Upload
dodieu
View
264
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohana Kurniawati
NIM: 121134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohana Kurniawati
NIM: 121134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Terselesaikannya skripsi ini bukan karna kerja keras diri sendiri semata,
namun juga karena bantuan dan dukungan berbagai pihak dan juga karna
pertolonganNYA. Maka dengan bangga saya mempersembahkan skripsi ini
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendengar keluhanku dan selalu menyertai
setiap langkahku.
2. Yohanes Purwanto dan Dwi Martanti, kedua orangtuaku yang selalu bekerja
keras untuk membesarkanku dan kedua saudaraku, memberi kasih dan
menceritakan pengalaman mereka serta selalu memberi nasihat yang baik
untukku.
3. Adik saya, Abertus Ivan Setiyawan dan Elisabeth Puspita Sari yang selalu
memberi saya semangat dengan senyum, canda, tawa, dan ajakan bermain
mereka.
4. Teman-teman sepayung saya, khususnya I Gusti Ayu Mas Indah Prabawati
Kepakisan dan Vita Kurniawati yang selalu mendukung saya dan menekan
saya agar cepat menyelesaikan skripsi dengan mengajak saya mengerjakan
bersama.
5. Sahabat-sahabat saya yang berjumlah 7 orang (Dewi, Dias, Septy, Siska, Sita,
Titin, dan Vita) yang selalu menyemangati saya.
6. Sahabat SMA saya (Shella, Sisca, dan Rosa) yang selalu mengajak saya
refreshing ketika proses mengerjakan skripsi yang panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
7. Dosen pembimbing, Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia,
S.Si., M.Pd yang selalu membimbing dan memberi masukan dalam proses
penyusunan skripsi.
8. Keluarga besar SD Negeri Adisucipto I yang telah bersedia untuk bekerjasama
dalam proses penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTO
Selalu ada esok yang lebih indah, namun tetaplah lakukan apa yang
harus dilakukan sekarang karena waktu tetap akan berjalan.
~NN~
Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.
(Filipi, 2:12-16)
Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya.
(Yesaya, 40:29)
Hidup adalah perjuangan dan kebebasan dalam suatu aturan bahwa
roda akan terus berputar.
~NN~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Februari 2016
Peneliti,
Yohana Kurniawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohana Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 121134097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PENGUKURAN SUDUT UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya mapun memberikan
royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 15 Februari 2016
Yang menyatakan,
Yohana Kurniawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Kurniawati, Yohana. (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika
Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi.
Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan
pengembangan tes hasil belajar. Analisis kebutuhan penelitian ini berupa guru
membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar
yang baik. Analisis data hasil uji coba produk diproses melalui software TAP
(Test Analysis Program).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan Borg dan Gall,
namun penelitan ini hanya memakai tujuh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah,
(2) pengumpulan data, (3) desain prototipe produk, (4) validasi desain, (5) revisi
desain, (6) uji coba desain, dan (7) revisi desain. Prototipe produk divalidasi oleh
empat validator dan diujicobakan di SD Negeri Adisucipto I yang memiliki kelas
pararel. Produk dari penelitian ini adalah tes hasil belajar yang baik.
Hasil penelitian berupa tujuh langkah pengembangan dan kualitas produk tes.
Terdapat 27 soal yang valid dan reliabel dari 40 soal yang dibuat. Sebanyak 7 soal
memiliki tingkat kesukaran mudah, 18 soal sedang, dan 2 soal sukar. Hasil
analisis daya pembeda dan analisis pengecoh menunjukkan terdapat 2 soal yang
kurang membedakan dan 14 soal memiliki pengecoh yang kurang berfungsi. Soal
yang kurang membedakan dan pengecoh yang kurang berfungsi direvisi supaya
dapat digunakan.
Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, pengecoh,
dan kualitas tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Kurniawati, Yohana. (2016). Development of Mathematics Achievement Test in
Materials of Angle Measurement for Fith Grade Students of
Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School
Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
This research is based on the fact that there are a potential and problems
related to the test development of learning result. The necessary analysis is
teacher need a good learning result test. The purpose of this research is to
developing good learning result tests and to description the product quality of
developing achievement test. The result of the data analysis is processed through
the TAP (Test Analysis Program) software.
This research used was Research and Development with developing model by
Borg and Gall, but this research just uses seven steps: (1) the potency and the
problem, (2) data collection, (3) product prototype design, (4) the design of
validation, (5) the revision of design, (6) the trial of design, (7) the revision of
design. Product prototype is validated by four developers and the trial done at
Adisucipto I Elementary School which owns parallel classes. The product of the
investigation is a good learning result test.
The results of the the reseacrh is seven steps of development and the product
quality. There are 27 valid and reliable item sout of 40 items made. Among these
27 items, there are 7 items which are of easy-level, 18 items of medium-level, and
2 items of difficult-level. The analysis result of different potentials and deceiver
analysis show that there are two items which are less distinguishable, and the 14
items that have the deceivers which do not work properly. The items which are
less distinguishable and the dysfunctional deceivers are revised so that they can
be used.
Keywords: validity, reliability, the difference potency, level of difficulty, deceiver,
the test quality.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakasih karena
berkat penyertaan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat
waktu. Pembuatan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil
Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan kelancaran
selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Kaprodi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd yang telah
mendampingi peneliti selama skripsi..
5. C.A selaku dosen Matematika di PGSD Universitas Sanata Dharma yang
bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
6. L.A.E selaku dosen Evaluasi Pembelajaran di PGSD Universitas Sanaa
Dharma yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
7. Guru kelas V SD Karitas Nandan dan guru kelas V SD Kanisius Kintelan I
yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan, baik berupa materi
maupun moril.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.
Meskipun demikian peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna untuk
orang lain. Oleh karena itu peneliti meminta kritik dan saran yang membangun
sehingga peneliti dapat memperbaikai skripsi yang telah dibuat ini.
Peneliti,
Yohana Kurniawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. viii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
F. Batasan Istilah ................................................................................................ 8
G. Spesifikasi Produk .......................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10
A. Kajian Teori ................................................................................................. 10
1. Teori-teori yang Mendukung ................................................................. 10
a. Tes Hasil Belajar .............................................................................. 10
b. Konstruksi Tes Hasil Belajar ........................................................... 16
c. Pengembangan Tes Hasil Belajar..................................................... 24
d. Taksonomi Bloom yang Direvisi ..................................................... 29
2. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 35
C. Pertanyaan penelitian ................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 38
B. Setting Penelitian .......................................................................................... 45
1. Tempat Penelitian................................................................................... 45
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 45
3. Subyek Penelitian ................................................................................... 45
4. Obyek Penelitian .................................................................................... 45
C. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 45
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 49
1. Wawancara ............................................................................................. 49
2. Kuesioner ............................................................................................... 51
3. Tes .......................................................................................................... 51
E. Instrumen Penelitian..................................................................................... 53
1. Wawancara ............................................................................................. 53
2. Kuesioner ............................................................................................... 53
3. Tes .......................................................................................................... 54
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55
1. Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 55
2. Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 62
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 62
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ........................................... 62
2. Kualitas Tes Hasil Belajar ...................................................................... 66
B. Pembahasan .................................................................................................. 71
1. Prosedur Penembangan Tes Hasil Belajar ............................................. 71
2. Kualitas Tes Hasil Belajar ...................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN,
DAN SARAN .................................................................................................... 81
A. Kesimpulan .................................................................................................. 81
B. Keterbatasan Pengembangan ....................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Saran ............................................................................................................. 82
DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 83
LAMPIRAN ....................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara ......................................................................... 53
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes ...................................................................................... 54
Tabel 3.3 Kriteria Skor Klala Empat ................................................................. 56
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas .......................................................................... 59
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran .............................................................. 59
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda .................................................................... 60
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli ............................................................................. 64
Tabel 4.2 Validitas Soal Tipe A ......................................................................... 66
Tabel 4.3 Validitas Soal Tipe B ......................................................................... 67
Tabel 4.4 Tingkat Kesulitan Soal Tipe A........................................................... 68
Tabel 4.5 Tingkat Kesulitan Soal Tipe B ........................................................... 68
Tabel 4.6 Daya Pembeda Soal Tipe A ............................................................... 69
Tabel 4.7 Daya Pembeda Soal Tipe B ............................................................... 70
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe A ...................................... 70
Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe B ...................................... 71
Tabel 4.10 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe A .................. 75
Tabel 4.11 Pengelompokkkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe A.................... 76
Tabel 4.12 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe A .................................... 77
Tabel 4.13 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe B .................. 78
Tabel 4.14 Pengelompokkkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe B .................... 79
Tabel 4.15 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe B .................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mengumpulkan Data dengan Uji Kualitas ..................................... 28
Gambar 2.2 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan .............................. 35
Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan ................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara ..................................................................................... 86
Lampiran 2 Format Validasi .............................................................................. 89
Lampiran 3 Rekapitulasi Hasil Validasi .......................................................... 114
Lampiran 4 Tipe Soal A ................................................................................... 116
Lampiran 5 Tipe Soal B ................................................................................... 121
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................. 126
Lampiran 7 Hasil Analisis Tipe A ................................................................... 130
Lampiran 8 Hasil Analisis Pengecoh Tipe A ................................................... 131
Lampiran 9 Hasil Analisis Tipe B .................................................................... 134
Lampiran 10 Hasil Analisis Pengecoh Tipe B ................................................. 135
Lampiran 11 Biodata Peneliti .......................................................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tujuh bagian pendahuluan. Ketujuh bagian
pendahuluan tersebut yaitu latar belakang, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi
produk.
A. Latar Belakang
Negara maju adalah negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas (Dally, 2010: 1). SDM yang memiliki kualitas yang baik dapat
mengolah sumber daya alam yang ada di negaranya. Selain itu SDM yang
berkualitas juga dapat menunjang kemajuan sebuah negara di dalam bidang
elektronik, otomotif, komunikasi, dan lain sebagainya. Tanpa adanya sumber daya
manusia yang berkualitas maka negara tersebut tidak dapat bersaing dengan
negara lain.
Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hasil yang
diperoleh dari suatu perjuangan yang panjang. Perjuangan yang dimaksud adalah
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Proses
peningkatan kualitas SDM sendiri tidak lepas dari campur tangan lembaga
pendidikan yang turut andil dalam mencerdaskan tunas bangsa sehingga menjadi
bibit-bibit unggul yang akan memajukan negara. Kemajuan negara dapat terjadi
dengan adanya lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan formal
atau yang disebut sekolah dapat dikatakan berkualitas apabila tujuan sekolah
tersebut dapat tercapai (Dally, 2010: 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Tujuan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal negara adalah untuk
mengembangkan potensi siswa (Muslich, 2007: 2). Pengembangan potensi siswa
tidak serta merta di dalam bidang akademik saja. Selain untuk pengembangan
potensi siswa, sekolah juga bertujuan menggali potensi siswa secara lebih optimal.
Penggalian dan pengembangan potensi siswa secara optimal dilakukan dengan
harapan agar siswa mampu bertahan hidup di dalam masyarakat. Tujuan sekolah
berdasarkan pengertian-pengertian di atas adalah untuk menggali dan
mengembangkan potensi siswa agar mampu menghadapi dunia luas dengan
kemampuan untuk bermasyarakat.
Perkembangan potensi siswa dapat dilihat dari kemampuan lulusan pada
jenjang pendidikan tertentu. Kemampuan lulusan setiap siswa sendiri merupakan
tolak ukur kualitas pendidikan suatu negara. Kualitas pendidikan dapat dikatakan
baik apabila kemampuan lulusan siswa juga baik, namun apabila kemampuan
lulusan siswa buruk maka kualitas pendidikan negara tersebut juga akan buruk.
Hal tersebut yang menunjukkan kemampuan lulusan tiap negara sebagai sebuah
acuan dari baik buruknya kualitas pendidikan suatu negara.
Kemampuan lulusan atau sering disebut sebagai kompetensi lulusan itu sendiri
merupakan kemampuan untuk melakukan tugas atau pekerjaan tertentu (Muslich,
2007: 22). Kompetensi lulusan dapat terpenuhi apabila siswa dapat melakukan
tugas yang diberikan. Siswa dapat melanjukan ke jenjang pendidikan berikutnya
apabila siswa sudah memenuhi semua kompetensi lulusan yang harus dilalui di
jenjang tersebut. Siswa yang mampu naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
berarti memiliki kemampuan lulusan yang harus dimiliki ketika siswa berada di
jenjang yang sudah mereka tempuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kualitas pendidikan dapat meningkat dengan dilakukannya peningkatan
kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Peningkatan kualitas
pembelajaran sendiri memerlukan waktu yang tidak sebentar karena diperlukan uji
coba untuk mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk digunakan para
pendidik dalam mengajar. Meningkatnya kualitas pembelajaran akan terlihat dari
hasil asesmen siswa. Asesmen atau penilaian digunakan sebagai alat untuk
mendapatkan data taraf pengetahuan dan keterampilan siswa (Subali, 2012: 1).
Siswa dengan hasil asesmen atau nilai yang baik akan memotivasi siswa untuk
semakin giat belajar serta memotivasi seorang pendidik untuk semakin semangat
mengajar para siswa. Adanya sistem pembelajaran yang berkualitas akan
meningkatkan kualitas pembelajaran serta peningkaan kualitas penilaian untuk
memperoleh kualias pendidikan yang tinggi.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat setelah diadakan pengujian
atau evaluasi. Evaluasi menurut Subali (2012: 1) adalah serangkaian kegiatan
yang sistematis dan dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan serta
efisiensi dari sebuah program atau pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan instrumen atau alat ukur berupa tes maupun non-tes (Jihad dan
Abdul, 2012: 67). Penyusunan instrumen perlu dilakukan dengan hati-hati karena
bersangkutan dengan data yang akan diperoleh dari siswa. Instrumen yang baik
akan menghasilkan data yang baik pula karena disusun dengan pertimbangan yang
matang. Data yang didapat melalui instrumen yang baik merupakan tolak ukur
kemampuan siswa yang tepat. Tolak ukur yang dimaksud adalah sejauh mana
kemampuan siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Instrumen atau alat ukur yang baik harus memenuhi standar tertentu. Standar
tersebut yaitu harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut sudah teruji secara pasti dapat memberikan informasi empirik sesuai
dengan apa yang diukur (Subali, 2012: 107). Kevalidan sebuah instrumen ada
kaitannya dengan tujuan serta interprestasi yang bersifat spesifik. Subali (2012:
107) memaparkan pula bahwa instrumen harus reliabel yang berarti suatu
instrumen atau alat ukur jika dipakai secara berulang-ulang akan selalu tetap atau
konsisten hasilnya. Instrumen atau alat ukur yang sudah valid dan reliabel dapat
digunakan untuk memperoleh data sampai mana kemampuan siswa.
Kualitas tes hasil belajar juga ditentukan oleh tiga faktor yaitu daya pembeda,
tingkat kesulitan, dan analisis pengecoh. Ketiga faktor tersebut sangat
diperhatikan dalam pembuatan tes apalagi tes dalam bentuk pilihan ganda. Soal
yang ketiga faktornya baik akan dianggap tepat atau valid untuk diujikan kepada
siswa. Setiap faktor memiliki suatu kriteria yang menjadi pedoman untuk melihat
sebaik mana tes tersebut apabila dilihat dari faktor daya pembedanya, tingkat
kesulitannya, maupun analisis pengecohnya. Faktor-faktor dalam butir soal inilah
yang menjadi syarat mutlak sebagai acuan kualitas suatu instrumen atau soal
(Purwanto, 2009: 99).
Semua syarat atau ketentuan yang harusnya dimiliki sebuah instrumen atau
alat ukur pada kenyataannya tidak benar-benar diperhatikan oleh pendidik. Para
guru cenderung hanya memakai soal-soal dari buku atau membuat soal sendiri,
tapi soal tersebut tidak diujikan terlebih dahulu untuk melihat kualitas soalnya.
Hal ini ditunjukkan dari hasil wawancara kepada guru kelas V di SD Kanisius
Kintelan dan SD Karitas Nandan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
terdapat beberapa data mengenai masalah pengembangan tes hasil belajar yang
baik oleh guru.
Pertama, mengenai pengetahuan guru tentang prosedur pengembangan tes
hasil belajar yang baik. Satu dari dua guru ternyata tidak terlalu tahu tentang
prosedur pengembangan tes yang baik karena hanya tahu secara sepintas melalui
sosialisasi yang ada di SD tempatnya bekerja. Kedua, mengenai pembuatan tes
hasil belajar yang baik. Terdapat satu guru yang belum pernah membuat tes hasil
belajar yang baik sesuai prosedur pengembangan tes, sedangkan guru yang satu
pernah membuat tes hasil belajar yang baik namun hanya sekali saat beliau baru
menjadi seorang guru. Ketiga, waktu untuk membuat tes hasil belajar yang baik
dan perlunya contoh tes hasil belajar yang sudah teruji kualitasnya. Kedua guru
yang diwawancara mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk membuat tes hasil
belajar yang baik sesuai prosedur pengembangan, namun mereka juga
menyatakan bahwa mereka membutuhkan contoh tes hasil belajar yang sudah
teruji kualitasnya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru
masih memiliki masalah dalam membuat tes hasil belajar yang baik. Kedua guru
tersebut hanya memakai soal dari buku atau membuat soal yang belum teruji
untuk sebagai pengukur kemampuan siswanya. Selain itu para guru membutuhkan
contoh tes hasil belajar yang baik sebagai pedoman membuat tes hasil belajar
sendiri. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
pengembangan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi
Pengukuran Sudut untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil
belajar. Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk
mata pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tes yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan
jawaban.
2. Materi yang dijadikan alat ukur mengacu pada standar kompetensi 2 yaitu
menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah. Kompetensi dasar 2.3 melakukan pengukuran sudut.
3. Tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut diperuntukkan untuk
kelas V semester I.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua yaitu :
1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran
matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD?
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran
matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika
materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata
pelajaran matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
E. Manfaat Peneltian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teroritis
Adanya teori dalam penelitian ini memberi manfaat sebagai bahan
referensi dan pengetahuan mengenai pembuatan tes hasil belajar yang baik
tentang materi pengukuran sudut untuk kelas V.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis adanya penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan
siswa sebagai berikut:
a. Bagi guru
Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru kelas V dapat membuat tes
hasil belajarnya sendiri seperti contoh tes hasil belajar yang baik yang
dibuat peneliti khususnya dalam mata pelajaran matematika.
b. Bagi siswa
Manfaat yang diperoleh siswa dengan adanya penelitian ini adalah siswa
dapat mengukur kemampuan mereka khususnya dalam mata pelajaran
matematika kelas V tentang pengukuran sudut. Bagi peneliti
c. Bagi peneliti
Manfaat yang diperoleh peneliti dengan adanya penelitian ini adalah
peneliti mendapatkan pengalaman secara langsung dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pembuatan tes hasil belajar khususnya mata pelajaran matematika kelas V
tentang pengukuran sudut. Peneliti juga dapat menambah wawasan
tentang cara membuat tes hasil belajar yang berkualitas sesuai kaidah
pembuatan tes yang benar. Selain itu peneliti juga dapat menganalisis soal
baik validitas, reliabilitas, dan butir soalnya.
d. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam hal
pengembangan tes hasil belajar yang baik.
F. Batasan Istilah
1. Pengembangan adalah langkah untuk menciptakan suatu produk.
2. Tes hasil belajar adalah instrumen yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan siswa.
3. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang selalu berkembang yang mampu
meningkatkan daya pikir seseorang dalam pemecahan masalah
4. Materi adalah suatu pokok bahasan yang dijadikan pedoman pembuatan soal.
5. Siswa adalah anak yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah
6. Validitas adalah pengujian untuk menentukan sesuai tidaknya soal dengan
materi ajar serta tujuan dibuatnya soal.
7. Reliabilitas adalah ukuran tingkat konsistensi suatu tes.
8. Karakteristik butir soal adalah ciri khas setiap item instrumen yang sesuai
dengan kaidah pembuatannya.
9. Instrumen adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
10. Data adalah angka yang menunjukkan sampai di mana kemajuan siswa jika
diukur menggunakan sebuah skala.
G. Spesifikasi Produk
Produk tes hasil belajar disusun secara lengkap yang terdiri dari:
1. Instrumen tes hasil belajar kognitif matematika materi pengukuran sudut
berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, dilengkapi dengan kunci
jawaban, ranah kognitif soal, dan tingkat kesukaran soal.
2. Instrumen pilihan ganda sudah divalidasi oleh 4 ahli dan dinyatakan baik
dengan rata-rata skor 3,21.
3. Instrumen pilihan ganda sudah valid dengan validitas soal melebihi rtabel yaitu
0,35 untuk responden 32 siswa dan 0,36 untuk responden 30 siswa.
4. Instrumen pilihan ganda sudah reliabel dengan masuk pada kategori cukup
yaitu pada rentan 0,41 – 0,60.
5. Instrumen pilihan ganda sudah mememiliki tingkat kesulitan mudah, sedang,
dan sukar. Soal pada kriteria mudah pada rentan 0,71 ke atas, kriteria sedang
pada rentan 0,30 – 0,71, dan kriteria sukar pada rentan kurang dari 0,30.
6. Instrumen pilihan ganda sudah memenuhi kriteria daya pembeda minimal
cukup membedakan yaitu pada rentan 0,40 – 0,59.
7. Instrumen pilihan ganda sudah memiliki pengecoh yang berfungsi, yang
sekurang-kurangnya 5% peserta tes atau setara 0,05 memilih pengecoh setiap
soal.
8. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dalam arti penggunaan huruf besar dan tanda baca yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II dalam penelitian ini membahas empat pokok bahasan yaitu kajian teori,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Teori
Kajian teori akan membahas empat pokok bahasan. Keempat pokok bahasan
yang dibahas yaitu tes hasil belajar, kontruksi tes hasil belajar, pengembangan tes
hasil belajar, dan taksonomi Bloom yang direvisi.
1. Tes Hasil belajar
a) Definisi tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan penggabungan dari kata tes dan hasil belajar. Tes
menurut Sulistyorini (2009: 86) merupakan istilah dari bahasa Prancis kuno yaitu
kata testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Bukhori
(dalam Sulistyorini, 2009: 86) menjelaskan bahwa tes merupakan suatu percobaan
yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil pelajaran tertentu pada
seorang murid atau kelompok murid. Pengertian tes lainnya adalah suatu cara
unutk melakukan penilaian yang bentuknya seperti tugas yang wajib dikerjakan
siswa dengan tujuan mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa yang
bersangkutan (Suwandi, 2010: 39). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli
diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat pengumpul informasi
hasil belajar siswa dengan cara memberikan tugas yang wajib dikerjakan siswa
yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Purwanto (2009: 44-45) memaparkan bahwa hasil belajar berasal dari dua kata
yang berbeda yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil berarti suatu perolehan yang
merupakan akibat dari dilakukannya suatu aktivitas tertentu atau proses yang
mengakibatkan perubahan input secara fungsional. Kata “belajar” sendiri
merupakan usaha yang dilakukan seseorang agar terjadi perubahan perilaku pada
orang yang bersangkutan. Hasil belajar menurut arti setiap katanya berarti sebuah
perubahan yang terjadi pada seseorang dalam segi sikap dan tingkah laku sebagai
dampak dari suatu aktivitas yang dilakukan orang yang bersangkutan tersebut.
Hasil belajar sendiri dapat berbentuk nilai atau pun sebuah karya. Purwanto
(2009: 56) menambahkan bahwa tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur
yang mengukur penampilan maksimal seseorang (dalam hal ini seorang siswa).
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
adalah sebuah alat ukur yang menguji kemampuan siswa setelah melakukan usaha
untuk merubah perilaku siswa tersebut.
b) Jenis tes
Suwandi (2010: 40) memaparkan bahwa tes dibagi menjadi beberapa jenis
tergantung pada dasar yang digunakan. Dasar yang digunakan dalam menentukan
jenis tes antara lain berdasarkan individu yang dites, jawaban yang dikehendaki,
penyusunnya, pengukur keberhasilan, dan bentuk tes. Berikut penjabaran jenis-
jenis tes menurut Suwandi:
1. Jenis tes menurut individu yang dites
Tes semacam ini merupakan tes yang berdasar pada jumlah individu yang
akan dites. Tes jenis ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes individual
dan tes kelompok. Tes individual berarti kegiatan tes yang hanya akan dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
oleh seorang siswa, sedangkan tes kelompok berarti tes yang harus dihadapi
sejumlah kelompok misalnya satu kelas (Suwandi, 2010: 40).
2. Jenis tes menurut jawaban
Tes menurut jawaban berarti tes ini berdasarkan pada jawaban yang
dikehendaki yang diberikan siswa. Tes semacam ini dapat dibedakan ke dalam tes
perbuatan dan tes verbal. Tes perbuatan merupakan tes yang menuntut respon dari
siswa berupa tingkah laku yang melibatkan gerakan otot dengan kata lain tes ini
berkaikan dengan aspek psikomotor. Berbeda dengan tes perbuatan, tes verbal
merupakan tes yang menghendaki jawaban siswa berupa tingkah laku verbal yaitu
jawaban berupa bahasa yang berisi kata-kata dan kalimat. Tes verbal sendiri
dibagi lagi menjadi tes tertulis dan tes lisan (Suwandi, 2010: 40-41).
3. Jenis tes menurut penyusunannya
Tes menurut penyusunnya merupakan tes yang melihat susunan suatu tes. Tes
jenis ini dibedakan ke dalam tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru
berarti tes yang dibuat oleh guru kelas itu sendiri. Tes seperti ini bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan setelah proses pengajaran
selesai. Keunggulan tes semacam ini adalah guru dapat mengukur keberhasilan
siswa dalam memahami materi, sedangkan kekurangnya adalah kurangnya
pengujian terhadap soal yang diteskan, sehingga taraf ketepercayaan tes yang
dibuat guru sering dianggap rendah.
Kebalikan dengan tes buatan guru, tes standar adalah tes yang telah
distandarkan. Tes standar sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes
bakat (aptitude test) dan tes prestasi (achievement test). Tes bakat dan tes prestasi
sendiri sebenarnya saling tumpang tindih, namun tes yang biasanya lebih sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dipakai adalah tes prestasi. Tes standar memilki kelebihan yaitu dapat
dipergunakan di semua sekolah dan kelayakan, kesahihan, serta kepercayaan tes
ini sudah terbukti (Suwandi, 2010: 41-44).
4. Jenis tes pengukur keberhasilan
Tes semacam ini umumnya digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar (Suwandi, 2010:
44). Ada empat tes yang terdapat dalam jenis tes ini yaitu (a) tes kemampuan
awal; (b) tes diagnostik; (c) tes formatif; dan (d) tes sumatif. Penjabaran keempat
tes ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Tes kemampuan awal merupakan tes yang dilakukan sebelum siswa
mengalam proses belajar. Tes ini dibagi menjadi tiga macam yaitu pretes yang
merupakan tes kemampuan awal bagi siswa dengan maksud untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum memulai proses belajar, lalu tes prasyarat yang
merupakan tes yang dilakukan sebelum seseorang melakukan pendidikan tertentu
dengan maksud untuk mengetahui kemampuan atau keterampilan tertentu yang
dimiliki orang tersebut, dan yang terakhir adalah tes penempatan yang bertujuan
mengetahui tingkat kemampuan siswa untuk kemudian menempatkannya pada
tingkat kemampuan yang sesuai (Suwandi, 2010: 44-45).
(b) Tes diagnostik yang mana dilakukan sebelum atau selama berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk menemukan bahan-bahan
pelajaran yang dirasa masih sulit untuk dipahami siswa. Informasi yang didapat
dari tes tentang kelemahan siswa akan menjadi pedoman dasar untuk menyusun
program remedial (Suwandi, 2010: 45-46).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(c) Tes formatif merupakan tes yang dilakukan selama kegiatan belajar
mengajar masih berlangsung, lebih tepatnya dilakukan pada setiap akhir satuan
bahasan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat kemampuan dari
siswa dalam mencapai tujuan yang berkaitan dengan pokok bahasan yang baru
diselesaikan. Informasi yang didapat dari tes ini berguna untuk menilai efektivitas
kegiatan pengajaran yang dilakukan (Suwandi, 2010: 46).
(d) Tes sumatif yang merupakan tes yang dilakukan setelah semua kegiatan
belajar mengajar selesai. Tes semacam ini pada umumnya dilkaukan pada ujian
akhir semester. Tes ini mencakup seluruh bahan pelajaran diajarkan pada satu
semester. Tes sumatif sendiri dilakukan pada setiap akhir semester sebagai ujian
akhir semester (Suwandi, 2010: 46-47).
5. Jenis tes berdasarkan bentuknya
Tes berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua yaitu tes esai dan tes obyektif
(Suwandi, 2010: 47). Berikut penjabaran dari kedua tes tersebut:
(a) Tes Esai
Tes esai sendiri merupakan suatu bentuk pertanyaan yang jawabannya dituntut
dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Tes ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes esai adalah tes ini memungkinan
siswa menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, lalu
menganalisis, menghubungkan, dan bahkan mengevaluasi sebuah informasi baru.
Tes ini juga memungkinan siswa unutk menghubungkan fakta-fakta dan konsep
yang mereka punya atau pelajari lalu mengkoherensikannya dengan pemikiran
yang logis. Kelemahan dari tes esai ini yaitu cakupan materi yang ditanyakan
terbilang terbatas (Suwandi, 2010: 47-48).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(b) Tes Obyektif
Bentuk tes lainnya adalah tes obyektif yang juga sering disebut sebagai tes
jawab singkat. Tes ini memungkinan siswa hanya menjawab pertanyaan dengan
jawaban singkat bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu sebagai
perwakilan alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban pada tes
obyektif bersifat pasti dengan kata lain hanya ada satu kemungkinan jawaban
benar. Siswa yang tidak menjawab jawaban yang sudah seharusnya dengan kata
lain jawaban yang benar, maka akan dinyatakan salah. Jenis tes obyektif yang
banyak dipergunakan adalah tes jawaban benar-salah (true-false) pilihan ganda
(multiple choice), isian (completion), serta menjodohkan (matching). Tes jawaban
benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan instrumen yang menilai
kemampuan berpikir rendah yaitu kemampuan mengingat, sedangkan tes pilihan
ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami
(Suwandi, 2010: 48-49).
Materi yang dicakup pada pilihan ganda cenderung luas, namun pilihan ganda
memiliki kelemahan yaitu siswa tidak dapat mengembangkan sendiri jawaban
mereka namun cenderung hanya memilih jawaban yang benar. Siswa yang tidak
tahu jawaban mana yang benar, maka siswa tersebut hanya akan menerka jawaban
mana yang benar dan memilihnya. Kelemahan pilihan ganda yang lain adalah
kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik
bagi guru, sehingga pilihan ganda kurang dianjurkan untuk dipakai dalam
penilaian kelas. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tes obyektif cukup efisien sebagai alat ukur kemampuan siswa, namun perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
adanya modifikasi agar siswa mampu berpikir tingkat tinggi sampai ke tahap
create (Suwandi, 2010: 49-50).
2. Konstruksi Tes hasil Belajar
Kontruksi tes hasil belajar meliputi tiga pokok bahasan. Ketiga pokok bahasan
yang dimaksud adalah validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal.
Ketiganya memiliki peran penting dalam pembuatan tes hasil belajar. Tes hasil
belajar akan baik tergantung ketiga pokok bahasan konstruksi tes tesebut,
penjabaran dari ketiga pokok bahasan dalam konstruksi tes hasil belajar tersebut
yaitu:
a) Validitas
Validitas menurut Mardapi (2008: 16) adalah suatu penafsiran skor sebuah tes
seperti yang tercantum dalam tujuan penggunaan tes. Berbeda dengan Mardapi,
Suwarto (2013: 94) memaparkan bahwa validitas adalah pertimbangan yang
paling pokok di dalam pengembangan dan pengevaluasian tes, sedangkan
Grondund (dalam Sukardi, 2008: 30) mengatakan bahwa validitas sendiri
merupakan ketepatan interprestasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen
evaluasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
validitas merupakan suatu pertimbangan pokok dalam mengembangkan tes yang
terfokus pada ketepatan interprestasi yang dihasilkan dari skor tes tersebut.
Proses validitas sendiri melibatkan pengumpulan bukti untuk menyediakan
penjelasan yang ilmiah. Validitas sendiri prosesnya dimulai dari pengajuan sebuah
pernyataan yang eksplisit mengenai interprestasi-interprestasi dari suatu skor atau
nilai tes. Pernyataan dalam validitas diajukan bersamaan dengan arti relevansi dari
interprestasi tersebut. Interprestasi yang diajukan merujuk pada gagasan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
konsep yang akan diukur melalui sebuah tes. Saat proses validitas berlangsung,
serta semua bukti baru mengenai arti dari suatu nilai tes telah ditemukan, maka tes
tersebut mungkin memerlukan suatu revisi. Hal yang memerlukan revisi adalah
kerangka kerja konseptual serta semua gagasan yang merupakan dasar suatu tes
(Suwarto, 2013: 94-95).
Validitas dibedakan menjadi empat, yaitu (1) validitas isi; (2) validitas
konstruk; (3) validitas konkruen atau kesejajaran; dan (4) validitas ramalan atau
prediksi (Sukardi, 2012: 122). Widoyoko (2009: 129) memaparkan bahwa
keempat validitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu validitas
internal (internal validity) dan validitas eksternal (external validity). Validitas
internal terdiri dari validitas isi dan validitas konstruk sedangkan validitas
eksternal terdiri dari validitas kesejajaran dan validitas ramalan atau prediksi.
(1) Validitas isi
Validitas isi menurut Azwar (2014: 42) adalah validitas yang dilakukan lewat
pengujian kelayakan isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten
atau melalui expert judgement. Pengujian validitas isi sendiri dapat dilakukan
dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
telah diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Validitas isi sendiri sering dijelaskan
melalui validitas tampang dan validitas logis. Validitas tampang merupakan
proses validasi dari pemeriksaan terhadap butir soal tes untuk membuat
kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang relevan. Validitas logis
sering juga disebut validitas pencuplikan yang menuntut batasan terhadap
kawasan perilaku yang akan diukur dan suatu desain logis yang mencakup
kawasan perilaku yang diukur (Widoyoko, 2009: 130-131). Validitas isi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sebuah tes berarti menguji dengan cara membandingkan antara indikator dengan
soal yang dibuat.
(2) Validitas konstruk
Margono (2010: 187) memaparkan bahwa validitas konstruk adalah alat ukur
yang dipakai pada instrumen yang mengandung definisi operasional yang tepat
dari suatu konsep teori. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila
tes tersebut mengukur aspek berpikir sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Validitas ini mengukur sebuah konsep yang mana berkaitan apa
tidaknya antara aspek-aspek dalam tes. Validitas konstruk menurut pengertian
diatas berarti merupakan alat ukur yang mengukur kesesuaian tingkat kognitif
dengan indikator yang ada.
(3) Validitas kesejajaran
Validitas kesejajaran dapat dikatakan dimiliki oleh sebuah tes apabila
hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada (Widoyoko, 2009: 132). Hal ini
berarti tes tersebut memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Validitas semacam ini biasanya derajat dimana skor dalam suatu tes
dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat. Penentuan validitas kesejajaran
dengan membangun analisis hubungan atau pembedaan (Sukardi, 2008: 34).
(4) Validitas prediksi
Validitas terakhir adalah validitas prediksi yang berarti memperkirakan
mengenai suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang tes
(Widoyoko, 2009: 132-133). Perolehan validitas ini melalui pengambilan skor
kriteria dan waktunya tidak bersamaan saat pengambilan skor tes. Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa validitas kesejajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan validitas prediksi mengukur suatu instrumen menggunaka acuan sebuah
kriteria.
b) Reliabilitas
Suwarto (2013: 101) memaparkan bahwa tes merupakan alat ukur dan alat
ukur yang reliabel merupakan suatu alat ukur yang tetap atau tidak berubah-ubah
hasil pengukurannya serta dapat diandalkan. Tes dianggap reliabel apabila tes
tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur (Kountur,
2003: 156). Reliabilitas menaksir ketelitian serta ketepatan dari sebuah instrumen.
Arti reliabilitas sendiri adalah tingkat ketepatan, keajegan, atau kemantapan,
dengan kata lain suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggai
atau dapat dipercaya apabila alat ukut tersebut mantap. Mantap yang dimaksud
adalah alat ukur tersebut stabil dan dapat diandalkan serta dapat digunakan untuk
meramalkan.
Suwarto (2013: 101) melanjutkan bahwa realibilitas tidak hanya sebagai
tingkat ketepatan, namun juga sebagai tingkat konsistensi suatu alat ukur. Hasil
pengukuran yang berulang tentang terhadap konsep materi yang sama namun hasil
skor yang didapat sama itu berarti reliabilitas tes tersebut sudah sempurna. Sampai
saat ini belum pernah didapatkan alat ukur yang memiliki reliabilitas yang
sempurna dalam praktik sehari-hari. Kendati demikian reliabilitas tetap harus diuji
agar suatu alat ukur atau tes dapat terbukti mutunya. Berdasarkan pendapat para
ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah faktor penting dalam
pembuatan soal yang bermutu sehingga soal tersebut dapat mengukur kemampuan
siswa dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Arikunto (2012: 104) menjelaskan bahwa untuk mengetahui reliabilitas suatu
tes dapat dilihat dari kesejajaran hasil uji coba tes tersebut. Cara mencari besar
reliabilitas ada tiga yaitu dengan menggunakan metode bentuk pararel, metode tes
ulang, dan metode belah dua. Berikut penjelasan ketiga cara mencari besar
reliabilitas:
1) Metode bentuk pararel merupakan cara untuk mencari reliabilitas dari tes
pararel atau duah buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran,
dan sususan, namun butir soalnya berbeda. Kelemahan dari metode ini adalah
pengetes harus menyusun dua seri tes. Selain itu pengetes memerlukan waktu
yang lama untuk mengujicobakan tes sebanyak dua kali (Arikunto, 2012: 105).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode ini tidak
efektif untuk dilakukan apabila terikat oleh waktu.
2) Metode tes ulang dilakukan demi menghindari penyusunan dua seri tes.
Pengetes yang menggunakan metode ini melakukan dua kali uji coba tes namun
hanya mengujikan satu seri tes. Cara ini kurang baik untuk tes yang banyak
mengungkap pengetahuan atau ingatan dan pemahaman. Hasil tes pertama dan
kedua umumnya berbeda. Hasil tes kedua akan cenderung lebih baik dari pada
hasil tes yang pertama. Meskipun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi
kesejajaran hasil atau ketetapan hasil reliabilitas yang dicari (Arikunto, 2012: 105-
106). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode tes ulang
kurang efisien apabila terikat oleh waktu dan juga metode ini hanya mengetes
pengetahuan dan pemahaman siswa saja.
3) Metode belah dua atau split-half method merupakan cara mencari
reliabilitas yang mampu mengatasi kelemahan penggunaan metode bentuk pararel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan metode tes ulang. Sama seperti metode tes ulang, pengetes menggunakan
sebuah tes namun hanya diujicobakan satu kali. Namun apabila memakai metode
ini, banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah. Pembelahan butir soal
sendiri dibagi menjadi dua. Pembelahan butir soal yang pertama yaitu membelah
atas item genap dan item ganjil, sedangkan pembelahan butir soal yang kedua
adalah membelah atas item awal dan item akhir (Arikunto, 2012: 106-108).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode belah dua cukup
efisien untuk dipakai dalam mencari reliabilitas karena waktu yang diperlukan
tidak lama.
c) Karakteristik butir soal
Karakteristik dari butir soal akan dibagi menjadi tiga bagian. Ketiga bagian
tersebut merupakan ciri dari tiap butir soal yang jangan dianggap remeh
keberadaannya. Ketiga karakteristik butir soal tersebut ialah:
1) Daya pembeda
Daya pembeda menurut Sudjana (2009: 141) dapat mengkaji butir-butir soal
yang berujuan untuk mengetahui seberapa sanggup soal tersebut membedakan
siswa yang tergolong memiliki prestasi tinggi dengan siswa yang tergolong
memiliki prestasi rendah. Masidjo (1995: 196) menyatakan bahwa daya pembeda
merupakan taraf jumlah jawaban benar siswa yang tergolong kelompok atas
(pandai) berbeda dari siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai)
untuk suatu item tes. Soal atau tes yang memiliki daya pembeda yang baik apabila
diujikan kepada siswa yang pintar maka hasilnya akan baik sedangkan apabila
diujikan kepada siswa yang dirasa kurang pintar maka hasilnya pun kurang baik.
Tes yang tidak mempunyai daya pembeda akan memperoleh hasil yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Berdasarkan pendapat para
ahli maka dapat disimpulkan bahwa daya pembeda adalah suatu cara untuk
membedakan antara orang yang pandai dengan yang kurang pandai dengan
memakai alat ukur berupa tes.
Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan tabel kriteria
dari Rose dan Stanley (Sudjana, 2009: 141). Pengujian daya pembeda memilki
kriteria yaitu bila jawaban salah dari kelompok siswa berprestasi rendah –
jawaban salah dari kelompok siswa berprestasi tinggi sama atau lebih besar dari
nilai tabel, maka butir soal itu mempunyai daya pembeda (Sudjana, 2009: 143).
Butir soal yang setelah diuji namun tidak memilki daya pembeda dapat
diperkirakan bahwa soal tersebut terlalu mudah atau terlalu sukar untuk
dikerjakan.
2) Tingkat kesulitan
Daryanto (2007: 179) mengatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkan soal tersebut,
sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menjadi penyebab siswa menjadi putus
asa dalam mengerjakan soal. Masidjo (1995: 189) memaparkan bahwa tingkat
kesulitan suatu tes dinyatakan dengan sebuah bilangan indeks yang disebut Indeks
Kesukaran (IK). Cara untuk mendapatkan soal yang baik, harus memenuhi
validitas dan reliabilitas serta adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal
tersebut (Sulistyorini, 2009: 173). Keseimbangan dalam hal ini berarti soal yang
termasuk dalam kategori rendah, sedang dan sukar memiliki bobot yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
proporsional. Berdasarkan pendapat 3 ahli maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesulitan merupakan sebuah bilangan indeks untuk mendapat soal yang baik.
Pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan porsi jumlah soal mudah,
sedang, dan sukar didasari dengan adanya keseimbangan. Keseimbangan yang
dimaksud adalah jumlah soal untuk ketiga kategori soal tersebut. Pertimbangan
lainya adalah proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori soal tersebut didasarkan
pada kurva normal (Sudjana, 2009: 136). Soal sebagian besar memiliki tingkat
kesulitan pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.
Perbandingan antara soal yang mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3, dimana
30% soal berkategori mudah, 40% soal berkategori sedang, dan 30% soal
berkategori sukar. Selain perbandingan 3-4-3 soal juga dapat dibuat dengan
perbandingan 25-50-25, dimana 25% soal berkategori mudah, 50% soal
berkategori sedang, dan 25% soal berkategori sukar (Sulistyorini, 2009: 174).
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesulitan soal sebagian besar harus pada kategori sedang, sebagian lagi pada
kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Proporsi yang
demikian berarti menuntut untuk membuat jumlah soal dengan kategori sedang
dalam jumlah lebih banyak dari pada kategori mudah dan sukar, sedangkan
kategori mudah dan sukar harus dibuat sama jumlah soalnya.
