Upload
lamtruc
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH VARIABEL TERKAIT EMAIL, KEPRIBADIAN DAN
DEMOGRAFI TERHADAP STRES KERJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Nurul Aini
1112070000110
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGARIIH VARIABEL TERKAIT EMAIL,KEPRIBAI}IANDAI\[ DEMOGRAFI TERHADAP STRES KERIA
SkipsiDieiuken untuk Memeauhi persyeretan Menperohh Getar serjana
Psikologi (S.psD
OIeh:
NuuIAiniIYIM: 1112070m0110
Pembimbing:
Dr. Yunite Feele Nira. Psi. - -
NIP: 19770608200501 2W3 -' :
TAIruLTAS PSIKOLOGIUNTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIT HIDAYATTJLLAII
JAKARTA14sS H/trbrz rr
I
,/
'/-
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "PENGARUH VARIABEL TERKAIT EMAIL,
KEPRIBADIAN DAN DEMOGRAFI TERHADAP STRES KERJA." telah diajukan
dalam sidang munaqasyah penelitian skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 Maret 2017. Skripsi ini telah diterirna
sebagai salah satu syarat untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Jakarta, 29 Maret2017
Sidang Munaqasyah
Dekan/Kerua Merangkap Anggota Wakil Dekan/Sekretaris/Meranskao Anssota"7
MDr. Abdul Rahman Shaleh. M.SiNIP. 19710823 199903 I 002
Anggota
Dr. Yunita Faela Nisa. Psi 'flrP. 19770608 200501 2 003
tll
NIP. 19680614 199704 I 001
@wLuh Putu Suta Harvanthi. M.Psi. T. PsiNrP. 19771209 200912 2 402
MOTTODari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW telah bersabda:
‘Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatukesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatukesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahankepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akanmemberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa
menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnyadi dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya
selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.
Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan adakemudahan. (Surat Al- Insyirah ayat 5)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan sebagai rasa syukur danterimakasih saya untuk ayah dan ibu yang selalu mendoakansaya disetiap sholat mereka serta dukungan mereka yang tiadahentinya hingga detik ini.
v
ABSTRAK
A) FakultasPsikologi
B) Januari 2017
C) Nurul Aini
D) Pengaruh Variabel Terkait Email, Kepribadian dan Demografi terhadap stres kerja.
E) xii + 82 halaman + lampiran
F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel terkait email
(email work importance, email volume, email management tactics, email overload),
kepribadian tipe D dan demografi (jenis kelamin, jabatan, usia) terhadap stres kerja.
Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawan yang menggunakan email sebagai
media pekerjaan yang diambil dengan teknik non-probability sampling yaitu
convenience sampling. Teknik CFA (Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk
menguji validitas alat ukur dan multiple regression analysis digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel terkait email, kepribadian tipe D,
dan demografi (jenis kelamin, jabatan dan usia) berpengaruh signifikan terhadap stres
kerja. Besar proporsi varians dari stres kerja yang dijelaskan oleh seluruh variabel
independen sebesar 46.4%, sedangkan sisanya yaitu 53.6% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar penelitian ini. Terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
stres kerja, yaitu kepribadian tipe D, jenis kelamin dan jabatan. Sedangkan variabel
terkait email (email work importance, email volume, email management tactics, email
overload), dan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. Peneliti
menyarankan untuk perusahaan sebaiknya memiliki data karyawan siapa saja yang
berkepribadian tipe D, agar meminimalisir stress kerja pada karyawan-karyawannya.
G) Bahanbacaan : 28 ; 4 buku+ 22 jurnal+ 2 artikel
Kata kunci : variabel terkait email, kepribadian tipe D, stres kerja
vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) January 2017
C) Nurul Aini
D) Effect of Related Variables Email, type D personality and Demography against work
stress.
E) xi + 77 pages + annex
F) This study was conducted to determine the significance of the influence of related
variables email (the email work importance, email volume, email management tactics,
email overload), type D personality and demographics (gender, occupation, age)
against work stress. Participants in this study were employees who use email as a
medium job taken with non-probability sampling technique that is convenience
sampling. CFA Technique (Confirmatory Factor Analysis) was used to test the validity
of measuring instruments and multiple regression analysis was used to test the research
hypothesis.
This research showed that is significantly related variables email, type D
personality, and demographics (gender, occupation and age) as an influence on work
stress. A large proportion of the variance of work stress described by all independent
variables by 46.4%, while the remaining 53.6% is influenced by other variables outside
of this study. There are three variables that significantly to job stress, type D
personality, gender and occupation. While the variable related to email (email work
importance, email volume, email management tactics, email overload), and age did not
significantly influence work stress. Researchers suggest the company should have the
data of employees who have personality type D, in order to minimize the stress of work
on employees.
G) The reading material: 28; 4 books + 22 journals + 2 articles
Keywords: email-related variables, type D personality, work stress
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillaahirabbilaalamiin. Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT karena
atas kehendak-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penyelesaian penelitian
dengan judul “Pengaruh Variabel Terkait Email, Kepribadian dan Demografi terhadap Stres
Kerja” ini diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi.). Selain untuk memenuhi tugas, peneliti berkeinginan untuk mempelajari lebih lanjut
tentang hal-hal yang berkaitan dengan stres kerja.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dalam proses penelitian skripsi ini banyak
sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Abdul Mujib, M. Ag, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta serta sebagai penguji peneliti.
3. Ibu Dr. Yunita Faela Nisa, Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu serta ilmu dalam memberikan bimbingan serta arahan selama peneliti
mengerjakan skripsi.
4. Ibu Layyinah, M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik peneliti yang telah
memberikan masukan dan saran untuk peneliti.
5. Kepada kedua orang tua tercinta peneliti Ismail Majid dan Suryawatie Ms serta kakak
Annisa Yusliha yang tiada henti memberikan doa, dukungan baik berupa materil, mental
yang tiada henti mereka berikan untuk peneliti.
6. Kepada keluarga besar yang sudah membantu peneliti mencari partisipan untuk
penelitian ini, dan juga dukungan serta doa yang diberikan untuk peneliti.
7. Kepada adik sepupu tersayang Nurfi yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk
menemani peneliti dalam proses mengerjakan penelitian skripsi ini.
8. Kepada Lintang Irdia yang bersedia membantu peneliti untuk mencari partisipan dalam
penelitian ini serta doa dan dukungannya yang diberikan untuk peneliti.
9. Para partisipan yang telah meluangkan waktunya dan bersedia untuk mengisi kuesioner
pada penelitian ini.
10. Kepada Grace Sandra Pramesty Rachmanda dan Dessy Eka Purnama teman satu
bimbingan yang selalu bersedia membantu peneliti menyelesaikan penelitian dari titik 0
hingga saat ini.
11. Kepada Ridha Hanifah Margolang, Annisa Nur Hasanah, Rosita, Fitroh Awwaliyah,
Annisa Yumna Kusuma Wardhani teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk
menemani serta membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini dari titik 0 hingga
saat ini dan juga dukungan dan doa yang tiada henti mereka berikan untuk peneliti.
12. Kepada Sevy Fara Anindya, Nurul Tiari, Cindy Kusuma, Lady Diana, Aan, Metha
Agustina, Mischelle, dan M. Adhitya yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk
menemani serta memberikan dukungannya untuk peneliti.
13. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada peneliti.
14. Serta seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu
persatu tetapi tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih peneliti.
Jakarta, Januari 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 11
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................. 12
2.1 Stres Kerja .................................................................................................... 12
2.1.1 Definisi Stres Kerja ............................................................................. 12
2.1.2 Dimensi Stres Kerja ............................................................................ 13
2.1.3 Pengukuran Stres Kerja ....................................................................... 15
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Kerja ................................... 16
2.2 Variabel Terkait Email ................................................................................ 17
2.2.1 Definisi Variabel Terkait Email .......................................................... 17
2.2.2 Dimensi Variabel Terkait Email ......................................................... 18
2.2.3 Pengukuran Variabel Terkait Email.................................................... 19
2.3 Kepribadian .................................................................................................. 19
2.3.1 Definisi Kepribadian .......................................................................... 20
2.3.2 Pengukuran Kepribadian tipe D .......................................................... 20
2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 21
2.5 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 26
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................................ 27 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 27
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................... 28
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 29
3.3.1 Alat ukur Stres Kerja .......................................................................... 29
3.3.2 Alat ukur Variabel Terkait Email ....................................................... 30
3.3.3 Alat ukur Kepribadian tipe D .............................................................. 31
3.4 Uji Validitas Konstruk ................................................................................. 31
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Stres Kerja .......................................... 33
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Variabel Terkait Email ........................ 34
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Kepribadian Tipe D ............................. 38
3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................... 40
3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 43
xi
BAB IV : HASIL PENELITIAN ............................................................................. 44
4.1 Gambaran Subjek Penelitian ........................................................................ 45
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ....................................................... 46
4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................. 47
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ...................................................................... 49
4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian .................................................. 50
4.3.2 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing IV ................................. 52
BAB V : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .............................................. 55
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 55
5.2 Diskusi ......................................................................................................... 55
5.3 Saran ............................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 63
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blueprint Skala Stres Kerja ......................................................................... 29
Tabel 3.2 Blueprint Skala Variabel Terkait Email ...................................................... 30
Tabel 3.3 Blueprint Skala Kepribadian Tipe D .......................................................... 31
Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Konstruk Stres Kerja .................................................. 34
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Konstruk Email Work Importance ............................. 35
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Konstruk Email Email Volume .................................. 36
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Konstruk Email Management Tactics........................ 37
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Konstruk Email Overload .......................................... 38
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Konstruk Kepribadian Tipe D .................................... 40
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian........................................................... 44
Tabel 4.2 Gambaran Email Volume per hari ............................................................... 45
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ...................................................... 46
Tabel 4.4 Pedoman Interpretasi Skor .......................................................................... 47
Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Variabel ......................................................................... 48
Tabel 4.6 Anova .......................................................................................................... 50
Tabel 4.7 Koefisien Regresi ........................................................................................ 51
Tabel 4.8 Proporsi Varians ......................................................................................... 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berpikir ..................................................................... 25
Gambar 3.1 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Stres Kerja .................................... 74
Gambar 3.2 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Email work Importance&volume . 75
Gambar 3.3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Email Management Tactics.......... 76
Gambar 3.4 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Email Overload ............................ 77
Gambar 3.5 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Kepribadian Tipe D...................... 78
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................................ 66
Lampiran 2 Syntax Uji Validitas ................................................................................ 74
Lampiran 3 Output Spss Analisis Regresi Berganda .................................................. 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Stres kerja saat ini masih menjadi topik utama dalam dunia pekerjaan. Stres kerja
biasanya muncul sebagai bentuk reaksi emosional dan fisik terhadap tuntutan dari
dalam ataupun dari luar organisasi (Greenberg & Baron, 2003). Menurut Morgan
& King (1986) stres kerja terjadi karena keadaan yang bersifat internal, yang bisa
disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan, dan situasi sosial disekitarnya. Banyak
hal yang dapat menyebabkan pekerja mengalami stres kerja, seperti yang
dinyatakan oleh Rice (1992) ada beberapa hal yang dapat menyebabkan stres kerja
salah satunya adalah beban pekerjaan yang berlebihan. Beban kerja yang berlebihan
bisa diakibatkan oleh banyaknya tuntutan tugas yang diberikan oleh instansi atau
perusahaan tersebut.
Berdasarkan berita dari (Sarti dalam republikbjm.wordpress.com) dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Regus (2015) menunjukkan bahwa lebih dari
setengah pekerja di Indonesia (64%) mengatakan bahwa tingkatan stres mereka
bertambah dibandingkan tahun 2014. Penyebab utama dari stres kerja adalah
pekerjaan, manajemen dan keuangan pribadi. Fenomena lainnya tentang stres kerja
dilaporkan oleh (Candra dalam health.kompas.com) terkait para pekerja kantor di
Indonesia pada tahun 1990-an. Hasil penelitian oleh Soemarko menunjukkan
bahwa sekitar 30% karyawan pernah mengalami stres di tempat kerja dan faktor
yang mempengaruhinya bisa dari lingkungan kerja, beban kerja, dan peran individu
2
dalam organisasi. Fenomena lainnya mengenai stres kerja juga terjadi di negara
lainnya. Di Amerika stres kerja bukan hanya dianggap sebagai sebuah fenomena,
World Health Organization (WHO) menganggap stres kerja sebagai “penyakit abad
dua puluhan” yang mengindikasikan bahwa stres kerja banyak terjadi di setiap
pekerjaan di seluruh dunia dan telah menjadi “epidemi global” (Greenberg &Baron,
1993). Hasil survei online yang dilakukan oleh American Psychological
Association (APA) pada Agustus 2012 dengan partisipan sebanyak 2.020 yang
berusia diatas 18 tahun dan bertempat tinggal di Amerika Serikat. Hasilnya sebayak
65% dari partisipan menyatakan bahwa pekerjaan merupakan pemicu stres terbesar.
Menurut Quick & Quick (1984), stres sendiri dapat dikelompokkan menjadi
2 tipe, yaitu eustress dan distress. Eustress adalah perasaan-perasaan yang
menyenangkan (positif) individu, yang dialami karena mendapatkan penghargaan
atau mendapat pujian atas dasar prestasi kerjanya yang memuaskan. Tipe stres yang
kedua disebut sebagai distress, yaitu perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan
(negatif) individu dan dapat menyebabkan prestasi kerjanya turun.
Stres kerja dapat memiliki pengaruh yang positif dan negatif. Adapun
pengaruh yang positif dari stress kerja adalah motivasi pribadi, rangsangan untuk
bekerja lebih keras dan meningkatnya pencapaian hidup yang lebih baik dan
dampaknya adalah kinerja karyawan akan semakin meningkat (Selye, 1976). Stres
yang tidak dikelola dengan baik maka akan memberi pengaruh yang negatif.
Pengaruh negatifnya adalah kurangnya motivasi diri, minder dan kecemasan
menjadi tinggi. Hal ini akan menyebabkan masalah pada beberapa aspek diri
karyawan serta ditandai adanya masalah pada aspek fisiologis, psikologis, kognitif,
3
dan perilaku (Rollinson, 2005). Sedangkan, dampak bagi perusahaan sendiri adalah
meningkatnya pengunduran diri dari tempat kerja (turnover).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi stres kerja yaitu variabel
terkait email (Dabbish & Kraut 2006), kepribadian tipe A (Ivancevich, Matteson &
Preston 1982; Hamel & Bracken 1986; Wijono 2006), kepribadian tipe B (Wijono
2006; Sutanto & Djohan 2006), kepribadian tipe D (Denollet, 2005 ; Oginska 2006
; Polman, Borkoles & Nicholls 2010), Faktor environmental (Robbins 2003); faktor
organsisasional dan non organisasional (Sutanto & Djohan 2006) dan demografi
(Barley, Meyerson dan Grodal 2011 ; Jick dan Mitz (1985); Tandon, Mahaur dan
Gupta 2014). Dari faktor-faktor yang telah disebutkan, peneliti hanya akan
membahas tentang variabel terkait email, kepribadian tipe D dan demografi. Dalam
penelitian ini, dependent variable stres kerja dikaitkan dengan email, karena email
merupakan media utama dalam pekerjaan sehingga bisa meningkatkan stres kerja
pada karyawan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Kushlev & Dunn, 2015; Dabbish
et al., 2006; Burgess, Jackson, Edwards, 2005). Di Indonesia penggunaan email
paling banyak diantara penggunaan media sosial lainnya. Hasil survei Badan Pusat
Statistik yang dilakukan oleh Supriyanto (2013), yaitu survei BPS menunjukkan
bahwa aktivitas pengiriman dan penerimaan surat elektronik (email) menduduki
peringkat pertama (95,75%), menggeser posisi akses layanan media sosial
(61,23%). Survei BPS tersebut dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia. Hasilnya
dari lima aktivitas tertinggi penggunaan internet adalah untuk keperluan email.
Pada peringkat selanjutnya pemanfaatan tertinggi internet adalah untuk mencari
4
berita/informasi (78,49%), mencari barang/jasa (77,81%), informasi lembaga
pemerintahan (65,07%), sosial media (61,23%).
Fenomena stres kerja dan kaitannya dengan email dapat dilihat dari studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22-26 November 2015 secara online
(http://goo.gl/forms/9rmQvEiW9o). Studi ini menggunakan partisipan sejumlah 56
orang terdiri dari 24,1% laki-laki dan 75,9% perempuan. Semua partisipan
menggunakan email sebagai media dalam pekerjaan misalnya pada departemen
kompensasi, Regional People Development, operasional dan marketing. Peneliti
memberikan 7 pertanyaan diantaranya “Apakah Anda menggunakan email sebagai
media utama untuk pekerjaan?”, “Kira-kira berapa banyak email yang anda terima
setiap harinya?”, “Apakah email menjadi salah satu sumber stres kerja anda?”,
“Apakah Anda mengaktifkan suara pada laptop/PC anda saat email masuk?”,
“Bagaimana Anda meng-handle pekerjaan lain saat ada email baru?”, “Apakah
Anda terbiasa menerima email dengan jumlah banyak?” “Bagaimana perasaan
Anda saat menerima email pekerjaan?”. Adapun pilihan jawaban yang diberikan
pada item perasaan saat menerima email pekerjaan, yaitu kesal, mengeluh, senang,
bahagia, jengkel, lelah, marah, biasa saja.
Hasil dari studi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 33%
dari partisipan merasa biasa saja saat menerima email, 11% merasa senang saat
menerima email, dan 56% responden memilih lebih dari satu jawaban seperti
jengkel, jenuh, kesal dan lelah. Berdasarkan hasil studi yang telah didapat, maka
peneliti tertarik untuk mengkaji peran email terhadap stres kerja. Hal ini
5
dikarenakan sebanyak 56% responden merasa adanya emosi negatif seperti jengkel,
jenuh, kesal dan lelah saat menerima email.
Penelitian terdahulu mengenai stres kerja yang dipengaruhi oleh email
dilakukan oleh Kuslev dan Dunn (2015) di Canada dengan metode eksperimen.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin sedikit memeriksa email dapat
mengurangi stres secara psikologis. Eksperimen yang dilakukan oleh kedua peneliti
dilakukan selama dua minggu. Selama minggu pertama, responden (orang dewasa)
secara acak ditugaskan untuk membatasi frekuensi memeriksa email mereka untuk
tiga kali sehari dalam waktu selama seminggu. Lalu di minggu kedua, partisipan
bisa memeriksa email mereka dengan jumlah yang tidak dibatasi sehari-harinya
selama satu minggu. Saat minggu pertama, para partisipan dibatasi mengecek email
mereka, partisipan mengalami stres sehari-hari secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan di minggu kedua yang tidak dibatasi pengecekan emailnya.
Selain penggunaan email, stres juga dipengaruhi oleh kepribadan seseorang.
Kepribadian merupakan salah satu faktor yang memberi pengaruh pada stres kerja.
Tipe – tipe kepribadian yang mempengaruhi stres kerja yaitu kepribadian tipe A
(Wijono 2006 ; Sutanto & Johan 2006) , kepribadian tipe B (Sutanto & Johan 2006)
dan kepribadian tipe D (Polman, Borkoles & Nicholls 2010; Oginska 2006).
Penelitian kepribadian tipe A yang dilakukan Wijono (2006) ; Sutanto dan Johan
(2006) menggambarkan kepribadian tipe A mempengaruhi tingkat stres kerja,
karena kepribadian tipe A mudah stres dan hal ini juga disebabkan oleh sifat alami
dari orang-orang tersebut yang menempatkan dirinya pada situasi dan kondisi yang
dibatasi oleh waktu, yang memberikan tambahan tekanan pada diri mereka sendiri
6
(Friedman & Rosenman 1974). Sedangkan untuk kepribadian tipe B memiliki
karakteristik seperti orang yang tidak kompetitif, tidak merasa terbebani oleh
waktu, santai, tidak terburu-buru dalam mengerjakan suatu hal, dapat menggunakan
waktu luangnya dengan baik, dan sabar dalam menghadapi pekerjaan. Sehingga
kepribadian tipe B tidak mempengaruhi tingkat stres kerja pada karyawan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kepribadian tipe D yang
mempengaruhi stres kerja, karena penelitian tentang kepribadian tipe D terhadap
stres kerja di Indonesia masih sedikit dan biasanya kepribadian tipe D digunakan
pada populasi klinis (Sys, Denollet, Stroobant, Rombouts, Gillbert & Brustsaert
1996; Pedersen, Lemos, Vooren, Liu, Daemen, Erdman, Smits, Serruys & Domburg
2004; Whitehead, Porras, Strike, Magid & Steptoe 2007). Namun peneliti
menemukan beberapa penelitian tentang kepribadian tipe D dengan populasi
normal (Polman et al., 2010; Oginska 2006). Sehingga peneliti tertarik untuk
menjadikan kepribadian tipe D sebagai pengaruh terhadap stres kerja.
Menurut Sher (2005), individu yang berkepribadian tipe D umumnya
memiliki hubungan pribadi yang lebih sedikit dengan orang lain dan cenderung
merasa kurang nyaman dengan orang asing. Individu yang berkepribadian tipe D
juga cenderung mengalami emosi negatif seperti depresi, kecemasan, kemarahan,
perasaan bermusuhan.
Pengaruh kepribadian D terhadap stres dijelaskan dari penelitian yang
dilakukan oleh Polman et al., (2010), di United Kingdom. Partisipan sebanyak 334
mahasiswa tahun pertama dengan laki-laki sebanyak 180 dan perempuan sebanyak
154 yang berusia antara 18 dan 41 tahun. Penelitian tersebut dirancang untuk
7
mempelajari efek dari kepribadian tipe D terhadap stres. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa variabel kepribadian tipe D berpengaruh terhadap stres.
Selain itu, Oginska (2006) juga meneliti tentang kepribadian tipe D di
Polandia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran kepribadian
tipe D dalam mempersepsikan stres di tempat kerja. Sampel penelitian ini terdiri
dari 79 profesional kesehatan (51 psikiater dan 28 perawat) dari rumah sakit jiwa
di Polandia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian tipe D
mempengaruhi stres kerja.
Selain kepribadian, stres kerja juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik demografi. Barley, Meyerson, dan Grodal (2011) menjelaskan
karakteristik demografi yang menunjukkan bahwa jenis kelamin dan jabatan
mempengaruhi berapa lama orang bekerja, dan bagaimana pengalaman mereka
dalam menangani stres kerja. Selain itu Tandon, Mahaur dan Gupta (2014) juga
menjelaskan karakteristik lainnya yang menunjukkan bahwa jenis kelamin dan usia
memiliki pengaruh terhadap stres kerja.
Menurut Jick dan Mitz (1985), terdapat perbedaan jenis kelamin dalam stres
kerja. Mereka menemukan bahwa wanita lebih sering mengalami tekanan
psikologis di tempat kerja, sedangkan laki-laki mengalami tekanan fisik yang lebih
berat. Perbedaan gender dalam stres kerja juga dilaporkan oleh Narayanan, Menon,
dan Spector (1999), yang menemukan bahwa masalah pribadi memainkan peran
yang lebih besar dalam menyebabkan stres kerja bagi perempuan dari pada laki-
laki.
8
Menurut Conway, Campanini, Sartori, Dotti dan Costa (2008) menjelaskan
bahwa usia memiliki pengaruh terhadap stres kerja. Dalam penelitiannya usia yang
lebih tua memiliki tingkat stres kerja lebih tinggi dibandingkan usia yang lebih
muda. Hal ini dikarenakan usia yang lebih tua merasa lebih sulit untuk beradaptasi
dengan perubahan tuntutan dalam pekerjaan dan lingkungan kerja dengan adanya
karyawan baru yang masuk dengan usia yang lebih muda dari mereka.
Dari fenomena yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
penting. Hal ini karena peneliti belum menemukan penelitian tentang variabel
terkait email yang mempengaruhi stres kerja di Indonesia. Untuk itu, peneliti
tertarik untuk meneliti prediktor dari stres kerja. Selain itu, peneliti juga
mengikutsertakan variabel kepribadian dan demografi dalam penelitian ini. Oleh
sebab itu, judul penelitian skripsi ini adalah “Pengaruh Variabel Terkait Email,
Kepribadian dan Demografi Terhadap Stres Kerja”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian
hanya pada pengaruh variabel bebas (variabel terkait email, kepribadian, dan
demografi terhadap variabel terikat (stres kerja). Batasan mengenai konstruk yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Stres kerja adalah perubahan psikologis yang disebabkan dari emosi negatif
dan dialami pada individu tersebut.. Cohen, Kamarck dan Mermelstein
(1983).
9
2. Email adalah alat untuk komunikasi dan koordinasi yang penting bagi
kehidupan pekerja agar bisa berkoordinasi dengan orang lain (Dabbish &
Kraut, 2006). Ada empat variabel terkait email yang diteliti dalam skripsi
ini, yaitu:
a. Email work importance adalah untuk mengetahui persepsi tentang
penggunaan email bagi individu dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b. Email volume adalah penilaian individu terkait jumlah dari email yang
diterima, dibaca dan dikirim setiap harinya.
c. Email management tactics adalah cara individu dalam mengatur email
pekerjaannya, dimensi ini mengkategorikan perilaku manajemen email.
Bagaimana individu mengatasi email masuk, manajemen email dan
mengatur pesan-pesan yang diarsipkan untuk dapt digunakan kembali.
d. Email overload adalah persepsi individu terkait dengan jumlah email
yang diterima melebihi kapasitas dalam satu waktu.
3. Kepribadian Menurut Pervin (2004), kepribadian adalah suatu karakteristik
seseorang yang menyebabkan munculnya perasaan, pemikiran, dan
perilaku. Tipe kepribadian yang diteliti dalam skripsi ini, yaitu kepribadian
tipe D. Kepribadian tipe D adalah kepribadian dengan karakteristik berupa
kecenderungan untuk mengekspresikan emosi negatif dan sekaligus
menghambat emosi tersebut dengan cara menghindari kontak sosial
terhadap lingkungannya (Denollet, 2005).
4. Aspek demografi yang diteliti adalah jenis kelamin, jabatan dan usia.
10
5. Penelitian ini ditujukan untuk karyawan yang menggunakan email dalam
bekerja pada perusahaan di Jakarta.
1.2.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul terkait dengan penelitian yang akan
dilakukan, yaitu:
1. Apakah variabel terkait email, kepribadian dan demografi bersama-
sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap stres
kerja?
2. Apakah email work importance memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja?
3. Apakah email volume memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
stres kerja?
4. Apakah email management tactics memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja?
5. Apakah email overload memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap stres kerja?
6. Apakah kepribadian tipe D memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap stres kerja?
7. Apakah jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
stres kerja?
8. Apakah jabatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres
kerja?
11
9. Apakah usia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap stres
kerja?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel terkait email (email
work importance, email volume, email management tactics, email overload),
kepribadian (tipe D), dan demografi (jenis kelamin, jabatan, usia) terhadap stres
kerja.
1.3.2 Manfaat penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi, mengenai
pengaruh variabel terkait email, kepribadian, dan demografi terhadap stres
kerja.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya tentang stres kerja.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Untuk mengetahui sumber stres kerja pada karyawan sebagai partisipan.
2. Diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi pada perusahaan
sebagai gambaran tingkat stres kerja pada karyawannya.
Diharapkan hasil penelitian ini bisa mereduksi stressor pada lingkungan kerja.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Stres Kerja
2.1.1 Definisi stres kerja
Caplan, Cobb, French, Van Harrison, dan Pinneau (1975) menyatakan stres
kerja adalah segala bentuk karakteristik lingkungan kerja yang merupakan sebuah
ancaman bagi individu. Kemudian tokoh lainnya Alves (2005), menyatakan bahwa
stres kerja dapat didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional yang terjadi
ketika kemampuan dan sumber daya karyawan tidak dapat diatasi dengan tuntutan
dan kebutuhan dari pekerjaan mereka.
Menurut Cohen et al., (1983) stres kerja adalah perubahan psikologis yang
disebabkan dari emosi negatif dan dialami pada individu tersebut. Kemudian
Karimi dan Alipour (2011) menjelaskan bahwa stres kerja dapat digambarkan
sebagai rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh individu yang kemampuan dan
sumber daya mereka tidak dapat diatasi dengan tuntutan, peristiwa dan situasi di
tempat kerja mereka. Definisi stres kerja menurut tokoh lainnya Robbins
(2002:569), adalah stres merupakan kondisi dinamis dimana seorang individu
dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntutan sesuai dengan harapan
dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan tidak menentu”.
Vigoda (2002), berpendapat bahwa stres kerja didefinisikan sebagai adanya
tekanan dan ketergantungan yang diakibatkan oleh persyaratan pekerjaan (job
requirement) termasuk outcomes yang mungkin dalam bentuk perasaan atau
13
gejolak fisik. Menurut Schuler, stres adalah suatu kondisi dinamik yang di
dalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau
tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya
dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting (Robbins, 2003:577).
Peneliti menggunakan definisi dari Cohen et al., (1983) yaitu perubahan
psikologis yang disebabkan dari emosi negatif dan dialami pada individu tersebut.
2.1.2 Dimensi-dimensi stres kerja
Cohen et al., (1983) menjadikan stres kerja sebagai konstruk uni dimensi
dalam penelitannya indikator stres kerja yaitu :
1. Perasaan gugup dan cemas
Keadaan individu saat merasa tertekan dari beban pekerjaan, dan perasaan
gelisah.
2. Tidak mampu mengontrol diri sendiri
Keadaan psikologis individu dimana kesulitan mengontrol hal-hal penting
dalam dirinya serta saat emosi negatif muncul dan individu mengalami
kesulitan untuk mengontrol emosi tersebut.
Sedangkan, Menurut Robbins (2003), ada beberapa dimensi untuk mengukur
tingkat stres kerja yaitu :
1. Gejala fisiologis
Stres kerja sering ditunjukkan pada simptom fisiologis. Penelitian dan fakta
yang ditemukan para ahli kesehatan dan kedokteran menunjukkan bahwa stres
kerja dapat mengubah metabolisme tubuh, menaikan tekanan darah,
14
mempercepat detak jantung, menyebabkan sakit kepala dan menyebabkan
serangan jantung.
2. Gejala psikologis
Stres kerja dan gangguan psikologis memiliki hubungan yang erat. Simptom
psikologis yang terjadi akibat stres diantaranya : adanya perasaan bosan dan
tidak puas dalam bekerja, sensitif atau mudah marah, rendahnya komitmen
terhadap organisasi, menurunnya self esteem, perasaan depresi dan emosi yang
berlebihan, serta mengalami kelelahan mental (burn out).
3. Gejala perilaku
Adanya stres kerja ditunjukkan melalui perilaku individu. Beberapa simptom
perilaku pada aspek tingkah laku yaitu perubahan dalam produktivitas,
meningkatnya angka absensi dan turn over pada karyawan, adanya perubahan
kebiasaan makan, meningkatnya perilaku merokok, konsumsi alkohol, gelisah
dan adanya gangguan tidur.
Menurut Caplan Cobb, French, Van Harrison, dan Pinneau (1975), stres kerja
memiliki empat dimensi yaitu :
1. Workload (Beban kerja)
Menjelaskan banyaknya beban kerja yang dihasilkan dari tekanan waktu.
2. Role conflict (Peran konflik)
Tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai sehingga melibatkan dua atau lebih
individu secara fungsional bergantung dengan pekerjaan individu tersebut.
3. Role ambiguity (Peran ambiguitas)
15
Keadaan dimana seseorang kurang memiliki informasi yang memadai untuk
menampilkan peran mereka dalam organisasi.
4. Utilization of skills (Pemanfaatan keterampilan)
Menjelaskan stres yang berhubungan dengan kurangnya pemanfaatan
keterampilan yang dimiliki sebelumnya dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diperlukan didalam pekerjaan.
Robbins (2003) dan Caplan et al., (1975) menyatakan bahwa stres kerja sebagai
multidimensi. Namun Cohen et al., (1983) menyatakan bahwa stres kerja
merupakan konstruk yang uni dimensi.
2.1.3 Pengukuran stres kerja
Pengukuran stres kerja dalam penelitian Cohen et al., (1983) menggunakan
Perceived Stress Scale (PSS). Alat ukur ini terdiri dari 5 item. Hasil penelitian stres
kerja ini menunjukkan nilai korelasi antar item sebesar 0.29 dan 0.22.
Selain Perceived Stress Scale (PSS) alat ukur variabel stres kerja adalah Job
Stress Questionnaire (JSQ) dalam penelitian Caplan et al., (1975). Alat ukur ini
menggunakan empat variabel yang diukur dengan. JSQ terdiri dari 13 item yang
terbagi untuk mengukur empat variabel. Hasil penelitian menunjukkan korelasi
sebesar 0,05 antar item.
Peneliti menggunakan alat ukur stres kerja (PSS) dari Cohen et al., (1983).
Hal ini karena alat ukur tersebut memiliki item yang mudah dimengerti dan
jumlahnya yang tidak terlalu banyak.
16
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja
Berikut ini akan dijelaskan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi stres kerja
dari beberapa tokoh dari penelitian sebelumnya.
1. Faktor organisasional
Sutanto dan Djohan (2006), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pada faktor organisasional dan non organisasional
terhadap stres kerja. Faktor organisasional adalah untuk melihat persepsi
individu pada organisasinya serta lingkungan disekitarnya terhadap stres kerja.
2. Jenis- jenis kepribadian
Faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah interaksi hubungan yang tidak
harmonis antara individu yang berkepribadian tipe A, tipe B dan lingkungan
kerjanya dalam organisasi, sehingga menimbulkan stres kerja (Ivancevich,
Matteson & Preston, 1982; Hamel & Bracken, 1986; Wijono 2006). Selain
kepribadian tipe A dan B ada juga kepribadian tipe D. Kepribadian ini memiliki
karakteristik berupa kecenderungan untuk mengekspresikan emosi negatif dan
sekaligus menghambat emosi tersebut dengan cara menghindari kontak sosial
terhadap lingkungannya. Sehingga kepribadian tipe D memiliki pengaruh
terhadap stres kerja (Denollet, 2005).
3. Faktor environmental
Menurut Robbins (2003), environmental merupakan sumber yang potensial
dalam meningkatnya stres kerja pada diri seseorang.
17
4. Variabel terkait email
Email merupakan faktor yang mempengaruhi beban kerja dan meningkatkan
stres pekerja. Kemudian, Dabbish et al., (2006), juga menjelaskan bahwa email
work importance email volume, email management tactics dan email overload
merupakan faktor yang dapat meningkatkan stres kerja.
5. Demografi
Barley, et al., (2011) menjelaskan karakteristik demografi yang menunjukkan
bahwa jenis kelamin dan jabatan mempengaruhi stres kerja. Selain itu Tandon
et al., (2014) juga menjelaskan karakteristik demografi lainnya yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin dan usia memiliki pengaruh terhadap stres
kerja.
Skripsi ini akan meneliti variabel terikat email, kepribadian tipe D, jenis kelamin,
jabatan dan usia untuk dilihat pengaruhnya terhadap stres kerja.
2.2 Variabel terkait email
Variabel terkait email yang diteliti yaitu : email work importance, email overload
scale, email volume scale, email management tactics. Pernah diteliti pada studi
Dabbish et al., (2006).
2.2.1 Definisi variabel terkait email
Menurut Dabbish et al., (2006), variabel terkait email adalah untuk melihat
perilaku individu ketika menggunakan email dalam pekerjaan dan persepsi mereka
saat menerima email dengan jumlah yang terlalu banyak. Kemudian menurut
Whittaker dan Sidner (1996), email adalah salah satu aplikasi komputer yang paling
18
sukses. Ada jutaan pengguna email di seluruh dunia yang sering menghabiskan
proporsi yang signifikan dari waktu kerja mereka menggunakan email. Sementara
itu, Draft dan Lengel (1986) menyatakan email adalah bentuk alat komunikasi
melalui komputer yang berfungsi sebagai sarana untuk bertukar informasi up-to-
date.
Berdasarkan definisi-definisi tokoh di atas, peneliti menggunakan definisi
dari Dabbish et al., (2006), variabel terkait email adalah untuk melihat perilaku
individu ketika menggunakan email dalam pekerjaan dan persepsi mereka saat
menerima email dengan jumlah yang terlalu banyak.
2.2.2 Dimensi variabel terkait email
Dabbish et al., (2006) membagi variabel terkait email menjadi empat yaitu :
1. Email work importance
Adalah untuk mengetahui persepsi tentang penggunaan email bagi individu
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
2. Email volume
Penilaian individu terkait jumlah dari email yang diterima, dibaca dan
dikirim setiap harinya.
3. Email management tactics
Cara suatu individu dalam mengatur email pekerjaannya, dimensi ini
mengkategorikan perilaku manajemen email. Bagaimana individu
mengatasi email yang masuk, manajemen email dan mengatur pesan-pesan
yang diarsipkan untuk dapat digunakan kembali.
19
4. Email overload
Persepsi individu terkait dengan jumlah email yang diterima melebihi
kapasitas dalam satu waktu.
2.2.3 Pengukuran variabel terkait email
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel terkait email diambil dari
penelitian sebelumnya oleh Dabbish et al., (2006). Penelitian Dabbish et al., (2006)
meneliti empat variabel yang diukur dengan Email Scales (ES). Variabel pertama,
email work importance memiliki nilai Alpha Chronbach sebesar 0.83. Variabel
kedua, email volume memiliki nilai Alpha Chronbach sebesar 0.84. Varibel ketiga,
email management tactics menunjukkan sebarapa sering responden mengecek
email. Variabel keempat, email overload memiliki nilai Alpha Chronbach sebesar
0.82.
Peneliti menggunakan alat ukur ini karena memiliki bahasa yang mudah
dimengerti. Selain itu alat ukur ini sesuai dengan variabel yang diteliti dalam skripsi
ini.
2.3 Kepribadian
2.3.1 Definisi kepribadian
Allport (dalam Hall & Lindzey 1993) menjelaskan kepribadian adalah organisasi
dinamik dalam individu atas system-sistem psikofisis yang menentukan penyesuian
dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Menurut Pervin (2004), mengartikan
kepribadian adalah suatu karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya
perasaan, pemikiran, dan perilaku.
20
Ada beberapa tipe kepribadian yang dipakai dalam psikologi yaitu introvert,
ambivert dan ekstrovert, big five, kepribadian tipe D, kepribadian tipe A dan tipe
B. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kepribadian tipe D.
Kepribadian tipe D didefinisikan sebagai interaksi negatif efektivitas (yang
berkaitan erat dengan neurotisisme) dan inhibisi sosial (Sher, 2005). Menurut tokoh
lainnya yaitu Denollet (2005), kepribadian tipe D adalah kepribadian dengan
karakteristik berupa kecenderungan untuk mengekspresikan emosi negatif dan
sekaligus menghambat emosi tersebut dengan cara menghindari kontak sosial
terhadap lingkungannya. Menurut Denollet (2005), ciri-ciri kepribadian tipe D
adalah berpikir negatif terhadap dirinya sendiri, memendam permusuhan, mudah
mengalami depresi, mudah marah, mudah merasa cemas.
Peneliti menggunakan definisi kepribadian tipe D dari Denollet (2005),
kepribadian tipe D adalah kepribadian dengan karakteristik berupa kecenderungan
untuk mengekspresikan emosi negatif dan sekaligus menghambat emosi tersebut
dengan cara menghindari kontak sosial terhadap lingkungannya.
2.3.2 Pengukuran kepribadian tipe D
Selama ini, penelitian kepribadian tipe D menggunakan alat ukur type D scale
(Denollet, 2005). Skala ini sering diterjemahkan dalam beberapa bahasa lainnya
seperti bahasa German (Grande, Jordan, Kummel, Struewe, Schubmann, Schulze,
Unterberg, Kanel, Kudielka, Fischer, Ungen 2004). Kemudian bahasa lainnya yaitu
bahasa Denmark (Pedersen & Denollet, 2004). Untuk varibel kepribadian tipe D,
peneliti juga menggunakan alat ukur Type D Scale Denollet (2005). Terdapat 14
item, dengan menggunakan skala likert. Dengan alpha cronbach sebesar 0.60.
21
Peneliti menggunakan alat ukur ini karena item pada alat ukur ini tidak
terlalu banyak sehingga memudahkan responden dalam mengisi.
2.4 Kerangka Berpikir
Stres kerja merupakan hal yang biasa dialami oleh para pekerja di dunia
perkantoran. Stres kerja sendiri biasanya muncul disaat individu sudah tidak
mampu lagi menahan beban yang ada dalam diri individu tersebut. Stres kerja
memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah variabel terkait
email (email work importance, email volume, email overload, email management
tactics), kepribadian (tipe D), demografi (jenis kelamin, jabatan dan usia).
Kecenderungan membuka email membuat para karyawan terlalu fokus dan
menghabiskan waktu terlalu banyak dalam membuka email, sehingga banyak tugas
yang terbengkalai. Membuka email terus menerus akan memberi beban kerja lebih
besar dan menaikkan tingkat stres kerja. Hal ini didukung oleh penelitian Dabbish
et al., (2006) dan Burgess et al., (2005) yaitu email telah memiliki dampak buruk
dalam menaiknya tingkat stres kerja pada karyawan. Akibatnya, para pekerja
cenderung menghabiskan waktu terlalu lama untuk membuka email pekerjaan yang
terkait, hal ini juga memberikan banyak dampak negatif seperti meningkatkan
beban kerja yang disebabkan email dan meningkatkan tingkat stres para karyawan.
Jadi dapat diasumsikan bahwa variabel terkait email mempengaruhi stres kerja pada
karyawan.
Para karyawan yang setiap harinya menerima email terlalu overload dan
memenuhi volume pada pesan masuk akan mengakibatkan tingkat stres yang
22
meningkat dan membuat karyawan menjadi menarik diri dari lingkungan
sekitarnya. Hal ini didukung oleh Dabbish dan Kraut (2006), menurut mereka
bahwa sering memeriksa pesan email baru akan meningkatkan stres yang
berlebihan karena akan memberikan gangguan terhadap tugas-tugas yang sedang
berlangsung, sehingga membatasi diri anda untuk memeriksa email pada waktu
tertentu akan mengakibatkan tingkat stres berkurang karena email overload. Jadi
dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi email overload dan email volume maka
semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan.
Hampir semua karyawan menggunakan email sebagai media utama dalam
pekerjaan mereka. Mereka menggunakan email untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka, bahkan ada juga yang menghabiskan banyak waktu menunggu balasan
email mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Dabbish dan Kraut (2006) yang
menyatakan bahwa email sangat penting bagi karyawan dan email juga berfungsi
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat email work importance semakin tinggi tingkat stres kerja pada
karyawan.
Para karyawan yang menggunakan email dalam pekerjaannya, terbiasa
untuk menangani email masuk yang ada dalam inbox mereka. Tidak jarang juga
beberapa orang membuat folder dalam email mereka agar tidak kesulitan atau
kehilangan informasi dari pesan masuk yang ada dalam inbox mereka. Hal ini sesuai
dengan penelitian Dabbish and Kraut (2006) yang menjelaskan bahwa email
management tactics berfungsi untuk melihat para karyawan dapat menangani email
masuk dengan baik, dan bagaimana cara mereka dapat menangani banyaknya email
23
yang masuk namun mereka tidak kehilangan informasi-informasi yang ada.
Semakin tinggi tingkat email management tactics maka semakin rendah tingkat
stres kerja karyawan begitupun sebaliknya.
Karyawan yang memiliki kepribadian tipe D lebih mudah marah, dan sering
merasa tidak percaya diri. Individu dengan kepribadian tipe D cenderung memilih
untuk menarik diri daripada aktif berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hal ini
sejalan dengan Sher (2005), individu yang berkepribadian tipe D umumnya
memiliki hubungan pribadi yang lebih sedikit dengan orang lain dan cenderung
merasa kurang nyaman dengan orang asing. Individu yang berkepribadian tipe D
juga cenderung mengalami emosi negatif seperti suasana hati depresi, kecemasan,
kemarahan, perasaan bermusuhan. Maka dapat diasumsikan bahwa karyawan
dengan jenis tipe kepribadian D maka semakin tinggi tingkat stres kerjanya.
Tingkat stres kerja pada laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan.
Umumnya tingkat stres kerja pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal
itu dikarenakan perempuan lebih banyak mengalami tekanan psikologis seperti
terlalu banyak menggunakan perasaan dalam mengerjakan suatu hal. Hal ini
didukung oleh tokoh Jick dan Mitz (1985), tentang perbedaan jenis kelamin dalam
stres kerja dan menemukan bahwa wanita lebih sering mengalami tekanan
psikologis di tempat kerja, sedangkan laki-laki mengalami tekanan fisik yang lebih
berat. Perbedaan jenis kelamin dalam tingkat stres kerja karyawan juga dilaporkan
oleh Narayanan, Menon, dan Spector (1999), yang menemukan bahwa perempuan
memiliki masalah pribadi yang lebih besar daripada laki-laki sehingga tingkat stres
kerjanya lebih tinggi daripada laki-laki.
24
Menurut Caplan et al., (1975) ; French et al., (1982) Semakin tinggi jabatan
seseorang maka tingkat stresnya akan rendah. Hal ini dikarenakan semakin
tingginya jabatan semakin sedikit mendapat tekanan secara psikologis maupun
fisik. Begitupun sebaliknya semakin rendah jabatan seseorang maka semakin tinggi
tingkat stresnya. Karena semakin banyak tekanan psikologis maupun tekanan
secara fisik. Hal ini telah menunjukkan pentingnya tingkat jabatan, dan jenis
kelamin sebagai sumber stres di tempat kerja. Karyawan di tingkat jabatan yang
lebih rendah juga melaporkan mengalami tingkat stres kerja yang tinggi (Guppy &
Rick, 1996; Hakim, Boudreau, & Bretz, 1996; Karasek, 1979; Panjang, 1998;
Marmot, 1994; McCarthy, & Catano, 1992; Seegers & van Elderen, 1996; Theorell
& Karasek, 1996). Untuk itu, dapat diduga bahwa semakin tinggi jabatan maka
semakin rendah tingkat stres kerja.
Karyawan dengan usia yang lebih muda biasanya tingkat stres kerjanya
lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Hal ini dikarenakan pada usia
muda belum bisa mengontrol emosinya dengan baik. Berbeda dengan karyawan
dengan usia yang lebih tua. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Tandon, Mahaur
dan Gupta (2014) tentang perbedaan usia terhadap stres kerja, yang hasil
penelitiannya menemukan bahwa usia muda lebih tinggi tingkat stres kerjanya
daripada usia yang lebih tua. Hal ini dapat diasumsikan bahwa usia semakin dewasa
maka tingkat stres kerjanya rendah. Berdasarkan penjelasan kerangka berpikir
diatas, maka penelitian ini dapat di ilustrasikan pada gambar 2.1
25
Gambar 2.1 Ilustrasi kerangka berpikir Variabel terkait email, kepribadian dan
demografi terhadap stress kerja
Jenis kelamin
Email work importance
Email volume
Email management
tactics
Email overload
Variabel terkait Email
Demografi
Jabatan
Usia
Kepribadian tipe D
Stres Kerja
26
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.1 Hipotesis Mayor
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel- variabel terkait email, kepribadian
dan demografi terhadap stres kerja.
2.5.2 Hipotesis Minor
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan email work importance terhadap stres kerja.
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan email volume terhadap stres kerja.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan email management tactics terhadap stres
kerja.
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan email overload terhadap stres kerja.
H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan kepribadian tipe D terhadap stres kerja.
H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap stres kerja.
H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan jabatan terhadap stres kerja.
H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap stres kerja.
Semua hipotesis penelitian di atas akan dijadikan H0 untuk kajian pengujian
statistik.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik pengambilan sampel
3.1.1 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi karyawan yang menggunakan
email sebagai media pekerjaan. Misalnya pada bagian staff, admin, supervisor
manager, dan konsultan. Adapun karakteristik populasi yang digunakan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Karyawan yang menggunakan email sebagai media pekerjaannya.
2. Karyawan yang bekerja di Jakarta.
3. Bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 210 karyawan yang bekerja di Jakarta.
3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik convenience sampling yang
merupakan salah satu teknik nonprobability sampling. Alasan peneliti
menggunakan teknik ini karena peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah
populasi dalam penelitian, sehingga sejumlah 210 orang dijadikan sampel
penelitian.
Penyebaran data dilakukan secara online dan offline. URL dari kuesioner
secara online yaitu https://goo.gl/forms/Y1Sui2txAAOb9zHC3. Jumlah sampel
yang didapatkan secara online sebanyak 95 orang (43%). Sedangkan kuesioner
secara offline sebanyak 119 orang (57%).
29
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti, yaitu stres kerja, variabel terkait email,
kepribadian, jenis kelamin, dan tingkat jabatan. Variabel dependen (terikat) dalam
penelitian ini yaitu stres kerja, sedangkan variabel terkait email, kepribadian, jenis
kelamin, dan tingkat jabatan merupakan variabel independen (bebas).
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Berikut adalah penjelasan dari definisi operasional masing-masing variabel:
1. Stres kerja adalah adalah perubahan psikologis yang dialami individu
seperti merasa cemas, gugup, sulit mengontrol diri dan berada di puncak
kemarahan (distress). Alat ukur yang akan digunakan adalah Perceived
Stress Scale (PSS), yang telah dikembangkan oleh Cohen et al., (1983).
2. Variabel terkait email memiliki 4 dimensi yaitu (Dabbish et al., 2006) :
- Email work importance untuk mengetahui persepsi terhadap pentingnya
penggunaan email dalam menyelesaikan pekerjaannya.
- Email volume untuk mengetahui persepsi individu dari jumlah email
yang diterima, dibaca dan dikirim setiap harinya.
- Email management tactics untuk mengetahui perilaku individu dalam
mengatur email pada kotak masuk.
- Email overload untuk mengetahui persepsi dari individu saat email
yang diterima melebihi kapasitas dalam satu waktu.
Variabel ini diukur dengan menggunakan alat ukur email scales Dabbish et
al., (2006).
30
3. Kepribadian tipe D adalah trait individu yang berpikir negatif pada dirinya
sendiri, memendam permusuhan, mudah depresi, mudah marah serta cemas.
Variabel ini diukur dengan adaptasi dari type D scale Denollet (2005).
4. Demografi dalam penelitian ini demografi yang dipilih oleh peneliti adalah
jenis kelamin, jabatan dan usia.
3.3 Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner dengan menggunakan model likert. Skala pengukuran yang akan
digunakan dalam penelitian adalah adaptasi dari Perceived Stress Scale (PSS),
Type D Scale, dan Email Scales. Setiap individu memiliki jawaban yang berbeda
dan tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah. Cara menjawabnya dengan
mengisi sesuai alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan mengikuti
petunjuk yang ada.
3.3.1 Alat ukur stres kerja
Stres kerja diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale (PSS), oleh Cohen
et al., (1983) yang telah digunakan dan dikembangkan oleh Dabbish et al., (2015)
tentang stres kerja. PSS terdiri dari 5 item.
Tabel 3.1
Blueprint skala Stres Kerja
Dimensi Indikator Item
Contoh item Favorable Unfavorable
Stres kerja
perasaan gugup,
cemas, mengontrol
kemarahan, dan
mengontrol diri
sendiri.
5 0
Dalam sebulan
terakhir, seberapa
sering anda merasa
cemas dan stres.
31
Respon jawaban yang disediakan untuk sampel disajikan dalam bentuk pilihan
tidak pernah, hampir tidak pernah, kadang-kadang, sering dan sangat sering.
3.3.2 Alat ukur variabel terkait email
Pengukuran dalam penelitian ini dengan menggunakan alat ukur dengan Email
Scale (ES) oleh Dabbish dan Kraut (2006) yang terdiri dari 23 item.
Tabel 3.2
Blueprint skala variabel terkait email
No Dimensi Indikator Fav Unfav Total Contoh Item
1 Email
work
importance
Mengetahui
pentingnya
menggunakan
email dalam
pekerjaan
4 - 4 Saya menggunakan
email untuk
pekerjaan saya.
2 Email volume Mengetahui
berapa banyak
email masuk
setiap harinya.
3 - 3 Berapa banyak email
yang anda terima
dalam 24 jam?
3 Email
management
tactics
Melihat seberapa
sering melakukan
pengecekkan pada
email masuk.
8 - 8 Saya akan memeriksa
email saya secepat
mungkin ketika ada
pesan masuk.
4 Email
overload
Menunjukkan
email yang terlalu
banyak
menyulitkan
mencari informasi
lainnya.
4 3 7 Saya kesulitan
mencari informasi di
dalam email saya.
Respon jawaban yang disediakan untuk sampel pada dimensi email work
importance disajikan dalam bentuk pilihan sangat tidak setuju, tidak setuju, netral,
setuju, sangat setuju. Untuk dimensi email volume respon jawaban yang disediakan
32
berupa isian. Untuk dimensi email management tactics respon jawaban yang
disajikan dalam bentuk pilihan tidak pernah, sesekali, kadang-kadang, sering,
selalu. Untuk variabel email overload respon jawaban yang disajikan dalam bentuk
pilihan sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju.
3.3.3 Alat Ukur Kepribadian
Kepribadian tipe D
Kepribadian tipe D diukur dengan menggunakan Type D Scale oleh Denollet
(2005). Alat ukur ini terdiri dari 14 item yang telah diadaptasi ke dalam bahasa
Indonesia oleh penulis. Pengukuran menggunakan skala model likert. Pada skala
ini skor untuk jawaban yang favorable yaitu SS = 4, S = 3, N = 2, TS = 1, STS =
0, dan sebaliknya untuk item yang ubfavorable yaitu SS = 0, S = 1, N = 2, TS = 3,
STS = 4.
Tabel 3.3
Blueprint skala kepribadian D
No Dimensi Indikator Fav Unfav Total Contoh Item
1 Kepribadian
tipe D
Berpikir negatif
pada dirinya
sendiri, memendam
permusuhan,
mudah depresi,
mudah marah dan
mudah cemas.
12 2 14 Saya sering merasa bad
mood
Respon jawaban yang disediakan untuk sampel disajikan dalam bentuk pilihan
sangat tidak sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, sangat sesuai.
3.4 Uji Validitas Konstruk
Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)
dengan bantuan software Lisrel 8.70. Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan
kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013), yaitu :
33
1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat Chi-Square yang
dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (P > 0.05) berarti semua item
hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square signifikan (P <
0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji
sesuai dengan langkah kedua berikut ini.
2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P < 0.05), maka dilakukan modifikasi model
pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan
pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin
diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu
konstruk/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengkuran dibebaskan
untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit, maka model
terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.
3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat
apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai koefisien positif.
4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk
mendapatkan faktor skornya. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 dengan
ketentuan tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi.
Terdapat kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013), yaitu :
1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur,
dengan menggunakan t-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur
faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.
Perbandingannya adalah jika t > 1.96 maka item tersebut tidak akan didrop dan
sebaliknya.
34
2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring
dengan favorable (pada skala model likert 1-5), maka nilai koefisien muatan
faktor harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item favorable, namun
muatan faktor item bernilai negatif, maka item tersebut akan didrop dan
sebaliknya.
3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka
item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang
hendak diukur, ia juga mengukur hal lain (multidimensi).
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Stres Kerja
Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk stres kerja diperoleh
skor perhitungan awal Chi-Square = 34.05, df = 5, P-value = 0.00000, skor RMSEA
= 0.171. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0,00000 < 0.05 sehingga dikatakan
bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi terhadap
model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah
melakukan satu kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 1.03, df = 4, P-value
= 0.90490, skor RMSEA = 0.000, dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini
sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk stres kerja ini hanya
mengukur satu faktor saja, yaitu stres kerja.
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk stres kerja dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam
menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-
value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada
tabel 3.4.
35
36
Tabel 3.4.
Muatan faktor item konstruk stres kerja
No.
Item
Koefisien Standard Error T-value Signifikansi
1
2
3
4
5
0.75
0.81
0.79
0.79
0.82
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
11.88
13.25
12.63
12.68
13.24
Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari
lima item konstruk stres kerja, dapat dilihat bahwa kelima item memiliki T-value
>1.96. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk SkalaVariabel Terkait Email
3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Skala Email Work Importance
Dalam perhitungan data CFA model multi grup dari konstruk email work
importance dan email volume.untuk konstruk email work importance diperoleh
skor perhitungan awal Chi-Square = 46.29, df = 13, P-value = 0.00001, skor
RMSEA = 0.113. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00001 < 0.05 sehingga
dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.
Setelah melakukan dua kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 13.64, df =
11, P-value = 0.25327, skor RMSEA = 0.035, dengan P-value > 0.05 yang artinya,
model ini sudah fit.
37
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk email work importance dan email volume dengan melakukan uji hipotesis
nihil dari setiap item. Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini
dilakukan dengan melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data
tabel muatan faktor pada tabel 3.5.
Tabel 3.5.
Muatan faktor item konstruk email work importance
No. Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikasi
1 0.68 0.11 6.43
2 0.52 0.07 7.22
3 0.64 0.07 8.73
4 1.04 0.08 13.34
Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96).
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan
koefisien dari tujuh item konstruk email work importance dan email volume, dapat
dilihat bahwa empat item memiliki T-value >1.96. Dengan demikian item-item
tersebut tidak akan di-drop.
3.4.2.2 Uji Validitas Konstruk Skala Email Volume
Dalam perhitungan data CFA model multi grup dari konstruk email volume dan
email work importance. Untuk konstruk email volume diperoleh skor perhitungan
awal Chi-Square = 46.29, df = 13, P-value = 0.00001, skor RMSEA = 0.113. Dari
hasil tersebut nilai P-value = 0.00001 < 0.05 sehingga dikatakan bahwa model ini
belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu
dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah melakukan dua kali
modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 13.64, df = 11, P-value = 0.25327, skor
RMSEA = 0.035, dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan
38
demikian item-item yang ada pada konstruk email work importance dan email
volume ini mengukur multi faktor, yaitu email work importance dan email volume.
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk email work importance dan email volume dengan melakukan uji hipotesis
nihil dari setiap item. Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini
dilakukan dengan melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data
tabel muatan faktor pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Muatan faktor item konstruk email volume
No. Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikasi
1 0.74 0.06 11.54
2 0.89 0.06 14.39
3 0.81 0.06 12.76
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan
koefisien dari tujuh item konstruk email work importance dan email volume, dapat
dilihat bahwa tiga item memiliki T-value >1.96. Dengan demikian item-item
tersebut tidak akan di-drop.
3.4.2.3 Uji Validitas Konstruk Email Management Tactics
Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk email management
tactics diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 83.56, df = 20, P-value =
0.00000, skor RMSEA = 0.126. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05
sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan
modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk
berkorelasi. Setelah melakukan lima kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square =
20.50, df = 15, P-value = 0.15369, skor RMSEA = 0.043, dengan P-value > 0.05
39
yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada
konstruk email management tactics ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu email
management tactics.
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk email management tactics dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap
item. Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan
melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan
faktor pada tabel 3.7.
Tabel 3.7.
Muatan faktor item konstruk email management tactics
No.
Item
Koefisien Standard Error T-value Signifikansi
1
2
3
4
5
6
7
8
0.22
0.13
0.29
1.02
-0.06
0.10
0.42
1.03
0.07
0.06
0.08
0.19
0.06
0.06
0.10
0.19
3.12
2.15
3.65
5.42
-1.03
1.65
4.39
5.46
Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari
delapan item konstruk email management tactics, dapat dilihat bahwa enam item
memiliki T-value >1.96 dan dua item memiliki T-value < 1.96. Kemudian pada satu
item yang memiliki nilai T-value <1.96 juga memiliki koefisien bermuatan negatif
yang artinya item 5 dan 6 harus di-drop pada konstruk email management tactics.
3.4.2.3 Uji Validitas Konstruk Email Overload
Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk kepribadian tipe D
diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 158.30, df = 14, P-value = 0.00000,
40
skor RMSEA = 0.228. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05 sehingga
dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.
Setelah melakukan lima kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square = 10.92, df =
9, P-value = 0.28153, skor RMSEA = 0.033, dengan P-value > 0.05 yang artinya,
model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk email
overload ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu email overload.
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk email overload dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.
Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat
T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada
tabel 3.8.
Tabel 3.8.
Muatan faktor item konstruk email overload
No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi
1
2
3
4
5
6
7
0.45
0.90
0.53
0.74
0.16
0.70
0.69
0.07
0.06
0.07
0.07
0.08
0.07
0.07
6.31
14.63
7.55
11.34
2.03
10.59
10.25
Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96)
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan
koefisien dari tujuh item konstruk email management tactics, dapat dilihat bahwa
tujuh item memiliki T-value >1.96. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan
di-drop.
41
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kepribadian
3.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Kepribadian Tipe D
Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk kepribadian tipe D
diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 836.55, df = 77, P-value = 0.00000,
skor RMSEA = 0.223. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00000 < 0.05 sehingga
dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, peneliti melakukan modifikasi
terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.
Setelah melakukan tiga puluh satu kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square =
64.94, df = 46, P-value = 0.03424, skor RMSEA = 0.045, dengan P-value > 0.05
yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada
konstruk kepribadian tipe D ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu kepribadian
tipe D.
Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari
konstruk kepribadian tipe D dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.
Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat
T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan faktor pada
tabel 3.9.
42
Tabel 3.9.
Muatan faktor item konstruk kepribadian tipe D
No.
Item
Koefisien Standard Error T-value Signifikansi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0.67
0.47
0.38
0.79
0.65
0.87
0.90
0.81
0.66
0.75
0.85
0.69
0.70
0.84
0.06
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
10.60
6.94
5.57
13.28
10.34
14.89
16.11
14.02
10.60
12.23
14.85
11.10
11.24
14.43
Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96)
Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan
koefisien dari empat belas item konstruk kepribadian tipe D, dapat dilihat bahwa
empat belas item memiliki T-value >1.96. Dengan demikian item-item tersebut
tidak akan di-drop.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple regression yang
berfungsi untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variable X1 (variabel
terkait email), X2 (kepribadian) dan X3 (demografi) dengan Y (stres kerja). Analisa
multiple regression juga digunakan untuk mengkaji akibat dan besarnya akibat dari
lebih satu variable bebas terhadap satu variable terikat dengan prinsip korelasi dan
regresi. Dalam analisis tersebut menggunakan software SPSS 16.0. Adapun
persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
43
Keterangan :
Y’ = stres kerja
a = intercept
b = Koefisien regresi
X1 = Email work importance
X2 = Email volume
X3 = Email management tactics
X4 = Email overload
X5 = Kepribadian tipe D
X6 = Jenis kelamin
X7 = Jabatan
X8 = Usia
e= Residu
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil dari
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam factor score. Dalam hal ini, factor
score adalah faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS dengan
menggunakan item yang valid. Tujuan dari factor score adalah agar koefisien
regresi tidak mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang
terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).
Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians kepuasan
penghuni yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diukur dengan
rumus R², dimana:
Y’ = a + b1x1 + .......+ b8x8 + e
44
R2 =jumlah kuadrat regresi
jumlah kuadrat total=
SSreg
SSy
Adapun jika R² signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang
dipengaruhi oleh kesebelas faktor (variabel terkait email, kepribadian, jenis
kelamin, jabatan, usia) secara keseluruhan adalah signifikan.
Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji variabel mana dari
kedelapan variabel independen tersebut yang signifikan. Dalam hal ini peneliti
menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Jika memiliki
skor t > 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan,
sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam
taraf signifikansi 0.05 atau 5%).
Dalam regresi analisis berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi,
yaitu:
1. R² yang menunjukkan proporsi varians dari variabel dependen yang bisa
dijelaskan oleh variabel independen.
2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien
regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari
variabel independen yang bersangkutan.
3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi
tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel independen diketahui.
Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu variabel
terkait email (email work importance, email volume, email management tactics,
email overload), kepribadian (kepribadian tipe D), jenis kelamin, jabatan dan usia
dalam mempengaruhi stres kerja.
45
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
1. Persiapan penelitian
a. Penelitian ini dimulai dengan pengamatan terhadap fenomena dan berita terkini
yang terjadi di masyarakat, kemudian peneliti memilih permasalahan yang ingin
diteliti dan melakukan studi pendahuluan terhadap fenomena.
b. Peneliti melakukan analisis jurnal dengan membuat matriks jurnal, analisis
jurnal dilakukan dengan jurnal yang dikaji dari jurnal yang dimuat di dalam
negeri, dan luar negeri. Kemudian, peneliti melaporkan hasil analisis jurnal
kepada dosen pembimbing untuk menentukan dependent variabel dan
independent variabel.
c. Setelah mendapatkan seluruh variabel yang ingin diteliti, peneliti melakukan
studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan variabel
penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian. Peneliti menentukan jumlah subjek penelitian, dan
melakukan pengumpulan data dengan alat ukur untuk subjek penelitian.
3. Pengolahan data
a. Peneliti memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala yang
telah diisi oleh subjek penelitian.
b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat
tabel data.
c. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik.
d. Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian
maka ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin, jabatan dan usia. Subjek pada penelitian ini berjumlah 210 orang, dengan
range usia 20 – 60 tahun, ( X =40 ; SD=8). Berikut adalah gambaran sampel yang
menjadi subjek dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Gambaran umum subjek penelitian
Deskripsi N %
Jenis Kelamin Perempuan 121 58%
Laki-laki 89 42%
Jabatan Managerial 64 30%
Non- managerial 146 70%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa subjek
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 121 orang (58%) dan laki-laki sebanyak
89 orang (42%). Partisipan dengan jabatan managerial (vice president, direktur
utama, direktur operasional,manager, assistant manager, supervisor, konsultan,
kepala keuangan dan lainnya) sebanyak 64 orang (30%) dan jabatan non-
managerial (staff, operator, resepsionis, admin dan lainnya) sebanyak 146 orang
(70%).
47
Tabel 4.2
Gambaran Email Volume per hari
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Menerima Email 210 1 600 39.6 60
Membaca Email 210 1 350 27.2 39
Mengirim Email 210 0 100 15 16
Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa frekuensi subjek
menerima email sebanyak 600 dan paling sedikit 1 dengan mean 39.6 dan std.
deviasi sebesar 60. Kemudian dimensi membaca email sebanyak 350 dan paling
sedikit 1 dengan mean 27.2 dan std. deviasi sebesar 39. Dimensi mengirim email
paling banyak 100 dan paling sedikit 0 dengan mean 15 dan st. deviasi 16.
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam analisis statistik pada penelitian ini digunakan skor berupa skor faktor. Skor
faktor didapat dengan merubah semua item yang ada pada dimensi yang sama
menjadi satu skor yaitu disebut factor score pada software SPSS. Tujuan
penggunaan factor score ialah untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan
pengukuran. Kemudian, factor score diubah menjadi true score untuk
menghilangkan bilangan negatif dengan cara melakukan proses komputasi melalui
formula T-score = 50 + (10.z). Hal ini dilakukan agar mendapatkan angka yang
positif. Proses ini ditujukan agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil
pengukuran variabel-variabel yang diteliti.
Setelah melakukan analisis statistik deskriptif, didapatkan deskripsi statistik
masing-masing variabel pada penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 4.2.
48
Karena semua skor telah berada pada skala yang sama, maka mean pada skala ini
adalah 50. Namun, distribusi setiap variabel memiliki tingkat yang bervariasi. Oleh
karena itu, didapatkan distribusi frekuensi dengan titik minimum, maksimum, dan
standar deviasi. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Stres Kerja 210 30.14 73.00 50 9.43
Email Work Importance 210 18.02 64.62 50 8.93
Email Volume 210 42.14 110.16 50 9.33
Email Management Tactics 210 27.36 71.31 50 8.10
Email Overload 210 31.04 80.72 50 9.25
Kepribadian Tipe D 210 31.31 76.29 50 9.68
Valid N (listwise) 210
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel stres kerja memiliki skor
terendah 30.14 dan skor tertinggi 73.00 dengan st. deviasi sebesar 9.43. Kedua,
variabel email work importance memiliki skor terendah 18.02 dan skor tertinggi
64.62 dengan st. deviasi 8.93. Ketiga, variabel email volume memiliki skor terendah
42.14 dan skor tertinggi 110.16 dengan st. deviasi 9.33. Keempat, variabel email
management tactics memiliki skor terendah 27.36 dan skor tertinggi 71.31 dengan
st. deviasi 8.10. Kelima, variabel email overload memiliki skor terendah 31.04 dan
skor tertinggi 80.72 dengan st. deviasi 9.25. Keenam, variabel kepribadian tipe D
memiliki skor terendah 31.31 dan skor tertinggi 76.29 dengan st. deviasi 9.68.
Setiap variabel memiliki mean sebesar 50.
49
Dari statistik deskriptif variabel penelitian yang telah dijelaskan di atas,
dapat terlihat bahwa yang memiliki sebaran data paling besar adalah variabel email
volume dimana rentangan nilai maksimum dan minimumnya sebesar 68.02. Hal ini
membuktikan bahwa jawaban subjek terhadap skala stres kerja cukup beragam.
Sedangkan, variabel yang memiliki sebaran data paling kecil ialah variabel stres
kerja, dimana rentangan nilai maksimum dan minimumnya sebesar 42.86, hal ini
membuktikan bahwa jawaban subjek atas skala dimensi stres kerja cenderung
seragam. Rentangan skor pada masing-masing variabel dapat menggambarkan
individual differences pada subjek, dimana variabel yang memiliki rentangan skor
besar dapat mengukur individual differences yang baik.
4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel
Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur
apakah subjek tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Sebelum
mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah atau
tinggi, peneliti menetapkan norma dari skor dengan menggunakan mean dan
standar deviasi (dalam tabel 4.4). Setelah itu akan didapatkan persentase pada
masing-masing kategori setiap variabel.
Tabel 4.4
Pedoman interpretasi skor Kategori Rumus
Tinggi X > Mean
Sedang
Rendah
Mean-1SD ≤ X ≤ Mean + 1SD
X < Mean
50
Uraian mengenai kategori skor variabel berdasarkan pengelompokkan
tinggi dan rendahnya tiap variabel dapat dilihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Kategorisasi skor variabel
Variabel Frekuensi (orang) Persentase
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
Stres Kerja 27 150 33 13% 71% 16%
Email Work Importance 25 158 27 12% 75% 13%
Email Volume 0 188 22 0% 90% 10%
Email Management
Tactics 24 169 17 11% 80% 8%
Email Overload 20 168 22 10% 80% 10%
Kepribadian Tipe D 30 146 34 14% 70% 16%
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa skor pada
variabel stres kerja sebanyak 27 orang (13%) ada pada kategori rendah, 150 orang
(71%) ada pada kategori sedang, dan 33 orang (16%) ada pada kategori tinggi.
Dengan demikian hasil dari sebaran variabel stres kerja berada pada kategori
sedang. Kemudian pada variabel email work importance sebanyak 25 orang (12%)
berada pada kategori rendah, 158 orang (75%) ada pada kategori sedang, dan 27
orang (13%). Dengan demikian, hasil dari sebaran variabel email work importance
berada pada kategori sedang. Untuk variabel email volume tidak ada dalam kategori
rendah (0%), sebanyak 188 orang (90%) berada pada kategori sedang, dan sebanyak
22 orang (10%) berada pada kategori tinggi. Dengan demikian hasil sebaran
variabel email volume berada pada kategori sedang. Untuk variabel email
management tactics sebanyak 24 orang (11%) pada kategori rendah, 169 orang
(80%) berada pada kategori sedang dan 17 orang (8%) pada kategori tinggi. Dengan
demikian sebaran variabel email management tactics berada pada kategori sedang.
Untuk variabel email overload sebanyak 20 orang (10%) berada pada kategori
51
rendah, 168 orang (80%) berada pada kategori sedang dan 22 orang (10%) berada
pada kategori tinggi. Dengan demikian sebaran variabel email overload berada pada
kategori sedang. Kemudian untuk variabel kepribadian tipe D sebanyak 30 orang
(14%) pada kategori rendah, sebanyak 146 orang (70%) pada kategori sedang,
sebanyak 34 orang (16%) pada kategori tinggi. Dengan demikian sebaran variabel
kepribadian tipe D berada pada kategori sedang.
4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Dalam melakukan uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis
regresi dengan software SPSS 16. Dalam melakukan analisis regresi, dapat melihat
tiga hal penting. Pertama, kita dapat melihat R² (R square) untuk mengetahui berapa
persen proporsi varians dependent variable (DV) yang dijelaskan oleh independent
variable (IV). Kedua, kita dapat melihat apakah keseluruhan IV memengaruhi DV
secara signifikan. Ketiga, kita dapat melihat signifikansi dan besar pengaruh dari
masing-masing IV terhadap DV.
Dalam teknik analisis regresi yang sudah dilakukan, pertama-tama peneliti
melihat R square untuk mengetahui berapa persen proporsi varians DV yang
dijelaskan oleh IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R² sebesar 0.424 atau
42.4%. Hal ini mengandung makna bahwa proporsi varians dari stres kerja yang
dijelaskan oleh seluruh IV sebesar 42.4%, sedangkan sisanya yaitu 57.6%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
52
Selanjutnya, peneliti ingin melihat pengaruh dari keseluruhan IV terhadap
stres kerja. Hal ini dapat dilihat dalam hasil uji F pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Anova Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap Dependent Variable
ANOVA
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig
Regression 7886.816 8 985.852 18.486 .000
Residual 10719.461 201 53.331 Total 18606.276 209
a. Predictors: (Constant), USIA, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, JENIS_KELAMIN, JABATAN,
KEPRIBADIAN_TIPE_D, EMAIL_WORK_IMPORTANCE,
EMAIL_VOLUME
b. Dependent Variable: STRES_KERJA
Berdasarkan tabel 4.6 kita dapat melihat signifikansi dari keseluruhan IV
terhadap stres kerja. Tabel 4.6 menyajikan informasi mengenai nilai p (probability)
sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai p<0.05 (non-significant),
maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa “Tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel terkait email, kepribadian tipe D, jenis kelamin, jabatan, usia terhadap
stres kerja ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan dari keseluruhan
variabel IV terhadap DV.
Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah selanjutnya untuk melihat dari
keseluruhan variabel mana yang dampaknya signifikan dan mana yang tidak
signifikan dalam memengaruhi stres kerja. Hal ini bisa kita lakukan hanya jika R²
nya signifikan. Dalam melihat signifikansi masing-masing variabel ini diperlukan
uji t yang bisa kita lihat dalam tabel 4.7, dimana signifikansi dijelaskan pada kolom
paling kanan. Jika p < 0.05, maka pengaruh variabel terhadap DV signifikan, begitu
53
pula sebaliknya. Dalam uji t kita juga bisa melihat besar dan arah koefisien dari
masing-masing variabel, yang dijelaskan oleh kolom paling kiri (B).
Tabel 4.7
Koefisien Regresi dari Delapan Independent Variable dalam Memengaruhi Stres Kerja
Coeeficients Variabel B p
(Constant) 26.775 .000
Email Work Importance .103 .100
Email Volume -.084 .164
Email Management Tactics .040 .556
Email Overload .048 .419
Kepribadian Tipe D .473 .000*
JK -4.882 .000*
Jabatan 2.789 .014*
Usia -3.099 .040*
a. Dependent Variable: Stres Kerja
*=sig pada p<0.05
Berdasarkan tabel 4.7 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Stres kerja = 26.775 + 0.103 (email work importance) -0.084 (email volume) +
0.040 (email management tactics) + 0.048 (email overload) + 0.473 (kepribadian
tipe D) – 4.882 (jenis kelamin) + 2.789 (jabatan) – 3.099 (usia).
Dari persamaan diatas terlihat bahwa delapan variabel IV, yang berdampak
signifikan terhadap DV hanya variabel kepribadian tipe D dan jenis kelamin,
sisanya berdampak tidak signifikan terhadap DV. Berikut adalah penjelasan
mengenai koefisien regresi dari masing-masing variabel :
1. Email work importance memiliki koefisien regresi sebesar 0.103 dengan
nilai p sebesar 0.100 (p>0.05). Artinya bahwa email work importance tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja.
54
2. Email volume memiliki koefisien regresi sebesar -0.084 dengan nilai p
sebesar 0.164 (p>0.05). Artinya bahwa email volume tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap stres kerja.
3. Email management tactics memiliki koefisien regresi sebesar 0.040 dengan
nilai p sebesar 0.556 (p>0.05). Artinya bahwa email management tactics
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja.
4. Email overload memiliki koefisien regresi sebesar 0.048 dengan nilai p
sebesar 0.419 (p>0.05). Artinya bahwa email overload tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap stres kerja.
5. Kepribadian tipe D memiliki koefisien regresi sebesar 0.473 dengan nilai p
sebesar 0.000 (p <0.05). Artinya bahwa kepribadian tipe D memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja.
6. Jenis kelamin memiliki koefisien regresi sebesar -4.882 dengan nilai p
sebesar 0.000 (p<0.05). Artinya bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap stres kerja.
7. Jabatan memiliki koefisien regresi sebesar 2.789 dengan nilai p sebesar
0.014 (p<0.05). Artinya bahwa jabatan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap stres kerja.
8. Usia memiliki koefisien regresi sebesar -3.099 dengan nilai p sebesar 0.040
(p>0.05). Artinya bahwa usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
stres kerja.
55
4.3.2 Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-
masing independent variable terhadap stres kerja. Maka dari itu, peneliti melakukan
analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independent variable
setiap melakukan regresi. Kemudian, peneliti dapat melihat penambahan dari R² (R
Square Change) setiap melakukan analisis regresi dan dapat melihat signifikansi
dari penambahan R² tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Model Summary Proporsi Varians Stres Kerja yang Dijelaskan Masing-masing IV
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.8 dapat diketahui bahwa :
1. Email work importance memberikan sumbangan sebesar 2.8% terhadap
varians stres kerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p < 0.05.
2. Email volume memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians stres
kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai p > 0.05.
Independent Variable R Square Change Sig. F Change
Email work importance .028 .016*
Email volume .000 .899
Email management tactics .000 .997
Email overload .057 .000*
Kepribadian tipe D .236 .000*
Jenis kelamin .067 0.00*
Jabatan .024 .005*
Usia .012 .040*
Ket : *=sig pada p<0.05
56
3. Email management tactics memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap
varians stres kerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai p
>0.05.
4. Email overload memberikan sumbangan sebesar 5.7% terhadap varians
stres kerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p > 0.05.
5. Kepribadian tipe D memberikan sumbangan sebesar 23.6% terhadap
varians stres kerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p>0.05.
6. Jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 6.7% terhadap stres kerja.
Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p <0.05.
7. Jabatan memberikan sumbangan sebesar 2.4% terhadap stres kerja.
Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p<0.05.
8. Usia memberikan sumbangan sebesar 1.2% terhadap stres kerja.
Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p > 0.05.
57
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang
didapat dari penelitian ini ialah :
Ada pengaruh secara bersama-sama yang signifikan dari variabel terkait email,
kepribadian, jenis kelamin, jabatan dan usia terhadap stres kerja. Berdasarkan hasil
uji hipotesis masing-masing variabel yang telah dilakukan, terdapat empat variabel
independen yang signifikan pengaruhnya terhadap stres kerja, yaitu kepribadian
tipe D, jenis kelamin, jabatan dan usia.
5.2. Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel terkait email, kepribadian,
jenis kelamin, jabatan dan usia terhadap stres kerja. Hasil dari penelitian ini variabel
email work importance menunjukkan bahwa tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja tetapi memberikan sumbangan sebesar 2.8%. Hal ini
dikarenakan partisipan dalam penelitian ini cukup bervariasi, para partisipan juga
memiliki jabatan yang bermacam-macam seperti manager, vice president,
konsultan, direktur, supervisor, staf, admin, resepsionis, operator dan lainnya. Para
partisipan dalam penelitian ini tidak menjadikan email work importance sebagai
sumber stres kerja mereka. Hal ini terlihat dari hasil kategorisasi yang menunjukkan
25 orang mengalami stres kerja yang rendah pada variabel email work importance.
Kemudian beberapa dari partisipan tidak menjadikan email sebagai hal yang
58
penting dalam pekerjaan sehingga hal ini menjadikan tidak ada pengaruh yang
signifikan email work importance terhadap stres kerja. Namun, hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Dabbish et al., (2006) yang menyatakan bahwa email work
importance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja. Dalam
penelitian Dabbish et al., (2006) partisipan yang digunakan dalam penelitiannya
hanya dari 3 jabatan saja sehingga tidak memiliki variasi yang banyak.
Untuk variabel email volume menunjukkan bahwa tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap stres kerja dan variabel ini tidak memberikan sumbangan
sama sekali. Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Dabbish et al., (2006)
yang menyatakan bahwa email volume memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
stres kerja. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jerejian, Reid dan Reis (2013). Menurut Jerejian et al., (2013) hal ini tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan para responden melakukan coping
stress saat menerima email yang terlalu banyak, sehingga menjadikan email volume
tidak signifikan terhadap stres kerja.
Variabel email management tactics menunjukkan bahwa tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja. Variabel ini tidak memberikan
sumbangan sama sekali. Hasil penelitian ini sejalan dengan Jerejian et al., (2013)
yang menyatakan bahwa email management tactics tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja, karena partisipan mungkin telah terbiasa untuk
mengelola email mereka dengan menghapus pesan mereka yang telah dibalas.
Dengan hal tersebut para partisipan berarti dapat mengelola email mereka dengan
baik dan mengurangi keterkaitan pekerjaan mereka dengan email. Selain itu hasil
59
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Dabbish dan Kraut (2006) yang
menyatakan bahwa email management tactics tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja. Hal ini dikarenakan para responden dalam
penelitiannya cenderung membuat kotak pesan masuk pada email mereka kosong,
jadi setelah membaca email yang masuk mereka langsung menghapusnya. Namun,
ada juga yang menyimpan email yang masuk dan menjadikannya to do list.
Variabel email overload tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
stres kerja. Tetapi walaupun variabel ini tidak signifikan, variabel ini memberikan
sumbangan sebesar 5.7%. hal ini mungkin dikarenakan beberapa partisipan dalam
penelitian ini ada yang menerima email hanya satu dalam satu hari, dan ada yang
tidak mengirim email sama sekali dalam satu hari. Namun hal ini bertolak belakang
dengan hasil penelitian Dabbish dan Kraut (2006) yang menyatakan bahwa email
overload memiliki pengaruh terhadap stres kerja, karena meningkatnya email yang
masuk terkait pekerjaan menjadi beban bagi karyawan sehingga meningkatnya stres
kerja pada karyawan tersebut.
Kepribadian tipe D memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja
dengan arah positif dan memiliki sumbangan terbesar yaitu sebesar 23.6%. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kepribadian tipe D seseorang akan
semakin tinggi stres kerjanya. Karena ciri-ciri dari kepribadian tipe D seperti mudah
marah, mudah cemas, depresi dan berpikir negatif dapat mempengaruhi tingkat
stres kerja mereka menjadi tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Polman et al., (2010) dan Oginska (2006), hasil penelitian mereka sama
dengan penelitian ini yaitu kepribadian tipe D memiliki pengaruh yang signifikan
60
dengan stres kerja. Menurut Oginska (2006), kepribadian tipe D memiliki pengaruh
yang signifikan karena individu yang berkepribadian tipe D merasakan lebih tinggi
stres kerjanya dalam lingkungan pekerjaan daripada individu yang bukan
berkepribadian tipe D. Mereka yang berkepribadian tipe D menganggap hampir
semua faktor-faktor di tempat kerja (kecuali kelebihan beban kerja dan kurangnya
dukungan) sebagai sumber stres mereka. Individu tipe D juga cenderung mengalami
emosi negatif dan menghambat ekspresi diri dalam interaksi sosial.
Analisis data variabel jenis kelamin menunjukkan bahwa jenis kelamin
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja dengan arah negatif dengan
sumbangan sebesar 6.7%. Artinya, jenis kelamin perempuan memiliki tingkat stres
kerja yang lebih tinggi daripada laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Jick dan Mitz (1985), yang menyatakan bahwa tekanan
psikologis lebih sering dirasakan perempuan di tempat kerja, sedangkan tekanan
fisik lebih sering dirasakan laki-laki. Peneliti lainnya juga memiliki asumsi yang
sama menurut Narayanan, Menon dan Spector (1999), bahwa perempuan sering
membawa masalah pribadi dalam pekerjaan daripada laki-laki. Namun hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tandon, Mahaur dan Gupta (2014). Dalam penelitian mereka jenis kelamin laki-
laki memiliki tingkat stres kerja tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini
dikarenakan laki-laki memiliki beban dan tanggung jawab untuk keluarga mereka,
dan laki-laki merupakan kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga.
Sedangkan perempuan lebih mandiri dan tidak memiliki beban sebagai tulang
punggung keluarga.
61
Pada variabel jabatan menunjukkan bahwa jabatan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja dengan arah positif. Artinya, jabatan yang non –
managerial memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi daripada jabatan yang
managerial. Karena jabatan non-managerial memiliki banyak tekanan dari atasan
yang mungkin atasan dari partisipan penelitian ini lebih dari satu dan pekerjaan dari
jabatan non-managerial biasanya lebih banyak daripada jabatan managerial.
Jabatan memiliki sumbangan sebesar 2.4%. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Caplan et al., 1975; French et al., 1982) penelitian
mereka menunjukkan bahwa jabatan non managerial memiliki stres kerja yang
lebih tinggi dibandingkan jabatan managerial.
Analisis data variabel usia menunjukkan bahwa usia memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap stres kerja dengan arah negatif, artinya usia lebih muda lebih
tinggi stres kerjanya dibandingkan usia yang lebih tua. Variabel ini memberikan
sumbangan sebesar 1.2%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tandon et al., (2014). Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa
usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres kerja. Dalam penelitian
mereka usia lebih muda memiliki tingkat stres kerja lebih rendah daripada usia yang
lebih tua. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Shultz, Wang, Crimmins dan
Fisher (2010), yang menyatakan bahwa usia memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap stres kerja. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa usia muda lebih
tinggi tingkat stres kerjanya daripada usia yang lebih tua. Namun, hasil penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Conwey et al., (2008)
bahwa usia yang lebih tua memiliki tingkat stres kerja lebih tinggi dibandingkan
62
usia yang lebih muda. Hal ini terjadi karena usia yang lebih tua merasa kesulitan
untuk memahami sistem perusahaan yang berganti-ganti, berbeda dengan usia yang
lebih muda mampu menangkap lebih cepat tentang sistem perusahaan.
Dari proses penelitian ini, saat uji validitas konstruk skala tipe D dilakukan
modifikasi model sebanyak 31 kali. Hal ini dapat dikatakan bahwa skala tersebut
kurang ideal dan bisa jadi hal ini dikarenakan item-item tersebut kurang menggali
variasi respon.
5.3. Saran
Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti sadar masih terdapat banyak
kekurangan atau keterbatasan. Maka dari itu, peneliti menguraikan saran menjadi
dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis, yang dapat menjadi
pertimbangan sebagai penyempurnaan untuk melakukan penelitian lain dengan
dependent variable yang sama.
5.3.1. Saran Metodologis
1. Dalam penelitian ini, independent variable secara bersama-sama memberikan
sumbangan sebesar 42.4% terhadap dependent variable (stres kerja), sedangkan
57.6% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain seperti coping stress
yang tidak diteliti dalam penelitan ini.
2. Dalam penelitian ini, subjek yang peneliti dapatkan hanya yang bekerja di
Jakarta saja. Untuk penelitian mendatang, peneliti menyarankan untuk
menggunakan subjek yang lebih luas tidak hanya karyawan yang bekerja di
Jakarta saja yang dipilih sebagai subjek.
63
3. Subjek dalam penelitian ini cenderung lebih banyak pada karyawan yang bekerja
di perusahaan swasta sebanyak 177 orang, dan sisanya 33 orang dari BUMN dan
Pegawai Negeri Sipil. Untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan subjek
dari Pegawai Negeri Sipil, BUMN dan Institusi lainnya karena pada departemen
tersebut mereka lebih sedikit menggunakan email dibandingkan dengan pegawai
swasta.
5.3.2. Saran Praktis
1. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
kepribadian tipe D, jenis kelamin dan jabatan terhadap stres kerja.
2. Peneliti menyarankan untuk perusahaan sebaiknya memiliki data kepribadian
karyawan agar meminimalisir stres kerja pada karyawan- karyawan tersebut.
3. Melakukan coping stres seperti melakukan aktivitas lain, menambah kegiatan,
menarik diri dari situasi yang berpotensi menimbulkan stres, merubah
pandangan terhadap stres kerja dengan menjadikan stres sebagai motivasi untuk
bekerja lebih giat lagi hingga mencapai hal yang diinginkan, mencari dukungan
sosial serta perhatian pada keluarga atau lingkungan sekitar dan mencari
penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkan stres.
4. Peneliti menyarankan karyawan untuk tidak membatasi diri dari lingkungan,
tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak penting, melakukan hal-hal yang bisa
membuat bahagia, senang, menghindari perasaan murung, berpikiran negatif,
dan berusaha membuka diri pada lingkungan sekitar.
64
5. Peneliti menyarankan karyawan yang memiliki jabatan managerial sebaiknya
lebih memperhatikan karyawan yang non managerial seperti tidak memberikan
tekanan psikologis maupun tekanan fisik untuk meminimalisir tingkat stres
kerja yang berlebihan.
6. Peneliti menyarankan untuk karyawan yang usianya lebih muda untuk tidak
menjadikan pekerjaannya menjadi beban psikologis. Kemudian meminimalisir
tingkat stres kerja yang mereka alami, seperti dengan cara mengontrol emosi
lebih baik lagi, tidak cepat merasa tertekan saat ada pekerjaan yang berlebihan
serta menyelesaikan pekerjaan tanpa menunda sehingga tidak ada pekerjaan
yang menumpuk sebagai sumber stres kerja.
65
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U. H. (2011) Stres kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan
sosial pada perawat. PSIKOISLAMIKA, Jurnal Psikologi Islam (JPI). 8 (1),
63-82.
Alves, S. (2005). A study of occupational stress, scope of practice, and
collaboration in nurse anesthetists practicing in anesthesia care team settings.
AANA journal, 73 (6), 443-452.
American Pschology Association. (2013). Stress in america : Missin the health care
connection. Diunduh tangal 5 April 2017 dari
http://www.apa.org/news/press/releases/stress/2012/full-report.-pdf
Barley, S. R., Meyerson, D. E., Grodal, s. (2011). Email as a source and symbol of
stress. Organization Science 22 (4), 887-906.
Burgess, A., Jackson, T., & Edwards, J. (2005). Email training significantly reduces
email defects. International Journal of Information Management. 71–83.
Candra, A (2011). 30% Pekerja kantor alami stres. Di unduh tanggal 23 Mei
2016, dari
http://health.kompas.com/read/2011/07/20/10232458/30.persen.pekerja.ka
ntor.alami.stres
Caplan, R. D., Cobb, S., French, J. R., Harrison, R, V., Pinneau, S. R. (1975). Job
demands and worker health: Main effects and occupational differences.
US : University of Michigan.
Cohen, S., Kamarck, T., Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived
stress. Journal of Health and Social Behavior 24, 385-396.
Conway, P. M., Campanini, P., Sartori, S., Dotti, R., Costa, G. (2008). Main and
interactive efects of shiftwork, age and work stress on health in an italian
sample of healthcare workers. Journal of Health and Social Behavior 39,
630-639.
Dabbish, L. A., Kraut, R. E. (2006). Email overload at work : an analysis of factors
associated with email strain. Journal of Personality and Social Psychology
89-138.
Denollet, J. (2005). DS14 : Standard assesment of negative affectivity, social
inhibition, and type d personality. Journal of Psychosomatic Medicine 67, 89-
97.
Ganster, D. C., & Schaubroeck, J.(1991). Work stress and employee health. Journal
of Management 17, 235-273.
Grande, G., Jordan, J., Kummel, M., Struwe, C., Schubmann, R., Schulze, F.,
Unterberg, C., Kanel, R., Kudlieka, B. M., Fischer, J., Lingen, C.H. (2003).
Evaluation der deutschen typ-d skala (DS14) und pravelenz der typ-d-
66
personlichkeit be i kardiologischen und psychosomatischen patienten sowie
gesunden. Psychoter Psych Med 54, 413-422.
Greenberg, R., & Baron, J., A. (2003). A randomized trial of aspirin to prevent
colorectal Adenomas. Journal of medicine 38, 215-223.
Ivancevich, M., J., Matteson, M., T., Preston, C. (1982). Occupational stress, type
A behavior and physical well being. Academy of Management Journal 25
(2), 373-39.
Jerejian, A.C.M., Reid, C., Rees, C.S.(2013). The contribution of email volume,
email management tactics and propensity to worry in predicting email stress
among academics. Journal computers in human behavior. 29, 991-996.
Karimi, Roohangiz and Farhad, Alipour. (2011). Reduce job stress in organizations:
role of locus of control, international. Journal of Business and Social Science.
2 (18), 130 – 143.
Kushlev, K., & Dunn, E.W. (2015). Checking email less frequently reduces stress.
Journal Computers in Human Behavior. 43, 220-228.
Oginska, N. (2006). Occupational stress and its consequences in healthcare
professionals : the role of type d personality. International Journal of
Medicine and Environmental Health. 19, 113-122.
Pedersen, S, S., Denollet, J. (2004). Validity of the type d personality construct in
danish post-MI patients and healthy controls. Journal of Psychosomatic
Research. 57, 265-272.
Pedersen, S, S., Lemos, P. A., Vooren, P. V., Liu, K. K., Daemen, J., Erdman, R.
A., & Smits, P. C. (2004). Type d personality predicts death or myocardial
infraction after bare metal stent or sirolimus-eluting stent implantation.
Journal of the American college of cardiology. 24, 171-182.
Pervin Cervone, John. (2004). Psikologi Kepribadian : teori dan penelitian edisi 9.
Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Polman, R., Borkoles, E., Nicholls, A., R. (2010). Type d personality, stress, and
symptomps of burnout : the influence of avoidance coping and social
support. British Journal of Health Psychology. 15, 681-696.
Regus (2015). Survei membuktikan banyak pekerja di kota-kota besar stres
memuncak. Diunduh pada tanggal 5 April 2017 dari
https://republikbjm.wordpress.com/2015/04/20/survei-membuktikan-
banyak-pekerja-di-kota-kota-besar-stress-memuncak/
Robbins, Stephen. P. (2003). Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
Selye, H. (1975). Confusion and controversy in the stress field. Journal of Human
Stress. 17, 37-47.
Selye, H. (1976). The physiology and pathology exposure to stress. Journal of
Human Stress. 34, 87-102.
67
Sher, L. (2005). Type d personality: The heart, stress, and cortisol. Advance Access
publication. Journal of Personality 98, 323-329.
Supriyanto, B (2014). Survei BPS, penggunaan email geser media sosial. Diunduh
pada tanggal 21 Januari 2016 dari
http://industri.bisnis.com/read/20140115/105/197390/survei-bps-
penggunaan-e-mail-geser-media-sosial
Sutanto, E.M., Djohan, L.(2006) Pengaruh persepsi akan dimensi desain organisasi
dan tipe kepribadian terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta
Alfa Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 8, 25-39.
Tandon, J. K., Mahaur, C., Gupta, A. (2014). Effect of age and gender on
occupational stress : a study on teaching fraternity. International Journal of
Engineering Technology, Management and Applied Sciences. 2 (2), 2349-
4476.
Umar, J. (2013). Analisis Faktor Konfirmatori. Bahan Ajar, Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Vigoda, Eran, (2002). Stress – related aftermaths to workplace politics : the
relationship among politics, job distress and aggressive behavior in
organizations. Journal of Organizational Behavior. 23, 571 – 591.
Whitehead, D. L., Porras, L. P., Strike, P. C., Magid, K., Steptoe, A. (2007). Cortisol
awakening response is elevated in acute coronary syndrome patients with
type D personality. Journal of Psychosomatic 62, 419-425.
Whittaker, S., Sidner, C. (1996). Email overload: exploring personal information
management of email. 28, 276-284.
Wijono, S.(2006). Pengaruh kepribadian tipe A dan peran terhadap stres kerja
manajer madya. 8 (3), 188-198.
68
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Nurul Aini, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian tentang aktivitas
saudara/saudari sehari-hari, untuk menyelesaikan tugas akhir saya sebagai
persyaratan mencapai gelar Sarjana Psikologi. Berkaitan dengan hal tersebut, saya
berharap saudara/saudari bersedia menjadi partisipan penelitian saya dengan
mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan saudara/saudari. Semua informasi yang
saudara/saudari berikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
keperluan penelitian.
Apabila terdapat pertanyaan, dapat menghubungi saya melalui
[email protected] atau 081283889392. Atas bantuan, kesediaan waktu dan
kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Peneliti
69
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPAN
Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian untuk melihat aktivitas sehari-hari.
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin : P / L *
Usia :
Jabatan :
Departemen :
*) Coret yang tidak sesuai
Peneliti Partisipan
(Nurul Aini) (__________________)
70
Petunjuk pengisian skala 1
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda. Adapun keterangan respon sebagai berikut :
TP : Tidak Pernah
HTP : Hampir Tidak Pernah
K : Kadang-kadang
S : Sering
SS : Sangat Sering
No Pertanyaan TP HTP K S SS
1.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa tidak dapat mengontrol
hal-hal penting dalam hidup anda?
2. Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa cemas dan stres?
3.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa tidak bisa mengatasi
semua hal yang harus anda lakukan?
4.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa bahwa anda berada di
puncak kemarahan?
5.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda marah karena hal-hal yang
berada di luar kendali anda?
71
Petunjuk pengisian skala 2
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda dan isi jawaban dari pertanyaan yang ada pada kolom
yang telah disediakan.
Adapun keterangan respon sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
1. Email sangat penting untuk
menyelesaikan pekerjaan saya.
2.
Saya menghabiskan banyak waktu
menunggu balasan dari orang lain
ke email saya.
3. saya menggunakan email untuk
banyak hal dalam pekerjaan saya.
4.
Tanpa menggunakan email saya
akan kesulitan mengerjakan
pekerjaan saya.
72
Petunjuk Skala 2.1
Isilah jawaban Anda dari pertanyaan yang ada pada kolom yang telah disediakan.
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa banyak email masuk yang
anda terima dalam 24 jam?
2. Berapa banyak email masuk yang
anda baca dalam 24 jam?
3. Berapa banyak email yang dapat
anda kirim dalam 24 jam?
73
Petunjuk Skala 2.2
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
TP : Tidak Pernah
SS : Sesekali
K : Kadang-kadang
SE : Sering
S : Selalu
No Pertanyaan TP SS K SE S
1.
Saya mengecek email secepat saat
saya melihat atau mendengar ketika
ada email masuk.
2.
Saya membatasi diri saya untuk
mengecek email pada waktu tertentu
dalam sehari-hari.
3. Saya mencoba untuk membuat kotak
masuk saya berisi sedikit email.
4.
Saya menyimpan pesan di kotak
masuk sebagai pengingat hal-hal
yang harus saya lakukan.
5. Saya membiarkan pesan yang sudah
saya baca tetap ada di kotak masuk.
6.
Saya menghapus pesan masuk yang
berhubungan dengan pekerjaan
setelah saya membacanya.
7. Saya secara manual menyusun pesan
saya, secepat setelah email masuk.
8. Saya menyusun pesan saya ke dalam
folder terpisah.
74
Petunjuk pengisian skala 2.3
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
1. Saya dapat menangani email saya
secara efisien.
2. Saya kesulitan menemukan
informasi di email saya.
3.
Saya dengan mudah dapat
menangani jumlah email yang saya
terima.
4. Terkadang saya kehilangan
informasi atau pesan yang penting.
5. Saya membalas dengan cepat untuk
pesan yang saya butuhkan.
6. Email mengganggu saya saat saya
sedang mengerjakan pekerjaan.
7. Saya merasa lelah berurusan
dengan email saya.
75
Petunjuk pengisian skala 3
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling
sesuai dengan keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
N : Netral
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
No Pertanyaan STS TS N S SS
1.
Saya dengan mudah
berkomunikasi ketika bertemu
orang-orang.
2. Saya sering membuat keributan
dengan hal yang tidak penting.
3. Saya sering berbicara dengan
orang yang baru saya kenal.
4. Saya sering merasa tidak bahagia.
5. Saya sering merasa kesal.
6. Saya sering merasa kesulitan
dalam interaksi sosial.
7. Saya memandang sesuatu hal
secara negatif.
8. Saya merasa sulit untuk memulai
percakapan.
9. Saya sering merasa bad mood.
10. saya orang yang tertutup.
11. Saya lebih memilih menjaga jarak
dari orang-orang sekitar.
12. Saya sering merasa khawatir
tentang sesuatu hal.
13. Saya sering merasa sedih.
14.
Ketika bersosialisasi, saya sulit
menemukan hal yang tepat untuk
dibicarakan.
76
LAMPIRAN 2
SYNTAX UJI VALIDITAS
Gambar 3.1
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala stres kerja
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS STRES KERJA
DA NI=5 NO=210 MA=PM
LA
SK1 SK2 SK3 SK4 SK5
PM SY FI=SK.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
STRES KERJA
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1
FR TD 5 4
PD
OU SS TV MI
77
Gambar 3.2
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email work importance dan email volume
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL WORK IMPORTANCE DAN EMAIL VOLUME
DA NI=7 NO=210 MA=KM
LA
EWI1 EWI2 EWI3 EWI4 EV1 EV2 EV3
KM SY FI=EWI&EV.COR
MO NX=7 NK=2 TD=SY
LK
EWI EV
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
FR LX 5 2 LX 6 2 LX 7 2
FR TD 3 1 TD 4 1
PD
OU SS TV MI
78
Gambar 3.3
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email management tactics
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL MANAGEMENT TACTICS DA NI=8 NO=210 MA=PM LA EMT1 EMT2 EMT3 EMT4 EMT5 EMT6 EMT7 EMT8 PM SY FI=EMT.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK EMAIL MANAGEMENT TACTICS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 5 TD 6 2 TD 8 4 TD 3 2 TD 7 6 PD OU SS TV MI
79
Gambar 3.4
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email overload
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL OVERLOAD DA NI=7 NO=210 MA=PM LA EO1 EO2 EO3 EO4 EO5 E06 E07 PM SY FI=EO.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY LK EMAIL OVERLOAD FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 7 6 TD 3 1 TD 5 1 TD 5 3 TD 5 4 PD OU SS TV MI
80
Gambar 3.5
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala kepribadian tipe D
(TIDAK FIT)
81
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS KEPRIBADIAN TIPE D DA NI=14 NO=210 MA=PM LA K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 PM SY FI=K.COR MO NX=14 NK=1 LX=FR TD=SY LK KEPRIBADIAN TIPE D FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR LX 8 1 LX 8 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 FR TD 9 5 TD 14 8 TD 13 12 TD 3 1 TD 10 7 TD 5 4 TD 13 4 FR TD 9 4 TD 14 12 TD 12 6 TD 11 10 TD 7 1 TD 8 1 TD 8 3 TD 14 4 FR TD 10 8 TD 14 5 TD 9 7 TD 8 5 TD 8 4 TD 9 8 TD 14 10 TD 6 2 TD
13 1 TD 11 6 FR TD 12 4 TD 12 9 TD 13 9 TD 13 5 TD 7 6 TD 14 7 PD OU SS TV MI
82
LAMPIRAN 3
OUTPUT SPSS 16.0 ANALISIS REGRESI BERGANDA
Regression
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .651a .424 .401 7.30278 .424 18.486 8 201 .000
Predictors: (Constant), USIA, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS, EMAIL_OVERLOAD,
JENIS_KELAMIN, JABATAN, KEPRIBADIAN_TIPE_D, EMAIL_WORK_IMPORTANCE,
EMAIL_VOLUME
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .166 .028 .023 9 .028 5.923 1 208 .016
2 .167 .028 .018 9 .000 .016 1 207 .899
3 .167 .028 .014 9 .000 .000 1 206 .997
4 .292 .085 .067 9 .057 12.849 1 205 .000
5 .566 .321 .304 8 .236 70.738 1 204 .000
6 .623 .388 .369 7 .067 22.168 1 203 0.00
7 .642 .412 .391 7 .024 8.253 1 202 .005
8 .651 .424 .401 7 .012 4.287 1 201 .040
a. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE
b. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME
c. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS
d. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD
e. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D
f. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK
g. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK, Jabatan
h. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK, Jabatan, Usia
83
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standard
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 26.775 6.512 4.112 .000
Email Work Importance .0103 .062 .098 1.654 .100
Email Volume -.084 .060 -.083 -1.398 .164
Email Management Tactics .040 .068 .035 .589 .556
Email Overload .048 .059 .047 .810 .419
Kepribadian Tipe D .473 .058 .486 8.200 .000
JK -4.882 1.040 -.256 -4.695 .000
Jabatan 2.789 1.129 .139 2.471 .014
Usia -3.099 1.497 -.120 -2.071 .040
a. Dependent Variable: STRES_KERJA
ANOVA
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig
Regression 7886.816 8 985.852 18.486 .000
Residual 10719.461 201 53.331
Total 18606.276 209
a. Predictors: (Constant), USIA, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS, EMAIL_OVERLOAD,
JENIS_KELAMIN, JABATAN, KEPRIBADIAN_TIPE_D, EMAIL_WORK_IMPORTANCE,
EMAIL_VOLUME
b. Dependent Variable: STRES_KERJA
63
63
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U. H. (2011) Stres kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan sosial pada
perawat. PSIKOISLAMIKA, Jurnal Psikologi Islam (JPI). 8 (1), 63-82.
Alves, S. (2005). A study of occupational stress, scope of practice, and collaboration in nurse
anesthetists practicing in anesthesia care team settings. AANA journal, 73 (6), 443-452.
American Pschology Association. (2013). Stress in america : Missin the health care
connection. Diunduh tangal 5 April 2017 dari
http://www.apa.org/news/press/releases/stress/2012/full-report.-pdf
Barley, S. R., Meyerson, D. E., Grodal, s. (2011). Email as a source and symbol of stress.
Organization Science 22 (4), 887-906.
Burgess, A., Jackson, T., & Edwards, J. (2005). Email training significantly reduces email
defects. International Journal of Information Management. 71–83.
Candra, A (2011). 30% Pekerja kantor alami stres. Di unduh tanggal 23 Mei 2016, dari
http://health.kompas.com/read/2011/07/20/10232458/30.persen.pekerja.kantor.alami.s
tres
Caplan, R. D., Cobb, S., French, J. R., Harrison, R, V., Pinneau, S. R. (1975). Job demands
and worker health: Main effects and occupational differences. US : University of
Michigan.
Cohen, S., Kamarck, T., Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived stress. Journal
of Health and Social Behavior 24, 385-396.
Conway, P. M., Campanini, P., Sartori, S., Dotti, R., Costa, G. (2008). Main and interactive
efects of shiftwork, age and work stress on health in an italian sample of healthcare
workers. Journal of Health and Social Behavior 39, 630-639.
Dabbish, L. A., Kraut, R. E. (2006). Email overload at work : an analysis of factors associated
with email strain. Journal of Personality and Social Psychology 89-138.
Denollet, J. (2005). DS14 : Standard assesment of negative affectivity, social inhibition, and
type d personality. Journal of Psychosomatic Medicine 67, 89-97.
Ganster, D. C., & Schaubroeck, J.(1991). Work stress and employee health. Journal of
Management 17, 235-273.
Grande, G., Jordan, J., Kummel, M., Struwe, C., Schubmann, R., Schulze, F., Unterberg, C.,
Kanel, R., Kudlieka, B. M., Fischer, J., Lingen, C.H. (2003). Evaluation der deutschen
typ-d skala (DS14) und pravelenz der typ-d- personlichkeit be i kardiologischen und
psychosomatischen patienten sowie gesunden. Psychoter Psych Med 54, 413-422.
Greenberg, R., & Baron, J., A. (2003). A randomized trial of aspirin to prevent colorectal
Adenomas. Journal of medicine 38, 215-223.
Ivancevich, M., J., Matteson, M., T., Preston, C. (1982). Occupational stress, type A behavior
and physical well being. Academy of Management Journal 25 (2), 373-39.
Jerejian, A.C.M., Reid, C., Rees, C.S.(2013). The contribution of email volume, email
management tactics and propensity to worry in predicting email stress among academics.
Journal computers in human behavior. 29, 991-996.
Karimi, Roohangiz and Farhad, Alipour. (2011). Reduce job stress in organizations: role of
locus of control, international. Journal of Business and Social Science. 2 (18), 130 – 143.
64
64
Kushlev, K., & Dunn, E.W. (2015). Checking email less frequently reduces stress. Journal
Computers in Human Behavior. 43, 220-228.
Oginska, N. (2006). Occupational stress and its consequences in healthcare professionals : the
role of type d personality. International Journal of Medicine and Environmental Health.
19, 113-122.
Pedersen, S, S., Denollet, J. (2004). Validity of the type d personality construct in danish post-
MI patients and healthy controls. Journal of Psychosomatic Research. 57, 265-272.
Pedersen, S, S., Lemos, P. A., Vooren, P. V., Liu, K. K., Daemen, J., Erdman, R. A., & Smits,
P. C. (2004). Type d personality predicts death or myocardial infraction after bare metal
stent or sirolimus-eluting stent implantation. Journal of the American college of
cardiology. 24, 171-182.
Pervin Cervone, John. (2004). Psikologi Kepribadian : teori dan penelitian edisi 9. Kencana
Prenada Media Group : Jakarta.
Polman, R., Borkoles, E., Nicholls, A., R. (2010). Type d personality, stress, and symptomps
of burnout : the influence of avoidance coping and social support. British Journal of
Health Psychology. 15, 681-696.
Regus (2015). Survei membuktikan banyak pekerja di kota-kota besar stres memuncak.
Diunduh pada tanggal 5 April 2017 dari
https://republikbjm.wordpress.com/2015/04/20/survei-membuktikan-banyak-pekerja-
di-kota-kota-besar-stress-memuncak/
Robbins, Stephen. P. (2003). Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
Selye, H. (1975). Confusion and controversy in the stress field. Journal of Human Stress. 17,
37-47.
Selye, H. (1976). The physiology and pathology exposure to stress. Journal of Human Stress.
34, 87-102.
Sher, L. (2005). Type d personality: The heart, stress, and cortisol. Advance Access
publication. Journal of Personality 98, 323-329.
Supriyanto, B (2014). Survei BPS, penggunaan email geser media sosial. Diunduh pada
tanggal 21 Januari 2016 dari
http://industri.bisnis.com/read/20140115/105/197390/survei-bps-penggunaan-e-mail-
geser-media-sosial
Sutanto, E.M., Djohan, L.(2006) Pengaruh persepsi akan dimensi desain organisasi dan tipe
kepribadian terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 8, 25-39.
Tandon, J. K., Mahaur, C., Gupta, A. (2014). Effect of age and gender on occupational stress :
a study on teaching fraternity. International Journal of Engineering Technology,
Management and Applied Sciences. 2 (2), 2349-4476.
Umar, J. (2013). Analisis Faktor Konfirmatori. Bahan Ajar, Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Vigoda, Eran, (2002). Stress – related aftermaths to workplace politics : the relationship among
politics, job distress and aggressive behavior in organizations. Journal of
Organizational Behavior. 23, 571 – 591.
65
65
Whitehead, D. L., Porras, L. P., Strike, P. C., Magid, K., Steptoe, A. (2007). Cortisol awakening
response is elevated in acute coronary syndrome patients with type D personality.
Journal of Psychosomatic 62, 419-425.
Whittaker, S., Sidner, C. (1996). Email overload: exploring personal information management
of email. 28, 276-284.
Wijono, S.(2006). Pengaruh kepribadian tipe A dan peran terhadap stres kerja manajer madya.
8 (3), 188-198.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya Nurul Aini, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya sedang melakukan penelitian tentang aktivitas saudara/saudari sehari-hari, untuk
menyelesaikan tugas akhir saya sebagai persyaratan mencapai gelar Sarjana Psikologi.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya berharap saudara/saudari bersedia menjadi partisipan
penelitian saya dengan mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan saudara/saudari. Semua
informasi yang saudara/saudari berikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk keperluan penelitian.
Apabila terdapat pertanyaan, dapat menghubungi saya melalui [email protected] atau
081283889392. Atas bantuan, kesediaan waktu dan kerjasamanya saya mengucapkan terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Peneliti
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPAN
Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
untuk melihat aktivitas sehari-hari.
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin : P / L *
Usia :
Jabatan :
Departemen :
*) Coret yang tidak sesuai
Peneliti Partisipan
(Nurul Aini) (__________________)
Petunjuk pengisian skala 1
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda. Adapun keterangan respon sebagai berikut :
TP : Tidak Pernah
HTP : Hampir Tidak Pernah
K : Kadang-kadang
S : Sering
SS : Sangat Sering
No Pertanyaan TP HTP K S SS
1.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa tidak dapat mengontrol
hal-hal penting dalam hidup anda?
2. Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa cemas dan stres?
3.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa tidak bisa mengatasi
semua hal yang harus anda lakukan?
4.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda merasa bahwa anda berada di
puncak kemarahan?
5.
Dalam sebulan ini, seberapa sering
anda marah karena hal-hal yang
berada di luar kendali anda?
Petunjuk pengisian skala 2
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda dan isi jawaban dari pertanyaan yang ada pada kolom yang telah disediakan.
Adapun keterangan respon sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
1. Email sangat penting untuk
menyelesaikan pekerjaan saya.
2.
Saya menghabiskan banyak waktu
menunggu balasan dari orang lain
ke email saya.
3. saya menggunakan email untuk
banyak hal dalam pekerjaan saya.
4.
Tanpa menggunakan email saya
akan kesulitan mengerjakan
pekerjaan saya.
Petunjuk Skala 2.1
Isilah jawaban Anda dari pertanyaan yang ada pada kolom yang telah disediakan.
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa banyak email masuk yang
anda terima dalam 24 jam?
2. Berapa banyak email masuk yang
anda baca dalam 24 jam?
3. Berapa banyak email yang dapat
anda kirim dalam 24 jam?
Petunjuk Skala 2.2
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
TP : Tidak Pernah
SS : Sesekali
K : Kadang-kadang
SE : Sering
S : Selalu
No Pertanyaan TP SS K SE S
1.
Saya mengecek email secepat saat
saya melihat atau mendengar ketika
ada email masuk.
2.
Saya membatasi diri saya untuk
mengecek email pada waktu tertentu
dalam sehari-hari.
3. Saya mencoba untuk membuat kotak
masuk saya berisi sedikit email.
4.
Saya menyimpan pesan di kotak
masuk sebagai pengingat hal-hal
yang harus saya lakukan.
5. Saya membiarkan pesan yang sudah
saya baca tetap ada di kotak masuk.
6.
Saya menghapus pesan masuk yang
berhubungan dengan pekerjaan
setelah saya membacanya.
7. Saya secara manual menyusun pesan
saya, secepat setelah email masuk.
8. Saya menyusun pesan saya ke dalam
folder terpisah.
Petunjuk pengisian skala 2.3
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
1. Saya dapat menangani email saya
secara efisien.
2. Saya kesulitan menemukan
informasi di email saya.
3.
Saya dengan mudah dapat
menangani jumlah email yang saya
terima.
4. Terkadang saya kehilangan
informasi atau pesan yang penting.
5. Saya membalas dengan cepat untuk
pesan yang saya butuhkan.
6. Email mengganggu saya saat saya
sedang mengerjakan pekerjaan.
7. Saya merasa lelah berurusan
dengan email saya.
Petunjuk pengisian skala 3
Pilihlah salah satu jawaban, beri tanda () dari setiap pernyataan yang paling sesuai dengan
keadaan diri anda. Adapun keterangan jawabannya :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
N : Netral
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
No Pertanyaan STS TS N S SS
1.
Saya dengan mudah
berkomunikasi ketika bertemu
orang-orang.
2. Saya sering membuat keributan
dengan hal yang tidak penting.
3. Saya sering berbicara dengan
orang yang baru saya kenal.
4. Saya sering merasa tidak bahagia.
5. Saya sering merasa kesal.
6. Saya sering merasa kesulitan
dalam interaksi sosial.
7. Saya memandang sesuatu hal
secara negatif.
8. Saya merasa sulit untuk memulai
percakapan.
9. Saya sering merasa bad mood.
10. saya orang yang tertutup.
11. Saya lebih memilih menjaga jarak
dari orang-orang sekitar.
12. Saya sering merasa khawatir
tentang sesuatu hal.
13. Saya sering merasa sedih.
14.
Ketika bersosialisasi, saya sulit
menemukan hal yang tepat untuk
dibicarakan.
LAMPIRAN 2
SYNTAX UJI VALIDITAS
Gambar 3.1
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala stres kerja
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS STRES KERJA
DA NI=5 NO=210 MA=PM
LA
SK1 SK2 SK3 SK4 SK5
PM SY FI=SK.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
STRES KERJA
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1
FR TD 5 4
PD
OU SS TV MI
Gambar 3.2
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email work importance dan email volume
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL WORK IMPORTANCE DAN EMAIL VOLUME
DA NI=7 NO=210 MA=KM
LA
EWI1 EWI2 EWI3 EWI4 EV1 EV2 EV3
KM SY FI=EWI&EV.COR
MO NX=7 NK=2 TD=SY
LK
EWI EV
FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1
FR LX 5 2 LX 6 2 LX 7 2
FR TD 3 1 TD 4 1
PD
OU SS TV MI
Gambar 3.3
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email management tactics
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL MANAGEMENT TACTICS DA NI=8 NO=210 MA=PM LA EMT1 EMT2 EMT3 EMT4 EMT5 EMT6 EMT7 EMT8 PM SY FI=EMT.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK EMAIL MANAGEMENT TACTICS FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 5 TD 6 2 TD 8 4 TD 3 2 TD 7 6 PD OU SS TV MI
Gambar 3.4
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala email overload
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS EMAIL OVERLOAD DA NI=7 NO=210 MA=PM LA EO1 EO2 EO3 EO4 EO5 E06 E07 PM SY FI=EO.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY LK EMAIL OVERLOAD FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 7 6 TD 3 1 TD 5 1 TD 5 3 TD 5 4 PD OU SS TV MI
Gambar 3.5
Hasil analisis faktor konfirmatorik skala kepribadian tipe D
(TIDAK FIT)
(FIT)
SYNTAX
UJI VALIDITAS KEPRIBADIAN TIPE D DA NI=14 NO=210 MA=PM LA K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 PM SY FI=K.COR MO NX=14 NK=1 LX=FR TD=SY LK KEPRIBADIAN TIPE D FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR LX 8 1 LX 8 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 FR TD 9 5 TD 14 8 TD 13 12 TD 3 1 TD 10 7 TD 5 4 TD 13 4 FR TD 9 4 TD 14 12 TD 12 6 TD 11 10 TD 7 1 TD 8 1 TD 8 3 TD 14 4 FR TD 10 8 TD 14 5 TD 9 7 TD 8 5 TD 8 4 TD 9 8 TD 14 10 TD 6 2 TD 13 1 TD
11 6 FR TD 12 4 TD 12 9 TD 13 9 TD 13 5 TD 7 6 TD 14 7 PD OU SS TV MI
LAMPIRAN 3
OUTPUT SPSS 16.0 ANALISIS REGRESI BERGANDA
Regression
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .651a .424 .401 7.30278 .424 18.486 8 201 .000
Predictors: (Constant), USIA, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS, EMAIL_OVERLOAD,
JENIS_KELAMIN, JABATAN, KEPRIBADIAN_TIPE_D, EMAIL_WORK_IMPORTANCE,
EMAIL_VOLUME
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .166 .028 .023 9 .028 5.923 1 208 .016
2 .167 .028 .018 9 .000 .016 1 207 .899
3 .167 .028 .014 9 .000 .000 1 206 .997
4 .292 .085 .067 9 .057 12.849 1 205 .000
5 .566 .321 .304 8 .236 70.738 1 204 .000
6 .623 .388 .369 7 .067 22.168 1 203 0.00
7 .642 .412 .391 7 .024 8.253 1 202 .005
8 .651 .424 .401 7 .012 4.287 1 201 .040
a. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE
b. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME
c. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS
d. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD
e. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D
f. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK
g. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK, Jabatan
h. Predictors: (Constant), EMAIL_WORK_IMPORTANCE, EMAIL_VOLUME, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS,
EMAIL_OVERLOAD, KEPRIBADIAN_TIPE_D, JK, Jabatan, Usia
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standard
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 26.775 6.512 4.112 .000
Email Work Importance .0103 .062 .098 1.654 .100
Email Volume -.084 .060 -.083 -1.398 .164
Email Management Tactics .040 .068 .035 .589 .556
Email Overload .048 .059 .047 .810 .419
Kepribadian Tipe D .473 .058 .486 8.200 .000
JK -4.882 1.040 -.256 -4.695 .000
Jabatan 2.789 1.129 .139 2.471 .014
Usia -3.099 1.497 -.120 -2.071 .040
a. Dependent Variable: STRES_KERJA
ANOVA
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig
Regression 7886.816 8 985.852 18.486 .000
Residual 10719.461 201 53.331
Total 18606.276 209
a. Predictors: (Constant), USIA, EMAIL_MANAGEMENT_TACTICS, EMAIL_OVERLOAD,
JENIS_KELAMIN, JABATAN, KEPRIBADIAN_TIPE_D, EMAIL_WORK_IMPORTANCE,
EMAIL_VOLUME
b. Dependent Variable: STRES_KERJA
DATA PRIBADI
Nama : Nurul Aini
NIM : 1112070000110
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Mei 1994
Alamat : Jl. Blue Safir No.12 Rt 9 Rw 6 Jakarta Pusat
Kontak : 081283889392/ [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
1999-2000 : TK Islam Kemerdekaan
2000-2006 : SD Negeri 12
2006-2009 : SMP Negeri 10 Jakarta
2009-2012 : SMA Negeri 5 Jakarta
2012-2017 : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta