16
238 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Pengembangan Metode ... PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY BERBANTU MEDIA PAPAN TEMPEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MODELING THE WAY METHOD DEVELOPMENT WITH THE HELP OF STICKY BOARD MEDIA IN LEARNING INDONESIAN LANGUAGE Toni Heryadi 1 , Wahyu Bagja Sulfemi 2 , Sri Retnowati 3 Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat 1 , STKIP Muhammadiyah Bogor 2 , Guru SDIT Al Fauzien 3 , [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , Abstrak Penelitian ini bertujuan menaikkan minat, motivasi belajar, dan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menulis Surat Undangan Resmi. Objek dari penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDIT Al Fauzien. Berdasarkan hasil pembelajaran prasiklus, terdapat 3 siswa (13,64%) yang masuk dalam kriteria tuntas dengan nilai rata-rata 53,64 dan masih ditemukan 19 siswa (86,36%) yang belum tuntas. Pada siklus 1 terdapat peningkatan, 10 siswa (45,45%) berhasil memperoleh nilai di atas KKM dengan rata-rata 72,82, dan masih terdapat 12 siswa yang tidak tuntas (54,55%). Pada kegiatan siklus 2, nilai rata-rata meningkat menjadi 91,14, yaitu 21 siswa (95,45%) memperoleh nilai di atas KKM dan hanya tersisa 1 siswa (4,55%) yang belum berhasil mencapai KKM. Berdasarkan hasil pengamatan guru saat pembelajaran untuk melihat motivasi dan minat belajar pada tahapan prasiklus, terdapat 4 siswa (18,18 %) yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan 18 siswa (81,82%) belum mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siklus 1, terdapat 10 siswa (45,45%) yang dapat menjawab pertanyaan, sedangkan 12 siswa lainnya (54,55%) dianggap belum termotivasi dengan kegiatan pembelajaran. Siklus 2, sebanyak 21 siswa (95,45%) termotivasi dan masih ada 1 siswa (4,55 %) yang dianggap belum termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan metode modeling the way dan media papan temple dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran, hasil belajar, minat, motivasi dan gairah belajar, juga membantu siswa untuk belajar mandiri, serta bertanggung jawab. Kata kunci: modeling the way, media papan tempel, dan Bahasa Indonesia Abstract This research aims at increasing students interest and motivation in learning as well as their output of learning about how to write formal invitation letters in Bahasa Indonesia subject. The subjects of this study are 22 grade V SDIT Al Fauzien students. The results of Pre-cycle learning show that there are 3 students (13,64%) categorized as the complete ones with 53,64 as the average score and 19 other students (86,36%) are categorized as the incomplete ones. There is an improvement in the first cycle. In cycle 2 the average score increased to 91.14. There are 21 students or 95.45% whose scores are above the KKM and there is 1 student (4.55%) whose score is below the KKM. Based on the observation of teachers related to students motivation in learning, it can be said that there are 4 students (18,18%) can answer the questions and 18 students (81,82%) can not do that properly in the pre- cycle. In the first cycle, there are 10 students (45,45%) can answer the questions, while 12 others (54,55%) still can not be motivated to answer the questions. A better result is shown by cycle 2, where 21 students (95,45%) are motivated and only 1 student (4,55%) is not really into the lesson. By looking at the results, it can be concluded that the use of modeling the way method and sticky board media in learning can improve teaching and learning activity, learning outputs, interest, motivation, and passion in learning, students independent and responsibility. Keywords: modeling the way, sticky board media, Bahasa Indonesia Naskah Diterima 17 September 2020—Direvisi Akhir 14 Oktober 2020—Diterima 14 Oktober 2020

PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

238 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY BERBANTU MEDIA PAPAN TEMPEL DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA

MODELING THE WAY METHOD DEVELOPMENT WITH THE HELP OF STICKY BOARD MEDIA IN LEARNING

INDONESIAN LANGUAGE

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat1, STKIP Muhammadiyah Bogor2, Guru SDIT Al Fauzien3,

[email protected], [email protected], [email protected],

AbstrakPenelitian ini bertujuan menaikkan minat, motivasi belajar, dan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menulis Surat Undangan Resmi. Objek dari penelitian ini adalah 22 siswa kelas V SDIT Al Fauzien. Berdasarkan hasil pembelajaran prasiklus, terdapat 3 siswa (13,64%) yang masuk dalam kriteria tuntas dengan nilai rata-rata 53,64 dan masih ditemukan 19 siswa (86,36%) yang belum tuntas. Pada siklus 1 terdapat peningkatan, 10 siswa (45,45%) berhasil memperoleh nilai di atas KKM dengan rata-rata 72,82, dan masih terdapat 12 siswa yang tidak tuntas (54,55%). Pada kegiatan siklus 2, nilai rata-rata meningkat menjadi 91,14, yaitu 21 siswa (95,45%) memperoleh nilai di atas KKM dan hanya tersisa 1 siswa (4,55%) yang belum berhasil mencapai KKM. Berdasarkan hasil pengamatan guru saat pembelajaran untuk melihat motivasi dan minat belajar pada tahapan prasiklus, terdapat 4 siswa (18,18 %) yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan 18 siswa (81,82%) belum mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siklus 1, terdapat 10 siswa (45,45%) yang dapat menjawab pertanyaan, sedangkan 12 siswa lainnya (54,55%) dianggap belum termotivasi dengan kegiatan pembelajaran. Siklus 2, sebanyak 21 siswa (95,45%) termotivasi dan masih ada 1 siswa (4,55 %) yang dianggap belum termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan metode modeling the way dan media papan temple dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran, hasil belajar, minat, motivasi dan gairah belajar, juga membantu siswa untuk belajar mandiri, serta bertanggung jawab.

Kata kunci: modeling the way, media papan tempel, dan Bahasa Indonesia

AbstractThis research aims at increasing students interest and motivation in learning as well as their output of learning about how to write formal invitation letters in Bahasa Indonesia subject. The subjects of this study are 22 grade V SDIT Al Fauzien students. The results of Pre-cycle learning show that there are 3 students (13,64%) categorized as the complete ones with 53,64 as the average score and 19 other students (86,36%) are categorized as the incomplete ones. There is an improvement in the first cycle. In cycle 2 the average score increased to 91.14. There are 21 students or 95.45% whose scores are above the KKM and there is 1 student (4.55%) whose score is below the KKM. Based on the observation of teachers related to students motivation in learning, it can be said that there are 4 students (18,18%) can answer the questions and 18 students (81,82%) can not do that properly in the pre-cycle. In the first cycle, there are 10 students (45,45%) can answer the questions, while 12 others (54,55%) still can not be motivated to answer the questions. A better result is shown by cycle 2, where 21 students (95,45%) are motivated and only 1 student (4,55%) is not really into the lesson. By looking at the results, it can be concluded that the use of modeling the way method and sticky board media in learning can improve teaching and learning activity, learning outputs, interest, motivation, and passion in learning, students independent and responsibility.

Keywords: modeling the way, sticky board media, Bahasa Indonesia

Naskah Diterima 17 September 2020—Direvisi Akhir 14 Oktober 2020—Diterima 14 Oktober 2020

Page 2: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2392020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

1. PENDAHULUAN

Pendidikan nasional memiliki fungsi dalam membentuk karakter, meningkatkan kemampuan, memajukkan peradaban, meningkatkan martabat dan harga diri bangsa serta negara, serta mencerdaskan warganya. Selain itu, pendidikan memiliki tujuan atau target untuk mengembangkan segala potensi para siswa agar dapat menjadi insan yang memiliki ketakwaan terhadap Tuhan, berakhlak yang mulia, kesehatan secara lahir batin, memiliki kecakapan atau skill yang mumpuni, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi warga yang menjunjung demokrasi. Pernyataan tujuan ini sesuai yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab II, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sulfemi dan Yasita, 2020; Setiyawan, dkk. 2018).

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan dilaksanakan mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat atas. Pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) menjadi sebuah tahapan yang penting bagi perkembangan pendidikan seorang siswa karena di tingkatan ini para peserta didik akan mempelajari hal-hal dasar dari berbagai macam bidang ilmu pengetahuan yang kemudian akan mereka kembangkan di tingkat selanjutnya (Sulfemi, 2019; Yuliana, dkk. 2015).

Salah satu ilmu dasar yang sangat penting dipahami peserta didik adalah Bahasa Indonesia karena ilmu ini diperlukan agar siswa memiliki kompetensi dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan benar dan baik. Menurut Sulfemi dan Minati (2018:228--242), tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara benar dan baik. Ini berarti bahwa seorang siswa mempunyai keterampilan berbahasa yang meliputi berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Selanjutnya, siswa dapat berkarya dan berimajinasi dengan kata-kata untuk menciptakan berbagai karya sastra yang baik (Anggraini, 2018).

Sementara itu, Mulyati, (2015:4) mengemukakan bahwa terdapat dua kategori dalam memahami keterampilan berbahasa, yaitu aspek produktif dan reseptif. Pada aspek produktif yaitu aspek yang menghasilkan bahasa secara tertulis dan lisan seperti dalam kegiatan pembelajaran menulis dan berbicara. Aspek reseptif yaitu aspek yang merupakan sebuah penyerapan atau penerimaan seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti membaca dan menyimak. Untuk tingkat SD, pada umumnya anak-anak diharapkan dapat memahami tata cara menulis sesuai dengan kaidah atau menulis secara benar dan baik.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan andil seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Proses dalam belajar-mengajar guru dituntut untuk secara serius mempersiapkan hal-hal yang menyangkut proses pembelajaran, baik metode, model, maupun pemilihan media yang tepat. Seyogyanya seorang guru merupakan pembimbing utama untuk mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan alasan itu, pembelajaran dapat dilakukan dengan baik sampai

Page 3: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

240 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

ke tujuannya, guru harus senantiasa menciptakan dan mengelola proses belajar-mengajar secara menyenangkan, efisien, dan efektif (Windiyani, dkk. 2018; Sulfemi, 2020). Dengan demikian, guru dituntut agar tampil secara profesional untuk mengajar, mengarahkan, membimbing, dan yang paling utama adalah mendidik. Salah satu bentuk profesionalisme guru ditunjukkan dengan menggunakan cara dan strategi serta pendekatan pembelajaran yang efektif dan tepat. Cara ini bertujuan agar setiap siswa yang memiliki potensi dapat dikembangkan melalui proses pengembangan pembelajaran yang tepat dan cocok untuk menggali potensi siswa agar selalu kreatif serta berkembang (Sarjana & Khayati, 2016; Sulfemi & Yuliani, 2019).

Kenyataannya, guru masih banyak menghadapi tantangan, seperti adanya pandangan dari peserta didik bahwa Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang sangat menjemukan, kurang menantang, dan sarat dengan materi. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia kurang diminati dan disenangi oleh peserta didik. Ditambah lagi dengan adanya faktor kemajemukan dan keunikan yang beragam dari peserta didik dan perbedaan kemampuan dalam menyerap pelajaran yang diberikan (Sulfemi & Kamalia, 2020; Talakua & Tehupuring, 2016).

Rendahnya hasil belajar pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan penelitian oleh Efa Zulfatin Nikmah (2017) dari Universitas Muria Kudus, yaitu keterampilan menulis surat undangan di Kelas V SD Tuwang 1 Demak, menunjukkan adanya masalah terkait keaktifan peserta didik dan keterampilan menulis dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan memahami materi. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Isthifa dan Fitriani (2014) mengenai Kemampuan Menulisi Surat Undangan Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Mesjid Rayai Banda Aceh dalam Jurnal Tunas Bangsa mengungkapkan pentingnya peserta didik agar mempunyai kemampuan teknik penulisan dan keterampilan menulis surat undangan disebabkan saat ini kemampuan teknik penulisan dan keterampilan menulis peserta didik belum memuaskan dan belum mencapai target yang maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan penulis tentang pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis surat undangan resmi di kelas V SD Swasta Islam Al Fauzien, dari KKM 75,00 yang telah ditetapkan ternyata siswa hanya mampu mencapai rata-rata nilai 53,64, masih jauh di bawah KKM. Demikian juga dengan pengamatan motivasi siswa dalam menjawab pertanyaan di kelas V menunjukkan hanya 18,2 % atau 4 dari 22 siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Hasil ini menunjukkan adanya masalah dalam kegiatan pembelajaran baik itu dari segi motivasi maupun minat siswa jika merujuk pada model, metode dan media yang digunakan. Hal ini perlu dikaji lagi agar pembelajaran siswa menjadi lebih baik dan hasil yang didapatkan dapat tercapai bahkan lebih dari nilai yang ditetapkan.

