Upload
lamkien
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM
JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL
PROVINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI
Disusun Oleh :
YULI TRI RETNANINGTYAS
NPM. 0641010053
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2011
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Judul Penelitian : Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil Melalui Pendidikan dan
Pelatihan Di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
Nama Mahasiswa : Yuli Tri Retnaningtyas
NPM : 0641010053
Jurusan : Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Seminar Proposal
Menyetujui
Pembimbing Ketua Progdi
Dr. Lukman Arif, MSi Dr. Lukman Arif, MSi
NIP : 196411021994031001 NIP : 196411021994031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
65
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Menurut Pendidikan Formal Pada Bulan
Januari Sampai Dengan Maret 2010……………………………5
Tabel 1.2 Komposisi Pegawai Menurut Pangkat atau Golongan Pada Bulan
Januari Sampai Dengan Maret 2010……………………………6
Tabel 1.3 Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Pada Bulan Januari Sampai
Dengan Maret 2010…………………………………………….7
Tabel 1.4 Komposisi Pegawai Yang Sudah Mengikuti Diklat Struktural Pada
Bulan Januari Sampai Dengan Maret 2010…………………….7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Pengembangan Karir Organisasional…………………….21
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir………………………………………………..47
Gambar 3.3 Analisis Model Interaktif Menurut Miles dan Huberman……….56
Gambar 4.5 Struktur Organisasi Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur………….62
Gambar 4.6 Alur Pelaksanaan Pengembangn Karir di Dinas Sosial Provinsi
Jawa Timur……………………………………………………….76
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
66
ABSTRAKSI
YULI TRI RETNANINGTYAS. 0641010053, PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR,2011
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan metode penelitian data penelitian kualitatif yang merupakan kalimat, kata-kata atau gambar adalah menggunakan teknik deskriptif kualitatif dimana dalam penelitian ini digambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, dan pengamatan (observation).
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan karir pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Informan dan responden dalam penelitian ini adalah kepala sub bagian tata usaha, staf tata usaha dan pegawai yang mengikuti pengembangan karir dalam hal ini adalah kepala seksi.
Fokus dalam penelitian ini ada 3 yaitu 1.persyaratan pengembangan karir dalam jabatan struktural yang harus dipenuhi pegawai negeri sipil , 2.pelaksanaan pengembangan karir dalam jabatan struktural, 3.kendala-kendala yang dihadapi pengembangan karir dalam jabatan struktural baik dilihat dari segi pegawai maupun organisasi.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, sebagai berikut, persyaratan pengembangan karir dalam jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur telah sesuai dan mematuhi peraturan yang berlaku. Pelaksanaan pengembangan karir dalam jabatan struktural yaitu kepala seksi di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta melalui kegiatan mutasi, promosi. Kendala yang dihadapi pengembangan karir dalam jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur disamping kendala organisasi dan individu adalah masih diterapkannya sistem patronit.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada suatu instansi pemerintah sebagai
abdi masyarakat perlu meningkatkan pengabdiannya dan kesetiaannya kepada
Bangsa dan Negara. Upaya meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil selalu
dilakukan di setiap instansi. Diperlukan pegawai yang terampil dan sesuai dengan
keahlian yang dibutuhkan dibidangnya, untuk itu perlu diadakan pengembangan
bagi pegawai sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas kerja dalam
organisasi pemerintahan.
Keberhasilan instansi tidak sepenuhnya bergantung pada manajer dan
manajemen instansi, tetapi juga pada tingkat keterlibatan pegawai terhadap
aktivitas dan pencapaian tujuan instansi. Sumber daya manusia yang potensial dan
berkualitas merupakan modal dasar organisasi yang akan mampu mengantarkan
organisasi dalam mencapai tujuannya dengan sukses.
Keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuannya tidak hanya
ditentukan oleh bentuk susunan atau struktur instansi yang lengkap, melainkan
juga dipengaruhi oleh faktor penempatan individu dalam posisi yang tepat sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya (the right man on the right
place), yang mana di antara semua individu tersebut merupakan suatu bentuk
mitra kerja yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dalam
instansi tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2
Organisasi yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas hasil, akan
berusaha mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya secara tepat guna dan
terarah, dimulai sejak rekrutmen sampai penempatannya melalui proses
perencanaan yang matang.
Oleh karena itu, harus dilakukan semacam penilaian terhadap performance
setiap individu yang diharapkan mampu mengemban tugas organisasi. Kualitas
sumber daya manusia (SDM) tidak selamanya dapat dipertahankan dalam kurun
waktu yang lama secara terus-menerus. Untuk mempertahankan kualitas sumber
daya manusia maka dalam usaha pencapaian tujuan organisasi, misi organisasi
dan selalu selaras dengan misi pengembangan sumber daya manusia instansi.
Didalam pencapaian tujuan organisasi, pegawai dituntut untuk berprestasi
dalam pekerjaannya sehingga ia dapat mencapai kedudukan yang lebih tinggi. Hal
ini terutama harus didukung oleh kemampuan instansi dalam memahami aspek
psikologis yang mendasari pegawai melakukan pekerjaan. Salah satunya dengan
memberikan kesempatan bagi tiap pegawai untuk mencapai karir yang mantap.
Karir merupakan bagian dari upaya pengelolaan sumber daya manusia dan
erat sekali dengan persepsi, dan komitmen organisasi Hidayat ( 2002:44).
Simamora (2004 : 412) berpendapat bahwa kata karir dapat dipandang dari
beberapa perspektif yang berbeda, antara lain dari perspektif yang obyektif dan
subyektif. Dipandang dari perspektif yang obyektif, karir merupakan urut-urutan
posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif
yang subyektif, karir merupakan perubahan nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang
terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua perspektif tersebut,obyektif
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3
dan subyektif terfokus pada individu. Kedua perspektif tadi menganggap bahwa
setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasib mereka
sehingga individu tersebut dapat mengubah peluang untuk memaksimalkan
keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karir mereka.
Konon tiga di antara lima manusia karir mendambakan karir mereka
menanjak terus dengan pesat. Penghasilan makin besar, kedudukan sosial
ekonomi makin tinggi dan mantap, batin makin puas karena berhasil mewujudkan
jati diri Anoraga ( 2001:59 ).
Menurut Hidayat (2002:46) keputusan promosi dan rotasi yang dibuat
oleh manajemen merupakan imbalan dari program pengembangan karir. Program-
program pengembangan seperti pelatihan dan pendidikan serta evaluasi dan
bimbingan tidak akan ada artinya kalau karyawan merasa karirnya tidak
meningkat.
Pendidikan merupakan proses kegiatan yang dilakukan oleh manajemen
kepegawaian dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kecakapan, keterampilan
ataupun mental pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekarjaan tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk mencapai effisiensi, efektivitas kerja, baik untuk kepentingan
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Manajemen instansi harus
mengidentifikasikan berbagai masalah dan tantangan yang dapat diatasi melalui
pelatihan jangka panjang. Para pimpinan semakin sadar akan arti penting
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, hal ini berarti mereka semakin
menyadari bahwa organisasi instansi tidak bisa lepas dari lingkungan yang selalu
berubah setiap saat (dinamis).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4
Penyelenggaraan pendidikan hendaknya dilakukan seefektif mungkin.
Artinya pengaturan sistem penyelenggaraan pendidikan sedemikian rupa sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pendidikan merupakan basis yang sangat penting untuk membentuk
manusia – manusia profesional. Yang kemudian di terapkan dalam bentuk aplikasi
pekerjaan sehari – hari yang membutuhkan suasana dan lingkungan kerja yang
mendukung. Bila ilmu yang di peroleh belum di aplikasikan sama artinya belum
memiliki ketrampilan. Oleh karena itu, butuh sebuah pengalaman untuk
mendukung aplikasi dari ilmu yang telah di peroleh. Data empiris dalam
organisasi - organisasi usaha menunjukkan bahwa orang berpendidikan tinggi di
tambah dukungan program – program pelatihan manajemen umumnya dapat
menyeimbangkan kemampuan enterpreunership serta kemampuan manajerialnya
Kinardi (2005 : 43). Dengan demikian pendidikan, pengalaman serta pelatihan
merupakan sebuah faktor – faktor yang saling terkait dalam memperoleh sebuah
pengetahuan sekaligus menggalinya untuk bisa memberikan kontribusinya dengan
seoptimal mungkin.
Berdasarkan survei pada tahun 2010 di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur diketahui bahwa jajaran aparat yang tersedia masih kurang memadai dari
segi profesionalisme hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan pegawai
guna mencapai rencana kerja yang dicanangkan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur. Berikut adalah data Pegawai Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
berdasarkan pendidikan, sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
5
Tabel 1.1: KOMPOSISI PEGAWAI MENURUT PENDIDIKAN FORMAL
PADA BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2010
NO PENDIDIKAN
FORMAL
JUMLAH
(ORANG)
PROSENTASE
(%)
1 S2 60 9,3
2 S1/D4 210 32,5
3 D3 29 4,5
4 SLTA 283 43,9
5 SLTP 38 5,9
6 SD 25 3,9
TOTAL 645 100 Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
Dari uraian di atas dapat dikatakan pendidikan pegawai masih sangat
minim sekali didalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pada tabel
diatas menunjukkan masih banyaknya pegawai SLTA sejumlah 283 (43,9%)
mengindikasikan bahwa masih minimnya pendidikan pada Dinas Sosial Jawa
timur. Hal ini juga mempengaruhi karier pegawai Dinas Sosial yang ditunjukkan
pada tabel berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6
Tabel 1.2: KOMPOSISI PEGAWAI MENURUT PANGKAT/ GOLONGAN
PADA BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2010
NO PANGKAT/ GOLONGAN JUMLAH (ORANG) PROSENTASE (%)
1 Pembina Utama Muda / IVc 1 0,1
2 Pembina Tingkat 1 / Ivb 17 2,6
3 Pembina / Iva 26 4
4 Penata Tingkat 1 / IIId 105 16,3
5 Penata / IIIc 86 13,4
6 Penata Muda Tingkat 1 / IIIb 119 18,4
7 Penata Muda / IIIa 73 11,3
8 Pengatur Tingkat 1 / Iid 37 5,7
9 Pengatur / Iic 25 3,9
10 Pengatur Muda Tingkat 1 / IIb 5 0.8
11 Pengatur Muda / Iia 113 17,5
12 Juru Tingkat 1 / Id 4 0,6
13 Juru / Ic 17 2,7
14 Juru Muda / Ia 17 2,7
TOTAL 645 100 Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa golongan tingkat 1 / II A masih
sangat besar yaitu sebesar 113 atau 17,5% dan penata muda tingkat 1/IIIB sebesar
119 atau (18,4%). Masih banyaknya pegawai Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
yang memiliki golongan pangkat yang masih rendah menyebabkan perlunya
pengembangan karir di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
7
Tabel 1.3 : KOMPOSISI PEGAWAI MENURUT JABATAN PADA BULAN JANUARI
SAMPAI DENGAN MARET 2010
NO JABATAN JUMLAH
(ORANG)
PROSENTASE
(%)
KETERANGAN
1 Eselon II 1 0.1 Kepala Dinas
2 Eselon III 23 3,6 Kepala Bidang
3 Eselon IV 60 9,3 Kepala Sub Bagian, Kepala
Seksi, Kepala UPT
4 Staff 502 77,82 Pegawai Umum
5 Fungsional 59 9,14 Pekerja Sosial
Total 645 100 -
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan tabel 3 diatas bahwa mayoritas pegawai di Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur berdasarkan jabatannya adalah staff yaitu berjumlah 502
orang atau 77,82% sedangkan yang paling sedikit yaitu jabatan Eselon II yaitu
berjumlah 1 orang atau 0,1%.
Tabel 1.4 : KOMPOSISI PEGAWAI YANG SUDAH MENGIKUTI DIKLAT
STRUKTURAL PADA BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN
MARET 2010
NO JENIS DIKLAT JUMLAH (ORANG) PROSENTASE (%)
1 Adum/DiklatPim IV 74 56,5
2 Spama/DiklatPim III 42 32,0
3 Spamen/DiklatPim II 15 11,5
Total 131 100
Berdasrkan tabel 4 diatas bahwa pegawai yang sudah mengikuti diklat
struktural adum/diklatpim IV berjumlah 74 orang atau 56,5%. Dan yang
mengikuti spama/diklatpim III berjumlah 42 orang atau 32,0%. Sedangkan yang
mengikuti spamen/diklatpim II berjumlah 15 orang atau 11,5%.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
8
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para
pegawai masih kurang memadai dari segi profesionalisme hal ini dikarenakan
masih rendahnya tingkat pendidikan. Hal ini berpengaruh pada karir para pegawai
karena masih banyaknya pegawai yang memiliki golongan pangkat yang masih
rendah yang mengakibatkan perlu adanya pengembangan karir di Dinas Sosial
Provinsi JawaTimur agar dapat menduduki jabatan struktural.
Hal ini sesuai dengan Anantharaman (2004:3) yang menyatakan
bahwa kesempatan pengembangan karir telah menunjukkan menghasilkan tingkat
komitmen yang lebih tinggi diantara para karyawan. Pengembangan karir
organisasi didefinisikan sebagai kesempatan yang diberikan oleh organisasi untuk
memajukan kemungkinan karir seorang individu, seperti tugas yang menantang,
konseling karir dan tetap mendapatkan informasi. Membantu para individu dalam
pengembangan karir mereka adalah berharga karena mendorong staff yang
memiliki potensi tinggi untuk tetap tinggal. Usaha pengembangan karir pada
karyawan sangat perlu dikembangkan oleh instansi. Karena usaha pengembangan
karir yang didambakan tiap karyawan tergantung bagaimana karyawan tersebut
menanggapi dan mengamatinya, atau dengan kata lain adalah bagaimana mereka
mempersepsikannya. Artinya pengembangan karir yang diberikan instansi untuk
memenuhi kebutuhan pribadi tiap karyawan belum tentu karyawan
mempersepsikannya demikian.
Flippo dalam Ginting (2003:7) berpendapat bahwa karyawan yang
mempunyai persepsi positif terhadap pengembangan karirnya dalam instansi,
cenderung mempunyai kepuasan dan motivasi kerja yang tinggi untuk mendukung
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
9
pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan. Jika instansi memberikan
kesempatan pengembangan karir pada karyawan, maka akan timbul dari diri
karyawan tersebut untuk lebih meningkatkan karirnya dengan cara berprestasi di
tempatnya bekerja, dan memberikan kepuasan kerja sehingga akan timbul
komitmen karyawan yang tinggi.
Pengembangan karir sangat diperlukan karena banyak manfaatnya, hal ini
disebabkan karena adanya tuntutan pekerjaan atau jabatan. Pengembangan karir
merupakan upaya instansi dalam rangka memberikan kesempatan kepada pegawai
untuk meniti karirnya ke jenjang karir yang lebih tinggi dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan instansi. Bentuk pengembangan karir pegawai terdiri dari disiplin
pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, mutasi, kenaikan pangkat dan promosi
jabatan. Upaya pengembangan karir pegawai dilakukan melalui peningkatan
kompetensi pegawai dengan cara pendidikan dan pelatihan, dan pemberian
pengalaman kerja.
Promosi ke setiap jenjang karir yang lebih tinggi bukanlah hak pegawai,
melainkan merupakan penghargaan dari perusahaan kepada pegawai yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Promosi dapat dilaksanakan
apabila : (a) tersedia formasi, (b) memenuhi persyaratan berdasarkan hasil
assessment, (c) memenuhi persyaratan nilai kerja individu (NKI), dan (d) memenuhi
persyaratan lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
Mekanisme promosi dan kenaikan tingkat (grade) dilaksanakan secara
transparan yaitu melalui sistem informasi manajemen SDM (HRMIS) yang efektif.
Jenjang karir maksimum pegawai ditetapkan berdasarkan tingkat pendidikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
10
Didalam usulan pengembangan karir pegawai ini, peranan dari tim
BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kenaikan Pangkat) di Dinas
Sosial Provinsi Jawa Timur atas persetujuan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur sangatlah penting. Karena tim BAPERJAKAT ini akan menyeleksi para
pegawai yang kemudian diusulkan untuk proses pengembangan karir pegawai
kepada Gubernur Jawa Timur., BAPPERJAKAT yang berkoordinasi dengan
Kepala Dinas akan melakukan penilaian kepada pegawai yang cocok untuk
mengembangkan karir. Tetapi dalam melakukan penilaian ini, terkadang tidak
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. BAPPERJAKAT dan Kepala
Dinas hanya menilai pegawai secara subjektif tidak dengan cara yang objektif,
atau bahkan hanya menilai kedekatan antara atasan dan bawahan.
Dari hasil wawancara penulis dengan ibu Yeni selaku Staf Kepegawaian di
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur pada tanggal 17 Mei 2010, beliau mengatakan
bahwa di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur sudah melakukan pengembangan
karir untuk pegawai, tetapi dalam pengembangan karir ini masih terjadi kelebihan
stok PNS yang telah memenuhi syarat jabatan untuk menduduki jabatan setingkat
lebih tinggi. Kondisi ini bisa menjadi paradoks, manakala PNS yang telah
mengikuti pendidikan pelatihan kepemimpinan ternyata yang bersangkutan hanya
masuk dalam daftar tunggu. Bahkan sampai yang bersangkutan pensiun, tidak
mendapatkan promosi jabatan. Sedangkan PNS yang belum memenuhi syarat
jabatan untuk menduduki jabatan setingkat lebih tinggi, diantaranya belum
mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan ternyata telah dapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
11
menduduki jabatan. Setelah menduduki jabatan tersebut, barulah PNS mengikuti
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil Dalam
Jabatan Struktural Di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk mengetahui persyaratan pengembangan karir dalam jabatan struktural
eselon IV yang harus dipenuhi Pegawai Negeri Sipil
2) Untuk mengetahui pelaksanaan pengembangan karir dalam jabatan struktural
eselon IV
3) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pengembangan karir dalam
jabatan struktural eselon IV baik dilihat dari segi pegawai maupun organisasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
12
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Instansi.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber informasi bagi
instansi dalam upaya meningkatkan komitmen pada organisasi.
b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Dapat dipergunakan sebagai referensi, tambahan khasanah kepustakaan dan
bahan masukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama
dimasa yang akan datang untuk dapat memahami kebutuhan dunia usaha dan
menjawab tantangan globalisasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber