123
i PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan oleh Gentur Tri Basuki 6101408148 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” …lib.unnes.ac.id/19328/1/6101408148.pdf · Pelaksanaan pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan rekreasi di sekolah menengah

  • Upload
    lamnga

  • View
    245

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL

DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN

KENDAL TAHUN 2012

SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh Gentur Tri Basuki

6101408148

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

ii

SARI

Gentur Tri Basuki, 2012. Pengembangan Model Permainan Tembak Kaleng sebagai Alternatif Variasi Permainan Bola Kecil Dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Patebon. Kabupaten Kendal Tahun 2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Permasalahan pernelitian ini adalah: Bagaimana hasil pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas VIII.

Kata Kunci : Pengembangan, Permainan, Bola Kecil, Tembak Kaleng

Metode penelitian pengembangan yang mengacu pada Borg & Gall dilakukan dengan langkah-langkah prosedur pengembangan: 1) Melakukan studi pendahuluan dan mengumpulkan informasi termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, 2) Mengembangkan produk awal, 3) Evaluasi para ahli serta uji coba lapangan skala kecil, 4) Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil. Revisi ini digukanan sebagai perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, 5) Uji lapangan, 6) Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan, dan 7) Hasil akhir model modifikasi permainan Tembak Kaleng untuk siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon. Desain uji coba menggunakan desain eksperimental dengan dua tahap: 1) skala kecil 16 siswa, 2) skala besar 34 siswa. Subjek uji coba adalah sasaran pemakaian produk, yaitu siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk menggunakan angket dan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan berupa presentase untuk menguji kelayakan kualitas dan keterimaan produk terhadap produk pengembangan berdasarkan skala klasifikasi persentase Guilford.

Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba skala kecil persentase jawaban sangat baik (70,8%), baik (18,75%) dan kurang baik (10,42). Hasil uji coba skala besar dengan persentase jawaban sangat baik (87,25%), baik (7,84%), dan kurang (4,9%). Sedangkan persentase yang diperoleh dari hasil data evaluasi ahli yaitu ahli penjas masuk dalam kategori baik (77,33%), ahli pembelajaran I masuk katagori baik (90,67%), ahli pembelajaran II masuk katagori cukup baik (65,33%).

Simpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Permainan Tembak Kaleng yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP, 2) Pengembangan permainan Tembak Kaleng untuk pembelajaran Penjasorkes siswa kelas VIII SMP. Disarankan: 1) Guru pendidikan jasmani hendaknya mempertimbangkan penggunaan produk modifikasi permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif dalam menyampaikan pembelajaran bola kecil, 2) Apabila produk pengembangan model permainan Tembak Kaleng ini akan digunakan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada di Sekolah.

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar – benar merupakan hasil

karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil

jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari

orang ataupun pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan

dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah.

Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, 7 Februari 2013

Peneliti

Gentur Tri Basuki

NIM. 6101408148

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Nama : Gentur Tri Basuki

NIM : 6101408148

Judul : Pengembangan Model Permainan “Tembak Kaleng” sebagai

Alternatif Variasi Permainan Bola Kecil dalam Pembelajaran

Penjasorkes bagi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten

Kendal Tahun 2012.

Pada hari : Senin

Tanggal : 11 Februari 2013

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. H. Harry Pramono, M.Si Supriyono, S.Pd., M.Or NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19720127 199802 1 001

Dewan Penguji

1. Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes (Ketua) NIP. 19590603 198403 2 001 2. Drs.Uen Hartiwan, M.Pd (Anggota) NIP.19530411 198303 1 001

3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd (Anggota) NIP. 19610903 198803 1 002

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Kita semua hanyalah sebutir debu, yang akan segera hilang diterbangkan

angin (Kerry Livgren).

2. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS Ar-Ra'd ayat: 11).

PERSEMBAHAN

1. Maha Besar Allah satu-satunya tempat

menyembah dan memohon pertolongan.

2. Kedua orang tua yang saya sayangi dan

saya cintai: Bapak Tohari dan Ibu Yarti

Puji Winarni, terimakasih atas segala

dukungan, do’a, cinta, kasih sayang, dan

nasehatnya serta adiku tercinta Putri

Arum Sulistina yang saya sayangi.

3. Teman-teman Blachan Abang : Edwin

Fatah, Rizal Alam Islami, Satria Nur Edi

Santoso

4. Teman-teman seperjuangan PJKR 08.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ijin dan kesempatan dalam menyusun skripsi.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES

yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan petunjuk, dorongan dan motivasi dengan penuh sabar, jelas,

mudah dipahami serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Drs. Mugio Hartono, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan pada khususnya dan Dosen

Universitas Negeri Semarang pada umumnya atas ilmu yang telah

diberikan.

7. Danardono, S.Pd M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 patebon

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Suparti, S.Pd dan Mundjari, S.Pd, selaku Guru Pendidikan Jasmani SMP

Negeri 2 patebon yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

penelitian ini.

9. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patebon yang telah bersedia menjadi

sampel penelitian saya.

vii

10. Terimakasih untuk teman-teman yang telah membantu saya dalam

penelitian ini : Pambuko Septriadi, Galih Pangaji, Edwin Fatah, Vembi

Irwanto dan Nizar Khoirul Umam.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan penulis,

semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah

SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca semua.

Semarang, 7 Februari 2013

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

SARI ....................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.3 Tujuan Pengembangan ...................................................................... 4

1.4 Spesifikasi Produk ............................................................................. 5

1.5 Pentingnya Pengembangan ................................................................ 5

1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................... 6

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan ............................................................. 6

1.5.3 Bagi Guru Penjas ..................................................................... 6

1.5.4 Bagi Lemaga (FIK UNNES) .................................................... 7

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Landasan Teori ................................................................................. 8

2.1.1 Penelitian dan pengembangan....................................................... 8

2.1.2 Pengertian Pendidikan Jasmani ..................................................... 9

2.1.2.1 Tujuan Pendidikan Jasmani .............................................. 11

2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani ...................................... 14

2.1.3 Permainan Rounders..................................................................... 16

2.1.3.1 Istilah dalam Permainan Rounders ................................... 16

2.1.3.2 Lapangan Rounders .......................................................... 17

2.1.3.3 Peraturan Permainan ......................................................... 18

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Lanjutan ...................... 19

2.1.4.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun .......... 19

2.1.4.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar ............................ 20

2.1.4.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus ............................ 20

2.1.4.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi ...................... 21

2.1.5 Belajar Gerak .................................................................................. 22

2.1.4.1 Pengertian Gerak ............................................................... 22

2.1.5.2 Konsep gerak .................................................................... 23

2.1.5.3 Belajar Gerak .................................................................... 26

2.1.6 Modifikasi Permainan .................................................................... 27

2.1.6.1 Modifikasi Pembelajaran Penjas ....................................... 27

2.1.6.2 Pengembangan dan Modifikasi Pembelajaran ................... 30

2.1.6.3 Permainan “Tembak Kaleng” ........................................... 32

2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................. 33

BAB III METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan ....................................................................... 35

3.2 Prosedur Pengembangan ................................................................... 36

3.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................... 37

3.2.2 Pembuatan Produk Awal .................................................. 38

3.2.3 Uji Coba Produk .............................................................. 38

x

3.2.4 Revisi Produk Pertama ..................................................... 38

3.2.5 Uji Coba Lapangan .......................................................... 38

3.2.6 Revisi Produk Akhir ......................................................... 39

3.2.7 Hasil Akhir ...................................................................... 39

3.3 Uji Coba Produk ................................................................................ 39

3.3.1 Desain Uji Coba ................................................................ 39

3.3.2 Subjek Uji Coba ............................................................... 39

3.4 Jenis Data .......................................................................................... 40

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 40

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 42

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil ................................................ 44

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ....................................................... 44

4.1.2 Draft Awal Produk Modifikasi “Tembak Kaleng” .................. 45

4.1.2.1Sarana dan Prasarana Permainan “Tembak Kaleng” ... 46

4.1.2.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng” ..................... 47

4.1.3 Ujicoba LapanganSkala Kecil Validasi Ahli .......................... 48

4.1.3.1 Validasi Draft Produk Awal ....................................... 48

4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi ahli ....................................... 49

4.1.4 Ujicoba Lapangan Skala Kecil .............................................. 50

4.1.5 Revisi Pertama Produk modifikasi “Tembak Kaleng” ............ 53

4.1.6 Uji Coba Skala Besar ............................................................. 53

4.1.7 Revisi Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng” ............... 55

4.1.8 Draft Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng” ................. 56

4.1.8.1 Sarana dan Prasarana Permainan “Tembak Kaleng” ... 56

4.1.8.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng” ..................... 57

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 59

4.3 Keunggulan dan Kelemahan Produk ................................................... 61

4.3.1 Keunggulan Produk ................................................................... 61

4.3.2 Kelemahan Produk .................................................................... 61

xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ........................................................................................... 63

5.2 Saran ................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 65

LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................... 66

xii

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner .....................................41

3.2 Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “tidak” ...........................................41

3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesoner ......................................41

3.4 Klasifikasi Presentase.............................................................................43

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1 Pelaksanaan Penjas ........................................................................... 14

2.2 Lapangan Rounders ........................................................................... 17

3.1 Prosedur Model Pengembangan Permainan Tembak Kaleng .............. 37

4.1 Draft Awal Lapangan Tembak Kaleng ............................................... 46

4.2 Grafik Rekapitulasi Persentase Skala Kecil ........................................ 52

4.3 Grafik Rekapitulasi Persentase Skala Besar ........................................ 54

4.4 Lapangan Tembak Kaleng .................................................................. 56

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Usulan Topik Skripsi ................................................................................... 66

2. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing .................................................... 67

3. Surat Ijin Penelitian...................................................................................... 68

4. Surat Balasan Penelitian .............................................................................. 69

5. Program pengembangan model ................................................................... 70

6. Lembar Evaluasi Ahli .................................................................................. 72

7. Kuesioner Untuk Siswa ............................................................................... 76

8. Saran Untuk Perbaikan Model Permainan ................................................... 80

9. Hasil Evaluasi Ahli ...................................................................................... 81

10. Data Siswa Uji Skala Kecil ......................................................................... 89

11. Data Hasil Uji Coba Skala kecil .................................................................. 90

12. Lembar Pengamatan Siswa Skala Kecil ...................................................... 91

13. Data Siswa Uji Skala Besar ......................................................................... 92

14. Data hasil Uji Coba Skala Besar .................................................................. 93

15. Lembar Pengamatan Siswa Skala Besar ...................................................... 105

16. Dokumentasi ................................................................................................ 107

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan rekreasi di

sekolah menengah pertama (SMP) selama ini masih jauh dari tujuan pendidikan

jasmani itu sendiri. Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi penyebabnya,

diantaranya adalah kurangnya sarana prasarana yang memadai, kurangnya

kompetensi guru dll. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara,

salah satunya adalah dengan memodifikasi pembelajaran penjasorkes dengan

syarat tujuan penjasorkes yang sebenarnya masih dapat tercapai.

Kurikulum standar isi 2006 pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

sekolah menengah pertama kelas VIII semester 1 dengan setandar isi

Mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu

bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi,

percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan

peralatan (Samsudin, 2008:130).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP N 2

Patebon yang terletak di Jl. Raya Sunan Abinawa-Patebon kabupaten Kendal

ditemukan adanya potensi-potensi yang perlu dikembangkan mengenai

pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas VIII khusunya dalam

materi pembelajaran permainan bola kecil. Hasil wawancara yang dilakukan oleh

penulis dengan guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP tersebut menunjukkan

2

bahwa materi permainan bola kecil belum pernah diajarkan kepada siswa. Hal ini

disebabkan minimnya sarana prasarana yang memadai untuk mengajarkan siswa

permainan bola kecil, misalnya softball, tenis lapangan, bulutangkis dll. Materi

permainan bola kecil seharusnya bisa diajarkan kepada siswa karena sesuai

dengan kurikulum standar isi Penjasorkes tahun 2006.

Selain minimnya prasarana yang memadai, antusiasme siswa dalam

mengikuti pembelajaran penjasorkes juga kurang. Hal ini dibuktikan pada saat

observasi ditemukan siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran Penjasorkes. Sehingga berdasarkan permasalahan-permasalahan

tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di SMP N 2 Patebon tidak

berjalan dengan baik karena minimnya sarana prasarana dan kurangnya variasi

dalam pembelajaran Penjasorkes. Masalah tersebut dapat diatasi dengan variasi

pembelajaran melalui pengembangan model permainan tembak kaleng.

Produk permainan Tembak Kaleng merupakan pengembangan model

permainan yang akan dijadikan alternatif variasi permainan bola kecil dalam

pembelajaran penjasorkes. Permainan ini merupakan permainan olahraga bola

kecil beregu yang bisa dimainkan oleh 8 sampai 10 orang siswa per tim. Pada

dasarnya permainan ini mengadopsi permainan rounders yang prinsipnya adalah

menggunakan bola kecil dan regu yang paling banyak mengelilingi lapangan

permainan dinyatakan sebagai pemenang, sehingga membutuhkan kerja sama dan

kekompakkan para pemain.

Permainan Tembak Kaleng mempunyai karakteristik permainan yang

mirip dengan permainan rounders yang mempunyai jarak antar base sepanjang 15

3

meter, hanya saja jika rounders memiliki 5 base, hal ini berbeda dengan

permainan Tembak Kaleng yang hanya memiliki 4 base. Perbedaan yang

mencolok adalah cara memulai permainan, jika rounders mengawalai permainan

dengan cara lemparan pitcher yang di arahkan ke batter untuk di pukul, berbeda

halnya dengan Tembak kaleng yang mengawali permainan dengan cara

menembak susunan kaleng dengan bola tonis. Cara mengawali permainan yang

demikian adalah yang menjadi alasan mengapa permainan ini diberi nama

Tembak Kaleng.

Sarana prasarana yang digunakan dalam permainan Tembak kaleng

hanya bola tonis, kaleng bekas susu kental manis, tali ravia sebagai garis dan

lapangan yang tidak terlalu luas sehingga sarana prasarana mudah terjangkau dan

mudah didapat. Selain sarana prasarana permainan Tembak Kaleng yang mudah

didapat, keunggulan permainan tembak kaleng adalah aman dimainkan oleh anak

usia SMP karena menggunakan bola tonis yang karakteristiknya lunak dan mudah

untuk melakukan lempar tangkap menggunakan bola tersebut. Berbeda dengan

permainan bola kecil lainnya seperti softball, baseball atau rounders yang

menggunakan bola yang berat sehingga membahayakan untuk anak usia SMP.

Tujuan permainan tembak Kaleng ini meliputi domain psikomotorik

seperti perkembangan keterampilan gerak dasar dan kebugaran jasmani, domain

kognisi seperti kemampuan memecahkan masalah serta domain afektif seperti

kekompakan, kerjasama dan mau berbagi tempat/ peralatan. Hal ini sesuai dengan

tujuan pendidikan jasmani menurut Husdarta (2009:9) yang diringkas dalam

terminologi populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus

4

mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah

pentingnya dalam domain afektif. Permainan tembak kaleng ini mempunyai

banyak keunggulan sehingga perlu diujicobakan sebagai alternatif variasi

permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes kelas VIII SMP N 2

Patebon.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka penulis

mengadakan penelitian dengan judul:

“Pengembangan model permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif variasi

permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Patebon Kabupaten Kendal tahun 2012.”

1.2 Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu

diteliti dan dianalisis untuk memecahkan permasalahan. Setelah mencermati dari

latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah :

“Bagaimana model pengembangan permainan “Tembak Kaleng” sebagai

alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa

kelas VIII SMP N 2 Patebon Kab. Kendal, Tahun 2012?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan

pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk model permainan “Tembak

5

Kaleng” sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran

Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kab. Kendal, Tahun 2012.

1.4 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa

model permainan alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran

Penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah menengah pertama,

yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif,

psikomotor) secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan intensitas fisik

sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan

dalam pengajaran permainan bola keci. Efektif yaitu sesuai dengan produk yang

diinginkan, dan efisien yaitu sesuai dengan yang seharusnya dilakukan atau sesuai

dengan yang ingin dicapai.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pendidikan Jasmani pada saat sekarang ini masih jauh dari tujuan pendidikan

jasmani itu sendiri. Pendidikan jasmani seharusnya bertujuan untuk memberikan

kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan psikomotorik,

kognitif, dan afektifnya.

Pemecahan masalah seperti ini dapat melalui penerapan model pengembangan

dalam bentuk modifikasi permainan yang diharapkan dapat digunakan serta dapat

membantu guru pendidikan jasmani, sehingga kualitas pembelajaran dapat

meningkat dan sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani olehraga dan rekreasi.

6

Pentingnya pengembangan bagi peneliti, peneliti lanjutan, guru penjas dan

lembaga (FIK Unnes) antara lain:

1.5.1 Bagi Peneliti

1) Sebagai bekal pengalaman di bidang penelitian dalam memodifikasi

olahraga pada umumnya dan olahraga permainan pada khususnya.

2) Sebagai dasar pengembangan hasil penelitian di masa yang akan datang.

3) Sebagai bekal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar

kesarjanaan bidang studi pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi.

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan

Informasi dari pengembangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pertimbangan apabila akan melakukan penelitian bola kecil yang serupa.

1.5.3 Bagi Guru Penjas

1) Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengajar bidang studi olahraga pada umumnya dan permainan bola

kecil pada khususnya.

2) Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam

bermain bola kecil.

3) Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru penjas untuk menciptakan

terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi

jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta

siswa lebih aktif bergerak.

7

1.5.4 Bagi Lembaga ( FIK UNNES)

1) Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa tentang pengembangan model

pembelajaran permainan bola kecil melalui permainan “Tembak Kaleng”.

2) Sebagai bahan dokumentasi penelitian di lingkungan UNNES Semarang.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Landasan Teori

Dalam rangka pemecahan masalah, maka sebagai acuan berfikir secara

ilmiah, pada landasan teori ini akan dimuat beberapa pendapat dari pakar.

Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang: penelitian dan

pengembangan, pendidikan jasmani, permainan rounders, karakteristik

perkembangan gerak anak sekolah lanjutan, perkembangan penguasaan gerak

pada fase adolesensi (12-20 tahun), klasifikasi ketrampilan gerak, tinjauan

ketrampilan gerak dasar usia 12-20 tahun, pengembangan pembelajaran penjas

dan pengembangan modifikasi olahraga.

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih kita kenal dengan

istilah Research and development (R & D). Strategi untuk mengembangkan suatu

produk pendidikan oleh Borg & Gall (1983) dalam bukunya (Punaji Setyosari

2012:215) disebut sebagai penelitian dan pengembangan. Penelitian dan

pengembangan ini kadang kala disebut juga sesuatu pengembangan berbasis pada

penelitian atau disebut juga research-based development. Dalam dunia

pendidikan, penelitian pengembangan ini memang hadir belakangan dan

merupakan tipe atau jenis penilitian yang relatif baru (2012:215).

9

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983)

(2012:215) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah

secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri

atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,

mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji

coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan

melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian dan pengembangan

pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis

industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur,

yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi,

disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu

Gall & Borg, 2003 dalam buku (Punaji Setyosari, 2012:216).

Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan

pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan dari

serangkaian uji coba, misalnya melalui perorangan, kelompok kecil, kelompok

sedang dan uji lapangan kemudian dilakukan direvisi dan seterusnya untuk

mendapatkan hasil atau produk yang memadai atau layak dipakai (2012:220).

2.1.2 Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan

aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung, tidak

terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian

10

integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jasmani merupakan usaha

yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler,

intelektual dan sosial (Abdulkadir Ateng, 1992:4).

Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktifitas pengembangan fisik

secara terisolasisasi, akan tetapi harus ada dalam konteks pendidikan secara

umum general education (Samsudin, 2008:1).

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui

aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan

individu secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:1)

Pendidikan jasmani dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu:

1) Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2

komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani.

Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik

jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan

rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelengkap saja (Adang

Suherman, 2000:17),

2) Pandangan modern yang sering juga disebut pandangan holistik, menganggap

bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-

pilah. Manusia adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang terpadu. Dengan

pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan

untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Hubungan antara tujuan umum

pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan penyelenggaraannya harus terjalin

dengan baik. Dengan demikian akan nampak bahwa pendidikan jasmani sangat

11

penting bagi pengembangan manusia secara utuh dan merupakan dari

pendidikan secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:19).

2.1.2.1 Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas

jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan

kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui

pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara keseluruhan.

Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan

tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual (Adang Suherman,

2000:22-23).

Tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori

yaitu:

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan

aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh

seseorang (physical fitness),

2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan

gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna,

3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir

dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang penjas ke dalam

lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya

pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa,

12

4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang

Suherman, 2000:22-23).

Tujuan pendidikan jasmani menurut Husdarta (2009:9) dapat diringkas

dalam terminologi populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu

harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak

kalah pentingnya dalam domain afektif.

2.1.2.1.1 Pengembangan Aspek Psikomotorik

1) Ketrampilan Gerak yaitu tujuan utama dalam mengajarkan ketrampilan gerak

adalah pengembangan keterampilan untuk berpastisipasi dalam kegiatan

olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari setara dengan tujuan pendidikan jasmani yang berhubungan dengan

kebugaran jasmani, yaitu individu, sebagai anggota keluarga, serta sebagai

anggota masyarakat.

Ketrampilan menurut para ahli adalah sebuah cakapan atau tingkat penguasaan

terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas

utama, yaitu efektif, efisien dan dapat diadaptasi. Kualitas efektifitas

merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi pada tujuan atau sasaran

tertentu (2008:21-22).

2) Kebugaran fisik yaitu prinsip- prinsip peningkatan kondisi fisik yang meliputi

pengembangan kapasitas kardiovaskular, daya tahan otot lokal, kekuatan,

kelenturan, dan power. Implikasinya, dalam model ini peran guru adalah

mencoba menyakinkan siswa bahwa mereka akan menyukai apa yang mereka

13

lakukan. Memilih kegiatan pembelajaran ketrampilan gerak yang juga bernilai

fitness tinggi sehingga guru akan memilih kegiatan dan cabang olahraga yang

mengandung sekaligus juga mampu meningkatkan kebugaran jasmani

(Samsudin 2008:23).

2.1.2.1.2 Perkembangan Aspek Kognitif

Anak memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik

terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani gaya hidup

yang aktif. Beberapa konsep yang ditentukan oleh para ahli bahwa dalam

pembelajaran pendidikan jasmani aspek kognitif yang ditekankan antara lain:

Pernyataan deskripsi yang memberikan informasi tentang “apa” fakta

pengetahuan informasi.

1) Pernyataan yang dimaksud menjawab “mengapa” alasan sederhana, nilai,

pembenaran, manfaat.

2) Pernyataan yang bermaksud menjawab “mengapa” hal itu terjadi” prinsip-

prinsip kaitan, dan hukum atau dalil.

3) Pernyataan pemecahan masalah (apa yang dapat dilakukan) penerapan fakta,

prinsip dan keterhubungan (2008:25).

2.1.2.1.3 Pengembangan Aspek Afektif

Sikap positif terhadap pendidikan jasmani selera, kepercayaan, acuan nilai,

dan idealisme seseorang akan memengaruhi cara ia berprilaku. Karena siswa

berfikir dan merasa, tidak ada satu pun pembelajaran psikomotor yang terjadi

tanpa adanya rasa keterlibatan perasaan tentang dirinya sendiri, tentang

14

pelajarannya, dan tentang situasi di sekitarnya. Dalam setiap perasaan dan acuan

nilai anak terdapat daya yang sangat kuat yang mengontrol perilaku individual.

Kadang daya tersebut menghalangi terjadinya pembelajaran; di saat yang lain

malah meningkatkannya (Samsudin, 2008:30)

2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani

Bagan di bawah ini menunjukan cakupan tujuan ideal pendidikan

jasmani yang pelaksanaanya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang

berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Penjas

(Sumber: Strategi Belajar Mengajar Penjas, 2000)

Pendidikan Jasmani

Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik

perkembangan dan

psikomotor

Perseptual Motorik

Kesegaran jasmani

Kognitif Afektif

Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan

Penalaran & pembuatan keputusan

Intelegensia emosional & watak

Konsep Diri

15

Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran

jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa upaya

pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktifitas jasmani sebagai

perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang

bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri. Kesegaran

jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotor yang bertumpu

pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih

banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala

aspeknya sebagai sebuah sistem ( misalnya, sistem peredaran darah dan sistem

pernafasan, sistem metabolisme ) (Rusli Lutan, 2000:4).

Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan

seseorang untuk meneerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah

dan diprogram sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan

rangsang. Dampak langsung dari aktifitas jasmani yang merangsang kemampuan

dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaaan

sistem saraf. (Rusli Lutan, 2000:5).

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih

penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek

kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut pengusaan pengetahuan

yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta

kegiatan pengisisan waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan

dengan kesehatan (Rusli Lutan, 2000:5).

16

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur

kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat

yang perlu dikembangkan, namun lebih, diantaranya adalah konsep diri dan

komponen kepribadian lainya seperti intelegensia emosional dan watak (Rusli

Lutan, 2000:6).

2.1.3 Permainan Rounders

Rounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir

sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul

ditambah dengan ketrampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola.

2.1.3.1 Istilah dalam Permainan Rounders

1) Ball : Bola yang dilemparkan pelambung salah, yaitu bola

tidak berada di atas tempat untuk memukul.

2) Strike : Bola yang dilemparkan pelambung benar, yaitu bola

yang dilemparkan meluncur di atas tempat pemukul

antara lutut dan bahu pemukul.

3) Out : Bola yang dipukul jatuh di luar garis batas pelari.

4) Base : Tempat hinggap bagi seorang pemukul atau pelari.

5) Pitcher : Pelambung, dari regu jaga, bertugas melambungkan

bola ke arah better.

6) Catcher : Penangkap bola/penjaga belakang dari regu jaga.

7) Home Base : Base tempat memukul bola.

17

8) Mengetik : Mematikan lawan dengan cara menyentuh bola.

9) Membakar : Mematikan lawan dengan memegang bola sebelum

pemain sampai di base.

10) Home Run : Pemukul dengan pukulannya sendiri dapat kembali ke

ruang bebas secara langsung.

2.1.3.2 Lapangan Rounders

Gambar 2.2 Lapangan Permainan Rounders

(sumber: Permainan Bola Kecil, 2012)

KETERANGAN

a : tempat pitcher

b : tempat catcher

c : ruang tunggu

a

15

15 15

15 15

9 m

b

d

c

18

2.1.3.3 Peraturan Permainan

1) Pitcher adalah pemain yang bertugas melempar bola kepada pemukul. Bola

harus dilemparkan dengan kuat, cepat dan tepat berada di atas home base.

Untuk mendapatkan lemparan bola yang keras dan cepat, pitcher harus

melemparkan bola dengan ayunan penuh.

2) Catcher adalah penangkap belakang yaitu salah seorang penjaga yang

ditugaskan khusus menangkap bola di belakang home base.

3) Pemukul Ketentuan bagi pemukul (batter) pemukul harus berlari jika hasil

pukulan pertama strike (baik),Pukulan ketiga tidak kena tetapi wasit

mengatakan strike (baik). Pelari waktu lari menuju base dihalang-halangi oleh

penjaga, maka pemukul bebas menuju base yang telah ditentukan oleh wasit.

Jika pitcher sudah empat kali melambungkan bola salah dan tidak dipukul,

maka pemukul dipersilahkan melakukan free walk. Bola baik (strike) meskipun

dipukul kena atau tidak kena oleh pemukul, tidak dipukul oleh pemukul,

dipukul salah (out/keluar) oleh si pemukul. Bola diangkap mati jika Bola

hilang, bola sudah dipegang oleh pitcher dan siap dilemparkan kepada

pemukul, bola out. Pada waktu bola mati, semua pelari tidak boleh

meninggalkan base yang ditempati. Pelari dianggap mati jika pada waktu lari

tidak menginjak base, melewati pelari yang ada di depannya, jika base yang

dituju telah dibakar oleh penjaga mengganggu penjaga yang sedang

menangkap bola.

3) Cara mematikan lawan yaitu dengan mengetik yaitu dengan menyentuhkan

bola ke tubuh pemain pemukul sebelum dia mencapai base. Cara membakar

19

yaitu dengan menginjakkan kaki pada base yang dituju pelari sambil

memegang bola.

4) Cara bermain rounders dimainkan oleh 2 regu, dimana tiap regu terdiri atas 12

pemain dengan 6 pemain cadangan. Sebelum permainan dimulai, dilakukan

undian. Regu yang memenangkan undian berhak memilih menjadi regu

pemukul atau regu jaga. Pemukul diberi kesempatan memukul sebanyak 3

kali, jika pukulan pertama atau kedua baik, ia harus lari menuju base. Urutan

memukul sesuai dengan normor yang telah ditentukan. Pemukul di

belakangnya tidak boleh mendahului pemukul di depannya. Setiap base hanya

boleh diisi oleh satu pemain saja. Setiap regu pemukul berpindah base, regu

jaga boleh mematikan.

5) Cara mendapatkan angka yaitu setiap base yang dilewati pemain mendapat

angka 1. Jika dibakar atau terkena tik tidak mendapat nilai pada base itu. Jika

dapat kembali ke ruang tunggu dengan pukulan sendiri dan setiap base

selamat maka akan mendapat angka 6.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Lanjutan

2.1.4.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:137), Ukuran badan untuk kedua

jenis kelamin pada masa adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan

anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan berat dibandingkan anak-anak perempuan.

Sedangkan pada awal masa adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi dan

lebih berat dari anak laki-laki sebagai awal dari kematangannya. Akan tetapi

20

keadaan tersebut tidak terlali lama setelah perubahan yang cepat terjadi pada anak

laki-laki pada masa adolesensi.Akhirnya anak laki-laki mengejar dan

mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-

ukuran yang lain, seperti tinggi togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar

pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat

badan yang berlangsung secara cepat.

2.1.4.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa

disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan

ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan

bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah

dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk

mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya

akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang

lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak

dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).

2.1.4.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)

Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk

mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan

secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau

ketrampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting,

21

perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan

kapasitas sistem saraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan

menterjemahkan input tersebut ke bentuk ketrampilan. Untuk mendapatkan

ketrampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat

berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah

dan lingkungan rumah (Yanuar Kiram, 1992:43).

2.1.4.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi (12-20 Tahun)

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penampilan gerak pada masa

adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,

kekuatan, dan fungsi fisiologis. Peredaan-perbedaan dalam penampilan

keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak

laki-laki menunjukkan peningkatan yang terus berlangsung,sedangkan anak

perempuan menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah

umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari,

lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.

Dalam pengembangan koordinasi gerak, anak laki-laki pada awal

pubertas mengalami perkembangan sedikit sekali, tetapi setelah masa itu

perkembangan makin cepat. Sedangkan mengenai keseimbangan dinamis selama

adolesensi menunjukkan adanya penurunan untuk kedua jenis kelamin.

Peningkatan yang mendatar (plateau) dialami oleh anak perempuan pada umur 12

sampai 14 tahun, sedangkan bagi anak laki-laki pada umur 14 sampai 16 tahun.

22

Kuantitas penampilan keterampilan masih terus meningkat selama masa

praadolesensi sampai adolensi untuk kedua jenis kelamin. Setelah masa adolesensi

perbedaan penampilan antara anak laki-laki dan perempuan mulai nampak, sedikit

dalam lari dan lompat, tetapi dalam hal kekuatan tubuh bagian atas, seperti

melempar perbedaanya sangat nyata. Perbedaan tersebut disebabkan terjadinya

peningkatan yang terhenti, bahkan mulai menurun pada anak perempuan,

sedangkan anak laki-laki terus meningkat.

2.1.5 Belajar Gerak

2.1.5.1 Pengertian Gerak

Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak

manusia, sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai

perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak ( motor) ruang

lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Pengertian gerak dasar adalah

kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari,

lompat, lempar (Ma’mun, 2000:20).

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. saputra (2000:20), kemampuan

gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan

kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu

tempat ke tempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti loncat dan

lompat.

23

2) Kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang

memadai, contoh mendorong, menarik, dll.

3) Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan

kaki. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif antara lain melempar, memulkul,

menendang dan memukul.

2.1.5.2 Konsep Gerak

Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau

nama suatu kelompok respon gerak, seperti menangkap, melempar, menunjuk

pada pola gerak tertentu yang biasanya ditemui pada softball, kasti, basket, atletik

dan sebagainya. Untuk mengenal label atau nama ini siswa akan dihadapkan pada

keharusan memahami ciri, jenis, serta syarat yang harus dipenuhi agar gerak itu

layak disebut sesuatu (Samsudin, 2008:27). Konsep gerak dalam pendidikan

jasmani.

2.1.5.2.1 Rangkaian aksi

Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara

luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Istilah seperti keseimbangan

berpindah tempat, memukul, menerima atau berputar adalah rangkaian aksi yang

bersifat konsep, sebab aksinya dapat dilakukan dalam banyak cara dan dalam

situasi yang berbeda. Seorang anak akan dapat membuat keseimbangan pada satu

kaki, dua kaki, kedua tangan, atau kepala dan kedua lengan. Seorang anak dapat

berpindah tempat dengan berlari, melompat, merangkak, atau mengguling dan

berputar dengan menggunakan bagian tubuh yang berbeda (2008:27).

24

2.1.5.2.2 Kualitas gerak

Untuk melihat respons gerak adalah dengan mengorganisasikan ke dalam

kualitas gerak yang ditunjukannya. Kualitas gerak merupakan kelompok respons

yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari beberapa aspek, seperti aspek

ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Aspek usaha menunjukan adanya

kualitas waktu, bobot, ruang, dan aliran. Sedangkan aspek keterhubungan

menggambarkan hadirnya kesesuaian, kerja sama, dan keterkaitan. Konsep

kualitas gerak tadi berasal dari rumusan deskripsi analisis sistem gerak dari

Rudolf Laban yang melihat bahwa pada dasarnya gerakan selalu berkisar di antara

ketiga kualitas di atas. Dengan konsep kualitas, guru akan melihat bahwa siswa

dapat melakukan gerak yang lambat, cepat, tiba-tiba atau diatur

berkelanjutanmengikuti ketinggian, arah dan bidang tertentu (Samsudin, 2008:28).

2.1.5.2.3 Prinsip gerak

Prinsip gerak adalah pengelompokan konsep secara meluas yang

memasukan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan efektivitas gerak.

Gagasan tentang (1) hubungan antara pemindahan berat atau gerak lanjut dan

penghasil daya, dan (2) pengaruh putaran cepat pada sudut naik suatu benda, juga

ide yang dikaitkan dengan keseimbangan dan stabilitas, semuanya merupakan

prinsip gerak yang menjadi isi utama dari pembelajaran ini, siswa akan belajar

prinsip-prinsip mekanika gerak secara dini, yang berhubungan dengan titik berat

badan serta sumber-sumber daya dan hukuman-hukuman yang menunjang dan

sekaligus membatasinya.

25

2.1.5.2.4 Strategi gerak

Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana

gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Dalam konsep

ini dimasukan gagasan tentang bagaimana memberikan operan pada penerima

yang sedang bergerak, menyesuaikan langkah dalam tarikan baik sebagai

pemimpin maupun yang mengikuti danmenetapkan diri secara defensif di antara

bola dan gawang. Strategi gerak adalah kemampuan menyesuaikan gerak yang

berhasil dilakukan seseorang ketika dirinya terlibat dalam kegiatan dengan orang

lain (2008:28).

2.1.5.2.6 Pengaruh gerak

Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh

pengalaman gerak pada perilaku. Pengaruh latihan yang keras pada jantung dan

tipe latihan yang menghasilkan daya tahan, kekuatan, dan kelentukan merupakan

konsep pengaruh gerak. Ketika suatu pengarah gerak menjadi sebuah konsep yang

harus dipelajari, tujuannya adalah agar siswa mampu menerapkan konsep itu pada

pengalaman baru (Samsudin, 2008:29).

2.1.5.2.7 Emosi gerak

Emosi atau jiwa gerak merupakan suatu pengelompokan khusus dari

konsep yang berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan

manusia. Konsep emosi gerak dihubungkan dengan pengungkapan perasaan,

kenikmatan gerak, kerja sama kelompok, perasaan yang menggambarkan

mengapa orang bergerak, dan pengaruh gerak, dan pengaruh gerak dan emosi.

26

Ketika emosi gerakmenjadi sasaran utama pengajaran, tujuan guru adalah

mengembangkan beberapa aspek perasaan, sikap, atau hubungan sosial yang akan

beralih pada pengalaman gerak lain dan terutama pada perilaku siswa secara

umum. Tujuan yang menetap dari program pendidikan jasmani adalah sikap yang

positif terhadap semua kegiatan fisik dan pembelajaran. Emosi gerak sebagai

materi khusus pembelajaran harus berlangsung melintasi fokus utama dari

pembelajaran harus bersifat afektif dari pada bersifat psikomotor (2008: 29).

2.1.5.3 Belajar Gerak

Menurut Amung Ma’mun (2000:3), belajar gerak merupakan studi tentang

proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak

(motor skill). Keterampilan gerak sangat terikat dengan latihan dan pengalaman

individu yang bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai

bentuk latihan, pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia.

Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu :

1) Tahapan verbal kognitif, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara

lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula,

mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagimana gerak itu

dilakukan. Oleh karena itu, kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi

tahapan ini.

2) Tahapan gerak (motorik), fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak

yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai

27

peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi

sikap berdiri serta rasa percaya diri.

3) Tahapan otomatisasi, setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara

berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah

berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat.

Peserta didik sudah menjadi lebih terampil dan setiap gerakan yang dilakukan

lebih efektif dan efisien.

Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya

hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan.

Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan

tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut

mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.

Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut

maka semakin baik keterampilan siswa tersebut (Amung Ma’mun, 2000:57).

2.1.6 Modifikasi Permainan

2.1.6.1 Modifikasi Pembelajaran Penjas

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan

karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, Developmentally

Appropriate Practice (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus

memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong

perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan

tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini

28

harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik

setiap individu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik (Yoyo

Bahagia dan Adang Suherman 2000:1).

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para

guru agar pembelajaran salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar

pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk di dalamnya “

body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama

dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa

sekaligus menegembangkan meteri pembelajaran yang potensial dapat

memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,

mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi

bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih

tinggi (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000:1).

Beberapa aspek analisa memodifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan

tentang:

1) Tujuan modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran

dari mulai tujuan yanng paling rendah sampai dengan tujuan yang paling

tinggi. Modifikasi tujuan perluasan yaitu tujuan perluasan maksudnya adalah

tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan

kemampuan melakukan bentuk atau wujud ketermpilan yang dipelajarinya

tanpa memperhatikan aspek afisiensi dan afaktivitas (Yoyo Bahagia dan

Adang Suherman, 2000:2).

29

2) Karakteristik meteri modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan

keterampilan yang dipelajarinya. Komponen ketrampilan (skill) yaitu materi

pembelajaran dalam kurikulum dasar merupakan ketrampilan-ketrampilan

yang akan dipelajari peserta didik. Guru dapat memodifikasi keterampilan

yang dipelajari peserta didik tersebut dengan cara mengurangi atau menambah

tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya dengan cara menganalisis

dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-komponen lalu

melatihnya perkomponen sebelum melakukan latihan keseluruhan (Yoyo

Bahagia dan Adang Suherman, 2000:4).

3) Kondisi lingkungan modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi

lingkungan pembelajaran. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat

kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan

yang di gunakan untuk melakukan skill. Misalnya: (1) ukuran, berat atau

bentuk peralatan yang digunakan (2) lapangan permainan (3) waktu permainan

atau lamanya permainan (4) peraturan permainan (5) jumlah pemain (Yoyo

Bahagia dan Adang Suherman, 2000:7).

4) Evaluasi evaluasi materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas balajar yang

terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari peserta didik pada berbagai

situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah fokus perhatian peserta didik dari

bagaimana seharusnya suatu skill itu. Modifikasi evaluasi, terutama yang lebih

berorientasi pada hasil dapat meningkatkan penampilan peserta didik yang

sudah memiliki skill dan percaya diri yang memadai (Yoyo Bahagia dan

Adang Suherman, 2000:8).

30

2.1.6.2 Pengembangan dan Modifikasi Olahraga

Meskipun olahraga pada umumnya diterima sebagai alat pendidikan,

namun makin banyak pula para pendidik yang semakin kritis dan

mempertanyakan keberadaannya, misal: apakah permainan olahraga bermanfaat

bagi anak-anak? Bagaimana permainan olahraga diterapkan dan dikembangkan

bagi anak-anak? Hal ini yang melandasi perlunya modifikasi dan pengembangan

permainan dan olahraga (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:12).

Keuntungan dari pembelajaran permainan dan olahraga yaitu antara lain:

1) Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktivitas jasmani

2) Menunjukkan penguasaan pada beberapa bentuk aktivitas jasmani

3) Memiliki kemampuan tentang cara mempelajari keterampilan baru

4) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ketrampilan gerak

5) Mengetahui aturan, strategi, dan prilaku yang harus dipenuhi pada aktivitas

jamani yang dipilih

6) Memahami bahwa aktivitas jasmani memberi peluang untuk mendapatkan

kesenangan, menyatakan diri pribadi, dan berkomunikasi

7) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari partisipasi

dalam aktivitas jasmani (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:15).

Adapun tujuan memilih dan mengevaluasi modifikasi permainan dan

olahraga ini antara lain:

1) Mendorong partisipasi maksimal, apakah modifikasi itu dapat mendorong atau

meningkatkan partisipasi belajar peserta didik secara maksimal? Dua kriteria

yang sering digunakan dalam menjawab pertanyaan ini adalah: jumlah waktu

31

aktif belajar gerak dan kesempatan melakukan pengulangan dan apakah alat

yang digunakannya cukup tersedia.

2) Memperhatikan keselamatan, apakah modifikasi berikut peraturanya ini dapat

menjaga keamanan? Apakah semua peralatan yang digunakannya juga aman?

Apakah gerak yang diperlukan untuk melakukan permainan itu juga aman?

Keselamatan merupakan faktor penting dalam mengevaluasi permainan atau

modofikasinya. Hampir semua permainan mempunyai resiko terhadap

keselamatan. Namun, tingkat resiko keselamatan ini harus disesuaikan

dengan tingkat perkembangan anak. Demikian juga anak harus diajarkan

menjaga keselamatan bagi dirinya dan orang lain selama melakukan

permainan sesuai dengan tingkat perkembangan belajarnya (Yoyo Bahagia

dan Adang Suherman, 2000:39).

3) Mengajar efektivitas dan efisiensi gerak, apakah modifikasi itu dapat

meningkatkan efektivitas penggunaan skill dan strategi yang sudah dimiliki

anak? Usahakan agar memodifikasi permainan tidak hanya menyenangkan

tetapi juga mengajar anak bagaimana melakukan skill atau strategi secara

efektif. Memodifikasi permainan memang perlu menyenangkan dan mengajar

anak untuk belajar menaati peraturan serta belajar memainkan peraturanyang

berbeda-beda. Namun selain itu juga modifikasi permainan diharapkan dapat

mengajar gerak, misal: belajar mengendalikan gerakan tubuh, meningkatkan

evektivitas dan efesiensi gerak (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman,

2000:39).

32

4) Meningkatkan perkembangan emosional sosial, permainan sangat potensial

dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosial anak. Modifikasi

permainan diharapkan dapat meningkatkan perkembangan emosional dan

sosial anak ke arah positif. Permaian gugur, hukuman, yang pada akhirnya

peserta didik yang lamban yang akan gugur sebaiknya dihindarkan untuk

diberikan terlebih dini. Memdorong peserta didik yang termpil untuk menjadi

pemenang meman sangat penting, namum mendorong pemain atau team yang

kalah juga sama pentingnya. (Yoyo Bahagia-Adang Suherman 2000:39)

2.1.6.3 Permainan “Tembak Kaleng”

Model pengembangan yang akan dikembangkan adalah model

pengembangan permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif variasi permainan

bola kecil untuk pembelajaran penjas pada siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon

Kabupaten Kendal. Permainan ini diadopsi dari permainan olahraga bola kecil

beregu yaitu permainan rounders. Persamaan dan perbedaanya terletak pada:

1) Persamaan Permainan Tembak kaleng dengan Rounders. Prinsip permainan

ini adalah olahraga beregu bola kecil dimana regu yang paling banyak

mengelilingi lintasan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak antar base sama-

sama memiliki panjang 15 meter. Seorang pemain bisa memperoleh poin di

setiap base yang bisa ditempuh. Cara mematikan lawan dilakukan dengan

cara disentuhkan/ take, dibakar/ burn dan strike out sebanyak 3 kali.Cara

take, tidak menggunakan glove seperti permainan softball/ baseball. Tiap-tiap

base hanya boleh diisi oleh satu orang pemain. Seorang pemain dinyatakan

33

keluar jika memasuki base yang sudah terisi. Change/ pergantian dari regu

jaga menjadi penyerang dan sebaliknya dilakukan jika sudah 3 pemain out/

keluar.

2) Perbedaan Permainan Tembak kaleng dengan Rounders adalah jumlah base

dalam rounders adalah 5 base, sedangkan Tembak Kaleng hanya memiliki 4

base. Bola yang digunakan dalam permainan rounders adalah bola softball,

sedangkan permainan tembak Kaleng menggunakan bola tonis yang

karakteristiknya lebih lunak. Cara memulai permainan dalam rounders adalah

pitching (bola dilempar kearah better oleh seorang pitcher dari jarak 9 m),

sedangkan dalam Tembak Kaleng dilakukan dengan cara pemain penyerang

meruntuh kan susunan kaleng dengan lemparan bola tonis dengan jarak 3m.

Jumlah pemain dalam rounders adalah 12 orang per regu, sedangkan Tembak

Kaleng berjumlah 8-10 orang per regu.

2.2 Kerangka Berpikir

kurikulum Penjasorkes sekolah menengah pertama (SMP) terdapat materi-

materi pembelajaran penjasorkes seperti atletik, senam, permainan bola besar,

permainan bola kecil dan lain-lain. Materi permainan bola kecil merupakan

optional atau pilihan yang dapat diajarkan menggunakan olahraga permainan bola

kecil seperti bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, softbal, rounders dll.

Permainan rounders adalah permainan yang banyak memiliki persamaan dalam

sarana prasarana dan peraturan dengan model permainan Tembak kaleng

merupakan media alternatif variasi permainan bola kecil dalam pebelajaran

34

Penjasorkes. Pembuatan produk ini harus sesuai dengan hakikat, tujuan dan

pelaksanaan pendidikan jasmani. Permainan ini sejatinya mengadopsi prinsip-

prinsip berupa peraturan permainan dan beberapa sarana prasarana dari permainan

rounders yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak usia SMP,

perkembangan gerak anak usia SMP serta prinsip-prinsip modifikasi penjas dan

olahraga.

Oleh karena itu, model pembelajaran permainan “Tembak Kaleng”

dikembangkan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran

Penjasorkes di sekolah, khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patebon

Kabupaten Kendal.

35

BAB III METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

menghasilkan produk berupa model pembelajaran bola kecil bagi siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009:9),

Penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk

mengembangkan atau memvalidasi produk- produk yang digunakan dalam

pendidikan dan pembelajaran.

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

tujuh langkah yang utama, yaitu :

1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, termasuk observasi

lapangan dan kajian pustaka. Langkah awal ini dilakukan untuk analisis

kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan model pembelajaran dibuat

memang di butuhkan atau tidak.

2) Mengembangkan bentuk produk awal, berdasarkan analisis kebutuhan, maka

langkah selanjutnya adalah pembentukan produk model pembelajaran

pendidikan jasmani sesuai materi yang dikembangkan yang didasarkan pada

kajian teori.

3) Evaluasi produk awal yang sudah dibuat oleh para ahli, dengan menggunakan

seorang ahli pendidikan jasmani (gunakan dosen yang relevan dengan meteri

yang diteliti atau biasa menggunakan salah satu pembimbing yang ekspert

36

dibidangnya), dan dua orang ahli pembelajaran (gunakan guru pendidikan

jasmani yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup). Setelah dilakukan

evaluasi oleh para ahli selanjutnya lakukan uji coba lapangan skala kecil

(gunakan siswa secukupnya dengan siswa sesuai kebutuhan materi), dengan

menggunakan lembar evaluasi dan kuisioner yang selanjutnya hasilnya

dianlisis.

4) Lakukan revisi produk pertama dari hasil evaluasi ahli dan uji coba lapangan

skala kecil yang dilakukan sebelumnya.

5) Uji coba lapangan skala besar dengan manggunakan model pembelajaran yang

sudah direvisi atau hasil uji coba lapangan skala kecil yang dilakukan

sebelumnya.

6) Revisi produk akhir, dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisis uji coba

lapangan (melalui pengamatan dan diperlukan instrument baik pengamatan

maupun melalui angket siswa pengamat).

7) Hasil akhir produk model pembelajaran pendidikan jasmani yang dihasilkan

melalui revisi setelah uji coba lapangan skala besar.

3.2 Prosedur pengembangan

Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas

kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,

mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji

coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan

melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Prosedur pengambangan pada

37

model pembelajran modifikasi permainan tembak kaleng dilakukan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

Analisis kebutuhan

Kajian pustaka observasi dan wawancara

Pembuatan produk awal

Tinjauan ahli penjas uji coba skala kecil

Dan ahli pembelajaran

revisi produk pertama

uji lapangan / skala besar

Revisi produk akhir

Produk akhir permainan tembak kaleng.

Gambar 3.1 : Prosedur Model Pengembangan Permainan Tembak Kaleng

3.2.1 Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian

ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran

permainan ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan

observasi di SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal tentang pelaksanaan olahraga

bola kecil dengan cara melakukan pengamatan tentang proses pembelajaran..

38

3.2.2 Pembuatan Produk Awal

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya

adalah pembuatan produk model permainan bola kecil. Dalam pembuatan produk

yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang

kemudian dievaluasi oleh satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.

3.2.3 Uji Coba Produk

Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

(1) menetapkan desain uji coba sebanyak 2 kali, (2) menentukan subjek uji coba

(8 siswa putra dan 8 siswi putri kelas VIIIB), (3) menyusun instrumen

pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.

3.2.4 Revisi Produk Pertama

Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari

evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang

telah diujicobakan.

3.2.5 Uji Coba Lapangan

Hasil anaslisis uji coba skla kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya

dilakukan uji coba lapangan skala besar. Uji coba lapangan sekala besar ini

dilakukan pada siswa VIIIB SMP N 2 Patebon dengan jumlah siswa 34 yang

tersiri dari 19 siswa putri dan 15 siswa putra.

39

3.2.6 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diujicobakan siswa kelas

VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.

3.2.7 Hasil Akhir

Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model

pembelajaran bola kecil melalui permainan “Tembak Kaleng”.

3.3 Uji Coba Produk

3.3.1 Desain Uji Coba

Dalam penelitian ini desain uji coba yang digunakan adalah desain

eksperimental. Uji coba produk pengembangan melalui dua tahap, yaitu : Uji

skala kecil ( dilakukan pada 16 siswa ), dan uji skala besar ( dilakukan pada 34

siswa ).

Uji coba skala kecil dilakukan dengan 16 siswa, dimana akan dibagi

menjadi 2 tim, satu tim berjumlah 8 orang. Dalam uji coba ini dilakukan 2 kali

pertandingan.

Uji coba skala besar dilakukan dengan 34 siswa, dimana akan dibagi

menjadi 4 tim. Dalam uji coba ini dilakukan 4 kali pertandingan.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba adalah sasaran pemakaian produk , yaitu siswa kelas VIII

SMP N 2 Patebon.

40

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuntitatif.

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara lisan maupun tulisan dari ahli

penjas dan pakar pembelajaran penjas SMP sebagai bahan untuk revisi produk.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari kuesioner siswa.

3.5 Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Suharsimi Arikunto, 2006: 160).

Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk menggunakan

angket dan kuesioner. Angket digunakan untuk menjaring informasi secara

sistematis dari ahli penjas dan pakar pembelajaran. Sedangkan kuesioner

digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk. Alasan memilih kuesioner

adalah jumlah subjek yang relatif banyak. .

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus

dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas

model permainan Tembak Kaleng. Serta komentar dan saran umum jika ada.

Rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan

cara dengan memberi tanda ″√″ pada kolom yang tersedia.

Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan

digunakan pada kuesioner ahli :

41

Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

No. Faktor Indikator Jumlah

1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar

kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan

untuk diajarkan pada siswa SMP

15

Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus

dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban ”Ya” dan ”Tidak”. Faktor yang

digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara

pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner ”Ya” dan ”Tidak”.

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner

yang akan digunakan pada siswa :

Tabel 3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner

No. Faktor Indikator Jumlah

1 Psikomotorik Kemampuan siswa mempraktekkan

variasi gerak dalam bermain model

permainan bola kecil.

10

2 Kognitif Kemampuan siswa memahami peraturan 10

42

dan pengetahuan tentang model

permainan bola kecil.

3 Afektif Menampilkan sikap dalam bermain

model permainan bola kecil, serta nilai

kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

10

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah prosentase untuk menganalisis

dan penilaian subyek pengembang dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas dan

keterterimaan produk terhadap produk pengembangan.

Adapun rumus yang digunakan dalam pelenitian ini adalah indeks

persentase yaitu :

Keterangan :

% : persentase

n : nilai yang diperoleh

N : jumlah seluruh nilai ( Muhammad Ali, 1987: 184)

Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk

memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 7 akan disajikan klasifikasi persentase

Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase

43

Persentase Klasifikasi Makna

0 – 20%

20,1 – 40%

40,1 – 70%

70,1 – 90%

90,1 – 100%

Tidak baik

Kurang baik

Cukup baik

Baik

Sangat baik

Dibuang

Diperbaiki

Digunakan (bersyarat)

Digunakan

Digunakan

Sumber Guilford (dalam Galih Pangaji, 2012:32)

44

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1 Hasil Data Uji Coba

Hasil yang disajikan dalam penelitian pengembangan ini meliputi analisis

kebutuhan, produk awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk

awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk akhir modifikasi

permainan “Tembak Kaleng”, hasil produk akhir modifikasi permainan “Tembak

Kaleng” serta efektivitas pengembangan permainan “Tembak Kaleng”.

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi

di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani,

serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis

kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran

yang terjadi sesunggahnya di lapangan, melakukan observasi pembelajaran dan

melakukan studi pustaka/ kajian literatur.

Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil bagi

siswa Sekolah Menengah Pertama, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan

kombinasi teknuk dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil

lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,

keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Kenyataan

yang ada dalam proses pembelajaran permainan bola kecil di Sekolah Menengah

45

Pertama sering kali tidak dapat disampaikan dengan baik karena keterbatasan alat

standar yang umumya tidak dimiliki oleh sekolah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMP N 2 Patebon

Kabuapten Kendal, guru pendidikan jasmani sampai saat ini mengalami kendala

dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil karena belum tersedianya

sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu diperlukan langkah kreatif untuk

memodifikasi permainan tersebut menggunakan sarana dan prasana yang telah ada

di sekolah agar semua kompetensi dasar dalam pembelajaran pendidikan jasmani

dapat diajarkan pada siswa.

Penelitian pengembangan permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP

N 2 Patebon Kabupaten Kendal dilakukan dengan memberikan model baru

permainan bola kecil pada pembelajaran pendidikan jasmani siswa Sekolah

Menengah Pertama. Model baru dalam permainan bola kecil yang dikembangkan

yaitu berkaitan dengan sarana prasaran dan peraturan yang digunakan dalam

permainan bola kecil yang kemudian diberi nama permainan “Tembak Kaleng”.

Mengingat waktu yang dimiliki untuk melakukan praktek relatif pendek,

paling tidak pendidikan jasmani diarahkan agar siswa memiliki kebugaran

jasmani, kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga (gaya hidup yang

aktif dan sehat), serta memperoleh nilai-nilai pendidikan yang diperlukan bagi

siswa untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa yang akan datang.

4.1.2 Draf Awal Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”

Produk awal yang buat dalam memodifikasi permainan “Tembak Kaleng”

ini terdiri dari sarana dan prasarana permainan serta peraturan permainan.

46

4.1.2.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng”

4.1.2.1.1 Lapangan

Lapangan yang digunakan dalam permainan “Tembak Kaleng” hampir

sama dengan bentuk lapangan permainan softball, yang membedakan hanya

ukuran, tidak adanya outfield dan tambahan area larangan bola keluar sebelum

kaleng selesai ditata. Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 20m x 20m,

jarak tembak dengan kaleng 4m. Selain itu juga terdapat zona bola tidak boleh

keluar selama kaleng belum tertata dengan ukuran 12x12m2.

Gambar 4.1 Draft Awal Lapangan Tembak Kaleng

47

4.1.2.1.2 Peralatan Permainan

1) Bola, bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis

digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu

keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”.

2) Kaleng, kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu

kental manis dengan jumlah 5 kaleng.

4.1.2.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”

1) Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim

terdiri dari 8 sampai 10 orang.Pemain penyerang menentukan urutan pelempar

kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga. Sedangkan

pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu orang bertugas

menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan dengan bola. Seorang

penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal dengan 2 kali percobaan,

apa bila lebih dari 2 kali pemain tersebut mati/out karena terkena strike out.

Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng, seorang pemain minimal harus

menginjakkan kaki di Base pertama sebelum kaleng tersusun kembali. Dalam

satu Base hanya diperbolaehkan ditempati oleh seorang pemain, jika terdapat 2

pemain atau lebih pemain tersebut boleh dimatikan.

2) Cara mematikan pemain penyerang/visit yaitu dengan strike out terjadi apabila

seorang pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan

ke-2. Kaleng tersusun, khusus untuk base pertama, apabila pemain menyerang

tidak dapat menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun

kembali pemain tersebut langsung dinyatakan out/ mati. Take/ Disentuh dengan

48

bola tidak boleh keluar dari zona kaleng sebelum semua kaleng tersusun

kembali.

3) Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain

mendapatkan satu poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari

Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.

4) Cara memenangkan pertandingan Suatu tim dapat memenangkan pertandingan

apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.

5) Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua

berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit ketika

kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun yang out,

selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan pertandingan. Wasit

kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base pertama, jika tiba di Base

pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama maka pelari dinyatakan safe.

Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah peluit maka pelari tersebut

dinyatakan out.

4.1.3 Uji Coba Lapangan Skala Kecil Validasi Ahli

4.1.3.1 Validasi Draf Produk Awal

Produk awal pengembangan model permainan “Tembak Kaleng” bagi

siswa Sekolah Menengah Pertama sebelum diujicobakan dalam kelompok kecil,

terlebih dahulu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang

peneliti ini. Peneliti melibatkan satu orang ahli yaitu Agus Pujianto, M.Pd.

dengan spesifikasi dosen mata kuliah permainan bola kecil di PJKR UNNES,

49

dua orang ahli pembelajaran yaitu Mundjari, S.Pd. dan Suparti, S.Pd. dengan

spesifikasi guru pendidikan jasmani SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.

Validasi draf produk awal oleh ahli dilakukan dengan cara memberikan

draf produk awal model modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dengan disertai

lembar evaluasi untuk masing-masing ahli. Lembar evaluasi berupa kuesioner

yang berisi aspek kualitas model permainan, saran, serta komentar dari ahli

terhadap model permainan “Tembak Kaleng”. Hasil evaluasi berupa nilai dari

aspek kualitas model pembelajaran dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5.

Caranya dengan menyontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar

evaluasi, adapun lembar evaluasi terlampir.

4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh ahli pendidikan jasmani

dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani SMP merupakan pedoman untuk

menyatakan apakah produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat

digunakan untuk uji coba lapangan skala kecil dan uji coba lapangan skala besar.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli pendidikan

jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas

didapat rata-rata skor 3,9 yang termasuk kategori baik, oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa modifikasi permainan “Tembak Kaleng” bagi siswa kelas VII

SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal dapat digunakan untuk uji coba lapangan

skala kecil maupun uji coba lapangan skala besar.

50

Adapun saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran

pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas pada produk awal modifikasi

permainan “Tembak Kaleng” adalah sebagai berikut:

1) Jarak antara Base satu dengan lainnya harus dipertimbangkan lagi,

apakah dengan jarak 20m itu sudah efektif atau belum efektif dalam

permainan “Tembak Kaleng”. Setelah dipertimbangkan lagi jarak 20m

dianggap terlalu jauh seingga diganti dengan jarak 15m.

2) Aturan permainan dianggap kurang efektif karena pemain penjaga harus

menunggu kaleng tersusun dahulu untuk bisa mematikan pelari. Peraturan

tersebut diubah menjadi penjaga dibolehkan langsung mematikan pelari tanpa

harus menunggu kaleng tersusun kembali, akan tetapi penjaga didalam zona

kaleng tidak boleh keluar dari dalam kotak.

3) Pemanasan konvensional harus diganti dengan pemanasan menggunakan

permainan sederana. Permainan Lintang Ngaleh dan permainan Bom atom

hiroshima digunakan untuk pemanasan dalam permainan ini karena

mengandung unsur-unsur seperti lari dan melempar.

4) Pendekatan metodik pembelajaran harus diberikan terlebih dahulu agar siswa

memahami teknik dasar bola kecil yaitu lempar tangkap dan lari. Metodik

yang digunakan adalah permainan estafet bola tonis.

4.1.4 Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Ujicoba produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” kepada

siswa kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan

51

mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun

keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji

coba ini digunakan bersama-sama dengan data masukan ahli sebagai

pertimbangan untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba

lapangan skala kecil.

Uji coba lapangan skala kecil ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP

N 2 Patebon Kabupaten Kendal yang berjumlah 16 siswa dengan 2 kali percobaan

atau 2 inning. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel secara

acak (random sampling).

Selama melakukan uji coba lapangan skala kecil, penyampaian materi

permainan “Tembak Kaleng” belum berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan

siswa masih merasa bingung pada saat mematikan pelari karena belum terbiasa.

Setelah beberapa lama berjalan serta diberikan pengarahan para siswa mulai

memahami peraturan sehingga permainan bisa berjalan dengan baik dan siswa

siswi bisa menikmati permainan dengan riang gembira.

Selain itu peniliti melakukan penilaian dari aspek psikomotorik, kognitif

dan afektif yaitu dengan kuesioner Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan

bahwa secara umum tanggapan siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi

permainan “Tembak Kaleng” yang diujicobakan kepada kelompok kecil termasuk

katagori baik dengan bobot persentase skor 81,67%. Jika ditinjau dari tiap-tiap

aspek penilaian siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi permainan

“Tembak Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor

52

yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 6 item yang masih

dalam kategori kurang baik yaitu nomor 1 tentang kemudahan “Tembak Kaleng”

untuk dimainkan, nomor 3 tentag kemudahan dalam melemparkan bola, nomor 4

tentang kemudaha dalam menangkap bola, nomor 5 tentang kemudahan dalam

menembak kaleng, nomor 6 tentang kemudahan dalam berpindah Base ke Base,

nomor 7 tentang kemudahan dalam memperoleh angka/ poin,. Aspek kognitif

yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 1 item yang masih

dalam kategori cukup baik yaitu nomor 4 tentang pengetahuan perlunya

pemanasan sebelum memulai permainan. Aspek afektif yang diukur dengan 10

pertanyaan diketahui bahwa 1 item cukup baik yaitu nomor 8 tentang apakah

seorang pemain boleh atau tidak menentng keputusan wasit. Hasil tersebut dapat

dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala Kecil

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk selanjutnya perlu

dilakukan perbaikan terhadap aspek psikomotor yang masih kurang yaitu

kemampuan melempar, menangkap dan memukul bola serta aspek kognitif yang

0%

20%

40%

60%

80%

100%

psikomotor kognitif afektif

Cukup Baik

Baik

Sangat baik

53

masih juga masih kurang yaitu pengetahuan tentang teknik-teknik dasar

permainan “Tembak Kaleng”.

4.1.5 Revisi Pertama Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”

Revisi pertama terhadap draf produk awal modifikasi permainan “Tembak

Kaleng” dilakukan berdasarkan penilaian ahli dan hasil pengamatan lapangan saat

uji coba lapangan skala kecil. Perubahan produk modifikasi permainan “Tembak

Kaleng” berdasarkan saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran

penjasorkes Sekolah Menengah Pertama pada draf produk awal modifikasi

permainan dilakukan sebagai berikut:

1) Base Plate diletakkan di masing-masing Base dengan tujuan agar pelari tidak

berlari sembarangan, selain itu mempermudah wasit dalam mengambil

keputusan antara save atau out.

2) Bola yang digunakan dianggap terlalu kecil sehingga siswa merasa kesulitan

untuk menangkap bola tersebut. Sedangkan dari dosen pembimbing

memberikan saran untuk tidak mengganti bola dengan pertimbangan bola

yang memiliki spesifikasi seperti bola tonis dengan ukuran yang agak lebih

besar sulit untuk diperoleh. Sehingga diputuskan untuk tidak mengganti bola

yang sudah dipakai dalam uji coba skala kecil yaitu menggunakan bola tonis.

4.1.6 Uji Coba Lapangan Skala Besar

Setelah dilakukan revisi pertama terhadap produk modifikasi permainan

”Tembak Kaleng” berdasarkan evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil

selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terhadap produk modifikasi permainan

54

“Tembak Kaleng” yang dihasilkan dengan menggunakan sampel 34 siswa. Data

yang dikumpulkan dalam uji coba lapangan ini sama dengan data saat uji coba

lapangan skala kecil, yaitu data hasil penilaian aspek psikomotorik, kognitif dan

afektif siswa dengan kuesioner.