Untuk meningkatkan minat, motivasi, dan capaian belajar para siswa saat mempelajari Bahasa Indonesia khususnya materi keterampilan menulis surat

Page 4: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2412020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

undangan, dilakukanlah perubahan metode dengan menggunakan metode modeling the way dengan media papan tempel untuk membantu siswa agar semangat dalam pembelajaran sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Metode dan media ini merupakan metode yang memadukan kegiatan belajar dalam bentuk diskusi dan permainan dengan menggunakan media papan tempel sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk belajar terutama terkait susunan bagian-bagian surat undangan resmi. Dengan metode ini juga, siswa dapat merasakan kesenangan dan menambah minat dalam mempelajari bahasa Indonesia.

Dalam penelitian ini, yang menjadi rumusan masalah adalah sejauh mana efektivitas penggunaan dengan pendekatan metode modeling the way melalui media papan tempel dalam meningkatkan dan menaikan minat, motivasi, dan hasil pembelajaran murid kelas V SD Swasta Islam Al Fauzien khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis surat undangan resmi. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk meningkatkan minat, motivasi, dan pencapaian pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik kelas V SD Swasta Islam Al Fauzien terutama materi menulis surat undangan resmi dengan mengunakan metode modeling the way dan media papan tempel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Secara harafiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Reseach, yang berarti action reseach (penelitian dengan tindakan atau intervensi tertentu) yang dilakukan dalam kelas. Model PTK yang digunakan adalah model Elliot yang mensyaratkan bahwa kegiatan penelitian tindakan dilakukan melalui tahapan-tahapan penelitian yakni perencanaan umum, implementasi, monitoring implementasi dan efek, penjelasan kegagalan, dan rancangan ulang (Sulfemi & Mayasari, 2019).

Subjek dari PTK ini adalah 22 siswa yang terdiri atas 13 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Sekolah ini memiliki NPSN 20228742, terakrditasi A dengan tanggal SK Pendirian 2005-04-21 dan SK Izin Operasional 642/203 Disdik. Analisis data diawali penelaahan data, pengelompokan data, penulisan yang sistematisasi, penafsiran setiap data, dan terakhir pemverifikasian data agar lebih ilmiah. Selanjutnya, data dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat sejauh mana hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua siklus perbaikan. Proses perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu (1) melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) melakukan pengamatan dalam proses KBM; dan (4) melakukan refleksi dari hasil KBM.

Data yang terkumpul dari hasil tes tertulis dianalisis pada tiap siklus dengan cara sebagai berikut: 1) pada prasiklus terdapat soal berbentuk sebanyak 5 soal pilhan ganda dan 5 soal isian dengan poin penilaian yang telah ditentukan; 2) pada siklus

Page 5: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

242 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

1 terdapat 5 soal pilihan ganda dan 10 soal isian dengan poin penilaian yang telah ditentukan; 3) pada siklus 2 terdapat 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian dengan poin penilaian yang telah ditentukan. Untuk lembar pengamatan dilakukan penilaian dan diskusi dengan guru kelas tentang kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran (Irmawati, 2019; Arikunto, 2007).

Rumus dalam menghitung hasil evaluasi belajar peserta didik setiap siklus yaitu: Jumlah Jawaban Benar dibagi Total Skor dikalikan 100. Selanjutnya menentukan rentang nilai (R) setiap siklus dengan rumus R=nilai terbesar-nilai terkecil. Tahap berikutnya menentukan banyak kelas interval (B) dengan rumus: B=1+3,3 logs n. Tahap terakhir adalah menghitung menentukan panjang dari interval kelas menggunakan rumus: P=Rentang Nilai dibagi Banyak Kelas. (Putri, 2018; Prihatiningsih. dkk, 2018; Wardani, 2014) 2. KAJIAN TEORI2.1 Metode Modeling the Way

Sardjijo & Ischak (2019:73) mengemukakan pendapat bahwa sebuah metodologi dalam proses mengajar guru adalah sebuah kompetensi yang sangat diperlukan oleh seorang tenaga pendidik dalam menyampaikan materi bagi siswanya. Pendapat lain disampaikan oleh Anitah (2019:5.17) dengan menuliskan bahwa metode mengajar merupakan sebuah strategi tenaga pengajar dalam proses belajar interaksi dengan siswanya agar terlaksana dengan efektif.

Metode Modeling the Way merupakan metode yang dipilih untuk digunakan dalam perbaikan pembelajaran. Modeling dapat diartikan sebagai model. Dalam kegiatan pembelajaran, model diartikan sebagai contoh. Penyajian pembelajaran dalam metode ini dilaksanakan dengan memperlihatkan, mempertunjukkan dan memperagakan kepada para siswa mengenai situasi dan suatu proses tertentu baik tiruan atau pun yang sebenarnya (Euis, 2016). Selanjutnya Wijaya (2004:12), menjelaskan bahwa metode Modelings the Way ini adalah suatu metode pembelajaran yang membantu siswa dalam memperoleh jawaban atas hasil dari usaha atau kerjanya sediri yang didasarkan kepada data dan fakta yang benar-benar ada.

Praktiknya metode ini bersifat menjelaskan dan memberikan pelatihan secara berulang-ulang sampai peserta didik mahir dan memahami materi. Menurut Anegawati (2016:621) dalam melaksanakan metode ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1) membangkitkan minat, motivasi, dan semangat dalam belajar siswa; 2) menjamin perkembangan siswa ketika proses KBM; 3) mengembangkan daya kreativitas, ekspresi, kepribadian dan semangat belajar siswa; 4) menjadi madiri dalam belajar dan bertanggung jawab; dan 5) memiliki sifat verbalisme dan penyajian.

