157
1 PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI KECURANGAN DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404 TERHADAP PENGUNGKAPAN KECURANGAN (Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Irna Nadya Siregar NIM: 107082003694 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

  • Upload
    dangdat

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

1

PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI

KECURANGAN DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404

TERHADAP PENGUNGKAPAN KECURANGAN

(Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Irna Nadya Siregar

NIM: 107082003694

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

2

PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI

KECURANGAN DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404

TERHADAP PENGUNGKAPAN KECURANGAN

(Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Irna Nadya Siregar

NIM: 107082003694

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin, S.E.,Ak.,M.Si. Hepi Prayudiawan, S.E.,Ak.,MM.

NIP: 197306152005011009 NIP: 197205162009011006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

3

Hari ini Rabu Tanggal 02 Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian Komprehensif

atas nama Irna Nadya Siregar NIM: 107082003694 dengan judul Skripsi “PENGARUH

PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI KECURANGAN

DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404 TERHADAP

PENGUNGKAPAN KECURANGAN (Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI

Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 02 Maret 2011

Dr. Amilin., S.E., M.Si., Ak. Drs. Abd. Hamid Cebba., MBA., Ak., CPA

Penguji II Penguji III

Prof. Dr. Azzam Jasin., MBA

Penguji I

Page 4: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

4

Hari ini Selasa Tanggal Lima Belas Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian

Skripsi atas nama Irna Nadya Siregar NIM: 107082003694 dengan judul Skripsi “PENGARUH

PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI KECURANGAN

DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404 TERHADAP

PENGUNGKAPAN KECURANGAN (Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI

Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Maret 2011

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Amilin., S.E., M.Si., Ak. Hepi Prayudiawan., S.E., MM., Ak.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Rahmawati., S.E., MM.

Ketua Sekretaris

Reskino., S.E., M.Si., Ak

Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

5

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Irna Nadya Siregar

NIM : 107082003694

Jurusan : Akuntansi / Audit

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan

hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat dan/atau

saduran dari hasil karya atau hasil penelitian pihak lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat dan/atau saduran maka skripsi ini dianggap

gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta

gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari

menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 13 Januari 2011

(Irna Nadya Siregar)

Page 6: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Irna Nadya Siregar

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/20 Juni 1989

Alamat Rumah : Jl. Abd. Wahab No. 12 RT/RW 001/06, Kel.

Sawangan Lama, Kec. Sawangan, Depok 16511

Email : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Formal

1. SD Kartini II Batam

2. SMP Islam Al Azhar 8 Bekasi (Juli 2001 s.d.Juni 2004)

3. SMA Islam Al Azhar 4 Bekasi (Juli 2004 s.d. Juni 2007)

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (September 2007 s.d. Maret 2011)

b. Pendidikan Informal

1. Lembaga Pendidikan Komputer Nurul Fikri (Juli 2005 s.d. Juni 2006)

2. English for Business (Conversation in English): Elementary Level, LBPP LIA

3. English for Business (Conversation in English): Pre-Intermediate Level, LBPP LIA

4. TOEFL Preparation Course: Intermediate Level, LBPP LIA

III. Prestasi Akademik dan Non Akademik

1. Juara I Lomba Debat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (Jakarta, Juni 2009)

2. Exclusive Participant dalam SYOG (Singapore Youth Olympic Games) 2010 bersama tim

Tari Saman FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Singapore, Agustus 2010)

3. 2nd

Winner of GRLI & Net Impact: National Paper Competition of Youth Leadership

(Jakarta, Desember 2010)

4. GRLI (Globally Responsible Leadership Initiative) Ambassador for Leadership Initiative

Campaign (Masa Bakti Desember 2010 s.d. Juni 2011).

Page 7: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

7

INFLUENCE OF PROFESSIONALISM, EXPERTISE, KNOWLEDGE ABILITY TO

DETECT FRAUD AND ADAPTATION OF SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404

TOWARDS FRAUD EXPOSURE

(Empirical Study on Public Accountant DKI Jakarta Region)

By: Irna Nadya Siregar

ABSTRACT

This research aimed to analyze influence of professionalism, expertise, knowledge ability

to detect fraud and adaptation of Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 towards fraud exposure.

This research used primary data obtained by distributing questionnaires to independent auditors

in DKI Jakarta. They have minimum occupation as senior auditor whom work in Public

Accountant Firm (KAP) big four and non big four listed on KAP Directory issued by Indonesian

Institute of Public Accountants (IAPI) on 2010.

The sampling process was done using purposive sampling method with prospector’s

judgment. 140 questionnaires were distributed. Total returned questionnaires were 108

(77,14%) and only 83 questionnaires (76,85%) were able to process. The analyzing method to

examine hypothesis was multiple regression analysis which professionalism, expertise,

knowledge ability to detect fraud and adaptation of Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 were

independent variables and fraud exposure was dependent variable.

The result of this research show that professionalism, expertise, knowledge ability to detect

fraud and adaptation of Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 were simultaneously significant

influenced fraud exposure. Professionalism, expertise, and adaptation of Sarbanes Oxley Act

2002 section 404 were influencing fraud exposure on positive significant affect, thus knowledge

ability to detect fraud was influencing fraud exposure on negative significant affect.

Keywords: Professionalism, Expertise, Knowledge Ability To Detect Fraud, Adaptation Of

Sarbanes Oxley Act 2002 section 404, Fraud Exposure.

Page 8: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

8

PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI

KECURANGAN DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404

TERHADAP PENGUNGKAPAN KECURANGAN

(Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta)

Oleh: Irna Nadya Siregar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profesionalisme, keahlian,

pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 terhadap

pengungkapan kecurangan. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui

penyebaran kuesioner yang dilakukan di DKI Jakarta dengan responden auditor independen

dengan kedudukan minimum auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) big

four dan non big four yang tercatat di Direktori KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI) tahun 2010.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan

judgment. Kuesioner yang disebar berjumlah 140 kuesioner. Kuesioner yang kembali berjumlah

108 (77,14%) dan yang bisa diolah berjumlah 83 kuesioner (76,85%). Metode analisis yang

digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda dimana profesionalisme,

keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section

404 merupakan variabel independen sedangkan pengungkapan kecurangan merupakan variabel

dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme, keahlian dan adaptasi Sarbanes

Oxley Act 2002 section 404 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan. Secara parsial variabel profesionalisme, keahlian dan adaptasi Sarbanes Oxley Act

2002 section 404 berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan kecurangan sementara

variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh negatif signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan.

Kata Kunci: Profesionalisme, Keahlian, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan, Adaptasi

Sarbanes Oxley Act 2002 section 404, Pengungkapan Kecurangan.

Page 9: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia tak pernah putus

untuk peneliti. Hanya karena izin dan anugerah luar biasa dari-Nya maka penulis dapat melalui

proses penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada pemimpin

abadi umat manusia Rasulullah SAW yang telah memberikan teladan dan inspirasi hingga akhir

zaman.

Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi sejumlah syarat meraih gelar Sarjana

Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

sebesar-besarnya kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini

sebagai berikut:

1. Kedua orangtua yang telah mengabdikan hidup untuk membesarkan dan mendidik peneliti.

No matter how adult I will be, I’m still daddy & mommy little girl whom need u’re blessing

in lifetime

2. Adik peneliti Irfan Kamil Siregar, Ketua BEMJ Ilmu Hukum yang telah menjadi teman

dialog paling inspiratif. Together we conquer the world, dude!

3. Bapak Dr. Amilin., S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk konsultasi dan memberikan pengarahan hingga penelitian ini

dapat terselesaikan dengan baik

4. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk konsultasi dan memberikan pengarahan hingga

penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik

5. Ibu Rahmawati, S.E., M.M selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah

6. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah

8. Seluruh responden penelitian yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan

mengembalikannya tepat waktu

Page 10: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

10

9. Paman peneliti Bapak Ilham W.B. Siregar, S.E., M.M dan rekan peneliti Wandha Benny,

S.H., yang telah memudahkan akses ke seluruh KAP Big Four. Thanks a bunch

10. My Audit best mates Sinta, Sophie, Zia dan Karina: nothing can intrude ur way to success,

darlaa. See you on the career women fabulous world!

11. Teman-teman seperjuangan proses skripsi: Rahma, Risthy, Chici, Kartika, Kabul, Iis dan

Apprina. Best luck for your future, fellas .

12. Teman-teman Akuntansi E 2007 dan Audit A 2010: Barbies dan yang lainnya. Kalian

benar-benar memberi saya dua tahun penuh warna!

13. SEIS Dance, nothing can portrays you except gorgeous!

14. Last but not least, Muhammad Kharisma. Tell the world who really you are, brilliant guy

.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung banyak kekurangan karena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu peneliti

mengharapkan saran dan kritik membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 13 Januari 2011

Irna Nadya Siregar

Page 11: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ……. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ............................………. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ......................................................... iv

SURAT PERNYATAAN .............................................................………… …… v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………. vi

ABSTRACT …………………………………………………………………….. vii

ABSTRAK .................................................................................................... .….. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. …… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….......... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………………. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………… 8

1. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 8

2. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 9

Page 12: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur ……………………………………………………... 11

1. Profesionalisme ……………………………………………………… 11

a. Pengertian Profesionalisme ……………………………………….. 11

b. Konsep Profesionalisme …………………………………………... 12

2. Keahlian …………………………………………………………….. 17

a. Pengertian Keahlian ………………………………………………. 17

b. Kriteria Keahlian …………………………………………………. 18

3. Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan ……………………………… 23

4. Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 404 ……………………… 24

a. Pedoman Audit dalam SOA 2002 section 404 ………………….. 24

b. Adaptasi SOA 2002 section 404 ………………………………… 27

5. Kecurangan Pelaporan Keuangan …………………………………... 28

a. Definisi Kecurangan Pelaporan Keuangan ……………………….. 28

b. Tanggung Jawab Auditor Dalam Menilai Risiko Kecurangan …… 29

c. Tanggung Jawab Auditor Atas Eksistensi Kecurangan …………... 32

d. Tanggung Jawab Auditor Untuk Mengungkap Kecurangan …….. 33

B. Penelitian Terdahulu ………………………………………………… 34

C. Keterkaitan Antar Variabel ………………………………………….. 40

D. Kerangka Pemikiran …………………………………………………. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………… 46

B. Metode Penentuan Sampel …………………………………………… 46

Page 13: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

13

C. Metode Pengumpulan Data …………………………………………... 48

D. Metode Analisis Data ………………………………………………... 49

1. Statistik Deskriptif ………………………………………………… 49

2. Uji Kualitas Data …………………………………………………. 49

a. Uji Validitas ………………………………………………….... 49

b. Uji Reliabilitas ………………………………………………… 49

3. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………… 50

a. Uji Multikolonieritas …………………………………………. 50

b. Uji Normalitas ……………………………………………….. 51

c. Uji Heteroskedastisitas ……………………………………….. 51

4. Uji Hipotesis ……………………………………………………. 52

a. Koefisien Determinasi ………………………………………… 53

b. Uji Statistik t …………………………………………………. 54

c. Uji Statistik F …………………………………………………. 54

E. Operasional Variabel Penelitian …………………………………… 55

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………………………. 64

1. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….. 64

2. Karakteristik Profil Responden ………………………………… 66

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………….. 66

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……. 67

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Kedudukan di KAP …….. 68

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ……… 69

Page 14: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

14

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ……………………………………… 69

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ……………………………………... 69

2. Hasil Uji Kualitas Data …………………………………………… 72

a. Hasil Uji Validitas …………………………………………….. 72

b. Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………….. 73

3. Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………………………. 75

a. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………………. 75

b. Hasil Uji Normalitas …………………………………………… 76

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………………………….. 77

4. Hasil Uji Hipotesis ……………………………………………… 78

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi …………………………….. 78

b. Hasil Uji Statistik t ………………………………………….. 79

c. Hasil Uji Statistif F ………………………………………….. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………... 89

B. Implikasi …………………………………………………………… 91

C. Keterbatasan ………………………………………………………. 92

D. Saran ………………………………………………………………. 93

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. 99

Page 15: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

15

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Fenomena Kecurangan Pelaporan Keuangan Yang Melibatkan

Auditor Independen …………………………………………….. 3

2.1 Tingkat dan Tanggung Jawab Staf Kantor Akuntan Publik …… 20

2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 35

3.1 Operasionalisasi Variabel ………………………………………... 59

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………………. 65

4.2 Data Sampel Penelitian ………………………………………….. 66

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …… 66

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 67

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Kedudukan di KAP 68

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja … 69

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………………. 70

4.8 Hasil Uji Validitas …………………………………………………. 72

4.9 Hasil Uji Reliabilitas ………………………………………………. 74

4.10 Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………………… 75

4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi …………………………………… 78

4.12 Hasil Uji Statistik t …………………………………………………. 80

4.13 Hasil Uji Statistik F ………………………………………………… 87

Page 16: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

16

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran …………………………………..... 45

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot …………….. 76

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot .. 77

Page 17: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

17

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Dokumentasi Penelitian ……………………………………….. 99

a. Surat Izin Penelitian ………………………………………… 100

b. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari KAP …. 101

2 Kuesioner Penelitian …………………………………………... 104

3 Daftar Jawaban Responden …………………………………… 113

4 Hasil Uji Statistik SPSS ……………………………………….. 121

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………………………... 122

b. Hasil Uji Validitas ………………………………………….. 123

c. Hasil Uji Reliabilitas ……………………………………….. 131

d. Hasil Uji Statistik Multikolonieritas ……………………….. 146

e. Hasil Uji Statistik Normalitas ……………………………… 147

f. Hasil Uji Statistik Heteroskedastisitas ……………………... 148

g. Hasil Uji Hipotesis ………………………………………… 149

Page 18: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan

keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji (misstatement) yang

material dan juga memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas

aktiva perusahaan. Salah saji terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan

(fraud). Fraud diterjemahkan sebagai kecurangan sesuai dengan Pernyataan Standar

Auditing (PSA) No. 70, demikian pula error dan irregularities masing-masing

diterjemahkan sebagai kekeliruan dan ketidakberesan sesuai dengan PSA sebelumnya yaitu

PSA No. 32 (Koroy, 2008:22).

Terjadinya kecurangan yang merupakan suatu tindak disengaja yang tidak dapat

terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat memberikan efek merugikan dan cacat bagi

pelaporan keuangan. Berdasarkan data dari Xinhua News Agency tahun 2008, terdapat

Kantor Akuntan Publik ternama Singapura yang dinyatakan bersalah dan dihukum denda

sebesar SGD 775,000 karena terbukti gagal memberikan peringatan kepada kliennya tentang

tindak kecurangan yang dilakukan oleh mantan manajer keuangan klien tersebut sepanjang

tahun 2002 dan 2004.

Berdasarkan laporan yang disusun oleh ACFE (Association of Certified Fraud

Examiners) pada tahun 2007, kerugian yang diakibatkan oleh kecurangan di Amerika

Serikat berjumlah sekitar 6% dari pendapatan atau US$600 milyar termasuk kerugian akibat

kecurangan pendapatan oleh Xerox Corporation. Berdasarkan laporan tersebut, jenis

kecurangan yang paling sedikit terjadi adalah kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent

Page 19: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

19

financial reporting), sejumlah 5%. Walaupun demikian kecurangan pelaporan keuangan

membawa kerugian paling besar ditunjukkan dengan median kerugian yang mencapai

US$4,25 juta (Ziegenfuss, 2008:23).

Indonesia juga tidak luput dari meningkatnya tindak kecurangan pelaporan keuangan

yang melibatkan auditor independen. Pada 30 September 2009, auditor Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) Bagindo Quirino dihukum tiga tahun penjara dan denda Rp150 juta

subsider tiga bulan kurungan. Bagindo Quirino terbukti menerima suap Rp500 juta dalam

audit laporan keuangan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam proyek

pengadaan alat balai latihan kerja untuk menutupi kerugian negara pada Anggaran Belanja

Tambahan Daftar Isian Proyek (ABTDIP) tahun 2004 (Nilawaty, 2009:57).

Salah satu kasus kecurangan pelaporan keuangan skala besar di Indonesia adalah kasus

PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan indikasi Kementerian BUMN dan pemeriksaan

Bapepam, telah ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan

lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar

Rp32,7 miliar. Salah saji ini melibatkan peran auditor dalam pencatatan ganda atas

penjualan pada 2 (dua) unit usaha. Pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak

di-sampling oleh auditor. Bapepam mengemukakan proses audit tersebut tidak berhasil

mengungkap adanya penggelembungan laba (Koroy, 2008:25).

Page 20: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

20

Tabel 1.1 menunjukkan rincian fenomena kecurangan tersebut:

Tabel 1.1

Fenomena Kecurangan Pelaporan Keuangan yang Melibatkan Auditor

Independen

No. Klien

(Tahun)

Tindak

Kecurangan

Auditor

yang

Terlibat

Keterlibatan

Auditor

Sanksi bagi

Auditor

1 Xerox

Corporation

(2002)

Kesalahan

disengaja atas

pendapatan

leasing yang

lebih-saji.

Tim

Auditor

KPMG

Memanipulasi

lease

equipment

sehingga nilai

penjualan

terakumulasi.

Penghentian

kerjasama oleh

klien dan

digantikan oleh

Pricewaterhouse,

LLP.

2 PT. Kimia

Farma Tbk.

(2002)

Penyajian

laba bersih

yang

overstatement

Ludovicus

Sensi W.,

partner

KAP Hans

Tuanakotta

&Mustofa

Tidak

melakukan

sampling atas

unit bahan

baku dan unit

logistik

sentral.

Peringatan

tertulis dari

BAPEPAM dan

denda sebesar

Rp100 juta.

3 Asian

Realty., Co.

(2008)

Kekurangan

dana setoran

pada laporan

bank akibat

korupsi

Tim

Auditor

Patrick Lee

Public

Accounting

Tidak

mengungkap

temuan audit

tersebut pada

manajemen

Denda sebesar

SGD775,000

4

Depnaker

(2009)

Kerugian

material dari

anggaran

yang ditutupi

Bagindo

Quirino,

mantan

Auditor

BPK

Menerima

suap atas

permohonan

manipulasi

dari klien.

Tiga tahun

penjara dan

denda Rp150juta

subsider tiga

bulan kurungan. Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Dalam pengungkapan kecurangan, yang menjadi masalah bukanlah ketiadaan standar

pengauditan tetapi kurang memadainya standar tersebut memberikan arah yang tepat

dibuktikan dengan semakin meningkatnya kasus kecurangan pelaporan keuangan

perusahaan publik. Atas kesadaran tersebut lahirlah Sarbanes-Oxley Act (SOA), sebuah

produk hukum di Amerika Serikat yang mengatur tentang akuntabilitas, praktik akuntansi

dan keterbukaan informasi, termasuk tata cara pengelolaan data di perusahaan go public.

