Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR BERBASIS LOKAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV
SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN BATANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Ilmania Rizky
1401416072
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
i
PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR BERBASIS LOKAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV
SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN BATANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Ilmania Rizky
1401416072
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
1. ―Semakin banyak kamu membaca, semakin banyak hal pula yang
kamu ketahui. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak
tempat yang akan kamu kunjungi.‖ (Dr.Seuss)
2. ―Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang
penulis.‖ (Stephen King)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua ( Sabari dan Yaemah)
2. Almamater Universitas Negeri Semarang
vii
ABSTRAK
Rizky, Ilmania. 2020. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN
Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang. Sarjana Pendidikan. Fakultas Ilmu
Pendidikan.Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs.Umar
Samadhy,M.Pd 221 halaman.
Berdasarkan data hasil prapenelitian di kelas IV SDN Denasri Wetan 01
diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran menggunakan buku tematik
guru dan siswa dengan topik yang terkandung masih jauh dari kehidupan dan
lingkungan siswa. Hal ini terjadi karena buku tematik diproduksi secara
nasional, sementara Indonesia merupakan negara yang mempunyai kultur
beragam, sehingga siswa tidak mempelajari contoh nyata yang dekat dengan
siswa sebagai pengetahuaan awal atau pondasi terhadap materi yang dipelajari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berbasis lokal
Kecamatan Batang yang di dalamnya memuat bacaan tentang keragaman
Kecamatan Batang dan sekitarnya, serta menguji kelayakan dan keefektifan
bahan ajar tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D).
Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE
yang meliputi lima tahapan yaitu(Analyze, Desain, Development,
Implementation, and Evaluation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bahan ajar membaca
berbasis lokal untuk Kelas IV SDN Denasri Wetan 03, Kecamatan Batang yang
telah dikembangkan dinyatakan sangat layak digunakan oleh ahli bahasa dan
layak oleh ahli materi dan ahli media dengan persentase komponen kelayakan
isi 78%,komponen kegrafikan 78,5% dan komponen bahasa 82%; (2) bahan
ajar membaca berbasis lokal Kecamatan Batang efektif digunakan dengan
perhitungan uji peningkatan rata-rata (gain), diketahui bahwa peningkatan rata-
rata (gain) data tes awal dan tes akhir sebesar 0,615 dan tergolong dalam
kriteria sedang
Simpulan penelitian ini adalah bahan ajar membaca berbasis lokal yang
dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Saran dalam penelitian ini yaitu: (1) bahan ajar membaca berbasis lokal
Kecamatan Batang dapat menjadi referensi alternatif pilihan untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN
Kecamatan Batang dan sekitarnya; (2) guru sebaiknya dapat mengembangkan
bahan ajar yang lebih variatif dalam bentuk lain untuk kemampuan membaca
pemahaman siswa sehingga pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dan
berkualitas.
Kata Kunci : Bahan Ajar, Berbasis Lokal, Membaca Pemahaman.
viii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan
Batang‖. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan
bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang;
2. Dr.Edy Purwanto,M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang;
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar;
4. Drs. Umar Samadhy, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing;
5. Drs. Sukarir Nuryanto, M.Pd., sebagai Penguji 1;
6. Drs. Sukardi, S.Pd., M.Pd., sebagai Penguji 2;
7. Basuki Sulistio, S.Pd., M.Pd., sebagai validator media yang telah
memberikan masukan dan saran untuk perbaikan bahan ajar membaca
berbasis lokal;
8. Asep Purwo Yudi Utomo,S.Pd., M.Pd., sebagai validator materi dan
bahasa yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan bahan
ajar membaca berbasis lokal;
9. Nur Hidayah,S.Pd.,SD., sebagai Kepala Sekolah SDN Denasri Wetan 03
Kecamatan Batang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
prapenelitian.
10. Hida Susanti,S.Pd.,SD., sebagai Guru Kelas IV SDN Denasri Wetan 03
Kecamatan Batang yang senantiasa telah membantu peneliti dalam
mengumpulkan data.
11. Kedua orang tua, Sabari dan Yaemah yang telah memberikan dukungan dan
bantuan secara moriil dan materiil.
ix
Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan
skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari Allah Swt. Peneliti berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, September 2020
Peneliti,
Ilmania Rizky
NIM 1401416072
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN REFERENSI DAN SITASI.............v
MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................ 4
1.3 Pembatasan Masalah....................................................................................... 5
1.4 Rumusan masalah............................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................................6
1.6 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 6
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan........................................................ 7
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................... 9
2.1 Kajian Teori................................................................................................... 9
2.1.1 Hakikat Pengembangan.............................................................................. 9
2.1.1.1 Pengertian pengembangan....................................................................... 9
2.1.2 Bahan Ajar ................................................................................................. 9
2.1.2.1 Pengetian Bahan Ajar ............................................................................ 9
2.1.2.2 Macam – Macam Bahan Ajar................................................................. 10
2.1.2.3 Ruang Lingkup Bahan Ajar ....................................................................11
2.1.2.4 Penilaian Bahan Ajar.............................................................................. 12
2.1.3 Keterampilan Bahasa Indonesia................................................................. 13
2.1.4 Keterampilan Membaca........................................................................... 14
2.1.4.1 Pengertian Membaca ........................................................................... 14
2.1.4.2 Tujuan Membaca................................................................................... 15
2.1.4.3 Membaca Permulaan............................................................................. 16
2.1.4.4 Membaca Pemahaman.......................................................................... 16
2.1.4.5 Indikator Membaca Pemahaman.............................................................17
2.1.4.6 Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman ................................ 17
2.1.5 Bahan Ajar Berbasis Lokal........................................................................ 18
2.1.6 Hubungan Membaca Pemahaman dengan Bahan Ajar Berbasis Lokal
............................................................................................................................ 19
2.2 Kajian Empiris........................................ ................................................... 20
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 27
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 27
3.1.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 27
3.1.2 Model Pengembangan.............................................................................. 27
3.1.2.1 Tahap I Analisis (Analyze) .................................................................... 28
3.1.2.2 Tahap II Perancangan (Design) ............................................................. 28
3.1.2.3 Tahap III Pengembangan (Development) ............................................. 28
3.1.2.4 Tahap IV Implementasi (Implementation) .......................................... 29
xii
3.1.2.5 Tahap V Evaluasi (Evaluation) ........................................................... 29
3.1.3 Desain Penelitian ..................................................................................... 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 30
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................... 30
3.2.2 Waktu Penelitian...................................................................................... 30
3.3 Data, Sumber Data, dan Subjek Penelitian.................................................. 31
3.3.1 Data.......................................................................................................... 31
3.3.2 Sumber Data ............................................................................................ 31
3.3.3 Subyek Penelitian..................................................................................... 32
3.4 Variabel Penelitian....................................................................................... 33
3.4.1 Variabel bebas (variabel independen) ...................................................... 33
3.4.2 Variabel terikat (variabel dependen) ........................................................ 33
3.5 Definisi Operasional Variabel..................................................................... 33
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................................. 35
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 35
3.6.1.1 Teknik Nontes....................................................................................... 35
3.6.1.2 Teknik Tes............................................................................................. 36
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data.................................................................. 37
3.7 Uji Kelayakan, Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas...................................... 37
3.7.1 Uji Kelayakan.......................................................................................... 37
3.7.2 Uji Coba Instrumen................................................................................. 38
3.7.2.1 Uji Validitas......................................................................................... 39
3.7.2.2 Uji Reliabilitas...................................................................................... 40
3.7.2.3 Taraf Kesukaran................................................................................... 41
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 43
3.8.1 Analisis Data Awal.................................................................................. 43
3.8.1.1 Uji Normalitas...................................................................................... 43
3.8.2 Analisis Data Akhir................................................................................ 43
3.8.2.1 Uji Hipotesis (t-test)............................................................................. 43
3.8.2.2 Uji Peningkatan Rata – rata (Gain)....................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 46
xiii
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................... 46
4.1.1 Perancangan Produk Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal.................... 46
4.1.1.1. Tahap Analisis..................................................................................... 46
4.1.1.2 Tahap Desain........................................................................................ 51
4.1.2 Hasil Produk............................................................................................ 75
4.1.3 Hasil Uji Coba Produk............................................................................ 83
4.1.3.1 Tahap Implementasi............................................................................. 83
4.1.3.2 Tahap evaluasi...................................................................................... 83
4.1.4 Analisis Data......................................................................................... 89
4.1.4.1 Analisis Data Awal............................................................................... 89
4.1.4.1.1 Uji normalitas hasil pretest dan posttest............................................ 90
4.1.4.2 Analisis Data Akhir............................................................................... 90
4.1.4.2.1 Uji Hipotesis...................................................................................... 90
4.1.4.2.2 Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (Gain).............................................. 92
4.2 Pembahasan.................................................................................................. 93
4.2.1 PemaknaanTemuan Penelitian................................................................. 93
4.2.1.1 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal......................... 93
4.2.1.2 Kelayakan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal................................ 94
4.2.1.3 Keefektifan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal.............................. 97
4.3 Implikasi Penelitian................................................................................... 97
4.3.1 Implikasi Teoritis..................................................................................... 97
4.3.2 Implikasi Praktis..................................................................................... 98
4.3.3 Implikasi Pedagogis................................................................................ 98
BAB V PENUTUP........................................................................................... 99
5.1.Simpulan.................................................................................................... 99
5.2 Saran.......................................................................................................... 99
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian................................................................................ 30
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel............................................................ 33
Tabel 3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 37
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Validasi Ahli........................................................ 38
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Konstruk Soal Uji Coba............................... 39
Tabel 3.6 Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba........................................... 40
Tabel 3.7 Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba.......................................... 42
Tabel 3.8 Interpretasi Indeks Gain..................................................................... 45
Tabel 4.1 Hasil Angket Kebutuhan Guru........................................................... 47
Tabel 4.2 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa........................................... 48
Tabel 4.3 Komponen Prototipe Bahan.Ajar.Membaca.Berbasis.Lokal............. 52
Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi......................................................................... 76
Tabel 4.5 Penilaian Ahli Materi........................................................................ 78
Tabel 4.6 Penilaian Ahli Bahasa........................................................................ 81
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Ahli Media dan Ahli Materi................. 82
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru...................................... 84
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa..................................... 86
Tabel 4.10 Distribusi Siswa pada Kelompok Kecil........................................... 90
Tabel 4.11 Uji Paired t-test .............................................................................. 91
Tabel 4.12 Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain)................................................. 92
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal................................. 26
3.1 Model Pengembangan ADDIE..................................................................... 28
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Presentase Hasil Angket Tanggapan Siswa................................... 88
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Bahan Ajar Berbasis
Lokal.............................................................................................. 93
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian.......................................................... 106
Lampiran 2 Instrumen Wawancara Guru........................................................... 107
Lampiran 3 Hasil Wawancara .......................................................................... 108
Lampiran 4 Daftar Nilai Siswa........................................................................... 110
Lampiran 5 Angket Kebutuhan Siswa................................................................ 111
Lampiran 6 Hasil Angket Kebutuhan Siswa....................................................... 113
Lampiran 7 Angket Kebutuhan Guru..................................................................114
Lampiran 8 Hasil Angket Kebutuhan Guru....................................................... 116
Lampiran 9 Instrumen Penilaian Ahli Materi ................................................... 118
Lampiran 10 Hasil Penilaian Ahli Materi ......................................................... 124
Lampiran 11 Instrumen Penilaian Ahli Media .................................................. 127
Lampiran 12 Hasil Penilaian Ahli Media .......................................................... 133
Lampiran 13 Hasil Penilaian Ahli Bahasa ......................................................... 137
Lampiran 14 Instrumen Penilaian Ahli Bahasa ................................................. 140
Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kelayakan........................................ 141
Lampiran 16 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Uji Coba Produk............ 142
Lampiran 17 Analisis Validitas, Reliabilitas Dan Kesukaran Soal................... 177
Lampiran 18 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa............................................... 189
Lampiran 19 Angket Tanggapan Siswa.............................................................. 190
Lampiran 20 Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru................................................ 192
Lampiran 21 Angket Tanggapan Guru............................................................... 193
Lampiran 22 Hasil Angket Tanggapan Siswa.................................................... 195
Lampiran 23 Hasil Angket Tanggapan Guru..................................................... 196
Lampiran 24 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa......................................... 198
Lampiran 25 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru.......................................... 200
Lampiran 26 Kisi-kisi Tes Awal dan Akhir....................................................... 201
Lampiran 27 Soal Tes Awal............................................................................... 203
Lampiran 28 Soal Tes Akhir............................................................................... 205
Lampiran 29 Kunci Jawaban Tes Awal dan Akhir............................................. 208
xviii
Lampiran 30 Hasil Belajar Tes Awal.................................................................. 210
Lampiran 31 Hasil Belajar Tes Akhir................................................................. 211
Lampiran 32 Rekapitulasi Hasil Belajar Tes Awal dan Akhir........................... 212
Lampiran 33 Uji Peningkatan Rata-rata N-Gain................................................. 213
Lampiran 34 Surat Keterangan Observasi.......................................................... 214
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 215
Lampiran 37 Dokumentasi.................................................................................. 217
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Pendidikan merupakan hal penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui pendidikan yang berkualitas akan
menghasilkan sumber daya yang berkualitas pula. Dalam Permendikbud
no 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah menjelaskan bahwa proses penyelenggaraan pendidikan harus
sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Peningkatan kualitas
pendidikan memerlukan pembelajaran yang berkualitas. Kegiatan yang
bisa dilakukan salah satunya yaitu dengan mengintegrasikan kearifan
lokal dalam pembelajaran. Menurut Wijiningsih, Wahjoedi, dan Sumami
(2017) mengungkapkan bahwa dalam aktivitas pembelajaran juga harus
melibatkan unsur-unsur pendukung pembelajaran. Unsur-unsur tersebut
terdiri atas siswa, guru, sumber belajar, sarana, prasarana, dan lain–lain
yang mendukung serta saling berpengaruh untuk mencapai kualitas
pembelajaran.
Sumber belajar adalah unsur pendukung dalam pembelajaran. Sumber
belajar yang menjadi acuan pembelajaran adalah bahan ajar. Lestariningsih
(2017) menyatakan bahwa seorang guru seharusnya menyiapkan bahan
ajar yang dibutuhkan untuk pembelajaran sebelum pembelajaran
berlangsung. Bahan ajar adalah seperangkat materi atau substansi
pelajaran yang sistematis dan runtut menampilkan kompetensi dalam
pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa (Depdiknas, 2008). Menurut
Marista Dwi Rahmayantis (2016) bahan.ajar meliputi seluruh hal untuk
dipakai sebagai alat bantu siswa untuk memahami pelajaran dengan
mudah. Unsur pokok yang dipakai guru pada proses KBM berlangsung
adalah bahan.ajar. Sehingga kualitas bahan ajar mampu membuat peserta
didik terbantu guna mencapai kompetensi (Nisa dkk,:2016). Berdasarkan
2
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2013, terdapat empat komponen
dalam penilaian bahan ajar yang baik. Komponen tersebut meliputi
kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan.yang dinilai serta
ditelaah oleh BSNP atau tim yang dibentuk.
Menurut Putra (2019) bahan ajar yang baik yaitu bahan ajar yang
menyesuiakan dengan keadaan wilayah tempat dimana proses
pembelajaran berlangsung. Artinya bahan ajar harus berkaitan dengan
lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik yang menggunakan
bahan ajar tersebut. Didukung dengan Stefanus (2018), pembelajaran yang
baik yaitu proses pembelajaran dengan menyesuaikan lingkungan dan
karakteristik siswa yang diciptakan oleh guru, sehingga guru mampu
memotivasi siswa dan mengarahkannya guna mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan pembelajaran dengan menyesuaikan lingkungan dan
karakteristik siswa, maka dalam menggunakan bahan.ajar isi yang
disampaikan memperhatikan kebutuhan anak. Menurut Piaget dalam
Winataputra (2007) perkembangan kognitif anak yang berusia 11-12 tahun
menempati pada tahap operasional konkret. Artinya anak akan
memperluas kemampuan berpikir secara masuk akal berkaitan dengan
benda-benda konkret atau nyata. Hal ini berkaitan pula dengan
pengalaman yang sifatnya konkret. Bersifat konkret memiliki arti bahwa
materi yang terkandung di bahan.ajar bersifat nyata dan dekat siswa baik
secara psikis dan fisik. Dekat secara psikis memiliki arti bahwa bahan
kajian dalam bahan ajar mudah dipahami oleh kemampuan kognitif dan
mencerna informasi yang sesuai dengan usia peserta didik. Sedangkan
dekat secara fisik memiliki arti bahwa isi kajian terdapat di lingkungan
sekolah dan tempat tinggal peserta didik. (Permendikbud Nomor 81-A
tahun 2013). Belajar akan lebih bermakna jika contoh yang akan sajikan
siswa berasal dar kehidupan nyata serta kontekstual. (Yonanda:2016).
Berdasarkan.hasil.wawancara.oleh.peneliti.dengan.guru kelas IV SDN
Denasri Wetan 03 mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru
3
mengungkapkan bahwa dalam materi membaca pemahaman masih dirasa
sulit oleh siswa. Permasalahan ini terjadi karena media baca yang topik
isinya tidak dekat dengan lingkungan dan kehidupan siswa, maka siswa
tidak mempunyai gambaran pertama tentang apa yang akan dibaca. Media
baca dengan topik yang jauh dari kehidupan sehari – hari membuat siswa
bosan. Sehingga siswa sulit menerima materi dalam buku maupun yang
disampaikan oleh guru. Akibatnya pemahaman siswa terhadap apa yang
telah dibaca menjadi rendah.
Permasalahan didukung dengan data nilai bahasa Indonesia pada tema
―Berbagai Pekerjaan‖, subtema ―Pekerjaan di Sekitarku‖ terdapat 13 siswa
(54%) dari 24 siswa belum mencapai KKM. Banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai ≥ 75 adalah 11 siswa atau 46% dari 24 siswa. Dengan
demikian masih banyak siswa yang belum tuntas atau mencapai nilai
KKMnya.
Berdasarkan ulasan tersebut menandakan bahwa memerlukan
perbaikan hasil belajar membaca pemahaman. Sehingga peneliti ingin
mengembangkan bahan ajar berbasis lokal Kecamaran Batang dan
sekitarnya yang isinya mengandung bacaan-bacaan mengenai
keberagaman di Kecamatan Batang yang dekat dengan keseharian
kehidupan siswa. Adanya bahan ajar yang dekat dengan kehidupan dan
pengalaman siswa, maka dapat membantu siswa dalam pembelajaran
membaca pemahaman.
Penelitian yang selaras dalam pemecahan masalah ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Stefanus Divan pada tahun 2018) yang berjudul
―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya Lokal untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar‖ yang menyimpulkan bahwa pemecahkan
masalah penggunaan bahan ajar oleh guru dapat dilakukan dengan bahan
ajar berbasis lokal.
Jefri Setiyo Budi (2018) berjudul Pengembangan Bahan Ajar
Membaca Teks Dongeng Berbasis Kearifan Lokal Malang untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar. Dalam mupel bahasa indonesia, penyusunan
4
bahan ajar membaca teks dongeng berbasis kearifan lokal termasuk dalam
kriteria baik serta sangat layak untuk diproduksi sesuai saran.
Gumono (2013) dengan judul ―Pemanfaatan Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar di Provinsi Bengkulu. Menyimpulkan bahwa
kompetensi peserta didik untuk memahami pesan suatu teks bacaan dapat
meningkat dengan menggunakan bahan ajar membaca berbasis lokal
dalam pembelajaran membaca pemahaman. Merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK).
Ninik Wijiningsih,Wahjoedi,Sumarmi (2017) berjudul
―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya Lokal‖ yang
menyatakan bahwa buku guru dan buku siswa hendakmya mengandung
materi berkaitan dengan hal bersifat konkret serta erat dijumpai siswa di
lingkungannya.
Berdasakan ulasan tersebut, peneliti ingin mengkaji melalui penelitian
pengembangan Research and Development yang berjudul
―Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN
Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang‖.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
oleh peneliti kepada guru kelas IV SDN Denasri Wetan 03 teridentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan.
1.2.2 Sumber bacaan yang masih jauh dengan kehidupan dan lingkungan
siswa
1.2.3 Kegiatan pembelajaran membaca menggunakan buku tematik guru
dan siswa.
1.2.4 Hasil belajar mata pelajaan bahasa indonesia terdapat 13 siswa atau
54% dari 24 siswa belum mencapai KKM. Banyak siswa yang
5
mendapat nilai ≥75 (KKM) adalah 11 siswa atau 46% dari 24
siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, peneliti akan membatasi
masalah berkaitan dengan sumber bacaan yang masih jauh dengan
kehidupan dan lingkungan siswa di SDN Denasri Wetan 03 serta hasil
belajar muatan pelajaran Bahasa Indonesia sehingga belum
mengoptimalkan pemahaman siswa terhadap isi bacan. Berdasarkan ulasan
tersebut peneliti mengambil solusi pemecahan masalah dengan judul
―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Denasri Wetan
03 Kecamatan Batang‖.
Bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti memuat materi yang
sudah disepakati bersama guru kelas IV SDN Denasri Wetan 03. Materi
tersebut berkaitan dengan keragaman lokal di daerah Batang dan
sekitarnya dengan tema ―Indahnya Keragaman di Negeriku‖, subtema
―Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku‖.
Bahan ajar membaca berbasis.lokal adalah bahan ajar yang disusun
dan dikembangkan mengandung keberagaman daerah yang ada di tempat
bahan ajar tersebut diterapkan dalam pembelajaran. Bahan ajar ini
memiliki tujuan membantu siswa untuk memahami suatu bacaan dalam
pembelajaran. Namun sebelum bahan.ajar membaca berbasis lokal ini
digunakan dalam pembelajaran, akan diuji sesuai dengan komponen-
komponen penilaian bahan ajar pada segi kelayakan isi dan kegrafikan
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Uji
kelayakan bahan ajar membaca berbasis lokal akan dilakukan oleh tim
validator ahli media, materi, dan bahasa. Selain itu uji keefektifan bahan
ajar akan dilihat dari hasil respon tanggapan siswa dan guru.
6
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah cara mengembangkan bahan ajar membaca berbasis
lokal untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan
Batang?
2. Bagaimanakah kelayakan menurut ahli media, materi, dan bahasa
mengenai bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas IV
SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang?
3. Bagaimanakah keefektifan bahan ajar membaca berbasis lokal pada
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Denasri
Wetan 03 Kecamatan Batang?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka terdapat tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengembangkan prototipe bahan ajar membaca berbasis lokal
untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang.
2. Untuk menguji kelayakan menurut ahli materi dan ahli media
mengenai bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas IV
SDN Denasri Wetan 03 Kecamaan Batang.
3. Untuk menguji keefektifan bahan ajar membaca berbasis lokal pada
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Denasri
Wetan 03 Kecamatan Batang.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1.6.1.1 Dapat mengetahui keefektifan bahan ajar membaca berbasis lokal
untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang
terhadap hasil belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya aspek membaca pemahaman.
7
1.6.1.2 Hasil penelitian dapat menjadi referensi maupun acuan untuk
penelitian selanjutnya tentang pengembangan bahan ajar maupun
media berbasis lokal.
2. Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Guru
1. Guru dapat menjadikan bahan ajar sebagai alternatif untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dalam
pembelajaran
2. Guru dapat menjadikan bahan ajar membaca berbasis lokal
untuk sumber atau media pembelajaran yang dekat serta
memikat siswa
3. Guru dapat menambah minat siswa untuk belajar sehingga
tujuan pembelajaran tercapai
1.6.2.2 Bagi Siswa
1. Dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahman.
2. Dapat menambah wawasan siswa tentang keragaman lokal
yang ada di kecamatan Batang
3. Dapat meningkatkan kesiapan diri siswa untuk memahami
isi bacaan
4. Dapat meningkatkan hasil belajar dan membaca siswa guna
mencapai hasil belajar menjadi lebih baik menggunakan
bahan ajar membaca yang menarik dan memuat bacaan
tentang hal – hal yang berada di sekitar.
1.6.2.3 Bagi Peneliti
1. Meningkatkan ketrampilan dan wawasan peneliti dalam
menyusun bahan ajar berbasis lokal sebagai media
pembelajaran yang menarik bagi siswa dan guru.
2. Menambah pengetahuan peneliti dalam menyusun bahan
ajar berbasis lokal
8
1.7 Spesifikasi.Produk.yang Dikembangkan
Produk yang peneliti kembangkan yaitu bahan ajar membaca berbasis
lokal Batang yang dicetak berbentuk buku. Penyusunan bahan ajar ini
kemudian dikembangkan dengan memuat keragaman lokal yang ada di
Kecamatan Batang dan sekitarnya seperti budaya-budaya, makanan khas,
dan bangunan bersejarah. Bahan ajar ini bertujuan untuk mengadaan teks
baca yang dekat baik psikis maupun fisik dengan peserta didik, yang
kemudian dapat membantu peserta didik untuk memahami materi
pelajaran.
Pengembangan bahan ajar berbasis lokal ini dirancang dengan
aplikasi Software Corel Daw X7 untuk mengedit warna dan gambar digital
supaya terlihat menarik. Untuk mengedit bagian isi buku memakai aplikasi
Microsoft Office Word dan Microsoft Office Publicer. Bahan ajar ini
berbentuk buku cetak, menggunakan kertas berjenis HVS bagian isi dan
kertas ivory bagian cover.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoretis
2.1.1 Hakikat Pengembangan
2.1.1.1 Pengertian pengembangan
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
penerapannya menggunakan teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.
Tujuannya untuk menghasilkan suatu teknologi baru (Undang-Undang no
18 tahun 2002). Sugiyono (2016:407) metode Research and Development
yaitu metode penelitian yang memvalidasi produk yang diciptakan atau
dikembangkan.
Pengembangan adalah rancangan mengembangkan sesuatu yang ada
guna meningkatkan kualitas yang lebih baik. Pengembangan juga diartikan
kegiatan untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang tidak ada
menjadi ada. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengembangan merupakan kegiatan mengadakan maupun
mengembangkan sesuatu guna mencapai hasil yang lebih baik melalui
pendidikan dan latihan.
2.1.2 Bahan Ajar
2.1.2.1 Pengetian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah salah satu sumber belajar yang menjadi acuan
pembelajaran (Sudiati:2017). Menurut Depdiknas (2008) bahan ajar adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari
siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Prastowo (2015:17) bahan ajar yaitu
semua bahan yang disusun dengan sistematis menunjukkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan dipakai dalam proses
pembelajaran yang bertujuan sebagai perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
10
Menurut Kurniasih (2014) bahan.ajar yaitu suatu bentuk bahan yang
dipakai guru atau instruktor untuk membantu dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Bahan tersebut dibedakan menjadi bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar (instructional materials) secara
umum terdiri atas sikap (afektif), pengetahuan(kognitif), dan
keterampilan(psikomotor) yang siswa pelajari dengan tujuan mencapai
standar kompetensi yang sudah ditetapkan (Hamdani,2011:120).
Berdasarkan definisi bahan ajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar adalah suatu bahan berbentuk tulis atau tidak tertulis yang
digunakan guru untuk membantu peserta didik guna tercapainya standar
kompetensi yang sudah ditentukan. Tujuan bahan ajar adalah membantu
memudahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, memberikan macam
pilihan bahan ajar, dan supaya proses pembelajaran membuat siswa lebih
tertarik.
2.1.2.2 Macam – Macam Bahan Ajar
Bentuk-bentuk bahan ajar diklasifikasikan menjadi 4, yakni bahan
ajar cetak, dengar, pandang dengar, serta interaktif (Prastowo, 2015).
a.) Bahanajar cetak yaitu bahan ajar yang disusun dalam kertas, berguna
untuk kebutuhan kegiatan belajar mengajar maupun untuk
menyampaikan informasi.
Contoh : modul, buku panduan, LKS , wallchart, leaflet, handout.
b.) Bahan ajar dengar yaitu seluruh sistem yang memakai sinyal audio
dengan langsung yang bisa didengar maupun dijalankan oleh seorang
atau sekelompok orang.
Contoh : radio
c.) Bahan ajar pandang dengar yaitu sesuatu yang dapat menjadikan sinyal
audio bisa dikombinaskan dengan gambar yang bergerak.
Contoh : film.
11
d.) Bahan ajar interaktif yaitu perpaduan dua media atau lebih ( teks,
audio,gambar, grafik, video, serta animasi) untuk dikendalikan
perintah alami setelah diberi tindakan oleh pemakainya.
Contoh : Compactdisk interaktive
Hamdani (2011:121) menggolongkan bahan ajar menjadi tiga yakni:
(a)media tulis,(b)audiovisual, (c)interaktif terintegrasi. Menurut
Rahmayantis dkk (2018) bahan ajar dibagi menjadi 3 berdasar bentuknya
meliputi: bahan ajar cetak, audio,dan audio-visual. Sedangkan Zuriah
(2016) membagi 5 bentuk bahan ajar berdasarkan karakternya yaitu:
(1)bahan ajar cetak, (2)bahan ajar model, (3)bahan aajar audio, (4)bahana
ajar audiovisal, (5)bahan ajar interaktif.
Bahan ajar yang peneliti kembangkan termasuk dalam bahan ajar
cetak berbentuk teks pelajaran. Menurut Jefri Setiyo dan Budi (2018)
Bahan ajar berbentuk buku teks adalah sarana belajar yang praktis,
menampilkan materi ke dalam bentuk unit – unit pembelajaran. Buku teks
berisi materi yang sesuai kurikulum dan terdapat pula latihan setiap
kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik. Bahan ajar yang
peneliti kembangkan bisa dipakai guru dan siswa secara kelompok
maupun mandiri saat proses belajar belajar berlangsung. Bahan ajar juga
dapat menambah wawasan bagi siswa tentang daerah di Kecamatan
Batang.
2.1.2.3 Ruang Lingkup Bahan Ajar
Ruang lingkup bahan ajar menurut Hamdani (2011:122) yaitu:
1. Judul, muatan pelajaran, standar kompetensi, Kompetensi Dasar (KD)
, indikator, tempat;
2. Petunjuk belajar (guru atau siswa) yang isinya mengenai cara belajar
dengan menggunakan bahan ajar.
3. Kompetensi atau kemampuan yang harus tercapai
4. Keterangan penunjang, contohnya: foto, ilustrasi, kotak kecil untuk
membuat lebih jelas terhadap pemahaman materi.
12
5. Latihan – latihan.
6. Petunjuk kerja atau lembar kerja siswa
7. Evaluasi.
Penyusunan bahan ajar yang berkualitas akan berpengaruh positif kepada
siswa. Siswa akan tumbuh minatnya untuk memahami serta menguasai
materi yang telah disampaikan sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna (Susrawan,2017:227). Penyusunan bahan ajar oleh peneliti
kemudian disesuaikan dengan penilaian bahan ajar yang berpedoman pada
BSNP.
2.1.2.4 Penilaian Bahan Ajar
Ada empat unsur penilaian bahan ajar menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) yaitu :
1. Kelayakan isi, dijabarkan dalam beberapa indikator meliputi:
keselarasan penggunaan materi dengan SK dan KD dalam kurikulum
muatan pelajaran yang berkaitan, keakurataan materi, dan materi
penunjang.
2. Kebahasaan, dijabarkan dalam beberapa indikator meliputi:
keselarasan penggunaan bahasa pada tahap perkembangan siswa,
penggunaan bahasa secara komunikatif , bahasa dapat memenuhi
syarat runtut dan terpadu dalam alur berpikir
3. Penyajian, dijabarkan dalam indikator meliputi: teknik, penyajian
pembelajaran,dan kelengkapan penyajian.
4. Kegrafikan, dijabarkan dalam indikator meliputi: ukuran buku,
desain bagian kulit,dan desain bagian isi.
Berkaitan dengan isi yang terkandung dalam bahan ajar hendaknya
mempertimbangkan tingkat perkembangan anak pada usia 6 sampai 12
tahun. Seperti Piage dalam Winataputra (2007) usia 11 sampai 12
termasuk tingkat operasional konkret pada perkembangan kognitifnya.
Sehingga penting bagi guru memilih teks yang akan digunakan untuk
13
siswa. Teks yang dekat secara psikis dan fisik siswa lebih terbantu untuk
memahami isi bacaan.
2.1.3 Keterampilan Bahasa Indonesia
Keterampilan berbahasa atau languange skills terdiri atas 4 aspek
yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)
keterampilan menulis, (4) keterampilan membaca. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, seseorang akan melalui hubungan keterampilan
dengan urutan yang teratur. Awalnya belajar menyimak/mendengarkan,
selanjutnya berbicara, kemudian belajar membaca dan menulis.
(Tarigan,2015:1)
a. Keterampilan Menyimak
Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2016:227) Keterampilan
menyimak adalah suatu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menyimak merupakan suatu aktivitas mendengarkan bunyi bahasa,
kemudian mengidentifikasi, menilai serta merespon yang termuat di
dalamnya. Menyimak dipandang sebagai sarana, ketrampilan, seni
(arts), suatu respons, proses atau pengalaman yang kreatif
(Santosa,2013:6.31)
b. Keterampilan Berbicara
Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2016:241) Hakikat
keterampilan berbicara adalah keterampilan memproduksi arus sistem
bunyi artikulasi guna mengungkapkan keinginan dan perasaan kepada
orang lain. Alat ucap seseorang yang lengkap menjadi syarat alamiah
yang dapat memproduksi ragam bunyi artikulasi yang luas,
kesenyapan, tekanan nada, dan lagu bicara. Sedangkan Santosa
(2013:6.34) mennyatakan bahwa berbicara merupakan kegiatan
mengungkap pesan melalui bahasa lisan.
c. Keterampilan Menulis
Menurut Dalman (2015:4) mengungkapkan bahwa keterampilan
menulis adalah proses mengungkapkan angan, pikiran dan perasaan
14
berbentuk lambang atau tulisan yang mempunyai makna. Sedangkan
menurut Tarigan (2008:3) menulis adalah suatu keterampilan
berbahasa secara tidak langsung atau tidak tatap muka dengan orang
lain yang digunakan untuk komunikasi. Selanjutnya Nurudin (2010:4)
juga menjelaskan menulis merupakan kegiatan seseorang yang
dilakukan guna mengungkapkan atau menyampaikan gagasan kepada
orang lain dengan bahasa tulis supaya mudah dipahami.
d. Keterampilan Membaca
Membaca adalah aktivitas memahami bahasa tulis. Bahasa tulis yang
dimaksud adalah pemahaman terhadap kalimat serta pola organisasi
paragraf (Santosa, 2013:6.3-6.9). Keterampilan membaca adalah
keterampilan untuk memperoleh makna dari tulisan dalam teks.
Menurut Aisyah (2015:233) membaca merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seorang yang mempunyai tujuan untuk memahami isi
bacaan melalui informasi dan pengetahuan yang diperoleh. Membaca
adalah aktivitas melihat sambil melisankan suatu tulisan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang
diinginkan. (Winarni,2019) Keterampilan membaca diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari tidak hanya pada saat pembelajaran saja.
Sehingga keterampilan membaca merupakan keterampilan penting
dalam berbahasa
2.1.4 Keterampilan Membaca
2.1.4.1 Pengertian Membaca
Menurut Dalman (2013:5) membaca adalah suatu aktivitas kognitif
yang berusaha mendapatkan atau menemukan segala informasi yang
diperoleh dalam tulisan. Proses membaca berarti proses berpikir guna
memahami isi teks yang telah dibaca. Melalui kegiatan membaca, bukan
hanya mengamati perkumpulan kata, kalimat atau paragraf, tetapi dapat
memaknai pesan yang disampaikan oleh penulis. Muntari (2016)
menyatakan bahwa membaca yaitu aktivitas merepsi, menganalisa,
15
interpretasi oleh pembaca guna mendapatkan pesan oleh penulis,
sedangkan Davies dalam Sumadayo (2011) mengungkapkan bahwa
membaca adaah proses kognitif yang didalamnya seorang pembaca dapat
mengikuti dan menanggapi terhadap pesan penulis.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa
membaca adalah aktivitas untuk mendapatkan informasi pesan, ide,
gagasan, atau perasaan dalam suatu bacaan dengan tujuan tertentu.
2.1.4.2 Tujuan Membaca
Seseorang yang mempunyai tujuan pada saat membaca akan lebih
memahami isi bacaan tersebut dibandingkan dengan seseorang yang
membaca tanpa tujuan. Blanton dkk dalam Rahim (2008:11) Tujuan
membaca meliputi : (1) kesenangan, (2) memakai strategi tertentu (3)
menyempurnakan membaca nyaring, (4) memperbarui informasi sutu
topik, (5) menampilkan suatu eksperimen yang didapat dari teks ke dalam
beberapa cara yang lain serta belajar mengenai struktur teks (6)
mendapatkan informasi untuk laporan tulisan maupun lisan; (7) menolak
atau mengklarifikasi prediksi, (8) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mendalam atau spesifik, (9) mengaitkan informasi baru dengan informasi
yang telah diketahui. Sedangkan Anderson dalam Dalman (2013) tujuan
membaca adalah: (1) membaca untuk mendapatkan ide utama, (2)
membaca untuk mendapatkan fakta dan perincian, (3) membaca untuk
menyimpulkan, (4) mengetahui urutan suatu karangan, (5) membaca untuk
menilai, (6) membaca untuk mengklasifikasikan, (7) membaca untuk
membandingkan.
Tujuan membaca akan tercapai jika pembaca sudah melakukan proses
membaca. Farida Rahim (2008:2) menjelaskan dalam proses membaca ada
tiga komponen dasar yaitu recording (kata atau kalimat yang dibunyikan),
decoding (menerjemahkan rangkaian grafis kedalam kata) dan meaning
(memahami makna). Hal tersebut berkaitan dengan tahapan membaca,
16
yaitu tahap membaca mekanik atau membaca permulaan dan tahap
membaca lanjut atau membaca pemahaman.
2.1.4.3 Membaca Permulaan
Pada awalnya seseorang yang belajar membaca akan menempati pada
tingkatan membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan proses
mengenal bacaan dengan cara terprogram yang digunakan untuk anak usia
dini. (Patijem,2017). Membaca mekanik atau permulaan mencakup : (1)
pengenalan bentuk huruf; (2) pengenalan unsur-unsur linguistik; (3)
pengenalan hubungan pola ejaan bunyi; (4) kecepatan membaca ke taraf
lambat.
2.1.4.4 Membaca Pemahaman
Menurut Sumadayo (2011:10) membaca pemahaman adalah suatu proses
mendapatkan makna yang secara aktif mengaitkan atau menghubungkan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah dipunyai oleh pembaca serta
dikaitkan dengan isi bacaan. Huang (2009) menjelaskan bahwa membaca
adalah suatu proses memasukkan informasi kepada pembaca. Banyaknya
pengalaman tentang subjek dalam bacaan menjadi kunci untuk
memasukkan informasi oleh pembaca. Membaca pemahaman juga disebut
dengan membaca komprehensi. Ruddell dalam Nurhidayah (2017)
menjelaskan, komprehensi terhadap teks adalah hasil hubungan antara
pengalaman yang terdahulu dari pembaca dengan informasi yang termuat
dalam teks tersebut. Membaca pemahaman adalah suatu aktivita suntuk
mendapatkan makna yang mengaitkan pengalaman dan pengetahuan yang
dipunyai oleh pembaca kemudian dikaitkan atau dihubungkan dengan isi
suatu bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat peneliti simpulkan
bahwa membaca pemahaman adalah proses menemukan informasi dan
makna dengan menghubungkan pengalaman membaca dan informasi baru
yang didapat dari suatu teks bacaan.
17
2.1.4.5 Indikator Membaca Pemahaman
Indikator membaca pemahaman dalam penelitian ini menggunakan
pendapat dari dua ahli. Menurut Farr (dalam Djiwandono,2011:117)
indikator membaca pemahaman adalah jawaban pertanyaan secara
eksplisit terdapat dalam teks bacaan, mengenali pokok pikiran yang
terkandung dalam bacaan, dan menarik kesimpulan. Sedangkan indikator
membaca pemahaman menurut Somadoyo (2011:11) adalah dapat
menangkap arti kata dan ungkapan dari penulis, menjawab pertanyaan
yang jawabannya tersirat dan tersurat dalam bacaan, serta dapat membuat
kesimpulan.
2.1.4.6 Pengukuran Kemampuan Membaca Pemahaman
Nofrianni (2019) menjelaskan keberhasilan kemampuan membaca
ditunjukkan dengan keberhasilan seseorang membaca pemahaman.
Kemampuan membaca pemahaman diukur dengan melakukan tes
kemampuan membaca pemahaman. Burn dalam Somadoyo (2018:39)
mengungkapkan bacaan untuk menguji tes kemampuan membaca
pemahaman hendaknya berisi informasi yang mudah dipahami. Hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan bacaan meliputi tingkat
kesulitan, panjang pendek bacaan, isi, dan jenis/bentuk bacaan.
Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2017:400) penilaian hasi membaca
pemahaman dilakuakn dengan tes kompetensi membaca. Tes kompetensi
membaca ada dua cara, yakni tes kompetensi membaca dengan
menanggapi jawaban dan mengkontruksi jawaban.
a. Tes kompetensi membaca dengan menanggapi atau merespon jawaban
Tes ini dilaksanakan dengan cara pembuat soal menyediakan jawaban
yang nantinya akan dipilih oleh siswa. Bentuk soal adalah pilihan ganda.
Tes berbentuk pilihan ganda lebih praktis karena bisa mengandung banyak
soal, maka validitas dan reliabilitas tes secara teoritis dapat terpenuhi.
b. Tes kompetensi membaca dengan mengkonstruksi jawaban
18
Tes ini dilaksanakan dengan cara siswa mengungkapkan jawaban
menggunakan bahasa sendiri terkait informasi yang didapat dari tes
bacaan. Pemahaman bacaan merupakan syarat untuk bisa mengungkapkan
jawaban.
Berdasarkan ulasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa
membaca pemahaman memerlukan pengetahuan dan pengalaman awal
dari pembaca. Maka dalam memilih teks bacaan dikaitan dengan
pengalaman dan kehidupan lingkungan siswa. Teks bacaan tersebut dapat
berisi peristiwa, keunikan, keindahan atau hal yang terdapat di lingkungan
tempat tinggal siswa dan sekitarnya.
2.1.5 Bahan Ajar Berbasis Lokal
Bahan ajar berbasis lokal yaitu bahan ajar yang disusun berisi
tentang keberagaman lokal yang terdapat ditempat bahan ajar tersebut
digunakan. Tujuan bahan ajar berbasis lokal adalah membantu siswa
memahami materi dengan menyediaan teks bacaan yang dekat dengan
lingkungan siswa. Seperti pendapat Yuniawan (2009) yang menyatakan
bahwa bahan ajar seharusnya mudah dijangkau, benar secara ilmiah, dan
sesuai dengan lingkungan sosiokultural peserta didik. Tang (2015) juga
menjelaskan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dengan menggunakan
karakteristik dan lingkungan sekitar siswa akan lebih efektif meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan memahami lingkungan. Bahan ajar yang
dekat dengan lingkungan siswa akan lebih menarik siswa dalam
pembelajaran. Menurut Ninawati (2020) dengan bahan ajar membaca
berbasis lokal membuat anak dapat mempelajari serta membentuk
pemahaman tentang kegiatan pembelajaran sesuai dengan budaya dan
lingkungan.Seperti pendapat Hatimah (2013) penggunaan bahan ajar yang
dekat dengan siswa dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran karena bahan ajar tersebut menampilkan hal-hal dan
peristiwa yang berada di kehidupan nyata mereka.
19
Keragaman lokal yang termuat dalam bahan ajar disiapkan dengan
sebelumnya mengidentifikasi keragaman lokal yang ada kemudian
dianalisis untuk selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran. Materi dalam
bahan ajar yang dikaitkan dengan keragam lokal juga dipertimbangkan
keterjangkauan dengan siswa.
2.1.6 Hubungan Membaca Pemahaman dengan Bahan Ajar Berbasis
Lokal
Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan menyusun makna
yang didapatkan ketika membaca sebuah teks. Penyusunan makna akan
terbantu jika pembaca memiliki informasi awal dari teks yang akan dibaca
kemudian dihubungkan dengan informasi baru yang didapat dalam bacaan
sehingga pembaca dapat mengerti makna yang disampaikan oleh penulis
(Rudell dalam Nurhidayah,2017). Sesuai dengan pendapat Sumadayo
(2011:10) membaca pemahaman adalah suatu proses mendapatkan makna
yang secara aktif melibatkan pengalaman dan pengetahuan yang dipunyai
pembaca dikaitkan dengan isi bacaan.
Sedangkan pengertian bahan ajar berbasis lokal adalah bahan yang
disusun memuat keragaman lokal yang terdapat ditempat bahan ajar
tersebut digunakan. Bacaan yang dekat lebih banyak memberi
pengalaman dibandingkan dengan bacaan yang jauh dari lingkungan
tempat bahan ajar itersebut digunakan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat peneliti simpulkan
bahwa membaca pemahaman merupakan proses mendapatkan informasi
dan makna dengan menghubungkan pengalaman yang dimiliki pembaca
dan informasi baru dari teks, sehingga dalam proses membaca pemahaman
sangat berhubungan dengan pengalaman awab pembaca untuk
keberhasilan menyerap makna bacaan. Maka penting untuk guru memilih
teks yang akan disajikan untuk siswa.
20
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang
mengembangkan bahan ajar berbasis lokal. Peneliti mengacu kepada
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:
1) Penelitian oleh Isnaini Fitrah Sari tahun 2018 yang berjudul
―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal melalui Model Guided
Inquiry Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar‖. Berdasarkan penelitian
pengembangan yang dilakukan menunjukan bahwa bahan ajar layak
digunakan, adanya peningkatan kompetensi berpikir kritis secara
efektif, juga adanya hasil belajar siswa dengan mengaplikasikan bahan
ajar berbasis lokal melalui model guided inquiry learning dalam
pembelajan berbeda dengan hasil belajar siswa dengan tidak
mengaplikasikan bahan ajar berbasis lokal melalui model guided
inquiry learning. Populasi penelitian yaitu siswa kelas IV SD di
Kecamatan Raman Utara sedangkan sampel 20 siswa kelas IV SDN 1
Kota Raman.
2) Penelitian dengan judul ―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis
Budaya Lokal untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar‖ oleh Stefanus
Divan tahun 2018. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menandakan
bahan ajar tematik berbasis lokal efektif digunakan dalam
pembelajaran. Melalui uji coba produk menggunakan bahan ajar sangat
valid dan menarik.
3) Penelitian oleh Yasintus Tinja, Siti Malikah Towaf, Haryono tahun
2018 yang berjudul ―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis
Kearifan Lokal Menggarai Barat, NTT‖. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa pembelajaran akan efektif dan siswa akan termotivasi untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran yang mengaplikasikan bahan ajar
berbasis kearifan lokal. Yasintus Tinaj, Siti Malikah Towaf, Haryono
juga menjelaskan pembelajaran dengan mengunakan bahan ajar
21
berbasis kearifan lokal menjadi lebih kontekstual karena adanya
kearifan lokal di sekitar siswa.
4) Penelitian oleh Dek Ngurah Laba Laksana, Putu Agus Wawan
Kurniawan, Irama Niftalia tahun 2016 dengan judul ―Pengembangan
Bahan Ajar Tematik SD Kelas IV Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat
Ngada‖. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas IV di
Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada, guru dan kurikulum 2013 kelas
IV. Dalam penelitiannya, Dek Ngurah Laba Laksana, Putu Agus
Wawan Kurniawan, Irama Niftalia meneliti kearifan lokal yang ada di
kabupaten Ngala seperti kegiatan pesta adat, ritual agama, dan budaya-
budaya masyarakat. Konten serta konteks kearifan lokal yang relevan
menjadi objek penelitian untuk disisipkan ke dalam tema-tema kelas IV
dalam membuat bahan ajar tematik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar tematik berbasis
kearifan lokal masyarakat Ngada yaitu sangat baik.
5) Penelitian oleh Atika Putri, Berti Yolida, Rini Rita T M tahun 2018
yang berjudul ―Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa‖. Tujuan penelitian untuk
mengetahui keefektivan bahan ajar berbasis kearifan lokal guna
peningkatan penguasaan konsep siswa kelas IV SDN Padang Rindu.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bahan ajar berbasis kearifan
lokal efektif digunakan dalam pembelajaran.
6) Penelitian oleh Zinnurain dan Ahmad Muzanni pada tahun 2016 yang
berjudul ―Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar‖. Subjek dari penelitian ini yaitu siswa
kelas V SDN Midang Gunung Sari berjumlah 18 siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengadakan buku ajar berbasis kearifan lokal untuk
kelas V SD. Hasil penelitian menjelaskan bahwa buku ajar yang
dikembangkan bisa digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam
pelaksanaan pembelajaran yang sebelumnya telah memenuhi tahap uji
22
terbatas, uji lapangan dan uji coba produk dengan hasil masing-masing
―sangat baik‖.
7) Penelitian dengan judul ―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Islam dan
Kearifan Lokal Berbasis Kelas IV MIN Seduri dan SIM Nurul Amal
Mojokerto‖ oleh Benny Angga Permadi. Dalam penelitiannya telah
melalui uji kelayakan oleh ahli materi, desain, dan bahasa dengan hasil
masing-masing sangat valid dan layak digunakan. Hasil penelitian yang
dikembangkan juga mendapat kesimpulan bahwa bahan ajar tematik
berbasis kearifan lokal dapat memecahkan masalah tentang bahan ajar
yang dipakai oleh guru. Bahan ajar ini juga menarik siswa pada proses
pembelajaran dilihat dari tanggapan siswa terhadap bahan ajar tematik
berbasis lokal yang dikembangkan. Bahan ajar ini memiliki keefektifan
tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditunjukkan dari
aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran.
8) Penelitian oleh Siska Yuniyati tahun 2018 dengan judul‖Pengembangan
bahan Ajar Tematik Berbasis Kearifan Lokal pada Tema ―Daerah
Tempat Tinggalku‖ untuk Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar‖.
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kebutuhan bahan ajar berbasis
kearifan lokal pada tema ―Daerah Tempat Tinggalku‖ kelas IV SDN di
Kota Surakarta, mengembangkan bahan ajar tematik tema ―Daerah
Tempat Tinggalku‖ berbasis kearifan lokal, mengetahui keefektian
bahan ajar tematik yang telah dikembangkan. Pada penelitian bahan ajar
ini telah teruji kelayakan bahasa, materi dan media. Hasil masing-
masing uji kelayakan dikategorikan baik. Hasil penelitian juga
menyimpulkan bahwa bahan ajar tematik berbasis kearifan lokal lebih
efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
9) Penelitian oleh Ahmad Fitri Al Amin tahun 2017 dengan judul ―Local
Culture Stories As Alternative Reading Materials For Students (A
Contextual Teaching And Learning For High And Low Interest)”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa menggunakan bacaan yang bersifat
kontekstual dengan mengandung unsur budaya lokal mampu membantu
23
siswa untuk memahami suatu bacaan menjadi lebih baik. Penelitian ini
didukung data dari aplikasi SPSS yang menunjukkan peningkatan yang
signifikan antara tes awal dan akhir.
10) Penelitian oleh Yusuf Demir tahun 2012 dengan judul ― The Effect of
Background Knowledge and Cultural Nativization on Reading
Comprehension and Vocabulary Inference”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keterkaitan pengetahuan awal yang dipunyai dan
keakraban budaya pada membaca pemahaman siswa kelas VII Sekolah
Dasar di Turki. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teks yang
mengandung peristiwa atau sesuatu yang pernah pembaca alami
berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca pemahaman.
Peserta didik yang membaca dengan menggunakan teks yang isi
kontennya dekat dengan mereka memperoleh skor yang lebih tinggi
pada saat memahami bacaan. Siswa juga memperoleh skor lebih tinggi
ketika mengartikan kosa kata baru yang mereka peroleh karena mereka
akan mebgimbangi keterbatasan penguasaan kosa kata dengan
membayangkan pengetahuan awal mereka untuk menyimpulkan arti
kosa kata baru dari suatu teks yang mereka baca.
11. Penelitian oleh Arini Dwi Lestari,Berti Yolida dan Rini Rita
T.Marpaung dengan judul ―Efektifitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan
Lokal terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kampung Jawa‖. Penelitian
yang dilakukan oleh Arini dkk mengambil sampel 33 siswa kelas IV.
Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar efektif diaplikasikan
dalam rangka peningkatan untuk menguasai konsep serta kegiatan
pembelajaran siswa di SDN Kampung Jawa.
12. Penelitian ‖ oleh Eddy Noviana dan Rifka Mahira Bakri pada tahun
2015 dengan judul ―Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Berbasis Kearifan Lokal di Kelas IV SDN 04
Buantan Besar Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa implementasi bahan ajar berbasis lokal
mempunyai pengaruh sebesar 29,16% terhadap pemahaman dan hasil
24
belajar kelas IV SDN 04 Buantan Besar Kecamatan Siak Kabupaten
Siak.Penggunaan bahan ajar berbasis lokal pada kegiatan pembelajaran
membuat siswa tertarik untuk mempelajari sehingga siswa dapat belajar
mandiri.
13. Penelitian oleh Marhamah, Zaka Hadikusuma Ramadan, dan Elpri
Darta Putra yang berjudul ―Pengembangna Bahan Ajar Tematik
Berbasis Nilai-Nilai Budaya Melayu di Sekolah Dasar‖ pada tahun
2018. Penelitian dilatarbelakangi pemilihan bahan ajar oleh guru belum
mengintgrasikan nilai budaya di sekolah dasar. Hasil penelitan
mendapat simpulan bahwa perlu adanya pengembangan bahan ajar
tematik berbasis nilai budaya melayu untuk siswa kelas IV SD.
14. Penelitian oleh Jumaini, Nurhizrah Gistituati dan Darnis Arief tahun
2018 dengan judul ―Development of Reading Comprehension Teaching
Materials Using the CIRC Model in Primary School”. Penelitian
dilatarbelakangi oleh guru yang masih menggunakan bahan ajar yang
belum sesuai untuk materi membaca pemahan. Penelitian ini memiliki
tujuan mengembangkan bahan ajar untuk membaca pemahaman dengan
model CIRC untuk siswa kelas V SD. Model pengembangan yang
dipakai adalah model ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan bahan ajar
valid, layak dan efektif diterapkan dalam pembelajan membaca
pemahaman.
2.3 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan pembelajaran dalam kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 masih belum efektif. Sedangkan
salah satu tujuan membaca pemahaman adalah mengaitkan atau
menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui
(Blankton dkk dalam Rahim,2018). Tujuan tersebut selaras dengan tujuan
salah satu kompetensi yang ingin dicapai kelas IV SD kurikulum 2013
yaitu menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi.
Kompetensi tersebut dijabarkan dalam kompetensi dasar bahasa Indonesia
25
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi. Sehingga
untuk mencapai kompetensi tersebut dibutuhkan kemampuan membaca
pemahaman yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti dengan guru kelas IV SDN
Denasri Wetan 03 mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru
mengungkapkan bahwa kompetensi membaca pemahaman masih dirasa
sulit oleh siswa. Permasalahan ini terjadi karena media baca yang topik
isinya jauh dari kehidupan sehari-hari siswa, jadi siswa tidak mempunya
gambaran awal yang akan dibaca mereka. Media baca dengan topik yang
jauh dari kehidupan sehari-hari membuat siswa bosan. Sehingga materi
yang terdapat pada buku yang siswa baca dan yang disampaikan guru sulit
diterima oleh siswa. Akibatnya kemampuan siswa menjadi rendah dalam
memahami isi bacaan tersebut.
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti kemudian menyusun dan
mengembangkan kerangka berpikir bahan ajar berbasis lokal. Bahan ajar
berbasis lokal yang akan dikembangkan oleh peneliti memuat keragaman
budaya lokal yang ada di kecamatan Batang dan sekitarnya. Sehingga
membantu siswa untuk memahami suatu bacaan dengan mengintegrasikan
pengetahuan maupun pengalaman awal yang dimilikinya. Bahan ajar ini
didesain menarik dengan gambar berwarna disetiap teks bacaan.
Pengambangan bahan ajar berbasis lokal ini peneliti menggunakan
model pengembangan ADDIE yaitu meliputi : (1) Analysis, (2) Design, (3)
Development, (4) Implementation and (5) Evaluation. Tahap pertama
yang akan peneliti lakukan adalah menganalisis kebutuhan berdasarkan
data prapenelitian yaitu: wawancara, observasi , dan dokumentasi sehingga
mendapat identifikasi masalah yang memerlukan pengembangan bahan
ajar dalam pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan perancangan
desain dengan membuat prototype pada tahap Desain. Pada tahap
selanjutnya yaitu Development (pengembangan) peneliti mewujudkan
rancangan dalam media yang sebenarnya selanjutnya divalidasi oleh tim
ahli media dan materi. Kemudian di tahap Implementation, bahan ajar
26
yang sudah divalidasi oleh tim ahli di ujicoba pada sampel yang telah
ditetapkan peneliti yaitu siswa kelas IV SD Negeri Denasri Wetan 03
Kecamatan Batang. Hasilnya dianalisis sehingga bahan ajar berbasis lokal
yang kembangkan peneliti dikategorikan layak dan dapat digunakan pada
kelompok besar. Selanjutnya tahap Evaluation, peneliti membagikan
angket tanggapan terhadap bahan ajar yang telah peneliti kembangkan
kepada guru dan siswa. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data.
Perumuskan kerangka fishbone pengembangan bahan ajar berbasis
lokal dapat dilihat pada gambar
Gambar 2.1 Kerangka Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal
MASALAH
1. Peserta didik
mengalami
kesulitan dalam
memahami suatu
bacaan
2. Sumber bacaan
belum berkaitan
dengan
kehidupan dan
lingkungan siswa
3. Kegiatan membaca
hanya
menggunakan
buku tematik
4. Hasil belajar
bahasa Indonesia
54% belum
mencapai KKM.
1.ANALYSIS 2.DESIGN 3.DEVELOPMENT
4.IMPLEMENTATION 5.EVALUATION
Mengidentifi
kasi potensi
masalah
Mengidentifikasi
kebutuhan dan
isi materi
pra perencanaan
bahan ajar yang
akan dikembangkan
Merancang
instrumen
kelayakan
Perancang
an
prototype
Menyusun
materi Merealisasi
produk
Uji kelayakan
materi,medi
a dan bahasa
Uji kelompok kecil
Penyebaran
angket
tanggapan
guru dan
siswa
Analisis data
Bahan ajar
membaca
berbasis
lokal
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian pengembangan atau Research and Development (RnD)
adalah penelitian yang bertujuan untuk menciptakan produk baru maupun
mengembangkan produk yang sudah ada. Dalam penelitian ini
menghasilkan produk melalui proses validitas produk untuk diuji
kelayakannya guna memecahkan masalah yang ada.
Sugiyono (2015:407) menjelaskan bahwa metode penelitian
pengembangan adalah metode penelitian yang dilakukan untuk
menghasilkan dan menguji keefektifan produk tertentu. Penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan produk
sedangkan untuk menguji keefektifan produk tertentu dibutuhkan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang akan
menghasilkan produk bahan ajar membaca berbasis lokal untuk kelas IV
SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang. Bahan ajar membaca berbasis
lokal yang akan dihasilkan memuat materi menggali informasi baru yang
didapat dari teks nonfiksi. Materi tersebut disesuaikan dengan keragaman
lokal yang ada di SDN Denasri Wetan 03 sehingga materi tersebut dekat
dengan kehidupan dan lingkungan siswa.
3.1.2 Model Pengembangan
Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model ADDIE
yang dikembangkan oleh Reise dan Mollenda pada tahun 1990-an dalam
merancang sistem pembelajaran. Model ADDIE mempunyai 5 tahap yaitu:
(1)analysis; (2)design; (3)development; (4)implementation; (5)evaluation.
Peneliti memilih model ini berdasarkan pertimbangan bahwa model
ini memiliki langkah secara sistematis dalam memecahkan masalah belajar
berhubungan dengan sumber belajar. Langkah-langkah tersebut relatif
28
mudah dipahami dan diaplikasikan dalam pengembangan produk seperti
bahan ajar, modul, video belajar dan sebagainya. Tahapan dalam model
pengembangan ADDIE dilihat dalam gambar
Gambar 3.1 Model Pengembangan ADDIE
Tahapan model pengembangan ADDIE meliputi :
3.1.2.1 Tahap I Analisis (Analyze)
Pada tahap ini meliputi aktivitas yaitu: (a)menganalisis kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik; (b)menganalisis karakteristik peserta
didik tentang kapasitas belajarnya, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan;
serta (c)analisis materi sesuai kompetensi.
3.1.2.2 Tahap II Perancangan (Design)
Tahap perancangan membutuhkan suatu kerangka acuan. Kerangka acuan
ini meliputi : (a)Perancangan pembelajaran untuk peserta didik;
(b)Kemampuan kompetensi yang dipelajari; (c)Ketrampilan strategi
pembelajaran yang dipelajari; (d)Tingkat penguasaan pelajaran yang telah
dicapai ditentukan dengan asesmen dan evaluasi.
3.1.2.3 Tahap III Pengembangan (Development)
Tahap pengembangan adalah tahapan produksi, yaitu segala sesuatu yang
sudah disusun pada tahap desain diwujudkan menjadi produk yang nyata.
Pada tahap ini konsep pentingnya adalah seorang peracang mampu
menentukan dan memilih media, metode, serta strategi pembelajaran yang
Implementation
Development
Analysis
Design Evaluate
29
dipakai untuk menyajikan materi pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini
adalah mencari dan mengumpulkan sumber referensi yang diperlukan guna
mengembangkan materi, dokumen pendukung, foto atau ilustrasi.
Kemudian penyusunan instrumen penilaian.
3.1.2.4 Tahap IV Implementasi (Implementation)
Pada tahap implementasi aktivitas yang dilakukan adalah mempersiapkan
untuk memasarkan produk ke target. Hasil pengembangan digunakan
dalam pembelajaran untuk mengetahui keefektifan, kemenarikan dan
efisiensi pembelajaran. Keefektifan berkaitan terhadap pencapaikan tujuan
dan kompetensi produk pengembangan yang diharapkan. Kemenarika
berkaitan dengan penciptaan suasana belajar dengan prosuk dapat
menyenangkan. Sedangkan efisiensi terkait penggunaan sumber guna
mencapai tujuan.
3.1.2.5 Tahap V Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi memiliki konsep yaitu cara seorang perancang
instruksional dapat mengevaluasi seluruh model mulai tahap pertama
hingga terakhir. Langkah-langkah evalusi model pengembangan ADDIE
adalah (1)menetukan kriteria evaluasi; (2)memilih alat untuk evalusi;
(3)mengadakan evaluasi. Dalam tahap evalusi dapat menjawab pertanyaan
tentang sikap siswa terhadap aktivitas pembelajaran secara keseluruhan,
meningkatnya kemampuan dalam diri siswa sebagai akibat partisipasinya
dalam pembelajaran, serta manfaat yang diambil oleh sekolah akibat
meningkatnya kompetensi siwa. Tahap ini dapat diketahui melalui
tanggapan guru dan siswa setelah menggunakan produk dalam
pembelajaran.
3.1.3 Desain Penelitian
Salah satu bentuk desain penelitian kuantiatif adalah pre
experimental design. desain pre experimental digunakan peneliti dalam
penelitian dengan model one grup design. Penerapan yang dilakukan
dalam pembelajaran dengan adanya tes sebelum diberi perlakuan memakai
30
bahan ajar membaca berbasis lokal dibandingkan dengan pembelajaran
sesudah memakai bahan ajar membaca berbasis lokal. Sehingga dapat
diketahui keakuratan yang lebih baik hasil perlakuan sebab adanya
perbandingan keadaan sebelum diberi perlakuan. (Sugiyono,2015:110-
111)
Menurut Sugiyono (2015:111) pola desain Pre-Experimental dentuk
one grup design ditampilkan sebagai berikut :
Keterangan :
O1 = nilai tes awal (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai tes akhir (sesudah diberi perlakuan)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Denasri Wetan 03, Kecamatan Batang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Kegiatan Desember
(minggu ke-)
Januari
(minggu ke-)
Fabruari
(minggu ke-)
Maret
(minggu ke-)
April
(minggu ke-)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Analisis
Kebutuhan
Perancangan
Desain
O1 X O2
31
Validasi Desain
Revisi Desain
Implementasi
Uji Coba
Pemakaian
(Analisis
Tanggapan)
dan Revisi
Desain
Penyusunan
Laporan
3.3 Data, Sumber Data, dan Subjek Penelitian
3.3.1 Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Kuantitatif
adalah data yang bentuknya angka (Sugiyono, 2012:23). Data kuantitatif
berupa kelayakan produk pengembangan setelah dilakukan uji ahli media,
materi dan bahasa.
3.3.2 Sumber Data
3.3.2.1 Siswa
Data dari siswa didapatkan melalui obervasi langsung dan wawancara.
Data hasil evaluasi siswa diperoleh dengan wawancara bersama guru
kelas, dan untuk mengamati aktivitas siswa juga dilakukan dengan
observasi langsung.
3.3.2.2. Guru
Data dari guru didapatkan melalui wawancara dengan guru, serta
aktivitas guru saat pembelajaran melalui observasi langsung.
3.3.2.3 Data dokumen
32
Data dokumen didapatkan berupa hasil foto pengamatan terhadap
kegiatan pembelajaran dan data hasil belajar siswa yaitu nilai ulangan
siswa.
3.3.2.4 Catatan lapangan
Sumber data dari catatan lapangan didapatkan ketika mengamati
proses pembelajaran.
3.3.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini terdiri atas guru, siswa, pakar/ahli dan peneliti
3.3.3.1 Guru
Guru yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV
SD N Denasri Wetan 03 pada tahun ajaran 2019/2020. Guru berperan
sebagai pelaksana pembelajaran dengan mengaplikasikan bahan ajar
membaca berbasis lokal yang dibuat oleh peneliti. Selain itu guru berperan
pula dalam pengumpulan informasi.
3.3.3.2 Siswa
Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
SD N Denasri Wetan 03 pada tahun ajaran 2019/2020. Banyaknya siswa
yang menjadi subjek penelitian adalah 24 siswa, terdiri atas 11 siswa laki –
laki dan 13 siswa perempuan. Siswa berperan dalam pengumpulan
informasi dan saat uji coba produk yang dibuat oleh peneliti.
3.3.3.3 Pakar/ahli
Pakar/ahli berperan dalam memvalidasi kelayakan produk
pengembangan. Pakar/ahli yang menjadi subjek penelitian ini adalah
pakar/ahli dibidang media dan bidang materi Bahasa Indonesia. Validator
ahli media dalam penelitian ini adalah Bapak Basuki Sulistio,S.Pd., M.Pd
sedangkan validator ahli materi dan bahasa adalah adalah Bapak Asep
Purwo Yudi Utomo,M.Pd.
3.3.3.4 Peneliti
Peneliti menjadi subjek peneliti karena peneliti berperan dalam proses
pengembangan produk penelitian.
33
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu sifat, atribut, atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu ditetapkan oleh peneliti guna
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:3).
Penelitian yang berjudul ―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV
SD N Denasri Wetan 03 Batang‖ terdapat 2 variabel, yaitu :
3.4.1 Variabel bebas (variabel independen)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab dan dapat
mempengaruhi perubahan dari variabel terikat. (Sugiyono, 2016:4). Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah bahan ajar berbasis lokal.
3.4.2 Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat atau dipengaruhi
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:4). Variabel ini disebut
juga sebagai variabel output atau konsekuen. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV SD N Denasri Wetan 03
pada pelajaran membaca pemahaman.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel ditampilkan dalam tabel berikut
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Jenis
Data
Bahan
ajar
berbasis
lokal
Bahan ajar adalah
seperangkat materi
atau substansi
pembelajaran yang
sistematis dan runtut
menunjukkan
kompetensi yang akan
Bahan ajar berbasis
lokal Kecamatan
Batang, Jawa Tengah
merupakan bahan
ajar yang dicetak
berbentuk buku.
Bahan ajar berbasis
Ordinal
34
dikuasai siswa
(Depdiknas, 2008)
Menurut Wijiningsih
(2017) bahan ajar
berbasis lokal adalah
Pengembangan bahan
ajar dari kompetensi
dasar pada tema
dikaikan dengan
lingkungan,
pengintegrasian
budaya lokal daerah
dimasukan pada
kegiatan belajar
sehingga peserta didik
dapat belajar dengan
pengalaman yang
dimiliki pada
kehidupan sehari-hari.
lokal Batang disusun
dan dikembangkan
dengan memuat
keragaman lokal
yang ada di
Kecamatan Batang
dan sekitarnya seperti
Budaya dan makanan
khas. Tujuan bahan
bahan ajar berbasis
lokal Batang ini
adalah tersedianya
bacaan dekat secara
psikis maupun fisik
siswa sehingga
membantu siswa
untuk memahami
materi yang akan
dipelajari dalam
pembelajaran.
Hasil
Belajar
Sudjana (2003:3) hasil
belajar adalah
perubahan tingkah
laku yang siswa miliki
setelah menerima
pengalaman belajar
meliputi bidang
afektif, kognitif, dan
psikomotorik
Pada penelitian ini
hasil belajar yang
digunakan
menekankakn pada
ranah kognitif seswa
pada pembelajaran
muatan Bahasa
Indonesia kelas IV
materi menggali
informasi baru yang
terdapat pada teks
Interval
35
nonfiksi tema
―Indahnya
Keragaman di
Negeriku‖, subtema
―Indahnya Persatuan
dan Kesatuan di
Negeriku‖.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik nontes dan
teknik tes.
3.6.1.1 Teknik Nontes
1. Observasi
Sugiyono (2015:203) obervasi adalah teknik pengumpulan data yang
memiliki ciri-ciri spesifik jika dibandingkan dengan kuesioner dan
wawancara. Observasi tidak hanya terbatas pada komunikasi dengan
orang, melainkan dengan objek yang lain. Sedangkan wawancara maupun
kuesioner selalu komunikasi dengan orang.
Peneliti melaksanakan observasi dengan memakai lembar pengamatan
observasi aktivitas siswa. Sehingga peneliti melihat langsung aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran.Untuk menambah keabsahan data,
peneliti mendokumentasikan kegiatan observasi.
2. Data Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data tentang variabel meliputi:
catatan, buku, transkip, dan lain-lain (Arikunto, 2013:274). Peneliti
menggunakan teknik ini sebagai pendukung atau penguat data. Peneliti
mengumpulkan data berupa foto menggunakan kamera, daftar nilai siswa
kelas IV SDN Denasri Wetan 03, dan data lainnya berkaitan dengan
pengembangan bahan ajar membaca berbasis lokal.
36
3. Angket atau Kuesioner
Menurut Sugiyono (2015 : 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang berupa seperangkat pernyataan maupun pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada responden untuk dijawabnya. Peneliti memberikan
angket kepada guru dan siswa untuk memberi tanggapan penggunaan
bahan ajar berbasis lokal. Angket disebarkan setelah proses pembelajaran
selesai.
4. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data oleh peneliti untuk
memperoleh informasi yang lebih spesifik dari responden guna
menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2015:194). Jenis
wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara terstruktur, yaitu
peneliti menyusun instrumen pertanyaan-pertanyaan tertulis terlebih
dahulu untuk diajukan kepada responden.
Wawancara dilakukan dengan cara mendengarkan dan merekam
jawaban dari responden yang berpedoman pada pertanyaan wawancara,
pengamatan perilaku serta perekaman seluruh respon dari yang disurvei
(Sugiyono, 2015:210. Peneliti menggunakan wawancara kepada guru
tentang permasalahan pembelajaran, analisis kebutuhan media, dll.
3.6.1.2 Teknik Tes
Tes merupakan serangkaian latihan dan alat lain yang dipakai oleh
individu maupun kelompok untuk mengukur intelegensi, bakat,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya (Arikunto, 2010:193).
Dalam penelitian ini metode tes dilakukan guna mengukur kompetensi
pokok dan pencapaian hasil belajar. Tes dibagikan untuk mengetahui
kognitif siswa secara individu.
1. Pretest
Pretest merupakan kegiatan yang disampaikan oleh guru kepada siswa
untuk mengetahui kompetensi awal atau disebut juga dengan tes awal.
37
Prestest dilaksanakan sebelum penyampaian materi oleh guru. Manfaat
adanya tes awal yaitu untuk melihat kondisi mula-mula subjek sebelum
diberi perlakuan terhadap produk tertentu. Sehingga tujuan adanya pretest
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pencapaian belajar siswa
sebelum menggunakan bahan ajar berbasis lokal peneliti kembangkan.
2. Posttest
Posttest yaitu latihan yang dibagikan guru kepada siswa di akhir kegiatan
belajar setelah penyampaian materi atau biasa disebut dengan tes akhir.
Posttest adalah evaluasi terhadap materi yang sudah disampaikan guru.
Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pemahamn siswa terhadap
materi atau untuk mengetahui kondisi subjek/siswa setelah menggunakan
produk tertentu. Dalam penelitian ini, hasil prestest akan dibandingkan
dengan hasil posttest. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar dengan mengaplikasikan bahan ajar berbasis lokal yang
peneliti kembangkan.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.3 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
No Teknik Pengumpulan
Data Jenis Instrumen Bentuk Instrumen
1. Tes Tes tertulis Isian singkat dan Uraian
2. Non-tes Observasi Lembar pertanyaan
Dokumentasi Data dokumentasi
Wawancara Lembar observasi
Kuesioner Rating Scale
3.7 Uji Kelayakan, Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas
3.7.1 Uji Kelayakan
Instrumen penilaian kelayakan bahan ajar membaca berbasis lokal materi
menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi pada
pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV dianalisis oleh validator dengan
38
uji deskriptif presentase. Penelitian dengan menggunakan presentase ini
menggunakan skala Likert, dengan rumus :
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari
R = skor mentah yang didapat
SM = skor maksimal angket
100 = bilangan tetap
Hasil persentase selanjutnya dikonversikan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Validasi Ahli
Sumber : Purwanto
Presentase Kriteria
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
0% - 20% Tidak Layak
3.7.2 Uji Coba Instrumen
Peneliti menganalisis uji coba instrumen berupa uji coba pertanyaan
isian singkat sejumlah 41 soal dan uraian sejumlah 14 soal. Pertanyaan
pada uji coba instrumen mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia pada
muatan materi menggali informasi yang terdapat pada teks nonfiksi. Uji
coba instrumen dilaksanakan di kelas V SDN Denasri Wetan 03 karena
kelas tersebut sudah memperoleh materi tersebut. Uji coba instrumen ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan pertanyaan yang
akan digunakan pada saat tes akhir (postest) tahap uji coba produk di SDN
NP = x 100%
39
Denasri Wetan 03. Analisis uji coba instrumen terdiri atas uji validitas,
reliabilitas, dan taraf kesukaran.
3.7.2.1 Uji Validitas
Arikunto (2013:82) validitas merupakan ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan pada suatu instrumen. Validitas terdiri atas validitas isi
dan validitas konstruk. Validitas isi berarti tes dikatakan valid jika
mengukur tujuan khusus sejajar dengan materi atau isi pelajaran.
Sedangkan validitas konstruk berarti tes dikatakan valid jika butir soal
dalam tes mengukur aspek dalam indikator atau tujuan instruktional
khusus.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi dan konstruk.
Uji validitas memakai alat bantu excel dengan metode korelasi Pearson,
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total item soal,
kemudia rhitung dibandingkan dengan rtabel. Jika rtabel lebih besar dari pada
rhitung maka soal dinyatakan valid.
Peneliti menggunakan instrumen tes untuk diuji coba sejumlah 41
butir pertanyaan singkat dan 14 uraian. Skor setiap isian singkat jika
menjawab benar adalah 1, jika menjawab salah skornya 0. Hasil uji
validitas menggunakan metode Pearson mendapatkan data berikut:
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Konstruk Soal Uji Coba
Kriteria Soal Banyaknya
Soal Nomor Soal
Valid 51 Teks Lomban Batang: 1,2,4,5,6,7,8, 1B,
2B,3B
Teks Pantai Slamaran: 1,2,3,4,5, 1B, 2B, 3B
Teks Hutan Kota Rajawali Batang:
1,2,3,4,6,8,10, 1B, 2B
Teks Pasar Kliwon Batang: 1,2,3,4,5,6,7,8,
1B, 2B
Teks Pasar Batang: 1,2,3,4,5, 1B, 2B
40
Teks Nasi Megono: 1,2,3,4,5, 1B, 2B
Tidak Valid 4 Teks Lomban Batang: 3
Teks Hutan Kota Rajawali Batang: 5,7,9
Berdasarkan tabel analisis soal uji coba yang berjumlah 55
menampilkan bahwa banyaknya soal yang valid adalah 51 soal sedangkan
yang tidak valid ada 4 soal. Soal yang terbukti valid selanjutnya diuji
reliabilitas serta dapat digunakan sebagai soal tes akhir dalam bahan ajar
membaca berbasis lokal.
3.7.2.2 Uji Reliabilitas
Untuk menguji konsistensi alat ukur jika dilakukan pengukuran ulang
maka perlu adanya uji reliabilitas. Pengujian yang tidak reliabel maka
pengukurannya tidak konsisten sehingga hasil pengukuran diragukan atau
tidak dipercaya (Priyatno, 2016:154). Soal yang dimasukkan dalam ujian
reliabilitas termasuk soal yang valid. Dalam penelitian ini uji validitas
yang telah dilakukan peneliti mendapakan 51 soal valid dengan metode
Cronbach Alpha berbantuan aplikasi Microsoft Excel.
Instrumen soal yang dinyatakan reliabel dapat digunakan untuk tes
akhir. Reliabilitas soal mempunyai lima kriteria yaitu : (1) Kriteria sangat
tinggi apabila rhitung 0,8 – 1 ; (2) Kriteria tinggi jika rhitung 0,6 – 0,799;
(3)Kriteria sedang jika rhitung 0,4 – 0,599; (4)Kriteria rendah jika rhitung 0,2
– 0,399; (5)Kriteria sangat rendah jika rhitung 0 – 0,199. Hasil penelitian
mendapatkan data yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba
Teks Jenis
Soal
Nilai
Cronbach
Alpha
Simpulan Kriteria
Lomban Batang Isian 0,73 Reliabel Tinggi
Uraian 0,89 Reliabel Sangat
41
Tinggi
Pantai Slamaran
Indah
Isian 0,86 Reliabel Sangat
Tinggi
Uraian 0,68 Reliabel Tinggi
Hutan Kota
Rajawali
Isian 0,64 Reliabel Tinggi
Uraian 0,66 Reliabel Tinggi
Pasar Kliwon
Batang
Isian 0,55 Reliabel Sedang
Uraian 0,96 Reliabel Sangat
Tinggi
Pasar Batang Isian 0,49 Reliabel Sedang
Uraian 0,96 Reliabel Sangat
Tinggi
Nasi Megono Isian 0,51 Reliabel Sedang
Uraian 0,95 Reliabel Sangat
Tinggi
3.7.2.3 Taraf Kesukaran
Soal dikatakan baik jika soal tersebut tidak terlampau mudah
maupun terlampau sulit. Besar dari indeks kesukaran adalah 0,00 - 1,0.
Soal dengan indeks kesukarannya 1,0 berarti soal tersebut terlampau
mudah sedangkan indeks 0,00 berarti terlampau sukar. Rumus mencari
indeks kesukaran menurut Arikunto (2013:223) sebagai berikut:
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa menjawab benar
JS = jumlah seluruh peserta tes
Untuk mengukur indeks kesukaran soal uraian digunakan rumus :
42
Indeks kesukaran soal digolongkan menjadi tiga kriteria yaitu ―mudah‖
dengan besar indeks 0,71 - 1,00; ―sedang‖ dengan besar indeks 0,31 –
0,70; dan ―sukar‖ dengan besar indeks 0,00 – 0,30.
Tabel 3.7 Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
Kategori Banyak
Soal
Nomor Butir Soal
Sukar 5 Teks Lomban Batang: 3B
Teks Pantai Slamaran Indah: 2B, 3B
Teks Hutan Kota Rajawali Batang:
Teks Pasar Kliwon Batang: 1B, 2B
Teks Pasar Batang:
Teks Nasi Megono:
Sedang 21 Teks Lomban Batang: 1B, 2B
Teks Pantai Slamaran Indah: 4,5,
1B
Teks Hutan Kota Rajawali Batang:
1, 4,6, 1B, 2B
Teks Pasar Kliwon Batang: 1,8
Teks Pasar Batang: 4,5, 1B, 2B
Teks Nasi Megono: 2,3,5, 1B, 2B
Mudah 25 Teks Lomban Batang: 1,2,4,5,6,7,8
Teks Pantai Slamaran Indah: 1,2,3
Teks Hutan Kota Rajawali Batang:
2,3,8,10
Teks Pasar Kliwon Batang:
2,3,4,5,6,7
Teks Pasar Batang: 1,2,3
43
Teks Nasi Megono: 1,4
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Data Awal
Analisis data diberlakukan untuk mengetahui pembukitan bahwa
kelompok yang diberikan perlakuan berasal dari sampel yang sama. Data
yang dipakai dalam analisis ini adalah data hasil pretest dan posttest
muatan pelajaran Bahasa Indonesia materi menggali informasi baru yang
terdapat pada teks nonfiksi. Analisis data awal yang digunakan adalah uji
normalitas.
3.8.1.1 Uji Normalitas
. Uji normalitas dilakukan untuk menguji hasil belajar pretest dan posttest
siswa tujuannya untuk mengetahui apakah data hasil pretest dan posttest
berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas digunakan
rumus Liliefors yang dianalisis menggunakan software SPSS 21. Berikut
prosedur untuk melakukan uji normalitas dengan Liliefors (Priyatno,
2016:99-102).
1. Dijadikan bilangan baku dengan rumus
2. Menghitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi)
3. Menghitung proporsi z1, z2,....zn, yang dinyatakan oleh S(zi)
4. Hitung selisih F(zi) - S(zi), tentukan menentukan harga mutlaknya.
5. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut (Lo)
Dengan kriteria:
Jika Sig > 0,05, maka data berdistribusi normal
Jika Sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal
3.8.2 Analisis Data Akhir
3.8.2.1 Uji Hipotesis (t-test)
Analisis data sampel penelitian ini termasuk dalam uji hipotesis t-test.
Syarat uji t-test adalah jenis datanya berupa data interval, berdistribusi
44
normal dan saling berkaitan. Artinya, hasil penelitian diambil dari subjek
atau sampel yang sama. Hasil sebelum dan sesudah perlakuan.
Untuk mengetahui apakah hasil pretest dan postest mengalami
peningkatan yang signifikan atau tidak dengan rumus t-test sebagai berikut
t=
Sumber : Sugiyono (2017:138)
Keterangan:
= Rata-rata sampel 1
= Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
s12 = Varians sampel 1
s22 = Varians sampel 2
r = Korelasi antara dua sampel
Dalam penghitungan uji hipotesis berikut hipotesis yang disusun.
Ho1 = Tidak ada pengaruh dalam penggunaan bahan ajar membaca
berbasis lokal terhadap hasil belajar muatan Bahasa Indonesia kelas
IV
Ha1 = Ada pengaruh dalam penggunaan bahan ajar membaca berbasis
lokal terhadap hasil belajar muatan Bahasa Indonesia kelas IV
Kesimpulan dari hipotesis tersebut adalah jika t hitung > t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain bahan ajar
membaca berbasis lokal memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia materi menggali informasi baru yang terdapat pada teks
nonfiksi kelas IV SDN Denasri Wetan 03.
45
3.8.2.2 Uji Peningkatan Rata – rata (Gain)
Analisis n-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Uji n-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
ranah kognitif yang dilihat dari perbedaan hasil tes awal dan tes akhir.
Menurut Henikusniati (2015) Rumus n-gain adalah:
Hasil perhitungan selanjutnya dimasukkan dalam kriteria pada tabel
berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Indeks Gain
Interval
Koefisien
Kriteria
n-gain < 0,3 Rendah
0,3 < n-gain < 0,7 Sedang
n-gain > 0,7 Tinggi
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
development (R&D). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah bahan ajar berbasis lokal untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03,
Kecamatan Batang, Kabupaten Batang pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas IV dengan materi menggali pengetahuan baru yang terdapat pada
teks nonfiksi,tema ―Indahnya Keragaman di Negeriku‖, subtema
―Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku‖. Hasil penelitian ini
meliputi perancangan produk, hasil produk, hasil uji coba produk, dan
analisis data.
4.1.1 Perancangan Produk Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
Pengembangan bahan ajar berbasis lokal dirancang melalui dua
tahap, yaitu tahap analisis dan tahap desain..
4.1.1.1. Tahap Analisis
Perancangan desain bahan ajar yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan
data analisis kebutuhan guru dan siswa.
1. Analisis Kebutuhan Guru
Peneliti mengumpulkan data yang selanjutnya dianalisa dan diidentifikasi.
Data yang dikumpulkan adalah nilai ulangan semester 1 kelas IV SD
Negeri Denasri Wetan 03 Batang dan data hasil wawancara dengan guru
kelas IV. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa masih terdapat 54%
atau sebanyak 13 siswa belum memahami suatu bacaan. Hal tersebut
karena isi bacaan yang jauh dari pkisis maupun fisik siswa. Serta
keterbatasan bahan ajar yang digunakan pada saat kegiatan belajar
mengajar.
47
Setelah masalah teridentifikasi, selanjutnya peneliti menganalisis
kebutuhan terhadap media bahan ajar membaca berbasis lokal dengan
membagikan angket kebutuhan guru dan siswa. Sehingga perancangan
bahan ajar membaca berbasis lokal disesuaikan dengan data kebutuhan
guru dan siswa yang telah dibagikan.
Tabel 4.1 Hasil Angket Kebutuhan Guru
Hasil angket kebutuhan guru dapat diketahui bahwa guru jarang
menggunakan bahan.ajar.membaca.berbasis lokal dalam pembelajaran
PERTANYAAN JAWABAN
Apakah guru pernah menggunakan bahan ajar berbasis
lokal?
Belum pernah
Apakah diperpustakaan sekolah terdapat bahan ajar
membaca berbasis lokal?
Tidak ada
Apakah siswa sering membaca bahan ajar berbasis lokal
Batang dan sekitarnya?
Jarang
Apakah di sekolah sudah terdapat bahan ajar atau bacaan
berbasis lokal sebagai upaya peningkatan kemampuan
membaca pemahaman siswa?
Belum ada
Apakah guru sering menggunakan media atau bahan
pembelajaran berbasis lokal?
Jarang
Bentuk bahan pembelajaran buku seperti apa yang cocok
untuk siswa?
Buku Cetak
Manakah yang lebih siswa sukai, membaca teks atau
mendengarkan penjelasan guru?
Mendengarkan
penjelasan
guru
Warna apa yang cocok dijadikan warna dasar media
pembelajaran kelas IV?
Warna cerah
Apakah ibu setuju dengan adanya bahan ajar membaca
berbasis lokal yang sesuai dengan KI/KD?
Setuju
48
karena belum tersedianya bahan ajar berbasis lokal di SD Negeri Denasri
Wetan 03. Guru juga menyatakan setuju dengan adanya bahan ajar
berbasis lokal berwujud buku cetak yang disesuikan dengan KI/KD.
Penyusunan bahan ajar juga dikemas dengan warna yang cerah sehingga
menarik untuk dibaca.
2. Analisis Kebutuhan Siswa
Peneliti juga menyebarkan angket kebutuhan terhadap bahan ajar berbasis
lokal kepada siswa. Berikut adalah analisis angket kebutuhan siwa.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Angket Kebutuhan Siswa
NO PERTANYAAN JAWABAN JUMLAH PERSENTASE
1. Apakah kamu
mengetahui
tentang bahan ajar
berbasis lokal?
Ya, saya tahu 2 8,3 %
Tidak tahu 22 91,7 %
2. Apakah guru
pernah
menggunakan
bahan ajar
membaca berbasis
lokal Kota Batang
di kelas?
Pernah 1 4,2 %
Belum pernah 23 95,8 %
3. Apakah di
perpustakaan
sekolah terdapat
bahan ajar
membaca berbasis
lokal Kota
Batang?
Ada 3 12,5 %
Tidak ada 21 87,5 %
49
4. Pernakah kamu
membaca bahan
ajar yang berbasis
lokal Kota Batang
dan sekitarnya
Sering 0 0
Jarang 24 100 %
5. Apakah yang
membuatmu
tertarik dengan
bahan ajar
berbasis lokal
Kota Batang?
Isi bacaannya
yang pernah
saya alami
6 25 %
Isi bacaan
menarik
18 75 %
6. Manakah yang
lebih kamu sukai,
mengamati
gambar berwarna
atau hitam putih?
Mengamati
gambar
Membaca teks
7. Manakah yang
lebih kamu sukai,
gambar berwarna
atau gambar hitam
putih?
Gambar
berwarna
22 91,7 %
Hitam putih 2 8,3 %
8. Apakah kamu
sudah mahir
memahami
bacaan?
Sudah 4 16,7 %
Belum 20 83,3 %
9. Manakah yang
lebih kamu sukai,
membaca teks
atau
mendengarkan
Membaca teks 15 62,5 %
Mendengarkan
guru
9 37,5 %
50
penjelasaan dari
guru?
10. Warna apakah
yang kamu sukai?
Warna cerah 24 100 %
Warna gelap
0
11. Dimanakah
tempat yang
pernah kamu
kunjungi, ketahui,
atau kamu
makan?
Lomban
Batang
16 .66,7 %
Pantai Sigandu 12 50 %
Pantai Ujung
Negoro
12 50 %
Pantai
Slamaran
13 .54,17 %
Pasar Kliwon
Batang
15 .62,5 %
Tari Babalu
Batang
8 33,3 %
Pasar
Minggonjati
14 .58,3 %
Nasi Megono 16 .66,7 %
Soto Taoto 10 41,7 %
Bandungan
Kramat
4 16,7 %
Pasar Batang 13 .54,17 %
Hasil rekapitulasi tentang angket kebutuhan dan siswa dapat diketahui
bahwa siswa tertarik dengan bahan ajar membaca berbasis lokal. Bahan
ajar memuat keragaman lokal.kota.Batang dan sekitarnya untuk siswa agar
lebih terbantu dalam memahami pesan yang terkandung dalam teks
bacaan. Penyajian isi bahan ajar berwarna terang sehingga tertarik untuk
dibaca. Untuk materi yang disajikan, peneliti melakukan kofirmasi dahulu
kepada guru kelas IV berdasarkan kurikulum dan silabus yaitu menggali
51
informasi baru yang terdapat pada teks nonfiksi dengan tema ―Indahnya
Keragaman di Negeriku‖, subtema ―Indahnya Persatuan dan Kesatuan di
Negeriku‖. Pemilihan materi disesuaikan dengan bahan.ajar.berbasis lokal
yang peneliti kembangkan agar tetap relevan.
4.1.1.2 Tahap Desain
Tahap desain dilakukan setelah peneliti mendapatkan data dari analisis
kebutuhan siswa dan guru. Kemudian peneliti membuat design media
(prototype). Bahan Ajar Berbasis Lokal dikembangkan dengan memuat
keindahan keragaman lokal yang ada di Kecamatan Batang dan sekitarnya
seperti budaya-budaya, bangunan, dan makanan khas. Bahan ajar berbasis
lokal ini bertujuan supaya siswa lebih terbantu dalam memahami materi
pelajaran karena bacaan yang dekat secara psikis dan fisik dengan siswa.
Pengembangan bahan ajar berbasis lokal ini dirancang menggunakan
aplikasi Software Corel Draw X7 untuk mengedit warna dan gambar
secara digital supaya terlihat menarik. Untuk mengedit bagian isi buku
memakai aplikasi Microsoft Office Word dan Microsoft Office Publiser.
Bahan ajar ini berbentuk buku cetak dengan menggunakan kertas berjenis
HVS bagian isi dan kertas ivory bagian cover. Berikut adalah prototipe
bahan ajar membaca berbasis lokal.
52
Tabel 4.3 Komponen Prototipe Bahan.Ajar.Membaca.Berbasis.Lokal
TAMPILAN DESAIN KETERANGAN
Sampul Depan
Bahan Ajar
Membaca
Berbasis Lokal,
terdiri atas:
1. Logo UNNES
dan
Kemendikbud
2. Judul
3. Sasaran
pengguna
4. Nama
pengembang
bahan ajar
Background
gambar aktivitas
salah satu
budaya
masyarakat
Batang
53
Halaman Prakata
Background:
Header and
Footer berwarna
biru
Halaman Petunjuk
Pelaksanaan Buku
54
Daftar Isi
Halaman diskusi
menemukan
informasi baru
sebelum
memulai
membaca
teksnonfiksi
55
Teks ―Lomban
Batang‖
Background
berwarna biru
Ilustrasi: gambar
foto aktivitas
peserta lomban
batang.
56
Latihan diskusi
menemukan
informasi baru
dari teks bacaan
yang telah dibaca
dikaitkan dengan
materi
57
Latian Soal atau
Evaluasi
Latihan
menemukan
informasi
sebelum
membaca teks
nonfiksi
58
Teks ―Pantai
Slamaran Indah‖
Background
berwarna biru
Ilustrasi : Gambar
foto pantai
sigandu batang
59
Latihan diskusi
60
61
Latihan Soal
Evaluasi
62
Teks ―Hutan
Kota Rajawali
Batang‖
63
Latihan soal dan
diskusi
64
Latihan
menemukan
informasi sebelum
membaca teks
nonfiksi
Teks ―Pasar
65
Kliwon Batang‖
Background :
Header and Footer
berwarna biru
Ilustrasi : Gambar
foto aktivitas
penjual di Pasar
Kliwon Batang
66
Latihan Diskusi
Latihan Soal atau
67
Evaluasi
Latihan diskusi
menemukan
informasi sebelum
membaca teks
68
Teks ―Pasar
Batang‖
Background :
Header and Footer
berwarna biru
Ilustrasi:Gambar
foto gedung dan
salah satu aktivitas
penjual di Pasar
Batang
Latihan diskusi
menemukan
informasi baru
69
setelah membaca
teks
Latihan Soal atau
Evaluasi
Diskusi
70
menemukan
informasi
sebelum
membaca teks
nonfiksi
Teks ―Nasi
Megono‖
Background:
Header and
Footer berwarna
biru
Ilustrasi: Gambar
foto makanan
nasi megono
71
Latihan soal dan
diskusi
72
Daftar Pustaka
73
Tema,
Kompetensi, dan
Indikator
Profil Penulis
74
Sampul
Belakang
75
4.1.2 Hasil Produk
Penelitian ini menghasilkan produk yaitu Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal Kota Batang. Peneliti menerapkan tahapan ketiga dari
model pengembangan ADDIE yaitu tahap pengembangan (development).
Pada tahap development, rancangan desain diwujudkan menjadi media
pembelajaran yang nyata. Bahan ajar membaca berbasis lokal sebelum
dicetak, dinilai kelayakannya oleh validator ahli materi dan media.
Validasi ahli media dan ahli materi berpanduan pada instrumen penilaian
yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Tabel 4.4 Penilaian Ahli Media
NO
INDIKATOR
PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
SKOR
1 2 3 4
1. Ukuran buku Kesesuaian ukuran buku
dengan standar ISO
(A4,A5,B5)
v
Kesesuaian ukuran dengan
materi isi buku
v
2. Desain kulit buku Penampilan unsur tata letak
pada kulit muka, belakang, dan
punggung memiliki kesatuan.
v
Komposisi unsur tata letak
seimbang dengan tata letak isi.
V
Ukuran unsur tata letak
proporsional
v
76
Mempunyai kekontrasan yang
baik
v
Tampilan unsur tata letak
konsisten.
v
Ukuran huruf pada judul buku
lebih dominan dibanding nama
pengarang dan nama penerbit.
V
Warna judul buku senada
dengan warna latar belakang
v
Tidak terlalu banyak meakai
kombinasi jenis huruf.
v
Tidak memakai huruf hias.
Menggambarkan isi materi ajar v
Bentuk, warna, ukuran proporsi
obyek sesuai realita.
v
3. Desain isi buku Tampilan unsur tata letak
konsisten berdasarkan pola
v
Posisi judul bab dan yang
setara (daftar isi, prakata, dll)
konsisten.
v
Bidang cetak dan margin
proporsional.
v
Spasi antara teks dengan v
77
ilustrasi sesuai.
Margin antara dua halaman
proporsional.
v
Judul bab v
Angka halaman v
Ilustrasi v
Keterangan gambar v
Posisi ilustrasi sebagai latar
belakang tidak mengganggu
judul, teks, angka halaman.
v
Posisi ilustrasi, judul, subjudul,
dan keterangan gambar tidak
mengganggu pemahaman.
v
Tidak memakai jenis huruf
terlalu banyak
v
Tidak memakai jenis huruf hias v
Variasi huruf tidak berlebihan v
Ukuran huruf sesuai dengan
tingkat pendidikan peserta
didik
v
Jenis huruf sesuai dengan
tingkat peserta didik
v
Lebar susunan teks sesuai v
78
tingkat pendidikan peserta
Jenjang judul-judul jelas dan
konsisten
v
Posisi tanda pemotongan kata
maksimum dua baris
v
4. Ilustrasi Isi Buku Mampu mengungkap makna
dari obyek
v
Bentuk proporsional v
Bentuk sesuai kenyataan v
Tampilan seluruh ilustrasi
serasi dan menarik.
v
Tabel 4.5 Penilaian Ahli Materi
KELAYAKAN ISI
NO INDIKATOR BUTIR PENILAIAN
SKOR
1 2 3 4
1. Kesesuaian materi
dengan KD dan
indikator
Relevansi materi dengan
kompetensi yang dikuasai siswa
v
Kesesuaian contoh baan berbasis
lokal dengan tujuan yang harus
dikuasai siswa
v
Maateri yang termuat dalam
bahan ajar bermanfaat menambah
v
79
pengetahuan dan wawasan siswa
tentang keragaman lokal yang
ada di kota Batang dan
sekitarnya.
2. Keakuratan Materi
Keakuratan definisi dan konsep v
Keakuratan fakta dan data v
Keakuratan kasus atau contoh v
Keakuratan gambar v
Keakuratan istilah-istilah v
Keakuratan acuan pustaka v
3. Materi Pendukung
Pembelajaran
Kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu
v
Keterkinian contoh dalam sehari-
hari
v
Materi sesuai lingkungan sekitar
siswa atau kontekstual
v
Gambar dalam kehidupan sehari-
hari
v
4. Mendorong
Keingintahuan
Mendorong rasa ingin tahu v
Menciptakan kemampuan
bertanya
v
80
KELAYAKAN PENYAJIAN
1. Teknik Penyajian Penyajian atau tampilan
sederhana bagi siswa
v
Tampilan sesuai dengan
sistematika
v
Pertimbangan KD dalam
penyusunan
v
2. Penyajian
Pembelajaran
Berpusat pada siswa v
Mengembangkan keterampilan
proses
v
Memperhatikan aspek
keselamatan kerja
v
Variasi penyajian
3. Kelengkapan
penyajian
Prakata v
Petunjuk penggunaan buku v
Daftar isi v
Gambar v
Ilustrasi v
Soal v
Daftar pustaka v
4. Penilaian
Konstektual
Keterkaitan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa
v
81
Kemampuan mendorong siswa
membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki
dengan implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
v
Tabel 4.6 Penilaian Ahli Bahasa
No Kriteria Penilaian Nilai
1 2 3 4
1. Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal sesuai dengan tata berfikir
siswa kelas III
V
2 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal memotivasi siswa untuk
merespon jawaban
V
3 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal mampu membuat siswa terlibat
secara emosional dan tertarik untuk membaca
bahan ajar
V
4 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal
V
5 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal memperjelas gambar
V
6 Penulisan kalimat pada bahan ajar berbasis
lokal sesuai dengan EYD
V
7 Kebenaran penggunaan tanda baca pada
bahan ajar berbasis lokal
V
Skor total 23
Nilai 82
82
Menurut Purwanto (2017:102) perhitungan data angket penilian ahli
diukur menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimal tes yang bersangkutan
Hasil persentase data ahli materi dan media selanjutnya dikonversi
menjadi beberapa kriteria yaitu sangat layak, layak, cukup layak,kurang
layak dan tidak layak. Kriteria sangat layak diperoleh dengan rentang nilai
81%-100%. Kriteria layak diperoleh dengan rentang nilai 61%-80%.
Kriteria cukup layak diperoleh dengan rentang nilai 41%-60%. Kriteria
kurang layak diperoleh dengan rentang nilai 21%-40%. Sedangkan kriteria
tidak layak diperoleh dengan rentang nilai 0%-20%.
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Ahli Media dan Ahli Materi
Aspek
Penilaian Ahli
Skor
Keseluruhan
Skor yang
diperoleh Persentase Kriteria
Kegrafikan Media 144 113 78,5% Layak
Materi Materi 132 103 78% Layak
Berdasarkan tabel hasil rekapan penilaian ahli materi dan media
menunjukkan bahwa bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas
IV SDN Denasri Wetan 03, Kecamaan Batang layak digunakan dalam
pembelajaran. Bahan ajar membaca berbasis lokal kemudian diperbaiki
oleh peneliti sesuai saran dan masukan oleh tim ahli.
83
Bahan.ajar.membaca.berbasis.lokal.yang sudah diperbaiki diterapkan pada
uji coba pemakaian produk skala kecil.
4.1.3 Hasil Uji Coba Produk
Hasil uji coba produk oleh peneliti menerapkan dua tahap dari model
pengembangan ADDIE. Tahapan tersebut yaitu tahap implementation dan
tahap evaluate.
4.1.3.1 Tahap Implementasi
Bahan ajar membaca berbasis lokal yang dikembangkan peneliti
diterapkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar membaca
pemahaman siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03, Kecamatan Batang
pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menggali informasi baru
yang terdapat pada teks nonfiksi. Peneliti menerapkan bahan ajar berbasis
lokal dalam uji coba skala kecil. Uji coba produk skala kecil merupakan
simulasi yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk sebelum
digunakan pada kelompok besar dilapangan.
Peneliti mengujikan bahan ajar membaca berbasis lokal pada siswa
kelas IV SDN Denasri Wetan 01. Guru memilih sejumlah 6 siswa
berdasarkan kategori berinteletek tinggi (dua siswa), sedang (dua siswa),
dan rendah (dua siswa). Kemudian siswa mengerjakan tes awal (pretest)
untuk mengetahui kompetensi awal membaca pemahaman sebelum
mengaplikasikan bahan ajar berbasis lokal. Selanjutnya siswa diberikan
pembelajaran dengan menerapkan bahan ajar membaca berbasis lokal Kota
Batang dan sekitarnya. Kemudian siswa mengerjakan tes akhir (postetst)
sebagai evaluasi.
4.1.3.2 Tahap evaluasi
Pada tahap ini, peneliti memberikan,angket.tanggapan guru dan siswa
terhadap bahan ajar membaca berbasis lokal.
1. Angket,Tanggapan,Guru
Angket tanggapan guru adalah instrumen penilaian tanggapan tentang
bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas IV SDN Denasri
84
Wetan 03 yang diberikan kepada guru kelas IV. Peneliti memberikan
angket setelah guru mengamati pembelajaran dengan menerapkan bahan
ajar membaca berbasis lokal dalam uji coba produk. Angket ini berisi 15
butir pertanyaan yang dilengkapi dengan kolom catatan. Kolom catatan
diisi guru bila diperlukan untuk memberikan masukan atau saran guna
perbaikan bahan ajar. Hasil angket tanggapan guru pada uji coba produk
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru
No PERNYATAAN Jumlah Skor
yang diperoleh Persentase
1. Keseluruhan tampilan Bahan
Ajar membaca berbasis lokal
menarik.
1 100%
2. Materi dalam Bahan Ajar
Membaca berbasis Lokal
sesuai dengan KD
1 100%
3. Tujuan pembelajaran
dirumuskan dengan jelas pada
Bahan ajar membaca berbasis
lokal
1 100%
4. Teks bacaan dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
dijelaskan sesuai tingkat
perkembangan siswa SD
1 100%
5. Penyajian teks dalam Bahan
Ajar Membaca berbasis Lokal
sistematis
1 100%
6. Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal menumbuhkan minat
1 100%
85
belajar siswa
7. Gambar dan ilustrasi dalam
Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal relevan dengan materi
1 100%
8 Gambar dan ilustrasi dalam
Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dicetak dengan jelas
1 100%
9. Pemilihan gambar pada Bahan
Ajar Membaca Berbasis Lokal
mampu menarik perhatian
siswa.
1 100%
10. Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dapat menambah
wawasan siswa tentang
keragaman di Kota Batang dan
sekitarnya.
1 100%
11. Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal menambah keaktifan
siswa.
1 100%
12. Teks dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
terbaca jelas.
1 100%
13. Kalimat dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
menggunakan bahasa yang
sederhana sesuai karakteristik
siswa SD.
0 0
14. Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dapat digunakan secara
kelompok atau mandiri.
1 100%
86
15. Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal mudah dalam
penggunaan.
1 100%
Total skor yang diperoleh 14 93,3%
Berdasarkan hasil angket tanggapan guru kelas IV pada tahap uji coba
menunjukkan bahwa terdapat 14 pertanyaan medapat respon positif . Total
persentase respon positif yang diperoleh sejumlah 93,3%. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahan.ajar membaca berbasis lokal sangat baik
digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siwa merupakan instrumen penilaian tanggapan
terhadap bahan ajar membaca berbasis lokal yang diberikan kepada siswa
kelas IV . Angket ini diberikan kepada siswa setelah mengikuti uji coba
produk dengan materi menggali informasi baru yang terdapat pada teks
non fiksi pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil angket dianalisis
untuk selanjutnya diperbaiki jika diperlukan. Hasil analisis angket
tanggapan siswa pada uji coba produk ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan
Jawaban
Siswa
menjawab
“Ya”
Persentase
1. Bahan Ajar Membaca
Berbaiss Lokal menarik
minat untuk membaca
6 100%
2. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal
6 100%
87
menyenangkan
3. Bacaan dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
mudah dipahami
6 100%
4. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal menambah
wawasan tentang keragaman
di Kota Batang dan
sekitarnya.
6 100%
5. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal
menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
6 100%
6. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal membantu
memahami isi bacaan
6 100%
7. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal mengandung
gambar-gambar yang
menarik.
6 100%
8. Warna yang terdapat pada
Bahan Ajar Membava
Berbasis Lokal cerah dan
menarik.
6 100%
9. Tulisan yang terdapat pada
Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal berukuran
cukup besar tidak terlalu
kecil.
6 100%
10. Tulisan yang terdapat di 6 100%
88
Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal dapat
terbaca dengan jelas.
11. Bahan Ajar Membaca
Berbasia Lokal mudah
digunakan.
6 100%
12. Gambar-gambar pada Bahan
Ajar Membaca Berbasis
Lokal tericetak secara jelas.
6 100%
13. Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal dapat
digunakan secara kelompok
atau mandiri.
6 100%
Berdasarkan tabel hasil rekapan angket tanggapan siswaterhadap bahan
ajar membaca berbasis lokal pada uji coba mengindikasikan bahwa
terdapat 13 butir pernyataan mendapat respon positif.
Hasil angket tanggapan siswa ditampilkan dalam diagram berikut
Diagram 4.1 Presentase Hasil Angket Tanggapan Siswa
89
Keterangan :
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menarik minat membaca
2. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menyenangkan
3. Bacaan dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mudah dipahami
4. Bahan.Ajar Membaca Berbasis Lokal menambah wawasan tentang
keragaman di Kota atang dan sekitarnya.
5. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
6. Bahan Ajar membaca Berbasis membuat siswa mudah memahami isi
bacaan.
7. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mengandung gambar-gambar
yang menarik.
8. Warna yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal cerah
dan menarik.
9. Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
berukuran cukup besar tidak terlalu kecil.
10. Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
dapat terbaca dengan jelas.
11. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mudah digunakan.
12. Gambar-gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal tercetak
dengan jelas.
13. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal dapat digunakan secara
kelompok maupun mandiri dalam pembelajaran.
4.1.4 Analisis Data
Analisis data meliputi analisis data awal yaitu uji normalitas dan t-test, dan
uji data akhir yaitu uji peningkatan rata-rata (n-gain).
4.1.4.1 Analisis Data Awal
90
Hasil pretest dan posttest kemudian diuji kenormalannya dengan
menggunakan SPSS versi 21. Uji normalitas digunakan sebagai syarat
perhitungan parametris untuk mencari hipotesis simpulan pada uji t-test.
4.1.4.1.1 Uji normalitas hasil pretest dan posttest
Kriteria dalam uji normalitas ini adalah jika nilai sig pada output > 0.05
dengan α 5% yang artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal.
Berikut ini output uji normalitas menggunakan Kolmogrov-Smirnov dari
SPSS.
Tabel 4.10 Distribusi Pretest dan Posttest Siswa pada Kelompok Kecil
Hasil perhitungan pada tabel 4.10 data mempunyai nilai signifikan 0,200.
Sehingga nilai signifikan yang diperoleh lebih dari 0,05. Maka, dapat
disimpulkan bahwa data pretest dan posttest pada kelompok kecil tersebut
normal. Data normal berarti data empirik yang didapat dari lapangan
sesuai dengan distribusi normal. Data yang berdistribusi normal dalam
pengolahan data dapat dilanjutkan dalam pengukuran pengaruh atau
hubungan.
4.1.4.2 Analisis Data Akhir
Analisis data akhir terdiri dari uji hipotesis hubungan bahan ajar dengan
ketrampilan membaca pemahaman, dan uji peningkatan hasil belajar
siswa.
4.1.4.2.1 Uji Hipotesis
91
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan statistika parametris, karena data yang dimiliki berdistribusi
normal dan jenis data interval. Dalam uji hipotesis, hasil data diolah
dengan menggunakan SPSS.
Peneliti melakukan uji t-test ketika simpulan dari uji normalitas
menyatakan bahwa data nilai pretest dan posttest berdistribusi normal.
Pengaruh bahan ajar membaca berbasis lokal terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia materi menggali informasi baru yang terdapat pada teks nonfiksi
dapat diketahui dari perbedaan rata-rata nilai pretest dan postest. Apabila
thitung lebih kecil dari ttabel, maka Ha ditolak. Jika thitung lebih besar daritabel
maka Ha diterima.
Ho = Tidak ada pengaruh dalam penggunaan bahan ajar membaca berbasis
lokal terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV
Ha = ada pengaruh dalam penggunaan penggunaan bahan ajar membaca
berbasis lokal terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV
Tabel 4.11 Uji Paired t-test
Hasil perhitungan yang ditunjukkkan pada tabel 4.11 diperoleh data sig (2-
tailed) 0,005 < 0,05. Dan thitung (4,741) > t tabel (3,707) menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada materi menggali pengetahuan
baru yang terdapat dari teks nonfiksi muatan pelajaran Bahasa Indonesia
sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar membaca berbasis lokal.
Atau dapat disimpulkan bahwa bahan ajar membaca berbasis lokal
berepengaruh terhadap hasil belajar muatan Bahasa Indonesia materi
92
menggali penngetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi untuk siswa
kelas IV SDN Denasri Wetan 03.
4.1.4.2.2 Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (Gain)
Uji peningkatan rata-rata dilakukan peneliti untuk menghitung tes awal
dengan tes menggunakan analisis indeks gain. Gain yang digunakan
adalaah gain ternomalisasi (n-gain) yang didapatkan dari membandingkan
selisih skor tes awal dan skor tes akhir dengan selisih SMI dan pretest.
Hasil uji peningkatan rata-rata (n-gain) disajikan dalam tabel berikut
Tabel 4.12 Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain)
Kriteria Nilai
Rata-rata tes awal (pretest) 55,83
Rata-rata tes akhir (posttest) 83
Selisish rata-rata 27,14
Nilai Gain 0,615
Kriteria indeks Gain Sedang
Berdasarkan tabel diketahui bahwa n-gain sebesar 0,615 termasuk dalam
kriteria sedang, rata-rata tes awal dengan tes akhir menunjukkan selisih
27,14. Peningkatan rata-rata hasil tes awal dan tes akhir disajikan dalam
diagram berikut.
93
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang
didapatkan dari tes awal (pretest) mengalami kenaikan sebesar 27,14, dari
55,83 menjadi 83. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
membaca berbasis lokal efektif digunakan dalam pembelajaran muatan
pelajaran Bahasa Indonesia materi menggali informasi baru yang terdapat
dari teks nonfiksi untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan
Batang.
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan akan dijelaskan hasil penelittian yang dicapai meliputi
pengembangan bahan ajar membaca berbasis lokal, kelayakan bahan ajar
membaca berbasis lokal dan keefektifan bahan ajar membaca berbasis
lokal yang dikembangkan.
4.2.1 PemaknaanTemuan Penelitian
4.2.1.1 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
Penelitian ini mengembangkan produk berupa bahan ajar membaca
berbasis lokal. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model penelitian
94
pengembangan ADDIE. Tahapan model ADDIE meliputi (1) Analyze,
(2)Design (3) Development), (4)Iimplementation, dan (5) Evaluation.
Pada tahap analisis peneliti menyusun angket kebutuhan guru dan
siswa yang berdasarkan potensi masalah yang ada di sekolah. Pada tahap
desain peneliti merancang desain bahan ajar membaca berbasis lokal
dengan dasar hasil analisis guru dan siswa.Selanjutnya pada tahap
pengembangan desain dari bahan ajar berbasis lokal diimplementasikan
menjadi produk yang kemudian di uji validasi oleh ahli media dan materi.
Kemudian peneliti memperbaiki bahan ajar apabila terdapat saran dan
masukkan dari validator ahli. Hasil perbaikan bahan ajar kemudian
diimplementasikan atau digunakan pada uji coba pemakaian skala kecil
dalam pembelajaran. Pada kegiatan ini termasuk pada tahap implementasi.
Tahap yang terakhir yaitu tahap evaluasi. Peneliti memberikan angket
tanggapan kepada siswa dan guru mengenai bahan ajar membaca berbasis
lokal setelah dilakukan uji coba produk.
4.2.1.2 Kelayakan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
Penilaian kelayakan bahan ajar membaca berbasis lokal Batang terdiri atas
kelayakan berdasarkan validasi ahli dan hasil tanggapan guru dan siswa
terhadap bahan ajar membaca berbasis lokal.
a. Validasi ahli
Penilaian kualitas bahan ajar membaca berbasis lokal yang dikembangkan
peneliti dapat diketahui melalui validasi oleh ahli materi, bahasa, dan
media. Validasi materi dan bahasa bertujuan untuk mengetahui kelayakan
isi materi dan bahasa yang terkandung dalam bahan ajar berbasis lokal
sesuai dengan tingkat kognitif siswa sekolah dasar. Validasi oleh ahli
materi berpedoman pada instrumen penilaian yang disusun oleh BSNP.
Instrumen penilaian ahli materi berisi tentang keakuratan materi,
kesesuaian dengan KD dan Indikator, materi pendukung pembelajaran,
penyajian pembelajaran, teknik penyajian dan kelengkapan penyajian.
Sedangkan validasi bahasa berisi tentang penggunaan bahasa dalam bahan
ahar membaca berbasis lokal. Validasi oleh ahli materi terhadap bahan ajar
95
membaca berbasis lokal yang dikembangkan oleh peneliti mendapatkan
skor 103 dengan jumlah skor total adalah 132, sehingga jika dikonversikan
bentuk persentase kelayakan materi sebesar 78% termasuk dalam kategori
layak digunakan. Validasi bahasa mendapatkan skor 23 dari total skor
maksimal 28, sehingga jika dikonversikan ke bentuk persentase sebesar
82% termasuk dalam kategori sangat layak.
Sedangkan validasi media yang dilakukan oleh tim ahli memiliki
untuk mengetahui kelayakan komponen kegrafikan pada bahan ajar
membaca berbasis lokal yang dikembangkan oleh peneliti. Valiadai ahli
media juga mengacu pada instrumen penilaian oleh BNSP. Instrumen ahli
media berisi tentang kegrafikan ukuiran buku, desain isi dan kulit buku,
serta ilustrasi di setiap bacaan. Penilaian yang dilakukan oleh tim ahli
media terhadap bahan ajar membaca berbasis lokal yang dikembangkan
peneliti mendapatkan skor 113 dengan jumlah skor total adalah 144.
Sehingga jika dikonversikan bentuk persentase menjadi 78,5% masuk
dalam kategori layak digunakan.
Berdasarkan ulasan tersebut berarti bahwa segala aspek dalam bahan
ajar pembelajaran pada umunya sudah terpenuhi dalam bahan ajar
membaca berbasis lokal Kecamatan Batang, sehingga dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas IV SDN
Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang layak digunakan dalam
pembelajaran materi menggali informasi baru yang terdapat pada teks
nonfiksi muatan pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Hasil angket tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar membaca
berbasis lokal
Peneliti menggunakan angket tanggapan kepada guru dan siswa untuk
memperoleh tanggapan yang diberikan terhadap bahan ajar
membacaberbasis lokal yang dikembangkan peneliti. Peneliti memberikan
angket tanggapan kepada guru setelah mengamati pembelajaran
menggunakan bahanajar membaca berbasis lokal Kota Batang pada materi
96
menggali informasi baru yang terdapat pada teks nonfiksi pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil tanggapan guru kelas IV SDN Denasri Wetan 01
setelah mengamati pembelajaran pada uji coba produk skala kecil,
memberikan jawaban ―tidak‖ pada pertanyaan mengenai kesederhanaan
kalimat yang sesuai dengan perkembangan siswa. Namun secara
keseluruhan guru memberikan respon positif terhadap pertanyaan pada
angket tanggapan guru. Menurut guru, bahan ajar membaca berbasis lokal
Kecamatan Batang merupakan bahanajar yang dapat menambah semangat
dan ketertarikan siswa untuk belajar memahami suatu bacaan dari teks
nonfiksi. Hal tersebut karena bacaan-bacaan yang termuat dalam bahan
ajar membaca berbasis lokal dekat dengan siswa serta tampilan bahan yang
dilengkapi gambar setiap bacaan menarik. Sesuai dengan teori Piage
bahwa usia anak kelas IV termasuk dalam tahap operaonal konkret.
Sehingga perlu mempertimbangkan pemilihan bahan ajar dalam
pembelajaran yaitu konkrit dan dekat secara psikis dan fisik siswa.
Tujuannya yaitu membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
yang terkandung dalam bahan ajar.
Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa kelas IV SDN Denasri
Wetan 01 diketahui bahwa secara keseluruhan siswa memberikan respon
positif pada semua aspek bahan ajar. Angket tanggapan diberikan kepada 6
siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam uji coba produk skala kecil.
6 siswa yang mengikuti pada uji coba produk skala kecil terdiri atas 2
siswa berintelek tinggi, 2 siswa berintelek sedang, dan 2 siswa berintelek
rendah. Hasil tanggapan siswa digunakan peneliti sebagai koreksi apabila
ada jawaban ―tidak‖ dai siswa. Namun semua siswa merespon positif
sehingga jika dikonversikan dalam bentuk persentase menjadi 100%.
Sehingga bahan ajar membaca berbasis lokal efektif digunakan dalam
pembelajaran materi menggali informasi baru yang terdapat dari teks
nonfiksi pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Bahan ajar berbasis
lokal bisa digunakan siswa secara kelompok maupun pribadi.
97
4.2.1.3 Keefektifan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
Kefektifan bahan ajar membaca berbasis lokal Kecamatan Batang
diketahui melalui peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh
dari nilai tes awal dan tes akhi. Nilai tes awal diperoleh sebelum
pelaksanaan pembelajaran materi menggali informasi baru yang terdapat
pada teks nonfiksi muatan pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan bahan ajar membaca berbasis lokal. Sedangkan nilai akhir
didapatkan setelah pelaksanan pembelajaran materi menggali informasi
baru yang terdapat pada teks nonfiksi dengan menggunakan bahan ajar
membaca berbasis lokal Kecamatan Batang.
Berdasarkan data diketahui bahwa nilai tes awal berjumlah 335
dengan rata-rata 55,83 Nilai tertinggi yang diperoleh pada saat tes awal
yaitu 86 dan nilai terendahnya yaitu 21. Sedangkan rata-rata nilai tes akhir
83 Sehingga terdapat peningkatan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir
sebesar 27,14. Adanya peningkatan rata-rata nilai menunjukkan bahan
ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03
baik digunakan dalam pembelajaran pada materi menggali informasi baru
yang terdapat pada teks nonfiksi muatan Bahasa Indoneisa.
4.3 Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian merupakan dampak atau konsekuensi hasil penelitian..
Implikasi penelitian terdiri atas implikasi teoritis, implikasi praktis, dan
implikasi pedagogis.
4.3.1 Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis merupakan dampak hasil penelitian yang dilakukan
yang terdiri atas pengembangan bahan ajar membaca berbasis lokal
Kecamatan Batang, kelayakan bahan ajar membaca berbasis lokal Batang,
dan perbedaan hasil belajar bahan ajar membaca berbasis lokal Batang
yang dikaji dalam kajian teori. Chall dalam Shofiah (2017)
mengungkapkan jika seorang pembaca memiliki pengetahuan mengenai
98
apa yang dibaca, maka kompetensi memahami isi bacaan akan lebih baik.
Pengembangan bahan ajar berbasis lokal oleh peneliti mengandung
keragaman lokal seperti budaya, bangunan,dan makanan khas yang
terdapat di tempat bahan ajar tersebut digunakan yaitu kecamatan Batang
Kabupaten Batang. Bahan ajar ini mempunyai tujuan untuk menyediakan
bacaan yang dekat secara psikis dan fisik siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahan ajar membaca berbasis lokal dapat membantu
siswa memahami isi bacaan lebih baik.
4.3.2 Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang peneliti lakukan berkenaan dengan dampak
hasil penelitian terhadap proses kegiatan pembelajaran berikutnya. Bahan
ajar berbasis lokal Kecamatan Batang yang dikembangkan dapat
memudahkan guru dalam mengasah kemampuan siswa pada saat
memahami isi bacaan. Pembelajaran menjadi menarik dan optimal karena
apa yang dipelajari dekat dengan lingkungan siswa sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dan mental siswa dalam menggali isi bacaan.
4.3.3 Implikasi Pedagogis
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi untuk mengelola
pembelajaran. Implikasi pedagogis yang peneliti yaitu memberikan
inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar membaca berbasis lokal guna
mengoptimalkan hasil belajar siswa di semua mata pelajaran. Bahan ajar
berbasis lokal dapat menimbulkan motivasi, kesiapan dan mental, dan
kemampuan memahami isi bacaan oleh siswa.
Penelitian ini membuat pandangan terhadap pengembangan bahan ajar
membaca berbasis lokal dengan tujuan tersedianya bacaan dekat secara
psikis dan fisik siswa. Sehingga dapat membantu siswa memahami materi
pembelajaran.
99
BAB V
PENUTUP
5.1.Simpulan
Berdasarkan paparan hasil.penelitian dan pembahasan mendapat
kesimpulan bahwa
1. Pengembangan bahan ajar berbasis lokal memuat keragaman lokal
seperti budaya dan makanan khas yang terdapat di Kecamatan Batang
pada materi ―Menggali Pengetahuan Baru yang Terdapat pada Teks
Nonfiksi‖ muatan pelajaran Bahasa Indonesia
2. Tingkat kelayakan bahan ajar membaca berbasis lokal Kecamatan
Batang berdasarkan penilaian oleh ahli media dan materi. Persentase
penilaian ahli media dan materi sebesar 78,5% dan 78% termasuk
kategori layak, sedangkan persentase ahli bahasa sebesar 82%
termasuk kategori sangat layak, sehingga bahan ajar membaca
berbasis lokal untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan 03 layak
untuk diujicobakan.
3. Bahan ajar membaca berbasis lokal Kecamatan Batang mendapatkan
tanggapan sangat baik dari guru dan siswa, sehingga efektif digunakan
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Hasil rata-rata nilai tes awal 55,83 setelah
mendapatkan perlakuan menjadi 83. Hasil perhitungan n-gain sebesar
0,615.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, saran dari
peneliti yaitu:
1. Bahan ajar membaca berbasis lokal Kecamatan Batang dapat menjadi
referensi alternatif pilihan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IV SD daerah Kecamatan Batang dan
sekitarnya.
2. Guru sebaiknya dapat mengembangkan bahan ajar yang lebih variatif
dalam bentuk lain untuk kemampuan membaca pemahaman siswa.
100
Serta dapat melakukan penelitian pengembangan serupa pada materi
maupun muatan pelajaran yang lain sehingga pendidikan Indonesia
menjadi lebih baik dan berkualitas.
101
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Prastowo. 2015 Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .
Yogyakarta: Diva Press.
Amin, Ahmad. (2017). Local Culture Stories as Alternative Reading Materials for
Students (A Contextual Teaching and Learning for High and Low
Interest). Smart Journal, 3(1): 20-27
Anggraeni, Krisna dan Yonanda, Devi Afriyuni. (2018). Efektivitas Bahan Ajar
Berbasis Kearifan Lokal dalam Model Pembelajaran Teknik Jigsaw
terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi. Jurnal Visipena, 9(2): 385-395
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Budi, Jefri. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Teks Dongeng Berbasis
Kearifan Lokal Malang Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. NOSI, 6(1):
1-10
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Demir, Yusuf. (2012). The Effect of Background Knowledge and Cultural
Nativization on Reading Comprehension and Vocabulary Inference.
Journal of Educational and Instructional Studies in The World, 2(22):
188-198
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 tentang Panduan Pengembangan
Bahan Ajar
Divan, Stefanus. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Budaya
Lokal untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Teori dan
Praktik Kependidikan, 3(1): 101-114
Gumono. 2013. Pemanfaatan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di
Provinsi Bengkulu. Proceeding of the international seminar on languages
and arts, Padang: 5-6 oktober 2013. Hal. 208-219.
Hatimah, Ria Hosnol. (2013). The Effect of Using Authentic Materials on The
Tenth Grade Students’ Reading Comprehension Achievement at MA
Islamiyah Syafi’iyah Sumberanyar-Paiton in The 2012-2013 Academic
Year. Pancaran, 2(3): 35-44
Jumaini dkk. 2018. Development Of Reading Comprehension Teaching Materials
Using The CIRC Model In Primary School. International Journal of
Educational Dynamics 1(1): 2655-5093
Kurniasih, Imas. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran
Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Surabaya:Kata Pena
102
Laksana, Laba, dkk. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Tematik SD Kelas IV
Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Ngada. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Citra Bakti, 3(1): 1-10
Lestariningsih,Novi dkk. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif
Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli Dan
Tanggung Jawab. Jurnal Pendidikan Karakter 1
Lestari, Arini Dwi, dkk. (2018). Evektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal
terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kampung Jawa. Jurnal Bioterdidik:
Wahana Ekspresi Ilmiah, 6(5)
Muntari, Lilik. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Bahasa Indonesia
untuk Kelas V SD dengan Model Dick dan Carey. Media Didaktika, 2(2):
175-182
Nisa, Hany Uswatun dan Teguh. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Membaca
Sastra Legenda
Bermuatan Kearifan Lokal Berbahasa Jawa. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. 5(2) : 2502-4493
Nofrianni,Elvima dan Syahniar. 2019. Development Of Reading Comprehension
Teaching Materials Using Somatic Auditory Visual And Intellectual
Modelsfor Class IV of Primary Schools. International Jounal of
Educational Dynamics 1(2): 2655-5093
Noviana, Eddy dan Bakri, Rifka. (2015). Implementasi Bahan Ajar Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Kearifan Lokal di Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 04 Buantan Besar Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Jurnal
Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 4(1): 1-11
Nurhidayah dan Sudiati. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Membaca
Pemahaman Berdasarkan Strategi Plan (Predict, Locate, Add, Note) untuk
Siswa Kelas VII. LITERA, 16(1): 114-128
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2013,
Permadi, Benny. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Islam dan Kearifan
Lokal Berbasis Kelas IV MIN Seduri dan SIM Nurul Amal Mojokerto.
Jurnal Pendidikan Islam, 1(1): 122-138
Permendikbud no 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
Permendikbud Nomor 81-A tahun 2013
Priyatno, Duwi. 2016. Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan
SPSS. Yogyakarta: Gava Media
Putri, Atika, dkk. (2018). Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal Bioterdidik: Wahana
Ekspresi Ilmiah, 6(5)
103
Rahim,Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Rahmayantis, Marista Dwi. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Indah
Puisi untuk Siswa SMP Kelas VII. Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra,
dan Pengajarannya 2(1) : 2442-9287
Samadhy, Umar, dkk. (2018). Pelatihan Pembuatan Buku Ajar Berbasis Limbah
di Gugus Larasati Gunungpati Semarang. Rekayasa, 16(2): 179-185
Sari, Isnaini Fitrah. 2018. ―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal Melalui
Model Guided Inquiry Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar‖. Tesis. Bandar
Lampung: Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar
Universitas Lampung
Shofiah, Nurul. 2017. Pertimbangan Pemilihan Teks Bacaan Dalam Pengajaran
Dan Pembelajaran Membaca. Prosiding SENASBASA. Hal 285-296
Somadayo,Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta
Susrawan,I Nyoman Adi. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Berbasis Budaya Lokal Balidi Kelas VII SMP PGRI 3 Denpasar. Jurnal
Pendidikan Dasar 7(2): 2087-9016
Tang, Muhammad Rapi. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Cerita Fiksi Berbasis
Wacana Budaya di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,
22(2): 169-175
Tarigan, H.G. 2015. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Tinja, Yasintus. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Kearifan
Lokal Sebagai Upaya Melestarikan Nilai Budaya pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan, 2(9): 1257-1261
Undang-Undang no 18 tahun 2002
Wijiningsih, Ninik, dkk. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis
Budaya Lokal. Jurnal Pendidikan, 2(8): 1030-1036
Winaputra, Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka
Yuniawan, Tommi. (2009). Pengembangan Model Materi Ajar Berbasis Konteks
Yuniyati, Siska. 2018. ―Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Kearifan
Lokal pada Tema ―Daerah Tempat Tinggalku‖ untuk Peserta Didik Kelas
104
IV Sekolah Dasar‖. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Kependidikan
Universitas Sebelas Maret
Sosiokultural di SMP (Kontribusi Sosiolinguistik dalam Peningkatan Kompetensi
Komunikatif Berbahasa Indonesia). Lingua, 5(1): 1-14
Zinnurain dan Muzanni, Ahmad. (2016). Pengembangan Buku Ajar Berbasis
Kearifan Lokal pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah IKIP
Mataram, 4(2): 63-69
105
LAMPIRAN
106
Lampiran 1
KISI – KISI INSTRUMEN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL UNTUK SISWA KELAS IV SDN
DENASRI WETAN 03 KECAMATAN BATANG
Variabel Indikator Sumber Data Instrumen
Desain
pengembangan
bahan ajar
membaca berbasis
lokal Kecamatan
Kota Batang
1.Materi disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung pada
saat penelitian
2. Materi diambil dari keragaman lokal Kecamatan Kota Batang
3. Gambar harus memenuhi persyaratan tertentu
4. Jelas dengan informasi yang ingin disampaikan
5. Penggunaan bahan ajar dengan mudah
6. Gambar terlihat dengan jelas
7. Tampilan desain menarik
8. Letak proporsional
9. Semua komponen terlihat jelas
Dokumen dan
Rancangan
Produk
Angket kebutuhan
guru dan siswa
pengembangan
media, Lembar uji
validasi penilaian
komponen penyajian
Kelayakan bahan
ajar
1. Kesesuaian Materi dengan KD dan Indikator
2. Keakuratan Materi
3. Materi Pendukung Pembelajaran
4. Mendorong Keingintahuan
Validator Ahli Lembar uji validasi
penilaian komponen
penyajian dan
komponen
kegrafikan
107
5. Teknik Penyajian
6. Penyajian Pembelajaran
7. Kelengkapan Penyajian
8, Penilaian Kontekstual
9. Ukuran Buku
10. Desain Kulit Buku
11. Desain Isi Buku
12. Ilustrasi Isi Buku
Hasil Belajar siswa
kelas IV SDN
Denasri Wetan 03
Kecamatan Batang
3.7.1 Mengidentifikasi pengetahuan baru yang terdapat pada teks
nonfiksi
3.7.2 Menuliskan kata sulit yang terdapat pada teks nonfiksi
3.7.3 Menjelaskan arti kata sulit yang terdapat pada teks nonfiksi
3.7.4 Menjelaskan pokok pikiran dari paragraf yang terdapat pada
teks nonfiksi
Daftar Hasil
Belajar
Tes Tertulis Isian
Singkat dan Uraian
108
Lampiran 2
INSTRUMEN WAWANCARA GURU KELAS IV
LEMBAR INSTRUMEN WAWANCARA
Identitas Narasumber
Nama Narasumber :
Jabatan :
Hari, Tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Kurikulum apa yang diterapkan di SDN Denasri Wetan 03 ?
2. Apakah sudah tersedia alat peraga atau media pada kelas IV terutama untuk
pembelajaran bahasa Indonesia?
3. Bagaimana rata-rata kemampuan belajar peserta didik kelas IV di SDN
Denasri Wetan 03 ?
4. Bagaimana pendapat ibu mengenai pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV
SDN Denasri Wetan 03?
5. Berapa KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Denasri
Wetan 03?
6. Bagaimanakah rata-rata nilai dari Bahasa Indonesia ini?
7. Media apa saja yang biasa Ibu gunakan dalam mengajar mapel bahasa
Indonesia?
8. Permasalahan apa saja yang Ibu hadapi ketika pembelajaran Bahasa Indonesia
dan apa penyebab dari hal tersebut sehingga banyak peserta didik yang
mendapat nilai di bawah KKM?
9. Apakah Ibu sudah menemukan solusi terhadap permasalahan tersebut?
109
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA
Nama Narasumber : Hida Susanti,S.Pd
Jabatan : Guru Kelas IV
Hari, Tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019
Waktu : 07.00 -11.00 WIB
Tempat : SDN Denasri Wetan 03
No Pertanyaan Jawaban
1. Kurikulum apa yang
diterapkan di SDN Denasri
Wetan 03 ?
KTSP dan Kurikulum 2013. Untuk kelas
IV dan II menggunakan kurikulum 2013.
2. Apakah sudah tersedia alat
peraga atau media pada kelas
IV terutama untuk
pembelajaran Bahasa
Indonesia?
Tidak ada alat atau media yang tersedia
pada mata pelajaran bahasa
Indonesia,kecuali buku siswa dan beberapa
buku bacaan.
3. Bagaimana rata-rata
kemampuan belajar peserta
didik kelas IV di SDN
Denasri Wetan 03 ?
Rata-rata belajar siswa belum mencapai
KKM karena dari mereka sangat sulit
dalam memahami isi bacaan materi yang
ada. Dan didukung kurangnya minat siswa
dalam belajar mandiri dirumah setelah
pulang sekolah, kurangnya perhatian orang
tua untuk membimbing anaknya
4. Bagaimana pendapat ibu
mengenai pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV SDN
Denasri Wetan 03?
pembelajaran bahasa Idonesia di kelas IV
ini sebenarnya berjalan dengan baik
namum masih ada kendala yang muncul
yaitu siswa yang tidak memahami apa
yang dibacanya.
5. Berapa KKM mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IV
SDN Denasri Wetan 03?
KKM Bahasa Indonesia pada kelas IV
adalah 75.
6. Bagaimanakah rata-rata nilai pada beberapa tema banyak siswa yang
110
dari Bahasa Indonesia ini? mendapat di bawah KKM
7. Media apa saja yang biasa
Ibu gunakan dalam mengajar
mapel bahasa Indonesia?
Media yang digunakan buku guru dan
buku siswa serta buku yang ada di
perpustakaan.
8. Permasalahan apa saja yang
Ibu hadapi ketika
pembelajaran Bahasa
Indonesia dan apa penyebab
dari hal tersebut sehingga
banyak peserta didik yang
mendapat nilai di bawah
KKM?
Permasalahan yang sering terjadi yaitu
siswa sangaat sulit ketika dimintaa untuk
membaca karena mungkun kurangnya
bahan bacaan yang menarik dan sesuai
dengan dunia anak kelas IV, buku yang
ada kebanyakan buku keluaran lama dan
hitam putih tanpa gambar pendukung isi
bacaan, terlebih siswa tidak memhami isi
bacaan yang mereka baca.
9. Apakah Ibu sudah
menemukan solusi terhadap
permasalahan tersebut?
solusi ibu gunakan biasanya hanya
menggunakan metode baca mengular atau
bergiliran. Sehingga anak terus
memperhatikan bacaan yang sedang
dibaca.
10. Bagaimana dengan nilai
Bahasa Indonesia khususnya
pembelajaran membaca
pemahaman pada semester I
(jika ada)?
Terlampir.
Mengetahui,
Guru Kelas IV
Hida Susanti,S.Pd
111
Lampiran 4
DAFTAR NILAI SISWA KELAS IV
SD NEGERI DENASRI WETAN 03 BATANG
NO NAMA
NILAI
KKM KETERANGAN T1
3.2
T2.
3.1
Rata
- rata
1 AIRAH DZAKIROH 79 76 77,5 75 TUNTAS
2 ALDI AL BUKHORI 72 76 74 75 BELUM TUNTAS
3 ALIFIA MA RUF PUTRI 75 77 76 75 TUNTAS
4 AMAT PRILISWANTO 70 69 69,5 75 BELUM TUNTAS
5 BAYU SURYO KUSUMO JOYO
PAMUNGKAS 78 80 79 75 TUNTAS
6 CHOLIL YASIR AL GHAFUUR 72 70 71 75 BELUM TUNTAS
7 CINDY FATIKA SARI 75 74 74,5 75 BELUM TUNTAS
8 FAIRUS HASNA SYADZA 75 77 76 75 TUNTAS
9 GHOZI AL GHIFARI 71 78 74,5 75 BELUM TUNTAS
10 HUDA NOVA PRATAMA 78 79 78,5 75 TUNTAS
11 INDRIANI OKTAVIANA 80 73 76,5 75 TUNTAS
12 IRMA DWI PUSPITA 73 69 71 75 BELUM TUNTAS
13 MUHAMAD MIRZA RISKY
MAULANA 76 71 73,5 75 BELUM TUNTAS
14 MUHAMMAD ZAHFRIL
HARLANGGA 70 80 75 75 TUNTAS
15 MAULIDA ZUHROTUN SALMA 74 77 75,5 75 TUNTAS
16 MUHAMMAD FAZA 76 75 75,5 75 TUNTAS
17 NAISILAH MUTMAINAH 81 72 76,5 75 TUNTAS
18 NURUL KHORIM 70 72 71 75 BELUM TUNTAS
19 RAFFA ALFAKRHEZI 70 70 70 75 BELUM TUNTAS
20 RISDITA KHUSNUL 83 74 78,5 75 TUNTAS
21 SILVI OKTAFIANI 71 73 72 75 BELUM TUNTAS
22 SURYA NUR SHODIK 71 72 71,5 75 BELUM TUNTAS
23 TITIK SAFIRA 72 71 71,5 75 BELUM TUNTAS
24 ARYA MIRZA ALFANO 70 69 69,5 75 BELUM TUNTAS
Mengetahui,
112
Lampiran 5
ANGKET KEBUTUHAN SISWA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Peneliti bermaksud mengembangkan bahan ajar membaca berbasis lokal Kota
Batang, untuk itu peneliti meminta masukan dari siswa sebelum melakukan
perancangan bahan ajar.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai!
1. Apakah kamu tahu bahan ajar berbasis lokal?
a. Ya, saya tahu b. Tidak tahu
2. Apakah guru pernah menggunakan bahan ajar membaca berbasis lokal Kota
Batang di kelas?
a. Pernah b. Belum Pernah
3. Apakah di perpustakaan sekolah terdapat bahan ajar membaca berbasis lokal
Kota Batang?
a. Ada b. Tidak ada
4. Pernahkah kamu membaca bahan ajar yang berbasis lokal Kota Batang?
a. Sering b. Jarang
5. Apakah yang membuatmu tertarik dengan bahan ajar berbasis lokal Kota
Batang?
a. Isi bacaannya pernah saya alami b. Isi bacaan menarik
6. Manakah yang lebih kamu sukai, mengamati gambar atau membaca teks ?
113
a. Mengamati gambar b. Membaca teks
7. Manakah yang lebih kamu sukai, gambar berwarna atau gambar hitam putih?
a. Gambar berwarna b. hitam putih
8. Apakah kamu sudah mahir memahami bacaan?
a. Sudah b. Belum
9. Manakah yang lebih kamusukai, membaca teks atau mendengarkan
penjelasan dari guru?
a. Membaca teks b. Mendengarkan penjelasan guru
10. Warna apakah yang kamu sukai?
a. Warna cerah b. Warna gelap
.11. Dari beberapa tempat di bawah ini, manakah yang pernah kalian kunjungi,
kalian ketahui, atau pernah kalian makan? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Lomban Batang g. Pasar Minggonjati
b. Pantai Sigandu h. Nasi Megono
c. Pantai Ujung Negoro i. Soto Taoto
d. Pantai Slamaran j. Bandungan Kramat
e. Pasar Kliwon Batang k. Pasar Batang
f. Tari Babalu Batang
114
Lampiran 6
HASIL ANGKET KEBUTUHAN SISWA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
115
Lampiran 7
ANGKET KEBUTUHAN GURU
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
Nama :
NIP :
Instansi :
Peneliti bermaksud mengembangkan bahan ajar membaca berbasis lokal Kota
Batang, untuk itu peneliti meminta masukan dari guru sebelum melakukan
perancangan media.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai!
1. Apakah guru pernah menggunakan bahan ajar membaca berbasis lokal di
kelas?
a. Pernah b. Belum Pernah
2. Apakah di perpustakaan sekolah terdapat bahan ajar membaca berbasis lokal?
a. Ada b. Tidak ada
3. Apakah siswa sering membaca bahan ajar yang berbasis lokal Kota Batang?
a. Sering b. Jarang
4. Apakah di sekolah sudah terdapat bahan ajar atau bacaan berbasis lokal
dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa?
a. Sudah ada b. Belum ada
116
5. Apakah guru sering menggunakan media atau bahan pembelajaran berbasis
lokal?
a. Sering b. Jarang
6. Bentuk bahan pembelajaran buku seperti apa yang cocok untuk siswa kelas
IV?
a. Buku cetak b. Buku elektronik
7. Manakah yang lebih cocok untuk siswa, gambar berwarna atau gambar hitam
putih?
a. Gambar berwarna b. Gambar hitam putih
8. Apakah mayoritas siswa sudah lancar dalam memahami suatu bacaan?
a. Sudah b. Belum
9. Manakah yang lebih siswa sukai, membaca teks atau mendengarkan
penjelasan dari guru?
a. Membaca teks b. Mendengarkan penjelasan guru
10. Warna apakah yang cocok untuk dijadikan warna dasar media pembelajaran
kelas IV?
a. Warna cerah b. Warna gelap
117
Lampiran 8
HASIL ANGKET KEBUTUHAN GURU
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
118
119
Lampiran 9
INSTRUMEN VALIDASI PENILAIAN KOMPONEN KELAYAKAN ISI
OLEH AHLI MATERI PADA BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS
LOKAL UNTUK KELAS IV SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN
BATANG
Judul : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang
Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Sasaran : Siswa kelas IV semeseter 2
Validator :
Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian.
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak
tentang ―Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lokal untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Denasri Wetan 03
Kecamatan Batang‖. Aspek penilaian materi bahan ajar ini diambil dari
komponen penilaian aspek kelayakan isi dan penyajian bahan ajar oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta beberapa indikator aspek kontekstual
menurut Depdiknas. Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak akan
sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan ajar ini.
Untuk itu, peneliti mohon Bapak dapat memberikan tanda ―√‖ di bawah kolom
skor penilaian berikut sesuai dengan pendapat Bapak.
Keterangan.
(1) = Kurang Baik.
(2) = Cukup Baik
120
(3) = Baik
(4) = Sangat Baik
I. KELAYAKAN ISI
NO INDIKATOR BUTIR PENILAIAN
SKOR
1 2 3 4
1. Kesesuaian materi
dengan KD dan
indikator
Relevansi materi dengan
kompetensi yang dikuasai siswa
Kesesuaian contoh baan berbasis
lokal dengan tujuan yang harus
dikuasai siswa
Maateri yang termuat dalam
bahan ajar bermanfaat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa
tentang keragaman lokal yang
ada di kota Batang dan
sekitarnya.
2. Keakuratan Materi
Keakuratan definisi dan konsep
Keakuratan fakta dan data
Keakuratan kasus atau contoh
Keakuratan gambar
Keakuratan istilah-istilah
Keakuratan acuan pustaka
3. Materi Pendukung Kesesuaian materi dengan
121
Pembelajaran perkembangan ilmu
Keterkinian contoh dalam sehari-
hari
Materi sesuai lingkungan sekitar
siswa atau kontekstual
Gambar dalam kehidupan sehari-
hari
4. Mendorong
Keingintahuan
Mendorong rasa ingin tahu
Menciptakan kemampuan
bertanya
II. KELAYAKAN PENYAJIAN
1. Teknik Penyajian Penyajian atau tampilan
sederhana bagi siswa
Tampilan sesuai dengan
sistematika
Pertimbangan KD dalam
penyusunan
2. Penyajian
Pembelajaran
Berpusat pada siswa
Mengembangkan keterampilan
proses
Memperhatikan aspek
keselamatan kerja
122
Variasi penyajian
3. Kelengkapan
penyajian
Prakata
Petunjuk penggunaan buku
Daftar isi
Gambar
Ilustrasi
Soal
Daftar pustaka
4. Penilaian
Konstektual
Keterkaitan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa
Kemampuan mendorong siswa
membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki
dengan implementasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kritik dan Saran
123
Batang, Februari 2019
Ahli Materi Peneliti
…………………………... Ilmania Rizky
NIP. NIM 1401416072
PENSKORAN
Skor Minimal = 1
Skor Maksimal = 4
Skor keseluruhan = 132
Jumlah skor yang didapat kemudian dikonversikan ke dalam persen
dengan rumus menurut Purwanto (2017:102) berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Hasil persentase data kemudian dianalisis menggunakan tabel berikut:
124
Presentase Kriteria
81% - 100 % Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
0% – 20% Tidak Layak
125
Lampiran 10
HASIL VALIDASI AHLI MATERI
126
127
128
Lampiran 11
INSTRUMEN VALIDASI PENILAIAN KOMPONEN KEGRAFIKAN
OLEH AHLI MEDIA PADA BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS
LOKAL UNTUK KELAS IV SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN
BATANG
Judul : Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
untuk Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Denasri
Wetan 03 Kecamatan Batang
Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Sasaran : Siswa kelas IV semester 2
Validator :
Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian.
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak
tentang ―Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal untuk
Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan
Batang‖. Aspek penilaian kegrafikan bahan ajar ini diambil dari komponen
penilaian aspek kelayakan kegrafikan bahan ajar oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pendapat, penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak akan
sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan ajar ini.
Untuk itu, peneliti mohon Bapak dapat memberikan tanda ―√‖ di bawah kolom
skor penilaian berikut sesuai dengan pendapat Bapak.
Keterangan.
(1) = Sangat kurang
(2) = Kurang
(3) = Baik
(4) = Sangat Baik
129
KELAYAKAN KEGRAFIKAN
NO
INDIKATOR
PENILAIAN
BUTIR PENILAIAN
SKOR
1 2 3 4
1. Ukuran buku Kesesuaian ukuran buku
dengan standar ISO
(A4,A5,B5)
Kesesuaian ukuran dengan
materi isi buku
2. Desain kulit buku Penampilan unsur tata letak
pada kulit muka, belakang, dan
punggung memiliki kesatuan.
Komposisi unsur tata letak
seimbang dengan tata letak isi.
Ukuran unsur tata letak
proporsional
Mempunyai kekontrasan yang
baik
Tampilan unsur tata letak
konsisten.
Ukuran huruf pada judul buku
lebih dominan dibanding nama
pengarang dan nama penerbit.
Warna judul buku senada
130
dengan warna latar belakang
Tidak terlalu banyak meakai
kombinasi jenis huruf.
Tidak memakai huruf hias.
Menggambarkan isi materi ajar
Bentuk, warna, ukuran proporsi
obyek sesuai realita.
3. Desain isi buku Tampilan unsur tata letak
konsisten berdasarkan pola
Posisi judul bab dan yang
setara (daftar isi, prakata, dll)
konsisten.
Bidang cetak dan margin
proporsional.
Spasi antara teks dengan
ilustrasi sesuai.
Margin antara dua halaman
proporsional.
Judul bab
Angka halaman
Ilustrasi
Keterangan gambar
Posisi ilustrasi sebagai latar
131
belakang tidak mengganggu
judul, teks, angka halaman.
Posisi ilustrasi, judul, subjudul,
dan keterangan gambar tidak
mengganggu pemahaman.
Tidak memakai jenis huruf
terlalu banyak
Tidak memakai jenis huruf hias
Variasi huruf tidak berlebihan
Ukuran huruf sesuai dengan
tingkat pendidikan peserta
didik
Jenis huruf sesuai dengan
tingkat peserta didik
Lebar susunan teks sesuai
tingkat pendidikan peserta
Jenjang judul-judul jelas dan
konsisten
Posisi tanda pemotongan kata
maksimum dua baris
4. Ilustrasi Isi Buku Mampu mengungkap makna
dari obyek
Bentuk proporsional
132
Bentuk sesuai kenyataan
Tampilan seluruh ilustrasi
serasi dan menarik.
Batang, Februari 2019
Ahli Materi Peneliti
…………………………... Ilmania Rizky
NIP. NIM 1401416072
PENSKORAN
Skor Minimal = 1
Skor Maksimal = 4
Skor keseluruhan = 144
Jumlah skor yang didapat kemudian dikonversikan ke dalam persen
dengan rumus menurut Purwanto (2017:102) berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh
133
SM = skor maksimal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Hasil persentase data kemudian dianalisis menggunakan tabel berikut:
Presentase Kriteria
81% - 100 % Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang Layak
0% – 20% Tidak Layak
134
Lampiran 12
HASIL VALIDASI AHLI MEDIA
135
136
137
138
Lampiran 13
INSTRUMEN VALIDASI PENILAIAN KOMPONEN KELAYAKAN ISI
OLEH AHLI BAHASA PADA BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS
LOKAL UNTUK KELAS IV SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN
BATANG
Nama :
NIP :
Asal Instansi :
Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan dengan cara
menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian diberikan pada setiap komponen dengan cara memberikan tanda
cek (v) pada rentang angka penilaian yang dianggap sesuai. Adapaun
keterangannya sebagai berikut.
Skor Alternatif Jawaban
1 Sangat Tidak Baik
2 Tidak Baik
3 Baik
4 Sangat Baik
139
No Kriteria Penilaian Nilai
1 2 3 4
1. Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal sesuai dengan tata berfikir
siswa kelas III
2 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal memotivasi siswa untuk
merespon jawaban
3 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal mampu membuat siswa terlibat
secara emosional dan tertarik untuk membaca
bahan ajar
4 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal
5 Bahasa yang digunakan pada bahan ajar
berbasis lokal memperjelas gambar
6 Penulisan kalimat pada bahan ajar berbasis
lokal sesuai dengan EYD
7 Kebenaran penggunaan tanda baca pada
bahan ajar berbasis lokal
Skor total
Nilai
Batang, Februari 2019
Ahli Materi Peneliti
…………………………... Ilmania Rizky
NIP. NIM 1401416072
140
Penilaian
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Kriteria kelayakan bahasa bahan ajar membaca berbasis lokal untuk siswa kelas
IV SDN Denasri Wetan 03 Kecamatan Batang
Presentase Kriteria
76% - 100 % Sangat Layak
51% - 75% Layak
26% - 50% Cukup Layak
0% - 25% Kurang Layak
141
Lampiran 14
HASIL VALIDASI BAHASA
142
Lampiran 15
REKAPITULASI HASIL INSTRUMEN VALIDASI PENILAIAN
BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
UNTUK KELAS IV SDN DENASRI WETAN 03 KECAMATAN BATANG
No. Validator Validasi
Penilaian Persentase Skor
1. Basuki Sulistio, S.Pd., M.Pd. Media 78,5
2. Asep Purwo Yudi Utomo,M.Pd Materi 78
Bahasa 82
Rata-rata Persentase Skor 79,5%
Kriteria Layak
143
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS IV SEMESTER 2
TEMA 7 INDAHNYA KERAGAMAN DI NEGERIKU
SUBTEMA 3 INDAHNYA PERSATUAN DAN KESATUAN DI
NEGERIKU
PEMBELAJARAN 3
144
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR
145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Denasri Wetan 01
Kelas/Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Tema/Subtema/PB : 7 (Indahnya Keragaman di Negeriku) / 3 (Indahnya
Persatuan dan Kesatuan di Negeriku) / 3
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit (6 JP)
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator
Bahasa Indonesia
3.7 Menggali pengetahuan baru yang
terdapat pada teks non fiksi.
3.7.1 Menemukan pengetahuan baru
yang terdapat pada teks nonfiksi.
3.7.2 Menemukan pokok pikiran dari
paragraf yang terdapat pada teks
nonfiksi.
146
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri.
4.7.1 Menjelaskan pokok pikiran dari
paragraf yang terdapat pada teks
nonfiksi.
4.7.2 Menuliskan pengetahuan baru
dari teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri
IPS
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama
di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik
ruang.
3.2.1 Menjelaskan jenis kegiatan
ekonomi di Indonesia
3.2.2 Menguraikan ciri-ciri bidang
ekonomi masyarakat Indonesia
3.2.3 Menyimpulkan aktivitas
ekonomi masyarakat Indonesia
4.2 Menyajikan hasil identifikasi
mengenai keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama
di provinsi setempat sebagai
identitas bangsa Indonesia; serta
hubungannya dengan karakteristik
ruang.
4.2.1 Mengkomunikasikan hasil
identifikasi kegiatan ekonomi di
Indonesia
PPKn
1.4 Mensyukuri berbagai bentuk
keragaman suku bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
1.4.1 Menerima berbagai bentuk
keragaman sosial dan budaya di
Indonesia
2.4 Menampilkan sikap kerja sama
dalam berbagai bentuk keragaman
suku bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan
2.4.1 Melaksanakan sikap kerja sama
dalam berbagai bentuk
keragaman di Indonesia
147
dan kesatuan
3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk
keragaman suku bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan
3.4.1 Menjelaskan berbagai
keragaman sosial dan budaya.
3.4.2 Menguraikan bentuk tindakan
yang mencerminkan sikap
toleran dalam keragaman
3.4.3 Menyeleksi sikap yang
hendaknya dihindari untuk
menjaga persatuan dan kesatuan
4.4 Menyajikan berbagai bentuk
keragaman suku bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan.
4.4.1 Mengomunikasikan berbagai
bentuk keragaman di Indonesia
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks bacaan ―Hutan Kota Rajawali‖, siswa dapat
menemukan pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi dengan
benar.
2. Dengan membaca teks bacaan ―Hutan Kota Rajawali‖, siswa dapat
menemukan pokok pikiran dari paragraf yang terdapat pada teks nonfiksi
dengan benar.
3. Dengan membaca teks bacaan ―Hutan Kota Rajawali‖, siswa dapat
menjelaskan pokok pikiran dari paragraf yang terdapat pada teks nonfiksi
dengan benar.
4. Dengan membaca teks bacaan ―Hutan Kota Rajawali‖, siswa dapat
menuliskan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan
bahasa sendiri dengan benar.
5. Setelah mengamati gambar aktivitas ekonomi, siswa dapat menjelaskan
jenis kegiatan ekonomi di Indonesia dengan tepat.
148
6. Dengan membaca teks bacaan Hutan Kota Rajawali, siswa dapat
menguraikan ciri-ciri bidang ekonomi masyarakat Indonesia dengan
terperinci.
7. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyimpulkan aktivitas ekonomi
masyarakat Indonesia dengan tepat.
8. Dengan mengumpulkan data, siswa dapat mengkomunikasikan hasil
identifikasi kegiatan ekonomi di Indonesia dengan percaya diri.
9. Setelah mengamati gambar aktivitas ekonomi, siswa dapat menjelaskan
berbagai keragaman sosial dan budaya dengan tepat.
10. Setelah diskusi kelompok, siswa dapat menguraikan bentuk tindakan yang
mencerminkan sikap toleran dalam keragaman dengan terperinci.
11. Setelah mencermati isi teks bacaan ―Hutan Kota Rajawali‖, siswa dapat
menyeleksi sikap yang hendaknya dihindari untuk menjaga persatuan dan
kesatuan dengan cermat.
12. Setelah berdiskusi kelompok, siswa dapat mengomunikasikan berbagai
bentuk keragaman di Indonesia dengan percaya diri.
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Informasi baru dari teks bacaan nonfiksi
2. Kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia
3. Sikap dan perilaku terhadap keragaman dalam persatuan dan kesatuan
D. MODEL/PENDEKATAN/METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Survey, Quettion, Read, Recite, Riview (SQ3R)
3. Metode : Diskusi, ceramah, tanya jawab, penugasan
E. MEDIA
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
2. Gambar aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia
149
F. SUMBER BELAJAR
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Kelas IV SD Tema Indahnya Keragaman di
Negeriku. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Kemendikbud. 2017. Buku Siswa Kelas IV SD Tema Indahnya Keragaman di
Negeriku. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Lingkungan sekitar.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembukaan
1. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.
2. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh salah satu
siswa yang ditunjuk. (religius)
3. Presensi kehadiran siswa dilakukan oleh guru.
(disiplin)
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan menyanyikan lagu ―Dari Sabang
sampai Merauke‖ dan melakukan tepuk
semangat.
5. Guru mengadakan apersepsi dengan
mengkaitkan materi sebelumnya melalui tanya
jawab:
―Tahukah kamu arti Bhineka Tunggal Ika?‖
Selanjutnya guru menyatakan bahwa hari ini
akan belajar tentang indahnya persatuan dan
kesatuan di negeriku.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
10 Menit
Kegiatan Inti Fase 1 (Survey) 150 Menit
150
7. Siswa mangamati gambar tentang keragaman
aktivitas ekonomi yang ditampilkan oleh guru.
(mengamati)
8. Guru menjelaskan tentang keanekaragaman
aktifitas ekonomi. Salah satunya adalah di
daerah kecamatan Batang.
9. Siswa membuka Bahan Ajar Berbasis Lokal
untuk siswa kelas IV SDN Denasri Wetan.
10. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi
tentang suatu topik yang akan dibahas yaitu
tentang ―Hutan Kota Rajawali Batang‖.
Fase II (Quettion)
11. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan anggota masing – masing kelompok 4
– 5 siswa.
12. Siswa menjawab pertanyaan dari guru :
(menanya)
- Siapa yang sudah pernah ke Hutan Kota
Rajawali Batang?
- Apakah kamu tahu mengenai Hutan Kota
Rajawali Batang?
13. Siswa berdiskusi secara berkelompok
mengenai pengetahuan awal yang sudah
diketahui tentang Hutan Kota Rajawali Batang.
14. Siswa menulis hasil dikusi kelompok di lembar
LKPD yang dibagikan oleh guru.
Fase III (Read)
15. Siswa membaca teks nonfiksi berjudul ―Hutan
Kota Rajawali‖ dalam hati.
151
16. Guru mengamati siswa yang sedang membaca
dengan berkeliling mengunjungi setiap
kelompoknya.
17. Perwakilan siswa membaca di depan kelas
dengan didengarkan oleh siswa lain.
Fase IV ( Recite)
18. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi
tentang pengetahuan atau informasi baru yang
didapat dari teks ―Hutan Kota Rajawali‖.
19. Siswa dengan kelompoknya kemudian
berdiskusi untuk menemukan gagasan pokok
pada setiap paragraf. (mengasosiasi)
20. Tiap kelompok menuliskan hasil diskusinya
pada lembar LKPD yang dibagikan oleh guru.
Fase V (Review)
21. Masing – masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas
(mengkomunikasikan)
22. Kelompok yang tidak maju menanggapi hasil
diskusi kelompok yang maju.
23. Guru memberikan penguatan dari jawaban
kelompok.
24. Guru mengaitkan materi berkaitan dengan
sikap menghargai bentuk keragaman dalam
persatuan.
25. Siswa secara individu megerjakan soal evaluasi
pada lembar evaluasi yang telah disediakan
guru untuk mengukur kemampuan siswa.
Penutup 26. Siswa mendapat penguatan dari guru dan 15 Menit
152
Penutup
membuat kesimpulan.
27. Siswa bersama guru melakukan refleksi
bersama.
28. Guru mengumumkan kelompok terbaik
sebagai bentuk penghargaan kepada siswa.
29. Siswa menerima tindak lanjut dari guru berupa
remidi dan pengayaan.
30. Siswa berdoa selesai belajar dan mengucapkan
salam kepada guru
H. Penilaian
Aspek Penilaian:
1. Sikap
a. Teknik : Nontes
b. Jenis : Observasi
c. Bentuk : Lembar Observasi
2. Pengetahuan
a. Teknik : Tes
b. Jenis : Tertulis
c. Bentuk : Isian singkat, Uraian
3. Keterarmpilan
a. Teknik : Nontes
b. Jenis : Unjuk Kerja
c. Bentuk : Rubrik Penilaian
Batang, Februari 2020
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Nuraeni,S.Pd Iis Lustiyani,S.Pd.SD
NIP 197112111993032006
153
LAMPIRAN (1)
BAHAN AJAR
Keragaman Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Aktivitas ekonomi di Indonesia terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan
produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Orang yang melakukan disebut produsen. Kegiatan
distribusi adalah kegiatan kegiatan untuk menyalurkan
barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Orang yang
melakukan disebut distributor. Kegiatan konsumsi adalah
kegiatan menggunakan barang atau jasa. Orang yang
melakukan disebut konsumen.
Apa saja jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat?
Bergerak di bidang apa sajakah aktivitas ekonomi
masyaraat? Berikut ini diuraikan beberapa jenis aktivitas
ekonomi dan bidang ekonomi di Indonesia:
1. Aktivitas ekonomi di bidang pertanian
Indonesia berasa di antara 6 - 11 sehingga beriklim
tropis. Wilayah Indonesia mendapat banyak sinar
matahari dan curah hujan sepanjang tahun. Kondisi ini
mendukung aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian juga
didukung tingkat kesuburan tanah yang tinggi karena
154
pengaruh banyaknya gunung berapi. Aktivitas pertanian
dibedakan 2 yaitu:
a. Pertanian lahan basah yang membutuhkan banyak air,
seperti sawah irigasi dan sawah lebak.
b. Pertanian lahan kering membutuhkan sedikit aiar,
seperti tegalan dan perkebunan
2. Aktivitas ekonomi di bidang peternakan
Di Indonesia banyak aktivitas peternakan dikelola
masyarakat atau badan usaha. Hasil peternakan dapat
dikonsumsi oleh masyarakat seperti telur, susu, daging,
bulu, jaket, sandal, tas, sepatu, bahkan kok (bola bulu
tangkis). Aktivtias peternakan dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Peternakan unggas, meliputi ayam, itik, burung, dan
angsa
b. Peternakan hewan kecil, meliputi kelinci, kambing, kuda
c. Peternakan hewan besar, meliputi sapi, kerbau, kuda
3. Aktivitas ekonomi di bidang perikanan
Indonesia disebut sebagai negara maritim karena sebagian
besar wilayahnya berupa perairan. Kondisi ini
dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas perikanan.
155
Jenis aktivitas perikanan:
a. Perikanan tangkap
b. Perikanan budi daya
4. Aktivitas ekonomi di bidang kehutanan
Kawasan hutan Indonesia terdapat keragaman sumber
daya hayati. Potensi hasil hutan terdiri atas hasil hutan
kayu dan hasil hutan nonkayu (seperti: kina, karet,
dammar, sagu). Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai
negara pengekspor kayi. Bagi Indonesia, hasil ekspor kayu
menjadi salah satu sumber pendapatan negara.
Hutan memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai
penyimpan cadangan air tanah, penyeimbang iklim, tempat
habitat flora dan fauna, bahkan untuk objek wisata.
Aktivitas ekonomi di bidang kehutanan harus
memperhatikan kelestariannya dengan melakukan tebang
pilih dan melakukan penghijauan (reboisasi) lahan gundul
agar tetap menjadi “paru-paru dunia”.
156
Ayo membaca!
Hutan Kota Rajawali Batang
Hutan Kota Rajawali Batang atau biasa disebut HKR
merupakan hutan yang berada tepat dipinggir jalan pantura
perempatan kalisari batang. HKR dibangun oleh pemerintah
Kabupaten Batang sebagai ruang terbuka hijau ditengah
keramaian kota batang. Sekarang hutan kota rajawali
berkembang menjadi tempat wisata yang murah meriah di
kabupaten batang, letaknya yang berada di pinggir jalan
pantura membuatnya mudah sekali diakses. Selain menjadi
paru-paru kota batang, di HKR juga terdapat fasilitas-
fasilitas seperti kursi fitnes untuk bersantai, hiasan lampu-
lampu yang di bentuk menyerupai hewan sehingga membuat
lebih menarik untuk wisata malam. Yang menjadi keunikan di
HKR ini adalah adanya pasar tradisional yang disebut dengan
157
Pasar Minggon Jati Batang.
Pasar Minggon Jatinan Batang merupakan sebuah
Pasar tradisional yang berada di Hutan Kota Rajawali Batang.
Dinamakannya Pasar Minggon Jatinan ini, karena pasar ini
hanya beroperasi pada hari Minggu dan terletak di dalam
Hutan yang banyak pohon jati di Hutan Kota Rajawali Batang.
Didirikannya Pasar Minggon Jatinan dilatarbelakangi oleh
keinginan dari pemerintah kota Batang yang ingin
melestarikan kembali makanan dan minuman tradisional.
Terdapat 65 jenis kuliner yang khas, seperti pecel pecelan,
godog-godogan, minuman jamu, kopi, nasi liwet, nasi jagung,
serabi yang dikemas dengan wadah tradisional yang ramah
lingkungan, seperti batok kelapa, gelas dari bambu, gerabah,
daun pisang, dan daun jati, yang mana menghindari pemakaian
dari bahan plastik.
Selain itu tujuan didirikannya Pasar Minggon Jatinan ini
ialah untuk mengingatkan kembali akan makanan tradisional
di tengah-tengah perkembangan yang tradisional, melainkan
penjual dalam Pasar Minggon Jatinan ini juga menggunakan
pakaian busana adat tradisional. Dalam pasar yang terletak di
Kota Batang ini terdapat hal yang unik dalam proses
158
transaksinya, yaitu menggunakan koin sebagai alat tukarnya.
Koin yang diguanakan ialah Koin Kreweng. Koin Kreweng
adalah sebuah koin yang terbuat dari tanah liat yang
biasanya digunakan pada waktu malam midodareni pada adat
pernikahan Jawa.
Sebelum pembeli melakukan transaksi jual beli, pembeli
diharuskan untuk menukarkan uang mereka dengan Koin
Kreweng di tempat penukaran. Satu Koin Kreweng dihargai
dengan senilai dua ribu rupiah. Sehingga, apabila pembeli
hendak membeli makanan ataupun minuman di dalam Pasar
Minggon Jatinan ini transaksinya harus dengan Koin Kreweng
dan tidak diperkenankan menggunakan uang. Untuk proses
pembeliannya, setiap makanan atau minuman telah dipatok
dengan harga Koin Kreweng, seperti misalnya, bakso dihargai
dengan 4 (empat) Koin Kreweng, es teh dengan 2 (dua) Koin
Kreweng, serabi dihargai dengan 4 (empat) Koin Kreweng,
soto dihargai dengan 6 Koin Kreweng. Transaksi seperti ini
di Pasar Minggon Jati sejak tanggal 22 April 2018.
Arti Penting Memahami Keragaman dalam Masyarakat
Indonesia
159
Kurang memahami keragaman dalam masyarakat
Indonesia dapat menimbulkan dampak negatif bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa dampak negatif tidak
adanya pemahaman atas keragaman dalam masyarakat
Indonesia sebagai berikut.
1. Terjadinya konflik, baik konflik ras, konflik antarsuku,
maupun konflik antaragama.
2. Perpecahan (disintegrasi) bangsa. Perpecahan bangsa ini
bisa terjadi karena terdapat konflik sosial dalam
kehidupan masyarakat, baik karena perbedaan ekonomi,
status sosial, ras, suku, agama, dan hasil kebudayaan.
3. Memandang masyarakat dan kebudayaan sendiri lebih baik
serta merendahkan masyarakat dan kebudayaan lain.
Sikap ini dapat mendorong terjadinya konflik
antarkelompok.
4. Semangat nasionalisme berlebihan sehingga menganggap
rendah bangsa lain.
5. Mempersulit pemerintah dalam menetapkan kebijakan
pembangunan.
6. Menghambat usaha pembangunan dan pemerataan sarana
dan prasarana.
7. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
160
Dampak negatif tersebut dapat kita hindari. Segenap
bangsa Indonesia harus menyadari bahwa keanekaragaman
yang ada dalam masyarakat Indonesia telah menjadi
identitas kebangsaan yang tumbuh dan berkembang jauh
sebelum bangsa ini menjadi satu kesatuan yang utuh, yakni
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bhinneka
Tunggal Ika yang dicetuskan oleh Mpu Tantular pada abad
XIV ini telah menjadi simbol sekaligus menjadi semboyan
persatuan bangsa kita sejak dari dahulu, mulai dari Sabang
sampai Merauke. Oleh karena itu, kita hendaknya bisa saling
menghargai atau bersikap toleran dalam keragaman.
Banyak bentuk tindakan yang mencerminkan sikap
toleran dalam keragaman, antara lain sebagai berikut.
1. Menghargai perbedaan dalam masyarakat, baik perbedaan
suku, agama, ras, budaya, maupun golongan.
2. Hidup berdampingan secara damai dengan orang lain
meskipun berbeda Suku, agama, ras, budaya, maupun
golongan.
3. Berinteraksi dengan baik tanpa ada sekat perbedaan suku,
agama, ras, budaya, dan golongan.
161
Selain itu, sikap saling menghargai dan toleransi dapat
kita tunjukkan dengan menghindari tindakan-tindakan yang
bisa memecah belah persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa sikap yang hendaknya
kita hindari seperti berikut.
1. Memaksakan kehendak kepada orang lain.
2. Acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap lingkungan
sekitar.
3. Menonjolkan suku, agama, ras, golongan, dan budaya
tertentu.
4. Mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang
menganggap suku bangsanya lebih baik daripada suku
bangsa yang lain.
5. Cenderung memaksakan kehendak dan berani menempuh
tindakan melanggar norma untuk mencapai tujuan.
6. Mencari keuntungan diri sendiri (mementingkan diri
sendiri) daripada untuk kesejahteraan orang lain.
162
LAMPIRAN (2)
MEDIA
1. Bahan Ajar Berbasis Lokal
2. Gambar keragaman di Indonesia
3. Gambar keragaman aktivitas ekonomi di Indonesia
163
LAMPIRAN (3)
LEMBAR KERJA SISWA (LKPD)
KELOMPOK
Petunjuk :
a. Tuliskan nama anggota kelompok di kolom yang tersedia.
b. Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan bersama kelompokmu!
c. Periksa kembali hasil pekerjaan kemudian salah satu anggota kelompok
menyampaikan hasil diskusi di depan teman-teman dengan percaya diri.
1. Sebelum kalian membaca teks Hutan Kota Rajawali, tuliskan
pengetahuan – pengetahuan apa yang sudah kalian ketahui tentang
“Hutan Kota Rajawali”.
Satuan Pendidikan : SDN Denasri Wetan 01
Kelas/Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Tema/Subtema/PB : 7 (Indahnya Keragaman di Negeriku) / 3 (Indahnya
Persatuan dan Kesatuan di Negeriku) / 3
Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit (6 JP)
Kelompok :
Nama anggota :
Pengetahuan yang sudah diketahui
164
Setelah kalian membaca teks “Hutan Kota Rajawali” , Selanjutnya
kerjakan soal-soal berikut ini dengan tepat bersama kelompokmu!
2. Tulislah pengetahuan baru yang kalian temukan pada teks Pantai
Slamaran Indah ke dalam tabel berikut ini!
3. Tulislah pokok pikiran dari setiap paragraf pada teks “Pantai
Slamaran Indah”!
Pengetahuan yang baru didapat
Pokok pikiran paragraf 1
Pokok pikiran paragraf 2
Pokok pikiran paragraf 3
Pokok pikiran paragraf 4
165
LAMPIRAN (4)
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Nama Sekolah : SDN Denasri Wetan 01
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku / 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Kelas / Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Mapel Kompetensi Dasar Indikator Ranah Penilaian No
soal Teknik Bentuk Intrumen
Bahasa
Indonesia
3.7 Menggali pengetahuan baru
yang terdapat pada teks
nonfiksi
3.7.1 Menemukan
pengetahuan baru
yang terdapat pada
teks nonfiksi.
3.7.2 Menemukan pokok
pikiran dari paragraf
yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Kognitif
Kognitif
Tes
Tes
Tertulis
Tertulis
Isian dan
Uraian
Isian dan
Uraian
1, 2, 3,
4, 5,
1B
2B
4.7 Menyampaikan pengetahuan
baru dari teks nonfiksi
kedalam tulisan dengan
bahasa sendiri.
4.7.1 Menjelaskan pokok
pikiran dari paragraf
yang terdapat pada
teks nonfiksi.
4.7.2 Menuliskan
Psikomotorik
Non-
tes
Rubrik
166
pengetahuan baru dari teks
nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri
167
I. LEMBAR JURNAL SIKAP SRIPITUAL
Nama Sekolah : SDN Denasri Wetan 01
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku / 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Kelas / Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
No. Tanggal Nama Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap Tindak Lanjut
1
2
3
4
5
6
dst
Batang, Februari 2020
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Nuraeni,S.Pd Iis Lustiyani,S.Pd.SD
NIP 197112111993032006
168
II. LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Nama Sekolah : SDN Denasri Wetan 01
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku / 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Kelas / Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Petunjuk: Berilah tanda cek “v” pada kolom yang sesuai aspek yang muncul pada diri siswa!
Batang, Februari 2020
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Nuraeni,S.Pd Iis Lustiyani,S.Pd.SD
NIP 197112111993032006
No. Nama Siswa Disiplin Tanggung Jawab Percaya Diri Total
Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
169
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek Baik Sekali
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu Bimbingan
(1)
1. Disiplin Selalu disiplin
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.
Sering disiplin
dalam mengikuti
proses
pembelajaran.
Kadang-kadang
disiplin dalam
mengikuti proses
pembelajaran.
Tidak pernah
disiplin dalam
mengikuti proses
pembelajaran.
2. Tanggung
Jawab
Selalu
bertanggung
jawab dalam
bersikap dan
bertindak
terhadap guru
dan teman.
Sering
bertanggung
jawab dalam
bersikap dan
bertindak
terhadap guru
dan teman.
Kadang-kadang
bertanggung
jawab dalam
bersikap dan
bertindak
terhadap guru dan
teman.
Tidak pernah
bertanggung
jawab dalam
bersikap dan
bertindak
terhadap guru dan
teman.
3. Percaya
diri
Selalu percaya
diri dalam
mengikuti
proses
pembelajaran
Sering percaya
diri dalam
mengikuti
proses
pembelajaran
Kadang-kadang
percaya diri
dalam mengikuti
proses
pembelajaran
Tidak pernah
percaya diri
dalam mengikuti
proses
pembelajaran
170
III. SOAL EVALUASI
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Pembelajaran : 3
Jawablah pertanyaan—pertanyaan berikut ini secara mandiri dengan jawaban yang tepat!
Bacaan ini untuk menjawab pertanyaan dibawahnya.
Hutan Kota Rajawali Batang
Hutan Kota Rajawali Batang atau biasa disebut HKR merupakan hutan yang
berada tepat dipinggir jalan pantura perempatan kalisari batang. HKR dibangun
oleh pemerintah Kabupaten Batang sebagai ruang terbuka hijau ditengah
keramaian kota batang. Sekarang hutan kota rajawali berkembang menjadi
tempat wisata yang murah meriah di kabupaten batang, letaknya yang berada di
pinggir jalan pantura membuatnya mudah sekali diakses. Selain menjadi paru-
paru kota batang, di HKR juga terdapat fasilitas-fasilitas seperti kursi fitnes
untuk bersantai, hiasan lampu-lampu yang di bentuk menyerupai hewan sehingga
membuat lebih menarik untuk wisata malam. Yang menjadi keunikan di HKR ini
adalah adanya pasar tradisional yang disebut dengan Pasar Minggon Jati Batang.
Pasar Minggon Jatinan Batang merupakan sebuah Pasar tradisional
Nama :
Nomor :
Kelas :
171
yang berada di Hutan Kota Rajawali Batang. Dinamakannya Pasar Minggon Jatinan
ini, karena pasar ini hanya beroperasi pada hari Minggu dan terletak di dalam
Hutan yang banyak pohon jati di Hutan Kota Rajawali Batang. Didirikannya Pasar
Minggon Jatinan dilatarbelakangi oleh keinginan dari pemerintah kota Batang
yang ingin melestarikan kembali makanan dan minuman tradisional. Terdapat 65
jenis kuliner yang khas, seperti pecel pecelan, godog-godogan, minuman jamu,
kopi, nasi liwet, nasi jagung, serabi yang dikemas dengan wadah tradisional yang
ramah lingkungan, seperti batok kelapa, gelas dari bambu, gerabah, daun pisang,
dan daun jati, yang mana menghindari pemakaian dari bahan plastik.
Selain itu tujuan didirikannya Pasar Minggon Jatinan ini ialah untuk
mengingatkan kembali akan makanan tradisional di tengah-tengah perkembangan
yang tradisional, melainkan penjual dalam Pasar Minggon Jatinan ini juga
menggunakan pakaian busana adat tradisional. Dalam pasar yang terletak di Kota
Batang ini terdapat hal yang unik dalam proses transaksinya, yaitu menggunakan
koin sebagai alat tukarnya. Koin yang diguanakan ialah Koin Kreweng. Koin
Kreweng adalah sebuah koin yang terbuat dari tanah liat yang biasanya digunakan
pada waktu malam midodareni pada adat pernikahan Jawa.
Sebelum pembeli melakukan transaksi jual beli, pembeli diharuskan untuk
menukarkan uang mereka dengan Koin Kreweng di tempat penukaran. Satu Koin
Kreweng dihargai dengan senilai dua ribu rupiah. Sehingga, apabila pembeli
hendak membeli makanan ataupun minuman di dalam Pasar Minggon Jatinan ini
transaksinya harus dengan Koin Kreweng dan tidak diperkenankan menggunakan
uang. Untuk proses pembeliannya, setiap makanan atau minuman telah dipatok
dengan harga Koin Kreweng, seperti misalnya, bakso dihargai dengan 4 (empat)
Koin Kreweng, es teh dengan 2 (dua) Koin Kreweng, serabi dihargai dengan 4
(empat) Koin Kreweng, soto dihargai dengan 6 Koin Kreweng. Transaksi seperti
ini di Pasar Minggon Jati sejak tanggal 22 April 2018.
172
A. Isian
1. Apa fungsi Hutan Kota Rajawali Batang sekarang ini?
2. Apakah nama pasar tradisional di Hutan Kota Rajawali Batang?
3. Mengapa disebut dengan ―Pasar Minggon Jati‖?
4. Bagaimanakah teknik atau cara membeli di pasar Minggon Jati?
5. Bagaimanakah penampilan penjual di pasar Minggon Jati?
6. Apakah yang dijual pada pasar Minggon Jati?
7. Siapakah yang boleh berkunjung ke pasar Minggon Jati?
8. Sejak kapan pasar Minggon Jati diresmikan oleh pemerintah Kabupaten Batang?
B. Uraian
1. Sebutkan 3 informasi baru yang kamu ketahui dari teks bacaan ―Hutan Kota
Rajawali!‖
2. Tuliskan gagasan pokok pada paragaf kedua!
173
Kunci jawaban
A. Isian
No Jawaban Skor
1 Menjadi tempat wisata 1
2 Pasar Minggon jati 1
3 Beroperasi pada hari minggu terletak di dalam hutan yang banyak
pojon jatinya
1
4 Menukarkan uang dengan koin kreweng 1
5 Menggunkana pakaian tradisional 1
6 Makanan dan minuman tradisional 1
7 Semua orang 1
8 22 April 2018 1
Total 8
B. Uraian
1. Informasi baru : skor 3
HKR sekarang menjadi salah satu wisata
Ada pasar di HKR yang disebut pasar minggon jati
Pembeli harus menukarkan uang dengan koin krewengdi pasar
minggonjati
2. Gagasan pokok paragraf kedua : skor 3
Latar belakang adanya pasar minggonjati di Hutan Kota Rajawali.
174
IV. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
Nama Sekolah : SDN Denasri Wetan 01
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku / 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Kelas / Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Indikator :
4.7.1 Menjelaskan pokok pikiran dari paragraf yang terdapat pada teks nonfiksi.
4.7.2 Menuliskan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri
No. Nama Siswa
Ketepatan informasi
baru yang diperoleh
Kejelasan dalam
berbahasa Total
Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
dst
175
Rubrik menjelaskan informasi
No Kriteria Baik sekali Baik Cukup
Perlu
bimbingan
4 3 2 1
1. Ketepatan
informasi
baru yang
diperoleh
Dapat
menjelaskan
4 informasi
baru dari teks
bacaan
Dapat
menjelaskan
3 informasi
baru dari teks
bacaan
Dapat
menjelaskan
2 informasi
baru dari teks
bacaan
Dapat
menjelaskan
1 informasi
baru dari teks
bacaan
2. Kejelasan
dalam
berbahasa
Menggunakan
bahasa runtut
dan kosakata
baku
Menggunakan
bahasa runtut
dan beberapa
kosakata
tidak baku
Menggunakan
bahasa
runtutu dan
kosakata
tidak baku
Menggunakan
bahasa yang
tidak runtut
dan kosakata
tidak baku
176
SINTAKS MODEL SURVEY, QUETTION, READ, RECITE, RIVIEW
(SQ3R)
\
Langkah Kegiatan
Survei penelaahan pendahuluan
Question Bertanya
Read Membaca
Recite mengutarakan kembali
Review mengulang kembali
177
LAMPIRAN
ANALISIS DATA
178
Lampiran 17
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS DAN KESUKARAN SOAL
1. Teks Lomban Batang
Nomor Nama siswa Nomor Soal isian skor
total
soal uraian skor
total 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3
1 Aldizar 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 1 2 6
2 Andres 1 1 1 1 1 0 1 1 7
2 0 1 3
3 Cinta 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 1 2 6
4 Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 2 0 5
5 Sinta 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1
6 Ferik 1 0 1 1 1 0 1 1 6
1 0 1 2
7 Galuh 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 1 1 4
8 Irfan 1 0 1 1 1 1 0 1 6
1 1 0 2
9 Juan 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 2 1 6
10 Kesya 1 0 1 1 1 1 1 1 7
2 2 0 4
11 Kholil 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 3 1 6
12 Faiz 1 1 1 1 1 0 1 1 7
2 1 0 3
13 Musfirotun 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 1 2 6
14 Nadhifa 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 1 0 4
15 Restu 0 1 1 1 1 1 1 0 6
1 0 0 1
16 Satria 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1 1 0 2
17 Safa 0 1 0 1 1 1 1 1 6
0 1 0 1
18 Yaka 1 1 1 1 0 0 1 1 6
0 1 0 1
19 Yoga 1 1 1 1 1 1 0 1 7
1 1 0 2
20 Yunia 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 1 0 3
Va
lidi
tas
R Hitung 0,683 0,602 0,1308 0,858 0,72 0,55 0,52 0,72
0,897 0,605 0,71
179
R Tabel 0,374 0,374 0,374 0,374 0,37 0,37 0,37 0,37
0,374 0,37 0.374
Keterangan Valid Valid Unvalid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid
Ind
eks
Ke
suka
ran
so
al Besar Indeks 0,834 0,7801 0,9065 0,943 0,89 0,73 0,78 0,89
0,6 0,35 0,18
Keterangan
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
sed
ang
sed
ang
suka
r
relia
bili
tas
varians 0,13 0,17 0,05 0,10 0,20 0,17 0,10 0,91 2,70 0,76 1,011 0,576 0,58 2,16316 3,621053 0,896076
jum
lah
var
ian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
Jum
lah
V
aria
ns
Tota
l Var
ian
s
relia
bili
tas
180
2. Teks Pantai Slamaran Indah
Nomor Nama
siswa
Nomor Soal isian skor total
soal uraian skor total
1 2 3 4 5
1 2 3
1 Aldizar 1 1 1 0 1 4
1 0 1 2
2 Andres 1 1 1 1 1 5
2 1 1 4
3 Cinta 1 1 1 1 1 5
2 1 0 3
4 Dewi 1 1 1 1 0 4
1 0 1 2
5 Sinta 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1
6 Ferik 1 1 0 0 1 3
0 0 0 0
7 Galu 1 0 1 0 1 3
0 0 0 0
8 Irfan 1 1 1 0 1 4
1 1 1 3
9 Juan 1 0 1 0 1 3
0 0 0 0
10 Kesya 1 1 1 1 0 4
1 1 1 3
11 Kholil 1 1 1 1 1 5
3 2 3 8
12 Faiz 1 1 0 0 0 2
0 0 0 0
13 Musfirotun 1 1 1 1 1 5
3 1 2 6
14 Nadhifa 1 1 1 1 1 5
3 1 2 6
15 Restu 0 1 1 0 0 2
1 1 0 2
16 Satria 1 1 1 1 1 5
2 0 2 4
17 Safa 1 1 1 1 0 4
1 0 1 2
18 Yaka 1 1 1 1 1 5
2 1 0 3
19 Yoga 1 1 1 1 1 5
2 1 1 4
20 Yunia 1 0 1 1 0 3
0 1 0 1
Val
idit
as
R Hitung 0,704 0,58 0,68 0,72 0,6
0,9 0,743 0,876
R Tabel 0,374 0,37 0,37 0,37 0,37
0,4 0.374 0.374
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid
181
Ind
eks
Kes
uka
ran
So
al
Besar Indeks
0,885 0,78 0,83 0,64 0,63
0,4 0,2 0,267
Ket
eran
gan
mu
dah
mu
dah
mu
dah
sed
ang
sed
ang
sed
ang
suka
r
suka
r
Rel
iab
ilita
s varians 0,053 0,14 0,1 0,25 0,23 0,7660819 1,11 0,9 1,1 0,358 0,8 2,221053 4,852632 0,686551
jum
lah
vari
ans
tota
l
vari
ans
relia
bili
tas
jum
lah
va
rian
s
tota
l va
rian
s
relia
bili
tas
182
3. Teks Hutan Kota Rajawali Batang
Nomor Nama siswa Nomor Soal isian skor
total
soal uraian skor total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2
1 Aldizar 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5
0 0 0
2 Andres 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
1 2 3
3 Cinta 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
2 2 4
4 Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 2 5
5 Sinta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0
6 Ferik 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5
0 0 0
7 Galu 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
2 2 4
8 Irfan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
2 2 4
9 Juan 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7
1 1 2
10 Kesya 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
1 1 2
11 Kholil 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
1 1 2
12 Faiz 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 2 5
13 Musfirotun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 2 5
14 Nadhifa 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
1 1 2
15 Restu 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
1 1 2
16 Satria 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
0 0 0
17 Safa 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
1 1 2
18 Yaka 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 2 5
19 Yoga 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6
0 0 0
20 yunia 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
2 1 3
Val
idit
as
R Hitung 0,64 0,56 0,569 0,565 0,538 0,475 0,522 0,706 0,522 0,658
0,98 0,96
R Tabel 0,37 0,37 0,374 0,37 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374
0,37 0,37
Keterangan Valid Valid Valid Valid UnValid Valid UnValid Valid UnValid Valid
Valid Valid
183
Ind
eks
Kes
uka
ran
So
al
Besar Indeks
0,58 0,78 0,778 0,678 0,827 0,674 0,876 0,785 0,876 0,833
0,45 0,38
ket
eran
gan
sed
ang
mu
dah
mu
dah
sed
ang
mu
dah
sed
ang
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
sed
ang
sed
ang
Rel
iab
ilita
s Varians 0,2
4 0,1
7 0,16
9 0,21
7 0,21
8 0,16
7 0,13
5 1,3177
4 5,6
2 0,2
6 1,1
9 0,6
6 1,847368
4 3,4210
5 0,81
jum
lah
va
rin
as
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
jum
lah
vari
nas
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
184
4. Teks Pasar Kliwon Batang
Nomor Nama
siswa
Nomor Soal isian skor
total
soal uraian skor
total 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2
1 Aldizar 0 1 1 0 1 1 1 0 5
0 0 0
2 Andres 0 1 1 1 1 1 0 0 5
0 0 0
3 Cinta 0 1 1 1 1 1 1 1 7
1 0 1
4 Dewi 1 1 1 1 1 1 1 0 7
1 0 1
5 Sinta 0 0 0 1 1 0 1 0 3
0 0 0
6 Ferik 1 1 1 1 0 1 1 0 6
0 0 0
7 Galu 1 1 1 1 1 1 1 0 7
1 0 1
8 Irfan 0 1 0 0 0 1 0 0 2
0 0 0
9 Juan 1 1 1 0 1 1 0 5
0 0 0
10 Kesya 1 1 1 1 1 1 1 0 7
1 0 1
11 Kholil 0 1 1 1 1 1 1 1 7
1 1 2
12 Faiz 1 1 1 1 1 1 1 0 7
1 1 2
13 Musfirotun 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 1 3
14 Nadhifa 1 1 0 1 1 1 1 1 7
1 0 1
15 Restu 1 1 1 1 0 0 0 0 4
0 0 0
16 Satria 0 1 1 0 1 1 1 1 6
0 0 0
17 Safa 1 1 1 1 0 1 1 1 7
1 1 2
18 Yaka 1 1 1 1 1 1 1 0 7
1 1 2
19 Yoga 0 1 1 1 1 1 1 1 7
1 0 1
20 Yunia 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 1 3
Val
idit
as
R Hitung 0,44 0,45 0,56 0,51 0,43 0,57 0,65 0,53
0,937 0,873
R Tabel 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
0,374 0,374
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid
185
Ind
eks
Kes
uka
ran
So
al
Besar Indeks
0,62 0,92 0,83 0,83 0,77 0,83 0,83 0,43
0,233 0,1
Ket
eran
gan
sed
ang
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
mu
dah
sed
ang
suka
r
suka
r
Rel
iab
ilita
s Varians 0,2
2 0,0
8 0,1
5 0,1
5 0,1
8 0,1
2 0,1
1 0,2
3 1,22236
1 2,7
7 0,5
0,432
0,221
0,652632
1,052632 1,24
jum
lah
va
rian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
jum
lah
va
rian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
186
5. Teks Pasar Batang
Nomor Nama
siswa
Nomor Soal isian skor
total
soal uraian skor
total 1 2 3 4 5
1 2
1 Aldizar 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 Andres 1 0 0 0 0 1
0 1 1 3 Cinta 1 1 1 1 0 4
2 2 4 4 Dewi 1 1 1 0 0 3
2 2 4 5 Sinta 1 1 1 1 1 5
2 2 4 6 Ferik 1 1 1 0 1 4
3 2 5 7 Galu 1 1 1 0 1 4
3 3 6 8 Irfan 0 1 0 1 0 2
1 1 2 9 Juan 1 1 1 0 0 3
2 1 3 10 Kesya 1 1 1 0 0 3
2 1 3 11 Kholil 0 1 1 0 1 3
2 2 4 12 Faiz 0 0 0 0 0 0
1 1 2
13
Musfirotu
n 1 1 1 1 1 5
3 3 6 14 Nadhifa 1 1 1 1 1 5
3 3 6 15 Restu 0 0 0 0 0 0
1 0 1 16 Satria 1 1 1 0 1 4
3 1 4 17 Safa 1 1 1 1 0 4
3 1 4 18 Yaka 1 1 1 0 1 4
2 2 4 19 Yoga 1 1 1 1 1 5
3 2 5 20 yunia 1 1 0 1 0 3
2 2 4
Val
idit
as R Hitung 0,7 0,87 0,84 0,51 0,68
0,92 0,91 R Tabel 0,4 0,37 0,37 0,37 0,37
0,37 0,37 Keteranga
n Valid
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Valid
Vali
d
187
Ind
eks
Kes
uka
ran
So
al
Besar Indeks 0,8 0,84 0,74 0,43 0,48
0,67 0,53
Ket
eran
gan
mu
dah
mu
dah
mu
dah
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
Rel
iab
ilita
s varians 0,2 0,13 0,19 0,24 0,25 0,98935
6 2,4
3 0,5
1 0,95 0,78 1,72631
6 2,88421
1 1,1970
8
jum
lah
va
rian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
jum
lah
vari
ans
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
188
6. Teks Nasi Megono
Nom
or
Nama
siswa
Nomor Soal isian skor
total
soal uraian skor
total 1 2 3 4 5
1 2
1 Aldizar 1 1 0 1 1 4
2 2 4 2 Andres 0 0 0 0 0 0
0 1 1 3 Cinta 1 1 1 1 1 5
3 2 5 4 Dewi 1 1 1 1 1 5
3 3 6 5 Sinta 1 1 1 1 1 5
2 2 4 6 Ferik 0 0 0 1 0 1
1 1 2 7 Galu 1 1 1 1 1 5
3 3 6 8 Irfan 1 0 1 1 1 4
2 2 4 9 Juan 1 1 0 1 1 4
2 2 4 10 Kesya 1 0 0 1 1 3
1 1 2 11 Kholil 1 0 0 1 1 3
1 1 2 12 Faiz 0 0 0 0 0 0
1 1 2
13
Musfirotu
n 1 1 1 1 0 4
3 2 5 14 Nadhifa 1 1 0 1 1 4
3 2 5 15 restu 1 1 1 1 0 4
2 2 4 16 Satria 1 0 0 0 0 1
1 1 2 17 Safa 1 1 0 1 1 4
3 3 6 18 Yaka 1 1 1 1 0 4
3 3 6 19 Yoga 1 0 1 1 0 3
2 1 3 20 Yunia 1 1 0 1 1 4
3 2 5
Val
idit
as
R Hitung 0,81 0,77 0,57 0,81 0,64
0,967 0,94
7
R Tabel 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37
0,374 0,37
4
189
Keteranga
n Valid
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Valid Valid
Ind
eks
kesu
kara
n s
oal
Besar Indeks
0,84 0,59 0,48 0,84 0,58
0,683 0,61
7
Ket
eran
ga
n
mu
dah
sed
ang
sed
ang
mu
dah
sed
ang
sed
ang
sed
ang
Rel
iab
ilita
s varians 0,13 0,25 0,25 0,13 0,24 1,00540
6 2,67
3 0,4
7 0,892 0,55
5 1,44736
8 2,62105
3 1,10441
8
jum
lah
va
rian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
jum
lah
va
rian
s
tota
l var
ian
s
relia
bili
tas
190
Lampiran 18
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA
BAHAN AJAR MEMBACA BERBASIS LOKAL
KECAMATAN BATANG
No Kriteria Nomor Pertanyaan
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mampu
menstimulus minat belajar
1, 2, 7 dan 8
2. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mampu
membuat siswa semakin memahami materi
3, 4 dan 6
3. Teks dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal
5,9 dan 10
4. Gambar ilustrasi dalam Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal
7, 8 dan 12
5. Bahasa yang digunakan dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
3 dan 5
6. Teknis kemudahan penggunaan Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
11 dan 13
191
Lampiran 19
ANGKET TANGGAPAN SISWA
BAHAN AJAR MEMBACA
BERBASIS LOKAL KECAMATAN BATANG
MATER MENGGALI PENGETAHUAN BARU
PADA TEKS NONFIKSI
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah namamu pada tempat yang telah disediakan.
