Upload
votruc
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
PENGARUH WORKLOAD DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
Liswan Setiawan W,
Fitriany
Abstract
This research aims to find empirical evidence about the effect
of workload and specialization of auditors on audit quality with the
quality of the audit committee as a moderating variable. In this
research, the audit quality proxies with accrual discretionary and
quality of the audit committee judged on a score derived from the
role, activities and responsibilities of audit committees. Samples
taken in this research are firms listed non-financial industries in
Indonesia Stock Exchange period 2006 until 2008. Data processed by
the panel data with Eviews 6.
The results of this research indicate that the workload has a
negative effect on audit quality. Audit specialization and audit
committee have a positive effect on audit quality. Audit committee
proved to be a moderating variable that can reduce the negative
relationship between workload and audit quality. Therefore,
Accounting Firm must consider the workload of their auditor.
Governments also need to consider rules on workload in an accounting
firm to maintain audit quality. The role of audit committees also
need to be increased because it proved can reduce the negative
relationship between workload and audit quality.
Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Specialization, Audit
Committee.
2
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
1. Pendahuluan
Berdasarkan Laporan KAP ke Departemen Keuangan tahun
2009, rasio antara jumlah klien dan jumlah staf auditor sangat
bervariasi pada setiap KAP. Ada KAP yang memiliki rasio sangat
tinggi dan ada pula yang rendah. Rasio ini menunjukkan tingkat beban
pekerjaan masing-masing staf auditor (workload). Tabel 1 berikut
adalah hasil pengolahan data dari Laporan KAP ke Departemen Keuangan
tahun 2009. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa KAP
yang memiliki rasio jumlah perikatan per-partner yang sangat tinggi.
Pada suatu KAP ada seorang partner yang harus menangani 191 atau 132
perikatan per tahun. Ada juga pada suatu KAP seorang staf harus
mengerjakan 3 perikatan per-tahun seorang diri.
Tabel 1. Rasio Jumlah Perikatan per-partner dan per-staf audit
1 2 3 4 5 6
NAMA KAP Jumlah perikatan
per-staf Ranking
(kolom 1) Jumlah staf per-partner
Ranking (kolom 3)
Jumlah perikatan per-partner
Ranking (kolom 5)
A 3.2 1 41 7 132 2
B 3.1 2 61 2 191 1
C 2.5 3 34 9 86 4
D 2.4 6 29 11 68 5
E 2.4 4 22 13 54 8
F 2.4 5 20 14 49 11
G 2 7 17 16 33 14
H 1.9 8 17 15 33 15
I 1.5 9 27 12 41 12
J 1.2 10 42 6 49 10
Big-4 K 1.1 12 85 1 90 3
L 1.1 11 56 4 63 6
Big-4 M 1 14 59 3 57 7
3
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Big-4 N 1 13 51 5 53 9
O 1 15 33 10 31 16
Big-4 P 0.9 16 36 8 34 13
Sumber: Soedibyo (2010)
Tingginya workload dapat menyebabkan kelelahan dan munculnya
dysfunctional audit behavior sehingga dapat menurunkan kemampuan
auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan.
Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada
tekanan workload akan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Konsekuensi
yang mungkin timbul dari audit workload adalah turunnya kualitas
audit dan kualitas laba (Hansen et al., 2007). Dengan latar belakang
tersebut, sangat menarik untuk diteliti hubungan tingkat workload
pada masing-masing KAP dan kualitas audit KAP.
Auditor yang memiliki banyak klien, jadwal waktu yang padat
dan ketat dan bekerja dibawah tekanan akan menimbulkan workload
(beban kerja) yang berakibat pada efektivitas dan efisiensi kerja
menurun. Hansen et al. (2007) menyatakan bahwa audit capacity stress
(workload) berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang berasal
dari dibubarkannya Anderson setelah terjadinya kasus Enron sehingga
menyebabkan dampak negatif pada kualitas audit. Penelitian mengenai
pengaruh workload terhadap kualitas audit masih sangat jarang
dilakukan di Indonesia.
4
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Kualitas audit juga dipengaruhi oleh spesialisasi auditor.
Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih
baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan,
dan resiko audit pada industrinya. Solomon et al. (1999) menemukan
bahwa auditor spesialis biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan
dibandingkan dengan auditor non spesialis. Balsam & Krishnan (2003)
menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis
memiliki nilai akrual diskresioner yang lebih rendah.
Komite audit juga akan mempengaruhi kualitas audit karena
komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor
proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004). Keberadaan
komite audit dalam perusahaan dapat memberikan pengawasan yang lebih
terhadap kinerja manajemen dan memberikan informasi yang akurat dan
tepat terhadap laporan keuangan perusahaan. Adanya komunikasi formal
antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan
menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workload dan
spesialisasisi, terhadap kualitas audit. Selain itu juga akan
diteliti apakah kualitas komite audit memperkuat (memperlemah)
pengaruh spesialisasi dan workload terhadap kualitas audit
5
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pimpinan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga tingkat workload dan
spesialisasi auditor. Bagi regulator, penelitian diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan perlu tidaknya mengatur workload pada
suatu KAP dalam rangka menjaga kualitas audit pada suatu KAP.
2.LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Pengaruh Beban Kerja (Workload) terhadap Kualitas Audit
Workload menunjukkan load pekerjaan yang dihadapi oleh seorang
auditor. Workload dapat dilihat dari jumlah klien yang harus
ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia
untuk melaksanakan proses audit. Lopez (2005) mendefinisikan
workload sebagai “busy season” yang terjadi pada kuartal pertama
awal tahun karena banyak perusahaan memiliki fiscal years yang
berakhir pada bulan Desember. Kelelahan dan ketatnya time budgets
dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau
melaporkan penyimpangan. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit
yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak
ada tekanan workload.
Konsisten dengan pernyataan di atas, experimental studies telah
membuktikan bahwa budget constraints (terbatasnya waktu audit) dapat
mendorong auditor untuk melaksanakan audit yang berkualitas rendah
6
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
(Alderman dan Dietrick, 1982; Kelley and Margheim, 1990; Ragunathan,
1991; Sweeney and Summers, 2002; Coram et al., 2004).
Pada penelitian lain, workload diistilahkan sebagai audit
capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan
dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya. Penelitian
Hansen et al. (2007) yang dilakukan di USA menyatakan bahwa audit
capacity stress juga berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang
berasal dari dibubarkannya KAP Anderson setelah terjadinya kasus
Enron. Blouin et al. (2005) dan NyBerg (2005) juga menyatakan hal
yang serupa berkaitan dengan bubarnya KAP Anderson. Konsekuensi yang
mungkin timbul dari audit capacity strees adalah turunnya kualitas
audit sehingga juga akan berdampak pada menurunnya kualitas laba
(Hansen et al., 2007). Di Amerika, setelah terjadi kasus Enron dan
dibubarkannya KAP Anderson, beberapa KAP mendapat tambahan pekerjaan
dari klien KAP Anderson.
