14
Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem Budidaya Hidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan) Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 - Telp. 0298-321212 ext 354 email: [email protected], website: ejournal.uksw.edu/agric Terakreditasi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berdasarkan SK No 21/E/KPT/2018 Diterima: 2 November 2019, disetujui, 13 Desember 2019 PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa var. Crispa L) DENGAN SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK RAKIT APUNG EFFECT OF LED LIGHT SOURCE VARIATION TOWARD CURLY LETTUCE (Lactuca sativa var. Crispa L) GROWTH AND YIELD IN HYDROPONIC RAFT SYSTEM Antonius Novinanto 1 dan Andree Wijaya Setiawan 2 1 2 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga – Indonesia 5071 e-mail: [email protected]; [email protected] ABSTRACT In conventional curly lettuce cultivation there are several obstacles such as altitude, temperature, humidity, nutrient availability and light intensity that caused lettuce can not grow optimally. Indoor cultivation is one way to overcome problems that occurred in conventional cultivation, one of which is the intensity of light that is not suitable for the growth of lettuce plants. This study aims to determine the optimal LED electrical power and the effect of white LED lights and grow light on growth of lettuce plants with floating raft hydroponic cultivation system. This research has been carried out at Satya Wacana Christian University’s Faculty of Agriculture and Business seed laboratory. The study used a randomized block design with six treatments: 100 watt grow light; 200 watt grow light; 300 watt grow light; 100 watt white light; 200 watt white light; 300 watt white light, which will be repeated four times. Parameters to be measured include the number of leaves, canopy diameter, crown wet weight, root wet weight, chlorophyll b, total chlorophyll and leaf area. Light intensity treatment carried out with a box with a size of 1x1 m placed in a dark room. The results showed that the 300 watt grow light treatment gave the best results, with canopy diameter (45.10 cm), number of leaves (18.25 strands), canopy wet weight (225,967 g), heavy dry canopy weight (9.90 g), canopy dry weight (4.75 g), and leaf area 6195,378 (mm). Keywords: curly lettuce, light intensity, light source, light color, LED. 191

PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60 SALATIGA 50711 - Telp. 0298-321212 ext 354

email: [email protected], website: ejournal.uksw.edu/agric

Terakreditasi Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan T inggi berdasarkan SK No 21/E/KPT/2018

Diterima: 2 November 2019, disetujui, 13 Desember 2019

PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP PERTUMBUHANDAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa var. Crispa L) DENGAN SISTEM

BUDIDAYA HIDROPONIK RAKIT APUNG

EFFECT OF LED LIGHT SOURCE VARIATION TOWARD CURLY LETTUCE(Lactuca sativa var. Crispa L) GROWTH AND YIELD

IN HYDROPONIC RAFT SYSTEM

Antonius Novinanto1 dan Andree Wijaya Setiawan2

1 2Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana,Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga – Indonesia 5071

e-mail: [email protected]; [email protected]

ABSTRACT

In conventional curly lettuce cultivation there are several obstacles such as altitude,temperature, humidity, nutrient availability and light intensity that caused lettuce can notgrow optimally. Indoor cultivation is one way to overcome problems that occurred inconventional cultivation, one of which is the intensity of light that is not suitable for the growthof lettuce plants. This study aims to determine the optimal LED electrical power and the effectof white LED lights and grow light on growth of lettuce plants with floating raft hydroponiccultivation system. This research has been carried out at Satya Wacana Christian University’sFaculty of Agriculture and Business seed laboratory. The study used a randomized block designwith six treatments: 100 watt grow light; 200 watt grow light; 300 watt grow light; 100 wattwhite light; 200 watt white light; 300 watt white light, which will be repeated four times.Parameters to be measured include the number of leaves, canopy diameter, crown wet weight,root wet weight, chlorophyll b, total chlorophyll and leaf area. Light intensity treatment carriedout with a box with a size of 1x1 m placed in a dark room. The results showed that the 300 wattgrow light treatment gave the best results, with canopy diameter (45.10 cm), number of leaves(18.25 strands), canopy wet weight (225,967 g), heavy dry canopy weight (9.90 g), canopy dryweight (4.75 g), and leaf area 6195,378 (mm).

Keywords: curly lettuce, light intensity, light source, light color, LED.

191

Page 2: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

ABSTRAK

Dalam budidaya selada kriting secara konvensional terdapat beberapa kendala seperti ketinggiantempat, suhu, kelembapan, ketersediaan unsur hara dan intesitas cahaya sehingga menyebabkanpertumbuhan tanaman selada tidak dapat tumbuh maksimal. Budidaya indoor merupakan salahsatu cara untuk mengatasi permasalahan di lahan salah satunya intensitas cahaya yang tidakmencukupi untuk pertumbuhan pertumbuhan tanaman selada. Penelitian ini bertujuan untuk,mengetahui daya lampu LED yang optimal dan pengaruh penggunaan lampu LED cahaya putihdan grow light terhadap pertumbuhan tanaman selada dengan sistem budidaya hidroponik rakitapung. Penelitian ini telah dilakukan di laboratorium benih Fakultas Pertanian dan Bisnis UniversitasKristen Satya Wacana. Rancangan yang digunakan RAK (Rancangan Acak Lengkap) denganenam perlakuan: 100 watt grow light; 200 watt grow light; 300 watt grow light; 100 watt cahayaputih; 200 watt cahaya putih; 300 watt cahaya putih, yang akan diulang sebanyak empat kali.Parameter yang diamati meliputi jumlah daun, diameter tajuk, berat berangkasan basah tajuk,berat berangkasan basah akar, klofil a, klofil b, total klorofil dan luas daun. Perlakuan intesitascahaya yang dilakukan dengan kotak dengan ukuran 1x1 m ditempatkan dalam ruang gelap. Hasilpenelitian menunjukan bahwa pelakuan 300 watt grow light memberikan hasil terbaik, dengandiameter tajuk (45,10 cm), jumlah daun (18,25 helai), berat berangkasan basah tajuk (225,967 g),berat berat berangkasan kering tajuk (9,90 g) , berat berangkasan kering tajuk (4,75 g), dan luasdaun 6195,378(mm).

Kata kunci : selada keriting, intensitas cahaya, sumber cahaya, warna cahaya, LED.

PENDAHULUAN

Selada merupakan salah satu jenis sayuran yangbanyak digemari oleh masyarakat. Tanamanselada memiliki tingkat nilai gizi tinggi dimana,dalam 100 g daun selada memiliki kandungankalori sebesar 15,00 kal, protein mencapai 1,20g, lemak 0,2 g, karbohidrat sebasar 2,9 g, Ca22,00 g, P 25 mg, Fe 0,5 mg, Vitamin A 540 SI,Vitamin B 0,04 mg dan air sebanyak 94,80 g(Komala, 2017).

Selada pada umunya dimakan mentah sebagailalapan dan dapat juga dibuat sabagai saladsayur. Selada memiliki peluang pasar yangcukup besar, baik untuk memenuhi kebutuhanpasar domestik maupun pasar internasional.Permintaan selada terus meningkat, dimanapada tahun 2012 permintaan selada diIndonesia mencapai 2.792 ton, sementaraproduksi dalam negeri tidak dapat memenuhi

kebutuhan selada yang di butuhkan, sehinggadi lakukan impor selada pada sebesar 145 ton(Badan Pusat Statistik, 2012). Permintaan,selada yang cukup tinggi menjadikan sayuranselada keriting memiliki nilai ekonomi yangcukup tinggi pula.

Dalam budidaya tanaman selada secarakonvensional, terdapat beberapa kendalaseperti keterbatasan lahan. Beralihnya fungsilahan pertanian menjadi bangunan perumahandan perkatoran menyebabkan penurunan lahanpertanian setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik(2018) menyebut luas lahan pertanian mengalamipenurunan. Pada tahun 2017 lahan pertanianseluas 7,75 juta hektar pada tahun 2018mengalami penurunan sebesar 0,65 juta hektardimana pada tahun 2018 lahan pertanian hanyamencapai luasan 7,1 juta hektar. Sehinggadilakukan budidaya tanaman secara indoor.Budidaya tanaman secara indoor terdapat

192

Page 3: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

kendala yaitu kurangnya intesitas cahaya yangmenyebabkan tanaman tidak dapat tumbuhdengan optimal. Dalam budidaya tanamanintensitas cahaya merupak faktor penting untukterpenting dalam proses pertumbuhan tanaman.Dimana cahaya berperan penting dalamberlangsungnya proses fotosintesis padatanaman (Syafriyudin, 2015).

Untuk memenuhi kebutuhan intesitas cahaya,dapat dilakukaan dengan pemberian intesitascahaya yang bersumber dari lampu LED.Keuntungan penggunaan lampu LEDdiantaranya memiliki spektrum cahaya yangkecil, konsumsi daya listrik yang lebih rendahdibandingkan dengan lampu neon dan lampupijar, serta panas yang dihasilkan dari lampuLED lebih rendah dibandingkan dengan jenislampu yang lain (Restiani et al, 2015). Tidaksemua warna cahaya dapat diserap olehtanaman. Warna cahaya yang diserap olehtanaman yaitu cahaya merah dan biru, dimanacahaya merah dan biru baik untuk pertumbuhantanaman, karena klorofil menyerap cahayamerah dan biru sehingga fotosintesis dapatberjalan secara optimal. Berdasarkan penelitianSugara (2012) di Amazing Farm Lembang,penerapan teknologi dengan penambahanpenyinaran lampu LED dengan sistem budidayaaeroponik pada tanaman selada dapat mening-katkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada.

Tanaman selada dapat tumbuh dengan optimaldengan tercukupinya intensitas cahaya dankualitas cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman.Untuk memcukupi kebutuhan intensitas dankualitas warna cahaya yang dibutuhkan olehtanaman dapat digunakan lampu LED. Dimanalampu LED cukup rendah dalam konsumsi

listrik. Namun belum diketahui daya lampu LEDdan warna cahaya yang sesuai untuk per-tumbuhan tanaman. Oleh karena itu penelitianini dilakuan untuk mengetahui daya lampu LEDdan warna cahaya yang baik untuk pertumbuh-an tanaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan di laboratoriumbenih Fakultas Pertanian dan Bisnis UniversitasKristen Satya Wacana. Penelitian telahdilaksanakan pada bulan April hingga bulanAgustus 2019. Rancangan yang digunakandalam penelitian ini adalah Rancangan AcakKelompok (RAK) dengan enam perlakuan danmasing-masing diulang sebanyak empat kali.Perlakuan yang akan digunakan dalampenelitian ini berupa, warna cahaya dan tingkatintesitas cahaya yang dibagi menjadi enamperlakuan yaitu perlakuan sumber cahayalampu LED grow light 100 watt, LED growlight 200 watt, LED grow light 300 watt, LEDwarna putih 100 watt, LED warna putih 200watt, LED warna putih 300 watt.

Parameter yang dimati meliputi jumlah daunyang diukur tiga hari sekali dengan cara dihitungjumlah daun yang membuka sempurna,diameter tajuk diukur tiga hari sekali padadiameter terlebar, berat berangkasan basahtajuk dan berat berangkasan akar denganmetode gravimetric merupakan penimbangandengan sifat pemurnian, dengan cara mengovenselama 48 jam dengan suhu 400C sampaidengan berat konstan, total klorofil denganmetode spektrofotometri dengan bahan pelarutDSMO merupan pelarut organik polar yanglebih efektif dari pada pelarut yang lain

193

Page 4: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

(Limantara dan Heriyanto 2010) dan luas daundengan menggunakan software iDaun dengancara mendigitasi pada tepi daun . Data hasilpengujian kemudian dianalisis dengan analisissidik ragam satu arah (One Way Analysis ofVarians) menggunakan program SAS 9.2. Ujiposterior Beda Nyata Jujur (BNJ) kepercayaan95% dilakukan untuk mengetahui perbedaanantar perlakuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingat intensitas cahaya selama penelitian, sejakpagi sampai sore tidak mengalami perubahandikarenakan sumber cahaya hanya berasal darilampu LED itu sendiri. Pada perlakuan LEDgrow light 100 watt mencapai 3490 lux,perlakuan LED grow light 200 watt sebesar4850 lux, perlakuan LED grow light 300 wattdengan intensitas cahaya 5330 lux, perlakuanLED warna putih 300 watt sebesar 7890 luxperlakuan LED warna putih 200 watt sebesar4460 lux, dan perlakuan LED warna putih 100watt sebesar 3240 lux.

Berdasarkan pengukuran intensitas cahayamengunakan lux meter, intensitas cahaya LEDdengan cahaya grow light tertinggi diperolehpada perlakuan 300 watt grow light, dimanaperlakuan ini menggunakan lampu dengan daya300 watt sehingga cahaya yang dihasilkan lebihtinggi dibandingkan dengan perlakuan 100 wattgrow light dan 200 watt grow light. Padaperlaluak intensitas cahaya LED dengan cahayaputih, tingkat intensitas cahaya tertinggi padaperlakuan 300 watt putih, dimana padaperlakuan ini mengunakan lampu dengan listrik300 watt, sehingga menghasilkan intensitascahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan 200 watt putih dan 100 watt putih.Suhu dan kelembapan pada ruang gelap padapagi hari antara mencapai 19,8 - 25,40Cdengan RH 47 - 49% pada siang hari suhu men-capai 28,6– 30.50C dengan RH 37- 41%, sorehari suhu mencapai 27,5 - 28,80C dengan RH34 - 39%.

Berdasarkan hasil uji sidik ragam, tingkatintensitas cahaya berpengaruh sangat nyataterhadap jumlah daun dan diameter tajuk.Semakin tinggi tingkat intensitas cahaya makapertumbuhan tanaman akan semakin optimalsehingga memberikan hasil hasil terbaik padavariabel diameter jatuk dan jumlah daun(Haryadi dan Denis. 2017).

Perlakuan Diameter Tajuk Jumlah Daun100w grow light 37,30 (C) 10,00 (C)200w grow light 41,90 (AB) 13,25 (B)300w grow light 45,10 (A) 18,25 (A)

300w putih 43,70 (A) 17,25 (A)200w putih 39,20 (B) 10,75 (C)100w putih 30,70 (D) 9,50 (C)

KV(%) 3,81 6,10

Tabel 1 Parameter pertumbuhan

Diameter Tajuk

Diameter tajuk merupakan parameter pentingdalam budidaya tanaman selada, dimanasemakin lebar diameter tajuk maka luas daunsemakin luas, sehingga menghasilkan hasilpanen yang tinggi pula. Diameter tajuk diukurtiga hari sekali mulai pindah tanam, diukur padatajuk terlebar.

