Upload
phamnhu
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengembangan dan Prospek
Pemasaran Beras Khusus
Oleh:
I Putu Wardana, Ikhwani, Suhartini,
Endang Y. Purwani, dan Hasil Sembiring
Outline 1. Latar Belakang
2. Tinjauan Riset dan Kajian
Beras Khusus
3. Pengembangan Beras
Khusus
4. Prospek Pemasaran Beras
Khusus
5. Kesimpulan dan Saran
Kebijakan
Kebutuhan beras khusus (beras ketan, japonica, basmati, aromatik, kukus, dan pecah dalam 5 tahun terakhir cenderung meningkat.
Dapatkah kita memproduksi beras tersebut di dalam negeri untuk sustitusi impor dan untuk tujuan ekspor?
LATAR BELAKANG
Tabel 1. Realisasi impor beras 2012-2016 (ton)
Ket: Basmati dan Japonica tidak mempunyai kode HS tersendiri, BPS=Biro Pusat Statistik, R=Rekomendasi impor Kementan.
No Jenis 2012 2013 2014 2015 2016
1 Beras Ketan (BPS) 206.866 198.944 86.847 1.425 1.150
2 Thai Hom Mali (BPS) 32.695 23.118 2.933 - -
3 Basmati (R) 1.524 1.524 413.452 180.099 10.010
4 Japonica (R) 13.623 13.623 1.673 325.161 2.157
5 Beras Kukus (IG rendah) 29.889 418 50 50 220
6 Beras Pecah (amilosa tinggi)
- - 337.810 353.452 282.177
Total Beras Khusus 284.597 237.627 842.765 860.187 295.714
7 Beras Medium & Lainnya
1.525.775 235.033 339.205 1.413 987.468
Total Impor 1.810.372 472.660 844.160 861.600 1.281.025
Beras ketan dapat diproduksi oleh petani di Cianjur
dengan hasil rata-rata 6,72 t/ha dg menggunakan cara
tanam jajar legowo dan PHSL.
Beras Japonika sudah dapat diproduksi oleh petani
dengan hasil 5,03 t/ha dengan menggunakan varietas
Tarabas (dilepas tahun 2018).
Beras Basmati sudah dapat diproduksi oleh petani
dengan hasil 2.5-4.2 t/ha dengan menggunakan benih
Basmati 370. Benih padi sejenis hasil pemuliaan dari BB
Padi sudah lulus sidang pelepasan (Februari 2019 akan
dilepas varietas Baroma).
TINJAUAN RISET DAN KAJIAN BERAS KHUSUS
Tabel 2. Hasil gabah dari varietas padi penghasil beras khusus di Desa Karangwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, MK 2016.
Anjuran Setempat PHSL Rata-rata
Legowo 2:1 Legowo 4:1 Legowo 2:1 Legowo 4:1
IR-42 7,32 7,84 6,79 7,26 7,30 a
Cisokan 7,31 7,39 6,70 6,66 7,01 a
Inpari 21 7,07 7,12 6,79 7,08 6,99 a
Lusi 6,05 6,86 6,05 7,46 6,72 a
Tayken 4,95 4,78 4,83 5,55 5,03 b
Rata-rata 6,63 6,80 6,22 6,80
Std 1,0 1,2 1,1 0,8
Keterangan: PHSL=pengelolaan hara spesifik lokasi Tayken=Tarabas (beras japonica)
No. Varietas
Hasil (t/ha) dari beberapa lokasi uji adaptasi
Tmg Cjr Kng
Rata2
(500-
800
m dpl)
Sml Gow
Rata2
(>800
m dpl)
Gow Del Klt
Rata2
(<500 m
dpl)
1 Basmati 370 3,18 5,67 3,82 4,22 2,40 2,47 2,44 1,69 3,13 1,82 2,48
2
Khao Dawk
Mali 4,28 8,60 4,57 5,82 6,40 3,44 4,92 2,44 4,93 4,83 4,88
3 HSPR 4,10 9,41 4,83 6,11 6,20 1,49 3,85 1,67 4,19 4,52 4,36
4
Mentik
Wangi 3,60 8,82 4,51 5,64 4,40 3,68 4,04 0,16 3,30 3,54 3,42
5 Sintanur 3,33 8,59 5,01 5,64 7,40 4,14 5,77 2,45 6,35 4,97 5,66
Tabel 3. Hasil ubinan dari padi aromatik di berbagai lokasi percobaan, 2010.
Keterangan: Tmg=Temanggung, Cjr=Cianjur, Kng=Kuningan, Sml=Simalungun, Gow=Gowa, Del=Deli Serdang, Klt=Klaten
Beras IG rendah-sedang, IR-42 memberikan hasil
tertinggi (7,30 t/ha) dengan perbaikan pemupukan dan
cara tanam legowo, disusul oleh Cisokan (7,01 t/ha) dan
Inpari-21 (6,99 t/ha).
Cara tanam Jajar legowo 4:1 cenderung menghasilkan
gabah lebih tinggi dibandingkan dengan jajar legowo 2:1,
tetapi tidak konsisten pada setiap varietas. Cara tanam
jajar legowo 4:1 lebih disukai petani karena perawatan
tanaman lebih mudah.
Hasil gabah tertinggi dari varietas padi aromatik diperoleh
dari ketinggian 500-800 m dpl. Hasilnya akan menurun
pada ketinggian > 800 m dpl dan < 500 m dpl.
TINJAUAN RISET (Lanjutan)
Mutu beras giling tertinggi diperoleh dari padi aromatik yang
ditanam pada ketinggian 500-800 m dpl. Padi aromatik
introduksi (Basmati dan Khao Dawk Mali) dan padi aromatik
lokal (Sintanur dan Mentik Wangi) memiliki rendemen beras
giling dan beras kepala tinggi. Mutu beras Sintanur yang
paling baik diperoleh dari ketinggian >800 m dpl.
Beras aromatik Thai Hom Mali dapat diproduksi oleh petani
dengan hasil 4,9-5,8 t/ha. Calon varietas padi sejenis KDM
tersedia di dalam negeri namun perlu diuji ketahanannya
terhadap OPT.
Beras ketan memiliki kandungan amilosa berkisar 5%
sehingga tidak memenuhi kriteria sebagai ketan.
TINJAUAN RISET (Lanjutan)
Varietas Basmati KDM Sintanur Mentik Wangi
Karakteristik MG Elevasi (m dpl)
Beras Pecah Kulit (%) <500 m 71,8 77,3 77,0 74,7
500-800 m 75,7 76,7 75,5 76,9
> 800 m 76,3 77,9 78,1 70,7
Beras Giling (%) <500 m 61,5 67,6 68,8 66,7
500-800 m 68,4 69,0 68,6 69,0
> 800 m 66,3 68,2 70,3 61,6
Beras Kepala (%) <500 m 48,5 81,2 53,3 41,6
500-800 m 75,2 82,5 72,3 79,5
> 800 m 68,4 79,1 90,4 72,5
Butir Patah (%) <500 m 46,6 17,8 45,0 55,9
500-800 m 23,3 17,0 26,8 19,9
> 800 m 29,5 20,4 9,3 26,0
Menir (%) <500 m 4,9 1,0 1,7 2,5
500-800 m 1,5 0,5 1,0 0,6
> 800 m 2,1 0,5 0,3 1,5
Kadar air (%) <500 m 10,9 11,5 11,3 10,3
500-800 m 11,2 12,0 11,5 12,5
> 800 m 12,8 13,6 13,0 11,4
Tabel 4. Mutu giling (MG) dari varietas padi aromatik pada 3 ketinggian, 2010
Dua GH (B13727C-MR-1-1-2-3-7-
13 dan B13727C-MR-2-5-1-3) telah
diusulkan untuk dilepas sebagai
varietas penghasil beras Basmati.
5 varietas lokal dapat digunakan
untuk substitusi beras aromatic
Thai Hom Mali (Pandan Wangi,
Rojolele, Mentik Wangi, Adan, Kuku
Balam).
4 VU dapat menghasilkan beras
aromatik (Sintanur, Celebes, Membramo, dan Inpari 6)
Pengembangan Beras Khusus
Perakitan varietas padi
Hibridisasi ST, SB, SP, SG)
F1 (Filial 1)
Seleksi (F2 – F8) Pedigre, Bulk, SSB, kombinasi) Uji Daya Hasil (F9 - F12
Tabel 5. Galur turunan Basmati pada Pedigri MT1, 2015 di Muara
Nomor
Nomor
Persilangan Kombinasi Persilangan
Jumlah galur
ditanam
1 B12292 Basmati Original//Hamolicad/Angke 49
2 B13727 B10532E-KN--38-2-LR-B387-3/Pusa Basmati 5 43
3 B13840 Pusa Basmati 4 / HB118 (PN III)// Pusa Basmati 4
/ Pandan wangi Cianjur///BAHBUTONG 34
4 B14935 Basmati Original / B12338D-MR-8-PN-1 //
Basmati Pakistan / Ciapus 58
5 B14941 Basmati Pakistan / IRBB 7 // Basmati Pakistan /
Cisantana 79
Jumlah galur 263
Tabel 6. Galur turunan Basmati pada Observasi MT1, 2015 di Kuningan
Nomor
Nomor
Persilangan Kombinasi Persilangan
Jumlah
galur
ditanam
1 B12292 Basmati Original//Hamolicad/Angke 2
2 B13727 B10532E-KN-38-2-LR-B387-3/ Pusa
Basmati 5 27
3 B13840
Pusa Basmati 4 / HB118 (PN III)// Pusa
Basmati 4 / Pandan wangi
Cianjur///BAHBUTONG
1
Jumlah galur 30
Tabel 7. Keragaan Galur keturunan Basmati di Observasi Daya Hasil di Kuningan, 2014
G a l u r TT
cm
JAP
btg
UB
hss
UP
hss
PM
cm
Gasi
btr
Gapa
btr
Gatot
btr
1000
gb (g)
GKG
(t/ha)
B13840E-MR-39-5 95 15 91 137 27 123 116 239 29,5 7,31
B13840E-MR-39-9 95 16 84 130
26 123 93 216 27,3 7,79
Ciherang 113 17 92 133 25 109 70 178 26 6,28
Ket.: TT= tinggi tanaman; JAP= jumlah anakan produktif; UB= umur berbunga; UP= umur panen;
PM= panjang malai; Gasi= gabah isi/malai; Gapa= gabah hampa; Gatot= jml gabah total;
B13840 = Pusa Basmati 4 / HB118 (PN III)// Pusa Basmati 4 / Pandan wangi ///Bahbutong
Tabel 8. Keragaan Galur turunan Basmati di UDHP di Pusakanegara, 2015
Galur/varietas TT
(cm)
UB
(hss)
UP
(hss)
JAV
(btg)
JAP
(btg)
Gasi
(btr)
Gapa
(btr)
Gatot
(btr)
Fertil.
(%)
1000
GKG
(g)
Hasil
GKG
(t/ha)
B13727C-MR-2-4-4-7 121 79 109 19 15 155 26 180 86 28 5,08
B13727C-MR-2-4-2-6 123 82 109 20 16 118 25 144 82 29 4,71
Ciherang 114 78 105 19 15 152 16 168 91 28 5,21
Non Basmati (Non aromatik)
Basmati (Aromatik)
B13727C-MR-2-5-1-3-2 (Aromatik)
Fig. 1. Cooked rice of Non Basmati, Basmati derived line and Basmati
B13727C-MR-1-2-2-3-3-1
B13727C-MR-2-5-4-7 & B13727C-MR-2-5-1-3
B13727C-MR-2-4-4-7 & B13727C-MR-2-4-2-6
B13727C-MR-1-2-2-3-3-1
Beras ketan memiliki sifat pasta unik. Varietas Lusi memiliki sifat
pasta yang lebih stabil dari pada varietas Grendel meskipun
mempunyai kadar amilosa setara (+5%). Beras ini cocok untuk
bahan baku industri dodol, tape, dan aneka kudapan.
Sifat pasta dari beras khusus IG amilosa tinggi sangat beragam.
Beras dari varietas Inpari-17 memiliki sifat pasta yang sangat
mirip dengan varietas Inpari-21, namun sangat berbeda dengan
varietas Inpara-4 dan Cisokan. Beras jenis ini cocok untuk bahan
baku industri bihun, roti, dan makaroni.
Beras khusus IG rendah-sedang mempunyai sifat pasta yang
sangat berbeda. Kedua jenis beras tersebut cocok untuk
konsumsi langsung dan memerlukan proses pemisahan
(grading). Sisa hasil grading dapat dimanfaatkan oleh industri
pangan.
Pengembangan Beras Khusus (lanjutan)
Permentan No 31/Permentan/PP.130/8/2017: Kelas Mutu Beras Pasal 2 ayat 2 : Beras khusus terdiri dari
•beras ketan, beras merah, beras hitam
•Beras dengan persyaratan
Beras untuk kesehatan
•Terdaftar di BPOM
Beras Organik
•Sertifikasi oleh lembaga yang berwenang
Beras Indikasi Geografis
•Terdaftar di DKI
•Var lokal resmi
Beras tidak dapat
diproduksi di DN
•Sertifikat negara asal
Beras khusus dengan persyaratan
Perakitan padi penghasil beras khusus di dalam negeri sangat penting untuk penyediaan benih dan peningkatan pendapatan petani
Identifikasi potensi pengembangan varietas beras khusus di dalam negeri dan ‘stakeholder’ potensial dalam pemasarannya di dalam maupun luar negeri sangat penting.
Prospek Pemasaran Beras Khusus
No Kategori Sentra Potensial Upaya yang Perlu Dilakukan
1 Ketan - Subang Kepastian Pasar
- Lumajang
2 Thai Hom Mali - Jabar Identifikasi segmen pasar
3 Japonica - Jabar Memperkuat segmen pasar yang sudah ada - Jateng
4 Basmati Belum teridentifikasi Segera melakukan pengembangan karena belum ada produksi DN
5 Beras IG rendah-sedang
- Sumbar - Kalsel
Pengembangan pasar ekspor
Tabel 9. Potensi Pengembangan dan pemasaran beras khusus
No Jenis Beras Kisaran Harga (Rp/kg)
Rendah Tinggi
1 Beras Pecah 4.700 5.530
2 Beras Medium 10.250 10.750
3 Beras Premium 12.000 15.000
4 Beras Merah 13.000 24.000
5 Beras Rojolele 13.000 17.200
6 Beras Ketan 14.950 30.000
7 Beras Thai Hom Mali 16.170 17.500
8 Beras Siam Unus 16.200 19.000
9 Beras Pandanwangi 17.500 24.000
10 Beras Japonika 24.500 40.000
11 Beras Adan 25.000 78.000
12 Beras Hitam 29.500 36.500
13 Beras Basmati 42.000 80.000
14 Beras Kukus (Taj Mahal) 50.000 75.000
Tabel 10. Harga Beras Khusus di pasar Indonesia dan internasional, 2017
KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN
Beras ketan domestic memiliki kadar amilosa +5% sehingga tidak
memenuhi kriteria sebagai ketan untuk bahan baku industri. Perlu
dilepas ketan yang berkadar amilosa < 2% dan lebih tahan OPT.
Beras aromatik sebaiknya dikembangkan pada ketinggian 500–800 m
dpl agar diperoleh mutu beras dan produktivitas yang tinggi.
Dua GH B13727 telah diusulkan untuk dilepas sebagai varietas
Basmati dan dikembangkan untuk substitusi impor dan tujuan ekspor.
Beras Japonika (varietas Tarabas) sudah dapat diproduksi oleh petani
dengan hasil 5,03 t/ha untuk substitusi impor.
Beras IG rendah-sedang dan kesehatan (IR-42, Cisokan, Inpari-17,
Inpari 21, Inpara-4) perlu dipromosikan untuk konsumsi langsung dan
bahan baku industri pangan.
Varietas lokal seperti Adan, Kuku Balam, Patek Raja, Siam…, dll perlu
dilepas sehingga kemurnian dan ketersediaan benihnya dapat
dipertahankan untuk tujuan ekspor.