123
PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK-FAMILY CONFLICT PADA WANITA BEKERJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Reva Harry Putra NIM : 1112070000120 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK-FAMILY CONFLICT PADA WANITA BEKERJA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh : Reva Harry Putra

NIM : 1112070000120

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan
Page 3: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan
Page 4: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Februari 2017

Reva Harry Putra NIM: 1112070000120

Page 5: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

iv

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta B) Februari 2017 C) Reva Harry Putra D) Pengaruh Workload dan Religiusitas terhadap Work-Family Conflict pada

Wanita Bekerja E) xvii + 86 halaman + lampiran F) Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel workload dan

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja. Konflik yang terjadi disebabkan oleh kesulitan wanita yang bekerja dalam membagi perannya dalam pekerjaan maupun peran dalam keluarga. Hal ini dapat dikaitkan dengan faktor negatif yaitu workload dan faktor positif dari religiusitas yang kemudian akan dilihat pengaruhnya pada tinggi rendahnya work-family conflict wanita bekerja.

Populasi penelitian ini yaitu karyawan wanita yang bekerja di Rumah Sakit (HC). Sampel yang digunakan sebanyak 156 karyawan dari 189 jumlah populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability samping, yaitu accidental sampling. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas konstruk dengan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Kemudian untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian, peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi SPSS 20.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel workload, dan religiusitas terhadap work-family conflict sebesar 27,5% sedangkan 72,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang signifikan mempengaruhi work-family conflict, yaitu workload, religious history, dan organizational religiousness.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari workload yang tinggi akan menimbulkan konflik yang tinggi pula. Berbeda dengan religiusitas, apabila tingkatnya tinggi maka akan meredakan konfliknya. Penelitian ini diharapkan akan berguna bagi karyawan wanita di Rumah Sakit (HC). Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel lain seperti variabel stres kerja dan kelelahan yang kemungkinan akan besar pengaruhnya untuk work-family conflict.

G) Bahan bacaan: 42; Buku: 4 + Jurnal: 31 + Internet: 2 + Artikel: 1 + Tesis: 3 + Skripsi:1

Kata kunci: work-family conflict, workload, dan religiusitas

Page 6: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

v

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology B) February 2017 C) Reva Harry Putra D) The Effects of Workload and Religiousity towards Work-Family Conflict on

Working Women E) xvii + 86 pages + attachment F) This research was conducted to test the effects of workload and religiosity

variables towards work-family conflict on working women. A conflict caused by the difficulties of women working in leveraging its role in job or role within the family. This can be attributed to negative factors, namely on workload and positive factors of religiosity which then seen its influence on high low level of work-family conflict working women.

This research population i.e. female employees who worked in the Hospital (HC). The sample used as many as 156 of 189 employee population. Sampling technique used is a non-probability (accidental sampling). Approach a quantitative approach is done by using multiple regression analysis that has previously been done test the validity of invalid constructs with the CFA (Confirmatory Factor Analysis). Then to answer the problem formulation and research hypothesis, researchers using multiple regression analysis with SPSS application.

The results of this research show that there were significant effects of variable on workload, and religiosity towards work-family conflict of 27.5% whereas 72.5% more affected by other variables. Test results showed that minor hypothesis there are three variables that significantly influence the work-family conflict, namely on workload, religious history, and organizational religiousness. Ten other variables found its influence is insignificant namely daily spiritual experience, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support, commitment, and religious preference.

Overall it can be concluded that the influence of workload is high will cause a high conflict anyway. Unlike the religiosity, when high level then it would defuse the conflict. This research is expected to be useful for female employees in the Hospital (HC). Further research is recommended to use other variables such as work stress variables and exhaustion that's likely to be a major influence for work-family conflict.

G) Reading: 42; Book: 4 + Journal: 31 + Internet: 2 + Article: 1 + Thesis: 3 + Dissertation:1

Keyword: work-family conflict, workload, and religiousity

Page 7: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbilaalamiin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya setiap

saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK-FAMILY

CONFLICT PADA WANITA BEKERJA”. Shalawat serta salam tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam

penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

dengan senang hati menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh wakil dekan dan jajaran dekanat

lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka

menciptakan lulusan berkualitas.

2. Liany Luzvinda, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang selama ini

penuh kesabaran dan kemurahan hati membimbing penulis dengan

memberikan banyak saran, kritik, dukungan, perhatian, serta motivasi kepada

penulis. Terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada penulis selama

ini.

3. Kak Leni dan rekan-rekan divisi Tumbuh Kembang Rumah Sakit (HC) yang

telah membantu penulis dalam menyebarkan kuisioner dan perizinan

melakukan penelitian, serta semua responden penelitian yang telah bersedia

membantu penulis dengan mengisi kuisioner penelitian.

4. Orang tua tercinta yang telah tiada Ayah (Alm. Ruwiyo), Ibu (Almh. Farida),

dan saudara-saudara tersayang yang selalu berada disamping penulis, Kakak

(Vanny Ocvita Ruwiyo), Kakak (Dewi Octaviana), Kakak Ipar (Teguh

Pratomo), Kakak Ipar (Dwi Putro Utomo), serta ponakan-ponakan yang lucu

(Rama, Jihan, dan Aya) yang selalu memberikan doa, cinta dan kasih sayang,

perhatian, pengorbanan, dukungan serta motivasi terhadap penulis dalam

Page 8: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

vii

penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat beruntung memiliki kalian, dan

tentunya sangat menyayangi kalian semua.

5. Sahabat-sahabat seperjuangan selama kurang lebih 4 tahun bersama semasa

kuliah, Echa, Citra, Ola, Icha, dan Afi. Terima kasih atas waktu, kenangan,

canda, tawa, kebersamaan, dukungan serta motivasi kalian semua yang

sangat berarti untuk penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat semasa SMA (Foreight) yang menjadi keluarga kedua dan

selalu berada disamping penulis Julian, Puput, Echa, Adam, Wildan, Vivi,

dan Made, serta sahabat SMA yang lain (P’Fam) Dessy, Sander, Hansa,

Denise, Apen. Terima kasih atas kesetiaan, kasih sayang, waktu bersama,

canda tawa, dan suka cita nya selama ini yang telah kalian berikan, semua itu

sangatlah berarti bagi penulis.

7. Untuk keluarga besar kelas D 2012, terima kasih atas segala canda tawa,

kenangan, pelajaran, bantuan, dukungan, dan motivasinya. Sampai bertemu di

dunia berikutnya dan semoga kesuksesan milik kita semua kelak.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas jasa-jasa kalian,

penulis tidak akan pernah melupakannya.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda, sebagai balasan

atas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis, semua yang membacanya, dan

masyarakat umum. Aamiin.

Jakarta, Februari 2017

Penulis

Page 9: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI …………………………………………………………………...ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..xiii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 7

1.2.1 Pembatasan Masalah ..................................................................... 7 1.2.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 10

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Work-family conflict .............................................................................. 11 2.1.1 Definisi Work-family Conflict ..................................................... 11 2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Work-family Conflict ...................... 13 2.1.3 Dimensi Work-family Conflict .................................................... 14 2.1.4 Pengukuran Work-family Conflict ............................................... 16

2.2 Workload................................................................................................ 16 2.2.1 Definisi Workload ....................................................................... 16 2.2.2 Indikator dan Pengukuran Workload .......................................... 17

2.3 Religiusitas ............................................................................................ 18 2.3.1 Definisi Religiusitas .................................................................... 18 2.3.2 Dimensi Religiusitas .................................................................... 20 2.3.3 Pengukuran Religiusitas .............................................................. 24

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................. 24 2.5 HipotesisPenelitian ................................................................................ 30

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.............................. 32 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian....................... 32 3.3 Pengumpulan Data ................................................................................. 34

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34 3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35

3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................... 38 3.4.1 UjiValiditas Konstruk Skala Work-family Conflict ..................... 40 3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Workload ...................................... 41

Page 10: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

ix

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Religiusitas ................................... 43 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 55 3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................ 58

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................................... 60 4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................. 60 4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................... 62 4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................ 65

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ........................................... 65 4.4.2 Pengujian Proporsi Varians ......................................................... 70

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 75 5.2 Diskusi ................................................................................................... 75 5.3 Saran ...................................................................................................... 81

5.3.1 Saran Teoritis ............................................................................... 81 5.3.2 Saran Praktis ................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83 LAMPIRAN ......................................................................................................... 87

Page 11: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban Skala Likert ...................................................... 36 Tabel 3.2 Blueprint Skala Work-family Conflict .............................................. 36 Tabel 3.3 Blueprint Skala Workload................................................................. 38 Tabel 3.4 Blueprint Skala Religiusitas ............................................................. 39 Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Work-family Conflict ....................................... 43 Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Workload.......................................................... 45 Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Daily Spiritual Experience .............................. 46 Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Meaning ........................................................... 47 Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Values .............................................................. 48 Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Beliefs ............................................................ 49 Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Forgiveness .................................................... 50 Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Private Religious Practices ........................... 51 Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Religious Coping ........................................... 52 Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Religious Support .......................................... 54 Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Religious History ........................................... 55 Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Commitment ................................................... 56 Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Organizational Religiousness ........................ 57 Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Religious Preference ...................................... 58 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografis ...................... 63 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ............................................. 65 Tabel 4.3 Pedoman Kategorisasi Skor .............................................................. 67 Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ............................................................... 67 Tabel 4.5 Analisis Regresi ................................................................................ 69 Tabel 4.6 Anova ................................................................................................ 70 Tabel 4.7 Koefisien Regresi ............................................................................. 71 Tabel 4.8 Proporsi Varians ............................................................................... 71

Page 12: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...........................................................28 Gambar 3.1 Path DiagramWork-family Conflict ............................................98 Gambar 3.2 Path Diagram Workload .............................................................99 Gambar 3.3 Path Diagram Daily Spiritual Experience ..................................99 Gambar 3.4 Path Diagram Meaning ...............................................................100 Gambar 3.5 Path Diagram Values ..................................................................100 Gambar 3.6 Path Diagram Beliefs ..................................................................101 Gambar 3.7 Path Diagram Forgiveness .........................................................101 Gambar 3.8 Path Diagram Private Religious Practices .................................102 Gambar 3.9 Path Diagram Religious Coping .................................................102 Gambar 3.10 Path Diagram Religious Support ..............................................103 Gambar 3.11 Path Diagram Religious History ...............................................103 Gambar 3.12 Path Diagram Commitment .......................................................104 Gambar 3.13 Path Diagram Organizational Religiousness ............................104 Gambar 3.14 Path Diagram Religious Preference .........................................105

Page 13: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner penelitian……………………………………………...89 Lampiran 2 Surat izin penelitian……………………………………………...98 Lampiran 3 Path diagram..................................................................................99 Lampiran 4 Syntax pengujian CFA…………………………………………106 Lampiran 5 Blueprint lengkap skala work-family conflict,

workload, dan religiusitas…………………………………..…..113

Page 14: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada awal abad ke-21 ini, pekerjaan dan keluarga merupakan dua hal penting

dalam kehidupan keluarga yang sudah membina rumah tangga. Pekerjaan dan

keluarga merupakan dua hal yang semestinya berjalan dengan seimbang di dalam

kehidupan. Namun, perubahan telah terjadi di beberapa dekade terakhir ini pada

pria dan wanita yang bekerja, terutama dalam masyarakat modern yang lebih

maju. Pria yang hakikatnya bekerja dan wanita yang umumnya mengurus keluarga

dan rumah tangga, sekarang menjadi wanita ikut serta mengambil peran pria yaitu

dalam bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga (Livingston & Judge, 2008).

Hal ini semakin mendorong masuknya wanita ke lapangan kerja, yaitu karena

makin tingginya biaya hidup bila hanya ditopang oleh satu penyangga pendapatan

keluarga (one earner household). Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan

terlihat jelas terutama pada keluarga yang berada di daerah perkotaan (Tjaja,

2000).

Menurut Lee dan Kanungo (1984), tekanan atau tuntutan ekonomi

keluarga serta kebutuhan psikologis dapat menyebabkan wanita terdorong untuk

melakukan kegiatan di luar rumah seperti bekerja dan pengembangan karir lalu

partisipasi dalam masyarakat. Meskipun peningkatan kesadaran dan perhatian

terhadap isu-isu gender, wanita tetap menjadi lebih stres dari pada pria. Kemudian

wanita mengalami konflik antara pekerjaan dan keluarga lebih besar dibandingkan

dengan para pria. Dalam penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa tingkat stres

Page 15: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

2

dan depresi yang lebih tinggi terjadi pada banyak kaum wanita dibandingkan

dengan kaum pria. Stres dan depresi yang tinggi juga terjadi pada seorang ibu

dibandingkan dengan wanita tanpa atau belum memiliki anak (Duxbury &

Higgins, 2001).

Menurut (Luk, 2001; Yang, Choi & Zou, 2000; Spector, Sanchez, Oi

Ling Siu, Salgado & Jianhong, 2004), ada indikasi kuat bahwa pekerjaan dan

keluarga merupakan isu yang semakin penting di negara-negara Asia, sedangkan

studi mengenai work-family conflict di Asia masih jarang. Lobel, (1991)

mengatakan bahwa beberapa peneliti menganggap masalah ini bagi orang Asia

dengan melihat pekerjaan dan keluarga berbeda karena perbedaan budaya.

Beberapa penelitian tentang negara Barat dan Asia menunjukkan bahwa penelitian

tentang work-family conflict lebih berdampak pada kelompok masyarakat tertentu

karena masalah pekerjaan dan keluarga adalah sangat terkait dengan keyakinan

budaya, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku (Achour & Boerhannoeddin,

2011).

Data terakhir yang dimuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

bahwa angka persentase wanita yang bekerja di wilayah DKI Jakarta pada tahun

2012 menunjukkan persentase sebesar 56,01%. Kemudian data terbaru

berdasarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yaitu penduduk yang

bukan angkatan kerja namun sudah menginjak usia kerja (15 tahun keatas) yang

mengurus rumah tangga dan memiliki kegiatan pribadi lainnya selain bekerja, di

wilayah DKI Jakarta pada bulan Agustus tahun 2015 menunjukkan persentase

sebesar 66,39% (http://data.go.id).

Page 16: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

3

Pada dasarnya work-family conflict dapat terjadi baik pada pria maupun

wanita. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa intensitas work-family

conflict yang terjadi pada wanita bekerja lebih besar dibandingkan pada pria.

Tingkat konflik ini lebih sering terjadi pada wanita yang bekerja secara formal

karena umumnya terikat dengan aturan institusi dan tentang jam kerja, tugas-tugas

atau target penyelesaian pekerjaan (Greenhaus & Beutell, 1985). Kemudian

populasi wanita bekerja dewasa ini semakin meningkat. Hal ini memungkinkan

potensi konflik dan stress yang muncul dapat meningkat karena kebanyakan

wanita bekerja berjuang dengan tuntutan dan penuh tanggung jawab dari

pekerjaan dan keluarga mereka (Nurmayanti, et. al., 2014).

Work-family conflict ini muncul ketika tuntutan partisipasi dalam salah

satu domain (baik domain pekerjaan maupun keluarga) tidak dapat terpenuhi,

mengakibatkan dampak kepada kualitas hidup, baik pekerjaan dan keluarga dari

individu itu sendiri (Greenhaus & Beutell, 1985). Carlson dan Frone (2003)

melaporkan bahwa work-family conflict ini disebabkan oleh dua jenis gangguan

antara domain pekerjaan dan keluarga, internal maupun eksternal. Menurut

Bellavia dan Frone (2005), work-family conflict diidentifikasi dalam beberapa

dekade terakhir ini sebagai stressor terkuat yang berhubungan dengan pekerjaan

(Wang et. al, 2015).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, menyatakan bahwa wanita

yang bekerja merasa stres pada pekerjaannya yang kemudian dapat berdampak

kepada keluarganya. Rata-rata responden yang diwawancara mengaku kurangnya

waktu bersama keluarga karena banyak dihabiskan pada pekerjaannya. Banyaknya

Page 17: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

4

konflik yang terjadi seperti bertengkar dengan suami atau anak yang mengeluh

ingin mendapatkan perhatian lebih dari sang ibu. Dikuatkan dengan penelitian

sebelumnya yang menunjukkan bahwa individu sering merasa stress di rumah

karena bekerja dan merasa pekerjaan yang memakan waktu terlalu banyak

dibandingkan dengan waktu untuk keluarga (Carlson, Kacmar, & Williams,

2000).

Penelitian dalam literatur perilaku organisasi menunjukkan bahwa konflik

antara pekerjaan dan keluarga dapat berdampak luas. Sebagaimana didefinisikan

dalam penelitian ini, jangka work-family conflict mengacu pada kasus di mana

tuntutan satu domain berpengaruh kepada domain lainnya. Konflik mungkin

berpusat pada tuntutan pekerjaan maupun keluarga, waktu yang telah dihabiskan

untuk memenuhi tuntutan pekerjaan maupun keluarga, dan masalah lain terkait

dengan peran pekerjaan atau keluarga (Netemeyer, Boles, & McMurrian, 1996).

Penelitian dari Eby, Casper, Lockwood, Bordeaux, dan Brinley,

(2005), mengenai work-family conflict telah menemukan bahwa seperti konflik

lebih tinggi terjadi pada orang-orang yang bekerja lebih lama atau memiliki

tuntutan pekerjaan yang lebih besar, dan pekerjaan yang beban kerjanya lebih

tinggi. Beban kerja yang dihadapi dapat menyebabkan stres kerja. Kemudian

mengacu kepada konteks yang sangat sensitif seperti isu pekerjaan dan keluarga

(Achour & Boerhannuddin, 2011).

Selanjutnya Keith dan Schafer, (1980), mengatakan bahwa prediktor

terkuat dan paling konsisten dari work-family conflict diidentifikasi oleh

penelitian sebelumnya yaitu beban kerja. Penelitian telah menunjukkan bahwa

Page 18: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

5

work-family conflict positif terkait dengan jumlah jam kerja per minggu. Menurut

Theorell dan Karasek, (1996) beban kerja yang tinggi dan tekanan pekerjaan dapat

meningkatkan work-family conflict melalui berbagai mekanisme (Byron, 2005).

Karyawan yang merasa kelebihan beban kerja, atau yang merasa bahwa

pekerjaannya mengganggu keluarga (ataupun sebaliknya), lebih mungkin untuk

merasakan stres, burnout, ketidakpuasan dengan hidup, mengalami ketidaksehatan

mental maupun fisik, atau bahkan mungkin untuk melupakan waktu istirahat

karena tuntutan pekerjaan (Duxbury & Higgins, 2001).

Prediktor selanjutnya dalam penelitian ini adalah religiusitas. Menurut

Folkman, Schaefer, dan Lazarus, (1979), religiusitas memberikan pengaruh positif

dalam kaitannya dengan hidup keagamaan seorang individu dan secara substansial

dapat mengatasi kecenderungan konflik dalam pekerjaan maupun dalam keluarga.

Pengaruh positif religiusitas ditunjukkan dengan berkurangnya work-family

conflict diantara pekerja wanita yang telah dikemukakan dalam studinya (Achour

& Boerhannuddin, 2011). Individu dengan keyakinan religius yang kuat

dilaporkan bahwa kepuasan hidupnya lebih tinggi dibandingkan individu dengan

keyakinan religious yang rendah (Alu, 2012.) Kegiatan keagamaan juga

mempengaruhi kehidupan religiusitas seseorang terutama kegiatan mengolah

hidup spiritual pribadi seperti doa merupakan cara mengatasi masalah tersebut dan

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan pribadi seseorang (Jaya, 2016).

Mengenai wanita bekerja, dalam hukum di Indonesia memiliki peraturan

tertulis berdasarkan undang-undang yang mengatakan bahwa wanita bekerja

memiliki beberapa perlindungan hukum. Pada contohnya, menurut UU No. 13

Page 19: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

6

tahun 2003 pasal 82 ayat (1), berbicara mengenai pekerja wanita yang sedang

mengandung (hamil) berhak untuk istirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan

dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter atau bidan. Wanita

bekerja sangatlah di perhatikan oleh negara Indonesia, karena sebagaimana

emansipasi wanita yang berlaku di Indonesia (http://www.kompasiana.com).

Sebuah studi pada wanita Malaysia yang bekerja sebagai operator,

pegawai, sekretaris, perawat dan dokter menemukan bahwa dokter mengalami

intensitas terbesar dari work-family conflict. Namun, pekerjaan sebagai operator

berpengalaman yang menunjukkan intensitas terbesar dari work-family conflict

(Aminah Ahmad, 2005). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, perawat

atau pekerja medis menjadi sampel dalam penelitan mengenai work-family

conflict karena dianggap pekerja medis terutama wanita adalah pekerja yang

cukup memiliki beban kerja yang tinggi dan jadwal waktu kerja yang lama. Untuk

itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel karyawan atau pekerja wanita

yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan dalam bidang kesehatan.

Melihat hasil temuan di lapangan berdasarkan fenomena yang terjadi di

masyarakat, penulis merasa bahwa tema work-family conflict baik dan menarik

untuk teliti dan dapat berguna bagi pembaca serta wanita bekerja yang sekiranya

mengalami konflik. Oleh sebab itu, penulis mengangkat penelitian skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Workload dan Religiusitas terhadap Work-family

Conflict pada Wanita Bekerja”.

Page 20: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

7

1.2 Pembatasan dan Perumusan masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Penelitian ini dibatasi pada variabel work-family conflict yang dijadikan sebagai

tema penelitian. Adapun batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu

definisi dari work-family conflict, workload, religiusitas, dan wanita bekerja.

Berikut penjelasan masing-masing definisi dari batasan masalah yang akan

dibahas.

1. Work-family conflict yang dimaksud adalah bentuk konflik antar peran di

mana tekanan berasal dari pekerjaan dan keluarga yang perannya saling

bertentangan (Greenhaus & Beutell, 1985).

2. Workload yang dimaksud adalah suatu beban yang mengacu pada pekerjaan

yang jumlahnya banyak, harus bekerja secara cepat, dan bekerja di bawah

tekanan waktu (Ilies, 2007).

3. Religiusitas yang dimaksud adalah seberapa kuat individu penganut agama

merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual exprerience),

mengalami kebermaknaan hidup dalam beragama (meaning),

mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran

agamanya (beliefs), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek agama

secara menyendiri (private religious practice), menggunakan agama sebagai

coping (religious coping), mendapat dukungan penganut sesama agama

(religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious history),

komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi atau kegiatan

Page 21: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

8

keagamaan (organizational religiousness) dan meyakini pilihan agamanya

(religious preferences) (Fetzer, 1999).

4. Wanita bekerja adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa

pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya untuk

mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan, atau jabatan (Depdikbud,

1988).

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan workload dan religiusitas terhadap

work-family conflict pada wanita bekerja?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel workload terhadap work-

family conflict pada wanita bekerja?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan daily spiritual experience pada

variabel religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan meaning pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan values pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan beliefs pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan forgiveness pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

Page 22: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

9

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan private religious practices pada

variabel religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan religious coping pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan religious support pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

11. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan religious history pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

12. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan commitment pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

13. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan organizational religiousness pada

variabel religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

14. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan religious preference pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh workload dan religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis.

Adapun manfaat yang diharapkan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang psikologi dan dapat membuktikan adanya pengaruh

dari workload dan religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita

Page 23: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

10

bekerja. Selain itu diharapkan juga dapat memperkaya hasil penelitian yang

sudah dilakukan sebelumnya dan menjadi bahan masukan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi lembaga atau institusi

tempat dilakukannya penelitian, serta upaya untuk mengurangi tingkat konflik

yang terjadi pada sampel penelitian.

Page 24: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Work-family conflict

2.1.1 Definisi work-family conflict

Greenhaus dan Beutell (1985) mendefinisikan work-family conflict sebagai bentuk

konflik antar peran di mana tekanan berasal dari pekerjaan dan keluarga yang

perannya saling bertentangan. Work-family conflict terjadi ketika adanya harapan

yang bertentangan yang dirasakan oleh individu terhadap peran-peran yang

dimilikinya sehingga pemenuhan kebutuhan sulit untuk dipenuhi (Newcomb,

1981) Konflik pekerjaan dan keluarga adalah interrole conflict (konflik antar-

peran), konflik timbul apabila peran di dalam pekerjaan dan peran di dalam

keluarga saling menuntut untuk dipenuhi, pemenuhan peran yang satu akan

mempersulit pemenuhan peran yang lain (Aycan & Eskin,2005; Noor, 2002).

Howard (2008), mendefinisikan bahwa work-family conflict sebagai jenis

konflik antar-peran di mana keduanya yaitu pekerjaan dan keluarga mengerahkan

tekananpada individu, menciptakan konflik di mana kesesuaian dengan beberapa

tekanan keluarga dan meningkatkan kesulitan memenuhi kumpulan tekanan lain

yaitu pekerjaan. Dalam kehidupan rumah tangga terdapat pertentangan tanggung

jawab peran dari pekerjaan dan keluarga yang menyebabkan konflik. Work-family

conflict kemudian memiliki hubungan dengan dampak yang negatif terhadap

pekerjaan dalam hal kepuasan kerja, burnout, dan turnover (Greenhaus,

Parasuraman & Collins, 2001; Howard, Donfrio, & Boles, 2004) yang juga

Page 25: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

12

berhubungan dengan distress kerja, kehidupan, dan kepuasan pernikahan

(Kinnunen & Mauno 1998).

Definisi lain menurut Kahn (1964), mengatakan bahwa work-family

conflict didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi akibat dua peran atau lebih

menyebabkan seseorang sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Sejalan dengan

Biddle dan Thomas (1996), semakin banyak peran yang dimiliki seseorang maka

semakin siap pula ia dalam menghadapi masalah kehidupan sosialnya. Masalah

tersebut ditunjukkan dengan kenyataan bahwa partisipasi dalam peran pekerjaan

nyatanya lebih sulit dibandingkan dengan partisipasi dalam peran keluarga dan

begitupun sebaliknya (Ahmad, 2008).

Konstruk atau konsep work-family conflict merupakan bi-directional

(pekerjaan ke keluarga dan keluarga ke pekerjaan). Menurut (Frone, 1992;

Adekola, 2010), work-family conflict dibedakan menjadi dua jenis arah yaitu work

interfering with family (WIF) dan family interfering work conflict (FIW). WIF

yaitu pemenuhan peran dalam pekerjaan yang dapat menimbulkan kesulitan

pemenuhan peran dalam keluarga. Sebaliknya, FIW yaitu pemenuhan peran dalam

keluarga yang dapat menimbulkan kesulitan pemenuhan peran dalam pekerjaan

(Huang, Hammer, Neal, & Perrin, 2004; Noor, 2004).

Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh mengenai work-family conflict,

pada penelitian ini penulis menggunakan definisi dari Greenhaus dan Beutell

(1985), yaitu work-family conflict adalah bentuk konflik antar peran di mana

tekanan berasal dari pekerjaan dan keluarga yang perannya saling bertentangan.

Page 26: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

13

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi work-family conflict

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi work-family conflict, faktor eksternal dan faktor internal. Berikut

adalah penjelasan dua faktor tersebut.

2.1.2.1 Faktor eksternal

1. Workload

Workload mengacu pada intensitas tugas kerja. Ini adalah sumber stres mental

bagi karyawan. Stres adalah keadaan aktif pikiran di mana manusia menghadapi

baik kesempatan dan kendala (Robbins, 1996). Hal ini kemudian menjadi

workload yang dapat menimbulkan efek positif terhadap work-family conflict.

2. Jumlah dan usia anak

Terdapat bukti kuat bahwa ibu dari anak-anak berusia 0-6 tahun memiliki risiko

yang besar dari tekanan psikologis (Barnett, 1993), dan mengalami lebih banyak

konflik daripada ibu dari anak-anak yang sudah besar (Beutell & Greenhaus,

1980; Pleck, Staines, & Lang, 1980). Work-family conflict berkurang secara

signifikan pada wanita bekerja di atas usia 50 tahun, ketika anak-anaknya telah

tumbuh dan mungkin tidak lagi tinggal di rumah bersama. Work-family conflict

juga meningkat seiring dengan jumlah anak di rumah (Gordon, et al., 2007).

2.1.2.2 Faktor internal

1. Fatigue (kelelahan)

Meskipun hubungan antara workload yang tinggi dan work-family conflict (Byron,

2005), peran mediasi dari kelelahan (atau indikator deplesi energi lain) biasanya

diasumsikan tapi tidak dinilai. Telah disebutkan sebelumnya, telah ada penelitian

Page 27: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

14

menjelaskan hubungan antara workload dan fatigue, dengan work-family conflict

(Demerouti et al., 2005; Janssen et al., 2004; Montgomery et al., 2006).

2. Religiusitas

Religiusitas adalah keyakinan setiap individu atau bagaimana seseorang meyakini

dan memeluk agama. Religiusitas adalah konsep yang berkaitan dengan pribadi

internal maupun eksternal dari seseorang. Religiusitas memberikan pengaruh

positif dalam kaitannya dengan hidup keagamaan seorang individu dan secara

substansial dapat mengatasi kecenderungan konflik dalam pekerjaan maupun

dalam keluarga (Folkman et al., 1986).

2.1.4 Dimensi work-family conflict

Greenhaus dan Beutell (1985) menjelaskan bahwa work-family conflict memiliki 3

dimensi yaitu time based conflict, strain based conflict, dan behavior based

conflict. Berikut penjelasan mengenai 3 dimensi tersebut.

1. Time-based conflict yaitu konflik yang terjadi ketika waktu yang dituntut dari

satu peranan menghalangi terpenuhinya tuntutan dari peranan lain. Waktu

yang dibutuhkan untuk menjalankan salah datu tuntutan (keluarga atau

pekerjaan) dapat mengurangi waktu yang digunakan untuk menjalankan

tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga). Hal ini disebabkan karena

waktu merupakan sumber daya yang terbatas. Contohnya, ketika ada

pertemuan orangtua murid di sekolah yang waktunya bersamaan dengan

meeting di kantor sehingga menimbulkan konflik, pekerja yang karena

kesibukannya dalam bekerja telat menjemput anaknya. Menurut Greenhaus

dan Beutell (1985), time-based conflict terjadi akibat pekerja baik secara fisik

Page 28: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

15

maupun waktu tidak dapat memenuhi tuntutan peran lainnya, kemudian

pekerja hanya fokus disalah satu peran, namun tetap hadir secara fisik diperan

lainnya untuk memenuhi tuntutan.

2. Strain-based conflict yaitu konflik yang terjadi ketika beban dari satu peran

mempengaruhi kinerja individu dalam melakukan peran yang lain.

Ketegangan yang terjadi dapat menimbulkan konflik yang berdampak pada

keluarga maupun pekerjaan. Adanya tekanan psikologis yang negatif

mengakibatkan seseorang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dan

kemampuan pada satu peran sehingga tidak dapat memuaskan peran lainnya.

Contohnya, stress yang dialami di individu di tempat kerja dapat

mempengaruhi atau dapat dibawa ketika bersama keluarga.

3. Behavior-based conflict yaitu konflik yang berhubungan dengan

ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua

bagian (keluarga atau pekerjaan). Pola perilaku yang bertentangan dapat

membuat ketidakseimbangan antara peran satu dan peran yang lainnya.

Contohnya, perilaku yang dilakukan di tempat kerja tidak sesuai atau tidak

dapat diterapkan di rumah.

2.1.5 Pengukuran work-family conflict

1. Work-family conflict diukur dengan menggunakan skala 18 item dari Carlson,

Kacmar, dan Williams (2000) dan item disusun oleh Stephens dan Sommer.

Dibagi ke dalam tiga dimensi, time-based conflict WFC 6 item, strain-based

conflict WFC 6 item, dan behavioral-based conflict WFC 6 item. Kategori

respon berkisar dari skala 5 = "Sangat setuju" untuk 1 = "Sangat tidak setuju".

Page 29: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

16

2. Untuk menilai tingkat umum work-family conflict menggunakan 8 item dari

Inventory of Work-Family Conflict (IWFC; Greenhaus, Callanan, &

Godshalk, 2000). IWFC mengkaji tingkat work-family conclict secara umum

dengan jumlah yang sama item positif dan negatif, misalnya: "Saya percaya

bahwa saya berhasil menggabungkan peran saya sebagai pekerja dan suami /

istri "dan" Saya tidak memiliki cukup waktu untuk melaksanakan pekerjaan

saya dan juga untuk membawa anak-anak saya seperti yang saya inginkan".

Item yang dinilai pada skala 5-point (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat

setuju). Reabilitas dari skala ini cukup memuaskan (Cronbach = 0,71).

2.2 Workload

2.2.1 Definisi workload

Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari

sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai

dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang

menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan

beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti

mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat

berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu

dengan individu lainnya (Manuaba, 2000).

Workload adalah tuntutan fisiologis dan mental yang terjadi saat

melakukan tugas atau kombinasi dari tugas. Tuntutan fisiologis dan mental ini

yang menekan pekerja atau karyawan yang mengalaminya. Beban kerja kemudian

Page 30: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

17

dapat didefinisikan sebagai beban fisik dan atau persyaratan mental yang

berhubungan dengan tugas atau kombinasi tugas (Munandar, 2006).

Workload atau beban kerja adalah suatu beban yang mengacu pada

pekerjaan yang jumlahnya banyak, harus bekerja secara cepat, dan bekerja di

bawah tekanan waktu (Ilies, 2007). Beban kerja mencerminkan tuntutan

ditempatkan pada karyawan dalam pekerjaan,dan dengan demikian sering disebut

sebagai stressor pekerjaan (Spector, Dwyer, & Jex, 1988). Beban kerja dapat

berpengaruh kepada kesejahteraan kehidupan maupun performa dari pekerjaan

seseorang.

Pada penelitian ini menggunakan definisi dari Ilies, (2007) yaitu suatu

beban yang mengacu pada pekerjaan yang jumlahnya banyak, harus bekerja

secara cepat, dan bekerja di bawah tekanan waktu.

2.2.3 Indikator dan Pengukuran workload

Indikator dalam penelitian ini mengukur aspek-aspek apa saja dalam variabel

workload, seperti mengerjakan pekerjaan berdasarkan waktu, masalah-masalah

pekerjaan yang menuntut konsentrasi, tugas dan pekerjaan yang menyibukkan.

Penelitian sebelumnya tentang efek dari daily workload (Ilies et al., 2010),

menggunakan skala diadaptasi dari Janssen (2001). Skala terdiri dari sembilan

item yang disesuaikan untuk mencerminkan beban kerja. Rata-rata konsistensi

internal untuk variabel ini adalah 0,73 (dalam Ilies et al., 2007) rata-rata

reliabilitas adalah 0,81. Pada penelitian ini, penulis memodifikasi item dari alat

ukur Ilies (2007), untuk kesesuaian penelitian.

Page 31: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

18

2.3 Religiusitas

2.3.1 Definisi religiusitas

Glock dan Stark (1969), mendefinisikan agama adalah sistem simbol, sistem

keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan dan semuanya

berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate

meaning) Religiusitas adalah keadaan dimana individu merasakan dan mengakui

adanya kekuatan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia, dan hanya kepada

Tuhan manusia bergantung dan berserah diri. Pengertian religiusitas berdasarkan

dimensi yang dikemukan oleh Glock dan Stark adalah seberapa jauh pengetahuan,

seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah dan seberapa

dalam penghayatan agama yang dianut seseorang.

Fetzer (1999), mendefiniskan religiusitas sebagai sesuatu yang lebih

mengarah kepada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari

setiap agama atau golongan. Religiusitas adalah seberapa kuat individu penganut

agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual exprerience),

mengalami kebermaknaan hidup dalam beragama (meaning), mengekspresikan

keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (beliefs),

memaafkan (forgiveness), melakukan praktek agama secara menyendiri (private

religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious coping),

mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami

sejarah keberagamaan (religious history), komitmen beragama (commitment),

mengikuti organisasi atau kegiatan keagamaan (organizational religiousness) dan

meyakini pilihan agamanya (religious preferences).

Page 32: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

19

Memang saat ini sangat sulit menemukan definisi yang relevan dari

religiusitas. Menurut Jalaluddin (2001), agama berasal dari kata al-din, religi

(relegere, religare). Al-din yang berarti undang-undang atau hukum. Ia

menyebutkan bahwa religiusitas merupakan konsistensi antara kepercayaan

terhadap agama sebagai unsur konatif, perasaan terhadap agama sebagai unsur

afektif dan perilaku agama sebagai unsur kognitif. Jadi aspek keberagamaan

merupakan integrasi dari pengetahuan, perasaan dan perilaku keagamaan dalam

diri manusia.

Pada penelitian ini penulis menggunakan definisi dari Fetzer (1999),

religiusitas adalah seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman

beragama sehari-hari (daily spiritual exprerience), mengalami kebermaknaan

hidup dalam beragama (meaning), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah

nilai (value), meyakini ajaran agamanya (beliefs), memaafkan (forgiveness),

melakukan praktek agama secara menyendiri (private religious practice),

menggunakan agama sebagai coping (religious coping), mendapat dukungan

penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan

(religious history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi atau

kegiatan keagamaan (organizational religiousness) dan meyakini pilihan

agamanya (religious preferences).

2.3.2 Dimensi religiusitas

Berdasarkan buku dari John E. Fetzer Institute (1999) yang berjudul

Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality For Use in Health

Research menjelaskan tentang dua belas dimensi religiusitas yaitu daily spiritual

Page 33: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

20

experience, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious practices,

religious coping, religious support, religious history, commitment, organizational

religiousness, dan religious preference. Berikut ini penjelasan dari masing-masing

dimensi yang di sebutkan di atas.

1. Daily spiritual experience

Dimensi religiusitas ini melihat tingkat religius dan spritiual seseorang dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini daily spiritual experience adalah persepsi

individu terhadap hal yang berkaitan dengan transenden (Tuhan, kebesaran

Tuhan) di dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi interaksi dengan transenden

tersebut. Dimensi ini lebih mengacu kepada pengalaman dibandingkan kognitif

individu itu sendiri.

2. Meaning

Konsep meaning pada dasarnya berasal dari kejadian-kejadian dalam hidup yang

dialami oleh individu. Kemudian meaning mengukur apa yang dicari oleh

individu yang dinamakan proses, sukses atau gagalnya pencarian itu adalah hasil

proses tersebut.

Dimensi meaning dalam hal religiusitas ini dijelaskan oleh Viktor Frankl (1963)

dengan istilah kebermaknaan hidup. Adapun meaning yang dimaksud adalah yang

berhubungan dengan religiusitas, yaitu sejauh mana agama dapat menjadi tujuan

hidup seseorang. Antonovsky, (1979) juga mengatakan bahwa pentingnya

meaning atau tujuan hidup sebagai bagian dari suatu perpaduan atau hubungan.

Page 34: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

21

3. Values

Dimensi ini bukan tentang ada atau tidak adanya nilai-nilai. Sebaliknya, menurut

Merton (1968) dimensi ini berdasarkan pendekatan yang menggambarkan values

sebagai tujuan dan norma-norma bagi hidup. Jadi dimensi ini dimaksudkan untuk

menilai sejauh mana suatu perilaku individu yang mencerminkan keimanan

individu tersebut pada agamanya sebagai suatu nilai akhir (values).

4. Beliefs

Menurut definisi, beliefs adalah dari agama untuk agama sehingga dari situlah

menemukan serangkaian kesimpulan yaitu keyakinan itu untuk semua agama.

Selain itu beliefs menyediakan sumber daya kognitif bagi individu diluar

ekspektasi hasil yang positif.

5. Forgiveness

Forgiveness merupakan sebuah tindakan memaafkan. Seperti memaafkan diri

sendiri, memaafkan orang lain, dan merasa dimaafkan oleh Tuhan maupun orang

lain. Kemudian forgiveness itu sendiri adalah mengatasi aspek negatif dengan

mempertimbangkan terhadap perilaku bersalah bukan dengan penyangkalan atas

kebenaran yang diyakini.

6. Private religious practices

Dimensi private religious practices adalah kegiatan agama namun berbeda dengan

perilaku yang biasa dilakukan dirumah, atau kehidupan sehari-hari yang biasa

dilakukan sendiri atau bersama keluarga. Private religious practices merupakan

perilaku beragama dalam praktek agama yang meliputi ibadah pribadi,

Page 35: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

22

mempelajari kitab-kitab, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan

religiusitas dan spiritualitas individu.

7. Religious coping

Menurut Pargament (1998), religious coping merupakan metode coping yang

dilakukan dalam konteks agama. Contohnya seperti berdoa, beribadah, dan

sebagainya. Coping ini ada dua tipe yaitu coping positif dan coping negatif. Tipe

pertama ialah coping positif yaitu berbuat atau melakukan kebaikan sesuai dengan

perintah agama yang kemudian dapat menurunkan stress. Tipe kedua ialah coping

negatif yaitu coping dalam merefleksikan kesulitan atau masalah dengan agama.

8. Religious support

Menurut Krause (1997), religious support adalah aspek hubungan sosial antara

satu individu dengan pemeluk agama lainnya. Hal ini berupa dukungan baik antar

sesama umat beragama untuk saling menguatkan keyakinan dengan keagamaan

masing-masing individu.

9. Religious history

Idler (2003), mengatakan bahwa dimensi ini membedakan individu yang memiliki

kestabilan komitmen dalam memeluk agama berdasarkan dari pengalaman atau

perubahan dalam hidup mereka, sehingga dapat memperdalam agama atau

spiritualnya.

Konsep religious history itu sendiri adalah menilai sejarah keberagamaan individu

yaitu seberapa jauh individu berpartisipasi untuk agama dalam kehidupannya dan

seberapa jauh agama mempengaruhi perjalanan kehidupannya.

Page 36: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

23

10. Commitment

Dimensi ini melihat bagaimana ungkapan perilaku seseorang dalam

mementingkan keyakinan atau kepercayaan agama yang dianut. Commitment

dapat diukur dengan kehadiran di tempat ibadah, komitmen waktu dan uang untuk

organisasi keagamaan, dan persepsi individu mengenai pentingnya agama dalam

kehidupan sehari-hari.

11. Organizational religiousness

Idler (2003), mengatakan organizational religiousness merupakan konsep yang

mengukur sejauh mana individu ikut serta dalam suatu lembaga keagamaan di

masyarakat dan ikut dalam kegiatan didalamnya. Salah satu bentuk organizational

religiousness adalah kehadiran serta keikutsertaan mereka di tempat ibadah atau

kegiatan keagamaan lainnya.

12. Religious preference

Dimensi ini adalah mengukur sejauh mana individu membuat pilihan serta

keputusan dalam memeluk agama. Kemudian dalam dimensi religious preference

ini menekankan pada identifikasi diri pada suatu agama tertentu yang sesuai

pilihan individu itu sendiri.

2.3.3 Pengukuran religiusitas

1. Daily spiritual experience scale (DSES) adalah skala yang mengukur

pengalaman spiritual yang sehari-hari dirasakan dan bagaimana pengalaman itu

menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari individu. Skala oleh Underwood dan

Teresi (2002) ini terdiri dari 16 item, dimana 15 item pertanyaan diukur dengan

enam poin skala likert dan 1 item menggunakan empat poin skala likert.

Page 37: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

24

2. Fetzer Multidimensional Measurement of Religiousness/Spirituality mengukur

12 dimensi religiusitas dengan item-item yang cukup banyak. Pilihan jawaban

beragam disesuaikan dengan dimensi yang diukur. Skala ini telah direvisi dari

skala Fetzer (1999).

2.4 Kerangka berpikir

Beberapa penelitian tentang work-family conflict menyatakan konflik terjadi

dalam ruang lingkup pekerjaan. Work-family conflict berpengaruh pada ketelatan,

absenteeism, turn over, burnout, kinerja kerja, produktivitas menurun, dan

komitmen organisasi. Ruang lingkup keluarga juga merupakan aspek yang dapat

menimbulkan konflik pada diri seseorang. Kesulitan membagi peran dan peran

ganda yang di alami oleh wanita, khususnya seorang ibu dapat memunculkan

konflik dari area keluarga. Variabel-variabel ini mengukur faktor internal maupun

eksternal, maka dapat melihat hasil yang cukup menggambarkan konflik yang

terjadi pada wanita bekerja sesuai dengan sampel penelitian ini.

Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan individu itu sendiri

merasa stress dan jenuh, mengakibatkan lalainya pekerjaan dan tanggung jawab

yang sedang dikerjakannya. Jumlah waktu bekerja dalam sehari dan seberapa

banyak tugas yang harus diselesaikan per hari merupakan aspek-aspek dalam

beban kerja itu sendiri, yang akhirnya akan menimbulkan kelelahan dan jangka

panjangnya konflik kepada individu, pekerjaannya, pasangannya, dan

keluarganya. Semakin tingginya beban kerja yang dikerjakan, maka semakin

tinggi pula work-family conflict.

Page 38: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

25

Religiusitas menjadi variabel prediktor untuk penelitian ini. Hal yang

menarik untuk diteliti dari penulis adalah religiusitas berpengaruh negatif terhadap

work-family conflict. Namun penulis menarik untuk tetap meneliti variabel

religiusits untuk dikaitkan dengan work-family conflict.Penulis mempunya dugaan

yaitu, apabila tingkat religiusitas seseorang tinggi, maka dapat meminimalisir

konflik yang terjadi pada individu tersebut. Begitu pun sebaliknya, dengan tingkat

religiusitas yang rendah kemungkinan konflik akan semakin besar terjadi pada

individu tersebut.

Religiusitas merupakan aspek agama yang diduga dapat mengukur tinggi

atau rendahnya work-family conflict. Dimensi religiusitas ini mengukur segala hal

mengenai nilai-nilai dan arti religiusitas bagi kehidupan seseorang. Jadi, menarik

menurut penulis untuk memakai variabel religiusitas dan mengaitkannya dengan

work-family conflict dan kemudian dilihat seberapa besar pengaruhnya.

Daily spiritual experience diartikan sebagai pengalaman religius sehari-

hari yang dirasakan individu. Dimensi ini merupakan dimensi pertama dari

variabel religiusitas. Daily spiritual experience diduga dapat mempengaruhi work-

family conflict, apabila ini dalam kategori yang tinggi maka hasilnya akan

meminimalisirkan konfliknya.

Meaning merupakan dimensi selanjutnya yang diduga dapat

mempengaruhi work-family conflict. Dengan memaknai agama sebagai tujuan dari

kehidupan maka akan berpengaruh kepada work-family conflict. Semakin tinggi

seseorang memaknai beragamaannya, maka pengaruhnya kepada konflik yang

dialaminya.

Page 39: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

26

Values dan beliefs adalah dua dimensi yang saling berkaitan. Values dan

beliefs akan membuat rendahnya work-family conflict apabila dalam kategori yang

cukup tinggi. Dengan tingkat yang tinggi, values dan beliefs dapat meningkatkan

keimanan seseorang juga dapat mendekatkan seseorang kepada Tuhan.

Forgiveness merupakan aspek yang mengukur tentang bagaimana

seseorang menerapkan sikap memaafkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian

variabel ini dianggap dapat mempengaruhi dari tinggi maupun rendahnya work-

family conflict. Semakin seseorang mudah memaafkan atau memiliki sifat pemaaf

maka akan rendah pula work-family conflict pada dirinya.

Private religious practices adalah mempraktikkan agama dalam

kehidupan. Dengan melakukan ibadah, maka seseorang dapat meningkatkan

religiusitasnya. Kemudian dari tingginya tingkat religiusitas seseorang akan

berdampak pula kepada work-family conflict. Konflik dapat rendah atau bisa sama

sekali tidak terjadi konflik apabila memiliki fondasi yang kokoh pada ibadah.

Religious coping merupakan coping religius yang dilakukan seseorang

untuk mengatasa masalah yang dihadapinya. Variabel ini diduga dapat

mempengaruhi bagaimana seseorang mengelola konfliknya. Semakin

menerapkannya coping yang positif pada diri sendiri maka akan

meminimalisirkan work-family conflict pada kehidupannya.

Religious support adalah dukungan religius dari sesama umat atau orang

lain untuk saling menguatkan dalam hal agama. Dimensi ini diduga juga termasuk

dalam variabel yang dapat mempengaruhi work-family conflict. Dengan

banyaknya dukungan dari orang lain mengenai agama, maka akan menurunkan

Page 40: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

27

atau meminimalisirkan konflik. Sebaliknya, apabila dukungan religiusnya rendah

dapat memungkinkan tingkat konflik yang tinggi.

Religious history merupakan pengalaman religius seseorang sewaktu masa

kecil atau kanak-kanak. Menerapkan atau menanamkan agama sejak dini akan

berdampak positif dan dapat membentuk pribadi serta karakter yang baik bagi

seseorang. Begitu pula dengan konfliknya, apabila religious history seseorang

baik maka akan rendah pula konfliknya.

Commitment merupakan aspek yang mengukur tentang bagaimana

seseorang patuh dengan agama yang dianutnya. Variabel ini merupakan salah satu

aspek religiusitas yang dapat mengukur tinggi rendahnya tingkat religiusitas

seseorang. Commitment diduga akan mempengaruhi work-family conflict karena

konflik dapat berkurang dengan komitmen seseorang dengan agamanya.

Organizational religiousness adalah sebagaimana seseorang ikut serta

dalam kegiatan agama yang dilakukan pada suatu lembaga keagamaan.

Contohnya seperti beramal, dengan melakukan kegiatan ini maka seseorang akan

tenang dan bersih hatinya. Konflik yang dihadapinya akan cepat terselesaikan

apabila seseorang memiliki organizational religiousness yang tinggi.

Dimensi terakhir dari variabel religiusitas yaitu religious preference atau

pilihan agama. Dimensi ini mengacu kepada pemilihan agama yang akan

seseorang anut dalam kehidupan. Kemudian dengan memilih keyakinan agama

sesuai dengan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya, maka akan

mempengaruhi pula work-family conflict individu.

Page 41: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

28

Adapun dibawah ini penulis menampilkan bagan hubungan antara masing-

masing variabel independen dengan variabel dependen yang dapat menjelaskan

maksud dari kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas. Bagan kerangka

berpikir tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

Religiusitas

Workload

Religious Preference

Daily Spiritual Experience

Commitment

Religious History

Religious Support

Meaning

Religious Coping

Private Religious Practices

Forgiveness

Values

Beliefs

Organizational Religiousness

Work-family Conflict

Page 42: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

29

2.5 Hipotesis penelitian

Hipotesis mayor :

Ada pengaruh yang signifikan workload dan religiusitas (daily spiritual

experience, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious practices,

religious coping, religious support, religious history, commitment, organizational

religiousness, religious preference) terhadap work-family conflict pada wanita

bekerja.

Hipotesis minor :

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan workload terhadap work-family conflict

pada wanita bekerja.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan daily spiritual experience pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan meaning pada variabel religiusitas terhadap

work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan values pada variabel religiusitas terhadap

work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan beliefs pada variabel religiusitas terhadap

work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan forgiveness pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan private religious practices pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Page 43: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

30

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan religious coping pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha9 : Ada pengaruh yang signifikan religious support pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha10 : Ada pengaruh yang signifikan religious history pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha11 : Ada pengaruh yang signifikan commitment pada variabel religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha12 : Ada pengaruh yang signifikan organizational religiousness pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Ha13 : Ada pengaruh yang signifikan religious preference pada variabel

religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Page 44: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

31

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik pengambilan sampel

Populasi dari penelitian ini adalah karyawan wanita yang bekerja di sebuah

Rumah Sakit (HC) yang berjumlah 189 karyawan. Kriteria populasi dalam

penelitian ini adalah karyawan wanita yang sudah menikah, dengan suami yang

juga bekerja. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 156 responden, mewakili

beberapa profesi yang bekerja di Rumah Sakit (HC).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis ialah non-probability

sampling dengan metode accidental sampling yang berarti setiap populasi tidak

memiliki kesempatan dan peluang yang sama antara satu dengan yang lain dan

pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan muncul.

3.2 Variabel penelitian dan Definisi operasional

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya, variabel yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Work-family conflict sebagai variabel terikat (dependent variable).

2. Workload sebagai variabel bebas (independent variable).

3. Religiusitas sebagai variabel bebas (independent variable) yang meliputi 12

variabel yaitu : daily spiritual experience, meaning, values, beliefs,

forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support,

religious history, commitment, organizational religiousness, religious

preference.

Page 45: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

32

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Work-family conflict adalah bentuk konflik antar peran di mana tekanan

berasal dari pekerjaan dan keluarga yang perannya saling bertentangan.

Variabel work-family conflict ini meliputi 3 dimensi, yaitu time-based conflict

atau konflik berbasis waktu, strain-based conflict atau konflik berbasis

ketegangan atau tekanan, dan behavior-based conflict atau konflik berbasis

perilaku (Greenhaus & Beutell, 1985).

2. Workload adalah suatu beban yang mengacu pada pekerjaan yang jumlahnya

banyak, harus bekerja secara cepat, dan bekerja di bawah tekanan waktu

(Ilies, 2007).

3. Religiusitas yang dimaksud adalah sesuatu yang lebih mengarah kepada

masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama

atau golongan. Variabel religiusitas ini meliputi 12 dimensi, yaitu merasakan

pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual exprerience), mengalami

kebermaknaan hidup dalam beragama (meaning), mengekspresikan

keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (beliefs),

memaafkan (forgiveness), melakukan praktek agama secara menyendiri

(private religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious

coping), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support),

mengalami sejarah keberagamaan (religious history), komitmen beragama

(commitment), mengikuti organisasi atau kegiatan keagamaan (organizational

religiousness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preferences)

(Fetzer, 1999).

Page 46: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

33

3.3 Pengumpulan data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan penulis untuk

memperoleh data yang hendak diteliti. Alat pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah menggunakan teknik kuisioner dengan skala model Likert. Dalam

model skala Likert cara menjawabnya adalah dengan memberikan tanda checklist

(√) pada salah satu alternatif pilihan jawaban yang disediakan. Item disusun dalam

bentuk pernyataan favorable (positif) dan unfavorable (negatif).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat kategori jawaban

yang masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan responden sendiri, yaitu sangat setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk alternatif pilihan

jawaban dalam pernyataan dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Nilai skor jawaban skala Likert Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju (SS) (S) (TS) (STS) Favorable 4 3 2 1 Unfavorable 1 2 3 4

3.3.2 Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis alat ukur,

yaitu skala work-family conflict, skala workload, dan skala religiusitas. Berikut

penjelasan dari masing-masing skala beserta blueprint dari skala tersebut.

1. Skala work-family conflict

Variabel work-family conflict ini penulis mengukur dengan menggunakan skala

Likert dari alat ukur Carlson, Kacmar, dan Williams (2000). Terdiri atas 18 item

Page 47: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

34

untuk mengukur tiga dimensi yaitu time-based conflict, strain-based conflict, dan

behavioral-based conflict. Blueprint dari skala ini dapat dilihat pada tabel 3.2

sebagai berikut.

Tabel 3.2 Blueprint skala work-family conflict

Dimensi Indikator No. Item Time-based conflict • Waktu untuk pekerjaan mengurangi waktu

untuk keluarga • Waktu untuk keluarga mengganggu

pekerjaan

1, 2, 3, 4, 5,6

Strain-based conflict

• Tekanan dari pekerjaan mempengaruhi peran keluarga

• Keluarga menekan pekerjaan

7, 8, 9, 10, 11, 12

Behavior-based conflict

• Pola perilaku pada pekerjaan mempengaruhi peran keluarga

• Perilaku tidak efektif di tempat kerja

13, 14, 15, 16, 17, 18

Total 18

2. Skala workload

Variabel workload ini penulis mengukur dengan menggunakan skala Likert dari

alat ukur Ilies (2007) yang merupakan adaptasi dari Janssen (2001). Lalu penulis

memodifikasi skala ini dengan jumlah item menjadi 9 butir, agar sesuai dengan

tujuan penelitian. Blueprint dari skala ini dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai

berikut.

Tabel 3.3 Blueprint skala workload

Dimensi Indikator No. Item Workload • Mengerjakan pekerjaan berdasarkan waktu 1, 4*

• Mengerjakan beban kerja berlebih dan usaha

yang keras 2, 3*

• Tuntutan masalah pekerjaan 5* • Pekerjaan membutuhkan konsentrasi 6 • Tugas pekerjaan terganggu 7* • Pekerjaan yang menyibukkan 8 • Menunggu rekan lain menyelesaikan

pekerjaannya 9

Total 9 Keterangan : * = item unfavorable

Page 48: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

35

3. Skala religiusitas

Variabel religiusitas ini penulis mengukur dengan menggunakan skala Likert dari

alat ukur Fetzer Multidimensional Measurement of Religiousness/Spirituality

(1999). Mengukur 12 dimensi religiusitas dengan jumlah item sebanyak 56 butir,

yang telah di modifikasi oleh penulis untuk kesesuaian dengan penelitian.

Blueprint dari skala ini dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4 Blueprint skala religiusitas

Dimensi Indikator No. Item Daily spiritual experience

• Adanya koneksi dengan Tuhan 1

• Keterlibatan Tuhan dalam kegiatan sehari-hari

4, 7, 8, 9, 10*

• Perasaan kagum dan rasa syukur 2, 3 • Kenyamanan dan kedamaian memeluk

agama 5,6

Meaning • Makna spiritual bagi kehidupan 12*, 32, 51*

• Memiliki tujuan hidup melalui agama 11*, 30*, 31 Values • Nilai-nilai yang dianut dalam agama 13*, 14, 49, 52 Beliefs • Percaya bahwa Tuhan selalu mengawasi 15, 48* • Percaya tentang kehidupan setelah kematian 16 • Percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya 50 Forgiveness • Memaafkan diri sendiri 27

• Memaafkan kesalahan orang lain 28 • Mengetahui bahwa Tuhan Maha Pengampun 29 Private religious practices

• Mempraktikkan agama dalam kehidupan 17, 40, 41, 42

Religious coping • Coping positif 24,25,26

• Coping negatif 33*, 34*, 35* Religious support

• Dukungan spiritual dari orang terdekat 36, 37, 39, 46*

• Dukungan spiritual dari sesama umat beragama

38, 45*

Religious history • Taat agama sejak kecil 18 • Pengalaman religius mengubah pribadi 44* Commitment • Komitmen terhadap agama yang dianut 43, 47*, 55 Organizational religiousness

• Melakukan kegiatan/acara yang berhubungan dengan agama

21, 22, 23

Religious preference

• Pilihan agama yang dianut 53, 54, 56

Total 56 Keterangan : * = item unfavorable

Page 49: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

36

3.4 Uji validitas konstruk

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

dengan bantuan software Lisrel 8.70. Adapun langkah-langkah dalam menguji

validitas dari setiap alat ukur ini menurut Umar (2013), adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor (unidimensional) dan dilihat

nilai Chi-square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p >

0,05) berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai

Chi-square signifikan (p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap

model pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua.

2. Jika nilai Chi-square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang

ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari

satu konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh

model fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah

selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1,96 (absolute), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di drop).

Page 50: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

37

4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan negatif. Perlu dicatat bahwa

untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang dirubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di drop.

5. Selanjutnya, melihat loading factor yang merupakan besar korelasi (kovarian)

antar indikator dengan konstruk latennya setelah diperoleh dari model yang

fit. Bobot yang diperlukan dalam loading factor sebesar 0,5 atau lebih yang

dianggap akan memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan

konstruk laten (Hair et al, 2010; Ghozali, 2008). Jika sudah sesuai, maka item

tersebut dinyatakan valid dalam mengukur faktor yang hendak diukur (tidak

di drop).

6. Apabila kesalahan pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan

kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat di drop

karena bersifat sangat multidimensional.

3.4.1 Uji validitas skala work-family conflict

Skala work-family conflict dalam penelitian ini terdiri dari delapan belas item

yang diujikan kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

1254,03, df = 135, P-value = 0,00000, dan RMSEA = 0,231. Namun, setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 64 kali terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

Page 51: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

38

diperoleh model fit dengan Chi-square = 91,63, df = 71, P-value = 0,05030, dan

RMSEA = 0,043. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu work-family conflict. Selain itu juga

ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Muatan faktor item untuk work-family conflict

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.04 0.08 0.52 X 2 0.37 0.08 4.42 √ 3 0.39 0.08 4.63 √ 4 0.75 0.08 9.99 √ 5 0.68 0.08 8.87 √ 6 0.69 0.08 8.53 √ 7 0.78 0.07 10.69 √ 8 0.79 0.07 10.91 √ 9 0.79 0.07 10.60 √

10 0.76 0.08 9.95 √ 11 0.44 0.08 5.26 √ 12 0.71 0.08 9.23 √ 13 0.83 0.07 11.43 √ 14 0.81 0.07 11.12 √ 15 0.84 0.07 11.58 √ 16 0.86 0.07 11.97 √ 17 0.72 0.08 9.17 √ 18 0.67 0.08 8.56 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5, dapat diketahui bahwa tujuh belas item work-family

conflict memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali satu item nomor 1 dengan nilai

t = 0,52 (t < 1,96), oleh karena itu item ini perlu di drop. Hal ini menggambarkan

bahwa hanya tujuh belas item secara signifikan mengukur faktor yang ingin

diukur, yaitu work-family conflict.

Page 52: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

39

3.4.2 Uji validitas skala workload

Skala workload dalam penelitian ini terdiri dari sembilan item yang diujikan

kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square= 371,04, df= 27,

P-value=0,00000, dan RMSEA = 0,287. Namun, setelah dilakukan modifikasi 12

kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square =

24,18, df = 15, P-value = 0,06209, dan RMSEA = 0,063. Nilai P-value> 0,05

(signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu workload. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Muatan faktor item workload

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.98 0.06 16.62 √ 2 0.67 0.07 9.43 √ 3 -0.12 0.08 -1.48 X 4 0.93 0.06 15.30 √ 5 -0.13 0.08 -1.62 X 6 0.74 0.07 10.61 √ 7 -0.44 0.08 -5.72 X 8 0.60 0.07 8.16 √ 9 0.39 0.08 4.97 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6, dapat diketahui bahwa lima item workload

memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali empat item nomor 3, 5, dan 7 dengan

nilai (t < 1,96), oleh karena itu item-item ini perlu di drop. Hal ini

Page 53: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

40

menggambarkan bahwa hanya lima item secara signifikan mengukur faktor yang

ingin diukur, yaitu workload.

3.4.3 Uji validitas skala religiusitas

1. Dimensi daily spiritual experience

Skala daily spiritual experience dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh item yang

diujikan kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

447,89, df = 35, P-value = 0,00000, dan RMSEA = 0,276. Namun, setelah

dilakukan modifikasi 18 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square = 26,21, df = 17, P-value = 0,07066, dan RMSEA = 0,059.

Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu daily spiritual experience. Selain itu

juga ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Muatan faktor item daily spiritual experience

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.88 0.06 13.68 √ 2 0.84 0.07 12.88 √ 3 0.88 0.06 13.87 √ 4 0.86 0.06 13.35 √ 5 0.86 0.07 13.07 √ 6 0.63 0.07 8.52 √ 7 0.88 0.07 13.42 √ 8 0.88 0.06 13.75 √ 9 0.64 0.07 8.84 √

10 -0.57 0.07 -7.62 X

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Page 54: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

41

Berdasarkan tabel 3.7, dapat diketahui bahwa sembilan item daily spiritual

experience memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali satu item nomor 10 dengan

nilai t = -7,62 (t < 1,96), oleh karena itu item ini perlu di drop. Hal ini

menggambarkan bahwa hanya sembilan item secara signifikan mengukur faktor

yang ingin diukur, yaitu daily spiritual experience.

2. Dimensi meaning

Skala meaning dalam penelitian ini terdiri dari enam item yang diujikan kepada

156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 96,95, df = 9, P-value =

0,00000, dan RMSEA = 0,251. Namun, setelah dilakukan modifikasi 3 kali

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 8,45

df = 6, P-value = 0,20703, dan RMSEA = 0,051. Nilai P-value> 0,05 (signifikan)

sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu meaning. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Muatan faktor item meaning

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.73 0.07 9.87 √ 2 0.79 0.07 11.09 √ 3 0.72 0.07 9.90 √ 4 -0.66 0.08 -8.31 X 5 -0.91 0.07 -13.44 X 6 -0.68 0.07 -9.15 X

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Page 55: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

42

Berdasarkan tabel 3.8, dapat diketahui bahwa tiga item meaning memiliki

nilai t >1,96 (signifikan) kecuali tiga item nomor 4, 5, dan 6 dengan nilai (t <

1,96), oleh karena itu item-item ini perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa

hanya empat item secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu

meaning.

3. Dimensi values

Skala values dalam penelitian ini terdiri dari empat item yang diujikan kepada 156

subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, fit dengan Chi-Square =1,95, df = 2, P-value = 0,37630 dan RMSEA

= 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu values. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Muatan faktor item values

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.17 0.09 1.91 √ 2 0.65 0.12 5.28 √ 3 0.86 0.15 5.85 √ 4 0.29 0.09 3.10 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, dapat diketahui bahwa keseluruhan item values

memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya bermuatan positif, sehingga

tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa empat item

tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu values.

Page 56: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

43

4. Dimensi beliefs

Skala beliefs dalam penelitian ini terdiri dari empat item yang diujikan kepada 156

subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, fit dengan Chi-Square = 035, df = 2, P-value = 0,84145, dan RMSEA

= 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu beliefs. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Muatan faktor item beliefs

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.76 0.09 8.40 √ 2 0.75 0.09 8.32 √ 3 -0.35 0.09 -3.89 X 4 0.50 0.09 5.76 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, dapat diketahui bahwa tiga item beliefs memiliki

nilai t >1,96 (signifikan) kecuali satu item nomor 3 dengan nilai t = -3,89 (t <

1,96), oleh karena itu item ini perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa hanya

tiga item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu

beliefs.

5. Dimensi forgiveness

Skala forgiveness dalam penelitian ini terdiri dari tiga item yang diujikan kepada

156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 0,00, df =0, P-value = 1,00000

Page 57: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

44

dan RMSEA = 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi

fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu forgiveness. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Muatan faktor item forgiveness

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.60 0.09 6.42 √ 2 0.99 0.11 8.80 √ 3 0.48 0.09 5.41 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, dapat diketahui bahwa tiga item forgiveness

memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya bermuatan positif, sehingga

tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa tiga item

tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu forgiveness.

6. Dimensi private religious practices

Skala private religious practices dalam penelitian ini terdiri dari empat item yang

diujikan kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 42,87,

df = 2, P-value = 0,00000 dan RMSEA = 0,363. Namun, setelah dilakukan

modifikasi 2 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000, dan RMSEA = 0,000. Nilai P-value>

0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Page 58: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

45

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu private religious practices.Selain itu

juga ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Muatan faktor item private religious practices

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.29 0.09 3.26 √ 2 0.96 0.07 13.78 √ 3 0.87 0.07 12.14 √ 4 0.55 0.08 7.11 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, dapat diketahui bahwa keseluruhan item private

religious practices memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya bermuatan

positif, sehingga tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini menggambarkan

bahwa empat item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur,

yaitu private religious practices.

7. Dimensi religious coping

Skala religious coping dalam penelitian ini terdiri dari enam item yang diujikan

kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 67,24, df = 9, P-

value = 0,00000 dan RMSEA = 0,204. Namun, setelah dilakukan modifikasi 4

kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square =

8,09, df = 5, P-value = 0,15116, dan RMSEA = 0,063. Nilai P-value> 0,05

(signifikan) sehingga model menjadi fit.

Page 59: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

46

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu religious coping. Selain itu juga

ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Muatan faktor item religious coping

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.62 0.07 8.38 √ 2 0.87 0.07 13.12 √ 3 0.96 0.06 15.37 √ 4 0.19 0.08 2.29 √ 5 -0.57 0.08 -7.43 X 6 -0.35 0.08 -4.36 X

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13, dapat diketahui bahwa tiga item religious coping

memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali tiga item nomor 5, dan 6 dengan nilai t

< 1,96, oleh karena itu item-item ini perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa

hanya empat item secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu

religious coping.

8. Dimensi religious support

Skala religious support dalam penelitian ini terdiri dari enam item yang diujikan

kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 172,99, df = 9,

P-value = 0,00000 dan RMSEA = 0,343. Namun, setelah dilakukan modifikasi 6

kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square =

4,44, df = 3, P-value = 0,21779, dan RMSEA = 0,056. Nilai P-value> 0,05

(signifikan) sehingga model menjadi fit.

Page 60: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

47

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu religious support. Selain itu juga

ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Muatan faktor item religious support

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.59 0.08 7.45 √ 2 0.49 0.08 5.79 √ 3 0.81 0.08 10.35 √ 4 0.83 0.08 10.49 √ 5 -0.12 0.09 -1.31 X 6 0.05 0.09 0.57 X

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14, dapat diketahui bahwa empat item religious

support memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali dua item nomor 5, dan 6

dengan nilai t <1,96, oleh karena itu item-item ini perlu di drop. Hal ini

menggambarkan bahwa hanya empat item secara signifikan mengukur faktor yang

ingin diukur, yaitu religious support.

9. Dimensi religious history

Skala religious history dalam penelitian ini terdiri dari empat item yang diujikan

kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 17,78, df = 2, P-

value = 0,00014, dan RMSEA = 0,226. Namun, setelah dilakukan modifikasi 1

kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square =

0,14, df = 1, P-value = 0,70892, dan RMSEA = 0,000. Nilai P-value> 0,05

(signifikan) sehingga model menjadi fit.

Page 61: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

48

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu religious history. Selain itu juga

ditentukan apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan

muatan koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Muatan faktor item religious history

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.10 0.10 0.94 X 2 0.46 0.14 3.29 √ 3 0.32 0.11 2.82 √ 4 0.77 0.21 3.70 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.15, dapat diketahui bahwa tiga item religious history

memiliki nilai t >1,96 (signifikan) kecuali satu item nomor 1 dengan nilai t = 0,94

(t < 1,96), oleh karena itu item ini perlu di drop. Hal ini menggambarkan bahwa

hanya tiga item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur,

yaitu religious history.

10. Dimensi commitment

Skala commitment dalam penelitian ini terdiri dari tiga item yang diujikan kepada

156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, fit dengan Chi-square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000 , dan RMSEA

= 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu commitment. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.16.

Page 62: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

49

Tabel 3.16 Muatan faktor item commitment

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.94 0.09 10.01 √ 2 0.38 0.08 4.56 √ 3 0.83 0.09 9.12 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.16, dapat diketahui bahwa keseluruhan item

commitment memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya bermuatan

positif, sehingga tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini menggambarkan

bahwa tiga item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang ingin diukur,

yaitu commitment.

11. Dimensi organizational religiousness

Skala organizational religiousness dalam penelitian ini terdiri dari tiga item yang

diujikan kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, fit dengan Chi-square = 0,00, df = 0, P-value

= 1,00000 , dan RMSEA = 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga

model menjadi fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu values.Selain itu juga ditentukan apakah

terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan koefisien pada

setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.17.

Tabel 3.17 Muatan faktor item organizational religiousness

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.91 0.06 14.56 √ 2 1.03 0.06 18.12 √ 3 0.75 0.07 10.93 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Page 63: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

50

Berdasarkan tabel 3.17, dapat diketahui bahwa keseluruhan item

organizational religiousness memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya

bermuatan positif, sehingga tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini

menggambarkan bahwa tiga item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang

ingin diukur, yaitu organizational religiousness.

12. Dimensi religious preference

Skala religious preference dalam penelitian ini terdiri dari tiga item yang diujikan

kepada 156 subyek penelitian. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, fit dengan Chi-square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000

, dan RMSEA = 0,000. Nilai P-value> 0,05 (signifikan) sehingga model menjadi

fit.

Selanjutnya, dilihat apakah item-item dalam skala ini benar-benar

mengukur faktor yang ingin diukur, yaitu values. Selain itu juga ditentukan

apakah terdapat item yang harus didrop dengan melihat nilai t dan muatan

koefisien pada setiap koefisien faktor, seperti pada tabel 3.18

Tabel 3.18 Muatan faktor item religious preference

No Koefisien Standard Error T-Value Signifikan 1 0.83 0.35 2.33 √ 2 0.31 0.15 2.03 √ 3 0.29 0.15 2.00 √

Keterangan: √ = signifikan (t> 1, 96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.18, dapat diketahui bahwa keseluruhan item

organizational religiousness memiliki nilai t >1,96 (signifikan) dan koefisiennya

bermuatan positif, sehingga tidak ada item yang perlu di drop. Hal ini

Page 64: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

51

menggambarkan bahwa tiga item tersebut secara signifikan mengukur faktor yang

ingin diukur, yaitu religious preference.

3.5 Teknik analisis data

Dalam penelitian ini berdasarkan hipotesis yang hendak diukur, penulis

menggunakan teknik analisis multiple regression atau analisis regresi berganda

untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Terdapat 13 variabel independen dalam penelitian ini yaitu

workload, religiusitas (daily spiritual experience,meaning, values, beliefs,

forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support,

religious history, commitment, organizational religiousness, dan religious

preference), dimana penulis ingin melihat pengaruhnya terhadap variabel

dependen yaitu work-family conflict pada wanita bekerja. Metode analisis juga ini

digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial dari workload dan religiusitas

terhadap work-family conflict pada wanita bekerja.

Persamaan analisis multi regresi pada penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10 + b11X11 + b12X12 + b13X13 + e

Keterangan:

Y = Work-family conflict a = Intercept (Konstan) b = Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X X1 = Workload X2 = Daily spiritual experience X3 = Meaning X4 = Values X5 = Beliefs X6 = Forgiveness X7 = Private Religious Practices X8 = Religious coping

Page 65: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

52

X9 = Religious support X10 = Religious history X11 = Commitment X12 = Organizational religiousness X13 = Religious Preference e = Residu Untuk dapat menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), maka dibutuhkan beberapa pengujian

analisis sebagai berikut:

1. Uji R2 (Koefisien determinasi berganda)

Dengan menggunakan regresi berganda akan diperoleh nilai R, yaitu regresi

berganda workload, dan religiusitas terhadap work-family conflict pada wanita.

Besarnya work-family conflict pada wanita ini ditunjukkan dengan koefisien

determinasi berganda atau R2, yang menunjukkan variasi oleh perubahan variabel

dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel independen (X) atau digunakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y) atau merupakan proporsi varians dari intense yang dijelaskan oleh

workload, dan religiusitas. Untuk mendapatkan nilai R digunakan rumus sebagai

berikut:

R2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔𝑆𝑆𝑦

2. Uji F

Kemudian R2 diuji untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau

tidak maka digunakanlah uji F. Untuk membuktikan hal tersebut dapat

menggunakan rumus:

F= 𝑅2 𝑘�

(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘−1)

Page 66: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

53

Dimana k merupakan jumlah variabel independen dan N adalah jumlah sampel

penelitian. Dari uji F yang dilakukan akan terlihat apakah variabel independen

yang diuji memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji t

Selanjutnya menggunakan uji t untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan

variabel independen signifikan dengan variabel dependen. Oleh karena itu,

sebelum mendapatkan nilai t dari masing-masing variabel dependen harus

mendapat nilai standar error estimate dahulu dari b (koefisien regresi) yang

didapatkan melalui akar mean square dibagi SS. Setelah mendapatkan nilai Sb

barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb

itu sendiri.

Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

t = 𝑏𝑆𝑏

b merupakan koefisien regresi dan Sb adalah standar eror dari b. Hasil uji t ini

akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh penulis.

3.5 Prosedur penelitian

Penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Persiapan penelitian

Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan yaitu penulis melakukan

pengamatan pada fenomena yang terjadi di masyarakat. Fenomena yang menarik

bagi penulis ialah konflik pekerjaan dan keluarga yang terjadi pada wanita. Tahap

selanjutnya yaitu penulis melakukan studi pendahuluan untuk memastikan

kebenaran dari fenomena yang ada. Studi pendahuluan dilakukan dengan dua

Page 67: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

54

metode, yang pertama melalui metode wawancara dengan beberapa responden

yang sekiranya mengalami work-family conflict. Kemudian metode kedua yaitu

dengan menyebar kuisioner online yang diisi oleh 20 responden secara acak. Hasil

dari studi pendahuluan ini menggambarkan bahwa setidaknya wanita yang

dijadikan responden studi pendahuluan ini mengalami konflik pada pekerjaan

maupun keluarganya. Penulis lalu menentukan variabel yang akan diteliti dan

kemudian mencari landasan teori yang tepat dan sesuai denganpenelitian yang

akan dilakukan. Setelah itu penulis menentukan alat ukur penelitian, dan

menentukan populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner di sebuah Rumah

Sakit, yang memakan waktu kurang lebih empat minggu, terhitung sejak tanggal

10 Oktober 2016 – 9 November 2016.

3. Pengolahan data

Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, penulis melakukan skoring

terhadap skala hasil jawaban responden untuk kemudian dilakukannya uji

validitas konstruk (CFA). Selanjutnya, penulis melakukan analisis data dengan

menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Tahap terakhir,

penulis membuat kesimpulan, diskusi dan saran berdasarkan dari laporan hasil

penelitian.

Page 68: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

55

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran umum subyek penelitian

Sampel dalam penelitian ini berjumlah dari 156 karyawan wanita. Gambaran

umum subyek penelitian ini mengenai sampel penelitian berdasarkan usia dan

jumlah anak. Adapun gambaran umum subyek penelitian ini disajikan dalam tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan data demografis

Sampel Penelitian Frekuensi Persentase (%) Usia < 26 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun Total

11 84 53 8

156

7,1%

53,8% 34% 5,1% 100%

Jumlah Anak 0 (tidak punya) 1 – 3 orang > 3 orang Total

29 120 7

156

18,6% 77% 4,4% 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa gambaran usia sampel

penelitian terbanyak pada usia 26 – 35 tahun sejumlah 84 responden dengan

persentase sebesar 53,8%. Kemudian mayoritas responden memiliki jumlah anak

1 – 3 anak, sebanyak 120 responden dengan persentase sebesar 77%.

4.2 Analisis deskriptif variabel penelitian

Pada penelitian ini, skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor yang

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran yang

merupakan hasil proses konversi raw score, skor ini disebut true score. Proses ini

Page 69: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

56

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antara skor hasil

penelitian variabel-variabel yang diteliti.

Dengan demikian, raw score pada setiap variabel harus diletakan pada skala

yang sama. Untuk memperoleh deskripsi statistik, dihitung item-item yang valid

dan positif, sehingga didapatkan faktor skor. Jadi, penghitungan skor faktor ini

tidak menunjukan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true

score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang

bermuatan positif dan signifikan.

T-Score= (skor faktor x 10) + 50

Berikut peneliti akan menjelaskan gambaran umum tentang analisis

deskriptif, dengan menguraikan mean, median, standar deviasi, nilai maksimum

dan nilai minimum dari masing-masing variabel. Gambar hasil analisis deskriptif

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Work-family Conflict 156 27,55 76,72 50,0000 9,73855 Workload 156 26,63 71,20 50,0000 9,63203 Daily spiritual experience 156 15,76 61,44 50,0000 9,55629 Meaning 156 38,95 85,60 50,0000 9,24063 Values 156 24,77 61,92 50,0000 8,01922 Beliefs 156 24,81 59,76 50,0000 7,96676 Forgiveness 156 26,35 63,72 50,0000 9,00691 Private religious practices 156 26,66 65,93 50,0000 9,45359 Religious coping 156 29,01 62,23 50,0000 9,41353 Religious support 156 30,74 65,91 50,0000 8,66580 Religious history 156 33,00 63,73 50,0000 7,20895 Commitment 156 23,71 58,72 50,0000 9,21414 Organizational religiousness 156 23,70 68,86 50,0000 8,94036

Religious preference 156 20,97 59,73 50,0000 7,04212

Dari tabel 4.2 dapat diketahui skor terendah dari work-family conflict

27,55 dan skor tertinggi 76,72. Selanjutnya, skor terendah dari workload 26,63

Page 70: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

57

dan skor tertinggi 73,90. Skor terendah daily spiritual experience 15,76 dan skor

tertinggi 61,44. Skor terendah meaning 38,95 dan skor tertinggi 85,60. Skor

terendah values 24,77 dan skor tertinggi 61,92. Skor terendah beliefs 24,81 dan

skor tertinggi 59,76. Skor terendah forgiveness 26,35 dan skor tertinggi 63,72.

Skor terendah private religious practices 26,66 dan skor tertinggi 65,93. Skor

terendah religious coping 29,01 dan skor tertinggi 62,23. Skor terendah religious

support 30,74 dan skor tertinggi 65,91. Skor terendah religious history 33,00 dan

skor tertinggi 63,73. Skor terendah commitment 23,71 dan skor tertinggi 58,72.

Skor terendah organizational religiousness 23,70 dan skor tertinggi 68,86. Skor

terendah religious preference 20,97 dan skor tertinggi 59,73.

4.3 Kategorisasi skor variabel penelitian

Berdasarkan pada alat ukur yang digunakan, kategorisasi skor dalam penelitian ini

dibuat menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Dalam pengkategorisasian

variabel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan t-score. Pedoman

interpretasi skor adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Pedoman kategorisasi skor

Kategori Rumus Rendah X< Mean Tinggi X ≥ Mean

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor item variabel penelitian berdasarkan

tinggi dan rendahnya serta persentasenya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4

sebagai berikut.

Page 71: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

58

Tabel 4.4 Kategorisasi skor item

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Rendah Tinggi Rendah Tinggi Work-family conflict 96 60 61,5% 38,5% Workload 51 105 32,7% 67,3% Daily spiritual experience 75 81 47,7% 52,3% Meaning 72 84 46,2% 53,8% Values 103 53 66% 34% Beliefs 74 82 47,4% 52,6% Forgiveness 86 70 55,1% 44,9% Private religious practices 56 100 35,9% 64,1% Religious coping 96 60 61,5% 38,5% Religious support 96 60 61,5% 38,5% Religious history Commitment Organizational religiousness Religious preference

72 70 68 86

84 86 88 70

46,2% 44,9% 43,6% 55,1%

53,8% 55,1% 70,4% 44,9%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor pada variabel work-

family conflict lebih banyak pada kategori rendah yaitu sebanyak 96 responden

dengan persentase sebesar 61,5%. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa variabel

work-family conflict pada responden penelitian ini berada dalam kategori rendah.

Pada variabel workload, responden penelitian ini tergolong dalam kategori

tinggi yaitu sebanyak 105 responden dengan persentase sebesar 67,3%.

Selanjutnya pada variabel daily spiritual experience, responden penelitian ini

tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 81 responden dengan persentase

52,3%. Sedangkan pada variabel meaning, responden penelitian ini tergolong

dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 84 responden dengan persentase sebesar

53,8%.

Kemudian pada variabel values, responden penelitian ini tergolong dalam

kategori rendah yaitu sebanyak 103 responden dengan persentase sebesar 66%.

Berbeda dengan variabel sebelumnya, pada variabel beliefs, responden penelitian

Page 72: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

59

ini tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 82 responden dengan persentase

sebesar 52,6%. Pada variabel forgiveness responden penelitian ini tergolong pada

kategori rendah yaitu sebanyak 86 responden dengan persentase sebesar 55,1%.

Pada variabel private religious practices, responden penelitian ini

tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 100 responden dengan persentase

sebesar 64,1%. Sementara pada variabel religious coping, responden penelitian ini

tergolong dalam kategori rendah yaitu sebanyak 96 responden dengan persentase

sebesar 61,5%. Variabel selanjutnya yaitu variabel religious support, responden

penelitian ini tergolong rendah yaitu sebanyak 96 dengan persentase sebesar

61,5%.

Kemudian pada variabel selanjutnya yaitu variabel religious history,

responden penelitian ini tergolong tinggi yaitu sebanyak 84 dengan persentase

sebesar 53,8%. Variabel selanjutnya yaitu variabel commitment, responden

penelitian ini tergolong tinggi yaitu sebanyak 86 dengan persentase sebesar

61,5%. Pada variabel organizational religiousness, responden penelitian ini

tergolong tinggi yaitu sebanyak 88 dengan persentase sebesar 70,4%. Variabel

terakhir yaitu religious preference, responden penelitian ini tergolong rendah

yaitu sebanyak 86 dengan persentase sebesar 55,1%.

4.4 Hasil uji hipotesis penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

menggunakan aplikasi SPSS 20.0. Analisis regresi berganda bertujuan untuk

melihat tiga hal, yaitu melihat besaran R Square untuk mengetahui persentase

Page 73: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

60

varians pada variabel dependen secara keseluruhan dan melihat signifikan atau

tidaknya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen.

