76
PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM ELEKTROROTASI TERHADAP KECEPATAN ANGULER SEL TELUR IKAN LELE SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ismatu Rizka 4250403013 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

  • Upload
    phamthu

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM

SISTEM ELEKTROROTASI TERHADAP

KECEPATAN ANGULER SEL TELUR IKAN LELE

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ismatu Rizka

4250403013

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 25 Agustus 2007

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mirwan M.Si Drs. Sujarwata, M.T

NIP. 131125643 NIP. 131862202

Page 3: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

iii

PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 27 September 2007

Panitia ujian skripsi

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Drs. M. Sukisno, M.Si

NIP. 130781011 NIP. 130529522

Pembimbing I Penguji I

Drs. Mirwan M.Si Dr. Putut Marwoto, M.Si

NIP. 131125643 NIP. 131862202

Pembimbing II Penguji II

Drs. Sujarwata, M.T Drs. Mirwan M.Si

NIP. 131862202 NIP. 131125643

Penguji III

Drs. Sujarwata, M.T

NIP. 131862202

Page 4: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar – benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, September 2007

Penulis

Ismatu Rizka

NIM. 4250403013

Page 5: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Nasehat Ali bin Abi Thalib :

DOSA terbesar adalah KETAKUTAN

REKREASI terbaik adalah BEKERJA

MUSIBAH terbesar adalah KEPUTUSASAAN

KEBERANIAN terbesar adalah KESABARAN

GURU terbaik adalah PENGALAMAN

MISTERI terbesar adalah KEMATIAN

KEHORMATAN terbesar adalah KESETIAAN

KARUNIA terbesar adalah ANAK YANG SHOLEH

SUMBANGAN terbesar adalah BERPARTISIPASI

MODAL terbesar adalah KEMANDIRIAN

(Muttafaqun ‘alaih)

PERSEMBAHAN : Untuk Bapak Mistun Efendi dan Mama Suliyah tercinta,

atas doa, kasih sayang, motivasi dan cucuran keringatnya

Saudara tercintaku Mba Py, Mas Yosep, mba Dian, Mas

Budi, De Ozan dan Dedek Andika yang memberikan

inspirasi dan motivasi.

Keluarga besarku di Indramayu Akang Nuri, Bapak, Bibi/

pak Le, Uwak terima kasih atas dukungan dan

kepercayaannya

Page 6: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya atas selesainya skripsi ini. Salawat serta salam semoga

tetap tercurah pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, serta

pengikutnya yang tetap istiqomah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. Mirwan, M. Si. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama penelitian berlangsung sampai penyusunan

laporan.

2. Bapak Drs. Sujarwata, M.T. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Putut Marwoto, M.S selaku penguji yang telah memberikan

arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak/Ibu dosen, para Guru dan Murrabi yang telah banyak memberikan

keilmuan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak Sunarno, M.Si, Bapak Aryono, M.Si, Bapak Wasi, S.Pd, mba Lia,

mas Rofik dan dek Rudi yang telah memberikan bantuan dan kelancaran

dalam proses penelitian.

6. Akang Nuri terimakasih atas segala nasehat dan bantuannya

7. Teman – teman Fisika ’03 terutama Purwantiningsih juga teman – teman

tercintaku di Medik (Diani, Ayu, Diyah, Indri), Material crews (mba Ina,

Umi, Desi, Ismi, Iis, Atul, Ra3, R-ni, Amin) dan Magnetik crews (Arisan,

Elyco) yang telah memberikan bantuan dan semangat.

8. Teman-teman seperjuangan di FKIF ’04 -’05, HIMAFI ‘O5 dan di HPA,

terus semangat !

9. Saudaraku di kos BJ, Khodijah, dan Sekar Biru, yang telah memberi warna

dalam hidupku, jaga terus kekeluargaan kita.

Page 7: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

vii

10. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat saya sebutkan

satu-persatu. Semoga semua amal yang telah diberikan , mendapat balasan

dari Alloh .

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab

itu dengan penuh keterbukaan dan kerendahan hati, penulis berharap ada kritik

dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Semarang, September 2007

Penulis

Page 8: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

viii

ABSTRAK

Rizka, Ismatu. 2007. Pengaruh Perubahan Tegangan AC dalam Sistem Elktrorotasi Terhadap Kecepatan Anguler Sel Telur Ikan Lele. Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Mirwan, M.Si, Pembimbing II: Drs. Sujarwata, M.T

Sel biologis merupakan kumpulan dari partikel bermuatan. Jika sel biologis termasuk sel telur ikan Lele ditempatkan dalam medan listrik, maka terjadi gaya interaksi antar muatan yang diselidikai dengan teknik elektrorotasi. Teknik elektrorotasi dilakukan dengan menempatkan sel biologis di antara dua elektroda silindris yang dipasang secara paralel. Kemudian elektroda tersebut dihubungkan dengan tegangan AC. Elektroda silindris akan menyebabkan timbulnya medan listrik disekitar elektroda tersebut. Jika terdapat dua sel biologis maka adanya medan listrik akan menginduksi partikel – partikel di sekitarnya sehingga timbul dipol listrik. Medium yang digunakan untuk menempatkan sampel dan elektrode menggunakan Aquabides. Pengamatannya menggunakan mikroskup dan hasil pengamatan direkam di komputer dengan menggunakan kamera yang terpasang pada mikroskup.Penelitian ini merupakan perpaduan antara hasil penelitian dan simulasi. Data dalam penelitian ini terdiri dari besarnya tegangan AC sebagai varibel terikat dan kecepatan anguler sebagai variabel tergantung. Hasil penelitian secara eksperimen saat tegangan kecil antara 0 – 150 volt, kecepatan anguler sama dengan 0 artinya tegangan tidak berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele. Tegangan berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele secara non linier, dengan pengaruh terbesar mulai tegangan 160 volt dengan kecepatan anguler sekitar 0.09 rad/detik dan memuncak pada tegangan 240 volt dengan kecepatan anguler sekitar 0.9 rad/det. Secara simulasi, dengan range (selang) tegangan yang konstan yaitu setiap 10 volt, tegangan berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele secara non linier, saat tegangan 160 volt dengan kecepatan anguler sekitar 0.006 rad/detik dan memuncak pada tegangan 240 volt dengan kecepatan anguler sekitar 0.05 rad/det. Perbedaan hasil perhitungan secara teoritis dan eksperimen yang signifikan menunjukan rumus perhitungan teoritis hanya cocok untuk sel yang ukurannya kecil (skala mikro). Faktor alat juga ketelitian pengamatan sangat perpengaruh terhadap hasil eksperimen. Antara kecepatan anguler dan tegangan mempunyai hubungan yang non linear. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa: (1) secara eksperimen dan simulasi, Tegangan berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele secara non linier. (2) Perbedaan hasil perhitungan secara simulasi dan eksperimen yang signifikan menunjukan rumus perhitungan teoritis hanya cocok untuk sel yang ukurannya kecil (skala mikro). Kata kunci: Tegangan AC, Elektrorotasi, Kecepatan Anguler, Sel Telur Ikan Lele

Page 9: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

ix

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBIN ... ...........................................................................ii

PENGESAHAN .....................................................................................................iii

PERNYATAAN......................................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi

ABSTRAK .............................................................................................................ix

DAFTAR ISI .........................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ......... ...................................................................................xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Alasan Pemilihan Judul…………………………………………......1

B. Rumusan Masalah .............................................................................5

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................5

D. Manfaat Penelitia..............................................................................5

E. Sistematika Skripsi ............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................7

A. Gaya Coulomb ...................................................................................7

B. Medan Listrik ..................................................................................11

C. Dipol Listrik ....................................................................................14

D. Elektrorotasi ....................................................................................19

E. Elektrolisis Air ................................................................................24

F. Algoritma dan Flowchart ................................................................26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................28

A. Tahap Eksperimen ...........................................................................28

1. Penentuan Obyek Penlitian .........................................................28

2. Alat dan Bahan ...........................................................................28

3. Prosedur Penelitian .....................................................................29

Page 10: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

x

4. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................30

5. Metode Pengumpulan Data ........................................................30

6. Variabel Penelitian .....................................................................31

B. Tahap Simulasi ...............................................................................31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................35

A. Hasil Penelitian ...............................................................................38

B. Pembahasan ....................................................................................35

BAB V PENUTUP..............................................................................................39

A. Kesimpulan.....................................................................................43

B. Saran ..............................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

xi

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1 Interaksi elektrostatik Coulomb dua muatan titik ............................. 9

Gambar 2 (a) muatan yang sejenis tolak menolak, (b) muatan yang tidak

sejenis tarik menarik ...................................................................... 10

Gambar 3 (a) sebuah selaput sel terlihat secara perspektif, (b) pandangan

penampang yang memperlihatkan lapisan – lapisan

muatan............................................................................ ................ ...12

Gambar 4 Garis-garis medan listrik (a) Medan listrik pada muatan + q (b)

Medan Listrik pada muatan –q ........................................................ 14

Gambar 5 Digram skematis dari distribusi muatan atom atau dari molekul

nonpolar (a)jika medan listrik luar tidak ada Pusat muatan negatif

berimpit dengan pusat muatan positif (b) dengan adanya medan

listrik dari luar, pusat muatan positif dan pusat muatan negatif

berpindah, menghasilkan momen dipol induksi yang mempunyai

arah searah dengan medan listrik luarnya ....................................... 14

