26
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 17 InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1364 PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK, UNIT TANGERANG. PULDIN, S.E., M.M. Dosen Tetap STIE PPI Tangerang [email protected] ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepada perusahaan tentang tingkat stres kerja, tingkat motivasi & pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang baik secara partial maupun secara simultan. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan uji F dan uji T Hasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil uji F ada pengaruh variabel stres kerja dan motivasi kerja secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan dengan melihat nilai R² ( R Square) pada Tabel 4.7 adalah 0,974 = 97,4 %. Dan uji T menunjukkan tidak ada pengaruh variabel stres kerja terhadap kinerja karyawan. Akan tetapi Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Kedua variabel tersebut berpengaruh sebesar 97,4 % sisanya 2,6 % adalah pengaruh dari variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Kata kunci . stress kerja, motivasi, kinerja karyawan A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang mampu bersaing membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas, meskipun manusia selalu mempunyai

PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA … - 1389 JURNAL PULDIN 05.pdfPENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK, UNIT TANGERANG

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1364

    PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI KERJA

    TERHADAP KINERJA KARYAWAN

    PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK,

    UNIT TANGERANG.

    PULDIN, S.E., M.M.

    Dosen Tetap STIE PPI Tangerang

    [email protected]

    ABSTRAKSI

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kepada

    perusahaan tentang tingkat stres kerja, tingkat motivasi & pengaruh stres kerja

    dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses

    Makmur Tbk, Unit Tangerang baik secara partial maupun secara simultan.

    Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dengan menggunakan

    uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan uji F dan

    uji T

    Hasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil uji F ada pengaruh variabel stres

    kerja dan motivasi kerja secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan

    dengan melihat nilai R² ( R Square) pada Tabel 4.7 adalah 0,974 = 97,4 %. Dan

    uji T menunjukkan tidak ada pengaruh variabel stres kerja terhadap kinerja

    karyawan. Akan tetapi Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

    Kedua variabel tersebut berpengaruh sebesar 97,4 % sisanya 2,6 % adalah

    pengaruh dari variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

    Kata kunci . stress kerja, motivasi, kinerja karyawan

    A. Pendahuluan

    1. Latar Belakang Permasalahan

    Perusahaan yang mampu bersaing membutuhkan sumber daya manusia

    yang handal dan berkualitas, meskipun manusia selalu mempunyai

    mailto:[email protected]

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1365

    keterbatasan. Keterbatasan dalam menghadapi tekanan-tekanan dari internal

    maupun ekternal. Misalnya saja pekerjaan yang didapat tidak selalu disenangi

    semua orang, terlebih lagi bila suasana kerja yang tidak mendukung dan beban

    pekerjaan yang terlalu berat. Keadaan tersebut lama kelamaan akan

    mengakibatkan stres.

    Stres sebagai suatu situasi ketidakseimbangan antara keinginan dan

    kemampuan memenuhinya akan menimbulkan konsekuensi penting bagi

    siapapun yang mengalaminya. Situasi stres merupakan suatu situasi

    ketidaknyaman, oleh karena itu dapat berdampak pada menurunnya berbagai

    aktivitas bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu idealnya setiap perusahaan

    harus memberikan perhatian terhadap situasi tersebut.

    Selain faktor stress adalah motivasi kerja, karena di dalam motivasi

    kinerja seorang karyawan akan baik apabila kebutuhannya untuk berprestasi

    (achievement), kekuasaan (power) dan afiliasi (affiliation) terpenuhi. Apabila

    kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi dalam diri seorang karyawan, maka

    karyawan akan menjadi termotivasi bekerja dan bersedia melaksanakan

    kegiatan kerja dengan kinerja yang baik. Seseorang yang sangat termotivasi,

    yaitu orang yang melaksanakan upaya optimal untuk mencapai kinerjanya.

    Seseorang yang tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam

    hal bekerja. Bila sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang

    baik, maka akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula.

    Untuk mengetahui kenyataan permasalahan yang dikemukakan di atas,

    penulis telah melakukan penelitian di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,

    Unit Tangerang terhadap 57 orang karyawan di lingkungan perusahaan tersebut.

    Penelitian tersebut selanjutnya kami berikan judul : “Pengaruh Stres Kerja

    dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang.

    2. Pembatasan Masalah

    Pembatasan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

    a. Kondisi stres yang diteliti adalah kondisi stres yang berasal dari dalam

    organisasi, dalam hal ini kondisi stres kerja pada PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1366

    b. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi pada

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang.

    3. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang ada, maka

    penulis merumuskan masalah menjadi :

    a. Bagaimana gambaran tingkat stres kerja karyawan PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang periode Juni s/d Agustus 2012

    b. Bagaimana gambaran tingkat motivasi kerja karyawan PT. Indofood

    CBP Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang periode Juni s/d Agustus

    2012

    c. Bagaimana gambaran pengaruh antara stres kerja dan motivasi kerja

    terhadap kinerja karyawan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,

    Unit Tangerang periode Juni s/d Agustus 2012

    4. Tujuan

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    a. Untuk memberikan gambaran kepada perusahaan tentang tingkat stres

    kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Unit

    Tangerang.

    b. Untuk memberikan gambaran kepada perusahaan tentang tingkat

    motivasi kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Unit

    Tangerang.

    c. Untuk memberikan gambaran kepada perusahaan tentang pengaruh stres

    kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang

    5. Manfaat Penelitian

    1) Bagi perusahaan

    Menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi kebijakan perusahaan

    dalam mengatasi kondisi karyawan yang mengalami stres dan sebagai

    bahan pertimbangan dalam menerapkan langkah-langkah selanjutnya

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1367

    untuk meningkatkan efektivitas SDM sehubungan dengan motivasi dan

    kinerja karyawan.

    2) Bagi penulis

    Menambah dan memperdalam pengetahuan dalam bidang manajemen

    Sumber Daya Manusia serta untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

    gelar sarjana strata satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen STIE

    PPI

    3) Bagi pihak luar

    Sebagai informasi/masukan tentang Sumber Daya Manusia khususnya

    tentang stres, motivasi dan kinerja.

    B. Landasan Teori

    1. Stres Kerja

    a. Pengertian Stres Kerja

    Menurut Robbins (2006:376) stres adalah “suatu kondisi dinamik yang di

    dalamnya individu menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait

    dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak

    pasti dan penting

    2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

    Robbins, 2006:379).Kondisi-kondisi penyebab stres disebut stressor ( lihat

    gambar 2.1 ) dibawah

    Faktor lingkungan

    Ketidakpastian ekonomi

    Ketidak pastian politik

    Ketidakpastian teknologi

    Faktor lingkungan

    Ketidakpastian ekonomi

    Ketidak pastian politik

    Ketidakpastian teknologi

    Faktor psikologis

    Sakit kepala

    Tekanan darah tinggi

    Sakit hati

    Faktor organisasi

    Tuntutan tugas

    Tuntutan sarana

    Tuntutan antarpersonal

    Strktur organisasi

    Kepemimpinan orrganisasi

    Tahap perkembangan organisasi

    Faktor individu

    Masalah keluarga

    Masalah ekonomi

    Kepribadian

    Pengalaman stres

    Faktor psikologis

    Gelisah

    Depresi

    Penurunan kepuasan kerja

    Faktor perilaku

    Produktivitas

    Tidak hadir

    Perpindahan

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1368

    Gambar 2.1 Model tekanan/Stres Kerja (Sumber : Robbins, 2006:378)

    3. Gejala-Gejala Stres

    Gejala-gejala terhadap stres banyak dan bervariasi. Menurut Professor

    Greg Wilkinson, tekanan-tekanan yang dialami oleh setiap individu akan

    berbeda dan bagaimana cara setiap individu tersebut menyingkapinya pun

    berbeda-beda. Bila kita mengalami tekanan dalam waktu yang bersamaan dan

    dalam jangka waktu yang singkat dan kita tidak mendapatkan dukungan dari

    siapapun maka mungkin tubuh kita mulai merasa bahwa tekanan tersebut berat

    (Greg Wilkinson, 2003:13-19).

    Stres muncul dalam sejumlah cara dan dapat dibagi dalam 3 kategori

    umum (Robbins, 2006:383) meliputi: 1. Gejala Fisikologis 2. Gejala Psikologis

    3. Gejala Perilaku

    4. Strategi Manajemen Stres Kerja

    .

    Suprihanto, dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang

    organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami

    stres yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres tertentu akan

    memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk

    melakukan tugas lebih baik. Perlu melakukan pendekatan yang tepat dalam

    mengelola stres (Robbins, 2006:386) :yaitu

    a. Pendekatan Individual berdasarkan usaha sendiri untuk mengurangi level

    stresnya.

    b. Pendekatan Organisasional, melalui seleksi dan penempatan, penetapan

    tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi

    organisasional, dan program kesejahteraan.

    5. Motivasi Kerja

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1369

    Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena

    kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang

    lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota organisasi adalah unik secara

    biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang

    berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003:41).

    1. Pengertian Motivasi Kerja

    Menurut Gibson et al (1998:185) mengemukakan bahwa motivasi

    merupakan “dorongan-dorongan yang timbul pada atau didalam seorang

    individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku”..h

    Mangkunegara (2002:93) sebagai “kondisi atau energi yang

    menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai

    tujan organisasi perusahaan”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas,

    dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan-dorongan yang

    timbul pada atau didalam diri individu yang menggerakkan dan

    mengarahkan diri individu tersebut untuk mengeluarkan tingkat upaya

    yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.

    2. Teori Motivasi Kerja

    Mangkunegara, (2006:62). Teori-teori motivasi dapat dikategorikan

    menjadi tiga kelompok, yaitu :

    a. Pendekatan isi (Content Theory). Substansinya faktor apa yang

    membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya

    teori motivasi Abraham Maslow.;

    b. Pendekatan proses (Prosess Theory). Substansinya pendekatan proses

    tidak hanya menekakan pada apa yang membuat karyawan bertindak,

    tetapi juga bagaimana karyawan tersebut termotivasi. Contohnya

    teori motivasi berprestasi dari David C. McClelland.

    c. Teori motivasi dengan pendekatan penguat (Reinforcement Theory).

    yaitu pendekatan penguat pada faktor-faktor yang dapat

    meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yang dapat mengurangi

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1370

    suatu tindakan. Contohnya teori motivasi dari Skinner (Operant

    Conditioning).

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

    Mangkunegara, (2006:67). Virus mental adalah kondisi jiwa yang

    mendorong seseorang untuk mencapai prestasinya secara maksimal. Virus

    mental yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) dorongan kebutuhan, yaitu :

    a. Kebutuhan untuk Berprestasi (Need of Achievement)dorongan yang ada

    dalam diri individu untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan

    demi tujuan

    b. Kebutuhan Afiliasi (Need of Affiliation).yaitu adalah hasrat untuk

    hubungan antar pribadi yang ramah.

    c. Kebutuhan akan Kekuasaan (Need of Power). Kebutuhan ini berusaha

    untuk mempengaruhi, menguasai dan mendominasi orang lain dalam

    berhubungan dengan seseorang di lingkungannya dan ingin merubah

    situasi.

    5. Manfaat Motivasi Kerja

    Manfaat motivais yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

    produktivitas kerja meningkat (Ishak dan Hendri, 2003:16-17)

    Gambar 2.2 Manfaat Motivasi Kerja

    6. Kinerja

    Bekerja sesuai standar

    Senang bekerja

    Merasa berharga

    Sedikit pengawasan

    Orang yang

    termotivasi

    Bekerja keras

    Semangat juang tinggi

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1371

    Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

    karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak

    mereka memberi kontribus kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk

    individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya

    meningkatkan kinerja organisasi (Mathis & Jackson, 2002:78)

    1. Pengertian Kinerja

    Menurut Vroom (dalam As’ad, 1991:48), tingkat sejauh mana

    keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut “level of

    performance”. Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut

    sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak

    mencapai standar dikataka sebagai tidak produktif atau berperformance rendah.

    2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

    Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan

    (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith

    Davis dalam Mangknegara (2006:13) yang merumuskan bahwa :

    Human Performance = Ability x Motivation

    Motivation = Attitude x Situation

    Ability = Knowledge x Skill

    Penjelasan :

    a. Faktor Kemampuan (Ability)

    Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi

    (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill).

    b. Faktor Motivasi ( Motivation)

    Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap

    situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya.

    3. Mengidentifikasikan dan Mengukur Kinerja Karyawan

    Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka

    memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk (Mathis &

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1372

    Jackson, 2002:78) :Kuantitas output, Kualitas output, Jangka waktu

    output,Kehadiran di tempat kerja, dan Sikap kooperatif.

    a. Jenis-jenis Informasi Kinerja

    Mathis & Jackson, 2002:79) menjelaskan inforamsi kinerja melaui: 1)

    Informasi berdasarkan ciri-ciri,2) Informasi berdasarkan tingkah laku;3)

    Informasi berdasarkan hasil

    b. Kriteria Pengukuran Kinerja Karyawan

    Ketika mengukur kinerja, adalah penting bahwa kriteria yang relevan

    digunakan. Umumnya kriteria itu relevan ketika difokuskan pada aspek yang

    paling penting dari pekerjaan si karyawan. Sebagai contoh, untuk menilai

    seorang tenaga karyawan bagian produksi suatu perusahaan maka kriteria

    kinerja yang utama adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan yang

    bersangkutan dalam menjalankan proses produksi.

    c. Penggunaan Penilaian Kinerja

    Penilaian Kinerja (Performance Appraisal-PA) adalah proses evaluasi

    seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan

    dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para

    karyawan. Penilaian demikian ini juga disebut sebagai penilaian karyawan,

    evaluasi karyawan, tinjauan kinerja, evaluasi kinerja dan penilaian hasil.

    7. Hubungan Stres dengan Kinerja

    Menurut Stephen P. Robbins (2006:801) pola yang paling meluas

    dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-Terbalik. Hal ini

    dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini :

    Gambar 2.3

    Hubungan Stres dengan Kinerja

    (Tinggi)

    Prestasi

    (Low) Stres

    High

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1373

    Sumber : Stephen P. Robbins, Organization Behavior, Tenth Edition Prentice

    Hall, 2006, p.801

    Berdasarkan reaksi terhadap situasi stres dapat dibedakan berdasarkan

    dua tipe orang yaitu tipe A dan tipe B. Orang-orang tipe A adalah mereka yang

    agresif dan kompetitif, menetapkan standar-standar tinggi dan meletakkan diri

    mereka dibawah tekanan waktu yang konstan. Sedangkan orang tipe B adalah

    lebih relaks dan tidak suka menghadapi masalah atau easygoing, orang tersebut

    menerima situasi-situasi yang ada dan bekerja didalamnya, serta tidak senang

    bersaing.

    8. Hubungan antara Motivasi Kerja dan Kinerja Maksimal

    Berdasarkan hasil penelitian McClelland (1961), Edward Murray (1957),

    Miller dan Gordon W. (1970), Anwar Prabu Mangkunegara, (2006)

    menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi

    dengan pencapaian kinerja. Artinya pimpinan, manajer dan karyawan yang

    mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan

    sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi

    kerjanya rendah (Mangkunegara, 2006:76).

    9. Kerangka Pemikiran

    Masalah stres kerja akan menggagu managemen untuk efisien di dalam

    pekerjaan. Stres kerja merupakan klaim kondisi ketegangan/tekanan emosional

    yang dihadapi seseorang yang timbul karena tuntutan lingkungan dan

    tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Namun pada

    tingkat stres yang tinggi atau stres ringan yang berkepanjangan akan membuat

    menurunnya motivasi dan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, mengingat

    PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, merupakan suatu perusahaan yang

    secara nasional memiliki reputasi tinggi, kinerja karyawan telah memiliki

    kriteria tertentu. Kriteria tersebut yang penulis gunakan dalam penyusunan

    dimensi dan indikator dalam penelitian ini. Selanjutnya kerangka pemikiran

    yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1374

    gambar 2.4

    Kerangka Pemikiran

    Motivasi didefinisikan oleh Gibson et al (1998:185) mengemukakan

    bahwa motivasi merupakan dorongan-dorongan yang timbul pada atau

    didalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

    Dalam hubungannnya dengan lingkungan kerja, Mangkunegaran (2002:93)

    mendefinisikan motivasi sebagai kondisi atau energi yang menggerakkkan

    diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi

    perusahaan.

    Definisi kinerja menurut Mangkunegara (2002:67) adalah hasil kerja secara

    kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

    kepadanya.

    10. Hipotesa

    Adapun hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Hipotesis alterantifI

    Ha1: diduga Ada pengaruh yang signifikan stres kerja terhadap kinerja

    karyawan

    2. Hipotesis 2

    Ha2: diduga Ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap

    kinerja karyawan

    Kinerja Karyawan (Y)

    Kapabilitas

    Integritas

    Kreativitas

    Stres Kerja (X1)

    Tuntutan tugas

    Tuntutan peran

    Tuntutan antar pribadi

    Struktur organisasi

    Pengaruh kepemimpinan

    Perkembangan organisasi

    Motivasi kerja (X2)

    Kebutuhan berprestasi

    Kebutuhan afiliasi

    Kebutuhan kekuasaan

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1375

    3. Hipotesis 3

    Ha 3: diduga ada pengaruh yang signifikan antara stres kerja dan

    motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    C. Metode peneltian

    1. Subjek Penelitian

    Aritonang, 1998:101). Subjek penelitian adalah darimana data mengenai

    variabel penelitian diperoleh. Subjek penelitian ini bisa berupa konsumen,

    produk, iklan, perusahaan, pengecer, dan lain-lain”.. dalam hal ini Subjek

    dalam penelitian adalah 57 orang karyawan bagian produksi PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang

    2. Objek Penelitian

    Pengertian Objek penelitian menurut Lerbin R. Aritonang : “Objek

    penelitian adalah karakteristik subjek yang menjadi perhatian dalam suatu

    penelitian” (Aritonang, 1998:101). Objek dalam penelitian ini adalah stres

    kerja, motivasi kerja dan kinerja karyawan.

    3. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel

    Menurut Aritonang (1998:101) pengertian populasi atau universe adalah

    merupakan keseluruhan unsur yang menjadi subjek suatu penelitian. Peneliti

    dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. (Sugiyono, 1999:72)

    Sehingga Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian

    produksi PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk, yang berjumlah 600

    orang.

    4. Operasional Variabel Penelitian

    Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

    memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan

    semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

    (Zainuddin, 2001:54). Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti

    adalah :

    a. Stres Kerja (X1)

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1376

    Stres kerja merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami

    ketegangan karena adanya kondisi-kondisi dari lingkungan kerja di luar diri

    individu yang mempengaruhi dirinya. Dimensi-dimensi dari stres kerja antara

    lain : 1)Tuntutan Tugas-2) Struktur Organisasi. ;3) Pengaruh Kepemimpinan;4)

    Perkembangan Organisasi

    b. Motivasi Kerja (X2)

    Merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu

    pekerjaan.,Dimensi-dimensi dari motivasi kerja yaitu meliputi :1) Kebutuhan

    akan prestasi, indikatornya :2)Tanggung jawab;3) Berusaha keras untuk

    sukses;4) Kebutuhan akan kekuasaan, indikatornya :5) Mempengaruhi.6)

    Menguasai;7) Kebutuhan akan afiliasi, indikatornya :8) Hubungan sosial;9)

    Kerja sama

    c. Kinerja Karyawan (Y)

    Kinerja adalah hasil kerja kuantitas yang dicapai oleh seorang salesman

    dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja

    karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Mandiri Tbk, Unit Tangerang :

    1) Kapabilitas dengan indikator : pengetahuan, jumlah hasil kerja, kualitas

    hasil kerja, kecepatan kerja;

    2) Integritas dengan indikator : kepatuhan, penempatan diri, kemampuan

    berinteraksi

    3) Kreativitas dengan indikator : kemampuan memecahkan masalah dan ide-

    ide postif.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisani,

    penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a) Wawancara

    terstruktur.b) Kuisioner

    6. Teknik Uji Validitas dan Realibilitas

    1. Validitas

    Adalah uji atas butir-butir pertanyaan alat pengukuran yang dibuat dapat

    diandalkan dengan koefisien korelasi dari setiap butir dengan skor totalnya.

    Dengan kriteroia,jika hasil koefisien korelasi suatu butir dan skor totalnya positif

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1377

    dan besar (signifikan), maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Bila

    korelasinya kecil atau negatif, maka butir itu dinyatakan maka butir itu

    dinyatakan tidak valid (Aritonang, 1998:134).dengan membandingkan antara r

    hasil dengan r tabel yang terdapat pada lampiran, dengan dasar pengambilan

    keputusan menurut Singgih Santoso (2003:227) indikatornya

    a) Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut

    valid,

    b) Jika r hasil positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut

    tidak valid.

    2. Realibilitas

    Analisis reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.

    Besarnya koefisien alpha (α) yang diperoleh sama dengan besaran koefisien

    korelasi, yakni bergerak dari -1 sampai dengan +1 dan ditafsir secara sama

    dengan penafsiran atas koefisien korelasi. Analisis Alpha Cronbach dihitung

    dengan rumus sebagai berikut : (Aritonang R, 2002:63) Untuk melaksanakan uji

    validitas dan uji reliabilitas digunakan program kompter SPSS for windows versi

    19.00.

    3. Teknik Analisis Data

    a. Uji Asumsi Klasik

    Menurut Sulaiman (2004: 88-94) setelah model (persamaan) regresi diperoleh,

    maka kita harus menguji model (persamaan) tersebut sudah layak digunakan atau

    belum. Suatu model dikatakan layak atau tidak bila memenuhi persamaan sebagai

    berikut :

    1) Uji Normalitas, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

    model persamaan regresi, variabel independen dan variabel dependen memiliki

    distribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya normalitas

    dapat dilihat pada gambar normal probability plot (Santoso, 2003:347) dengan

    ketentuan sebagai berikut : Jika datanya menyebar di sekitar garis diagonal dan

    mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi

    normalitas.kemudian Jika datanya menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1378

    mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi

    asumsi normalitas.

    2) Uji Multikolinieritas, Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

    dalam model (persamaan) regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

    independen. Model persamaan regresi yang baik seharusnya tidak terdapat

    multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam

    model (persamaan) regresi dapat dilihat berdasarkan besaran VIF (Varians

    Inflation Factor). Jika VIF > 5, berarti terdapat multikolinieritas (Santoso,

    2003:349)

    3) Uji Otokorelasi

    Uji otokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model (persamaan)

    regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Otokorelasi

    terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan.

    Untuk mendeteksi ada atau tidaknya otokorelasi dalam model (persamaan)

    regresi dapat dilihat dari besaran D-W (Durbin Watson). Jika -2

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1379

    Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah hubungan antara

    variabel-variabel dalam penelitian. dengan berdasarkan nilai r hasil analisis

    korelasi. Selanjutnya, besar nilai r dapat diinterprestasikan untuk

    memperkirakan kekuatan hubungan korelasi seperti ditampilkan pada tabel 3.4

    berikut : (Budi, 2006:91-92)

    Interval nilai r*) Interprestasi

    0,001 – 0,200 Korelasi Sangat Lemah

    0,201 – 0,400 Korelasi Lemah

    0,401 – 0,600 Korelasi Cukup Kuat

    0,601 – 0,800 Korelasi Kuat

    0,801 – 1,00 Korelasi Sangat Kuat

    *) Interprestasi berlaku untuk nilai r positif ataupun negatif

    c. Uji Hipotesis

    Menurut Sulaiman (2004:86-87) untuk memperoleh model (persamaan) regresi

    yang baik, maka model persamaan regresi yang diajukan harus memenuhi

    kriteria sebagai berikut :

    1). Uji Parsial (uji t)

    Uji t dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel

    independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap

    variabel lain bersifat konstan. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

    signifikansi terhadap analisis regresi adalah sebagai berikut : (Sarwono,

    2006:124)keputusan Jika t α

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1380

    keputusan Jika F α 5%, Ho

    diterima (tidak signifikan).

    3). Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

    kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam

    penelitian ini digunakan R2 karena disesuaikan dengan jumlah variabel

    dependen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R2 dikatakan baik jika

    diatas 0,5. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

    independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas,

    sedangkan nilai yang besar (mendekati 1) berarti variabel-variabel

    independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediksi variasi variabel dependen.

    D. Hasil peneltian dan pembahasan

    1. Analisis Validitas dan Realibilitas Butir Pertanyaan

    Validitas

    Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh alat pengukuran

    yang dibuat dapat diandalkan. Uji validitas dilakukan dengan bantuan perangkat

    lunak, yaitu membandingkan antara r hasil dengan r tabel yang terdapat pada

    lampiran, dengan dasar pengambilan keputusan menurut Singgih Santoso

    (2003:227)

    a) Variabel Stres Kerja

    Tabe 4.1

    Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja

    Item-Total Statistics

    Scale Mean

    if Item

    Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Squared

    Multiple

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    STRES1 52.56 186.822 .595 . .963

    STRES2 53.11 192.417 .436 . .964

    STRES3 53.04 186.677 .701 . .962

    STRES4 52.93 185.638 .910 . .961

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1381

    STRES5 52.23 178.143 .639 . .964

    STRES6 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES7 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES8 53.04 186.677 .701 . .962

    STRES9 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES10 53.11 192.417 .436 . .964

    STRES11 52.95 187.051 .804 . .962

    STRES12 51.74 187.126 .457 . .964

    STRES13 52.95 187.051 .804 . .962

    STRES14 51.74 187.126 .457 . .964

    STRES15 52.82 185.183 .442 . .965

    STRES16 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES17 51.74 187.126 .457 . .964

    STRES18 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES19 52.95 187.051 .804 . .962

    STRES20 52.65 193.410 .301 . .964

    STRES21 52.95 187.051 .804 . .962

    STRES22 51.74 187.126 .457 . .964

    STRES23 53.04 186.677 .701 . .962

    STRES24 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES25 52.23 178.143 .639 . .964

    STRES26 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES27 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES28 52.93 185.638 .910 . .961

    STRES29 52.95 187.051 .804 . .962

    STRES3

    0

    52.95 187.051 .804 . .962

    STRES3

    1

    52.93 185.638 .910 . .961

    STRES3

    2

    52.93 185.638 .910 . .961

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1382

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.1 di atas.

    Butir pertanyaan variabel stress kerja adalah valid, karena hasil uji masing-masing

    butir pertanyaan rata-rata diatas 0,436 (Corrected Item-total correlations).

    b) Variabel Motivasi Kerja

    Tabel 4.2

    Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja

    Item-Total Statistics

    Scale Mean

    if Item

    Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Squared

    Multiple

    Correlation

    Cronbach'

    s Alpha if

    Item

    Deleted

    MOTIVASI

    1

    65.63 54.415 .403 . .907

    MOTIVASI

    2

    66.02 54.053 .415 . .907

    MOTIVASI

    3

    66.09 54.224 .398 . .907

    MOTIVASI

    4

    65.61 52.741 .654 . .901

    MOTIVASI

    5

    66.47 45.718 .820 . .894

    MOTIVASI

    6

    65.70 52.963 .425 . .907

    MOTIVASI

    7

    65.77 54.822 .340 . .909

    MOTIVASI

    8

    65.58 52.927 .548 . .904

    MOTIVASI

    9

    65.70 54.784 .373 . .908

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1383

    MOTIVASI

    10

    65.74 53.519 .553 . .904

    MOTIVASI

    11

    65.61 52.741 .654 . .901

    MOTIVASI

    12

    66.47 45.718 .820 . .894

    MOTIVASI

    13

    65.74 53.519 .553 . .904

    MOTIVASI

    14

    65.58 52.927 .548 . .904

    MOTIVASI

    15

    65.61 52.741 .654 . .901

    MOTIVASI

    16

    66.47 45.718 .820 . .894

    MOTIVASI

    17

    66.47 45.718 .820 . .894

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.2 di atas.

    Butir pertanyaan variabel stress kerja adalah valid, karena hasil uji masing-masing

    butir pertanyaan rata-rata diatas 0,436 (Corrected Item-total correlations).

    2. Realibilitas

    Analisis reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.

    Tingkat reliabilitas minimal agar suatu angket dapat dinyatakan reliabel sangat

    bergantung pada keputusan apa yang akan dibuat dari hasil angket tersebut.

    Semakin penting keputusan yang akan dibuat, semakin tinggi koefisien reliabilitas

    yang akan dituntut (Aritonang R, 2002:53).

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Realibilitas

    Variabel

    Cronbach’s

    Alpha if

    Itemm

    Cronbac’s

    Alpha

    Standar Keterangan

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1384

    Deleted

    Stres Kerja (X1) 0,963 0,60 Reliabel

    Motivasi Kerja (X2) 0,908 0,60 Reliabel

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.13 di atas.

    Butir pertanyaan variabel stress kerja dan Motivasi Kerja adalah realibel, karena

    hasil uji memperlihatkan nilai Cronbach’s Alpha if Itemm Deleted diatas 0,060.

    4. Pengujian Asumsi Klasik

    Uji Normalitas

    Uji normal dengan normal probability plot lihat gambar 4,2 dibawah ini

    Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

    Berdasarkan pada data tersebut pada gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan

    bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena datanya menyebar

    dan mengikuti arah garis diagonal.

    1. Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinieritas dapat ilihat berdasarkan besaran VIF (Varians

    Inflation Factor). Lihat table 4.4 dibawah ini

    Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas

    Nilai

    Tolerance VIF

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1385

    .985 1.016

    .985 1.016

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.4 di

    atas, model regresi tidak terdapat mutikolinieritas, karena nilai VIF lebih

    keci dari 0,5.

    2. Uji Otokorelaasi

    UJI otokorelasi dalam model (persamaan) regresi dapat dilihat dari

    besaran D-W (Durbin Watson).Lihat table 4.5 dibawa ini.

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Otokorelasi

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.5 di

    atas, model regresi tidak terdapat Otokorelasi, karena nilai DW = 0,2033.

    5. Analisis Regresi

    Dari hasil uji t dapat disusun persamaan regersi berganda

    Tabel 4. 8 UJi t

    Coefficientsa

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 7.557 1.170 6.460 .000

    STRES .012 .009 .030 1.360 .180

    MOTIVASI .719 .016 .983 44.796 .000

    . Dependent Variable: KINERJA

    keterangan DW DI DU 4-DU

    4-DI

    2011-2015 2.033 1.3346 1.770 2.229 2.665

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1386

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.8 di atas

    bila dimasukan pada rumus regresi berganda, maka akan didapatkan persamaan

    sebagai berikut;

    Y = 7,557 + 0,012X1 + 0,719X2

    Dari nilai persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa :

    1. Nilai konstanta sebesar 7,557 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan

    nilai dari variabel X1 dan X2, maka nilai variabel kinerja karyawan (Y )

    adalah sebesar = 7,557

    2. Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,012 menyatakan bahwa setiap

    penambahan satu nilai pada variabel X1 akan memberikan kenaikan skor

    sebesar 0,012 Koefisien variabel X1 tidak berpengaruh secara segnifikan

    terhadap variabel kinerja karyawan (Y ). Hal ini dibuktikan dengan nilai

    segnifikan variabel X1 sebesar 0,180 lebih besar dari 0,05 (0,180 < 0,05).

    3. Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,719 menyatakan bahwa setiap

    penambahan satu nilai pada variabel X2 akan memberikan kenaikan skor

    sebesar 0,719. Koefisien variabel X2 mempengaruhi secara segnifikan

    terhadap variabel kinerja karyawan (Y ). Hal ini dibuktikan dengan nilai

    segnifikan variabel X2 sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

    6. Analisis Uji Hipotesis

    Dari hasil perhitungan data SPSS sebagai mana terlihat pada tabel 4.8 di atas,

    dapat dijelaskan bahwa :

    1) Pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan

    Diperoleh informasi bahwa Nilai t = 1,360 dan sig = 0,180. Jika

    dibandingkan dengan = 0,05. Nilai Sig. lebih besar daripada (Sig. < )

    yaitu 0,180 < 0,05. Artinya Ha ditolak, hal ini membuktikan bahwa tidak

    terdapat pengaruh yang signifikan dari stress kerja terhadap kinerja karyawan

    2) pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    Nilai t = 44,796 dan sig = 0.000. Jika dibandingkan dengan = 0,05. Nilai

    Sig. lebih kecil daripada (Sig. < ) yaitu 0,000 < 0,05. Artinya Ho ditolak

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1387

    dan Ha diterima, hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang

    signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

    3) pengaruh yang signifikan dari sters dan motivasi kerja sevara bersama sama

    terhadap kinerja karyawan

    dengan Uji F dapat terlihat ditabel 4.10

    Tabel 4.10

    Pengaruh Simultan

    ANOVAb

    Model Sum of

    Squares Df

    Mean

    Square F Sig.

    1 Regressio

    n

    1693.703 2 846.852 1027.476 .000a

    Residual 44.507 54 .824

    Total 1738.211 56

    a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, STRES

    b. Dependent Variable: KINERJA

    Dari hasil perhitungan terlihat pada tabel 4.9 di atas, dapat dijelaskan bahwa

    nilai F = 1027,476 dan sig = 0,000. Jika dibandingkan dengan = 0,05. Nilai

    Sig. lebih kecil daripada (Sig. < ) yaitu 0,000 < 0,05. Artinya Ha diterima,

    hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel stres

    kerja (X1) dan variabel motivasi kerja (X2) secara simultan terhadap kinerja

    karyawan (Y). Besarnya pengaruh variabel stres kerja dan mutivasi kerja secara

    simultan terhadap variabel kinerja karyawan dengan melihat nilai R² ( R

    Square) pada Tabel 4.7 adalah 0,974 = 97,4 %. Nilai ini menunjukkan bahwa

    pengaruh variabel stress kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    adalah sebesar 97,4 % sisanya 2,6 % adalah pengaruh dari variabel lain yang

    tidak diuji dalam penelitian ini.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1388

    7. Penutup

    A. Simpulan

    Dari hasil uji data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    1) Hasil uji koefisien regresi dapat diketahui dimensi stres kerja dan motivasi

    kerja semuanya positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik

    penaggulangan stres kerja dan semakin tinggi tingkat motivasi kerja maka

    akan semakin tinggi pula tingkat kinerja karyawan PT. Indofood CBP

    Sukses Makmur Tbk, Unit Tangerang.

    2) Dapat diketahui bahwa koefisien korelasi stres kerja (rX1Y) adalah sebesar

    0,151 dan motivasi kerja (rX2Y) sebesar 0,987. Jika dilihat berdasarkan

    hubungan korelasi seperti ditampilkan pada tabel 3.4 berikut : (Budi,

    2006:91-92) maka nilai korelasi stress kerja berada diantara nilai 0,001-

    0,2000 memiliki hubungan yang sangat lemah dan nilai korelasi motivasi

    kerja berada diantara nilai 0,801-0,1000 memiliki hubungan yang sangat

    kuat terhadap kinerja karyawan.

    3) Besarnya pengaruh variabel stres kerja dan motivasi kerja secara simultan

    terhadap variabel kinerja karyawan dengan melihat nilai R² ( R Square)

    pada Tabel 4.7 adalah 0,974 = 97,4 %. Nilai ini menunjukkan bahwa

    pengaruh variabel stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

    adalah sebesar 97,4 % sisanya 2,6 % adalah pengaruh dari variabel lain yang

    tidak diuji dalam penelitian ini.

    B. Saran

    1. Tingkat motivasi kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,

    adalah sangat tinggi dan sangat berpengaruh pada peningkatan kerja di

    lingkungan perusahaan. Oleh karena itu motivasi kerja karyawan harus tetap

    dipertahankan dan bahkan perlu ditangkatkan lagi untuk dapat

    berkompetensi dengan perusahaan serupa yang sedang tumbuh dan

    berkembang.

    2. Meskipun berdasarkan hasil uji dan analisis data dapat diketahui tingkat

    signifikan stress kerja adalah 0,180 dengan nilai korelasi terhadap kinerja

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    April 17

    InoVasi Volume 15 ; April 2017 Page 1389

    karyawan sebesar 0,151, hal ini tetap harus menjadi perhatian pihak

    manajemen. Karena dapat saja menjadi sesuatu yang berdampak lebih besar

    dimasa yang akan datang.

    Daftar Pusaka

    A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002). Manajemen SDM Perusahaan, Bandung : PT RemajaRosdakarya

    A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006). Evaluasi Kinerja SDM, Edisi kesepuluh, Jakarta PT Elex Media Komputindo

    Arep Ishak danTanjung Hendri (2003) ManajemenMotivasi, Jakarta PT

    GramediaWidiaSarana Indonesia

    Aritoning R. Lerbin R. (1998) Penelitian, Jakarta : UPT Penerbitan Untar

    Aritoning R. Lerbin R. (2002) PeramalanBisnis, EdisiPertama, Jakarta : Ghalia

    Indonesia

    As’ad Moh (1991) Psikologi Industri Yogyakarta : Liberty

    Budi, Triton Prawira (2006) SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik,

    Yogyakarta : ANDI

    Margiati Lulus (1999), Stres Kerja: Latar Belakang Penyebab dan Alternatif

    Pemecahannya, Surabaya. PT. Saptohadi

    Marihot Tua Efendi H (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung

    :Grasindo

    Mathis Robert L & Jackson John H (2002) Manajemen Sumber

    Daya Manusia, Jakarta :Salemba Empat

    Nimran Umar (1999) PerilakuOrganisasi, Surabaya : Citra Media

    Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi

    11,5 Jakarta : PT Elex Media Komputindo

    Sarwono, Jonathan (2006) Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13

    Yogyakarta : ANDI

    Sondang P. Siagian (2002) Manajemen SDM, edisi kesatu Jakarta : PT Bumi

    Aksara

    Sugiyono (1999) Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV. Alfabeta.