Upload
elita-marsanti
View
469
Download
61
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah input berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan suatu produksi. Sedangkan produksi tempe sendiri merupakan suatu kegiatan untuk membuat atau menghasilkan tempe dari bahan baku kedelai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satunya produksi tempe yang ada pada masyarakat Desa Karetan, Templek. Banyak keluarga di Desa Karetan, Templek yang bekerja sebagai produsen tempe.
Citation preview
1
PRODUKSI TEMPE TERHADAP PENINGKATAN
PEREKONOMIAN KELUARGA DI DESA TEMPLEK
LAPORAN PENELITIAN
KELOMPOK 6
1. Amrina Sholikhatul Amalia (03)
2. M. Ilham K Edo (21)
3. Verren Agnes Aristania (32)
4. Viola Nataya Paramiswara (33)
5. Wulan Rusiana Dewi (34)
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMA NEGERI 1 PARE
Jl. Pahlawan KusumaBangsa No. 41 Telp.391132 PARE
Email: [email protected]
2014
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul : Produksi Tempe Terhadap Peningkatan Perekonomian Keluarga di
Desa Templek
Diajukan untuk Disetujui oleh :
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Produksi Tempe Terhadap Peningkatan Perekonomian Keluarga di Desa
Templek
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal……………………………
Penguji I
Mengetahui
Kepala Sekolah Kepala Perpustakaan
Syaefulloh, S.P
NIP.19630718 198703 1 010
4
MOTTO
1. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan.
2. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
3. Pendidikan adalah bekal untuk masa depan.
4. Kesuksesan adalah buah dari kerja keras.
5. Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam.
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alah SWT. Karena berkat Rahmad dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Produksi Tempe Terhadap Peningkatan Perekonomian Keluarga di
DesaTemplek” dengan baik dan lancar.Dalam penyusunan karya tulis ini tentu
saja kami tidak bekerja sendiri.Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
karya tulis ini.
Secara khusus kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs.Roziq,M.Siselaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Pare yang
telah mengizinkan kami melakukan kegiatan penelitian ini.
2. Bapak Mahadmahadi,S.Pd selaku pembimbing yang senantiasa memberi
masukan dan pembelajaran untuk kami sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
3. Drs. Muhammad selakuWali kelas.
4. Petugas perpustakaan yang telah meminjamkan contoh buku proposal.
5. Narasumber yang didatangi telah memberikan informasi tentang materi
penelitian.
6. Dan teman-teman yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini.
Ibarat kata, tak ada gading yang tak retak.Karya tulis ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami membutuhkan banyak kritik dan saran
6
yang bersifat membangun dari semua pihak, terutama para pembaca demi
kesempurnaan karya tulis kami.
Harapan kami semoga proposal ini dapat diterima dan bermanfaat untuk
kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca termasuk
teman-teman dan adik-adik kelas.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita semua dalam rangka
menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas tinggi demi
pembangunan negeri .Amien
Pare, Juni 2014
Peneliti
7
ABSTRAKSI
Viola Nataya :Produksi Tempe Terhadap Peningkatan Perekonomian Keluarga di
DesaTemplek. Pembimbing :Mahadmahadi,S.Pd
Kata Kunci :Produksi Tempe, peningkatan perekonomian, keluarga
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output
sehingga nilai barang tersebut bertambah input berupa terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang
atau jasa yang dihasilkan suatu produksi. Sedangkan produksi tempe sendiri
merupakan suatu kegiatan untuk membuat atau menghasilkan tempe dari
bahan baku kedelai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satunya
produksi tempe yang ada pada masyarakat Desa Karetan, Templek. Banyak
keluarga di Desa Karetan, Templek yang bekerja sebagai produsen tempe.
Sedangkan perekonomian adalah kajian mengenai pengurusan
sumber daya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan
hidup manusia. Jadi, dapat diartikan bahwa peningkatan perekonomian
merupakan usaha untuk meningkatkan sumber daya material individu atau
masyarakat agar tercapainya suatu kesejahteraan hidup. Yang dalam
pembahasan ini perekonomian yang dimaksud adalah peningkatan
perekonomian keluarga di Desa Karetan, Templek, Pare.
Dalam meneliti penelitian ini, peneliti menggunakan metode Quota
Sampling denga langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengambil tiga responden melalui pemilihan responden peneliti.
2. Observasi.
3. Melakukan wawancara.
4. Membuat kesimpulan.
Wawancara adalah tanya jawab langsung pada responden.Dengan
cara ini pendapatan jawaban akan lebih akurat karena langsung berhadapan
pada orang yang bersangkutan. Selain itu observasi adalah penelitian yang
langsung ke lapangan.
Dengan memproduksi tempe maka akan berpengaruh pada
perekonomian keluarga di Desa Karetan, Templek. Berdasarkan penelitian
yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa produksi tempe yang dilakukan
oleh keluarga di Desa Karetan, Templek dapat meningkatkan perekonomian
mereka. Hal ini dapat kita buktikan dari pengusaha yang yang telah diteliti
mampu menyekolahkan anak-anaknya. Para pengusaha dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan lancar dan baik.