Kelelahan dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan
auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang
dilakukan klien. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang
dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas
audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan
workload. Ketatnya time budget dapat mendorong auditor untuk
melaksanakan audit yang berkualitas rendah (Alderman dan Dietrick,
7
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
1982; Kelley dan Margheim, 1990; Ragunathan, 1991; Sweeney dan
Summers, 2002; Coram et al., 2004).
Konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya workload adalah
turunnya kualitas audit dan juga berdampak pada menurunnya kualitas
laba (Hansen et al., 2007). Penelitian ini ingin melihat apakah
workload atau audit capacity stress, akan memengaruhi kualias audit.
Diprediksi bahwa jika workload meningkat, kualitas audit akan turun.
Hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Beban kerja (Workload) auditor berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit.
2.2. Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit
Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama
akan memiliki pengatuhuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko
audit pada industry tersebut. Spesialisasi auditor dalam industri
tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pegetahuan
yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki
spesialisasi.
Mayangsari (2003) melakukan penelitian pengaruh spesialisasi
industri auditor terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh
positif terhadap integritas laporan keuangan. Krishnan (2003)
8
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang
spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih
rendah dibandingkan jika diaudit oleh auditor yang tidak
spesialis. Gul, Fung, & Jaggi (2009) menyatakan bahwa perusahaan
dengan kualitas laba yang tinggi memilih untuk menyewa spesialis
industri agar dapat mempertahankan kualitas laba. Secara keseluruhan
dari penelitian – penelitian diatas menyatakan bahwa auditor yang
memiliki spesialisasi dalam industri tertentu lebih memiliki
kemampuan dan pemahaman yang mendalam dalam memahami karakteristik
dan resiko bisnis klien disbanding dengan auditor yang tidak
memiliki spesialisasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa auditor yang
memiliki spesialisasi lebih mampu dan bisa untuk mendeteksi
kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi pada laporan keuangan
klien. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan
diuji adalah :
H2: Spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
2.3. Pengaruh Kualitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit
Perusahaan
Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan memberikan
pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen perusahaan dan
memberikan informasi yang akurat dan tepat serta membantu dewan
komasaris dalam menganalis laporan keuangan perusahaan. Menurut
McMullen (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa komite audit
9
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
yang efektif berhubungan dengan lebih sedikit pelaporan kembali laba
kuartalan. Wardhani (2007) menambahkan dengan adanya komite audit
dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan
akan termonitor dengan baik. Sesuai dengan peranannya, komite audit
ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip
akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan
berkualitas. Menurut Bradbury et al. (2004) komite audit bertugas
membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan
oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
Keberadaan komite audi dengan tugas dan tanggang jawabnya diatas
dapat memberikan respon yang positif terhadap kualitas audit
perusahaan.
Dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, seorang komite
audit dituntut untuk memiliki kompetensi dan keahlian dibidangnya.
Kompetensi dan keahalian yang dimiliki tersebut dapat menunjang
kualitas seorang komite audit dalam menyampaikan informasi yang
tepat dan akurat serta menyimpulkan berbagai keputusan terhadap
laporan keungan perusahaan. Menurut Krisnamoorthy et al.,(2002)
ciri-ciri yang menunjang efektivitas komite audit adalah keahlian
mereka akan permasalahan akuntansi dan keuangan, independensi serta
komitmen mereka untuk melaksankan tugas secara efektif. De Zoort et
al (2002), menyimpulkan bahwa kemampuan ahli keuangan dalam
memahami substansi dari beraneka ragam transaksi dalam laporan
10
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
keuangan dan kompleksitas kasus keuangan memposisikan para ahli
keuangan yang menjadi anggota komite audit tersebut membantu auditor
dalam melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut :
H3: Komite audit yang berkualitas akan berengaruh positif terhadap
kualitas audit perusahaan
2.4. Pengaruh Moderasi Komite Audit
Sesuai dengan hipotesis 2, diprediksi bahwa spesialisasi akan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Komite audit yang
kompeten, independen, dan aktif akan: 1)mampu memahami berbagai
transaksi keuangan yang rumit, mendeteksi kesalahan/ kecurangan
dalam laporan keuangan, dan kelemahan dalam pengendalian internal
perusahaan untuk kemudian dikomunikasikan kepada auditor spesialis;
2) bersikap kritis terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
spesialis sehingga dapat mencegah kolusi antara auditor dan
manajemen/pemegang saham mayoritas yang akan merugikan pemegang
saham minoritas dan independen dalam menilai pekerjaan auditor dan
kemudian menegur auditor spesialis jika auditor tidak melakukan
audit sesuai dengan audit plan; dan 3) aktif menjalankan perannya
dalam memantau pekerjaan auditor spesialis, sehingga komite audit
dapat mengetahui apakah auditor spesialis melakukan audit sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Berdasarkan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan komite audit yang berkualitas (kompeten,
11
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
independen, dan aktif) akan memperkuat pengaruh positif spesialisasi
terhadap kualitas audit. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah:
H4 : Komite audit yang berkualitas akan memperkuat hubungan
positif antara spesialisasi auditor dengan kualitas audit.
2.5. Pengaruh Moderasi dari Kualitas Komite Audit terhadap
hubungan antara workload dengan Kualitas Audit
Bila dikaitkan dengan workload, peneliti menduga bahwa komite
audit yang memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan akan mampu
berkomunikasi dengan baik dengan auditor sehingga dapat memberi
informasi yang diperlukan auditor dalam melakukan audit sehingga
dapat memperlancar proses audit yang dilakukan auditor yang sedang
menghadapi workload. Jika auditor tidak memiliki kompetensi
akuntansi, komunikasi antara auditor dan komite audit akan kurang
lancar sehingga akan menambah beban auditor yang sedang menghadapi
workload. Maka diprediksikan bahwa komite audit yang kompeten akan
dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas
audit.
Komite audit yang independen akan selalu bersikap independen
dalam menjalankan perannya. Komite audit tidak akan segan menegur
auditor yang tidak melaksanakan audit dengan baik karena menghadapi
banyaknya beban audit. Oleh karena itu komite audit yang independen
diharapkan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan
kualitas audit.
12
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Abbott et al. (2004) meneliti hubungan antara annual earnings
restatements dan empat karekteristik komite audit: independensi,
keahlian di bidang keuangan, diligence (diukur dengan frekuensi
pertemuan), dan ukuran komite audit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang independen, expert
dan diligent memiliki kemungkinan lebih kecil melakukan restatement.