194

Page 5: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

Dari hasil penelitian pada Gambar 1, dimanahasil pengukuran diameter tajuk setiap tiga harisekali mengalami kenaikan dari awal pindahtanam sampi dengan panen, pada perlakuan300 watt grow light dan perlakuan 300w putihtidak berbeda nyata, akan tetapi berbeda nyatadengan perlakuan 200 watt grow light, 200watt putih, 100 watt grow light dan 100 wattputih. Pada perlakuan 300 watt grow lightmem-peroleh hasil diameter tajuk tertinggisebesar 45,1 cm, dimana semakin luas diametertajuk maka cahaya yang ditangkap semakinbesar pula, pada perlakuan 300 watt grow lighttanaman selada memperoleh intensitas cahayayang cukup serta warna cahaya perpaduanantara warna merah dengan warna biru yangmenyebabkan tanaman selada mengalamipertumbuhan lebih baik dibandingkan denganperlakuan warna cahya putih. Dimana padapelakuan 300 watt grow light mengunakanlampu 300 watt dengan warna cahaya growlight. Cahaya grow light dapat mempercepatproses fotosintesis pada tanaman. Cahayadengan warna biru dan merah baik untukpertumbuhan tanaman dikarenakan klorofil

menyerap cahaya biru dan merah sehingga foto-sintesis berjalan dengan optimal dibandingkandengan cahaya lain (Syafriyudin, 2015). Cahayabiru digunakan tanaman untuk pada fasevegetatif dan cahaya merah digunakn tanamanpada fase generatif. (Soeleman dan Rahayu,2013).

Perlakuan 100 watt putih memperoleh hasildiameter tajuk terkecil sebesar 30,70 cmdimana pada perlakuan ini tanaman mengalamietiolasi. Etiolasi ditunjukan dengan bentuk daunyang sempit serta batang tanaman selada yangmemanjang. Diamana pada perlakuan 100 wattputih, menggukana lampu LED dengan daya100 watt sehingga intesitas cahaya yangdihasilkan cukup rendah dan tidak dapatmemenuhi kebutuhan cahaya yang dibutuhkanoleh tanaman.

Jumlah Daun

Jumlah daun merupakan parameter pentingdalam budidaya tanaman selada, dimanatanaman selada yang dapat dikonsumsi bagiandaun saja, semakin banyak jumlah daun makapertumbuhan tanaman semakin maksimal.

Gambar 1 Grafik diameter tajuk, dilakukan pengukuran tiga hari sekali

195

Page 6: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

Gambar 2 Grafik jumlah daun yang diamati 3 hari sekali

Berdasarkan Gambar 2, pada perlakuan 300watt grow light dan 300 watt putih tidakberbeda nyata, akan tetapi berbedanya denganperlakuan yang lain, dimana pada perlakuan300 watt grow light memiliki jumlah daunterbanyak dengan rata-rata daun sejumlah18,25 helai, dimana pada perlakuan inimengunakan lampu LED 300 watt. Padapelakuan 300 watt grow light tanamanmemperoleh cahaya yang cukup dan warnacahaya peraduan antara cahaya ungu danmerah, berdasarkan penelitian Mikrajuddin(2017) dimana pada tanaman yang ditanampada cahaya merah dan ungu membuattanaman mengalami pertumbuhan tanaman yanglebih cepat dan jumlah daun semakin banyak,sehingga pertumbuhan tanaman dapat tumbuhmaksimal dan tanaman tidak mengalami etiolasi,dengan ditunjukan batang daun yang pendekdan jarak atar ruas daun sangatlah rapat sertadaun yang lebih lebar dibandingakan denganperkaluan yang lain.

Perlakuan 100 watt grow light memperolehhasil jumlah daun terendah sebanyak 9,5 helai,pada pelakuan 100 watt grow light tanaman

mengalami kekurangan intensitas cahaya, yangmenyebabkan tanaman mengalami etiolasisehingga tanaman tidak dapat tumbuh secaramaksimal. Dimana cahaya berperan pentinguntuk mendukung proses fotosintesis tanaman.Menurut Pertamawati (2010), Prosesfotosintesis akan optimal apabila daun yangmenjadi tempat berlangsungnya prosesfotosintesis memiliki jumlah daun yang banyak,dimana semakin banyak jumlah daun sertamemiliki luas daun yang besar, dapat menangkapcahaya lebih tinggi sehingga pertumbuhantanaman dapat tumbuh maksimal. Baur et al.(2014) berpendapat jumlah daun akanmempengaruhi perkembangan tanaman,dimana semakin banyak jumlah daun makasemakin banyak cahaya yang ditangkap pulasehingga prosesfotosintesis meningkat.

Parameter Hasil Panen

Tanaman selada dapat dipanen pada umur 30hari setelah pindah tanaman. Berdasarkan hasiluji lanjut BNJ menggunakan taraf nyata 5%,pada parameter berat berangkasan basah tajuk,berat berangkasan basah akar perlakuan 300

196

Page 7: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

watt grow light menunjukkan hasil terbaik,dibandingkan dengan parameter yang lain.

Berat Berangkasan Basah Tajuk

Parameter berat berangkasan basah tajukmerupakan parameter penting dimana semakinberat berangkasan basah tajuk maka hasilpanen yang diperoleh semakin tinggi pula.

