Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PROFITABILITAS DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PERUSAHAAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2015-2019)
SKRIPSI
Oleh
SRI BUANA
NIM.105731120516
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PROFITABILITAS DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PERUSAHAAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2015-2019)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Tugas Akhir untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Akuntansi
Oleh
SRI BUANA
NIM.105731120516
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Ku Persembahkan untuk
Saya Selaku Peneliti dan Orang Tua Terkasih
Serta Pembaca yang Budiman
MOTTO HIDUP
Teruslah Berusaha Walau Badai Banyak Menghalang
Karena Setelah Kesusahan Pasti Ada Kebahagiaan yang Menanti
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
SRI BUANA, 2020. Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Property yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2019). Skripsi program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Muh. Rum sebagai pembimbing I dan Ismail Rasullong sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property yang Terdaftar di BEI periode 2015-2019 dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode
asosiatif dengan teknik pengumpulan data sekunder melalui laporan keuangan perusahaan.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variable Profitabilitas ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan karena ROA yang meningkat dapat mempengaruhi suatu perusahaan dan berindikasi untuk mendapatkan deviden dan yield sehingga redaksi pasar semakin meningkat dan secara tidak langsung mempengaruhi Nilai Perusahaan, sedangkan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan karena pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya pengeluaran kas pada perusahaan sehingga profit yang dihasilkan semakin rendah yang berdampak pada menurunnya Nilai Perusahaan.
Kata Kunci : Profitabilitas, CSR dan Nilai Perusahaan.
vii
ABSTRACT
SRI BUANA, 2020. The Effect of Profitability and Disclosure of Corporate Social Responsibility on Company Value (Case Study of Property Companies Listed on the IDX 2015-2019 Period). Thesis of the Accounting study program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Muh. Rum as supervisor I and Ismail Rasullong as supervisor II.
The aims of this study to determine the effect of the profitability ratio, which is proxied by Return on Assets (ROA) and Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure on firm value. The population in this study were property companies listed on the IDX for the 2015-2019 period and the number of samples used was 19 companies which were taken based on purposive sampling technique. This study uses an associative method with secondary data collection techniques through company financial reports.
The aims of this study that the ROA Profitability variable has a positive and significant effect on Firm Value because an increased ROA can affect a company and is indicated to get dividend and yield so that market editors increase and indirectly affect Firm Value, while the Corporate Social Responsibility Disclosure (CSR) has a negative and significant effect on Firm Value because CSR disclosure by companies causes cash disbursements to the company so that the resulting profit is lower which has an impact on decreasing Firm Value.
Keywords : Profitability, CSR and Company Value.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang
tiada ternilai manakala penulisan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan (Study Kasus Perusahaan Property yang Terdaftar di BEI Periode
2015-2019)”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat agar dapat
melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Nurdin Ahmad dan ibu Niscaya yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
ix
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA., CSP, selaku Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muh. Rum, SE., M.Si, selaku Pembimbing I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
5. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, selaku Pembimbing II Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
bagi penulis selama proses perkuliahan.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Penguji I Bapak Dr. Muh. Rum, SE., M.Si, Penguji II Bapak Ismail
Rasullong, SE., MM, Penguji III Ibu Linda Arisanty Razak, SE., M.Si., Ak.
dan Penguji IV Ibu Nurul Fuada, ST., M.Si. selaku dosen penguji Ujian
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
9. Kedua orang tua penulis bapak Nurdin Ahmad dan ibu Niscaya yang
senantiasa memberi semangat, kasih sayang dan doa yang tulus.
x
10. Saudara Aswan yang telah memberikan dukungan dan bantuan dari segi
finansial.
11. Sahabat saya Sri yang sudah memberi semangat serta dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
12. Kakanda Kadriati Hasyim dan Nur Fauziah yang telah membagi ilmunya
dan membimbing hingga skripsi ini selesai.
13. Ketua tingkat M. Zulkifli, Wawan Aditama, Ahmad Yani, Sri Sultan,
Wiwilisdayati dan Nur Azizah yang telah membagi ilmunya dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Seluruh teman-teman kelas AK.16 F yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas kenangan indah yang kalian berikan, moment
tak terlupakan dari semester satu hingga sampai sekarang ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Makassar, 21 Oktober 2020
Sri Buana
NIM.105731120516
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................. vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Teori Legitimasi ............................................................................... 11
B. Profitabilitas ..................................................................................... 12
C. Pengungkapan CSR ........................................................................ 16
D. Nilai Perusahaan ............................................................................. 24
E. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 28
F. Kerangka Pikir ................................................................................. 32
xii
G. Hipotesis .......................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 38
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................................... 38
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran .............................. 39
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 43
F. Metode Analisis Data ...................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 48
B. Deskripsi Perusahaan Property ....................................................... 53
C. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................... 67
D. Hasil Penelitian ................................................................................ 70
E. Pembahasan .................................................................................... 81
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85
A. Kesimpulan ...................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
LAMPIRAN ...................................................................................................... 91
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Valuasi 20 Saham Terbesar Properti 2019 .................................. 4
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel ........................................................ 42
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ................ 42
Tabel 4.1 Profitabilitas Return On Asset .................................................... 67
Tabel 4.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility ........................ 68
Tabel 4.3 Nilai Perusahaan Price Book Value ........................................... 69
Tabel 4.4 Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 70
Tabel 4.5 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................... 73
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 74
Tabel 4.7 Uji Glejser Heteroskedastisitas .................................................. 76
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi ........................................................................... 77
Tabel 4.9 Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 77
Tabel 4.10 Uji T ........................................................................................... 79
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi ............................................................... 81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia ...................... 53
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plot ........................................................... 73
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ................................... 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Daftar Sampel Penelitian ....................................................... 92
Lampiran 2. Indeks Pengungkapan CSR ................................................... 95
Lampiran 3. Hasil Output SPSS 22 ............................................................ 96
Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian ...................................................... 101
Lampiran 5. Hasil Uji Turniting ................................................................. 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya menjual
saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat
modal perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum merupakan tempat
atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument
keungan jangka panjang, antara penjual dan pembeli baik itu individu, korporasi
maupun pemerintah. Pasar modal memiliki peran besar dalam pertumbuhan
perekonomian nasional. Selain sebagai sarana berinvestasi, pasar modal juga
merupakan sumber dana bagi perusahaan. (Fahmi : 2013).
Pasar modal yang berperan penting dalam pengembangannya yaitu
peran Bursa Efek Indonesia. Fungsi Bursa Efek Indonesia menyelenggarakan
dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran
jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek yang
teratur, wajar dan efisien. Sebagai penghubung antara investor dan emiten yang
telah melantai di Bursa Efek Indonesia dan menjaga kelangsungan pasar
(market liquidity) dan menciptakan harga efek yang wajar (price discovery). Jadi
Bursa Efek Indonesia adalah mediator dari dua belah pihak tersebut. Bursa Efek
Indonesia ialah gabungan dari Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta
pada tahun 2007.
Bursa Efek Indonesia tidak dapat berkembang dan bertumbuh pesat
tanpa adanya partisipan dari emiten dan investor itu sendiri, dimana emiten
2
adalah perusahaan yang memperdagangkan efek atau menjual dan menawarkan
efek kepada investor. Hal penting dari sebuah perusahaan yaitu adanya laporan
keuangan yang dapat menunjukan keadaan suatu perusahaan, karena salah
satu indikator sebuah perusahaan sehat jika laporan keuangan nya menunjukan
kenaikan laba dan pendapatannya yang cukup stabil dan hutang nya tidak
melebihi modal perusahaan (ticmi.co.id).
Perusahaan didirikan memiliki tujuan yang jelas baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Salah satu tujuan jangka panjang yang akan
dicapai dalam suatu perusahaan yaitu adanya peningkatan nilai perusahaan
yang tinggi dan hasilnya akan terlihat pada harga pasar sahamnya. Karena
investor akan menilai suatu perusahaan melalui pergerakan harga saham yang
terjadi di bursa saham untuk perusahaan yang sudah go public, semakin tinggi
nilai perusahaan maka investor juga akan semakin tertarik. (Hotman, 2018).
Pentingnya suatu nilai perusahaan diketahui oleh calon investor di pasar
modal, karena banyak indikasi positif yang terkandung di dalamnya. Nilai
perusahaan merupakan suatu penilaian kolektif dari seorang investor tentang
kinerja dalam suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi pada
masa yang akan (Brealey, 2007). Sedangkan menurut (Kusumajaya dalam Dea,
2011) nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual yang dikaitkan dengan harga saham.Saham
emiten-emiten sektor properti pada perdagangan hari ini melesat karena
diakumulasi beli oleh investor. Langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau
The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan tampaknya menjadi
sentimen investor memborong harga saham. Langkah The Fed menahan suku
bunga acuan tersebut memberikan ekspektasi ke investor bahwa Bank Indonesia
3
(BI) akan menahan suku bunga acuan atau BI 7 Day Reverse Repo Rate
(BI7DayRR). Dengan demikian bunga kredit KPR kemungkinan besar tak naik,
dan diharapkan bisa meningkatkan penjualan emiten properti. Pada
perdagangan sesi I, awal 2019, indeks sektor properti naik 1,87% melanjutkan
reli dari awal tahun yang tercatat sudah mengalami kenaikan 2,7%. Sektor
properti sejak 2014 mengalami tekanan, setelah sempat booming pada 2012-
2013. Kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global dan nasional,
membuat investor menahan diri membeli properti, sehingga penjualan turun.
Secara valuasi, sektor properti relatif masih murah dengan price to earning ratio
(PER) pada kisaran 8,72x. Jauh di bawah PE Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada kisaran 16,27x. Lalu mana saja saham-saham dari sektor properti
yang valuasinya masih murah? Dari 20 saham properti dengan kapitalisasi
terbesar, dipilih lima saham dengan valuasi murah, berdasarkan perhitungan
Refinitiv, dan membandingkannya dengan PE sektoral. Saham-saham tersebut
antara lain, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan nilai kapitalisasi
Rp 25,34 triliun. PE perusahaan properti milik Sinarmas ini berada pada kisaran
7,8%. Pengembangan kota mandiri BSD City ini tercatat sebagai perusahaan
properti dengan nilai aset tertinggi. Kemudian ada saham PT Duta Pertiwi Tbk
(DUTI), yang juga milik Sinarmas Land, pengembang properti pusat perbelanjaan
seperti ITC yang tersebar di Jabodetabek. PE saham DUTI pada kisaran 9,11x.
Nilai kapitalisasi DUTI tercatat sekitar Rp 8,03 triliun. Saham properti lain yang
dinilai murah adalah PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) dengan PE sebesar 7,32
kali. Perusahaan properti yang sahamnya juga dimiliki Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta ini, merupakan pengembang proyek Bintaro City (Saragih dan
Houtmand, 2019). Lalu saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) memiliki
4
valuasi dengan PE 7,79x. Nilai kapitalisasi saham ini mencapai Rp 6,99 triliun.
Kemudian saham PT Agung Podomoro Tbk (APLN) dengan nilai kapitalisasi Rp
3,5 triliun. Valuasi APLN juga relatif masih murah dengan PE sebesar 3,9x.
Valuasi 15 saham lainnya, bisa disimak pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
VALUASI 20 SAHAM TERBESAR PROPERTI 2019
NO Nama Kode Market Cap (USD) Precentage
Change (YTD)
PE EPS Currency
Jakarta SE Property Index
JKPROP 22,286,153,560.78 2.70 8.72 .. ..
1 PT Pakuwon Jati Tbk PWONJK
2,255,879,175.59 6.45 14.24 46.33 IDR
2 PT Bumi Serpong Damai Tbk
BSDEJK
1,809,927,072.70 5.58 7.87 168.30 IDR
3 PT Metropolitan Kentjana Tbk
MKPIJK
1,177,671,753.02 -22.22 15.67 1116.60 IDR
4 PT Ciputra Development Tbk
CTRAJK
1,159,195,669.93 -12.87 17.97 48.98 IDR
5 PT Summarecon Agung Tbk
SMRAJK
1,018,782,666.54 23.60 32.19 30.43 IDR
6 PT Plaza Indonesia Tbk PLINJK
881,831,085.88 21.53 115.03 30.43 IDR
7 PT Puradelta Lestari Tbk
DMASJK
704,670,751.36 29.56 17.21 11.97 IDR
8 PT PP Properti Tbk. PPROJK
665,344,366.66 29.91 18.83 8.07 IDR
9 PT Danayasa Arthatama Tbk
SCBDJK
614,023,028.48 .. .. 16.49 IDR
10 PT Sitara Propertindo Tbk
TARAJK
614,612,870.48 -2.27 6615384.62 0.00 IDR
11 PT Duta Pertiwi Tbk DUTIJK
573,775,727.47 -0.46 9.11 479.46 IDR
12 PT Jaya Real Property Tbk
JRPTJK
570,883,605.39 -20.96 7.32 79.95 IDR
13 PT Alam Sutera Reality Tbk
ASRIJK
499,254,042.29 14.74 7.79 45.93 IDR
14 PT Lippo Karawaci Tbk LPKRJK
471,708,630.96 13.38 14.27 20.18 IDR
15 PT Sentul City Tbk BSLJK
470,620,235.82 10.09 15.48 7.15 IDR
16 PT Pikko Land Development Tbk
RODAJK
416,735,229.69 8.54 291.63 1.48 IDR
17 PT Adhi Karya (Persero) Tbk
ADHIJK
408,145,616.91 1.89 8.90 181.38 IDR
18 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
384,277,571.04 -5.89 .. -20.85 IDR
19 PT Mega Manunggal Property Tbk.
MMLPJK
263,307,277.24 -5.77 13.11 37.37 IDR
20 PT Agung Padomoro Land Tbk
APLNJK
250,131,315.07 19.74 3.09 58.84 IDR
Sumber : Revinitiv Tahun 2019
5
Berdasarkan Valuasi Saham dari tabeldiatas diantaranya Saham PT.
Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan nilai kapitalisasi tertinggi senilai Rp.31,80
triliun dan memiliki valuasi PE sebesar 14,24 kali. PT Metropolitan Kentjana Tbk
(MKPI) nilai kapitalisasi Rp.16,60 triliun dengan valuasi PE sebesar 7,87 kali. PT
Ciputra Development Tbk (CTRA) nilai kapitalisasi Rp.16,34 triliun, valuasi PE
sebesar 17,97 kali. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) nilai kapitalisasi Rp.
14,36 triliun, valuasi PE sebesar 32,19 kali. PT Plaza Indonesia Tbk (PLIN) nilai
kapitalisasi Rp. 12,43 triliun, valuasi PE sebesar 115,03 kali. PT Puradelta
Lestari Tbk (DMAS) nilai kapitalisasi Rp. 9,93 triliun, valuasi PE sebesar 17,21
kali. PT PP Properti Tbk (PPRO) nilai kapitalisasi Rp. 9,38 triliun, valuasi PE
sebesar 18,83 kali. PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) nilai kapitalisasi
Rp.8,65 triliun. PT Sitara Propertindo Tbk (TARA) nilai kapitalisasi Rp. 8,66
triliun, memiliki valuasi PE tertinggi sebesar 6615384,62 kali. PT Lippo Karawaci
Tbk (LPKR) nilai kapitalisasi Rp. 6,63 triliun, valuasi PE sebesar 14,27 kali. PT
Sentul City Tbk (BKSL) nilai kapitalisasi Rp. 6,63 triliun, valuasi PE sebesar
15,48 kali. PT Pikko Land Development Tbk (RODA) nilai kapitalisasi Rp. 5,87
triliun, valuasi PE sebesar 291,63 kali. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) nilai
kapitalisasi Rp. 5,75 triliun, valuasi PE sebesar 8,90 kali. PT Kawasan Industri
Jababeka Tbk (KIJA) nilai kapitalisasi Rp. 5,41 triliun. PT Mega Manunggal
Property Tbk (MMLP) nilai kapitalisasi Rp. 3,71 triliun, valuasi PE sebesar 13,11
kali.
Emiten sektor properti diperkirakan bakal menghadapi tantangan yang
berat dari sisi penjualan sekalipun suku bunga acuan sudah diturunkan oleh
pemerintah menjadi 4,75 persen. Emiten sektor properti bakal menghadapi
tantangan berat berupa seretnya penjualan. Dalam kondisi pandemic dengan
6
penyebaran Covid-19 mengurangi minat beli masyarakat terhadap objek properti.
Dalam situasi seperti ini, terdapat kemungkinan gagal bayar kredit kepada bank.
Sementara dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) terdapat klausul
buyback oleh developer bila kondisi itu terjadi. Merujuk pada “PSAK 72 tentang
pengakuan pendapatan juga bisa membuat pencatatan tidak sebagus dahulu,
meskipun suku bunga sudah rendah saat ini. Oleh sebab itu, strategi terbaik
yang dapat dilakukan oleh para emiten properti saat ini adalah meningkatkan
kas, atau bertahan dengan cash flow yang meningkat untuk membiayai proyek
serta lainnya. Selain itu dari sisi kinerja saham, juga ada kemungkinan terkoreksi
sebab indeks properti sudah menguat 7,13 persen ke 349. Untuk kinerja
keuangan emiten properti bisa jadi tidak terlalu bagus sampai saat ini, disamping
itu pelemahan rupiah dapat menjadi sentimen negatif bagi saham sektor property
(Pandu Gumilar, 2020).
Keberhasilan dalam suatu perusahaan aspek keuangan sangat
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, salah satunya ialah rasio profitabilitas.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang keuangan yang baik dapat dilihat dari
laba yang dihasilkan memiliki nilai yang cukup besar, apabila laba yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan relatif kecil dapat dikatakan bahwa kinerja
perusahaan menunjukkan hasil yang kurang baik. Hal tersebut dapat disebabkan
karena profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen suatu perusahaan (Agustina, 2013). Capaian profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya dalam suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba bagi investor. Profitabilitas dianggap
penting karena profitabilitas diartikan sebagai indikator dalam mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
7
menilai perusahaan. Perspektif teori sinyal mengartikan bahwa perusahaan
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan memberikan sinyal kepada
investor melalui pelaporan informasi terkait kinerja perusahaan sehingga dapat
memberikan gambaran akan prospek usaha di masa yang akan datang. Semakin
tinggi angka profitabilitas yang tercantum dalam laporan keuangan, berarti
semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut, maka akan mencerminkan
kekayaan investor yang semakin besar dan prospek perusahaan kedepan dinilai
semakin menjanjikan. Pertumbuhan prospek tersebut oleh investor akan
ditangkap sebagai sinyal positif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan
dimata investor yang tercermin dalam meningkatnya harga saham perusahaan
(Ayu dan Suardjaya, 2017 dalam Alfian Indra Ningrum, 2018).
Disamping Informasi tentang kinerja keuangan perusahaan maka
indikator Corporate Social Responsibility (CSR) juga salah satu informasi yang
menjadi indikator penilaian pasar (Wibowo, 2012). Corporate Social
Responsibility merupakan salah satu informasi yang mempengaruhi suatu nilai
perusahaan, seperti yang dipublikasikan dalam laporan tahunan perusahaan,
juga dipublikasikan perusahaan nilai CSR yang menjadi kewajiban. CSR
merupakan salah satu dari triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan
pada aspek ekonomi sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan
informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR). Sebagai salah satu prinsip dalam akuntansi keuangan,
pengungkapan (disclosure) merupakan penyajian sejumlah informasi yang
diberikan untuk pengoperasian pasar modal secara optimal dan efisien (Wibowo,
2012).
8
Pengungkapan CSR sangat penting karena stakeholder perlu
memberikan penilaian dan mengevaluasi sejauh mana perusahaan tersebut
dapat melaksanakan peranannya sesuai dengan keinginan para stakeholder.
Dengan kewajiban CSR yang muncul maka pemangku kepentingan menuntut
adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang telah dilakukan.
Semakin baik pengungkapan CSR yang dilakukan, maka stakeholder akan
memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas segala kegiatannya yang
bertujuan untuk mencapai labadan menaikan nilai perusahaan (Chyntia dan
Putri, 2013). Semakin banyak perusahaan mengungkapkan CSR dalam laporan
tahunan, maka semakin baik pula nilai perusahaan dimata investor, kreditor,
maupun masyarakat. Karena salah satu dasar pemikiran yang melandasi etika
bisnis sebuah perusahaan adalah dengan melakukannya pengungkapan
corporate social responsibility (CSR).
Berdasarkan temuan penelitian oleh Alfian, 2018 bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, penelitian yang
dilakukan oleh (Preston, 1978 dalam Hackston dan Milne, 1996) bahwa
perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan aktivitas CSR apabila tingkat
profitabilitas perusahaan tersebut semakin tinggi. Secara teoritis, semakin
banyaknya aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi
positif kepada perusahaan yang melakukan CSR yang ditunjukkan dengan
peningkatan harga saham perusahaan. Investor mengapresiasi praktik CSR dan
melihat aktivitas CSR sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan
suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan investasi,
9
banyak investor yang cukup memperhatikan CSR yang diungkapkan oleh
perusahaan (Gusti, 2013 dalam Ghoul, 2011).
Unit analisis penelitian ini mengangkat beberapa perusahaan selaku
emiten sektor property, dikarenakan harga properti di Indonesia mengalami
perkembangan yang meningkat dan memerlukan penambahan investasi agar
semakin tumbuh kuat membantu kecukupan perumahan di Indoensia. Harga
properti yang semakin meningkat setiap tahunnya akan meningkatkan peluang
keuntungan bagi investor yang menginvestasikan dananya dalam bisnis properti.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mengambil judul terkait
“Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan
Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh
signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
10
2. Untuk mengetahui pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dibidang keuangan
sehingga dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya mengenai nilai
perusahaan pada masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan
peneliti khususnya mengenai Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
pengambilan keputusan bagi investor maupun calon investor dalam
melakukan investasi.
c. Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan serta
sebagai bahan pertimbangan bagi emiten untuk mengevaluasi,
memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen dimasa yang akan
datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Legitimasi
Landasan teori legitimasi adalah “kontrak sosial” yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan
menggunakan sumber ekonomi. Teori legitimasi tersebut dibutuhkan oleh
institusi-institusi untuk mencapai tujuan agar sejalan dengan masyarakat
luas (Ghozali dan Chariri, 2007). Teori legitimasi adalah suatu gagasan
kontrak sosial perusahaan dengan masyarakat, ketika laba meningkat
perusahaan akan melakukan lebih banyak tanggung jawabnya terhadap
masyarakat, sehingga akan mendapatkan respon baik dari masyarakat
karena perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dianggap dapat
membiayai aktivitas sosialnya (Reverte, 2009 dalam Sari, 2013).
Teori legitimasi terdapat suatu gagasan mengenai ”kontrak sosial”
antara organisasi dengan lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
Konsep kontrak sosial digunakan untuk menunjukkan harapan masyarakat
tentang cara yang seharusnya dilakukan organisasi dalam melakukan
aktivitas. Harapan masyarakat terhadap perilaku perusahaan dapat bersifat
implisit dan eksplisit. Bentuk eksplisit dari kontrak sosial adalah persyaratan
legal, sementara bentuk implisitnya adalah harapan masyarakat yang tidak
tercantum dalam peraturan legal. Pengungkapan pelaporan sosial dan
lingkungan menjadi salah satu cara perusahaan untuk mewujudkan kinerja
yang baik kepada masyarakat dan investor. Dengan pengungkapan
tersebut, perusahaan akan mendapatkan image dan pengakuan yang baik
12
serta akan memiliki daya tarik dalam penanaman modal atau investor dalam
negeri maupun asing. Pengungkapan ini digunakan untuk melegitimasi
aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karena pengungkapan CSR akan
menunjukkan tingkat kepatuhan suatu perusahaan (Branco dan Rodrigues,
2008 dalam Chumaidah 2017).
B. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-
sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan
perusahaan (Sudana, 2011). Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2012).
Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan
dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan
melihat keuntungan yang benar benar akan diterima dalam bentuk dividen
(Sartono, 2012).
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan
atau dari pendapatan investasi (Kasmir, 2015). Menurut beberapa
pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa profitabilitas merupakan
kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan.
13
Semakin tinggi profitabilitas maka semakin baik pula perusahaan dalam
mengelola perusahaan.
1. Tujuan Penggunaan Rasio Profitabilitas
Tujuan dari penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan,
maupun bagi pihak luar perusahaan (Kasmir, 2015) yaitu:
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
2. Manfaat Penggunaan Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas memiliki manfaat tidak hanya bagi pihak
pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar
perusahaan, terutama pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan
dengan perusahaan. Sementara itu manfaat yang diperoleh dari rasio
profitabilitas (Kasmir, 2015) yaitu:
a. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
b. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
14
c. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan laba
sendiri.
d. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
3. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Adapun jenis-jenis profitabilitas (Sartono, 2012), yaitu:
a. Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba melalui persentase laba kotor dari
penjualan perusahaan.
b. Net Profit Margin digunakan untuk mengetahui laba bersih dari
penjualan setelah dikurangi pajak.
c. Profit Margin digunakan untuk menghitung laba sebelum pajak dibagi
total penjualan.
d. Return On Investment atau Return On Assets menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan.
e. Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba, melalui rasio inilah investor dapat
mengetahui tingkat pengembalian dari investasinya. Rasio profitabilitas yang
sering digunakan yaitu Return on Assets (ROA), Return on Investment
(ROI), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin dan Net Profit Margin
(NPM).
15
Perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas secara
keseluruhan atau hanya sebagian saja dari jenis rasio profitabilitas yang
ada. Penggunaan rasio secara sebagian berarti bahwa perusahaan hanya
menggunakan beberapa jenis rasio saja yang memang dianggap perlu
diketahui (Hery, 2016).
Profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio profitabilitas yang akan
menunjukkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan melalui rasio-rasio, dalam
penelitian ini menggunakan rasio ROA (Return on Assets) (Brigham, 2010).
Rasio Return On Assets ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset (Harahap, 2013). Return On Asset
biasanya disebut juga dengan Return On Investment, karena rasio ini
mampu melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan
investasi yang ditanamkan sebernanya sama dengan aset perusahaan
(Fahmi, 2012).
Return On Asset merupakan rasio untuk mengukur tingkat laba
terhadap aset yang digunakan dalam menghasilkan laba perusahaan
(Prihadi, 2010). Menurut beberapa pengertian tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa ROA (Return on Assets) merupakan rasio yang
16
digunakan suatu perusahaan untuk mengukur tingkat keuntungan atau laba
yang diperoleh perusahaan.
Menurut Prihadi (2010), unsur – unsur ROA (Return on Assets)
diantaranya laba bersih dan total aktiva ;
1. Laba Bersih
Laba bersih merupakan angka terakhir dalam laporan posisi
keuangan. Setelah dikurangi dengan pajak penghasilan disebut laba
bersih setelah pajak (Net Profit After Tax). Jumlahnya merupakan
kenaikan bersih terhadap modal. Laba bersih adalah selisih lebih semua
pendapatan dan laba terhadap semua beban dan kerugian yang
merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2004).
2. Total Aktiva
Merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
sumber daya bagi perusahaan untuk melaukan sebuah usaha
(Soemarso, 2004). Total aktiva menunjukkan keseluruhan bentuk
kekayaan yang dimiliki perusahaan baik berupa aktiva tetap berwujud
dan aktiva lainnya. Aktiva tetap berwujud merupakan aktiva yang
sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan perusahaan.
Relatif permanen menunjukkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan
dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama.
C. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility merupakan satu bentuk tindakan
yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk
17
meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup
bagi karyawan beserta keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas
hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara luas (Nor Hadi, 2014).
Definisi lain terkait CSR sendiri umumnya sangat beragam. WBCSD (World
Business Council for Sustainable Development) juga mengemukakan definisi
CSR sebagai berikut : “The continuing commitment by business to behave
ethically and contribute to economic development while improving the quality
of work life of workforce and their families as well as of the local community
and social large” yang berarti bahwa komitmen bisnis yang berkelanjutan
untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
dengan meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan dan kerja mereka
dan komunitas lokal dan masyarakat yang luas.
Bank Dunia (World Bank) juga memberikan definisi CSR, yaitu :
“CSR is commitment of business to contribute to sustainable economic
development working with employees and their representatives, the local
community and society at large to improve quality of life, in ways that are
both good for business and good for development”, yang berarti bahwa
komitmen bisnis untuk untuk memberikan kontribusi perkembangan ekonomi
yang berkelanjutan dengan karyawan dan perwakilannya, komunitas lokal,
dan masyarakat yang luas untuk meningkatkan kualitas hidup melalui jalan
bisnis dan perkembangan yang baik (Yusuf, dkk 2007).
Menurut ISO 26000 corporate social responsibility adalah tanggung
jawab suatu organisasi atas dampak suatu keputusan dalam ativitasnya
terhadap masyarakat dan lingkungan. Melalui perilaku yang transparan dan
etis, yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
18
masyarakat, memperhatikan kepentingan dari para stakeholder. Sesuai
hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional,
terintegrasi diseluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik
kegiatan, produk maupun jasa (Rusdianto, 2013 dalam Khoirunnisa, 2017).
Menurut beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan suatu
pengungkapan informasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan memperhatikan kepentingan para stakeholder atau masyarakat luas.
Kewajiban mengungkapkan kegiatan CSR perusahaan dalam annual
report perusahaan tercantum dalam pasal 66 ayat (2) dalam Undang-
Undang No.40 Tahun 2007 tentang Persoran Terbatas :
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memuat sekurang-kurangnya:
a. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir
tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas
laporan keuangan tersebut;
b. Laporan mengenai kegiatan perseroan;
c. Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;
d. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi
kegiatan usaha perseroan;
e. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;
f. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
19
g. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan
tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang
baru lampau.
1. Item – item pengungkapan Corporate Social Responsibility
Menurut Wibisono (2007), terdapat banyak standar yang harus
dijadikan pijakan dalam prkatik pertanggungjawaban sosial (social
responsibility). Equator principles yang diadopsi beberapa negara,
merupakan beberapa prinsip, antara lain:
a. Accountability’s (AA1000) standard, yang mengacu pada prinsip
“Triple Bottom Line”dari John Elkington.
Standar berbasis prinsip yang diakui untuk organisasi yang
membantu untuk menjadi lebih bertanggungjawab dan berkelanjutan.
Standar tersebut adalah kerangka kerja open source yang
dikembangkan melalui konsultasi muti-pihak dan proses review.
Standar ini dirancang agar kompatibel dengan standar kunci lain
termasuk pedoman GRI, SA8000, seri ISO dan standar akuntansi
keuangan.
b. Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan panduan
pelaporan perusahaan untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan yang digagas oleh PBB lewat coalition for
environmental economies (CERES) dan UNEP pada tahun 1997.
GRI merupakan organisasi non-profit yang mempromosikan
keberlajutan sosial, ekonomi dan lingkungan. GRI menyediakan
20
kerangka pelaporan berkelanjutan yang komprehensif bagi semua
perusahaan dan organisasi yang banyak digunakan di seluruh dunia.
c. Social Accountability International SA8000
Standard SA8000 adalah standar yang fokus pada tenaga kerja dan
kondisi tempat kerja. SA8000 didasarkan pada ISO 9000 teknik
mengaudit, menentukan perbaikan dan tindakan pencegahan untuk
terus mendorong perbaikan dan fokus pada sistem manajemen dan
dokumentasi untuk membuktikan sistem ini. Sertifikasi SA8000
dilakukan secara independen, eksternal auditor dan berhubungan
dengan kinerja perusahaan.
d. ISO 14000 Environmental Management Standard
ISO 14000 adalah standar yang terkait dengan pengelolaahan
lingkungan yang ada untuk membantu organisasi untuk
meminimalkan dampak negatif operasi mereka terhadap lingkungan,
memenuhi hukum, peraturan dan persyaratan berorientasi
lingkungan dan semakin meningkatkannya.
e. ISO 26000
ISO 26000 adalah standar internasional yang memberikan
bimbingan pada pelaporan berkelanjutan yang dibuat oleh
International Organization For Standardization (ISO).
2. Manfaat Corporate Social Responsibility
Manfaat corporate social responsibility bagi perusahaan menurut
(Untung, 2008) sebagai berikut:
1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan.
21
2) Mendapat lisensi untuk beroperasi secara sosial.
3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.
4) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.
6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholder.
8) Memperbaiki hubungan dengan regulator.
9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
10) Peluang mendapatkan penghargaan.
Menurut (Lako, 2011), manfaat yang diperoleh perusahaan dalam
melakukan pengungkapan CSR adalah:
1) Profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan akan semakin kokoh
2) Meningkatnya akuntabilitas dan apresiasi positif dari komunitas
investor, kreditor, pemasok, dan konsumen.
3) Meningkatnya komitmen etos kerja, efisiensi dan produktivitas
karyawan.
4) Menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi komunitas
sekitar karena merasa diperhatikan dan dihargai perusahaan.
5) Meningkatnya reputasi, corporate branding, goodwill dan nilai
perusahaan dalam jangka panjang.
Menurut (Setianingrum, 2015) manfaat Corporate Social
Responsibility terhadap perusahaan diantaranya:
1) Izin Sosial untuk Operasi
Bagi perusahaan, masyarakat adalah salah satu faktor yang
membuat perusahaan bergerak atau malah sebaliknya. Dengan
22
adanya CSR, masyarakat sekitar akan mendapatkan manfaat dari
adanya perusahaan dilingkungan mereka maka dengan sendirinya
masyarakat akan merasa memiliki perusahaan. Jika sudah seperti itu
perusahaan akan lebih leluasa untuk menjalankan kegiatan usahanya
di daerah tersebut.
2) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
CSR akan membuat hubungan antara perusahaan dengan pihak-
pihak yang terlibat menjadi semakin baik, sehinga resiko-resiko bisnis
seperti adanya kerusuhan menentang berdirinya perusahaan akan
berkurang. Jika seperti itu biaya-biaya pengalihan resiko dapat
digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat bagi perusahaan
maupun masyarakat.
3) Melebarkan Akses Sumber Daya
Corporate Social Responsibility (CSR) jika dikelolah dengan baik
akan menjadi sebuah keunggulan dengan baik akan menjadi sebuah
keunggulan bersaing bagi perusahaan yang nantinya dapat
membantu perusahaan dalam memuluskan jalan untuk mendapatkan
sumber daya yang dibutuhkan perusahaan.
4) Melebarkan Akses menuju Market
Seluruh investasi serta biaya yang dikeluarkan untuk program
CSR sebenarnya dapat menjadi sebuah peluang bagi perusahaan
untuk mendapatkan market yang lebih besar. Termasuk juga
didalamnya dapat membangun loyalitas konsumen serta menembus
pasar baru.
23
5) Mereduksi Biaya
Program CSR juga dapat menghemat biaya perusahaan seperti
misalnya melakukan program CSR yang berkaitan degan lingkungan
dengan menerapkan konsep daur ulang dalam perusahaan, sehingga
biaya perusahaan untuk produksi juga akan lebih berkurang.
3. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility
Crowther David (2008) dalam Nor Hadi (2014) menguraikan prinsip-
prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai berikut:
1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam
melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan
sumber daya dimasa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan
bagaimana penggunaan sumber daya sekarang tetap
memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa
depan.
2) Accountability, upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab
atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika
aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan
eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas
perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal. Akuntabilitas
perusahaan dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan
membangun image dan network terhadap para pemangku
kepentingan. Menunjukan bahwa tingkat keluasan dan keinformasian
laporan perusahaan memiliki konsekuensi sosial maupun ekonomi.
Tingkat akuntabilitas dan tanggung jawab perusahaan menentukan
24
legitimasi stakeholders eksternal, serta meningkatkan transaksi
dalam perusahaan.
3) Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.
Transaksi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan
berikut dampak terhadap pihak eksternal.
4. Faktor – Faktor Corporate Social Responsibility
Faktor – faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan Corporate Social Responsibility (Khoirunnisa, 2017) :
1) Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang terdapat dalam
undang-undang.
2) Pertimbangan rasionalitas ekonomi.
3) Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan.
4) Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman.
5) Pemenuhan kebutukan informasi pada masyarakat.
6) Sebagai konsekunsi atas ancaman terhadap legitimasi perusahaan.
7) Untuk mengukur kelompok stakeholder yang mempunyai pengaruh
yang kuat.
8) Untuk mematuhi persyaratan industri tertentu.
9) Untuk mendapatkan penghargaan pelaporan tahunan.
D. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Berbagai kebijakan
25
yang diambil oleh manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang
saham yang tercermin pada harga saham (Brigham, 2010). Tujuan
perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan atau
adanya pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang mudah
terlihat adalah adanya penilaian yang tinggi dari eksternal perusahaan
terhadap aset perusahaan maupun terhadap pertumbuhan pasar saham.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar seandainya
perusahaan dijual. Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham.
Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian
kepada investor dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait
dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri, yaitu untuk memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham.
Nilai perusahaan juga dapat memberikan keuntungan bagi
pemegang saham dengan memberikan prospek yang menjamin perusahaan
dimasa mendatang. Jadi dari beberapa pengertian nilai perusahaan diatas
dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah nilai yang ditunjukkan
dengan harga saham yang beredar di pasar, semakin tinggi harga saham
disuatu perusahaan semakin baik pula nilai perusahaan tersebut.
1. Metode Pengukuran Nilai Perusahaan
Rasio penilaian (Irham Fahmi, 2013), yaitu:
a. Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah
pemberian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari
setiap lembar yang dimiliki (Irham Fahmi, 2013).
26
Rumus EPS, yaitu:
P arning er a
umlah aham ere ar
Dimana:
EPS = Earning Per Share
EAT = Earning After Tax atau Laba setelah pajak
Jsb = Jumlah saham yang beredar.
b. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan
laba per lembar saham (Earning Per Share). PER adalah fungsi dari
perubahan kemampuan laba yang diharapkan dimasa yang akan
datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan
perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan (Irham Fahmi, 2013). PER dapat dihitung dengan rumus:
P arke Pri e Per hare
arning Per hare
Dimana:
PER = Price Earning Ratio
MPS = Market Price Pershare atau Harga Pasar per saham
EPS = Earning Per Share atau laba per lembar saham.
c. Price Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar
pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan
tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan
27
mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan. PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan
apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (diatas) atau
undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Irham Fahmi,
2013).
P arke Pri e Per hare
ook alue Per hare
Dimana:
PBV = Price Book Value
MPS = Market Price per Share atau harga pasar per saham
BVS = Book Value per Share atau Nilai buku per saham.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Price Book Value dalam
mengukur nilai perusahaan, karena Price book value menunjukan
seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan
yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi
rasio price book value dapat diartikan semakin berhasil perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham.
2. Konsep Nilai Perusahaan
Konsep nilai yang menjelaskan nilai perusahaan (Setianingrum,
2015), yaitu:
a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif
28
b. Nilai pasar atau sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan
jika saham perusahaan dijual di pasar saham
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil
suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini
bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan dikemudian hari.
d. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi.
e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan yang harus
dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham.
Nilai likuidasi bias dihitung berdasarkan neraca performa yang
disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
E. Penelitian Terdahulu
1. Rimba Kusumadilaga, 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan
CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan
pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
2. Indah Yunita, 2011. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang,
Kebijakan Dividen, Size dan Mekanisme Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa
29
profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan antara ukuran perusahaan (size) dan nilai
perusahaan. Sedangkan variabel lain seperti kebijakan utang, kebijakan
dividen, komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Silvia Agustina, 2012. Pengaruh Profitabilitas Dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1). Profitabilitas berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi
0,048 < 0,05 dan koefisien beta positif (+) sehingga H1 diterima. 2).
Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan dengan tingkat signifikansi 0,042 < 0,05 dan
koefisien beta positif (+) sehingga H2 diterima.
4. Gusti, Gede dan Maria, 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi.
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 dan profitabilitas mampu
memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.
5. Dea dan Gede, 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Mediasi Pada Perusahaan Pertambangan. Hasil penelitian ini yaitu: 1).
Profitabilitas terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap CSR. 2).
Profitabilitas dan CSR terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
30
nilai perusahaan. 3). Profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan melalui CSR. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa CSR dapat memediasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
6. Azalia Fasya. 2018. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderasi. Hasil pembahasan pada penelitian ini menyatakan
bahwa: 1). Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). 2). Return On Assets (ROA)
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). 3). Return
On Assets (ROA) memperkuat pengaruh positif antara Corporate social
responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q).
7. Hotman, Ice dan Yudha, 2018. Pengaruh Profitabilitas Dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi.
Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1).
Pengaruh Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaaan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi
profitabilitas maka para investor akan merespon positif dan nilai
perusahaan akan meningkat. 2). Pengungkapan corporate social
responsibility berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini diduga bahwa kurangnya partisipasi perusahaan
dalam melaporkan laporan keberlanjutan yang sesuai dengan pedoman
Global Reporting Initiative (GRI) sehingga tidak terlalu berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. 3). Profitabilitas dengan ukuran perusahaan
31
sebagai variabel moderasi memperkuat dan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran
suatu perusahaan mampu mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi
sehingga menarik para investor maupun kreditur. 4). Pengungkapan
corporate social responsibility dengan ukuran perusahaan sebagai
variabel moderasi memperlemah dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini diduga karena pemegang saham
akan lebih fokus ke program sosial apabila perusahaan tersebut telah
tergolong ke dalam perusahaan besar.