Ketentuan-ketentuan dalam Undang Undang ini berlaku untuk perusahaan terbuka serta

kantor akuntan yang mengauditnya, dan mencakup persyaratan dalam section 404 bahwa

Page 21: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

21

auditor eksternal harus mengeluarkan laporan mengenai efektivitas pengendalian internal

atas pelaporan keuangan (Arens, Elder, dan Beasley, 2010:370). SOA section 404 telah

diadaptasi oleh IAI dan berlaku secara efektif tahun 2009. Manfaat SOA secara langsung

berdampak positif dalam rangka implementasi CG di perusahaan publik di berbagai belahan

dunia lainnya termasuk Indonesia (Effendi, 2008:5).

Penelitian yang dilakukan Keinath dan Walo (2008) membuktikan bahwa sebanyak

81% auditor eksternal telah mematuhi persyaratan untuk mengungkap berbagai aktivitas

ilegal kepada komite audit setelah SOA efektif diberlakukan di perusahaan publik AS

dibandingkan dengan sebelum SOA efektif diberlakukan. Dengan bukti peningkatan

kredibilitas tersebut, ditemukan fakta bahwa mayoritas komite audit melakukan hiring-

process auditor eksternal dengan menggunakan pedoman dari NYSE (New York Stock

Exchange), yang mensyaratkan bahwa dalam memilih auditor eksternal, komite audit harus

mengkaji berbagai kualifikasi auditor, termasuk profesionalisme dan keahlian individual.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) serta Ziegenfuss

(2008) yang menyatakan bahwa profesionalisme adalah hal yang perlu dimiliki oleh auditor

karena tanggung jawabnya yang semakin besar dengan tuntutan keyakinan atas laporan

keuangan, dan keahlian individu tidak dapat dilepaskan dari diri auditor untuk tujuan

pengungkapan kecurangan.

Penelitian yang dilakukan Wilopo (2006) membuktikan serta mendukung hipotesis

yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan

akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan efektivitas pengendalian internal, ketaatan

aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Penelitian

ini didukung oleh penelitian Zhang dan Pany (2008) yang menyatakan bahwa metode

Page 22: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

22

penilaian efektivitas pengendalian internal yang telah memenuhi persyaratan compliance

dari SOA section 404 merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk membongkar

kecurangan.

Penelitian yang dilakukan Herawaty dan Susanto (2009) mendukung semua hipotesis

dan konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006). Hasil penelitian Herawaty

dan Susanto (2009) tersebut menyatakan bahwa profesionalisme dan pengetahuan

mendeteksi kecurangan secara simultan berpengaruh positif dalam menjamin keyakinan

pengguna laporan keuangan atas ketepatan penyajiannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini

karena ingin mengetahui sejauh mana profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi

kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act section 404 dapat mempengaruhi

pengungkapan kecurangan.

Dengan adanya hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Profesionalisme, Keahlian, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan dan

Adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 terhadap Pengungkapan Kecurangan”.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Herawaty dan Susanto (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Penambahan dua variabel independen yaitu variabel Keahlian sebagai variabel

independen kedua dan variabel Adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 sebagai

variabel independen keempat. Variabel independen kedua berupa karakteristik personal

lain dari auditor yaitu Keahlian yang diperoleh dari penelitian Zhang dan Pany (2008)

serta Ziegenfuss (2008). Variabel independen keempat dalam penelitian ini berupa faktor

Page 23: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

23

eksternal yaitu variabel adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 yang diperoleh

dari penelitian Zhang dan Pany (2008) serta Keinath dan Walo (2008). Penambahan

kedua variabel independen tersebut selain merupakan saran dari peneliti sebelumnya,

juga dikarenakan adanya hasil penelitian di Indonesia yang mendukung hipotesis dan

sejalan dengan kedua penelitian tersebut, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wilopo

(2006). Penelitian sebelumnya hanya menguji pengaruh dua karakteristik personal auditor

berupa profesionalisme dan pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap tingkat

materialitas akuntan publik, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh karakteristik

personal auditor lain yang juga menjadi isu kritis dan faktor eksternal saat proses

pengauditan berlangsung terhadap pengungkapan kecurangan.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan kecurangan yang diperoleh

dari Krambia-Kapardis (2003) dan Ziegenfuss (2008). Pengujian variabel independen dari

penelitian sebelumnya hanya berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas

akuntan publik, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh profesionalisme, keahlian,

pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404

sebagai variabel independen terhadap pengungkapan kecurangan sebagai variabel

dependen.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan?

2. Apakah keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan?

Page 24: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

24

3. Apakah pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan?

4. Apakah adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan kecurangan?

5. Apakah profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi

Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap pengungkapan kecurangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti

empiris tentang:

a. Pengaruh profesionalisme terhadap pengungkapan kecurangan

b. Pengaruh keahlian terhadap pengungkapan kecurangan

c. Pengaruh pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap pengungkapan kecurangan

d. Pengaruh adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 terhadap pengungkapan

kecurangan

e. Pengaruh profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan

adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan preventif dan prosedur

pelaksanaan audit agar tindak kecurangan pelaporan keuangan dapat dicegah dan

Page 25: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

25

diungkapkan secara transparan, dengan tetap meningkatkan kualitas audit melalui

peningkatan informasi.

b. Auditor

Menghindari praktik terjadinya kegagalan mengungkap tindak kecurangan pelaporan

keuangan dengan cara meningkatkan profesionalisme dan pembinaan keahlian

personal yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

c. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor lingkungan pada saat

melakukan audit terhadap pengungkapan kecurangan, sehingga dapat dijadikan

acuan akan pentingnya prosedur audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit, dan sebagai pedoman

bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan independensinya.

d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien)

Melalui pelaporan keuangan yang bebas dari tindak kecurangan penyebab salah saji

material, klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan

klien yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah dihasilkan oleh auditor.

e. Ilmu Auditing

Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang auditing, terutama untuk

peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan.

Page 26: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Profesionalisme

a. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme menurut The Institute Of Chartered Accountants In Australia

(2009) adalah sebagai berikut:

“A vocation or occupation requiring advanced training and usually involving mental

rather than manual work. Extensive training must be undertaken to be able to practice in

the profession. A significant amount of the training consists of intellectual component.

The profession provides a valuable service to the community”.

Artinya profesionalisme adalah suatu karakteristik individu dalam bidang khusus

atau pekerjaan yang mensyaratkan serangkaian pembinaan tingkat lanjut terutama

pembinaan yang berhubungan dengan mentalitas dan tidak hanya mencakup pembinaan

mekanisme pekerjaan. Pembinaan mutu yang ditingkatkan secara berkelanjutan tersebut

harus diaplikasikan pada profesi. Komponen paling signifikan dari pembinaan

berkelanjutan tersebut adalah komponen pembinaan intelektual. Auditor yang profesional

dalam pekerjaannya mampu menyediakan sejumlah jasa bernilai tinggi untuk lingkungan

sekitarnya.

Page 27: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

27

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010:105) definisi profesionalisme adalah

sebagai berikut:

“Tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekadar memenuhi tanggung jawab

diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. Auditor independen,

sebagai profesional, mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat, klien, serta

rekan praktisi, termasuk perilaku yang terhormat, meskipun itu berarti pengorbanan

diri”.

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga

kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya,

melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi

yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi

yang telah ditetapkan (Herawaty dan Susanto, 2009:15).

Berdasarkan uraian di atas, pengertian profesionalisme adalah atribut individual

yang mencakup kualitas personal dan kepemilikan memadai atas sejumlah keahlian yang

didapat dari serangkaian pembinaan berkelanjutan yang didominasi oleh pembinaan

intelektual. Profesionalisme dibuktikan dengan cara menggunakan segenap kualifikasi

tersebut untuk menghasilkan jasa-jasa bernilai tinggi bagi masyarakat di sekitarnya.

b. Konsep Profesionalisme

Menurut Lekatompessy (2003:74), konsep profesionalisme modern bagi auditor

berkaitan dengan 2 (dua) dimensi umum, yaitu dimensi struktural dan dimensi sikap.

Adapun penjelasan dari kedua dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dimensi Struktural

Dimensi struktural memiliki karakteristik berupa pembentukan tempat pelatihan,

pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Kepercayaan

masyarakat terhadap kualitas jasa audit profesional meningkat jika profesi

Page 28: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

28

menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat mengimplementasikan praktik

bisnis yang efektif dan tetap mengupayakan profesionalisme yang tinggi.

b. Dimensi Sikap

Dimensi sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme. Seorang auditor

yang profesional harus bertanggung jawab kepada masyarakat, klien, dan rekan

seprofesi untuk berperilaku terhormat sekalipun hal tersebut merupakan pengorbanan

pribadi.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010:108), konsep dasar profesionalisme yang

berasal dari AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) diidentifikasikan

kedalam 6 (enam) prinsip etis, yaitu tanggung jawab, kepentingan publik, integritas,

objektivitas dan independensi, keseksamaan, dan ruang lingkup dan sifat jasa. Adapun

penjelasan dari keenam prinsip etis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tanggung Jawab

Sikap auditor yang melaksanakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif

dalam setiap aktivitas.

b. Kepentingan Publik

Sikap auditor yang menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat

melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan publik, serta menunjukkan

komitmennya pada profesionalisme.

c. Integritas

Sikap auditor yang mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, para

auditor harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan tingkat

integritas tinggi.

Page 29: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

29

d. Objektivitas dan Independensi

Sikap auditor yang mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan

dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Auditor harus independen

dalam fakta dan penampilan ketika menyediakan jasa audit dan jasa atestasi lainnya.

e. Keseksamaan

Sikap auditor yang memperhatikan standar teknis dan etis profesi, berusaha keras

meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikan.

f. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa

Sikap fokus pada prinsip-prinsip Kode Perilaku Profesional dalam menentukan

lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.

Sedangkan Hall (1968) dalam Wahyudi dan Mardiyah (2006:5), menguraikan 5

(lima) dimensi profesionalisme yang terdiri dari pengabdian pada profesi (dedication),

kewajiban sosial (social obligation), kemandirian (autonomy demands), keyakinan

terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), dan hubungan dengan sesama

profesi (professional community affiliation). Adapun penjelasan dari kelima dimensi

profesionalisme tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengabdian pada profesi (dedication)

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap

melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Pekerjaan

didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang

diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudia kepuasan materi.

Page 30: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

30

b. Kewajiban Sosial (social obligation)

Yaitu pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik

untuk masyarakat maupun bagi rekan sesama profesi karena adanya pekerjaan

tersebut.

c. Kemandirian (autonomy demands)

Yaitu suatu pandangan bahwa seorang profesional harus mampu membuat keputusan

sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Setiap ada campur tangan dari luar dianggap

sebagai hambatan kemandirian secara profesional. Banyak orang yang menginginkan

pekerjaan yang memberikan hak-hak istimewa untuk membuat keputusan bekerja

tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian dapat berasal dari kebebasan

melakukan apa yang terbaik menurut yang bersangkutan dalam situasi khusus.

d. Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation)

Yaitu suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan profesional

adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang tidak mempunyai

kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. Keyakinan akan menjadi

motor bagi auditor untuk memberikan hasil pekerjaan serta pertimbangan-

pertimbangan yang dapat dipertanggung-jawabkan karena kesalahan pertimbangan

yang dibuat akan memberikan hasil yang berbeda. Bila yang menilai pekerjaan

mempunyai pengetahuan yang sama, maka kesalahan akan dapat diketahui.

e. Hubungan dengan sesama profesi (professional community affiliation)

Berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk organisasi formal dan

kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Melalui

ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional. Dengan

Page 31: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

31

seringnya berkumpul dan berdiskusi dengan sesama profesi akan mendapat banyak

masukan dari sumber yang lebih profesional lagi. Dengan banyaknya tambahan

masukan akan menambah akumulasi pengetahuan auditor sehingga dapat lebih

bijaksana dalam membuat perencanaan dan pertimbangan dalam proses pengauditan.

Berdasarkan uraian diatas, konsep profesionalisme dapat diartikan sebagai

serangkaian prinsip dasar yang harus terintegrasi dalam individu auditor dan dapat diukur

dari beberapa dimensi yang mencerminkan karakteristik profesionalisme yaitu dimensi

struktural dan dimensi sikap. Jika ditinjau dari sudut pandang prinsip etis maka terdapat 6

(enam) dimensi yang dapat dijadikan indikator profesionalisme yaitu tanggung jawab,

kepentingan public, integritas, objektivitas dan independensi, keseksamaan, serta ruang

lingkup dan sifat jasa. Identifikasi konsep profesionalisme dapat dituangkan dalam 5

(lima) dimensi, yaitu pengabdian pada profesi (dedication), kewajiban sosial (social

obligation), kemandirian (autonomy demands), keyakinan terhadap peraturan profesi

(belief in self-regulation), dan hubungan dengan sesama profesi (professional community

affiliation).

2. Keahlian

a. Pengertian Keahlian

Keahlian secara etimologi diartikan oleh Webster’s North New Collegiate

Dictionary (2009) sebagai keterampilan dari seorang ahli. Keahlian secara istilah

didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau

pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan

pengalaman (Abdolmohammadi et al., 2004:3)

Page 32: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

32

Ziegenfuss (2008:26) mendefinisikan keahlian sebagai pengetahuan dan

keterampilan prosedural yang luas dalam pribadi auditor yang ditunjukkan dengan hasil

kerja audit.

Sedangkan GAAS (Generally Accepted Auditing Standards) yang dikembangkan

oleh AICPA dalam Statement on Auditing Standards 103 dan 105 mendefinisikan

Keahlian sebagai kepemilikan atas sejumlah pendidikan formal dan berkelanjutan yang

diiringi dengan pengalaman kerja yang cukup (AICPA, 2009). Dalam Standar Umum

pertama, diinterpretasikan bahwa seorang auditor harus memiliki latar belakang

pendidikan formal auditing dan akuntansi, pengalaman kerja yang cukup dalam profesi

yang ditekuni selain mengikuti pendidikan profesi yang berkelanjutan (Arens, Elder dan

Beasley, 2010:42).

Berdasarkan definisi diatas, pengertian keahlian adalah penguasaan menyeluruh

atas pendidikan formal dan pelatihan tekhnis berkelanjutan yang menghasilkan sejumlah

pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu dan keterampilan prosedural yang

dibuktikan dengan hasil kerja audit.

b. Kriteria Keahlian

Keahlian Auditor dapat diukur melalui sejumlah kriteria personal yang dimiliki

auditor tersebut. Menurut Ziegenfuss (2008:26), keahlian seorang auditor terdiri dari 5

(lima) kriteria yaitu komponen pengetahuan (knowledge component), karakteristik

psikologis (psychology traits), kemampuan berfikir (cognitive abilities), strategi

penentuan keputusan (decision strategies), kemampuan analisis tugas (chores analysis

ability).

Adapun penjelasan dari kelima karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

Page 33: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

33

1) Komponen pengetahuan (knowledge component)

Meliputi fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan pengalaman audit yang didapat

auditor saat menempuh pendidikan formal, pelatihan tekhnis berkelanjutan dan

pengalaman bekerja.

2) Karakteristik Psikologis (psychology traits)

Meliputi kemampuan dalam berkomunikasi, kreatifitas, kemampuan bekerjasama

dengan orang lain, dan kepercayaan pada keahlian. Ciri psikologis ini melekat

dalam diri auditor dan signifikansi perolehannya bukan berdasarkan pendidikan

formal semata.

3) Kemampuan Berpikir (cognitive abilities)

Kemampuan berfikir merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan

mengolah informasi. Beberapa karakter yang dapat dimasukkan kedalam

komponen ini antara lain kemampuan beradaptasi pada situasi yang baru,

kemampuan untun memfokuskan pada fakta-fakta yang relevan dan kemampuan

untuk mengabaikan fakta-fakta yang tidak relevan, serta kemampuan untuk dapat

menghindari berbagai tekanan.

4) Strategi Penentuan Keputusan (decision strategies)

Kemampuan seorang auditor dalam membuat keputusan secara sistematis baik

formal maupun informal akan membantu dalam mengatasi keterbatasan individu

auditor tersebut.

5) Kemampuan Analisis Tugas (Chores Analysis Ability)

Kemampuan melakukan analisis tugas akan berpengaruh terhadap penentuan

keputusan. Kemampuan ini dipengaruhi oleh tingkat pengalaman auditor.

Page 34: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

34

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2010:37), tingkat dan tanggung jawab staf

Kantor Akuntan Publik yang menjadi dasar penentu tingkat kedudukan dan pengalaman

auditor diklasifikasikan kedalam empat tingkatan yaitu auditor junior (0-2 tahun); auditor

senior dan supervisor (2-5 tahun); manajer (5-10 tahun); dan partner (10 tahun keatas).

Tabel 2.1 menunjukkan klasifikasi yang menjadi dasar tingkat kedudukan dan

pengalaman auditor:

Tabel 2.1

Tingkat dan Tanggung Jawab Staf Kantor Akuntan Publik

Tingkat Staf Pengalaman Rata-

rata

Tanggung Jawab

Utama

Auditor Junior 0-2 tahun Melakukan sebagian

besar pekerjaan audit

yang terinci

Auditor senior dan

supervisor

2-5 tahun Mengoordinasi dan

bertanggung jawab atas

pekerjaan lapangan audit,

termasuk mengawasi dan

menganalisa kembali

pekerjaan staf

Manajer

5-10 tahun Membantu penanggung

jawab merencanakan dan

mengelola audit,

menganalisa kembali

pekerjaan supervisor

serta membina hubungan

dengan klien. Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 35: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Tingkat Staf Pengalaman Rata-

Rata

Tanggung Jawab

Utama

Partner 10 tahun ke atas Mengamati kembali

keseluruhan pekerjaan

audit dan terlibat dalam

keputusan-keputusan

audit yang signifikan.

Seorang partner adalah

pemilik KAP dan

pengemban tanggung

jawab akhir dalam

melaksanakan audit dan

melayani klien. Sumber: Arens, Elder dan Beasley (2010:37)

Sedangkan Abdolmohammadi et al., (2004:4) menyatakan adanya 5 (lima)

karakteristik keahlian auditor, yaitu motivasi (motives), karakter (traits), pengendalian

diri (self-control), pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (skills). Adapun penjelasan

dari kelima karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Motivasi (motives)

Sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir, sehingga ia melakukan

tindakan. Seseorang yang memiliki motivasi akan berprestasi secara konsisten

untuk mengembangkan tujuannya yang memberi tantangan lebih dan

mengharapkan feedback.

2) Karakter (traits)

Watak yang membuat seseorang berperilaku atau bagaimana seseorang merespon

sesuatu dengan cara tertentu.

3) Pengendalian diri (self-control)

Merupaka serangkaian sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan

nilai diukur melalui sejumlah hal yang menarik bagi seseorang untuk melakukan

sesuatu dan bagaimana orang tersebut mengelolanya hingga mencapai tujuan diri.

Page 36: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

36

4) Pengetahuan (knowledge)

Merujuk pada informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.

Pengetahuan merupakan keahlian yang kompleks, pengetahuan berperan penting

dalam pengerjaan audit.

5) Kemampuan (skill)

Kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, baik secara fisik maupun

mental. Keahlian selalu mengandung maksud dan tujuan yang merupakan

dorongan motivasi atau karakter yang menyebabkan suatu tindakan untuk

memperoleh hasil.

Berdasarkan penjelasan di atas, kriteria keahlian auditor terdiri dari 5 (lima)

dimensi pengukuran yaitu komponen pengetahuan, ciri-ciri psikologis, kemampuan

berpikir, strategi penentuan keputusan, dan kemampuan analisis tugas. Sedangkan 5

(lima) karakteristik keahlian adalah motivasi, karakter, pengendalian diri, pengetahuan,

dan kemampuan. Adapun tingkat dan tanggung jawab auditor sebagai staf KAP (Kantor

Akuntan Publik) yang menjadi dasar penentu tingkat kedudukan dan pengalaman auditor

diklasifikasikan kedalam 4 (empat) tingkatan yaitu auditor junior, auditor senior dan

supervisor, manajer dan partner.

3. Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

Seorang auditor dinyatakan memiliki pengetahuan dalam mendeteksi kecurangan

ketika auditor tersebut melakukan pertimbangan penting untuk mengungkap kecurangan

dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan risiko kecurangan. Faktor

risiko yang dimaksud adalah sejumlah ketidakberesan (irregularities) yang terjadi atau

Page 37: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

37

akan terjadi ketika kondisi kecurangan berupa insentif, kesempatan dan rasionalisasi

sedang berlangsung (Arens, Elder dan Beasley, 2010:432).

Pengertian Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan menurut BPKP (Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Deputi Investigasi adalah kecakapan yang

dimiliki auditor independen dalam menilai risiko kecurangan (fraud risk assessment),

meningkatkan kesadaran organisasi yang dikelola klien (organization awareness), dan

merancang sistem pelaporan (reporting system) sesuai dengan Peraturan yang berlaku

(BPKP, 2010).

Sedangkan menurut Herawaty dan Susanto (2009:16), definisi pengetahuan

mendeteksi kecurangan adalah perolehan informasi memadai tentang pendeteksian

kecurangan yang didapat dari berbagai pelatihan formal dan pengalaman khusus yang

dapat membuat auditor menjadi lebih ahli dalam mendeteksi kecurangan. Pengetahuan

auditor tentang pendeteksian kecurangan yang semakin berkembang karena pengalaman

kerja diaplikasikan untuk menilai faktor risiko kecurangan, meningkatkan kesadaran klien

akan eksistensi kecurangan tersebut dan menyusun mekanisme pelaporan untuk

mengungkap kecurangan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, seorang auditor dinyatakan memiliki pengetahuan

memadai dalam mendeteksi kecurangan jika auditor tersebut cakap dalam menilai risiko

kecurangan (fraud risk assessment), meningkatkan kesadaran organisasi yang dikelola

klien (organization awareness), dan merancang sistem pelaporan (reporting system)

sesuai dengan Peraturan yang berlaku. Pengetahuan mendeteksi kecurangan tersebut

sendiri adalah perolehan informasi memadai dalam mendeteksi kecurangan yang

diaplikasikan untuk menilai faktor risiko kecurangan, meningkatkan kesadaran klien akan

Page 38: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

38

eksistensi kecurangan tersebut dan menyusun sistem pelaporan untuk mengungkap

kecurangan tersebut.

4. Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 404

a. Pedoman Audit dalam SOA 2002 section 404

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2010:63), penjelasan substantif tentang

pedoman audit yang dimuat dalam SOA section 404 yang berasal dari GAO (The U.S.

General Accounting Office) adalah sebagai berikut:

“Section 404 is one part of the landmark Sarbanes-Oxley Act that was signed into law on

July 30, 2002. Responding to a number of high-profile corporate reporting scandals, the

law established new requirements for public companies and their independent auditors in

order to restore confidence in corporate governance and the accounting profession and

to improve the quality and accuracy of financial reporting. Section 404 calls for annual

reports filed with the SEC to include a statement from the company's management of its

responsibility for creating and maintaining adequate internal controls over financial

reporting. In addition, the company's independent auditor must provide its own opinion

on whether it believes the company's controls are effective, and must indicate whether it

agrees with management's assessment”.

Artinya, SOA section 404 adalah satu bagian dari Undang Undang Pokok SOA

yang disahkan secara hukum tanggal 30 Juli 2002. Sebagai reaksi dari meningkatnya

tindak kecurangan pelaporan keuangan skala besar, regulasi ini membangun sejumlah

persyaratan dan ketentuan baru bagi perusahaan terbuka dan auditor independen yang

bertugas mengaudit perusahaan tersebut dalam rangka mengembalikan kepercayaan

publik pada penereapan corporate governance dan profesi akuntan, serta untuk

meningkatkan kualitas dan akurasi pelaporan keuangan. Section 404 mensyaratkan

laporan tahunan yang dipublikasikan melalui SEC (Securities and Exchange Comission)

yang memuat laporan manajemen atas tanggung jawabnya dalam membangun dan

meningkatkan pengendalian internal yang cukup atas pelaporan keuangan secara

berkelanjutan. Auditor independen perusahaan harus mengeluarkan opini tersendiri yang

Page 39: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

39

menyatakan kepercayaannya bahwa pengendalian internal telah efektif dan harus

mengindikasikan apakah auditor tersebut setuju dengan penilaian manajemen yang

tertuang dalam laporan manajemen.

IIA (The Institute of Internal Auditor) telah menerbitkan pedoman resmi yang

khusus membahas section 404 dari SOA 2002. Pedoman ini memuat acuan bagi auditor

independen dalam menilai proses manajemen dalam menilai ICFR (Internal Control

Financial Reporting), dan ketentuan yang sama berlaku bagi defisiensi yang signifikan

dan kelemahan material dari proses manajemen tersebut (The Institute of Internal

Auditors, 2008:5).

Berdasarkan uraian di atas, SOA 2002 section 404 mensyaratkan ketentuan-

ketentuan baru yaitu proses penilaian formal manajemen atas pengendalian internal,

laporan tahunan manajemen, dan opini terpisah yang diterbitkan auditor independen.

Adapun penjelasan dari ketentuan-ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Manajemen menjalankan proses penilaian formal dari pengendalian internalnya

atas pelaporan keuangan termasuk pengujian yang memastikan bahwa rancangan

dan operasi pengendalian tersebut telah berjalan efektif (Auditing Standards

No.5, IIA, 2008:15)

2) Manajemen harus menyertakan laporan tahunan yang memuat penilaian atas ICFR

(Auditing Standards No. 5, IIA, 2008:15)

3) Auditor eksternal dapat menerbitkan dua jenis opini sebagai bagian dari satu audit

menyeluruh dari suatu perusahaan terbuka. Dua jenis opini tersebut adalah:

a. Opini independen atas efektivitas dari sistem ICFR

b. Opini konvensional atas laporan keuangan

Page 40: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

40

(Auditing Standards No. 5, IIA, 2008:15)

b. Adaptasi SOA 2002 section 404

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas

profesi akuntan publik di Indonesia agar terus sesuai dan memenuhi kriteria profesional

di tingkat internasional. Sebagian besar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang

dikeluarkan oleh IAI dan dikembangkan oleh Institut Akuntan Publik (IAPI) telah

mengacu pada kriteria profesional auditor yang bertanggung jawab atas Laporan Audit

Standar Amerika Serikat dimana kriteria profesional tersebut telah memuat beberapa

pasal dari ISA (International Standard Audit) yang dikembangkan oleh IAASB

(International Auditing and Assurance Standards Board), termasuk pasal 404 dari SOA

2002. Berdasarkan laporan penilaian Bank Dunia atas praktek akuntansi dan audit di

Indonesia tahun 2005, IAI memutuskan untuk mengimplementasikan ISA secara efektif

mulai tahun 2009 (Financial Standards Foundation, 2009).

PT Telkom Indonesia Tbk telah mengimplementasikan section 404 dari SOA 2002

secara utuh kepada tim auditor independen yang mengaudit Laporan Keuangan untuk

tahun yang berakhir 31 Desember 2005. Section 404 menjadi standar baru bagi

perusahaan publik karena pengujian atas pengendalian internal yang menjadi esensi

fungsional pasal tersebut merupakan media pengungkap kecurangan paling andal

(Oberholtzer, 2009:6).

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002

section 404 dengan esensi fungsionalnya berupa pengujian atas efektivitas pengendalian

internal secara lebih khusus oleh auditor independen telah diimplementasikan secara

Page 41: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

41

efektif di Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang mengacu

pada kriteria profesional ISA (International Standard Audit) mulai tahun 2009.

5. Kecurangan Pelaporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

a. Definisi Kecurangan Pelaporan Keuangan

Kecurangan pelaporan keuangan adalah sebuah proses pencurian dari sesuatu yang

berharga, konversi dan pengelabuan tindak kriminal atas unsur-unsur yang tersaji di

laporan keuangan yang menimbulkan kerugian nyata bagi pengguna laporan keuangan

(Krambia-Kapardis, 2003:267).

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI, 2009:110.1) kecurangan (fraud)

mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan

menyesatkan pengguna laporan keuangan. Tindakan ini dilakukan dengan motivasi

negatif guna mengambil keuntungan sepihak.

Arens, Elder dan Beasley (2010:432) menguraikan sejumlah faktor yang menjadi

pemicu fraud, yaitu tekanan, kesempatan dan rasionalisasi. Adapaun penjelasan dari

ketiga faktor pemicu tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tekanan

Tekanan berbentuk menurunnya prospek keuangan sehingga menekan

manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan

2) Kesempatan

Situasi yang membuat manajemen merasa bebas untuk memanipulasi laporan

keuangan

Page 42: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

42

3) Rasionalisasi

Terdapat sejumlah sifat dan serangkaian nilai etis yang membuat manajemen

merasa logis untuk bertindak tidak jujur.

b. Tanggung Jawab Auditor Dalam Menilai Risiko Kecurangan

SAS (Statement on Auditing Standards) 99 yang diterbitkan oleh ASB (Auditing

Standards Board) dibawah standar Code of Professional Conduct AICPA (American

Institute of Public Accountants) revisi 2008 telah memberikan pedoman bagi auditor

dalam menilai risiko kecurangan (Arens, Elder dan Beasley, 2010:436). SAS 99

mengharuskan auditor untuk mempertahankan tingkat skeptisisme profesional ketika

mempertimbangkan faktor-faktor risiko kecurangan untuk mengidentifikasi dan

menanggapi risiko kecurangan. Adapun penjelasan mengenai ketentuan menilai risiko

kecurangan menurut SAS 99 tersebut adalah sebagai berikut:

1) Skeptisisme Profesional

Auditor ditekankan untuk mempertimbangkan kerentanan klien terhadap

kecurangan tanpa mempedulikan bagaimana keyakinan auditor tentang

kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen (SAS 99,

Codification of Auditing Standards, AU 316, 2008)

2) Sumber Informasi Untuk Menilai Kecurangan

a. Komunikasi Di Antara Tim Audit

Tim audit diwajibkan untuk berdiskusi dengan anggota yang lebih

berpengalaman menyangkut beberapa hal terkait keyakinan timtentangkerentanan laporan

keuangan terhadap salah saji material akibat kecurangan; bagaimana manajemen

melakukan dan menutupi pelaporan keuangan yang curang; dan bagaimana

Page 43: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

43

tanggapan terhadap kerentanan salah saji material akibat kecurangan

tersebut (SAS 99, Codification of Auditing Standards, AU 316, 2008).

b. Pengajuan Pertanyaan Kepada Manajemen

Auditor diharuskan untuk mengajukan pertanyaan spesifik tentang

kecurangan dalam setiap audit. Auditor harus menanyakan apakah

manajemen mengetahui atau mencurigai adanya kecurangan dalam

perusahaan; proses yang ditempuh manajemen dalam menilai risiko

kecurangan, sifat risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen,

setiap pengendalian internal yang diimplementasikan untuk mengatasi risiko

kecurangan, serta setiap informasi tentang risiko kecurangan dan

pengendalian terkait yang telah dilaporkan kepada pihak-pihak yang

bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan. Auditor wajib mengajukan

pertanyaan pada komite audit mengenai pandangan terhadap risiko

kecurangan dan kecurigaan terhadap eksistensi kecurangan. Auditor juga

diharuskan untuk mengajukan pertanyaan pada pihak-pihak lain dalam entitas

yang tugasnya berada di luar garis tanggung jawab pelaporan keuangan yang

normal untuk mempelajari berbagai risiko kecurangan (SAS 99, Codification

of Auditing Standards, AU 316, 2008).

c. Faktor-faktor Risiko

Auditor diharuskan untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor risiko

kecurangan mengindikasikan adanya tekanan untuk melakukan kecurangan,

kesempatan untuk berbuat curang atau rasionalisasi yang digunakan untuk

Page 44: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

44

membenarkan kecurangan (SAS 99, Codification of Auditing Standards, AU

316, 2008).

d. Prosedur Analitis

Auditor diwajibkan untuk melaksanakan prosedur analitis atas akun-akun

pendapatan karena pelaporan keuangan yang melibatkan salah saji material

seringkali diakibatkan oleh manipulasi pendapatan (SAS 99, Codification of

Auditing Standards, AU 316, 2008).

e. Dokumentasi PenilaianKecurangan

Auditor wajib mendokumentasikan beberapa hal terkait pertimbangan

mengenai salah saji material akibat kecurangan, yaitu diskusi antar personil

tim penugasan tentang kerentanan laporan keuangan terhadap kecurangan

material; prosedur yang ditempuh untuk mengidentifikasi dan menilai risiko

kecurangan material; hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi

risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen; dan sifat komunikasi

tentang kecurangan yang disampaikan ke manajemen, komite audit atau pihak

lainnya (SAS 99, Codification of Auditing Standards, AU 316, 2008).

c. Tanggung Jawab Auditor Atas Eksistensi Kecurangan

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2010:456), apabila auditor mencurigai tindak

kecurangan telah terjadi dalam entitas klien, auditor harus mengumpulkan informasi

tambahan untuk menentukan apakah kecurangan tersebut memang nyata. Pengumpulan

informasi tambahan dapat melalui pengajuan pertanyaan tambahan kepada manajemen

dan pihak terkait lainnya yang bersifat informatif dan interogatif. Auditor dapat pula

menggunakan perangkat lunak audit sebagai alat mengumpulkan informasi tambahan

Page 45: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

45

karena dapat digunakan untuk mencari transaksi fiktif, ketepatan dan kelengkapan alur

dokumen dan memilah transaksi tidak biasa yang melampaui ukuran standar.

SAS (Statement on Auditing Standards) 99 mengharuskan auditor memperoleh

bukti tambahan untuk menentukan apakah kecurangan yang material memang sudah

terjadi. Auditor dapat memperluas prosedur substantif untuk menanggapi risiko

kecurangan yang lebih tinggi yang disebabkan oleh kesalahan asumsi manajemen dalam

mengestimasi saldo akun laporan keuangan. Auditor dapat meminta spesialis bidang

terkait untuk membantu mengevaluasi keakuratan dan kelayakan asumsi-asumsi kunci

(Arens, Elder dan Beasley, 2010:461).

d. Tanggung Jawab Auditor Untuk Mengungkap Kecurangan

SAS (Statement on Auditing Standards) 99, Codification of Auditing Standards AU

316 Tahun 2008 mengharuskan auditor membahas temuan kecurangan serta pendekatan

audit untuk investigasi lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat apabila auditor

telah menetapkan bahwa kecurangan telah terjadi. Pembahasan tersebut bersifat wajib

meskipun temuan dianggap tidak penting. Tingkat manajemen yang tepat setidaknya

harus satu tingkat di atas orang-orang yang terlibat, serta manajemen senior dan komite

audit. Namun jika auditor yakin bahwa manajemen senior mungkin terlibat dalam

kecurangan, auditor harus membahas temuan tersebut langsung dengan komite audit.

PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) Standard No. 2

menyatakan bahwa kecurangan sebesar berapa pun oleh setidaknya manajemen senior

harus dianggap sebagai defisiensi yang signifikan dan mungkin merupakan kelemahan

yang material dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Hal ini mencakup

tindak kecurangan yang dilakukan manajemen senior meskipun tidak menimbulkan salah

Page 46: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

46

saji material. Jika auditor memutuskan bahwa kecurangan oleh manajemen senior

merupakan kelemahan yang material, laporan auditor mengenai pengendalian internal

atas pelaporan keuangan akan memuat opini tidak wajar (non unqualified opinion)

(Arens, Elder dan Beasley, 2010:461).

Berdasarkan uraian di atas, kecurangan pelaporan keuangan dilakukan dengan

tujuan merugikan pengguna laporan keuangan. Kerugian yang ditimbulkan dari tindak

tersebut merupakan jumlah yang material dan menyesatkan pengambil keputusan saat

menggunakan laporan keuangan. SAS 99 (AU 316) Codification on Auditing Standards

Tahun 2008 telah mengatur standar pekerjaan lapangan mengenai tanggung jawab auditor

dalam menilai risiko kecurangan, tanggung jawab auditor atas eksistensi kecurangan dan

tanggung jawab auditor dalam mengungkap kecurangan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengungkapan kecurangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan

dan adaptasi SOA 2002 section 404 telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi

bagi auditor untuk mengungkap temuan atau indikasi kecurangan. Tabel 2.2 menunjukkan

hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengungkapan kecurangan.

Page 47: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

47

Tabel 2.2

Tabel Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

(Kesimpulan)

Krambia-

Kapardis

(2003)

Wilopo

(2006)

A fraud

exposure

model: A must

for Auditors

Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Berpengaruh

Terhadap

Kecendrungan

Kecurangan

Akuntansi:

Studi pada

Perusahaan

Publik dan

Badan Usaha

Milik Negara

1. Auditor’s

Professionalism

(profesionalisme

auditor) (X1)

2. Psychology

Traits

(Karakteristik

Psikoligis) (X2)

3. Knowledge

Ability to detect

fraud

(Pengetahuan

Mendeteksi

Kecurangan)

(X3)

4. Fraud Exposure

(Pengungkapan

Kecurangan) (Y)

1. Efektivitas

Pengendalian

Internal (X1)

2. Asimetri

Informasi (X2)

3. Etika

Manajemen (X3)

4. Profesionalisme

(X4)

5. Struktur

Organisasi (X5)

6. Tindak

Kecurangan

Akuntansi (Y)

Sampel:

auditor

dengan

minimum

kedudukan

senior di

KAP

Australia.

Metode

analisis data

menggunaka

n Multiple

Regression

Sampel:

Manajemen

Perusahaan

Publik dan

Badan Usaha

Milik

Negara

Metode:

Analisis data

menggunaka

n Regresi

berganda

Auditor’s

professionalism

(X1) dan

Psychology

Traits (X2)

berpengaruh

secara signifikan

terhadap fraud

exposure (Y),

sedangkan

Knowledge

Ability to detect

fraud (X3)

memiliki

hubungan

negatif

signifikan

dengan fraud

exposure (Y).

