236
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Elena Mahanani Wicaksono Nim : 111134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Elena Mahanani Wicaksono

Nim : 111134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

ii

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Elena Mahanani Wicaksono

Nim : 111134237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Elena Mahanani Wicaksono

NIM : 111134237

Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd.

Tanggal : 3 Juli 2018

Tanggal : 29 Juni 2018

p:

Disetujui oleh :

~

efB0

Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd.

Pembimbing II,

Pembimbing I,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Elena Mahanani Wicaksono

Nim : 111134237

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

Pada tanggal 31 Juli 2018

Nama Lengkap

: Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd.

: lrine Kumiastuti, S.Psi., M.Psi.

~~~C18a~. 1f~~.

. -).

. ~ .

.......~..~

.. :::..~

Susunan Panitia Penguji

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

.....,;

\\

: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.

: Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd.

: Christiyanti' Aprinastuti, S.Si., M.Pd.

Anggota

Anggota

Anggota

Ketua

Sekretaris

Yogyakarta, 31 Juli 2018

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Uni.;,i.ersitas Sanata Dhanna,..;d,~:::-~~~:::::~~t:~~..,;,~:~,;,<';0elR'):iliYi~·~:!""iI.",'v '" ..,." J 11~f! :."/;: r.r'ii;··~~ ,,~, I.

1(:~:,;'::'~~·i~:"':?1~~l\~... "i""~'" ')J\!l i'\.~:"l:" .!

ii:'h';;:-~~''''''''~'' ,I!;~!":""'-:fDr:r"onanes Harsoyo,S.Pd., M.Si.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

v

Halaman Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan cintanya yang senantiasa

membimbing dan menuntun dalam segala proses kehidupan ini.

Bapakku Bambang Purwanto dan Ibuku Walni yang dengan

tulus memberikan cinta dan kasih sayang, mendidik, serta

berjuang merawat dan membesarkanku hingga saat ini.

Kakakku Martin dan adikku Kevin atas kasih sayangnya.

Semoga kita menjadi manusia yang sukses rohani dan jasmani.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

Segala pihak yang telah mendukung dan membantu dalam

kelancaran skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.Tuhan memberkati kita semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

vi

HALAMAN MOTTO

1 Tesalonika 5:18

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikendaki Allah di

dalam Yesus Kristus bagi kamu.”

Amsal 23: 18

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

2 Tawarikh 15: 7

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada

upah bagi usahamu.”

Pengkhotbah 9:10

“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu

sekuat tenaga, karena tidak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan

hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi.”

Wahyu 21:4

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan

ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratapan tangis, atau dukacita,

sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atas bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2018

Yang menyatakan,

Elena Mahanani Wicaksono

NIM : 111134237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Elena Mahanani Wicaksono

Nomor Mahasiswa : 111134237

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD MATERI MEMBACA

BERBASIS METODE MONTESSORI”

Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan

secara terbatas, dan kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2018

Yang menyatakan,

Elena Mahanani Wicaksono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

ix

ABSTRAK

Wicaksono, Elena Mahanani. (2018). “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran

Bahasa Indonesia SD Materi Membaca Berbasis Metode

Montessori”. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, alat peraga

Montessori, alat peraga alfabet dan kartu bergambar, prestasi belajar, membaca,

bahasa Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa kelas I Sekolah Dasar

dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi membaca. Untuk mengatasi

permasalahan dalam membaca tersebut peneliti melakukan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga. Alat peraga yang digunakan diharapkan dapat

membantu siswa berpikir secara konkret dan mengurangi verbalisme dalam proses

pembelajaran. Alat peraga juga dapat membantu siswa dalam merangsang daya

pikir, bernalar, serta melatih kreativitas.

Alat peraga yang peneliti gunakan berbasis metode Montessori. Metode

Montessori menggunakan alat peraga diberbagai bidang pembelajaran. Salah satu

alat peraga yang peneliti gunakan adalah Individual Reading Material (IRM) dan

Small Movable Alphabet (SMA) yang peneliti kembangkan menjadi alat peraga

alfabet dan kartu bergambar berbasis metode Montessori. Alat peraga alfabet dan

kartu bergambar tersebut yang peneliti gunakan dalam penelitian.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan

(R&D). Sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan alat peraga

bahasa Indonesia berbasis metode Montessori. Langkah penelitian ini

memodifikasi langkah pengembangan menurut Sugiyono dan Borg and Gall yang

terbagi menjadi 5 tahap penelitian pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2)

perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi produk, dan (5) uji coba

lapangan terbatas.

Pengembangan alat peraga berbasis metode montesori tersebut dilakukan

berdasarkan karakteristik alat peraga Montessori yang terdiri dari lima ciri yaitu

(1) menarik, (2) bergradasi, (3) auto-correction, (4) auto-education, dan (5)

kontekstual. Alat peraga yang telah dikembangkan sudah divalidasi oleh ahli.

Hasil penelitian menggunakan alat peraga alfabet dan kartu bergambar dinyatakan

layak untuk digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dalam perbandingan nilai pretest

yaitu 45,67 dan posttest yaitu 90,12. Berdasarkan perbandingan nilai tersebut

terjadi persentase kenaikan sebesar 98%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

x

ABSTRACT

Wicaksono, Elena Mahanani. (2018). “Developing Learning Aids for Indonesia

Language Lesson for Elementary School Reading Material Based on

Montessori Method”. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher

Education Study Program, Sanata Dharma University.

Keywords: research and development, Montessori method, Montessori learning

aid, alphabet and picture card learning aids, learning achievement, reading,

Indonesia language

The background this research is the difficulty of students in Indonesia

language lesson in reading material. In order to cope the problems in the reading,

the researcher conducted study by using learning aid. The learning aids are hoped

to be able to help students to think in concrete way and decrease verbalism in the

learning process. The learning aids can also help students to stimulate their

thinking skill, reasoning skill, and to improve their creativity.

The learning aids, that are used by the researcher, are based on Montessori

method, in which the learning aid is used in various lessons. One of learning aids

used by the researcher is Individual Reading Material (IRM) and Small Movable

Alphabet (SMA). Those learning aids are developed by the researcher into

alphabet and picture card learning aids based on Montessori method. Those

alphabet and picture card learning aids are used in this research.

The type of the research was Research and Development (R&D). The

research aimed to develop learning aids for Indonesia language lesson based on

Montessori method. In conducting the research, the researcher adapted

developmental steps from Sugiyono and Borg & Gall which consists of 5 steps of

developmental research, namely (1) conducting problem analysis, (2) planning,

(3) developing the design, (4) validating the product, and (5) limited field testing.

The development process of those Montessori-based learning aids was

conducted based on five characteristics of Montessori learning aids, namely (1)

interesting, (2) having gradation, (3) auto-correction, (4) auto-education, and (5)

contextual. The developed learning aids have been validated by experts. The

research result showed that alphabet and picture card learning aids are proper to

use. It could be seen in the comparison between the pretest score, which is 45,67,

and posttest, score which is 90,12. Based on the comparison, the percentage of

improvement is 98%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat karunia dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini yang berjudul:

“Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Materi Membaca Berbasis Metode Montessori”

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat

:

1. Dr. Yohanes Harsono,S.Pd.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih,S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M,Pd. dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.

selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Mustari Admini, S.PAK Selaku KepalaSekolah SD Bopkri Demangan III

Yogyakarta telah memberikan ijin penelitian di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xii

6. Ibu Ester Idasih selaku guru kelas I SD Bopkri Demangan III Yogyakarta

yang telah mengijinkan dan membantu peneliti selama penelitian di sekolah.

7. Seluruh siswa kelas I SD Bopkri Demangan III Yogyakarta yang telah

memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian

berlangsung.

8. Kedua orang tua saya, Bambang Purwanto dan Walni yang senantiasa

memberikan dukungan, doa, bimbingan dan kasih sayang yang tiada henti.

9. Kakak dan adik saya, Marthin wicaksana dan Kevin surya winata wicaksana

yang telah memberikan dukungan dan doanya.

10. Mak Awo, Bulik Retno dan Budhe Tinuk yang telah memberikan dukungan

dan doanya.

11. Semua saudara dari kedua orang tua saya yang telah memberikan doa serta

dukungannya selama ini.

12. Sahabat-sahabat saya Rindi, Stefy, Riska, Monik, Henny ,Vita, Wulan,

Mbak susan, mbak Yuni, Melyanah, dan Anis yang setia menyemangati

dalam keadaan susah maupun senang.

13. Teman-teman komselku terkhusus kak wuri yang telah menyemangati dan

memanjatkan doa untukku.

14. Terimakasih kepada EXO karena dengan lagu-lagunya dan semangat para

member ketika bekerja telah menghibur dan memotivasi serta

membangkitkan semangat penulis.

15. Dan terimakasih kepada segala pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas dukungan dan doanya selamaini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xiii

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ada beberapa kendala yang

telah dilalui baik dari factor dalam diri maupun dari luar. Namun Puji syukur saya

panjatkan skripsi inidapat terselesaikan.

Semoga Allah Bapa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada seluruh

saudara sekalian yang senantiasa memberi dukungan motivasi dan doa. Penulis

berharap agar skripsi ini dapat bergunadan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.

Demikian yang dapat penulis sampaikan akhir kata saya sampaikan Trimakasih dan

beribu maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.

Penulis, 31 Juli 2018

Elena Mahanani Wicaksono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... viii

ABSTRAK ........................................................................................................... ix

ABSTRACK ............................................................................................................ x

KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xix

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xxi

DAFTAR RUMUS ........................................................................................... xxii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ........ ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 9

1.5 Spesifikasi Produk .......................................................................................... 10

1.6 Definisi Operasional.......... .............................................................................. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xv

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 17

2.1 Kajian Teori ..................... .............................................................................. 17

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran .............................................................................. 17

2.1.2 Alat Peraga ................................................................................................... 23

2.1.3 Metode Montessori ..................................................................................... 27

2.1.4 Perkembangan Anak .................................................................................... 31

2.1.5 Bahasa Indonesia ...................... .................................................................. 34

2.1.6 Perkembangan Bahasa Anak ..... .................................................................. 37

2.1.7 Membaca ..................................................................................................... 39

2.1.8 Suku Kata, Kata dan Kalimat ........................................................................ 48

2.2 Penelitian yang Relevan ................................... ............................................... 50

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 53

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 55

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 55

3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 56

3.2.1 Waktu penelitian .......................................................................................... 56

3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 56

3.2.3 Subjek Penelitian .......................................................................................... 56

3.2.4 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 57

3.3 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 57

3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ......................................................... 60

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 62

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................................... 62

3.5.2 Instrumen Validasi Produk ........................................................................... 63

3.5.3 Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas ..................................................... 64

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 65

3.6.1 Wawancara ................................................................................................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xvi

3.6.2 Observasi ...................................................................................................... 67

3.6.3 Kuesioner ..................................................................................................... 67

3.6.4 Dokumentasi ................................................................................................ 68

3.6.5 Tringulasi ..................................................................................................... 68

3.7 Validasi Produk ............................................................................................... 69

3.8 Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................................... 69

3.9 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 73

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 73

4.1.1 Potensi dan Masalah ...................................................................................... 73

4.1.1.1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 73

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan .................................................................................. 77

4.1.2 Perencanaan .................................................................................................. 84

4.1.2.1 Instrumen Tes ........................................................................................... 84

4.1.2.2 Kuesioner Kelayakan Produk .................................................................... 85

4.1.3 Pengembangan Desain ................................................................................. 87

4.1.3.1 Konsep Pengembangan Alat Peraga ........................................................ 87

4.1.3.2 Pembuatan Alat Peraga dan Album ......................................................... 91

4.1.4 Validasi Produk ............................................................................................ 94

4.1.4.1 Validasi Alat Peraga ................................................................................. 94

4.1.4.2 Analisis I .................................................................................................... 95

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................................ 96

4.1.5.1 Pretest ........................................................................................................ 96

4.1.5.2 Posttest ....................................................................................................... 97

4.1.5.3 Analisis II .................................................................................................. 98

4.1.5.4 Revisi Produk .......................................................................................... 101

4.1.5.5 Propotipe Alat Peraga ............................................................................. 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xvii

4.2 Pembahasan ................................................................................................... 105

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 109

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 109

5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 110

5.3 Saran ............................................................................................................. 110

DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 112

LAMPIRAN ...................................................................................................... 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map ..................................................................................... 53

Bagan 3.1 Langkah- langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono . 58

Bagan 3.2 Metode Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall ........................... 59

Bagan 3.3 Tahap Penelitian dan Pengembangan alat peraga Alfabet dan Kartu

bergambar ........................................................................................................................ 61

Bagan 3.4 Tringulasi Sumber Data ....................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan .............................................. 65

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Prodek oleh Ahli .................................... 66

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instruemen Tes ...................................................................... 67

Tabel 3.4 Konversi Data (Kategori Skor) ............................................................. 74

Tabel 3.5 Pengkategorian Skor Rerata ................................................................. 75

Tabel 4.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Kepala Sekolah ............................... 78

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Terhadap Kepala Sekolah ....................................... 79

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Guru ................................................ 79

Tabel 4.4 Hasil Wawancara terhadap Guru Kelas I .............................................. 80

Tabel 4.5 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Siswa Kelas I ................................... 81

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siswa Kelas I ........................................................... 81

Tabel 4.7 Kisi-kisi Observasi ............................................................................... 82

Tabel 4.8 Skor Validasi oleh Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................... 84

Tabel 4.9 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Bahasa Indonesia 85

Tabel 4.10 Uji Validasi oleh Ahli Bahasa Indonesia ............................................ 86

Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa ............................................ 86

Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ......................................... 88

Tabel 4.13 Validasi Instrumen tes oleh Ahli Bahasa Indonesia............................ 91

Tabel 4.14 Validasi Instrumen Tes oleh Guru ...................................................... 91

Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Validasi Produk Ahli ............................................... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xx

Tabel 4.16 Jenis Nama-nama pada Kartu Bergambar ........................................... 101

Tabel 4.17 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran Montessori................ 102

Tabel 4.18 Hasil Validasi Produk oleh Guru ........................................................ 103

Tabel 4.19 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk Ahli dan Guru ............................ 103

Tabel 4.20 Hasil Kenaikan Pretest dan Postest ................................................... 107

Tabel 4.21 Hasil Kelayakan Produk oleh Siswa ................................................... 108

Tabel 4.22 Hasil Uji Kuesioner Kelayakan Produk oleh Guru ............................. 109

Tabel 4.23 Rekapitulasi Uji Kelayakan Produk .................................................... 109

Tabel 4.24 Revisi Produk ...................................................................................... 110

Tabel 4.25 Komponen Propotipe Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi MembacaBerbasis Metode Montessori ..................................................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Hasil Pretest ............................................................................. 105

Grafik 4.2 Grafik Hasil Posttest ............................................................................ 106

Grafik 4.3 Grafik Hasil Pretest-Postest ................................................................ 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xxii

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Penentuan Jarak Interval ...................................................................... 74

Rumus 3.2 Nilai pretest dan posttest ..................................................................... 75

Rumus 3.3 Perbedaan nilai pretest dan posttest ..................................................... 76

Rumus 3.4 Rata-rata perbedaan nilai pretest dan posttest ..................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Wadah Kartu Bergambar ....................................................... 11

Gambar 1.3. Desain Sekat Kartu Bergambar, Kartu Bergambar

dan Kartu Koreksi .................................................................................................. 12

Gambar 1.4 Desain Stik Kartu Bergambar ........................................................... 13

Gambar 1.5 Desain Wadah Alat Peraga Small Movable Alfabeth (SMA).............. 14

Gambar 1.6 Desain Huruf Alfabet Small Movable Alfabeth (SMA) ...................... 14

Gambar 4.1 Individual Reading Material (IRM) ................................................... 94

Gambar 4.2 Small Material Alfabeth (SMA) .......................................................... 95

Gambar 4.3 Desain Sekat Kartu Bergambar, Kartu Bergambar,

dan Kartu Koreksi ................................................................................................. 96

Gambar 4.4 Desain Wadah Kartu Bergambar........................................................ 96

Gambar 4.5 Desain Stik Kartu Bergambar ............................................................ 97

Gambar 4.6 Desain Wadah Alfabet ....................................................................... 97

Gambar 4.7 Desain Alfabet .................................................................................... 97

Gambar 4.8 Desain Cover Album Alat Peraga Alfabet dan Kartu Bergambar ..... 98

Gambar 4.9 Alat Peraga Kartu Bergambar .......................................................... 100

Gambar 4.10 Stik Kartu Bergambar..................................................................... 100

Gambar 4.11 Alat Peraga Alfabet ........................................................................ 100

Gambar 4.12 Propotipe Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi

Membaca Berbasis Metode Montessori ............................................................. 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH ...... [1]

Lampiran 1.1 Transkrip Wawancara Dengan Kepala Sekolah

SD Bopkri Demangan III ...................................................................................... [1]

Lampiran 1.2 Transkrip Wawancara Dengan Guru Kelas I

SD Bopkri Demangan III ...................................................................................... [6]

Lampiran 1.3 Transkrip Wawancara Dengan Siswa Kelas I

SD Bopkri Demangan ........................................................................................ [10]

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN .......................... [11]

Lampiran 2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .................................. [11]

Lampiran 2.2 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru

oleh Ahli….. ........................................................................................................ [15]

Lampiran 2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa………………………….. .[23]

Lampiran 2.4 Hasil validasi Kuesioner Analisis kebutuhan untuk siswa

oleh Ahli …... ...................................................................................................... [26]

Lampiran 2.5 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh

Guru SD Penelitian ............................................................................................. [33]

Lampiran 2.6 Hasil Analsis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian ... [37]

LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK ................................. [40]

Lampiran 3.1 Lembar Kelayakan Kuesioner Validasi Produk .......................... [40]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

xxv

Lampiran 3.2 Instrumen Lembar Penilaian Validasi Soal Evaluasi Tes Hasil

Belajar ................................................................................................................. [43]

Lampiran 3.3 Hasil Lembar Penilaian Kelayakan Produk Alat Peraga Alfabet

dan Kartu Bergambar oleh Siswa ........................................................................ [45]

LAMPIRAN 4. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS ................................ [47]

Lampiran 4.1 Uji Validitas Instrumen Soal ........................................................ [47]

Lampiran 4.2 Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas .............................................. [51]

Lampiran 4.3 Hasil Pretest dan Posttest .............................................................. [55]

LAMPIRAN 5. SURAT .................................................................................... [58]

Lampiran 5.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian .............................................. [58]

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian ...................... [59]

LAMPIRAN 6 DOKUMENTASI PENELITIAN ......................................... [60]

LAMPIRAN 7ALBUM ALAT PERAGA ALFABET DAN KARTU

BERGAMBAR .................................................................................................. [61]