8. Nih Dan Luh, 2018. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. CSR Ekonomi dan Sosial memperlemah
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, sedangkan CSR
Lingkungan tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan.
9. Azizah Luthfiana, 2018. Pengaruh Solvabilitas, Profitabilitas, Dan
Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2017). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1).
Solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan, dengan koefisien regresi sebesar 0,557 dan nilai
signifikansi 0,001<0,05; 2). Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dengan koefisien regresi sebesar
0,207 dan signifikansi 0,002<0,05; 3). Likuiditas berpengaruh positif dan
32
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dengan koefisien regresi sebesar
0,340 dan signifikansi 0,000<0,05; 4). Solvabilitas, Profitabilitas, dan
Likuiditas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan dengan signifikansi
sebesar 0,000 dengan nilai R2 sebesar 43%.
10. Wijaya dan Wirawati, 2019. Good Corporate Governance Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas danCorporate Social Responsibility
pada Nilai Perusahaan. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Good
Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap hubungan antara
profitabilitas dan nilai perusahaan. Good Corporate Governance
memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai
perusahaan.
F. Kerangka Pikir
1. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas sangatlah penting untuk perusahaan dalam rangka
mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang, hal ini
dikarenakan profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan mempunyai
prospek yang bagus dimasa yang akan datang atau tidak. Para
pemegang saham selalu menginginkan keuntungan dari investasi yang
mereka tanamkan pada perusahaan, keuntungan tersebut diperoleh dari
keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarakan
33
devidennya, sehingga akan semakin banyak investor yang berinvestasi
pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hotman dan Yudha
(2018), Azalia Fasya (2018), serta Wijaya dan Wirawati (2019)
menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif dan secara
signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingginya profitabilitas perusahaan
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas merupakan indikator
yang sering digunakan investor untuk melihat nilai dari sebuah
perusahaan karena investor dapat mengetahui berapa persen
pengembalian atas modalnya di dalam perusahaan tersebut.
2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) diterapkan untuk
memberikan tanggung jawab suatu perusahaan terhadap sekitarnya. Baik
itu untuk kepentingan pemegang saham, pekerja maupun masyarakat
luas yang ada. CSR diharapkan mampu membangun hubungan yang
baik antara perusahaan dan lingkungan sekitar lewat kepedulian sosial,
ekonomi maupun masalah lingkungan yang sedang terjadi. Sehingga
perusahaan mendapatkan tempat dihati masyarakat serta mampu
menciptakan nilai sosial yang baik dengan memberikan sedikit
keuntungan demi kepentingan masyarakat. Dengan demikian nilai suatu
perusahaan akan meningkat karena mendapatkan kepercayaan dari para
stakeholder dan juga dari masyarakat luas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silvia Agustina (2012)
dan Rimba (2010) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh
34
Profitabilitas (ROA)
X1
Pengungkapan CSR
X2
Nilai Perusahaan
Y
terhadap nilai perusahaan. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan minat
pemegang saham untuk menanamkan modalnya, dengan naiknya harga
saham dan laba perusahaan tentu saja dapat mendorong nilai
perusahaan.
Berdasarkan dari pemikiran tersebut maka kerangka berfikir
dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Nilai
Perusahaan (Y) dipengaruhi oleh Profitabilitas Return on Asset (X1) dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (X2).
Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
G. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2016). Berdasarkan perumusan masalah, dan
kajian empiris yang dilakukan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini
adalah :
1. Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas merupakan salah satu bagian finansial yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan
35
tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan saat
menjalankan operasinya. Para pemegang saham selalu menginginkan
keuntungan dari investasi yang mereka tanamkan pada perusahaan,
keuntungan tersebut diperoleh dari keuntungan setelah bunga dan pajak.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayarakan devidennya, sehingga akan semakin
banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti : laba operasi,
laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat
pengembalian ekuitas pemilik. Berbagai kebijakan yang diambil
manajemen dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham yang
tercermin pada harga saham. Sehingga, dari kondisi tersebut investor
akan berkepentingan dengan menganalisis nilai perusahaan, sebab
analisis nilai perusahaan akan memberikan kebermanfaatan informasi
kepada investor dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang
dalam menghasilkan laba. Salah satu bentuk analisisnya adalah dengan
melihat nilai return on asset (ROA), karena investor dapat mengetahui
berapa persen pengembalian atas modalnya di dalam perusahaan
tersebut. Hasil penelitian yang dikemukakan oleh (Rimba, 2010), Indah
Yunita (2011), Silvia Agustina (2012), Dea dan Gede (2017), Azizah
Luthfiana (2018), Nih dan Luh (2018) menunjukkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh positif terhadap nilai sebuah perusahaan yang bisa
diketahui lewat ROA.
36
H1 : Diduga Profitabilitas ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan
property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap Nilai Perusahaan
Pengungkapan corporate social responsibility diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, karena kegiatan ini berpihak kepada
masyarakat dan lingkungan. Sehingga masyarakat dapat milih produk
dan tata kelola perusahaan yang baik. Ketika masyarakat telah memiliki
pandangan yang baik terhadap suatu perusahaan maka mereka akan
loyal dengan sendirinya kepada produk yang ditawarkan dan memberikan
nilai positif, sehingga hal ini dapat meningkatkan harga saham dan
mampu memberikan citra baik nama perusahaan. Pengungkapan CSR
sangat penting karena stakeholder perlu memberikan penilaian dan
mengevaluasi sejauh mana perusahan tersebut dapat melaksanakan
peranannya sesuai dengan keinginan para stakeholder, sehingga
menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang telah
dilakukan. Semakin baik pengungkapan CSR yang dilakukan, maka
stakeholder akan memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas
segala kegiatannya yang bertujuan untuk mencapai laba dan menaikan
ukuran perusahaan serta nilai perusahaan.
Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan
perusahaan didalam memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi), maka
nilai perusahaan semakin meningkat sebagai akibat dari para investor
yang menanamkan sahamnya pada perusahaan. Sehingga dapat
37
disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan
nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rimba, 2010)
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan dan mengindikasikan bahwa perilaku etis
perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap kinerja ekonomi
dapat memberikan pengaruh positif, yang dalam jangka panjang akan
tercermin pada keuntungan perusahaan (profit) dan peningkatan nilai
perusahaan.
H2 : Diduga pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai
perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian asosiatif. Metode penelitian asosiatif merupakan suatu bentuk
penelitian dengan menggunakan minimal dua variabel yang dihubungkan.
Defenisi lain menyebutkan bahwa metode asosiatif merupakan suatu bentuk
penelitian yang mencari hubungan sebab akibat antara satu variabel
independent dengan variabel dependent dengan menggunakan hipotesis
(Sugiyono, 2016). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
perhitungan statistika yang digunakan untuk menguji variabel (X) terhadap
variabel (Y).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia
(BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar. Jalan Sultan Alauddin No. 259
Makassar, Sulawesi Selatan, 90221. Lokasi penelitian tersebut dipilih oleh
peneliti karena Bursa Efek Indonesia merupakan wadah yang menyediakan data
yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Laporan Keuangan pada Perusahaan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan waktu yang
digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu antara bulan Agustus –
September 2020.
39
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian variabel (yang diungkap
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,
secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti.
Berdasarkan definisi diatas maka variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negative.
(Uma Sekaran, dkk 2018).
a) Profitabilitas (ROA) (X1) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
b) Pengungkapan Corporate Social Responsibility (X2),
menggunakan indicator Global Reporting Initiative (GRI) dalam
pengungkapan CSR berdasarkan aspek ekonomi dan diukur
dengan cara memberi skor 0 pada item yang tidak
diungkapkan dalam annual report dan skor 1 untuk item yang
diungkapkan.
b. Variabel Terikat
Variabel Terikat (Dependent Variable) merupakan variabel
yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah
untuk memahami dan mendeskripsikan variabel terikat, atau
menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. (Uma
40
Sekaran, dkk 2018). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan (Y) didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat
(Hasnawati, 2005).
2. Pengukuran Variabel
a. Profitabilitas
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Return
On Assets (ROA).
a a er ih e elah Pajak
o al e
b. Pengungkapan CSR
Dengan menggunakan 9 indicator pengungkapan CSR
sesuai dengan standar pengungkapan Global Reporting Initiative
(GRI) berdasarkan aspek ekonomi. Peneliti dapat menentukan
indeks pengungkapannya. Perhitungan dilakukan dengan cara
memberi skor 0 pada item yang tidak diungkapkan dalam annual
report dan skor 1 untuk item yang diungkapkan. Pada penelitian
ini, penulis melakukan perhitungan CSR dengan menggunakan
rumus dari (Pristianingrum, 2017) sebagai berikut:
n
Dimana:
SRDI = Indeks pengungkapan CSR perusahaan
n = Jumlah item yang diungkapkan
J = Total semua item pengungkapan CSR.
41
c. Nilai Perusahaan
Price Book Value (PBV) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar nilai saham yang beredar di pasar
dibandingkan dengan nilai buku harga saham tersebut (Utomo,
dkk 2016). Berikut adalah rumus dari PBV:
P arga aham per em ar
ilai uku per em ar aham
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek maupun subjek penelitian.
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dengan
jumlah 65 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel adalah sebagian dari populasi itu. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 19 perusahan dengan 5 tahun periode
dengan menggunakan metode purposive sampling dan telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan dalam tabel berikut.
42
Tabel 3. 1
KRITERIA PENENTUAN SAMPEL
NO. KRITERIA SAMPEL JUMLAH EMITEN
1 Perusahan yang termasuk dalam sektor Properti.
65
2 Tidak pernah delisting dari Bursa Efek Indonesia.
65
3 Menerbitkan laporan keuangan 2015 – 2019. 26
4 Data Outlier. -7
5
Memiliki data yang dibutuhkan peneliti diantaranya: Laba bersih setelah pajak, Total Aset, Indeks Pengungkapan CSR, Harga saham per Lembar dan Nilai Buku per Lembar Saham.
19
Total Sampel 19
Tabel 3.2
DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN
NO KODE EMITEN
1 ASRI PT Alam Sutera Reality Tbk
2 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk
3 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
4 BKSL PT Sentul City Tbk
5 CTRA PT Ciputra Development Tbk
6 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk
7 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk
8 GAMA PT Gading Development Tbk
9 GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk
10 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk
11 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
12 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
13 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
14 MDLN PT Modernland Realty Ltd Tbk
15 MMLP PT Mega Manunggal Property Tbk.
16 MTLA PT Metropolitan Land Tbk
17 PPRO PT PP Properti Tbk.
18 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
19 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
Sumber: idx.co.id.
43
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diambil
dari publikasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia berupa Laporan
Keuangan yang terdapat dalam setiap perusahaan property yang
terdaftar di BEI periode 2015-2019. Sumber:idx.co.id.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
dan pengungkapan. Selanjutnya data dalam penelitian ini akan diuji
dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran
tentang distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum,
minimum, rata-rata dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan
atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum analisis
regresi dilakukan, harus dilakukan uji asumsi klasik untuk menentukan
apakah model dari regresi tersebut memenuhi syarat-syarat untuk lolos
dari uji asumsi klasik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik yang meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel
independen atau keduannya memiliki distribusi normal atau tidak.
44
Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Adapun cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan
menggunakan analisis grafik dan Uji Kolmogorov-Smirnov Test.
Dasar pengambilan keputusan jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi
asumsi normalitas. Akan tetapi jika data menyebar jauh dari diagonal
dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Menggunakan kolmogorov-smirnov (K-S) pengambilan keputusan
dengan melihat angka signifikansi, dengan ketentuan jika angka
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Tapi
jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
Diperlukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara
variabel bebas (independen) dalam satu model. Hubungan inilah yang
disebut multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, VIF (variance inflation
factor) (Ghozali, 2011).
Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan
dengan metode VIF (Variance Inflation Factor) dengan ketentuan :
Jika VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinearitas
Jika VIF < 10 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.
45
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, dapat disebut
homoskedastisitas dan yang berbeda disebut heteroskedatisitas
(Ghozali, 2011).
Dalam penelitan ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji
scater plot. Pengujian ini dilakukan dengan melihat scater plot yang
tidak membentuk pola tertentu dan tersebar. Apabila dalam grafik
tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur (menyebar) maka
diidentifikasi tidak terdapat hiteroskedastisitas.
d. Uji autokorelasi
Dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel pengganggu periode sebelumnya (Ghozali, 2011). Model
regresi yang baik, tidak terjadi autokorelasi.
Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin
Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi
2. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2 berarti tidak ada autokorelasi negative.
46
3. Uji Analisis Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan
antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel
independen. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi. Adapun model koefisien regresi adalah sebagai berikut (Ghozali,
2011:118).
Y a + β1 X1 + β2 X2+ e
Dimana:
Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
β1 = Koefisien regresi variabel Profitabilitas
β2 = Koefisien regresi variabel Pengungkapan CSR
X1 = Profitabilitas
X2 = Pengungkapan CSR.
4. Uji Hipotesis
a. Uji-t (uji parsial)
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial
masing-masing variabel yaitu profitabilitas dan pengungkapan CSR
mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap Nilai Perusahaan.
Setelah didapat nilai t hitung maka selanjutnya nilai t hitung
dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Pengambilan kesimpulan hipotesis diterima atau ditolak
ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
47
a) Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t < 0,05 maka hipotesis
penelitian diterima, artinya secara parsial variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t > 0,05 maka hipotesis
penelitian ditolak, artinya secara parsial variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien Determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai
yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen, (Ghozali, 2011).
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia
Secara historis, Pasar Modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak zaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar Modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belada untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun Pasar Modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi Bursa Efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifan kembali Pasar Modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah (idx.co.id/).
Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14 Desember
1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, didirikan di Batavia,
pusat pemerintahan kolonial Belanda yang kita kenal sekarang dengan
49
Jakarta. Bursa Efek Jakarta dulu disebut Call-Efek. Sistem perdagangannya
seperti lelang, dimana tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “Call”,
kemudian para pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau
penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka transaksi tersebut
terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 perantara perdagangan efek (makelar).
Bursa Efek saat itu bersifat demand-following, karena para investor
dan para perantara perdagangan efek merasakan keperluan akan adanya
suatu bursa efek di Jakarta. Bursa lahir karena permintaan akan jasanya
sudah mendesak. Orang-orang Belanda yang bekerja di Indonesia saat itu
sudah lebih dari tiga ratus tahun mengenal akan investasi dalam efek, dan
penghasilan serta hubungan mereka memungkinkan mereka menanamkan
uangnya dalam aneka rupa efek. Baik efek dari perusahaan yang ada di
Indonesia maupun efek dari luar negeri. Sekitar 30 sertifikat (sekarang
disebut depository receipt) perusahaan Amerika, perusahaan Kanada,
perusahaan Belanda, perusahaan Prancis dan perusahaan Belgia.
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selama periode perang dunia
pertama, kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Efek Jakarta,
pemerintah kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan
Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi
pendudukan tentara Jepang di Batavia.
Aktivitas di Bursa ini terhenti dari tahun 1940 sapai tahun 1951
disebabkan peran dunia II yang kemudian disusul dengan perang
kemerdekaan. Baru pada tahun 1952 di buka kembali dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-
50
perusahaan. Belanda dinasionalisasikan pada tahun 1958. Meskipun pasar
yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs
resmi Bursa Efek yang dikelola Bank Indonesia.
Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada tanggal 10 Agustus 1977
dan ditandatangani oleh badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi
baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi
pasar saham pun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar
finansial dan sektor swasta yang puncak perkembangannya pada tahun
1990. Pada tahun 1991, bursa saham diwastanisasi menjadi PT. Bursa Efek
Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia.
Swastanisasi bursa saham ini menjadi PT. Bursa Efek Jakarta
mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal.
Bursa efek terdahulu bersifat demand-following, namun setelah tahun
1977 bersifat supplay-leading, artinya bursa dibuka saat pengertian
mengenai bursa pada masyarakat sangat minim sehingga pihak BAPEPAM
harus berperan aktif langsung dalam memperkenalkan bursa.
Pada tahun 1977 hingga 1978 masyarakat umum tidak atau belum
merasakan kebutuhan akan bursa efek. Perusahan tidak antusias untuk
menjual sahamnya kepada masyarakat. Tidak satupun perusahaan yang
memasyarakatkan sahamnya pada periode ini. Baru pada tahun 1979 hingga
1984 dua puluh tiga perusahaan lainnya menyusul menawarkan sahamna di
Bursa Efek Jakarta. Namun sampai tahun 1988 tidak satu pun perusahaan
menjual sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta.
51
Untuk lebih mengarahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta, maka
pemerintah lebih melakukan berbagai paket deregulasi, antrian seperti: paket
Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, paket Januari
1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian peraturan-
peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya pasar modal secara umum
dan khususnya Bursa Efek Jakarta.
Setelah dilakukan paket-paket deregulasi tersebut Bursa Efek Jakarta
mengalami kemajuan pesat. Harga saham bergerak naik cepat dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya yang bersifat tenang. Perusahaan-perusahaan pun
akhirnya melihat bursa sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal,
sehingga dalam waktu relative singkat sampai akhir tahun 1977 terdapat 283
emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Pada bulan Juli tahun 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan
perdagangan tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk
meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan
pemalsuan saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.
Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan
jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,
efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar
Modal Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa,
BES (Bursa Efek Surabaya) digabungkan ke dalam BEJ (Bursa Efek Jakarta)
yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia. Pada
52
tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis keuangan dunia
menyebabkan tanggal 8-10 Oktober 20018 terjadi penghentian sementara
perdagangan di Bursa Efek Indonesia. IHSG yang sempat menyentuh titik
tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari 2008, terperosok jatuh hingga
1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41
pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali dengan
pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada tahun 2010.
Pada tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistem
perdagangan baru yakni Jakarta Automated Trading System Next Generation
(JATS Next-G), yang merupakan pengganti sistem JATS yang beroperasi
sejak Mei 1955. Sistem semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa
bursa negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia dan
Inggris. JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yakni: mesin utama,
back up mesin utama, disaster recovery centre (DRC), dan back up DRC.
JATS Next-G memiliki kapasitas hingga tiga kali lipat dari JATS generasi
lama.
2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia
Visi menjadi bursa yang komperatif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya
perdagangan efek yang diatur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh
seluruh pemangku kepentingan (stockholders).
53
3. Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia
Gambar 4. 1
STRUKTUR ORGANISASI PT. BURSA EFEK INDONESIA
Sumber : idx.co.id.
B. Deskripsi Perusahaan Property
Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 -
2019. Pada periode ini terdapat 65 perusahaan property, akan tetapi setelah
dilakukan purposive sampling maka diperoleh sampel yang memenuhi
kriteria dalam penelitian ini sebanyak 19 perusahaan. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder untuk variable Profitabilitas Return
On Asset (ROA) dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan serta variabel Nilai Perusahaan Price Book Value (PBV). Data
54
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari idx.co.id. Berikut ini
perusahaan property yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
1. PT. Alam Sutera Reality Tbk
Perusahaan didirikan pada 3 November 1993 oleh Harjanto Tirtohadiguno
beserta keluarga, dengan nama PT Adhi utama Manunggal. Nama tersebut
kemudian berubah menjadi PT Alam Sutera Realty pada 19 September
2007. PT Alam Sutera Realty Tbk adalah perusahaan pengembang properti
terintegrasi yang mengutamakan inovasi untuk mewujudkan kehidupan yang
berkualitas. Kegiatan usaha Perusahaan berfokus pada bidang
pembangunan serta pengelolaan perumahan, kawasankomersial, serta
pengelolaan pusat perbelanjaan dan area rekreasi (pengembangan kawasan
terpadu). Demi memperkuat posisi sebagai perusahaan pengembang
properti terintegrasi, pada 18 Desember 2007, Perusahaan menjadi emiten
melalui pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode
ASRI.
2. PT. Bumi Citra Permai Tbk
PT Bumi Citra Permai berdiri sejak tahun 2000 berdasarkan Akta
Perseroan Terbatas PT Bumi Citra Permai No. 2 tanggal 3 Mei 2000 yang
dibuat di hadapan Abdullah Ashal, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta. PT
Bumi Citra Permai Tbk bergerak dibidang real estate yakni pengembangan
kawasan industri dan pergudangan bernama Millenium Industrial Estate
dengan luas wilayah mencapai ± 1800 hektar dan terus berkembang hingga
saat ini.
55
Menjadi perusahaan terbuka sejak tahun 2009 setelah melakukan
penawaran umum perdana dengan kode saham BCIP dan mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Melalui anak perusahaannya, perseroan
juga mengembangkan bisnis barunya dibidang properti industry Real-Estate
yang dijalankan oleh anak usaha yaitu PT Millenium Power dan PT Citra
Permai Pesona. Selain itu, Perseroan juga sedang mengembangkan
sayapnya dalam industry pengolahan air bersih yang dijalankan oleh anak
Perusahaannya yakni PT Milwater Pratama di kawasan industri Milenium,
Cikupa.
3. PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BeFa) adalah pengembang dan
operator terkemuka untuk kawasan industri kelas dunia di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Agustus 1989, sebagai salah satu
pengembang dan manajemen perusahaan-perusahaan di kawasan industri
pertama di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, produk andalan BeFa Kota
Industri MM2100 yang berlokasi di Jabodetabek, memiliki reputasi sebagai
pusat riset, inovasi, dan manufaktur mutakhir bagi perusahaan-perusahaan
domestik dan internasional terkemuka. Pada tanggal 10 April 2012, berbekal
rekam jejak yang unggul dalam kualitas dan inovasi, BeFa masuk bursa (go
public). Sahamnya kini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan
kode saham BEST.
56
4. PT. Sentul CityTbk
PT Sentul City Tbk (“Perusahaan”) didirikan pertama kali dengan nama
PT Sentragriya Kharisma dengan akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H.,
Notaris di Jakarta No. 311 tanggal 16 April 1993. Akta pendirian ini telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C-24350.HT.01.01.Th.93 tanggal 8 Juni 1993 dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal
13Agustus 1993, Tambahan No. 3693. Nama Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir menjadi PT Sentul City Tbk
berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 26 tanggal 19 Juli 2006.
5. PT. Ciputra Development Tbk
Dimulai pada tanggal 22 Oktober 1981, Dr. (HC) Ir. Ciputra mendirikan
perusahaan dengan nama PT Citra Habitat Indonesia dan pada tahun 1990
mengubah nama perusahaan menjadi PT Ciputra Development, yang
kemudian dikenal sebagai salah satu perusahaan properti terdepan dan
paling terdiversifikasi di Indonesia. Seiring dengan perkembangan usaha,
pada tahun 1994 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana pada
Bursa Efek Indonesia (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta).
Pada tahun 1999, anak perusahaan, PT Ciputra Surya melakukan
melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia dan
selanjutnya PT Ciputra Property pada tahun 2007. Namun pada tahun 2016,
PT Ciputra Surya Tbk kembali bergabung dengan Induk, PT Ciputra
Development Tbk. Secara konsisten, Perseroan terus menawarkan konsep
unik dan modern dalam seluruh arsitektur bangunan yang dikembangkannya
57
dimana hal tersebut merupakan sebuah keunggulan tersendiri dalam proyek
pengembangan perumahan dan property komersial. Sampai saat ini,
Perseroan telah mengembangkan sekitar 76 proyek yang meliputi
perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, lapangan golf, rumah
sakit dan perkantoran yang tersebar dilebih dari 33 kota besar di seluruh
Indonesia. Dengan sejumlah portofolio dan lahan besar yang dimilikinya,
Perseroan telah memperoleh kepercayaan dari masyarakat luas selama
lebih dari tiga dekade dan menjadi perusahaan properti terkemuka di
Indonesia.
6. PT. Puradelta Lestari Tbk
Puradelta Lestari Tbk (Deltamas) (DMAS) didirikan tanggal 12 November
1993 dan mulai beroperasi komersial pada tahun 2003. Kantor pusat DMAS
berlokasi di Jl. Kali Besar Barat No.8, Kel. Roa Malaka, Kec. Tambora,
Jakarta Barat dan proyek berlokasi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DMAS
adalah bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan
pembangunan pengusahaan kawasan industri (industrial estate). Kegiatan
utama DMAS bergerak dalam bidang pembangunan perumahan dan
fasilitas-fasilitasnya, rumah-toko (ruko) termasuk infrastruktur dan fasilitas-
fasilitas pendukung lainnya, serta menjual dan menyewakan bangunan
tersebut; dan bidang pembangunan dan pengusahaan kawasan industri
beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya. Saat ini, proyek utama DMAS
adalah mengembangkan kawasan Kota Deltasmas, yang merupakan
58
sebuah kota industri kombinasi yang mandiri, melayani pelanggan industri,
komersial dan pemukiman.
7. PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
PT Fortune Mate Indonesia Tbk (Entitas) didirikan dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta
notaris No. 44, tanggal 24 Juni 1989 dari Rika You Soo Shin, S.H., Notaris di
Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C29241.HT.01.01 TH. 94,
tanggal 16 Juni 1994 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 82
Tambahan No. 7947 pada tanggal 14 Oktober 1994. Anggaran Dasar Entitas
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris
Wachid Hasyim, S.H., No. 35, tanggal 17 Desember 2009 mengenai
perubahan Anggaran Dasar Entitas sehubungan dengan konversi utang lain-
lain Entitas menjadi modal saham ditempatkan dan disetor penuh.
Entitas mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1989 di bidang
produksi sepatu yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, dan menghentikan
operasi komersial produksi sepatu sejak pertengahan bulan Maret 2004.
Pada tahun 2005 beralih usaha ke bidang Pembangunan Real Estat yang
berkantor dan berlokasi di Surabaya.
8. PT. Aksara Global Development Tbk
PT Aksara Global Development Tbk (GAMA) didirikan pada tanggal 18
Desember 2003 dengan nama PT Artha Asia Pratama dan memulai kegiatan
bisnis komersialnya pada tahun 2009.Pada tanggal 21 Desember 2010
59
Perusahaan berubah nama menjadi “PT GADING DEVELOPMENT”. Pada
tanggal 29 Juni 2012, GAMA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-
LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana GAMA (IPO) kepada
masyarakat sebesar 4.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per saham
dengan harga penawaran Rp105 per saham dan disertai dengan 2.000.
000,000 Waran Seri I dan periode pelaksanaan mulai 11 Januari 2013
sampai dengan 16 Juli 2015 dengan harga pelaksanaan Rp 105 per saham.
Saham dan Waran Seri I tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 11 Juli 2012.
Pada tanggal 21 September 2018 PT Gading Development mengubah
nama Perusahaan menjadi PT Aksara Global Development Tbk. PT Aksara
Global Development Tbk (GAMA) didirikan pada tanggal 18 Desember 2003
dengan nama PT Artha Asia Pratama. PT Artha Asia Pratama memulai
kegiatan bisnis komersialnya pada tahun 2009. Tahun 2010 Perusahaan
berganti nama menjadi “PT Gading Development”. Tahun 2012 PT Gading
Development memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana GAMA (IPO) PT Aksara Global
Development Tbk. Tahun 2018 Perusahaan telah mengubah namanya
menjadi “PT Aksara Global Development Tbk.”.
9. PT. Perdana Gapura Prima Tbk
PT Perdana Gapura Prima (Entitas Induk) pada mulanya didirikan dengan
nama PT Perdana Gapura Mas berdasarkan Akta Notaris Chufran Hamal,
S.H., No. 99, tanggal 21 Mei 1987. Gapura prima adalah perusahaan
pengembang properti yang memiliki portofolio proyek pengembangan
60
kawasan hunian dan komersial untuk segmen pasar menengah ke atas.
Kegiatan usaha Perusahaan saat ini lebih difokuskan pada pengembangan
dan investasi bisnis properti. Grup Gapura prima merupakan salah satu
pengembang properti utama nasional. Perusahaan telah mengalami
transformasi menjadi sebuah perusahaan dengan proyek properti yang lebih
beragam. Tidak hanya hunian landed house, namun juga mengembangkan
proyek-proyek mixed use dan gedung-gedung bertingkat didalam dan luar
Jakarta. Grup telah menyelesaikan lebih dari 30 proyek properti dalam dua
dekade terakhir. Portofolio properti meliputi perumahan, apartemen,
perkantoran, mal, rekreasi dan perhotelan (serviced apartment). Semua ini
berhasil didistribusikan dengan baik ke tangan konsumen dengan tingkat
kepuasan yang tinggi. Perusahaan telah berhasil melalui dua kali krisis, yaitu
pada tahun 1998 dan 2009. Pada awal tahun 2000-an, ketika pengembang
properti lainnya masih terpuruk akibat krisis ekonomi 1998, Gapura prima
terus mengembangkan berbagai produk properti untuk kalangan kelas
menengah atas dengan membangun apartemen, perkantoran dan mal di
Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
10. PT. Greenwood Sejahtera Tbk
Pada tahun 2013, Perusahaan mendapatkan penghargaan sebagai salah
satu perusahaan terbaik di Indonesia menurut Majalah Forbes Indonesia
(Penghargaan 50 Perusahaan Terbaik). Pada tahun 2014, Perusahaan
mengakuisisi PT Trisakti Makmur Persada dan mengakuisisi lahan di Jakarta
(JORR) dan Surabaya. Perusahaan juga memperoleh surat pernyataan
efektif dari Obligasi Berkelanjutan I Greenwood Sejahtera Tahap 1 2014 dari
61
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 31 Desember 2014.Pada tahun
2015, penerimaan Obligasi Berkelanjutan I dari Greenwood Sejahtera Tahap
1 2014 sebesar Rp 72 miliar telah diterima oleh Perusahaan pada tanggal 14
Januari 2015. Peletakan batu pertama Capital Square Surabaya (PT Trisakti
Makmur Persada) dilakukan pada tanggal 2 September 2015.Pada tahun
2016, Perusahaan turut berpartisipasi dalam membangun Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rusun Marunda, Jakarta Utara.
Pembangunan RPTRA tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian
Perusahaan terhadap publik dan telah diresmikan pada tanggal 18 Oktober
2016.Pada tahun 2017, Konstruksi struktur atas Capital Square Surabaya
(PT Trisakti Makmur Persada) dimulai. Pada tahun 2018, progress
pembangunan Capital Square Surabaya (PT Trisakti Makmur Persada)
sudah mencapai 32,9054%.
11. PT. Jaya Real Property Tbk
Perusahaan didirikan pada tahun 1979 dengan nama PT. Bintaro Raya
berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada
Tanggal 25 Mei 1979, Akta No. 36 dari Hobropoerwanto, SH., yang telah
diubah dengan Akta No 14 dari notaris yang sama pada Tanggal 6
Desember 1979. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/498/24
tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23
Tanggal 18 Maret 1980, Tambahan No. 148. Nama perusahaan kemudian
diubah menjadi PT. Jaya Real Property berdasarkan Akta No. 133 pada
Tanggal 14 Mei 1992 dibuat dihadapan Sutjipto, notaris di Jakarta. Anggaran
62
Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, secara
keseluruhan melalui Akta No. 52 Tanggal 4 Juni 2009, yang dibuat oleh
Aulia Taufani, SH. sebagai pengganti Sutjipto, SH., pada waktu itu notaris di
Jakarta yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia berdasarkan Surat Keputusannnya No. AHU-50606.AH.01.02
Tahun 2009 Tanggal 20 Oktober 2009 dan terakhir dengan Akta No. 3
Tanggal 1 Juni 2010 oleh Aulia Taufani, SH., sebagai pengganti dari
Sutjipto, SH., notaris di Jakarta, mengenai perubahan tempat kedudukan
Perusahaan. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-40349.AH.01.02
Tahun 2010 Tanggal 16 Agustus 2010.
12. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk
PT Jababeka Tbk didirikan pada tahun 1989 dan merupakan perusahaan
pengembang kawasan industri terbuka pertama di Indonesia, yang tercatat
di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak tahun 1994. Inti dari bisnis
Perseroan adalah mengembangkan kawasan industri yang didukung dan
ditingkatkan dengan infrastruktur dan jasa manajemen kota. Kunci strategi
Perseroan adalah menciptakan bisnis yang menghasilkan critical mass
sehingga dapat menciptakan bisnis-bisnis lainnya. Permintaan yang telah
dibuat memungkinkan Perseroan untuk menawarkan dan meningkatkan
pembangunan kawasan komersial dan residensial, serta layanan
infrastruktur dan jasa manajemen estate jababeka residence, kemudian
menciptakan kota berbasis industri yang mandiri.
63
13. PT. Lippo Cikarang Tbk
PT Lippo Cikarang Tbk (“Perseroan”) pertama kali didirikan dengan nama
PT Desa Dekalb, berdasarkan Akta Pendirian No. 43 tanggal 20 Juli 1987
yang dibuat dihadapan Hendra Karyadi SH, Notaris di Jakarta. Pada tahun
1988 dilakukan perubahan nama menjadi PT Gunung cermai Inti
berdasarkan Akta No. 63 tanggal 22 April 1988.Pada tahun 1992, Perseroan
melakukan perubahan nama menjadi PT Lippo City Development. Pada
tahun 1995, Perseroan kembali melakukan perubahan nama menjadi PT
Lippo Cikarang.
14. PT. Modernland Realty Tbk
PT Modernland Realty Tbk sudah berdiri lebih dari 30 tahun yang lalu
sebagai pengembang properti terdepan di Indonesia. Selama puluhan tahun,
Perseroan telah membuktikan dedikasi dan partisipasinya dalam
mengembangkan properti terbaik di Indonesia, terutama di kawasan
Jabodetabek, seiring dengan kenaikan kesadaran terhadap lingkungan dan
mutu kualitas tertinggi. Saat ini, bisnis inti Perseroan adalah pengembangan
real estate, lapangan golf dan operasi country club, kontraktor umum, dan
perdagangan. PT Modernland Realty Tbk akan terus mengembangkan
inovasi ternama agar dapat meningkatkan keunggulan-keunggulan
komparatif. Selain itu, Perseroan akan terus memanfaatkan pengalaman dan
keahliannya agar tetap berada di garis depan bisnis properti di Indonesia.
64
15. PT. Mega Manunggal Property Tbk
Didirikan pada tanggal 23 agustus 2010, Pt mega manunggal Property
tbk. (“Perseroan” atau “mmlP”) yang kini menuju usia 1 (satu) dekade, terus
menjalankan kegiatan bisnis usaha di bidang pengembangan Properti
logistik, khususnya pergudangan berspesifikasi internasional. Dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya, Perseroan memegang teguh komitmen
untuk memenuhi permintaan pelanggan terutama dalam hal jasa
pergudangan.
Sesuai dengan keputusan RUPSLB yang digelar pada tanggal 20
Desember 2019, Perseroan memutuskan akan melakukan aksi korporasi
terkait saham, yakni dengan membeli kembali saham yang beredar (share
buyback) sebanyak-banyaknya 9% dari modal disetor dan ditempatkan
Perseroan. Perkiraan jumlah nilai nominal atas pembelian saham adalah
sebanyak-banyaknya sebesar rp 200 miliar atau maksimum sebanyak 350
juta lembar saham dengan harga maksimal pembelian kembali saham
sebesar rp585 per saham. Periode pelaksanaan aksi korporasi ini akan
berlangsung selama 18 bulan.
16. PT. Metropolitan Land Tbk
PT. Metropolitan Land Tbk. (Metland) dibentuk pada tanggal 16 Februari
1994 dan mulai beroperasi pada tanggal 28 Oktober 1994. Sejak berdirinya
Metland fokus pada bisnis pengembangan perumahan dan bangunan
komersial. Kesuksesan Metland hari ini tidak lain adalah karena kepuasan
konsumen, produk-produk berkualitas, manajemen yang profesional serta
terjalinnya kerjasama yang baik di lingkungan anak perusahaan dan mitra
65
bisnisnya. Sejak tahun 2004 perusahaan investasi Singapura yaitu Reco
Newtown Pte.Ltd bergabung dalam perseroan, ini merupakan fakta bahwa
meningkatnya kepercayaan dari para Stakeholder. Di Tahun yang sama
Metland memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000, sebuah pengakuan resmi
atas sistem manajemen mutu yang telah sesuai dengan standar
internasional.
17. PT. PP Property Tbk
PP Properti resmi berdiri pada tanggal 12 Desember 2013 sesuai Akta
Pendirian Perseroan Terbatas No. 18 yang dibuat di hadapan Ir. Nanette
Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-04852. AH.01.01 Tahun
2014 tanggal 5 Februari 2014 sebagai pemisahan Divisi Properti dari PT PP
yang telah ada sejak tahun 1991.Hingga kini, PP Properti tidak pernah
melakukan perubahan atau pergantian nama. Di tahun 2015, PP Properti
resmi melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering
(IPO) dan merubah status badan hukumnya menjadi perusahaan terbuka
(Tbk) dengan perdagangan saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
18. PT. Pakuwon Jati Tbk
Pakuwon Jati Tbk didirikan tanggal 20 September 1982 dan memulai
kegiatan komersialnya pada bulan Mei 1986. Perusahaan pakuwon jati
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Oktober 1989. PT Pakuwon
Jati Tbk (Perseroan) berhasil menjadi salah pemain utama dalam industri
66
properti di tanah air dengan menghadirkan portfolio perusahaan di berbagai
sektor utama properti seperti retail, perumahan, komersial dan perhotelan.
Berbagai mahakarya berkelas internasional telah dihadirkan untuk
memberikan kontribusi nyata bagi keluarga Indonesia. Pakuwon Jati kini
jugadikenal sebagai perintis konsep superblok di Indonesia yang mengusung
konsep terintegrasi berskala besar antara retail shopping mall, perkantoran,
kondominium, dan hotel. Trackrecord yang sukses dan reputasi yang baik di
industri propertimemberikan rasa aman terhadap tenants dan pembeli,
denganfondasi dasar bisnis yang kuat untuk melakukan ekspansi bisnis.
19. PT. Summarecon Agung Tbk
PT. Summarecon Agung Tbk didirikan pada tahun 1975 oleh Bapak
Soetjipto Nagaria dan rekan–rekannya untuk membangun dan
mengembangkan real estate. Dimulai dengan membangun 10 hektar lahan
di kawasan rawa-rawa di daerah Kelapa Gading, para pendiri perusahaan
berhasil mengubah kawasan tersebut menjadi salah satu daerah hunian dan
bisnis paling bergengsi di Jakarta. Summarecon telah mengembangkan
kemampuan disegala bidang real estate meliputi pengembangan, arsitek,
teknik, manajemen proyek dan konstruksi, perencanaan tata kota,
infrastruktur, teknik desain yang berkelanjutan, manajemen kota terpadu,
dan manajemen properti ke dalam pengembangan kota terpadu kami.
67
C. Deskripsi Variabel Penelitian
1. Profitabilitas Return On Asset (ROA)
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Semakin besar ROA, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan
semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
Rasio ini dapat diperoleh dengan cara membagi antara laba bersih setelah
pajak dengan total asset dikali 100%.
Tabel 4. 1
PROFITABILITAS RETURN ON ASSET (ROA)
NO. EMITEN Profitabilitas ROA (X1)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 0.04 0.03 0.07 0.05 0.05
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 0.01 0.06 0.06 0.06 0.03
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.05 0.06 0.08 0.07 0.06
4 PT Sentul City Tbk 0.01 0.05 0.03 0.02 0.00
5 PT Ciputra Development Tbk 0.07 0.04 0.03 0.04 0.04
6 PT Puradelta Lestari Tbk 0.17 0.10 0.09 0.07 0.18
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.27 0.36 0.01 0.01 0.00
8 PT Gading Development Tbk 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.05 0.03 0.02 0.03 0.03
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.19 0.03 0.03 0.03 0.02
11 PT Jaya Real Property Tbk 0.11 0.12 0.12 0.10 0.09
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.03 0.04 0.01 0.01 0.01
13 PT Lippo Cikarang Tbk 0.17 0.10 0.03 0.26 0.03
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.07 0.03 0.04 0.00 0.03
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 0.04 0.10 0.05 0.05 0.04
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.07 0.08 0.11 0.10 0.08
17 PT PP Properti Tbk. 0.06 0.04 0.04 0.03 0.02
18 PT Pakuwon Jati Tbk 0.07 0.09 0.09 0.11 0.12
19 PT Summarecon Agung Tbk 0.06 0.03 0.02 0.03 0.03
Sumber: Laporan Keuangan 2015-2019.
68
2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR merupakan salah satu dari triple bottom lines yaitu tanggung jawab
perusahaan pada aspek ekonomi berdasarkan indeks pengungkapan GRI
sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi tentang
tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR). Perhitungan dilakukan dengan cara memberi skor 0 pada item yang
tidak diungkapkan dalam annual report dan skor 1 untuk item yang
diungkapkan.
Tabel 4. 2
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
NO. EMITEN Pengungkapan CSR (X2)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.56 0.78 0.78 0.78 0.78
4 PT Sentul City Tbk 0.56 0.33 0.44 0.78 0.67
5 PT Ciputra Development Tbk 0.78 0.56 0.78 0.78 0.67
6 PT Puradelta Lestari Tbk 0.67 0.67 0.67 0.56 0.67
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.78 0.67 0.44 0.56 0.56
8 PT Gading Development Tbk 0.78 0.56 0.56 0.67 0.78
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.78 0.67 0.56 0.67 0.89
11 PT Jaya Real Property Tbk 0.78 0.89 0.89 0.89 0.89
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.89 0.89 0.78 0.78 0.78
13 PT Lippo Cikarang Tbk 0.78 0.78 0.78 0.67 0.78
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.78 0.67 0.89 0.89 0.89
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 0.78 0.67 0.67 0.89 0.89
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.89 0.89 0.78 0.78 0.67
17 PT PP Properti Tbk. 0.78 0.89 0.89 0.89 0.89
18 PT Pakuwon Jati Tbk 0.56 0.67 0.78 0.67 0.78
19 PT Summarecon Agung Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
Sumber: Laporan Keuangan 2015-2019.
69
3. Nilai Perusahaan Price Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini,
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai
perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV juga
dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang
diperdagangkan overvalued (diatas) atau undervalued (di bawah) nilai buku
saham tersebut. Rasio digunakan untuk mengukur seberapa besar nilai
saham yang beredar di pasar dibandingkan dengan nilai buku harga saham
tersebut.
Tabel 4. 3
NILAI PERUSAHAANPRICE BOOK VALUE (PBV)
NO. EMITEN Nilai Perusahaan PBV (Y)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 1.02 0.96 0.82 0.64 0.44
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 4.76 0.50 0.50 0.31 0.15
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.93 0.72 0.63 0.58 0.47
4 PT Sentul City Tbk 0.31 0.44 0.72 0.57 0.44
5 PT Ciputra Development Tbk 1.72 1.44 1.42 1.13 1.09
6 PT Puradelta Lestari Tbk 1.45 1.50 1.18 1.07 2.20
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 2.21 2.02 2.06 2.82 2.04
8 PT Gading Development Tbk 2.45 0.46 0.63 0.53 0.63
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.90 0.72 0.43 0.43 0.29
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.15 0.16 0.17 0.17 0.17
11 PT Jaya Real Property Tbk 2.42 2.40 2.07 1.52 1.11
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 1.03 1.07 1.01 0.95 0.96
13 PT Lippo Cikarang Tbk 1.39 0.83 0.28 0.15 0.25
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.97 0.65 0.52 0.41 0.37
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 1.46 1.19 0.72 0.67 0.24
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.74 1.08 1.02 1.00 1.15
17 PT PP Properti Tbk. 1.00 6.44 2.33 1.24 0.68
18 PT Pakuwon Jati Tbk 3.49 2.47 2.58 1.95 1.52
19 PT Summarecon Agung Tbk 3.16 2.34 1.63 1.28 1.53
Sumber: Laporan Keuangan 2015-2019.
70
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji
generalisasi hasil penelitian berdasarkan suatu sampel. Data ini meliputi data
minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Analisis deskriptif digunakan
untuk menjelaskan variabel-variabel dalam penelitian, meliputi variabel
independen yaitu Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA)
dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) serta variabel
dependen yaitu Nilai Perusahaan. Data yang diambil untuk penelitian ini adalah
data tahun 2015 hingga 2019. Berikut hasil uji statistik deskriptif berikut :
Tabel 4. 4
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
X1 95 -8,09 -1,02 -3,3284 1,26286
X2 95 -1,10 -0,12 -0,2967 0,18995
Y 95 -1,92 1,86 -0,1378 0,82408
Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa N sebanyak 95 adalah
jumlah data yang valid yang terdiri dari data Profitabilitas (X1) dan
Pengungkapan CSR (X2). Variabel yang memiliki nilai mean tertinggi adalah
profitabilitas yaitu sebesar -3,3284 dan standar deviasi tertinggi sebesar 1,26286.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh data sebagai berikut :
1. Variabel profitabilitas diperoleh nilai mean sebesar -3,3284, nilai minimum
sebesar -8,09, nilai maximum sebesar -1,02 dan standar deviasinya
71
sebesar 1,26286. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai mean lebih
kecil dari standar deviasi yang dinyatakan kurang baik. Perusahaan yang
memiliki nilai ROA tertinggi dalam penelitian ini adalah perusahaan PT
Fortune Mate Indonesia Tbk tahun 2016 sedangkan Perusahaan yang
memiliki nilai terendah adalah PT Gading Development Tbk tahun 2018.
2. Variabel Pengungkapan CSR diperoleh nilai mean sebesar -0,2967, nilai
minimum yaitu -1,10, nilai maximum sebesar -0,12, dan standar
deviasinya sebesar 0,18995. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
mean lebih kecil dari standar deviasi yang dinyatakan kurang baik.
Perusahaan yang memiliki nilai Pengungkapan CSR tertinggi dalam
penelitian ini adalah perusahaan PT Bumi Citra Permai Tbk tahun 2016
sedangkan Perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Sentul
City Tbk tahun 2016.
3. Variabel Nilai Perusahaan diperoleh nilai mean sebesar -0,1378, nilai
minimum yaitu -1,92, nilai maximum sebesar 1,86, dan standar
deviasinya sebesar 0,82408. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai
mean lebih kecil dari standar deviasi yang dinyatakan kurang baik.
Perusahaan yang memiliki Nilai Perusahaan tertinggi dalam penelitian ini
adalah perusahaan PT PP Properti Tbk tahun 2016 sedangkan
Perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Bumi Citra Permai
Tbk tahun 2019.
72
2. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas berguna
untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan
independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk
melihat model regresi normal atau tidak maka dapat dilakukan uji one sample
kolmogrov-smirnovdengan ketentuan jika nilai signifikan > 0,05 maka nilai
residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikan Kolmogorov-
smirnov adalah lebih kecil dari 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi
normal (Ghozali, 2016). Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis grafik normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual. Berikut adalah hasil uji one-sample Kolmogorov-smirnov dan P-P
Plot Of Regression Standardized Residual.
73
Tabel 4. 5
UJI ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV TEST
Unstandardiz
ed Residual
N 95
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation 0,79518001
Most Extreme
Differences
Absolute 0,081
Positive 0,055
Negative -0,081
Test Statistic 0,081
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,143c
Gambar 4. 2
UJI NORMALITAS P-P PLOT
74
Hasil pengujian analisis grafik plot pada Gambar 4.2 menunjukkan
bahwa model regresi terdistribusi dengan normal, dikarenakan titik-titik yang
menyebar disekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi
maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen, pengujian
terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan metode VIF
(Variance inflation factor) dengan ketentuan :
Jika VIF > 10 maka terdapat masalah multikolinearitas
Jika VIF < 10 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas.
Tabel 4. 6
UJI MULTIKOLINEARITAS
Tolerance VIF
1 X1 0,939 1,065
X2 0,939 1,065
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa nilai VIF dari
profitabilitas dan pengungkapan CSR kurang dari 10, berarti pada variabel
tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.
75
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model, dapat dilihat pada pola grafik
scatterplot pada Gambar 4.3 berikut ini :
Gambar 4. 3
GRAFIK SCATTERPLOT HETEROSKEDASTISITAS
Berdasarkan grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-tikik data
menyebar diatas dan dibawah angka 0 penyebaran pola titik-titik tidak
membentuk pola bergelombang, menyempit kemudian melebar. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk memperkuat
scatterplot maka perlu pengujian pada uji glejser heteroskedastisitas. Dasar
pengambilan keputusan bahwa jika nilai sig > 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Jika nilai sig < 0,05 maka disimpulkan terjadi
heteroskedastisitas. Hasil analisis data digambarkan pda tabel berikut :
76
Tabel 4. 7
UJI GLEJSER HETEROSKEDASTISITAS
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 0,605 0,155 3,899 ,000
X1 -0,032 0,043 -0,079 -0,744 0,459
X2 0,338 0,284 0,127 1,190 0,237
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel independen
Profitabilitas dan Pengungkapan CSR lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Untuk
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan dengan uji Durbin Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi
2. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3. Angka D-W diatas +2 berarti tidak ada autokorelasi negative.
Berikut tabel hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut :
77
Tabel 4. 8
UJI AUTOKORELASI
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 0,262a 0,069 0,049 0,80378 1,505
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada angka durbin watson pada model
regresi sebesar 1,505. Angka D-W tersebut diantara -2 sampai +2, hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi atau tidak ada
autokorelasi dalam penelitian ini.
3. Uji Analisis Linear Berganda
Analisis regresi merupakan bentuk analisis yang digunakan untuk
mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah Profitabilitas (X1), dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(X2) sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan
(Y). Berikut tabel hasil uji regresi linear berganda :
Tabel 4. 9
UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,036 0,246 0,148 0,883
X1 0,137 0,068 0,210 2,018 0,046
X2 -0,947 0,451 -0,218 -2,102 0,038
78
Berdasarkan tabel diatas maka persamaan regresi linear berganda yaitu
sebagai berikut:
Y = 0,036 + 0,137 Profitabilitas– 0,947 Pengungkapan CSR + e
Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta (α)
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 0,036. Hal ini berarti bahwa
jika variabel independen (Profitabilitas dan Pengungkapan CSR) adalah
nol, maka besarnya nilai perusahaan adalah sebesar konstanta 0,036
b. Koefisien Regresi X1
Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas (X1) sebesar 0,137. Hal
ini menandakan bahwa setiap peningkatan satu satuan profitabilitas akan
mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan sebesar 0,137. Nilai koefisien
β dari variabel X1 bernilai positif yaitu 0,137.
c. Koefisien Regresi X2
Nilai koefisien regresi variabel pengungkapan corporate social
responsibility (X2) sebesar – 0,947. Hal ini menandakan bahwa setiap
peningkatan indeks pengungkapan corporate social responsibility satu
satuan akan mengakibatkan penurunan nilai perusahaan sebesar
sebesar 0,947. Nilai koefisien β dari variabel X2 bernilai negative yaitu –
0,947.
79
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen yaitu Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Kriteria untuk menentukan bahwa
hipotesis diterima adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi
5% (0,05) dan t hitung lebih besar daripada t tabel.
Berdasarkan data yang telah diolah diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
UJI T
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig KETERANGAN
B Std.
Eror Beta
(Constant) 0,036 0,246 0,148 0,883 Pengaruh Arah
X1 0,137 0,068 0,21 2,018 0,046 Signifikan Positif
X2 -0,95 0,451 -0,218 -2,102 0,038 Signifikan Negatif
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa mengenai uji hipotesis
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yaitu Profitabilitas berpengaruh positif secara
signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan property di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2019. Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh
variabel Profitabilitas mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat
80
signifikansi 5% (0,046 < 0,05) menunjukkan bahwa hipotesis diterima,
dan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yaitu Pengungkapan Corporate Social
Responsibility berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan property di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2019. Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh variabel Pengungkapan
Corporate Social Responsibility mempunyai nilai singnifikansi lebih kecil
dari tingkat signifikansi 5% (0,038 < 0,05) dan berpengaruh negatif dilihat
dari t hitungnya yang bernilai mines menunjukkan bahwa hipotesis
ditolak, artinya variabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh pengaruh variabel
independen dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependennya. Nilai
koefisien determinasi antara nol dan satu, nilai R2 yang lebih kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen
sangat terbatas.
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.049 yang berarti bahwa 4,9% Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh
81
Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sedangkan
95,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 4.11
KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 0,262a 0,069 0,049 0,80378
E. Pembahasan
1. Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Profitabilitas merupakan salah satu bagian finansial yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan
bersih yang mampu diraih oleh perusahaan saat menjalankan operasinya.
Para pemegang saham selalu menginginkan keuntungan dari investasi yang
mereka tanamkan pada perusahaan, keuntungan tersebut diperoleh dari
keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarakan
devidennya, sehingga akan semakin banyak investor yang berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
Penelitian ini mendukung hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Dari hasil analisis statistik uji t menunjukkan bahwa variable profitabilitas (X1)
secara signifikan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Y). Profitabilitas ROA
yang meningkat dapat mempengaruhi perusahaan karena berindikasi untuk
mendapatkan suatu deviden dan yield, sehingga semakin meningkat nilai
82
ROA suatu perusahaan maka redaksi pasar semakin meningkat pula dan
secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah
Yunita (2011), Silvia Agustina (2012), Dea dan Gede (2017), Azizah Luthfiana
(2018), Nih dan Luh (2018), Hotman dan Yudha (2018), Azalia Fasya (2018),
serta Wijaya dan Wirawati (2019) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) diterapkan untuk memberikan
tanggung jawab suatu perusahaan terhadap sekitarnya. Baik itu untuk
kepentingan pemegang saham, pekerja maupun masyarakat luas yang ada.
CSR diharapkan mampu membangun hubungan yang baik antara perusahaan
dan lingkungan sekitar lewat kepedulian sosial, ekonomi maupun masalah
lingkungan yang sedang terjadi. Sehingga perusahaan mendapatkan tempat
dihati masyarakat serta mampu menciptakan nilai sosial yang baik dengan
memberikan sedikit keuntungan demi kepentingan masyarakat. Dengan
demikian nilai suatu perusahaan akan meningkat karena mendapatkan
kepercayaan dari para stakeholder dan juga dari masyarakat luas.
Penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis kedua artinya hipotesis
ditolak yang menyatakan bahwa variabel Pengungkapan Corporate Social
Responsibility berpengaruh negative dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil analisis dapat dinyatakan bahwa variabel Pengungkapan
CSR (X2) secara signifikan memperlemah pengaruh terhadap nilai
83
perusahaan (Y). Corporate Social Responsibility yang bernilai negatif
menunjukkan bahwa pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang tinggi
dapat mengalami penurunan nilai perusahaan. Hal tersebut terjadi
dikarenakan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan menyebabkan
pengeluaran kas pada perusahaan sehingga profit yang dihasilkan semakin
rendah. Investor menganggap informasi pengungkapan CSR tersebut akan
menurunkan tingkat pembagian deviden karena laba perusahaan berkurang.
Informasi tersebut menyebabkan investor tidak tertarik untuk
menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, sehingga harga saham
cenderung menurun dan berdampak pada menurunnya juga nilai perusahaan.
Meskipun perusahaan sudah mengeluarkan banyak biaya untuk melakukan
pengungkapan CSR yang tinggi, nilai perusahaan malah menurun. Hal ini
disebabkan oleh tingkat pengembalian yang belum tentu pasti akan
mempengaruhi pergerakan laba perusahaan, sehingga akan mempengaruhi
kinerja perusahaan dalam mengelola laba perusahaan dan memberikan
dividen kepada para pemegang saham yang nantinya akan tercermin dengan
nilai perusahaan yang kurang baik. Jika situasi perusahaan seperti itu, maka
para investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Rimba, 2010) yang menyatakan bahwa Pengungkapan Corporate Social
Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dihasilkan oleh Nih dan Luh
(2018) dan Hotman (2018) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR
84
tidak memberikan pengaruh positif kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan.
85
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh profitabilitas
dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan
pada Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019, karena
ROA yang meningkat maka dapat mempengaruhi perusahaan karena
berindikasi untuk mendapatkan deviden dan yield, sehingga semakin
meningkat nilai ROA maka redaksi pasar semakin meningkat pula dan
secara tidak langsung mempengaruhi Nilai Perusahaan.
2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2019. Hal tersebut terjadi dikarenakan
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan menyebabkan
pengeluaran kas pada perusahaan sehingga profit yang dihasilkan
semakin rendah sehingga harga saham cenderung menurun dan
berdampak pada menurunnya juga nilai perusahaan.
86
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat dikemukakan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini memfokuskan dalam sector Property yang terdaftar di BEI,
sebaiknya juga dilakukan pada sector lain yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Bagi investor dapat melihat rasio profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
karena terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga manajemen
ditandai untuk memperoleh laba dan berindikasi untuk mendapatkan deviden
dan yield.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain yang
difokuskan untuk diteliti karena sebanyak 95,1 % variabel lain yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya kebijakan utang, kebijakan
deviden, size, solvabilitas dan likuiditas.
87
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. idx.co.id. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2020.
Agam Ananda Wiliam. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Pada
Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu Bara yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Skripsi. Universitas
Pasundan.
Agustina. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Akuntansi. Vol.1. No.1.
Azizah Luthfiana. 2018. Pengaruh Solvabilitas, Profitabilitas, dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti
Dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2017). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Azalia Fasya. 2018. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Informasi Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan
Publik. Vol.13. No.2.Hal.160.
Brigham, Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
Chyntia, Putri. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Sebagai Variabel Moderating. Vol.2.
Chumaidah. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Size Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Csr Sebagai Variabel Pemoderasi. e-ISSN: 2460-0585.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Hal 4-5.
Dea, Gede. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Mediasi pada
Perusahaan Pertambangane. Jurnal Manajemen Unud.Vol.6.No.2.
Hal.1112.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta: Bandung.
2013. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta: Bandung.
88
2013. Ilmu Manajemen dan Akuntansi. Alfabeta: Bandung.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP
UNDIP: Semarang.
Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gusti. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.Vol.5.No.3.Hal.723.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Grasindo: Jakarta.
Hotman, Ice, Yudha. 2018. Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Trisakti.
Vol.5. No.1.Hal.41.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. PT. Bumi
Aksara: Jakarta.
Hanafi, Mamduh M, Abdul Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
Indah Yunita, 2011. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, Kebijakan
Dividen, Size, dan Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang.
Kusumadilaga. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating.
Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi kesatu. Cetakan Kedelapan.
PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kusumajaya. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Udayana. Denpasar.
89
Khoirunnisa, 2017. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis.
repository.unpas.ac.id. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2020.
Nor Hadi. 2014. Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Nih dan Luh. 2018. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol.7. No.8. Hal.1997.
Pristianingrum. 2017. Pengaruh Ukuran, Profitabilitas, dan Pengungkapan CSR
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi
Dan Bisnis.Vol.1.
Prihadi, Toto. 2010 Analisis Laporan Keuangan. Penerbit PPM . Jakarta.
Soemarso. 2004. “Akuntansi Suatu Pengantar”. Penerbit Salemba Empat:
Jakarta.
Sekaran, Bougie. 2018. Metode Penelitian untuk Bisnis. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.
Silvia Agustina, 2012. Pengaruh Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Artikel Penelitian.
Ejournal Akuntansi Universitas Negeri Padang.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Edisi ke – 19.
Alfabeta: Bandung.
2016. Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan Campuran.
Surabaya: Refika Aditama.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik.
Erlangga: Jakarta.
Sari. 2013. “Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 5.3.
Sartono dan Agus. 2012. Manajemen Keuangan: Teori dan Praktik. Edisi
keempat. Cetakan keenam. BPFE Yogyakarta: Yogyakarta
Setianingrum. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi.
Skiripsi diterbitkan Semarang; Universitas Negeri Semarang.
90
Universitas Muhammadiyah Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi FEB.
Makassar.
Utomo, Andini, Raharjo. 2016. Pengaruh Leverage (DER), Price Book Value
(PBV), Ukuran Perusahaan (Size), Return On Equity (ROE), Deviden
Payout Ratio (DPR) dan Likuiditas (CR) Terhadap Price Earning
Ratio (Per) pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun
2009 – 2014. Vol.2. No.2.
Wijaya. 2019. Good Corporate Governance Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility pada Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.26.No.2.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Yusuf, Wibisono. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fasco Publishing:
Gersik.
91
LAMPIRAN
92
Lampiran 1. Daftar Sampel Penelitian
NO KODE EMITEN
1 ASRI PT Alam Sutera Reality Tbk
2 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk
3 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
4 BKSL PT Sentul City Tbk
5 CTRA PT Ciputra Development Tbk
6 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk
7 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk
8 GAMA PT Gading Development Tbk
9 GPRA PT Perdana Gapura Prima Tbk
10 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk
11 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
12 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
13 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
14 MDLN PT Modernland Realty Ltd Tbk
15 MMLP PT Mega Manunggal Property Tbk.
16 MTLA PT Metropolitan Land Tbk
17 PPRO PT PP Properti Tbk.
18 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
19 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
NO EMITEN Profitabilitas ROA (X1)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 0.04 0.03 0.07 0.05 0.05
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 0.01 0.06 0.06 0.06 0.03
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.05 0.06 0.08 0.07 0.06
4 PT Sentul City Tbk 0.01 0.05 0.03 0.02 0.00
5 PT Ciputra Development Tbk 0.07 0.04 0.03 0.04 0.04
6 PT Puradelta Lestari Tbk 0.17 0.10 0.09 0.07 0.18
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.27 0.36 0.01 0.01 0.00
8 PT Gading Development Tbk 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.05 0.03 0.02 0.03 0.03
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.19 0.03 0.03 0.03 0.02
93
11 PT Jaya Real Property Tbk 0.11 0.12 0.12 0.10 0.09
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.03 0.04 0.01 0.01 0.01
13 PT Lippo Cikarang Tbk 0.17 0.10 0.03 0.26 0.03
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.07 0.03 0.04 0.00 0.03
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 0.04 0.10 0.05 0.05 0.04
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.07 0.08 0.11 0.10 0.08
17 PT PP Properti Tbk. 0.06 0.04 0.04 0.03 0.02
18 PT Pakuwon Jati Tbk 0.07 0.09 0.09 0.11 0.12
19 PT Summarecon Agung Tbk 0.06 0.03 0.02 0.03 0.03
NO EMITEN Pengungkapan CSR (X2)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.56 0.78 0.78 0.78 0.78
4 PT Sentul City Tbk 0.56 0.33 0.44 0.78 0.67
5 PT Ciputra Development Tbk 0.78 0.56 0.78 0.78 0.67
6 PT Puradelta Lestari Tbk 0.67 0.67 0.67 0.56 0.67
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.78 0.67 0.44 0.56 0.56
8 PT Gading Development Tbk 0.78 0.56 0.56 0.67 0.78
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.78 0.67 0.56 0.67 0.89
11 PT Jaya Real Property Tbk 0.78 0.89 0.89 0.89 0.89
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.89 0.89 0.78 0.78 0.78
13 PT Lippo Cikarang Tbk 0.78 0.78 0.78 0.67 0.78
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.78 0.67 0.89 0.89 0.89
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 0.78 0.67 0.67 0.89 0.89
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.89 0.89 0.78 0.78 0.67
17 PT PP Properti Tbk. 0.78 0.89 0.89 0.89 0.89
18 PT Pakuwon Jati Tbk 0.56 0.67 0.78 0.67 0.78
19 PT Summarecon Agung Tbk 0.89 0.89 0.89 0.89 0.89
94
NO EMITEN Nilai Perusahaan PBV (Y)
2015 2016 2017 2018 2019
1 PT Alam Sutera Reality Tbk 1.02 0.96 0.82 0.64 0.44
2 PT Bumi Citra Permai Tbk 4.76 0.50 0.50 0.31 0.15
3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.93 0.72 0.63 0.58 0.47
4 PT Sentul City Tbk 0.31 0.44 0.72 0.57 0.44
5 PT Ciputra Development Tbk 1.72 1.44 1.42 1.13 1.09
6 PT Puradelta Lestari Tbk 1.45 1.50 1.18 1.07 2.20
7 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 2.21 2.02 2.06 2.82 2.04
8 PT Gading Development Tbk 2.45 0.46 0.63 0.53 0.63
9 PT Perdana Gapura Prima Tbk 0.90 0.72 0.43 0.43 0.29
10 PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.15 0.16 0.17 0.17 0.17
11 PT Jaya Real Property Tbk 2.42 2.40 2.07 1.52 1.11
12 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 1.03 1.07 1.01 0.95 0.96
13 PT Lippo Cikarang Tbk 1.39 0.83 0.28 0.15 0.25
14 PT Modernland Realty Ltd Tbk 0.97 0.65 0.52 0.41 0.37
15 PT Mega Manunggal Property Tbk. 1.46 1.19 0.72 0.67 0.24
16 PT Metropolitan Land Tbk 0.74 1.08 1.02 1.00 1.15
17 PT PP Properti Tbk. 1.00 6.44 2.33 1.24 0.68
18 PT Pakuwon Jati Tbk 3.49 2.47 2.58 1.95 1.52
19 PT Summarecon Agung Tbk 3.16 2.34 1.63 1.28 1.53
95
Lampiran 2. Indeks Pengungkapan CSR
Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan Indeks GRI
No.
Kode GRI
9 Item Pengungkapan Aspek Ekonomi
Aspek : Kinerja Ekonomi
1 EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah.
2 EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi.
3 EC3 Penjelasan mengenai rencana usaha termasuk tingkat keuntungan yang akan dihasilkan.
4 EC4 Bantuan keuangan signifikan yang diterima dari pemerintah.
Aspek : Kehadiran Pasar
5 EC5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan.
6 EC6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.
7 EC7
Posedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi yang signifikan (yang dimaksud disini adalah biaya yang dikeluarkan untuk penerimaan pegawai lokal).
Aspek : Dampak Ekonomi Tidak Langsung
8 EC8 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial, dalam bentuk keterlibatan lainnya.
9 EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya.
96
Lampiran 3. Hasil Output SPSS 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 95 -8,09 -1,02 -3,3284 1,26286
X2 95 -1,10 -,12 -,2967 ,18995
Y 95 -1,92 1,86 -,1378 ,82408
Valid N (listwise) 95
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 95
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,79518001
Most Extreme Differences Absolute ,081
Positive ,055
Negative -,081
Test Statistic ,081
Asymp. Sig. (2-tailed) ,143c
97
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1 ,939 1,065
X2 ,939 1,065
a. Dependent Variable: Y
98
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,605 ,155 3,899 ,000
X1 -,032 ,043 -,079 -,744 ,459
X2 ,338 ,284 ,127 1,190 ,237
a. Dependent Variable: ABRESID
99
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,262a ,069 ,049 ,80378 1,505
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,036 ,246 ,148 ,883
X1 ,137 ,068 ,210 2,018 ,046
X2 -,947 ,451 -,218 -2,102 ,038
a. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4,399 2 2,199 3,404 ,037b
Residual 59,437 92 ,646
Total 63,836 94
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
100
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,036 ,246 ,148 ,883
X1 ,137 ,068 ,210 2,018 ,046
X2 -,947 ,451 -,218 -2,102 ,038
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,262a ,069 ,049 ,80378
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
101
Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian
102
Lampiran 5. Hasil Uji Turniting
103
BIOGRAFI PENULIS
Sri Buana adalah nama penulis skripsi ini. Penulis lahir
dari pasangan atas nama Nurdin Ahmad dan Niscaya
sebagai anak kedua dari lima bersaudara. Penulis
dilahirkan di Desa Allekkang, Kecamatan Bontocani
Kabupaten Bone pada tanggal 20 Juni 1998. Penulis
menyelesaikan Pendidikan mulai di SD Negeri 294
Erecinnong pada tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 3
Camba lulus pada tahun 2013.
Kemudian melanjutkan di SMA Negeri 2 Camba dan lulus pada tahun 2016.
Hingga akhirnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah di perguruan
tinggi swasta di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Ekonomi dan
Bisnis pada program studi Akuntansi. Penulis juga aktif dalam organisasi.
Pengalaman organisasi penulis dapatkan dari Galeri Investasi Bursa Efek
Indonesia Unismuh Makassar sebagai anggota divisi HRD.
Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha. Penulis
telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan
penulisan tugas akhir ini skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi
dunia Pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Kasus Perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2019)”.