Secara umum tanggapan siswa kelompok uji coba lapangan terhadap

produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak kaleng” sudah “baik”

dengan bobot persentase skor 90,39%. Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek penilaian

siswa terhadap penggunaan produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak

Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor yang diukur

dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup yaitu nomor 7

tentang kemudahan untuk memperoleh angka/ poin sedangkan item yang lain

sudah baik dan sangat baik. Aspek kognitif yang diukur dengan 10 pertanyaan

semuanya sudah dalam kategori baik dan sangat baik sedangkan aspek afektif

yang diukur dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup

yaitu nomor 8 tentang apakah seorng pemain tidak boleh menentang keputusan

wasit sedangkan item yang lain sudah baik dan sangat baik.

Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala besar

0%20%40%60%80%

100%

psikomotor kognitif afektif

Cukup Baik

Baik

Sangat baik

55

Berdasarkan hasil uji coba lapangan tersebut di atas dapat dijelaskan

bahwa secara umum produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat

mengembangkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif siswa dalam

pembelajaran permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon

Kabupaten Kendal.

4.1.7 Revisi Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”

Berdasarkan data hasil uji coba lapangan menunjukkan secara umum

produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang disusun dapat dikategorikan

telah baik untuk mengembangkan semua aspek belajar siswa yaitu aspek

psikomotor, kognitif dan afektif. Namun demikian masih ditemukan sedikit

kekurangan terhadap produk tersebut ditunjukkan dari penilaian siswa pada aspek

psikomotor yaitu kemudahan dalam memperoleh angka/ poin dalam katagori

cukup baik.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan uji coba lapangan

menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan untuk memperoleh poin yang

mengharuskn siswa dapat menempuh Base pertama, Base kedua, Base ketiga dan

kembali lagi ke Home Base.

Berdasarkan temuan tersebut maka dapat dilakukan revisi akhir terhadap

produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” ini adalah cara mencetak angka,

yaitu jika bisa meruntuhkan seorang pemain akan mendapatkan 2 poin kaleng,

ditambah 2 poin jika berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point

di Base ke-3 dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang

56

pememain bisa memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian

berlari dari Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.

4.1.8 Draf Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”

Draf produk akhir modifikasi permainan “Tembak Kaleng” berdasarkan

revisi akhir dapat dirumuskan sebagai berikut.

4.1.8.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng”

4.1.8.1.1 Lapangan

Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 15m x 15m, jarak tembak

dengan kaleng 3m. Selain itu juga terdapat area petugas penata kaleng tidak boleh

keluar dari kotak dengan ukuran 25m2.

Gambar 4.4 Lapangan Tembak Kaleng

57

Keterangan:

H : Home

1 : Base 1

2 : Base 2

3 : Base 3

K : Susunan kaleng

A : Area pemain penata kaleng

: Jarak Tembak kaleng

4.1.8.1.2 Peralatan Permainan

1) Bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis

digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu

keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”.

2) Kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu kental

manis dengan jumlah 4 kaleng.

3) Base plate Permainan ini menggunakan Base plate yang terbuat dari kardus

berbentuk persegi yang bagian tepinya dibalut dengan tape hitam, baik iti

Home Base, Base 1, 2 dan 3.

4.1.8.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”

1) Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim

terdiri dari 8 sampai 10 orang. Pemain penyerang menentukan urutan

pelempar kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga.

Sedangkan pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu

orang bertugas menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan

dengan bola. Seorang penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal

dengan 3 kali percobaan, apa bila lebih dari 3 kali pemain tersebut mati/out

58

karena terkena strike out. Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng,

seorang pemain minimal harus menginjakkan kaki di Base pertama sebelum

kaleng tersusun kembali. Dalam satu Base hanya diperbolaehkan ditempati

oleh seorang pemain, jika terdapat 2 pemain atau lebih pemain tersebut boleh

dimatikan.

2) Cara mematikan pemain penyerang/visit, strike out terjadi apabila seorang

pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan ke-3.

Khusus untuk Base pertama, apabila pemain menyerang tidak dapat

menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun kembali pemain

tersebut langsung dinyatakan out/ mati. Mematikan penyerang menggunakan

teknik ini dilakukan dengan cara menyentuhkan bola ditubuh pemain

menyerang dengan catatan pemain tersebut tidak menginjak Base dan apabila

pemain bertahan melemparkan bola sehingga mengenai pelari dianggap

pelanggaran, maka pelari tersebut mendapatkan hadiah free walk atau jalan

bebas ke Base berikutnya.

3) Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain

mendapatkan 2 poin jika bisa menruntuhkan kaleng, ditambah 2 poin jika

berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point di Base ke-3

dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang pememain bisa

memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari

Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.

4) Cara memenangkan pertandingan, suatu tim dapat memenangkan

pertandingan apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.

59

5) Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua

berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit

ketika kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun

yang out, selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan

pertandingan.Wasit kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base

pertama, jika tiba di Base pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama

maka pelari dinyatakan safe. Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah

peluit maka pelari tersebut dinyatakan out.

4.2 Pembahasan

Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil

khususnya materi bola kecil bagi siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten

Kendal, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan kombinasi teknik dasar

salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi

yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai

lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Kenyataan yang ada dalam proses

pembelajaran permainan bola kecil, di Sekolah Menengah Pertama seperti halnya

di SMP N 2 Patebon belum pernah diajarkan karena terbentur dengan sarana

prasarana yang tersedia di sekolah yang tidak memadai sehingga banyak guru

penjasorkes yang tidak menyampaikan materi permainan bola kecilkepada siswa.

Penyampaian materi permainan bola kecil yang kepada siswa Sekolah

Menengah Pertama sebenarnya tetap dapat dilakukan walau ketersediaan sarana

prasarana di sekolah tidak memadai dengan melakukan berbagai modifikasi untuk

60

sarana prasarananya menyesuaikan sarana prasarana yang telah ada disekolah dan

menyederhanakan peraturannya.

Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran permainan

bola kecil bagi siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP N 2 Patebon

Kabupaten Kendal tersebut maka dalam penelitian ini dikembangkandan

diujicobakan produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang dalam

penyusunannya memperhatikan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah

dan karakteristik siswa. Adapun hal-hal yang dimodifikasi tersebut diantaranya

sarana prasarana seperti lapangan, penggunaan bola tonis, penggunaan susunan

kaleng untuk memulai permainan dan Base plate. Selain modifikasi dari sarana

dan prasarana, peraturan rounders yang sebenarnya juga dimodifikasi sesuai

dengan karakteristik permainan “Tembak Kaleng”.

Berbagai modifikasi yang dilakukan dalam permainan “Tembak Kaleng”

dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan fasilitas yang dimiliki sekolah dan

pertumbuhan serta perkembangan fisik siswa tersebut ternyata mampu membawa

perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil pada siswa di

mana berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa saat dilakukan uji coba

lapangan diperoleh persentase skor tanggapan siswa secara umum dari seluruh

aspek yaitu psikomotor, kognitif dan afektif masuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produk

modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang telah dibuat layak digunakan untuk

sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes

bagi siswa kelas SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.

61

4.3 Keunggulan dan Kelemahan Produk

4.3.1 Keunggulan Produk

1) Secara kognitif permainan “Tembak Kaleng” ini mengajarkan untuk berpikir

cepat dalam menyelesaikan masalahdan dalam mengambil keputusan, serta

dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam menyusun strategi dalam

permainan bola kecil beregu.

2) Secara afektif siswa dapat memupuk kedisiplinan, kerjasama, dan menghormati

teman sehingga tujuan penjas akan tercapai, yaitu untuk menjadikan siswa

yang mempunyai sikap yang baik. Dan juga siswa dilatih agar dapat menerima

kekalahan.

3) Secara psikomotor produk ini dirancang sedemikian rupa sehingga untuk

memulai permainan “Tembak Kaleng” tidak sulit, berbeda dengan softball

yang sebenarnya yang menggunakan pitching dan batting.

4.3.2 Kelemahan Produk

Ada beberapa kelemahan dalam pengembangan produk modifikasi

permainan “Tembak Kaleng” ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Lapangan yang digunakan yaitu lapangan rumput yang tidak rata sehingga

laju bola pada saat menyetuh permukaan rumput agak liar/ kurang terkendali

sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.

62

2) Pembagian tim yang dilakukan secara acak memugkinkan kedua tim yang

saling bertading memiliki kemampuan bermain “Tembak Kaleng” yang tidak

seimbang.

3) Waktu pengembangan permainan relatif singkat karena menyesuaikan dengan

waktu jam pelajaran penjasorkes, sehingga hasil penelitian kurang maksimal.

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pengembangan model

permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif permainan bola kecil dalam

pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2 Patebon ini, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif

permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2

Patebon dinyatakan 90,39% baik, berarti hasil ini dapat digunakan sebagai

alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa

SMP N 2 Patebon kabupaten Kendal.

2) Pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif

permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2

Patebon mengindikasikan bahwa guru memiliki wawasan lebih luas mengenai

pengembangan model permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes,

guru lebih kreatif dalam pengembangan sarana prasarana pembelajaran

Penjasorkes serta dapat mendorong siswa lebih semangat dan meningkatkan

antusiasme siswa salam mengikuti pembelajaran Penjasorkes.

64

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan saran

sebagai berikut:

1) Guru penjasorkes hendaknya mempertimbangkan penggunaan produk

modifikasi permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif dalam

menyampaikan pembelajaran “Tembak Kaleng” pada siswa VIII SMP N 2

Patebon Kabupaten Kendal sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut akan

tercapai.

2) Dalam permainan ini tentulah tidak sepenuhnya sempurna dan masih perlu

adanya sebuah pengembangan yang lebih lanjut yang tentunya disesuaikan

dengan kondisi fasilitas yang tersedia di sekolah, sehingga produk modifikasi

pembelajaran permainan “Tembak Kaleng” ini dapat digunakan dengan

efektif.

3) Untuk peneliti selanjunya dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam

penelitian ini agar diperoleh hasil produk modifikasi permainan “Tembak

Kaleng” untuk pembelajaran penjasorkes yang semakin baik.

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Adang suherman. 2000. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.

Dadan Heryana dan Giri Verianti. 2010. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga untuk Siswa SD-MI Kelas V. Online. Available at

www.Ebook-ISBN.co.cc (accesed 02/14/13)

Galih Pangaji. 2012. Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball untuk Pembelajaran Penjas pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun 2012.

Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas.

Samsudin, 2008 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS. Jakarta: PT Fajar Interpratama.

Soegiyanto, dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono. 2009. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti. Yoyo Bahagia, Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdiknas.

66

Lampiran 1

USULAN TOPIK SKRIPSI

67

Lampiran 2

SURAT KEPUTUSAN PEMBIMBING SKRIPSI

68

Lampiran 3

SURAT PENELITIAN

69

Lampiran 4

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

70

Lampiran 5

PROGRAM PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG (UJI LAPANGAN SEKALA KECIL)

A. PERSIAPAN PEMBELAJARAN (WAKTU 5 MENIT)

1. Berbaris, berdoa, presensi, motivasi.

2. Penjelasan permainan Tembak kaleng.

B. PEMANASAN (WAKTU 15 MENIT)

1. Pemanasan umum (lari keliling lapangan dan stretching).

2. Pemanasan khusus dengan permainan bom atom hiroshima yang

mengandung unsur lempar, tangkap dan lari.

C. METODIK (WAKTU 15 MENIT)

1. Permainan estafet bola tonis, siswa dibagi menjadi 2 tim. Masing masing

tim mempraktikan teknik dasar lempar tangkap dan lari menuju base.

Metodik pembelajaran ini disampaikan dengan kompetisi yang

menyenangkan sehingga siswa merasa tidak bosan. Untuk metodik yang

pertama lemparan yang digunakan adalah lemparan bawah.

2. Metodik yang kedua mekanismenya sama dengan metodik yang pertama,

yang membedakan hanya lemparan yang digunakan menggunakan

lemparan atas.

D. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (WAKTU 40 MENIT)

Permainan tembak kaleng pada skala kecil ini dimainkan oleh 2 tim dalam 2

inning. Sehingga permainan ini dimainkan sebanyak 2 kali.

E. PENUTUP (WAKTU 5 MENIT)

1. Pendinginan (colling down).

2. Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah

dipelajari.

3. Berbaris dan berdoa

71

Lampiran 5 (Lanjutan)

PROGRAM PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG (UJI LAPANGAN SEKALA BESAR)

A. PERSIAPAN PEMBELAJARAN (WAKTU 5 MENIT)

1. Berbaris, berdoa, presensi, motivasi.

2. Penjelasan permainan Tembak kaleng yang telah direvisi.

B. PEMANASAN (WAKTU 10 MENIT)

1. Pemanasan umum (lari keliling lapangan dan stretching).

2. Pemanasan khusus dengan permainan bom atom hiroshima yang

mengandung unsur lempar, tangkap dan lari.

1. METODIK (WAKTU 10 MENIT)

1. Permainan estafet bola tonis, siswa dibagi menjadi 4 tim. Masing masing

tim mempraktikan teknik dasar lempar tangkap dan lari menuju base.

Metodik pembelajaran ini disampaikan dengan kompetisi yang

menyenangkan sehingga siswa merasa tidak bosan. Untuk metodik yang

pertama lemparan yang digunakan adalah lemparan bawah.

