Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
(Tesis)
Oleh
Cahya Utami
PENGEMBANGAN LKPD MENGANALISIS TEKS CERITA BIOGRAFI
BERBASIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA
PENGEMBANGAN LKPD MENGANALISIS TEKS CERITA BIOGRAFI
BERBASIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA
Oleh
Cahya Utami
ABSTRAK
Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini ialah pengembangan LKPD
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-nilai pendidikan karakter.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik, uji coba kelayakan, dan uji coba efektivitas produk
LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-bilai pendidikan karakter
pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMA/MA.
Penelitian ini menggunakan metode pengembangan Research and Development
(R & D). Penelitian ini dilaksanakan dengan mengadaptasi tujuh dari sepuluh
langkah dalam penelitian dan pengembangan. Instrumen penelitian menggunakan
skala likert dan juga kuesioner yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen.
Analisis data uji kelayakan LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-
nilai pendidikan karakter menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan nilai
rata-rata dan presentase. Digunakan analisis N-Gain untuk menguji efektivitas
LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai pendidikan karakter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Karakteristik LKPD menganalisis teks
cerita biografi berbasis nilai-nilai pendidikan karakter memiliki kombinasi warna
yang menarik, terdapat kontak info pada setiap materi. (2) LKPD pada penelitian
ini layak digunakan dalam pembelajaran menganalisis teks cerita biografi berbasis
nilai-nilai pendidikan karakter kelas X SMA. Hal ini terlihat dari hasil uji ahli
materi pembelajaran memperoleh nilai 92,50 dan ahli media memperoleh nilai
93,33 dengan kategori sangat layak. Uji kelayakan bahan ajar oleh guru Bahasa
Indonesia pada kelas X di SMAN 7 Bandarlampung, SMA Adiguna
Bandarlampung, dan SMA Trisukses Natar didapat nilai rata-rata 90,75 dengan
kategori sangat layak. Uji coba produk skala terbatas diperoleh nilai rata-rata
83,62 dengan kategori layak dan uji coba skala luas diperoleh nilai rata-rata 85,38
dengan kategori sangat layak (3) Berdasarkan uji efektivitas diketahui bahwa
LKPD ini sudah efektif digunakan di sekolah. Hal ini ditunjukkan pada uji N-
Gain dari tiga sekolah, yakni SMAN 7 Bandarlampung pratest 77 pascatest 86
artinya terdapat kenaikan 0,39, SMA Adiguna Bandarlampung pratest 78
pascatest 86 artinya terdapat kenaikan 0,36, dan SMA Tri Sukses Natar nilai
pratest 77 pascatest 87 sehingga terjadi kenaikan sebesar 0,43.
Kata kunci: LKPD, pendidikan karakter, karakteristik, kelayakan, efektivitas.
DEVELOPING LKPD (STUDENTS WORKSHEETS) IN ANALYZING
BIOGRAPHICAL TEXTS WITH CHARACTER-BASED EDUCATION
VALUES ON INDONESIAN SUBJECT FOR HIGH SCHOOL
STUDENTS IN GRADE X
By
Cahya Utami
ABSTRACT
The problem described in this study is the development of LKPD (students
worksheets) in analyzing biographical texts with character-based education
values. Based on these problems, this study aims to produce a learning product in
form of Students Worksheets (LKPD) to analyze exemplary things in biographical
texts with character-based education values for high school students in grade X.
This study applied method of Research and Development (R & D). The study was
conducted by adapting seven of the ten stages in the research procedure to
produce a learning product. The research instruments consisted of Likert scale and
also a questionnaire compiled based on the instrument grid. The data analysis of
feasibility test on LKPD was done to analyze biographical texts based on
character education values using descriptive quantitative analysis with average
values and percentages. N-Gain analysis was used to test the effectiveness of
LKPD in analyzing biographical texts based on character education.
The results showed that, (1) the characteristics of LKPD in analyzing biographical
texts with character-based education values had interesting color combinations,
and there was a contact information in each material (2) the LKPD of this study is
feasible to be used in learning to analyze biographical texts with character-based
education values for students of grade X. This can be seen from the results of
expert testing where the learning material scored 92.50, and the media experts
obtained a score of 93.33 with a very decent category. The feasibility test of
teaching materials by Indonesian language teachers in grade X at Public SHS 7
Bandar Lampung, Adiguna High School Bandar Lampung, and SHS Trisukses
Natar obtained an average score of 90.75 with a very decent category. The
limited-scale product trial obtained an average value of 83.62 with a feasible
category and a large-scale trial obtained an average value of 85.38 with a very
feasible category. (3) Based on the effectiveness test it was known that the
product of LKPD has been effectively applied in schools. It was proven from the
N-Gain test of the three schools, namely Public SHS 7 Bandar Lampung with the
pretest scored 77 and the posttest scored 86 which means there is an increase of
0.39; Adiguna Bandar Lampung High School with the pretest scored 78 and the
posttest scored 86 which means there is an increase of 0.36, and Tri Sukses High
School with the pretest scored 77 and the posttest scored 87 so that there's an
increase of 0.43.
Keywords: LKPD, character education values, effectiveness.
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Oleh
Cahya Utami
PENGEMBANGAN LKPD MENGANALISIS TEKS CERITA BIOGRAFI
BERBASIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjungkarang pada 30 November 1993. Penulis adalah
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sunadi dan Apridawati.
Penulis pertama kali menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Ikal
Dolog selama 2 tahun yaitu masuk pada 1997 dan selesai 1999. Penulis
menempuh Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Kemiling Permai masuk pada
1999 dan selesai pada 2005. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMPN 28 Bandar Lampung masuk pada 2005 dan
selesai pada 2008. Selanjutnya, jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMAN 14 Bandar Lampung, diselesaikan pada 2011.
Pada 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP PGRI Bandar
Lampung dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan
pendidikan pascasarjana pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung. Kini, penulis menjadi tenaga pendidik di
SMPN 2 Bandar Lampung.
MOTO
Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar
(Al Baqarah, 153)
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan apa yang ada pada diri mereka sendiri
(Al- Quran SuratAr- Rad: 11)
PERSEMBAHAN
Alhamdullillahi Rabbil Alamin, dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala
rahmat yang telah diberikan Allah SWT, penulis mempersembahkan karya tulis
ini kepada orang- orang terkasih berikut.
1. Ayahanda tercinta Sunadi, AR dan Ibundaku tersayang Apridawati dengan
segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, motivasi, dan
pengorbanan yang tidak akan mungkin terbalaskan.
2. Keluarga besarku, atas motivasi yang telah diberikan dan doa yang terus
terucap untuk keberhasilanku.
3. Seluruh sahabat dan teman- temanku yang selalu menyemangatiku baik di
kampus maupun yang di luar kampus.
4. Dosen-dosen tercinta yang telah bersedia memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat.
5. Almamater Universitas Lampung.
SANWACANA
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataala,
karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis
“Pengembangan LKPD Menganalisis Teks Cerita Biografi Berbasis Nilai- Nilai
Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA”.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi kita yaitu Muhammad
Shalallahualaihi Wasallam. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam penulisan
tesis ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih setulus-
tulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung.
3. Prof. Dr. Patuanraja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,
sekaligus validator untuk bahan ajar dari unsur materi pembelajaran yang
telah memberikan dorongan, bimbingan, nasihat, dan kritik serta dukungan
dalam penyelesaian tesis ini;
6. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku pembimbing I yang dengan begitu sabar telah
membimbing, membantu, dan mengarahkan penulis selama proses
penyusunan tesis ini.
7. Dr. Sumarti, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kesabaran serta memberikan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
8. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai pembahas yang telah
memberikan nasihat, arahan, saran, kesabaran dan motivasi kepada penulis.
9. Dr. Iing Sunarti, M.Pd., sebagai pembahas yang telah memberikan masukan,
arahan, nasihat, serta motivasi selama proses penyusunan tesis ini.
10. Dr. Riswandi, M.Pd. selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media
pembelajaran yang telah membantu penulis selama penelitian.
11. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur
materi pembelajaran.
12. Eni Hastuti, S.Pd., M.Pd. selaku validator untuk bahan ajar dari unsur
praktisi pembelajaran yang telah membantu penulis selama penelitian.
13. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Magister Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Lampung yang telah membekali penulis
dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;
14. Rekan- Rekan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis;
15. Drs. Suharto, M.Pd, selaku Kepala SMAN 7 Bandar Lampung, Ibu
Lisdawati, M.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia SMAN 7 Bandar Lampung,
Ibu Hepi Rosanti, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Tri Sukses
Natar Lampung Selatan, dan Ibu Dra. Eri Wigati selaku guru Bahasa
Indonesia SMA Adiguna yang telah membantu penulis selama proses
penelitian;
16. Meilindo Fahlepi yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis;
17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan
tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya
serta kemuliaan atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit
harapan semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
Cahya Utami
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
MOTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
SANWACANA ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 12
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 13
1.6 Spesifikasi Produk Pengembangan ...................................................... 14
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Ajar ............................................................................................ 17
2.1.1 Pengembangan Bahan Ajar ......................................................... 17
2.1.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ............................................. 18
2.1.3 Karakteristik Bahan Ajar ............................................................. 19
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ............................. 20
2.1.5 Jenis-Jenis Bahan Ajar ................................................................ 21
2.1.6 Bentuk Bahan Ajar ..................................................................... 22
2.1.7 Bahan Ajar Cetak ....................................................................... 23
2.1.8 Pengembangan Bahan Ajar ........................................................ 25
2.2 Komponen Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik ..................... 25
2.2.1 Fungsi LKPD .............................................................................. 26
2.2.2 Tujuan LKPD ............................................................................. 27
2.2.3 Unsur-Unsur LKPD .................................................................... 27
2.3 Macam-Macam Lembar Kegiatan Peserta Didik ................................. 28
2.3.1 Kriteria Penyusunan dan Penulisan LKPD ................................ 30
2.3.2 Kriteria Kualitas Lembar Kegiatan Peserta Didik ...................... 32
2.4 Langkah-Langkah Menyusun Lembar Kegiatan Peserta Didik ........... 34
2.5 Evaluasi dan Revisi .............................................................................. 36
2.6 Narasi Ekspositoris ............................................................................... 38
2.6.1 Pengertian Teks Cerita Biografi ................................................. 39
2.6.2 Jenis-Jenis Biografi .................................................................... 40
2.6.3 Ciri-Ciri Teks Biografi ............................................................... 39
2.6.4 Struktur Teks Cerita Biografi ..................................................... 41
2.6.5 Memahami Teks Cerita Biografi ................................................ 43
2.7 Hakikat Nilai ........................................................................................ 43
2.8 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ........................................................... 44
2.9 Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................. 45
2.10 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran ........................... 46
BAB III. METODE PENGEMBANGAN
3.1 Model Pengembangan .......................................................................... 53
3.2 ProsedurPengembangan ....................................................................... 54
3.2.1 Hasil Studi Pendahuluan ........................................................... 57
3.2.2 Proses Pengembangan Produk .................................................. 59
3.2.2.1 Uji Praktisiatau Uji Teman Sejawat ............................. 60
3.2.2.2 Uji Ahli atau Pakar ....................................................... 60
3.2.2.3 Uji Coba Lapangan dalam Skala Terbatas ................... 60
3.2.2.4 Uji Coba Lapangan dalam Skala Luas ......................... 61
3.3 Data, Instrumen, Subjek, dan Analisis Data Penelitian ........................ 61
3.3.1 Sumber Data ............................................................................... 62
3.3.2 Instrumen .................................................................................... 62
3.4 Analisis Data ........................................................................................ 73
3.5 Uji Efektifitas ....................................................................................... 75
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 76
4.1.1 Studi Penelitian ........................................................................... 76
4.1.1.1 Potensi Pengembangan LKPD ........................................ 77
4.1.1.2 Pengembangan Produk Awal .......................................... 87
4.1.2 Desain Produk Awal .................................................................... 90
4.1.3 Evaluasi dan Revisi ..................................................................... 94
4.1.3.1 Hasil Uji Ahli .................................................................. 94
4.1.3.2 Hasil Uji Teman Sejawat/Praktisi ................................... 99
4.1.3.3 Uji Coba Produk LKPD .................................................. 104
4.2 Pembahasan Hasil Produk .................................................................... 113
4.2.1 Spesifikasi Produk. ...................................................................... 113
4.2.2 Kemenarikan Produk ................................................................... 116
4.2.3 Evaluasi Penggunaan LKPD ....................................................... 117
4.2.4 Uji Efektivitas Produk ................................................................. 122
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................. 132
5.2 Saran ................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 136
LAMPIRAN .................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan
Daryanto, 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Yogyakarta:
GAVAMEDIA.
Depdiknas, 2006a. Pedoman Penelitian Buku Pelajaran, Penjelasan Standar
Mutu Buku Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Amir, Andriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Anggraini, Dian. 2016. Si Dayang Rindu. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
Asrifan, Andi. 2015. The Use of Pictures Story in Improving Students’ Ability to
Write Narrative Composition. International Journal of Language and
Linguistics 2015; 3(4): 244-251: Science Publishing Group.
Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Daryanto dan Dwicahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Machmuda, Kurnia Ayu. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Cerita
Anak Berbasis Cerita Rakyat Jawa Timur untuk Siswa Kelas V MI Nurul
Huda Mulyorejo Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nugroho, Agung. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Sastra Berbasis Cerita
Rakyat Musi Rawas Kelas V SD Negeri Karyadadi Kabupaten Musi
Rawas, Bengkulu. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogjakarta: Diva Press.
Saddhono, Kundharu. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Suwarna, Dadan. 2011. Cerdas Berbahasa Indonesia. Tangerang: Jelajah Nusa.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 2002. Kamus
Besar Bahasa indonesia. Edisi ke-3 cetakan ke-1. Jakarta: Balai Pustaka
Yunus, dkk. 2013. Keterampilan Menulis. Tangerang: Universitas Terbuka.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Cover LKPD ................................................................................. 15
1.2 Informasi Pendukung ................................................................... 16
3.1 Tahap-Tahap R&D Adaptasi dari Borg and Gall ......................... 56
4.2 Desain Struktur Fisik Produk Awal LKPD .................................. 90
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu kegiatan dalam meningkatkan kompetensi dan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran adalah merancang bahan ajar. Bahan ajar merupakan
informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Oleh sebab itu, guru hendaknya menyiapkan diri
dalam menyajikan bahan ajar yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar
dan sebagai sarana penunjang pembelajaran agar mencapai tujuan secara
maksimal.
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam kurikulum. Selain itu, materi
pembelajaran atau bahan ajar merupakan hal penting dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Salah satu kegiatan dalam meningkatkan kompetensi dan
hasil belajar peserta didik adalah merancang bahan ajar. Bahan ajar merupakan
informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran (Daryanto dan Dwicahyo, 2014: 171).
Ketersediaan bahan ajar sesuai tuntutan kurikulum,bahan belajar yang akan
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Artinya, bahan ajar yang
dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sebagai
sasaran. Karakteristik tersebut meliputi lingkungan sosial, budaya, geografis,
maupun tahapan perkembangan peserta didik. Dengan demikian, yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar di sekolah yakni karakteristik
2
peserta didik dan kebutuhan peserta didik sesuai kurikulum, yaitu menuntut
adanya partisipasi dan keaktifan peserta didik lebih banyak dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru hendaknya menyiapkan diri dalam menyajikan bahan ajar
yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar dan sebagai sarana
penunjang pembelajaran agar mencapai tujuan secara maksimal.
Pengembangan bahan ajar dapat memberikan manfaat bagi guru agar tidak lagi
bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh. Selain itu,
penyusunan bahan ajar juga dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru, serta memberikan kemudahan dalam memelajari kompetensi yang harus
dikuasai. Dengan demikian, peranan bahan ajar sebagai salah satu komponen
pembelajaran sangat penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar bagi peserta
didik.
Bahan ajar berdasarkan teknologi yang digunakan, dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori, yaitu bahan cetak(printed) berupa modul, buku, LKS, brosur,
leaflet. Bahan ajar dengar(audio) seperti kaset, radio, piring hitam, dan compact
disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk,
film. Bahan ajar multimedia interaktif(interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction)CD multimedia pembelajaran interaktif dan bahan
ajar berbasis web. (Depdikbud, 2008:11). Beragam model bahan ajar hanya satu
yang dipilih kategori cetak berbentuk LKS. Adanya perubahan maka istilah LKS
dalam kurikulum 2013 berganti nama LKPD (Lembar kerja peserta didik). Sejalan
dengan pernyataan tersebut, bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah bahan ajar berupa lembar kegiatan peserta didik.
3
Pengembangan bahan ajar berupa LKPD disesuaikan dengan analisis kebutuhan
yang telah dilakukan oleh penulis pada studi pendahuluan. Studi pendahuluan
dilakukan di SMA Adiguna Bandarlampung dengan teknik wawancara dan
observasi. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah bahan ajar
LKPD Menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter.
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) biasanya memuat materi pelajaran yang
harus dikuasai oleh peserta didik. Materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan dalam
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) harus disusun secara teratur langkah
demi langkah sehingga dapat diikuti dan dilakukan dengan mudah oleh peserta
didik. Materi pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dicapai. Dalam hal ini, guru harus cermat dan memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang memadai dalam memiliki dan menentukan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik, lingkungan sosial, dan Kompetensi Dasar (KD) yang
akan dicapai.
Salah satu mata pelajaran yang akan dicapai pada kurikulum 2013 adalah Bahasa
Indonesia yang diatur oleh Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan menengah. Pelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum
2013 secara umum bertujuan agar peserta didik mampu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan
berdasarkan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan memiliki
keterkaitan dalam pengembangan literasi.
4
Keterampilan berbahasa yang termasuk ke dalam berkomunikasi secara lisan
adalah kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan keterampilan berbahasa
yang termasuk ke dalam berkomunikasi secara tulis adalah keterampilan membaca
dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang cukup penting yaitu,
keterampilan menulis. Melalui tulisan seseorang dapat mengungkapkan pikiran
dan gagasannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Materi pembelajaran
keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk di antaranya adalah
menganalisis teks biografi secara tertulis.
Penelitian ini menekankan pada pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
menganalisis teks cerita biografi yang terdapat pada silabus kelas X di Sekolah
Menengah Atas (SMA) pada KD 4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang
dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara
tertulis.Penelitian pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik menganalisis
teks cerita biografi yang terdapat pada silabus kelas X di Sekolah Menengah Atas
(SMA) dilatarbelakangi berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan
prapenelitian yang telah dilakukan penulis di SMAN 7 Bandarlampung, SMA
Adiguna Bandarlampung, dan SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan prapenelitian yakni pada dasarnya kegiatan
pembelajaran menganalisis cenderung masih mengalami kesulitan. Namun, pada
proses pembelajaran bahasa Indonesia meskipun telah disadari bahwa
keterampilan menganalisis sangat diperlukan, pada kenyataannya masih banyak
peserta didik yang kurang bahkan belum menguasai keterampilan menganalisis
teks, khususnya menganalisis teks cerita biografi. Sebagian besar peserta didik
sulit menuangkan ide-ide dan pendapatnya ke dalam tulisan secara teratur dan
5
sistematis. Pembelajaran menganalisis teks dianggap hal yang sulit dan kurang
menarik bagi peserta didik. Kurangnya minat dan motivasi peserta didik untuk
menuangkan pikiran, ide, pendapat, dan ungkapan perasaannya serta kurang
didukungnya proses pembelajaran dengan teknik dan media atau bahan ajar yang
memadai menjadikan pembelajaran menganalisis dirasa sulit. Berdasarkan hal
tersebut, variasi pembelajaran yang menyenangkan dapat menarik minat peserta
didik untuk aktif dalam pembelajaran menganalisis. Proses pembelajaran yang
diterapkan haruslah sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik agar
tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.
Selama ini kualitas pembelajaran menganalisis khususnya dalam menganalisis
teks cerita biografi masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena tiga faktor
yaitu faktor yang berasal dari guru dan peserta didik dan bahan ajar. Selain itu,
berdasarkan hasil analisis atau obsevasi peneliti, guru belum menerapkan metode
yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran masih
didominasi oleh guru. Selanjutnya faktor yang berasal dari peserta didik masih
kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam menganalisis teks cerita
biografi, hal itu disebabkan peserta didik merasa bingung bagaimana menganalisis
teks yang benar sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan dalam
pembelajaran menganalisis teks cerita biografi. Lebih lanjut, salah satu faktor
yang memengaruhi kesulitan menganalisis teks cerita biografi menurut Lisdawati,
M.Pd. selaku guru bahasa Indonesia kelas X SMA adalah kurangnya bahan ajar
yang dimiliki sekolah. Bahan ajar yang diperoleh masih terbatas pada buku
pegangan guru dan buku paket saja sehingga referensi untuk materi yang
diajarkan masih kurang. Selain itu, bahan ajar hanya terdapat di perpustakaan
6
sekolah dan jumlahnya kurang memadai, oleh sebab itu peneliti membuat bahan
ajar berupa LKPD yang dapat dijadikan salah satu referensi dalam kegiatan
pembelajaran terutama materi teks cerita biografi.
Alasan penulis melakukan penelitian pengembangan berbasis nilai- nilai
pendidikan karakter karena karakter sangat berperan penting guna membina dan
membentuk karakter peserta didik. Walaupun pendidikan karakter sudah lama
dicanangkan, akan tetapi realisasinya belum maksimal sesuai dengan yang
diharapkan. Berbagai cara dilakukan untuk membentuk karakter anak bangsa yang
luhur, salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan pemahaman tentang
nilai- nilai pendidikan karakter dalam bahan ajar peserta didik. Karena tujuan
pendidikan yang ingin dicapai oleh setiap jenis maupun jenjang sekolah atau
satuan pendidikan tertentu salah satunya membentuk karakter peserta didik. Oleh
sebab itu, melalui pembelajaran menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani
pada teks cerita biografi diharapkan mampu menumbuhkan sikap dan karakter
yang dapat diteladani oleh peserta didik.
Dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan
dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Adapun di Indonesia, pendidikan karakter memiliki makna yang lebih
mendalam dibandingkan pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak
hanya berkaitan dengan masalah benar atau salah, tetapi bagaimana menanamkan
kebiasaan tentang hal- hal yang baik dalam kehidupan. Pendidik juga sangat
berperan dalam menyampaikan nilai- nilai pendidikan karakter. Seorang pendidik
tidak hanya dituntut untuk mendidik kognitifnya saja akan tetapi pendidik juga
7
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mendidik dari segi afektif yang
dalam hal ini contohnya yaitu karakter.
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia telah mengalami beberapa kali
pergantian kurikulum, yang mana kita ketahui kurikulum yang sedang berlaku
saat ini adalah Kurikulum 2013. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah seperti
yang tertuang dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang berbasis teks.
Sehubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 yang
mengedepankan pembelajaran berbasis teks, peserta didik tidak hanya diajarkan
pengetahuan bahasa saja melainkan juga dibiasakan membaca dan memahami
makna teks yang diberikan, dikenalkan dengan aturan-aturan yang sesuai sehingga
tidak menjadi rancu dalam proses penyusunannya, serta dibiasakan menyusunnya
secara sistematis dan logis, baik teks sastra maupun kebahasaan.
Dalam konteks Kurikulum 2013, nilai- nilai karakter dapat diintegrasikan dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada setiap mata pelajaran mempunyai
potensi untuk menanamkan pemahaman peserta didik dalam mengembangkan
nilai- nilai karakter. Saat ini pemerintah Indonesia telah menyosialisasikan
Kurikulum 2013. Hal ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pemerintah menyebutkan bahwa tujuan pendidikan ialah
untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Apabila guru bahasa Indonesia sekadar mengikuti dan berpatokan pada
kegiatan pembelajaran pada buku- buku tersebut, pengintegrasian nilai- nilai
pendidikan karakter belum berjalan dengan baik. Sebaiknya, pengembangan
8
bahan ajar bahasa Indonesia berupa LKPD berbasis nilai- nilai pendidikan
karakter perlu dilakukan.
Kurikulum 2013 berusaha menanamkan karakter mulia kepada peserta didik
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013 merupakan pembelajaran berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tulis
maupun teks lisan (Kemendikbud, 2013: 3). Salah satu kompetensi dasar mata
pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA tertuang pada (KD 3.14) Menilai hal
yang dapat diteladani dari teks biografi dan (KD 4.14) Mengungkapkan kembali
hal- hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang
dibaca secara tertulis. Pembelajaran bahasa Indonesia menyiapkan peserta didik
agar dapat berpartisipasi dan berinteraksi dalam masyarakat modern dengan
tatakrama yang baik dan bahasa yang santun.
Berdasarkan hasil observasi di SMAN 7 Bandarlampung, SMA Tri Sukses Natar,
dan SMA Adiguna, para guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan cukup
baik. Hal ini ditunjukkan dengan persiapan silabus dan RPP-nya yang cukup baik.
Pelaksanaan pembelajaran pun dapat dikatakan cukup baik. Guru menggunakan
sumber belajar berupa buku ajar sebagai sumber utama praktis digunakan. Hanya
saja beberapa guru belum menggunakan LKPD dalam kegiatan pembelajaran dan
ada beberapa penghambat dalam pembelajaran menganalisis teks cerita biografi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan faktor- faktor
penghambat dalam proses pembelajaran teks cerita biografi, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari peserta didik yaitu (1) kurangnya
minat dan motivasi peserta didik mengikuti pembelajaran, (2) kurangnya
9
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran, (3) kurangnya
pemahaman peserta didik terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks
cerita biografi.