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
MOTTO..................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAKSI.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................4
1.4 Manfaat penelitian....................................................................................5
1.5 Instrumen Penelitian.................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................6
2.1 Pengertian Produksi ..................................................................................6
2.2 Pengertian Tempe.....................................................................................7
9
2.2.1 Sejarah Tempe..............................................................................7
2.2.2 Definisi Tempe.............................................................................8
2.2.3 Cara Membuat Tempe..................................................................9
2.3 Pengertian Perekonomian.......................................................................10
2.4 Pengertian Keluarga................................................................................11
BAB III METODOLOGI.......................................................................................12
3.1 Lokasi dan Denah...................................................................................13
3.2 Populasi dan Sampel...............................................................................14
3.3 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................14
3.4 Jadwal.....................................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................21
BAB V PENUTUP.................................................................................................32
5.1 Kesimpulan.............................................................................................32
5.2 Saran.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tempe adalah makanan popular di negara kita. Meskipun tempe adalah
makanan sederhana, tetapi tempe mempunyai kandungan sumber protein
nabati yang cukup tinggi dan termasuk dalam makanan empat sehat lima
sempurna. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelai, warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang
tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Tempe banyak dikonsumsi masyarakat di Indonesia, namun tempe juga
mendunia. Kaum vegetarian di negara-negara lainpun banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Indonesia juga sedang
mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe
yang lebih cepat, berkualitas atau memperbaiki kandungan gizi.
Jamur Rhizopus Oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam
pembuatan tempe. Jamur Rhizopus Oryzae aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus
Oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi asam
amino.
11
Pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman
mikroba jamur Rhizopus Sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses
fermentasi kedelai oleh ragi tersebut. Hasil fermentasi menyebabkan tekstur
kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai
menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik
dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui fermentasi.
Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus Sp. Jamur ini
akan mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi
protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan
kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai
menjadi tempe akan menghasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit
perut seperti diare.
Tidak heran jika saat ini banyak sekali kita jumpai pabrik pembuatan
tempe, baik dalam bentuk usaha kecil dan menengah yang masih
menggunakan cara konvensional ataupun usaha-usaha yang sudah cukup
sukses dengan cara pembuatan yang lebih modern.
Berdasarkan hal diatas maka kami tertarik untuk menjadikan pabrik
pembuatan tempe sebagai bahan proposal. Lokasi pabrik ini di dusun Karetan
desa Templek. Pabrik ini merupakan pabrik yang masuk dalam kategori usaha
kecil dan menengah atau UKM. Cara pembuatan tempepun masih dengan cara
konvensional sehingga peran individu dalam hal ini para pekerja sangatlah
besar di dalam proses pembuatannya.
12
Pabrik yang berada di Desa Templek ini pembuatannya dibangun dalam
kompleks perumahan. Jadi bisa disebut “home industry”.
Kualitas tempe yang dihasilkan tetap dijaga dengan pemilihan biji kacang
kedelai yang terbaik. Mereka memesan kacang kedelai dari pemasok yang
sudah menjadi langganan dan kepercayaan mereka dengan harga yang pantas
(wajar)
Dengan modal yang tidak terlalu besar memperoleh keuntungan yang
menjanjikan, asalkan kita telaten. Maka dapat disimpulkan bahwa produksi
tempe ini merupakan suatu bisnis yang menguntungkan dan menyerap tenaga
kerja dan jarang sekali mengalami kerugian.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah produksi tempe di Desa Karetan, Templek ?
1.2.2 Pembungkus yang bagaimana yang baik untuk membungkus tempe
di Desa Karetan, Templek ?
1.2.3 Berapa modal yang digunakan dalam produksi tempe di Desa
Karetan, Templek ?
1.2.4 Bagaimana proses pembuatan tempe di Desa Karetan, Templek ?
1.2.5 Bagaimana cara pemasaran tempe di Desa Karetan, Templek ?
1.2.6 Apakah ada kendala dalam proses pembuatan tempe di Desa
Karetan, Templek ?
1.2.7 Apakah produksi tempe berpengaruh pada peningkatan
perekonomian keluarga di Desa Karetan, Templek ?
13
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Ingin mengetahui sejarah produksi tempe di Desa Karetan,
Templek.
1.3.2 Ingin mengetahui modal yang digunakan dalam produksi tempe di
Desa Karetan.
1.3.3 Ingin mengetahui proses pembuatan tempe di Desa Karetan,
Templek.
1.3.4 Ingin mengetahui cara pemasaran tempe di Desa Karetan, Templek.
1.3.5 Ingin mengetahui pembungkus bagaimana yang baik untuk
pembuatan tempe di Desa Karetan, Templek.
1.3.6 Ingin mengetahui kendala dalam pemasaran tempe di Desa
Karetan, Templek.
1.3.7 Ingin mengetahui pengaruh produksi tempe pada peningkatan
perekonomian keluarga di Desa Karetan, Templek.
14
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti :
a. Dapat mengetahui cara memproduksi tempe.
b. Dapat mengetahui pengaruh produksi tempe terhadap
peningkatan perekonomian keluarga di Desa Karetan, Templek.
c. Menambah wawasan.
2. Bagi masyarakat :
a. Menjadikan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan
dapat meningkatkan penghasilan keluarga di Desa Karetan,
Templek.
1.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang kami gunakan untuk memperoleh data
adalah dengan pedoman wawancara.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian produksi
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output
sehingga nilai barang tersebut bertambah input berupa terdiri dari barang
atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang
atau jasa yang dihasilkan suatu produksi.Produksi meliputi semua aktifitas
dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat
dengan menggunakan fakta produksi.
Faktor produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang
digunakan untuk melakukan proses produksi. Faktor produksi tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi faktor produksi tenaga kerja, modal, dan
bahan mentah. Disamping itu produksi diartikan sebagai penciptaan nilai
guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sedangkan bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan sebagai sumber yang tersedia
untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan baik
sehingga kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah
mungkin untuk mencapai hasil maksimal.
16
2.2 Pengertian Tempe
2.2.1 Sejarah Tempe
Kajian tidak dapat memastikan bila tahun bermulanya
penciptaan tempe.Namun demikian, makanan tradisional ini sudah
dikenal sejak berbad-abad lalu.Terutama dalamtradisi makanan
masyarakat jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.Serat
Centhini dengan setting Jawa abad ke-16 telah ditemukan
perkataan “tempe “ misalnya dengan penyebutan nama “Jae
Santen TEMPE” dan “ Kadhele TEMPE Srundengan”.Hal ini dan
catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin
pada mulanya tempe dihasilkan daripada kacang soya hitam,
berasal dari masyarakat tardisional Jawa mungkin dikembangkan
di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad
ke-16.Sebutan “Tempe” dipercayai berasal dari Jawa Kuno.Pada
zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih yang dibuat
dari tepung sagu yang disebut “Tumpi”. Tempe segar yang juga
berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan
Tumpi tersebut.
Selain itu rujukan mengenai tempe pada tahun 1875 dalam
sebuah kamus bahasa Jawa Belanda.Sumber lain mengatakan
tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa.Pada saat itu
masyarakat terpaksa menggunakan hasil perkebunan.Bermula dari
saat itu, teknik pembuatan tempe mulai tersebar ke seluruh
17
Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang
berhijrah ke seluruh tanah air.Indonesia merupakan negara
pengeluar tempe terbesar didunia dan menjadi Pasar Toya terbesar
di Asia.
2.2.2 Definisi Tempe
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi
kedelai.Bukan hanya anya yang murah tetapi juga kandungan
nutrisi yang tinggi.Apalagi jika disebuah tempe yag dibuat dari
bahan baku yang baik dan bermutu, tempe akan dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan protein yang sangat tinggi.Namun, dibalik
itu ada fakta yang tidak diketahui oleh banyak orang tentang
tempe.Bahwa sehat dan tidaknya tempe yang kita makan ini
tergantung dari bahan bakunya, yaitu dari biji kedelainya.
Tempe merupakan satu-satunya makanan berprotein tinggi
yang murah.Jika anda merasa ragu dengan tempe ini , banyak yang
membuktikan bahwa tenpe ini dapat meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh, mencegah kanker, menurunkan kolestrol, dll.
Karena kedelai bayak mengandung senyawa aktif yang baik untuk
kesehatan.Selain itu kedelai juga sumber protein, besi, kalsium,
serat fosfor, vitamin B1, B2, B6, E dan asam folat.Selain itu
senyawa isoflavon yang terdapat dalam kedelai sangat bagus untuk
kesehatan, untuk mencegah kanker payudara dan colon.
18
2.2.3 Cara Membuat Tempe
Cara untuk membuat tempe antara lain adalah sebagai berikut :
Bahan pembuatan tempe:
1. Kedelai putih 5 kg.
2. Bibit tempe/ragi tempe 5 gr.
3. Air bersih.
Alat-alat pembuatan tempe:
1. Panci.
2. Kompor.
3. Tampah 2 buah.
4. Ember plastic.
5. Plastik pembungkus.
6. Daun pisang.
Proses pembuatan tempe kedalai:
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Pilih kedelai. Untuk mendapatkan kedelai terbaik dengan cara
dipilah dan membuang yang jelek.
c. Bersihkan/cuci kedelai dengan air bersih.
