12
PENGEMBANGAN BIBIT ULAT SUTERA & BIBIT MURBEI SERTA PENYEDIAAN LAHAN TANAMAN MURBEI OLEH PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH * Oleh : Haris Setiana** I. Pendahuluan Strategi pengembangan persuteraan alam di Indonesia yang digariskan pemerintah, turut melibatkan berbagai unsur kelembagaan pemerintah yang meliputi sektor Kehutanan, Koperasi, Perindustrian dan Pemerintahan Daerah. Di samping itu disertakan pula sektor BUMN, BUMS, Badan Usaha Koperasi serta badan-badan usaha perseorangan. Perum Perhutani sebagai BUMN sektor Kehutanan juga ikut berperan aktif dalam pengembangan usaha persuteraan alam di Indonesia. Kegiatan yang sejak lama dilaksanakan adalah menyediakan bibit/telur ulat sutera untuk petani pemelihara ulat sutera dan melakukan pembinaan masyarakat desa hutan untuk memelihara ulat sutera sampai menghasilkan kokon yang selanjutnya dipintal di pabrik pemintalan milik Perum Perhutani. Adapun benang sutera (rawsilk) yang dihasilkan Perum Perhutani, dijual langsung kepada para perajin pertenunan kain yang pembinaannya dilakukan oleh sektor perindustrian. 1 dari 12

Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGEMBANGAN BIBIT ULAT SUTERA & BIBIT MURBEI SERTA PENYEDIAAN LAHAN TANAMAN MURBEI OLEH PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH * Oleh : Haris Setiana** Pendahuluan Strategi pengembangan persuteraan alam di Indonesia yang digariskan pemerintah, turut melibatkan berbagai unsur kelembagaan pemerintah yang meliputi sektor Kehutanan, Koperasi, Perindustrian dan Pemerintahan Daerah. Di samping itu disertakan pula sektor BUMN, BUMS, Badan Usaha Koperasi serta badan-badan usaha perseorangan. Perum Perhutan

Citation preview

Page 1: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

PENGEMBANGAN BIBIT ULAT SUTERA & BIBIT MURBEI SERTA

PENYEDIAAN LAHAN TANAMAN MURBEI

OLEH PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH *

Oleh : Haris Setiana**

I. Pendahuluan

Strategi pengembangan persuteraan alam di Indonesia yang

digariskan pemerintah, turut melibatkan berbagai unsur

kelembagaan pemerintah yang meliputi sektor Kehutanan,

Koperasi, Perindustrian dan Pemerintahan Daerah. Di samping

itu disertakan pula sektor BUMN, BUMS, Badan Usaha Koperasi

serta badan-badan usaha perseorangan.

Perum Perhutani sebagai BUMN sektor Kehutanan juga ikut

berperan aktif dalam pengembangan usaha persuteraan alam di

Indonesia. Kegiatan yang sejak lama dilaksanakan adalah

menyediakan bibit/telur ulat sutera untuk petani pemelihara ulat

sutera dan melakukan pembinaan masyarakat desa hutan untuk

memelihara ulat sutera sampai menghasilkan kokon yang

selanjutnya dipintal di pabrik pemintalan milik Perum Perhutani.

Adapun benang sutera (rawsilk) yang dihasilkan Perum

Perhutani, dijual langsung kepada para perajin pertenunan kain

yang pembinaannya dilakukan oleh sektor perindustrian.

Pada awal sekitar tahun 1960, bibit ulat sutera yang digunakan

adalah jenis lokal (polyvoltine). Untuk meningkatkan produksi

dan mutu kokon

1 dari 10

Page 2: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

* Makalah disampaikan pada Kegiatan Sosialisasi Pengembangan

Sutera Alam,

Semarang 3 Desember 2005

** Asper Produksi Pusat Pembibitan Ulat Sutera KPH Kedu Utara

agar penghasilan para petani bisa meningkat, penggunaan bibit

lokal diganti dengan jenis bivoltine yang pada waktu itu masih

harus diimpor dari Jepang.

Pada tahun 1975, Perum Perhutani mendirikan PPUS Candiroto

KPH Kedu Utara yang merupakan pusat pembibitan dan produksi

telur ulat sutera dengan tujuan memasok kebutuhan telur ulat

sutera bagi daerah-daerah pengembangan persuteraan alam di

Indonesia, khususnya di lingkungan Perum Perhutani. Secara

operasional, pelaksanaan produksi telur dilakukan bertahap,

mulai dengan produksi telur F2 dari F1 impor dan pada akhirnya

sejak tahun 1982 impor telur dari Jepang dapat dihentikan

karena kebutuhan telur F1 sudah mampu dicukupi dari PPUS

Candiroto.

Agar usaha persuteraan alam bisa berkembang, perlu dilakukan

penelitian-penelitian pada bidang persuteraan alam ini baik pada

bibit telur ulat sutera, tanaman murbei maupun pada benang

sutera serta aspek lain yang berkaitan denga pengembangan

usaha persuteraan alam. Berikut gambaran upaya

pengembangan yang dilakukan Perum Perhutani Unit I Jawa

Tengah dalam bidang persuteraan alam.

II. Pengembangan Bibit Ulat Sutera

Pengembangan telur ulat sutera di Perum Perhutani dilakukan di

Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) Candiroto KPH Kedu Utara

2 dari 10

Page 3: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

dan di KPSA (Kesatuan Pengusahaan Sutera Alam) Soppeng

Sulawesi Selatan.

Dua lokasi pembibitan ulat sutera yang berada di bawah

koordinasi Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ini melaksanakan

kegiatan produksi telur ulat sutera yang diarahkan untuk

mencukupi kebutuhan bibit telur ulat sutera baik untuk Perum

Perhutani sendiri maupun para petani pemelihara ulat sutera

sekaligus sebagai partisipasi aktif Perum perhutani dalam

pengembangan usaha persuteraan alam di Indonesia.

Target mutu bibit telur ulat sutera yang harus dicapai adalah

telur F1 yang bebas penyakit pebrine, ulatnya mudah dipelihara

serta mampu menghasilkan kokon dan benang sutera yang

cukup tinggi.

Untuk menghasilkan bibit telur ulat sutera yang berkualitas

unggul, PPUS Candiroto dan KPSA Soppeng melakukan

penelitian-penelitian untuk mencari jenis-jenis baru yang

mutunya lebih baik dari bibit telur ulat sutera yang sudah

beredar. Upaya ini penting dilakukan karena bibit telur ulat yang

bermutu baik merupakan langkah awal yang menentukan

keberhasilan produksi kokon.

Dalam rangka pengembangan bibit telur ulat sutera ini, Perum

Perhutani telah memperoleh alih teknologi pembibitan dari para

expert Jepang, Korea selatan, India, Uzbeckistan dan Rumania.

Selain itu, di kedua sentra pembibitan milik Perum Perhutani ini,

telah dilengkapi dengan sarana produksi yang sesuai dengan

standar persyaratan teknis pembibitan berupa ruangan

3 dari 10

Page 4: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

pemeliharaan ulat sutera, peneluran, treatment telur ulat

sutera, laboratorium pemeriksaan penyakit, lemari pendingin

(dry cold storage), dan kebun murbei.

Dalam hal pemekaran kapasitas produksi telur ulat sutera,

sampai saat ini masih harus menyesuaikan dengan kebutuhan

riil sesuai dengan perkembangan persuteraan di masing-masing

daerah. Menurut rencana jangka panjang, produksi telur dari

PPUS Candiroto dipersiapkan untuk memasok sentra persuteraan

di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sedangkan produksi

telur dari KPSA Soppeng direncanakan untuk memasok daerah

Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Tabel 1. Produksi dan Distribusi Telur Ulat Sutera Tahun 2000 - 2004

TahunPPUS Candiroto KPSA Soppeng Jumah Unit I

Produksi(Box)

Distribusi(Box)

Produksi(Box)

Distribusi

(Box)

Produksi(Box)

Distribusi

(Box)2000 10.354 9.481 13.421 12.420 23.775 21.901

2001 11.801 11.798 18.324 14.596 30.125 26.394

2002 3.709 5.878 10.625 12.364 14.334 18.242

2003 6.018 3.180 18.797 16.772 24.815 19.952

2004 4.014 1.704 10.296 12.607 14.310 14.311

Untuk wilayah Jawa Tengah, pasokan telur ulat sutera F1 pernah

meliputi semua wilayah kabupaten. Pada tahun 1999 – 2001,

semua kabupaten di Jawa Tengah pernah menerima pasokan

telur ulat sutera F1 yang berasal dari PPUS Candiroto. Tetapi

sejak masuknya benang sutera dari Cina yang mempengaruhi

keberadaan pemintal benang yang menampung kokon dari para

pemelihara ulat sutera, jumlah Kabupaten pemelihara ulat sutera

menjadi semakin sedikit. Pada tahun 2004 – September 2005,

tercatat hanya 13 kabupaten di Jawa Tengah yang masih

melakukan pemesanan telur ulat sutera F1 ke PPUS Candiroto

ataupun ke KPSA Soppeng Sulawesi Selatan.

4 dari 10

Page 5: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

Tabel 2. Kabupaten di Jawa Tengah tempat Pemelihara Ulat Sutera

tahun 2004 – 2005

No Nama Kabupaten Keterangan

1. Temanggung

2. Magelang

3. Wonosobo

4. Banyumas

5. Surakarta

6. Batang

7. Semarang

8. Boyolali

9. Pati

10. Purwodadi

11. Jepara

12. Banjarnegara

13. Purworejo

Sumber : Data Distribusi Telur PPUS Candiroto

Walaupun demikian, Perum Perhutani tetap berupaya untuk

mengembangkan bibit telur ulat sutera F1 ini. Bahkan, dalam

melakukan pengembangan bibit telur ulat sutera, Perum

Perhutani selalu melakukan kerjasama dengan petani pemelihara

ulat sutera. Setelah dilakukan percobaan pada skala terbatas di

lingkungan Perum Perhutani. Bibit telur ulat sutera F1 juga

diujicobakan di tingkat petani pemelihara ulat sutera. Jika kriteria

hasil bibit telur ulat sutera tersebut bisa melebihi bibit niagawi

yang lama, maka bibit telur ulat sutera yang baru bisa

disosialisasikan untuk menggantikan bibit telur ulat sutera

niagawi yang lama.

Dalam hal pengembangan bibit telur ulat sutera, Perum

Perhutani juga selalu membantu para peneliti, baik dari Litbang

Kehutanan, lembaga penelitian maupun perguruan tinggi dimana

hasilnya diupayakan bisa dipergunakan untuk pengembangan

usaha persuteraan alam.

III. Pengembangan Bibit Tanaman Murbei

5 dari 10

Page 6: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

Kebun murbei merupakan modal awal dalam usaha persuteraan

alam karena merupakan satu-satunya pakan untuk ulat sutera

yang akan dipelihara. Sebagai penunjang utama dalam usaha

persuteraan alam, kebun murbei harus dipersiapkan dengan

baik, mulai dari persiapan lahan maupun jenis murbei yang

ditanam agar menghasilkan daun murbei yang berkualitas dan

mempunyai produktivitas yang tinggi.

Perum Perhutani memiliki jenis-jenis murbei unggulan yang

berasal dari berbagai negara maupun jenis lokal. Jenis yang pada

saat ini paling banyak ditanam adalah jenis Morus cathayana,

Morus multicaulis dan Morus sp. Var. Canva.

Tabel . Jenis-Jenis Murbei di Perum Perhutani

No Jenis Murbei Asal Keterangan

1. Morus alba Lokal

2. Morus multicaulis Jepang

3. Morus nigra Lokal

4. Morus cathayana Jepang

5. Morus sima Jepang

6. Morus sp. Var. canva India

7. Morus sp. Var. SHA2 x Lun 109 Cina

8. Morus alba L. (Calafat) Rumania Koleksi

9. Morus alba L. (HS 75) Rumania Koleksi

10. Morus alba L. (Eforia) Rumania Koleksi

11. Morus alba L. (HB 71) Rumania Koleksi

12. Morus alba L. (Cina 2) Rumania Koleksi

Sumber : PPUS Candiroto

Untuk mendapatkan daun murbei yang berkualitas baik dan

produktivitas yang tinggi, jenis-jenis murbei yang unggul

memerlukan perawatan dan pengelolaan kebun yag intensif

6 dari 10

Page 7: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

mulai dari pencangkulan, pemangkasan, dan pemupukan

maupun pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman.

Selain itu, seperti halnya dalam pengembangan bibit telur ulat

sutera, untuk menghasilkan tanaman murbei unggulan yang

berkualitas baik dan mempunyai produktivitas yang tinggi,

Perum Perhutani juga selalu melakukan upaya pengembangan

dalam bidang tanaman murbei, dengan melakukan pengamatan

maupun peneltian.

Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah bekerja sama dengan Pusat

Penelitian dan Pemuliaan Benih Tanaman Hutan (P3BTH)

Purwobinagun Yogyakarta, sampai saat ini masih melakukan

percobaan penanaman berbagai jenis dan varietas murbei yang

dihasilkan oleh P3BTH di lokasi PPUS Candiroto KPH Kedu Utara

dan PSA Regaloh KPH Pati.

Dalam penelitian ini dilakukan penanaman berbagai jenis dan

varietas tanaman murbei untuk melihat kecocokan tumbuh,

kandungan nutrisi dan lain-lain yang berguuna untuk

pegembangan usaha persuteraan alam.

Selain itu, Perum Perhutani membantu para peneliti dan

mahasiswa yang melakukan penelitian di bidang tanaman

murbei dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk

kepentingan penelitian yang dilakukan. Petugas Perum Perhutani

selalu ikut berperan aktif ketika penelitian dilaksanakan.

Untuk pegembangan tanaman murbei di Indonesia, Perum

Perhutani juga turut membantu dalam penyediaan stek tanaman

murbei. Penyebaran tanaman murbei yang berasal dari Perum

Perhutani meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia mulai dari

7 dari 10

Page 8: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan

Sulawesi.

Di wilayah Jawa Tengah, seluruh Kabupaten merupakan wilayah

penyebaran stek murbei yang berasal dari Perum Perhutani Unit

I.

Sampai saat ini, jumlah seluruh kebun murbei di Perum

Perhutani Unit I Jawa Tengah yang berada di PPUS Candiroto KPH

Kedu Utara, PSA Regaloh KPH Pati dan KPSA Soppeng Sulawesi

Selatan adalah seluas 448,9 hektar. Seluas 196,3 hektar untuk

kepentingan produksi telur ulat sutera F1 dan sisanya seluas

252,6 hektar yang berada di PSA Regaloh dipergunakan untuk

produksi kokon yang diperlukan untuk bahan baku pemintalan

benang sutera.

Di PSA Regaloh, pemeliharaan ulat sutera dilakukan oleh para

petani di sekitar hutan dengan fasilitas yang disediakan oleh

Perum Perhutani berupa kebun murbei, ruang dan alat-alat

pemeliharaan ulat sutera. Kokon yang dihasilkan oleh para

petani dikembalikan kepada Perum Perhutani dengan

memperoleh upah penerimaan sesuai ketentuan yang berlaku.

Untuk memperbaiki kondisi tanaman murbei, di lokasi kebun

murbei Perum Perhutani dilakukan rehabilitasi dengan tanaman

baru. Di PSA Regaloh, rehabilitasi dengan tanaman baru telah

dilakukan secara bertahap, dimulai sejak tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 seluas 252,6 hektar.

Tabel . Kapasitas Produksi PSA Perhutani Keadaan 2005

No Uraian Sat PPUS

Candirot

o

PSA

Regalo

h

KPSA

Soppen

g

Jumla

h

Ket.

1. Luas Kebun

Murbei

Ha 91,3 252,6 105 448,9

8 dari 10

Page 9: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

Soppeng

ditamba

h KSO

2. Luas intensif Ha 28,5 252,6 22,6 303,7

3. Produksi Daun Ton/

th

228 3.789 226 4.300

4. Pemeliharaan ulat Box/

th

162 2.706 161 3.070

5. Produksi Telur F1 Box/

th

12.960 - 16.500 29.46

0

6. Produksi Kokon

pintal

Kg/th - 67.650 - 67.65

0

Dengan kondisi tanaman murbei saat ini, kapasitas produksi

daun murbei di PSA Regaloh diperhitungkan sebanyak 3.789

ton/tahun (ratio 15 ton/ha/tahun; dapat menghasilkan kokon

sebanyak 67,6 ton/tahun (ratio = 25 kg/box); menghasilkan

benang sutera (rawsilk) sebanyak 7,4 ton/tahun (rendemen

11%).

Satu hal yang tidak kalah pentingnya dengan pengembangan

bibit telur ulat sutera dan bibit tanaman murbei, pembinaan

teknis atau pendampingan merupakan hal penting yang juga

dapat menentukan keberhasilan usaha persuteraan alam.

Pembinaan teknis ini penting dilakukan agar para petani berhasil

memperoleh panen kokon dengan mutu yang bagus sehingga

dapat menghasilkan benang yang berkualitas dan rendemen

yang tinggi.

Pembinaan teknis budidaya tanaman murbei, pemeliharaan ulat

sutera dan pemintalan benang sutera dapat dilaksanakan

langsung di lapangan atau juga dilakukan dalam bentuk

pelatihan teknis atau magang.

Perum Perhutani bersama-sama dengan petugas penyuluh dari

Dinas kehutanan atau Dinas PKT melakukan pembinaan teknis

9 dari 10

Page 10: Pengembangan Bibit Ulat Sutera & Bibit Murbei oleh Perum Perhutani unit I Jawa Tengah

serta mencari jalan keluar atas permasalahan yang dihadapi oleh

para petani.

IV. Kesimpulan

1. Perum Perhutani sebagai BUMN sektor Kehutanan ikut

berperan aktif dalam pengembangan usaha persuteraan alam

di Indonesia.

2. Dalam rangka menunjang pengembangan usaha persuteraan

alam di Indonesia, Perum Perhutani selalu mengembangkan

bibit telur ulat sutera maupun bibit murbei.

3. Selain upaya pengembangan bibit telur ulat sutera dan

pengembangan bibit tanaman murbei, pembinaan

teknis/pendampingan merupakan penentu keberhasilan

produksi kokon yang dihasilkan.

Semarang, 3 Desember 2005

10 dari 10