Kelebihan strategi ini adalah memudahkan siswa memahami materi pembelajaran dalam sebuah konsep atau bahkan prinsip-prinsip pokok pembahasan. Sementara itu,

Page 6: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2432020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

kelemahan dari strategi ini adalah menyita waktu dalam proses pembelajaran sampai peserta didik dapat mengerti konsep dan prinsip materi (Euis, 2016).

Beberapa teori dan penjelasan tersebut, penulis berpendapat bahwa Modeling the Way merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif, efisien, dan bermakna. Metode Modeling the Way merupakan metode yang hanya menjelaskan sedikit konsep atau teori pada awal pembelajaran, kemudian peserta didik dapat mengembangkannya dalam bentuk diskusi, perlatihan, permainan, dan lain-lain.

2.2 Media Papan Tempel Suatu kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah alat bantu. Terdapatnya

media pembelajaran yang tepat sangat diharapkan sehingga efektivitas pembelajaran semakin tinggi (Meilia, 2013).

Media pembelajaran papan tempel adalah sebilah papan yang merupakan media untuk ditempelnya berbagai catatan, pesan, pengumuman kegiatan sekolah, atau pun peraturan-peraturan di sekolah. Tahap berikutnya, media ini dijadikan sebagai media dalam pendidikan bahkan menjadi suatu display dalam aktivitas penting di sekolah. Prinsip kerja media papan tempel adalah sebagai papan demonstrasi, flanel, pameran, majalah dinding, pengumuman, visual, dan magnit. Secara umum papan tempel memiliki fungsi sebagai: 1) media pengumuman atau pemberitahuan; 2) media display karya peserta didik; 3) media demonstrasi dalam pelajaran bagi guru; 4) tempat atau wadah menempelkan poster-poster (Martono, 2016).

Kelebihan media ini adalah 1) dapat menarik perhatian para siswa karena mudah dilihat dan strategis; 2) dapat bermanfaat untuk mengingat dan memberitahukan tingkah laku peserta didik; 3) dapat menjadi ajang kreativitas dalam bekerja dengan kelompok mereka; dan 4) dapat membangkitkan nilai estika dan keindahan karena susunan yang beragam dan harmonis. Namun, penggunaan media ini mempunyai kelemahan, yaitu: 1) semua peserta didik tidak dapat dipastikan dilihat oleh guru; 2) media ini tidak tertutup kemungkinan bisa hilang atau rusak; dan 3) media ini dapat membuat peserta didik bosan apabila dipasang dalam waktu lama (Arsyad, 2014).

Proses pembuatan alat peraga, media papan ini menghabiskan biaya yang cukup murah, jika dibuat lebih bagus dan mendetail akan memerlukan biaya mahal. Pembuatan media dapat dibuat dari kayu biasa atau keras dari jenis softboard dan hardboard. Namun, seiring dengan majunya perekonomian dan perkembangan zaman, penggunaan papan tempel yang berbahan baku plastik pun bermunculan di Indonesia, lebih tepatnya disebut papan plastik berongga (impraboard). Melihat penggunaannya yang lebih mudah dan ringan, penulis memilih media papan tempel berupa papan plastik berongga untuk menunjang proses pembelajaran (Bianticha, 2017). Dalam studi ini media papan tempel dari bahan impraboard adalah media yang dapat menampilkan bentuk surat undangan resmi dengan ukuran yang memadai sehingga dapat berfungsi

Page 7: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

244 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

untuk memudahkan peserta didik memahami tujuan pembelajaran.

2.3 Hasil Belajar Bahasa IndonesiaBelajar memiliki beberapa definisi sebagaimana yang telah dikemukakan oleh

para ahli. Menurut Solchan, dkk. (2011) dan Rahmayanti (2018:213) kegiatan belajar merupakan suatu proses yang dilalui seseorang untuk mencapai suatu target yang ditetapkan dan membuahkan hasil. Selanjutnya Anitah (2019:1.7) menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku seorang anak dapat diperoleh dari lingkungan sekitarnya, baik melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung seperti membaca buku atau pun mendengarkan penjelasan orang lain. Perubahan yang disebabkan adanya proses kegiatan yang melibatkan segala aktivitas siswa secara maksimal akan memengaruhi tingkat keberhasilan hasil belajarnya.

Bahasa adalah hal yang sangat utama bagi interaksi manusia. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, mempelajari bahasa menjadi sangat penting (Mulyati, 2015:13). Rita, dkk. (2018) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan belajar untuk menggunakan dan mengaplikasikan suatu sistem komunikasi berdasarkan tatanan kaidah sosial dan aktivitas seorang sesuai dengan ragam tutur dan fungsi kebahasaan. Sementara itu, Tarigan (2008:10) mengemukakan bahwa mempelajari bahasa dapat membangun sebuah kompetensi seseorang dalam berbicara dan berkomunikasi dengan yang lainnya baik lisan maupun tulis. Dengan demikian, mempelajari bahasa artinya sama dengan belajar cara berkomunikasi.

Terdapat empat aspek dalam menguasai keterampilan, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam kegiatan aspek berbicara, seorang pengirim pesan dapat menggunakan bahasa lisan. Untuk aspek menyimak, seorang penerima pesan dapat memberikan makna bahasa lisan dari orang lain tersebut. Pada aspek menulis, seorang pengirim pemberitahuan yang berupa pesan dapat mengirimkan sebuah pemberitahuan atau pesan dengan bahasa tulis. Aspek terakhir yang merupakan sisi lain adalah bahwa dalam kegiatan membaca, seorang penerima pesan berupaya memberikan arti dari tulisan yang telah disampaikan oleh orang lain tersebut (Sunanti & Subana, 2011). Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan lainnya untuk meningkatkan kompetensi para siswa dalam berkomunikasi secara baik dan benar, baik secara lisan ataupun tulis (Irmawati, 2019).

Berdasarkan penjelasan dan definisi yang telah dipaparkan, penulis berpendapat bahwa bahasa Indonesia adalah ilmu yang membutuhkan kemampuan berpikir dalam memahami dan menyampaikan pesan dari dan untuk orang lain yang terangkum dalam keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Page 8: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2452020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

3. PEMBAHASANKegiatan penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al Fauzien. Kegiatan ini

melibatkan peserta didik kelas V pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Menulis Surat Undangan Resmi”. Adapun objek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 22 orang. Pembelajaran dilaksanakan mulai prasiklus atau pembelajaran awal. Pembelajaran berikutnya dengan perbaikan pembelajaran sebanyak dua kali, yaitu: siklus 1 yang merupakan perbaikan pembelajaran awal dan siklus 2 yang merupakan perbaikan pembelajaran siklus 1. Alokasi waktu untuk setiap pembelajaran adalah 70 menit atau 2 jam pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran dari prasiklus sampai dengan siklus 2, peneliti dibantu oleh wali kelas V untuk mengamati kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran berlangsung.

Kegiatan pembelajaran prasiklus dilaksanakan pada Kamis, 6 Februari 2020, dengan 3 tahap. Pembelajaran prasiklus tahap kesatu, melakukan perencanaan dengan rincian kegiatan, yaitu: a) membuat rencana pembelajaran; b) mencari indikator sekaligus tujuan dalam pembelajaran; c) membuat dan menentukan langkah-langkah dalam proses KBM; d) menentukan materi; e) mencari, menentukan, dan membuat alat atau media; f) menyiapkan dan membuat lembar kerja untuk siswa; dan g) membuat dan menyusun evaluasi belajar. Tahap kedua, yaitu tahap pelaksanaan, dipilah menjadi kegiatan awal, inti, dan akhir atau penutup. Kegiatan awal dilaksanakan sebagai berikut, yaitu: a) guru memberikan salam kepada siswa serta mengajak siswa untuk berdoa; b) melakukan absensi siswa; c) memberikan motivasi dengan melakukan tepuk fokus dan menyayikan lagu “Halo-Halo Bandung”; d) menyampaikan tujuan dalam pembelajaran; dan e) melakukan tanya jawab. Selanjutnya, pembelajaran inti dengan tahapan sebagai berikut: a) guru menjelaskan materi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, materi “Menulis Surat Undangan Resmi”; b) siswa diperintahkan untuk memerhatikan teks surat; c) siswa dipersilakan menanyakan jika belum memahami meteri; dan d) tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan terakhir adalah penutup dengan tahapan sebagai berikut: a) siswa dipersilakan bertanya mengenai materi yang belum diketahui; b) guru bersama dan siswa menyimpulkan materi; c) para siswa diperintahkan untuk mengerjakan lembar kerja; d) memberikan nilai dari hasil evaluasi; e) guru memberikan dan menyampaikan umpan balik; dan f) guru memberikan motivasi dan penguatan materi serta menutup pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan saat prasiklus, dengan menggunakan metode ceramah, jumlah nilai evaluasi siswa adalah 1.180 atau nilai rerataanya hanya mencapai 53,64. Nilai rerata ini jauh dari standar nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Terdapat 3 siswa yang tuntas mengerjakan soal (13,64%), sedangkan yang tidak selesai mengerjakan soal berjumlah 19 siswa (86,36%). Nilai ujian tertinggi yang diperoleh adalah 80, sedangkan nilai ujian terendah adalah 20.

Berdasarkan data hasil ujian, nilai interval kelas adalah 60 yang berasal dari

Page 9: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

246 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Banyak kelas interval adalah 5.29 dibulatkan pada nilai 5, dan panjang kelas interval (p) yaitu 12. Data tersebut, siswa yang berada pada rentang 20--32 ada 3 siswa (13,64%), rentang nilai 33--45 ada 5 siswa (22,73%), rentang 46--58 ada 3 siswa (13,64%), rentang 59--68 ada 8 siswa (36,36%), dan nilai antara 69--81 ada 3 siswa (13,64%). Dengan demikian, pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi “Menulis Surat Undangan Resmi” yang terbanyak yang berada di bawah KKM, yaitu yang berada pada nilai 59--68 dengan mencapai 36,36%.

Untuk melihat motivasi dan minat belajar siswa, dilakukan pengamatan oleh guru dengan cara mencatat siswa yang mampu menjawab dan tidak mampu menjawab. Hasil pengamatan guru saat pembelajaran prasiklus berlangsung yaitu terdapat 4 siswa (18,18%) yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan baik, sedangkan 18 siswa (81,82%) masih belum mampu menjawab pertanyaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan prasiklus masih didominasi oleh siswa yang masih belum mampu dan belum termotivasi dengan kegiatan pembelajaran, yaitu sebanyak 18 siswa.

Setelah dilaksanakan pembelajaran prasiklus, ternyata nilai rerata siswa kelas V SD Islam Al Fauzien berada di bawah nilai standar yang ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran siklus 1 sebagai bentuk perbaikan pembelajaran dari prasiklus. Siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Februari 2020. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan refleksi dari hasil prasiklus, diputuskan bahwa perlu adanya perubahan metode yang awalnya menggunakan metode ceramah menjadi metode modeling the way agar hasil pembelajaran siswa menjadi meningkat.

Pelaksanaan KBM siklus 1 dilaksanakan pada pukul 9.55 sampai dengan 11.05 WIB. Untuk kegiatan perencanaan, tahapan pembelajaran mengikuti rencana pembelajaran dalam prasiklus. Kegiatan pelaksanaan, tahap pendahuluan hampir sama dengan prasiklus. Perbedaannya pada kegiatan inti. Kegiatan inti mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) siswa melihat dan mengamati contoh-contoh surat resmi dalam buku paket; 2) siswa memberi tanggapan tentang contoh surat resmi yang diamatinya; 3) guru dan siswa melakukan aktivitas tanya jawab disertai contoh-contoh, bagian-bagian, dan ciri surat resmi; 4) siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan berdiskusi tentang contoh surat undangan resmi yang disajikan dalam buku paket; 5) siswa berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing dalam menentukan bagian-bagian surat dengan mengisi lembar latihan dalam buku paket; 6) setiap kelompok saling bertukar hasil diskusinya kemudian saling memberi penilaian dengan panduan dari guru; 7) siswa mendapat tugas individu pada lembar kerja siswa; dan 8) guru memeriksa jawaban setiap siswa.

Untuk kegiatan akhir dari tahapan pembelajaran dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) guru bersama dengan siswa merefleksi kegiatan KBM dengan mengajukan

Page 10: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2472020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

pertanyaan: “Apakah kalian telah memahami materi ini?” dan “Apakah kalian ada keinginan untuk menulis surat setelah mempelajari ini?”; 2) menyimpulkan materi dari hasil pembelajaran; 3) siswa dan guru berdoa dengan mengucapkan hamdallah.

Hasil kegiatan pembelajaran siklus 1 diperoleh rerata 72,82, tetapi masih berada di bawah KKM yaitu 75,00. Jumlah nilai keseluruhan dari 22 siswa yaitu 1602. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50. Sebanyak 10 siswa (45,45%) dapat menyelesaikan tugasnya, sedangkan 12 siswa (54,55%) belum dapat menyelesaikan.

Berdasarkan data statistik, dapat dihitung intervalnya dengan menghitung nilai rentang tertinggi dikurangi nilai terendah, yaitu 100–50 = 50. Banyaknya kelas interval adalah 5,29 dibulatkan pada angka 5 dan interval panjang kelas yaitu 10. Data tersebut, yang berada pada rentang nilai 50--59 ada 3 siswa (13,6%), direntang nilai 60--69 ada 6 siswa (27,4%), direntang nilai 70--79 ada 7 siswa (31,8%), direntang 80--89 ada 3 siswa (13,6%), dan direntang 90--100 terdapat 3 siswa (31,6%). Dengan demikian yang terbanyak adalah yang berada pada rentang nilai 70–79 yaitu sebanyak 7 siswa (31,8%).

Untuk mengetahui motivasi dan minat belajar siswa, dilakukan pengamatan oleh guru dengan cara memberikan pertanyaan untuk melihat siapa saja yang dapat menjawab dan siapa saja yang masih belum dapat menjawab. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut: sebanyak 10 siswa (45,45%) sudah dikatakan termotivasi dengan melihat partisipasi mereka dalam menjawab pertanyaan sedangkan masih terdapat 12 siswa (54,55%) yang belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan atau dengan kata lain mereka belum terlalu termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus 1, nilai evaluasi masih di bawah rerata yang ditetapkan sehingga peneliti melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 guna memperbaiki hasil pembelajaran siklus 1. Siklus 2 dilaksanakan tanggal 20 Februari 2020. Setelah didiskusikan dengan teman sejawat dan refleksi dari hasil siklus 1 diputuskan bahwa metode modeling the way sudah tepat, tetapi perlu adanya media pembelajaran yang mendukung kegiatan pembelajaran tersebut agar hasil belajar dan motivasi siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia lebih meningkat dan mencapai hasil yang maksimal. Media yang digunakan pada siklus 2 adalah papan tempel berupa papan impraboard berukuran A3. Penggunaanya siswa secara berkelompok berlomba menyusun bagian-bagian surat undangan resmi pada media ini.

Pelaksanan siklus 2 menggunakan metode dan tahapan pembelajaran yang sama dengan siklus 1. Perbedaan siklus 1 dengan siklus 2 terdapat pada kegiatan inti. Kegiatan inti siklus 2 sebagai berikut: 1) siswa mengamati video pembelajaran tentang surat undangan resmi; 2) siswa memberi tanggapan tentang video yang diamatinya; 2) guru memberi tayangan contoh-contoh surat undangan resmi; 3) guru menjelaskan bagian-bagian serta ciri-ciri surat undangan resmi; 4) guru menginstuksikan para

Page 11: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

248 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

siswa untuk duduk secara berkelompok dan mengikuti permainan tentang bagaimana menyusun bagian-bagian surat undangan resmi; 5) siswa dikelompokkan menjadi 5 dan diberi lembar penilaian pada setiap kelompok; 7) setelah membagi kelompok, guru akan menentukan urutan kelompok yang maju berlomba menyusun bagian surat undangan resmi melalui undian; 8) siswa yang tergabung dalam dua kelompok berlomba untuk menyusun bagian-bagian surat undangan resmi pada media papan tempel impraboard dalam waktu 3 menit di depan kelas; 9) setiap kelompok saling memberikan apresiasi dan respons secara lisan kelompok lain yang sudah menyusun surat undangan resmi serta memberi penilaian pada lembar penilaian yang telah disediakan; 10) setelah selesai semua kelompok maju ke depan kelas, setiap kelompok menulis surat undangan resmi pada kertas daur ulang yang telah dibawa dari rumah berdasarkan deskripsi surat dengan cara mengisi kalimat rumpang pada format surat undangan resmi; 11) setiap kelompok bertukar dan saling mengevaluasi hasil kerja dengan panduan dari media visual yang ditayangkan guru; 12) siswa mendapat tugas individu untuk mengerjakan soal evaluasi selama 30 menit; dan 13) guru memeriksa jawaban pekerjaan para siswa.

Jumlah nilai dari kegiatan siklus 2 adalah 2.005 dengan nilai rerata keseluruhan siswa meningkat menjadi 91,14 melebihi KBM yaitu 75,00. Siswa yang berada di atas KBM sebanyak 21 (95,45%) dan yang berada di bawah KBM adalah 1 (4,55%). Nilai tertinggi pada skor 100 dan terendah pada skor 70. Pada siklus ini terjadi peningkatan nilai dari 20, nilai paling rendah di prasiklus, menjadi 50 pada siklus 1 dan mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus 2, yaitu 80.