3) Analisis pengecoh
Analisis pengecoh umumnya digunakan pada tes berbentuk pilihan ganda.
Pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban
(Purwanto, 2009: 108). Pola jawaban yang ada dalam soal diperoleh dengan
menghitung banyaknya siswa yang tidak memilih pilihan antara jawaban a, b, c,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
atau d dan tidak memilih pilihan manapun. Pola jawaban soal dapat menentukan
apakah pengecoh (distractor) dapat berfungsi atau tidak sebagai pengecoh yang
baik. Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih oleh siswa akan dianggap sebagai
pengecoh yang jelek. Pengecoh tersebut dikatakan jelek karena tidak berfungsi
sama sekali sebagai pengecoh sehingga tidak seorangpun yang memilih jawaban
itu (Daryanto, 2007: 192). Berdasarkan pendapat 2 ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan
kunci jawaban yang berfungsi menyesatkan siswa dalam memilih jawaban.
Pengecoh yang berfungsi baik dapat dilihat melalui jumlah siswa yang
memilih pengecoh tersebut. Daya tarik dari pengecoh yang besar akan membuat
siswa yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan memilih
pengecoh tersebut. Hal ini akan berarti pengecoh tersebut dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Daryanto (2007: 192-193) memaparkan bahwa sebuah
pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh tersebut minimal dipilih 5%
siswa. Siswa yang umumnya terkecoh oleh pengecoh mempunyai kemampuan
sedang atau di bawah rata-rata (Suryabrata, 1997: 105). Berdasarkan pendapat 2
ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata pada umumnya tidak gampang terkecoh oleh
pengecoh pada soal pilihan ganda.
3. Pengembangan tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah dasar untuk memberikan penilaian hasil belajar yang
seharusnya memiliki kemampuan secara nyata dan menimbang secara adil tingkat
kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 81). Tes ini dapat dijadikan acuan bagi siswa
untuk mengukur kemampuan mereka masing-masing tentang suatu meteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tertentu. Semua alat ukur yang akan digunakan untuk menguji siswa termasuk tes
hasil belajar perlu dipastikan kemampuannya mengukur secara baik. Demi
mendapatkan tes hasil belajar yang berkualitas maka diperlukan prosedur
pengembangan yang menjamin dalam membuat tes tersebut. Tes hasil belajar
yang baik akan memperoleh data yang akurat dari siswa, maka tujuan dari pada
tes hasil belajar akan tercapai.
Pengumpulan data tes hasil belajar merupakan model pengumpulan data yang
mana dipengaruhi cara kerja pengumpulan data tersebut dalam ilmu alam dengan
cara mengukur (Purwanto, 2009: 82-83). Cara kerja dalam tes berhubungan
dengan prosedur dari pada pengembengan tes hasil belajar. Prosedur
pengembagan tes hasil belajar menurut Purwanto (2009: 84) sendiri melibatkan
tujuh kegiatan, antara lain:
a. Identifikasi hasil belajar
Bidang studi yang hendak diukur harus diidentifikasi terlebih dahulu dari hasil
belajar siswa. Hal ini dilakukan agar peneliti tahu materi apa yang akan diteskan
sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima siswa, dengan kata lain
memberikan tes hasil belajar setelah siswa tersebut belajar atau sudah
mempelajari materi yang akan diteskan. Selain itu hasil belajar harus
diidentifikasikan aspek apa yang akan diukur, baik ranah kognitif, afektif, dan
psikomotornya (Purwanto, 2009: 84). Jadi identifikasi hasil belajar dilaukan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi siswa sebagai dasar pembuatan tes.
b. Deskripsi materi
Objek kajian dalam hasil belajar dalam pendidikan adalah perilaku siswa
dalam suatu hasil belajar. Untuk mengukur objek diperlukan pengetahuan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
belajar siswa yang hendak diukur. Materi tentang hasil belajar dalam hal ini
memegang peran penting dalam usaha memahami hasil belajar siswa yang hendak
diukur kemampuannya. Data dari hasil belajar yang dikumpulkan didasarkan pada
informasi yang berkaitan hasil belajar yang mana sudah dideskripsikan di dalam
materi. Macam data sangat ditentukan oleh uraian materi tentang hasil belajar
tersebut yang mana akan diukur datanya.
Pengembangan tes hasil belajar sangat ditentukan pada materi. Data dari hasil
belajar yang ingin dikumpulkan didasarkan pada semua informasi mengenai hasil
belajar yang mana sudah dideskripsikan terlebih dahulu di dalam materi. Hal itu
berarti uraian materi tentang hasil belajar yang akan diukur datanya akan
menentukan data yang bervariasi. Materi sendiri akan menjadi acuan dalam
pengumpulan data serta dalam memahami hasil belajar(Purwanto, 2009: 84-85).
Oleh karena itu apabila data yang dikumpulkan merupakan data tentang hasil
belajar maka materi yang bersangkutan akan dikembangkan.
c. Pengembangan spesifikasi
Pengembangan spesifikasi tes hasil belajar oleh dua atau lebih pengembang
(developer) akan menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Adanya
spesifikasi akan memungkinkan bagi satu pengembang tes hasil belajar membuat
dua atau lebih perangkat tes yang setara atau sama sehingga pengujian tes hasi
belajar dari segi kemampuan pengukuran dapat memperoleh hasil ukur yang
relatif stabil dan konsisten (reliabel). Hal yang dikembangkan pada spesifikasi
seperti penentuan jenis tes hasil belajar, banyaknya butir soal, waktu ujia coba,
peserta uji coba, aturan penskoran, kriteria uji coba, tujuan instruksional umum,
tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes (Purwanto, 2009: 85-86).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
spesifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan masalah yang dihadapi siswa.
d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban.
Pembuatan tes membutuhkan sebuah rancangan sebagai dasar penulisan butir-
butir tes. Rancangan dalam pembuatan tes dinamakan kisi-kisi tes. Butir soal
ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada kisi-kisi tes tersebut.
Suryabrata (dalam Purwanto, 2009: 87) menjelaskan bahwa pedoman-pedoman
dalam tes ada delapan, yaitu (1) menyatakan soal sejelas mungkin; (2) memilih
kata yang sesuai; (3) menghindari pengaturan kata yang dirasa janggal dan terlalu
kompleks atau berbelit-belit; (4) memasukkan semua keterangan yang dibutuhkan
dalam membuat jawaban; (5) merumuskan soal dengan tepat; (6) menghindari
kata-kata yang tidak berfungsi agar tidak dimasukkan; (7) menyesuaikan taraf
kesukaran soal dengan kelompok serta tujuan yang dimaksudkan; dan (8)
menghindari isyarat ke arah jawaban benar yang tidak seharusnya.
Spesifikasi tes hasil belajar menentukan kunci jawaban agar perolehan hasil
belajar dari responden dapat objektif. Kunci jawaban setiap jenis soal berbeda
tergantung bagaimana soal tersebut. Kunci jawaban untuk soal esai akan berupa
uraian, namun untuk soa objektif dapat berupa pilihan dari beberapa alternatif
jawaban. Kunci jawaban sendiri dibuat dengan perhitungan yang tepat disesuaikan
dengan soal dari jawaban tersebut (Purwanto, 2009: 91-92). Jadi harus ada
kesinkronan antara soal dengan kunci jawaban yang dibuat, sehingga pembuatan
kunci jawaban sendiri harus benar-benar teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar.
Data uji coba hasil belajar dikumpulkan dengan mengujikan instrumen uji
coba tes hasil belajar. Instrumen tes hasil belajar sendiri dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Data dalam uji coba berbentuk skor yang
mana dihitung menurut aturan skoring uji coba. Skor-skor yang telah terkumpul
akan diolah dan menjadi data uji coba hasil belajar yang dapat menjadi pedoman
dalam mengukur kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 92-93). Berdasarkan uraian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa data uji coba akan menjadi tolak ukur
dalam menentukan baik tidaknya suatu tes.
f. Uji kualitas tes hasil belajar
Purwanto (2009: 93-94) menjelaskan bahwa tes hasil belajar yang dibuat
berdasarkan kisi-kisi umumnya mempunyai butir soal yang secara teori baik. Butir
soal harus diuji coba kualitasnya agar mendapat bukti secara empiris bahwa
memang butir soal tersebut baik. Uji coba kualitas ini juga dilakukan agar tes hasil
belajar dijamin kelayakannya sebagai sebuah alat ukur. Hasil dari uji kualitas tes
hasil belajar sebagai pemenuhan syarat dari kelayakan tes hasil belajar dan
barulah tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data
hasil belajar. Apabila dibuat bagan, maka pengumpulan data hasil belajar dengan
menguji kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mengumpulkan Data dengan Uji kualitas
Tes yang
belum jelas
kualitasnya
Uji
coba
Tes
berkualitas
Testing
Skor/
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
g. Kompilasi tes
Kompilasi tes berarti memilah butir soal yang telah diuji coba lalu membuang
butir soal yang jelek dan menyusun tes dengan butir soal yang baik. Butir-butir
yang terbukti baik adalah butir kompilasi yang mana butir ini siap digunakan
dalam mengumpulkan data hasil belajar. Tahap akhir ini akan menjadi penyaring
bagi butir soal yang baik dan yang tidak baik untuk digunakan dalam tes hasil
belajar. Pemilihan butir soal yang baik harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
terjadi kekeliruan (Purwanto, 2009: 94). Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kompilasi tes merupakan kegiatan akhir yang berperan
menentukan baik tidaknya sebuah butir soal untuk menjadi sebuah alat ukur.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan tes hasil belajar harus melalui prosedur pengembangan tes yang
meliputi tujuh kegiatan. Ketujuh kegiatan tersebut adalah identifikasi masalah,
deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, menuliskan butir-butir tes dan kunci
jawaban, mengumpulkan data uji coba hasil belajar, uji kualitas tes hasil belajar,
dan kompilasi tes.
4. Taksonomi Bloom yang Direvisi
Taksonomi menurut Anderson & Krathwohl (2010: 6) merupakan sebuah
kerangka berpikir yang khusus. Taksonomi dapat mengklasifikasikan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) atau indikator secara bertahap. Rumusan TIK atau
indikator terdiri dari satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja merupakan
deskripsi dari proses kognitif yang diharapkan, sedangkan untuk kata benda
dideskripsikan sebagai pengetahuan yang diinginkan untuk dikuasai siswa
(Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Taksonomi dengan kata lain merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebuah tingkatan dari pengetahuan yang menjadi acuan pembuatan TIK atau
indikator.
Taksonomi Bloom yang sudah direvisi memiliki dua dimensi yang merupakan
proses kognitif dan pengetahuan. Terdapat enam kategori dalam dimensi proses
kognitif, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan untuk dimensi pengetahuan terdapat
empat kategori, yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Dimensi
proses kognitif sendiri mengandung dimensi pengetahuan dalam setiap
kategorinya (Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Berdasarkan pendapat ahli di atas
maka dapat disimpulkan bahwa kedua dimensi tersebut saling berkaitan sehingga
terbentuklah taksonomi Bloom yang direvisi. Berikut tingkatan taksonomi Bloom
yang sudah direvisi:
a. Mengingat
Anderson & Krathwohl (2010: 99) menjabarkan bahwa mengingat merupakan
proses pengambilan pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.
Pengetahuan yang diperlukan selama proses mengingat dapat berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, atau kombinasi dari beberapa
pengetahuan tersebut. Proses-proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi
mengenali dan mengingat kembali (Anderson & Krathwohl, 2010: 103-104).
Berdasarkan pengertian diatas maka mengingat dapat diartikan sebagai proses
penggalian informasi kembali yang pernah diterima baik berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedura, metakognitif, bahkan kombinasi dari beberapa
pengetahuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Memahami
Memahami menurut Anderson & Krathwohl (2010: 105) adalah proses
mengkonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan,
maupun grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer.
Proses memahami didasari oleh pengetahuan konseptual. Anderson & Krathwohl
(2010: 106) menambahkan bahwa proses kognitif dalam kategori memahami
meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
c. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan menurut Anderson & Krathwohl (2010: 116) merupakan
proses kognitif yang melibatkan penggunaan prosedur tertentu untuk
menyelesaikan suatau masalah atau mengerjakan soal latihan. Pengetahuan yang
berkaitan erat dengan pengetahuan Prosedural. Terdapat dua kategori
mengaplikasikan, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Proses kognitif
mengeksekusi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan menyelesaikan soal
latihan, sedangkan mengimplementasikan berkaitan dengan menyelesaikan
masalah.
d. Menganalisis
Menganalisis merupakan kegiatan memecah-mecah materi menjadi irisan
kecil. Irisan kecil tersebut menentukan hubungan antar bagian dengan bagian lain
yang membentuk materi tersebut (Anderson & Krathwohl, 2010: 120). Kategori
proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan
mengitribusikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menganalisis merupakan kegiatan menyoroti suatu hal/materi dengan cara melihat
hubungan antar bagian materi tersebut.
e. Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar tertentu (Anderson & Krathwohl, 2010: 125).
Kegiatan mengevaluasi memiliki beberapa ketegori yang mencakup proses
kognitif memeriksa dan mengkritik. Proses kognitif memeriksa berarti memeriksa
keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal, sedangkan mengkritik
berarti mengkritik keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal.
Kegiatan mengevaluasi menurut uraian di atas berarti merupakan kegiatan untuk
mencari kelemahan dengan cara memeriksa dan mengkritik.
f. Mencipta
Mencipta adalah kegiatan yang melibatkan proses penyusunan elemen-elemen
menjadi sesuatu yang utuh dan koheren ataun fungsional. Kegiatan ini menuntut
siswa dapat membuat produk baru dengan merakit kembali sejumlah elemen atau
bagian menjadi suatu pola atau struktur. Proses mencipta dapat dibagi menjadi
tiga tahap kognitif yaitu merumuskan, merencakan, dan memproduksi (Anderson
& Krathwohl, 2010: 128-130). Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa mencipta adalah suatu kegiatan yang bertujuan membuat
suatu produk baru dengan cara mengaitkan dan menyusun elemen-elem menjadi
satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ada tiga buah. Ketiga penelitian
dipilih oleh peneliti berdasarkan adanya kesamaan jenis penelitian, tujuan
penelitian, serta penghitungan hasil data menggunakan TAP. Berikut ketiga
penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian milik Duskri, dkk (2014) yang berjudul “Pengembangan Tes
Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD” merupakan penelitian relevan
yang pertama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan
dengan mengembangan tes diagnostik. Hasil analisis dengan program ITEMAN
diperoleh tingkat kesukaran butir soal antara 0,192 sampai dengan 0,731, daya
beda butir soal antara 0,221 sampai dengan 0,644, dan reliabilitas tes sebesar
0,889 yang tergolong tinggi. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti yaitu pengembangan tes matematika di SD.
2. Penelitian yang relevan selanjutnya adalah milik Mardhiyanti, dkk (2011)
yang melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Soal Matematika Model
PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
Dasar”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan dengan
mengembangkan prototype perangkat soal yang memiliki efek potensial terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa SD. Hasil tes soal matematika model
PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukkan
nilai rata-rata 47,89 dari skor maksimal 82. Nilai rata-rata 47,89 termasuk kategori
kemampuan komunikasi matematis baik. Penelitian ini relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti yaitu pengembangan tes matematika di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Penelitian relevan yang terakhir merupakan penelitian milik Wirastri (2014)
dengan judul Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah Semester II
Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif non experimental. Hasil
pekerjaan siswa dalam bentuk dokumen menjadi data penelitian yang diambil
pada tanggal 31 Maret menggunakan bantuan software TAP (Test Analysis
Program) version 12. 9. 23 yang dipetakan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas soal
ulangan tengah semeser II kelas I mata pelajaran matematika cenderung belum
baik, masalah-masalah yang ditemukan dalam soal tersebut adalah tidak
menggunakan struktur kata dan kalimat yang baik, tidak terdapat kisi-kisi soal,
soal banyak yang tidak valid dilihat dari kadar validitas dan validitas isi, tingkat
kesukaran soal tidak seimbang proporsinya, dan daya pembeda soal rendah.
Ketiga penelitian yang relevan diatas masing-masing memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini. Adanya beberapa hal yang sama membuat peneliti menjadi
tertarik dengan ketiga penelitian relevan diatas. Penelitian-penelitian yang relevan
di atas membahas mengenai tes hasil belajar, baik itu pengembangannya atau
analisis kualitasnya, sehingga peneliti menjadikan penelitian tersebut sebagai
dasar bagi peneliti menyusun penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil
Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk Kelas V Sekolah Dasar”.
Peneliti mencoba membandingkan antara ketiga penelitian yang relevan dan
memeriksa hasil dari setiap penelitian tersebut. Selain itu juga memeriksa saran
dari pada ketiga penelitian yang relevan sebagai sebuah masukan dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penelitian ini. Secara gamblang keterkaitan ketiga penelitian yang relevan diatas
dengan penelitian milik peneliti dapat dilihat di literature map pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang dapat mengukur kemampuan
siswa dalam bidang akademik. Tes semacam itu harus memiliki spesifikasi agar
dapat dijadikan alat ukur yang dapat dipercaya. Demi mendapatkan suatu tes yang
terpercaya perlu diadakan pengujian atau melakukan uji coba terhadap tes hasil
belajar yang akan di kerjakan siswa. Tes yang memiliki butir soal yang memenuhi
standar yang dapat digunakan sebagai alat ukur. Standar dalam sebuah tes adalah
valid tidaknya butir soal tersebut. Tes sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Salah satu jenis tes yang menurut siswa mudah dijawab adalah tes pilihan ganda.
Pengembangan
Tes
Wirastri (2014)
Analisis Kualitas
Soal Pilihan
Ganda Ulangan
Tengah Semester
II Mata Pelajaran
Matematika
Kelas I Tahun
Ajaran
2013/2014
Pengembangan Tes
Hasil Belajar
Matematika Materi
Pengukuran Sudut
untuk Kelas V
Sekolah Dasar
Mardhiyanti, dkk
(2011)
Pengembangan Soal
Matematika Model
PISA untuk
Mengukur
Kemampuan
Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Dasar
Duskri, dkk (2014)
Pengembangan Tes Diagnostik
Kesulitan Belajar Matematika di SD Pengembangan
Tes Analisis
Kualitas
Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tes pilihan ganda memang mudah dikerjakan siswa karena siswa hanya harus
memilih salah satu jawaban yang dianggap benar dari beberapa opsi pilihan. Tes
semacam ini dianggap sebagai tes yang buruk karena lebih menekankan pada daya
ingat siswa saja. Hal ini dikarenakan soal tes pilihan ganda biasanya hanya akan
menanyakan pengetahuan dari tingkat mengingat dan memahami saja.
Kekurangan tes pilihan ganda yang lain adalah jawaban siswa tidak
berkembang. Jawaban siswa tidak berkembang karena memang sudah ada opsi
pilihan dan tinggal memilih salah satu saja. Selain itu siswa yang tidak belajar
sebelum mengerjakan tes pilihan ganda akan dapat menjawab pertanyaan dengan
cara memilih yang dianggap benar atau memilih acak jawabannya. Atas
kekurangan-kekurangan tersebut maka tes pilihan ganda dianggap tidak cocok
digunakan dalam tes hasil belajar. Selain itu beberapa guru menganggap bahwa
membuat tes pilihan ganda tidaklah mudah, karena disamping harus membuat
opsi jawaban yang berbeda para guru harus mengujikan terlebih dahulu tes
tersebut supaya dapat teruji kualitas tes tersebut. Namun karena para guru tidak
memiliki banyak waktu untuk melakukan uji coba, maka guru biasanya hanya
memakai soal-soal dari buku atau membuat soal sendiri namun tidak diuji terlebih
dahulu. Karena guru menggunakan tes yang belum teruji secara langsung, maka
kemampuan anak secara nyata tidak dapat teruji atau tidak dapat diukur dengan
baik.
Berbagai alasan dan pandangan tadi membuat peneliti membuat rpenelitian
tentang pengembangan tes hasil belajar. Peneliti ingin membuktikan bahwa tes
jenis pilihan ganda dapat digunakan dalam menilai hasil belajar siswa. Tes pilihan
ganda juga dapat dimodifikasi agar dapat menguji kemampuan siswa pada tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang lebih tinggi dari pada mengingat dan memahami saja. Peneliti akan membuat
tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan tingkat kesulitan dari tahap
mengingat sampai tahap mengkreasi. Pembuatan penelitian yang menghasilkan
produk berupa tes ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk para guru dalam
membuat tes hasil belajar yang baik.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan di atas maka peneliti membuat
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengembangkan tes hasil belajar matematika materi
pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD?
2. Bagaimana validitas isi tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut
untuk siswa kelas V SD berdasarkan hasil penilaian ahli?
3. Bagaimana validitas tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut
untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?
4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut
untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?
5. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar matematika materi pengukuran
sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?
6. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar matematika materi pengukuran
sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uj icoba empiris?
7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar matematika materi
pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III akan membahas enam pokok bahasan. Keenam pokok bahasan yang
akan dibahas adalah jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau reseacrh and
development. Borg & Gall (dalam Setyosari, 2013: 222) mengemukanan bahwa
penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai dengan tujuan
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Terdapat beberapa langkah
di dalam penelitian ini. Langkah dari penelitian ini terdiri dari kajian tentang
temuan penelitian produk yang ingin dikembangkan, lalu mengembangkan produk
tersebut bedasarkan temuan tersebut, setelah itu menguji cobakan produk di
lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, baru setelah
itu dilakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
Langkah-langkah dari proses penelitian dan pengembangan akan
menunjukkan suatu siklus (Sukmadinata, 2008: 165). Siklus dimulai dengan
adanya kebutuhan, lalu permasalahan yang membutuhkan pemecahan yang
menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya yaitu menentukan
karakteristik yang menjadi spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi
yang dipilih harus diseuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan
guru yang akan mempelajarinya serta sumber belajar yang ada di tempat atau
daerah masing-masing kota. Langkah selanjutnya produk dibuat drafnya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dahulu atau dibuat kasarannya. Kualitas produk harus diuji terlebih dahulu
sehingga produk akan terlihat tinggi rendahnya kualitas produk tersebut.
Sugiyono (2012: 298) menjelaskan bahwa terdapat sepuluh langkah dalam
penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall. Kesepuluh
langkah ini merupakan langkah yang harus dilakukan dalam penelitian
pengembangan. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan yaitu (1)
potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi
desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba
pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produk masal. Secara urut langkah-
langkah tersebut dapat dibuat bagan seperti pada gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (research and
development) Menurut Borg & Gall
Potensi dan
Masalah
Pengumpula
n Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produk
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kesepuluh langkah pada gambar 3.1 saling berkaitan satu sama lain dan
merupakan tahapan yang sistematis. Penjabaran langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan dasar dari adanya penelitian pengembangan.
Potensi sendiri merupakan hal-hal yang apabila digunakan akan memiliki nilai
tambah. Nilai tambah yang dimaksud adalah apabila tidak dilakukan maka tidak
mengurangi apapun namun apabila dilakukan akan menguntungkan. Masalah
sendiri merupakan suatu hal yang menyimpang dari apa yang diharapkan. Potensi
dan masalah adalah suatu hal yang harus ditunjukkan lewat data empirik. Data
dari potensi dan masalah dapat dicari melalui kegiatan wawancara, observasi dan
lain-lain yang dapat mengumpulkan informasi. Pengumpulan data potensi dan
masalah sendiri sebenarnya tidak harus dicari sendiri, namun dapat berasal dari
laporan penelitan orang lain atau sebuah dokumentasi laporan kegiatan (Sugiyono,
2012: 298-300).
2. Pengumpulan Data
Sugiyono (2012: 300) memaparkan bahwa pengumpulan data atau informasi
harus dilakukan setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan
up-to-date. Pengumpulan data ini digunakan sebagai bahan dalam proses
perencanaan pembuatan suatu produk yang mana diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Mengatasi sebuah masalah membutuhkan metode penelitian dan
metode apa yang akan digunakan tergantung pada permasalahan yang ditemukan.
Fungsi dari pengumpulan data bagi penelitian sendiri sebagai indikator pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
metode yang akan dipilih dan penentuan tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan seorang peneliti.
3. Desain Produk
Penelitan research and development menghasilkan produk yang bermacam-
macam. Produk dari pada penelitan pengembangan ini tergantung dari bidang apa
masalah itu timbul. Demi menghasilkan suatu sistem yang baru untuk mengatasi
masalah yang ditemukan, maka peneliti harus membuat rancangan kerja baru.
Rancangan atau desain ini dibuat dengan berdasar pada rancangan atau desain
yang lama sehingga kelemahan dari pada desain yang lama dapat diketemukan.
Pembuatan desain baru ini mengharuskan peneliti mengkaji referensi yang
mutakhir dan berkaitan dengan sistem kerja yang modern. Hasil akhir dari
kegiatan tersebut akan menghasilan sebuah desain produk baru yang
spesifikasinya lebih dari produk yang lama. Desain produk harus diwujudkan
secara visual agar pencipataan atau pembuat produk yang baru dapat berjalan
lancar (Sugiyono, 2012: 300-301).
4. Validasi Desain
Validasi desain menurut Sugiyono (2012: 302) merupakan suatu serangkaian
kegiatan yang bertujuan menilai apakah rancangan produk secara rasional akan
lebih efektif dari yang lama atau tidak. Rasional yang dimaksud adalah penilaian
berdasarkan pemikiran rasional semata bukan berdasarkan fakta lapangan.
Kegiatan validasi dapat dilakukan dengan bantuan beberapa pakar atau seorang
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Nilai
dari para pakar atau ahli dapat dijadikan sumber informasi baru mengenai
kelemahan dan kelebihan produk baru yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5. Revisi Desain
Revisi desain berhubungan dengan hasil validasi desain. Revisi sendiri
dilakukan ketika ada kelemahan yang ada pada produk baru. Revisi desain
diharapkan dapat memperbaiki kelemahan. Perbaikan ini tidak serta merta tanpa
pertimbangan apapun, tetapi perbaikan ini harus didasari pada hasil validasi yang
berupa data empiris ataupun komentar dari para pakar dan ahli. Revisi desain ini
harus dilakukan oleh peneliti selaku sang pembuat desain produk yang akan
dihasilkan untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi (Sugiyono, 2012:
302).
6. Uji Coba Produk
Pengujian produk dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data berupa
informasi apakah sistem kerja yang baru dapat lebih efektif digunakan dan lebih
efisien dari pada sistem yang lama. Hasil uji coba produk akan dibandingkan
dengan produk lama atau sistem kerja yang lama setelah itu baru diukur indikator
keberhasilan dari produk baru tersebut. Uji coba produk juga dapat disebut
sebagai eksperimen dimana melakukan kegiatan pembandingan dengan kelompok
yang menggunakan produk lama dengan kelompok yang menggunakan produk
baru (Sugiyono, 2012: 302-303).
7. Revisi Produk
Revisi produk pada langkah ini sebagai pembenahan dari produk yang sudah
diujikan. Tentu saja revisi produk kali ini tidak akan separah dengan revisi produk
sebelum apabila dipikirkan secara rasional. Namun sekali lagi dikatakan bahwa
revisi sebelumnya merupakan revisi dari kekurangan sebagai pemikiran rasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dari para pakar atau ahli, sedangkan revisi kali ini berdasarkan kekurangan setelah
dilakukannya uji coba lapangan (Sugiyono, 2012: 310).
8. Uji Coba Pemakaian
Uji coba pada langkah ini dilakukan pada lingkup luas. Hal ini dilakukan
karena produk baru yang dihasilkan dirasa telah memiliki kualitas dengan adanya
uji coba sebelumnya serta adanya revisi. Peneliti pada tahap ini hanya
meyakinkan bahwa produknya memang layak dipergunakan sehingga khalayak
luas dapat mencoba produk baru ini. Hasil dari uji coba pemakaian ini
memungkinkah adanya perbaikan karena jumlah subjek yang lebih banyak dari
pada uji coba sebelumnya dan memungkinkan ada suatu kendala dalam pengujian
produk.
9. Revisi Produk
Revisi produk pada langkah ini sebagai tahap final dari pada produk baru yang
akan disebar luaskan. Tentu saja pada tahap ini perbaikan-perbaikan lah yang
diutamakan pada kelemahan dan kekurangan yang masih terlihat setelah
dilakukannya uji coba pemakaian pada langkah delapan. Tahap ini juga dapat
dikatakan sebagai tahap penyempurnaan produk sehingga diharapkan pada
langkah ini kelemahan yang terlihat pada langkah delapan dapat diatasi dan tidak
akan terjadi lagi sehingga produk benar-benar siap di buat secara masal pada
langkah terakhir (Sugiyono, 2012: 310-311).
10. Produk Masal
Produk masal adalah langkah terakhir dalam penelitian pengembangan.
Langkah ini dapat dilakukan apabila memang produk yang sudah diuji cobakan
telah dinyatakan efektif dan layak untuk di produksi (Sugiyono, 2012: 311).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Peneliti pada langkah ini akan mendesiminasikan atau menyebarluaskan produk
dengan tujuan untuk menyosialisaikan kepada seluruh subjek. Subjek dalam
penelitan ini dapat berupa kabupaten, kota, atau provinsi bahkan nasional. Dalam
memproduksi produk masal ini, peneliti akan melakukan pertemuan dan membuat
semacam jurnal ilmiah, setelah itu dapat bekerja sama dengan penerbit apabila
sosialisasi produk itu bersifat komersial. Produk yang sudah dipoduksi dan
didistribusikan dapat dipakai di masing-masing sekolah yang membutuhkan
(Arifin, 2011: 132).
Penelitian pengembangan yang baik memang harus menerapkan kesepuluh
langkah menurut Sugiyono. Sebuah penelitian terkadang tidak harus menerapkan
kesepuluh langkah tersebut. Faktor yang membuat sebuah penelitian
pengembangan tidak menerapkan semua langkah dari Sugiyono adalah waktu.
Seorang peneliti terkadang hanya diberi waktu yang terbatas dalam melakukan
penelitian sehingga langkah yang dilakukan peneliti tidak sampai akhir. Langkah
yang umumnya dilakukan peneliti yang memiliki masalah keterbatasan waktu
biasanya hanya sampai pada langkah keenam dimana sampai pada uji coba
produk. Penelitian yang tidak menerapkan kesepuluh langkah tersebut bukan
berarti gagal karena sebelumnya desain produk sudah divalidasi serta diuji
cobakan dan sudah ada revisi atau perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Setting Penelitian
Setting penelitian mencakup tempat penelitian, waktu penelitian, subyek
penelitian, dan objek penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan di salah satu SD Negeri di Sleman. SD tersebut
adalah SD Negeri Adisucipto 1 yang beralamat di Jalan Janti Kompleks Lanud
Adisucipto Depok Sleman Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2015 sampai Januari 2016.
Kegiatan penelitian selama sembilan bulan dimulai dari wawancara untuk
mengetahui analisis kebutuhan sampai pada ujian skripsi.
3. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V baik VA dan VB
tahun pelajaran 2015/2016 SD Negeri Adisucipto 1 yang berjumlah 62 siswa,
dimana jumlah siswa kelas VA sebanyak 30 siswa dan kelas VB sebanyak 32
siswa.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar Matematika pada
materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD.
C. Prosedur Pengembangan
Peneliti melakukan prosedur pengembangan dengan berpegang pada langkah-
langkah yang dijabarkan oleh Sugiyono (2012: 298). Namun karena keterbatasan
waktu, maka peneliti hanya melakukan langkah penelitan sampai pada tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ketujuh yaitu revisi produk. Rincian prosedur pengembangan yang dilakukan
peneliti tersebut yaitu:
1. Potensi dan Masalah
Dasar dari penelitian ini adalah diketemukannya sebuah potensi dan masalah.
Peneliti akan menemukan kedua hal tersebut ketika melakukan pengumpulan data
berupa wawancara. Potensi yang akan peneliti cari adalah guru dapat
mengembangkan tes hasil belajar yang baik sendiri dengan bantuan contoh tes
hasil belajar yang sudah baik. Masalah yang peneliti gali adalah tentang apakah
guru membuat tes hasil belajar sesuai prosedur yang benar atau hanya asal
membuat bahkan hanya memakai soal-soal di buku yang belum teruji secara pasti.
Sebagai langkah awal menemukan potensi dan masalah, peneliti mencoba
mewawancarai salah seorang guru tentang kendala dan pendapatnya mengenai
pembuatan tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Guru yang menjadi
narasumber adalah seorang guru dari SDK Kintelan 1 dan SD Karitas Nandan
yang merupakan guru kelas V di sekolah tersebut.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang pertama pada penelitian ini adalah wawancara
sebagaimana syarat untut menemukan potensi dan masalah. Wawancara akan
dilakukan pada tanggal 27 Juli 2015 dan 29 Juli 2015. Jenis pengumpulan data
yang pertama ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini nantinya akan peneliti
olah untuk menjadi dasar menuju langkah berikutnya. Wawancara yang dilakukan
peneliti kepada guru berkaitan tentang pengetahuan guru mengenai tes hasil
belajar baik pembuatan atau jenis tes apa yang baik digunakan serta pendapat guru
tentang tes pilihan ganda. Peneliti pertama-tama mencari potensi dan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang ada dengan menganalisis hasil wawancara, baru setelah itu peneliti
menentukan tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini tentu saja yang dapat
memecahkan masalah yang didapatkan setelah mewawancarai narasumber.
Langkah selanjutnya setelah menentukan tujuan yaitu peneliti akan mencari bahan
untuk mendesain prototipe produk.
3. Desain Prototipe Produk
Peneliti membuat desain prototipe produk sesuai kebutuhan guru. Produk yang
dibuat peneliti adalah sebuah tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda pada
mata pelajaran matematika tentang pengukuran sudut untuk kelas V SD.
Sebagaimana tujuan dibuatnya penelitian ini, desain yang peneliti buat merupakan
tes dengan taraf mengingat sampai mencipta. Peneliti membuat kisi-kisi terlebih
dahulu sebelum mendesain produk. Kisi-kisi tersebut sudah disesuaikan dengan
materi serta disesuaikan bobot kesukarannya mulai dari kategori mudah, sedang,
dan sulit. Bobot kesukaran soal sudah peneliti perkirakan dan sudah dihitung agar
soal mudah dan soal sulit jumlahnya seimbang, yang mana presentase soal mudah,
sedang, dan sulit secara berturut-turut adalah 25%, 50%, dan 25%.
4. Validasi Desain
Langkah keempat pada prosedur pengembangan penelitian ini adalah validasi
desain produk. Hasil dari validasi desain berupa validitas isi. Validasi desain
produk penelitian ini sendiri dilakukan oleh dua dosen dan dua guru SD. Peneliti
meminta bantuan seorang dosen yang ahli di bidang Matematika dan seorang
dosen yang ahli di bidang Evaluasi Pembelajaran. Kedua dosen tersebut
diharapkan dapat memvalidasi desain produk terutama dalam hal mata pelajaran
matematika atau materi pengukuran sudutnya lalu juga mengenai penyusunan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pilihan ganda baik bahasa dan pilihan jawabannya. Peneliti meminta bantuan dua
guru yang merupakan guru pengampu kelas V karena mereka dianggap sudah ahli
dalam bidang pembelajaran secara nyata dengan siswa, sehingga mereka tahu soal
mana yang baik atau tidak dikarenakan pengalaman mereka mengajar.
Validasi produk yang dilakukan oleh empat ahli tersebut berupa soal lengkap
dengan jawabannya. Selain itu lembar validasi tersebut dilengkapi KD, indikator,
materi, aspek yang diukur, kolom skor, kolom komentar, dan tempat untuk
validator memberi catatan mengenai soal secara keseluruhan. Para ahli atau
validator yang akan memvalidasi nantinya akan memberikan skor untuk setiap
soal dengan cara memberi tanda centang pada salah satu kolom skor. Skor yang
ada dalam kolom skor sendiri terdiri dari skor 1, 2, 3, dan 4. Validator juga dapat
memberi komentar mengenai soal yang dinilainya pada kolom komentar di
sebelah kolom skor. Hasil dari validasi para ahli dapat dilihat pada lampiran 4.
5. Revisi Desain
Hasil validasi dari para ahli akan diolah, dan pengolahan akan memberikan
data berupa angka dan kata-kata. Peneliti harus membaca dan menganalisa secara
detail hasil validasi para ahli dan membaca masukan-masukan dari validator
tersebut. Komentar dan masukan dari para ahli akan menjadi modal bagi peneliti
untuk melakukan revisi produk agar lebih baik.
6. Uji Coba Produk
Peneliti pada langkah ini akan melakukan uji coba produk. Produk yang akan
peneliti uji cobakan tentu saja produk yang sudah divalidasi para ahli serta sudah
direvisi. Hasil uji coba produk akan peneliti analisis untuk melihat masih adakah
soal yang perlu perbaikan maupun melihat soal mana saja yang sudah valid dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dianggap benar-benar layak untuk dijadikan sebagai tes hasil belajar siswa. Hasil
uji coba produk merupakan validitas empiris dari penelitian ini.
7. Revisi Produk
Langkah terakhir ini merupakan penyempurnaan dari produk setelah diuji
cobakan dan dianalisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan analisis pengecohnya. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas soal, sehingga peneliti dapat mengetahui soal mana yang sudah baik dan
soal mana yang butuh untuk direvisi serta soal mana yang memang harus dibuang.
Peneliti sendiri memiliki kriteria tertentu untuk memilih soal yang akan direvisi.
Revisi produk di langkah ini akan menjadi revisi terakhir yang akan peneliti
lakukan sehingga produk yang telah melalui langkah ini telah dianggap layak
untuk digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik
tersebut adalah non-tes dan tes. Kedua teknik pengumpulan data akan dijabarkan
sebagai berikut:
1. Non-tes
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik non-tes pada penelitian ini
ada dua, yaitu dengan wawancara dan kuesioner. Berikut penjabaran dari kedua
teknik non-tes tersebut:
a. Wawancara
Wawancara menurut Abdurrahman (2011: 89) merupakan satu dari beberapa
teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara yang
dilakukan pada penelitian ini berbentuk wawancara secara langsung, yang berarti
peneliti melakukan tanya jawab secara langsung tanpa menggunakan perantara
dengan narasumber yang ingin dimintai keterangan. Kegiatan wawancara menurut
Sudjana (2008: 194) harus ada pedoman wawancaranya. Kegiatan wawancara
sendiri melibatkan empat komponen, yaitu isi pertanyaan, pewawancara,
responden atau narasumber, dan situasi wawancara. Keempat komponen ketika
sudah terpenuhi maka akan membuat kegiatan waancara berlangsung dengan
baik.
Sugiyono (2012: 138) menjelaskan bahwa wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan
wawancara yang sudah menyiapkan teks pertanyaan secara berurutan sebelum
melakukan wawancara dengan narasumber. Berbeda dengan wawancara
terstruktur, wawancara tidak terstruktur tidak membutuhan atau bebas tidak
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis. Wawancara
tidak terstruktur semacam ini biasanya dilakukan untuk memperoleh informasi
awal.
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur dimana peneliti
hanya melakukan tanya jawab secara spontan namun berkaitan dengan hal yang
ingin diketahui. Wawancara tidak terstruktur tidak membutuhkan pedoman
wawancara yang tersusun secara sistematis sehingga peneliti hanya membuat
pedoman wawancara berupa kisi-kisi pertanyaan. Peneliti melakukan wawancara
sebagai teknik pengumpulan data awal atau mengumpulkan informasi awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Narasumber yang peneliti wawancarai adalah dua guru kelas V di yang masing-
masing mengajar di SDK Kintelan I dan SD Karitas Nandan.
b. Kuesioner
Kuesioner menurut Widi (2010: 243) merupakan daftar pertanyaan secara
tertulis yang harus dijawab oleh responden. Penelitian ini memakai kuesioner
dengan skala likert empat pilihan. Skala likert sendiri berfungsi untuk mengukur
sikap atau pendapat dan ansumsi seseorang/ responden berkaitan dengan
fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 136). Kuesioner penelitian ini digunakan
sebagai validitas isi dengan cara validasi ahli (expert judgement). Data yang akan
terkumpul melalui kuesioner ini dapat berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
2. Tes
Tes menurut Jihad (2012: 67) merupakan kumpulan pertanyaan yang wajib
dijawab atau tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa atau orang yang akan di
tes. Tujuan dari pada tes sendiri adalah untuk mengukur sejauh mana seorang
siswa dapat menguasai pelajaran yang telah diberikan. Arifin (2009: 124)
mengemukakan bahwa tes dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Terdapat dua jenis
tes apabila dilihat dari aspek pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis tes
tersebut adalah tes kemampuan yang tidak ada batas waktu dalam mengerjakan
dan tes kecepatan yang mana aspek yang diukur adalah kecepatan siswa dalam
mengerjakan tes tersebut.
Arifin melanjutkan bahwa tes dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis apabila
dilihat dari bentuk jawaban siswa. Ketiga jenis tes tersebut adalah tes tertulis, tes
lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut siswa memberikan
jawaban dalam bentuk tulisan, sedangkan tes lisan menuntut siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menjawab pertanyaan secara lisan, dan tes perbuatan berarti menuntut siswa untuk
menjawab pertanyaan melalui perbuatan. Tes tertulis sendiri dapat dibagi menjadi
dua yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes uraian menuntut siswa untuk menjawab
menggunakan kata-katanya sendiri (Arifin, 2009: 125). Berbeda dengan tes
uraian, tes objektif merupakan tes yang mana jawaban siswa antara benar dan
salah. Hal ini berarti hanya ada satu jawaban benar untuk soal objektif, dan ketika
siswa menjawab jawaban yang lain maka dapat dipastikan salah. Tes objektif
sendiri dibagi menjadi empat yaitu tipe benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan,
dan jawaban singkat (Arifin, 2009: 135).
Tes pada penelitian ini merupakan tes tertulis yang berbentuk soal pilihan
ganda. Hanya ada satu jawaban benar untuk menjawab soal yang ada dalam tes.
Oleh sebab itu siswa hanya boleh memilih satu opsi jawaban dari sekian opsi
jawaban yang dianggapnya benar. Tes sebelumnya sudah disusun dengan dasar
pembuatan kisi-kisi tes terlebih dahulu. Materi yang di tes kan adalah materi
pengukuran sudut untuk siswa kelas V SD. Soal pilihan ganda berjumlah 40 soal
dan akan peneliti bagi menjadi 2 tipe soal yaitu soal A dan soal B dimana setiap
tipe berjumlah 20 soal. Setiap tipe soal akan memiliki bobot soal mudah, sedang,
dan sulit yang sama. Soal mudah ada 5 buah, soal sedang ada 10 buah, dan soal
sulit ada 5 buah. Peneliti akan menyiapkan lembar jawab untuk siswa dalam
mengerjakan tes dan memberi kertas kosong untuk menghitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010: 148) memaparkan bahwa sebuah instrumen penelitian
menjadi alat ukur untuk mengukur kejadian atau fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen non-tes dan tes.
1. Wawancara
Instrumen yang pertama dibuat pada penelitian ini adalah jenis non-tes yaitu
sebuah pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini berisi garis besar tentang
apa yang ingin ditanyakan kepada narasumber. Pedoman wawancara ini berbentuk
kisi-kisi yang mengandung tiga unsur pertanyaan yang menyangkut
pengembangan tes hasil belajar. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1 .
