Upload
lamnga
View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL
DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN
KENDAL TAHUN 2012
SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
oleh Gentur Tri Basuki
6101408148
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ii
SARI
Gentur Tri Basuki, 2012. Pengembangan Model Permainan Tembak Kaleng sebagai Alternatif Variasi Permainan Bola Kecil Dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Patebon. Kabupaten Kendal Tahun 2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Permasalahan pernelitian ini adalah: Bagaimana hasil pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas VIII.
Kata Kunci : Pengembangan, Permainan, Bola Kecil, Tembak Kaleng
Metode penelitian pengembangan yang mengacu pada Borg & Gall dilakukan dengan langkah-langkah prosedur pengembangan: 1) Melakukan studi pendahuluan dan mengumpulkan informasi termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, 2) Mengembangkan produk awal, 3) Evaluasi para ahli serta uji coba lapangan skala kecil, 4) Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil. Revisi ini digukanan sebagai perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, 5) Uji lapangan, 6) Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan, dan 7) Hasil akhir model modifikasi permainan Tembak Kaleng untuk siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon. Desain uji coba menggunakan desain eksperimental dengan dua tahap: 1) skala kecil 16 siswa, 2) skala besar 34 siswa. Subjek uji coba adalah sasaran pemakaian produk, yaitu siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk menggunakan angket dan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan berupa presentase untuk menguji kelayakan kualitas dan keterimaan produk terhadap produk pengembangan berdasarkan skala klasifikasi persentase Guilford.
Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba skala kecil persentase jawaban sangat baik (70,8%), baik (18,75%) dan kurang baik (10,42). Hasil uji coba skala besar dengan persentase jawaban sangat baik (87,25%), baik (7,84%), dan kurang (4,9%). Sedangkan persentase yang diperoleh dari hasil data evaluasi ahli yaitu ahli penjas masuk dalam kategori baik (77,33%), ahli pembelajaran I masuk katagori baik (90,67%), ahli pembelajaran II masuk katagori cukup baik (65,33%).
Simpulan dari penelitian ini yaitu: 1) Permainan Tembak Kaleng yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP, 2) Pengembangan permainan Tembak Kaleng untuk pembelajaran Penjasorkes siswa kelas VIII SMP. Disarankan: 1) Guru pendidikan jasmani hendaknya mempertimbangkan penggunaan produk modifikasi permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif dalam menyampaikan pembelajaran bola kecil, 2) Apabila produk pengembangan model permainan Tembak Kaleng ini akan digunakan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada di Sekolah.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar – benar merupakan hasil
karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil
jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari
orang ataupun pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan
dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, 7 Februari 2013
Peneliti
Gentur Tri Basuki
NIM. 6101408148
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Nama : Gentur Tri Basuki
NIM : 6101408148
Judul : Pengembangan Model Permainan “Tembak Kaleng” sebagai
Alternatif Variasi Permainan Bola Kecil dalam Pembelajaran
Penjasorkes bagi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten
Kendal Tahun 2012.
Pada hari : Senin
Tanggal : 11 Februari 2013
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. H. Harry Pramono, M.Si Supriyono, S.Pd., M.Or NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19720127 199802 1 001
Dewan Penguji
1. Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes (Ketua) NIP. 19590603 198403 2 001 2. Drs.Uen Hartiwan, M.Pd (Anggota) NIP.19530411 198303 1 001
3. Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd (Anggota) NIP. 19610903 198803 1 002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kita semua hanyalah sebutir debu, yang akan segera hilang diterbangkan
angin (Kerry Livgren).
2. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS Ar-Ra'd ayat: 11).
PERSEMBAHAN
1. Maha Besar Allah satu-satunya tempat
menyembah dan memohon pertolongan.
2. Kedua orang tua yang saya sayangi dan
saya cintai: Bapak Tohari dan Ibu Yarti
Puji Winarni, terimakasih atas segala
dukungan, do’a, cinta, kasih sayang, dan
nasehatnya serta adiku tercinta Putri
Arum Sulistina yang saya sayangi.
3. Teman-teman Blachan Abang : Edwin
Fatah, Rizal Alam Islami, Satria Nur Edi
Santoso
4. Teman-teman seperjuangan PJKR 08.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin dan kesempatan dalam menyusun skripsi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES
yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd, selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan petunjuk, dorongan dan motivasi dengan penuh sabar, jelas,
mudah dipahami serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Drs. Mugio Hartono, M.Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah
sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan pada khususnya dan Dosen
Universitas Negeri Semarang pada umumnya atas ilmu yang telah
diberikan.
7. Danardono, S.Pd M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 patebon
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Suparti, S.Pd dan Mundjari, S.Pd, selaku Guru Pendidikan Jasmani SMP
Negeri 2 patebon yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini.
9. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patebon yang telah bersedia menjadi
sampel penelitian saya.
vii
10. Terimakasih untuk teman-teman yang telah membantu saya dalam
penelitian ini : Pambuko Septriadi, Galih Pangaji, Edwin Fatah, Vembi
Irwanto dan Nizar Khoirul Umam.
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan penulis,
semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah
SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca semua.
Semarang, 7 Februari 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
SARI ....................................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Pengembangan ...................................................................... 4
1.4 Spesifikasi Produk ............................................................................. 5
1.5 Pentingnya Pengembangan ................................................................ 5
1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................... 6
1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan ............................................................. 6
1.5.3 Bagi Guru Penjas ..................................................................... 6
1.5.4 Bagi Lemaga (FIK UNNES) .................................................... 7
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1 Landasan Teori ................................................................................. 8
2.1.1 Penelitian dan pengembangan....................................................... 8
2.1.2 Pengertian Pendidikan Jasmani ..................................................... 9
2.1.2.1 Tujuan Pendidikan Jasmani .............................................. 11
2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani ...................................... 14
2.1.3 Permainan Rounders..................................................................... 16
2.1.3.1 Istilah dalam Permainan Rounders ................................... 16
2.1.3.2 Lapangan Rounders .......................................................... 17
2.1.3.3 Peraturan Permainan ......................................................... 18
2.1.4 Karakteristik Perkembangan Anak Sekolah Lanjutan ...................... 19
2.1.4.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun .......... 19
2.1.4.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar ............................ 20
2.1.4.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus ............................ 20
2.1.4.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi ...................... 21
2.1.5 Belajar Gerak .................................................................................. 22
2.1.4.1 Pengertian Gerak ............................................................... 22
2.1.5.2 Konsep gerak .................................................................... 23
2.1.5.3 Belajar Gerak .................................................................... 26
2.1.6 Modifikasi Permainan .................................................................... 27
2.1.6.1 Modifikasi Pembelajaran Penjas ....................................... 27
2.1.6.2 Pengembangan dan Modifikasi Pembelajaran ................... 30
2.1.6.3 Permainan “Tembak Kaleng” ........................................... 32
2.2 Kerangka Berfikir ............................................................................. 33
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1 Model Pengembangan ....................................................................... 35
3.2 Prosedur Pengembangan ................................................................... 36
3.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................... 37
3.2.2 Pembuatan Produk Awal .................................................. 38
3.2.3 Uji Coba Produk .............................................................. 38
x
3.2.4 Revisi Produk Pertama ..................................................... 38
3.2.5 Uji Coba Lapangan .......................................................... 38
3.2.6 Revisi Produk Akhir ......................................................... 39
3.2.7 Hasil Akhir ...................................................................... 39
3.3 Uji Coba Produk ................................................................................ 39
3.3.1 Desain Uji Coba ................................................................ 39
3.3.2 Subjek Uji Coba ............................................................... 39
3.4 Jenis Data .......................................................................................... 40
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 40
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 42
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji Coba Skala Kecil ................................................ 44
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ....................................................... 44
4.1.2 Draft Awal Produk Modifikasi “Tembak Kaleng” .................. 45
4.1.2.1Sarana dan Prasarana Permainan “Tembak Kaleng” ... 46
4.1.2.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng” ..................... 47
4.1.3 Ujicoba LapanganSkala Kecil Validasi Ahli .......................... 48
4.1.3.1 Validasi Draft Produk Awal ....................................... 48
4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi ahli ....................................... 49
4.1.4 Ujicoba Lapangan Skala Kecil .............................................. 50
4.1.5 Revisi Pertama Produk modifikasi “Tembak Kaleng” ............ 53
4.1.6 Uji Coba Skala Besar ............................................................. 53
4.1.7 Revisi Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng” ............... 55
4.1.8 Draft Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng” ................. 56
4.1.8.1 Sarana dan Prasarana Permainan “Tembak Kaleng” ... 56
4.1.8.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng” ..................... 57
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 59
4.3 Keunggulan dan Kelemahan Produk ................................................... 61
4.3.1 Keunggulan Produk ................................................................... 61
4.3.2 Kelemahan Produk .................................................................... 61
xi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................... 63
5.2 Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 65
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................... 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner .....................................41
3.2 Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “tidak” ...........................................41
3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesoner ......................................41
3.4 Klasifikasi Presentase.............................................................................43
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1 Pelaksanaan Penjas ........................................................................... 14
2.2 Lapangan Rounders ........................................................................... 17
3.1 Prosedur Model Pengembangan Permainan Tembak Kaleng .............. 37
4.1 Draft Awal Lapangan Tembak Kaleng ............................................... 46
4.2 Grafik Rekapitulasi Persentase Skala Kecil ........................................ 52
4.3 Grafik Rekapitulasi Persentase Skala Besar ........................................ 54
4.4 Lapangan Tembak Kaleng .................................................................. 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Usulan Topik Skripsi ................................................................................... 66
2. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing .................................................... 67
3. Surat Ijin Penelitian...................................................................................... 68
4. Surat Balasan Penelitian .............................................................................. 69
5. Program pengembangan model ................................................................... 70
6. Lembar Evaluasi Ahli .................................................................................. 72
7. Kuesioner Untuk Siswa ............................................................................... 76
8. Saran Untuk Perbaikan Model Permainan ................................................... 80
9. Hasil Evaluasi Ahli ...................................................................................... 81
10. Data Siswa Uji Skala Kecil ......................................................................... 89
11. Data Hasil Uji Coba Skala kecil .................................................................. 90
12. Lembar Pengamatan Siswa Skala Kecil ...................................................... 91
13. Data Siswa Uji Skala Besar ......................................................................... 92
14. Data hasil Uji Coba Skala Besar .................................................................. 93
15. Lembar Pengamatan Siswa Skala Besar ...................................................... 105
16. Dokumentasi ................................................................................................ 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pendidikan jasmani, kesehatan, olahraga dan rekreasi di
sekolah menengah pertama (SMP) selama ini masih jauh dari tujuan pendidikan
jasmani itu sendiri. Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi penyebabnya,
diantaranya adalah kurangnya sarana prasarana yang memadai, kurangnya
kompetensi guru dll. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan memodifikasi pembelajaran penjasorkes dengan
syarat tujuan penjasorkes yang sebenarnya masih dapat tercapai.
Kurikulum standar isi 2006 pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
sekolah menengah pertama kelas VIII semester 1 dengan setandar isi
Mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu
bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi,
percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan
peralatan (Samsudin, 2008:130).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP N 2
Patebon yang terletak di Jl. Raya Sunan Abinawa-Patebon kabupaten Kendal
ditemukan adanya potensi-potensi yang perlu dikembangkan mengenai
pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas VIII khusunya dalam
materi pembelajaran permainan bola kecil. Hasil wawancara yang dilakukan oleh
penulis dengan guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP tersebut menunjukkan
2
bahwa materi permainan bola kecil belum pernah diajarkan kepada siswa. Hal ini
disebabkan minimnya sarana prasarana yang memadai untuk mengajarkan siswa
permainan bola kecil, misalnya softball, tenis lapangan, bulutangkis dll. Materi
permainan bola kecil seharusnya bisa diajarkan kepada siswa karena sesuai
dengan kurikulum standar isi Penjasorkes tahun 2006.
Selain minimnya prasarana yang memadai, antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran penjasorkes juga kurang. Hal ini dibuktikan pada saat
observasi ditemukan siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran Penjasorkes. Sehingga berdasarkan permasalahan-permasalahan
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di SMP N 2 Patebon tidak
berjalan dengan baik karena minimnya sarana prasarana dan kurangnya variasi
dalam pembelajaran Penjasorkes. Masalah tersebut dapat diatasi dengan variasi
pembelajaran melalui pengembangan model permainan tembak kaleng.
Produk permainan Tembak Kaleng merupakan pengembangan model
permainan yang akan dijadikan alternatif variasi permainan bola kecil dalam
pembelajaran penjasorkes. Permainan ini merupakan permainan olahraga bola
kecil beregu yang bisa dimainkan oleh 8 sampai 10 orang siswa per tim. Pada
dasarnya permainan ini mengadopsi permainan rounders yang prinsipnya adalah
menggunakan bola kecil dan regu yang paling banyak mengelilingi lapangan
permainan dinyatakan sebagai pemenang, sehingga membutuhkan kerja sama dan
kekompakkan para pemain.
Permainan Tembak Kaleng mempunyai karakteristik permainan yang
mirip dengan permainan rounders yang mempunyai jarak antar base sepanjang 15
3
meter, hanya saja jika rounders memiliki 5 base, hal ini berbeda dengan
permainan Tembak Kaleng yang hanya memiliki 4 base. Perbedaan yang
mencolok adalah cara memulai permainan, jika rounders mengawalai permainan
dengan cara lemparan pitcher yang di arahkan ke batter untuk di pukul, berbeda
halnya dengan Tembak kaleng yang mengawali permainan dengan cara
menembak susunan kaleng dengan bola tonis. Cara mengawali permainan yang
demikian adalah yang menjadi alasan mengapa permainan ini diberi nama
Tembak Kaleng.
