Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
69
PENGARUH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TERHADAP
KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PENDIDIK UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
DI SIDOARJO
Iwan Wahyu Susanto * Dan Dwi Sri Widati **
* Dosen FE Unsuri Surabaya dan ** Alumni FE Unsuri Surabaya
ABSTRACT
This study takes the title transformational leadership on the performance of
educational staff and educators at the Sunan Giri Surabaya university in Sidoarjo. This
study aims to determine how the influence of transformational leadership leadership style
on performance and to find out which components of transformational leadership consist
of idealized influences (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3)
and individual consideration (X4) which predominantly influence the performance of
education staff and educators. This study aims to assist the institution so as to provide a
policy to improve the performance of education staff and educators of Sunan Giri
Surabaya University in Sidoarjo.
From the data obtained by the authors in research on institutions which were
then tested with SPSS 22, it can be concluded as follows.
1. From the multiple linear regression equation obtained is Y = 0,041+ 0,231X1 + 0,306
X2 + 0,248 X3 +0,203 X4 + e so it can be concluded that the independent variables
are idealized influences (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation
(X3) and individual consideration (X4), has a positive (unidirectional) relationship to
the performance of education staff and educators (Y) of Sunan Giri University
Surabaya in Sidoarjo.
2. That transformational leadership is very strong influences the performance of
educational staff and educators. Which is evidenced by the results of the correlation
coefficient where the R figure is obtained at 0,863 or 8,64% and the coefficient of
determination is obtained in R2 by 0,744 or 7,44%, the remaining 0,256 or 2,56% is
influenced by other factors that are not accounted for in this research. The results of
these calculations are also supported by the F test which states that the Fhitung is
75,004> Ftabel of 2,463 with a significant value of 0.000 below the alpha value of 0.05,
which means that H0 is rejected and H1 is accepted, which can be concluded that the
variables idealized influences (X1), inspirational motivation (X2), intellectual
stimulation (X3) and individual consideration (X4), simultaneously have a significant
effect on the performance of educational staff and educators (Y) of Sunan Giri
University Surabaya in Sidoarjo.
3. The results of the T test revealed that inspiration motivation (X2) independent
variables have a dominant influence on the performance of education and education
staff (Y) Sunan Giri University Surabaya in Sidoarjo. This is evidenced by the results
of the t test which has t count of 4,670 when compared with idealized influence (X1) of
4,085, intellectual stimulation (X3) of 4,034 and individual consideration (X4) of
2,958.
Keywords: Transformational Leadership (Idealized Influnce, Inspirational Motivation,
Intellectual Stimulation, Individual consideration) and Performance.
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
70
PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari
kehidupan berorganisasi dimana secara keseluruhan, organisasi merupakan suatu proses untuk mengolah input (manusia, material,
metode dan peralatan) menjadi produk (barang atau jasa) untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (Bangun, 2012:7). Di dalam
organisasi pastinya memiliki tujuan dan salah satu sumber daya organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya
adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu pentingnya peran
manusia dalam kompetisi baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam suatu organisasi harus memiliki nilai lebih di bandingkan dengan
organisasi lainnya. Manusia sebagai peran penting dalam organisasi akan dapat
mempengaruhi kinerja sebuah organisasi, tergantung pada bagaimana melakukan aktivitas kepimpinan di dalamnya, melalui sistem
kemimpinan yang tepat akan dapat mencapai tujuan organisasi,
pencapaian tujuan tersebut harus melibatkan banyak orang dan pada saat itu manajemen akan mengalami kesulitan dalam memantau atau
mengkoordinasikan semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Untuk mengkoordinasikan semua aktivitas organisasi,
manajemen menyusun sistem organisasi menempatkan orang-orang yang kemampuannya sesuai dengan tugas yang harus di lakukannya.
Tidak cukup disitu, manajemen harus juga memberikan pengendalian hasil pekerjaannya agar tidak berisiko menyimpang dari
apa yang seharusnya di lakukan, agar hasil pekerjaan yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha, pengalaman dan kesempatan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Organisasi yang dinamis akan selalu meningkatkan produktivitas melalui konsistensi menghasilkan kinerja terbaik serta
mempertahankan hal yang menjadi keunggunlan kompetitif organisasi tersebut. Memperhatikan sumber daya fisik, keuangan, kemampuan
serta sumber daya manusia merupakan beberapa faktor penting yang di isyaratkan bagi organisasi yang kompetitif.
Kinerja adalah suatu konsep yang multi dimensional mencakup
tiga aspek yaitu sikap (attitude), kemampuan (ability) dan prestasi (accomplishment). Dimana kinerja didalam organisasi mempunyai
standar pekerjaan masing-masing, untuk mengetahui tingkat yang diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan, dan
merupakan pembanding (benchmarks) atas tujuan atau target yang ingin
di capai, yang nantinya standar kerja di gunakan sebagai pembanding dengan hasil pekerjaan untuk mengetahui keberhasilan dalam
melaksanakan pekerjaannya atau memiliki kinerja baik, untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan penilaian kinerja setiap karyawan
dalam perusahaan dan tentunya tak lepas dari sosok pemimpin sebagai pengendali aktivitas organisasi.
Untuk mengkoordinasikan semua aktivitas organisasi tentunya
peran kepemimpinan sangat penting dalam hal tersebut, kepemimpinan yang baik dapat merangsang semangat dan memotivasi karyawan dan
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
71
mempunyai kemampuan untuk menciptakan perasaan ikut terlibat,
yaitu perasaan saling berbagi satu sama lain, berani mengambil resiko dan mampu berfikir di luar lingkupnya dan tentunya sesuai dengan
gaya kepimpinan masing-masing. Khususnya gaya transformationl leadhership dimana pemimpin dan pengikut bangkit satu sama lain
untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam moral dan motivasi. Pemimpin ini mencari kesadaran dari pengikutnya dengan cara
pendekatan kepada ide-ide yang lebih tinggi dan nilai moral seperti
kebebasan, keadilan, persamaan, perdamaian dan kemanusiaan, bukan pada emosi-emosi seperti rasa takut, tamak, kecemburuan, atau
kebencian dengan mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi sesuai desain organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Desain organisasi merupakan bentuk dari proses kerja sama
organisasi yang menyangkut alur kerja, pengambilan keputusan secara
struktural yang di anut dalam kerangka kerja organisasi, dimana organisasi adalah wadah dari sekelompok orang yang berinteraksi
untuk mencapai rasionalitas yang telah di tentukan. Organisasi adalah unit sosial sebagai unit sosial, organisasi terdiri dari orang-orang yang
memiliki latar belakang sosial, ekonomi, budaya, motivasi yang berbeda, Latar belakang tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada kinerja.
Fenomena di Unsuri (Universitas Sunan Giri) Surabaya yang berada di Sidoarjo, Jawa Timur dimana segala birokrasi dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional di bawah naungan rektorat.
Rektorat adalah komponen utama penyelenggaraan dan pengambilan kebijakan segala aktifitas pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat. Disamping itu juga membina tenaga pendidik, mahasiswa, tenaga administrasi dan hubungannya dengan lingkungan serta
membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan, terutama
yang menyangkut bidang tanggung jawabnya. Rektorat terdiri atas: Rektor (pemimpin universitas), wakil rektor (yang membidangi
kemahasiswaan, kepegawaian, keuangan, alumni, umum, sarpras, dan
kerjasama, pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat serta pengembangan Unsuri) dan sekretaris universitas.
Rektorat Unsuri Surabaya yang terdiri atas tenaga kependidikan dan pendidik mengalami beberapa perubahan baik secara struktural
organisasi, maupun manajemen pekerjaan pasca pergantian kepengurusan rektor Unsuri Surabaya yang menjabat saat ini.
Pergantian tersebut tentu ada berbagai penyesuaian yang harus di
terapkan tenaga kependidikan dan pendidik dan mengalami beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kinerja di antaranya:
Pertama, adanya keluhan terkait dengan tugas pokok dan fungsi yang masih tumpang tindih, dilihat dari adanya tanggung jawab yang
merangkap baik dalam tenaga kependidikan maupun pendidik. Kedua, kurangnya penerapan dalam kedisiplinan tenaga kependidikan
dan pendidik, dilihat dari adanya tenaga kependidikan dan pendidik
yang terkadang datang dan pulang tidak tepat pada waktunya.
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
72
Ketiga, kurangnya koordinasi antara tenaga kependidikan dan pendidik,
dilihat dari sistem pemberian informasi yang masih simpang siur antar penyampai informasi tersebut.
Dilihat dari beberapa permasalahan tersebut maka perlu di teliti untuk memaksimalkan kinerja tenaga kependidikan dan pendidik di
Unsuri Surabaya. Dalam memaksimalkan kinerja tenaga kependidikan dan pendidik perlu adanya peran yang sangat mendukung yakni peran
pemimpin atau rektor dalam hal tersebut, melalui gaya transformationl leadhership dimana pemimpin dirasa akan menjadi penunjang yang sangat baik. (Menurut Bahar dan Muhith, 2013:154) menjelaskan
mengenai komponen dalam transformational leadership diantaranya: 1. Idealized Influence (Pengaruh Yang Ideal), artinya pada tataran ini
pola perilaku seorang pemimpin transformasional harus menjadi
suri teladan bagi para komponen organisasi pendidikan, tutur katanya harus sesuai dengan perbuatannya
2. Inspirational Motivation (Motivasi Inspirasi), artinya kepemimpinan transformasional bisa menciptakan sistem organisasi pendidikan yang
menginspirasi dan motivasi sebagai bentuk tantangan bagi komponen organisasi pendidikan untuk mencapai standart yang lebih
tinggi.
3. Intelectual Stimulation (Stimulasi Intelektual), artinya seorang pemimpin transformasional perlu mampu berperan sebagai
penumbuh kembang ide-ide yang kreatif sehingga dapat melahirkan inovasi, maupun sebagai pemecah masalah.
4. Individual Consideration (Konsiderasi Individu), artinya pemimpin yang mampu memberikan perlindungan (mengayomi) dan
menciptakan rasa aman dan nyaman, serta dapat menampung
berbagai aspirasi pengikutnya. Dari komponen gaya transformational leadership tersebut dirasa
mampu menjadi pengaruh yang sangat baik karena: Pertama, peranan rektor universitas dalam pengembangan tenaga
kependidikan dan pendidik berdasarkan kemampuan yang di milikinya. Kedua, perencanaan selaku rektor dalam pembekalan tenaga
kependidikan dan pendidik untuk menghadapi resiko yang tidak di
inginkan ke depannya . Ketiga, peran selaku rektor universitas dalam memaksimalkan kinerja
tenaga pendidik mengingat keterbatasan waktu ketika berada di kantor. kempat, peranan jaringan informasi rektor dari luar dalam mengayomi
pengembangan tenaga kependidikan dan pendidik .
Transformational Leadership (Kepemimpinan Transformasional)
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini di kemukakan oleh James MacGregor Burn dalam buku Bahar dan Muhith (2013:100). Kedua Istilah tersebut mempunyai perbedaan konsepsual.
Dalam istilah kepemimpinan mentransformasi, yang di transformasi adalah kepemimpin dari pemimpin kepada para pengikutnya, dimana
ada relasi atau hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan
pengikutnya, pemimpin motivasi dan mengilhami atau menginspirasi para pengikutnya dengan membantunya memahami potensi untuk
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
73
kemudian di transformasikan menjadi perilaku nyata dalam rangka
menyelesaikan tugas pokok dan fungsi dalam kebersamaan.
Secara lesikal istilah atau kata kepemimpinan transformasional terdiri dari dua suku kata yaitu kepemimpinan dan transformasional.
Adapun istilah transformasional atau transformasi bermakna perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi dan lain sebagainya. Adapun definisi
kepemimpinan menurut para ahli di antaranya:
Menurut Wirawan (2017:140) Secara eksplisit mengangkat suatu teori bahwa kepemimpinan transformasional adalah “Suatu proses
dimana pimpinan dan para bawahannya berusaha untuk mencapai
tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”.
Kepemimpinan tansformasional menurut Lensufiee (2010:81) memiliki pengertian “Kepemimpinan yang bertujuan pada perubahan.
Sesuai dengan natur kepemimpinan yaitu adanya pegerakan untuk mencapai tujuan, maka tujuan yang di maksud ini adalah perubahan”.
Kepemimpinan Transformasional menurut Veithzal dan Sylviana (2010:54) adalah “Kemampuan seorang memimpin dalam
bekerja dengan dan/atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan
yang bermakna sesuai dengan target capaian yang telah di tetapkan”.
Kepemimpinan transformasional menurut Bahar dan Muhith (2013:97) “Merupakan sebuah proses dimana pemimpin mengambil
tindakan-tindakan untuk meningkatkan kesadaran rekan kerja mereka tentang apa yang benar dan apa yang penting, untuk meningkatkan
kematangan motivasi rekan kerja mereka serta mendorong mereka
untuk melampui minat pribadi mereka demi mencapai kemaslahatan kelompok, organisasi, atau masyarakat”.
Kepemimpinan transformasional menurut, Rahmi (2014:59) merupakan sebuah sketsa yang di dalamnya mengandung suatu proses dimana pimpinan dan para bawahan’nya berusaha untuk mencapai
tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”.
Sedangkan menurut Molly dan Marshall (2011:134) paradoks kepemimpinan transformasional mengidentifikasi karakteristik-
karateristik pribadi yang krusial yang di perlukan untuk kepemimpinan
transformasional:
Paradoks satu: Para pemimpin transformasional mempunyai tingkat rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri ini membuat
mereka bertindak. Namun, Jika para pemimpin hanya bersandar pada tindakan-tindakannya sendiri, tanpa di ikuti tindakan-tindakan para
bawahannya, mereka cenderung gagal sebagai seorang pemimpin.
Paradoks dua: Para pemimpin transformasional harus memiliki
tingkat kepercayaan diri yang tinggi jika mereka mengambil tindakan kepemimpinan yang efektif, Bahkan lebih penting lagi, mereka butuh
keyakinan semacam itu untuk menanamkan rasa percaya diri kepada bawahannya yang melaksanakan tugas-tugas organisasi dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Paradoks tiga: Para pemimpin transformasional harus memiliki
suatu kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan. Inilah yang memotivasi mereka untuk memimpin,. Namun, kebutuhan yang sama ini
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
74
menggerakkan baik seorang Gandhi maupun seorang Hitler.
Paradoks Empat: Para pemimpin transformasional memiliki suatu kebutuhan yang kuat akan kekuasaan. Mereka menginginkan agar kekuasaan itu di gunakan untuk memberikan manfaat bagi orang
lain dan bagi organisasi, tidak hanya untuk memberikan manfaat bagi pemimpin saja, Namun cara yang paling penting bagi pemimpin
menggunakan bagi kekuasaan itu ialah membaginya, dengan memberdayakan bawahan dan mengajarkan mereka bagaimana
menggunakan kekuasaan itu dengan cara-cara produktif secara
organisasi.
Paradoks lima: Para pemimpin transformasional harus memiliki tingkat kemampuan kognitif yang tinggi, yakni kemampuan untuk
memahami rantai sebab dan akibat yang rumit yang terjadi selama bentangan waktu yang relatif panjang, inilah yang kami maksud dengan
“visi”. Namun, mereka tidak menggunakan kemampuan ini untuk
menciptakan suatu visi yang memprediksi yang akan terjadi. Sebaliknya, mereka menggunakan visi untuk menentukan tidakan-tindakan apa
yang harus mereka lakukan untuk mewujudkan hasil-hasil yang mereka inginkan.
Paradoks enam: Para pemimpin transformasional harus memiliki suatu tingkat kognitif tinggi untuk membangun masa depan
organisasi. Namun, para pengikutlah- orang yang harus di tingkatkan kemampuan kognitifnaya dengan bantuan para pemimpin-yang
memikirkan secara mendalam, mengidentifikasi dan mengambil
tindakan-tindakan khusus hari-ke-hari, bulan-ke-bulan, dan bahkan tahun-ke-tahun yang menghasilkan hasil-hasil yang di inginkan di masa
depan. Dari beberapa definisi diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kepemimpinan transformasional merupakan mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan
dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-
perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya demi mencapai tujuan organisasi.
Kinerja
Pada umumnya kinerja dapat di pandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja (performance) adalah hasil pekerjaan yang di capai seorang berdasarkan persyaratan-persyaran pekerjaan (job
requirement).
Sedangkan menurut Moeheriono (2012:95) merupakan “Gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, visi, dan misi organisasi
yang di tuangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi”.
Adapun menurut Tannady (2017:154) adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seseorang karyawan atau suatu
departemen atau suatu organisasi dalam melaksanakan tugas dan
targetnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya dalam suatu periode penilaian tertentu”.
Sedangkan menurut Fahmi (2016:137) adalah “Hasil yang
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
75
diperoleh suatu organisasi baik organisasi tersebut besifat profit oriented dan non profit oriented yang di hasilkan selama satu periode waktu.
Dari definisi para ahli di atas penulis menarik kesimpulan bahwa
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha, pengalaman dan kesempatan
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Perusahaan yang dinamis akan selalu meningkatkan
produktivitas melalui konsistensi menghasilkan kinerja terbaik serta
mempertahankan hal yang menjadi keunggunlan kompetitif perusahaan tersebut. Memperhatikan sumber daya fisik, keuangan, kemampuan
serta sumber daya manusia merupakan beberapa faktor penting yang di isyaratkan bagi organisasi yang kompetitif. Kinerja adalah suatu konsep
yang multi dimensional mencakup tiga aspek yaitu sikap (attitude), kemampuan (ability) dan prestasi (accomplishment).
Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Dalam lingkup pekerjaan bidang pendidikan, secara umum ada dua kelompok manusia dalam penyelenggaraan pendidikan, yang pada
tataran teknis operasional menurut Nurul dan Teguh, (2016:3).dapat di istilahkan:
1. Kelompok yang di sebut peserta didik, dan
2. Kelompok orang yang disebut pendidik dan tenaga kependidikan.
Peserta didik adalah semua orang yang mengikuti pendidikan, sedangkan pendidik dan tenaga kependidikan adalah semua orang yang
menyelenggarakan proses pendidikan atau disebut sumber daya manusia pendidikan.
Tenaga Kependidikan dan pendidik keduanya berprofesi untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada sesama manusia yang memerlukan dedikasi dan komitmen yang tinggi. Dalam undang-undang
no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional meliputi:
Bab 1, Pasal 1, tentang ketentuan umum, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, sementara pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipsi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pada bab XI, pasal 39, Tenaga kependidikan dan tenaga pendidik memiliki tugas masing-masing diantaranya:
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian, kepada masyarakat terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Tenaga Profesional yang di maksud di tekankan untuk membedakan pekerjaan biasa (occupation) yang memiliki tujuan utama
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
76
untuk mencari materi. Pada UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (4)
menjelaskan bahwa : “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standart mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi”.
Sementara hak dan kewajiban tenaga kependidikan dan pendidik dalam bab XI, pasal 40:
(1) Pendidik dan tenaga pendidikan berhak memperoleh:
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. Perlindungan hukun dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan
e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas.
(2) Pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban;
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan kreatif, dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang di berikan kepadanya.
Kedua profesi diatas merupakan substansi penting dalam menjalankan sistem pendidikan nasional untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pengaruh Transformasional Leadership Terhadap Kinerja Berdasarkan dengan penelitian yang sudah ada bahwa gaya
kepemimpinan Transformasional mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja secara signifikan karena dengan 4 indikator gaya kepemimpinan transformasional yaitu: Individualized Influence, Inspirational Motivation,
Intellectual Stimulation dan Individualized Consideration dengan 4 indikator ini karyawan lebih nyaman dan termotivasi tanpa merasa
tertekan sehingga karyawan dapat mencapai kinerja yang diinginkan pemimpin.
Dengan adanya penelitian yang sudah ada peneliti disini
menarik kesimpulan bahwa 4 indikator yang di atas diduga mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Untuk kemudian penilitian yang sudah ada
ini akan dijadikan suatu bahan hipotesis untuk peneliti.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan landasan teori dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
77
1. Diduga transformational leadership yang terdiri dari idealized influence (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3), individual consideration (X4), secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo.
2. Diduga transformational leadership yang terdiri dari idealized influence (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3), individual consideration (X4), secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo.
3. Diduga intellectual stimulation (X3) yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo.
METODE PENELITIAN
Lokasi dari penelitian ini adalah di Universitas Sunan Giri Surabaya yang beralamat di Jl. Brigjen Katamso II Waru Sidoarjo
dengan melakukan pendekatan penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan. Pada penelitian ini yang diteliti adalah tenaga
kependidikan dan pendidik, selanjutnya data yang digunakan harus
terukur dan simpulannya dapat digeneralisasikan, dimulai dengan penentuan hipotesis dengan mencari teori-teori yang mendukung
penelitian, dilanjutkan dengan membuat model analisis, identifikasi dan definisi variabel, dilanjutkan dengan pengumpulan data yang meliputi
data primer serta data sekunder dan terakhir melakukan analisis terhadap hasil penelitian.
Populasi dan Sampel Populasi
Menurut Sugiyono, (2014:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”. Dalam peneliti ini yang
menjadi populasi adalah 105 tenaga kependidikan dan pendidik Unsuri Surabaya.
Sampel Menurut Sugiyono, (2014:81) ”Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sampling
jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.(Sugiyono, 2014:85)
Jadi jumlah sampel adalah 105 tenaga kependidikan dan pendidik Universitas Sunan Giri Surabaya.
Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono, (2014:244) “ analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
78
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”. Menurut Arikunto (2013:339) Analisis regresi linier berganda
adalah “Hubungan antara satu dependent variable dengan dua atau lebih independent variable”. Analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja tenaga kependidikan dan pendidik, sedangkan yang
menjadi variabel bebas adalah transformational leadership. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan antara satu
variabel dependen dengan lebih dari satu vaeriabel independen. Bentuk umum analisis regresi linier berganda sebagai berikut:
Rumus:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +e Keterangan:
Y : Kinerja Tenaga Kependidikan dan Pendidik a : Koefisien Konstanta
b : Konstanta Perubahan variabel X Terhadap Y b1 : Koefisien Regresi Variabel Idealized Influence
b2 : Koefisien Regresi Variabel Inspirational Motivation b3 : Koefisien Regresi Variabel Intellectual stimulation b4 : Koefisien Regresi Variabel Individual Consideration
X1 : Variabel Idealized Influence X2 : Variabel Inspirational Motivation X3 : Variabel Intellectual stimulation X4 : Variabel Individual Consideration e : Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan sejauh mana alat ukur yang digunakan benar – benar dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Langka berikutnya adalah melakukan analisis correlation dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) 22,
outputnya pengambilan uji validitas ini dilakukan dengan melihat.
Jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan tersebut valid. Jika r hitung < r tabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid.
n-2 dan n = (jumlah responden), jadi n-2 = 105-2 = 103 maka diperoleh rtabel = 0,192.
Berikut ini hasil uji validitas item responden:
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
79
Tabel 1 Hasil Uji Validitas
No Butir
Pertanyaan r hitung r table Keterangan
1 Y .1 0,775 0,192 Valid
2 Y .2 0,760 0,192 Valid
3 Y . 3 0,660 0,192 Valid
4 Y . 4 0,818 0,192 Valid
5 Y .5 0,799 0,192 Valid
6 X1.1 0,769 0,192 Valid
7 X1.2 0,877 0,192 Valid
8 X1.3 0,843 0,192 Valid
9 X2.1 0,694 0,192 Valid
10 X2.2 0,784 0,192 Valid
11 X2.3 0,782 0,192 Valid
12 X3.1 0,677 0,192 Valid
13 X3.2 0,870 0,192 Valid
14 X3.3 0,793 0,192 Valid
15 X4.1 0,739 0,192 Valid
16 X4.2 0,745 0,192 Valid
17 X4.3 0,763 0,192 Valid
Sumber: hasil data SPSS diolah penulis. Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai rhitung pada
semua indikator variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y),
idealized influence (X1), inspiration motivation (X2), intelectual stimulation (X3) dan indivial consideration (X4) lebih besar dari pada rtabel (0.192) dan
tingkat signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam penelitian ini adalah valid.
Uji Reliabilitas Uji realibilitas adalah mengetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasil uji
realibilitas dapat mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrument penelitian berdasarkan tingkat pemantapan dan ketepatan
suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang
didapatkan merupakan ukuran yang benar dari suatu yang diukur. Metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode
Cronbach Alpha. Dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600.
Hasil realibilitas untuk item-item pernyataan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
80
Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach
Alpha Taraf
Signifikansi Keterangan
1
Kinerja Tenaga
Kependidikan dan Pendidik (Y)
0,819 0,600 Reliabel
2 Idealized Influence (X1) 0,775 0,600 Reliabel
3 Inspirational Motivation (X2) 0,622 0,600 Reliabel
4 Intellectual Stimulation (X3) 0,685 0,600 Reliabel
5 Individualized
Consideration (X4) 0,607 0,600 Reliabel
Sumber:hasil data SPSS diolah penulis.
Berdasarkan tabel 2. tersebut dapat di jelaskan bahwa uji
reliabilitas pada masing-masing varibel tersebut menunjukkan nilai cronbach alpha yang diperoleh lebih besar dari 0,600, sehingga jawaban
yang di berikan oleh responden tersebut dapat di percaya.
Analisis Model dan Pengujian Hipotesis
Hasil Uji Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
idealized influence (X1), inspirational motivation (X2), intelectual stimulation (X3) dan individualized consideration (X4) terhadap kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya
di Sidoarjo. Adapun hasil dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 22,
adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Perhitungan SPSS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,041 ,226 ,182 ,856
Idealized Influence
,231 ,057 ,280 4,085 ,000
Inspiration Mitivation
,306 ,066 ,307 4,670 ,000
Intelectual Stimulation
,248 ,062 ,269 4,034 ,000
Individual Consideration
,203 ,069 ,202 2,956 ,004
Sumber: Data diolah Dengan SPSS 22.
Dari hasil perhitungan SPSS tersebut diatas maka dapat diperoleh
satu hasil persamaan sebagai berikut : Y = 0,041+ 0,231X1 + 0,306 X2 + 0,248 X3 +0,203 X4+e
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
81
Dari persamaan regresi diatas dapat dijelaskan bahwa ;
1. Konstanta sebesar 0,041 menunjukkan bahwa jika nilai X1, X2, X3
dan X4 sama dengan nol, dalam artian tingkat idealized influence
(X1), inspirational motivation (X2), intelectual stimulation (X3) dan individualized consideration (X4) yang relatif terjangkau, maka kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) hanya sebesar konstanta yaitu
0,041 satuan. Yang dapat diartikan pula bahwa kinerja tenaga kependidikan dan pendidik kecil.
2. Nilai koefisien (b1) idealized influence (X1) sebesar 0,231, nilai b1 positif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif variabel idealized influence (X1) sebesar 0,231 terhadap variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y), dalam arti jika variabel idealized
influence (X1) di tingkatkan maka kinerja tenaga kependidikan dan
pendidik (Y) akan meningkat. Jika skor variabel idealized influence (X1) naik 1 satuan, maka variabel kinerja tenaga kependidikan dan
pendidik (Y) akan naik sebesar 0,231 satuan. 3. Nilai koefisien (b2) inspirational motivation (X2) sebesar 0,306, nilai b2
positif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif variabel
inspirational motivation (X2) sebesar 0,306 terhadap variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y), dalam arti jika variabel
inspirational motivation (X2) di tingkatkan maka kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) akan meningkat. Jika skor variabel
inspirational motivation (X2) naik 1 satuan, maka variabel kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) akan naik sebesar 0,306 satuan.
4. Nilai koefisien (b3) intelectual stimulation (X3) sebesar 0,248, nilai b3
positif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif variabel intelectual stimulation (X3) sebesar 0,248 terhadap variabel kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y), dalam arti jika variabel intelectual stimulation (X3) di tingkatkan maka kinerja tenaga kependidikan dan
pendidik (Y) akan meningkat. Jika skor variabel intelectual stimulation (X3) naik 1 satuan, maka variabel kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y) akan naik sebesar 0,248 satuan.
5. Nilai koefisien (b4) individualized consideration (X4) sebesar 0,203, nilai b4 positif menunjukkan bahwa ada pengaruh positif variabel
individualized consideration (X4) sebesar 0,203 terhadap variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y), dalam arti jika
variabel individualized consideration (X4) di tingkatkan maka kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) akan meningkat. Jika skor variabel individualized consideration (X4) naik 1 satuan, maka
variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) akan naik sebesar 0,203 satuan.
6. e (error) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel bebas (independent) menjelaskan kontribusi
terhadap variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel bebas idealized influence (X1),
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
82
inspirational motivation (X2), intelectual stimulation (X3) dan individualized consideration (X4) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo. Besarnya koefisien
determinasi atau R square berkisar antara 0-1, yang berarti semakin kecil R square maka hubungan kedua variabel semakin lemah.
Sebaliknya, jika R square makin mendekati 1, maka hubungan kedua
variabel makin kuat. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear berganda pada SPSS 22, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Perhitungan Koefisien determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1
,863a ,744 ,735 ,26789
a. Predictors: (Constant), Individual Consideration, Inspirational
Mitivation, Intellectual Stimulation, Idealized Influence
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.
Berdasarkan perhitungan uji regresi dapat diketahui nilai
koefisien determinasi ( R2 ) sebesar 0,744 atau 74,4% yang berarti bahwa adanya kontribusi dari variabel idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan individual consideration terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik Universitas Sunan Giri
Surabaya di Sidoarjo. Sedangkan sisanya sebesar 0,256 atau 25,6%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
Koefisien korelasi (R) untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan varibel terikat. Dari tabel 4.14
diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,863 atau 8,63% hal ini menunjukkan tingkat keeratan idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation dan individual consideration terhadap
kinerja tenaga kependidikan dan pendidik Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo sangat kuat berdasarkan tabel interprestasi.
Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Secara Simultan (Uji f)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersamaan dari variabel idealized influence (X1), inspirational mitivation (X2), intellectual stimulation (X3), dan
individualized consideration (X4) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) dilakukan pengujian hipotesis dengan
membandingkan antara statistik hitung dengan statistik tabel. sebagai berikut :
1). H0 : diterima atau H1 ditolak, jika Fhitung < daripada Ftabel. Artinya secara simultan variabel bebas tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
83
2). H0 : ditolak atau H1 diterima, jika Fhitung > daripada Ftabel. Artinya
secara simultan variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Berdasarkan nilai signifikasi : 1). Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima.
2). Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak.
Tabel 5 Hasil Pengujian Secara Simultan (Uji f) ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 21,531 4 5,383 75,004 ,000b
Residual 7,392 103 ,072
Total 28,923 107
a. Dependent Variable: Kinerja Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas diketahui statistik hitung dari Output SPSS di antaranya:
1) Statistik hitung dari output perhitungan SPSS Fhitung adalah 75,004.
2) Diketahui Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat
kebebasan (k – 1 : n – k). Dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel sehingga diperoleh f tabel sebesar
2,463. Berdasarkan hasil perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel,
Fhitung sebesar 75,004 > Ftabel sebesar 2,463.
Gambar 1. Daerah Kritis H0 Melalui Kurva Distribusi F
2,463 75,004
Daerah
Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
Karena F hitung terletak pada daerah H0 ditolak atau H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa idealized influence (X1), inspirational mitivation (X2), intellectual stimulation (X3), dan individual
consideration (X4) yang artinya berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
84
Surabaya di Sidoarjo. Berdasarkan nilai signifikansi diketahui Fhitung
adalah 75,004 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Dari pengajuan hipotesis pertama yang diajukan yaitu diduga idealized influence (X1), inspirational mitivation (X2), intellectual stimulation (X3), dan individualized consideration (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di
Sidoarjo telah terbukti atau dapat diterima, yang dibuktikan dengan nilai Fhitung 75,004 > Ftabel Sebesar 2, 463 dan signifikansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari 0,05. 2. Pengujian Secara Parsial (Uji T)
Hipotesis dari diduga factor idealized influence (X1), inspirational mitivation (X2), intellectual stimulation (X3), dan individualized consideration (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo, di uji menggunakan uji T. Dengan
memperhatikan n-2 dan n = jumlah responden jadi n-2= 105-2=103, maka diperoleh Ttabel sebesar 1,660. Adapun kriteria penguian sebgai
berikut: 1) Membandingkan antara Thitung dengan Ttabel
a. Jika nilai statistik Thitung < - Ttabel dan Thitung < Ttabel maka H0
diterima dan H1 ditolak, artinya secara parsial variabel bebas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai statistik Thitung ≤ - Ttabel atau Thitung ≥ Ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial variabel bebas
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2) Menghitung berdasarkan nilai signifikasi
a. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak.
Tabel 6. Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) ,041 ,226 ,182 ,856
Idealized Influence ,231 ,057 ,280 4,085 ,000
Inspirational
Motivation ,306 ,066 ,307 4,670 ,000
Intellectual
Stimulation ,248 ,062 ,269 4,034 ,000
Individualized Consideration
,203 ,069 ,202 2,956 ,004
a. Dependent Variable: Kinerja Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Sumber: data diolah dengan SPSS 20
Untuk pengujian secara parsial sebagaimana tabel 6. dimana diperoleh
hasil perhitungan thitung. Dari hasil tersebut akan diuji sebagai berikut :
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
85
1). Variabel idealized influence (X1)
Diketahui dalam perhitungan koefisien korelasi dari variabel idealized influence (X1) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan
pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,712, berdasarkan tabel koefisien korelasi antar variabel (tabel 4.16) yang berarti
hubungannya kuat dan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
pada tingkat 5% (0,05), dapat diketahui bahwa thitung sebesar 4,085 >
ttabel sebasar 1,660 sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi
0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Gambar 2. Kurva Uji t Variabel Idealized Influence (X1)
Sumber: hasil output SPSS diolah penulis.
Dari kurva diatas menunjukkan thitung terletak pada daerah
penolakan H0 atau daerah penerimaan HI. Artinya variabel idealized influence (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri
Surabaya di Sidoarjo.
2). Variabel inspirational motivation (X2) Diketahui dalam perhitungan koefisien korelasi dari variabel
inspirational motivation (X2) terhadap kinerja tenaga kependidikan
dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,716 berdasarkan tabel koefisien korelasi antar variabel (tabel 4.16), yang berarti
hubungannya kuat dan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
pada tingkat 5% (0,05), dapat diketahui bahwa thitung sebesar 4,670 >
ttabel sebasar 1,660, sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
-1,660 1,660 4,085
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
86
Gambar 3
Kurva Uji t Variabel Inspiration Motivation(X2)
Sumber: hasil output SPSS diolah penulis.
Dari kurva diatas menunjukkan thitung terletak pada daerah penolakan H0 atau daerah penerimaan HI. Artinya variabel
inspirational motivation (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan
Giri Surabaya di Sidoarjo. 3). Variabel Biaya Intellectual Stimulation (X3)
Diketahui dalam perhitungan koefisien korelasi dari variabel
intellectual stimulation (X3) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar
0,702 berdasarkan tabel koefisien korelasi antar variabel (tabel 4.16), yang berarti hubungannya kuat dan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat 5% (0,05), dapat diketahui bahwa thitung sebesar 4,034 > ttabel sebasar 1,660,
sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Gambar 4.
Kurva Uji t Variabel Intellectual Stimulation (X3)
Sumber: hasil output SPSS diolah penulis.
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
-1,660 1,660 4,670
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
-1,660 1,660 4,034
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
87
Dari kurva diatas menunjukkan thitung terletak pada daerah
penolakan H0 atau daerah penerimaan HI. Artinya variabel intellectual stimulation (X3) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo.
4). Variabel Biaya Individualized Consideration (X4) Diketahui dalam perhitungan koefisien korelasi dari variabel
individualized consideration (X4) terhadap kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,678 berdasarkan tabel koefisien korelasi antar variabel (tabel
4.16), yang berarti hubungannya kuat dan dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat 5% (0,05), dapat
diketahui bahwa thitung sebesar 2,956 > ttabel sebasar 1,660, sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,004 < 0,05,
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Gambar 5. Kurva Uji t Variabel Individualized Consideration (X4)
Sumber: hasil output SPSS diolah penulis.
Dari kurva diatas menunjukkan thitung terletak pada daerah penolakan H0 atau daerah penerimaan HI. Artinya variabel
individualized consideration (X4) berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan
Giri Surabaya di Sidoarjo. Berdasarkan hasil pengujian Uji T setiap variabel di atas
maka dapat disimpulkan bahwa dari pengajuan hipotesis kedua
diduga factor idealized influence (X1), inspirational mitivation (X2), intellectual stimulation (X3), dan individualized consideration (X4)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di
Sidoarjo di terima atau telah terbukti. 3. Pengujian Hipotesis Variabel Dominan (Hipotesis ketiga)
Pengujian hipotesis ketiga ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
yang dominan di antara variabel bebas idealized influence (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3) dan
Individualized consideran (X4) terhadap kinerja tenaga kependidikan
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
-1,660 1,660 2,956
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
88
dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo. Dasar
acuan untuk menentukan variabel dominan dengan melihat nilai thitung terbesar dari empat variabel bebas yang ada, berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS 22 pada tabel 4.12 hasil uji t (uji parsial) diatas diketahui bahwa variabel inspiration motivation
(X2) memiliki nilai thitug terbesar yaitu 4,670 dibandingkan dengan variable idealized influence (X1) sebesar 4,085, intellectual stimulation (X3) sebesar 4,034 dan individual consideration (X4)
sebesar 2,956. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis ketiga yang diajukan intellectual stimulation (X3) yang mempunyai pengaruh
dominan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo tidak terbukti dan yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di sidoarjo adalah variabel inspiration motivation (X2) yang dibuktikan
dengan memiliki nilai thitug terbesar dibandingkan dengan nilai thitug
varibel bebas lainnya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka selanjutnya akan di
lakukan pembahasan terhadap hasil analisis suatu gambaran tentang transformational leadhership dalam peningkatan kinerja di sebuah
organisasi pendidikan. Pada penelitian ini, diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun dan di dominasi berjenis kelamin
laki-laki dengan tingkat pendidikan mayoritas strata dua (S2), adapun proporsi tugas pokok dan fungsi di dominasi oleh tenaga pendidik di
bandingkan dengan tenaga kependidikan dengan status ikatan kerja
tetap yang dominan di Unsuri Surabaya. Dari hasil tersebut diketahui bahwa variabel idealized influence
(X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3) dan individulized consideration (X4) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) yang dibuktikan dengan Fhitung sebesar 75,004 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,463 dengan
tingkat signifikan 0,000<0,005. Ini menunjukkan bahwa kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik di pengaruhi oleh transformational leadhrship. Oleh sebab itu pentingnya transformational leadhership terutama bagi jasa pendidikan di Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo, sebab dalam aktivitasnya tidak hanya melayani dan mendidik
mahasiswa tetapi diperlukan sebuah pengaruh sosok pemimpin dalam
menaungi segala bentuk birokrasi yang ada di lingkungan universitas yang mana pengaruh tersebut menunjang tenaga kependidikan dan
pendidik dalam meningkatkan produktivitasnya, melaksanakan hak dan kewajibannya yang nantinya akan berpengaruh pada kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik guna mencapai tujuan Unsuri Surabaya. Dalam penelitian ini yang telah dilakukan di Unsuri Surabaya di
peroleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,041+ 0,231X1 + 0,306 X2 + 0,248 X3 +0,203 X4+e
berdasarkan hasil trsebut dapat diketahui bahwa variabel bebas
idealized influence (X1), inspirational motivation (X2), intellectual
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
89
stimulation (X3) dan individulized consideration (X4) mempunyai
hubungan positif (searah) terhadap variabel terikat kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y). Selain itu hubungan antar variabel
tersebut juga di tunjukkan oleh nilai R =0,863 atau 8,63% yang berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antar variabel berdasarkan tabel
interprestasi (tabel 3.1). Berdasarkan perhitungan analisis statistik, dapat di ketahui
bahwa besarnya koefisien korelasi variabel idealized influence (X1)
terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,712, thitung sebesar 4,085 > ttabel sebasar 1,660 dengan
taraf signifikansi 0,000 < 0,05, secara teoritis memiliki hubungan searah varibel idealized influence (X1) terhadap variabel kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y), hal ini memberikan makna bila presepsi responden terhadap idealized influence (X1) semakin baik (positif), maka
kinerja tenaga kendidikan dan pendidik Unsuri Surabaya semakin
meningkat dan begitu pula sebaliknya. Deskripsi responden (150 tenaga kependidikan dan pendidik Unsuri Surabaya) terhadap idealized influence (X1) rata-rata menunjukkan positif, dari tiga pernyataan yang di ajukan dari variabel idealized influence (X1) mempunyai kecendrungan di
pengaruhi oleh komitmen (X1.1) dengan nilai rata-rata 3,867 dan standart
deviasi 0,694, yang artinya sebagian besar responden mepresepsikan idealized influence (X1) dalam hal ini komitmen sebagai indikator utama
yang meningkatkan kinerja. Kaitannya dengan penelitian ini indentifikasi dan keterlibatan pemimpin sangat penting dalam hal
memihak institusi sebagai lembaga pendidikan yang di naungi dan memelihara tenaga kependidikan dan pendidik dalam universitas dan
bersedia berusaha keras bagi peningkatan kinerja tenaga kependidikan
dan pendidik untuk pencapaian tujuan Unsuri Surabaya. Kemudian diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi variabel
inspirational motivation (X2) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,716, yang berarti
hubungannya kuat dan thitung sebesar 4,670 > ttabel sebasar 1,660, dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. secara teoritis memiliki hubungan
searah inspirational motivation (X2) terhadap variabel kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y), hal ini memberikan makna bila presepsi responden terhadap idealized influence (X1) semakin baik (positif), maka
kinerja tenaga kendidikan dan pendidik Unsuri Surabaya semakin meningkat dan begitu pula sebaliknya. Deskripsi responden (150 tenaga
kependidikan dan pendidik Unsuri Surabaya) terhadap inspirational motivation (X2) rata-rata menunjukkan positif, dari tiga pernyataan yang di ajukan dari variabel inspirational motivation (X2) mempunyai
kecendrungan di pengaruhi oleh motivasi (X2.3) dengan nilai rata-rata 3,943 dan standart deviasi 0,705, yang artinya sebagian besar
responden mepresepsikan inspirational motivation (X2) dalam hal ini motivasi sebagai indikator utama yang meningkatkan kinerja. Kaitannya
dengan penelitian ini dorongan sikap positif dari sosok pemimpin
universitas sangat di perlukan untuk meningkatakan kinerja tenaga kependidikan dan pendidik untuk mencapai tujuan Unsuri Surbaya.
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
90
Selanjutnya diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi variabel
intellectual stimulation (X3) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,702, yang berarti
hubungannya kuat dan thitung sebesar 4,034 > ttabel sebasar 1,660, dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. secara teoritis memiliki hubungan searah
intellectual stimulation (X3) terhadap variabel kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y), hal ini memberikan makna bila presepsi responden
terhadap intellectual stimulation (X3) semakin baik (positif), maka kinerja
tenaga pendidikan dan pendidik Unsuri Surabaya semakin meningkat dan begitu pula sebaliknya. Deskripsi responden (150 tenaga
kependidikan dan pendidik Unsuri Surabaya) terhadap intellectual stimulation (X3) rata-rata menunjukkan positif, dari tiga pernyataan yang
di ajukan dari variabel intellectual stimulation (X3) mempunyai
kecendrungan di pengaruhi oleh kearifan (X3.3) dengan nilai rata-rata 3,924 dan standart deviasi 0,730, yang artinya sebagian besar
responden mepresepsikan intellectual stimulation (X3) dalam hal ini kearifan sebagai indikator utama yang meningkatkan kinerja. Kaitannya
dengan penelitian ini sangat di perlukan kebijakan pemimpin universitas yang selalu berubah mengikuti perkembangan lembaga pendidikan
kekinian guna meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pendidik
untuk mencapai tujuan Unsuri Surbaya. Dan diketahui bahwa besarnya koefisien korelasi variabel
individualized consideration (X4) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) menunjukkan angka sebesar 0,678, yang berarti
hubungannya kuat dan thitung sebesar 2,956 > ttabel sebasar 1,660, dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. secara teoritis memiliki hubungan searah
individualized consideration (X4) terhadap variabel kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik (Y), hal ini memberikan makna bila presepsi responden terhadap individualized consideration (X4) semakin baik
(positif), maka kinerja tenaga pendidikan dan pendidik Unsuri Surabaya semakin meningkat dan begitu pula sebaliknya. Deskripsi responden
(150 tenaga kependidikan dan pendidik Unsuri Surabaya) terhadap individualized consideration (X4) rata-rata menunjukkan positif, dari tiga
pernyataan yang di ajukandari variabel individual consideration (X4)
mempunyai kecendrungan dipengaruuhi oleh mendekatkan diri (X4.1) dengan nilai rata-rata 4,133 dan nilai standar deviasi 0,666, yang
artinya sebagian besar responden mepresepsikan individualized consideration (X4) dalam hal ini mendekatkan diri sebagai indikator
utama yang meningkatkan kinerja. Kaitannya dengan penelitian ini
hubungan pemimpin universitas dengan tingkat kematangan pengikut dengan orang penting sangat penting guna meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan dan pendidik untuk mencapai tujuan Unsuri Surabaya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian sampai
pembahasan dapat disimpulkan dari benang merah judul pengaruh
transformational leadhership terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik Universitas Sunan Giri Surabaya maka simpulan yang dapat
diambil adalah :
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
91
1. Dari persamaan regresi linier berganda yang di peroleh adalah Y =
0,041+ 0,231X1 + 0,306 X2 + 0,248 X3 +0,203 X4+e sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas idealized influence (X1),
inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3) dan
individualized consideration (X4), mempunyai hubungan positif (searah) terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y)
Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo. 2. Dari uji F secara simultan di ketahui bahwa variabel idealized
influence (X1), inspirational motivation (X2), intellectual stimulation (X3)
dan individualized consideration (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y).
Yang di buktikan dengan Fhitung sebesar 75,004 > Ftabel sebesar 2,463 dengan nilai signifikan 0.000 dibawah nilai alfa 0.05.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t setiap variabel, variabel
idealized influence (X1), berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) di Universitas Sunan Giri
Surabaya di Sidoarjo ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 4,085 > ttabel sebasar 1,660 sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi
0,000 < 0,05. variabel inspirational motivation (X2), berpengaruh
signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) di Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo ini di buktikan dengan
nilai thitung sebesar 4,670 > ttabel sebasar 1,660, sehingga thitung > ttabel
dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Intellectual Stimulation (X3),
berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidik (Y) di Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo ini
dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 4,034 > ttabel sebasar 1,660,
sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Dan Individual Consideration (X4), berpengaruh signifikan terhadap kinerja
tenaga kependidikan dan pendidik (Y) di Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo ini dibuktikan dengan thitung sebesar 2,956 > ttabel
sebasar 1,660, sehingga thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,004 < 0,05.
4. Hasil uji T di ketahui variabel bebas inspiration motivation (X2)
berpengaruh dominan terhadap kinerja tenaga kependidikan dan pendidk (Y) Universitas Sunan Giri Surabaya di Sidoarjo. Hal itu di
buktikan dengan hasil uji t yang memiliki thitung sebesar 4,670 jika di bandingkan dengan idealized influence (X1) sebesar 4,085, intellectual stimulation (X3) sebesar 4,034 dan individualized consideration (X4)
sebesar 2,958. Saran
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan simpulan yang diperoleh dalam penelitian, serta dapat dijadikan referensi
pengambilan kebijakan atau keputusan dalam bidang jasa khususnya pendidikan dan dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam penelitian ini :
1. Hendaknya pemimpin Unsuri Surabaya untuk mengevaluasi lagi status jenjang pendidikan SDM yang di naungi, mengingat hal
tersebut sangat penting dalam kelembagaan pendidikan. Contohnya,
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
92
menambah tenaga pendidik di setiap fakultas dengan status jenjang
pendidikan S3. 2. Hendaknya pemimpin Unsuri Surabaya untuk mengevaluasi lagi
tugas pokok dan fungsi SDM yang di naungi, hal tersebut sangat penting dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan
pendidik. Contohnya, tidak adanya tumpang tindih jabatan antara tenaga kependidikan dan pendidik..
3. Hendaknya pemimpin Unsuri Surabaya untuk selalu memberikan dorongan sikap positif dan memberikan bentuk apresiasi kepada
SDM yang memberikan dedikasi yang baik bagi lembaga. Contohnya
remurasi gaji dan tunjangan. Hasil R2 menunjukkan bahwa masih ada variabel-variabel lain yang
harus diperhatikan, Meski variabel-variebel dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap kinerja, namun perlu diketahui bahwa kinerja tidak
hanya di pengaruhi oleh variabel-variabel dalam penelitian ini saja. Semakin baik kinerja tenaga kependidikan dan pendidik maka akan
berpengaruh baik pula pada Unsuri Surabaya, terutama menunjang visi
dan misi lembaga.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Asnawi, Nur. 2011. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran.
Malang:UIN- Maliki Press.
Aulia, Yasha. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Kinerja Karyawan PT Wahana Mega Putra. Kendari:Universitas Hulo Uleo
Bahar dan Muhith. 2013. Transformational Leadership Ilustrasi di
Bidang Ilmu Pendidikan. Jakarta:Rajawali
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber daya Manusia.
Jakarta:Erlangga.
Budiyanto, Eko. 2013. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Kerangka Teori dan Pendekatan praktis. Yogyakarta:
Graha Ilmu Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen sumber Daya Manusia
Konsep & Kinerja. Jakarta:Mitra Wacana Media
Lensufiee, Tikno. 2010. Leadership Untuk Profesional dan Mahasiswa. Jakarta:Erlangga Group
M Yani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Mitra Wacana
Media
Iwan Wahyu Susanto Dan Dwi Sri Widati
93
Moeheriono. 2012. Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan Indikator
Kinerja Utma (IKU) Bisnis dan Publik. Jakarta:Rajawali
Molly dan Marshall. 2011. Prinsip-prinsip Kepemimpinan.
Jakarta:Erlangga
Nurul dan Teguh. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan. Jakarta:Rajawali Pers
Rahmi, Sri. 2014. Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Ilustrasi Dibidang Pendidikan. Jakarta:Mitra wacana
Media
Sinabela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia
Membangun Tim Kerja Yang Solid Untuk Meningkatkan Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara
Subaidi, Moh. Hasan. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Greenline 99 Adv Kota Malang. Malang:Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim
Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung:Alfabeta, Cv.
Tannady Hendy. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Expert
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sisitem Pendidikan Nasional
Veithzal dan Sylviana. 2010. Education Manajement Analisis Teori dan Praktek. Jakarta:Rajawali
Wahjono, Sentot Imam. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat
Wirawan. 2017. Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi,
Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:Rajawali