18
PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN RISIKO, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: FILIA INDRA SEPTIAWAN B 200 160 197 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN

RISIKO, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PUBLIK

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE

RISK MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

FILIA INDRA SEPTIAWAN

B 200 160 197

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN

RISIKO, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PUBLIK

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE

RISK MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar

di BEI Tahun 2016-2018)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FILIA INDRA SEPTIAWAN

B 200 160 197

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Erma Setiawati M.M., Ak.

NIK: 0610106401

Page 3: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN

RISIKO, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PUBLIK

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE

RISK MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar

di BEI Tahun 2016-2018)

Oleh :

FILIA INDRA SEPTIAWAN

B 200 160 197

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jum’at, 11 Desember 2020

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan penguji :

1. Dr. Erma Setiawati, M.M., Ak. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Shinta Permata Sari,S.E., M.M. ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Agus Endro Suwarno, M.Si. ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 4: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan diatas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 11 Desember 2020

Penulis

FILIA INDRA SEPTIAWAN

B 200160197

Page 5: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

1

PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN

RISIKO, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PUBLIK

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE

RISK MANAGEMENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar

di BEI Tahun 2016-2018)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ukuran dewan komisaris,

komite manajemen risiko, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik terhadap

pengungkapan enterprise risk management. Populasi penelitian berjumlah 159

perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2016-2018. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga

diperoleh 108 perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan alat analisis uji regresi linear berganda yang didahului uji asumsi

klasik menggunakan program IBM SPSS 21. Hasil uji regresi menunjukkan

bahwa secara simultan ukuran dewan komisaris, komite manajemen risiko, ukuran

perusahaan, dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap pengungkapan

enterprise risk management. Secara parsial variabel komite manajemen risiko dan

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan enterprise risk

management, sedangkan variabel ukuran dewan komisaris dan kepemilikan publik

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan enterprise risk management.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Ukuran Dewan Komisaris, Komite Manajemen

Risiko, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Publik.

Abstract

This study aims to examine the effect of the board of commissioner size, risk

management committee, firm size, and public ownership on enterprise risk

management disclosure. The population of the research is 159 consumer goods

industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange between 2016-2018.

The sample selection used purposive sampling technique obtained 108 companies.

The analytical method used in this study uses multiple linear regression analysis

tools preceded by a classic assumption test using the IBM SPSS 21 program. The

regression test results show that simultaneously the board of commissioner size,

risk management committee, firm size, and public ownership have an effect on

enterprise risk management disclosure. Partially, the risk management committee

variable and firm size have a significant effect on enterprise risk management

disclosure, while the board of commissioner size variable and public ownership

have no effect on enterprise risk management disclosure.

Keywords: Risk Management, Board of Commissioner Size, Risk Management

Committee, Firm Size, Public Ownership.

Page 6: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

2

1. PENDAHULUAN

Pada era bisnis yang berkembang semakin pesat seperti saat ini menimbulkan

persaingan bisnis yang begitu ketat antar perusahaan agar dapat bertahan (going

concern). Keadaan ini menuntut perusahaan untuk lebih transparan dalam

mengungkapkan informasinya supaya perusahaan dapat terhindar dari suatu

risiko. Sebagai contoh, dalam kegiatan investasi dapat mendatangkan keuntungan

apabila dilakukan analisa terlebih dahulu. Disisi lain, investasi juga dapat

menyebabkan kerugian jika suatu saat harga saham perusahaan tersebut turun

yang disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya kegagalan mengelola risiko.

Fenomena kegagalan mengelola risiko pernah dialami Enron dan

Worldcom, yaitu perusahaan yang bergerak dalam industri energi. Hal tersebut

menyebabkan harga saham turun drastis dan perusahaan mengalami kebangkrutan

(Devi dkk, 2016). Oleh karena itu, pengungkapan informasi nonfinancial juga

dinilai penting dalam pertimbangan keputusan investasi. Kasus fraud juga pernah

dialami oleh salah satu perusahaan manufaktur yang terjadi di PT. Kimia Farma,

Tbk (Devi dkk, 2016). Kasus ini bermula pada saat perusahaan mengemukakan

hasil audit tanggal 31 Desember 2001 yang diaudit oleh Hans Tuanakotta dan

Mustofa (HTM), tetapi BUMN dan Bapepam menilai bahwa laporan keuangan

tersebut mengandung rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober

2002 laporan keuangan perusahaan disajikan kembali dan hasilnya ditemukan

bahwa keuntungan sebenarnya yang diperoleh perusahaan tidak sebesar seperti

yang telah dilaporkan. Fenomena-fenomena kegagalan mengelola risiko yang

bahkan melibatkan perusahaan yang telah berumur ratusan tahun seperti Enron

menunjukkan lemahnya pengungkapan enterprise risk management yang

seharusnya dapat membantu mengontrol aktivitas manajemen untuk

meminimalisir terjadinya fraud baik di negara maju maupun negara berkembang

termasuk Indonesia.

Enterprise risk management merupakan serangkaian prosedur dan

metodologi yang diaplikasikan dari penyusunan strategi yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang muncul dari kegiatan

usaha perusahaan dan memberikan jaminan yang masuk akal atas pencapaian

Page 7: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

3

tujuan perusahaan (Pamungkas, 2019). Sedangkan pengungkapan enterprise risk

management atau Enterprise Risk Management Disclosure adalah suatu

pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan terkait semua risiko yang telah

dikelola kemudian dilakukan pengendalian untuk menjamin kelangsungan hidup

perusahaan di masa mendatang (Sulistyaningsih dan Gunawan, 2016).

Besarnya proporsi dewan komisaris mempunyai manfaat untuk

meningkatkan pengawasan dan menambah peluang pertukaran informasi,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan manajemen risiko.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NO.33/POJK.04/2014 tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, dewan komisaris

paling sedikit terdiri dari dua orang anggota dewan komisaris dan satu diantaranya

adalah komisaris independen.

Komite manajemen risiko merupakan komite yang dibentuk oleh dan

bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang bertugas untuk membantu

pelaksanaan pengawasan dan memastikan diterapkannya manajemen risiko

perusahaan (Agista & Mimba, 2017). Komite manajemen risiko paling sedikit

beranggotakan tiga orang yang terdiri dari satu komisaris independen yang

menjabat sebagai ketua komite dan dua orang lain terdiri dari anggota dewan

komisaris atau anggota komite yang tidak merangkap sebagai dewan komisaris

dan pihak yang berasal dari luar perusahaan.

Besarnya suatu perusahaan juga dapat berdampak pada peningkatan

reputasi perusahaan. Para investor akan lebih tertarik untuk menanamkan

modalnya (Gunawan dan Zakiyah, 2017). Akses untuk menperoleh pinjaman dari

luar pun menjadi semakin luas, sehingga perusahaan memiliki peluang yang lebih

besar untuk memenangkan persaingan dalam industri.

Menurut Lindrianasari dkk (2019), adanya konsentrasi kepemilikan publik

dapat menimbulkan pengaruh bagi perusahaan. Investor dapat mempengaruhi

pengelolaan pengungkapan yang awalnya berjalan sesuai keinginan perusahaan

menjadi memiliki keterbatasan. Dalam segala keterbatasan yang ada, perusahaan

dituntut untuk menyediakan informasi yang lengkap pada laporan tahunannya

yang didalamnya terdapat pula pengungkapan manajemen risiko.

Page 8: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

4

Oleh karena itu, penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko

perusahaan sangat menarik untuk dilakukan di Indonesia karena pentingnya

penerapan manajemen risiko yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi manajemen, meningkatkan reputasi perusahaan, memberikan jaminan

yang wajar atas pencapaian sasaran, dan meningkatkan hubungan dengan para

pemangku kepentingan serta untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance). Selain itu, penerapan manajemen risiko di

Indonesia dinilai belum maksimal. Beberapa sektor industri sudah mempunyai

aturan sendiri terkait manajemen risiko, salah satunya pada sektor perbankan

karena sektor ini mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan sektor lain

(Pamungkas, 2019). Sedangkan, pada sektor lain untuk penerapan manajemen

risiko dinilai belum efektif karena pelaksanaannya masih digabungkan dengan

praktik Good Corporate Governance (GCG).

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 hingga 2018. Metode

pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Seluruh

sumber data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan dan

laporan tahunan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI

selama tahun 2016-2018.

2.1 Variabel Dependen

2.1.1 Pengungkapan Enterprise Risk Management

Pengungkapan Enterprise Risk Management dihitung dengan ERM Framework

yang dikeluarkan COSO (2017). Rumus menghitung Enterprise Risk Management

(ERM) menurut COSO (2017), yaitu:

ERM =Total item yang diimplementasikan

20 item (1)

2.2 Variabel Independen

2.2.1 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris diukur dengan menjumlahkan total anggota dewan

komisaris yang ada di perusahaan (Ramadhani dkk, 2015).

Page 9: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

5

UDK = Jumlah anggota dewan komisaris (2)

2.2.2 Komite Manajemen Risiko

Komite manajemen risiko diukur menggunakan variabel dummy, yaitu apabila

perusahaan memiliki komite manajemen risiko diberi nilai satu (1), dan jika

perusahaan tidak memiliki komite manajemen risiko diberi nilai nol (0).

2.2.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan LogNatural dari total aset yang

dimiliki perusahaan pada akhir tahun dengan alasan nilai aktiva relatif lebih stabil

untuk mengukur ukuran perusahaan. (Sulistyaningsih dan Gunawan, 2016).

SIZE = LogNatural(total aset) (3)

2.2.4 Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh masyarakat

umum atau pihak luar yang tidak terafiliasi dengan perusahaan (Sulistyaningsih

dan Gunawan, 2016). Rumus yang digunakan untuk menghitung kepemilikan

publik, yaitu:

PUBLIK = Jumlah saham yang dimiliki publik

Total saham beredarx100% (4)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Obyek penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel data yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling. Kriteria pengambilan

sampel adalah laporan keuangan tahunan pada 36 perusahaan sampel yang

terdaftar di BEI tahun 2016-2018. Jumlah observasi pada penelitian ini adalah 108

observasi dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI 53

Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak

konsisten mempublikasikan LK/AR

(17)

Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak

konsisten mengungkapkan manajemen risiko

(0)

Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak menyajikan

data laporan keuangan dalam nilai rupiah

(0)

Total sampel penelitian selama tahun 2016-2018 (36 x 3 = 108) 108

Sumber: Data yang diolah (2020)

Page 10: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

6

Dalam analisis statistik deskriptif ini dilakukan pembahasan mengenai

pengungkapan enterprise risk management, ukuran perusahaan, ukuran dewan

komisaris, komite manajemen risiko, dan kepemilikan publik. Penelitian

menggunakan analisis statistik deskriptif dilihat dari jumlah data, nilai minimum,

nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi.

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

UDK 108 2,000 8,000 4,03704 1,564357

RMC 108 0,000 1,000 0,20370 0,404629

SIZE 108 21,348 32,201 28,56861 1,724349

PUBLIK 108 0,051 0,587 0,20840 0,126479

ERM 108 0,550 1,000 0,89167 0,127979

Valid N

(listwise)

108

Sumber: Data yang diolah (2020)

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum pengungkapan

enterprise risk management (ERM) sebesar 0,550 atau 55% dan nilai maximum

sebesar 1,000 atau 100% serta nilai rata-rata sebesar 0,89167 atau 89,17%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan enterprise risk management (ERM) di

perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2016-

2018 sudah tergolong cukup tinggi.

Tabel 3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji

Asumsi

Klasik

Uji

Normalitas

Uji

Multikolinearitas

Uji

Autokorel

asi

Uji

Heterokedastisitas

Tolerance VIF

UDK Asymp. Sig.

(2-tailed)

0,293

0,745 1,342 Durbin-

Watson

2,096

0,540

RMC 0,966 1,035 0,565

SIZE 0,740 1,351 0,829

PUBLIK 0,969 1,032 0,973

Sumber: Data yang diolah (2020)

Dari uji asumsi klasik diperoleh hasil uji normalitas dengan uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh sebesar 0,293, dimana nilai tersebut lebih besar

dari 0,05 dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Kemudian berdasarkan

hasil uji multikolinaritas menunjukkan bahwa semua variabel independen

memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Page 11: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

7

Berdasarkan uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar

2,096 yang kemudian diukur dengan menggunakan tabel Durbin-Watson dan

dapat diketahui bahwa 1,7637 < 2,096 < 2,2363 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan korelasi rank spearman menunjukkan bahwa variabel UDK, RMC,

SIZE, dan PUBLIK memiliki nilai lebih besar dari 5% atau 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Variabel Koefisien

Reg.

T hitung Sig. Keterangan

(constant) 0,074 0,382 0,703

UDK 0,007 0,862 0,391 H1: Tidak berpengaruh

RMC 0,101 3,713 0,000 H2: Berpengaruh signifikan

SIZE 0,027 3,735 0,000 H3: Berpengaruh signifikan

PUBLIK -0,033 -0,384 0,702 H4: Tidak berpengaruh

R2 = 0,267 F hitung = 9,376

Adjusted R2 = 0,238 Sig. = 0,000

Sumber: Data yang diolah (2020)

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diketahui persamaan sebagai

berikut:

ERM = 0,074 + 0,007UDK + 0,101RMC + 0,027SIZE - 0,033PUBLIK + e

Berdasarkan hasil uji f menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 9,376 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% atau 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris, komite manajemen risiko,

ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik berpengaruh terhadap pengungkapan

enterprise risk management. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai

Adjusted R-Square sebesar 0,238 menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan

komisaris, komite manajemen risiko, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik

secara simultan mempengaruhi variabel pengungkapan enterprise risk

management sebesar 0,238 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

variabel penelitian.

3.1 Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan

Enterprise Risk Management.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan ukuran dewan komisaris memiliki

thitung sebesar 0,862 dengan nilai signifikansi sebesar 0,391 lebih besar dari level of

Page 12: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

8

significant = 0,05 atau 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa H1 ditolak.

Artinya ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

enterprise risk management. Hal ini disebabkan karena banyaknya pendapat dan

argumen yang dapat menimbulkan konflik, sehingga membutuhkan waktu yang

lebih lama dalam mencapai kesepakatan (Manurung dan Kusumah, 2016). Selain

itu, ukuran dewan komisaris yang besar akan membutuhkan biaya monitoring

yang besar pula seperti yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmoro

dkk, (2016) dan Dzakawali dkk, (2017) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan enterprise risk management.

3.2 Pengaruh Komite Manajemen Risiko Terhadap Pengungkapan

Enterprise Risk Management.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan komite manajemen risiko dengan

thitung sebesar 3,713 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari level of

significant = 0,05 atau 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa H2 diterima.

Artinya komite manajemen risiko memiliki pengaruh signifikan terhadap

pengungkapan enterprise risk management. Perusahaan yang memiliki komite

manajemen risiko terpisah dari komite audit cenderung mempunyai waktu lebih

banyak untuk menangani dan mengevaluasi risiko yang sedang dihadapi

perusahaan. Hal tersebut membuat komite manajemen risiko dapat memberikan

informasi yang lebih mendalam, merancang suatu sistem pengelolaan risiko

dengan efektif dan efisien, serta melakukan pengawasan dan penilaian risiko yang

lebih terintegrasi dan terstruktur (Triyanti, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmoro

dkk, (2016), Andari (2018), serta Sari dkk, (2019) yang menyatakan bahwa

komite manajemen risiko berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

enterprise risk management.

3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan ukuran perusahaan memiliki thitung

sebesar 3,735 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari level of

significant = 0,05 atau 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa H3 diterima.

Page 13: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

9

Artinya ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan

enterprise risk management. Hasil ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan

bahwa dalam hubungan keagenan seringkali timbul masalah antar stakeholder

yang disebabkan oleh perbedaan informasi dan kepentingan. Oleh karena itu,

perusahaan perlu mengungkapan lebih banyak informasi untuk menunjukkan

bentuk tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder dan untuk menjaga

reputasi perusahaan salah satunya dengan melakukan pengungkapan enterprise

risk management (Triyanti, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gunawan dan Zakiyah (2017), serta Tarantika dan Solikhah (2019) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan enterprise risk management.

3.4 Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan kepemilikan publik memiliki thitung

sebesar -0,384 dengan nilai signifikansi sebesar 0,702 lebih besar dari level of

significant = 0,05 atau 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa H4 ditolak.

Artinya kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan enterprise

risk management. Suatu perusahaan yang memiliki satu atau lebih pemegang

saham besar mempunyai kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan

manajemen guna meningkatkan peran pengawasan (Manurung dan Kusumah,

2016). Adanya kepemilikan saham publik yang tinggi dapat mengubah

pengelolaan perusahaan yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan

menjadi memiliki keterbatasan. Perusahaan cenderung akan lebih berhati-hati

dalam memberikan informasi pada laporan tahunan untuk menghindari

kekhawatiran stakeholder dan para investor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ardiansyah dan Adnan (2014) serta Tarantika dan Solikhah (2019) yang

menyatakan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

enterprise risk management.

Page 14: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

10

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan enterprise

risk management. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak.

b. Komite manajemen risiko berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

enterprise risk management. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

c. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan enterprise

risk management. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.

d. Kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan enterprise risk

management. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan

penelitian ini menjadi kurang sempurna dan diharapkan untuk dijadikan bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar. Berikut merupakan keterbatasan

pada penelitian ini:

a. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian dari perusahaan sektor

industri barang konsumsi saja, sehingga kurang menggambarkan perusahaan

secara keseluruhan.

b. Pengungkapan enterprise risk management yang dilakukan pada penelitian ini

hanya dilakukan selama 3 tahun saja, sehingga masih diperlukan penelitian

yang lebih mendalam dari tahun ke tahun.

c. Dari hasil pengujian koefisien determinasi, dalam penelitian ini variabel

independen hanya mampu mempengaruhi variabel dependen sebesar 23,8%

yang menunjukkan bahwa masih banyak variabel lain yang dapat diteliti lebih

lanjut.

d. Informasi item pengungkapan ERM dalam penelitian ini belum mencerminkan

kondisi sebenarnya karena tidak semua item diungkapkan secara jelas yang

menyebabkan perhitungan indeks ERM mengalami keterbatasan.

Page 15: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

11

4.3 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan

penelitian selanjutnya, yaitu:

a. Penelitian ini menggunakan item pengungkapan ERM yang mengacu pada

dimensi COSO ERM framework (COSO 2017). Untuk penelitian selanjutnya

dapat menggunakan standar pengukuran ERM lain seperti ISO 31000:2018.

b. Penelitian ini hanya menggunakan satu sektor perusahaan, untuk penelitian

selanjutnya dapat menggunakan sektor lain ataupun menggunakan sektor

manufaktur secara keseluruhan.

c. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah kurun waktu penelitian

agar hasil yang didapatkan lebih baik dari penelitian sebelumnya.

d. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel, maka untuk penelitian

selanjutnya dapat menambahkan variabel dari corporate governance atau

menggunakan proksi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agista, Gissel Glenda. dan Ni Putu Sri Harta Mimba. 2017. Pengaruh Corporate

Governance Structure dan Konsentrasi Kepemilikan Pada Pengungkapan

Enterprise Risk Management. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Vol. 20. 1.

Andari, Hartantri Wahyu. 2018. Pengaruh Komisaris Independen, Komite

Manajemen Risiko dan Chief Risk Officer Terhadap Penerapan Eterprise

Risk Management. Jurnal Akrab Juara, Vol. 3, No. 3.

Ardiansyah, La Ode Muhammad dan Muhammad Akhyar Adnan. 2014. Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Enterprise Risk

Management. Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi I Vol. 23 No.

2.

Asian Corporate Governance Association (ACGA). 2018. CG Watch 2018-Hard

Decisions Asia Face Tough Choices in CG Reform. ACGA-ASIA

Asmoro, Adhikara Seto Kuncoro., Majidah., dan Dewa Putra Khrisna Mahardika.

2016. Analisis Determinana Pengungkapan Enterprise Risk Management.

e-Proceeding of Management: Vol. 3, No. 3.

Center for Risk Management Studies (CRMS). 2018. Survei Nasional Manajemen

Risiko. CRMS Indonesia.

Page 16: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

12

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO).

2017. Enterprise Risk Management-Integrating with Strategy and

Performance.

Devi, Sunitha. dan I Dewa Nyoman Badera. 2016. Pengaruh Enterprise Risk

Management Disclosure dan Intellectual Capital Disclosure Pada Nilai

Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIX.

Dzakawali, Muhammad Ghifari., Muhammad Rafki Nazar., dan Siska P.

Yudowati. 2017. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan

dan Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management. e-Proceeding of Management: Vol. 4, No. 3.

Gunawan, Barbara. dan Yulia Nurul Zakiyah. 2017. Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Risk

Management Disclosure. Ekspansi Vol. 9, No. 1.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mamduh M. 2014. Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk

Management. EKMA4262/MODUL 1.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2010. ED PSAK No. 60 Exposure Draft

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-Instrumen Keuangan:

Pengungkapan.

Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA). 2019. PT

Asuransi Jiwasraya-Kegagalan Pengelolaan Risiko Investasi.

irmapa.org/pt-asuransi-jiwasraya-kegagalan-pengelolaan-risiko-investasi/

Isbanah, Yuyun. 2015. Pengaruh ESOP, Leverage, dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Riset Ekonomi dan manajemen, Vol. 15, No. 1.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of

Financial Economics 3 (1976) 305-306.

Kinasih, Ajeng Putri. 2016. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen,

Konsentrasi Kepemilikan, Keberadaan CRO dan RMC Serta Ukuran

Perusahaan Terhadap Pengungkapan ERM Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Islam Indonesia.

Page 17: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

13

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2011. Pedoman Corporate Governance

Perusahaan Konsultan Aktuaria Indonesia. Jakarta.

Lindrianasari, dkk. 2019. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Tata Kelola

Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko. Ekuitas: Jurnal

Ekonomi dan Keuangan-Vol. 3, No. 4.

Manurung, Daniel T. H. dan R. Wedi Rusmawan Kusumah. 2016. Telaah

Enterprise Risk Management Melalui Corporate Governance dan

Konsentrasi Kepemilikan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No.

3.

Marhaeni, Tiyas. dan Heri Yanto. 2015. Determinan Pengungkapan Enterprise

Risk Management (ERM) Pada Perusahaan Manufaktur. Accounting

Analysis Journal.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik. https://ojk.go.id

Pamungkas, Adhie. 2019. Pengaruh Penerapan Enterprise Risk Management

(COSO) Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi Maranatha, Vol. 11,

No. 1.

Ping, Teoh Ai. dan Rajendran Muthuveloo. 2015. The Impact of Enterprise Risk

Management on Firm Performance: Evidence from Malaysia. Asian Social

Science, Vol. 11, No. 22.

Pitipaldi, Knight., Arfan Bakhtiar., dan Hery Suliantoro. 2018. Analisis Korelasi

Spearman SNI ISO Standar Sistem Manajemen Kualitas Terhadap Hak

Kekayaan Industrial di Indonesia. Universitas Diponegoro.

Prayoga, Edo Bangkit. dan Luciana Spica Almilia. 2013. Pengaruh Struktur

Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen

Risiko. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 4, No. 1.

Ramadhani, Nila. Ria Nelly., dan Edfan Darlis. 2015. Pengaruh Karakteristik

Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktik

Manajemen Risiko Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 1.

Sari, Denia Ratna., Dwi Cahyono., dan Astrid Maharani. 2019. Pengaruh Ukuran

Dewan Komiasris dan Risk Management Committee Terhadap

Pengungkapan Enterprise Risk Management. Jurnal Akuntansi Profesi,

Vol. 10, No. 2.

Page 18: PENGARUH UKURAN DEWAN KOMISARIS, KOMITE MANAJEMEN …

14

Sinaga, Wilson AMB., Mohamad Rafki Nazar., dan Muhamad Muslih. 2018.

Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Risk Management Committee

(RMC), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penerapan Enterprise Risk

Management. e-Proceeding of Management: Vol. 5, No. 2.

Subramaniam, Nava., L. McManus., dan Jiani Zhang. 2009. Corporate

Governance, Firm Characteristics and Risk Management Committee

Formation in Australia Companies. Managerial Auditing Journal, Vol. 24,

No. 4.

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.

Sulistyaningsih dan Barbara Gunawan. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Risk Management Disclosure. Riset Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, 1 (1).

Syifa, Layyinatusy. 2013. Determinan Pengungkapan Enterprise Risk

Management Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Accounting

Analysis Journal.

Tarantika, Risna Ade. dan Badingatus Solikhah. 2019. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan, Karakteristik Dewan Komisaris dan Reputasi Auditor

Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko. Journal of Economic,

Management, Accounting and Technology (JEMATech), Vol. 2. No. 2.

Triyanti, Dini Irma. 2019. Pengaruh Company Characteristics dan Risk

Management Committee Terhadap Enterprise Risk Management Dimensi

ISO 31000:2009. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Surabaya.

Vitalia, Arindah. dan Dini Widyawati. 2016. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Properti di BEI. Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi: Vol. 5, No. 1.