Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PESAN NEON BOX TENTANG BERBU
MUSLIMAH TERHADAP
Jurusan Komunikasi
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PENGARUH PESAN NEON BOX TENTANG BERBU
MUSLIMAH TERHADAP PENGUNJUNG MASJID RAYA
BAITURRAHMAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh
ERMIT SALISDA
NIM. 140401015
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
1439 H /2018 M
PENGARUH PESAN NEON BOX TENTANG BERBUSANA
PENGUNJUNG MASJID RAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
RANIRY
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi besar
Muhammad SAW berserta keluarganya dan para sahabat yang telah mengajarkan
manusia untuk menuju agama yang benar yakni agama Islam, serta telah membawa
perubahan dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PengaruhPesan Neon Box Tentang
Berbusana Muslimah terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam
rangka memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-
Raniry Banda Aceh. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada kedua orang tua yang sangat berjasa, Ibunda tercinta NurHasmah, dan Ayah
tercinta M. Sarong yang sangat bijak dan sabar dalam memberikan didikan, perhatian
baik moral maupun materi. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat, umur
panjang, serta keberkahan dunia dan akhirat. Selanjutnya terima kasih kepada kakak,
ii
dan adik kebanggaan Safriani, Sri Wahyuni, Rahmat Diansyah, dan Muhammad
Risqi Azhari.
Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Ibu Fajri Chairawati, S.
Pd. I., M.A. selaku Pembimbing I dan Bapak Taufik, SE, Ak., M. Ed selaku
pembimbing II dimana sudah penulis anggap selayaknya orang tua di kampus yang
senatiasa memberikan bimbingan, semangat, nasehat waktu serta tenaga yang luar
biasa kepada penulis.
Penghargaan dan terima kasih yang luar biasa penulis sampaikan kepada
pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Bapak Dr. Fakhri, S. Sos, MA, kepada
Bapak Dr. Hendra Syahputra, MM., sebagai Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Kepada Ibu Anita, S. Ag., M. Hum., sebagai Sekretaris Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam, kepada Bapak Drs. H. A. Karim Syeikh, M.A sebagai Penasehat
Akademik. Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Dosen dan asisten
serta seluruh karyawan di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Ucapan
terima kasih penulis ucapkan Kepada Pengurus Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh yang telah memberikan informasi dan data yang berkaitan dengan masalah yang
telah diteliti.
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan, khususnya Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam angkatan 2014 unit 1. Kepada sahabat penulis Nurya Taskiyah
Putri, Eka Yuliastika, Ayu Maghfirah, Sinar, Inda Zara Putri, Ritena, Linda Fahmi,
iii
Rifa Maulida, T. Emy Kurniawan, dan Dhiya Urahman. Teman-teman satu kos, Inda
Silviana, Desra Harmaisah, Elviana Rusti, Fitri Maulia Agusti,dan Sara Mutia.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh Karen
aitu, segala bentuk masukan berupa kritikan dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Banda Aceh, 1 Agustus 2018
Penulis
Ermit Salisda NIM: 140401015
iv
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman”. Neon box adalah media informasi yang berbentuk kontak segi empat yang didalamnya berisi lampu neon yang dinyalakan agar informasi yang disampaikan pada benda ini lebih jelas dan nampak, khususnya pada malam. Pesan neon box disini adalah Anda memasuki wajib berbusana muslim dan muslimah yang terdapat dipintu masuk Masjid Raya Baiturrahman. Dalam hal peneliti berfokus kepada pengunjung perempuan dalam memakai pakaian syar’i saat memasuki masjid. Dengan alas an bahwa yang paling banyak tidak menggunakan pakaian syar’i adalah pengunjung perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah tehadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan pengunjung Masjid Raya Baiturrahman terhadap pesan neon box tentang berbusana muslimah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan sehingga tidak terlalu mementingkan kedalam data atau analisis. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua variabel, variable indenpenden (X) sebagai pesan neon box tentang berbusana muslimah dan variable dependen sebagai pengunjung Masjid Raya Baiturrahman. Jumlah populasi dalam penelitian berjumlah 3.670 orang dengan jumlah sampel 97 orang dengan taraf kesalahan 10%. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode pembagian angket dengan skala likert dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan uji validitas, uji realibilitas dan ujiregresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman dibuktikan dengan uji validitas dengan ketetapan rhitung>rtabel, di mana nilai rtabel sebesar 0.1680. Terdapat nilai konsistensi dalam pengukuran, hal tersebut dapat dilihat dari nilai alpha (α) lebih besar dari 0,6. Pada saat uji hipotesis koefesien regresi sederhana (Uji t) H0 ditolak dan H1 diterima, terbukti dari ketetapan Nilai thitung>ttabel = 4,574 > 1,6611. Terdapat pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman terbukti dari nilai R Square pada tabel Model Summary adalah 180 yang menunjukkan bahwa variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 1,8% dan sisanya sebesar 8,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Kata kunci: Pesan, Neon Box, Berbusana Muslimah
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 5 C. Tujua Penelitian ............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 E. Batasan Masalah Penelitian ............................................................. 7 F. Hipotesis .......................................................................................... 8 G. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13 B. Komunikasi Massa .......................................................................... 15
1. Pengertian Komunikasi Massa .................................................. 15 2. Ciri-Ciri Komunikasi Massa ...................................................... 18 3. Fungsi Komunikasi Massa ......................................................... 19 4. Efek Komunikasi Massa ............................................................ 21
C. Konsep Dasar Iklan dalam Ilmu Komunikasi.................................. 23 1. Pengertian Iklan ......................................................................... 23 2. Fungsi Iklan ............................................................................... 26 3. Iklan Media Luar Ruang ............................................................ 28
D. Busana Muslimah dalam Islam ........................................................ 30 1. Kriteria Pakaian Syar’i dalam Islam .......................................... 30 2. Syarat Pakaian Syar’i Menurut Dinas Syariat Islam Aceh ........ 40
E. Pesan Neon Box dan Pengaruh Terhadap Pengunjung ................... 44 F. Teori Peluru (Jarum Hipordemik) ................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 48 B. Sumber Data .................................................................................... 49 C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 50 D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 53 E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 55 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 57
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 60 B. Karakteristik Responden .................................................................. 66 C. Uji Validalitas Reabilitas ................................................................. 69 D. Analisis dan Pembahasan Pesan Neon Box Tentang Berbusana
Muslimah Terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman ........ 71 E. Analisis dan Pembahasan Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman 75 F. Hasil Analisis Regresi Sederhana .................................................... 79 G. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) .......................... 81 H. Pengaruh Pesan Neon Box Tentang Burbusana Muslimah Terhadap
Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman .......................................... 83 I. Persentase Pengaruh Pesan Neon Box terhadap Masjid Raya
Baiturrahman ................................................................................... 83 J. Tanggapan Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman Terhadap Pesan
Neon Box Tentang Berbusana Muslimah ........................................ 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 88 B. Saran ................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN BIODATA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Pengunjung Perempuan MRB ...................... 51
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ..................................................................... 56
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................ 66
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia .......................................... 66
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Asal Daerah .............................. 67
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan................................... 68
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas . ....................................................................... 69
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabelitas .................................................................... 71
Tabel 4.7 Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah ........................... 71
Tabel 4.8 Tingkat Kesadaran Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman ........ 75
Tabel 4.9 Koefesien Regresi ......................................................................... 80
Tabel 4.10 R Square ...................................................................................... 80
Tabel 4.11Koefesien Regresi Sederhana (Uji t) ............................................ 81
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Isi Pesan Neon Box ................................................................... 7
Gambar 1.2 Neon Box di Pintu Masuk Masjid Raya Baiturrahman ............. 7
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh .............................................................................. 65
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan (SK)
Surat Keterangan (SK) Revisi
Surat Penelitian
Surat Selesai Penelitian
Perhitungan Jumlah Pengunjung Perempuan Masjid Raya Baiturrahman
Tabulasi Data Jawaban Responden
Karakteristik Responden
Uji Validitas untuk Variabel X (Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah)
Uji Validitas untuk Variabel Y (Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman)
Uji Regresi Linier
Menghitung Jumlah Jawaban Responden
Daftar Kuesioner
Daftar Tabel r
Daftar t Tabel
Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membicarakan komunikasi massa tidak terlepas dari sebuah media. Media adalah
alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi agar komunikasi yang di
sampaikan dapat mencapai khalayak. Media dalam hal ini adalah media massa baik
itu cetak, elektronik maupun online. Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana
pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa
penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen.1
Media komunikasi yang saat ini digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan
informasi kepada masyarakat salah satunya adalah media periklanan. Iklan/periklanan
adalah salah satunya bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempersuasi para
pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan untuk melakukan
tindakan tertentu.2
Belakang ini Aceh juga telah memanfaatkan iklan sebagai media penyampaian
pesan-pesan informasi, salah satunya yang dilakukan oleh pihak masjid melalui
media neon box. Hal ini dapat kita temui di beberapa pintu masuk kawasan Masjid
Raya Baiturrahman. Di mana pesan tersebut menyampaikan agar pengunjung wajib
1 Nurudin, Ilmu Komunikasi: Ilmiah dan Populer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 93. 2Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 53.
2
memakai busana muslim dan muslimah saat memasuki kawasan Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh.
Berbicara tentang pakaian tentu saja yang paling banyak disorot dalam Islam
adalah pakaian wanita, walaupun kewajiban berbusana sesuai dengan perintah agama
bukan saja terhadap perempuan, tetapi juga terhadap laki-laki. Alasannya jelas bahwa
wanita memiliki batasan-batasan aurat yang lebih spesifik dan lebih luas dari pada
pria, karena seluruh tubuh wanita adalah aurat, terutama bagian kepala, kuduk, leher
dan dada3. Karena itu jangan heran jika Islam memberikan kewajiban terhadap
masalah pakaian wanita, melebihi ketentuan yang harus dipenuhi dalam hal pakaian
pria. Hal itu karena Islam mengajarkan kita untuk tidak selalu bermegah-megahan
ataupun berlebih-lebihan yang menjurus kepada kemubadziran.
Jadi dapat dipahami bahwa busana Islami merupakan pakaian syar’i yang dapat
menutupi seluruh aurat seseorang baik pria maupun wanita, yang tidak transparan,
tidak ketat, dan tidak menyerupai lawan jenis. Busana muslim yang dikenakan setiap
umat islam mengacu pada surat Al A’raf ayat 26, yaitu:
ûû Í_t6≈tƒ tΠ yŠ#u ô‰s% $ uΖø9 t“Ρr& ö/ ä3ø‹n=tæ $U™$ t7Ï9 “ Í‘≡uθムöΝä3 Ï?≡u öθy™ $ W±„Í‘uρ ( â¨$ t7Ï9 uρ 3“ uθ ø)−G9 $# y7Ï9≡sŒ ×�ö� yz 4 š� Ï9≡sŒ ô ÏΒ ÏM≈tƒ#u «! $# óΟ ßγ‾=yè s9 tβρã� ©.¤‹tƒ ∩⊄∉∪
3 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami di Nanggroe Syariat, (Banda Aceh: Dinas Syariat
Islam Aceh, 2011), hal. 98.
3
Artinya:
“Hai anak cucu adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutup auratmu dan dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.4(QS. Al-A’raf: 26)
Dari ayat diatas menunjukkan kewajiban mengenakan busana Islami bagi setiap
wanita muslimah yang dapat menutupi seluruh auratnya. Sekaligus ayat-ayat diatas
berargumen bahwa pakaian taqwalah yang paling baik dari pada pakaian kebendaan.
Jadi, apabila taqwa yang di kedepankan maka otomatis pakaian yang dipakai akan
semata-mata karena Allah SWT, dan tidak terpengaruh dengan gaya dan mode.
Memakai busana Islami adalah perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan
oleh setiap muslim dan muslimah setelah mereka mencapai batas umur yang dalam
bahasa fiqih lebih dikenal sebagai masa akil baliqh. Hal ini didasarkan pada hadits
yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Asma’ binti Abu
Bakar datang untuk menjumpai Rasulullah SAW dengan pakaian tipis, lantas
Rasulullah SAW berpaling darinya seraya berkata:5
لى وجھه وكفيه إشار أ& ھذا وھذا و إن يرى منھا أذا بلغت المحيض لم تصلح إة أن المر إسماء أيا
Artinya:
“Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baliqh) maka tak ada yang layak terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangan.”
4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, hal.153.
5Abduh Al-Baraq, Bukan Dosa Ternyata Dosa, (Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2010), hal. 70.
4
Dalam hadits ini menunjukkan dua hal, yaitu aurat wanita yang wajib ditutupi
meliputi seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan, dan pakaian yang
terlalu tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat karena masih menampakkan
lekuk tubuh. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adalah
wajib.Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika ditinggalkan akan
mendapat dosa.6
Selanjutnya Allah juga berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 31 yang artinya:
”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”7
Dengan demikian busana muslim bukan hanya dipakai untuk keperluan kegiatan
dan acara keagamaan saja seperti salat, hari raya, hajatan, dan sebagainya. Namun
busana muslim wajib dikenakan oleh setiap umat Islam dalam setiap aktivitasnya.
Salah satunya saat memasuki masjid. Menyangkut masalah busana di Aceh
sebetulnya dalam Qanun No. 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syari’at Islam
Bidang Aqidah, Ibadah, dan Syi’ar Islam sudah diatur sedemikian rupa. Pada pasal 13
ayat (1) disebutkan setiap orang Islam wajib berbusana Islami.8
6 Abduh Al-Baraq, Bukan Dosa…, hal. 70. 7 Muhammad Suhaili Sufyan, Busana Islami di Nanggroe Syari’at, (Banda Aceh: Dinas
Syariat Islam, 2008) , hal.5. 8Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami…, hal. 98.
5
Namun, dalam hal ini masih banyak pengunjung yang tidak mematuhi peraturan
tersebut saat memasuki kawasan Masjid Raya Baiturrahman. sementara setiap pintu
masuk Masjid Raya Baiturrahman kecuali pintu basement sudah diberitahukan wajib
memakai berbusana muslimah melalui media neon box.
Neon box merupakan media informasi yang berbentuk kontak persegi yang
didalamnya berisi lampu neon yang dinyalakan agar informasi yang disampaikan
pada benda ini lebih jelas dan nampak, khususnya pada malam hari.9
Berdasarkan fenomena dan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah
terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah terhadap
pengunjung Masjid Raya Baiturrahman?
2. Bagaimana tanggapan pengunjung Masjid Raya Baiturrahman terhadap pesan
neon box tentang berbusana muslimah?
9Pujianto, Iklan Layanan Mayarakat, (Yogyakarta: Andi, 2013),hal. 184.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah
terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman terhadap pesan neon box tentang berbusana muslimah.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka dapat kita simpulkan bahwasanya
manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini mampu memberikan masukan dan informasi
bagi penulis dan juga bisa menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan
khususnya ilmu agama, yaitu lebih memahami bagaimana busana muslimah
saat memasuki Masjid Raya Baiturrahaman.
2. Secara praktis hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan
masukan penulis dan bagi Masjid Raya Baiturrahman maupun kalangan
masyarakat luas. Agar pesan neon box tentang berbusana muslimah dapat
berjalan dengan lancar serta mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
7
E. Batasan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melihat pengaruh pesan neon box yang berada di
pintu masuk Masjid Raya Baiturrahman. Adapun pesan neon box tersebut yaitu:
Gambar 1.1
Isi Pesan Neon Box
Gambar 1.2
Neon Box di Pintu Masuk Masjid Raya Baiturrahman
8
Maka dalam hal ini batasan masalahnya adalah pengaruh pesan neon box yang
ditujukan kepada pengunjung perempuan terhadap tingkat kesadaran untuk memakai
busana muslimah saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman.Kemudian juga untuk
melihat respon pengunjung terhadap pesan neon box tersebut.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang di
lakukan.10 Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya
baru sekadar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang di lakukan. Dengan
hipotesis penelitian menjadi jelas dan terarah. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
1. H1 : Terdapat pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah
terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
H0 : Tidak terdapat pengaruh pesan neon box tentang berbusana
muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
2. Tanggapan pengunjung Masjid Raya Baiturrahman terhadap pesan neon box
tentang berbusana muslimah.
10Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:Kencana, 2010), hal.75.
9
G. Definisi Operasional Variabel
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengaruh adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang.11
Pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan.12 Jadi pengaruh terjadi tidak
harus dalam perbuatan, tetapi perubahan atau perbedaan pengetahuan antara sebelum
dan sesudah pesan dikirimkan saja sudah bisa dikatakan seseorang terpengaruh.
Pengaruh yang peneliti maksud disini adalah pengaruh pesan neon box tentang
berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman.
2. Pesan
Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemerintah, nasehat,
permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. Pesan merupakan titik sentral
dalam proses komunikasi. Pesan merupakan perwakilan dari image serta tujuan-
tujuan yang ingin dicapai. Pesan merupakan titik temu antara sender dan receiver.13
11Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi 3, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), hal: 849. 12Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
hal. 165. 13Rulli Nasrullah, Komunikasi AntarBudaya: Di Era Budaya Siberia, (Jakarta: Kencana,
2013), hal. 23.
10
Sedangkan pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasehat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya
diterjemahkan dengan kata massege,content atau informasi.14
Pesan yang peneliti maksud disini ialah pesan yang ada pada neon box yaitu
tentang wajib berbusana muslimah saat memasuki kawasan masjid.
3. Neon Box
Neon box merupakan media informasi yang berbentuk kontak segi empat yang
didalamnya berisi lampu neon yang dinyalakan agar informasi yang disampaikan
pada benda ini lebih jelas dan nampak, khususnya pada malam hari.15
Neon box dalam penelitian ini merupakan media yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak tentang kewajiban memakai busana
muslimah saat memasuki kawasan masjid.
4. Berbusana Muslimah
Kata “busana” diambil dari bahasa Sansekerta “bhusana”. Busana merupakan
segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.16
14 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu ..., hal. 23. 15 Pujianto, Iklan Layanan..., hal. 184. 16Suprihati Ningsih, Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hlm.55.
11
Sedangkan busana Islami atau busana muslimah adalah pakaian yang menutup aurat,
yang tidak tembus pandang, dan tidak memperlihatkan bentuk tubuh.17
5. Pengunjung
Pengunjung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang
mengunjungi suatu tempat.18 Pengunjung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pengunjung Masjid Raya Baiturrahman.
6. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid berasal dari bahasa Arab, yang kata pokoknya adalah “sujudan” fiil
madhinya “sajada” ia sudah sujud. Hill “sajada” di beri awalan “ma” sehingga
terjadilah “isim makan” yang menyebabkan perubahan bentuk “sajada” menjadi
masjidu, masjid.19
Menurut Az-Zarkasyi, Dr. Abdul Malik as-Sa’di masjid adalah sebagai tempat
yang khusus disiapkan untuk pelaksanaan lima waktu dan berkumpul, serta berlaku
selamanya.20 Masjid tidak hanya dalam pengertian tempat ibadah, tetapi juga
mencakup sebagi pusat pembinaan kehidupan dan kebudayaan dan sumber pusat
17Muhammad Suhaili Sofyan, Busana Islami…, hal. 7. 18Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), hal. 1051. 19Badaruzzaman Ismail, Manajemen Masjid dan Adat Kebiasaan Aceh, (Banda Aceh: Gua
Hira’, 1990), hal. 4. 20 Huri Yasin Husain, Fikih Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), hal. 12.
12
peradaban Islam.21 Tetapi masjid yang dimaksud dalam kajian ini yaitu Masjid Raya
Baiturrahman yang berada di pusat kota Banda Aceh.
21Badaruzzaman Ismail, Manajemen Masjid…, hal. 5.
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan keilmuan penulis yang sedang
menyelesaikan skripsi.Penulis telah mengadakan penelitian kepustakaan untuk
membantu pelaksanaan penelitian lapangan.Adapun menurut hasil studi penulis
lakukan diperpustakaan UIN Ar-Raniry, skripsi atau karya ilmiah yang mempunyai
sedikit persamaan yang dapat penulis bandingkan adalah sebagai berikut.
Dalam skripsi Kukuh Pamuji, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2013, yang
berjudul “Efektifitas Iklan Layanan Masyarakat Dinas Syariat Islam Aceh dalam
Menyampaikan Pesan-Pesan Dakwah.” Dalam skripsi ini Kukuh Pamuji melihat
kepada masalah pentingnya pemanfaatan iklan layanan masyararakat yang
dikeluarkan oleh Dinas Syariat Islam Aceh dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah melalui media cetak dengan upaya meminimalisir pelanggaran Syariat Islam
di provinsi Aceh.Penelitian ini lebih difokuskan kepada pesan-pesan dakwah yang
disampaikan Dinas Syariat Islam melalui media cetak.1
1 Kukuh Pamuji, Efetifitas Iklan Layanan Masyarakat Dinas Syariat Islam Aceh dalam
Menyampaikan Pesan-Pesan Dakwah, Skripsi, (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2013).
14
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta menarik
kesimpulan melalui teknis analisis isi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
responden merasa tergugah hatinya untuk mengikuti pesan dakwah yang disampaikan
Dinas Syariat Islam Aceh.
Dalam penelitian selanjutnya yang diteliti oleh Asmadi, mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry
Banda Aceh tahun 2017 yang berjudul “Etika Berpakaian Muslimah Mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry dan Relevansinya dengan Dakwah
Bil-Hal.” Dalam skripsi ini, Ahmadi lebih melihat kepada permasalahan bagaimana
model pakaianMahasisiwi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, serta
bagaimana pemahaman Mahasisiwi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-
Raniry terhadap etika berpakaian muslimah dan tanggungjawabnya terhadap dakwah
bil-hal.2
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitif dengan
melakukan pengamatan langsung dilapangan, serta juga melakukan wawancara secara
langsung dan mendalam dengan Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa model pakaian Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi secara umum
2Asmadi, Etika Berpakaian Muslimah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-
Raniry dan Relevansinya dengan Dakwah Bil-Hal, Skripsi, (Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2017).
15
masih banyak yang belum sesuai dengan pakaian syar’I, yaitu masih menampakkan
aurat dengan pakaian yang di pakai.Selanjutnya, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi paham terhadap etika berpakaian muslimah dan tanggungjawabnya
terhadap dakwah bil-hal. Meskipun mahasisiwi paham terhadap etika berpakaian
dengan dakwah bil-halakan tetapi dari segi penerapannya masih kurang, hal ini
disebabkan pengaruh trend fashion.
Dari penelitian diatas secara umum terdapat perbedaan dengan penelitian yang
penulis lakukan. Perbedaan tersebut diantaranya terletak di rumusan masalah, lokasi
penelitian digunakan yang sama sekali jauh berbeda.Penulis melihat kepada Pengaruh
Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah terhadap Pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman, yang sejauh ini belum pernah diteliti.
B. Komunikasi Massa
1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi menurut Stuart sebagaimana dikutip oleh Nurudin, bahwa akar dari
komunikasi berasal dari kata communico (berbagi).Kemudian berkembang kedalam
bahasa Latin, communis (membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih).3 Sedangkan massa adalah sekelompok individu yang
sikap dan perilakunya dipengaruhi oleh media massa (cetak, elektronik, online).
3Nurudin, Ilmu Komunikasi: Ilmiah dan Populer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 8.
16
Komunikasi massa menurut Bittner sebagaimana dikutip oleh Elvinaro Ardianto
dkk, adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang
(mass communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu
harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa
adalah radio siaran dan televisi, keduanya disebut sebagai media elektronik; surat
kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film
sebagai`media komunikasi massa adalah bioskop.4
Komunikasi massa menurut Jalaluddin Rakhmat diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama daapat
diterima secara serentak dan sesaat.5 Sedangkan menurut Gerbner sebagaimana
dikutip oleh Elvinaro Ardianto dkk, “Mass communication is the tehnologically and
institutionally based production and distribution ofthe most broadly shared
continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.6
Komunikasi Massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney sebagaimana
dikutip oleh Nurudin disebutkan, Mass communicationis a process whereby mass-
4Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa, (Bandung: Refika Offest, 2014), hal. 3. 5Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2005), hal.189. 6Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa..., hal. 3.
17
produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of
recaivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di
produksi secara massal/tidak sedikititu disebarkan kepada massa penerima pean yang
luas, anonim, dan heterogen). Large disini berarti lebih luas dari sekedar kumpulan
orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa individu
yang menerima pesan cenderung menjadi asing satu sama lain atau tidak saling
mengenal satu sama lain, dan heterogeneous berarti bahwa pesan yang dikirim to
whom it may concern (kepada yang berkepentingan) yakni kepada orang-orang dari
berbagai macam atribut, status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang
berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen.7
Sedangkan menurut Josept A. Devito sebagaimana dikutip oleh Nurudin, “First,
mass communitationis communication addressed to masses, to axtremelly large
science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who
reads or everyone who watches televisions; rather it means an audience that is large
and generally rather poorly defined. Second, mass communicaion is communication
mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perhaps most
easilyand most logically defined by its forms:television, radio, newspaper,
magazines, films, books, and tapes”. (Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi
yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semuaorang yang membaca
7Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 12.
18
atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa
khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua,
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang
audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis
bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film,buku,
dan pita.8
2. Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Harold Laswell dan Charles Wright merupakan sebagian dari pakar yang benar-
benar serius mempertimbangkan fungsi dan peran media massa. Menurut Charles
Wright sebagaimana dikutip oleh Isti Nursih Wahyuni, mass audience memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:9
a. Large, yaitu penerima-penerima pesan komunikator massa berjumlah
banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai
lokasi;
b. Heterogen, yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis
kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
c. Anonim, yaitu anggota-anggota dari mass audience umumnya tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
8Nurudin, Ilmu Komunikasi…, hal.93. 9Isti Nursih Wahyuni, Komunikasi Massa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hal. 3.
19
Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann
sebagaimana dikutip oleh Isti Nursih Wahyuni, adalah sebagai berikut:10
a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi;
c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan
anonim;
d. Mempunyai publik yang tersebar.
3. Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Effendy sebagaimana dikutip oleh ElvinaroArdianto dkk, fungsi
komunikasi massa secara umum adalah:11
a. Fungsi informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengetahui
fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam
beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi disamping fungsi-
fungsi yang lain.12 Fungsi informasi diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai
10Isti Nursih Wahyuni, Komunikasi Massa…, hal. 4. 11Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa…, hal. 18-19. 12Nurudin, Pengantar Komunikasi…, hal. 66.
20
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan
sesuai dengan kepentingannya.
b. Fungsi pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang
sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa
adalah melalui pngajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku
kepada pemirsa atau pembaca.
c. Fungsi memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Menurut Josep A.
Devito sebagaimana dikutip oleh Nurudin fungsi persuasi dianggap
sebagai fungsiyang paling pentingdari komunikasi massa. Persuasi bisa
datang dari berbagai macam bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat
sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (2) mengubah sikap,
kepercayaan, atau nilai seseorang; (3) menggerakkan seseorang untuk
melakukan sesuatu; dan (4) memperkenalkan etika, atau menawarkan
sistem nilai tertentu.13
13Nurudin, Pengantar Komunikasi…, hal. 72-73.
21
4. Efek Komunikasi Massa
Dalam suatu proses komunikasi pasti bertujuan memberikan pengaruh atau efek
sebagai hasil dari penerimaan pesan kepada komunikan.Untuk menyampaikan pesan
diperlukan media atau saluran sebagai alat untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima.Masing-masing media memiliki keunggulan tersendiri dalam
menyalurkan pesan kepada komunikan.Saluran dalam menyampaikan pesan
ditunjukkan ke khalayak luas baik berupa mediacetak maupun elektronik.14
Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa tersebut dapat menerpa
seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek dari media massayang
berkaitan dengan pesan atau media serta jenis perubahan yang terjadi pada khalayak
yang terdiri atas efek kognitif, afektif dan behavioral.15
a. Efek kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
bagaimana media massa dapat memantu khalayak dalam mempelajari
informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.16
Dengan demikian efek ini berkaitan dengan penyampaian informasi,
pengetahuan dan kepercayaan yang diberikan oleh media massa.
14 Yetty Oktarina, Dkk, Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), hal. 8. 15Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa…, hal. 49-50. 16 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa…, hal. 52.
22
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan hanya sekedar memberi tahu kepada khalayak
agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari pada itu, khalayak
diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
marah dan sebagainya.17Efek pesan ini berkaitan dengan perasaan,
rangsangan emosional, sikap atau nilai.
c. Efek behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Efek pesan ini apabila disebarkan
oleh media massa maka akan mendorong khalayak untuk melaksanakan
tindakan tertentu.18Merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang
meliputi pola-pola, tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku19
17 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa…, hal. 55. 18 Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa…, hal. 57. 19 Mahi M. Hikmat, Jurnalistik literary Journalism, (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2018),
hal. 25.
23
C. Konsep Dasar Iklan dalam Ilmu Komunikasi
1. Pengertian Iklan
Membahas tentang iklan pasti harus mengetahui tempat bergantung iklan yaitu
media massa, media berarti alat bantu untuk memindahkan pesan dari komunikator
kepada penerima pesan massa. Media massa dapat berupa media cetak, elektronik dan
online.
Iklan dalam bahasa Melayu (berasal dalam bahasa Arab, yaitu I’lan atau i’lanun
secara harfiah berarti “informasi”. Dalam bahasa Inggris iklan yaitu advertising,
sedangkan dalam bahasa Belanda advententir. Advertising berasal dari bahasa Latin
advere, yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain atau
mempunyai pengertian mengalihkan perhatian, yaitu sesuatu yang dapat mengalihkan
perhatian audiens kepada sesuatu.20
Jadi pengertian tersebut hampir sama dengan pengertian komunikasi sebagai
ilmu. Salah satu pengertian komunikasi adalah mengirim pesan dari satu pihak
kepihak yang lain, baik melalui lisan, media cetak, radio, televisi, komputer, media
luar, dan sebagainya.
Iklan juga dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal
communication about an organization, product, service, or idea by an identified
20Pujianto, Iklan Layanan…, hal. 2.
24
sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk,
servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).21
Adapun yang dimaksud “dibayar” pada definisi tersebut menunjukkan fakta
bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud
kata “nonpersonal” berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah,
koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu
pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera
dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising).22
Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan bahwa periklanan adalah pesan-pesan
penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-
murahnya.23 Periklanan juga dapat dikatan sebagai penyebaran informasi dalam
bentuk lisan, tertulis, berbentuk gambar ataupun secara audio-visual, berusaha untuk
memperoleh dan mengikat calon pembelinya untuk jangka panjang.24
Periklanan merupakan sarana penyampaian pesan suatu produk atau jasa dari
pengirim pesan (lembaga/produsen) ke penerima pesan (masyarakat) yang bersifat
21Morrisan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hal. 17.
22 Morrisan, Periklanan: Komunikasi…, hal. 18. 23 Frank Jafkins, Periklanan Edisi ketiga, (Jakarta: Erlangga, 1997), hal. 5. 24Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Cetakan Pertama, (Bandung:
Binacipta, 1974), hal. 202.
25
“statis maupun dinamis” agar masyarakat terpancing, tertarik, tergugah untuk
menyetujui, dan mengikuti. Penyampaian pesan secara tidak langsung dipublikaikan
melalui media massa atau media lain yang terbaca oleh masyarakat, sehingga
mendapatkan reaksi dan aksi positif.
Periklanan merupakan sarana penyampaian pesan suatu produk/ jasa maupun
sosial. Berdasarkan sifatnya iklan terdiri dari dua bagian, yaitu:25
a. Iklan yang bersifat komersial, merupakan iklan yang mengomunikasikan
hal yang bersifat perdagangan yang sering disebut “iklan komersial”. Iklan
komersial bertujuan mendukung kampaye pemasaran suatu produk atau
jasa yang dimuat di media massa dan media lainnya.
b. Iklan yang bersifat non-komersial, merupakan iklan yang mengomunikasi
tentang hal-hal yang bersifat sosial yang sering disebut “iklan layanan
masyarakat (ILM). Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan
untuk menyampaikan informasi, mengajak atau mendidik khalayak
dimana tujuan akhir bukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,
melainkan keuntungan sosial. Keuntungan sosialyang dimaksud adalah
munculnya penambahan pengetahuan, kesadaran sikap dan perubahan
perilaku masyarakat terhadap masalahyang diiklankan, serta mendapatkan
citra yang baik dimata masyarakat.
25 Pujianto, Iklan Layanan…, hal. 4.
26
2. Fungsi Iklan
Menurut Alo Liliweri yang merangkum berbagai sumber tentang iklan
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:26
a. Fungsi pemasaran yaitu fungsi iklan yang diharapkan untuk membantu
pemasaran atau menjual produk, sehingga produk yang diiklankan dapat
diketahui masyarakat.
b. Fungsi komunikasi, sebenarnya iklan merupakan bentuk pesan dari
komunikator kepada khalayak, namun dalam dunia periklanan,
komunikator sebagai pihak pengiklan membutuhkan media massa
(televisi, radi, koran, reklame) sebagai perantara pesan dan khalayak.
c. Fungsi pendidikan, iklan merupakan alat yang dapat membantu mendidik
khalayak mengenai sesuatu, agar mengetahui, dan mampu melakukan
sesuatu, iklan ini biasanya memberikan pesan sosial, moral yang mendidik
masyarakat.
d. Fungsi ekonomi, iklan mampu menjadi penggerak ekonomi agar kegiatan
ekonomi tetap berjalan, produsen di dorong untuk tetap memproduksi dan
memperdagangkan produk untuk melengkapi kebutuhan masyarakat.
26Aifatur Rofiqoh, Iklan Layanan Masyarakat keagamaan di LPP Rri Semarang Tahun 2013 (Suatu Pendekatan Semiotik, http://e-journal.uajy.ac.id/980/3/2EM15860.pdf, diakses 07 Februari 2018.
27
e. Fungsi sosial, iklan membawa berbagai pengaruh kepada masyarakat
dalam memunculkan satatus sosial dan budaya baru misalnya, tired baru
dalam berbusana.
Sedangkan Menurut Monlee lee dan Carla Johnson fungsi iklan terbagi menjadi
tiga, yaitu:27
a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi informasi, maksudnya sebuah iklan
mengemunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya
dan memberitahukan konsumen tentang produk-produk baru. Periklanan
menampilkan peran informasi bernilai lainnya baik merek yang diiklankan
maupun konsumennya dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru merek-
merek yang telah ada.28
b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi persuasi, maksudnya iklan
mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu
atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.
c. Periklanana menjalankan sebuah fungsi pengingat, maksudnya iklan terus
menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga
mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan
pesaingnya.
27 Monlee Lee dan Carla Johnson, Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspetif Global edisi pertama, (Jakarta: Prenada, 2004), hal. 10-11.
28Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Edisi Ke-5, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 357.
28
3. Iklan Media Luar Ruang
Media luar ruang merupakan salah satu media yang diletakkan di luar ruangan
yang pada saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, yang memiliki
tujuan menyampaikan pesan promosi suatu produk atau jasa.29
Sedangkan menurut Rachmat KryantonoIklan media luar ruang (luar rumah)
adalah iklan yang ditempatkan di luar rumah atau dipinggir jalan terbuka, di tempat
publik seperti billboard, billboard yang menampilkan gambar bergerak seperti televis
(megatron), spanduk, iklan di tubuh bus kota, umbul-umbul, banner, poster, hanging
mobile dan baliho.30
Dalam periklanan ada berbagai macam media yang digunakan untuk beriklan,
yaitu media massa cetak, dan massa elektronik. Namun ada media lain yang
digunakan yaitu media luar ruangan yaitu baliho, spanduk, poster dan lain
sebagainya.
Secara garis besar, iklan juga dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok,
yakni iklan konsumen, iklan bisnis ke bisnis atau iklan antar bisnis, iklan
perdagangan, iklan enceran, iklan keuangan, iklan langsung dan iklan lowongan
kerja.31
29Noviandy, Jurnal Persepsi Masyarakat Tentang Penggunaan Iklan Media Luar Ruang
Terhadap Estetika Kota Samarinda, Online, Vol 2. No. 2, 2014, hal. 422. Diakses 14 Juni 2018. 30 Rachmat Kryantono, Manajemen Periklanan: Teori dan Praktek, (Malang: UB Press,
2013), hal. 277. 31Frank Jafkins, Periklanan…, hal. 39.
29
Sedangkan secara umum pembagian iklan berdasarkan media yang digunakan
terbagi dua, yaitu iklan lini atas (above be line) dan iklan lini bawah (below the line),
dengan definisi sebagai berikut:32
a. Iklan lini atas (above the line)
Iklan lini atas (above the line) yaitu jenis iklan yang mengharuskan
pembayaran komisi kepada biro iklan, misalnya tayangan iklan media
cetak, TV, radio, bioskop, bilbord, dan sebagainya. Menurut Pujiyanto
above the line komunikasinya menggunakan “sewa menyewa” bersifat
massal, seperti iklan koran, majalah, televisi, radio, internet dan lain-lain.
Kalau pasang iklan di koran, majalah, televisi, dan internet itu tujuannya
membangun image, yang disebut full factor.33
b. Iklan lini bawah (below the line)
Iklan lini bawah (below the line) merupakan pelengkap yang mendukung
iklan lini atas. Jenis iklan lini bawah tidak mengharuskan adanya komisi
maksudnya media periklanan yang tidak sewa tetapi terbit di media massa,
atau tidak sewa spece milik biro periklanan. Keefetifan iklan lini bawah
tergantung pada karakteristik iklan layanan masyarakat, dan sifatnya
highly segmented yang bisa membuat orang berpikir dan kemudian
tertarik. Tujuannya adalah mendekatkan produk pada konsumen,
32Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing
Communications, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal. 162. 33Pujianto, Iklan Layanan…, hal. 170.
30
membangun pengalaman khusus, mengundang pembelian, menjaga
loyalitas konsumen, dan bisa dijadikan ajang membina jaringan distribusi.
Media informasi dan komunikasi iklan lini bawah, seperti bandau,
billboard, multisided billboard, rotary billboard, brosur, kartu pos, neon
box, dan lain-lain.34
D. Busana Muslimah dalam Islam
1. Kriteria Pakaian Syar’i dalam Islam
Seorang muslimah adalah seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada
Allah di mana keimanannya itu dinyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan
diwujudkan dengan perbuatan sehari-hari.Dan pengamalan dari keimanan ini adalah
dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.
Mengenakan pakaian syar’i bagi seorang wanita merupakan suatu perintah dari Allah
SWT di mana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila
ditinggalkan akan mendapat siksa.
Dalam perspektif Islam, wanita yang telah baliq diwajibkan agar menutupi
seluruh auratnya.Supaya mereka dapat terpelihara dari gangguan liar, karena itu
pakaian syar’i merupakan sarana yang paling baik untuk melindungi aurat dan
menunjukkan identitas muslimah yang sejati.
Dalam Islam seorang perempuan yang sudah mendapatkan haid maka berarti dia
sudah dikatakan “baligh”. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam yang
34 Pujianto, Iklan Layanan..., hal. 181-182.
31
menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. Baligh diambil dari kata bahasa
Arab yang secara bahasa memiliki arti “sampai”, maksudnya telah sampainya usia
seseorang pada tahap kedewasaan (al-bulgh ialah al-wushul wa al-idrak). Sedangkan
menurut makna terminologis, al-bulugh adalah habisnya masa kanak-kanak.
Seseorang dapat dikatakan baligh apabila mengetahui, memahami, dan mampu
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta telah mencapai usia 15
tahun ke atas dan sudah mengalami mimpi basah bagi laki-laki telah mencapai usia 9
tahun ke atas dan sudah mengalami mestruasi bagi perempuan.35
Dalam hal ini Syaikh Salim Bin Sumair Al-Hadlrami dalam kitabnya Safinatun
Najah menyebutkan ada tiga hal yang menandai bahwa seorang anak telah menginjak
akil baligh yaitu “ketiga tanda baligh tersebut adalah sempurnanya umur lima belas
tahun bagi anak laki-laki dan perempuan, dan menstruasi atau haid setelah berumur
Sembilan tahun bagi anak perempuan”.36
Menurut Hanafi usia perempuan ketika pertama kali haid adalah Sembilan tahun
qamariyah atau tiga ratus tiga ratus empat puluh lima hari dan umur berhentinya haid
adalah lima puluh lima tahun. Sedangkan menurut Maliki, perempuan itu mengalami
haid dari umur Sembilan tahun sampai dengan tujuh puluh tahun.37
35 Ernawati Sinaga, dkk, Manajemen Kesehatan Menstruasi, (Jakarta: Universitas Nasional,
2017), hal.115 36Yazid Muttaqin, Tiga Tanda Seorang Anak Dikatakan Baligh, 2017, diakses dari
http;//www.nu.or.id/podt/read080726/3-tanda-seorang-anak-dikatakan-baligh, pada tanggal 18 April 2018.
37 Ernawati Sinaga, dkk, Manajemen Kesehatan Menstruasi, (Jakarta: Universitas Nasional, 2017), hal.115.
32
Aurat menurut etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Auraton yakni aib.
Sedangkan menurut terminologi, aurat ialah bahagian tubuh seseorang yang wajib
ditutup atau dilindungi dari pandangan muhrimnya. Teuku Hasbi As-Siddiqie
mengatakan menutup aurat adalah menutup bagian anggota yang dipandang buruk
bila terlihat oleh seseorang, atau yang membuat malu orang yang melihatnya.38
Dalam istilah fiqih aurat diartikan sebagai bahagian tubuh atau badan seseorang
yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan dan haram dilihat. Aurat yang
diperintahkan untuk ditutupi pada wanita sangat berbeda dengan pria.Aurat pria dari
pusat perut hingga lutut, dalam batas itulah yang wajib ditutup dan tidak boleh
dilihat. Sedangkan wanita tergantung dengan siapa ia berhadapan, jika sedang
berhadapan dengan mahram maka auratnya sama seperti laki-laki, yaitu dari pusat
hingga lutut kaki. Tetapi jika sedang berhadapan dengan yang bukan mahram maka
auratnya seluruh tubuh, mulai dari ujung rambut hingga telapak kaki, kecuali ada
beberapa bagian tubuh yang diperbolehkan untuk dilihat.39
Menyangkut bagian mana saja yang boleh terlihat, dalam masalah ini para ulama
berbeda pendapat.Ulama kalangan madzhab Syafi’i berpendapat bahwa yang boleh
terlihat ketika bermu’amalah dengan orang yang bukan mahram adalah hanya dua
bagian anggota tubuh yaitu wajah dan telapak tangan selain itu adalah aurat.Tetapi
38 Siti Zalikha H. Ibrahim, dkk, Wanita & Islam, (Banda Aceh: Lapena, 2006), hal. 145-146. 39 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami…, hal. 5.
33
menurut ulama kalangan madzhab hanafiyah, bahwa anggota badan yang boleh
terlihat ada tiga bagian yaitu wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.40
Dalam Islam pakaian yang dikenakan oleh seorang wanita adalah sesuai dengan
yang ditetapkan syari’at, yaitu pakaian yang sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an QS.
Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi:
$ pκ š‰ r'‾≈tƒ ÷É<Ζ9 $# ≅ è% y7Å_≡uρ ø—X{ y7Ï?$ uΖt/uρ Ï!$ |¡ ÎΣ uρ tÏΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# šÏΡô‰ãƒ £Íκ ö�n=tã ÏΒ £ÎγÎ6�Î6≈ n=y_ 4 y7Ï9≡sŒ #’ oΤ÷Š r& βr& zøùt� ÷è ムŸξsù t øsŒ÷σ ム3 šχ%x. uρ ª! $# #Y‘θà� xî $ VϑŠÏm §‘ ∩∈∪
Artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”41
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kaum muslimah
untuk mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh agar berbeda dengan yang bukan
muslimah.Sebagian ulama berbeda pendapat, bahwa yang dimaksud dengan jilbab
adalah suatu (kain) yang menutupi kepala, wajah dan badan, diatas pakaian luar,
apabila hanya menutupi kepala disebut khimar.Dari penjelasan tersebut jelas bahwa,
yang dimaksud dengan jilbab yang sebenarnya menurut Al-Qur’an (syara’) adalah
sesuatu yang menutupi aurat, bukan hanya menutupi kepala saja.42
40 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami…, hal. 5. 41Departemen AgamaRI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, hal.426. 42 Siti Zalikha H. Ibrahim, dkk, Wanita & Islam…, hal. 21.
34
Jilbab menurut pengertian etimologi yang diambil dari bentuk jama’ yaitu
Jalabibon yakni yang bermakna kain yang dipakai oleh seorang wanita untuk
menutupi seluruh tubuhnya. Jilbab berasal dari bahasa Arab yang artinya pakaian
lapang yang dapat menutup aurat wanita, kecuali muka dan dua telapak tangan.
Dalam kamus Al-Munjid karangan Al-Farahidi (100-170 H) Jilbab berarti: Al-
Qammisu Auwist Tsaubul Wasi’ (yang mana maknanya: pakaian yang lebar atau
pakaian yang besar).43
Allah SWT dalam QS. An-Nur ayat 31 berfirman:
≅è%uρ ÏM≈uΖÏΒ÷σ ßϑ ù=Ïj9 zôÒàÒøó tƒ ô ÏΒ £ÏδÌ�≈|Áö/r& zôà x�øts† uρ £ßγy_ρ ã�èù Ÿω uρ š ωö7ム£ ßγ tFt⊥ƒÎ— āωÎ) $ tΒ
t� yγsß $ yγ÷ΨÏΒ ( tø⌠Î�ôØ u‹ø9 uρ £ ÏδÌ� ßϑ胿2 4’ n?tã £ ÍκÍ5θ ãŠã_ ( Ÿω uρ šÏ‰ö7ム£ ßγtF t⊥ƒÎ— āωÎ) �∅ÎγÏF s9θãèç7Ï9 ÷ρr&
�∅ÎγÍ←!$ t/#u ÷ρr& Ï !$ t/#u �∅Îγ ÏGs9θ ãè ç/ ÷ρr& �∅Îγ Í←!$ oΨö/r& ÷ρr& Ï !$ oΨö/r& �∅Îγ ÏGs9θãèç/ ÷ρr& £ ÎγÏΡ≡ uθ÷z Î) ÷ρr& ûÍ_ t/
�∅ÎγÏΡ≡uθ ÷z Î) ÷ρr& ûÍ_t/ £ Îγ Ï?≡uθ yz r& ÷ρr& £ ÎγÍ←!$ |¡ ÎΣ ÷ρr& $ tΒ ôMs3 n=tΒ £ßγ ãΖ≈ yϑ÷ƒ r& Íρr& š ÏèÎ7≈ −F9 $# Î�ö� xî ’Í<'ρé&
Ïπt/ ö‘ M}$# z ÏΒ ÉΑ%y Ìh�9 $# Íρr& È≅ø�ÏeÜ9$# šÏ% ©!$# óΟ s9 (#ρã� yγ ôà tƒ 4’n? tã ÏN≡u‘öθ tã Ï !$ |¡ ÏiΨ9$# ( Ÿωuρ tø⌠Î�ôØ o„
£ÎγÎ= ã_ö‘ r' Î/ zΝn=÷è ã‹ Ï9 $ tΒ t Ï�øƒ ä† ÏΒ £ ÎγÏF t⊥ƒÎ— 4 (#þθç/θè?uρ ’ n<Î) «! $# $ �èŠÏΗsd tµ•ƒ r& šχθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# ÷/ä3ª=yè s9
šχθßsÎ= ø�è? ∩⊂⊇∪
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
43 Siti Zalikha H. Ibrahim, dkk, Wanita & Islam..., hal. 129.
35
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Ibnu Ma’ud dan para Jama’ah menafsirkan kata-kata( رھا�ماظ ) adalah pakaian
luar. Sebahagian yang lain menafsirkannya dengan wajah dan kedua telapak tangan.
Pendapat yang pertama lebih shahih karena lebih sesuai dengan dalil-dalil syar’i dan
dengan kedua ayat yang telah disebutkan.Sementara pendapat yang menyatakan
bahwa artinya adalah wajah dan telapak tangan.44
Dari firman diatas dapat dipahami bahwa kalimat (لخمرا ) adalah bentuk jamak
dari kalimat ( خمار ) yang memiliki makna penutup kepala. Adapun kalimat ( جيو ب)
yang memiliki bentuk singular ( جيب ) mempunyai arti bagian atas dada dan tepatnya
kerongkongan. 45
Selanjutnya firman Allah ) و � يبدين ز ينتھن( hingga akhir ayat, yang dimaksud
dengan zinah dalam ayat tersebut adalah mencakup wajah, dan anggota tubuh. Itu
artinya wanita menutup seluruh zinahnya agar tidak diganggu dan menyebarkan
fitnah.46
44 Siti Zalikha H. Ibrahim, dkk, Wanita & Islam…, hal. 21. 45Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, Fiqih Perempuan: Busana dan Perhiasan, Penghormatan
atas Perempuan, Sampai Wanita Karier, (Anonim:Hamzah, 2003), hal. 160. 46 Siti Zalikha H. Ibrahim, dkk, Wanita & Islam…, hal. 22.
36
Sedangkan dalam tafsir Ibnu Katsir maksud dari QS. An-Nur ayat 31 merupakan
perintah Allah SWT kepada wanita-wanita mukminatagar menahan pandangannya
dari apa yang diharamkan Allah untuk dilihat oleh aum wanita, memelihara
kemaluannya dari perbuatan zina dan dari penglihatan orang dan hendaklah mereka
tidak menampakkan perhiasannya kecuali apa yang biasanya tampak. Yaitu wajah,
kedua telapak tangan dan kaki.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya. Dan hendaklah mereka tidak menampakkan perhiasan kepada orang lain,
kecuali suami, ayah, ayah mertua, putra-putra, putra-putra saudara laki atau saudara
perempuan,wanita-wanita muslimat, budak budak yang dimiliki, pelayan-pelayan laki
yang sudah tidak mempunyai keinginan atau bershyahwat kepada wanita dan anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan hendaklah mereka tidak
memukulkan kakinya dengan maksud menarik perhatian agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan.
Dan Allah berseru pada penutup ayat ini, “Bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” 47
Berbusana muslimah saja belum cukup bagi wanita muslimah kerena ternyata
masih ada syarat-syarat tertentu untuk pakaian yang ia kenakan. Busana muslimah
dinyatakan telah memenuhi syarat sebagai busana yang menutupi aurat jika telah
memenuhi kriteria syar’i berikut ini:48
47Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid V,
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), hal. 467. 48Inayati Ashriyah, Ibadah Ringan Berpahala Besar untuk Wanita, (Bandung: Ruang Kata,
2012), hal. 139-144.
37
a. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Fungsi jilbab yang disyaratkan dalam Islam adalah untuk menutupi aurat wanita
yang diwajibkan untuk ditutupi.Sampai seberapa ukuran tubuh yang harus ditutupi
dengan jilbab bergantung pada pemahaman para ulama dalam menafsirkan jilbab
yang termaksud dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.Mereka berijtihad tentang batasan
aurat yang secara otomatis mengarah langsung pda ketentuan syar’i busana
muslimah.
Mayoritas ulama, di antaranya Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Ibnu Hazm
berpendapat bahwa hanya muka dan telapak tangan saja yang bukan termasuk aurat
bagi wanita. Sementara Sufyan Ats-Tsaury dan salah satu dari kalangan Mazhab
Hanafi mengatakan bahwa muka, telapak tangan, dan telapak kaki bukan termasuk
aurat bagi wanita.
b. Tidak tipis dan tidak transparan
Memilih bahan untuk pakaian bagi wanita muslimah sangat penting karena
pilihannya dapat menentukan apakah dia sudah berbusan muslimah sesuai dengan
syari’at Islam atau belum.Menutupi saja ternyata belum cukup jika ternyata masih
terlihat atau berbayang.
c. Tidak sempit dan tidak ketat
Seorang wanita muslimah dituntut untuk menyempurnakan ikhtiarnya dalam
menutupi auratnya.Setelah memilih bahan pakaian yang tebal, ikhtiarnya
38
disempurnakan dengan memilih model baju yang tidak membentuk lekuk tubuhnya.
Dengan busana muslimah yang longgar, selain dapat terhindar dari keselahan dalam
berbusana, juga dapat membuatnya bergerak dengan bebas.
d. Tidak diberi wewangian
Wewangian yang dimaksud adalah semacam parfum, baik yang digunakan
langsung pada bagian tubuh maupun dada pakaian, sehingga wanginya dapat tercium
oleh orang lain. Rasulullah SAW tidak melrang seorang laki-laki memakai
wewangian, tetapi Beliau melarang wanita menggunakannya sebagaimana dalam
hadits berikut ini.
“Siapa pun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-
laki agar mendapatkan baunya, maka ia adalah penzina.” (HR. At-Tirmidzi)
e. Tidak menyerupai busana laki-laki
Menurut Ibnu Taimiyah, kesamaan dalam perkara lahir mengakibatkan kesamaan
dan kederupaan dalaam akhlak dan perbuatan. Dengan demikian, jika seorang
perempuan menyerupai laki-laki dalam berpakaian atau sebaliknya maka hal itu dapat
menyebabkan terhadap dirinya.Dan Rasul melaknat orang-orang seperti itu. Seperti
dalam hadits berikut ini:
“Rasullah SAW melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria.” (HR. Abu Daud)
39
f. Tidak menarik perhatian lawan jenis
Seorang wanita di ciptaan oleh Allah SWT dengan segala kelebihan dan
kelebihan yang dimilikinya.ia berada dengan laki-laki. Apa yang ada pada dirinya
menjadi sesuatu yang menarik untuk diketahui dan dilihat. Oleh karena itu, seorang
muslimah dituntut untuk menjaga dirinya dalam berbicara, bertindak, dan
berpenampilan, sehinggatidak menarik perhatian lawan jenisnya yang telah berjuang
menjaga pandangannya.
g. Tidak bertujuan untuk mendapatkan popularitas
Banyak cara yang dilakukan untuk meraih ketenaran, salah satunya dengan cara
berpenampilan beda dengan kebanyakan. Seorang muslimah yang telah memenuhi
kriteria berpakaian sesuai dengan syari’at jangan pernah ia jadikan apa yang
dipakainya sebagai jalan untuk mendapatkan popularitas. Jika ia berjilbab, jadikanlah
jilbabnya sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.
40
2. Syarat Pakaian Syar’i Menurut Dinas Syariat Islam Aceh
Busana adalah suatu ungkapan terhadap pakaian yang berfungsi menutupi tubuh
manusia yang dapat terlindungi dari hawa panas dan dingin.Sementara busana Islami
adalah ungkapan dari pakaian syar’i yang dapat menutupi seluruh aurat seseorang
baik pria maupun wanita, yang tidak transparan, tidak ketat, dan tidak menyerupai
lawan jenis.49
Sebagai salah satu wujud nyata pelaksanaan syari’at Islam di Aceh adalah
lahirnya sejumlah qanun-qanun sebagai aturan teknis pelaksanaannya. Salah satunya
adalah Qanun No. 11 Tahun 2002 yang mengatur tentang Pelaksanaan Syari’at Islam
Bidang Aqidah, Ibadah, dan Syi’ar Islam. Qanun nomor 11 tahun 2002 pasal 13 ayat
1 dengan jelas menyatakan setiap orang Islam wajib berbusana Islami.50
Dalam penjelasan pasal 13 qanun nomor 11 ini dijelaskan yang dimaksud dengan
busana adalah pakaian yang menutup aurat yang tidak tumbus pandang, dan tidak
memperlihatkan bentuk tubuh.Tujuan dari qanun ini adalah untuk memelihara
keimanan dan ketakwaan individu dan masyarakat dari pengaruh paham atau aliran
sesat dan menyesatkan, meningkatkan pemahaman dan pengamalan ibadah serta
penyediaan fasilitasnya, menghidupkan dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan guna
menciptakan suasana lingkungan yang Islami.51
49 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami…, hal. 1. 50 Muhammad Suhaili Sufyan, Busana Islami di Nanggroe Syari’at, (Banda Aceh: Dinas
Syariat Islam, 2008), hal. 7. 51 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami…, hal. 97.
41
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 26 yang berbunyi:
ûû ûÍ_ t6≈tƒ tΠyŠ#u ô‰s% $uΖø9 t“Ρr& ö/ ä3ø‹ n= tæ $ U™$ t7Ï9 “ Í‘≡uθ ムöΝä3Ï?≡uöθ y™ $ W±„Í‘ uρ ( â¨$ t7Ï9 uρ 3“ uθ ø)−G9 $# y7 Ï9≡sŒ ×�ö� yz 4 š� Ï9≡sŒ ô ÏΒ ÏM≈tƒ#u «! $# óΟ ßγ‾=yè s9 tβρã� ©.¤‹tƒ ∩⊄∉∪
Artinya:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa pakaian yang benar bagi wanita
muslimah yaitu yang tidak menimbulan maksiat bagi pemakai maupun bagi mereka
yang melihat para pemakainya.Wanita muslimah yang mengenakan pakaian Islami,
bukan untuk alasan apapun melainkan untuk mendapat kemuliaan dari Allah SWT.
Karenanya pakaian yang dikenakan bagi setiap individu muslim baik pria maupun
wanita, seharusnya adalah pakaian yang menutupi seluruh bagian aurat dari
penglihatan orang-orang yang bukan mahramnya. Sebagai bukti ketaatan dan
pengabdiannya kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi seluruh perintah dan
menjauhi semua larangan-Nya.Sekaligus juga tanpa menghilangkan fungsi yang
sesungguhnya dari berpakaian, yaitu untuk melindungi tubuh dari panasnya matahari
dan dinginnya hawa malam hari.Berpakaian semacam itu bagi umat Islam adalah
perintah agama yang bernilai ibadah.
Ketentuan tentang kewajiban untuk menggunakan busana Islami bagi individu
Muslim yang tinggal atau berada di seluruh wilayah Provinsi Aceh juga terdapat
42
dalam Qanun No. 11 Tahun 2002 pada pasal 13 ayat 2 yang berbunyi “Pimpinan
instansi pemerintah, lembaga pendidikan, badan usaha dan atau institusi masyarakat
wajib membudayakan busana Islami di lingkungannya.”52
Dalam Perda Nomor 5 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syari’at Islam pada pasal
3 ayat (3) dinyatakan, setiap warga Negara RI atau siapapun yang bertempat tinggal
atau singgah di Daerah Istimewa Aceh, wajib menghormati pelasanaan Syari’at Islam
di daerah. Karena itu siapapun yang datang ke Aceh selama berada di daerah ini dan
beragama Islam wajib menjunjung tinggi pelaksanaan busana Islami.Sementara bagi
pemeluk agama selain agama Islam telah diatur pada pasal tersendiri dalam Perda ini.
Mereka diharapkan menghormati dan menyesuaikan pakaian/busananya sehingga
tidak melanggar tata krama dan kesopanan dalam masyarakat.
Ketentuan penggunaan busana Islami ini tidak hanya berlaku bagi wanita
Muslimah saja akan tetapi juga berlaku bagi kaum pria. Walaupun pada tataran
pelaksanaannya di lapangan, penerapan aturan berbusana yang Islami ini terkesan
lebih ditekankan pada kaum wanita.Namun alasannya jelas bahwa wanita memiliki
batasan-batasan aurat yang lebih spesifik dan lebih luas dari pada pria, karena seluruh
tubuh wanita adalah aurat, terutama bagian kepala, kuduk, leher dan dada. Karenanya
setiap wanita Muslimah di wilayah Provinsi Aceh wajib menggunakan kerudung dan
jilbab apabila ia berada di kehidupan umum.
52 Syukri Muhammad Yusuf, Busana Islami..., hal. 98.
43
Dari pasal 13 qanun nomor 11 ayat (1) dapat disimpulkan ada tiga syarat yang
harus ada pada pakaian sehingga dapat dikatakan pakaian Islami, yaitu:
a. Menutup aurat
Menutup aurat dalam artian pakaian yang dipakai dapat menutup seluruh
anggota badan yang tergolong dalam aurat, tidak boleh memakai pakaian
pendek ataupun memiliki model yang dapat menampakkan aurat. Aurat
yang dimaksud disini adalah aurat perempuan berupa seluruh badan
kecuali muka dan telapak tangan.
b. Tidak tembus pandang
Tembus pandang adalah yang dapat menampakkan kulit dibawahnya.
Seandainya pakaian yang digunakan pakaian tipis yang dapat
memperlihatkan apa yang tersembunyi dibawahnya maka ia bukanlah
pakaian yang sesuai syariat Islam.
c. Longgar dan tidak membentuk tubuh
Longar dan tidak membentuk tubuh maksudnya pakaian yang dipakai
tidak ketat, tidak tipis, hendaknya memilih baju yang tebal, dan longgar.
44
E. Pesan Neon Box dan Pengaruh Terhadap Pengunjung
Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh pengirim
pesan bisa diterima audiens. Agar tidak terjadi kesesatan, maka dalam proses
komunikasi diperlukan media untuk memperjelas komunikasi dan informasi. Media
adalah alat bantu untuk memindahkan pesan dari komunikator kepada penerima
pesan.53
Media sangat berpengaruh terhadap khalayak. Dalam hal ini, yang mempengaruhi
khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media tetapi jenis media komunikasi
yang digunakan oleh khalayak tersebut baik tatap muka maupun media cetak atau
elektronik.54
Media komunikasi yang saat ini digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan
informasi kepada masyarakat salah satunya media periklanan berupa media luar
ruangan. Salah satu media luar ruangan yaitu neon box. Neon box merupakan media
informasi yang berbentuk kontak segi empat yang didalamnya berisi lampu neon
yang dinyalakan agar informasi yang disampaikan pada benda ini lebih jelas dan
nampak, khususnya pada malam hari.Neon box berfungsi ganda, yaitu disamping
sebagai media informasi juga sebagai penghias lingkungan.55
53 Nuruddin, Ilmu Komunikasi…, hal.48. 54 Elvianaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa… hal. 50. 55 Pujianto, Iklan Layanan…, hal.184.
45
Kelebihan media ini terletak pada waktu malam hari, sehingga informasi yang
disampaikan tampak jelas kerena disorot lampu dari dalam.Media ini sangat
menguasai komunikasi karena di sekitarnya biasanya tidak ada lampu yang
menggangu media tersebut.Oleh karena itu media ini sangat memberi pengaruh
terhadap khalayak dimana media ini mampu menjangkau setiap orang. Apabila pesan
yang disampaikan secara terus menerus dan dilihat maka akan berdampak kepada
khalayak.
F. Teori Teori Peluru (Jarum Hipordemik)
Teori peluru (the bullet theory), dikenal pula sebagai teori jarum suntik (the
hypodermic needle theory) dan Melvin De Fluer (1982) menyebutnya sebagai teori
mekanistik stimulus-respon yang dipandang sebagai atribut dari kekuatan besar dalam
komunikasi massa.56
Teori peluru ini merupakan konsep awal komunikasi massa yang oleh pakar
komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory (teori jarum
hipodemik). Teori ini mengasumsi bahwa media memiliki kekuatan yang sangat
perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tau apa-apa.Seorang komunikator
dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang
tidak berdaya (pasif).57
56 Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009), hal. 39. 57 Elvianaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa… hal. 61.
46
Teori jarum hipodermik menurut Jalaluddin Rakhmat mempunyai asumsi bahwa
komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam
mempengaruhi komunikasi.Disebut model jarum hipodermik karena dalam model ini
dikesankan seakan-akan komunikasi “disuntikkan” langsung kedalam jiwa
komunikan.Sebagaimana obat disimpan dan disebarkan dalam tubuh sehingga terjadi
perubahan dalam sistem fisik, begitu pula pesan-pesan persuasif mengubah system
psikologis. Model ini sering juga disebut “bullet theory” (teori peluru) kerena
komunikan dianggap secara pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi.
Bila kita menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, atau media yang
benar, komunikan dapat diarahkan sekendak kita.58
a. Variabel Komunikator a. Perhatian a. Perubahan
Kreadibilitas b. Pengertian kognitif
Daya tarik c. Penerimaan b. Perubahan
Kekuasaan efektif
b. Variabel Pesan c. Perubahan
Struktur behavioral
Gaya
Appeals
c. Variabel Media
58Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2005), hal. 62.
Variabel
Komunikasi
Variabel Antara
Variabel
Efek
47
Teori jarum hipodermik memfokuskan bahwa media massa sangat berperan
penting dalam merubah perilaku khalayak. Papan neon box merupakan salah satu
media massa yang dipakai untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Papan
neon box tersebut ditempatkan disetiap pintu masuk masjid kecuali pintu masuk
bawah, dimana papan neon box tersebut bertuliskan “Anda memasuki wajib
berbusana muslim dan muslimah” yang ditunjukkan kepada pengunjung masjid Raya
Baiturrahman. Apabila pesan ini disuntikkan kepada khalayak secara terus menerus,
maka hasilnya akan berubah perilaku khalayak atau pengunjung.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
di generalisasikan sehingga tidak terlalu mementingkan kedalam data atau analisis.
Peneliti lebih mementingkan aspek keleluasaan data sehingga data atau hasil riset
dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.1
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif.Pengertian metode deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan
lain-lain.2
Lokasi penelitian yang dilakukan pada karya ilmiah ini adalah di Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti emperis
tentang pengaruh pesan neon box tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung
Masjid Raya Baiturrahman.Dimana pengaruh tersebut ditujukan terhadap tingkat
1Kriyantono. R, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Malang: Kencana Prenada Media Group.
2009) hal. 55. 2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010), hal. 3.
49
kesadaran pengunjung dalam pesan neon box. Dalam hal ini, menurut Geler terdapat
tingkatan dalam kesadaran seseorang, yaitu:3
1. Unconscius Incompetence, yaitu tahapan pertama dimana seseorang tidak
mengerti apa yang diharus dilakukan.
2. Conscious Incompetence, yaitu tahapan kedua dimana seseorang mengerti
atau tahu apa yang seharusnya dilakuka, tetapi perlu adnya pembelajaran
bagaimana untuk melakukan secara benar.
3. Conscious Competence, yaitu tahapan ketiga dimana seseorang dapat
melakukanya dengan benar dikarenakan telah mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.
4. Unconscious Competence, yaitu tahapan terakhir dimana seseorang telah
mempunyai kebiasaan dan mengetahui secara benar yang dilakukan.
B. Sumber Data
Sumber data adalah subjek data yang diperoleh dalam penelitian.4Ada dua jenis
sumber data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.5
3S, Elysabet Purna, Iklan Layanan Masyarakat dan Kesadaran Khalayak (Studi Korelasi
Terpaan Iklan Layanan Masyarakat “Gerakan Penanaman Pohon” Media Luar RuangTerhadapKesadaran Khalayak dalam Ajakan Penanaman Pohon di Kabupaten Sukoharjo Periode Mei-Juni 2015, (online), 2015, Other Thesis, Universitas Sebelas Maret.
4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 37.
50
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber-sumber pertama atau target objek penelitian dilakukan.6
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan organisasi yang
bukan pengelolanya.7 Sedangkan menurut Sugiyono sumber data sekunder
adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.8Data sekunder yang peneliti
kutip dalam penelitian ini adalah segala informasi yang berasal dari pihak
Masjid Raya Baiturrahman.
2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya dapat
diduga, dalam istilah lain disebut universe.9Sedangkan menurut Sugiyono populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
5 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif untuk
Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 129.
6Syofian Siregar, Statistik Parametrik …, hal. 37. 7 Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 37. 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hal. 137. 9 Nur Syam, Metode Penelitian Dakwah, (Solo: CV. Ramadhani, 1991), hal. 86.
51
ditarik kesimpulan.10Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
pengunjung perempuan Masjid Raya Baiturrahman.
Tabel 3.1
Perhitungan Jumlah Pengunjung Perempuan Masjid Raya Baiturrahman
No Hari/Tanggal Pukul Jumlah Pengunjung
1 Sabtu/ 7 Juli 2018 14.00-17.00 1.567
2 Rabu/ 11 Juli 2018 19.00-19.40 441
3 Minggu/ 22 Juli 2018 09.00-11.30 1.662
Total 3.670
Sumber : Data hasil observasi penulis pada Masjid Raya Baiturrahman
Banda Aceh (Tanggal 7- 22 Juli 2018)
Keterangan :
- Hari Sabtu tanggal 7 Juli 2018 pukul 14.00-17.00, disaat waktu shalat di
berhentikan sementara.
- Pintu Masjid Raya Baiturrahman ada Sembilan. Saat menghitung jumlah
pengunjung, dua buah pintu masjid tertutup yaitu pintu gerbang Timur dan pintu
RHMP Mobil tengah.
10 Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 80.
52
2. Sampel
Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.11Untuk mengetahui jumlah sampel minimal yang
akan diambil sebagai responden, peneliti menggunakan rumus slovin.12
n = �
�����
Keterangan:
n : Sampel
N : Populasi
e : Perkiraan tingkat kesalahan, 10%
Maka,
=��
����(,�)�
=��
����,
= ��
�,
= 97,34 orang (dibulatkan menjadi 97 orang)
Jadi, jumlah keseluruhan sampel yang diambil adalah 97orang
11 Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 81. 12 Sugiyono, Metode Penelitian…, hal. 61.
53
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak melalui random
(acak).13
Setelah didapatkan jumlah sampel dimasing-masing pengunjung maka digunakan
teknik sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data14. Karakteristik responden antara
lain:
a. Perempuan yang sudah baligh
b. Bersedia menjadi responden penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra
lainnya.Dengan begitu metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat
diamati oleh peneliti.Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan
13Kriyanto. R, Teknik Praktik…, hal. 154. 14 Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 85.
54
peneliti melalui penggunaan pancaindra.15 Observasi awal dilakukan pada tanggal 12-
26 Juni 2017. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan langsung kelapangan serta
mengumpulkan data dimulai dari tanggal 27 Juni-26 Juli 2018.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner atau angket adalah sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden terkait dengan pribadinya maupun hal-hal yang
terkait dengan materi penelitian.16 Sedangkan menurut Burhan Bungin angket
(kuesioner) serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis,
kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali
atau dikembalikan kepetugas atau peneliti.Angket dalam penelitian menggunakan
angket langsung tertutup.Angket langsung tertutup adalah angket yang dirancang
sedemikian rupa untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden
sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah
tertera dalam angket tersebut.17
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis seperti arsip, termasuk juga bukutentang teori, pendapat, dalil atau hukum
yang berhubungan dengan penelitian.18
15Burhan Bungin, Metodologi Penelitian…, hal.133. 16 Eko Nugroho, Prinsip-Prinsip Menyusun Kuesioner, (Malang: UB Press, 2018), hal. 19. 17 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian…, hal.133. 18 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian…, hal.123.
55
Dokumentasi yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini berupa foto-foto selama
melakukan observasi, angket, di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh,
mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden
yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.19
Titik tolak dari penyusunan adalah variable-variabel penelitian yang ditetapkan
untuk diteliti. Dari variable-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian
dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.20
Instrumen menggunakan skala Likert yaitu untuk mengukur sikap,pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.dengan skala
Likert, maka variable akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian
indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.21
19 Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 75. 20 Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 85. 21Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 93.
56
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator No butir pada Instrumen
Pengaruh Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah
(X)
Terpaan Iklan - Frekuensi - Isi Pesan
1,2 3,4,5,6
Efek - Kognitif - Afektif - Behavioral
7 8,9 10
Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
(Y)
Tingkat Kesadaran
- Unconscious Incompetence (Tidak Mengerti)
- Conscious Incompetence (Mengerti/Tau)
- Conscious Competence (Mengikuti Aturan)
- Unconscious Competence (Kebiasaan)
11,12,13 14,15 16 17,18,19,20
Dari setiap jawaban responden terdapat daftar pertanyaan yang diajukan
kemudian diberi skor tertentu. Skor tersebut adalah sebagai berikut:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
N = Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
57
5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data mempunyai kedudukan yang paling penting dalam penelitian, karena data
merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat
pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar atau tidaknya data sangat menentukan
bermutu atau tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung
dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.22
1. Uji Validitas
Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan (kesahihan)
ukuran suatu instrumen terhadap konsep yang diteliti.Suatu instrumen adalah tepat
untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang
tinggi.Sebaliknya, validitas rendah mencerminkan bahwa instrumen kurang tepat
untuk diterapkan.23
Untuk mengetahui validitas suatu instrument (dalam hal ini Kuesioner) dilakukan
dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variable dengan skor
totalnya. Suatu variable (pertanyaan) dikatakan valid bila skor variable tersebut
berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.24
Pengujian validitas ini menggunakan alat bantu SPSS. Koefesien korelasi tiap
item akan dibandingkan dengan r table dengan taraf signifikan 0,1.
22 Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal 41. 23Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif …, hal 108. 24 Basic Data Analysis For Health Research Training, Analisis Data Kesehatan (Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007), hal. 54.
58
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. 25Dengan kata lain bahwa
reliabilitas adalah merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya.
Artinya instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut akan memberikan hasil
yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa sajadan kapan saja.26
3. Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui jenis hubungan
antar variabel yang diteliti.27Adapun persamaan regresi sederhana X terhadap Y
adalah sebagai berikut: Y = a + bX
Keterangan: a = Bilangan konstanta
b = Angka atau arah koefesien regresi
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
4. Uji Hipotesis
Untuk menguji apakah variabel-variabel koefesien regresi sederhana signifikan
atau tidak maka dilakukan pengujian melalui uji t. Adapun langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut:
25Syofian Siregar, Statistik Parametrik…, hal. 87. 26 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Edisi Kedua,(Yogyakarta: Erlangga,
2009), hal.130. 27Riduwan, Metode dan Teknik Penulisan Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal 145.
59
a. Menentukan Hipotesis
1) H1 = Ada pengaruh secara signifikan pengaruh pesan neon box
tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman
H0 = Tidak ada pengaruh secara signifikan pengaruh pesan neon box
tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman
2) Bagaimana Tanggapan pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
terhadap pesan neon box tentang berbusana muslimah.
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan α = 10% (signifikansi 10% atau
0,10)
c. Menentukan t hitung
d. Menentukan t table
Tabel distribusi t dicari pada α = 0,10 dengan derajat kebebasan (df)
n-2=95
e. Kriteria Pengujian
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung < t table
H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t table
f. Membandingkan t hitung dengan t table
g. Membuat kesimpulan
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh merupakan masjid yang memiliki
lembaran sejarah tersendiri yang kini merupakan Masjid Negara yang berada
dijantung Kota Provinsi daerah Istimewa Aceh. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini
berasal dari nama masjid raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun
1022 Hijriyah bersamaan dngan tahun 1612 Miladiyah. Riwayat lain menyebutkan
bahwa yang mendirikan Masjid Raya Baiturrahman di zaman Kerajaan Aceh ialah
Sultan Aladin Mahmudsyah pada tahun 1292 Miladiyah. Masjid raya ini telah
terbakar habis akibat penyerangan Belanda dalam ekspedisinya kedua pada bulan
Shafar 1290 Hijriyah bersamaan dengan April 1873 Miladiyah.1
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan
Shafar 1294 Hijriyah bersamaan dengan awal Maret 1877 Miladiyah, dengan
mengulang janji Jenderal Van Sweiten, maka gubernur Jendar Van Lansberge
menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya lain pada lokasi Masjid Raya
Baiturrahman yang telah terbakar. Pernyataan itu diumumkan setelah di lakukan
permusyawaratan dengan Kepala-Kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Di mana
1 Azman Ismail, dkk, Sejarah Singkat Masjid Raya Baiturrahman, (Banda Aceh: Pengurus
Masjid Raya Baiturrahman, 2012), hal. 1-6.
61
disimpulkan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang
100 persen beragama Islam.Janji tersebut dilaksankan oleh Jenderal Mayor Vander
selakuk Gubernur Militer Aceh pada saat waktu itu.
Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 Hijriyah bersamaan dengan 9 Oktober
1879 Miladiyah, diletakkan batu pertama yang di wakili oleh Tengku Qadhi Malikul
Adil. Masjid raya baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah
bersamaan dengan 1881 Miladiyah dengan kubahnya hanya sebuah saja.
Pada tahun 1935 Miladiyah Masjid Raya diperluas bahagian kanan dan kirinya
dengan tambahan dua kubah.Usaha perluasan dilanjutkan oleh sebuah Panitia yang
bernama “Panitia Perluasan Masjid Kutaraja”.Dengan keputusan Menteri R.I tangal
31 Oktober 1975 disetujui pula perluasannya yang kedua dan pelaksanaannya
diserahkan kepada pemborong N.V ZEIN dari Jakarta.Perluasan ini bertambah dua
kubah lagi dan dua buah menara sebelah Utara dan Sebelah Selatan. Dengan
perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai
dikerjakan dalam tahun 1967 Miladiyah.
Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawati Qur’an Tingkat Nasional ke-XII
pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan
pelantaran, pemasangan klinkers diatas jalan-jalan dalam perkarangan Masjid Raya.
Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu
62
krawang, chandeler, tulisan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dari bahan kuningan,
bagian kubah serta instansi air mancur didalam kolam halaman depannya.
Masjid Raya Baiturrahman adalah Masjid kebanggaan Rakyat Aceh, dimana
sejak zaman Belanda befungsi sebagai benteng pertahanan umat Islam. Pada tahun
1991-1993 Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali pada bagian
lantai Masjid termasuk ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula, dan
ruang tempat wudhuk, perluasan halaman, taman dan tempat parkir serta satu buah
menara utama. Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman sekarang sudah
menjadi 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk.
Penambahan infrastruktur juga dilakukan sejak 2015 seperti pembangunan 12
unit payung elektrik berukuran 24x24 meter, pembangunan basement area parker
dengan luas 8.600 meter2 yang mampu menampung 254 mobil dan 347 sepeda motor,
288 titik tempat wudhuk dan toilet di lantai basement dengan luas 740 m2,
pemasangan lantai marmer impor dari italia pada area plaza dibawah payung elektrik
dan koridor basement dengan dinding bermotif pintu Aceh, empat unit escalator dan
dua jalur khusus bagi penyandang disabilitas. Di pelantaran masjid dipasang marmer
yang dibuat batas suci bagi jamaah.Sehingga pada tanggal Sabtu 13 Mei 2017 Wakil
Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) meresmikan proyek landscape dan infrastruktur Masjid
Raya Baiturrahman.2
2Aceh Tribun News, Masjid Raya Makin Megah, (Online),2017, diakses dari
http;//aceh.tribunnews.com/2017/05/14/masjid-raya-makin-megah, pada tanggal 28 Juni 2018.
63
2. Kegiatan-kegiatan Masjid Raya Baiturrahman3
a. Masjid Raya Baiturrahman memiliki lembaga pendidikan formar, yaitu
Madrasah Tsanawiyah Darusysyariah dan Madrasah Aliyah Darusysyariah
dengan diasuh oleh 28 guru negeri dan swasta.
b. Masjid Raya Baiturrahman setiap hari mengadakan Halqah Maqrib dan
kuliah Shubuh dan direlay oleh radio siaran Suara Baiturrahman, yang
diasuh oleh pakar.
c. Masjid Raya Baiturrahman memiliki lembaga swadya masyarakat yang
bergerak dalam bidang finansial, yaitu Baitul Qiradh Baiturrahman Banda
Aceh.dalam upaya membantu masyarakat ekonomi lemah yang dikelola
oleh seorang Derektur dengan lima orang anggota.
d. Masjid Raya memiliki media Elektronik yang diberi nama Radio
Baiturrahman. Radio Baiturrahman menyiarkan berbagai informasi
melalui ceramah, dialog dan diskusi
e. Masjid Raya Baiturahman memiliki media cetak diberi nama “Tabloit
Gema Baiturrahman” yang dikeluarkan setiap hari jum’at.
f. Masjid Raya Baiturrahman berperan dalam mendidik Qari-Qariah dan
Hafidh-Hafidhah yang bergabung dalam organisasi “Ikatan Persaudaraan
Qari-Qariah dan Hafidh-Hafidhah” (IPQAH).
3Azman Ismail, dkk, Sejarah Singkat Masjid Raya Baiturrahman, (Banda Aceh: Pengurus
Masjid Raya Baiturrahman, 2012), hal. 8-17.
64
g. Masjid Raya Baiturrahman dalam nuansa lain dapat sebagai pusat wisata
Islami spiritual dengan kolam dan air mancur.
h. Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh melayani berbagai kegiatan ritual
lainnya seperti acara pernikahan, manasik haji, dan peringatan Hari-Hari
Besar Islam, baik yang dilaksanakan oleh BPHBI Provinsi Aceh maupun
lembaga-lembaga swasta lainnya.
i. Masjid Raya Baiturahman, selain memiliki lembaga pendidikan tingkat
Dasar dan Menengah juga membuka Perguruan Tinggi “Dayah Mayang”.
j. Masjid Raya Baiturahman membuka pengajian rutin yang tergabung
dalam organisasi TPQ Plus Baiturrahman.
k. Masjid Raya Baiturahman membina para generasi muda Islam lewat
organisasi Remaja Masjid, ISKADA, BKPRMI, Pengajian Malam An-
Nur, dan menyediakan ruang pertemuan bagi ormas Islam lainnya.
l. Masjid Raya Baiturrahman memiliki ruang perpustakaan.
65
3. Struktur Organisasi Sekretariat Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh
66
B. Karakteristik Responden Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka telah dilakukan penyebaran
kuesioner sebanyak 97 responden. Adapun karakteristik responden adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi % Jumlah
1 Laki-laki 0 0 0
2 Perempuan 97 100 97
Sumber: Data yang telah diolah tahun 2018
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden menurut
jenis kelaminnya yaitu 97 orang berjenis kelamin wanita dengan persentase 100,0 dan
tidak terhitung pria.
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi % Jumlah
10-20 38 39,2 38
21-30 40 41,2 40
31-40 12 12,4 12
41 Keatas 7 7,2 7
Total 97 100 97
Sumber: Data yang telah diolah tahun 2018
Karakteristik responden untuk usia sekarang, yang berumur 10-20 tahun
berjumlah sebanyak 38 orang atau 39,2%, yang berumur 21-30 berujumlah 40 orang
67
atau 41,2%, yang berumur 31-40 berjumlah 12 orang atau 12,4 % dan yang berumur
41 keatas berjumlah 7 orang atau 7,2%. Jadi dapat disimpulkan dimana jumlah
responden berdasarkan usia yang paling banyak adalah 21-30 tahun berjumlah 40
orang atau 41,2%, dan yang paling rendah jumlah responden berdasarkan usia adalah
41 keatas tahun berjumlah 7 orang atau 7,2%.
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Asal Daerah
Asal Frekuensi % Jumlah Abdya 4 4,1 4 Aceh Barat 2 2,1 2 Aceh Besar 6 6,2 6 Aceh Jaya 2 2,1 2 Aceh Selatan 17 17,5 17 Aceh Singkil 3 3,1 3 Aceh Tamiang 3 3,1 3 Aceh Tengah 5 5,2 5 Aceh Tenggara 3 3,1 3 Aceh Timur 1 1,0 1 Aceh Utara 12 12,4 12 Banda Aceh 15 15,5 15 Bireun 8 8,2 8 Kutacane 2 2,1 2 Medan 3 3,1 3 Nagan Raya 4 4,1 4 Pekan Baru 1 1,0 1 Pidie Jaya 2 2,1 2 Riau 1 1,0 1 Sabang 1 1,0 1 Simeulue 2 2,1 2 Total 97 100 97
Sumber: Data yang telah diolah tahun 2018
68
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jumlah responden yang berasal dari
Abdya berjumlah 4 orang atau 4,1%, yang berasal dari Aceh Barat berjumlah 2 orang
atau 2,1%, Aceh Besar 6 orang atau 6,2%, Aceh Jaya 2 orang atau 2,1%, Aceh
Selatan 17 orang atau 17,5%, Aceh Singkil 3 orang atau 3,1%, Aceh Tamiang 3
orang atau 3,1%, Aceh Tengah 5 orang atau 5,1%, Aceh Tenggara 3 orang atau 3,1%,
Aceh Timur 1 orang atau 1,0%, Aceh Utara 12 orang atau 12,4%, Banda Aceh 15
orang atau 15,5%, Bireun 8 orang atau 8,2%, Kutacane 2 orang atau 2,1%, Medan 3
orang atau 3,1%, Nagan Raya 4 orang atau 4,1%, Pekan Baru 1 orang atau 1,0%,
Pidie Jaya 2 orang atau 2,1%, Riau 1 orang atau 1,0%, Sabang 1 orang atau 1,0%,
Simeulue 2 orang atau 2,1%. Maka dari data diatas dapat disimpulkan bahwa 5,1%
berasal dari luar daerah Aceh, sedangkan 94,9% berasal dari Aceh.
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi % Jumlah
Siswa 13 13,4 13 Mahasiswa 55 56,7 55 PNS 11 11,3 11 Wiraswasta 8 8,2 8 IRT 10 10,3 10 Total 97 100,0 97
Sumber: Data yang telah diolah tahun 2018
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jumlah responden yang berstatus sebagai
siswa sebanyak 13 orang atau 13,4%, yang berstatus mahasiswa 55 orang atau 56,7%,
yang berstatus PNS berjumlah 11 orang atau 11,3%, yang berstatus Wiraswasta
69
sebanyak 8 orang atau 8,2% dan yang berstatus IRT berjumlah 10 orang atau 10,3%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden berdasarkan pekerjaan yang paling
tinggi adalah mahasiswa dengan jumlah 55 orang atau 56,7%, dan yang paling rendah
jumlah responden berdasarkan pekerjaan adalah wiraswasta berjumlah 8 orang atau
8,2%.
C. Uji Validalitas dan Reabilitas
Untuk pengujian kuesioner tentang pengaruh pesan neon box terhadap
pengunjung. Pengujian reliabilitas dan validitas ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 20.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui item pertanyaan dengan skor total
pada tingkat signifikansi 0.1% dan jumlah sampel sebanyak 97 orang (df= n(97) – 2 =
95)). Jika rhitung >rtabel maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid di mana rtabel
sebesar 0.1680
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan Person Correlation
R tabel (Taraf Signifikan
0.1%)
Keterangan
X
X1 0,470
0,1680
Valid
X2 0,557 Valid X3 0,458 Valid X4 0,418 Valid
70
X5 0,604 Valid X6 0,448 Valid X7 0,377 Valid X8 0,260 Valid X9 0, 439 Valid X10 0, 356 Valid Y1 0, 229
0,1680
Valid Y2 0, 351 Valid Y3 0, 254 Valid Y4 0, 417 Valid Y5 0, 472 Valid Y6 0,468 Valid Y7 0,588 Valid Y8 0,265 Valid Y9 0, 611 Valid Y10 0,385 Valid
Sumber: Data yang telah diolah dengan menggunakan SPSS versi 204
Maka dapat dilihat dari tabel di atas bahwa koefesien validitas (R) > r tabel =
0,1680 maka hasil uji validitas dapat dinyatakan valid dan penelitian ini dapat
dilanjutkan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dalam mengukur gejala
yang sama atau membuat hasil yang konsisten. Dalam melakukan uji reliabilitas
digunakan dengan metode pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach (α) karena setiap
butiran pernyataan menggunakan skala pengukuran interval. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel / handal apabila memiliki nilai alpha (α) lebih besar 0,6.
4 Lihat Uji Validitas x dan Y
71
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Reabilalitas Coefient Cronbach’s Alpha Keterangan
X 10 Item Pertanyaan 0,676 Reliable Y 10 Item Pertanyaan 0,646 Reliable
Dan dapat dilihat dari tabel di atas bahwa alpha (αX = 0,676 dan αY= 0,646)
lebih besar dari 0,6 maka hasil uji reliabilitas dapat dinyatakan reliable.
D. Analisis Dan Pembahasan Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah
Terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
1. Analisis dan pembahasan pesan neon box tentang berbusana muslimah
terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman.
Berdasarkan kuesioner yang telah diedarkan pada pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman, maka penulis akan menganalisis pesan neon box tentang berbusana
muslimah, dapat dilihat hasil pengisian kuesioner sebagai berikut:
Tabel 4.7
Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah
No
Neon Box (X) SS S N TS STS F % F % F % F % F %
1 Apakah anda setuju melihat pesan neon box tentang berbusana muslimah yang terdapat di pintu masuk Masjid Raya Baiturrahman
60 61,9 37 38,1 0 0 0 0 0 0
2 Apakah anda setuju, mengetahui adanya pesan neon box tentang berbusana muslimah
53 54,6 44 45,4 0 0 0 0 0 0
3 Apakah anda setuju, memahami isi pesan neon box.
44 45,4 53 54,6 0 0 0 0 0 0
4 Apakah anda setuju, isi pesan neon box sudah cukup jelas.
42 43,3 49 50,5 6 6,2 0 0 0 0
72
5 Apakah anda setuju, isi pesan neon box sudah tepat ditujukan kepada pengunjung masjid
43 44,3 49 50,5 5 5,2 0 0 0 0
6
Apakah anda setuju, isi pesan yang disampaikan neon box sangat penting bagi identitas diri anda.
44 45,4 49 50,5 4 4,1 0 0 0 0
7 Apakah anda setuju, bahwa anda mengerti maksud dari pesan neon box
54 55,7 38 39,2 5 5,2 0 0 0 0
8 Apakah anda setuju, bahwa setelah melihat pesan neon box akan menimbulkan keinginan anda untuk mengikuti perintah tersebut
51 52,6 45 46,4 1 1,0 0 0 0 0
9 Apakah anda setuju, setelah melihat pesan neon box akan menimbulkan keinginan anda untuk memberitahukan kepada pengunjung yang tidak memakai pakaian syar’i
23 23,7 49 50,5 15 15,5 10 10,3 0 0
10 Apakah anda setuju, jika anda mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman tidak dalam keadaan syar’i, dengan adanya pesan neon box dapat membuat anda kembali dalam keadaan syar’i.
56 57,7 33 34,0 8 8,2 0 0 0 0
Dari tabel di atas menunjukkan penyebaran data hasil jawaban responden
terhadap variabel pesan neon box dengan kuesioner yang diarahkan pada pernyataan
yang merujuk pada indikator. Jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori
jawaban sangat setuju (SS) sebesar 470 yaitu hasil dari penjumlahan SS
(60+53+44+42+43+44+54+51+23+56 = 470) yang diikuti dengan setuju sebesar 446
yaitu hasil dari penjumlahan, S (37+44+53+49+49+49+38+45+49+33 = 446), diikuti
dengan jawaban responden yang menjawab Netral sebanyak 44 orang yaitu hasil dari
73
penjumlahan (6+5+4+5+1+15+8 = 44) dan ada 10 orang responden yang menjawab
Tidak Setuju.
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan beberapa pendapat responden
terhadap pesan neon box antara lain :
1) Pernyataan “Apakah anda setuju melihat pesan neon box tentang berbusana
muslimah yang terdapat di pintu masuk Masjid Raya Baiturrahman”.
Responden menjawab sangat setuju 60 orang atau 61,9% dan yang
menjawab setuju 37 orang atau 38,1%.
2) Pernyataan “Apakah anda setuju, mengetahui adanya pesan neon box
tentang berbusana muslimah”. Responden menjawab sangat setuju 53 orang
atau 54,6% dan yang menjawab setuju 44 orang atau 45,4%.
3) Pernyataan “Apakah anda setuju, memahami isi pesan neon box”.
Responden menjawab sangat setuju 44 orang atau 45,4% dan menjawab
setuju 53 orang atau 54,6%.
4) Pernyataan “Apakah anda setuju, isi pesan neon box sudah cukup jelas”.
Responden menjawab sangat setuju 42 orang atau 43,3% , yang menjawab
setuju 49 orang atau 50,5% dan 6 orang atau 6,2% yang menjawab netral.
5) Pernyataan “Apakah anda setuju, isi pesan neon box sudah tepat ditujukan
kepada pengunjung masjid” Responden menjawab sangat setuju 43 orang
atau 44,3%, yang menjawab setuju 49 orang atau 50,5% dan 5 orang atau
5,2% yang menjawab netral.
74
6) Pernyataan “Apakah anda setuju, isi pesan yang disampaikan neon box
sangat penting bagi identitas diri anda” Responden menjawab sangat setuju
44 orang atau 45,4%, yang menjawab setuju 49 orang atau 50,5% dan 4
orang atau 4,1% yang menjawab netral.
7) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa anda mengerti maksud dari pesan
neon box” Responden menjawab sangat setuju 54 orang atau 55,7% , yang
menjawab setuju 38 orang atau 39,2% dan 5 orang atau 5,2% yang
menjawab netral.
8) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa setelah melihat pesan neon box
akan menimbulkan keinginan anda untuk mengikuti perintah tersebut”.
Responden menjawab sangat setuju 51 orang atau 52,6%, yang menjawab
setuju 45 orang atau 46,4% dan 1 orang atau 1,0% yang menjawab netral.
9) Pernyataan “Apakah anda setuju, setelah melihat pesan neon box akan
menimbulkan keinginan anda untuk memberitahukan kepada pengunjung
yang tidak memakai pakaian syar’i”. Responden menjawab sangat setuju 23
orang atau 23,7%, yang menjawab setuju 49 orang atau 50,5%, yang
menjawab netral 15 orang atau 15,5%, dan 10 orang atau 10,3% yang
menjawab tidak setuju.
10) Pernyataan “Apakah anda setuju, jika anda mengunjungi Masjid Raya
Baiturrahman tidak dalam keadaan syar’i, dengan adanya pesan neon box
dapat membuat anda kembali dalam keadaan syar’i”. Responden menjawab
75
sangat setuju 56 orangatau 57,7%, yang menjawab setuju 33 orang atau
34,0%, 8 orang atau 8,2% yang menjawab netral.
E. Analisis dan Pembahasan Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
Berdasarkan kuesioner yang telah diedarkan pada pengujung Masjid Raya
Baiturrahman, maka penulis akan menganalisis jawaban responden untuk variabel Y
(Pengunjung) tersebut antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.8
Tingkat Kesadaran Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
No
Pengunjung (Y) SS S N TS STS F % F % F % F % F %
1 Apakah anda setuju, bahwa anda tidak mengerti harus memakai pakaian syar’i saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman
0 0 21 21,6 49 50,5 27 27,8 0 0
2 Apakah anda setuju, bahwa anda tidak mengerti adanya perintah wajib berbusana Muslimah sesuai dengan syariat Islam saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman.
0 0 1 1,0 21 21,6 67 69,1 8 8,2
3 Apakah Anda setuju, bahwa Anda tidak mampu merealisasikan akan informasi yang terdapat dalam pesan neon tersebut
2 2,1 37 38,1 36 37,1 22 22,7 0 0
4 Apakah anda setuju, bahwa anda mengetahui wajib berbusana muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman tanpa adanya informasi dari pesan neon box di pintu masuk Masjid tersebut.
30 30,9 53 54,6 14 14,4 0 0 0 0
5 Apakah anda setuju, dengan adanya pesan neon box yang awalnya tidak tahu menjadi tahu wajibnya berbusana muslimah saat masuk masjid.
30
30,9
59
60,8
8
8,2
0 0
0
0
76
6 Apakah anda setuju, bahwa anda telah mengikuti aturan memakai pakaian syar’i sesuai aturan syariat Islam saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman.
33 34,0 62 63,9 13 13,4 0 0 0 0
7 Apakah anda setuju, anda memakai pakaian syar’i saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman sudah menjadi kebiasaan anda sehari hari dalam berpakaian muslimah
41 42,3 52 53,6 4 4,1 0 0 0 0
8 Apakah Anda setuju, kebiasaan sehari-hari anda memakai pakaian syar’i sehingga juga saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman
54 55,7 42 43,3 1 1,0 0 0 0 0
9 Apakah anda setuju, anda memakai pakaian muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman karena adanya pengetahuan sebagai umat Islam dalam mematuhi adap masuk masjid
34 35,1 52 53,6 10 10,3 0 0 1 1,0
10 Apakah anda setuju, anda memakai pakaian muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman karena mengetahui pesan neon box
31 32 56 57,7 9 9,3 1 1,0 0 0
Data pada tabel di atas, menunjukkan penyebaran hasil jawaban responden
terhadap variabel pengunjung Masjid Raya Baiturrahman dengan kuesioner yang
diarahkan. Jawaban responden tertinggi terdapat pada kategori sangat setuju (SS)
sebesar 225 dengan hasil penjumlahan (2+30+30+33+41+54+34+31=225) diikuti
dengan setuju (S) sebesar 435 dengan hasil penjumlahan
(21+1+37+53+59+62+52+42+52+56 = 435). Jawaban netral sebesar 165 dengan
hasil penjumlahan (49+21+36+14+8+13+4+1+10+9=165). Jawaban tidak setuju
77
sebesar 117 dengan hasil penjumlahan (27+67+22+1=117). Kemudian jawaban tidak
sangat setuju sebesar 9 dengan hasil penjumlahan (8+1=9).
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan beberapa pendapat responden
terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman, antara lain sebagai berikut:
1) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa anda tidak mengerti harus
memakai pakaian syar’i saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman.”.
Responden menjawab menjawab setuju 21 orang atau 21,6%, netral 49
orang atau 50,5%, dan tidak setuju 27 orang atau 27,8%.
2) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa anda tidak mengerti adanya
perintah wajib berbusana Muslimah sesuai dengan syariat Islam saat
memasuki Masjid Raya Baiturrahman”. Responden menjawab setuju 1
orang atau 1,0%, netral 21 orang atau 21,6%, tidak setuju 67 orang atau
69,1%, dan tidak sangat setuju 8 orang atau 8,2%.
3) Pernyataan “Apakah Anda setuju, bahwa Anda tidak mampu
merealisasikan akan informasi yang terdapat dalam pesan neon tersebut”.
Responden menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang atau 2,1%, setuju 37
orang atau 38,1%, netral 36 orang atau 37,1% dan menjawab tidak setuju
22 orang atau 22,7%.
4) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa anda mengetahui wajib berbusana
muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman tanpa adanya
informasi dari pesan neon box di pintu masuk Masjid tersebut.”
78
Responden menjawab sangat setuju sebanyak 30 orang atau 30,9%, setuju
53 orang atau 54,6%, dan netral 14 orang atau 14,4%,
5) Pernyataan “Apakah anda setuju, dengan adanya pesan neon box yang
awalnya tidak tahu menjadi tahu wajibnya berbusana muslimah saat
masuk masjid.“ Responden menjawab sangat setuju sebanyak 30 orang
atau 30,9%, setuju 59 orang atau 60,8% dan 8 orang atau 8,2% yang
menjawab netral.
6) Pernyataan “Apakah anda setuju, bahwa anda telah mengikuti aturan
memakai pakaian syar’i sesuai aturan syariat islam saat mengunjungi
Masjid Raya Baiturrahman”. Responden menjawab sangat setuju
sebanyak 33 orang atau 34,0%, setuju 62 orang atau 63,9% dan 13 orang
atau 13,4% yang menjawab netral.
7) Pernyataan “Apakah anda setuju, anda memakai pakaian syari saat
memasuki Masjid Raya Baiturrahman sudah menjadi kebiasaan anda
sehari hari dalam berpakaian muslimah”. Responden menjawab sangat
setuju sebanyak 41 orang atau 42,3%, setuju 52 orang atau 53,6%, dan 4
orang atau 4,1% yang menjawab netral.
8) Pernyataan “Apakah anda setuju, jika anda mengunjungi Masjid Raya
Baiturrahman tidak memakai pakaian syari karena kebiasaab sehari hari
anda”. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 54 orang atau 55,7%,
setuju 42 orang atau 43,3% dan 1 orang atau 1,0% yang menjawab netral.
79
9) Pernyataan “Apakah anda setuju, anda memakai pakaian muslimah saat
memasuki masjid raya baiturrahman karena adanya pengetahuan sebagai
umat islam dalam mematuhi adap masuk mesjid”. Responden menjawab
sangat setuju sebanyak 34 orang atau 35,1%, setuju 52 orang atau 53,6%
dan 10 orang atau 10,3% yang menjawab netral.
10) Pernyataan “Apakah anda setuju, anda memakai pakaian muslimah saat
memasuki masji raya baiturrahman karena mengetahui pesan neon box”.
Responden menjawab sangat setuju sebanyak 31 orang atau 32,0%, setuju
56 orang atau 67,7%, yang menjawab netral 9 orang atau 9,3% dan tidak
setuju 1 atau 1,0%.
F. Hasil Analisis Regresi Sederhana
Pengaruh pesan neon box tentang berbusana Muslimah terhadap Pengunjung
Masjid Raya Baiturrahman dapat dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan
menggunakan model analisis regresi sederhana. Analisis regresi sederhana tersebut
dapat terhitung dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 diproses hasil
sebagai berikut:
80
Tabel 4.9 Koefesien Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,392 4,339 4,238 ,000
XTOT ,448 ,098 ,425 4,574 ,000
a. Dependent Variable: YTOT Sumber: Data yang telah diolah dengan menggunakan SPSS versi 20
Tabel 4.10 R Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,425a ,180 ,172 2,48161
a. Predictors: (Constant), XTOT
Dari tabel di atas, maka hasil yang diperoleh dimasukkan dalam persamaan
sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
a= Bilangan Konstanta
b= Angka arah atau koefesien regresi
X= Variabel Indenpendent
Y= Variabel Denpendent
Sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y= 18,392+448X
81
Hasil analisis regresi dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengaruh pesan neon
box tentang berbusana Muslimah berpengaruh terhadap pengunjung Masjid Raya
dengan nilai signifikansi regresi variabel pesan neon box adalah sebesar 0,000.
Adapun ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis terjadi jika signifikansi lebih
kecil atau sama dengan 0.05, maka H1 diterima dan H0 ditolak, dan jika signifikansi
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan signifikansinya
yaitu Pesan Neon Box (X) dengan signifikansi 0,000, maka pesan neon box (X)
berpengaruh terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman (Y).
G. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Sederhana (Uji t).
Nilai t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Adapun koefesien regresi sederhana
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Koefesien Regresi Sederhana (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,392 4,339 4,238 ,000
XTOT ,448 ,098 ,425 4,574 ,000
a. Dependent Variable: YTOT Sumber: Data diolah dengan SPSS versi 20.
Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai thitung seperti pada tabel di
atas. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
82
1. Menentukan Hipotesis
H1: Ada pengaruh secara signifikan Pesan Neon box terhadap Pengunjung.
H0: Tidak ada pengaruh secara signifikan antara Pesan Neon box terhadap
Pengunjung.
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan menggunakan α=0,10
3. Menentukan thitung
Berdasarkan tabel diperoleh thitung sebesar 4,574
4. Menentukan ttabel
Tabel distribusi t dicari pada α=0,10 dengan derajat kebebasan (df)= n-2=95
Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,6611
5. Kriteria Pengujian
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai t hitung< t tabel
H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t tabel
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (4,574>1,6611) maka H0 ditolak.
7. Kesimpulan
Nilai t hitung > t tabel = 4,574>1,6611 maka H0 ditolak, artinya bahwa ada
pengaruh secara signifikan antara pesan neon box terhadap pengunjung. Jadi
dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa pesan neon box berpengaruh
terhadap pengunjung, sehingga hipotesis H1 yang menyatakan bahwa pesan
neon box berpengaruh terhadap pengunjung dapat diterima.
83
H. Pengaruh Pesan Neon Box Tentang Busana Muslimah Terhadap
Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pesan neon box terhadap pengunjung Masjid Raya.
Di mana hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan metode uji regresi dan
diketahui bahwa nilai thitung > ttabel dimana t hitung bernilai 4,574 dan t tabel bernilai
1,6611. Hal ini juga didukung dengan adanya data-data yang dikumpulkan dari
lapangan.
I. Persentase Pengaruh Pesan Neon Box terhadap Masjid Raya Baiturrahman
Berdasarkan kuesioner yang telah diedarkan kepada pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman dan telah diuji dengan menggunakan SPSS versi 20 bahwa besarnya
pengaruh pesan neon box terhadap pemahaman pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman sebesar 1,8%.
Hal ini terbukti bahwa nilai R Square terdapat pada tabel Model Summary adalah
180 yang menunjukkan bahwa variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 1,8%
dan sisanya sebesar 8,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
84
J. Tanggapan Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman Terhadap Pesan Neon
Box Tentang Berbusana Muslimah.
Menurut data yang terdapat dari hasil pembagian angket, banyak responden yang
menjawab sangat setuju dan setuju, dimana hasil jawaban responden yang menjawab
sangat setuju berjumlah 44 orang dengan persentase 45,4, dan responden yang
menjawab setuju berjumlah 53 orang dengan persentase 54,6. Dari data tersebut,
terbukti bahwa banyak responden yang mampu memahami isi pesan neon box yang
terdapat di pintu masuk Masjid Raya Baiturrahman.
Selanjutnya dari data yang diperoleh dari angket, ada beberapa responden yang
menjawab sangat setuju, setuju dan netral mengenai tentang isi pesan neon box yang
sudah cukup jelas, adapun responden yang menjawab sangat setuju dengan jumlah 42
orang dengan persentase 43,3, responden yang menjawab setuju berjumlah 49 orang
dengan persentase 50,5 orang, dan responden yang menjawab netral sebanyak 6 orang
dengan persentase 6,2. Maka dari itu isi pesan yang terdapat dalam neon box itu
sudah cukup jelas, hal itu terbukti dari banyaknya responden yang menjawab setuju.
Selanjutnya data yang diporoleh dari jawaban responden mengenai isi pesan neon
box tentang sudah tepat ditunjukkan kepada pengunjung Masjid Raya Baiturrahman,
ada beberapa responden yang menjawab sangat setuju, setuju, dan netral. Untuk
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 43 orang dengan persentase 44,3,
responden yang menjawab setuju berjumlah 49 orang dengan persentase 50,5, dan
responden yang menjawab netral berjumlah 5 orang dengan persentase 5,2. Maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa isi pesan neon box sudah tepat ditunjukkan kepada
85
pengunjung Masjid Raya Baiturrahman, hal ini terbukti dari banyaknya responden
yang menjawab setuju.
Selanjutnya mengenai data yang diperoleh dari jawaban responden tentang isi
pesan yang disampaikan neon box sangat penting bagi identitas dari itu sudaah bisa
diterima, karena dari jawaban yang menjawab sangat setuju berjumlah 44 orang
dengan persentase 45,5, responden yang menjawab setju berjumlah 49 orang dengan
persentase 50,5 orang dan responden yang menjawab netral berjumlah 4 orang
dengan persantase 4,1. Dari hasil tersebut, maka terlihat jelas bahwa isi pesan yang
disampaikan dalam neon box sangat penting bagi identitas diri.
Kemudian dari data yang didapatkan setelah mengedarkan angket, para
pengunjung banyak member tanggapan positif terhadap adanya pesan neon box,
karena isi pesan neon box terdapat amar ma’ruf nahi munkar, siapa saja yang
membaca pesan neon box tersebut maka terdapat efek yang mempengaruhi perilaku
serta tindakan akan apa yang telah ia amati dan dengan adanya informasi yang
terdapat di pesan neon box ini maka akan mendorong khalayak untuk melaksanakan
tindakan tersebut.
Tingkat kesadaran yang dimiliki oleh pribadi seseorang itu ada tingkatannya,
menurut Geler terdapat tingkatan dalam kesadaran seseorang, yaitu :
1. Unconscius Incompetence, yaitu tahapan pertama dimana seseorang tidak
mengerti apa yang harus dilakukan. Pada kasus ini, para pengunjung ada juga
yang belum mengerti tentang adab masuk Masjid, dengan adanya pesan neon
86
box tersebut maka sangat membantu pengunjung untuk menyesuaikan busana
dalam memasuki Masjid.
2. Conscious Incompetence, yaitu tahapan kedua dimana seseorang mengerti atau
tahu apa yang seharusnya dilakukan, tetapi perlu adanya pembelajaran untuk
melakukan secara benar.
Ada beberapa pengunjung yang tahu tentang apa yang hendak dilakukan
setelah membaca pesan neon box, tetapi tidak semua pengunjung mampu
melakukan secara benar tentang apa yang telah di baca dari pesan neon box
tersebut dan para pengunjung juga ada yang meminta bantuan kepada orang
lain baik itu teman atau saudaranya untuk mengajarkan cara menggunakan
busana muslimah yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Conscious Competence, yaitu tahapan ketiga dimana seseorang dapat
melakukannya dengan benar dikarenakan telah mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.
Pesan neon box sangat membantu pengunjung tentang cara mengenakan
busana yang sesuai dengan ajaran Islam, tetapi ada beberapa pengunjung yang
dapat melakukan dengan sempurna akan apa yang diinformasikan dalam pesan
neon box tersebut dan mampu mengikuti aturan yang telah ditetapkan, hal ini
diakibatkan adanya rasa kesadaran yang besar dalam dirinya tentang tata cara
berbusana muslimah.
87
4. Unconscious Competence, yaitu tahapan terakhir dimana seseorang telah
mempunyai kebiasaan dan mengetahui secara benar yang dilakukan.
Tanpa adanya informasi yang terdapat dalam pesan neon box tersebut banyak
pengunjung yang mampu menggunakan busana muslimah, karena pengunjung
tersebut sudah terbiasa akan mengenakan busana muslimah tersebut bukan
hanya karena mengunjungi Masjid saja tetapi dimanapun dia berada, hal ini
disebabkan karena adanya tingkat keimanan seseorang terhadap ajaran yang
sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
Adanya pengaruh yang terdapat di variabel X (pesan neon) terhadap variabel Y
(pengunjung Masjid Raya Baiturrahman). Adapun pengaruh positif yang dirasakan
pengunjung adalah:
1. Adanya rasa kesadaran yang dirasakan oleh pengunjung untuk menggunakan
busana Muslimah setelah membaca pesan neon box di pintu Masjid Raya
Baiturrahman.
2. Terdapat pengaruh sebesar 1,8% neon box terhadap pengunjungMasjid Raya
Baiturrahman. Koefisien R Square menunjukkan besarnya pengaruh pesan
neon box terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman. Adapun nilai R
Square yang diperoleh sebesar 180 yang artinya besarnya pengaruh pesan neon
box tentang berbusana muslimah terhadap pengunjung Masjid Raya
Baiturrahman sebesar 1,8%.
Hal ini dibuktikan dengan kuesioner yang diajukan kepada pengunjung
Masjid Raya Baiturrahman tersebut sudah di uji dan mendapatkan hasil regresi. Di
mana hasil regresi menunjukkan nilai thitung>ttabel, nilai thitung sebesar 4,574 sedangkan
ttabel 1,6611. Ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat
89
pengaruh secara signifikan antara pesan neon box tentang berbusana muslimah
terhadap pengunjung Masjid Raya Baiturrahman.Dengan demikian hasil penelitian
ini diterima.
B. Saran
1. Setelah membaca isi pesan yang terdapat di neon box, diharapkan para
pengunjung untuk mampu mengerjakan peraturan yang telah diinformasikan
melalui pesan neon box tersebut dan para pengunjung dapat mengenakan
busana yang sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, bukan
hanya saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman saja.
2. Diharapkan Badan Pengurus Masjid Raya Baiturrahman untuk menambah
petugas yang menjaga di pintu masuk Masjid agar mengarahkan pengunjung
terlebih dahulu membaca pesan neon box.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Al-Baraq, Abduh. Bukan Dosa Ternyata Dosa. Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2010. Ardianto, Elvinaro. dkk. Komunikasi Massa. Bandung: Refika Offest, 2014. Ashriyah, Inayati. Ibadah Ringan Berpahala Besar untuk Wanita. Bandung: Ruang
Kata, 2012. As-Sya’rawi, Syaikh Mutawalli. Fiqih Perempuan: Busana dan Perhiasan,
Penghormatan atas Perempuan, Sampai Wanita Karier. Anonim: Hamzah. 2003.
Bahreisy, Salimdan Said Bahreisy. Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid.
Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990.
Bungin, Burhan Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:Kencana, 2010. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempa Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008. Hikmat, Mahi M. Jurnalistik literary Journalism. Jakarta: Prenada Media Group,
2018. Husain, Huri Yasin. Fikih Masjid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011. Ibrahim, Siti Zalikha H. dkk. Wanita & Islam. Banda Aceh: Lapena, 2006. Ismail, Azman. Dkk.. Sejarah Singkat Masjid Raya Baiturrahman. Banda Aceh:
Pengurus Masjid Raya Baiturrahman, 2012 Ismail, Badaruzzaman. Manajemen Masjid dan Adat Kebiasaan Aceh. Banda Aceh:
Gua Hira’, 1990.
Jafkins, Frank. Perikanan Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga, 1997. Kryantono, Rachmat. ManajemenPeriklanan: TeoridanPraktek. Malang: UB Press,
2013. Lee, Monlee dan Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspetif Global
edisi pertama. Jakarta: Prenada, 2004. Liliweri, Alo. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana, 2011. Morrisan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu Edisi Pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010. Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya: Di Era Budaya Siberia. Jakarta:
Kencana, 2013. Ningsih, Suprihati. Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah. Yogyakarta:
Deepublish, 2016. Nugroho, Eko. Prinsip-Prinsip Menyusun Kuesioner. Malang: UB Press, 2018 Nurudin. Ilmu Komunikasi: Ilmiah dan Populer. Jakarta: Rajawali Pers, 2016. Oktarina,Yetty. dkk. Komunikasi dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Deepublish, 2017. Pujianto. Iklan Layanan Mayarakat. Yogyakarta: Andi, 2013. Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka. 2007. Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda
karya Offset, 2005a. _______. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda karya Offset, 2005b. Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communications. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009. Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Edisi
Ke-5. Jakarta: Erlangga, 2003.
Sinaga, Ernawati, dkk. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas Nasional, 2017.
Sufyan, Muhammad Suhail. Busana Islami di Nanggroe Syari’at. Banda Aceh:
Dinas Syariat Islam, 2008. Suprapto, Tommy. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009. Susanto, Phil. Astrid S. Komunikasi dalam Teori dan Praktek.Cetakan Pertama,
Bandung: Binacipta. 1974. Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. Penelitian Kuantitatif: Sebuah
Pengantar. Bandung: Alfabeta, 2012. Wahyuni,Isti Nursih. Komunikasi Massa.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. Yusuf, Syukri Muhammad. Busana Islami di Nanggroe Syariat. Banda Aceh: Dinas
Syariat Islam Aceh, 2011.
B. Skripsi/Thesis
Asmadi. Etika Berpakaian Muslimah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry dan Relevansinya dengan Dakwah Bil-Hal.Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, 2017.
Pamuji, Kukuh. Efetifitas Iklan Layanan Masyarakat Dinas Syariat Islam Aceh dalam Menyampaikan Pesan-Pesan Dakwah. Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, 2013.
Elysabet Purna S. Iklan Layanan Masyarakat dan Kesadaran Khalayak (Studi Korelasi Terpaan Iklan Layanan Masyarakat “Gerakan Penanaman Pohon” Media Luar Ruang Terhadap Kesadaran Khalayak dalam Ajakan Penanaman Pohon di Kabupaten Sukoharjo Periode Mei-Juni 2015, (online).Other Thesis.Universitas Sebelas Maret, 2015.
C. Sumber Lain
Noviandy. Jurnal Persepsi Masyarakat Tentang Penggunaan Iklan Media Luar Ruang Terhadap Estetika Kota Samarinda. (Online), 2014. Vol 2. No. 2, hal. 422. Diakses 14 Juni 2018.
Rofiqoh, Aifatur. Iklan Layanan Masyarakat keagamaan di LPP Rri Semarang
Tahun (Suatu Pendekatan Semiotik), 2013. Diambil pada tanggal tanggal 07 Februari 2018, dari http://e-journal.uajy.ac.id/980/3/2EM15860.pdf.
Yazid, Muttaqin. Tiga Tanda Seorang Anak Dikatakan Baligh. Diambil pada tanggal 18 April 2018, dari http;//www.nu.or.id/podt/read080726/3-tanda-seorang-anak-dikatakan-baligh.
Aceh Tribun News. Masjid Raya Makin Megah, 2017. Diambil pada tanggal 28 Juni
2018, dari http;//aceh.tribunnews.com/2017/05/14/masjid-raya-makin-megah.
Lampiran 8
No Tanggal Nama Umur Pekerjaan Asal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 19/07-18 Rahma Wati 18 Siswa Aceh Utara 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 2 4 4 3 4 4 5 5 4
2 19/07-18 Reza Zahara 17 Siswa Aceh Utara 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 3
3 19/07-18 Nurawati 30 IRT Bireun 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4
4 19/07-18 Mauli Ismaini 20 Mahasiswa Bireun 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 3 5 4 4 4 3 4
5 19/07-18 Halimatun 15 Siswa Aceh Utara 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 2 4 3 4 5 5 5 4 3
6 19/07-18 Sarah 19 Mahasiswa Bireun 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 3
7 19/07-18 Al-Munawarah 21 Mahasiswa Aceh Selatan 5 4 5 5 4 4 5 4 3 5 4 2 5 4 5 4 4 5 4 3
8 19/07-18 Afra 20 Mahasiswa Banda Aceh 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 2 4 5 5 5 5 5 3 3
9 19/07-18 Husna 18 Siswa Aceh Utara 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 2 4 5 5 4 4 5 4 4
10 19/07-18 Tina 17 Siswa Bireun 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 3 2 4 3 4 4 5 5 4 4
11 19/07-18 Nia 17 Siswa Bireun 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 3 2 4 5 5 4 5 5 4 4
12 19/07-18 Atul 15 Siswa Aceh Besar 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 3 1 4 5 4 5 5 5 4 4
13 19/07-18 Yanti 31 Wiraswasta Abdya 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 1 4 4 4 4 4 5 4 5
14 19/07-18 Aini 19 Siswa Aceh Utara 4 4 4 5 5 4 5 4 2 5 3 1 4 3 4 5 4 5 3 3
15 19/07-18 Ainal 45 IRT Aceh Besar 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 1 4 5 4 4 5 4 4 5
16 19/07-18 Yusrita 36 IRT Banda Aceh 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 2 4 4 4 5 5 4 4 5
17 19/07-18 Nisrina 17 Siswa Banda Aceh 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 2 2 3 5 4 4 5 4 4 4
18 19/07-18 Luciana 20 Wiraswasta Simeulu 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 2 3 4 4 5 4 4 5 5
19 19/07-18 Siti 18 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 2 2 3 5 4 4 4 4 4
20 19/07-18 Rusti 19 Mahasiswa Banda Aceh 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 4 5 4
21 19/07-18 Meri 22 Mahasiswa Simeulu 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 2 3 4 5 5 5 4 5 5
22 19/07-18 Zura 18 Mahasiswa Aceh Singkil 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 3 5 5 5 5 4 5 3
23 19/07-18 Mona 18 Mahasiswa Banda Aceh 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 2 3 5 5 5 5 4 4 5
24 19/07-18 Najwa 16 Siswa Banda Aceh 5 4 4 5 4 4 5 5 3 3 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4
25 19/07-18 Isti 18 Mahasiswa Banda Aceh 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 5 4 4
26 19/07-18 Zakia 19 Mahasiswa Bireun 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 5 4 5 4 5 4 4
27 19/07-18 Nisa 11 Siswa Aceh Besar 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 4 4 5 1 2
28 19/07-18 Tria 27 IRT Banda Aceh 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 2 2 4 4 4 4 5 5 5
29 19/07-18 Desi 32 IRT Banda Aceh 4 5 5 4 4 5 5 4 3 5 4 2 2 4 5 4 5 5 4 4
30 19/07-18 Tina 42 PNS Aceh Selatan 5 4 4 4 5 3 3 5 2 3 4 3 4 4 5 5 4 5 3 4
31 19/07-18 Nadyatul 15 Siswa Aceh Selatan 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 5 3 4
32 19/07-18 Rauzatu Jannah 23 Mahasiswa Pidie Jaya 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 2 4 5 4 4 4 5 3 3
33 19/07-18 Efri 19 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 3 2 4 3 4 4 4 5 5 4
34 19/07-18 Sukma 21 Mahasiswa Bireun 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 2 2 3 4 3 5 4 5 3 4
35 19/07-18 Rukna 19 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 5 4 4 3 4
36 19/07-18 Putri 18 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 2 2 4 3 3 4 5 3 5 5
37 20/07-18 Dika 21 Mahasiswa Aceh Jaya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 5 5 4 5 5
38 20/07-18 Agustina 19 Mahasiswa Abdya 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
39 20/07-18 Nur Aini 16 Siswa Pekan Baru 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4
40 20/07-18 Ayu 21 Mahasiswa Medan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5
41 20/07-18 Riska 21 Mahasiswa Riau 4 4 4 5 4 4 4 5 3 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 4
42 20/07-18 Husna 40 Wiraswasta Banda Aceh 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 2 2 3 4 4 4 5 5 5 5
43 20/07-18 Nurliah 35 IRT Aceh Utara 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 2 3 4 4 4 5 5 4 5
44 20/07-18 Ririn 19 Mahasiswa Aceh Singkil 5 5 5 3 4 5 4 4 2 5 3 2 3 4 4 4 4 5 4 5
45 20/07-18 Nurul 19 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 5 5 3 3 4 5 3 4 3 1 3 4 4 4 5 5 5 5
46 20/07-18 Yana 21 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
47 20/07-18 Marlina 24 Mahasiswa Aceh Selatan 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 2 3 4 4 5 4 4 5 4
48 20/07-18 Via 18 Mahasiswa Aceh Tenggara 4 4 5 3 4 5 4 4 2 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4
49 20/07-18 Risma 21 Mahasiswa Aceh Tenggara 4 4 4 5 3 3 4 5 3 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4
50 20/07-18 Yuyun 19 Mahasiswa Aceh Tenggara 5 5 4 5 4 5 4 4 3 3 2 3 3 5 3 4 4 4 4 4
51 20/07-18 Devi Novita 21 Mahasiswa Aceh Selatan 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 5 5 4 4
52 20/07-18 febri nurhalida 20 Mahasiswa Pidie Jaya 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
53 20/07-18 Ella Susulawati 22 Mahasiswa Aceh Utara 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 5 5
54 20/07-18 Desra 20 Mahasiswa Aceh Selatan 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 2 2 2 5 5 5 4 5 5 5
55 20/07-18 Elvi 19 Mahasiswa Aceh Selatan 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4
56 20/07-18 Inda 22 Mahasiswa Aceh Selatan 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5
57 20/07-18 Handayani 38 PNS Aceh Besar 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4
Tabulasi Data Jawaban Responden
58 20/07-18 Hafsah 47 IRT Banda Aceh 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 3 2 3 4 4 4 4 5 5 5
59 20/07-18 Rosdiana 39 PNS Aceh Barat 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 2 1 3 3 4 5 5 5 5 5
60 26/07-18 Samah 21 Mahasiswa Kutacane 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 3 1 3 4 5 4 4 5 4 4
61 26/07-18 Sarlinda 23 Mahasiswa Medan 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 2 2 4 3 3 3 3 5 4 3
62 26/07-18 Nellita Ariani 36 IRT Aceh Timur 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 2 3 4 4 4 5 5 4 4
63 26/07-18 Risbah 42 IRT Nagan Raya 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 2 2 4 5 4 4 4 4 4 5
64 26/07-18 Sri Hastuti 22 Mahasiswa Aceh Utara 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 3 3 4 4 4 5 5 5 4
65 26/07-18 Rosalina 30 PNS Nagan Raya 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2 3 3 5 4 4 5 5 5 5
66 26/07-18 Fela Rosika 29 Wiraswasta Aceh Jaya 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 3 3 4 4 5 4 5 4 4
67 26/07-18 Marfirah 23 Mahasiswa Nagan Raya 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 2 3 4 4 5 4 4 4 4
68 26/07-18 Eva Ria 21 Mahasiswa Kutacane 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 2 3 4 5 4 4 4 4 4
69 26/07-18 Ade Eka Yusra 22 Wiraswasta Aceh Utara 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 2 3 4 5 5 5 5 5 5
70 26/07-18 Lismati 22 Mahasiswa Aceh Tengah 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 3 2 4 4 4 4 5 5 5 5
71 26/07-18 Sari 21 Mahasiswa Banda Aceh 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 2 2 4 4 4 5 4 4 4
72 26/07-18 Selvianana 22 Mahasiswa Banda Aceh 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 2 2 4 5 4 4 4 4 4
73 26/07-18 Cut Intan 18 Mahasiswa Aceh Utara 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 3 2 2 5 4 4 4 4 5 5
74 26/07-18 Dewi 19 Mahasiswa Aceh Utara 5 5 5 3 4 5 3 3 4 4 3 2 4 5 5 4 4 4 4 4
75 26/07-18 Fira 22 Mahasiswa Aceh Utara 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 2 4 5 5 5 5 5 4 4
76 26/07-18 Widya 23 Mahasiswa Sabang 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 2 4 3 4 5 5 5 5 5
77 26/07-18 Rita 25 Wiraswasta Banda Aceh 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 2 5 5 5 4 4 4 4
78 26/07-18 Fitri 25 PNS Banda Aceh 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 3 3 4 5 4 5 5 5 4
79 26/07-18 Tri Kartika 43 PNS Aceh Tamiang 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5
80 26/07-18 Yuli 34 PNS Aceh Besar 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5
81 26/07-18 Mutiara Sukma 35 PNS Abdya 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4
82 26/07-18 Nur Hasmi 46 PNS Abdya 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4
83 26/07-18 Nukainun 40 PNS Aceh Tengah 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
84 26/07-18 Sulastri 44 PNS Aceh Tengah 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 2 4 4 4 4 5 5 4 4
85 26/07-18 Kamisna 37 IRT Aceh Tengah 5 4 4 5 4 4 5 5 3 3 3 2 4 4 4 3 3 5 3 4
86 27/07-18 Soraya 21 Mahasiswa Medan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4
87 27/07-18 riva 22 Mahasiswa Aceh Besar 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
88 27/07-18 Erma 21 Mahasiswa Aceh Barat 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4
89 27/07-18 Ningsih 21 Mahasiswa Aceh Tamiang 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5
90 27/07-18 Niki 22 Mahasiswa Aceh Tamiang 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4
91 27/07-18 Juminah 29 Wiraswasta Nagan Raya 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 2 2 3 4 4 4 5 4 4 4
92 27/07-18 Nila 21 Mahasiswa Aceh Singkil 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 3 2 2 4 4 4 4 4 3 5
93 27/07-18 Yeni 21 Mahasiswa Bireun 4 4 4 5 3 3 4 5 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4
94 27/07-18 Vida 28 Wiraswasta Aceh Tengah 5 4 5 3 4 5 4 4 2 5 2 2 3 4 4 4 4 5 5 4
95 27/07-18 Tamara 19 Mahasiswa Aceh Selatan 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 2 2 2 4 4 5 5 5 5 5
96 27/07-18 Nora 19 Mahasiswa Aceh Selatan 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 2 5 2 4 4 5 5 5 5 5
97 27/07-18 Suharni 21 Mahasiswa Aceh Selatan 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 2 2 2 4 5 4 4 4 4 4
Lampiran 7
Karakteristik Responden
Statistics
Nama Umur Pekerjaan Asal
N Valid 97 97 97 97
Missing 0 0 0 0
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
10-20 38 39,2 39,2 39,2
21-30 40 41,2 41,2 80,4
31-40 12 12,4 12,4 92,8
41 Keatas 7 7,2 7,2 100,0
Total 97 100,0 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
IRT 10 10.3 10.3 10.3
Mahasiswa 55 56.7 56.7 67.0
PNS 11 11.3 11.3 78.4
Siswa 13 13.4 13.4 91.8
Wiraswasta 8 8.2 8.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Asal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Abdya 4 4.1 4.1 4.1
Aceh Barat 2 2.1 2.1 6.2
Aceh Besar 6 6.2 6.2 12.4
Aceh Jaya 2 2.1 2.1 14.4
Aceh Selatan 17 17.5 17.5 32.0
Aceh Singkil 3 3.1 3.1 35.1
Aceh Tamiang 3 3.1 3.1 38.1
Aceh Tengah 5 5.2 5.2 43.3
Aceh Tenggara 3 3.1 3.1 46.4
Aceh Timur 1 1.0 1.0 47.4
Aceh Utara 12 12.4 12.4 59.8
Banda Aceh 15 15.5 15.5 75.3
Bireun 8 8.2 8.2 83.5
Kutacane 2 2.1 2.1 85.6
Medan 3 3.1 3.1 88.7
Nagan Raya 4 4.1 4.1 92.8
Pekan Baru 1 1.0 1.0 93.8
Pidie Jaya 2 2.1 2.1 95.9
Riau 1 1.0 1.0 96.9
Sabang 1 1.0 1.0 97.9
Simeulue 2 2.1 2.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
Lampiran 8 Uji Validitas Untuk Variabel X (Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah)
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 XTOT
X1
Pearson Correlation 1 .563** .204* .097 .163 .159 .025 -.079 .106 .043 .470**
Sig. (2-tailed) .000 .045 .344 .110 .121 .810 .444 .303 .675 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X2
Pearson Correlation .563** 1 .289** .011 .221* .223* .078 -.053 .223* .057 .557**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .912 .030 .028 .450 .609 .028 .579 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X3
Pearson Correlation .204* .289** 1 .196 .204* .285** -.008 .053 -.060 .104 .458**
Sig. (2-tailed) .045 .004 .054 .045 .005 .939 .609 .562 .312 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X4
Pearson Correlation .097 .011 .196 1 .145 -.086 .227* .280** .087 -.102 .418**
Sig. (2-tailed) .344 .912 .054 .158 .402 .025 .005 .399 .319 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X5
Pearson Correlation .163 .221* .204* .145 1 .258* .083 .319** .173 .115 .604**
Sig. (2-tailed) .110 .030 .045 .158 .011 .417 .001 .090 .262 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X6
Pearson Correlation .159 .223* .285** -.086 .258* 1 .024 -.195 .101 .230* .448**
Sig. (2-tailed) .121 .028 .005 .402 .011 .814 .055 .326 .023 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X7
Pearson Correlation .025 .078 -.008 .227* .083 .024 1 .225* -.038 .074 .377**
Sig. (2-tailed) .810 .450 .939 .025 .417 .814 .027 .713 .470 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X8
Pearson Correlation -.079 -.053 .053 .280** .319** -.195 .225* 1 -.174 -.054 .260*
Sig. (2-tailed) .444 .609 .609 .005 .001 .055 .027 .087 .602 .010
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X9
Pearson Correlation .106 .223* -.060 .087 .173 .101 -.038 -.174 1 .017 .439**
Sig. (2-tailed) .303 .028 .562 .399 .090 .326 .713 .087 .869 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
X10
Pearson Correlation .043 .057 .104 -.102 .115 .230* .074 -.054 .017 1 .356**
Sig. (2-tailed) .675 .579 .312 .319 .262 .023 .470 .602 .869 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
XTOT
Pearson Correlation .470** .557** .458** .418** .604** .448** .377** .260* .439** .356** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 9 Uji Validitas Untuk Variabel Y (Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman)
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 YTOT
Y1
Pearson Correlation 1 -.073 .094 .022 .261** .027 -.045 .207* -.139 -.270** .229*
Sig. (2-tailed) .475 .358 .828 .010 .796 .664 .042 .173 .008 .024
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y2
Pearson Correlation -.073 1 .039 .114 .040 .097 .057 -.024 .134 .045 .351**
Sig. (2-tailed) .475 .701 .266 .696 .345 .577 .812 .192 .660 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y3
Pearson Correlation .094 .039 1 -.042 -.051 -.052 .062 .138 -.074 -.178 .254*
Sig. (2-tailed) .358 .701 .685 .623 .613 .545 .176 .470 .082 .012
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y4
Pearson Correlation .022 .114 -.042 1 .416** .214* .081 .038 .012 -.007 .417**
Sig. (2-tailed) .828 .266 .685 .000 .036 .430 .709 .907 .943 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y5
Pearson Correlation .261** .040 -.051 .416** 1 .312** .176 .033 .031 -.070 .472**
Sig. (2-tailed) .010 .696 .623 .000 .002 .085 .745 .764 .496 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y6
Pearson Correlation .027 .097 -.052 .214* .312** 1 .330** .042 .180 .114 .468**
Sig. (2-tailed) .796 .345 .613 .036 .002 .001 .686 .077 .266 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y7
Pearson Correlation -.045 .057 .062 .081 .176 .330** 1 .169 .413** .267** .588**
Sig. (2-tailed) .664 .577 .545 .430 .085 .001 .099 .000 .008 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y8
Pearson Correlation .207* -.024 .138 .038 .033 .042 .169 1 .071 -.060 .265**
Sig. (2-tailed) .042 .812 .176 .709 .745 .686 .099 .489 .561 .009
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y9
Pearson Correlation -.139 .134 -.074 .012 .031 .180 .413** .071 1 .561** .611**
Sig. (2-tailed) .173 .192 .470 .907 .764 .077 .000 .489 .000 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
Y10
Pearson Correlation -.270** .045 -.178 -.007 -.070 .114 .267** -.060 .561** 1 .385**
Sig. (2-tailed) .008 .660 .082 .943 .496 .266 .008 .561 .000 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
YTOT
Pearson Correlation .229* .351** .254* .417** .472** .468** .588** .265** .611** .385** 1
Sig. (2-tailed) .024 .000 .012 .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000
N 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97 97
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 10 Uji Reliabilitas Variabel X (Pesan Neon Box Tentang Berbusana Muslimah)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 97 100.0
Excludeda 0 .0
Total 97 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.676 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1 4.6186 .48826 97
X2 4.5464 .50043 97
X3 4.4536 .50043 97
X4 4.3711 .60069 97
X5 4.3918 .58731 97
X6 4.4124 .57287 97
X7 4.5052 .59728 97
X8 4.5155 .52268 97
X9 3.8763 .89277 97
X10 4.4948 .64749 97
XTOT 44.1856 2.58332 97
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
88.3711 26.694 5.16664 11
Lampiran 11 Uji Reliabelitas Variabel Y (Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 97 100.0
Excludeda 0 .0
Total 97 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.646 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y1 2.9381 .70437 97
Y2 2.1649 .60691 97
Y3 3.1959 .81188 97
Y4 4.1649 .65639 97
Y5 4.2268 .58639 97
Y6 4.3196 .51126 97
Y7 4.3814 .56722 97
Y8 4.5464 .52083 97
Y9 4.2165 .71044 97
Y10 4.2062 .64450 97
YTOT 38.2062 2.72694 97
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
76.5670 27.894 5.28147 11
Lampiran 12 Uji Regresi Linier
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 XTOTb . Enter
a. Dependent Variable: YTOT
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .425a .180 .172 2.48161
a. Predictors: (Constant), XTOT
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 128.828 1 128.828 20.919 .000b
Residual 585.049 95 6.158
Total 713.876 96
a. Dependent Variable: YTOT
b. Predictors: (Constant), XTOT
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.392 4.339 4.238 .000
XTOT .448 .098 .425 4.574 .000
a. Dependent Variable: YTOT
Lampiran 13 Menghitung Jumlah Jawaban Responden
x1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4.00 37 38.1 38.1 38.1
5.00 60 61.9 61.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
X2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4.00 44 45.4 45.4 45.4
5.00 53 54.6 54.6 100.0
Total 97 100.0 100.0
x3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
4.00 53 54.6 54.6 54.6
5.00 44 45.4 45.4 100.0
Total 97 100.0 100.0
x4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 6 6.2 6.2 6.2
4.00 49 50.5 50.5 56.7
5.00 42 43.3 43.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
x5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 5.2 5.2 5.2
4.00 49 50.5 50.5 55.7
5.00 43 44.3 44.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
x6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 4 4.1 4.1 4.1
4.00 49 50.5 50.5 54.6
5.00 44 45.4 45.4 100.0
Total 97 100.0 100.0
x7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 5 5.2 5.2 5.2
4.00 38 39.2 39.2 44.3
5.00 54 55.7 55.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
x8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 1 1.0 1.0 1.0
4.00 45 46.4 46.4 47.4
5.00 51 52.6 52.6 100.0
Total 97 100.0 100.0
x10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 8 8.2 8.2 8.2
4.00 33 34.0 34.0 42.3
5.00 56 57.7 57.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
y1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 27 27.8 27.8 27.8
3.00 49 50.5 50.5 78.4
4.00 21 21.6 21.6 100.0
Total 97 100.0 100.0
Y2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 8 8.2 8.2 8.2
2.00 67 69.1 69.1 77.3
3.00 21 21.6 21.6 99.0
5.00 1 1.0 1.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
y3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 22 22.7 22.7 22.7
3.00 36 37.1 37.1 59.8
4.00 37 38.1 38.1 97.9
5.00 2 2.1 2.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
y4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 14 14.4 14.4 14.4
4.00 53 54.6 54.6 69.1
5.00 30 30.9 30.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
Y5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 8 8.2 8.2 8.2
4.00 59 60.8 60.8 69.1
5.00 30 30.9 30.9 100.0
Total 97 100.0 100.0
y6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 2.1 2.1 2.1
4.00 62 63.9 63.9 66.0
5.00 33 34.0 34.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
y7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 4 4.1 4.1 4.1
4.00 52 53.6 53.6 57.7
5.00 41 42.3 42.3 100.0
Total 97 100.0 100.0
Y8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 1 1.0 1.0 1.0
4.00 42 43.3 43.3 44.3
5.00 54 55.7 55.7 100.0
Total 97 100.0 100.0
y9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 1 1.0 1.0 1.0
3.00 10 10.3 10.3 11.3
4.00 52 53.6 53.6 64.9
5.00 34 35.1 35.1 100.0
Total 97 100.0 100.0
y10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 1 1.0 1.0 1.0
3.00 9 9.3 9.3 10.3
4.00 56 57.7 57.7 68.0
5.00 31 32.0 32.0 100.0
Total 97 100.0 100.0
KuesionerPenelitian
Pengaruh Pesan Neon Box tentang Berbusana Muslimah terhadap Pengunjung
Masjid Raya Baiturrahman
I. Pengantar Kuesioner
Kuesioner ini dilakukan untuk memperoleh data tentang Pengaruh Pesan Neon Box
tentang Berbusana Muslimah terhadap Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman
sebagai syarat kelulusan peneliti. Untuk itu peneliti memerlukan partisipasi
Ibu/Saudari untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya. Atas
partisipasinya dalam kuesioner ini, peneliti ucapkan terimakasih.
II. Data Responden
Nama : ErmitSalisda
NIM : 140401015
Fakutas : Dakwah dan Komunikasi
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas : UIN Ar-Raniry
Asal : Aceh Selatan
III. Data Responden
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Asal :
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Bacalah semua pertanyaan/pernyataan dengan teliti dan cermat
2. Tersedia 5 pilihan jawaban yaitu:
SS = Sangat Setuju diberiskor 5
S = Setuju diberiskor 4
N = Netral diberiskor 3
TS = Tidak Setuju diberiskor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberiskor 1
3. Pilihlah jawaban yang menurut anda sesuai dengan pilihan anda dengan cara
member tanda centang (√) pada kolom yang anda pilih.
4. Diharapkan tidak ada pertanyaan/pernyataan yang tidak dijawab.
PERTANYAAN KUESIONER
No Pertanyaan SS S N TS STS X1 Terpaan Iklan: Frekuensi 1. Apakah Anda setuju, melihat pesan neon box tentang
berbusana muslimah yang terdapat di pintu masuk Masjid Raya Baiturrahman
2. Apakah Anda setuju, mengetahui adanya pesan neon box tentang berbusana muslimah
X1 Terpaan Iklan: Isi Pesan 3. Apakah Anda setuju, memahami isi pesan neon box 4. Apakah Anda setuju, isi pesan neon box sudah cukup
jelas
5. Apakah Anda setuju, isi pesan neon sudah tepat ditunjukkan kepada pengunjung masjid
6. Apakah Anda setuju, isi pesan yang disampaikan neon box sangat penting bagi identitas diri anda
X2Efek: Kognitif 7. Apakah Anda setuju, bahwa anda mengerti maksud dari
pesan neon box
X2Efek: Afektif 8. Apakah Anda setuju, bahwa setelah melihat pesan neon
box akan menimbulkan keinginan anda untuk mengikuti perintah tersebut?
9. Apakah Anda setuju, setelah melihat pesan neon box akan menimbulkan keinginan anda untuk memberitahukan kepada pengunjung yang tidak memakai pakaian syar’i
X2Efek: Behavioral 10. Apakah anda setuju jika Anda mengunjungi Masjid Raya
Baiturrahman tidak dalam keadaan syar’i, dengan adanya pesan neon box dapat membuat Anda kembali dalam keadaan syar’i
No Pertanyaan SS S N TS STS Y1 Tingkat Kesadaran: Unconscious Incompetence (Tidak Mengerti)
11. Apakah Anda setuju, bahwa Anda tidak mengerti harus memakai pakaian syar’i saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman
12. Apakah Anda setuju, bahwa Anda tidak mengerti adanya perintah wajib berbusana muslimah sesuai dengan syariat Islam saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman
13. Apakah Anda setuju, bahwa Anda tidak mampu merealisasikan akan informasi yang terdapat dalam pesan neon box tersebut.
Y1 Tingkat Kesadaran: Conscious Incompetence (Mengerti/Tau) 14. Apakah Anda setuju, bahwa Anda mengetahui wajib
berbusana muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman tanpa adanya informasi dari pesan neon box di pintu masuk masjid tersebut?
15 Apakah Anda setuju, dengan adanya pesan neon box yang awalnya tidak tau menjadi tau wajibnya berbusana muslimah saat masuk Masjid
Y1 Tingkat Kesadaran: Conscious Competence (Mengikuti Aturan) 16. Apakah Anda setuju, bahwa Anda telah mengikuti aturan
memakai pakaian syar’i sesuai aturan syariat Islam saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman
Y1 Tingkat Kesadaran: Unconscious Competence (Kebiasaan) 17. Apakah Anda setuju, Anda memakai pakaian syar’i saat
memasuki Masjid Raya Baiturrahman sudah menjadi kebiasaan anda sehari hari dalam berpakaian muslimah
18. Apakah Anda setuju, jika Anda mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman tidak memakai pakaian syar’i karena kebiasaan sehari-hari Anda
19. Apakah Anda setuju, Anda memakai pakaian muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman karena adanya pengetahuan sebagai umat Islam dalam mematuhi adab masuk masjid?
20. Apakah Anda setuju, Anda memakai pakaian muslimah saat memasuki Masjid Raya Baiturrahman karena mengetahui dari pesan neon box?
Daftar Tabel r
Daftar T Tabel
Dokumentasi Foto Perhitungan Pengunjung Perempuan Masjid Raya Baiturrahman
Gambar 1
g
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Foto Dokumentasi Pengisian Kuesioner Kepada Pengujung Masjid Raya Baiturrahman
Gambar 1 (19 Juli 2018)
Gambar 2 (19 Juli2018)
Gambar 3 (19 Juli 2018)
Gambar 4 (19 Juli 2018)
Gambar 5 (20Juli 2018)
Gambar 6 (20Juli 2018)
Gambar 7 (20Juli 2018)
Gambar 8 (20Juli 2018)
Gambar 9 (20Juli 2018)
Gambar 10 (20Juli 2018)
Gambar 11 (26Juli 2018)
Gambar 12 (26Juli 2018)
Gambar 13 (22Juli 2018)
Gambar 14 (22Juli 2018)
Gambar 15 (26Juli 2018)
Gambar 15 (26Juli 2018)
Contoh Pengunjung Masjid Raya Baiturrahman yang Menggunakan Pakaian Syar’i
Foto Dokumentasi Waktu Sidang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri 1. Nama Lengkap : Ermit Salisda 2. Tempat / Tgl. Lahir : Ujung Karang/ 01 Januari 1996
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. NIM/ Jurusan : 140401015/ Komunikasi dan Penyiaran Islam 6. Kebangsaan : Indonesia 7. Alamat : Ujung Karang
a. Kecamatan : Sawang b. Kabupaten : Aceh Selatan c. Provinsi : Aceh
8. Email : [email protected] Riwayat Pendidikan
9. MI/SD/Sederajat SD N Ujung Karang Tahun Lulus 2008 10. MTs/SMP/Sederajat SMP N 1 Sawang Tahun Lulus 2011 11. MA/SMA/Sederajat MAN 1 Sawang Tahun Lulus 2014 12. Diploma Tahun Lulus
Orang Tua/Wali
13. Nama Ayah : M. Sarong 14. Nama Ibu : Nur Hasmah 15. Pekerjaan Orang Tua :Tukang Kayu 16. Alamat Orang Tua : Ujung Karang
a. Kecamatan : Sawang b. Kabupaten : Aceh Selatan c. Provinsi : Aceh