84
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata .Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan. Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta potongan tubuh manusia atau 1

Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya

bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus

kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari

waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa

yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.

Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan

membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal

sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.Menentukan

identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya

kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.

Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah

tidak dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan

masal, bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal,

serta potongan tubuh manusia atau kerangka.Selain itu identifikasi forensik juga

berperan dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau

diragukan orangtua nya.Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua

metode yang digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).

Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894,

Oscar Amudo yang lahir di Matanzas Cuba mulai menerapkan gigi geligi untuk

penegakan hukum. Di Norwegia (1894) ditetapkan bahwa tim odontologi forensik

terdiri maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter yang biasanya ahli patologi

dan seorang dokter gigi.

Ilmi forensik yang diperaktekkan di Indonesia dibilang sangat tertinggal

jika dibandingkan praktek forensik di Negara maju. Selain ahlinya belum banyak,

sarana pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Banyak

1

Page 2: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

dokter yang memandang sebelah mata terhadap ilmu forensik. Sebagian karena

bagian ini lebih banyak berkecimpung dengan mayat dengan kondisi yang sudah

dingin dan membusuk, sebagian lagi karena menjadi dokter spesialis forensik tidak

potensial untuk mendatangkan keuntungan materi dibandingkan dengan menjadi

spesialis lain.

Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identits individu,

baik hidup maupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari

individu yang diperiksa dengan data dari orang yang disangka sebagai individu

tersebut.

Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia sebagai data

yang sangat diperlukan dalam proses identifikasi pada awal abad 20 semakin

berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong

didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi

pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan

kesehatan dan administrasi untuk dinilai.

Pencatatn rekaman medik perlu disosialisasikan keseluruh masyarakat

Indonesia agar setiap individu mempunyai catatan rekaman medik gigi sehingga

memudahkan bila diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi antar dokter

gigi dalam proses identifikasi.

Memasuki era globalisasi dari pasar bebas dengan tingkat persaingan yang

tajam diperlukan standar-standar yang dapat digunakan secara nasional yang

berstandar internasinonal tetapi tetap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan atau

keadaan di Indonesia. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi terutama dibidang transportasi darat, laut, dan udara. Kini pidana atau

criminal yang dahulu tradisional berkembang menjadi kejahatan transnasional

(antar-negara), seperti narkoba, terorisme, cyber crime, dan lain-lain.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke

berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (medis) merupakan

bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi

2

Page 3: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

relatif tertinggal. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi

informasi merupakan salah satu hal penting dalam peradaban manusia untuk

mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan

komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. . Di dunia

medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih

750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan

cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai hal untuk mengudapte

perkembangan terbaru.

Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah

satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di

rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Pengertian

rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah

penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap

event dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Rekam medis

berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal

dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll),

konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis

berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem

pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder,

bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi

protokol klinik.

Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode

elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan

rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem

manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis.

Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif),

gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara

jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti rekaman EKG. Yang

menjadi pertanyaan adalah, mengapa proses adopsi inovasi RMD di Indonesia

3

Page 4: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

berjalan lambat. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, bagaimana

mempercepatnya.

Alasan klasik mengapa RMD/RME tidak berkembang dengan cepat adalah

tidak adanya payung hukum yang jelas. Seringkali muncul pertanyaan, bagaimana

perlindungan rumah sakit jika terjadi tuntutan kepada pasien. Bagaimana

keabsahan dokumen elektronik? Jika terjadi kesalahan dalam penulisan data medis

pasien, apakah perangkat elektronik memiliki fasilitas log untuk tetap dapat

mencatat data yang telah dimasukkan sebelumnya dan tidak menghapus(delete)

sehingga tetap bisa dikenali siapa yang memasukkan data tersebut serta jenis data

yang akan diganti?. Aspek regulasi dan legal memang tidak dapat menandingi

kecepatan kemajuan teknologi informasi. Pada penjelasan UU Praktek Kedokteran

pasal 46 dimungkinkan rekam medis tersimpan dalam bentuk elektronik. Tetapi

petunjuk teknisnya hingga saat ini belum dikeluarkan oleh KKI (Konsil

Kedokteran Indonesia). KKI sudah mengeluarkan Manual Rekam Medis, tetapi

itupun belum menjelaskan secara rinci tentang rekam medis elektronik. Baru-baru

ini, Depkes mempublikasikan Permenkes no 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

Rekam Medis sebagai pengganti Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989. Tetapi ini

juga tidak memberikan penjabaran secara rinci tentang rekam medis elektronik.

Hanya disebutkan bahwa penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan

teknologi informasi diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri (Pasal 2 ayat 2).

Di sisi lain, masyarakat banyak berharap dengan UU ITE yang baru saja disahkan

oleh DPR untuk memberikan jaminan hukum terhadap transaksi elektronik. Tentu

saja mengharapkan UU ITE sebagai dasar pelaksanaan rekam medis elektronik

tidak mencukupi.

Persoalan lain adalah ketersediaan dana. Aspek finansial menjadi persoalan

penting karena harus menyiapkan infrastruktur (komputer, jaringan kabel maupun

nir kabel, listrik, sistem pengamanan, konsultan, pelatihan dan lain-lain). Rumah

sakit biasanya memiliki anggaran terbatas, apalagi untuk teknologi informasi.

4

Page 5: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Namun semua alasan diatas dapat ditemukan solusinya, Diperlukan adanya

kerjasama dari semua pihak khususnya pemerintah dalam menciptakan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya

harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan

data pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer

yang bisa dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan

peringatan jika dokter salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam

konteks ini, sosialisasi RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye

gerakan keselamatan pasien (patient safety). Ada pula yang menunjukkan

kelebihan rekam medis elektronik dalam menyimpan data medis multimedia yang

dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Meskipun belum ada rekam medis

elektronik yang benar-benar sempurna, secara teknologi sebenarnya sudah dalam

fase mature.

Kegiatan sosialisasi tidak dapat berdiri sendiri. Sosialisasi RMD harus

dilakukan secara terus menerus dan memerlukan inisiatif tingkat nasional. Jika

pemerintah serius menjadikan RMD sebagai kunci untuk meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit, maka harus ada tim yang secara serius merumuskan arah

pengembangan RMD. Lembaga ini harus berada di luar Ditjen Yanmed Depkes,

tetapi bertanggung jawab ke direktorat tersebut. Dengan demikian dia tidak akan

terbebani dengan kegiatan rutin (misalnya mengurusi pelaporan rutin rumah sakit).

Mengingat sebagian besar rumah sakit di Indonesia memiliki masalah klasik

keterbatasan dana, tim tersebut dapat merumuskan model standar perangkat lunak

RMD yang bersifat public domain. Perangkat lunak tersebut harus mengikuti

kaidah-kaidah standar informatika untuk RMD.

Selain membuat perumusan di tingkat teknis, lembaga tersebut juga

semestinya merancang payung hukum yang memberi jaminan keabsahan informasi

rekam medis dalam bentuk elektronik. Hal lain yang harus dipertimbangkan tentu

saja menyangkut aspek keamanan, kerahasiaan dan privacy informasi medis.

5

Page 6: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Model RMD tersebut harus tertuang ke dalam buku putih yang akan menjadi

pegangan bagi setiap stakeholder yang terlibat dalam pengembangan RMD di

Indonesia.

Menjadikan RMD sebagai bagian dari kebutuhan dokter merupakan bagian

dari proses difusi inovasi. Di setiap generasi, akan selalu ada early adopters yang

akan menjadi pionir dalam mengadopsi perkembangan terkini. Dia pulalah yang

akan menjadi role model bagi sesama sejawat. Dalam berbagai literatur mengenai

keberhasilan adopsi RMD, aspek clinical leadership ini sering mengemuka.

Mengingat betapa pentingnya rekaman medis,maka diperlukan adanya

kemajuan dalam hal itu. Pencatatan rekaman medik secara digital harus di ketahui

cara system pencatatnnya dan perlu dikembangkan demi untuk memajukan

pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah

a. Mengetahui pengertian dari rakaman medik

b. Mengetahui fungsi dan peran dari rekaman medik

c. Mengetahui seberapa penting pencatatan rekaman medik secara digital

d. Mengetahui sitem pencatatan rekaman medik secara digital

C. Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul Sistem Pencatatan

Rekaman Medik Secara Digital adalah untuk lebih memahami mengenai rekaman

medik dan system pencatantannya secara digital sehingga dapat digunakan sebagai

sarana identifikasi dengan tujuan :

1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya.

2. Pemastian kematian seseorang secara resmi yang yuridis

3. Pencatatan identitas untuk keperluan administrasi dan pemakaman

4. Untuk pengurusan klaim dibidang hokum publik dan perdata

5. Untuk pembuktian klaim asuransi,pensiun dan lain-lain

6

Page 7: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

6. Sebagai upaya awal dari suatu penyelidikan kriminal, bila ada

7. Untuk mengetahui tatacara pencatatan rekaman medik secara digital

8. Untuk mengetahui identifikasi forensik secara umum

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode studi

kepustakaan (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dan

literature-literatur yang sesuai dengan judul karya tulis ilmiah, baik yang dilakukan

di perpustakaan maupun di tempat lain. Literatur yang digunakan berasal dari buku

teks, jurnal ilmiah, website, kamus, dan sumber lain yang mendukung kebutuhan

penulisan.

7

Page 8: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Sejarah Rakam Medis

Rekam medis sebagai catatan dan ingatan tentang praktek kedokteran telah

dikenal orang sejak zaman palaelolitikum 25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan

di gua batu Spayol. Di Zaman Babylon, pengobatan di Mesir, Yunani dan Roma

menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua,

batang kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya

dengan berkembangnya Hieroglyph (tulisan mesir kuno) ditemukan catatan

pengobatan pada dinding makam dan candi Mesir serta diatas papyrus (semacam

gulungan kertas yang terbuat dari kulit). Salinan papyrus yang ditulis pada tahun

1600 SM yang ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke 19 di mesir masih

tersimpan di New York Academy Of Medicine. Sedangkan di University Of

Leipzig menyimpan papyrus ebers yang ditulis pada 1550 SM yang ditemukan

diantara kaki mumi didekat Thebes pada tahun 1872.

Hippocrates yang lahir pada tahun 450 SM dikenal sebagai “ Bapak Ilmu

Kedokteran “ memerintahkan kepada murid-muridnya Thesalu, Dracon dan

Dexippus untuk mencatat dan memelihara semua penemuannya tentang penyakit

pasien-pasiennya secara rinci. Francis adams pada tahun 1849 menerjemahkan

catatan yang ditulis oleh Hippocrates, salah satunya adalah riwayat dan perjalanan

penyakit istri Philinus setelah melahirkan sampai meninggal. Di Roma, 600 tahun

sesudah Hippocrates, seorang dokter bernama Galen mencatat riwayat dan

perjalanan penyakit pasien yang ditulis dalam bahasa latin. Selanjutnya oleh Ibnu

Sina (980-1037), mengembangkan ilmu kedokteran tersebut berdasarkan catatan-

catatan jaman Hippocrates.

Rumah sakit St Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit

pertama yang menyimpan rekam medis sejak dibuka pada tahun 1137. pada saat

Raja Henry ke 8 (1509-1547) berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan

8

Page 9: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

tentang menjaga kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis. Pada jaman ini

perkembangaan ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula

pencatatan kedalam rekam medis yang digunakan untuk pengelolaan pasien dan

perkembangan ilmu. Inilah rumah sakit pertama yang mempunyai perpustakaan

kedokteran yang kini catatan medis tersebut dapat disamakan dengan rekam medis.

Selanjutnya dengan mulai dikenalnya ilmu statistic pada abad 17-18 peranan data

rekam medis menjadi sangat penting untuk meghitung angka kesakitan dan

kematian di rumah sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah

Sakit Penzylvania yang didirikan pada tahun 1752 menyimpan indeks pasien yang

disimpan sampai sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh

pustakawan Grace Whiiting Meyers (1859-1957) mulai membuat catalog catatan-

catatan rekam medis pasien dan menggunakan Terminology Medis (istilah-istilah

kedokteran).

Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad

20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang

mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara.

Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses

pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam

rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu

para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis

disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American

health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu

dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia

bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan

informasi kesehatan indonesia).

Di Indonesia penerapan Komputerisasi rekam medis sebenarnya bukan

sesuatu yang baru. Pada tahun 1994, MMR UGM pernah mengadakan seminar

bertajuk “Menuju komputerisasi rekam medis”. Saat ini, di klinik yang khusus

melayani para pegawai dan mahasiswa di UGM (GMC= Gadjah Mada Medical

9

Page 10: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Centre) dokternya tidak lagi menggunakan status rekam medis kertas. Mouse dan

keyboard sudah menggantikan pena untuk mencatat gejala, hasil observasi,

diagnosis sampai dengan pengobatan. Namun, hingga kini hanya klinik tersebut

satu-satunya fasilitas kesehatan yang menggunakan rekam medis elektronik (RME)

di Jogja. Meski hanya untuk melayani pasien rawat jalan, itu sudah lumayan.

Sejarah awal istilah yang digunakan untuk menyebut catatan data–data

pasien yang berkaitan dengan perawatan kesehatan adalah istilah patient record,

kemudian lebih umum digunakan istilah medical record dan kemudian dibuat

klasifikasi untuk berbagai jenis catatan atau rekaman data kesehatan seseorang.

Istilah-istilah rekaman medik :

Medical Dokumen = Dokumen Medis

Medical Notes = Catatan Medis

Medical Record = Rekam medis

Health record = Rekaman Kesehatan

Personel Health Record = Rekaman kesehatan pribadi

Familiy Health Record = Rekaman kesehatan keluarga

Medical report = Laporan medis

Di Indonesia sebelum Permenkes No. 749a Tahun 1989 digunakan istilah

catatan medis .setelah adanya Permenkes tersebut maka istilah atau sebutan secara

seragam menggunakan istilah Rekam Medis.sedangkan di negara Eropa Istilah

yang banyak digunakan adalah Medical record atau Health record.

B. Pengertian, Jenis, dan Isi Rekaman Medik

1. Pengertian Rekaman MedikRekam medis dalam KUBI (kamus umum bahasa Indonesia ) berarti hasil

perekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan pasien; sedangkan

rekam kesehatan yaitu hasil perekaman yang berupa keterangan mengenai

kesehatan pasien.

10

Page 11: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Rekam Medis Kesehatan menurut Lampiran SK PB IDI No 315/PB/A.4/88

adalah rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang

diberikan oleh pemberi pelayanan medis / kesehatan kepada seorang pasien.Isinya

adalah:

a. Kumpulan bukti bukti dalam bentuk berkas catatan dokter, perawat dan

tenaga kesehatan lainnya, hasil pemeriksaan laboratorium, gejala gejala

yang timbul. Singkatnya mengenai segala sesuatu yang telah dilakukan

di RS selama pasien dirawat, termasuk Informed Consent yang sudah

dibubuhi tanda tangan yang dilekatkan pada berkas RekamMedis

tersebut.

b. Kegunaan dari Rekam Medis merupakan 'flash back' tentang apa apa saja

yang dilakukan selama pasien dirawat di RS tersebut.

Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau

catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada

pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan

pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk

menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan

serta merekam hasilnya.

Dalam UU no 29 tentang Praktik Kedokteran tahun 2004 pada bagian

penjelasan pasal 46 ayat (1), yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas

yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,

hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien.

Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi

mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka

pelayanan kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi,

11

Page 12: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan

observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi,

gambar pencitraan (imaging). dan rekaman elektro diagnostik.

Dalam Permenkes 749a tahun 1989 tentang rekam medis disebutkan bahwa

rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada

sarana pelayanan kesehatan. Dijelaskan lebih lanjut dalam surat keputusan

derektorat jenderal pelayanan medik No. 78 tahun 1991 tentang penyelenggaraan

rekam medis di rumah sakit, bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien

selama dirawat di rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk di

unit gawat darurat dan unit-unit rawat inap.

Pengertian tersebut di atas dijelaskan lagi oleh Dirjen Pelayanan Medis

(1997) “ Keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,

anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat nginap,

rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Kegiatan Rekam Medis Berdasarkan SK Dirjen Yanmed No.

YM.00.03.2.2.1296 tahun 1996 , yaitu :

1) Penerimaan pasien

2) Pencatatan

3) Pengelolaan data medis

4) Penyimpanan rekam medis

5) Pengambilan kembali (retrival)

Berdasarkan Pedoman Akreditasi RS tahun 2002, Yaitu :

1) Penerimaan pasien (Pencatatan data sosial pasien)

2)  Pencatatan data – data pelayanan

12

Page 13: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

3)  Pengelolaan data (Coding, indexing)

4)  Pelaporan

Secara garis besar kegiatan rekam medis terdiri dari 3 kegiatan yaitu

1)   Pencatatan,

2)  Pengelolaan berkas/dokumen atau pengarsipan,

3) Pengelolaan data,

Rekam medis juga diartikan secara lebih luas adalah Catatan dan data

sebagai akibat hubungan langsung maupun tidak langsung dengan segala aktifitas

di rumah sakit yang berkaitan dengan pengobatan pasien.

Gambar 1 Gambaran pengertian rekaman medic secara luas

13

Page 14: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Sumber : Akasah,2002.PENGELOLAAN SISTEM REKAM MEDIS I (PSRM).Defenisi, Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis. POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas dan dalam

bentuk teknologi Informasi elektronik yang diatur lebih lanjut dengan peraturan

tersendiri.

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam

pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi

pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam

menentukan keputusan, baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.

Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai peraturan yang

berlaku.

2. Jenis-Jenis Rekaman Medik

Rekaman medik yang dikenal saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

• REKAM MEDIK KARTU(Manual)

• REKAM MEDIK ELEKTRONIK

a. Rekaman medik kartu

Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari memadai. Lebih sering,

kartu rekam medik tersebut terlalu tebal, compang-camping, tidak terorganisasi

secara rapi, bahkan tidak terbaca; catatan kemajuan, laporan konsultan, hasil

radiologi dan catatan perawat bercampur-aduk. Kartu rekam medik tersebut justru

lebih membingungkan, bukan mempermudah pelayanan; merupakan tantangan

yang berat bagi siapa saja yang mencoba memahami apa yang dialami oleh

pasien”. (Bleich, H., MD, Computing, Vol 10 no 2, p70, 1993).

Dalam penggunaan rekam medik kartu banyak mendapatkan kesulitan

dalam proses penggunaannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan keterbatasan

dari rekam medik, yaitu :

14

Page 15: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

• Isi: Sulit menemukan data

• Fragmentasi: jika masing-masing unit atau instalasi menyimpan rekam

medik berbeda untuk orang yang sama

• Untuk mengirimkan informasi: data perlu disalin

• Tidak bisa mengintegrasikan sistem pendukung keputusan klinik dengan

informasi pasien yang telah dikumpulkan

Gambar 2.REKAM MEDIK DI RAK: tidak lengkap, sulit diaksesSumber : Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of the

ACM Conference on the History of Medical Informatics, p 105. New York: ACM 1987)

Gambar 3. KARTU REGISTER REKAM MEDIK: perlu waktu lama, sulit dikelola

Sumber : Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of the ACM Conference on the History of Medical Informatics, p 105. New York: ACM 1987)

b. Rekam medik elektronik

15

Page 16: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Pengertian secara jelas mengenai rekam medis elektronik atau bahkan

seperti perkembangan saat ini menjadi rekam kesehatan elektronik tidak

ditemukan. Rujukan yang lengkap mengenai hal tersebut terdapat dalam berbagai

publikasi Institute of Medicine (IOM). Meskipun dari segi aplikasi, rekam pasien

berbasis komputer sudah diterapkan sejak sekitar 40 tahun yang lalu, namun

konsepnya pertama kali diungkap secara mendalam dalam salah satu publikasi

IOM pada tahun 1991. Laporan tersebut berjudul The Computer-Based Patient

Record: An Essential Technology for Health Care. Saat itu istilah yang digunakan

masih rekam medis/pasien berbasis komputer. Semenjak itu, seiring dengan

perkembangan teknologi serta penerapannya dalam pelayanan kesehatan berbagai

konsep bermunculan.Pada akhir 1990an istilah tersebut berganti menjadi rekam

medis elektronik dan rekam kesehatan elektronik. Pada tahun 2008, National

Alliance for Health Information Technology mengusulkan definisi standar

mengenai hal tersebut (tabel 1). Perkembangan istilah tersebut menunjukkan

bahwa RMD tidak hanya sekedar berubahnya kertas menjadi komputer.

Meyakini bahwa kita akan mampu mengingat dan memproses semua

variabel yang dibutuhkan di sisi tempat tidur pasien pada waktu melakukan

tindakan medis setelah seseorang menguasai kurikulum ilmu kedokteran. Sekarang

dipercaya bahwa dibutuhkan perpanjangan elektronik atas ingatan dan kapasitas

analitik sebagaimana X-ray yang membantu penglihatan mata manusia. Para dokter

harus mengandalkan sarana-sarana tersebut, sebagaimana pengembara yang

mengandalkan peta dan tidak sekadar mengingat jalan-jalan yang harus dilalui

melalui kursus geografi. Di samping itu, para dosen dan peneliti harus menjamin

bahwa sarana pengetahuan itu selalu up to date”. (Weed, L.L. Perspectives over 40

years. Proceedings of the ACM Conference on the History of Medical Informatics,

p 105. New York: ACM 1987).

Tabel 1. Pengertian dasar rekam medis elektronik, rekam kesehatan elektronik dan

rekam kesehatan personal (Sumber: National Alliance for Health Information

Technology (2008, April 28). Report to the Office of the National Coordinator for

16

Page 17: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Health Information Technology on defining key health information technology

terms. Department of Health and Human Services.

Rekam medis elektronikRekam kesehatan

elektronikRekam kesehatan

personal

Rekaman/catatan elektronik tentang informasi terkait kesehatan (health-related information) seseorang yang yang dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berhak (authorized) di satu organisasi pelayanan kesehatan

Rekaman/catatan elektronik informasi terkait kesehatan (health-related information) seseorang yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan dapat dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang berhak (authorized) pada lebih dari satu organisasi pelayanan kesehatan

Rekaman/catatan elektronik informasi terkait kesehatan (health-related information) yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan dapat ditarik dari berbagai sumber namun dikelola, dibagi serta dikendalikan oleh individu.

Manfaat dari rekammedik elektronik/digital, yaitu :

Kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi

Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medik

• Penyimpanan lebih ringkas

• Data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan

• Abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis

• Kualitas data dan standar dapat dikendalikan

Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan

17

Page 18: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Selain lebih baik dalam proses penggunaannya jika dibandingkan dengan

rekam medik kartu, rekaman medik elektronik/digital tidaklah sempurna,juga

terdapat hambatan dalam proses penggunaannya, yaitu:

• Kepercayaan terhadap komputer: keterandalan, privasi, keamanan

• Pemanfaatan untuk keperluan klinik sehari-hari (perlu waktu untuk

analisis)

• Technophobia: sikap negatif atau gagap teknologi terhadap komputer di

tempat kerja

Hal- hal Yang Dapat Disimpan Dalam Rekam Medik Elektronik:

Teks (kode, narasi, report)

• Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan, hasil foto rontgen digital)

• Suara (suara jantung, suara paru)

• Video (proses operasi)

Gambar 4. Contoh Register Rekam Medis Pasien secara Elektronik

18

Page 19: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit

Gambar 5. Contoh Data Rekam Medis pada Praktek Mandiri Dokter

secara Elektronik.

Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan

Rumah Sakit

Gambar 6. Contoh Formulir untuk Memasukkan Data Rekam Medis Pasien

Secara Elektronik

19

Page 20: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit

Gambar 7. Contoh PHR yang Memuat Data Rekam Medis per Pasien

Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan

Rumah Sakit

Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya

harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan

data pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer

yang bisa dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan

peringatan jika dokter salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam

konteks ini, sosialisasi RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye

gerakan keselamatan pasien (patient safety). Ada pula yang menunjukkan

kelebihan rekam medis elektronik dalam menyimpan data medis multimedia yang

dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Meskipun belum ada rekam medis

20

Page 21: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

elektronik yang benar-benar sempurna, secara teknologi sebenarnya sudah dalam

fase mature.

3. Isi dari rekaman medik

Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan di atas dapat dikatakan

rekam medis bila.

a. Berisi keterangan dan catatan serta rekaman tentang pasien secara lengkap

meliputi identitas pribadi, sosial dan semua keterangan lainnya yang

menjelaskan tentang pasien tersebut.

b.Isi keterangan dan catatan tersebut meliputi ;

1)  Identitas siapa yang melayani dan siapa yang dilayani

2)  Pelayanan apa saja yang dilakukan atau diberikan kepada pasien

3) Alasan mengapa pelayanan tersebut diberikan atau serng disebut

dengan indikasi medis

4) Bilamana pelayanan tersebut diberikan yang menunjukan waktu

(tanggal, jam dan menit)

5)  Bagaimana proses pelayanan tersebut diberikan kepada pasien

c. Memuat informasi yang cukup untuk menemukan kembali (mengidentifikasi)

pasien, berarti informasi yang terkandung dalam rekam medis harus dapat

ditemukan kembali ketika pasien tersebut datang untuk berobat pada

kunjungan-kunjungan berikutnya.

d.Membenarkan diagnosa dan pengobatan, berarti data dan informasi dalm

rekam medis dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil pelayanan klinis

guna memperoleh kebenaran ilmiah dan hukum

d. Merekam hasilnya, berarti rekam medis harus dapat didokumentasikan

sedemikian rupa sehingga hasil rekamannya dapat digunakan untuk berbagai

keperluan pelayanan dan pengelolaan pasien

Dari pengertian menurut permenkes dan dirjen yanmed tersebut dapat

diejalaskan yang dimaksud dengan.

21

Page 22: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

1) Catatan yaitu hasil tulisan tentang sesuatu untuk diingat yang dilakukan pada

media pencatatan yaitu formulir

2)  Rekaman yaitu segala sesuatu yang direkam (cetakan, gambar, foto, suara)

untuk dapat dibaca, dilihat, didengar kembali dalam suatu media rekaman

3)  Identitas pasien adalah data yang khas yang membedakan antara individu

diantaranya yaitu :

–  Nama

–  Tanggal Lahir/umur

–  Jenis kelamin

–  Alamat

–  Status perkawinan

4)  Data sosial, yaitu data yang menjelaskan tentang sosial, ekonomi dan budaya

dari pasien, seeperti :

-    Agama

-    Pendidikan

-    Pekerjaan

-    Identitas orang tua

-    Identitas penanggung jawab pembayaran

5)  Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara anatara pasien/keluarga pasien dan

dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh

keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien.

Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a)  Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena

pasen dianggap mampu tanya jawab

b)   Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau

dialakuakn wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang

mengetahui tentang pasien.

Allo-anamnesa dilakukan karena ;

22

Page 23: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

-   Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat mengemukakan

pendapat terhadap apa yang dirasakan)

-    Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu

-    Pasien tidak dapat berkomunikasi

-    Pasien dalam keadaan gangguan jiwa

6) Pemeriksaan fisik, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan

kondisi fisik dari pasien.

Pemeriksaan fisik meliputi :

- Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

melihat/memperhatikan keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan

sistematis

-  Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh

yang terlihat tidak normal

- Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari

bagian tubuh dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara

resonansinya dan meneliti resistensinya.

- Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi

yang terjadi karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh,

biasanya menggunakan alat bantu stetoskop.

7) Pemeriksaan Penunjang, yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas

indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Tujuan

pemeriksaan ini dapat bertujuan :

a)   Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu

b) Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu

Contoh: Pemeriksaan laboratorium, Rontagen, USG, dll

8) Diagnosis, yaitu penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan analisis hasil

anamnesa dan pemeriksaan yang teliti. Penetapan ini penting sekali artinga

untuk menetukan pengobatan atau tindakan berikutnya. Diagnosis ditinjau dari

segi prosesnya, yaitu :

23

Page 24: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

a)  Diagnosis awal atau diagnosis kerja, yaitu penetapan diagnosis awal

yang belum diikuti dengan pemeriksaan yang lebih mendalam.

b)   Diagnosis banding (deferensial diagnosis), yaitu sejumlah diagnosis

(lebih dari 1) yang ditetapkan karena adanya kemungkinan-

kemungkinan tertentu guna pertimbangan medis untuk ditetapkan

diagnosisnya lebih lanjut.

c)  Diagnosis akhir, yaitu diagnosis yang menjadi sebab mengapa pasien

dirawat dan didasarkan pada hasil-hasil pemeriksaan yang mendalam.

Diagnosis ditinjau dari segi keadaan penyakitnya, yaitu :

a) Diagnosis utama, yaitu jenis penyakit utama yang diderita pasien setelah

dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam

b) Diagnosis komplikasi, yaitu penyakit komplikasi karena berasal dari

penyakit utamanya

c) Diagnosis kedua, ketiga dst atau Diagnosis Co-Morbid, yaitu penyakit

penyerta diagnosis utama yang bukan berasal dari penyakit utamanya

atau sudah ada sebelum diagnosis utama ditemukan

9) Prognosis, yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan diagnosis

berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian pada penyakit yang bersangkutan.

Kemungkinannya yaitu :

a)     Cenderung baik (dubia ad bonam)

b)     Cenderung memburuk (dubia ad malam)

10) Terapi, yaitu pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi

medis atau diagnosis yang ditemukan dokter. Terapi dapat berupa :

a) Terapi medikamentosa, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk

obat/bahan kimia

b) Terap suportif, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk dukungan

moral utuk proses penyembuhan pasien

c) Terapi invasif, yaitu pengobatan dengan melakukan tindakan yang

menyebabkan disintegrasi (tidak utuhnya) jaringan atau organ.

24

Page 25: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

11) Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada seseorang

berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan integritas

jaringan atau organ terganggu. Tindakan tersebut dapat berupa :

a) Tindakan terapetik yang bertujuan untuk pengobatan

b) Tindakan diagnostik yang bertujuan untuk menegakan atau menetapkan

diagnosis. Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah

dilakukan informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien

yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang akan diterimanya

setelah memperoleh informasi lengkap tentang tindakan tersebut.

Data-data yang harus dimasukkan dalam Medical Record dibedakan untuk

pasien yang diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap

pelayanan apakah itu di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat membuat

rekam medis dengan data-data sebagai berikut:

1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-

kurangnya antara lain:

a) Identitas Pasien

b) Tanggal dan waktu.

c) Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).

d) Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.

e) Diagnosis

f) Rencana penatalaksanaan

g) Pengobatan dan atau tindakan

h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan

j) Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Rekam Medis Pasien Rawat Inap

25

Page 26: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-

kurangnya antara lain:

a) Identitas Pasien

b) Tanggal dan waktu.

c) Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).

d) Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

e) Diagnosis

f) Rencana penatalaksanaan / TP (treatment planning)

g) Pengobatan dan atau tindakan

h) Persetujuan tindakan bila perlu

i) Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan

j) Ringkasan pulang (discharge summary)

k) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.

l) Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu

dan

m) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik

3. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat

Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam medical

record sekurang-kurangnya antara lain:

a) Identitas Pasien

b) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan

c) Identitas pengantar pasien

d) Tanggal dan waktu.

e) Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).

f) Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.

g) Diagnosis

h) Pengobatan dan/atau tindakan

26

Page 27: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit

gawat darurat dan rencana tindak lanjut.

j) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.

k) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan

dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan

l) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka ditambahkan

jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;

o kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan

o identitas orang yang menemukan pasien;

Rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis

dapat dikembangkan sesuai kebutuhan.Rekam medis yang dibuat dalam pelayanan

di ambulance atau pengobatan masal sama seperti rekam medis gawat darurat dan

rekam medis disimpan di sarana kesehatan.Rekam medis harus segera dibuat dan

dilengkapi oleh dokter dan dokter gigi setelah memberikan pelayanan.

Ringkasan Pulang (discharge summary) atau resume medis.Harus dibuat

oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan

pulang sekurang-kurangnya memuat:

a) identitas pasien;

b) diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat;

c) ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,

pengobatan dan tindak lanjut; dan

d) nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan

kesehatan.

Contoh Data Identitas Pasien antara lain:

-         Nama :

-         Jenis Kelamin :

27

Page 28: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

-         Tempat Tanggal lahir :

-         Umur :

-         Alamat :

-         Pekerjaan :

-         Pendidikan :

-         Golongan Darah :

-         Status pernikahan :

-         Nama orang tua :

-         Pekerjaan Orang tua :

-         Nama suami/istri :

Rekam Medis yang lengkap memuat 4 macam data data seperti:

a) Data Pribadi

Nama, nomor KTP, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status

perkawinan, alamat sekarang, keluarga terdekat, pekerjaan, nama dokter

dan keterangan yang diperlukan untuk identifikasilainnya.

b) Data Finansia

Nama / alamat majikan / perusahaan, perusahaan asuransi yang

menanggung, tipe asuransi,nomor polis,dsb.

c) Data Sosial

Kewarganegaraan / kebangsaan, hubungan keluarga, agama, penghidupan,

kegiatan masyarakat dan data data lain mengenai kedudukan sosial pasien.

d) Data Medis

Merupakan rekam klinis dari pasien, rekaman pengobatan yang

berkesinambungan yang diberikan kepada pasien selama ia dirawat di RS.

Data data ini memuat hasil hasil pemeriksaan fisik, riwayat penyakit,

pengobatan yang diberikan, laporan kemajuan pengobatan, instruksi dokter,

laporan lab klinik, laporan laporan konsultasi, anestesi, operasi, formulir

28

Page 29: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Informed Consent, catatan perawat dan laporan / catatan lain yang terjadi

dan dibuat selama pasien dirawat.

Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan

pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien.Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus

dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.Bila terjadi

kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan

pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan

dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

bersangkutan.

Dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan bertanggungjawab atas

pencatatan atau pendokumentasian pada rekam medis.

3 Fungsi dan Peran Rekam Medik di Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Fungsi rekam medik

Rekam medis berisi rekaman riwayat penyakit pasien beserta

tindakan apa yang telah dilakukan. Salah satu fungsinya adalah dokter bisa

tahu perkembangan penyakit pasien lewat rekaman medis tersebut. "Jadi

kalau si pasien datang lagi, dokter tinggal membaca catatan itu tanpa

banyak bertanya lagi.

Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman medik,

yaitu :

1) Dokumentasi

Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai

dokumen yang berkaitan dengan kesehatan pasien.

2) Alat bukti

Untuk kasus malapraktik, rekam medis bisa menjadi alat bukti di

pengadilan. Dari rekaman medis itu akan terbuka, tindakan salah

29

Page 30: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

apa yang telah dilakukan dokter atau perawat bersangkutan. Dokter

tidak boleh menghapus tulisan apapun pada rekaman medis. "Kalau

ada kesalahan tulisan, dokter tidak boleh menghapus, tapi hanya

boleh mencoret sekali sehingga tulisan semula masih bisa dibaca,

serta diparaf," jelas dokter yang hobi memasak ini.

Dari catatan yang tertera di rekam medis, pasien juga bisa

mengajukan protes jika pasien tidak puas, misalnya, karena biayanya

terlalu tinggi. "Dari catatan medis itu akan terlihat jumlah infus yang

digunakan, obat-obatan apa saja yang diminum serta berapa lama

dirawat inap."

Dokter juga sering terbantu dengan data dalam rekam medis dalam

keadaan darurat misalnya kecelakaan. Si pasien yang dibawa ke

rumah sakit dalam keadaan pingsan, misalnya, nama dalam tanda

pengenal bisa dipakai untuk mencari catatan kesehatan di pasien,

seperti golongan darah.

1) Identifikasi Jenazah

Fungsi yang tidak kalah penting dari rekam medis adalah untuk

identifikasi jenazah yang sulit dikenali. Dalam suatu kecelakaan hebat

misalnya, rekam medis sangat membantu dalam mengenali jenazah.

2) Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan

Dapat digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis,

emberikan pengobatan, tindakan medis dan pelayanan selanjutnya bagi

pasien. Rekam medis yang baik, benar, lengkap dan jelas dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien.

3) Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan

Rekam medis dapat menjadi informasi tentang perkembangan

penyakit, pengobatan, tindakan medis terutama untuk perkembangan

ilmu pengetahuan dalam pengajaran dan penelitian. Dengan rekam

30

Page 31: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

medis juga dapat ditentukan angka statistik kasus penyakit, angka

kematian, angka kelahiran dan hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

4) Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan

Rekam medis juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah biaya

yang harus dibayar oleh pasien dalam pelayanan kesehatan.

b. Peran rekam medik

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah

merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia

kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-

intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal.

Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah

menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,

sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap

perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit

dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi

investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS,

negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun

teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya menginvestasinya

2% untuk teknologi informasi.

Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi

informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban

manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus

informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah

bagian penting dalam manajemen informasi. Selain memiliki

potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI

mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak

dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi

juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan

31

Page 32: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik

perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul

produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih

cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai

aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah

naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak

memberikan perhatian istimewa.

4. Tantangan dan Peluang dalam Penggunaan Sistem Pencatatan Rekaman

Medik Secara Digital

a. Tantangan Penggunaan system pencatatan rekaman medik secara digital

Dalam berbagai kesempatan, seringkali disebutkan bahwa tantangan

utama pengembangan sistem informasi di rumah sakit adalah aspek

finansial. Hal ini dibuktikan bahwa di berbagai negara, investasi

teknologi informasi di rumah sakit rata-rata adalah 2,5% dari total

anggaran mereka. Padahal, di sektor lain, dapat mencapai tiga kali

lipat.

Faktor kedua adalah aspek legal dan security. Masih banyak pihak

yang mencurigai bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki

payung legalitas yang jelas. Hal ini juga terkait dengan upaya untuk

menjamin agar data yang tersimpan dapat melindungi aspek privacy,

confidentiality maupun keamanan informasi secara umum.

Sebenarnya, teknologi informasi memberikan harapan baru, yaitu

teknologi enkripsi maupun berbagai penanda biometrik (sidik jari

maupun pemindai retina) yang justru lebih protektif daripada

tandatangan biasa.

RME/RMD sebenarnya merupakan salah satu komponen dari sistem

manajemen kesehatan. Subsistem manajemen kesehatan merupakan

salah satu komponen dari sistem kesehatan. Sistem kesehatan juga

32

Page 33: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

merupakan salah satu subsistem dari sistem pemerintahan. Ada

berbagai perundangan yang sebenarnya memberi warna atau

bersentuhan dengan keberadaan RME atau RKE. Sampai saat ini

belum ada satu perundangan menyebut secara spesifik istilah rekam

medis elektronik atau rekam kesehatan elektronik. Namun demikian,

di setiap perundangan terdapat beberapa hal yang sebenarnya menjadi

dasar mengapa RME/RKE dapat diterapkan. Beberapa perundangan

tersebut adalah:

1.UU 29 2004: Praktek Kedokteran

2.UU 40 2004: Sistem Jaminan Sosial Nasional

3.UU 23 2006: Administrasi Kependudukan

4.UU 11 2008: Informasi dan Transaksi Elektronik

5.UU 14 2008: Keterbukaan Informasi Publik

6.UU 36 2009: Kesehatan

7.UU 44 2009: Rumah sakit

8.Permenkes 511 tahun 2002: Strategi pengembangan SIKNAS dan

SIKDA

9.Kepmenkes 844/2006: Kodefikasi data

10.Kepmenkes 269/2008: Rekam medis

Namun, yang menjadi persoalan adalah hingga saat ini belum ada satu

produk hukumpun yang secara teknis mengatur mengenai RME/RMD.

Hal ini sebenarnya wajar karena hingga saat ini belum ada satu

komite/organisasi yang khusus mengkaji secara mendalam mengenai

RME/RMD. Sebenarnya, ada perhimpunan rekam medis (PORMIKI), ada

pula pendidikan khusus mengenai rekam medis. Demikian juga diskusi

mengenai pentingnya RME/RMD sudah mulai muncul. Yang belum

adalah upaya bersama untuk membahas mengenai RME/RMD yang cukup

mendalam dan melibatkan berbagai ahli/profesi.

33

Page 34: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Tantangan berikutnya adalah kesiapan pengguna, dalam hal ini adalah

tenaga medis. Pengalaman menunjukkan bahwa salah satu pionir

pengembangan sistem pakar (expert system) adalah dunia kedokteran.

Akan tetapi, sejarah menunjukkan bahwa aplikasi MYCIN (ditemukan

pada awal 1970-an oleh Prof. Shortliffe, seorang ahli penyakit dalam dari

Stanford University) ternyata tidak banyak diterapkan di dunia medis.

Sistem tersebut, yang bertujuan membantu dokter dalam memberikan

antibiotik yang tepat sesuai dengan jenis bakterinya, ternyata dianggap

lambat, menghambat pekerjaan dokter, dan seakan membodohi dokter.

Sistem pakar tersebut dianggap lebih cocok bagi mahasiswa kedokteran

atau orang awam yang sama sekali belum pernah mendapatkan

pengetahuan mengenai bagaimana memberikan terapi kepada orang sakit.

b. Peluang dalam Penggunaan Sistem Pencatatan Rekaman Medik Secara

Digital

Beratnya tantangan di atas tidak berarti tidak serta merta menutup peluang

yang ada. Dari sisi pengguna, sebenarnya dokter yang semakin computer

literate dengan teknologi informasi juga terus meningkat. Di Kanada, lima

puluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun sudah menggunakan

PDA. Mereka, sebagian besar memanfaatkannya untuk membaca referensi

obat. Hal ini ditunjang dengan munculnya berbagai situs yang menyediakan

e-book dan referensi obat yang dapat diinstall ke PDA. Salah satunya

adalah epocrates (htttp://www.epocrates.com) yang menyediakan drug

reference gratis untuk palmtop. Lainnya, memanfaatkan PDA untuk

penjadwalan. Akan tetapi, baru sebagian kecil yang menggunakannya

untuk manajemen pasien. Hal ini terkait dengan masih terbatasnya fasilitas

yang user friendly untuk entry data pasien melalui PDA.

Selain itu, sistem informasi rumah sakit juga harus menyediakan fasilitas

untuk sinkronisasi data dari/ke PDA. Oleh karena itu, saat ini aplikasi yang

berkembang mengarah kepada teknologi web yang menjanjikan portabilitas

34

Page 35: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

data yang lebih baik. Aplikasi ini juga didukung oleh teknologi wireless

yang memungkinkan dokter dapat melakukan entry data di samping tempat

tidur pasien secara langsung (computerized physician order entry).

Saat ini, penyedia aplikasi sistem informasi klinik sudah semakin banyak

(khususnya di luar negeri). Para vendor tersebut juga berkompetisi untuk

menunjukkan keunggulannya masing-masing. Vendor sistem informasi

rumah sakit ada yang berangkat dari peranannya sebagai penyedia alat-alat

medis (medical devices), ada pula yang berbasis pengalaman sebagai

pengembangan sistem. Sehingga, ada yang memiliki keunggulan sebagai

penyedia sistem informasi laboratorium yang sekaligus menyediakan alat

pemeriksaan laboratorium. Ada pula vendor yang menawarkan perangkat

keras radiologi digital sekaligus dengan software PACS (picture archiving

and communication systems) untuk mendukung sistem radiologi tanpa film

konvensional (filmless). Kecenderungan pemanfaatan teknologi elektronik

ini juga akan berimbas pada konsep paperless yang ditandai dengan

meluruhnya peran kertas (menjadi elektronik) sebagai media perekam

medis. Upaya pengembangan sistem informasi klinis ini diharapkan dapat

mendongkrak mutu pelayanan (pencegahan kesalahan peresepan obat),

produktivitas klinisi (rekam medis dapat diakses secara cepat dan bersama-

sama), serta mendorong efisiensi (menghindari permintaan pemeriksaan

laboratorium berulang dikarenakan kertas hasil pemeriksaan sebelumnya

tercecer).

Bagi rumah sakit yang berbudget terbatas, aplikasi yang bersifat open

source pun sebenarnya tersedia. Salah satu diantaranya adalah OpenVistA

yang dikembangkan oleh Departement of Veteran Affairs AS dan tersedia

dengan harga US$ 25(dua puluh lima dolar). Akan tetapi, dibalik peluang

tersebut, sebenarnya masih banyak tantangan lain yang harus diselesaikan.

Isu standar pertukaran data, interoperabilitas (antara alat medis dengan

komputer maupun perangkat komunikasi) masih menjadi topik yang belum

35

Page 36: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

tuntas. Indonesia pun baru mengadopsi standar diagnosis (ICD 10),

sedangkan standar yang berkaitan aspek teknologi informasi tersebut masih

belum diadopsi. Oleh karena itu, memang benar pendapat salah satu pakar,

teknologi informasi di rumah sakit merupakan journey, bukan destination.

5.Konsep Penerapan (cara) dan Regulasi Rekaman Medik Digital

Konsep penerapan pencatatan rekaman medik secara digital

Mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang cukup pesat, komunitas rekam medis perlu memahami berbagai konsep serta

aplikasi medical informatics (informatika kedokteran). Informatika kedokteran

(kadang disebut juga informatika kesehatan) adalah disiplin yang terlibat erat

dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran

dikenal sebagai informatika kedokteran (medical informatics).

Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik

elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi

kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan,

termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi

berbasis internet (online). Dengan demikian, komunitas rekam medis akan

memiliki wawasan yang luas mengenai prospek teknologi informasi serta mampu

menjembatani klinisi (pengguna dan penyedia utama informasi kesehatan) dengan

para ahli komputer (informatika) yang bertujuan merancang desain aplikasi dan

sistem agar dapat menghasilkan produk aplikasi manajemen informasi kesehatan di

rumah sakit yang lebih efektif dan efisien.

Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dilakuakan

dan dicatatkan pada kunjungan pertama atau kesempatan pertama, sehingga

memberikan gambaran secara keseluruhan. Data ini dicatat dalam bentuk rekaman

medic gigi secara menyeluruh, juga sangat berharga sebagai data untuk keperluan

identifikasi jika diperlukan sewaktu-waktu.

36

Page 37: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Pencatatan rekaman medik perlu disosialisasikan keseluruh masyarakat

Indonesia agar setiap individu mempunyai catatan rekaman medik gigi sehingga

memudahkan bila diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi antar dokter

gigi dalam proses identifikasi.

37

Page 38: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

BAB III

PEMBAHASAN

Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa,

bilamana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang

memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta

memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien,

membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi

mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka

pelayanan kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi,

dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan

observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi,

gambar pencitraan (imaging). dan rekaman elektro diagnostik.

Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan isi rekam medis

milik pasien,oleh karena itu rekam medis harus sangat dijaga kerahasiaannya. dan

disimpan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana kesehatan.Pemaparan

isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan

izin tertulis pasien.Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi

rekam medis tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilangnya,

38

Page 39: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

rusaknya, pemalsuan, penggunaan oleh orang/badan yang tidak berhak.

Berdasarkan alasan keamanan diciptakan sistim keamanan pada sistim elektro

medical record (EMR).

Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad

20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang

mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara.

Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses

pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam

rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu

para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis

disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American

health information management association) dan perhimpunan di dunia menyatu

dalam IFHRO (international health record organization), sedangkan di Indonesia

bernama PORMIKI (perhimpunan organisasi profesianal perekam medis dan

informasi kesehatan indonesia).

Memasuki era globalisasi dari pasar bebas dengan tingkat persaingan yang

tajam diperlukan standar-standar yang dapat digunakan secara nasional yang

berstandar internasinonal tetapi tetap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan atau

keadaan di Indonesia. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi terutama dibidang transportasi darat, laut, dan udara. Kini pidana atau

criminal yang dahulu tradisional berkembang menjadi kejahatan transnasional

(antar-negara), seperti narkoba, terorisme, cyber crime, dan lain-lain.

39

Page 40: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke

berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (medis) merupakan

bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi

relatif tertinggal. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi

informasi merupakan salah satu hal penting dalam peradaban manusia untuk

mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan

komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. . Di dunia

medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih

750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan

cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai hal untuk mengudapte

perkembangan terbaru.

Diperlukan adanya perkembangan dalam system pencatatan rekam medik

yang lebih baik, salah satu metode yang dilakukan adalah ”Sistem Pencatatan

Rekam Medik Secara Digital”. Dalam system ini, kita tidak mengunakan data

rekaman berupa kertas, namuan secara komputerisasi. Data-data pasien langsung

disimpan dalam perangkat lunak berupa tool/aplikasi, yang kemudian dilakukan

proses digitalisasi yang mana dibuat dalam suatu web/situs yang nantinya bisa

dipublikasikan secara online dan tetap dijaga kerahasiaannya.

Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah

satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di

rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Pengertian

rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah

40

Page 41: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap

event dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Rekam medis

berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal

dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll),

konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis

berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem

pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder,

bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi

protokol klinik.

Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode

elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan

rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem

manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis.

Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif),

gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara

jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti rekaman EKG.

Dengan cara ini, para petugas forensik akan lebih mudah dalam melakukan

identifikasi, karena mereka dapat secara langsung mendapatkan data-data yang

mereka butuhkan di tempat mana saja melalui jaringan internet online.

Kita mengetahui bahwa Rekam medis merupakan kumpulan data-data

pasien. Karena data-data yang disimpan tersebut sangat dibutuhkan bagi pasien,

dokter dan dokter gigi. Data rekam medis dapat berupa manual maupun elektronik.

41

Page 42: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Data rekam medis manual sangat membutuhkan keamanan dari gangguan baik

binatang seperti kutu buku, bahaya kebakaran, banjir dan lainnya. Data rekam

medis elektronik juga membutuhkan spase dalam menyimpannya dan

membutuhkan keamanan baik dari virus maupun ancaman. Kabar gembira

sekarang Microsoft Corp telah meluncurkan situs HealthVault yang bermanfaat

untuk menyimpan data rekam medis pasien walaupun sementara hanya digunakan

Amerika Serikat. Hal ini akan memberikan peluang karena setiap orang dapat

menyimpan data rekam medis pribadi ke Health Vault tetapi sekaligus ancaman

karena dengan adanya tempat menyimpan dan mengolah data pasien yang gratis

apakah keamanan data-data tersebut dapat terjaga. HealthVault juga menyediakan

tempat untuk menyimpan artikel atau makalah kesehatan. Agar dapat mengakses

user dapat membuat ID Windows Live. Ada yang menanggapi HealthVault dengan

antusias maupun pesimistik, setuju atau tidak setuju tidak setuju yang terpenting

kita dapat mengambil nilai yang positif dan mampu menerapkan perkembangan

rekam medis.

Catatan medis elektronik adalah sebuah program perangkat lunak yang

dengan mudah melakukan  penyimpanan catatan medis elektronik yang dikenal

sebagai EMR dalam bidang medis. Catatan medis yang disimpan dalam format

elektronik itu akan berisi info medis seorang pasien, software tersebu melacak

kondisi kesehatan medis dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan utama catatan

ini adalah selain untuk catatan pasien biasa digunakan sebagai  dokumen hukum. di

pusat-pusat perawatan digunakan untuk memantau pengobatan atau perawatan

42

Page 43: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

keperluan administrasi. Jadi perangkat lunak medis elektronik sangat membantu

dan mudah untuk rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi dengan pasien

pada waktu tertentu.Untuk lebih spesifik EMR akan memiliki informasi seperti

karakteristik sosial, perkembangan pasien, obat-obatan yang diperlukan, baik atau

tidak mendukung kehidupan dibutuhkan, riwayat kesehatan, hasil tes laboratorium

dan sebagainya. Untuk staf medis baik itu dokter, perawat, dan administrator

rumah sakit lain ketika mereka memiliki catatan medis elektronik perangkat lunak

yang mereka miliki, mereka akan dapat mengorganisir, mengotomatisasi dan

menyederhanakan cara bekerja, ini adalah tabungan yang besar dalam beban kerja

dan belum lagi waktu yang berharga, yang menyediakan berkas yang lengkap dan

relevan di ujung jari Anda.

Pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan

pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien.Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus

dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan

tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.Bila terjadi

kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan

pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan

dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

bersangkutan.Dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan bertanggungjawab atas

pencatatan atau pendokumentasian pada rekam medis.

43

Page 44: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat

pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh

dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan

sarana pelayanan kesehatan.Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat

penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:

1. Untuk kepentingan kesehatan pasien;

2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka

penegakan hukum atas perintah pengadilan;

3. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;

4. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-

undangan; dan

5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang

tidak menyebutkan identitas pasien.

Permintaan rekam medis untuk tujuan tersebut diatas harus dilakukan

secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Dalam laporan singkat rekam medic pasien merupakan uraian lengkap

mengenai riwayat, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan pasien. Rekam medik

dapat meliputi beberapa elemen berbeda yang paling sering dimasukkan adalah

catatan tertulis, radiografi, study model, surat konsul, laporan konsultan, fotografi

klinis, hasil dari pemeriksaan khusus, serep obat, hasil laboratorium, informasi

pemeriksaan pasien, dan riwayat medis secara keseluruhan. Yang jelas hal ini

merupakan informasi yang sangat banyak dan sangat penting bagi praktisi untuk

44

Page 45: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

mempertahankan hal ini dengan cara yang mudah dilakukan. Dalam catatan

tertulis, yang harus ada adalah:

Data pengenal – nama, tangal lahir, nomor telpon, dan keterangan

kontak gawat darurat.

Riwayat medis – melalui pemeriksaan, meliputi:

o Nama dan nomor telpon dokter

o Pemeriksaan yang oleh dokter gigi yang bersangkutan

mengenai kesehatan umum dan penampilan pasien.

o Adanya perawatan yang sedang dilakukan.

o Adanya kelainan perdarahan, riwayat alergi obat, merokok

dan alkohol.

o Adanya kelainan jantung

o Riwayat medis keluarga yang behubungan.

o Kehamilan.

o Toleransi fisik dan emosional untuk perawatan.

Riwayat perawatan gigi

Poemeriksaan klinis termasuk grafik yang akurat.

Diagnosa.

Rencana perawatan

Dokumentasi informed consent.

45

Page 46: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Dental record juga merupakan alat bukti yang sah menurut hukum, menurut

yang tercantum dalam Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari yangmenertibkan

aturan baru yang lebih fleksibel, yakni Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008.

Beleid ini meruakan peraturan pelaksanaan dari pasal 47 ayat (3) Undang-undang

Praktek Kedokteran, sanksi hukum dental record dalam pasal 79 U praktik

Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang

dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana

kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,-. Dokter

dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medic selain mendapat sanksi hkum

juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UUPraktik Kedokteran

Idonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia(KODEGI).

Forensic kedokteran gigi merupakan profesi yang saling melengkapi baik

dalam kedokteran gigi dan bidang hukum. Elemen yang paling penting dalam

forensic kedokteran gigi adalah bahwa praktisi umum menyediakan rekam

antemortem (sebelum kematian) untuk membantu identifikasi korban. Dokter gigi

forensic bisa dipangil untuk mengidentifikasi korban yang tidak dapat

diidentifikasi secara visual. Hal ini meliputi kasus korban terbakar, korban yang

sudah membusuk atau korban mutilasi. Identifikasi korban biasanya dilakukan

dengan cara membandingkan rekam antemortem (sebelum kematian) dan rekam

postmortem (setelah kematian).

Pelayanan NHS mengemukakan bahwa dental record sebaiknya disimpan

hingga dua tahun. Perundang-undangan mengatakan bahwa rekam medic

46

Page 47: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

perawatan, radiografi, fotogradi, dan model studi sebaiknya disimpan hinga

perawatan dan perawatan control selesai. Bagaimanapun pasien dapat menurut

apabila terjadi kesalahan berdasarkan tuduhan atau pelanggaran kontrak. Terdapat

batasan waktu yang dilakukan seperti:

Selama 3 tahun sejak perlakuan tindakan

Selama 3 tahu dari tanggal pasien tidak mendapatkan perawatan.

Jika ada tuntutan berdasarkan pelangaran kontrak, tindakan harus

dtingkatkan selama tahun di Skotlandia dan 6 tahun di Inggris dan

Wales.

Oleh sebab itu tuntutan akibat kelainan mungkin saja dapat terjadi dalam

beberapa tahun setelah perawatan dan penyimpanan rekam medic untuk waktu

minimum 2 tahun dianggap tidak adekuat. Organisasi kesehatan menyarankan

bahwa rekam medic sebaiknya disimpan selamanya. Hal ini dapat saja

menyebabkan keterbatasan dalam ruang, sehingga saran ini diberikan dengan

beberapa tambahan sebagai berikut.

Rekam medic perawatan, X-ray, model studi dan persuratan

disimpan selama 11 tahun sejak setelah perawatan.

Untuk anak-anak, penyimpanan rekam medic dilakukan hingga

anak tesebut berusia 25 tahun.

Model orthodontic – model sebelum dan setelah perawatan

disimpan selamanya dan model sementara dibuat setelah 5 tahun.

47

Page 48: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

Daerah penyimpanan rekam medic ini harus aman dan jalan masuk harus

diawasi dengan ketat. Dengan mengikuti peraturan ini, dental record pasien akan

tersedia jika terjadi adanya tuntutan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada

pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam Medis harus dibuat secara tertulis,

lengkap dan jelas dan dalam bentuk teknologi Informasi elektronik yang diatur

lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.

Rekaman medik yang dikenal saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

• REKAM MEDIK KARTU(Manual)

• REKAM MEDIK ELEKTRONIK

REKAMAN MEDIK KARTU

Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari memadai. Lebih sering,

kartu rekam medik tersebut terlalu tebal, compang-camping, tidak terorganisasi

secara rapi, bahkan tidak terbaca catatan kemajuan, laporan konsultan, hasil

48

Page 49: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

radiologi dan catatan perawat bercampur-aduk. Kartu rekam medik tersebut justru

lebih membingungkan, bukan mempermudah pelayanan merupakan tantangan

yang berat bagi siapa saja yang mencoba memahami apa yang dialami oleh pasien.

REKAM MEDIC ELEKTRONIK

Pengertian secara jelas mengenai rekam medis elektronik atau bahkan

seperti perkembangan saat ini menjadi rekam kesehatan elektronik tidak

ditemukan. Meskipun dari segi aplikasi, rekam pasien berbasis komputer sudah

diterapkan sejak sekitar 40 tahun yang lalu, namun konsepnya pertama kali

diungkap secara mendalam dalam salah satu publikasi IOM pada tahun 1991. Saat

itu istilah yang digunakan masih rekam medis/pasien berbasis komputer. Semenjak

itu, seiring dengan perkembangan teknologi serta penerapannya dalam pelayanan

kesehatan berbagai konsep bermunculan. Pada akhir 1990an istilah tersebut

berganti menjadi rekam medis elektronik dan rekam kesehatan elektronik. Pada

tahun 2008, National Alliance for Health Information Technology mengusulkan

definisi standar mengenai hal tersebut. Perkembangan istilah tersebut menunjukkan

bahwa RMD tidak hanya sekedar berubahnya kertas menjadi computer. Meyakini

bahwa kita akan mampu mengingat dan memproses semua variabel yang

dibutuhkan di sisi tempat tidur pasien pada waktu melakukan tindakan medis

setelah seseorang menguasai kurikulum ilmu kedokteran. Sekarang dipercaya

bahwa dibutuhkan perpanjangan elektronik atas ingatan dan kapasitas analitik

sebagaimana X-ray yang membantu penglihatan mata manusia. Para dokter harus

mengandalkan sarana-sarana tersebut, sebagaimana pengembara yang

49

Page 50: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

mengandalkan peta dan tidak sekadar mengingat jalan-jalan yang harus dilalui

melalui kursus geografi. Di samping itu, para dosen dan peneliti harus menjamin

bahwa sarana pengetahuan itu selalu up to date.

Mamfaat dari rekam medik elektronik/digital, yaitu :

• Kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi

• Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medik

• Penyimpanan lebih ringkas

• Data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan

• Abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis

• Kualitas data dan standar dapat dikendalikan

• Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan

Selain lebih baik dalam proses penggunaannya jika dibandingkan dengan

rekam medik kartu, rekaman medik elektronik/digital tidaklah sempurna, juga

terdapat hambatan dalam proses penggunaannya, yaitu:

• Kepercayaan terhadap komputer: keterandalan, privasi, keamanan

• Pemanfaatan untuk keperluan klinik sehari-hari (perlu waktu untuk

analisis)

• Technophobia: sikap negatif atau gagap teknologi terhadap komputer di

tempat kerja

Hal- hal Yang Dapat Disimpan Dalam Rekam Medik Elektronik:

• Teks (kode, narasi, report)

• Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan, hasil foto rontgen digital)

50

Page 51: Pengelolaan Sistem Rm..(Psrm) 2

• Suara (suara jantung, suara paru)

• Video (proses operasi)

Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya

harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan

data pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer

yang bisa dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan

peringatan jika dokter salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam

konteks ini, sosialisasi RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye

gerakan keselamatan pasien (patient safety). Ada pula yang menunjukkan

kelebihan rekam medis elektronik dalam menyimpan data medis multimedia yang

dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Meskipun belum ada rekam medis

elektronik yang benar-benar sempurna, secara teknologi sebenarnya sudah dalam

fase mature.

B. Saran

Disarankan kepada semua dokter gigi agar membuat dental record atau

rekam medik digital dari setiap pasiennya, agar pendataan terhadap pasien yang

telah ditulis di rekam medik digital dapat tersusun dengan rapi dan tentunya

dengan dipergunakannya rekam medic digital ini lebih mempermudah dokter gigi

untuk mengontrol setiap data pasien dan dapat ditammpilkan secara cepat sesuai

kebutuhan.

51