Sarana prasarana yang digunakan dalam permainan Tembak kaleng
hanya bola tonis, kaleng bekas susu kental manis, tali ravia sebagai garis dan
lapangan yang tidak terlalu luas sehingga sarana prasarana mudah terjangkau dan
mudah didapat. Selain sarana prasarana permainan Tembak Kaleng yang mudah
didapat, keunggulan permainan tembak kaleng adalah aman dimainkan oleh anak
usia SMP karena menggunakan bola tonis yang karakteristiknya lunak dan mudah
untuk melakukan lempar tangkap menggunakan bola tersebut. Berbeda dengan
permainan bola kecil lainnya seperti softball, baseball atau rounders yang
menggunakan bola yang berat sehingga membahayakan untuk anak usia SMP.
Tujuan permainan tembak Kaleng ini meliputi domain psikomotorik
seperti perkembangan keterampilan gerak dasar dan kebugaran jasmani, domain
kognisi seperti kemampuan memecahkan masalah serta domain afektif seperti
kekompakan, kerjasama dan mau berbagi tempat/ peralatan. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan jasmani menurut Husdarta (2009:9) yang diringkas dalam
terminologi populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus
4
mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah
pentingnya dalam domain afektif. Permainan tembak kaleng ini mempunyai
banyak keunggulan sehingga perlu diujicobakan sebagai alternatif variasi
permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes kelas VIII SMP N 2
Patebon.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul:
“Pengembangan model permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif variasi
permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Patebon Kabupaten Kendal tahun 2012.”
1.2 Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu
diteliti dan dianalisis untuk memecahkan permasalahan. Setelah mencermati dari
latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah :
“Bagaimana model pengembangan permainan “Tembak Kaleng” sebagai
alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa
kelas VIII SMP N 2 Patebon Kab. Kendal, Tahun 2012?”
1.3 Tujuan Pengembangan
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan
pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk model permainan “Tembak
5
Kaleng” sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran
Penjasorkes bagi siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kab. Kendal, Tahun 2012.
1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa
model permainan alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran
Penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah menengah pertama,
yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif,
psikomotor) secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan intensitas fisik
sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan
dalam pengajaran permainan bola keci. Efektif yaitu sesuai dengan produk yang
diinginkan, dan efisien yaitu sesuai dengan yang seharusnya dilakukan atau sesuai
dengan yang ingin dicapai.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Pendidikan Jasmani pada saat sekarang ini masih jauh dari tujuan pendidikan
jasmani itu sendiri. Pendidikan jasmani seharusnya bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan keterampilan psikomotorik,
kognitif, dan afektifnya.
Pemecahan masalah seperti ini dapat melalui penerapan model pengembangan
dalam bentuk modifikasi permainan yang diharapkan dapat digunakan serta dapat
membantu guru pendidikan jasmani, sehingga kualitas pembelajaran dapat
meningkat dan sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani olehraga dan rekreasi.
6
Pentingnya pengembangan bagi peneliti, peneliti lanjutan, guru penjas dan
lembaga (FIK Unnes) antara lain:
1.5.1 Bagi Peneliti
1) Sebagai bekal pengalaman di bidang penelitian dalam memodifikasi
olahraga pada umumnya dan olahraga permainan pada khususnya.
2) Sebagai dasar pengembangan hasil penelitian di masa yang akan datang.
3) Sebagai bekal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar
kesarjanaan bidang studi pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi.
1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan
Informasi dari pengembangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pertimbangan apabila akan melakukan penelitian bola kecil yang serupa.
1.5.3 Bagi Guru Penjas
1) Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengajar bidang studi olahraga pada umumnya dan permainan bola
kecil pada khususnya.
2) Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman untuk membina siswa dalam
bermain bola kecil.
3) Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru penjas untuk menciptakan
terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi
jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta
siswa lebih aktif bergerak.
7
1.5.4 Bagi Lembaga ( FIK UNNES)
1) Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa tentang pengembangan model
pembelajaran permainan bola kecil melalui permainan “Tembak Kaleng”.
2) Sebagai bahan dokumentasi penelitian di lingkungan UNNES Semarang.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1 Landasan Teori
Dalam rangka pemecahan masalah, maka sebagai acuan berfikir secara
ilmiah, pada landasan teori ini akan dimuat beberapa pendapat dari pakar.
Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang: penelitian dan
pengembangan, pendidikan jasmani, permainan rounders, karakteristik
perkembangan gerak anak sekolah lanjutan, perkembangan penguasaan gerak
pada fase adolesensi (12-20 tahun), klasifikasi ketrampilan gerak, tinjauan
ketrampilan gerak dasar usia 12-20 tahun, pengembangan pembelajaran penjas
dan pengembangan modifikasi olahraga.
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian pendidikan dan pengembangan, yang lebih kita kenal dengan
istilah Research and development (R & D). Strategi untuk mengembangkan suatu
produk pendidikan oleh Borg & Gall (1983) dalam bukunya (Punaji Setyosari
2012:215) disebut sebagai penelitian dan pengembangan. Penelitian dan
pengembangan ini kadang kala disebut juga sesuatu pengembangan berbasis pada
penelitian atau disebut juga research-based development. Dalam dunia
pendidikan, penelitian pengembangan ini memang hadir belakangan dan
merupakan tipe atau jenis penilitian yang relatif baru (2012:215).
9
Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983)
(2012:215) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah
secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri
atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji
coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan
melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Penelitian dan pengembangan
pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis
industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur,
yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi,
disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu
Gall & Borg, 2003 dalam buku (Punaji Setyosari, 2012:216).
Pengembangan berbeda dengan penelitian pendidikan karena tujuan
pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan dari
serangkaian uji coba, misalnya melalui perorangan, kelompok kecil, kelompok
sedang dan uji lapangan kemudian dilakukan direvisi dan seterusnya untuk
mendapatkan hasil atau produk yang memadai atau layak dipakai (2012:220).
2.1.2 Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung, tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian
10
integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler,
intelektual dan sosial (Abdulkadir Ateng, 1992:4).
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktifitas pengembangan fisik
secara terisolasisasi, akan tetapi harus ada dalam konteks pendidikan secara
umum general education (Samsudin, 2008:1).
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui
aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan
individu secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:1)
Pendidikan jasmani dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu:
1) Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2
komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani.
Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik
jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan
rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelengkap saja (Adang
Suherman, 2000:17),
2) Pandangan modern yang sering juga disebut pandangan holistik, menganggap
bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-
pilah. Manusia adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang terpadu. Dengan
pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan
untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Hubungan antara tujuan umum
pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan penyelenggaraannya harus terjalin
dengan baik. Dengan demikian akan nampak bahwa pendidikan jasmani sangat
11
penting bagi pengembangan manusia secara utuh dan merupakan dari
pendidikan secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:19).
2.1.2.1 Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas
jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara keseluruhan.
Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan
tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual (Adang Suherman,
2000:22-23).
Tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori
yaitu:
1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh
seseorang (physical fitness),
2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan
gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna,
3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir
dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang penjas ke dalam
lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa,
12
4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat (Adang
Suherman, 2000:22-23).
Tujuan pendidikan jasmani menurut Husdarta (2009:9) dapat diringkas
dalam terminologi populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu
harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak
kalah pentingnya dalam domain afektif.
2.1.2.1.1 Pengembangan Aspek Psikomotorik
1) Ketrampilan Gerak yaitu tujuan utama dalam mengajarkan ketrampilan gerak
adalah pengembangan keterampilan untuk berpastisipasi dalam kegiatan
olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari setara dengan tujuan pendidikan jasmani yang berhubungan dengan
kebugaran jasmani, yaitu individu, sebagai anggota keluarga, serta sebagai
anggota masyarakat.
Ketrampilan menurut para ahli adalah sebuah cakapan atau tingkat penguasaan
terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas
utama, yaitu efektif, efisien dan dapat diadaptasi. Kualitas efektifitas
merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi pada tujuan atau sasaran
tertentu (2008:21-22).
2) Kebugaran fisik yaitu prinsip- prinsip peningkatan kondisi fisik yang meliputi
pengembangan kapasitas kardiovaskular, daya tahan otot lokal, kekuatan,
kelenturan, dan power. Implikasinya, dalam model ini peran guru adalah
mencoba menyakinkan siswa bahwa mereka akan menyukai apa yang mereka
13
lakukan. Memilih kegiatan pembelajaran ketrampilan gerak yang juga bernilai
fitness tinggi sehingga guru akan memilih kegiatan dan cabang olahraga yang
mengandung sekaligus juga mampu meningkatkan kebugaran jasmani
(Samsudin 2008:23).
2.1.2.1.2 Perkembangan Aspek Kognitif
Anak memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik
terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani gaya hidup
yang aktif. Beberapa konsep yang ditentukan oleh para ahli bahwa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani aspek kognitif yang ditekankan antara lain:
Pernyataan deskripsi yang memberikan informasi tentang “apa” fakta
pengetahuan informasi.
1) Pernyataan yang dimaksud menjawab “mengapa” alasan sederhana, nilai,
pembenaran, manfaat.
2) Pernyataan yang bermaksud menjawab “mengapa” hal itu terjadi” prinsip-
prinsip kaitan, dan hukum atau dalil.
3) Pernyataan pemecahan masalah (apa yang dapat dilakukan) penerapan fakta,
prinsip dan keterhubungan (2008:25).
2.1.2.1.3 Pengembangan Aspek Afektif
Sikap positif terhadap pendidikan jasmani selera, kepercayaan, acuan nilai,
dan idealisme seseorang akan memengaruhi cara ia berprilaku. Karena siswa
berfikir dan merasa, tidak ada satu pun pembelajaran psikomotor yang terjadi
tanpa adanya rasa keterlibatan perasaan tentang dirinya sendiri, tentang
14
pelajarannya, dan tentang situasi di sekitarnya. Dalam setiap perasaan dan acuan
nilai anak terdapat daya yang sangat kuat yang mengontrol perilaku individual.
Kadang daya tersebut menghalangi terjadinya pembelajaran; di saat yang lain
malah meningkatkannya (Samsudin, 2008:30)
2.1.2.2 Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Bagan di bawah ini menunjukan cakupan tujuan ideal pendidikan
jasmani yang pelaksanaanya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang
berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.
Gambar 2.1 Pelaksanaan Penjas
(Sumber: Strategi Belajar Mengajar Penjas, 2000)
Pendidikan Jasmani
Praktik pengajaran berorientasi pada karakteristik
perkembangan dan
psikomotor
Perseptual Motorik
Kesegaran jasmani
Kognitif Afektif
Pengetahuan tentang penjas, olahraga dan kesehatan
Penalaran & pembuatan keputusan
Intelegensia emosional & watak
Konsep Diri
15
Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran
jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa upaya
pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktifitas jasmani sebagai
perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang
bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri. Kesegaran
jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotor yang bertumpu
pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih
banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala
aspeknya sebagai sebuah sistem ( misalnya, sistem peredaran darah dan sistem
pernafasan, sistem metabolisme ) (Rusli Lutan, 2000:4).
Perkembangan perseptual-motorik terjadi melalui proses kemampuan
seseorang untuk meneerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah
dan diprogram sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan
rangsang. Dampak langsung dari aktifitas jasmani yang merangsang kemampuan
dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaaan
sistem saraf. (Rusli Lutan, 2000:5).
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih
penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek
kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut pengusaan pengetahuan
yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta
kegiatan pengisisan waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan
dengan kesehatan (Rusli Lutan, 2000:5).
16
Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur
kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat
yang perlu dikembangkan, namun lebih, diantaranya adalah konsep diri dan
komponen kepribadian lainya seperti intelegensia emosional dan watak (Rusli
Lutan, 2000:6).
2.1.3 Permainan Rounders
Rounders adalah permainan bola kecil dengan teknik dasar yang hampir
sama dengan permainan kasti yaitu melempar, menangkap, dan memukul
ditambah dengan ketrampilan mengetik dan menghindari sentuhan bola.
2.1.3.1 Istilah dalam Permainan Rounders
1) Ball : Bola yang dilemparkan pelambung salah, yaitu bola
tidak berada di atas tempat untuk memukul.
2) Strike : Bola yang dilemparkan pelambung benar, yaitu bola
yang dilemparkan meluncur di atas tempat pemukul
antara lutut dan bahu pemukul.
3) Out : Bola yang dipukul jatuh di luar garis batas pelari.
4) Base : Tempat hinggap bagi seorang pemukul atau pelari.
5) Pitcher : Pelambung, dari regu jaga, bertugas melambungkan
bola ke arah better.
6) Catcher : Penangkap bola/penjaga belakang dari regu jaga.
7) Home Base : Base tempat memukul bola.
17
8) Mengetik : Mematikan lawan dengan cara menyentuh bola.
9) Membakar : Mematikan lawan dengan memegang bola sebelum
pemain sampai di base.
10) Home Run : Pemukul dengan pukulannya sendiri dapat kembali ke
ruang bebas secara langsung.
2.1.3.2 Lapangan Rounders
Gambar 2.2 Lapangan Permainan Rounders
(sumber: Permainan Bola Kecil, 2012)
KETERANGAN
a : tempat pitcher
b : tempat catcher
c : ruang tunggu
a
15
15 15
15 15
9 m
b
d
c
18
2.1.3.3 Peraturan Permainan
1) Pitcher adalah pemain yang bertugas melempar bola kepada pemukul. Bola
harus dilemparkan dengan kuat, cepat dan tepat berada di atas home base.
Untuk mendapatkan lemparan bola yang keras dan cepat, pitcher harus
melemparkan bola dengan ayunan penuh.
2) Catcher adalah penangkap belakang yaitu salah seorang penjaga yang
ditugaskan khusus menangkap bola di belakang home base.
3) Pemukul Ketentuan bagi pemukul (batter) pemukul harus berlari jika hasil
pukulan pertama strike (baik),Pukulan ketiga tidak kena tetapi wasit
mengatakan strike (baik). Pelari waktu lari menuju base dihalang-halangi oleh
penjaga, maka pemukul bebas menuju base yang telah ditentukan oleh wasit.
Jika pitcher sudah empat kali melambungkan bola salah dan tidak dipukul,
maka pemukul dipersilahkan melakukan free walk. Bola baik (strike) meskipun
dipukul kena atau tidak kena oleh pemukul, tidak dipukul oleh pemukul,
dipukul salah (out/keluar) oleh si pemukul. Bola diangkap mati jika Bola
hilang, bola sudah dipegang oleh pitcher dan siap dilemparkan kepada
pemukul, bola out. Pada waktu bola mati, semua pelari tidak boleh
meninggalkan base yang ditempati. Pelari dianggap mati jika pada waktu lari
tidak menginjak base, melewati pelari yang ada di depannya, jika base yang
dituju telah dibakar oleh penjaga mengganggu penjaga yang sedang
menangkap bola.
3) Cara mematikan lawan yaitu dengan mengetik yaitu dengan menyentuhkan
bola ke tubuh pemain pemukul sebelum dia mencapai base. Cara membakar
19
yaitu dengan menginjakkan kaki pada base yang dituju pelari sambil
memegang bola.
4) Cara bermain rounders dimainkan oleh 2 regu, dimana tiap regu terdiri atas 12
pemain dengan 6 pemain cadangan. Sebelum permainan dimulai, dilakukan
undian. Regu yang memenangkan undian berhak memilih menjadi regu
pemukul atau regu jaga. Pemukul diberi kesempatan memukul sebanyak 3
kali, jika pukulan pertama atau kedua baik, ia harus lari menuju base. Urutan
memukul sesuai dengan normor yang telah ditentukan. Pemukul di
belakangnya tidak boleh mendahului pemukul di depannya. Setiap base hanya
boleh diisi oleh satu pemain saja. Setiap regu pemukul berpindah base, regu
jaga boleh mematikan.
5) Cara mendapatkan angka yaitu setiap base yang dilewati pemain mendapat
angka 1. Jika dibakar atau terkena tik tidak mendapat nilai pada base itu. Jika
dapat kembali ke ruang tunggu dengan pukulan sendiri dan setiap base
selamat maka akan mendapat angka 6.
2.1.4 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Lanjutan
2.1.4.1 Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 12-20 Tahun
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:137), Ukuran badan untuk kedua
jenis kelamin pada masa adolesensi adalah kecil, meskipun ada kecenderungan
anak laki-laki sedikit lebih tinggi dan berat dibandingkan anak-anak perempuan.
Sedangkan pada awal masa adolesensi anak-anak perempuan lebih tinggi dan
lebih berat dari anak laki-laki sebagai awal dari kematangannya. Akan tetapi
20
keadaan tersebut tidak terlali lama setelah perubahan yang cepat terjadi pada anak
laki-laki pada masa adolesensi.Akhirnya anak laki-laki mengejar dan
mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan, demikian pula ukuran-
ukuran yang lain, seperti tinggi togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar
pinggul, ukuran lengan dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat
badan yang berlangsung secara cepat.
2.1.4.2 Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross Motor Ability)
Perkembangan motorik dasar difokuskan pada ketrampilan yang biasa
disebut dengan ketrampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan
ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan
bola. Ketrampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah
dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk
mempraktikkan ketrampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya
akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan ketrampilan motorik yang
lebih khusus yang semuanya ini merupakan satu bagian integral prestasi bagi anak
dalam segala umur dan tingkatan (Yanuar Kiram, 1992:42).
2.1.4.3 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine Motor Activity)
Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan
secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau
ketrampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting,
21
perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan
kapasitas sistem saraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan
menterjemahkan input tersebut ke bentuk ketrampilan. Untuk mendapatkan
ketrampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat
berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah
dan lingkungan rumah (Yanuar Kiram, 1992:43).
2.1.4.4 Perkembangan Gerak Pada Fase Adolesensi (12-20 Tahun)
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penampilan gerak pada masa
adolesensi cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan,
kekuatan, dan fungsi fisiologis. Peredaan-perbedaan dalam penampilan
keterampilan gerak dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat, anak
laki-laki menunjukkan peningkatan yang terus berlangsung,sedangkan anak
perempuan menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah
umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti lari,
lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh.
Dalam pengembangan koordinasi gerak, anak laki-laki pada awal
pubertas mengalami perkembangan sedikit sekali, tetapi setelah masa itu
perkembangan makin cepat. Sedangkan mengenai keseimbangan dinamis selama
adolesensi menunjukkan adanya penurunan untuk kedua jenis kelamin.
Peningkatan yang mendatar (plateau) dialami oleh anak perempuan pada umur 12
sampai 14 tahun, sedangkan bagi anak laki-laki pada umur 14 sampai 16 tahun.
22
Kuantitas penampilan keterampilan masih terus meningkat selama masa
praadolesensi sampai adolensi untuk kedua jenis kelamin. Setelah masa adolesensi
perbedaan penampilan antara anak laki-laki dan perempuan mulai nampak, sedikit
dalam lari dan lompat, tetapi dalam hal kekuatan tubuh bagian atas, seperti
melempar perbedaanya sangat nyata. Perbedaan tersebut disebabkan terjadinya
peningkatan yang terhenti, bahkan mulai menurun pada anak perempuan,
sedangkan anak laki-laki terus meningkat.
2.1.5 Belajar Gerak
2.1.5.1 Pengertian Gerak
Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
manusia, sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak ( motor) ruang
lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Pengertian gerak dasar adalah
kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari,
lompat, lempar (Ma’mun, 2000:20).
Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. saputra (2000:20), kemampuan
gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan
kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti loncat dan
lompat.
23
2) Kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang
memadai, contoh mendorong, menarik, dll.
3) Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan
kaki. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif antara lain melempar, memulkul,
menendang dan memukul.
2.1.5.2 Konsep Gerak
Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau
nama suatu kelompok respon gerak, seperti menangkap, melempar, menunjuk
pada pola gerak tertentu yang biasanya ditemui pada softball, kasti, basket, atletik
dan sebagainya. Untuk mengenal label atau nama ini siswa akan dihadapkan pada
keharusan memahami ciri, jenis, serta syarat yang harus dipenuhi agar gerak itu
layak disebut sesuatu (Samsudin, 2008:27). Konsep gerak dalam pendidikan
jasmani.
2.1.5.2.1 Rangkaian aksi
Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara
luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Istilah seperti keseimbangan
berpindah tempat, memukul, menerima atau berputar adalah rangkaian aksi yang
bersifat konsep, sebab aksinya dapat dilakukan dalam banyak cara dan dalam
situasi yang berbeda. Seorang anak akan dapat membuat keseimbangan pada satu
kaki, dua kaki, kedua tangan, atau kepala dan kedua lengan. Seorang anak dapat
berpindah tempat dengan berlari, melompat, merangkak, atau mengguling dan
berputar dengan menggunakan bagian tubuh yang berbeda (2008:27).
24
2.1.5.2.2 Kualitas gerak
Untuk melihat respons gerak adalah dengan mengorganisasikan ke dalam
kualitas gerak yang ditunjukannya. Kualitas gerak merupakan kelompok respons
yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari beberapa aspek, seperti aspek
ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Aspek usaha menunjukan adanya
kualitas waktu, bobot, ruang, dan aliran. Sedangkan aspek keterhubungan
menggambarkan hadirnya kesesuaian, kerja sama, dan keterkaitan. Konsep
kualitas gerak tadi berasal dari rumusan deskripsi analisis sistem gerak dari
Rudolf Laban yang melihat bahwa pada dasarnya gerakan selalu berkisar di antara
ketiga kualitas di atas. Dengan konsep kualitas, guru akan melihat bahwa siswa
dapat melakukan gerak yang lambat, cepat, tiba-tiba atau diatur
berkelanjutanmengikuti ketinggian, arah dan bidang tertentu (Samsudin, 2008:28).
2.1.5.2.3 Prinsip gerak
Prinsip gerak adalah pengelompokan konsep secara meluas yang
memasukan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan efektivitas gerak.
Gagasan tentang (1) hubungan antara pemindahan berat atau gerak lanjut dan
penghasil daya, dan (2) pengaruh putaran cepat pada sudut naik suatu benda, juga
ide yang dikaitkan dengan keseimbangan dan stabilitas, semuanya merupakan
prinsip gerak yang menjadi isi utama dari pembelajaran ini, siswa akan belajar
prinsip-prinsip mekanika gerak secara dini, yang berhubungan dengan titik berat
badan serta sumber-sumber daya dan hukuman-hukuman yang menunjang dan
sekaligus membatasinya.
25
2.1.5.2.4 Strategi gerak
Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana
gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Dalam konsep
ini dimasukan gagasan tentang bagaimana memberikan operan pada penerima
yang sedang bergerak, menyesuaikan langkah dalam tarikan baik sebagai
pemimpin maupun yang mengikuti danmenetapkan diri secara defensif di antara
bola dan gawang. Strategi gerak adalah kemampuan menyesuaikan gerak yang
berhasil dilakukan seseorang ketika dirinya terlibat dalam kegiatan dengan orang
lain (2008:28).
2.1.5.2.6 Pengaruh gerak
Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh
pengalaman gerak pada perilaku. Pengaruh latihan yang keras pada jantung dan
tipe latihan yang menghasilkan daya tahan, kekuatan, dan kelentukan merupakan
konsep pengaruh gerak. Ketika suatu pengarah gerak menjadi sebuah konsep yang
harus dipelajari, tujuannya adalah agar siswa mampu menerapkan konsep itu pada
pengalaman baru (Samsudin, 2008:29).
2.1.5.2.7 Emosi gerak
Emosi atau jiwa gerak merupakan suatu pengelompokan khusus dari
konsep yang berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan
manusia. Konsep emosi gerak dihubungkan dengan pengungkapan perasaan,
kenikmatan gerak, kerja sama kelompok, perasaan yang menggambarkan
mengapa orang bergerak, dan pengaruh gerak, dan pengaruh gerak dan emosi.
26
Ketika emosi gerakmenjadi sasaran utama pengajaran, tujuan guru adalah
mengembangkan beberapa aspek perasaan, sikap, atau hubungan sosial yang akan
beralih pada pengalaman gerak lain dan terutama pada perilaku siswa secara
umum. Tujuan yang menetap dari program pendidikan jasmani adalah sikap yang
positif terhadap semua kegiatan fisik dan pembelajaran. Emosi gerak sebagai
materi khusus pembelajaran harus berlangsung melintasi fokus utama dari
pembelajaran harus bersifat afektif dari pada bersifat psikomotor (2008: 29).
2.1.5.3 Belajar Gerak
Menurut Amung Ma’mun (2000:3), belajar gerak merupakan studi tentang
proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak
(motor skill). Keterampilan gerak sangat terikat dengan latihan dan pengalaman
individu yang bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai
bentuk latihan, pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia.
Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu :
1) Tahapan verbal kognitif, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara
lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula,
mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagimana gerak itu
dilakukan. Oleh karena itu, kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi
tahapan ini.
2) Tahapan gerak (motorik), fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak
yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai
27
peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi
sikap berdiri serta rasa percaya diri.
3) Tahapan otomatisasi, setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara
berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah
berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat.
Peserta didik sudah menjadi lebih terampil dan setiap gerakan yang dilakukan
lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya
hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan.
Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan
tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut
mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu.
Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut
maka semakin baik keterampilan siswa tersebut (Amung Ma’mun, 2000:57).
2.1.6 Modifikasi Permainan
2.1.6.1 Modifikasi Pembelajaran Penjas
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan
karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, Developmentally
Appropriate Practice (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong
perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan
tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini
28
harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik
setiap individu serta mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik (Yoyo
Bahagia dan Adang Suherman 2000:1).
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
guru agar pembelajaran salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar
pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk di dalamnya “
body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip utama
dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa
sekaligus menegembangkan meteri pembelajaran yang potensial dapat
memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,
mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi
bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih
tinggi (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000:1).
Beberapa aspek analisa memodifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan
tentang:
1) Tujuan modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
dari mulai tujuan yanng paling rendah sampai dengan tujuan yang paling
tinggi. Modifikasi tujuan perluasan yaitu tujuan perluasan maksudnya adalah
tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan
kemampuan melakukan bentuk atau wujud ketermpilan yang dipelajarinya
tanpa memperhatikan aspek afisiensi dan afaktivitas (Yoyo Bahagia dan
Adang Suherman, 2000:2).
29
2) Karakteristik meteri modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan
keterampilan yang dipelajarinya. Komponen ketrampilan (skill) yaitu materi
pembelajaran dalam kurikulum dasar merupakan ketrampilan-ketrampilan
yang akan dipelajari peserta didik. Guru dapat memodifikasi keterampilan
yang dipelajari peserta didik tersebut dengan cara mengurangi atau menambah
tingkat kompleksitas dan kesulitannya. Misalnya dengan cara menganalisis
dan membagi keterampilan keseluruhan ke dalam komponen-komponen lalu
melatihnya perkomponen sebelum melakukan latihan keseluruhan (Yoyo
Bahagia dan Adang Suherman, 2000:4).
3) Kondisi lingkungan modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi
lingkungan pembelajaran. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat
kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan
yang di gunakan untuk melakukan skill. Misalnya: (1) ukuran, berat atau
bentuk peralatan yang digunakan (2) lapangan permainan (3) waktu permainan
atau lamanya permainan (4) peraturan permainan (5) jumlah pemain (Yoyo
Bahagia dan Adang Suherman, 2000:7).
4) Evaluasi evaluasi materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas balajar yang
terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari peserta didik pada berbagai
situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah fokus perhatian peserta didik dari
bagaimana seharusnya suatu skill itu. Modifikasi evaluasi, terutama yang lebih
berorientasi pada hasil dapat meningkatkan penampilan peserta didik yang
sudah memiliki skill dan percaya diri yang memadai (Yoyo Bahagia dan
Adang Suherman, 2000:8).
30
2.1.6.2 Pengembangan dan Modifikasi Olahraga
Meskipun olahraga pada umumnya diterima sebagai alat pendidikan,
namun makin banyak pula para pendidik yang semakin kritis dan
mempertanyakan keberadaannya, misal: apakah permainan olahraga bermanfaat
bagi anak-anak? Bagaimana permainan olahraga diterapkan dan dikembangkan
bagi anak-anak? Hal ini yang melandasi perlunya modifikasi dan pengembangan
permainan dan olahraga (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:12).
Keuntungan dari pembelajaran permainan dan olahraga yaitu antara lain:
1) Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktivitas jasmani
2) Menunjukkan penguasaan pada beberapa bentuk aktivitas jasmani
3) Memiliki kemampuan tentang cara mempelajari keterampilan baru
4) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ketrampilan gerak
5) Mengetahui aturan, strategi, dan prilaku yang harus dipenuhi pada aktivitas
jamani yang dipilih
6) Memahami bahwa aktivitas jasmani memberi peluang untuk mendapatkan
kesenangan, menyatakan diri pribadi, dan berkomunikasi
7) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari partisipasi
dalam aktivitas jasmani (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:15).
Adapun tujuan memilih dan mengevaluasi modifikasi permainan dan
olahraga ini antara lain:
1) Mendorong partisipasi maksimal, apakah modifikasi itu dapat mendorong atau
meningkatkan partisipasi belajar peserta didik secara maksimal? Dua kriteria
yang sering digunakan dalam menjawab pertanyaan ini adalah: jumlah waktu
31
aktif belajar gerak dan kesempatan melakukan pengulangan dan apakah alat
yang digunakannya cukup tersedia.
2) Memperhatikan keselamatan, apakah modifikasi berikut peraturanya ini dapat
menjaga keamanan? Apakah semua peralatan yang digunakannya juga aman?
Apakah gerak yang diperlukan untuk melakukan permainan itu juga aman?
Keselamatan merupakan faktor penting dalam mengevaluasi permainan atau
modofikasinya. Hampir semua permainan mempunyai resiko terhadap
keselamatan. Namun, tingkat resiko keselamatan ini harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak. Demikian juga anak harus diajarkan
menjaga keselamatan bagi dirinya dan orang lain selama melakukan
permainan sesuai dengan tingkat perkembangan belajarnya (Yoyo Bahagia
dan Adang Suherman, 2000:39).
3) Mengajar efektivitas dan efisiensi gerak, apakah modifikasi itu dapat
meningkatkan efektivitas penggunaan skill dan strategi yang sudah dimiliki
anak? Usahakan agar memodifikasi permainan tidak hanya menyenangkan
tetapi juga mengajar anak bagaimana melakukan skill atau strategi secara
efektif. Memodifikasi permainan memang perlu menyenangkan dan mengajar
anak untuk belajar menaati peraturan serta belajar memainkan peraturanyang
berbeda-beda. Namun selain itu juga modifikasi permainan diharapkan dapat
mengajar gerak, misal: belajar mengendalikan gerakan tubuh, meningkatkan
evektivitas dan efesiensi gerak (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman,
2000:39).
32
4) Meningkatkan perkembangan emosional sosial, permainan sangat potensial
dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosial anak. Modifikasi
permainan diharapkan dapat meningkatkan perkembangan emosional dan
sosial anak ke arah positif. Permaian gugur, hukuman, yang pada akhirnya
peserta didik yang lamban yang akan gugur sebaiknya dihindarkan untuk
diberikan terlebih dini. Memdorong peserta didik yang termpil untuk menjadi
pemenang meman sangat penting, namum mendorong pemain atau team yang
kalah juga sama pentingnya. (Yoyo Bahagia-Adang Suherman 2000:39)
2.1.6.3 Permainan “Tembak Kaleng”
Model pengembangan yang akan dikembangkan adalah model
pengembangan permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif variasi permainan
bola kecil untuk pembelajaran penjas pada siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon
Kabupaten Kendal. Permainan ini diadopsi dari permainan olahraga bola kecil
beregu yaitu permainan rounders. Persamaan dan perbedaanya terletak pada:
1) Persamaan Permainan Tembak kaleng dengan Rounders. Prinsip permainan
ini adalah olahraga beregu bola kecil dimana regu yang paling banyak
mengelilingi lintasan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak antar base sama-
sama memiliki panjang 15 meter. Seorang pemain bisa memperoleh poin di
setiap base yang bisa ditempuh. Cara mematikan lawan dilakukan dengan
cara disentuhkan/ take, dibakar/ burn dan strike out sebanyak 3 kali.Cara
take, tidak menggunakan glove seperti permainan softball/ baseball. Tiap-tiap
base hanya boleh diisi oleh satu orang pemain. Seorang pemain dinyatakan
33
keluar jika memasuki base yang sudah terisi. Change/ pergantian dari regu
jaga menjadi penyerang dan sebaliknya dilakukan jika sudah 3 pemain out/
keluar.
2) Perbedaan Permainan Tembak kaleng dengan Rounders adalah jumlah base
dalam rounders adalah 5 base, sedangkan Tembak Kaleng hanya memiliki 4
base. Bola yang digunakan dalam permainan rounders adalah bola softball,
sedangkan permainan tembak Kaleng menggunakan bola tonis yang
karakteristiknya lebih lunak. Cara memulai permainan dalam rounders adalah
pitching (bola dilempar kearah better oleh seorang pitcher dari jarak 9 m),
sedangkan dalam Tembak Kaleng dilakukan dengan cara pemain penyerang
meruntuh kan susunan kaleng dengan lemparan bola tonis dengan jarak 3m.
Jumlah pemain dalam rounders adalah 12 orang per regu, sedangkan Tembak
Kaleng berjumlah 8-10 orang per regu.
2.2 Kerangka Berpikir
kurikulum Penjasorkes sekolah menengah pertama (SMP) terdapat materi-
materi pembelajaran penjasorkes seperti atletik, senam, permainan bola besar,
permainan bola kecil dan lain-lain. Materi permainan bola kecil merupakan
optional atau pilihan yang dapat diajarkan menggunakan olahraga permainan bola
kecil seperti bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan, softbal, rounders dll.
Permainan rounders adalah permainan yang banyak memiliki persamaan dalam
sarana prasarana dan peraturan dengan model permainan Tembak kaleng
merupakan media alternatif variasi permainan bola kecil dalam pebelajaran
34
Penjasorkes. Pembuatan produk ini harus sesuai dengan hakikat, tujuan dan
pelaksanaan pendidikan jasmani. Permainan ini sejatinya mengadopsi prinsip-
prinsip berupa peraturan permainan dan beberapa sarana prasarana dari permainan
rounders yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak usia SMP,
perkembangan gerak anak usia SMP serta prinsip-prinsip modifikasi penjas dan
olahraga.
Oleh karena itu, model pembelajaran permainan “Tembak Kaleng”
dikembangkan sebagai alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran
Penjasorkes di sekolah, khususnya siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Patebon
Kabupaten Kendal.
35
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1 Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan
menghasilkan produk berupa model pembelajaran bola kecil bagi siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009:9),
Penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk- produk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
tujuh langkah yang utama, yaitu :
1) Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, termasuk observasi
lapangan dan kajian pustaka. Langkah awal ini dilakukan untuk analisis
kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan model pembelajaran dibuat
memang di butuhkan atau tidak.
2) Mengembangkan bentuk produk awal, berdasarkan analisis kebutuhan, maka
langkah selanjutnya adalah pembentukan produk model pembelajaran
pendidikan jasmani sesuai materi yang dikembangkan yang didasarkan pada
kajian teori.
3) Evaluasi produk awal yang sudah dibuat oleh para ahli, dengan menggunakan
seorang ahli pendidikan jasmani (gunakan dosen yang relevan dengan meteri
yang diteliti atau biasa menggunakan salah satu pembimbing yang ekspert
36
dibidangnya), dan dua orang ahli pembelajaran (gunakan guru pendidikan
jasmani yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup). Setelah dilakukan
evaluasi oleh para ahli selanjutnya lakukan uji coba lapangan skala kecil
(gunakan siswa secukupnya dengan siswa sesuai kebutuhan materi), dengan
menggunakan lembar evaluasi dan kuisioner yang selanjutnya hasilnya
dianlisis.
4) Lakukan revisi produk pertama dari hasil evaluasi ahli dan uji coba lapangan
skala kecil yang dilakukan sebelumnya.
5) Uji coba lapangan skala besar dengan manggunakan model pembelajaran yang
sudah direvisi atau hasil uji coba lapangan skala kecil yang dilakukan
sebelumnya.
6) Revisi produk akhir, dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisis uji coba
lapangan (melalui pengamatan dan diperlukan instrument baik pengamatan
maupun melalui angket siswa pengamat).
7) Hasil akhir produk model pembelajaran pendidikan jasmani yang dihasilkan
melalui revisi setelah uji coba lapangan skala besar.
3.2 Prosedur pengembangan
Langkah-langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas
kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji
coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan
melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Prosedur pengambangan pada
37
model pembelajran modifikasi permainan tembak kaleng dilakukan melalui
beberapa tahapan sebagai berikut:
Analisis kebutuhan
Kajian pustaka observasi dan wawancara
Pembuatan produk awal
Tinjauan ahli penjas uji coba skala kecil
Dan ahli pembelajaran
revisi produk pertama
uji lapangan / skala besar
Revisi produk akhir
Produk akhir permainan tembak kaleng.
Gambar 3.1 : Prosedur Model Pengembangan Permainan Tembak Kaleng
3.2.1 Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian
ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran
permainan ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan
observasi di SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal tentang pelaksanaan olahraga
bola kecil dengan cara melakukan pengamatan tentang proses pembelajaran..
38
3.2.2 Pembuatan Produk Awal
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan produk model permainan bola kecil. Dalam pembuatan produk
yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang
kemudian dievaluasi oleh satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
3.2.3 Uji Coba Produk
Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
(1) menetapkan desain uji coba sebanyak 2 kali, (2) menentukan subjek uji coba
(8 siswa putra dan 8 siswi putri kelas VIIIB), (3) menyusun instrumen
pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.
3.2.4 Revisi Produk Pertama
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari
evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang
telah diujicobakan.
3.2.5 Uji Coba Lapangan
Hasil anaslisis uji coba skla kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya
dilakukan uji coba lapangan skala besar. Uji coba lapangan sekala besar ini
dilakukan pada siswa VIIIB SMP N 2 Patebon dengan jumlah siswa 34 yang
tersiri dari 19 siswa putri dan 15 siswa putra.
39
3.2.6 Revisi Produk Akhir
Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah diujicobakan siswa kelas
VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
3.2.7 Hasil Akhir
Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model
pembelajaran bola kecil melalui permainan “Tembak Kaleng”.
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
Dalam penelitian ini desain uji coba yang digunakan adalah desain
eksperimental. Uji coba produk pengembangan melalui dua tahap, yaitu : Uji
skala kecil ( dilakukan pada 16 siswa ), dan uji skala besar ( dilakukan pada 34
siswa ).
Uji coba skala kecil dilakukan dengan 16 siswa, dimana akan dibagi
menjadi 2 tim, satu tim berjumlah 8 orang. Dalam uji coba ini dilakukan 2 kali
pertandingan.
Uji coba skala besar dilakukan dengan 34 siswa, dimana akan dibagi
menjadi 4 tim. Dalam uji coba ini dilakukan 4 kali pertandingan.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba adalah sasaran pemakaian produk , yaitu siswa kelas VIII
SMP N 2 Patebon.
40
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuntitatif.
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara lisan maupun tulisan dari ahli
penjas dan pakar pembelajaran penjas SMP sebagai bahan untuk revisi produk.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari kuesioner siswa.
3.5 Intrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Suharsimi Arikunto, 2006: 160).
Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk menggunakan
angket dan kuesioner. Angket digunakan untuk menjaring informasi secara
sistematis dari ahli penjas dan pakar pembelajaran. Sedangkan kuesioner
digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk. Alasan memilih kuesioner
adalah jumlah subjek yang relatif banyak. .
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus
dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas
model permainan Tembak Kaleng. Serta komentar dan saran umum jika ada.
Rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan
cara dengan memberi tanda ″√″ pada kolom yang tersedia.
Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan
digunakan pada kuesioner ahli :
41
Tabel 3.1 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner
No. Faktor Indikator Jumlah
1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar
kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan
untuk diajarkan pada siswa SMP
15
Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus
dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban ”Ya” dan ”Tidak”. Faktor yang
digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara
pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Skor Jawaban Kuesioner ”Ya” dan ”Tidak”.
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 1
Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner
yang akan digunakan pada siswa :
Tabel 3.3 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner
No. Faktor Indikator Jumlah
1 Psikomotorik Kemampuan siswa mempraktekkan
variasi gerak dalam bermain model
permainan bola kecil.
10
2 Kognitif Kemampuan siswa memahami peraturan 10
42
dan pengetahuan tentang model
permainan bola kecil.
3 Afektif Menampilkan sikap dalam bermain
model permainan bola kecil, serta nilai
kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.
10
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah prosentase untuk menganalisis
dan penilaian subyek pengembang dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas dan
keterterimaan produk terhadap produk pengembangan.
Adapun rumus yang digunakan dalam pelenitian ini adalah indeks
persentase yaitu :
Keterangan :
% : persentase
n : nilai yang diperoleh
N : jumlah seluruh nilai ( Muhammad Ali, 1987: 184)
Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk
memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 7 akan disajikan klasifikasi persentase
Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase
43
Persentase Klasifikasi Makna
0 – 20%
20,1 – 40%
40,1 – 70%
70,1 – 90%
90,1 – 100%
Tidak baik
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Dibuang
Diperbaiki
Digunakan (bersyarat)
Digunakan
Digunakan
Sumber Guilford (dalam Galih Pangaji, 2012:32)
44
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Hasil Data Uji Coba
Hasil yang disajikan dalam penelitian pengembangan ini meliputi analisis
kebutuhan, produk awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk
awal modifikasi permainan “Tembak Kaleng”, revisi produk akhir modifikasi
permainan “Tembak Kaleng”, hasil produk akhir modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” serta efektivitas pengembangan permainan “Tembak Kaleng”.
4.1.1 Analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi
di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran pendidikan jasmani,
serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis
kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran
yang terjadi sesunggahnya di lapangan, melakukan observasi pembelajaran dan
melakukan studi pustaka/ kajian literatur.
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil bagi
siswa Sekolah Menengah Pertama, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan
kombinasi teknuk dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil
lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Kenyataan
yang ada dalam proses pembelajaran permainan bola kecil di Sekolah Menengah
45
Pertama sering kali tidak dapat disampaikan dengan baik karena keterbatasan alat
standar yang umumya tidak dimiliki oleh sekolah.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMP N 2 Patebon
Kabuapten Kendal, guru pendidikan jasmani sampai saat ini mengalami kendala
dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil karena belum tersedianya
sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu diperlukan langkah kreatif untuk
memodifikasi permainan tersebut menggunakan sarana dan prasana yang telah ada
di sekolah agar semua kompetensi dasar dalam pembelajaran pendidikan jasmani
dapat diajarkan pada siswa.
Penelitian pengembangan permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP
N 2 Patebon Kabupaten Kendal dilakukan dengan memberikan model baru
permainan bola kecil pada pembelajaran pendidikan jasmani siswa Sekolah
Menengah Pertama. Model baru dalam permainan bola kecil yang dikembangkan
yaitu berkaitan dengan sarana prasaran dan peraturan yang digunakan dalam
permainan bola kecil yang kemudian diberi nama permainan “Tembak Kaleng”.
Mengingat waktu yang dimiliki untuk melakukan praktek relatif pendek,
paling tidak pendidikan jasmani diarahkan agar siswa memiliki kebugaran
jasmani, kesenangan melakukan aktivitas fisik dan olahraga (gaya hidup yang
aktif dan sehat), serta memperoleh nilai-nilai pendidikan yang diperlukan bagi
siswa untuk bekal kehidupan sekarang maupun dimasa yang akan datang.
4.1.2 Draf Awal Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”
Produk awal yang buat dalam memodifikasi permainan “Tembak Kaleng”
ini terdiri dari sarana dan prasarana permainan serta peraturan permainan.
46
4.1.2.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng”
4.1.2.1.1 Lapangan
Lapangan yang digunakan dalam permainan “Tembak Kaleng” hampir
sama dengan bentuk lapangan permainan softball, yang membedakan hanya
ukuran, tidak adanya outfield dan tambahan area larangan bola keluar sebelum
kaleng selesai ditata. Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 20m x 20m,
jarak tembak dengan kaleng 4m. Selain itu juga terdapat zona bola tidak boleh
keluar selama kaleng belum tertata dengan ukuran 12x12m2.
Gambar 4.1 Draft Awal Lapangan Tembak Kaleng
47
4.1.2.1.2 Peralatan Permainan
1) Bola, bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis
digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu
keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”.
2) Kaleng, kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu
kental manis dengan jumlah 5 kaleng.
4.1.2.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”
1) Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim
terdiri dari 8 sampai 10 orang.Pemain penyerang menentukan urutan pelempar
kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga. Sedangkan
pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu orang bertugas
menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan dengan bola. Seorang
penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal dengan 2 kali percobaan,
apa bila lebih dari 2 kali pemain tersebut mati/out karena terkena strike out.
Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng, seorang pemain minimal harus
menginjakkan kaki di Base pertama sebelum kaleng tersusun kembali. Dalam
satu Base hanya diperbolaehkan ditempati oleh seorang pemain, jika terdapat 2
pemain atau lebih pemain tersebut boleh dimatikan.
2) Cara mematikan pemain penyerang/visit yaitu dengan strike out terjadi apabila
seorang pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan
ke-2. Kaleng tersusun, khusus untuk base pertama, apabila pemain menyerang
tidak dapat menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun
kembali pemain tersebut langsung dinyatakan out/ mati. Take/ Disentuh dengan
48
bola tidak boleh keluar dari zona kaleng sebelum semua kaleng tersusun
kembali.
3) Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain
mendapatkan satu poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari
Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.
4) Cara memenangkan pertandingan Suatu tim dapat memenangkan pertandingan
apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.
5) Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua
berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit ketika
kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun yang out,
selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan pertandingan. Wasit
kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base pertama, jika tiba di Base
pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama maka pelari dinyatakan safe.
Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah peluit maka pelari tersebut
dinyatakan out.
4.1.3 Uji Coba Lapangan Skala Kecil Validasi Ahli
4.1.3.1 Validasi Draf Produk Awal
Produk awal pengembangan model permainan “Tembak Kaleng” bagi
siswa Sekolah Menengah Pertama sebelum diujicobakan dalam kelompok kecil,
terlebih dahulu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang
peneliti ini. Peneliti melibatkan satu orang ahli yaitu Agus Pujianto, M.Pd.
dengan spesifikasi dosen mata kuliah permainan bola kecil di PJKR UNNES,
49
dua orang ahli pembelajaran yaitu Mundjari, S.Pd. dan Suparti, S.Pd. dengan
spesifikasi guru pendidikan jasmani SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
Validasi draf produk awal oleh ahli dilakukan dengan cara memberikan
draf produk awal model modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dengan disertai
lembar evaluasi untuk masing-masing ahli. Lembar evaluasi berupa kuesioner
yang berisi aspek kualitas model permainan, saran, serta komentar dari ahli
terhadap model permainan “Tembak Kaleng”. Hasil evaluasi berupa nilai dari
aspek kualitas model pembelajaran dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5.
Caranya dengan menyontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar
evaluasi, adapun lembar evaluasi terlampir.
4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh ahli pendidikan jasmani
dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani SMP merupakan pedoman untuk
menyatakan apakah produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat
digunakan untuk uji coba lapangan skala kecil dan uji coba lapangan skala besar.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh ahli pendidikan
jasmani dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas
didapat rata-rata skor 3,9 yang termasuk kategori baik, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa modifikasi permainan “Tembak Kaleng” bagi siswa kelas VII
SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal dapat digunakan untuk uji coba lapangan
skala kecil maupun uji coba lapangan skala besar.
50
Adapun saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran
pendidikan jasmani Sekolah Menengah Atas pada produk awal modifikasi
permainan “Tembak Kaleng” adalah sebagai berikut:
1) Jarak antara Base satu dengan lainnya harus dipertimbangkan lagi,
apakah dengan jarak 20m itu sudah efektif atau belum efektif dalam
permainan “Tembak Kaleng”. Setelah dipertimbangkan lagi jarak 20m
dianggap terlalu jauh seingga diganti dengan jarak 15m.
2) Aturan permainan dianggap kurang efektif karena pemain penjaga harus
menunggu kaleng tersusun dahulu untuk bisa mematikan pelari. Peraturan
tersebut diubah menjadi penjaga dibolehkan langsung mematikan pelari tanpa
harus menunggu kaleng tersusun kembali, akan tetapi penjaga didalam zona
kaleng tidak boleh keluar dari dalam kotak.
3) Pemanasan konvensional harus diganti dengan pemanasan menggunakan
permainan sederana. Permainan Lintang Ngaleh dan permainan Bom atom
hiroshima digunakan untuk pemanasan dalam permainan ini karena
mengandung unsur-unsur seperti lari dan melempar.
4) Pendekatan metodik pembelajaran harus diberikan terlebih dahulu agar siswa
memahami teknik dasar bola kecil yaitu lempar tangkap dan lari. Metodik
yang digunakan adalah permainan estafet bola tonis.
4.1.4 Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Ujicoba produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” kepada
siswa kelompok kecil dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
51
mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan, ataupun
keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji
coba ini digunakan bersama-sama dengan data masukan ahli sebagai
pertimbangan untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba
lapangan skala kecil.
Uji coba lapangan skala kecil ini dilakukan pada siswa kelas VIII A SMP
N 2 Patebon Kabupaten Kendal yang berjumlah 16 siswa dengan 2 kali percobaan
atau 2 inning. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel secara
acak (random sampling).
Selama melakukan uji coba lapangan skala kecil, penyampaian materi
permainan “Tembak Kaleng” belum berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan
siswa masih merasa bingung pada saat mematikan pelari karena belum terbiasa.
Setelah beberapa lama berjalan serta diberikan pengarahan para siswa mulai
memahami peraturan sehingga permainan bisa berjalan dengan baik dan siswa
siswi bisa menikmati permainan dengan riang gembira.
Selain itu peniliti melakukan penilaian dari aspek psikomotorik, kognitif
dan afektif yaitu dengan kuesioner Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan
bahwa secara umum tanggapan siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi
permainan “Tembak Kaleng” yang diujicobakan kepada kelompok kecil termasuk
katagori baik dengan bobot persentase skor 81,67%. Jika ditinjau dari tiap-tiap
aspek penilaian siswa terhadap produk pembelajaran modifikasi permainan
“Tembak Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor
52
yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 6 item yang masih
dalam kategori kurang baik yaitu nomor 1 tentang kemudahan “Tembak Kaleng”
untuk dimainkan, nomor 3 tentag kemudahan dalam melemparkan bola, nomor 4
tentang kemudaha dalam menangkap bola, nomor 5 tentang kemudahan dalam
menembak kaleng, nomor 6 tentang kemudahan dalam berpindah Base ke Base,
nomor 7 tentang kemudahan dalam memperoleh angka/ poin,. Aspek kognitif
yang diukur dengan 10 pertanyaan diketahui bahwa terdapat 1 item yang masih
dalam kategori cukup baik yaitu nomor 4 tentang pengetahuan perlunya
pemanasan sebelum memulai permainan. Aspek afektif yang diukur dengan 10
pertanyaan diketahui bahwa 1 item cukup baik yaitu nomor 8 tentang apakah
seorang pemain boleh atau tidak menentng keputusan wasit. Hasil tersebut dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala Kecil
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka untuk selanjutnya perlu
dilakukan perbaikan terhadap aspek psikomotor yang masih kurang yaitu
kemampuan melempar, menangkap dan memukul bola serta aspek kognitif yang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
psikomotor kognitif afektif
Cukup Baik
Baik
Sangat baik
53
masih juga masih kurang yaitu pengetahuan tentang teknik-teknik dasar
permainan “Tembak Kaleng”.
4.1.5 Revisi Pertama Produk Modifikasi “Tembak Kaleng”
Revisi pertama terhadap draf produk awal modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” dilakukan berdasarkan penilaian ahli dan hasil pengamatan lapangan saat
uji coba lapangan skala kecil. Perubahan produk modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” berdasarkan saran dari ahli pendidikan jasmani dan ahli pembelajaran
penjasorkes Sekolah Menengah Pertama pada draf produk awal modifikasi
permainan dilakukan sebagai berikut:
1) Base Plate diletakkan di masing-masing Base dengan tujuan agar pelari tidak
berlari sembarangan, selain itu mempermudah wasit dalam mengambil
keputusan antara save atau out.
2) Bola yang digunakan dianggap terlalu kecil sehingga siswa merasa kesulitan
untuk menangkap bola tersebut. Sedangkan dari dosen pembimbing
memberikan saran untuk tidak mengganti bola dengan pertimbangan bola
yang memiliki spesifikasi seperti bola tonis dengan ukuran yang agak lebih
besar sulit untuk diperoleh. Sehingga diputuskan untuk tidak mengganti bola
yang sudah dipakai dalam uji coba skala kecil yaitu menggunakan bola tonis.
4.1.6 Uji Coba Lapangan Skala Besar
Setelah dilakukan revisi pertama terhadap produk modifikasi permainan
”Tembak Kaleng” berdasarkan evaluasi ahli dan uji coba lapangan skala kecil
selanjutnya dilakukan uji coba lapangan terhadap produk modifikasi permainan
54
“Tembak Kaleng” yang dihasilkan dengan menggunakan sampel 34 siswa. Data
yang dikumpulkan dalam uji coba lapangan ini sama dengan data saat uji coba
lapangan skala kecil, yaitu data hasil penilaian aspek psikomotorik, kognitif dan
afektif siswa dengan kuesioner.
Secara umum tanggapan siswa kelompok uji coba lapangan terhadap
produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak kaleng” sudah “baik”
dengan bobot persentase skor 90,39%. Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek penilaian
siswa terhadap penggunaan produk pembelajaran modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” tersebut diperoleh gambaran bahwa pada aspek psikomotor yang diukur
dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup yaitu nomor 7
tentang kemudahan untuk memperoleh angka/ poin sedangkan item yang lain
sudah baik dan sangat baik. Aspek kognitif yang diukur dengan 10 pertanyaan
semuanya sudah dalam kategori baik dan sangat baik sedangkan aspek afektif
yang diukur dengan 10 pertanyaan hanya ada 1 item yang dalam kategori cukup
yaitu nomor 8 tentang apakah seorng pemain tidak boleh menentang keputusan
wasit sedangkan item yang lain sudah baik dan sangat baik.
Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Persentase Jawaban Kuisioner Siswa Skala besar
0%20%40%60%80%
100%
psikomotor kognitif afektif
Cukup Baik
Baik
Sangat baik
55
Berdasarkan hasil uji coba lapangan tersebut di atas dapat dijelaskan
bahwa secara umum produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” dapat
mengembangkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif siswa dalam
pembelajaran permainan bola kecil pada siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon
Kabupaten Kendal.
4.1.7 Revisi Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”
Berdasarkan data hasil uji coba lapangan menunjukkan secara umum
produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang disusun dapat dikategorikan
telah baik untuk mengembangkan semua aspek belajar siswa yaitu aspek
psikomotor, kognitif dan afektif. Namun demikian masih ditemukan sedikit
kekurangan terhadap produk tersebut ditunjukkan dari penilaian siswa pada aspek
psikomotor yaitu kemudahan dalam memperoleh angka/ poin dalam katagori
cukup baik.
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan uji coba lapangan
menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan untuk memperoleh poin yang
mengharuskn siswa dapat menempuh Base pertama, Base kedua, Base ketiga dan
kembali lagi ke Home Base.
Berdasarkan temuan tersebut maka dapat dilakukan revisi akhir terhadap
produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” ini adalah cara mencetak angka,
yaitu jika bisa meruntuhkan seorang pemain akan mendapatkan 2 poin kaleng,
ditambah 2 poin jika berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point
di Base ke-3 dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang
56
pememain bisa memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian
berlari dari Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.