Komite audit yang kompeten (expert) dan independen memiliki
kemampuan dan kemauan untuk menemukan dan melaporkan adanya audit
yang dilakukan kurang baik oleh eksternal auditor. Begitu juga
komite audit yang diligent akan aktif memonitor pekerjaan auditor
eksternal sehingga mencegah terjadinya audit yang kurang baik
(disfungsional audit behavior) yang disebabkan workload yang dialami
auditor. Dengan pemantauan komite audit yang aktif dan dilakukan
oleh komite audit yang kompeten dan independen, maka diharapkan
hubungan negatif antara workload dan kualitas audit dapat dikurangi.
Maka hipotesis yang diajukan adalah:
H5 : Komite audit yang berkualitas akan memperlemah hubungan
negatif antara workload dengan kualitas audit.
13
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
III.1 Kerangka Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Model Penelitian
3. Metode Riset
3.1. Data dan Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode sejak
2006 sampai 2008. Data yang digunakan adalah data sekunder dari
website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id,Indonesia Capital Market
Directory (ICMD), OSIRIS dan Laporan KAP yang dikirim ke Depkeu.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.
Sampel yang digunakan merupakan perusahaan go public yang terdaftar
di BEI dari tahun 2006 hingga 2008. Adapun kriteria-kriteria dalam
pemilihan sampel model pertama adalah merupakan perusahaan yang
bergerak pada semua jenis industri yang terdaftar di BEI kecuali
perusahaan yang bergerak di bidang finance (perbankan, jasa
Beban Kerja
(Workload) Kualitas audit:
Akrual Diskresioner
VARAIBEL MODERASI :
KOMITE AUDIT :
1. Kompetensi dan Keahlian
2. Aktivitas dan Tanggung
jawab
VARIABEL CONTROL :
1. Ukuran perusahaan
2. Pertumbuhan
perusahaan
3. Leverage
4. Ukuran KAP (Big 4)
5.
6.
Spesialisasi
Auditor
14
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
ABS_DAC = a0 + 1 WLit + 2 SPECit + 3 KMTEit + a1 ACS*KMTEit + a2
ACS*SPECit + 4 SIZEit + 5 RISKit + 6 GROWTHit + 7 BIG4it +
keuangan, dan asuransi, memiliki laporan tahunan yang lengakap dan
disertai laporan komite audit, memiliki laporan keuangan yang
lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel.
3.2. Model Penelitian
Dalam menguji pengaruh beban kerja (workload) terhadap
kualitas audit dengan komite audit sebagai variabel moderasi
digunakan beberapa variabel yang dapat dilihat dalam model regresi
sebagai berikut :
ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik; WL = tingkat workload (4
jenis), SPEC: variable dummy spesialisasi Auditor; KMTE = kualitas komite audit;
BIG4: variable dummy, 1: perusahaan diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK =
variable rasio leverange perusahaan; GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan
perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
3.3. Operasionalisasi Variabel
1.Kualitas Audit
Pengukuran kualitas audit yang peneliti gunakan dengan cara mengukur
tingkat akrual diskresioner dengan menggunakan model kaznik.
2. Workload (beban kerja)
Penelitian ini mengikuti model Hansen et al. (2007) dalam
dalam mengukur workload yang diproksi dengan audit capacity stress
(ACS) sebagai berikut :
15
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model 1:
WL_CLNP = Jumlah klien audit yang ditangani suatu KAP pada tahun tersebut
Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut
Selain model yang dikembangkan oleh Hansen et al. (2007) dalam Tia
(2010), terdapat beberapa model lain yang peneliti kembangkan untuk
dijadikan dasar sebagai perhitungan workload dalam penelitian ini,
antara lain :
Model 2
WL_REVP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut
Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut
Model 3
WL_REVEMP = Jumlah revenue yang diperoleh KAP pada tahun tersebut
Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut
Model 4
WL_CLNEMP = Jumlah klien audit yang dimiliki suatu KAP pada tahun tersebut
Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut
3. Spesialisasi Auditor
Pengkategorian auditor spesialis dan nonspesialis berdasarkan
data auditor eksternal, diukur dengan presentasi klien perusahaan
terbuka (go publik) yang diaudit suatu KAP pada industri tertentu,
kemudian dilakukan pembobotan (weighting) berdasarkan total aset
untuk perusahaan go public dengan rumus yang dikembangkan oleh
Siregar et al (2009), sebagai berikut :
Spesialisasi = (jumlah klien KAP di industri tsb/jumlah seluruh emiten di
industri) x (rerata aset klien KAP di industri tsb/rerata aset seluruh
emiten di industri tsb)
16
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Akan dilakukan pengujian spesialisasi jika suatu KAP menguasai 10 %
market share.
4. Kualitas Komite Audit
Dalam penelitian ini, dilakukan skoring untuk mengukur
kualitas komite audit yang dilihat dari aktifitas komite audit,
ukuran serta kompetensi komite audit seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel 2. Skoring Kualitas Komite Audit
NO GOOD FAIR POOR
A
1 Review/Telaah Laporan Keuangan 2 1
2 Evaluasi Kepatuhan Hukum 2 1
3 Analisa Resiko Perusahaan 2 1
4
Menelaah dan melaporkan kepada
komisaris atas pengaduan yang berkaitan
dengan emiten 2 1
5 Evaluasi Pengendalian Internal 2 1
6 Melakukan penelaahan lap auditan 2 1
7 Mengajukan/memilih auditor eksternal 2 1
No : 1
s/d 7
Bila "Good" dapat score 2 dan " Poor"
dapat score 1 14 7
8Jumlah rapat komite audit dalam setahun
3 2 1
9Tingkat kehadiran dalam rapat komite
audit 3 2 1
B 2
10 Jumlah anggota komite audit 3 2 1
C 2
11Jumlah anggota komite audit yang
memiliki latar belakang akuntansi 3 2 1
12Rata - rata umur anggota komite audit
3 2 1
No : 8
s/d 12
Bila "Good" dapat score 3 , bila " Fair"
dapat score 2 dan " Poor" dapat score 115 14 5
Jumlah ( Maksimal dan Minimum )29 14 12
Description
Aktifitas Komite audit
Jumlah ( Size ) Komite Audit
Kompetensi Komite Audit
17
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Penetapan nilai untuk masing masing pertanyaan adalah sebagai
berikut :
1. Aktivitas dan Tanggung Jawab Komite Audit
1.Review/Telaah Laporan Keuangan
2.Evaluasi Kepatuhan Hukum
3.Analisa Resiko Perusahaan
4.Menelaah dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan emiten.
5.Evaluasi Pengendalian Internal
6.Melakukan Penelaahan Terhadap Laporan Auditan
7.Mengajukan/Memilih Auditor Eksternal
Kriteria penilaian untuk aktivitas dan tanggung jawab komite audit
yang dijabarkan antara nomor 1 sampai dengan nomor 7 diatas
berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).
Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugas
tersebut
Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan
tugas tersebut. Untuk setiap nilai ‘good’ diberi nilai 1 dan „poor’
diberi nilai 2.
