17
1 PENGARUH PUBLIC SERVICE MOTIVATION TERHADAP WORK- OUTCOME PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG Trimegi Purnomo, Alfiandri, Wayu Eko Yudiatmaja Program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Pegawai negeri sipil merupakan orang-orang pilihan yang diharapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka untuk melayani masyarakat dengan prima. Adanya citra negatif mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini pegawai negeri sipil bisa dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya motivasi pelayanan publik atau public service motivation (PSM) pada saat mereka direkrut dan bahkan setelah mereka menjadi pegawai negeri sipil. Motivasi pelayanan publik atau yang sering disebut dengan public service motivation (PSM) dapat didefinisikan sebagai kecenderungan individual untuk merespon terhadap motif-motif dasar yang unik dalam suatu institusi dan organisasi publik. Orang-orang yang bekerja di sektor pelayanan publik memiliki ketertarikan dan motivasi tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Public Service Motivation Terhadap Work-Outcome Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai pada Pemerintah Kota Tanjungpinang. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Public Service Motivation terhadap Kepuasan Kerja dimana setiap adanya peningkatan terhadap public service motivation maka akan memberikan peningkatan terhadap kepuasan kerja sebesar 56,7%. Selanjutnya pengaruh yang signifikan juga diberikan Public Service Motivation terhadap Kinerja dimana hasil penelitian membuktikan bahwa setiap peningkatan dari public service motivation akan memberikan peningkatan terhadap Kinerja sebesar 76,8%. Dan hipotesis akhir dalam penelitian ini membuktikan dari nilai r square dimana adanya pengaruh yang signifikan antara public service motivation terhadap work outcome, dimana hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa adanya pengaruh sebesar 75,3 % antara public service motivation terhadap work outcome. Kata Kunci : Public Service Motivation, Kepuasan Kerja, Kinerja, Work Outcome

PENGARUH PUBLIC SERVICE MOTIVATION TERHADAP WORK- …repository.umrah.ac.id/1600/1/TRI MEGI PURNOMO-110563201170-FISIP-2018.…faktor personal yang mempengaruhi komitmen organisasi,

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENGARUH PUBLIC SERVICE MOTIVATION TERHADAP WORK-

OUTCOME PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

TANJUNGPINANG

Trimegi Purnomo, Alfiandri, Wayu Eko Yudiatmaja

Program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Pegawai negeri sipil merupakan orang-orang pilihan yang diharapkan

dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka untuk melayani

masyarakat dengan prima. Adanya citra negatif mengenai pelayanan publik yang

diberikan oleh pemerintah dalam hal ini pegawai negeri sipil bisa dikaitkan

dengan tinggi atau rendahnya motivasi pelayanan publik atau public service

motivation (PSM) pada saat mereka direkrut dan bahkan setelah mereka menjadi

pegawai negeri sipil. Motivasi pelayanan publik atau yang sering disebut dengan

public service motivation (PSM) dapat didefinisikan sebagai kecenderungan

individual untuk merespon terhadap motif-motif dasar yang unik dalam suatu

institusi dan organisasi publik. Orang-orang yang bekerja di sektor pelayanan

publik memiliki ketertarikan dan motivasi tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Public Service

Motivation Terhadap Work-Outcome Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Kota

Tanjungpinang. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

Kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai pada Pemerintah Kota

Tanjungpinang.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan antara Public Service Motivation terhadap

Kepuasan Kerja dimana setiap adanya peningkatan terhadap public service

motivation maka akan memberikan peningkatan terhadap kepuasan kerja sebesar

56,7%. Selanjutnya pengaruh yang signifikan juga diberikan Public Service

Motivation terhadap Kinerja dimana hasil penelitian membuktikan bahwa setiap

peningkatan dari public service motivation akan memberikan peningkatan

terhadap Kinerja sebesar 76,8%. Dan hipotesis akhir dalam penelitian ini

membuktikan dari nilai r square dimana adanya pengaruh yang signifikan antara

public service motivation terhadap work outcome, dimana hasil pengujian

koefisien determinasi menunjukkan bahwa adanya pengaruh sebesar 75,3 %

antara public service motivation terhadap work outcome.

Kata Kunci : Public Service Motivation, Kepuasan Kerja, Kinerja, Work

Outcome

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu

dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja

dari pegawainya. Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai,

prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja”.

(Dharma,2005:105)

Organisasi publik seperti pemerintah menempatkan sumber daya manusia

sebagai sumber daya yang utama karena mengemban tugas untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang

profesional, kompeten, berkualitas dan memiliki komitmen yang tinggi.

Organisasi yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan

berkomitmen tinggi diharapkan akan mampu memberikan yang terbaik bagi

organisasi.

Posisi dan peranan dari pegawai dalam sebuah organisasi sangat dominan,

Peran sumber daya manusia dari waktu ke waktu akan semakin strategis terhadap

perkembangan dan dinamika organisasi. Hal ini tentu saja mensyaratkan agar

setiap pegawai negeri sipil harus mempunyai kinerja dan kemampuan kerja yang

tinggi, terampil, punya keahlian dan sikap yang baik serta mampu untuk

melaksanakan misi, visi, menyelenggarakan tugas dan fungsi organisasi serta

menjalankan semua aktivitas operasional organisasi yang menjadi tanggung

jawabnya dengan baik, semua ini ditujukan agar pegawai dapat memberikan hasil

yang baik demi tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.

3

Pemerintah merupakan organisasi pelayanan publik yang diharapkan dapat

memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pegawai negeri sipil yang

merupakan pelaksana tugas-tugas pelayanan publik pemerintah seharusnya bisa

memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, pegawai negeri sipil

diharapkan memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi. Sebagai salah satu

faktor personal yang mempengaruhi komitmen organisasi, motivasi yang tinggi

diharapkan akan meningkatkan komitmen organisasi pegawai negeri sipil

sehingga mereka akan terus bekerja dan bertahan dalam organisasinya.

Pegawai negeri sipil merupakan orang-orang pilihan yang diharapkan

dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka untuk melayani

masyarakat dengan prima. Adanya citra negatif mengenai pelayanan publik yang

diberikan oleh pemerintah dalam hal ini pegawai negeri sipil bisa dikaitkan

dengan tinggi atau rendahnya motivasi pelayanan publik atau public service

motivation (PSM) pada saat mereka direkrut dan bahkan setelah mereka menjadi

pegawai negeri sipil (Yudiatmaja, 2017). Motivasi pelayanan publik atau yang

sering disebut dengan public service motivation (PSM) dapat didefinisikan

sebagai kecenderungan individual untuk merespon terhadap motif-motif dasar

yang unik dalam suatu institusi dan organisasi publik. Orang-orang yang bekerja

di sektor pelayanan publik memiliki ketertarikan dan motivasi tertentu.

Dengan demikian diperlukan suatu motivator bagi pegawainya yaitu

berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan terpenuhinya kebutuhan

tersebut maka pegawai akan bersedia bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan

4

baik. Mereka akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan tanggung

jawabnya, sehingga hasil pekerjaan yang dicapai dapat meningkat sesuai dengan

apa yang diinginkan oleh pimpinan atau atasan di dalam hal meningkatkan

motivasi kerja. Untuk itulah dibutuhkan suatu dorongan bagi para pegawai di

dalam menyelenggarakan kegiatan di perkantoran baik dalam meningkatkan

pembangunan maupun hal apa saja.

Kota Tanjungpinang merupakan salah satu kota dengan tingkat kebutuhan

masyarakat atas pelayanan publik yang tinggi membutuhkan peran pemerintah

agar dapat mengakomodasi setiap bentuk kebutuhan tersebut. Pemerintah Kota

Tanjungpinang mendapatkan predikat sangat baik (BB) dengan nilai 75,89 dalam

melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Perolehan nilai

tersebut, menempatkan Kota Tanjungpinang pada ranking kedua dari 156

Kabupaten dan Kota se-Provinsi DIY dan Sumatera.

Sejak tahun 2012 hingga tahun 2014 penilaian Kota Tanjungpinang untuk

laporan keuangan secara akuntabilitas kerja terus meningkat. Dimana kata dia,

pada tahun 2012 point penilaian Kota Tanjungpinang sebesar 49 dengan kriteria

C. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 52,50 kriteria CC. Penghargaan

ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk peningkatan kinerja aparatur

pemerintahan.

5

BAHAN DAN METODE

A. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deksirptif

kualitatif

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Instansi di Lingkungan Pemerintahan Kota

Tanjungpinang.

c. Jenis Data

a. Data Primer

b. Data Sekunder

d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin

diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72). Angket ini digunakan untuk mengetahui

tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Kuesioner adalah suatu

teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-

sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang

sudah ada. Alat pengumpulan data nya ialah angket.

6

HASIL

Pengaruh Public Service Motivation Terhadap Work-Outcome Pegawai Di

Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang

Penelitian ini menulusuri jawaban informan mengenai Pengaruh Public Service

Motivation Terhadap Work-Outcome Pegawai Di Lingkungan Pemerintah Kota

Tanjungpinang

Pengaruh Public Service Motivation Terhadap Kepuasan Kerja

Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel

dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas (Public

Service Motivation) terhadap variabel terikat (Kepuasan Kerja), digunakan

analisis regresi linier sederhana dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 1

Analisa Perhitungan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .157 .995 .158 .875

Public_Service_Motiva

tion .576 .034 .804 17.005 .000

a. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22, 2018

Dari pemaparan tabel diatas dapat diketahui hasi pengujian regresi linier

sederhana sehingga dapat dilihat model pengaruh antar variabel independen

terhadap variabel dependen. Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa

nilai constant yaitu 0.157 sehingga persamaan linear yang dibentuk oleh kedua

koefisien tersebut adalah :

7

Y = a + bX

Y = 0.157 + 0.576X

Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Public Service Motivation

Ԑ = Residu / error

Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas dapat dijelaskan jika terjadinya

peningkatan terhadap Public Service Motivation dengan asumsi variabel lainnya

tetap maka akan memberikan dampak peningkatan terhadap Kepuasan Kerja

sebesar 0,567%.

2. Pengaruh Public Service Motivation Terhadap Kinerja

Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel

dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas (Public

Service Motivation) terhadap variabel terikat (Kinerja), digunakan analisis regresi

linier sederhana dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 2

Analisa Perhitungan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.993 1.545 6.468 .000

Public_Service_Motiva

tion .768 .053 .758 14.616 .000

a. Dependent Variable: Kinerja

8

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22, 2018

Dari pemaparan tabel diatas dapat diketahui hasi pengujian regresi linier

sederhana sehingga dapat dilihat model pengaruh antar variabel independen

terhadap variabel dependen. Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa

nilai constant yaitu 9.993 sehingga persamaan linear yang dibentuk oleh kedua

koefisien tersebut adalah :

Y = a + bX

Y = 9.993 + 0.768X

Keterangan :

Y = Kinerja

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Public Service Motivation

Ԑ = Residu / error

Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas dapat dijelaskan jika terjadinya

peningkatan terhadap Public Service Motivation dengan asumsi variabel lainnya

tetap maka akan memberikan dampak peningkatan terhadap Kinerja sebesar

0,768%.

3. Pengaruh Public Service Motivation Terhadap Work Outcome

Untuk mengetahui model atau bentuk hubungan pengaruh antar variabel

dan untuk mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y), digunakan analisis regresi linier sederhana dengan

hasil perhitungan sebagai berikut:

9

Tabel 3

Analisa Perhitungan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 10.15

0 1.798 5.646 .000

Public_Service_Motivati

on 1.344 .061 .868 21.973 .000

a. Dependent Variable: Work_Outcome

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22, 2018

Dari pemaparan tabel diatas dapat diketahui hasi pengujian regresi linier

sederhana sehingga dapat dilihat model pengaruh antar variabel independen

terhadap variabel dependen. Dari perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa

nilai constant yaitu 10.150 sehingga persamaan linear yang dibentuk oleh kedua

koefisien tersebut adalah :

Y = a + bX

Y = 10.150 + 1.344X

Keterangan :

Y = Work Outcome

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Public Service Motivation

Ԑ = Residu / error

Berdasarkan hasil persamaan regresi diatas dapat dijelaskan jika terjadinya

peningkatan terhadap Public Service Motivation dengan asumsi variabel lainnya

10

tetap maka akan memberikan dampak peningkatan terhadap Work Outcome

sebesar 1,344%.

Uji Hipotesis

1. Hasil Uji T-Test

Uji statistik T pada dasarnya digunakan untuk melihat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pada penelitian ini akan

dikaji pengaruh Public Service Motivation terhadap Work Outcome. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai

berikut:

Jika thitung< ttabel, atau -thitung> ttabel maka Ho diterima

Jika thitung> ttabel, atau -thitung< ttabel maka Ha diterima

Berdasarkan nilai probabilitas sebagai dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima

Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. B

Std.

Error Beta

11

1 (Constant) 10.15

0 1.798 5.646 .000

Public_Service_Motivati

on 1.344 .061 .868 21.973 .000

a. Dependent Variable: Work_Outcome

Sumber : Hasil Pengujian SPSS Versi 22, 2018

Dengan nilai n = 160, α = 5% (uji 2 sisi) dimana n = jumlah sampel, untuk

mengetahui nilai t tabel dengan sampel 160 dapat dilihat dengan derajat

kebebasan (df) = n-k-1, dimana n (jumlah data) dan k (jumlah variabel

independen penelitian sehingga (df)=160-1-1 = 158 sehingga degree of freedom =

158, dimana nilai t tabel untuk df=158 yaitu 2,425. Kesimpulan yang dapat

diambil dari analisis tabel terebut adalah Public Service Motivation mempunyai

thitung 21,973 sehingga nilai thitung > ttabel, yaitu 21,973> 2,425. Berdasarkan tabel di

atas dapat diketahui nilai signifikansi Public Service Motivation yaitu sebesar

0,000. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, ini

menunjukkan bahwa secara parsial Public Service Motivation memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap Work Outcome.

F. Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen untuk mengetahui persentase

sumbangan variabel (Public Service Motivation) terhadap variabel dependen

(Work Outcome).

12

Tabel 5

Hasil Pengujian Untuk

Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .868a .753 .752 2.56446 1.931

a. Predictors: (Constant), Public_Service_Motivation

b. Dependent Variable: Work_Outcome

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22, 2018

Dari hasil Tabel 4.15 besarnya R Square berdasarkan hasil analisis dengan

SPSS 22 sebesar 0,753. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh

variabel Public Service Motivation terhadap Work Outcome adalah sebesar 75,3%,

sedangkan sisanya sebesar 24,7% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari pengujian data yang dilakukan dapat diketahui

hipotesis akhir penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh Public Service

Motivation terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja pegawai pada Pemerintah Kota

Tanjungpinang, adapun kerangka hipotesis dapat dilihat sebagai berikut :

Sumber : Hasil Penelitian, 2018

Public Service

Motivation (PSM)

Kepuasan Kerja (Y1)

Kinerja (Y2)

H1 : 0,567

H2 : 0,768

H3 : 0,753

13

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara Public Service Motivation terhadap Kepuasan

Kerja dimana setiap adanya peningkatan terhadap public service motivation maka

akan memberikan peningkatan terhadap kepuasan kerja sebesar 56,7%.

Selanjutnya pengaruh yang signifikan juga diberikan Public Service Motivation

terhadap Kinerja dimana hasil penelitian membuktikan bahwa setiap peningkatan

dari public service motivation akan memberikan peningkatan terhadap Kinerja

sebesar 76,8%. Dan hipotesis akhir dalam penelitian ini membuktikan dari nilai r

square dimana adanya pengaruh yang signifikan antara public service motivation

terhadap work outcome, dimana hasil pengujian koefisien determinasi

menunjukkan bahwa adanya pengaruh sebesar 75,3 % antara public service

motivation terhadap work outcome. Penjelasan juga dapat dilihat dari ringkasan

tabel penelitian berikut :

No Hipotesis Nilai R Aquare Keterangan

1

2

3

PSM -> Kepuasan Kerja

PSM -> Kinerja

PSM -> Work Outcome

0,567

0,763

0,753

Diterima

Diterima

Diterima

Sumber : Hasil Penelitian, 2018

Dari pemaparan tabel diatas dapat diketahui hipotesis akhir menunjukkan

bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Public Service Motivation

terhadap Kepuasan kerja, Public Service Motivation terhadap Kinerja, Public

Service Motivation terhadap Work Outcome pada Pemerintah Kota

Tanjungpinang.

14

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data yang dilakukan maka dapat diambil suatu

kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil pengujian instrument penelitian dapat diketahui bahwa pengujian

validitas terhadap variabel Public Service Motivation yang terdiri dari 7

Pertanyaan seluruh pertanyaan valid karena nilai r hitung lebih besar dari r

tabel.

2. Hasil pengujian instrument penelitian dapat diketahui bahwa pengujian

validitas terhadap variabel Work Outcome yang terdiri dari 12 Pertanyaan

seluruh pertanyaan valid karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel.

3. Pengujian Reliabilitas yang dilakukan dapat diketahui menghasilkan nilai

alpha hitung dari masing-masing variabel Public Service Motivation dan

Work Outcome menghasilkan nilai alpha hitung lebih besar dari 0,60

dimana hal ini menunjukkan bahwa variabel dlam penelitian ini reliable.

4. Public Service Motivation mempunyai thitung 21,973 sehingga nilai thitung >

ttabel, yaitu 21,973> 2,425. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai

signifikansi Public Service Motivation yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan

nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, ini

menunjukkan bahwa secara parsial Public Service Motivation memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Work Outcome.

5. besarnya R Square berdasarkan hasil analisis dengan SPSS 22 sebesar

0,753. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel

Public Service Motivation terhadap Work Outcome adalah sebesar 75,3%,

15

sedangkan sisanya sebesar 24,7% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini maka dapat

diberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam pelayanan publik kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk

dapat memperbaiki sarana dan prasarana kantor yang ada agar dapat lebih

cepat lagi dalam melaksanakan pelayanan publik kepada masyarakat.

2. Dalam hal hasil kerja untuk dapat memberikan reward kepada pegawai

yang berprestasi dalam melaksanakan tugas yang merupakan bentuk

aprresiasi atas baiknya kinerja pegawai

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia,.

Graha Ilmu: Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta : Rineka Cipta.

Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia:Pengertian Dasar,

Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.

Bumi Aksara, Jakarta.

Imron, Ali, 1996, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Pustaka Jaya

Mangkunegara, Anwar. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

16

Mathis, Robert L., Jhon H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia,

Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

Moekijat. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Manajemen Kepegawaian.

Jakarta: Mandar Maju

Mustopadidjaja. 1993. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta:

Bina Aksara.

Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan manajemen kinerja di lingkungan

perusahaan dan industri. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

Perry, R., 1990, Simulation: A Problem Solving Approach, Addison-Wesley;

Reading-MA

Purwanto, M. Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Robbins SP, dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta : Salemba

Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Salemba

Empat. Jakarta

Ruky, Akhmad S. 2006. Sistem Manajemen Kinerja(Performance management

system):Panduan praktis untuk merancang dan meraih kinerja prima,

Jakarta : Gramedia.

Sedarmayanti. 2004. Good Government (Kepemerintahan yang baik), Bandung :

CV. Mandar Maju Bandung, Edisi 2.

Siagian, Sondang. P. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:PT. Bumi

Aksara

Sofyandi, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,. Penerbit

Graha Ilmu, Yogyakarta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : CV. Alfabeta

________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :

CV. Alfabeta

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Triguno, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

17

Triton, PB. 2005. Pradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : Tugu Publisher.

Wahjosumidjo.2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Wungu, Jiwo dan Hartanto Brotoharsojo. 2003. Tingkat Kinerja Perusahaan Anda

Dengan Merit System. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Yuniarsih dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :

Alfabeta

Jurnal

Bambang Sancoko. Pengaruh Remunerasi terhadap Kualitas Pelayanan Publik.

Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan–Apr

2010, hlm.43-51. ISSN 0854-3844

Yudiatmaja, W. E. (2017). Public Service Motivation Differences Between

Permanent and Contract Employees in the Local Government. Mimbar:

Jurnal Sosial dan Pembangunan, 33(2), 327-338.