Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN SENSOR GAS BERBASIS TIMAH OKSIDA (Sn02)
Udin Asrorudin
Akademi Kimia Analisis
ABSTRACT
The needs for portable, mini size, and cheaper but have long life time and high
sensitifity/selectivity has been driving force for the development of new sensing
devices based on tin oxide. Tin oxide is widely used as sensing layer because it has
wide range of gases that can be detected Alteration of conductance is main principle
detection gas with this sensor. By minimalizing particle size of sensing element,
control operational temperature of sensor, and doping metal or oxide metal, we can
get gas sensor with higher selectivity and sensitivity.
mendeteksi keberadaan gas tersebut
sehingga upaya untuk pengembangan
sensor gas sangat diperlukan.
Key Word: Tin Oxide, Semiconductor Gas Sensor, Sensitivity/Selectivity Sensor
PENDAHULUAN
Sensor gas adalah alat yang dapat
mendeteksi keberadaan gas. Alat ini
akan menghasilkan sinyal listrik yang
besamya sebanding dengan konsentrasi
gas. Sejak tahun 1980-an,
perkembangan teknologi sensor gas
semakin menarik minat para ahli. Hal
ini terkait dengan antisipasi terhadap
bahaya ledakan atau keracunan gas
yang dapat mengancam keselamatan
manusia. Indera penciuman manusia
memiliki keterbatasan untuk dapat
40
Beberapa teknologi sensor gas telah
dikembangkan saat ini antara lain
sensor elektrokimia, infra merah, foto
ionisasi, katalitik, dan solid-state.
(http://www.gotgas.com/pdfl
Intro_ChapO1.pdf). Sensor
_~lektrokimia dan sensor katalitik
memiliki keuntungan praktis (ukuran
kecil) dan harganya relatif murah akan
tetapi selektivitasnya kurang baik dan
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
umumya yang pendek. Akurasi sensor
inframerah dan ionisasi tinggi akan
tetapi ukuran instrumennya besar
sehingga kurang praktis, selain itu
harganya juga relatif mahal. Oleh sebab
itulah sensor solid state dikembangkan.
Kelebihan solid state yaitu ukuran
sangat kecil, relatif murah, selektivitas
tinggi, dan umur yang panjang. Salah
satu sensor solid state yang sedang
dikembangkan yaitu sensor berbasis
timah oksida (Sn02).
Garnbar 1. Sensor Solid-state
Sensor Solid-state
Sensor Solid-state (Garnbar 1)
menggunakan satu atau lebih oksida
logarn semikonduktor sebagai elemen
sensomya sehingga jenis sensor ini
dikenal juga sebagai sensor gas
semikonduktor (SGS). Oksida logarn
semikonduktor digunakan, baik dalarn
bentuk oksida logarn tunggal, seperti
timah oksida (Sn02), seng oksida
(Zn02), titanium oksida (Ti02), besi
oksida (Fe203), tungsten oksida (W03),
dan gallium oksida (Ga203) maupun
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
oksida logarn carnpuran, seperti
BiFe03, MgAh04, SrTi03, dan Srl_
yCayFe03_x(Setasuwon,- dan Hooker,
2002).
(A)
(B)
Garnbar 2. Skematik Umum Sensor
Solid-state (A) Tipe Bead
dan (B) Tipe Chip(http://www.gotgas.comlpdf/solidstate.pdt)
Berdasarkan bentuk elemen sensomya,
sensor solid-state dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe bead (oksida logam
dalam bentuk pasta) dan tipe chip
(oksida logarn dalam bentuk
lapisanlfilm tipis atau tebal yang
diendapkan vakum di atas chip silika).
Pada Garnbar 2 ditunjukkan bentuk
kedua tipe sensor tersebut.
41
Perkembangan terakhir menyatakan
bahwa sensor solid-state telah mampu
mendeteksi lebih dari 150 macam gas
berbahaya yang berbeda pada level
konsentrasi ppm (http://
www.gotgas.com). Bahkan sensor ini
mampu mendeteksi gas yang
sebelumnya hanya bisa dideteksi
menggunakan instrumentasi analitik
yang mahal.
