Upload
lamtu
View
252
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN BUKU SAKU MENULIS
KARANGAN NARASI DENGAN MODEL RECIPROCAL
LEARNING UNTUK KELAS V SDN GUGUS KARTINI
KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sekar Intan Yunita
1401413420
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Sekar Intan Yunita
NIM : 1401413420
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Saku Menulis
Karangan Narasi dengan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V SDN Gugus
Kartini Kabupaten Magelang” benar – benar hasil karya penulis sendiri, bukan
jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 01 Agustus 2017
Sekar Intan Yunita
NIM 1401413420
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Pengembangan Buku Saku Menulis Karangan Narasi dengan Model
Reciprocal Learning untuk Kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten Magelang”,
Nama : Sekar Intan Yunita
NIM : 1401413420
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, 18 Juli 2017
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang
Drs. Isa Ansori, M.Pd
NIP 196008201987031003
Pembimbing Utama,
Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd.
NIP 196008061987031001
Pembimbing Pendamping,
Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd.
NIP 195805171983032002
iv
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul “Pengembangan Buku Saku Menulis Karangan Narasi dengan
Model Reciprocal Learning untuk Kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten
Magelang” karya,
Nama : Sekar Intan Yunita
NIM : 1401413420
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Telah dipertahankan dalam panitia Sidang Ujian Skripsi Jurusan PGSD, FIP,
Universitas Negeri Semarang pada hari selasa, tanggal 01 Agustus 2017.
Semarang, 01 Agustus 2017
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Sukardi, S.Pd., M.Pd.
NIP 195604271986031001 NIP 195905111987031001
Penguji, Pembimbing Utama,
Dra. Hartati,M.Pd. Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd.
NIP 195510051980122001 NIP 196008061987031001
Pembimbing Pendamping,
Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd.
NIP 195805171983032002
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang
di dalam masyarakat dan dari sejarah.” (Pramoedya Ananta Toer)
2. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Kolose 3: 23)
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Tuhan YME. Karya tulis ini peneliti
persembahkan untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Budi Muntoyo dan Ibu Nurti,
yang tak henti - hentinya bekerja keras membanting tulang, serta memberikan
dukungan dan doa demi kesuksesan penulis.
vi
ABSTRAK
Yunita, Sekar Intan. 2017. Pengembangan Buku Saku Menulis Karangan Narasi
dengan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V SDN Gugus Kartini
Kabupaten Magelang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Negeri Semarang. Drs. Sukarir Nuryanto, M. Pd. dan Dr. Sri Sulistyorini,
M.Pd. 342 halaman.
Berdasarkan observasi awal di SDN Banyakan diketahui bahwa buku yang
digunakan mayoritas adalah buku BSE tahun 2008 sehingga tampilan buku sudah
tidak menarik dan cara mengajar guru belum menggunakan model pembelajaran
inovatif. Karena perlu adanya pengembangan buku saku menulis karangan narasi
dengan model reciprocal learning untuk kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten
Magelang. Rumusan masalah adalah bagaimanakah karakteristik, kevalidan,
keefektifan dan kepraktisan buku saku menulis karangan narasi berbantuan model
reciprocal learning untuk kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten Magelang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kevalidan, keefektifan, dan
kepraktisan buku saku menulis karangan narasi berbantuan model reciprocal
learning.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D)
menggunakan metode penelitian dari Sugiyono (2015: 407). Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN Banyakan. Uji coba skala kecil dilakukan di kelas V SDN
Banyurojo 3 dengan jumlah 6 siswa dan uji coba pemakaian dilakukan di kelas V
SDN Banyakan dengan jumlah 34 siswa. Teknik analisis data menggunakan
deskriptif persentase, uji normalitas, uji homogenitas, uji t dan uji gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) buku saku yang dikembangkan
berbantuan model reciprocal learning yang terdiri atas berbagai peran dalam
pembelajaran efektif, seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi,
dan merespon materi; (2) buku saku berbantuan model reciprocal learning valid
berdasarkan validasi dari ahli materi dan media. Didapatkan persentase 83,3% dari
ahli materi dan persentase 81,8% dari ahli media; (3) buku saku berbantuan model
reciprocal learning berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi uji t bernilai 0.000 < 0,05. Uji gain sebesar 0,38 dengan
kriteria sedang; (4) persentase respons siswa dan guru setelah penggunaan buku saku
berbantuan model reciprocal learning secara klasikal 94,7% dengan kriteria sangat
setuju, persentase respons siswa secara klasikal 86% dengan kriteria setuju. Simpulan
penelitian ini adalah buku saku yang dikembangkan berbantuan model reciprocal
learning valid, buku saku meningkatkan hasil belajar dan praktis untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Kata kunci: Reciprocal Learning; Menulis Karangan Narasi; Buku Saku;
Pengembangan
vii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih
dan karunia-Nya, karena peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Pengembangan Buku Saku Menulis Karangan Narasi dengan Model Reciprocal
Learning untuk Kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten Magelang”. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk belajar di Universitas Negeri
Semarang;
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian;
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
pelayanan dalam memperlancar penyelesaian skripsi;
4. Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd., Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi;
5. Dr. Sri Sulistyorini, M.Pd., Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi;
viii
6. Ghanis Putra Widhanarto, M. Pd., Dosen validator ahli media yang telah bersedia
memberikan validasi buku saku yang peneliti kembangkan;
7. Zulfa Fahmy, M. Pd., Dosen validator ahli materi dan bahasa yang telah bersedia
memberikan validasi materi dan bahasa dalam buku saku yang peneliti
kembangkan;
8. Sunoto, S.Pd., Kepala SDN Banyakan yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian;
9. Fx. Supriyono, S.Pd., Kepala SDN Banyurojo 3 yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian;
10. Danang Eko Saputro, S.Pd., Guru Kelas V SDN Banyakan yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian;
11. Maryana, S.Pd. SD., Guru Kelas V SDN Banyurojo 3 yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi
ini mendapatkan balasan berkat dari Tuhan YME. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Juli 2017
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
PRAKATA ................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 8
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
1.6.1 Manfaat Teoretis ................................................................................... 11
1.6.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 11
1.7 Spesifikasi Produk ...................................................................................... 12
x
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA
BERPIKIR ................................................................................................................. 15
2.1 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 15
2.1.1 Hakikat Belajar...................................................................................... 15
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ........................................................................... 20
2.1.3 Hakikat Pengembangan ......................................................................... 21
2.1.4 Hakikat Bahan Ajar ............................................................................... 24
2.1.5 Hakikat Bahasa Indonesia di SD ........................................................... 27
2.1.6 Keterampilan Menulis ........................................................................... 30
2.1.7 Menulis Karangan Narasi ...................................................................... 41
2.1.8 Model Reciprocal Learning................................................................... 52
2.2 Kajian Empiris ........................................................................................... 56
2.3 KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 61
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 65
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 65
3.2 Prosedur Penelitian .................................................................................... 66
3.3 Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ..................................................... 71
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 71
3.4.1 Variabel Independen atau variabel bebas ............................................. 72
3.4.2 Variabel Dependen atau variabel terikat ............................................... 72
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 72
3.5.1 Populasi ................................................................................................. 72
3.5.2 Sampel ................................................................................................... 73
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 73
3.6.1 Teknik Tes ............................................................................................. 73
3.6.2 Teknik Nontes ....................................................................................... 74
xi
3.7 Instrumen .................................................................................................... 75
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 77
3.8.1 Uji Validitas .......................................................................................... 77
3.8.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 78
3.8.3 Indeks Kesukaran .................................................................................. 80
3.8.4 Daya Beda Soal ..................................................................................... 82
3.9 Analisis Data ............................................................................................... 85
3.9.1 Analisis Data Awal ............................................................................... 85
3.9.2 Analisis Produk ..................................................................................... 88
3.9.3 Analisis Tanggapan Guru dan Siswa .................................................... 90
3.9.4 Analisis Data Akhir ............................................................................... 92
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 95
4.1 HASIL PENELITIAN ................................................................................ 95
4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Data ........................................................ 95
4.1.2 Desain Produk ..................................................................................... 113
4.1.3 Validasi Desain ................................................................................... 124
4.1.4 Uji Lapangan Awal ............................................................................. 128
4.1.5 Produk Revisi ...................................................................................... 132
4.1.6 Uji Lapangan Utama ........................................................................... 138
4.1.7 Revisi Produk Akhir ............................................................................ 139
4.2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 149
4.2.1 Karakteristik Buku Saku berbantuan Model Reciprocl Learning ....... 149
4.2.2 Kevalidan Buku Saku berbantuan Model Reciprocal Learning ......... 151
4.2.3 Keefektifan Penggunaan Buku Saku berbantuan
Model Reciprocal Learning ............................................................................... 153
4.2.4 Kepraktisan Buku Saku berbantuan Model Reciprocal Learning ....... 155
4.2.5 Implikasi Hasil Temuan ...................................................................... 159
xii
SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 163
5.1 SIMPULAN ............................................................................................... 163
5.2 SARAN ...................................................................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 164
LAMPIRAN ............................................................................................................. 168
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rincian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ........................................ 21
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Narasi Ekspositoris dan Sugestif .................................. 47
Tabel 3.1 Kisi – kisi Umum Instrumen Penelitian ..................................................... 76
Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal Pilihan Ganda .............................. 79
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen .................................... 80
Tabel 3.4 Kriteria Validasi Buku Saku oleh Ahli ...................................................... 81
Tabel 3.5 Analisis Indeks Kesukaran Instrumen Soal Uji Coba Pilihan Ganda ........ 82
Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda Soal ............................................................................ 83
Tabel 3.7 Analisis Daya Pembeda Instrumen Soal Uji Coba Pilihan Ganda ............. 84
Tabel 3.8 Kriteria Validasi Buku Saku oleh Ahli ...................................................... 89
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Tanggapan Guru dan Siswa .......................................... 91
Tabel 3.10 Kriteria Peningkatan Hasil Karangan Narasi ........................................... 94
Tabel 4.1 Profil Karangan Narasi berdasarkan Kondisi Siswa terhadap Karnagan
Narasi ......................................................................................................................... 97
xiv
Tabel 4.2 Profil karangan Narasi berdasarkan Kondisi Pembelajaran Menulis
Karngan Narasi........................................................................................................... 98
Tabel 4.3 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi berdasarkan
Tampilan Buku ........................................................................................................ 101
Tabel 4.4 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi berdasarkan Isi Buku ........ 103
Tabel 4.5 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi berdasrkan Bahasa ............ 104
Tabel 4.6 Profil Karangan Narasi terhadap Pembelajaran Karangan Narasi .......... 106
Tabel 4.7 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi berdasarkan
Tampilan Buku ........................................................................................................ 109
Tabel 4.8 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi terhadap Isi Buku ............. 111
Tabel 4.9 Profil Buku Saku Menulis Karangan Narasi terhadap Penyajian ........... 112
Tabel 4.10 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................... 125
Tabel 4.11 Saran dan Komentar Ahli Materi .......................................................... 126
Tabel 4.12 Hasil Validasi Ahli Media..................................................................... 127
Tabel 4.13 Saran dan Komentar Ahli Media .......................................................... 127
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kognitif Uji Skala Kecil ......................................... 129
xv
Tabel 4.15 Hasil Tanggapan Siswa terhadap Buku Saku ....................................... 130
Tabel 4.16 Hasil Tanggapan Guru SDN Banyurojo 03 .......................................... 132
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest ......................... 140
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest ............ 141
Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest ........ 142
Tabel 4.20 Hasil Uji T Hasil Belajar Siswa Pretest dan Posttest ........................... 143
Tabel 4.21 Hasil Uji Peningkatan Rata – rata (Gain) .............................................. 144
Tabel 4.22 Hasil tanggapan Siswa terhadap Buku Saku ......................................... 146
Tabel 4.23 Tanggapan Guru SDN Banyakan .......................................................... 149
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hierarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal (kognitif) menurut
Taxonomi Bloom ....................................................................................................... 18
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 64
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian ..................................................................... 66
Gambar 4.1 Tampilan Desain Cover Buku Saku .................................................... 114
Gambar 4.2 Tampilan Desain Moto ........................................................................ 114
Gambar 4.3 Tampilan Desain Indikator Pencapaian............................................... 115
Gambar 4.4 Tampilan Desain Daftar Isi ................................................................. 116
Gambar 4.5 Tampilan Desain Kata Pengantar ........................................................ 117
Gambar 4.6 Tampilan Desain Uraian Materi .......................................................... 118
Gambar 4.7 Tampilan Desain Unjuk Kerja............................................................. 119
Gambar 4.8 Tampilan Desain rubrik Penilaian Karangan ...................................... 120
Gambar 4.9 Tampilan Desain Latihan Soal ............................................................ 121
Gambar 4.10 Tampilan Desain Rangkuman ........................................................... 123
xvii
Gambar 4.11 Tampilan Desain Daftar Pustaka ....................................................... 124
Gambar 4.12 Sampul Buku Saku Sebelum Perbaikan ............................................ 133
Gambar 4.13 Sampul Buku Saku Setelah Perbaikan .............................................. 134
Gambar 4.14 Langkah – langkah Menulis Karangan Narasi
Sebelum Perbaikan .................................................................................................. 135
Gambar 4.15 Langkah – langkah Menulis Karangan Narasi
Setelah Perbaikan .................................................................................................... 135
Gambar 4.16 Isi Buku Saku Sebelum Perbaikan .................................................... 136
Gambar 4.17 Isi Buku Saku Setelah Perbaikan ...................................................... 137
Gambar 4.18 Gambar Ilustrasi Sebelum Perbaikan ................................................ 137
Gambar 4.19 Gambar Ilustrasi Setelah Perbaikan .................................................. 138
Gambar 4.20 Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Buku Saku Menulis Karangan
Narasi berbantuan Model Reciprocal Learning ...................................................... 145
Gambar 4.21 Diagram Rekapitulasi Hasil tanggapan
Siswa SDN Banyurojo 03 ....................................................................................... 157
Gambar 4.22 Diagram Rekapitulasi Hasil Tanggapan
Siswa SDN Banyakan ............................................................................................. 158
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................................. 169
Lampiran 2 Kisi – kisi Instrumen Pengembangan Buku Saku Menulis Karangan
Narasi Berbantuan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V ............................. 171
Lampiran 3 Kisi – kisi Instrumen Penelitian........................................................... 174
Lampiran 4 Kisi – Kisi Penilaian Karangan Narasi Siswa ..................................... 176
Lampiran 5 Lembar Wawancara ............................................................................. 178
Lampiran 6 Angket Analisis Kebutuhan Siswa dalam Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi ...................................................................................................... 179
Lampiran 7 Angket Analisis Kebutuhan Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi berbantuan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V .............................. 183
Lampiran 8 Angket Penilaian Ahli Media terhadap Buku Saku Menulis Karangan
Narasi Berbantuan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V ............................. 188
Lampiran 9 Angket Penilaian Ahli Materi terhadap Buku Saku Menulis Karangan
Narasi Berbantuan Model Reciprocal Learning untuk Kelas V ............................. 197
Lampiran 10 Daftar Nilai Akhir Semester I Kelas V .............................................. 204
xix
Lampiran 11 Uji normalitas Data Awal .................................................................. 207
Lampiran 12 Uji Homogenitas Data Awal ............................................................. 208
Lampiran 13 Kisi – kisi Soal Uji Coba ................................................................... 209
Lampiran 14 Uji Coba Soal..................................................................................... 210
Lampiran 15 Analisis Validitas Uji Coba Soal ....................................................... 218
Lampiran 16 Analisis Reliabilitas Uji Coba Soal ................................................... 219
Lampiran 17 Kisi – kisi Soal Pretest dan Posttest .................................................. 220
Lampiran 18 Soal Pretest dan Posttest ................................................................... 222
Lampiran 19 Penggalan Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Kelas V dan RPP ..................................................................................................... 228
Lampiran 20 Nilai Lembar Kerja Kelompok .......................................................... 284
Lampiran 21 Nilai Lembar Kerja Individu ............................................................. 286
Lampiran 22 Hasil Wawancara ............................................................................... 288
Lampiran 23 Angket Tanggapan Siswa Buku Saku Menulis Karangan Narasi ..... 289
Lampiran 24 Angket Tanggapan Guru Buku Saku Menulis karangan Narasi........ 292
xx
Lampiran 25 Data Nilai Pretest dan Posttest SDN Banyakan ................................ 295
Lampiran 26 Analisis Uji Normalitas Pretest dan Posttest .................................... 297
Lampiran 27 Analisis Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................. 298
Lampiran 28 Analisis Uji T..................................................................................... 299
Lampiran 29 Analisis Uji Gain ............................................................................... 300
Lampiran 30 Surat Izin Penelitian........................................................................... 302
Lampiran 31 Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 304
Lampiran 32 Angket Analisis Kebutuhan Siswa .................................................... 306
Lampiran 33 Angket Analisis Kebutuhan Guru...................................................... 308
Lampiran 34 Lembar Validasi Ahli Materi ............................................................. 311
Lampiran 35 Lembar Validasi Ahli Media ............................................................. 315
Lampiran 36 Angket Tanggapan Siswa terhadap Buku Saku ................................. 320
Lampiran 37 Angket Tanggapan Guru terhadap Buku Saku .................................. 323
Lampiran 38 Lembar Jawab Pretest Siswa ............................................................. 329
Lampiran 39 Lembar Jawab Posttest Siswa............................................................ 333
xxi
Lampiran 40 Daftar Nilai Akhir Semester I ............................................................ 337
Lampiran 41 Surat Keterangan Kurikulum Pembelajaran ...................................... 340
Lampiran 42 Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 341
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi
bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
dasar bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional dan global.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 21 Ayat 2) pelaksanaan
proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan
menulis. Artinya, bahwa dalam proses pembelajaran khususnya pada
pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntut aktif untuk mengembangkan
bakatnya melalui kegiatan membaca dan menulis.
Dalam penentuan kelulusan siswa dari satuan pendidikan diperlukan
standar kompetensi kelulusan yang digunakan sebagai pedoman penilaian,
maka kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada
2
2
kemampuan membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Pasal 25 Ayat 3) yang menyatakan bahwa Kompetensi
lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca
dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
Pemerolehan keterampilan berbahasa pada umumnya secara berturut-
turut dimulai dari keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Hal ini sesuai pendapat Iskandarwassid (2015: 248) yang
mengungkapkan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasi oleh
pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain,
kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang paling sulit
dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini
disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi tulisan.
Menulis bukan pekerjaan mudah, namun juga tidak sulit. Menulis adalah
salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan seseorang untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis adalah kegiatan produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis
tidak diperoleh secara langsung, melainkan melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur (Tarigan, 2008: 3).
3
3
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang menggunakan ragam
bahasa tulis. Menulis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
sebuah proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
Menulis memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan yang
berkelanjutan. Pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar
merupakan landasan untuk jenjang yang lebih tinggi. Siswa sekolah dasar
diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis,
sehingga pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar
tersebut berfungsi sebagai landasan untuk keterampilan menulis di jenjang
pendidikan berikutnya.
Menulis karangan merupakan salah satu keterampilan menulis dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis karangan merupakan salah satu
indikator yang diturunkan dari kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam
standar kompetensi keterampilan berbahasa kelas V Sekolah Dasar. Standar
kompetensi tersebut mengharapkan siswa mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana dengan
kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan.
Rendahnya tingkat menulis sebuah karangan narasi harus dapat
diimbangi dengan cara menumbuhkan kemauan dan konsistensi. Namun
berdasarkan Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia (2007: 9) masih ditemukan permasalahan dalam
4
4
pembelajaran bahasa Indonesia antara lain kesulitan dalam merumuskan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar serta kurangnya
pemetaan kompetensi dasar dari empat aspek berbahasa (mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis).
Hal tersebut sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas
V SDN Banyakan dan Banyurojo 3 dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia pada materi menulis karangan narasi, yaitu: (1) Hasil belajar kelas V
di SDN Banyakan dari 34 siswa sebanyak 19 siswa (55,89%) yang tidak tuntas
dan sisanya sebanyak 15 siswa (44,11%) mendapat nilai di atas KKM (75). Dan
di SDN Banyurojo 3 dari 15 siswa, sebanyak 7 siswa (46,67%) yang tidak
tuntas dan sisanya sebanyak 8 siswa (53,33%) mendapat nilai di atas KKM
(75); (2) Cara mengajar guru belum menggunakan model pembelajaran
inovatif, sehingga siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran; (3) Guru
hanya menggunakan 1 bahan ajar dalam proses pembelajaran; (4) Terdapat 19
buku yang kurang layak, buku yang digunakan mayoritas adalah buku BSE
tahun 2008 sehingga tampilan buku sudah tidak menarik dan isi materi kurang
sesuai dengan perkembangan pendidikan saat in; (5) Pada proses pembelajaran
menulis karangan menunjukan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah; (6)
Siswa belum menunjukan sikap kesiapan ketika mendapat tugas menulis
karangan; (7) Kebiasaan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
Jawa.
5
5
Berdasarkan observasi dan pengumpulan data di kelas V diketahui
bahwa permasalahan yang mempengaruhi siswa dalam keterampilan menulis
karangan narasi yaitu pada pembelajaran guru yang belum menggunakan model
pembelajaran inovatif, sehingga masih banyak siswa yang beranggapan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia membosankan. Jika guru menggunakan bahan
ajar pendukung dan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran menulis
karangan narasi maka siswa akan mudah menyusun dan merangakai kalimat
menjadi sebuah paragraf, sehingga variasi kalimat dalam menulis karangan
narasi siswa benar dan teratur.
Penelitian yang berhubungan dengan pernyataan tersebut adalah
penelitian yang dilakukan oleh Malladewi tahun 2013 dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Melalui Jurnal Pribadi
Siswa Kelas IV di SD Negeri Balasklumprik I/ 434 Surabaya.” Penelitian ini
menyelidiki tentang aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar siswa
apabila mendapatkan pembelajaran menulis jurnal pribadi dengan tahapan-
tahapannya. Penelitian dilakukan di SDN Balasklumprik I/434 Surabaya
khususnya di kelas IV. Penelitian ini diperuntukkan bagi 21 siswa di kelas
tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif sedangkan
proses pengumpulan data melalui lembar penilaian aktivitas siswa, lembar
penilaian aktivitas guru, hasil belajar siswa dan foto-foto. Dari hasil analisis
data penelitian menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini terbukti dari
6
6
peningkatan aktivitas siswa, aktivitas guru yang dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan, terlihat dari hasil siklus I rata-rata nilai 68,04
sedangkan pada siklus II menjadi 90,4. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa’Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi
Ekspositoris Melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV di SDN Balasklumprik
I/434 Surabaya’ telah berjalan dengan baik sehingga hasil belajar siswa
meningkat dan melebihi target nilai pada KKM.
Penelitian yang dilakukan oleh Meikahani tahun 2015 dengan judul
“Pengembangan Buku Saku Pengenalan Pertolongan dan Perawatan Cedera
Olahraga untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan suatu produk sumber belajar buku saku dalam
memperkenalkan pertolongan dan perawatan cedera olahraga untuk siswa SMP.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pengembangan buku saku dengan
pokok bahasan materi (luka terbuka dan luka tertutup) ini dikategorikan layak
dengan tingkat kelayakan sebesar 83% dan dari segi kelayakan media sebesar
80%. Berdasarkan uji coba kelompok kecil, kelayakan dari buku saku meliputi
segi materi sebesar 76%, segi keterbacaan bahasa sebesar 75%, segi penyajian
buku sebesar 63%, serta segi tampilan buku sebesar 70%. Sedangkan
berdasarkan uji coba kelompok besar, kelayakan dari buku saku meliputi: Segi
materi sebesar 87%, segi keterbacaan bahasa sebesar 90%, segi penyajian buku
sebesar 90%, serta segi tampilan buku sebesar 91%. Secara keseluruhan buku
7
7
saku ini telah dinyatakan layak digunakan dalam pengenalan pertolongan dan
perawatan cedera olahraga untuk siswa SMP setelah melalui dua tahap uji coba.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Buku
Saku Menulis Karangan Narasi dengan Model Reciprocal Learning untuk
Kelas V SDN Gugus Kartini Kabupaten Magelang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka secara umum
peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
(1) Hasil belajar kelas V di SDN Banyakan dari 34 siswa sebanyak 19 siswa
(55,89%) yang tidak tuntas dan sisanya sebanyak 15 siswa (44,11%)
mendapat nilai di atas KKM (75). Dan di SDN Banyurojo 3 dari 15 siswa,
sebanyak 7 siswa (46,67%) yang tidak tuntas dan sisanya sebanyak 8 siswa
(53,33%) mendapat nilai di atas KKM (75);
(2) Cara mengajar guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif,
sehingga siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran;
(3) Guru hanya menggunakan 1 bahan ajar dalam proses pembelajaran;
(4) Terdapat 19 buku yang kurang layak, buku yang digunakan mayoritas adalah
buku BSE tahun 2008 sehingga tampilan buku sudah tidak menarik dan isi
materi kurang sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini;
8
8
(5) Pada proses pembelajaran menulis karangan narasi menunjukan bahwa
motivasi belajar siswa masih rendah;
(6) Siswa belum menunjukan sikap kesiapan ketika mendapat tugas menulis
karangan;
(7) Kebiasaan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1) Pengembangan buku saku menulis karangan narasi
Pengembangan buku saku menulis karangan narasi menggunakan
model Reciprocal Learning yang dibatasi pada materi “menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman” pada SK 4 mengungkapkan pikiran,
perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk
karangan, surat undangan, dan dialog tertulis, KD 4.1 menulis karangan
berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan.
2) Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan buku saku
dengan model Reciprocal Learning
Maksud dari kegiatan pembelajaran Bahasa indonesia
menggunkan buku saku dengan model Reciprocal Learning yaitu dalam
pembelajaran siswa menggunakan media berupa buku saku yang
dirancang dengan menggunakan model Reciprocal Learning. Model
9
9
Reciprocal Learning merupakan suatu model pembelajaran yang berupa
kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Dalam model Reciprocal
Learning, siswa menggunakan 4 strategi yaitu question generating,
clarifying, predicting, summarizing. Jadi dalam kegiatan pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan media berupa buku saku,
setiap siswa memiliki tugas masing – masing dan berbeda – beda di setiap
kelompok sehingga terciptanya pembelajaran yang aktif dan kreatif.
3) Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang didapat setelah mengikuti proses
pembelajaran tertentu,yang ditandai dengan adanya perubahan
kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar
kognitif siswa didapat melalui tes. Sehingga hasil belajar siswa diukur
menggunakan tes setelah melakukan pembelajaran menggunakan buku
saku menulis karangan narasi dengan model Reciprocal Learning.
4) Kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan buku saku
Kevalidan buku saku dilihat dari validator ahli yang menilai
kevalidan dari produk yang dikembangkan. Keefektifan buku saku dapat
dilihat dari hasil belajar kognitif siswa, apakah mengalami peningkatan
atau malah mengalami penurunan. Kepraktisan buku saku dapat dilihat
dari respon guru dan siswa melalui angket tanggapan guru dan siswa
setelah menggunakan produk buku saku menulis karangan narasi.
10
10
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, makadapat
dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah pengembangan desain buku saku menulis karangan narasi
dengan model reciprocal learning untuk kelas V?
2. Bagaimanakah tingkat kevalidan buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning untuk kelas V?
3. Bagaimanakah keefektifan buku saku menulis karangan narasi dengan model
reciprocal learning untuk kelas V?
4. Bagaimanakah kepraktisan buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning untuk kelas V?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yaitu:
1. Mengembangkan media pembelajaran berupa buku saku menulis karangan
narasi dengan model reciprocal learning untuk kelas V.
2. Mengkaji tingkat kevalidan buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning untuk kelas V.
3. Mengkaji tingkat keefektifan buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning untuk kelas V.
4. Mengkaji tingkat kepraktisan buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning untuk kelas V.
11
11
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperluas
wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi dan sebagai
sarana siswa mengembangkan keterampilan menulis karangan narasi.
1.6.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa
untuk mengemukakan ide yang mereka miliki, meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi, dan menambah motivasi untuk menulis karangan
narasi.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
mengatasi kendala pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi, dapat
mengembangkan pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi,
memberi wawasan dan pengalaman tentang media pembelajaran yang efektif
untuk meningkatkan keterampilan guru.
12
12
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi
pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan materi menulis.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini adalah bagian dari pengabdian yang dapat
dijadikan refleksi untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam hal
pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
1.7 Spesifikasi Produk
Produk buku saku yang dikembangkan memiliki spesifikasi kepraktisan,
artinya buku saku adalah buku praktis berukuran kecil yang berisi informasi,
dapat disimpan di saku, mudah dibawa kemana – mana dan dapat dibaca kapan
saja ketika dibutuhkan. Produk buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning mudah digunakan guru dan siswa, karena dalam
setiap lembar kegiatan yang disuguhkan simpel namun tetap bermakna.
Pembelajaran menggunakan produk buku saku menulis karangan narasi dengan
model reciprocal learning mempermudah guru dalam pengelolaan kelas.
Maksud dari dengan model reciprocal learning dalam produk buku saku yaitu
dalam kegiatan unjuk kerja siswa mengandung peran – peran yang berbeda
dalam setiap kelompok, antara lain: 1) summariser atau perangkum, 2)
questioner atau penanya, 3) clarifier atau pengklarifikasi, dan 4) predictor atau
penduga. Diintegrasikannya peran – peran yang berbeda tersebut dalam
13
13
kegiatan unjuk kerja dapat membuat siswa lebih aktif dan membuat
pembelajaran semakin bermakna. Karena dalam pembelajaran, siswa tidak
hanya terpaku pada penjelasan guru saja tetapi siswa juga diajak untuk
mengkritisi secara langsung materi yang diajarkan dan juga materi dalam
pembelajaran dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata siswa. Adapun
spesifikasi buku saku menulis karangan narasi dengan model reciprocal
learning dapat dirinci sebagai berikut :
1) Buku saku menulis karangan narasi dengan model reciprocal learning ini
digunakan secara individu sehingga siswa lebih mudah dan fokus dalam
memahami materi.
2) Bagian pada buku saku menulis karangan narasi dengan model reciprocal
learning meliputi:
a. Halaman Sampul
b. Moto
c. Indikator Pencapaian
d. Daftar Isi
e. Kata Pengantar
f. Pengertian dan Tujuan Karangan Narasi
g. Ciri – ciri Karangan Narasi
h. Contoh Karangan Narasi
i. Langkah – langkah Karangan Narasi
j. Unjuk Kerja
14
14
k. Rubrik Penilaian Karangan Narasi
l. Latihan Soal
m. Rangkuman
n. Daftar Pustaka
o. Profil Pengembang
3) Bentuk buku saku menulis karangan narasi dengan model reciprocal
learning ini yaitu A6 (10 cm x 14 cm) dengan berat kertas 80 gram.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA
BERPIKIR
2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Hakikat Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar diartikan dalam banyak versi, keragaman itu terjadi di
antaranya karena adanya penekanan yang berbeda dalam memandang
belajar. Menurut Kurniawan (2014: 4) belajar merupakan proses aktif
internal individu dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif
permanen. Menurut Rifa’i dan Catharina (2012: 66) belajar merupakan
proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.
Sedangkan Iskandarwassid (2016: 5) mengemukakan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi
antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.
16
16
Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku seseorang yang tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor internal namun juga faktor eksternal seseorang untuk menjadi pribadi
yang lebih baik dari sebelumnya.
2.1.1.2 Pegertian Hasil Belajar
Menurut Rifa’i dan Catharina (2012: 69) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar. Perolehan aspek – aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari peserta didik. Sedangkan menurut Bloom (dalam
Kurniawan (2014: 10)) hasil belajar dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Hasil belajar kognitif
Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan
ingatan, kemampuan berpikir atau intelektual. Pada kategori ini hasil
belajar terdiri dari tujuh tingkatan yang sifatnya hierarkis, diantaranya:
1) Hasil belajar pengetahuan
Hasil belajar pengetahuan meliputi kemampuan berupa ingatan
terhadap sesuatu yang telah terjadi. Sesuatu yang diingat bisa
berupa fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan atau
metode.
17
17
2) Hasil belajar pemahaman
Hasil belajar pemahaman yaitu kemampuan menangkap makna atau
arti dari sesuatu yang dipelajari.
3) Hasil belajar penerapan
Hasil belajar penerapan yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang dipelajari dalam suatu situasi tertentu baik dalam
situasi nyata maupun dalam situasi tiruan.
4) Hasil belajar analisis
Hasil belajar analisis yaitu kemampuan untuk memecah kesatuan
entitas tertentu sehingga menjadi jelas unsur – unsur pembentuk
kesatuan suatu entitas.
5) Hasil belajar sintesis
Hasil belajar sintesis yaitu kemampuan untuk membuat intisari,
membentuk suatu pola tertentu berdasarkan pada elemen – elemen
yang berbeda sehingga membentuk suatu kesatuan tertentu yang
bermakna.
6) Kemampuan evaluasi
Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan
pendapat atau menentukan baik dan tidak baik atas sesuatu dengan
menggunakan suatu kriteria tertentu.
7) Kreativitas
18
18
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkreasi atau mencipta,
yaitu kemampuan yang dipandang paling sulit/ tinggi dibanding
kemampuan kognitif lainnya.
Gambar 2.1 Hierarkis Jenis Perilaku dan Kemampuan Internal (Kognitif) Menurut
Taxonomi Bloom.
2. Hasil belajar afektif
Hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang
berupa kepekaan rasa atau emosi.
3. Hasil belajar psikomotor
Hasil belajar psikomotor yaitu berupa kemampuan gerak tertentu.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 23 tahun 2016 pasal 5 tentang standar penilaian pendidikan
menjelaskan mengenai prinsip penilaian hasil belajar antara lain:
19
19
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik;
g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasil keterampilannya.
20
20
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran
Menurut Romizowski (Kurniawan, 2014: 27) menjelaskan bahwa
pembelajaran itu memiliki dua ciri yaitu aktivitas yang berorientasi pada
tujuan yang spesifik serta adanya sumber dan aktivitas belajar yang telah
direncanakan sebelumnya. Selaras dengan pendapat Romizowski, Gagne
(Rifa’i dan Chatarina, 2012: 157) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang
untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang
agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas belajar dengan memperhatikan tujuan, subyek
belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan
sitem penunjang pembelajaran guna menciptakan hasil belajar dalam bentuk
ingatan jangka panjang.
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
berikut.
21
21
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mengkreasi Mencipta
(Kurniawan, 2014: 10)
Tabel 2.1 Rincian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
2.1.3 Hakikat Pengembangan
2.1.3.1 Pengertian Pengembangan
Mengembangkan berarti memperdalam, memperluas, dan
menyempurnakan, pengetahuan, teori, tindakan dan produk yang telah ada,
sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Mengembangkan produk dalam
arti luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi
lebih praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan produ baru (Sugiyono,
2016: 5 - 28).
Penelitian – penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak
diarahkan pada pengembangan suatu produk saja, tetapi ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena – fenomena
22
22
yang bersifat fundamental, serta praktik – praktik pendidikan (Sukmadinata,
2010: 165).
2.1.3.2 Model Pengembangan
Ada beberapa model penelitian dan pengembangan dari berbagai ahli
(Sugiyono, 2016: 35 - 39) sebagai berikut.
1) Borg and Gall
Borg and Gall mengemukakan sepuluh langkah dalam R&D
yang bertujuan meningkatkan keterampilan guru pada kelas spesifik.
Kesepuluh langkah tersebut yakni: (1) research and information
collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form a product, (4)
preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main field
testing, (7) operational product revision, (8) operational field testing,
(9) final product revision, (10) dissemination and implementation.
2) Thiagarajan
Thiagarajan mengemukakan bahwa langkah - langkah
penelitian dan pengembangan disingkat dengan 4 D, yang merupakan
perpanjangan dari Define, Design, Development, and Dissemination.
Define (pendefi-sian) berisi kegiatan untuk menetapkan produk apa
yang akan dikem-bangkan, berserta spesifikasinya. Design
(perancangan) berisi tentang kegiatan untuk membuat rancangan
terhadap produk yang telah ditetap-kan. Development (pengembangan)
23
23
berisi kegiatan membuat rancangan menjadi produk dan menguji
validitas produk. Dissemination (diseminasi) berisi kegiatan
menyebarluaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan orang
lain.
3) Robert Maribe Branch
Robert Maribe Branch mengembangkan desain pembelajaran
dengan pendekatan ADDIE yang merupakan perpanjangan dari
Analysis, Development, Implementation, dan Evaluation. Analysis
berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap siatuasi sehingga dapat
ditemukan produk yang perlu dikembangkan. Development adalah
kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation adalah
kegiatan menggunakan produk, dan Evaluation adalah kegiatan
menilai apakah setiap langkah kegiatan dan produk sudah sesuai
dengan spesifikasi atau belum.
4) Richey and Klein
Richey and Klein memfokuskan penelitian pengembangan
bersifat analisis dari awal sampai akhir, yang meliputi Perancangan,
Produksi, dan Evaluasi (PPE). Perancangan berarti kegiatan membuat
rancangan produk yang akan dibuat. Produksi adalah kegiatan
membuat produk berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Sedangkan
evaluasi adalah kegiatan menguji, menilai seberapa tinggi produk telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
24
24
Berdasarkan pendapat para ahli, menurut Sugiyono, 2016: 5 – 28
langkah - langkah penelitian dan pengembangan yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah; (2)
pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain, (5) revisi desain;
(6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi
produk; dan (10) produksi masal.
2.1.4 Hakikat Bahan Ajar
2.1.4.1 Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/ instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(Depdiknas, 2008: 6). Prastowo (2015: 40), berpendapat bahwa bahan ajar
memiliki berbagai jenis dan bentuk. Beberapa kriteria yang menjadi acuan
dalam membuat klasifikasi tersebut berdasarkan :
1. Bahan ajar menurut bentuknya
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam
yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan
bahan ajar interaktif.
a. Bahan cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi. Contohnya : handout, buku, modul, lembar
25
25
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model
atau maket.
b. Bahan ajar dengar atau program audio, yaitu semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan
atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya :
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) yaitu segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contohnya : video compact disk dan
film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials) yaitu
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar,
animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/ perilaku
alamidari suatu preesntasi. Contohnya : compact dist interctive.
2. Bahan ajar menurut cara kerjanya
Bahan ajar menurut cara kerjanya dibedakan menjadi lima
macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang
diproyeksikan, bahan ajar audio,bahan ajar video, dan bahan ajar
komputer.
3. Bahan ajar menurut sifatnya
26
26
Menurut Rowntree (dalam Prastowo (2015: 42)) berpendapat
bahwa berdasarkan sifatnya, bahan ajar dibedakan menjadi empat
macam yaitu :
a. Bahan ajar yang berbasis cetak, misalnya buku, pamflet, panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto
bahan dari majalah serta koran, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio casette,
siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassettes, siaran televisi,
video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, miasalnya kit
sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebaaginya.
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh) misalnya telepon,
hand phone, video conferencing, dan lain sebagainya.
Berdasarkan klasifikasi bahan ajar yang telah dikemukakan oleh ahli,
peneliti menyimpulkan bahwa buku saku yang akan dikembangkan untuk
pembelajaran menulis karangan narasi ini termasuk ke dalam jenis bahan
ajar berbasis cetak.
2.1.4.2 Buku Saku
Menurut Setyono, dkk (2013: 121) buku saku adalah suatu buku yang
berukuran kecil yang mana berisi informasi yang dapat disimpan disaku
27
27
sehingga mudah dibawa kemana – mana. Selaras dengan Setyono, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 173) buku saku adalah buku
berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah dibawa kemana
– mana. Sedangkan menurut Eliana, Desy dan Sholikhah (2012: 162-232)
buku saku merupakan buku dengan ukuran kecil seukuran saku sehingga
efektif untuk dibawa kemana – mana dan dapat dibaca kapan saja pada saat
dibutuhkan.
Berdasarkan pengertian buku saku yang telah dikemukakan oleh para
ahli, peneliti menyimpulkan bahwa buku saku adalah buku praktis berukuran
kecil yang berisi informasi, dapat disimpan di saku, mudah dibawa kemana –
mana dan dapat dibaca kapan saja ketika dibutuhkan.
2.1.5 Hakikat Bahasa Indonesia di SD
Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesamanya, dimana dalam kegiatan tersebut membutuhkan alat, sarana atau
media yaitu bahasa. Menurut Puji Santosa (2011: 1.11) bahasa adalah alat
komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi antaranggota masyarakat terbagi atas dua unsur yakni bentuk
(arus ujaran) dan makna (isi). Sedangkan menurut Dalman (2015: 1) bahasa
adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan
sehari – hari.
28
28
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa
adalah sistem yang teratur berupa lambang – lambang bunyi yang digunakan
untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran.
2.1.5.1 Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang saling
mempengaruhi. Tarigan (2008: 1) mengemukakan empat keterampilan
berbahasa yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills); (2)
keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading
skills); dan (4) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan itu
erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang
beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya
melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula – mula pada masa kecil
kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar
membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan suatu kesatuan, merupakan catur - tunggal.
Secara umum, keterampilan - keterampilan berbahasa dibagi menjadi
dua macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif.
Menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif, sedangkan
membaca dan menyimak merupakan keterampilan reseptif. Disebut
produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk memproduksi
29
29
bahasa demi menyampaikan makna, sedangkan disebut reseptif karena
keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna
guna pemahaman terhadap penyampaian dalam bentuk bahasa, baik verbal
maupun non-verbal (Zainurrahman, 2011: 2).
1. Keterampilan Menyimak (Listening Skills)
Logan (dalam Santosa (2011: 6.31)) berpendapat bahwa hakikat
menyimak dapat dilihat dari berbagai segi. Menyimak dapat dipandang
sebagai suatu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai
suatu proses, sebagai suatu respons atau sebagai suatu pengalaman
kreatif.
2. Keterampilan Berbicara (Speaking Skills)
Menurut Brown dan Yule (dalam Santosa (2011: 6.34)) berbicara
dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan, atau
perasaan secara lisan.
3. Keterampilan Membaca (Reading Skills)
Santosa (2011: 6.3) mengungkapkan membaca terdiri atas dua
bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.
Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas mental dan fisik dalam
usaha memahami bacaan. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu
pada konsekuensi dari kegiatan membaca yang dilakukan saat membaca.
4. Keterampilan Menulis (Writing Skills)
30
30
Menulis merupakan proses penyampaian pikiran, angan – angan,
perasaan, dalam bentuk lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna. Dalam
kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun,
melukiskan suatu lambang/ tanda/ tulisan berupa kumpulan huruf yang
membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat,
kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf
membentuk wacana/ karangan yang utuh dan bermakna (Dalman, 2015:
4).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
berbahasa terdapat empat keterampilan yang dipelajari secara berurutan yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keterampilan berbahasa dapat diperoleh secara alamiah
serta dapat diperoleh melalui proses belajar. Salah satu keterampilan yang
diperoleh melalui proses belajar adalah keterampilan menulis. Keterampilan
berbahasa yang akan diteliti pada penelitian ini adalah keterampilan menulis,
karena keterampilan tersebut digunakan untuk memproduksi bahasa demi
menyampaikan makna atau disebut keterampilan produktif.
2.1.6 Keterampilan Menulis
2.1.6.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa
31
31
setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca
(Iskandarwassid, 2016: 248). Menurut Santosa (2011: 6.14) menulis adalah
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Sedangkan menurut Dalman (2015: 5) menulis merupakan proses
penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya
dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak
terpusat pada satu pemecahan masalah saja.
Selanjutnya, Tarigan (2008: 22) berpendapat bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang – lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
– orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Suparno dan Yunus
(2011: 1.3) juga berpendapat bahwa menulis dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan
kepada orang lain, sehingga orang lain memahaminya.
2.1.6.2 Tujuan Menulis
Tarigan (2008: 24-25) mengemukakan tujuan menulis dapat
dikategorikan ke dalam empat macam yaitu: (1) tulisan yang bertujuan untuk
32
32
memberitahukan atau mengajar, disebut wacana informatif (informative
discourse); (2) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para
pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif
(persuasive discourse); (3) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau
menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer
atau wacana kesastraan (literacy discourse); dan (4) tulisan yang
mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
wacana ekspresif (expressive discourse).
Sedangkan Yunus (2015: 26-27) mengemukakan beberapa tujuan
menulis yang penting untuk dipahami sebagai berikut.
1. Menceritakan Sesuatu
Menulis menjadi sarana untuk menceritakan hal yang pantas
dikisahkan kepada orang lain, seperti orang yang sedang bercerita.
2. Menginformasikan Sesuatu
Menulis dapat menjadi informasi tentang hal-hal yang harus
diketahui pembaca sehingga menjadi rujukan yang berguna.
3. Membujuk Pembaca
Menulis dapat menjadi sarana untuk meyakinkan dan membujuk
pembaca agar mau mengerti dan melakukan hal-hal yang disajikan dalam
tulisan.
4. Mendidik Pembaca
33
33
Menulis dapat menjadi sarana edukasi atau pendidikan bagi
pembaca akan hal-hal yang seharusnya bisa lebih baik dari pemahaman
dan kondisi saat ini.
5. Menghibur Pembaca
Menulis dapat menjadi hiburan bagi pembaca di saat waktu yang
senggang agar lebih rileks dan memperoleh semangat baru dalam
aktivitasnya. Sifat tulisan ini harus menyenangkan.
6. Memotivasi Pembaca
Menulis seharusnya dapat menjadi sarana memotivasi pembaca
untuk perpikir dan bertindak lebih baik dari yang sudah dilakukannya.
Menulis untuk tujuan ini mulai beredar luas di masyarakat dan patut
menjadi peluang bagi para penulis pemula.
7. Mengekspresikan Perasaan dan Emosi
Menulis pada dasarnya dapat menjadi ekspresi perasaan dan emosi
seseorang sehingga memperoleh jalan keluar atas perasaan dan emosi
yang dialaminya. Ekspresi yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan
terbukti dapat menjadi “obat mujarab” bagi sebagian orang, khususnya
yang mengalami masalah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
adalah untuk menceritakan sesuatu, menginformasikan sesuatu, membujuk
pembaca, mendidik pembaca, menghibur pembaca, memotivasi pembaca,
dan mengekspresikan perasaan dan emosi.
34
34
2.1.6.3 Manfaat Menulis
Akhdiah (dalam Susanto (2016: 255-256)) mengemukakan beberapa
manfaat dari menulis yaitu: (1) lebih mengenal kemampuan dan potensi diri
dan mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topik; (2)
dapat mengembangkan suatu gagasan; (3) lebih banyak menyerap, mencari
serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis; (4)
mengomunikasikan gagasan serta sistematis dan mengungkapkannya secara
tersurat; (5) dapat menilai diri kita secara objektif; (6) dapat memecahkan
permasalahan yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks
yang konkret; (7) mendorong kita belajar lebih aktif, kita menjadi penemu,
serta pemecah masalah; dan (8) membiasakan berpikir tertib.
Sedangkan Susanto (2016: 254-255) berpendapat bahwa menulis
sangat berharga, sebab menulis membantu seseorang berpikir lebih mudah.
Kegunaan menulis yaitu: (1) menulis membantu kita menemukan kembali
apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik, merangsang
pemikiran seseorang membangkitkan pengetahuan dari pengalaman masa
lalu; (2) menulis menghasilkan ide-ide baru; (3) menulis membantu kita
mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang
berdiri sendiri; (4) menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca
dan dievaluasi; (5) menulis membantu kita menyerap dan menguasai
informasi baru; dan (6) menulis membantu kita memecahkan masalah
35
35
dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam
suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat
menulis adalah membantu menghasilkan ide-ide baru berdasarkan informasi
dan pengetahuan, sehingga dapat mendorong kita untuk belajar lebih aktif
dan berpikir tertib untuk mengembangkan suatu gagasan sesuai kemampuan
kita.
2.1.6.4 Tahapan Menulis
Yunus (2015: 28) menyajikan tahapan menulis 4P (Pikir-Praktik-
Penyuntingan-Publikasi) yang dapat ditempuh untuk memulai menulis.
Adapun tahapan 4P tersebut adalah:
1. Tahap Pikir
Tahap ini perlu memikirkan apa topik yang akan ditulis, bahan
tulisan, cara membuat tulisan menarik, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tulisan, bukan memulai tulisan.
2. Tahap Praktik
Tahap untuk praktik menuangkan ide dan gagasan ke dalam
bentuk tertulis. Gunakan gaya bahasa sendiri, alur isi tulisan yang
disajikan,tata tulis yang digunakan. Praktik menulis bertumpu pada
implementasi ide, gagasan, dan perasaan menjadi tulisan yang
sesungguhnya.
36
36
3. Tahap Penyuntingan
Tahap untuk membaca kembali tulisan yang sudah dibuat dan
melakukan revisi atas tulisan agar menjadi lebih memadai dan menarik.
Penyuntingan dapat dilakukan dengan mengurangi atau menambah isi
tulisan sesuai dengan tujuan menulis, di samping mengoreksi tata tulis,
ejaan, dan pemilihan kata yang tepat.
4. Tahap Publikasi
Tahap akhir aktivitas menulis yang fokus pada upaya untuk
mempublikasikan atau menerbitkan tulisan yang sudah selesai dibuat.
2.1.6.5 Pendekatan dalam Menulis
Zainurrahman (2011: 8) mengemukakan pendekatan-pendekatan
dalam menulis sebagai berikut.
1. Pendekatan Proses (Process Oriented Writing Approach)
Pendekatan proses pada dasarnya menekankan aspek proses
sebagaimana dilalui oleh seorang penulis secara riil. Sebagai sebuah
proses, menulis bukan semata-mata menuangkan ide di atas kertas tetapi
harus melalui langkah-langkah tertentu guna menciptakan sebuah tulisan.
Proses menulis terdiri atas beberapa langkah yang harus atau pasti
dilalui oleh seorang penulis. Ken Hyland (dalam Zainurrahman (2011: 9))
memberikan salah satu contoh langkah-langkah dalam proses menulis
adalah: (1) pemilihan topik; (2) pra-tulis; (3) tulis; (4) respon atas tulisan;
37
37
(5) revisi; (6) respon atas revisi; (7) pengeditan; (8) evaluasi; dan (9)
publikasi. Sedangkan Tompkins (dalam Doyin dan Wagiran, 2009: 16)
menyajikan lima tahap proses menulis, yaitu: (1) pramenulis; (2)
pembuatan draft; (3) merevisi; (4) menyunting; dan (5) berbagi (sharing).
Clark (dalam Zainurrahman (2011: 11)) menyederhanakan
langkah-langkah dalam proses menulis menjadi tiga langkah sebagai
berikut.
a. Prewriting atau Planning
Tahap prewriting ini, seorang penulis harus menyiapkan ide
yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Penulis wajib mengetahui
apa yang harus dituliskan dan darimana tulisan tersebut berawal. Jika
tulisan tersebut merupakan tulisan formal, maka model atau format
baku tulisan tersebut hukumnya wajib diperlukan.
b. Writing
Setelah membuat perencanaan, menyiapkan pena dan kertas,
kerangka ide, dan segenap pertimbangan, maka penulis boleh memulai
menulis. Penulis dipandu oleh kerangka ide yang telah dibuat
sebelumnya. Jika kerangka ide sudah dibuat, maka penulis tinggal
memulai menulis dari awal hingga akhir sesuai dengan ide yang sudah
terstruktur oleh kerangka.
c. Rewriting atau Revisi
38
38
Proses revisi selalu diawali oleh pembacaan ulang. Penulis bisa
meminta bantuan orang lain untuk membaca dan mengomentari tulisan
tersebut, ataukah dibaca sendiri. Namun berdasarkan pengalaman
Williams (dalam Zainurrahman (2011: 29)), meminta bantuan orang
lain untuk membaca tulisannya mungkin lebih baik daripada
membacanya sendiri. Terutama jika penulis melibatkan lebih dari satu
pembaca, agar penulis bisa mendapatkan lebih dari satu masukan yang
juga lebih dari satu sudut pandang.
2. Pendekatan Produk (Product Oriented Writing Approach)
Pendekatan produk merupakan pendekatan “tradisional” dalam
menulis. Pendekatan ini menekankan aspek mekanika dari menulis,
seperti fokus pada tata bahasadan struktur kata, serta peniruan model.
3. Pendekatan Berbasis Genre
Lin (dalam Zainurrahman (2011: 36)) Istilah genre memiliki arti
jenis tulisan atau text types. Menulis dengan pendekatan genre bukan
berarti menulis hanya sekedar “sesuai dengan format teks tertentu”.
Pendekatan genre lebih menekankan aspek sosial dari penggunaan
bahasa.
2.1.6.6 Pembelajaran Menulis di SD
Santosa (2011: 3.21) mengemukakan bahwa pembelajaran menulis di
SD dibedakan atas keterampilan menulis permulaan dan keterampilan
39
39
menulis lanjut. Menulis permulaan diawali dari melatih siswa memegang
alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata,
kalimat sederhana dan seterusnya. Menulis lanjut diawali dari menulis
kalimat sesuai gambar, menulis paragraf sederhana, menulis karangan
pendek dengan bantuan berbagai media dengan ejaan yang benar.
Sedangkan Susanto (2015: 258-259) mengemukakan bahwa
pembelajaran menulis perlu memerhatikan beberapa cara atau langkah yang
dapat mengarahkan mereka kepada proses pembelajaran menulis yang baik
sebagai berikut.
1. Pengenalan
Pada taraf ini, guru hendaknya memerhatikan benar-benar tulisan
yang hendak dikenalkan kepada anak terutama huruf yang belum pernah
diperkenalkan.
2. Menyalin
Pembelajaran menulis bagi kelas pemula dapat dilakukan dengan
alternatif sebagai berikut.
a. Menjiplak (menyalin tulisan dari papan tulis ke dalam buku latihan
sesuai bunyi bacaan).
b. Menyalin dari tulisan cetak ke tulisan sambung atau sebaliknya.
c. Menyalin dari huruf kecil menjadi huruf besar pada huruf pertama kata
awal kalimat.
d. Menyalin dengan cara melengkapi menggunakan tanda baca dan kata.
40
40
3. Menulis Halus atau Indah
Perbedaan pembelajaran menulis halus di kelas awal terletak pada
bahan yang diajarkan. Pembelajaran menulis indah yang harus
diperhatikan yaitu bentuk, ukuran, tebal tipis, dan kerapian.
4. Menulis Nama
Perbedaan menulis nama di kelas satu masih menggunakan huruf
kecil, maka di kelas dua siswa sudah menggunakan huruf besar pada
huruf pertama kata awal kalimat. Latihan ini merupakan latihan dasar
mengarang.
5. Mengarang Sederhana
Pelajaran mengarang di kelas pemula diberikan dalam bentuk
mengarang sederhana cukup lima sampai sepuluh baris. Kegiatan
mengarang ini digunakan rangsang visual, dapat juga dengan meminta
siswa menuliskan pengalamannya sendiri, cerita dari bangun tidur sampai
akan berangkat ke sekolah atau dalam perjalanan menuju ke sekolah dan
sebagainya. Kegiatan mengarang sederhana dinilai tentang kerapian,
ketepatan ejaan, dan isi karangan ditekankan kepada siswa untuk
diperhatikan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menulis di SD dibedakan atas keterampilan menulis permulaan dan
keterampilan menulis lanjut. Pembelajaran menulis pada penelitian ini
41
41
adalah pembelajaran mengarang sederhana dengan meminta siswa
menuliskan pengalamannya sendiri.
2.1.7 Menulis Karangan Narasi
2.1.7.1 Pengertian Menulis Karangan
Suparno dan Yunus (2011: 3.1) mengemukakan bahwa mengarang
pada hakikatnya adalah kegiatan untuk mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan menggunakan bahasa tulis. Gagasan yang diungkapkan dapat
berupa kata, kalimat, paragraf, atau karangan yang utuh. Seseorang yang
mengarang pasti mempunyai kemampuan yang lebih. Kemampuan
mengarang merupakan kemampuan untuk menuangkan gagasannya dengan
karangan.
Suparno dan Yunus (2011: 3.3) membagi kegiatan mengarang
menjadi tiga tahap, yakni: (1) tahap kegiatan prapenulisan (prewriting), (2)
tahap kegiatan penulisan (writing), dan (3) tahap kegiatan pascapenulisan
(post-writing). Berdasarkan hal tersebut, kegiatan mengarang merupakan
kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan berurutan. Jika alur
prosesnya berurutan, maka kualitas produk karangan yang dihasilkan akan
baik, karena arah penulisan karangan jelas.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa mengarang
pada hakikatnya adalah kegiatan untuk mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan menggunakan bahasa tulis. Tahapan dalam menulis karangan secara
42
42
urut adalah prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Penulisan karangan
harus memperhatikan kosakata, ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan
paragraf secara efektif.
2.1.7.2 Penggolongan Karangan
Suparno dan Yunus (2011: 1.11) mengungkapkan karangan dapat
disajikan dalam lima bentuk, yaitu: (1) deskripsi (pemerian); (2) narasi
(Penceritaan atau Pengisahan); (3) Eksposisi (Pemaparan); (4) Argumentasi
(Pembahasan atau Pembuktian); dan (5) Persuasi.
1. Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau
menggambarakan suatu objek atau peristiwa tertentu menggunakan kata-
kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut
merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan si
penulisnya (Dalman, 2015: 94).
2. Narasi
Narasi adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian. Narasi
kebanyakan berbentuk fiksi seperti novel, cerpen, dongeng, dan
sebagainya. Selain bersifat fiktif, narasi juga bersifat faktual (lebih
dikenal dengan istilah recount), seperti rangkaian sejarah, hasil
wawancara naratif, transkrip interogasi, dan sebagainya (Zainurrahman,
2011: 37).
43
43
3. Eksposisi
Eksposisi merupakan ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno dan Yunus, 2011: 1.11).
4. Argumentasi
Karangan argumentasi merupakan karangan yang bertujuan
meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima suatu
kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya, sehingga pembaca
meyakini kebenaran itu (Dalman, 2015: 138).
5. Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-
bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembacauntuk meyakini dan menuruti himbauan implisit
maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis (Suparno dan Yunus,
2011: 5.47).
Berdasarkan jenis-jenis karangan tersebut, peneliti memilih satu jenis
karangan untuk dijadikan fokus penelitian dengan tujuan untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan tersebut. Karangan yang
dipilih peneliti adalah karangan narasi.
44
44
2.1.7.3 Karangan Narasi
Zainurrahman (2011: 37) mengemukakan narasi adalah tulisan yang
menceritakan sebuah kejadian. Narasi kebanyakan berbentuk fiksi seperti
novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya. Selain bersifat fiktif, narasi juga
bersifat faktual (lebih dikenal dengan istilah recount), seperti rangkaian
sejarah, hasil wawancara naratif, transkrip interogasi, dan sebagainya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Doyin dan Wagiran (2009: 18) yang
mengemukakan bentuk tulisan narasi dipilih jika penulis ingin bercerita
kepada para pembaca. Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau
imajinasi. Akan tetapi, narasi juga dapat ditulis berdasarkan pengamatan atau
wawancara. Narasi pada umumnya merupakan himpunan peristiwa yang
disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian.
Kemudian Suparno dan Yunus (2011: 1.11) menyatakan narasi
adalah ragam wacana yang menceriterakan proses kejadian suatu peristiwa.
Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangakaian kejadian suatu hal.
Hal tersebut diperjelas oleh Dalman (2015: 106) yang
mengemukakan bahwa narasi merupakan sebuah cerita yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak tanduk manusia dalam
sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, di
dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang disusun
secara sistematis. Bedasarkan hal tersebut, dapat diketahui ada beberapa hal
45
45
yang berkaitan dengan narasi, yaitu: (1) berbentuk cerita atau kisahan; (2)
menonjolkan pelaku; (3) menurut perkembangan dari waktu ke waktu; dan
(4) disusun secara sistematis.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa narasi adalah
bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga pembaca dapat mengikuti peristiwa yang diceritakan secara
kronologis.
2.1.7.4 Tujuan Menulis Karangan Narasi
Dalman (2015: 106-107) berpendapat bahwa tujuan karangan narasi
yaitu: (1) agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau megalami
kejadian yang diceritakan; (2) berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca mengenai suatu peristiwa yang telah terjadi, serta
menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar; (3)
untuk menggerakkan aspek emosi; (4) membentuk imajinasi pembaca; (5)
menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar; (6)
memberi informasi kepada pembaca dan memperluas pengetahuan; dan (7)
menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang
dimilikinya.
2.1.7.5 Jenis Karangan Narasi
Menulis karangan narasi tidak selamanya fiktif. Umumnya orang
mengakui bahwa tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu:
46
46
(1) hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas
pengetahuan pembaca; (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada
pembaca. Tujuan pertama menghasilkan jenis narasi informasional atau
ekspositoris. Sasaran utamanya berupa perluasan pengetahuan para pembaca
setelah membaca karangan tersebut. Sedangkan tujuan kedua menghasilkan
jenis narasi artistik atau sugestif. Sasaran utamanya berusaha memberikan
makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman (Suparno dan
Yunus, 2011: 4.32).
Dalman (2015: 111-114) mengemukakan jenis narasi ada dua, yaitu
narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
1. Narasi Ekspositoris (Narasi Faktual)
Narasi ekspositoris merupakan jenis karangan narasi yang
mengutamakan kisah yang sebenarnya dari tokoh yang diceritakan.
Karangan ini menceritakan tokohnya berdasarkan fakta yang dialami
tokoh tersebut. Jadi, karangan tersebut tidak boleh fiktif dan tidak boleh
bercampur dengan daya khayal atau daya imajinasi pengarangnya.
Bahasanya harus menggunakan bahasa yang informatif dengan titik berat
pada pemakaian kata-kata denotatif. Seorang pembaca harus memiliki
pola pikir yang logis atau bernalar secara rasional untuk memahami
maksud yang disampaikan oleh pengarangnya. Tujuan narasi ekspositoris
adalah untuk memberikan informasi berdasarkan fakta yang sebenarnya
agar seorang pembaca dapat memperluas pengetahuan dan
47
47
pengalamannya. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi,
kisah perjalanan seseorang, kisah kepahlawanan, catatan harian, dan lain-
lain (Dalman, 2015: 112).
2. Narasi Sugestif (Narasi Artistik)
Narasi sugestif merupakan karangan yang mengizinkan
pengarangnya menggunakan daya khayal atau daya imajinasinya untuk
menghidupkan sebuah cerita. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
konotatif, yaitu bahasa yang mengandung makna kias. Makna atau
amanat yang disampaikan pengarangnya masih dalam bentuk tersirat.
Narasi sugestif lebih bersifat estetik atau artistik, sehingga menjadi
karangan yang menyenangkan untuk dibaca. Contoh narasi sugestif
adalah roman, novel, cerpen, naskah drama, dan lain-lain (Dalman, 2015:
113). Perbedaan antara narasi ekspositoris dan sugestif dapat dilihat pada
kolom dibawah ini:
Tabel 2.2 Perbedaan antara Narasi Ekspositoris dan Sugestif
Narasi informasional/ ekspositoris Narasi artistik/sugestif
1. Memperluas pengetahuan.
2. Menyampaikan informasi faktual
mengenai suatu kejadian.
3. Didasarkan pada penalaran untuk
mencapai kesepakatan rasional.
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa
1. Menyampaikan suatu makna atau
suatu amanat yang tersirat.
2. Menimbulkan daya khayal.
3. Penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna
sehingga kalau perlu penalaran dapat
48
48
informatif dengan titik berat pada
pemakaian kata-kata denotatif.
dilanggar.
4. Bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitikberatkan
pada penggunaan kata-kata konotatif.
(Dalman, 2015: 114)
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menetapkan jenis
karangan narasi yang digunakan pada penelitian ini. Jenis karangan narasi
tersebut adalah adalah narasi ekspositoris, yaitu masing-masing siswa
diminta menuliskan pengalaman pribadi yang pernah mereka alami.
Tujuannya adalah untuk memberikan informasi berdasarkan fakta yang
sebenarnya agar seorang pembaca dapat memperluas pengetahuan dan
pengalamannya.
2.1.7.6 Prinsip-prinsip Karangan Narasi
Suparno dan Yunus (2011: 4.39) mengemukakan prinsip-prinsip
dasar narasi sebagai tumpuan berpikir terbentuknya karangan narasi adalah
alur, penokohan, latar, dan sudut pandang.
1. Alur (Plot)
Alur dalam narasi merupakan kerangka dasar yang sangat penting
untuk mengatur tindakan-tindakan yang harus berhubungan dengan
tindakan yang lain. Misalnya mengatur suatu insiden yang mempunyai
hubungan dengan insiden lain, bagaimana tokoh-tokoh harus
49
49
digambarkan dan berperan dalam tindakan itu, dan bagaimana situasi dan
perasaan tokoh yang terlibat dalam tindakan itu terkait dalam suatu
kesatuan waktu. Intisari dari alur adalah konflik, tetapi intisari dari
konflik tidak dapat dipaparkan begitu saja melainkan harus ada dasarnya.
Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut: (1) pengenalan; (2)
timbulnya konflik; (3) konflik memuncak; (4) klimaks; dan (5)
pemecahan masalah (Suparno dan Yunus, 2011: 4.40).
2. Penokohan
Penokohan dalam karangan narasi perlu diadakan pemilihan dan
pembatasan tokoh yang akan bertindak atau yang akan mengalami
peristiwa dan kejadian dalam keseluruhan narasi. Tujuannya adalah agar
pembaca mudah mengingat dan menghubungkan peristiwa yang satu
dengan peristiwa yang lain. Sehingga cerita mudah diikuti pembaca dan
tidak bertele-tele (Suparno dan Yunus, 2011: 4.41).
3. Latar (Setting)
Narasi yang baik memiliki kesatuan kesan, menghasilkan satu
dunia mandiri yang utuh. Salah satunya dengan membatasi atau memilih
peristiwa yang dialami tokoh cerita pada latar tertentu. Latar merupakan
tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami
tokoh dalam sebuah karangan narasi (Suparno dan Yunus, 2011: 4.43).
50
50
4. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah ini. Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang
akan menentukan gaya dan corak cerita, sebab watak dan pribadi si
pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan kepada para
pembaca (Dalman, 2015: 108).
2.1.7.7 Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi
Langkah-langkah menulis karangan narasi menurut Suparno dan
Yunus (2011: 4.50) adalah: (1) menentukan tema dan amanat yang akan
disampaikan; (2) menetapkan sasaran pembaca; (3) merancang peristiwa-
peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur; (4)
membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
cerita; (5) merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita; dan (6) menyusun tokoh dan perwatakan, latar,
dan sudut pandang.
2.1.7.8 Tes Kompetensi Menulis Karangan Narasi
Penilaian yang dilakukan terhadap hasil karangan siswa bersifat
menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan
secara selintas. Aspek yang dinilai dalam menulis karangan yaitu: (1) isi
karangan; (2) organisasi isi; (3) kosakata; (4) penggunaan bahasa; dan (5)
mekanik (Nurgiyantoro, 2014: 441-442).
51
51
Isi masalah yang dijadikan pokok bahasan dalam kegiatan menulis
(naratif, deskriptif, ekspositori, argumentatif, dan lain-lain) perlu dijadikan
salah satu rincian kemampuan menulis apabila diikutsertakan dalam
menentukan tingkat mutu penulisan sesuai yang ditugaskan. Menurut
Djiwandono (2011: 122) kemampuan menulis karangan narasi dapat dirinci
sebagai berikut: (1) isi yang relevan; (2) organisasi yang sistematis; dan (3)
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Tes kemampuan menulis merupakan kegiatan penggunaan
kemampuan bahasa yang aktif-produktif yang sebaiknya diselenggarakan
dalam bentuk tes subjektif. Hal ini sesuai dengan tujuan mengungkapkan
pikiran penulis yang bersifat subjektif dan sesuai dengan kegiatan menulis
sebagai kegiatan aktif-produktif yang juga subjektif (Djiwandono, 2011:
122).
Tes dikategorikan sebagai tes subjektif apabila penskoran pekerjaan
peserta tes tidak mungkin dilakukan secara objektif. Sifat dan predikat pada
tes subjektif bukan terletak pada diri peserta tes melainkan pada diri korektir
dan cara penskoran terhadap jawaban peserta tes. Butir-butir tes subjektif
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan terbuka seperti apa,
bagaimana, mengapa, siapa, kapan, dan lain-lain. Penyelenggaraan tes
subjektif pada umumnya menggunakan pertanyaan-pertanyaan dapat disusun
dalam bentuk: (1) tes esei; (2) tes dengan pertanyaan menggunakan kata
52
52
tanya; (3) tes dengan pertanyaan jawaban pendek; dan (4) tes melengkapi
(Djiwandono, 2011: 56).
Penelitian ini menggunakan tes kemampuan menulis karangan narasi
bentuk tes esei yang jawabannya berupa unjuk kerja menyeluruh. Kriteria
penilaian yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada prinsip-prinsip
karangan narasi, yaitu: (1) alur, (2) penokohan, (3) latar, dan (4) sudut
pandang (Suparno dan Yunus, 2011: 4.39).
2.1.8 Model Reciprocal Learning
Miftahul huda (2015: 216) berpendapat bahwa reciprocal learning
adalah model pembelajaran yang ditujukan untuk mendorong siswa
mengembangkan skill – skill yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar
efektif, seperti merangkum, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespons apa
yang dibaca. Sedangkan menurut Aris Shoimin (2014: 153) reciprocal learning
adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman.
Dalam model pembelajaran tersebut siswa berperan sebagai guru untuk
menyampaikan materi kepada teman – temannya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model
reciprocal learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa diberi
kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu, kemudian siswa
menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain.
53
53
2.1.8.1 Sintak Model Reciprocal Learning
Shoimin (2014: 154-155) mengemukakan langkah - langkah dalam
model reciprocal learning, di antaranya:
1. Mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok.
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa.hal ini
bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk hampir
sama. Setelah kelompok terbentuk, mereka diminta untuk
mendiskusikan student worksheet yang telah diterima.
2. Membuat pertanyaan (Question Generating)
Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas kemudian
menyampaikannya di depan kelas.
3. Menyajikan hasil kerja kelompok
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil
temuannya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi
atau bertanya tentang hasil temuan yang disampaikan.
4. Mengklarifikasi permasalahan (Clarifying)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap
sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan memberi
pertanyaan pancingan. Selain itu, guru mengadakan tanya jawab terkait
54
54
materi yang dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman konsep siswa.
5. Memberikan soal latihan yang membuat soal pengembangan
(Predicting)
Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu.
Soal ini memuat soal pengembangan dari materi yang akan dibahas. Hal
ini dimaksudkan agar siswa dapat memprediksi materi apa yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya.
6. Menyimpulkan materi yang dipelajari (Summarizing)
Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2.1.8.2 Kelebihan Model Reciprocal Learning
Shoimin (2014: 156) mengemukakan kelebihan dari model
pembelajaran Reciprocal Learning, diantaranya:
1. Mengembangkan kreativitas siswa;
2. Memupuk kerja sama antar siswa;
3. Siswa belajar dengan mengerti;
4. Karena belajar dengan mengerti, siswa tidak mudah lupa;
5. Siswa belajar dengan mandiri;
6. Siswa termotivasi untuk belajar;
7. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap;
55
55
8. Siswa lebih memperhatikan pelajaarn karena menghayati sendiri;
9. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas;
10. Melatih siswa untuk menganalisis masalah dan menyimpulkan dalam
waktu singkat;
11. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan
perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan;
12. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu
yang terbatas.
2.1.8.3 Kekurangan Model Reciprocal Learning
Shoimin (2014: 156-157) mengemukakan kekurangan dari model
pembelajaran Reciprocal Learning, diantaranya:
1. Adanya kekurang-sungguhan para siswa yang berperan sebagai guru
menyebabkan tujuan tak tercapai;
2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan tingkah laku
siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana;
3. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan
aktivitas siswa yang berperan sebagai guru mebuat kesimpulan akhir
sulit tercapai;
4. Sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa tentang materi prasyarat
kurang;
56
56
5. Adakalanya siswa tidak mampu akan semakin tidak suka dengan
pembelajaran tersebut.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan serta relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Subandi tahun 2013 dengan
judul “Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif Dengan
Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas V SDN Arjasa 02 Jember
Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan
menggunakan media gambar seri. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
adanya peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil menulis
karangan narasi siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada prasiklus
hanya terdapat 4 siswa (14%) yang mencapai nilai ≥ 62, siklus I terdapat 17
siswa (59%) yang mendapat nilai ≥ 62, dan siklus II yang mendapat nilai ≥ 62
sebanyak 22 siswa (76%). Dengan demikian, hasil akhir menulis karangan
narasi siswa kelas V SDN Arjasa 02 Jember sudah mencapai ketuntasan hasil
belajar secara klasikal. Kesamaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kemampuan menulis
karangan narasi, serta subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SD.
Penelitian yang dilakukan oleh Sunar tahun 2015 dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Teknik
57
57
Menyusun Kalimat Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Puncu 2”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi melalui teknik menyusun kalimat siswa kelas IV semester
ganjil SDN Puncu 2 Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Penelitian tindakan
kelas ini mengambil mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia Pokok Bahasan
menulis. Objek penelitiannya kelas IV dengan jumlah murid 24 orang siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjaring data penelitian ini adalah
tes menulis berdasarkan teknik yang telah disediakan. Notulen atau catatan
observasi digunakan untuk mencatat kerjasama siswa dalam diskusi dan
partisipasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan tiga siklus maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Pada awal test siklus pertama kemampuan
siswa kelas IV SD Negeri Puncu 2 Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri dalam
menulis karangan narasi hasilnya tergolong cukup. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata siswa 61,50 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 77,17.
sedangkan pada siklus ketiga meningkat menjadi 85. (2) Ada peningkatan
ketrampilan menulis karangan narasi melalui teknik menyusun kalimat dalam
kelas IV SD Negeri Puncu 2 Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Kesamaan
dengan penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada kemampuan menulis karangan narasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Saifudin tahun 2015 dengan judul
“Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Dengan Teknik Urai
Ruang Waktu (URW) di Kelas III Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan
58
58
untuk mendeskripsikan strategi pengembangan keterampilan menulis narasi
dengan teknik URW di kelas awal Sekolah Dasar serta penilaian keterampilan
menulis narasi dengan menggunakan teknik URW di kelas awal Sekolah Dasar.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Implementasi keterampilan menulis
narasi dengan teknik URW di kelas III sekolah dasar menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dalam analisis data dari tiga lokasi
pengambilan data yang menunjukkan peningkatan. Peningkatan tertinggi
berada di SD Muhammadiyah Pajangan sebesar 92%. Kemudian di SD
muhammadiyah Senggotan sebesar 88% dan di SD Muhammadiyah 3
Ambarketawang sebesar 77%. Peningkatan tersebut dipengaruhi beberapa hal
antara lain, penggunaan media yang berkualitas, pendampingan guru dalam
proses pembelajaran, dan pemberian instrumen soal yang sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa. Kesamaan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kemampuan menulis
karangan narasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Herman tahun 2014 dengan judul
“Penerapan Model Reciprocal Teaching pada Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas VIII SMPN 26 Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah pemahaman konsep matematika siswa dengan diterapkan model
reciprocal teaching lebih baik daripada pemahaman konsep matematika siswa
dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang.
Hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
59
59
pemahaman konsep matematika yang menerapkan model reciprocal teaching
lebih baik dibandingkan pemahaman konsep matematika yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 26 Padang. Hal ini
terjadi karena dengan model reciprocal teaching, siswa dilibatkan secara
langsung untuk menyelidiki konsep yang dipelajari. Ini tidak dilakukan oleh
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan model
pembelajaran yang sama yaitu model reciprocal teaching / reciprocal learning.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani tahun 2015 dengan judul
“Pengembangan Buku Saku Materi Pemanasan Global Untuk SMP”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui buku saku materi pemanasan global yang sesuai
digunakan sebagai bahan ajar di SMP, serta mengetahui kelayakan dan
efektifitas buku saku materi pemanasan global yang dikembangkan. Penelitian
ini menunjukkan hasil bahwa buku saku materi pemanasan global yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan guru adalah buku saku yang penuh warna dan
gambar, serta berisi banyak latihan soal dan informasi pendukung materi. Buku
saku materi pemanasan global yang dikembangkan layak dan efektif digunakan
sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. Kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan jenis penelitian yang sama yaitu
penelitian dan pengembangan. Dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mengetahui materi buku saku yang sesuai digunakan sebagai bahan ajar, dan
mengetahui kelayakan efektifitas dari buku saku.
60
60
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini tahun 2014 dengan judul
“Improving Students’ Writing Skill Of Narrative Text Through Video At Grade
XII Ipa 2 Of SMAN 2 Bukittinggi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video
dalam dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naratif dari siklus
1 sampai siklus 3. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dari nilai menulis siswa
dimana mereka dapat secara bertahap meningkatkan nilai mereka. Peningkatan
juga dapat dilihat dari penampilan siswa dalam belajar selama proses
pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan semua siswa terlibat dalam proses
pembelajaran. Siswa lebih antusias mengikuti pelajaran sehingga kelas menjadi
lebih kondusif. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan menulis siswa dipengaruhi oleh empat faktor; kegiatan di kelas,
materi, manajemen kelas, dan pendekatan guru. Dengan menganalisa hasil dari
observasi dan tes, dapat disimpulkan bahwa penggunaan video dalam
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis naratif siswa dan
menjadi salah satu cara tepat dalam pengajaran menulis. Kesamaan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada kemampuan menulis karangan narasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Aini tahun 2013 dengan judul
“Pocketbook As Media Of Learning To Improve Students’ Learning
Motivation”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media yang dikembangkan
berada pada kualifikasi baik dan terdapat kenaikan skor rata-rata motivasi
belajar siswa secara keseluruhan sebesar 5,64%. Kesamaan dengan penelitian
61
61
yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan jenis penelitian yang sama
yaitu penelitian dan pengembangan. Dan memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk menghasilkan suatu produk baru.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdel-Hack tahun 2014 dengan judul
“Using digital storytelling and weblogs instruction to enhance EFL narrative
writing and critical thinking skills among EFL majors at faculty of education.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara
statistik antara nilai rata-rata sampel yang diteliti sebelum dan sesudah
penilaian EFL menulis narasi dan kemampuan berpikir kritis dalam mendukung
penilaian akhir. Oleh karena itu, EFL menulis narasi dan kemampuan berpikir
kritis telah dikembangkan sebagai akibat dari mengajar melalui
mengintegrasikan bercerita digital dan petunjuk weblogs. Hal ini meyakinkan
bahwa bercerita digital dan petunjuk weblogs adalah cara yang efektif dalam
rangka peningkatan EFL menulis narasi dan kemampuan berpikir kritis di
antara EFL jurusan di fakultas pendidikan. Kesamaan dengan penelitian ini
adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
kemampuan menulis karangan narasi.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan
keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa
setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid,
62
62
2016: 248). Salah satu kompetensi dasar dari aspek keterampilan menulis di
kelas V yaitu materi menulis karangan berdasarkan pengalaman. Mengarang
adalah proses pengungkapan gagasan, ide, angan – angan, dan perasaan yang
disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat,
paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan (Dalman, 2015: 86).
Dalam materi menulis karangan ini, siswa diharapkan dapat menentukan topik
paragraf, membuat kalimat topik dan kalimat pengembang berdasarkan topik,
serta memperhatikan penggunaan ejaan.
Namun kenyatannya, para siswa masih merasa kesulitan dalam
belajar menulis karangan. Para siswa masih kesulitan dalam menentukan topik
yang akan dijadikan karangan. Para siswa juga masih kesulitan dalam membuat
kalimat topik dan kalimat pengembang yang sesuai dengan topik. Selanjutnya
para siswa juga kurang memperhatikan penggunaan ejaan.
Selain itu, penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran juga kurang
memadai. Buku yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah buku BSE
yang materinya tidak terlalu luas. Selain itu, tampilan buku BSE kurang
menarik karena gambar dan warnanya tidak cerah. Hal inilah yang mendorong
peneliti untuk mengembangkan buku saku menulis karangan narasi untuk siswa
kelas V SD yang dapat memudahkan siswa dalam belajar menulis karangan
narasi.
Buku saku yang dikembangkan merupakan buku yang berisi
ringkasan petunjuk dalam menulis karangan narasi yang disesuaikan dengan
63
63
tingkat keterbacaan siswa SD kelas V. Buku saku dikhususkan untuk kegiatan
menulis karangan narasi. Aspek-aspek dalam menulis ringkasan dijabarkan
dalam langkah-langkah sederhana yang mudah dipahami oleh peserta didik.
Buku saku ini dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan
prinsip-prinsip menulis karangan narasi, cara menulis karangan narasi, serta
penggunaan bahasa sederhana, sehingga menimbulkan motivasi siswa untuk
menggunakannya. Salah satu aspek yang khas adalah buku dibuat dalam bentuk
kecil, sehingga menimbulkan kesan awal pada siswa adanya kemudahan untuk
membaca buku tersebut. Kesan awal yang baik tentu akan menimbulkan
motivasi untuk membaca bahkan mempelajarinya. Hal ini sering tidak terjadi
ketika siswa dihadapkan pada buku dengan ukuran besar, dengan halaman yang
tebal, meskipun rancangan covernya menarik.
64
64
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Identifikasi masalah pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Belum tersedianya buku saku
Analisi kebutuhan guru dan siswa terhadap buku saku
Pengembangan buku saku menulis karangan narasi dengan model
reciprocal learning
Uji coba produk
Desain buku saku menulis karangan narasi
Validasi oleh ahli media dan ahli materi
Revisi Produk
Uji coba pemakaian
Revisi Produk
Produk akhir
Revisi Produk
Buku saku menulis karangan narasi dengan model reciprocal learning
163
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Produk buku saku yang dikembangkan berbantuan model pembelajaran
reciprocal learning, yang terdiri atas berbagai peran dalam pembelajaran
efektif, seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan
merespon materi. Serta pengembangan buku saku juga disesuaikan dengan
perkembangan kognitif anak usia SD.
2. Produk buku saku menulis karangan narasi berbantuan model reciprocal
learning telah memenuhi kriteria valid dari penilaian para ahli pada aspek
kelayakan isi, kelayakan penyajian, kegrafikan, dan kebahasaan.
3. Produk buku saku menulis karangan narasi berbantuan model reciprocal
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan kriteria sedang,
terbukti dengan hasil uji peningkatan rata - rata nilai (gain) pretest dan
posttest siswa sebesar 0,38 dan nilai signifikansi perbedaan rata - rata nilai
(uji t) sebesar 0.000.
4. Produk buku saku menulis karangan narasi berbantuan model reciprocal
learning praktis digunakan dalam pembelajaran, terbukti dengan besar
164
164
persentase tanggapan dari siswa setelah menggunakan produk 86% (positif)
dan besar persentase guru 94,7% (sangat positif).
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pengembangan produk buku saku menulis karangan narasi berbantuan
model reciprocal learning dapat dijadikan bahan ajar pendukung dalam
pembelajaran di sekolah.
2. Dalam mengembangkan buku saku menulis karangan narasi berbantuan
model reciprocal learning guru sebisa mungkin mengembangkan
kreativitas dan inovasinya guna terciptanya kegiatan - kegiatan yang
menarik dalam buku saku.
3. Agar kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dapat berkembang
dan meningkat khususnya pada siswa kelas V SD, sebaiknya menggunakan
buku saku menulis karangan narasi khusus kelas V SD dan diimbangi
dengan latihan menulis karangan narasi secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
165
165
Abdel-Hack, Eman Mohamed dan Hasnaa Sabry Abdel-Hamid Ahmed Helwa. 2014.
Using digital storytelling and weblogs instruction to enhance EFL narrative
writing and critical thinking skills among EFL majors at faculty of education.
International Research Journals, Vol. 5 (1) ISSN 2141-5161.
Aini, Saras Shinta Qurrota’ dan Sukirno. Pocketbook as Media of Learning to
Improve Students’ Learning Motivation. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 11(2):
68-75.
Alwi, Hasan. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anggraini, Yessy, Anas Yasin, dan Desmawati Radjab. Improving Students’ Writing
Skill of Narrative Text Through Video at Grade XII ipa 2 of SMAN 2
Bukittinggi. Journal English Laungage Teaching (ELT), 2(2): 78-92.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asih. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Malang:
PT Indeks.
Doyin, Mukh dan wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.
Eliana, Desy dan Solikhah. 2012. Pengaruh Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Gizi pada Anak Kelas V Muhammadiyah Dadapan Desa
Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kesmas, 6(2):
162-232.
Herman, Nurul Atiqah, Irwan, dan Nilawasti ZA. 2014. Penerapan Model Reciprocal
Teaching pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 26 Padang.
Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1): 13-17.
Huda, Miftahul. 2015. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
166
166
Kurniasih, Imas. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar (Buku Teks Pelajaran) Sesuai
Dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.
Malladewi, Merrina Andy dan Wahyu Sukartiningsih. 2013. Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas
IV di SD Negeri Balasklumprik I/ 434 Surabaya. Jurnal Pendidikan Guru SD,
1(2): 1-11.
Meikahani, Ranintya dan Erwin Setyo Kriswanto. 2015. Pengembangan Buku Saku
Pengenalan Pertolongan dan Perawatan Cedera Olahraga untuk Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 11(1): 15-22.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Sadiman, dkk. 2014. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Saifudin, M. Fakhrur. 2015. Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi
dengan Teknik Urai Ruang Waktu (URW) di Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal
Profesi Pendidikan Dasar, 2(2): 80-86.
Santosa, Puji. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahsa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Setyono, Adi Yulian, Sukarmin, dan Daru Wahyuningsih. 2013. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Berupa Buletin dalam Bentuk Buku Saku untuk
Pembelajaran Fisika Kelas VIII Materi Gaya Ditinjau dari Minat Baca Siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1): 118-126.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Subandi, Ahmad Utman, Hari Satrijono, dan Suhartiningsih. 2014. Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Media
167
167
Gambar Seri Kelas V SDN Arjasa 02 Jember Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
Jurnal Edukasi UNEJ, I(1): 1-4.
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
. 2011. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sunar. 2015. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Teknik
Menyusun Kalimat Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Puncu 2. Jurnal
Pinus, 1(2): 113-120.
Suparno dan Mohamad Yunus. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Yuliani, Fahtria dan Lina Herlina. 2015. Pengembangan Buku Saku Materi
Pemanasan Global untuk SMP. Unnes Journal of Biology Education, 4(1): 104-
110.
Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.