Upload
trinhthuy
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
225
Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16114
Abstrak. Percobaan ini dilaksanakan bulan Februari 2011 pada tanah Ultisols Bogor.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk Silikat terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman padi sawah pada tanah Ultisols Bogor. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (Randomized Complete
Block Design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran
pupuk Silikat yang diuji terdiri dari 5 level dosis adalah 0, 100 , 250, 500, 1000, 1500, dan
2000 kg ha-1
, ditambah dengan perlakuan dosis P yang dikurangi menjadi 25, 50, dan 75
kg SP-36 ha-1
masing-masing dikombinasikan dengan silikat 1000kg ha-1
, NPK saja dan
kontrol lengkap. Tanaman indikator padi sawah varietas Ciherang. Sebagai pupuk dasar
digunakan pupuk NPK yang berasal dari Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis pupuk 300
kg ha-1
Urea, 100 kg ha-1
SP-36, dan 100 kg ha-1
KCl. Pupuk Silikat diberikan 2 minggu
sebelum tanam , pupuk Urea, SP-36 dan KCl diberikan saat tanam disebar pada petak
tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian yaitu setengah dosis 2 minggu setelah
tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Pupuk silikat berbentuk
butiran dengan kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23
ppm, As 12,1 ppm, Hg 0,41 ppm dan Pb tidak terdeteksi. Pengamatan tinggi tanaman dan
jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8 dan
10 minggu setelah tanam dan tanaman padi dipanen umur 110 hari. Tanah sawah tempat
percobaan termasuk tanah Ultisol dengan sifat-sifatnya dicirikan oleh pH tanah agak
masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, dan kadar N sangat rendah, kadar P2O5
potensial tinggi tetapi yang tesedia sangat rendah, dan kadar K2O potensial juga rendah.
KTK tanah sangat rendah, Si tersedia juga rendah dan Kejenuhan basa (KB) juga rendah.
Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan
dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja. Hasil
tertinggi diperoleh pada perlakuan NK dengan pengurangan pupuk SP-36 50% ditambah
1000 kg silikat ha-1
berbeda nyata terhadap kontrol, tetapi tidak berbeda nyata terhadap
perlakuan NPK saja Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha-1
GKP, dengan nilai RAE sebesar
112 %, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3.
Kata kunci: Silikat, pertumbuhan dan hasil tanaman, lahan sawah, tanah Ultisols
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain lahan,
tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting dalam upaya
meningkatkan hasil pertanian. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih
20
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
226
rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan
tanaman itu sendiri, sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi
meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan.
Kebijakan penghapusan subsidi harga pupuk serta mahalnya harga pupuk
anorganik telah menumbuh kembangkan mekanisme pasar yang terbuka bagi pengadaan
dan penyaluran berbagai jenis pupuk anorganik maupun organik. Pupuk silikat merupakan
pupuk anorganik yang dahulu selalu diperhatikan pada budidaya padi, baik di luar negeri
maupun di dalam negeri, hampir dapat dipastikan akan meningkatkan produktivitas,
kestabilan dan kualitas hasil padi. Mempopulerkan kembali penggunaan pupuk Silikat
pada tanaman padi saat ini sangat tepat, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan produksi padi nasional sebesar 5%, dimana pemanfaatan lahan-lahan sub
optimal, lahan-lahan endemik hama dan penyakit, serta lahan optimal dengan penggunaan
pupuk N dosis tinggi semakin meluas dan intensif. Lahan-lahan tersebut memerlukan
tambahan Silikat (Husnain et al. 2008)
Tanaman kahat Si menyebabkan tanaman kurang terlindungi oleh lapisan silikat
yang kuat, akibatnya: (1) daun tanaman lemah terkulai, tidak efektif menangkap sinar
matahari sehingga produktivitas tanaman rendah/tidak optimal; (2) penguapan air dari
permukaan daun dan batang tanaman dipercepat, sehingga tanaman mudah layu atau peka
terhadap kekeringan; (3) daun dan batang menjadi peka terhadap serangan penyakit dan
hama; (4) tanaman mudah rebah; dan (5) kualitas gabah (padi) berkurang karena mudah
terkena hama dan penyakit. Akibatnya, hasil optimal tanaman tidak tercapai, kestabilan
hasil rendah (fluktuatif) dan mutu produk rendah.
Menurut Takahashi dan Miyake (1977) dalam De Data (1981), di Jepang
penggunaan pupuk Si dosis rata-rata sebesar 1,5 t-2 t ha-1
Kalsium Silikat. Hasil penelitian
Suriadikarta (2010), dosis terbaik untuk pertumbuhan dan bobot kering tanaman padi
adalah sebasar 800 kg ha-1
Kalsium Silikat. Bila hasil tanaman padi 10 t ha-1
gabah, maka
Si yang diambil oleh tanaman sebesar 1 t ha-1
. Imaizumi dan Yoshida (1958) dalam De
Data (1981), melaporkan bahwa rata-rata Si yang diambil tanaman padi sebesar 443 kg
ha-1
.
Tanaman padi mengalami defisiensi Si adalah bila kadar Si dalam jerami tanaman
padi yang sudah matang sebesar 5%, sedangkan dalam tanah sebesar 300 mg kg-1
(Sumida, 1970 dalam Husnain et al. 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas pupuk Silikat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah di lapang.
Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
227
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian pupuk Silikat dilaksanakan di lapang pada lahan sawah petani, pada
jenis Tanah Ultisol Bogor, dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011.
Lahan sawah yang digunakan merupakan lahan sawah irigasi setengah teknis atau irigasi
pedesaan.
Bahan dan alat penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea, SP-36,
KCl, dan pupuk Silikat. Selain itu untuk digunakan juga obat-obatan terutama insektisida
dan pestisida untuk pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit. Bahan lainya
ATK, karung plastik , kantong plastik, meteran dan bor tanah.
Metode penelitian
Rancangan percobaan dan perlakuan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (randomized complete block design) (Gomez and Gomez, 1984), dengan
12 perlakuan dan 3 ulangan. Takaran pupuk Silikat yang diuji disajikan pada Tabel 1
dengan tanaman indikator padi sawah. Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk N, P, K
yang berasal dari Urea, SP-36 dan KCl, dengan dosis pupuk 300 kg ha-1
Urea, 100 kg ha-1
SP-36, dan 100 kg ha-1
KCl.
Pelaksanaan penelitian
Kegiatan diawali dengan pembuatan petunjuk pelaksanaan penelitian, penyiapan
bahan dan peralatan, penentuan lokasi percobaan yang berstatus silikat rendah, kemudian
dilakukan pengambilan contoh tanah komposit kedalaman 0-20 cm untuk analisis tanah.
Pupuk Silikat diberikan 2 minggu sebelum tanam, pupuk Urea, SP-36 dan KCl
diberikan saat tanam disebar pada petak tanam. Pupuk Urea diberikan 2 kali pemberian
yaitu setengah dosis saat tanam dan setengah dosis lagi pada umur 30 hari setelah tanam.
Tanaman padi yang digunakan adalah varietas Ciherang dipelihara hingga hasil tanaman
dipanen. Tanaman dijaga dari serangan hama dan penyakit. Apabila jumlah serangan
hama masih sedikit (< 5%) maka dilakukan handpicking, tetapi apabila serangan hama
atau penyakit > 5% maka dilakukan penyemprotan dengan pestisida/insektisida.
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
228
Tabel 1. Perlakuan dan takaran pupuk anorganik Silikat terhadap tanaman padi sawah
No Perlakuan Pupuk
Urea SP-36 KCl Dosis silikat
................. kg ha-1 ................ kg ha-1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kontrol Lengkap
Silikat
NPK (partial kontrol)
NPK + Silikat-1
NPK + Silikat-2
NPK + Silikat-3
NPK + Silikat-4
NPK + Silikat-5
NPK + Silikat-6
NK(P75) + Silikat-4
NK(P50) + Silikat-4
NK(P25) + Silikat-4
-
-
300
300
300
300
300
300
300
300
300
300
-
-
100
100
100
100
100
100
100
75
50
25
-
-
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
-
1000
-
100
250
500
1000
1500
2000
1000
1000
1000
Pengamatan pertumbuhan dan pemanenan
Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah anakan dilakukan pada setiap 2 minggu
hingga menjelang panen, yaitu 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam. Tanaman padi
dipanen umur 110 hari. Hasil tanaman dinyatakan dalam bobot kering panen, dan serta
kulitas biji (gabah hampa dan bernas), dan bobot 1000 butir. Contoh tanah sebelum tanam
diambil untuk analisa pH H2O dan KCl, C-organik, N-total, P dan K terekstrak HCl 25%,
P Bray 1 basa-basa dapat ditukar, KTK KB dan kadar SiO2 tersedia.
Pengolahan data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan dilakukan analisis ragam
(anova) dan pengujian beda antar perlakuan dengan uji beda nyata Duncan pada selang
kepercayaan 95%. Efektivitas pupuk dihitung dengan menggunakan relative agronomic
effectiveness (RAE). Nilai RAE adalah perbandingan antara kenaikan hasil karena
penggunaan pupuk yang diuji dengan kenaikan hasil pada pupuk standar dikalikan 100%
(Machay et al. 1984).
RAE = Hasil pada Pupuk yang diuji – Hasil pada Kompos
x 100% Hasil pada Pupuk Standar – Hasil pada Kompos
Nilai usahatani
Selain nilai RAE, juga dilakuan analisa usaha tani dengan menggunakan
perhitungan analisis ekonomi B/C dan atau IBCR. B/C ratio dihitung berdasarkan
keuntungan bersih dibagi biaya pengeluaran sedangkan, IBCR dihitung berdasarkan nilai
Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
229
penerimaan pupuk yang diuji dikurangi kontrol dibagi pengeluaran pupuk yang diuji
dikurangi kontrol. Bila nilai B/C atau IBCR > 1 berarti pupuk yang dijuji mempunyai nilai
ekonomis yang baik (Permentan, 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat-sifat tanah percobaan
Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah dengan jenis tanah Ultisol yang
berasal dari tanah ultisol Cibungbulang, Bogor, dengan sifat-sifat tanahnya disajikan pada
(Tabel 2).
Berdasarkan hasil analisis tanah pada Tabel 2 diatas tanah percobaan termasuk
agak masam, bertekstur liat berdebu, kadar C rendah, kadar N sangat rendah, kadar P2O5
potensial tinggi tetapi yang tersedia sangat rendah, kadar K2O potensial rendah. KTK
tanah sangat rendah, Si tersedia dan kejenuhan basa (KB) rendah. Tanah seperti ini
memang sangat memerlukan pemupukan dan bahan amelioran seperti bahan organik dan
Silikat.
Tabel 2. Sifat-sifat tanah percobaan
No Jenis analisis Hasil Keterangan
1 pH 4,9 masam
2 Tekstur (%) :
Pasir
Debu
Liat
21
32
47
-
liat berdebu
-
-
3 C (%)
N (%)
C/N
1,93
0,15
13
rendah
sangat rendah
baik
4 HCl 25 %
P2O5 (mg 100 gr-1)
K2O ( mg 100 gr-1)
Bray 1
P2O5 (ppm)
85
16
10
-
tinggi
rendah
-
rendah
5 KTK cmol(+) kg-1 1,99 sangat rendah
6 Si tersedia (NH4OAC, pH 4,0)
ppm
35,3 rendah
7 Al dapat ditukar cmol(+) kg-1 0,05 sangat rendah
8 H+ cmol(+) kg-1 0,16 rendah
9 KB (%) 29 rendah
Kualitas pupuk silikat
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Penelitian
Tanah pupuk silikat ini termasuk kedalam pupuk anorganik, berbentuk butiran dengan
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
230
kadar air 1,82%, kadar Silikat 37,50%, CaO 43,50%, MgO 2,79%, Cd 0,23 ppm, As 12,1
ppm, Hg 0,41 ppm, dan Pb tidak terdeteksi. Dari hasil analisis tersebut menunjukan
bahwa pupuk silikat tersebut tidak berbahaya untuk lingkungan karena kadar logam
beratnya rendah.
Pertumbuhan tanaman
Tinggi tanaman
Data hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman pada umur 4, 6, 8, dan 10 minggu
setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 3).
Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas tinggi tanaman padi pada umur 4 dan 6 MST
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata diantara perlakuan kecuali dengan kontrol dan
perlakuan silikat saja. Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK saja
dengan rata-rata 52,6 cm pada umur 4 MST, tetapi pada umur 6 MST pada perlakuan
1000 kg silikat dengan rata-rata 73,8 cm sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan NPK (partial kontrol) namun perbedaannya tidak nyata. Tetapi pada umur 8
MST tinggi tanaman rata-rata tertinggi pada perlakuan NPK saja tetapi beberbeda nyata
dengan perlakuan kontrol, perlakuan silikat saja, 100 kg silikat ha-1
, 250 kg silikat ha-1
,
1500 kg silikat ha-1
, dan NK (P25) + 1000 kg Silikat. Pada umur 10 MST pemberian
pupuk silikat menunjukan pengaruh yang nyata terhadap perlakuan kontrol, silikat saja
dan terhadap perlakuan NK (P25) + 1000 silikat ha-1
. Pemberian silikat secara umum tidak
menunjukan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman padi.
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman pada masing-masing perlakuan
No Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)
4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
1 Kontrol lengkap 44,6 bc 53,6 b 65,2 d 85,6 c
2 Silikat 41,2 c 52,8 b 64,3 d 82,4 c
3 NPK (partial kontrol) 52,6 a 73,7 a 87,6 a 100,7 a
4 NPK + S1 51,4 a 71,7 a 83,2 bc 95,7 b
5 NPK + S2 51,5 a 72,1 a 82,0 bc 97,3 ab
6 NPK + S3 51,5 a 72,0 a 84,4 abc 99,2 ab
7 NPK + S4 51,6 a 73,8 a 83,8 abc 97,9 ab
8 NPK + S5 51,2 a 70,2 a 82,7 bc 97,4 ab
9 NPK + S6 50,1 a 70,3 a 86,0 ab 99,3 ab
10 NK(P75) + Si 4 50,9 a 71,2 a 85,9 ab 97,7 ab
11 NK(P50) + Si 4 47,8 ab 72,5 a 85,2 abc 98,7 ab
12 NK(P25) + Si 4 44,8 bc 68,3 a 81,3 c 95,6 b
Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
231
Jumlah anakan
Data hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan pada umur tanaman 4, 6, 8, dan 10
minggu setelah tanam (MST) disajikan pada (Tabel 4).
Tabel 4. Rata-rata jumlah anakan dan malai produktif pada masing-masing perlakuan
No Perlakuan Rata-rata jumlah anakan
Malai produktif/
perumpun
4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
1 Kontrol Lengkap 18,2 c 17,2 b 17,8 b 11,8 ns
2 Silikat 17,3 c 17,9 b 18,2 b 11,9
3 NPK (partial kontrol) 25,0 a 25,3 a 26,4 a 12,8
4 NPK + S1 23,7 ab 25,1 a 25,5 a 11,8
5 NPK + S2 25,1 a 25,1 a 25,9 a 12,9
6 NPK + S3 23,1 ab 23,4 a 24,8 a 13,4
7 NPK + S4 23,3 ab 24,1 a 26,2 a 12,7
8 NPK + S5 22,9 ab 25,3 a 26,0 a 12,6
9 NPK + S6 23,2 ab 23,3 a 24,5 a 13,1
10 NK(P75) + Si 4 21,4 abc 23,5 a 24,8 a 12,8
11 NK(P50) + Si 4 20,4 abc 24,5 a 25,9 a 13,6
12 NK(P25) + Si 4 19,9 bc 22,8 a 24,1 a 12,6
Berdasarkan Tabel 4. rata-rata jumlah anakan pada umur tanaman 4 MST tidak
menunjukan perbedaan yang nyata antara perlakuan N, P, K dengan perlakuan lainnya
kecuali terhadap perlakuan kontrol, silikat saja dan perlakuan no.12 yaitu perlakuan
NK(P25) + 1000 kg silikat, Pada umur 6 MST dan 8 MST pemberian pupuk silikat nyata
meningkatkan jumlah anakan tanaman padi dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan
silikat saja, tetapi tidak nyata antar perlakuan kombinasi pupuk silikat dengan perlakuan
N,P, K saja.
Selanjutnya untuk jumlah malai produktif walaupun tidak berbeda nyata diantara
perlakuan tetapi pemberian silikat 500 kg ha-1
menunjukan jumlah malai produktif yang
tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan rata-rata jumlah malai
13,5/rumpun. Selanjutnya pemberian silikat 1000 kg ha-1
+ NK (P50) juga menunjukan
jumlah malai produktif tertinggi dengan rata-rata 13,6/rumpun, dengan demikian
pemberian silikat ini dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai 50 kg ha-1
(50% dari
dosis rekomendasi) dibandingkan dengan NPK saja hanya sebanyak 12,8 malai/rumpun,
Hasil tanaman
Produksi tanaman telah diamati beberapa parameter yaitu bobot 1000 butir gabah
kering, dan bobot jerami kering disajikan pada Tabel 5. dan hasil gabah kering panen
(GKP) disajikan pada (Tabel 6).
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
232
Tabel 5. Rata-rata bobot 1000 butir dan bobot jerami kering tanaman
No Perlakuan Bobot 1000 butir gabah (gr) Bobot jerami kering (t ha-1)
1 Kontrol Lengkap 18,6 d 4,2 c
2 Silikat 19,2 bc 5,0 bc
3 NPK (partial kontrol) 19,5 ab 6,8 a
4 NPK + S1 19,6 ab 7,0 a
5 NPK + S2 19,7 ab 6,3 ab
6 NPK + S3 19,7 ab 6,7 a
7 NPK + S4 19,8 a 6,7 a
8 NPK + S5 18,7 cd 6,8 a
9 NPK + S6 19,7 ab 6,7 a
10 NK(P75) + Si 4 19,4 ab 6,5 ab
11 NK(P50) + Si 4 19,8 a 7,6 a
12 NK(P25) + Si 4 19,7 ab 6,5 ab
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk silikat terhadap bobot 1000 butir
cukup berpengaruh walaupun tidak nyata diantara kombinasi perlakuan dosis silikat,
kecuali terhadap Bobot 1000 butir tertinggi diperoleh pada perlakuan no.7 dan no 11 yaitu
pemberian silikat 1000 kg ha-1
dan dengan mengurangi dosis P 50% yang dikombinasikan
dengan silikat 1000 kg ha-1
.
Selanjutnya untuk bobot kering jerami perlakuan terbaik juga sama pada no.11
dengan bobot jerami kering rata-rata sebesar 7,6 t ha-1
, sedang perlakuan pupuk NPK saja
hanya 6,8 t ha-1
namun secara statistik tidak berbeda nyata Namun ada indikasi
penggunaan silikat mengurangi terhadap kebutuhan hara fosfor.
Pengaruh pupuk silikat terhadap bobot gabah kering panen (GKP) disajikan pada
Tabel 6. Hasil tertinggi diperoleh oleh perlakuan NPK dengan pengurangan pupuk P
sebesar 50% dan 1000 kg silikat ha-1
sebesar 7,4 t ha-1
GKP, namun tidak berbeda nyata
dengan dengan perlakuan lain kecuali dengan control dan silikat saja. Berdasarkan data
bobot gabah kering panen (GKP), ada indikasi bahwa penggunaan silikat 1000 kg ha-1
telah dapat mengurangi kebutuhan pupuk P sampai separuhnya (50%) dari dosis
rekomendasi, yaitu 50 kg SP-36 dan dengan peningkatan produksi sebesar 12 % atau nilai
RAE 112 % (Tabel 6).
Nilai usahatani
Penilaian terhadap nilai usaha tani dapat dilakukan dengan menghitung nilai BC,
atau R/C dan atau IBCR. Nilai IBCR adalah (penerimaan dari pupuk uji dikurangi
kontrol) dibagi (pengeluaran pupuk uji dikurangi kontrol). Bila nilainya > 1 berarti pupuk
yang diuji mempunyai nilai ekonomis yang baik
Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
233
Tabel 6. Hasil tanaman dan nilai RAE masing-masing perlakuan
No Perlakuan GKP
(t ha-1)
RAE
(%)
1 Kontrol Lengkap 5,5 d -
2 Silikat 6,2 c 41
3 NPK (partial kontrol) 7,2 ab 100
4 NPK + S1 6,6 bc 65
5 NPK + S2 7,0 ab 88
6 NPK + S3 6,9 ab 82
7 NPK + S4 6,9 ab 82
8 NPK + S5 6,9 ab 82
9 NPK + S6 6,9 ab 82
10 NK(P75) + Si 4 6,9 ab 82
11 NK(P50) + Si 4 7,4 a 112
12 NK(P25) + Si 4 7,3 ab 106
Pengeluaran tenaga kerja
Biaya pengeluaran upah tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan per ha untuk tanaman
padi sawah disajikan pada Tabel 7. Cara perhitungan biaya untuk masing-masing
perlakuan disajikan pada (Tabel Lampiran 1).
Tabel 7. Pengeluaran untuk masing-masing perlakuan
Perlakuan Upah
X Rp.1000,-
Masukan Total
X Rp.1000,- Pupuk x
Rp.1000,-
Obat-obatan(RP)
x Rp.1000
Kontrol Lengkap 5000 0 200 5.200
Silikat 5200 350 200 5.400
NPK standar 5200 2.120 200 7.520
NPK standar + S1 5200 2.155 200 7.555
NPK standar + S2 5200 2.207 200 7.607
NPK standar + S3 5200 2.295 200 7.695
NPK standar + S4 5200 2.470 200 7.870
NPK standar + S5 5200 2.645 200 8.045
NPK standar + S6 5200 2.820 200 8.220
N(P75) K + Si 4 5200 2.390 200 7.790
N(P50) K + Si 4 5200 2.310 200 7.710
N(P25) K + Si 4 5200 2.230 200 7.630
Penerimaan
Penerimaan dihitung berdasarkan hasil yang diperoleh dari masing-masing
perlakuan dalam t ha-1
GKP dikalikan harga yang berlaku saat ini. Harga gabah saat ini
sekitar Rp. 3000,- kg-1
atau Rp. 3.000.000,- ton-1
GKP. Penerimaan masing-masing
perlakuan disajikan pada (Tabel 8).
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
234
Tabel 8. Penerimaan masing-masing perlakuan
No Perlakuan GKP
(t ha-1)x Rp.1000,-
Penerimaan
Rp.x 1000
1 Kontrol Lengkap 5,5 x Rp.3000,- 16500
2 Silikat 6,2 x Rp.3000,- 18600
3 NPK standar 7,2 x Rp.3000,- 21600
4 NPK standar + S1 6,6 x Rp.3000,- 19800
5 NPK standar + S2 7,0 x Rp.3000,- 21000
6 NPK standar + S3 6,9 x Rp.3000,- 20700
7 NPK standar + S4 6,9 x Rp.3000,- 20700
8 NPK standar + S5 6,9 x Rp.3000,- 20700
9 NPK standar + S6 6,9 x Rp.3000,- 20700
10 N(P75) K + Si 4 6,9 x Rp.3000,- 20700
11 N(P50) K + Si 4 7,4 x Rp.3000,- 22200
12 N(P25) K + Si 4 7,3 x Rp.3000,- 21900
Untuk menghitung secara ekonomis maka nilai B/C, dan IBCR disajikan pada
Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9. maka keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan no.11
yaitu NPK standar dengan pengurangan pupuk SP-36 sebesar 50 kg ha-1
, sebesar
Rp.14.490.000,- dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3. Dibandingkan dengan perlakuan
NPK standar tanpa penggunaan silikat keuntungan diperoleh lebih besar yaitu Rp.
410.000,- (empat ratus sepuluh ribu rupiah), tetapi bila dibandingkan dengan kontrol
sebesar Rp. 3.490.000,- (tiga juta empat ratus sembilan puluh rupiah). Penggunaan pupuk
silikat ini nampaknya tidak langsung kelihatan pada musim pertama tetapi pada musim
berikutnya karena kelarutan pupuk silikat perlu waktu (redidual effect).
Tabel 9. B/C dan IBCR pada masing-masing perlakuan
Perlakuan Pengeluaran
(Rp) x 1000
Penerimaan (Rp)
x 1000
Keuntungan
(Rp) x 1000 IB/C IBCR
Kontrol Lengkap 5.200 16500 11.300 2,1 -
Silikat 5.750 18600 12.850 2,2 1,7
NPK standar 7.520 21600 14.080 1,9 1,8
NPK standar + S1 7.555 19800 12.245 1,6 2,1
NPK standar + S2 7.607,5 21000 13.392,5 1,8 1,9
NPK standar + S3 7.695 20700 13.005 1,7 2,0
NPK standar + S4 7.870 20700 12.830 1,6 2,1
NPK standar + S5 8.045 20700 12.655 1,6 2,1
NPK standar + S6 8.220 20700 12.480 1,5 2,1
N(P75) K + Si 4 7.790 20700 12.910 1,7 2,0
N(P50) K + Si 4 7.710 22200 14.490 1,9 1,8
N(P25) K + Si 4 7.630 21900 14.270 1,9 1,8
Pengaruh Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
235
KESIMPULAN
1. Pemberian silikat nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman dan jumlah anakan
dibandingkan dengan kontrol tetapi tidak nyata dengan perlakuan NPK saja (partial
kontrol)
2. Pemupukan silikat tidak menunjukan pengaruh yang bebeda nyata terhadap jumlah
malai produktif tetapi jumlah malai produktif tertinggi diperoleh pada pengurangan
pupuk SP-36 50% dengan pemberian silikat 1000 kg ha-1
.
3. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pengurangan pupuk SP-36 50%
ditambah 1000 kg silikat ha-1
. Hasilnya diperoleh sebesar 7,4 t ha-1
GKP, dengan nilai
RAE sebesar 112%, dengan B/C ratio 1,9 dan IBCR 7,3.
4. Penggunaan pupuk silikat 1.000 kg ha-1
dapat mengurangi kebutuhan pupuk posfat
sebesar 50% dari dosis rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
De Data, S.K., 1981. Principles and Practices of Rice Production. John Wiley & Sons.
New York.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez, .1984. Statistical Procedures for Agriculture Research. An
International Rice Research Institute Book. John Wiley and Sons.
Husnain, T. Watkasuki, D. Setyorini, Hermansyah, K. Sato, and T. Matsunaga. 2008.
Silica availability in soils and river water in two watersheds on Java Island,
Indonesia. Japanese Society of Soil Science and Plant Nutrition.
Machay, A.D., J.K. Syers, and P.E.H. Gregg. 1984. Ability of chemical extraction
procedures to assess the agronomic effectiveness of phosphate rock material. New
Zealand Journal of Agricultural Research 27: 219 -230
Permentan, 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Tata cara Pendaftaran pupuk
organic dan anorganik, No 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Persyaratan dan
Tatacara Pendaftaran Pupuk Organik dan Pembenah Tanah.
Suriadikarta, D.A. 2010. Laporan hasil penelitian uji efektivitas pupuk Silikat di Rumah
kaca. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
2010.
Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain
236
Lampiran Tabel 1. Rata-rata biaya upah penanaman padi sawah ha-1
No Jenis pengeluaran Besarnya biaya (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tenaga kerja:
Pengolahan tanah
Penananman
Pemupukan *)
Penyiangan
Penyemprotan hama dan penyakit
Pengairan
Panen
Pembelian obat hama dan penyakit
-
1.200.000,-
800.000,-
200.000,-
800.000,-
200.000,-
1.500.000,-
500.000,-
200.000,-
Total biaya ha-1 tanaman padi 5.400.000,-
*) Catatan: untuk perlakuan kontrol tidak ada biaya pemupukan dan beli pupuk