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara
No. Kisi-kisi Wawancara
1. Apakah guru memahami dan dapat menyebutkan prosedur penyusunan tes
hasil belajar matematika atau tidak.
2. Apakah guru dapat membuat atau pernah membuat tes hasil belajar matematika
atau tidak.
3. Apakah kesulitan yang dialami guru ketika membuat tes hasil belajar
matematika.
Peneliti mengembangkan sendiri pertanyaan untuk wawancara sesuai kisi-kisi
wawancara pada tabel 3.1. Setiap kisi-kisi dibuat beberapa pertanyaan oleh
peneliti secara fleksibel, yang mana pertanyaan tersebut menyangkut jawaban dari
guru dan masih berkaitan dengan kisi-kisi.
2. Kuesioner
Kuesioner penelitian ini memiliki empat skala yaitu 1, 2, 3, dan 4. Penelitian
ini hanya memakai empat skala karena untuk menghindari responden memilih
skala 3 yang mana merupakan skala keragu-raguan. Kuesioner penelitian ini akan
diberikan keempat validator. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Tes
Instrumen penelitian kedua yaitu tes. Peneliti akan membuat instrumen ini
dengan menyusun kisi-kisi tes terlebih dahulu. Materi tes yang akan diujikan
adalah tentang pengukuran sudut kelas V. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.2
di bawah ini.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes
No Kompetensi
Dasar Indikator
Bentuk
Soal
Nomor Soal
Soal A Soal B
1. 2.3 Pengukuran
Sudut.
Menyebutkan jenis-jenis
sudut
Pilihan
Ganda
1
2. Menyebutkan jenis sudut
berdasarkan gambar
2 1
3. Menyebutkan pengertian
jenis-jenis sudut
3 2
4. Membedakan jenis-jenis
sudut
4 5
5. Membandingkan besar sudut 5 3 dan 4
6. Mengurutkan sudut 6 6
7. Melengkapi kalimat yang
berhubungan dengan sudut
7 7 dan
10
8. Menyelesaikan masalah
dengan macam-macam sudut
8, 9,
dan 10
8 dan 9
9. Menganalisis sudut dari
sebuah bangun
11, 12,
dan 13
10. Menganalisis soal cerita
berkaitan dengan sudut
11, 12,
13, dan
15
11. Menyimpulkan beberapa
penyataan mengenai sudut
14 dan
15
14
12. Menafsirkan besar suatu
sudut
16 dan
17
16
13. Mengukur sudut 17 dan
18
14 Merancang beberapa sudut
menjadi sebuah bangunan
18 dan
19
15 Menemukan sudut yang
sesuai dengan gambar
20 19 dan
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul harus dianalisis terhadap hasil-hasil yang telah
diperoleh (Narbuko & Abu, 2007: 156-167). Teknik analisis data sendiri
dilakukan menurut apa jenis data yang akan di analisis. Data dalam penelitian ini
berupa angka dan kata-kata. Maka untuk menganalisis data tersebut peneliti
menggunakan dua jenis teknik analisis, yaitu analisis data kualitatif dan analisis
data kuantitatif. Berikut penjabarannya:
1. Analisis data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang bentuknya berupa kata-kata dan bukan dalam
bentuk angka (Trianto, 2010: 280). Data semacam ini didapat melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi,
atau obsercasi yang tertuang dalam sebuah catatan lapangan. Data kualitatif pada
penelitan ini sendiri didapat melalui wawancara dengan guru kelas V yang
digunakan untuk menganalisis kebutuhan. Data kualitatif lainnya berupa komentar
dari Dosen Matematika dan Dosen Evaluasi PGSD Universitas Sanata Dharma
serta guru kelas V yang mana dituliskan dalam lembar validasi produk. Peneliti
akan memberi pertanyaan wawancara seputar pengetahuan guru tentang prosedur
pembuatan tes hasil belajar yang baik dan kendala guru dalam membuatnya.
Peneliti akan menganalisis hasil wawancara dengan mengidentifikasi potensi
dan masalah yang terjadi ketika guru membuat tes hasil belajar yang baik. Hasil
wawancara nantinya akan dijabarkan dengan kalimat tidak langsung bukan
dengan kalimat langsung. Data kualitatif berikutnya adalah komentar dari
validator mengenai desain produk. Teknik analisis yang akan digunakan untuk
data ini yaitu mengidentifikasi antara isi komentar dengan soal yang bersangkutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan merevisi soal tersebut. Peneliti juga akan merangkum komentar secara
keseluruhan atau komentar yang sama dari para validator agar dapat dilihat apa
kekurangan produk yang dibuat.
2. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif sering disebut dengan data keras. Data seperti ini diperoleh
melalui riset yang menggunakan pendekatan kuantitatif (Ali, 2014: 290). Bentuk
data kuantitatif adalah bilangan atau angka-angka baik yang diperoleh dari jumlah
penggabungan data atau pun sebuah pengukuran. Data kuantitatif dalam penelitian
ini didapatkan dari jumlah poin atau skor dalam lembar validasi produk oleh para
ahli (expert judgment) yaitu dua guru kelas V, dosen matematika PGSD
Universitas Sanata Dharma, dan dosen evaluasi pembelajaran PGSD Universitas
Sanata Dharma. Selain itu data kualitatif lainnya didapat dari tes uji coba produk.
Peneliti akan menganalisis data kuantitatif dari lembar validasi para ahli
dengan cara menjumlah dan merata-rata setiap skor butir soal yang diberikan
semua ahli. Sesudah itu peneliti akan mengkonversikan skor rata-rata ke dalam
data kualitatif skala empat seperti yang dijabarkan oleh Widoyoko (dalam
Ardiani, 2014: 69) pada tabel 3.3. Kualifikasi yang diterima untuk validasi pada
penelitian ini adalah bahwa produk sudah pada kategori baik.
Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Empat
Interval Tingkat Pencapaian Kualifikasi
3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik (SB)
2,50< M ≤ 3,25 Baik (B)
1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik (KB)
0,00 < M ≤ 1,75 Tidak Baik (TB)
Keterangan: M merupakan rata-rata skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Data kuantitatif yang berasal dari hasil uji coba produk akan peneliti olah ke
dalam aplikasi TAP. Selanjutnya peneliti akan menganalisis validitas dan
reliabilitas soal serta menganalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis
pengecoh.
a. Validitas
Tes yang merupkan alat ukur hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes
tersebut mampu mengukur hasil belajar siswa dengan tepat (Widoyoko, 2014:
139). Validitas suatu tes dapat dicari menggunakan rumus, salah satunya rumus
korelasi point biserial seperti yang dijelaskan oleh Sudijono (2009: 258), sebagai
berikut:
rpbi =
√
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total proporsi
p = proporsi siswa yang menjawab benar
=
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
Analisis uji validitas dilakukan dengan mengolah data pada program TAP.
Peneliti menentukan validitas dengan membandingkan hasil r hitung soal dengan
rtabel dengan taraf signifikan 5% untuk jumlah responden 32 orang sebesar 0,35
dan jumlah responden 30 orang sebesar 0,36. Soal valid penelitian ini adalah yang
validitiasnya melebihi rtabel taraf signifikan 5%. Penelitian ini memakai taraf
signifikan 5% karena dalam dunia pendidikan, tes yang valid dengan taraf 5%
sudah dianggap layak untuk dijadikan alat ukur yang dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Reliabilitas
Widoyoko (2014: 140) memaparkan bahwa tes yang mempunyai reliabilitas
baik akan memberikan hasil yang tetap atau sama apabila diteskan berkali-kali.
Cara mencari reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus. Metode yang
dipakai peneliti untuk mencari reliabilitas yaitu menggunakan metode belah dua
atau Split-half Method dengan membagi soal menjadi item genap dan item ganjil.
Rumus untuk metode ini menggunakan rumus product moment. Ada dua langkah
dalam menggunakan rumus product moment, langkah pertama yaitu:
rxy = ( )( )
√ ( ) ( )
Keterangan:
rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan
X= skor butir belahan ganjil
Y= skor butir belahan genap
N= jumlah responden
Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut:
2 r
⁄
⁄
1 + r ⁄
⁄
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas penuh tes r ⁄
⁄ = Koefisien reliabilitas setengah tes
penelitian ini akan menggunakan koefesien reliabilitas soal yang sudah ada
dalam hasil pengolahan data dari TAP. Reliabilitas soal yang peneliti pakai adalah
yang menggunakan metode Flanagan yang mana membagi data menjadi dua
belahan yaitu belahan ganjil dan genap (Purwanto, 2009: 165). Selanjutnya
reliabilitas soal tersebut dikualifikasi berdasarkan tabel 3.5 berdasarkan pada
Masidjo (1995: 209).
r11 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,81 – 1,00
0,61 – 0,80
0,41 – 0,60
0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
c. Analisi butir soal
Analisis data yang akan dilakukan selanjutnya adalah mengenai kualitas butir
soal yang terdiri dari tingkat kesulitan, daya pembeda, dan analisis pengecoh.
Analisis soal dilakukan hanya untuk soal yang valid saja sehingga didapat butir
soal yang baik. Analisis kualitas butir soal yang akan dilakukan pertama adalah
analisis tingkat kesulitan.
1) Tingkat kesulitan
Kusaeri (2014: 106) menjelaskan bahwa cara menghitung tingkat kesulitan
untuk soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tingkat Kesukaran (TK) =
Peneliti akan menggunakan TAP untuk mencari tahu tingkat kesulitan soal.
Selanjutnya soal yang valid akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu
mudah, sedang, dan sukar. Daryanto (2007: 182) menjelaskan bahwa tingkat
kesulitan memiliki tiga kategori yang dibatasi oleh interval koefisien sepeti pada
tabel 3.5 dan peneliti akan mengelompokkan soal berdasarkan tabel dari Daryanto
tersebut.
Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesulitan
Kategori Interval Koefisien
Mudah 0,71 ke atas
Sedang 0,30 – 0,71
Sukar kurang dari 0,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2) Daya pembeda
Teknik analisis data yang akan dilakukan selanjutnya adalah analisis daya
pembeda soal. Daya pembeda merupakan kemampuan soal membedakan siswa
yang pandai dan kurang pandai (Kusaeri, 2014: 107). Cara menghitung daya
pembeda dapat dilakukan dengan rumus dalam Kusaeri (2014: 108) di bawah ini:
DP =
Keterangan:
DP = daya pembeda soal
BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N = jumlah siswa yang mengerjakan tes
Sama seperti tingkat kesukaran, soal yang dianalisis daya pembedanya hanya
soal yang valid saja. Peneliti menggunakan tabel 3.6 milik Masidjo (1995: 203)
sebagai acuan dalam menganalisis daya pembeda dan mengelompokkannya.
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda
Kategori Interval Koefisien
Sangat Membedakan 0,80 – 1,00
Lebih Membedakan 0,60 – 0,79
Cukup Membedakan 0,40 – 0,59
Kurang Membedakan 0,20 – 0,39
Sangat Kurang Membedakan Negatif – 0,19
Soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal yang valid dan memiliki
daya pembeda cukup membedakan, namun untuk soal valid yang masuk kategori
kurang membedakan akan diperbaiki agar dapat digunakan. Sedangkan soal yang
memiliki daya pembeda sangat kurang membedakan akan disingkirkan karena
apabila diperbaiki maka kemungkinkan daya pembedanya hanya akan berada pada
kategori kurang membedakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3) Analisis pengecoh
Selanjutnya pengecoh dari soal-soal yang valid dan memiliki daya pembeda
yang baik (minimal masuk dalam kategori kurang membedakan) akan dianalisis.
Pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban dan
bukan hanya sekedar pelengkap pilihan (Purwanto, 2009: 108). Cara menganalisis
pengecoh dapat menggunakan rumus berikut:
IP
( )( ) X 100%
Keterangan:
IP = Indeks Pengecoh
P = jumlah peserta didik yang memiliki pengecoh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternatif jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap
Sama dengan cara menganalisis tingkat kesukaran dan daya pembeda,
pengecoh juga akan dianalisis dengan menggunakan program TAP. Setelah
dianalisis maka langkah selanjutnya adalah membandingkan antara total tiap
pilihan jawaban atau pengecoh dengan angka 0,05. Angka 0,05 sama dengan 5%
yang mana merupakan jumlah minimal siswa yang harus memilih pengecoh
tersebut agar dapat dikatakan bahwa pengecoh tersebut berfungsi (Daryanto,
2007: 192-193). Nantinya pengecoh yang masih di bawah 0,05 akan diperbaiki
agar pengecoh tersebut dapat berfungsi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV pada penelitian ini akan membahas dua pokok bahasan. Kedua pokok
bahasan tersebut adalah hasil penelitian dan pembahasan. Berikut uraian dari
kedua pokok bahasan tersebut:
A. Hasil Penelitian
Hal yang akan dibahas pada hasil penelitian ini adalah langkah-langkah
pengembangan tes hasil belajar dan kualitas tes hasil belajar. kedua pokok
bahasan pada hasil penelitian akan dibahas secara detail sesuai dengan data yang
didapat, berikut uraiannya:
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar
Hasil penelitian prosedur pengembangan tes hasil belajar didasarkan pada
langkah pembuatan tes hasil belajar pada bab III yang meliputi tujuh langkah.
Hasil dari ketujuh langkah yang telah dilakukan dijabarkan sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Penelitian ini memiliki potensi dan masalah yang berkaitan dengan alat ukur
kemampuan siswa. Potensi penelitian ini adalah guru dapat membuat tes hasil
belajarnya sendiri dengan bantuan contoh tes hasil belajar yang baik. Kepercayaan
yang tinggi untuk sebuah tes berarti tes tersebut sudah teruji kevalidannya,
reliabilitasnya, tingkat kesukarannya, daya pembedanya, serta memiliki analisis
pengecoh yang berfungsi baik. Alih-alih guru membuat tes yang demikian,
ternyata masih ada guru yang hanya membuat tes hasil belajar dengan seadanya
tanpa adanya uji coba terlebih dahulu sehingga tes tersebut tidak dapat mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kemampuan siswa dengan baik. Hal demikianlah yang menjadi masalah dan
memicu dibuatnya penelitian ini.
b. Pengumpulan Data
Pencarian potensi dan masalah dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara. Peneliti mewawancarai dua orang narasumber yang mana berprofesi
sebagai guru SD yang menjadi wali kelas V. Wawancara dilakukan pada hari
Senin tanggal 27 Juli 2015 dan hari Rabu tanggal 29 Juli 2015. Wawancara
pertama dilakukan di SD tempat peneliti melakukan PPL yaitu di SD A.
Narasumber yang peneliti wawancarai bernama guru X. Hasil yang didapat dari
wawancara dengan beliau adalah bahwa guru X tahu cara pembuatan tes yang
baik karena dia merupakan salah satu guru yang membuat kumpulan soal atau
LKS di Yayasan dan guru X pernah membuat tes hasil belajar dengan prosedur
yang baik namun hanya satu kali.yaitu ketika beliau baru menjadi guru. Selain itu
guru X juga menyatakan bahwa kesulitan guru dalam membuat tes yang baik
yaitu keterbatasan waktu. Hasil wawancara terakhir dari narasumber guru X
berupa guru X membutuhkan contoh tes hasil belajar yang baik.
Wawancara kedua dilakukan di SD B yang mana merupakan SD tempat
peneliti melakukan Probaling II dulu. Wawancara dilakukan dengan seorang guru
yang merupakan guru senior di SD tempatnya berkarya yang selanjutnya akan
diberi nama guru Y. Hasil dari wawancara tersebut adalah bahwa guru Y tahu cara
membuat tes hasil belajar yang baik, namun beliau hanya mengatakan langkah-
langkahnya tidak secara detail. Hasil wawancara dengan guru Y selanjutnya yaitu
bahwa kesulitan guru Y dalam pembuatan tes hasil belajar yang baik adalah
karena kendala waktu namun beliau tetap membuat tes untuk digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menguji kemampuan siswanya namun prosedurnya belum baik. Hasil wawancara
terakhir dengan guru Y yaitu bahwa beliau membutuhkan contoh tes hasil belajar
yang baik agar menjadi acuan atau pedoman baginya dalam membuat tes.
c. Desain Produk
Peneliti mendesain produk sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu
mengembangkan perangkat tes hasil belajar Matematika pada materi pengukuran
sudut. Awal pembuatan desain, peneliti telah membuat beberapa indikator dari
kompetensi dasar (KD) 2.3 yaitu pengukuran sudut. Peneliti membuat indikator
berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom mulai dari tahap mengingat sampai
mencipta. Selanjutnya peneliti membuat tiga tingkatan kesulitan soal yaitu mudah,
sedang, dan sulit dengan presentase 25%, 50%, dan 25%. Alasan membuat
presentase tingkat kesulitan soal sedemikian rupa karena soal mudah dan sulit
akan baik apabila jumlahnya sama dan soal sedang memiliki jumlah yang lebih
banyak. Langkah selanjutnya yaitu membuat soal berdasarkan indikator yang
telah dibuat serta membuat opsi jawabannya.
d. Validasi Produk
Validasi produk dilakukan oleh empat ahli yang ahli. Keempat ahli tersebut
terdiri dari dua Dosen dan dua Guru. Dua Dosen tersebut merupakan Dosen
Matematika dan Dosen Evaluasi Pembelajaran yang mengajar di Universitas
Sanata Dharma pada prodi PGSD. Data validasi produk dari keempat ahli dapat
dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli No. Validator Rata-rata Skor
1. Ahli 1 3.48
2. Ahli 2 3.48
3. Ahli 3 2.88
4. Ahli 4 3.03
Rata-rata 3.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.1 merupakan tabel hasil validasi ahli dimana rata-rata perolehan
validasi ahli adalah 3,21. Berdasarkan tabel 3.3 pada bab III maka perolehan skor
rata-rata validasi ahli berada pada kategori baik dan sudah layak untuk diujikan.
e. Revisi Desain
Peneliti merevisi desain dengan acuan berupa komentar dari ahli yang
memvalidasi desain. Selain itu skor jelek yang diberikan oleh empat validator
tersebut kepada butir soal akan dianalisis, lalu butir soal tersebut akan direvisi.
Berdasarkan hasil validasi ahli maka soal nomor 38 dan 39 langsung diperbaiki.
f. Uji Coba Desain
Uji coba desain dilakukan selama dua hari, yaitu tanggal 2-3 November 2015.
Uji coba desain dilaksanakan di kelas V SD Negeri Adisucipto I yang siswanya
berjumlah 62 orang dan terbagi menjadi dua kelas yaitu VA (32 siswa) dan VB
(30 siswa). Sebelum diuji cobakan desain produk sudah dibagi menjadi dua tipe,
yaitu tipe A dan tipe B. Uji coba pada hari pertama dilakukan di kelas VA,
sedangkan uji coba hari kedua dilakukan di kelas VB. Uji coba pertama dilakukan
dengan memberikan soal tipe A untuk siswa yang duduk di kanan, dan soal B
untuk siswa yang duduk di kiri, begitu pula dengan hari kedua.
g. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan peneliti berdasarkan hasil uji coba desain yang
diproses dalam program TAP. Peneliti merevisi soal valid yang daya pembedanya
masih kurang membedakan dan merevisi pengecoh soal valid yang kurang
berfungsi. Jumlah soal yang direvisi oleh peneliti ada 15 soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Kualitas Tes Hasil Belajar
Kualitas tes hasil belajar dilihat melalui proses analisis data uji coba produk
pada program TAP. Kualitas tes sendiri meliputi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan analisis pengecoh. Berikut data hasil pengolahan
program TAP untuk soal tipe A dan B:
a. Validasi
Kualitas tes yang pertama adalah validitas tes. Data validitas tes terdiri dari
hasil validitas soal tipe A dan hasil validitas soal tipe B. Berikut validitas tes soal
tipe A dan soal tipe B:
1) Soal tipe A
Tabel 4.2 Hasil Validitas Soal Tipe A
Item Point Biser
Item 1 0.38
Item 2 0.60
Item 3 0.53
Item 4 0.37
Item 5 0.72
Item 6 0.39
Item 7 0.57
Item 8 0.41
Item 9 0.59
Item 10 0.56
Item 11 0.68
Item 12 0.50
Item 13 0.27
Item 14 0.44
Item 15 0.40
Item 16 0.35
Item 17 0.59
Item 18 0.34
Item 19 -0.12
Item 20 -0.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2) Soal tipe B
Tabel 4.3 Hasil Validitas Soal Tipe B
b. Reliabilitas
Kualitas tes yang kedua adalah reliabilitas tes. Data reliabilitas tes terdiri dari
hasil reliabilitas soal tipe A dan hasil reliabilitas soal tipe B. Berikut reliabilitas
tes soal tipe A dan soal tipe B:
1) Soal tipe A
Split-Half (Odd/Even) Reliability = 0.743 (with Spearman-Brown = 0.852)
2) Soal tipe B
Split-Half (Odd/Even) Reliability = 0.567 (with Spearman-Brown = 0.724)
Item Point Biser
Item 1 0.66
Item 2 0.41
Item 3 0.28
Item 4 0.30
Item 5 0.54
Item 6 0.33
Item 7 0.49
Item 8 0.62
Item 9 0.46
Item 10 0.01
Item 11 0.65
Item 12 0.51
Item 13 0.24
Item 14 0.62
Item 15 0.41
Item 16 0.49
Item 17 0.10
Item 18 0.08
Item 19 0.01
Item 20 0.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
c. Tingkat kesulitan
Kualitas tes yang ketiga adalah tingkat kesulitan. Data tingkat kesulitan terdiri
dari tingkat kesulitan soal tipe A dan tingkat kesulitan soal tipe B. Berikut tingkat
kesulitan tes soal tipe A dan soal tipe B:
1) Soal tipe A
Tabel 4.4 Tingkat Kesulitan Soal Tipe A
2) Soal tipe B
Tabel 4.5 Tingkat Kesulitan Soal Tipe B
Item Item Diff
Item 1 0.97
Item 2 0.84
Item 3 0.75
Item 4 0.59
Item 5 0.69
Item 6 0.84
Item 7 0.56
Item 8 0.69
Item 9 0.50
Item 10 0.41
Item 11 0.75
Item 12 0.78
Item 13 0.47
Item 14 0.44
Item 15 0.28
Item 16 0.25
Item 17 0.66
Item 18 0.59
Item 19 0.47
Item 20 0.22
Item Item Diff
Item 1 0.67
Item 2 0.60
Item 3 0.70
Item 4 0.90
Item 5 0.67
Item 6 0.83
Item 7 0.47
Item 8 0.67
Item 9 0.73
Item 10 0.70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
d. Daya pembeda
Kualitas tes yang keempat adalah daya pembeda. Data daya pembeda terdiri dari
daya pembeda soal tipe A dan daya pembeda soal tipe B. Berikut daya pembeda tes
soal tipe A dan soal tipe B:
1) Soal tipe A
Tabel 4.6 Daya Pembeda Soal Tipe A
Item 11 0.33
Item 12 0.70
Item 13 0.73
Item 14 0.37
Item 15 0.70
Item 16 0.50
Item 17 0.53
Item 18 0.90
Item 19 0.67
Item 20 0.80
Item Disc.