LAMPIRAN 8 CURRICULUM VITAE ......................................................... [82]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam skripsi ini akan diuraikan tentang 1) latar belakang

penelitian, 2) rumusan masalah, 3) tujuan penelitian , 4) manfaat penelitian, 5)

spesifikasi produk yang diharapkan, 6) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Fondasi dasar pada keterampilan akademik adalah keterampilan membaca.

Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi dari otak manusia dan dapat

dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.

Burns (Farida Rahim, 2008: 1) mengemukakan bahwa kemampuan membaca

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu masyarakat terpelajar. Burns,

Roe & Ross (dalam Fauzil Adhim, 2015: 25-26) mengatakan bahwa membaca

merupakan suatu proses yang kompleks. Kompleks artinya dalam proses

membaca terlibat faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal

dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan

sebagainya. Faktor eksternal dapat dalam membentuk sarana membaca, teks

bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar

belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.

Membaca juga sangat berperan penting dalam kemajuan suatu Negara.

Internasional Education Achievement (Aditama, 2008) mencatat kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

2

membaca siswa Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN. Kesimpulan di atas

diambil dari penelitian yang mendudukkan Indonesia di peringkat ke-38 dari 39

negara. Senada dengan Susanto (2013: 90) di Indonesia minat baca masyarakat

masih rendah, yang otomatis berakibat pada sumber daya manusia yang rendah

pula. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari United Nationals

Development Program (UNDP) yang menjelaskan penempataan Indonesia pada

posisi rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Laporan UNDP

yang terangkum dalam Human Development Index (HDI) tahun 2006 (Roza,

2007: 303-304), menyatakan bahwa HDI Negara Indonesia berada pada peringkat

ke 108 dari 177, dan berada jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara

seperti singapura yang berada pada peringkat 25, Brunei Darussalam peringkat 34,

Malaysia peringkat 61, dan Filipina yang berada pada peringkat 84. Fakta tentang

rendahnya mutu manusia di atas didukung oleh suatu survey yang menyatakan

bahwa indeks membaca orang Indonesia masih sangat rendah dibandingkan

negara lain. Hal tersebut menyatakan bahwa membaca merupakan persyaratan

yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara

apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui membaca, mutu pendidikan

dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber

daya manusia.

Salah satu aspek yang berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yaitu pendidikan (Ali, 2009: 12). Dewey mendefinisikan (dalam

Hasbullah, 2006: 2) Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

3

Dengan demikian pendidikan dibutuhkan oleh sebuah negara untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pelaksanaan pendidikan dalam rangka

pembangunan nasional educational first, prosperity follows, yaitu dengan

membangun sumber daya manusia dahulu maka kesejahteraan rakyat akan

mengikuti. Salah satu program pemerintah Indonesia untuk mencapai

kesejahteraan yaitu mengadakan pendidikan wajib sembilan tahun (Ali, 2009: 12).

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia yang diatur dalam undang-undang

Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang

dilakukan dengan sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan religius, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan memiliki tujuan luhur yaitu

membekali peserta didik dengan pengalaman-pangalaman belajar yang

bermanfaat bagi hidup dimasa depan (Hergernhahn, 2010: 8). Menurut UU No.20

th 2003 (dalam Hasbullah, 2006:4) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Mengingat

pentingnya aspek pendidikan bagi kemajuan sebuah negara maka Pemerintah

Indonesia berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang dilakukan

diantaranya ialah meningkatkan kualitas guru melalui program sertifikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

4

Sertifikasi merupakan perbaikan kompetensi guru dengan harapan supaya dapat

meningkatkan kualitas pendidikan. Program sertifikasi diberikan dengan

memberikan tunjangan fungsional dan tambahan baru yang dapat melipat

gandakan gaji guru (World Bank, 2013: 2-3). Kabar pendidikan dari World Bank,

BOS adalah upaya pemerintah untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi

siswa dari berbagai tingkat kesejahteraan. Sejak tahun 2005, BOS telah

mendistribusikan bantuan hibah ke seluruh sekolah di Indonesia kepada setiap

siswa. BOS merupakan program bantuan pendidikan pemerintah yang terbesar.

Selain program tersebut, The Jakarta Post menyatakan bahwa untuk meningkatkan

kapasitas sumber daya manusia Indonesia, Menteri Keuangan Chatib Basri kini

mengembangkan skema insentif pajak untuk perusahaan-perusahaan yang

menghabiskan dana untuk penelitian dan pengembangan (R & D). Chatib juga

mendirikan Dana Indonesia Endowment for Education (LPDP), sejumlah satu

triliun per tahun program beasiswa diawasi oleh Departemen Keuangan, yang

secara finansial mendukung mahasiswa Indonesia untuk mendapatkan pendidikan

tinggi di luar negeri. Meskipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan, ternyata

hasil ujian yang terstandardisasi secara Internasional siswa Indonesia masih dalam

taraf rendah (World Bank, 2011: 15). Hal ini dibuktikan dengan adanya data dari

Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012

menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara dalam

bidang membaca (OECD, 2013: 19). PISA merupakan badan yang melakukan

penilaian terhadap siswa internasional dalam bidang membaca, matematika dan

sains selama 3 tahun sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

5

Selain data dari PISA, peneliti telah mewawancarai salah satu guru kelas I

SD Bopkri Demangan III yang menyatakan bahwa beberapa siswa di kelas I

masih kesulitan dalam membaca sehingga kesulitan dalam mengikuti pelajaran

bahasa maupun mata pelajaran yang memerlukan kegiatan membaca. Peneliti

menemukan bahwa penyebab kesulitan tersebut karena kemampuan siswa dalam

mengenal huruf sangat lambat sehingga untuk membaca suku kata atau kata siswa

lambat, begitu pula dengan membaca kalimat. Hasil wawancara kepada tiga siswa

mendukung pernyataan tersebut, bahwa sebagian besar dari mereka merasa

kesulitan dalam membaca empat sampai lima suku kata, bahkan salah satu dari

siswa belum dapat menyebutkan alfabet dengan baik. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kemampuan dalam kelancaran membaca (Wulan, 2009) adalah

faktor eksternal. Bannatyne, Burns, Roe dan Ross (dalam Wulan, 2009)

menyebutkan bahwa faktor eksternal, seperti pengajaran, fasilitas yang tersedia,

dan keterampilan sosial akan memengaruhi kemampuan dan kelancaran membaca,

termasuk metode atau program yang diberikan kepada siswa dalam membaca.

Gates berpendapat bahwa kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu metode pengajaran dan pengaruh lingkungan keluarga (dalam

Kumara, dkk, 2014: 55). Terkait dengan hal ini peneliti menyediakan alat peraga

bahasa Indonesia untuk membantu siswa dalam mengenal suku kata, kata dan

kalimat. Menurut pengalaman peneliti selama peneliti melakukan praktek kerja

lapangan seperti program pengalaman lingkungan (Probaling 1 dan 2) dan

program pengalaman lapangan (PPL) peneliti belum menemukan alat peraga

untuk mata pelajaran bahasa. Menurut Ali (dalam Sundayana, 2014: 7) alat peraga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

6

adalah segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan siswa sehingga menunjang proses belajarnya. Alat peraga

memiliki beberapa fungsi, antara lain belajar dalam meningkatkan keterampilan

dan pengetahuan pembelajar, mengilustrasikan dan memantapkan pesan dan

informasi, menghilangkan ketegangan dan hambatan serta rasa malas siswa

(Asyar, 2012: 11). Oleh sebab itu, siswa membutuhkan alat bantu berupa media

dan alat peraga untuk memperjelas materi yang disampaikan agar dapat dengan

mudah dipahami (Heruman, 2008: 1- 2).

Salah satu metode yang menekankan penggunaan alat peraga adalah

metode Montessori. Montessori adalah tokoh pendidikan yang peduli terhadap

dunia pendidikan anak-anak terutama pada anak yang mengalami gangguan

mental. Beliau telah membuat bahan-bahan yang mendukung kesiapan anak untuk

membaca (Gutek, 2013: 30). Alat peraga yang digunakan di kelas Montessori

memiliki 4 ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto education

(Montessori, 2002: 171-174). Dengan keempat ciri tersebut diharapkan metode

Montessori mampu memaksimalkan fungsi panca indra anak.

Menurut Montessori, jika alat peraga disiapkan untuk proses

pembelajaran berarti bahwa lingkungan telah dipersiapkan untuk mencapai

kemandirian siswa (Gutek, 2013: 76). Selain Gutek Liliard juga berpendapat

bahwa metode Montessori menciptakan lingkungan pembelajaran yang

mendorong siswa untuk memahami suatu hal yang ingin dipelajari sehingga

kemampuan nalarnya dapat berkembang baik melalui alat peraga (Lillard, 1997:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

7

80). Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan baca siswa

diperlukan alat peraga yang mendukung kesuksesan siswa saat belajar.

Metode Montessori ini mendesain lingkungan belajar anak untuk lebih

mandiri, menjadikan proses belajar mengajar lebih efektif. Dalam pembelajaran

permulaan membaca umumnya tidak menggunakan alat peraga dalam bentuk

konkret hanya dengan buku panduan dan papan tulis atau disebut juga dengan

cara tradisional. Menjawab uraian diatas, alat peraga Montessori yang akan

dikembangkan bernama SMA (Small Movable Alphabet) yaitu alat peraga yang

terdiri dari 26 kompartemen, masing-masing berisi satu huruf dari alfabet.

Terdapat dua warna untuk setiap hurufnya, huruf vocal berwarna merah dan

warna biru untuk huruf konsonan. IRM (Individual Reading Learning) adalah alat

peraga yang berisi kartu gambar beserta kartu keterangan kartu bergambar. Alat

peraga tersebut terbuat dari bahan-bahan kayu yang didesain secara aman agar

tidak membahayakan siswa saat menggunakannya. Alat peraga Montessori yang

dikembangkan tersebut diharapkan membantu siswa dalam mengubah konsep

membaca yang abstrak menjadi konkret.

Proses pengembangan alat peraga bahasa berbasis metode Montessori ini

dilakukan dengan subjek tiga siswa kelas I yaitu dilakukan di SD Bopkri

Demangan III Yogyakarta sebagai sampel penelitian. Penelitian ini bertujuan

untuk melakukan inovasi pembelajaran melalui pembuatan alat peraga dengan

judul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Materi

Membaca Berbasis Metode Montessori”. Tujuan pengembangan alat peraga ini

adalah untuk memberikan sumbangan ilmu terhadap pendidikan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

8

tentang pengembangan alat yang diuji secara ilmiah guna mengetahui kualitas alat

peraga.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan alat peraga berbasis metode montessori

pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas 1 SD Bopkri Demangan

III?

1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang

digunakan untuk melatih kemampuan membaca pada siswa kelas 1 SD?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan alat peraga berbasis metode Montessori sesuai dengan

kemampuan membaca pada siswa kelas I SD.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas alat peraga berbasis metode Montessori yang

digunakan untuk melatih kemampuan membaca pada siswa kelas I SD.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoristis

Alat peraga ini dapat membantu siswa dalam mempelajari dasar

membaca dengan suasana menyenangkan dan mudah untuk dipahami.

Siswa juga dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Dengan

alat peraga kartu gambar siswa dapat mengetahui letak kesalahan

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

9

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Guru

Sebagai referensi bagi guru dalam mengembangkan alat peraga untuk

materi membaca menggunakan bahan yang kontekstual.

1.4.2.2 Bagi Siswa

1.4.2.2.1 Memberikan pengalaman bagi siswa dalam menggunakan alat peraga

yang telah diuji coba secara ilmiah.

1.4.2.2.2 Membantu siswa kelas I SD Bopkri Demangan III Yogyakarta tahun

ajaran 2014/2015 dalam memahami materi.

1.4.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan guna menambah

alat peraga materi membaca untuk siswa kelas I SD Bopkri Demangan

III Yogyakarta

1.4.2.4 Bagi Peneliti

1.4.2.4.1 Mendapat pengalaman dalam memvalidasi alat peraga yang telah

dikembangkan dan menguji cobakan alat peraga kepada sekelompok

siswa.

1.4.2.4.2 Mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan alat peraga bahasa

berbasis metode Montessori yang diuji coba secara ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

10

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah alat peraga bahasa yang

berbasis Metode Montessori beserta album penggunaannya. Alat peraga

Montessori yang dikembangkan yaitu Individual Reading Material (IRM) dan

Small Movable Alfabet (SMA) yang berupa tempat kartu bergambar, pembatas

kartu bergambar, kartu bergambar, keterangan kartu bergambar, stik kartu

bergambar dan kotak alfabet yang digunakan sebagai alat pendukung.

Alat peraga ini diharapkan mampu membantu anak dalam permulaan

membaca. Adapun indikator materi pembelajaran yang dipelajari menggunakan

alat peraga yang dikembangkan yaitu kognitif; 3.1.1 Menyebutkan isi kartu

gambar dengan lafal yang tepat melalui uraian secara lisan, 3.1.2 Mengeja satu

kata dengan tepat melalui uraian secara lisan, 3.1.3 Membaca satu kata dengan

tepat melalui uraian secara lisan, 3.2.1 Menyusun satu kalimat sederhana dengan

tepat melalui uraian secara lisan, 3.2.2 Membaca satu kalimat sederhana dengan

tepat melalui uraian secara lisan. Afektif ; 3.1.4 Menunjukan huruf yang tersedia

dalam kartu gambar sesuai dengan gambar yang tersedia dengan tepat melalui

uraian secara lisan. Psikomotorik ; 3.1.5 Mencocokan gambar dan huruf dengan

tepat melalui uraian secara lisan, 3.2.3 Membuat kalimat sederhana dengan tepat

melalui uraian secara lisan.

Alat peraga ini dibuat menggunakan bahan kayu. Kayu yang dipilih oleh

peneliti adalah kayu dari pohon pinus. Pohon pinus merupakan bahan mudah

diperoleh di daerah Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

11

Gambar 1. Desain Wadah Kartu Bergambar

Gambar 2. Desain Wadah Kartu Bergambar

Tempat kartu bergambar beserta nama bergambar ini terbuat dari kayu

pinus yang terdiri dari empat tempat beberbentuk persegi panjang untuk

meletakkan kartu bergambar dan nama keterangan gambar. Tempat kartu

bergambar ini memiliki ukuran 25 cm x 25,2 cm dengan ketebalan 0,6 cm. Tinggi

tempat kartu bergambar ini adalah 5,3 cm. lebar dari tempat kartu bergambar

adalah 8 cm sedangkan untuk stik nama keterangan gambar adalah 3 cm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

12

Gambar 3. Desain Pembatas Kartu Bergambar, Kartu Bergambar dan Kartu

Koreksi

Kartu bergambar ini terbuat dari kayu pinus yang dilapisi stiker yang

sudah tersedia gambarnya. Berbentuk persegi dengan ukuran 10 cm x 7,5 cm.

Kartu bergambar ini terdiri dari gambar tentang nama-nama hewan, anggota

keluarga, buah-buahan, sayur-sayuran, alat transportasi, perlengkapan sekolah.

Alat ini juga didukung dengan kata kerja yang melengkapi alat sehingga nama-

nama tersebut dapat terbentuk sebuah kalimat sederhana.

Masing-masing dalam nama-nama tersebut diberi warna berbeda agar

siswa dapat membedakan nama-nama tersebut dengan mudah. Untuk kata kerja

diberi warna ungu, untuk keluarga diberi warna merah jambu, untuk nama buah-

buahan diberi warna jingga, nama-nama peralatan sekolah diberi warna krem,

nama-nama alat transportasi diberi warna merah, nama sayur-sayuran diberi

warna hijau, nama-nama warna diberi warna hitam, nama-nama hewan peliharaan

diberi warna biru, nama-nama hewan liar diberi warna kuning, dan nama-nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

13

angka diberi warna putih. Selain warna juga terdapat pembatas kartu bergambar

untuk pemberitahuan sudah berganti warna yang terdapat jenis nama kartu-kartu

tersebut.

Dalam kartu bergambar ini juga terdapat nama keterangan kartu

bergambar yang berukuran 7,5 cm x 2,5 cm. Nama keterangan kartu bergambar

ini berfungsi sebagai kontrol kesalahan pada kartu bergambar. Yang digunakan

setelah siswa dapat membaca 1 kata.

Gambar 4. Desain Stik Kartu Bergambar

Stik kartu bergambar ini terbuat dari kayu pinus yang memiliki ukuran 40

cm x 5 cm x 3,5 cm. Di bagian atas stik kartu dilubangi sedikit sesuai ukuran

ketebalan kartu bergambar yang berguna untuk menyelipkan kartu bergambar.

Kedalaman stik kartu ini sampai 2,5 cm sesuai dengan ketinggian keterangan

nama gambar yang terdapat pada kartu bergambar. Sehingga ketika dimasukkan

kedalam stik kartu bergambar nama keterangan kartu bergambar ini tertutupi agar

siswa dapat menjawab sendiri gambar yang terdapat pada kartu dengan bantuan

menggunakan SMA (Small Movable Alphabeth).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

14

Gambar 5. Desain wadah alat peraga Small Movable Alphabet (SMA)

Gambar 6. Desain Huruf Alfabet Small Movable Alphabet (SMA)

Small movable alphabet atau yang disingkat dengan (SMA) tempatnya

terbuat dari bahan kayu pinus. Small movable alphabet (SMA) ini mempunyai

ukuran 36,5 cm x 40 cm x 3.3 cm pada bagian tutup alat. Untuk bagian tempat

alfabet setiap kolom dari abjad A-Z mempunyai ukuran 5,3 cm kecuali abjad M

dan W yang memiliki ukuran 10,7 cm. Sedangkan ukuran pada setiap alfabet

disesuaikan dengan ukuran alat peraga Small movable alphabet (SMA) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

15

terdapat dalam ruangan Montessori Universitas Sanata Dharma. Alfabet dibuat

dengan menggunakan bahan fiber dengan ketebalan 0,3 cm. Alat ini digunakan

untuk mengeja dan membantu siswa ketika ingin membentuk sebuah kata.

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1.6.1 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu melalui

pengalaman dan interaksi individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang berbeda dari proses sebelum dan sesudah belajar.

1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta

didik yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik

melalui sumber belajar.

1.6.3 Alat peraga adalah suatu alat bantu dalam proses belajar dan mengajar

yang dapat merangsang siswa untuk berfikir, merangsang siswa menjadi

aktif dan merangsang siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri.

1.6.4 Alat peraga berbasis metode Montessori adalah alat peraga yang memiliki

5 karakteristik yaitu 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto correction, 4) auto

education, dan 5) kontekstual yang dirancang untuk membantu siswa

dalam memahami materi secara nyata dengan alat peraga yang terdapat di

kelas Montessori sesuai dengan bidangnya.

1.6.5 Metode Montessori adalah sebuah metode pendidikan yang menekankan

anak pada kemandirian, kebebasan dengan batasan tertentu dan

penyesuaian diri dari lingkungan belajar anak dengan tingkat

perkembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

16

1.6.5 Perkembangan anak adalah suatu pertumbuhan dan perluasan secara

bertahap, dimulai dari hal yang sederhana kepada hal yang lebih

kompleks.

1.6.6 Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memiliki peran penting dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di Indonesia terdapat

banyak budaya yang masing-masing memiliki bahasanya sendiri. Sehingga

bahasa Indonesia diperlukan sebagai bahasa kesatuan.

1.6.7 Membaca adalah suatu proses dan aktivitas yang dilakukan untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan.

1.6.8 Suku kata adalah bagian terkecil dari sebuah kata yang terdiri dari vokal

dan konsonan.

1.6.9 Kata adalah satuan bebas yang yang dapat diucapkan secara berdikari.

1.6.10 Kalimat adalah susunan kata yang memiliki makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

17

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan membahas tentang landasan teori yang dibagi menjadi

tiga bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

2.1.1.1 Belajar

Kegiatan belajar sangat penting bagi setiap kehidupan. Banyak pengertian

yang telah didefinisikan oleh para ahli. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono & Haryanto, 2011:9)

senada dengan Witherington (1952) seperti yang dikutip oleh Sukmadinata

(2014:155) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,

yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Tidak berbeda

dengan pendapat Gagne (1989) yang dikutip dalam (Susanto, 2015:1) belajar

dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah

prilakunya sebagai akibat pengalaman.

Definisi lain tentang belajar adalah suatu aktivitas mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan berbekas (W.S

Winkel, 2002) yang dikutip dalam (Susanto, 2015:4). Berdasarkan definisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

18

beberapa ahli tersebut, belajar dapat diartikan bahwa belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan individu melalui pengalaman dan interaksi individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berbeda dari proses

sebelum dan sesudah belajar.

Dengan belajar secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.

Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa

sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama,

siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,

minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar,

metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Senada dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Wasliman (2007:158), hasil belajar yang

dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai factor yang

memengaruhi, baik factor eksternal maupun factor internal. Factor internal

merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang

memengaruhi kemampuan belajarnya sedangan factor eksternal yaitu factor yang

berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, belajar tumbuh dan berkembang

diperoleh melalui pengalaman yang diperoleh melalui kehidupan keluarga,

sekolah sampai pada penemuan bagaimana peserta didik dapat menempatkan

dirinya kedalam keseluruhan kehidupan dimana ia berada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

19

Untuk menunjang peningkatan belajar siswa, prinsip-prinsip belajar perlu

dimiliki siswa. Dari berbagai prinsip tersebut terdapat beberapa prinsip yang

relative berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya

pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun

bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip ini berkaitan

dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,

pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

a) Perhatian dan motivasi

Perhatian memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang

tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek. Perhatian siswa dalam

pembelajaran yaitu kegiatan siswa yang dilakukan di dalam kelas yang

tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung (tidak ada kegiatan

lain yang dilakukan siswa). Dari kajian teori belajar pengolahan

informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi

belajar (Gage dan Berliner, 1984: 335). Apabila bahan pelajaran itu

dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar

lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan

membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengerahkan aktivitas

seseorang. Motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru

berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

20

sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah

satu factor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang

dapat memntukan keberhasilan belajar siswa dalm bidang pengetahuan,

nilai-nilai, dan keterampilan.

b) Keaktifan

Jhon Dewey misalnya mengemukakan, bahwa belajar adalah

menyangkut apa yang yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri,

maka inisiatif harus dating dari siswa sendiri. Menurut teori kognitif,

belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah

informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpan saja tanpa

mengadakan transformasi menurut Gage and Berliner (1984: 276) dalam

Dimyanti,dkk (2013:44). Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif,

konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk

mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya. Dalam proses belajar-mengajar anak mampu

mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,

menganalisis, menafsirkan, dan manrik kesimpulan.

c) Keterlibatan langsung / pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah

mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Pentingnya

keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey

dengan “ learning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui

perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

21

individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah

(problem solving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

d) Pengulangan

Menurut teori psikologi daya belajar adalah melatih daya-daya

yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,

mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dan sebagainya. Dengan

mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-

daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan

menjadi sempurna.

e) Tantangan

Dalam situsi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin

dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar,

maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari

bahan belajar tersebut.

f) Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan

mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan

merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi

usaha selanjutnya.namun dorongan belajar itu menurut Skinner tidak

saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak

menyenangkan. Atau dengan kata lain dengan penguatan positif maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

22

negatif dapat memperkuat belajar menurut Gage dan Berliner (1984:272)

dalam Dimyanti,dkk (2013:48).

Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau

penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek

pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut

tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat.

g) Perbedaan individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua

orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan

yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian,

dan sifat-sifatnya.

2.1.1.2 Pembelajaran

Pembelajaran sangat penting dalam proses belajar. Selain pengalaman

siswa dapat dikatakan berhasil apabila siswa tersebut sudah mengalami

pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa

melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar-benar membangun

pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya (Abidin,

2012: 3). Istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar

menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 dalam

Susanto (2015:19) pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Senada

dengan Trianto (2010:17) pembelajaran merupakan interaksi dua arah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

23

dilakukan oleh guru dan siswa secara intens dan terarah menuju pada suatu tujuan

yang ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian oleh para ahli tersebut dapat diartikan

pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik

yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik melalui sumber

belajar.

2.1.2 Alat Peraga

Dalam sub bab ini akan membahas tentang pengertian alat peraga dan alat

peraga Montessori. Berikut pengertiannya :

2.1.2.1 Alat Peraga

Alat peraga merupakan suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga

dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif

dan efesien (sudjana, 2002: 59). Adapun pendapat dari Rohadi (2013:10) alat

peraga merupakan alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta,

konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkret. Alat

peraga terdiri atas dua jenis yaitu media pembawa informasi dan media digunakan

sekaligus sebagai alat untuk menambahkan konsep kepada siswa seperti alat-alat

peraga matematika (Suherman, 2003: 138). Menurut Suherman (2003: 243) ada

beberapa keuntungan yang diperoleh apabila menggunakan alat peraga, yaitu

proses belajar mengajar termotivasi dan konsep abstrak seperti misalnya

pelajaran matematika dapat tersaji dalam bentuk konkret, hubungan antara konsep

abstrak dan benda di alam sekitar akan lebih mudah dipahami siswa, merangsang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

24

siswa untuk berpikir, merangsang siswa menjadi aktif dan merangsang siswa

memecahkan masalahnya sendiri.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga

adalah suatu alat bantu dalam proses belajar dan mengajar yang dapat merangsang

siswa untuk berfikir, merangsang siswa menjadi aktif da merangsang siswa untuk

memecahkan masalahnya sendiri.

2.1.2.2 Alat Peraga Montessori

Alat peraga Montessori adalah alat peraga yang dikembangkan oleh maria

Montessori dengan mengacu pada teori Itard dan Seguin. Alat peraga Montessori

adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata

pelajaran dalam pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Alat peraga menurut Montessori merupakan kesatuan bahan-bahan yang

dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anak secara individu dan mendukung

kemampuannya (Hainstock, 1997:80). Sejalan dengan pendapat Lillard (2013: 11)

Alat peraga Montessori didesain dengan mengembangkan unsur kesederhanaan

dan kemungkinan anak belajar secara kreatif dan belajar dari penemuan, dan

memungkinkan anak dapat memperbaiki kesalahan mereka sendiri.

Selain itu Alat peraga yang digunakan oleh Montessori memiliki empat

ciri-ciri sebagai berikut (Montessori, 2002:171-176).

1) Menarik

Alat peraga Montessori secara spontan menarik perhatian anak ( Montessori,

2002: 174-175). Alat peraga yang menarik dapat dilihat melalui berbagai

bentuk serta keindahan dalam bermacam-macam warna yang lembut dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

25

cerah. Hal tersebut secara spontan menarik perhatian siswa untuk belajar

menggunakan alat peraga Montessori.

2) Bergradasi

Alat peraga montessori mengandung gradasi atau rangsangan yang rasional

tentang suatu gradasi (Montessori, 2002: 175). Bergradasi yang dimaksudkan

yaitu dapat dilihat dari segi warna dimulai dari warna yang lembut ke cerah

sampai ke gelap. Dari segi bentuk dimulai dari yang terkecil hingga yang

terbesar. Dan dapat dilihat dari tingkat kesulitannya yaitu salah satu alat

peraga yang belajar dari fase mudah sampai ke yang tersulit.

3) Auto correction

Dapat menunjukan sendiri setiap kesalahan (auto-correction) sehingga anak

dapat mengetahu sendiri ketika anak membuat kekeliruan ( Montessori, 2002:

172). Contoh yang diberikan Montessori yaitu tentang model balok yang

berlubang-lubang (papan silinder). Dalam alat peraga tersebut terdapat papan

silider yang wadahnya memiliki lubang-lubang yang mempunyai gradasi dari

lubang terkecil hingga terbesar. Saat anak menggunakan alat peraga tersebut

anak akan merasa antusias untuk menghubungkan silinder dengan lubang dari

yang terkecil dan terbesar sesuai dengan ukuran silinder dan lubangnya.

Ketika anak salah memasukan silinder pada ukuran lubangnya anak dapat

mengetahui kesalahannya sendiri bahwa silinder tersebut tidak cocok dengan

lubang yang dimasukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

26

4) Auto education

Alat peraga Montessori memungkinkan anak melakukan pendidikan diri

(auto-education). Sehingga pendidikan pengindraan dapat dilakukan anak

sendiri dan campur tangan pendidik semakin diminimalisir (Montessori,

2002: 172). Dalam konsep Montessori tentang peran pengajar memiliki

perbedaan dengan mengajar pada umumnya. Sementara para pengajar di

sekolah-sekolah dasar konvesional menguasai panggung utama kelas sebagai

titik fokus perhatian anak-anak, Montessori mengubah peran tersebut dan

mengubah peran tersebut menjadi direktris. Direktris hanya bertugas untuk

menjadi fasilitator dalam kegiatan belajar mereka.

5) Kontekstual

Alat peraga Montessori memiliki 4 ciri-ciri yang telah disebutkan. Pada

penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Pendekatan

kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata (Nurhadi dalam pendekatan

kontekstual.Pdf). pendekatan kontekstual atau bisa disebut juga dengan

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem belajar yang

didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila

mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan

mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa

mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah

mereka miliki sebelumnya (Johnson, 2010: 14). Dalam kelas kontekstual,

tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

27

lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi

(Krissandi, 2017: 83).

Berdasarkan paparan tersebut alat peraga Montessori adalah alat peraga

yang memiliki 5 karakteristik dirancang untuk membantu siswa dengan siswa

dapat memahami materi secara nyata dengan alat peraga yang terdapat di kelas

Montessori sesuai dengan bidangnya.

2.1.3 Metode Montessori

2.1.3.1 Sejarah Metode Montessori

Metode Montessori diperkenalkan pertama kali oleh Maria Montessori.

Maria Montessori adalah anak tunggal dari Alessandro Montessori dan Renilde

Stoppani. Maria Montessori lahir di Chiaravalle, Ancona, Italia Utara pada

tanggal 31 agustus 1870. Montessori lahir dari keluarga yang terpandang ayahnya

bekerja di perusahaan garam dan tembakau milik Negara sebagai pengawas

sedangakn ibu Montessori adalah wanita nberpendidikan tinggi dengan latar

belakang keluarga yang kaya dan terpandang (Gerarld, 2013: 1). Sebagai

seorang anak yang beruntung, Maria Montessori mendapatkan pendidikan yang

baik saat di negaranya sendiri mengalami keterbelakangan yaitu tingkat buta huruf

yang cukup besar (Magini, 2013: 7-11).

Saat sekolah dasar Montessori bersekolah di Via Di San Nicolo Da

Tolentino. Sekolah dasar tersebut merupakan sekolah paling modern dan terbaik

pada masa itu. Kemudian pada tahun 1883, Montessori yang berusia tiga belas

tahun diterima sebagai murid di sekolah teknik negri yaitu di Regia Secula

Technica Michelangelo Buonarroti. Maria Montessori mengikuti kurikulum tujuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

28

tahun nasional, yang mencangkup kesusasteraan italia, bahasa prancis, ilmu

matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Maria lulus dengan nilai-nilai yang

tinggi dengan nilai kumulatif akhir 137 dari nilai maksimal 150. Setelah

menyelesaikan studinya di Scoula Technica Maria masuk ke Region Instituto

Technico Leonardo Da Vinci, dimana dari 1886 hingga 1890 mengikuti

pelajaran-pelajaran di bidang teknik. Pada tahun 1890, dalam sebuah keputusan

karir yang penting Montessori memutuskan untuk meninggalkan studi teknik dan

berpindah kebidang kedokteran (Gerald, 2013:6). Ketika ingin mendaftar kuliah

jurusan kedokteran Montessori mengalami kesulitan dikarenakan pihak

universitas menolak karena ilmu-ilmu dalam bidang kedokteran hanya boleh

dipelajari oleh kaum laki-laki. Namun Montessori memiliki keinginan yang kuat

sehingga untuk sementara Montessori masuk fakultas IPA yang kemudian masuk

ke fakultas kedokteran setelah mendapat diploma. Montessori adalah perempuan

pertama yang diterima di fakultas kedokteran tersebut dan satu-satunya

perempuan di fakultas kedokteran saat itu (Magini, 2013:14-17).

Saat menempuh pendidikan di Universitas Roma dalam bidang

kedokteran, Montessori melakukan penelitian di klinik psikiatri sebagai assisten

dokter. Penemuan-penemuan terhadap anak ketika mengamati anak yang memiliki

kelemahan dalam berpikir atau feeble-minded children. Disisi melakukan

penelitian Montessori belajar dari tulisan beberapa ahli, diantaranya, Pinel, murid

Pinel yaitu Jean Itard, dan Edward Seguin (Montessori, 2002: 28-35). Edward

Seguin adalah murid yang melakukan penelitian lebih lanjut dari teori Itard

dengan mencetuskan “pedagogiaortofrencia” yaitu pendidikan untuk anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

29

tunagrahita. Pendidikan yang ditanamkan oleh Seguin menekankan pada kegiatan

fisik yang merangsang saraf-saraf yang lemah, agar dapat berfungsi maksimal

(Magini, 2013: 26-27). Melalui Pinel, Itard dan Seguin Montessori berani

menerapkan metode eksperimennya dengan membangun penampungan anak-anak

miskin yang ditinggal orang tuanya bekerja atas tawaran Insinyur Edorado

Talamo. Tempat tersebut diberi nama Casa dei Bambini (Children’s Houses).

Casa dei Bambini pertama dibangun di Via dei Marsi 58 pada tanggal 6 Januari

1907. Dan yang kedua dibangun di San Lorenzo pada tanggal 7 April 1907.

Keberanian Montessori dalam mewujudkan ilmu yang dipelajarinya dalam

eksperimen telah melahirkan solusi baru bagi anak-anak. Anak dipersiapkan tidak

sekedar berprestasi namun juga dididik sebagai pembelajar yang sesungguhnya.

2.1.3.2 Karakteristik Metode Montessori

Metode Montessori dikenal dengan menyediakan bahan atau materi belajar

yang dibutuhkan anak pada setiap tahap perkembangannya. Salah satu prinsip

pendidikan yang bercangkupan luas dari Montessori adalah bahwa proses belajar

anak-anak paling baik diselenggarakan dalam lingkungan yang tertata dan

tertruktur (Gutek, 2013:25). Ciri-ciri sekolah Montessori ini menekankan siswa

pada kemandirian, kebebasan dengan batasan tertentu, dan menghargai

perkembangan anak sebagai individu yang unik. Sekolah ini dirangkai sedemikian

rupa supaya anak dapat melatih indera anak dan melatih keterampilan-

keterampilan (Gutek, 2013:26). Di sekolah umum kelas 1 biasanya terdiri dari

usia 6 sampai 7 tahun, berbedaa dengan metode Montessori kelas ini mencampur

usia 2 1/2 tahun sampai 6 tahun, sebab anak-anak kecil akan belajar dari anak-anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

30

yang lebih besar. Anak juga diberi kebebasan dalam memilih kegiatannya sendiri,

yang sudah dirancang untuk usianya. Salah satu cara yang digunakan adalah

memberikan anak kesempatan untuk berekspresi dari hal yang dirasakan, sehingga

anak akan lebih sedikit menerima interverensi dari pendidik. Hal tersebut akan

mengurangi tingkat kekecewaan seorang anak (Lillard, 2005: 15). Dalam metode

Montessori ini seorang direktris atau fasilitator hanya sebagai pengamat saat anak

menggunakan alat peraga, direktris tidak memberi intruksi melainkan akan

menjelaskan sesuatu ketika ditanya anak (Magini, 2013: 48). Kebebasan individu

akan mencapai kedisiplinan anak. Kedisiplinan disini diartikan bahwa seorang

anak dapat menentukan sikapnya sendiri terhadap aturan. Kebebasan seorang anak

bukan berarti tanpa batas. Seorang direktris dapat mengambil sikap tertentu

terhadap anak yang menggangu temannya atau menyakiti temannya (Montessori,

2002: 86-87). Ciri khas yang lain dari metode Montessori adalah adanya

kombinasi usia dalam satu kelas. Artinya, dalam satu kelas dapat dihuni oleh

beberapa usia yang disesuaikan dengan tahap perkembangan, diantaranya, sebagai

berikut 0-3 tahun, 3-6 tahun, 6-9 tahun, dan 9-12 tahun dalam kelas yang sama

(Hainstock, 1997: 10).

Selain itu metode montessori memegang delapan prinsip pembelajaran.

Prinsip yang pertama adalah kebebasan anak dalam melakukan aktivitasnya.

Montessori meyakini bahwa kognisinya akan berkembang seturut dengan aktivitas

yang dilakukan anak. Kedua adalah kebebasan memilih. Ketiga adalah niat belajar

anak. Alat peraga di lingkungan belajar yang menarik membuat anak termotivasi

dalam belajar. Keempat adalah tidak adanya pemberian hadiah. Keberhasilan anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

31

dan penguatan yang diberikan oleh direktris merupakan hadiah yang efektif.

Kelima adalah belajar dengan teman sebaya. Anak belajar dengan temannya

sehingga mereka akan belajar untuk saling menolong. Keenam adalah keelasan

suatu konteks pembelajaran. Ketujuh adalah hubungan antara guru dan anak.

Anak akan lebih berkembang ketika anak menjadi pusat pembelajaran. Kedelapan

adalah keteraturan lingkungan belajar. Lingkungan dipersiapkan agar anak

memperoleh ilmu disetiap kegiatan belajar yang dilakukan (Magini, 2012: 46-55)

Pembelajaran yang menggunakan metode Montessori telah memiliki

tujuan dalam menyiapkan jalan bagi seseorang yang ingin belajar. Belajar yang

dapat memberikan bekal ilmu tanpa memaksa kebebasan seseorang dalam

beraktivitas apabila prinsip-prinsip metode Montessori tetap dilaksanakan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode Montessori

adalah sebuah metode pendidikan yang menekankan anak pada kemandirian,

kebebasan dengan batasan tertentu dan penyesuaian diri dari lingkungan belajar

anak dengan tingkat perkembangannya.

2.1.4 Perkembangan Anak

2.1.4.1 Perkembangan Anak Menurut Jean Piaget

Empat tahap perkembangan kognitif menurut jean piaget dalam

(Santrock,2008: 48).

1) Tahap sensorimotor (dari kelahiran sampai usia 2 tahun)

Bayi membangun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan

pengalaman indrawi dan tindakan fisik. Bayi melangkah maju dari

tindakan instingtual dan reflektif saat baru saja lahir ke pemikiran simbolis

menjelang akhir tahap ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

32

2) Tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun)

Anak mulai meresepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan

gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui

koneksi informasi indrawi dan tindakan fisik.

3) Tahap operasional konkret (usia 7 sampai 11 tahun)

Anak kini bisa bernalar secara logis tentang kejadian-kejadian konkret dan

mampu mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda-beda.

4) Tahap operasional formal ( usia 11 tahun sampai dewasa)

Remaja berpikir secara abstrak, idealistis, dan logis.

Adapun tahap perkembangan anak menurut Montessori :

2.1.4.2 Perkembangan Anak Menurut Montessori

Montessori membagi perkembangan anak menjadi beberapa tahap

berdasarkan rentang usianya. Holt (2008) dan liliard (2005) menyatakan bahwa

Montessori membagi masa perkembangan anak menjadi tiga kelompok rentang

usia, yaitu :

1) Usia 0-6 tahun

Pada usia ini, anak mengalami periode perkembangan yang berkaitan

dengan periode sensitif (periode peka), periode perkembangan inteligensi,

periode pembelajaran tentang keteraturan, periode pembelajaran bahasa

(menulis dan membaca) pada usia tiga hingga lima tahun, periode

pembelajaran untuk berjalan, bersikap dan bertindak untuk kepentingan

sendiri (egosentrik), memiliki energy untuk fokus pada pengembangan

diri. Periode ini juga disebut dengan periode absorbent mind.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

33

2) Usia 6-12

Tahap usia anak ini bercirikan memiliki ketertarikan dalam bersosialisasi

dengan teman sebaya, memiliki energy ekstra secara fisik, kondisi fisik

lebih sehat, periode belajar yang mendalam (intellectual period). Periode

belajar mendalam terlihat dari adanya ledakan kemampuan menulis dan

membaca di usia enam tahun.

3) Usia 12-18

Pada tahap ini, anak memiliki kemampuan berpikir abstrak dan

berimajinasi, kemampuan bersikap hormat dengan kelompok, kemampuan

bekerja sama dengan rekan dalam menyelesaikan suatu proyek.

Berdasarkan tahapan perkembangan anak menurut para ahli perkembangan

anak usia sekolah dasar adalah pada usia 6-12 tahun yang berada pada periode

belajar yang mendalam (intellectual period) . Dalam periode ini siswa kelas I

Sekolah Dasar termasuk dalam usia 6 sampai 7 tahun yang berarti masuk dalam

periode belajar yang mendalam (intellectual period,) menguruaikan bahwa siswa

kelas I Sekolah Dasar sudah dapat mendalami pembelajaran dengan kemampuan

menulis dan membacanya. Oleh sebab itu, penelitian pengembangan ini relevan

dilakukan karena membantu anak yang berkesulitan dalam mendalami materi

membaca.

Melalui tahapan-tahapan perkembangan menurut ahli dapat simpulkan

bahwa perkembangan anak adalah suatu pertumbuhan dan perluasan secara

bertahap, dimulai dari hal yang sederhana kepada hal yang lebih kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

34

2.1.5 Bahasa Indonesia

Dalam berbagai Negara di dunia pasti masing-masing Negara memiliki

bahasa yang dipergunakan untuk berinteraksi satu sama lain karena bahasa adalah

bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada

sistem simbol (Santrock,2008: 67). Senada dengan Widjono (2007 : 14) bahasa

adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

masyarakat pemakainya. Dapat disimpulkan bahwa bahasa sangat penting

digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Bahasa prancis misalnya

merupakan alat yang penting memungkinkan setiap bangsawan prancis saling

berhubungan. Kita akan melihat bahwa bahasa manapun berubah bersama waktu.

Hal itu pada dasarnya untuk menyesuaikan diri secara paling hemat dengan

pemuasan kebutuhan komunikasi masyarakat penggunanya (Andre Martinet,

1987: 22). Dilihat dari perkembangan jaman saat ini banyak sekali perubahan

bahasa yang terjadi sehingga pembelajaran bahasa di sekolah diperlukan untuk

mendapatkan pengetahuan yang baik dalam mengungkapkan untuk berinterikasi

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

2.1.5.1 Sejarah Bahasa Indonesia

Berawal dari sumpah pemuda 28 oktober 1928, bahasa Indonesia

mempunyai fungsi majemuk, menjadi bahasa persatuan, bahasa Negara, bahasa

resmi, bahasa penguhubung antar individu, bahasa pergaulan, dan yang tak kalah

penting sebagai bahasa pengantar di semua sekolah di Indonesia. Bahasa

Indonesia dilatarbelakangi oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing

mempunyai bahasa daerahnya yang menjadikannya bahasa pertama. Walaupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

35

masih banyak orang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua,

sekarang makin banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama.

Bahasa kita yang dinamai bahasa Indonesia, berasal dari bahasa melayu,

yaitu salah satu bahasa daerah di bumi nusantara ini. Bahasa Indonesia, digunakan

sebagai salah satu alat yang mempersatukan bangsa yang bersuku-suku, untuk

mengusir penjajahan belanda dan meraih kemerdekaan.

Disisi lain bahasa adalah suatu hal yang diajarkan pertama kali melalui

seorang ibu agar pesan yang disampaikan dapat tercapai. Bahasa memiliki peran

yang vital dalam perkembangan kemampuan sosial, kognitif, dan akademik anak

(nation & snowling, 2004; gierut, 2004; eikeseth, 2003 dalam kumara dkk,

2014:1).

2.1.5.2 Ciri-ciri Bahasa

Dalam Nikelas (1988:5-8) mengemukakan ciri-ciri bahasa :

1) Bahasa sebagai bunyi suara

Bahasa adalah merupakan bunyi yang dikeluarkan melalui alat bicara

manusia dan didengar oleh pembicara yang lainnya.

2) Bahasa adalah sistematis

Bahasa merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat aturan-aturan

yang harus diikuti dan dimengerti oleh si pemakai bahasa .

3) Bahasa itu mngandung arti

Bahasa mengandung makna dan arti dari setiap symbol yang digunakan.

Bahasa dapat merujuk pada beragam objek, kejadian, hubungan antara objek

dan kejadian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

36

4) Bahasa bersifat universal

Dimanapun negaranya. Setiap bahasa mempunyai bunyi. Setiap bahasa

mempunyai bunyi konsonan dan bunyi vocal.

Selain bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa juga menentukan identitas

kelompok sosial. Bahasa jepang termasuk sistem tulisannya menunjukkan

identitas bahasa jepang. Bahasa Indonesia melambangkan kesatuan dan

kebanggaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengikat seluruh bahasa

Indonesia yang terdiri berbagai suku bangsa menyatu menjadi satu bangsa yang

mempunyai bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Bedasarkan pernyataan tersebut bahasa Indonesia adalah bahasa yang

memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Di Indonesia terdapat banyak budaya yang masing-masing memiliki

bahasanya sendiri. Sehingga bahasa Indonesia diperlukan sebagai bahasa

kesatuan.

2.1.5.3 Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pendidikan bahasa Indonesia merupakan pendidikan yang sangat penting

diajarkan di sekolah dasar karena bahasa Indonesia adalah wadah untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan

fungsi bahasa itu, terutama sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa

Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan

untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap

ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

37

juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk

menikmati dan menghargai sastra Indonesia.

Belajar bahasa tidak dapat dipandang sebagai proses yang lansung secara

berhasil dengan sendirinya tanpa diikut sertakan pihak-pihak yang berkaitan

dengannya dalam (Kaseng, 1989: 22). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia

perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur bangsa, serta

pembinaan rasa persatuan nasional. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP,2006:81), standar isi bahasa Indonesia sebagai berikut:” pembelajaran

Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

manusia Indonesia.”

Tujuan pelajaran Bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa (Susanto,2013:245). Adapun tujuan khusus pengajaran

bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran membaca,

meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam

kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya.

2.1.6 Perkembangan Bahasa Anak

2.1.6.1 Hakikat Perkembangan Bahasa

Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahasa ibu mereka

dalam waktu yang relative singkat. Ketika mereka mulai sekolah dam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

38

mempelajari bahasa secara formal, mereka sudah mengetahui cara berbicara untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Mereka sudah mengetahui dan mengucapkan

sejumlah besar kata. Namun, perkembangan bahasa tidak berhenti ketika seorang

anak sudah mulai bersekolah atau ketika dia sudah dewasa.

Bayi mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun,

sebelum dapat mengucapkan suatu kata. Mereka memperhatikan wajah orang

dewasa dan menanggapi orang dewasa, meskipun tentu saja belum menggunakan

bahasa dalam arti yang sebenarnya (Eimas, melalui Gleason, 1985: 2).

Selanjutnya ketika berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh, bermain dengan

bunyi seperti halnya bermain dengan jari-jari tangan dan jari-jari kakinya. Seperti

halnya kemampuan berjalan, kemampuan berbicara anak-anak seluruh dunia

mulai pada umur yang hampir sama dan dengan cara yang hampir sama.

Perkembangan bahasa pada periode ini disebut dengan perkembangan pra

linguistic (Gleason, 1985: 3). Kira-kira ketika anak berumur dua tahun, setelah

mengetahui kurang lebih lima puluh kata, kebanyakan anak mulai memasuki

tahap kombinasi dua kata. Kata-kata yang diucapkan ketika mencapai tahap satu

kata dikombinasikan dalam ucapan-ucapan pendek tanpa kata penunjuk, kata

depan, atau bentuk-brntuk lain yang seharusnya digunakan. Anak mulai dapat

mengucapkan “ma, mimik”, maksudnya “mama, saya minta minum”. Pada tahap

dua kata ini anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi tidak dapat

menggunakan bentuk bahasa yang menunjukan jumlah, jenis kelamin, dan waktu

terjadinya peristiwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

39

Pada waktu mulai masuk taman kanak-kanak, anak-anak telah memiliki

sejumlah kosa kata. Mereka dapat bergurau, bertengkar dengan teman-temannya

dan berbicara dengan sopan dengan orang tua dan guru mereka.

Selama periode usia sekolah dasar, anak-anak dihadapkan pada tugas

utama mempelajari bahasa tulis. Hal ini hampir tidak mungkin kalau mereka

belum menguasai bahasa lisan. Perkembangan bahasa anak pada usia sekolah

dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Kemampuan mereka

menggunakan bahasa berkembang.

Pada masa perkembangan selanjutnya, yakni pada usia remaja, terjadi

perkembangan bahasa yang penting, periode ini menurut gleason merupakan umur

yang sensitive untuk mempelajari bahasa. Remaja menggunakan gaya yang khas

dalam berbahasa, sebagai bagian dari terbentuknya identitas diri (1985: 6).

Akhirnya pada usia dewasa terjadi perbedaan-perbedaan yang besar antara

individu yang satu dan yang lain dalam hal perkembangan bahasanya. Hal ini

bergantung pada tingkat pendidikan, peran dalam masyarakat dan jenis pekerjaan.

2.1.7 Pengertian Membaca

Terambil dari salah satu aspek komunikasi dalam (Susanto, 2013: 216)

membaca (reading), kemampuan membaca merupakan kemampuan yang

kompleks, karena didalamnya terkait aspek mengingat, memahami,

membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan, dan akhirnya

menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan. Membaca pada hakikatnya

adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

40

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan

metakognitif dalam (Rahim,2007:2).

Belajar membaca dan membaca untuk belajar merupakan suatu bagian

yang penting dari setiap program membaca karena membaca merupakan salah

satu kunci keberhasilan seseorang dalam meraih ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam (Rahim,2007:130).

Dapat disimpulkan membaca adalah suatu proses dan aktivitas yang

dilakukan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.

2.1.7.1 Tahap Perkembangan Membaca

Membaca pada anak berlangsung pada beberapa tahap. Menurut

Tadkiroatun Musfiroh (2009: 8-9) berdasarkan penelitian yang dilakukan dibarat,

perkembangan membaca anak-anak dapat dikatagorikan ke dalam lima tahap,

yaitu sebagai beriku:

1) Tahap Magic

Pada tahap ini belajar tentang guna buku, mulai berpikir bahwa buku

adalah sesuatu yang penting. Anak melihatlihat buku, membawa-bawa

buku, dan sering memiliki buku favorit.

2) Tahap Konsep Diri

Anak melihat diri sendiri sebagai pembaca, mulai terlihat dalam kegiatan

“pura-pura membaca”, mengambil makna dari gambar, membahasakan

buku walaupun tidak cocok dengan teks yang ada di dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

41

3) Tahap Membaca Antara

Anak-anak memiliki kesadaran terhadap bahan cetak (print). Mereka

mungkin memilih kata yang sudah dikenal, mencatat kata-kata yang

berkaitan dengan dirinya, dapat membaca ulang cerita yang telah ditulis,

dapat membaca puisi. Anak-anak mungkin mempercayai setiap silabel

sebagai kata dan dapat menjadi frustasi ketika mencoba mencocokkan

bunyi dan tulisan. Pada tahap ini, anak mulai mengenali alfabet.

4) Tahap Lepas Landas

Pada tahap ini anak-anak mulai menggunakan tiga sistem tanda/ciri yakni

grafofonik, semantik, dan sintaksis. Mereka mulai bergairah membaca,

mulai mengenal huruf dari konteks, memperhatikan lingkungan huruf

cetak dan membaca apa pun di sekitarnya, seperti tulisan pada kemasan,

tanda-tanda. Resiko bahasa dari tiap tahap ini adalah jika anak diberikan

terlalu banyak perhatian pada setiap huruf.

5) Tahap Independen

Anak dapat membaca buku yang tidak dikenal secara mandiri,

mengkonstruksikan makna dari huruf dan dari pengalaman sebelumnya

dan isyarat penulis. Anak-anak dapat membuat perkiraan tentang materi

bacaan. Materi berhubungan langsung dengan pengalaman yang paling

mudah untuk dibaca, tetapi anak-anak dapat memahami struktur dan

genre yang dikenal, serta materi ekpositoris yang umum.

Menurut Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 90) bahwa, kemampuan

membaca anak dibagi menjadi empat tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

42

1) Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan

Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku dan menyadari

bahwa buku ini penting, melihat-lihat buku dan membalik-balik buku

kadang-kadang anak membawa buku kemana-mana tempat

kesenangannya.

2) Tahap membaca gambar

Anak usia TK sudah bisa memandang dirinya sebagai pembaca, dan

mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca

buku, memberi makna gambar, membaca buku dengan menggunakan

bahasa buku walaupun tidak cocok dengan tulisannya. Anak TK sudah

menyadari bahwa buku sebuah buku memiliki karakteristik khusus,

seperti judul, halaman, huruf, kata dan kalimat serta tanda baca walaupun

anak belum faham semuanya.

3) Tahap pengenalan bacaan

Pada tahap ini anak TK telah dapat menggunakan tiga sistem bahasa,

seperti fonem (bunyi huruf), semantik (arti kata), dan sintaksis (aturan

kata atau kalimat) secara bersama-sama. Anak yang sudah tertarik pada

bahan bacaan mulai mengingat kembali bentuk huruf dan konteksnya.

Anak mulai mengenal tanda-tanda yang ada pada benda-benda di

lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

43

4) Tahap membaca lancar

Pada tahap ini, anak sudah dapat membaca secara lancar berbagai jenis

buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas tentang tahap membaca

dari dua pendapat diatas sebenarnya hampir sama sehingga dapat

disimpulkan, bahwa ada beberapa tahap membaca yang dapat diterapkan

agar anak dapat membaca yaitu tahap magic, tahap konsep diri, tahap

pembaca antara, tahap lepas landas, tahap independen.

Dalam mengajarkan membaca harus memperhatikan aspek-aspek

perkembangan anak. Menurut Ahmad Rofi’uddin (1998:50) pengajaran membaca

diarahkan pada aspek-aspek:

(1) Pengembangan aspek sosial anak, yaitu : kemampuan bekerja sama,

percaya diri, pengendalan diri, kestabilan emosi, dan rasa tanggung

jawab.

(2) Pengembangan fisik, yaitu pengaturan gerak motorik, koordinasi gerak

mata dan tangan.

(3) Perkembangan kognitif, yaitu membedakan bunyi, huruf,

menghubungkan kata dan makna.

Menurut Rubin (Rofi’uddin, 1998:57-61) yang mengemukakan bahwa

pengajaran membaca yang paling baik adalah pengajaran yang didasarkan pada

kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai anak. Kegiatan

yang dilakukan dalam pengajaran membaca antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

44

(a) Peningkatan Ucapan

Pada kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kemampuan anak

mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Anak yang mengalami kesulitan

dalam mengucapkan bunyi-bunyi tertentu anak menghadapi kesulitan

dalam membaca. Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan anak bunyi tersebut

perlu dilatih secara terpisah.

(b) Kesadaran Fonemik ( Bunyi)

Pada kegiatan ini difokuskan untuk menyadarkan anak bahwa kata

dibentuk oleh fonem atau bunyi yang membedakan makna.

(c) Hubungan antara Bunyi-huruf

Syarat utama untuk dapat membaca adalah mengetahui tentang

hubungan bunyi-bunyi. Anak yang mengalami kesulitan dalam hal

hubungan bunyihuruf maka pengajaranya secara terpisah.

(d) Membedakan Bunyi-bunyi

Membedakan bunyi-bunyi merupakan kemampuan yang penting dalam

pemerolehan bahasa, khususnya membaca.

(e) Kemampuan Mengingat

Kemampuan mengingat yang dimaksud lebih mengarah pada

kemampuan untuk menilai apakah dua bunyi atau lebih itu sama atau

berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

45

(f) Membedakan huruf

Membedakan huruf adalah kemampuan membedakan huruf-huruf

(lambang bunyi). Jika anak masih kesulitan membedakan huruf, maka

anak belum siap membaca.

(g) Orientasi dari Kiri ke Kanan

Anak perlu disadarkan bahwa kegiatan membaca dalam bahasa

Indonesia menggunakan sistem dari kiri kekanan. Kesadaran ini perlu

ditanamkan pada anak “kidal”.

(h) Keterampilan Pemahaman

Anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan kognitifnya juga

mengalami kesulitan dalam membaca, sebab membaca pada dasarnya

merupakan kegiatan berpikir. Perlu disadari bahwa kegiatan

pemahaman tidak harus menunggu sampai lancar membaca.

(i) Penguasaan Kosa Kata

Pengenalan kata merupakan proses yang melibatkan kemampuan

mengidentifikasi simbol tulisan, mengucapkan dan menghubungkan

dengan makna.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan dalam pengajaran membaca kita

harus mengetahui aspek-aspek dasar membaca agar siswa mampu belajar

membaca sesuai tahap perkembangan membaca.

2.1.7.2 Manfaat Membaca

Dalam Hernowo ( 2015: 35) Terdapat manfaat membaca buku yaitu bahwa

orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

46

masa tua. Ini menurut riset mutakhir tentang otak. Bahkan secara tegas, penelitian

itu menyatakan bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk

menumbuhkan saraf-saraf baru di otak.

Rachmawati (2008: 4) menyebutkan manfaat membaca adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan kadar intelektual.

b. Memperoleh berbagai pengetahuan hidup.

c. Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas.

d. Memperkaya perbendaharaan kata.

e. Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

f. Meningkatkan keimanan.

g. Mendapatkan hiburan.

Berdasarkan pendapat diatas terdapat keterkaitan, bahwa manfaat

membaca adalah dapat membantu otak berpikir lebih mudah melalui pengetahuan-

pengetahuan yang didapat melalui kegiatan membaca.

2.1.7.3 Tujuan Membaca

Secara umum pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus

diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran membaca. Dalam

(Yunus, 2012:5) terdapat tiga tujuan membaca dalam pembelajaran membaca

yaitu (1) memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca, (2)

mampu membaca dalam hati dengan kecepatan membaca yang fleksibel, (3) serta

memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. Berdasarkan tujuan

pertama pembelajaran membaca haruslah ditekankan pada upaya mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

47

siswa agar ia mampu menikmati kegiatan membaca yang dilakukannya. Tanpa

rasa nikmat yang dirasakan siswa, pembelajaran membaca bisa saja tidak mampu

mencapai tujuan yang diharapkan. Sebab mencintai membaca adalah model awal

agar siswa bisa membaca dan tetap menjadi pembaca. Tujuan kedua dari

pembelajaran membaca adalah agar siswa mampu membaca dalam hati dengan

kecepatan yang fleksibel guna memperoleh pemahaman yang cukup. Fleksibilitas

membaca dapat diartikan sebagai keterampilan memilih gaya dalam membaca.

Pembaca yang fleksibel bukanlah orang yang membaca seluruh buku, melainkan

pembaca yang mampu menentukan bagian mana dari buku tersebut yang paling

penting untuk dia kuasai. Tujuan pembelajaran yang ketiga adalah agar siswa

memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan. tujuan ini

menyarankan agar pembelajaran membaca secara lebih khusus melatih siswa

menguasai berbagai strategi membaca.

Anderson dalam Dalman (2011: 6) mengemukakan tujuh macam tujuan

membaca, yaitu:

1. membaca untuk memperoleh fakta dan perincian;

2. memperoleh ide-ide utama;

3. mengetahui urutan/susunan struktur karangan;

4. menyimpulkan;

5. mengelompokkan/mengkasifikasikan;

6. menilai, dan mengevaluasi; dan

7. memperbandingkan atau mempertentangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

48

Oleh karna itu, membaca sangat penting diajarkan sejak dini karena

membaca akan terus diperlukan hingga masa depan karena segala informasi dan

pengetahuan terdapat pada kegiatan membaca.

2.1.8 Suku Kata, Kata dan Kalimat

2.1.8.1 Suku Kata

Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Vokal itu

dapat didahului atau diikuti oleh konsonan. Vocal itu pula dapat berdiri sendiri

sebagai satu suku kata ( Rumadi, 1989: 4). Bahasa Indonesia mengenal empat

macam pola umum suku kata seperti tampak dibawah ini.

a. Suku kata yang terdiri dari vokal (V) saja.

Misalnya : i-ni, su-a-ra, u-dang.

b. Suku kata yang terdiri atas urutan vokal + konsonan (VK).

Misalnya: in-dah, an-cam, om-bak.

c. Suku kata yang terdiri atas urutan konsonan + vokal + konsonan (KVK).

Misalnya : pan-tang, ma-las, se-jah-te-ra.

Dapat disimpulkan suku kata adalah bagian terkecil dari sebuah kata yang

terdiri dari vocal dan konsonan.

2.1.8.2 Kata

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan

perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam bahasa (dalam

KBBI 2006). Menurut Tarigan (1985: 6) kata adalah bentuk bebas yang paling

kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

49

Dapat disimpulkan kata merupakan satuan bebas yang yang dapat

diucapkan secara berdikari.

2.1.8.3 Kalimat

Kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang

yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan, 2005: 23). Kalimat umumnya

berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku (TBBBI,

2003: 35). Kesempurnaan sebuah kalimat sekurang-kurangnya dinyatakan dengan

dua konsep yaitu subyek, predikat, dan boleh dilengkapi dengan obyek maupun

keterangan.

Berdasarkan pengertian tersebut kalimat adalah susunan kata yang

memiliki makna.

Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

membaca adalah suatu hasil dari pencapaian melalui proses belajar membaca.

Dimulai dari memahami satu huruf menjadi sebuah kata dan berkembang menjadi

sebuah kalimat yang bermakna. Jika siswa sudah bisa membaca, siswa akan

mudah untuk memahami isi bacaan dan lebih banyak mengetahui segala informasi

dan pengetahuan melalui kegiatan membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

50

2.2 Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan membahas mengenai penelitian tentang

metode Montessori dan penelitian tentang materi membaca yang dijabarkan

sebagai berikut :

Berikut adalah beberapa penelitian yang berkaitan yang dilakukan oleh Yulinar

(2012), dan Ike Susanti (2012), Wulandari (2016).

Yulinar (2012) melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan

membaca anak melalui permainan kartu bergambar taman kanak-kanak pasaman

barat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak

melalui permainan kartu bergambar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca

anak melalui permainan kartu bergambar di taman kanak-kanak dharmawanita

tampus ujung gading kecamatan lembah melintang kabupaten pasaman barat dari

hasil yang diperoleh anak pada masing-masing indikator yang telah ditetapkan

maka anak yang mendapatkan nilai sangat baik pada siklus I dengan presentase

31% dan terus mengalami kenaikan menjadi 78% pada akhir siklus II ini

membedakan bahwa dengan permainan kartu bergambar dapat meningkatkan

dapat meningkatkan kemampuan membaca anak.

Ike susanti (2012) melakukan penelitian tentang penerapan metode

Montessori dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok

bermain talenta kabupaten bandung yang membahas tentang metode Montessori

yang dikenalkan oleh maria Montessori pada tahun 1907 melalui Case Dei

Bambini atau “Childern House” berkeyakinan bahwa pendidikan dimulai sejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

51

lahir, pikiran anak sebagai “absorbent mind” atau pikiran dapat menyerap karena

kemampuanya yang besar dalam belajar dan berasimilasi secara terus menerus

dan tanpa sadar dari dunia yang mengelilinginya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana dampak penerapan metode Montessori terhadap

keterampilan motorik halus. Berdasarkan hasil penelitian metode Montessori

memiliki dampak yang positif dalam hal perkembangan anak terutama dalam hal

memberikan stimulus atau meningkatkan keterampilan motorik anak dan dalam

hal motorik halus.

Wulandari (2016) telah melakukan penelitian dengan judul pengembangan

alat peraga membaca dan menulis permulaan berbasis metode Montessori.

Penelitian ini dilator belakangi oleh permasalahan dalam membaca dan menulis

permulaan pada siswa kelas I. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

dan pengembangan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa alat peraga

membaca dan menulis permulaan yang dikembangkan dari alat peraga Montessori

yaitu Large Movable Alphabet (LMA) memiliki beberapa komponen. Komponen

alat peraga berupa kotak huruf, kartu suku kata, kartu diftong, kartu kata, kartu

bergambar, kotak garis, papan petunjuk penulisan huruf, dan papan tulis.

Berdasarkan hasil uji coba lapangan terhadap penggunaan alat peraga Montessori

yang telah dikembangkan terjadi peningkatan. Perolehan nilai posttest lebih tinggi

daripada nilai pretest. Selisih rerata nilai membaca dalam pretest dan posttest

sebesar 26,2. Sedangkan selisih nilai menulis dalam pretest sebesar 10.

Berdasarkan perolehan tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga membaca

dan menulis permulaan yeng telah dikembangkan dari alat peraga Montessori,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

52

memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam membaca dan

menulis.

Menilik dari penelitian yang telah dilakukan tersebut menunjukan

keberhasilan penelitian dengan menggunakan media kartu bergambar dapat

meningkatkan prestasi membaca siswa yang berdampak baik untuk meningkatkan

keaktifan dan pemahaman belajar membaca siswa. Berdasarkan studi literatur

tentang penelitian- penelitian sebelumnya, belum ada penelitian pengembangan

alat peraga bahasa Indonesia berbasis metode Montessori. Saat ini banyak

penelitian menggunakan metode Montessori pada mata pelajaran matematika

yang dapat membantu kesulitan siswa dalam mengatasi belajar matematika maka

peneliti akan mengembangkan alat peraga bahasa Indonesia yaitu kartu bergambar

berbasis metode Montessori yang disebut sebagai Individual Reading Material

(IRM) dan Small Movable Alfabeth (SMA) untuk membantu siswa mengatasi

masalah kesulitan membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

53

2.2.1.1 Literature map hasil penelitian yang relevan di atas sebagai berikut :

Bagan 2.1 Literature map hasil penelitian yang relevan

2.3 Kerangka berpikir

Membaca merupakan kegiatan yang paling dasar dalam kegiatan

pembelajaran. Jika siswa belum dapat membaca, siswa tersebut akan sulit untuk

mengikuti pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu, membaca sangat penting

diajarkan sejak dini, siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran lainnya

jika siswa sudah lancar membaca. Dalam proses mengajarkan siswa untuk

membaca seorang guru memiliki konsep tersendiri agar siswa lancar membaca.

Selama peneliti mengikuti kegiatan perkuliahan dalam mata kuliah

Montessori peneliti tertarik untuk mengajarkan siswa membaca menggunakan alat

peraga berbasis metode Montessori. Metode ini mengajarkan untuk belajar

mandiri dan menyenangkan dan peran guru hanya sebagai fasilitator. Jadi siswa

Peningkatan

Kemampuan Membaca

Anak Melalui Permainan

Kartu Bergambar Taman

Kanak-Kanak Pasaman

Barat

Yulinar (2012)

Penerapan Metode

Montessori Dalam

Meningkatkan

Kemampuan Motorik

Halus Anak Di Kelompok

Bermain Talenta

Kabupaten Bandung

Ike susanti (2012)

Pengembangan Alat

Peraga Membaca dan

Menulis Permulaan

Berbasis Metode

Montessori

Wulandari (2016)

Yang diteliti

“Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Bahasa

Indonesia Materi Membaca Berbasis Metode

Montessori”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

54

akan lebih mudah mengekpresikan diri dan merasa bebas dalam belajar

menggunakan alat peraga Montessori. Dalam metode ini alat peraganya

mengandung ciri- ciri sebagai berikut, yang pertama yaitu menarik. Alat peraga

Montessori ini dibuat semenarik mungkin agar siswa lebih tertarik dalam belajar.

Yang kedua adalah bergradasi, yang melatih indra peraba dan indra penglihatan

anak. Yang ketiga yaitu pengendali kesalahan (auto correction), dalam alat peraga

montessori disiapkan alat pengendali kesalahan agar ketika siswa melakukan

kesalahan ketika sedang menggunakan alat siswa dapat mengkoreksi sendiri

kesalahannya. Yang keempat yaitu memiliki ciri kemandirian (auto- education)

siswa dapat belajar sendiri tanpa bantuan seorang guru, siswa bebas dalam

mengekspresikan cara belajarnya sendiri. Yang kelima yaitu kontekstual ciri ini

adalah dalam pembuatan alat peraga bahan-bahan yang diperlukan mudah

didapatkan di lingkungan sekitar.

Bedasarkan hal tersebut peneliti mengembangkan alat peraga berbasis

Montessori yang tertuju pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu membaca

guna untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam belajar membaca.

Dalam menggunakan alat peraga diharapkan siswa akan lebih menikmati proses

belajarnya. Ditemukan dalam penelitian yang menggunakan alat peraga, kegiatan

belajar ini sangat efektif dilakukan. Karena kegiatan ini membuat suasana belajar

siswa terasa menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

55

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan metode penelitian yang akan digunakan oleh

peneliti, yakni: (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) rancangan penelitian,

(4) prosedur pengembangan, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan

data, (7) teknik analisis data, (8) jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2009: 407). Penelitian dan

pengembangan dapat diperoleh sebuah produk akhir, yang dapat

dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Produk-produk pendidikan

yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik untuk keperluan

pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul,

kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan

ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model

manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain

(Sugiyono, 2009: 412). Dalam Putra (2015) United Nations Conference On Trade

And Development (UNCTAD) (2015: 1) menjelaskan, penelitian dan

pengembangan (R&D) terdiri dari empat jenis kegiatan, yaitu : penelitian dasar,

penelitian terapan, pengembangan produk, dan proses pengembangan. Penelitian

dasar adalah karya eksperimental asli tanpa tujuan komersial tertentu. Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

56

terapan yang sering dilakukan oleh universitas adalah karya eksperimental asli

dengan tujuan spesifik. Pengembangan produk adalah peningkatan dan perluas

produk yang ada. Proses pengembangan adalah menciptakan proses baru atau

yang ditingkatkan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu jenis penelitian yang

bertujuan untuk kepentingan pendidikan dengan memperbaiki/memperbaharui dan

mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas I SD Bopkri Demangan III

untuk membantu siswa memahami materi membaca. Melalui kebutuhan siswa

kelas I dan guru SD tersebut, peneliti mengembangkan produk berupa alat peraga

berbasis metode Montessori untuk materi membaca.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan, mulai bulan September 2015

hingga juni 2016.

3.2.2 Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini berupa alat peraga bahasa berbasis metode

Montessori yang berupa alfabet dan kartu bergambar. Alat peraga ini terbuat dari

kayu pinus yang didesain menjadi sebuah alat peraga bertujuan untuk menarik

perhatian anak dalam belajar, menurut struktur metode Montessori. Alat peraga

berbasis metode Montessori yang peneliti buat digunakan untuk mengajarkan

materi membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

57

3.2.3 Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas I. Penelitian ini

dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan sekelompok

siswa yaitu yang terdiri atas tiga siswa didasarkan oleh rekomendasi guru kelas.

Siswa yang direkomendasikan guru adalah siswa-siswa yang memiliki nilai

dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pelajaran bahasa Indonesia

terkhusus materi membaca. KKM yang ditetapkan guru adalah 71, siswa yang

memiliki nilai dibawah KKM dipilih dengan alasan siswa tersebut masih kesulitan

belajar membaca sehingga diperlukan pendampingan dalam belajar.

3.2.4 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Bopkri Demangan III. SD

Bopkri Demangan III adalah salah satu sekolah swasta di bawah yayasan milik

GKJ Ambarukmo, didirikan pada tahun 1971. SD Bopkri Demangan III ini

terletak di Jl. Ampel No. 4, Demangan, Yogyakarta. Sekolah ini berada ditengah-

tengah perumahan demangan.

Lokasi SD Bopkri III demangan terletak dekat dengan kampus Universitas

Sanata Dharma, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

SD Bopkri Demangan III.

3.3 Rancangan Penelitian

Prosedur pengembangan alat peraga dalam penelitian Research and

Development (R&D) ini merupakan adopsi dari sepuluh langkah-langkah

penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) dan sebelas langkah –

langkah penelitian Borg dan Gall (1983).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

58

Penelitian Research and Development (R&D) dalam bidang pendidikan

yang dikemukakan Sugiyono berawal dari langkah-langkah diantaranya (1)

mencari potensi masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi

desain (5) revisi desain (6) uji coba lapangan (7) revisi produk (8) uji coba

pemakaian (9) revisi produk, (10) produksi massal.

Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono

(2011: 298).

Langkah pertama dalam penelitian berawal dari adanya potensi dan

masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki

nilai tambah seteleh dikembangkan. Langkah kedua yaitu mengumpulkan

informasi berupa data yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui

produk yang dibutuhkan subjek penelitian. Melalui data yang telah didapat akan

direalisasikan kedalam produk yang akan dikembangkan. Desain produk tersebut

kemudian divalidasi lalu direvisi sampai hasil validasi dinyatakan sudah layak

untuk diterapkan. Langkah selanjutnya yaitu uji coba produk yang diujikan

didalam kelompok yang terbatas sehingga didapatkan data hasil pengujian produk

Validasi

desain

Design

produk

Pengumpulan

data

Potensi

masalah

Uji coba

pemakaian

Revisi

produk

Uji coba

produk

Revisi

Desain

Revisi

produk

Produksi

Massal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

59

untuk revisi akhir. Setelah melakukan revisi akhir produk dapat dipersiapkan

untuk produksi massal.

Langkah pengembangan kedua oleh Borg & Gall (1983: 775-787) adalah

(1) pengumpulan informasi dan penelitian terkait, (2) perencanaan, (3) pembuatan

produk, (4) pengujian lapangan terbatas, (5) revisi inti produk, (6) pengujian

lapangan inti, (7) revisi produk secara operasional, (8) pengujian lapangan secara

operasional, (9) revisi akhir produk, (10) produk akhir, (11) diseminasi dan

implementasi.

Bagan 3.2 Metode penelitian dan pengembangan Borg & Gall (1983: 775)

Langkah pertama dalam melakukan penelitian menurut Borg & Gall yaitu

melakukan penelitian dan pengumpulan data yang berupa studi literatur, observasi

di kelas, dan pertimbangan lainnya. Langkah kedua, adalah perencanaan yang

meliputi penentuan keterampilan yang diperlukan dalam penelitian, menentukan

tujuan yang ingin dicapai, serta menentukan desain penelitian dalam skala kecil.

Langkah ketiga yaitu draft produk yang meliputi bahan pengajaran, buku

pegangan dan alat evaluasi. Langkah keempat yaitu melakukan uji coba lapangan

Pengumpulan

Informasi Perencanaan Pembuatan

Produk

Pengujian

Lapangan

Revisi Inti

Produk

Pengujian

Lapangan Inti

Revisi Produk

Secara

Operasional

Pengujian

Lapangan

Secara

Operasional

Revisi Produk

Akhir Produk

Akhir Diseminasi dan

Implementasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

60

yang dilakukan dengan cara pengamatan melalui observasi, wawancara dan

penyebaran angket. Langkah kelima yaitu melakukan revisi produk berdasarkan

hasil uji coba lapangan. Langkah keenam yaitu pengujian produk yang dilakukan

pada lima hingga dua belas sekolah dengan 30 siswa disetiap sekolahnya.

Kemudian data yang diperoleh dikumpulkan dan dievaluasi. Langkah ketujuh

adalah uji coba lapangan secara operasional. Langkah kedelapan, uji coba

dilakukan dengan jumlah responden 10 sampai 30 sekolah dengan jumlah siswa

sebanyak 40-200 siswa sebagai subjek. Langkah kesembilan, pengujian ini

dilakukan dengan angket, wawancara dan observasi yang kemudian dianalisis dan

digunakan untuk menjadi bahan revisi yang terakhir. Hasil revisi produk akhir

merupakan produk yang siap digunakan secara luas. Langkah kesepuluh, produk

tersebut masih perlu dideseminasikan sebelum akhirnya akan dipakai atau dijual

pada seluruh sekolah sebagai produk yang valid (Borg & Gall, 1983: 775- 786).

Langkah-langkah yang telah dinyatakan diatas masing-masing memiliki

persamaan dan perbedaan. Pengembangan Sugiyono menekankan potensi atau

masalah yang terjadi sehingga dapat ditindaklanjuti melalui penelitian

pengembangan. Pengembangan Borg and Gall menekankan pada aspek tujuan

yang ingin dicapai oleh peneliti. Peneliti membuat langkah pengembangan dengan

mengkombinasikan kedua pengembangan tersebut.

Model pengembangan yang telah dimodifikasikan dalam penelitian ini

terdiri dari lima tahapan (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan

desain, (4) validasi produk, (5) uji coba lapangan terbatas. Bagan tahapan

pengembangan yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada bagan 3.3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

61

3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Bagan 3.3 Tahap Penelitian dan Pengembangan Alat Peraga Alfabet dan Kartu

Bergambar

TAHAP KELIMA

Uji Coba Lapangan Terbatas

TAHAP KEEMPAT

Validasi Produk

TAHAP KETIGA

Pengembangan Desain

TAHAP KEDUA

Perencanaan

TAHAP PERTAMA

Potensi Masalah

Identifikasi Permasalahan

Wawancara

Observasi

Analisis

kebutuhan

Analisis karateristik alat peraga

montessori

Analisis karakteristik siswa

Pembuatan

kuesioner

analisis

kebutuhan

Analisis

kebutuhan validasi ahli bahasa Revisi Uji keterbacaan siswa Revisi Penyebaran

kuesioner

Instrumen

Tes

Uji validasi ahli

bahasa Revisi Uji keterbacaan Revisi Instrumen

siap

digunakan

Uji validitas ahli pembelajaran

bahasa

Uji validitas ahli guru penelitian

Revisi Uji keterbacaan soal Revisi

Konsep

Desain alat peraga

Desain album alat peraga

Pengumpulan bahan

Pembuatan Alat Peraga dan Album

Validasi alat peraga

Validasi oleh pakar pembelajaran montessori

Validasi oleh pakar pembelajaran bahasa

Validasi oleh guru kelas

Analisis I

Pretest Uji coba lapangan Postest Analisis II Revisi

Propotipe Alat Peraga

Pembelajaran Bahasa

Indonesia Materi Membaca

Berbasis Metode Montessori

Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

62

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan yang telah

diungkapkan Sugiyono dan Borg and Gall. Penelitian ini memodifikasi tahap

pengembangan keduanya yang terbagi menjadi lima tahap pengembangan

penelitian yaitu (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain

(4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas sesuai dengan bagan 3.3.

Tahap penelitian yang pertama dilakukan adalah dengan mengidentifikasi

masalah dengan wawancara dan observasi untuk menganalisis kebutuhan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tesebut peneliti menganalisis

kebutuhan yang terdiri dari analisis karakteristik alat peraga Montessori dan

analisis karakteristik siswa. Kedua karakteristik tersebut digunakan untuk

pedoman pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Sebelum kuesioner analisis

kebutuhan disebarkan kepada siswa maka dilakukan pengujian validasi oleh ahli

bahasa dan guru SD Bopkri Demangan III. Lalu melakukan revisi berdasarkan

masukan yang telah diberikan oleh para ahli. Setelah melakukan revisi kuesioner

diuji keterbacaannya kepada siswa. Kemudian melakukan revisi, lalu penyebaran

kuesioner. Penyebaran dilakukan kepada siswa dan guru, maka analisis kebutuhan

diperoleh dari siswa, dan guru serta observasi keadaan sekolah.

Tahap kedua adalah rangkaian perencanaan. Perencanaan merupakan

tahap membuat instrumen penelitian yaitu kuesioner. Instrumen kuesioner

sebelum digunakan dilakukan pengujian. Kuesioner diujikan kepada ahli bahasa

dan guru. Kemudian merevisi instrumen, lalu menguji keterbacaannya kepada

siswa agar dalam penyebarannya, kalimat mudah dimengerti oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

63

Tahap ketiga adalah pengembangan desain. Pengembangan desain terdiri

dari konsep pembuataan alat peraga dan desain album alat peraga. Desain alat

peraga mengacu pada hasil analisis kebutuhan siswa dan guru. Setelah desain

selesai maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan bahan untuk pembuatan

alat peraga. Kemudian, alat peraga dan album siap dibuat.

Tahap keempat adalah validasi produk. Produk yang telah selesai dalam

langkah pembuatan, lalu diujikan kepada ahli pembelajaran bahasa Indonesia, ahli

pembelajaran bahasa Indonesia dan kepada guru kelas. Hasil uji kepada tiga ahli

tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis merupakan nilai kualitas alat peraga

yang telah diciptakan.

Tahap kelima adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan

terbatas dilakukan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian yaitu, tiga siswa

SD kelas I SD BOPKRI III Demangan. Langkah tahap uji coba lapangan terbatas

dimulai dengan pretest untuk menguji kemampuan awal siswa. Kemudian

dilakukan uji coba lapangan menggunakan alat peraga yang telah diciptakan.

Langkah selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

menggunakan alat peraga. Hasil dari pretest, proses ujicoba lapangan, dan hasil

posttest dianalisis. Berdasarkan hasil analisis kemudian merevisi apabila ada yang

kurang tepat. Hasil revisi tersebut merupakan prototipe alat peraga pembelajaran

bahasa Indonesia SD materi membaca berbasis metode Montessori.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari instrumen analisis kebutuhan, validasi

produk, dan uji coba lapangan terbatas. Instrumen analisis kebutuhan terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

64

pedoman wawancara, lembar wawancara dan kuesioner. Instrumen validasi terdiri

dari kuesioner validasi produk dan yang terakhir yaitu instrumen uji lapangan

terbatas berupa tes.

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen analisis kebutuhan dibuat bertujuan untuk mengetahui

kebutuhan pembuatan alat peraga bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan

dalam analisis kebutuhan ini meliputi pedoman wawancara, lembar wawancara

dan kuesioner. Sebelum digunakan instrumen tersebut dipastikan sudah divalidasi

oleh para ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen. Para ahli yang akan

menguji instrumen tersebut adalah ahli pembelajaran bahasa, ahli pembelajaran

Montessori, guru dan siswa. Hasil dari validasi digunakan untuk perbaikan

instrumen. Instrumen yang telah diperbaharui siap dan layak disebarkan. Proses

wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara bersifat tak

berstruktur dengan subjek kepala sekolah, guru dan siswa. Pedoman wawancara

digunakan sebagai pedoman peneliti untuk menanyakan garis besar pertanyaan

yang akan digunakan. Kemudian peneliti menyebarkan kuesioner yang telah

divalidasi kepada guru dan siswa.

Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner terbuka. Kuesioner diberikan

kepada guru kelas dan seluruh siswa kelas I SD Bopkri Demangan III. Berikut

adalah kisi-kisi instrumen analisis kebutuhan adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

65

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan

No Karakteristik alat

peraga Indikator

No

Soal

1 Auto- education a. Belajar secara mandiri

b. Penggunaan alat peraga bahasa indonesia 1,2

2 Menarik a. Alat peraga yang memiliki warna

bervariasi 3,4

3 Bergradasi

a. Dapat digunakan untuk lebih dari satu

kompetensi

b. Warna alat peraga

5,6

4 Auto- correction

a. Membantu menemukan kesalahan sendri

b. Membantu menemukan jawaban yang

benar

7,8

5 Kontekstual a. Mengaitkan materi dengan situasi dunia

nyata 9,10

Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan siswa dan guru memiliki isi

yang sama tetapi terdapat perbedaan pada penggunaan bahasanya. Perbedaan

bahasa dikarenakan untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan guru lebih

formal sedangkan bahasa yang digunakan siswa lebih sederhana. Sebelum

instrumen digunakan instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli

bahasa, guru dan siswa. Bentuk instrumen analisis kebutuhan ini berupa

kuesioner, pedoman wawancara dan pedoman observasi.

3.5.2 Instrumen Validasi Produk

Instrumen validas produk berupa kuesioner digunakan untuk menguji

kelayakan produk yang telah diciptakan. Kuesioner diberikan kepada ahli

pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran bahasa dan guru kelas I SD Bopkri

Demangan III dan siswa penelitian yang berjumlah 3 siswa. Terdapat 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

66

pertanyaan yang diajukan kepada responden. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner

validasi yang terdapat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk Oleh Ahli

No Karakteristik alat

peraga Indikator Nomor soal

1 Auto-education

a. Siswa belajar secara mandiri

b. Siswa dapat memahami konsep secara

mandiri

1,2

2 Auto-correction

a. Membantu siswa dalam menemukan

kesalahan sendiri

b. Membantu siswa menemukan jawaban

yang benar

7,8

3 Menarik a. Menunjukan warna yang bervariasi

b. Menunjukan bentuk yang menarik 3,4

4 Bergradasi

a. Dapat digunakan untuk berbagai

kompetensi dasar yang berbeda

b. Memiliki rangsangan terhadap beberapa

indera

5,6

5 Kontekstual

a. Bahan yang digunakan dapat ditemukan

dilingkungan sekitar

b. Alat peraga dapat diproduksi oleh

masyarakat sekitar

9,10

Sebelum disebarkan kuesioner kelayakan produk telah divalidasi oleh ahli

bahasa dan guru kelas I SD Bopkri Demangan III. Validasi yang dilakukan

bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan kuesioner tersebut. Kuesioner yang

sudah diuji validasi dengan kategori sangat baik siap untuk disebarkan ke siswa

dan guru.

3.1.3 Instrumen Uji Coba Lapangan Terbatas

Instrumen yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas berupa

kuesioner dan tes. Kuesioner dan tes diberikan kepada subjek yang terdiri dari tiga

siswa. Kuesioner yang diberikan berupa kuesioner validasi produk yang diberikan

kepada siswa sebagai instrumen penilaian kualitas dari produk yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

67

dikembangkan. Selanjutnya, tes yang diberikan berupa pretest dan posttest.

Pretest diberikan pada awal penelitian untuk mengetahui kondisi awal siswa

sebelum menggunakan alat peraga sedangkan posttest diberikan kepada siswa

setelah menggunakan alat peraga guna untuk mengetahui pengaruh alat peraga

terhadap kemampuan membaca siswa. Berikut ini adalah tabel kisi- kisi instrumen

tes yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes

Standar kompetensi Kompetensi dasar Indikator Soal

Membaca

3. memahami teks

pendek dengan

membaca nyaring

3.1 Membaca

nyaring suku kata

dan kata dengan lafal

yang tepat

3.1.1 Menunjukan huruf

yang tersedia dalam

gambar sesuai dengan

gambar yang tersedia

1,2,3

3.1.2 Mengeja satu kata

dengan tepat 4

3.1.3 Membaca satu kata

dengan tepat

3.2 Membaca

nyaring kalimat

sederhana dengan

lafal dan intonasi

yang tepat

3.2.1 Menyusun satu

kalimat sederhana dengan

tepat 5,6

3.2.2 Membaca satu

kalimat sederhana dengan

tepat

Sebelum digunakan instrumen tersebut sudah divalidasi oleh ahli, guru dan

diuji keterbacaannya oleh siswa.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2012: 224). Adapun pendapat Noor (2011: 138) teknik pengumpulan data adalah

suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

68

menjawab rumusan masalah sebuah penelitian.. Kegiatan pengumpulan data

dilakukan pada saat melakukan penelitian (research) untuk menemukan potensi

dan masalah yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk

(Sugiyono, 2015: 200). Dilihat dari sumbernya teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner (Sugiyono, 2012:

137). Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa

wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Berikut merupakan teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini.

3.6.1 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Lexy, 2008: 186) senada dengan Esterberg (2002) yang

mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2015: 231). Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin menemukan permasalahan dan

potensi yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui pendapat,

keinginan dan hal-hal lain dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2015: 210).

Muri menjelaskan (2015: 376) walaupun wawancara merupakan

percakapan tatap muka atau wawanmuka, namun kalau ditinjau dari bentuk

pertanyaan yang diajukan maka wawancara dapat dikategorikan atas tiga bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

69

yaitu a) Wawancara terencana- terstruktur adalah suatu bentuk wawancara

dimana pewawancara dalam hal ini peneliti menyusun secara terperinci dan

sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola tertentu dengan

menggunakan format yang baku. b) Wawancara terencana-tidak terstruktur adalah

apabila peneliti/pewawancara menyusun rencana (schedule) wawancara yang

mantab, tetapi tidak menggunakan format dan urutan yang baku. c) Wawancara

bebas berlangsung secara alami, tidak diikat atau diatur oleh suatu pedoman atau

oleh suatu format yang baku.

Berdasarkan tentang penjelasan diatas, dalam penelitian ini akan

digunakan wawancara tak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya

(Sugiyono, 2015: 233).

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SD Bopkri III Demangan,

guru kelas 1, dan sejumlah siswa untuk memperoleh informasi terkait dengan

keberadaan alat peraga di Sekolah Dasar.

3.6.2 Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata. 2007: 220). Senada dengan Widi (2010: 236) observasi merupakan

suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam mengamati dan

mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Sedangkan observasi

menurut Purwanto ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

70

pencatatan tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung (2009: 149). Schumck dalam Merler mengatakan bahwa

observasi sebagai sarana mengumpulkan data kulitatif, mencakup cermat

memperhatikan dan secara sistematis mencatat apa yang anda lihat dan didengar,

berlangsung dalam seting khusus (2014: 133).

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan observasi adalah suatu

kegiatan pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan pada saat kegiatan

belajar berlangsung. Observasi dilakukan kepada 3 siswa kelas I SD Bopkri

Demangan III.

3.6.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan

memberikan beberapa pertanyaan kepada responden secara tertulis untuk dijawab

sesuai keadaan (Widoyoko, 2014: 154). Dengan adanya kontak langsung antara

peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik,

sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat

(Sugiyono, 2014: 193). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga macam kuesioner yaitu kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner uji

validitas produk untuk pakar dan guru, dan kuesioner untuk siswa pada uji coba

lapangan terbatas untuk siswa.

3.6.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2011: 326). Senada dengan Djunaidi dan Fauzan (2014: 199)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

71

Dokumen dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang berhubungan dengan

suatu peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak

dipersiapkan untuk suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

gambar dan video sebagai bukti dokumentasi. Bukti tersebut untuk memperkuat

hasil penelitian yang sudah diteliti.

3.6.5 Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, tringulasi digunakan pada saat mengelola

data yang sudah terkumpul melalui analisis kebutuhan. Tringulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012: 241).

Data yang diolah menggunakan teknik tringulasi adalah data yang diperoleh dari

hasil observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Berikut adalah

penampakan bagan dari teknik tringulasi.

Bagan 3.4 Tringulasi Sumber Data

3.7 Validasi Produk

Dalam tahap validasi produk. Produk yang sudah diproduksi akan diuji

validasinya. Uji validitas produk ini menggunakan kuesioner untuk instrumen

Kuesioner

Wawancara

Observasi

Dokumentasi

Sumber data

sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

72

penilaiannya. Kuesioner yang digunakan akan menjadi panduan para ahli dalam

penilaian dan pemberian masukan terhadap produk yang dihasilkan. Validasi di

yang lakukan untuk mengetahui bahwa produk sudah layak digunakan. Uji

validasi dilakukan sebelum uji coba lapangan terbatas. Validasi dilakukan oleh

ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran bahasa, dan guru kelas I SD

Bopkri Demangan III. Hasil penilaian dari validasi produk berupa alat peraga

alfabet dan kartu bergambar menjadi dasar perbaikan. Produk yang sudah

divalidasi dan mengalami perbaikan siap untuk diuji coba lapangan terbatas di

sekolah penelitian.

3.8 Uji Coba Lapangan Terbatas

Uji coba lapangan terbatas dilakukan setelah peneliti melakukan setiap kali

pengamatan (observasi), wawancara, atau pada setiap kegiatan yang ada

hubungannya dengan kegiatan penelitian. Setelah kegiatan penelitian tersebut

tercipta produk yang sudah layak untuk digunakan. Produk tersebut berupa alat

peraga alfabet dan kartu bergambar atau nama montessorinya yaitu Individual

Reading Material (IRM) yang sudah dikembangkan dan Small Movable Alfabeth

(LMA) alat peraga Montessori yang digunakan untuk mendukung alat peraga kartu

bergambar. Produk berupa alat peraga alfabet dan kartu bergambar akan diuji

cobakan kepada sekelompok siswa berjumlah tiga siswa. Tiga siswa tersebut

merupakan siswa perempuan yang direkomendasikan guru dikarenakan nilai

siswa yang belum mencapai nilai kriteria siswa dan belum dapat membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

73

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Teknik Analisis Data Kuesioner

Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis data

kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari

proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan

antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan metode ilmiah

(Gunawan, 2013: 60). Penelitian kualitatif ditunjukan untuk memahami

fenomena-fenomena sosial dari sudut atau persepektif partisipan (Sukmadinata,

2008: 94). Partisipan adalah orang yang diajak berwawancara, diobservasi,

diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Pemahaman

diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan. Data kualitatif

yang diperoleh berupa masukan para ahli, guru, dan siswa pada waktu validasi

instrumen penelitian sebelum digunakan dan validasi produk untuk mengetahui

kualitas produk. Data yang diperoleh menjadi acuan untuk memperbaiki

kekurangan instrumen penelitian dan produk. Analisis data berupa kuesioner

berisikan mengenai filosofi Montessori, ciri analisis data Montessori,

perkembangan anak. Kuesioner validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran

Montessori, ahli pembelajaran bahasa Indonesia, guru dan siswa.

Berikut adalah kategori penskoran ditentukan berdasarkan aturan

pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian menurut Widoyoko (2014:144).

1. Skor pernyataan yang negatif kebalikan dari pernyataan yang positif

2. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian x

jumlah pilihan.

3. Skor akhir = (

x jumlah kelas interval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

74

4. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya jika

penilaianmenggunakan skala 4 maka hasil penilaian diklasifikasikan

menjadi 4 kelas interval.

5. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:

Rumus 3.1 penentuan jarak interval

Keterangan : t = skor tertinggi ideal dalam skala

r = skor tertinggi ideal

Jk= jumlah kelas interval

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil penelitian

dengan skala 4 sebagai berikut :

a. Skor tertinggi ideal = 4

b. Skor terendah ideal = 1

c. Jarak interval = (4-1) / 4 = 0,75

d. Klasifikasi hasil penilaian =

Tabel 3.4 Konversi data kuantitatif ke kualitatif

Interval skor Klasifikasi

3,25<x 4,00 Sangat baik

2,50<x 3,25 Baik

1,75<x 2,50 Kurang

1,00 x 1,75 Sangat kurang

Konversi skor tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk mengukur

kelayakan instrumen dari analisis kebutuhan, tes, dan penilaian kualitas produk

alat peraga. Konversi skor data untuk penilaian kelayakan instrumen dapat

dijelaskan melalui tabel sebagai berikut.

Ji=(t-r)/Jk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

75

Tabel 3.5 Pengkategorian Skor Rerata Hasil Berdasarkan Hasil Validasi Ahli

Skor Bobot Interval skor Klasifikasi

4 Keseluruhan instrumen

sudah layak digunakan 3,25 <X Sangat baik

3

Keseluruhan instrumen

sudah layak digunakan

namun perlu perbaikan

2,50 <X Baik

2

Keseluruhan instrumen

kurang layak

digunakan

1,75 <X Cukup

1 Keseluruhan instrumen

tidak layak digunakan 1,00<X Kurang

Berdasarkan tabel diatas, instrumen dikatakan valid jika memperoleh hasil

rerata skor lebih besar 2,50 atau pada rentan skor 3 dengan interval skor antara

2,50 sampai 3,25 (kategori baik) yang menyatakan instrumen layak untuk

digunakan.

3.9.2 Teknik Analisis Uji Coba Terbatas

Pada saat melakukan uji coba lapangan peneliti memberikan pretest dan

posttest. Pretest dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kemampua

siswa sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir siswa setelah

melakukan rangkaian tugas penelitian. Berikut adalah rumus perhitungan pretest

dan posttest

Rumus 3.2 Nilai pretest dan posttest

Nilai tes =

x 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

76

Langkah berikutnya yaitu menghitung perbedaan nilai pretest dan posttest.

Rumus 3.3 Perbedaan nilai pretest dan posttest

Rumus 3.4 Rata-rata perbedaan nilai pretest dan posttest

Perbedaan nilai= (nilai posttest – nilai pretest)

Perbedaan nilai=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan proses persiapan dan pelaksanaan penelitian. Uraian

tersebut meliputi (1) Hasil dan (2) Pembahasan.

4.1 Hasil penelitian

Dalam hasil penelitian ini menguraikan proses penelitian dari persiapan

sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi (1) Potensi Masalah (2)

Perencanaan (3) Pengembangan Desain (4) Validasi Produk, dan (5) Uji Coba

Lapangan Terbatas.

4.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi masalah dikaji dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di

lapangan.

4.1.1.1 Indentifikasi Masalah

Pada tahap awal peneliti mengidentifikasi permasalahan terkait dengan

kesulitan belajar membaca yang dialami oleh siswa. Peneliti melakukan analisis

kebutuhan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan

dokumentasi. Pembagian kuesioner dan wawancara dilakukan kepada kepala

sekolah, guru, dan sekelompok siswa. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

permasalan yang terjadi di sekolah dengan menggunakan pedoman wawancara.

Observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif, yaitu peneliti hanya sebagai

pengamat dan tidak ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Kuesioner yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

78

dibuat disusun berdasarkan aspek-aspek yang berkaitan dengan kebutuhan siswa.

Berikut adalah instrumen-instrumen yang akan digunakan.

4.1.1.1.1 Wawancara

Wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2011: 140). Dalam wawancara

tidak terstruktur memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam mengenai

informasi subjek yang diteliti (Sugiyono, 2014: 320). Subjek yang diteliti yaitu

kepala sekolah, guru, dan siswa. Peneliti melakukan wawancara di SD Bopkri

Demangan III kepada kepala sekolah, guru dan siswa. Berikut merupakan kisi-kisi

pertanyaan berupa hasil wawancara yang diajukan dalam wawancara kepala

sekolah, guru kelas I, dan siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3, 4.4,

4.5, 4.6

Tabel 4.1 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain :

a. Alat peraga bahasa Indonesia yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan alat peraga bahasa Indonesia di sekolah

3. Penggunaan alat peraga bahasa Indonesia di sekolah

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

79

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Terhadap Kepala Sekolah

No. Topik pertanyaan Hasil

1 Informasi berkaitan dengan

sekolah

Sekolah menyediakan alat peraga

pembelajaran tetapi lebih banyak pada

bidang Matematika dan IPA.

2 Ketersediaan alat peraga di

sekolah antara lain :

a. Alat peraga bahasa

Indonesia yang sudah

ada di sekolah

b. Pengadaan alat

peraga bahasa

Indonesia di sekolah

Alat peraga bahasa Indonesia biasanya

sekolah mengikuti dengan materi

pembelajarannya.

Juga terdapat di dalam materi

pembelajaran kami mengikuti petunjuk

dari buku.

3 Penggunaan alat peraga bahasa

Indonesia di sekolah

Penggunaan alat peraga bahasa

Indonesia digunakan sesuai dengan

kondisi kelas.

4 Penelitian yang pernah dilakukan

di sekolah berkaitan dengan alat

peraga.

Sekolah ini pernah melakukan penelitian

tetapi sejauh ini belum ada yang

meneliti tentang alat peraga.

Hasil wawancara kepada kepala sekolah menunjukan bahwa sekolah

belum mempunyai alat peraga bahasa Indonesia yang lengkap dalam proses

pembelajaran. Alat peraga yang digunakan sekolah masih terbatas untuk

pembelajaran bahasa Indonesia. Alat peraga yang banyak dimiliki sekolah

berkaitan dengan mata pelajaran matematika dan IPA. Penggunaan alat peraga

juga tergantung kepada guru kelas yang mengetahui situasi kebutuhan alat peraga

di kelas.

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Guru

No Topik pertanyaan

1 Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain :

a. Alat peraga bahasa Indonesia yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan alat peraga bahasa Indonesia di sekolah

2 Penggunaan alat peraga bahasa Indonesia di sekolah

3 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bahasa

Indonesia

4 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan – kesulitan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

80

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Terhadap Guru Kelas I

No. Topik pertanyaan Hasil

1 Ketersediaan alat peraga di sekolah antara

lain :

a. Alat peraga bahasa Indonesia

yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan alat peraga bahasa

Indonesia di sekolah

Alat peraga yang digunakan

sangat terbatas. Alat peraga

yang digunakan hanya

dalam kondisi tertentu.

Misalnya ketika di dalam

mata pelajaran bahasa

Indonesia ada materi yang

menunjukan untuk

membuat sesuatu dan siswa

membuatnya sendiri.

2 Penggunaan alat peraga bahasa Indonesia

di sekolah

Penggunaan alat peraga

bahasa Indonesia digunakan

sesuai dengan kondisi kelas.

3 Kesulitan yang dialami guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran

bahasa Indonesia

Pada saat menjelaskan suatu

materi misalnya pada mata

pembelajaran membaca dan

siswa yang belum dapat

membaca tertinggal

sehingga guru harus

memberikan jam pelajaran

khusus kepada siswa yang

belum bisa membaca

setelah pulang sekolah.

4 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia

Kesulitan yang dialami

siswa ketika pembelajaran

membaca.

5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi

kesulitan – kesulitan tersebut.

Memberikan jam

pembelajaran khusus untuk

siswa yang belum bisa

membaca

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas I telah

memperoleh siswa yang merasa kesulitan dalam materi pembelajaran membaca.

Ketika pembelajaran dikelas, siswa yang belum dapat membaca tidak dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik karena kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

81

Tabel 4.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara Siswa Kelas I

No Topik pertanyaan

1 Tanggapan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

2 Penggunaan alat peraga yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Indonesia

3 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siswa Kelas I

No. Topik pertanyaan Hasil

1 Tanggapan terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas.

- Beberapa siswa merasa

kesusahan dalam mengikuti

pembelajaran dikarenakan

bingung tidak bisa membaca.

- Ketika menjawab soal siswa

mengatakan bahwa siswa

menyontek jika tidak ketahuan

guru.

2 Penggunaan alat peraga yang

digunakan untuk pembelajaran

bahasa Indonesia

Siswa hanya menyebutkan papan tulis,

penggaris, kapur dan buku

3 Kesulitan belajar yang dialami siswa

dalam pembelajaran bahasa

Indonesia

Membaca

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas I SD Bopkri

Demangan III Yogyakarta beberapa siswa merasa kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran. Kesulitan dalam membaca materi maupun soal yang diberikan.

Dalam wawancara kesuluruhan dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan

penggunaan alat peraga di kelas masih terbatas dan pengunaan alat peraga dalam

pembelajaran bahasa Indonesia belum terpenuhi dengan baik. Siswa

membutuhkan pembelajaran yang menarik sehingga memacu minat siswa dalam

belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

82

4.1.1.1.2 Hasil Observasi

Observasi yang peneliti gunakan adalah observasi nonpartisipan.

Observasi nonpartisipan dalam artian peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai

pengamat idependen (Sugiyono, 2011: 145). Peneliti melakukan observasi pada

saat pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Pengamatan dilakukan

berdasarkan pada kisi-kisi observasi sehingga pengumpulan data akan sesuai

dengan kebutuhan. Berikut adalah observasi pembelajaran di kelas.

Tabel 4.7 Kisi-Kisi Observasi

No

Item Kisi-kisi observasi Objek yang diamati

1 Ketersediaan alat peraga

bahasa Indonesia di kelas

Adanya alat peraga yang

didisplay seperti kartu

bergambar untuk membantu

siswa dalam mengenal kata.

2 Penggunaan alat peraga dalam

pembelajaran bahasa

Indonesia di kelas

Pada saat pembelajaran tidak

terdapat alat peraga yang

dipakai.

3 Kesulitan belajar yang dialami

siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia

Siswa sulit mengikuti

pembelajaran ketika guru

meminta siswa untuk

membaca.

4 Cara penggunaan alat peraga

bahasa di kelas

Pada saat pembelajaran tidak

terdapat alat peraga yang

dipakai.

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh peneliti memberikan

kesimpulan bahwa siswa masih mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran

membaca. Siswa terlihat pasif dan guru lebih dominan dalam proses

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

83

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan salah satu langkah penelitian yang

mencangkup kebutuhan yang diperlukan dalam suatu penelitian. Analisis

kebutuhan yang diperlukan dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi

dan kuesioner. Pelaksanaan pengumpulan data akan kebutuhan alat peraga

dilakukan pada siswa kelas I SD Bopkri Demangan III Yogyakarta.

4.1.1.2.1 Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen analisis kebutuhan dibuat berjumlah 10 pertanyaan yang

mencangkup indikator karakteristik alat peraga. Karakteristik alat peraga yaitu

auto-education, auto-correction, kontektual, menarik, dan bergradasi. Instrumen

yang telah dibuat kemudian di uji validasi. Uji validasi dilakukan oleh ahli bahasa.

Setelah diuji validasi instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner dan

wawancara diberikan kepada guru dan siswa SD Bopkri Demangan III

Yogyakarta. Instrumen tersebut diberikan guna untuk mengetahui kebutuhan yang

diperlukan. Kuesioner disusun berdasarkan dua aspek yang berkaitan dengan

desain alat peraga yang akan diproduksi yaitu karakteristik alat peraga Montessori

dan karakteristik siswa. Kuesioner disusun berdasarkan pada kelima karakteristik

alat peraga Montessori dan menghasilkan 10 item kuesioner. Penggunaan bahasa,

tata tulis, dan format penyajian dalam kuesioner disusun berdasarkan analisis

perkembangan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

84

4.1.1.2.1.1 Hasil Uji Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan

4.1.1.2.1.1.1 Pedoman Wawancara dan Lembar Observasi

Pedoman wawancara dan lembar observasi yang digunakan sebagai alat

pengumpulan data ini diadaptasi melalui penelitian dari Elfrida Fetra (2015).

4.1.1.2.1.2 Uji Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

4.1.1.2.1.2.1 Hasil Validasi Oleh Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia

Validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dilakukan untuk mengetahui

kelayakan instrumen yang akan disebarkan. Uji validasi dilakukan oleh dua ahli

pembelajaran bahasa yaitu kepada dosen Pendidikan Bahasa Sasrta Indonesia

(PBSI) Universitas Sanata Dharma. Penilaian dan komentar ditunjukan untuk

mengetahui keterbacaan penulisan kalimat pada pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Pada setiap item pertanyaan bahasa yang digunakan sesuai dengan

bahasa siswa. Penyesuaian dilakukan untuk mempermudah siswa dalam mengerti

dan menjawab setiap pertanyaan yang telah disediakan sehingga data yang

diinginkan tercapai. Berikut adalah hasil dari validasi kuesioner kebutuhan siswa

yang dilakukan oleh ahli bahasa.

Tabel 4.8 Skor Validasi oleh Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia

Analisis kebutuhan siswa

Ahli

Bahasa

Indonesia

Skor item pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat baik

2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 3,8 Sangat baik

Rerata 3.9 Sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

85

Hasil penilaian oleh para ahli pembelajaran bahasa Indonesia menunjukan

hasil dengan kategori “Sangat baik”. Skor yang telah diperoleh dari dua ahli

bahasa tersebut adalah 4 dan 3,8. Rerata yang diperoleh dari dua ahli memiliki

skor 3,9 dengan kategori “Sangat baik”. Instrumen yang telah diuji oleh ahli

bahasa dengan perolehan kategori “Sangat baik” sudah layak untuk digunakan.

Terdapat komentar yang diberikan oleh ahli guna untuk memperbaiki kekurangan

yang terdapat pada kuesioner analisis kebutuhan. Komentar dapat dilihat di tabel

4.10

Tabel 4.9 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Bahasa Indonesia

Ahli Nomor

item Komentar perbaikan

Dosen I

5 Pernyataan dan pertanyaan

terlalu bertedensi Tidak ada

perbaikan dalam

kuesioner namun

guru mendampingi

saat mengisi

lembar kuesioner

7

Agak membingungkan jika

diisi oleh siswa, perlu

penjelasan dan tuntutan dalam

mengisi kuesioner

Guru - - -

Hasil komentar yang diberikan oleh dosen ahli menjadi dasar perbaikan

untuk instrumen analisis kebutuhan.

4.1.1.2.1.4 Hasil Uji Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

Uji validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru dilakukan oleh

para ahli bahasa dan guru. Terdapat tiga pakar untuk melakukan uji validasi

tersebut. Berikut adalah hasil uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

86

Tabel 4.10 Uji Validasi Oleh Ahli Bahasa Indonesia

Analisis kebutuhan guru

Ahli

bahasa

Indonesia

Skor item pertanyaan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat baik

2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 35 3.5 Sangat baik

Rerata 37,5 3,75 Sangat baik

Berdasarkan tabel diatas hasil uji validasi oleh ahli bahasa Indonesia

menunjukan hasil rerata 3,75 dengan kategori “Sangat baik”.

4.1.1.2.2 Hasil Penyebaran Analisis Kebutuhan

4.1.1.2.2.1 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

Hasil kuesioner analisis kebutuhan digunakan untuk menjadi acuan

pengembangan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Berikut adalah

hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Siswa

No Pertanyaan Responden Persentase

1 Apakah bapak/ibu gurumu pernah

menggunakan alat peraga dalam pelajaran

Bahasa? 8 44,4%

(….) Pernah

(….) tidak pernah 10

55,5%

2 Seperti apakah belajar yang kamu suka?

14 77,7% (….)belajar bahasa menggunakan alat

peraga

(…)belajar bahasa tidak menggunakan alat

peraga 4 22,2%

3 Apakah kamu pernah menggunakan benda-

benda yang ada di sekitarmu untuk belajar

bahasa? 13 72,2%

(….) Pernah

(….) tidak pernah 5 27,7%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

87

4 Manakah bahan pembuatan alat peraga

yang kamu suka?

(...) gambar 8 44,4%

(...) papan tulis 6 33,3%

(...) kayu

4 22,2%

5 Menurutmu apakah pemberian warna pada

alat peraga membuat alat peraga tersebut

lebih menarik? 17 94,4%

(…) Ya

(…) Tidak 1 5,55%

6 Warna yang seperti apa yang kamu suka

untuk alat peraga? 4 22,2%

(...) gelap

(...) cerah 14 77,7%

7 Apakah kamu lebih suka jika alat peraga

yang sama bisa digunakan untuk sub topik

dalam kelas yang sama? 14 77,7%

(…) ya

(…) tidak 4 22,2%

8 Jika dilihat dari beratnya, alat peraga

bahasa manakah yang sesuai kamu

gunakan?

(…) ringan 9 50%

(…) sedang 4 22,2%

(…) berat 5 27,7%

9 Manakah yang lebih kamu suka ketika

belajar bahasa?

(…) saat belajar bahasa saya mengetahui

kesalahan saya sendiri melalui alat peraga

yang saya gunakan.

17 94,4%

(…) saat belajar bahasa menggunakan alat

peraga, saya mengetahui kesalahan saya

karena diberitahu guru atau teman. 1

5,55%

10 Apakah penggunaan alat peraga dapat

membantumu untuk menemukan jawaban

yang benar? 17 94,4%

(…) ya

(…) tidak 1 5,55%

Hasil rekapitulasi analisis kebutuhan siswa yang terdapat dalam tabel 4.15

menunjukan bahwa 44,4% siswa belum pernah menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan sebanyak 77,7% siswa menyukai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

88

kegiatan belajar menggunakan alat peraga dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Item nomer lima menyatakan sebanyak 94,4% siswa memiliki ketertarikan

terhadap alat peraga yang meiliki warna warni. Hal ini menjadi acuan peneliti

untuk menghasilkan alat peraga yang memiliki warna yang menarik. Didukung

dengan item nomer enam sebanyak 77,7% siswa menyukai alat peraga yang

memiliki warna cerah. Dalam item nomer Sembilan siswa sebanyak 94,4% ingin

mengetahui kesalahan yang diperbuat saat belajar bahasa Indonesia dengan

menggunakan alat peraga bahasa. Rekapitulasi tersebut menjadi dasar untuk

pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori. Kesesuaian alat peraga

terhadap kebutuhan siswa akan membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

4.1.1.2.2.2 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru digunakan untuk menjadi acuan

pengembangan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Berikut adalah

hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

No Pertanyaan Responden Persentase

1 Apakah bapak dan ibu pernah

menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran bahasa Indonesia?

(…) Pernah 2 100%

(…) Tidak pernah 0 0

2 Apakah pengunaan alat peraga dapat

membantu siswa memahami materi pada

pembelajaran bahasa?

(…) Ya 2 100%

(…) Tidak 0 0

3 Apakah bapak/ibu berniat untuk membuat

alat peraga bahasa sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

89

memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan

sekitar?

(….) berniat. Alasan... 2 100%

(….) tidak berniat. Alasan... 0 0

4 Manakah bahan pembuatan alat peraga

yang bapak/ibu suka?

(….) kayu 0 0

(....) besi 0 0

(…) kertas 2 100%

(….) lainnya, sebutkan...

5

Menurut bapak/ibu apakah pemberian

warna pada alat peraga membuat alat

peraga tersebut lebih menarik?

(….) ya 2 100%

(….) tidak 0 0

6 Warna seperti apa yang bapak/ibu suka

untuk alat peraga?

(….) gelap

Sebutkan contoh warnanya... 0 0

(….) cerah

Sebutkan contoh warnanya... 2

100%

7 Menurut anda bagaimana cakupan fungsi

dari satu alat peraga yang baik?

(….) 1 alat peraga hanya untuk satu materi.

Alasan: ... 0 0

(….) alat peraga untuk lebih dari satu

materi.

Alasan: ...

2 100%

8 Jika dilihat dari beratnya, alat peraga

bahasa manakah yang bapak/ibu suka?

*Pilih salah satu

(….) Ringan (<1,5 kg) 2 100%

(….) Sedang (1,5-3kg) 0 0

(….)Berat (>3kg) 0 0

9 Bagaimana kriteria alat peraga yang

berkualitas?

(….) dapat membantu siswa menyadari

kesalahannya sendiri.

Alasan: ...

2 100%

(….) tidak dapat membantu siswa

menyadari kesalahannya sendiri.

Alasan : ...

0 0

10 Apakah penggunaan alat peraga dapat

membantu siswa untuk lancar membaca?

(….) ya 2 100%

(….) tidak 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

90

Hasil rekapitulasi yang terdapat pada tabel 4.15 pada item pertama

sebanyak 100% guru telah menggunakan alat peraga pada pembelajaran bahasa

Indonesia. Hal ini berbeda dengan analisis kebutuhan siswa sebanyak 55,5% yang

menyatakan guru tidak pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

bahasa indonesia. Item ketiga sebanyak 100% guru berniat untuk membuat alat

peraga bahasa sesuai dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar.

Hal ini baik dilakukan untuk menambah kreatifitas guru dalam menyampaikan

pembelajaran melalui bahan-bahan di sekitar lingkungan sekolah. Item kelima

sebanyak 100% guru setuju terhadap pemberian warna pada alat peraga. Hasil

rekapitulasi guru menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan alat peraga

berbasis metode Montessori sesuai dengan kebutuhan siswa.

4.1.2 Perencanaan

4.1.2.1 Instrumen tes

Instrumen tes dibuat berdasarkan indikator pada materi

membaca.Instrumen tes yang peneliti buat berjumlah 30 soal yang divalidasi oleh

ahli.Tahapan instrumen tes mencangkup tiga tahapan uji validasi oleh ahli bahasa

Indonesia, guru dan uji keterbacaan oleh siswa. Instrumen tes yang sudah

diperbaiki akan digunakan untuk pretest dan posttest.

4.1.2.1.1 Uji Validasi Isi oleh ahli Bahasa Indonesia

Uji validasi isi oleh ahli pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan oleh

dosen pendidikan bahasa sastra Indonesia (PBSI) dan dosen pendidikan guru

sekolah dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Masukan yang diberikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

91

ahli menjadi dasar perbaikan instrumen agar instrumen siap untuk digunakan.

Berikut adalah hasil uji validasi oleh ahli bahasa Indonesia.

Tabel 4.13 Validasi Instrumen Tes oleh Ahli Bahasa Indonesia

Ahli

Bahasa

Komponen penilaian Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat baik

2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9 Sangat baik

Rerata 3,85 Sangat baik

Berdasarkan hasil validasi ahli oleh ahli bahasa Indonesia menunjukan

bahwa komponen instrumen tes sebesar 3,85masuk dalam kategori “sangat baik”.

Ahli memberikan komentar untuk memperbaiki penggunaan kalimat pada

petunjuk pengerjaan disederhanakan agar siswa dapat mengerti tujuan yang

dilakukan.

4.1.2.1.2 Uji Validasi Isi Oleh Guru

Uji validasi juga dilakukan oleh guru kelas I. guru melakukan penilaian

dengan pedoman skor berdasarkan indikator.Berikut adalah tabel uji validasi oleh

guru.

Tabel 4.14 Validasi Instrumen Tes oleh Guru

Ahli

Bahasa

Komponen penilaian Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3,9 Sangat baik

Rerata 3,9 Sangat baik

Berdasarkan hasil validasi instrumen tes oleh guru memperoleh rerata 3,9

dengan kategori “sangat baik”. Komentar yang diberikan oleh guru yaitu

kurangnya pemberian penjelasan terhadap soal tes.Penggunaan soal kata yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

92

diberikan juga harus diperhatikan.Komentar tersebut menjadi acuan peneliti untuk

memperbaiki soal tes agar layak untuk digunakan.

4.1.2.1.3 Uji Keterbacaan Siswa

Uji keterbacaan siswa dilakukan setelah melakukan validasi instrumen

soal oleh ahli.Uji keterbacaan pada siswa dilakukan untuk mengetahui tingkat

kemudahan dan kesulitan dari bahan bacaan.Uji keterbacaan dilakukan pada siswa

kelas I di SD Bopkri Demangan III Yogyakarta. Uji keterbacaan dilakukan

melalui pemahaman siswa dalam membaca soal yang diberikan.

4.1.2.2 Kuesioner Kelayakan Produk

Pertanyaan dalam instrumen kuesioner mencangkup 10 aspek penilaian

yang berdasarkan pada lima karakteristik alat peraga. Kuesioner kelayakan produk

divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli montessori, bahasa Indonesia dan guru

serta diuji keterbacaannya oleh siswa. Sebelum Instrumen kuesioner dibagikan

kepada responden terdapat perbaikan dan saran yang diberikan oleh para

validator.Perbaikan tersebut sebagai acuan kelayakan dalam pengisian kuesioner

kelayakan produk.Setelah kuesioner sudah diperbaiki kuesioner siap untuk

digunakan.

4.1.2.2.1 Hasil Uji Kelayakan Kuesioner Produk Oleh Ahli

Uji validasi produk ahli akan dilakukan oleh ahli bahasa. Pengujian

dilakukan untuk mengetahui kualitas penggunaan bahasa yang digunakan dalam

instrumen kuesioner produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

93

4.1.2.2.1.1 Hasil Uji Validasi Produk Oleh Ahli Bahasa

Uji validasi oleh ahli bahasa diperlukan untuk mengetahui kelayakan

kuesioner produk. Kelayakan kuesioner tersebut dimaksudkan dengan kesesuaian

penggunaan bahasa dengan tujuan yang akan dicapai. Berikut adalah hasil uji

validasi produk oleh ahli bahasa.

Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Validasi Produk Ahli

Kelayakan kuesioner validasi produk ahli

Ahli

bahasa

Skor item pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 37 3,7 Sangat

baik

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui validasi produk oleh ahli

memiliki rerata sebesar 3,7 dengan kategori sangat baik. Hasil tersebut

menunjukan bahwa kuesioner validasi produk layak untuk digunakan.

4.1.2.2.1.2 Hasil Uji Keterbacaan Produk oleh Siswa

Uji validasi produk dilakukan oleh siswa kelas I SD Bopkri Demangan III.

Uji keterbacaan dilakukan oleh beberapa siswa kelas I SD Bopkri Demangan III

yang memiliki diatas, ditengan dan dibawah nilai kkm. Pengjian ini dilakukan

untuk mengukur kepemahaman siswa dalam memahami penggunaan album

peraga dan penggunaan alat peraga. Penilaian dapat dilihat melalui dokumentasi

yang dilampirkan oleh peniliti. Dari tanggapan siswa yang telah menggunakan

alat peraga Individual Reading Learning (IRM) dan Small Movable Alfabeth

(SMA) dapat disimpulakan,siswa menikmati pembelajaran pada saat

menggunakan alat peraga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

94

4.1.3 Pengembangan Desain

Pengembangan desain terdiri dari proses pengembangkan alat peraga

montessori beserta album alat peraga Montessori.

4.1.3.1 Konsep Pengembangan Alat Peraga

Alat peraga yang peneliti kembangkandisebut dengan alat peraga alfabet

dan kartu bergambar yang peneliti kembangan melalui alat peraga berbasis

Montessori yaitu alat peraga Individual Reading Material (IRM) dan Small

Material Alfabeth (SMA). Individual Reading Material (IRM) adalah alat peraga

membaca individu yang ideal untuk praktik membaca. Alat peraga ini berisi 100

kartu yang terbuat dari kayu dengan ilustrasi warna warni benda sederhana dengan

stiker untuk membaca dan dicocokkan. Material ini dirancang untuk mengkoreksi

diri sendiri yang memungkinkan pekerjaan mandiri. Disertai dengan baki

beechwood (Nienhuis Catalogue English 2013: 96). Sedangkan alat peraga Small

Material Alfabeth (SMA) yaitu alat peraga yang terdiri dari huruf vokal dan huruf

konsonan. Alat peraga Small Material Alfabeth (SMA) disertakan untuk

membantu siswa dalam menyusun huruf-huruf yang digunakan dalam kartu

bergambar menjadi sebuah kata dan kalimat.

Gambar 4.1 Individual Reading Material (IRM)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

95

Gambar 4.2 Small Material Alfabeth (SMA).

Kedua alat peraga Montessori tersebut peneliti kembangkan menjadi

alat peraga kartu bergambar dan stik kartu bergambar.

4.1.3.1.1 Desain Alat Peraga

Pada tahap awal pengembangan alat peraga Montessori dimulai dengan

membuat desain alat peraga. Pengembangan yang dilakukan dapat dilihat dari

jumlah kartu dan penambahan alat peraga berupa alat peraga Small Movable

Alfabet (SMA) yang digunakan untuk mendukung latihan praktik membaca. Alat

peraga kartu bergambar terdiri dari 147 kartu kayu. Masing-masing kartu kayu

memiliki stiker warna yang membedakan jenis-jenis kegunaan pada kartu

tersebut. Stiker warna tersebut terdiri dari :

1. warna ungu = kata kerja,

2. warna hijau = sayur-sayuran,

3. warna hitam = macam-macam warna,

4. warna kuning = hewan liar,

5. warna merah = transportasi,

6. warna putih = angka,

7. warna merah jambu = keluarga besar,

8. warna jingga = buah-buahan,

9. warna cream = peralatan sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

96

Gambar dibawah ini merupakan desain alat peraga kartu bergambar, stik

kartu bergambar dan alat peraga alfabet.

Gambar 4.3 Desain Sekat Kartu Bergambar, Kartu Bergambar, Dan Kartu Koreksi

Gambar 4.4 Desain Wadah Kartu Bergambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

97

Gambar 4.5 Desain Stik Kartu Bergambar

Gambar 4.6 Desain Wadah Alfabet

Gambar 4.7 Desain Alfabet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

98

Diatas adalah gambar desain serta ukuran-ukurannya yang terdapat pada

alat peraga. Desain alat peraga dirancang selengkap mungkin untuk

mempermudah pembuatan alat peraga.

4.1.3.1.2 Desain Album Alat Peraga

Desain album alat peraga berisi mengenai garis-garis besar penggunaan

album alat peraga. Terdapat indikator dan empat tahap penggunaan alat peraga

yang pertama, pengenalan alat peraga dengan submateri pengenalan fungsi alat.

Tahap kedua masuk dalam pengantar satu dengan submateri membaca satu kata.

Tahap ketiga yaitu pengantar dua dengansubmateri mengeja satu kata.Tahap

terahkir yaitu pengantar tiga dengan submateri menyusun dan membaca satu kata.

Dibawah ini adalah desain cover album alat peraga.

Gambar 4.8 Desain Cover album alat peraga alfabet dan kartu bergambar .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

99

4.1.3.2 Pembuatan Alat Peraga dan Album

4.1.3.2.1 Pembuatan Produk

Pembuatan alat peraga dilakukan pada tiga tempat yang berbeda.

Pembuatan wadah alfabet dan kartu bergambar dilakukan di pak muhibat yang

bertempat di daerah bantul.Sedangkan untuk pembentukan alat peraga alfabet

berupa huruf-hurufnya dilakukan di mandiri craf yang bertempat di daerah jalan

parangtritis. Untuk pembuatan stiker pada kartu kayu dilakukan di mangrove

printing di sekitar daerah UNY.

Dalam pembuatan wadah kartu bergambar, wadah alfabet dan stik kartu

bergamabar peneliti melakukan pengecekan pembuatan untuk mengetahui proses

pembuatan sehingga ketika dalam pembuatan alat peraga tersebut merasa ada

kekurangan peneliti dapat memperbaikinya. Begitu pula untuk pembuatan alfabet

yang dilakukan di mandiri craf peneliti pun melakukan pengecekan. Untuk

pembuatan stiker kartu bergambar pertama-tama peneliti mengumpulkan kata-

kata yang akan digunakan untuk membuat kartu bergambar. Setelah semuanya

terkumpul peneliti mendesain kata-kata tersebut menjadi stiker yang dilakukan di

mangrove printing. Berikut adalah wujud alat peraga kartu bergambar dan alfabet

setelah dibuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

100

Gambar 4.9 Alat peraga kartu bergambar

Gambar 4.10 Stik Kartu Bergambar

Gambar 4.11 Alfabet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

101

Kartu bergambar yang terdiri dari 147 kartu kayu memiliki beberapa jenis

kartu bergambar yang dibedakan oleh warna. Berikut adalah keterangan beberapa

warna tersebut.

Tabel 4.16 Jenis Nama-Nama Pada Kartu Bergambar

Warna Nama pada kartu Jumlah kartu

Ungu Kata kerja 10

Hijau Sayur –sayuran 19

Hitam Warna 10

Kuning Hewan liar 22

Biru muda Hewan peliharaan 10

Merah Transportasi 16

Putih Angka 10

Merah jambu Keluarga 6

Jingga Buah- buahan 28

Cream Peralatan sekolah 13

4.1.3.2.2 Pembuatan Album Alat Peraga

Album alat peraga berisi tentang langkah-langkah penggunaan alat peraga

alfabet dan kartu bergambar. Terdapat empat tahap penggunaan alat peraga yang

pertama, pengenalan alat peraga dengan submateri pengenalan fungsi alat. Tahap

kedua masuk dalam pengantar satu dengan submateri membaca satu kata. Tahap

ketiga yaitu pengantar dua dengan submateri mengeja satu kata. Tahap terahkir

yaitu pengantar tiga dengan submateri menyusun dan membaca satu kata.

4.1.4 Validasi Produk

4.1.4.1 Validasi alat peraga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

102

Setelah pembuatan alat peraga sudah selesai, alat yang sudah jadi

kemudian divalidasi. Validasi alat peraga alfabet dan kartu bergambar dilakukan

oleh ahli pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dosen Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma dan guru kelas I SD Bopkri

Demangan III.

4.1.4.1.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran Montessori

Peneliti memberikan kuesioner kepada ahli pembelajaran Montessori

yang berisi aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga untuk divalidasi.

Berikut ini adalah hasil dari validasi produk oleh ahli pembelajaran Montessori.

Tabel 4.17 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Pembelajaran Montessori

No Validator Aspek penilaian

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Dosen 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 Baik

Bedasarkan hasil rekapitulasi validasi keseluruhan menunjukan rerata

sebesar 30 dengan kategori “ baik”. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa produk

sudah layak untuk digunakan.

4.1.4.1.1 Hasil Validasi Produk Oleh Guru

Peneliti memberikan kuesioner kepada guru kelas I SD Bopkri Demangan

III yang berisi aspek penilaian berdasarkan karakteristik alat peraga untuk

divalidasi. Berikut ini adalah hasil dari validasi produk oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

103

Table 4.18 Hasil Validasi Produk oleh Guru

No Validator Aspek penilaian

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Guru

kelas I 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8

Sangat

baik

Bedasarkan hasil validasi keseluruhan menunjukan rerata sebesar 3,8

dengan kategori “sangat baik”. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa produk

sudah layak untuk digunakan.

4.1.4.2 Analisis I

4.1.4.2.1 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk Ahli Dan Guru

Hasil rekapitulasi validasi produk yang dilakukan oleh ahli dan guru

dirakum dalam tabel berikut.

Tabel 4.19 Hasil Rekapitulasi Validasi Produk Ahli Dan Guru

N

o Validator

Skor item pertanyaan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

Ahli

Pembelajaran

Montessori

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 baik

2

Guru kelas I

SD Bopkri

Demangan

III

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat baik

Rerata 34 3,4 Sangat baik

Hasil rerata yang diperoleh dari validasi produk memiliki skor 3,4 jika

nilai tersebut dikonversikan, maka masuk dalam kategori sangat baik.Dari hasil

tersebut menandakan bahwa alat peraga yang dikembangan sudah layak

digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

104

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas

Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada subjek penelitian yang

berjumlah 3 siswa kelas I SD Bopkri Demangan III. Penelitian dilakukan di

ruang belajar yang berada di deket UKS menjadi tempat untuk melakukan uji

coba. Pertemuan diadakan selama 2 kali seminggu pada saat sepulang sekolah

dengan hari yang ditentukan guru kelas. Kegiatan dilakukan dengan durasi 60

menit atau satu jam pelajaran. Pertemuan pertama peneliti melakukan pretest

dilanjutkan dengan memperkenalkan alat peraga alfabet dan kartu bergambar

dengan siswa menyebutkan lambang bunyi huruf yang membentuk kata: bus, ular,

bapak, semangka, jagung dan kuning yang terdapat pada alat peraga kartu

bergambar.

Pada saat hari pertama peneliti melakukan penelitian terjadi kesalahan

pada huruf kartu bergambar yaitu huruf yang digunakan pada alat peraga kartu

bergambar menggunakan huruf kapital. Di kelas satu siswa masih diajarkan

mengunakan huruf biasa sehingga peneliti merevisi alat peraga tersebut.Setelah

direvisi pertemuan berikutnya peneliti melanjutkan tahap berikutnya yaitu

menggunakan alat peraga dengan memperkenalkan huruf-huruf pada alfabet.

Setelah siswa sudah mampu menguasai semua jenis huruf tersebut peneliti

melanjutkan tahap selanjutnya yaitu membuat satu kata yang diambil melalui alat

peraga kartu bergambar dan siswa diminta menyusun misalnya siswa menganbil

alat peraga kartu bergambar hewan yaitu “panda” dan siswa diminta menyusun

huruf sesuai dengan kartu bergambar menggunakan alat peraga alfabet.

dilanjutkan sampai membuat kalimat. Pertemuan terakhir diakhiri dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

105

memberikan posttest. Penelitian ini berlangung selama 10 bulan. 10 bulan ini

termasuk dalam revisi alat.

4.1.5.1 Pretest

Kegiatan pembelajaran membaca dilaksanakan selama 60 menit yakni

pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan yaitu bermain kartu kata bergambar.

Pemberian soal pretest sebelum uji coba lapangan terbatas bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa sebelum memperkenalkan dan memulai

pembelajaran menggunakan alat peraga alfabet dan kartu bergambar.

Grafik 4.1 Grafik Hasil Pretest

Hasil pretest menunjukan bahwa kemampuan siswa masih dibawah nilai

KKM sehingga hal ini akan menjadi perbandingan dengan hasil nilai posttest.

Dengan demikian dapat terlihat peningkatan kemampuan setelah menggunakan

alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode Montessori.

51,85 44,44 40,74

0

20

40

60

80

100

Yo Lin An

Nila

i

Nama Siswa

Pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

106

4.1.5.2 Posttest

Hasil posttest merupakan perbandingan dari nilai pretest. Posttest

dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah

berakhirnya penyampaian pelajaran. Hasil posttest ini akan dibandingkan dengan

hasil pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau

pengaruh dari penggunaan alat peraga alfabet dan kartu bergambar yang telah

dilakukan. Sekaligus dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran

yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa. Berikut ini merupakan

hasil posttest siswa kelas I SD Bopkri Demangan III dengan jumlah III siswa.

Grafik 4.2 Grafik Hasil Posttest

Berdasarkan diagram diatas, tiga siswa mendapatkan nilai diatas KKM

yaitu mendapatkan nilai 92,59, 100 dan 77,77. Hasil posttest ini menjadi

perbandingan nilai pretest untuk mengukur kemampuan siswa setelah

menggunakan alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode

Montessori.

92,59 100

77,77

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Yo Lin An

Nila

i

Nama Siswa

Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

107

4.1.5.3 Analisis II

4.1.5.3.1 Hasil Pretest Dan Posttest

Hasil yang telah diperoleh peneliti melalui pretest dan posttest, kemudian

diolah untuk mengetahui perbandingan kemampuan siswa. Perbandingan

kemampuan siswa sebelum dan sesudah melakukan uji coba dengan

menggunakan alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode

Montessori.

Tabel 4.20 Hasil Kenaikan Pretest dan Posttest

No Responden Pretest Posttest Selisih Presentase

kenaikan (%)

1 Yo 51,85 92,59 40,74 78,572806172

2 Lin 44,44 100 55,56 125,02250225

3 An 40,74 77,77 37,03 90,89347079

Rerata 45,67667 90,12 44,44333 98,1629264

Berdasarkan presentase kenaikan pada tabel diatas menunjukan bahwa

terjadi peningkatan rerata sebesar 98%. Kenaikan pesat terjadi kepada siswa Lin

dengan peningkatan sebesar lebih dari 100%.

Grafik 4.3 Hasil Pretest dan Posttest

51,85 44,44 40,74

92,59 100

77,77

0

20

40

60

80

100

Yo Lin An

Nil

ai

Nama siswa

Pretest

Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

108

Tabel 4.30 dan Grafik 4.3 Menunjukan peningkatan kemampuan membaca

menggunakan alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode

Montessori. Pada permulaan melakukan penelitian yaitu memberikan pretest

memiliki nilai dengan rerata 45,67667% dan pada akhir penelitian memberikan

posttest kemampuan membaca meningkat menjadi 90,12% sehingga presentase

peningkatan antara pretest dan posttest terjadi peningkatan kemampuan membaca

menjadi yaitu sebesar 98,1629264%.

4.1.5.4.2 Hasil Uji Kuesioner Kelayakan Produk Oleh Siswa

Hasil uji kuesioner kelayakan produk melalui penyebaran kuesionerkepada

siswa kelas I SD Bopkri Demangan III akan di rekap kedalam sebuah tabel.

Ketika melakukan pengisian kuesioner peneliti menjelaskan serta membimbing

siswa agar siswa paham dalam mengisi kuesioner. Berikut adalah hasil

rekapitulasi kelayakan produk oleh siswa.

Tabel 4.21 Hasil Kelayakan Produk oleh Siswa

N

o Siswa

Hasil item pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Yo 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 35 3,5 Sangat baik

2 Lin 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 37 3,7 Sangat baik

3 An 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat baik

Rerata 36.7 3,67 Sangat baik

Berdasarkan hasil rerata kelayakan produk oleh siswa meiliki jumlah 3,67

Dengan kategori sangat baik hal tersebut menunjukan karakteristik alat peraga

sudah terdapat dalam alat peraga alfabet dan kartu bergambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

109

4.1.5.4.3 Hasil Uji Kuesioner Kelayakan Produk Oleh Guru

Kuesioner juga dibarikan kepada guru kelas I untuk mendukung kelayakan

produk.Berikut adalah hasil rekapitulasi kelayakan produk pada guru kelas I.

Tabel 4.22 Hasil Uji Kuesioner Kelayakan Produk Oleh Guru

N

o Guru

Hasil item pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Ester 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 Sangat

baik

Rerata 40 4 Sangat

baik

Berdasarkan tabel diatas menjunjukan rerata sebesar 4 dengan kategori

“Sangat baik” .Hasil tersebut menjunjukan bahwa alat peraga sudah layak untuk

digunakan.

4.1.5.4.4 Hasil Rekapitulasi Uji Kelayakan Produk

Berikut adalah keseluruhan hasil rekapitulasi uji kelayakan produk yang

dirangkum dalam sebuah tabel.

Tabel 4.23 Rekapitulasi Uji Kelayakan Produk

No Responden Rerata Kategori

1 Guru 40 Sangat baik

2 Yo 3,5 Sangat baik

3 Lin 3,7 Sangat baik

4 An 3,8 Sangat baik

Rerata 12,75 Sangat baik

Hasil keseluruhan uji kelayakan produk menunjukan rerata sebesar 12,75

sehingga produk dapat dikatakan layak digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

110

4.1.5.5 Revisi Produk

Pada saat pertama kali melakukan uji coba lapangan peneliti menyadari

satu hal akan kesalahan pembuatan alat peraga kartu bergambar. Kesalahan

tersebut terletak pada huruf yang digunakan dalam kartu bergambar yaitu

menggunakan huruf kapital. Dosen ahli menyarankan untuk mengganti huruf

tersebut menjadi huruf kecil dan peneliti melakukan saran tersebut. Setelah

merevisi, peneliti melanjutkan kegiatan penelitian. Dosen pembimbing juga

menyarankan untuk menambahkan alat peraga berupa alat peraga imbuhan untuk

mendukung pembuatan kalimat akan tetapi peneliti tidak melakukannya karena

dikelas satu siswa sudah diajarkan tentang imbuhan. Sehingga siswa dapat

membuat kata yang berimbuhan melalui alat peraga alfabet.

Tabel 4.24 Revisi Produk

N

o

Nama alat

peraga

Jumlah

kartu Sebelum revisi Sesudah revisi

1

Kartu

bergambar 146

Perbaikan Kartu bergambar

menggunakan huruf kapital

Kartu bergambar

menggunakan huruf

kecil

2

Kartu

koreksi

kartu

bergambar

146

Perbaikan Kartu koreksi kartu bergambar

menggunakan huruf kapital

Kartu koreksi kartu

bergambar

menggunakan huruf

kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

111

N

o

Nama alat

peraga

Jumlah

kartu Sebelum revisi Sesudah revisi

3

Pembatas

kartu

bergambar

16

Perbaikan Pembatas kartu bergambar

menggunakan huruf kapital

Pembatas kartu

bergambar

menggunakan huruf

kecil

4

Cover

album alat

peraga

1

Perbaikan

Cover yg digunakan pertama

kali pembuatan tidak cukup

menarik untuk anak kelas I SD

Cover album alat

peraga cukup menarik.

4.1.5.6 Propotipe Alat Peraga

Produk yang sudah direvisi merupakan propotipe alat peraga bahasa

Indonesia yaitu alfabet dan kartu bergambar berbasis metode Montessori.

Gambar 4.12 Propotipe Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi

Membaca Berbasis Metode Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

112

Adapun komponen –komponen yang terdapat pada alat peraga alfabet dan

kartu bergambar.

Tabel 4.25 Komponen Propotipe Alat Peraga Pembelajaran Bahasa Indonesia

Materi Membaca Berbasis Metode Montessori.

No Nama Gambar alat peraga

1 Wadah kartu bergambar

2

Kartu bergambar

3 Kartu koreksi

4 Sekat kartu bergambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

113

5 Stik kartu bergambar

6

Wadah alfabet

7 Kartu contoh kalimat

8 Tutup Wadah alfabet

9 Alfabet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

114

4.2 Pembahasan

Tahap penelitian dan pengembangan alfabet dan kartu bergambar yaitu (1)

potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi produk,

dan (5) uji coba lapangan terbatas. Potensi masalah pada pertemuan pertama

menunjukan bahwa kemampuan membaca siswa kelas I SD Bopkri Demangan III

kurang berkembang. Hal tersebut dapat diketahui ketika peneliti melakukan

penilaian dalam kemampuan membaca. Terdapat tiga siswa kurang mampu

meyebutkan lambang bunyi huruf dan membaca kata dengan kriteria baik.

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan upaya atau tindakan untuk

meningkatkan kemampuan membaca siswa, sehingga permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini yakni meningkatkan kemampuan membaca menggunakan

alat peraga bahasa Indonesia berbasis metode Montessori pada siswa kelas I SD

Bopkri Demangan III, Demangan baru, Yogyakarta.

Sebelum memulai kegiatan penelitian, tahap pertama dalam

mengidentifikasi masalah adalah dengan melakukan wawancara dan observasi.

Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui ketersediaan alat peraga di

sekolah. Peneliti mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi terlebih

dahulu lalu pedoman wawancara dan observasi yang digunakan sudah divalidasi

kepada dosen ahli untuk diuji kelayakannya. Wawancara dilakukan kepada kepala

sekolah, guru dan siswa, sedangkan observasi dilakukan kepada siswa SD kelas I

pada saat pembelajaran berlangsung. Wawancara dan observasi digunakan sebagai

dasar penyusunan kuesioner dan menganalisis kebutuhan. Penyusunan

disesuaikan dengan karakteristik siswa dan karakter metode Montessori. Validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

115

koesioner dilakukan kepada ahli yang berkaitan dengan bahasa Indonesia,

memahami metode Montessori dan mengetahui karakteristik siswa SD kelas I.

Setelah melakukan beberapa kali revisi sehingga sudah dinyatakan layak untuk

disebarkan. Peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa dan disebarkan

kepada siswa kelas I SD Bopkri Demangan III. Berdasarkan hasil kuesioner yang

telah disebarkan terdapat siswa yang masih berkesulitan dalam membaca. Pada

saat penyebaran kuesioner terdapat siswa masih kesulitan dalam membaca isi

kuesioner meskipun peneliti sudah mendikte.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemampuan membaca di kelas I

masih rendah, yakni salah satunya faktor kurang tepatnya pemilihan dan

penggunaan metode pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan membaca

siswa. Alat peraga yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan

membaca hanya menggunakan buku paket dan menulis huruf di papan tulis

kemudian siswa diminta untuk membacanya. Cara seperti ini kurang tepat dan

membuat siswa kurang tertarik dengan kegiatan membaca.

Peneliti merencanakan mendesain alat peraga bahasa Indonesia berbasis

metode Montessori yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran membaca kepada

siswa kelas I. Perlu diperhatikan konsep pembuatan alat peraga alfabet dan kartu

bergambar, karakteristik siswa dan karakteristik alat peraga Montessori agar

sesuai dengan kebutuhan siswa. Terdapat juga propotipe alat peraga pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi membaca nyaring berbasis metode Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

116

Dalam pembuatan alat peraga bahasa Indonesia berbasis metode

Montessori tahap pertama peneliti melakukan observasi ke ruang Montessori yang

terdapat di kampus Universitas Sanata Dharma untuk melihat alat peraga yang

cocok digunakan dalam penelitian ini. Namun alat peraga Montessori yang

dibutuhkan belum terdapat di ruang Montessori tersebut. Kemudian peneliti

mencari di Nienchuis Montessori Catalog yang adalah sebuah katalog yang berisi

alat-alat peraga Montessori dari berbagai bidang. Peneliti menemukan alat peraga

yang cocok dan menarik untuk memecahkan masalah kesulitan membaca yaitu

Individual Reading Material (IRM) dan Small Movable Alfabeth (SMA).

Individual Reading Material (IRM) adalah sebuah alat peraga berbasis metode

Montessori yang memiliki 100 kartu kayu dengan ilustrasi warna warni dari objek

sederhana dengan label untuk membaca dan mencocokan. Sedangkan untuk alat

peraga Small Movable Alfabeth (SMA) yaitu alat peraga yang terdiri dari 26

kompartemen, masing-masing berisi satu huruf dari alfabet. Terdapat dua warna

untuk setiap hurufnya, huruf vocal berwarna merah dan warna biru untuk huruf

konsonan. Alat peraga yang didesain untuk mengkoreksi sendiri, memungkinkan

untuk bekerja mandiri. Alat peraga yang telah dihasilkan terdiri dari delapan

komponen yaitu wadah kartu bergambar, kartu bergambar, kartu koreksi kartu

bergambar, sekat kartu bergambar, alfabet, stik kartu bergambar, wadah alfabet,

kartu soal. Sebelum dilakukan uji lapangan terbatas peneliti telah melakukan

validasi produk yang memperoleh skor rata-rata 3,74 dengan kategori “sangat

baik” dan melakukan uji keterbacaan kepada siswa sehingga alat peraga tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

117

layak untuk digunakan. Instrumen-instrumen yang digunakan terlebih dahulu

divalidasi oleh ahli.

Setelah alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode

Montessori telah di validasi. Peneliti melakukan uji coba lapangan kepada subjek

sebanyak 3 siswa yang kurang dalam kemampuan membaca. Penelitian dilakukan

selama 10 bulan. Waktu 10 bulan tersebut termasuk dalam revisi alat peraga

alfabet dan kartu bergambar. Sebelum menggunakan alat peraga alfabet dan kartu

bergambar peneliti memberikan soal pretest untuk mengetahui awal kemampuan

siswa. Penelitian dilaksanakan 2 kali dalam seminggu selama 4 bulan. Pertama

peneliti mengenalkan nama-nama pada alat peraga alfabet dan kartu bergambar

selama 3 kali pertemuan. Ketika siswa sudah mengenal nama-nama dalam alat

peraga tersebut peneliti melanjutkan penelitian dengan meminta siswa untuk

mengambil satu kartu bergambar pada alat peraga tersebut. Siswa diminta untuk

menyusun satu kata menggunakan alat peraga alfabet sesuai dengan kartu

bergambar. kekiatan ini memiliki syarat siswa sudah bisa mengenal huruf abjad,

namun saat kegiatan berlangsung siswa masih kesulitan dalam mengurutkan abjad

a sampai z dengan benar. Siswa masih kesulitan dalam mengenal beberapa huruf

misalnya menyebutkan huruf m dengan n, terbalik dalam menyusun w dengan m

atau b dengan d. Sampai siswa dapat mengurtkan dengan benar, kegiatan ini

dilakukan selama 4 kali pertemuan. Kemudian siswa melanjukan kegiatan

selanjutnya dengan diminta untuk mengeja kata tersebut sesuai dengan suku

katanya dan siswa melanjutkan dengan membaca satu kata. Saat pembelajaran

berlangsung direktris memberikan contoh terlebih dahulu kemudian siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

118

mengikuti. Kegiatan membaca satu kata ini berlangsung selama 8 kali pertemuan

sampai siswa sudah mampu membaca satu kata. Selanjutnya siswa belajar

menyusun 2 kata dan kemudian sampai pada 3 kata bermakna. Kegiatan ini

berlangsung kurang lebih selama 10 kali pertemuan. Saat siswa sudah mampu

membuat kalimat dan membaca kalimat dengan benar tahap terakhir yaitu siswa

diberikan soal posttest. Posttest yang diberikan untuk mengetahui perubahan

dalam kemampuan membaca siswa setelah menggunakan alat peraga alfabet dan

kartu bergambar.

Hasil yang diperoleh pada pretest yaitu sebesar 45,67667 dan posttest

yaitu sebesar 90,12. Dari hasil tersebut peneliti membuktikan bahwa alat peraga

alfabet dan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa

pada siswa kelas I SD Bopkri Demangan III ,Demangan baru,Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan alat peraga Montessori bahasa

Indonesia dengan materi membaca di SD Bopkri Demangan III Yogyakarta, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan.

1. Pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori pada mata pelajaran

bahasa Indonesia di kelas I SD Bopkri demangan III dilakukan berdasarkan

dengan karakteristik alatperaga Montessori yaitu pertama adalah menarik.

Alat peraga ini menarik hal ini dapat dilihat dari bentuk alat peraga

sertabermacam-macam gambar yang dapat dipelajari dalam alat peraga

alfabet dan kartu bergambar tersebut. Alat ini juga menarik karena terdapat

banyak variasi warna yang terdapat dalam sisi-sisi alat peraga kartu

bergambar yang ditunjukan untuk mengetahui berbagai macam isi pada alat

peraga alfabet dan kartu bergambar. Karakteristik yang kedua yaitu

bergradasi. Alat peraga bergradasi terdapat pada alat peragaalfabet atau dalam

montessorinya yaitu alat peraga Small Movable Alfabeth (SMA). Didalam

bidang huruf terdapat tekstur yang kasar hal ini ditunjukan agar siswadapat

meraba tekstur huruf agar siswa mengetahui bentuk huruf yang benar. Hal ini

dilakukan karena pada saat peneliti mengetest siswa ketika diminta untuk

menyebutkan huruf, siswa masih merasa kesulitan dalam membedakan huruf

yang satu dengan yang lain. Misalnya pada huruf m dan n. Dalam hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

120

siswa masih kesulitan dalam membedakannya. Maka dari itu peneliti

membuat tesktur bergradasi pada bidang huruf yang terdapat pada alfabet.

Karakteristik yang ketiga yaitu auto education. Terdapat auto education pada

alat peraga alfabet dan kartu bergambar karena alat peraga ini melatih dan

mengajarkan siswa untuk belajar secara mandiri. Karateristik yang keempat

yaitu auto correction. Alat ini juga memberikan auto correction yang

membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan saat belajar membaca. Yang

terakhir yaitu kontekstual. Hal dapat dilihat dari bahan-bahan yang digunakan

dalam pembuatan alat peraga mudah untuk ditemukan di lingkungan sekitar.

2. Alat peraga alfabet dan kartu bergambar berbasis metode Montessori yang

dikembangkan di SD Bopkri Demangan III ini memiliki kualitas baik hal ini

terbukti ketika peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas I yang merasa

senang dan terbantu saat belajar membaca menggunakan alat peraga alfabet

dan kartu bergambar ini.

Berdasarkan hasil uji coba alat peraga alfabet dan kartu bergambar

berbasis metode Montessori dilapangan, dihasilkan produk akhir yang

dikatakan layak dijadikan alat peraga pembelajaran untuk siswa kelas 1 SD

Bopkri Demangan III. Hal ini ditunjukan dengan ketertarikan alat peraga

alfabet dan kartu bergambar bagi siswa dan memudahkan siswa dalam

membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

121

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan guru kelas. Hal ini disebabkan

dengan kesibukan dan aktivitas guru yang padat, sehingga guru dan peneliti

tidak mempunyai banyak waktu untuk bertemu dan bertukar pikiran.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Metode penelitian pengembangan membutuhkan waktu yang relative lama

dan masih jarang digunakan sehingga peneliti merasakan kesulitan dalam hal

proses atau tahapan penelitiannya. Oleh karena itu, sebelum terjun dalam

melaksanakan penelitian dan pengembangan dibutuhkan kesiapan yang

matang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

122

DAFTAR REFERENSI

Abidin, yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama

Adhim. (2015). Membuat Anak Gila Membaca. Yogyakarta: Pro-U Media.

Aitchison, Jean. 2008. Linguistics. London : Hodder Headline.

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk pembangunan nasional. Bandung: Grasindo.

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Asyhar, R. (2012). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: PT

Referensi.

Beaty, Janice. (2013). Observasi perkembangan anak usia dini. Jakarta: kencana.

Conny & semiawan. (2008). Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah Dan Sekolah

Dasar. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Depdiknas. (2004). Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta:

Balitbang Depdiknas.

Depdiknas.(2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dimyanti,dkk (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Effendi,dkk.( 2015). Tata Bahasa Dasar. Bandung: PT. REMAJA

ROSDAKARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

123

Gage. 1984. Educational psychology third edition. USA : Houghton Mifflin

Company.

Gerald, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan Wajib Untuk Guru dan

Orang Tua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi,

Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hanifah, Ifah. (2013). Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode

Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties)

(Studi kasus pada siswa kelas III SDN cinembeuy-kuningan, tahun

akademik 2012/2013). Universitas pendidikan Indonesia.

Hainstock, E. G. (1997). The essential Montessori; an introduction to woman, the

writings, the method, and the movement. United States of America:

Penguin Books.

Hasbullah.(1997). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Hernowo. (2015). Quantum reading. Bandung : Kaifalearning.

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2009). Theories of learning (teori belajar).

Jakarta: Kencana.

Heruman. (2008). Model pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya Offset.

Holt, H. (2008). The Absorbent Mind, Pikiran Yang Mudah Menyerap.

(Dariyanto, penerj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jennings, paul.(2006). Agar Anak Anda Tertular “Virus” Membaca. Bandung:

MLC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

124

Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan

Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:

Kaifa.

Krissandi, A. D. S. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Inovatif Di Sekolah

Dasar. Yogyakarta: Penerbit WR.

Kumara. (2014). Kesulitan Berbahasa Pada Anak. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Kurniawan, Heru. (2015). Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum

2013). Jakarta: Prenadamedia group.

Lillard, P. P. (1997). Montessori in the classroom : A teacher’s account of flow.

New York: Schocken Books.

Magini, A. P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.

Martinet, A.(1987). Ilmu Bahasa : Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Meggit, Carolyn .(2012). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Indeks.

Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran Paud. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Montessori. (1912). The Montessori Method. New york: Dover publications, inc.

Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes

Company.

Nienhuis. (2012). Nienhuis Montessori. California: Nienhuis Montessori.

Nikelas, S. (1988). Pengantar Linguistik Untuk Guru Bahasa. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

125

OECD. (2012). PISA 2012 result: ready to learn students’ engagement, drive and

self-beliefs volume III. Paris: OECD Publishing.

Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putra, N. (2015). Research and Development. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rahayu minto. 2007. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT

Grasindo

Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ramlan, M. 2005. Sintaksis. Yogyakarta: karyono.

Roza, prima. (2007). “Pendidikan dan Mutu Manusia”. Jurnal sosioteknologi.

12(6). 303-08

Rumadi, A. (1989). Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1 B. Jakarta: PT

Gramedia.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Salemba,

Rinekka cipta.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

. (2014). Metode Peneltian Manajemen. Bandung: Alfabeta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

126

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: teori dan konsep

dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

Syahroni,dkk. (2013). Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:

Aswaja pressindo.

Tarigan, Hendry Guntu. (1986). Menyimak segala suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif : Konsep

landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan

pendidikan( KTSP). Jakarta: Kencana.

Widjono.( 2007). Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di

Perguruan Tinggi. Jakarta : PT grasindo.

Widoyoko, Eko Putro. (2014). Penelitian hasil pembelajaran di sekolah.

Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Wiryodijoyo, Surwayono. (1989). Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

127

World Bank. (2011). Mentransfer tenaga pendidikan Indonesia: volume ii: dari

pendidikan prajabatan hingga ke masa purnabakti: membangun dan

mempertahankan angkatan kerja yang berkualitas tinggi, efisiensi dan

termotivikasi. Jakarta: Kantor Bank Dunia.

(World Bank dalam The Condition Of Education 2014: 118)

Yamin. (2014). Teori Dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani.

Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

PT. REMAJA ROSDAKARYA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[1]

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH

Lampiran 1.1 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Bopkri

Demangan III

Selamat pagi buk. Trimakasih untuk waktunya bu.

P : Bagaimana proses belajar mengajar secara umum di SD Bopkri

Demangan III terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia?

G : Prosesnya ya mbak ya, jadi prosesnya untuk bahasa Indonesia itu memang

diawali dari membaca, jadi memang program literasi dari pemerintah itu sangat

bagus. Jadi kalo anak sudah bisa membaca itu bisa benar-benar membantu dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Kalo sudah bisa membaca nanti diarahkan anak bisa

memahami apa yang dibaca itu dan bisa mengungkapkan.

P : Kemudian yang kedua, apa yang telah didapatkan oleh siswa terkait

dengan pelajaran bahasa Indonesia?

G : hmmm dari nilai UN saja ya. Anak-anak sini biarpun secara akademik itu

mereka itu tidak termasuk yang mempunyai iq tinggi tetapi untuk nilai bahasa

Indonesia dua tahun lalu itu rata-rata nilai UN bisa 84 kemudian tahun kemarin

memang menurun dan tahun ini rata-rata 76. Itu tergantung menurut kelasnya. Kalo

kelasnya itu memang dari anak-anak yang suka membaca suka apa ya memperhatikan

dan membaca mading yang kami pasang itu, itu dengan begitu mereka mudah

memahami soal. Tapi kalo mereka males untuk membaca itu ya sudah. Biasanya

kami kalo update soal-soal itu kami suruh menggaris bawahi atau melingkari hal-hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[2]

yang penting jadi ketika ada soal yang panjang anak tidak perlu mengulang dari atas

lagi jadi mereka liat yang penting-penting itu. Jadi nilai UNnya bisa tinggi.

P : Kemudian tentang siswa SD Bopkri disini terkait dengan mata

pelajaran bahasa Indonesia itu sendiri bagaimana buk? Jadi apakah tertarik?

G : Tertarik sekali anak-anak itu tapi hanya ya itu modelnyakan membaca jadi

satu dua anak itu sulit memang sulit untuk diajak rajin membaca. Tetapi ketika

disajikan cerita-cerita yang meraik yang membuat anak-anak penasaran itu memang

anak-anak lebih tertarik seperti itu. Jadi tidak hanya buku yang berbicara tapi ada

cerita disitu apalagi kalo cerita itu atau bacaan itu baru itu anak-anak senang.

P : Kira-kira kesulitan apa saja bu yang dialami siswa, misalkan pada

pelajaran atau kelas berapa?

G : Karena saya pegang kelas atas yaa. Kalau kelas bawah itu pernah kekelas

itu anak-anak kelas bawah masih kesulitan untuk membaca jadi, memang harus

disajikan bacaan-bacaan yang tulisannya besar-besar. Tetapi kalau kelas atas itu

misalnya kelas empat itu ada hal-hal yang baru harus ditekankan disitu ada pelajaran

yang baru adaaa apa ya namanya, ada istilah-istilah yang baru yang anak-anak harus

memahami dikelas empat misalnya pikiran pokok kalo dikelas atas kesulitannya ya

itu. Sekarang itu bacaan tu terlalu panjang jadi anak yang tidak suka membaca

kesulitan membaca. Kemudian anak-anak itu sering ee tidak mau memahami

persoalan yang ada, bacaan yang ada jadi meraba-raba saja. Itu kesulitan anak-anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[3]

Dan sekarang perkembangan bahasa Indonesia itu ada sesuatu yang berubah. Jadi ya

itu. Seperti penulisan-penulisan itu sudah di apa ya selain begitu harus dirubah seperti

ini. Itu ya peralihan itu ya yang membuat kesulitan.

P : Apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam

proses pembelajaran.

G : Ya tentu, setiap guru memang diseyogyakan untuk menggunakan alat peraga

karena alat peraga itu membantu sekali. Dengan alat peraga pemahaman anak-anak

belajar lebih mendalam. Jadi diupayakan menggunakan alat peraga, karena akan beda

hasilnya dengan atau tanpa menggunakan alat peraga.. batuk..

P : Kira-kira alat peraga yang pernah digunakan itu seperti apa buk?

Apakah itu beli atau dibuat sendiri? Bahan-bahannya bagaimana buk?

G : hmm yaa. Kalau yang sulit memang beli kami juga mendapat bantuan

berupa tulisan itu. Itu dari pemerintah. Kalau yang sulit itu misalnya matematika

membuat bangun-bangun kubus. Itu memang kami harus membeli. Kalau bikin

sendiri bisa tetapi hanya dari kertas. Tapi kalau beli dari kayu. Jadi harus pesan dulu.

Seperti kalau alat peraga IPS itu harus beli seperti peta harus beli. Seperti IPA

kerangkadan sebagainya itu juga harus beli.

P : Apakah proses pengadaan alat peraga itu juga ditentukan beberapa

faktor atau bagaimana buk?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[4]

G : yaa faktor kebutuhan dari materi.

P : Apakah ada buk pembelajaran menggunakan alat peraga yang

mencirikan menarik, bergradasi, auto koreksi yang anak bisa belajar sendiri

dan mengkoreksi kesalahan sendiri ketika menggunakan alat peraga?

G : ini alat peraga umum juga?

P : ya bu..

G : Anak bisa mengkoreksi kesalahan sendiri. Ya tentu alat-alat yang bisa di anu

di…buat anak itu kalau misalnya matematika anak-anak didalam teorinya itu belajar

tentang jaring-jaring balok misalnya begitu kemudian disuruh membuat alat peraga

sendiri eeehh oh ternyata kok alat peraganya kok seperti ini yaa. Kok beda dengan

ketika dia belajar. Anak menemukan. Oh tenyata jaring-jaring balok itu yang lebar.

Misalnya anak membuka saja seperti bungkus sabun gift kemudian dibuka lemnya itu

itu sudah membentuk jaring-jaring. Oh ternyata seperti ini ya jaring-jaring balok. Jadi

anak tahu sendiri.

P : Apakah di SD Bopkri ini pernah dilaksanakan penelitian yang terkait

dengan alat peraga?

G : Ada tesis dulu tentang loading itu ya. Itu tentang matematika.

P : Bagaimana proses pelaksanaan penelitian tersebut? Jadi apakah

penelitian itu melakukan pembelajaran dikelas atau observasi dulu begitu buk?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[5]

G : iya.

P : Kalau untuk prestasi yang individu mengenai berbagai macam bidang

yang pernah diikuti SD ini apa ya buk?

G : Yang sering itu yang dilombakan itu ya biasanya juara CTA tapi kalo yang

mapel itu belum pernah mendapat prestasi yang bagus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[6]

Lampiran 1.2 Transkrip Wawancara dengan Guru Kelas I SD Bopkri

Demangan III

P : Selamat pagi bu..

P : Pertanyaan yang pertama, bagaimana proses kegiatan belajar

mengajar di kelas I secara umum di SD Bopkri Demangan terkait dengan

pelajaran Bahasa Indonesia?

G : Kalau prosesnya itu kan setiap guru masing-masing beda cara yaa. Terus

kalo yang secara umumnya kalo untuk pelejaran bahasa Indonesia terutama dikelas I

itu masih. Mereka masih belajar tentang menulis membaca gitu. Mereka lebih

ditekankan pada dua hal itu. Jadi kalau misal ada pelajaran bahasa Indonesia berarti

kebanyakan kan dibuku pelajaran itukan ada dongeng itu suruh menjawab

pertanyaanya nah mereka diminta untuk belajar. Difasihkan dulu belajar membacanya

lalu belajar menulis.

P : Untuk prestasi sendiri bu, terutama untuk pelajaran bahasa Indonesia

apakah ada kesulitan yang dialami siswa bu?

G : Kesulitan pastinya ada yaa. Terutama untuk anak yang belum sama sekali

bisa membaca dan menulis. Kan sekarang tk tk itu kan ada yang mengharuskan

mereka sudah bisa membaca dan menulis ada yang tidak. Nah kesulitannya adalah di

anak-anak yang bener-bener yang belum bisa membaca dan menulis jadi ee apa ya.

Anak-anak itu harus lebih ditekankan lagi dalam pelajaran membaca dan menulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[7]

P : Materi apa bu yang menjadi kesulitan siswa?

G : kalau soal materi tergantung dengan mereka bisa kembali lagi ke membaca

dan menulis.. kalau memang mereka sudah lancar dalam membaca dan menulis

materi itu akan mudah gitu untuk dikerjakan.

P : Biasanya siswa mengalami kesulitan pada saat apa bu?

G : Pada saat mereka tidak paham isinya karena belum bisa membaca. Karna

kan bahasa Indonesia sendiri itukan lebih ditekankan pada menulis dan membaca.

Kalau mereka saja dari awalnya saja belum lancar maka kedepannya akan susah.

P : Apakah kalau misalkan menulis itu diharuskan bisa membaca atau

menulis tidak harus bisa membaca dahulu?

G : Kalau menulis itu tergantung situasi sih. Misal gini saya itu termasuk yang

suka mendekte. Tetapi bukan yang mendekte dari buku jadi untuk mengetahui anak

lancar tidaknya dalam menulis itu biasanya misalnya saya memberikan contoh hari

ini jadi mereka menulis. Kalau mereka lancar mereka akan langsung spasi hari ini

kalau yang enggak ya ha ha ha nah itu apa ya oh h a h dan a misalnya gitu. Jadi kalau

misalnya mereka masih belum lancar ya itu akan terkendala disitu makanya anak-

anak yang kesulitan dalam membaca dan menulis di drill jadi waktunya akan lebih

lama dibandingkan anak yang lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[8]

P : Jika seperti itu materinya harus disesuaikan juga ya bu? Jadi siswa

harus bisa semua terlebih dahulu lalu baru lanjut ke materi selanjutnya ya bu?

G : iya. He em..

P : Apa yang dilakukan ibu ketika siswa mengalami kesulitan tersebut?

G : Memberikan jam tambahan.

P : Mengapa ibu tidak menggunakan alat peraga pada saat dalam

menyelesaikan kesulitan tersebut?

G : Alat peraga ada tetapi alat peraganya sudah jarang dipakai karena sudah

banyak beberapa bagiannya yang hilang.

P : Alat peraga apa bu yang sering digunakan disekolah? Misalnya dalam

mata pelajaran apa bu?

G : Kalau yang sering itu sebenarnya relatif ya. Misal kaya yang itu membaca

dan menulis menggunakan buku dongeng. Kalau yang menulis sendiri biasanya pake

buku tegak bersambung. Itu mereka yang masih suka kebalik-balik. Kalau

matematika tergantung materinya. Kalau materinya bangun datar sederhana ya kita

pake kertas lipat atau gambar-gambar gitu. Kalau engga ya langsung gambar di papan

tulis. Kalau ipa biasanya yang bagian tubuh itu mereka menggunakan tubuh mereka

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[9]

P : Apakah alat peraga yang membuat siswa dapat belajar mandiri juga

ibu inginkan?

G : Kalau alat peraga yang membuat dia mandiri misalnya kaya ini buku

bacaan. Aku minta anak-anak untuk membawa satu buku bacaan apapun itu untuk

bisa digunakan untuk membaca sendiri. Supaya mereka fasih gitu lo membacanya.

Kalau yang menulis nanti mereka kan harus apal dulu abcnya nah kalau mereka sudah

apal abcnya tidak kebalik-balik nanti minta tolong orang tua atau kakak itu untuk

mendekte misalnya mereka mau apa mau nulis pohon. Nanti anaknya menulis jadi

ada kerja sama antara orang tua dan anak. Jadi tidak semua itu guru. ini salah satu

teknik maksudnya dalam artian supaya orang tua juga tau perkembangan anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[10]

Lampiran 1.3 Transkrip Wawancara dengan Siswa Kelas I SD Bopkri

Demangan III.

P : Hallo adek namanya siapa?

S : Andini kak

P : Dek kakak boleh tanya? Adek kalo belajar bahasa susah atau gampang

dek?

S : Susah

P : Gak bisanya karna apa dek?

S : Bingung kak. Kalo disuruh baca gak bisa.

P : Kalo disuruh jawab pertanyaan gimana itu?

S : Kalo nggak aku nyontek kak pas ujian. Abisnya bingung gak bisa jawab.

P : Kalo di rumah belajar membaca nggak sama bapak ibu?

S : Diajarin

P : Tapi adek udah hafal huruf A sampai Z kan?

S : Ada yang belum apal aku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[11]

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN

Lampiran 2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru

Nama Lengkap :

Tugas Mengajar :

Nama SD :

Berilah tanda centang ( √) pada pilihan dibawah dan isilah jawaban sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya!

1. Apakah Bapak/ ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

Bahasa?

(….) Pernah

Sebut dan Jelaskan !

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………….

(….) Tidak pernah

Alasan !

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Tanda Tangan

……………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[12]

…………………………………………………………………………………

………………………………………

2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami

pembelajaran Bahasa?

(….) ya

(….) tidak

3. Apakah bapak/ ibu berniat untuk membuat alat peraga bahasa sesuai dengan

kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar?

(….) pernah

Sebut dan jelaskan !

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………

(….) tidak pernah

Alasan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………

4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka?

(....) kayu

(….) besi

(….) kertas

(….) plastic

(….) lainnya.

Sebutkan………………………………………………………………………

…………………………………………………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[13]

*jawaban boleh lebih dari satu

5. Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat

peraga tersebut lebih menarik?

(….) ya

(….) tidak

6. Warna seperti apa yang Bapak/ Ibu suka untuk alat peraga?

(….) Gelap

Sebutkan contoh warnanya!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………

(….) Cerah

Sebutkan contoh warnanya!

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………

7. Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga

yang baik berdasarkan fungsinya?

(….) 1 Alat peraga hanya untuk satu materi

Alasan :

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………….

(….) 1 Alat peraga untuk lebih dari satu materi

Alasan :

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[14]

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………….

8. Menurut Bapak/ Ibu, jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Bahasa

yang ideal untuk siswa kelas I gunakan?

(….) Ringan (<1,5 kg)

(….) Sedang(1,5-3 kg)

(….) Berat (>3 kg)

Mengapa?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………

9. Bagaimana salah satu kriteria alat peraga bahasa yang berkualitas menurut

Bapak/ Ibu?

(….) Dapat membantu siswa menyadari kesalahan sendiri.

Alasan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

(…..) tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahan sendiri.

Alasan:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

10. Apakah penggunaan alat peraga bahasa dapat membantu siswa untuk lancer

membaca?

(….) Ya

(….) Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[15]

Lampiran 2.2 Hasil Validasi Koesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh

Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[16]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[17]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[18]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[19]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[20]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[21]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[22]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[23]

Lampiran 2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

Nama :

Kelas :

Asal sekolah :

Berilah tanda centang (√) pada pilihan dibawah dan isilah jawaban sesuai dengan

pengalamanmu!

1. Pernahkan gurumu menggunakan alat peraga saat pelajaran bahasa indonesia?

(….) Pernah, sebutkan………………………………………………………

(….) Tidak pernah

2. Seperti apa belajar bahasa Indonesia yang kamu suka?

(….) Belajar bahasa menggunakan alat peraga

(….) Belajar bahasa tida menggunakan alat peraga.

Mengapa? Jelaskan alasanmu!

………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

3. Pernahkah kamu menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar bahasa?

(….) Pernah, pada saat belajar materi…………………………………………………….

Contoh benda yang kamu gunakan………………………………………………….

(….) Tidak pernah

4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka?

(….) Papan tulis

Tanda Tangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[24]

(….) Gambar

(….) Kayu

(….)Lainnya, sebutkan………………………………………………………………

*Jawaban boleh lebih dari satu

5. Menurutmu apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik?

(….) Ya

(….) Tidak

6. Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga bahasa?

(….) Gelap

Sebutkan contoh warnanya?

………………………………………………………………………………………………

(….) Cerah

………………………………………………………………………………………………

7. Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai

materi pembelajaran yang berbeda?

(….) Ya

(….) Tidak

Mengapa? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………………

8. Jika dilihat dari beratnya, alat peraga bahasa manakah yang sesuai untuk kamu gunakan?

(...) Ringan (kurang dari 1,5 kg)

(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3 kg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[25]

(….) Berat (lebih dari 3 kg)

Mengapa? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

9. Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar bahasa ?

(….) saat belajar bahasa menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri

melalui alat peraga yang digunakan.

(….) saat belajar bahasa menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena

diberitahu guru atau temanmu.

Mengapa? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang

benar?

(….) Ya

(.…)Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[26]

Lampiran 2.4 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[27]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[28]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[29]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[30]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[31]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[32]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[33]

Lampiran 2.5 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang diisi oleh Guru SD

Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[34]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[35]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[36]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[37]

2.6 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang diisi oleh Siswa SD Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[38]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[39]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[40]

LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK

Lampiran 3.1 Lembar Kelayakan Kuesioner Validasi Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[41]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[42]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[43]

3.2 Instrumen Lembar Penilaian Validasi Soal Evaluasi Tes Hasil Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[44]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[45]

3.3 Hasil Lembar Penilaian Kelayakan Produk Alat Peraga Kartu

Bergambar Dan Alfabet Oleh Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[46]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[47]

LAMPIRAN 4. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS

Lampiran 4.1 Uji Validitas Instrumen Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[48]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[49]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[50]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[51]

4.2 Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[52]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[53]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[54]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[55]

4.3 Hasil Pretest-Posttest

Pretest-Postest

Kerjakan soal berikut

1. urutkan abjad dari huruf a sampai z

menggunakan alat peraga alfabet

2. ucapkan huruf berikut

a c m o

b p s t

u h I j

3. ucapkan huruf berikut

Bedakan cara pengucapannya

B d m n

I r c t

H k p f

4. ejalah kata berikut

ejalah dengan suara nyaring

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[56]

a n a ini

a na ini

ana ini

kiki k u k u

ki ki ku ku

kiki kuku

p a n d a a y a h

pan da a yah

panda ayah

5. bacalah dengan nyaring

tandai kata yang berbunyi akhir u

kaki kiki kaku

beni beli baju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[57]

sisi suka susu

baju bayu biru

kuku kaki kakak

6. bacakan cerita

“pengalamanku”

pada hari libur

aku pergi ke rumah nenek

nenek memelihara ayam

ayam nenek jumlahnya banyak

aku memberi makan ayam nenek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[58]

LAMPIRAN 5. SURAT

Lampiran 5.1 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[59]

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

60

LAMPIRAN 6. DOKUMEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[61]

LAMPIRAN 7. ALBUM ALAT PERAGA ALFABET DAN KARTU

BERGAMBAR

ALBUM ALFABET DAN KARTU BERGAMBAR PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas/ Semester : I/I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Standar Kompetensi : Membaca

3. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring

Kompetensi dasar :

3.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat

3.2 Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang

tepat.

Indikator :

Kognitif :

3.1.1 Menyebutkan isi kartu gambar dengan lafal yang tepat melalui

uraian secara lisan.

3.1.2 Mengeja satu kata dengan tepat melalui uraian secara lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[62]

3.1.3 Membaca satu kata dengan tepat melalui uraian secara lisan.

3.2.1 Menyusun satu kalimat sederhana dengan tepat melalui uraian

secara lisan.

3.2.2 Membaca satu kalimat sederhana dengan tepat melalui uraian

secara lisan.

Afektif :

3.1.4 Menunjukan huruf yang tersedia dalam kartu gambar sesuai

dengan gambar yang tersedia dengan tepat melalui uraian secara lisan.

Psikomotorik :

3.1.5 Mencocokan gambar dan huruf dengan tepat melalui uraian secara

lisan.

3.2.3 Membuat kalimat sederhana dengan tepat melalui uraian secara

lisan.

Tujuan :

Kognitif :

3.1.1 Siswa mampu menyebutkan isi kartu gambar dengan lafal yang

tepat melalui uraian secara lisan.

3.1.2 Siswa mampu mengeja satu kata dengan tepat melalui uraian

secara lisan.

3.1.3 Siswa mampu membaca satu kata dengan tepat melalui uraian

secara lisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[63]

3.2.1 Siswa mampu menyusun satu kalimat sederhana dengan tepat

melalui uraian secara lisan.

3.2.2 Siswa mampu membaca satu kalimat sederhana dengan tepat

melalui uraian secara lisan.

Afektif :

3.1.4 Siswa mampu menunjukan huruf yang tersedia dalam kartu

gambar sesuai dengan gambar yang tersedia dengan tepat melalui

uraian secara lisan.

Psikomotorik :

3.1.5 Siswa mampu mencocokan gambar dan huruf dengan tepat melalui

uraian secara lisan.

3.2.3 Siswa mampu membuat kalimat sederhana dengan tepat melalui

uraian secara lisan.

Keterangan alat :

Sekat ungu : Kata kerja - Sekat putih : Angka

Sekat hijau : Sayur-sayuran - Sekat merah jambu : Keluarga besar

Sekat hitam : Warna - Sekat jingga : Buah- buahan

Sekat kuning : Hewan liar - Sekat cream : Peralatan sekolah

Sekat merah : Transportasi - Biru muda : Hewan peliharaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[64]

Aktivitas I

a. Materi pembelajaran : Pengenalan alat peraga

b. Submateri : Pengenalan fungsi alat

Tujuan

langsung

Mengenal kartu gambar

Tujuan tidak

langsung

-

Syarat -

Usia 6 -7 tahun (kelas 1 SD)

Alat peraga 1. Kartu bergambar

2. Stik kartu

3. Alfabet

4. Lembar kerja

5. Pensil

Pengendali

kesalahan

Kartu jawaban

Presentasi

Awal

1. Direktris menyiapkan tempat kerja.

2. Direktris mengajak anak untuk mengambil

alat peraga dengan berkata, “Mari bantu Ibu

membawa wadah kartu bergambar.”

3. Direktris mengajak siswa dengan berkata,

“Mari bekerja dengan menggunakan kartu

bergambar bersama Ibu.”

4. Direktris meminta siswa duduk di samping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[65]

kirinya.

Presentasi

Inti

5. Direktris mengajak siswa untuk

memperhatikan dengan berkata, “Perhatikan

Ibu.”

6. Direktris mengenalkan kartu bergambar, “Ini

kartu bergambar”

7. Direktris mengenalkan stik kartu bergambar

sebagai tempat meletakkan kartu

bergambar, sambil berkata “Ini stik kartu

bergambar”.

8. Direktris mengenalkan alfabet sebagai

huruf yang dicocokan sesuai gambar kartu

yang menjadi sebuah kata, sambil berkata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[66]

“alfabet”.

9. Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan berkata,

“Mari bantu Ibu mengembalikan kartu

bergambar beserta alphabet ”.

10. Siswa mengembalikan kartu bergambar

beserta alphabet.

11. Siswa membereskan tempat kerja.

Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan berkata,

“Mari bantu Ibu mengembalikan kartu

bergambar beserta alphabet”.

12. Siswa mengembalikan kartu bergambar

beserta alphabet.

13. Siswa membereskan tempat kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[67]

Aktivitas II

a. Materi Pembelajaran : Membaca

b. Submateri : Membaca satu kata

Tujuan

langsung

Membaca satu kata

Tujuan tidak

langsung

Mengetahui bunyi huruf saat membaca.

Syarat Siswa mengenal huruf abjad

Usia 6 -7 tahun (kelas 1 SD)

Alat peraga 1. Kartu

bergambar

2. Stik kartu

3. Alfabet

4. Lembar kerja

5. Pensil

Pengendali

kesalahan

Kartu jawaban

Presentasi

Awal

1. Direktris menyiapkan tempat kerja.

2. Direktris mengajak anak untuk mengambil

alat peraga dengan berkata, “Mari bantu

Ibu membawa wadah kartu bergambar

dan alfabet.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[68]

3. Direktris mengajak siswa dengan

berkata, “Mari bekerja dengan

menggunakan kartu bergambar bersama

Ibu.”

4. Direktris meminta siswa duduk di samping

kirinya.

Presentasi Inti 5. Direktris mengajak siswa untuk

memperhatikan dengan berkata,

“Perhatikan Ibu.”

6. Direktris mengenalkan kata dengan

mengambil satu gambar secara acak dan

meletakkannya di stik kartu dengan

berkata, “gambar apa ini? ”.

7. Direktris bertanya kepada siswa “ apa

huruf pertamanya?”

8. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“p”.

9. Direktris kembali bertanya “apa huruf

yang kedua?”

10. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“a”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[69]

11. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

12. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“n” .

13. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

14. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“d”.

15. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

16. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“a”.

17. Siswa mengeja satu persatu huruf

dibimbing direktris “ p-a-n-d-a” dibaca

“panda”

18. Direktris mengambil satu gambar.

19. Kemudian meminta siswa melanjutkan.

“Coba lanjutkan.”

20. Siswa melanjutkan hingga menjadi sebuah

kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[70]

21. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “n”?”

22. Siswa menunjukkan huruf “n”.

23. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “e”?”

24. Siswa menunjukkan huruf “e”.

25. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “n”?”

26. Siswa menunjukkan huruf “n”.

27. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “e”?”

28. Siswa menunjukkan huruf “n”.

29. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “k”?”

30. Siswa menunjukkan huruf “k”.

31. Direktris bertanya kepada siswa

“dibaca?”

32. Kemudian meminta siswa untuk menjawab

“nenek”

33. Direktris kembali bertanya kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[71]

sambil menunjuk gambar, dengan berkata,

“siapa orang ini?”

34. Siswa menyebutkan nama gambar yang

ditunjukkan oleh Direktris.

Presentasi

Penutup

35. Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan

berkata, “Mari bantu Ibu mengembalikan

kartu bergambar dan alfabet”.

36. Siswa mengembalikan kartu bergambar

dan alfabet.

37. Siswa membereskan tempat kerja.

Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan

berkata, “Mari bantu Ibu mengembalikan

kartu bergambar dan alfabet”.

38. Siswa mengembalikan kartu bergambar

dan alfabet.

39. Siswa membereskan tempat kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[72]

Aktivitas III

a. Materi Pembelajaran : Membaca

b. Submateri : Mengeja satu kata

Tujuan

langsung

Mengeja suku kata

Tujuan tidak

langsung

Meningkatkan kemampuan membaca

Syarat Siswa mengenal huruf abjad

Usia 6 -7 tahun (kelas 1 SD)

Alat peraga 1. Kartu

bergambar

2. Stik kartu

3. Alfabet

4. Lembar kerja

5. Pensil

Pengendali

kesalahan

Kartu jawaban

Presentasi

Awal

1. Direktris menyiapkan tempat kerja.

2. Direktris mengajak anak untuk mengambil

alat peraga dengan berkata, “Mari bantu

Ibu membawa wadah kartu bergambar

dan alfabet.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[73]

3. Direktris mengajak siswa dengan

berkata, “Mari bekerja dengan

menggunakan kartu bergambar bersama

Ibu.”

4. Direktris meminta siswa duduk di samping

kirinya.

Presentasi Inti 5. Direktris mengajak siswa untuk

memperhatikan dengan berkata,

“Perhatikan Ibu.”

6. Direktris mengenalkan kata dengan

mengambil satu gambar secara acak dan

meletakkannya di stik kartu dengan

berkata, “gambar apa ini? ”.

7. Direktris bertanya kepada siswa “ apa

huruf pertamanya?”

8. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“p”.

9. Direktris kembali bertanya “apa huruf

yang kedua?”

10. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“a”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[74]

11. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

12. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“n” .

13. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

14. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“d”.

15. Direktris kembali bertanya “apa huruf

selanjutnya?”

16. Siswa menjawab dibimbing oleh direktis

“a”.

17. Siswa mengeja huruf dibimbing direktris

“ p-a-n-d-a” dibaca “pan - da”

18. Direktris meminta siswa untuk

mengelompokan huruf menurut suku

katanya.

19. Direktris bertanya “ coba kelompokan

hurufnya menurut suku katanya?”

20. Siswa dibimbing direktris mengelompokan

huruf menurut suku katanya

21. Direktris mengambil satu gambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[75]

22. Kemudian meminta siswa melanjutkan.

“Coba lanjutkan.”

23. Siswa melanjutkan hingga menjadi sebuah

kata.

24. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “n”?”

25. Siswa menunjukkan huruf “n”.

26. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “e”?”

27. Siswa menunjukkan huruf “e”.

28. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “n”?”

29. Siswa menunjukkan huruf “n”.

30. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “e”?”

31. Siswa menunjukkan huruf “n”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[76]

32. Direktris berkata kepada siswa dengan

berkata, “Mana huruf “k”?”

33. Siswa menunjukkan huruf “k”.

34. Direktris bertanya kepada siswa

“dibaca?”

35. Kemudian meminta siswa untuk menjawab

“ne-nek”

36. Direktris meminta siswa untuk

mengelompokan huruf sesuai suku

katanya sambil bertanya “ coba

kelompokan menurut suku katanya?”

37. Siswa mengelompokan huruf menurut

suku katanya.

38. Direktris kembali bertanya kepada siswa

sambil menunjuk gambar, dengan berkata,

“siapa orang ini?”

39. Siswa menyebutkan nama gambar yang

ditunjukkan oleh Direktris.

Presentasi

Penutup

40. Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan

berkata, “Mari bantu Ibu mengembalikan

kartu bergambar dan alfabet”.

41. Siswa mengembalikan kartu bergambar

dan alfabet.

42. Siswa membereskan tempat kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[77]

Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan

berkata, “Mari bantu Ibu mengembalikan

kartu bergambar dan alfabet”.

43. Siswa mengembalikan kartu bergambar

dan alfabet.

44. Siswa membereskan tempat kerja.

Aktivitas IV

a. Materi Pembelajaran : Membaca

b. Submateri : Menyusun dan membaca satu kalimat

Tujuan

langsung

Menyusun dan membaca satu kalimat.

Tujuan

tidak

langsung

Mengenal konsep abstrak menyusun kalimat.

Syarat Siswa mengenal huruf abjad.

Usia 6 -7 tahun (kelas 1 SD)

Alat peraga 1. Kartu

bergambar

2. Stik kartu

3. Alfabet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[78]

4. Lembar kerja

5. Pensil

Pengendali

kesalahan

Kartu jawaban

Presentasi

Awal

1. Direktris menyiapkan tempat kerja.

2. Direktris mengajak anak untuk mengambil

alat peraga dengan berkata, “Mari bantu Ibu

membawa wadah kartu bergambar dan

alfabet.”

3. Direktris mengajak siswa dengan berkata,

“Mari bekerja dengan menggunakan kartu

bergambar bersama Ibu.”

4. Direktris meminta siswa duduk di samping

kirinya.

Presentasi

Inti

5. Direktris meminta perhatian siswa,

“Perhatikan Ibu ya!”

6. Direktris mengambil dan menyusun kartu

bergambar yang akan dikerjakan sambil

berkata, “Mari kita selesaikan soal ini.”

7. Direktris mengambil 3 gambar dan

meletakkan di stik kartu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[79]

8. Direktris menunjuk gambar ke-1 dan berkata

“gambar apa ini?”.

9. Direktris dan siswa meletakkan huruf

(alfabet) sesuai dengan gambar yang

disediakan.

10. Direktris menunjuk gambar ke-2 dan berkata

“sedang apa orang digambar itu?”

11. Direktris dan siswa meletakkan huruf

(alfabet) sesuai dengan gambar yang

disediakan.

12. Direktris menunjuk gambar ke-3 dan

berkata “gambar apa ini?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[80]

13. Direktris dan siswa meletakkan huruf sesuai

dengan gambar yang disediakan.

14. Siswa diminta menunjukkan dan menyebutkan

satu persatu kata yang disusun menjadi

kalimat dan berkata “ ibu-memasak-bayam”

15. Direktris meminta siswa untuk mengulang

kata dengan tepat “ibu memasak bayam”

16. Direktris memberi kesempatan siswa untuk

mencoba dengan berkata, “Kamu mencoba

ya!”.

Presentasi

Penutup

17. Direktris meminta siswa untuk

mengembalikan alat peraga dengan berkata,

“Mari bantu Ibu mengembalikan kartu

bergambar dan alfabet”.

18. Siswa mengembalikan kartu bergambar dan

alfabet.

19. Siswa membereskan tempat kerja. Direktris

meminta siswa untuk mengembalikan alat

peraga dengan berkata, “Mari bantu Ibu

mengembalikan kartu bergambar dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

[81]

alfabet”.

20. Siswa mengembalikan kartu bergambar dan

alfabet.

21. Siswa membereskan tempat kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

82

CURRICULUM VITAE

Elena Mahanani Wicaksono merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara lahir di Bandung pada tanggal

6 Agustus 1993. Pendidikan pertama kali diperoleh di TK

Kesuma Bangsa tamat pada tahun 1999. Pendidikan dasar

diperoleh di SD Kesuma Bangsa sampai pada tahun

2004 lalu pindah di SD N Cibodas 3 dan tamat

pendidikan SD pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N

20 Tangerang, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di

SMK N 1 Tangerang, tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti tercatat

sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh

pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar

perkuliahan. Berikut kegiatan yang pernah peneliti ikuti.

1. Sebagai Sie. Publikasi dan Dokumentasi dalam Kegiatan Inisiasi Mahasiswa

Baru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas

Sanata Dharma pada tahun 2011.

2. Participated On The “ Maria Montessori Workshop: Learning Model

Development For 6-9 Years Old. Focused On Mathematics” pada tahun 2012.

3. A Participant In A Seminar For Studium Generale Entitled “Learning From

The Past For A Better Future: We And The 1965 Tragedy” pada tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN BAHASA …

83

4. Participanted In The “ Public Lecture On Teaching Multiculturalism To Toung

People: Learning From Post- War German Experience” By Dr. Bernd Schaefer

(The Woodrow Wilson Center, Washington D.C., Usa) pada tahun 2013.

5. Peserta Stadium Generale Dengan Tema : “Family Problems And Childern’s

Motivation To Learn” pada tahun 2013.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran

Bahasa Indonesia SD Materi Membaca Berbasis Metode Montessori”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI