6
ISBN 978-602-14989-0-3 BioETI Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati di Cagar Alam Rimbo Panti DWI RINI KURNIA FITRI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar E-mail: [email protected] ABSTRACT Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat. Kondisi kawasan konservasi ini kini semakin memprihatinkan seiring maraknya pencurian kayu dan perladangan serta perburuan liar yang mengancam kelestarian aneka satwa di kawasan tersebut. Adanya taman wisata di kawasan cagar alam Rimbo Panti mengakibatkan luas kawasan cagar alam Rimbo Panti menjadi berkurang. Disamping itu keberadaan taman wisata juga menyebabkan terganggunya kehidupan flora dan fauna yang ada didalamnya. Kegiatan lain yang juga berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di Cagar Alam Rimbo Panti adalah pembangunan, baik jalan raya lintas Bukittinggi-Medan, pembangunan pemukiman, dan saluran irigasi. Key words: kawasan, konservasi, pengelolaan, Rimbo Panti Pendahuluan Hutan merupakan karunia Tuhan yang tidak bernilai harganya serta mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan makhluk hidup. Hutan merupakan komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pepohonan dan tumbuhan berkayu lainnya (Spurr dan Barnes, 1980). Pohon sebagai penyusun utama kawasan hutan berperan penting dalam pengaturan tata air, cadangan plasma nutfah, penyangga kehidupan, sumber daya pembangunan dan sumber devisa negara (Desman dkk., 1977). Indonesia memiliki hamparan hutan yang luas. Dengan luas hutan Indonesia sebesar 99,6 juta ha (52,3%) luas wilayah Indonesia, hutan Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia yang sangat penting peranannya bagi kehidupan isi bumi. Selain dari luasan, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan hayati. Berbagai flora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan untuk pemeliharaannya diperlukan konsep pengelolaan lingkungan. Salah satu langkah penting dalam melestarikan komunitas hayati adalah dengan penetapan kawasan perlindungan secara legal. Kawasan perlindungan dapat ditentukan oleh berbagai cara, secara umum dua mekanisme yang paling umum adalah keputusan pemerintah atau pembelian lahan secara pribadi oleh individu atau oleh organisasi konservasi. Ketika lahan sudah dilindungi, perlu dibuat keputusan seberapa besar gangguan manusia dapat diterima di lokasi tersebut. Di Indonesia untuk pelestarian tersebut dikeluarkanlah UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya. Salah satu dari kawasan Suaka Alam adalah Cagar Alam. Satu diantara kawasan Cagar Alam di Indonesia terdapat di Sumatera Barat, yang dikenal dengan kawasan Cagar Alam Rimbo Panti. Kawasan CA Rimbo Panti ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan keputusan Gubernur Besluit nomor 34 stbl 420 tanggal 18 Juni 1932, dengan luas 2.550 Ha, ditambah Taman Wisata Rimbo Panti 570 Ha. Secara administrasi pemerintahan, lokasi CA Rimbo Panti termasuk ke dalam wilayah Desa Murni Panti, Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat. Secara geografis kawasan ini terletak diantara 00 o 18’45” LU 00 o 22’30” dan 100 o 00’00” BT-100 o 07’30” BT (BKSDA Sumbar dan PSLH, 2000). Kondisi CA Rimbo Panti kini semakin memprihatinkan seiring maraknya pencurian kayu dan perladangan serta perburuan liar yang

Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

  • Upload
    vanlien

  • View
    217

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

ISBN 978-602-14989-0-3 BioETI

Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati diCagar Alam Rimbo PantiDWI RINI KURNIA FITRI

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri BatusangkarE-mail: [email protected]

ABSTRACTKawasan Cagar Alam Rimbo Panti merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Pasaman,Propinsi Sumatera Barat. Kondisi kawasan konservasi ini kini semakin memprihatinkan seiring maraknya pencurian kayudan perladangan serta perburuan liar yang mengancam kelestarian aneka satwa di kawasan tersebut. Adanya taman wisatadi kawasan cagar alam Rimbo Panti mengakibatkan luas kawasan cagar alam Rimbo Panti menjadi berkurang. Disampingitu keberadaan taman wisata juga menyebabkan terganggunya kehidupan flora dan fauna yang ada didalamnya. Kegiatanlain yang juga berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di Cagar Alam Rimbo Panti adalah pembangunan, baikjalan raya lintas Bukittinggi-Medan, pembangunan pemukiman, dan saluran irigasi.

Key words: kawasan, konservasi, pengelolaan, Rimbo Panti

Pendahuluan

Hutan merupakan karunia Tuhan yang tidakbernilai harganya serta mempunyai manfaatyang besar bagi kehidupan makhluk hidup.Hutan merupakan komunitas tumbuhan yangdidominasi oleh pepohonan dan tumbuhanberkayu lainnya (Spurr dan Barnes, 1980).Pohon sebagai penyusun utama kawasan hutanberperan penting dalam pengaturan tata air,cadangan plasma nutfah, penyangga kehidupan,sumber daya pembangunan dan sumber devisanegara (Desman dkk., 1977).

Indonesia memiliki hamparan hutan yangluas. Dengan luas hutan Indonesia sebesar 99,6juta ha (52,3%) luas wilayah Indonesia, hutanIndonesia menjadi salah satu paru-paru duniayang sangat penting peranannya bagi kehidupanisi bumi. Selain dari luasan, hutan Indonesiajuga menyimpan kekayaan hayati. Berbagaiflora dan fauna endemik hadir di hutanIndonesia menjadi kekayaan Indonesia dandunia. Pengelolaan ekosistem hutan untukpemeliharaannya diperlukan konsep pengelolaanlingkungan.

Salah satu langkah penting dalammelestarikan komunitas hayati adalah denganpenetapan kawasan perlindungan secara legal.Kawasan perlindungan dapat ditentukan oleh

berbagai cara, secara umum dua mekanismeyang paling umum adalah keputusan pemerintahatau pembelian lahan secara pribadi olehindividu atau oleh organisasi konservasi. Ketikalahan sudah dilindungi, perlu dibuat keputusanseberapa besar gangguan manusia dapatditerima di lokasi tersebut.

Di Indonesia untuk pelestarian tersebutdikeluarkanlah UU No. 5 tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati danekosistemnya. Salah satu dari kawasan SuakaAlam adalah Cagar Alam. Satu diantarakawasan Cagar Alam di Indonesia terdapat diSumatera Barat, yang dikenal dengan kawasanCagar Alam Rimbo Panti. Kawasan CA RimboPanti ditetapkan sebagai kawasan konservasiberdasarkan keputusan Gubernur Besluit nomor34 stbl 420 tanggal 18 Juni 1932, dengan luas2.550 Ha, ditambah Taman Wisata Rimbo Panti570 Ha. Secara administrasi pemerintahan,lokasi CA Rimbo Panti termasuk ke dalamwilayah Desa Murni Panti, Kabupaten Pasaman,Propinsi Sumatera Barat. Secara geografiskawasan ini terletak diantara 00o18’45” LU00o22’30” dan 100o00’00” BT-100o07’30” BT(BKSDA Sumbar dan PSLH, 2000).

Kondisi CA Rimbo Panti kini semakinmemprihatinkan seiring maraknya pencuriankayu dan perladangan serta perburuan liar yang

Page 2: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

Dwi Rini Kurnia Fitri 199

mengancam kelestarian aneka satwa di kawasantersebut. Informasi di BKSDA Pasaman, LubukSikaping, menyebutkan luas hutan lindungRimbo Panti dalam sepuluh tahun terakhirmengalami penyusutan drastis hingga 40%.Seiring dengan penebangan liar untukperladangan terutama di daerah kawasan timurRimbo Panti yang berbatasan dengan arealpersawahan masyarakat lokal mengakibatkanluas hutan itu terus menyusut. Hutan lindungtersebut masih memiliki fauna langka yaituHarimau sumatera, namun jumlahnya diprediksihanya beberapa ekor, sementara jenis kijang,rusa hutan, dan burung seperti burung enggangkini terancam punah akibat perburuan liar danrusaknya habitat hewan tersebut.

Selain itu, terbatasnya jumlah personilPolhut dan peralatan yang minim juga menjadipersoalan untuk mengatasi penebangan liarmaupun perburuan liar didaerah tersebut.Rendahnya kepedulian warga masyarakat sekitarhutan Cagar Alam untuk menjaga danmelestarikan keberadaan aset dunia ini terusmenjadi masalah klasik yang dihadapi olehpetugas yang bertugas di daerah ini. DaerahCagar Alam ini juga terdapat saluran irigasiyang panjangnya kurang lebih 4,3 km yangmengairi persawahan daerah sekitar Panti-Rao,dan membelah kawasan ini, yang berakibatberkurangnya daerah “home range” beberapafauna disana, bahkan ini dapat menjadiperangkap hewan yang terjebak ke dalamsaluran irigasi tersebut. Adanya Taman Wisatadi lokasi ini juga dapat menjadi permasalahanbaru, dalam pengelolaan kawasan ini. Sehinggaperlu di manajemen dan dikelola dengan baik,baik secara konservasi maupun dari konseplingkungan.

Dari uraian latar belakang tersebut, makaperlu dilakukan kajian yang terintegrasiterhadap pengelolaan kawasan CA dan TamanWisata di Rimbo Panti. Untuk kegiatan ini makadilakukan pengamatan vegetasi pohon padahutan Cagar Alam dan pengamatan fauna untukmelihat keanekaragaman hayati yang ada, sertaanalisis dampak lingkungan dari adanya saluran

irigasi dan taman wisata tersebut terhadappengelolaan daerah konservasi tersebut. Tujuanpenelitian ini adalah untuk melihat sejauh manapengelolaan kawasan CA Rimbo Panti dalamtingkat keberhasilannya, bagaimana konservasiyang dilakukan pada cagar alam Rimbo Pantibagi keanekaragaman hayati dan dampaklingkungan dari aktivitas manusia di TamanWisata, Pembangunan irigasi terhadap vegetasiflora dan fauna di kawasan Cagar Alam RimboPanti.

BAHAN DAN METODE

MetodeMetode yang digunakan adalah metode surveydengan menggunakan teknik pengamatan danwawancara (kuisioner) serta metode line transek,untuk melihat vegetasi tumbuhan.Cara Kerja

1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan cagaralam dan taman wisata dilakukan tanya jawab(wawancara) dengan petugas KSDA danmasyarakat sekitarnya tentang Cagar Alam danTaman Wisata Rimbo Panti

2. Melihat keanekaragaman hayati (flora danfauna) dalam kawasan tersebut dengan caramenginventarisasi flora dan fauna yang ada dikawasan tersebut yang masih ada, untukvegetasi tumbuhan melalui pencuplikan denganmetoda petak kuadrat sedangkan hewan melaluiwawancara dan pengamatan langsung

3. Kemudian untuk melihat pengaruh dampakpembangunan yang berakibat pada fragmentasihabitat dengan cara menghitung jumlahkendaraan yang melintas di kawasan tersebut.Analisis DataAnalisis data vegetasi meliputi penghitungankerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensirelatif dan nilai penting.

Page 3: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

Dwi Rini Kurnia Fitri 200

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM FISIK KAWASANA. Cagar AlamKawasan Cagar Alam Rimbo Panti ditetapkansebagai kawasan konservasi berdasarkankeputusan Gubernur Besluit nomor 43 stbl 420tanggal 8 Juni 1932, dengan luas 2.550 Ha.Secara administrasi pemerintahan, lokasi CARimbo Panti termasuk ke dalam wilayah DesaMurni Panti, Kabupaten Pasaman, PropinsiSumatera Barat. Secara geografis kawasan initerletak diantara 00o18’45” LU 00o22’30” dan100o00’00” BT-100o07’30” BT (BKSD Sumbardan PSLH, 2000).

Kawasan Cagar Alam ini terdiri dari duabagian, yaitu Timur dan Barat yang dipisahkanoleh jalan raya Bukit Tinggi-Medan. BagianTimur, merupakan bagian kawasan yanghampir keseluruhannya merupakan hutan rawa,sedangkan bagian Barat berupa ekosistem hutanperbukitan dan hutan rawa. Hutan rawa disebelah barat ini hanya berjarak hingga 10-50 msaja dari tepi jalan raya, selebihnya kearah baratberupa hutan perbukitan. Hutan rawa memilikiluas 2/3 dari total luas kawasan yaitu 1700 Ha.Pada hutan rawa terdapat sumber mata air panas.Ketinggian antara 275 m hingga 930 m diataspermukaan laut. Hutan perbukitan memilikiketinggian > 300 mdpl keatas. Luas hutandiperkirakan kira-kira 1/3 dari total luaskawasan dengan kondisi daerah berbukitbergelombang dengan sudut kelerengan berat.Secara umum kawasan ini merupakanperwakilan ekosistem hutan hujan dengan curahhujan per hari rata-rata pada Kab. Pasaman27.40 mm (BKSDA DAN PSLH, 2000). Hutanperbukitan mempunyai lembah-lembah denganaliran anak air yang menuju ke rawa. Hutanrawa terdiri dari rawa air tawar yang permanendan tidak permanen juga air panas (Nurainasdkk., 1999).

B. Taman Wisata Alam1) Aspek FisikHutan wisata alam Rimbo Panti merupakanbagian dari kawasan cagar alam Rimbo Pantiyang yang dirubah statusnya dari cagar alammenjadi taman wisata dan telah ditetapkanberdasarkan SK Mentan No. 284/Kpts/Um/6/1979 tanggal 1 Juni 1979, dengan luas 570Ha. Adapun potensi dari hutan wisata inimerupakan pemandangan alam yang indahdengan udara yang sejuk dan nyaman sertasumber air panas, merupakan daya tarik bagipengunjung yang ingin menikmati istirahat,santai melepas lelah dari kegiatan rutin, maupunkelelahan dalam perjalanan Bukittinggi-Medan.Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraanumum maupun pribadi dengan waktu tempuh 6 -8 jam perjalanan dari kota Padang. Temperaturharian Taman Wisata Rimbo Panti berkisarantara 22,25 – 26,25oC dengan kelembabanrelatif tinggi berkisar antara 72,75 – 25 %.2) Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Taman WisataAlam diantaranya adalah tempat ibadah(mushala), arena main anak-anak, kolam mandiair panas, tempat parkir, MCK, herbarium, jalansetapak ke taman wisata.3). Pengelolaan

a. Pengelolaan taman wisata merupakankerjasama antara dinas pariwisata danBKSDA. Dan BKSDA juga bekerjasamadengan Universitas Andalas dalammendirikan herbarium.

b. Petugas pengelolaan taman wisata terdiridari beberapa orang petugas yaitu :

petugas kolam pemandian petugas honor

4). Pengunjunga. Untuk air panas dan herbarium :

Domestik 10 org/hari, Mancanegara 4bus (1 bus = 40 orang)

b. Kolam pemandian air panas rata-rata 40orang/hari, jika libur 100 org/hari

Page 4: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

Dwi Rini Kurnia Fitri 201

Analisis Vegetasi di CA Rimbo Pantia. Analisis Vegetasi di Kawasan Hutan

PerbukitanBerdasarkan hasil analisis vegetasi didapatkanbahwa pada hutan perbukitan terdapat beberapajenis/famili yaitu Euphorbiaceae, Annonaceae,Myrtaceae, Jelatang, Sapindaceae, Meliaceae,Lecythidaceae, Langkok, Begonia, Lauraceae,Moraceae, dan Myristicaceae, namun yangpaling banyak terdapat yaitu Langkok yangberjumlah 18 individu dan banyak dijumpaipada plot 2,3 dan 5 baik pada kategori seedling,sampling ataupun kategori pohon. Jumlahindividu yang paling banyak juga ditemukanpada plot 5 dengan jumlah 19 individu dengankerapatan 0, 19. Jumlah total individu padaanalisis vegetasi kategori sampling dan pohonadalah 66 individu.b. Analisis Vegetasi di Hutan RawaPada kawasan rawa terdapat jenis/famili yaituEuphorbiaceae, Annonaceae, Moraceae,Macaranga, Sterkuliaceae, Meliaceae, Legumsp, Scheflera, Murtifereae, Leaceae, Mirtaceae,Lauraceae, Terkulia, Astonia scolaris,Arthocarphus comunis, Damar, Mirtaceae,Vagaceae, Martulan, Kayu Balam, Langkok,namun yang paling banyak terdapat yaituAnnonaceae berjumlah 11 individu yang banyakdijumpai pada setiap plot, baik pada kategoriseedling, sampling ataupun kategori pohon.Jumlah individu dari yang paling banyak jugaditemukan pada plot 2 dengan jumlah 20individu dengan kerapatan 0,2. Jumlah totalindividu pada analisis vegetasi kategorisampling dan pohon adalah 43 individu.Dampak Pembangunan Irigasi TerhadapFlora.Untuk pembangunan irigasi pembebasan lahan20 m x 4300 m. Berdasarkan informasi yangdiperoleh dari penduduk yang tinggal disekitarkawasan Hutan Alam Rimbo Panti bahwapembukaan lahan untuk irigasi ini menggunakandinamit. Dampak pembangunan irigasi ini dapatmenyebabkan rusaknya vegatasi dan punahnyaflora. Dimana pecahan batu akibat dinamittersebut dapat mempengaruhi kesuburan tanah,

kayu-kayu yang tumbang mempengaruhivegetasi lain yang hidup disekitarnya danpensyaratan kayu yang tumbang jikapengangkutannya dengan menggunakan alattransportasi misalnya buldoser akan merusakvegerasi yang ada disekitarnya.Analisis Fauna di Cagar Alam Rimbo PantiBerdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan didapatkan jenis-jenis satwadiantaranya yaitu burung Enggang, Siamang,Bangau Putih, Kera, Labi-labi, Biawak,Harimau, Sriti Gedung, Tupai jenjang, Bajing,Ular, Tapir, Kijang, Rusa, Landak, Musang,Tringgiling, Beruang, Kancil, Kambing hutan,Rangkong, Burung kuwau, dan Kucing hutan.Kondisi Cagar Alam Rimbo Panti, kini semakinmemprihatinkan seiring dengan maraknyapencurian kayu dan perladangan serta perburuanliar yang mengancam kelestarian aneka satwa dikawasan tersebut. Informasi di BKSD Pasaman,Lubuk Sikaping, menyebutkan luas hutanlindung Rimbo Panti dalam sepuluh tahunterakhir mengalami penyusutan drastis hingga40%.Adanya penebangan liar untuk perladangan,terutama di daerah kawasan timur Rimbo Pantiyang berbatasan dengan areal persawahanmasyarakat lokal mengakibatkan luas hutanterus menyusut. Hutan lindung tersebut masihmemiliki fauna langka yaitu Harimau Sumatera,namun jumlahnya diprediksi hanya beberapaekor, sementara jenis kijang, rusa hutan, danburung seperti burung enggang kini terancampunah akibat perburuan liar dan rusaknya habitathewan tersebut. Banyaknya kayu besar ditebangsecara liar, juga mengakibatkan hilang danrusaknya habitat sejumlah spesies monyet dansarang aneka jenis burung-burung.

Terbatasnya jumlah personil dan peralatanyang minim merupakan salah satu persoalanpenting dalam mengatasi penebangan liarmaupun perburuan liar di kawasan tersebut.Rendahnya kepedulian warga masyarakat sekitarhutan Cagar Alam untuk menjaga danmelestarikan keberadaan cagar alam inimerupakan persoalan yang terus menerus

Page 5: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

Dwi Rini Kurnia Fitri 202

berlangsung yang dihadapi oleh petugas dikawasan ini. Adanya saluran irigasi yangmembelah kawasan cagar alam, yangpanjangnya lebih kurang 4,3 km yang mengairipersawahan daerah sekitar Panti-Rao,mengakibatkan berkurangnya daerah jelajah“home range” beberapa fauna, bahkan ini dapatmenjadi perangkap bagi hewan yang melintasidaerah saluran irigasi tersebut. KeberadaanTaman Wisata di lokasi ini juga dapatmenimbulkan permasalahan dalam pengelolaankawasan Cagar Alam ini. Untuk itu diperlukanmanagemen pengelolaan yang benar, baik darisegi konservasi maupun dari segi lingkungan.

Analisis Dampak Pembangunana. Aspek Transportasi

Dari aspek transportasi masalah yang timbuldiantaranya adalah :1) Kebisingan

Dengan adanya jalan raya lintas Bukittinggi-Medan yang melewati kawasan cagar alamdapat menimbulkan kebisingan, baik yangberasal dari suara kendaraan bermotor maupunmobil dan angkutan umum lainnya. Kebisinganyang ditimbulkan dapat mengganggu kehidupansatwa di kawasan cagar alam, terutama sekalibagi jenis-jenis satwa tertentu yang mempunyaibehavior menyukai ketenangan atau keadaandiam. Hal ini tentu saja dapat menjadi masalahbagi kelangsungan hidup satwa-satwa tersebut.2) Penghasil Bahan Pencemar

Adanya kegiatan lalu lintas transportasi yangmelintasi kawasan cagar alam dapatmenimbulkan pencemaran udara, karena darikegiatan tersebut mengeluarkan gas HC, CO2,CO, SO2, NO, NO2. Dari hasil pengamatan dilapangan, adanya kegiatan transportasi dikawasan cagar alam Rimbo Panti tidak terlalumenimbulkan dampak yang membahayakanbagi kehidupan flora dan fauna disana, karenakerapatan vegetasi yang masih tergolong cukuptinggi dan keberadaan fauna yang berada dibagian dalam kawasan cagar alam.3) Keamanan Satwa

Adanya jalan raya yang melintasi kawasancagar alam menyebabkan terjadinya fragmentasihabitat, hal ini tentu saja menyebabkanberkurangnya daerah jelajah satwa tertentu.Dimana satwa-satwa tertentu membutuhkandaerah jelajah yang luas, sehingga hal ini sangatmempengaruhi kehidupan satwa tersebut.Jumlah kendaraan yang melintasi jalan raya dikawasan ini juga tergolong cukup banyak, halini dapat berbahaya bagi satwa yang melintas dijalan tersebut, diantaranya dapat menimbulkankecelakaan.4) Pencurian Flora dan fauna

Dengan adanya jalan raya, juga dapatmempermudah akses masuk ke wilayah cagaralam bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sehingga hal ini dapat mempermudahbagi adanya kegiatan pencurian flora dan faunadi kawasan cagar alam.b. Aspek Pemukiman1) Ekploitasi Hutan

Keberadaan pemukiman di sekitar cagaralam dapat menimbulkan dampak yang tidakbaik bagi kawasan cagar alam, dampak tersebutdiantaranya dapat berupa kegiatan eksploitasiterhadap hutan seperti adanya kegiatanpengambilan kayu untuk kayu bakar, rotan, dansatwa.2) SampahAdanya pemukiman di sekitar cagar alam rimbopanti juga dapat mengakibatkan penumpukansampah terutama sampah yang berasal darirumah tangga.c. Aspek Taman Wisata terhadap CagarAlam

Kegiatan pembangunan wisata alam jugamenimbulkan masalah bagi cagar alam. Adanyakegiatan wisata alam menyebabkan terjadinyakegiatan eksploitasi yang cukup besar terhadaplingkungan. Hal ini dilakukan dengan maksuduntuk menarik minat bagi para pengunjung, dantentu saja hal ini dapat merusak ekosistem yangtelah ada. Keberadaan pengunjung juga dapatmengganggu ketenangan satwa-satwa tertentu.

Page 6: Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati · PDF fileflora dan fauna endemik hadir di hutan Indonesia menjadi kekayaan Indonesia dan dunia. Pengelolaan ekosistem hutan

Dwi Rini Kurnia Fitri 203

d. Aspek Saluran Irigasi Panti-RaoPada saat awal konstruksi dibukanya saluran

irigasi di kawasan cagar alam Rimbo Panti,digunakan alat berat yang dapat mempengaruhikehidupan organisme tanah dan permukaantanah. Penggunaan alat berat ini menyebabkanmati dan hilangnya beberapa spesies tumbuhandan mikroorganisme tanah. Selain itu juga dapatmerubah tekstur tanah. Akibatnya hanyaorganisme yang dapat bertahan saja yang dapatterus hidup. Penggunaan alat berat dan kegiatanpembangunan konstruksi saluran irigasi ini jugamenimbulkan efek kebisingan selama prosespembangunan dilaksanakan, dan hal ini dapatberpengaruh terhadap spesies satwa tertentu.

KESIMPULAN

Dari hasil diatas dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut :a. adanya kegiatan taman wisata di kawasan

cagar alam Rimbo Panti mengakibatkan luaskawasan cagar alam Rimbo Panti menjadiberkurang.

b. akibat adanya kegiatan taman wisata didalam kawasan cagar alam Rimbo Pantimenyebabkan terganggunya kehidupan floradan fauna yang ada didalamnya.

c. adanya kegiatan pembangunan baik jalanraya lintas Bukittinggi-Medan, pemukiman,dan saluran irigasi memberikan pengaruhdan perubahan yang cukup berarti bagikehidupan flora dan fauna di kawasan cagaralam Rimbo Panti.

DAFTAR PUSTAKA

BKSDA-Sumbar dan PSLH Unand. 2000.Rencana Pengelolaan CARP PropinsiSumatera Barat Kegiatan Pembinaan danPeningkatan Usaha Konservasi di dalamdan di luar Kawasan Hutan. DIK-S DRTA 1999/2000.

Desmann, R.F., J.P.Milton, dan P.H. Freeman1977. Prinsip Ekologi untuk PembangunanEkonomi Penerjemah: Sumarwoto, O.Jakarta: P.T. Gramedia.

Nurainas, Z.Syam, R. Tamin. 1999. Keluargajelatang-jelatangan (Urtiaceae) di CagarAlam Rimbo Panti Pasaman Sumbar.Laporan Penelitian Dana Rutin UNAND,

Departemen Pendidikan dan kebudayaan.Lembaga penelitian Unand.

Spurr, S.H. and B.V. Barnes. 1980. ForestEcology. 3rd ed. New York: John Willeyand Sons.