Index
Item 1 0.10
Item 2 0.50
Item 3 0.60
Item 4 0.50
Item 5 0.90
Item 6 0.20
Item 7 0.80
Item 8 0.40
Item 9 0.70
Item 10 0.60
Item 11 0.70
Item 12 0.40
Item 13 0.10
Item 14 0.60
Item 15 0.40
Item 16 0.30
Item 17 0.60
Item 18 0.40
Item 19 -0.20
Item 20 -0.40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2) Soal tipe B
Tabel 4.7 Daya Pembeda Soal Tipe B
e. Analisis pengecoh
Kualitas tes yang kelima atau yang terakhir adalah analisis pengecoh. Data
analisis pengecoh terdiri dari analisis pengecoh soal tipe A dan analisis pengecoh soal
tipe B. Berikut analisis pengecoh tes soal tipe A dan soal tipe B:
1) Soal tipe A
Tabel 4.8 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe A
No.
Soal
Hasil Analisis Pengecoh
A B C D
1. 0.000 0.000 0.969 0.031
2. 0.844 0.000 0.031 0.125
3. 0.750 0.125 0.063 0.063
4. 0.156 0.125 0.125 0.594
5. 0.688 0.125 0.094 0.094
6, 0.000 0.844 0.063 0.094
7. 0.563 0.281 0.125 0.031
8. 0.031 0.219 0.688 0.063
9. 0.500 0.063 0.125 0.313
Item Disc. Index
Item 1 0.78
Item 2 0.43
Item 3 0.32
Item 4 0.22
Item 5 0.54
Item 6 0.21
Item 7 0.65
Item 8 0.78
Item 9 0.56
Item 10 0.07
Item 11 0.89
Item 12 0.56
Item 13 0.32
Item 14 0.76
Item 15 0.54
Item 16 0.54
Item 17 0.19
Item 18 -0.01
Item 19 -0.15
Item 20 0.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
10. 0.156 0.438 0.000 0.406
11. 0.031 0.188 0.031 0.750
12. 0.031 0.781 0.094 0.469
14. 0.313 0.219 0.031 0.438
15. 0.375 0.125 0.281 0.219
16. 0.219 0.250 0.469 0.063
17. 0.656 0.125 0.156 0.063
2) Soal Tipe B
Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengecoh Soal Valid Tipe B
No.
Soal
Hasil Pengecoh
A B C D
1. 0.133 0.133 0.067 0.667
2. 0.133 0.200 0.600 0.067
5. 0.100 0.167 0.067 0.667
7. 0.400 0.467 0.100 0.033
8. 0.100 0.667 0.200 0.033
9. 0.167 0.067 0.733 0.033
11. 0.333 0.233 0.433 0.000
12. 0.033 0.200 0.067 0.700
14. 0.300 0.167 0.167 0.367
15. 0.133 0.067 0.100 0.700
16. 0.100 0.100 0.300 0.500
20. 0.033 0.800 0.067 0.100
B. Pembahasan
Hal yang dibahas terdiri dari langkah pengembangan tes hasil belajar dan
kualitas dari tes hasil belajar. Kedua pokok bahasan ini merupakan pembahasan
dari hasil data yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut
penjabaran dari kedua pokok bahasan tersebut:
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar
Terdapat tujuh langkah yang akan dibahas dalam pengembangan tes hasil
belajar. Ketujuh langkah tersebut merupakan pembahasan dari data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti. Ketujuh langkah tersebut
peneliti jabarkan sebagai berikut:
a. Potensi dan Masalah
Guru dapat membuat tes hasil belajar sendiri dengan acuan atau pedoman
contoh tes hasil belajar yang baik. Melalui contoh tes hasil belajar yang baik, guru
akan lebih mengetahui dan memkai bahasa yang mudah dipahami siswa serta
mengetahui bagaimana cara penanyaan yang baik dalam membuat soal. Guru juga
dapat membuat opsi jawaban atau pengecoh dengan pedoman pengecoh dari
contoh tes hasil belajar yang baik.
b. Pengumpulan Data
Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan hasil kedua wawancara tersebut
bahwa guru sebenarnya tahu cara pembuatan tes hasil belajar yang baik walau
salah satu guru masih belum mengerti prosedur detailnya. Kendati demikian guru
tidak membuat tes sesuai prosedur yang baik. Hal tersebut karena guru tidak
punya waktu luang untuk melakukan prosedur pembuatan tes dengan baik. Selain
itu contoh tes hasil belajar yang baik tersebut akan membantu guru dalam
membuat tes hasil belajarnya sendiri sebagai pedoman atau acuan.
c. Desain Produk
Peneliti membuat 15 indikator yang termasuk ke dalam tingkat taksonomi
mengingat hingga mencipta. Soal yang terdiri dari C1 dan C2 masuk pada tingkat
kesulitan mudah, C3 dan C4 masuk pada tingkat kesulitan sedang, dan C5 dan C6
masuk pada tingkat kesulitan tinggi. Peneliti membuat 40 soal dimana 10 soal
mempunyai tingkat kesulitan mudah, 20 soal mempunyai tingkat kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sedang, dan 10 soal dengan tingkat kesulitan sulit. Produk berupa tes hasil belajar
ini tiap butir soalnya memilki 3 pengecoh dan 1 jawaban benar.
d. Validasi Produk
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata validasi ahli adalah 3.21. Dalam tabel
3.3 yang ada dalam bab III perolehan rata-rata 3.21 berada dalam kualifikasi baik.
Ahli 1 adalah dosen Matematika PGSD Sadhar, ahli 2 merupakan dosen Evaluasi
Pembelajaran PGSD Sadhar, lalu ahli 3 dan 4 adalah guru kelas V. Hampir semua
soal yang divalidasi ahli baik, namun ada dua soal yang masih kurang baik. Dua
soal yang masih kurang baik adalah soal nomor 38 dan 39. Kedua soal yang
kurang baik akan direvisi pada langkah selanjutnya.
e. Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi pada soal yang masih kurang baik pada rekap nilai
validasi ahli. Peneliti mengganti salah satu pengecoh dari butir soal nomor 38
yang dianggap kurang baik karena komentar ahli yang menyatakan bahwa ada dua
jawaban dalam pilihan jawaban. Selanjutnya peneliti juga merevisi soal nomor 39
yang pertanyaannya sedikit membingungkan. Selain merevisi kedua soal tersebut
peneliti juga membenahi titik-titik yang ada dalam setiap soal sesuai komentar
ahli. Peneliti juga membenahi penulisan dan huruf yang kurang atau salah.
f. Uji Coba Desain
Data hasil uji coba desain diproses menggunakan aplikasi TAP. Pemrosesan
data dilakukan menurut setiap tipe soal. Hasil dari pemrosesan aplikasi TAP
berupa validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda, dan analisis
pengecoh soal. Hasil pengolahan data tersebut yang membuat peneliti dapat
mengetahuai kualitas tes hasil belajar/ produk yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
g. Revisi Desain
Revisi yang dilakukan peneliti setelah melihat kualitas tes dilakukan agar tes
benar-benar teruji kualitasnya. Sebagai langkah akhir maka revisi ini harus
dilakukan agar guru yang memakai contoh tes hasil belajar ini sebagai pedoman
dapat membuat tes hasil belajarnya sendiri dengan baik. Peneliti merasa perlu
melihat kembali komentar dari para ahli untuk merivisi desain yang sudah
diujikan agar dapat mengetahui apakah ada kesalahan yang sama pada soal
tersebut sehingga memerlukan revisi.
2. Kualitas Tes Hasil Belajar
Pembahasan kualitas tes hasil belajar didasarkan pada analisis data yang
didapat dari proses pengolahan data pada aplikasi TAP. Berikut pembahasan
kualitas tes hasil belajar soal tipe A dan B:
a. Soal Tipe A
1) Validitas
Peneliti membandingkan hasil analisis validitas soal tipe A dengan
menggunakan program TAP pada tabel 4.2 dengan rtabel taraf signifikan 5% sesuai
teknik analisis hasil validitas pada bab III. Rtabel untuk jumlah siswa sebanyak 32
orang yaitu 0,35. Hasil pembandingan tersebut adalah terdapat 16 soal yang
melebihi 0,35 dan dinyatakan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari
0,35 atau tidak valid ada 4, yaitu 13, 18, 19, dan 20. Keempat soal yang tidak
valid tersebut dihilangkan atau disingkirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Reliabilitas
Soal tipe A yang diujikan memiliki reliabilitas sebesar 0,743. Berdsarkan
tabel 3.4 menurut Masidjo (1995: 209) pada bab III maka reliabilitas tipe A
termasuk pada kategori tinggi yang rentannya 0,61 – 0,80.
3) Tingkat kesulitan
Hasil tingkat kesulitan soal valid tipe A pada tabel 4.4 dapat dikelompokkan
sesuai tabel 3.5 pada bab III. Pengelompokkan tingkat kesulitan soal tipe A yang
valid adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe A
Kategori Nomor Soal yang Valid
Mudah (0,71 ke atas) 1, 2, 3, 6, 11, dan 12
Sedang (0,30 – 0,71) 4, 5, 7, 8, 9, 10, 14, dan 17
Sukar (kurang dari 0,30) 15 dan 16
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa ada 6 soal tipe A yang valid yang temasuk
kategori mudah yaitu soal nomor 1, 2, 3, 6, 11, dan 12. Sedangkan untuk soal
dengan tingkat kesulitan kategori sedang, ada 8 soal yaitu nomor 4, 5, 7, 8, 9, 10,
14, dan 17. Soal tipe A yang valid dan masuk tingkat kesulitan kategori sukar ada
2 soal yaitu nomor 15 dan 16.
4) Daya pembeda
Hasil pengolahan data selanjutnya adalah daya pembeda soal tipe A. Daya
pembeda soal tipe A pada tabel 4.6 dapat dikeleompokkan menurut Masidjo
(1995: 203) pada tabel 3.6 di bab III. Pengelompokkan daya pembeda soal tipe A
yang valid menurut kategori yang dikemukakan Masidjo dapat dilihat pada tabel
4.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.11 Pengelompokkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe A
Kategori Nomor Soal
Sangat Membedakan (0,80 – 1,00) 5 dan 7
Lebih Membedakan (0,60 – 0,79) 3, 9, 10, 11, 14, dan 17
Cukup Membedakan (0,40 – 0,59) 2, 4, 8, 12, dan 15
Kurang Membedakan (0,20 – 0,39) 6 dan 16
Sangat Kurang Membedakan (Negatif – 0,19) 1
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa soal tipe A yang valid memiliki daya
pembeda yang beragam. Soal nomor 1 berada dalam kategori sangat kurang
membedakan yang berarti soal tersebut tidak dapat dipakai untuk membedakan
antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi dan tingkat kemampuan
rendah. Kategori daya pembeda yang kurang membedakan terdiri dari 2 soal yaitu
soal nomor 6 dan 16. Terdapat 5 soal yang termasuk kategori cukup membedakan
yaitu soal nomor 2, 4, 8, 12, dan 15. Pada kategori lebih membedakan terdapat 6
soal yang masuk dalam kategori tersebut. Soal yang termasuk dalam kategori
lebih membedakan yaitu soal nomor 3, 9, 10, 11, 14, dan 17. Terdapat 2 soal yang
masuk dalam kategori daya pembeda yang terakhir yaitu kategori sangat
membedakan. Soal yang termasuk dalam kategori terakhir tersebut adalah soal
nomor 5 dan 7.
5) Analisis pengecoh
Daryanto (2007: 192-193) pada bab III yang menyatakan bahwa pengecoh
dinyatakan berfungsi apabila jumlah responden yang memilih pengecoh tersebut
sekurang-kurangnya harus 5% atau 0,05 dari keseluruhan responden. Berdasarkan
pendapat tersebut maka analisis pengecoh soal tipe A pada tabel 4.8
memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi baik. Meski
demikian banyak dari pengecoh tersebut yang dapat berfungsi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Penggolongan pengecoh yang berfungsi dan yang tidak berfungsi dapat dilihat
pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe A
No.
Soal
Pengecoh
Berfungsi Tidak Berfungsi
1. C ABD
2. AD BC
3. ABCD
4. ABCD
5. ABCD
6, BCD A
7. ABC D
8. BCD A
9. ABCD
10. ABD C
11. BD AC
12. BCD A
14. ABD C
15. ABCD
16. ABCD
17. ABCD
Hasil analisis pengecoh untuk soal valid tipe A berdasarkan tabel 4.12 adalah
terdapat 7 soal yang pengecohnya berfungsi dengan baik. Ke-7 soal yang
memiliki pengecoh yang baik tersebut adalah soal nomor 3, 4, 5, 9, 15, 16, dan 17.
Soal yang masih belum memiliki pengecoh yang baik direvisi oleh peneliti agar
didapatkan tes hasil belajar yang berkualitas.
b. Soal Tipe B
1) Validitas
Peneliti membandingkan hasil analisis validitas soal tipe B dengan
menggunakan program TAP pada tabel 4.3 dengan rtabel taraf signifikan 5% sesuai
teknik analisis hasil validitas pada bab III. Rtabel untuk jumlah siswa sebanyak 30
orang yaitu 0,36. Hasil pembandingan tersebut adalah terdapat 12 soal yang
melebihi 0,36 dan valid, sedangkan soal yang validitasnya kurang dari 0,36 atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
tidak valid ada 8. Soal yang valid adalah nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16,
dan 20 sedangkan soal nomor 3, 4, 6, 10, 13, 17, 18, dan 19 tidak valid. Soal yang
tidak valid tersebut dihilangkan atau disingkirkan.
2) Reliabilitas
Soal tipe B yang diujikan memiliki reliabilitas sebesar 0,567. Berdsarkan
tabel 3.4 menurut Masidjo (1995: 209) pada bab III maka reliabilitas tipe A
termasuk pada kategori cukup yang rentannya 0,41 – 0,60.
3) Tingkat kesulitan
Hasil tingkat kesulitan soal valid tipe B pada tabel 4.5 dapat dikelompokkan
sesuai tabel 3.5 pada bab III. Pengelompokkan tingkat kesulitan soal tipe A yang
valid adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Pengelompokkan Tingkat Kesulitan Soal Valid Tipe B
Kategori Nomor Soal yang Valid
Mudah (0,71 ke atas) 9 dan 20
Sedang (0,30 – 0,71) 1, 2, 5, 7, 8, 11, 12, 14, 15, dan 16
Sukar (kurang dari 0,30) -
Pada tabel 4.13 di atas soal tipe B yang valid dan memiliki tingkat kesulitan
pada kategori mudah ada 2 soal yaitu nomor 9 dan 20. Soal valid tipe B lainnya
berada pada kategori sedang, sedangkan untuk kategori sukar tidak ada satu pun
soal B yang masuk kategori tersebut.
4) Daya pembeda
Hasil pengolahan data selanjutnya adalah daya pembeda soal tipe B. Daya
pembeda soal tipe B pada tabel 4.7 dapat dikeleompokkan menurut Masidjo
(1995: 203) pada tabel 3.6 di bab III. Pengelompokkan daya pembeda soal tipe B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang valid menurut kategori yang dikemukakan Masidjo dapat dilihat pada tabel
4.14 berikut:
Tabel 4.14 Pengelompokkan Daya Pembeda Soal Valid Tipe B
Kategori Nomor Soal
Sangat Membedakan (0,80 – 1,00) 11
Lebih Membedakan (0,60 – 0,79) 1, 7, 8, dan 14
Cukup Membedakan (0,40 – 0,59) 2, 5, 9, 12, 15, 16, dan 20
Kurang Membedakan (0,20 – 0,39) -
Sangat Kurang Membedakan (Negatif – 0,19) -
Pengelompokkan daya pembeda pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa ada 1
soal valid tipe B yang masuk dalam kategori sangat membedakan yaitu nomor 11.
Ketegori kedua yaitu lebih membedakan terdapat 4 soal yang masuk dalam
kategori tersebut yaitu soal nomor 1, 7, 8 dan 14, sedangkan pada kategori cukup
membedakan terdapat 7 soal valid tipe B yang termasuk kategori tersebut yaitu
soal nomor 2, 5, 9, 12, 15, 16, dan 20. Pada kelompok daya pembeda kurang
membedakan dan sangat kurang membedakan tidak ada satupun soal valid tipe B
yang masuk dalam kategori tersebut.
5) Analisis pengecoh
Daryanto (2007: 192-193) pada bab III yang menyatakan bahwa pengecoh
dinyatakan berfungsi apabila jumlah responden yang memilih pengecoh tersebut
sekurang-kurangnya harus 5% atau 0,05 dari keseluruhan responden. Berdasarkan
pendapat tersebut maka analisis pengecoh soal tipe B pada tabel 4.9
memperlihatkan bahwa ada beberapa pengecoh yang tidak berfungsi baik. Meski
demikian banyak dari pengecoh tersebut yang dapat berfungsi dengan baik.
Penggolongan pengecoh yang berfungsi dan yang tidak berfungsi dapat dilihat
pada tabel 4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.15 Penggolongan Pengecoh Soal Valid Tipe B
No.
Soal
Pengecoh
Berfungsi Tidak Berfungsi
1. ABCD
2. ABCD
5. ABCD
7. ABC D
8. ABC D
9. ABC D
11. ABC D
12. BCD A
14. ABCD
15. ABCD
16. ABCD
20. BCD A
Berdasarkan hasil pengolahan data soal tipe B untuk analisis pengecoh pada
tabel 4.15 maka didapatkan soal valid tipe B yang memiliki pengecoh yang
berfungsi baik hanya ada 6 soal. Soal valid tipe B yang memiliki pengecoh yang
baik adalah soal nomor 1, 2, 5, 14, 15, dan 16. Soal yang belum memiliki
pengecoh yang berfungsi dengan baik tidak bukan berarti buruk atau harus
dibuang. Soal valid tipe B yang keempat pengecohnya belum berfungsi dengan
baik dapat direvisi sehingga soal tersebut dapat memiliki pengecoh yang berfungsi
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN
Bab terakhir ini akan membahas tiga pokok bahasan. Ketiga pokok bahasan
tersebut adalah kesimpulan, keterbatasan pengembangan, dan saran. Pokok
bahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data berserta pembahasannya yang telah
dijabarkan peneliti pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Prosedur pengembangan tes hasil belajar yang baik untuk materi pengukuran
sudut mata pelajaran matematika untuk siswa kelas V SD dilakukan melalui tujuh
langkah. Ketujuh langkah tersebut dikembangkan berdasarkan model
pengembangan menurut Sugiyono yaitu: (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji
coba produk, dan (7) revisi produk. Hasil revisi produk setelah uji coba produk
adalah terciptanya tes hasil yang baik pada mata pelajaran matematika materi
pengukuran sudut untuk kelas V SD.
2. Hasil validasi ahli (expert judgement) dikategorikan dalam kategori baik
dimana perolehan rata-rata skor dari semua ahli adalah 3,21. Sedangkan untuk
kualitas tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa terdapat 27 soal yang valid dan
reliabel dari 40 soal yang dibuat. Selain valid dan reliabel, ke-27 soal sudah
memiliki daya pembeda minimal cukup membedakan serta memiliki tingkat
kesukaran dan analisis pengecoh yang baik. Prototipe tes dijadikan contoh tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
hasil belajar yang baik. Contoh tes hasil belajar yang baik tersebut dicetak
menjadi sebuah buku dan diproduksi secara terbatas.
B. Keterbatasan Pengembangan
Tes hasil belajar matematika materi pengukuran sudut yang merupakan
produk dari pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Wawancara hanya dilakukan kepada dua guru kelas V.
2. Pengembangan produk hanya sampai pada tahap tujuh yaitu revisi produk
setelah diuji cobakan karena keterbatasan waktu.
3. Produk berupa tes hasil belajar belum diuji cobakan lagi setelah dianalisis
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan analisi pengecohnya.
C. Saran
Peneliti memberi beberapa sara supaya dapat memberi manfaat untuk
kedepannya. Saran-saran yang ingin disampaikan peneliti yaitu:
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara kepada lebih dari dua
narasumber.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat mengembangkan produk sampai tahap
kesepuluh yaitu produksi produk masal.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengujikan produk kembali setelah
dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan analisi
pengecohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR REFERENSI
Abdurrahman, Maman & Sambas A.M. (2011). Panduan Praktis Memahami
Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ali, Mohammad & Muhammad Asrori. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Dally, Dadang. (2010). Balanced Scorecard: Suatu Pendekatan dalam
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Daryanto. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Duskri, M., dkk. (2014). Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar
Matematika di SD. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 18,
Nomor 1.
Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kountur, Ronny. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: PPM.
Kusaeri. (2014). Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Mardhiyanti, Devi., dkk. (2011). Pengembangan Soal Matematika Model PISA
untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNSRI
Vol.5 No.1.
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKD.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Muslich, Masnur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setyosari, Punaji. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan.
Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.
Subali, Bambang. (2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: UNY Press.
Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RnD. Bandung: Alvabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alvabeta.
Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Yogyakarta: TERAS.
Suryabrata, Sumadi. (1997). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Suwandi, Sarwaji. (2010). Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnosik dalam Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wirastri, T.Y. (2014). Analisis Kualitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Tengah
Semester II Mata Pelajaran Matematika Kelas I Tahun Ajaran 2013/2014.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN 1
Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara yang dilakukan peneliti dilakukan pada hari Senin tanggal 27 Juli
2015 dan hari Rabu tanggal 19 Juli 2015. Wawancara pertama dilakukan di SD
tempat peneliti melakukan PPL yaitu di SD A. Narasumber yang peneliti
wawancarai bernama guru X. Pertama-tama peneliti bertanya mengenai
pemahaman guru terhadap prosedur pembuatan soal tes hasil belajar. Guru X
menjawab bahwa dia tahu cara pembuatan tes yang baik karena dia merupakan
salah satu guru yang membuat kumpulan soal atau LKS di Yayasan. Guru X
menjelaskan bahwa membuat tes itu tidak lah mudah, harus menentukan KD dan
indikator, lalu menenjukan jenis tes yang akan dibuat. Pembuatan tes harus
dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dan harus diujikan terlebih dahulu
untuk melihat valid dan reliabilitas tes tersebut.
Guru X melanjutkan bahwa adanya pengujian tes tersebut sangat penting
dalam pembuatan tes karena hal itu merupakan tahap yang wajib dilakukan
pembuat tes agar taraf kepercaan terhadap tes tersebut tinggi. Menanggapi
jawaban guru X, peneliti mengajukan pertanyaan apakah guru X pernah membuat
tes sedemikian rupa untuk siswanya atau tidak. Ketika ditanya demikian, guru X
tersenyum dan menjawab bahwa dia pernah melakukan hal itu namun hanya satu
kali, yaitu ketika beliau baru menjadi guru. Setelah guru X melakukan pengujian,
guru X banyak kehilangan waktu untuk hal semacam itu dan mendapat masukan
dari guru seniornya. Seniornya mengatakan bahwa untuk membuat tes semacam
itu pasti banyak memakan waktu, jadi kalau mau membuat tes ya langsung saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dibuat dengan teliti baru setelah itu langsung dibuat tes kalau sudah dianggap
bagus.
Sejak saat itulah guru X tidak membuat tes dengan prosedur yang sebenarnya
karena waktu bagi guru sendiri sangatlah terbatas apa lagi untuk membuat tes
hasil belajar yang seperti itu. Sebagai tanggapan, peneliti betanya apakah
kesulitan guru X dalam membuat tes hasil belajar yang memakai prosedur yang
baik. Guru X langsung menjawab bahwa kesulitan guru dalam membuat tes yang
baik yaitu keterbatasan waktu. Seorang guru tidak hanya bertugas membuat tes
tapi mengajarlah tugas utama guru. Mengejar ketinggalan materi saja memerlukan
banyak waktu, jadi waktu untuk penguji cobaan tes itu hampir mustahil dilakukan
apalagi ditambah waktu untuk menguji valid dan reliabilitas tes tersebut.
Mendengar jawaban guru X, peneliti lalu bertanya apakah guru X akan menerima
apabila ada yang memberi contoh tes hasil belajar yang baik dan telah teruji valid
dan reliabilitasnya, dan langsung dijawab dengan tegas bahwa guru X tentu akan
menerima contoh tes tersebut.
Wawancara kedua dilakukan di SD B yang mana merupakan SD tempat
peneliti melakukan Probaling II dulu. Peneliti mewawancara seorang guru yang
merupakan guru senior di SD tempatnya berkarya yang selanjutnya akan peneliti
beri nama guru Y. Wawancara dimulai dengan pertanyaan yang sama seperti
wawancara sebelumnya, dan guru Y menjawab bahwa beliau tahu cara membuat
tes hasil belajar yang baik. Pembuatan tes hasil belajar beliau ketahui karena
adanya sosialisasi yang ada di SD tempatnya bekerja. Tanpa peneliti bertanya
tentang prosedur pembuatan tes yang baik, guru Y sudah mengatakannya terlebih
dahulu. Beliau berkata bahwa langkah pembuatan tes hasil belajar yang baik itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
harus disesuaikan dengan materi dan KD. Setelah itu tes diuji terlebih dahulu agar
ketemu validitas dan reliabilitasnya, agar tes ini dianggap layak untuk digunakan
sebagai alat ukur.
Beliau melanjutkan kalau tes hasil belajar seperti itu baik untuk digunakan,
terlebih dapat menguji kemampuan siswa secara baik. Tapi bagi guru, mengujikan
tes dan mencari valid tidaknya reliabilitas tes membutuhkan waktu yang lama.
Guru Y melanjutkan bahwa guru tidak mempunyai cukup waktu untuk hal
demikian sehingga beliau tidak pernah membuat tes dengan prosedur yang baik.
Kendati demikian beliau tetap membuat tes untuk digunakan dalam menguji
kemampuan siswanya. Setelah mendengar penjelasan tersebut peneliti kemudian
bertanya apakah menurut guru Y tes yang beliau buat sudah diaggap baik atau
belum. Menanggapi pertanyaan peneliti, guru Y menjawab bahwa tentu saja tes
tersebut baik karena guru Y selalu mengkaji ulang tes nya sebelum digunakan.
Peneliti lalu menanyakan pertanyaan terakhir sebagai penutup pertanyaan,
yaitu apakah guru Y bersedia menerima contoh tes hasil belajar yang baik apabila
ada yang ingin memberinya. Pertanyaan tersebut disambut guru Y dengan seutas
senyum dan sedikit tawa lalu dengan cepat mengatakan bahwa dia pasti mau
menerima contoh tes hasil belajar tersebut. Baginya dan bagi guru lain, contoh tes
semacam itu sangat menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 2 FORMAT VALIDASI AHLI
Yth.
mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai dengan cara memberi tanda centang (√) pada salah satu tabel skor 1, 2, 3,dan 4 serta memberi
komentar dari setiap komponen penilaian pada kolom yang telah tersedia.
Identitas validator
Nama :
pekerjaan :
Ahli :
Judgement Ahli Kecocokan Indikator dengan Butir Soal
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (Satu)/ ganjil
Kelas : V (lima) SD
Bentuk soal : Pilihan Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dimensi Proses Kognitif
Bloom
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Mencipta Tingkat
kesulitan
Rendah 25% = 10 soal - - - -
Sedang - - 50% = 20 soal - -
Tinggi - - - - 25% = 10 soal
Standar Kompetensi :
2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
2.3 Melakukan Pengukuran Sudut
Keterangan :
skor 1 = soal sangat kurang baik
skor 2 = soal kurang baik
skor 3 = soal baik
skor 4 = soal sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Indikator Materi Aspek yang
diukur Soal
Skor Komentar
1 2 3 4
2.3.1 Menyebutkan
jenis-jenis sudut
2.3.2 Menyebutkan
jenis sudut
berdasarkan gambar
Jenis-jenis
sudut Mengingat
C1
1. Terdapat 3 jenis sudut berdasarkan besar
sudutnya. Ke-3 jenis sudut tersebut adalah . . .
a. Sudut tumpul, sudut lancip, dan sudut
datar
b. Sudut lancip, sudut datar, sudut siku-siku
c. Sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut
siku-siku
d. Sudut lengkung, sudut lancip, dan sudut
datar
Jawaban : C
Estimasi kesulitan : mudah
2. Perhatikan gambar di bawah ini. Jenis sudut di
bawah ini adalah . . .
a. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip
c. Sudut datar
d. Sudut tumpul
Jawaban: A
Estimasi kesulitan : mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2.3.3 Menyebutkan
pengertian jenis-jenis
sudut
3. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut di
bawah merupakan jenis sudut . . .
a. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip
c. Sudut datar
d. Sudut tumpul
Jawaban: D
Estimasi kesulitan : mudah
4. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya . . .
a. Lebih dari 90 derajat
b. Tepat 90 derajat
c. Kurang dari 90 derajat
d. Tepat 180 derajat
Jawaban: C
Estimasi kesulitan : mudah
5. Ari ingin membuat sudut yang besarnya 140
derajat. Jenis sudut yang akan dibuat Ari
adalah sudut . . .
a. Tumpul
b. Lancip
c. Datar
d. Siku-siku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: mudah
2.3.4 Membedakan
jenis-jenis sudut
Memahami
C2
1. Bernad menggambar 3 buah sudut. Besar
ketiga sudut itu adalah 85 derajat, 95 derajat,
dan 140 derajat. Jenis sudut yang digambar
Bernad secara berurutan adalah sudut . . ., . . .,
dan . . .
a. Tumpul, siku-siku, lancip
b. Lancip, siku-siku, tumpul
c. Lancip, lancip, tumpul
d. Lancip, tumpul, tumpul
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: mudah
2. Salsa harus menggambar 3 buah sudut. 3 buah
sudut tersebut adalah sudut tumpul, lancip, dan
siku-siku. Apabila salsa harus memilih besar
sudutnya sendiri, maka salsa akan memilih
sudut dengan besar ..., ..., dan ...
a. 145 derajat, 90 derajat, 50 derajat
b. 145 derajat, 50 derajat, 90 derajat
c. 90 derajat, 145 derajat, 50 derajat
d. 50 derajat, 90 derajat, 145 derajat
Jawanban: B
Estimasi kesulitan: mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2.3.5 Membandingkan
besar sudut
(Untuk soal no 3-4)
Nama Sudut Besar sudut
A 35
B 175
C 80
D 20
E 130
3. Jika dibandingkan sudut B dan sudut E besar
sudutnya . . . sudut A, C, dan D.
a. Lebih kecil dari
b. Sama dengan
c. Lebih besar dari
d. Ada yang sama dengan
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: mudah
4. Jika dibandingkan sudut A besarnya ... dari
sudut C, sedangkan sudut B besarnya ... dari
sudut E.
a. Lebih besar. Lebih besar
b. Lebih besar. Lebih kecil
c. Lebih kecil. Lebih kecil
d. Lebih kecil. Lebih besar
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5.
Sudut I Sudut II Sudut III
Sudut I, II, dan III adalah sudut yang digambar
Jian. Pernyataan berikut yang benar menurut
gambar tersebut . . .
a. Sudut I besarnya lebih kecil dari pada
sudut II dan sudut III
b. Sudut II mempunyai besar sudut yang
paling kecil
c. Sudut III adalah sudut yang mempunyai
besar paling kecil
d. Sudut I dan III besarnya sama
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2.3.5 Mengurutkan
sudut
Menerapkan
C3
1. Lisa akan menggambar 3 sudut dengan besar
145 derajat, 85 derajat, dan 100 derajat.
Apabila Lisa ingin menggambar sudut mulai
dari yang terkecil, maka lisa akan
menggambar mulai dari sudut ..., lalu ...dan
yang terakhir ...
a. 85 derajat, 100 derajat, 145 derajat
b. 85 derajat, 145 derajat, 100 derajat
c. 145 derajat, 100 derajat, 85 derajat
d. 100 derajat, 145 derajat, 85 derajat
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sedang
2. Bunga ingin menggambar 5 buah sudut secara
berurutan mulai dari yang sudutnya paling
besar. Maka Bunga akan menggambar sudut
secara berurutan dengan besar . . .
a. 50 derajat, 35 derajat, 55 derajat, 30
derajat, 20 derajat
b. 170 derajat, 140 derajat, 135 derajat, 90
derajat, 45 derajat
c. 65 derajat, 80 derajat, 115 derajat, 135
derajat, 155 derajat
d. 170 derajat, 145 derajat, 155 derajat, 135
derajat, 85 derajat
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2.3.6 Melengkapi
kalimat yang
berhubungan dengan
sudut
3. Sudut ... merupakan sudut yang besarnya 90
derajat sedangkan sudut yang besarnya ...
bukan merupakan sudut tumpul.
a. Siku-siku. 60 derajat
b. Siku-siku. 135 derajat
c. Tumpul. 80 derajat
d. Lancip. 145 derajat
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sedang
4. Sudut yang besarnya 120 derajat termasuk
jenis sudut ..., tapi sudut dengan besar ...
bukan merupakan sudut tumpul maupun siku-
siku.
a. Tumpul. Lebih dari 90 derajat.
b. Tumpul. Kurang dari 90 derajat.
c. Lancip. Kurag dari 90 derajat.
d. Lancip. Lebih 90 derajat.
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sedang
5. Astrid menggambar 4 buah sudut dengan sudut
yang berbeda yaitu 50 derajat, 60 derajat, 100
derajat, dan 145 derajat. Maka Astrid
mengambar mulai dari sudut ... hingga ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2.3.7 Menyelesaikan
masalah dengan
macam-macam sudut
a. Terkecil. Terbesar
b. Terbesar. Terkecil
c. Siku-siku. Terkecil
d. Siku-siku. Tumpul
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sedang
6. Ayah ingin membuat sebuah persegi dengan
menggunakan busur. Ayah dapat mulai
membuat persegi dengan cara membuat sudut
...
a. Lancip
b. Datar
c. Siku-siku
d. Tumpul
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: sedang
7. Denis melihat layangan tersangkut di sebuah
pohon. Denis ingin mengambil layangan
tersebut dengan menaiki sebuah tangga. Agar
tangga tersebut dapat dinaiki Denis, maka
tangga harus disandarkan ke pohon dan
membentuk sudut. Sudut yang dibentuk dari
ujung tangga dan pohon merupakan sudut ...
a. Tumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Lancip
c. Siku-siku
d. Lengkung
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sedang
8. Lintang ingin membuat gambar jam dengan
jarumnya menunjukkan pukul 01.00. Sudut
yang harus dibuat Lintang untuk membentuk
jam 01.00 adalah sudut ...
a. 50 derajat
b. 60 derajat
c. 30 derajat
d. 20 derajat
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: sedang
9. Kakak akan pergi jalan-jalan pada jam 10.00.
Karena takut lupa bahwa dia akan pergi jam 10
pagi, maka kakak menggambar jam dengan
jarum jam membentuk jam 10.00. Agar kakak
dapat membuat jam dengan baik, maka dia
harus membuat sudut yang membentuk jam
10.00, besar sudut tersebut adalah ...
a. 60 derajat
b. 105 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
c. 80 derajat
d. 30 derajat
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sedang
10. Beni mendapat sebuah kue tar dari kakeknya.
Beni ingin memberikan setengah kuenya
kepada Tita. Maka Beni harus memotong
kuenya dengan membentuk sudut ...
a. 45 derajat
b. 90 derajat
c. 135 derajat
d. 180 derajat
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
2.3.8 Menganalisis
sudut dari sebuah
bangun
Sudut
dalam
kehidupan
sehari-hari
Menganalisis
C4
Untuk soal no 1-3 perhatikan gambar di bawah
ini!
1. Sudut tumpul pada gambar di atas ada ...
a. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b. 4
c. 3
d. 2
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
2. Sudut lancip pada gambar di atas berjumlah ...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sedang
3. Terdapat ... sudut siku-siku pada gambar.
Sudut siku-siku tersebut apabila digabung
akan membentuk persegi.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2.3.9 Menganalisis
soal cerita berkaitan
dengan sudut
4. Binar membuat sudut siku-siku. Rangga
membuat sudut lancip. Apabila sudut yang
dibuat Binar dan Rangga di satukan, maka
akan membentuk sebuah sudut baru. Sudut
baru itu disebut sudut ...
a. Datar
b. Lancip
c. Siku-siku
d. Tumpul
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
5. Ada 3 sudut yang ingin satukan oleh Toni. Ke-
3 sudut tersebut besarnya 35 derajat, 100
derajat, dan 25 derajat. Ketiga sudut apabila
digabungkan akan membentuk sudut 150
derajat. Gambar yang sesuai apabila ke-3
sudut tersebut digabung lalu di tambah sudut
20 derajat adalah . . .
a.
b.
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
d.
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sedang
6. Sekarang jam 14.00. Sedangkan 2 jam lagi
Deni harus pergi mandi. Apabila 2 jam lagi
adalah jam 16.00 maka besar sudut dari jarum
jam yang ditunjukkan adalah ...
a. 60 derajat
b. 90 derajat
c. 120derajat
d. 150 derajat
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: sedang
7. Sebagai seorang arsitek, Andi mempunyai
banyak pensil untuk menggambar sketsa
rumah. Apabila sudut ujung setiap pensil Andi
besarnya 25 derajat, maka untuk membentuk
sudut dengan besar 175 derajat perlu pensil
berjumlah . . .
a. 6 buah
b. 7 buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2.3.10 Menyimpulkan
beberapa penyataan
mengenai sudut
c. 8 buah
d. 9 buah
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sedang
8. Rena sudah membuat sudut dengan besar 60
derajat dan 90 derajat. Maka dapat
disimpulkan bahwa Rena . . .
a. Sudah menggambar sudut tumpul dan
lancip
b. Sudah menggambar sudut siku-siku dan
sudut tumpul
c. Belum menggambar sudut lancip
d. Belum menggambar sudut tumpul
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
9. Farah adalah seorang pembuat pizza. Suatu
hari Farah membuat 3 pizza dan akan dibagi
sama rata untuk 4 orang temannya. Maka
dengan hati-hati Farah membagi setiap pizza
menjadi 4 bagian sama rata. Dapat
disimpulkan bahwa setiap teman Farah akan
mendapat ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
a. 2 potongan pizza dengan sudut 90 derajat
b. 3 potongan pizza dengan sudut 180 derajat
c. 3 potongan pizza dengan sudut 90 derajat
d. 2 potongan pizza dengan sudut 180 derajat
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: sedang
10. Lala menggambar atap rumah seperti bangun
trapesium. Apabila Lala membuat 2 atap
rumah, maka dapat disimpulkan bahwa . . .
a. Terdapat 2 sudut tumpul dan 4 sudut lancip
pada kedua gambar atap rumah tersebut.
b. Terdapat 4 sudut tumpul dan 2 sudut lancip
pada kedua gambar atap rumah tersebut.
c. Terdapat 2 sudut tumpul dan 2 sudut lancip
pada kedua gambar atap rumah tersebut.
d. Terdapat 4 sudut tumpul dan 4 sudut lancip
pada kedua gambar atap rumah tersebut
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2.3.11 Menafsirkan
besar suatu sudut
Mengukur
sudut Menilai C5
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Besar sudut
di samping kanan kiri sudut siku-siku pada
gambar di bawah adalah ..
a. 75 derajat dan 40
derajat
b. 45 derajat dan 45
derajat
c. 50 derajat dan 40
derajat
d. 30 derajat dan 30
derajat
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sulit
2. Perhatikan gambar sudut dibawah ini. Sudut di
bawah memiliki besar ... derajat
a. 90
b. 40
c. 60
d. 100
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2.3.12 Mengukur
sudut
3. Galang menggambar bangun segitiga sama
sisi. Sudut yang membentuk segitiga tersebut
masing-masing adalah . . .
a. 60 derajat, 60 derajat, dan 60 derajat
b. 45 derajat, 60 derajat, dan 75 derajat
c. 80 derajat, 50 derajat, dan 50 derajat
d. 60 derajat, 70 derajat, dan 50 derajat
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sulit
Gunakan busur untuk soal no. 4 dan 5.
4. Besar sudut dari gambar di samping adalah . . .
a. 75 derajat
b. 70 derajat
c. 65 derajat
d. 60 derajat
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sulit
5. Gambar sudut yang besarnya 155 derajat
adalah . . .
a.
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c.
d.
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2.3.13 Merancang
beberapa sudut
menjadi sebuah
bangunan
Mencipta
C6
Untuk soal no. 1 dan 2 perhatikan gambar di
bawah ini.
1. Nia akan menggambar sebuah bangunan
seperti gambar di atas. Rancangan yang tepat
untuk membuat rumah di atas adalah ...
a. Pertama Nia harus membuat persegi yang
mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu
Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
b. Pertama Nia harus membuat persehi yang
mempunyai 4 sudut lancip. Setelah itu Nia
harus membuat segitiga sama kaki yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
c. Pertama Nia harus membuat persegi yang
mempunyai 4 sudut tumpul. Setelah itu
Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
d. Pertama Nia harus membuat persegi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2.3.14 Menemukan
sudut yang sesuai
mempunyai 4 sudut siku-siku. Setelah itu
Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 45 derajat.
Jawaban: A
Estimasi kesulitan: sulit
2. Ivan ingin menggambar 3 bangunan seperti
yang digambar Nia, maka Ivan harus
menggambar ...
a. 3 buah persegi yang mempunyai 8 sudut
siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi
yang setiap sudut besarnya 60 derajat
b. 3 buah persegi yang mempunyai 10 sudut
siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi
yang setiap sudut besarnya 60 derajat
c. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut
siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi
yang setiap sudut besarnya 45 derajat
d. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut
siku-siku dan 3 buah segitiga sama sisi
yang setiap sudut besarnya 60 derajat.
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sulit
3. Perhatikan 2 garis di samping. 2 garis di
samping akan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dengan gambar bangun trapesium apabila diberi tambahan
sudut . . .
a. Tumpul
b. Siku-siku
c. Lancip
d. Datar
Jawaban: C
Estimasi kesulitan: sulit
4. Bety ingin menggambar sebuah balok. Namun
Bety lupa beberapa garis untuk membuat
balok, sehingga dia hanya mampu
menggambar seperti gambar di bawah ini. Dari
gambar yang sudah di buat Bety, maka Bety
perlu menambahkan ...
a. 2 garis yang membentuk sudut lancip
b. 2 garis yang membentuk sudut tumpul
c. 2 garis yang membentuk sudut siku-siku
d. 2 garis yang membentuk sudut lengkung
Jawaban: B
Estimasi kesulitan: sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
5. Garin berencana membuat jajar genjang sama
sisi. Untuk membuat jajar genjang tersebut
Garin harus menyatukan beberapa garis.
