Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS AUDIO-VISUAL DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERBAHASA SISWA KELAS XI SMA N 2 KUALA TUNGKAL
TESIS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar magister Pendidikan Islam Dalam Konsentrasi Teknologi Pendidikan Islam
Oleh:
MIFTAUL JANAH NIM. MTP.152773
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2018
MOTTO
....
Artinya: ...“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Mujadalah :11)1
1 Anonim, Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung:CV Penerbit Diponegoro, 2009), hal.
564
PERSEMBAHAN
Tesis ini ku persembahkan kepada kedua orangtua ku yang
sangat saya sayangi
Ayahanda A.Nawawi Kasim ( Alm) dan ibunda Fatimah
Kepada Dosen pembimbing ku serta teman-teman
seperjuangan sebagai motivator dan penyemangat dalam
peneylesaian tesis ini dapat diselesaikan.
ABSTRAK
Mitaul Janah: Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis
Audio Visual dalam Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual dalam peningkatan keterampilan berbahasa siswa pada Kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dilihat dari hasil validasi ahli materi, ahli desain, ahli media dan siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan prosedur pengembangan Lee & Owens dengan langkah-langkah terdiri dari analisis kebutuhan, desain pembelajaran, pengembangan produk (validasi produk, revisi produk), implemntasi dan evaluasi. Teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi melalui informen, dan angket melibatkan responden dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Temuan hasil penelitian pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris Berbasis audio visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada level sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan mengetahui hasil pre test awal siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal sebelum pengembangan produk bahan ajar Bahasa Inggris dengan skor nilai 65 % berada pada level cukup. Setelah bahan ajar Bahasa Inggris dikembangkan berbasis audio visual maka nilai keterampilan berbahasa siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal kelas XI mengalami peningkatan
dengan skor nilai 84% berada pada level sangat baik.
Bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual akan memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar, sehingga berdampak pada efektifitas pembelajaran. Dengan demikian bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih menarik dan menyenangkan.
Kata kunci : Pengembangan, audio visual dan keterampilan berbahasa.
ABSTRACT
Miftaul Janah:Development of English Based Teaching Materials Audio Visual in Improved Language Skills Student Class XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
This study aims to produce the development of English-based
audio visual teaching materials in improving students' language skills in Class XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal viewed from the validation results of expert materials, experts desain, media experts and students.
This study uses Lee & Owens' research and development approach with steps comprising needs analysis, instructional design, product development (product validation, product revision), evaluation and evaluation. Data collection and analysis techniques used in this research and development are data generated through interviews, observations, documentation through informants, and questionnaires involving respondents analyzed descriptively qualitative.
Findings of the development of English language teaching materials Audio-based visuals can improve students' language skills at a very good level. This is evidenced by knowing the results of preliminary pre-test students of class XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal before the development of English teaching materials products with a score of 65% is in enough level. After English teaching materials developed based on audio visual, the value of language skills of SMA Negeri 2 Kuala Tungkal class XI students increased with the score of 84% was at very good level.
English-language teaching materials based on audio visual will provide convenience in teaching and learning process, thus impacting the effectiveness of learning. Thus, audio-visual materials based on audio-visual can be considered for teachers in delivering the subject matter to make it more interesting and fun.
Keywords: Development, audio visual and Language skills.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, serta
telah memberikan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis
ini. Sholawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Teknologi
Pendidikan Islam pada Pascasarjana UIN STS Jambi. Untuk
kesempurnaan tesis ini, baik secara metodologi maupun analisis, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca.
Selama proses penyelesaian tesis ini, banyak pihak yang telah
memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka, di antaranya:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, M.A Selaku Direktur Pasca
Sarjana UIN Jambi
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Direktur Pascasarjana UIN STS
Jambi
4. Bapak Prof. Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd Pembimbing I dan Bapak Dr.
H. Kaspul Anwar Us, M.Pd pembimbing II
5. Terima kasih dan penuh hormat penulis sampaikan kepada Yth. Bapak
dan Ibu dosen yang telah memberikan kuliah kepada penulis selama
menuntut ilmu di Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah menjadi pembimbing dan pengampu mata
kuliah dan membantu dalam birokrasi pengurus selama penulis studi di
Pascasarjana UIN STS Jambi.
6. Demikian juga terima kasih kepada ibu pengelola perpustakaan dan
segenap karyawannya yang telah banyak membantu penulis dalam
menemukan rujukan yang berkenaan dengan tesis ini.
Selanjutnya terima kasih penulis sampaikan kepada sekolah, guru,
Tenaga Administrasi, dan siswa siswi SMA N 2 Kuala Tungkal yang telah
memberikan sejumlah data dan informasi penting yang penulis butuhkan
dalam mendukung penyelesaian tesis ini. Semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu dalam lembaran ini.
Akhirnya penulis menyadari tidak ada seorangpun yang sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Semoga segala
amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah
yang akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT dan penulis
dapat menjadikan hasil karya ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan
harapan penulis juga dapat bermanfaat bagi semua orang yang
berkenaan dengan hasil karya ini.
Amiin ya Robbal „alamin……
Jambi, 2018
Penulis
Miftaul Janah MTP. 152773
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PENGESAHAN ......................................................................................... ii NOTA DINAS ............................................................................................. iii PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS .................................................... iv MOTTO ...................................................................................................... v PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................. vii ABSTRACT ............................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah Produk dan Kondisi Awal Siswa .......................... 11 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 11 D. Batasan Pengembangan Produk dan Fokus Penelitian ...................... 12 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori .................................................................................... 14
1. Bahan Ajar ....................................................................................... 14 2. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar. ....................................................... 19 3. Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 20 4. Fungsi Media Pembelajaran ........................................................... 22 5. Kedudukan Media Pembelajaran ..................................................... 23 6. Media Audio Visual .......................................................................... 24 7. Pembelajaran Bahasa Inggris .......................................................... 25 8. Keterampilan Berbicara ................................................................... 27
B. Model Produk yang dikembangkan ..................................................... 28 C. Desain Spesifikasi Pengembangan Produk, Karakter dan Kondisi
yang diharapkan ................................................................................. 34 D. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pengembangan ............................................. 41 B. Populasi dan Sampel Penelitian Pengembangan Model (Produk) ..... 44 C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 45 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46 E. Teknik Analisa Data atau Uji Keterpercayaan Data ............................ 50 F. Prosedur Pengembangan Produk ...................................................... 52
G. Rencana dan Waktu Penelitian .......................................................... 58 BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PENGEMBANGAN PRODUK A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 59 B. Hasil Studi Pendahuluan ..................................................................... 70 C. Hasil Pengembangan Produk .............................................................. 75 D. Hasil Validasi (Ahli dan Kelompok), Evaluasi dan Revisi Produk ........ 103 E. Hasil Akhir Pengembangan dan Kondisi Akhir Siswa .......................... 118 F. Analisis Hasil Pengembangan Produk ................................................. 122
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 126 B. Implikasi............................................................................................... 126 C. Rekomendasi ....................................................................................... 128 D. Kata Penutup ....................................................................................... 131 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator penilaian kualitas media pembelajaran ..................... 49 Tabel 3.2 Kriteria kualifikasi penilaian dan skor nilai ................................ 51 Tabel 3.3 Jadwal penelitian...................................................................... 58 Tabel 4.1 Tabel kepala sekolah ............................................................... 61 Tabel 4.2 Daftra guru ............................................................................... 65 Tabel 4.3 Daftar karyawan ....................................................................... 67 Tabel 4.4 Keadaan siswa ........................................................................ 68 Tabel 4.5 Keadaan sarana dan prasarana ............................................... 69 Tabel 4.6 Jadwal pengembangan ............................................................ 81 Tabel 4.7 Desain konten media ............................................................... 82 Tabel 4.8 Hasil validasi ahli ..................................................................... 108 Tabel 4.9 Hasil revisi produk oleh para ahli ............................................. 109 Tabel 4.10 Daftra angket ujicoba teman sejawat ....................................... 111 Tabel 4.11 Hasil uji coba perorangan ........................................................ 113 Tabel 4.12 Hasil uji coba kelompok kecil ................................................... 114 Tabel 4.13 Hasil uji coba kelompok besar ................................................ 117 Tabel 4.14 Tabulasi validasi produk para ahli ............................................ 119 Tabel 4.15 Tabulasi hasil uji coba produk pada siswa .............................. 120 Tabel 4.16 Tabulasi kemampuan berbahasa siswa .................................. 122
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Model Pengembangan Lee and Owen ..................... 29 Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian R & D ........................... 53 Gambar 3.2 Alur desain formatif evaluastion Tesmer .............................. 55 Gambar 3.3 Bagan Alur atau Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ....... 57 Gambar 4.1 Struktur organisasi ............................................................... 64 Gambar 4.2 flow chart .............................................................................. 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dewasa ini menjadi topik yang cukup hangat dibicarakan,
selain dikarenakan, pendidikan merupakan suatu hal yang kompleks
dalam kehidupan manusia, juga karena pendidikan memiliki peranan yang
sangat menentukan dalam mewujudkan generasi yang terampil sehingga
diharapkan menjadi generasi harapan bangsa.
Pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu upaya
yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sesuai dengan yang terkandung secara jelas dalam tujuan
Pendidikan Nasional, yang tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu : ” Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.3
Menurut Gadne belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil
belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari
(i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, (ii) proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat
proses kongnitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengelolah informasi, menjadi kapabilitas baru. 4
3 Darwyn Syah. Perencanaan Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007, hlm. 2. 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarat: PT. Asdi Mahasatya2013),
hal. 10
2
Pembelajaran aktif adalah istilah payung bagi berbagai model
pembelajaran yang berfokus kepada siswa sebagai penenggung jawab
belajar. Semula memang istilah pembelajaran aktif dipergunakan baik
pembelajaran aktif atau individu mandiri, maupun pembelajaran aktif yang
bersifat kolaboratif. Namu akhir-akhir ini makin mengerucut
kecenderungan memaknai pembelajaran aktif hanya sebagai
pembelajaran akatif yang kolaboratif.
Istilah pembelajaran aktif dalam konteks kolaboratif awalnya
dipepulerkan oleh Bonwell dan Eison (1991) dalam laporanya dihapan
The Association For the Study of Higher Education (ASHE). Namun
menurut Mayer (2004), strategi menyerupai Pembelajaran akatif ini
sebenarnya sudah dikembangkan lebih dahulu oleh para ahli pendidikan
diperguruan tinggi yang mengemukakan konsep pembelajaran berbasis
penemuan (discovery learning), walaupun istilah pembelajaran aktif sendiri
belum digunakan.5
Efektivitas dan keoptimalan suatu pembelajaran sangat ditentukan
oleh sejauh mana perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru.
Karena perencanaan pembelajaran tidak hanya untuk melengkapi
kebutuhan administrasi dan kurikulum, akan tetapi harus dengan
melibatkan komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuan
instruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta
didik dan kontek, perumusan sasaran kinerja, pengembangan instrumen
penilaian, pengembangan srtategi pembelajaran, pengembangan dan
pemilihan materi, dan pengembangan dalam melakukan evaluasi formatif
dan sumatif.6
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar, yaitu segala
bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
5 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013),hal. 5 6 Dick and Cery, The Sistematic Design Of Instruction, Sixth Edition (New York; Pearson,
2005) hal. 361.
3
kegiatan belajar mengajar sehingga tercifta lingkungan dan suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. bahan ajar menjadi informasi, alat,
dan teks yang tidak hanya dibutuhkan oleh siswa tetapi juga diperlukan
guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya, Bahan ajar yang disebut juga dengan materi
pembelajaran ( Learning Materials), merupakan bagian terpenting dalam
proses pembelajaran, sebab materi pembelajaran merupakan inti dari
kegiatan pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan
Oleh seberapa banyak siswa menguasai materi pembelajaran.7
Berbahasa adalah salah satu keterampilan yang penting karena
melalui keterampilan berbahasa yang baik maka pesan yang ingin
disampaikan oleh pembicara akan diterima dengan baik pula oleh
pendengar.8 Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam
menampilkan keterampilan berbahasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa dalam berbahasa bahasa asing juga sama dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi siswa berbahasa dalam bahasa Indonesia. Siswa
enggan untuk berbahasa karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
Takut melakukan kesalahan ketika berbahasa, Terbatasnya kosakata
yang mendukung, Malu dan gugup atau Tidak percaya diri. Faktor lain
yang mempengaruhi keterampilan berbahasa anak adalah karena mereka
kurang berlatih untuk berbahasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh pola
pembelajaran yang diterapkan sebagian guru di kelas yang masih
teacher-centered atau berpusat pada guru. Dalam pendekatan
7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ( Jakrta: Kencana
Prenada Media Graoup, 2008), hal. 141 8 Tarigan, Henry Guntur, Berbahasa Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Angkasa:
Bandung, 1990)
4
pembelajaran teacher-centered, guru sebagai pusat proses pembelajaran
ditunjukkan dengan porsi berbahasa guru yang lebih banyak dibandingkan
porsi anak untuk berbahasa sehingga dengan pendekatan teacher-
centered ini kesempatan anak untuk berbahasa sangat sedikit dan
keterampilan berbahasanya pun jadi kurang terlatih.
Melalui observasi di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal pada tanggal 26-
27 Juli 2016. Sistim pembelajaran masih bersifat monoton, kurang
bervariasi sehingga kurang menarik dan siswa menjadi malas, bosan,
tidak tertarik untuk belajar akibatnya penguasaan belajar siswa menjadi
rendah, dari hasil pre test yang peneliti lakukan siswa hanya memperoleh
nilai persentase sebesar 65 % dengan level “kurang”, siswa seringkali
hanya diberi teori-teori, kaidah-kaidah dan hukum-hukum bahasa,
bukannya aplikasi kaidah-kaidah dan hukum-hukum itu dalam
penggunaan praktisnya sehingga siswa tidak merasakan manfaat belajar
Bahasa Inggris. 9
Menurut Paul seorang guru harus mampu kapan dia menerapkan
pendekatan teacher-centered dan kapan menerapkan students-centered.
Ketika menerapkan teacher-centered, seorang guru harus menempatkan
dirinya sebagai pemegang hak untuk mengatur apa yang akan
diajarkannya di kelas. Dan ketika seorang guru menerapkan students-
centered, Maka dia memberikan waktu seluasnya untuk memberikan
kesempatan kepada siswanya untuk beraktivitas dan berbahasa seoptimal
mungkin. 10
Selain itu kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran, kompeten
ketika mengajar juga sangat diperlukan oleh suatu lembaga pendidikan.
Apalagi bagi sekolah menengah, karena pendidikan merupakan modal
awal dalam kehidupannya dan menjadi ciri khas dari siswa yang basic-nya
dari lembaga pendidikan. Mengenai kreativitas ini seperti telah dijelaskan
9 Observasi, 26-27 Juli, 2016.
10 David, Paul, Teaching English to Children in Asia. Pearson Longman: 2003.
5
bahwa agama mendorong manusia untuk berfikir dan bertindak kreatif
seperti dalam Al-Qur‟an surah Al Baqoroh ayat 219 sebagai berikut :
… البقرة()
Artinya : “…...demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”. (Q.S Al Baqoroh 219) 11
Ayat diatas memberikan penjelasan bahwa sebenarnya Islam pun
dalam hal kreativitas memberikan kelapangan pada umatnya untuk
berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya (qalbunya)
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup, terutama dalam
kegiatan belajar mengajar.
Bahkan tidak cukup sampai disini pada ayat lain yang mendorong
manusia untuk berpikir kreativ seperti firman Allah SWT dalam Al qur‟an
sebagai berikut:
….. الرعد( )
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada dalam diri mereka…..”.(Q.S Arra‟d :11) 12
Berbahasa tentang proses pembelajaran, selama ini bahasa
diajarkan dengan metode yang dapat dikatakan masih konvensional.
Artinya, proses belajar mengajar dilakukan dengan cara penyampaian
materi, dilanjutkan dengan menghafalkan dan praktik, sehingga yang
bekerja hanyalah otak kiri, dan bagi sebagian siswa terkesan monoton
dan ini tidak menyenangkan tidak jareng pula demi mengajar target
kurikulum , para pendidik membebani siswa dengan materi yang banyak
tanpa memperdulikan apakah siswa telah benar-benar faham, tertarik
11
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Bumi Aksara, 0228, hal. 260 12
Ibid, hal. 676
6
dengan yang diajarkan atau tidak. Padahal suasana belajar yang monoton
akan menciptakan yang tidak nyaman bahkan bisa membuat stres, kondisi
yang tidak kondusif ini akan sangat menyulitkan untuk meningkatkan
motivasi belajar bahasa inggris dan pencapaian hasil belajar yang tidak
optimal.
Kemudian dalam hal penggunaan media pembelajaran selama ini,
media yang gunakan guru juga masih relatif sederhana yaitu hanya
menggunakan media buku pelajaran, papan tulis dan spidol. Para guru
masih sering menemukan kesulitan dalam menyajikan materi
pembelajaran kepada para siswa secara baik dan menarik, sehingga lebih
mudah dipahami dan efektif dalam preoses pembelajaran. Untuk itulah
dibutuhkan suatu metode dan media pembelajaran bahasa inggris yang
sesuai, tepat, dan menyenangkan, serta bisa memaksimalkan fungsi otak
kanan dan kiri, sehingga pembelajaran dapat benar-benar tercapai
tujuannya, dan memberi rasa senang bagi para siswa.
Kondisi awal terkait dalam hal ini, berdasarkan hasil pengamatan
penulis di SMA N 2 Kuala Tungkal menunjukan bahwa:
a) Ditingkat guru
1. Guru umumnya hanya menggunakan media atau sumber belajar
berupa buku teks/ LKS
2. Metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran sehingga
pembelajarannya lebih cenderung pada teacher center.
3. Guru belum memiliki keterampilan dalam menggunakan dan
memanfaatkan media.
4. Fasilitas penunjang pembelajaran yang difasilitasi sekolah seperti
media elektronik yaitu komputer, leptop, hanya dipakai untuk
pembelajaran TIK.
b) Ditingkat siswa
1. Siswa kurang antusias dalam belajar berdampak dalam proses belajar
kurang partisipatif
7
2. Sering siswa merasa tidak mendapat kebebasan dalam
mengemukakan pendapat, sehingga mematikan rasa ingin tahu siswa,
kelas sunyi senyap tanpa ekspresi dan terlihat kaku, mereka terlihat
ngantuk dan jenuh menjalani pembelajaran yang monoton.
c) Sarana belajar/media
1. Ketersediaan media berupa lab, infokus sudah ada tapi tidak
dimanfaatkan secara maksimal.
2. Peralatan media terbatas.
Selain meningkatkannya keanekaragaman siswa, salah satu trend
lain yang berkembang dan mempengaruhi prose pembelajaran abad ke -
21 adalah manfaat penggunaan teknologi informasi khususnya computer
dan internet. Keberadaan teknologi didalam kelas pada saat pembelajaran
merupakan hal yang harus dianggap biasa, bahkan pada nantinya
kompter akan anggap sama keberadaannya seperti papan tulis yang saat
ini harus ada disetiap ruang kelas. Seorang guru baru, harus memiliki
kemampuan dalam memanfaatkan teknologi pada saat ia memesuki
sekolah untuk mengajar. Namun salah satu kesulitan yang dihadapi dalam
mempersiapkan seorang guru agar “melek teknologi” adalah bahwa
kenyataan dimana teknologi, maka akan muncul teknologi baru lainya,
dan ini berlangsung terus-menerus. Padahal, keberadaan teknologi dalam
proses pembelajaran sangatlah penting dan dapat memperluas akses
pendidikan.13
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam
era yang semakin menggelobal ini, tak dapat dipungkiri bahwa
kemampuan dalam berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris sangat
penting. Namun demikian tidak sedikit siswa yang prestasi belajar Bahasa
Inggrisnya belum memadai. Hal ini disebabkan adanya kendala-kendala
dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah, antara
lain: Kemampuan guru seringkali kurang memadai untuk memenuhi
13
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2013),hal. 20
8
tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang punya kemampuan tinggi
dalam berbahasa dan punya sarana belajar yang lebih canggih dari pada
gurunya sendiri. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan, hendaknya pembelajaran tidak terbatas pada
empat dinding kelas, tetapi perlu diupayakan pembelajaran yang dapat
melayani perbedaan peserta didik secara individual.14
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk
anak adalah guru yang peduli terhadap kebutuhan anak didiknya.
berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan di lapangan, menunjukkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak masih
banyak kelemahan dan kekurangannya. Selain penguasaan dan
keterampilan Bahasa Inggris yang mumpuni, guru juga harus menguasai
teknik-teknik mengajar Bahasa Inggris untuk anak. Anak didik sering
merasa jenuh belajar Bahasa Inggris karena mereka tidak mengenal
kosakata (vocabulary) yang ada misalnya. Kosakata (vocabulary) adalah
salah satu faktor penting dalam belajar Bahasa Inggris. Ketika anak
memulai pelajaran dan mereka terhambat karena kosakata, maka anak
pun menjadi malas belajar. Apalagi dengan penggunaan teknik
pengajaran yang kurang tepat.
Karena sesungguhnya belajar adalah suatu aktifitas atau proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.15 Belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pelajar.
2. Respons si pebelajar, dan
14
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Hal132. 15
Suyono dan Hariyanto,Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Hal 9.
9
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat
yang terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah.
Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan
hukuman.16
Salah satu penyebabnya adalah media yang digunakan guru dalam
pembelajaran yang kurang menarik dan kurang inovatif. Maka diperlukan
sebuah media pembelajaran yang interaktif sehingga bisa menarik dan
menambah keinginan siswa dalam belajar Bahasa Inggris, salah satu
media pembelajaran yang interaktif adalah berbasis audio visual, dengan
media ini bahan ajar didesain supaya membuat pembelajaran semakin
menarik dan aktif dan bisa membantu siswa dalam mempermudah
menguasai pembelajaran.
Penulis terpikir untuk mengubah suasana yang tidak
menyenangkan ini, menjadi suasana kelas yang aktif dan bersemangat
sehingga merupakan modal tercapainya tujuan guru dalam
menyampaikan konsep pembelajaran. Semakin suasana kelas hidup dan
siswa terlibat dalam interaksi yang positif antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa, maka proses pembelajaran tersebut harus melibatkan
semua siswa. Guru dituntut harus dapat membangun hubungan dengan
siswa, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Hal ini
menyebabkan timbulnya keaktifan siswa berpartisipasi dalam
pembelajaran.
Guru bahasa inggris hendaknya memikirkan dan melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengemas
proses pembelajaran yang lebih bermakna, menarik, mengikuti
perkembangan iptek, serta dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan
prestasi belajarnya. Berkaitan dengan permasalahan di atas peneliti
tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibuat dengan
menggunakan Adobe Flash Professional CS6 yang diharap dapat
16
Dimyati dan Mudjiono,Belajar & Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) Hal 9.
10
memberi peran aktif siswa dan menjadikan pembelajaran menjadi kondusif
dan penuh interaksi timbal balik yang sangat didambakan oleh setiap
pihak dalam lingkungan pendidikan. Maka penulis berkeinginan untuk
mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan Adobe
Flash Professional CS6 dengan kelengkapan fitur yang tidak ada di Adobe
Flash sebelumnya, yaitu didukung dengan kemampuannya dalam
membuat animasi transformasi 3D, serta panel yang khusus untuk
membuat animasi dengan Action Script yang lebih mudah pemakaiannya.
Berdasarkan pengamatan penulis, pemprograman Adobe Flash
Professional CS6 masih jarang digunakan dalam pembuatan media
pembelajaran bahasa inggris.