Berdasarkan Gambar 3, pada perlakuan 300watt grow light berbedanya nyata denganperlakuan yang lainnya, dimana perlakuan 300watt grow light memperoleh hasil terbaikdiban-dingkan dengan perlakuan 300 wattgrow light, 200 watt grow light, 200w putih,100 watt grow light dan 100 watt putih, denganhasil rata-rata sebesar 225,977 g, padaperlakuan 100 watt putih menunjukan hasilterendah dengan hasil rata-rata sebesar 10,75g.Sari et al., (2015) berpendapat penurunanberat segar berkaitan dengan diameter tajuk,jumlah daun, luas daun dan panjang akar,semakin kecil diameter tajuk dan semakinsedikit jumlah daun makan berat yang diperolehakan kecil pula. Berdasarkan penelitianSusilowati, (2015) menyatakan bahwa semakinbesar tingkat intensitas cahaya berpengaruh

terhadap berat berangkasan basah tajuk,dimana semakin tinggi tingkat intensitas cahayamaka proses fotosintesis akan lebih cepat. Hasilfotosintesis akan ditranslokasikan keseluruhjaringan tanaman melalui floem, yang selanjutnyaenergi hasil fotosintesis akan dipergunakantanaman untuk menunjang pertumbuhan tunas,daun, dan batang sehingga tanaman dapat

tumbuh optimal (Komala, 2017). Semakinbesar daya listrik yang dibutuhkan oleh lampuLED maka intesitas yang dihasilkan oleh lampuLED akan semakin besar pula.

Pada perlakuan 300 watt grow light meng-gunakan 300 watt, dengan cahaya lampu LEDgrow light, dimana cahaya lampu LED growlight merupakan perpaduan antara cahayaberwarna merah dan biru. Cahaya yangdibutuhkan oleh tanaman untuk prosesfotosintesin yaitu cahaya merah dan biru.sehingga tanaman pada perlakuan cahaya growlight dapat tumbuh dengan maksimaldibandingkan lampu LED dengan warnacahaya putih. Cahaya yang bersumber dari sinarmatahari tidak semua digunakan oleh tanamanuntuk proses fotosintesis. Hal ini disebut sebagai

Gambar 3 Grafik Berat Brangkasan Basah Tajuk

197

Page 8: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

Photosynthetically Active Radiation (PAR)dengan rentang panjang gelombang kisaran(400-700) nm tergolong kedalam spektrumcahaya tampak (380-770) nm, dimana cahayatampak dapat terlihat oleh mata manusia.Berdasarkan penelitan Sulistyaningsih et al.,(2015) pemberian warna cahaya merah danbiru memberikan hasil terbaik pada parameterberat berangkasan basah tajuk pada tanamancaisin usia empat minggu setelah pindahtanaman mencapai 192 g dibandingkan denganperlakuan yang lain.

Berat Brangkasan Basah Akar

Bedasarkan hasil penelitian berat berangkasanbasah akar pada gambar 4, Berat berangkasanbasah akar tertinggi pada perlakuan 300 wattgrow light sebesar 20,21 g. Perlakuan 300watt grow light dan perlakuan 300 watt putihtidak berbeda nyata dimana pada perlaku iniselisih berat berangkasan basah akar hanyasebesar 0,16 g, akan tetapi berbeda nyatadengan perlakuan 200 watt grow light, 200watt putih, 100 watt grow light dan 100 wattputih. Semakin besar lampu yang diberikanmakan intesitas cahaya yang dihasilkan akan

semakin besar pula dimana pada pelakuan 300watt grow light dan P3P lampu menggunakandaya 300 watt dengan intensitas cahaya padaperkaluan 300w grow light sebesar 5132,5lux dan pada perakuan P3P intensitas cahayasebesar 8347,5 lux.

Intensitas cahya yang dihasilkan dari cahayalampu LED berpengaruh terhadap pertumbuh-an tanaman, dimana semakin tinggi tingkatintesitas cahaya maka pertumbuhan tanamandapat tumbuh secara optimal. Berdasarkanpenelitian Susilowati (2015), semakin tinggitingkat intesitas cahaya yang dihasilkan oleh

lampu LED maka berat berangkasan akar yangdihasilkan sekamin tinggi pula. Menurut Hasan(1987) menyatan bahwa tingkat intesitas cahayayang diperoleh tanaman mempengaruhi serapanhara tanaman.

Berat Brangkasan Kering Tajuk

Pada hasil parameter berat berangkasan keringtajuk pada perlakuan 300 watt grow lightberbeda nyata terhadap perlakuan yang lain,dimana pada perlakuan 300 watt grow lightmemperoleh hasil terbaik dibandingan dengan

Gambar 4 Grafik Berat Brangkasan Basah Akar

198

Page 9: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

perlakuan yang lain, dengan berat berangkasankering tajuk mencapai 9,90 g. Dimana padaperlakuan 300 watt grow light menggunakanlampu LED dengan daya lampu 300 wattdengan warna cahaya grow light seinggapertumbuhan tanaman dapat tumbuh denganmaksimal. Pada perlakuan 100 watt putih,tanaman memperoleh intensitas cahaya rendahyang mengakibatkan pertumbuhan tidak dapattumbuh dengan maksimal.

Gambar 5 Grafik Berat Brangkasan Kering Tajuk

Berat kering dapat diperoleh dengan maksimaljika tanaman mendapatkan intensitas cahayapenuh (Lindawati 2015). Berat kering dari hasilpanen yang diperoleh merupakan hasilpeningkatan asimilasi CO2 bersih selamaterjadinya pertumbuhan vegetatif tanaman(Perwitasari, 2012)

Berat Brangkasan Kering Akar

Gambar 6 Grafik Berat Brangkasan Kering Akar

199

Page 10: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

Berdasarkan Gambar 6 hasil terbaik beratbrangkasan kering akar pada perlakuan 300watt grow light . Pelakuan 300 watt grow lightdan 300w putih tidak berbeda nyata melainkanberbeda nyata terhadap perlakuan 200 wattgrow light, 200 watt putih, 100 watt growlight dan 100 watt putih dimana pada perlakuan100 watt putih tanaman memperoleh intensitascahaya rendah yang mengakibatkan pertumbuhantanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal.Berdasarkan hasil penelitian dari parameterberat brangkasan basah tajuk, berat berang-kasan basah akar, berat brangkasan keringtajuk, jumlah daun dan diameter tajuk menun-jukan bahwa perlakuan 300w grow lightmerupakan perlakuan yang terbaik.

Kadar Klorofil

Untuk mengetahui kandungan klorofil padatanaman selada dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kadarklorofil a, klorofil b dan total klorofil padatanaman selada antar semua perlakuan tidakberbeda nyata. Menurut Sayekti et al., (2017)kandungan klorofil dipengaruhi oleh intensitascahaya, dimana intensitas cahaya memilikiperanan penting dalam proses fotosintesis,

Tabel 2 Rata-Rata Kandungan Klorofil A, Klorofil B dantotal klorofil pada Tanaman Selada (µg/ml)

klofofil berhubungan dengan jumlah energi yangditerima untuk melakukan proses fotosintesis.Kandungan klorofil pada perlakuan spekrtumcahaya merah dan biru tidak berbeda nyatadengan spektrum cahaya warna putih, meskipunkandungan klorofil tertinggi pada didapat padaperlakuan pemberian cahaya warna merah(Wicaksono, 2014). Nilai tertinggi yaitu padaperlakuan 100 watt putih dengan denganparameter klorofil a dan total klofil. Dimanapada perlakuan klorfil b nilai tertinggi padaperlakuan 200 watt grow light dimana dayalampu dan warna cahaya tidak mempengaruhiterhadap pertumbuhan tanaman seladameskipun pada perlakuan 100 watt putihmemperoleh hasil tertinggi.

Luas Daun

Untuk mengetahui rata-rata luas daun padatanaman selada dapat dilihat pada Gambar 7.

Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat luas dauntanaman selada tertinggi yaitu pada perlakuan300 watt grow light dengan nilai rata-rata6195,38 cm2, dimana pada perlakuan 300 wattgrow light berbeda nyata terhap perlakuanyang lain. Luas daun tanaman salada terendahyaitu pada perlakuan 100 watt putih dengan

200

Page 11: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

nilai rata-rata 352.09 cm2, dimana padaperlakuan 100 watt putih menggukan dayalampu 100 watt dengan warna cahaya putih,sehingga cahaya yang dikeluarkan darilampu LED sangat rendah dan tidakdapat memenuhi kebutuhan intesitascahaya tanaman selada yang meng-akibatkan pertumbuhan tanaman tidakdapat tumbuh secara optimal dengan.Semakin tinggi tingkat intensitas cahayamaka luas daun yang di hasilkan sema-kin tinggi pula, dimana pada perlakuandengan tingkat intesitas cahaya 8830lux memperoleh hasil luas daun terlebardibandingkan dengan perlakuan lain(Nurdianna et ol., 2018). Widiastuti etal., (2004) menyatakan bahwa rendahnyaintensitas cahaya menyebabkan pertumbuhantanaman terhambat,sehingga luas daun menjadisempit. Penurunan jumlah daun yang terbentukjuga menurunkan luas daun, karena lajufotosintesis ikut menurun. Pada perlakuan 300watt dengan cahaya lampu LED grow light,sehingga tanaman dapat tumbuh denganoptimal, dan menghasilkan luas daun tanamanselada dengan jumlah luas pula dibandingkanlampu LED dengan warna putih.

Gambar 7 Rata-Rata Luas Daun Tanaman Selada (cm2)

Korelasi Sumber Cahaya dan LamaPenyinaran Terhadap PertumbuhanTanaman Selada

Tabel 3 Nilai Korelasi Antar Parameter Pertumbuhan

Keterangan: (DK: diameter Tajuk; JD: jumlah daun; BBT: berat basahtajuk; BBA: berat basah akar; BKT: berat kering tajuk; BKA: berat keringakar;TK: total klorofil; KA: klorofil a; KB: klorofil b)

Tabel 3 menunjukkan nilai korelasi antarparameter pertumbuhan yang telah diamatipada subbab sebelumnya. Berdasarkan hasilanalisis statistik menggunakan uji korelasi,parameter jumlah daun memiliki korelasi sangatkuat secara signifikan (Sig. 2-tailed value<0.05) dengan parameter diameter krop padanilai korelasi sebesar 0.849 (> r tabel 0.4044).Diameter krop dalam hal ini sangat dipengaruhioleh jumlah daun dimana daun adalah penyusundari krop tanaman B. juncea sehingga semakin

201

Page 12: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

tinggi nilai jumlah daun akan semakin tinggi pulanilai diameter kropnya. Nilai korelasi sepertiini identik pada tanaman sayuran yang daunnyamembentuk krop. Sebagai contoh, Murniatidkk. (2013) tidak menemukan korelasi kuatantara jumlah daun dengan diameter tajuk padatanaman C. annuum.

Parameter jumlah daun juga memiliki korelasisangat kuat secara signifikan (Sig. 2-tailed value<0.05) dengan berat basah tajuk pada nilaikorelasi sebesar 0.991 (> r tabel 0.4044) dandan berat kering tajuk pada nilai korelasisebesar 0.976 (> r tabel 0.4044). Hubunganerat ini dapat dimengerti mengingat organ daunpada tanaman B. juncea adalah penyusun darisebagian besar tajuknya. Semakin tinggi jumlahdaun akan semakin tinggi pula berat basah danberat keringnya, semakin rendah jumlah daunakan semakin rendah pula berat basah danberat keringnya.

Parameter berat basah akar dan berat keringakar juga memiliki korelasi secara signifikan(Sig. 2-tailed value >0.05) dengan parameterjumlah daun, masing-masing pada nilai korelasi0.981 dan 0.972 (> r tabel 0.4044). Organakar berperan dalam proses penyerapan nutrisiatau unsur hara pada media hidroponik yangdigunakan. Menurut pendapat Permanasari etal. (2014), pembentukan akar secara baik akanmemberikan konstribusi yang sangat baik puladalam proses organ lain. Dengan demikian,semakin berkembang akar tanaman B. junceaakan berdampak pula pada semakin mening-katnya penyerapan unsur hara. Secara langsung,unsur hara ini akan digunakan oleh B. junceauntuk pembentukan daun. Dapat disimpulkanbahwa semakin tinggi nilai berat basah akar dan

berat kering akar akan semakin meningkatkanjumlah daun berhasil dibentuk oleh B. juncea.Hasil serupa juga ditemukan oleh Budihastuti(2017) dan Surtinah (2017) bahwa ada hubunganantara biomassa akar dengan jumlah daun yangdihasilkan pada tanaman A. marina dan jumlahbiji pada tanaman G. max L. Merill.

Dalam penelitian ini, nilai jumlah total klorofiltidak memiliki korelasi secara signifikan (Sig.2-tailed value >0.05) dengan parameter diameterkrop, jumlah daun, berat basah tajuk, beratbasah akar, berat kering tajuk, dan berat keringakar. Hal ini disebabkan karena pembentukanklorofil berkaitan dengan respon pembentukanfisiologis dari tanaman B. juncea, sedangkankeenam parameter tersebut lebih berkaitandengan respon pembentukan morfologis. Dengandemikian tidak ada hubungan antara totalklorofil dengan parameter yang lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa perlakuan pemberianlampu LED serta pemberian cahaya grow lightdapat mempengaruhi pertumbuhan tanamanselada, dimana pada perlakuan 300 watt growlight dan 300 watt putih memberikan hasilterbaik yang berbeda nyata dengan perlakaunyang lain, tetapi memberikan hasil terbaikdibandingkan dengan perlakuan yang lain.Dimana semakin tinggi daya lampu yangdibutuhkan makan pertumbuhan tanaman seladaakan sakin baik pula. Pada penelitian ini lampuLED 300 watt dengan warna cahaya grow lightmemberikan hasil terbaik pada pada parameterberat berangkasan basah tajuk, berat berang-kasan kering tajuk, luas daun.

202

Page 13: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

Pengaruh Variasi Sumber Cahaya LED Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada dengan Sistem BudidayaHidroponik Rakit Apung (Antonius Novinanto dan Andree Wijaya Setiawan)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. luasan lahanp e r t a n i a n . h t t p s : / /webcache.Googleusercontent .com/search?q=cache:m3fMfWpyM5kJ:https://economy.okezone.com/read/2018/10/30/320/1970900/bps-luas-lahan-p e r t a n i a n - s e m a k i n -menurun+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id.Diaksen 29 januari 2018 jam 22,17WIB.

Badan Pusat Statistika. 2013. StatistikProduksi Hortikultura Tahun 2013.Kementerian Pertanian: Jakarta.

Baur, S., Klaiber, R. G., Koblo, A., & Carle,R. 2004. Effect of different washingprocedureson phenolic metabolism ofshredded, packaged iceberg lettuceduring storage. Jurnal of agricultural andfood chemistry Vol 52 (23); 7017-7025

Budihastuti R. 2017. Hubungan antara tinggitegakan, biomasa akar dan jumlahdaun semai mangrove Avicenniamarina. Buletin Anatomi dan Fisiologi2(1):31-36.