Karena Garin sudah menyatukan 2 garis
seperti gambar di bawah sehingga menjadi
sudut tumpul, maka garin harus membuat . . .
supaya menjadi bangun jajar genjang.
a. 2 garis lagi yang membentuk sudut siku-
siku
b. 2 garis lagi yang membentuk sudut lonjong
c. 2 garis lagi yang membentuk sudut lancip
d. 2 garis lagi yang membentuk sudut tumpul
Jawaban: D
Estimasi kesulitan: sulit
Jumlah
Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Catatan:
Validator
(.......................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 3
REKAP VALIDASI AHLI
No.
Soal Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3 Ahli 4
Rata-
Rata Kategori
1 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
2 3 4 3 3 3.25 Baik
3 3 4 3 4 3.5 Sangat Baik
4 3 4 3 3 3.25 Baik
5 3 4 3 4 3.5 Sangat Baik
6 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
7 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
8 3 4 3 3 3.25 Baik
9 3 4 3 3 3.25 Baik
10 4 4 4 4 4 Sangat Baik
11 3 3 3 4 3.25 Baik
12 3 3 3 3 3 Baik
13 4 4 3 2 3.25 Baik
14 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
15 4 1 3 3 2.75 Baik
16 4 3 3 4 3.5 Sangat Baik
17 4 3 3 3 3.25 Baik
18 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
19 4 3 2 3 3 Baik
20 4 3 3 2 3 Baik
21 4 3 3 3 3.25 Baik
22 3 3 3 3 3 Baik
23 3 3 3 2 2.75 Baik
24 4 3 3 4 3.5 Sangat Baik
25 4 3 2 2 2.75 Baik
26 3 4 3 3 3.25 Baik
27 4 4 2 3 3.25 Baik
28 3 4 2 2 2.75 Baik
29 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
30 4 3 3 3 3.25 Baik
31 3 4 3 3 3.25 Baik
32 4 3 2 3 3 Baik
33 4 4 3 4 3.75 Sangat Baik
34 4 3 3 3 3.25 Baik
35 4 3 3 3 3.25 Baik
36 4 4 3 3 3.5 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
37 3 4 3 3 3.25 Baik
38 2 1 2 3 2 Kurang Baik
39 1 4 3 2 2.5 Kurang Baik
40 2 4 3 3 3 Baik
Rata-
Rata 3.48 3.48 2.88 3.03 3.21 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 4 TIPE SOAL A
Lembar Soal
Petunjuk penggunaan soal:
a. Pilihlah satu jawaban benar dan tulis di lembar jawaban
b. Soal dikembalikan dengan keadaan bersih seperti sedia kala
Tipe Soal A
1. Terdapat 3 jenis sudut berdasarkan besar sudutnya. Ke-3 jenis sudut tersebut
adalah ....
a. Sudut tumpul, sudut lancip, dan sudut datar
b. Sudut lancip, sudut datar, sudut siku-siku
c. Sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku
d. Sudut lengkung, sudut lancip, dan sudut datar
2. Perhatikan gambar di bawah ini. Jenis sudut di bawah ini adalah ....
a. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip
c. Sudut datar
d. Sudut tumpul
3. Ari ingin membuat sudut yang besarnya 140 derajat. Jenis sudut yang akan
dibuat Ari adalah sudut ....
a. Tumpul
b. Lancip
c. Datar
d. Siku-siku
4. Salsa harus menggambar 3 buah sudut. 3 buah sudut tersebut adalah sudut
tumpul, lancip, dan siku-siku. Apabila salsa harus memilih besar sudutnya
sendiri, maka salsa akan memilih sudut dengan besar ..., ..., dan ....
a. 145 derajat, 90 derajat, 50 derajat
b. 90 derajat, 145 derajat, 50 derajat
c. 50 derajat, 90 derajat, 145 derajat
d. 145 derajat, 50 derajat, 90 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
5.
Sudut I Sudut II Sudut III
Sudut I, II, dan III adalah sudut yang digambar Jian. Pernyataan berikut yang
benar menurut gambar tersebut ....
a. Sudut I besarnya lebih kecil dari pada sudut II dan sudut III
b. Sudut II mempunyai besar sudut yang paling kecil
c. Sudut III adalah sudut yang mempunyai besar paling kecil
d. Sudut I dan III besarnya sama
6. Bunga ingin menggambar 5 buah sudut secara berurutan mulai dari yang
sudutnya paling besar. Maka Bunga akan menggambar sudut secara berurutan
dengan besar ....
a. 50 derajat, 35 derajat, 55 derajat, 30 derajat, 20 derajat
b. 170 derajat, 140 derajat, 135 derajat, 90 derajat, 45 derajat
c. 65 derajat, 80 derajat, 115 derajat, 135 derajat, 155 derajat
d. 170 derajat, 145 derajat, 155 derajat, 135 derajat, 85 derajat
7. Sudut ... merupakan sudut yang besarnya 90 derajat sedangkan sudut yang
besarnya ... bukan merupakan sudut tumpul.
a. Siku-siku. 60 derajat
b. Siku-siku. 135 derajat
c. Tumpul. 80 derajat
d. Lancip. 145 derajat
8. Ayah ingin membuat sebuah persegi dengan menggunakan busur. Ayah dapat
mulai membuat persegi dengan cara membuat sudut ....
a. Lancip
b. Datar
c. Siku-siku
d. Tumpul
9. Kakak akan pergi jalan-jalan pada jam 10.00. Karena kakak takut lupa bahwa
dia akan pergi jam 10 pagi, maka kakak menggambar jam dengan jarum jam
membentuk jam 10.00. Agar kakak dapat membuat jam dengan baik, maka dia
harus membuat sudut yang membentuk jam 10.00, besar sudut tersebut adalah
....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
a. 60 derajat
b. 105 derajat
c. 80 derajat
d. 30 derajat
10. Beni mendapat sebuah kue tar dari kakeknya. Beni ingin memberikan
setengah kuenya kepada Tita. Maka Beni harus memotong kuenya
dengan membentuk sudut ....
a. 45 derajat
b. 90 derajat
c. 135 derajat
d. 180 derajat
Untuk soal no 11-13 perhatikan gambar di bawah ini!
11. Sudut tumpul pada gambar di atas ada ....
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
12. Sudut lancip pada gambar di atas berjumlah ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
13. Terdapat ... sudut siku-siku pada gambar. Sudut siku-siku tersebut
apabila digabung akan membentuk persegi.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
14. Rena sudah membuat sudut dengan besar 60 derajat dan 90 derajat.
Maka dapat disimpulkan bahwa Rena ....
a. Sudah menggambar sudut tumpul dan lancip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
b. Sudah menggambar sudut siku-siku dan sudut tumpul
c. Belum menggambar sudut lancip
d. Belum menggambar sudut tumpul
15. Farah adalah seorang pembuat pizza. Suatu hari Farah membuat 3
pizza dan akan dibagi sama rata untuk 4 orang temannya. Maka
dengan hati-hati Farah membagi setiap pizza menjadi 4 bagian sama
rata. Dapat disimpulkan bahwa setiap teman Farah akan mendapat ....
a. 2 potongan pizza dengan sudut 90 derajat
b. 3 potongan pizza dengan sudut 180 derajat
c. 3 potongan pizza dengan sudut 90 derajat
d. 2 potongan pizza dengan sudut 180 derajat
16. Perhatikan gambar di bawah. Besar sudut a dan b pada gambar di
samping adalah ....
a. 75 derajat dan 40 derajat
b. 45 derajat dan 45 derajat
c. 50 derajat dan 40 derajat
d. 30 derajat dan 30 derajat
17. Galang menggambar bangun segitiga sama sisi. Sudut yang
membentuk segitiga tersebut masing-masing adalah ....
a. 60 derajat, 60 derajat, dan 60 derajat
b. 45 derajat, 60 derajat, dan 75 derajat
c. 80 derajat, 50 derajat, dan 50 derajat
d. 60 derajat, 70 derajat, dan 50 derajat
Untuk soal no. 18 dan 19 perhatikan gambar di bawah ini.
18. Nia akan menggambar sebuah bangunan seperti gambar di atas.
Rancangan yang tepat untuk membuat rumah di atas adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
a. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut
siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
b. Pertama Nia harus membuat persehi yang mempunyai 4 sudut
lancip. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama kaki yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
c. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut
tumpul. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 60 derajat.
d. Pertama Nia harus membuat persegi yang mempunyai 4 sudut
siku-siku. Setelah itu Nia harus membuat segitiga sama sisi yang
setiap sudut besarnya 45 derajat.
19. Ivan ingin menggambar 3 bangunan seperti yang digambar Nia, maka
Ivan harus menggambar ....
a. 3 buah persegi yang mempunyai 8 sudut siku-siku dan 3 buah
segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat
b. 3 buah persegi yang mempunyai 10 sudut siku-siku dan 3 buah
segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat
c. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah
segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 45 derajat
d. 3 buah persegi yang mempunyai 12 sudut siku-siku dan 3 buah
segitiga sama sisi yang setiap sudut besarnya 60 derajat.
20. perhatikan 2 garis di samping. 2 garis di samping akan menjadi
bangun trapesium apabila diberi tambahan sudut ....
a. Tumpul
b. Siku-siku
c. Lancip
d. A dan B benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN 5 TIPE SOAL B
Lembar Soal
Petunjuk penggunaan soal:
a. Pilihlah satu jawaban benar dan tulis di lembar jawaban
b. Soal dikembalikan dengan keadaan bersih seperti sedia kala
Tipe Soal B
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Sudut di bawah merupakan jenis sudut ....
a. Sudut siku-siku
b. Sudut lancip
c. Sudut datar
d. Sudut tumpul
2. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya ....
a. Lebih dari 90 derajat
b. Tepat 90 derajat
c. Kurang dari 90 derajat
d. Tepat 180 derajat
(Untuk soal no 3-4)
Nama Sudut Besar sudut
A 35
B 175
C 80
D 20
E 130
3. Jika dibandingkan sudut B dan sudut E besar sudutnya ... sudut A, C, dan
D.
a. Lebih kecil dari
b. Sama dengan
c. Lebih besar dari
d. Ada yang sama dengan
4. Jika dibandingkan sudut A besarnya ... dari sudut C, sedangkan sudut B
besarnya ... dari sudut E.
a. Lebih besar. Lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
b. Lebih besar. Lebih kecil
c. Lebih kecil. Lebih kecil
d. Lebih kecil. Lebih besar
5. Bernad menggambar 3 buah sudut. Besar ketiga sudut itu adalah 85
derajat, 95 derajat, dan 140 derajat. Jenis sudut yang digambar Bernad
secara berurutan adalah sudut . . ., . . ., dan ....
a. Tumpul, siku-siku, lancip
b. Lancip, siku-siku, tumpul
c. Lancip, lancip, tumpul
d. Lancip, tumpul, tumpul
6. Lisa akan menggambar 3 sudut dengan besar 145 derajat, 85 derajat, dan
100 derajat. Apabila Lisa ingin menggambar sudut mulai dari yang
terkecil, maka lisa akan menggambar mulai dari sudut ..., lalu ...dan yang
terakhir ....
a. 100 derajat, 145 derajat, 85 derajat
b. 85 derajat, 145 derajat, 100 derajat
c. 145 derajat, 100 derajat, 85 derajat
d. 85 derajat, 100 derajat, 145 derajat
7. Sudut yang besarnya 120 derajat termasuk jenis sudut ..., tapi sudut
dengan besar ... bukan merupakan sudut tumpul maupun siku-siku.
a. Tumpul. Lebih dari 90 derajat.
b. Tumpul. Kurang dari 90 derajat.
c. Lancip. Kurag dari 90 derajat.
d. Lancip. Lebih 90 derajat.
8. Denis melihat layangan tersangkut di sebuah pohon. Denis ingin
mengambil layangan tersebut dengan menaiki sebuah tangga. Agar tangga
tersebut dapat dinaiki Denis, maka tangga harus disanderkan ke pohon dan
membentuk sudut. Sudut yang dibentuk dari ujung tangga dan pohon
merupakan sudut ....
a. Tumpul
b. Lancip
c. Siku-siku
d. Lengkung
9. Lintang ingin membuat gambar jam dengan jarumnya menunjukkan pukul
01.00. Sudut yang harus dibuat Lintang untuk membentuk jam 01.00
adalah sudut ....
a. 50 derajat
b. 60 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
c. 30 derajat
d. 20 derajat
10. Dias menggambar 4 buah sudut dengan sudut yang berbeda yaitu 50
derajat, 60 derajat, 100 derajat, dan 145 derajat. Maka Dias mengambar
mulai dari sudut ... hingga ....
a. Terkecil. Terbesar
b. Terbesar. Terkecil
c. Siku-siku. Terkecil
d. Siku-siku. Tumpul
11. Ada 3 sudut yang ingin satukan oleh Toni. Ke-3 sudut tersebut besarnya
35 derajat, 100 derajat, dan 25 derajat. Ketiga sudut apabila digabungkan
akan membentuk sudut 150 derajat. Gambar yang sesuai apabila ke-3
sudut tersebut digabung lalu di tambah sudut 20 derajat adalah ....
a.
b.
c.
d.
12. Sekarang jam 14.00. Sedangkan 2 jam lagi Deni harus pergi mandi.
Apabila 2 jam lagi berarti jam 16.00 maka besar sudut dari jarum jam yang
ditunjukkan adalah ....
a. 30 derajat
b. 60 derajat
c. 90 derajat
d. 120 derajat
13. Sebagai seorang arsitek, Andi mempunyai banyak pensil untuk
menggambar sketsa rumah. Apabila sudut ujung setiap pensil Andi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
besarnya 25 derajat, maka untuk membentuk sudut dengan besar 175
derajat perlu pensil berjumlah ....
a. 7 buah
b. 6 buah
c. 8 buah
d. 9 buah
14. Lala menggambar atap rumah seperti bangun trapesium. Apabila Lala
membuat 2 atap rumah, maka dapat disimpulkan bahwa ....
a. Terdapat 2 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap
rumah tersebut.
b. Terdapat 4 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap
rumah tersebut.
c. Terdapat 2 sudut tumpul dan 2 sudut lancip pada kedua gambar atap
rumah tersebut.
d. Terdapat 4 sudut tumpul dan 4 sudut lancip pada kedua gambar atap
rumah tersebut
15. Binar membuat sudut siku-siku. Rangga membuat sudut lancip. Apabila
sudut yang dibuat Binar dan Rangga di satukan, maka akan membentuk
sebuah sudut baru. Sudut baru itu disebut sudut ....
a. Datar
b. Lancip
c. Siku-siku
d. Tumpul
16. Perhatikan gambar sudut dibawah ini. Sudut di bawah memiliki besar ...
derajat
a. 90
b. 40
c. 60
d. 100
Gunakan busur untuk soal no. 4 dan 5.
17. Besar sudut dari gambar di samping adalah .....
a. 75 derajat
b. 70 derajat
c. 65 derajat
d. 60 derajat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
18. Gambar sudut yang besarnya 155 derajat adalah ....
a.
b.
c.
d.
19. Garin berencana membuat jajar genjang sama sisi. Untuk membuat jajar
genjang tersebut Garin harus menyatukan beberapa garis. Karena Garin
sudah menyatukan 2 garis seperti gambar di bawah sehingga menjadi
sudut tumpul, maka garin harus membuat . . . supaya menjadi bangun jajar
genjang.
a. 2 garis lagi yang membentuk sudut siku-siku
b. 2 garis lagi yang membentuk sudut lonjong
c. 2 garis lagi yang membentuk sudut lancip
d. 2 garis lagi yang membentuk sudut tumpul
20. Bety ingin menggambar sebuah balok. Namun Bety lupa beberapa garis
untuk membuat balok, sehingga dia hanya mampu menggambar seperti
gambar di bawah ini. Dari gambar di yang sudah buat Bety, maka Bety
perlu menambahkan ....
a. 2 garis yang membentuk sudut lancip
b. 2 garis yang membentuk sudut tumpul
c. 2 garis yang membentuk sudut siku-siku
d. 2 garis yang membentuk sudut lengkung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN 6 HASIL PEKERJAAN SISWA
Jawaban Soal Tipe A
Siswa Jawaban Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa
1 C A A D A B A C A D D B D D C B A A D A
Siswa
2 C A A D A D B C A A D B B B C C A A A D
Siswa
3 C A B C C B A C A B C B D B A C A D B D
Siswa
4 C A B A A B A B A B D B B A A B B A C D
Siswa
5 C A A D A B A C B B D B D C A C D A B A
Siswa
6 C A A D A B A B A D D B B D D C A B A B
Siswa
7 C A A D A B A C A D D B D D C A A A D A
Siswa
8 C A A D A B A C A D D B D D A B A D D A
Siswa
9 D D A D B D C B C B A C C D D C D C D C
Siswa
10 C A A A A B A C A B D B B D C A A A A B
Siswa
11 C A A A A B A C A B D B B D C C A A A B
Siswa
12 C A A D A B A C A D D B B A A C A A A A
Siswa
13 C A A D D B A C D A B C B A D C B D A B
Siswa
14 C A A D A B A C D B D B B A A C A A A A
Siswa
15 C A C D A B A B D D B C D A C A C A B D
Siswa
16 C A A D B B A C A B D B D B D C C A C A
Siswa
17 C A B C D B B C D B B B D B D C C A D B
Siswa
18 C A B C C D B C D B B B D D D C C A D C
Siswa
19 C A A D A C A C C B D B D D B B A A D B
Siswa
20 C A A D A B B C A D D B B A A A A D A C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Siswa
21 C A A D A B D C C A D B D A B D A C D A
Siswa
22 C A A D A B A C A D D B B D A B A B A A
Siswa
23 C A A A A B B C D D D D D D C C A A A A
Siswa
24 C A A D A B B B D D D D D B A C A A D A
Siswa
25 C A A B A B C D D A B A C D B B A C C D
Siswa
26 C D D B B B B C D B D B B A A B A A D D
Siswa
27 C D D C B B C D B B D B B A A D A B D D
Siswa
28 C D A B C B C B A D D B D B C A B C D A
Siswa
29 C A A D A B A B A D D B B D D B A A D A
Siswa
30 C A A D A B B C D A D B B B A A C A D B
Siswa
31 C A A A A B A C A D D B D D C C A B C B
Siswa
32 C C C B D C B A C B B D C A B A B B D C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Jawaban Soal Tipe B
Siswa Jawaban Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa
1 D C C D D D B B C A C D C C B C B B D B
Siswa
2 D B C D D D A A C D B D A C D C B B D B
Siswa
3 D B C D D D B B C A A D A D D B B A C B
Siswa
4 D C C D B D B B C A A D A A D D B B C B
Siswa
5 D B C D D D B B C A C D A D D C D B B B
Siswa
6 A B C D D D A C C A A D A A D A B B B C
Siswa
7 D C A D B D A B C A B B A A D C B B A B
Siswa
8 D C C D C D A C D A C B A B D C B B D B
Siswa
9 A C C D D D B B C D C D A D D D C B D D
Siswa
10 D C C D D D B B C C A D A D D D B B C B
Siswa
11 B D C D D D B B C A C D A C D C A D A B
Siswa
12 D D A D D D B B C A C D B C D D A B D B
Siswa
13 B C C D B D A C A B C B A A A C B B D B
Siswa
14 D C C B D D A C A A C B A B D C B B D D
Siswa
15 C B D D A C B D B A C A B C D A B B D D
Siswa
16 D C C A D D C B A A B D A B D B C B C B
Siswa
17 C A D D D D A C C A B D A A D B C B A B
Siswa
18 B A C D B D C C A A A C A A A D D B D B
Siswa
19 D C C D D A C B C A A D D D D D B B D B
Siswa
20 D C B D D D B B C A A D A D D D C B D B
Siswa
21 D C C D D D B B C A A D A D D D B B D B
Siswa
22 D C A D B D A B B B B D D A A D B B D B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Siswa
23 A B C D A C D A C A C D C A A D D B D A
Siswa
24 D C A D D B A B C A C B A D D D A B D B
Siswa
25 D C C D D D B B C C A D A D C D A B D B
Siswa
26 D C C D D D B B C C A D A D D D B B D B
Siswa
27 D A C D D D A B C A C D D B C D D B D B
Siswa
28 A A A A A B B B C D B C A D B A B B A C
Siswa
29 B C C D D D A A C D B D D A C C D A D B
Siswa
30 D C A D C D A B A A C B A B D D A B D B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS TIPE A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 8 HASIL ANALISIS PENGECOH TIPE A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
LAMPIRAN 9 HASIL ANALISIS TIPE B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
LAMPIRAN 10 HASIL ANALISIS PENGECOH TIPE B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN 11
BIODATA PENELITI
Yohana Kurniawati lahir di Klaten, 12 Juni 1994.
Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Kanisius Murukan pada tahun 2006. Pendidikan menengah
pertama diperoleh di SMP Pangudi Luhur Wedi terhitung dari
tahun 2006 hingga 2009. Kemudian melanjutkan studi di
tingkat menengah atas di SMA Negeri Jogonalan I pada tahun
2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012.
Peneliti mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma
sejak tahun 2012, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD,
peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di
luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti Kursus Mahir Dasar
Pramuka tahun 2013, Pelatihan Pengembangan Kepribadian 1 dan 2 pada tahun 2013,
serta Pandu Konservasi Lingkungan tahun 2014. Masa pendidikan di Universitas
Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul
“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran Sudut untuk
Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI