105
PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DI SEKOLAH DASAR Tesis Oleh EVI SEFTIANA PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSTAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFANLOKAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

DI SEKOLAH DASAR

Tesis

OlehEVI SEFTIANA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LOCAL WISDOM-BASEDSUPPLEMENTARY TEXTBOOKS WITH

INQUIRY LEARNING MODELS INELEMENTARY SCHOOLS

By

EVI SEFTIANA

This research and development aims to develop local wisdom-based

supplementary textbooks with inquiry learning models and to know effectivity

level of local wisdom-based supplementary textbooks with inquiry learning

models. The type of research used is research and development that refers to the

theory of Borg & Gall. The population of this research is the students of grade 4th

of Primary School in Gugus Anggrek, Pasuruan, South Lampung District. The

sample of the study was 33 students of grade 4th in Primary School is determined

using purposive sampling technique. Data were collected used questionnaires and

test questions. The results showed that local wisdom-based supplementary

textbooks with inquiry learning models was valid and effective to improve student

learning outcomes.

Keyword: textbook, local wisdom-based, learning outcomes

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFANLOKAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

DI SEKOLAH DASAR

By

EVI SEFTIANA

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengetahui

tingkat efektivitas buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal yang layak dengan

model pembelajaran inkuiri. Jenis penelitian ini merujuk teori Borg and Gall.

Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Gugus Anggrek,

Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Sampel penelitian sebanyak 33 peserta

didik yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan

menggunkan lembar observasi, dokumentasi, angket dan soal tes. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan model

pembelajaran inkuiri layak dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

Keyword: buku ajar, kearifan lokal, hasil belajar

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFANLOKAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

DI SEKOLAH DASAR

OlehEVI SEFTIANA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

PadaProgram Studi Magister Keguruan Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku
Page 6: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku
Page 7: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku
Page 8: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Evi Seftiana

NPM : 1623053003

Fakultas/ Jurusan : FKIP/ Ilmu Pendidikan

Program Studi : MKGSD

menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar Magister di Program Studi MKGSD, dan sepanjang

pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumber

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, November 2018

Yang membuat pernyataan,

Evi Seftiana

NPM 1623053003

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

RIWAYAT HIDUP

Evi Seftiana lahir di Kota Guring Kabupaten Lampung

Selatan, tanggal 06 September 1977, puteri dari pasangan

Bapak A. Rahman (alm) dan Ibu Dahlia. Menikah dengan

Bapak Irwansyah dan memiliki anak Rafa Nabila Syah, M.

Attar Syah, dan Kafka Alfaqih Syah.

Pendidikan formal yang diikuti peneliti adalah sebagai berikut. Sekolah Dasar

Negeri 2 Kota Guring lulus tahun 1990, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di

SMP Negeri 2 Kalianda lulus tahun 1993, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di

SMEA Muhammadiyah Kalianda lulus tahun 1996, D2 PGSD Universitas

Terbuka lulus tahun 2007, Strata 1 PGSD Universitas Terbuka lulus tahun 2011.

Tahun 2016 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S2 Program Studi Magister

Keguruan Guru Sekolah Dasar PPs Universitas Lampung.

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Makaapabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanyakepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Q.S. ash-Sharh: 5-8)

Page 11: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

PERSEMBAHAN

BismillahirrohmanirrohimDengan mengucap rasa syukur kepada Allah swt.

Sholawat dan salam kehadirat Nabi Muhammad saw.Karya ini kupersembahkan

- teruntuk-

Bapakku tercinta A. Rahman (alm) dan Ibuku tercinta Dahlia.yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidikdan membesarkanku dengan sabar dan penuh pengorbanan.

Suamiku tercinta Irwansyahyang selalu menyayangiku dengan tulus dan memberikan

semangat yang tidak pernah padam

Putera-puteriku tercinta Rafa Nabila Syah, M. Attar Syah, Kafka Alfaqih Syahyang selalu memberi keceriaan dan semangat.

Guru dan Dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangatberharga melalui ketulusan dan kesabaran.

Semua sahabat yang tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku.

Almamaterku tercinta MKGSD- Universitas Lampung

Page 12: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam kepada

Nabi Muhammad SAW. Tesis dengan judul “Pengembangan Buku Ajar Suplemen

Berbasis Kearifan Lokal dengan Model Pembelajaran Inkuiri di Sekolah Dasar”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di

Universitas Lampung.

Penyusunan tesis ini dapat terwujud berkat adanya bimbingan, masukan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih

kepada berbagai pihak sebagai berikut.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menempuh

studi Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A, Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana FKIP

Universitas Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang

bermanfaat bagi peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. Dekan FKIP Universitas Lampung

beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada peneliti

dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Page 13: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

Universitas Lampung yang mempermudah peneliti dalam menyelesaikan tesis

ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. Ketua Program Studi Magister Keguruan

Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung sekaligus sebagai

Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan, nasihat,

motivasi yang berarti dengan penuh kesabaran sehingga penyusunan tesis ini

dapat terselesaikan.

6. Bapak Dr. M. Thoha Sampurna Jaya, M.S. selaku Pembimbing Akademik

sekaligus Pembimbing I dan Ketua Penguji yang telah membimbing dan

memberikan nasihat, saran-saran dan motivasi yang berarti dengan penuh

kesabaran sehingga penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku Penguji 1, dan Validator Ahli Materi yang

telah memberikan motivasi, bimbingan, ilmu yang berharga, serta

memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

8. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd. selaku Penguji 2 yang telah memberikan

motivasi, bimbingan, ilmu yang berharga, serta memberikan kritik dan saran

yang membangun sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

9. Ibu Dr. Dwi Yulianti, M.Pd. selaku Validator Ahli Materi yang telah bersedia

meluangkan waktu menjadi validator, memberikan motivasi dan saran dalam

penyusunan tesis ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Magister Keguruan Guru

Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu yang

berharga, motivasi, dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan tesis.

Page 14: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

11. Bapak Ahmad Barit, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 2 Pasuruan , Kecamatan

Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, yang telah mengizinkan peneliti

untuk melakukan penelitian, memberikan masukan, dan motivasi dalam

menyelesaikan tesis ini.

12. Guru Kelas IV B SD Negeri 2 Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan yang telah memberikan motivasi, saran, semangat, menjadi

teman diskusi dalam menyelesaikan tesis ini..

13. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu mendukung, mendo’akan, menjadi

teman berbagi sedih dan bahagia.

14. Sahabat-sahabatku angkatan 2016 Magister Keguruan Guru SD yang selalu

menghadirkan semangat dan kebersamaan yang tak terlupakan.

15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya, terima kasih atas

doa dan dukungan yang diberikan.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

dari Allah SWT. dan peneliti berharap semoga tesis ini bermafaat bagi dunia

pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Aamiin.

Bandar Lampung, November 2018

Peneliti,

Evi Seftiana

Page 15: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL .................................................................................. xviDAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviiDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 10C. Batasan Masalah ................................................................................... 11D. Rumusan Masalah ................................................................................ 12E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 13G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................... 14

II KAJIAN TEORIA. Pengertian Belajar ................................................................................... 15

1. Pengertian Belajar .............................................................................. 152. Ciri Belajar ....................................................................................... 163. Teori Belajar ...................................................................................... 22

a. Behavioristik ................................................................................. 23b. Kognitivisme ................................................................................. 24c. Konstruktivistik............................................................................. 25

4. Hasil Belajar....................................................................................... 26B. Kearifan Lokal......................................................................................... 30

1. Pengertian Kearifan Lokal ................................................................. 302. Kearifan Lokal dalam Proses Pendidikan di Sekolah ........................ 31

C. Model Pembelajaran Inkuiri.................................................................... 331. Langkah-langkah Inkuiri.................................................................... 362. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri....................................... 41

D. Pengembangan Bahan Ajar ..................................................................... 441. Pengertian Bahan Ajar ....................................................................... 442. Jenis- Jenis Bahan Ajar ..................................................................... 45

E. Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar ..................................................50 47F. Pengembangan Bahan Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokal ............ 48G. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 51H. Kerangka Pikir Penelitian........................................................................ 56I. Hipotesis Penelitian................................................................................. 58

Page 16: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

III. METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ................................................................................. 59B. Prosedur Penelitian Pengembangan ............................................... 60

1. Pengumpulan Informasi Awal ..................................................... 602. Perencanaan ................................................................................. 603. Pengembangan Produk ................................................................ 604. Uji Coba Produk Awal................................................................. 615. Revisi Produk Awal ..................................................................... 616. Uji Coba Produk Utama............................................................... 617. Revisi Produk Utama ................................................................... 618. Implementasi Produk ................................................................... 62

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ........................................................... 62D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 62E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.................................. 63

1. Definisi Konseptual ..................................................................... 632. Definisi Operasional .................................................................... 64

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian........................................................... 651. Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................. 652. Lembar Observasi ........................................................................ 66

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 671. Observasi ..................................................................................... 672. Dokumentasi ................................................................................ 673. Angket.......................................................................................... 674. Tes................................................................................................ 68

H. Uji Persyaratan Instrumen................................................................. 681. Validitas Instrumen...................................................................... 682. Reliabilitas Instrumen .................................................................. 693. Tingkat Kesulitan......................................................................... 704. Daya Beda .................................................................................... 71

I. Teknik Analisis Data......................................................................... 721. Uji Efektivitas .............................................................................. 722. Uji Hipotesis................................................................................ 74

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian dan Pengembangan 75

1. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal denganModel Pembelajaran inkuiri.................................................. 751) Pengumpulan Informasi Awal............................................... 752) Perencanaan........................................................................... 77

a) Analisis Kurikulum ......................................................... 77b) Perancangan Pengembangan Buku Ajar Suplemen

Berbasis Kearifan Lokal dengan Model PembelajaranInkuiri .............................................................................. 77

c) Perencanaan Alat Evaluasi .............................................. 793) Pengembangan Buku Ajar..................................................... 79

a) Pra Penulisan ................................................................... 80b) Penyusunan Draf Buku Ajar Suplemen Berbasis

Page 17: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

Kearifan Lokal dengan Model Pembelajaran Inkuiri ...... 80(1) Halaman Sampul ....................................................... 80(2) Kata Pengantar .......................................................... 81(3) Daftar Isi.................................................................... 82(4) Pemetaan KI, KD, Indikator Pembelajaran ............... 83(5) Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Pendidik dan

Peserta Didik ............................................................. 84(6) Materi Tema 5 Pahlawanku, Subtema 1 Perjuangan

para Pahlawan, Pembelajaran 1 dan 5 ....................... 854) Uji Coba Produk Awal .......................................................... 87

a. Validasi Materi ................................................................ 87b. Ahli Media/ Desain ......................................................... 88c. Validasi oleh Guru Kelas IV ........................................... 90d. Hasil Uji Instrumen ......................................................... 90

(1) Validitas Instrumen ................................................... 90(2) Reliabilitas................................................................. 91(3) Tingkat Kesulitan ...................................................... 91(4) Daya Beda ................................................................. 91

5) Uji Coba Kelompok Kecil.................................................... 926) Revisi Produk Awal .............................................................. 937) Uji Coba Produk.................................................................... 938) Revisi Produk Akhir.............................................................. 95

2. Efektivitas Buku Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokaldengan Model Pembelajaran Inkuiri............................................ 95

B. Uji Hipotesis...................................................................................... 95C. Pembahasan....................................................................................... 95

1. Pengembangan Produk Buku Ajar Suplemen Berbasis KearifanLokal dengan Model Pembelajaran Inkuiri.................................. 96

2. Efektivitas Buku Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokaldengan Model Pembelajaran Inkuiri ............................................ 99

3. Kelebihan Buku Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokal denganModel Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 99

4. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Buku AjarSuplemen Berbasis Kearifan Lokal dengan Model PembelajaranInkuiri........................................................................................... 100

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARANA. Kesimpulan........................................................................................ 102B. Implikasi............................................................................................ 103C. Saran.................................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 106

LAMPIRAN................................................................................................ 112

Page 18: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1.1 Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget ................................. 81.2 Spesifikasi Pengembangan Buku Ajar Suplemen Berbasis

Kearifan Lokal Dengan Model Pembelajaran Inkuiri di SekolahDasar ................................................................................................... 14

2.1 Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan IndikatorPembelajaran ........................................................................................ 50

3.1 Data Peserta Didik Kelas IV Gugus Anggrek ....................................... 633.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar .......................................................... 663.3 Daftar Interpretasi Koefisien “r”............................................................. 703.4 Indeks Kesulitan Butir Soal .................................................................... 713.5 Indeks Daya Beda ................................................................................... 723.6 Kategori n- Gain Ternormalisasi ............................................................ 734.1 Hasil Validasi Ahli Media ...................................................................... 884.2 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelompok

Kecil........................................................................................................ 924.3 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Peserta Didik pada Kelompok

Besar ....................................................................................................... 94

Page 19: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman2.1. Alur Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 593.1. Model Desain Borg and Gall .................................................................. 594.1. Tampilan Sampul Buku Ajar.................................................................. 814.2. Tampilan Kata Pengantar ....................................................................... 824.3. Tampilan Daftar Isi................................................................................. 834.4. Tampilan KI, KD, Indikator ................................................................... 844.5. Tampilan Petunjuk Penggunaan Buku Ajar ........................................... 854.6. Tampilan Materi Pembelajaran .............................................................. 864.7. Lembar Ahli Validasi Materi.................................................................. 874.8. Tampilan Gambar Halaman Sampul Sebelum dan Sesudah

Revisi ...................................................................................................... 894.9. Tampilan Kompetensi Inti Sebelum dan Sesudah Revisi....................... 89

Page 20: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 1122. Surat Balasan Penelitian dari SD............................................................ 1133. Angket Analisis Kebutuhan Guru .......................................................... 1144. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ................................................. 1165. Instrumen Validasi Ahli Materi.............................................................. 1186. Instrumen Validasi Ahli Media .............................................................. 1207. Soal Tes Sesudah Validasi...................................................................... 1228. Hasil Uji Validitas .................................................................................. 1259. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 12710. Hasil Uji Daya Beda ............................................................................... 12911. Hasil Uji Tingkat Kesulitan ................................................................... 13112. Rekapitulasi Hasil Pretes-Postes dan N-Gain Uji Coba Kelompok

Kecil ....................................................................................................... 13313. Rekapitulasi Hasil Pretes-Postes dan N-Gain Uji Coba Kelompok

Besar ....................................................................................................... 13414. RPP Tema 5 Pahlawanku Subtema 1 ..................................................... 13515. Foto Penelitian........................................................................................ 140

Page 21: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

1

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara..

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(2007: 8). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selama ini sumber belajar yang digunakan pada kebanyakan sekolah hanya

satu atau dua buku saja. Terlebih pada kurikulum 2013 pemerintah

menyediakan buku pelajaran yang sama untuk diberlakukan untuk semua

sekolah pada setiap jenjangnya, baik di kota maupun di desa, baik di Jawa

maupun di luar Jawa. Penggunaan sumber belajar yang terbatas yang

memandang isi pembelajaran dari satu sudut pandang saja berpotensi

Page 22: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

2

menjadikan pembelajaran yang kurang bermakna, bahkan tidak menutup

kemungkinan materi pembelajaran tidak ada relevansinya dengan kehidupan

nyata peserta didik.

Buku adalah jendela dunia, filosofi ini menjadi keyakinan manusia turun-

temurun. Melalui buku seseorang tidak menjadi sekat-sekat pemisah bagi

seseorang untuk memperoleh berbagai informasi hal-hal yang jauh, baik dari

segi tempat, ruang dan waktu. Pengetahuan dapat menumbuhkan kesadaran

tentang ilmu, nilai dan norma. Buku adalah media transformasi budi dan

daya manusia kepada manusia berikutnya, bahkan penentuan zaman sejarah

dan zaman pra-sejarah di tentukan oleh prasasti yang berisikan tulisan.

Peradaban Yunani yang tertuang dalam buku-buku karya Plato, Aristoteles dll

yang notabene telah ratusan tahun terpendam dan terbengkalai, setelah digali

kembali oleh para ilmuan muslim abad pertengahan dijadikan momentum

kebangkitan (renascence) yang mana sebelumnya Eropa berada dalam masa

kegelapan. Sejak buku diproduksi besar-besaran, menggali ilmu adalah

kegemaran anak muda, peradaban manusia berkembang pesat di tandai

dengan revolusi industri, revolusi Perancis dan kejadian luar biasa lainnya.

Kampus dan perpustakaan tumbuh dan berkembang dimana-mana, research

dilakukan besar-besaran untuk menemukan teori, menggali teori dan

menemukan teknologi yang canggih. Lagi-lagi buku yang menjadi media

untuk menuangkan hasil penelitian para ilmuan dan seniman.

Buku merupakan deskripsi ide, gagasan dan hasil pemikiran seseorang, yang

diwujudkan melalui kalimat-kalimat yang mudah dipahami, untuk

Page 23: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

3

menyampaikan berbagai pesan-pesan secara tersurat, mewakili pesan lisan

berupa bahasa yang dapat ditransformasikan kepada orang lain maupun

generasi berikutnya. Suriasumantri (2009: 171) menyatakan bahwa keunikan

manusia dalam berbahasa, sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan

berpikirnya, melainkan terletak pada kemampuan berbahasanya. Ernest

Cassirer dalam Suriasumantri (2009) menyebut manusia sebagai animal

symbolicum, yaitu mahluk yang mempergunakan simbol, yang secara generik

mempunyai cakupan yang lebih luas daripada homo sapiens yakni mahluk

yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia mempergunakan

simbol.

Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, kegiatan berpikir seseorang secara

sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dapat dilakukan Suriasumantri

(2009: 171). Seseorang dapat berpikir dengan baik, karena dia mempunyai

kemampuan bahasa yang baik juga. Tanpa bahasa maka manusia tidak akan

dapat berpikir secara rumuit dan abstrak seperti apa yang dilakukan dalam

kegiatan ilmiah. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak di

mana objek-objek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

bahasa yang bersifat abstrak, dengan adanya transformasi ini maka manusia

dapat berpikir mengenai suatu objek tertentu meskipun objek tersebut secara

factual tidak berada ditempat di mana kegiatan berpikir itu dilakukan

Suriasumantri (2009: 173). Manusia memberi arti bagi yang indah dalam

hidup ini dengan bahasa. Semua yang dirasakan, disukai dan lainnya adalah

nilai-nilai hakiki yang dituangkan dalam kata-kata. Bertrand Russell dalam

Page 24: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

4

Suriasumantri (2009: 179) menyatakan bahwa dunia tanpa kesukaan dan

kemesraan adalah dunia tanpa nilai.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 Tahun 2007 tentang

standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah

(SD/MI), sekolah menengah pertama/ madrasah tsanawiyah (SMP/MTs),

sekolah menengah atas/ madrasah aliyah (SMA/MA). Buku ajar adalah buku

untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru, buku ajar untuk

tingkat dasar setidaknya terdiri dari 840 judul setiap sekolah, yang terdiri atas

60% non-fiksi dan 40% fiksi. Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000

untuk 6 rombongan belajar, 1500 untuk 7-12 rombongan belajar, 2000 untuk

13-24 rombongan belajar. Dari data yang didapatkan peneliti (data

terlampir), di temukan tidak ada satupun sekolah yang memenuhi standar

minimal keberadaan buku perpustakaan.

Teknologi pendidikan kian maju dan berkembang seiring dengan majunya

media komunikasi terutama perkembangan internet. Penelitian

pengembangan secara sporadis pada masa-masa kini setidaknya 10-15 tahun

terakhir. Penelitian-penelitian tersebut menciptakan berbagai produk mulai

dari media pembelajaran, metode, strategi, model atau pendekatan

pembelajaran, administrasi, mangment dan lainnya. Tentunya secara umum

tujuan penelitian pengembangan tersebut untuk meningkatkan kualitas

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Model pembelajaran tidak

urung mengalami pengembangan yang signifikan. Guru atau dosen dapat

menerapkan berbagai jenis model pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

Page 25: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

5

ingin dicapai dengan pembelajaran dan materi pembelajaran dikelasnya.

Salah satu model pembelajaran yang menjanjikan adanya proses

pembelajaran yang bermakna adalah model pembelajaran inkuiri. Model

pembelajaran inkuiri merupakan prosedur pengajaran yang menekankan

kegiatan siswa secara mandiri untuk menemukan konsep-konsep keilmuan

terutama pada mata pelajaran sejarah yang membutuhkan pemahaman dan

penguasaan berfikir secara ilmiah. Model pembelajaran ini akan mengiring

siswa lebih aktif melakukan dan penelitian didalam maupun di luar kelas

dengan bimbingan guru. Strategi pembelajaran berbasis inkuiri menekankan

kepada pengembangan intektual atau mental anak. Selama ini guru cendrung

menyajikan bahan untuk dihapal dan diingat saja, oleh sebab itu perlunya

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri dan mencari

serta memecahkan suatu masalah yang ditemukannya.

Pada praktiknya terutama pendidik SD di Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan berjumlah 12 pendidik terbiasa menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi. Metode pembelajaran guru-guru kebanyakan

masih berkutat pada metode-metode konserpatif seperti metode ceramah,

metode diskusi atau metode drill. Sesungguhnya metode-metode tersebut

masih relevan digunakan, namun variasi penggunaan metode sangat

dibutuhkan mengingat materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan

perbedaan domain pencapaian pembelajaran yang berbeda. Model

pembelajaran inkuiri masih jarang dilakukan guru, ini disebabkan karena

jarangnya guru mengetahui model pembelajaran tersebut.

Page 26: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

6

Lampung memiliki budaya dengan tatanan nilai dan norma yang berlaku

dalam masyarakatnya, dipegang teguh sebagai way of life. Selain itu,

kekayaan budaya Lampung banyak juga berbentuk nonbenda, terkait dengan

tari-tarian, lagu, upacara adat, dan bentuk lainnya. Kearifan budaya Lampung

sangat kompleks yang dapat diklasifikasi sebagai berikut. (1) Pandangan

hidup masyarakat Lampung (Pi’il pengsenggiri, Sakai sambayan, Nemuy

Nyimah dan Bejuluk Beadek), (2) Sistem Perkawinan (uang jujur. semenda,

sebambangan, tekop), (3) Sistem Kekerabatan/ kemasyarakatan, (4) Bahasa

(dialek api dan dialek nyou), dan (5) Sistem Pemerintahan Lampung sebelum

masa kemerdekaan dan perjuangan Raden Inten II yang kemudian menjadi

kekuatan tersendiri bagi perlawanan Raden Inten II dalam upaya mengusir

penjajah.

Budaya Lampung yang khas dan memiliki nilai-nilai yang baik, patut dimiliki

peserta didik untuk membentuk karakter yang bermanfaat bagi masa depan

mereka. Sesungguhnya selama ini, budaya Lampung telah diberikan sebagai

pendidikan muatan lokal di Sekolah Dasar, namun masih sebatas pada bahasa

dan aksara Lampung. Permasalahan yang muncul adalah kemampuan guru di

sekolah dasar yang kurang mumpuni, karena secara umum tenaga

kependidikan berlatar belakang non suku Lampung, sehingga menghadapi

kendala pada pembelajaran muatan lokal tersebut. Guru kelas juga jarang

yang melakukan upaya pembelajaran terpadu yang memasukan materi nilai-

nilai kearifan lokal Lampung yang dipadukan dengan mata pelajaran lain,

sehingga siswa tidak memiliki atau hanya sedikit pengetahuan mengenai

budayanya sendiri.

Page 27: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

7

Trasformasi kearifan lokal (local wisdom) daerah adalah sebagai upaya

mewariskan kekayaan budaya lokal, berupa nilai dan norma yang berlaku di

daerah setempat. Transformasi kearifan budaya lokal kerap terpuruk pada

generasi tertentu diakibatkan oleh berbagai permasalahan. Adanya

pergeseran nilai adalah salah satu sebab suatu kebudayaan mulai di

tinggalkan, teknologi komunikasi yang canggih juga mempengaruhi daya

pikir manusia, yang cenderung mencari kebudayaan yang datangnya dari

bangsa lain dan beresiko meninggalkan budayanya sendiri yang dianggap

ketinggalan zaman atau bertentangan dengan budaya luar. Ketika kearifan

budaya lokal mulai ditinggalkan maka sesungguhnya kita telah kehilangan

jati diri sendiri.

Penanaman nilai budaya secara strategis mudah dilakukan di sekolah yang

dituangkan dalam kurikulum yang diberlakukan di sekolah tersebut. Pada

kenyataanya kebanyakan sekolah tidak memiliki program pembelajaran untuk

menanamkan buday lokal secara khusus, baik dalam kegiatan kurikuler,

ekstrakurikuler maupun intrakurikuler. Di perpustakaan sekolah sebagian

besar juga sulit di temukan buku-buku tentang kearifan budaya lokal

setempat. Peserta didik di sekolah dasar (SD) diajarkan berbagai disiplin

ilmu yang sesungguhnya jauh dari pemahaman mereka yang seharusnya.

Padahal, siswa Sekolah Dasar (SD) belum bisa berpikir tentang sesuatu yang

abstrak yang belum di dilihat, di dengar atau dirasakannya. Sebagaimana

teori perkembangan yang dikemukakan oleh ahli psikologi Piaget dalam

Wardani (2016:5.9) diuraikan pada Table 1.1. berikut.

Page 28: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

8

Tabel 1.1. Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

No. Tahapan Usia Karakteristik Pokok1. Sensor

Motor0-2 Tahun Anak membangun makna melalui

koordinasi sensori dan gerakan fisik.Perkembangan mulai dari gerakanrefleksif dan insting sampai awal berpikirsimbolik

2. Pre-operasional

2-7 Tahun Anak mulai menggambarkan duniasekelilingnya dengan kata-kata dangambar, yang merefleksikan peningkatankemampuan berpikir simbolik, yangmelebihi hubungan sensori dan gerakanfisik.

3. OperasionalKonkret

7-11 Tahun Anak mulai mampu member alasan /menerangkan sesuatu secara logis tentangkejadian konkret dan mengelompokkanobjek kedalam berbagai cara / kriteria

4. OperasionalFormal

11.15 Tahunsampai masadewasa

Anak remaja (adolesen) dapatmenjalankan atau memberi alasan tentangsuatu hal dengan cara yang lebih abstrak,idelistik, dan logika.

Dari table 1.1. di atas, anak usia kelas IV SD berada pada tahapan operasional

konkret (7-11 tahun) pada usia ini anak mampu melakukan klasifikasi

(classification), seriasi (seriation), dan transitifiti (transitivity). Klasifikasi

adalah membagi-bagi sesuatu ke dalam set-set atau sub-set yang berbeda-

beda dengan mempertimbangkan hubungan di antara sesuatu tersebut. Serasi

adalah operasi konkret yang melibatkan kemampuan mengurutkan stimulus

yang muncul bersama-sama dengan beberapa dimensi kuantitatif. Transitifiti

adalah kemampuan untuk memberi alasan dan mengkombinasikan hubungan

secara logis. Pada tahapan ini tidak dapat memberikan alasan berdasarkan

pengalaman konkret ke tingkat berpikir yang lebih abstrak, idealis dan logis

sebagai contoh jika orang dewasa dapat menyimpulkan suatu informasi secara

verbal, anak pada tahapan ini tidak dapat melakukannya tanpa ia melihat atau

merasakannya.

Page 29: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

9

Nilai ujian akhir sekolah kerap menjadi salah satu acuan keberhasilan

pembelajaran di suatu sekolah. Data yang ditemukan (terlampir) menunjukan

nilai IPS peserta didik di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan tergolong rendah di bandingkan dengan mata pelajaran lainnya seperti

Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yaitu 70, Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan (PJK) yaitu 69,. Nilai rata-rata IPS sama dengan nilai rata-rata

IPA yaitu 66, sedangkan mata pelajaran dengan nilai rata-rata terrendah

adalah Matematika dan Bahasa Indonesia masing-masing 65.

Permasalahan yang di temukan dalam pembelajaran di sekolah dasar di

wilayah Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Masalah-

masalah tersebut yakni: (1) Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah di

Kecamatan Penengahan tidak mencukupi standar sarana dan prasarana

pendidikan dalam hal keberadaan buku, (2) guru SD jarang menggunakan

model pembelajaran yang beragam, hanya menggunakan metode-metode

konvensional seperti metode ceramah, diskusi, dan drill, (3) kurikulum yang

di gunakan sebagian besar SD/MI di Kecamatan Penengahan adalah KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) hanya ada satu Sekolah Dasar yaitu

SDN 2 Pasuruan yang telah menggunakan Kurikulum Tahun 2013, (4)

Kearifan budaya Lampung jarang dipadukan dengan materi pembelajaran lain

hanya dikhususkan pada bahasa daerah Lampung yang lebih didoninasi oleh

bahasa dan aksara Lampung, (5) hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPS tergolong rendah. Untuk mengatasi masalah pada deskripsi di

atas, peneliti ingin mendekatkan tradisi sebagai media pembelajaran terutama

Page 30: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

10

IPS untuk meningkatkan pemahaman nilai budaya budaya lokal . Untuk

mendukung proses pembelajaran yang optimal demi terlaksananya tujuan

pendidikan nasional, penting bagi guru dan praktisi pendidikan lainnya untuk

berinovasi mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran termasuk

buku pengayaan.

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang yang

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran mengacu

pada segala kegitan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar

siswa. Sebagai program, pembelajaran semestinya harus terus di evaluasi dan

diperbaiki untuk memenuhi tantangan zaman dan mendukung tujuan

pendidikan Nasional.

Permasalahan pembelajaran di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah di

Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan sangat beragam,

setidaknya peneliti menemukan tiga masalah penting yaitu.

1. Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Penengahan tidak

mencukupi standar sarana dan prasarana pendidikan dalam hal keberadaan

buku.

2. Guru SD jarang menggunakan model pembelajaran yang beragam, hanya

menggunakan metode-metode konvensional seperti metode ceramah,

diskusi, dan drill.

3. Kurikulum yang di gunakan sebagian besar SD/MI di Kecamatan

Penengahan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) hanya

Page 31: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

11

ada satu Sekolah Dasar yaitu SDN 2 Pasuruan yang telah menggunakan

Kurikulum Tahun 2013.

4. Kearifan budaya Lampung kurang dipadukan dengan matei pembelajaran

lain hanya dikhususkan pada bahasa daerah Lampung yang lebih

didominasi oleh bahasa dan aksara Lampung.

5. Kebanyakan Guru SD/MI di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Yaitu,

metode ceramah dan metode diskusi. Model pembelajaran inkuiri jarang

digunakan oleh guru.

6. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS belum memenuhi

KKM yang ditentukan..

C. Batasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang terjadi di SD/ MI di Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan sebagaimana dipaparkan pada

bagian sebelumnya, peneliti tidak mungkin dapat menyelesaikan semua

permasalahan sendiri dalam waktu yang singkat. Maka pentinglah bagi

penulis untuk membatas penelitian ini. Judul yang diangkat pada penelitian

ini adalah Pengembangan Buku Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokal

dengan Model Pembelajaran Inkuiri di Sekolah Dasar. Adapun batasan

penelitian ini adalah mengembangkan buku ajar berupa buku suplemen pada

tema 5 Pahlawanku subtema 1 Perjuangan para Pahlawan, pembelajaran 1

dan 5 buku ajar yang dikembangkan dikhususkan pada materi mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 5 Pahlawanku sub tema Perjuangan para

Pahlawan pembelajaran 1 dan 5.

Page 32: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

12

D. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah sebagian besar nilai IPS siswa kelas IV SD di

Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan belum mencapai KKM.

rumusan masalahnya penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengembangan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal

yang layak dengan model pembelajaran inkuiri di Sekolah Dasar?

2. Bagaimanakah efektivitas buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal

dengan model pembelajaran inkuiri?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan, demikian juga penelitian yang

mengangkat judul pengembangan buku pengayaan kurikulum tahun 2013

berbasis kearifan lokal budaya Lampung untuk Kelas IV Sekolah Dasar ini

bertujuan untuk:

1. Mewujudkan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal yang layak

dengan model pembelajaran inkuiri di Sekolah Dasar.

2. Mengetahui efektivitas buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan

model pembelajaran inkuiri.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapakan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

sebagai berikut.

Page 33: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

13

1. Peserta Didik

Hasil penelitian ini bagi peserta didik berguna sebagai percepatan

pemahaman materi tentang kearifan budaya lokal yaitu budaya Lampung

dengan model pembelajaran inkuiri

2. Pendidik

Penelitian ini berguna bagi pendidik dapat digunakan sebagai pengayaan

(suplemen) pengetahuan peserta didik dalam memahami kearifan budaya

Lampung sekaligus guru juga dapat menerapkan model pembelajaran

inkuiri pada materi pembelajaran lainnya

3. Kepala Sekolah

Bagi sekolah hasil penelitian ini berguna sebagai masukan pengayaan

(suplemen) pengetahuan kearifan budaya lokal Lampung dan masukan

sebagai pengayaan model pembelajaran dalam hal ini model pembelajaran

inkuiri.

4. Peneliti

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sebagai referensi

atau dapat diuji dan dikembangkan menjadi lebih baik.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Pengembangan mengembangkan buku ajar sebagai suplemen kurikulum

2013 berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran pembelajaran

inkuiri di Sekolah Dasar mengikuti metodologi yang masyhur di gunakan

untuk penelitian pengembangan yang pada umumnya di gunakan. Konten

buku tersebut terdiri dari beberapa bagian. Komponen yang terdapat dalam

buku ini sebagaimana di tuangkan pada tabel 1.2 berikut

Page 34: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

14

Tabel 1.2 Spesifikasi Pengembangan Buku Ajar Sebagai SuplemenBerbasis Kearifan Lokal Dengan Model PembelajaranInkuiri di Sekolah Dasar

No. Komponen Pengembangan

1 Cover Gambar ilustrasi Buku Ajar Suplemen BerbasisKearifan Lokal

a. Judul Sesuai dengan tema

b. Tema Tema 5 Pahlawanku, Subtema 1 Perjuangan paraPahlawan

c. Mata Pelajaran Disesuaikan dengan mata pelajaran IPS

d. Kelas/ Semester IV (empat)/ Ganjil

2. Pemetaan KompetensiDasar dan HubunganTema

Mengikuti pemetaan yang tertera pada buku gurutema 5

3. Petunjuk belajar (petunjukGuru/siswa)

- Petunjuk Guru: Berisi langkah-langkahkegiatan dalam menyampaikan materiberbasis kearifan lokal

- Petunjuk Siswa: Berisi langkah-langkahkegiatan dalam pembelajaran berbasiskearifan lokal

4. Tujuan/Kompetensibelajar yang akan dicapai

Mengembangkan indikator dan tujuanpembelajaran yang jelas dengan kaidah A-B-C-D(audience, Behavior, Conditoning, Degree)

5. Ringkasanmateri/informasipendukung

- Ruang lingkup materi yang dikemas dalamsebuah tema dengan mengintegrasikan materiyang berhubungan dengan IPS dan kearifanlokal

- Materi pembelajaran menurut perinsip modelpembelajaran pembelajaran inkuiri.

6. Tugas-tugas dan langkahkerja

Disesuaikan dengan langkah-langkah modelpembelajaran pembelajaran inkuiri yaituorientasi, merumuskan masalah, pengujianhipotesis, merumuskan kesimpulan, merumuskanhipotesis, pengumpulan data.

7. Penilaian - Penilaian dilakukan terhadap kompetensimelalui indikator pencapaian dikhususkanpada domain kognitif.

Page 35: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

15

II. KAJIAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

aneka ragam competences (kemampuan), skill (keterampilan) dan

attidudes (sikap) secara bertahap dan berkelanjutan, mulai dari masa bayi

sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari mahluk

lainnya Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008: 1.5). Selanjutnya,

Winataputra (2008: 1.5) berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau

mempertangguh kelakuan melalui pengalaman. Hasil belajar merupakan

segala perubahan tingkah laku, baik yang berbentuk kognitif, afektif

maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman. Artinya,

proses belajar dapat dimaknai bahwa 1) yang terpenting dalam

pembelajaran adalah adanya proses belajar (learning process), 2) belajar

membutuhkan interaksi artinya dalam pembelajaran adanya proses

penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau

sekelompok orang (penerima pesan), dan 3) pembelajaran juga dikatakan

sebagai sebuah sistem karena didalamnya mengandung komponen yang

saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan Riyana

Page 36: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

16

(2009:3). Komponen-komponen yang dimaksud dalam sistem

pembelajaran meliputi: tujuan, materi, metode, media dan evaluasi,

masing-masing komponen saling berkaitan erat dan merupakan satu

kesatuan Riyana (2009:6).

Amri (2013: 24) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan

tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap

karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan

menurut Kimble dalam (Hergenhahn, 2010: 8) salah satu ahli psikologi

pendidikan mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku atau potensi

perilaku yang bersifat permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak

bisa di nisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer)

seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,peneliti menyimpulkan bahwa

belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam

wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif

permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan

lingkungannya.

2. Ciri Belajar

Menurut Winataputra (2008: 2.8) belajar adalah proses mental dan

emosional atau biasa disebut juga sebagai proses berpikir dan merasakan.

Seorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas

perasaan pikiran dan perasaannya itu sendiri tidak dapat diamati orang

Page 37: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

17

lain, akan tetapi akan terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang

belajar itu) guru tidak dapat melihat aktivitas fikiran dan perasaan siswa,

yang dapat diamati oleh guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa

sebagai akibat adanya aktivitas fikiran dan perasaan pada diri siswa

tersebut.

a. Perubahan Perilaku

Menurut Masitoh (2009: 6) hasil belajar berupa perubahan perilaku atau

tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah

perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau

penguasaan nilai-nilai (sikap) menurut para ahli psikologi tidak semua

perubahan perilaku dapat digolongkan kedalam hasil belajar. Perubahan

perilaku karena kematangan (umpamanya seseorang anak kecil dapat

merangkak, duduk atau berdiri, berjalan lebih banyak disebabkan oleh

kematangan daripada oleh belajar), demikian pula perubahan perilaku

yang disadari karena meminum minuman keras, tidak digolongkan ke

dalam perubahan perilaku hasil belajar.

Perubahan perilaku hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari

pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan

emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar

dikelompokkan kedalam tiga ranah (kawasan), yaitu: pengetahuan

(kognitif), keterampilan motoric (psikomotor), dan penguasaan nilai-

nilai atau sikap (afektif). didalam pemebelajaran perubahan perilaku

sebagai hasil belajar tesebut dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Page 38: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

18

b. Pengalaman

Belajar adalah mengalami artinya belajar terjadi dalam interaksi antara

individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial. Lingkungan fisik contohnya: buku, media, perpustakaan, alam

sekitar. lingkungan sosial contohnya: guru, siswa, pustakawan, kepala

sekolah. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

dapat menstimulasi dan menantang siswa untuk belajar.guru mengajar

tanpa menggunakan media biasanya akan kurang merangsang siswa

untuk belajar lebih giat dan hal ini biasanya terdapat pada siswa sekolah

dasar.

Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun pengalaman tidak

langsung. Belajar melalui pengalaman langsung contohnya: siswa

belajar secara mandiri dengan mengalaminya sendiri. Belajar dengan

melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik, karena siswa

akan lebih memahami dan lebih menguasai pelajaran tersebut. Bahkan

nantinya siswa akan merasakan pelajarn lebih bermakna. Pembelajaran

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,

dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik

untuk menginisiasi, memfasillitasi dan meningkatkan proses belajar

maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat jenis hakikat, dan jenis

belajar serata hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan

belajar, tertapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.

Page 39: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

19

Proses belajar juga terjadi dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam

lingkungan masyarakat.

Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan

disekolah, sebagian besar terjadi dikelas dan lingkungan sekolah.

Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga dilingkungan masyarakat,

misalnya pada saat kegiatan ko-kulikuler (kegitan di luar kelas dalam

rangka tugas mata pelajaran), ekstra-kulikuler (kegitan di luar mata

pelajaran, di luar kelas), dan ekstramural (kegiatan dalam rangka

proyek belajar atau kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di

luar kampus sekolah, seperti kegiatan perkemahan sekolah). Dengan

demikan proses belajar bisa terjadi dikelas, dalam lingkungan sekolah,

dan dalam lingkungan masyarakat, termasuk dalam interaksi sosial-

kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan

non-formal, justru sebaliknya, proses pembelajaran sebagian besar

terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media

massa dan jaringan internet, hanya sebagian kecil saja pembelajaran

terjadi di kelas dan lingkungan non-formal seperti pusat kursus. yang

lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan

terbuka dan jarak jauh, yang karena karakteristik peserta didik dan

paradigma pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa

terjadi dimana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang dan

waktu.

Page 40: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

20

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukan kegiatan guru dan siwa. sebelumnya kita menggunakan

istilah proses belajar-mengajar dan pengajaran istilah pembelajaran

merupakan terjemahan dari kata instruksion menurut Gagne, Briggs,

dan Wanger (dalam Rusmono, 2012:6) pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang yang memungkinkan terjadinya

proses belajar pada siswa. Instruction is a set of events that affect

learners in such a way that learning is facilitated.

Istilah pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh

langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita menggunakan kata

pengajaran, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru-

siswa di dalam kelas. sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi

siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat

belajar melalui buku ajar cetak, program radio, program televisi dan

program lainnya. Tentu saja guru tetap memainkan peran penting dalam

merancang setiap kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pengajaran

merupan bagian dari pembelajaran.

Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Undang-undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 20

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Dalam konsep tersebut

terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber

belajar dan lingkungan belajar. dalam kamus Ilmiah popular kata

Page 41: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

21

interaksi mengandung arti pengaruh timbal balik; saling mempengaruhi

satu sama lain. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 butir 4 tentang

sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara pendidik

menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 4 tentang Sisdiknas

adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan

sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar atau learning

resources secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan

oleh peserta didik dan pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Jika dikelompokan sumber belajar dapat berupa sumber belajar

tertulis/cetakan, terekam, tersiar, jaringan dan lingkungan (alam, sosial,

budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment adalah

lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,

perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat dan

alam semesta.

Dari pengertian di atas, kita mengetahui bahwa ciri utama pembelajaran

adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ini

menunjukan bahwa unsur kesenjangan dari pihak di luar individu yang

melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan

atau secara kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dari

konsep pembelajaran. perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar

Page 42: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

22

terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri lain dari pembelajaran

adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan, interaksi tesebut

terjadi antara peserta didik yang belajar dengan lingkungan belajarnya,

baik dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar

lainnya. ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen

yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut

adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. tujuan

pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang

diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran

tertentu. materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi.

metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar,

antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses

pembelajaran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari

pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak

dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan

kehidupan bangsa.

3. Teori Belajar

Secara umum, teori belajar dikelompokkan atas behavioristik,

kognitivisme, dan konstruktivisme.

Page 43: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

23

a. Behavioristik

Menurut Winataputra (2008: 2.16) belajar merupakan suatu proses bagi

manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, keterampilan dan

sikap. teori belajar behavoiristik lahir sebagai upaya penyempurnaan

terhadap perspektif tentang cara manusia belajar. Menurut teori belajar

behavioristik belajar merupakan perubahan perilaku manusia yang

sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Premis dasar belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara

stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belaja. teori

belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu

perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. hasil belajar diperoleh dari

proses penguatan atas respons yang muncul terhadap stimulus yang

bervariasi. Salah satu teori belajara behavioristic adalah teori classical

conditioning dari Vaplov, yang didasarkan pada rekasi sistem tak

terkondisi dalam diri seseorang serta gerak reflex stelah menerima

stimulus. menurut Vaplov, penguatan berperan penting dalam

mengkondisikan munculnya respons yang diharapkan. jika penguatan

tidak dimunculkan, dan stimulus hanya di tampilkan sendiri, maka

respons terkondisi akan menurun dan atau menghilang. namun, suatu

saat respons tersebut dapat muncul kembali. Sementara itu,

connectionism dari Thorndike menyatakan bahwa belajar merupakan

proses coba-coba sebagi reaksi terhadap stimulus. respons yang benar

akan diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara

respons yang tidak benar akan semakin menghilang akibat

Page 44: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

24

menyenangkan dari suatu respons akan memperkuat kemungkinan

berulang kali yang dapat terjadi hanya jika siswa dalam keadaan siap.

Teori behaviorisme pembelajaran dari Watson menyatakan bahwa

stimulus dan respons yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku

haruslah berbentuk tingkah laku yang dapat diamati, interaksi stimulus

dan respons merupakan proses pengkondisian yang akan terjadi

berulang-ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks

Winataputra (2008: 2.16).

b. Kognitivisme

Teori kognitivisme menekankan belajar sebagai proses internal. Sani

(2014: 10) mengemukakan menurut teori kognitivisme pembelajaran

terjadi dengan mengaktifkan indera peserta didik agar memperoleh

pemahaman. Pengaktifan indera dapat dilakukan dengan menggunakan

media/alat bantu melalui berbagai metode. Menurut Lapono (2008: 22)

struktur mental individu berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangan kogitif seseorang. Semakin tinggi tingkat perkembangan

kognitif seseorang semakin tinggi pula kemampuan dan

keterampilannya dalam memproses berbagai informasi atau

pengetahuan yang diterimanya dari lingkungan, dari lingkunga fisik

maupun lingkungan sosial. Suprijono (2013: 22) mengemukakan bahwa

menurut teori kognitivisme belajar merupakan peristiwa mental, bukan

peristiwa behavioral tampak lebih nyata hampir setiap peristiwa belajar.

Menurut Komalasari (2011: 20) teori kognitivisme berpendapat bahwa

Page 45: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

25

proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap

perkembangan sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini

bersifat hierarkis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan

seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada diluar tahap

kognitifnya. Sani (2014: 10) mengemukakan belajar merupakan

perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan

tingkah laku yang dapat diamati). Setiap orang telah mempunyai

pengetahuan/ pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk

struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru

beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki. Berdasarkan

pendapat apara ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teori kognitivisme

bukan semata-mata perubahan perilaku yang tampak, melainkan lebih

mementingkan proses belajar. Belajar melibatkan proses berpikir yang

kompleks.

c. Konstruktivistik

Kontruktivistik merupakan landasan berpikir (filosofis) pembelajaran

konteksual, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia secara sedikit

demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

Sanjaya (2013: 236) mengemukakan belajar menurut teori

konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi, proses

mengonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Menurut teori

konstruktivis, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

pendidikan adalah bahwa pendidik tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada peserta didik. Sani (2014: 20) mengemukakan

Page 46: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

26

bahwa menurut teori kontruktivistik, pengetahuan ada dalam pikiran

manusia dan merupakan interpretasi manusia terhadap pengalamannya

tentang dunia, bersifat perspektif, konvensional, tentatif, dan

evousioner. Menurut Nur dalam Trianto (2011: 28) teori konstruktivis

ini menyataan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak lagi sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky,

teori-teori pemerolehan informasi, dan teori psikologi kognitif yang

lain, seperti teori Bruner . Berdasarkan beberapa teori belajar di atas,

dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku

sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Teori belajar digunakan

sebagai landasan terjadinya proses belajar, landasan dalam

melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan stimulus dan

respon serta memahami bahwa belajar merupakan proses

mengkonstruksi pengetahuan. Teori kontruktivistik merupakan landasan

berpikir (filosofis) inkuiri, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia

secara sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar pesera didik pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah

laku setelah melalui proses belajar mengajar. Menurut Suprijono (2013: 7)

hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

Page 47: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

27

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil belajar tidak

dilihat secara fragmatis atau terpisah, melainkan komprehensif.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitusisi peserta didik dan sisi pendidik. Dari sisi peserta didik, hasilbelajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik biladibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembanganmental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, danpsikomotor. Sedangkan dari sisi pendidik, hasil belajar merupakansaat terselesaikannya bahan pelajaran (Majid, 2014: 28).

Rusman (2010: 276-277) mengemukakan bahwa hasil belajar pada

hakikatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Susanto (2013: 5) memperjelas konsep

hasil belajar sebagai perubahanperubahan yang terjadi pada diri peserta

didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Majid (2014: 4-5) menjelaskan bahwa Taksonomi Bloom

mengklasifikasikan tingkat ranah kognitif peserta didik menjadi enam

kategori, yaitu:

1) Pengetahuan (Knowledge)Pengetahuan dalam pengertian ini melibatkan proses mengingatkembali hal hal yang spesifik dan universal, metode dan proses,pola, struktur, atau setting.

2) Pemahaman (Comprehension)Suatu bentuk pengertian atau pemahaman yang menyebabkanseseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan.

3) Penerapan (Application)Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,teori,prinsip, di dalam berbagai situasi.

4) Analisis (Analysis)Pemecahan atau pemisahan suatu komunikasi (peristiwa, pengertian)menjadi unsur-unsur penyusunanya, sehingga ide menjadi jelas.

5) Sintesis (Synthesis)Peserta didik dapat menghasilkan produk, menggabungkan beberapabagian dari pengalaman atau informasi baru untuk menghasilkansesuatu yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Page 48: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

28

Penentuan nilai materi/metode secara kualitatif dan kuantutatif untukmemenuhi tolak ukur tertentu.

Anderson dan Krathwol (2001:66-88) merevisi taksonomi Bloom, yaitu:

1) Mengingat (Remembering)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan

maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi

yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna

(meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).

Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali

(recognition) dan memanggil

kembali (recalling).

2) Memahami (Understanding)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian

dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.

Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan

(classification) dan membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan

akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha mengenali

pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan

tertentu.

3) Menerapkan (Applaying)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan

ataumenyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan

Page 49: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

29

dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan

meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan

mengimplementasikan (implementing).

4) Menganalisis (Analysing)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari

keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana

keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis

berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan

mengorganisasikan (organizing).

5) Menilai (Evaluating)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.Evaluasi meliputi

mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah

pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan

dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi mengarah pada penilaian

suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar

eksternal.

6) Menciptakan (Creating)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur

secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan

mengarahkan peserta didik untuk menghasilkan suatu produk baru

dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola

Page 50: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

30

yang berbeda dari sebelumnya.Menciptakan meliputi

menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang mencakup kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor setelah melalui kegiatan pembelajaran.

B. Kearifan Lokal

1. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal (local wisdom) adalah istilah yang sering digunakan oleh

para ilmuwan untuk mewakili sistem nilai dan norma yang diatur,

diadakan, dipahami, dan diterapkan oleh masyarakat setempat berdasarkan

pemahaman dan pengalaman mereka dalam berinteraksi dan saling terkait

dengan lingkungan.

Menurut Rusilowati, dkk (2015:42) pada penelitiannya yang berjudul

“Natural Disaster vision Learning SETS integrated in Subject of Physics-

Based Local Wisdom” menjelaskan bahwa kearifan lokal merupakan nilai-

nilai yang berlaku dalam suatu amsyarakat, yang diyakini kebenarannya

dan menjadi acuan dalam bertingkah laku sehari-hari, serta

menggambarkan cara bersikap dan bertindak untuk merespon perubahan-

perubahan yang khas dalam lingkungan fisik maupun kultural.

Menurut hasil penelitian Callaghan (2008:43) by connecting local issues to

scientific inquiry can provide students the opportunity to apply facts from

their book to real life situation.they will become more environmentally

Page 51: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

31

aware of their world. Menghubungkan isu lokal dengan inkuiri dapat

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan fakta

dari buku mereka hingga situasi kehidupan nyata, merekea akan menjadi

lebih sadar lingkungan akan dunia mereka.

Kearifan lokal adalah tatanan nilai kehidupan yang diwarisi dari satu

generasi ke generasi lainnya dalam bentuk agama, budaya atau adat

istiadat dalam masyarakat. Sementara itu, kearifan lokal, bagi Ridwan

(2007: 24), bisa dipahami sebagai usaha manusia untuk bertindak dan

memperlakukan sesuatu, suatu peristiwa yang terjadi di tempat tertentu,

sesuai dengan pikiran mereka.

2. Kearifan Lokal dalam Proses Pendidikan di Sekolah

Di Indonesia masing-masing daerah memiliki keunggulan regional yang

berbeda. Kearifan lokal adalah bentuk keunggulan regional yang khas

dalam mengelola hubungan dengan sesama dengan menyesuaikan dengan

keadaan lingkungan dan alam. Kearifan lokal juga dapat diartikan sebagai

nilai-nilai mulia yang berlaku dalam masyarakat sebagai pranata

kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan.

Kearifan lokal adalah istilah yang sering digunakan oleh para ilmuwan

untuk mewakili sistem nilai dan norma yang diatur, diadakan, dipahami,

dan diterapkan oleh masyarakat setempat berdasarkan pemahaman dan

pengalaman mereka dalam berinteraksi dan Saling terkait dengan

lingkungan. Taylor dan Loe (dalam Chaiphar, 2013: 17) menjelaskan

bahwa kearifan lokal merupakan pengetahuan lokal mengenai nilai

Page 52: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

32

penting dalam mendukung teknik investigasi, kebijakan pembangunan,

dan keputusan yang efektif dalam proses pengelolaan lingkungan.

Kearifan lokal adalah tatanan nilai kehidupan yang diwarisi dari satu

generasi ke generasi lainnya dalam bentuk agama, budaya atau adat yang

biasa digunakan dalam sistem sosial masyarakat. Sementara itu, kearifan

lokal menurut Ridwan (2007: 24), bisa dipahami sebagai usaha manusia

untuk bertindak dan memperlakukan sesuatu, atau peristiwa yang terjadi di

tempat tertentu, menggunakan pikiran mereka.

Alam, manusia dan lingkungan memiliki hubungan. Sejak dahulu bahasa

alam memberikan pelajaran bagi manusia. Masyarakat tradisional

menjadikan bahasa alam sebagai suatu system pengetahuan yang mana

pada waktu itu digunakan untuk mengurus alam. Kearifan lokal adalah

sikap positif manusia yang berhubungan dengan alam dan melingkupi

lingkungan. Kearifan lokal dapat dijadikan bahan pembelajaran. Dengan

menggunakan materi pembelajaran kearifan lokal , secara tidak langsung

peserta didik sedang mempelajari karakter dan keperibadiannya sendiri.

Kearifan lokal dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, nilai dan keterampilan yang

menjadikan siswa berkarakter. Materi-materi kearifan lokal juga dapat

dijadikan literature bagi peserta didik, selain itu kaerifan lokal dapat

dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan nilai-nilai budaya lokal .

Kearifan lokal juga sebagai identitas khusus suatu tempat atau wilayah

yang merupakan nilai-nilai luhur budaya lokal nilai-nilai tersebut

semestinya dipelihara dan ditransformasikan dari generasi ke generasi

Page 53: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

33

karena kearifan lokal adalah sebuah kearifan yang merupakan nilai-nilai

baik yang bermanfaat dan dapat diterapkan oleh siapapun. Kearifan lokal

adalah kumpulan fakta, konsep, kepercayaan dan pemahaman manusia

terhadap lingkungannya.

Kearifan lokal sebagai karya besar masyarakat adalah nilai-nilai yang

semestinya dilestarikan dan ditularkan (ditransformasikan) kepada

generasi muda. Karenanya, kearifan lokal dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran, bagi peserta didik. Kearifan lokal dapat membantu siswa

memahami hubungan kehidupan mereka dengan apa yang mereka pelajari

di sekolah. Kearifan lokal yang berakar pada kehidupan siswa adalah

bentuk pengalaman langsung yang kontekstual. Jadi penggunaan kearifan

lokal dalam mempelajari materi untuk membantu siswa memahami konsep

secara kontekstual dan benar.

C. Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Gulo (2008:84) menyatakan bahwa penggunaan inkuiri dapat

mengembangkan rasa percaya diri siswa dalam merumuskan sendiri

penemuannya. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk

menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada

siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran

sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Trowbridge

(1990:132) mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata

lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan

bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep - konsep dan prinsip

Page 54: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

34

prinsip ilmiah. Menurut Hamalik (2001:219) metode inkuiri atau penemuan

adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip,

misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya. Penemuan yang

dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang

ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan di

sains adalah penemuan pura- pura atau penemuan siswa yang bersangkutan

saja. Selain itu, menurut Anita (2001:1-4) metode inkuiri merupakan metode

discovery artinya suatu proses mental yang lebih tingkatannya. Upaya

mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan siswa

untuk membantu memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang memperoleh jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan

bagian proses inkuiri. Keterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar

yang sebenarnya. Inkuiri secara kooperatif memperkaya cara berpikir siswa

dan mendorong mereka hakikat timbulnya pengetahuan tentatif dan berusaha

menghargai penjelasan.

Phillips (dalam Arnyana, 2007:39) mengemukakan inkuiri merupakan

pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang

pendidikan. Pembelajaran dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi

penerapan proses sains yang menerapkan proses berpikir logis dan berpikir

kritis. Menurut Mulyasa (2003:234) metode inkuiri adalah metode yang

mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan

selama belajar, inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar

yang aktif. Peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Page 55: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

35

Tidak hanya guru yang harus selalu memberikan materi satu per satu kepada

peserta didik. Dengan menerapkan metode inkuiri peserta didik dapat mejadi

pelaku utama yaitu sebagai subyek belajar (student centered) . Ini berarti

bahwa pelaku sesungguhnya dalam kelas bukan gurunya, melainkan peserta

didik sedangkan guru hanya sebagai fasilitator belajar. Sanjaya (2008:196)

berpendapat bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis

untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Menurut Sagala (2011:196) metode inkuiri merupakan metode

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar- dasar berpikir ilmiah pada

diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses

pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dalam memecahkan masalah. Berdasarkan beberapa definisi diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah suatu cara

menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berpikir

ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya

mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan

membuat kesimpulan dan sebagainya. Menurut pendapat Usman (1993:124)

metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan

sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative

(ilmiah) dengan menggunakan langkah- langkah tertentu menuju kesimpulan

Langkah-langkah yang terdapat dalam metode inkuiri ini secara tidak

langsung aka mengarahkan peserta didik untuk berpikir secara kritis. Peserta

didik yang berpikir secara kritis itu dapat menelaah dan memahami suatu

Page 56: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

36

input yang ia terima dari pembelajaran, sehingga tercapai tujuan

pembelajaran.

1. Langkah-langkah Inkuiri

Langkah- langkah dalam proses inkuiri menurut Sagala (2003:97)

diuraikan seperti berikut ini:

1) menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuanterhadap sesuatu.

2) merumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik.3) menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.4) mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab

permasalahan atau hipotesis.5) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.6) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru.

Menurut Bruner (1961:87) langkah- langkah model pembelajaran inkuiri

sebagai berikut.

1) Menentukan tujuan pembelajaran.2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa, entry behavior.3) Memilih materi pelajaran.4) Menentukan topik- topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif.5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.6) Mengatur topik -topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,

dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampaike simbolik.

7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Secara umum Sanjaya (2012: 199) mengemukakan bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan

agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan

Page 57: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

37

tahapan preparation dalam strategi pembelajaran ekspositori (SPE)

sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa tiap menerima

pelajaran, pada langkah orientasi dalam SPE, guru merangsang dan

mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkan

orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi

pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk

beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan

masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses

pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini

adalah sebagai berikut (a) menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar

yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa, (b) menjelaskan pokok-

pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai

tujuan, (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka - teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan

teka teki itu. Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin

dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong

untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang

sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses

tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

Page 58: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

38

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan

demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka

teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan

ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya adalah

sebagai beikut:

a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan

memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam

merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru

sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru

hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana

rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan

sebaiknya diserahkan kepada siswa.

b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka teki

yang jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa

dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya

sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya

secara pasti.

c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah

diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu

dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih

dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-

konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa

Page 59: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

39

dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakalaia belum

paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.

3) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu

dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-

ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat

membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa

mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk

mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus

dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak

adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong

siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu

permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang

perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga

hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan

berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh kedalaman

wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,

setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit

mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

Page 60: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

40

4) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam

belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran gutu

dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang

dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakal siswa

tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu

biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam

belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka

guru hendaknya secara terus menerus memberikan dorongan kepada

siswa untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan

secara merata kepada seluruh siswa sehingga meraka terangsang untuk

berpikir.

5) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah

mencari tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang diberikan.

Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan

Page 61: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

41

kemampuan berikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang

diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus

didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

6) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumukan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Sering

terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang

hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang

akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang

relevan.

Berdasarkan beberapa hal di atas, maka dapat disimpulkan langkah-

langkah inkuiri adalah orientasi masalah,merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menyimpulkan

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

Meskipun sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran dan seringkali

dapat meningkatkan kemampuan tertentu, metode inkuiri tidak hanya

memiliki kelebihan namun juga memiliki kekurangan. Menurut Sanjaya

(2006: 2008) bahwa model inkuiri memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran inkuiri:

1. Model inkuiri merupakan model model pembelajaran yangmenekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan

Page 62: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

42

psikomotor, secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebihbermakna.

2. Model inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuaidengan gaya belajar meraka.

3. Model inkuiri merupakan model yang dianggap sesuai denganperkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajaradalah proses perubahan tingkah laku

4. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ini dapat melayanikebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidakakan terlambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kekurangan model pembelajaran inkuiri

1. Jika model inkuiri digunakan sebagai model pembelajaran, makaakan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karenaterbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjangsehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yangtelah ditentukan.

4. Semua kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswamenguasai materi pelajaran, maka model inkuiri akan sulitdiimplemintasikan oleh setiap guru.

Menurut Mulyasa (2003: 234) pembelajaran inkuiri memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan pembelajaran inkuiri, yaitu:

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepadapengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secaraseimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggapjauh lebih bermakna.

2. Pembelajaran dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajarsesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai denganperkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajaradalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yanngmemiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memilikikemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yanglemah dalam belajar.

Disamping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai

kelemahan, diantaranya:

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

Page 63: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

43

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbenturdengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukanwaktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannyadengan waktu yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuansiswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akansulit diimplementasikan.

Model pembelajaran inkuiri menekankan pada penemuan dan pemecahan

masalah secara berkelanjutan kelebihan model ini mendorong siswa

berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif

sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur, dan terbuka. Kelebihan

metode inkuiri menurut Hamdani (2011:270) adalah:

1. Mendorong siswa untuk berpikir dan atas inisiatifnya sendiri,bersifat objektif, jujur, dan terbuka.

2. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.3. Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa.4. Membantu dalam mengguanakan ingatan dan transfer pada situasi

belajar yang baru.5. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

Kekurangan metode inkuiri menurut Suryosubroto (2002:201) adalah

sebagai berikut.

1. Dipersyaratkan oleh keharusan ada persiapan mental untuk carabelajar ini.

2. Pembelajaran inkuiri kurang berhasil dalam kelas besar, karenasebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan ejaandari bentuk kata-kata tertentu.

3. Harapan yang ditumpah pada strategi ini mungkinmengecewakansiswa yang biasa pada dengan perencanan dan pembelajaran secaratradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri.

Page 64: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

44

D. Pengembangan Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar termasuk kedalam bagian dari media pembelajaran. Media

adalah bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana

komunikasi.berasal dari bahasa latin medium (antara) istilah ini merujuk

pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah

penerima. Menurut Majid (2008:173) bahan ajar merupakan seperangkat

materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau

suasana yang memungkinkan sehingga peserta didik belajar dengan baik.

Asmawati (2015:4) mendefinisikan bahan ajar sebagai segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam

melaksanakan kegitaan belajar mengajar di kelas. Menurut Suwarni

(2015:90) bahan ajar merupakan media pembelajaran cetak yang dapat

digunakan untuk memudakan pendidik dan peserta didik guna

meningkatkan kompetensinya. Menurut Prastowo (2015:16) bahan ajar

merupakan segala bahan (baik informasi,alat,maupun teks) yang disusun

secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang

akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran

dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar tersebut berupa materi pembelajaran yang digunakan guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran dapat berupa bahan ajar tertulis

maupun bahan ajar tidak tertulis. Melalui bahan ajar, peserta didik dapat

mempelajari suatu kompetensi secara sistematis dan runtut.

Page 65: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

45

Sejalan dengan pendapat Prastowo, Majid (2008:176) mengemukakan

bahwa sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: (a) petunjuk

belajar, (b) kompetensi yang akan dicapai, (c) informasi pendukung, (d)

latihan-latihan, (e) petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK), (f)

evaluasi.

Astuti (2016: 200) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bahan ajar

adalah untuk mengarahkan semua aktivitas guru dalam proses

pembelajaran, sebagai pedoman bagi peserta didik dalam proses

pembelajaran, dan merupakan kompetensi yang seharusnya dipelajari.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan nahwa bahan ajar

merupakan materi pelajaran yang digunakan pendidik dan peserta didik

dalam proses pembelajara, dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak

tertulis.

2. Jenis- jenis Bahan Ajar

Beragam jenis bahan ajar yang digunakan pada sekolah sebagai penunjang

proses pembelajaran. Menurut Yaumi (2013: 250) bahan ajar dilihat dari

segi format atau bentuknya dibagi menjadi tiga jenis yaitu bahancetak,

bahan bukan cetak, dan kombinasi cetak dan bukan cetak. Menurut Amri

(2013: 95) jenis-jenis bahan ajar berdasarakan pengemasannya dapat

dibedakan menjadi: (a) buku teks belajar, (b) modul belajar, (c) diktat, (d)

LKPD, (e) petunjuk praktikum, (f) handout.

Page 66: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

46

Jenis-jenis bahan ajar menurut Depdiknas dalam Asmawati (2015: 4)

adalah sebagai berikut:

a) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed)

antara lain handout, buku,modul, lembar kerja peserta didik,

brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan noncetak (nonprinted)

seperti model/ maket.

b) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film

d) Bahan ajar multi media interaktif (interactive teaching material)

seperti CAI ( Computer Assisted Instruction), Compact Disk (CD)

multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar bebrasis web

(web based learning materials)

Majid (2008: 174) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat yaitu:

a) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar

kerja peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,

mode/maket

b) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

disk, film

d) Bahan ajar interaktif ( interactive teaching material) seperti

compact disk interaktif.

Page 67: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

47

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahan ajar yang dikembangkan

dalam penelitian ini adalah suplemen pembelajarna untuk buku peserta

didik. Suplemen buku ajar digunakan sebagai tambahan atau pelengkap

yang digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Suplemen Pembelajaran

Suplemen pembelajaran merupakan tambahan atau pelengkap yang

digunakan dalam proses pembelajaran, dengan tujuan untu melengkapi

materi yang telah ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2011:1359) suplemen adalah sesuatu yang ditambahkan untuk

melengkapi, tambahan, bagian ekstra pada surat kabar, majalah, dan

sebagainya dalam bentuk lampiran pelengkap.

Menurut Majid (2008:180) suplemen bahan ajar sebagai suplemen

(tambahan) apabilaguru atau peserta didik mempunyai kebebasan memilih,

apakah akan memanfaatkan media pembelajaran atau tidak untuk materi

pembelajaran tertantu. Jenis-jenis suplemen bahan ajar menurut Amri

(2016: 100) suplemen bahan ajar dapatt berupa LKPD (Lembar Kerja

Peserta Didik), modul pembelajaran, serta buku ajar lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, suplemen bahan ajar yang akan

dikembangkan pada penelitian ini adalah buku ajar pada tema 5

Pahlawanku, Subtema 1 Perjuangan para Pahlawan, pembelajaran 1 dan 5.

E. Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

Page 68: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

48

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum tahun 2013 dilandasi oleh Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum.

Kurikulum untuk sekolah dasar di tuangkan dalam Peraturuan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar

dan strutur kurikulum sekolah dasar / madrasah ibtidaiyah.

F. Pengembangan Bahan Ajar Suplemen Berbasis Kearifan Lokal

Menurut Majid (2008: 180) suplemen bahan ajar berfungsi sebagai suplemen

(tambahan) apabila guru atau peserta didik mempunyai kebebasan memilih,

apakah aakan memmanfaatkan media pembelajaran atau tidak untuk materi

pembelajaran tertentu. Jenis- jenis suplemen bahan ajar menurut Amri

(2016:100) suplemen bahan ajar dapat berupa LKPD, modul pembelajaran,

serta buku ajar lainnya. Perkembangan kehidupan masyarakat masih ditandai

dengan kesenjangan moral, masalah keperibadian, masalah sosial ekonomi

dan politik, dan kehidupan berbangsan dan bernegara. Inilah masalah yang

muncul secara luas hari ini Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa

pendidikan kita belum mampu mengembangkan manusia dan masyarakat

Indonesia seperti yang diharapkan Nur Rokhman (dalam Agung S, 2015: 51).

Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Seharusnya

pendidikan selain bersifat akademis, juga menanamkan nilai sosial yang

sesuai dengan keperibadian bangsa. Kekhawatiran akan adanya degradasi

moral dan kemerosotan karakter (ahlak) lulusan sekolah semakin tampak,

terbukti setiap hari kita disuguhkan dengan berita-berita miring tentang

kenakalan remaja seperti tauran, pergaulan bebas, bullying, narkoba dan lain-

Page 69: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

49

lain. Kemerosotan kualitas hasil pendidikan dalam hal ini moral dan karakter

peserta didik adalah pekerjaan rumah seluruh elemen bangsa Indonesia.

Asumsi ini yang mendukung pengembangan sumber belajar yang bersal dari

kearifan lokal bangsa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Wardani (2016:

1.24) faktor-faktor yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan (dasar)

terdiri dari tiga kelompok. Kelompok yang pertama adalah faktor dasar atau

faktor inti, mencakup siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, buku ajar ,

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan lulusan. Kelompok yang

kedua berada dalam lingkarang kedua, terdiri dari orang tua peserta didik,

kehidupan masyarakat sekitar, lingkungan alam sekitar, kearifan lokal dan

kebijakan komite sekolah. Kelima faktor yang ada di lapisan atau lingkaran

kedua ini juga sangat menentukan penyelenggaraan pendidikan (dasar).

Selanjutnya Wardani (2016:1.14) ciri khas kehidupan masyarakat sekitar,

lingkungan alam sekitar, dan kearifan lokal harus menjadi acuan dalam

mengembangkan materi dan kegiatan pembelajaran. Jika memang benar-

benar kehidupan masyarakat sekitar, lingkungan alam sekitar dan kearifan

lokal merupakan sumber asumsi yang menjadi perinsip dasar, tentulah dalam

penyelenggaraan pendidikan semua factor tersebut akan dipertimbangkan.

Dengan demikian kegiatan dan materi pembelajaran akan bervariasi sesuai

dengan lingkungan sekitar lokasi sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar kelas empat

Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah sebagai suplemen kurikulum tahun

2013 berbasis kearifan lokal . Dengan harapan peserta didik dapat mengenal,

menjelaskan dan menghayati kearifan budayanya sehingga dapat

Page 70: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

50

membanggakan dirinya. Materi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar

(KD) dan Indikator pembelajaran yang dikembangkan tertuang pada tabel 2.1

di bawah ini:

Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikatorpembelajaran

No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator1. Menerima,

menjalankan, danmenghargai ajaranagama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilakujujur, disiplin,tanggung jawab,santun, peduli, danpercaya diri dalamberinteraksi dengankeluarga, teman, guru,dan tetangganya

3. Memahamipengetahuan faktualdengan caramengamati danmenanya berdasarkanrasa ingin tahu tentangdirinya, makhlukciptaan Tuhan dankegiatanny, danbenda-benda yangdijumpainya di rumah,di sekolah dan tempatbermain

4. Menyajikanpengetahuan faktualdalam bahasa yangjelas, sistematis danlogis, dalam karyayang estetis, dalamgerakan yangmencerminkan anaksehat, dan dalamtindakan yangmencerminkanperilaku anak berimandan berakhlak mulia

3.4 Mengidentifikasi kerajaanHindu, Budhadan Islam sertapengaruhnyapada kehidupanmasyarakatmasa kini dilingkungandaerah setempat

4.4. Menyajikanhasil identifikasiHindu, Budhadan Islam sertapengaruhnyapada kehidupanmasyarakatmasa kini dilingkungandaerah setempat

3.4.1 Menyebutkanpeninggalankerajaan Hindu,Budha dan Islampada masa kinidan pengaruhnyabagi masyarakatdi wilayahsetempat

3.4.2 Menjelaskanperjuangantokoh zamanHindu, Budhadan Islam

4.4.1 Membuatlaporanpeniggalankerajaan Hindu,Budha dan Islampada masa kinidan pengaruhnyabagi masyarakatdi wilayahsetempat dalambentuk pikiran

4.4.2 Menceritakanperjuangantokoh di zamanHindu, Budhadan Islam

Page 71: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

51

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang kearifan lokal sesungguhnya telah banyak dilakukan oleh

banyak peneliti dari berbagai bidang keilmuan begitu pula dengan bidang

pendidikan.

1. Dahliani, Ispurwono Soemarno, Purwanita Setijanti dalam International

Journal of Education and Research (Vol. 3 No. 6 June 2015). Doctoral

Student in Department of Architecture Institut Teknologi Sepuluh

Nopember, Surabaya, Indonesia Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya

60111, Indonesia. Dengan Judul Lokal Wisdom In Built Environment In

Globalization Era (Pembangunan Lingkungan Kearifan Lokal di Era

Globalisasi) Dari penelitian ini menghasilkan bahwa kearifan lokal dalam

membangun lingkungan pada era globalisasi berubah seiring

berkembangnya teknologi dan komunikasi. Perubahan ini terjadi pada

pola, tempat dan unsure-unsur tetapi bangunan mengandung arti yang tetap

merawat kearifan lokal . Pada era globalisasi ini. Perpaduan kebudayaan

terjadi. Kearifan lokal dapat terjaga dengan teknologi cara

memperhitungkan budaya lokal , menyesuaikan dengan kondisi alam di

lingkungan tersebut.

2. Yusfan Adeputera Yusran. International Journal of Education and

Research (Vol. 3 No. 6 June 2015). Doctoral Student in Department of

Architecture Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia. Dengan Judul

Ex-Situ Conservation on Nusantara Architecture: Implementation and

Challenges (An Overview towards TMII and Stübing Freilichtmuseum)

Page 72: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

52

Penelitian ini menghasilkan revitalisasi contoh bangunan tradisional yang

mencerminkan kearifan lokal di TMII menjadi penting posisinya di tengah

semakin punahnya jenis bangunan tersebut di daerah asalnya. Namun

semestinya diadakan perluasan dan pengembangan management yang

lebih baik. Penelitian ini dapat dijadikan acuan pengembangan kebijakan

revitalisasi rumah tradisional Indonesia yang lebih terencana, terpadu dan

terorganisir.

3. Ayu A. Kurniawati, Sri Wahyuni, Pramudya D. A. Putra. International

Journal of Social Science and Humanity. (Vol. 7, No. 1, January 2017).

Department of Physics, Universitas Jember, East Java, Indonesia Dengan

Judul Utilizing of Comic and Jember’s Lokal Wisdom as Integrated

Science Learning Materials. (Pemanfaatan komik dan kearifan budaya

lokal Jember yang diintegrasikan dengan materi pembelajaran IPA). Hasil

penelitian ini adalah pemanfaatan kearifan lokal komik dan Jember

merupakan alat yang efektif dalam mengajarkan ilmu pengetahuan

terpadu. Alat pembelajaran ini meningkatkan kinerja siswa dan

memotivasi mereka untuk belajar

4. Bartoven Vivit Nurdin, Reevany Bustami. International Journal of

Multicultural and Multireligious Understanding (Volume 2, Issue 1

February, 2015 Pages: 18-24). Centre for Policy Research and

International Studies, University Sciences Malaysia, Malaysia. Dengan

judul Food Culture, Food Security and the Harmonization of Interethnic

Groups: A Case Study of Karta Village in the Transmigration Area of

Lampung Province, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 73: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

53

berkaitan dengan budaya makanan dan ketahanan pangan, dua faktor

utama yang memfasilitasi hubungan antaretnis adalah organisasi sosial dan

kekerabatan yang ada di masyarakat, dan pengetahuan dan teknologi lokal

(ilmu etno).

5. Sudarmin, Sri Endang Pujiastuti. International Journal of Science and

Research (IJSR). (Volume 4 Issue 9, September 2015). Departmen of

Chemistry, Mathematics and Natural Science, Semarang State University,

Indonesia. Dengan judul Scientific Knowledge Based Culture and Lokal

Wisdom in Karimunjawa for Growing Soft Skills Conservation. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa kearifan lokal masyarakat karimun jawa

merupakan pekerja keras, tekun, gotongroyong, taat beragama, bersahabat,

perduli dan memelihara lingkungan. Pemeliharaan lingkungan oleh

masyarakat Karimunjawa adanya berbagai taman observasi mulai dari

observasi fauna berupa burung, ikan langka, terumbu karang yang

dipelihara oleh masyarakat secara sadar.

6. Muhammad Agus Martawijaya. Journal of EST. (June 2015, Volume 1,

Number 1. Page 53-65) Department of Physics, Faculty of Mathematics

and Sciences Universitas Negeri Makassar, Indonesia. Dengan Judul

Development Of Physics Learning Model To Improve Scientific

Characters Of Junior High School Student (Pengembangan model

pembelajaran IPA untuk meningkatkan pendidikan karakter untuk siswa

SMP). Hasil penelitian ini mengembangkan model pembelajaran IPA

yang diintegrasikan dengan kearifan lokal yakni kriteria dan kebenaran

dan kedaya gunaan mengkembangtumbuhkan kejujuran ilmiah siswa

Page 74: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

54

secara efektif. Model ini dapat diterapkan materi ajar yang disesuaikan

dengan karakteristik bidang studi,

7. Uus Toharudin, Iwan Setia Kurniawan. International Journal of Sciences:

Basic and Applied Research (IJSBAR). (Volume 32, No 1, pp 29-49)

Pasundan University, Tamansari road, Bandung 40116, Indonesia. Dengan

judul Sundanese Cultural Values of Local Wisdom: Integrated to Develop

a Model of Learning Biology.

8. Leo Agung S. American International Journal of Social Science (Vol. 4,

No. 4; August 2015). Historical Education Study Program of Social

Science Department of Teacher Training and Education Faculty of

Surakarta Sebelas Maret University. Dengan judul The Development of

Lokal Wisdom-Based Social Science Learning Model with Bengawan

Solo as the Learning Source. Hasil penelitian (1) Objek pembelajaran IPS

adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial

siswa; materi tersebut sesuai dengan standar kompetemsi; Guru semestinya

menggunakan metode pembelajaran yang beragam seperti metode

ceramahnya bervariasi, menggunakan power point, film, dan Media LCD;

penilaian pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif dan afektif, dan

keterampilan; (2) Guru IPS SMP telah memahami model pembelajaran

yang inovatif; Dan (3) Model pembelajaran IPS berbasis kearifan lokal

Bengawan Solo telah dikembangkan sebagai sumber belajar.

9. Laode Monto Bauto. International Journal of History Education, (Vol.

XIV, No. 2 December 2013) Social and Political Science, Haluoleo

University of Kendari. Dengan judul Socio-Cultural Values As

Page 75: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

55

Community Lokal Wisdom Katoba Muna In The Development Of

Learning Materials Social Studies And History. Hasil penelitian Model ini

sesuai dengan teori pembelajaran. Selanjutnya model pembelajaran IPS

yang dikembangkan juga dapat bermanfaat bagi pembelajaran. Untuk

memperkuat pengetahuan dan nilai social siswa terhadap budaya lokal

(katoba). Perhatian penelitian ini pada proses pembelajaran menekankan

pada rekonstruksi, menemukan, dan memperoleh pengetahuan dan

mengembangkan nilai social dari budaya katoba yaitu mengenai

kepercayaan, pengetahuan, dan petunjuk pola perilaku dalam kehidupa

social mereka.

10.Penelitian oleh Spencer dan Walker berjudul Creating a Love of Science

for Elementary Students through Inqiry Based Learning. Journal of

Virginia Science Education. Tahun 2012. Volume 4. Hal 2-8. Menyatakan

bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan minat siswa

terhadap sains. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa strategi yang tepat

dalam melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri dapat mendorong

siswa menciptakan sendiri definisi dan pemahaman mereka akan materi

yang dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa penggunaan

bahan ajar berbasis inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

lebih baik, oleh karena itu penelitian ini ingin mengembangkan buku ajar

berbasis kearifan lokal dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri.

11.Erna Novitasari dalam dalam journal inkuiri Program Pendidikan Sains,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

(Volume 5, no. 1 Tahun 2016, hal 112-121) dengan judul Pengembangan

Page 76: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

56

bahan ajar pembelajaran IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing tema

matahari dan sumber energy alternatif di kelas VII SMP. Hasil penelitian

ini adalah: (1) menghasilkan sebuah model IPA terpadu tema matahari

sebagai sumber energy alternative, dikembangkan dengan komponen

pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan menggunakan model

pengembangan 4-D meliputi Define, Design, Develop dan Disseminate,

(2) Model IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing tema matahari sebagi

sumber energy alternative yang telah diuji oleh dosen ahli, guru IPA

(reviewer) dan teman sejawat (peer review). Berdasarkan hasil uji

menunjukan bahwa model IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing tema

matahari sebagai sumber energi alternatif layak digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, (3) Modul IPA terpadu berbasis inkuiri tema matahari

sebagai sumber energy alternative efektif untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, rata-rata nilai pretest dan posttest siswa menggunakan model IPA

terpadu lebih besar dibandingkan siswa yang tidak menggunakan model

IPA terpadu.

H. Kerangka Pikir Penelitian

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan guru

serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Peserta didik dituntut

aktif dalam proses pembelajaran. Pemerintah telah melakukan inovasi pada

tahun 2013 dengan diterapkannya kurikulum 2013 yang bersifat tematik

integratif. Pembahasan tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pelajaran

satu dengan yang lainnya saling berintegrasi. Tercapainya tujuan

pembelajaran tidak terlepas dengan adanya perangkat pembelajran yang

Page 77: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

57

digunakan. Potensi peserta didik akan muncul apabila dibantu dengan

penggunaan bahan ajar yang mencakup unsur model pembelajaran inkuiri

serta pendekatan saintifik untuk mendukung proses interaksi yang positif

dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik dapat meniingkat.

Dari uraian diatas, penelitian ini bertujuan mengembangkan sumber belajar

berupa buku pengayaan kurikulum 2013 yang berbasiskan kearifan lokal

budaya Lampung. Penelitian ini didasarkan adanya buku ajar kurikulum

tahun 2013 diseragamkan untuk seluruh Indonesia sehingga tidak

mengakomodir karakteristik kedaerahan yang sesungguhnya mengandung

nilai-nilai sosial sebagai kearifan lokal . Faktor-faktor yang berperan dalam

penyelenggaraan pendidikan (dasar) berbagai faktor. Faktor inti, mencakup

siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, bahan ajar, tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, dan lulusan. Produk yang dihasilkan berupa buku yang

digunakan sebagai pengayaan untuk memperkenalkan kearifan budaya

Lampung sebagai pendukung buku kurikulum tahun 2013 untuk kelas IV

tema 5 (Pahlawanku) sub tema 1 (Perjuangan para Pahlawan). Isi dari produk

tersebut adalah cover, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, pembelajaran 1

peninggalan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Lampung (termasuk di

dalamnya letak geografis dilengkapi dengan peta), pembelajaran 5 perjuangan

pahlawan pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Lampung, serta

daftar pustaka. Penyajian pembelajaran menggunakan model pembelajaran

inkuiri. Kerangka pikir yang dirumuskan sebagai mana tertuang di bawah ini.

Page 78: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

58

INPUT

1. Hasil belajar peserta didik rendah

2. Belum adanya pengembangan bahan ajar berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri

Model Pembelajaran Bahan Ajar

PROSES

InkuiriBuku Ajar

Bahan ajar berbasis model

inkuiri tentang kearifan lokal

OUTPUTMenghasilkan buku ajar yang layak dengan berbasis

kearifan lokal menggunakan model pembelajaran Inkuiri

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir Penelitian

I. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian yang berjudul pengembangan

buku ajar sebagai suplemen kurikulum 2013 berbasis kearifan lokal dengan

model pembelajaran pembelajaran inkuiri di sekolah dasar ini adalah:

Hipotesis 1: Terwujudnya buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal

dengan model pembelajaran inkuiri yang layak di Sekolah

Dasar

Hipotesis 2: Terwujudnya efektivitas buku ajar suplemen berbasis kearifan

lokal dengan model pembelajaran pembelajaran inkuiri di

Sekolah Dasar

Page 79: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dan pengembangan (Research and Development) dimaksudkan

untuk menghasilkan suatu. Hal ini sesuai Sugiyono (2013: 407) menjelaskan

R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Jenis penelitian R&D yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model desain Borg dan Gall

(1983:781). Langkah.-langkah R&D dapat dilihat pada gambar berikut.

Pengumpulaninformasi awal

Perencanaan Pengembanganproduk

Uji cobaproduk awal

Uji cobaproduk

operasional

Revisi produkutama

Uji cobaproduk utama

Revisiproduk awal

Revisi produkfinal

Desiminasi

Gambar 3.1. Model Desain Borg dan Gall (1983:781)

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa buku ajar

yang diterapkan pada pembelajaran tema 5 Pahlawanku subtema Perjuangan

para Pahlawan, pembelajaran 1 dan 5. Langkah-langkah penelitian R&D yang

digunakan dalam penelitian ini diselesaikan pada tahap tujuh, yaitu

Page 80: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

60

melakukan revisi produk utama berdasarkan hasil uji coba utama. Hal ini

dikarenakan langkah delapan dan selanjutnya harus dilakukan dengan skala

besar, desiminasi produk harus dilakukan setelah melalui quality control

sebelum dapat diterbitkan. Langkah delapan sampai sepuluh memerlukan

waktu yang lebih lama sedangkan penyelesaian tesis ini dibatasi oleh waktu.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan berdasarkan model Borg & Gall dalam penelitian ini

dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengumpulan Informasi Awal

Pengumpulan data yang meliputi mengumpulkan sumber rujukan/ kajian

pustaka, observasi/pengamatan kelas, dan identifikasi permaslahan yang

dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan. Pada tahap

ini peneliti melakukan observasi, mengumpulkan dokumen hasil belajar,

dan penyebaran angket kebutuhan pendidik pada lima sekolah yaitu MI

Miftahul Huda, SDN 2 Pasuruan, dan SDN 3 Pasuruan. Setelah itu peneliti

melakukan kajian pustaka untuk menemukan rujukan yang mendukung

informasi yang ada.

2. Perencanaan

Melakukan perencanaan yang meliputi identifikasi dan definisi kondisi

awal, penetapan tujuan, penentuan urutan,dan uji coba pada skala kecil.

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan

perencanaan kompetensi dasar, indikator pemeblajaran, tujuan

pembelajaran, dan cakupan materi, serta menyusun kisi-kisi instrumen.

Page 81: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

61

3. Pengembangan Produk

Mengembangkan jenis/ bentuk produk awal, yang meliputi: penyiapan

materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

Pengembangan bentuk awal berupa draf produk buku ajar. Produk yang

dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri.

4. Uji Coba Produk Awal

Pengumpulan informasi/ data dengan menggunakan observasi, kuesioner,

dan dilanjutkan dengan analisis data. Uji coba tahap awal dilakukan untuk

menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang dilakukan pada peserta

didik kelas IV SD/MI Gugus Anggrek Kecamatan Penengahan, Kanupaten

Lampung Selatan, dan memvalidasi buku ajar melalui subjek ahli dengan

sasaran dosen ahli materi dan media.

5. Revisi Produk Awal

Melakukan revisi terhadap produk awal , berdasarkan masukan dan saran

dari hasil uji lapangan awal. Berdasarkan hasil validasi instrumen dan

buku ajar, dengan saran dari ahli maka dilakukan revisi produk awal.

6. Uji Coba Produk Utama

Melakukan uji coba produk utama, dilakukan terhadap 30-300 subjek. Tes

atau penilaian tentang prestasi belajar peserta didik dilakukan sebelum dan

sesudah proses pembelajaran. Pada tahap uji lapangan, buku ajar suplemen

berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri diujikan pada

peserta didik kelas IV A SDN 2 Pasuruan berjumlah 33 orang peserta

didik.

Page 82: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

62

7. Revisi produk utama

Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan hasil uji coba

lapangan utama, saran dan masukan yang diberikan validator dan praktisi

terkait produk yang dikembangkan.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

Pelaksanaan studi pendahuluan dan uji coba perangkat LKPD dilakukan di

SDN 2 Pasuruan, sedangkan proses pengembangan perangkat pembelajaran

dilaksanakan di kampus Universitas Lampung. Subyek penelitian adalah

pengembangan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri. Subyek uji coba adalah siswa kelas

IV SD.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek atau subyek dalam penelitian. Sugiyono

(2013: 61) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas IV

SD/MI Gugus Anggrek di Kecamatan Panengahan, seperti pada tabel di

bawah ini.

Page 83: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

63

Tabel 3.1 Data Peserta Didik Kelas IV Gugus Anggrek di KecamatanPenengahan

No Nama Sekolah Rombel Jumlah Siswa1 MI Miftahul Huda IV 22

2 SDN 2 PasuruanIV A 33IV B 32

3 SDN 3 Pasuruan IV 28Jumlah 115

Sumber : Data Sekolah Dasar Gugus Anggrek Tahun 2018/2019

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini,

sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling yaitu

pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan.

Sampel ditentukan peserta didik kelas IV A SDN 2 Pasuruan, sedang uji

instrumen digunakan peserta didik kelas IV B SDN 2 Pasuruan.

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1. Definisi Konseptual

a) Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal

Buku ajar berbasis lokal memuat pengetahuan yang ditemukan oleh

masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam

mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap keadaan alam

suatu tempat. Materi yang terdapat di dalamnya mengandung unsur

nilai-nilai lokal agar peserta didik lebih memahami keunggulan

daerahnya.

Page 84: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

64

b) Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

2. Definisi Operasional

a) Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal

Pengembangan buku ajar berbasis kearifan lokal mengadaptasi pada

dimensi konten dalam buku ajar tersebut mengandung kearifan lokal

daerah tempat tinggal peserta didik yang merujuk pada dimensi

pengetahuan, faktual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan

faktual yang akan dikembangkan pada buku ajar berbasis kearifan

lokal ini berupa sejarah perjuangan pahlawan Lampung beserta

peninggalan sejarahnya,serta tempat wisata Kabupaten Lampung

Selatan.Pengetahuan konseptual pada buku ajar berbasis kearifan

lokal ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencari

tahu dampak dari adanya wisata lokal yang ada di Lmpung Selatan

baik dari segi ekoomi, sosial, dan budaya. Pengetahuan prosedural

pada buku ajar berbasis kearifan lokal ini berupa pengambilan

kesimpulan atas penjelasan-penjelasan kearifan lokal Lampung

Selatan.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan pemahaman kompetensi siswa

setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran, dengan

indikator pada ranah pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif).

Page 85: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

65

Indikator hasil belajar kognitif yang diharapkan sesuai dengan

indikator perubahan pemahaman dari C1 (mengingat), C2

(memahami), C3 (mengaplikasikan) dan C4 (menganalisis). Hasil

belajar kognitif dilakukan dengan menghitung peningkatan hasil

belajar dengan menghitung N-gain berdasarkan data hasil penelitian

pre-test dan post-test pada akhir pembelajaran.

F. Kisi- Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Kisi-kisi Instrumen Tes

Tes adalah alat penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

kepada peserta didik baik secara lisan, tertulis, atau tindakan (Sudjana,

2010: 35). Jenis tes kemampuan kognitif yang akan digunakan dalam

penelitian berupa pre-test dan post-test. Instrumen tes digunakan untuk

memperoleh data mengenai keefektivan penggunaan buku ajar suplemen

berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri

Page 86: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

66

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar

Kompetensi Dasar Indikator IPKJumlahButirSoal

3.4. Mengidentifikasi kerajaanHindu, Budhadan Islam sertapengaruhnyapada kehidupanmasyarakatmasa kini dilingkungandaerah setempat

3.4.1 Menyebutkanpeninggalan kerajaanHindu, Budha dan Islampada masa kini danpengaruhnya bagimasyarakat di wilayahsetempat

3.4.2 Menjelaskan perjuangantokoh zaman Hindu,Budha dan Islam

C2

C4

7

8

4.4 MenyajikanhasilidentifikasiHindu, Budhadan Islam sertapengaruhnyapadakehidupanmasyarakatmasa kini dilingkungandaerahsetempat

4.4.1. Menyimpulkanpeninggalan kerajaanHindu, Budha dan Islampada masa kini danpengaruhnya bagimasyarakat di wilayahsetempat dalam bentukpikiran

4.4.2.Mendeskripsikanperjuangan tokoh dizaman Hindu, Budha danIslam

C4

C4

10

5

Jumlah 30

2. Angket

Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

lembar penilaian buku ajar. Lembar penilaian buku ajar digunakan untuk

mengukur kevalidan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan

model pembelajaran inkuiri yang ditujukan pada ahli materi dan ahli

media.

Page 87: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

67

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai

berikut.

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengamati perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan

sebagainya (Sugiyono, 2013: 203). Data yang diperoleh melalui

pedoman observasi ahli berupa data kuantitatif berdasarkan hasil skor

pertanyaan tentang kesesuaian buku ajar, dan data kualitatif diperoleh

berdasarkan komentar atau saran mengenai kelayakan buku ajar yang

dikembangkan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi tidak hanya bukti foto-foto saat suatu kegiatan

berlangsung. Menurut Arikunto (2007: 154) dokumentasi adalah

mencari dan mengumulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan

sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan peneliti untuk

memperoleh data sekunder berupa data jumlah peserta didik, nilai hasil

belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran, serta

profil sekolah di SDN 2 Pasuruan.

3. Angket

Pengumpulan data awal pada penelitian ini menggunakan angket

analisis kebutuhan peserta didik. Menurut Sugiyono (2013: 199) angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

Page 88: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

68

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis terhadap

responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk

memperoleh data dari ahli media, ahli materi, dan peserta didik sebagai

subjek pengguna buku ajar.

4. Tes

Tes adalah alat penilaian yang digunakan untuk memperoleh data

sebagai ukuran berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilakukan

(Sugiyono, 2013: 198). Efektivitas penggunaan buku ajar dilihat dari hasil

belajar peserta didik, dengan mengevaluasi rata-rata hasil belajar peserta

didik sebelum dan sesudah menggunakan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran

Tema 5 Pahlawanku subtema 1 Perjuangan para Pahlawan pembelajaran 1

dan 5.

H. Uji Persyaratan Instrumen Tes

1. Validitas Instrumen

Menurut Yusuf (2014: 174) validitas merupakan kadar keshahihan,

ketepatan, atau keakuratan kesimpulan hasil penelitian sebagai akibat

perlakuan. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur dengan tepat atau sahih apa yang diukur.

Agar instrumen valid maka perlu disusun sedemikian rupa dengan

memperhatikan materi dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Hasil

penyusunan instrumen berupa butir soal akan dinilai validitasnya melalui

uji coba, dan teknik validitas instrumen menggunakan product moment

correlation dengan rumus sebagai berikut.

Page 89: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

69

rxy =∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Keterangan:rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel YN : Jumlah sampelX : Skor butir soalY : Skor total

Kriteria pengujian apabila rhitiung > rtabel dengan α= 0,05, maka instrumen

tes tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka

instrumen tes tersebut tidak valid. Validitas tes diperoleh setelah

melaksanakan uji coba soal. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 40

soal, dengan responden sebanyak 32 peserta didik. Soal yang tidak valid

berjumlah 10 soal yaitu soal nomor 7, 8, 12, 13, 17, 23, 28, 30, 31, dan 40.

Hal ini berdasarkan dari hasil perhitungan nilai rhitung untuk soal di atas

kurang dari rtabel. Validitas soal instrumen baru berjumlah 30 soal dan

keseluruhannya valid. Hasil perhitungan validitas butir soal selengkapnya

pada lampiran 8 halaman 125.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan konsintensi atau kestabilan skor suatu instrumen

penelitian terhadap individu yang sama (Sugiyono, 2013: 362). Dalam

penelitian ini, instrumen tes berupa soal pilihan ganda. Pengujian

reliabilitas dapat menggunakan rumus KR.20 (Kuder Richardson) sebagai

berikut.

= [ ] ∑

Page 90: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

70

Keterangan:

: Reliabilitas instrumen: Proporsi subjek yang menjawab benar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah∑ : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

Jika instrumen itu valid, maka dilihat dari kriteria penafsiran mengenai

indeks ri sebagai berikut

Tabel 3.3 Daftar Interpretasi Koefisien “r”

Koefisien r Reliabilitas0,80 – 1,00 Sangat Tinggi0,60 – 0,79 Tinggi0,40 – 0,59 Sedang0,20 – 0,39 Rendah0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Sumber: Sugiyono (2013: 231)

Setelah dilakukan perhitungan reliablitas instrumen tes soal, diperoleh

koefisien reliabilitas sebesar 0,87. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa instrumen soal yang digunakan memiliki kriteria

reliablilitas yang sangat tinggi. Dengan demikian, instrumen ini dapat

digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 127

3. Tingkat Kesulitan

Tingkat kesulitan (difficulty index, difficulty level) butir soal menurut

Sudjana (2010:137) adalah proporsi peserta tes menjawab dengan benar

terhadap suatu butir soal. Sedangkan angka yang menunjukkan sulit atau

mudahnya suatu butir soal dinamakan dengan indeks kesulitan yang

dilambangkan dengan p (proportion correct). Rumus untuk menentukan

tingkat kesulitan butir soal adalah sebagai berikut.

Page 91: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

71

p =∑

Keterangan:

p : tingkat kesulitan butir∑ : jumlah peserta yang menjawab pertanyaan benarN : jumlah seluruh peserta tes

Berikut ini adalah hasil analisis tingkat kesulitan butir soal instrumen tes.

Tabel 3.4 Indeks Kesulitan Butir Soal

Indeks Kesulitan ButirSoal

Keterangan

0 – 0,30 Sulit0,31 – 0,70 Sedang0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Sudjana (2010: 137)

Hasil analisis tingkat kesulitan soal instrumen pada uji coba soal adalah

terdapat 30 butir soal instrumen uji coba. Dari data yang dapat dilihat pada

lampiran 11 halaman 131 dijelaskan bahwa dari 30 butir soal instrumen

tes, 6 soal mempunyai tingkat kesulitan mudah, 20 soal mempunyai

tingkat kesulitan sedang, 4 soal mempunyai tingkat kesulitan sulit.

4 Daya Beda

Daya beda (Descriminating Power) butir soal menurut Sudjana (2010:141)

adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal

membedakan peserta didik yang pandai (kelompok atas) dengan peserta

didik yang kurang pandai (kelompok bawah). Rumus untuk mencari

indeks daya beda menurut Sudjana (2010: 139) adalah sebagai berikut.

D =

Page 92: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

72

KeteranganD = Daya bedaBA = jumlah jawaban benar kelompok atas.BB = jumlah jawaban benar kelompok bawahN = jumlah peserta tes

Tabel 3.5 Indeks Daya Beda

Indeks Daya Pembeda Keterangan0,41 - 1,00 Sangat baik, dapat digunakan0,31 - 0,40 Baik, dapat digunakan dengan revisi0,21 - 0,30 Cukup baik, perlu pembahasan dan

revisi0,00 - 0,20 Kurang baik, dibuang atau diganti

Sumber: Sudjana (2010: 139).

Hasil analisis uji daya beda butir soal instrumen pada uji coba soal terdapat

30 butir soal instrumen uji coba. Dari data yang dapat dilihta pada

lampiran 10 halaman129 dijelaskan bahwa dari 30 butir soal instrumen uji

coba, 6 soal instrumen tes mempunyai daya beda cukup baik, 16 butir soal

instrumen tes mempunyai daya beda baik, dan 8 butir soal instrumen tes

mempunyai daya beda sangat baik.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah

1. Uji Efektivitas

Uji efektivitas dilakukan untuk mengukur peningkatan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik melalui tes hasil belajar pada ranah kognitif

dengan tema 5 Pahlawanku subtema Perjuangan para Pahlawan

pembelajaran 1 dan 5 . Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan. Nilai masing-masing pre-test dan posttest dapat

ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

Page 93: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

73

Nilai individu = 100Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n–gain.

Hake (dalam Sundayana, 2015: 149) mengungkapkan bahwa untuk

mengetahui efektivitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual,

maka dilakukan dengan analisis nilai rata-rata gain yang ternormalisasi.

Rumus n–Gain menurut Meltzar (dalam Sundayana, 2015: 151) adalah

sebagai berikut.n- Gain = ( ) ( )Tabel 3.6 Kategori n-Gain Ternormalisasi

Nilai GainTernormalisasi

Interprestasi

-100 ≤ g < 0,00 Terjadi penurunang = 0,00 Tetap0,00 < g < 0,30 Rendah0,30 ≤ g < 0,70 Sedang0,70 ≤ g ≤1,00 Tinggi

Sumber: Sundayana (2015: 151)

2. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013: 96) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berikut ini adalah uji

hipotesis dalam penelitian pengembangan ini.

Hipotesis 1

Ha :Terwujudnya buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan

model pembelajaran inkuiri yang layak bagi peserta didik.

Ho :Tidak terwujudnya buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal

dengan model pembelajaran inkuiri yang layak bagi peserta didik

Page 94: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

74

Pengujian hipotesis ini berdasarkan pada validasi produk buku ajar oleh

ahli.

Hipotesis 2

Ha :Menghasilkan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan

model pembelajaran inkuiri yang efektif bagi peserta didik.

Ho :Tidak menghasilkan buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal

dengan model pembelajaran inkuiri yang efektif bagi peserta didik.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan N-Gain

ternormalisasi

Page 95: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku ajar suplemen

berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri pada Tema

Pahlawanku Subtema Perjuangan Para Pahlawan Pembelajaran 1 dan 5

dapat disimpulkan bahwa:

1) Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah

buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan model

pembelajaran inkuiri, menggunakan model R&D dari Borg and Gall

sesuai dengan analisis kebutuhan dan tahapan penelitian

pengembangan. Adapun pengembangan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri disesuaikan dengan

model pembelajaran inkuiri meliputi (1) orientasi masalah, (2)

hipotesis, (3) pengumpulan data, (4) menguji hipotesis, (5)

menyimpulkan. Produk buku ajar yang dihasilkan sudah melalui

tahapan validasi ahli materi dan ahli media dilakukan sebanyak dua

kali pada setiap ahli. Adapun yang diusulkan oleh ahli materi dan ahli

media sebagai berikut

(a) Membuat tujuan pembelajaran dengan kalimat yang mudah

dimengerti dan dipahami peserta didik

(b) Menyusun kegiatan disesuaikan dengan tahapan inkuiri

Page 96: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

103

(c) Mencantumkan sumber pada gambar

(d) Gambar pada halaman judul diganti dengan pahlawan Lampung

(e) Mengganti gambar dan warna yang lebih terang

2) Buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan model

pembelajaran inkuiri efektif digunakan dalam proses pembelajaran

pada siswa kelas IV A SDN 2 Pasuruan Kecamatan Penenganahan

Kabupaten Lampung Selatan untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan N-Gain

sebesar 0,52 (kategori sedang).

B. Implikasi

Implikasi penelitian dan pengembangan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran yang menggunakan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri dapat membuat

peserta didik belajar secara aktif dan meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Hal ini dikarenakan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri disajikan dengan

tampilan yang menarik dan kontekstual, serta menyajikan

pembelajaran dengan kegiatan yang bervariasi. Buku ajar suplemen

berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri lebih baik

jika mengandung lebih banyak soal-soal berbasis kearifan lokal yang

dapat dikembangkan dengan creative dan critical thinking peserta

didik termotivasi belajar dengan dukungan materi yang relevan

dengan kehifdupan riil mereka sehari-hari.

Page 97: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

104

2) Hasil penelitian dan pengembangan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri efektif dijadikan

penunjang buku pelajaran dalam pengenalan budaya lokal,

peninggalan sejarah budaya Lampung, dan perjuangan para pahlawan

Lampung. Adanya pengembangan buku ajar suplemen berbasis

kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

aktivitas belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik khusunya pada pembelajaran IPS pada pembelajaran

tematik. Selain itu, buku ajar ini dapat dijadikan alternatif pengenalan

budaya lokal yang sudah mulai menghilang/memudar dari masyarakat.

Bahan ajar ini lebih bermakna apabila peserta didik memiliki

pengetahuan awal tentang topik sehingga dalam pembelajarn di kelas

lebih mudah dan cepat memahami.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang diuraikan di atas, saran yang

disampaikan adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik

Diharapkan peserta didik dapat selalu aktif mengajukan berbagai

pertanyaan kepada guru sebagai usaha dalam proses pencarian

informasi dalam meningkatkan hasil belajar dan juga meningkatkan

kemampuan baik dalam ranah afektif, kognitif, dan psikomotor

sehingga hasil belajar peserta didik meningkat untuk tercapainya

KKM dan tujuan pembelajaran.

Page 98: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

105

2) Pendidik

Guru diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran, selalu

mengarahkan, memotivasi, membimbing peserta didik, dan selama

proses pembelajaran hendaknya dua arah agar peserta didik lebih

tertarik mengikuti kegiatan belajar dan hasil belajar peserta didik

meningkat. Guru diharapkan mengimplementasikan teori tersebut

dalam bentuk demonstrasi simulasi budaya lokal seperti tarian-tarian

dan menyajikannya dengan bentuk lainnya.

3) Kepala sekolah

Buku ajar suplemen berbasis kearifan lokal dengan model

pembelajaran inkuiri dapat menambah informasi tentang

alat bantu/media/sumber belajar berupa bahan ajar dan menjadi

alternatif bahan ajar yang menarik, mudah, dan efektif dalam proses

pembelajaran kelas IV SD.

4) Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan buku ajar

suplemen berbasis kearifan lokal dengan model pembelajaran inkuiri

tidak hanya dilihat dari aspek kognitif namun pada aspek afektif dan

psikomotor

Page 99: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

DAFTAR PUSTAKA

Agung S, Leo. 2015. The Development of Local Wisdom-Based Social ScienceLearning Model with Bengawan Solo as the Learning Source. AmericanInternational Journal of Social Science. 2325-4165. Vol. 4, No. 4. 10 Agustus2013. www.aijssnet.com

Amri, Sofan, & AIif Khoiri Ahmad. 2010. Konstruks iPengembanganPembelajaran (Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan PraktikKurikulum). Prenada Media Group. Jakarta.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum2013. Prestasi Pustakarya. Jakarta.

Anderson, L., & Kratwhol, D.A. 2001. Taxonomy for Learning, Teaching andAssesing: A Revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives.Longman. New York.

Anita, Sri. W. 2001. Metode Belajar Mengajar. Alfabeta. Bandung.

Anggoro, M. Toha. 2007. Metode Penelitian (cekatak ke 4). UnoiversitasTerbuka. Jakarta

Arif, Muhammad. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial. Dirjen Pendais Kemenag RI.Jakarta.

Arnyana, Putu. 2007. Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar. Ganesha. Singaraja.

Ashshiddiqi, Hasbi. 1971. Alqur’an dan Terjemahnya. Depag RI. Jakarta.

Asmawati, Eka Yulia Sari. 2015. Lembar Kerja Siswa (LKS) MenggunakanModel Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan BerpikirKritis dan Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3,No. 1, Hlm 1-16.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. GaungPersada Press. Jakarta.

Bartoven, Vivit Nurdin. Reevany, Bustami. 2015. Food Culture, Food Securityand the Harmonization of Interethnic Groups: A Case Study of KartaVillage in the Transmigration Area of Lampung Province, Indonesia.

Page 100: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

107

International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding(IJMMU). Pages: 18-24 Volume 2, Issue 1 February 2015http://ijmmu.com [email protected]

Bauto, Laode Monto. 2013. Socio- Cultural Values as Community Local WisdomKatoba Muna in The Developmwnt of Learning Materials ocial Studiesand History. International Journal of History Education. Vol. 14. No.2

Borg & Gall. 1983. Educational Research: An Introduction (4 th ed). LongmanInc: New York & London.

Bruner, J. 1960. The Process of Education. Harvard University Press. Cambridge,Mass

Callaghan, Margy. 2008. Connecting Local Issues to Scientific Inquiry; OysterResearch and Its Impact on a Teacher. Panhandle Area EducationalConsortium. Florida.

Chaiphar, W., Promsaka, Th., Naipinit, A. 2013. Local Wisdom in TheEnvironmental Management of a Community Analysis of LocalKnowledge in Tha Pong Village, Thailand. Journal of SustainableDevelopment . Vol.6 No 8. (16-24)

Dahliani, Soemarno, dan Setijanti. 2015. Local Wisdom in Built Environment inGlobalization Era. International Journal of Education and Resesarch.Vol. 3 No. 6 (157-166).

Darsono. 2008. Pengembangan Model Inkuiri Sosial Dalam Pembelajaran IlmuPengetahuan Sosial di Sekolah Dasar (Studi Pengembangan Pendidikanuntuk Meningkatkan Pemahaman Materi IPS dan Keterampilan BerpikirKritis Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kota Metro): Sebuah Disertasi.Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Bandung.

Deni, S. Dkk. 2009.Komputerdan Media Pembelajaran.Depdiknas.JakartaBudiningsih, C.Asri. 2004. Belajar dan pembelajaran. PT. Rineka Cipta.Jakarta

Depag RI. 2006. Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 14 Tahun 2005Tentang Guru danDosen Serta Undang-undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas.Depag RI. Jakarta.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. PT. Grasindo. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV. Pustaka Setia. Bandung

Page 101: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

108

Hergenhahn, B.R. Olson, M.H. 2010.Theories of Learning. Kencana PrenadaMedia Group. Jakarta.

Joyce, Bruce, Weil, Marsha. 2011.Models of Teaching. PustakaPelajar.Yogyakarta.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud nomor 28A tahun 2013 TentangImplementasi Kurikulum Tahun 2013. Kemdikbud. Jakarta.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama.Bandung.

____________ . 2011. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung

Kurniawati, Ayu A. Wahyuni, Sri. Putra, Pramudya D. A. 2017. Utilizing ofComic and Jember’s Local Wisdom as Integrated Science LearningMaterials.International Journal of Social Science and Humanity. doi:10.18178 / ijssh.2017.7.1.793

Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran di SD. Depdiknas. Jakarta.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Rosdakarya. Bandung.

__________ . 2014. Penelitian Autentik Proses dan Hasil Belajar. RemajaRosdakarya. Bandung.

Martawijaya, Muhammad A,et al. 2015. Development of Physics Learning Modelto Improve Scientific Characters of Junior High School Student. Journalof EST. Vol. 1 No. 1 (53-65)

Masitoh, Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Dirjen Pendis Depag RI.Jakarta

Mikarsa, Hera Lestari. 2008.Pendidikan Anak di SD .Depdiknas. Jakarta

Miswanto.2012. Pengembangan Komik Pendidikan Ekonomi Sebgai SumberBelajar Siswa SMA/MA Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2013: Sebuah Tesis.Universitas Lampung. Bandar lampung.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT.Remaja Rosda Karya.Bandung.

Nasution, Noehi. 2009. Evaluasi Pengajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Nurdin, Bartoven V, et al. 2015. Food Culture, Food Security and TheTransmigration Area of Lampung Province, Indonesia. International

Page 102: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

109

Journal of Multicultural and Multireligious Understanding. Vol. 2 No 1(18-24)

Omochatoys. Tuesday, 13 April 2010. www.omochatoys.com. di unggah 05 April2012 08:12

Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan bidang Pendidikan. UniversitasLampung.Bandar Lampung

______. 2010. Dasar-dasar IPS.FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

______.2011. Penilaian Berbasis Kelas (Classroom Based Assesment). FKIPUniversitas Lampung. Bandar Lampung.

Primadasa Juniarta, Hagi, Edi Susilo, dan Mimit Primyastanto. 2013. KajianProfil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan SumberKabupaten Probolinggo Jawa Timur. Jurnal ECSOFiM. Vol. 1 No. 1,2013 h. 11 -25

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Penduan LengkapAplikasi. Diva Press. Yogyakarta.

Purwanto, Tri. 2015. Developing Students Interest in Mathematics LearningThrough Collaborative Problem Based Leaning Model. Proceeding ofInternational Conference On Research, Implementation and Education ofMathematics and Sciences

Ridwan, N.A. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam danBudaya. Vol 5, No 1. (27-38)

Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Dirjen Pendais Kemenag RI. Jakarta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Rusilowati, dkk. 2015. Natural Disaster vision Learning SETS integrated inSubject of Physics- Based Local Wisdom. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia. Vol. 1, No 11 (42-48).

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning ituPerlu. Ghalia Indonesia. Bogor

Sagala, Syaiful. 2003. Metode Belajar Mengajar. Alfabeta.Bandung.

____________. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Page 103: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

110

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.

____________. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. KencanaPrenada Media Grup. Jakarta

____________. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik PengembanganKTSP. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

____________. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.

____________. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Prenada Media Grup.Jakarta

Semiawan, Conny R. 2007. Catatan Kecil tentang Penelitian dan PengembanganIlmu Pengetahuan. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Kencana. Jakarta

Smaldino, Sharon E, Lowther, Deborah L, Russel, James D. 2011. IntructionalTecnologi& Media For Learning. Kencana. Jakarta

Spencer & Welker. 2012. Creating a Love of Science for Elementary Studentthrough Inquiry Based Learning. Journal of Virginia Science Education.Vol. 4 (2-8)

Sudjarwo.Basrowi.2012. Mengenal Model Pembelajaran. Jenggala PustakaUtama. Surabaya.

Sudarmin. 2015. Scientific Knowledge Based Culture and Local Wisdom inKarimunjawa for Groing Soft Skills Conservation. International Journalof Science and Research. Vol. 4 No. 9

Sudjana, Nana. 2010. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosdakarya.Bandung

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (cetakan ke-14). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suprayekti. 2009. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Depdiknas. Jakarta

Page 104: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

111

Supiyarno, Sri. Mulyati, Sri. 2012. Kearifan Lokal di Balik Peribahasa JawaMasyarakat di Kota Surakarta (Studi Kasus Etnolinguistik). tersediadalam: http://eprints.uns.ac.id/13171/ diakses, 1 April 2015.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. PenerbitPustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.Jakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.Kencana. Jakarta.

____________. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group. Jakarta.

Sutopo, Hadi. 2008. Pengembangan model Pembelajaran pembuatan aplikasimultimedia game Puzzel pada matakuliah Multimedia: sebuah ProposalDisertasi.Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.

Suwarni, Erna. 2015. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Lokal MateriKeanekaragaman Laba- Laba di Kota Metro Sebagai Sumber BelajarAlternatif Biologi untuk Siswa SMA Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi.Vol.6 (2). Hlm 86-92.

Tilaar, H.A.R. 2012.Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship.Kompas.Jakarta

Tim Bina Mitra Pemberdayaan Madrasah. 2005. Panduan Evaluasi Belajar.Depag RI. Jakarta.

Tola, Burhanuddin, Fahmi. 2005. Standar Penilaian Kelas. Depag RI. Jakarta

Trianto, 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. PrenadaMedia Group. Jakarta.

Trowbridge, L.W. 1990. Becoming a Secondary School Science Teacher. MerillPublishing Company. Melbourne.

Usman, M. Uzer. 1993. Optimalisasi Proses Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya. Bandung.

Wardani, I.G.A.K. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiyah. (cetakan ke-5).Depdiknas. Jakarta.

Page 105: PENGEMBANGAN BUKU AJAR SUPLEMEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55481/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · yang selalu mendoakan kebaikan dan kesuksesanku, mendidik dan membesarkanku

112

_______________. 2016. Filsafat Pendidikan Dasar. (cetakan ke-3). Depdiknas.Jakarta

Winataputra. U.S. 2008. Materi dan pembelajaran IPS SD (cetakan ke-11).Universitas Terbuka. Jakarta

.2008. Teori Belajar dan Pembelajaran . Depdiknas. Jakarta

Yani, Ahmad. 2009. Pembelajaran IPS. Dirjen Pendais Kemenag RI. Jakarta

Yusran, Yusfan A. 2015. Ex-Situ Conservation on Nusantara Architecture:Implementation and Challenge (An Overview towards TMII and StubingFreilichtmuseum). International Journal of Education andResearch. Vol.3 No. 6.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan PenelitianGabungan. Prenada Media Grup. Jakarta.

Zubaedi.2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalamLembaga Pendidikan. Kencana Prenanda Media Group. Jakarta