacding and Learning materi energi
listrik pada siswa kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang.
2. Materi Ilmu Pengetahuan Alam yang dikembangkan pada materi energi listrik dan
menitikberatkan menjelaskan konsep tegangan, arus listrik dan hambatan dengan
menggunakan gambar dan video sebagai medianya.
3. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan pendekatan model pembelajaran Contextual
Teacding and Learning materi energi listrik pada siswa kelas VI-A SDIT Siti Sulaechah
Margohayukecamatan Ngaliyan kota Semarang dengan jumlah siswa 30 anak
menggunakan media Video.
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teacding and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrikpada
SDIslam Siti Sulachah Semarang?
2. Bagaimana pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teacding
and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrikpada SDIslam Siti Sulachah
Semarang?
3. Bagaimana tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teacding and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrik pada
SD Islam Siti Sulaechah Semarang menggunakan media video ?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan kebutuhan pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teacding and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrikpada
SDIslam Siti Sulachah Semarang .
2. Menghasilkan pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan Contextual
Teacding and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrikpada SDIslam Siti
Sulachah Semarang.
3. Menganalisis tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teacding and Learning dalam pembelajaran IPA materi energi listrik pada
SD Islam Siti Sulaechah Semarang menggunakan media video.
4. Melalui produk yang dihasilkan yaitu video CTL akan mampu membantu guru lain
untuk memanfaatkan dan mengembangkan produk lain yang sejenis
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi lembaga ilmu
pengetahuan dalam Pengembangan Pembelajaran Contextual Teacding And
Learning(CTL)Pada Materi Energi Listrik Pada Siswa Kelas VISD Islam Siti Sulaechah 01
Semarang.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam Pengembangan Pembelajaran Contextual
Teacding And Learning(CTL)Pada Materi Energi Listrik Pada Siswa Kelas VI SD Islam Siti
Sulaechah 01 Semarang, sehingga dapat menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan
mengaktifkan siswa, serta sebagai pengalaman guru dalam merancang skenario pembelajaran
yang efektif dan inovatif.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi energi listrik melalui pengembangan Contextual
Teacding And Learning(CTL)Pada Materi Energi Listrik Pada Siswa Kelas VI SD Islam Siti
Sulaechah 01 Semarang bagi peneliti.
3. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi dan referensi bagi peneliti lain
dalam mengembangkan keilmuan.
D. Kajian Pustaka
Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan
dunia nyata kedalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sehari-hari,
peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit
demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri
Tde Nort West Regional Education Laboratory USA mengemukakan ada enam
karakteristik pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
1) Pembelajaran bermakna
Pemahaman, relevasi, dan penilaian pribadi sangat terkait dengan
kepentingan peserta didik dan mempelajari isi materi
pembelajaran.
2) Penerapan pengetahuan
Kemampuan peserta didik untuk memahami apa yang dipelajari
dan diterapkan dalam tatanan kehidupan dan fungsi dimasa
sekarang atau dimasa yang akan datang.
3) Berfikir tingkat tinggi
Peserta didik diwajjibkan untuk memanfaatkan berfikir kreatif
dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu dan pemecahan
suatu masalah.
4) Kurikulum yang dilambangkan berdasar standar.
5) Responsif terhadap budaya
Guru harus memahami dan menghargai nilai kepercayaan, dan
kebiasaan peserta didik, teman, pendidik, pendidik dan masyarakat
dimana dia mendapatkan pendidikan;
6) Penilaian autentik
Penggunaan berbagai penilaian, misalnya penilaian tugas
terstruktur, kegiatan peserta didik, penggunaan portofolio dan
sebagainya akan merefleksikan hasil besar sesungguhnya.
Dalam penerapan pembelajaran kontekstual didalam kelas terdapat tujuh komponen
dasar diantaranya sebagaiberikut:
1) Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas.
2) Menemukan (inkuiri)
Inkuiri merupakan inti dari pembelajaran kontekstual,
seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang merupakan hasil
penemuanya sendiri.
3) Bertanya
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran
kontekstual
0
4) Masyarakat Belajar (learning community)
Pembelajaran kontekstual penyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat
dilakukan dalam kelompok belajar formal maupun non formal.
5) Pemodelan (modelling)
Modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakanalat
pearaga sebagai contoh yang dapat ditiru oleh peserta didik.
Modelling merupakan asas yang cukup penting
dalampembelajaran CTL, karena melalui proses ini peserta didik
dapat terhindar dari pembelajaran yang abstrak yang dapat
memungkinkan terjadinya verbalisme.
6) Refleksi (reflection)
Proses ini peserta didik dapat menampung mengingat suatu
pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengurutkan
kembali peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7) Penilaian Sebenarnya (autentic assesment)
Penilaian yang sebenarnya adalah suatu proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
peserta didik yang melibatkan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia
atau kehidupan nyata.
Penerapan pendekatan CTL bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan
pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajari dengan
mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa CTL merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa, dan terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait sehingga memberi
1
pengaruh yang lebih dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran CTL
diharapkan guru dapat menghadirkan dunia nyata ke kelas dan mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara materi yang diterima siswa disekolah dengan penerapan materi
tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran tidak
sekadar dilihat dari sisi produk, tetapi yang terpenting adalah proses.
Model pembelajaran CTL memiliki beberapa elemen yang harus diperhatikan
oleh guru ketika melakukan pembelajaran. Menurut Zahorik dalam E.
Mulyasa(2005:138), ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
kontekstual, yaitu: (1)Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah
dimiliki peserta didik. (2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan(global) menuju bagian-
bagiannya yang secara khusus. (3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahama,
dengan cara : Menyusun konsep sementara, melakukan sharing untuk memperoleh
masukan dari orang lainserta merevisi dan mengembangkan konsep. (4) Pembelajaran
ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa yang dipelajari. (5) Adanya
refleksi terhadap model pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari.
Kelima elemen CTL tersebut mengarah pada pembelajaran yang terpusat pada
siswa yang merupakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk belajar suatu materi. Oleh karena itu, kelima elemen itu harus
dilaksanakan oleh guru pada saat melakukan kegiatan pembelajaran
Penelitian dengan penerapan model Contextual Teacding and Learninng (CTL) atau
pembelajaran kontekstual, telah dikaji oleh beberapa peneliti. Beberapa penelitian terkait
dapat penulis sampaikan, antara lain:
Tirtasari, (Vol.1,No.2, Juni 2012) yang berjudulPenerapan Pendekatan CTL untuk
meningkatkan dasil belajar IPA siswa kelas VI, Hasil Penelitian Penerapan CTL dalam
pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA sedangkan data yang diperoleh
menggunakan teknik diskriptif kuantitatif.Mempunyai persamaan sama Y sama menggunakan
pendekatan Contexctual Teaching and Learning. Perbedaan dengan tesis ini adalah tempat
2
penelitian . Relevansi dengan tesis ini adalah dapat dijadikan rujukan karena sama Y sama
menggunakan CTL untuk materi aja IPA
Handini D, (Vol.2,No.1 ,Juli 2016) yang berjudul Penerapan Model CTL
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Pada Materi Gaya. Hasil Penelitian : CTL
meningkatkan hasil belajar dilihat dari nilai KKM 43.5% menjadi 85% dan data yang diambil
menggunakan lembar observasi dan tes formatif. Sedangkan persamaannya Menggunakan
CTL diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Perbedaan dengan tesis ini adalah pada
lokasi dan materi yang diajarkan. Sedangkan relevansi dengan tesis ini adalah adanya
rujukan dalam penggunaan CTL untuk meningkatkan hasil belajar materi IPA.
Andriani R, (Vol.1,No.1, 2012) yang berjudul Pendekatan CTL pada pembelajaran
Materi Gaya dan setelah dilakukan penelitian aktifitas siswa meningkat dari 59.4% menjadi
81.7%. Data yang diambil dari tes formatif pilihan ganda mempunyai persamaan metode
yang digunakan CTL untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan dengan tesis yang saya
buat adalah lokus penelitian. Sedangkan relevansinya adalah rujukan penggunaaan
pendekatan CTL untuk peningkatan aktifitas siswa.
Septiani Kulsum,(Vol.2,No.3,Oktober 2016) yang berjudul Pendekatan CTL untuk
meningkatkan Kemapuan Pemecadan Masalad Matemamatis dan Motivasi
Belajar.Pendekatan CTL untuk meningkatkan Kemapuan Pemecahan Masalah Matemamatis
dan Motivasi Belajar.Data diambil menggunakan penyebaran angket, tes perlakuan dan
tertulis uraian. Persamaanya menggunakan tes tulis baik pilihan ganda maupun tertulis
uraian. Sedangkan perbedaan dengan tesis ini terletak pada masalah yang dihadapi yaitu
untuk mata pelajaran matematika. Untuk relevansi dengan tesis yang saya kerjakan adalah
adanya pendekatan CTL untuk pemecahan suatu masalah.
1. Kerangka Teori
3
a. Contextual Teacding and Learning
Contextual Teacding and Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek Y subjek akademik yang mereka pelajari dengan
konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial
dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen
berikut : membuat keterkaitan Y keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang
berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerjasama, berpikir kritis
dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang
tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.13
Jadi CTL dalam arti pembelajaran kontekstual yang dimaksud adalah suatu bentuk
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara utuh agar
dapat menemukan materi yang dipelajari serta menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata untuk diterapkan dalam kehidupan mereka, baik dalam lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut dalam
kehidupannya.
b. Video
Media video dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal. Media video pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media video pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.14
13 Ibnu Setiawan., “Contextual Teaching and Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Y Mengajar Mengasikan dan Bermakna”,Bandung:
Mizan Learning Center (MLC),( 2007), 167-205 14 Anissatul Mufarokah, “Strategi Belajar Mengajar “,Yogyakarta: TERAS,2009, 104.
4
Media Video Pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media Audio Visual Aids
(AVA) atau media yang dapat dilihat atau didengar.Media audio motion visual (media audio
visual gerak) yakni media yang mempunyaisuara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat
dilihat, media ini paling lengkap.Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk
dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar
melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya (video atau
animasi).15
E. Metode Penelitian
Metode pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah Metode ADDIE
yang merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik.Romiszowski (1996)
mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi pembelajaran dan pengembangan,
sistematik sebagai aspek prosedural pendekatan sistem telah diwujudkan dalam banyak
praktik metodologi untuk desain dan pengembangan teks, materi audiovisual, dan materi
pembelajaran berbasis komputer.Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa
model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain
pembelajaran.Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Metode ini terdiri atas lima
langkah, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan
(development),(4) implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation). Secara
visual tahapan ADDIE Model dapat dilihat pada Gambar 1.
15
Maman Rakhman,”Penerapan Video Materi Vakum dan Refrigeran Terhadap Hasil Belajar Siswa”,Journal of Mecdanical Engineering
Education,Vol.1,No.1,(Juni 2014)
Pada penelitian ini sebagai variable penelitian adalah keefektifan video dengan pendekatan
CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada SD Islam Siti Sulaechah Semarang setalah
dilakukan pengujian produk tersebut. Sebagai subjek pada penelitian ini adalah hasil belajar
siswa kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang sebelum dan sesudah dilakukan pengujian
produk video, dengan cara membandingkan grafik nilai hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah penelitian. Dengan menggunakan beberapa siklus yang diambil dari beberapa kali
pengujian produk dikelas VI sehingga memperoleh data yang kita inginkan.Mulai dari siklus
pertama sebelum menggunakan produk sampai produk itu digunakan di lapangan.
Menurut Sugiyono (2009:407) metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (
seperti buku, alat tulis, dan alat pembelajaran lainnya.Akan tetapi, dapat pula dalam bentuk
perangkat lunak (software).
Dalam pelaksanaan ADDIE
deskriptif, evaluatif dan eksperimental.Metode penelitian deskriptif digunakan dalam
5
Gambar 1.1. Bagan Model ADDIE
(Sumber: Branch, 2009: 2)
Pada penelitian ini sebagai variable penelitian adalah keefektifan video dengan pendekatan
CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada SD Islam Siti Sulaechah Semarang setalah
produk tersebut. Sebagai subjek pada penelitian ini adalah hasil belajar
siswa kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang sebelum dan sesudah dilakukan pengujian
produk video, dengan cara membandingkan grafik nilai hasil belajar siswa sebelum dan
nelitian. Dengan menggunakan beberapa siklus yang diambil dari beberapa kali
pengujian produk dikelas VI sehingga memperoleh data yang kita inginkan.Mulai dari siklus
pertama sebelum menggunakan produk sampai produk itu digunakan di lapangan.
ono (2009:407) metode penelitian ADDIE adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (
s, dan alat pembelajaran lainnya.Akan tetapi, dapat pula dalam bentuk
Dalam pelaksanaan ADDIE, ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif, evaluatif dan eksperimental.Metode penelitian deskriptif digunakan dalam
Pada penelitian ini sebagai variable penelitian adalah keefektifan video dengan pendekatan
CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada SD Islam Siti Sulaechah Semarang setalah
produk tersebut. Sebagai subjek pada penelitian ini adalah hasil belajar
siswa kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang sebelum dan sesudah dilakukan pengujian
produk video, dengan cara membandingkan grafik nilai hasil belajar siswa sebelum dan
nelitian. Dengan menggunakan beberapa siklus yang diambil dari beberapa kali
pengujian produk dikelas VI sehingga memperoleh data yang kita inginkan.Mulai dari siklus
pertama sebelum menggunakan produk sampai produk itu digunakan di lapangan.
adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (dardware),
s, dan alat pembelajaran lainnya.Akan tetapi, dapat pula dalam bentuk
ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode
deskriptif, evaluatif dan eksperimental.Metode penelitian deskriptif digunakan dalam
6
penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Metode evaluatif
digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba pengembangan suatu produk. Dan metode
eksperimen digunakan untuk menguji ke efektifan dari produk yang dihasilkan.
Dikarenakan penelitian ADDIE memerlukan waktu yang lama, penulis menggunakan
metode ini hanya untuk mengetahui keefektifan pembelajaran sebelum dan setelah
menggunakan media interaktif video.Selain itu, metode deskriptif digunakan untuk
menggambarkan secara rinci mengenai data-data yang diperoleh dari kuesioner penilaian
media video.
F. Langkah-langkah Penelitian
a. Analysis (Analisis)
Analisis dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebelum penelitian dilakukan
dengan cara studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka digunakan untuk
menganalisis kebutuhan secara mendalam guna menemukan literatur penelitian yang
relevan.Kebutuhan studi lapangan digunakan untuk menganalisis kebutuhan di
lapangan tentang pengembangan gambar animasi.
b. Desain
Desain yang dikembangkan oleh peneliti yaitu menyusun bahan ajar berbentuk
videoberbasis CTL materi energy listrik.
c. Development (Pengembangan)
Pengembangan produk gambar animasi berbasis CTL meliputi langkah-langkah :
(1)mengembangkan bahan ajar, (2) pembimbingan dengan validator, dan (3) validasi
dari Ahli media dan Ahli materi.
7
d. Implementation (Penerapan)
Penerapan pengembangan Video berbasis CTLmateri energy listrik dilakukan pada
siswa kelas VI SD Islam Siti Sulechah Kota Semarang.
e. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah bahan ajar yang
dikembangkan layak digunakan.Evaluasi terhadap media ajar yang dikembangkan
bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk setelah melalui tahap
implementasi.
G. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara; digunakan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi lapangan dan
digunakan untuk analisis kebutuhan tentang pengembangan video berbasis CTLmateri
energy listrik dan
b. Angket; digunakan untuk mengumpulkan data dari ahli desain, ahli materi, ahli
pengguna, dan subjek uji coba. Hasil dari angkat tersebut selanjutnya dianalisis dan
digunakan sebagai pedoman untuk revisi demi kesempurnaan dan kelayakan produk
hasil pengembangan. Angket juga diberikan kepada siswa berupa angket penilaian diri
dan angket observasi guru pada pre test dan post test guna mengetahui peningkatan
sikap peduli lingkungan.
H. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI SD Islam Kota Semarang yang berjumlah 30
siswa. Penelitian ini rencana akan dilaksanakan mulai tanggal 2 Januari 2020 s.d. 31
Januari 2020.
8
I. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini yaitu ahli materi Bapak Ubaidillah, M.Pd.I, ahli desain Ibu
Temu, S.Pd., guru dan siswa kelas VI SD Islam Siti Sulechah Semarang, dan buku-buku
yang berkaitan dengan judul penelitian ini
J. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara; digunakan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi lapangan dan
digunakan untuk analisis kebutuhan tentang Pengembangan Pembelajaran Contextual
Teacding And Learning (CTL) Pada Materi Energi Listrik Pada Siswa Kelas VI SD
Islam Siti Sulaechah Semarang
b. Angket; digunakan untuk mengumpulkan data dari ahli desain, ahli materi, ahli
pengguna, dan subjek uji coba. Hasil dari angkat tersebut selanjutnya dianalisis dan
digunakan sebagai pedoman untuk revisi demi kesempurnaan dan kelayakan produk
hasil pengembangan. Angket juga diberikan kepada siswa berupa angket penilaian diri
dan angket observasi guru pada pre test dan post test guna mengetahui peningkatan
sikap peduli lingkungan.
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: analisis data mencakup prosedur
organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik; data
diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan; data
analisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif; penyajian hasil
analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, sehingga sebagai dasar dalam
melakukan revisi produk; dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis
9
statistik sejalan produk yang akan dikembangkan; dan laporan atau sajian harus disusun
dalam format yang dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.16
Efektifitas dalam pengembangan produk menggunakan desain penelitian “One –
Group Pretest-Postest Design”, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.2
O1 X O2
Gambar 1.2. Desain “ One-Group pretest-postest design”
(Sumber: Saputro, dkk, 2009: 2)
Gambar 1.2 menjelaskan bahwa O1 hasil nilai pre test (sebelum menggunakan
media video berbasis CTL), sedangkan O2 hasil dari nilai post test (sesudah
menggunakan video berbasis CTL)17
.Berdasarkan hasil keduanya dilanjutkan dengan uji
t. Uji t yang digunakan yaitu uji paired samples t test.
K. Sistematika Penulisan
Kejelasan dan ketetapan arah pembahasan penelitian ini penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut: 1) pada Bab I menguraikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kajian pustaka, landasan teoritis, instrumen dan teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan hepotesis pengembangan; 2) Bab II
Kebutuhan Pengembangan Pembelajaran Contextual Teacding And Learning(CTL) Pada
Materi Energi Listrik Pada Siswa Kelas VI SD Islam Siti Sulaechah Semarang; 3) Bab III
Pengembangan Pembelajaran Contextual Teacding And Learning (CTL) Pada Materi
Energi Listrik Pada Siswa Kelas VI SD; 4) Bab IV Efektifitas pengembangan video
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R/D), Bandung:Alfabeta, 2009,
407.
17
Budiyono Saputro, M. Mas’ud, H. Saputra, and A. Kuswaya “Learning Effectivennes of Department-based
Integrated Science Interpretation”, Journal of physics: Internasional seminar onscience Education, Bristol Kingdom
,2019, 1-8
10
sebagai media pembelajaran siswa kelas 6; 5) Bab V adalah penutup, pada bab ini
mencakup uraian yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian,
serta saran-saran.
11
BAB II
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
ENERGI LISTRIK PADA SISWA KELAS VI SD
A. Hasil Penelitian Tentang Kebutuhan Pengembangan
PembelajaranContextual Teaching And Learning (Ctl) Pada Materi Energi
Listrik Pada Siswa Kelas VI SD
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukanpenelitian
pengembangan.Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara
kepada guru kelas VI SD ISLAM Siti Sulaichah pada tanggal 30 November
2019.Wawancara dilakukan guna untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi di
lapangan.Hasil wawancara selanjutnya dijadikan acuan untuk melakukan langkah
selanjutnya guna memberi solusi terkait kondisi tersebut.
Peneliti melakukan wawancara dengan berpedoman pertanyaan wawancara yang telah
disusun untuk melakukan survei kebutuhan.Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas
VI. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bu Temu, S.Pd, (Guru) “Kurikulum 2013 memang
menganjurkan proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang inovatif agar
siswa mnejadi aktif dalam mengikuti pembelajaran berlangsung. Akan tetapi saya belum bisa
menerapkan media inovatif sedingga sebagian siswa dalam mengikuti pembalajaran kurang
aktif. Hal itu dikarenakan media pembelajaran di sekoladanmasid terbatas dan tidak
mencukupi ”.
Guru menyadari adanya keunggulan dan keelamahan dalam menggunakan media
video pembelajaran, Bu Temu, S.Pd, (Guru) “ memperjelas dal-dal yang abstrak dan
12
memberikan penjelaasan yang lebid realistic, mengembangkan imajinasi, pesan yang
disampaikannya cepat dan mudad diingat, mampu berperan sebagai stroryteller yang dapat
memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya. Dalam media
video pembelajaran juga terdapat beberapa kelamadannya, yaitu material pendudukung
video membutudkan alat proyeksi untuk menampilkannya dan sedikit membutudkan biaya
yang tinggi. Untuk membuat materi dengan video membutudkan waktu yang lama,
Guru menyadari karena keterbatasan sehingga tidak mengembangkan pembelajaran
CTL berbasis media video pada materi energy listrik. (Guru) Saya belum terbiasa
mengembangkan pembelajaran ctl berbasis media video pada materi energy listrik.Hal itu
karena keterbatasan kemampuan IT saya dan juga membutudkan waktu yang lama untuk
mengembangkannya”.
Video berbasis CTL sangat dibutuhkan oleh guru, sebagaimana yang disampaikan,
(Guru) Saya sangat membutudkan vidio inovatif dan menarik yang sesuai dengan buku
pedoman pemerintad.Video CTL yang menggunakan model pembelajaran yang sesuai
kondisi siswa, terutama pada tema peduli terdadap makdluk didup.Video CTL yang
memberikan ruang untuk siswa belajar secara mandiri ataupun kelompok dan vidio yang
disajikan berdasarkan masalad-masalad di sekitar siswa. Terutama tentang materi energy
listrik ”.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Kebutuhan Pengembangan
PembelajaranContextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Energi
Listrik Pada Siswa Kelas VI SD
Berdasarkan hasil wawancara yang dipaparkan di atas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa pada kurikulum 2013 yang seharusnya mempunyai media pembelajaran
yang inovatif dan sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga siswa
pada saat mengikuti pembelajaran berperan aktif dan kraetif , akan tetapi pembelajaran yang
13
dilaksanakan mash menggunakan media pembelajaran yang sedaanya. Hal itu dikarenakan
terbatasanya sapras dan tidak mencukupi. Guru belum mengembangkan pembelajaran tema
energy listrik dengan menggunakan media video berbasis model CTL. Lembar Kerja Siswa
yang digunakan kurang menarik, tidak disisipi Video - video yang dapat menarik perhatian
siswa, dan memiliki kelemahan yaitu hanya berisi ringkasan materi dan latihan soal yang
mengedepankan aspek pengetahuan.Aspek sikap siswa terutama sikap peduli masih rendah.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan
pengembangan vidio berbasis CTL subtema energy listrik yang diperkirakan dapat
meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
Ilmu Pengetahuan Alam terkadang merupakan suatu ilmu yang dipahami hanya secara
konseptual dan tekstual saja oleh seorang murid khususnya murid di sekolah dasar.Hal inilah
yang terkadang menjadi suatu permasalahan yang ada di dunia pendidikan terutama pada
pendidikan ditingkat sekolah dasar. Salah pengertian ini mereka bawa sampai ke jenjang atau
tingkatan yang lebih tinggi. Dari hal ini juga para siswa mempuyai hasil belajar atau prestasi
yang rendah pula.18
Pemahaman yang salah ini bisa terjadi karena beberapa hal yang mungkin terjadi,
karena beberapa faktor bisa jadi dari siswa, guru, metode yang digunakan atau media
pengantar yang kurang menarik. Karena metode dan media yang kurang menarik ini yang
membuat siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran secara lebih intens dan
terjadi interaksi. Di samping itu guru juga dituntut untuk lebih menguasai metode yang paling
tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diampu kususnya
mapel IPA. Media yang mungkin bisa membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran dari awal hingga akhir. Terkadang kelemahan guru sendiri yang tidak begitu
18 Ghullam Hamdhu,”Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar”,Jurnal Penelitian
Pendidikan”,Vol.12,No.1(April 2011)
14
menguasai materi yang akan diajarkan. Sehingga dia tidak bisa mengembangkan media yang
menarik bagi siswa sekolah tingkat dasar. Terlebih kadang seorang guru tidak yakin dan
paham ilmu yang diajarkannya.19
Pada Tema 3 Subtema 1 kurikulum 2013 kelas 6 terdapat suatu materi dengan fokus
pembahasan tentang pembahasan energi listrik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Guru diharapkan untuk menguasai materi tentang apa energi listrik lebih mendalam dan
menguasai, sehingga proses pembelajaraan lebih menarik bagi siswa untuk mengikutinya.
Sebagai seorang guru dituntut untuk bisa menyajikan suatu konsep energi listrik yang lebih
realistis dan mendekati kenyataanya. Karena kita tahu bahwasannya konsep energi listrik
adalah suatu konsep abstrak yang harus kita konkritkan sehingga anak setingkat sekolah dasar
bisa lebih memahaminya dengan jelas dan tidak terjadi salah pemahaman.20
Disini tantangan bagi seorang guru yang harus bisa menyajikan beberapa konsep
abstrak diwujudkan konsep nyata dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang
inovati, kreatif dan mudah dipahami oleh siswa kususnya tingkat sekolah dasar21.
Model dan media pembelajaran yang digunakan pada tema 8 subtema 1 khususnya
pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi energi listrik kelas VI SD Islam Siti
Sulaechah Semarang adalah model contextual teacding and learning (CTL) dengan
menggunakan media Video. Model dan media pembelajaran yang digunakan harus menarik,
inovatif, dan efektif, sehingga pada saat pembelajaran berlangsung peserta faham, aktif,dan
tidak merasa bosan.
Adapun hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan model contextual teacding
and learning (CTL) dengan menggunakan media Video pada pembelajaran ilmu pengetahuan
materi energi listrik terdapat beberapa peserta didik yang belum tuntas dalam batas KKM,
19 Kurniyatul Faiza,”Miskonsepsi Dalam Pembelajaran IPA”,Jurnal Pendidikan,Komunikasi dan Pemikiran Hukum
Islam,Vol.8,No.1(September 2016),115-128 20 Tursinawati,”Penguasaan Hakikat Sains Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SDN Kota Banda Aceh”,Jurnal Pesona Dasar,Vol.2
No.4(April 2016)72-84 21
Siti Halidjah,”Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Realita di Sekolah Dasar,Jurnal
Penelitian,Fakultas FKIP PGSD Universitas Tanjung pura Pontianak ,2014,20-21
15
tetapi setelah menggunakan model contextual teacding and learning (CTL) dengan
menggunakan media Video pada pembelajaran ilmu pengetahuan materi energi listrik,
peserta didik tuntas dalam batas KKM.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap informan, yakni pengajar di SD Islam
Siti Sulaechah Semarang kelas VI , model dan media pembelajaran yang baik adalah menarik
minat belajar siswa, memberikan pengalaman kepada siswa, memiliki ciri khas, mudah dalam
penggunaan, hasil belajar meningkat, dan inovatif serta mampu merubah sikap kepedulian
anak terhadap perubahan lingkungan menjadi lebih baik.
Pengajar berharap adanya pengembangan pembelajaran contextual teacding and
learning (CTL) pada materi energi listrik dengan menggunakan media video pada siswa
kelas VI SD Islam Siti Sulaechah menarik minat dan antusias peserta didik dalam
pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi energi listrik.
16
BAB III
PENGEMBANGAN VIDEO
BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
A. Hasil Penelitian Pengembangan Video Berbasis CTL
Pengembangan Video Pembelajaran berbasis (Contectual TeacdingLearning (CTL)
subtema energi listrik menggunakan langkah-langkah ADDIE, yaitu Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation.
1. Analysis (Analisis)
Analisis merupakan langkah awal dalam pengembangan menggunakan model
ADDIE. Kegiatan pada tahap ini yaitu melakukan analisis kebutuhan yaitu mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan sebagai dasar pengembangan bahan ajar berbasis CTL ini. Tahap
ini juga menentukan materi yang akan dikembangkan dalam pembuatan video. Penentuan
materi yang dikembangkan yaitu pada subtem”Energi Listrik kelas VI, yang terdiri dari lima
pembelajaran dan satu kegiatan evaluasi.
2. Design (Perancangan)
Perancangan dalam pengembangan bahan ajar menggunakan model pembelajaran
berbasis CTL mempunyai langkah Y langkah sebagai berikut :
a. Pembutan Script Video
Script Video dibuat sebagai panduan kalimat apa yang akan diucapkan selama proses
pengambilan video dibuat. Tujuan pembuatan script ini sebagai acuan atau pedoman ketika
terjadi kesalahan dalam penyampaian materi yang akan disampaikan melalui video tersebut
Script diketik secara berurutan dari awal hingga akhir materi secara jelas agar tidak
menimbulkan salah pengertian atau salah paham dari apa tujuan materi yang akan
disampaikan. Berikut teks yang saya sampaikan sebagai panduan :
“Assalamualaikum adik - adik tadukad kamu apakad Energi listrik itu??
17
“Listrik itu adalad segala fenomena fisika yang berkaitan dengan perubadan yang berkaitan
dengan 3 dal utama : Tegangan, Tadanan dan arus listrik”.
“Adik - adik, pertama mari kita bicarakan apa itu “Tegangan Listrik”
1. Adik - adik pernad melidat air yang dituang dari “Teko” ke gelas karena beda
ketinggian sedingga menyebabkan air turun ke bawad.
2. Adik -adik pernad melidat air terjun yang meyebabkan air mengalir karena adanya
perbedaan ketinggian permukaan sungai dan tebing
Itu semua adalad adalad contod sederdana dari “Tegangan Listrik” dengan kata lain
tegangan adalad “Beda Potensial”atau beda kemampuan dari suatu ketinggian yang
menyebabkan aliran arus listrik sedangkan contod diatas diumpamakan arus air.Semakin
beda ketiggiannya maka akan semakin deras aliran arus itu mengalir.
Untuk mempermudad pemadaman tentang tegangan listrik adik - adik bisa siapkan botol air
mineral bekas, selang air dan air secukupnya. Mari adik - adik kita rangkai seperti yang
saya contodkan pada vidio ini.Kemudian amati yang terjadi pada air ketika ada perbedaan
ketinggian dan simpulkan dasilnya
“Adik -adik, kedua mari kita bicara tentang apa itu “Arus Listrik”
1. Adik - adik pernad melidat air yang mengalir disungai dari dulu ke dilir
2. Adik - adik penad melidat air yang mengalir dari gelas minuman ke mulut melewati
sedotan
Semua contod diatas yang berupa air yang mengalir adalad contod sederdana dari arus
lsitrik, jadi arus listrik adalad substansi/materi yang melawati pengdantar,pada contod
diatas media pengdantarnya adalad sedotan/sungai
Untuk mempermudad pemadaman tentang arus listrik adik - adik bisa siapkan gelas air
mineral bekas, sedotan air dan air secukupnya. Mari adik-adik kita rangkai seperti yang
saya contodkan pada vidio ini.Kemudian amati yang terjadi pada air ketika mengalir dari
gelas menuju mulut ketika kita sedot dan simpulkan dasilnya
“Adik - adik yang ketiga mari kita bicarakan mengenai “hambatan/tahanan Listrik
1. Adik - adik pernad batu- batu yang ada disungai, itu merupakan pengdambat aliran
air
2. Adik - adik pernad melidat orang menyiram tanaman dengan selang yang ditekan
selangnya,sedingga aliran air menjadi lebid kecil
Contod diatas batu maupun selang yang ditekan merupkan contod dambatan atau tadanan,
jadi resistansi/dambatan adalad segala dal/media yang menyebabkan arus itu terdalang
untuk mengalir dengan semestinya.
18
Untuk mempermudad pemadaman tentang tadanan/dambatan listrik adik - adik bisa
siapkan gelas air mineral bekas, sedotan air dan air secukupnya. Mari dik - adik kita
rangkai seperti yang saya contodkan pada vidio ini.Kemudian amati yang terjadi pada air
ketika mengalir dari gelas menuju mulut ketika kita sedot sambil kita tekan pada sedotan
dan simpulkan dasilnya
“Adik – adik selanjutnya kita bicarakan mengenai “sekelar listrik…
1. Adik – adik pernad melidat kran air yang berfungsi membuka dan menutup aliran air
2. Adik – adik pernad melidat lampu lalu lintas, kalo menyala merad arus kendaraan
akan terdenti/stop dan bila berwarna dijau arus kendaraan kembali mengalir
Contod diatas yaitu keran atau lampu lalu lintas adalad gambaran mudad dari cara kerja
dari sakelar listrik yang berfungsi untuk memutus dan mengdubungkan arus listrik
Untuk mempermudad pemadaman tentang sakelar listrik adik - adik bisa siapkan botol air
mineral bekas, keran air dan air secukupnya. Mari adik - adik kita rangkai seperti yang saya
contodkan pada vidio ini. Kemudian amati yang terjadi pada air ketika ada perbedaan
ketinggian dan tutuplad kran air dan simpulkan dasilnya.
“adik – adik selanjutnya lita bahas mengenai kabel atau penghantar”…
1. Adik – adik pernad melidat air yang mengalir melalu pipa atau selang air
2. Adik – adik pernad melidat orang minum air menggunakan media sedotan
Contod diatas berupa pipa, selang maupun sedotan merupakan gambaran mudad dari
pengdantar air. Jadi pengdantar/kabel adalad media/konduktor yang berfungsi
mengdantarkan arus listrik
Untuk mempermudad pemadaman tentang pengdantar listrik adik - adik bisa siapkan gelas
air mineral bekas, sedotan air dan air secukupnya. Mari adik - adik kita rangkai seperti
yang saya contodkan pada vidio ini.Kemudian amati yang terjadi pada air ketika mengalir
dari gelas menuju mulut ketika kita sedot melalui media pengdantar air adalad sedotannya
dan simpulkan dasilnya
b. Persiapan media CTL
Media peraga berupa alat Y alat yang dibutuhkan selama penyusunan video ajar
berbasis CTL subtema Energi listrik untuk siswa kelas VI SD/MI. Media peraga yang
dibutuhkan ada beberapa macam contohnya air, selang , kran dan wadah untuk menampung
air
c. Pembuatan video
19
Video diambil menggunakan alat perekam kusus berupa kamera dengan kemapuan
merekam dan menerima suara dengan jelas. Sehingga hasil video bisa lebih naik hasilnya.
Dengan mengambil latar belakang dan tempat yang telah disesuikan untuk menghasilkan
kombinasi antara latar belakang dan media yang tepat
d. Proses Editing Video
Video CTL ini terdiri dari lima bagian utama dalam satu video. Video ini terdiri dari
lima penjelasan(tegangan listrik, arus listrik, hambatan listrik, penghantar listrik dan sakelar
listrik). Isi Video disesuaikan dengan sintak yang terdapat dala model pembelajaran CTL.
Sintak model pembelajaran CTL yaitu mengembangkan pemikiran peserta didik agar
pembelajaran lebih bermakna dengan merekonstruksi suatu bentuk pengetahuan baru,
mengembangkan sifat keingin tahuan peserta didik mengenai suatu konsep, menghadirkan
model sebagai bentuk pembelajaran, dan melakukan suatu refleksi mengenai suatu konsep
yang telah diajarkan.
e. Pengemasan Video
Pengemasan video merupakan bagian akhir dari produk ini. Bagian ini terdiri dari
sebuah produk berupa soft file dan video youtube yang digunakan untuk mengembangkan
Video CTL ini.
3. Development (Pengembangan)
Pengembangan merupakan tahap pembimbingan produk kepada ahli materi dan ahli
media guna mendapat saran perbaikan. Peneliti kemudian melakukan revisi sesuai saran dari
tim ahli. Tim ahli yang digunakan pada penelitian ini yaitu ahli materi dan ahli media. Ahli
materi untuk menjadi validator produk yang dikembangkan adalah Ibu Laela Kisworo, M.Pd.
Beliau adalah seorang pengajar sekaligus profesional dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Sedangkan ahli media yaitu Ibu Sri Ambarwangi,M.Pd, beliau adalah seorang pengajar
20
sekaligus profesional dalam bidang Teknologi dan Menejemen Pendidikan di Kabupaten
Semarang.
Revisi produkdan perubahannya pada pengembangan Video ini yaitu:
a. Merubah latar belakang yang semula didalam ruangan yang terbatas menjadi diluar
ruangan yang tanpa batas sudut pandangnya.
b. Merubah waktu yang tepat untuk pengambilan gambar yang semula siang hari menjadi
pagi hari atau golden dour;
c. Menambahkan gambar animasi air yang mengalir dari ketinnggian berupa anak panah
sehingga mampu memperjelas tujuan video;
d. Memperpendek durasi video yang semula panjang(lebih dari 1 jam) menjadi kurang dari
1 jam dengan tidak mengurangi tuajuan yang akan disampaikan
e. Penambahaan kalimat dalam video sehingga mampu memberikan penjelasan yang lebih
rinci mengenai suatu konsep dengan kita kontekstualkan dan diperbaiki lagi agar
tampilan video terlihat rapi langkah selanjutnya mendapatkan penilaian oleh ahli
validasi.
Adapun rekapitulasi hasil penilaian ahli materi dapat dilihat pada penjelasan sebagai
berikut:
1. Dari segi kontruksi dan isi: Kebenaran materi mendapatkan skor/nilai 4 dari skala 1 - 4
sebagai acuannya. Untuk pembelajaran sesuai dengan KI dan KD pada silabus
mendapatkan skor 3 dan untuk indikator yang lain juga mempunyai skor yang sama
pula yang bisa dikatakan layak.