Efektivitas

pengendalian

internal (X1) dan

etika manajemen

(X3)

berpengaruh

negatif

signifikan pada

tindak

kecurangan,

sedangkan

asimetri

informasi (X3)

berpengaruh

positif signifikan

terhadap tindak

kecurangan. Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 48: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

48

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Wahyudi dan

Mardiyah

(2006)

Pengaruh

Profesionalism

e Auditor

Terhadap

Tingkat

Materialitas

Dalam

Pemeriksaan

Laporan

Keuangan

1. Pengabdian

profesi (X1)

2. Kewajiban

Sosial (X2)

3. Kemandirian

(X3)

4. Keyakinan Pada

Profesi (X4)

5. Hubungan

Dengan Sesama

Profesi (X5)

6. Materialitas

dalam

Pemeriksaan

Laporan

Keuangan (Y)

Sampel:

auditor yang

bekerja di

KAP Supria

dan Rekan di

Malang

Metode

analisis data

menggunaka

n Regresi

Berganda

Pengabdian

profesi (X1),

Kemandirian

(X3), Keyakinan

Pada Profesi

(X4), Dan

Hubungan

Dengan Sesama

Profesi (X5)

berpengaruh

secara signifikan

terhadap

materialitas

dalam

Pemeriksaan

Laporan

Keuangan.

Keinath dan

Walo

(2008)

The Analysis

of Audit

Committee

Responsibilitie

s Disclosed

since

Sarbanes-

Oxley Act

(SOA)

1. The

Comprehensive

Implementation

of SOA

(Implementasi

SOA secara

menyeluruh)

(X1)

2. Audit Comittee

Governance

prior SOA

(Kinerja

Komite Audit

sebelum

implementasi

SOA) (Y1)

3. Audit Committe

Responsibilities

under SOA

(Kinerja

Komite Audit

setelah SOA)

(Y2)

Sampel:

Komite

Audit

Perusahaan

Publik di

New

Zealand.

Metode

analisis data

menggunaka

n

Uji beda t-

test

The

Comprehensive

Implementation

of SOA (X1)

berpengaruh

signifikan

terhadap Audit

Committe

Responsibilities

under SOA (Y2).

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 49: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

49

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel Yang

Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil

Penelitian

Zhang dan Pany

(2008)

Ziegenfuss

(2008)

Current

Research on

Internal Control

Over Financial

Reporting

Under Sarbanes

Oxley Section

404 Lessons For

Auditors

An Examination

Of TheExpertise

OfFraud

Examiners

1. Implementation

of SOX Section

404

(Implementasi

SOX Section

404) (X1)

2. Auditor’s

expertise

(Keahlian

Auditor (X2)

3. Disclose of

Material

Weaknesses in

internal

control

(Pengungkapan

Kelemahan

Material dalam

Pengendalian

Internal (X3)

4. Effectiveness of

Major Fraud

Exposure

Methods

(Efektivitas

Metode

Membongkar

Kecurangan)

(Y1)

5. Investor Impact

(Pengaruh pada

Investor) (Y2)

1. Knowledge

Component

(Komponen

Pengetahuan)

(X1)

Sampel: Auditor

yang bekerja

pada KAP di

New York,

USA.

Metode analisis

data

menggunakan

Multiple

Regression

Sampel: auditor

senior yang

dilantik khusus

sebagai Fraud

Examiners di

Amerika Serikat

Implementation

of SOX Section

404 (X1) dan

Auditor’s

Expertise (X2)

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

Effectiveness of

Major Fraud

Exposure

Methods (Y1)

Disclose of

Material

Weaknesses in

internal control

berpengaruh

negatif terhadap

Investor Impact

(Y2)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 50: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

50

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel Yang

Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Herawaty

dan

Susanto

(2009)

Pengaruh

Profesionalisme,

Pengetahuan

Mendeteksi

Kecurangan Dan Etika

Profesi Terhadap

Pertimbangan Tingkat

Materialitas Akuntan

Publik

2. Psychology

Traits (Karakter

Psikologis) (X2)

3. Cognitive Ability

(Kemampuan

Kognitif) (X3)

4. Decision

Strategics

(Strategi

Pengamilan

Keputusan) (X4)

5. Chores

Analysises Ability

(Kemampuan

Analisis Tugas)

(X5)

6. Fraud Disclosure

(Pengungkapan

Kecurangan) (Y)

1. Profesionalisme

(X1)

2. Pengetahuan

Mendeteksi

Kecurangan (X2)

3. Etika Profesi

(X3)

4. Pertimbangan

Tingkat

Materialitas

Akuntan Publik

(Y)

Metode

analisis data

menggunakan

Logistic

Regression

Sampel:

Auditor senior

dan partner

KAP Wilayah

DKI Jakarta.

Metode

analisis data

menggunakan

Regresi

Berganda.

Knowledge

Component

(X1),

Psychology

Traits (X2) dan

Decision

Strategics (X4)

berpengaruh

signifikan

terhadap Fraud

Disclosure (Y)

Chores

Analysises

Ability

berpengaruh

secara tidak

langsung pada

Fraud

Disclosure (Y)

Profesionalisme

(X1),

Pengetahuan

Mendeteksi

Kecurangan

(X2) dan Etika

Profesi (X3)

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

Pertimbangan

Tingkat

Materialitas

Akuntan Publik

(Y)

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 51: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

51

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

(Kesimpulan)

Hirschey,

Smith dan

Wilson

(2010)

Financial

Reporting

Credibility after

Sarbanes Oxley

Act (SOX):

Evidence from

Earnings

Restatements

1.Implementation

of SOX on

Financial

Reporting Process

(Implementasi

SOX dalam proses

Pelaporan

Keuangan) (X1)

2. Restatement-

induced contagion

price effects

(Perubahan harga

saham akibat

penyajian kembali

LaporanKeuangan)

(X2)

3. The information

content of post-

restatement

earnings (Kualitas

Informasi dari

penyajian kembali

atas laba) (X3)

4. Investors’

assessments of

Financial

Reporting

Credibility

(Penilaian Investor

atas Kredibilitas

Pelaporan

Keuangan) (Y)

Sampel:

Perusahaan

yang tercatat di

Bursa Saham

New York

(New York

Stock Exchange

(NYSE)

Metode analisis

data

menggunakan

Cross-Sectional

Regression

Implementation

of SOX on

Financial

Reporting

Process (X1),

Restatement-

induced

contagion price

effects (X2), dan

The information

content of post-

restatement

earnings (X3)

berpengaruh

signifikan pada

Investors’

assessments of

Financial

Reporting

Credibility (Y)

Gold,

Gronewold dan

Salterio

(2011)

The Impact of

Fraud-

Management

Climate, Fraud

Type and Fraud

Originator on

Auditors’

Reporting

Fraud on

Working Paper

1.Fraud

Management

Climate (Iklim

Kecurangan

Manajemen Klien)

(X1)

2. Fraud Type

(Jenis

Kecurangan) (X2)

Sampel:

Auditor KAP

Big Four di

Jerman

Fraud

management

climate (X1); dan

Fraud Type (X2)

berpengaruh

signifikan pada

Auditors’

Reporting Fraud

on Working

Paper (Y) Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 52: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

52

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

(Kesimpulan)

Metode

analisis data

menggunakan

full-factorial

design

(Analisis

Faktor)

Fraud

Originators

(X3) tidak

berpengaruh

signifikan pada

Auditors’

Reporting

Fraud on

Working Paper

(Y) Sumber: Diolah dari berbagai referensi

C. Keterkaitan Antar Variabel

Krambia-Kapardis (2003) menyatakan bahwa EFEM (Eclectic Fraud Exposure

Model) yang diujikan dalam penelitiannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

peran auditor dalam mengungkap kecurangan dengan variable independen

profesionalisme auditor. Auditor yang profesional akan menggunakan segenap

kemampuannya dalam mengungkap temuan ketidakwajaran yang material (material

irregularities) meskipun berada dibawah tekanan klien karena memegang teguh tanggung

jawab hukum kepada masyarakat. Profesionalisme yang diukur melalui lima dimensi

termasuk dimensi ketaatan terhadap peraturan profesi menguatkan hipotesis bahwa

variabel pengalaman secara individu saja tidaklah cukup untuk meningkatkan peran

auditor dalam pengungkapan kecurangan (Krambia-Kapardis, 2003:267).

Penelitian Keinath dan Walo (2008) menunjukkan pengaruh signifikan dari

profesionalisme auditor yang direkrut oleh Komite Audit Perusahaan Terbuka di New

Zealand terhadap penyampaian berbagai tindakan ilegal yang mengarah pada kecurangan

pelaporan keuangan secara langsung kepada Komite Audit.

Penelitian Herawaty dan Susanto (2009) menunjukkan bahwa profesionalisme

auditor menciptakan situasi komitmen dari dalam diri auditor yang membuatnya dapat

Page 53: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

53

menilai indikasi ketidakwajaran dan salah saji material akibat kecurangan. Berdasarkan

uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha₁: Profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan.

Menurut Zhang dan Pany (2008) metode yang efektif untuk membongkar

kecurangan mencakup sembilan metode, dan metode yang paling sering digunakan

adalah pengujian pada efektivitas pengendalian internal. Efektivitas pengendalian internal

dapat mengurangi kuantitas tindak kecurangan manajemen dan karyawan perusahaan go

public.

Dalam penelitiannya, Zhang dan Pany (2008) membuktikan hipotesis keahlian

auditor berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Efektivitas

pengendalian internal menjadi metode yang paling banyak digunakan untuk membongkar

kecurangan disebabkan oleh adanya faktor keahlian auditor independen yang diminta

untuk mengaudit laporan keuangan sekaligus laporan efektivitas pengendalian internal

yang dibuat manajemen, sehingga efektivitas pengendalian internal tidak hanya

dipandang dan diuji dari sudut pandang manajemen semata, melainkan adanya opini

independen dari auditor yang menyatakan bahwa efektivitas pengendalian internal telah

layak untuk mencegah kecurangan pelaporan keuangan dari salah saji material.

Penelitian lain yang dilakukan Ziegenfuss (2008) menghasilkan temuan bahwa

keahlian auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan kecurangan

perusahaan go public. Keahlian yang mencakup dimensi pengetahuan, karakteristik

psikologis dan strategi pengambilan keputusan menjadi alat bantu ideal bagi auditor

Page 54: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

54

dalam mengungkap kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha₂: Keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan.

Penelitian yang dilakukan Krambia-Kapardis (2003) menghasilkan temuan bahwa

seorang auditor dengan kedudukan minimum senior atau supervisor walaupun memiliki

pengetahuan mendeteksi kecurangan yang sangat memadai, mereka lebih memilih untuk

tidak mengungkapkan temuan kecurangan kepada klien. Hal ini dibuktikan dengan

pengaruh negatif signifikan pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap pengungkapan

kecurangan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian sesudahnya yang dilakukan oleh

Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan

auditor dalam mendeteksi kecurangan maka semakin baik pula kualitas pengungkapan

kecurangan karena kegagalan dalam mendeteksi kecurangan yang material akan

berpengaruh signifikan terhadap keterbatasan informasi handal yang dapat mempengaruhi

kesimpulan pengguna laporan keuangan. Gold, Gronewold dan Salterio (2011)

menyatakan bahwa auditor dengan pengetahuan mendeteksi kecurangan yang relevan dan

didukung oleh iklim terbuka manajemen atas eksistensi kecurangan akan berpengaruh

baik pada kualitas pelaporan temuan kecurangan dalam kertas kerja audit di akhir

penugasan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

Ha₃: Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan.

Page 55: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

55

Penelitian yang dilakukan Wilopo (2006) memuat esensi SOA 2002 section 404

yaitu efektivitas pengendalian internal yang telah dinilai secara layak berhasil

menurunkan tindak kecurangan akuntansi karena pengungkapannya yang berhasil.

Keinath dan Walo (2008) menyatakan bahwa dengan adanya SOA yang menjadi

legitimasi auditor independen untuk bergerak lebih bebas dalam mengaudit pengendalian

internal, terdapat peningkatan signifikan atas pengungkapan kecurangan dibandingkan

dengan sebelum SOA diberlakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang dan Pany

(2008) menghasilkan pernyataan bahwa SOA 2002 section 404 tentang pengujian

efektivitas pengendalian internal dan penerbitan opini terpisah atas kelayakan laporan

efektivitas pengendalian internal yang disusun manajemen klien oleh auditor independen

yang direkrut perusahaan publik telah meningkatkan kualitas mengungkap kecurangan.

Hirschey, Smith dan Wilson (2010) menyatakan bahwa SOA yang diimplementasikan

dengan baik akan meningkatkan kualitas penilaian investor atas kredibilitas pelaporan

keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

Ha₄: Adaptasi SOA section 404 berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan.

Berdasarkan uraian keterkaitan antar variabel yang menjelaskan tentang

profesionalisme dengan pengungkapan kecurangan, keahlian dengan pengungkapan

kecurangan, pengetahuan mendeteksi kecurangan dengan pengungkapan kecurangan dan

adaptasi Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 404 dengan pengungkapan kecurangan

tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

56

Ha5: Profesionalisme, Keahlian, Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan dan Adaptasi SOA

section 404 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh

profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes

Oxley Act (SOA) 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan yang merupakan

kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Adaptasi Sarbanes Oxley Act

(SOA) section 404 (X4)

(Wilopo (2006) Keinath dan

Walo (2008) Zhang dan Pany

(2008) serta Hirschey, Smith

dan Wilson (2010))

Keahlian (X2)

(Zhang dan Pany (2008)

serta Ziegenfuss (2008))

Pengungkapan

kecurangan (Y)

(Krambia-

Kapardis (2003)

dan Ziegenfuss

(2008))

Profesionalisme (X1)

(Krambia-Kapardis (2003)

Keinath dan Walo (2008) serta

Herawaty dan Susanto (2009))

Pengetahuan Mendeteksi

Kecurangan (X3)

(Krambia-Kapardis (2003)

Herawaty dan Susanto (2009)

serta Gold, Gronewold dan

Salterio (2011))

Page 57: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu profesionalisme, keahlian,

pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA (Sarbanes Oxley Act) 2002

section 404 terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan kecurangan. Populasi dari

penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada KAP (Kantor Akuntan Publik) di

wilayah DKI Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling

dengan judgment peneliti yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya

diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan

atau masalah penelitian. (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Metode purposive

sampling dengan judgment digunakan karena peneliti akan memperoleh sampel yang

memenuhi syarat untuk mencapai tujuan penelitian. Syarat sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel adalah auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik wilayah

DKI Jakarta dan terdaftar di directory KAP yang diterbitkan IAPI tahun 2010

2. Sampel adalah auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dengan

masa kerja sebagai auditor minimal 2 (dua) tahun. Auditor dengan masa kerja

Page 58: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

58

minimal 2 (dua) tahun telah memenuhi syarat lingkup tanggung jawab yang lebih

besar dan komprehensif sebagaimana diuraikan Arens, Elder dan Beasley (2010:37)

sehingga dinilai lebih berpengalaman dalam mendeteksi dan mengungkap kecurangan

3. Sampel adalah auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik dengan

kedudukan minimum auditor senior. Auditor dengan kedudukan minimum auditor

senior telah memenuhi syarat lingkup tanggung jawab dan klasifikasi pengalaman

kerja yang lebih teruji sebagaimana diuraikan Arens, Elder dan Beasley (2010:37).

Dengan demikian auditor dengan kedudukan minimum auditor senior dinilai lebih

terlatih dalam mendeteksi dan mengungkap kecurangan

4. Sampel adalah auditor independen Kantor Akuntan Publik yang masih aktif mengaudit

saat penelitian berlangsung.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer,

supervisor dan auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik wilayah DKI

Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian

pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro

dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah

yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, directory kantor akuntan publik

2010, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan pengungkapan kecurangan.

Page 59: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

59

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh

data langsung dari pihak pertama. Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian

adalah auditor yang masih aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data

kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu

kuisioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan

Supomo, 2002:154).

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi

klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan

uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara

nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang

Page 60: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

60

didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid

(Ghozali, 2009:45).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu

kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan 2 cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian

hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar

jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α).

Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60

(Ghozali, 2009:42).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan

uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai

tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2009:91). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Page 61: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

61

Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF)

serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2009:91). Suatu model

regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1

dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran

korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas

multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah

0,5).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel

independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau

mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal

Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi

dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-

titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara

nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot

menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian

menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi

Page 62: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

62

jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:126).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda.

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan

menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,

2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio

dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen

terdiri dari profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi

SOA section 404. Sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan kecurangan.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Y : Pengungkapan Kecurangan

a : Konstanta (harga Y, bila X=0)

b1-4 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)

X₁ : Profesionalisme

X₂ : Keahlian

X₃ : Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

Y = a + b₁X₁+ b₂X₂ + b₃X₃ + b4X4 + e

Page 63: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

63

X4 : Adaptasi SOA 2002 section 404

e : Error

Pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,

2009:83).

b. Uji statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).

Menurut Santoso (2004:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini

berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai

pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini

berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh

Page 64: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

64

secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-

sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali,

2009:84).

Menurut Santoso (2004:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan

berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

1. Profesionalisme (X₁)

Profesionalisme merupakan kepemilikan atas kecakapan teknis dalam melaksanakan

tugas sesuai bidangnya dengan menetapkan standar baku di bidang yang bersangkutan

dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi. Instrumen pengukuran

Page 65: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

65

variabel ini menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Wahyudi dan Mardiyah

(2006) dan digunakan oleh Herawaty dan Susanto (2009). Terdiri dari 7 (tujuh) item

pertanyaan dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 (lima) poin dari sangat

tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

2. Keahlian (X2)

Keahlian merupakan penguasaan menyeluruh atas pendidikan formal dan pelatihan

tekhnis berkelanjutan yang menghasilkan sejumlah pengetahuan yang tinggi dalam

subyek tertentu dan keterampilan prosedural yang dibuktikan dengan hasil kerja.

Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Zhang dan Pany (2005)

dan digunakan oleh Ziegenfuss (2008) dengan menggunakan skala interval (interval

scale). Setiap responden diminta untuk menjawab 7 (tujuh) butir pertanyaan yang

berkaitan dengan 5 (lima) poin penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2),

netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

3. Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (X3)

Herawaty dan Susanto (2009) menyatakan auditor yang memiliki pengetahuan dan

keahlian yang profesional dapat meningkatkan pengetahuan tentang sebab dan

konsekuensi kecurangan dalam suatu siklus akuntansi. Pengetahuan mendeteksi

kecurangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan untuk mendeteksi

macam–macam kecurangan dalam siklus pelaporan keuangan. Pengukuran variabel ini

menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Herawaty dan Susanto (2009).

Terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan dengan menggunakan skala interval (interval

scale) 5 (lima) poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4)

sampai sangat setuju (5).

Page 66: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

66

4. Adaptasi SOA (Sarbanes Oxley Act) 2002 section 404 (X4)

Adaptasi SOA 2002 section 404 di Indonesia terakomodir dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh IAI dan dikembangkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dengan mengacu pada Laporan Audit Standar

Amerika Serikat dan beberapa pasal dari ISA (International Standard Audit) yang

dikembangkan oleh IAASB (International Auditing and Assurance Standar Board),

termasuk pasal 404 dari SOA 2002. Berdasarkan laporan penilaian Bank Dunia atas

praktek akuntansi dan audit di Indonesia tahun 2005, IAI memutuskan untuk

mengimplementasikan ISA secara efektif mulai tahun 2009 (Financial Standards

Foundation, 2009). Variabel ini diukur dengan mengunakan 5 (lima) item pertanyaan

yang dikembangkan oleh Keinath dan Walo (2008) dan digunakan oleh Zhang dan Pany

(2008). Peneliti menggunakan skala interval (interval scale) 5 (lima) poin berdasarkan

penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat

setuju (5).

5. Pengungkapan Kecurangan (Y)

Pengungkapan kecurangan merupakan tindakan penyampaian temuan dan/atau indikasi

kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan oleh pihak internal klien yang terbukti

mempunyai tujuan merugikan pengguna laporan keuangan berdasarkan investigasi yang

dilakukan. Pengungkapan kecurangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengajuan pertanyaan informatif mengenai indikasi kecurangan pada klien, membahas

temuan kecurangan yang terjadi melalui pendekatan audit untuk investigasi lebih lanjut

dengan tingkat manajemen yang tepat sesuai dengan SAS (Statement on Auditing

Standards) 99, dan penolakan pemberian opini wajar tanpa pengecualian (unqualified

Page 67: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

67

opinion) jika terbukti tindak kecurangan yang terjadi mengakibatkan salah saji material

pada Laporan Keuangan. Pengukuran variabel ini menggunakan 8 (delapan) item

pertanyaan yang dikembangkan oleh Krambia-Kapardis (2003) dan digunakan oleh

Ziegenfuss (2008) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 (lima) poin dari

sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

Page 68: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

68

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Profesionalisme

(X1)

(Sumber:

Krambia-

Kapardis

(2003) Keinath

dan Walo

(2008) serta

Herawaty dan

Susanto (2009))

1.Pengabdian

Pada Profesi

2.Kewajiban

Sosial

3.Kemandirian

4.Keyakinan

terhadap

Peraturan

Profesi

5.Hubungan

dengan

sesama

profesi

Menggunaka

n segenap

pengetahuan

saat

mengaudit

Berpegang

teguh pada

profesi

Membuat

keputusan

secara

mandiri tanpa

intervensi

pihak tertentu

Meyakini dan

mematuhi

peraturan atas

kesadaran diri

1.Menjadikan

profesi

auditor

sebagai

profesi yang

dapat

menjaga

kekayaan

negara

2.Menilai

auditor

lainnya

3.Partisipasi

Pertemuan

dengan

rekan

seprofesi

1

2

3

4

5

6

7

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Page 69: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

69

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Keahlian

(X2)

(Sumber:

Zhang dan

Pany (2008)

Ziegenfuss

(2008))

1.Komponen

Pengetahuan

2.Karakteristik

Psikologis

3.Kemampuan

Berpikir

4.Strategi

Penentuan

Keputusan

5.Kemampuan

Analisis

Tugas

1.Pengetahuan

mendasar

tentang

prosedur

audit

2. Keahlian

menafsirkan

bukti audit

Keputusan

pribadi dalam

situasi

dilematis

Kemampuan

menjaga

rasionalitas

saat terdapat

kecurangan

Preferensi pada

pengungkapan

indikasi dan

temuan

kecurangan

1. Menjalankan

tugas audit

secara efektif

2. Kemampuan

mendeteksi

kecurangan

sejak audit

ada

8

9

10

11

12

13

14

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 70: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

70

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengetahuan

Mendeteksi

Kecurangan

(X3)

(Krambia-

Kapardis

(2003)

Herawaty

dan Susanto

(2009) serta

Gold,

Gronewold

dan Salterio

(2011))

1.Pengetahuan

Dasar Atas

Kecurangan

2.Deteksi

Klien

3.Preliminary

Audit

4.Prosedur

Mengaudit

Kecurangan

5.Jangkauan

Pengetahuan

Perbedaan

mendasar antara

error,

irregularities

dan fraud

Keahlian dalam

melaksanakan

pemeriksaan

Menentukan

eksistensi

kecurangan dari

evaluasi sistem

pengendalian

internal

Melanjutkan

pemeriksaan

kecurangan

1. Pengetahuan

mendeteksi

kecurangan

melalui

pelatihan

formal

2.Partisipasi

dalam

mendesain

pengungkapan

kecurangan

15

16

17

18

19

20

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 71: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

71

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Adaptasi SOA

2002 section

404 (X4)

(Sumber:

Wilopo (2006)

Keinath dan

Walo (2008)

serta Zhang

dan Pany

(2008) serta

Hirschey,

Smith dan

Wilson

(2010)

1.Peran

Manajemen

klien

2.Pengujian

Efektivitas

Sistem

Pengendalian

Internal

3.Koreksi

Sistem

Pengendalian

Internal

4.Audit

Efektivitas

Sistem

Pengendalian

Internal

Memprediksi

kemungkinan

kecurangan

manajemen

1.Pengujian

dan evaluasi

sistem

pengendalian

internal

2.Antisipasi

Kelemahan

Sistem

Rekomendasi

untuk

defisiensi

sistem

pengendalian

internal

Menerbitkan

Opini terpisah

tentang

efektivitas

sistem

pengendalian

internal atas

pelaporan

keungan

21

22

23

24

25

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 72: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

72

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Pengungkapan

Kecurangan

(Y)

(Sumber:

(Krambia-

Kapardis,

(2003) dan

Ziegenfuss

(2008))

1.Idealisme

2.Relativisme

3. Deteksi

4.Pengungkap

an

Sistematis

Identifikasi

hambatan

mengungkap

kecurangan

1.Bentuk-

bentuk

kecurangan

2.Pihak-pihak

yang

melakukan

kecurangan

1.Efektivitas

metode dan

prosedur

audit

2.Keterbukaan

manajemen

klien

merupakan

hal penting

1.Pengungkapa

n kepada

publik

2.Penyampaian

Tertulis

untuk

manajemen

klien

3.Penerbitan

Opini selain

Unqualified

Opinion

26

27

28

29

30

31

32

33

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Skala

Interval

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 73: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

73

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian

ini meliputi partner, manajer, supervisor dan auditor senior yang memiliki pengalaman

kerja sebagai auditor KAP minimal 2 (dua) tahun.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara

langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan terdaftar

dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI). Kantor Akuntan Publik yang berpartisipasi dalam penelitian ini

meliputi KAP berukuran besar (big four) dan non big four baik yang bekerjasama dengan

KAP internasional maupun yang tidak. Penyebaran serta pengembalian kuesioner

dilaksanakan mulai tanggal 5 November 2010 hingga 21 Desember 2010. Peneliti

mengambil sampel sebanyak 19 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah

Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.

Page 74: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

74

Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah Kuisioner

dikirim

Kuisioner

kembali

1. Abdul Ghonie Abubakar Jakarta Timur 5 5

2. Amir Abadi Jusuf &Aryanto Jakarta Selatan 5 3

3. Anwar & Rekan Jakarta Barat 5 5

4. Arman Dhani & Rekan Jakarta Selatan 10 10

5. Drs. F.X. Irwan Tanamas & Rekan Jakarta Pusat 3 0

6. Hadori Sugiarto Adi & Rekan Jakarta Selatan 10 5

7. Ishak Saleh Soewondo & Rekan Jakarta Selatan 10 8

8. Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan Jakarta Pusat 5 0

9. Meidina Ratna Adityasih Jakarta Selatan 5 5

10. Drs. Mulyamin Sensi Suryanto Jakarta Pusat 5 3

11. Nugroho & Rekan Jakarta Selatan 5 5

12. Osman Bing Satrio & Rekan Jakarta Pusat 10 10

13. Purwantono, Suherman & Surja Jakarta Pusat 10 10

14. Drs. Rishanwar Jakarta Utara 5 5

15. Siddharta & Widjadja Jakarta Pusat 10 7

16. Syarief Basyir & Rekan Jakarta Timur 10 10

17. Tanudiredja, Wibisana & Rekan Jakarta Selatan 15 8

18. Drs. Usman & Rekan Jakarta Selatan 5 5

19. Weddie Andriyanto & Rekan Jakarta Selatan 7 5

Total 140 108

Sumber: Data Primer

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 140 buah dan jumlah kuesioner yang kembali

adalah 108 kuesioner atau 77,14%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 32 buah atau

22,85%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 83 buah atau 76,85%, sedangkan

kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria minimum sampel

berupa auditor senior dan berpengalaman kerja minimal 2 tahun berjumlah 22 buah atau

20,37% dan karena tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 3 buah atau

2,77%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 75: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

75

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

Sumber: Data primer yang diolah

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden

penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, kedudukan di KAP dan

pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang berjenis kelamin pria

dan wanita sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 43 51.8 51.8 51.8

Bersambung pada halaman selanjutnya

No. Keterangan Auditor Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 140 100%

2. Jumlah kuesioner yang kembali 108 77,14%

3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 32 22,85%

4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah

karena tidak memenuhi kriteria sampel

22 20,37%

5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah

karena tidak lengkap

3 2,77%

6. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 83 76,85%

Page 76: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

76

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Wanita 40 48.2 48.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 43 orang atau 51,8% responden

berjenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 40 orang atau 48,2% responden berjenis

kelamin wanita.

b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang berpendidikan

terakhir Strata Satu (S1) dan Strata Dua (S2). Tabel 4.4 memperlihatkan deskripsi

responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 57 responden atau 68,7%.

Sisanya sebesar 31,3% atau sebanyak 26 orang berpendidikan terakhir Strata Dua

(S2).

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 57 68.7 68.7 68.7

S2 26 31.3 31.3 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 77: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

77

c. Deskripsi responden berdasarkan kedudukan di KAP

Responden dalam penelitian ini berupa auditor KAP dengan kedudukan

minimum auditor senior. Dengan demikian responden dalam penelitian ini adalah

auditor senior, supervisor, manajer dan partner dengan hasil uji deskripsi terlihat

dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Kedudukan di KAP

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

sebanyak 44 orang atau sebesar 53% berkedudukan sebagai auditor senior.

Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 21 orang atau

25,3%, yang berkedudukan sebagai manajer 13 orang atau 15,7% dan sisanya

berkedudukan sebagai partner sebanyak 6 orang atau sekitar 6%.

d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang memiliki

pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun. Tabel 4.6 memperlihatkan deskripsi

responden berdasarkan pengalaman kerja.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Senior 44 53.0 53.0 53.0

Supervisor 21 25.3 25.3 78.3

Manajer 13 15.7 15.7 94.0

Partner 6 6.0 6.0 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 78: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

78

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2-5 tahun 61 73.5 73.5 73.5

5-10 tahun 16 19.3 19.3 92.8

>10 tahun 6 7.2 7.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

sebanyak 73,5% atau sekitar 61 auditor memiliki pengalaman bekerja 2-5 tahun,

19,3% atau sekitar 16 auditor memiliki pengalaman kerja selama 5-10 tahun dan

sisaya 7,2% atau sekitar 6 auditor memiliki pengalaman kerja di atas 10 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profesionalisme, keahlian,

pengetahuan mendeteksi kecurangan, adaptasi SOA 2002 section 404 dan pengungkapan

kecurangan akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

PRO 83 15 33 26.99 2.778

KEA 83 17 35 27.72 2.889

PMK 83 17 30 23.39 2.434

ADP 83 7 25 20.18 2.724

PNG 83 13 40 32.12 4.092

Valid N

(listwise)

83

Page 79: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

79

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme jawaban minimum

responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 33, dengan rata-rata total jawaban 26,99

dan standar deviasi sebesar 2,778. Variabel keahlian jawaban minimum responden

sebesar 17 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 27,72 dan standar

deviasi sebesar 2,889. Pada variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan minimum

jawaban responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban

23,39 dan standar deviasi sebesar 2,434. Variabel adaptasi SOA 2002 section 404

minimum jawaban responden sebesar 7 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total

jawaban 20,18 dan standar deviasi sebesar 2,724. Dan variabel pengungkapan

kecurangan jawaban minimum responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 40, dengan

rata-rata total jawaban 32,12 dan standar deviasi sebesar 4,092.

Page 80: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

80

Analisis tujuan pengujian kualitas data terlihat pada nilai rata-rata jawaban

responden untuk setiap variabel dan nilai standar deviasi yang diperoleh untuk setiap

variabel tersebut. Data yang berkualitas baik ditunjukkan dengan nilai rata-rata jawaban

responden (Mean) yang lebih besar dari nilai standar deviasi (Std. Deviation).

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa variabel profesionalisme memiliki nilai rata-rata total

jawaban sebesar 26,99 yang lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 2,778. Variabel

keahlian memiliki nilai rata-rata total jawaban sebesar 27,72 yang lebih besar dari nilai

standar deviasi sebesar 2,889. Variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan nilai rata-

rata total jawaban sebesar 23,39 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,434. Variabel

adaptasi SOA section 404 memiliki nilai rata-rata total jawaban 20,18 dengan nilai

standar deviasi 2,724. Dan variabel pengungkapan kecurangan memiliki nilai rata-rata

total jawaban sebesar 32,12 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 4,092. Setiap

variabel yang disertakan dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata total jawaban

responden yang lebih besar dari nilai standar deviasi yang diperoleh. Dengan demikian,

kualitas data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah baik.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, dimana jika

tingkat signifikansinya dibawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid

(Ghozali, 2009:45). Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas dari 5 (lima) variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu profesionalisme (PRO), keahlian (KEA),

Page 81: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

81

pengetahuan mendeteksi kecurangan (PMK), adaptasi SOA 2002 section 404 (ADP)

serta pengungkapan kecurangan (PNG).

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas

Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

PRO1 0,458** 0,000 Valid

PRO2 0,586** 0,000 Valid

PRO3 0,369** 0,001 Valid

PRO4 0,515** 0,000 Valid

PRO5 0,578** 0,000 Valid

PRO6 0,623** 0,000 Valid

PRO7 0,497** 0,000 Valid

KEA1 0,736** 0,000 Valid

KEA2 0,663** 0,000 Valid

KEA3 0,593** 0,000 Valid

KEA4 0,554** 0,000 Valid

KEA5 0,427** 0,000 Valid

KEA6 0,433** 0,000 Valid

KEA7 0,624** 0,000 Valid

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 82: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

82

Tabel 4.8 (Lanjutan)

Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

PMK1 0,613** 0,000 Valid

PMK2 0,483** 0,000 Valid

PMK3 0,670** 0,000 Valid

PMK4 0,684** 0,000 Valid

PMK5 0,546** 0,000 Valid

PMK6 0,643** 0,000 Valid

ADP1 0,704** 0,000 Valid

ADP2 0,802** 0,000 Valid

ADP3 0,820** 0,000 Valid

ADP4 0,812** 0,000 Valid

ADP5 0,765** 0,000 Valid

PNG1 0,684** 0,000 Valid

PNG2 0,611** 0,000 Valid

PNG3 0,687** 0,000 Valid

PNG4 0,773** 0,000 Valid

PNG5 0,745** 0,000 Valid

PNG6 0,743** 0,000 Valid

PNG7 0,811** 0,000 Valid

PNG8 0,714** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variabel profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan, adaptasi SOA 2002 section 404 serta pengungkapan

kecurangan memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang

digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada

kuesioner tersebut.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu

instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas

0,60 (Ghozali, 2009:42). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk 5 (lima)

variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 83: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

83

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Profesionalisme 0,824 Reliabel

Keahlian 0,920 Reliabel

Pengetahuan Mendeteksi

Kecurangan

0,919 Reliabel

Adaptasi SOA 2002 section 404 0,836 Reliabel

Pengungkapan Kecurangan 0,863 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel profesionalisme

sebesar 0,824, keahlian sebesar 0,920, pengetahuan mendeteksi kecurangan sebesar

0,919, adaptasi SOA 2002 section 404 sebesar 0,836, dan pengungkapan kecurangan

sebesar 0,863. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu

memperoleh data konsisten yang berarti bahwa jika pernyataan itu diajukan kembali

akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik mengharuskan ketiadaan hubungan antar variabel

independen yang berarti harus bebas dari multikolonieritas. Hal ini dapat dibuktikan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran

korelasi antar variabel independen.

Page 84: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

84

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005 .700 1.429

KEA .007 .002 .267 2.937 .004 .563 1.776

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016 .947 1.056

ADP .012 .002 .461 5.229 .000 .600 1.668

a. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1

dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang

ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,700, 0,563, 0,947, dan 0,600 serta VIF sebesar

1,429, 1,776, 1,056, dan 1,668 untuk variabel profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

memiliki problem multiko, dengan demikian model regresi tersebut dapat digunakan

dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen dan variabel independen atau keduanya telah terdistribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.

Page 85: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

85

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi

telah memenuhi asumsi normalitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2.

Page 86: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

86

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar

di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang

jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi pengungkapan kecurangan berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi

kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi

berganda (multiple regression analysis), yaitu:

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

Page 87: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

87

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .800a .641 .622 .04341

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA

b. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0,800 atau 80%. Hal ini berarti bahwa

hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkpan

kecurangan adalah sangat kuat karena berada dikisaran 0,80-0,999 (Riduwan dan Ahmad,

2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,622 atau 62,2%, ini menunjukkan bahwa

variabel pengungkapan kecurangan yang dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme,

keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404 adalah

sebesar 62,2%, sedangkan sisanya sebesar 0,378 atau 37,8% (1-0,622) dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti risiko audit,

corporate governance, dan prosedur audit (Arens, Elder dan Beasley, 2010:440).

b. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12. Jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika

Page 88: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

88

nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali,

2009:84).

Tabel 4.12

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005

KEA .007 .002 .267 2.937 .004

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016

ADP .012 .002 .461 5.229 .000

a. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 1:

Pengaruh profesionalisme terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel profesionalisme

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga

dapat dikatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel

profesionalisme lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara profesionalisme dan

pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat

profesionalisme dalam diri auditor, maka kapabilitas auditor tersebut untuk mengungkap

kecurangan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena

auditor yang memegang teguh prinsip profesional dan menjaga eksistensi prinsip tersebut

selama proses audit akan menyadari sepenuhnya hakikat profesinya sehingga jika

Page 89: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

89

kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan

terdeteksi maka auditor tersebut merasa berkewajiban untuk mengkomunikasikannya

kepada pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian

sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis (2003),

namun dengan nilai Adjusted R Square yang berbeda. Penelitian tersebut menghasilkan

nilai Adjusted R Square sebesar 70,2% sementara penelitian ini menghasilkan nilai

Adjusted R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini mendukung hipotesis dan hasil

penelitian Keinath dan Walo (2008) dengan perbedaan pada nilai signifikansi sebesar

0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode analisis uji beda t-test.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Herawaty dan Susanto (2009) namun nilai

Adjusted R Square yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 27%, berbeda

dengan yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 62,2%.

Hasil Uji Hipotesis 2:

Pengaruh keahlian terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel keahlian mempunyai

tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan

bahwa keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan

karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keahlian lebih kecil dari 0,05.

Hubungan antara keahlian dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan

demikian, kepemilikan menyeluruh atas keahlian tekhnis dan psikologis yang semakin

baik dari auditor akan meningkatkan kualitas pengungkapan kecurangan, begitu juga

sebaliknya jika keahlian individual auditor semakin rendah maka kualitas pengungkapan

Page 90: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

90

kecurangan pun menjadi semakin buruk. Hasil penelitian ini konsisten dengan dua

penelitian sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien

determinasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Zhang dan Pany (2008) namun

nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut sebesar 50,6% sedangkan

penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ziegenfuss (2008) namun

variabel keahlian pada penelitian tersebut signifikan pada tingkat 0,011 sedangkan

penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan pada tingkat 0,004.

Hasil Uji Hipotesis 3:

Pengaruh pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap pengungkapan

kecurangan.

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pengetahuan mendeteksi

kecurangan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,016. Hal ini berarti menerima Ha3

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan lebih kecil dari 0,05. Hubungan

antara pengetahuan mendeteksi kecurangan dengan pengungkapan kecurangan bersifat

negatif. Dengan demikian, semakin tinggi kepemilikan auditor atas pengetahuan

mendeteksi kecurangan akan menyebabkan auditor tersebut semakin enggan untuk

mengungkapkannya ke pihak-pihak terkait. Demikian pula sebaliknya jika pengetahuan

auditor atas pendeteksian kecurangan semakin rendah maka kemampuannya untuk

mengungkap kecurangan akan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi pada auditor dengan

Page 91: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

91

kuantitas pengalaman kerja tinggi yang mengindikasikan besarnya lingkup tanggung

jawab dalam kedudukan di Kantor Akuntan Publik, terutama dalam hal menjaga

hubungan jangka panjang dengan klien dan kepuasan klien (client’s satisfactory)

(Krambia-Kapardis, 2003:229). Auditor dengan kedudukan minimum senior atau

supervisor (terutama manajer dan partner), secara tekhnis hanya bertanggungjawab

untuk mengawasi dan menyetujui hasil kerja auditor junior dengan keterlibatan minim

saat proses pengauditan berlangsung (Arens, Elder dan Beasley, 2010:37). Dengan

demikian, walaupun mereka memiliki pengetahuan mendeteksi kecurangan yang baik,

mereka tidak akan mengungkapkan temuan kecurangan pada klien jikalau laporan dari

auditor junior tidak mengindikasikan eksistensi kecurangan. Sementara secara psikologis,

auditor dengan kedudukan minimum senior atau supervisor akan semakin berorientasi

pada kepuasan klien atas record performa keuangan yang dapat mempengaruhi

pemberian opini, sehingga sebisa mungkin meminimumkan tingkat pengungkapan

kecurangan walaupun auditor tersebut menguasai tekhnis mendeteksi kecurangan. Hasil

penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian sebelumnya namun berbeda pada nilai

signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan

konsisten dengan penelitian Krambia-Kapardis (2003) namun penelitian tersebut

menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 70,2% sedangkan penelitian ini

menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2%. Dalam hal arah hubungan,

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Herawaty dan Susanto (2009) dan Gold,

Gronewold dan Salterio (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi

kecurangan memiliki pengaruh positif signifikan pada pengungkapan kecurangan dengan

tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,010 dan 0,002.

Page 92: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

92

Hasil Uji Hipotesis 4:

Pengaruh adaptasi SOA 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel adaptasi SOA 2002

section 404 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima Ha4

sehingga dapat dikatakan bahwa adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara

signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki

variabel adaptasi SOA 2002 section 404 lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara adaptasi

SOA 2002 section 404 dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan

demikian, jika penerapan SOA 2002 section 404 dalam proses pengerjaan audit semakin

baik maka kualitas pengungkapan kecurangan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi

karena legalitas bagi auditor yang lebih luas dalam menilai efektivitas pengendalian

internal klien membuat auditor lebih leluasa dan terjamin secara profesional untuk

mengungkap kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan

dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan empat penelitian

sebelumnya namun berbeda pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian

ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Wilopo (2006), namun penelitian tersebut

hanya menjelaskan signifikansi syarat compliance dari SOA 2002 section 404. Penelitian

ini mendukung hasil penelitian Keinath dan Walo (2008) dengan perbedaan pada nilai

signifikansi sebesar 0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode

analisis uji beda t-test. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan konsisten dengan

penelitian Zhang dan Pany (2008) namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan

penelitian tersebut sebesar 50,6% sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted

R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Hirschey, Smith dan

Page 93: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

93

Wilson (2010) namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut

sebesar 11,2% sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar

62,2%.

Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai

berikut.

Keterangan:

Y : Pengungkapan Kecurangan

X₁ : Profesionalisme

X₂ : Keahlian

X₃ : Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

X4 : Adaptasi SOA 2002 section 404

e : Error

c. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.13. Jika nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Y = 1,038 + 0,006X₁+ 0,007X₂ - 0,005X₃ + 0,012X4 + e

Page 94: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

94

Tabel 4.13

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .259 4 .065 34.333 .000a

Residual .145 79 .002

Total .404 83

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA

b. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 5:

Pengaruh profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan

adaptasi SOA 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F sebesar 34,333 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha5

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Dengan demikian, auditor dengan

tingkat profesionalisme dan keahlian yang tinggi serta didukung oleh legalitas dari SOA

2002 section 404 akan semakin baik dalam mengungkap kecurangan. Selain itu,

pengetahuan mendeteksi kecurangan yang tinggi dari auditor dengan tanggung jawab

besar di Kantor Akuntan Publik akan mendorong auditor tersebut untuk secara

psikologis tidak mengungkap temuan adanya kecurangan pada klien. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan kualitas pengungkapan kecurangan, Kantor Akuntan Publik dengan

segenap auditornya dari setiap kedudukan harus dapat mengemban tanggung jawab

Page 95: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

95

profesional dan menggunakan segenap keahlian yang dimiliki seraya terus

mengaplikasikan pengetahuan mendeteksi kecurangan yang telah didapat dengan

berpegang teguh pada standar dan kewajiban hukum yang berlaku baik selama proses

pengerjaan audit maupun dalam membina hubungan dengan klien. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis (2003), Wilopo

(2006), Wahyudi dan Mardiyah (2006), Keinath dan Walo (2008), Zhang dan Pany

(2008), Ziegenfuss (2008), Herawaty dan Susanto (2009), Hirschey, Smith dan Wilson

(2010) serta Gold, Gronewold dan Salterio (2011).

Page 96: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

96

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian

ini meliputi partner, manajer, supervisor dan auditor senior yang memiliki pengalaman

kerja sebagai auditor KAP minimal 2 (dua) tahun.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara

langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan terdaftar

dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI). Kantor Akuntan Publik yang berpartisipasi dalam penelitian ini

meliputi KAP berukuran besar (big four) dan non big four baik yang bekerjasama dengan

KAP internasional maupun yang tidak. Penyebaran serta pengembalian kuesioner

dilaksanakan mulai tanggal 5 November 2010 hingga 21 Desember 2010. Peneliti

mengambil sampel sebanyak 19 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah

Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah Kuisioner

dikirim

Kuisioner

kembali

1. Abdul Ghonie Abubakar Jakarta Timur 5 5

2. Amir Abadi Jusuf &Aryanto Jakarta Selatan 5 3

3. Anwar & Rekan Jakarta Barat 5 5

Page 97: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

97

4. Arman Dhani & Rekan Jakarta Selatan 10 10

5. Drs. F.X. Irwan Tanamas & Rekan Jakarta Pusat 3 0

6. Hadori Sugiarto Adi & Rekan Jakarta Selatan 10 5

7. Ishak Saleh Soewondo & Rekan Jakarta Selatan 10 8

8. Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan Jakarta Pusat 5 0

9. Meidina Ratna Adityasih Jakarta Selatan 5 5

10. Drs. Mulyamin Sensi Suryanto Jakarta Pusat 5 3

11. Nugroho & Rekan Jakarta Selatan 5 5

12. Osman Bing Satrio & Rekan Jakarta Pusat 10 10

13. Purwantono, Suherman & Surja Jakarta Pusat 10 10

14. Drs. Rishanwar Jakarta Utara 5 5

15. Siddharta & Widjadja Jakarta Pusat 10 7

16. Syarief Basyir & Rekan Jakarta Timur 10 10

17. Tanudiredja, Wibisana & Rekan Jakarta Selatan 15 8

18. Drs. Usman & Rekan Jakarta Selatan 5 5

19. Weddie Andriyanto & Rekan Jakarta Selatan 7 5

Total 140 108

Sumber: Data Primer

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 140 buah dan jumlah kuesioner yang kembali

adalah 108 kuesioner atau 77,14%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 32 buah atau

22,85%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 83 buah atau 76,85%, sedangkan

kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria minimum sampel

berupa auditor senior dan berpengalaman kerja minimal 2 tahun berjumlah 22 buah atau

20,37% dan karena tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 3 buah atau

2,77%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Auditor Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 140 100%

2. Jumlah kuesioner yang kembali 108 77,14%

3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 32 22,85%

4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah

karena tidak memenuhi kriteria sampel

22 20,37%

5. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah

karena tidak lengkap

3 2,77%

6. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 83 76,85%

Page 98: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

98

Sumber: Data primer yang diolah

6. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden

penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, kedudukan di KAP dan

pengalaman kerja responden.

e. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang berjenis kelamin pria

dan wanita sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria 43 51.8 51.8 51.8

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.3 (Lanjutan)

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Wanita 40 48.2 48.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 43 orang atau 51,8% responden

berjenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 40 orang atau 48,2% responden berjenis

kelamin wanita.

f. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Page 99: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

99

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang berpendidikan

terakhir Strata Satu (S1) dan Strata Dua (S2). Tabel 4.4 memperlihatkan deskripsi

responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 57 responden atau 68,7%.

Sisanya sebesar 31,3% atau sebanyak 26 orang berpendidikan terakhir Strata Dua

(S2).

g. Deskripsi responden berdasarkan kedudukan di KAP

Responden dalam penelitian ini berupa auditor KAP dengan kedudukan

minimum auditor senior. Dengan demikian responden dalam penelitian ini adalah

auditor senior, supervisor, manajer dan partner dengan hasil uji deskripsi terlihat

dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Kedudukan di KAP

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 57 68.7 68.7 68.7

S2 26 31.3 31.3 100.0

Total 83 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Senior 44 53.0 53.0 53.0

Supervisor 21 25.3 25.3 78.3

Manajer 13 15.7 15.7 94.0

Page 100: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

100

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

sebanyak 44 orang atau sebesar 53% berkedudukan sebagai auditor senior.

Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 21 orang atau

25,3%, yang berkedudukan sebagai manajer 13 orang atau 15,7% dan sisanya

berkedudukan sebagai partner sebanyak 6 orang atau sekitar 6%.

h. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Responden dalam penelitian ini adalah auditor KAP yang memiliki

pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun. Tabel 4.6 memperlihatkan deskripsi

responden berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2-5 tahun 61 73.5 73.5 73.5

5-10 tahun 16 19.3 19.3 92.8

Partner 6 6.0 6.0 100.0

Total 83 100.0 100.0

Page 101: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

101

>10 tahun 6 7.2 7.2 100.0

Total 83 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

sebanyak 73,5% atau sekitar 61 auditor memiliki pengalaman bekerja 2-5 tahun,

19,3% atau sekitar 16 auditor memiliki pengalaman kerja selama 5-10 tahun dan

sisaya 7,2% atau sekitar 6 auditor memiliki pengalaman kerja di atas 10 tahun.

C. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profesionalisme, keahlian,

pengetahuan mendeteksi kecurangan, adaptasi SOA 2002 section 404 dan pengungkapan

kecurangan akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

PRO 83 15 33 26.99 2.778

KEA 83 17 35 27.72 2.889

PMK 83 17 30 23.39 2.434

ADP 83 7 25 20.18 2.724

PNG 83 13 40 32.12 4.092

Valid N

(listwise)

83

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel profesionalisme jawaban minimum

responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 33, dengan rata-rata total jawaban 26,99

dan standar deviasi sebesar 2,778. Variabel keahlian jawaban minimum responden

sebesar 17 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 27,72 dan standar

Page 102: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

102

deviasi sebesar 2,889. Pada variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan minimum

jawaban responden sebesar 17 dan maksimum sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban

23,39 dan standar deviasi sebesar 2,434. Variabel adaptasi SOA 2002 section 404

minimum jawaban responden sebesar 7 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total

jawaban 20,18 dan standar deviasi sebesar 2,724. Dan variabel pengungkapan

kecurangan jawaban minimum responden sebesar 13 dan maksimum sebesar 40, dengan

rata-rata total jawaban 32,12 dan standar deviasi sebesar 4,092.

Page 103: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

103

Analisis tujuan pengujian kualitas data terlihat pada nilai rata-rata jawaban

responden untuk setiap variabel dan nilai standar deviasi yang diperoleh untuk setiap

variabel tersebut. Data yang berkualitas baik ditunjukkan dengan nilai rata-rata jawaban

responden (Mean) yang lebih besar dari nilai standar deviasi (Std. Deviation).

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa variabel profesionalisme memiliki nilai rata-rata total

jawaban sebesar 26,99 yang lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 2,778. Variabel

keahlian memiliki nilai rata-rata total jawaban sebesar 27,72 yang lebih besar dari nilai

standar deviasi sebesar 2,889. Variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan nilai rata-

rata total jawaban sebesar 23,39 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,434. Variabel

adaptasi SOA section 404 memiliki nilai rata-rata total jawaban 20,18 dengan nilai

standar deviasi 2,724. Dan variabel pengungkapan kecurangan memiliki nilai rata-rata

total jawaban sebesar 32,12 lebih besar dari nilai standar deviasi sebesar 4,092. Setiap

variabel yang disertakan dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata total jawaban

responden yang lebih besar dari nilai standar deviasi yang diperoleh. Dengan demikian,

kualitas data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah baik.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, dimana jika

Page 104: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

104

tingkat signifikansinya dibawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid

(Ghozali, 2009:45). Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji validitas dari 5 (lima) variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu profesionalisme (PRO), keahlian (KEA),

pengetahuan mendeteksi kecurangan (PMK), adaptasi SOA 2002 section 404 (ADP)

serta pengungkapan kecurangan (PNG).

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas

Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

PRO1 0,458** 0,000 Valid

PRO2 0,586** 0,000 Valid

PRO3 0,369** 0,001 Valid

PRO4 0,515** 0,000 Valid

PRO5 0,578** 0,000 Valid

PRO6 0,623** 0,000 Valid

PRO7 0,497** 0,000 Valid

KEA1 0,736** 0,000 Valid

KEA2 0,663** 0,000 Valid

KEA3 0,593** 0,000 Valid

KEA4 0,554** 0,000 Valid

KEA5 0,427** 0,000 Valid

KEA6 0,433** 0,000 Valid

KEA7 0,624** 0,000 Valid

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.8 (Lanjutan)

Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

PMK1 0,613** 0,000 Valid

PMK2 0,483** 0,000 Valid

PMK3 0,670** 0,000 Valid

PMK4 0,684** 0,000 Valid

PMK5 0,546** 0,000 Valid

PMK6 0,643** 0,000 Valid

ADP1 0,704** 0,000 Valid

ADP2 0,802** 0,000 Valid

ADP3 0,820** 0,000 Valid

ADP4 0,812** 0,000 Valid

Page 105: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

105

ADP5 0,765** 0,000 Valid

PNG1 0,684** 0,000 Valid

PNG2 0,611** 0,000 Valid

PNG3 0,687** 0,000 Valid

PNG4 0,773** 0,000 Valid

PNG5 0,745** 0,000 Valid

PNG6 0,743** 0,000 Valid

PNG7 0,811** 0,000 Valid

PNG8 0,714** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan variabel profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan, adaptasi SOA 2002 section 404 serta pengungkapan

kecurangan memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang

digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada

kuesioner tersebut.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu

instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas

0,60 (Ghozali, 2009:42). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk 5 (lima)

variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Profesionalisme 0,824 Reliabel

Keahlian 0,920 Reliabel

Pengetahuan Mendeteksi

Kecurangan

0,919 Reliabel

Adaptasi SOA 2002 section 404 0,836 Reliabel

Pengungkapan Kecurangan 0,863 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah

Page 106: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

106

Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel profesionalisme

sebesar 0,824, keahlian sebesar 0,920, pengetahuan mendeteksi kecurangan sebesar

0,919, adaptasi SOA 2002 section 404 sebesar 0,836, dan pengungkapan kecurangan

sebesar 0,863. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu

memperoleh data konsisten yang berarti bahwa jika pernyataan itu diajukan kembali

akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

7. Hasil Uji Asumsi Klasik

d. Hasil Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik mengharuskan ketiadaan hubungan antar variabel

independen yang berarti harus bebas dari multikolonieritas. Hal ini dapat dibuktikan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran

korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005 .700 1.429

KEA .007 .002 .267 2.937 .004 .563 1.776

Page 107: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

107

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016 .947 1.056

ADP .012 .002 .461 5.229 .000 .600 1.668

a. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1

dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang

ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,700, 0,563, 0,947, dan 0,600 serta VIF sebesar

1,429, 1,776, 1,056, dan 1,668 untuk variabel profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

memiliki problem multiko, dengan demikian model regresi tersebut dapat digunakan

dalam penelitian ini.

e. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen dan variabel independen atau keduanya telah terdistribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.

Page 108: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

108

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi

telah memenuhi asumsi normalitas.

f. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2.

Page 109: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

109

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar

di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang

jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi pengungkapan kecurangan berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi

kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404.

8. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi

berganda (multiple regression analysis), yaitu:

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

Page 110: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

110

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .800a .641 .622 .04341

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA b. Dependent Variable: PNG Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0,800 atau 80%. Hal ini berarti bahwa

hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkpan

kecurangan adalah sangat kuat karena berada dikisaran 0,80-0,999 (Riduwan dan Ahmad,

2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,622 atau 62,2%, ini menunjukkan bahwa

variabel pengungkapan kecurangan yang dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme,

keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404 adalah

sebesar 62,2%, sedangkan sisanya sebesar 0,378 atau 37,8% (1-0,622) dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti risiko audit,

corporate governance, dan prosedur audit (Arens, Elder dan Beasley, 2010:440).

d. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.12. Jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika

nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali,

2009:84).