8.Jumlah Rapat Komite Audit dalam Setahun
Rapat yang dilaksanakan komite audit sangat berpengaruh terhadap
efektifitas komite audit itu sendri. Semakin sering komite audit
melakukan rapat akan membuat koordinasi dan perencanaan terhadap
pengawasan laporan keuangan semakin jelas. Kriteria penilaian untuk
18
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
jumlah rapat komite audit diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang
dikembangkan oleh Hermawan (2009) dengan kriteria:
Good : Apabila komite audit melaksanakan rapat lebih dari 6 (enam)
kali dalam satu tahun
Fair : apabila komite audit melaksanakan rapat sebanyak 4 (empat)
sampai 6 (enam) kali dalam setahun
Poor : apabila komite audit melaksanakan rapat kurang dari 4 (empat)
kali dalam setahun
9. Tingkat Kehadiran dalam Rapat Komite Audit
Efektifitas dari komite audit dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dapat dilihat juga dari tingkat kehadiran dalam rapat
komite audit. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila tingkat kehadiran rata – rata anggota komite audit
dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah lebih dari 80%.
Fair : apabila tingkat kehadiran rata – rata anggota komite audit
dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah antara 70% - 80%.
Poor : apabila tingkat kehadiran rata – rata anggota komite audit
dalam rapat komite audit selama setahun berjumlah kurang dari 70%.
Kriteria penilaian untuk tingkat kehadiran dalam rapat komite audit
diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan
(2009).
10.Jumlah Anggota Komite audit
Penelitian yang dilakukan Ismail et al., (2004) menyatakan bahwa
jumlah komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
laba yang dilaporkan perusahaan. Berdasarkan ketentuan BEI dan
Bapepam, jumlah anggota komite audit suatu perushaan minimum adalah
3 orang. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : Apabila jumlah komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.
19
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Fair : Apabila jumlah komite audit adalah 3 (tiga) orang.
Poor : Apabila jumlah komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.
Kriteria penilaian untuk jumlah anggota komite audit diatas
berdasarkan pada Kep-339/BEJ/07-2001 yang dikembangkan oleh Hermawan
(2009).
11.Kompetensi Komite Audit
Jumlah anggota komite audit yang memilik latar belakang akuntansi
Keahlian dalam bidang akuntansi sangat diperlukan bagi seorang
auditor dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan agar
informasi yang dihasilkan akurat dan tepat serta mengurangi
terjadinya fraud yang mungkin terjadi dalam proses pelaporan
keuangan. Latar belakang akuntansi dinilai berdasarkan latar
belakang pendidikan di bidang akuntansi dan juga berdasarkan
pengalaman kerja di bidang akuntansi. Kriteria penilaian yang
digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang
akuntansi lebih dari 1 (satu) orang.
Fair : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang
akuntansi 1 (satu) orang.
Poor : apabila tidak satupun anggota komite audit yang memiliki latar
belakang akuntansi.
Kriteria penilaian untuk anggota komite audit yang memilik
latar belakang akuntansi diatas berdasarkan pada Dhaliwal et al.
(2007) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).
20
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
12. Rata – rata Umur Anggota Komite Audit
Usia anggota komite audit dapat mempengaruhi komptensi seorang
komite audit. Sehingga jumlah rata – rata usia anggota komite audit
dapat menajdi proksi komptensi yang dimilki oleh komite audit dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Good : apabila rata – rata usia anggota komite audit diatas 40
tahun.
Fair : apabila rata – rata usia anggota komite audit antara 30 tahun
– 40 tahun.
Poor : apabila rata – rata usia anggota komite audit dibawah 30
tahun.
Kriteria penilaian rata-rata umur anggota komite audit diatas
berdasarkan pada Anderson et al. (2004) yang dikembangkan oleh
Hermawan (2009).
Untuk setiap nilai ‘good’ diberi nilai 3, ‘fair’ diberi nilai 2 dan
„poor’ diberi nilai 1.
3.4. Teknik Pengolahan Data
Data diolah dengan panel. Panel data merupakan gabungan antara
jenis data time series dan cross section. Ketika kedua informasi
tersebut tersedia, maka analisis data panel dapat digunakan. Menurut
Hsiao (1986), keuntungan panel data dibandingkan data jenis cross
section maupun time series, antara lain dapat memberikan peneliti
jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom, data
memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antara
21
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri
yang efisien. Terhadap model penelitian dilakukan pengujian
heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas agar
menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator).
4. Analisis data
4.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik deskriptif. Pada tabel
dapat dilihat bahwa rata – rata nilai akural diskresioner berada
pada angka 6,78%, angka ini berarti menunjukkan secara rata-rata
terdapat akrual diskresioner sebesar 6.78% dari total asset
perusahaan tahun sebelumnya. Nilai variabel workload dengan model 1
(jumlah klien/jumlah partner) menunjukkan menunjukkan rata – rata
44,4 yang artinya rata rata seorang partner menangani 44 klien.
Workload model 2 (jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP) menunjukkan
rata – rata 21,2 yang artinya revenue per masing masing partner
sekitar 21,2 juta). Workload model 3 (revenue KAP/jumlah pegawai
KAP) menunjukkan rata – rata 20,1, Sedangkan Variabel workload
dengan model 4 (jumlah klien/jumlah pegawai KAP) menunjukkan rata –
rata 1,989, yang artinya setiap klien ditangani oleh sekitar 2 orang
pegawai (staf).
22
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Variabel spesialisasi auditor dalam tabel diatas menunjukkan
nilai rata – rata 0,5263, artinya 56 % dari sampel diaudit oleh KAP
yag spesialis. Skor Variabel kualitas komite audit dalam tabel
diatas menunjukkan nilai rata – rata 19,9, dimana nilai maksimum 28,
minimum 12. Angka ini menunjukkan bahwa skor kualitas komite audit
masih rendah karena lebih mendekati nilai minimum.
4.2. Pemilihan Metode Estimasi
Dalam melakukan pemilihan metode estimasi dilakukan uji
Hausmann Test untuk melihat apakah model penilitian menggunakan
metode Fixed Effect atau metode Random. dengan menggunakan E-Views
6.1. Tabel 4.2 sampai 4.6 yang menunjukkan hasil perhitungan
Hausmann test diantara keempat model workload yang digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Hausmann Test diatas, dapat kita
lihat bahwa dari keempat model workload yang memiliki nilai
probabilita diatas 5% adalah model workload 1, model workload 2, dan
model workload 4. Sehingga dapat diambil kesimpulan, ketiga model
workload tersebut berada pada uji Hausmann > 0,05 maka menerima Ho,
yang berarti semua model workload menggunakan metode random effect
dalam melakukan pengujiannya. Semetara itu untuk model workload 3
berada pada nilai probabilita dibawah 5%, dapat diambil kesimpulan
bahwasanya model workload 3 berdasarkan uji Hausmaan < 0,05, berarti
menolak Ho. Sehingga model workload 3 menggunakan metode fixed
effect.
23
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
4.3. Pengujian Asumsi
1 Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas setelah dilakukannya uji Random
Crossection Weight pada model Random Effect dan Fixed Effect dapat
dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.10 pada lampiran. Dari data output
diatas, model workload 1 dan model 3 tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas karena nilai Prob yang signifikan.
2 Uji Autokorelasi
Dari tabel 4.7 sampai 4.10, model workload 1,2,4 tidak
mengalami masalah autokorelasi karena nilai DW-stat < 2,5. Pada
model workload 3 dengan nilai DW-stat sebesar 2,697, berada pada DW-
stat > 2,5. Namun pada model workload 3 menggunakan metode fixed
effect, maka seperti dikatakan oleh Nachrowi dalam bukunya bahwa
metode ini tidak perlu mengasumsikan karena komponen error tidak
berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Maka
uji mengenai autokorelasi (autocorrelation) dapat diabaikan.
3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang
baik seharusnya tidak mengalami masalah multikolinearitas. Untuk
menguji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF. Jika VIF
kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Nilai VIF
24
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
model workload 1 sampai 4 dapat dilihat dalam tabel 4.13. Pada model
workload 2 terdapat hasil VIF lebih dari 10 maka pada model workload
2 masih terdapat gejala multikolinearitas. Pada model workload 1,
model workload 3 dan model workload 4, semua variabel – variabelnya
berada pada nilai VIF kurang dari 10. Sehingga model tersebut dapat
dikatakan tidak mengandung multikolinearitas.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1. Hasil Pengujian Model Workload 1
Berdasarkan hasil pengujian pada data tabel 4.11, dapat
dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara signikan terhadap
kualitas audit adalah workload, spesialisasi auditor dan varibel
moderasi kualitas komite audit terhadap workload.
Workload berpengaruh positif terhadap akural diskresioner.
Karena nilai akural diskresioner berbanding terbalik dengan kualitas
audit, maka wokload mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas
audit. Semakin besar workload yang dialami auditor akan menyebabkan
menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai dengan
hipotesis penelitian. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Hansen et al (2007) menyatakan jika
auditor mengalami workload (Audit Capacity Stress) yang berlebih
akibat pergantian klien akan berdampak pada menurunya kualitas
audit.
25
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Variabel spesialisasi auditor berhubungan negatif dengan nilai
akrual diskresioner. Karena akrual diskresioner bersifat berbanding
terbalik dengan kualitas audit, maka spesialisasi akan berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya, yaitu Mayangsari (2003) hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas
laporan keuangan dan O‟Keefe (1994) juga berpendapat bahwa auditor
industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit
diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS.
Kualitas komite audit secara langsung tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit perusahaan. Namun kualitas komite audit
secara tidak langsung berpengaruh terhadap hubungan antara workload
dengan kualitas audit. Koefisien negatif menandakan bahwa kualitas
komite audit dapat memperlemah hubungan negatif antara pengaruh
workload dengan kualitas audit. Namun kualitas komite audit tidak
terbukti memoderasi hubungan antara spesialisasi dengan kualitas
audit. Variabel – variabel kontrol dalam model ini tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit perusahaan.
4.4.2. Hasil Pengujian Model Workload 2
Hasil data dibawah telah melalui berbagai tes pengujian dalam
data E-Views dengan menggunakan Crossection Weight pada metode
Random Effect, Fixed Effect dan data yang digunakan telah dilakukan
Centering, sehingga data yang dihasilkan telah terhidar dari masalah
26
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
heteroskedasitas. Namun ternyata model 2 tidak menghasilkan model
yang signifikan (lihat tabel 4.12).
4.4.3 Hasil Pengujian Model Workload 3
Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh
secara signikan terhadap kualitas audit adalah workload,
spesialisasi auditor, komite audit, varibel moderasi kualitas komite
audit terhadap workload, risk, dan size. Hasil pada model 3 ini
sama dengan hasil model 1 ditambah dengan signifikannya pengaruh
langsung kualitas komite audit terhadap kualitas audit.
4.4.4 Hasil Pengujian Model Workload 4
Tabel 4.14 yang menunjukkan hasil uji dengan model workload ke
4. Karena nilai Prob(F-statistic) sebesar 0,9386484 > = 10%,
berarti hipotesis ditolak. Model ini tidak dapat dijadikan sebagai
hasil pengujian hipotesis.
5. Implikasi dan Kesimpulan
Dari keempat model workload diatas dapat dilihat bahwa
workload model 1 dan model 3 merupakan model yang baik dibandingkan
dengan model wokload 2 dan 4 dalam menjelaskan nilai akrual
diskresioner (kualitas audit). Antara model 1 dan 3, model 3
merupakan model yang terbaik dalam menjelaskan variabel – variabel
dependennya. Hal ini dilihat dari banyak variabel yang memberikan
27
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
pengaruh yang signifikan tehadap kualitas audit perusahaan dan dari
nilai R2 sebesar 0,55 dibandingkan dengan model 1 yang hanya 0,03.
Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah klien terhadap jumlah partner
dapat digunakan sebagai ppengukur tingkat workload. Namun yang lebih
baik lagi dalam mengukur tingkat workload adalah rasio jumlah
revenue dengan jumlah pegawai.
Pada model 1, variabel yang signifikan mempengaruhi kualitas
audit adalah workload, spesialisasi dan moderasi komite audit. Pada
model 3, komite audit juga berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit. Arah hubungan sesuai dengan hipotesis yaitu workload
berhubungan negatif dengan kualitas audit, spesialisasi dan komite
audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Selain itu komite
audit ditemukan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload
dengan kualitas audit. Namun penelitian ini belum menemukan bukti
bahwa komite audit dapat meningkatkan hubungan positif antara
spesialisasi dengan kualitas audit.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa workload yang dihadapi
oleh auditor dapat menurunkan kualitas audit. Oleh karena itu KAP
harus memperhatikan beban kerja dari seorang auditor. Pemerintah
perlu mempertimbangkan untuk mulai mengatur workload pada setiap
KAP. Selain itu peran komite audit juga perlu ditingkatkan karena
terbukti dapat mengurangi hubungan negative antara workload dan
kualitas audit.
28
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah bahwa penelitian
ini hanya menggunakan salah satu pegukuran kualitas laba yaitu
akural diskresioner model Kaznik untuk mengukur kualitas audit.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran akrual
diskresioner lainnya seperti model Kothari, Jones, Modified Jones,
Zhang dan berbagai pengukuran kualitas audit lainnya misalnya hasil
per review, ketaatan pada SPAP dan lain lain. Rentang waktu
penelitian hanya 3 tahun (2006 –2008), penelitian selanjutnya dapat
memperpanjang periode pengamatan. Penelitian ini hanya mamasukkan
variabel workload dan spesialisasi auditor sbagai faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian selanjutnya dapat menambah
variabel independen lain yang memperngaruhi kualitas audit seperti
rotasi audit, tenure audit, dan lain lain.