Pertama, peneliti ingin melihat besaran R Square untuk mengetahui

persentase variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen, R Square

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Analisis Regresi

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diperoleh R Square sebesar 0.275 atau

27,5% yang artinya sebesar 27,5% bervariasinya work-family conflict dapat

dijelaskan oleh workload, daily spiritual experience, meaning, values, beliefs,

forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support,

religious history, commitment, organizational religiousness, dan religious

preference, sedangkan 72,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Selanjutnya, peneliti melakukan Uji F untuk menganalisis pengaruh dari

keseluruhan variabel dependen terhadap variabel independen yaitu work-family

conflict. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .524a .275 .209 8.66367 a. Predictors: (Constant), RELIGIOUS_PREFERENCE, WORKLOAD, PRIVATE_RELIGIOUS_PRACTICES, FORGIVENESS, RELIGIOUS_HISTORY, MEANING, ORGANIZATIONAL_RELIGIOUSNESS, COMMITMENT, VALUES, BELIEFS, RELIGIOUS_COPING, RELIGIOUS_SUPPORT, DAILY_SPIRITUAL_EXPERIENCE

Page 74: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

61

Tabel 4.6 Anova

Model Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

1 Regression 4041,681 13 310,899 4,142 ,000b Residual 10658,415 142 75,059 Total 14700,096 155

a. Dependent Variable: WORK_FAMILY_CONFLICT b. Predictors: (Constant), RELIGIOUS_PREFERENCE, WORKLOAD, PRIVATE_RELIGIOUS_PRACTICES, FORGIVENESS, RELIGIOUS_HISTORY, MEANING, ORGANIZATIONAL_RELIGIOUSNESS, COMMITMENT, VALUES, BELIEFS, RELIGIOUS_COPING, RELIGIOUS_SUPPORT, DAILY_SPIRITUAL_EXPERIENCE

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat nilai p (Sig) sebesar 0,000 dengan

demikian diketahui bahwa p = 0,000 < 0,05, maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap work-

family conflict ditolak. Artinya, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

workload, daily spiritual experience, meaning, values, beliefs, forgiveness, private

religious practices, religious coping, religious support, religious history,

commitment, organizational religiousness, dan religious preference terhadap

work-family conflict.

Kemudian peneliti ingin melihat koefisien regresi dari masing-masing

variabel independen. Dengan ketentuan, nilai sig < 0,05, maka koefisien regresi

tersebut signifikan, berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap work-family conflict. Adapun koefisien regresi dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tabel

4.7 sebagai berikut.

Page 75: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

62

Tabel 4.7 Koefisien Regresi Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

Beta

1

(Constant) 78,809 12,247 6,435 ,000 Workload ,203 ,075 ,201 2,695 ,008* Daily spiritual experience -,171 ,141 -,168 -1,217 ,226

Meaning -,019 ,103 -,018 -,187 ,852 Values -,111 ,126 -,091 -,880 ,380 Beliefs ,027 ,142 ,022 ,189 ,850 Forgiveness ,136 ,101 ,126 1,347 ,180 Private religious practices ,052 ,108 ,050 ,477 ,634

Religious coping ,088 ,114 ,085 ,770 ,442 Religious support -,024 ,128 -,022 -,191 ,848 Religious history -,378 ,113 -,280 -3,341 ,001* Commitment -,062 ,113 -,058 -,544 ,587 Organizational religiousness -,264 ,097 -,242 -2,715 ,007*

Religious preference -,056 ,112 -,041 -,500 ,618 a. Dependent Variable: WORK_FAMILY_CONFLICT

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat diketahui persamaan

regresi sebagai berikut:

Work-family conflict = 78,809 + 0,203 (workload)* – 0,171 (daily spiritual

experience) – 0,019 (meaning) – 0,111 (values) + 0,027 (beliefs) + 0,136

(forgiveness) + 0,052 (private religious practices) + 0,088 (religious coping) –

0,024 (religious support) – 0,378 (religious history)* – 0,062 (commitment) –

0,264 (organizational religiousness)* – 0,056 (religious preference).

Keterangan : tanda (*) menunjukkan variabel signifikan.

1. Variabel workload memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,203 dengan

signifikansi sebesar 0,008 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

workload memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap work-family

conflict. Koefisien regresi variabel tersebut bermuatan positif yang berarti

Page 76: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

63

semakin tinggi workload maka work-family conflict juga akan semakin tinggi

dan jika semakin rendah workload maka work-family conflict rendah.

2. Variabel daily spritiual experience memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0,171 dengan signifikansi sebesar 0,226 (p > 0,05). Artinya, variabel daily

spiritual experience memiliki pengaruh tidak signifikan secara statistik

terhadap work-family conflict.

3. Variabel meaning memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,019 dengan

signifikansi sebesar 0,852 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

meaning memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap work-family

conflict.

4. Variabel values memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,111 dengan

signifikansi sebesar 0,380 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

values memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap work-family

conflict.

5. Variabel beliefs memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,027 dengan

signifikansi sebesar 0,850 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

beliefs memiliki pengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap work-

family conflict.

6. Variabel forgiveness memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,136 dengan

signifikansi sebesar 0,180 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

forgiveness memiliki pengaruh signifikan secara statistik terhadap work-

family conflict.

Page 77: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

64

7. Variabel private religious practices memiliki nilai koefisien regresi sebesar -

0,052 dengan signifikansi sebesar 0,634 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa variabel private religious practices memiliki pengaruh tidak signifikan

secara statistik terhadap work-family conflict.

8. Variabel religious coping memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,088

dengan signifikansi sebesar 0,442 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

variabel religious coping memiliki pengaruh tidak signifikan secara statistik

terhadap work-family conflict.

9. Variabel religious support memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,024

dengan signifikansi sebesar 0,848 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

variabel religious support memiliki pengaruh tidak signifikan secara

signifikan terhadap work-family conflict.

10. Variabel religious history memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,378

dengan signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

variabel religious history memiliki pengaruh signifikan secara statistik

terhadap work-family conflict. Koefisien regresi variabel tersebut bermuatan

negatif yang berarti apabila religious history tinggi maka work-family conflict

rendah dan sebaliknya jika religious history rendah maka work-family conflict

tinggi.

11. Variabel commitment memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,062 dengan

signifikansi sebesar 0,587 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

commitment memiliki pengaruh tidak signifikan secara statistik terhadap

work-family conflict.

Page 78: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

65

12. Variabel organizational religiousness memiliki nilai koefisien regresi sebesar

-0,264 dengan signifikansi sebesar 0,007 (p < 0,05). Artinya, variabel

organizational religiousness memiliki pengaruh signifikan secara statistik

terhadap work-family conflict. Koefisien regresi variabel tersebut bermuatan

negatif yang berarti apabila organizational religiousness tinggi maka work-

family conflict rendah dan sebaliknya jika organizational religiousness

rendah maka work-family conflict tinggi.

13. Variabel religious preference memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,056

dengan signifikansi sebesar 0,618 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

variabel religious preference memiliki pengaruh tidak signifikan secara

statistik terhadap work-family conflict.

4.4.2 Pengujian proporsi varians

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini terdapat tabel

yang terdiri atas kolom pertama (model) adalah variabel independen yang

dianalisis satu persatu, kolom ketiga (R Square) merupakan penambahan varians

work-family conflict dari tiap variabel independen yang dianalisis satu persatu

tersebut, kolom keenam (R Square Change) merupakan nilai murni varians

variabel dependen yang bersangkutan dan df adalah derajat kebebasan atau taraf

nyata bagi variabel independen yang bersangkutan dan df terdiri atas numerator

atau denumenator. Lalu yang terakhir adalah kolom signifikansi (Sig. F Change).

Besarnya proporsi varians pada work-family conflict dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut.

Page 79: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

66

Tabel 4.8 Proporsi Varians Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics R Square Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,176a ,031 ,025 9,61806 ,031 4,908 1 154 ,028 2 ,362b ,131 ,119 9,13852 ,100 17,586 1 153 ,000 3 ,362c ,131 ,114 9,16560 ,001 ,097 1 152 ,756 4 ,367d ,135 ,112 9,17683 ,004 ,628 1 151 ,429 5 ,367e ,135 ,106 9,20735 ,000 ,001 1 150 ,980 6 ,390f ,152 ,118 9,14590 ,017 3,022 1 149 ,084 7 ,391g ,153 ,113 9,17285 ,001 ,126 1 148 ,723 8 ,391h ,153 ,107 9,20304 ,000 ,031 1 147 ,861 9 ,393i ,155 ,102 9,22645 ,001 ,255 1 146 ,614 10 ,484j ,234 ,181 8,81216 ,080 15,051 1 145 ,000 11 ,485k ,235 ,177 8,83711 ,001 ,182 1 144 ,670 12 ,523l ,274 ,213 8,64093 ,039 7,613 1 143 ,007 13 ,524m ,275 ,209 8,66367 ,001 ,250 1 142 ,618

Predictors: (Constant), WORKLOAD, DAILY_SPIRITUAL_EXPERIENCE, MEANING, VALUES, BELIEFS, FORGIVENESS, PRIVATE_RELIGIOUS_PRACTICES, RELIGIOUS_COPING, RELIGIOUS_SUPPORT, RELIGIOUS_HISTORY, COMMITMENT, ORGANIZATIONAL_RELIGIOUSNESS, RELIGIOUS_PREFERENCE

b Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut :

1. Variabel workload memberikan sumbangan sebesar 3,1% terhadap varians

work-family conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena

nilai sig F Change = 0,028 (p < 0,05).

2. Variabel daily spiritual experience memberikan sumbangan sebesar 10%

terhadap varians work-family conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0,000 (p < 0,05)

3. Variabel meaning memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap varians

work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0,756 (p > 0,05).

4. Variabel values memberikan sumbangan sebesar 0,4% terhadap varians work-

family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena

nilai sig F Change = 0,429 (p > 0,05).

Page 80: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

67

5. Variabel beliefs memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians work-

family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena

nilai sig F Change = 0,980 (p > 0,05).

6. Variabel forgiveness memberikan sumbangan sebesar 1,7% terhadap varians

work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0,084 (p > 0,05).

7. Variabel private religious practices memberikan sumbangan sebesar 0,1%

terhadap varians work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik karena nilai sig F Change = 0,723 (p > 0,05).

8. Variabel religious coping memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap

varians work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0,861 (p > 0,05).

9. Variabel religious support memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap

varians work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0,614 (p > 0,05).

10. Variabel religious history memberikan sumbangan sebesar 8% terhadap

varians work-family conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0,000 (p < 0,05).

11. Variabel commitment memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap varians

work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

karena nilai sig F Change = 0,670 (p > 0,05).

Page 81: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

68

12. Variabel organizational religiousness memberikan sumbangan sebesar 3,9%

terhadap varians work-family conflict. Sumbangan tersebut signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0,007 (p < 0,05).

13. Variabel religious preference memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap

varians work-family conflict. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig F Change = 0,618 (p > 0,05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 13 variabel

independen, yaitu workload, daily spiritual experience, meaning, values, beliefs,

forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support,

religious history, commitment, organizational religiousness, dan religious

preference yang mempengaruhi work-family conflict. Sumbangan atau pengaruh

varians terbesar berasal dari variabel daily spiritual experience, dilanjutkan

dengan variabel religious history, organizational religiousness, dan workload

yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel yang lain tidak signifikan.

Page 82: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

69

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, terdapat pengaruh workload, religiusitas

(daily spiritual experience, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious

practices, religious coping, religious support, religious history, commitment,

organizational religiousness, dan religious preferences) terhadap work-family

conflict. Adapun dari hasil uji F dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengauh dari seluruh variabel independen terhadap variabel

dependen ditolak. Kemudian, berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji

signifikan koefisien regresi dari masing-masing variabel yang telah dilakukan,

terdapat tiga variabel independen yang signifikan pengaruhnya terhadap work-

family conflict, yaitu workload, religious history, dan organizational

religiousness. Prediktor yang paling besar sumbangannya terhadap variabel

dependen adalah variabel religious history.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian dari workload dan religiusitas menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap work-family conflict pada wanita bekerja. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, dari tiga belas variabel menunjukkan hanya ada

tiga variabel yang mempengaruhi work-family conflict secara signifikan. Variabel

tersebut yaitu workload, religious history, dan organizational religiousness.

Page 83: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

70

Variabel workload memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah

hubungan positif terhadap work-family conflict. Dari arah hubungan tersebut dapat

diartikan bahwa semakin tinggi workload maka semakin tinggi pula work-famly

conflict yang dialami pada karyawan wanita yang bekerja di rumah sakit,

begitupun sebaliknya. Wanita yang memiliki beban kerja yang tinggi dapat

mengakibatkan konflik yang terjadi pada pekerjaannya maupun pada keluarganya.

Sesuai dengan penelitian Illies, (2015) yang menyatakan bahwa beban

kerja memiliki pengaruh sangat kuatterhadap konflik terkait dengan work-family

conflict yang dialami oleh sampel penelitian.Wanita memiliki peran ganda sulit

membagi waktu untuk tugas dan bekerja dengan bersama keluarga yang kemudian

dapat berdampak kepada dirinya sendiri.Pengaruh dari beban kerja yang berlebih

dapat mengakibatkan beberapa hal, seperti kelelahan fisik dan habisnya energi,

kemudian perasaan bersalah yang cukup besar karena pekerjaan menyita waktu

sedangkan waktu bersama keluarga dan melayani suami kurang.

Selanjutnya, dimensi religious history dari variabel religiusitas, memiliki

pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan negatif terhadap work-family

conflict. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan bahwa semakin rendah

religious history maka semakin tinggi pula work-family conflict yang dialami oleh

responden, begitu pun sebaliknya. Dapat diartikan bahwa,dari penelitian

inisemakin seseorang memiliki pengalaman religius yang baik maka akan semakin

mempengaruhi pekerjaan maupun keluarganya yang kemudian dapat

menimbulkan konflik pada dirinya sendiri.

Page 84: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

71

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai religiusitas yang

diambil itu adalah nilai yang diperoleh pada masa kanak-kanak. Pengalaman

religius masa kanak-kanak sangat berkesan sehingga mempengaruhi dari work-

family conflict ketika seseorang itu telah dewasa dan memiliki keluarga.

Religiusitas yang dibentuk saat masih kecil dapat berpengaruh dan terbawa

sampai dewasa, karena penanaman dan pendalaman agama dapat membentuk

karakter yang baik kelak.

Kemudian dimensi organizational religiousness pada variabel religiusitas

memiliki arah hubungan yang negatif terhadap work-family conflict. Dari arah

hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah organizational

religiousness maka semakin tinggi work-family conflict yang dialami pada wanita

yang bekerja di rumah sakit, begitu pun sebaliknya. Dapat diartikan bahwa dalam

penelitian ini, wanita yang cukup sering mengikuti dan kontribusi dalam kegiatan

agama di sebuah lembaga keagamaan dapat menurunkan atau tidak memunculkan

konflik pada pekerjaan maupun keluarganya.

Dari hasil penelitian ini, individu atau wanita yang memahami betul

pentingnya beramal dan rajin mengunjungi tempat ibadah untuk berdoa dan

kegiatan lainnya dapat meningkatkan religiusitasnya. Terutama pada wanita yang

sudah berkeluarga, dengan menerapkan kegiatan beramal atau beribadah secara

rutin dapat membuat hati menjadi tenang dan jangka panjangnya di kemudian hari

dapat meminimalisir konflik apabila terjadi masalah padarumah tangganya.

Dalam penelitian ini juga terdapat variabel-variabel yang tidak terbukti

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work-family conflict. Variabel

Page 85: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

72

tersebut antara lain daily spiritual experience, meaning, values, beliefs,

forgiveness, private religious practices, religious coping, religious support,

commitment, dan religious preference.

Dalam penelitian ini dimensi daily spiritual experience pada variabel

religiusitas tidak mempengaruhi work-family conflict secara signifikan. Salah satu

indikatordari daily spiritual experience adalah adanya rasa syukur dalam

kehidupan sehari-hari (Fetzer, 1999). Berdasarkan hasil pertanyaan terbuka, dalam

penelitian ini sekitar 32% responden menyatakan bahwa mereka merasa tertekan

dalam pekerjaannya. Kurangnya rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari dapat

mempengaruhi kehidupan seseorang, yang kemudiandampak jangka panjangnya

ketika seseorang dalam masalah tidak ikhlas menghadapinya. Agama dapat

memberikan efek ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi masalah.

Kemudian mendekatkan diri kepada Tuhan serta pasrah kepada Nya adalah cara

yang dapat meredakan konflik yang terjadi. Hal tersebut merupakan alasan daily

spriritual experience tidak mempengaruhi work-family conflict.

Kemudian dilihat dari hasil penelitian ini bahwa responden penelitian

terkesan kurang mendalami agamanya. Agama dikenalkan dan ditanamkan sejak

kecil dan kemudian hanya karena keturunan atau bawaan dari orang tua ketika

lahir. Agama atau religiusitas bukan sesuatu yang menjadi pedoman atau sebagai

pemandu kehidupan sesesorang, karena dianggap sebagai bawaan saja ketika

lahir. Agama diduga hanya bersifat tradisi dan menganut agama hanya

berdasarkan aturan dan norma yang berlaku di masyarakat bukan karena

pemahaman tentang agama itu sendiri.

Page 86: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

73

Dalam kehidupan, agama bukanlah sesuatu yang dimaknai dan dihayati

bagi budaya orang Indonesia. Ini karenabudaya orang Indonesia memiliki banyak

pendudukyang memeluk agama dibanding yang tidak beragama, sehingga menjadi

hal yang dianggap harus dipenuhi agar sesuai dengan norma yang berlaku.

Sementara itu memaafkan antar sesama manusia dianggap hal yang mudah untuk

didapatkan. Dilihat dari jawaban responden dari kuisioner menyatakan bahwa

rendahnya perilaku memaafkan yang kemudian dapat diartikan tidak setiap orang

adalah orang yang pemaaf dan mudah memaafkan. Oleh karena itu, dari

pernyataan diatas menunjukkan bahwa variabel meaning, values, beliefs, dan

forgiveness, religious preference tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

work-family conflict.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dugaan responden kurang

mempraktikkan agama dalam kehidupannya. Agama bukanlah sesuatu yang

dipraktikkan dengan pemahaman, hanya sebatas tau dasarnya bukan memahami

secara mendalam. Dengan kurangnya paham dengan agama itu sendiri membuat

susahnya seorang individu melakukan coping religius pada dirinya sendiri.

Kemudian dukungan agama antar umat hanya sebatas formalitas dan sekedar

saling mengingatkan, bukan saling menguatkan untuk membentuk fondasi agama

yang lebih baik. Oleh karena itu, dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa

variabel private religious practices, religious coping, dan religious support tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap work-family conflict.

Menurut Bruce (1996), religiusitas adalah meningkatkan komitmendengan

menumbuhkan budaya kepercayaan di dalam lingkungan pekerjaan (Ayo et.al,

Page 87: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

74

2009). Dari komitmen dengan agama sendiri kemudian berdampak positif untuk

diri sendiri maupun lingkungan kerja. Oleh karena itu, dari penelitian ini tidak

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan commitment akan

berpengaruh secara signifikan dengan work-family conflict. Dapat diartikan

responden pada penelitian ini tidak melakukan komitmen yang sesungguhnya

dalam memeluk agama, sehingga efeknya tidak dirasakan pada tiap individu. Pada

penelitian ini, tingkat commitment yang tinggi tidak memiliki pengaruh yang

signifikan pada work-family conflict.

Berdasarkan hasil dari diskusi ini adalah menunjukkan bahwa variabel

dependen pada penelitian ini yaitu work-family conflict berada pada kategori

rendah. Artinya sebagian besar sampel penelitian memiliki tingkat work-family

conflict yang rendah. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa sampel yang

diuji kurang atau bahkan tidak mengalami konflik yang terjadi pada pekerjaan

maupun keluarganya.

Selama proses menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa

terdapat kelebihan maupun kekurangan. Salah satu kelebihan yang terdapat dari

penelitian ini adalah tidak hanya menguji dari faktor internal saja, namun dilihat

pula dari faktor eksternalnya. Kemudian dapat terlihat seberapa besar

pengaruhnya kepada work-family conflict. Keterbatasan atau kekurangan dari

penelitian ini adalah sampel dari studi pendahuluan berbeda dengan sampel yang

diteliti dalam penelitian yang sebenarnya, karena keterbatasan penulis ketika

melakukan studi pendahuluan yang waktunya hanya satu minggu, sehingga

kurang optimal mencari sampel yang sesuai dengan penelitian yang akan

Page 88: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

75

dilakukan. Penelitian ini juga hanya mencakup karyawan wanita yang hanya

bekerja dalam satu institusi saja, jadi populasi penelitian ini tidak dalam jumlah

yang besar.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti sadar masih terdapat

banyak kekurangan dan keterbatasan. Maka dari itu, untuk penelitian di kemudian

hari peneliti menguraikan saran menjadi dua bagian, yaitu saran teorits dan saran

praktis sebagai pertimbangan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya dengan

variabel dependen yang sama.

5.3.1 Saran teoritis

Bagi peneliti yang tertarik meneliti permasalahan yang sama, disarankan untuk :

1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti lain dapat menambahkan

variabel lain selain variabel yang telah diteliti karena mempertimbangkan

hasil penelitian ini yang menemukan bahwa besar sumbangan variabel

independen terhadapwork-family conflict hanya sebesar 27,5% dan sisanya

72,5% dipengaruhi variabel diluar penelitian. Maka dapat ditambahkan

variabel lain seperti stres kerja dan kelelahan yang kemungkinan dapat

signifikan terhadap work-family conflict.

2. Dari fakta penelitian yang dilakukan bahwa tidak hanya sampel wanita saja

yang memungkinkan mengalami work-family conflict, melainkan sampel pria

yang bekerja dapat pula mengalami konflik yang sama. Untuk penelitian

selanjutnya di sarankan menggunakan sampel penelitian pria yang bekerja,

Page 89: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

76

tidak hanya wanita bekerja. Kaum pria diduga mengalami work-family

conflict namun tingkatnya cenderung rendah.

5.3.2 Saran praktis

1. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dan

dapat bermanfaat terhadap pihak RS Hermina Ciputat tempat dilakukannya

penelitian. Dengan hasil work-family conflict yang disebabkan oleh beban

kerja yang dialami karyawan, maka perusahaan dapat lebih memperhatikan

beban kerja. Dengan cara pembagian tugas yang jelas agar masing-masing

karyawan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan tugasnya masing-

masing. Kemudian dengan memposisikan karyawan sesuai dengan

jabatannya, dan tidak double-job dalam melakukan pekerjaan. Upaya tersebut

kemungkinan dapat meminimalisir work-family conflict yang terjadi pada

karyawan.

2. Pada penelitian ini menggunakan variabel religiusitas yang dapat

mempengaruhi work-family conflict. Disarankan untuk karyawan wanita RS

Hermina Ciputat meningkatkan religiusitasnya agar lebih dekat kepada Tuhan

dan dapat mengurangi konflik yang terjadi. Kemudian tempat bekerja dapat

melakukan acara atau kegiatan-kegiatan yang beruhubungan dengan

keagamaan seperti acara charity yang diadakan rutin, serta kegiatan-kegiatan

lainnya. Sehingga dapat lebih efektif dalam kinerja di pekerjaannya maupun

keharmonisan dengan keluarganya.

Page 90: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

77

DAFTAR PUSTAKA

Achour, M. & Boerhannoeddin, A. B. (2011). The role of religiosity as a coping strategy in coping with work-family conflict: the case of malaysian women in academia. International Journal of Social Science and Humanity, 1 (1).

Adekola, B. (2010). Interferences between work and family among male and female executives in Nigeria. African Journal of Business Management, 4(6), 1069-1077.

Ahmad, A. (2008). Job, family and individual factors as predictors of work-family conflict. Journal of Human Resource and Adult Learning, 4 (1), 57-65.

Allen, T. D., Herst, D. E. L., Bruck, C. S., & Sutton, M. (2000). Consequences associated with work-to-family conflict: a review and agenda for future research. Journal of Occupational Health Psychology, 5 (2), 278-308. DOI: 10.1037//1076-899B.5.2.278.

Alu, B. P. (2012). Religiusitas sebagai moderator antara konflik pekerjaan-keluarga dan kesejateraan karyawan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Aycan, Z. & Eskin, M. (2005). Relative contributions of childcare, spousal support, and organizational support in reducing work–family conflict for men and women: the case of turkey. Sex Roles, 53, 7/8. DOI: 10.1007/s11199-005-7134-8.

Ayo, H., Henry, A., & Adebukola, T. (2009). Pyschosocial variables of predictors of work-family conflict among secondary school teachers in irele local government area, Ondo State, Nigeria. Pakistan Journal Of Social Sciences, 6 (1), 11-18.

Badan Pusat Statistik, (2013). Persentase rumah tangga menurut provinsi, jenis kelamin krt yang bekerja, dan daerah tempat tinggal, 2009-2012. Diunduh pada 22 Januari 2017. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1606

Biddle, B.J., & Thomas, E. J. (1996). Role theory: Concept and research. New York: Willey.

Byron, K. (2005). A meta-analytic review of work–family conflict and its antecedents. Journal of Vocational Behavior, 67, 169–198.

Carlson, D., Kacmar, K. M., & Williams, L. (2000). Construction and initial validation of a multidimensional measure of work-family conflict. Journal of Vocational Behavior, 56, 249–276. http://dx.doi.org/10.1006/jvbe.1999.1713.

Page 91: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

78

Colombo, L., & Ghislieri, C. (2008). The work-to-family conflict: Theories and measures. 15 (1), 35-55. University of Torino.

Dikkers, J. S. E., Geurts, S. A. E., Kompier, M. A. J., Taris, T. W., Houtman, I. L. D., & van den Heuvel, F. (2007). Does workload cause work-home interference or the other way around? Stress and Health, 23,303–314. http://dx.doi.org/10.1002/smi.1151.

Duxburry, L. & Higgins, C. (2001). Work-life balance in the new millennium: where are we? where do we need to go?. Canadian Policy Research Networks (12).

Faradina A. F., & Fajrianthi (2012). Konflik pekerjaan-keluarga dan coping pada single mothers. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 1 (2), 94-101.

Fetzer, J. E. (1999). Multidimensional measurement of religiousness, spirituality for use in health research (1st ed.). A Report of a National Working Group. Fetzer Institute, Kalamazoo, Mich.

Frone, M. R., Russell, M., & Cooper M. L. (1992). Antecedents and outcomes of work-family conflict: testing a model of the work-family interface. Journal of Applied Psychology, 77 (1), 65-78.

Glock, C.Y., & Stark, R. 1968. American piety: the nature of religious commitment. Berkeley : Universitas of California Press.

Greenhaus, J. H. & Beutell N. J. (1985). Sources of conflict between work and family roles. Academv of Management Review, 10 (1), 76-88.

Gudipati, S. & Pennathur, A. (2010). Workload assesment techniques for job design. Department of Industrial Engineering, University of Texas at El Paso.

Howard, W. G., Boles. J. S., & Donofrio, H. H. (2004). Inter-domain work-family conflict, family-work conflict, and police work satisfaction. Journal of Managerial Issues, 13, 376-390.

Huang, Y. H., Hammer, L. B., Neal, M. B., & Perrin, N. A. (2004). The relationship between work-to-family conflict and family-to-work conflict: a longitudinal study. Journal of Family and Economic Issues, 25(1), 79-100.

Ilies, R., Dimotakis, N., & De Pater, I. E. (2010). Psychological and physiological reactions to high workloads: Implications for well-being. Personnel Psychology, 63, 407–436. http://dx.doi.org/10.1111/j.1744-6570.2010.01175.x.

Ilies, R., Ryan, A. M., Huth, M., & Dimotakis, N. (2015). Explaining the links between workload, distress, and work–family conflict among school

Page 92: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

79

employees: physical, cognitive, and emotional fatigue. Journal of Educational Psychology, 107 (4), 1136–1149. http://dx.doi.org/10.1037/edu0000029.

Ilies, R., Schwind, K. M., Wagner, D. T., Johnson, M. D., DeRue, D. S., & Ilgen, D. R. (2007). When can employees have a family life? The effects of daily workload and affect on work-family conflict and social behaviors at home. Journal of Applied Psychology, 92, 1368–1379. http://dx.doi.org/10.1037/0021-9010.92.5.1368.

Janssen, O. (2001). Fairness perceptions as a moderator in the curvilinear relationships between job demands, and job performance and job satisfaction. Academy Of Management Journal, 44(5), 1039-1050. doi:10.2307/3069447.

Jaya, H. (2016). Pengaruh religiusitas guru sma stella duce sebagai variabel moderator pada konflik pekerjaan-keluarga dengan kesejahteraan guru. Tesis Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Jusup, E. (2015). Wanita pekerja sangat dilindungi undang-undang. Diunduh pada 23 Januari 2017. http://www.kompasiana.com/erlinajusup/wanita-pekerja-sangat-dilindungi-undang-undang_550d80a68133115922b1e3c7.

Livingston, B. & Judge, T. (2008). Emotional responses to work-family conflict: An examination of gender role orientation among working men and women. Journal Of Applied Psychology, 93(1), 207-216. doi:10.1037/0021-9010.93.1.207.

Lundberg, U. & Frankenhaeuser, M. (1999). Stress and workload of men and women in high-ranking positions. Journal of Occupational Health Psychology, 4(2), 142-151.

Mesmer-Magnus, J. R. & Viswesvaran, C. (2005). Convergence between measures of work-to-family and family-to-work conflict: A meta-analytic examination. Journal of Vocational Behavior, 67, 215–232.

Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : UI-Press.

Netemeyer, R., Boles, J., & McMurrian, R. (1996). Development and validation of work-family conflict and family-work conflict scales. Journal Of Applied Psychology, 81(4), 400-410. doi:10.1037//0021-9010.81.4.400.

Newcomb, T. M,. (1981). Psikologi sosial. Bandung: CV. Diponegoro. Noor, N. M. (2003). Work and family related variables, work-family conflict and

women’s well-being: Some observations. Community, Work & Family, 6, 297-319.

Page 93: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

80

Nurmayanti, S., Thoyib, A., & Irawanto, D. (2014). Work family conflict: a review of female teachers in indonesia. International Journal Of Psychological Studies, 6(4). doi:10.5539/ijps.v6n4p134.

Schooreel, T. & Verbruggen, M (2015). Use of family-friendly work arrangements and work–family conflict: crossover effects in dual-earner couples. Journal of Occupational Health Psychology. http://dx.doi.org/10.1037/a0039669.

Schultz, D. P. & Schultz S. E. (2010). Psychology and work today: an introduction to industrial and organizational psychology. USA: Pearson.

Umar, J. (2013). Confirmatory factor analysis. Bahan ajar perkuliahan. Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Page 94: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

81

81

LAMPIRAN

Page 95: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

82

Lampiran 1

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan

perlindungan Tuhan YME sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan

baik. Saya Reva Harry Putra mahasiswa Program Sarjana Strata-1 (S1) Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sedang melakukan penelitian

untuk penyelesaian skripsi mengenai konflik pekerjaan dan keluarga yang dialami

wanita pekerja.Peneliti mengharapkan kesediaan Anda untuk bisa berpartisipasi

dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuisioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian

yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuisioner ini, dan

diharapkan Anda mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Data diri dan

semua jawaban Anda akan diolah secara general, bukan perorangan. Data dari

penelitian ini akan dijaga KERAHASIAAN nya dan hanya untuk kepentingan

penelitian. Atas partisipasi dan bantuannya peneliti ucapkan terima kasih.

Hormat peneliti,

Reva Harry Putra

Page 96: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

83

IDENTITAS DIRI RESPONDEN

Nama / Inisial :

Usia :

Pekerjaan / Jabatan :

Suami bekerja : Ya / Tidak *

Lamanya waktu bekerja dalam sehari : jam

Jumlah Anak :

*lingkari salah satu

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini dengan memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Responden,

(tanda tangan)

Page 97: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

84

KUESIONER PENELITIAN

SKALA I

Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pernyataan dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kotak jawaban sesuai dengan yang paling menggambarkan diri Anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Adapun pilihan jawaban disajikan dalam bentuk rentang skala:

Sangat Tidak Setuju : STS Setuju : S

Tidak Setuju : TS Sangat Setuju : SS

Contoh:

No. Pernyataan Jawaban STS TS S SS

1. Saya merasakan konflik pada pekerjaan dan keluarga saya.

Artinya : Anda sangat setuju bahwa Anda merasakan konflik pada pekerjaan dan keluarga.

SKALA I

No. Pernyataan Jawaban

STS TS S SS 1. Pekerjaan saya menyita waktu lebih

daripada kegiatan bersama keluarga.

2. Ketika saya mengabdikan diri pada pekerjaan membuat tanggung jawab dan partisipasi saya kurang dalam rumah tangga.

3. Saya melewatkan kegiatan bersama keluarga karena waktu dihabiskan untuk bekerja.

4. Waktu yang saya habiskan untuk keluarga sering mengganggu tanggung jawab pada pekerjaan saya.

Page 98: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

85

5. Waktu yang saya habiskan bersama keluarga menyebabkan tidak ada waktu di tempat kerja, yang kemudian berdampak pada karir saya.

6. Saya melewatkan kegiatan bekerja karena waktu dihabiskan untuk keluarga.

7. Ketika sepulang bekerja saya terlalu letih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

8. Saya sering merasa lelah secara emosional ketika pulang bekerja yang kemudian tidak ada waktu untuk saya bersama keluarga.

9. Karena semua tekanan di tempat kerja, kadang-kadang ketika pulang bekerja saya terlalu stres untuk melakukan hal-hal yang saya sukai di rumah.