Berdasarkan penghitungan interval dari data ini, dipeoleh hasil sebagai berikut: rentang kelas adalah 30, banyak kelas interval adalah 5,29 atau dibulatkan pada nilai 5, dan kelas interval atau (p) yaitu 6. Hasil tersebut, diketahui siswa yang berada pada rentang nilai 70--75 terdapat 1 siswa (4,6%), rentang 76--81 ada 4 siswa (18,2%), rentang nilai 82--87 terdapat 1 siswa (4,6%), rentang nilai 88--93 terdapat 7 siswa (31,7%), dan rentang nilai 94--100 terdapat 9 siswa (40,9%). Dengan demikian, yang terbanyak yang berada di atas KKM yaitu pada rentang nilai 94--100 yang mencapai 40,9%, sehingga pada siklus 2 hasil belajar para siswa didominasi oleh nilai yang berada di atas KKM.

Untuk melihat motivasi dan minat belajar, dilakukan pengamatan oleh guru dengan cara memberikan pertanyaan untuk melihat siswa-siswa yang dapat menjawab dan tidak dapat menjawab. Hasil kegiatan guru dalam pengamatan saat KBM siklus 2 yaitu siswa yang memiliki motivasi yang baik yang diukur lewat pertanyaan-pertanyaan yang diberikan saat siklus 2 sebanyak 21 siswa (95,45%), sedangkan masih terdapat 1 siswa (4,55%) yang dapat dikatakan masih kurang termotivasi pada pembelajaran. Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat rangkuman hasil belajar setiap siklus sebagai berikut:

Page 12: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2492020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

Tabel. 1 Hasil Belajar Bahasa Indonesia

No. Nilai Prasiklus Siklus 1 Siklus 2Jmlh Persentase Jmlh Persentase Jmlh Persentase

1. Tuntas 3 13.64 10 45,45 22 95.452. Belum Tuntas 19 86.36 12 54,55 1 4.553. Rerata kelas 53,64 72.82 91.14

Data tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia prasiklus atau sebelum pembelajaran sampai dengan siklus 2 terus mengalami kenaikan. Rangkuman hasil belajar setiap siklus ditampilkan dalam grafiks berikut.

Grafik 1Ketuntasan Setiap Siklus

Berdasarkan data grafik tersebut, dilihat bahwa terdapat peningkatan kegiatan pembelajaran siswa pada setiap tahapannya. Tahap prasiklus, dari 22 siswa hanya terdapat 3 siswa (13,64%) yang tuntas, sedangkan 19 siswa lainnya (86,36%) tidak tuntas. Siklus 1, terdapat 10 siswa (45,45%) yang tuntas dan masih ada 12 siswa (54,55%) yang belum tuntas. Kegiatan siklus 2, jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 21 siswa (95,45%) dan masih 1 siswa (4,55%) yang tidak tuntas.

Rangkuman hasil pengamatan untuk melihat motivasi dan minat belajar dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 2Persentase Pengamatan Setiap Siklus

No. Kriterias Pra Siklus Siklus I Siklus IIJumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Dapat menjawab 4 18.18 10 45,45 21 95,452 Tidak dapat menjawab 18 81,82 12 54,55 1 4,55

Page 13: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

250 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

Hasil data tabel 2 dapat dibuat grafik 2, sebagai berikut.

Grafik 2 Hasil Pengamatan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tabel dan grafik tersebut menggambarkan perbandingan motivasi dan minat belajar yang dilakukan melalui tanya jawab guru pada setiap siklus terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, penggunaan metode dan media ini memperlihatkan bahwa siswa semakin meningkat pada setiap siklus.

Hasil kegiatan pembelajaran ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Anegawati (2016:621) bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode modeling the way dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu: 1) meningkatnya pemahaman dan pengetahuan siswa; 2) membangkitkan minat, motivasi, dan gairah para murid dalam belajar; 3) menjamin perkembangan siswa dalam belajar; 4) terbangunya ekspresi, kreativitas, dan kepribadian siswa; 5) memotivasi siswa untuk belajar lebih giat; 6) terbantunya siswa dalam belajar sendiri atau mandiri; dan 7) membimbing siswa untuk bertanggung jawab.

Penggunaan media papan tempel memberikan beberapa hal yang menguntungkan, yaitu: 1) dapat menarik perhatian para siswa, apalagi jika ditempatkan dengan tata letak yang mudah dilihat dan strategis; 2) dapat dimanfaatkan untuk mengingat dan memberitahukan tingkah siswa; 3) siswa menjadi kreatif dalam bekerja di dalam kelompok; 4) bangkitnya nilai estetika dan keindahan karena susunan yang beragam dan harmonis; dan 5) terciptanya rasa tanggung jawab dan cinta dengan hasil kerja dan menghargai hasil kerja teman.

Terdapat beberapa siswa yang tidak mengalami peningkatan dalam hasil belajar walaupun telah menggunakan metode modeling the way dan media papan temple, ini disebabkan kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi data. Hasil ini

Page 14: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2512020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

sudah membuktikan bahwa modeling the way media papan tempel telah memberikan hasil belajar dan motivasi yang cukup baik untuk murid-murid. Oleh karena itu, peneliti dan wali kelas menganggap bahwa perbaikan pembelajaran telah berhasil dilakukan karena nilai rerata siswa telah melampaui dari nilai yang ditetapkan.

4. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.1) Penggunaan modeling the way dan media papan tempel dapat menaikan hasil

belajar mata pelajaran bahasa Indonesia hal ini terlihat dengan hasil belajar pada siklus dua mencapai rerata 91,14.

2) Meningkatnya minat dan motivasi siswa ini terlihat dari hasil pengamatan guru yaitu pada siklus dua terdapat 21 siswa (95,45%) yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam tanya jawab.

3) Terbangunya ekspresi, kreativitas, terbentuknya kepribadian siswa yang bertanggung jawab membantu siswa untuk belajar mandiri, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan sehingga siswa dan pendidik menikmati proses pembelajaran. Berdasarkan hasil simpulan, beberapa saran perlu disampaikan sebagai berikut.

1) Guru dapat menganalisis kualitas pembelajaran untuk menaikkan dan meningkatkan hasil pembelajaran, dan membangkitkan minat, memotivasi siswa.

2) Guru sebaiknya membiasakan diri secara terus menerus, berkala, terprogram, dan berkesinambangungan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia.

3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai metode ini dengan mata pelajaran dan tema yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. 2019. Strategis Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, S, 2007. Penelitiani Tindakani Kelas. Yogyakarta: Pustaka.Anggraini, D. 2018. “Pengembangan Alat Permainan Edukatif dari Barang Bekas dalam

Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini di RA Al Hidayah, Kecamatan Kasus, Kabupaten Waykanan”. Skripsi: Fakultasi Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung:

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Perss.Bianticha. dkk. 2017. “Penggunaan Media Papan Untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Peserta didik”. Jurnal Penas Ilmiah. Vol 2, No1, hlm.2011--2020.Euis, Anegawati. 2016. “Penerapan Strategi Pembelajaran ModellingThei Way untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas IV SD

Page 15: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

252 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )

Pengembangan Metode ...

Negeri 010 Banjar Panjang, Kecamatan Kerumutan”. Jurnal Primary. Vol. 5, No. 3, hlm 1--12.

Euis, A. 2016. “Model Pembelajaran Modeling The Way dalam Meningkatkan Hasil Belajari PAI”. Jurnal Primary. Volume 5, Nomor 3, hlm 618--633.

Irmawati, A. 2019. “Keefektifan Model Experiential Learning dalam Pembelajaran Menulis Puisi Naratif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dua Pitue, Kabupaten Sidrap”. Totobuang. Vol.7. No.1, hlm 139--155.

Isthifa, K. & Fitriani. 2014. “Kemampuan Menulisi Surat Undangan Siswa Kelas Vd MI Negeri Mesjidi Rayai Banda Aceh”. Jurnal Tunas Bangsa, Vol 1. No.1, hlm. 15--29.

Martono, Sageileppak. 2016. “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Media Papan Tempel Gambar Mata Pelajaran PKN”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 21.No.5, hlm 1--13.

Mulyati, M. 2015. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Prenada media Group.Meilia, Fristoni. 2013. “Penggunaan Media Papan Flanel untuk Meningkatkan Proses

Pembelajaran Tematik pada Siswa Sekolah Dasar”. JPGSD. Vol. 01, No. 02, hlm 1--11.

Putri, H. P. 2018. “Penerapan Metode Hypnoteaching untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Anak pada Siswa Kelas III SDN 030 Bagan Jaya”. Jurnal Basicedu, Vol.2. No. 1, hlm 148--153.

Prihatiningsih, E. & Euniceo, W. S. 2018. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Picture And Pictur dan Model Make A Match terhadap Hasil Belajar Siswa”. JPSD. Vol. 4. No. 1, hlm 1--14.

Rahmayanti, V. 2016. “Pengaruh Minat Belajari Siswa dan Persepsi atas Upaya Guru dalam Memotivas Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di Depok”. Jurnali SAP. Vol. 1. No. 2, hlm 276--287.

Rita, R., Supardi, S., & Malik, A. 2018. “Implementas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray-Media Video pada SDN 8 Langka. Palangka Raya”. Jurnal Hadratul Madaniyah. Vol. 5.No.1, hlm 32--36.

Sardiyo, dkk, 2019. Strategi Pembelajaran IPS di SD. Jakarta: Universitas TerbukaSarjana, S & Nur, K. 2016. “Pengaruh Etika, Perilaku, dan Kepribadian Terhadap

Integritas Guru”. Jurnal Pendidikani dani Kebudayaan. Vol 1. No 3, hlm 379--393.Setiyawan, H & Tri, N. H. Y. 2018. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give pada Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 4. No. 2, hlm 162--174.

Sulfemi, W. B & Minati, H. 2018. “Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture and Picture dan Media Gambar Seri”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 4. No. 2, hlm 228--242.

Sulfemi, W. B. 2018. “Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan Sekolah, dan Intelegensi terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan. Vol. 16. No. 2, hlm 166--178.

Sulfemi, W. B & Yuliani, N. (2019). “Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS”. Edunomic:Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Volume 7. No. 2. hlm. 73--84

Page 16: PENGEMBANGAN METODE MODELING THE WAY ... - Jurnal Lingko

2532020, Jurnal Lingko Volume 2 (2)

Toni Heryadi1, Wahyu Bagja Sulfemi2, Sri Retnowati 3

Sulfemi, W. B. 2019. “Model Pembelajaran Kooperatif Mapping berbantu Audio Visual dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar IPS”. Jurnal PIPSI. Vol. 4 No. 1, hlm 13--19.

Sulfemi, W. B., & Mayasari, N. 2019. “Peranan Model Pembelajaran Value Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS”. Jurnal Pendidikan.Vol. 20. No. 1. hlm 53--68.

Sulfemi, W. B., & Yuliana, D. 2019. “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan”. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol.5, No. 1, hlm 17-30.

Sulfemi, W. B., & Kamalia, Y. 2020. “Jigsaw Cooperative Learning Model Using Audio Visual Media to Improve Learning Outcomes”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol.6. No1, hlm 30--42.

Sulfemi, W. B. 2020. “Pengaruh Rasa Percaya Diri dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru”. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol . No. 2, 157--179.

Sulfemi, W. B., & Yasita, O. 2020. “Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Perilaku Bullying. Jurnal Pendidikan, Volumen 21 Nomor 2, hlm 133--147.

Sunanti, S., & Subana. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: sebagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Solchan, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Tarigan, H. R. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.Talakuai, T & Tehupuring, J. F. 2016. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Konsep Makhluk

Hidup dan Lingkungannya melalui Pendekatan Lingkungan pada Siswa SD Kelas IV”. Jurnal JPSD Untirta. Vol.2. No. 2, hlm 38--146.

Wardani, IGAK. 2014. Penelitian Tindakani Kelas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Windiyani, T. L., dan Novita, A. P. 2018. “Penggunaan Media Pembelajaran Gambar Fotografi pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal JPSD Untirta. Vol. 4,No. 1,hlm 91--101.

Wijaya. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan kamil.Yuliana, R, dkk. 2015. “Penerapan Strategi Partisipatif melalui Media Gambar Denah

dan Kartu Pancing Foto dalam Pembelajaran Pemahaman Konsep dan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol.1 No. 2, hlm 98--108.