Faktor eksternal yang berasal dari guru, yaitu (1) belum menerapkan metode
pembelajaran yang inovatif, masih menerapkan metode konvensional yaitu
ceramah dan teori, (2) tersedianya bahan ajar yang kurang mencerminkan
pengamalan pendidikan nilai.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tergugah untuk melakukan penelitian
pengembangan bahan ajar berupa LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis
nilai- nilai pendidikan karakter. Penelitian pengembangan ini nantinya dikemas
dalam bentuk LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) yang bisa digunakan
peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan guru.
Penelitian pengembangan LKPD menganalisis teks cerita biografi ini diharapkan
dapat meningkatkan minat dan kreativitas peserta dalam menganalisis teks
biografi. Selain itu, produk bahan ajar yang berupa LKPD (Lembar Kegiatan
Peserta Didik) dapat membantu guru dalam mengelola pembelajaran yang efektif
dan efisien, dan juga dapat menjadi referensi dalam pembelajaran menganalisis
teks cerita biografi.
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada beberapa penelitian terdahulu.
Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Nety Syafithri yang berjudul Nilai-
Nilai Pendidikan Karakter Dalam Biografi Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar
Karya Alberthiene Endah Dan Kelayakannya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.
10
Persamaan penelitian Nety Syafithri dengan penelitian ini terletak pada aspek
nilai- nilai pendidikan karakter dan sama-sama meneliti pada tingkat SMA.
Perbedaannya, dalam penelitian yang dilakukan oleh Nety menggunakan novel,
Sedangkan penelitian ini menggunakan LKPD yang di dalamnya terdapat banyak
biografi tokoh yang dapat dianalisis nilai- nilai yang dapat diteladani.
Selain itu, penelitian yang hampir sama juga pernah dilakukan oleh Mujiyono
dkk, pada tahun 2014 dengan judul penelitian Pengembangan Bahan Ajar
Menulis Berbasis Nilai- Nilai Karakter Islam Untuk MTs. Meskipun judul
penelitian terdapat kesamaan, namun ada perbedaan antara kedua penelitian
tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan. Jika dalam kedua penelitian
tersebut dilakukan pengembangan bahan ajar berbasis nilai- nilai pendidikan
karakter dan kelayakannya sebagai bahan ajar, maka penulis melakukan penelitian
pengembangan bahan ajar jenis LKPD yang di dalamnya terdapat nilai- nilai
pendidikan karakter yang difokuskan untuk pembelajaran bahasa Indonesia dalam
menganalisis teks cerita biografi, sedangkan peneliti terdahulu menggunakan
semua KD menulis, kemudian tipe sekolah yang digunakan pada penelitian
sebelumnya adalah MTs, sedangkan dalam penelitian ini adalah tingkat SMA
Kelas X.
Beberapa penelitian di atas memaparkan hal- hal yang berkaitan dengan
pengembangan bahan ajar, menganalisis teks cerita biografi. Penelitian ini
dilakukan sebagai tindak lanjut dan pengembangan untuk melengkapi penelitian-
penelitian di atas. Dengan memberikan pembaharuan dan inovasi pada beberapa
segi.
11
Berdasarkan penjelasan tersebut, agar penelitian dapat terfokus dan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian, maka penulis membatasi permasalahan pada
penelitian ini, yakni bahan ajar yang akan dikembangkan adalah bahan ajar jenis
LKPD yang dibatasi pada pembelajaran teks cerita biografi, khususnya
menganalisis hal yang dapat diteladani pada teks cerita biografi yang diajarkan
pada peserta didik kelas X SMA. Selain itu, basis yang digunakan dalam
pengembangan bahan ajar adalah nilai- nilai pendidikan karakter sesuai dengan
tujuan kurikulum 2013 saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan
masalah dari penilitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah spesifikasi LKPD menganalisis teks cerita biografiberbasis
nilai- nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas X SMA?
2) Bagaimanakah kelayakan LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis
nilai- nilai pendidikan karakter untuk siswa kelas X SMA?
3) Bagaimanakah Efektivitas LKPD terhadap peningkatan kemampuan siswa
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal- hal, sebagai
berikut.
12
1) Mendeskripsikan spesifikasi LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis
nilai- nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk
siswa kelas X SMA yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru.
2) Uji coba kelayakan LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-
nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa
kelas X SMA.
3) Uji coba Keefektivitasan LKPD terhadap peningkatan kemampuan siswa
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah tersedianya Lembar Kegiatan Peserta Didik untuk
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Adapun manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
untuk mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia yang
berbasis teks, khususnya pembelajaran teks cerita biografi pada tingkat SMA,
sehingga penelitian ini diharapkan memberikan inovasi dalam pembelajaran
teks cerita biografi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
13
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga,
yaitu bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi peneliti lain. Secara terinci
diuraikan sebagai berikut. (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian
pengembangan ini dapat membantu peserta didik agar mampu menganalisis
teks cerita biografi yang berbasis nilai- nilai pendidikan karakter, dan dapat
membantu mengungkapkan hal- hal yang menarik yang dapat diteladani dari
tokoh. (2) Bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan
sebagai alternatif atau bahan rujukan untuk pembelajaran menganalisis teks,
khususnya teks biografi. Penelitian ini akan membantu dalam pembelajaran
teks cerita biografi sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat (3)
Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan, untuk dikembangkan dalam
penelitian selanjutnya dan dapat lebih fokus pada pengembangan bahan ajar
yang lebih baik, lengkap, dan sempurna sesuai perkembangan kurikulum yang
berlaku.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X SMA Adiguna
Bandarlampung, SMAN 7 Bandarlampung dan SMA Tri Sukses Natar
Lampung Selatan tahun pelajaran 2017/2018.
2. Objek penelitian ini adalah pengembangan LKPD menganalisis teks cerita
biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas X SMA.
14
3. Lokasi uji kelompok besar dalam penelitian ini dilaksanakan di SMA
Adiguna Bandarlampung, SMAN 7 Bandarlampung dan SMA Tri Sukses
Natar Lampung Selatan. Alasan pemilihan ketiga sekolah tersebut adalah
untuk melihat kelayakan bahan ajar LKPD ini jika digunakan di
kabupaten/kota yang berbeda.
4. Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2017/2018.
1.6 Spesifikasi Produk Pengembangan
Spesifikasi produk ini berupa pengembangan LKPD menganalisis teks cerita
biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter pada pembelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas X SMA. Bahan ajar yang dikembangkan berupa LKPD.
Produk pengembangan ini memiliki cirri khas tersendiri yang berbeda dengan
bahan ajar yang sudah ada. Ciri khas tersebut adalah dengan adanya
pengintegrasian nilai- nilai pendidikan karakter dalam bahan ajar tersebut yang
disesuaikan dengan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas.
LKPD yang akan dikembangkan sebagai berikut.
Tabel 1.1 Spesifikasi pengembangan LKPD menganalisis teks cerita biografi
berbasis nilai-nilai pendidikan karakter
No Komponen Pengembangan
1 Cover Gambar sesuai dengan tema
a. Judul Sesuai dengan materi
b. Materi Sesuai dengan materi dalam tema
c. Kelas X SMA/MA
d. Waktu Disesuaikan dengan kecapain KI dan KD
serta indikator
2 Pemetaan Kompetensi
Dasar
Mengintegrasikan KI dan KD
15
No Komponen Pengembangan
3 Petunjuk Kegiatan Berisikan petunjuk kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik
4 Materi Pokok dan
Informasi Pendukung
Materi pokok dan informasi pendukung
merupakan wacana yangdigunakan dalam
acuan materi pembelajaran yang harus
dikembangkansehingga peserta didik bisa
mengembangkan sendiri materi seperti apa
yang perluditambahkan sesuai kebutuhan.
Dalam materi pokok diselipkan informasi
pendukung terkait nilai-nilai pendidikan
karakter.
6 Tugas-tugas dan
Langkah Kegiatan
Mengemukakan pengetahuan awal
Menyelidiki dan menemukan konsep
Penjelasan dan solusi menganalisis teks dan
mengintegrasikan nilai pendidikan karakter.
7 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap kompetensi
siswa dan pencapaian indikator. Penilaian
yang dilakukan yaitu pada
kognitifsiswadengan melihat perbedaan
hasil belajarpada pretest dan posttest.
1. Cover
Lembar cover yang akan dikembangkan dibuat dengan gambar berwarna dan
menarik dari LKPD biasanya. Berikut ini gambaran pengembangan dari
bagian cover.
16
Gambar 1.1 Cover
2. Materi Pokok dan Informasi Pendukung
Dalam materi pokok diselipkan informasi pendukung terkait nilai-nilai
pendidikan karakter.
Gambar 1.2 Informasi Pendukung
17
II. LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Ajar
Pemahaman terhadap hakikat bahan ajar penting diperlukan sebelum melakukan
kegiatan pengembangan. Teori- teori yang digunakan dalam bahan ajar antara lain
adalah (1) pengertian bahan ajar, (2) karakteristik bahan ajar, (3) prinsip- prinsip
penyusunan bahan ajar, (4) bentuk bahan ajar, dan (5) bahan ajar cetak.
2.1.1 Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Pada dasarnya berisi tentang
pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan keterampilan yang berisi pesan,
informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait
dengan pokok bahasa tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Daryanto dan Dwicahyo, 2014: 171)
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Depdiknas, 2006: 3). Atas
dasar definisi ini, bahan ajar dapat pula diartikan sebagai seperangkat
18
fakta,konsep, prinsip, prosedur, atau generalisasi yang dirancang secara khusus
untuk memudahkan pengajaran. Secara lebih sempit bahan ajar juga biasanya
disebut sebagai materi pembelajaran. Materi pembelajaran dengan demikian dapat
dikatakan sebagai program yang disusun guru untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap pembelajaran yang
diturunkan dari kurikulum yang berlaku. Bahan ajar merupakan bahan atau materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa
dalam KBM (Daryanto, 2014:176).
Bahan ajar pada dasarnya merupakan seperangkat fakta, konsep, prosedur, dan
atau generalisasi yang dirancang secara khusus untuk memudahkan pengajaran.
Isinya tidak hanya konsep yang akan dipelajari, tetapi juga petunjuk penggunaan
bahan dan pelatihan atau tugas yang relevan. (Abidin, 2014: 47)
Beberapa penelitian di atas memaparkan bahwa bahan ajar merupakan bahan atau
materi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru berisi tentang pengetahuan,
nilai, sikap, tindakan, dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi
berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa
tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.2 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Prinsip pengembangan bahan ajar yang harus dilakukan guru, Depdiknas (2008:
10-11) menyarankan bahwa pengembangan bahan ajar hendaklah memerhatikan
prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut sebagai
berikut.
19
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari konkret untuk
memahami yang abstrak.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman
siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar.
5. Mencapa tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.
2.1.3 Karakteristik Bahan Ajar
Sebuah bahan ajar juga memiliki karakteristik khusus. Jika karakteristik ini
diikuti, apa yang diajarkan akan menjadi masukan yang bermakna. Beberapa
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencerminkan satu sudut pandang yang modern atas mata pelajaran dan
penyajian.
2. Menyediakan satu sumber yang teratur dan bertahap.
3. Menyajikan pokok masalah yang kaya dan serasi.
4. Menyediakan aneka model, metode, dan sarana pengajaran.
5. Menyajikan fiksasi awal bagi tugas dan latihan.
6. Menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial. Tarigan (dalam Abidin,
2014: 267)
20
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Daryanto (2014: 171) Penyusunan bahan ajar tentunya memiliki tujuan. Adapun
tujuan penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut.
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Selain memiliki tujuan dalam penyusunannya, bahan ajar juga memiliki sejumlah
manfaat, baik manfaat bagi guru maupun bagi peserta didik. Berikut
penjabarannya.
a. Manfaat bagi Guru
(1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.
(2) Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
(3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
(4) Menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman guru dalam menulis
bahan ajar.
(5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
(6) Menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan Pengusulan Angka Kredit)
jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
21
b. Manfaat bagi Peserta Didik
(1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
(2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru.
(3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
Sementara itu, Abidin dalam bukunya (2014: 263) mengemukakan bahwa bahan
ajar juga memiliki fungsi penting bagi pembelajaran. Beberapa fungsi bahan ajar
tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan kepada siswa.
(2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
(3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan tujuan bahan ajar untuk membantu peserta
didik memeroleh alternatif bahan ajar di samping sulitnya mencari buku- buku
yang sesuai dan mempermudah guru dalam kegiatan pembelajaran.
2.1.5 Jenis-Jenis Bahan Ajar
Jenis- jenis bahan ajar menurut Daryanto (2014: 175) di antaranya adalah lembar
informasi (information sheet), operation sheet, jobsheet, worksheet, handout,
modul.
22
Adapun beberapa jenis-jenis bahan ajar adalah sebagai berikut.
1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, dan non cetak (nonprinted), seperti model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compactdisk
audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI
(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
2.1.6 Bentuk Bahan Ajar
Ada beragam bahan ajar yang beredar di sekolah. Bahan ajar tersebut ada yang
berbentuk buku, modul, maupun bahan ajar yang berbasis komputer. Berdasarkan
bentuknya, Prastowo (2012: 40) membedakan bahan ajar menjadi empat macam,
yaitu (1) bahan ajar cetak, (2) bahan ajar dengar atau audio, (3) bahan ajar
pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar interaktif.
Lestari (2013: 73) membedakan bahan ajar menjadi dua, yaitu bahan ajar cetak
dan noncetak. Bahan ajar cetak berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar
kerja siswa. Bahan ajar noncetak meliputi 1) bahan ajar dengar (audio), seperti
kaset, radio, piringan hitam, compact disc audio, 2) bahan ajar pandang dengar
(audio visual) seperti video compact disc dan film, 3) multimedia interaktif,
seperti CIA (Computer Assisted Instruction), compact disc (CD) multimedia
interaktif, dan bahan ajar berbasis web.
23
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai bentuk bahan ajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar ada empat macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan
ajar audio, bahan ajar audio visual, dan bahan ajar interaktif.
2.1.7 Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak disajikan dalam bentuk buku. Buku disusun dengan
menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi
buku, dan daftar pustaka. Secara umum buku dapat dibedakan menjadi empat
jenis sebagai berikut:
a. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber
untuk kajian ilmu tertentu.
b. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan, misalnya
cerita, novel, dan lain sebagainya.
c. Buku pegangan, yaitu buku yang biasa dijadikan pegangan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
d. Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan
berisi bahan- bahan atau materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai.
Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis buku menurut Pusat
Perbukuan Depdiknas (2004). Aspek- aspek tersebut adalah sebagai berikut: a)
aspek isi atau materi, b) aspek penyajian materi, c) aspek bahasa dan keterbacaan,
dan d) aspek grafika.
24
a. Aspek isi atau materi
Aspek isi atau materi merupakan bahan pembelajaran yang spesifik, jelas,
akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan. Informasi yang disajikan tidak
mengandung makna bias. Perincian materi harus mempertimbangkan
keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan
pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan
proses, latihan dan praktik, dan tes keterampilan maupun pemahaman.
b. Aspek penyajian materi
Aspek penyajian materi merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan
dalam penyusunan buku, baik berkenaan dengan penyajian tujuan
pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan
perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan,
maupun latihan dan soal.
c. Aspek bahasa dan keterbacaan
Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyampaian bahan
seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Aspek keterbacaan berkaitan
dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kaimat, paragraf, dan wacana)
bagi kelompok atau tingkatan siswa.
d. Aspek grafika
Aspek grafika berkaitan dengan fisik buku, seperti ukuran buku, kertas,
cetakan, ukuran huruf, warna, ilustrasi, dan lain- lain. Pada umumnya penulis
buku tidak terlibat secara langsung dalam mewujudkan grafika buku, namun
bekerja sama dengan penerbit.
25
2.1.8 Pengembangan Bahan Ajar
Dalam praktik pengembangannya, untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai
dengan tuntutan kompetensi yang harus dilakukan oleh peserta didik,
pengembangan bahan ajar yang dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
langkah teknis pengembangan bahan ajar yakni (1) analisis terhadap KI-KD, (2)
analisis sumber belajar, dan (3) penentuan jenis bahan ajar. Analisis KI-KD
dilakukan untuk menentukan kompetensi- kompetensi mana yang memerlukan
bahan ajar (Abidin, 2014: 270).
2.2 Komponen Bahan Ajar Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Penelitian ini akan membahas tentang bahan ajar cetak, yakni Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD). Berikut penjelasan lengkap tentang LKPD menurut
Depdiknas (2008: 23-24). Lembar kegiatan peserta didik (student work sheet)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Lembar kegiatan siswa memuat paling tidak judul, KD yang akan dicapai, waktu
penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang
harus dikerjakan. Menurut Trianto (2012: 111) mengemukakan bahwa “LKPD
merupakan panduan bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mendasar untuk
memaksimalkan pemahaman sesuai indikator pencapaian hasil belajar.”
Menurut Prastowo (2012: 204) LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang
berupa lembaran- lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk yang
harus dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas- tugas tersebut sudah
disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
26
Jadi dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan suatu pedoman yang telah
disusun dan didesain sedemikian rupa sehingga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperluas pemahaman materi yang menjadi tujuan pembelajaran.
Pedoman tersebut berisi kegiatan- kegiatan yang terarah dan aktif, sehingga
LKPD dapat dijadikan penuntun bagi siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Dalam menyiapkan guru harus cermat dan memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya KD dikuasai
oleh peserta didik.
2.2.1 Fungsi LKPD
Lembar kerja siswa atau disebut lembar kerja peserta didik menurut Prastowo
(2012: 205) memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran sebagai
berikut.
1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang disampaikan.
3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka secara umum fungsi LKPD adalah sebagai
bahan ajar yang membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi melalui urutan langkah yang telah dirancang sebelumnya dan
peserta didik dapat mengekspresikan kemampuannya dalam memecahkan
masalah.
27
2.2.2 Tujuan LKPD
Dijelaskan oleh Prastowo (2012: 206) bahwa terdapat empat poin penting yang
menjadi tujuan penyusunan lembar kerja siswa atau LKPD yaitu.
1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memberi
interaksi dengan materi yang diberikan.
2. Menyajikan tugas- tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan.
3. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan mengenai tujuan dari
penyusunan LKPD dalam kegiatan pembelajaran yang secara umum LKPD
memperlihatkan kepada peserta didik apa yang menjadi tujuan pencapaian
pembelajaran. LKPD menyajikan urutan langkah- langkah yang berguna untuk
memahami isis materi secara urut dan mencapai tujuan pembelajaran yang
dimaksud serta meningkatkan pemahaman diri akan materi pembelajaran.
2.2.3 Unsur- Unsur LKPD
Menurut Prastowo (2012: 208) LKPD terdiri dari enam unsur utama dan format
dalam penyusunannya. Berikut unsur LKPD dipandang dari struktur dan
formatnya disajikan pada tabel di bawah ini.
28
Tabel 2.1 Struktur dan Format LKPD
No. Struktur LKPD
1 Judul
2 Petunjuk belajar
3 Kompetensi yang akan dicapai
4 Informasi pendukung
5 Langkah- langkah kerja
6 Penilaian
Namun jika dilihat dari segi formatnya, LKPD minimal memenuhi delapan unsur,
yaitu judul, kompetensi daasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian,
peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat,
langkah kerja, tugas yang harus dilaksanakan, dan laporan yang harus dikerjakan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa LKS yang dapat disebut LKPD
adalah lembaran –lembaran yang berisi tugas yang disertai dengan petunjuk dan
langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas sehingga mampu mengembangkan
kemampuan yang diharapkan.
2.3 Macam- Macam Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Berdasarkan pemahaman yang dikemukakan oleh Prastowo (2012: 209-211) jika
dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka terdapat lima macam bentuk LKS
atau LKPD yaitu:
1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep yakni LKPD
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkret,
sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.
2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan.
29
3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar yakni LKPD berisi
pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan
dapat mengerjakan LKPD tersebut jika membaca buku.
4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan.
5. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.
Dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini LKPD yang disusun bertujuan
untuk membantu siswa menemukan konsep yang akan mereka bangun dan dapat
menerapkan konsep yang telah dibangun dalam kehidupan sehari- hari. Jadi secara
umum LKPD yang disusun berkenaan dengan penggunaan jenis atau macam-
macam LKPD yang digunakan selama proses pembelajaran disesuaikan dengan
sintaks pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ini menjadi
nilai penting agar LKPD yang disusun dapat membantu siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran yang bermakna.
Hal ini dipertegas oleh Arsyad (2012: 38-39) bahwa LKS atau LKPD sebagai
sumber belajar mempunyai banyak manfaat. Beberapa kelebihan dalam
pembelajaran menggunakan LKS, antara lain.
1. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing- masing
sehingga siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran tersebut.
2. Di samping dapat mengulang materi dalam media cetakan, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis.
3. Memungkinkan adanya perpaduan antara teks dan gambar yang dapat
menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi
yang disajikan.
30
4. Khusus pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi dengan aktif
karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan.
5. Materi dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan
mudah.
LKPD hasil penelitian yang digunakan sebagai sumber belajar berisikan kegiatan
mandiri dan kegiatan berkelompok. Kegiatan mandiri yang ada pada LKPD
berupa pengkonstruksian pengetahuan dan penemuan konsep melalui alur cerita.
Melalui kegiatan tersebut merupakan salah satu keunggulan dan ciri yang
membedakan dengan LKPD lainnya, jadi peserta didik tidak sekadar tahu tetapi
paham terhadap materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dari peserta didik melalui kegiatan tersebut.
LKPD juga memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan afektif peserta didik
karena gambar dan ilustrasi yang ditampilkan dalam LKPD dapat menimbulkan
ketertarikan peserta didik memelajari LKPD tersebut. Peserta didik yang senang
dan tertarik terhadap sumber belajar LKPD merupakan modal yang bagus
sebelum peserta didik memelajari isi yang terkandung di dalam LKPD.
2.3.1 Kriteria Penyusunan dan Penulisan LKPD
Berikut ini merupakan kriteria penyusunan dan penulisan LKPD yang dapat
dikembangkan oleh guru secara mandiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah.
1. Tujuan penyusunan LKPD
Tujuan penyusunan LKPD untuk pembelajaran adalah sebagai berikut.
31
a. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercapaian
indikator serta kompetensi dasar dan kompetensi inti yang sesuai dengan
kurikulum berlaku.
b. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Bahan
Bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam mempermudah
proses pembelajaran harus sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
a. Tersusun logis dan sistematis. Penyusunan bahan perlu menyeleksi
konsep yang akan dibelajarkan dan urutan rantai kognitifnya harus
diperhatikan.
b. Sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan peserta didik.
c. Bahan ajar dapat merangsang dan memotivasi keingintahuan peserta
didik.
d. Bahan ajar mutahir dan memiliki kontekstualitas yang tinggi.
3. Metode
Metode dalam menyusun LKPD adalah sebagai berikut.
a. Memperkaya kegiatan di dalam kelas, contohnya dapat berupa kegiatan di
luar kelas atau kegiatan laboratorium.
b. Memotivasi peserta didik.
c. Mengembangkan keterampilan proses peserta didik.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah.
e. Menanamkan sikap ilmiah melalui proses pembelajaran.
32
4. Pertimbangan dilihat dari kepentingan peserta didik
Pertmbangan dalam menyusun LKPD dilihat dari kepentingan peserta didik,
yaitu sebagai berikut.
a. menarik minat peserta didik.
b. atraktif dan implusif.
c. Menambah keyakinan dan rasa berhasil bagi peserta didik.
d. Memotivasi peserta didik untuk mengetahui lebih lanjut.
e. Pemilihan kosa kata dan istilah sains yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan usia peserta didik.
2.3.2 Kriteria Kualitas Lembar Kegiatan Peserta Didik
(Rohaeti, 2008: 3) dalam sebuah pembelajaran, LKPD memiliki peranan yang
sangat penting karena LKPD merupakan pedoman pendidik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dan pemberian tugas- tugas kepada peserta didik. LKPD
yang disusun harus memenuhi persyaratan- persyaratan berikut ini.
1. Syarat-Syarat Dikdatik
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik dapat
dijabarkan sebagai berikut.
a. Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
b. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.
c. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta
didik.
d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral,
dan estetika pada diri peserta didik.
e. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
33
2. Syarat-Syarat Konstruksi
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat konstruksi sebagai
berikut.
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
3. Syarat-Syarat Teknik
Syarat-syarat teknik dalam pembuatan LKPD, di antaranya sebagai berikut.
a) Tulisan
1. Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
2. Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa
yang diberi garis bawah.
3. Gunakan kalimat pendek atau kalimat- kalimat yang tidak terlalu
panjang.
4. Gunakan bingkai untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban
peserta didik.
5. Usahakan agar besarnya huruf dan gambar sesuai.
b) Gambar
Gambar yang baik dalam LKPD adalah gambar yang dapat
menyampaikan isi dari materi pelajaran yang disampaikan atau sedang
dipelajari agar peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan.
c) Penampilan
Penampilan LKPD harus menarik karena peserta didik akan melihat
LKPD dan lebih tertarik pada sampulnya. Maka LKPD dibuat semenarik
mungkin.
34
2.4 Langkah- Langkah Menyusun Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran- lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan
memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/
bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah
kerja, dan laporan yang harus dikerjakan.
Dalam menyiapkan lembar kegiatan peserta didik dapat dilakukan dengan
langkah- langkah sebagai berikut.
a. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKPD. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis
dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang
akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKPD
yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKPD-nya juga dapat dilihat.
Sekuens LKPD ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.
Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan judul-judul LKPD
Judul LKPD ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan
sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan
besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke
35
dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi
itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKPD. Namun apabila diuraikan
menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah
misalnya menjadi 2 judul LKPD.
d. Penulisan LKPD
Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut.
a. Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu LKPD langsung diturunkan dari dokumen SK.
b. Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi,
dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat
penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan
Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian
guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
c. Penyusunan Materi
Materi LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi
LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau
ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam
LKPD ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih
jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna
mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
36
dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi
diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompok diskusi dan berapa lama.
d. Struktur LKPD
Struktur LKPD secara umum sebagai berikut.
1. Judul
2. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
3. Kompetensi yang akan dicapai
4. Informasi pendukung
5. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
6. Penilaian
2.5 Evaluasi dan Revisi
Setelah selesai menulis LKPD, selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah
evaluasi terhadap LKPD tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah LKPD telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik
evaluasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat
ataupun uji coba kepada siswa secara terbatas. Responden bisa Anda tentukan
apakah secara bertahap mulai dari one to one, rroup, ataupun class.
Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
a. Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
1. Kesesuaian dengan KI, KD.
2. Kesesuaian dengan perkembangan anak.
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar.
37
4. Manfaat untuk penambahan wawasan.
5. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai- nilai sosial.
b. Komponen kebahasaan antara lain mencakup:
1. Keterbacaan
2. Kejelasan informasi
3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)
c. Komponen penyajian antara lain mencakup:
1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2. Urutan sajian
3. Pemberian motivasi, daya tarik
4. Interaksi (pemberian stimulus dan respons)
5. Kelengkapan informasi
d. Komponen kegrafikan antara lain mencakup:
1. penggunaan font; jenis dan ukuran
2. lay out atau tata letak
3. ilustrasi, gambar, foto
4. desain tampilan
Dengan demikian, berdasarkan Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Depdiknas:
2008) lembar kegiatan siswa (LKS) atau lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat
disusun sendiri oleh guru agar lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang
akan dilakukan. LKPD yang disusun sendiri oleh guru akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi yang akan dipelajari dan akan
memberikan kemudahan bagi siswa dalam mengerjakannya. Ini berarti dengan
38
kemudahan tersebut, maka dapat menciptakan proses pembelajaran berjalan lebih
mudah dan menyenangkan.
Untuk itu hendaknya dalam penyusunan atau pembuatan lembar kerja peserta
didik (LKPD) perlu memerhatikan langkah- langkah atau tahapan yang baik dan
runtut agar dapat menghasilkan bahan ajar lembar kegiatan siswa yang baik dan
tepat diterapkan dalam pembelajaran.
2.6 Narasi Ekspositoris
Dalam eksposisi dikemukakan bahwa untuk menyajikan suatu analisis proses
dapat dipergunakan teknik narasi. Narasi semacam ini dinamakan narasi
ekspositoris atau narasi teknis karena sasaran yang ingin dicapai adalah ketepatan
informasi mengenai suatu peristiwa yang dideskripsikan. Narasi dapat berisis
fakta atau fiksi. Narasi berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi
yang bersifat fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah
biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sementara itu, contoh narasi
sugestif adalah novel, cerpen, maupun cergam.
Narasi ekspositoris pertama- tama bertujuan untuk menggugah pikiran para
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio,
yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah
tersebut. Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu
peristiwa. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan
tahap-tahap kejadian, rangkaian- rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau
pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengetian
pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan.
39
Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan
suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula
dilakukan secara berulang- ulang.
2.6.1 Pengertian Teks Cerita Biografi
Kemendikbud (2014: 37) menyebutkan biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi
merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi secara sederhana dapat
dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk
beberapa baris kalimat saja,namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.
Kemendikbud (2014: 37) mengemukakan biografi adalah kisah atau keterangan
tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks dari pada sekadar
daftar tanggal lahir atau mati dan data- data pekerjaan seseorang. Teks cerita
biografi bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-
kejadian tersebut. Dalam teks cerita biografi tersebut diceritakan secara lengkap
kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia.
Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seseorang
tokoh dijelaskan.
Biografi adalah riwayat hidup seseorang tokoh yang ditulis oleh orang lain.
Anindyarini ( 2008: 121), sejalan dengan pendapat sebelumnya Priyatni, dkk
(2014: 144) menuliskan bahwa teks biografi adalah teks yang mengisahkan
tentang riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
40
Menurut beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan teks cerita biografi
merupakan tulisan dalam bentuk teks yang menceritakan secara lengkap riwayat
hidup seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain dan dapat diteladani.
2.6.2 Jenis- Jenis Biografi
Biografi dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu dari sisi penulis, isi, persoalan yang
dibahas, dan berdasarkan penerbitannya.
a. Berdasarkan Sisi Penulis
Dilihat dari sisi penulis biografi dapat dibagi dua yaitu
(1) Autobiografi adalah perjalanan hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh
yang tercatat perjalanan hidupnya
(2) Biografi adalah perjalanan hidup yang ditulis oleh orang lain.
Jika dilihat dari sisi penulis, maka penelitian ini termasuk biografi, karena
menceritakan perjalanan hidup tokoh ditulis oleh orang lain.
b. Berdasarkan Isinya
Ditinjau dari sisi isi biografi, dibagi menjadi dua yaitu.
(1) Biografi perjalanan hidup yaitu isinya berupa perjalanan hidup lengkap
atau sebagian paling berkesan.
(2) Biografi perjalanan karir isinya berupa perjalanan karir dari awal karir
hingga karir terbaru,atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai
sesuatu.
41
Berdasarkan dari sisi isi pada uraian di atas, maka dalam penelitian ini
mencakup kedua- duanya, yaitu biografi perjalanan hidup dan biografi yang
berisi perjalanan karir.
c. Berdasarkan Persoalan yang Dibahas
Jika dilihat berdasarkan persoalan yang dibahas. Biografi dibagi menjadi tiga,
yaitu.
(1) Biografi politik
Biografi politik yaitu penulisan tokoh- tokoh di negeri ini dari sudut
politik. Dalam biografi semacam ini bahan- bahan yang dikumpulkan
biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang tidak lepas
dari kepentingan penulis atau sosok yang ditulisnya.
(2) Intelektual biografi
Intelektual biografi yaitu disusun melalui riset dan segenap temuan
dituangkan penulisnya dengan gaya penulisan ilmiah
(3) Biografi jurnalistik atau biografi sastra
Materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh
yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung
penulisan. (Kemendikbud, 2014: 39)
2.6.3 Ciri- Ciri Teks Biografi
Menurut Priyatni, dkk (2014: 145) terdapat ciri- ciri dari teks biografi adalah
sebagai berikut.
a) Strukturnya terdiri atas, Orientasi, Peristiwa/ Masalah, dan Reorientasi
b) Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual) dalam bentuk narasi
c) Faktualnya berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang patut diteladani
42
2.6.4 Struktur Teks Cerita Biografi
Struktur merupakan sebuah susunan untuk membuat kerangka atau susunan
menjadi lebih sistematis dan terperinci. Sebuah struktur membuat susunan sebuah
teks atau bahan lainnya menjadi terkonsep lebih baik. Selain mengetahui definisi
dan ciri umum sebuah teks cerita biografi, penting bagi kita mengenal struktur di
dalamnya.
Kemendikbud (2014: 38) menjelaskan bahwa, secara garis besar struktur teks
cerita biografi dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Tahap orientasi merupakan bagian yang berisi pengenalan tokoh dan
gambaran awal dari tokoh yang diceritakan. Tahap ini adalah tahapan awal
sebagai pengenalan isi cerita dan tokoh yang diceritakan.
b. Tahapan pengenalan peristiwa atau masalah merupakan bagian yang berisi
berbagai permasalahan yang dialami tokoh dan berisi hal-hal yang menarik,
mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan dari tokoh tersebut. Bagian
ini disebut juga inti biografi. Pada tahapan ini menceritakan bagaimana kisah
hidup tokoh yang diceritakan dalam kehidupannya sehingga pada tahapan ini
bisa juga disebut sebagai penjelas sebuah karya tulis cerita biografi.
c. Reorientasi merupakan bagian akhir dari biografi yang biasanya berisi tentang
quote dari si tokoh tersebut. Biasanya berisi kata-kata motivasi bagi kita
untuk tidak mudah dan mencontoh kisah hidup dari suatu tokoh.
43
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Priyatni, dkk (2014: 56) Berikut adalah
struktur teks cerita biografi
a) Orientasi
Bagian pengenalan tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di
dalam teks biografi
b) Peristiwa atau Masalah
Bagian peristiwa atau kejadian yang dialami tokoh. Berisi peristiwa atau
kejadian, penjelasan tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi atau pernah
dialami oleh tokoh termasuk masalah yang dihadapinya dalam mencapai
tujuan dan cita- citanya. Hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan
mengharukan yang dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian peristiwa
c) Reorientasi
Bagian penutup, berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Reorientasi bersifat opsional, boleh ada boleh juga tidak ada.
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa struktur teks cerita
biografi terdiri atas tiga tahapan yaitu orientasi, peristiwa dan masalah, dan
reorientasi. Jadi setiap teks pasti memiliki struktur yang menjadi sebuah pembeda
dengan teks lainnya.
2.6.5 Memahami Teks Cerita Biografi
Agar memudahkan dalam memahami teks biografi ada empat hal yang harus
dicermati yaitu.
a) Judul biografi
b) Hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh
44
c) Hal mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh
d) Hal yang dapat dicontoh dalam kehidupan tokoh
2.7 Hakikat Nilai
Darmodiharjo (2010: 233) mengatakan bahwa nilai adalah sifat atau kualitas dari
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,baik lahir maupun batin. Bagi
manusia, nilai dijadikan landasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah
laku, baik disadari atau tidak. Sejalan dengan pendapat di atas Lubis (2008: 18)
mengatakan bahwa nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat
berarti bagi kehidupan manusia. Keberadaan nilai akan menjadi tampak, seiring
dengan kebutuhan yang diperluk an terhadap sesuatu tersebut. Nilai dapat
dikatakan sebagai sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan berharga dan bermanfaat
bagi manusia. Serta nilai dijadikan landasan atau motivasi dalam bersikap dan
bertingkah laku, baik yang disadari atau tidak.
2.8 Nilai- Nilai Pendidikan Karakter
Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat- sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti. Karakter dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai
atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Syafaruddin (2012: 181)
menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan proses menanamkan karakter
tertentu sekaligus menumbuhkan nilai karakter pada peserta didik pada saat
menjalankan kehidupannya, dengan kata lain peserta didik tidak hanya memahami
pendidikan nilai sebagai bentuk pengetahuan, namun juga menjadikannya sebagai
45
bagian dari hidup dan secara sadar hidup berdasarkan nilai tersebut. Lebih lanjut
Koesoema (2007: 124) mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan
bagian kinerja dari sebuah lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat
berbagai macam keterlibatan individu dan tata aturan kelembagaan. Pendidikan
karakter lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan hanya mengajarkan
mana yang benar dan mana yang salah tetapi juga menanamkan kebiasaan tentang
hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang benar dan
mana yang salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau melakukannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan
karakter merupakan proses menanamkan karakter tertentu sekaligus
menumbuhkan nilai karakter pada peserta didik. Nilai karakter juga bukan hanya
mengajarkan mana yang benar atau salah. Tetapi lebih terfokus agar peserta didik
paham dan mampu merasakan nilai yang baik dan mau melakukan dan
menerapkan dalam kehidupannya.
2.9 Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dalam diri peserta
didik, sehingga peserta didik mampu memiliki budi pekerti secara utuh, terpadu,
dan seimbang. Peserta didik yang memiliki nilai-nilai budi pekerti akan
menggunakan segala pengetahuan, keterampilan, dan emosionalnya dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Asmani, 2011: 42-43). Tujuan pendidikan
karakter dalam pendidikan formal yaitu menguatkan dan mengembangkan nilai-
nilai kehidupan yang dianggap penting serta memperbaiki perilaku peserta didik
yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan (Kesuma, 2011: 137).
46
Tujuan pendidikan karakter di sekolah menurut Wahyuni, dkk (2014: 4) adalah
mengembangkan potensi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang
memiliki nilai karakter, mengembangkan nilai-nilai karakter manusia sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung
jawab dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa, menjadi peserta
didik yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, dan mengembangkan
lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, kreatif, serta
bersahabat. Menurut Amri, dkk (2011: 5-6) pendidikan karakter di sekolah
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perasaan, sikap,
perkataan, dan perbuatan agar sesuai dengan norma-norma serta adat istiadat.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter dalam pendidikan formal bertujuan untuk menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter agar peserta didik memiliki budi pekerti.
Budi pekerti tersebut yang akan digunakan peserta didik dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Berdasarkan beberapa pemikiran ahli di atas, juga dapat
diambil kesimpulan bahwa pendidikan karakter pada pendidikan formal bertujuan
untuk mendidik peserta didik agar diterima dalam lingkungan masyarakat, serta
mempersiapkan peserta didik menjadi generasi penerus bangsa.
2.10 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan
berpengaruh kepada karakter peserta didik yang diajarnya. Pendidikan karakter
47
adalah upaya sadar dan sungguh- sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai- nilai kepada siswanya. Siswa adalah generasi yang akan menentukan
kehidupan bangsa dikemudian hari (Wibowo, 2012: 53). Karakter peserta didik
yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa. Nilai-
nilai karakter akan tertanam baik pada peserta didik jika dalam proses tumbuh
kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara
luas. (Kemendiknas, 2010: 44) Pilar- pilar penting dalam pendidikan karakter,
yaitu.
1) Responsibility (tanggung jawab)
2) Respect (rasa hormat)
3) Fairness (keadilan)
4) Courage (keberanian)
5) Bonesty (kejujuran)
6) Citizenship (kewarganegaraan)
7) Self-discipline (disiplin diri)
8) Caring (peduli)
9) Perseverance (ketekunan)
Pendidikan karakter memang harus mulai dibangun di rumah dan dikembangkan
di lembaga pendidikan sekolah, bahkan diterapkan secara nyata di dalam
masyarakat dan bahkan termasuk di dalamnya adalah dunia usaha dan dunia
industri.
48
Terdapat sembilan pilar karakter yang bersumber dari nilai- nilai luhur universal
manusia, namun lebih adaptif dengan kultur sekolah di Indonesia (Kemendikbud,
2010: 45), yakni.
1) Kemandirian dan tanggung jawab
2) Kejujuran/ amanah
3) Hormat dan santun
4) Dermawan, suka menolong dan gotong royong/kerjasama
5) Percaya diri dan pekerja keras
6) Kepemimpinan dan keadilan
7) Baik dan rendah hati
8) Toleransi, kedamaian
Selanjutnya, Daryanto dan Dwicahyono (2014: 40) mengemukakan bahwa
terdapat 18 nilai yang harus dikembangkan sekolah dalam menentukan
keberhasilan pendidikan karakter, yaitu (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4)
disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin
tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi,
(13) bersahabat/ komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli
lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa
Indonesia dilandasi sumber-sumber agama, pancasila, dan tujuan pendidikan
nasional. Berdasakan keempat sumber tersebut, telah diidentifikasi 18 nilai-nilai
yang dapat dikembangkan melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa, seperti
pada tabel di bawah ini.
49
Tabel 2.2 Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa Indonesia
NO NILAI DESKRIPSI
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya. Toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
50
NO NILAI DESKRIPSI
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10 Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
14 Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebijakan bagi dirinya.
51
NO NILAI DESKRIPSI
16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban
yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya) Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, menurut Kesuma (2011: 5-6) mengemukakan bahwa muncul
pengertian pendidikan karakter dalam seting sekolah yaitu sebagai pembelajaran
yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh
yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Pengertian ini
mengandung makna:
1. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;
2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.
Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi
untuk dikuatkan dan dikembangkan;
52
3. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk
sekolah (lembaga).
Sistem pendidikan saat ini memberikan siswa pengetahuan yang komprehensif,
tetapi tidak banyak memerhatikan etika atau pendidikan moral. Mereka
beranggapan bahwa seorang guru hanya berhak sebatas memberikan pendidikan
akademik. Dalam situasi ini, sekolah saat ini menghadapi tugas yang sangat
penting, yaitu mendidik seseorang yang mampu berempati dan berbelas kasih
kepada orang lain, serta siap untuk membantu. (Valiahmetova dan Salpykopa,
2015: 289-294).
53
III. METODE PENGEMBANGAN
Bab III ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) model pengembangan, (2)
prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan
pengembangan, dan (c) uji efektivitas produk, (3) data, instrumen,subjek, dan (4)
analisis data penelitian. Paparan selengkapnya sebagai berikut.
3.1 Model Pengembangan
Penelitian ini adalah pengembangan LKPD menganalisis teks cerita biografi
berbasis nilai-nilai pendidikan karakter untuk siswa kelas X SMA. Bahan ajar
yang berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa mengenai materi menganalisis
hal yang dapat diteladani dari teks cerita biografi. Pengembangan bahan ajar ini
didasarkan pada pengembangan menggunakan metode R & D (Reseach and
Depelopment). Metode penelitian dan pengembangan ini merupakan metode yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu melalui analisis kebutuhan serta
menguji keefektifan produk tersebut. Hasil dari penelitian pengembangan tidak
hanya pengembangan sebuah produk melainkan juga untuk menemukan
pengetahuan baru atau jawaban atas permasalahan praktis.
Model Reaserch and Development (R & D) dikelompokkan menjadi tiga
kegiatan, yakni penelitian pendahuluan, penelitian pengembangan, dan penelitian
54
uji efektivitas. Pada tahap penelitian pengembangan peneliti mendesain model
yang berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk pembelajaran
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-nilai pendidikan karakter.
penggunaan penelitian Research and Development (R&D) sesuai dengan tujuan
penelitian ini, yakni mengembangkan bahan ajar LKPD.
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2016: 297) yang terdiri
atas sepuluh langkah (tahap). Namun hal tersebut disadari oleh Borg and Gall
bahwa penelitian dan pengembangan memerlukan biaya yang besar yang tentunya
menyulitkan bagi para mahasiswa pascasarjana dalam pembiayaannya. Oleh sebab
itu, Borg and Gall menyarankan “Yang terbaik adalah melakukan proyek dengan
skala kecil yang hanya melibatkan sedikit rancangan pembelajaran yang asli.
Kecuali anda memiliki sumber keuangan yang memadai, anda perlu menghindari
penggunaan media pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk
memperkecil proyek adalah membatasi pengembangan hanya pada beberapa
langkah dari siklus penelitian dan pengembangan.”
Atas dasar ini, peneliti mengadaptasi kesepuluh langkah dalam model
penelitiandan pengembangan Borg and Gall sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peneliti. Langkah-langkah hasil adaptasi tersebut dibagi menjadi tiga
tahapan utama, yaitu
1. Hasil penelitian pendahuluan;
2. Pengembangan bahan ajar;
55
3. Produk atau hasil bahan ajar.
Tiga tahapan tersebut di dalamnya terdapat tahapan-tahapan, yaitu
1. Studi pendahuluan;
2. Membuat rancangan desain produk;
3. Mengembangkan bentuk produk awal;
4. Melakukan uji coba terbatas;
5. Melakukan revisi produk hasil uji coba terbatas;
6. Melakukan uji coba luas;
7. Melakukan revisi produk dari uji coba luas;
8. Pembuatan produk akhir.
Tahap diseminasi (penyebarluasan) tidak dilakukan dalam penelitian ini karena
berkaitan dengan pembiayaan penerbitan produk dan implementasi produk
dilapangan dalam skala luas. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
56
Tahap I Hasil
Penelitian Pendahuluan
Kajian Konseptual
Studi Lapangan
Analisis Kebutuhan
Analisis Kebutuhan
Tahap II Proses
Pengembangan
Membuat prototipe
Bahan Ajar
Penilaian Praktisi
atau Tem an Sejawat
Revisi 1
Uji Pakar atau Ahli
Revisi 2
Uji Coba Terbatas
Revisi 3 Uji Coba Luas
Revisi 4
Tahap III Produk atau
Hasil Pengembanga
Revisi 4 Bahan Ajar
Produk Akhir Bahan Ajar
Gambar 3.1
Tahap-Tahap R&D adaptasi dari Borg and Gall
Penelitian pengembangan ini dimulai dengan hasil penelitian pendahuluan yang
merupakan bagian research (R) pertama dalam R&D. Studi pendahuluan
dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang kebutuhan, kondisi
lapangan, dan kelayakan dilakukannya pengembangan bahan ajar. Hasil studi
pendahuluan digunakan untuk mendesain dan mengembangkan produk.
57
Desain pengembangan produk pada tahap ini merupakan bagian development (D)
dalam R&D.
Pada tahap desain pengembangan produk tersebut didesain dan dikembangkan
bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik Menganalisis Teks Cerita
Biografi Berbasis Nilai- Nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMA. Pada tahap proses pengembangan ini dilakukan
uji produk pengembangan yang meliputi uji praktisi, uji ahli, dan uji coba produk
dalam kelompok skala kecil. Setelah mengalami revisi diujikan lagi dalam uji
kelompok luas kemudian kembali dilakukan revisi. Hasil akhir pengembangan ini
berupa produk atau hasil pengembangan bahan ajar Lembar Kegiatan Peserta
Didik Menganalisis Teks Cerita Biografi Berbasis Nilai- Nilai Pendidikan
Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA yang telah
dinyatakan layak dan siap diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.
3.1.1 Hasil Studi Pendahuluan
Sebelum mendesain dan mengembangankan produk terlebih dahulu harus ada
studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi
awal tentang kebutuhan, kondisi lapangan, dan kelayakan dilakukannya
pengembangan bahan ajar. Hasil studi pendahuluan digunakan untuk mendesain
dan mengembangkan produk.Studi pendahuluan dilaksanakan di SMAN 7
Bandarlampung sebagai subjek dalam penelitian ini. Studi pendahuluan dilakukan
dengan teknik sebagai berikut.
58
1. Observasi
Teknik observasi lapangan dilakukan dengan mengamatan secara langsung
proses pembelajaran di kelas. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi
kegiatan guru sebelum dan setelah menerapkan LKPD saat pembelajaran.
2. Angket
Pemberian angket ditujukan kepada ahli/pakar yang memiliki kompetensi
pada bidang kajian yang relevan, guru-guru pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA dan siswa kelas X yang menerima materi teks biografi. Tujuan
penyebaran angket ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang
kelayakan LKPD yang dikembangkan dan daya tarik penggunaannya
sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar.
3. Wawancara
Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru dan siswa untuk mengetahui
secara langsung kondisi pembelajaran yang telah dilakukan berkaitan dengan
kebutuhan penggunaan LKPD pembelajaran teks cerita biografi.
Fokus yang penting dalam studi pendahuluan ini adalah didapatkannya deskripsi
kebutuhan tentang bahan ajar. Dasar deskripsi kebutuhan ini adalah hasil
penyebaran angket kebutuhan tentang perlunya bahan ajar menganalisis teks
biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter. Angket ditujukan kepada guru di
SMAN 7 Bandarlampung dan 15 siswa yang diambil secara acak dari lima kelas
yang berbeda sebagai objek penelitian ini.
Hasil observasi, wawancara, dan angket tersebut dianalisis dengan teknik
triangulasi untuk mendapatkan deskripsi yang tepat tentang kondisi pembelajaran,
59
bahan ajar, dan pengintegraian nilai- nilai pendidikan karakter. Hasil analisis
kebutuhan bahan ajar berupa deskripsi bahan ajar yang diperlukan, yaitu bahan
ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa Sekolah Menengah Atas. Hasil
studi pendahuluan secara keseluruhan dalam penelitian ini dijadikan landasan
untuk menetapkan desain produk bahan ajar yang dikembangkan. Desain produk
yang ditetapkan yaitu desain struktur bahan ajar Menganalisis Teks Cerita
Biografi Berbasis Nilai- Nilai Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas X SMA. Produk yang akan dihasilkan berupa bahan ajar
Lembar Kegiatan Peserta Didik. Desain struktur bahan ajar meliputi
topik/kompetensi dasar, sebaiknya Anda tahu, pendalaman materi, tugas, dan
pembiasaan.
3.1.2 Proses Pengembangan Produk
Setelah desain struktur bahan ajar, langkah berikutnya adalah proses pembuatan
produk awal. Pembuatan produk awal ini didasari oleh desain struktur yang
dihasilkan pada tahap studi pendahuluan. Setelah dibuat produk awal bahan ajar,
langkah selanjutnya adalah melakukan serangkaian pengujian sebagai proses
pengembangan produk. Proses pengembangan produk dilakukan dalam empat
tahapan, yakni uji praktisi atau teman sejawat, uji ahli atau pakar yang relevan
dengan bidang kajian, uji coba lapangan dalam skala kecil lima belas siswa, dan
uji coba dalam skala luas. Bahan ajar LKPD pada uji skala luas ini melibatkan
tiga sekolah, yakni SMA Adiguna Bandarlampung, SMAN 7 Bandarlampung dan
SMA Trisukses Natar, Lampung Selatan. Tiap tahapan akan dijelaskan sebagai
berikut.
60
3.1.2.1 Uji Praktisi atau Uji Teman Sejawat
Uji praktisi atau teman sejawat dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak
mungkin dari praktisi atau teman sejawat, yaitu guru Bahasa Indonesia. Praktisi
adalah orang yang sering diajak diskusi untuk memberi penilaian, kritik, saran,
dan masukan-masukan yang berguna untuk perbaikan (revisi) bahan ajar yang
dikembangkan sampai siap diujikan pada tahap selanjutnya.
3.1.2.2 Uji Ahli atau Pakar
Pelaksanaan uji ahli atau pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari
ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang kajian yang relevan.
Dalam konteks ini uji ahli atau pakar dilakukan kepada ahli materi atau isi
pembelajaran sastra dan ahli teknologi pembelajaran.
Hasil uji ahli atau pakar juga berupa komentar, kritik, saran, koreksi, dan
penilaian terhadap produk pengembangan. Uji ahli atau pakar dilakukan dengan
diskusi, dan angket penilaian produk. Hasil uji praktisi dan uji ahli atau pakar
dimanfaatkan untuk merevisi desain produk sampai diperoleh desain produk yang
layak.
3.1.2.3 Uji Coba Lapangan dalam Skala Terbatas
Uji coba lapangan dalam skala kecil melibatkan lima orang siswa kelas X dari
delapan rombongan belajar yang diambil secara acak. Uji coba lapangan dalam
skala terbatas dilakukan dengan menguji cobakan produk bahan ajar kepada guru
dan siswa sebagai calon pengguna produk. Hasil uji lapangan dalam skala terbatas
dimanfaatkan untuk merevisi produk.
61
Uji coba lapangan dalam skala terbatas dan revisi produk dilakukan dengan
kolaborasi antara peneliti dan guru dengan berbekal saran dan komentar dari siswa
sebagai pengguna bahan ajar. Uji coba lapangan dalam skala terbatas dilakukan
sampai diperoleh produk yang lebih baik dari produk sebelumnya dan siap untuk
diujikan pada uji selanjutnya.
3.1.2.4 Uji Coba Lapangan dalam Skala Luas
Uji coba lapangan dalam skala luas dilakukan pada tiga sekolah yang berbeda.
Pelaksanaan uji dilakukan di SMA Adiguna Bandarlampung, SMAN 7
Bandarlampung dan SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan kelas X. Uji coba
lapangan dalam skala luas dilakukan dengan menguji cobakan produk
pengembangan kepada guru dan siswa sebagai calon pengguna produk. Hasil uji
lapangan dalam skala luas juga dimanfaatkan untuk merevisi produk. Uji coba
lapangan dalam skala luas dan revisi produk dilakukan secara berkolaborasi antara
guru, peneliti, dan memerhatikan saran atau komentar dari siswa. Uji coba
lapangan dalam skala luas dilakukan sampai diperoleh produk yang siap untuk
digunakan sebagai bahan ajar.
3.2 Data, Instrumen, Subjek, dan Analisis Data Penelitian
Data penelitian ini dipilah menjadi dua, yakni data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif berupa data deskriptif. Data deskriptif berupa komentar, kritik,
saran, koreksi, dan penilaian yang diberikan oleh praktisi dan ahli atau pakar
terhadap produk. Di sisi lain, data kuantitatif adalah skor tes siswa saat uji coba
produk.
62
3.2.1 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah praktisi atau teman sejawat, ahli atau pakar,
siswa, dan proses pembelajaran aspek menulis (Menganalisis Teks Cerita
Biografi). Data dari praktisi atau teman sejawat dan ahli berupa komentar, kritik,
saran, koreksi, dan penilaian terhadap produk bahan ajar Menganalisis Teks Cerita
Biografi Berbasis Nilai- Nilai Pendidikan Karakter. Data dari siswa berupa hasil
pemahaman bacaan dan perilaku, sikap siswa dalam proses pembelajaran.
3.2.2 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
diteliti. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut.
1. Lembar wawancara kebutuhan guru dan siswa, untuk mengetahui LKPD yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD
No. Aspek Pertanyaan
1. Ketersediaan bahan
ajar
Apakah Bapak/ Ibu menggunakan bahan ajar
sebagai panduan siswa dalam kegiatan
pembelajaran materi teks cerita biografi?
Jika ada, apakah bahan ajar tersebut buatan sendiri?
Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran materi
teks cerita biografi yang biasa digunakan?
2. Kesesuaian dengan
kompetensi inti
pembelajaran
Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang
digunakan sudah sesuai dengan KI dan KD
pembelajaran materi teks cerita biografi?
Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan
tersebut yang masih harus diperbaiki atau
dilengkapi?
63
No. Aspek Pertanyaan
3. Penyajian Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan
Bapak/ Ibu dalam mencapai tujuan belajar siswa
yaitu mampu menganalisis teks cerita biografi?
Apakah bahan ajar memberikan panduan langkah-
langkah belajar teks cerita biografi yang berbasis
nilai- nilai pendidikan karakter?
Adakah Bapak/ Ibu mengalami kendala selama
memberikan materi teks cerita biografi
menggunakan panduan yang ada?
Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
mengajarkan materi teks cerita biografi khususnya
menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani pada
teks cerita biografi kepada siswa?
4. Pengayaan materi Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang
digunakan memberikan pengayaan materi?
Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan
dalam materi teks cerita biografi ini?
Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang
diinginkan dalam pembelajaran materi teks cerita
biografi untuk menganalisis hal- hal yang dapat
diteladani dari tokoh?
Apakah Bapak/ Ibu membutuhkan panduan
kegiatan dalam bentuk LKPD untuk membantu
membelajarkan materi teks cerita biografi untuk
menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani dari
tokoh biografi pada siswa?
5. Penambahan Nilai-
Nilai Pendidikan
Karakter
Apakah Bapak/Ibu setuju jika ada pengembangan
LKPD yang dilengkapi dengan penggunaan
pendekatan nilai- nilai pendidikan karakter
khususnya pada materi teks cerita biografi?
Jika ya, nilai- nilai pendidikan karakter seperti apa
yang diinginkan oleh Bapak/Ibu?
64
Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui
kebutuhan LKPD sebagai panduan pembelajaran materi teks cerita biografi untuk
menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani dari tokoh biografi.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa
Terhadap Kebutuhan LKPD
No. Pertanyaan Jawaban
1. Ketersediaan LKPD Apakah Anda menggunakan LKPD sebagai
panduan kegiatan pembelajaran teks cerita
biografi?
Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran teks
cerita biografi yang biasa digunakan?
2. Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran
Apakah panduan kegiatan belajar sesuai dengan
tujuan pembelajaran teks cerita biografi?
Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan
kegiatan tersebut yang masih harus diperbaiki
atau dilengkapi?
3. Penyajian Apakah LKPD yang digunakan memudahkan
siswa mencapai tujuan belajar siswa yaitu
menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani dari
tokoh biografi?
Apakah LKPD memberikan panduan materi
menganalisis nilai- nilai yang dapat diteladani
pada teks cerita biografi?
Jika ya, apakah LKPD teks cerita biografi
memaparkan contoh yang sesuai dengan keadaan
di sekitar kita?
Apakah siswa mengalami kendala memahami
materi teks cerita biografi untuk menganalisis
nilai- nilai yang dapat diteladani dari tokoh
biografi dalam menggunakan panduan yang ada?
65
No. Pertanyaan Jawaban
Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
menganalisis nilai yang dapat diteladani pada
materi teks cerita biografi?
Apakah siswa membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD untuk menganalisis nilai-
nilai yang dapat diteladani pada materi teks cerita
biografi?
2. Validasi pakar/ ahli melalui angket uji pakar/ ahli untuk menilai kelayakan
LKPD yang dihasilkan. Angket berupa lembar instrumen evaluasi formatif
LKPD teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter melalui
pendekatan ini mengacu pada panduan penyusunan bahan ajar Depdiknas
(2008: 16).
Tabel 3.3 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Teks Cerita Biografi
No. Indikator Penilaian
Jawaban
Tanggapan
/Saran
Perbaikan
SR
(4)
R
(3)
KR
(2)
TR
(1)
A Kesesuaian dengan Silabus
1 Bahan ajar menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
2 Bahan ajar menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan EBI.
3 Bahan ajar menggunakan kalimat-kalimat
yang efektif.
4 Bahan ajar menggunakan paragraf-
paragraf yang tidak terlalu panjang.
66
No. Indikator Penilaian
Jawaban
Tanggapan
/Saran
Perbaikan
SR
(4)
R
(3)
KR
(2)
TR
(1)
B Isi Bahan Ajar
5 Materi yang disajikan secara sistematis.
6 Bahan ajar relevan dengan perkembangan
zaman.
7 Bahan ajar tidak hanya memuat teori saja,
tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
8 Materi dalam bahan ajar disajikan secara
discovery learning (siswa dituntut untuk
menemukan sendiri).
9 Materi pembelajaran mengaitkan hal
yang dipelajari siswa dengan kehidupan
nyata.
10 Materi pembelajaran disajikan dengan
kehidupan di sekitar siswa (pada kegiatan
memahami konflik antartokoh).
11 Bahan ajar menyajikan pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab siswa.
12 Bahan ajar memudahkan dalam
memahami materi pelajaran.
13 Memberikan motivasi siswa untuk
memahami materi pembelajaran melalui
pemodelan.
C Kemenarikan Penyajian
14 Bahan ajar menyajikan materi secara
menarik dan menyenangkan.
15 Contoh-contoh dalam bahan ajar sesuai
dengan lingkungan dan masalah anak
didik.
16 Materi disajikan secara runtut.
67
No. Indikator Penilaian
Jawaban
Tanggapan
/Saran
Perbaikan
SR
(4)
R
(3)
KR
(2)
TR
(1)
17 Materi yang disajikan melibatkan siswa
secara aktif.
18 Materi yang disajikan sesuai dengan
kompetensi dasar yang ada dalam
kurikulum.
19 Bahan ajar memuat glosarium.
20 Bahan ajar didesain secara menarik dan
menyenangkan.
21 Bahan ajar menimbulkan motivasi belajar
bagi anak.
22 Bahan ajar disusun dengan memandu
siswa bekerja sama dengan temannya.
23 LKPD yang disusun memandu siswa
untuk berkolaboratif.
24 Bahan ajar yang disusun mendorong
siswa untuk berkreatif.
25 Bahan ajar mengimplementasikan
pengetahuan dalam praktik.
26 Bahan ajar membantu siswa untuk
menguasai materi pembelajaran secara
maksimal.
27 Materi disajikan dengan petunjuk cara
melakukan secara jelas.
28 Terdapat perintah menyelesaikan tugas
secara kelompok.
29 Bahan ajar disajikan dengan memberikan
penilaian di akhir pembahasan.
30 Mengajak siswa untuk melakukan
kesimpulan tentang materi yang dibahas.
68
No. Indikator Penilaian
Jawaban
Tanggapan
/Saran
Perbaikan
SR
(4)
R
(3)
KR
(2)
TR
(1)
31 Setiap akhir pembahasan, mengajak
siswa untuk memikirkan kembali apa-apa
yang telah dipelajari.
32 Mengajak siswa untuk merefleksi diri
tentang pemahaman yang didapat.
D Kegrafikan
33 Bahan ajar memenuhi kelengkapan fisik
anatomi buku, sampul, perwajahan awal.
34 Memuat glosarium dan daftar pustaka.
35 Memiliki ilustrasi dan penggunaan warna
yang sesuai.
36 Bahan ajar membangkitkan motivasi
untuk belajar.
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling
sesuai berdasarkan kriteria.
Jika sangat relevan, maka kolom “ SR” diberi tanda (√), skor 4,
Jika relevan, maka kolom ”R” diberi tanda (√), skor 3,
Jika kurang relevan, maka kolom ”KR” diberi tanda (√), skor 2,
Jika tidak relevan, maka kolom “TR” diberi tanda (√), skor 1.
Selain penilaian, validator ahli/ pakar juga memberikan saran perbaikan LKPD
sehingga layak digunakan.
69
3. Angket penilaian teman sejawat/ praktisi untuk menilai kelayakan
penggunaan LKPD dalam pembelajaran.
Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/ Praktisi
untuk Uji Coba LKPD
Indikator Aspek Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
Bahasa LKPD menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
LKPD menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan
kaidah EYD.
LKPD menggunakan kalimat-
kalimat yang efektif.
LKPD menggunakan paragraf-
paragraf yang tidak terlalu panjang.
Isi LKPD Materi yang disajikan sistematis
LKPD relevan dengan
perkembangan zaman.
LKPD tidak hanya memuat teori
saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam
praktik.
Materi dalam LKPD disajikan
secara kontekstual sesuai dengan
lingkungan belajar.
LKPD memudahkan dalam
memahami materi pelajaran.
Kemenarikan
Penyajian
LKPD menyajikan materi secara
menarik dan menyenangkan.
Contoh-contoh dalam LKPD sesuai
dengan lingkungan dan masalah
anak didik.
Materi disajikan secara runtut.
Materi yang disajikan melibatkan
siswa secara aktif.
Materi yang disajikan sesuai
dengan kompetensi dasar yang ada
70
Indikator Aspek Pilihan Jawaban
1 2 3 4 5
dalam kurikulum.
LKPD memuat glosarium.
LKPD menimbulkan motivasi
belajar bagi anak.
Kegrafisan LKPD memenuhi kelengkapan fisik
anatomi buku, sampul, perwajahan
awal
Memuat daftar kepustakaan
Memiliki ilustrasi dan penggunaan
warna yang sesuai
LKPD membangkitkan motivasi
untuk belajar.
Penilaian oleh teman sejawat/praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang dilakukan
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai berdasarkan
kriteria 1 = sangat tidak baik/sesuai, 2= kurang sesuai, 3 = cukup, 4 = baik, 5 =
sangat baik/sesuai. Selain penilaian, guru sebagai pengguna LKPD juga
memberikan saran perbaikan sehingga LKPD yang dikembangkan layak untuk
digunakan.
4. Angket uji coba produk LKPD sebagai bahan ajar dalam pembelajaran teks
cerita biografi yang diberikan kepada siswa. Angket diberikan untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap LKPD yang telah dihasilkan melalui
dua tahap, yaitu uji skala kecil dan uji skala luas atau kelas pembelajaran
sebenarnya. Tanggapan siswa pada kelas skala kecil menjadi masukan
perbaikan sebelum diujicobakan pada kelas pembelajaran.
71
Penilaian angket dilakukan menggunakan skala likert dengan kriteria jika
tidak menarik, maka kolom “TM” (Tidak Menarik/Sesuai) diberi skor 1, jika
kurang menarik “KM” (Kurang Menarik/ Sesuai) diberi skor 2, jika menarik
“M” (Menarik/ Sesuai) diberi skor 3, jika sangat menarik “SM” (Sangat
Menarik/ Sesuai) diberi tanda (√), skor 4.
Tabel 3.5 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan TM KM M SM
A. Kemenarikan LKPD
1. Apakah variasi penggunaan huruf
(ukuran, bentuk, jenis dan warna)
membuat LKPD menarik dipelajari?
2. Apakah ilustrasi yang ada membuat
LKPD menarik dipelajari?
3. Apakah desain lay out membuat
LKPD menarik dipelajari?
4. Apakah penggunaan variasi warna
membuat LKPD menarik dipelajari?
5. Apakah dengan penggunaan
gambar-gambar membuat LKPD
menarik dipelajari?
6. Apakah kesesuaian permasalahan
membuat LKPD menarik dipelajari?
7. Apakah dengan adanya contoh
membuat LKPD menarik dipelajari?
8. Apakah kesesuaian gambar
membuat LKPD menarik dipelajari?
9. Apakah format evaluasi dan tes
formatif dalam LKPD menarik
untuk dikerjakan?
72
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan TM KM M SM
10. Apakah format keseluruhan LKPD
membuat LKPD menarik dipelajari?
B. Kemudahan Penggunaan
1. Apakah cakupan isi LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
2.
Apakah kejelasan isi LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
3. Apakah alur penyajian LKPD
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
4.
Apakah bahasa yang digunakan
dalam LKPD dapat dipahami secara
jelas sehingga mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
5. Apakah kejelasan pemaparan materi
LKPD mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
6.
Apakah petunjuk/ perintah/ panduan
dalam LKPD dapat dipahami
maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah Anda menggunakan
bahan ajar?
7.
Apakah pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD dapat Anda pahami
maksudnya secara jelas sehingga
mempermudah penggunaan bahan
ajar?
C. Kemanfaatan LKPD Pembelajaran
1. Apakah LKPD membantu Anda
meningkatkan minat mempelajari
materi?
2. Apakah LKPD membantu Anda
mempelajari materi secara lebih
mudah?
3.
Apakah evaluasi (uji kompetensi)
yang ada membantu Anda
mengetahui kemampuan konsep
yang Anda kuasai?
73
3.4 Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
berdasarkan hasil analisis data dari ahli/ pakar, dan analisis data saat uji coba
produk.
1. Uji kelayakan dari pakar/ ahli dan praktisi
Kegiatan analisis data dari hasil angket dilakukan dengan mencari rata-rata
skor skala likert berdasarkan tiap-tiap aspek atau domain. Penilaian kuesioner
dilakukan dengan kriteria 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik,
dan 5 = sangat baik. Hasil rata-rata penilaian angket tersebut kemudian
dihitung berdasarkan rumus
keterangan:
= skor rata-rata
n = jumlah penilaian ΣX =jumlah skor
(Sudjana, 2010:109)
Hasil penilaian kemudian dirata-ratakan dan dikelompokkan dalam tiga
kategori penilaian seperti tersaji dalam tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD
No Rentang Skor Kriteria
1 0%— 20% Sangat Kurang Layak
2 21%— 40% Kurang Layak
3 41%— 60% Cukup Layak
4 61%— 80% Layak
5 81%— 100% Sangat Layak
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2009:23)
=
74
2. Uji kelayakan penggunaan LKPD
Data kualitatif diperoleh dari sebaran angket untuk mengetahui kelayakan
penggunaan LKPD untuk menganalisis hal yang dapat diteladani pada teks
cerita biografi yang digunakan guru dalam menyampaikan materi untuk siswa
kelas X SMA/MA. Data kemudahan, kemenarikan, dan kemanfaatan LKPD
sebagai bahan belajar diperoleh dari uji coba terbatas kepada siswa sebagai
pengguna. Angket respons terhadap penggunaan produk memiliki empat
pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan. Tiap-tiap pilihan jawaban memiliki
skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna.
Skor penilaian ini dapat dilihat dalam tabel 3.7.
Hasil penilaian angket tersebut kemudian dihitung berdasarkan rumus:
∑ nilai yang dihasilkan
Nilai daya tarik = X 100
∑ nilai maksimal
Nilai yang didapat kemudian dikonversikan dalam kelompok kategori
penilaian seperti tersaji dalam tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Konversi Penilaian Pengembangan LKPD
Kategori Persentase Kategori
75 ≤ x ≤ 100 Sangat baik
50 ≤ x < 75 Baik
25 ≤ x < 50 Cukup baik
0 ≤ x < 25 Kurang baik
75
3.5 Uji Efektifitas
“Terdapat efektivitas penggunaan LKPD berbasis nilai- nilai pendidikan karakter
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis hal
yang dapat diteladani pada teks cerita biografi”
N-Gain digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKPD, maka
dilakukan analisis nilai gain ternormalisasi. Seperti yang diungkapkan Hake
(dalam Sundayana, 2015: 151) bahwa dengan mendapatkan nilai rata-rata
gain ternormalisasi maka secara kasar akan dapat mengukur efektivitas
suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual.
Rumus tesebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
g = N-Gain
Spost = Skor posttest
Spre = Skor pretest
Smax = Skor Maximum
Dari hasil perhitungan N-Gain di atas, kemudian dapat dikategorikan
sebagai nilai tinggi, sedang, dan rendah.
Tabel 3.8 Kategori Gain Ternormalisasi
Besar Persentase Interpretasi
-1,00 ≤ g ≤ 0,00 Terjadi penurunan
g = 0,00 Tetap
0,00 < g < 0,30 Rendah
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
0,70 ≤ g ≤ 1,00 Tinggi
(sumber: Sundayana, 2015: 151)
132
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
LKPD dalam menganalisis hal yang dapat diteladani dari teks cerita biografi
berbasis nilai- nilai pendidikan karakter untuk siswa SMA/MA kelas X, yang
dikembangkan mendapat kategori sangat layak dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Hal itu dibuktikan dengan rincian sebagai berikut.
1. Pengembangan LKPD dalam menganalisis hal yang dapat diteladani pada
teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan karakter melalui beberapa
tahapan (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,
(4) validasi desain oleh ahli materi, media, dan praktisi, (5) revisi desain oleh
ahli materi, media, dan praktisi, (6) uji coba produk, (7) revisi produk.
Tahap pertama potensi dan masalah, mengetahui dan mencari informasi
berkenaan dengan dunia pendidikan pada saat ini. Tahap kedua pengumpulan
data, pengumpulan data pada pengembangan materi ajar teks cerita biografi.
Tahap ketiga desai produk, pada tahap ini terdapat beberapa langkah yaitu (1)
menentukan materi yang akan dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa,
(2) merumuskan butir- butir materi, yaitu mengenai ruang lingkup materi
pembelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan materi yang
terdapat pada pengembangan buku (3) merumuskan judul, perumusan
133
tersebut disesuaikan dengan indikator yang digunakan (4) rancangan
pengembangan materi ajar teks cerita biografi berbasis nilai- nilai pendidikan
karakter disesuaikan dengan komponen dalam pengembangan materi ajar
seperti fakta, norma, konsep, dan nilai. (5) tahap penyusunan kelengkapan
LKPD dimulai dari halaman pertama yaitu cover, daftar isi, kata pengantar,
halaman pembuka yang memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar, peta
konsep, isi materi beserta latihan dan evaluasi, dan terakhir adalah daftar
pustaka.
Tahap keempat validasi desain, validasi desain dilakukan oleh ahli yaitu (1)
Dr. Riswandi, M.Pd., hasil dari validasi ahli media tersebut LKPD
menganalisis teks cerita biografi dinyatakan “sangat layak” dengan catatan
revisi sesuai dengan saran ahli madia dan kemudian baru dapat diuji cobakan,
(2) Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., hasil dari validasi ahli materi tersebut
LKPD menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-nilai pendidikan
karakter dinyatakan sangat layak dengan catatan revisi sesuai saran ahli
materi dan kemudian baru dapat diujicobakan, (3) Eni Hastuti, S.Pd., M.Pd.,
hasil dari validasi praktisi bahasa dan sastra Indonesia tersebut LKPD teks
cerita biografi dinyatakan “sangat layak” dengan catatan revisi sesuai dengan
saran praktisi dan kemudian baru dapat diujicobakan. Tahap kelima revisi
materi, ahli media, dan praktisi. Hasil dari validasi penelitian kelayakan
desain produk LKPD teks cerita biografi dinyatakan “sangat layak”
digunakan dengan catatan revisi sesuai dengan saran yang diberikan ahli
materi ahli media, dan praktisi. Tahap keenam yaitu dilaksanakan uji coba
terhadap LKPD teks cerita biografi oleh siswa dan guru bahasa dan sastra
134
Indonesia. Tahap ketujuh melakukan revisi pengembangan dengan
memerhatikan masukan dan saran dari siswa dan guru.
2. Kelayakan LKPD dalam menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai- nilai
pendidikan karakter untuk siswa SMA/MA kelas X, dengan judul LKPD
“Membangun Karakter Anak Melalui Teks Cerita Biografi” yang telah
dikembangkan mendapat tingkat kelayakan yaitu “sangat layak”. Penilaian
tersebut berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, praktisi, 3 guru bahasa
dan sastra Indonesia, dan 29 siswa SMAN 7 Bandarlampung, 26 SMA
Adiguna Bandarlampung, dan 29 SMA Tri Sukses Natar. Dari masing-
masing sekolah yang dijadikan penelitian didapat skor rata-rata 90,75 dengan
kategori layak. Adapun uji penggunaan LKPD responden siswa diperoleh
nilai sebesar 85,38 dengan kategori layak. Dengan demikian, LKPD
menganalisis hal yang dapat diteladani dari teks biografi berbasis nilai-nilai
pendidikan karakter ini layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk
peserta didik kelas X SMA/MA.
5.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bahan ajar tidak harus didapat dengan membeli akan tetapi dapat dibuat dan
diciptakan sendiri. Oleh sebab itu, guru harus terus mengali potensi diri dan
potensi yang ada dilingkungan sekitar. Jadi, diharapkan dengan penulisan
pengembangan LKPD menganalisis hal yang dapat diteladani pada teks cerita
biografi berbasis nilai-nilai pendidikan karakter ini dapat membuka cakrawala
pendidik untuk membuat bahan ajar demi meningkatkan minat belajar peserta
135
didik dan akhirnya peserta didik mampu mencapai indikator pembelajaran
yang diharapkan oleh kurikulum.
2. Hendaknya dalam pembelajaran menganalisis teks cerita biografi, guru tidak
hanya menggunakan satu sumber belajar, tetapi bisa menggunakan LKPD
menganalisis teks cerita biografi berbasis nilai-nilai pendidikan karakter yang
telah dikembangkan oleh peneliti guna membantu peserta didik untuk lebih
memahami konsep pembelajaran.
Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis, dapat menggunakan
LKPD yang telah dikembangkan sebagai referensi guna menambah wawasan bagi
peneliti tentang LKPD berbasis nilai-nilai pendidikan karakter pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menganalisis teks cerita biografi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT Refika Aditama.
A. Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter: Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Amri, Sofan, dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anindyarini, Atikah. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
Azhar, Arsyad 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daryanto dan Dwicahyono, 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Yogyakarta: GAVAMEDIA.
Depdiknas, 2006. Pedoman Penelitian Buku Pelajaran, Penjelasan Standar Mutu
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/ MTS Kelas
VIII. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendikbud.
Kesuma, Dharma dkk. 2013. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:
Akademia.
Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mujiyono. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Berbasis Nilai- Nilai
Karakter Islam Untuk MTs. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogjakarta: Diva Press.
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Ridwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Rohaeti Eli, Widjajanti, E. Padmaningrum Tutik Regina. 2008. Kualitas Lembar
Kerja Siswa. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Inovasi Pendidikan,
vol 10. No 1. Mei 2009.
Silabus Bahasa Indonesia SMA Kurikulum 2013 Edisi Revisi. 2016. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2015. Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syafaruddin. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana
Publishing.
Syafithri, Nety. 2017. Nilai- Nilai Pendidikan Karakter Dalam Biografi Merry
Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Alberthiene Endah Dan Kelayakannya
Sebagai Bahan Ajar Di SMA. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 2002. Kamus
Besar Bahasa indonesia. Edisi ke-3 cetakan ke-1. Jakarta: Balai Pustaka
Trianto. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup.
Valiahmetova dan Salpykopa. 2015. The Role of Ethnopedagogics in the
Development of Empathic Culture in Students. International Journal.
2015;7(6): 289-294: Canadian Center of Science and Education.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.