Page 111: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

111

Tabel 4.12

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005

KEA .007 .002 .267 2.937 .004

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016

ADP .012 .002 .461 5.229 .000

a. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 1:

Pengaruh profesionalisme terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel profesionalisme

mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga

dapat dikatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel

profesionalisme lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara profesionalisme dan

pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat

profesionalisme dalam diri auditor, maka kapabilitas auditor tersebut untuk mengungkap

kecurangan akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena

auditor yang memegang teguh prinsip profesional dan menjaga eksistensi prinsip tersebut

Page 112: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

112

selama proses audit akan menyadari sepenuhnya hakikat profesinya sehingga jika

kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan

terdeteksi maka auditor tersebut merasa berkewajiban untuk mengkomunikasikannya

kepada pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian

sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis (2003),

namun dengan nilai Adjusted R Square yang berbeda. Penelitian tersebut menghasilkan

nilai Adjusted R Square sebesar 70,2% sementara penelitian ini menghasilkan nilai

Adjusted R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini mendukung hipotesis dan hasil

penelitian Keinath dan Walo (2008) dengan perbedaan pada nilai signifikansi sebesar

0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode analisis uji beda t-test.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Herawaty dan Susanto (2009) namun nilai

Adjusted R Square yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 27%, berbeda

dengan yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 62,2%.

Hasil Uji Hipotesis 2:

Pengaruh keahlian terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel keahlian mempunyai

tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan

bahwa keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan

karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel keahlian lebih kecil dari 0,05.

Hubungan antara keahlian dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan

demikian, kepemilikan menyeluruh atas keahlian tekhnis dan psikologis yang semakin

baik dari auditor akan meningkatkan kualitas pengungkapan kecurangan, begitu juga

Page 113: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

113

sebaliknya jika keahlian individual auditor semakin rendah maka kualitas pengungkapan

kecurangan pun menjadi semakin buruk. Hasil penelitian ini konsisten dengan dua

penelitian sebelumnya dengan perbedaan pada nilai signifikansi dan koefisien

determinasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Zhang dan Pany (2008) namun

nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut sebesar 50,6% sedangkan

penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ziegenfuss (2008) namun

variabel keahlian pada penelitian tersebut signifikan pada tingkat 0,011 sedangkan

penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan pada tingkat 0,004.

Hasil Uji Hipotesis 3:

Pengaruh pengetahuan mendeteksi kecurangan terhadap pengungkapan

kecurangan.

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pengetahuan mendeteksi

kecurangan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,016. Hal ini berarti menerima Ha3

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel pengetahuan mendeteksi kecurangan lebih kecil dari 0,05. Hubungan

antara pengetahuan mendeteksi kecurangan dengan pengungkapan kecurangan bersifat

negatif. Dengan demikian, semakin tinggi kepemilikan auditor atas pengetahuan

mendeteksi kecurangan akan menyebabkan auditor tersebut semakin enggan untuk

mengungkapkannya ke pihak-pihak terkait. Demikian pula sebaliknya jika pengetahuan

auditor atas pendeteksian kecurangan semakin rendah maka kemampuannya untuk

Page 114: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

114

mengungkap kecurangan akan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi pada auditor dengan

kuantitas pengalaman kerja tinggi yang mengindikasikan besarnya lingkup tanggung

jawab dalam kedudukan di Kantor Akuntan Publik, terutama dalam hal menjaga

hubungan jangka panjang dengan klien dan kepuasan klien (client’s satisfactory)

(Krambia-Kapardis, 2003:229). Auditor dengan kedudukan minimum senior atau

supervisor (terutama manajer dan partner), secara tekhnis hanya bertanggungjawab

untuk mengawasi dan menyetujui hasil kerja auditor junior dengan keterlibatan minim

saat proses pengauditan berlangsung (Arens, Elder dan Beasley, 2010:37). Dengan

demikian, walaupun mereka memiliki pengetahuan mendeteksi kecurangan yang baik,

mereka tidak akan mengungkapkan temuan kecurangan pada klien jikalau laporan dari

auditor junior tidak mengindikasikan eksistensi kecurangan. Sementara secara psikologis,

auditor dengan kedudukan minimum senior atau supervisor akan semakin berorientasi

pada kepuasan klien atas record performa keuangan yang dapat mempengaruhi

pemberian opini, sehingga sebisa mungkin meminimumkan tingkat pengungkapan

kecurangan walaupun auditor tersebut menguasai tekhnis mendeteksi kecurangan. Hasil

penelitian ini konsisten dengan tiga penelitian sebelumnya namun berbeda pada nilai

signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan

konsisten dengan penelitian Krambia-Kapardis (2003) namun penelitian tersebut

menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 70,2% sedangkan penelitian ini

menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar 62,2%. Dalam hal arah hubungan,

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Herawaty dan Susanto (2009) dan Gold,

Gronewold dan Salterio (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi

Page 115: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

115

kecurangan memiliki pengaruh positif signifikan pada pengungkapan kecurangan dengan

tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,010 dan 0,002.

Hasil Uji Hipotesis 4:

Pengaruh adaptasi SOA 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel adaptasi SOA 2002

section 404 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima Ha4

sehingga dapat dikatakan bahwa adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara

signifikan terhadap pengungkapan kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki

variabel adaptasi SOA 2002 section 404 lebih kecil dari 0,05. Hubungan antara adaptasi

SOA 2002 section 404 dengan pengungkapan kecurangan bersifat positif. Dengan

demikian, jika penerapan SOA 2002 section 404 dalam proses pengerjaan audit semakin

baik maka kualitas pengungkapan kecurangan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi

karena legalitas bagi auditor yang lebih luas dalam menilai efektivitas pengendalian

internal klien membuat auditor lebih leluasa dan terjamin secara profesional untuk

mengungkap kecurangan yang mengakibatkan salah saji material yang menyesatkan

dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan empat penelitian

sebelumnya namun berbeda pada nilai signifikansi dan koefisien determinasi. Penelitian

ini konsisten dengan yang dilakukan oleh Wilopo (2006), namun penelitian tersebut

hanya menjelaskan signifikansi syarat compliance dari SOA 2002 section 404. Penelitian

ini mendukung hasil penelitian Keinath dan Walo (2008) dengan perbedaan pada nilai

signifikansi sebesar 0.027 pada periode setelah SOA dikarenakan penggunaan metode

analisis uji beda t-test. Penelitian ini mendukung semua hipotesis dan konsisten dengan

penelitian Zhang dan Pany (2008) namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan

Page 116: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

116

penelitian tersebut sebesar 50,6% sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted

R Square sebesar 62,2%. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Hirschey, Smith dan

Wilson (2010) namun nilai Adjusted R Square yang dihasilkan penelitian tersebut

sebesar 11,2% sedangkan penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R Square sebesar

62,2%.

Berdasarkan tabel 4.12, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai

berikut.

Keterangan:

Y : Pengungkapan Kecurangan

X₁ : Profesionalisme

X₂ : Keahlian

X₃ : Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

X4 : Adaptasi SOA 2002 section 404

e : Error

e. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.13. Jika nilai probabilitas lebih kecil

dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.

Y = 1,038 + 0,006X₁+ 0,007X₂ - 0,005X₃ + 0,012X4 + e

Page 117: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

117

Tabel 4.13

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .259 4 .065 34.333 .000a

Residual .145 79 .002

Total .404 83

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA

b. Dependent Variable: PNG

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 5:

Pengaruh profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan

adaptasi SOA 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan.

Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F sebesar 34,333 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha5

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa profesionalisme, keahlian, pengetahuan

mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Dengan demikian, auditor dengan

tingkat profesionalisme dan keahlian yang tinggi serta didukung oleh legalitas dari SOA

2002 section 404 akan semakin baik dalam mengungkap kecurangan. Selain itu,

pengetahuan mendeteksi kecurangan yang tinggi dari auditor dengan tanggung jawab

besar di Kantor Akuntan Publik akan mendorong auditor tersebut untuk secara

psikologis tidak mengungkap temuan adanya kecurangan pada klien. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan kualitas pengungkapan kecurangan, Kantor Akuntan Publik dengan

segenap auditornya dari setiap kedudukan harus dapat mengemban tanggung jawab

Page 118: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

118

profesional dan menggunakan segenap keahlian yang dimiliki seraya terus

mengaplikasikan pengetahuan mendeteksi kecurangan yang telah didapat dengan

berpegang teguh pada standar dan kewajiban hukum yang berlaku baik selama proses

pengerjaan audit maupun dalam membina hubungan dengan klien. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis (2003), Wilopo

(2006), Wahyudi dan Mardiyah (2006), Keinath dan Walo (2008), Zhang dan Pany

(2008), Ziegenfuss (2008), Herawaty dan Susanto (2009), Hirschey, Smith dan Wilson

(2010) serta Gold, Gronewold dan Salterio (2011).

Page 119: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh

profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes

Oxley Act (SOA) 2002 section 404 terhadap pengungkapan kecurangan. Responden

penelitian ini berjumlah 83 orang auditor yang berkedudukan sebagai auditor senior,

supervisor, manajer dan partner dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) big four dan non big four baik yang bekerjasama dengan

KAP internasional maupun yang tidak di wilayah DKI Jakarta berdasarkan Directory KAP

yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2010. Berdasarkan

pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Hal

ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Krambia-Kapardis (2003), Keinath dan

Walo (2008) serta Herawaty dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa

profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan.

2. Keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Pengaruh ini

dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,004. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhang dan Pany (2008) serta Ziegenfuss

Page 120: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

120

(2008) yang menyatakan bahwa keahlian berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan.

3. Pengetahuan mendeteksi kecurangan berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan kecurangan. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat

signifikansi sebesar 0,016. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Krambia-Kapardis (2003) tetapi dalam arah hubungan tidak konsisten dengan penelitian

Herawaty dan Santoso (2009) serta Gold, Gronewold dan Salterio (2011) yang

menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kecurangan memiliki hubungan positif

dengan pengungkapan kecurangan.

4. Adaptasi SOA 2002 section 404 berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar

0,000. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Wilopo (2006), Keinath dan Walo (2008) Zhang dan Pany (2008) serta Hirschey, Smith

dan Wilson (2010) yang menyatakan bahwa SOA 2002 section 404 berpengaruh secara

signifikan pada pengungkapan kecurangan.

5. Profesionalisme, keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002

section 404 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pengungkapan

kecurangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Krambia-Kapardis (2003),Wilopo(2006), Wahyudi dan Mardiyah (2006), Keinath dan

Walo (2008), Zhang dan Pany (2008), Ziegenfuss (2008) Herawaty dan Susanto (2009),

Hirschey, Smith dan Wilson (2010) serta Gold, Gronewold dan Salterio (2011).

Page 121: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

121

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dinyatakan bahwa variabel profesionalisme,

keahlian, pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi SOA 2002 section 404

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan kecurangan. Dalam menjalankan

penugasan audit, seorang auditor dituntut untuk dapat berperilaku profesional jika

menemukan indikasi kecurangan dengan mengungkapkannya kepada manajemen eksekutif

dan/atau komite audit karena tindak tersebut menyalahi Prinsip Akuntansi yang Berlaku

Umum. Kecurangan yang diungkapkan secara profesional oleh auditor dengan menggunakan

segenap keahlian dan maksimalisasi pengetahuan mendeteksi kecurangan serta dilindungi

secara hukum oleh Sarbanes Oxley Act section 404, baik melalui pengungkapan paling

sederhana berupa pemberitahuan tertulis kepada manajemen dan/atau melalui pengungkapan

komprehensif dalam bentuk penolakan memberi opini wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion) akan menguntungkan klien dalam jangka panjang karena auditor telah berhasil

memaksimalkan fungsinya sebagai penilai kewajaran performa keuangan sehingga entitas

klien terhindar dari berbagai akibat buruk kecurangan seperti kerugian material akibat

kecurangan dan tuntutan hukum maupun penurunan reputasi. Kecurangan yang diungkap

secara profesional juga berdampak positif bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang mewadahinya. Kantor Akuntan Publik akan diakui sebagai lembaga dengan kredibilitas

tinggi dan memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat karena telah bertanggung jawab

penuh dalam menjaga amanat pekerjaan yang diberikan.

Oleh karena itu, seorang auditor ketika melakukan penugasan audit hendaknya

memiliki kesadaran penuh untuk mengimplementasikan standar audit untuk mengungkap

kecurangan, sehingga auditor secara bertahap dapat meningkatkan mutu dan kualitas

Page 122: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

122

auditnya dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Dengan demikian, kepercayaan

pihak internal (manajemen) dan eksternal (investor dan masyarakat) yang memiliki

kepentingan atas laporan keuangan juga akan meningkat. Selain itu, untuk meningkatkan

kualitas pengungkapan kecurangan saat penugasan, Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

mengevaluasi kebijakan, seperti pembinaan psikologis staf audit secara berkelanjutan,

menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif dan profesional, evaluasi terhadap

pemahaman kecurangan material, perencanaan jenis prosedur audit yang tepat serta

penerapan prosedur review dan kontrol kualitas yang efektif dalam KAP.

C. Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki sejumlah keterbatasan dalam beberapa hal sebagai

berikut:

1. Penelitian ini hanya menguji pengaruh 4 (empat) variabel independen terhadap 1 (satu)

variabel dependen tanpa menggunakan variabel independen lainnya yang berasal dari

faktor eksternal maupun internal auditor dan tidak menggunakan variabel moderating

untuk mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau

memperlemah variabel dependen

2. Penelitian ini hanya menguji hubungan kausalitas berdasarkan sampel penelitian yang

berada di wilayah DKI Jakarta dan tidak menyertakan sampel dari kota-kota besar lainnya

3. Penelitian ini berlangsung di akhir tahun dimana auditor yang menjadi sampel penelitian

sedang berada dalam waktu sibuk. Hal ini cukup berpengaruh pada tingkat pengembalian

(respond rate) kuesioner penelitian dan akurasi hasil penelitian

Page 123: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

123

4. Penelitian ini tidak menyajikan komparasi antara Kantor Akuntan Publik (KAP)

berukuran besar (big four) dengan non big four dalam mengungkap kecurangan meskipun

data yang diperoleh memungkinkan untuk dilakukannya hal tersebut.

D. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen lainnya, baik

yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor internal auditor atau menambahkan

variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi

dan memperkuat atau memperlemah variabel independen

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta

memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di DKI Jakarta tetapi juga di kota-

kota besar lainnya sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi

yang lebih tinggi

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda

seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih

berkualitas

4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu penelitian

diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga tingkat pengembalian

(respond rate) kuesioner dapat lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat

5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan komparasi antara Kantor Akuntan

Publik (KAP) berukuran besar (big four) dengan non big four dalam mengungkap

kecurangan sehingga akan memperkaya kajian audit kecurangan.

Page 124: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

124

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, PENGETAHUAN MENDETEKSI

KECURANGAN DAN ADAPTASI SARBANES OXLEY ACT 2002 SECTION 404

TERHADAP PENGUNGKAPAN KECURANGAN

(Studi Empiris pada Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta)

Oleh

Irna Nadya Siregar

NIM: 107082003694

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 125: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

125

Page 126: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

126

Page 127: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

127

Kepada

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jakarta

Dengan ini kami beritahukan bahwa mahasiswi dengan keterangan berikut ini:

Nama : Irna Nadya Siregar

Jurusan/Semester : Akuntansi-Audit/VII

NIM : 107082003694

Telah melakukan riset dengan penyebaran kuesioner di Kantor Akuntan Publik (KAP) kami

dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi) dengan baik.

Demikian Surat Pemberitahuan ini agar dapat digunakan sebaik-baiknya.

Hormat kami,

( )

Page 128: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

128

IDENTITAS RESPONDEN

Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberi tanda (X) pada

jawaban yang telah disediakan.

Nama : ..................................... (boleh tidak diisi)

Nama KAP : .....................................

1. Berapa lama anda bekerja di KAP?

( ) < 2 tahun

( ) 2-5 tahun

( ) 5-10 tahun

( ) > 10 tahun

2. Apa kedudukan anda dalam kantor Akuntan Publik ?

( ) Auditor Junior ( ) Supervisor ( ) Partner

( ) Auditor Senior ( ) Manajer

3. Pendidikan Terakhir : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3

4. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Page 129: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

129

1. Profesionalisme

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)

2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Saya tidak akan mengerahkan segenap pengetahuan

dan kemampuan saya saat mengaudit

Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesi

sebagai auditor meskipun saya mendapat pekerjaan

lain dengan imbalan lebih besar

Dalam proses pengauditan, saya membuat keputusan

dengan intervensi pihak yang berkepentingan

Saya meyakini bahwa peraturan yang mengikat pada

profesi saya adalah sesuatu yang dapat meningkatkan

profesionalisme pribadi saya

Profesi auditor merupakan profesi yang dapat

dijadikan dasar kepercayaan masyarakat terhadap

pengelolaan kekayaan negara

Saya mengajak rekan-rekan seprofesi untuk bertukar

pendapat tentang masalah yang ada baik dengan satu

orang maupun beberapa orang dengan intensitas tinggi

Selalu berpartisipasi dalam pertemuan para auditor

independen adalah hal yang sangat penting bagi saya

Page 130: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

130

2. Keahlian

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)

2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Keahlian auditor ditentukan oleh pengetahuan

terhadap prosedur audit

Selain memahami kaidah-kaidah akuntansi, seorang

auditor harus pula memiliki keahlian dalam

menafsirkan bukti audit. Keahlian inilah yang

membedakan seorang auditor dari seorang akuntan

Bila menemukan suatu keadaan yang ganjil, saya tidak

akan berusaha mencari penyebabnya

Saya tidak dapat mengendalikan emosi dan

mempertahankan rasionalitas saat menghadapi auditee

yang curang

Saya akan mengungkapkan hal-hal yang mengarah

pada adanya pelanggaran terhadap aturan yang

berlaku supaya tidak berdampak resiko besar bagi

klien

Mengetahui cara yang efektif tentang bagaimana

seharusnya mewawancarai pihak ketiga sebagai saksi

atas tindakan kecurangan dalam pengelolaan dan

pengurusan keuangan entitas klien merupakan sesuatu

yang saya kuasai

Saya mampu mengindikasikan setiap kecurangan yang

terjadai pada on book (sejak audit ada)

Page 131: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

131

3. Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)

2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Error (kesalahan), irregularities (ketidakberesan) dan

fraud (kecurangan) merupakan tiga hal yang tidak

berbeda secara signifikan

Auditor yang memiliki pengetahuan memadai tentang

kecurangan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugas

pemeriksaan

Hanya dengan mengevaluasi pengendalian internal

auditee, saya dapat menentukan apakah entitas klien

penuh dengan kecurangan atau tidak

Bila berdasarkan pengujian struktur pengendalian

internal ternyata tidak dimungkinkan untuk

dilaksankan audit, maka pemeriksaan kecurangan pun

tidak akan saya laksanakan

Pengetahuan mendeteksi kecurangan bisa diperoleh

dari berbagai pelatihan formal maupun dari

pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar dan

lokakarya audit kecurangan

Partisipasi dalam mendesain prosedur untuk

mendeteksi dan mengungkap kecurangan adalah hal

yang tidak harus dilakukan auditor dalam setiap

pekerjaan pemeriksaan

Page 132: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

132

4. Adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002 section 404

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)

2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

21.

22.

23.

24.

25.