4.1.8 Draf Produk Akhir Modifikasi “Tembak Kaleng”
Draf produk akhir modifikasi permainan “Tembak Kaleng” berdasarkan
revisi akhir dapat dirumuskan sebagai berikut.
4.1.8.1 Sarana dan Prasana Permainan “Tembak Kaleng”
4.1.8.1.1 Lapangan
Lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 15m x 15m, jarak tembak
dengan kaleng 3m. Selain itu juga terdapat area petugas penata kaleng tidak boleh
keluar dari kotak dengan ukuran 25m2.
Gambar 4.4 Lapangan Tembak Kaleng
57
Keterangan:
H : Home
1 : Base 1
2 : Base 2
3 : Base 3
K : Susunan kaleng
A : Area pemain penata kaleng
: Jarak Tembak kaleng
4.1.8.1.2 Peralatan Permainan
1) Bola yang digunakan dalam permainan ini adalah bola tonis. Bola tonis
digunakan dalam permainan ini karena memiliki pantulan yang tidak terlalu
keras, sehingga bola tidak liar pada saat dipakai bermain “Tembak Kaleng”.
2) Kaleng yang digunakan dalam permainan ini adalah kaleng bekas susu kental
manis dengan jumlah 4 kaleng.
3) Base plate Permainan ini menggunakan Base plate yang terbuat dari kardus
berbentuk persegi yang bagian tepinya dibalut dengan tape hitam, baik iti
Home Base, Base 1, 2 dan 3.
4.1.8.2 Peraturan Permainan “Tembak Kaleng”
1) Cara memulai permainan, pemain dibagi menjadi 2 tim, masing0masing tim
terdiri dari 8 sampai 10 orang. Pemain penyerang menentukan urutan
pelempar kaleng. Sedangkan pemain bertahan menentukan posisi penjaga.
Sedangkan pemain bertahan bertugas menjaga daerah dengan rincian satu
orang bertugas menata kaleng dan yang lain bertugas mematikan lawan
dengan bola. Seorang penyerang harus bisa menjatuhkan kaleng maksimal
dengan 3 kali percobaan, apa bila lebih dari 3 kali pemain tersebut mati/out
58
karena terkena strike out. Setelah berhasil merubuhkan susunan kaleng,
seorang pemain minimal harus menginjakkan kaki di Base pertama sebelum
kaleng tersusun kembali. Dalam satu Base hanya diperbolaehkan ditempati
oleh seorang pemain, jika terdapat 2 pemain atau lebih pemain tersebut boleh
dimatikan.
2) Cara mematikan pemain penyerang/visit, strike out terjadi apabila seorang
pemain menyerang tidak dapat menjatuhkan kaleng setelah percobaan ke-3.
Khusus untuk Base pertama, apabila pemain menyerang tidak dapat
menyentuhkan kaki di Base pertama setelah kaleng tersusun kembali pemain
tersebut langsung dinyatakan out/ mati. Mematikan penyerang menggunakan
teknik ini dilakukan dengan cara menyentuhkan bola ditubuh pemain
menyerang dengan catatan pemain tersebut tidak menginjak Base dan apabila
pemain bertahan melemparkan bola sehingga mengenai pelari dianggap
pelanggaran, maka pelari tersebut mendapatkan hadiah free walk atau jalan
bebas ke Base berikutnya.
3) Cara mencetak angka dalam permainan “Tembak Kaleng”, seorang pemain
mendapatkan 2 poin jika bisa menruntuhkan kaleng, ditambah 2 poin jika
berhasil sampai di Base pertama, 2 poin di Base ke-2, 2 point di Base ke-3
dan 2 poin tagi jika berhasil sampai di Home Base. Seorang pememain bisa
memperoleh 10 poin jika berhasil menjatuhkan kaleng kemudian berlari dari
Home Base menuju Base 1, 2, 3, dan kembali ke Home Base.
4) Cara memenangkan pertandingan, suatu tim dapat memenangkan
pertandingan apabila mencetak skor lebih banyak dari tim lawan.
59
5) Wasit terdiri dari 2 orang, wasit pertama berada di dekat kaleng, wasit kedua
berada di dekat Base pertama. Tugas wasit pertama adalah meniup peluit
ketika kaleng sudah tertata sehingga menentukan pelari yang safe ataupun
yang out, selain itu wasit pertama juga bertugas menghentikan
pertandingan.Wasit kedua bertugas mengamati pelari yang menuju Base
pertama, jika tiba di Base pertama sebelum peluit dibunyikan wasit pertama
maka pelari dinyatakan safe. Sebaliknya apabila pelari tiba di Base sesudah
peluit maka pelari tersebut dinyatakan out.
4.2 Pembahasan
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola kecil
khususnya materi bola kecil bagi siswa kelas VIII SMP N 2 Patebon Kabupaten
Kendal, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan kombinasi teknik dasar
salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi
yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai
lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Kenyataan yang ada dalam proses
pembelajaran permainan bola kecil, di Sekolah Menengah Pertama seperti halnya
di SMP N 2 Patebon belum pernah diajarkan karena terbentur dengan sarana
prasarana yang tersedia di sekolah yang tidak memadai sehingga banyak guru
penjasorkes yang tidak menyampaikan materi permainan bola kecilkepada siswa.
Penyampaian materi permainan bola kecil yang kepada siswa Sekolah
Menengah Pertama sebenarnya tetap dapat dilakukan walau ketersediaan sarana
prasarana di sekolah tidak memadai dengan melakukan berbagai modifikasi untuk
60
sarana prasarananya menyesuaikan sarana prasarana yang telah ada disekolah dan
menyederhanakan peraturannya.
Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam pembelajaran permainan
bola kecil bagi siswa Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII SMP N 2 Patebon
Kabupaten Kendal tersebut maka dalam penelitian ini dikembangkandan
diujicobakan produk modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang dalam
penyusunannya memperhatikan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah
dan karakteristik siswa. Adapun hal-hal yang dimodifikasi tersebut diantaranya
sarana prasarana seperti lapangan, penggunaan bola tonis, penggunaan susunan
kaleng untuk memulai permainan dan Base plate. Selain modifikasi dari sarana
dan prasarana, peraturan rounders yang sebenarnya juga dimodifikasi sesuai
dengan karakteristik permainan “Tembak Kaleng”.
Berbagai modifikasi yang dilakukan dalam permainan “Tembak Kaleng”
dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan fasilitas yang dimiliki sekolah dan
pertumbuhan serta perkembangan fisik siswa tersebut ternyata mampu membawa
perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bola kecil pada siswa di
mana berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa saat dilakukan uji coba
lapangan diperoleh persentase skor tanggapan siswa secara umum dari seluruh
aspek yaitu psikomotor, kognitif dan afektif masuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produk
modifikasi permainan “Tembak Kaleng” yang telah dibuat layak digunakan untuk
sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes
bagi siswa kelas SMP N 2 Patebon Kabupaten Kendal.
61
4.3 Keunggulan dan Kelemahan Produk
4.3.1 Keunggulan Produk
1) Secara kognitif permainan “Tembak Kaleng” ini mengajarkan untuk berpikir
cepat dalam menyelesaikan masalahdan dalam mengambil keputusan, serta
dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam menyusun strategi dalam
permainan bola kecil beregu.
2) Secara afektif siswa dapat memupuk kedisiplinan, kerjasama, dan menghormati
teman sehingga tujuan penjas akan tercapai, yaitu untuk menjadikan siswa
yang mempunyai sikap yang baik. Dan juga siswa dilatih agar dapat menerima
kekalahan.
3) Secara psikomotor produk ini dirancang sedemikian rupa sehingga untuk
memulai permainan “Tembak Kaleng” tidak sulit, berbeda dengan softball
yang sebenarnya yang menggunakan pitching dan batting.
4.3.2 Kelemahan Produk
Ada beberapa kelemahan dalam pengembangan produk modifikasi
permainan “Tembak Kaleng” ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Lapangan yang digunakan yaitu lapangan rumput yang tidak rata sehingga
laju bola pada saat menyetuh permukaan rumput agak liar/ kurang terkendali
sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.
62
2) Pembagian tim yang dilakukan secara acak memugkinkan kedua tim yang
saling bertading memiliki kemampuan bermain “Tembak Kaleng” yang tidak
seimbang.
3) Waktu pengembangan permainan relatif singkat karena menyesuaikan dengan
waktu jam pelajaran penjasorkes, sehingga hasil penelitian kurang maksimal.
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pengembangan model
permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif permainan bola kecil dalam
pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2 Patebon ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif
permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2
Patebon dinyatakan 90,39% baik, berarti hasil ini dapat digunakan sebagai
alternatif permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa
SMP N 2 Patebon kabupaten Kendal.
2) Pengembangan model permainan Tembak Kaleng sebagai alternatif
permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa SMP N 2
Patebon mengindikasikan bahwa guru memiliki wawasan lebih luas mengenai
pengembangan model permainan bola kecil dalam pembelajaran Penjasorkes,
guru lebih kreatif dalam pengembangan sarana prasarana pembelajaran
Penjasorkes serta dapat mendorong siswa lebih semangat dan meningkatkan
antusiasme siswa salam mengikuti pembelajaran Penjasorkes.
64
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan saran
sebagai berikut:
1) Guru penjasorkes hendaknya mempertimbangkan penggunaan produk
modifikasi permainan “Tembak Kaleng” sebagai alternatif dalam
menyampaikan pembelajaran “Tembak Kaleng” pada siswa VIII SMP N 2
Patebon Kabupaten Kendal sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut akan
tercapai.
2) Dalam permainan ini tentulah tidak sepenuhnya sempurna dan masih perlu
adanya sebuah pengembangan yang lebih lanjut yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi fasilitas yang tersedia di sekolah, sehingga produk modifikasi
pembelajaran permainan “Tembak Kaleng” ini dapat digunakan dengan
efektif.
3) Untuk peneliti selanjunya dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil produk modifikasi permainan “Tembak
Kaleng” untuk pembelajaran penjasorkes yang semakin baik.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Adang suherman. 2000. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.
Dadan Heryana dan Giri Verianti. 2010. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga untuk Siswa SD-MI Kelas V. Online. Available at
www.Ebook-ISBN.co.cc (accesed 02/14/13)
Galih Pangaji. 2012. Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball untuk Pembelajaran Penjas pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun 2012.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas.
Samsudin, 2008 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTS. Jakarta: PT Fajar Interpratama.
Soegiyanto, dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2009. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti. Yoyo Bahagia, Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdiknas.
70
Lampiran 5
PROGRAM PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG (UJI LAPANGAN SEKALA KECIL)
A. PERSIAPAN PEMBELAJARAN (WAKTU 5 MENIT)
1. Berbaris, berdoa, presensi, motivasi.
2. Penjelasan permainan Tembak kaleng.
B. PEMANASAN (WAKTU 15 MENIT)
1. Pemanasan umum (lari keliling lapangan dan stretching).
2. Pemanasan khusus dengan permainan bom atom hiroshima yang
mengandung unsur lempar, tangkap dan lari.
C. METODIK (WAKTU 15 MENIT)
1. Permainan estafet bola tonis, siswa dibagi menjadi 2 tim. Masing masing
tim mempraktikan teknik dasar lempar tangkap dan lari menuju base.
Metodik pembelajaran ini disampaikan dengan kompetisi yang
menyenangkan sehingga siswa merasa tidak bosan. Untuk metodik yang
pertama lemparan yang digunakan adalah lemparan bawah.
2. Metodik yang kedua mekanismenya sama dengan metodik yang pertama,
yang membedakan hanya lemparan yang digunakan menggunakan
lemparan atas.
D. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (WAKTU 40 MENIT)
Permainan tembak kaleng pada skala kecil ini dimainkan oleh 2 tim dalam 2
inning. Sehingga permainan ini dimainkan sebanyak 2 kali.
E. PENUTUP (WAKTU 5 MENIT)
1. Pendinginan (colling down).
2. Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah
dipelajari.
3. Berbaris dan berdoa
71
Lampiran 5 (Lanjutan)
PROGRAM PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG (UJI LAPANGAN SEKALA BESAR)
A. PERSIAPAN PEMBELAJARAN (WAKTU 5 MENIT)
1. Berbaris, berdoa, presensi, motivasi.
2. Penjelasan permainan Tembak kaleng yang telah direvisi.
B. PEMANASAN (WAKTU 10 MENIT)
1. Pemanasan umum (lari keliling lapangan dan stretching).
2. Pemanasan khusus dengan permainan bom atom hiroshima yang
mengandung unsur lempar, tangkap dan lari.
1. METODIK (WAKTU 10 MENIT)
1. Permainan estafet bola tonis, siswa dibagi menjadi 4 tim. Masing masing
tim mempraktikan teknik dasar lempar tangkap dan lari menuju base.
Metodik pembelajaran ini disampaikan dengan kompetisi yang
menyenangkan sehingga siswa merasa tidak bosan. Untuk metodik yang
pertama lemparan yang digunakan adalah lemparan bawah.
2. Metodik yang kedua mekanismenya sama dengan metodik yang pertama,
yang membedakan hanya lemparan yang digunakan menggunakan
lemparan atas.
3. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (WAKTU 50 MENIT)
Permainan tembak kaleng pada skala besar ini dimainkan oleh 4 tim dalam 1
inning dengan sistem gugur. Sehingga permainan ini dimainkan sebanyak 4
kali.
4. PENUTUP (WAKTU 5 MENIT)
1. Pendinginan (colling down).
2. Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah
dipelajari.
3. Berbaris dan berdoa
72
Lampiran 6
UNTUK AHLI DAN GURU PENJASORKES EVALUASI PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012
Standar Kompetensi :
Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Kompetensi Dasar :
Mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan kombinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Materi Pokok : Permainan Softball Sasaran : Siswa Sekolah Menengah Pertama Evaluator : …………………………………………………….. Tanggal : ……………………………………………………..
Petunjuk : 1. Lembar evaluasi ahli dan guru Penjasorkes 2. Evaluasi mencakup aspek bentuk, model dan pertaturan permainan,
komentar dan saran umum serta kesimpulan. 3. Rentang nilai mulai dari "sangat baik" sampai dengan "sangat kurang baik"
dengan cara memberi tanda centang (V) pada kolom yang tersedia Nilai 1 sangat kurang baik Nilai 2 kurang baik Nilai 3 cukup baik Nilai 4 baik Nilai 5 sangat baik
4. Komentar, kritik, dan saran mohon ditulis pada kolom yang telah disediakan.
Lembar evaluasi ini digunakan untuk mendapatkan penilaian, masukan, saran dan kesimpulan dari para ahli dan guru penjasorkes tentang pengembangan model permainan “tembak kaleng” sebagai alternatif variasi permainan bola kecil dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas viii smp negeri 2 patebon kabupaten kendal tahun 2012
. Pengembangan ini bertujuan untuk memberikan solusi keterbatasan yang terjadi pada saat pembelajaran permainan bola kecil seperti halnya dengan keterbatasan pemahaman siswa tentang peraturan, kesesuaian sarana dan prasarana terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
73
Lampiran 6 (Lanjutan)
a. Kualitas model permainan
No Aspek yang dinilai Skala
Komentar 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar
2 Kejelasan petunjuk permainan
3 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran permainan bola kecil
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa
5 Kemudahan bentuk/model permainan untuk dimainkan siswa
6 Dapat memenuhi tuntutan perbedaan kemampuan setiap individu siswa
7 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa atau pengetahuan siswa terhadap permainan bola kecil
8 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa atau keterampilan aspek gerak siswa
9 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa seperti komunikasi sosial, sportif, kerjasama, percaya diri, jujur, disiplin, dll
10 Dapat dimainkan oleh siswa putra maupun putri
11 Kesesuaian model permainan dengan karakteristik siswa
12 Dapat mendorong siswa untuk belajar membuat strategi bermain softball
13 Mendorong siswa lebih aktif bergerak
14 Meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran
74
15 Ketepatan memilih bentuk /model permainan untuk siswa
b. Saran untuk perbaikan model permainan softball Petunjuk
1. Bila ada revisi pada model permainan ini, mohon untuk ditulis pada kolom 2 2. Alasan perlunya di revisi, mohon untuk dituliskan pada kolom 3 3. Saran permainan mohon ditulis singkat, padat dan jelas pada kolom 4
No Bagian yang Direvisi Alasan direvisi Saran Perbaikan
75
Lampiran 6 (Lanjutan)
c. Komentar dan saran umum
d. Kesimpulan
Model permainan ini dinyatakan:
Semarang, …………………2012
Evaluator
( ………………………………..)
76
Lampiran 7
KUISIONER PENELITIAN UNTUK SISWA
PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-
jujurnya
2. Jawablah secara runtut dan jelas
3. Isilah pertanyaan tersebut dengan memberi tanda silang pada huruf a atau b
sesuai dengan pilihanmu
4. Selamat mengisi dan terima kasih
I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Sekolah : .................................................................................
Nama siswa : .................................................................................
Umur : .................................................................................
Kelas : .................................................................................
Jenis kelamin : .................................................................................
Nama Orang Tua
a. Ayah : .................................................................................
b. Ibu : .................................................................................
Alamat rumah (RT/RW) : ................................................................................
77
Lampiran 7 (Lanjutan)
II. PERTANYAAN A. PSIKOMOTOR 1. Apakah menurut kamu, Model Permainan Tembak Kaleng merupakan
permainan yang mudah untuk dimainkan?
a. Tidak b. Ya
2. Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
3. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam
melakukan lemparan bola?
a. Tidak b. Ya
4. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam
melakukan tangkapan bola?
a. Tidak b. Ya
5. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam
menembak sasaran / susunan kaleng?
a. Tidak b. Ya
6. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk
berlari berpindah base ke base?
a. Tidak b. Ya
7. Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk
memperoleh angka/point?
a. Tidak b. Ya
8. Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain
Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
9. Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah
dari permainan softball yang kamu kenal?
a. Tidak b. Ya
10. Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar? a. Tidak b. Ya
78
Lampiran 7 (Lanjutan)
B. KOGNITIF
1. Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
a. Tidak b. Ya
2. Apakah Permainan Softball Tembak Kalengadalah materi yang diajarkan
oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?
a. Tidak b. Ya
3. Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih
aktif bergerak?
a. Tidak b. Ya
4. Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu
melakukan pemanasan terlebih dahulu?
a. Tidak b. Ya
5. Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama
dengan satu tim?
a. Tidak b. Ya
6. Apakah dalam Model Permainan Kaleng setiap pemain harus mematuhi
peraturan permainan?
a. Tidak b. Ya
7. Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang
melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?
a. Tidak b. Ya
8. Apakah dengan Model Permainan Tembak Kalengdapat membuat tubuh
menjadi sehat?
a. Tidak b. Ya
9. Apakah Model Permainan Tembak Kalengdapat menjadikan tubuh menjadi
kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?
a. Tidak b. Ya
10. Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak
Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
79
Lampiran 7 (Lanjutan)
C. AFEKTIF
1. Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
2. Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?
a. Tidak b. Ya
3. Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model
Permainan Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
4. Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan
Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
5. Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika
bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
6. Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu
bermain Model Permainan Tembak Kaleng ?
a. Tidak b. Ya
7. Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan
kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?
a. Tidak b. Ya
8. Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan
oleh wasit?
a. Tidak b. Ya
9. Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim
lawan?
a. Tidak b. Ya
10. Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?
a. Tidak b. Ya
80
Lampiran 8
DATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON
UJI COBA SKALA KECIL
No Nama Jenis Kelamin UMUR
1 Ayu Tresnaning Perempuan 13 tahun 2 Ahmad Muntaha Laki-laki 14 tahun 3 Ika Indah Perempuan 13 tahun 4 Anna Nurul Perempuan 13 tahun 5 Ardarina Perempuan 12 tahun 6 Rifqi Ramdoni Laki-laki 13 tahun 7 Achmad Fauzat Laki-laki 13 tahun 8 Ahmad Eko Laki-laki 13 tahun 9 A Chaerudin Laki-laki 14 tahun 0 Dwi Nur Perempuan 13 tahun
11 Abdul Aziz Laki-laki 13 tahun 12 Dimas Herlambang Laki-laki 13 tahun 13 Dina Ema Perempuan 13 tahun 14 Sahal Mhfudz Laki-laki 13 tahun 15 Abdul Rohmin Laki-laki 14 tahun 16 Bilal Laki-laki 14 tahun
81
Lampiran 9 (Data Hasil uji Coba skala kecil)
HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK PSIKOMOTOR
NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 Ahmad Muntaha 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Ika Indah 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 4 Anna Nurul 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 Ardarina 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 Rifqi Ramdoni 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 Achmad Fauzat 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 Ahmad Eko 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 A Chaerudin 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 Dwi Nur 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Abdul Aziz 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Dimas Herlambang 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 Dina Ema 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 Sahal Mhfudz 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 Abdul Rohmin 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 JUMLAH 11 15 8 9 7 11 9 14 9 12 105
Prosentase (dalam %) 68,7
5 93,7
5 50,00
56,25
43,75
68,75
56,25
87,50
56,25
75,00 65,63
82
Lampiran 9 (Lanjutan)
HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK KOGNITIF
NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ahmad Muntaha 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Ika Indah 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 Anna Nurul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Ardarina 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 Rifqi Ramdoni 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Achmad Fauzat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ahmad Eko 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 A Chaerudin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Dwi Nur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Abdul Aziz 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Dimas Herlambang 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Dina Ema 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Sahal Mhfudz 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Abdul Rohmin 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 JUMLAH 14 15 15 11 16 16 16 13 15 14 145
Prosentase (dalam %) 87,5
0 93,7
5 93,75
68,75
100,00
100,00
100,0
0 81,2
5 93,7
5 87,5
0 91
83
Lampiran 9 (Lanjutan)
HASIL REKAPITULASI KUESIONER ASPEK AFEKTIF
NAMA SISWA BUTIR SOAL TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ayu Tresnaning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Ahmad Muntaha 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Ika Indah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 Anna Nurul 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ardarina 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 Rifqi Ramdoni 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Achmad Fauzat 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Ahmad Eko 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 7 A Chaerudin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Dwi Nur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Abdul Aziz 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Dimas Herlambang 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Dina Ema 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Sahal Mhfudz 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Abdul Rohmin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 Bilal 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 JUMLAH 14 13 14 14 15 16 15 16 9 15 156
Prosentase (dalam %) 87,5
0 81,2
5 87,50
87,50
93,75
100,00
93,75
100,00
56,25
93,75 97,5
84
Lampiran 9 (Lanjutan)
REKAPITULASI HASIL KUESIONER
NAMA SISWA SKOR ASPEK TOTAL PSIKOMOTOR KOGNITIF AFEKTIF Ayu Tresnaning 6 10 10 26 Ahmad Muntaha 5 10 8 23 Ika Indah 6 10 10 26 Anna Nurul 9 10 10 29 Ardarina 7 10 10 27 Rifqi Ramdoni 9 10 10 29 Achmad Fauzat 7 10 10 27 Ahmad Eko 8 10 9 27 A Chaerudin 7 10 9 26 Dwi Nur 8 10 10 28 Abdul Aziz 9 10 10 29 Dimas Herlambang 8 10 10 28 Dina Ema 10 9 10 29 Sahal Mhfudz 8 10 9 27 Abdul Rohmin 10 9 10 29 Bilal 7 10 7 24 JUMLAH 105 145 156 392 PROSENTASE 65,63 % 91 % 97,5 % 81,67 %
85
Lampiran 9 (Lanjutan)
REKAPITULASI SKALA KECIL
Aspek Psikomotor NO % 1 Positif 105 65,63 2 Negatif 55 34,37
Total 160 100
Aspek Kognitif NO % 1 Positif 145 91 2 Negatif 15 9
Total 160 100
Aspek Afektif NO % 1 Positif 156 97,5 2 Negatif 4 2,5
Total 160 100
86
Lampiran 9 (Lanjutan)
ANALISIS DATA UJI SKALA KECIL (N=16)
NO PERTANYAAN HASIL JAWABAN PROSENTASE KRITERIA MAKNA 1 Apakah menurut kamu, Model
Permainan Tembak Kaleng merupakan permainan yang mudah untuk dimainkan?
YA 68,75 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
2 Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
3 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan lemparan bola?
YA 50 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
4 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan tangkapan bola?
YA 56,25 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
5 Apakah kamu mudah dalam menembak susunan kaleng? YA 43,75 CUKUP
BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
6 Apakah, kamu mudah untuk berlari berpindah base ke base? YA 68,75 CUKUP
BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
7 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk memperoleh angka/point?
YA 56,25 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
8 Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain Tembak Kaleng?
YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN
9 Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah dari permainan softball yang kamu kenal?
YA 56,25 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
10 Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar?
YA 75,00 BAIK DIGUNAKAN
11 Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN
12 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?
YA 93,75 BAIK DIGUNAKAN
87
13 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
14 Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu?
YA 68,75 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
15 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama dengan satu tim?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
16 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
17 Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
18 Apakah dengan Model Permainan Tembak Kaleng dapat membuat tubuh menjadi sehat?
YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN
19 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
20 Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN
21 Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN
22 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?
YA 81,25 BAIK DIGUNAKAN
23 Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model Permainan?
YA 87,50 BAIK DIGUNAKAN
24 Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 93,755 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
25 Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
88
26 Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
27 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
28 Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit?
YA 56,25 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
29 Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
30 Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?
YA 93,75 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
RATA-RATA 90,5 SANGAT BAIK DIGUNAKAN
89
Lampiran 10
LEMBAR PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTOR
UJI COBA SKALA KECIL KELAS VIII
SMP NEGERI 2 PATEBON
NO NAMA KELAS
VISIT HOME T.K BASE
LM TG TA Y T 1 2 3 H 1 Ayu Tresnaning VIII A 1 2 1 1 1 1 2 Ahmad Muntaha VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 3 Ika Indah VIII A 1 3 1 1 1 4 Anna Nurul VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 5 Ardarina VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 6 Rifqi Ramdoni VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 7 Achmad Fauzat VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 8 Ahmad Eko VIII A 1 3 1 1 1 1 12 9 A Chaerudin VIII A 2 1 2 1 1 1 1
10 Dwi Nur VIII A 1 4 1 1 1 1 11 Abdul Aziz VIII A 2 1 2 2 2 2 11 12 Dimas Herlambang VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 13 Dina Ema VIII A 3 0 0 0 0 1 2 14 Sahal Mhfudz VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 15 Abdul Rohmin VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3 16 Bilal VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1
KETERANGAN:
1. T.K : Tembak Kaleng 2. Y : Ya 3. T : Tidak 4. H : Home 5. LM : Lempar 6. TG : Tangkap 7. TA : Take
90
Lampiran 11
LEMBAR HASIL EVALUASI UNTUK AHLI
No
Aspek yang dinilai
Skor Penilaian Ahli
Penjas Ahli pembelajaran
I II 1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar. 4 5 4
2 Kejelasan petunjuk permainan. 4 5 2
3 Ketepatan memilih bentuk / model pembelajaran bagi siswa.
3 5 3
4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan.
4 5 3
5 Kesesuaian bentuk / model pembelajaran siswa.
4 5 4
6 Kesesuaian bentuk model pembelajaran dengan karakteristik siswa.
4 4 3
7 Mendorong perkembangan aspek fisik jasmani siswa.
5 4 4
8 Mendorong perkembangan aspek kognitif siswa. 3 5 4
9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa.
5 4 3
10 Mendorong perkembangan aspek efektif siswa.
4 5 4
11 Dapat dimainkan siswa yang terampil maupun tidak terampil.
3 4 3
12 Dapat dimainkan siswa putra dan putri 5 4 3
13 Mendorong siswa aktif bergerak. 3 4 4
14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran Softball 3 5 3
15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran permainan Softball 4 4 2
JUMLAH 58 68 49
RATA-RATA 3,87 4,53 3,27
PROSENTASE RATA-RATA % 77,33% 90,67% 65,33%
91
Lampiran 12
SARAN DAN PERBAIKAN MODEL PERMAINAN
No Bagian yang direvisi
Alasan direvisi Saran Perbaikan
1 2 3 4
Ukuran Lapangan - Jarak dari satu base ke base lain yang semula 20m dipertimbangkan lagi efektifitasnya.
- Pada perbaikan permainan tersebut maka jarak antara base satu ke base lainnya diganti menjadi 15m.
2 Peraturan
Permainan - Peraturan permainan
yang tidak memperbolehkan bola keluar dari box sebelum kaleng tersusun kembali kurang efektif.
- Peraturan tersebut dihilangkan sehingga bola boleh keluar dari box tanpa harus menunggu kaleng tersusun.
3 Base Plate - Base plate yang semula hanya diberi tanda kerucut kurang efektif.
- Base plate dibuat menggunakan kardus yang digunting membentuk persegi.
4 Angka/ Poin - Poin bisa diperoleh dengan cara menempuh base 1, base 2, base 3 dan kembali lagi ke home base.
- Masing-masing base diberikan nilai/poin untuk memotivasi siswa.
92
Lampiran 13
DATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON
UJI COBA LAPANGAN
NO NAMA JENIS KELAMINN UMUR 1 Abdul Latif Laki-laki 14 tahun 2 Abdul Malik Laki-laki 13 tahun 3 Achmad Taufik Laki-laki 14 tahun 4 Aditya Irham Laki-laki 13 tahun 5 Afsana maswah Perempuan 15 tahun 6 Agus Santoso Laki-laki 14 tahun 7 A Abdul Amri Laki-laki 13 tahun 8 Aini nur S Perempuan 13 tahun 9 Amelia Yulfa Perempuan 13 tahun
10 Anantyo W Laki-laki 13 tahun 11 Annisa Nur K Perempuan 13 tahun 12 Dwi Rahmantika Perempuan 13 tahun 13 Febrian Indah Perempuan 13 tahun 14 Fitri Afriyanti Perempuan 13 tahun 15 Fitri Komsiatun Perempuan 13 tahun 16 M Edi Sofyan Laki-laki 13 tahun 17 M Maulana F Laki-laki 14 tahun 18 M Nur Rochim Laki-laki 13 tahun 19 M Khoerul F Laki-laki 13 tahun 20 Nahar Eko S Laki-laki 15 tahun 21 Nur Fadil Laki-laki 13 tahun 22 Nurfiqoh Perempuan 13 tahun 23 Nur Ifa Perempuan 13 tahun 24 Nur Kholifah Perempuan 13 tahun 25 Nur Laili Perempuan 13 tahun 26 Rahmadina Perempuan 13 tahun 27 Reivo Ibanes Laki-laki 13 tahun 28 Septi Astutik Perempuan 13 tahun 29 Siti Mukrodah Perempuan 13 tahun 30 Sulistiyani Perempuan 13 tahun 31 Syamsu M Laki-laki 12 tahun 32 Tintofia Perempuan 13 tahun 33 Tuti Umi Perempuan 13 tahun 34 Wulan Fajiatur Perempuan 13 tahun
93
Lampiran 14 (DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR)
HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK PSIKOMOTOR
SISWA BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
Abdul Latif 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6
Abdul Malik 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4
Achmad Taufik 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7
Aditya Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
A Abdul Amri 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8
Aini nur S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Amelia Yulfa 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4
Anantyo W 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6
Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Dwi Rahmantika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Fitri Afriyanti 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4
Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Edi Sofyan 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
M Maulana F 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5
94
M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nahar Eko S 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
Nur Fadil 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Ifa 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6
Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Laili 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Siti Mukrodah 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7
Sulistiyani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Tintofia 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
Tuti Umi 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 6
Wulan Fajiatur 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
JUMLAH 30 34 24 24 25 28 22 28
31 32 278
PROSENTASE (dalam %)
88,2
100,
70,5
70,5
73,5
82,3
64,7
82,3
91,1
94,1
81,8
95
Lampiran 14 (Lanjutan)
HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK KOGNITIF
SISWA BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
Abdul Latif 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Abdul Malik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Achmad Taufik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Aditya Irham 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
A Abdul Amri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Aini nur S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Amelia Yulfa 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Anantyo W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Dwi Rahma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Fitri Afriyanti 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Edi Sofyan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Maulana F 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6
M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nahar Eko S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
96
Nur Fadil 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Ifa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Laili 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Siti Mukrodah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Sulistiyani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Tintofia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
Tuti Umi 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Wulan Fajiatur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
JUMLAH 32 30 34 34 33 34 29 33 34 32 325
PROSENTASE (dalam %)
94,12
88,24
100,00
100,00
97,06
100,00
85,29
97,06
100,00
94,12
95,6
97
Lampiran 14 (Lanjutan)
HASIL REKAPITULASI KUISIONER ASPEK AFEKTIF
SISWA BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
Abdul Latif 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
Abdul Malik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Achmad Taufik 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Aditya Irham 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Afsana maswah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Agus Santoso 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
A Abdul Amri 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Aini nur S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Amelia Yulfa 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7
Anantyo W 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Annisa Nur K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Dwi Rahmantika 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Febrian Indah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Fitri Afriyanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Fitri Komsiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Edi Sofyan 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
M Maulana F 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 3
M Nur Rochim 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
M Khoerul F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nahar Eko S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
98
Nur Fadil 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Nurfiqoh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Ifa 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
Nur Kholifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Nur Laili 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Rahmadina 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Reivo Ibanes 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Septi Astutik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Siti Mukrodah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
Sulistiyani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Syamsu M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Tintofia 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Tuti Umi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Wulan Fajiatur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
JUMLAH 33 31 31 32 32 34 34 27 32 33 319
PROSENTASE (dalam %)
97,06
91,18
91,18
94,12
94,12
100,00
100,00
79,41
94,12
97,06 94
99
Lampiran 14 (Lanjutan)
REKAPITULASI ASPEK KUESIONER
SISWA SKOR ASPEK TOTAL PSIKOMOTOR KOGNITIF AFEKTIF
Abdul Latif 6 10 8 8
Abdul Malik 4 10 10 10
Achmad Taufik 7 10 9 9
Aditya Irham 9 9 10 10
Afsana maswah 10 10 10 10
Agus Santoso 10 10 10 10
A Abdul Amri 8 10 9 9
Aini nur S 10 9 9 9
Amelia Yulfa 4 9 7 7
Anantyo W 6 10 10 10
Annisa Nur K 10 10 10 10
Dwi Rahmantika 10 10 10 10
Febrian Indah 10 9 10 10
Fitri Afriyanti 4 9 10 10
Fitri Komsiatun 10 10 10 10
M Edi Sofyan 8 10 9 9
M Maulana F 5 6 3 3
M Nur Rochim 10 10 10 10
M Khoerul F 10 10 10 10
Nahar Eko S 8 10 10 10
100
Nur Fadil 8 9 9 9
Nurfiqoh 10 10 10 10
Nur Ifa 6 10 8 8
Nur Kholifah 10 10 10 10
Nur Laili 8 9 10 10
Rahmadina 10 10 10 10
Reivo Ibanes 10 10 10 10
Septi Astutik 9 10 10 10
Siti Mukrodah 7 9 9 9
Sulistiyani 9 9 10 10
Syamsu M 10 10 10 10
Tintofia 8 9 9 9
Tuti Umi 6 9 10 10
Wulan Fajiatur 8 10 10 10
JUMLAH 278 325 319 319
PROSENTASE (dalam %) 81,8 95,6 94 90,39
101
Lampiran 14 (Lanjutan)
REKAPITULASI SKALA BESAR
Aspek Psikomotor NO % 1 Positif 278 81,8 2 Negatif 62 18,2
Total 340 100
Aspek Kognitif NO % 1 Positif 325 95,6 2 Negatif 15 4,4
Total 340 100
Aspek Afektif NO % 1 Positif 319 90,4 2 Negatif 21 9,6
Total 340 100
102
Lampiran 14 (Lanjutan)
DATA HASIL UJI COBA SKALA BESAR (N : 34) NO PERTANYAAN HASIL
JAWABAN PROSENTASE KRITERIA MAKNA 1 Apakah menurut kamu, Model
Permainan Tembak Kaleng merupakan permainan yang mudah untuk dimainkan?
YA 88,24 BAIK DIGUNAKAN
2 Apakah kamu bisa memainkan Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
3 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan lemparan bola?
YA 70,59 BAIK DIGUNAKAN
4 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah dalam melakukan tangkapan bola?
YA 70,59 BAIK DIGUNAKAN
5 Apakah kamu mudah dalam menembak susunan kaleng? YA 73,53 BAIK DIGUNAKAN
6 Apakah, kamu mudah untuk berlari berpindah base ke base? YA 82,35 BAIK DIGUNAKAN
7 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng, kamu mudah untuk memperoleh angka/point?
YA 64,71 CUKUP BAIK
DIGUNAKAN BERSYARAT
8 Apakah kamu merasa mudah ketika memakai bola tonis untuk bermain Tembak Kaleng?
YA 82,35 BAIK DIGUNAKAN
9 Apakah cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng ini lebih mudah dari permainan softball yang kamu kenal?
YA 91,18 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
10 Apakah setelah bermain Model Permainan Tembak Kalengkamu merasa bugar?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
11 Apakah kamu tahu cara bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
12 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng adalah materi yang diajarkan oleh guru dengan tujuan agar kamu bergerak?
YA 88,24 BAIK DIGUNAKAN
13 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat mendorong siswa lebih aktif bergerak?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
103
14 Apakah sebelum bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
15 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng perlu kerja sama dengan satu tim?
YA 97,06 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
16 Apakah dalam Model Permainan Tembak Kaleng setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
17 Apakah seorang wasit akan memberikan teguran kepada pemain yang melakukan pelanggaran dan tidak menaati peraturan?
YA 85,29 BAIK
DIGUNAKAN
18 Apakah dengan Model Permainan Tembak Kaleng dapat membuat tubuh menjadi sehat?
YA 97,06 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
19 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng dapat menjadikan tubuh menjadi kuat, jiwa menjadi sehat dan pembiasaan hidup sehat?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
20 Apakah kamu merasa nyaman saat bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
21 Apakah kamu suka bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 97,06 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
22 Apakah Model Permainan Tembak Kaleng menarik bagi kamu?
YA 91,18 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
23 Apakah kamu serius atau bersungguh-sungguh ketika bemain Model Permainan?
YA 91,18 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
24 Apakah kamu akan menaati peraturan selama bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
25 Apakah kamu menghargai kemampuan teman dalam satu tim/regu ketika bermain Model Permainan Tembak Kaleng?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
26 Apakah kamu bisa bekerjasama dengan teman satu tim/regu ketika kamu bermain Model Permainan
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
104
Tembak Kaleng?
27 Apakah dalam bermain Model Permainan Tembak Kaleng dibutuhkan kerjasasama untuk memenangkan pertandingan?
YA 100 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
28 Apakah seorang pemain tidak boleh menentang keputusan yang diberikan oleh wasit?
YA 79,41 BAIK DIGUNAKAN
29 Apabila tim kamu kalah, apakah kamu akan mengakui keunggulan tim lawan?
YA 94,12 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
30 Apakah kamu bersedia bermain Model Permainan Tembak Kaleng lagi?
YA 97,06 SANGAT BAIK
DIGUNAKAN
RATA-RATA 93,82 SANGAT BAIK DIGUNAKAN
105
Lampiran 15
LEMBAR PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTOR
UJI COBA SKALA BESAR KELAS VIII
SMP NEGERI 2 PATEBON
NO NAMA KELAS
VISIT HOME TK BASE
LM TG TA Y T 1 2 3 H 1 Abdul Latif VIII A 1 2 1 1 1 1 2 Abdul Malik VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 3 Achmad Taufik VIII A 1 3 1 1 1 4 Aditya Irham VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 5 Afsana maswah VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 6 Agus Santoso VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 7 A Abdul Amri VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 8 Aini nur S VIII A 1 3 1 1 1 1 12 9 Amelia Yulfa VIII A 2 1 2 1 1 1 1
10 Anantyo W VIII A 1 4 1 1 1 1 11 Annisa Nur K VIII A 2 1 2 2 2 2 11 12 Dwi Rahmantika VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 13 Febrian Indah VIII A 3 0 0 0 0 1 2 14 Fitri Afriyanti VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 15 Fitri Komsiatun VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3 16 M Edi Sofyan VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1 17 M Maulana F VIII A 1 2 1 1 1 1 18 M Nur Rochim VIII A 1 4 1 1 1 1 4 2 19 M Khoerul F VIII A 1 3 1 1 1 20 Nahar Eko S VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 21 Nur Fadil VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1 22 Nurfiqoh VIII A 2 1 2 2 2 2 1 1 23 Nur Ifa VIII A 2 2 2 2 2 2 6 4 24 Nur Kholifah VIII A 1 3 1 1 1 1 12 25 Nur Laili VIII A 2 1 2 1 1 1 1 26 Rahmadina VIII A 1 4 1 1 1 1 27 Reivo Ibanes VIII A 2 1 2 2 2 2 11 28 Septi Astutik VIII A 2 2 2 2 2 1 2 2 29 Siti Mukrodah VIII A 3 0 0 0 0 1 2 30 Sulistiyani VIII A 2 2 2 2 2 2 1 1 31 Syamsu M VIII A 1 4 1 1 1 1 8 3
106
32 Tintofia VIII A 2 3 2 2 1 1 3 4 1 33 Tuti Umi VIII A 2 2 2 2 2 2 2 1 34 Wulan Fajiatur VIII A 1 4 1 1 1 1 1 1
KETERANGAN:
1. T.K : Tembak Kaleng 2. Y : Ya 3. T : Tidak 4. H : Home 5. LM : Lempar 6. TG : Tangkap 7. TA : Take
107
DOKUMENTASI PERMAINAN TEMBAK KALENG
Gambar Pemanasan Sebelum Permainan Tembak Kaleng
Gambar Pemanasan dengan permainan Sebelum Permainan Tembak Kaleng
Lampiran 16