19
d. Rebus kedelai yang telah dicuci kedalam air selama 30 menit,
angkat dan dinginkan. Biarkan kedelai masih dalam tempat dan air
rebusnya.
e. Tambahkan 10 ml asam laktat / liter air perebus (untuk
memperoleh Ph -5) selama 12 jam untuk mendapatkan kualitas
tempe terbaik.
f. Cuci dan kulit kedelai dan rebus kembali dengan air bersih selama
90 menit, angkat dan tiriskan.
g. Setelah ditiriskan dan dingin smepurna, tambahkan ragi tempe dan
aduk hati-hati secara merata.
h. Bungkus kedelai dengan plastik transparan atau dengan kertas dan
daun pisang. Jika menggunakan plastik, tusuk plastik denagn lidi
secara merata untuk ventilasi saat fermentasi.
i. Simpan selama 23-30 jam sampai peragian berjalan sempurna.
j. Tempe siap diolah atau dipasarkan.
2.3 Pengertian Perekonomian
Ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber
daya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan hidup
manusia. Menurut Paul.A.Samuelson. Ekonomi merupakan cara-cara yang
dilakukan manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber yang
terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan medistribusikannya
untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Secara umum, ilmu perekonomian
20
dibagi menjadi 2 yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.Ilmu
ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi secara
keseluruhan.Sedangkan ilmu ekonomi mikro mempelajari perilaku
ekonomi secara kecil.
2.4 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial terkecil dalam masyrakat,
terbentuk akibat adanya iakatan perkawinan atau pernikahan.Keluarga
biasanya terdiri dari individu- individu seperti suami, istri, dan seorang
anak hingga beberapa orang anaknya yang belum mandiri atau belum
menikah.Bentuk keluarga semacam ini disebut keluarga inti ( Nuclear
Family ) atau keluarga batih.
Selain terdiri dari satuan keluarga inti, dalam ikatan rumah tangga
bisa juga terdapat mertua, beberapa orang saudara ayah atau ibu dan
keponakan, yang hidupnya bergantung pada kemampuan ekonomi,
keluarga inti tersebut adakalanya memiliki keanggotaan dari keluarga inti,
namun masih berada dalam satu kelompok kekerabatan.Kelompok
kekerabatan tersebut disebut keluarga luas ( Extended Family ).
Keluarga luas adalah kelompok kekerabatan yang merupakan satu
– kesatuan erat yang terdiri atas lebih dari satu anggota keluarga
inti.Secara leksikal atau makna menurut kamus, keluarga merupakan
satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.Sampai di
sini kamu tentu sudah memahami bagaimana perkembangan individu
menjadi satu kelurga, hingga akhirnya menjadi satu masyarakat.
21
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Denah
Desa Templek terletak di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.Tepatnya
terletak di sebelah selatan kota Pare. Letak desa Templek yaitu di sebelah
utara desa Tertek, di sebelah timur desa Gedangsewu, di sebelah barat desa
Gadungan, dan di sebelah selatan Tondomulyo.
Desa Templek memiliki wilayah yang terkenal dengan produksi
tempenya. Desa Templek merupakan daerah yang subur karena memiliki
tanah yang dulu pernah dilewati banjir lahar dingin waktu Gunung Kelud
meletus. Selain itu, Desa Templek tidak mengalami kekeringan karena curah
hujannya dalam setahun cukup tinggi.
Keadaan masyarakat Desa Templek mempunyai mata pencaharian yang
bermacam macam. Mayoritas penduduknya sebagai seorang petani, tetapi
tidak sedikit yang bekerja sebagai wirausahawan, yaitu pertokoan dan
peternakan, serta wirausaha produksi tempe yang sedang kami bahas.
22
DENAH
23
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah obyek atau subyek yang beredar pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi yaitu masyarakat yang
memproduksi tempe di Desa Karetan, Templek.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara
tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang akan diteliti. Dalam penelitin
ini, peneliti menggunakan Quota Sampling yaitu mengambil tiga pengusaha
produksi tempe di Desa Karetan, Templek.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan
informan atau subyek penelitian (Emzir, 2010:50). Dengan kemajuan
teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa dilakukan tanpa tatap
muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
24
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara
sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah
pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih
sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan
satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang
harus diperhatikan dalam melakukan wawancara yaitu :
a. The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan peneliti
yang sebenarnya untuk membantu dalam merencana pengambilan
data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya
wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b. The octors, mendapatkan data tentang karakteristik calon
partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai
partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap
peneliti dalam melakukan pendekatan.
c. The events, menyusun protokol wawancara.
Setidaknya terdapat dua jenis wawancaranya, yakni :
-wawancara mendalam (in-depth interview), dimana peneliti
menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat
langsung dengan kehidupan informasi dan bertanya jawab secara
bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya
sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali.
-wawancara terarah (guided interview), dimana peneliti
menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan
25
sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih
memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap
muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka :
1. Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang
memerlukan waktu yang panjang.
2. Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami
kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian
kepada responden.
3. Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik
kuesioner.
4. Dapat langsung mendiskusikan masalah yang muncul, dan
memperoleh informasi segera.
