19
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Jurusan Magister Pengkajian Bahasa Program Pascasarjana Oleh SEVTY VIDYA SARI S200160010 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK

KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II

Jurusan Magister Pengkajian Bahasa Program Pascasarjana

Oleh

SEVTY VIDYA SARI

S200160010

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

i

Page 3: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

ii

Page 4: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sevty Vidya Sari

NIM : S200160010

Konsentrasi : Magister Pengkajian Bahasa

Judul Tesis : Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik

Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Di

Sekolah Menengah Pertama

Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa publikasi yang saya serahkan ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-

ringkasan yang semua telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang

diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima.

Surakarta, 13 Juni 2017

Yang membuat pernyataan,

Sevty Vidya Sari

Page 5: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

1

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK

KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian autentik

keterampilan menulis teks laporan hasil observasi di sekolah menengah pertama.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan

R&D. Lokasi penelitian ini di salah satu sekolah menengah pertama di daerah Jawa

Timur yang telah menerapkan kurikulum 2013. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumen yang mencakup daftar kumpulan nilai siswa, angket dan

wawancara. Teknik yang digunakakan untuk memperoleh bahan penelitian adalah

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan

pengembangan model Research & Development dari Borg & Gall. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: 1) kurang mendetail dan kurang terperincinya instrumen yang

terdapat dalam RPP. Selain itu, Kurang kesempurnaannya kondisi instrumen penilaian

yang berpedoman pada buku paket. Rumitnya instreumen penilaian yang berpedoman

pada ketentuan instansi sekolah. 2) keterbatasan pengalaman guru dalam

mengembangkan instrumen penilaian.

Kata Kunci: Pengembangan, Penilaian Autentik, Keterampilan Menulis

ABSTRACT

This research aims to develop assessment instruments, authentic writing skills text reports

observations in junior high school. This research is a descriptive qualitative research

using the R&D approach. The location of this research in one of the first junior high

schools in East Java that has implemented a 2013 curriculum. The source of data in this

research is a document that includes a list of the collection of students scores,

questionnaire and interviews. The techniques developed to obtain research materials is

through observation, interview and documentation. This study used a model Research

Development of Borg & & Gall. The results of this research showed that: 1) less detailed

of the instruments contained in the RPP. In addition, Less perfection condition

assessment instruments are based on the book. The complexity of the assessment of

instrumen based on the provisions of Agency schools. 2) limitations of the teacher's

experience in developing the assessment instruments.

Keyword : Authentic Assessment, Development, Writing Skills

1. PENDAHULUAN

Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam proses

pembelajaran. Penilaian juga merupakan ujung tombak dari suatu kegiatan pencapaian

taraf berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Berbeda halnya dengan penilaian

terdahulu dengan sekarang, bedanya penilaian yang dahulu hanya menekankan tagihan

Page 6: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

2

penguasaan pengetahuan peserta didik sebagai hasil belajar pada umunya dengan jalan

tes tulis, akan tetapi dalam penilaian autentik menuntut peserta didik untuk berunjuk

kerja dalam situasi yang konkrit.

Menurut Mardapi (2012:166) menjelaskan bahwa penilaian autentik

merupakan salah satu bentuk asesmen yang meminta peserta didik untuk menerapkan

konsep atau teori pada dunia nyata. Senada dengan pendapat Nurgiantoro (2011:23)

mengungkapkan bahwa penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang

menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan

yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Dengan demikian penilaian autentik

menuntut peserta didik untuk menunjukkan hasil belajar yang dimiliki dalam

kehidupan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau hanya karangan semata tetapi

juga real dari dalam diri siswa tersebut. Menulis adalah aktivitas aktif produktif untuk

menghasilkan sebuah karya. Dilihat secara umum, menulis adalah aktivitas

mengemukakan gagasan melalui media bahasa (Nurgiyantoro, 2013:425)

Menurut Sutama (2016:1) menjelaskan bahwa “keterampilan menulis masih

menjadi masalah bagi sebagaian besar siswa dan belum memberikan hasil seperti yang

diharapakan. Kegiatan menulis itu sendiri memang tidak semudah seperti yang

dibayangkan. Seseorang sering kali mengalami keinginan untuk menulis, tetapi tidak

sanggup melakukannya, dikarenakan mengalami gangguan keterlambatan dalam

mengekspresikan pikiran atau gagasannya melalui bahasa yang baik dan benar,

sehingga orang tersebut mengalami kesulitan dalam menulis.

Kesulitan siswa untuk mengembangkan bahasa agar dapat lebih menarik

diharapkan dapat teratasi dengan kondisi kelas yang tenang. Akan tetapi, siswa masih

merasa kesuliatan dan mengembangkan daya imajinasi mereka untuk

mengekspresikan pikirannya dalam pemilihan kata yang tepat. Alasannya siswa

kurang membaca sehingga tidak memiliki referensi kosa kata yang cukup. Tentunya

hal ini dapat diatasi dengan cara menambah frekuensi membaca buku.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti ingin mengungkapkan secara

nyata dan jelas melalui penelitian ini mengenai kondisi instrumen dan analisis

kebutuhan guru dan siswa terhadap instrumen penilaian yang telah diterapkan di

sekolah menengah pertama. Oleh sebab itu, maka peneliti sangat tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Studi Eksplorasi dan Analisis Kebutuhan

Page 7: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

3

Penilaian Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi di Sekolah Menengah

Pertama”.

2. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan R&D.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumen yang mencakup daftar kumpulan nilai siswa, dan

catatan wawancara. Teknik yang digunakan untuk memperoleh bahan penelitian

adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini terdapat

lima tahap yaitu tahap pra lapangan, penelitian lapangan, observasi, analisis data dan

analisis dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu

triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisis data model interaktif. Lokasi penelitian di salah satu sekolah

menengah pertama di daerah Jawa Timur yang telah menerapkan kurikulum 2013.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pelaksanaan penilaian autentik keterampilan menulis teks

laporan hasil observasi di sekolah menengah pertama (SMP) diperoleh melalui

wawancara, catatan pengamatan, dan analisis dokumen. Kondisi instrumen penilaian

keterampilan menulis teks laporan hasil observasi yang telah digunakan bersumber

dari rencana pelaksanaan pembelajaran, buku paket, dan ketentuan instansi sekolah.

Kumpulan informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran tersebut akan

dideskripsikan secara terperinci sebagai berikut.

1. Kondisi Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Senjata terpenting dalam proses penilaian yaitu mengacu pada

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus. Silabus yang dimiliki

oleh guru bahasa Indonesia kelas VII sudah disediakan oleh pemerintah, sehingga

guru hanya mengembangkan silabus menjadi RPP. Setiap guru diwajibkan untuk

dapat membuat RPP yang disesuaikan dengan pedoman kurikulum 2013 yang

tertuang dalam permendikbud nomor 103 tahun 2014. Pedoman RPP kurikulum

2013 yang tertuang dalam permendikbud meliputi: (1) identitas sekolah (2) mata

pelajaran (3) kelas/ semester (4) materi pokok (5) alokasi waktu (6) kompetensi

Page 8: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

4

inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator (7) tujuan pembelajaran (8) materi

pembelajaran (rincian dari materi pokok) (9) metode pembelajaran (10) media,

alat dan sumber belajar (11) langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan (12)

penilaian.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa

Indonesia di sekolah X mengatakan bahwa RPP yang dibuat oleh guru sudah

sesuai dan mengacu pada pedoman kurikulum 2013 yang tertuang dalam

permendikbud nomor 103 tahun 2014. Selain itu, guru juga menentukan terlebih

dahulu tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, karena dengan menentukan

tujuan terlebih dahulu, guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa telah

menguasai materi keterampilan menulis teks laporan hasil observasi.

Guru melakukan penilaian untuk mengukur dan mengetahui apakah tujuan

pembelajaran sudah tercapai. Dalam kurikulum 2013 penilaian yang diterapkan

yaitu menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik yaitu penilaian yang

meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan

aspek psikomotorik (keterampilan). Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dengan

keterampilan menulis teks laporan hasil observasi. Akan tetapi, dalam

kenyataanya guru masih belum sepenuhnya menerapkan ketiga aspek tersebut,

sehingga penilaian yang dilakukan oleh guru kurang sempurna.

Penilaian yang digunakan guru bahasa Indonesia di salah satu sekolah

menengah pertama yang berada di Jawa Timur juga mengacu pada RPP. Akan

tetapi, pada pelaksanaannya terkadang guru masih menggunakan penilaian yang

terdapat di dalam buku paket untuk menilai setiap sub bab dari materi yang saat

itu dijelaskan. Selain itu, guru juga menggunakan penilaian yang telah ditentukan

oleh instansi sekolah itu sendiri yang merangkum dari semua aktifitas siswa. Jadi

guru mengalami kesulitan dalam memilih penilaian yang tepat untuk menilai,

khususnya, menilai teks laporan hasil observasi.

Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) menulis teks laporan hasil

observasi yang di gunakan guru bahasa Indonesia kelas VII di salah satu sekolah

menengah pertama yang berada di Jawa Timur berdasarkan analisis dokumen

sebagai berikut.

Page 9: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

5

a) Identitas sekolah, yaitu SMP N X

b) Kelas/semester, yaitu kelas VII semester 2

c) Mata Pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia

d) Materi pokok, yaitu teks hasil observasi

e) Tema, yaitu cinta lingkungan hidup (teks hasil observasi)

f) Alokasi waktu, yaitu 6X40 menit

g) RPP yang disusun oleh guru memuat empat KI yaitu KI 1, 2, 3, dan 4

h) KD yang terdapat di dalam RPP yang dibuat oleh guru meliputi tiga KD yaitu

1.3, 2.4, 3.2, 4.2

i) Indikator dalam RPP meliputi menjelaskan perbedaan teks hasil observasi

dengan teks deskripsi dilihat dari struktur isi, menjelaskan perbedaan teks

hasil observasi dengan teks deskripsi dilihat dari fitur bahasanya, menyusun

teks hasil observasi.

j) Tujuan pembelajaran dalam RPP siswa dapat menjelaskan perbedaan struktur

teks hasil observasi dan struktur teks deskriptif, siswa dapat menjelaskan

perbedaan cirri-ciri bahasa (fitur bahasa) teks hasil observasi dan teks

deskriptif, siswa dapat menyusun teks hasil observasi.

k) Materi pembelajaran yang dicantumkan dalam RPP yang disusun oleh guru

meliputi struktur teks hasil observasi dan teks deskriptif, ciri bahasa teks hasil

observasi dan teks deskriptif, teks hasil observasi berjudul “biota laut”, teks

deskriptif berjudul “tari saman”.

l) RPP tersebut memuat metode pembelajaran dengan discovery learning,

diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi. Sumber belajar yang

digunakan yaitu buku siswa dan LKS.

m) Kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam RPP meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

n) Penilaian yang tercantum dalam RPP meliputi penilaian proses mencakup

aspek yang dinilai (religius, tanggung jawab, peduli, responsive, santun),

teknik penilaian (pengamatan), waktu penilaian (proses) dan instrumen

penilaian (lembar pengamatan). Penilaian hasil menakup indikator

pencapaian kompetensi, teknik penilaian, bentuk penilaian dan instrumen

serta juga terdapat pedoman penskoran.

Berdasarkan sistematika rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

telah dibuat oleh guru itu, dapat dilihat bahwa semua sistem dalam pembuatan

RPP telah dipenuhi dan dibuat sesuai kebutuhan sekolah yang bersangkutan.

Penilaian yang disusun guru dalam RPP tersebut tentang pembelajaran menulis

teks laporan hasil observasi sudah sesuai dengan silabus yang telah dibuat oleh

pemerintah. Dalam konteks ini, guru masih mengalami kendala dalam

menerapkan atau mengaplikasikan petunjuk penilaian tersebut, misalnya penilaian

yang tercantum di dalam RPP pada pedoman penskoran yang dibuat oleh guru

kurang sempurna. Di situ tertulis aspek yang dinilai hanya jawaban sempurna,

jawaban kurang sempurna dan jawaban tidak sempurna. Kesempurnaan dan

Page 10: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

6

ketidaksempurnaan dalam pedoman tersebut tidak dijelaskan secara mendetail apa

saja yang dinilai sempurna dan tidak sempurna. Akibatnya guru mengalami

kesulitan dalam menilai menggunakan pedoman yang tertulis di dalam RPP.

2. Kondisi Penilaian yang Berpedoman pada Buku Paket

Penilaian yang digunakan guru selama ini berpedoman pada buku paket

yang telah disediakan oleh pemerintah. Dari buku paket itu, guru memanfaatkan

rubrik penilaian yang ada di buku teks, khususnya pada materi pembelajaran

laporan hasil observasi. Penilaian yang tertulis di dalam buku paket sangat

terbuka. Maksudnya tidak hanya tercantum di buku paket guru saja, melainkan

juga tercantum dalam buku paket siswa sehingga siswa dapat dengan mudah

menilai hasil pekerjaannya sendiri dengan melihat pedoman penilaian tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu

siswa mengenai penilaian yang ada di buku paket mereka mengungkapkan bahwa

tidak semua siswa memahami dengan baik rubrik penilaian tersebut, ada juga

yang mengaku bingung dengan cara menilai seperti itu. Penilaian yang tertulis

dalam buku paket tentang teks laporan hasil observasi yang di gunakan guru

bahasa Indonesia kelas VII di sekolah yang diteliti, berdasarkan analisis dokumen,

aspek yang dinilai sebagai berikut.

(a) Bagian judul meliputi judul menyatakan hal umum/objek/fakta ilmiah, judul

ditulis dengan huruf awal huruf kapital, judul tanpa menggunakan titik, judul

sesuai isi.

(b) Bagian awal teks meliputi menyatakan definisi, mencantumkan klasifikasi

objek (termasuk kelompok apa, informasi umum tentang objek/belum

dirinci), tidak terdapat kesalahan kata/kalimat, tidak terdapat kesalahan tanda

baca.

(c) Bagian inti meliputi rincian ciri fisik objek, klasifiksi objek, rincian objek

dari berbagai sudut, tidak terdapat kesalahan penggunaan kalimat, tidak

terdapat kesalahan tanda baca/ejaan.

(d) Bagian penutup meliputi membuat kalimat ringkasan/simpul, tidak terdapat

kesalahan struktur kalimat, tidak terdapat kesalahan penggunaan tanda

baca/ejaan.

Page 11: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

7

(e) Penilaian meliputi empat yaitu nilai 1 jika terdapat 1 unsur, nilai 2 jika

terdapat 2 unsur, nilai 3 jika terdapat 3 unsur, nilai 4 jika terdapat semua

unsur.

Rubrik penilaian yang terdapat dalam buku paket bahasa Indonesia kelas

VII tentang teks laporan hasil observasi memiliki kekurangan, diantaranya setiap

unsur penilaian perlu dikurangi dan ditambah serta dihilangkan, seperti pada

bagian judul seharusnya tidak dicantumkan, dengan alasan untuk siswa tingkat

SMP mereka lebih mengerti dan paham tentang prosedur penulisan judul itu

seperti apa. Pada bagian inti, di item empat dan kelima seharusnya dijadikan satu

item penilaian agar penilaian sama dengan pemberian skor. Di bagian penutup

seharusnya ditambah dengan pembuatan ringkasan atau simpulan yang sifatnya

padat dan jelas agar pembaca mudah memahaminya.

3. Kondisi Penilaian yang Berpedoman pada Ketentuan Instansi Sekolah

Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Setiap lembaga sekolah telah menetapkan sistem penilaian sesuai dengan

peraturan menteri pendidikan nasional nomor 66 tahun 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah urusan

kurikulum di sekolah yang diteliti, beliau membenarkan bahwa penilaian yang

telah dilaksanakan di salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Jawa

Timur, seperti yang telah ditetapkan oleh kemendikbud nomor 66 tahun 2013.

Penilaian tersebut terbagi menjadi tiga kelompok penilaian yaitu sesuai dengan

ranah penilaian autentik seperti aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif

(sikap) dan aspek psikomotorik (keterampilan). Penilaian yang telah ditetapkan

oleh sekolah, dapat digunakan oleh semua guru khususnya guru bahasa Indonesia

kelas VII di di sekolah yang diteliti. Hal itu berdasarkan analisis dokumen sebagai

berikut.

(a) Penilaian Kognitif (Pengetahuan) meliputi penilaian ulangan harian,

nilai tugas, nilai tengah semester, dan nilai ujian akhir sekolah.

(b) Penilaian Afektif (Keterampilan) meliputi penilaian praktek, penilaian

proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian tertulis.

Page 12: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

8

(c) Penilaian Psikomotorik (Sikap) meliputi penilaian observasi proses,

penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, penilaian jurnal catatan

guru, nilai rapot, nilai konversi dan deskripsi.

Pada prinsipnya dalam pelaksanaan kegiatan penilaian autentik, yang

meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan

(psikomotorik) dan aspek sikap (afektif) pada pembelajaran laporan hasil

observasi tidak dilakukan secara terstruktur. Guru tidak menggunakan instrumen

yang telah disusun dalam RPP melainkan menggunakan penilaian yang terdapat

pada buku paket sebagai instrumen penilaian. Guru juga tidak menggunakan

rubrik penilaian untuk menilai aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan

(psikomotorik) dan aspek sikap (afektif) pada pembelajaran laporan hasil

observasi.

4. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menilai Teks Laporan Hasil

Observasi

Proses belajar mengajar yang dilakukan guru tidak selalu berjalan lancar.

Banyak kendala yang ditemui guru saat proses belajar mengajar berlangsung.

Kendala-kendala inilah yang kemudian harus dibenahi, dan diperbaiki, sehingga

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat maksimal sesuai dengan

rencana perencanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Hal ini

memungkinkan guru untuk lebih inklusif dalam mentransformasikan materi-materi

pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara dengan

guru bahasa Indonesia di di sekolah yang diteliti menjelaskan bahwa guru

mengalami kendala dalam menilai. Kendala-kendala tersebut dapat berpengaruh

pada proses dan hasil pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Kendala-

kendala yang ditemukan oleh peneliti akan peneliti paparkan.

Kendala yang Bersumber dari Peserta Didik

Kendala yang berasal dari peserta didik ini hampir dialami oleh semua

guru khususnya guru bahasa Indonesia di sekolah yang diteliti. Hal ini, telah

dibenarkan oleh guru bahasa Indonesia di sekolah yang diteliti, berdasarkan hasil

wawancara bahwasannya kendala yang sering mereka hadapi yaitu siswa. Ada

Page 13: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

9

pun kendala-kendala yang dimunculkan oleh siswa yaitu siswa jarang

mengerjakan tugas, siswa sering membuat gaduh

Kendala Pengetahuan Guru tentang Penilaian

Guru sudah berusaha menerapkan penilaian yang terdapat dalam

kurikulum 2013. Akan tetapi, terkadang guru masih saja mengalami kesulitan

dalam melaksanakannya. Dengan alasan banyaknya kriteria-kriteria penilaian

yang terdapat dalam kurikulum 2013, yang mewajibkan dan mengharuskan guru

menilai dengan menggunakan tiga aspek dalam setiap pertemuan. Ada pun

kendala-kendala yang dirasakan oleh guru adalah Kurangnya pelatihan atau

Workshop kurikulum 2013, minimnya Fasilitas, Kurangnya kualifikasi

pendidikan guru, guru tidak mengajar sesuai dengan bidang keahlian

Kendala Keterbatasan Waktu.

Pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII di salah satu sekolah

menengah pertama yang berada di Jawa Timur dilaksanakan 3X40 menit, bahasa

Indonesia hanya disediakan dua jam dalam sehari (80 menit) itu membuat guru

harus pandai membagi dan mengatur waktu dalam pembelajaran, penugasan dan

penilaian. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia mengatakan

bahwa kendala yang paling besar pengaruhnya pada keterbatasan waktu.

Dikarenakan siswa yang sering mengulur-ulur waktu untuk mengerjakan tugas,

sehingga waktu untuk penilaian pun tersita dan bahkan tidak dapat dilaksanakan,

padahal materi teks laporan hasil observasi banyak sekali. Materi yang dipelajari

pada teks laporan hasil observasi sangat banyak sementara waktu yang tersedia

sangat terbatas. Pembelajaran teks laporan hasil observasi merupakan

pembelajaran yang memerlukan waktu tidak sedikit.

5. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi oleh Guru dalam Menilai

Teks Laporan Hasil Observasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia di sekolah

yang diteliti mengatakan bahwa dari ketiga kendala tersebut, guru juga melakukan

upaya untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik

keterampilan menulis. Upaya-upaya yang akan dilakukan guru, akan peneliti

paparkan sebagai berikut.

Upaya untuk Mengatasi Kendala Peserta Didik

Page 14: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

10

Upaya yang diberikan guru dalam mengatasi kendala yang bersumber dari

peserta didik dengan watak, sikap dan sifat peserta didik yang beraneka ragam,

cenderung membuat kelas tidak nyaman selama proses pembelajaran berlangsung

dibutuhkan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Upaya-upaya yang dilaksanakan oleh guru adalah guru memberikan tugas

tambahan, guru memberikan poin atau sanksi kepada siswa, guru memberikan

pengurangan nilai, guru memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif

Upaya untuk Mengatasi Kendala Pengetahuan Guru

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala kurangnya pengetahuan

guru akan sebuah penilaian adalah mengikuti pelatihan atau workshop tentang

kurikulum 2013, menambah fasilitas, meningkatkan kualifikasi pendidikan guru,

menempatkan guru sesuai dengan kompetensi keahlian

Upaya untuk Mengatasi Kendala Keterbatasan Waktu

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, salah satu

kendala yang dihadapi oleh guru adalah keterbatasan waktu. Dengan waktu yang

diberikan dalam sehari dirasa masih kurang untuk menyampaikan ataupun

menyelesaikan materi teks laporan hasil observasi. Hasil wawancara pada guru

bahasa indonesia di salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Jawa

Timur mengatakan bahwa kendala keterbatasan waktu memang sering terjadi

namun upaya yang dilakukan guru yaitu dengan cara meminta siswa untuk

menyelesaikan tugas pada pertemuan berikutnya (PR).

6. Kebutuhan Guru Dan Siswa Terhadap Instrumen Penilaian

Kebutuhan Guru terhadap Instrumen Penilaian Autentik

Berdasarkan hasil wawancara dan catatan pengamatan, guru bahasa

Indonesia mengatakan bahwa pada dasarnya karakteristik kemampuan untuk

siswa SMP variatif sekali. Ide-ide yang mereka tuangkan dalam setiap

karangan sangat kreatif. Akan tetapi, dalam penggunaan ejaan dan kosa kata

baku belum tepat. Selain itu, instrumen yang telah diterapkan tidak dibedakan

berdasarkan kriterianya. Misalnya, kosa kata seperti apa yang harus dikuasai

oleh siswa kelas VII.

Page 15: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

11

Guru di sekolah yang diteliti mengharapkan instrumen penilaian

dibedakan berdasarkan kriterianya. Seperti masukan yang diberikan oleh guru

di sekolah yang diteliti yaitu mengenai instrumen penilaian dibedakan antara

instrumen menulis teks fiksi dengan menulis non fiksi. Untuk penilaian

instrumen teks fiksi harus mampu menilai ide dan kreatifitas siswa. Untuk

instrumen penilaian nonfiksi guru mengharapkan dapat menilai pemahaman

siswa seperti ejaannya, kosa kata, dan kata-kata sulitnya.

Selain wawancara, peneliti telah melakukan beberapa aktivitas untuk

melakukan analisis kebutuhan dari guru dengan menggunakan angket.

Peneliti mendistribusikan tiga orang guru yang mengajar bahasa Indonesia di

sekolah yang diteliti. Adapun hasil angket yang telah di dapat peneliti sebagai

berikut.

Tabel 1. Hasil Angket tentang Patisipasi Guru

NO Indikator Skor

1 Persepsi guru terhadap pengajaran menulis teks laporan

hasil observasi

66,66%

2 Keinginan guru untuk meningkatkan pengajaran bahasa

Indonesia

100%

3 Keinginan guru untuk meningkatkan potensi mengajar 100%

4 Pengalaman guru dalam mengembangkan instrumen

penilaian

33,33%

Dari hasil angket, peneliti bisa mendapatkan gambaran umum tentang

opini, sikap dan pengalaman guru dalam melaksanakan penilaian di sekolah.

Dari hasil analisis kebutuhan guru, dapat disimpulkan bahwa persepsi dan

keinginan guru untuk meningkatkan potensi dalam pengajaran sangat baik.

Artinya, guru mempunyai pandangan yang positif untuk meningkatkan proses

pembelajaran. Akan tetapi, mengenai pengalaman guru dalam

mengembangkan instrumen penilaian autentik masih menunjukkan skor yang

masih rendah. Hal ini bisa jadi disebabkan guru masih mempunyai

pengalaman yang terbatas dalam mengembangkan instrumen penilaian.

Kebutuhan Siswa terhadap Instrumen Penilaian

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, siswa mengatakan dia

menginginkan tugas yang telah dikumpulkan untuk segera dinilai agar mereka

Page 16: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

12

tahu di mana letak kesalahan mereka dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut

dikarenakan guru sering mengumpulkan tugas siswa namun tidak segera guru

nilai. Itulah yang membuat siswa terkadang malas dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru, apalagi tugas menulis teks laporan hasil observasi.

Selain wawancara, peneliti juga menyebarkan angket pada 55 siswa di

sekolah yang diteliti.

Angket yang berisikan minat siswa terhadap menulis teks laporan

hasil observasi yang mencakup pengukuran sikap, pengukuran minat,

pengukuran konsep diri, pengukuran nilai dan pengukuran moral. Dari angket

tersebut dapat diketahui persepsi, perasaan mereka terhadap pembelajaran dan

penilaian menulis teks laporan hasil observasi. Hasil angket tersebut peneliti

paparkan.

a) Pengukuran Sikap

Berdasarkan hasil angket pada pembelajaran teks laporan hasil

observasi di sekolah yang diteliti terhadap pengukuran sikap siswa diketahui

56,36% siswa mengaku sangat senang belajar teks laporan hasil observasi.

43,64% siswa yang lain mengaku senang mempelajari teks laporan hasil

observasi. Ketertarikan siswa terhadap materi teks laporan hasil observasi

mencapai 72,73%, dan hanya 27,27% siswa yang merasa tidak tertarik

mempelajari materi tersebut. Begitu juga, siswa yang merasa kesulitan

dalam mengerjakan tugas teks laporan hasil observasi hanya 25,45% dan

16,36% siswa merasa jenuh saat di suruh membuat teks laporan hasi

observasi.

Peneliti simpulkan bahwa untuk sikap siswa terhadap teks laporan

hasil observasi masih sangat tinggi. Masih banyak siswa yang menyukai

pelajaran teks laporan hasil observasi, meskipun masih ada sebagian siswa

yang merasa jenuh dan bosan mengikuti materi tersebut.

b) Pengukuran minat

Berdasarkan hasil angket pada pembelajaran teks laporan hasil

observasi di sekolah yang diteliti terhadap pengukuran minat siswa,

diperoleh hasil 45,45% siswa melakukan diskusi terhadap teman sebangku

jika mereka belum paham tentang materi teks laporan hasil observasi.

Page 17: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

13

67,27% siswa beranggapan menulis teks laporan hasil observasi sangat

bermanfaat dan banyak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dalam

menyusun langkah-langkah membuat teks tersebut. Selain itu, 5,45% siswa

malu bertanya di kelas ketika tidak memahami penjelasan dari guru. 3,64%

siswa asyik ngobrol sendiri dengan teman sebangku saat pelajaran teks hasil

observasi dimulai. Minat siswa terhadap materi teks laporan hasil observasi

cukup tinggi, hal tersebut terbukti dari hasil angket yang mencapai 70,91%

siswa mempunyai kumpulan tulisan dan pernah menulis tentang teks

laporan hasil observasi.

c) Pengukuran konsep diri

Berdasarkan hasil angket yang dikerjakan siswa bahwa dalam

pengukuran konsep diri 98,18% siswa mengaku mampu mempelajari teks

laporan hasil observasi dengan mudah. 1,82% siswa tidak mampu

menguasai materi laporan hasil observasi. 90,91% siswa dapat bekerjasama

dengan baik untuk mengerjakan tugas kelompok teks laporan hasil

observasi, semenatara 9,09% siswa tidak dapat bekerja sama dengan baik.

Selain itu, kebanyakan siswa di sekolah yang diteliti sangat optimis mereka

mampu mendapat nilai baik saat ulangan bahasa Indonesia, hal tersebut

diperkuat dengan hasil angket yang mencapai 98,17% .

d) Pengukuran nilai

Berdasarkan hasil angket yang dikerjakan siswa pada tahap

pengukuran nilai, tidak jauh berbeda dengan pengukuran konsep diri. Siswa

mengaku mampu dan optimis serta berkeyakinan tidak akan mencontek

teman saat ulangan teks laporan hasil observasi berlangsung. Hal tersebut

diperkuat dengan adanya data angket yang mencapai 98,18%. Dan hanya

1,82% berkeyakinan akan sulit mengerjakan ujian yang berkaitan dengan

teks laporan hasil observasi. Dari analisis data di atas dapat penulis tarik

kesimpulan bahwa siswa sangat yakin dan optimis akan mendapatkan nilai

yang lebih baik.

e) Pengukuran moral

Berdasarkan hasil angket pada pembelajaran teks laporan hasil

observasi di salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Jawa

Page 18: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

14

Timur terhadap pengukuran moral siswa, diperoleh hasil 67,27% siswa

mengaku sering bertanya pada teman jika mengalami kesulitan saat

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 54,55% siswa mengerjakan

tugas yang diberikan guru dengan sebaik mungkin. Dari analisis data di atas

dapat penulis tarik kesimpulan bahwa pengukuran moral siswa terhadap teks

laporan hasil observasi cukup baik.

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa

pertama, kondisi instrumen penilaian pada keterampilan menulis teks laporan hasil

observasi yang telah diterapkan di sekolah yang diteliti, dilihat dari tiga instrumen

yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku paket, dan penilaian yang

berpedoman pada ketentuan instansi sekolah terlihat kurang sempurna untuk

pembelajaran menulis khususnya menulis teks laporan hasil observasi. Guru

mengeluhkan rumit dengan instrumen penilaian yang begitu kompleks sehingga

melelahkan guru dalam menilai. Selain itu,guru juga mengalami berbagai kendala

dalam menilai teks laporan hasil observasi kendala di antaranya yaitu peserta didik,

pengetahuan guru, keterbatasan waktu. Adapun upaya yang dilakukan seorang guru

untuk menghadapi kendala tersebut.

Kedua, hasil analisis kebutuhan guru, dapat disimpulkan bahwa persepsi dan

keinginan guru untuk meningkatkan potensi dalam pengajaran sangat baik. Artinya,

guru mempunyai pandangan yang positif untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Akan tetapi, pengalaman guru terbatas dalam mengembangkan instrumen penilaian.

Selain itu, dari hasil analisis kebutuhan siswa yang mencakup pengukuran sikap,

pengukuran minat, pengukuran konsep diri, pengukuran nilai dan pengukuran moral

menunjukkan bahwa siswa sangat antusias, optimis dan yakin dalam melaksanakan

keterampilan menulis teks laporan hasil observasi.

Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad dan Sakura H. Ridwan. 2003. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Page 19: PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK …eprints.ums.ac.id/53320/11/Naskah Publikasi REV.pdf · 2017-07-15 · Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian

15

Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Jakarta: Direktoral

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Derektoral Pembinaan

Sekolah Menengah Atas.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Wali Pers.

Mardapi, Djemani. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: UNY.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Pers.

Nurudin. 2010. Dasar- Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sunarti dan Rahmawati, Selly. 2016. Penilaian Kurikulum 2013. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Suroso. 2007. Panduan Menulis Artikel & Jurnal. Yogyakarta: Pararaton

Sutama. 2016. Pembelajaran Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Yunus, Mohammad dan Suparno. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:

Universitas Terbuka.