12
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979 435 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI Suhartono, Ayi Muziyawati, Imam Sasmito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pokok mengelola limbah radioaktif yang ditimbulkan dari kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi nuklir di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu jenis limbah radioaktif yang selalu diterima oleh PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri. Pengelolaan yang tepat terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus sangat diperlukan untuk melindungi masyarakat dan lingkungan dari potensi bahaya radiasi limbah radioaktif tersebut. PTLR – BATAN menggunakan teknik retrievable untuk mengelola limbah radioaktif sumber terbungkus. Limbah-limbah tersebut dikondisioning dalam wadah-wadah yang sesuai seperti kontener wadah Iridium, shell drum 200 l, shell beton 350 l, atau shell beton 950 l. Pada tahun 2012, PTLR – BATAN telah mengelola sebanyak 447 unit limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri yang terdiri dari 258 unit bekas radiografi mengandung radionuklida 192 Ir dan 75 Se, 96 unit mengandung radionuklida 137 Cs, 31 unit mengandung radionuklida 226 Ra, 21 unit mengandung radionuklida 60 Co, 21 unit mengandung radionuklida 90 Sr, 6 unit mengandung radionuklida 147 Pm, 2 unit mengandung radionuklida 244 Cm, 2 unit mengandung radionuklida 241 AmBe, 2 unit mengandung radionuklida 55 Fe, 2 unit mengandung radionuklida 109 Cd, 2 unit mengandung radionuklida 85 Kr, 1 unit mengandung radionuklida 241 Am, 1 unit mengandung radionuklida 238 U, dan 2 unit tabung pesawat X-ray. Kata kunci : pengelolaan, limbah radioaktif, sumber radiasi terbungkus, kondisioning, shell beton ABSTRACT MANAGEMENT OF SEALED SOURCE RADIOACTIVE WASTE FROM HOSPITAL AND INDUSTRY. Radioactive Waste Technology Center (RWTC) - National Nuclear Energy Agency (NNEA) has main task to manage radioactive waste which is generated from research, development, and nuclear tecnology application. One type of radioactive waste which is continually received by RWTC – NNEA is sealed source radioactive waste from hospital and industry. The proper management to the sealed source radioactive waste is needed to protect people and the environment from the potency of radiation hazard from radioactive waste. RWTC – NNEA uses a retrievable technique for managing the sealed source radioactive waste. The radioactive waste were conditioned into a proper container such as Iridium container, 200 l shell drum, 350 l concrete shell, or 950 l concrete shell. During the year of 2012, RWTC – NNEA had managed 448 units of sealed source radioactive waste consist of 258 units containing 192 Ir and 75 Se from formerly used radiography device, 96 units containing 137 Cs radionuclide, 31 units containing 226 Ra radionuclide, 21 units containing 60 Co radionuclide, 21 units containing 90 Sr radionuclide, 6 units containing 147 Pm radionuclide, 2 units containing 244 Cm radionuclide, 2 units containing 241 AmBe radionuclide, 2 units containing 55 Fe radionuclide, 2 units containing 109 Cd radionuclide, 2 units containing 85 Kr radionuclide, 1 unit containing 241 Am radionuclide, 1 unit containing 238 U radionuclide, and 2 units X-ray tube. Keywords : management, radioactive waste, sealed radiation source, conditioning, concrete shell

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

435

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS

DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI

Suhartono, Ayi Muziyawati, Imam Sasmito

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

ABSTRAK

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI

RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) – Badan

Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memiliki tugas pokok mengelola limbah radioaktif yang

ditimbulkan dari kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi nuklir di wilayah

negara kesatuan Republik Indonesia. Salah satu jenis limbah radioaktif yang selalu diterima oleh

PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri.

Pengelolaan yang tepat terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus sangat diperlukan untuk

melindungi masyarakat dan lingkungan dari potensi bahaya radiasi limbah radioaktif tersebut.

PTLR – BATAN menggunakan teknik retrievable untuk mengelola limbah radioaktif sumber

terbungkus. Limbah-limbah tersebut dikondisioning dalam wadah-wadah yang sesuai seperti

kontener wadah Iridium, shell drum 200 l, shell beton 350 l, atau shell beton 950 l. Pada tahun

2012, PTLR – BATAN telah mengelola sebanyak 447 unit limbah radioaktif sumber terbungkus

dari rumah sakit dan industri yang terdiri dari 258 unit bekas radiografi mengandung radionuklida 192

Ir dan 75

Se, 96 unit mengandung radionuklida 137

Cs, 31 unit mengandung radionuklida 226

Ra, 21

unit mengandung radionuklida 60

Co, 21 unit mengandung radionuklida 90

Sr, 6 unit mengandung

radionuklida 147

Pm, 2 unit mengandung radionuklida 244

Cm, 2 unit mengandung radionuklida 241

AmBe, 2 unit mengandung radionuklida 55

Fe, 2 unit mengandung radionuklida 109

Cd, 2 unit

mengandung radionuklida 85

Kr, 1 unit mengandung radionuklida 241

Am, 1 unit mengandung

radionuklida 238

U, dan 2 unit tabung pesawat X-ray.

Kata kunci : pengelolaan, limbah radioaktif, sumber radiasi terbungkus, kondisioning, shell

beton

ABSTRACT

MANAGEMENT OF SEALED SOURCE RADIOACTIVE WASTE FROM

HOSPITAL AND INDUSTRY. Radioactive Waste Technology Center (RWTC) - National

Nuclear Energy Agency (NNEA) has main task to manage radioactive waste which is generated

from research, development, and nuclear tecnology application. One type of radioactive waste

which is continually received by RWTC – NNEA is sealed source radioactive waste from hospital

and industry. The proper management to the sealed source radioactive waste is needed to protect

people and the environment from the potency of radiation hazard from radioactive waste. RWTC

– NNEA uses a retrievable technique for managing the sealed source radioactive waste. The

radioactive waste were conditioned into a proper container such as Iridium container, 200 l shell

drum, 350 l concrete shell, or 950 l concrete shell. During the year of 2012, RWTC – NNEA had

managed 448 units of sealed source radioactive waste consist of 258 units containing 192

Ir and 75

Se from formerly used radiography device, 96 units containing 137

Cs radionuclide, 31 units

containing 226

Ra radionuclide, 21 units containing 60

Co radionuclide, 21 units containing 90

Sr

radionuclide, 6 units containing 147

Pm radionuclide, 2 units containing 244

Cm radionuclide, 2 units

containing 241

AmBe radionuclide, 2 units containing 55

Fe radionuclide, 2 units containing 109

Cd

radionuclide, 2 units containing 85

Kr radionuclide, 1 unit containing 241

Am radionuclide, 1 unit

containing 238

U radionuclide, and 2 units X-ray tube.

Keywords : management, radioactive waste, sealed radiation source, conditioning, concrete shell

Page 2: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

436

PENDAHULUAN

Sumber radiasi terbungkus (sealed radiation source) telah lama digunakan

untuk berbagai keperluan di bidang medis dan industri. Di bidang medis, sumber

radiasi terbungkus biasa digunakan sebagai iradiator darah (blood irradiator) dan

untuk tujuan terapi kanker baik dengan teknik brakiterapi (penyinaran dalam

jarak dekat) ataupun teleterapi. Sedangkan di bidang industri, sumber radiasi

terbungkus banyak digunakan untuk tujuan kontrol level material di dalam tangki

ataupun silo, kontrol ketebalan kertas dan plastik, kontrol densitas, dan juga untuk

keperluan uji tak merusak pada radiografi industri[1]

.

Sumber radiasi terbungkus adalah zat radioaktif berbentuk padatan yang

terbungkus secara permanen dalam sebuah kapsul. Kapsul pembungkus zat

radioaktif tersebut haruslah kuat untuk mencegah kebocoran zat radioaktif atau

kerusakan selama penggunaannya. Dengan demikian hanyalah pancaran sinar

radiasi dari sumber radiasi tersebut yang dimanfaatkan untuk berbagai tujuan

seperti tersebut di atas[2]

. Contoh bentuk sumber radiasi terbungkus ditunjukkan

pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh bentuk sumber radiasi terbungkus

Pada Gambar 1 di atas terlihat 14 model sumber radiasi telanjang (bare sealed

source) yang digunakan untuk berbagai aplikasi seperti teleterapi, brakiterapi,

radiografi, alat kontrol (gauge) dan lain-lainya yang memiliki bentuk serta

dimensi berbeda-beda. Biasanya isotop radioaktif dalam bentuk plat-plat kecil

atau senyawa isotop tersebut (misalnya plat 60

Co, 192

Ir, serbuk 137

CsCl, dan

lainnya) dibungkus dalam kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan baja tahan karat

atau platina.

Jika sebuah sumber radiasi terbungkus sudah tidak digunakan lagi

(misalnya karena aktivitas radionuklida sudah lemah, sistem peralatan sudah tidak

Page 3: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

437

berfungsi, atau karena penggantian teknologi), maka sumber radiasi terbungkus

tersebut dinamakan sebagai sumber radiasi tidak digunakan (disused sealed

radioactive source). Meskipun sudah tidak dimanfaatkan lagi untuk tujuan

semula, sumber radiasi tidak digunakan tersebut masih mungkin dimanfaatkan

untuk tujuan lain. Jika secara teknis dan ekonomis sumber radiasi tidak digunakan

sudah tidak memungkinkan dimanfaatkan lagi, maka selanjutnya sumber tersebut

dikategorikan sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST)[2]

.

Sumber radiasi tidak digunakan tersebut masih menyimpan potensi bahaya

radiasi yang besar karena radionuklida di dalamnya memiliki derajad kemurnian

tinggi. Oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan yang tepat agar tidak

membahayakan keselamatan masyarakat dan lingkungannya. Secara umum

strategi pengelolaan limbah radioaktif berupa sumber radiasi terbungkus tidak

digunakan dapat dilihat dalam gambar 2 berikut ini[3]

:

Gambar 2. Strategi pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus / sumber

radiasi tidak digunakan.

Page 4: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

438

Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat perlunya pengelompokan-

pengelompokan limbah radioakif sumber terbungkus sesuai karakteristiknya dan

selanjutnya dilakukan kondisioning menggunakan wadah-wadah yang sesuai.

Upaya kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus dapat mencakup[3]

:

- Imobilisasi terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus

menggunakan matriks pengikat tertentu (semen misalnya) dalam

wadah yang sesuai.

- Penempatan limbah radioaktif sumber terbungkus dalam wadah-wadah

tertentu, dan atau

- Pemberian packing tambahan.

Indonesia memiliki 2 (dua) opsi untuk pengelolaan sumber radiasi tidak

digunakan, yaitu dikembalikan ke negara asal (reekspor) atau dilimbahkan

sebagai limbah radioaktif sumber terbungkus (LRST) ke PTLR – BATAN[4]

.

Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 10 Tahun 1997 Tentang

Ketenaganukliran, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, serta Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Limbah

Radioaktif mengamanatkan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) – Badan

Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai badan pelaksana pengelolaan limbah

radioaktif di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PTLR–BATAN

sebagai badan pelaksana pengelolaan limbah radioaktif secara nasional

mempunyai tugas untuk melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan

teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan pelayanan pengelolaan limbah

radioaktif [4,5,6]

.

Dalam menjalankan tugasnya melayani pengelolaan limbah radioaktif,

PTLR – BATAN banyak menerima LRST dari rumah sakit dan industri pengguna

teknologi nuklir. Bungkusan LRST dari rumah sakit dan industri memiliki bentuk,

dimensi, kandungan radionuklida yang beragam. Beberapa radionuklida yang

sering digunakan sebagai sumber pemancar radiasi untuk keperluan medis dan

industri antara lain 60

Co, 137

Cs, 192

Ir, 90

Sr, 85

Kr, 147

Pm, 241

Am, 55

Fe, 109

Cd, 244

Cm, 226

Ra dan lainnya. Beberapa contoh bungkusan LRST ditunjukkan pada Gambar

3.

Gambar 3. Contoh-contoh bungkusan LRST

Page 5: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

439

Pada Gambar 3 di atas tampak beberapa model bungkusan LRST dari industri dan

rumah sakit. Kapsul-kapsul berisi zat radioaktif seperti pada Gambar 1

dimasukkan ke dalam rumah sumber yang memiliki sistem buka tutup jendela

radiasi tertentu. Rumah sumber biasanya terbuat dari bahan timbal (Pb) atau

uranium susut kadar (uranium depleted).

Pada saat ini PTLR – BATAN menggunakan teknik retrievable (dapat

diambil kembali) untuk mengelola LRST yang diterima. Limbah radioaktif

sumber terbungkus dari rumah sakit dan industri dikelompokkan berdasarkan

umur radionuklida dan dimensinya selanjutnya disimpan (dikondisioning) dalam

wadah yang sesuai yaitu kontainer wadah iridium, shell drum 200 l, shell beton

350 l, atau shell beton 950 l.

Dalam makalah ini akan dibahas kegiatan pengelolaan limbah radioaktif

sumber terbungkus yang telah dilakukan oleh PTLR – BATAN pada Tahun 2012.

TATA KERJA

Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif

sumber terbungkus adalah shell drum 200 liter, shell beton 350 liter, shell beton

950 liter, plastik, lakban, WD 40, cable tee, dan lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif

sumber terbungkus adalah Inspector 1000 atau SAM untuk mengidentifikasi jenis

radionuklida yang terdapat dalam LRST, Surveimeter FAG untuk mengukur laju

paparan radiasi, crane, forklift, kunci ring, kunci pas dan peralatan mekanik lain,

serta pakaian kerja dan peralatan proteksi radiasi.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus dari rumah

sakit dan industri ini dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 29 November

2012 di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, PTLR – BATAN Kawasan

PUSPIPTEK Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Indonesia.

Metode

Metode pengelolaan (kondisioning) terhadap limbah radioaktif sumber

terbungkus dilakukan sebagai berikut[7]

:

- Diukur laju paparan radiasi pada kemasan / bungkusan limbah radioaktif

sumber terbungkus yang akan dikondisioning.

- Diperiksa dan diidentifikasi sticker / plat label limbah radioaktif sumber

terbungkus meliputi asal sumber, jenis radionuklida, nomor seri, aktivitas,

tanggal aktivitas dan informasi-informasi lainnya. Jika identitas radionuklida

tidak ada atau rusak, radionuklida dalam limbah radioaktif sumber

terbungkus tersebut diidentifikasi dengan Inspector 1000 atau SAM.

- Jika diperlukan, dilakukan dismantling secukupnya terhadap limbah

radioaktif sumber terbungkus dengan tetap memperhatikan agar sumber

radiasi tetap berada dalam kontainernya.

- Masing-masing limbah radioaktif sumber terbungkus diambil gambarnya

dengan cara dipotret untuk keperluan dokumentasi.

Page 6: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

440

- Limbah-limbah radioaktif sumber terbungkus selanjutnya dikelompokkan

dan dikumpulkan berdasarkan umur radionuklida dan keseragaman

dimensinya.

- Masing-masing kelompok limbah radioaktif sumber terbungkus tersebut

kemudian dikondisioning dengan cara dimasukkan ke dalam wadah

kondisioning seperti shell drum 200 l, shell beton 350 liter, atau shell beton

950 l.

- Jika wadah kondisioning telah penuh berisi limbah radioaktif sumber

terbungkus, selanjutnya ditutup dan diukur laju paparan radiasi pada kontak

permukaan dan pada jarak 1 m.

- Wadah kondisioning yang telah berisi limbah radioaktif sumber terbungkus

selanjutnya diberi sticker identifikasi dan kode penomoran.

- Wadah kondisioning selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan

sementara limbah radioaktif (I.S 1).

- Untuk limbah radioaktif sumber terbungkus yang berdimensi besar,

misalnya gammatron, alcyon dan lainnya, kondisioning tidak dimasukkan

ke dalam shell drum ataupun shell beton tetapi langsung disimpan di Ruang

limbah radioaktif sumber terbungkus Gedung I.S 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahun 2012 telah dilakukan pengelolaan limbah radioaktif sumber

terbungkus sebanyak 447 unit. Data karakteristik limbah radioaktif sumber

terbungkus tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 . Karakteristik limbah radioaktif sumber terbungkus yang telah dikelola

pada tahun 2012.

No. Radionuklida Jumlah Aktivitas

(mCi)

Paparan

Kontak

(µµµµSv/jam)

Wadah

Kondisioning

1 192

Ir 254 0 - 40 10 – 2500 Shell Drum

200l

192Ir 4 0 – 0,0005 0,25 – 4,20 Shell Drum

Workshop

2 137

Cs 91 0 - 1430 4,2 – 180 SB 23, SB 24,

SB 25

137Cs 5 8 – 7042,85 4,4 - 28 IS 2

3 226

Ra 31 0,258 - 60 4,2 - 4500 SB 14

4 60

Co 12 0,0015 –

100

3 - 245 SB 04, SB 25

60Co 9 1,19 –

6,6.106

8,15 - 141 IS 2

5 90

Sr 21 20 410 - 1280 SB 13

6 147

Pm 6 0,0004 –

500

0,36 – 3,3 SB 16

Page 7: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

441

No. Radionuklida Jumlah Aktivitas

(mCi)

Paparan

Kontak

(µµµµSv/jam)

Wadah

Kondisioning

7 244

Cm 2 0,03 – 0,37 0,70 – 1,5 SB 16

8 241

AmBe 2 40 4,4 – 43 IS 2

9 55

Fe 2 0,0001 0,20 – 0,27 SB 16

10 109

Cd 2 40 0,27 – 0,30 SB 16

11 85

Kr 2 267,6 –

401,4

17,5 – 30,2 SB 16

12 241

Am 1 0,03 0,70 SB 14

13 238

U 1 0,00002 0,82 SB 03

14 Tabung X-ray 2 - - Drum 100 l

JUMLAH 447

Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa limbah radioaktif sumber terbungkus

yang berasal dari industri dan rumah sakit memiliki aktivitas radionuklida yang

bervariasi. Terdapat limbah radioaktif sumber terbungkus kategori 1 dan 2 yang

berisi radionuklida 60

Co sebanyak 9 buah dan 137

Cs sebanyak 5 buah yang tidak

dikondisioning dalam shell beton 350 l tetapi langsung disimpan di Ruang limbah

radioaktif sumber terbungkus Gedung I.S 2, karena memiliki dimensi besar yang

melebihi dimensi shell beton 350 l. Demikian pula sebanyak 2 unit LRST

pemancar neutron berisi 241

AmBe yang merupakan sumber radiasi terbungkus

kategori 4 juga langsung disimpan di Ruang limbah radioaktif sumber terbungkus

Gedung I.S 2. Sedangkan 2 unit tabung X-ray disimpan dalam drum 100 l karena

sebenarnya tabung X-ray jenis ini tidak mengandung radionuklida sehingga tidak

termasuk limbah radioaktif dan dapat dikelola/dibuang sebagai limbah non

radioaktif.

Beberapa limbah radioaktif sumber terbungkus memiliki laju paparan

radiasi pada kontak permukaan yang relatif besar. Hal ini disebabkan oleh jendela

radiasi (radiation window) alat tersebut pada posisi membuka. Untuk mengatasi

hal tersebut maka pada saat kondisioning jendela radiasi tersebut diset pada posisi

tertutup. Jika tidak memungkinkan penutupan jendela radiasi, maka diberikan

tambahan perisai Pb pada bagian jendela dan dengan pengaturan posisi LRST

tersebut dalam shell beton 350 l.

Strategi pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus yang berisi

radionuklida 192

Ir dan 75

Se dilakukan dengan metode simpan dan luruhkan. Hal

ini dikarenakan waktu paro 192

Ir adalah 74,2 hari, sehingga setelah dibiarkan

meluruh 3 – 5 tahun aktivitas 192

Ir sudah sedemikian kecil sehingga memenuhi

persyaratan untuk pelepasan klirens. Sebagai wadah kondisioning untuk

menyimpan LRST berisi 192

Ir dan 75

Se digunakan shell drum 200 l yang bagian

dalamnya telah dilapisi dengan timbal sebagai penahan radiasi seperti ditunjukkan

pada Gambar 4.

Page 8: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

442

Gambar 4. Shell drum 200 l sebagai wadah kondisioning LRST berisi 192

Ir dan 75

Se

Sedangkan sumber radiasi terbungkus kategori 3 sampai dengan 5 yang biasanya

memiliki dimensi relatif kecil dikondisioning dalam wadah shell beton 350 l atau

shell beton 950 l. Data laju paparan masing-masing shell beton 350 l yang

digunakan sebagai wadah kondisioning LRST kategori 3 - 5 dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut ini :

Page 9: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

443

Tabel 2. Data laju paparan radiasi shell beton 350 l yang digunakan untuk

kondisioning LRST pada Tahun 2012.

No. Kode Shell

Beton

Jenis

Radionuklida

Paparan

(µSv/jam)

Kapasitas

Terisi

Kontak Jarak

1 m

1 SB 03 238

U (Uranium

depleted)

0,59 0,37 50 %

2 SB 04 Co-60 1,1 0,62 100 %

3 SB 13 Sr-90 0,42 0,17 60 %

4 SB 14 Ra-226, Am-

241

0,26 0,19 100 %

5 SB 16 Kr-85, Fe-55,

Cd-109, Pm-

147, Cm-244,

7,28

0,45

80 %

6 SB 23 Cs-137 2,04 0,43 100 %

7 SB 24 Cs-137 0,81 0,35 100 %

8 SB 25 Cs-137, Co-60 4,6 1,07 20 %

Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa shell beton yang digunakan sebagai

wadah kondisioning LRST dapat pula berfungsi sebagai penahan radiasi sehingga

laju paparan radiasi pada kontak permukaan shell beton menjadi kecil. Harga laju

paparan terbesar pada kontak permukaan shell beton adalah 7,28 µSv/jam (0,728

mrem/jam). Harga laju paparan tersebut masih jauh di bawah laju paparan

maksimal kontener untuk penyimpanan yang diperkenankan yaitu sebesar 200

mrem/jam (= 2 mSv/jam)[2]

. Contoh shell beton 350 l sebagai wadah kondisioning

LRST kategori 3 – 5 ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh shell beton 350 l yang digunakan sebagai wadah kondisioning

LRST kategori 3 - 5

Page 10: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

444

Shell beton yang telah berisi limbah radioaktif sumber terbungkus

kemudian disimpan dalam tempat Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas

Rendah dan Sedang Gedung I.S 1 dengan susunan penempatan seperti

ditunjukkan pada Gambar 5 berikut ini.

L

I

M

B

A

H

B

E

L

U

M

D

I

O

L

A

H

P

I

N

T

U

M

A

S

U

K

R

U

A

N

G

S

U

M

B

E

R

B

E

K

A

S

B

B

SB

08

SB

07

P

SB

06

SB

11

SB

05

C

C

B

B

SB

09

SB

02

SB

01

SB

21

SB

17

SB

12

C

C

B

B

SB

18

SB

19

SB

04

SB

20

SB

22

SB

10

C

C

C

C

Drum 200 l

berisi hasil

olahan lim-

bah materi-al

terkonta-

minasi ra-

dionuklida

pemancar β, γ

yang sudah

diolah

B

SB

15

Drum

200 l

hasil

olahan limbah

mengan

dung

αdan

drum

LTSS

Radiu

m

BA

TE

K

SB

13

SB

23

SB

14

SB

24

SB

16

SB

25

SB

03

C

C

D

D

Gambar 5. Penempatan shell beton hasil kondisioning sumber radiasi bekas

Keterangan :

1. B : Shell beton berisi kelongsong / kapsul bekas target produksi

radioisotop dari PRR / BATEK.

2. C : Shell beton berisi hasil sementasi konsentrat / resin

POSISI TANGGAL : 29/11/2012

Page 11: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

445

3. P : Shell beton berisi limbah tersementasi dari PATIR (penyemenan oleh

PATIR sendiri dan kondisi drum sudah rusak / jelek.

4. D : Drum 100 l berisi limbah radioaktif cair yang memiliki laju paparan

relatif besar.

Pada Gambar 5 di atas terlihat bahwa shell beton yang digunakan untuk

kondisioning limbah radioaktif sumber terbungkus selanjutnya disimpan di tempat

Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Rendah dan Sedang I.S 1. Susunan

shell beton dibuat bertumpuk 2 dengan mempertimbangkan shell yang telah terisi

penuh dan berisi radionuklida dengan waktu paro (t½) panjang ditempatkan pada

sisi bagian dalam.

Kondisioning terhadap limbah radioaktif sumber terbungkus dalam wadah

yang sesuai ini juga dimaksudkan untuk meminimalisir potensi hilangnya

bungkusan sumber dan kerusakan bungkusan sumber radiasi akibat hal-hal tak

diinginkan seperti resiko kebakaran, kerusakan karena benturan mekanis dan

lainnya.

KESIMPULAN

Dari kegiatan pengelolaan limbah radioaktif sumber terbungkus yang

dilakukan PTLR pada tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa :

� Telah dikondisioning sebanyak 447 limbah radioaktif sumber

terbungkus yang berasal dari industri dan rumah sakit dengan rincian :

258 unit bekas radiografi mengandung radionuklida 192

Ir dan 75

Se, 96

unit mengandung radionuklida 137

Cs, 31 unit mengandung

radionuklida 226

Ra, 21 unit mengandung radionuklida 60

Co, 21 unit

mengandung radionuklida 90

Sr, 6 unit mengandung radionuklida 147

Pm, 2 unit mengandung radionuklida 244

Cm, 2 unit mengandung

radionuklida 241

AmBe, 2 unit mengandung radionuklida 55

Fe, 2 unit

mengandung radionuklida 109

Cd, 2 unit mengandung radionuklida 85

Kr, 1 unit mengandung radionuklida 241

Am, 1 unit mengandung

radionuklida 238

U, dan 2 unit tabung pesawat X-ray.

� Terdapat sumber radiasi bekas berdimensi besar kategori 1 – 2 yang

mengandung radionuklida 60

Co berjumlah 9 unit dan 137

Cs sebanyak

12 unit. Limbah radioaktif sumber terbungkus ini dikondisioning /

disimpan langsung di Ruang sumber radiasi terbungkus tidak

digunakan Gedung I.S 2.

� Terdapat limbah radioaktif sumber terbungkus kategori 3 – 5

berdimensi kecil sebanyak 172 unit. Limbah radioaktif sumber

terbungkus ini dikondisioning dalam 8 buah shell beton 350 l. Setiap

shell beton diisi dengan sumber-sumber yang mengandung

radionuklida sejenis atau yang memiliki kesamaan sifat-sifat radiasi

dan fisiknya.

� Terdapat 258 unit LRST berisi 192

Ir dan 75

Se dari radiografi industri

yang dikondisioning menggunakan wadah shell drum 200 l.

Page 12: PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH ...digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/38-Suhartono_Pengelolaan...PTLR – BATAN adalah limbah radioaktif sumber terbungkus

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979

446

DAFTAR PUSTAKA

[1]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Method to identify and

locate spent radiation sources”, IAEA-TECDOC-804,Vienna-Austria,

1995

[2]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Handling, conditioning

and storage of spent radioactive sources”, IAEA-TECDOC-1145,Vienna-

Austria, 2000

[3]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Management of Waste

from the Use of Radioactive Material in Medicine, Industry, Agriculture,

Research and Education”, Safety Guide No. WS-G-2.7, IAEA, Vienna-

Austria, 2005.

[4]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2002 Tentang

Pengelolaan Limbah Radioaktif, 2002.

[5]. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997

Tentang Ketenaganukliran, 1997.

[6]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun, 2002.

[7]. PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF, “Instruksi Kerja

Kondisioning Sumber radiasi Terbungkus Bekas Aktivitas Rendah Dan

Sedang”, PTLR-BATAN, 2010.