27
1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2004-2007) Wahyu Aris Trianto (C2A007124) Muhamad Syaichu, SE, M.Si. Abstract Dividend policy is the amount of revenue that will be provided to investors. The purpose of research is to examine the influence factors of dividend policy in all firms listed on BEI (Indonesia Stock Exchange) with periods 2004- 2007. Based on criteria in this research are found 24 firms, resulting 96 data pooling. There were four agency cost factors tested in this reaserch, as used independent variable: shareholder dispersion, free cash flow, collateral assets and debt. The method of analysis used to analyze the factors that influence dividend policy is a multiple linear regression analysis and hypothesis test used t- statistic for testing the partial regression coefficient and the f-statistic to test the effect simultaneously at level of significance 5%. The result of this research finds two independents variable have significant effect on dividend policy and two independents variable have not significant effect on dividend policy. Two independents variable have significantly effect on dividend policy in this research: (i) collateral assets is that of positive significant, (ii) debt is that of negative significant. Two independents variable have not significantly effect on dividend policy in this research: (i) shareholder dispersion, (ii) free cash flow. Agency cost variable significant affected the dividend policy simultaneously, with the sum of the effect was 25,6%. Keywords: dividend policy, shareholder dispersions, free cash flow, collateral assets, and debt.

PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

1

PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION,

FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS,

DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode

2004-2007)

Wahyu Aris Trianto (C2A007124)

Muhamad Syaichu, SE, M.Si.

Abstract

Dividend policy is the amount of revenue that will be provided toinvestors. The purpose of research is to examine the influence factors of dividendpolicy in all firms listed on BEI (Indonesia Stock Exchange) with periods 2004-2007.

Based on criteria in this research are found 24 firms, resulting 96 datapooling. There were four agency cost factors tested in this reaserch, as usedindependent variable: shareholder dispersion, free cash flow, collateral assetsand debt. The method of analysis used to analyze the factors that influencedividend policy is a multiple linear regression analysis and hypothesis test used t-statistic for testing the partial regression coefficient and the f-statistic to test theeffect simultaneously at level of significance 5%.

The result of this research finds two independents variable havesignificant effect on dividend policy and two independents variable have notsignificant effect on dividend policy. Two independents variable have significantlyeffect on dividend policy in this research: (i) collateral assets is that of positivesignificant, (ii) debt is that of negative significant. Two independents variablehave not significantly effect on dividend policy in this research: (i) shareholderdispersion, (ii) free cash flow. Agency cost variable significant affected thedividend policy simultaneously, with the sum of the effect was 25,6%.

Keywords: dividend policy, shareholder dispersions, free cash flow, collateralassets, and debt.

Page 2: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

2

1. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan jembatan untuk mendistribusikan kesejahteraan

kepada masyarakat, khususnya kepada pemegang surat berharga perusahaan

(stockholders), karena pemegang saham berpotensi mendapatkan dividend dan

atau capital gains. Besarnya dividen tergantung besarnya laba yang diperoleh

perusahaan dan kebijakan dividennya. Kebijakan dividen adalah keputusan untuk

menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang akan dibagikan kepada

para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan di perusahaan (Weston and

Coopeland, 1996:125). Dilain pihak, perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan

sekaligus mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penetapan pembagian

dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan stockholders,

disisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat pertumbuhan apalagi

mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan, tujuan perusahaan

adalah memaksimumkan kesejahteraan pemilik (stockholders) melalui keputusan

atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang

tercermin dalam harga saham di pasar modal. Tujuan ini sering diterjemahkan

sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai

tujuan tersebut, banyak stockholders yang menyerahkan pengelolaan perusahaan

kepada para profesional yang bertanggung jawab mengelola perusahaan, yang

disebut manajer. Para manajer yang diangkat oleh stockholders diharapkan akan

bertindak atas nama stockholders tersebut, yakni memaksimumkan nilai

perusahaan sehingga kemakmuran stockholders akan tercapai.

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan

stockholders. Kepentingan dari pemegang saham dan manajer bisa berbeda dan

mungkin bisa menimbulkan suatu konflik, misalnya ketidakmampuan pemegang

saham suatu perusahaan karena keterbatasannya untuk mengendalikan perusahaan

yang semakin besar dan kompleks, makin tersebarnya pemegang saham dan

pemegang saham yang membentuk portofolio, menyebabkan para pemegang

Page 3: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

3

saham mendelegasikan pengelolaan perusahaan kepada manajer professional

(Crutchley dan Hansen, 1989). Kenyataannya, penunjukkan manajer oleh

pemegang saham untuk mengelola perusahaan akan menimbulkan perbedaan

kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley dan Hansen,

1989). Di satu sisi pemegang saham menginginkan manajer mengambil keputusan

terbaik yang menguntungkan pemegang saham, namun di sisi lain manajer juga

menginginkan kemakmuran untuk diri mereka sendiri. Perbedaan kepentingan

inilah yang menyebabkan timbulnya masalah keagenan. Perusahaan yang

memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap

konflik keagenan.

Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung

pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan

manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen

untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

yang ditetapkan oleh perusahaan.

Aspek-aspek masalah keagenan selalu dimasukan kedalam keuangan

perusahaan, karena banyaknya keputusan keuangan yang diwarnai oleh masalah

keagenan seperti kebijakan hutang. Untuk meyakinkan bahwa manajer (agen)

bekerja untuk kepentingan pemegang saham, maka pemegang saham harus

mengeluarkan sejumlah biaya untuk memonitor kegiatan manajer, sehingga

manajer dapat bekerja sesuai dengan keinginan dari pemegang saham. Seluruh

biaya yang terkait ini disebut dengan biaya keagenan/ agency cost (Brigham,

2001). Masalah keagenan tersebut bisa terjadi antara: pemegang saham dan

manajer; manajer dan kreditor; dan manajer, pemegang saham, dan kreditor

(Sartono: 2000). Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat berbagai mekanisme

dalam mengontrol masalah keagenan yang mempengaruhi kebijakan dividen

perusahaan, seperti menggunakan variabel shareholder dispersion, free cash flow,

collateral asset, dan debt.

Page 4: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

4

2. TELAAH PUSTAKA

2.1 TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah

kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan

preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau

menerimanya di masa datang. (Keown, 2000: 607) menyatakan ada beberapa teori

yang mendasari kebijakan dividen, antara lain:

1. Dividend Irrelevance Theory (Modigliani dan Miller, 1961)

Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan

bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik

terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Penganjur utama teori

ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Teori ini

menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh

kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya,

dengan kata lain, nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada

pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana pendapatan

tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan (atau

pertumbuhan).

2. Bird-In-the-Hand Theory (Gordon dan Lintner, 1956)

Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal

yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor

berasumsi bahwa pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan

modal akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang berasal dari

dividen. Hal ini disebabkan karena dividen lebih bisa diramalkan daripada

pendapatan modal, manajemen dapat mengontrol dividen, tapi tak dapat

mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima pendapatan

dari perolehan modal daripada dari dividen. Dengan mendapatkan dividen

(a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the

bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan

terwujud sebagai dividen dimasa yang akan datang (it can fly away).

Page 5: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

5

Pandangan yang mengatakan dividen lebih pasti dari pada perolehan

modal, disebut “bird in the hand theory” (teori burung ditangan).

3. Tax Preference Theory (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979)

Pandangan ketiga adalah dividen yang rendah mempengaruhi harga

saham, sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini

didasarkan pada perbedaan perlakuan pajak antara pendapatan dividen dan

perolehan modal. Setiap investor harus membayar pajak pendapatan untuk

memaksimumkan pengembalian setelah pajak atas investasi, investor

berusaha meminimumkan tingkat pajak atas pendapatan, atau menunda

pembayaran pajak jika memungkinkan. Saham yang memungkinkan

penundaan pajak (dividen rendah perolehan modal tinggi) mungkin akan

dijual pada harga premi yang relatif sama terhadap saham yang telah

dikenakan pajak. Oleh karena itu, dividen yang rendah akan membantu

investor menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return

setelah pajak atas investasinya, sedangkan dividen yang tinggi akan

meningkatkan pembayaran pajak pendapatan investor, sehingga return

setelah pajak yang diperolehnya berkurang. Berdasarkan logika pemikiran

tersebut, kebijakan dividen rendah akan meningkatkan harga saham

perusahaan.

4. Teori Dividen Residu

Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen

dibayar dari kapital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan

investasi keuangan. Jika perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang

mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan dividen, maka

perusahaan harus menerbitkan jumlah sekuritas yang lebih besar untuk

mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi.

5. Teori dividen Isyarat (Dividend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham, 2001: 13).

Page 6: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

6

Dividend signaling theory merupakan suatu teori yang mendasari

dugaan bahwa pengumuman dividen tunai mempunyai kandungan

informasi yang mengakibatkan adanya reaksi harga saham. Teori ini

menjelaskan bahwa informasi tentang perubahan dividen yang dibayarkan

digunakan oleh investor sebagai signal tentang prospek perusahaan dimasa

yang akan datang. Hal ini disebabkan adanya asymmetric information

antara manajer dengan investor, sehingga para investor menggunakan

kebijakan dividen sebagai indikator tentang prospek perusahaan.

Peningkatan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal yang

menguntungkan, sehingga meimbulkan reaksi harga saham yang positif.

Sebaliknya penurunan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal

bahwa prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga

menimbulkan reaksi harga saham yang negatif (Scott, 2000: 409). Manajer

sebagai orang dalam yang mempunyai informasi yang lengkap tentang

arus kas perusahaan akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas

mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan

yang tepat untuk melakukannya. Kenaikan dividen yang dibayarkan dapat

menimbulkan isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan

telah mengalami kemajuan.

2.2 KEBIJAKAN DIVIDEN

Weston and Copeland (1996) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai

Keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang akan

dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan di

perusahaan. Agus Sartono (2000) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai

Keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam retained earnings guna

membiayai investasi di masa datang. Dari kedua definisi diatas, dapat kita lihat

bahwa kebijakan dividen dipengaruhi dua kepentingan yang saling bertolak

belakang, yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya, dan

kepentingan perusahaan untuk melakukan reinvestasi dengan menahan laba.

Page 7: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

7

2.3 TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Pujiastuti

(2007) adalah hubungan antara pemberi kerja (principal) dan penerima tugas

(agen) untuk melaksanakan pekerjaan. Dalam menjalankan usaha biasanya

pemilik menyerahkan/ melimpahkan kepada pihak manajer yang menyebabkan

timbulnya hubungan keagenan. Dalam manajemen keuangan hubungan keagenan

muncul antara pemegang saham dengan manajer dan antara pemegang saham

dengan kreditor.

2.4 SHAREHOLDER DISPERSION

Jensen dan Meckling (1976) dalam Pujiastuti (2007) mengatakan bahwa

jika jumlah pemegang saham semakin menyebar, menyebabkan kekuatan (power)

para pemegang saham untuk mengontrol manajemen menjadi lebih rendah.

Sedangkan menurut Rozeff (1982), yang dikutip Moh’d, Perry dan Rimbey (1995)

mengatakan bahwa semakin besar jumlah pemilik saham, maka semakin

menyebar kepemilikan dan semakin sulit mereka melakukan monitoring, sehingga

sulit mereka melakukan kontrol terhadap perusahaan. Konsekuensi dari hal

tersebut para pemegang saham yang tersebar tersebut dapat memanfaatkan

kekuatan pasar modal untuk memonitor perusahaan dengan memaksa membayar

dividen lebih tinggi.

H1: Shareholder Dispersion berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

2.5 FREE CASH FLOW

Pengaruh free cash flow terhadap dividend payout ratio bersifat positif

artinya semakin tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividend payout ratio

atau semakin rendah free cash flow maka semakin rendah dividend payout ratio

(Jensen, 1986). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith and

Watts (1992) yang menyatakan bahwa untuk menghindari terjadinya

overinvestment (free cash flow problem), manajer akan membagikan dividen

dalam jumlah yang tinggi.

Page 8: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

8

H2: Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

2.6 COLLATERAL ASSETS

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai aset koleteral lebih, menghadapi

masalah (konflik) yang lebih sedikit antara pemegang saham dengan pemegang

obligasi (Mollah, 2000). Mollah (2000) mengatakan, dengan pendekatan rasio aset

pabrik neto terhadap total aset sebagai proksi untuk aset-aset kolateral untuk

mengatasi masalah agensi pemegang saham dan pemegang obligasi, menemukan

hubungan positif yang signifikan antara aset-aset kolateral dengan rasio

pembayaran dividen.

H3: Collateral Assets berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

2.7 DEBT

Jensen (1986) berpendapat bahwa penggunaan hutang untuk mendanai

operasional perusahaan akan mengurangi pemakaian ekuitas perusahaan, sehingga

konflik antara manajer dengan pemegang saham dapat direduksi. Dengan hutang,

perusahaan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran periodik atas bunga

dan prinsipal. Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan

cash flow untuk kegiatan-kegiatan yang kurang optimal. Dengan kata lain

eksistensi hutang memaksa manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih

sedikit dan menjadikan manajer bekerja lebih efisien. Meskipun hutang juga bisa

menimbulkan konflik keagenan hutang, karena penggunaan hutang yang terlalu

tinggi dapat meningkatkan risiko kebangkrutan. Teori keuangan menjelaskan

bahwa “debt agency problem” akan mengurangi nilai perusahaan dan biaya

hutang tersebut lebih besar dari pada manfaat penggunaan hutang itu sendiri

(Husnan, 2001).

H4: Debt berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

3. METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sudah go

public dan terdaftar di BEI kecuali perbankan dengan tahun amatan 2004-2007,

yakni 824 perusahaan. Pemilihan periode 2004-2007 disebabkan karena sampel

untuk tahun 2007 keatas banyak perusahaan yang tidak membagikan dividen.

Page 9: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

9

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini, yaitu: 1) Seluruh perusahaan yang go

public dan tercatat di BEI kecuali perbankan selama periode penelitian 2004-

2007. 2) Perusahaan yang melakukan pembayaran dividen tunai secara berturut-

turut periode 2004-2007. 3) Perusahaan yang memiliki data shareholder

dispersion, free cash flow, collateral assets, dan debt.

3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

VARIABEL

a. DIVIDEN PAYOUT RATIO

Kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio, yang

merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share

(Pujiastuti, 2008).

DPR= DPS/ EPS

b. SHAREHOLDER DISPERSION

Shareholder dispersion merupakan penyebaran kepemilikan saham.

Shareholder dispersion dihitung dengan rumus variance dari data persentase

kepemilikan saham, untuk menunjukan penyebaran kepemilikan saham (Taswan,

2003).

2

11

1-n

)X(

n

iX

SHLDR

Keterangan:

X1 = persentase kepemilikan saham satu kelompok

X = rata-rata kepemilikan saham

n = jumlah data

Page 10: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

10

c. FREE CASH FLOW

Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan

kepada kreditur atau pemegang saham, yang tidak digunakan untuk modal kerja

atau investasi pada aset tetap (Ali dan Tuaskai, 2002). Free cash flow dapat

diukur dari rasio laba bersih perusahaan tanpa depresiasi dan biaya bunga dengan

total aset (Rosdini, 2009).

AssetsTotalFlowCashFree )

(-OperasiKasArusCapitalWorkingInChange

eExpenditurCapitalNet

Dengan keterangan (Rosdini, 2009):

Net capital expenditure = nilai perolehan aktiva tetap akhir – nilai perolehan

aktiva tetap awal

Change in working capital = jumlah aktiva lancar – hutang lancar

Keterangan:

Net capital expenditure= Pengeluaran modal bersih

Changes in working capital= Perubahan modal kerja

d. COLLATERAL ASSETS

Collateral assets merupakan aset perusahaan yang dapat digunakan

sebagai jaminan peminjaman (Fauz dan Rosidi, 2007). Collateral assets diukur

dengan membagi antara aktiva tetap terhadap total aktiva (Wahidawati, 2001).

AssetsTotalAssetsFixedAssetsCollateral

e. DEBT

Debt merupakan bagian dari pertimbangan dalam struktur modal, karena

struktur modal merupakan pertimbangan utang jangka pendek, utang jangka

Page 11: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

11

panjang, saham preferen dan saham biasa, serta perusahaan akan berusaha

mencapai suatu tingkat struktur modal yang optimal (Fauz dan Rosidi, 2007).

Debt diukur dari rasio hutang jangka panjang dengan total aset (Pujiastuti, 2008).

Rasio ini dianggap sebagai proksi beban perusahaan atas hutang jangka

panjangnya diukur dari seluruh aset yang dimiliki. Debt dapat dihitung dengan

rumus (Pujiastuti 2008):

AssetsTotalDebt PanjangJangkaHutang

3.2 METODE ANALISIS

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan program SPSS. Sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi

klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan adalah normal dan tidak

mengandung gejala multikolinearitas, autokolerasi, dan heterokedastisitas.

Kemudian dilakukan uji untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 ANALISIS DATA DESKRIPTIF

Tabel 4.1

Analisis Deskriptif Variabel

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 96 .001 33.507 .75176 3.420473

SHLDR 96 .002 .245 .07102 .065720

FCF 96 -.724 .505 -.19733 .238090

COLLAS 96 .067 .765 .32220 .174303

DEBT 96 .000 .588 .14307 .126616

Valid N (listwise) 96

Page 12: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

12

Sumber : Data sekunder diolah dengan SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dari seluruh perusahaan

go public yang diteliti selama periode pengamatan tahun 2004 sampai dengan

2007ditunjukan pada rincian sebagai berikut:

1. Shareholder Dispersion (SHLDR)

Dari 96 buah sampel data shareholder dispersion, nilai minimum sebesar

0,2% yaitu pada PT United Tractors Tbk pada tahun 2004 dan nilai

maksimum sebesar 24,5% yaitu pada PT Unilever Indonesia Tbk pada

tahun 2004 sampai dengan 2007 sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar

7,102% dengan standart deviasi sebesar 6,5720%. Standart deviasi yang

lebih kecil dari mean menunjukan sebaran variabel data yang lebih kecil

atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari variabel shareholder

dispersion terendah dan tertinggi.

2. Free Cash Flow (FCF)

Dari 96 buah sampel data free cash flow, nilai minimum sebesar Rp -0,724

yaitu pada PT Colorpak Indonesia Tbk pada tahun 2004 dan nilai

maksimum sebesar Rp 0,505 yang dimiliki oleh PT Multi Bintang

Indonesia Tbk pada tahun 2007. Rata-rata (mean) free cash flow sebesar

Rp -0,1973 serta standart deviasi sebesar Rp 0,23809. Standart deviasi

yang lebih besar dari mean menunjukan sebaran variabel data yang lebih

besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari variabel free cash

flow terendah dan tertinggi.

3. Collateral Assets (COLLAS)

Dari 96 buah sampel yang diteliti menghasilkan nilai minimum collateral

assets sebesar Rp 0,067 yaitu dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria Tbk pada

tahun 2007, nilai maksimum sebesar Rp 0,765 yang dimiliki oleh PT

Berlian Laju Tanker Tbk pada tahun 2007. Rata-rata (mean) collateral

assets sebesar Rp 0,3222 serta standart deviasi sebesar Rp 0,17430.

Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan sebaran variabel

Page 13: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

13

data yang lebih kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari

collateral assets terendah dan tertinggi.

4. Debt

Dari 96 buah sampel yang diteliti menghasilkan nilai minimun debt

sebesar Rp 0,00 yaitu dimiliki oleh PT Colorpak Indonesia Tbk dan PT

Rig Tenders Indonesia Tbk pada tahun 2004, nilai maksimum sebesar Rp

0,588 yang dimiliki oleh PT Berlian Laju Tanker Tbk pada tahun 2007.

Rata-rata (mean) debt sebesar Rp 0,14307 serta standart deviasi sebesar

Rp 0,126616. Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan

sebaran variabel data yang lebih kecil atau tidak adanya kesenjangan yang

cukup besar dari variabel debt terendah dan tertinggi.

5. Dividend Payout Ratio (DPR)

Dari 96 buah sampel yang diteliti menghasilkan nilai minimum DPR

sebesar 0,1% yaitu dimiliki oleh PT Citra Tubindo Tbk pada tahun 2004,

2005, dan 2006, nilai maksimum sebesar 3350,7% yang dimiliki oleh PT

Tigaraksa Satria Tbk pada tahun 2004. Rata-rata (mean) DPR sebesar

75,176% serta standart deviasi sebesar 342,0473%. Standart deviasi yang

lebih besar dari mean menunjukan sebaran variabel data yang lebih besar

atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari variabel dividend payout

ratio terendah dan tertinggi.

Page 14: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

14

4.2 UJI ASUMSI KLASIK

4.2.1 UJI NORMALITAS

Tabel 4.3

One Sample Kolmogorov-Smirnov

(setelah outliers dikeluarkan)

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .19211918

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .047

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .597

Asymp. Sig. (2-tailed) .868

a. Test distribution is Normal.

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, menunjukkan data telah terdistribusi normal.

Hal ini terlihat dari signifikansi sebesar 0,868 yang lebih besar dari 0,05.

Page 15: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

15

4.2.2 UJI MULTIKOLINEARITAS

Tabel 4.4

Hasil uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .293 .059 4.922 .000

SHLDR .013 .366 .004 .035 .972 .714 1.401

FCF .128 .092 .137 1.389 .168 .845 1.183

COLLAS .592 .155 .459 3.821 .000 .574 1.743

DEBT -.834 .216 -.476 -3.862 .000 .545 1.836

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas jika

mempunyai nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 (Ghozali, 2006).

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai

tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Dengan demikian model regresi

dalam penelitian ini terbukti bebas dari gejala multikolinieritas.

4.2.3 UJI AUTOKOLERASI

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .522a .273 .240 .196437 1.962

a. Predictors: (Constant), DEBT, FCF, SHLDR, COLLAS

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Page 16: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

16

Hasil uji DW dalam Tabel 4.5 menunjukan nilai d sebesar 1,962. Nilai

DW akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat

kepercayaan 5% dengan jumlah sampel 93 dengan 4 variabel independent. Maka

tabel Durbin Watson akan menghasilkan nilai du 1,755. Oleh karena itu berarti

nilai DW hitung terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (4-du) atau

du<d<4-du yaitu 1,755 < 1,962 < 2,245. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

model terbebas dari autokorelasi.

4.2.4 UJI HETEROKEDASTISITAS

Tabel 4.6

Uji Heteroskedastisitas

(setelah outlier dikeluarkan)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .160 .035 4.527 .000

SHLDR .053 .218 .031 .244 .808

FCF -.011 .055 -.023 -.198 .844

COLLAS -.019 .092 -.028 -.201 .841

DEBT -.047 .128 -.052 -.364 .716

a. Dependent Variable: abs_res

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Setelah melakukan outliers tidak terdapat variabel yang mempunyai

signifikansi di bawah 0,05 yang menunjukan bahwa tidak terdapat gangguan

heteroskedastisitas pada model penelitian dengan 93 data.

Page 17: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

17

4.3 HASIL ANALISIS BERGANDA

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi

(setelah outlier dikeluarkan)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .293 .059 4.922 .000

SHLDR .013 .366 .004 .035 .972 .714 1.401

FCF .128 .092 .137 1.389 .168 .845 1.183

COLLAS .592 .155 .459 3.821 .000 .574 1.743

DEBT -.834 .216 -.476 -3.862 .000 .545 1.836

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear

sebagai berikut:

DPR = 0,293 + 0,013 SHLDR + 0,128 FCF + 0,592 COLLAS – 0,834 DEBT

Hasil persamaan regeresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 0,293 menyatakan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka nilai variabel dividend payout ratio (DPR)

sebesar 0,293.

b. Koefisien regresi shareholder dispersion (SHLDR) sebesar 0,013 artinya

setiap kenaikan atau peningkatan shareholder dispersion sebesar 100%

maka akan meningkatkan nilai dividend payout ratio (DPR) sebesar 1,3%.

Nilai koefisien yang positif menunjukan bahwa variabel shareholder

dispersion berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Hal

ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi shareholder dispersion

maka dividend payout ratio (DPR) juga semakin tinggi.

Page 18: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

18

c. Koefisien regresi free cash flow (FCF) sebesar 0,128 artinya setiap

kenaikan atau peningkatan free cash flow sebesar 100% maka akan

meningkatkan nilai dividend payout ratio (DPR) sebesar 12,8%. Nilai

koefisien yang positif menunjukan bahwa variabel free cash flow

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Hal ini

mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi free cash flow maka dividend

payout ratio (DPR) juga semakin tinggi.

d. Koefisien regresi collateral assets (COLLAS) sebesar 0,592 artinya setiap

kenaikan atau peningkatan collateral assets sebesar 100% maka akan

meningkatkan nilai dividend payout ratio (DPR) sebesar 59,2%. Nilai

koefisien yang positif menunjukan bahwa variabel collateral assets

berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Hal ini

mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi collateral assets maka

dividend payout ratio (DPR) juga semakin tinggi.

e. Koefisien regresi debt sebesar -0,834 artinya setiap kenaikan atau

peningkatan debt sebesar 100% maka akan menurunkan nilai dividend

payout ratio (DPR) sebesar 83,4%. Nilai koefisien yang negatif

menunjukan bahwa variabel debt berpengaruh negatif terhadap dividend

payout ratio (DPR). Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi

debt maka dividend payout ratio (DPR) juga semakin menurun.

Page 19: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

19

4.4 UJI HIPOTESIS

4.4.1 UJI HIPOTESIS SECARA SIMULTAN (UJI F)

Tabel 4.8

Hasil Uji F

(setelah outlier dikeluarkan)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.273 4 .318 8.245 .000a

Residual 3.396 88 .039

Total 4.668 92

a. Predictors: (Constant), DEBT, FCF, SHLDR, COLLAS

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Berdasarkan uji F diatas, maka dapat diketahui nilai F hitung sebesar

8,245 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai profitabilitas lebih kecil dari 0,05

(0,000 < 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen yang terdiri

dari shareholder dispersion, free cash flow, collateral assets, dan debt secara

simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen

yaitu dividend payout ratio (DPR).

Page 20: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

20

4.4.2 UJI PARSIAL (UJI T)

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t Statistik

(setelah outlier dikeluarkan)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .293 .059 4.922 .000

SHLDR .013 .366 .004 .035 .972

FCF .128 .092 .137 1.389 .168

COLLAS .592 .155 .459 3.821 .000

DEBT -.834 .216 -.476 -3.862 .000

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Menurut Tabel 4.9 diatas, dapat menunjukan bahwa:

H1: Shareholder Dispersion berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Nilai t hitung shareholder dispersion sebesar 0,035 dengan signifikansi

0,972 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel shareholder

dispersion mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

variabel dividend payout ratio (DPR). Maka hipotesis pertama ditolak.

H2: Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Nilai t hitung free cash flow sebesar 1,389 dengan signifikansi 0,168 >

0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel free cash flow mempunyai

pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel dividend payout

ratio (DPR). Maka hipotesis kedua ditolak.

H3: Collateral Assets berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Nilai t hitung collateral assets sebesar 3,821 dengan signifikansi 0,000 <

0,05 sehingga dapat diartikan bahwa variabel collateral assets mempunyai

Page 21: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

21

pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dividend payout ratio

(DPR). Maka hipotesis ketiga diterima.

H4: Debt berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Nilai t hitung debt sebesar -3,862 dengan signifikansi 0,000 < 0,05

sehingga dapat diartikan bahwa variabel debt mempunyai pengaruh negatif

dan signifikan terhadap variabel dividend payout ratio (DPR). Maka

hipotesis keempat diterima.

4.4.3 UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Tabel 4.10

Hasil koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .522a .273 .240 .196437 1.962

a. Predictors: (Constant), DEBT, FCF, SHLDR, COLLAS

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: data sekunder yang diolah dengan SPSS 16.0

Tabel tersebut memberikan nilai R sebesar 0,522 dan koefisien

determinasi dengan Adjusted R Square sebesar 0,240. Tampak bahwa kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah sebesar 24%.

Selebihnya yaitu 76% varians variabel terikat dijelaskan oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

5. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

5.1 Kesimpulan

1. Variabel Shareholder Dispersion menunjukan pengaruh positif tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Shareholder Dispersion

berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen ditolak. Hasil

Page 22: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

22

penelitian ini mendukung penelitian oleh Mollah (2000) yang menyatakan

bahwa Shareholder Dispersion berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap kebijakan dividen. Koefisien shareholder dispersion bertanda

positif menunjukan bahwa semakin menyebar pemilik saham, semakin

besar jumlah dividen yang dibagikan (Pujiastuti, 2007). Variabel

shareholder dispersion tidak signifikan disebabkan karena jumlah

pemegang saham di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada beberapa

kelompok pemegang saham (tidak menyebar).

2. Variabel Free Cash Flow menunjukan pengaruh positif tidak signifikan

terhadap kebijakan dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

kedua (H2) yang menyatakan bahwa Free Cash Flow berpengaruh positif

signifikan terhadap kebijakan dividen ditolak. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fauz & Rosidi (2007) yang

menyimpulkan bahwa Free Cash Flow berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen. Bahwa perusahaan tetap

membagikan dividen meskipun perusahaan tidak memiliki free cash flow.

Arilaha (2009) mengatakan apabila perusahaan menginginkan untuk

memaksimumkan kekayaan pemegang saham dan agar investor tetap

melihat reputasi dan keadaan perusahaan dalam keadaan yang baik maka

perusahaan tetap membagikan dividen sedangkan kondisi free cash flow

tidak memungkinkan, perusahaan dapat menggunakan pendanaan

eksternal. Sesuai dengan konsep pecking Order Theory yang

mengemukakan bahwa perusahaan cenderung mengutamakan pendanaan

internal guna membayar dividen bila kebutuhan dana kurang maka

digunakan dana eksternal sebagai tambahannya (Arilaha, 2009).

3. Variabel Collateral Assets menunjukan pengaruh positif signifikan

terhadap kebijakan dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

ketiga (H3) yang menyatakan bahwa Collateral Assets berpengaruh positif

signifikan terhadap kebijakan dividen dapat diterima. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauz & Rosidi (2007) yang

Page 23: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

23

menyatakan bahwa Collateral Assets berpengaruh positif signifikan

terhadap kebijakan dividen.

4. Variabel Debt menunjukan pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan

dividen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat (H4) yang

menyatakan bahwa Debt berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan dividen dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh pujiastuti (2007), Fauz & Rosidi (2007)

yang menyimpulkan bahwa Debt berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan dividen.

5.2 Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan mempunyai beberapa keterbatasan yang

mempengaruhi terhadap hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Terdaftar sebanyak 824 perusahaan kecuali perbankan yang go public pada

tahun 2004-2007 di BEI. Namun dalam penelitian ini hanya 24 perusahaan

yang memiliki kelengkapan data yang diperlukan.

2. Penelitian ini hanya memasukan variabel agency cost, yakni Shareholder

Dispersion, Free Cash Flow, Collateral Assets, Debt. Sedangkan sisanya,

faktor-faktor lain seperti profitabilitas (Nuringsih, 2005), firm size

(Nuringsih, 2005), risk (Susilawati, 2000), likuiditas (Arilaha, 2009) tidak

dimasukan dalam model penelitian.

5.3 Saran

1. Saran bagi Investor

Memperhatikan variabel Collateral Assets dan Debt signifikan terhadap

kebijakan dividen, maka kepada para investor atau calon investor dan

kreditur, hendaknya memperhatikan kedua variabel tersebut sebelum

memutuskan untuk investasi baik dalam bentuk saham maupun obligasi.

2. Saran bagi Penelitian mendatang

Dalam penelitian mendatang diharapkan mampu mempertimbangkan

faktor lain agar menghasilkan penelitian yang lebih baik, seperti

Page 24: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

24

profitabilitas (Nuringsih, 2005), firm size (Nuringsih, 2005), risk

(Susilawati, 2000), likuiditas (Arilaha, 2009).

Page 25: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

25

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, S. 2009. “Dividend Payout Determinants for Australian Multinational and

Domestic Corporation.” School of Finance and Applied Statistic, College

Of Business and Economic, The Australian National University, ACT,

Australia.

Arilaha, A.M. 2007. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage Terhadap Kebijakan Dividen.” Jurnal Keuangan dan Perbankan,

Vol.13, No. 1, pp. 78-87.

Brigham, F. Eugene. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Crutchley, C.E dan Hansen, R.S. 1989. “A Test of The Agency Theory of

Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend.”

Financial Management, Winter, pp. 36-46.

Darman. 2007. “Agency Costs dan Kebijakan Dividen pada Emerging Market.”

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, pp. 198-203.

Djumahir. 2009. “Pengaruh Biaya Agensi, tahap Daur Hidup Perusahaan, dan

Regulasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di

Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11,

No.2, pp. 144-153.

Fauz, A dan Rosidi. 2007. “Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan Collateral Asset

terhadap Kenijakan Dividen.” Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8,

No. 2, pp. 259-267.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 26: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

26

Indonesian Capital Market Directory. 2007. Eleventh Edition.

Indonesian Capital Market Directory. 2008. Eleventh Edition.

Jensen, M.C. 1986. “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance and

Take Over AEA” Papees Proceding, May.

Keown, et all. 2000. Manajemen Keuangan, edisi 7, diterjemahkan oleh Djakman

dan Sulistyorini, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mahadwartha, P.A dan Hartono, J. 2002. “Uji Teori Keagenan dalam Hubungan

Interpendensi antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen.”

Simposium Nasional Akuntansi V. Ikatan Akuntansi Indonesia, pp. 635-

647.

Mollah, S., Keasy, and Short. 2000. “The Influence of Agency Cost on Dividend

Policy in An Emerging Market: Evidence from Dhaka Stock Exchange.

Journal of Financial.

Nuringsih, K. 2005. ”Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan

Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen.”

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, pp. 103-123.

Pujiastuti, T. 2008. “Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan

Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia.” Jurnal Keuangan dan

Perbankan, Vol. 12, No. 2, pp. 183-197.

Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE

UGM.

Rosdini, D. 2009. “Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio.”

Working Paper in Accounting and Finance.

Ross, S.A. 2000. “Fundamental of Corporate Finance”. Standard Edition, Boston,

Irwin Mc. Graw-Hill.

Page 27: PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE …eprints.undip.ac.id/29458/1/jurnal_wahyu.pdf · 1 PENGARUH SHAREHOLDER DISPERSION, FREE CASH FLOW, COLLATERAL ASSETS, DAN DEBT TERHADAP KEBIJAKAN

27

Rozeff, M.S. 1982. “Growth, Beta, and Agency Costs as Determinants of

Dividend Payout Ratio.” Journal of Financial Research.

Sartono, Agus. 2000. Manajemen Keuangan, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia.

Weston, Freed and Thomas E Coopeland, 1996, Manajemen Keuangan, Erlangga,

Jakarta.