2. Dari segi kejelasan teks,bahasa dan video : Pembuatan materi video sesuai urutan, rapi
dan jelas mendapat skor 4 dari skala 1 - 4, sedangkan materi video menggunakan
bahasa dan kalimat yang mudah dipahami siswa, penggunan bahasa sesuai anak kelas VI
21
SD/MI, informasi yang disampaikan tidak ambigu, serta kesesuaian video dengan materi
memperoleh nilai 3
3. Kesesuaian materi video dengan CTL : materi video mampu memberikan pemahaman
mengenai suatu gambaran konsep tertentu, menggunakan media yang mudah ditemukan
dan diidentifiksi siswa serta mampu siswa untuk menyimpulkan suatu konsep
memperoleh skor 3 dari kala 1 - 4.
Sedangkan penilaian rekapituasi hasil pengamatan video dari ahli media adalah sebagi
berikut :
1. Konstruksi dan isi : kebenaran dan kesesuaian video dengan materi dan video yang
disampaikan sesuai dengan KI dan KD memperoleh skor 4 yang bisa dikatakan sangat
layak.Sedangkan video memuat tujuan pembelajaran, disajikan dengan memuat suatu
masalah serta mendorong siswa belajar mandiri dan kelompok mendapatkan skor 3
2. Kejelasan teks bahasa dalam video : penggunaan bahasa dan kalimat dalam video
mudah untuk dipahami siswa mendapat skor/penilaian 4 dari tingkat kriteria tingkat
kelayakan 1 s/d 4. Sedangkan untuk urutan video, dan penggunaan informasi dan bahasa
pada video memperoleh skor 3
3. Kesesuaian Video dengan model pembelajaran CTL : video mampu mampu
memberikan pemahaman siswa mengenai suatu konsep, gambaran maupun gagasan yang
mudah mereka temukan dalam kehidupan sehari- hari mendapatkan skor 3 yang artinya
layak digunakan sebagai media pebelajaran.
76 % < skor ≤ 100% = sangat layak(4)
51 % < skor ≤ 75 % = layak(3)
26 % < skor ≤ 50 % = cukup layak(2)
skor ≤ 25 % = tidak layak(1)
22
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kelayakan
Berdasarkan penilaian para ahli, maka untuk mengetahui tingkat kelayakan Video
berbasis CTL, menggunakan rumus:
P = f/N x 100%
Keterangan:
P = Persentase penilaian,
f = skor yang diperoleh,
N = skor keseluruhan
4. Implementation (Penerapan)
Implementasi merupakan tahap penerapan bahan ajar berbasis CTL. Bahan ajar
diterapkan pada siswa kelas VI MI SD Islam Siti Sulechah yang berjumlah 30 siswa.
Implementasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai dasar mengetahui tingkat
keefektifan bahan ajar yang dikembangkan.
5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi merupakan tahap akhir dari langkah ADDIE. Tahap evaluasi ini dilakukan
setelah proses pembelajaran subtema “Energi Listrik” selesai. Evaluasi dilakukan dengan
cara menganalisis angket tanggapan guru dan tanggapan siswa terkait produk hasil
pengembangan yang telah digunakan.
Hasil analisis angket penilaian tanggapan guru ahli materi dapat dilihat penjelasan
sebagai berikut :
1. Dari segi kontruksi dan isi: Kebenaran materi mendapatkan skor/nilai 4 dari skala 1 -
sebagai acuannya. Untuk pembelajaran sesuai dengan KI dan KD pada silabus mendapatkan
skor 3 dan untuk indikator yang lain juga mempunyai skor yang sama pula yang bisa
dikatakan layak
23
2. Dari segi kejelasan teks,bahasa dan video : Pembuatan materi video sesuai urutan,
rapi dan jelas mendapat skor 4 dari skala 1 - 4, sedangkan materi video menggunakan
bahasa dan kalimat yang mudah dipahami siswa, penggunan bahasa sesuai anak kelas VI
SD/MI, informasi yang disampaikan tidak ambigu, serta kesesuaian video dengan materi
memperoleh nilai 3
3.Kesesuaian materi video dengan CTL : materi video mampu memberikan pemahaman
mengenai suatu gambaran konsep tertentu, menggunakan media yang mudah ditemukan dan
diidentifiksi siswa serta mampu siswa untuk menyimpulkan suatu konsep memperoleh skor 3
dari kala 1 - 4.
Sedangkan penilaian rekapituasi hasil pengamatan video dari guru ahli media adalah sebagi
berikut :
1. Konstruksi dan isi : kebenaran dan kesesuaian video dengan materi dan video yang
disampaikan sesuai dengan KI dan KD memperoleh skor 4 yang bisa dikatakan sangat
layak.Sedangkan video memuat tujuan pembelajaran, disajikan dengan memuat suatu
masalah serta mendorong siswa belajar mandiri dan kelompok mendapatkan skor 3
2. Kejelasan teks bahasa dalam video : penggunaan bahasa dan kalimat dalam video
mudah untuk dipahami siswa mendapat skor/penilaian 4 dari tingkat kriteria tingkat
kelayakan 1 s/d 4. Sedangkan untuk urutan video, dan penggunaan informasi dan bahasa
pada video memperoleh skor 3
3. Kesesuaian Video dengan model pembelajaran CTL : video mampu mampu
memberikan pemahaman siswa mengenai suatu konsep, gambaran maupun gagasan yang
mudah mereka temukan dalam kehidupan sehari- hari mendapatkan skor 3 yang artinya
layak digunakan sebagai media pebelajaran.
24
76 % < skor ≤ 100% = sangat layak
51 % < skor ≤ 75 % = layak
26 % < skor ≤ 50 % = cukup layak
skor ≤ 25 % = tidak layak
Tabel 3.3.Kriteria Tingkat Kelayakan
Hasil analisis angket penilaian tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4. Tanggapan Siswa terhadap Video berbasis CTL
No. Komponen Jumlah
1
Warna video menarik 97 %
2
Bahasa yang digunakan dalam video komunikatif dan
mudah saya pahami 80 %
3
Video disajikan dengan urut sehingga mudah saya
pahami 83 %
4
Saya mudah memahami petunjuk atau arahan dalam
video 77 %
5
Video yang disajikan sesuai dengan keadaan
lingkungan saya 83 %
6
Penyajian video dilengkapi dengan ilustrasi dan
gambar yang menarik
96 %
7
Penyajian video membuat saya tertarik untuk
menyaksikannya 90 %
8
Kegiatan video yang disajikan merangsang rasa ingin
tahu saya
80 %
25
9
Kegiatan yang disajikan dalam video menambah
pemahaman saya tentang pentingnya menjaga
lingkungan 96 %
10
Kegiatan video mendorong saya untuk selalu
mencintai lingkungan
96 %
JUMLAH 878 %
RATA - RATA 87,8 %
Kriteria Tingkat Kelayakan Tingkat Kelayakan
76 % < skor ≤ 100% = sangat layak
51 % < skor ≤ 75 % = layak
26 % < skor ≤ 50 % = cukup layak
skor ≤ 25 % = tidak layak
Berdasarkan hasil analisis angket tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap
Video berbasis CTL diperoleh persentase tanggapan guru … %dan persentase tanggapan
siswa … % sehingga dapat disimpulkan bahwa Video berbasis CTL termasuk
kategori sangat layak digunakan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Video Berbasis CTL
Pengembangan Video berbasis CTL subtema energy listrikmenggunakan model
pengembangan ADDIE, yaitu Analysis, Design,Development, Implementation, and
Evaluation.
26
1. Analysis (menganalisis); analisis terhadap kebutuhan yang digunakan untuk
mengembangkan Video berbasis CTL subtema ayo energy listrik;
2. Design (Perancangan); membuat rancangan awal produk Video berbasis CTL subtema
energy listrik;
3. Development (pengembangan); melakukan bimbingan kepada ahli materidan ahli
media, kemudian melakukan revisi sesuai saran, dan mendapat penilaian dari ahli materi dan
ahli media;
4. Implementation (Penerapan); menerapkan Video berbasis CTL pada siswa;dan
5. Evaluation (Evaluasi); mengevaluasi Video berbasis CTL yang sudah digunakan
guna perbaikan.
27
BAB IV
EFEKTIVITAS VIDEO BERBASIS
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
A. Hasil Penelitian Efektivitas Video Berbasis CTL Subtema Energi Listrik
Uji efektivitas dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas VI SD Islam Siti
Sulechah yang berjumlah 30 siswa. Uji efektivitas digunakan untuk mengetahui keefektifan
Video berbasis CTL subtema energy listrik untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan
siswa. Video yang dikembangkan diuji keefektifannya menggunakan angket pre test dan
posttest penilaian diri siswa dan observasi guru sebelum dan sesudah menggunakan produk.
Video yang dikembangkan dikatakanEfektif jika hasil perolehan pre test dan post test
penerapan Video berbasis CTLsubtema energy listrik terjadi peningkatan hasil.
Angket penilaian sikap peduli lingkungan terdiri dari sepuluh aspek.
Daftar aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Aspek Penilaian Sikap Peduli Lingkungan
NO Aspek yang dinilai
Skor
1 Mematikan alat listrik bila tidak digunakan(lampu,kipas angin,dll)
2 Menggunakan energy listrik seperlunya untuk efisiensi
3 Melaksanakan penghematan listrik untuk hal apapun
4 Mengurangipenggunaan listrik terutama siang hari
5 Berhati Y hati menggunakan perlatan listrik
6 Merawat peralatan listrik agar tidak cepat rusak
7 Ikut dalam kegiatan menjaga kelestarian sumber listrik contoh air
8 Menanam tanaman di taman untuk kelestarian sumber daya listrik
9 Merawat tanaman sekolah sebagai sumber energy terbarukan untuk
listrik
10 Memanfaatkan barang bekas untuk sumber energy listrik
1. Hasil Angket Penilaian Diri Siswa terhadap Sikap Peduli Lingkungan
28
Rekapitulasi angket pre test – post test penilaian diri siswa terhadap sikap peduli
lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.2
Nama Siswa Nilai Keterangan
Pre Test Post Test
X1 55 65 Meningkat
X2 65 75 Meningkat
X3 47,5 67,5 Meningkat
X4 52,5 67,5 Meningkat
X5 60 67,5 Meningkat
X6 55 70 Meningkat
X7 50 65 Meningkat
X8 57,5 75 Meningkat
X9 45 57,5 Meningkat
X10 52,5 62,5 Meningkat
X11 55 62,5 Meningkat
X12 45 57,5 Meningkat
X13 50 60 Meningkat
X14 52,5 72,5 Meningkat
X15 57,5 75 Meningkat
X16 45 55 Meningkat
X17 52,5 67,5 Meningkat
X18 47,5 60 Meningkat
X19 50 70 Meningkat
X20 45 65 Meningkat
X21 47,5 60 Meningkat
X22 40 52,5 Meningkat
X23 57,5 67,5 Meningkat
X24 52,5 62,5 Meningkat
X25 55 65 Meningkat
X26 65 75 Meningkat
X27 47,5 67,5 Meningkat
X28 52,5 67,5 Meningkat
X29 60 67,5 Meningkat
X30 55 70 Meningkat
Tabel 4.2 Rekapitulasi Sumber: Data Primer
2. Hasil Angket Observasi Guru terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa
Hasil rekapitulasi observasi guru sebelum dan sesudah
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Rekapitulasi Angket Penilaian Guru
29
Nama Siswa Nilai Keterangan
Pre Test Post Test
X1 42,5 65 Meningkat
X2 45 75 Meningkat
X3 47,5 72,5 Meningkat
X4 45 62,5 Meningkat
X5 45 72,5 Meningkat
X6 60 80 Meningkat
X7 50 70 Meningkat
X8 50 77,5 Meningkat
X9 47,5 62,5 Meningkat
X10 55 67,5 Meningkat
X11 37,5 65 Meningkat
X12 42,5 60 Meningkat
X13 52,5 62,5 Meningkat
X14 50 72,5 Meningkat
X15 57,5 80 Meningkat
X16 45 60 Meningkat
X17 50 70 Meningkat
X18 45 62,5 Meningkat
X19 47,5 80 Meningkat
X20 50 67,5 Meningkat
X21 42,5 62,5 Meningkat
X22 40 55 Meningkat
X23 55 65 Meningkat
X24 55 62,5 Meningkat
X25 42,5 65 Meningkat
X26 45 75 Meningkat
X27 47,5 72,5 Meningkat
X28 45 62,5 Meningkat
X29 45 72,5 Meningkat
X30 60 80 Meningkat
Sumber: Data Primer
B. Pembahasan Hasil Penelitian Efektivitas Video Berbasis CTL
Berdasarkan hasil pre test dan post test penilaian diri siswa dan observasi guru
kemudian dilakukan perhitungan paired sample t test menggunakan SPSS 16.0.
Gambar 4.1. Uji Efektivitas Penilaian Diri Siswa Menggunakan SPSS
30
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.2. Uji Efektivitas Observasi Guru Menggunakan SPSS
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.1 yaitu hasil uji efektivitas menggunakan paired samplesstatistics pada
penilaian diri siswa menggunakan angket menghasilkan pre test nilai signifikansi (2 tailed)
0,00, p < 0,05 dan post test nilai signifikansi(2 tailed) 0,00, p < 0,05 (p = 0,00 < 0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa hasil pre test dan post test mengalami perubahan yang signifikan.
Gambar 4.2 yaitu hasil uji efektivitas menggunakan paired samplesstatistics pada
observasi guru menggunakan angket menghasilkan pre test nilai signifikansi (2 tailed) 0,00, p
< 0,05 dan post test nilai signifikansi (2 tailed) 0,00, p < 0,05 (p = 0,00 < 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa hasil pre test dan post test mengalami perubahan yang signifikan.
Berdasarkan statistika deskriptif pre test dan post test penilaian diri dan observasi
guru terbukti bahwa post test lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan pengembangan Video
berbasis CTL Subtema Energi Listrik dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Safina, dkk mengemukakan
bahwa Video CTL yang dikembangkan layak dan efektif untuk meningkatkan wawasan dan
sikap peduli lingkungan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebutuhan pengembangan video sangat dibutuhkan sekali karena hal ini untuk
menguraikan menjelaskan mengenai konsep yang semula abstrak(tegangan,arus dan
31
hambatan listrik) menjadi lebih mudah di gambarkan sehinggan tidak hanya berupa imajinasi
untuk memudahkan pemahaman siswa kelas 6 SD/MI. Selama ini yang terdapat di lapangan
yaitu pembelajaran masih bersifat teacder centered, CTL kurang menarik apabila tidak
didukung media video sehingga sikap peduli lingkungan masih rendah, dan adanya
keterbatasan dalam mengembangkan bahan ajar secara mandiri;
2. Pengembangan Video berbasis CTL subtema energy listrik menggunakan model
pengembangan ADDIE.Produknya berupa video yang menjelaskan beberapa konsep
mengenai kelistrikan dengan cara dikontekstualkan dengan pengalaman sehati Y hari siswa
untuk mempermudah pemahaman mereka tentang suatu konsep yang anbstrak menjadi lebih
mendekati kenyataan/real. Produk ini dibuat dengan beberapa kali tahap dan proses untuk
menghasilkanVideo CTL yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan dunia pendidikan
untuk menjelaskan konsep yang semula hanya imajinatif menjadi lebih konkret. Analysis
dilakukan untuk menganalisis kebutuhan tentang pengembangan Video berbasis CTL;
Design membuat rancangan produk Video; Development mengembangkan Video berbasis
CTL yang kemudian mendapat penilaian dari tim ahli guna perbaikan; Implementation
mengimplementasikan Video berbasis CTL sebagai bahan penunjang pembelajar; dan
Evaluation hasil evaluasi menunjukkan bahwa Video berbasis CTL Subtema Energi Listrik
layak digunakan; dan
3. Efektivitas pengembangan Video berbasis CTL dapat dilihat dari hasil uji efektivitas
menggunakan paired samples statistics pada penilaian diri siswa dan observasi guru
menggunakan angket menghasilkan pre test nilai signifikansi (2 tailed) 0,00, p < 0,05 dan
post test nilai signifikansi (2 tailed) 0,00, p < 0,05 (p = 0,00 < 0,05). Berdasakan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan Video berbasis CTL subtema energy listrik
efektif untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
B. Saran
32
Berdasarkan hasil penelitian diatas ada beberpa hal yang dapat kita tuliskan beberapa saran
untuk kemajuan dalam bidang pendidikan sebagai berikut :
1. Guru dapat mengatasi kebutuhan bahan ajar dengan mengembangkan Video yang
inovatif, salah satu contoh Video berbasis CTL;
2. Guru dapat mengembangkan Video secara mandiri dengan menggunakan model
pengembangan ADDIE; dan
3. Guru dapat menggunakan hasil pengembangan Video berbasis CTL untuk
meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa.
4. Guru mampu membuat media pembelajaran yang bisa menjelaskan materi yang
sifatnya hanya suatu konsep imajinatif (ontoh : tegangan,arus dan tahanan/hambatan)
menjadi suatu konsep konkrit pada kognotif siswa SD/MI sehingga mudah dimengerti.
Daftar Pustaka
Handini, D. Penerapan Model Contextual Teacding and Learning Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Pada Materi Gaya. Jurnal Pena Ilmiad,2016
Dawati,Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Contextual Teacding and Learning di Dalam Mata Pelajaran IPA Gerak Benda Pada
Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 4 Kota Bandung. Repository.Unpas,2016
Greenhow, C. Learning, Teacding, and Scdolarsdip in a Digital Age,2009
33
Panjaitan, R. L. Penerapan Model Contextual Teacding and Learning Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Pada Materi Gaya. Jurnal Pena Ilmiad,2016
Muhammad Iwan Abdi. Contextual Teacding and Learning (CTL) dalam Pembelajaran
PAI,2011
Suryawati, E., Contextual learning: Innovative approach towards the development of
students’ scientific attitude and natural science performance. Eurasia Journal of
Matdematics, Science and Tecdnology,2018
Graves, Kathleen. “The Language Curriculum: A Social Contextual Perspective.” Language
Teacding, 2008. https://doi.org/10.1017/S0261444807004867.
Gusmania, Yesi dan Tubagus Pamungkas. “Pengembangan Modul Geometri Analitik Bidang
Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Kompetensi
Mahasiswa Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA).” Dimensi, 2010.
Handini, Dea, Diah Gusrayani, and Regina Lichteria Panjaitan. “Penerapan Model Contextual
Teaching and Learning Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Pada Materi Gaya.”
Jurnal Pena Ilmiad, 2016.
Johnson, Elaine. “Contextual Teaching and Learning.” Systemics, Cybernetics and
Informatics, 2001.
Kurniati, Kurniati, Yaya S Kusumah, Jozua Sabandar, and Tatang Herman. “Mathematical
Critical Thinking Ability through Contextual Teaching and Learning Approach.”
Indonesian Matdematical Society Journal on Matdematics Education, 2015.
Muhammad Iwan Abdi. “Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Pembelajaran
PAI.” Dinamika Ilmu, 2011.
34
Noor, Faiq Makhdum, and Insih Wilujeng. “Pengembangan Ssp Fisika Berbasis Pendekatan
Ctl Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Motivasi Belajar.” Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA 1, no. 1 (April 1, 2015):
Nurcahyanto, Guntur. “Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Ctl (Contextual Teaching
and Learning ) Melalui Metode Proyek Dan Metode Inquiry Terbimbing Ditinjau Dari
Kreativitas Siswa.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 2015.
Handi Gunawan. “Contextual Teaching And Learning Approach To Teaching Writing.”
Indonesian Journal of Applied Linguistics, 2012.
Septiani Kulsum, Vivi, and Herman Subarjah. “Pendekatan Contextual Teaching And
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan
Motivasi Belajar Siswa.” Jurnal Pena Ilmiad, 2016.
Swari, Wahyu Dani. “Pengembangan Handout Interaktif Berbasis Contextual Teaching And
Learning (Ctl) Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis.” Jurnal Pendidikan Fisika, 2018.
Anwar Efendi, Sri Sumarni, Agus Efendi. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Video Tutorial Pada Mata Kuliah Mekanika Tanah.” Jurnal Pendidikan Teknik
Bangunan, 2015.
Harjanti, Khoiru. “Pengembangan Media Pembelajaran Video.” Jurnal Pendidikan Teknik
Sipil Dan Perencanaan UNY, 2017.
Mummaneni, Praveen V., Yongjung J. Kim, Jean A. Ouellet, and James W. Ogilvie. “2007
Scoliosis Researcd Society European Traveling Fellowsdip: Report to tde Education
Committee.” Spine, 2007.
Rante, P., Sudarto, and N. Ihsan. “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Fisika Berbasis
35
Audio-Video Eksperimen Listrik Dinamis Di Smp.” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
2013.
Zakirman, Zakirman, and Hidayati Hidayati. “Praktikalitas Media Video Dan Animasi
Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP.” Jurnal Ilmiad Pendidikan Fisika Al-Biruni, 2017.
Dilihatya.com. “Pengertian Animasi Menurut Para Ahli.” Dilihatya.com, 2014.
Irfan, Muh. “Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Mata Kuliah Konsep
Dasar Ipa I.” Jurnal Publikasi Pendidikan, 2012.
Mudiyanto Setiawan, Arie S.M Lumenta, Virginia Tulenan. “Aplikasi Pembelajaran
Interaktif Berbasis Multimedia Untuk Sekolah Dasar.” E-Journal Teknik Elektro Dan
Komputer, 2016.
Nurhayati, Syarifah Fadilah, and Mutmainnah. “Penerapan Metode Demonstrasi Berbantu
Media Animasi Software PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Listrik
Dinamis Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak.” Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Aplikasinya (JPFA), 2014.
Sastrawan, Putu Virgo, I Ketut Resika Arthana, and I Gede Partha Sindu. “Pengembangan
SOP Fakultas Teknik Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha Berbasis Animasi.”
Animasi, 2017.
Wirasasmita, Rasyid Hardi, Yupi Kuspandi Putra. “Pengembangan Media Pembelajaran
Video Tutorial Interaktif Menggunakan Aplikasi Camtasia Studio Dan Macromedia
Flash.” Jurnal Education, 2015.
Zainiah, Rifatuz, and Tri Rijanto. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi
Dan Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mapel Instalasi Penerangan
36
Listrik Di Smkn 1 Sidoarjo Tri Rijanto Abstrak.” Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Animasi Dan Simulasi, 2016.
Zakirman, Zakirman, and Hidayati Hidayati. “Praktikalitas Media Video Dan Animasi Dalam
Pembelajaran Fisika Di SMP.” Jurnal Ilmiad Pendidikan Fisika Al-Biruni, 2017.
Astra, I Made. “Energi Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.” JURNAL MKG, 2010.
Djoko Adi Widodo , Suryono, Tatyantoro A. “Pemberdayaan Energi Matahari Sebagai
Energi Listrik Lampu Pengatur Lalu Lintas.” Telementri, 2010.
Sukamta, Sri, and Adhi Kusmantoro. “Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur.” Jurnal Teknik Elektro, 2015.
Astra, I Made. “Energi Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan.” JURNAL MKG, 2010.
Djoko Adi Widodo , Suryono, Tatyantoro A. “Pemberdayaan Energi Matahari Sebagai
Energi Listrik Lampu Pengatur Lalu Lintas.” Telementri, 2010.
Sukamta, Sri, and Adhi Kusmantoro. “Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur.” Jurnal Teknik Elektro, 2015.