10. Karena stres di rumah, saya sering disibukkan dengan urusan keluarga di tempat kerja.

11. Karena tanggung jawab keluarga, saya memiliki waktu yang cukup lama untuk berkonsentrasi di tempat kerja.

12. Kemarahan dan kecemasan dari permasalahan keluarga saya sering mengurangi kinerja saya pada pekerjaan.

13. Pemecahan masalah yang saya lakukan dalam pekerjaan saya tidak efektif untuk menyelesaikan masalah di rumah.

14. Perilaku yang efektif dan perlu bagi saya di tempat kerja akan menjadi tidak berlaku di rumah.

15. Perilaku yang membuat saya efektif di tempat kerja tidak membantu saya untuk menjadi orang tua yang lebih baik.

16. Perilaku yang saya lakukan di rumah tampaknya tidak efektif di tempat kerja.

Page 99: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

86

17. Perilaku yang efektif dan perlu bagi saya di rumah akan menjadi tidak efektif di tempat kerja.

18. Pemecahan masalah yang biasa saya lakukan di rumah tampaknya tidak dapat dilakukan di tempat kerja.

SKALA II

Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban dari setiappernyataan dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kotak jawaban sesuai dengan yang paling menggambarkan diri Anda.Tidak ada jawaban yang benar atau salah.Adapun pilihan jawaban disajikan dalam bentuk rentang skala:

Sangat Tidak Setuju : STS Setuju : S

Tidak Setuju : TS Sangat Setuju : SS

Contoh :

No. Pernyataan Jawaban STS TS S SS

1 Saya memiliki beban kerja yang cukup banyak

Artinya : Anda setuju bahwa Anda memiliki beban kerja yang cukup banyak.

SKALA II

No. Pernyataan Jawaban

STS TS S SS 1. Pekerjaan saya mengharuskan saya bekerja

secara cepat.

2. Pekerjaan saya membutuhkan usaha yang keras.

3. Saya tidak diminta untuk melakukan jumlah pekerjaan yang berlebih.

4. Saya memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan.

Page 100: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

87

5. Saya bebas dari tuntutan masalah yang berasal dari orang lain.

6. Pekerjaan saya membutuhkan konsentrasi penuh.

7. Beberapa hal lain mengganggu tugas pekerjaan saya.

8. Pekerjaan saya menyibukkan saya.

9. Saya harus menunggu rekan kerja saya menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

SKALA III

Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban dari setiappernyataan dengan cara memberi tanda checklist (√) pada kotak jawaban sesuai dengan yang paling menggambarkan diri Anda.Tidak ada jawaban yang benar atau salah.Adapun pilihan jawaban disajikan dalam bentuk rentang skala:

Sangat Tidak Setuju : STS Setuju : S

Tidak Setuju : TS Sangat Setuju : SS

Contoh:

No. Pernyataan Jawaban STS TS S SS

1. Saya memiliki spiritual yang tinggi. √ Artinya : Anda sangat setuju bahwa Anda memiliki spiritual yang tinggi.

SKALA III

No. Pernyataan Jawaban

STS TS S SS 1. Saya merasakan kehadiran Tuhan dalam

kehidupan.

2. Saya merasa bersyukur atas berkah yang telah diberikan Tuhan.

Page 101: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

88

3. Saya merasa tersentuh secara rohani oleh keindahan ciptaan Tuhan.

4. Saya merasa bahagia ketika mengingat Tuhan yang kemudian membantu saya dari masalah sehari-hari.

5. Saya menemukan kekuatan serta kenyamanan dalam memeluk agama.

6. Saya merasakan kedamaian batin yang mendalam pada diri saya.

7. Saya meminta bantuan Tuhan dalam kegiatan sehari-hari.

8. Saya merasa Tuhan mengasihi saya secara langsung.

9. Saya ingin menjadi lebih dekat dengan Tuhan atau menyatu dengan-Nya.

10. Tanpa spiritualitas, kehidupan sehari-hari saya menjadi tidak berarti.

11. Ketika saya jauh dari Tuhan, saya merasa hidup ini menjadi sepi.

12. Ketika saya terputus dari dimensi spiritual dalam hidup ini, saya menjadi kehilangan tujuan.

13. Meskipun saya percaya pada nilai-nilai agama yang saya anut, banyak hal-hal lain yang lebih penting dalam hidup ini.

14. Agama mengajarkan saya mana yang baik dan mana yang buruk.

15. Saya percaya bahwa Tuhan selalu mengawasi saya.

16. Saya percaya ada kehidupan setelah kematian.

17. Saya sering berdoa secara pribadi di tempat ibadah.

18. Saya taat beribadah sewaktu kecil. 19. Orang tua saya kurang memberikan

pendidikan agama kepada saya sewaktu kecil.

Page 102: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

89

20. Saya belajar dari kehidupan religius orang tua saya.

21. Saya sering melakukan kegiatan religi di tempat ibadah.

22. Saya sering menghadiri acara-acara tentang keagamaan.

23. Saya berusaha meluangkan waktu untuk datang ke tempat ibadah walaupun saya sibuk.

24. Saya berpikir tentang bagaimana kehidupan saya adalah bagian dari kekuatan spiritual yang besar.

25. Saya bersama Tuhan dalam melewati masa-masa sulit.

26. Saya mengingat Tuhan untuk kekuatan, dukungan, serta bimbingan dalam keadaan susah.

27. Saya telah memaafkan diri sendiri untuk hal-hal salah yang pernah saya lakukan dulu.

28. Saya telah memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti saya.

29. Saya tau bahwa Tuhan pasti mengampuni saya.

30. Tanpa dasar agama, hidup saya menjadi tidak berarti.

31. Tuhan berperan dalam bagaimana saya memilih jalan dalam hidup.

32. Spiritualitas saya membantu menentukan tujuan hidup yang saya tetapkan untuk diri saya sendiri.

33. Saya merasa bahwa masalah merupakan cara Tuhan menghukum saya karena dosa-dosa atau kurangnya iman.

34. Saya berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan saya.

35. Saya mencoba untuk memahami situasi dan memutuskan apa yang harus dilakukan tanpa bergantung pada Tuhan.

Page 103: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

90

36. Keluarga dan pasangan saya peduli dengan urusan agama saya.

37. Orang tua saya mendengarkan cerita saya tentang permasalahan agama saya.

38. Saya saling mengingatkan sesama umat beragama.

39. Saya menjadi pendengar yang baik ketika keluarga atau pasangan saya bercerita mengenai agama.

40. Saya sering menonton atau mendengarkan program keagamaan di TV atau media lain.

41. Saya sering membaca buku atau literatur tentang keagamaan.

42. Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas.

43. Saya berusaha untuk membawa agama saya ke dalam semua urusan dalam hidup.

44. Pengalaman spiritual saya membuat saya menjadi pribadi yang kurang baik.

45. Beberapa orang tidak menghormati saya ketika sedang melakukan ibadah.

46. Saya kurang mendapat dukungan ketika ingin menjalankan ibadah wajib saat sedang menjalankan aktivitas bersama keluarga atau pasangan.

47. Menurut saya beramal atau menyumbangkan sedikit uang ke tempat ibadah merupakan hal yang kurang penting.

48. Saya khawatir apabila Tuhan mengawasi saya ketika saya sedang berbuat dosa.

49. Saya menjalankan norma agama yang berlaku di kehidupan.

50. Ketika dihadapkan dengan peristiwa tidak menyenangkan, saya mencoba untuk mengingat Tuhan dan percaya bahwa Tuhan masih memperdulikan saya.

51. Saya merasa bahwa tidak peduli apa yang saya lakukan sekarang, saya tidak akan

Page 104: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

91

menebus kesalahan yang saya buat di masa lalu.

52. Tujuan hidup saya tumbuh dari pemahaman agama saya.

53. Saya yakin dengan agama yang saya anut.

54. Saya memandang diri saya sebagai umat yang taat pada agama yang telah saya pilih sebagai pedoman hidup.

55. Saya bersungguh-sungguh menerapkan keimanan saya ke dalam aspek kehidupan.

56. Secara keseluruhan, saya merupakan orang yang memiliki tingkat religius yang tinggi.

SELESAI PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 105: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

81

81

Page 106: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

92

81

Lampiran 3

Gambar 3.1 Path diagram Work-family conflict

Page 107: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

93

Gambar 3.2 Path diagram Workload

Gambar 3.3 Path diagram Daily spiritual experience

Page 108: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

94

Gambar 3.4 Path diagram Meaning

Gambar 3.5 Path diagram Values

Page 109: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

95

Gambar 3.6 Path diagram Beliefs

Gambar 3.7 Path diagram Forgiveness

Page 110: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

96

Gambar 3.8 Path diagram Private religious practices

Gambar 3.9 Path diagram Religious coping

Page 111: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

97

Gambar 3.10 Path diagram Religious support

Gambar 3.11 Path diagram Religious history

Page 112: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

98

Gambar 3.12 Path diagram Commitment

Gambar 3.13 Path diagram Organizational religiousness

Page 113: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

99

Gambar 3.14 Path diagram Religious preference

Page 114: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

100

Lampiran 4

SYNTAX UJI VALIDITAS WORK-FAMILY CONFLICT

UJI VALIDITAS WORK FAMILY CONFLICT DA NI=18 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 PM SY FI=WFC.COR MO NX=18 NK=1 TD=SY LK WORK FAMILY CONFLICT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 FR LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 FR LX 17 1 LX 18 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS

WORKLOAD

UJI VALIDITAS WORKLOAD DA NI=9 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 PM SY FI=WL.COR MO NX=9 NK=1 TD=SY LK WORKLOAD FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 PD OU SS MI TV

Page 115: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

101

SYNTAX UJI VALIDITAS DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE

UJI VALIDITAS DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE DA NI=10 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 PM SY FI=DSE.COR MO NX=10 NK=1 TD=SY LK DAILY SPIRITUAL EXPERIENCE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 8 7 TD 10 2 TD 8 1 TD 4 2 TD 7 1 TD 6 3 TD 8 5 TD 6 5 TD 10 6 TD 3 2 FR TD 7 5 TD 10 9 TD 9 6 TD 2 1 TD 8 6 TD 3 1 TD 10 8 TD 4 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS MEANING

UJI VALIDITAS MEANING DA NI=6 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=MEANING.COR MO NX=6 NK=1 TD=SY LK MEANING FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 3 TD 2 1 TD 5 4 PD OU SS MI TV

Page 116: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

102

SYNTAX UJI VALIDITAS VALUES

UJI VALIDITAS VALUES DA NI=4 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 PM SY FI=VALUES.COR MO NX=4 NK=1 TD=SY LK VALUES FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS BELIEFS

UJI VALIDITAS BELIEFS DA NI=4 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 PM SY FI=BELIEFS.COR MO NX=4 NK=1 LK BELIEFS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU SS MI TV

Page 117: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

103

SYNTAX UJI VALIDITAS FORGIVENESS

UJI VALIDITAS FORGIVENESS DA NI=3 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 PM SY FI=FORGIVENESS.COR MO NX=3 NK=1 LK FORGIVENESS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS PRIVATE RELIGIOUS PRACTICES

UJI VALIDITAS PRIVATE RELIGIOUS PRACTICES DA NI=4 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 PM SY FI=PRP.COR MO NX=4 NK=1 TD=SY LK PRIVATE RELIGIOUS PRACTICES FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 TD 2 1 PD OU SS MI TV

Page 118: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

104

SYNTAX UJI VALIDITAS RELIGIOUS COPING

UJI VALIDITAS RELIGIOUS COPING DA NI=6 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=RC.COR MO NX=6 NK=1 TD=SY LK RELIGIOUS COPING FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 5 TD 5 1 TD 5 4 TD 4 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS RELIGIOUS SUPPORT

UJI VALIDITAS RELIGIOUS SUPPORT DA NI=6 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 PM SY FI=RS.COR MO NX=6 NK=1 TD=SY LK RELIGIOUS SUPPORT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 5 TD 2 1 TD 6 2 TD 5 3 TD 5 1 TD 6 4 PD OU SS MI TV

Page 119: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

105

SYNTAX UJI VALIDITAS RELIGIOUS HISTORY

UJI VALIDITAS RELIGIOUS HISTORY DA NI=4 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 PM SY FI=RH.COR MO NX=4 NK=1 TD=SY LK RELIGIOUS HISTORY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 3 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS COMMITMENT

UJI VALIDITAS COMMITMENT DA NI=3 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 PM SY FI=COMIT.COR MO NX=3 NK=1 TD=SY LK COMMITMENT FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 PD OU SS MI TV

Page 120: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

106

SYNTAX UJI VALIDITAS ORGANIZATIONAL RELIGIOUSNESS

UJI VALIDITAS ORGANIZATIONAL RELIGIOUSNESS DA NI=3 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 PM SY FI=OR.COR MO NX=3 NK=1 LK ORGANIZATIONAL RELIGIOUSNESS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 PD OU SS MI TV

SYNTAX UJI VALIDITAS RELIGIOUS PREFERENCE

UJI VALIDITAS RELIGIOUS PREFERENCE DA NI=3 NO=156 MA=PM LA X1 X2 X3 PM SY FI=RP.COR MO NX=3 NK=1 TD=SY LK RELIGIOUS PREFERENCE FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 PD OU SS MI TV

Page 121: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

107

Lampiran 5 Blueprint lengkap skala Work-family conflict

Dimensi Indikator No. Item Contoh Item Time-based

conflict • Waktu untuk pekerjaan

mengurangi waktu untuk keluarga

• Waktu untuk keluarga mengganggu pekerjaan

1, 2, 3, 4, 5,6 • Saya melewatkan kegiatan bersama keluarga karena waktu duhabiskan untuk bekerja

Strain-based conflict

• Tekanan dari pekerjaan mempengaruhi peran keluarga

• Keluarga menekan pekerjaan

7, 8, 9, 10, 11, 12

• Karena stres di rumah, saya sering disibukkan dengan urusan keluarga di tempat kerja

Behavior-based conflict

• Pola perilaku pada pekerjaan mempengaruhi peran keluarga

• Perilaku tidak efektif di tempat kerja

13, 14, 15, 16, 17, 18

• Pemecahan masalah yang biasa saya lakukan di rumah tampaknya tidak dapat dilakukan di tempat kerja

Total 18 Blueprint lengkap skala Workload

Dimensi Indikator No. Item Contoh Item Workload • Mengerjakan pekerjaan

berdasarkan waktu 1, 4*

• Pekerjaan saya

mengharuskan saya bekerja secara cepat

• Mengerjakan beban kerja berlebih dan usaha yang keras

2, 3*

• Tuntutan masalah pekerjaan

5*

• Pekerjaan membutuhkan konsentrasi

6

• Tugas pekerjaan terganggu

7*

• Pekerjaan yang menyibukkan

8

• Menunggu rekan lain menyelesaikan pekerjaannya

9

Total 9

Page 122: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

108

Blueprint lengkap skala Religiusitas

Dimensi Indikator No. Item Contoh Item Daily spiritual

experience • Adanya koneksi

dengan Tuhan 1

• Saya meminta bantuan Tuhan dalam kegiatan sehari-hari

• Keterlibatan Tuhan dalam kegiatan sehari-hari

4, 7, 8, 9, 10*

• Perasaan kagum dan rasa syukur

2, 3

• Kenyamanan dan kedamaian memeluk agama

5,6

Meaning • Makna spiritual bagi kehidupan

12*, 32, 51*

• Ketika saya terputus dari dimensi spiritual dalam hidup ini, saya menjadi kehilangan tujuan

• Memiliki tujuan hidup melalui agama

11*, 30*, 31

Values • Nilai-nilai yang dianut dalam agama

13*, 14, 49, 52 • Agama mengajarkan saya mana yang baik dan mana yang buruk

Beliefs • Percaya bahwa Tuhan

selalu mengawasi 15, 48* • Saya percaya bahwa

Tuhan selalu mengawasi saya

• Percaya tentang kehidupan setelah kematian

16

• Percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya

50

Forgiveness • Memaafkan diri sendiri 27 • Saya telah memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti saya

• Memaafkan kesalahan orang lain

28

• Mengetahui bahwa Tuhan Maha Pengampun

29

Private religious practices

• Mempraktikkan agama dalam kehidupan

17, 40, 41, 42 • Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas

Page 123: PENGARUH WORKLOAD DAN RELIGIUSITAS TERHADAP WORK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38286/1/REVA HARRY... · Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

109

Dimensi Indikator No. Item Contoh Item Religious coping • Coping positif 24,25,26

• Saya mengingat

Tuhan untuk kekuatan, dukungan, serta bimbingan dalam keadaan susah

• Coping negatif 33*, 34*, 35* Religious support • Dukungan spiritual

dari orang terdekat 36, 37, 39, 46*

• Saya saling

mengingatkan sesama umat beragama

• Dukungan spiritual dari sesama umat beragama

38, 45*

Religious history • Taat agama sejak kecil 18 • Saya taat beribadah sewaktu kecil

• Pengalaman religius mengubah pribadi

44*

Commitment • Komitmen terhadap agama yang dianut

43, 47*, 55 • Saya berusahauntuk membawa agama saya ke dalam semua urusan dalam hidup

Organizational religiousness

• Melakukan kegiatan/acara yang berhubungan dengan agama

21, 22, 23

• Saya sering melakukan kegiatan religi di tempat ibadah

Religious preference

• Pilihan agama yang dianut

53, 54, 56 • Saya yakin dengan agama yang saya anut

Total 56