Pada sensor solid-state ini, keberadaan
gas akan teradsorbsi pada pennukaan
elemen sensor (oksida logam) yang
selanjutnya mendisosiasi gas menjadi
ion atau kompleks bermuatan.
Akibatnya terjadi transfer elektron dan
perubahan konduktivitas material
sensor yang dibaca oleh elektrode
sebagai sinyal indikasi keberadaan gas
dalam sistem sensor.
Seiring dengan hilangnya gas maka
elemen sensor berubah ke kondisi
semula tanpa ada bagian material
sensor yang hilang atau habis selama
proses tersebut berlangsung. Hal inilah
yang menjadi keunggulan lain dari
sensor ini, yakni waktu hidup sensor
yang lebih lama. Pemanas (heater)
dalam sistem sensor ini tidak merusak
material namun hanya berfungsi untuk
42
mendapatkan
oksida logam
keberadaan gas.
temperatur optimal
dalam mendeteksi
PRINSIP KERJA TIMAH OKSIDA
SEBAGAI ELEMEN SENSOR GAS
Salah satu oksida logam yang sering
digunakan sebagai elemen sensor solid-
state adalah timah oksida (Sn02).
Sharp dkk (1998) menyatakan bahwa
timah oksida mumi merupakan
material semikonduktor tipe-n dengan
band-gap lebar (Eg 3,6 eV).
Keunggulan dari penggunaan timah
oksida sebagai elemen sensor adalah
ukurannya yang bisa dibuat sangat
kecil (nano film dan kawat nano),
murah, dan reaktifitas yang tinggi
dalam mereduksi gas sehingga sangat
sensitif dan selektif dalam mendeteksi
gas (Partridge, 2007). Selain itu, timah
oksida memiliki stabilitas kimia yang
tinggi sehingga stabil dari gangguan
senyawa kimia lainnya, kecuali oleh
senyawa alkali pekat yang panas.
Konduktivitas timah oksida
dipengaruhi oleh keberadaan molekul
oksigen. Ketika permukaan timah
oksida dikemisorbsi oksigen maka
terjadi transfer elektron dari pita (band)
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
konduksi yang mengubah molekul
oksigen menjadi 02-, o,, dan 0- (323
K, 373 K, dan 723 K) sehingga terjadi
perbedaan (barrier) potensial antar
permukaan dan timah oksida menjadi
sangat resistif. Menurut Mishra et.
al.(2002) pada suhu lebih tinggi hanya
ion 0- yang ada karena terjadi reaksi :
O2 (gas) •.••----.~ O2 (teradsorbsi)
O2 (teradsorbsi) + e •.••--+. O2-
Keberadaan gas-gas pereduksi, seperti
metana atau karbon monooksida (CO)
menurunkan perbedaan potensial antar
permukaan dan meningkatkan
konduktivitas permukaan timah oksida.
Sebaliknya keberadaan gas-gas
pengoksidasi akan menaikkan
perbedaan potensial antar permukaan
dan menurunkan konduktivitas
permukaan timah oksida.
(www.appliedsensor.comlpdfslMetal_
Oxide_Semiconductor _(MOS).pdt).
Besarnya perubahan konduktivitas
dipengaruhi oleh komposisi dan ukuran
bahan aditif, karakteristik morfologi
dan geometri lapisan sensor dan
substrat, dan temperatur operasional
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
alat. Reaksi antara gas target, oksigen,
dan timah oksida berlangsung pada
temperatur tinggi (rentang suhu 200
sampai 800°C) bergantung jenis gas,
material elemen sensor, dan pen-
doping. Oleh sebab itu perlu dilakukan
optimasi suhu optimum, baik untuk
elemen sensor maupun gas target.