2. Berilah tanda check (√) pada salah satu kolom Ya, atau Tidak setiap nomornya.
No Aspek yang Ditanyakan Jawaban
Ya Tidak
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menarik minatku
untuk belajar
2. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menyenangkan
3. Bacaan dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
mudah kupahami
4. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menambah
wawasanku tentang keragaman di Kota Batang
5. Bahasa yang digunakan dalam Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal mudah kupahami
6. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal membuatku
mudah memahami isi bacaan
7. Gambar-gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal menarik
8. Warna yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal cerah dan menarik
192
9.
Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal berukuran cukup besar, tidak terlalu
kecil
10. Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal dapat terbaca dengan jelas
11. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mudah
kugunakan
12. Gambar-gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dicetak dengan jelas
13. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal dapat kugunakan
secara mandiri atau berkelompok dengan temanku
193
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU
No Kriteria Nomor
Pertanyaan
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mampu
menstimulus minat belajar
1, 6, 9, 11
2. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar 2, 3, 5, 10
3. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mampu
membuat siswa semakin paham materi
menghargai perbedaan
2, 3, 5
4. Teks dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal 1, 12, 13
5. Gambar ilustrasi dalam Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal
1, 7, 8, 9
6. Bahasa yang digunakan dalam Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
4
7. Teknis kemudahan penggunaan Bahan Ajar
Membaca Berbasis Lokal
5, 14, 15
194
Lampiran 21
ANGKET TANGGAPAN GURU
BAHAN AJAR MEMBACA
BERBASIS LOKAL KECAMATAN KOTA BATANG
MATER MENGGALI PENGETAHUAN BARU
PADA TEKS NONFIKSI
Nama : NIP : Asal Instansi : Petunjuk Pengisian: 1. Isilah identitas Bapak/Ibu pada tempat yang telah disediakan 2. Berilah tanda check (√) pada kuisioner kolom Ya, atau Tidak, sesuai dengan kondisi
yang ada. 3. Setelah mengisi kuisioner, Bapak/Ibu dapat memberikan saran untuk perbaikan
Bahan Ajar Berbasis Lokal Kecamatan Kota Batang materi menggali pengetahuan
baru pada teks nonfiksi
No Aspek yang Ditanyakan Jawaban
Ya Tidak
1. Keseluruhan penampilan Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal menarik
2. Materi dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal sesuai
dengan KD
3. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan jelas pada Bahan
Ajar Membaca Berbasis Lokal
4. Teks dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
dijelaskan dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa SD
5. Penyajian teks dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
sistematis
6. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menumbuhkan minat
belajar siswa
195
7. Gambar dan ilustrasi dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal relevan dengan materi
8. Gambar dan ilustrasi dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dicetak dengan jelas
9. Pemilihan gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal mampu menarik perhatian siswa
10. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal dapat menambah
wawasan siswa tentang keragaman di Batang
11. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menambah keaktifan
siswa
12. Teks dalam media Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
terbaca jelas
13. Kalimat dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
menggunakan bahasa yang sederhana sesuai dengan
karakteristik siswa SD
14. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal dapat digunakan
secara mandiri atau kelompok
15. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mudah dalam
penggunaan
Total skor yang diperoleh
Batang,
Guru Kelas IV
Iis
196
Lampiran 22
HASIL ANGKET TANGGAPAN SISWA
I
197
Lampiran 23
HASIL ANGKET TANGGAPAN GURU
198
199
Lampiran 24
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA
No Aspek yang Ditanyakan Kode Siswa
Banyaknya
Jawaban
“YA”
Persentase
1` 2 3 4 5 6
1. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menarik minatku
untuk belajar 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
2. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menyenangkan 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
3. Bacaan dalam Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal
mudah kupahami 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
4. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal menambah
wawasanku tentang keragaman di Kota Batang 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
5. Bahasa yang digunakan dalam Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal mudah kupahami 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
6. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal membuatku
mudah memahami isi bacaan 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
7. Gambar-gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal menarik 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
8. Warna yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal cerah dan menarik 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
9. Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal berukuran cukup besar, tidak terlalu 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
200
kecil
10. Tulisan yang terdapat pada Bahan Ajar Membaca
Berbasis Lokal dapat terbaca dengan jelas 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
11. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal mudah
kugunakan 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
12. Gambar-gambar pada Bahan Ajar Membaca Berbasis
Lokal dicetak dengan jelas 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
13. Bahan Ajar Membaca Berbasis Lokal dapat kugunakan
secara mandiri atau berkelompok dengan temanku 1 1 1 1 1 1 6 Siswa 100%
Jumlah 13 13 13 13 13 13
Jumlah Skor 78
Rata-rata 13
Persentase 100%
Kriteria Sangat Baik
201
Lampiran 25
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN GURU UJI COBA PRODUK
No Aspek yang Ditanyakan Jawaban Sko
r “Ya” “Tidak”
1. Penampilan bahan ajar membaca berbasis
lokal menarik 1 - 1
2. Kesesuaian materi dalam bahan ajar
membaca berbasis lokal dengan KD 1
- 1
3. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan
jelas pada bahan ajar membaca berbasis
lokal
1
-
1
4. Penggunaan bahasa sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa SD 1
- 1
5. Sistematika penyajian materi 1 - 1
6. Kemampuan bahan ajar dalam
menumbuhkan minat belajar 1
- 1
7. Relevansi gambar dan ilustrasi dalam bahan
ajar membaca berbasis local 1
- 1
8. Kejelasan pencetakan gambar ilustrasi
dalam bahan ajar 1
- 1
9. Pemilihan gambar pada bahan ajar
membaca berbasis lokal mampu menarik
perhatian siswa
1
-
1
10. Bahan bahan ajar membaca berbasis lokal
dapat menambah wawasan siswa tentang
keragaman di Batang
1
-
1
11. Menumbuhkan keaktifan siswa 1 - 1
12. Teks dalam media bahan ajar membaca
berbasis lokal terbaca jelas 1
- 1
13. Kesederhanaan penggunaan bahasa sesuai
dengan karakteristik siswa SD - 1 0
14. Penggunaan media secara mandiri dan
berkelompok 1
- 1
15. Kemudahan pengoperasian media 1 - 1
Total skor yang diperoleh 14 1 14
Persentase 93%
Kriteria Sangat Baik
202
Lampiran 26
KISI-KISI TES AWAL DAN AKHIR
Nama Sekolah : SDN Denasri Wetan 01
Tema / Subtema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku / 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Kelas / Semester : 4 (empat) / 2 (dua)
Kompetensi Inti:
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Mapel Kompetensi Dasar Indikator Ranah Penilaian No
soal Teknik Bentuk Intrumen
Bahasa
Indonesia
3.7 Menggali pengetahuan baru
yang terdapat pada teks
nonfiksi
3.7.1 Menemukan
pengetahuan baru
yang terdapat pada
Kognitif
Tes
Tertulis
Isian dan
Uraian
1, 2, 3,
4, 5,
1B
203
teks nonfiksi.
3.7.2 Menemukan pokok
pikiran dari paragraf
yang terdapat pada
teks nonfiksi.
Kognitif
Tes
Tertulis
Isian dan
Uraian
2B
4.7 Menyampaikan pengetahuan
baru dari teks nonfiksi
kedalam tulisan dengan
bahasa sendiri.
4.7.1 Menjelaskan pokok
pikiran dari paragraf
yang terdapat pada
teks nonfiksi.
4.7.2 Menuliskan
pengetahuan baru dari teks
nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri
Psikomotorik
Non-
tes
Rubrik
204
Lampiran 27
SOAL TES AWAL (PRETEST)
Pasar Terapung Banjarmasin
Sumber : timesindonesia.co.id
Salah satu tempat menarik yang wajib dikunjungi saat berwisata ke
Banjarmasin adalah Pasar Terapung. Pasar ini sudah berlangsung sejak dahulu
sekitar 400 tahun yang lalu ketika perdagangan masih menggunakan sistem barter.
Pasar ini juga merupakan gambaran pola hidup masyarakat yang tinggal di atas air.
Sehingga bisa dikatakan kalau pasar terapung ini menjadi saksi perkembangan
aktivitas perekonomian masyarakat Banjarmasin.
Dinamakan pasar terapung karena semua aktivitas jual beli berlangsung di
atas muara Sungai Kuin yang terletak di kecamatan Banjarmasin Utara, Kalimantan
Selatan. Para penjual dan pembeli pada umumnya melakukan transaksi di atas
perahu, yang dalam bahasa Banjar disebut jukung. Tapi ada juga klotok (perahu
bermesin) yang ikut meramaikan suasana pasar. Meskipun pasar ini dipenuhi
dengan jukung dan klotok yang saling berdesakan, tapi para penjual dan pembeli
dengan sigap mengemudikan perahu masing-masing dan saling mengejar untuk
bertransaksi.
Barang dagangan yang biasanya diperjualbelikan adalah sayur mayur, buah-
buahan, dan hasil kebun kampung-kampung yang ada di sepanjang sungai Barito
serta anak-anak sungainya. Selain itu, tersedia juga berbagai jenis ikan, kebutuhan
rumah tangga, hingga kue-kue tradisional. Hal unik lainnya, beberapa pedagang
masih melakukan sistem barter, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk. Tentu
saja, sistem semacam itu sudah sangat jarang ditemukan di dunia perdagangan saat
ini. Di pasar terapung ini ada istilah yang disebut dengan dukuh yaitu pembelian dari
205
tangan pertama, sementara pembeli yang menjual kembali barang yang dibelinya
disebut penyambangan.
Pasar Terapung mulai beroperasi setelah shalat subuh dan akan berakhir
sekitar pukul 09.00 WITA. Bubarnya pasar ditandai dengan para pedagang yang
mengayuh perahu masing-masing meninggalkan lokasi pasar, pergi menyusuri anak-
anak sungai untuk menawarkan dagangannya yang belum terjual kepada penduduk
yang berumah di sepanjang bantaran sungai Barito. Lokasi pasar terapung ini cukup
mudah dijangkau. Dengan menggunakan klotok, lokasi bisa dicapai dalam waktu
sekitar 45 menit dari pusat kota Banjarmasin. Tapi jika ingin lebih cepat, pengunjung
bisa mengunakan angkutan darat dari kota Banjarmasin menuju Desa Alalak.
Kemudian dilanjutkan dengan menyewa klotok seharga Rp 70.000 (tergantung
keahlian tawar menawar) ke pasar terapung yang jaraknya sudah sangat dekat dari
desa ini. Sedangkan untuk menyaksikan aktivitas di pasar terapung sama sekali tidak
dipungut biaya.Bersantai melihat-lihat rumah terapung (Rumah Lanting), menikmati
segarnya buah-buahan, menyeruput teh atau kopi sambil mencicipi penganan khas
Banjarmasin saat dibuai gelombang sungai Barito tentu akan menjadi kenikmatan
tersendiri bagi pengunjung.
Sumber: Indonesiakaya.com
A. Isian
1. Apakah nama pasar tradisional di muara Sungai Kuin Banjarmasin?
2. Mengapa disebut dengan “Pasar Terapung”?
3. Bagaimanakah cara jual beli di Pasar Terapung?
4. Bagaimanakah cara menuju ke tempat Pasar Terapung?
5. Apakah yang dijual pada Pasar Terapung?
6. Siapakah yang berjualan di Pasar Terapung?
7. Kapan Pasar Terapung dibuka?
8. Apa yang dapat dilakukan pengunjung ketika berada di Pasar Terapung?
B. Uraian
1. Sebutkan 3 informasi baru yang kamu ketahui dari teks bacaan “Pasar
Terapung Banjarmasin!”
2. Tuliskan gagasan pokok pada paragaf kedua!
206
Lampiran 28
SOAL TES AKHIR (POSTTEST)
Tema : 7. Indahnya Keragaman di Negeriku
Subtema : 3. Indahnya Persatuan dan Kesatuan di Negeriku
Pembelajaran : 3
Jawablah pertanyaan—pertanyaan berikut ini secara mandiri dengan jawaban yang tepat!
Bacaan ini untuk menjawab pertanyaan dibawahnya.
Hutan Kota Rajawali Batang
Hutan Kota Rajawali Batang atau biasa disebut HKR merupakan hutan yang
berada tepat dipinggir jalan pantura perempatan kalisari batang. HKR dibangun
oleh pemerintah Kabupaten Batang sebagai ruang terbuka hijau ditengah
keramaian kota batang. Sekarang hutan kota rajawali berkembang menjadi
tempat wisata yang murah meriah di kabupaten batang, letaknya yang berada di
pinggir jalan pantura membuatnya mudah sekali diakses. Selain menjadi paru-
paru kota batang, di HKR juga terdapat fasilitas-fasilitas seperti kursi fitnes
untuk bersantai, hiasan lampu-lampu yang di bentuk menyerupai hewan sehingga
membuat lebih menarik untuk wisata malam. Yang menjadi keunikan di HKR ini
adalah adanya pasar tradisional yang disebut dengan Pasar Minggon Jati Batang.
207
Pasar Minggon Jatinan Batang merupakan sebuah Pasar tradisional yang
berada di Hutan Kota Rajawali Batang. Dinamakannya Pasar Minggon Jatinan ini,
karena pasar ini hanya beroperasi pada hari Minggu dan terletak di dalam Hutan
yang banyak pohon jati di Hutan Kota Rajawali Batang. Didirikannya Pasar
Minggon Jatinan dilatarbelakangi oleh keinginan dari pemerintah kota Batang
yang ingin melestarikan kembali makanan dan minuman tradisional. Terdapat 65
jenis kuliner yang khas, seperti pecel pecelan, godog-godogan, minuman jamu,
kopi, nasi liwet, nasi jagung, serabi yang dikemas dengan wadah tradisional yang
ramah lingkungan, seperti batok kelapa, gelas dari bambu, gerabah, daun pisang,
dan daun jati, yang mana menghindari pemakaian dari bahan plastik.
Selain itu tujuan didirikan Pasar Minggon Jatinan ini ialah untuk
mengingatkan kembali akan makanan tradisional di tengah-tengah perkembangan
yang tradisional, melainkan penjual dalam Pasar Minggon Jatinan ini juga
menggunakan pakaian busana adat tradisional. Dalam pasar yang terletak di Kota
Batang ini terdapat hal yang unik dalam proses transaksinya, yaitu menggunakan
koin sebagai alat tukarnya. Koin yang diguanakan ialah Koin Kreweng. Koin
Kreweng adalah sebuah koin yang terbuat dari tanah liat yang biasanya digunakan
pada waktu malam midodareni pada adat pernikahan Jawa.
Sebelum pembeli melakukan transaksi jual beli, pembeli diharuskan untuk
menukarkan uang mereka dengan Koin Kreweng di tempat penukaran. Satu Koin
Kreweng dihargai dengan senilai dua ribu rupiah. Sehingga, apabila pembeli
hendak membeli makanan ataupun minuman di dalam Pasar Minggon Jatinan ini
transaksinya harus dengan Koin Kreweng dan tidak diperkenankan menggunakan
uang. Untuk proses pembeliannya, setiap makanan atau minuman telah dipatok
dengan harga Koin Kreweng, seperti misalnya, bakso dihargai dengan 4 (empat)
Koin Kreweng, es teh dengan 2 (dua) Koin Kreweng, serabi dihargai dengan 4
208
(empat) Koin Kreweng, soto dihargai dengan 6 Koin Kreweng. Transaksi seperti
ini di Pasar Minggon Jati sejak tanggal 22 April 2018.
A. Isian
1. Apa fungsi Hutan Kota Rajawali Batang sekarang ini?
2. Apakah nama pasar tradisional di Hutan Kota Rajawali Batang?
3. Mengapa disebut dengan ―Pasar Minggon Jati‖?
4. Bagaimanakah teknik atau cara membeli di pasar Minggon Jati?
5. Bagaimanakah penampilan penjual di pasar Minggon Jati?
6. Apakah yang dijual pada pasar Minggon Jati?
7. Siapakah yang boleh berkunjung ke pasar Minggon Jati?
8. Sejak kapan pasar Minggon Jati diresmikan oleh pemerintah Kabupaten Batang?
B. Uraian
1. Sebutkan 3 informasi baru yang kamu ketahui dari teks bacaan ―Hutan Kota
Rajawali!‖
2. Tuliskan gagasan pokok pada paragaf kedua!
209
Lampiran 29
KUNCI JAWABAN TES AWAL DAN AKHIR
TES AWAL
A. Isian
No Jawaban Skor
1 Pasar Terapung 1
2 Semua aktivitas jual beli di atas Muara Sungai Kuin 1
3 Transaksi di atas perahu, masih menggunakan sistem barter. 1
4 Menggunakan klotok atau angkutan kota 1
5 Sayur0sayur, buah-buahan 1
6 Orang Banjarmasin 1
7 Pukul 09.00 WITA 1
8 Bersantai melihat rumah terapung 1
Total 8
B. Uraian
1. Skor maks 3
a. Pasar Terapung merupakan pasar yang berada di atas muara sungai Kuin,
Banjarmasin Utara.
b. Menggunakan klotok ketika ingin ke Pasar Terapung
c. Masih menggunakan sistem barter
2. Skor 3
Latar belakang adanya pasar terapung
210
TES AKHIR
A. Isian
No Jawaban Skor
1 Menjadi tempat wisata 1
2 Pasar Minggon jati 1
3 Beroperasi pada hari minggu terletak di dalam hutan yang banyak
pojon jatinya
1
4 Menukarkan uang dengan koin kreweng 1
5 Menggunkana pakaian tradisional 1
6 Makanan dan minuman tradisional 1
7 Semua orang 1
8 22 April 2018 1
Total 8
B. Uraian
1. Informasi baru : skor 3
HKR sekarang menjadi salah satu wisata
Ada pasar di HKR yang disebut pasar minggon jati
Pembeli harus menukarkan uang dengan koin krewengdi pasar
minggonjati
2. Gagasan pokok paragraf kedua : skor 3
Latar belakang adanya pasar minggonjati di Hutan Kota Rajawali.
211
Lampiran 31
HASIL BELAJAR TES AWAL
212
Lampiran 31
HASIL BELAJAR TES AKHIR
213
Lampiran 32
REKAPITULASI HASIL BELAJAR TES AWAL DAN AKHIR
No Nama
Nilai
Tes Awal
(Pretest)
Tes Akhir
(Posttest)
1. Wafa 57 78
2. Eka 64 92
3. Davina 86 100
4. Eza 21 71
5. Fella 21 57
6. Yenni 86 100
214
Lampiran 33
UJI PENINGKATAN RATA-RATA (GAIN)
KELAS IV SDN DENASRI WETAN 03
MATERI MENGGALI PENGETAHUAN BARU
PADA TEKS NONFIKSI
Rumus:
Kriteria
Interpretasi Indeks gain
Interval Koefisien Kriteria
N-gain < 0,3 Rendah
0,3 ≤ N-gain < 0,7 Sedang
N-gain ≥ 0,7 Tinggi
Perhitungan:
Diketahui:
Skor Tes akhir = 83
Skor Tes awal = 55,83
Skor Maksimal = 100
Ditanya: n-gain
JJawab : n-gain= 0,615
Keterangan:
Diperoleh n-gain sebesar 0,615 yang termasuk dalam kriteria sedang.
215
Lampiran 34
SURAT OBSERVASI
216
Lampiran 35
SURAT MELAKUKAN PENELITIAN
217
218
Lampiran 37
DOKUMENTASI
Gambar 1 Observasi pelaksanan pembelajaran
Gambar 2 Siswa mengerjakan angket kebutuhan
219
Gambar 3 Wawancara dengan Guru
Gambar 4 Siswa mengerjakan uji coba soal
220
Gambar 6. Siswa mengerjakan tes awal
Gambar 7 Uji coba produk skala kecil
221
Gambar 8 Uji coba produk skala kecil
Gambar 9 Siswa mengerjakan tes akhir
222
Gambar 10 Siswa yang menngikuti uji coba produk skala kecil