Haryadi Rudi, Denis Saputra. 2017. PengaruhCahaya Lampu 15 Watt TerhadapPertumbuhan Tanaman Pandan(Pandanus Amaryllifolius). Jurnal untirtavol 3 no 2 (100-109)

Hasan Zulkifli.1987. Serapan Hara BibitTanaman Cengkeh Pada Berbagai Naunandan Zat Pengatur Tumbuh Mix Talol.Jurnal Bul. Littro. Vo ll (20: 41-52).

Komala Dyah Fajar 2017. OtomatisasiPengendalian Pencahayaan UntukTanaman Selada (Lactuca Sativa L.)

Dengan Sistem Tanam Hidroponik DiDalam Greenhouse. Skripsi. ProgramStudi Fisika Jurusan Pendidikan FisikaFakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas NegeriYogyakarta.

Limantara, L., dan Heriyanto. 2010. StudiKomposisi Pigmen dan KandunganFukosantin RumputLaut Coklat dariPerairan Madura dengan Kroma-tografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal IlmuKelautan,15(1): 23-32.

Mikrajuddin Abdulah. 2017. KeefektifanSpektrum Cahaya Terhadap Pertum-buhan Tanaman Kacang Hijau. JurnalIlmiah Penelitian dan PembelajaranFisika, Vol 4, No.2, Hal 93-102

Nurdianna Daru., Retno Bandriyati Arni Putri.,Dwi Harjoko.2018. PenggunaanBeberapa Komposisi Spektrum LedPada Potensi dan Hasil HidroponikIndoor Selada Keriting Hijau. JurnalAgrosains. Vol 20(1): 1-6

Pertamawati. 2010. Pengaruh FotosintesisTerhadap Pertumbuhan TanamanKentang (Solanium Tuberosum L.)dalam Lingkungan FotoautrotrofSecara Invitro. Jurnal Sains danTeknologi Indonesia. 12(1): 31-37.

Restiani AR, Triyono S, Tusi A, Zahab R. 2015.Pengaruh jenis lampu terhadappertumbuhan dan hasil produksitanaman selada (Lactuca sativa L.)dalam sistem hidroponik indoor. Jurnalteknik pertanian Lampung. 4 (3): 219 –226.

Sari, D. N. I., Daningsih, dan MardiyaningsihA.N. 2015. Perbedaan Konsentrasi

203

Page 14: PENGARUH VARIASI SUMBER CAHAYA LED TERHADAP …

AGRIC Vol. 31, No. 2, Desember 2019: 193-206

Gandasil B Terhadap PertumbuhanSelada Pada Hidroponik Mini. JurnalPendidikan dan Pembelajaran, 4 (12)

Sayekti Sundari Esti Harpeni, dan Moh.Muhaemin. 2015. Pengaruh IntensitasCahaya Terhadap Kandungan klorofil-A dan -C Zooxanthellae Dari IsolatKarang Lunak Zoanthus sp. Jurnalmaspari 9(1):61-68

Soeleman, S dan D. Rahayu. 2013. HalamanOrganik: Mengubah Taman RumahMenjadi Taman Sayuran OrganikUntuk Gaya Hidup Sehat. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan.Sutiyoso, Y. 2006. Hidroponik

Sugara Kosmas. 2012 Budidaya SeladaKeriting, Selada Lollo Rossa, danSelada Romaine Secara Aeroponik DiAmazing Farm, Lembang, Bandung.Skripsi. Fakultas Pertanian InstitutPertanian Bogor.

Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Keriting,Selada Lollo Rossa, dan SeladaRomane Secara Aeroponik di AmazingFarm, Lembang, Bandung. Skripsi.Departemen Agronomi dan Hortikultura.Fakultas Pertanian Institut PertanianBogor.

Sulistyaningsih Endang dkk. 2015.Pertumbuhan dan Hasil Caisin PadaBerbagai Warna Sungkup Plastik.Jurnal ilmu pertanian. Vol 12(1) 65-76

Surtinah. 2017. Korelasi pertumbuhan organvegetatif dengan produksi kedelai(Glycine max (L) Merill). SeminarNasional “Mitigasi dan Strategi AdaptasiDampak Perubahan Iklim Di Indonesia”.

Susilowati Eka, dkk. 2015. Pengaruh JarakLampu Neon Terhadap PertumbuhanTanaman Kailan (Brassica Oleraceae)Dengan Sistem Hidroponik Sumbu diDalam Ruangan. Jurnal TeknikPertanian LampungVol. 4, No. 4: 293-304.

Syafriyudin, N.T.L. 2015. AnalisisPertumbuhan Tanaman Krisan PadaVariabel Warna Cahaya Lampu LED.Jurnal. Teknologi. 8 (1): 83-87.

Wicaksono Gantheng. 2014. PengaruhPemberian Spektrum Cahaya BerbedaTerhadap Kandungan Klorofil Spirulinasp. Skripsi. Fakultas Perikanan danKelautan Universitas Airlangga.

Widiastuti, L., Tohari, dan E. Sulistyaningsih.2004. Pengaruh Intensitas Cahayadan Kadardaminosida Terhadap IklimMikro dan Pertumbuhan TanamanKrisan Dalam Pot. Jurnal IlmuPertanian, vol 11 (2) : 35-42

***

204