Mencermati masalah yang dikemukan diatas peneliti mencoba
mengembangkan media pembelajaran berbasiskan audo visual untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa
inggris, pengembangan media pembelajaran yang berbasiskan audio
visual dipandang dapat menjadi alternatif solusi untuk permasalahan
tersebut. Guru dalam melaksanakan tugasnya dapat memanfaatkan
media atau alat bantu mengajar dengan mendesain proses pembelajaran
yang menarik, inovatif, dan menantang merupakan kunci keberhasilan dari
sebuah proses pembelajaran. sehingga guru dapat meningkatkan dan
menumbuhkan minat belajar siswa pada materi pelajaran bahasa inggris.
Semakin tinggi motivasi belajar siswa terhadap pelajaran bahasa inggris
maka semakin tinggi kemampuan berbahasa siswa.
Berdasarkan pengamatan lapangan ini, Muncul ke permukaan suatu
pemikiran dan sebuah gagasan bahwa pentingnya melakukan upaya
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa dengan judul
penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis
Audio Visual dalam Peningkatan Keterampilan Berbahasa Siswa
Kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal”.
11
B. Identifikasi Masalah Produk dan Kondisi Awal Siswa
1. Identifikasi Masalah Produk
a. Bahan ajar masih berupa buku teks
b. Bahanajar disampaikan masih konvensional dengan menggunakan
metode, dikte, ceramah dan latihan.
c. Penggunaan bahan ajar dalam percepatan penguasaan kosakata siswa
dengan menggunakan audio visual.
d. Penguasaan belajar siswa dalam bahan ajar bahasa inggris dengan
menggunakan audio visual.
e. Pemanfaatan bahan ajar belum menunjukkan arah kepada target
pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Kondisi Awal Siswa
a. Terdapat kendala dalam menguasai kosakata, keterampilan berbahasa
Bahasa Inggris dikarenakan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran, yakni masih memakai metode pengajaran yang lama
dan kurang menarik.
b. Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya materi reading
dapat diamati bahwa kurangnya respon dan keinginan siswa untuk
belajar Bahasa Inggris, sehingga menghambat penguasaan kosa kata
dan keterampilan berbahasa Bahasa Inggris siswa.
c. Siswa cenderung lesu dan kurang memperhatikan guru serta terlihat
ada yang mengantuk dan mengobrol.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah yang berkaitan dengan pengembangan materi ajar bahasa
Inggris dalam keterampilan berbahasa Inggris sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis audio
visual?
12
2. Apakah dengan pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis
audio visual dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa kelas
XI SMA N 2 Kuala Tungkal?
3. Bagaimana Pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis audio
visual dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa kelas XI
SMA N 2 Kuala Tungkal?
D. Batasan Pengembangan Produk dan Fokus Penelitian
1. Batasan Pengembangan Produk
Agar penelitian ini lebih terarah dan juga keterbatasan waktu maka
batasan pengembangan produk dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Bahan ajar yang dikembangkan berbasis audio visual.
b. Bahan ajar yang digunakan dalam bentuk software interaktif.
2. Fokus Penelitian
Menurut Fraenkel dan Wallen, tidak ada penelitian yang dilakukan
tanpa adanya suatu fokus (masalah) penelitian17. Oleh karena itu yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: Keterampilan berbahasa siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris materi Kelas XI di SMA Negeri 2
Kuala Tungkal.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menghasilkan pengembangan materi ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual sesuai dengan kebutuhan untuk siswa kelas XI semester
ganjil di SMA N 2 Kuala Tungkal.
b. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar
Magister (S2) dalam Teknologi Pendidikan Islam di Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
17
Mukhtar.Metode Praktis Penelitian Deskriptif dan Kualitatif.(Jakarta: GP Press Group, 2013) Hal 59.
13
c. Sebagai acuan dalam menulis Tesis.
d. Meningkatkan penguasaan kosakata dan kemampuan berbahasa
Bahasa Inggris siswa kelas XI semester genap SMA N 2 Kuala
Tungkal.
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan bagi penulis
terhadap bahan ajar berbasis audio visual dalam meningkatkan
kemapuan berbahasa Bahasa Inggris siswa di SMA N 2 Kuala Tungkal.
b. Sebagai salah satu solusi kepada pihak sekolah dalam menerapkan
dan mengembangkan bahan ajar bahasa Inggris berbasis audio visual
di SMA N 2 Kuala Tungkal.
c. Untuk menambah referensi dan media dalam pembelajaran supaya
lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
14
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Bahan Ajar
Bahan Ajar atau Learning material merupakan bahan ajar
pembelajaran yang secara langsung digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.18 Materi ajar yang dikemas sebagai penyajiannya berupa
deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni
berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap serta seperangkat tindakan/
keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pelajaran pada dasarnya
berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang
berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan
proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang mengandung
pesan verbal dan non verbal untuk diketahui dan dipahami oleh penerima
pesan. Pesan verbal adalah menggunakan kata-kata, baik lisan maupun
tulisan yang terdiri dari kalimat yang tersusun, berfaedah, dan memberi
suatu makna. Sedangkan non-verbal dapat berupa gerakan tubuh,
karakteristik fisik, pra linguistik, gelagat dan sebagainya.19
Pengembangan bahan ajar merupakan proses pemilihan, adaptasi,
dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu.
Mengembangkan materi adalah ketika guru menyiapkan presentasi
seluruh kelas, salah satu tugas utamanya adalah mengumpulkan materi-
materi yang dapat ditranslasikan menjadi ceramah yang bermakna. Bila
guru memberikan teks kepada siswa, penting bahwa teks itu menarik dan
sesuai dengan kemampuan siswa. Bila guru mengembangkan pedoman
belajar, pedoman itu seharusnya dirancang untuk menyoroti isi yang
18
Udin syaifuddin, Inovasi pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2010) Hal. 214 19
Martinis Yamin. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Referensi, 2012) Hal .175
14
15
dianggap paling penting. Pengembangan pedoman dan materi belajar
yang baik membutuhkan waktu dan tidak dapat dikerjakan dengan baik
hanya waktu semalam sebelum pelajaran itu dimulai.20
Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses
mengembangkan bahan ajar Bahasa Inggris (buku paket) yang sudah ada
dibuat dalam bentuk multimedia dengan menggunakan audio visual.
Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan
yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah suatu yang
membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Bahan pelajaran menurut Dr.
Suharsimi Arikunto merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan
belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Karena itu, guru khususnya
atau pengembang kurikulum umumnya, tidak boleh lupa harus memikirkan
sejauh mana bahan-bahan topiknya tertera dalam silabus berkaitan
dengan kebutuhan anak didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan
tertentu pula.21
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Menurut Abdul
Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat, dan teks
yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, dimana bahan yang dimaksud bisa berupa
tertulis maupun bahan yang tidak tertulis.22
Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar, yaitu segala
bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar menjadi informasi, alat,
dan teks yang tidak hanya dibutuhkan oleh siswa tetapi juga diperlukan
20
Richard L. Arends, Learnig to Teach, (New York: Mc Graw Hill Companies, 2007), hal 17-18 21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 43-44 22
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 174
16
guru untuk perencanaan dan pnelaahan implementasi pembelajaran.
Menurut Wina sanjaya, bahan ajar yang disebut juga dengan materi
pembelajaran(learning materials), merupakan bagian terpenting dalam
proses pembelajaran, sebab materi pembelajaran ditentukan oleh
seberapa banyak siswa dapat menguasai materi pembelajaran.23
“Dalam pengajaran dan pembelajaran, bahan pelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan materi yang
berhubungan dengan tujuan tertentu, biasanya lebih besar dari pelajaran
tunggal atau unit.”24 Bahan pelajaran atau materi pelajaran pada
hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa
sesuai dengan kurikulum yang digunakan.25
Bahan ajar adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak
akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni
penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap.
Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang
studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin
keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang
adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru
agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran
pokok.Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari disiplin
keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang dalam
penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran pokok
23
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 141 24
Richard. J. C & Schmid, Longman Dictionary of Language Teaching and Apllied Linguistics, (Edinburgh: Pearson Education Limited, 2010), hal. 330 25
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 35
17
yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar
atau semua anak didik.26
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam system
pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti
dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran
diartikan sebagai proses penyampaian materi.27 Materi pelajaran
merupakan salah satu sumber belajar yang berisi pesan dalam bentuk
konsep, prinsip, definisi, gugus isi atau konteks, data mupun fakta, proses,
nilai, kemampuan dan kterampilan. Materi pelajaran yang akan
dikembangkan guru mengacu kepada kurikulum atau terdapat dalam
silabus yang penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
lingkungan peserta didik.28
Dilihat dari aspek fungsi, sumber bahan pembelajaran dapat
dibedakan menajdi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang
sengaja dirancang(learning resources dy design) dan sebagai sumber
belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization)29
Dalam menyampaikan bahan pelajaran perlu memperhatikan dalam
menetapkan bahan pelajaran. Nana Sudjana mengemukakan hal-hal yang
diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran sebagai berikut:30 (a)
Bahan harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan, (b) Bahan
yang ditulis dalam prencanaan pengajaran terbatas pada konsep/garis
besar bahan, tidak perlu dirinci, (c) Menetapkan bahan pengajaran harus
serasi dengan urutan tujuan, (d) Urutan bahan pengajaran hendaknya
memperhatikan kesinambungan (kontinuitas), (e) Bahan disusun dari yang
sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit,
26
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit.,hal. 43 27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 60 28
Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 114-115 29
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Peidikan Informasi dan Komunikasi,(Jakarta;Gaung Persada, 2011) hal.215 30
Suryosubroto, Op.Cit., hal. 35
18
dari yang konkret menuju yang abstrak, sehingga siswa mudah
memahaminya.
Sedangkan tujuan bahan ajar: (a) membantu siswa dalam
mempelajari sesuatu, (b) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar,
(c) memudahkan guru dalam pelaksanaan bahan ajar, (d) agar kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik.31
Fungsi bahan ajar (a) pedoman bagi guru yang akan mengarahkan
semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi yang akan seharusnya diajarkan kepada siswa, (b) pedoman
bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses
pembelajaran sekaligus substansi kompetensi yang seharusnya
dikuasainya, (c)alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Beberapa macam bahan ajar: (a) media tulis, (b) audio visual,
elektronik, (c) interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai
medienverbund (Bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau
media mix.32 Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Menurut
Abdul Madjid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat, dan
teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dimana bahan yang dimaksud
bisa berbentuk tertulis maupun bahan yang tidak tertulis.33
Menurut Dick & Carey, bahan ajar adalah seperangkat
materi/substansi pembelajaran (teaching materials) yang disusun secara
sistematis, menampilkan sosok utuh dalam kompetensi yang dikuasai
peserta didik dalam kegiatan.34 Sedangkan Murbojono, mengemukakan
bahwa bahan ajar adalah materi yang disusun secara sistematis. Struktur
dan urutannya sistematis, menjelaskan tujuan intruksional yang akan
31
Ibid, hal 38 32
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru. (Bandung: Pustaka Setia, 2012) hal. 153 33
Abdul Madjid, Op.Cit hal 174 34
Walter Dick, Lou Carey, James O. C Thare, The Systematic Design of Instruction (New York : Harper Cllins Publisher,2005) hlm 229
19
dicapai, memberi latihan yang cukup, menyediakan rangkuman,
berorientasi kepada siswa secara individual. Bahan ajar bersifat mandiri,
artinya dapat dipelajari sendiri oleh siswa karena sistematis dan lengkap.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur, keterampilan, dan sikap atau nilai).35
Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan bahwa bahan ajar disebut
juga teaching-materials, dimana definisi material, adalah “books can be
used as refference material, or they can be used as aper weight, but they
cannot teach.” Sejalan dengan penelitian di atas, bahan ajar menurut
National Center for Vocational Education Research Ltd, adalah segala
bentuk bahan yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas36.
2. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar
Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan
siswa yang akan mengarahkan semua aktivitas dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harusnya
diajarkan guru kepada siswa, dan dipelajari serta dikuasai siswa. bahan
ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan
hasil pembelajaran.
Bahan ajar dalam operasionalnya bertujuan untuk:
a. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
c. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.37
35
Hanafiah dan Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, ( Bandung : Refika Aditama,2008) hlm 34 36
Sumiati dan Asra, 2008, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, ) hlm 218 37
Hamdani, strategi belajar mengajar, (Bandung :Pustaka setia, 2011), Hal.121-122
20
Secara spesifik, fungsi bahan ajar bagi pendidikan anatara lain:
menghemat waktu dalam mengajar, menjadi guru sebagai fasilitator,
meningkatkan pembelajaran lebih efektif dan interatif, pedoman bagi guru
untuk Vmengarahkan aktivitas pembelajaran dan sebagai alat evaluasi
pencapaian atau penugasan hasil pemebalajaran. Selain itu, juga sebagai
pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan aktivitas
pembelajarannya.
Segala informasi yang didapat dari sumber belajar, kemudian
disusun dalam bentuk bahan ajar. Hal ini memebuka wacana dan wahana
baru bagi siswa karena materi ajar yang disampaikan adalah sesuatu
yang baru dan menarik. Keberadaan bahan ajar juga menyediakan
pilihan, pilihan bahanajar yang dimaksud tidak hanya terpakum oleh satu
sumber, melainkan dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan
suatu acuan dalam penyusunan bahan ajar.
Seseorang guru yang menyusun sendiri bahan ajarnya, sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan mudah karena bahan ajar
disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang bervariatif. Dengan
berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif diharapkan kegiatan
pembelajaran tidak menoton, hanya terpaku oleh satu sumber buku, atau
hanya didalam kelas.
3. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari Bahasa Latin yang merpakan bentuk jamak dari
“medium” yang berarti “ tengah, perantara, atau pengantar.38 Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciftanya proses belajar pada diri peserta didik.39
Menurut Hamalik dalam musfiqon media sebagi teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komnikasi antara guru dan
murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah. Komunikasi
38
Rayandra Asyar, Kreatif mengembangkan media pembelajaran, (Jambi : Gaung persada, 2011), Hal. 4 39
Rudi susilana, Media Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2007). Hal.6
21
adalah proses penyamaan pikiran-pikiran yang berada didalam kepala
komunikan.40
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Pada mulanya,
media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan
abad Ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya
alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio visual. Sejalan dengan
perkembangan ilm pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan , saat ini penggunaan alat bantu atau media
pembelajaran menjadi semakin luas dan interatif, seperti adanya
komputer dan internet.
Namun demikian, media bukan hanya merupakan alat atau bahan
saja, akan tetapi hal-hal yang memungkinkan siswa dapat memeproleh
pengetahuan. Gerlach and Ely menyatakan: “A Medium, concaived is any
person, material or event that establishs condition which enable the
learner to acquuire knowledge,skill and attude”. Menurut Gerlanch secara
umum media itu meliputi Orang,Bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciftakan kondisi yang memungkinkan siswa memproleh pengetahuan,
Keterampialan dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya
alat perentara seperti televisi,radio,slide, bahancetak, akan tetapi meliputi
orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan
semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya
yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampialan.
Selain pengertian diatas, ada juga yang berpendapat bahwa media
pengajaran meliputi perangka keras (hard ware) dan perangka lunak
(softwere). Hardwere adalah alat-alat yang dapat mengantar pesan
sebagai Over Head Projector, radio, televisi, dan sebaginya. Sedangkan
40
Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), (Jakarta: Bumi Aksara,2010),Hal. 165
22
Software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi
yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetak
lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan
dalam bentuk bagan, grafik,diagram, dan lain sebaginya.41
Sardiman mengatakan bahwa ada enam tahap kegiatan desain
pengembangan;(1) analisis kebutuhan, (2) perumusan tujuan
pembelajaran, (3) perumusan butir-butir materi (penyusunan instrumen
evaluasi, (5) penyusunan naskah media/prototip, (6) melakukan uji coba
produk. Di samping enam tahap ini langkah kegiatan yang juga perlu
dilakukan ialah validasi produk media. Validasi ini perlu dilakukan untuk
menjamin ketepatan materi kurikulum dan tujuan pembelajaran. Dan
sesaikan bahasa dengan peserta didik. Dengan demikian preduk media
yang dihasilkan, secara kontek ilmiyah dianggap layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, ketersediaan media
pembelajaran diberbagai sekolah masih kurang dan belum merata, ada
sekolah yang mampu menyediakan beragam media pembelajaran dalam
jumlah yang relatif banyak. Ada juga yang masih belum memiliki ragam
dan jumlah media pembelajran yang diperlukan. Hal ini menyebabkan
ragam dan jumlah media yang digunakanpun beragam. Ada guru yang
mengguna media yang beragam dan banyak secara maksmal. Media
yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul,handout,buku
teks, poster, majalah, surat kabar, dll,). Sementara itu media sederhana
yang tetap banyak dimanfaatkan adalah hanya papan tulis. Media Audio
Visual (overhead tranparancy,vidio,/film,kaset,audio, tv,radio) dan media
elektonik(komputer dan internet) masih belum secara intensif
dimanfaatkan, meskipun dibeberapa tempat sudah mulai digunakan.42
4. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi uatama media Pembelajaran adalah sebagai sumber belajar
yang bertujuan untuk mengefektifkan proses komunikasi sehingga,
41
Wina Sanjaya, Op. Cit, hal. 205 42
Rayandra Asyhar, Op.Cit,hal 93
23
tercapai tujuan mengefektifitas proses komunikasi pembelajaran.
Tercapainya tujuan yang di inginkan diman ada peubahan tingkah laku
pada siswa. Mudhoffir menyebutkan bahwa sumber belajar pada
hakekatnya merupakan komponen sistem intrusional yang meliputi
pesan,orang, bahan,alat, teknik dan lingkungan yang mana hal itu dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. dengan demikian sumber belajar
dapat dipahami sebagai segala bentuk sumber yang ada diluar diri siswa
dan terjadi proses belajar.
Pemakaian Media pembelajaran dalam proses balajar mengajar
dapat memebangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan memebawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. penggunaan media pemebelajaran
pada tahap orientasi pemebelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi minat
belajar sehingga meningkatkan kreativitas belajar mereka.
5. Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Kedudukan media dalam pemebelajaran sangat penting. Sebab
media dapat menunjang keberhasilan pemebelajaran. Bahkan kalau dikaji
lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus
dikendalikan sepenuhnya oleh sumberberupa orang, tetapi dapat juga
menggantikan sebagai tugas guru dalam menyajikan materi
pemebelajaran.43
Kedudukan media yang telah menjadi bagian intergral dalam
pemebelajaran ini sangat di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam
memilih dan mendesai media yang sesuai. Semakin professional maka
amakin kecil peranan media dalam pemebelajaran. Sebab guru yang
professional akan bias mengkresi sumber belajar dan media agar materi
lebih cepat dipahami anak didik. Tuntutan ini tentu mengharuskan guru
untuk memahami berbagai jenis dan karekteristik media serta belajar
43
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber pemebelajaran, (Jakarta: Prestasi pustaka,2012) Hal.34
24
untuk mengoperasionalkan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
6. Media Audio Visual Pembelajaran
Tujuan tercapainya proses belajar mengajar dapata berhasil dengan
baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya.
Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang prose
dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan
untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Media audio visual adalah media yang menyajikan informasi dalam
bentuk suara dan visual. Sama halnya media audio, unsur suara yang
ditampilkan juga berupa : narasi, dialog, sound effect dan music,
sedangkan unsur visual berupa : ganbar/ foto diam (still Image), gambar
bergerak (motion ficture), animasi dan teks. Format sajian media audio
visual bermacam-macam, antaralain : Drama, animasi, film, diskusi/dialog,
film dokumenter, magazine dan lain-lain.44
Media audio visual adalah jenis media yang selaian mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, bergabagi ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.45
Media audio visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikna
bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk
menyajikan pesan audio dan visual.46
Berdasarkan dari beberapa teori di atasdapat dipahami bahwa media
audio visual merupakan, jenis media bergerak yang dapat dipandang dan
didengar serta merupakan media informasi yang ditampilkan untuk
penayangan pembelajaran.
44
Rayandra Asyhar. Op. Cit, hal 141 45
Wina sanjaya, Op. Cit, hal211 46
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (Jakarta : kencana, 2011) Hal 16
25
Karakteristik Media Audio Visual :
a) Bersifat linier
b) Menampilakan visual yang dinamis
c) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah
ditentukan oleh desainer/pengembang
d) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil
dan abstrak
e) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan
kognitif
f) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas
belajar pembelajar.47
Manfaat penggunaan media audio visual :
a) Dapat memberikan pengalaman belajar yang tidak mungkin dapat
dipelajari secara langsung, misalnya untuk mempelajari kehidupan
didasar laut, siswa dapat belajar melaui film, sebab tidak mungkin
siswa disuruh menyelam. Demikian juga untuk mempelajari materi-
materi abstrak lainnya.
b) Memungkinkan belajar lebih bervariatif sehungga dapat menambah
motivasi dengan gairah belajar.
c) Dapat berfungsi sebagai sumber belajar yang dpat dimanfaatkan siswa
untuk belajar secara mandiri tanpa sepenuhnya tergantung pada
kehadiran guru.48
7. Pembelajaran Bahasa Inggris
Bahasa juga dapat didefinisikan sebagai suatu kode sosial yang
memiliki sistem dan digunakan dalam berkomunikasi.49 Komunikasi itu
sendiri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan
pembelajaran sebagai faktor penting dalam proses perkembangan dan
proses belajar.
47
Ibid, hal 17 48
Wina sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran. (Jakarta:Kencana, 2012). Hal 110 49
Martini Jamaris, Kesulitan Belajar (Perspektif, Asesmen, dan Penanggulangannya), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 113.
26
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi - baik lisan, tertulis, maupun
isyarat – yang didasarkan pada sebuah symbol. Bahasa terdiri dari kata-
kata yang digunakan oleh masyarakat (perbendaharaan kata) dan aturan-
aturan untuk memvariasikan dan mengkombinasikan kata-kata tersebut
(tata bahasa dan sintaksis). Bahasa memiliki sejumlah karakteristik yang
umum meliputi generativitas yang tidak terbatas dan aturan-aturan
organisasional. Generativitas yang tidak terbatas merupakan kemampuan
untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya
dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas.
Aturan itu sendiri maksudnya adalah bahwa bahasa itu teratur dan bahwa
aturan itu mendeskripsikan cara kerja bahasa. Bahasa melibatkan lima
sistem aturan yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
pragmatik.50
Ada banyak pengertian bahasa yang jika dilihat dari sudut redaksi
memiliki definisi yang beragam. Namun dari berbagai definisi itu dapat
disimpulkan bahwa hakikat bahasa itu sistematik (bersistem), arbitrer
(manasuka), ujaran (berupa ucapan), symbol (terdiri atas lambang-
lambang), manusiawi (diproduksi dan digunakan oleh manusia), alat
komunikasi dan satu lagi dapat ditambahkan bahwa bahasa itu mengacu
pada objek baik dirinya maupun luar dirinya.51
Salah satu bahasa yang banyak digunakan manusia di muka bumi ini
adalah bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Inggris
menjadi salah satu sarana komunikasi dan informasi yang sangat
mempengaruhi perjalanan umat manusia dalam membangun
peradabannya. Bahasa Inggris banyak dituturkan di negara-negara Eropa.
50
John W. Santrock, Educational Psychology, terj., (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal. 69.
51 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 9-10.
27
8. Keterampilan Berbahasa
Tujuan utama pembelajaran bahasa Asing adalah pengembangan
kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan (berbicara)
maupun tulis. Keterampilan berbahasa (maharat al-lughah) adalah
kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa.
Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu keterampilan menyimak
(maharat al-istima’/ listening skill), berbicara (maharat al-kalam/ speaking
skill), membaca (maharat al-qira’ah/ reading skill), dan menulis (maharat
al-kitabah/ writing skill). Keterampilan menyimak dan membaca
dikategorikan ke dalam keterampilan reseptif (al- maharat al-istiqbaliyyah/
receptive skills), sedangkan keterampilan berbicara dan menulis
dikategorikan ke dalam keterampilan produktif (al-maharat al-intajiyyah/
productive skills).52
Setiap keterampilan erat kaitannya dengan proses-proses yang
mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula
jalan pikirannya. Mengembangkan keterampilan berbahasa berarti
mengembangkan keterampilan berpikir. Keterampilan ini hanya diperoleh
dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.
Pada penelitian ini penulis membatasi keterampilan berbahasa
hanya dalam aspek keterampilan berbicara saja. Sebagaimana diketahui
bahwa keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah
kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan
kepada mitra bicara.53
Selain itu, keterampilan berbahasa juga dapat membentuk siswa
menjadi lebih aktif dalam berpendapat. Keterampilan berbicara juga
mampu membentuk siswa lebih berbudaya karena mereka sudah terbiasa
52
Ibid, hal 140 53
Ibid, hal. 143.
28
dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks
situasi tutur dimana, kapan, dan dengan siapa ia berbicara.54
Keterampilan berbahasa tidak terlepas dari keterampilan menyimak.
Sebelum seorang dapat berbicara, ia harus dapat melakukan kegiatan
menyimak. Hasil dari keterampilan menymak merupakan dasar dari
keterampilan berbicara.55
Berdasarkan terori diatas dapat dipahami bahwa keterampilan
berbicara merupakan salah satu asfek keterampilan berbahasa. Begitu
krusialnya keterampilan berbicara dalam berbagai segi kehidupan
membuat setiap orang perlu menguasai keterampilan tersebut, dengan
indikator listening, speaking, reading dan writing skill. Dengan menguasai
keterampilan berbahasa seseorang akan mampu mengekpresikan fikiran,
perasaan, dan gagasanya secara cerdas, kreatif, dan cekatan.
B. Model Produk yang dikembangkan
Model penelitian ini mengaju pada ADDIE oleh William W. Lee &
Diana L. Owens yang meliputi lima tahap yaitu; analisis (Analisys),
perencanaan (design), produksi (development), implementasi
(implementation), evaluasi (evaluation).Model ini dipilih karena model
ADDIE sering digunakan menggambarkan pendekatan sistematis untuk
mengembangkan instruksional.56 Selain itu, model ADDIE merupakan
model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai digunakan untuk
penelitian pengembangan. Dalam penelitian ini model yang penulis
kembangkan adalah dengan mengembangkan materi ajar berbasis
multimedia (audio-visual) . Seperti pada skema dibawah ini:
54
Aninditya Sri Nugraheni dan Suyadi. Empat Pilar Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Jogyakarta : Meta morposa Press, 2011), hal. 23 55
Http//Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, diakses tanggal 05 Oktober 2016 56
William W. Lee & Diana L. Owens, Multimedia-Based Instructional Design, (Sanfranscisco : Preiffer, 2004), Hal 3.
29
Gambar 2.1 Bagan Pengembangan Model ADDIE Lee and Owen
a. Analisis
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses
mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu
melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh
karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau
profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi
kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b. Desain
Tahap desain ini mengarahkan untuk perlu melakukan,
pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana
1. Analisis
5. Evaluasi
3. Pengembangan
2. Desain
4. Implimentasi
Materi Ajar Berberbasis
Multimedia
Multimedia berbasis Web
Multimedia interaktif
Penyiaran Jarak Jauh
30
tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah
dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media
danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam suatu dokumen
bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan:
a. Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian
menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui
langkah analisis kebutuhan.
b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan
siswa.
d. Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang
dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:
a. Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran.
b. Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar
kompetensi yang telah digariskan.
Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-
pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa
setelah menyelesaikan program pembelajaran?
b. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
31
c. Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar
dapat melakukan unjuk kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap setelah mengikuti program pembelajaran?
d. Materi ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam
mendukung program pembelajaran?
c. Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain
tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu
software berupa oudio visual pembelajaran, maka oudio visual tersebut
harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan
adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang
merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam
mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan
memodifikasi materi ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,
menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai
untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.
Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang
perlu dicapai. Antara lain adalah:
a. Memproduksi, membeli, atau merevisi materi ajar yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
sebelumnya.
b. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang
akan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari
jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain:
a. Materi ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
32
b. Materi ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
c. Materi ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan
spesifik?
d. Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam
menyelenggarakan program pembelajaran?
d. Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang
telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan
peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Implementasi atau
penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini
antara lain:
a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu
memilki kompetensi–pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang
diperlukan.
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh
seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah
implementasi yaitu sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan
dalam penyampaian materi atau materi pembelajaran?
b. Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik
dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?
33
e. Evaluasi
Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan
untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi
terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa
hal, yaitu:
a. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
b. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak
dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.
c. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompeten siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang
program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi,
antara lain:
a. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti
selama ini?
b. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti
program pembelajaran?
c. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi
pembelajaran?
d. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?
e. Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan
terhadap prestasi belajar siswa?
Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang
dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu
34
seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan
program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
C. Spesifikasi Pengembangan Produk, Karakter, dan Kondisi yang
diharapkan
Penelitian pemgembangan produk yang akan peneliti lakukan ini
menggunakan salah satu model desain pembelajaran model ADDIE
Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan
produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media
dan materi ajar.
Ada beberapa tafsiran tentang media pengajaran, sebagian orang
menyatakan bahwa media pengajaran menunjuk pada perlengkapan yang
memiliki bagian-bagian yang rumit seperti yang di ungkapkan oleh
Marshall McLuhan. Marshall Mc Luhan berpendapat bahwa media adalah
suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.57
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih
media pengajaran yakni sebagai berikut:
1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat
dibeli guru dan dapat langsung digunakan dalam proses pengajaran.
Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk
membelinya, lagi pula belum tentu media itu cocok buat penyampaian
materi pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa.
2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan,
khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan
secara khusus dan materi pelajaran yang hendak disampaikan.58
57
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Kencana, 2008). Hal 201. 58
Ibid. Hal 202.
35
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, kita dapat
mempergunakan bermacam-macam bentuk media pembelajaran, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Macam-macam media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar, dapat
dikelompokkan sebagai berikut: Materi publikasi: Koran, majalah, buku.
1. Materi bergambar: gambar, bagan (chart), peta, poster, foto, lukisan,
grafik, diagram.
2. Materi pameran: bulletin board, papan flannel, papan magnet, papan
demontrasi.
3. Materi proyeksi: film, film strip, slide, transparansi, OHP.
4. Materi rekaman audio: tape cassette, piringan hitam, kaset video.
5. Materi produksi: kamera, tape recorder
6. Materi siaran: program radio, program televisi
7. Materi pandang dengar (audio visual): TV, film suara, slide suara
8. Materi model/benda tiruan: model irisan penampang batang, model
torso tubuh manusia.
Beraneka ragamnya media tersebut, dapat dilihat dari mulai yang
sederhana sampai yang kompleks dan dari yang murah sampai yang
termahal dan masing-masing mempunyai karakteristik tertentu, baik dari
keamuhannya dan kelemahannya masing-masing.59
Produk dalam penelitian ini adalah membuat sebuah inovasi produk
yang nantinya produk yang dikembangkan ini akan dapat digunakan
sebagai media didalam proses pembelajaran. Spesifikasi produk yang
akan dikembang ini adalah berupa media audio visual dalam bentuk
software .Media pembelajaran ini akan dilengkapi dengan suara dan
menu-menu tentang materi pelajaran yang akan dipelajari, sehingga
siswa cukup hanya dengan mengklik akan tampil materi pelajarannya dan
akan diperingatkan oleh suara apabila siswa salah dalam mengisi soal
yang terdapat dalam materi tersebut. Bahan ajar Bahasa Inggris kelas XI
semester ganjil ini akan dikemas dalam tampilan media audio visual
59
Syaiful Bahri Djaramah dan aswan Zain. Op. Cit, hal 124.
36
dengan menarik sehingga tidak membosankan bagi siswa dan yang paling
penting adalah materinya akan mudah dipahami oleh siswa.
Model produk yang dikembangkan menggunakan bahan ajar
berbasis oudio visual. Format sajian ini merupakan media pembelajaran
yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara interakif. oudio
visual merupakan suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol
yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Bahan ajar berisi
materi yang disajikan dengan teks, dan gambar,animasi baik diam
maupun bergerak,grafik, dan suara.60
Dalam pengembangan produk bahan ajar Bahasa Inggris ini,
peneliti akan menggunakan media oudio visual persentase yang akan
digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, media
ini cukup efektif sebab menggunakan media projector yang memiliki
jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah
menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image,
dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi
sesuai dengan modalitas belajar siswa.
Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang
cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam
kegiatan persentase. Pada penelitian pengembangan ini software yang
digunakan untuk pembuatan bahan ajar berbasis oudio visual
berbentuk compact disc (CD), media oudio visual telah membuktikan
dirinya sebagai program animasi dua dimensi berbasis vector dengan
kemampuan profesional.
Banyak sekali keunggulan dan kecanggihan media oudio
visual dalam membuat dan mengolah animasi, seperti:
1. Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau obyek
yang lain.
60
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 186.
37
2. Dapat membuat perubahan transparansi warna dalam movie.
3. Membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain.
4. Membuat animasi trasformasi 3D dan animasi dekorasi yang
merupakan salah satu fitur terbaru.
5. Mampu membuat animasi Bone yang mengadopsi dari sistem
pertulangan sehingga menghasilkan animasi yang semakin atraktif.
6. Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah
ditetapkan.
7. Dapat dikonversi dan dipublikasikan (publish) ke dalam beberapa tipe
diantaranya adalah: .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, .mov.
8. Dapat mengolah dan membuat animasi dari obyek Bitmap
9. Terintegrasi dengan Adobe Photoshop dan Illustrator.
10. Mempunyai fasilitas tema warna online yang terhimpun dalam
komunikasi kurel.
Media audio visual program animasi berbasis vector mempunyai
fleksibilitas dalam pembuatan obyek-obyek vector. Serta masih banyak
lagi keunggulan-keunggulan dari media oudio visual.
Materi pembelajaran dirancang dalam bentuk meida audio visual,
media pembelajaran, mudah digunakan dan memuat navigasi-navigasi
sederhana serta menarik sehingga memotivasi siswa agar tertarik
mendalami pembelajaran Bahasa Inggris yang turut berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
Adapun spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam
pengembangan bahan ajar ini meliputi:
1. Analisis
a. Analisis kebutuhan bahan ajar berbasis audio visual
Analisis dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar penentu
materi ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual dengan menggunakan
program adobe flash professional cs6 dalam memahami konsep
pembelajaran. Analisis kebutuhan terhadap bahan ajar berbasis audio
38
visual ini dirasa sangat efektif untuk meningkatkan penguasaan belajar
siswa.
b. Analisis kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI
Analisis kurikulum digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
materi ajar. Dalam pengembangan materi ajar diharapkan mampu
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan dapat
membantu siswa belajar mandiri dengan materi ajar ini. Sehingga materi
ajar yang dikembangkan dapat digunakan pada kurikulum yang ada di
sekolah.
2. Design
Hasil analisis digunakan sebagai acuan dalam penyusunan suatu
kerangka isi program materi ajar dengan audio visual. Kerangka isi
program untuk menggambarkan keseluruhan isi materi yang tercakup
dalam materiajar tersebut, antara lain:
a. Menganalisis materi yang akan ditampilkan
Bagian materi merupakan kegiatan yang memuat tentang pokok
bahasan disertai beberapa animasi serta dilengkapi beberapa penjelasan,
diantaranya: Konsep, Bentuk, Formulasi rumus dan Contoh penerapan
nya.
b. Menentukan system animasi yang akan digunakan bagian simulasi.
Dalam animasi ini terdapat contoh-contoh simulasi Bahasa Inggris
yang diilustrasikan dalam bentuk animasi sesuai dengan bahasan yang
dimuat dalam materi ajar.
c. Perancangan konsep
Dalam merancang konsep perangkat lunak, informasi yang hendak
disampaikan harus mempunyai tujuan yang jelas untuk mempermudah
siswa. Informasi yang disampaikan mengenai pokok bahasan dan
animasinya. Dengan mengacu pada standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator yang akan dicapai.
39
3. Development
Kegiatan selanjutnya adalah proses pembuatan materiajar yang
mengacu pada tahap desain. Artinya dalam tahap mewujudkan desain
diperlukan suatu software berbasis audio visual.
4. Implementation
Setelah bahan ajar yang dibuat menggunakan audio visual sudah
jadi, kemudian di terapkan atau diajarkan kepada siswa yang menjadi
sampel penelitian untuk melihat efektifitas dari bahan ajar yang telah
dibuat.
5. Evaluation
Setelah bahan ajar dilaksanakan atau diterapkan untuk melihat
keberhasilan dari bahan ajar tersebut barulah di evaluasi dengan
menggunakan hasil test. Hasil dari test inilah yang menjadi keberhasilan
dari materi ajar yang sudah dibuat. Apakah materi ajar ini telah efektif dan
memenuhi tujuan yang diharapkan.
D. Penelitian yang Relevan
Sebagai materi perbandingan terhadap proposal tesis ini diperlukan
adanya perbandingan baik pada persamaan maupun pada perbedaannya
terhadap penelitian terdahulu. Disini penulis menemukan beberapa
penelitian yang relevan dengan proposal tesis ini, di antaranya:
Muhammad Muchlisin (2010) NIM. MHS.1210. Perguruan Tinggi
Universitas Negeri Malang.Dalam sebuah Penelitian tesis yang berjudul
“Meningkatkan Pemahaman dan Penguasaan KosakataBahasa Inggris
Melalui Permainan pada Siswa Kelas X Smk Negeri 4 Malang”.61
Ina Rosbianiar (2012). NIM. TPK ROS p-2012.Perguruan Tinggi
Universitas Indonesia.”Pengembangan Materi Ajar Bahasa Inggris Kelas
Satu Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Penguasaan
KosakataSiswa”.Penelitian ini dilakukan kepada siswa Sekolah Dasar
(SD) kelas 1 (satu) di kabupaten Bandung Barat. Yang mana dalam
61
http://www.scribd.com/doc/120578586/CONTOH-Tesis. diakses 26-05-2016.
40
penelitian ini menjelaskan tentang penguasaan kosakataBahasa Inggris
siswa berbasis lingkungan, dan dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penelitian tersebut mempunyai hasil yang signifikan terhadap
kemampuan siswa dalam menguasai kosakataBahasa Inggris, karena
memang penelitian ini berorientasi pada masa perkembangan anak yang
sangat menyukai alam terbuka dan lingkungan sekitar yang dapat menjadi
materi pelajaran. Hanya saja penelitian ini berbeda medianya dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan.62
Minda Mora, NIM. P.P. 211.2.1481.Perguruan Tinggi Pascasarjana
IAIN STS Jambi (2014). dalam sebuah penelitian tesis dengan judul
“Pengembangan Multimedia Interaktif Bahasa Inggris untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model
Kota Jambi” penelitian ini mengkaji tentang multimedia interaktif untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan media yang multimedia
interaktif yang digunakan terlihat jelas peningkatan motivasi siswa dalam
belajar bahas inggris dikarenakan bervariasinya media pembelajaran yang
digunakan. Hanya saja penelitian ini memfokuskan pada motivasi siswa
dalam belajar bahas Inggris, sedangkan penelitian yang akan peneliti
lakukan adalah tentang penguasaan kosakata siswa.
62
http://repository.upi.edu/8890/4/t_pk_1007176_chapter3.pdf. diakses 28-05-20146.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual, peneliti menggunakan penelitian pengembangan
Research and Development (R&D), baik dari segi metode maupun analisis
datanya. Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian sistematik
tentang proses perancangan, pengembangan, evaluasi program dan
produk pembelajaran, serta memenuhi kriteria konsistensi internal dan
efektivitas penggunaan program atau produk tersebut.63 Sementara itu
secara lebih spesifik, penelitian pengembangan dalam pendidikan
diartikan dengan „‟The systematic Study Of designing, developing, and
evaluating program, process dan products64.
Penelitian yang sistematik tentang merancang mengembangkan
dan mengevaluasi program, proses dan produk pendidikan. Kemudian
Borg and Gall mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:
Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D,
yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan
produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan
temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan
digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan
yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program
yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
63
Seels, B. B., and Richey, R. C. Instructional technology: The definition and domains of the field (Washington: Association for Educational Communications and Technology, 1994), hal. 127 64
Jan Van Den Akker,at all, Education Design Research (New York;Madison Ave, 2006), hal. 132
41
42
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku
didefinisikan.65
Selanjutnya, Sugiyono menjelaskan Penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang dugunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat
menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas.66
Punaji setyosari memaparkan dalam bukunya, dalam bidang
pendidikan para teknolog atau perancang pembelajaran yang ingin
memproduksi misalnya produk berupa bahan ajar, tentu didahului dengan
analisis kebutuhan. Untuk siapa bahan ajar tersebut diproduksi, apakah
bahan ajar tersebut benar-benar diperlukan untuk menunjang dan
mempermudah keperluan belajar para siswa atau peserta didik.
Berdasarkan kajian dan analisis kebutuhan, dalam hal ini memang bahan
ajar itu sangat mendesak dibutuhkan, maka disususn lah draft (blueprint)
bahan ajar untuk dilakukan ujicoba lapangan, mulai dari ujicoba
perorangan, uji kelompok terbatas atau kelompok kecil sampai kelompok
besar atau uji lapangan. Hasil atau produk pengembangan yang divalidasi
melalui serangkaian uji coba tersebut untuk dilakukan revisi atau
disempurnakan, dan sampai pada tahap ahir produk.67
Menurut Puanaji Setyosari, pengembangan adalah suatu proses
yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah-
langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian
tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut,
65
Borg and Gall, Educational Research, An Introduction (New York and London :Longman Inc,1983), hal. 772 66
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 297 67
Punaji styosari,metode penelitian pendidikan (Jakarta : kencana, 2012), hal. 218
43
melakukan uji coba dan selanjutnya dilakukan revisi pproduk tersebut.68
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam
bentuk fisik, kawasan pengembangan mencakup banayak variasi
teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Walaupun demikian, tidak
berarti lepas dari teori dan praktik yang berhubungan dengan belajar dan
desain.69
Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
dugunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas.70 Kawasan
pengembangan berakar dari persoalan produksi media. Pengembangan
yang dimaksud adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik. Kawasan ini mencakup berbagai variasi teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran dan tidak hanya terdiri dari perangkat
keras pembelajaran melainkan juga perangakat lunak.71
Sedangkan menurut Sardiman, dkk. Desain pengembangan terdiri
dari enam tahap kegiatan, yaitu : 1 Analisis kebutuhan dan karakteristik
peserta didik, 2 Perumusan tujuan pembelajaran, 2 Perumusan butir-butir
materi, 4 Penyusunan instrumen evaluasi, 5 Penyusunan naskah media,
dan 6 Melakukan ujicoba produk.72 Kemudian Akker membagi jenis
penelitian pengembangan menjadi dua yaitu: 1 penelitian formatif, yaitu
aktivitas penelitian yang melakukan keseluruhan proses pengembangan
mulai dari penyelidikan belajar melalui evaluasi belajar ( sumatif dan
formatif ), dan mengoptimalkan mutu intervensi pada pengujian prinsip-
prinsip rancangan. 2 studi rekonstruksi, yaiutu analisis penelitian yang
68
Ibid, hal. 215 69
Deni darmawan, Inovasi Pendidikan (Bandung: rosdakarya, 2012), hal. 12 70
Sugiyono, Op. Cit, hal. 297 71
Udin syaefudin, inovasi pendidikan (Bandung : alfabeta, 2013), hal. 220 72
Rayandra Asyhar, kreatif mengembangkan media pembelajaran (Jakarta :GP Press,2012), hal. 123
44
menyelenggarakan proses pengembangan menjadi beberapa intervensi,
berfokus pada artikulasi dan spesifikasi prinsip-prinsip rancangan.73
Dapat disimpulkan pengemabangan adalah suatu proses
penterjemahan secara rinci rancangan yang dibuat menjadi bentuk fisik.
Pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris untuk SMA N 2 Kuala Tungkal
kelas XI ini merupakan seperangkat proses atau kegiatan untuk
menghasilkan produk dalam mengatasi permasalahan pada pembelajaran
Bahasa Inggris yang ada. Karena itu, penelitian ini mengembangkan suatu
produk bahan ajar berbasis multimedia sebagai suatu upaya untuk
mendorong motivasi belajar siswa.
B. Sampel Penelitian Pengembangan.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya
juga disebut studi populasi atau studi sensus.74 maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 2 Kuala
Tungkal. Penetapan populasi penelitian pengembangan dilakukan secara
purposive sampling, yaitu menentukan subjek/objek sesuai tujuan.
Penetapan populasi penelitian yang didasarkan kepada pertimbangan
keterlibatan subjek dengan masalah yang dikaji.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku bagi populasi.75 Pemahaman sampel terhadap
masalah yang diungkapkan dan kesediaan sampel untuk memberikan
informasi. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
73
Akker, Educational dsign Research, (New York : Madison Ave, 2006), hal. 24 74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 173 75
Ibid, hal. 174-175
45
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random
sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena penggambilan anggota
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.76
Berbagai pertimbangan tersebut menyebabkan penetapan sampel
penelitian yang mencakup :
1. Siswa-siswa SMA N 2 Kuala Tungkal kelas XI semester 1.
a. Uji coba one to one try out sebanyak 3 orang siswa.
b. Uji coba small group try out sebanyak 6 orang siswa.
c. Uji coba field tryout sebanyak 30 orang siswa.
2. Tiga orang para ahli yang berasal dari dosen UIN STS Jambi. (Ahli
Materi, Desain, dan Media)
C. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti
kepada sumbernya, tanpa adanya perantara77 Adapun yag menjadi data
primer dalam penelitian ini meliputi data-data megenai :
1) Analisis kebutuhan pegembangan bahan ajar Bahasa Inggris
2) Angket validasi produk oleh ahli
3) Angket uji coba produk kelompok terbatas dan lapangan
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.78 Adapun yang menjadi
data skunder dalam penelitian ini meliputi data-data mengenai data-data
76
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alpabeta, 2014), hal.122 77
Mukhtar. Bimbingan Skripsi Tesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi : Sulthan Thaha Press, 2007), hal. 87 78
Ibid, hal : 91
46
dalam bentuk dokumentasi yang ada di sekolah antara lain berupa
dokumen tertulis yang terdapat dilapangan seperti kurikulum, buku paket,
modul, dan lain-lain, data tentang deskripsi lokasi penelitian seperti data
tentang historis, geografis, keadaan guru, siswa dan sarana prasarana
SMA N 2 Kuala Tungkal.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diproleh.79 Sumber – sumber dalam penelitian ini dalam memperoleh data
adalah sebagai berikut :
a. Para ahli/pakar untuk validasi produk
b. Siswa/i kelas XI SMA N 2 Kuala Tungkal, dan
c. Litelatur dan data yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini
menggunakan metode campuran (mixed method), yaitu metode kualitatif
dan kuantitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kombinasi adalah
suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan
antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara
bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data
yang lebih komprehensip, valid, reliable dan objektif.80 Adapun teknik
pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kualitatif
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan ini dilakukan 2 pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.81 Pedoman wawancara yang
digunakan adalah pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman
79
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 129 80
Sugiyo, Op. Cit, hal. 404 81
Ibid, hal. 186
47
wawancara yang sudah memuat garis besar yang akan ditanyakan.82
Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan awal berupa
potensi dan masalah, dan uji coba perorangan.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara teliti dan sestimatis
atas fenomena yang sedang berlangsung. Obeservasi adalah suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis.83 Observasi dilakukan untuk melihat keaktifan,
perhatian, respon siswa dalam proses pembelajaran siswa.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. 84 Adapun data-data
yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi ini antara lain adalah data
yang berkaitan dengan kebutuhan non akademis siswa, seperti kondisi
sosial dan ekonomi siswa, data hasil evaluasi siswa, dan data-data lain
yang diperlukan dalam penelitian ini gambaran umum sekolah.
2. Kuantitatif
a. Angket/Kuesioner
Angket/kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk di jawabnya.85 Angket digunakan untuk
memperoleh data berupa saran perbaikan produk. Saran perbaikan
produk diperoleh dari tim ahli (tahap validasi) yaiutu ahli media, ahli materi
dan ahli desain, dan data kelayakan media diperoleh dari siswa pada saat
uji coba produk
82
Suhaimi Arikunto, Op. Cit, hal. 227 83
Sugiono, Op. Cit, hal. 203 84
Ibid, Hal 206 85
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 199
48
Tabel 3.1 Indikator penilaian kaulitas media pembelajaran (Ahli)
No Tahap
Evaluasi
Formatif
Jenis
instrumen
yang dinilai
Respondesn Siswa No
Item Desain Materi Media
1 2 3 4 5 6 7 8
1
Ahli
Aspek
Tampilan
X
Terlampir
Aspek
Penulisan
X
Aspek
Integrasi
X
Fungsi
Keseluruhan
X
Indikator
konsep
X
Indikator
kelayakan isi
X
Indikator
penyajian
X
49
Indikator
kompetensi
X
Indikator
bahan ajar
X
Indikator
multimedia
X
Pemograman
media
X
50
E. Tekhnik Analisis Data atau Uji Keterpercayaan Data
Teknik pemeriksaan keterpercayaan data deskriptif kualitatif
menggunakan trianggulasi. Triangulasi merupakan teknik yang digunakan
untuk menguji keterpercayaan data (memeriksa keabsahan data untuk
verifikasi data), atau dengan istilah lain dikenal dengan trustworthiness
dengan memanfaatkan hal-hal lain yang ada di luar data tersebut untuk
keperluan mengadakan pengecekan atau pembanding terhadap data
yang telah dikumpulkan. Empat model triangulasi, yaitu dengan
penggunaan sumber, metode, peneliti, dan teori yang ganda dan/atau
berbeda.86
Analisis data yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara,
observasi, dokumentasi, dan angket dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Data deskriptif kualitatif untuk mendapatkan kualitas, keakuratan dan
ketepatan produk yang dikembangkan berupa bahan ajar yang dikemas
dengan menggunakan multimedia berdasarkan analisis angket tertutup
hasil uji coba kelompok, penilaian proses pembelajaran, penilaian unjuk
kerja, dan angket motivasi di lapangan, dan datanya diperoleh dalam
bentuk angka. Data yang diperoleh dideskripsikan dengan rumus :87
Persentase jawaban
Keterangan :
Σf = Frekuensi subjek yang memilih alternative jawaban
N = Nilai maksimal diperoleh dari jumlah skor tertinggi, yaitu jumlah
jawaban maksimal dikalikan jumlah responden
Layak tidaknya suatu bahan ajar berdasarkan nilai kelayakan yang
dikualifikasikan pada tabel berikut ini :
86
Mukhtar, Op. Cit, hal. 165-168 87
Riduwan, Dasar-Dasar Statistik (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 40-41
51
Tabel 3.2 Kriteria Kualifikasi Penilaian dan Skor Nilai
Kualifikasi penilaian Skor nilai
Sangat kuat 81 – 100 %
Kuat 61 – 80 %
Cukup 41 – 60 %
Lemah 21 – 40 %
Sangat lemah 0 – 20 %
Keterangan :
1. Sangat kuat: bahan ajar tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan,
sangat mampu meningkatkan kompetensi, sangat efektif, dan sangat
menarik.
2. Kuat: bahan ajar tersebut sesuai dengan kebutuhan mampu
meningkatkan kompetensi, efektif, menarik.
3. Cukup: bahan ajar tersebut kurang sesuai dengan kebutuhan, kurang
mampu meningkatkan kompetensi, kurang efektif dan kurang menarik.
4. Lemah: bahan ajar tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak
mampu meningkatkan kompetensi, tidak efektif dan tidak menarik.
5. Sangat lemah: bahan ajar tersebut sangat tidak sesuai dengan
kebutuhan, sangat tidak mampu meningkatkan kompetensi, sangat
tidak efektif, dan sangat tidak menarik.
Maka dalam penelitian ini, data deskriptif kualitatif untuk
mendapatkan kualitas, keakuratan dan ketepatan produk yang
dikembangkan berupa bahan ajar yang dikemas dengan menggunakan
audio visual berdasarkan analisis angket tertutup yang akan divalidasi
oleh para ahli produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
(ahli materi, ahli desain, ahli media), angket tertutup untuk validasi hasil
uji coba produk di lapangan (uji coba one to one tryout, uji coba small
52
group, uji coba field tryout), dan angket motivasi di lapangan, dan datanya
diperoleh dalam bentuk angka.
F. Prosedur Pengembangan Produk
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan
atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah metode
penelitian yang untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Sedangkan model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model Borg dan Gall.88
Sementara langkah-langkah dalam penelitian pengembangan
model Borg dan Gall secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.1 : Bagan Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan (Research &
Developmant) menurut Borg & Gall.
1. Studi Pendahuluan/ananlisis potensi masalah
Proses pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris sebelumnya
dianggap kurang efektif dikarenakan timbulnya masalah utama yaitu tidak
adanya bahan ajar yang dapat membuat siswa semangat dan senang
88
Borg, Walter & Gall, Meredith, Educational Research an Introduction (New York: Longman, 2003), hal. 569-571
Pengumpulan
data Potensi dan
Masalah
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Produk Ujicoba
Produk Revisi Desain Ujicoba
Pemakaian
Produksi Masal Revisi
Produk
53
belajar, karena bahan ajar yang ada berupa teksbook, selain itu kendala
lain yang dihadapi siswa SMA N 2 Kula Tungkal kelas XI, antara lain; a.
sedikitnya waktu tatap muka di kelas, b. kurang efektifnya strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dan c. kurang menariknya
penyajian bahan ajar yang dilakukan oleh guru sehingga berakibat
terhadap keterampilan berbicara siswa dalam belajar Bahasa Inggris.
Disamping itu, kerap kali siswa tidak mengulang kembali materi materi
pelajaran yang telah diberikan.
Muatan materi Bahasa Inggris yang abstrak, membuat siswa sulit
untuk mencerna dan mengingat kembali apa yang telah dipelajarinnya,
tanpa disertai dengan penerapan strategi yang tepat akan membuat mata
pelajaran ini semakin tidak menarik. jika hal ini terjadi maka akan
berdampak pada keterampilan berbicara siswa dalam belajar Bahasa
Inggris. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka bahan ajar yang sesuai
dengan siswa SMA N 2 Kuala Tungkal kelas XI perlu dikembangkan.
2. Melakukan Pengumpulan Data
Pada tahap ini direncanakan pengembangan produk diawali
dengan perumusan tujuan pembelajaran berupa SK, KD, Indikator, dan
Tujuan pembelajaran. Perencanaan pengembangan produk dengan
langkah-langkah antara lain : pembelajaran berdasarkan silabus yang ada
di sekolah dengan menetapkan, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD), menentukan metode pembelajaran, menentukan materi
pembelajaran dan menentukan bentuk evaluasi pembelajaran.
3. Mendesain Produk awal
Desain Produk awal dilakukan dengan menyiapkan materi
pembelajaran yang akan dikembangkan yang terdiri dari draf buku
pegangan guru dan pegangan siswa yang disertai dengan sistem evaluasi
dalam materi tersebut, Sebelum dirancang dalam bentuk multimedia
dengan naskah media berupa storyboard dan Flow chart dapat dilihat
pada lampiran 1.
54
4. Memvalidasi Desain Produk kepada TIM ahli
Produk pengembangan bahan ajar yang sudah berbentuk draf buku
ajar selanjutnya divalidasikan kepada para ahli, hal ini dimaksudkan agar
desain bahan ajar tersebut layak atau belum untuk diuji cobakan. Validator
meliputi bidang ahli materi, ahli desain dan ahli media
5. Revisi Desain Produk
Desain Produk berupa bahan ajar berbasis audio visual diperbaiki
stelah mendapatkan masukan dari para validator.
6. Melakukan Uji Coba Kelompok Kecil
Produk yang telah direvisi dari para ahli, maka langkah selanjutnya
adalah dengan uji coba produk pada kelompok terbatas. Uji coba tahap
awal adalah dengan memperkenalkan/promosi produk awal dengan
simulasi penggunaan produk. Uji coba kelompok terbatas yakni uji coba
kelompok one to one try out dengan responden 3 orang siswa/i dan uji
coba small group tryout dengan menghadirkan responden 6 orang siswa/i
kelas XI pada SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dengan kemampuan siswa/i
heterogen (kemampuan rendah, sedang dan tinggi).
7. Revisi Produk
Setelah mlakukan uji coba kelompok terbatas akan diadakan
perbaikan atau revisi sesuai temuan dilapangan. Uji coba pada kelompok
terbatas (one to one tryout dan small group tryout) tentunya mendapat
masukan dan penilaian, untuk itu maka desain produk perlu direvisi agar
kreativitas siswa/i meningkat untuk kesempurnaan produk yang
diharapkan.
8. Uji coba pemakaian/Uji coba Lapangan
Produk yang sudah direvisi sesuai dengan temuan dilapangan
tahap berikut yaitu menguji produk bahan ajar tersebut kepada objek atau
siswa sebanyak 30 orang, yang semua siswa tersebut adalah siswa SMA
N 2 Kuala Tungkal.
55
9. Revisi Produk kembali
Pada tahap ini dapat dilakukan revisi kembali secara totalitas
terhadap bahan ajar bila terdapat kelemahan-kelemahan pada
penggunaan produk yang dikembangkan.
10. Pembuatan Produk massal
Setelah diadakan revisi menyeluruh maka tahap akhir dari
pengembangan bahan ajar tersebut adalah mempublikasikan atau
mencetak produk untuk disebarluaskan. Produk akhir ini berupa bahan
Bahasa Inggris berbasis audio visual untuk siswa SMA N 2 Kuala Tungkal
kelas XI, berupa pegangan guru dan pegangan siswa.
Selanjutnya Tessmer mengungkapkan bahwa metode penelitian
pengembangan tidaklah berbeda jauh dari model penelitian lainnya, ia
memfokuskan pada dua tahap yaitu tahap prelimanary dan tahap
formative evaluation yang meliputi self evaluation, prototyping (expert
reviews, one-to-one, dan small grup), serta field test, adapun alur desain
formative evaluation sebagai berikut:
Gambar. 3.2 Alur desain Formative Evalution Tesmer89
Alur desain Tesmer juga disebut evaluasi formatif secara prinsip
merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika program masih
berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan
89
Martin Tessmer, Planning And Conducting Formative Evaluations, (Philadelpia: Kogan Page, 1998), hal. 16.
Self
Evaluation
Expert
reviews
Small
group
Fiel
Test Revice
Revice Revice
One-to-one
56
kegiatan. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui seberapa
jauh program yang dirancang dapat berlangsung sekaligus
mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal
yang menyebabkan program tidak lancar, mengambil keputusan secara
dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran
pencapaian tujuan program.
Secara rinci, langkah-langkah pengembangan yang digunakan
untuk mengembangkan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
untuk siswa/i SMA N 2 Kuala Tungkal sebagai berikut :
57
Gambar 3.3 : Bagan alur atau prosedur pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis audio visual untuk siswa/i SMA N 2 Kuala Tungkal
Analisis Kebutuhan
Studi Pustaka Studi Lapangan
Perencanaan Pengembangan Produk
Profil Pendahuluan Materi Rangkuman Uji Kompetensi
Pengembangan Produk
Story Board Mengumpulkan Bahan Menampilkan Bahan Desain
Uji Coba Produk
Validasi Ahli Revisi Produk Uji Coba satu-satu Revisi Produk
Uji Coba Kelompok Kecil
Revisi Produk Uji Coba Lapangan Revisi Produk
Bahan Ajar Multimedia
Produk Akhir Produk Masal
58
G. Pelaksanaan dan Waktu Penelitian.
Tempat penelitian akan dilakukan di SMA N 2 Kuala Tungkal.
Penelitian akan berfokus pada kelas XI tahun pembelajaran 2017/2018,
yang akan diambil secara acak dari jumlah keseluruhan siswa kelas XI.
Sedangkan waktu penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan jadwal
dibawah ini:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Kegiatan Keterangan Bulan 2017/2018
Des Jan Feb Mart Apr Mei Sep
Tahap Pendahuluan
a. Studi Pendahuluan X
b. Pengajuan Judul Proposal Tesis X
c. Penyusunan Proposal X
d. Pengajuan Proposal
X
e. Seminar Proposal Tesis
x
f. Pengurusan Izin Riset
x
Penumpulan Data x X
a. Uji Coba Produk x X
x
b. Revisi Produk x x
x
c. Analisis Data
x
d. Penyusunan Produk
x
Tahap Akhir
a. Penyusunan/penulisan
X
Laporan hasil penelitian
b. Konsultasi Pembimbing
X
c. Perbaikan
X
d. Penggandaan Tesis
X
e. Ujian Tesis
X
f. Perbaikan Tesis
X
g. Wisuda
X
*Catatan: Jadwal dapat berubah sesuai waktu.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.
1. Historis dan Letak Geografis SMA N 2 Kuala Tungkal
a. Historis
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal merupakan lembaga pendidikan
menengah yang dibanggakan oleh masyarakat di Kuala Tungkal. SMA
Negeri 2 Kuala Tungkal berdiri atas dasar kebutuhan masyarakat,
pada awal mula berdirinya dengan fasilitas yang masih terbatas,
diselenggarakanlah pendidikan mengeah atas ini.
Seiring dengan perkembangannya Kota Kuala Tungkal yang
semakin maju dengan telah dibukanya jalan lintas Jambi Kuala
Tungkal pada tahun 1988, serta berkembangnya sosial kultur
masyarakat, pertumbuhan pendudukan yang tinggi, membangkitkan
motivasi orangtua dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Maka
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
berusaha memenuhi keinginan masyarakat dengan merintis berdirinya
sekolah formal dengan diberi nama SMU Negeri 2 Kuala Tungkal yang
terletak di jalan Jenderal Gatot Subroto KualaTungkal dengan seluas
area 2,5 Ha2. 90
Pada awal tahun pelajaran 1989/1990 SMU Negeri 2 Kuala
Tungkal mulai melaksanakan proses pembelajaran dengan jumlah
siswa 83 orang siswa yang merupakan peralihan dari SMA Swasta
Dharma Bhakti, diampuh oleh 15 orang guru dan dikepalai oleh Drs.
Amin Sadri yang merangkap Kepala Depdikbud pada waktu itu, telah
mewujudkan impian masyarakat yang berkeinginan mencerdaskan
anak-anaknya. Pada tahun pelajaran 1990/1991 sampai dengan tahun
pelajaran 1994/1995 SMU Negeri 2 Kuala Tungkal dikepalai oleh Drs.
90
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
59
60
Iskandar. Pada saat itu SMU Negeri 2 Kuala Tungkal dengan dasar
semangat baru berhasil mencuat kepermukaan dunia pendidikan
dengan mengembangkan prestasi di bidang olahraga hingga berhasil
menjuarai berbagai kegiatan se Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 91
Tahun pelajaran 1995/1996 sampai dengan tahun pelajaran
berikutnya seiring dengan perubahan nama menjadi SMA Negeri 2
Kuala Tungkal terjadi pergantian kepala sekolah yaitu dengan
hadirnya Drs. Juhardin. SMA Negeri 2 Kuala Tungkal terus berpacu
dalam meningkatkan kaulitas dibidang pendidikan dan prestasi
dibidang non akedemik lainnya. Dengan berhasil mengantarkan
siswa-siswa pada kelulusan yang mencapi 100%.92
Kemudian pada saat SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dikepalai Drs.
Hairil Amri yaitu tahun 1998/1999 sampai 2001/2002 SMA Negeri 2
Kuala Tungkal kembali menerbitkan atlet-atlet olahraga khususnya
sepakbola dengan didirkannya club sepak bola “SMANDA” yang
dipimpin langsung oleh Drs. Hailril Amri.
Pada saat dikelapai oleh Drs. Mulhan tahun pelajaran 2003/2004
sampai 2005/2006, kegiatan pembelajaran telah beralih dengan
berpedoman pada kurikulim 2004 yang lebih dikenal dengan KBK
(Kurukulim Berbasis Kompensti) yang mempokuskan pada keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran, profesioanalisme guru,
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran sehingga dapat
memacu daya kreativitas, inovatif dan kemandirian dalam
pengembangan proses pendidikan di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal,
untuk mencapai hal-hal tersebut maka di bawah pimpinan Drs.
Mulhan yang berupaya membangun kekompakan dan keakraban
warga sekolah dan melengkapi hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam
proses pembelajaran, serta memberi kesempatan pada seluruh warga
91
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018 92
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
61
sekolah untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuannya. Hasil jeri payah warga sekolah di bawah pimpinan
Drs. Mulhan membuahkan hasil yang sangat cemerlang hal ini terlihat
dengan peningkatan prestasi kelulusan siwa SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal pada tahun pelajaran 2004/2005 mencapai 92,05% dari 147
siswa yang lulus dalam ujian Nasional.93
Pada akhir tahun pelajaran 2005/2006 SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal dikepalai oleh Bapak Daulat Hasibuan, S.Pd telah berhasil
meluluskan siswa 131 orang atau 94,92% dari 138 siswa.
Sebagaimana dipertegas oleh kepala sekolah SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal pada waktu itu bapak Drs. Jamuri “Dari perkembangan yang
begitu signifikan tersebut maka seluruh warga SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal bertekat dengan menyatukan kata, bahasa, niat dan
semangat untuk menjadikan SMA Negeri 2 Kuala Tungkal sebagai
salah satu sekolah unggul dalam mutu akdemik, akhlak, budi pekerti,
dan keterampilan”.94
Dilihat dari segi manajerial sekolah, SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan. Adapun
kepala-kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal adalah 95:
Tabel 4.1: Kepala sekolah SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
No Nama Kepala Sekolah Tahun Menjabat
1. Drs. Amin Sadri 1989 – 1990
2. Drs. Iskandar 1991 – 1995
3. Drs. Jaharudin 1996 – 1998
4. Drs. Hairil Amri 1999 – 2002
5. Drs. Mulhan 2003 – 2006
93
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018 94
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018 95
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
62
6. Drs. Daulat Hasibuan 2007 – 2009
7. J.Purba, S.Pd 2009 – 2011
8. Drs. Jamhuri 2011 – 2012
9. Jafril, S.Pd 2012 – 2014
10. Abdurahman, S.Pd 2014 – 2018
11. Drs. Effi Rubiyanto, S.Pd, M.Si 2018 – Sekarang
b. Letak Geografis
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal terletak di wilayah yang strategis
dan terjangkau oleh desa-desa di wilayah Kuala Tungkal dan
sekitarnya. Secara administratif, SMA Negeri 2 Kuala Tungkal terletak di
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kelurahan Tungkal II Kecamatan Tungkal
Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jmabi Kode pos 36514.
Adapun secara geografis SMA Negeri 2 Kuala Tungkal berbatasan
langsung dengan :
Sebelah utara : berbatasan dengan Rumah Penduduk dan Kantor
BKD Kuala Tungkal
Sebelah selatan : berbatasan dengan Rumah Penduduk
Sebelah barat : berbatasan dengan perumahan penduduk
Sebelah timur : berbatasan dengan dengan SD 157/V Kuala
Tungkal96
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal adalah salah satu lembaga
pendidikan yang dalam kegiatan operasional pendidian dan
pengajaran sehari-hari. Letak geografis SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
menurut penulis sudah cukup kondusif, dan strategis sebagai lembaga
pendidikan, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.
96
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
63
Selain itu akses transportasi untuk ke sekolah ini juga cukup mudah
dan terjangkau.97
2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Kota Jambi
a. Visi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
Visi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal adalah : Beriman, bertakwa,
berkreasi, berprestasi dan berwawasan lingkungan serta berilmu
pengetahuan dan teknologi (berinteraksi dengan iptek)
b. Misi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
1) Meningkatkan pembinaan pengamalan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Mendorong dan membatu siswa dalam mengenali potensi diri
sehingga dapat berkembang secara optimal
3) Menunmbuhkembangkan kesadaran warga sekolah akan
pentingnya kelestarian alam.
4) Mengembangkan sumber Daya Manusia melalui penguasaan
bahasa asing dan IPTEK.98
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan mekanisme formal dalam
pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu
pengelolaan berupa bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan
antara berbagai fungsi, bagian, status dan orang-orang yang
menunjukkan tanggung jawab dan wewenang yang berbeda-beda
dalam organisasi tersebut. Suatu organisasi yang sistematis akan
mempermudah tata kerja dan pengontrolan serta pencapaian tujuan
lembaga yang telah dirumuskan.
Sebagaimana telah diketahui SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
merupakan lembaga pendidikan formal dan menjalankan berbagai
97
Hasil Observasi letak dan keadaan geografis SMA Negeri 2 Kuala Tungkal 98
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
64
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan, sukses dan lancarnya
penyelenggaraan pendidikan sangat ikut dipengaruhi oleh struktur
organisasi sekolah yang bersangkutan. SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
sebagai lembaga pendidikan formal memiliki organisasi yang terdiri dari
beberapa personil dari kepala sekolah sampai kepada siswa yang
bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Adapun
struktur organisasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal tahun pelajaran
2018/2019 dapat dilihat pada bagan berikut ini :99
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal tahun 2015/2016
99
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
Kepala Sekolah
Effi Rubiyanto, S.Pd, M.Si
Komite Sekolah
Efrizal, S.Pd
Tenaga Kependidkan
Abdul Hafiz
Lina Afrianti
Seraar
M. Juanda
Waka Bidang Humas
Drs. Jasril
Pengelola Perpustakaan
Dra.Hj Yulinda Deslianti
Pengelola Laboratorium
Yuli Haryani, S.Pd
Waka Kesiswaan Dra. Joremenda.BR
Ginting
Pembantu Wakasek Kesiswaan
Tri Putari, S.Pd
Waka Kurikulum
Afriadi, S. Pd
Pembantu Wakasek
Kurikulum
Erlinda, S.Pd
Wali Kelas
Guru Mapel
SISWA
Koordinator
BK
Waka Bidang SARPAS
Nur Rachmad, S.Pd
Pembantu Wakasek SARPAS
Harliawan, S.Pd
65
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru merupakan unsur dari terlaksananya proses pendidikan dan
pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Guru merupakan
fasilitator untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa atau yang
disebut sebagai pemberi informasi. Tanpa guru suatu lembaga
pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Jumlah guru
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal adalah 47 orang. Untuk lebih jelas
mengenai keadaan guru SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2: Daftar Guru SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
No Nama
Jabatan
Status
1 ABDUL MALIK Guru Mapel PNS
2 AFRIADI Guru Mapel PNS
3 AHMAD SYAFRUDIN Guru Mapel PNS
4 AINUN MUSLIMAH Guru Mapel Guru Honor Sekolah
5 ARI ANSYAH Guru Mapel Guru Honor Sekolah
6 AZMINARTI IRWAN Guru Mapel Guru Honor Sekolah
7 DIAN TOMI Guru Mapel Guru Honor Sekolah
8 EFFI RUBIYANTO Kepala Sekolah PNS
9 ERLINDA Guru Mapel PNS
10 EUIS HERLINAWATI Guru Mapel Guru Honor Sekolah
11 HAMIDAH Guru Mapel Guru Honor Sekolah
12 HARLIAWAN Guru Mapel PNS
13 JASRIL Guru BK PNS
66
14 JONIZAL Guru Mapel Guru Honor Sekolah
16 JOREMENDA BR GINTING Guru Mapel PNS
17 KARIMIN JAYA Guru Mapel PNS
18 MASNAWATI Guru Mapel PNS
19 MELA WISDARLIA Guru Mapel Guru Honor Sekolah
20 MERI REJEKI Guru Mapel PNS
21 MITA Guru Mapel Guru Honor Sekolah
22 MUHAMMAD YASIN Guru Mapel PNS
23 NAJMI LAILI Guru Mapel PNS
24 NIA ISMARNIATI Guru Mapel PNS
25 NORA THIKA PADLHI Guru Mapel PNS
26 NUR RACHMAD Guru Mapel PNS
27 PUPUNG JUNIARSIH Guru Mapel Guru Honor Sekolah
28 RADIATI Guru Mapel PNS
29 RASYIDAH Guru Mapel PNS
30 REVALIA RAHIM Guru Mapel PNS
31 RINA PUSPITASARI Guru Mapel PNS
32 RIZA SRI AMELIA Guru Mapel PNS
33. RONY TUA NAPITUPULU Guru Mapel Guru Honor Sekolah
34. RUS PERRY Guru Mapel PNS
35. SITI AISYAH Guru Mapel PNS
36. SITI PATIMAH JAILANI Guru Mapel PNS
37. SRI HARTINI Guru Mapel PNS
67
38. SRI HESTYSETYANINGSIH Guru Mapel PNS
39. SUPARLIN Guru Mapel PNS
40. SUPRIYONO Guru Mapel PNS
41. SYAIDAH Guru Mapel PNS
42. SYUFRIANTI SYAIFUL Guru Mapel Guru Honor Sekolah
43. TRI PUTARI Guru Mapel PNS
44. TRISNO ARDIANSYAH Guru Mapel Guru Honor Sekolah
45. YETISRA Guru Mapel PNS
46. YUDHA KRISTIANTO Guru Mapel PNS
47. YULI HARYANI Guru Mapel PNS
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah guru di
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal sudah memenuhi kebutuhan tenaga
pengajar. Secara kualitas tenaga pendidik di SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal sudah sesuai dengan standar yaitu memiliki pendidikan S1,
bahkan beberapa orang diantaranya adalah tamatan S2, dan ada yang
sedang menempuh pendidikan S2.100
Selain tenaga kependidikan, untuk memperlancar proses belajar
mengajar di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal juga dibutuhkan karyawan.
Karyawan di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal berjumlah 3 orang.
100
Wawancara dengan Kepala Sekolah pada 11 Desember 2017 dan dari dokumen profil sekolah.
68
Tabel 4.3: Daftar karyawan SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
No Nama Jabatan Status
1.
ABDUL HAFIS
Tenaga Administrasi
Sekolah PNS
2.
LINA AFRIYANTI
Tenaga Administrasi
Sekolah CPNS
3.
MUHAMMAD JUANDA
Tenaga Administrasi
Sekolah
Tenaga Honor
Sekolah
5. Keadaan Siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
Siswa merupakan input dalam proses pendidikan. Kualitas input
akan sangat mempengaruhi bagaimana proses pembelajaran
berlangsung dan output yang akan dihasilkan. Latar belakang keluarga
siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal sebagian besar merupakan
keluarga Petani, Pedagang dan Buruh.101
Siswa-siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal berjumlah 609 orang
yang terdiri dari 291 laki-laki dan 318 orang perempuan. Untuk
mengetahui keadaan siswa di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
101
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
69
Tabel 4.4: Keadaan siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal 102
No Kelas
Jumlah
Jumlah
Laki –laki Perempuan Total Rombel
1 X1 12 15 27
2 X2 12 16 28
3 X3 12 17 29
4 X4 18 16 34
5 X5 11 12 23
6 X6 12 15 27
7 XI IPA1 11 19 30
8 XI IPA2 10 21 31
9 XI IPA3 13 20 33
10 XI IPS1 20 9 29
11 XI IPS2 21 8 29
12 XI IPS3 17 13 30
13 XI IPS4 18 11 29
15 XII IPA1 9 18 27
16 XII IPA2 8 19 27
17 XII IPA3 7 19 26
18 XII IPA4 9 17 26
19 XII IPS1 21 10 31
20 XII IPS2 18 13 31
21 XII IPS3 19 12 31
22 XII IPS4 13 18 31
Jumlah 291 318 609
102
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
70
6. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana mempunyai andil penting dalam menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.
Karena sarana dan prasarana yang mendukung dan lengkap akan
memudahkan proses pembelajaran. Berbagai sarana prasarana dimiliki
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal untuk menunjang proses belajar
mengajar. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 2 Kuala Tungkal senantiasa
berkomitmen untuk melengkapi sarana prasarana untuk memfasilitasi
kebutuhan siswa dalam bidang pendidikan.
Secara umum SMA Negeri 2 Kuala Tungkal menempati lahan tanah
seluas area 2,5 Ha2. Di area tersebut didirikan bangunan yang meliputi
ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang
UKS, WC, tempat parkir, Mushola, kantin, dan lapangan olahraga.
Selain fasilitas yang berupa ruangan, SMA Negeri 2 Kuala Tungkal juga
menyediakan sarana pendukung untuk mengembangkan kemampuan
siswa, baik berupa peralatan Drum Band, peralatan musik untuk
nasidah, kompangan, peralatan komputer, peralatan kesenian tari,
peralatan audio visual dan LCD Proyektor. Untuk menambah wawasan
siswa, SMA Negeri 2 Kuala Tungkal juga menyediakan berbagai
macam koleksi buku, baik buku pelajaran maupun buku bacaan siswa.
Koleksi tersebut disimpan di perpustakaan yang juga sebagai ruang
baca.
Adapun sarana yang dapat menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
71
Tabel 4.5: Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Kuala Tungkal.103
No Jenis Sarana Prasarana Jumlah
Kondisi
Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
1 Ruang Kelas 25 Ruang √ 22 3
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang √
3 Ruang Guru 1 Ruang √
4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang √
5 Ruang Laboratorium IPA 1 Ruang √
6 Ruang Labor Komputer 1 Ruang √
7 Ruang Perpustakaan 1 Ruang √
8 Ruang BK 1 Ruang √
9 Ruang UKS 1 Ruang √
10 Mushola 1 Ruang √
11 Rumah Dinas 1 Ruang √
12 Pos Satpam 1 Ruang √
13 Gudang 3 Ruang √
14 Lapangan Olahraga 1 Buah √
15 Kantin 4 Buah √
16 WC Guru 3 Buah √
17 WC Siswa 17 Buah √
18 Meja Siswa 326 Unit √
19 Kursi Siswa 452 Unit √
20 Papan Tulis 13 Unit √
21 Meja Mengajar 13 Unit √
22 Kursi Pengajar 13 Unit √
23 Lemari 13 Unit √
24 Komputer 20 Unit √
25 Papan Struktur 27 Unit √
26 Tiang Bendera 1 Unit √
27 Lapangan Parkir 1 Unit √
103
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun 2017/2018
72
B. Hasil Studi Pendahuluan ( Analisis Awal Model dan Kondisi Awal
Siswa)
Kegiatan penelitian pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis Audio Visual dalam meningkatkan keterampilan berbicara
siswa ini diawali dengan studi pendahuluan. Tujuan studi pendahuluan
adalah untuk mengetahui kondisi umum pelaksanaan proses
pembelajaran Bahasa Inggris selama ini. Maka desain produk bahan
ajar disusun berdasarkan temuan-temuan pada saat studi
pendahuluan, lalu dikembangkan melalui tahapan uji coba terbatas, dan
uji coba lebih luas yang pada akhirnya menjadi sebuah produk bahan
ajar yang efektif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris.
Studi pendahuluan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengembangan, kompetensi yang akan dicapai, dan keluaran produk
yang dihasilkan. Urgensi studi pendahuluan adalah guna
mengumpulkan informasi sebagai dasar untuk merancang produk
pengembangan sehingga diasumsikan produk pengembangan
dirancang untuk menjawab kebutuhan dan pemecahan masalah. Studi
pendahuluan dalam penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan
masalah, yang datanya diperoleh melalui observasi dan studi
dokumentasi.
Pelaksanaan kegiatan studi pendahuluan dilakukan melalui
observasi, angket dan studi dokumentasi melibatkan guru Bahasa
Inggris dan siswa kelas XI. Data yang diperoleh melalui hasil angket
dan studi dokumentasi adalah berhubungan dengan kondisi siswa dan
bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil dari studi
pendahuluan perlu disajikan terlebih dahulu karena akan digunakan
sebagai landasan empiris dan bahan pertimbangan dalam penyusunan
rencana draft produk dan pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris
dalam meningkatkan keterampilan ber bicara Bahasa Inggris siswa
kelas XI di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal.
73
Media pembelajaran merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu contoh penggunaan media
pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah bahan ajar Bahasa
Inggris berbasis Audio Visual. Bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual dengan menggunakan program Adobe Flash CS6
bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran Bahasa Inggris
dan meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran
Bahasa Inggris.
Berdasarkan model pengembangan yang digunakan yaitu model
pengembangan Lee &Owen, maka proses pembuatan bahan ajar ini
telah melalui beberapa tahapan yaitu tahap analisis, tahap desain,
tahap pengembangan, tahap implementasi dan tahap evaluasi.Proses
perancangan dalam pembuatan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Awal Model
Analisis awal model merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam penelitian pengembangan. Langkah ini sangat penting
dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan
pengembangan. Dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris, buku
teks yang digunakan adalah buku pelajaran Bahasa Inggris terbitan
Erlangga, yaitu “Look Ahead Book 2 An English Course for Senior
High School Students Year XI” terbitan tahun 2007 .
Keberadaan buku teks ini belum mampu memenuhi kebutuhan
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Peserta didik hanya bisa
memahami materi pelajaran secara tekstual, pelajaran terasa
monoton. Padahal yang diharapkan guru adalah siswa tidak hanya
memahami buku secara tekstual melainkan kontekstual agar bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
74
2. Kondisi Awal Siswa
a. Karakteristik Siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
Analisis karakteristik siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal
dilakukan dengan wawancara kepada siswa dan melalui angket
mengenai keterampilan berbicara Bahasa Inggris. Pada tahap ini
adalah untuk mengatasi heterogenitas siswa sehingga
pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal dan mengenali
tingkat keterampilan yang dimiliki siswa sebelum pengembangan
bahan ajar dilakukan.
Hasil wawancara peneliti terhadap salah seorang siswa yang
bernama Jefri mengenai tingkat keterampilan berbicara Bahasa
Inggris yaitu siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
pelajaran karena bahan ajar yang digunakan bersifat tekstual
saja sehingga siswa cenderung pasif dan cepat bosan dalam
belajar. Hal ini tentunya membuat siswa semakin sulit untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang Bahasa
Inggris.104
Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh penulis,
mayoritas siswa merupakan tamatan dari MTs dan SMP dan
kurang memiliki keterampilan berbicara Bahasa Inggris
sebelumnya.105 Kemampuan dasar Bahasa Inggris yang tidak
dimiliki siswa menyebabkan siswa semakin kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran.
Selain melakukan studi dokumentasi dan wawancara terhadap
siswa, peneliti juga melakukan pengamatan untuk mengetahui
tingkat keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah
menggunakan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual.
Hasil rata-rata nilai keterampilan berdasarkan pengamatan yang
didapatkan untuk keterampilan berbicara Bahasa siswa sebelum
104
Wawancara dengan siswa pada 8 Januari 2018. 105
Dokumentasi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal tahun 2018.
75
penggunaan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual
adalah sebesar 65. Angka ini menunjukkan bahwa keterampilan
siswa dalam Bahasa Inggris belum mencapai ketuntasan karena
di bawah standar nilai KKM yaitu 70.
Pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam keterampilan
bahasa yang bersifat produktif yaitu keterampilan berbicara
(Reading) dan menulis (Writing) yaitu hanya mencapai nilai rata-
rata 65 untuk keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Sedangkan untuk keterampilan reseptif berupa keterampilan
menyimak (Listening) dan berbicara (Speaking) sudah hampir
mencapai ketuntasan minimal yaitu masing-masing mencapai
angka rata-rata 65.106
b. Tanggapan Siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal Terhadap
Pembelajaran Bahasa Inggris
Berdasarkan hasil angket mengenai tanggapan siswa SMA
Negeri 2 Kuala Tungkal terhadap pembelajaran Bahasa Inggris.
Siswa menyatakan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris kelas XI
dirasakan kurang menyenangkan. Pembelajaran monoton dan
membosankan. Keadaan ini menyebabkan pemahaman materi
sulit diterima dengan baik. Siswa menyarankan penggunaan
media yang variatif agar pembelajaran menjadi menyenangkan.
Siswa juga menganggap bahwa Bahasa Inggris merupakan
pelajaran yang sangat sulit. Motivasi belajar siswa juga
menunjukkan tingkat yang rendah.
Uraian dan analisa di atas, ada beberapa temuan yang
mendasari penelitian ini, diantaranya :
1) Minimnya minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa
Inggris. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang bersifat
106
. Dokumentasi dan pengamatan di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal tahun 2018.
76
konvensional dan berlangsung secara monoton, sumber
belajar yang kurang dan minimya pengetahuan siswa
terhadap Bahasa Inggris.
2) Bahan ajar yang digunakan belum mengakomodir
keberagaman kemampuan awal siswa di SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal, khususnya siswa yang memiliki latar belakang
pendidikan MTs.
3) Bahan ajar yang digunakan adalah buku paket yang secara
umum belum mendukung kegiatan siswa untuk belajar secara
mandiri.
4) Bahasa Inggris dianggap sangat sulit untuk dipelajari dan
dipahami karena siswa cenderung asing dengan penulisan
dan pengucapan dalam Bahasa Inggris.
5) Perlu sebuah bahan ajar yang menarik dan mudah untuk
dipahami siswa, dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, susunan materi yang sistematis, terarah dan
disertai dengan contoh-contoh yang relevan dengan kegiatan
siswa sehari-hari di sekolah sehingga mempermudah siswa
dalam mengikuti pelajaran maupun mempelejari secara
mandiri.
6)
C. Hasil Pengembangan Model (tahap 1, 2 dan 3)
1. Pengembangan Produk
Pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual ini
menggunakan langkah-langkah pengembangan yang dikemukakan
oleh Lee & Owen, yang terdiri atas lima langkah, yaitu :
a. Tahap Analisis
Pada tahap ini diidentifikasi berbagai hal yang dibutuhkan untuk
proses pengembangan yang terdiri atas dua bagian yaitu
penilaian kebutuhan dan analisis awal dan akhir.
77
1) Penilaian kebutuhan
Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan
adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan
kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki
sekarang. Untuk penilaian kebutuhan ini maka peneliti
menguraikan hasil analisa sebagai berikut ini :
a) Analisis Materi yang akan dikembangkan
Kegiatan analisis materi ini bertujuan untuk memperoleh
data kebutuhan yaitu materi apa yang diperlukan dalam
meningkatkan keterampilan bahasa siswa. Analisis
materi ini dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara terhadap para siswa SMA Negeri 2 Kuala
Tungkal. Pada tahapan analisis materi ini adalah dengan
menetapkan materi yang akan disusun ke dalam bahan
ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual. Materi pokok
Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation untuk kelas XI SMA sesuai dengan standar
isi kurikulum Sekolah untuk disajikan melalui bahan ajar
berbasis Audio Visual. Proses ini meliputi kajian materi
Bahasa Inggris yang sesuai dengan standar isi. Dalam
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual ini
terdiri atas materi Reading, Writing, Speaking, Listening,
Thingking dan Translation yang terdiri dari sub bab
tentang kosakata. Selain itu di dalam bahan ajar ini
terdapat juga petunjuk penggunaan, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, dan uji kompetensi siswa
kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal.
Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memperoleh
data bagaimana konsep bahan ajar yang akan dibuat.
78
Berdasarkan hasil wawancara dan angket dengan siswa
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal diperoleh beberapa konsep
bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan harus dapat
menampilkan tulisan, gambar, video, dan animasi. Ada
beberapa alternative media pembelajaran yang
digunakan, seperti powerpoint, dan Adobe flash.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan ini, dihasilkan
konsep bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual.
Berdasarkan hasil konsep tersebut kemudian dibuat
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan serta mudah
dalam proses pembuatan dan penggunaannya, yaitu
dengan menggunakan Adobe flash CS6. Setelah media
tersebut selesai dibuat kemudian divalidasi oleh ahli
materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris serta ahli
media dan desain pembelajaran dari dosen teknologi
pembelajaran.
Pertimbangan peneliti dalam pemilihan materi pokok
Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation adalah salah satu materi abstrak yang
membutuhkan visualisasi materi agar lebih nyata. Selain
itu materi Reading, Writing, Speaking, Listening,
Thingking dan Translation merupakan materi yang
memiliki potensi untuk dikembangkan siswa sebagai
praktik untuk meningkatkan kemahiran berbahasa
mereka di sekolah.
b) Analisis Masalah Kondisi Pembelajaran
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis terhadap
proses dan bentuk kegiatan belajar Bahasa Inggris di
kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal menunjukkan
bahwa bahan ajar Bahasa Inggris yang digunakan masih
mengandalkan buku teks, papan tulis dan kehadiran
79
langsung guru dalam ruang kelas. Padahal berbagai
fasilitas penunjang telah tersedia seperti komputer/laptop
dan infocus. Sehingga berfungsi sekedar menyampaikan
materi pembelajaran kepada siswa. Siswa cenderung
pasif dalam mengikkuti pelajaran. Siswa kurang tekun
dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, terlihat
dari hasil pengamatan bahwa banyak siswa yang tidak
mengerjakan PR, maupun tugas-tugas Bahasa Inggris.
Hal ini disebabkan sebagian siswa yang sudah merasa
putus asa dalam mempelajari Bahasa Inggris. Siswa
terlalu lama dalam mengerjakan soal-soal latihan atau
tugas di sekolah. Keadaan ini menyebabkan tujuan
pembelajaran tidak tercapai maksimal, bahkan
menjadikan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang
tidak disukai dan dihindari.
Hasil yang diperoleh dari data angket Lampiran 6,
menunjukkan bahwa permasalahan pembelajaran
selama ini adalah siswa menjadi objek semata dalam
pembelajaran. Sebanyak 65% siswa menyatakan bahwa
pembelajaran Bahasa Inggris Semester I materi Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation dirasakan kurang menyenangkan dan
monoton. Keadaan ini memicu pemahaman materi
menjadi sulit diterima, 100% siswa menyarankan agar
penggunaan media lebih variatif agar pembelajaran
menjadi menyenangkan.
c) Analisis Tujuan Materi Pembelajaran
Identifikasi tujuan pembelajaran Bahasa Inggris
dilakukan dengan mengkaji silabus dan Kompetensi
Dasar pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI
80
semester I pada materi Reading, Writing, Speaking,
Listening, Thingking dan Translation. Tujuan analisis
materi pembelajaran disesuaikan berdasarkan kurikulum
silabus dan RPP sebagaimana yang sudah tercantum di
bab II.
d) Analisis Pengembangan Bahan Ajar
Analisis pengembangan media ditujukan agar media
yang dibuat nantinya sesuai dengan Kompetensi yang
sesuai dengan Kurikulum Sekolah yaitu :
1) Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
(kognitif), dan
2) Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang semua dalam sudut pandang/teori (psikomotor).
Berdasarkan hasil analisa materi pelajaran maka
terdapat beberapa hal yang menjadi penilaian kebutuhan
dalam pengembangan ini, meliputi :
a) Materi Reading, Writing, Speaking, Listening,
Thingking dan Translation merupakan salah satu
materi yang termasuk dalam Silabus yang sesuai
kurikulum. Materi Reading, Writing, Speaking,
Listening, Thingking dan Translation merupakan
materi yang bersentuhan langsung terhadap aktifitas
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Dimana
81
materi ini membutuhkan keterampilan berbahasa yang
baik agar siswa mampu menyebutkan berbagai
fasilitas dan perlengkapan sekolah. Namun pada
kenyataannya, keterampilan siswa dalam berbicara
Bahasa Inggris belum maksimal.
b) Pada umumnya siswa merasa jenuh dengan materi
yang disampaikan secara konvensional.
c) Sekolah telah memiliki fasilitas yang mendukung
pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Audio Visual.
d) Kebutuhan inovasi , penyesuaian dan pengembangan
sistem pendidikan nasional dewasa ini menuntut
perhatian yang sungguh-sungguh dalam
pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi
baru antara lain penggunaan komputer dalam
pembelajaran.
e) Diharapkan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio
Visual ini dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa.
f) Berdasarkan data terhadap tahap analisis kebutuhan
maka pembelajaran menggunakan bahan ajar Bahasa
Inggris berbasis Audio Vosual dapat dilakukan di kelas
XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal.
2) Analisis awal dan akhir
Analisis ini meliputi analisis audiens, teknologi, tugas,
kejadian kritis, situasi, objektifitas, media, data dan analisis
biaya.
Adapun analisis awal dan akhir yang perlu menjadi perhatian
sebagai berikut :
82
a) Analisis Audiens
Audiens yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa
kelas XI yang mayoritas berpendidikan MTs/SMP
Sederajat dan belum memiliki keterampilan dasar Bahasa
Inggris.
b) Analisis teknologi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru telah
memiliki kemampuan dalam mengoperasikan komputer
dan peralatan teknologi lainnya sehingga mampu
membimbing siswa dalam menggunakan bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis Audio Visaul. Fasilitas di SMA
Negeri 2 Kuala Tungkal juga sudah mendukung dalam
pelaksanaan pembelajaan berbasis komputer/audio
visual.
c) Analisis Biaya
Diharapkan guru dapat menguasai program pembuatan
animasi misalnya Adobe Flash. Namun jika tidak, maka
guru dapat meminta bantuan ahli untuk membuat media
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual ini.
b. Tahap Desain
Tahap ini merupakan tahap perencanaan pengembangan produk
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual. Hasilnya
berupa CD Interaktif materi Reading, Writing, Speaking,
Listening, Thingking dan Translation di kelas XI. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
83
1) Pembuatan Jadwal
Tabel 4.6. : jadwal pengembangan produk
N
o
Kegiatan Nov
Min
ggu
I
Nov
Min
ggu
II
Nov
Min
ggu
III
Nov
Min
ggu
IV
Des
Min
ggu
I
Des
Min
ggu
II
Des
Min
ggu
III
Des
Min
ggu
IV
1 Analisis
2 Pengumpu
lan Bahan
3 Instalasi
Program
4 Upload
Content
2) Penentuan Tim Pengembang
Tim yang mengembangkan produk ini adalah Miftahul Jannah
sebagai peneliti sekaligus desainer (author). Muhammad
Makky dan Al Husaini sebagai pembuat media.
3) Spesifikasi Media
Bahan ajar yang dibuat memiliki spesifikasi yang dapat dilihat
berdasarkan Flowchart dan story board desain produk pada
revisi final. Dalam tahap ini peneliti telah membuat flowchart
dan storyboard yang akan menggambarkan langkah-langkah
penyusunan program dan cara pengaplikasiannya.
Tabel 4.7 :Desain Konten media
No Urutan penyajian
media
Media
Text Gam
bar
Anima
si
Suara/
musik
1. Pembukaan
2. Home / halaman
utama
84
3. Profil
4. Petunjuk
5. Pendahuluan
5. Tata bahasa
6. Materi
*Reading
*Writing
*Speaking
*Listening
*Thingking
*Translation
8. Kosa kata
10. Uji Kompetensi
11. Penutup
85
Gambar 4.2 :Flowchart/diagram alur pengembangan produk
4) Struktur Pembelajaran
Menyusun materi sesuai dengan Kurikulum Sekolah, yaitu
materi kelas XI Semester I dengan tema Reading, Writing,
Speaking, Listening, Thingking dan Translation. Materi ini
dipilih berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan di awal
kegiatan pengembangan. Struktur pembelajaran dimulai dari
kegiatan mendengarkan (Listening) kosakata yang berkaitan
dengan fasilitas dan perlengkapan sekolah, kemudian
mendengarkan dan mempraktikkan percakapan (Speaking),
dilanjutkan dengan mendengarkan dan mempraktikkan
bacaan (Reading), dan terakhir melakukan kegiatan menulis
Kom
pete
nsi
Pem
be
laja
ran
Home
Listening
Writing
Reading
Kosa k
ata
Mate
ri
Latih
an
Pro
fil
Pen
utu
p
Petu
nju
k
Indikator
SK
Pengantar pembelajaran
KD
Speaking
Awal media
Thingking
Translation
86
(Writing). Masing-masing materi didukung dengan latihan
yang berkaitan dengan pembahasan. Di dalam bahan ajar ini
juga dilengkapi dengan materi pendukung seperti tata bahasa
dan kosakata yang berkaitan dengan materi. Dan diakhir
pembelajaran akan diberikan uji kompetensi untuk
menentukan apakah siswa sudah menuntaskan materi atau
belum.
5) Pengecekan kembali terhadap semua bahan yang akan
dimasukan ke dalam bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual menjadi satu system.
Tahap ini dilakukan setiap menyelesaikan evaluasi yaitu
revisi atau perbaikan produk baik dari saran validator, teman
sejawat, hasil uji coba kelompok kecil maupun besar.
c. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini, bahan ajar berbasis Audio Visual dibuat mulai
dari penulisan teks, pemasangan gambar, membuat animasi,
merekam suara, dan menuliskan contoh soal, latihan soal
disertai pembahasan dan score sebagai feed back. Rancangan
pada tahap ini ditulis dalam bentuk storyboard. Tahap
pembuatan dimulai dari produk awal kemudian produk yang
telah direvisi sebanyak dua kali oleh tim ahli, produk juga direvisi
berdasarkan masukan dari rekan sejawat, dan hasil uji coba
terhadap kelompok kecil dan besar sehingga akhirnya
menghasilkan produk media dengan revisi final.
1) Opening
Bagian ini merupakan scene awal yang pertama kali muncul
saat program dijalankan. Scene ini adalah tampilan pengantar
untuk masuk ke halaman login. Tautan yang ada pada layar
berupa teks “Open” untuk ke halaman login secara otomatis
87
2) Halaman Menu Utama
Scene halaman menu utama menampilkan pilihan halaman
berupa Profil penyusun, petunjuk penggunaan, pendahuluan,
kompetensi pembelajaran, peta konsep materi, latihan dan
penutup.
88
3) Profil penyusun
Bagian ini merupakan data diri penyusun media.
4) Petunjuk Penggunaan
Bagian ini merupakan halaman yang berisi petunjuk
penggunaan program dan tombol navigasi yang terdapat
dalam media, yang bisa digunakan untuk memudahkan
pengguna dalam menggunakan media.
89
90
5) Pendahuluan
Scene halaman ini menampilkan pendahuluan meliputi video
pengantar pembelajaran.
91
6) Kompetensi
Scene halaman ini menampilkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar tiap-tiap materi pembelajaran.
92
7) Halaman Materi Pilihan
Tampilan ini merupakan menu pilihan materi yang terdapat
dalam Bahan Ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual,
meliputi materi : Reading, Writing, Speaking, Listening,
Thingking dan Translation.
a) Tampilan materi Reading
93
94
Halaman ini menampilkan pilihan materi Reading berupa
gambar disertai suara tentang perlengkapan kelas dan
fasilitas di lingkungan sekolah, keterangan tempat dan kata
sifat serta kosakata dan latihan yang berkaitan dengan
materi.
b) Tampilan materi Thingking
95
Halaman ini menampilkan pilihan materi Thingking berupa
Percakapan sertakosakata dan latihan yang berkaitan
dengan materi.
96
c) Tampilan materi Writing
97
Halaman ini menampilkan pilihan materi Writing berupa
Teks narasi dilengkapi dengan suara serta kosakata dan
latihan yang berkaitan dengan materi.
d) Tampilan materi Listening
98
99
Halaman ini menampilkan pilihan materi Listening berupa
keterampilan mendengarkan serta menulis yaitu
melengkapi kalimat dan menerjemahkan kalimat yang
berkaitan dengan materi dan dilengakapi dengan kosakata.
8) Speaking
Halaman ini menampilkan slide yang berkaitan dengan materi
speaking.
100
9) Translation
Halaman ini menampilkan perintah kalimat yang harus
dilengkapi pilihan kaliamt yang telah disediakan, dengan
materi yang dipelajari dan disertai sehingga dapat digunakan
siswa dalam memahami materi yang belum diketahui artinya
101
disertai dengan menampilkan soal-soal yang berkaitan
dengan materi Translation.
102
10) Uji Kompetensi
Halaman ini menampilkan 10 buah soal pilihan ganda yang
harus dijawab siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman
siawa terhadap materi bahan ajar
103
104
11) Penutup
Halaman ini menampilkan bagian penutup dari bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis audio visual meliputi profil sekolah,
dan halaman exit.
105
d. Tahap Evaluasi
Proses evaluasi merupakan tahap memberikan suatu nilai
kepada objek yang dievaluasi. Pemberian nilai dilakukan melalui
validasi oleh tim ahli yang terdiri dari 1 orang ahli desain
pembelajaran (menggunakan lembar pada Lampiran 2), 1 orang
ahli materi (menggunakan lembar pada Lampiran 3), dan 1
orang ahli media (menggunakan lembar pada Lampiran 4).
Hasil validasi berupa masukan atau saran agar produk direvisi
sehingga lebih sempurna untuk kemudian diujicobakan.
e. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap dimana produk yang telah
divalidasi kemudian diujicobakan kepada siswa melalui tiga
tahapan yaitu uji coba perorangan, kelompok kecil dan kelompok
besar. Bersamaan dengan itu, produk dievaluasi oleh tim ahli
dan teman sejawat guna memperoleh saran dan masukan lebih
lanjut.
D. Hasil Ujicoba (Ahli dan Kelompok), Evaluasi, dan Revisi Model.
1. Hasil Validasi Tim Ahli
Produk berupa bahan ajar Bahasa Inggris berbasis komputer
dengan materi Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking
dan Translation direvisi berdasarkan data validasi ahli media, ahli
materi dan ahli desain pembelajaran.
a) Validasi Ahli Desain
Sebelum produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio
Visual diuji cobakan pada peserta didik dalam bentuk uji coba
one to one tryout uji coba small group dan uji coba field
tryout/lapangan, produk ini harus di validasi oleh validator ahli
desain melalui angket tertutup. Ahli desain yang menjadi
validator dalam produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual ini adalah Prof. Dr. H. Martinis Yamin, M.Pd Dosen
106
Pasca Sarjana Konsentrasi Teknologi Pendidikan Islam (TPI),
juga merupakan ketua Jurusan Pendidikan Islam.
Validasi desain bertujuan untuk mengevaluasi desain produk,
hasil dari masukan dan saran validator desain digunakan untuk
perbaikan/revisi desain produk bahan ajar, sehingga
mendapatkan produk yang benar-benar layak untuk digunakan.
Data diperoleh dengan cara memberi angket kepada ahli desain
mengenai produk yang dikembangkan. Berikut adalah data tabel
4.8 yang menyatakan penilaian dan saran perbaikan terhadap
aspek desain produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio
Visual.
Tabel 4.8 :Data Hasil Validasi Produk Aspek Desain
No Item Pernyataan Skala Penilaian
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB
A Indikator Konsep √
1. Konsep materi media pembelajaran Bahasa
Inggris di tulis secara ilmiah dan akurat
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
2. Konsep materi disajikan sederhana dan jelas √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
3. Konsep terkait dengan materi terdahulu √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
4. Konsep tidak bias √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
107
5. Konsep/materi yang disajikan dalam media
pembelajaran Bahasa Inggris mampu
mempermudah siswa memahami materi
pembelajaran.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
B Indikator Kelayakan Isi SB B CB KB SKB
6. Materi dalam media pembelajaran Bahasa
Inggris disajikan secara sistematis, logis dan
runut.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
7. Isi media pembelajaran yang disajikan media
pembelajaran Bahasa Inggris mampu
memotivasi siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
8. Materi yang disajikan dalam media
pembelajaran Bahasa Inggris sesuai dengan
media yang digunakan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
9. Materi yang disajikan dalam media
pembelajaran Bahasa Inggris bisa diulang.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
10. Kejelasan petunjuk belajar disajikan dalam
media pembelajaran Bahasa Inggris mudah
dipahami
√
108
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
11. Kesesuaian contoh/simulasi dengan materi
yang disajikan dalam media pembelajaran
Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
12. Kesesuaian latihan dengan materi yang
disajikan dalam media pembelajaran Bahasa
Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
13. Konsistensi materi yang disajikan dalam
media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
14. Kesesuaian gambar/animasi yang disajikan
dalam media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
15. Variasi bentuk soal yang disajikan dalam
media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
16. Tingkat kesulitan soal yang disajikan dalam
media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
C Indikator Penyajian BS B CB KB SKB
17. Keseluruhan informasi yang disajikan dalam
media pembelajaran Bahasa Inggris sudah
√
109
jelas
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
18. Tampilan animasi materi dalam media
pembelajaran Bahasa Inggris menarik
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
19. Tampilan dan kecerahan warna yang disajikan
dalam media pembelajaran Bahasa Inggris
menarik
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
20. Kesesuaian/ketepatan animasi dengan materi √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
21. Kesesuaian tata letak menu yang disajikan
dalam media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
22. Kesesuaian dan kemenarikan cover yang
disajikan dalam media pembelajaran Bahasa
Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
110
23. Ketepatan lay out pengetikan yang disajikan
dalam media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
24. Keserasian paduan/kecerahan warna yang
digunakan dalam media pembelajaran Bahasa
Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
25. Konsistensi penggunaan warna yang disajikan
dalam media pembelajaran Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
Berdasarkan hasil dari validasi ahli desain pembelajaran diperoleh
data setiap pertanyaan yang diajukan validator memberi
tanggapan ceklisan dikategori 4 dengan demikian dapat dikatakan
bahan ajar yang dikembangkan ditanggapi dengan baik. Adapun
komentar dan saran perbaikan dalam setiap pertanyaan pada
angket validasi desain diperoleh tanggapan yang positif validator
memberikan komentar “Ok” disetiap pertanyaan. Dan untuk
cacatan tambahan yang belum diungkapkan yang diberikan oleh
ahli materi pembelajaran terhadap produk ini adalah produk cukup
baik dengan kesimpulan pengembangan bahan ajar Bahasa
Inggris yang dikembangkan berbasis Audio Visual layak, dan perlu
revisi sesuai saran. Hasil analisis data kuantitatif angket validasi
ahli desain pembelajaran diperoleh data seperti terlihat berikut :
111
Hasil analisis data kuantitatif dari angket validasi ahli desain
pembelajaran diperoleh jumlah skor semua item = 100, banyaknya
item pertanyaan = 25 dengan skor pilihan tertinggi =5.
Maka :
= 80%
Berdasarkan hasil validasi ahli desain tersebut, penulis merevisi
kembali produk yang dikembangkan sesuai dengan komentar dan
saran perbaikan dari validator. Berdasarkan analisis konversi
skala penilaian untuk data 61-80% dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar yang dikembangkan dari aspek desain terlihat Baik/
Menarik/ Sesuai/ Efektif.
b) Validasi Ahli Materi
Berikut adalah data tabel 4.9 yang menyatakan penilaian dan
saran perbaikan produk bahan ajar ditinjau dari aspek materi
pembelajaran. Validasi ahli materi dilakukan untuk melihat kualitas
sajian materi yang ditampilkan, kesesuaian dengan kompetensi
dasar dan indikator yang ditetapkan. Validasi aspek materi
dilakukan oleh Bapak Dr. H. M. Yusuf, M.Ed, seorang dosen
Magister Pendidikan di Pasca Sarjana UIN STS Jambi.
Kompetensi dan kiprah beliau dalam bidang materi pembelajaran
Bahasa Inggris menjadi alasan kuat peneliti memilihnya untuk
menjadi validator ahli materi bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual yang peneliti kembangkan. Data diperoleh dengan
cara memberi angket kepada ahli materi mengenai produk yang
peneliti kembangkan. Hasil validasi ahli materi dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
112
Tabel 4.9 : Data Hasil Validasi Produk Aspek Ahli Materi
No Item Pernyataan Skala Penilaian
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB
A Indikator Konsep
1. Konsep relevan dengan kurikulum, SK dan KD √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
2. Konsep terkait dengan materi terdahulu √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
3. Konsep/materi yang disajikan dalam bahan
ajar Bahasa Inggris mempermudah siswa
memahami materi pembelajaran.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
B Indikator Kelayakan Isi SB B CB KB SKB
4. Kesesuaian isi materi dalam bahan ajar
Bahasa Inggris sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
5. Kesesuaian materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris memotivasi siswa
dalam memahami materi pembelajaran.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
113
6. Kesesuaian materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris menambah
wawasan pengetahuan siswa.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
7. Kesesuaian materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris meransang
keingintahuan siswa serta berpikir kritis
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
8. Kesesuaian materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris mudah dipahami
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
9. Kesesuaian contoh dengan materi yang
disajikan dalam bahan ajar Bahasa Inggris
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
10. Kesesuaian uji kompetensi dengan materi
yang disajikan dalam bahan ajar Bahasa
Inggris.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
11. Konsistensi materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
12. Kesesuaian gambar/animasi yang disajikan
dalam bahan ajar Bahasa Inggris
√
114
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
13. Kesesuaian variasi bentuk soal yang disajikan
dalam bahan ajar Bahasa Inggris.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Sesuaikan
14. Kesesuaian tingkat kesulitan soal yang
disajikan dalam bahan ajar Bahasa Inggris.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Sesuaikan
C Indikator Penyajian BS B CB KB SKB
15. Kesesuaian materi yang disajikan dalam
bahan ajar Bahasa Inggris jelas
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
16. Kesesuaian tampilan animasi materi dalam
bahan ajar Bahasa Inggris menarik
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
17. Kesesuaian/ketepatan animasi dengan materi √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
D Indikator Kompetensi BS B CB KB SKB
18. Kesesuaian materi dalam bahan ajar Bahasa
Inggris diterapkan dengan kompetensi dasar
yang ada
√
115
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
19. Kesesuaian materi dalam bahan ajar Bahasa
Inggris menambah pemahaman dan
penerapan konsep siswa
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
20. Kesesuaian Materi dalam bahan ajar Bahasa
Inggris membangun penguasaan konsep
siswa.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
Hasil dari validasi ahli materi pembelajaran diperoleh data setiap
pertanyaan yang diajukan validator memberi tanggapan ceklisan
dikategori 4 dan 5 dengan demikian dapat dikatakan bahan ajar
yang dikembangkan ditanggapi dengan baik. Adapun komentar
dan saran perbaikan dalam setiap pertanyaan pada angket
validasi desain diperoleh sebahagian besar tanggapan yang
positif validator memberikan komentar “ok” disetiap pertanyaan.
Dan untuk cacatan tambahan yang belum diungkapkan yang
diberikan oleh ahli materi pembelajaran terhadap produk ini
adalah produk cukup baik dengan kesimpulan pengembangan
bahan ajar Bahasa Inggris yang dikembangkan berbasis Audio
Visual layak, dan tidak perlu revisi. Hasil analisis data kuantitatif
angket validasi ahli materi pembelajaran diperoleh data seperti
terlihat berikut :
116
Hasil analisis data kuantitatif dari angket validasi ahli materi
pembelajaran diperoleh jumlah skor semua item = 82, banyaknya
item pertanyaan = 20 dengan skor pilihan tertinggi =5.
Maka :
= 82%
Berdasarkan analisis konversi skala penilaian untuk data 81%-
100% dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan
dari aspek materi terlihat Sangat Baik/ Menarik/ Sesuai/ Efektif.
c) Validasi Ahli Media
Validasi media bertujuan untuk melihat sejauh mana keefektifan
media bahan ajar tersebut dan kesesuaian masing-masing
navigasi yang tersedia. Data diperoleh dengan cara memberi
angket kepada validator mengenai bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis Audio Visual. Ahli media yang menjadi validator dalam
produk ini adalah Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd, seorang dosen
Pasca sarjana UIN STS Jambi yang kompeten di bidang teknologi
pendidikan. Kiprah beliau di bidang ini sudah terbukti dengan
kontribusi nyata yang diberikan melalui berbagai buku-buku yang
ditulis beliau dan sudah diakui secara nasional. Kompetensi beliau
di bidang teknologi pendidikan inilah yang menjadi alasan kuat
bagi peneliti memilihnya untuk menjadi validator ahli media bahan
ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual yang sedang
dikembangkan ini. Hasil uji coba ahli media dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
117
Tabel 4.10: Data Hasil Validasi Produk Ahli Media
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian
5 4 3 2 1
SB B CB KB SKB
A Indikator Bahan Ajar
1. Media pembelajaran Bahasa
Inggris di sajikan berbentuk
Pengetahaun (knowledge), sikap
(attitude) dan ketrampilan (skill).
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
2. Media pembelajaran Bahasa
Inggris dijasikan bentuk
informasi, alat, dan teks yang
digunakan.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
3. Media pembelajaran Bahasa
Inggris disajikan dalam bentuk
materi pembelajaran (learning
materials).
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
4. Bahan ajar Bahasa Inggris Segala
bentuk bahan atau materi yang
disusun secara sistematis.
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
118
5. Media pembelajaran Bahasa
Inggris disajikan membawa pesan
belajar
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
B Indikator Multimedia SB B CB KB SKB
6. Kesesuaian dan kemenarikan
tampilan gambar
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
7. Penempatan dan kemenarikan
gambar yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
8. Kecepatan animasi yang disajikan √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
9. Kemenarikan dan kejelasan narasi
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
10. Komposisi kombinasi warna yang
disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
11. Musik pendukung yang disajikan √
119
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
12. Kemenarikan dan kejelasan suara
yang ditampilkan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
13. Kombinasi musik dan suara yang
disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
C Aspek Pemprograman Media SB B CB KB SKB
14. Kemudahan penggunaan media
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
15. Kemudahan penggunaan navigasi
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
16. Pengaturan animasi yang
disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Sesuaikan
120
17. Pengaturan komposisi setiap slide
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
18. Kejelasan petunjuk penggunaan
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
19. Kemudahan memilih menu yang
disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Seuaikan
20. Ketepatan penggunaan tombol
yang disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
21. Efisiensi teks yang disajikan √
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
22. Kualitas tampilan gambar yang
disajikan
√
Komentar dan saran perbaikannya :
Ok
121
Hasil dari validasi ahli media pembelajaran diperoleh data setiap
pertanyaan yang diajukan validator memberi tanggapan ceklisan
dikategori 4 dengan demikian dapat dikatakan bahan ajar yang
dikembangkan ditanggapi dengan baik. Adapun komentar dan
saran perbaikan dalam setiap pertanyaan pada angket validasi
desain diperoleh tanggapan yang positif validator memberikan
komentar “Ok” disetiap pertanyaan. Dan untuk cacatan tambahan
yang belum diungkapkan yang diberikan oleh ahli media
pembelajaran terhadap produk ini adalah produk cukup baik
dengan kesimpulan pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris
yang dikembangkan berbasis Audio Visual layak, dan perlu revisi
sesuai saran. Hasil analisis data kuantitatif angket validasi ahli
media pembelajaran diperoleh data seperti terlihat berikut :
Hasil analisis data kuantitatif dari angket validasi ahli media
pembelajaran diperoleh jumlah skor semua item = 90, banyaknya
item pertanyaan = 22 dengan skor pilihan tertinggi =5.
Maka :
= 81,8%
Berdasarkan hasil validasi ahli media tersebut, penulis merevisi
kembali produk yang dikembangkan sesuai dengan komentar dan
saran perbaikan dari validator. Berdasarkan analisis konversi
skala penilaian untuk data 80-100% dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar yang dikembangkan dari aspek media terlihat Sangat
Baik/ Menarik/ Sesuai/ Efektif, sebagaimana dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
122
Tabel 4.11 : Hasil Validasi menurut ahli.
Ahli Materi Ahli Desain Ahli Media 82 % 80 % 81,8 %
Sangat Baik Baik Sangat Baik
2. Revisi Produk
Pengembangan bahan ajar ini, cakupan materi yang dikembangkan
adalah materi Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation. Revisi produk merupakan kegiatan perbaikan atau
penyempurnaan produk yang dilakukan untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan pada rancangan awal dari sebuah
produk. Pada masing-masing aspek hasil uji coba terdapat
perbedaan pada tahap perbaikannya, baik itu dari revisi ahli materi,
revisi ahli desain dan revisi ahli media.
123
Tabel 4.12 : Hasil Revisi Produk oleh Para Ahli
No Saran dan
Komentar
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Tampilan
pembuka
harus
dibuat
animasi
dengan
huruf
berjalan
seperti
ditulis.
2. Peta
Konsep
Materi
harus 6X
pertemuan
124
3. Penambah
an materi
Translation
1X tatap
muka
dengan
pilihan
jawaban
bergerak di
dalam
kotak
pilihan.
4. Tampilan
materi
translation
dilengkapi
dengan
vocabulary
125
5. Tampilan
halaman
penutup
ganti logo
UIN
3. Data Uji Coba Perorangan
a. Uji Coba Teman Sejawat
Produk yang sudah divalidasi oleh ahli desain, ahli materi dan ahli
media telah peneliti revisi sesuai dengan saran ahli dan sudah layak
untuk diujicobakan. Setelah revisi, dilaksanakan uji coba kepada
teman sejawat yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal yang bernama Nia Ismarniati, S.Pd.
Uji coba teman sejawat dilakukan untuk meminta pendapat dan
tanggapan tentang produk yang dibuat untuk kemudian diujicobakan
kepada siswa. Uji coba teman sejawat dilakukan dengan cara
memberikan angket pertanyaan.
126
1) Deskripsi Hasil Uji Coba Teman sejawat
Tabel 4.13: Daftar angket uji coba teman sejawat
No Pertanyaan Komentar
1. Menurut pendapat saudara, apakah
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
Audio Visual ini sudah sesuai
dengan kebutuhan pengembangan,
yaitu identifikasi potensi dan
masalah (rendahnya kemampuan
Bahasa Inggris siswa) ?
Ya, sudah sesuai
2. Apakah bahan ajar ini sudah sesuai
dengan karakteristik siswa ?
Ya, sudah sesuai
dengan siswa kelas XI
3. Menurut pendapat saudara, apakah
bahan ajar ini sudah sesuai dengan
program pembelajaran (silabus dan
RPP) ?
Ya, sudah sesuai
4. Menurut saudara, apakah
penyusunan bahan ajar ini
sistematis?
Ya, susunan bahan
ajar ini sudah
sistematis
5. Apakah materi dalam bahan ajar ini
mudah dipahami siswa?
Ya, materi mudah
dipahami
6. Apakah evaluasi pada bahan ajar ini
mendeskripsikan materi yang
terkandung dalam bahan ajar dan
mampu mengukur ketercapaian
kompetensi ?
Ya, karena setiap
materi disertai
langsung dengan
pengayaan dan
vocabolary yang
berkaitan dengan
materi yang diberikan.
7. Apakah bahan ajar ini memudahkan
siswa untuk belajar secara mandiri ?
Ya, karena bahan ajar
ini disertai dengan
petunjuk penggunaan
8. Bagaimana ketepatan informasi
pendukung dalam memudahkan
pemahaman tentang materi ?
Adanya vocabolary
dan contoh dapat
memudahkan
pemahaman siswa
127
terhadap materi
9. Menurut saudara, bagaimana
kemenarikan bahan ajar, baik cover,
tulisan, gambar/animasi dan suara ?
Bahan ajar ini memiliki
tampilan yang menarik
secara keseluruhan
10. Apakah bahan ajar ini mampu
meningkatkan keterampilan siswa ?
Jika dibandingkan
dengan bahan ajar
cetak, bahan ajar
berbasis audio visual
ini lebih sesuai untuk
meningkatkan
keterampilan
berbahasa siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nia ismarniati, S.Pd
disebutkan bahwa produk bahan ajar sudah sesuai dengan
kebutuhan yang ada di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal, karena bahan
ajar yang ada mampu merubah sistem pembelajaran model lama
yang selama ini digunakan. Bahan ajar mampu menarik minat dan
motivasi siswa untuk belajar Bahasa Inggris secara mandiri
maupun terbimbing. Secara umum uji teman sejawat ini tidak ada
saran perbaikan.
b. Uji Coba Perorangan (one to one )
Uji coba dilakukan terhadap 3 orang siswa kelas XI SMA Negeri 2
Kuala Tungkal yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Kegiatan uji coba perorangan dilakukan satu kali untuk melihat
perkembangan hasil produk yang dikembangkan oleh pengembanga
setelah direvisi berdasarkan hasil valiadasi ahli desain, ahli materi
dan ahli media. Berdasarkan hasil uji coba perorangan terhadap
produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual :
128
Tabel 4.14 : Hasil Uji Coba Perorangan
SISWA PERNYATAAN ANGKET TANGGAPAN SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JUMLAH
S1 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 54
S2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 54
S3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 53
JUMLAH 11 12 11 12 9 12 10 11 11 10 11 9 12 9 11
%
% 161
SANGAT BAIK
71,5%
Berdasarkan validasi hasil angket tertutup uji coba produk pada one
to one tryout maka diperoleh Persentase
.
Persentase tersebut terletak pada kategori 61-80%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa uji coba produk pengembangan
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual bagus, artinya
bahan ajar tersebut sesuai dengan kebutuhan, mampu
meningkatkan kompetensi, efektif, dan menarik dan menyenangkan.
Hasil uji coba perorangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual ini menunjukkan respon yang sangat baik. Pada aspek
tampilan produk mendapatkan respon yang sangat baik khususnya
pada penggunaan animasi dan gambar karena sajian gambar dan
animasi menarik dan sesuai dengan konsep materi. Pada aspek
program, bahan ajar telah memiliki kemampuan interaktivitas karena
siswa dapat menentukan alur atau bagian mana dulu yang ingin
dipelajari. Sedangkan pada aspek pembelajaran, bahan ajar ini
efektif karena mampu digunakan secara mandiri oleh siswa. Secara
keseluruhan bahan ajar ini memiliki daya tarik bagi siswa karena
mampu menarik minat belajar sehingga keterampilan berbahasa
siswa dalam Bahasa Inggris dapat meningkat.
129
c. Data Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil merupakan lanjutan dari uji coba one to one.
Evaluasi ini bertujuan untuk menghasilkan saran dan revisi lebih
lanjut untuk pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual. Penggunaan kelompok kecil menggunakan siswa
sebagai sumber data utama. Pelaksanaan evaluasi kelompok kecil
guna menegaskan revisi sebelumnya serta menghasilkan
rekomendasi revisi yang baru sebelum uji lapangan. Untuk uji coba
kelompok kecil, peneliti mengambil 6 orang siswa untuk diujicoba.
Tabel 4.15 :Hasil uji coba kelompok kecil
SISWA PERNYATAAN ANGKET TANGGAPAN SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JUMLAH
S1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
S2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
S3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 59
S4 5 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 62
S5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 60
S6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 60
JUMLAH 25 23 24 23 23 24 23 25 24 24 24 24 24 25 25
%
% 360
SANGAT BAIK
80%
Berdasarkan validasi hasil angket tertutup uji coba produk pada
small group tryout maka diperoleh persentasenya adalah
Persentase
. Persentase tersebut terletak
pada kategori 61-80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
uji coba produk pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual bagus atau kuat, artinya bahan ajar tersebut sesuai
dengan kebutuhan, mampu meningkatkan kompetensi, efektif,
menarik dan menyenagkan.
Data hasil uji coba kelompok kecil, diketahui bahwa resonden
memiliki respon yang sangat baik terhadap produk bahan ajar
130
Bahasa Inggris berbasis audio visual. Pada aspek tampilan
program yaitu pada bagian petunjuk pengunaan, program ini
dinyatakan sudah sangat baik oleh siswa. Respon terhadap
tampilan gambar dan animasi juga sangat baik karena telah sesuai
dengan kandungan materi yang disajikan sehingga otomatis
memudahkan siswa dalam mengkronkitkan pemahaman mereka
terhadap materi. Selain itu, responden juga menilai bahwa latihan
yang terdapat dalam bahan ajar representatif dengan kandungan
materi sehingga siswa semakin paham dengan materi, apalagi
latihan dilengkapi dengan adanya feedback atau umpan balik
dimana siswa dapat mengulang-ulang soal yang belum dipahami
dengan melihat hasil perkembangan kemampuan mereka dalam
menjawab soal-soal yang ada. Selain itu, bahan ajar ini juga dapat
dipelajari siswa secara mandiri. Secara keseluruhan responden
menilai bahwa bahan ajar ini memiliki daya tarik yang dapat
merangsang mereka untuk semangat belajar dalam upaya
meningkatkan kemampuan mereka dalam mempelajari Bahasa
Inggris.
d. Data Uji Coba Kelompok Besar
Setelah melalui proses uji coba kelompok kecil dan telah direvisi
berdasarkan saran dan masukan responden, selanjutnya bahan
ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual akan diujicobakan pada
kelompok besar. Uji coba kelompok besar dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh data tanggapan mengenai hasil
pengembangan produk berdasarkan aspek program, aspek
pembelajaran dan aspek tampilan bahan ajar. Sebelum uji coba
dilaksanakan sesuai rencananya, maka terlebih dahulu diadakan
pretest terhadap 30 orang siswa. Pelaksanaan pretest diiringi
dengan melakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui
131
pemahaman awal siswa terhadap keterampilan berbahasa yang
mereka miliki sebelum produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual diterapkan.
Cara menggunakan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual adalah dalam bentuk proses pembelajaran di kelas dengan
tatap muka atau secara klasikal sesuai dengan jadwal yang telah
disusun. Pelaksanaan uji coba kelompok besar, pengembang
melakukan uji coba langsung pada 30 responden. Uji coba
dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran kepada
peserta didik dengan menggunakan bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual. Setelah pengembang melakukan uji coba
tersebut, pengembang menyebarkan angket tanggapan dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16 :Hasil uji coba kelompok besar
SISWA
PERNYATAAN ANGKET TANGGAPAN SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JUMLAH
S1 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 62
S2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 61
S3 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 63
S4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 64
S5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 3 4 64
S6 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 64
S7 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 63
S8 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 63
S9 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 65
S10 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 63
S11 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 64
S12 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 64
S13 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 64
S14 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 68
S15 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 63
S16 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 65
S17 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 62
S18 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 64
S19 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 62
S20 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 62
132
S21 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 62
S22 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 67
S23 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 65
S24 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 63
S25 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 65
S26 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 60
S27 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 68
S28 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 66
S29 4 5 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 69
S30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 61
JUMLAH 128 128 130 125 134 123 130 129 127 128 127 128 131 121 127
% 81% 83% 84% 84% 82% 83% 85% 84% 83% 81% 85% 84% 84% 84% 84%
%
1916
SANGAT BAIK 85%
Berdasarkan validasi hasil angket tertutup uji coba produk pada field
tryout/lapangan maka diperoleh Persentase
.
Persentase tersebut terletak pada kategori 81 – 100 %. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa uji coba produk pengembangan
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual sangat bagus atau
sangat kuat, artinya bahan ajar tersebut sangat sesuai dengan
kebutuhan, sangat mampu meningkatkan kompetensi, efektif, sangat
menarik dan menyenangkan.
Data hasil uji coba kelompok besar/lapangan, produk bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis audio visual menunjukkan bahwa kualitas
produk bahan ajar sudah termasuk kategori sangat baik. Hal ini
terbukti dari data tanggapan responden terhadap aspek program,
aspek pembelajaran dan aspek tampilan bahan ajar Bahasa Inggris
yang dikembangkan. Secara keseluruhan, bahan ajar ini memiliki
daya tarik dan mampu meningkatkan keterampilan berbahasa siswa.
133
E. Hasil Akhir Model dan Kondisi Akhir Siswa
1. Hasil Akhir Pengembangan
Produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual untuk kelas
XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal yang peneliti kembangkan ini
merupakan hasil validasi dan revisi dari ahli desain, ahli materi dan
ahli media. Dilanjutkan dengan kegiatan uji perorangan dan uji
kelompok kecil serta uji kelompok besar dan seterusnya direvisi
kembali untuk memperoleh hasil yang maksimal dan proses terakhir
nantinya adalah akan diproduksi secara massal guna memberikan
solusi dari salah satu masalah pembelajaran khususnya untuk
materi Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation. Maka hasil akhir produk bahan ajar seperti yang
tercantum pada storyboard bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual, dengan materi Reading, Writing, Speaking, Listening,
Thingking dan Translation untuk alokasi 6 kali pertemuan.
Bahan ajar ini dibuat dengan menggunakan program software
Adobe Flash Cs 6. Bahan ajar didesain dengan memadukan teks,
gambar, suara, dan animasi dalam sebuah tampilan multimedia
interaktif. Selain materi pembelajaran, bahan ajar juga dilengkapi
dengan uji kompetensi yang terdiri dari 10 buah soal pilihan ganda.
Materi juga didukung dengan tampilan peta konsep yang
dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
materi secara sistematis. Karena produk bahan ajar ini
dikembangkan dengan tujuan agar dapat digunakan dalam
pembelajaran baik individual maupun klasikal.
Berdasarkan hasil validasi oleh tim ahli (desain, materi dan media)
yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut:
134
Tabel 4.17 : Tabulasi Hasil Validasi Produk pada Ahli
Ahli Desain Ahli Materi Ahli Media 80 % 82 % 81,8 %
Baik Sangat Baik Sangat Baik
artinya bahan ajar ini dari aspek desain, materi dan media sudah
dikategorikan baik, tepat, menarik, sesuai, dan mudah untuk
digunakan.
Kemudian pada instrumen angket dari hasil uji coba perorangan
(one to one), kelompok kecil dan kelompok besar bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis audio visual memperoleh skor sebagai
berikut:
Tabel 4.18 : Tabulasi Hasil Uji Coba Produk pada Siswa
Uji coba one to one tryout
Uji coba Small group
tryout
Uji coba field tryout
71,5 % 80 % 85 %
Baik Baik Sangat Baik
Hasil uji coba one to one tryout mendapat skor 71,5 %. Hasil uji
coba small group tryout mendapat skor 80 %. Hasil akhir uji coba
field tryout/lapangan mendapat skor 85 %. Berdasarkan hasil yang
diperoleh tersebut, produk bahan ajar berbasis audio visual yang
dikembangkan ini layak untuk digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kuala Tungkal untuk
materi Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation karena dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
siswa.
135
2. Kondisi Akhir Siswa
Bahan ajar secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bahan ajar
merupakan salah satu komponen penting yang membantu siswa
mencapai kompetensi dasar yang ditentukan sesuai kurikulum yang
berlaku.
Pada penelitian pengembangan ini, bahan ajar yang dikembangkan
berupa bahan ajar berbasis audio visual dengan bentuk CD
Interaktif yang memuat materi ajar kelas XI yang berisi materi
Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan Translation. Selain materi, di dalam bahan ajar ini juga berisikan soal-soal yang
bertujuan untuk menilai kemampuan siswa setelah pembelajaran.
Data kondisi akhir siswa diperoleh dari hasil pre test dan post test
untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa sebelum dan sesudah
menggunakan bahan ajar berbasis audio visual. Kegiatan evaluasi
ini dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes.
Evaluasi dengan tes diberikan untuk mengetahui nilai pengetahuan
dan pemahaman siswa terhadap materi.
Soal-soal yang diberikan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
Bahasa Inggris yang akan dicapai, berdasarkan kompetensi dasar
dan indikator yang sudah ditentukan. Instrumen dan bentuk soal
yang diberikan pada siswa dapat dilihat pada lampiran 5.
a. Hasil pre test dan post test( Pengetahuan dan Pemahaman)
Pre test dilakukan sebelum siswa melakukan proses
pembelajaran dengan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual yaitu bahan ajar berupa buku cetak yang biasa digunakan.
Tujuannya untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap
materi yang akan dipelajari dan mengukur kemampuan siswa
setelah belajar menggunakan buku teks yang tersedia.
Sedangkan post test diberikan untuk melihat dan mengukur
136
kemampuan berbahasa siswa setelah mempelajari bahan ajar
yang dikembangkan. Post test dilakukan setelah siswa
diperkenalkan dengan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual, diberi petunjuk dan dibimbing secara intensif untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa.
Pada tahap ini siswa diambil setiap kelas secara acak sebanyak
30 orang. Kemudian diukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap materi ajar yang tersedia pada buku teks setelah
melakukan pembelajaran di kelas (pre test). Selanjutnya siswa
diberikan bahan ajar berbasis audio visual hasil pengembangan
ini untuk digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya dilakukan
post test terhadap siswa dari hasil pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar berbasis audio visual. Hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar berbasis
audio visual ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.19: Tabulasi Kemampuan Berbahasa Siswa
Pre test
(30 orang)
Uji coba one to one tryout (6 orang)
Uji coba Small group
tryout (12 orang)
Uji coba field tryout
(30 orang)
65 % 71 % 80 % 85 % Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
persentase kemampuan berbahasa siswa setelah adanya
pengembangan bahan ajar Bahasa Ingris berbasis audio visual
dan dilakukannya uji coba uji coba one to one tryout, uji coba
small group dan uji coba field tryout/lapangan, bahan ajar
Bahasa Ingris berbasis audio visual dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa siswa dengan kategori sangat
baik/ sangat tinggi.
137
F. Analisis Hasil Pengembangan Produk
1. Analisis Hasil Uji Coba Produk One To One Tryout
Berdasarkan hasil tabel uji coba produk pada one to one tryout
yang telah dipaparkan, dari tanggapan 3 orang siswa/i SMA Negeri 2
Kuala Tungkal dengan berbagai tingkatan kemampuan intelektual yang
heterogen, bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual ini diperoleh
skor nilai = 161 dan skor maks = 225.
Sehingga didapatkan Persentasenya
Jika angka hasil rata-rata tersebut dicocokkan dengan tabel
kelayakan akan berada pada level baik. Artinya bahan ajar Pendidikan
Agama Islam berbasis multimedia yang dikembangkan ini sesuai dengan
kebutuhan, mampu meningkatkan kompetensi, efektif dan menarik
motivasi belajar siswa.
2. Analisis Hasil Uji Coba Produk Small Group Tryout
Berdasarkan hasil tabel uji coba produk pada small group tryout
yang telah dipaparkan, dari tanggapan 6 orang siswa/i SMA Negeri 2
Kuala Tungkal dengan berbagai tingkatan kemampuan intelektual yang
heterogen, bahan ajar Bahasa Inggris berbasis multimedia ini diperoleh
skor nilai = 360 dan skor maks = 450.
Sehingga didapatkan Persentasenya
Jika angka hasil rata-rata tersebut dicocokkan dengan tabel
kelayakan akan berada pada level baik. Artinya bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual yang dikembangkan ini sangat sesuai dengan
kebutuhan, sangat mampu meningkatkan kompetensi, sangat efektif dan
sangat menarik minat belajar siswa.
Hasil uji coba small group tryout ini, maka peneliti akan merevisi
kembali bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual ini jika ada
138
berdasarkan saran dan komentar dari siswa/i demi kesempurnaan bahan
ajar ini.
3. Analisis Hasil Uji Coba Produk Field Tryout/Lapangan
Berdasarkan hasil tabel uji coba produk pada field tryout/lapangan
yang telah dipaparkan, dari tanggapan 30 orang siswa/i SMA Negeri 2
Kuala Tungkal dengan berbagai tingkatan kemampuan intelektual yang
heterogen, bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual ini diperoleh
skor nilai = 1916 dan skor maks = 2250.
Sehingga didapatkan Persentasenya
Jika angka hasil rata-rata tersebut dicocokkan dengan tabel
kelayakan akan berada pada level sangat baik. Artinya bahan ajar Bahasa
Inggris berbasis audio visual yang dikembangkan ini sangat sesuai
dengan kebutuhan, sangat mampu meningkatkan kompetensi, sangat
efektif dan sangat menarik.
Hasil uji coba field tryout/lapangan ini, maka peneliti akan merevisi
kembali bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual ini jika ada
berdasarkan saran dan komentar dari siswa/i demi kesempurnaan bahan
ajar ini.
4. Analisis Kondisi Akhir Siswa
Berdasarkan hasil tabel pre test awal siswa yang telah dipaparkan,
dari tanggapan 30 orang siswa/i SMA Negeri 2 Kuala Tungkal kelas XI
dengan tingkatan kemampuan intelektual yang heterogen.
Data hasil penyebaran angket pre test awal sebelum penggunaan
pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual bahan
ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual diperoleh
P
P =
= Cukup
139
Kemudian sebaliknya data hasil penyebaran angket sesudah
penggunaan pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual bahan ajar diperoleh:
P
P =
= Sangat tinggi
Hasil pre test menunjukkan kemampuan bahasa inggris
siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal kelas XI dalam mengikuti
pembelajaran Bahsa Inggris sebelum penggunaan pengembangan
bahan ajar berada pada level cukup. Setelah bahan ajar Bahasa
Inggris dikembangkan didapatkan hasil kemapuan berbahsa siswa
melalaui test siswa SMA Negeri 2 Kuala Tungkal kelas XI diperoleh
hasil sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
kemampuan berbahasa siswa setelah bahan ajar Bahasa Inggris
tersebut dikembangkan berbasis audio visual. Berdasarkan hal
demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar sangat sesuai
dengan kebutuhan siswa, mampu meningkatkan kompetensi siswa,
sangat menarik dan efektik untuk dijadikan sumber atau bahan ajar
bagi guru Bahasa Inggris khususnya.
140
BAB V
PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pembahasan
yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
dari penelitian ini, yaitu :
1. Pengembangan berupa bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio
visual dalam bentuk kepingan CD yang disajikan secara
sistematis, interaktif sesuai dengan kebutuhan siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Kuala Tungkal karena telah memenuhi aspek
tujuan, kompetensi dan indikator keberhasilan, sistematika
penulisan, isi materi, kaidah bahasa, gambar, suara, musik dan
dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa.
2. Pengembangan bahan ajar Bahsa Inggris berbasis audio visual
dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Hal ini dapat
dilihat dari hasil postest dengan persentase 84% yang mengalami
peningkatan setelah menggunakan bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual, menunjukkan bahwa dengan bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis audio visual siswa dapat melatih
kemampuan Bahasa Inggrisnya dengan meningkatkan
kemampuan Reading, Writing, Speaking, Listening, Thingking dan
Translation dalam Bahasa Inggris.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian
pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual,
melalui pengujian memiliki implikasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan buku cetak yang selama ini digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Adapun impilkasi yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
140
141
1. Bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual memberikan
kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
berdampak pada tingginya antusias siswa sehingga mereka
semakin fokus untuk belajar Bahasa Inggris. Perolehan nilai baik
itu aspek pengetahuan maupun keterampilan siswa dalam Bahasa
Inggris juga mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
penggunaan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual.
Dengan demikian bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
dapat dijadikan alternatif bahan ajar bagi guru selain buku cetak
yang selama ini sudah lazim digunakan.
2. Hasil pengembangan berupa bahan ajar Bahasa Inggris berbasis
audio visual dikategorikan sangat baik. Karena dengan bahan ajar
ini siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran karena
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas, pencapaian
indikator yang akan dicapai siswa, gambar dan suara yang
mendukung pemahaman materi serta latihan-latihan untuk
mengasah keterampilan siswa dalam belajar Bahasa Inggris.
Dengan demikian, ada peningkatan yang signifikan yang diperoleh
pada hasil belajarnya.
3. Penggunaan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
memerlukan kesiapan guru dan siswa. Kesiapan guru dapat diatasi
dengan menggunakan berbagai strategi yang tepat serta
memahami respon dan kesiapan siswa untuk melaksanakan
pembelajaran secara mandiri.
4. Bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual ini dapat
mendukung perkembangan proses pembelajaran yang interaktif
karena terjadi interaksi yang intens antara siswa dan bahan ajar
yang memang didesain secara interaktif.
5. Perubahan sistem pendidikan dari sistem yang berorientasi pada
guru ke sistem yang berorientasi pada siswa membutuhkan
sumber belajar yang variatif, bukan hanya buku cetak yang
142
biasanya hanya akan menciptakan pembelajaran yang monoton.
Maka bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
memungkinkan terjadinya pebelajaran yang berorientasi pada
siswa sehigga menimbulkan pengalaman yang baru bagi mereka.
Untuk itu sistem pembelajaran konvensional perlu menyesuaikan
dengan perubahan yang ada sesuai kondisi saat ini dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar berdasarkan yang sesuai
dengan zaman.
6. Guru yang profesional selalu mengikuti perkembangan zaman,
tanpa meninggalkan akar budaya yang mengiringi sejarah bangsa
ini. Maka guru dapat menjadi solusi yang menjembatani perbedaan
yang ada dilingkungan belajar dan menyesuaikan keadaan sesuai
kebutuhan.
7. Pengetahuan yang diberikan kepada siswa melalui bahan ajar
Bahasa Inggris berbasis audio visual memiliki kesesuaian dengan
peserta didik yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang
dekat dengan peralatan canggih atau teknologi. Maka bahan ajar
ini relevan dalam upaya pemenuhan informasi yang dibutuhkan
siswa sesuai dengan zaman.
C. REKOMENDASI
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat memanfaatkan produk bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual dalam pembelajaan. Karena selain dapat
mempelajari materi secara mandiri, siswa juga akan lebih
mengenal konsep yang terkandung di dalam bahan ajar dam
mampu mengorganisasikan informasi yang dibutuhkan sebagai
penyelesaian masalah. Informasi dan langkan penyelesaian
masalah tersebut dapat diperoleh dalam bentuk audio maupun
visual.
143
b. Siswa lebih aktif dan perhatian dalam mengikuti proses
pembelajaran. Siswa juga dapat mempelajari materi yang
diinginkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman
yang dimiliki. Serta mengulang materi yang belum dipahaminya
kembali karena bahan ajar ini sengaja dirancang agar siswa
dapat belajar secara mandiri. Produk yang dirancang sesuai
kebutuhan siswa ini tentu membuat siswa dapat belajar dengan
mudah dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat
berlangsung lebih efektif dan efisien. Pada akhirnya mampu
meningkatkan keterampilan berbahasa siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat memanfaatkan produk bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Karena penggunaan bahan ajar ini dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan materi secara klasikal serta dapat
memberikan kegunaan dalam meningkatkan keterampilan
siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
b. Guru dapat mengembangkan materi-materi bahan ajar
menggunakan sumber belajar lain sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran serta menggunakan produk
pembelajaran yang lebih baik dengan mempelajari hasil produk
pengembangan yang ada.
c. Produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
merupakan salah satu solusi yang tepat dalam meningkatkan
keterampilan berbahasa siswa. Pemilihan bahan ajar dan
sumber belajar yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan
kebutihan siswa dapat membantu siswa dalam menyerap
materi pelajaran.
144
3. Bagi SMA Negeri 2 Kuala Tungkal.
a. SMA Negeri 2 Kuala Tungkal agar lebih melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan terutama bahan ajar yang
berkualitas untuk penerapan pembelajaran yang berkualitas
untuk menghasilkan siswa yang kompeten.
b. SMA Negeri 2 Kuala Tungkal agar dapat memanfaatkan sarana
bahan ajar yang berkualitas bukan hanya terbatas pada mata
pelajaran Bahasa Inggris melainkan seluruh mata pelajaran.
c. SMA Negeri 2 KualaTungkal agar dapat mendorong belajar
siswa dengan pemanfaatan produk bahan ajar Bahasa Inggris
berbasis audio visual sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
zaman.
d. SMA Negeri 2 Kuala Tungkal hendaknya dapat menciptakan
dan menampilkan bahan ajar berbasis audio visual/komputer
agar proses pembelajaran lebih menarik dan muncul dorongan
belajar terhadap siswa sehingga mampu meningkatkan
kemampuan dan kompetensi mereka.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan
produk bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
sebagai acuan untuk dapat dikembangkan peneliti selanjutnya.
b. Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut kepada materi-
materi atau pelajaran lainnya, karena adanya pengembangan
bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual dalam
pembelajaran Bahasa Inggris.
c. Penelitian tentang pengembangan bahan ajar yang akan
dilakukan hendaknya lebih baik dan berskala besar pada
sekolah yang diteliti sehingga dapat lebih bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan di Indonesia.
145
D. KATA PENUTUP
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT.
Serta dengan bantudan dan bimbingan dari berbagai pihak dibarengi
dengan usaha dari penulis sehingga karya ilmiah (tesis) ini dapat
penulis selesaikan.
Pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris berbasis audio visual
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa pada mata pelajaran
Bahasa Inggris pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Kuala Tungkal ini
telah selesai dikemabangkan dan telah diuji coba pada objek
penelitian yang telah ditentukan. Hasil dari uji coba menunjukkan
bahwa bahan ajar telah layak diproduksi dan digunakan dalam
pembelajaran.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
pengembangan ini, baik dari segi isi maupun teknik penulisannya.
Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan tulisan ini untuk
kemajuan di masa yang akan datang. Semoga tesis ini dapat
memenuhi syarat dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Akhir kata, semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin Yaa Robbal Alamin...
Wassalam
Penulis
Miftaul Janah
146
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta : Departemen Agama RI. Abuddin nata, Ilmu pendidikan islam, Jakarta : Kencana, 2012 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Rosda karya, 2012 Ali Mudlofir, Aplikasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan bahan ajar dalam pendidikan islam, Jakarta :Rajawali Pers, 2011
Andi Prastowo, Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta : Diva Press, 2011
Asri budiningsih, Belajar dan pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta, 2012 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2012 Agus sujanto, Psikologi Umum, Jakarta : Bumi aksara, 2006 Agoes Daryono, Dasar-dasar pedagogi modern, Jakarta : Indeks, 2013 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: rajawali press, 2013. Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta : Rineka Cipta, 2008
David A Jacobsen, Paul eggen, dan Donal kauchak, Methods For Teaching, Terjemahan, Jogjakarta : Pustaka belajar, 2009
Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan Pendekatan Praltik Teknologi Multimedia Dan Pembelajaran Online, Bandung Remaja Rosdakarya, 2012
Deni darmawan, Teknologi Pemebelajaran, Bandung : Rosdakarya, 2013
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka cipta, 2013
Don Helliriegel and Jhon W. Slocum , Jr. Organizational Behavior, New York, 1979
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka setia, 2006 Fred Luthans, Jonathan P. Doh, International Management, New York :
Mc Graw hill, 2012 Florence Beetlestone, Creative Learning, terjemahan, Bandung :Nusa
media, 2011 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka setia, 2011 Hamzah B. Uno & Nina Lamotenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi
Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 2011 Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Bumi aksara, 2007 Hamid Darmadi, Kemampuan dasar mengajar, Bandung :Alfabeta, 2010 Harjanto, Perencanaan pengajaran, Jakarta : Rineka cipta, 2011 http://t-multimedia-risqidiah.blogspot.com/
http://janiansyah.wordpress.com/2009/05/15/pengertian-multimedia/ Jan Van Den Akker, at all, Education Design Research, New
York;Madison Ave 2006
146
147
Jhon W.Santrock, Educational Psikologi, New York : Mc. Graw hill, 2006 J. Meoleng, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013 Karen S. Ivers & Ann E. Barron, Multimedia Projects in Education
Designing, Producing, and Assessing,( United States of America: LIBRARIES UNLIMITED Teacher Ideas Press A Division of Greenwood Publishing Group, Inc. Westport, Connecticut, 2002 )
Kemendiknas, Panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK, Jakarta : Direktorat pembina SMA, 2010
Martinis Yamin. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, Jakarta, Referensi, 2012
Martinis Yamin, paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Press 2011
Margaret E Gredler ,learning and intruction , Jakarta : Kencana, 2011 Marti Jamaris, Orientasi dalam psikologi pendidikan, Jakarta : Yayasan
panamas murni, 2010 Miarso Yusufhadi, Meneyemai benih tekhnologi pendidikan, Jakarta :
Kencana, 2009 Muhibbin Syah, Psikologoi belajar, Jakarta : Rajawali Pers, 2012 Mukhtar. Bimbingan Skripsi Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi : Sulthan
Thaha Press, 2007 Munir, Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan
komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2012 Martin Tessmer, Planning And Conducting Formative Evaluations,
Philadelpia: Kogan Page, 1998 Nasution. S, Didaktik asas-asas mengajar, Jakarta :Bumi Aksara, 2012 Nasution, berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar, Jakarta :
Bumi aksara, 2008 Nusa Putra. Reesarch & Development, Jakarta, Rajawali Pers: 2012 Oemar Hamalik, Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan
sistem, Jakarta : Bumi aksara, 2005 Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta : Bumi aksara, 2008 Peraturan pemerintah RI Nomor 55 Tahun 2007 dalam Kumpulan
Undang-undang dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2007
Punaji styosari,metode penelitian pendidikan, Jakarta : kencana, 2012 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Karya, 2006 Rayandra Ashar, Kreatif Mengembangkan Media Belajar, Jakarta,
Referensi Jakarta, 2012 Richard L. Daft, New era of management, South western : Cengage
Learning, 2010 Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2011
Sukarjo dan Ukim Komaruddin, Landasan pendidikan konsep dan aplikasinya Jakarta : Rajagrafindo, 2010
148
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2013)
Seels, B. B., and Richey, R. C. Instructional technology: The definition and domains of the field. Washington: Association for Educational Communications and Technology, 1994
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,
Bandung:2013,Alfabeta Suapardi, sekolah efektif , Jakarta : Grapindo Persada, 2012 Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James dalam bukunya,
Instructional Technology & Media For Learning, terj, Arif Rahman, Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Jakarta; KENCANA, 2012
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi aksara, 2011 Udin syaefudin, inovasi pendidikan ,Bandung : alfabeta, 2013 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis
kompetensi, Jakarta : kencana, 2011 Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana 2008 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2012 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008 W. Brog & J.Gall, Educational Research: An introduction, Baston: pearson
education, 2003 William W. Lee dan Diana L. Owens, Multimedia-based Indtrucional
Design, San, Fransisco: Pfeiffer, 2004 Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey, The Systematic Design of
Intruction New York : Harper Collins Publisher, 2005 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:
Referensi, 2013 Zakiah darajat, Ilmu pendidikan islam, Jakarta : Bumi aksara, 2009
149
LAMPIRAN 1
Flowchart media pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut:
Kom
pete
nsi
Pem
be
laja
ran
Home
Listening
Writing
Reading
Kosa k
ata
Mate
ri
Latih
an
Pro
fil
Pen
utu
p
Petu
nju
k
Indikator
SK
Pengantar pembelajaran
KD
Speaking
Awal media
Thingking
Translation
150
Desain Konten media
No Urutan penyajian
media
Media
Text Gambar
Animasi
Suara/musik
1. Pembukaan
2. Home / halaman utama
3. Profil
4. Petunjuk
5. Pendahuluan
5. Tata bahasa
6. Materi *Reading *Writing *Speaking *Listening *Thingking *Translation
8. Kosa kata
10. Uji Kompetensi
11. Penutup
151
STORYBOARD
Media Pembelajaran
Home
Petunjuk
Profil Pengembang
SK dan KD
Peta Konsep
Uji Kompetensi
Penutup
152
LAMPIRAN 7
ANGKET TANGGAPAN/PENILAIAN KELOMPOK KECIL/SATU-SATU
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
A. IDENTITAS SISWA/I
Nama : ........................................
Kelas/Lokal : ......................................
B. SKALA PENILAIAN
Skor 5 = Sangat Baik (SB)
Skor 4 = Baik (B)
Skor 3 = Cukup Baik (CB)
Skor 2 = Kurang Baik (KB)
Skor 1 = Sangat Kurang Baik (SKB)
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Saudara/i dipersilakan untuk menjawab setiap item pernyataan
angket di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang
saudara/i anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X).
2. Kesungguhan, kebenaran dan kejujuran saudara/i dalam menjawab
angket ini sangat saya harapkan.
3. Angket ini murni untuk penelitian, tidak ada kaitan dengan penilaian
motivasi belajar anda dari guru bidang studi yang bersangkutan.
4. Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
D. ANGKET
No Item Pernyataan Angket
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
SKB KB CB B SB
1 Tampilan fisik pengembangan bahan ajar yang disajikan.
2 Desain menu pengembangan bahan
153
ajar pada bagian awal membantu saya memahami isi materi.
3 Tingkat kejelasan petunjuk pada desain pengembangan bahan ajar menu awal.
4 Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar mudah di baca.
5 Kejelasan urutan penyajian pada materi pengembangan bahan ajar yang disajikan.
6 Tingkat kesesuain antara gambar dan materi dalam pengembangan bahan ajar membantu saya memahami materi.
7 Kemenarikan animasi yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
8 Kejelasan latihan soal yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
9 Kejelasan soal membantu peningkatan pemahaman saya terhadap materi yang disajikan.
10 Pengembangan bahan ajar ini dapat dipahami uraiannya dengan mudah.
11 Bahan ajar yang dikembangkan ini mudah untuk digunakan (user friendly).
12 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan partisifasi aktif saya dalam pembelajaran.
13 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi saya untuk belajar.
14 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan prestasi belajar saya.
15 Kemudahan bahan ajar yang dikembangkan untuk di akses setiap saat dan terus menerus.
154
E. KOMENTAR DAN SARAN LAINNYA BERKENAAN DENGAN
ANGKET DI ATAS
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Jambi,
Responden
........................................
155
LAMPIRAN 8
ANGKET TANGGAPAN/PENILAIAN KELOMPOK SEDANG
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
A. IDENTITAS SISWA/I
Nama : .........................................
Kelas/Lokal : .........................................
B. SKALA PENILAIAN
Skor 5 = Sangat Baik (SB)
Skor 4 = Baik (B)
Skor 3 = Cukup Baik (CB)
Skor 2 = Kurang Baik (KB)
Skor 1 = Sangat Kurang Baik (SKB)
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Saudara/i dipersilakan untuk menjawab setiap item pernyataan
angket di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang
saudara/i anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X).
2. Kesungguhan, kebenaran dan kejujuran saudara/i dalam menjawab
angket ini sangat saya harapkan.
3. Angket ini murni untuk penelitian, tidak ada kaitan dengan penilaian
motivasi belajar anda dari guru bidang studi yang bersangkutan.
4. Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
D. ANGKET
No Item Pernyataan Angket
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
SKB KB CB B SB
1 Tampilan fisik pengembangan bahan ajar yang disajikan.
156
2 Desain menu pengembangan bahan ajar pada bagian awal membantu saya memahami isi materi.
3 Tingkat kejelasan petunjuk pada desain pengembangan bahan ajar menu awal.
4 Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar mudah di baca.
5 Kejelasan urutan penyajian pada materi pengembangan bahan ajar yang disajikan.
6 Tingkat kesesuain antara gambar dan materi dalam pengembangan bahan ajar membantu saya memahami materi.
7 Kemenarikan animasi yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
8 Kejelasan latihan soal yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
9 Kejelasan soal membantu peningkatan pemahaman saya terhadap materi yang disajikan.
10 Pengembangan bahan ajar ini dapat dipahami uraiannya dengan mudah.
11 Bahan ajar yang dikembangkan ini mudah untuk digunakan (user friendly).
12 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan partisifasi aktif saya dalam pembelajaran.
13 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi saya untuk belajar.
14 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan prestasi belajar saya.
15 Kemudahan bahan ajar yang dikembangkan untuk di akses setiap saat dan terus menerus.
157
E. KOMENTAR DAN SARAN LAINNYA BERKENAAN DENGAN
ANGKET DI ATAS
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
................................................................................................................................
Jambi,
Responden
........................................
158
LAMPIRAN 9
ANGKET TANGGAPAN/PENILAIAN (KELOMPOK BESAR)
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
A. IDENTITAS SISWA/I
Nama : ..........................................................
Kelas/Lokal : /.................
B. SKALA PENILAIAN
Skor 5 = Sangat Baik (SB)
Skor 4 = Baik (B)
Skor 3 = Cukup Baik (CB)
Skor 2 = Kurang Baik (KB)
Skor 1 = Sangat Kurang Baik (SKB)
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Saudara/i dipersilakan untuk menjawab setiap item pernyataan
angket di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang
saudara/i anggap paling benar dengan memberi tanda silang (X).
2. Kesungguhan, kebenaran dan kejujuran saudara/i dalam menjawab
angket ini sangat saya harapkan.
3. Angket ini murni untuk penelitian, tidak ada kaitan dengan penilaian
motivasi belajar anda dari guru bidang studi yang bersangkutan.
4. Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
D. ANGKET
No Item Pernyataan Angket
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
SKB KB CB B SB
1 Tampilan fisik pengembangan bahan ajar yang disajikan.
159
2 Desain menu pengembangan bahan ajar pada bagian awal membantu saya memahami isi materi.
3 Tingkat kejelasan petunjuk pada desain pengembangan bahan ajar menu awal.
4 Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar mudah di baca.
5 Kejelasan urutan penyajian pada materi pengembangan bahan ajar yang disajikan.
6 Tingkat kesesuain antara gambar dan materi dalam pengembangan bahan ajar membantu saya memahami materi.
7 Kemenarikan animasi yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
8 Kejelasan latihan soal yang disajikan dalam pengembangan bahan ajar.
9 Kejelasan soal membantu peningkatan pemahaman saya terhadap materi yang disajikan.
10 Pengembangan bahan ajar ini dapat dipahami uraiannya dengan mudah.
11 Bahan ajar yang dikembangkan ini mudah untuk digunakan (user friendly).
12 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan partisifasi aktif saya dalam pembelajaran.
13 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi saya untuk belajar.
14 Bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan prestasi belajar saya.
15 Kemudahan bahan ajar yang dikembangkan untuk di akses setiap saat dan terus menerus.
160
E. KOMENTAR DAN SARAN LAINNYA BERKENAAN DENGAN
ANGKET DI ATAS
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Jambi,
Responden
........................................
161
LAMPIRAN 10
Angket uji coba teman sejawat
No Pertanyaan Komentar
1. Menurut pendapat saudara, apakah bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Audio Visual ini sudah sesuai dengan kebutuhan pengembangan, yaitu identifikasi potensi dan masalah (rendahnya kemampuan Bahasa Inggris siswa) ?
Ya, sudah sesuai
2. Apakah bahan ajar ini sudah sesuai dengan karakteristik siswa ?
Ya, sudah sesuai dengan siswa kelas XI
3. Menurut pendapat saudara, apakah bahan ajar ini sudah sesuai dengan program pembelajaran (silabus dan RPP)?
Ya, sudah sesuai
4. Menurut saudara, apakah penyusunan bahan ajar ini sistematis?
Ya, susunan bahan ajar ini sudah sistematis
5. Apakah materi dalam bahan ajar ini mudah dipahami siswa?
Ya, materi mudah dipahami
6. Apakah evaluasi pada bahan ajar ini mendeskripsikan materi yang terkandung dalam bahan ajar dan mampu mengukur ketercapaian kompetensi ?
Ya, karena setiap materi disertai langsung dengan pengayaan dan vocabolary yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
7. Apakah bahan ajar ini memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri ?
Ya, karena bahan ajar ini disertai dengan petunjuk penggunaan
8. Bagaimana ketepatan informasi pendukung dalam memudahkan pemahaman tentang materi ?
Adanya vocabolary dan contoh dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi
9. Menurut saudara, bagaimana kemenarikan bahan ajar, baik cover, tulisan, gambar/animasi
Bahan ajar ini memiliki tampilan yang menarik secara
162
dan suara ? keseluruhan
10. Apakah bahan ajar ini mampu meningkatkan keterampilan siswa ?
Jika dibandingkan dengan bahan ajar cetak, bahan ajar berbasis audio visual ini lebih sesuai untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa
163
LAMPIRAN 5
ANGKET PRE TEST SISWA SEBELUM MENGGUNAKAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS YANG DIKEMBANGKAN
1. Bacalah petunjuk pengisian yang diberikan.
2. Isilah data diri anda sesuai dengan yang diminta.
3. Pada kuesioner ini terdapat 15 pertanyaan.
4. Perhatikan keterangan pilihan jawaban sebelum menjawab pertanyaan
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
5. Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom pilihan untuk jawaban yang
benar- benar sesuai dengan pilihan anda.
Nama :………………………..
Kelas :
Sekolah :
No. PERTANYAAN SB B C K SK
1. Kemudahan dalam memahami materi bahan ajar
2. Sistematika penyajian materi bahan ajar
3. Bahan ajar mampu meningkatkan keterampilan berbahasa
4. Isi pada media pembelajaran ini relevan dengan materi yang dipelajari.
5. Isi media mudah untuk dipahami dan dimengerti.
6. Media dapat digunakan dengan mudah dan fleksibel.
7.
Media membantu memperoleh informasi tentang pembelajaran Bahasa Inggris yang dipelajari.
164
8. Media pembelajaran membuat lebih semangat untuk belajar.
9. Penggunaan animasi dalam media pembelajaran membuat belajar Bahasa Inggris lebih menyenangkan
10.
Media pembelajaran membantu menyelesaikan persoalan yang muncul dalam pembelajaran Bahasa Inggris
11. Media pembelajaran memudahkan dalam pemahaman materi.
12. Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dalam belajar Bahasa Inggris.
13. Media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran PAI
14. Kemenarikan dan kesesuaian gambar dan animasi
15. Interaktifitas dan mampu digunakan secara mandiri.
Responden,
………………
165
LAMPIRAN 6
Tabel hasil pre test siswa sebelum menggunakan produk pembelajaran
SISWA
PERNYATAAN ANGKET TANGGAPAN SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JUMLAH
S1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 45
S2 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 49
S3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 49
S4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 49
S5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 49
S6 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 48
S7 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 49
S8 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 49
S9 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 46
S10 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 2 4 5 4 4 47
S11 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 49
S12 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 47
S13 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 49
S14 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 49
S15 4 4 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 45
S16 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 48
S17 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 53
S18 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 48
S19 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 50
S20 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 48
S21 2 3 4 5 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 4 50
S22 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 42
S23 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 2 4 2 4 3 49
S24 4 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 50
S25 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 52
S26 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 51
S27 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 44
S28 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 53
S29 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 47
S30 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 48
JUMLAH 97 107 105 106 98 98 91 100 99 91 89 95 91 93 92
% 81% 83% 84% 84% 82% 83% 85% 84% 83% 81% 85% 84% 84% 84% 84%
%
1452
KURANG BAIK 65%
Tabel hasil post test siswa setelah menggunakan produk pembelajaran
166
SISWA
PERNYATAAN ANGKET TANGGAPAN SISWA
1 5 4 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JUMLAH
S1 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 64
S2 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 68
S3 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 4 65
S4 4 4 3 4 3 5 5 3 5 4 3 5 4 4 3 59
S5 3 3 4 5 3 3 5 4 3 5 4 3 5 4 4 58
S6 3 4 3 4 3 5 3 3 3 4 5 4 5 4 3 56
S7 3 5 3 3 4 5 3 4 5 3 3 4 4 4 5 58
S8 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 3 3 61
S9 3 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 4 64
S10 3 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 68
S11 3 4 4 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 5 57
S12 2 4 4 3 3 5 5 3 3 3 4 5 4 4 5 57
S13 2 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 4 58
S14 3 5 4 3 3 5 3 4 4 5 5 5 3 4 3 59
S15 4 4 3 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 65
S16 4 3 3 4 4 5 5 5 5 3 4 5 3 4 5 62
S17 3 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 63
S18 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 5 3 5 4 5 61
S19 3 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 65
S20 3 4 4 4 3 5 5 3 3 5 4 5 5 4 5 62
S21 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 64
S22 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 68
S23 3 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 65
S24 4 5 3 3 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 65
S25 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 3 5 3 3 58
S26 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 64
S27 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71
S28 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69
S29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 61
S30 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 71
JUMLAH 102 121 111 124 119 139 132 131 128 132 129 131 131 123 133
% 81% 83% 84% 84% 82% 83% 85% 84% 83% 81% 85% 84% 84% 84% 84%
%
1886
SANGAT BAIK 84%
167
LAMPIRAN 11
DAFTAR HADIR KELOMPOK KECIL/SATU-SATU
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Hari / Tanggal : .........................................
Tempat/Sekolah :
No
NAMA SISWA KELAS TANDA TANGAN
1 MUHAMMAD MUSLIM
1.
2 NURHALIZA ZA
2.
3 RAHMAWITA
3.
168
LAMPIRAN 12
DAFTAR HADIR KELOMPOK SEDANG
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Hari / Tanggal : .........................................
Tempat/Sekolah :
No
NAMA SISWA KELAS TANDA TANGAN
1
RUSDIAN 1.
2
SALMAH 2.
3
TIARA HERDALI SAFUTRI 3.
4
TRI UTAMI 4.
5 VIA LESTARI
5.
6 WANA NURAINI
6.
169
LAMPIRAN 13
DAFTAR HADIR KELOMPOK BESAR
LEMBARAN UJI COBA PRODUK PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Hari / Tanggal : ........................................
Tempat/Sekolah :
No Nama Siswa Kelas Tanda Tangan
1 AMELIA PITRI
1.
2 ANDI ZAHRATUL FAURIA
2.
3 ASTI QAMARIYAH
3.
4 FITRI
4.
5 HADRAWI
5.
6 HIJRI KHALFI SALVANDIRA
6.
7 IKRIMAH RACHMA FITRI AMIN
7.
8 INTAN SAFRINA
8.
9 IRA LUSIANA
9.
10 KARINA DWI PUTRI AMELI J
10.
11 M. HAIRUN NIZAM
11.
12 M. MALIKI
12.
13 M. NAYAN
13.
14 MUHAMMAD HARIS HANNAFI
14.
170
15 MUHAMMAD IKHSAN
15.
16 MUHAMMAD LUTHFI
16.
17 NABILATUNNADA
17.
18 NITA NABILA
18.
19
NURUL HIDAYATI
19.
20 OKVIERA ANDARESTA
20.
21 PUTRI
21.
22
PUTRI SALSABILA ADININGSIH
22.
23 RANDI
23.
24 RISKI HAIRUN NISA
24.
25 RIZAL KAUTSAR FIRDAUS
25.
26 RIZKY RIPAZO
26.
27
SARA
27.
28 SYAHRUDIN
28.
29 WINDI SAFITRI
29.
30 ZUAHRIATUL HABIBAH
30.
171
Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Audio Visual
172
173
174
175
176
177