5. Dapat membantu mengidentifikasi masalah pribadi
responden.
6. Mengajak responden untuk memecahkan masalah.
7. Dapat secara langsung mencari informasi yang dibutuhkan.
8. Dapat dilakukan kapan saja.
26
Kelemahan teknik wawancara melalui tatap muka:
1. Kemungkinan jawaban responden bias karena terpengaruh
pewawancara.
2. Memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah responden
relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis terpencar.
2. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca
indra, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil
observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran rill suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian (guba dan lincoln,1981:191-193). Bugin (2007:115-
117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
1. Observasi partisipasi.
2. Observasi tidak berstruktur.
3. Observasi kelompok.
27
Penjelasannya:
1. Observasi partisipan (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana peneliti
terlihat dalam keseharian informan.
2. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti
mengembangkan penganmatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
3. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi
objek penelitian.
3. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian,
arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data
berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang
terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoritik untuk
memaknai dokumen tersebut sehingga tidak sekedar barang tidak
bermakna.
28
Kelemahan Dokumentasi
Perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang
tinggi, sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan
aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga
autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subjektif.
4. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulakan data ialah lewat diskusi terpusat
(Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu
oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menguhindari diri pemaknaan
yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti
mendiskusikan hasil UN 2013 dimana nilai rata-rata siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara
subjektif oleh seorang peneliti, dibentuk kelompok diskusi terdiri atas
beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu
diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
29
3.4 Jadwal
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti telah melakukan penelitian berdasarkan metode-metode yang telah
ditentukan sebelumnya, yaitu melalui metode observasi dan wawancara.
Pada penelitian yang kami lakukan yaitu tentang prediksi tempe terhadap
peningkatan perekonomian keluarga di desa Templek. Kami telah memperoleh
data yang langsung kami peroleh dari narasumber dan kami gunakan sebagai
pedoman pembuatan kesimpulan makalah penelitian. Pada penelitian ini kami
mengambil 3 sampel pengusaha tempe.
Berikut ini adalah hasil wawancara yang kami lakukan :
1. Pengusaha 1
Nama : Ibu Katimah
Alamat : Jl. Kedongdong, Karetan,Templek.
Pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Usaha Produksi Tempe yang Ibu
tekuni ?
Jawab : Awalnya dulu waktu saya masih duduk di sekolah
dasar saya membantu bibi untuk membuat tempe.Setelah dari
sini mendapat pengalaman membuat tempe dari bibi saya.
Setelah lulus SD saya ingin melanjutkan ke SMP, namun
keadaan ekonomilah yang menghambatnya. Setelah itu, lalu
saya memutuskan untuk memproduksi tempe sendiri pada
31
tahun sekitar 1986 hingga sekarang, lalu anak saya pun juga
ikut mengembangkan usaha tempe ini.
2. Pembungkus yang bagaimana yang baik untuk membungkus
tempe ?
Jawab : Saya menggunakan daun pisang untuk
membungkusnya. Karena para konsumen saya banyak yang
lebih menyukai pembungkus daun pisang daripada plastik. Dan
juga daun pisang lebih praktis dan mudah didapatkannya.
3. Berapakah modal yang digunakan dalam pembuatan tempe ?
Jawab : Kalau untuk modal biasanya saya dalam satu kali
produksi tempe 5 Kg kedelai dan perkilonya seharga
Rp.8500,00. Sehingga untuk keseluruan harga kedelainya
Rp.42.500,00. Jika diperkirakan modal yang saya keluarkan
kurang lebih Rp.45.000,00 beserta lain-lainnya.
4. Bagaimana proses pembuatan tempe ?
Jawab :
1. Kedelai berkualitas dicuci hingga bersih dan tidak ada
kotoran.
2. Kedelai direbus selama kurang lebih 30 menit atau
sampai mendekati setengah matang.
3. Jika sudah matang, diangkat dari tempat
perebusan.Kemudian kedelai disaring dari airnya hingga
tidak ada sisa air dalam kedelai.
32
4. Jika kedelai benar-benar sudah tidak ada airnya,
dimasukkan ke alat giling untuk menghasilkan keping-
keping kedelai.
5. Keping-keping kedelai yang sudah digiling dicuci
dengan air untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya.
Proses ini dinamakan “ngombang”.
6. Setelah benar-benar bersih dari kulit, kedelai direndam
dalam air selama kurang lebih satu malam.
7. Setelah semalam, keesokan harinya dapat direbus
kembali sampai kedelai berubah warna dan matang.
8. Setelah matang, angkat keping kedelai, dan kedelai harus
kering.
9. Kedelai ditempatkan pada wadah yang wadah yang agak
lebar kemudian ratakan kedelai untuk
mendinginkan.Lalu kedelai diberi ragi.Ragi yang saya
gunakan ragi gosok.Gosokkan pada kedelai tersebut.
10. Ditempatkan di wadah dan ditutup dengan mengunakan
plastik sebagai penutupnya selama selama semalaman.
11. Setelah itu dapat dipotong sesuai ukuran yang
diinginkan.Kemudian tempe yang sudah dipotong
dibungkus dengan daun pisang.
12. Tempe siap dipasarkan.
33
5. Bagaimana cara memasarkan tempe yang Anda lakukan ?
Jawab : Saya memasarkan tempe dengan mengendarai
sepeda. Berangkat pukul 05.30 wib dan memasarkannya di
desa Jombangan, Semanding, Duluran, dan Canggu.
6. Apakah kendala dalam proses pembuatan tempe ?
Jawab : Kendalanya apabila suhu, cuaca sedang naik atau
panas. Jika suhu sedang naik maka proses tempe yang saya
produksi tidak bisa menghasilkan tempe, dan tempe tersebut
akan gagal.
7. Apakah produksi tempe berpengaruh terhadap peningkatan
perekonomian keluarga ?
Jawab : Alhamdulillah produksi tempe ini sangat
berpengaruh bagi keluarga saya. Pengahasilan dari produksi ini
dapa mencukupi kehidupan sehari-hari serta dapat
menyekolahkan anak-anak saya.
2. Pengusaha II
Nama : Ibu Watini
Alamat : Jl. Kedongdong, Karetan, Templek
Pertanyaan:
1. Bagaimana sejarah bedirinya usaha produksi tempe yang Anda
tekuni?
Jawab : Awalnya sekitar tahun 1998 saya ikut membantu
kakak saya untuk membuat tempe selama beberapa tahun,
34
lama-kelamaan saya ingin membuat usaha sendiri. Lalu pada
tahun 2000 saya memutuskan untuk memproduksi usaha tempe
dan hingga sekarang masih ada.
2. Pembungkus yang bagaimana yang baik untuk membungkus
tempe ?
Jawab : Saya menggunakan pembungkus plastik karena
saya pikir lebih efektif dan awet.
3. Berapakah modal yang digunakan dalam pembuatan tempe ?
Jawab : Modal yang saya gunakan untuk produksi tempe
adalah Rp. 8000,00 /kg. Dan saya perhari menggunakan 10 Kg
untuk produksi tempe. Jadi modal yang saya keluarkan adalah
sekitar Rp.85,000,00 beserta lain-lainnya.
4. Bagaimana proses pembuatan tempe ?
Jawab :
1. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir hingga
bersih.
2. Biji kedelai yang sudah bersih dimasukkan ke dalam
panci berisi air kemudian direbus selama 30 menit atau
sampai mendekati setengah matang.
3. Setelah direbus kedelai disaring hingga kering dan
tidak meninggalkan air.
4. Proses selanjutnya kedelai dimasukkan ke dalam
penggiling untuk menghasilkan keping-keping kedelai.
5. Keping kedelai dicuci, agar terpisah dari kulitnya.
35
6. Proses selanjutnya, keping kedelai yang sudah bersih
dari kulitnya direndam selama semalaman.
7. Keesokan harinya direbus kembali hingga keping
kedelai matang dan empuk.
8. Saring keping kedelai dari sisa rebusan, keping kedelai
harus benar-benar kering,
9. Tempatkan pada wadah lebar untuk mempercepat agar
kedelai cukup dingin.
10. Setelah keping kedelai cukup dingin, kemudian barulah
ditaburkan ragi pada seluruh permukaan kedelai dengan
menggunakan ragi bubuk.
11. Siapkan kantong plastik untuk memulai mencetak
tempe dengan cara memasukkan kedelai yang sudah
diberi ragi pada kantong plastik .Ujung plastik
dirapatkan dengan menggunakan lilin dan ditusuk tusuk
menggunakan lidi untuk memberikan udara pada
kedelai.Tunggu hingga 1 hari.
12. Tempe siap dipasarkan.
5. Bagaimana cara memasarkan tempe yang anda produksi ?
Jawab : Saya memasarkannya keliling antar desa dengan
menggunakan sepeda motor. Pemasarannya biasanya di Desa
Keling, Kencong dan Kemirahan. Biasanya saya berangkat
pukul 06.30 WIB.
36
6. Apakah kendala dalam proses pembuatan tempe ?
Jawab : Kendalanya tergantung pada cuaca dan suhu,
proses pembuatnnya memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
Jika tidak, proses pembuatan tempe akan gagal dan bisa
mengalami kerugian.
7. Apakah produksi tempe berpengaruh terhadap peningkatan
perekonomian keluarga ?
Jawab : produksi tempe ini sangat berpengaruh bagi
keluarga saya. Pengahasilan dari produksi ini dapa mencukupi
kehidupan sehari-hari serta dapat menyekolahkan anak-anak
saya.
3. Pengusaha III
Nama : Bapak Kartijo
Alamat : Jl Nusapenidi, Karetan, Templek
Pertanyaan :
1. Bagaimana sejarah berdirinya usaha produksi tempe yang bapak
tekuni ?