Gambar 6 Sebuah dipol listrik di dalam sebuah medan uniform E cenderung

menghasilkan rotasi yang (a) searah dengan perputaran jarum

jam (b) berlawanan dengan arah jarum jam (c) dipol didalam

keadaan kesetimbangan .................................................................. 16

Gambar 7 Gambaran umum peristiwa elektrorotasi (a) dua buah sel dalam

keadaan bebas medan listrik (b) ketika diberi medan listrik (c)

keaadan akhir elektrorotasi ............................................................ 19

Gambar 8 Model elektrorotasi sel ................................................................... 19

Gambar 9 Susunan Alat Penelitian ................................................................ 27

Gambar 10 Diagram alir untuk perhitungan teoritis ......................................... 33

Gambar 11 Diagram alir untuk perhitungan eksperimen ....................................34

Gambar 12 Digram alir untuk perpaduan perhitungan teoritis dan eksperimen .34

Page 12: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

xii

Gambar 13 Grafik hasil eksperimen hubungan Tegangan AC terhadap

kecepatan anguler rotasi sel telur ikan emas, untuk ω = 55 Hz,

awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm ........... 39

Gambar 14 Grafik simulasi hubungan tegangan AC terhadap kecepatan

anguler rotasi sel ( aω ), untuk ω = 55 Hz, awalθ =45 o , Del= 15

mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm .......................................... 40

Gambar 15 Grafik gabungan hasil simulasi dan hasil eksperimen hubungan

Tegangan AC terhadap kecepatan anguler rotasi sel telur ikan

Lele, untuk ω = 55 Hz, awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5

mm, Rsel = 0,5 mm ........................................................................ 40

Gambar 16 Tampilan pemrograman dengan menggunakan GUI .......................40

Page 13: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

xiii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1 Tabel harga – harga parameter untuk teknik elektrorotasi.....................21

Tabel 2 Data hasil pengukuran tegangan terhadap kecepatan anguler dalam

sistem elektrorotasi, untukω = 55 Hz, awalθ =45 o , Del= 15 mm,

Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm ..........................................................32

Tabel 3 Data perbandingan hasil ekperimen dan teori pengukuran tegangan

terhadap kecepatan anguler dalam sistem elektrorotasi ........................38

Page 14: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Sistematika Penelitian...................................................................47

Lampiran C Listing program simulasi Perhitungan Pengaruh Perubahan

Tegangan AC dalam Sistem Elektrorotasi Terhadap Kecepatan

Anguler Sel Telur Ikan Lele .........................................................48

APPENDIKS

Page 15: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hukum Coulomb

Pada dasarnya semua zat yang ada di bumi tersusun atas atom. Pada mulanya

atom dipandang sebagai unsur terkecil. Setelah melalui beberapa penelitian lebih

lanjut maka akhirnya diketahui bahwa atom juga disusun oleh sesuatu yang lebih

kecil lagi yaitu inti atom dan elektron yang mengelilingi inti atom tersebut. Inti atom

sendiri terdiri atas proton yang bermuatan positif ( + e ) dan neutron yang tak

bermuatan atau netral. Inti atom mempunyai muatan positif yaitu sebesar + Ze

sedangkan elektron mempunyai muatan – Ze. Dimana Z adalah nomor atom.

Dari percobaan Robert A. Milikan ( 1865 – 1953 ) dengan menggunakan

model tetes minyak telah diketahui bahwa ternyata muatan listrik terkuantisasi (

diskrit ). Muatan listrik terkecil adalah sama dengan jumlah muatan yang dimiliki

oleh sebuah elektron (yaitu – 1,6 x 10-19 Coulomb ). Muatan terkecil ini biasanya

dinamakan sebagai muatan elementer. Proton mempunyai muatan yang sama dengan

elektron, hanya saja tandanya berlawanan. Muatan proton sebesar + 1,6 x 10-19

Coulomb .

Hukum Coulomb menyatakan bagaimana dua muatan yang diam saling

mempengaruhi (berinteraksi), yang dinyatakan dalam gaya yang dilakukannya

satu terhadap yang lainnya (http://www.fi.itb.ac.id/courses/fi112/Diktat/Gaya_

Elektrostatik/index.html). Gaya yang dilakukan oleh suatu muatan terhadap

Page 16: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

8

muatan lain yang bekerja sepanjang sepanjang garis yang menghubungkan kedua

muatan tersebut telah dipelajari oleh Charles Coulomb (1736 – 1806). Besarnya

gaya Coulomb berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan dan

berbanding lurus dengan hasil kali muatan. Gaya bersifat tolak menolak jika

kedua muatan mempunyai muatan sama dan tarik menarik jika jenis muatannya

berbeda (Tipler, Paul A, 2001: 9-10).

Satuan SI dari muatan adalah coulomb. Satu coulomb didefinisikan

sebagai banyaknya muatan yang mengalir melalui setiap penampang kawat di

dalam 1 detik jika sebuah arus tetap sebesar 1 ampere terdapat di dalam kawat

tersebut. Jika dituliskan sebagai berikut :

q = i .t .....(1)

dimana q adalah coulomb, jika i dalam ampere dan t dalam detik.

Hukum Coulomb dapat dituliskan dalam bentuk vektor sebagai berikut :

Gambar 1. Interaksi elektrostatik Coulomb dua muatan titik (Tipler, Paul A,

2001: 10 )

Muatan q1 terletak pada r1 dan muatan q2 terletak pada r2 relatif terhadap

titik asal O. Gaya yang dilakukan q1 dan pada q2 berada pada arah vektor r12 = r2

2112 rrr rrr−=

q1

1rr

2rr

0

12F

2q

y

x

Page 17: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

9

– r1 jika kedua muatan bertanda sama dan mempunyai arah yang berlawanan jika

kedua muatan berlawanan tanda (Tipler, Paul A, 2001: 10).

Arah gaya pada masing-masing muatan selalu sepanjang garis yang

menghubungkan kedua muatan tersebut. Jika kedua muatan tersebut sejenis maka

muatan tersebut akan tolak-menolak dimana muatan q1 ditolak oleh muatan q2

dengan gaya 12F ( seperti pada Gambar 2). Begitu pula muatan q2 ditolak oleh

muatan q1 dengan gaya 21F . Jika kedua muatan tersebut berlainan jenis maka

muatan-muatan tersebut akan tarik-menarik. Muatan q1 ditarik oleh muatan q2

dengan gaya 12F dan muatan q2 ditarik oleh muatan q1 dengan gaya 21F

(http://www.fi.itb.ac.id/courses/fi112/Diktat/Gaya_Elektrostatik/index.html:2007)

Gambar 2. (a) muatan yang sejenis tolak menolak (b) muatan yang tidak sejenis

tarik menarik ( Giancoli, 1998: 8 ).

Coulomb menyelediki gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua

"muatan titik" atau partikel bermuatan yaitu gaya antara benda bermuatan yang

ukurannya kecil dibandingkan dengan jarak antara keduanya. Ia menemukan

bahwa gaya tersebut besarnya :

+ +

q1 (a) q2

q1 (b) q2

+ - F12 F21

F12 F21

F12 = gaya pada q1 yang F12 = gaya pada q2 yang disebabkan oleh q2 disebakan oleh q1

Page 18: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

10

F ~ q1 …( 2 )

F ~ q2 …( 3 )

2

1rr

≈F …( 4 )

Jadi gaya interaksi antara kedua muatan titik tersebut adalah :

221

rqq

k r=F …( 5 )

Keterangan:

rr = Jarak antara kedua muatan( meter )

q1 = Muatan pertama ( coulomb )

q2 = Muatan kedua ( coulomb )

2

2927

0

109104

1C

Nmck ×=== −

πε

c = laju cahaya dalam hampa = 3 x 108 m/s

ε0 = permitivitas ruang hampa (vakum)

= 8,854 x 1012 C2 N-1 m-2

Dari persamaan (5), gaya interaksi sebanding dengan besarnya kedua

muatan. Semakin besar muatannya maka gaya interaksinya semakin besar dan

sebaliknya. Setiap sel biologis mempunyai besar dan jumlah kandungan muatan

yang berbeda, salah satu penyebabnya karena faktor ukuran sel dan lingkungan.

Semakin dekat jarak antara kedua muatan maka gaya interaksinya semakin besar.

Sebaliknya semakin jauh jarak antara elektroda maka maka gaya interaksinya

semakin kecil. Pada sel biologis, sel yang paling dekat dengan sumber medan

listrik maka gaya interaksinya paling kuat. Jadi jika ada dua sel biolgis, sel yang

Page 19: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

11

pertama menempel pada elektroda dan sel yang kedua menempel pada sel pertama

maka kemungkinan gaya interaksinya lebih kuat sel partama sehingga ada

kecenderungan sel tersebut diam dan sel yang kedua karena mengalami gaya

interaksi yang lebih lemah dari sel pertama maka akan bergerak rotasi. Begitu

pula dengan sel telur ikan Lele, karena sel telur ikan Lele merupakan sel biologis

yang mempunyai sejumlah muatan maka gaya interaksi ini, berlaku pada sel telur

ikan Lele. Gaya interaksi antar muatan akan menimbulkan medan listrik.

B. Medan Listrik

Bila ada sebuah sebuah sumber muatan yang diam di suatu titik, maka kita

mengatakan bahwa muatan itu menghasilkan sebuah medan listrik disekitarnya.

Medan ini selanjutnya mengerahkan sebuah gaya pada setiap muatan lain yang

hadir disekitar muatan itu (Kane, Joseph W., dkk, 1988: 154 ). Medan listrik

adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron,

ion, atau proton, dalam ruangan yang di sekitarnya. Medan listrik umumnya

dipelajari dalam fisika dan bidang-bidang terkait. Secara tak langsung bidang

elektronika telah memanfaatkan medan listrik dalam kawat konduktor

(http://www.myfisika.net/materi/medan_Listrik_files/medan_listrik.html: 2007).

Sebuah plat logam dan selaput sebuah sel adalah contoh – contoh dari

permukaan bidang yang dapat mengangkut muatan yang terdistribusi secara

uniform. Bila sebuah plat atau membran mempunyai muatan netto, maka tolakan

bersama dari muatan – muatan itu akan menyebabkannya hampir terdistribusi

secara uniform. Medan diantara dua plat seperti itu yang muatan berlawanan

Page 20: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

12

adalah hampir uniform. Sebuah partikel bermuatan, seperti sebuah elektron, yang

bergerak melalui medan uniform itu akan mengalami percepatan yang konstan

(Kane, Joseph W.,dkk, 1988: 154-155 ).

Gambar 3. (a) sebuah selaput sel terlihat secara perspektif (b) pandangan

penampang yang memperlihatkan lapisan – lapisan muatan (Kane, Joseph W.,

dkk, 1988: 155 )

Distribusi muatan kontinu adalah sangat lazim. Distribusi pada Gambar (3)

misalnya, terjadi pada permukaan benda-benda logam dan didalam fluida sel

organisme hidup. Banyak sekali elektron atau ion didalam situasi – situasi seperti

ini sehingga distribusi muatan tersebut muncul sebagai distribusi kontinu bila

dipandang dari tingkat mikroskopik (Kane, Joseph W.,dkk, 1988: 155 ).

Pernyataan untuk medan yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik tunggal

dapat dideduksi dari hukum Coulomb. Seperti yang kita telah tau, gaya pada

sebuah muatan q1 yang ditimbulkan oleh sebuah muatan q2 yang berjarak r adalah

221

rqq

k r=F …(6)

(Kane, Joseph W.,dkk, 1988: 155 )

Bila kita mempunyai satu atau lebih muatan listrik, kita dapat mengatakan

bahwa muatan – muatan itu menghasilkan sebuah medan listrik disekitarnya. Jika

Cell exterior

membrane

E

E

Cell interior

Cell exterior

Cell interior

(a) (b)

+ + + + + + + +

- - - - - - - - - - - - -

Page 21: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

13

sebuah muatan q yang hadir disekitar muatan – muatan itu, maka muatan q

mengalami sebuah gaya yang sebanding dengan medan listrik E dan q itu sendiri.

EF q= ...(7)

Besarnya medan listrik di suatu titik dipengaruhi oleh jarak titik tersebut

terhadap elektroda. Pengaruh medan listrik di suatu titik dinyatakan oleh besaran

vektor kuat medan listrik (E). Atau jika dirumuskan secara matematis:

2rqk r=E …(8)

(Tipler, Paul A, 2001:14-15 )

Penggambaran garis medan listrik menyajikan banyak informasi yang

sangat banyak dalam bentuk grafik yang ringkas yang mudah dimengerti seperti

yang ditunjukan gambar 2.

(a) (b)

Gambar 4. Garis-garis medan listrik (a) Medan listrik pada muatan + q (b)

Medan Listrik pada muatan – q (Giancoli, 1998: 18)

Karena arah medan yang selalu keluar dari muatan positif, maka jika

medan listriknya keluar dari elektrode, arah medan listriknya akan tegak lurus

dengan batang elektrode tersebut. Pernyataan ini dipertegas pada Gambar (3). Jadi

ketika ada dua sel biologis yang mempunyai gaya interaksi yang lebih lemah

daripada sel yang lebih dekat ke sumber medan listrik (elektrode), maka

+q -q+

-

Page 22: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

14

kemungkinan sel tersebut akan berotasi sampai sejajar medan listrik. Rotasi ini

disebabkan oleh dipol listrik

C. Dipol Listrik

Dipol listrik adalah sistem muatan yang terdiri dari dua buah kumpulan

muatan yang besarnya sama tapi berbeda jenis ( + dan -)( Kane, Joseph W.,

dkk,1988: 156 ).

(a) (b)

Gambar 5. digram skematis dari distribusi muatan atom atau dari molekul nonpolar

(a)jika medan listrik luar tidak ada, Pusat muatan negatif berimpit dengan

pusat muatan positif (b) dengan adanya medan listrik dari luar, pusat

muatan positif dan pusat muatan negatif berpindah, menghasilkan

momen dipol induksi yang mempunyai arah searah dengan medan listrik

luarnya (Tipler, Paul A, 2001:24 )

Dalam atom, pusat massa elektron – elektron berimpit dengan inti, dan

karena itu momen dwikutub listrik rata-rata dari atom adalah nol (Gambar 5(a)).

Jika suatu medan listrik eksternal dimanfaatkan, maka gerakan elektronnya akan

terdistrosi dan pusat massa elektron – elektron itu akan bergeser relatif terhadap

inti (Gambar 5(b)). Karena itu atom akan terpolarisasi dan menjadi sebuah

dwikutub listrik yang bermomen P. Momen itu sebanding dengan medan

eksternal E ( Alonso, Marcelo.,dkk, 1994: 26).

± - +

E

P

Pusat muatan negatif berimpit dengan pusat mutan positif

Page 23: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

15

Momen dipol suatu atom atau molekul nonpolar di dalam medan listrik

luar disebut momen dipol induksi. Momen dipol induksi P mempunyai arah sama

dengan arah medan listrik E. Jika medan listriknya homogen, tidak ada gaya total

dipol sebab gaya pada muatan positif maupun negatif sama besar dan berlawanan

arah (Tipler, Paul A, 2001: 24 ). Besarnya momen dipol induksi untuk medan

listrik uniform adalah

EP ⋅= α ...(9)

= Ea ).4( 30∈π ...(10)

= v03∈ ...(11)

Konstanta α disebut sebagai polarisabilitas atom. Nilainya bergantung pada

struktur atom. Masing- masing atom memiliki nilai polarisabilitas yang berbeda-

beda. Sedangkan v adalah volume atom yang besarnya 10-30 m3 (Griffith, David

J., 1995:159).

Karakteristik suatu dipol dinyatakan dengan momen dipol (P). Banyak

molekul mempunyai momen dipol intrinsik, misalnya sel biologis. Dua muatan

sama besar tapi berlawanan tanda (+ q dan – q ) yang terpisah sejauh L dengan

jari-jari atom a akan membentuk dipol listrik. Momen dipol P menunjuk dari

muatan negatif ke positif (Kane, Joseph W., dkk, 1988: 157). Pada Gambar (5)

dapat dikatakan bahwa keseimbangan atom terjadi ketika inti mengalami

pergeseran sejauh L dari pusat massa atom. Saat pusat medan listrik eksternal

mendorong inti kekanan medan internalnya menarik kekiri sampai terjadi

kesimbangan yaitu eEE = , dimana eE medan yang dihasilkan oleh elektron.

Medan listrik sejauh L dari pusat masa inti atom besarnya:

Page 24: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

16

L

304

1aqLEe ⋅

∈=

π ...(11)

Dengan cara yng sama didapatkan,

304

1aqLE ⋅

∈=

π ...(12)

Karena EP ⋅= α maka

=P ( )304 a∈π 3

041

aqL⋅

∈π ...(13)

Sehingga LP ⋅= q …(14)

(Griffith, David J., 1995:160).

Momen dipol dapat disebabkan oleh adanya imbas dari medan listrik eksternal.

Ketika dipol berada dalam ruang yang bermedan listrik, maka dipol akan

mengalami momen gaya (Kane, Joseph W., dkk, 1988: 157 ).

Gambar 6. sebuah dipol listrik di dalam sebuah medan uniformE cenderung

menghasilkan rotasi yang (a) searah dengan perputaran jarum jam

(b) berlawanan dengan arah jarum jam (c) dipol didalam keadaan

kesetimbangan (Kane, Joseph W., dkk, 1988: 157 ).

-qE

+qE

E-q

+q

p

θ

E

( a ) ( b )

-qE

+qE

E -q

+q

p

-q +q

( c )

E

Page 25: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

17

Gambar 6 memperlihatkan sebuah dipol listrik di dalam sebuah medan

uniform E . Gaya pada muatan positif itu adalah q E , dan gaya pada muatan negatif

adalah –q E . Jumlahnya adalah nol, sehingga gaya netto pada sebuah dipol listrik di

dalam sebuah medan listrik uniform adalah nol (Kane, Joseph W.,dkk, 1988: 157 ).

Akan tetapi, torka netto pada dipol tersebut tidak sama dengan nol, karena

gaya-gaya yang sama besarnya tetapi yang berlawanan arahnya mempunyai garis-

garis aksi dan membuat sebuah kopel. Torka yang ditimbulkan oleh sebuah kopel

adalah sama relatif terhadap setiap titik, sehingga kita dapat memilihnya terhadap

muatan –q untuk menghitung torka. Gaya pada –q menghasilkan torka. Muatan +q

dipengaruhi oleh gaya q E dan beraksi pada jarak L . Jadi momen gaya pada dipol

adalah :

( ) ( )−−++ ×+×= FrFrτ …(15)

( ) ( ) EqLqELqEL×=⎥

⎤⎢⎣

⎡−×⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛−+⎥

⎤⎢⎣

⎡×⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

22 …(16)

Sehingga sebuah dipol P pada medan listrik uniform E yang ditimbulkan oleh

torka adalah

τ EP ×= ...(17)

(Griffith, David J., 1995:162).

Besarnya torka itu adalah pE sin θ, dan diarahkan sedemikian rupa

sehingga dipol itu cenderung menyejajarkan dirinya sejajar dengan medan

tersebut. Bila dipol itu diorientasikan seperti di dalam Gambar 6(a), maka torka

diarahkan ke dalam halaman gambar, yang cenderung merotasikan dipol itu dalam

arah perputaran jarum jam. Torka diarahkan ke luar halaman gambar di dalam

Page 26: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

18

Gambar 6(b) dan cenderung merotasikan dipol itu dalam arah berlawanan dengan

perputaran jarum jam. Pada Gambar 6(c) torka tersebut adalah nol, dan dipol itu

berada di dalam kesetimbangan stabil bila diarahkan sepanjang medan (Kane,

Joseph W.,dkk, 1988: 157 ).

Momen dipol yang tidak searah dengan medan listrik maka partikel atau

sel tersebut akan berputar sehingga arahnya searah dengan arah medan listrik.

Pada sel telur ikan Lele, karena sel tersebut juga memiliki sejumlah muatan maka

secara teoriakan terjadi momen dipol sehingga sel tersebut mempunyai kecepatan

anguler. Peristiwa ini dideteksi melalui suatu teknik elektrorotasi

D. Elektrorotasi

Elektrorotasi merupakan suatu teknik pendeteksian terhadap partikel-

partikel kecil yang berotasi di dalam medan listrik. Dalam elektrorotasi akan

terdeteksi kecepatan anguler dan arah dari partikel-partikel yang berotasi.

Partikel-partikel ini termasuk juga sel biologis. ( Mirwan, 2002: 2 ). Salah satunya

adalah sel telur ikan Lele. Penyebab umum rotasi sel adalah beda fase antara

medan induksi polarisasi elektris dan medan putar eksternal (John H. Miller, Jr.

and James R. Claycomb : 1998).

Dalam elektrorotasi, suatu medan listrik arus AC yang berputar

mempengaruhi momen dipol sel, yang frekwensi angulernya terdapat pada medan

eksternal itu. Jika frekwensi medan meningkat, periode medan yang berputar

dapat dibandingkan dengan skala waktu yang dihubungkan dengan bentuk dari

suatu dipole. Untuk memperkecil energinya, dipole sejajar dengan medan tetapi

Page 27: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

19

pada frekwensi tinggi, sel itu tidak mampu lagi mengikuti arah medan tersebut.

Dengan respon mengarah ke suatu kecepatan dan suatu energi anguler karena

adanya interaksi pada keluaran fase dari bagian momen dwikutub dan medan

eksternal itu. Sebagai tambahan, kecepatan anguler dari suatu partikel sel

sebanding dengan sifat dinamis yang merekat pada sel tersebut, karena sel di

dalam suatu medium dan mengalami suatu gaya gesek yang diabaiakan

(Georgieva, R. dkk :1998)

Gaya yang bekerja pada peristiwa elektrorotasi ini adalah gaya

dielektroforesis. Dielektroforesis merupakan pergerakan zat bermuatan listrik

akibat adanya pengaruh medan listrik. Dielektroforesis didefinisikan sebagai

gerak lateral yang terjadi pada partikel tak bermuatan sebagai hasil dari polarisasi

yang terinduksi oleh medan listrik tak seragam. Gaya dielektroforesis tergantung

pada ukuran sel dan pada besar dan derajat ketidak-seragaman medan listrik

(Azam, Much: 2002).

Menurut Mirwan (2002) elektrorotasi terjadi hanya pada sel yang tidak

menempel elektrode, sedangkan sel yang menempel pada elektrode tidak berotasi.

Untuk menggambarkan yang terjadi pada peristiwa elektrorotasi ini, dapat

dijelaskan melalui Gambar (7).

Gambar 7. Gambaran umum peristiwa elektrorotasi (a) dua buah sel dalam

keadaan bebas medan listrik (b) ketika diberi medan listrik (c)

keaadan akhir elektrorotasi.

Er

a b c

Er

Page 28: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

20

Pada Gambar 7(a), dua buah sel atau molekul yang berada dalam daerah

bebas medan listrik. Kedua sel akan berada dalam keadaan acak. Artinya garis

hubung dari kedua sel berada pada sembarang arah. Ketika diberikan medan

listrik E ( Gambar 7(b) ), arah dari garis hubung kedua sel akan berubah hingga

mensejajarkan dirinya dengan arah dari medan listrik E . Keadaan akhir

elektrorotasi digambarkan dalam Gambar 7(c).

Untuk merumuskan besarnya medan listrik ( E ) di antara dua buah

elektroda silinder yang di dalamnya berisi dua sel biologis yang identik dapat

menggunakan gambar berikut ini:

Gambar 8. Model elektrorotasi sel (Mirwan, 2002: 5 )

Dari Gambar 8 diperoleh :

ηε

ω83 s

a =

2

22

24ln2

⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛−−−−

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −θRCosRR

DDR

RD

VD

selelektrodeelel

elektrode

elektrodeel

el

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

− )]([4)]([

22

ωω

θfR

fISin

e

m ….(18)

Dengan :

Elektrode silindris

Rel Elektrode silindris

Sel B

Sel A

R Cos θ

θ Del R

Rsel

Z

Em

Page 29: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

21

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡++

−= 222

2

)]([ωωω

DBCDABfRe ...(19)

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

+−

−= 222)]([ω

ωωDB

ADBCfI m ...(20)

))(1())(12( 22 ωεεσσωεεσσ msmsmcms kkA −++−−=

)]2(2[ 222csmmcsk εεεωσσσ −+−+ ...(21)

))(1(2))(21( 22 ωεεσσωεεσσ msmsmcms kkB −−+−−=

)]([2 222csmmcsk εεεωσσσ −+−+ …(22)

))(1())(12( mssmmccm kkC εσεσεσεσ −−+−−=

)]4[ mmcssck εσεσεσ −++ ….(23)

))(1(2))(21( mssmmccm kkD εσεσεσεσ +−++−= )]2[2 mmcssck εσεσεσ +++ …(24)

Rk δ=

Adapun harga dari parameter-parameter tersebut disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Tabel harga – harga parameter untuk teknik elektrorotasi No Parameter Nilai (satuan)

1 sε 80 0ε (Fm-1)

2 cε 10 0ε ( Fm-1)

3 mε 11 0ε (Fm-1)

4 sσ 0,001 (Sm-1) 5

cσ 0,1 (Sm-1) 6

mσ 10-7 (Sm-1)

7 0ε

8,85 x 10-12 Fm-1

8 η 10-3 Pas 9 δ 10 nm

Sumber: Mirwan, 2002: 5

Keterangan :

sε : permitivitas medium

Page 30: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

22

cε : permitivitas sitoplasma

mε : permitivitas membran sel

sσ : konduktivitas medium

cσ : konduktivitas sitoplasma

mσ : konduktivitas membran sel

η : viskositas medium,

R: jari-jari luar sel

δ : ketebalan dinding sel.

Rel : Jari-jari masing-masing elektroda ( meter )

Rsel : jari – jari masing – masing sel (meter)

Del : Jarak pisah masing-masing elektroda ( meter )

Z : Jarak dari sumbu ( pertengahan elektroda ) terhadap possis sel yang

berotasi ( meter)

V: tegangan (volt)

Persamaan (18) yang menjadi dasar perhitungan dalam penelitian ini (Mirwan,

2002: 5-7 ).

Pada persamaan (18) terlihat bahwa kecepatan anguler sebanding dengan

tegangan. Jika teganganya besar maka kecepatan angulernyapun semakin besar

dan sebaliknya. Karena adanya faktor konstanta sehingga hubungan antara

kecepatan anguler dan tegangan berbentuk non linear.

Dalam sel telur ikan Lele terdapat sekumpulan muatan membentuk dipol –

dipol ketika diberi arus listrik. Dipol – dipol tersebut saling berinteraksi sehingga

Page 31: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

23

menyebabkan momen dipol. Momen dipol yang tidak searah dengan medan listrik

menyebabkan rotasi. Untuk mengamati gerakan sel telur ini dapat digunakan

teknik Elektroroatasi.

E. Elektrolisis Air (http://id.wikipedia.org/wiki/Air: 2007 )

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air

tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom

oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi

standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat

kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan

untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak

umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan

antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik,

yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen

sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang

mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua

elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas

pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan

oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat

elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom

oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan

Page 32: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

24

oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom

hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada

tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol.

Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini

membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk

dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik

ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak

zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di

bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat

dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)

dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan

mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua

molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2

dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai

menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke

katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali

beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat

dituliskan sebagai berikut.

2H2O 2H2(g) + O2(g)

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung

pada elektroda dan dapat dikumpulkan.

Page 33: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

25

Untuk medium elektrorotasi dipilih air murni yaitu aquabides. Aquabides

telah mengalami dua kali proses penyulingan. Proses penyulingan dimaksudkan

untuk mengurangi zat – zat yang tidak diperlukan. Sehingga saat berada di medan

listrik tidak terjadi gelembung – gelembung gas pada elektrode yang dapat

mengakibatkan medan listriknya semakin mengecil dan lama kelamaan hilang tapi

yang terjadi adalah proses induksi dipol listrik menjadi medan listrik kepada salah

satu sel.

F. Algoritma dan Flowchart

Algoritma telah menjadi bagian dari matematika sejak orang pertama

kali belajar tentang proses pembagian yang panjang. Namun berkat penerapan

ilmu komputerlah yang membuat pemikiran tentang algoritma menjadi terkenal

saat ini. Menurut Donald Knuth, bapak ilmu komputer, Algoritma adalah urutan

kaidah yang terdefinisi secara tepat tentang cara menghasilkan output informasi

tertentu dari input informasi yang tertentu menurut sejumlah tahapan yang

berhingga (Ismail Ibraheem, Kais.,dkk, 2003: 20 ).

Berdasarkan algoritma tersebut, proses penyelesain akar persamaan tak

linear seperti pada penelitian ini dengan menggunakan metode Newton-Raphson

dapat disajikan dalam bentuk flow chart atau bagan alir. Flow chart adalah suatu

bagan yang berisi langkah – langkah, dimana langkah – langkah tersebut

disimbolkan dalam bentuk – bentuk tertentu untuk menggambarkan jenis langkah/

tahapan yang berbeda – beda, yang masing – masing dihubungkan dengan anak

panah (Ismail Ibraheem, Kais.,dkk, 2003: 21).

Page 34: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

26

Antara Algoritma dan flowchat keduanya sangat erat kaitanya.

Algoritma dan flowchart memudahkan kita untuk memulai program sehingga

jelas urutan atau langkah – langkah pemrograman yang akan kita kerjakan.

Algoritma dan Flowchart disajikan dalam metode penelitian pada bab III.

Page 35: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tahap Ekperimen

1. Penentuan Objek Penelitian

Pada tahap eksperimen, objek yang diteliti menggunakan telur Lele. Cara

pemilihan Lele yang mempunyai telur yaitu amati bagian perutnya apabila

membesar dan kelihatan biru kehijau – hijauan, kemungkinan Lele tersebut

bertelur.

2. Alat dan bahan

Untuk melakukan penelitian ini, alat dan bahan yang diperlukan adalah :

a. Alat

1. Mikroskop

• Merk : Olympus SZ

• Perbesaran Maksimum : 560 kali

2. Stroboskop

• Merk : Pasco

• Seri : SF - 9211

3. Variak

• V input : 220 volt

• V out : 0 – 240 volt

Page 36: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

28

4. Kamera video

• Merk : Motic Cam

• Resolusi : 2 Mpixel

5. Seperangkat Komputer

6. Power supply

7. Pipet

8. Elektroda baja

9. Tempat sample

10. Kabel penghubung

b. Bahan

1. Sel telur ikan Lele

2. Aquabides

3. Prosedur penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan penelitian ini adalah:

1. Menyusun alat dan bahan seperti pada Gambar (9).

Gambar 9. Susunan alat penelitian

Perangkat Komputer

variak

Sampel

Mikroskop

Kamera Video

Sumber tegangan

stroboskop

Page 37: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

29

2. Menghubungkan semua rangkaian ke sumber tegangan.

3. Menempatkan sel telur Lele pada tempat sample di bawah pengamatan

mikroskop

4. Menjalankan software komputer sampai terlihat jelas objek yang akan

diteliti.

5. Mengatur besarnya waktu yang diperlukan agar sel yang berotasi bisa

terekam sempurna.

6. Memvariasikan besarnya tegangan AC pada elektroda sambil

mengamati pola gerakan sel telur Lele

7. Mencatat semua data pengamatan.

8. Mengulangi langkah 5 sampai 6

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian : Mei - Juni 2007

Tempat penelitian : Laboratorium Fisika Medik FMIPA UNNES.

5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan perbandingan antara hasil eksperimen dan

simulasi sehingga diharapkan data hasil perhitungan yang diperoleh lebih

akurat kebenarannya. Data hasil eksperimen yang diperoleh dengan cara

yaitu tegangan AC pada elektroda diukur dengan menggunakan variak

Kecepatan anguler diketahui dengan cara mengukur perubahan posisi dari

sel telur lele ( posisi akhir – posisi awal) dan membaginya dengan waktu

yang diperlukan. Data hasil simulasi diperoleh dengan perhitungan pada

persamaan (18).

Page 38: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

30

6. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang akan diselidiki pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini

adalah sumber tegangan AC yang diberikan pada elektroda.

b. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi titik pusat

penelitian. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan

anguler dari sel telur ikan lele pada peristiwa elektrorotasi.

B. Tahap Simulasi

Pembuatan program simulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pemrograman Matlab 7, yaitu untuk mencari tahu gambaran

hubungan yang terjadi antara tegangan AC dalam sistem elektrorotasi terhadap

kecepatan anguler rotasi sel telur ikan Lele. Jadi dengan membandingkan antara

hasil simulasi dengan hasil eksperimen yang nantinya akan diperoleh, diharapkan

akan saling memberikan bukti yang kuat terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Untuk keperluan simulasi ini, pertama-tama yang dilakukan adalah

penyesuaian rumus-rumus yang digunakan yaitu persamaan (18) sampai (24)

kedalam bahasa Matlab yaitu aω diganti dengan Wa, sε diganti dengan es,

cε diganti dengan ec, mε diganti dengan em, sσ diganti dengan Ts, cσ diganti

dengan Tc, mσ diganti dengan Tm,η diganti dengan et, dan θ diganti dengan J.

Page 39: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

31

Ini dilakukan karena dalam bahasa Matlab tidak mengenal simbul-simbul

demikian.

Berdasarkan rumus-rumus yang telah disesuaikan dengan bahasa Matlab,

dan dengan memasukkan harga-harga parameter dibuatlah listing program, yaitu

untuk memperoleh tampilan grafik hubungan antara Tegangan AC dan kecepatan

angulernya.

Dalam penelitian ini digunakan algoritma atau langkah – langkah dalam

proses penyelesaian persamaan tidak linear yaitu dengan menggunakan metode

Newton-Raphson sebagai berikut :

a) Perhitungan teoritis

1. Tentukan taksiran awal f, omega, Del, Rel, Rsel, TETA 1

2. Hitung nilai Omega 1 secara berurut dengan rumus pada persamaan

(18)

3. Apabila nilai Omega 1 ≥ 0 , maka proses selesai

4. Namun, apabila nilai Omega 1 < 0, ulangi lagi langkah no.(3) untuk

menghitung nilai Omega 1 selanjutnya.

b) Perhitungan eksperimen

1. Tentukan taksiran awal TETA 1,TETA 2, t

2. Hitung nilai Omega2 secara berurut dengan rumus

t

12 θθω

−=

3. Apabila nilai Omega 2 ≥ 0 , maka proses selesai

4. Namun, apabila nilai Omega 2 < 0, ulangi lagi langkah no.(3) untuk

menghitung nilai Omega1selanjutnya.

Page 40: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

32

c) Perpaduan antara teoritis dengan eksperimen

1. Tentukan taksiran awal f, omega, Del, Rel, Rsel, TETA 1, TETA 2, t

2. Hitung nilai Omega 1 dan Omega 2 secara berurut

3. Apabila nilai Omega 1 dan Omega 2 sama atau hampir sama , maka

proses selesai

4. Namun, apabila nilai Omega 1 dan Omega 2 jauh berbeda, ulangi lagi

langkah no.(3) untuk menghitung nilai Omega 1 atau Omega 2

selanjutnya

Untuk dapat melakukan langkah – langkah pemrograman maka

dibutuhkan alat atau teknik untuk melaksanakannya. Salah satu alat yang umum

digunakan adalah berupa diagram alir sistem (sistem Flowchart). Diagram ini

menjelaskan urutan – urutan dari prosedur yang ada didalam sistem dan

menunjukan apa yang dikerjakan sistem.

Gambar 10. Digram alir untuk perhitungan teoritis

mulai

Input f, omega, Del, Rel, Rsel

selesai

grafik

Hitung Omega 1

ya

tidak

Page 41: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

33

Gambar 11. Digram alir untuk perhitungan eksperimen

Gambar 12. Diagram alir untuk perhitungan perpaduan antara teoritis dan

eksperimen

mulai

Input TETA 1,TETA 2, t

selesai

grafik

Hitung Omega 2

ya

tidak

mulai

Input f, omega, Del, Rel, Rsel, TETA 1, TETA 2, t

selesai

grafik

Hitung Omega 1 dan Omega 2

ya

tidak

Page 42: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tabel 2. Data hasil pengukuran tegangan terhadap kecepatan anguler dalam sistem elektrorotasi, untukω = 55 Hz,

awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm.

no Tegangan

(volt) )(derajatakhirθWaktu (detik) det)/(radaω

1 0 0 0 0 2 10 0 0 0 3 20 0 0 0 4 30 0 0 0 5 40 0 0 0 6 50 0 0 0 7 60 0 0 0 8 70 0 0 0 9 80 0 0 0

10 90 0 0 0 11 100 0 0 0 12 110 0 0 0 13 120 0 0 0 14 130 0 0 0 15 140 0 0 0 16 150 0 0 0 17 160 85 8 0.087222222 18 170 88 8 0.077046296 19 180 92 8 0.102486111 20 190 92 8 0.102486111 21 200 89 8 0.095944444 20 210 100 8 0.119930556 22 220 130 10 0.148277778 23 230 120 8 0.163541667 24 240 130 8 0.185347222

Page 43: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

35

Gambar 13. Grafik hasil eksperimen hubungan Tegangan AC terhadap

kecepatan anguler rotasi sel telur ikan emas, untuk ω = 55 Hz,

awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm.

Gambar 14. Grafik simulasi hubungan tegangan AC terhadap kecepatan

anguler rotasi sel ( aω ), untuk ω = 55 Hz, awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm

Page 44: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

36

Gambar 15. Grafik gabungan hasil simulasi dan hasil eksperimen hubungan

Tegangan AC terhadap kecepatan anguler rotasi sel telur ikan Lele, untuk ω = 55 Hz, awalθ =45 o , Del= 15 mm, Relektrode = 1.5 mm, Rsel = 0,5 mm.

Gambar 16. Tampilan pemrograman dengan menggunakan GUI

Page 45: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

37

B. Pembahasan

Hasil eksperimen yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan dalam dua

bentuk, yaitu bentuk tabel dan bentuk grafik. Tabel 1 berisi data hasil pengukuran

terhadap tegangan, posisi sudut akhir, waktu rotasi dan kecepatan anguler telur ikan

Lele. Tabel 1 memberi gambaran secara eksperimen terhadap harga-harga

teganagan (volt) terhadap kecepatan anguler rotasi sel telur ikan Lele ( aω ).

Berdasarkan eksperimen bahwa untuk mengukur kecepatan anguler sel yaitu

diketahui dengan cara mengukur perubahan posisi dari sel telur lele ( posisi akhir –

posisi awal) dan membaginya dengan waktu yang diperlukan. Nampak bahwa

sesuai rumus, kecepatan anguler sebanding dengan posisi sudut, semakin sudutnya

kecil maka kecepatan angulernya pun semakin kecil dan sebaliknya semakin besar

posisi suduntnya maka kecepatan angulernya semakin besar. Pada tegangan 0

sampai 150 volt harga akhirθ = 0 dan aω = 0. Hal ini memberi indikasi bahwa pada

tegangan 0 sampai 150 volt sel tidak berotasi. Sedangkan pada tegangan 160 sampai

240 volt, harga akhirθ sebanding dengan harga kecepatan anguler yang memiliki

harga yang bervariasi (naik turun) dengan kecenderungan semakin besar. Harga

aω mulai naik saat tegangan 210 volt ( aω = 0.119930 rad/detik). dan memuncak

saat tegangan 240 volt ( aω = 0.185347 rad/detik). Hal ini memberi indikasi bahwa

secara grafik kecepatan rotasi sel mempunyai hubungan yang non linier terhadap

tegangan.

Page 46: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

38

Gambar 13 menunjukkan grafik hasil eksperimen hubungan tegangan AC

terhadap kecepatan rotasi sel telur ikan Lele. Nampak bahwa pola grafik

eksperimen bervariasi (naik turun) sesuai tabel. Posisi awal diambil sebesar 450

dan waktu yang diperlukan untuk berotasi besarnya dibuat sama yaitu 10 detik,

tapi pada rekaman sebagia besar tercantum 8 detik. Hal ini dikarenakan adanya

faktor kesalahan manusia dan kemungkinan juga bahwa 8 detik itu merupakan

waktu dimana sel berotasi. Sedangkan 2 detiknya merupakan waktu getar ketika

sel akan berotasi. Pada tegangan 140-150 volt, sel mulai bergetar. Tapi dalam

penelitian ini. Kecepatan anguler sel pada saat bergetar dianggap nol karena posisi

akhir sel sangat kecil sehingga kecepatan angulernyanya sulit dihitung. Sel

berotasi mulai tegangan 160 volt dengan kecepatan anguler 0.087222222 rad/det.

Kemudian mengalami naik turun secara lambat pada tegangan 170 volt, 180 volt,

190 volt dan 200 volt dengan kecepatan anguler berturut – turut sebesar

0.077046296 rad/det, 0.102486111 rad/det, 0.102486111 rad/det dan

0.095944444 rad/det. Tegangan mulai naik setelah 200 volt yaitu mulai tegangan

210 volt, 220 volt, 230 volt dan mencapai maksimum kecepatan anguler terbesar

saat tegangan 240 volt dengan keceptan anguler berturut – turut sebesar

0.119930556 rad/det, 0.148277778 rad/det, 0.163541667 rad/det dan

0.185347222. Dari hasil eksperimen ini juga dapat kita ketahui bahwa kecepatan

anguler sebanding dengan tegangan, semaikin kecil tegangan maka kecepatan

angulernya semakin kecil dan sebalinya semakin besar tegangan maka kecepatan

angulernya semakin besar pula. Adanya tegangan AC yang diberikan kepada dua

elektrode mengakibatkan medan yang dihasilkan adalah medan yang uniform.

Page 47: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

39

Akibat dipol listrik pada masing - masing sel maka memunculkan momen dipol.

Sehingga ketika ada tegangan yang mengalir diantara kedua elektroda maka sel

tersebut berotasi akibat interaksi momen dipol. Rotasi tersebut semakin bertambah

besar seiring dengan bertambahnya tegangan.

Gambar 14 menunjukkan grafik hasil simulasi (teoritis) hubungan antara

kecepatan anguler rotasi sel ( aω ) dan tegangan (V) yang dibentuk oleh garis

hubung kedua pusat sel terhadap medan listrik yang dikenakan. Dari grafik dapat

dilihat bahwa dengan range (selang) tegangan yang konstan yaitu setiap 10 volt,

maka kecepatan angulernya semakin bertambah besar. Hal ini berdasarkan pada

Persamaan (18) yaitu kecepatan anguler berbanding lurus dengan tegangan, jadi

semakin besar tegangannya maka kecepatan angulernya semakin besar pula dan

sebaliknya semakin kecil teganganya maka kecepatan angulernya maka semekin

kecil pula. tapi karena faktor konstanta sehingga grafik kecepatan rotasi sel

mempunyai hubungan yang non linier terhadap tegangan. Berdasarkan fakta-fakta

tersebut, memberi indikasi bahwa dengan berubahnya tegangan maka kecepatan

anguler sel biologis yang berotasi juga membesar, sehingga dapat dinyatakan

bahwa perubahan tegangan menyebabkan terjadinya perubahan proses

bertambahnya kecepatan anguler, dengan awal kenaikan yang besar.

Gambar 15 dan 16 yang merupakan grafik gabungan antara hasil teori dan

hasil eksperimen. Namun nampak bahwa harga-harga aω baik secara simulasi

maupun hasil eksperimen tidak terletak pada daerah tegangan yang sama. Untuk

lebih jelasnya, nilai – nilai dari kecepatan anguler dari masing – masing hasil

eksperimen dan teoritis disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 48: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

40

Tabel 3. Data perbandingan hasil ekperimen dan teoritis

No

Tegangan (Volt)

Kecepatan Rotasi (rad/det)

Eksperimen Teori 1 160 0.087222222 0.00661727 2 170 0.077046296 0.00747027 3 180 0.102486111 0.00837498 4 190 0.102486111 0.00933138 5 200 0.095944444 0.0103395 6 210 0.119930556 0.0113993 7 220 0.148277778 0.0125108 8 230 0.163541667 0.0136740 9 240 0.185347222 0.0148888

Terlihat bahwa hasil perbandingan teori relatif jauh bila dibandingkan dengan

eksperimen, selisihnya kurang lebih 10-1. Hal ini dikarenakan rumus perhitungan

untuk hasil simulasi kemungkinana hanya cocok untuk sel yang ukurannya relatif

kecil (skala mikro) seperti sel darah, seperti pada tabel 1 pada bab II. Terlihat

bahwa parameter – parameter yang digunakan sangat kecil, ukuran mikro. Selain

itu juga, faktor kandungan muatan juga mempengaruhi. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan pada bab II bahwa setiap sel biologis mempunyai besar

dan jumlah kandungan muatan yang berbeda, salah satu penyebabnya karena

faktor ukuran sel dan lingkungan tempat sel itu hidup. Faktor alat juga

mempengaruhi perbedaan hasil pehitungan, salah satunya pada elektroda. Karena

elektroda tersebut digunakan berkali – kali sehingga menimbulkan polarisasi dan

menyebabkan karat. Berdasarkan teori bahwa jika terjadi gelembung – gelembung

gas pada elektrode yang dapat mengakibatkan medan listriknya semakin mengecil

dan lama kelamaan hilang. Tapi keduanya menunjukan hasil kesimpulan yang

Page 49: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

41

berbeda yaitu secara eksperimen bahwa tegangan sebanding dengan posisi sudut

akhir sel tetapi pada persamaan (18) menunjukan bahwa kecepatan anguler

berbanding terbalik dengan posisi sudut akhir sel. Padahal dua – duanya

(eksperimen dan teoritis) juga menunjukan bahwa kecepatan anguler sebanding

dengan tegangan, semakin besar tegangannya maka kecepatan anguler semakin

besar dan sebaliknya yang kedunya mempunyai hubungan non linear.

Dari semua bahasan di atas, dalam kasus ini nampak bahwa baik

perhitungan secara eksperimen maupun secara teoritis, menunjukkan kesamaan

hubungan antara tegangan terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele, yaitu

tegangan berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan Lele secara non

linier. Semakin besar tegangannya, kecepatan angulernya semakin besar dan

sebaliknya. Adanya perbedaan hasil perhitungan yang signifikan menunjukan

ketidaksesuain faktor konstanta rumus perhitungan teori dengan eksperimen.

Faktor kandungan muatan juga berpengaruh, hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan pada bab II bahwa setiap sel biologis mempunyai besar dan jumlah

kandungan muatan yang berbeda. Faktor alat juga sangat berpengaruh terhadap

perbedaan hasil pehitungan.

Page 50: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara eksperimen, saat tegangan kecil antara 0 – 150 volt, kecepatan

anguler sama dengan 0 artinya tegangan tidak berpengaruh terhadap

kecepatan anguler sel telur ikan Lele. Tegangan berpengaruh terhadap

kecepatan anguler sel telur ikan Lele secara non linier, dengan pengaruh

terbesar mulai tegangan 160 volt dengan kecepatan anguler sekitar 0.09

rad/detik dan memuncak pada tegangan 240 volt dengan kecepatan anguler

sekitar 0.9 rad/det

2. Secara simulasi, dengan range (selang) tegangan yang konstan yaitu setiap

10 volt, tegangan berpengaruh terhadap kecepatan anguler sel telur ikan

Lele secara non linier, saat tegangan 160 volt dengan kecepatan anguler

sekitar 0.006 rad/detik dan memuncak pada tegangan 240 volt dengan

kecepatan anguler sekitar 0.05 rad/det

3. Perbedaan hasil perhitungan secara teoritis dan eksperimen yang signifikan

menunjukan rumus perhitungan teoritis hanya cocok untuk sel yang

ukurannya kecil (skala mikro). Faktor alat juga ketelitian pengamatan

sangat perpengaruh terhadap hasil eksperimen.

Page 51: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

43

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, guna mendapatkan informasi

lebih lanjut tentang pengaruh tegangan AC terhadap rotasi sel telur ikan Lele

maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut :

1. perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh tegangan AC terhadap

perilaku rotasi sel telur ikan Lele, jika menggunakan elektrode berbentuk

balok.

2. perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh tegangan AC terhadap

perilaku rotasi sel telur ikan Lele, jika jarak antara elektrode diperkecil.

3. perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruhnya tegangan AC terhadap

perilaku rotasi sel telur ikan Lele, jika menggunakan medan magnet.

4. Medium hendaknya diganti setiap 2-3 kali percobaan.

5. Sel telur yang baru diambil dari tubuh induk, hendaknya langsung letakan

dalam medium, selain menghindari sel cepat mati dan memudahkan

pemisahan sel dari lendir juga menghindari tercampurnya medium oleh zat –

zat yang tidak diperlukan sehingga menimbulkan polarisasi.

Page 52: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Sebuah Esai Singkat Pembukaan Pikiran Mengenai Gaya

Elektrostatik dalam Sudut Pandang Fisika Kuantum.

Azam, Much. 2001. Pemanfaatan Proses Dielektroforesis Pada Penentuan Permitivitas Dan Konduktivitas Listrik Sel Telur Ikan Mas (Cyprinus Carpio).

Bawa,Wayan. 1988. Dasar – dasar Biologi Sel. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Beiser, Arthur.1997. Fisika Modern. Jakarta: Erlangga..

Dwijananti, Pratiwi. 2004. Diktat Mata Kuliah Fisika Inti. Semarang : Jurusan Fisika FMIPA UNNES.

Fathony, Muhammad. 2001. Radiasi Elektromagnetik dari Alat Elektronik dan Efeknya bagi Kesehatan. Yogyakarta: BATAN.

Gabriel, J.F. 1988. Fisika Kedokteran. Jakarta: CV EGC Penerbit Buku Kedokteran

Georgieva, R .1998. Biophys J. April 1998. p. 2114-2120, Vol. 74, No. 4.

Halliday, D. dan Resnick, R. 1989. Fisika Jilid 2 Edisi III. Jakarta: Erlangga.

Hanselman, Duance dan Littlefield, Bruce. 1997. MATLAB bahasa komputasi Teknis: Komputasi Visualisasi Pemrograman. Alih bahasa Josep Edyanto. Yogyakarta: ANDI dan Pearson Education Asia Pte, Ltd.

Huang, J.P, Yu,K.W, Gu, G.U, Karttunen, Mikko. 2002. arXiv:cond-mat/0212518 v1 20 Dec 2002.

Ismail Ibraheem, Kais dan Hisyam, Anwarudin. 2003. Metode Numerik untuk Sains dan Teknik dengan Matlab. Yogyakarta: UAD Press.

John H. Miller, Jr. and James R. Claycomb. 2002. Dielectric Responses of Living Organisms.University of Houston-Clear Lake.

Kane, Joseph W., dkk. 1988. Fisika Edisi 3. Bandung:

Mirwan. 2002. Simulasi Perilaku Rotasi Sel Biologis Dalam Sistem Elektrorotasi. Semarang: jurusan FMIPA Unnes.

Mirwan. 2002. Pengaruh Posisi Sudut Awal Sel Telur Ikan Emas dalam Sistem Elektrorotasi Terhadap Kecepatan Angulernya. Semarang : jurusan Fisika FMIPA Unnes.

Page 53: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

45

Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dann Tehnik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Turana, Yuda. 2003. Dampak Medan Elektromagnetik Terhadap Kesehatan.

Alonso, Marcelo.,dkk. 1989. Dasar – Dasar Fisika Universitas 2. Jakarta: Bina Cipta.

http://www.fi.itb.ac.id/courses/fi112/Diktat/Gaya_Elektrostatik/index.html, diakses tanggal 12 Maret 2007.

http://www.myfisika.net/materi/medan_Listrik_files/medan_listrik.html, diakses tanggal 22 maret 2007.

http://prasetyaandthedivina.blogs.friendster.com/sign_of_new_serapatyx/2006/12/sebuah_esai_sin.html, diakses tanggal 23 Mei 2007.

http://library.gunadarma.ac.id/go.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2001-muchazamni-1849, diakses tanggal 23 Mei 2007

http://www.biophysj.org/cgi/content/full/74/4/2114?ck=nck, diakses tanggal 27 Mei 2007

http://arxiv.org/abs/physics/0211055, diakses tanggal 27 Mei 2007

http://www.isso.uh.edu/publications/A2002/miller2.htm, diakses tanggal 5 Juni 2007

http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html?xmodule=document_detail&xid=46&xcat=treatment, diakses tanggal 5 Juni 2007.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/092001/pus-3.htm, diakses tanggal 23 Agustus 2007.

http://www.elektroindonesia.com/elektro/energi8e.html, diakses tanggal 23 Agustus 2007.

Page 54: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

42

LAMPIRAN A DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Page 55: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

LAMPIRAN B

FLOWCHART GRAFIK PERHITUNGAN PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC TERHADAP KECEPATAN ANGULER DALAM SITEM ELEKTROROTASI PADA SEL

TELUR IKAN LELE

(a) flowchart pada grafik simulasi

mulai

Input f, omega, Del, Rel, Rsel

selesai

grafik

Hitung Omega2

ya

tidak

Page 56: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

(b) flowchart pada grafik perhitungan eksperimen

(c) flowchart perpaduan antara grafik teoritis dan eksperimen

mulai

Input TETA1,TETA2, t

selesai

grafik

Hitung Omega2

ya

tidak

mulai

Input f, omega, Del, Rel, Rsel, TETA1, TETA2, t

selesai

grafik

Hitung Wa1 dan Wa2

ya

tidak

Page 57: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

LAMPIRAN C

LISTING PROGRAM PENGARUH TEGANGAN AC TERHADAP KECEPATAN ANGULER SEL TELUR IKAN LELE

=================================================

function varargout = Elektrotasi(varargin) % ELEKTROTASI M-file for Elektrotasi.fig % ELEKTROTASI, by itself, creates a new ELEKTROTASI or raises the existing % singleton*. % % H = ELEKTROTASI returns the handle to a new ELEKTROTASI or the handle to % the existing singleton*. % % ELEKTROTASI('CALLBACK',hObject,eventData,handles,...) calls the local % function named CALLBACK in ELEKTROTASI.M with the given input arguments. % % ELEKTROTASI('Property','Value',...) creates a new ELEKTROTASI or raises the % existing singleton*. Starting from the left, property value pairs are % applied to the GUI before Elektrotasi_OpeningFunction gets called. An % unrecognized property name or invalid value makes property application % stop. All inputs are passed to Elektrotasi_OpeningFcn via varargin. % % *See GUI Options on GUIDE's Tools menu. Choose "GUI allows only one % instance to run (singleton)". % % See also: GUIDE, GUIDATA, GUIHANDLES % Copyright 2002-2003 The MathWorks, Inc. % Edit the above text to modify the response to help Elektrotasi % Last Modified by GUIDE v2.5 06-Aug-2007 17:22:01 % Begin initialization code - DO NOT EDIT gui_Singleton = 1; gui_State = struct('gui_Name', mfilename, ... 'gui_Singleton', gui_Singleton, ... 'gui_OpeningFcn', @Elektrotasi_OpeningFcn, ... 'gui_OutputFcn', @Elektrotasi_OutputFcn, ... 'gui_LayoutFcn', [] , ... 'gui_Callback', []); if nargin && ischar(varargin{1}) gui_State.gui_Callback = str2func(varargin{1});

Page 58: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

end if nargout [varargout{1:nargout}] = gui_mainfcn(gui_State, varargin{:}); else gui_mainfcn(gui_State, varargin{:}); end % End initialization code - DO NOT EDIT % --- Executes just before Elektrotasi is made visible. function Elektrotasi_OpeningFcn(hObject, eventdata, handles, varargin) % This function has no output args, see OutputFcn. % hObject handle to figure % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % varargin command line arguments to Elektrotasi (see VARARGIN) axis off % Choose default command line output for Elektrotasi handles.output = hObject; % Update handles structure guidata(hObject, handles); % UIWAIT makes Elektrotasi wait for user response (see UIRESUME) % uiwait(handles.figure1); % --- Outputs from this function are returned to the command line. function varargout = Elektrotasi_OutputFcn(hObject, eventdata, handles) % varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT); % hObject handle to figure % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Get default command line output from handles structure varargout{1} = handles.output; % --- Executes on button press in pushbutton1. function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to pushbutton1 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) V=0:10:240; Teta2=str2num(get(handles.edit2,'string')); De=15e-3;

Page 59: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

Rel=1.5e-3; Rsel=0.5e-3; J=pi/180; Teta1=45; Eo=8.85E-12; Es=80*Eo; Ec=60*Eo; Em=10*Eo; Ts=0.001; Tc=0.1; Tm=1e-7; Et=1e-3; Teta=(Teta2-Teta1); f=2*Teta*J; W=55; delta=0.000000001; Zz=(De/2)-(Rel+Rsel+(2*Rsel*cos(f/2))); Jr=(De-Rel)/Rel; k=delta/Rsel; EE=V*De/(4.3944491546724387655809809476901*(De*De/4)-(Zz*Zz)); A=((2*k)-1)*((Tc*Tm)-(Ec*Em*W*W))+(1-k)*((Ts*Tm)-(Es*Em*W*W))+k*((Ts*Tc)-(2*Tm*Tm)+((W*W)*((2*Em*Em)-(Es*Ec)))); B=(1-(2*k))*((Tc*Tm)-(Ec*Em*W*W))+2*(1-k)*((Ts*Tm)-(Es*Em*W*W)) +(2*k)*((Ts*Tc)+ (Tm*Tm)-(W*W)*((Em*Em)+(Es*Ec))); C=((2*k)-1)*((Tm*Ec)+(Tc*Em))+(1-k)*((Tm*Es)+(Ts*Em))+k*((Tc*Es)+(Ts*Ec)-(4*Tm*Em)); D=(1-(2*k))*((Tm*Ec)+(Tc*Em))+2*(1-k)*((Tm*Es)+(Ts*Em))+(2*k)*((Tc*Es)+(Ts*Ec)+(2*Tm*Em)); Im=(-1)*W*(((B*C)-(A*D))/((B*B)+(D*D*W*W))); Re=(-1)*(((A*B)+(C*D*W*W))/((B*B)+((D*D)*(W*W)))); Wa=(((3.*Es)./(8.*Et)).*(EE.*EE).*sin(f).*((Im.*Im)./(4-Re))).*(1E+2); plot(V,Wa) grid on set(handles.listbox1,'string', V); set(handles.listbox2,'string', Wa); xlabel('V (tegangan) volt'),ylabel('Omega (rad/det)') hold on a=str2num(get(handles.edit3,'string')); b=str2num(get(handles.edit4,'string')); c=str2num(get(handles.edit5,'string')); d=str2num(get(handles.edit6,'string')); e=str2num(get(handles.edit7,'string')); f=str2num(get(handles.edit8,'string')); g=str2num(get(handles.edit9,'string')); h=str2num(get(handles.edit10,'string')); z=str2num(get(handles.edit28,'string')); i=str2num(get(handles.edit15,'string')); j=str2num(get(handles.edit16,'string')); k=str2num(get(handles.edit17,'string')); l=str2num(get(handles.edit18,'string')); m=str2num(get(handles.edit19,'string')); n=str2num(get(handles.edit20,'string')); o=str2num(get(handles.edit21,'string')); p=str2num(get(handles.edit22,'string'));

Page 60: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

v=str2num(get(handles.edit29,'string')); x=[a b c d e f g h z]; y=[i j k l m n o p v]; plot(x,y,'r') grid on xlabel('V (tegangan) volt'),ylabel('Omega (rad/det)') hold off if Teta2>=85&Teta2<=130 else msgbox([{' Peringatan Untuk Anda'}; {' Omega berharga negatif'}; {' Batas Minimal 85 dan Batas Maximal 130 derajat'}; {' Mohon untuk dikoreksi kembali !!!'}; {' Terima kasih atas perhatian Anda '}; {' Selamat Mencoba Kembali'}; ],'Petunjuk Penggunaan','help') End % --- Executes on button press in pushbutton2. function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to pushbutton2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) close; function edit1_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit1 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit1 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit1 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit1 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end % --- Executes on selection change in listbox1.

Page 61: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

function listbox1_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to listbox1 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: contents = get(hObject,'String') returns listbox1 contents as cell array % contents{get(hObject,'Value')} returns selected item from listbox1 % --- Executes during object creation, after setting all properties. function listbox1_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to listbox1 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: listbox controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end % --- Executes on selection change in listbox2. function listbox2_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to listbox2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: contents = get(hObject,'String') returns listbox2 contents as cell array % contents{get(hObject,'Value')} returns selected item from listbox2 % --- Executes during object creation, after setting all properties. function listbox2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to listbox2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: listbox controls usually have a white background on Windows.

Page 62: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit2_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit2 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit2 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end % --- Executes on slider movement. function slider2_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to slider2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'Value') returns position of slider % get(hObject,'Min') and get(hObject,'Max') to determine range of slider slider_value = get(hObject,'Value'); set(handles.edit2,'String',slider_value); % --- Executes during object creation, after setting all properties. function slider2_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to slider2 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

Page 63: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: slider controls usually have a light gray background. if isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor',[.9 .9 .9]); end function edit3_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit3 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit3 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit3 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit3_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit3 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit4_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit4 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit4 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit4 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit4_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit4 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

Page 64: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit5_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit5 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit5 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit5 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit5_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit5 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit6_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit6 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit6 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit6 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit6_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit6 (see GCBO)

Page 65: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit7_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit7 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit7 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit7 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit7_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit7 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit8_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit8 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit8 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit8 as a double

Page 66: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit8_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit8 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit9_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit9 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit9 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit9 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit9_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit9 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit10_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit10 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit10 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit10 as a double

Page 67: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit10_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit10 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit11_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit11 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit11 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit11 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit11_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit11 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit12_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit12 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit12 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit12 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit12_CreateFcn(hObject, eventdata, handles)

Page 68: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% hObject handle to edit12 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit13_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit13 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit13 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit13 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit13_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit13 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit14_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit14 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit14 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit14 as a double

Page 69: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit14_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit14 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit15_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit15 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit15 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit15 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit15_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit15 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit16_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit16 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit16 as text

Page 70: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit16 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit16_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit16 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit17_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit17 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit17 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit17 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit17_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit17 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit18_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit18 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB

Page 71: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit18 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit18 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit18_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit18 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit19_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit19 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit19 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit19 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit19_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit19 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end

Page 72: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

function edit20_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit20 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit20 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit20 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit20_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit20 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit21_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit21 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit21 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit21 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit21_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit21 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white');

Page 73: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

end function edit22_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit22 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit22 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit22 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit22_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit22 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit23_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit23 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit23 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit23 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit23_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit23 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER.

Page 74: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit24_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit24 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit24 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit24 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit24_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit24 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit25_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit25 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit25 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit25 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit25_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit25 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called

Page 75: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

% Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit26_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit26 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit26 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit26 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit26_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit26 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end % --- Executes on button press in pushbutton3. function pushbutton3_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to pushbutton3 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) cla reset axis off function edit28_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit28 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit28 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit28 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties.

Page 76: PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN AC DALAM SISTEM

function edit28_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit28 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end function edit29_Callback(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit29 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit29 as text % str2double(get(hObject,'String')) returns contents of edit29 as a double % --- Executes during object creation, after setting all properties. function edit29_CreateFcn(hObject, eventdata, handles) % hObject handle to edit29 (see GCBO) % eventdata reserved - to be defined in a future version of MATLAB % handles empty - handles not created until after all CreateFcns called % Hint: edit controls usually have a white background on Windows. % See ISPC and COMPUTER. if ispc && isequal(get(hObject,'BackgroundColor'), get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor')) set(hObject,'BackgroundColor','white'); end