SENSITIVIT AS DA.N
SELEKTIVITAS TIMAH OKSIDA
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kemampuan timah
oksida dalam mendeteksi gas
disebabkan oleh terjadinya perubahan
konduktivitas akibat transfer elektron
(reaksi) yang terjadi di permukaan
timah oksida. Di samping itu, menurut
Delgado (2002) temyata perubahan
konduktivitas bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi
kemampuan sensor dalam mendeteksi
gas. Perbedaan difusi antara gas
oksigen dan gas target juga
menentukan sangat penting
diperhatikan, terutama untuk sensor
--"·yang menggunakan elemen sensor
timah oksida dalam bentuk lapisan
tebal. Pori-pori yang terbentuk dari
lapisan elemen sensor ini akan
43
mempengaruhi sensitivitas
selektivitas deteksi gas.
dan
Namun masalah sensitivitas dan
selektivitas ini dapat diatur dengan
memvariasikan struktur kristal,
morfologi, temperatur operasional, dan
kontak material/geometri. Selain itu
dapat pula dilakukan dengan
memodifikasi sensor, seperti
penambahan filter kimia, pengaturan
suhu permukaan, pemasangan kolom
analitik khusus, atau penambahan
unsur pen-doping.
Bahan aditif atau doping yang biasa
digunakan pada umumnya adalah
golongan logam mulia atau transisi
antara lain tembaga, lanthanum,
palladium, platina, perak, dan stibium
baik dalam bentuk logam atau
oksidanya. Pada Tabel 1 disajikan
beberapa bahan aditif yang digunakan
dan gas target yang dideteksi.
Prinsip Kerja Bahan Aditif (Doping)
Bahan aditif yang ditambahkan
berfungsi sebagai agen katalis yang
membentuk klaster dalam bentuk
logam ataupun oksidanya di permukaan
elemen sensor timah oksida. Ada dua
mekanisme yang digunakan untuk
44
menjelaskan efek katalitik dari bahan
aditif(Gambar 3), yaitu :
1. Pendekatan kimia
Terjadi adsorpsi yang diikuti difusi
bahan aditif menuju permukaan
timah oksida. Secara umum
pengaruh klaster bahan aditif
adalah menghasilkan koefisien
pengikatan dengan gas yang lebih
tinggi daripada dengan timah
oksida dan mendisosiasi molekul
gas di permukaan timah oksida.
2. Pendekatan elektronik
Pada pendekatan ini, terjadi
interaksi elektronik antara partikel
bahan aditif dan timah oksida
melalui jarak muatan yang dibentuk
oIeh klaster dengan permukaan
timah oksida. Bahan aditif
bertindak sebagai reseptor
sedangkan timah oksida bertindak
sebagai transduser perubahan yang
terjadi pada permukaannya selama
adsorpsi gas. Bentuk oksidasi
partikel berubah ketika kontak
dengan gas terkait perubahan
kondisi elektronik timah oksida.-....
WARTA AKAB, No 21, JULI 2009
Tabel 1 . Bahan Aditif (Doping) dan Gas Target (Delgado,2002)
No. Bahan Aditif (Doping) Gas Target
i. Cesium oksida (Ce02) dan Metana
Osmium (Os)
2. Lanthanum oksida (La203) Karbon dioksida (CO2)
3. Palladium (Pd) Karbon monooksida (CO) dan Metana (CHt)
4. Platina (Pt), Emas (Au), dan Karbon monooksida (CO)
Bismuth oksida (BhO))
5. Thorium oksida (Th02) Karbon monooksida (CO) dan trimetil amin
6. Logarn grup III (Ga, AI, In) Nitrogen oksida (NOx)-7. Kadmium (Cd) Etanol dan Hidrogen (H2)
8. Rhodium (R,I,) Asetaldehid
9. Perak (Ag) . Hidrogen (th), Hidrogen Sulfida (H2S), danII propana
WART A AKAB, No 21, lUll 2009
H,,\H
b) H.
~
Gambar 3. Skema (a) Pendekatan Kimia dan (b) Pendekatan Elektronik Mekanisme
Kerja Bahan Aditif (Deigado,2002)
APLlKASI SENSOR BERBASIS
TlMAlI OKSIDA
Perkembangan teknologi sensor
berbasis timah oksida semakirr
meningkat, diantaranya dengan telah
didesainnya mikrosensor dan
nanosensor berbasis timah oksida.
Mikrosensor dan nanosensor (Gambar
4) menjawab kebutuhan akan sensor
yang berukuran kecil dan hemat energi
dengan tanpa mengurangi sensitifitas
dan selektifitas sensor sehingga sangat
praktis untuk digunakan di lapangan.
45
Selain itu, mikrosensor dan nanosensor
juga memiliki stabilitas yang baik,
waktu hidup yang lama, dan respon
recovery singkat. Sensor jenis ini
mampu dioperasikan pada rentang suhu
ambient dan kelembaban yang lebar
serta tidak membutuhkan perawatan
yang kompleks.
Gambar 4. Mikrosensor
dan Nanosensor
(www.appliedsensor.comJpdfslMetal_
Oxide_Semiconductor_(MOS).pdt)
Lingkup deteksi gas sensor berbasis
timah oksida ini antara lain alkohol
(metanol, etanol, dan alkohol lain),
amoniak (NH3), butana (C4HlO),karbon
monoksida (CO), klorin (Cb), etilena
(C2H2), heptana (C7H16), heksana
(C6H14), hidrogen (H2), hidrogen
sulfida (H2S), LPG, metana (C~),
nitrogen dioksida (N02), ozon (03),
propana (C3Hs), sulfur dioksida (S02),
toluena (C7Hs), dan lain-lain
(http://www.Metal_Oxide_Semiconduc
tor(MOS).pdt). Pada Gambar 5 dapat
46
dilihat respon sensor gas berbasis timah .
oksida pada beberapa jenis gas.
140'Cr" -------------
Gambar 5. Respon sensor gas timah
oksida pada beberapa gas
(Sun,et.al., 2001)
SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan hasil
penelitian-penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa timah oksida dapat
dimanfaatkan sebagai elemen sensor
gas. Timah oksida mampu mendeteksi
keberadaan gas, baik gas pereduksi
maupun gas pengoksidasi. Hal ini
terkait adanya reaksi permukaan antara
timah oksida, oksigen yang
dikemisorbsi, dan gas target. Efektifitas
reaksi ini dipengaruhi oleh ukuran
partikel timah oksida dan temperatur
operasional. Dengan optimalisasi kedua
faktor tersebut akan didapatkan reaksi
yang efektif sehingga sensor lebih
WARTAAKAB, No 21, JULI 2009
sensitif dan selektif Penambahan
bahan aditif (doping) yang dapat
membentuk klaster dengan timah
oksida dapat berperan sebagai agen
katalitik untuk deteksi gas tertentu,
Seiring dengan perkembangan desain
mikrosensor dan nanosensor berbasis
timah oksida maka tantangan
kebutuhan akan sensor gas yang murah,
praktis, berdaya hidup lama, stabil,
sensitif, dan selektif terjawab.
DAFfAR PUSTAKA
Delgado, R. D. 2002. Tin Oxide GasSensors: An ElectrochemicalApproach. Universitat de Barcelona
Hooker, S. A. NanotechnologyAdvantages Applied to Gas SensorDevelopment. The Nanoparticles2002 Conference Proceedings.
http://www.appliedsensor.com/pdfs/Metal_Oxide _Semiconductor _(M OS).pdf
WARTA AKAB, No 21, ruu 2009
http://www.Metat.Oxide._Semiconduc-tor{MOS).pdf
Mishra, S, et. at. Alcohol Sensing of TinOxide Thin Film Prepared by So/-Gel Process. Bull. Mater. Sci. Vol25 (3). 2002. pp 231-234
Partridge,J. 2007. Characterisation ofTin Oxide Films and Nanowires.
Rella, R. et.al. Air Quality Monitoringby Means of Sol-Gel Integrated TinOxide Thin Films. Sensors andActuators B 58. 1999. pp. 283-288.
Setasuwon, P. Dopants in Tin OxideGas Sensor for EnhancingDetection Alcohol.http://www.mtcc.or.th/th/seminar/msativ/pdf/CP21.pdf
Sharp, S. L., et.al. Formation andStructure of a Tin-Iron Oxide Solid-State System with PotentialApplications in Carbon MonooxideSensing through the Use ofCyanogel Chemistry. Chem. Mater.10. 1998. pp 880-885
Sun, et. at. Study of Influencing Factorsof Dynamic Measurements Basedon Sn02 Gas Sensor. Sensors 4.2004. pp. 95-104
...•..
47