Penghilangan secara sengaja informasi keuangan oleh

manajemen klien bukanlah tindak kecurangan

akuntansi

Auditor melakukan pengujian dan evaluasi akan

kecukupan internal control suatu entitas dan quality

performance akan pertanggungjawaban dan

pengawasan

Auditor sedapat mungkin mengantisipasi kelemahan

dan keterbatasan sistem pengendalian internal agar

lebih efektif

Langkah perbaikan yang nyata, bertahap, persisten,

serta sistematis perlu dilakukan oleh entitas klien bila

ingin menurunkan tingkat kecurangan pelaporan

keuangan

Auditor independen berhak mengeluarkan opini

terpisah mengenai efektivitas system pengendalian

internal atas pelaporan keuangan sesuai dengan

ketentuan dalam SarbanesOxley Act 2002 section 404

Page 133: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

133

5. Pengungkapan Kecurangan

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Netral (N) 5 = Sangat Setuju (SS)

2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

Identfikasi faktor-faktor penyebab kecurangan

menjadi dasar untuk memahami kesulitan dan

hambatan dalam pengungkapan kecurangan

Auditor harus dapat memperkirakan bentuk-bentuk

kecurangan apa saja yang bisa terjadi

Auditor tidak perlu mengidentifikasi pihak-pihak yang

dapat melakukan kecurangan

Metode dan prosedur audit yang efektif dapat menjadi

successor dalam usaha mengungkap kecurangan

Ketertutupan pihak manajemen dapat berakibat

sulitnya mengungkap kecurangan

Memberikan informasi yang tidak benar kepada

publik perihal laporan keuangan klien merupakan

bentuk dari kecurangan itu sendiri

Auditor tidak berhak menyusun pengungkapan tertulis

kepada manajemen atas temuan kecurangan

Saya sebagai auditor tidak akan mengeluarkan

unqualified opinion jika selama proses pemeriksaan

ditemukan tindak kecurangan yang mengakibatkan

salah saji material pada Laporan Keuangan

Page 134: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

134

Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme (PRO)

GET DATA /TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet1'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.

CORRELATIONS

/VARIABLES=PRO1 PRO2 PRO3 PRO4 PRO5 PRO6 PRO7 TPRO

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

PRO1 PRO2 PRO3 PRO4 PRO5 PRO6 PRO7 TPRO

PRO1 Pearson Correlation 1 .075 .378** .244

* .158 -.029 -.090 .458

**

Sig. (2-tailed) .500 .000 .026 .155 .797 .416 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO2 Pearson Correlation .075 1 -.127 .087 .183 .353** .305

** .586

**

Sig. (2-tailed) .500 .252 .436 .098 .001 .005 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO3 Pearson Correlation .378** -.127 1 .172 .157 -.012 -.257

* .369

**

Sig. (2-tailed) .000 .252 .120 .157 .917 .019 .001

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO4 Pearson Correlation .244* .087 .172 1 .099 .180 .179 .515

**

Sig. (2-tailed) .026 .436 .120 .374 .104 .106 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO5 Pearson Correlation .158 .183 .157 .099 1 .428** .193 .578

**

Sig. (2-tailed) .155 .098 .157 .374 .000 .081 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO6 Pearson Correlation -.029 .353** -.012 .180 .428

** 1 .479

** .623

**

Sig. (2-tailed) .797 .001 .917 .104 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

PRO7 Pearson Correlation -.090 .305** -.257

* .179 .193 .479

** 1 .497

**

Sig. (2-tailed) .416 .005 .019 .106 .081 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

TPRO Pearson Correlation .458** .586

** .369

** .515

** .578

** .623

** .497

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

Page 135: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

135

N 83 83 83 83 83 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian (KEA)

GET DATA /TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet2'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.

CORRELATIONS

/VARIABLES=KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7 TKEA

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7 TKEA

KEA1 Pearson Correlation 1 .485** .319

** .285

** .125 .209 .402

** .736

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .009 .259 .058 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

KEA2 Pearson Correlation .485** 1 .376

** .248

* .178 .071 .325

** .663

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .024 .108 .523 .003 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

KEA3 Pearson Correlation .319** .376

** 1 .494

** .117 -.012 .179 .593

**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .294 .915 .106 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

KEA4 Pearson Correlation .285** .248

* .494

** 1 .114 -.026 .179 .554

**

Sig. (2-tailed) .009 .024 .000 .305 .818 .106 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

KEA5 Pearson Correlation .125 .178 .117 .114 1 .154 .112 .427**

Sig. (2-tailed) .259 .108 .294 .305 .166 .313 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

KEA6 Pearson Correlation .209 .071 -.012 -.026 .154 1 .315** .433

**

Sig. (2-tailed) .058 .523 .915 .818 .166 .004 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

Page 136: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

136

KEA7 Pearson Correlation .402** .325

** .179 .179 .112 .315

** 1 .624

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .106 .106 .313 .004 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

TKEA Pearson Correlation .736** .663

** .593

** .554

** .427

** .433

** .624

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (PMK)

GET DATA

/TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet3'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767. CORRELATIONS

/VARIABLES=PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 TPMK

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 TPMK

PMK1 Pearson Correlation 1 .214 .368** .204 .296

** .197 .613

**

Sig. (2-tailed) .053 .001 .065 .007 .074 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

PMK2 Pearson Correlation .214 1 .154 .279* .180 .055 .483

**

Sig. (2-tailed) .053 .166 .011 .104 .620 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

PMK3 Pearson Correlation .368** .154 1 .440

** .291

** .255

* .670

**

Sig. (2-tailed) .001 .166 .000 .008 .020 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

PMK4 Pearson Correlation .204 .279* .440

** 1 .147 .321

** .684

**

Sig. (2-tailed) .065 .011 .000 .184 .003 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

PMK5 Pearson Correlation .296** .180 .291

** .147 1 .301

** .546

**

Page 137: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

137

Sig. (2-tailed) .007 .104 .008 .184 .006 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

PMK6 Pearson Correlation .197 .055 .255* .321

** .301

** 1 .643

**

Sig. (2-tailed) .074 .620 .020 .003 .006 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

TPMK Pearson Correlation .613** .483

** .670

** .684

** .546

** .643

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Adaptasi Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 404 (ADP)

GET DATA

/TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet4'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767. CORRELATIONS

/VARIABLES=ADP1 ADP2 ADP3 ADP4 ADP5 TADP

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

ADP1 ADP2 ADP3 ADP4 ADP5 TADP

ADP1 Pearson Correlation 1 .504** .438

** .463

** .378

** .704

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

ADP2 Pearson Correlation .504** 1 .631

** .627

** .427

** .802

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

ADP3 Pearson Correlation .438** .631

** 1 .565

** .544

** .820

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

ADP4 Pearson Correlation .463** .627

** .565

** 1 .550

** .812

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

Page 138: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

138

ADP5 Pearson Correlation .378** .427

** .544

** .550

** 1 .765

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

TADP Pearson Correlation .704** .802

** .820

** .812

** .765

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Variabel Pengungkapan Kecurangan (PNG)

GET DATA

/TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet5'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767. SAVE OUTFILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN

KUESIONER\FIX-PNG.sav'

/COMPRESSED. CORRELATIONS

/VARIABLES=PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 TPNG

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8 TPNG

PNG1 Pearson Correlation 1 .244* .306

** .408

** .773

** .426

** .489

** .362

** .684

**

Sig. (2-tailed) .026 .005 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG2 Pearson Correlation .244* 1 .542

** .422

** .308

** .422

** .417

** .277

* .611

**

Sig. (2-tailed) .026 .000 .000 .005 .000 .000 .011 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG3 Pearson Correlation .306** .542

** 1 .552

** .341

** .351

** .607

** .350

** .687

**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .002 .001 .000 .001 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG4 Pearson Correlation .408** .422

** .552

** 1 .507

** .420

** .660

** .577

** .773

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

Page 139: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

139

PNG5 Pearson Correlation .773** .308

** .341

** .507

** 1 .533

** .435

** .418

** .745

**

Sig. (2-tailed) .000 .005 .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG6 Pearson Correlation .426** .422

** .351

** .420

** .533

** 1 .494

** .460

** .743

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG7 Pearson Correlation .489** .417

** .607

** .660

** .435

** .494

** 1 .584

** .811

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

PNG8 Pearson Correlation .362** .277

* .350

** .577

** .418

** .460

** .584

** 1 .714

**

Sig. (2-tailed) .001 .011 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

TPNG Pearson Correlation .684** .611

** .687

** .773

** .745

** .743

** .811

** .714

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 83 83 83 83 83 83 83 83 83

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme (PRO)

GET FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\EDIT-PRO.sav'.

RELIABILITY

/VARIABLES=PRO1 PRO2 PRO3 PRO4 PRO5 PRO6 PRO7

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

[DataSet2] D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\EDIT-PRO.s

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

Page 140: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

140

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.824 .822 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PRO1 4.27 .444 83

PRO2 4.13 .341 83

PRO3 4.20 .406 83

PRO4 4.14 .354 83

PRO5 4.19 .397 83

PRO6 4.12 .328 83

PRO7 4.14 .354 83

Inter-Item Correlation Matrix

PRO1 PRO2 PRO3 PRO4 PRO5 PRO6 PRO7

PRO1 1.000 .490 .507 .529 .468 .449 .374

PRO2 .490 1.000 .506 .142 .169 .183 .243

PRO3 .507 .506 1.000 .301 .509 .546 .386

PRO4 .529 .142 .301 1.000 .494 .269 .318

PRO5 .468 .169 .509 .494 1.000 .476 .494

PRO6 .449 .183 .546 .269 .476 1.000 .479

Page 141: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

141

Inter-Item Correlation Matrix

PRO1 PRO2 PRO3 PRO4 PRO5 PRO6 PRO7

PRO1 1.000 .490 .507 .529 .468 .449 .374

PRO2 .490 1.000 .506 .142 .169 .183 .243

PRO3 .507 .506 1.000 .301 .509 .546 .386

PRO4 .529 .142 .301 1.000 .494 .269 .318

PRO5 .468 .169 .509 .494 1.000 .476 .494

PRO6 .449 .183 .546 .269 .476 1.000 .479

PRO7 .374 .243 .386 .318 .494 .479 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PRO1 24.94 2.277 .679 .532 .780

PRO2 25.07 2.800 .410 .406 .824

PRO3 25.00 2.390 .661 .530 .784

PRO4 25.06 2.691 .489 .378 .813

PRO5 25.01 2.451 .624 .477 .791

PRO6 25.08 2.664 .574 .442 .801

PRO7 25.06 2.643 .536 .343 .806

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

29.20 3.384 1.840 7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian (KEA)

RELIABILITY

/VARIABLES=KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Page 142: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

142

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

.920 .921 7

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

KEA1 4.20 .600 83

KEA2 4.27 .543 83

KEA3 4.23 .591 83

KEA4 4.13 .558 83

KEA5 4.10 .458 83

KEA6 4.06 .478 83

KEA7 4.05 .466 83

Inter-Item Correlation Matrix

KEA1 KEA2 KEA3 KEA4 KEA5 KEA6 KEA7

KEA1 1.000 .692 .657 .646 .637 .637 .619

KEA2 .692 1.000 .607 .567 .582 .549 .479

KEA3 .657 .607 1.000 .794 .593 .599 .624

Page 143: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

143

KEA4 .646 .567 .794 1.000 .569 .610 .632

KEA5 .637 .582 .593 .569 1.000 .642 .663

KEA6 .637 .549 .599 .610 .642 1.000 .754

KEA7 .619 .479 .624 .632 .663 .754 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KEA1 24.83 6.532 .786 .637 .904

KEA2 24.77 7.008 .696 .548 .913

KEA3 24.81 6.572 .786 .689 .904

KEA4 24.90 6.747 .774 .677 .905

KEA5 24.94 7.277 .735 .564 .910

KEA6 24.98 7.146 .756 .640 .907

KEA7 24.99 7.207 .751 .659 .908

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation N of Items

29.04 9.304 3.050 7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan Mendeteksi Kecurangan (PMK)

GET DATA

/TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet3'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767. CORRELATIONS

/VARIABLES=PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6 TPMK

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Page 144: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

144

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.919 .921 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PMK1 4.14 .472 83

PMK2 4.07 .436 83

PMK3 4.05 .379 83

PMK4 4.08 .447 83

PMK5 4.07 .407 83

PMK6 4.08 .419 83

Inter-Item Correlation Matrix

PMK1 PMK2 PMK3 PMK4 PMK5 PMK6

PMK1 1.000 .660 .778 .635 .644 .616

PMK2 .660 1.000 .790 .719 .589 .567

PMK3 .778 .790 1.000 .694 .609 .587

PMK4 .635 .719 .694 1.000 .636 .677

PMK5 .644 .589 .609 .636 1.000 .679

PMK6 .616 .567 .587 .677 .679 1.000

Page 145: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

145

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PMK1 20.36 3.160 .780 .662 .904

PMK2 20.43 3.273 .780 .683 .903

PMK3 20.46 3.398 .822 .747 .899

PMK4 20.42 3.222 .790 .647 .902

PMK5 20.43 3.419 .736 .568 .909

PMK6 20.42 3.393 .727 .577 .910

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

24.51 4.692 2.166 6

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Adaptasi Sarbanes Oxley Act (S0A) 2002 section 404 (ADP)

RELIABILITY

/VARIABLES=ADP1 ADP2 ADP3 ADP4 ADP5

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 146: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

146

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.836 .840 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ADP1 4.29 .672 83

ADP2 4.06 .631 83

ADP3 3.96 .740 83

ADP4 4.02 .643 83

ADP5 3.84 .804 83

Inter-Item Correlation Matrix

ADP1 ADP2 ADP3 ADP4 ADP5

ADP1 1.000 .504 .438 .463 .378

ADP2 .504 1.000 .631 .627 .427

ADP3 .438 .631 1.000 .565 .544

ADP4 .463 .627 .565 1.000 .550

ADP5 .378 .427 .544 .550 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

ADP1 15.89 5.293 .541 .308 .828

ADP2 16.12 5.058 .690 .534 .791

ADP3 16.22 4.660 .692 .505 .787

ADP4 16.16 4.987 .702 .510 .787

ADP5 16.34 4.714 .590 .389 .821

Page 147: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

147

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.18 7.418 2.724 5

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengungkapan Kecurangan (PNG)

RELIABILITY

/VARIABLES=PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.863 .869 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PNG1 3.90 .597 83

PNG2 4.01 .595 83

PNG3 4.02 .680 83

Page 148: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

148

PNG4 4.07 .580 83

PNG5 4.07 .729 83

PNG6 3.92 .927 83

PNG7 3.96 .740 83

PNG8 4.16 .804 83

Inter-Item Correlation Matrix

PNG1 PNG2 PNG3 PNG4 PNG5 PNG6 PNG7 PNG8

PNG1 1.000 .244 .306 .408 .773 .426 .489 .362

PNG2 .244 1.000 .542 .422 .308 .422 .417 .277

PNG3 .306 .542 1.000 .552 .341 .351 .607 .350

PNG4 .408 .422 .552 1.000 .507 .420 .660 .577

PNG5 .773 .308 .341 .507 1.000 .533 .435 .418

PNG6 .426 .422 .351 .420 .533 1.000 .494 .460

PNG7 .489 .417 .607 .660 .435 .494 1.000 .584

PNG8 .362 .277 .350 .577 .418 .460 .584 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PNG1 28.22 13.757 .593 .639 .850

PNG2 28.11 14.122 .507 .364 .858

PNG3 28.10 13.381 .582 .495 .850

PNG4 28.05 13.412 .705 .571 .840

PNG5 28.05 12.827 .648 .685 .843

PNG6 28.20 11.970 .610 .427 .851

PNG7 28.16 12.378 .733 .632 .833

PNG8 27.96 12.694 .594 .443 .850

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

32.12 16.741 4.092 8

Page 149: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

149

Hasil Uji Statistik Multikolonieritas

GET DATA

/TYPE=XLSX

/FILE='D:\SKRIPSI APRIL 2011\FIX-JAWABAN KUESIONER\FIX-KUEST ALL.xlsx'

/SHEET=name 'Sheet1'

/CELLRANGE=full

/READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767. DATASET CLOSE DataSet1. REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS BCOV R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT PNG

/METHOD=ENTER PRO KEA PMK ADP.

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ADP, PMK,

PRO, KEAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005 .700 1.429

KEA .007 .002 .267 2.937 .004 .563 1.776

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016 .947 1.056

ADP .012 .002 .461 5.229 .000 .600 1.668

a. Dependent Variable: PNG

Page 150: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

150

Coefficient Correlationsa

Model ADP PMK PRO KEA

1 Correlations ADP 1.000 -.029 -.253 -.466

PMK -.029 1.000 .109 -.186

PRO -.253 .109 1.000 -.312

KEA -.466 -.186 -.312 1.000

Covariances ADP .019 .000 -.004 -.009

PMK .000 .015 .002 -.003

PRO -.004 .002 .016 -.005

KEA -.009 -.003 -.005 .018

a. Dependent Variable: PNG

Hasil Uji Statistik Normalitas

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT PNG

/METHOD=ENTER PRO KEA PMK ADP

/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID).

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ADP, PMK,

PRO, KEAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Page 151: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

151

\

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value .4476 4.5444 1.9197 .67666 83

Std. Predicted Value -2.176 3.879 .000 1.000 83

Standard Error of

Predicted Value

.203 .985 .373 .151 83

Adjusted Predicted

Value

.4575 4.4883 1.8898 .67815 83

Residual -2.38342 5.16400 .00000 1.58569 83

Std. Residual -1.465 3.175 .000 .975 83

Stud. Residual -1.514 3.308 .009 1.011 83

Deleted Residual -2.54526 5.71578 .02986 1.70797 83

Stud. Deleted Residual -1.527 3.548 .018 1.041 83

Mahal. Distance .274 28.736 3.951 4.918 83

Cook's Distance .000 .342 .016 .050 83

Centered Leverage

Value

.003 .355 .049 .061 83

a. Dependent Variable: PNG

Page 152: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

152

Hasil Uji Statistik Heteroskedastistitas

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT PNG

/METHOD=ENTER PRO KEA PMK ADP

/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID)

/SAVE RESID.

Page 153: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

153

COMPUTE PNG

EXECUTE.

Hasil Uji Hipotesis

Regression

[DataSet1]

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ADP, PMK,

PRO, KEAa

. Enter

a. All requested variables entered.

Page 154: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

154

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .800a .641 .622 .04341

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA

b. Dependent Variable: PNG

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .259 4 .065 34.333 .000a

Residual .145 77 .002

Total .404 81

a. Predictors: (Constant), ADP, PMK, PRO, KEA

b. Dependent Variable: PNG

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.038 .067 15.385 .000

PRO .006 .002 .234 2.866 .005 .700 1.429

KEA .007 .002 .267 2.937 .004 .563 1.776

PMK -.005 .002 -.174 -2.475 .016 .947 1.056

ADP .012 .002 .461 5.229 .000 .600 1.668

a. Dependent Variable: PNG

Page 155: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

155

Page 156: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

156

Page 157: PENGARUH PROFESIONALISME, KEAHLIAN, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4037/1/IRNA... · pengetahuan mendeteksi kecurangan dan adaptasi Sarbanes Oxley Act 2002

157