155
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh 3301402014 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 SMA 4 NEGERI PALU TESIS KAIMUDDIN

Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

  • Upload
    farid

  • View
    3.194

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

3301402014

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

SMA 4 NEGERI PALU

TESIS

KAIMUDDIN

Page 2: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA.MM

NIP. 130818770 NIP. 132208714

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Sugiharto, M.Si

NIP. 131286682

ii

Page 3: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi fakultas

Ekonomi, Universiatas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. Marimin, M.Pd NIP. 130818769

Anggota I Anggota II

Drs. Muhsin, M.Si Drs. Widiyanto, MBA. MMNIP. 130818770 NIP. 132208714

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 13165823

iii

Page 4: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, April 2007

Laeli Kurniati

NIM. 3301402014

iv

Page 5: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

• Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)

• Ketika menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang yang bukan ahlinya

(bukan bakatnya) maka tunggulah saat kehancurannya (H.R. Buchori

Muslim)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada nama Allah SWT,

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan ibu, terima kasih tak terhingga atas

segala yang telah diberikan.

Almamaterku

v

Page 6: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun

Ajaran 2006/2007”, dalam rangka menyelesaikan strata I untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Jasa baik

mereka tentu tidak saya lupakan begitu saja. Dan pada kesempatan ini saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut

ilmu di UNNES

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah

memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan

penelitian.

4. Drs. Muhsin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Drs. Widiyanto, MBA. MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

vi

Page 7: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

6. Drs. Marimin, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan

saran terhadap penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Sukamto, selaku Kepala SMK Negeri I Purbalingga yang telah memberikan

ijin dan fasilitas kepada penulis selama mengadakan penelitian.

8. Drs. Yosep Win Puji Punarwa, selaku Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri I

Purbalingga bidang Sarana dan Ketenagaan yang telah banyak membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

9. Seluruh guru SMK Negeri I Purbalingga yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

10. Mas Afid, atas doa, bantuan, dan dukungan selama ini.

11. Teman-teman kost Trisanja dan Anak AP’ 02, memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini

12. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis

terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas

keikhlasan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca maupun pihak yang

berkepentingan.

Semarang, April 2007

Penulis

vii

Page 8: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

SARI

Laeli Kurniati. 2007. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin, M.Si, Pembimbing II. Drs. Widiyanto, MBA, M.M. 100 hal. Kata Kunci: Supervisi, Motivasi Kerja, Kinerja.

Hasil temuan awal menunjukkan adanya kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah, frekuensi kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong rendah, disisi lain guru memandang perlunya supervisi kepala sekolah dalam rangka pembinaan sehingga perlu dikaji pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Permasalahan penelitian ini: adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

Populasi penelitian ini 60 guru di SMK Negeri 1 Purbalingga. Populasi ini sekaligus sebagai sampel. Variabel yang diteliti meliputi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel bebas sedangkan kinerja guru sebagai variabel terikatnya. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja, ditunjukkan dari p value = 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja akan diikuti dengan tingginya kinerja guru, begitu sebaliknya. Besarnya pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja mencapai 20,7%.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa secara simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2007. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah menurut persepsi sebagian besar guru tergolong cukup. Oleh karena itu disarankan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas supervisi, seperti meningkatkan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis, observasi perbaikan, memotivasi semangat kerja guru, meninjau rencana pembelajaran, kesesuaian antara perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran, observasi metode pembelajaran. Diharapkan dengan meningkatkan frekuensi kunjungan kelas akan menumbuhkan kinerja guru.Motivasi kerja guru tergolong baik sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan terutama dalam hal kemandirian dalam bekerja, mempertahankan pendapat dan memecahkan masalah. Diharapkan dengan meningkatnya motivasi kerja guru akan tumbuh kinerja yang lebih baik.

viii

Page 9: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA....................................................................................................... vi

SARI................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Permasalahan ................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 7

1.5 Sistematika Skripsi......................................................................... 8

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Supervisi Kepala Sekolah .............................................................. 9

2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah .................................. 9

2.1.2 Karakteristik Supervisi ......................................................... 10

2.1.3 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran ...... 12

ix

Page 10: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

2.1.4 Teknik-teknik Supervisi ....................................................... 13

2.2 Motivasi ......................................................................................... 16

2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................................... 16

2.2.2 Teori Motivasi ...................................................................... 17

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Motivasi

Kerja .................................................................................... 23

2.2.4 Ciri-ciri Motivasi Kerja ....................................................... 23

2.3 Kinerja Guru ................................................................................. 24

2.3.1 Pengertian Kinerja ............................................................. 24

2.3.2 Unsur Kinerja .................................................................... 25

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ....................... 26

2.3.4 Penilaian Kinerja................................................................ 26

2.4 Kerangka Berpikir.......................................................................... 28

2.5 Hipotesis......................................................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 32

3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 32

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 33

3.4 Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 34

3.4.1 Validitas ............................................................................. 34

3.4.2 Reliabilitas ......................................................................... 37

3.5 Metode Analisis Data..................................................................... 38

3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................... 38

3.5.2 Uji Asumsí Klasik.............................................................. 39

x

Page 11: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

3.5.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 39

3.5.2.2 Uji Linieritas ......................................................... 40

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................... 41

3.5.2.4 Uji Multikolinieritas .............................................. 41

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 43

4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri I Purbalingga.................. 43

4.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian .............................. 45

4.1.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ..................................... 45

4.1.2.2 Motivasi Kerja Guru ............................................. 58

4.1.2.3 Kinerja Guru ......................................................... 72

4.1.3 Uji Prasyarat....................................................................... 86

4.1.3.1 Uji Normalitas Data .............................................. 86

4.1.3.2 Uji Linieritas ......................................................... 88

4.1.3.3 Uji Multikolinieritas .............................................. 88

4.1.3.4 Heteroskedastisitas ................................................ 89

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 90

4.1.4.1 Uji Simultan .......................................................... 90

4.2 Pembahasan ................................................................................... 92

4.2.1 Supervisi Kepala Sekolah ................................................. 92

4.2.2 Motivasi Kerja Guru ......................................................... 93

4.2.3 Kinerja Guru ...................................................................... 94

4.2.4 Pengaruh Supervisi Terhadap Kinerja Guru ...................... 96

xi

Page 12: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru ........................ 97

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 99

5.2 Saran............................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 103

xii

Page 13: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................... 36

2. Kriteria Presentase .................................................................................... 39

3. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kepala Sekolah................................... 45

4. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala

Sekolah....................................................................................................... 46

5. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas oleh kepala

sekolah ....................................................................................................... 46

6. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas dalam Rangka

Observasi Perbaikan Cara Mengajar Guru ................................................ 47

7. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas terhadap

Perbaikan Pengajaran................................................................................. 48

8. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi

Semangat ................................................................................................... 48

9. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Memberi Evaluasi untuk

Memotivasi Semangat Kerja Guru ............................................................ 49

10. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

Kelas terhadap Semangat Kerja ................................................................. 50

11. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam

Membimbing Guru Berkaitan dengan Kurikulum ..................................... 51

12. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah

terhadap Rencana Pembelajaran Guru ...................................................... 51

xiii

Page 14: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

13. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah

terhadap Kesesuaian Perangkat Pembelajaran dengan Pelaksanaan

Pembelajaran ............................................................................................. 52

14. Persepsi Guru Terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

Kelas terhadap Pemahaman Kurikulum ................................................... 52

15. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam

Pengembangan Metode dan Evaluasi ....................................................... 53

16. Persepsi Guru Terhadap Frekuesi Bimbingan Kepala Sekolah tentang

teknik –teknik Evaluasi dan Pengembangan Metode Pembelajaran ......... 54

17. Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan

Kelas terhadap Pengembangan Teknik Evaluasi dan Metode

Pembelajaran ............................................................................................. 54

18. Persepsi Guru Terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Rapat-Rapat

Upaya Pembinaan ..................................................................................... 55

19. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Rapat-Rapat Evaluasi KBM .............. 56

20. Persepsi Guru Terhadap Frekuensi Pelaksanaan Pembinaan

Administrasi ............................................................................................... 56

21. Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi

Kesempatan Guru Mengikuti Kegiatan di luar Pembelajaran ................... 57

22. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan MGMP................................. 57

23. Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan dan Diklat ........ 58

24. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 59

25. Ketekunan Menghadapi Tugas .................................................................. 59

26. Usaha Mengoreksi Hasil Ulangan Siswa ................................................... 60

xiv

Page 15: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

27. Menyelesaikan Hasil Ulangan Siswa ........................................................ 60

28. Menyelesaikan Tugas dari Kepala Sekolah .............................................. 60

29. Ulet Menghadapi Kesulitan ....................................................................... 61

30. Menghadapi Kegaduhan dalam Kelas........................................................ 61

31. Tingkat Tanggung Jawab Menyelesaikan Tugas ...................................... 62

32. Minat terhadap Bermacam-Macam Masalah ............................................ 62

33. Tingkat Kemauan Memperbaiki dan Mengembangkan Kemampuan

Siswa ......................................................................................................... 63

34. Tindakan Guru Ketika Siswanya Mengalami Penurunan Prestasi ............ 63

35. Tingkat Kesenangan Guru untuk Bekerja Mandiri ................................... 64

36. Tindakan Guru terhadap Tugas yang diperintah Kepala Sekolah ............. 64

37. Tindakan Guru ketika Mendapat Kesempatan Seminar............................. 65

38. Tindakan Guru dalam Menghadapi masalah tugas ................................... 66

39. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-Tugas Rutin ..................................... 66

40. Penggunaan Metode Pembelajaran dalam KBM ....................................... 67

41. Penggunaan Media Pembelajaran dalam KBM ........................................ 68

42. Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin ...................................... 68

43. Mempertahankan Pendapat dalam mengikuti rapat evaluasi KBM........... 69

44. Mempertahankan Pendapat dalam Mengikuti Rapat tentang Kebijakan

Sekolah ...................................................................................................... 69

45. Tidak Melepaskan Hal-hal yang diyakini ................................................. 70

46. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah ............................................. 70

47. Membantu Memecahkan Masalah Rekan Guru dalam Pergaulan ............ 71

48. Membantu Rekan Guru yang Mengalami Kesulitan ................................. 71

xv

Page 16: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

49. Kinerja Guru ............................................................................................. 72

50. Kinerja Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ......................... 73

51. Kemampuan Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran ................ 73

52. Penyusunan Rencana Pembelajaran........................................................... 74

53. Kemampuan Guru dalam Perencanaan Media Pembelajaran .................. 74

54. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar ................... 75

55. Kemampuan Guru dalam Berinteraksi ...................................................... 75

56. Kemampuan Guru dalam Menyampaikan Materi ..................................... 76

57. Kemampuan Guru dalam Memotivasi ...................................................... 77

58. Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik .................. 78

59. Pelaksanaan Ulangan Harian...................................................................... 78

60. Kemampuan Guru dalam Menganalisa dan Mengolah Hasil Penilaian .... 79

61. Kemampuan Guru dalam Menyusun Laporan Penilaian .......................... 79

62. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut ...................................... 80

63. Kemampuan Menyusun Program Tindak Lanjut Hasil Penilaian ............. 80

64. Pelaksanaan Remedial ............................................................................... 81

65. Mengklasifikasikan Kemampuan Siswa ................................................... 81

66. Kinerja Guru dalam Pengembangan Profesi ............................................. 82

67. Kinerja Guru dalam Pemahaman Wawasan Pendidikan ........................... 83

68. Kemampuan Memahami Hubungan Pendidikan dan Pengajaran ............ 83

69. Kemampuan Memahami Fungsi Sekolah ................................................ 84

70. Kinerja Guru dalam Penguasaan Bahan Kajian Akademik ...................... 84

71. Persiapan Materi yang akan disajikan kepada siswa ................................. 85

72. Penguasaan terhadap Bahan Kajian .......................................................... 85

xvi

Page 17: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

73. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ..................... 86

74. Hasil Uji Linieritas .................................................................................... 88

75. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 88

76. Hasil Uji Simultan (Uji F).......................................................................... 90

xvii

Page 18: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir...................................................................................... 30

2. P-P Plot Pengujian Normalitas Model Regresi ......................................... 87

3. Uji Heteroskedastisitas............................................................................... 89

xviii

Page 19: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Penelitian ..................................................................................... 103

2. Daftar Nama Responden Guru ................................................................... 117

3. Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ....................................... 119

4. Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ......................................................... 120

5. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ............................................................ 121

6. Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah............................................ 122

7. Reliability Angket Motivasi Kerja ............................................................ 123

8. Reliability Angket Kinerja Guru................................................................ 124

9. Uji Normalitas............................................................................................ 125

10. Uji Linearitas Data Y * X1 ........................................................................ 126

11. Uji Linearitas Data Y * X2 ....................................................................... 127

12. Regression ................................................................................................. 128

13. Histogram................................................................................................... 129

14. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............................ 130

15. Tabel Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ............................. 132

16. Perhitungan Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ......................... 133

17. Perhitungan Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah ...................... 134

18. Tabel Uji Validitas Angket Motivasi Kerja ............................................... 135

19. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ........................................... 136

20. Perhitungan Reliability Angket Motivasi Kerja ........................................ 137

21. Tabel Uji Validitas Angket Kinerja Guru ................................................. 138

22. Perhitungan Validitas Angket Kinerja Guru ............................................. 139

xix

Page 20: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

23. Perhitungan Reliability Angket Kinerja Guru ........................................... 140

24. Data Hasil Penelitian ................................................................................. 141

25. Analisis Regresi Ganda ............................................................................. 142

26. Daftar Kritik r Product Moments ............................................................... 145

27. Daftar Kritik Uji T ..................................................................................... 146

28. Daftar Kritik Uji F ..................................................................................... 147

29. Surat-Surat Penelitian ............................................................................... 148

xx

Page 21: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, Bangsa dan Negara.

Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang

persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam

pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa:

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru

dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan

dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.

Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar

tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

1

Page 22: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

2

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia

melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan

mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan

dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan

kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya.

Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan

pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru

sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya.

Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya

meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan

maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga

memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian

motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang

layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam

bekerja sebagai pendidik.

Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk

meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara

harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru

berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya. Pada guru yang puas

terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan meningkat kemungkinan akan

berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

Page 23: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

3

didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan,

2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang

terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai

dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas

lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua

warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang

baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap

tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku manager adalah melakukan

penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat

fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu

sendiri.

Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kinerja guru, namun

penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah

dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru

terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh kepala

sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.

Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan

bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan

efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala

sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional

guru. Sikap professional guru merupakan hal yang amat penting dalam

memelihara dan meningkatkan profesionalitas guru, karena selalu berpengaruh

Page 24: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

4

pada perilaku dan aktivitas keseharian guru. Perilaku profesional akan lebih

diwujudkan dalam diri guru apabila institusi tempat ia bekerja memberi perhatian

lebih banyak pada pembinan, pembentukan, dan pengembangan sikap profesional

(Pidarta, 1996:380)

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong

semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Guru menjadi seorang pendidik karena

adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan

berhasil untuk mendidik/mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar karena

dorongan/motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru telah

menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang

diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi

dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-

kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.

Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan

berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan

pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan

bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru

meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala

sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah,

hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun.

Page 25: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

5

“Berdasarkan laporan Balitbang depdiknas tahun 2002, dari 1.054.859

guru SD di Indonesia ternyata hanya sekitar 30% yang layak mengajar dikelas

dihadapan para siswa dan yang selebihnya tidak layak. Untuk guru SLTP, SMU,

dan SMK angkanya hampir sama”.(www.suaramerdeka.com/harian.htm)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru di

SMK Negeri I Purbalingga ditemukan bahwa masih banyak kendala atau

persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Secara

umum persoalan tersebut meliputi: kualitas supervisi dari kepala sekolah yang

masih tergolong rendah. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru

melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan

itu dengan membina dan mengembangkan metode-metode dan prosedur

pengajaran yang lebih baik.

Selain itu banyak guru kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan

mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap

menurunnya produktivitas/kinerja guru.Untuk itu diperlukan peran kepala sekolah

untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

Sarni dalam tesisnya berjudul”Pengaruh Kreativitas kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Supervisi Pengajaran oleh Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru

di 29 SMP Negeri kabupaten Batang” menyimpulkan ada pengaruh yang

Page 26: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

6

signifikan antara kreatifitas kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi

pengajaran terhadap kinerja guru di 29 SMP N dikabupaten Batang. Namun untuk

penelitian tentang supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

guru berdasarkan kajian pustaka yang saya telusuri belum ada yang melakukan

oleh karena itu topik tersebut perlu diteliti.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran

2006/2007”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

guru SMK Negeri I Purbalingga?

2. Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru

terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga ?

Page 27: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

7

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan

penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi kepala sekolah dan

motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan

motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan secara teoritis

1. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai supervisi kepala sekolah,

motivasi kerja serta kinerja.

2. Untuk mengembangkan wawasan mengenai supervisi kepala sekolah,

motivasi kerja serta kinerja guru SMK Negeri I Purbalingga.

1.4.2 Kegunaan secara praktis

1. Sebagai bahan masukan atau input bagi SMK Negeri I Purbalingga agar

mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja

guru melalui supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru.

2. Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya dengan melalui

supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja yang nantinya dapat

meningkatkan mutu pendidikan.

Page 28: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

8

1.5 Sistematika Skripsi

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi maka

secara garis besar sistematikanya dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Bagian awal skripsi yang berisi: sampul, lembar berlogo, halaman judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan

persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta

daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi terdiri atas:

Bab I PENDAHULUAN

Diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II LANDASAN TEORI PENELITIAN

Membahas landasan dan konsep-konsep serta teori-teori yang dijadikan

landasan dalam penelitian

Bab III METODE PENELITIAN

Membahas tentang populasi penelitian, variabel, metode pengumpulan

data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran kepada pihak yang terkait

3. Bagian akhir Skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran

Page 29: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Supervisi Kepala Sekolah

2.1.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan

mereka secara efektif (Purwanto, 2003:32)

Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), supervisi merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan

terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang

berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.

Menurut carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam

memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki

pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan

perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan

pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian, 2000:17)

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial

yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut

maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai

meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan

bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu

semaksimal mungkin dapat tercapai.

9

Page 30: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

10

Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah

dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya

dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata

serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha

meningkatkan hasil belajar siswa.

2.1.2 Karakteristik supervisi

Menurut Mulyasa (2004:112) Salah satu supervisi akademik yang populer

adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap

berada di tangan tenaga kependidikan.

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala

sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala

sekolah.

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan

interpretasi guru.

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor

lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada

memberi saran dan pengarahan.

6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,

pengamatan, dan umpan balik.

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor

terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.

Page 31: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

11

8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan

dan memecahkan suatu masalah.

2.1.3 Faktor yang mempengarui berhasil tidaknya supervisi

Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain:

1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota

besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya

atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu.

Dilingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain.

2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah

sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan

muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.

3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau

sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya

memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.

4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah

itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi,

hasrat kemampuannya, dan sebagainya.

5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor

yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya

situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak

mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan

ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh

Page 32: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

12

kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang

mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

2.1.4 Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran

Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:

1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam

menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah

termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan

keberhasilan proses belajar-mengajar.

3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan

metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang

sedang berlaku.

4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai

sekolah lainnya.

5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai

sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok,

menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk

mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-

masing.

6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite

sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

Page 33: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

13

2.1.5 Teknik-teknik supervisi

Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik

supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik

kelompok.

1. Teknik perseorangan

Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang

dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

antara lain :

a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)

Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-

waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk

melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya

untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi

syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk

melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu

diperbaiki.

b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)

Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk

melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-

cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan

alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan

metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi

panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya.

c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan

atau mengatasi problema yang dialami siswa

Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak

Page 34: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

14

dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami

perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya.

Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh

siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu

sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang

mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.

d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain :

1) Menyusun program catur wulan atau program semester

2) Menyusun atau membuat program ssatuan pelajaran

3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas

4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran

5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar

6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang

ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.

2. Teknik kelompok

Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan

yang dapat dilakukan antara lain :

a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya

berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam

perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik

dengan guru-guru.

b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-

kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah

terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna

Page 35: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

15

membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan

dan peranan proses belajar-mengajar.

c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)

Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-

penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru

bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan

penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-

penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau

wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan

membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran,

agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik supervisi

digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik

kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan kelas, 2)

percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang

teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3)

laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6)

perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi

profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13)

pertemuan guru.

Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas dapat diambil

kesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaan kepala

sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar.

Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik

formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil

dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan

Page 36: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

16

kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini

hanya indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang

kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan

kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak

kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong

semangat kerja (Anoraga, 1998:35). Menurut Hasibuan (2005:65), motivasi

adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,

agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya

untuk mencapai kepuasan.

Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2005:145), motivasi adalah keinginan

yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan

tindakan-tindakan.

Meurut As’ad (1995:45), motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan kerja. Motivasi merupakan pemberian atau penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama bekerja

secara efektif dan terintegrasi dan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.

Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi maupun tujuan individual.

Page 37: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

17

Dengan demikian disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul

pada diri seseorang yang menyebabkan ia melakukan sesuatu tindakan tertentu

untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi kerja merupakan kondisi psikologis

yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa

sehingga dapat tercapai suatu tujuan.

2.2.2 Teori Motivasi

Tingkah laku manusia selalu timbul oleh adanya kebutuhan yang

mendorong ke arah suatu tujuan tertentu. Kebutuhan yang mendorong perbuatan

kea rah tujuan tertentu adalah motivasi.

Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan,

pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada

dasarnya di dorong oleh motivasi. Adanya berbagai kebutuhan akan menimbulkan

motivasi seseorang untuk berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Orang mau

bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil

pekerjaannya.

Abraham H. Maslow dalam Need Hierarchy Theory menyatakan bahwa

kebutuhan dan kepuasan manusia bersifat jamak yaitu kebutuhan psikologis dan

biologis berupa material. Maslow menggolongkan adanya lima kebutuhan

manusia. (Hasibuan, 2003:104).

Page 38: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

18

Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk

bekerja menurut Maslow adalah:

a. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seseorang seperti sandang, pangan,

papan. Organisasi membantu individu dengan menyediakan gaji yang

baik, keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.

b. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan

Jika kebutuhan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan

ini dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari

kecelakaan dan keselamatan dalam melaksankan pekerjaan. Kebutuhan ini

mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di

tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam

tertentu.

c. Kebutuhan Afiliasi

Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman,

mencintai serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia

pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun

manusia ingin hidup menyendiri. Kebutuhan ini terdiri dari :

Page 39: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

19

1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia bekerja.

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya

penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang

tetap merasa dirinya penting.

3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi

kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan

kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.

4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa

senang jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan

saran atau pendapat pada pimpinan.

d. Kebutuhan akan penghargaan diri/status

Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise

dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul

karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan

kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai

prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai

orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri ini berbeda dengan kebutuhan lain

dalam dua hal. Kebutuhan aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi atas usaha

individu itu sendiri. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan

Page 40: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

20

individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan

dengan meningkatnya jenjang karier seorang individu.

Kimbal willes dalam Bafadal (2004:101-102) menegaskan ada delapan hal

yang diinginkan guru melalui kerjanya, yaitu adanya rasa aman dan hidup layak,

kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan

jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil

bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah, dan kesempatan mempertahankan

self respect.

1. Rasa aman dan hidup layak

Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi adanya jaminan ketercukupan

akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga

mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa

aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan-tekanan batin, rasa takut akan

masa depannya, serta adanya jaminan kesehatan.

2. Kondisi kerja yang menyenangkan

Suasana kerja meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja, dan

kepemimpinankerja. Kondisi kerja yang menyenangkan, misalnya tempat

kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya

bimbingan. Oleh karena itu, walaupun gedungnya sederhana hendaknya selalu

dibersihkan dan diatur rapi sehingga membuat orang senang bekerja di

dalamnya.

Page 41: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

21

3. Rasa diikutsertakan

Sebagai manusia, apapun jabatannya, baik sebagai guru, pegawai tata

usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam

anggota kelompoknya dimana ia bekerja dan berhasrat untuk bergabung

mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus

memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin

hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya.

4. Perlakuan yang wajar dan jujur

Seorang pemimpin bertugas membina persatuan antara anggotanya.

Perlakukan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih

kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan perhatian. Jika

kelompok merasa bahwa hanya anggota tertentu saja yang mendapatkan

perhatian, lenyaplah semangat kerja kelompok.

5. Rasa mampu

Setiap anggota kelompok menginginkan agar prestasi mereka diakui

oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengakui bahwa setiap anggota

kelompoknya mampu menunaikan tugasnya dan mengakui setiap anggota

kelompoknya memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mencapai

tujuan kelompok. Sehubungan dengan pembinaan moral kerja guru, kepala

sekolah harus selalu menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru.

6. Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan

Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lainnya. Begitu pula

setiap guru menginginkan agar segala jerih payahnya, yang ia lakukan demi

Page 42: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

22

kesuksesan sekolah, diakui oleh kepala sekolah maupun guru-guru lainnya.

Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa

gembira dalam bekerja.

7. Ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah

Semua guru ingin ikut mbil bagian dalam membuat kebijakan sekolah.

Hasrat ini merupakan hasrat asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan

dalam membuat policy sekolah mereka merasa dipentingkan dalam sekolah.

Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh

kelompok maka semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas

pelaksanaannya.

8. Kesempatan mengembangkan ”self respect”

Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan

apa yag harus dilakukan tanpa harus dididik pimpinan. Berilah kesempatan

merencanakan bersama, jangan banyak diperintah, tetapi sebaliknya,

memberikan rangsangan serta menunjukkan harapan yang positif.

Sedang Claude S. George dalam Hasibuan (2005:163) mengemukakan

bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan

suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu 1) upah yang adil dan layak, 2)

kesempatan untuk maju/promosi, 3) pengakuan sebagai individu, 4) keamanan

kerja, 5) tempat kerja yang baik, 6) penerimaan oleh kelompok, 7) perlakuan yang

wajar, 8) pengakuan atas prestasi.

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja

Frederich Hersberg dalam Sedarmayanti (2001:67) menyatakan pada

manusia berlaku faktor motivasi dan faktor pemeliharaan dilingkungan

Page 43: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

23

pekerjaannya. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan ada enam faktor motivasi

yaitu (1) prestasi, (2) pengakuan, (3) kemajuan/kenaikan pangkat, (4) pekerjaan

itu sendiri, (5) kemungkinan untuk tumbuh, (6) tanggung jawab. Sedangkan untuk

pemeliharaan terdapat sepuluh faktor yang perlu diperhatikan, yaitu (1)

kebijaksanaan, (2) supervisi teknis, (3) hubungan antar manusia dengan atasan, (4)

hubungan manusia dengan pembinanya, (5) hubungan antar manusia dengan

bawahannya, (6) gaji dan upah, (7) kestabilan kerja, (8) kehidupan pribadi, (9)

kondisi tempat kerja, (10) status

2.2.4 Ciri-ciri motivasi kerja

Menurut Sardiman (2005:83) dalam buku interaksi dan motivasi belajar

mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat menerus dalam waktu yang lama, tidak

pernah berhenti sebelum selesai)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermcam-macam masalah.

4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seseorang yang memilik

motivasi kerja, memiliki ciri-ciri tersebut di atas. Apabila seseorang memiliki ciri-

ciri tersebut, berarti orang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri

motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Karena

kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau gurunya tekun melaksanakan

pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.

Page 44: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

24

guru yang produktif tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Selain itu,

juga harus berani mempertahankan pendapatnya kalau memang yakin dan

rasional. Bahkan peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum dan

berfikir bagaimana cara pemecahannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari motivasi kerja guru adalah dorongan

bagi seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar

tercapai agar tercapai tujuan sesuai rencana.

Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru adalah :

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas yang rutin

6. Dapat mempertahankan pendapatnya

7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan masalah

2.3 Kinerja Guru

2.3.1 Pengertian Kinerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja

berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Dalam

sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi negara (1992:12)

merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang

artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau

hasil kerja.

Menurut Simamora (1997:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar

pekerjaan. Sementara Nawawi (1997:235) menegaskan bahwa kinerja yang

diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik /

material maupun non material.

Page 45: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

25

Menurut Anwar (1986:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan

performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas

yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang

berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola

perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang

berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja

sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada

waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia

melaksanakan interaksi belajar-mengajar dikelas termasuk persiapannya baik

dalam benmtuk program semester maupun persiapan mengajar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru

diatas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru

dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas.

2.3.2 Unsur Kinerja

Berdasarkan pengertian diatas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu:

1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,

dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode

dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun.

2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada

akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus

memberikan hasil setengah dari keseluruhan.

3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia

mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan

efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut harus bekerja

dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Page 46: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

26

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal

dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mccormick (1975: 79)

menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

seseorang yaitu:

1. Faktor Individual

Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,

keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan,pengalaman

kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.

2. Faktor Situasional

Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis latihan

dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-

alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,

kebisingan dan fentilasi).

2.3.4 Penilaian Kinerja

Tugas manajer (Kepala Sekolah) terhadap guru salah satunya adalah

melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk

mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai

setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan

berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.

Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang

berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga

untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Sejalan dengan

Page 47: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

27

pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk

mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan

selanjutnya.

Sehubungan dengan hal diatas maka penilaian kinerja guru berdasarkan

Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai

Profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai ”suatu ukuran yang

ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar

Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam

bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar

berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas,

kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar

kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.)

pengelolaan pembelajaran, 2.) pengembangan profesi, dan 3.) penguasaan

akademik.

Ketiga komponen SKG tersebut, masing-masing terdiri atas beberapa

kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua

memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.

Dengan demikian, ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh)

kompetensi dasar, yaitu:

1. Penyusunan rencana pembelajaran

2. Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar

3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

Page 48: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

28

5. Pengembangan profesi

6. Pemahaman wawasan kependidikan

7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan. (Standar Kompetensi Guru Direktorat Tenaga Kependidikan 2003)

Berdasarkan pendapat dan teori diatas bahwa supervisi merupakan proses

pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan

motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang

lebih baik

2.4 Kerangka Berpikir

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan

tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi

sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu

diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya

supaya berkinerja lebih tinggi lagi.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu

mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika kepala

sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya

dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan profsional

maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan

kinerja guru.

Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya

gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena

Page 49: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

29

terpenuhi kebutuhannya. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam

ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam

memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada

kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik.

Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat

pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja

guru.

Page 50: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

30

Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri I Purbalingga Tahun Ajaran 2006/2007

X1 : Supervisi Kepala Sekolah Indikatornya: a. Kunjungan kelas b. Semangat kerja guru c. Pemahaman tentang kurikulum

baru d. Pengembangan metode dan

evaluasi e. Rapat-rapat pembinaan f. Kegiatan rutin diluar mengajar

Y : Kinerja Guru Indikatornya: a. Penyusunan rencana

pembelajaran b. Pelaksanaan

interaksi belajar mengajar

c. Penilaian prestasi belajar peserta didik

d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik

e. Pengembangan diri f. Pemahaman

wawasan g. Penguasaan bahan

kajian akademik

X2 : Motivasi Kerja Guru Indikatornya: a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandirie. Cepat bosan pada tugas yang

rutin f. Dapat mempertahankan

pendapatnya g. Tidak pernah mudah

melepaskan hal yang diyakinih. Senang mencari dan

memecahkan masalah

Page 51: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

31

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto,

1996: 67). Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan

mendukung pernyataan maka hipotesis diterima. Hipotesis merupakan anggapan

dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja (Ha): ‘’Ada Pengaruh Positif

Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK

Negeri I Purbalingga”.

Page 52: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan objek

penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 1

Purbalingga yang berjumlah 60 orang. Karena jumlah kurang dari 100, maka

semua populasi menjadi subyek penelitian. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Arikunto (1998:112), apabila subyek kurang dari seratus lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto,1998:99).

1. Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap sesuatu gejala.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Supervisi Kepala Sekolah (X1), dengan indikator: 1.) supervisi kunjungan

kelas, 2.) semangat kerja guru, 3.) pemahaman tentang kurikulum, 4.)

pengembangan metode dan evaluasi, 5.) rapat-rapat pembinaan, 6.)

kegiatan diluar mengajar.

b. Motivasi Kerja (X2), dengan indikator: 1.) tekun menghadapi tugas, 2.)

ulet menghadapi kesulitan, 3.) menunjukkan minat, 4.) lebih senang

bekerja mandiri, 5.) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, 6.) dapat

32

Page 53: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

33

mempertahankan pendapatnya, 7.) tidak pernah melepaskan hal yang

diyakini, 8.) senang mencari dan memecahkan masalah.

2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi suatu gejala. Adapun yang

menjadi variabel terikat (Y) adalah Kinerja guru yakni standar kompetensi

guru yang meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar: 1) penyusunan rencana

pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi belajar-mengajar, 3) penilaian prestasi

belajar peserta didik, 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi

belajar peserta didik, 5) pengembangan profesi, 6) pemahaman wawasan

kependidikan, 7) penguasaan bahan kajian akademik.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan

metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya (Arikunto 1998:225).

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan metode antara lain:

1. Metode angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1998:140).

Dalam menyususn kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2001:86). Jadi dengan

skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana supervisi kepala sekolah,

motivasi kerja serta kinerja guru di SMK Negeri I Purbalinggga.

Page 54: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

34

Angket pertanyaan ini menggunakan empat alternatif jawaban dengan

bobot skor sebagai berikut:

a. Jawaban a diberi skor 4

b. Jawaban b diberi skor 3

c. Jawaban c diberi skor 2

d. Jawaban d diberi skor 1

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Data dapat diperoleh dari sumber

tertulis yang berhubungan dengan penelitian yaitu informasi tentang jumlah guru

dan karyawan serta data-data mengenai kepegawaian yang ada pada SMK Negeri

I Purbalingga.

3.4 Validitas dan Reliabilitas

3.4.1 Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi (Arikunto,1998:160).

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal.

Validitas internal dalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara

bagian-bagian instrumen secara keseluruhan (Arikunto,1998: 138).

Page 55: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

35

Dalam pengujian validitas internal dapat digunakan dua cara yaitu

analisis faktor dan analisis butir. Adapun cara pengukuran analisis butir adalah

dengan skor butir dikorelasikan dengan skor total dengan menggunakan rumus

Product Moment, yaitu:

rxy=( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑−∑

∑∑−∑

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

n : Jumlah subyek atau responden

x : Skor butir

y : Skor total

(Arikunto,1998: 162)

Kesesuaian harga rxy yang diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus di atas dikonsultasikan dengan tabel r kritik product moment

dengan kaidah keputusan apabila r hitung > r tabel, maka instrumen dikatakan

valid. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka instrument dikatakan tidak valid

dan tidak layak untuk pengambilan data. Hasil analisis validitas dapat dilihat pada

lampiran 3 halaman 119-121 dan terangkum pada tabel 3.1

Page 56: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

36

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

Supervisi kepala sekolah Motivasi kerja Kinerja guru No Pearson

Correlation Kriteria Pearson Correlation Kriteria Pearson

Correlation Kriteria

1 0.678 Valid 0.564 Valid 0.567 Valid 2 0.594 Valid 0.558 Valid 0.715 Valid 3 0.596 Valid 0.646 Valid 0.605 Valid 4 0.647 Valid 0.856 Valid 0.027 Tidak valid 5 0.596 Valid 0.701 Valid 0.696 Valid 6 0.681 Valid 0.773 Valid 0.764 Valid 7 0.672 Valid 0.728 Valid 0.762 Valid 8 0.532 Valid 0.547 Valid 0.586 Valid 9 0.761 Valid 0.002 Tidak valid 0.699 Valid

10 0.530 Valid 0.754 Valid 0.529 Valid 11 -0.080 Tidak valid 0.648 Valid 0.664 Valid 12 0.611 Valid 0.832 Valid 0.611 Valid 13 0.856 Valid 0.771 Valid 0.554 Valid 14 0.377 Tidak valid 0.662 Valid 0.664 Valid 15 0.849 Valid 0.581 Valid -0.050 Tidak valid 16 0.779 Valid -0.130 Tidak valid 0.205 Tidak valid 17 0.564 Valid 0.122 Tidak valid 18 0.552 Valid 0.612 Valid 19 0.625 Valid 20 0.594 Valid 21 0.705 Valid

Sumber: data penelitian diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 3.1, pada variabel supervisi kepala sekolah terdapat 2

item yang tidak valid yaitu no 11 dan no 14 dengan rhitung -0,080 dan 0,377, untuk

variabel motivasi kerja terdapat 2 item yang tidak valid yaitu nomor 9 dan 16

dengan rhitung 0.002 dan -0.130, sedangkan untuk variabel kinerja guru terdapat 4

item yang tidak valid yaitu nomor 4, nomor 15, nomor 16 dan nomor 17 dengan

rhitung masing-masing 0.027, -0.050, 0.205 dan 0.122. Karena dari masing-masing

indikator sudah terwakili maka Item-item yang kurang dari rtabel pada taraf

kesalahan 5% dengan n = 15 yaitu 0,514 atau tidak valid tersebut dihilangkan.

Page 57: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

37

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1998 : 170).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan uji reliabilitas internal

yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari suatu hasil pengetesan dengan

rumus sebagai berikut:

r11= ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ∑−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

− 2

2

11 t

b

kk

σσ

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya pertanyaan

2bσ∑ : Jumlah varian butir

2tσ : Varian total

(Arikunto.1998:193)

Hasil perhitungan reliabilitas dikonsultasikan dengan r tabel rata-rata

signifikansi 5% atau internal kepercayaan 95%. Bila harga perhitungan lebih besar

dari r tabel, maka instrument dikatakan reliabel. Untuk mencari varian butir

digunakan rumus :

( )

NNX

X∑ ∑−=

22

Keterangan :

σ : Varian tiap butir

Page 58: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

38

X : Jumlah skor butir

N : Jumlah responden

Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel supervisi kepala

sekolah mencapai 0,874, untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,886 dan untuk

variabel kinerja guru sebesar 0,854. Ketiga koefisien reliabilitas tersebut melebihi

rtabel = 0,514 yang berarti bahwa ketiga instrumen dalam kategori reliabel.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan

rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka

penarikan kesimpulan. Adapun metode analisi data yang dipergunakan meliputi

analisis deskriptif dan analisis regresi.

3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase

Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian

yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru SMK

Negeri 1 Purbalingga. Adapun rumusnya adalah:

% = %xNn 100

Keterangan :

n : Jumlah skor jawaban responden

N : Jumlah seluruh skor ideal

% : Tingkat keberhasilan yang dicapai

(Mohamad Ali, 1992: 184)

Page 59: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

39

Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menetapkan skor tertinggi dan skor terendah

b. Menetapkan range yang dicari yaitu selisih antara skor tertinggi dan skor

terendah

c. Menetapkan interval yaitu range dibagi jumlah option

d. Untuk mengetahui kriteria perhitungan dibuat tabel

Dalam menentukan interval persentase untuk menentukan kategori data

dilakukan dengan cara:

Persentase tertinggi : 55 x 100% = 100%

Persentase terendah :51 x 100% = 20%

Jarak : 100% - 20% = 80%

Interval kriteria : 80% : 5 = 16%

Tabel 3.2 kriteria persentase

Interval kriteria Kriteria 85< % skor <100 Sangat baik 70< % skor <85 Baik 55< % skor <70 Cukup 40< % skor <55 Kurang baik 25< % skor <40 Tidak baik

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1 Uji Normalitas Data

Untuk keperluan analisis data selanjutnya, maka akan lebih mudah dan

lancar bila variabel-variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu. Dari teori

kemungkinan apabila populasi yang diteliti berdistribusi normal maka konklusi

bisa diterima, tetapi apabila populasi tidak berdistribusi normal maka konklusi

Page 60: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

40

berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu, sebelum mengambil keputusan

berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu normalitas distribusinya,

apakah pada taraf signifikansi tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data

dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masing-

masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnof (Santoso 1999:311). Data dianalisis dengan

bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000. Dasar pengambilan

keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal. Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis

kenormalan data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual.

Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh titik-titik yang

mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi

normal.

3.5.2.2 Uji Linieritas

Uji linieritas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya

suatu distribusi sebuah data penelitian. Hasil yang diperoleh melalui uji linieritas

akan menentukan teknik analisis regresi yang akan digunakan. Jika hasil uji

linieritas merupakan data yang linier maka digunakan analisis regresi linier.

Sebaliknya jika hasil uji linieritas merupakan data yang tidak linier maka analisis

regresi yang digunakan nonlinier. Dasar pengambilan keputusan dari uji ini dapat

dilihat dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan

bahwa hubungannya bersifat linier.

Page 61: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

41

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized Scatterplot. Dasar

pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola

tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat

homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Multikolinieritas

Uji persamaan selanjutnya adalah uji kolinieritas untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi di antara sesama variabel bebas. Model regresi dalam penelitian

ini dapat memenuhi syarat apabila tidak terjadi multikolinieritas atau adanya

korelasi di antara variabel bebas (Santosa 1999:293). Pengujian multikolinieritas

ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF). Antara variabel bebas

dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF > 10.

3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara supervisi kepala sekolah,

motivasi kerja terhadap kinerja.

Persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2

Keterangan :

Y = Variabel terikat kinerja

a = Bilangan konstanta

b1 = koefisien regresi supervisi kepala sekolah (X1)

b2 = koefisien regresi motivasi kerja (X2)

(Algifari,1997:51)

Page 62: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

42

Untuk menentukan persamaan linier menggunakan program komputerisasi

yaitu SPSS.

Uji Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat. Untuk membuktikan

kebenaran hipotesis digunakan uji distribusi F dengan cara membandingkan antara

nilai F hitung dengan F tabel. Apabila perhitungan F hitung >F tabel atau p value

< 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari

regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak.

Sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa variabel bebas tidak mampu menjelaskan variabel terikat.

Page 63: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

43

Page 64: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Purbalingga

SMK Negeri 1 Purbalingga beralamat di Jl. Mayjend Sungkono 34

Purbalingga Telp/Fax. (0281) 891550 / (0281) 895265 Email :

[email protected]. Website : http://www.smkn1pbg.cjb.net SMK

Negeri Purbalingga di pimpin oleh 1 Kepala Sekolah yaitu Drs.Sukamto.

Program/bidang keahlian di SMK Negeri 1 Purbalingga adalah Akuntansi,

sekretaris, penjualan, rekayasa perangkat lunak, teknik computer dan jaringan.

Jumlah guru SMK Negeri 1 Purbalingga ada 60 guru. sedangkan jumlah siswa

terdapat 920 dengan rincian : kelas I berjumlah 320 siswa, kelas II berjumlah 316

siswa, dan kelas III ada 284 siswa.

Visi SMK N I Purbalingga : SMK Negeri I Purbalingga sebagai pusat

pendidikan dan latihan profesi berstandar nasional.

Misi SMK Negeri I Purbalingga :

1. Menghasilkan lulusan sebagai calon pegawai kantor dan calon pedagang

berkualitas, berwawasan lingkungan dan berorientasi masa depan.

2. Menyelenggarakan sertifikat keahlian Bahasa Inggris berstandar TOEIC serta

keahlian Sekretaris dan Akuntansi Berstandar Nasional.

3. Mengusahakan pembelajaran yang kompetitif untuk prakerin ke luar negeri.

4. Mengembangkan fungsi SMK sebagai penyelenggara program diploma dan

kursus-kursus

43

Page 65: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

44

Tujuan SMK Negeri 1 Purbalingga

Sejalan dengan target pencapaian tujuan yang menjadi program sekolah tahun

2006/2007 ada tuju target sebagai berikut :

1. Lulusan mulai 2006/2007 mencapai rata-rata NUN ≥ 7,0 dan lulusan ujian

Kompetensi dari Asosiasi (DUDI) tiap program keahlian ≥ 75%.

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam Bahasa Inggris melalui tes TOEIC,

bagi tingkat III tahun 2006/2007 mencapai > 10% dengan skor > dari 500

3. Meningkatkan daya serap masyarakat terhadap lulusan dengan masa tunggu

satu tahun pada lulusan tahun 2006/2007 telah bekerja > 70%

4. Menghasilkan calon pedagang sebanyak 10% bagi lulusan 2006/2007

5. Siswa ada yang dapat mengikuti prakerin ke Luar Negeri pada tahun

2006/2007

6. Membuka kursus-kursus dan merintis Program Diploma pada tahun

2006/2007

7. Meningkatkan keuntungan unit produksi (kafe, toko, bank, persewaan

gedung) setiap tahun meningkat ≥ 10%

Sasaran SMK Negeri Purbalingga

Target yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Semua program keahlian lulus dengan rata-rata NUN = 7,00.

2. Semua program keahlian lulus Uji Kompetensi Asosiasi = 60%

3. Lulusan dengan tes TOEIC score > 500= 7%

4. Daya serap seluruh lulusan (kerja+melanjutkan) = 60%,

5. Calon program khusus program diklat Penjualan = 70%

6. LPK siap mengeluarkan sertifikat = 600 lembar

Page 66: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

45

4.1.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian

4.1.2.1 Supervisi Kepala Sekolah

Persepsi guru terhadap supervisi yang dilakukan kepala sekolah SMK

Negeri 1 Purbalingga dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Persepsi Guru terhadap Supervisi Kepala Sekolah

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 0 0.0 70< % skor <85 Baik 9 15.0 55< % skor <70 Cukup 38 63.3 40< % skor <55 Kurang baik 10 16.7 25< % skor <40 Tidak baik 3 5.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar (63,3%)

guru SMK Negeri 1 Purbalingga memandang bahwa supervisi yang dilakukan

kepala sekolahnya tergolong cukup, bahkan sebanyak 16,7% memandang kurang

baik dan 5% memandang tidak baik. Dari data hanya 15% guru yang memiliki

persepsi baik tentang supervisi yang dilakukan kepala sekolahnya. Berdasarkan

data ini menunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas, tindakan memberi

semangat, memberi pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode,

rapat-rapat pembinaan dan kegiatan rutin di luar mengajar masih belum optimal.

1. Supervisi Kunjungan Kelas

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor salah satunya adalah melakukan

kunjungan kelas untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang

mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah

sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata

lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu

diperbaiki. Namun kenyataan yang ada kepala sekolah SMK Negeri 1 Purbalingga

Page 67: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

46

menurut persepsi sebagian besar guru masih belum dilaksanakan secara baik.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Persepsi Guru terhadap Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 0 0.0 70< % skor <85 Baik 7 11.7 55< % skor <70 Cukup 38 63.3 40< % skor <55 Kurang baik 11 18.3 25< % skor <40 Tidak baik 4 6.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel sebanyak 63,3% guru memandang bahwa pelaksanaan

kunjungan kelas oleh kepala sekolah masih tergolong cukup, bahkan 18,3% guru

memandang kurang baik dan 6,7% memandang tidak baik. Dari data tersebut

hanya 11,7% guru yang menganggap bahwa pelaksanaan kunjungan kelas

tergolong baik. Dari data ini menunjukkan frekuensi kunjungan kelas dalam

rangka supervisi maupun observasi untuk memperbaiki cara mengajar guru masih

tergolong rendah karena dalam satu semester hanya 1-2 kali kunjungan.

Tabel 4.3 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas

Oleh kepala sekolah

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 0 0.0 2 3-4 kali 7 11.7 3 1-2 kali 42 70.0 4 Tidak pernah 11 18.3 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.3, hanya 11,7% guru yang merasa pernah dikunjungi

kepala sekolah antara 3-4 kali dalam satu semester, namun 70% guru merasa

Page 68: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

47

hanya dikunjungi 1-2 kali bahkan masih ada 18,3% guru yang tidak pernah

dikunjungi kepala sekolah.

Terkait dengan kunjungan kelas dalam rangka observasi perbaikan cara

mengajar guru menurut persepsi guru juga masih tergolong kurang karena dalam

satu semester hanya 1-2 kali, bahkan ada guru yang tidak pernah dikunjungi

kepala sekolah dalam rangka observasi tersebut.

Tabel 4.4 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kunjungan Kelas dalam

Rangka Observasi Perbaikan Cara Mengajar Guru

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 1 1.6 2 3-4 kali 7 11.7 3 1-2 kali 28 46.7 4 Tidak pernah 24 40.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.4, sebanyak 46,7% guru merasa pernah dikunjungi

oleh kepala sekolah dalam rangka observasi perbaikan cara pengajaran antara 1-2

kali dalam satu semester, bahkan 40% guru tidak pernah dikunjungi. Dari data

hanya 11,7% yang pernah dikunjugi 3-4 kali dan 1,6% dikunjungi lebih dari 4

kali.

Di satu sisi, guru merasa perlu adanya supervisi kunjungan kelas demi

perbaikan proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari persepsi guru bahwa

manfaat supervisi kelas terhadap perbaikan proses belajar mengajar dapat

mencapai 75% atau lebih.

Page 69: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

48

Tabel 4.5 Persepsi Guru terhadap Besarnya Manfaat Supervisi Kunjungan Kelas terhadap

Perbaikan Pengajaran

No Besarnya manfaat supervisi

terhadap perbaikan pengajaran Frekuensi Persentase 1 75%-100% 45 75.0 2 50%-74% 4 6.7 3 25%-49% 10 16.7 4 < 25% 1 1.6 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.5, sebanyak 75% guru merasa bahwa manfaat

supervisi kunjungan kelas terhadap perbaikan pengajaran antara 75%-100%. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar merasa memperoleh manfaat yang tinggi

dengan adanya supervisi kunjungan kelas.

2. Memberi Semangat Kerja Guru

Salah satu kegiatan atau usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor adalah membangkitkan dan

merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya

masing-masing dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan persepsi sebagian besar guru

menunjukkan bahwa tindakan kepala sekolah dalam memberi semangat kerja guru

sudah tergolong baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi Semangat

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 11 18.3 70< % skor <85 Baik 32 53.3 55< % skor <70 Cukup 6 10.0 40< % skor <55 Kurang baik 9 15.0 25< % skor <40 Tidak baik 2 3.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 70: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

49

Terlihat dari tabel 4.6, sebanyak 53,3% guru memiliki persepsi yang baik

dan 18,3% memiliki persepsi sangat baik atas tindakan kepala sekolah dalam

memberi semangat kerja guru, meskipun demikian masih ada 10% yang

memandang cukup, 15% memiliki persepsi kurang baik dan 3,3% dalam kategori

tidak baik.

Dalam sebulannya ternyata frekuensi kepala sekolah untuk memberi

evaluasi terhadap proses belajar mengajar untuk memotivasi semangat kerja guru

tergolong rendah karena antara 1-2 kali. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

4.7.

Tabel 4.7 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Memberi Evaluasi

untuk memotivasi Semangat Kerja Guru

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 1 1.7 2 3-4 kali 14 23.3 3 1-2 kali 36 60.0 4 Tidak pernah 9 15.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 60% guru merasa bahwa dalam satu

bulannya mendapat kunjungan kepala sekolah untuk melakukan evaluasi guna

memotivasi semangat kerja antara 1-2 kali dan 15% guru tidak pernah dikunjungi.

Dari data hanya 23,3% guru yang dikunjungi kepala sekolah antara 3-4 kali dan

1,7% melebihi 4 kali.

Jika dinyatakan dengan persentase, pengaruh supervisi kunjungan kelas

terhadap semangat kerja tergolong tinggi antar 75%-100%. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Page 71: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

50

Tabel 4.8 Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas terhadap

Semangat Kerja

No Besarnya manfaat supervisi

terhadap semangat kerja Frekuensi Persentase 1 75%-100% 43 71.7 2 50%-74% 9 15.0 3 25%-49% 8 13.3 4 < 25% 0 0.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.8, sebanyak 71,7% merasa bahwa dengan adanya

supervisi kunjungan kepala sekolah dapat meningkatkan semangat kerja hingga

75%-100%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merasa perlu adanya

supervisi kunjungan kelas.

3. Memberi Pemahaman tentang Kurikulum

Tugas lain kepala sekolah sebagai supervisor adalah membimbing guru-

guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah

seperti : a) menyusun program catur wulan atau program semester, b) menyusun

atau membuat program satuan pelajaran, c) mengorganisasikan kegiatan-kegiatan

pengelolaan kelas, d) melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran, e)

menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar dan f)

mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study

tour, dan sebagainya. Tindakan kepala sekolah dalam membimbing guru berkaitan

dengan pelaksanaan kurikulum sekolah tergolong cukup baik. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.9.

Page 72: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

51

Tabel 4.9 Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Membimbing Guru

Berkaitan dengan Kurikulum

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase 85< % skor <100 Sangat baik 4 6.7 70< % skor <85 Baik 2 3.3 55< % skor <70 Cukup 40 66.7 40< % skor <55 Kurang baik 8 13.3 25< % skor <40 Tidak baik 6 10.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.9, sebanyak 66,7% guru memandang bahwa kepala

sekolahnya cukup baik dalam membimbing guru berkaitan dengan kurikulum,

namun masih ada 13,3% yang merasa kurang baik dan 10% merasa tidak baik.

Berdasarkan persepsi guru menunjukkan bahwa dalam sebulannya kepala

sekolah mengadakan peninjauan terhadap rencana pembelajaran pada hanya 1-2

kali. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Peninajauan Kepala Sekolah terhadap Rencana

Pembelajaran Guru

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 4 6.7 2 3-4 kali 1 1.6 3 1-2 kali 49 81.7 4 Tidak pernah 6 10.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.10, sebanyak 81,7% guru menyatakan hanya 1-2 kali

dalam sebulan ditinjau rencana pembelajarannya oleh kepala sekolah, bahkan

10% guru menyatakan tidak pernah dipantau.

Page 73: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

52

Dalam satu semester, hanya 1-2 kali saja kepala sekolah meninjau

kesesuaian perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Peninjauan Kepala Sekolah terhadap Kesesuaian Perangkat Pembelajaran dengan Pelaksanaan Pembelajaran

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 4 6.7 2 3-4 kali 6 10.0 3 1-2 kali 41 68.3 4 Tidak pernah 9 15.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.11, sebanyak 68,3% guru merasa hanya 1-2 kali

dalam satu semester dipantau oleh kepala sekolahnya tentang kesesuaian

perangkat yang disusun dengan pelaksanaan pembelajaran bahkan 15% guru

merasa tidak pernah mendapat pantauan.

Di satu sisi sebagian besar guru merasa penting dengan adanya supervisi

kunjungan kelas terhadap pemahaman kurikulum. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas

terhadap Pemahaman Kurikulum

No Besarnya manfaat supervisi

terhadap pemahaman kurikulum Frekuensi Persentase 1 75%-100% 24 40.0 2 50%-74% 25 41.7 3 25%-49% 6 10.0 4 < 25% 5 8.3 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 74: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

53

Terlihat dari tabel 4.12 terlihat bahwa 40% guru merasa bahwa dengan

adanya supervisi dapat berpengaruh terhadap pemahaman kurikulum.

4. Pengembangan Metode dan Evaluasi

Fungsi supervisor pada prinsipnya adalah sebagai upaya pengembangan

pembelajaran. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan

menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan

kurikulum yang sedang berlaku. Berdasarkan data yang diperoleh

Tabel 4.13 Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Metode

dan Evaluasi

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase 85< % skor <100 Sangat baik 9 15.0 70< % skor <85 Baik 27 45.0 55< % skor <70 Cukup 17 28.3 40< % skor <55 Kurang baik 3 5.0 25< % skor <40 Tidak baik 4 6.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.13, sebanyak 45% guru menyatakan bahwa kepala

sekolahnya melakukan supervisi berupa pengembangan metode dan evaluasi

dengan baik, namun masih ada 28,3% menyatakan cukup.

Menurut persepsi sebagian besar guru, kepala sekolah melakukan

bimbingan tentang pelaksanaan teknik-teknik evaluasi pengajaran dan

pengembangan metode pembelajaran antara 1-2 kali. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.14.

Page 75: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

54

Tabel 4.14 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Bimbingan Kepala Sekolah tentang teknik-

teknik evaluasi dan pengembangan metode pembelajaran

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 4 6.7 2 3-4 kali 8 13.3 3 1-2 kali 41 68.3 4 Tidak pernah 7 11.7 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.14, sebanyak 68,3% guru menyatakan bahwa dalam

satu semester kepala sekolah hanya 1-2 kali melakukan bimbingan tentang teknik-

teknik evaluasi dan pengembangan metode pembelajaran, bahkan 11,7% guru

merasa tidak pernah mendapatkan bimbingan tentang teknik-teknik evaluasi.

Di satu sisi, sebagian besar guru merasa penting dengan adanya evaluasi

untuk pengembangan teknik evaluasi dan metode pembelajaran. Hal ini tampak

dari pendapat guru yang merasa mendapat manfaat antara 75%-100% dengan

adanya supervisi.

Tabel 4.15 Persepsi Guru terhadap Besarnya Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas

terhadap Pengembangan Teknik Evaluasi dan Metode Pembelajaran

No Besarnya manfaat supervisi terhadap pengembangan teknik evaluasi dan metode Frekuensi Persentase

1 75%-100% 35 58.3 2 50%-74% 18 30.0 3 25%-49% 3 5.0 4 < 25% 4 6.7 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.15, terlihat bahwa 58,3% guru merasa mendapatkan

manfaat 75%-100% dengan supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk

pengembangan teknik evaluasi dan metode pembelajaran.

Page 76: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

55

5. Rapat-rapat dan Pembinaan

Kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan

rencana yang telah disusunnya, termasuk didalam perencanaan itu antara lain

mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Pelaksanaan rapat-

rapat secara periodik tersebut dimaksudkan sebagai upaya pembenahan atau

memberi saran-saran kepada guru secara keseluruhan guna meningkatkan

kinerjanya. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan kepala sekolah SMK

Negeri 1 Purbalingga telah melaksanakan rapat-rapat dalam upaya pembinaan

belum terlaksana dengan baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam rapat-rapat upaya

pembinaan

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase 85< % skor <100 Sangat baik 5 8.3 70< % skor <85 Baik 13 21.7 55< % skor <70 Cukup 3 5.0 40< % skor <55 Kurang baik 33 55.0 25< % skor <40 Tidak baik 6 10.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa sebanyak 55% guru menyatakan bahwa

rapat-rapat yang dilaksanakan kepala sekolah dalam upaya pembinaan masih

tergolong kurang baik bahkan 10% guru menyatakan tidak baik.

Dalam satu semester, menurut persepsi sebagian besar guru rapat secara

periodik dengan guru-guru berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar hanya

berlangsung 1-2 kali saja, seperti tampak pada tabel 4.17.

Page 77: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

56

Tabel 4.17 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Pelaksanaan Rapat-rapat Evaluasi KBM

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 12 20.0 2 3-4 kali 8 13.3 3 1-2 kali 33 55.0 4 Tidak pernah 7 11.7 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa sebanyak 55% guru menyatakan bahwa

pelaksanaan rapat-rapat evaluasi proses belajar mengajar antara 1-2 kali dalam

satu semester. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi secara bersama dengan

melibatkan semua guru masih tergolong kurang.

Berdasarkan persepsi sebagian besar, pembinaan administrasi atau tata

laksana sekolah juga tergolong kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

4.18.

Tabel 4.18 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Pelaksanaan Pembinaan Administrasi sekolah

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 2 3.3 2 3-4 kali 10 16.7 3 1-2 kali 43 71.7 4 Tidak pernah 5 8.3 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.18, sebanyak 71,7% guru menyatakan bahwa

pelaksanaan pembinaan administrasi dalam satu semester hanya 1-2 kali. Hal ini

menunjukkan bahwa pembinaan administrasi guna peningkatan kualitas kinerja

guru tergolong kurang.

Page 78: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

57

6. Kegiatan Rutin Di Luar Mengajar

Untuk mendukung kinerjanya, guru perlu mendapatkan kesempatan

kegiatan di luar pembelajaran seperti MGMP maupun latihan atau seminar.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa guru kurang memperoleh

kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat dari

analisis deskriptif berikut.

Tabel 4.19 Persepsi Guru terhadap Tindakan Kepala Sekolah dalam Memberi Kesempatan

Guru mengikuti kegiatan di luar pembelajaran

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase 85< % skor <100 Sangat baik 0 0.0 70< % skor <85 Baik 7 11.7 55< % skor <70 Cukup 3 5.0 40< % skor <55 Kurang baik 15 25.0 25< % skor <40 Tidak baik 35 58.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.19, sebanyak 58,3% guru menyatakan bahwa

kesempatan mengikuti kegiatan di luar pembelajaran tergolong tidak baik.

Dalam satu semester, keikutsertaan guru dalam kegiatan MGMP masih

tergolong kurang yaitu 1-2 kali saja.

Tabel 4.20 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan MGMP

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 2 3.3 2 3-4 kali 5 8.3 3 1-2 kali 28 46.7 4 Tidak pernah 25 41.7 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 79: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

58

Berdasarkan data pada tabel 4.20, sebanyak 46,7% guru hanya mengikuti

MGMP 1-2 kali dalam satu semester bahkan 41,7% guru tidak pernah mengikuti

kegiatan MGMP.

Dalam satu tahun, keikutsertaan mengikuti pendidikan atau diklat dalam

rangka peningkatan kinerja guru masih tergolong rendah. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Persepsi Guru terhadap Frekuensi Kegiatan Pendidikan atau Diklat

No Frekuensi kunjungan Frekuensi Persentase 1 > 4 kali 2 3.3 2 3-4 kali 4 6.7 3 1-2 kali 23 38.3 4 Tidak pernah 31 51.7 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.21, sebanyak 51,7% guru tidak pernah mengikuti

kegiatan diklat, hanya 38,3% yang mengikuti namun dalam satu tahun hanya 1-2

kali.

4.1.2.2 Motivasi Kerja Guru

Menurut G.R. Terry dalam Hasibuan (2005:145) motivasi merupakan

keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk

melakukan tindakan-tindakan. Motivasi kerja guru dalam dilihat dari

ketekunannya menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat

terhadap macam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cerpat bosan pada

tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan

yang diyakini dan senang mencari dan memecahkan masalah.

Page 80: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

59

Secara umum motivasi kerja guru di SMK Negeri 1 Purbalingga tergolong

baik.

Tabel 4.22 Motivasi Kerja Guru

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 23 38.3 70< % skor <85 Baik 22 36.7 55< % skor <70 Cukup 8 13.3 40< % skor <55 Kurang baik 7 11.7 25< % skor <40 Tidak baik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Tabel 4.22, memperlihatkan bahwa dari 60 guru yang diteliti, sebanauk 23

guru (38,3%) memiliki motivasi kerja yang sangat baik, sebanyak 22 guru

(36,7%) tergolong baik, 8 guru (13,3%) tergolong cukup dan hanya 7 guru

(11,7%) dalam kategori kurang baik.

1. Ketekunan Guru dalam Menghadapi Tugas

Tingkat ketekunan guru dalam menghadapi tugas dapat dilihat pada tabel

4.23.

Tabel 4.23 Ketekunan menghadapi tugas

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 39 65.0 70< % skor <85 Baik 16 26.7 55< % skor <70 Cukup 0 0.0 40< % skor <55 Kurang baik 1 1.7 25< % skor <40 Tidak baik 4 6.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.23, sebanyak 39 guru (65%) memiliki ketekunan

yang sangat baik dan 26,7% memiliki ketekunan yang baik. Hal ini menunjukkan

Page 81: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

60

bahwa sebagian besar guru memiliki usaha yang sangat baik menyelesaikan tugas-

tugas berkaitan dengan pekerjaannya maupun berkaitan dengan tugas yang

diberikan kepala sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar

mengkoreksi pada saat itu juga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.24 Usaha mengoreksi hasil ulangan siswa

No Usaha mengoreksi hasil ulangan siswa f %

1 Berusaha menyelesaikan pekerjaannya saat itu juga 42 70.02 Dilaksanakan 1-2 hari berikutnya 11 18.33 Diselesaikan 3-4 hari berikutnya 2 3.34 Dilaksanakan pada waktu senggang 5 8.3

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.24, sebanyak 70% guru selalu berusaha

menyelesaikan atau mengkoreksi hasil ulangan siswa saat itu juga dan 18,3%

melaksanakan 1-2 hari berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru

menyelesaikan sebaik mungkin atas tugas yang diberikan kepala sekolah. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.25 Menyelesaikan tugas dari kepala sekolah

No Menyelesaikan tugas dari kepala sekolah f %

1 Menyelesaikan sebaik-baiknya 20 33.3 2 Melaksanakan semampunya 33 55.0 3 Melaksanakan dengan terpaksa 7 11.7 4 Tidak melaksanakan 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 82: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

61

Tampak pada tabel 4.25, sebanyak 55% guru melaksanakan tugas kepala

sekolah semampunya, namun 33,3% menyelesaikan sebaik-baiknya dan 11,7%

melaksanakan dengan terpaksa.

2. Ulet Menghadapi Kesulitan

Tingkat keuletan guru dalam menghadapi kesulitan dapat dilihat pada tabel

4.26.

Tabel 4.26 Ulet Menghadapi Kesulitan

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 26 43.3 70< % skor <85 Baik 15 25.0 55< % skor <70 Cukup 7 11.7 40< % skor <55 Kurang baik 10 16.7 25< % skor <40 Tidak baik 2 3.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.26, sebanyak 43,3% guru memiliki keuletan yang

sangat baik dalam menghadapi kesulitan, selebihnya 25% dalam kategori baik,

11,7% cukup namun masih ada 16,7% tergolong kurang baik dan 3,3% tidak baik.

Berkaitan dengan masalah-masalah pembelajaran seperti kegaduhan dalam

kelas oleh beberapa siswa, sebagian guru selalu membimbing dan

mengarahkannya.

Tabel 4.27 Menghadapi kegaduhan dalam kelas

No Menghadapi kegaduhan dalam kelas f %

1 Membimbing dan mengarah 28.4 28.4 2 Menegur 50.0 50.0 3 Memarahi 18.3 18.3 4 Membiarkan saja 3.3 3.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 83: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

62

Terlihat dari tabel 4.27, sebanyak 28,4% guru membimbing dan

mengarahkan serta 50% menegur apabila menghadapi kegaduhan dalam kelas,

hanya 18,3% guru yang langsung marah apabila menghadapi kegaduhan dalam

kelas.

Tabel 4.28 Tingkat tanggung jawab menyelesaikan tugas

No Tingkat tanggungjawab menyelesaikan tugas f % 1 75% - 100% 23 38.3 2 50% - 74% 24 40.0 3 25% - 49% 6 10.0 4 < 25% 7 11.7

Jumlah 60 100

Terlihat dari tabel 4.28, sebanyak 38,3% guru memiliki rasa tanggung

jawab dalam menyelesaikan tugas antara 75%-100%, sebanyak 40% guru

memiliki tanggung jawab 50%-74%, sebanyak 10% antara 25%-49% dan 11,7%

guru memiliki tanggung jawab kurang dari 25%.

3. Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam Masalah

Minat guru terhadap bermacam-macam masalah dapat dilihat pada tabel

4.29.

Tabel 4.29 Minat terhadap Bermacam-macam Masalah

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 34 56.7 70< % skor <85 Baik 13 21.7 55< % skor <70 Cukup 2 3.3 40< % skor <55 Kurang baik 11 18.3 25< % skor <40 Tidak baik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 84: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

63

Terlihat dari tabel 4.29, sebanyak 56,7% guru memiliki minat yang sangat

baik untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah dan 21,7% memiliki minat

yang baik.

Tingkat kemauan guru untuk senantiasa memperbaiki dan

mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat ini demi tercapainya visi dan

misi sekolah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.30.

Tabel 4.30 Tingkat kemauan memperbaiki dan mengembangkan kemampuan siswa

No Tingkat kemauan memperbaiki dan mengembangkan kemampuan siswa f %

1 75% - 100% 32 53.42 50% - 74% 14 23.33 25% - 49% 14 23.34 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.30, sebanyak 53,4% guru memiliki kemauan antara

75%-100% untuk memperbaiki dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki,

selebihnya 23,3% memiliki kemauan antara 50%-74%, hanya 23,3%.

Jika prestasi siswanya mengalami penurunan, tindakan guru lebih banyak

berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan instrospeksi. Hal ini

menunjukkan adanya motivasi yang tinggi dalam diri guru.

Tabel 4.31 Tindakan guru ketika siswanya mengalami penurunan prestasi

No

Tindakan guru ketika siswanya mengalami penurunan prestasi f %

1 Berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki 25 41.7

2 Instropeksi diri 24 40.03 Kecewa pada siswa 11 18.34 Tetap cuek 0 0.0

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 85: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

64

Terlihat pada tabel 4.31, sebanyak 41,7% guru selalu berusaha

meningkatkan kemampuan yang dimiliki apabila siswanya mengalami penurunan

prestasi, sebanyak 40% lebih berinstrospeksi diri, namun 18,3% kecewa pada

siswa.

4. Lebih Senang Bekerja Mandiri

Tingkat kesenangan guru untuk bekerja mandiri dapat dilihat pada tabel

4.32.

Tabel 4.32 Tingkat Kesenangan Guru untuk Bekerja Mandiri

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 7 11.7 70< % skor <85 Baik 23 38.3 55< % skor <70 Cukup 18 30.0 40< % skor <55 Kurang baik 12 20.0 25< % skor <40 Tidak baik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Berdasarkan pada tabel 4.32, sebanyak 38,3% guru memiliki tingkat

kesenangan yang baik untuk bekerja mandiri, selebihnya 11,7% dalam kategori

sangat baik, 30% dalam kategori cukup dan 20% kurang baik.

Dalam menjalankan tugas yang diberikan kepala sekolah terkait dengan

kelengkapan perangkat pembelajaran sebagian besar guru mencoba membuat

secara sendiri.

Tabel 4.33 Tindakan guru terhadap tugas yang diperintahkan kepala sekolah

No Tindakan guru terhadap tugas yang diperintahkan kepala sekolah f %

1 Mengerjakan sendiri tepat waktu 28 46.62 Mengerjakan bersama-sama dengan guru 16 26.73 Mengerjakan dengan meniru pekerjaan orang lain 16 26.74 Tidak melaksanakan 0 0.0

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 86: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

65

Terlihat pada tabel 4.33, sebanyak 46,6% guru mengerjakan sendiri secara

tepat waktu ketika mendapatkan tugas yang diperintahkan kepala sekolah,

selebihnya 26,7% mengerjakan secara bersama-sama dengan guru lain namun

masih ada 26,7% hanya meniru pekerjaan orang lain. Namun demikian apabila

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seminar mewakili sekolah, sebagian

besar guru menunjukkan sikap yang kurang positif yaitu melaksanakan dengan

terpaksa.

Tabel 4.34 Tindakan guru ketika mendapatkan kesempatan seminar

No Tindakan apabila mendapatkan kesempatan mengikuti seminar f %

1 Melaksanakan dan mengikuti secara aktif 6 10.02 Melaksanakan dengan pasif 2 3.33 Melaksanakan dengan terpaksa 40 66.74 Diberikan kepada yang lain 12 20.0

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Dari tabel 4.34, sebanyak 66,7% guru mengikuti kegiatan seminar hanya

untuk memenuhi tugas sekolah semata karena melaksanakan tugasnya secara

terpaksa bahkan 20% memberikan kesempatan tersebut kepada orang lain. Dari

data hanya 10% yang melaksanakan dan mengikuti dengan aktif.

Berkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugas

sekolah yang dibebankan, sebagian besar guru berusaha menyelesaikan sendiri.

Page 87: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

66

Tabel 4.35 Tindakan guru dalam menghadapi masalah tugas

No Tindakan dalam menghadapi masalah tugas f %

1 Menyelesaikan sendiri 30 50.02 Menyelesaikan dengan meminta bantuan teman 26 43.3

3 Menyerahkan kepada orang lain untuk menyelesaikan 4 6.7

4 Ditinggalkan begitu saja 0 0.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Dari tabel 4.35, sebanyak 50% guru berusaha menyelesaikan sendiri

apabila menemui masalah dalam menjalankan tugasnya, sebanyak 43,3%

berusaha menyelesaikan meskipun meminta bantuan teman.

5. Cepat Bosan pada Tugas-tugas Rutin

Salah satu ciri dari adanya motivasi kerja yang tinggi adalah mudah bosan

dengan pekerjaan yang rutin. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan

bahwa sebagian besar guru lebih cepat bosan pada tugas-tugas rutinnya, sehingga

berusaha untuk melaksanakan pekerjaan dengan berbagai variasi. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.36 Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat tinggi 47 78.3 70< % skor <85 Tinggi 8 13.3 55< % skor <70 Cukup 2 3.3 40< % skor <55 Rendah 3 5.0 25< % skor <40 Sangat rendah 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 88: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

67

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 78,3% memiliki tingkat kebosanan

yang sangat tinggi apabila menjalankan tugas secara monoton, selebihnya 13,3%

memiliki tingkat kebosanan yang tinggi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, sebagian besar guru selalu berusaha

mengaplikasikan berbagai metode yang lebih menarik untuk mengurangi

kebosanan karena rutinitas pekerjaan.

Tabel 4.37 Penggunaan Metode Pembelajaran dalam KBM

No Metode pengajaran dalam KBM f % 1 Selalu mengaplikasikan berbagai metode yang

lebih menarik 30 50.02 Menggunakan berbagai metode jika dirasa perlu 23 38.33 Menggunakan 1-2 metode saja 7 11.74 Menggunakan metode secara tetap 0 0.0 Jumlah 60 100

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.37, sebanyak 50% guru selalau mengaplikasikan

berbagai metode yang lebih menarik dan 38,3% menggunakan berbagai metode

jika dirasa perlu. Dari data hanya 11,7% guru hanya menggunakan 1-2 metode

saja.

Di samping menggunakan metode yang bervariasi, penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi juga dapat mengurangi kebosanan dalam mengajar.

Dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa sebagian besar guru menggunakan

media yang bervariasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 89: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

68

Tabel 4.38 Penggunaan Media Pembelajaran dalam KBM

No Penggunanan Media f %

1 Selalu menggunakan media yang bervariasi disesuaikan dengan karakteristik materi 36 60.0

2 Menggunakan media yang ada 21 35.03 Menggunakan media yang monoton 3 5.04 Tidak menggunakan media 0 0.0

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.38, sebanyak 60% guru selalu menggunakan media

yang bervariasi disesuaikan dengan karakteristik materi dan 35% menggunakan

media yang ada.

6. Dapat Mempertahankan Pendapatnya

Adanya motivasi yang tinggi dalam diri guru ditunjukkan pula dari

tingginya dalam mempertahankan pendapatnya jika dirasa benar. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.38.

Tabel 4.39 Tingkat Kebosanan terhadap Tugas-tugas Rutin

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 26 43.3 70< % skor <85 Baik 7 11.7 55< % skor <70 Cukup 0 0.0 40< % skor <55 Kurang baik 17 28.3 25< % skor <40 Tidakbaik 10 16.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 43,3% guru dapat mempertahankan

pendapatnya secara sangat baik dan 11,7% dalam kategori baik, namun demikian

masih ada 28,3% yang kurang baik dan 16,7% tidak baik.

Page 90: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

69

Tabel 4.40 Mempertahankan pendapatnya dalam mengikuti rapat evaluasi KBM

No Pelaksanaan rapat evaluasi KBM F %

1 Mempertahankan pendapatnya selama diyakini itu benar 13 21.7

2 Mengikuti dan memberikan usulan secara aktif 20 33.33 Selalu mengikuti pendapat orang lain 17 28.34 Mengikuti secara pasif 10 16.7

Jumlah 60 100Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 33,3% guru mengikuti dan

memberikan usulan secara aktif saat mengikuti rapat evaluasi KBM dan 21,7%

selalu mempertahankan pendapatnya selama diyakini itu benar, namun demikian

masih ada 28,3% guru yang hanya mengikuti pendapat orang lain serta 16,7%

mengikuti rapat namun secara pasif.

Tabel 4.41 Mempertahankan pendapatnya dalam mengikuti rapat tentang kebijakan sekolah

No Pelaksanaan rapat kebijakan sekolah F %

1 Selalu memperjuangkan pendapatnya 24 40.0 2 Sering memperjuangkan pendapatnya 9 15.0 3 Kadang-kadang jika dirasa penting 24 40.0 4 Tidak pernah 3 5.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.41, sebanyak 40% selalu memperjuangkan

pendapatnya, namun 40% lainnya kadang-kadang jika dirasa penting.

7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini

Ciri lain adanya motivasi kerja adalah tidak mudah melepaskan hal-hal

yang diyakini. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.42.

Page 91: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

70

Tabel 4.42 Tidak Melepaskan Hal-hal yang Diyakini

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 43 71.7 70< % skor <85 Baik 7 11.7 55< % skor <70 Cukup 0 0.0 40< % skor <55 Kurang baik 6 10.0 25< % skor <40 Tidakbaik 4 6.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 71,7% guru merasa tidak mudah

melepas hal-hal yang diyakini, terbukti dari seringnya memberikan saran atau

kritik terhadap kebijakan sekolah.

8. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah

Tingkat kesenangan guru dalam mencari dan memecahkan masalah dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.43 Senang mencari dan memecahkan masalah

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 5 8.4 70< % skor <85 Baik 14 23.3 55< % skor <70 Cukup 15 25.0 40< % skor <55 Kurang baik 12 20.0 25< % skor <40 Tidakbaik 14 23.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 25% guru memiliki tingkat

kesenangan yang cukup, 23,3% dalam kategori tidak baik dan 20% dalam kategori

kurang baik dalam mencari dan memecahkan masalah. Dari data hanya 23,3%

guru yang merasa senang untuk memecahkan masalah.

Page 92: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

71

Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar guru turut berperan aktif

membantu menyelesaikan masalah rekan guru lain. Hal ini membuktikan bahwa

guru lebih senang untuk mencari dan memecahkan masalah berkaitan dengan

tugas-tugas sebagai seorang guru.

Tabel 4.44 Membantu memecahkan masalah rekan guru dalam pergaulan

No Membantu memecahkan masalah rekan guru f %

1 > 4 kali 26 43.3 2 3 kali 8 13.4 3 1-2 kali 26 43.3 4 Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 60 100

Terlihat dari tabel 4.44, sebanyak 43,3% guru selalu membantu

memecahkan masalah rekan guru dalam pergaulan lebih dari 4 kali dan 43,3%

guru dapat membantu rekan guru antara 1-2 kali.

Tingkat kesediaan guru untuk membantu rekan guru lain yang mengalami

kesulitan tertentu masih tergolong kurang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

4.45.

Tabel 4.45 Membantu rekan guru yang mengalami kesulitan

No Membantu rekan guru yang mengalami

kesulitan f % 1 Selalu 2 3.3 2 Sering 6 10.0 3 Kadang-kadang 28 46.7 4 Tidak pernah 24 40.0

Jumlah 60 100

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 40% tidak pernah membantu rekan

guru yang mengalam kesulitan, sebanyak 46,7% kadang-kadang saja membantu,

Page 93: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

72

hanya 10% yang sering membantu dan 3,3% selalu membantu rekan guru yang

mengalami kesulitan.

4.1.2.3 Kinerja Guru

Menurut Anwar (1986: 22) kinerja guru merupakan seperangkat perilaku

nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran

kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi

belajar-mengajar dikelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program

semester maupun persiapan mengajar. Dalam kajian penelitian ini kinerja guru

dilihat dari 7 indikator yaitu: 1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan

interaksi belajar mengajar, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4)

pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, 5)

pengembangan profesi, 6) pemahaman wawasan, dan 7) penguasaan bahan kajian

akademik.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian guru

memiliki kinerja yang baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.46.

Tabel 4.46 Kinerja Guru

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 25 41.7 70< % skor <85 Baik 26 43.3 55< % skor <70 Cukup 9 15.0 40< % skor <55 Kurang baik 0 0.0 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 94: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

73

Tabel 4.46, memperlihatkan bahwa dari 60 guru yang diteliti, sebanyak 25

guru (41,7%) memiliki kinerja yang sangat baik, sebanyak 26 guru (43,3%)

memiliki kinerja yang baik dan 9 guru (15%) memiliki kinerja yang cukup.

1. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Gambaran kinerja guru dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat

dilihat pada tabel 4.47

Tabel 4.47 Kinerja Guru dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 6 10.0 70< % skor <85 Baik 35 58.3 55< % skor <70 Cukup 14 23.3 40< % skor <55 Kurang baik 5 8.3 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.47, sebanyak 58,3% guru mampu menyusun rencana

pembelajaran dengan baik dan 10% dalam kategori sangat baik, namun masih ada

23,3% yang memiliki kinerja cukup dan 8,3% kurang baik.

Dalam penyusunan rencana pembelajaran, sebagian besar guru tidak

mengalami kendala yang berarti. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.48.

Tabel 4.48 Kemampuan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran

No Kemampuan dalam menyusun rencana pembelajaran F %

1 75% - 100% 34 56.7 2 50% - 74% 17 28.3 3 35% - 49% 9 15.0 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 95: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

74

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 56,7% guru telah memiliki

kemampuan yang tinggi (75%-100%) dalam menyusun rencana pembelajaran,

sebanyak 28,3% guru memiliki kemampuan 50%-74%. Meskipun tingkat

kemampuan dalam penyusunan rencana pembelajaran tinggi, namun hampir

semua guru malas untuk menyusun rencana. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 4.49.

Tabel 4.49 Penyusunan rencana pembelajaran

No Penyusunan rencana pembelajaran f % 1 Setiap kali pertemuan 4 6.7 2 Setiap pokok bahasan 7 11.7 3 Setiap ada akreditasi atau supervisi 47 78.3 4 Tidak pernah 2 3.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Tampak pada tabel 4.49, sebanyak 78,3% menyusun rencana pembelajaran

setiap ada akreditasi atau supervisi, bahkan 3,3% tidak pernah membuat rencana

pembelajaran. Dari data hanya 11,7% yang membuat rencana setiap pokok

bahasan dan 6,7% setiap kali pertemuan.

Kemampuan guru dalam merencanakan media yang akan digunakan

tergolong cukup baik. Jika dipersentasekan sebagian besar guru telah memiliki

kemampuan antara 50%-74%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.50.

Tabel 4.50 Kemampuan guru dalam perencanaan media pembelajaran

No Kemampuan guru dalam perencanaan media pembelajaran f %

1 75% - 100% 26 43.3 2 50% - 74% 29 48.3 3 25% - 49% 4 6.7 4 < 25% 1 1.7

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 96: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

75

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 48,3% memiliki kemampuan dalam

merencanakan media pembelajaran antara 50%-74% dan 43,3% guru telah

memiliki kemampuan yang tinggi hingga 75%-100% dalam merencanakan media

yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar

Gambaran kinerja guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar

dapat dilihat pada tabel 4.51

Tabel 4.51 Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 48 80.0 70< % skor <85 Baik 8 13.3 55< % skor <70 Cukup 4 6.7 40< % skor <55 Kurang baik 0 0.0 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.51, hampir semua guru (80%) memiliki kinerja yang

sangat baik dan 13,3% memiliki kinerja yang baik.

Jika dipersentasekan hampir semua guru telah memiliki kemampuan yang

tinggi (75%-100%) dalam melaksanakan interaksi dengan siswa secara

komunikatif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.52 Kemampuan guru dalam berinteraksi

No Kemampuan berinteraksi f % 1 75% - 100% 52 86.7 2 50% - 74% 5 8.3 3 25% - 49% 3 5.0 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 97: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

76

Terlihat dari tabel 4.52, sebanyak 86,7% guru memiliki kemampuan 75%-

100% dalam melakukan interaksi dengan siswa secara komunikatif, hanya 8,3%

guru yang memiliki kemampuan antara 50%-75%, dan 5% saja yang memiliki

kemampuan antara 25%-49%. Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar guru

memandang pentingnya komunikasi dalam pembelajaran sehingga berusaha untuk

meningkatkan kemampuan komunikasinya.

Jika dipersentasekan hampir semua guru telah memiliki kemampuan yang

tinggi (75%-100%) dalam memberikan materi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.53 Kemampuan guru dalam menyampaikan materi

No Kemampuan menyampaikan materi f % 1 75% - 100% 49 81.7 2 50% - 74% 9 15.0 3 25% - 49% 2 3.3 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.53, sebanyak 81,7% guru memiliki kemampuan 75%-

100% dalam menyampaikan materi, hanya 15% guru yang memiliki kemampuan

antara 50%-75%, dan 3,3% saja yang memiliki kemampuan antara 25%-49%.

Dari data menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki kemampuan yang

baik dalam menyampaikan materi kepada siswa. Kemampuan ini merupakan

kemampuan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Page 98: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

77

Kemampuan guru dalam memotivasi siswa juga tergolong tinggi. Hampir

semua guru memiliki kemampuan antara 75%-100%. Lebih jelasnya dapat dilihat

dari analisis deskriptif pada tabel 4.54

Tabel 4.54 Kemampuan guru dalam memotivasi

No Kemampuan memotivasi f % 1 75% - 100% 40 66.7 2 50% - 74% 15 25.0 3 25% - 49% 5 8.3 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel sebanyak 66,7% guru telah memiliki kemampuan yag

tinggi (75%-100%) dalam memotivasi siswa, selebihnya 25% guru memiliki

kemampuan antara 50-74%.

3. Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik

Penilaian prestasi belajar peserta dalam pembelajaran merupakan kegiatan

yang perlu dilakukan guru, sebab dengan penilaian guru dapat mengetahui

perkembangan kemampuan peserta didik dalam mengikuti KBM. Di samping itu

dengan penilaian guru dapat memperoleh informasi tentang kelemahan KBM

sehingga perlu upaya perbaikan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan

bahwa kemampuan guru dalam melakukan penilaian prestasi peserta didik

tergolong baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.55.

Page 99: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

78

Tabel 4.55 Kinerja Guru dalam Penilaian Prestasi Belajar Peserta Didik

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 25 41.7 70< % skor <85 Baik 28 46.7 55< % skor <70 Cukup 7 11.7 40< % skor <55 Kurang baik 0 0.0 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.55, sebanyak 46,7% guru memiliki kemampuan yang

baik dalam melakukan penilaian prestasi peserta didik, selebihnya 41,7%

memiliki kemampuan yang sangat baik dan 11,7% tergolong cukup.

Tabel 4.56 Pelaksanaan ulangan harian

No Ulangan harian f %

1 Setiap kali pertemuan 21 35.0 2 Setiap pokok bahasan 33 55.0 3 Setelah beberapa pokok bahasan 6 10.0 4 Tidak pernah 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Berdasarkan data pada tabel 4.56, sebanyak 55% guru selalu mengadakan

ulangan harian setiap akhir pokok bahasan dan selebihnya melakukan ulangan

setiap kali pertemuan (post test). Dari data hanya 10% yang melakukan ulangan

setelah beberapa pokok bahasan.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar guru

memiliki kemampuan yang baik mengolah atau menganalisis hasil penilaian.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.57.

Page 100: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

79

Tabel 4.57 Kemampuan guru dalam menganalisis dan mengolah hasil penilaian

No Kemampuan menganalisis hasil penilaian f %

1 75% - 100% 27 45.0 2 50% - 74% 29 48.3 3 25% - 49% 4 6.7 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel 4.57, sebanyak 48,3% guru memiliki kemampuan

dalam mengolah hasil penilaian antara 50%-74%, selebihnya 45% memiliki

kemampuan yang baik dengan persentase kemampuan antara 75%-100%.

Kemampuan guru dalam menyusun laporan hasil penilaian tergolong baik.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.58.

Tabel 4.58 Kemampuan guru dalam menyusun laporan penilaian

No Kemampuan menyusun laporan penilaian f % 1 75% - 100% 28 46.7 2 50% - 74% 31 51.7 3 25% - 49% 1 1.7 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.58, sebanyak 51,7% guru memiliki kemampuan

menyusun laporan penilaian antara 50%-74% selebihnya 46,7% memiliki

kemampuan yang baik yaitu 75%-100%.

Page 101: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

80

4. Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Prestasi Peserta Didik

Setelah hasil penilaian diketahui, maka guru perlu melakukan tindak lanjut

yaitu berupa remedial. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa

sebagian besar guru memiliki kemampuan yang baik dalam melaksanakan

program tindak lanjut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.59

Tabel 4.59 Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tindak Lanjut

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 27 45.0 70< % skor <85 Baik 25 41.7 55< % skor <70 Cukup 7 11.7 40< % skor <55 Kurang baik 1 1.6 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 45% guru memiliki kemampuan yang

sangat baik dalam melaksanakan tindak lanjut, selebihnya 41,7% memiliki

kemampuan yang baik, namun demikian masih ada 11,7% yang memiliki

kemampuan cukup dan 1,6% memiliki kemampuan kurang baik.

Jika dipersentasekan, sebagian besar guru memiliki kemampuan antara

50%-74% dalam menyusun program tindak lanjut hasil penilaian. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.60.

Tabel 4.60 Kemampuan menyusun program tindak lanjut hasil penilaian

No Kemampuan menyusun program tindak lanjut f %

1 75% - 100% 22 36.7 2 50% - 74% 29 48.3 3 25% - 49% 9 15.0 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 102: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

81

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 48,3% guru memiliki kemampuan

yang cukup dengan persentase kemampuan antara 50-74% dalam menyusun

program tindak lanjut dan 36,7% memiliki kemampuan yang baik dengan

persentase antara 75%-100%.

Pelaksanaan remedial yang sering dilakukan oleh sebagian besar guru

lebih dari 2 minggu setelah ulangan diumumkan.

Tabel 4.61 Pelaksanaan remedial

No Pelaksanaan remedial f %

1 < 2 minggu setelah hasil ulangan diumumkan 25 41.7 2 > 2 minggu setelah ulangan diumumkan 33 55.0 3 Setelah ujian semester 2 3.3 4 Tidak dilakukan remedial 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel 4.61, sebanyak 55% guru melakukan remedial lebih dari

2 minggu setelah ulangan diumumkan, selebihnya 41,7% kurang dari 2 minggu

setelah hasil ulangan diumumkan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar guru melaksanakan remedial dengan baik.

Apabila dinyatakan dalam persentase, sebagian besar guru memiliki

kemampuan mengklasifikasikan kemampuan siswa antara 75%-100%. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.62.

Tabel 4.62 Mengklasifikasikan kemampuan siswa

No Mengklasifikasikan kemampuan siswa f %

1 75% - 100% 33 55.0 2 50% - 74% 25 41.7 3 25% - 49% 2 3.3 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Page 103: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

82

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 55% guru memiliki kemampuan dalam

mengklasifikasikan kemampuan siswa antara 75%-100%, selebihnya 41,7% guru

memiliki kemampuan antara 50%-74%.

5. Pengembangan Profesi

Gambaran tentang pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru di

SMK Negeri 1 Purbalingga dapat dilihat pada tabel 4.63.

Tabel 4.63 Kinerja Guru dalam Pengembangan Profesi

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 15 25.0 70< % skor <85 Baik 5 8.3 55< % skor <70 Cukup 0 0.0 40< % skor <55 Kurang baik 22 36.7 25< % skor <40 Tidakbaik 18 30.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 25% guru memiliki kemampuan yang

sangat baik dalam pengembangan profesi, namun demikain masih ada 36,7% yang

tergolong kurang baik dan 30% dalam kategori tidak baik. Dari data tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum sepenuhnya mengikuti

perkembangan IPTEK yang mendukung profesi guru.

6. Pemahaman Wawasan

Gambaran tentang pemahaman wawasan pendidikan yang dilakukan oleh

guru di SMK Negeri 1 Purbalingga dapat dilihat pada tabel 4.64.

Page 104: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

83

Tabel 4.64 Kinerja Guru dalam Pemahaman Wawasan Pendidikan

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 38 63.3 70< % skor <85 Baik 16 26.7 55< % skor <70 Cukup 5 8.3 40< % skor <55 Kurang baik 1 1.7 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 63,3% guru memiliki pemahaman

yang sangat baik tentang wawasan pendidikan, selebihnya 26,7% memiliki

pemahaman yang baik.

Apabila dinyatakan dalam persentase, sebagian besar guru memiliki

kemampuan yang baik (75%-100%) dalam memahami hubungan pendidikan dan

pengajaran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.65

Tabel 4.65 Kemampuan memahami hubungan pendidikan dan pengajaran

No Kemampuan memahami hubungan pendidikan dan pengajaran f %

1 75% - 100% 28 46.7 2 50% - 74% 27 45.0 3 25% - 49% 2 3.3 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 46,7% guru memiliki kemampuan

yang baik (75%-100%) dalam memahami hubungan pendidikan dan pengajaran

dan 45% memiliki kemampuan yang cukup (50%-74%).

Tingkat pemahaman mengenai fungsi sekolah dari sebagian besar guru

sudah tergolong baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.66.

Page 105: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

84

Tabel 4.66 Kemampuan memahami fungsi sekolah

No Kemampuan memahami fungsi sekolah f % 1 75% - 100% 28 46.7 2 50% - 74% 30 50.0 3 25% - 49% 2 3.3 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Tampak pada tabel 4.66, sebanyak 50% guru memiliki kemampuan cukup

(50-74%) dalam memahami fungsi sekolah, selebihnya 46,7% guru memiliki

pemahaman yang baik (75%-100%).

7. Penguasaan Bahan Kajian Akademik

Tingkat penguasaan guru terhadap bahan kajian akademik dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.67 Kinerja Guru dalam Penguasaan Bahan Kajian Akademik

Interval % skor Kriteria Frekuensi Persentase

85< % skor <100 Sangat baik 28 46.7 70< % skor <85 Baik 19 31.7 55< % skor <70 Cukup 8 13.3 40< % skor <55 Kurang baik 5 8.3 25< % skor <40 Tidakbaik 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat pada tabel di atas, sebanyak 46,7% guru memiliki penguasaan

yang sangat baik terhadap bahan kajian akademik, selebihnya 31,7% memiliki

penguasaan baik, 13,3% memiliki penguasaan cukup.

Page 106: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

85

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar guru

telah mempersiapkan materi yang akan disajikan > 1 minggu sebelum mengajar.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.68 Persiapan Materi yang akan disajikan kepada siswa

No Persiapan materi yang akan disajikan kepada siswa f %

1 > 1 minggu sebelum mengajar 24 40.0 2 4-6 hari sebelum mengajar 18 30.0 3 < 3 hari sebelum pembelajaran 13 21.7 4 Tidak mempersiapkan materi 5 8.3

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 40% guru mempersiapkan materi yang

akan disajikan kepada siswa > 1 minggu sebelum mengajar, sebanyak 30% guru

mempersiapkan antara 4-6 hari sebelum mengajar.

Penguasaan sebagian besar guru terhadap bahan kajian akademik yang

diajarkan jika dipersentasekan mencapai 75%-100%. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.69 Penguasaan terhadap bahan kajian

No Penguasaan terhadap bahan kajian f % 1 75% - 100% 32 53.3 2 50% - 74% 24 40.0 3 25% - 49% 4 6.7 4 < 25% 0 0.0

Jumlah 60 100 Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2007

Terlihat dari tabel di atas, sebanyak 53,3% guru memiliki kemampuan

antara 75%-100%, selebihnya 40% guru memiliki penguasaan antara 50%-74%.

Page 107: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

86

4.1.3 Uji Prasyarat

4.1.3.1 Uji Normalitas Data

Salah satau syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data

dan model regresi berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji

normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-maisng variabel (Santoso 1999:311).

Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05

maka data penelitian berdistribusi normal, sedangkan untuk normal P-P plot

apabila titik-titik berada dekat dengan garis diagonal maka model regresi

berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat dari output SPSS 12 seperti

pada tabel 4.69

Tabel 4.70 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 60 6033.6667 48.6833 55.93336.10825 8.92244 6.78200

.159 .169 .171

.126 .082 .092-.159 -.169 -.1711.233 1.310 1.326

.096 .065 .060

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

X1 X2 Y

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Terlihat dari tabel 4.70 pada baris asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh nilai

signifikansi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,096, untuk variabel

Page 108: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

87

motivasi kerja (X2) sebesar 0,065 dan untuk kinerja guru (Y) sebesar 0,060. Nilai

signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05 yang berarati bahwa Ho diterima

atau data dari masing-masing variabel berdistribusi normal.

Di samping menggunakan uji Kolmogorov Smirnov analisis kenormalan

data ini juga didukung dari Plot of Regression Standardized Residual. Apabila

grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis

diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih

jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1

P-P Plot pengujian normalitas model regresi

Terlihat dari grafik di atas, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti

bahwa model regresi berdistribusi normal.

Page 109: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

88

4.1.3.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity

untuk X1 terhadap Y serta X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat

disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier. Lebih jelasnya hasil pengujian

linieritas ini dapat dilihat pada tabel 4.71

Tabel 4.71 Hasil Uji Linieritas

No Uji Linieritas F hitung df1 df2 Sig Kriteria1 X1 terhadap Y 1,097 20 38 0.391 Linier 2 X2 terhadap Y 1,762 22 36 0.064 Linier

Terlihat dari tabel 4.70, nilai signifikansi dari masing-masing pengujian >

0,05 yang berarti bahwa hubungan antara X1 dan X2 dengan Y bersifat linier.

4.1.3.3 Uji Multikolinieritas

Syarat berlakunya model regresi ganda adalah antar variabel bebasnya

tidak memiliki hubungan sempurna atau tidak mengandung multikolinieritas.

Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor

(VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya <

0,1 dan VIF > 10. Hasil pengujian multikolineiritas selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 4.71.

Tabel 4.72 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

.923 1.084

.923 1.084Supervisi kepala sekolah (X1)Motivasi kerja (X2)

Model1

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Page 110: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

89

Terlihat dari tabel 4.72, nilai toleransi dari masing-masing variabel bebas

> 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

mengandung multikolinieritas.

4.1.3.4 Heteroskesdastisitas

Secara grafis ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari

multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai

residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random dapat

dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung

heteroskedastisitas. Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut.

-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Predicted Value

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

Dependent Variable: Y

Scatterplot

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Page 111: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

90

Terlihat dari grafik 4.2, titik-titik tersebar di sekitar nol pada sumbu

vertikal dan tidak membentuk pola tertentu atau terlihat acak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau

bersifat homogen.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

dengan uji simultan.

4.1.4.1 Uji Simultan

Pengujian hipotesis yang menyatakan menyatakan ada pengaruh secara

simultan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat

dilihat dari hasil uji F. Kriteria pengujiannya apabila nilai p value < 0,05, dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.73

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Summaryb

.455a .207 .179 7.448 2 57 .001Model1

R R SquareAdjustedR SquareF Change df1 df2Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Hasil pengujian diperoleh F hitung = 7,448 dan nilai p value = 0,001. Karena

nilai signifikansi < 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,

Page 112: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

91

yang berarti Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan secara simultan

supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru diterima.

Berdasarkan nilai R square sebesar 0,207 menunjukkan bahwa secara

simultan supevisi kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan kontribusi

terhadap kinerja guru sebesar 20,7%, selebihnya dari faktor lain di luar kedua

variabel tersebut.

Page 113: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

92

4.2 Pembahasan

4.2.1 Supervisi terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan data yang diperoleh kualitas supervisi yang dilakukan kepala

sekolah SMK Negeri 1 Purbalingga menurut persepsi guru tergolong cukup baik.

Hal ini terbukti dari supervisi kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis

maupun observasi perbaikan cara mengajar guru dilakukan 1-2 kali dalam satu

semester, meskipun kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi

tergolong baik. Dalam hal memberikan semangat kepada guru tergolong baik

terbukti dari pendapat sebagian besar guru yang menyatakan supervisi yang

dilakukan kepala sekolah mampu mendorong semangat kerja guru, meskipun

frekuensi dalam memberikan dorongan masih tergolong rendah.

Kemampuan kepala sekolah dalam memberikan pemahaman tentang

kurikulum menurut persepsi sebagian besar guru tergolong cukup baik. Hal ini

disebabkan karena frekuensi kepala sekolah dalam memantau rencana

pembelajaran guru, memantau kesesuaian perangkat pembelajaran dengan

pelaksanaan hanya 1-2 kali saja dalam satu semester. Namun banyak guru yang

merasakan mudah memahami kurikulum dengan adanya kunjungan kelas oleh

kepala sekolah. Hal ini membuktikan bahwa supervisi yang dilakukan kepala

sekolah memberikan pengaruh terhadap pemahaman guru terhadap kurikulum

yang digunakan.

Kemampuan kepala sekolah dalam pengembangan metode dan evaluasi

menurut persepsi sebagian besar guru tergolong baik. Meskipun frekuensi

pemberian teknik evaluasi dan pengembangan metode pembelajaran masih rendah

Page 114: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

93

(1-2 kali dalam satu semester) namun sebagian besar guru memperoleh manfaat

yang tinggi dengan adanya kunjungan kelas dalam rangka pengembangan evaluasi

dan metode pembelajaran.

4.2.2 Motivasi Kerja Guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja guru

sudah tergolong baik, meskipun masih ada sebagian yang tergolong cukup. Dalam

menghadapi tugas, sebagian besar guru menghadapinya dengan penuh ketekunan.

Hal ini terlihat dari banyaknya guru yang berusaha menyelesaikan pekerjaannya

seperti mengkoreksi hasil ulangan tanpa menunda-nunda waktu. Mereka juga

berusaha menyelesaikan tugas dari kepala sekolah sesuai kemampuannya. Dalam

kegiatan pembelajaran, guru juga tidak lepas dan kesulitan, namun demikian

sebagian besar guru berusaha mengahadapi kesulitan tersebut dengan ulet. Hal ini

dapat dilihat ketika mengadai kegaduhan di dalam kelas, hampir semua guru

berusaha menegur atau membimbing dan mengarahkan, jarang sekali guru yang

marah atau membiarkan saja. Tanggung jawab guru dalam menyelesaikan tugas

tergolong tinggi (50%-74%).

Minat guru terhadap bermacam-macam masalah juga tergolong sangat

baik. Kemampuan guru dalam memperbaiki dan mengembangkan kemampuan

siswa tergolong baik. Jika terjadi penurunan prestasi, sebagian besar guru

berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan instropeksi diri. Hal ini

menunjukkan bahwa guru memiliki minat yang tinggi terhadap bermacam-macam

masalah.

Page 115: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

94

Tingginya motivasi kerja guru juga dilihat dari tingkat kesenangan guru

untuk bekerja secara mandiri. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan

bahwa sebagian besar guru berusaha mengerjakan sendiri secara tepat waktu

dalam menyelesaikan tugas yang diperintahkan guru, namun dalam

pengemabangan profesi seperti seminar, sebagian besar melaksanakan namun

masih bersifata terpaksa. Tingginya motivasi kerja juga ditunjukkan dari tingginya

tingkat kebosanan terhadap tugas-tugas yang rutin. Dalam hal ini sebagian besar

guru berusaha melaksanakan pembelajaran secara bervariasi yaitu

mengaplikasikan berbagai metode yang lebih menarik serta menggunakan media

yang bervariasi sesuai dengan karakteristik materi. Sebagian besar guru dapat

mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepasakan hal-hal yang diyakini,

senang mencari dan memecahkan masalah yang dihadapi.

4.2.3 Kinerja Guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru tergolong

sangat baik dan baik, hanya sebagian kecil saja yang memiliki kinerja cukup.

Tingginya kinerja guru tersebut ditunjukkan dari penyusunan rencana

pembelajaran yang selalu dikerjakan secara baik. Hal ini karena sebagian besar

guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran. Ini

semua tidak lepas dari pengalaman yang diperolehnya selama kuliah dan

pengalaman selama mengajar. Namun demikian kuantitas dalam penyusunan

rencana pembelajaran masih tergolong rendah, terbukti banyak guru yang

menyusun rencana pembelajaran ketika mendekati akreditasi atau adanya

supervisi kepala sekolah. Hal ini terjadi karena merasa bahwa rencana

Page 116: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

95

pembelajaran selama ini hanya formalitas administratif dalam pendidikan. Mereka

lebih mementingkan cara pengajarannya. Alasan lainnya mungkin karena sudah

memiliki pengalaman yang lebih lama dalam mengajar dan melakukan rutinitas

mengajar yang sama, maka kurang perlu menggunakan rencana pembelajaran

karena bagi guru tanpa rencanapun materi dapat selesai diajarkan sesuai dengan

kalender yang ditetapkan. Hampir semua guru lebih mementingkan pada kualitas

pembelajaran, bukan pada pembuatan rencana pembelajaran. Hal ini terbukti dari

banyaknya guru yang memiliki kemampuan tinggi dalam perencanaan media

pembelajaran. Dalam pelaksanaan interasi belajara mengajar hampir semua guru

mampu melaksanakan dengan sangat baik. Hal ini disebabkan karena kemampuan

berinteraksi yang tinggi, kemampuan menyampaikan materi, kemampuan dalam

memotivasi siswa untuk belajar. Ini semua juga tidak lepas dari pengalaman yang

didapat selama mengajar.

Tidak hanya interaksi dalam pembelajaran, dalam hal melakukan penilaian

prestasi belajar, hampir semua guru melaksanakan penilaian secara baik. Hal ini

terbukti dari pelaksanaan penilaian ulangan harian yang dilaksanakan setiap

pokok bahasan dan ada pula yang melaksanakan setiap kali pertemuan. Mereka

memiliki kemampuan yang tinggi dalam menganalisis hasil penilaian, melakukan

kaporan penilaian.

Setelah penilaian dilakukan, tindak lanjut hasil penilaian juga dilaksanakan

secara sangat baik. Mereka memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusun

program tindak lanjut, melaksanakan remedial dan mengklasifikasikan

kemampuan siswa.

Page 117: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

96

Kinerja guru juga ditunjukkan tidak hanya dalam interaksi belajar

mengajar sebagai tugas pokok seorang guru. Mereka juga memiliki wawasan

pendidikan yang baik, memahami hubungan pendidikan dan pengajaran serta

memiliki kemampuan yang tinggi dalam memahami fungsi sekolah, meskipun

dalam mengembangkan profesinya masih tergolong kurang. Hal ini disebabkan

karena hampir semua guru belum melakukan penelitian guna menunjang

profesinya. Mereka lebih menunjukkan pada penguasaan akademik dengan cara

mempersiapkan materi yang akan disajikan untuk siswa dan menguasai bahan

kajiannya.

4.2.4 Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil analisis regresi terutama dari hasil uji parsial diperoleh

nilai p value = 0,001. Nilai p value tersebut kurang dari taraf signifikansi 0,05

yang berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada pengaruh supervisi terhadap

kinerja guru di SMK Negeri 1 Purbalingga diterima karena signifikan.

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata kinerja guru tergolong baik. Kinerja

guru tersebut tidak lepas dari suatu evaluasi, kritikan maupun saran dari berbagai

pihak. Salah satunya adalah karena pengaruh supervisi. Supervisi merupakan

suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan

pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif

(Purwanto,2003:32).

Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), supervisi merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan

terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang

Page 118: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

97

berhubungan tugas-tugas utama pendidikan. Menurut Carter, supervisi merupakan

usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-

petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,

menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi

tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran

(Sahertian,2000:17). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sarni (2006)

yang memberikan kesimpulan bahwa secara signifikan kreatifitas kepemimpinan

kepala sekolah dan supervisi pengajaran berpengaruh terhadap kinerja guru di 29

SMP N dikabupaten Batang

4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru

Berdasarkan hasil analisis regresi khususnya uji parsial diperoleh p value

0,035 < 0,05, yang berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh motivasi

terhadap kinerja guru diterima. Dengan motivasi kerja yang tinggi memberikan

pengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan kata lain Kinerja guru tidak lepas

dari adanya motivasi. Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian

dorongan atau rangsangan kepada seseorang sehingga mereka bersedia bekerja

dan rela tanpa dipaksa.

Seperti yang diungkapkan oleh Purwanto (1998) motivasi merupakan

suatu pendorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk betindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil dan tujuan tertentu. Seperti yang diungkapkan pula oleh Winardi

(1982), motivasi merupakan keinginan yang terdapat dalam seseorang yang

merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan. Dengan adanya kesungguhan

Page 119: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

98

dalam bekerja, tidak mudah puas atas hasil kerjanya, terus memiliki keinginan

untuk meningkatkan pengetahuan, selalu berinovasi dan kreatif dalam

pembelajaran dan menerima dorongan dari kepala sekolah maupun dari rekan

kerja demi peningkatan kerja dan kemajuan pembelajaran, sehingga berdampak

positif terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini pada prinsipnya sesuai

Hikmawati (2005) yang memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala

sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.

Penelitian serupa oleh Rahayu (2006) memberikan kesimpulan kepemimpinan

kepala sekolah dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru.

Page 120: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang diberikan oleh responden, terdapat

kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa supervisi kepala

sekolah dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Purbalingga tahun 2007, yang ditunjukkan dari hasil uji simultan dengan nilai

p value = 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering supervisi

dilakukan dan motivasi kerja guru yang besar maka kinerja guru akan semakin

baik.

2. Besarnya pengaruh supervisi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK

Negeri I Purbalingga mencapai 20,7%.

5.2 Saran

1. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah menurut persepsi sebagian besar

guru tergolong cukup. Oleh karena itu disarankan kepada sekolah untuk

meningkatkan kualitas supervisi, seperti meningkatkan kunjungan kelas dalam

rangka supervisi klinis, observasi perbaikan, memotivasi semangat kerja guru,

meninjau rencana pembelajaran, kesesuaian antara perangkat pembelajaran

dengan pelaksanaan pembelajaran, observasi metode pembelajaran.

Diharapkan dengan meningkatkan frekuensi kunjungan kelas akan

menumbuhkan kinerja guru.

99

Page 121: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

100

2. Motivasi kerja guru tergolong baik sehingga perlu dipertahankan dan

ditingkatkan terutama dalam hal kemandirian dalam bekerja, mempertahankan

pendapat dan memecahkan masalah. Diharapkan dengan meningkatnya

motivasi kerja guru akan tumbuh kinerja yang lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel prediktor

lainnya yang merupakan faktor-faktor pengaruh terhadap kinerja guru, seperti

kepribadian, kondisi sosial individu, komunikasi, tingkat kemampuan

seseorang sehingga pada akhirnya didapatkan sumbangan pemikiran yang

lebih optimal.

Page 122: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

101

Page 123: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1988. Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta Algifari. 1997. Analisis Regresi, Kasus dan Solusi. Yogyakarta :BPFE Anoraga, Pandji. 1998.Psikologi Kerja. Jakarta :Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta : Rajawali

Press As’ad,Moh. 1995. Psikologi Industri. Liberty:Yogyakarta. Hasibuan, Malayu SP. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara Handoko, Hani. 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta:BPFE. ------------------------, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara Hikmawati, Afni. 2005. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi

Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMK Negeri di Wonosobo. Tesis tidak dipublikasikan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Manulang. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya Pidarta, Made. 1996. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara Purwanto, M. Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya Rahayu, Sri retno Pudji. 2005. Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Bisnis Manajemen di kota Semarang. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.

101

Page 124: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

102

Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, 1992. Supervisi pendidikan dalam

rangka inservice Education. Jakarta : Rineka Cipta Sedarmayanti, 2000. Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta Singgih, Santoso. 2000. SPSS Mengolah Data Statitik Secara Profesional.

Jakarta : Media Komputindo. Supriadi, Dedi, 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta : Adi

Citra Karya Nusa Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, Tilaar, H. AR. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam

Perpektif Abad 21. Magelang : Tera Indonesia Laporan Balitbang Depdiknas. 2002. http://www.suaramerdeka.com/htm.(15

September 2002

Page 125: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
Page 126: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

Lampiran 1 103

Angket Penelitian

Semarang, Pebruari 2007

Yth. Bapak/Ibu guru SMKN I Purbalingga

Di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Supervisi

Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMKN I

Purbalingga”, maka saya membutuhkan beberapa informasi dari Bapak/Ibu

melalui pengisian angket penelitian ini. Untuk keperluan tersebut maka dengan

segala kerendahan hati saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berkenan

meluangkan waktu mengisi angket ini dengan tulus sesuai dengan keadaan

Bapak/Ibu.

Pengisian angket ini semata-mata hanya demi kepentingan penyelesaian

skripsi ini dan jawaban yang diberikan Bapak/Ibu tidak akan mempengaruhi

penilaian kepala sekolah terhadap kinerja Bapak/Ibu selama ini.

Atas perhatian dan kerjasama dari Bapak/Ibu guru, saya mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hormat saya,

Laeli Kurniati

Peneliti

Page 127: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

104

Kisi – kisi instrument penelitian

Variabel Indikator No butir

Supervisi kepala

sekolah

1. Supervisi kunjungan kelas

2. Semangat kerja guru

3. Pehaman tentang

kurikulum

4. Pengembangan metode

dan evaluasi

5. Rapat-rapat pembinaan

6. Kegiatan rutin diluar

mengajar

1,2,3

4,5

6,7,8

9,10

12,13

15,16

Motivasi kerja

guru

1. Tekun menghadapai tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat

terhadap bermacam-

macam masalah

4. Lebih senang bekerja

sendiri

5. Cepat bosan pada tugas

yang monoton

6. Dapat mempertahankan

pendapatnya

7. Tidak pernah mudah

melepaskan hal yang

diyakini

8. Senang mencari dan

memecahkan masalah

1,2

3,4

5,6

7,8,10

11,12

13,14

15,

17,18

Kinerja guru 1. Penyusunan rencana

pembelajaran

2. Pelaksanaan interaksi

1,2,3

5,6,7

Page 128: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

105

belajar mengajar

3. Penilaian prestasi belajar

peserta didik

4. Pelaksanaan tindak lanjut

hasil penilaian prestasi

belajar peserta didik

5. Pengembangan profesi

6. Pemahaman wawasan

kependidikan

7. Penguasaan bahan kajian

akademik

8,9,10

11,12,13

14

18,19

19,20,21

Page 129: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

106

INSTRUMEN PENELITIAN

Nama :………………………..

Jenis kelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah soal dibawah ini dengan teliti

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu

3. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi instrument ini

SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

a. Supervisi Kunjungan Kelas

1. Dalam semester terakhir, berapa kali kepala sekolah melakukan kunjungan

kelas untuk mengamati seorang guru yang sedang mengajar?

a. lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 – 4 kali d. Tidak pernah

2. Dalam semester terakhir, berapa kali kepala sekolah mengadakan kunjungan

observasi untuk memperbaiki cara mengajar Bapak/Ibu?

a. lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 – 4 kali d. Tidak pernah

3. Apabila dinyatakan dalam % (persentase) menurut Bapak/Ibu, seberapa

besar manfaat supervisi kunjungan kelas terhadap perbaikan proses belajar

mengajar?

Page 130: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

107

a. 75% - 100% c. 25% - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

b. Semangat Kerja Guru

4. Dalam sebulan terakhir, berapa kali kepala sekolah memberikan evaluasi

terhadap proses KBM untuk memotivasi semangat kerja Bapak/Ibu?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

5. Apabila dinyatakan dengan % (persentase) seberapa besar pengaruh

supervisi kunjungan kelas terhadap semangat mengajar Bapak/Ibu?

a. 75% - 100% c. 25% - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

c. Pemahaman Tentang Kurikulum

6. Berapa kali dalam sebulan kepala sekolah mengadakan peninjauan rencana

pembelajaran Bapak/Ibu?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

7. Berapa kali frekuensi peninjauan kepala sekolah terhadap kesesuaian

perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran ?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

8. Apabila dinyatakan dengan % (persentase), seberapa besar manfaat supervisi

terhadap pemahaman kurikulum yang berlaku saat ini?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49%

Page 131: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

108

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

d. Pengembangan Metode Dan Evaluasi

9. Berapa kali dalam satu semester kepala sekolah mengadakan bimbingan

tentang metode pembelajaran dan teknik-teknik evaluasi pembelajaran?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

10. Apabila dinyatakan dalam % (persentase) seberapa besar manfaat supervisi

kunjungan kelas terhadap pengembangan metode dan evaluasi pembelajaran

Bapak/Ibu disekolah?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

e. Rapat-rapat pembinaan

12. Dalam sebulan terakhir, berapa kali kepala sekolah mengadakan rapat

(meeting) secara periodik dengan guru-guru berkaitan dengan KBM di

sekolah?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

13. Dalam satu semester, berapa kali kepala sekolah mengadakan pembinaan

administrasi atau tata laksana sekolah?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

Page 132: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

109

f. Kegiatan Rutin Di Luar Mengajar

15. Dalam satu semester, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti MGMP guna

peningkatan proses belajar mengajar?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

16. Dalam setahun terakhir, berapa kali Bapak/ibu mengikuti Pendidikan dan

Latihan (diklat) dalam rangka meningkatkan kinerja guru?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

MOTIVASI KERJA GURU

a. Tekun menghadapi tugas

1. Berkenaan dengan pengoreksian hasil ulangan siswa

a. Berusaha menyelesaikan pekerjaannya saat itu juga

b. Dilaksanakan 1-2 hari berikutnya

c. Diselesaikan 3-4 hari berikutnya

d. Dilaksanakan pada waktu senggang

2. Terhadap tugas yang diberikan oleh kepala sekolah

a. Diselesaikan dengan sebaik mungkin

b. Dilaksanakan semampunya

c. Dilaksanakan dengan terpaksa

d. Tidak dilaksanakan

Page 133: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

110

b. Ulet menghadapi kesulitan

3. Terhadap siswa-siswanya yang selalu bikin onar dan gaduh saat pelajaran

berlangsung

a. Dibimbing dan diarahkan c. Dimarahi

b. Ditegur d. Dibiarkan saja

4. Jika dinyatakan kedalam % (persentase) seberapa besar rasa tanggung

jawab Bapak/Ibu untuk menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh?

a. 75% - 100% c. 25% - 49%

b. 50% - 74% d. Kurang dari 25%

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

5. Apabila dinyatakan dalam % (persentase) seberapa besar kemauan

Bapak/Ibu untuk senantiasa memperbaiki dan mengembangkan

kemampuan yang dimiliki saat ini demi tercapainya visi dan misi sekolah?

a. 75% - 100% c. 25% - 49%

b. 50% - 74% d. Kurang dari 25%

6. Jika prestasi siswa-siswanya mengalami penurunan, maka tindakan

Bapak/Ibu sebagai pengampu bidang studi tersebut?

a. Berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki

b. Introspeksi diri

c. Kecewa karena merasa dirinya gagal

d. Tetap cuek

Page 134: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

111

d. Lebih senang bekerja sendiri

7. Terhadap tugas yang diperintahkan kepala sekolah terkait dengan

kelengkapan perangkat pembelajaran (analisa program, rencana

pembelajaran, modul, dsb)

a. Mengerjakan sendiri tepat waktu

b. Mengerjakan bersama-sama dengan guru

c. Mengerjakan dengan meniru pekerjaan orang lain

d. Tidak melaksanakan

8. Apabila diberi kesempatan untuk mengikuti seminar mewakili sekolah

a. Melaksanakan dan mengikuti secara aktiv

b. Melaksanakan dengan pasif

c. Melaksanakan dengan terpaksa

d. Diberikan kepada yang lain

10. Terhadap tugas yang diberikan kepala sekolah terkait dengan pelaksanaan

administrasi pembelajaran?

a. Mengerjakan sendiri tepat waktu

b. Mengerjakan bersama-sama dengan guru

c. Mengerjakan dengan meniru pekerjaan orang lain

d. Tidak melaksanakan

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

11. Dalam KBM, metode pengajaran yang dilakukan setiap harinya?

a. Selalu berusaha mengaplikasikan berbagai metode yang lebih menarik

b. Menggunakan berbagai metode jika dirasa perlu

c. Menggunakan 1-2 metode saja

d. Menggunakan metode secara tetap dan monoton

Page 135: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

112

12. Terhadap penggunaan media pengajaran guna menunjang kelancaran

proses kebiatan belajar mengajar?

a. Setiap hari selalu berganti-ganti

b. Menggunakan media secara tetap/monoton

c. Menggunakan jika dirasa perlu

d. tidak Menggunakan

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

13. Dalam pelaksanaan rapat yang berkaitan dengan evaluasi KBM di sekolah

a. Mempertahankan pendapatnya selama diyakini itu benar

b. Mengikuti dan memberikan usulan secara aktif

c. Memberikan pendapat jika diminta

d. Mengikuti secara pasif

14. Dalam rapat yang berkaitan dengan kebijakan sekolah, berapa kali

Bapak/Ibu berusaha mempertahankan pendapatnya demi kemajuan

sekolah?

a. Selalu memperjuangkan pendapatnya

b. Sering memperjuangkan pendapatnya

c. Kadang-kadang jika dirasa penting

d. Tidak pernah

g. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini

15. Dalam sebulan terakhir barapa kali Bapak/Ibu memberikan saran/kritik

terhadap kebijakan sekolah yang dirasa memberatkan guru?

a. Lebih dari 4 kali c. 1-2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

Page 136: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

113

h. Senang mencari dan memecahkan masalah

17. Dalam sebulan terakhir, berapa kali Bapak/Ibu turut membantu apabila

terjadi suatu masalah dalam pergaulan antar rekan guru?

a. Lebih dari 4 kali c. 1-2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

18. Dalam sebulan terakhir, berapa kali Bapak/Ibu bersedia membantu bila ada

rekan guru yang mengalami kesulitan tertentu?

a. Selalu membantu c. Kadang-kadang membantu

b. Sering membantu d. Tidak pernah ikut membantu

KINERJA GURU

a. Penyusunan Rencana Pembelajaran

1. Bila dinyatakan dalam persentase, seberapa besar kemampuan Bapak/Ibu

dalam penyusunan rencana Pembelajaran?

a. Lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 kali d. Tidak pernah

2. Kapan Bapak/Ibu menyusun Rencana Pembelajaran?

a. Setiap kali pertemuan c. Setiap ada akreditasi/supervisi

b. Setiap pokok bahasan d. Tidak pernah

3. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan

Bapak/Ibu dalam merencanakan media yang akan digunakan dalam

pembelajaran?

c. 75% - 100% c. 25. % - 49%

d. 50% - 74% d. kurang dari 25%

Page 137: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

114

b. Pelaksanaan Interaksi Belajar Mengajar 5. Bila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan Bapak/Ibu

beinteraksi dengan siswa secara komunikatif?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

6. Bila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan Bapak/Ibu

memberikan materi kepada siswa?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

7. Bila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan Bapak/Ibu

dalam memotivasi siswa?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

c. Penilaian prestasi belajar peserta didik 8. Kapan Bapak/Ibu mengadakan penilaian prestasi belajar siswa?

a. Setiap kali pertemuan c. Setelah beberapa pokok bahasan b. Setiap pokok bahasan d. tidak pernah

9. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan

Bapak/Ibu mengolah dan menganalisis hasil penilaian?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

10.Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan

Bapak/Ibu menyusun laporan hasil penilaian?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

Page 138: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

115

d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik 11. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan

Bapak/Ibu menyusun program tidak lanjut hasil penilaian?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

12. Kapan Bapak/Ibu melaksanakan remedial untuk memperbaiki hasil ulangan

siswa yang kurang memuaskan?

a. ≤ 2 minggu setelah hasil ulangan diumumkan b. > 2 minggu setelah ulangan diumumkan c. setelah ujian semester

d. tidak dilakukan remedial

13. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar kemampuan

Bapak/Ibu mengklasifikasikan kemampuan siswa?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

e. Pengembangan profesi

14. Dalam sebulan terakhir, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti informasi

perkembangan IPTEK yang mendukung profesi anda sebagai guru?

a. lebih dari 4 kali c. 1 – 2 kali

b. 3 – 4 kali d. Tidak pernah

f. Pemahaman wawasan

18. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar pemahaman

Bapak/Ibu mengenai hubungan pendidikan dan pengajaran?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

Page 139: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

116

19. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar pemahaman

Bapak/Ibu mengenai fungsi sekolah ?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49%

b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

g. Penguasaan bahan kajian akademik 20. Sebelum mengajar, kapan Bapak/Ibu mempersiapkan materi yang akan

disajikan kepada siswa ?

a. ≥ satu minggu sebelum mengajar b. 4 – 6 hari sebelum mengajar c. ≤ 3 hari sebelum pembelajaran d. tidak mempersiapkan materi

21. Apabila dinyatakan dalam % (persentase), seberapa besar penguasaan

Bapak/Ibu terhadap bahan kajian akademik sesuai mata diklat yang diampu?

a. 75% - 100% c. 25. % - 49% b. 50% - 74% d. kurang dari 25%

Page 140: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

117

DAFTAR NAMA RESPONDEN GURU

No Nama NIP Jurusan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.

Drs. Kamson Dra. Istirochah I.J. Sutardjo, BA Dra. Hartati Dra. Setiyani Darmastuti Toto Widiyanto, BA Drs. Suwondo Drs. Ratno Purwanto Dra. Elly Kadharsono Drs. Bambang Mulyono Dra. Sri Mulyani Drs. Pujo Atmoko Drs. Teguh Sugiantoro Dra. Savitri Handayani Dra. Siti Sofiati Drs. Mugyan Drs. Kisro Dra. Lisyorinie Dra. Sri Kuswanti Dra. Tri Yulianti Erys Sukamto, S.Pd. Drs. Tohirin Drs. Yosep Win P. Dra. Sugiyarti Drs. Priyo Nurcipto Drs. Sahir Drs. Darimun Drs. Waskam Ashari Mugiyanto, S.Pd. Sri Endro Puspitowati, S.Pd Endang Suciharti, BA Supono, BA Taty Siti Latifah, BA Dra. Sri Pinuji Hadayani Suratno, S.Ag Dra. Sri Mularsih Dra. Fatimah R Suyamto, S.Pd Titi Hardiningsih, BA Dra. Sami Astuti Dra. Diyah Ayu S Drs. FX. Tutyanto

130902488 130892115 130520061 131693702 131677444 130605325 131411055 131407046 131771434 131712242 131662609 131768664 131802986 131634906 131767817 131835456 131123683 131664565 131612530 131859880 131123692 131599442 131869964 131670781 131815628 131869965 131898297 131898294 131612544 131611906 131601452 131411046 131682480 131685294 131613519 132118302 132141535 133907493 131646232 132118806 132118519 132083900 132138527

PPKn Ekonomi Perusahaan Ekonomi Umum Pend. Perkantoran Ekonomi Umum Ekonomi Umum Ekonomi Umum Bhs. Indonesia Adm. Pegawai Bisnis Tata Buku Koperasi POR Pend. Akuntansi BK BK Pend. Akuntansi Bhs. Indonesia Sejarah Pend. Akuntansi POR Matematika PDU Akuntansi Matematika Pend. Koperasi BV Adm. Perkantoran BK BK Ekonomi Perusahaan Ekonomi Perusahaan Ekonomi Administrasi Ekonomi Ekonomi perusahaan PDU Tarbiyah Matematika Bhs. Inggris Bhs. Inggris Adm. Perkantoran Adm.Perkantoran PMP Bhs. Inggris Bhs. Inggris

Lampiran 2

Page 141: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

118

44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.

Dra. Niken Malasiyanti Wahyu Budi Susapti, S.Pd Yohana F. Budi Santoso, S.Pd Maryono, S.Pd Marwoto, S.Pd Sri Wahyuni, S.Pd Dwi Agus MM. S.Pd Wendiarto, S.Pd Justina Tri Rahayu L, S.Pd Salamun, S.Pd Wahyuningsih, S.Pd Puji Pertiwi, S.Pd Dra. Elly Suprihatin Retnowati, S.Pd Agung Pamuji, S.Pd Deddy Suwito, S.Kom.

132164536 131883323 132175958 132279393 132281942 500108482 500108599 500110457 500110458 500110459 500110460 500115553 500115554 500115558 500115559

Pend.Administrasi Pend. Administrasi Pend. Akuntansi Pend. Koperasi Komputer Pend. Akuntansi Matematika PPKn Pend. Ekonomi Matematika Bhs. Inggris Pend. Administrasi Komputer Komputer Pend.Administrasi

Page 142: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

119Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah

Lampiran 3

Correlations

.678**

.00515

.594*

.02015

.596*

.01915

.647**

.00915

.596*

.01915

.681**

.00515

.672**

.00615

.532*

.04115

.761**

.00115

.530*

.04215

-.080.777

15.611*.015

15.856**.000

15.377.166

15.849**.000

15.779**.001

151.

15

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

X1_01

X1_02

X1_03

X1_04

X1_05

X1_06

X1_07

X1_08

X1_09

X1_10

X1_11

X1_12

X1_13

X1_14

X1_15

X1_16

X1

X1

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 143: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

120Uji Validitas Angket Motivasi Kerja

Lampiran 4

Correlations

.569*

.02715

.555*

.03215

.512

.05115

.851**

.00015

.702**

.00415

.774**

.00115

.729**

.00215

.546*

.03515

.005

.98715

.757**

.00115

.646**

.00915

.827**

.00015

.767**

.00115

.664**

.00715

.575*

.02515

-.128.650

15.563*.029

15.554*.032

151.

15

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

X2_01

X2_02

X2_03

X2_04

X2_05

X2_06

X2_07

X2_08

X2_09

X2_10

X2_11

X2_12

X2_13

X2_14

X2_15

X2_16

X2_17

X2_18

X2

X2

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlation is significant at the 0.01 level(2 il d)

**.

Page 144: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

121Uji Validitas Angket Kinerja Guru

Lampiran 5

Correlations

.567*

.02815

.715**

.00315

.605*

.01715

.027

.92415

.696**

.00415

.764**

.00115

.762**

.00115

.586*

.02215

.699**

.00415

.529*

.04315

.664**

.00715

.611*

.01515

.554*

.03215

.664**

.00715

-.050.859

15.205.464

15.122.666

15.612*.015

15.625*.013

15.594*.019

15.705**.003

151.

15

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Y_01

Y_02

Y_03

Y_04

Y_05

Y_06

Y_07

Y_08

Y_09

Y_10

Y_11

Y_12

Y_13

Y_14

Y_15

Y_16

Y_17

Y_18

Y_19

Y_20

Y_21

Y

Y

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 145: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

122Reliability Angket Supervisi Kepala Sekolah

Lampiran 6

Reliability Statistics

.874 16

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

1.8667 .51640 151.8667 .83381 153.6667 .72375 152.3333 .61721 153.6667 .72375 152.0667 .59362 152.1333 .74322 153.0000 .92582 152.3333 .81650 153.3333 .89974 153.2000 .77460 152.5333 .91548 152.1333 .63994 151.7333 .96115 151.6000 .73679 151.6667 .97590 15

X1_01X1_02X1_03X1_04X1_05X1_06X1_07X1_08X1_09X1_10X1_11X1_12X1_13X1_14X1_15X1_16

Mean Std. Deviation N

Scale Statistics

39.1333 54.695 7.39562 16Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 146: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

123

Lampiran 7

Reliability Angket Motivasi Kerja

Reliability Statistics

.881 18

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

3.5333 .91548 153.0667 .70373 153.1333 .83381 153.2000 .94112 153.2000 .94112 153.1333 .74322 153.1333 .83381 152.2000 1.01419 153.8667 .35187 153.6000 .50709 153.2667 .79881 153.5333 .63994 152.6667 .81650 152.8667 .83381 153.5333 .83381 153.4667 .91548 153.0667 .88372 152.1333 1.18723 15

X2_01X2_02X2_03X2_04X2_05X2_06X2_07X2_08X2_09X2_10X2_11X2_12X2_13X2_14X2_15X2_16X2_17X2_18

Mean Std. Deviation N

Scale Statistics

56.6000 75.114 8.66685 18Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 147: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

124

Reliability Angket Kinerja Guru

Lampiran 8

Reliability Statistics

.854 21

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

2.6000 .91026 153.6000 .63246 153.2000 .86189 152.8667 1.30201 153.8000 .56061 153.7333 .59362 153.6000 .73679 153.1333 .63994 153.3333 .61721 153.4000 .50709 153.2667 .70373 153.4000 .63246 153.4000 .63246 152.0667 1.09978 151.4667 .63994 152.4000 .50709 151.5333 .63994 153.2667 .70373 153.3333 .61721 153.0667 .79881 153.4667 .63994 15

Y_01Y_02Y_03Y_04Y_05Y_06Y_07Y_08Y_09Y_10Y_11Y_12Y_13Y_14Y_15Y_16Y_17Y_18Y_19Y_20Y_21

Mean Std. Deviation N

Scale Statistics

63.9333 61.352 7.83278 21Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 148: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

125

Uji Normalitas

Lampiran 9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

60 60 6033.6667 48.6833 55.93336.10825 8.92244 6.78200

.159 .169 .171

.126 .082 .092-.159 -.169 -.1711.233 1.310 1.326.096 .065 .060

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

X1 X2 Y

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 149: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

126

Uji Linieritas data Y * X1

Lampiran 10

Report

Y

54.0000 1 .56.0000 1 .41.0000 1 .49.0000 2 9.8994957.0000 1 .54.0000 1 .49.0000 2 11.3137156.6667 3 .5773542.0000 1 .59.0000 1 .57.0000 6 2.0976253.9091 11 7.4893960.3333 6 5.4650451.8000 5 7.7265857.0000 1 .59.7143 7 4.1518856.0000 1 .60.2500 4 6.4485154.0000 1 .66.0000 1 .55.0000 1 .62.0000 2 7.0710755.9333 60 6.78200

X116.0021.0022.0023.0025.0026.0028.0029.0030.0031.0032.0033.0034.0035.0036.0037.0039.0041.0043.0045.0046.0047.00Total

Mean N Std. Deviation

ANOVA Table

1237.846 21 58.945 1.518 .129385.889 1 385.889 9.936 .003

851.957 20 42.598 1.097 .391

1475.888 38 38.839

2713.733 59

(Combined)LinearityDeviationfrom Linearity

BetweenGroups

Within Groups

Total

Y * X1

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Measures of Association

.377 .142 .675 .456Y * X1R R Squared Eta Eta Squared

Page 150: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

127

Uji Linieritas Data Y * X2

Lampiran 11

Report

Y

54.0000 1 .42.0000 1 .41.0000 1 .45.0000 1 .58.0000 2 1.4142161.0000 1 .58.0000 1 .63.0000 1 .57.0000 3 2.6457541.5000 2 .7071157.0000 1 .53.7778 9 4.6844960.3333 3 4.1633360.0000 2 4.2426449.0000 1 .62.0000 1 .57.6667 3 .5773556.0000 3 2.0000055.1111 9 5.6886859.5000 4 2.3804856.5000 2 .7071160.5000 4 7.7244257.0000 3 14.7986568.0000 1 .55.9333 60 6.78200

X228.0029.0030.0033.0034.0035.0036.0038.0039.0041.0044.0045.0048.0049.0051.0052.0053.0054.0055.0056.0057.0058.0061.0062.00Total

Mean N Std. Deviation

ANOVA Table

1566.956 23 68.129 2.139 .020331.986 1 331.986 10,42 .003

1234.969 22 56.135 1.762 .064

1146.778 36 31.8552713.733 59

(Combined)LinearityDeviation fromLinearity

BetweenGroups

Within GroupsTotal

Y * X2

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Measures of Association

.350 .122 .760 .577Y * X2R R Squared Eta Eta Squared

Page 151: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

128

Regression

Lampiran 12

Descriptive Statistics

55.9333 6.78200 6033.6667 6.10825 6048.6833 8.92244 60

YX1X2

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .377 .350.377 1.000 .278.350 .278 1.000

. .001 .003.001 . .016.003 .016 .

60 60 6060 60 6060 60 60

YX1X2YX1X2YX1X2

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2

Model Summaryb

.455a .207 .179 7.448 2 57 .001Model1

R R SquareAdjustedR Square F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

34.777 5.544 6.273 .000.337 .136 .303 2.470 .017 .311 .923 1.084.202 .093 .265 2.161 .035 .275 .923 1.084

(Constant)X1X2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. PartialCorrelations

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

ANOVAb

562.226 2 281.113 7.448 .001a

2151.507 57 37.7462713.733 59

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Page 152: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

129

210-1-2-3-4

Regression Standardized Residual

14

12

10

8

6

4

2

0

Freq

uenc

y

Mean = 4.65E-16Std. Dev. = 0.983N = 60

Dependent Variable: Y

Histogram

Lampiran 13

Page 153: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

130

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Lampiran 14

Page 154: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

131

420-2-4

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

Dependent Variable: Y

Scatterplot

Page 155: Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah

103