2. Metodik yang kedua mekanismenya sama dengan metodik yang pertama,

yang membedakan hanya lemparan yang digunakan menggunakan

lemparan atas.

3. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (WAKTU 50 MENIT)

Permainan tembak kaleng pada skala besar ini dimainkan oleh 4 tim dalam 1

inning dengan sistem gugur. Sehingga permainan ini dimainkan sebanyak 4

kali.

4. PENUTUP (WAKTU 5 MENIT)

1. Pendinginan (colling down).

2. Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah

dipelajari.

3. Berbaris dan berdoa

72

Lampiran 6

UNTUK AHLI DAN GURU PENJASORKES EVALUASI PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

Standar Kompetensi :

Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Kompetensi Dasar :

Mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Materi Pokok : Permainan Softball Sasaran : Siswa Sekolah Menengah Pertama Evaluator : …………………………………………………….. Tanggal : ……………………………………………………..

Petunjuk : 1. Lembar evaluasi ahli dan guru Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk, model dan pertaturan permainan,

komentar dan saran umum serta kesimpulan. 3. Rentang nilai mulai dari "sangat baik" sampai dengan "sangat kurang baik"

dengan cara memberi tanda centang (V) pada kolom yang tersedia Nilai 1 sangat kurang baik Nilai 2 kurang baik Nilai 3 cukup baik Nilai 4 baik Nilai 5 sangat baik

4. Komentar, kritik, dan saran mohon ditulis pada kolom yang telah disediakan.

Lembar evaluasi ini digunakan untuk mendapatkan penilaian, masukan, saran dan kesimpulan dari para ahli dan guru penjasorkes tentang pengembangan model permainan “tembak kaleng” sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas viii smp negeri 2 patebon kabupaten kendal tahun 2012

. Pengembangan ini bertujuan untuk memberikan solusi keterbatasan yang terjadi pada saat pembelajaran permainan bola kecil seperti halnya dengan keterbatasan pemahaman siswa tentang peraturan, kesesuaian sarana dan prasarana terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

73

Lampiran 6 (Lanjutan)

a. Kualitas model permainan

No Aspek yang dinilai Skala

Komentar 1 2 3 4 5

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar

2 Kejelasan petunjuk permainan

3 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran permainan bola kecil

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa

5 Kemudahan bentuk/model permainan untuk dimainkan siswa

6 Dapat memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan setiap individu siswa

7 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa atau pengetahuan siswa terhadap permainan bola kecil

8 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa atau keterampilan aspek gerak siswa

9 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa seperti komunikasi sosial, sportif, kerjasama, percaya diri, jujur, disiplin, dll

10 Dapat dimainkan oleh siswa putra maupun putri

11 Kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa

12 Dapat mendorong siswa untuk belajar membuat strategi bermain softball

13 Mendorong siswa lebih aktif bergerak

14 Meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran

74

15 Ketepatan memilih bentuk /model permainan untuk siswa

b. Saran untuk perbaikan model permainan softball Petunjuk

1. Bila ada revisi pada model permainan ini, mohon untuk ditulis pada kolom 2 2. Alasan perlunya di revisi, mohon untuk dituliskan pada kolom 3 3. Saran permainan mohon ditulis singkat, padat dan jelas pada kolom 4

No Bagian yang Direvisi Alasan direvisi Saran Perbaikan

75

Lampiran 6 (Lanjutan)

c. Komentar dan saran umum

d. Kesimpulan

Model permainan ini dinyatakan:

Semarang, …………………2012

Evaluator

( ………………………………..)

76

Lampiran 7

KUISIONER PENELITIAN UNTUK SISWA

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-

jujurnya

2. Jawablah secara runtut dan jelas

3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberi tanda silang pada huruf a atau b

sesuai dengan pilihanmu

4. Selamat mengisi dan terima kasih

I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Sekolah : .................................................................................

Nama siswa : .................................................................................

Umur : .................................................................................

Kelas : .................................................................................

Jenis kelamin : .................................................................................

Nama Orang Tua

a. Ayah : .................................................................................

b. Ibu : .................................................................................

Alamat rumah (RT/RW) : ................................................................................

77

Lampiran 7 (Lanjutan)

II. PERTANYAAN A. PSIKOMOTOR 1. Apakah menurut kamu, Model Permainan Tembak Kaleng merupakan

permainan yang mudah untuk dimainkan?

a. Tidak b. Ya

2. Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

3. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam

melakukan lemparan bola?

a. Tidak b. Ya

4. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam

melakukan tangkapan bola?

a. Tidak b. Ya

5. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam

menembak sasaran / susunan kaleng?

a. Tidak b. Ya

6. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk

berlari berpindah base ke base?

a. Tidak b. Ya

7. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk

memperoleh angka/point?

a. Tidak b. Ya

8. Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain

Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

9. Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah

dari permainan softball yang kamu kenal?

a. Tidak b. Ya

10. Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar? a. Tidak b. Ya

78

Lampiran 7 (Lanjutan)

B. KOGNITIF

1. Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

a. Tidak b. Ya

2. Apakah Permainan Softball Tembak Kalengadalah materi yang diajarkan

oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?

a. Tidak b. Ya

3. Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih

aktif bergerak?

a. Tidak b. Ya

4. Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu

melakukan pemanasan terlebih dahulu?

a. Tidak b. Ya

5. Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama

dengan satu tim?

a. Tidak b. Ya

6. Apakah dalam Model Permainan Kaleng setiap pemain harus mematuhi

peraturan permainan?

a. Tidak b. Ya

7. Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang

melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?

a. Tidak b. Ya

8. Apakah dengan Model Permainan Tembak Kalengdapat membuat tubuh

menjadi sehat?

a. Tidak b. Ya

9. Apakah Model Permainan Tembak Kalengdapat menjadikan tubuh menjadi

kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?

a. Tidak b. Ya

10. Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak

Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

79

Lampiran 7 (Lanjutan)

C. AFEKTIF

1. Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

2. Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?

a. Tidak b. Ya

3. Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model

Permainan Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

4. Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan

Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

5. Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika

bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

6. Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu

bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?

a. Tidak b. Ya

7. Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan

kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?

a. Tidak b. Ya

8. Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan

oleh wasit?

a. Tidak b. Ya

9. Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim

lawan?

a. Tidak b. Ya

10. Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?

a. Tidak b. Ya

80

Lampiran 8

DATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON

UJI COBA SKALA KECIL

No Nama Jenis Kelamin UMUR

1 Ayu Tresnaning Perempuan 13 tahun 2 Ahmad Muntaha Laki-laki 14 tahun 3 Ika Indah Perempuan 13 tahun 4 Anna Nurul Perempuan 13 tahun 5 Ardarina Perempuan 12 tahun 6 Rifqi Ramdoni Laki-laki 13 tahun 7 Achmad Fauzat Laki-laki 13 tahun 8 Ahmad Eko Laki-laki 13 tahun 9 A Chaerudin Laki-laki 14 tahun 0 Dwi Nur Perempuan 13 tahun

11 Abdul Aziz Laki-laki 13 tahun 12 Dimas Herlambang Laki-laki 13 tahun 13 Dina Ema Perempuan 13 tahun 14 Sahal Mhfudz Laki-laki 13 tahun 15 Abdul Rohmin Laki-laki 14 tahun 16 Bilal Laki-laki 14 tahun

81

Lampiran 9 (Data Hasil uji Coba skala kecil)

HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK PSIKOMOTOR

NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 Ahmad Muntaha 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Ika Indah 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 Anna Nurul 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 Ardarina 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 Rifqi Ramdoni 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 Achmad Fauzat 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 Ahmad Eko 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 A Chaerudin 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 Dwi Nur 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Abdul Aziz 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Dimas Herlambang 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 Dina Ema 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 Sahal Mhfudz 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 Abdul Rohmin 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 JUMLAH 11 15 8 9 7 11 9 14 9 12 105

Prosentase (dalam %) 68,7

5 93,7

5 50,00

56,25

43,75

68,75

56,25

87,50

56,25

75,00 65,63

82

Lampiran 9 (Lanjutan)

HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK KOGNITIF

NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ahmad Muntaha 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Ika Indah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 Anna Nurul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Ardarina 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 Rifqi Ramdoni 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Achmad Fauzat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ahmad Eko 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 A Chaerudin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Dwi Nur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Abdul Aziz 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Dimas Herlambang 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Dina Ema 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sahal Mhfudz 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Abdul Rohmin 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 JUMLAH 14 15 15 11 16 16 16 13 15 14 145

Prosentase (dalam %) 87,5

0 93,7

5 93,75

68,75

100,00

100,00

100,0

0 81,2

5 93,7

5 87,5

0 91

83

Lampiran 9 (Lanjutan)

HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK AFEKTIF

NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Ahmad Muntaha 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Ika Indah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 Anna Nurul 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ardarina 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 Rifqi Ramdoni 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Achmad Fauzat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Ahmad Eko 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 A Chaerudin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Dwi Nur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Abdul Aziz 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Dimas Herlambang 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Dina Ema 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Sahal Mhfudz 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Abdul Rohmin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 JUMLAH 14 13 14 14 15 16 15 16 9 15 156

Prosentase (dalam %) 87,5

0 81,2

5 87,50

87,50

93,75

100,00

93,75

100,00

56,25

93,75 97,5

84

Lampiran 9 (Lanjutan)

REKAPITULASI HASIL KUESIONER

NAMA SISWA SKOR ASPEK TOTAL PSIKOMOTOR KOGNITIF AFEKTIF Ayu Tresnaning 6 10 10 26 Ahmad Muntaha 5 10 8 23 Ika Indah 6 10 10 26 Anna Nurul 9 10 10 29 Ardarina 7 10 10 27 Rifqi Ramdoni 9 10 10 29 Achmad Fauzat 7 10 10 27 Ahmad Eko 8 10 9 27 A Chaerudin 7 10 9 26 Dwi Nur 8 10 10 28 Abdul Aziz 9 10 10 29 Dimas Herlambang 8 10 10 28 Dina Ema 10 9 10 29 Sahal Mhfudz 8 10 9 27 Abdul Rohmin 10 9 10 29 Bilal 7 10 7 24 JUMLAH 105 145 156 392 PROSENTASE 65,63 % 91 % 97,5 % 81,67 %

85

Lampiran 9 (Lanjutan)

REKAPITULASI SKALA KECIL

Aspek Psikomotor NO % 1 Positif 105 65,63 2 Negatif 55 34,37

Total 160 100

Aspek Kognitif NO % 1 Positif 145 91 2 Negatif 15 9

Total 160 100

Aspek Afektif NO % 1 Positif 156 97,5 2 Negatif 4 2,5

Total 160 100

86

Lampiran 9 (Lanjutan)

ANALISIS DATA UJI SKALA KECIL (N=16)

NO PERTANYAAN HASIL JAWABAN PROSENTASE KRITERIA MAKNA 1 Apakah menurut kamu, Model

Permainan Tembak Kaleng merupakan permainan yang mudah untuk dimainkan?

YA 68,75 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

2 Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

3 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan lemparan bola?

YA 50 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

4 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan tangkapan bola?

YA 56,25 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

5 Apakah kamu mudah dalam menembak susunan kaleng? YA 43,75 CUKUP

BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

6 Apakah, kamu mudah untuk berlari berpindah base ke base? YA 68,75 CUKUP

BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

7 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk memperoleh angka/point?

YA 56,25 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

8 Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain Tembak Kaleng?

YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN

9 Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah dari permainan softball yang kamu kenal?

YA 56,25 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

10 Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar?

YA 75,00 BAIK DIGUNAKAN

11 Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN

12 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?

YA 93,75 BAIK DIGUNAKAN

87

13 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

14 Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu?

YA 68,75 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

15 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama dengan satu tim?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

16 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

17 Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

18 Apakah dengan Model Permainan Tembak Kaleng dapat membuat tubuh menjadi sehat?

YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN

19 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

20 Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN

21 Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN

22 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?

YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN

23 Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model Permainan?

YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN

24 Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 93,755 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

25 Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

88

26 Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

27 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

28 Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit?

YA 56,25 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

29 Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

30 Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?

YA 93,75 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

RATA-RATA 90,5 SANGAT BAIK DIGUNAKAN

89

Lampiran 10

LEMBAR PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTOR

UJI COBA SKALA KECIL KELAS VIII

SMP NEGERI 2 PATEBON

NO NAMA KELAS

VISIT HOME T.K BASE

LM TG TA Y T 1 2 3 H 1 Ayu Tresnaning VIII A 1 2 1 1 1 1 2 Ahmad Muntaha VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 3 Ika Indah VIII A 1 3 1 1 1 4 Anna Nurul VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 5 Ardarina VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 6 Rifqi Ramdoni VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 7 Achmad Fauzat VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 8 Ahmad Eko VIII A 1 3 1 1 1 1 12 9 A Chaerudin VIII A 2 1 2 1 1 1 1

10 Dwi Nur VIII A 1 4 1 1 1 1 11 Abdul Aziz VIII A 2 1 2 2 2 2 11 12 Dimas Herlambang VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 13 Dina Ema VIII A 3 0 0 0 0 1 2 14 Sahal Mhfudz VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 15 Abdul Rohmin VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3 16 Bilal VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1

KETERANGAN:

1. T.K : Tembak Kaleng 2. Y : Ya 3. T : Tidak 4. H : Home 5. LM : Lempar 6. TG : Tangkap 7. TA : Take

90

Lampiran 11

LEMBAR HASIL EVALUASI UNTUK AHLI

No

Aspek yang dinilai

Skor Penilaian Ahli

Penjas Ahli pembelajaran

I II 1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar. 4 5 4

2 Kejelasan petunjuk permainan. 4 5 2

3 Ketepatan memilih bentuk / model pembelajaran bagi siswa.

3 5 3

4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan.

4 5 3

5 Kesesuaian bentuk / model pembelajaran siswa.

4 5 4

6 Kesesuaian bentuk model pembelajaran dengan karakteristik siswa.

4 4 3

7 Mendorong perkembangan aspek fisik jasmani siswa.

5 4 4

8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa. 3 5 4

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa.

5 4 3

10 Mendorong perkembangan aspek efektif siswa.

4 5 4

11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil.

3 4 3

12 Dapat dimainkan siswa putra dan putri 5 4 3

13 Mendorong siswa aktif bergerak. 3 4 4

14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran Softball 3 5 3

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran permainan Softball 4 4 2

JUMLAH 58 68 49

RATA-RATA 3,87 4,53 3,27

PROSENTASE RATA-RATA % 77,33% 90,67% 65,33%

91

Lampiran 12

SARAN DAN PERBAIKAN MODEL PERMAINAN

No Bagian yang direvisi

Alasan direvisi Saran Perbaikan

1 2 3 4

Ukuran Lapangan - Jarak dari satu base ke base lain yang semula 20m dipertimbangkan lagi efektifitasnya.

- Pada perbaikan permainan tersebut maka jarak antara base satu ke base lainnya diganti menjadi 15m.

2 Peraturan

Permainan - Peraturan permainan

yang tidak memperbolehkan bola keluar dari box sebelum kaleng tersusun kembali kurang efektif.

- Peraturan tersebut dihilangkan sehingga bola boleh keluar dari box tanpa harus menunggu kaleng tersusun.

3 Base Plate - Base plate yang semula hanya diberi tanda kerucut kurang efektif.

- Base plate dibuat menggunakan kardus yang digunting membentuk persegi.

4 Angka/ Poin - Poin bisa diperoleh dengan cara menempuh base 1, base 2, base 3 dan kembali lagi ke home base.

- Masing-masing base diberikan nilai/poin untuk memotivasi siswa.

92

Lampiran 13

DATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON

UJI COBA LAPANGAN

NO NAMA JENIS KELAMINN UMUR 1 Abdul Latif Laki-laki 14 tahun 2 Abdul Malik Laki-laki 13 tahun 3 Achmad Taufik Laki-laki 14 tahun 4 Aditya Irham Laki-laki 13 tahun 5 Afsana maswah Perempuan 15 tahun 6 Agus Santoso Laki-laki 14 tahun 7 A Abdul Amri Laki-laki 13 tahun 8 Aini nur S Perempuan 13 tahun 9 Amelia Yulfa Perempuan 13 tahun

10 Anantyo W Laki-laki 13 tahun 11 Annisa Nur K Perempuan 13 tahun 12 Dwi Rahmantika Perempuan 13 tahun 13 Febrian Indah Perempuan 13 tahun 14 Fitri Afriyanti Perempuan 13 tahun 15 Fitri Komsiatun Perempuan 13 tahun 16 M Edi Sofyan Laki-laki 13 tahun 17 M Maulana F Laki-laki 14 tahun 18 M Nur Rochim Laki-laki 13 tahun 19 M Khoerul F Laki-laki 13 tahun 20 Nahar Eko S Laki-laki 15 tahun 21 Nur Fadil Laki-laki 13 tahun 22 Nurfiqoh Perempuan 13 tahun 23 Nur Ifa Perempuan 13 tahun 24 Nur Kholifah Perempuan 13 tahun 25 Nur Laili Perempuan 13 tahun 26 Rahmadina Perempuan 13 tahun 27 Reivo Ibanes Laki-laki 13 tahun 28 Septi Astutik Perempuan 13 tahun 29 Siti Mukrodah Perempuan 13 tahun 30 Sulistiyani Perempuan 13 tahun 31 Syamsu M Laki-laki 12 tahun 32 Tintofia Perempuan 13 tahun 33 Tuti Umi Perempuan 13 tahun 34 Wulan Fajiatur Perempuan 13 tahun

93

Lampiran 14 (DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR)

HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK PSIKOMOTOR

SISWA BUTIR SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL

Abdul Latif 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6

Abdul Malik 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4

Achmad Taufik 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7

Aditya Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A Abdul Amri 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

Aini nur S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Amelia Yulfa 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4

Anantyo W 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6

Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Dwi Rahmantika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Fitri Afriyanti 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4

Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Edi Sofyan 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8

M Maulana F 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5

94

M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nahar Eko S 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8

Nur Fadil 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Ifa 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6

Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Laili 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8

Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Siti Mukrodah 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7

Sulistiyani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Tintofia 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8

Tuti Umi 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6

Wulan Fajiatur 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8

JUMLAH 30 34 24 24 25 28 22 28

31 32 278

PROSENTASE (dalam %)

88,2

100,

70,5

70,5

73,5

82,3

64,7

82,3

91,1

94,1

81,8

95

Lampiran 14 (Lanjutan)

HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK KOGNITIF

SISWA BUTIR SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL

Abdul Latif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Abdul Malik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Achmad Taufik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Aditya Irham 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A Abdul Amri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Aini nur S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

Amelia Yulfa 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Anantyo W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Dwi Rahma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

Fitri Afriyanti 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Edi Sofyan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Maulana F 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6

M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nahar Eko S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

96

Nur Fadil 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Ifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Laili 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Siti Mukrodah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

Sulistiyani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Tintofia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

Tuti Umi 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Wulan Fajiatur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

JUMLAH 32 30 34 34 33 34 29 33 34 32 325

PROSENTASE (dalam %)

94,12

88,24

100,00

100,00

97,06

100,00

85,29

97,06

100,00

94,12

95,6

97

Lampiran 14 (Lanjutan)

HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK AFEKTIF

SISWA BUTIR SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL

Abdul Latif 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8

Abdul Malik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Achmad Taufik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Aditya Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

A Abdul Amri 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Aini nur S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Amelia Yulfa 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7

Anantyo W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Dwi Rahmantika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Fitri Afriyanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Edi Sofyan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

M Maulana F 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3

M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nahar Eko S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

98

Nur Fadil 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Ifa 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8

Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Nur Laili 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Siti Mukrodah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

Sulistiyani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Tintofia 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

Tuti Umi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Wulan Fajiatur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

JUMLAH 33 31 31 32 32 34 34 27 32 33 319

PROSENTASE (dalam %)

97,06

91,18

91,18

94,12

94,12

100,00

100,00

79,41

94,12

97,06 94

99

Lampiran 14 (Lanjutan)

REKAPITULASI ASPEK KUESIONER

SISWA SKOR ASPEK TOTAL PSIKOMOTOR KOGNITIF AFEKTIF

Abdul Latif 6 10 8 8

Abdul Malik 4 10 10 10

Achmad Taufik 7 10 9 9

Aditya Irham 9 9 10 10

Afsana maswah 10 10 10 10

Agus Santoso 10 10 10 10

A Abdul Amri 8 10 9 9

Aini nur S 10 9 9 9

Amelia Yulfa 4 9 7 7

Anantyo W 6 10 10 10

Annisa Nur K 10 10 10 10

Dwi Rahmantika 10 10 10 10

Febrian Indah 10 9 10 10

Fitri Afriyanti 4 9 10 10

Fitri Komsiatun 10 10 10 10

M Edi Sofyan 8 10 9 9

M Maulana F 5 6 3 3

M Nur Rochim 10 10 10 10

M Khoerul F 10 10 10 10

Nahar Eko S 8 10 10 10

100

Nur Fadil 8 9 9 9

Nurfiqoh 10 10 10 10

Nur Ifa 6 10 8 8

Nur Kholifah 10 10 10 10

Nur Laili 8 9 10 10

Rahmadina 10 10 10 10

Reivo Ibanes 10 10 10 10

Septi Astutik 9 10 10 10

Siti Mukrodah 7 9 9 9

Sulistiyani 9 9 10 10

Syamsu M 10 10 10 10

Tintofia 8 9 9 9

Tuti Umi 6 9 10 10

Wulan Fajiatur 8 10 10 10

JUMLAH 278 325 319 319

PROSENTASE (dalam %) 81,8 95,6 94 90,39

101

Lampiran 14 (Lanjutan)

REKAPITULASI SKALA BESAR

Aspek Psikomotor NO % 1 Positif 278 81,8 2 Negatif 62 18,2

Total 340 100

Aspek Kognitif NO % 1 Positif 325 95,6 2 Negatif 15 4,4

Total 340 100

Aspek Afektif NO % 1 Positif 319 90,4 2 Negatif 21 9,6

Total 340 100

102

Lampiran 14 (Lanjutan)

DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR (N : 34) NO PERTANYAAN HASIL

JAWABAN PROSENTASE KRITERIA MAKNA 1 Apakah menurut kamu, Model

Permainan Tembak Kaleng merupakan permainan yang mudah untuk dimainkan?

YA 88,24 BAIK DIGUNAKAN

2 Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

3 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan lemparan bola?

YA 70,59 BAIK DIGUNAKAN

4 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan tangkapan bola?

YA 70,59 BAIK DIGUNAKAN

5 Apakah kamu mudah dalam menembak susunan kaleng? YA 73,53 BAIK DIGUNAKAN

6 Apakah, kamu mudah untuk berlari berpindah base ke base? YA 82,35 BAIK DIGUNAKAN

7 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk memperoleh angka/point?

YA 64,71 CUKUP BAIK

DIGUNAKAN BERSYARAT

8 Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain Tembak Kaleng?

YA 82,35 BAIK DIGUNAKAN

9 Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah dari permainan softball yang kamu kenal?

YA 91,18 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

10 Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

11 Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

12 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?

YA 88,24 BAIK DIGUNAKAN

13 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

103

14 Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

15 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama dengan satu tim?

YA 97,06 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

16 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

17 Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?

YA 85,29 BAIK

DIGUNAKAN

18 Apakah dengan Model Permainan Tembak Kaleng dapat membuat tubuh menjadi sehat?

YA 97,06 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

19 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

20 Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

21 Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 97,06 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

22 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?

YA 91,18 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

23 Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model Permainan?

YA 91,18 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

24 Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

25 Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika bermain Model Permainan Tembak Kaleng?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

26 Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu bermain Model Permainan

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

104

Tembak Kaleng?

27 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?

YA 100 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

28 Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit?

YA 79,41 BAIK DIGUNAKAN

29 Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan?

YA 94,12 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

30 Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?

YA 97,06 SANGAT BAIK

DIGUNAKAN

RATA-RATA 93,82 SANGAT BAIK DIGUNAKAN

105

Lampiran 15

LEMBAR PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTOR

UJI COBA SKALA BESAR KELAS VIII

SMP NEGERI 2 PATEBON

NO NAMA KELAS

VISIT HOME TK BASE

LM TG TA Y T 1 2 3 H 1 Abdul Latif VIII A 1 2 1 1 1 1 2 Abdul Malik VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 3 Achmad Taufik VIII A 1 3 1 1 1 4 Aditya Irham VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 5 Afsana maswah VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 6 Agus Santoso VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 7 A Abdul Amri VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 8 Aini nur S VIII A 1 3 1 1 1 1 12 9 Amelia Yulfa VIII A 2 1 2 1 1 1 1

10 Anantyo W VIII A 1 4 1 1 1 1 11 Annisa Nur K VIII A 2 1 2 2 2 2 11 12 Dwi Rahmantika VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 13 Febrian Indah VIII A 3 0 0 0 0 1 2 14 Fitri Afriyanti VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 15 Fitri Komsiatun VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3 16 M Edi Sofyan VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1 17 M Maulana F VIII A 1 2 1 1 1 1 18 M Nur Rochim VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 19 M Khoerul F VIII A 1 3 1 1 1 20 Nahar Eko S VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 21 Nur Fadil VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 22 Nurfiqoh VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 23 Nur Ifa VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 24 Nur Kholifah VIII A 1 3 1 1 1 1 12 25 Nur Laili VIII A 2 1 2 1 1 1 1 26 Rahmadina VIII A 1 4 1 1 1 1 27 Reivo Ibanes VIII A 2 1 2 2 2 2 11 28 Septi Astutik VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 29 Siti Mukrodah VIII A 3 0 0 0 0 1 2 30 Sulistiyani VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 31 Syamsu M VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3

106

32 Tintofia VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1 33 Tuti Umi VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 34 Wulan Fajiatur VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1

KETERANGAN:

1. T.K : Tembak Kaleng 2. Y : Ya 3. T : Tidak 4. H : Home 5. LM : Lempar 6. TG : Tangkap 7. TA : Take

107

DOKUMENTASI PERMAINAN TEMBAK KALENG

Gambar Pemanasan Sebelum Permainan Tembak Kaleng

Gambar Pemanasan dengan permainan Sebelum Permainan Tembak Kaleng

Lampiran 16

108

Lampiran 16 (Lanjutan)

Gambar Permainan Tembak Kaleng

Gambar Permainan Tembak Kaleng

109

Lampiran 16 (Lanjutan)

Gambar Permainan Tembak Kaleng

Gambar Evaluasi Hasil Pembelajaran Tembak Kaleng