Daftar referensi
Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The
Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgments.
The Accounting Review. Januari. p. 1-13.
Adityasih. T (2010). Analisis Pengaruh Profesi, Pengalaman Auditor,
Jumlah Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas
Audit. Tesis MAKSI Universitas Indonesia.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti.
29
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Arens, Alvin A. Loebecke, James K. 2000. Auditing an integrated
approach , Ed. 8. New Jersey: Prentice Hall.
Anderson, K.L., Deli. D.N. and Gillan S.T. (2003) “ Board of
Director, Audit Committees and The Information Content of
Earnings,“ Working Papers, September.
Antle, R. dan Nalebuff, B., “Conservatism and auditor-Clien
negotiations”, Journal of Accounting Research 29, 1991, hal
31-54.
Balsam, S., J. Krishnan, and J. Yang. 2003. Auditor industry
specialization and earnings quality. AUDITING: A Journal of
Practice and Theory 22: 71-97.
Boediono, Gideon SB., (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Paper presented at Simposium
Nasional Akuntansi 8, Solo.
Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., “Board Characteristics,
Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals”,
Working Paper, Unitec New Zealand dan National University of
Singapore, 2004.
Carcello, J.V., dan T.L. Neal. (2000). Audit committee composition
and auditor reporting. The Accounting Review 75: 453-467.
Carcello., Naggy.(2004). “ Client Size Effects and The Association
Between Auditor Specialization and Fraudulent Financial
Reporting.”, Accounting and Business Research Vol. 29, pp. 1-
33.
Collier, P. And Zaman, S.W. (2005). Convergence in European
Corporate Governance: the audit committee concept. Corporate
Governance: An International Review , 13, 753-768.
Craswell,Allen T., Stephen.L.Taylor.1995. Auditor Brand Name
Reputations and Industry Specialization. Journal Of Accounting
and Economic 11 : 143 – 182.
Davis-Friday, P., L.L. Eng and C. Liu, „„The Effects of the Asian
Crisis, Corporate Governance and Accounting System on the
Valuation of Book Value and Earnings,‟‟ The International
Journal of Accounting 41(1) (2006), pp. 22–40.
30
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
DeAngelo, L. E. 1981a. Auditor size and audit quality. Journal of
Accounting and Economics 3 (1): 167-175.
Dechow, P.M.; R. G. Sloan; and A. P. Sweeney. "Detecting Earnings
Management." The Accounting Review (April 1995): 193-225.
Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality in
The Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.
Dennis.M and Sam.M (2005). The Effect of Workload Compression on
Audit Quality. Doctoral dissertation at the University of
Arkansas.
DeZoort, F. Todd dan Salterio, Steven E. 2001. “The Effects of
Corporate Governance Experience and Financial-Reporting and
Audit Knowledge on Audit Committee Members‟ Judgments. Auditing,
A Journal of Practice & Theory. Vol. 20 (September) hal. 31-45.
Dhaliwal, Dan, Vic Naiker, and Farshid Navissi (2007). Audit
Committee financial expertise, corporate governance and accruals
quality: an empirical analysis
Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 ”Auditor
Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory
Model Using Auditors‟ Personal Characteristics.” Journal of
Behavioral Research In Accounting : vol 15 :87-107
Felo A., J. Krishnamurthy and S. A. Solieri (2003), “Audit committee
characteristics and the perceived quality of financial
reporting: An empirical analysis”, Working Paper. Penn State
Great Valley
Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gull, Fung, Jaggi (2009). Earnings quality: Some evidence on the
role of auditor tenure and auditors‟ industry expertise.
Journal Of Accounting and Economic.
Goldman and Barlev, 1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: its
Implication for Independence, The Accounting Review, pp.707-
17, October.
Hajanto, Nung. 1999. ‟Pengendalian Kualitas Audit Untuk Memenuhi
Harapan Pihak Internal dan Eksternal‟. Dalam Wahana : Volume 2
31
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Hart, S. G., & Staveland, L. E. (1988). Development of NASA-TLX
(task load index): Results of empirical and theoretical
research. In P. A. Hancock & N. Meshkati (Eds.) Human Mental
Workload. North-Holland: Elsevier Science Publishers (pp. 139-
183).
Handoyo, “ Stress Pada Masyarakat Surabaya” Jurnal Insan Medik
psikologi 3 : 61-74. Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga,2001.
Hansen C. S, Kumar K.R and Sullivan M.W.,2007 “Auditor Capacity
Stress and Audit Quality: Market-Based Evidence from
Andersen’s Indictment” Journal of Accounting and Economics :
10-49.
Hermawan, Ancella A (2009) “Pengaruh efektivitas Dewan Komisaris dan
Komite Audit, Kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoring
Bank terhadap Kandungan Informasi Laba”. Unpublished
Disertation FEUI, Graduate Program in Accounting, Universitas
Indoenesia.
Hiro Tugiman. 1995. Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi; KANISIUS.
Bandung.
Jenkins, David S., Kane, Gregory D., Velury, Uma. (2006), ”Earnings
Quality Decline and the Effect of Industry Specialist Auditors:
an Analysis of The Late 1990s,” Journal of Accounting and public
policy 25, pp 71-90.
Jensen, M., and W. Meckling.1976. Theory of the firm: managerial
behaviour, agency costs, and ownership structure. Journal of
Financial Economics 3 (4): 305-360.
Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap
Kualitas Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga
: Fakultas Ekonomi Satya Wacana.
Kalbers, L.P. 1992. An Examination of The Relationship Between Audit
Commitees and External Auditor The Ohio CPA Journal (Desember)
19-27.
Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian dan
independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi
Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: Universitas
Diponegoro.(Tidak dipublikasikan)
32
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Kaznik, R. (1999) , “On the Association between Voluntary Disclosure
and Earnings Management”, Journal of Accounting Research 37,
57 – 81.
Kelley, T., and L. Margheim, “The Impact of Time Budget Pressure,
Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor
Behavior,” Auditing: A Journal of Practice and Theory, pp. 21-
42, Spring 1990.
Klien, A., 2002, “Audit Committee, Board of Director Caracteristics
and Earnings Management,” Journal Accounting and Economics
(33), hal. 375-400.
Krisnamoorthy, Ganesh., Arnie, Wright and Jeffrey Cohen. 2002. Audit
Committee Effectiveness and Financial Reporting Quality:
Implications for Auditor Independence. Australia Accounting
Review. Vol 12/3, pp 3-13.
Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan
kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi
dan Manajemen (Desember). Hal.25-60
Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Kep-29/PM/2004 Tentang “Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”.
Leila G. “Stress dan Kepuasan Kerja”, Fakultas Kedokteran Program
Studi Psikologi USU, USU Digital Library, 2002.
Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluation
of Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal of
Business Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct.
Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi
terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1- 22.
McMullen, D. A. dan Raghunandan, K., “Enhancing Audit Committee
Effectiveness”, Journal of Accounting, Agustus 1996.
Meutia, Intan. 2004. ”Independensi auditor terhadap Manajemen Laba
Untuk Kap Big 5 dan non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol. 2 No. 1 (Januari). P. 37-52
Moizer, P., Turley. W. S. and Walker, D. (1986). Reliance on Other
Auditors, a UK Study. Accounting and Business Research,Vol 16,
No 64, Autumn, pp. 343-352.
33
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Nachrowi, D. dan Usman, Hardius. (2006) Pendekatan Populer Praktis
Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. Lembaga
Penerbit FEUI
Nichols, D and Price, K. 1976, „The Auditor-Firm Conflict: An
Analysis Using Concepts of Exchange Theory‟, The Accounting
Review, pp. 335-346.
O‟Keefe, Simunic & Stein (1994). The production of audit services:
evidence from a major public accounting firm. Journal of
Accounting Research 32:2, 241–261.
Pagalung, Gagaring. 2006. Earnings Equity : Determinant Factors and
Economic Consequences. Simposiun Nasional Akuntansi IX,Padang.
Rini Widiastuti 2002. Pengaruh Model Mekanik, Ukuran Perusahaan, dan
Rasio Ungkitan pada Ketepatan Prakiraan Laba, Simposium
Nasional Akuntansi 5, Semarang
Scott, W. R. 2006. Financial Accounting Theory. Second Edition.
Ontario: Prentice Hall Canada Inc. (Chapter: 11 Earnings
Management)
Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A Conceptual
Model. Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter)
Sutton, B. (1993). The rationale for qualitative research: A review
of principles and theoretical foundations. Library Quarterly,
63(4), 411-430.
Siregar, Fitriany, Wibowo dan Anggraita. Laporan Hibah Fakultas
2009. FEUI
Veronica, Sylvia (2005) “Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap
pengelolaan laba (Earning Management) dan kekeliruan nilai
pasar”. Unpublished Disertation FEUI, Graduate Program in
Accounting, Universitas Indoenesia.
Wallace, P. & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in Asia
Corporate Governance. John Wiley & Sons, Inc.
Wardhani, Ratna. 2009 “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia
dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu
34
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Mekanisme Corporate Governance”. Penelitian Departemen Akuntansi
FEUI
Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. 2002. Analisis Pengaruh
Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).
SNA 5 Semarang. p. 560-574.
Lampiran
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Mean Median
Maximum
Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Jarque-
Bera Probability Observations
Cross
sections
ABSDAC? 0.0678 0.04987 0.55511 3.00E-05 0.068648 3.102551 19.79345 3806.213 0 285 95
WL_CLNP? 44.49699 37.61538 199 0.625 24.06593 1.456961 8.181176 419.6093 0 285 95
WL_REVP? 21.31635 21.50327 24.09581 15.82205 2.14069 -0.096094 1.754918 18.84758 0.000081 285 95
WL_REVEMP? 20.19879 19.77219 24.08424 16.76245 1.888039 0.227376 2.155062 10.93355 0.004225 285 95
WL_CLNEMP? 1.989736 1.463816 11.7 0.061856 1.174082 2.942274 22.31321 4840.581 0 285 95
SPEC? 0.526316 1 1 0 0.500185 -0.105409 1.011111 47.50147 0 285 95
KMTE? 19.94089 20 28 12 3.965383 -0.371698 2.495037 9.590566 0.008269 285 95
KMTEWL_CLNP? 882.0164 810 3184 13.75 490.4807 1.177484 5.024729 114.5391 0 285 95
KMTEWL_REVP? 424.7167 430.4305 650.5868 206.1014 94.23219 0.025352 2.577341 2.151885 0.340976 285 95
KMTEWL_REVEMP? 403.6697 399.1103 626.1902 204.9203 93.23733 0.038137 2.524366 2.755542 0.25214 285 95
KMTEWL_CLNEMP? 39.22758 30.53873 193.7419 0.742268 23.59936 2.274896 13.33292 1513.705 0 285 95
KMTESPEC? 10.99088 13 28 0 10.83014 0.08278 1.19823 38.87618 0 285 95
BIG4? 0.561404 1 1 0 0.497088 -0.247487 1.06125 47.54455 0 285 95
RISK? 0.587076 0.58495 2.878379 0.054582 0.332562 3.191657 18.92756 3496.401 0 285 95
GROWTH? 1.634947 0.95 21.26 -7.72 2.679929 4.163154 28.00012 8245.208 0 285 95
SIZE? 20.53612 20.66688 25.23694 11.52288 2.153716 -1.483972 7.726775 369.9192 0 285 95
Keterangan :
ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik; WL_CLNP = workload
model 1 dengan rumus jumlah klien/jumlah partner; WL_REVP = workload model
2 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP;, WL_REVEMP =
workload model 3 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah pegawai KAP;;
WL_CLNEMP: workload model 4 dengan rumus jumlah klien/jumlah pegawai
KAP;KMTE = kualitas komite audit; BIG4: variable dummy, 1: perusahaan
diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK = variable rasio leverange perusahaan;
GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
35
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.2
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 1
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 8.526171 9 0.4821
Table 4.3
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 2
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 14.396397 9 0.1089
Table 4.4
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 3
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 18.177772 9 0.0332
Table 4.5
Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 4
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATA_POOL
36
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq.
d.f. Prob.
Cross-section random 9.933449 9 0.3559
Table 4.6
Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 1
Weighted statistics
R-squared 0.066614 Mean dependent var 0.060918
Adjusted R-squared 0.036066 S.D. dependent var 0.06616
S.E. of regression 0.064956 Sum squared resid 1.160286
F-statistic 2.180677 Durbin-Watson stat 1.758422
Prob(F-statistic) 0.023573
Table 4.7
Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 2
Weighted Statistics
R-squared 0.031003 Mean dependent var 0.060539
Adjusted R-squared -0.00071 S.D. dependent var 0.066028
S.E. of regression 0.066051 Sum squared resid 1.199762
F-statistic 0.977636 Durbin-Watson stat 1.783939
Prob(F-statistic) 0.458726
Table 4.8 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 3
Weighted Statistics
R-squared 0.715019 Mean dependent var 0.110788
Adjusted R-squared 0.552848 S.D. dependent var 0.100441
S.E. of regression 0.062415 Sum squared resid 0.705111
F-statistic 4.409037 Durbin-Watson stat 2.697569
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 4.9 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
37
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model Workload 4
Weighted statistics
R-squared 0.012652 Mean dependent var 0.061185
Adjusted R-squared -0.01966 S.D. dependent var 0.066253
S.E. of regression 0.066901 Sum squared resid 1.230831
F-statistic 0.391549 Durbin-Watson stat 1.780769
Prob(F-statistic) 0.938684
Table 4.10
Nilai Tolerance Statistic dan VIF
Model Workload 1
Model Workload 2
Collinearity
Statistics
Collinearity
Statistics
Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF
wl_clnp 0.962 1.039 wl_revp 0.732 1.366
Spec 0.565 1.771
Spec 0.571 1.752
kmte 0.375 2.67
Kmte 0.009 110.378
kmtewl_clnp 0.983 1.018 kmtewl_revp 0.008 119.406
Kmtespec 0.411 2.434 Kmtespec 0.339 2.954
big4 0.6 1.667
big4 0.523 1.912
risk 0.896 1.116
Risk 0.896 1.116
growth 0.873 1.146
growth 0.847 1.181
size 0.878 1.139
Size 0.874 1.144
38
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Model Workload 3
Model Workload 3
Collinearity
Statistics
Collinearity
Statistics
Variabel Tolerance VIF Variabel Tolerance VIF
wl_revemp
0.803 1.245 wl_clnemp
0.889 1.125
Spec 0.565 1.77
Spec 0.567 1.762
kmte 0.255 3.924
Kmte 0.342 2.928
kmtewl_revemp 0.467 2.14
kmtewl_clnemp 0.769 1.301
Kmtespec 0.41 2.438
Kmtespec 0.34 2.94
big4 0.557 1.794
big4 0.603 1.658
risk 0.893 1.119
Risk 0.886 1.129
growth 0.872 1.147
growth 0.858 1.166
size 0.874 1.144
Size 0.88 1.137
Table 4.11
Model Workload 1
Variable Coefficient
Std.
Error
t-
Statistic
Prob. (Two
tail)
Prob.
(OneTail)
C 0.028101 0.04007 0.701347 0.4837 0.24185
WL_CLNP? 0.000526 0.00019 2.728467 0.0068 0.0034***
SPEC? -0.01747 0.01214 -1.438733 0.1514 0.0757**
KMTE? 0.000877 0.00192 0.45615 0.6486 0.3243
KMTEWL_CLNP? -7.68E-05
3.09E-
05 -2.488749 0.0134 0.0067***
KMTESPEC? -0.00061 0.00218 -0.279842 0.7798 0.3899
BIG4? 0.015596 0.01263 1.235261 0.2178 0.1089
RISK? 0.015802 0.01313 1.20356 0.2298 0.1149
GROWTH? -0.00047 0.00118 -0.398583 0.6905 0.34525
SIZE? 0.000434 0.00173 0.250652 0.8023 0.40115
Weighted Statistics
R-squared 0.066614
Mean dependent
var 0.060918
Adjusted R-
squared 0.036066
S.D. dependent
var 0.06616
S.E. of
regression 0.064956
Sum squared
resid 1.160286
F-statistic 2.180677
Durbin-Watson
stat 1.758422
Prob(F-
statistic) 0.023573
39
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.12
Model Workload 2
Variable Coefficient
Std.
Error
t-
Statistic
Prob. (Two
tail)
Prob.
(OneTail)
C 0.158699 0.05843 2.716164 0.007 0.0035
WL_REVP? -0.00531 0.00224 -2.365241 0.0187 0.00935***
SPEC? -0.01174 0.01155 -1.016386 0.3103 0.15515
KMTE? -0.00272 0.01088 -0.249901 0.8029 0.40145
KMTEWL_REVP? 0.000142 0.00056 0.254831 0.799 0.3995
KMTESPEC? -0.00082 0.00277 -0.297722 0.7661 0.38305
BIG4? 0.021136 0.01261 1.676561 0.0948 0.0474**
RISK? 0.011468 0.01424 0.80552 0.4212 0.2106
GROWTH? -7.94E-05 0.00138 -0.057723 0.954 0.477
SIZE? 0.000507 0.00181 0.279812 0.7798 0.3899
Weighted Statistics
R-squared 0.031003 Mean dependent
var 0.060539
Adjusted R-
squared -0.00071
S.D. dependent
var 0.066028
S.E. of
regression 0.066051
Sum squared
resid 1.199762
F-statistic 0.977636
Durbin-Watson
stat 1.783939
Prob(F-
statistic) 0.458726
Prob(F-
statistic) 0.458726
40
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Tabel 4.13
Model Workload 3
Variable Coefficient
Std.
Error
t-
Statistic
Prob. (Two
tail)
Prob.
(OneTail)
C -0.10739 0.03765 -2.852429 0.0048 0.0024
WL_REVEMP? 0.004379 0.00093 4.689946 0.0000 0.0000***
SPEC? -0.01122 0.0064 -1.751698 0.0815 0.04075**
KMTE? 0.003166 0.00145 2.181177 0.0305 0.01525**
KMTEWL_REVEMP? -0.0002 5.21E-05 -3.80402 0.0002 0.0001***
KMTESPEC? -0.00105 0.00129 -0.819755 0.4134 0.2067
BIG4? -0.01664 0.01506 -1.105396 0.2705 0.13525
RISK? 0.062195 0.0222 2.801154 0.0056 0.0028***
GROWTH? 0.001321 0.00179 0.738118 0.4614 0.2307
SIZE? 0.003129 0.00116 2.709098 0.0074 0.0037***
Weighted Statistics
R-squared 0.715019
Mean dependent
var 0.110788
Adjusted R-squared 0.552848
S.D. dependent
var 0.100441
S.E. of regression 0.062415
Sum squared
resid 0.705111
F-statistic 4.409037
Durbin-Watson
stat 2.697569
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.14
Model Workload 4
Variable Coefficient
Std.
Error
t-
Statistic
Prob. (Two
tail)
Prob.
(OneTail)
C 0.057171 0.04121 1.387207 0.1665 0.08325
WL_CLNEMP? 0.001473 0.00335 0.440423 0.66 0.33
SPEC? -0.01247 0.01175 -1.061726 0.2893 0.14465
KMTE? 0.000902 0.00224 0.403751 0.6867 0.34335
KMTEWL_CLNEMP? 6.35E-05 9.55E-05 0.664964 0.5066 0.2533
KMTESPEC? -0.00071 0.00271 -0.26113 0.7942 0.3971
BIG4? 0.012202 0.01238 0.985344 0.3253 0.16265
RISK? 0.01174 0.01416 0.829427 0.4076 0.2038
GROWTH? -0.00048 0.00128 -0.374566 0.7083 0.35415
41
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
SIZE? 4.82E-05 0.00181 0.026572 0.9788 0.4894
Weighted Statistics
R-squared 0.012652
Mean dependent
var 0.061185
Adjusted R-squared -0.01966
S.D. dependent
var 0.066253
S.E. of regression 0.066901
Sum squared
resid 1.230831
F-statistic 0.391549
Durbin-Watson
stat 1.780769
Prob(F-statistic) 0.938684