Jawab : Berdirinya usaha tempe ini saya tidak tahu pasti, karena
usaha ini dilakukan secara turun-temurun. Dulu saya sering
membantu ayah dan ibu membuat tempe setelah beliau tua saya
meneruskan usaha yang mereka tekuni dan sampai sekarang.
2. Pembungkus yang bagaimana yang baik untuk membungkus
tempe ?
37
Jawab : Saya menggunakan pembungkus daun pisang dan plastik,
tetapi lebih dominan ke plastik. Karena plastik lebih praktis dan
lebih awet.
3. Berapakah modal yang digunakan dalam pembuatan tempe ?
Jawab : Modal yang saya gunakan untuk memproduksi tempe
adalah Rp. 200.000,00 untuk 25 Kg/hari.
4. Bagaimana proses pembuatan tempe ?
Jawab :
1. Pertama-tama memilih kedelai yang tidak busuk dan
tidak kotor. Kemudian kedelai dibersihkan
menggunakan air bersih.
2. Kedelai direndam selama satu malam.
3. Kedelai yang sudah direndam selama satu malam
dikupas kulit arinya dengan cara menggunakan mesin
pengupas kedelai.
4. Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus
dalam dandang selama 1 jam. Kemudian angkat dan
dinginkan dalam tampah besar.
5. Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Tempe
digosok dengan ragi gosok secara merata.
6. Masukkan campuran tersebut dalam plastik. Plastik
dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat
tumbuh dengan baik.
38
7. Diamkan dan simpan bungkusan tempe selama satu
malam.
8. Tempe siap untuk dipasarkan.
5. Bagaimana cara memasarkan tempe yang Anda lakukan ?
Jawab : Saya memasarkan tempe dengan berkeliling ke desa
Krenceng, Jatisari, Pliringan menggunakan sepeda motor. Dan
sebagian produksi tempe ini saya titipkan ke toko-toko.
6. Apakah kendala dalam proses pembuatan tempe ?
Jawab : Kendalanya terletak pada cuaca dan suhu, proses
pembuatannya bisa dikatakan memerlukan kesabaran dan
ketelatenan. Proses ini akan gagal jika suhunya terlalu panas.
7. Apakah usaha tempe berpengaruh terhadap peningkatan
perekonomian keluarga Anda?
Jawab : Iya, karena produksi tempe ini dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari tanpa mencari usaha sampingan.
PEMBAHASAN :
Pada pengusaha I dapat kita ketahui bahwa produksi ini telah dijalankan
dan ditekunkan sekitar tahun 1986, bukan hal mudah mempertahankan usahanya
yang sudah beliau pelajari dari ibunya setelah ia lulus dari pendidikan dasar.
Dalam produksinya, alat yang digunakan produksi ini cukup sederhana dan
memproduksinya tidak dengan jumlah yang banyak. Dalam hal ini beliau tetap
mengutamakan kualitas yang tidak kalah dengan pengusaha tempe lainnya.
39
Tempe yang dihasilkan penguaha I ini banyak diminati konsumen. Karena dalam
memproduksinya tidak menggunakan pengawet dan memiliki hasil tempe yang
baik. Hal inilah yang membuat pengusaha I tetap mempertahankan usahanya dan
hal tersebut tentunya dapat meningkatkan perekonomian keluarganya.
Pengusaha II dapat kita ketahui bahwa pengusaha tersebut sudah berdiri
sekitar tahun 2000. Beliau memulai usahanya yang telah dipelajari dari kakaknya.
Pengusaha ini masih menggunakan alat-alat sederhana.Hal ini dapat kita lihat dari
mesin untuk menggiling kedelai yang beroperasi dengan car dikayuh. Namun,
meskipun begitu beliau memproduksinya dengan menghasilkan kualitas tempe
yang baik dan tidak kalah dengan pengusaha lainnya. Beliau mengutamakan
kebersihan dan kesehatan dalam memproduksi tempe.Dapat kita lihat dari tempat
yang digunakan dalam produksi yang benar-benar bersih. Hal ini yang menarik
konsumen untuk membeli hasil prouksinya. Dilihat dari produksi tempe yang
dihasilakannya tentu saja hal tersebut membuat pengusaha II dapat memenuhi
kebutuhan dengan tercukupi dan dapat membantu perekonomian keluarganya.
Pada pengusaha III dapat kita ketahui bahwa usahanya dilakukan secara
turun temurun. Beliau dulu sering membantu ayah dan ibunya untuk membuat
tempe.Setelah ayah dan ibunya memproduksi tempe, kemudian dilanjutkan oleh
Bapak Kartijo yang sampai saat ini usahanya terus berjalan.Peralatan yang
digunakan Bapak Kartijo ini sudah sangat modern.Hal ini dapat diketahui dari
mesin penggiling tempe yang beroperasi menggunakan listrik.hal ini sangat
membantu dalam proses produksinya.
40
Pada penelitian yang kami lakukan tersebut dapat kita ketahui bahwa
usaha tempe yang dikelola para pengusaha di desa Templek, Pare cukup
membantu peningkatan perekonomian keluarganya, selain itu produksi yang
dihasilkan juga patu diapresiasi karena menggunakan bahan-bahan yang aman dan
layak untuk dikonsumsi.Disisi lain para pengusaha di Desa Karetan tetap menjaga
kualitas dan mutu dari produknya sehingga mereka tidak takut bersaing dengan
pengusaha lainnya meskipun ada yang menggunakan perlatan produksi yang
masih tradisional.Dalam meningkatkan produksinya pengusaha tempe tersebut
berusaha untuk menghasilkan hasil produksi tempe yang berkualitas tinggi dari
segi kesehatan.Intinya usaha tempe yang dikelola oleh beberapa keluarga di Desa
Karetan, Templek mampu meningkatkan perekonomian keluarganya.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan tentang “Produksi Tempe Terhadap
Peningkatan Perekonomian Keluarga di desa Karetan, Templek” dapat
disimpulkan bahwa para pengusaha tempe yang ada di desa Karetan mampu
meningkatkan perekonomian keluarganya. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat
kesejahteraan yang diperolehnya seperti sudah tercukupinya kebutuhan sehari-hari
dan bahkan dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih
tinggi. Selain itu, pengusaha tempe di desa Karetan mempunyai jiwa berwirausaha
yang besar karena mampu bertahan dari segala cobaan dan rintangan dalam
memproduksi dan memasarkan tempe sehingga usahanya masih berlangsung
hingga sekarang.
5.2 Saran
5.2.1. Seharusnya produksi tempe lebih ditingkatkan, seperti membuat
variasi-variasi baru pada tempe.
5.2.2. Seharusnya masyarakat dan pemerintah setempat memberikan
apresiasi kepada para pengusaha tempe yang masih aktif karena
selain bisa meningkatkan perekonomian hal tersebut mampu
mempertahankan produk lokal hingga saat ini.
42
5.2.3. Seharusnya pengusaha tempe berani untuk memasarkan hasil
produksi keluar daerah jika hal tersebut memungkinkan sehingga
usahanya mampu bersaing dengan produksi tempe daerah lainnya.
5.2.4. Seharusnya pemerintah setempat memberikan penyuluhan terhadap
pengusaha tempe di daerah tersebut agar produksi tempe yang
dihasilkannya nanti dapat dipercaya masyarakat umum karena telah
terstandarisasi mutu.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif-fathurrahman.blogspot.com/2012/08/laporan-pembuatan-
tempe.html?m=1
2. Rheskyemhardiank.blogspot.com/2012/04/laporan-hasil-penelitian-
pembuatan-05html?
3. Erik Wicaksono Endang Mulyadi Buku ekonomi kelas X yudhistira
4. Yad Mulyadi dkk Buku sosiologi kelas X yudhistira
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia
6. http://harumikartini.weebly.com/2/post/2013/03/kelebihan-dan-
kekurangan-berbagai-macam-teknik-pengunpulan-data.html
44
Pedoman Wawancara
1. Bagaimana sejarah produksi tempe di Desa Karetan, Templek ?
2. Pembungkus yang bagaimana yang baik untuk membungkus tempe di
Desa Karetan, Templek ?
3. Berapa modal yang digunakan dalam produksi tempe di Desa Karetan,
Templek ?
4. Bagaimana proses pembuatan tempe di Desa Karetan, Templek ?
5. Bagaimana cara pemasaran tempe di Desa Karetan, Templek ?
6. Apakah ada kendala dalam proses pembuatan tempe di Desa Karetan,
Templek ?
7. Apakah produksi tempe berpengaruh pada peningkatan perekonomian
keluarga di Desa Karetan, Templek ?
45
Daftar Gambar
1. Foto Proses Pembuatan Tempe
1. Kedelai yang siap diolah. 2. Kedelai yang telah direbus
pertama.
3. Kedelai disaring hingga kering. 4. Kedelai di giling.
46
5. Kedelai dicuci, agar terpisah dari 6. Kedelai direndam satu malam.
kulitnya.
7. Perebusan kedelai yang kedua. 8. Penyaringan kedelai yang kedua.
47
9. Kedelai diberi ragi gosok. 10. Setelah diberi ragi tempe
dibungkus plastik.
11. Tempe yang sudah siap dipasarkan.
48
2.Foto-Foto Peralatan dalam Produksi Tempe
Panci untuk merebus kedelai. Penyaring kedelai setelah di rebus.
Tungku perapian untuk memasak Mesin penyelep kedelai.
Kedelai.
49
3. Foto-Foto Saat di Lokasi Penelitian
Foto Peneliti dengan pengusaha I
Foto peneliti dengan pengusaha II
50
Foto peneliti berwawancara dengan pengusaha II
51
52
Foto peneliti dengan pengusaha III