Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI
GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA’ARIF 3
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
FARIHUL FADLI
NIM 11110121
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
MOTTO HIDUP
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong
Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir".
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai.
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah menumbuhkan
semangat untuk mewujudkan cita-cita:
1. Ayahanda (Tanwir) dan Ibunda (Marsidah), yang selalu memberikan motivasi
dan penyemangat saya untuk terus berjuang menggapai apa yang akan
menjadi maksud tujuan saya yang baik untuk saya dan keluarga di masa yang
akan datang.
2. Kakak-kakak (Khoirul Aflah, Alhm. Siti Shoimiyah, Siti Muhaiminah,
Nanang Sholeh) yang telah memberi dorongan untuk terus belajar menuntut
ilmu mewujudkan cita-cita.
3. Semua guru-guru yang telah memberi ilmu dan menghantarkan saya dari
orang yang tak berilmu menjadi berilmu.
4. Bapak Fatchurrahman M. Pd, yang telah sabar mengarahkan saya untuk
menyelesaikan penelitian ini dan memberi masukan-masuk sampai skripsi ini
terselesaikan.
5. Dosen-dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya, memberi
wawasan dan dorongan, menjadikanku orang yang sedikit banyak ilmu yang
berguna.
6. Taman-teman kakak tingkat, teman seangkatan dan teman adik tingkat yang
telah memberikan semangat saya untuk cepat menyelesaikan skripsi dan
perkuliahan ini, memulai dengan yang baru.
KATA PENGANTAR
بسم هللا الر حمن الر حيم
Alhamdulillahirobbil‟alamin, syukur kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa
Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar Siswa
MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Rosulullah
SAW. yang telah kita tunggu-tunggu syafaatnya pada hari kiamat nanti.
Penyusunan skripsi ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan pihak-
pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M. Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberi fasilitas dan
kemudahan dalam tahap-tahap pengajuan permohonan penelitian, sehingga
penelitian dapat penulis lakukan.
3. Bapak Rasimin selaku Ketua Jurusan PAI yang telah membantu memudahkan
dalam semua pengurusan yang bersifak akademik maupun non akademik,
sehingga penelitian ini dapat selesai.
4. Ibu Asdiqoh selaku mantan Ketua Jurusan PAI yang telah membimbing dan
memberi persetujuan penulis untuk melakukan penelitian ini.
5. Bapak Fatchurrohman, S.Ag,.M.Pd, selaku pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan karya tulis ini dengan
penuh ketelitian, kesababaran dan kesungguhan.
6. Segenap pengajar dan staf kariawan Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang
memberi ilmu dan membantu melancarkan dalam penyelesaian karya tulis ini.
7. Bapak H. Aris Djawadir selaku kepala sekolah MTs Ma‟arif 3 Grabag yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau
pimpin dan telah menyediakan segala sesuatu yang penulis butuhkan guna
menyelesaikan karya tulis ini.
8. Ibu, Bapak, kakak-kakak tersayang yang telah memberikan semangat dan
menyadiakan sarana dan prasarana dalam proses penulisan karya tulis ini,
membimbing dan mendorong serta tak henti-hentinya berharap yang terbaik
untuk saya dalam menuntut ilmu dalam setiap do‟anya.
9. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam
menyusun skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terma kasih penulis untuk semuan pihak-pihak tersebut
di atas yang telah ikut berperan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan
semoga selesainya penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan atas kebaikan semua pihak-pihak yang
telah memberi bantuannya dan memberikan pahala untuk mereka. Amin.
Salatiga, 28 Maret 2014
Penulis
ABSTRAK
Farihul Fadli (NIM : 11110121). Pengaruh Persepsi Siswa tentang Variasi
Gaya Mengajar Guru PAI terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs
Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2013/2014.
Seorang guru mengajar di dalam kelas tidak lepas dari teknik dan cara
bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Guru dituntut untuk
membaca situasi dan sesegera mungkin melakukan variasi gaya mengajar
sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan menghilangkan kejenuhan siswa
mengikuti pelajaran. Menanggapi hal itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui : 1) Persepsi siswa tentang variasi gaya PAI mengajar guru MTs
Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, 2) Motivasi
belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014, 3) Ada tidaknya pengaruh Persepsi siswa tentang variasi gaya
mengajar guru PAI terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.
Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang
gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
penulis melakukan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik angket
adalah metode yang penulis pilih dalam melakukan penelitian ini. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik sampel kuota atau quota sample.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 60 siswa dari jumlah total 145
siswa.Data yang terkumpul diolah menggunakan analisis statistik yang berlaku,
menggunakan rumus product moment.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa
di MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil angket mengenai persepsi siswa tentang variasi
gaya mengajar guru dengan hasil, untuk kategori tinggi mencapai 51,72%,
kategori sedang mencapai 51,72% dan kategori rendah mencapai 0%. Untuk hasil
angket mengenai motivasi belajar siswa kategori tinggi mencapai 34,48%,
kategori sedang mencapai 53,44% dan kategori rendah mencapai 15,51%. Dari
hasil analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhir yaitu
hasil rhitung (rh) adalah 0,283 berada diatas rtabel (rt) pada taraf signifikasi 5% yaitu
0,254 dengan N = 60. Berdasarkan hasil tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa ada pengaruh positif antara persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI
terhadap motivasi belajar siswa. Dengan demikian telah terbukti adanya
kecocokan antara hipotesis dan hasil di lapangan, sehingga hasilnya dapat
diterima.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ...................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................. 4
D. Hipotesis Penelitian .............................................. 5
E. Kegunaan Penelitian ............................................. 5
F. Definisi Operasional .............................................. 6
G. Metode Penelitian .................................................. 9
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ......... 9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................... 9
3. Populasi dan Sampel ....................................... 9
4. Metode Pengumpulan Data ........................... 11
5. Analisis Data ................................................... 12
H. Sistematika Penulisan ........................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru PAI
1. Pengertian ....................................................... 16
2. Macam-Macam Gaya Mengajar Guru PAI.. 22
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya
Mengajar Guru PAI........................................ 25
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian ........................................................ 28
2. Macam-Macam Motivasi ................................ 29
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar .............................................................. 32
4. Prinsip-Prinsip Motivasi ................................ 33
C. Persepsi Siswa tentang Variasi Mengajar Guru PAI
terhadap Motivasi Belajar Siswa ....................... 36
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang ............................................................... 39
1. Sejarah Berdirinya ......................................... 39
2. Visi dan Misi Sekolah ..................................... 40
3. Keadaan Sarana dan Prasarana ................... 41
4. Data Guru, Karyawan dan Peserta Didik .... 42
B. Keadaan Umum MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang ............................................................... 43
C. Penyajian Data ...................................................... 45
1. Data Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar
Guru PAI........................................ 45
2. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa........... 48
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pertama .................................................. 51
B. Analisis Kedua ..................................................... 60
C. Analisis Ketiga ..................................................... 70
D. Uji Hipotesis ......................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................... 74
B. Saran ..................................................................... 75
C. Penutup ................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
DATA GURU DAN KARYAWAN MTS MA’ARIF 3 GRABAG ..... 42
DATA PESERTA DIDIK MTS MA’ARIF 3 GRABAG ..................... 43
DAFTAR NAMA RESPONDEN........................................................... 45
HASIL ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI
GAYA MENGAJAR GURU PAI........................................................... 47
HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA ............................. 49
NILAI NOMINASI PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI
GAYA MENGAJAR GURU PAI........................................................... 52
PRESENTASE MENGENAI PERSEPSI SISWA TENTANG
VARIASI DAYA MENGAJAR GURU PAI.......................................... 55
DATA MENGENAI PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI
GAYA MENGAJAR GURU PAI........................................................... 55
NILAI NOMINASI MOTIVASI BELAJAR SISWA ........................... 62
PRESENTASE TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA ............. 64
DATA TENTANG MOTIVASI BELAJAR SISWA ............................ 65
TABEL KERJA PRODUCT MOMENT .............................................. 70
TABEL PRODUCT MOMENT ............................................................ 73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara sederhana dan umum, pendidikan bermakna sebagai usaha
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik
jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat dan kebudayaan (Mahfud, 2006:32).
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses transfer ilmu
dari guru sebagai sumber ilmu kepada peserta didik. Dalam pendidikan
juga ada yang dinamakan sebagai belajar mengajar. Belajar tidak hanya
dilakukan oleh siswa dan mengajar dilakukan oleh guru, belajar juga bisa
dikenakan kepada guru. Setiap guru dalam mengajar juga belajar
bagaimana menghadapi setiap situasi yang ada dengan berbagai macam
kondisi siswa, lingkungan, sarana dan semua yang berhubungan dengan
aktivitas belajar mengajar.
Guru juga harus dapat mengetahui bagaimana cara yang tepat
memecahkan masalah yang suatu saat muncul secara spontan dan tanpa
disadari jika hal tersebut terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung.
Guru harus tahu bagaimana penanganannya dan secara spontan juga dapat
melakukan cara jalan keluar dari masalah tanpa disadari oleh siswa
tersebut.
Hasibuan dan Moedjiono memberikan definisi mengajar adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar (Usman, 2010:20).
Sebagai guru harus tahu karakter dari masing-masing siswanya,
karena setiap siswa mempunyai kemampuan dan kematangan belajar yang
berbeda. Guru tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri,
mengharuskan semua siswa paham dengan apa yang ia sampaikan.
Sebagai guru harus mempunyai sifat yang sebar dan teliti, mencoba satu
persatu metode mengajar dan menghadapi yang segala situasi yang
berbeda-beda dan berubah-ubah dengan waktu yang tidak dapat
ditentukan.
Meninjau kembali apa kekurangan dan hasil dari setiap metode
mengajar yang telah dilakukannya. Metode yang digunakan juga harus
dipikirkan mana dan bagaimana agar dapat menarik dan menumbuhkan
semangat belajar siswa. Sehingga siswa merasa tertantang serta
menimbulkan keingintahuan yang semakin bertambah. Sehingga suatu saat
tanpa harus diberi arahan secara otomatis siswa akan mencari pengetahuan
dan apa yang mereka butuhkan secara mandiri. Dengan begitu guru juga
akan mendapat kajian keilmuan tentang metode mengajar dan termotivasi
untuk mencari berbagai model mengajar siswa.
Seorang guru harus bisa membaca situasi dan kondisi siswa saat
mereka sedang mempunyai perhatian penuh dengan pelajaran atau situasi
saat mereka sedang bosan. Hal tersebut akan membantu guru untuk
mencari dan menggunakan metode yang berbeda dalam setiap kali
pertemuan, bahkan dalam sekali pertemuan seorang pengajar juga dapat
menggunakan beberapa metode secara spontan untuk meminimalisir siswa
tidak merasa bosan dan menjadi tidak perhatian terhadap pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas penyusun melakukan penelitian apakah
benar variasi mengajar guru akan mempengaruhi semangat belajar siswa?.
Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa maka diperlukan ketekunan
guru dan keberagaman dalam menyampaikan materi pelajaran.
Pelaksanaannya membutuhkan tidak sedikit waktu, karena ada
banyak gaya mengajar yang guru tersebut sudah biasa pakai maupun yang
belum diketahui dan disampaikan. Gaya tersebut harus dilakukan satu
persatu atau spontan menggunakan beberapa gaya jika dirasa dengan satu
gaya mengajar siswa belum bisa menumbuhkan semangat belajar siswa.
Menurut pengamatan penulis, siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Desa
Kleteran Dusun Kleteran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, masih
banyak yang balum ada semangat belajar walau sudah diberikan materi
pelajaran dengan menggunakan beragam gaya mengajar oleh guru. Hal ini
diketahui dari beberapa guru yang mengatakan bahwa siswa berasal dari
desa dan letak sekolahannya yang berada di desa.
Siswa kelas delapan dalam masa peralihan dari kelas tujuh ke kelas
delapan dan dari kelas delapan menjadi kelas sembilan. Berbeda dengan
kelas tujuh yang masih pendiam patuh terhadap guru dan kelas sembilan
yang sudah terasah kematangan berfikirnya.
Berdasarkan kenyataan diatas, penyusun tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERSEPSI SISWA
TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA MTS MA‟ARIF 3 GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam mengerjakan penelitian ini penyusun
membuat suatu rumusan masalah yang tersusun sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru MTs
Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2013/2014?
3. Adakah pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari beberapa rumusan masalah tersebut diatas maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran
2013/2014.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.
3. Mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar
guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat semantara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006:71).
Berdasarkan pengertian diatas penyusun mengartikan hipotesis
adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang muncul
dalam pemikiran yang jawabannya bisa benar dan bisa juga salah.
Hipotesis yang penyusun ajukan dalam penelitian ini adalah adanya
pengaruh variasi gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MTs
Ma‟arif 3 Grabag. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi variasi gaya
mengajar guru maka semakin semangat pula belajar siswa MTs Ma‟arif 3
Grabag.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memperoleh temuan maupun inovasi
di bidang pendidikan agama maupun pendidikan umum. Penelitian ini
juga dapat bermanfaat untuk mengembangkan pendidikan pada
umumnya, dan dapat memperkaya pengetahuan dalam dunia
pendidikan pada khususnya.
2. Secara Praktis
a. Memberikan informasi mengenai pentingnya seorang guru
mempunyai keahlian yang lebih dalam menjalankan profesinya
sebagai tenaga pengajar.
b. Menyumbangkan sedikit masukan dan wawasan keilmuan
khususnya dalam bidang pendidikan agama islam.
c. Bagi guru untuk mempelajari dan menambah pengetahuan dalam
mengajar untuk memberikan pengajaran yang lebih bervariasi guna
mendongkrak semangat siswa dalam belajar.
d. Bagi siswa untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan belajar di
dalam maupun di luar kelas sesuai arahan dan petunjuk guru yang
bersangkutan.
F. Definisi Operasional
Agar terhindar dari unsur kesalahpahaman tentang penafsiran
dalam penulisan kata dan penggunaan istilah dalam penulisan penelitian
ini, maka penyusun akan menjelaskan beberapa istilah atau kata-kata yang
menjadi variabel dalam penelitian ini.
1. Variasi Gaya Mengajar Guru
Variasi adalah keragaman dalam penggunaan atau mengolah
sesuatu baik berupa sikap, perilaku dan sebagainya dalam menyajikan
suatu materi. Yang dimaksud penulis disini adalah cara atau metode
seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik.
Mengajar adalah suatu usaha bagaimana mengatur lingkungan
dengan adanya interaksi subyek didik (anak) dengan lingkungannya
sehingga tercipta kondisi belajar yang baik (Usman,2010:21).
Guru adalah pengelola kegiatan belajar mengajar dimana dalam
hal ini guru berperan untuk mengarahkan dan membimbing agar tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
Variasi gaya mengajar guru adalah keragaman cara seorang guru
dalam aktivitas mengorganisasi atau mengatur diri sendiri dengan
sebaik mungkin untuk membimbing dan mengarahkan serta
menimbulkan motivasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan dengan
mendatangi orang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang
luas dalam bidang keilmuan. Dalam hal ini yang penyusun maksud
adalah lingkungan kelas pada khususnya dan lingkungan sekolah pada
umumnya.
2. Motivasi Belajar Siswa
Dorongan yang timbul dalam diri seseorang disebut motivasi,
dimana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan
motivasi intrinsik. Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan
oleh adanya pengaruh luar disebut motivasi ekstrinsik
(Usman,2010:10).
Motivasi belajar siswa adalah dorongan yang muncul dalam diri
seseorang dalam melakukan proses usaha untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru sebagai pengalaman yang diperoleh, menggali
dan mengembangkan potensi diri seseorang dengan cara sengaja
mendatangi orang yang mempunyai pengalaman dan wawasan yang
lebih luas yang sering disebut dengan istilah guru.
Untuk mengfokuskan kajian penelitian dari variabel yang
digunakan dalam judul penelitian ini, maka akan penyusun uraikan
indikator-indikator yang akan diteliti sebagi berikut:
a. Variasi Gaya Mengajar Guru
1) Variasi Suara
2) Variasi Penekanan (Focusing)
3) Pemberian Waktu (Pausing)
4) Kontak Pandang
5) Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
6) Pindah Posisi
b. Motivasi Belajar Siswa
1) Menunjukkan minat belajar.
2) Aktif mengikuti pelajaran.
3) Aktif mengerjakan tugas.
4) Tidak putus asa dalam memecahkan masalah.
5) Selalu membuat agenda belajar.
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang mendekati sempurna dan
mempunyai validitas tinggi maka harus diperhatikan dalam memilih
metode yang akan diterapkan. Adapun metode yang penyusun gunakan
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, pendekatan ini dipilih dengan alasan untuk
menguji antara variabel variasi gaya mengajar guru terhadap motivasi
belajar siswa.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang akan penyusun lakukan dalam penelitian ini
adalah di MTs Ma‟arif 3 Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang terletak di Desa Kleteran, Dusun Kleteran, Kecamatan
Grabag, Kabupaten Magelang. Sekolah tersebut penyusun pilih karena
lokasinya yang setrategis, dan berada di wilayah pedesaan. Sedangkan
waktu penelitian penyusun lakukan mulai dari tanggal 4 April 2014
sampai selesai.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik
umum yang sama ini disebut populasi (Hadjar, 2001:133).
Kelompok yang menjadi pandangan umum penelitian yang akan
diteliti dan mempunyai karakter yang berbeda dari kelompok
lainnya. Kelompok yang mempunyai karakter unik maupun
menarik untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2013/2014 berjumlah 501 siswa.
b. Sampel
Kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam
penelitian disebut sampel (Hadjar, 2001:133). Sampel yang diambil
masih dalam kelompok populasi yang dipilih, tidak menambah atau
mencampurkan dengan populasi lain, menggunakan sesuai dengan
kadar dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya
besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,
(Arikunto, 2006:134).
Dalam pengambilan sampel penelitian ini, penyusun
menggunakan sampel kuota atau quota sample. Dalam
mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi
persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal
subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Biasanya yang
dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga
pengumpulan datanya mudah. Yang penting diperhatikan di sini
adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan
(Arikunto, 2010:184).
Tehnik yang digunakan untuk mencari sample adalah
stratified sampling. Stratified sampling digunakan jika populasi
terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai susunan yang
bertingkat. (Kasiram, 2010:262).
Dalam penelitian ini penyusun mengambil sampel
sejumlah 58 siswa atau 40% dari 145 jumlah siswa kelas VIII di
MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang tahun pelajaran
2013/2014.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data baik variasi gaya mengajar guru
maupun semangat belajar siswa, penyusun menggunakan teknik
pengumpulan data yang bersifat pokok dan teknik bantu.
a. Metode Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan orang
(Arikunto,2005:102).
Metode ini penulis lakukan untuk mencari data pengaruh
persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru terhadap
motivasi siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag tahun ajaran 2013/2014,
kemudian diolah dan dianalisa guna mengetahui hasil penelitian
dengan menggunakan cara penyelesaian yang tepat.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya (Arikunto, 2006:231).
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mencari dan
mengumpulkan data sebagai kelengkapan penelitian.
Dokumentasi dapat berupa gambar, record vidio, catatan,
lampiran-lampiran dan sebagainya masih banyak lagi.
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
menganalisisnya. Dalam menganalisis data penulis melakukan 3
langkah analisis yaitu:
a. Analisis Tingkat Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar
Guru.
Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui variasi
gaya mengajar guru dengan teknik analisis menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan
P : Presentase skor
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b. Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa.
Analisis kedua dilakukan untuk mengetahui motivasi
siswa dengan teknik analisis menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
P : Presentase skor
F : Frekuensi
N : Rumlah responden
c. Analisis Ketiga.
Dalam analisis ini penyusun ingin mengetahui tentang
pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru
terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag. Teknik
analisis yang penyususn gunakan adalah teknik “korelasi product
moment” dengan rumus:
Rumus product moment:
( )( )
√{ ( ) } {
( ) }
Keterangan:
: Koefisien korelasi
: Kuadrat y
: Kuadrat x
: Jumlah skor total variabel x
: Jumlah skor total variabel y
: Jumlah sampel yang diteliti
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disini adalah gambaran secara umum tentang
skripsi. Skripsi ini terbagi kedalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian
isi dan bagian akhir. Bagian awal berisi sampul, lembar berlogo, judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran. Adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi
penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Memaparkan rangkaian teori mengenai persepsi siswa
tentang variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar siswa
dan pengaruh persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar
guru terhadap motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014.
Bab III Hasil Penelitian
Hasil penelitian memuat tentang gambaran umum MTs
Ma‟arif 3 Grabag tahun pelajaran 2013/2014, sejarah
berdirinya dan perkembangan MTs Ma‟arif 3 Grabag, letak
geografis sekolah, identitas sekolah, visi misi, keadaan
siswa, keadaan guru, keadaan karyawan, sarana prasarana,
kegiatan ekstra kulikuler, serta penyajian data dan hasil
penelitian.
Bab IV Analisis Data
Berisi tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan
pembahasan.
Bab V Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran yang dapat dijadikan rekomendasikan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis,
daftar pustaka.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Siswa tentang Gaya Mengajar Guru
1. Pengertian
a. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
penginderaan (Walgito, 1994:53). Menurut Moskowis dan Orgel
(1969) persepsi itu merupakan proses yang integreted dari individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integreted dalam diri
individu (Walgito, 1994:53-54).
b. Siswa
Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu
(Suwarno, 2006:36).
Dengan demikian persepsi siswa dapat diartikan suatu
tindakan penerimaanatau timbal balik atas stimulus yang didapat oleh
indra seseorang. Yang didapat dari stimulus tersebut dianggap
bermanfaat bagi dirinya untuk diterapkan atau juga diproses lebih
dalam lagi.
c. Gaya
Gaya adalah segala sesuatu cara yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan dan informasi. Gaya juga diartikan sebagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka
untuk belajar.
d. Mengajar
Mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara
membimbing dan membantu kegiatan belajar kepada seseorang
(siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual, (emosional serta
spiritualnya) sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang
secara optimal (Fajar, 2004:13).
e. Guru
Mengajar biasa dilakukan oleh seseorang yang dianggap lebih
berpengalaman dalam hidup. Di dalam kelompok masyarakat biasanya
identik dengan orang tua atau yang biasa disebut dengan istilah
sesepuh desa. Yang penyusun seseorang yang dianggap lebih
berpengalaman disini adalah orang yang telah mempunyai ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam suatu bidang studi keilmuan
tertentu. Seseorang datang untuk menanyakan yang belum mereka
ketahui dalam suatu hal yang ditemui. Hal itu biasa mereka lakukan
saat-saat acara pertemuan di balai desa atau menemui langsung
dengan orang yang bersangkutan. Orang-orang semacam itu biasanya
disebut dengan istilah guru.
Dalam pendidikan formal tidak semua orang dapat dikatakan
sebagai guru. Menjadi seorang guru juga ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi sesuai dengan bidang keilmuan yang telah dipelajari.
Menjadi seorang guru ada sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya
karena mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan dan memberi
materi kajian ilmu saja. Seorang guru harus memikirkan sejauh mana
perkembangan pemikiran seseorang dan bagaimana kepercayaan atau
adat yang berkembang di masyarakat. Hal semacam itu sangat penting
jika suatu saat akan menimbulkan perbuatan yang bisa dikatakan tidak
sesuai dengan tingkat kematangan atau kondisi adat istiadat
masyarakat setempat.
Sosok guru adalah orang yang identik dengan pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi
bangsa (Isjoni, 2008:3). Tugas seorang guru tidak hanya
menyampaikan materi, memberi tugas kemudian mengevaluasi. Guru
juga harus pandai membaca situasi di sekitarnya supaya guru tahu apa
yang dibutuhkan oleh siswa. Menggali potensi-potensi pada setiap
individu siswa. Memberi materi sesuai dengan apa yang dikehendaki
siswa dan bermanfaat untuk masa depannya.
Dalam hal ini bisa dikatakan guru sebagai pengorganisasi
lingkungan belajar. Peranan guru sebagai pengorganisasi pada
dasarnya bertitik tolak dari asumsi bahwa pengajaran adalah suatu
aktivitas profesional yang unik, rasional dan humanis. Dalam hal itu,
seseorang menggunakan pengetahuannya secara kreatif dan imajinatif
untuk mempromosikan pelajaran dan kesejahteraan bagi orang-orang
lain (Hamalik, 2004:45).
Fungsi guru dalam suatu sistem pengajaran ialah sebagai
perancang dan sebagai guru yang mengajar (unsur satu sistem).
Pelaksanaan fungsi pertama, guru bertugas menyusun suatu sistem
pengajaran, sedangkan pelaksanaannya mungkin digantikan atau
dilaksanakan oleh tenaga lain atau dengan media lainnya. Pelaksanaan
fungsi kedua adalah guru berfungsi mendesain sistem pengajaran,
sedangkan dia sendiri langsung bertindak sebagai pelaksana (Hamalik,
2004:12).
f. Gaya Mengajar Guru
Gaya mengajar dapat diartikan teknik atau strategi dalam
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Gaya
mengajar pada umumnya diartikan sebagai segala sesuatu cara atau
strategi dalam menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi (http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-
mengajar/2005).
Agar proses pengajaran mata pelajaran tertentu ini dapat
terlaksana dengan baik, maka salah satu yang perlu dibenahi adalah
perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan tenaga ini,
maka guru paling tidak dapat mengorganisasi pengajaran tersebut
dengan jalan menggunakan teori-teori belajar, serta desain yang dapat
menimbulkan minat dan memotivasi anak didik (siswa) dalam belajar
mata pelajaran tersebut (Hamzah Uno, 2008:133).
Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi
yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran
dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik,
membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut
merupakan kemampuan integratif, antara yang satu dengan yang lain
tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang tidak memiliki kemampuan
membimbing, mengajar dan melatih, ia tidaklah dapat disebut sebagai
guru yang paripurna. Selanjutnya, seseorang yang memiliki
kemampuan mengajar, tetapi tidak memiliki kemampuan mendidik,
membimbing, dan melatih, juga tidak dapat disebut sebagai guru
sebenarnya. Guru memiliki kemampuan keempat-empatnya secara
paripurna (Suparlan, 2005:25).
Dalam menggunakan dan memilih gaya mengajar, seorang
guru harus mengetahui masing-masing karakter siswa dari segi latar
belakang siswa, tingkat kematangan siswa dan masih banyak yang
lainnya. Karakteristik siswa akan sangat memengaruhi dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana
menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi
pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa
(Hamzah Uno, 2008:158).
Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu
mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar dengan
menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa, sehingga setiap
anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Dalam fungsinya sebagai
penilai hasil belajar murid, seorang guru hendaknya senantiasa secara
terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai siswa
dari waktu ke waktu, informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
akan merupakan umpan balik terhadap proses kegiatan belajar
mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya (Ahmadi,
2004:106).
Dalam mengajar, guru tidak hanya menyamapaikan materi
menggunakan gaya, metode dan setelah itu selesai. Akan tetapi guru
bertanggung jawab mengenai ketuntasan siswa dalam memahami
mata pelajar yang disampaikan. Guru juga harus mengevaluasi gaya
dan metode yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sesuai. Dan
bagaimana respom siswa mengenai materi pelajaran yang
disampaikan, jangan sampai dengan gaya yang dilakukan guru akan
menyulitkan siswa dalam menerima pelajaran.
Hasil jangka panjang dari proses belajar mengajar yang paling
penting adalah meningkatnya kemampuan belajar yang lebih mudah
dan efektif pada masa mendatang yang disebabkan oleh bertambahnya
pengetahuan dan kemampuan yang didapatkan setelah mengikuti
proses belajar (Sopiatin, 2010:46).
2. Macam-Macam Gaya Mengajar Guru
Untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran,
seorang guru harus berani mengadakan variasi dalam mengajar.
Keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor kebosanan
yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-
begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, minat siswa
terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun (Hamzah B. Uno,
2008:171).
Ada banyak sekali hal yang menimbulkan kejenuhan siswa
dalam belajar seperti durasi belajar yang terlalu lama, cuaca atau
waktu yang sudah siang, pelajaran yang sulit diikuti, gaya mengajar
guru yang monoton dan masih banyak yang lainnya. Jika terjadi
bahwa para siswa menentang pelajaran guru, atau bersikap acuh atau
tidak mau masuk kelas maka salah satu sebabnya adalah masalah
metode mengajar yang dipergunakan oleh guru (Hamalik, 2004:16).
Jadi jangan salahkan siswa jika mereka lebih memilih tidur
atau mengalihkan perhatiannya terhadap hal-hal yang mereka anggap
menarik daripada dengan pelajaran yang sedang disampaikan oleh
guru. Hal tersebut bisa dikatakan guru belum bisa menguasai kelas
dan metode yang digunakan belum tepat sehingga siswa bersikap acuh
terhadap pelajaran.
Variasi dalam gaya guru yang profesional harus hidup dan
antusias (teacher liveliness) menarik minat belajar peserta didik
(Asril, 2011:87). Variasi gaya mengajar guru meliputi beberapa
komponen sebagai berikut:
a. Variasi Suara
Dalam menggunakan variasi suara, seorang guru harus bisa
mengadakan tekanan tinggi rendah, cepat-lambat, besar kecilnya
suara.
b. Variasi Penekanan (Focusing)
Memusatkan perhatian peserta didik (verbal focusing) pada hal
yang dianggap penting dapat dilakukan guru dengan kata-kata
seperti, perhatian baik, peka, sekaligus dilakukan dengan gerakan
tangan (Asril, 2011:87). Pemusatan perhatian dapat dikerjakan
secara verbal, isyarat atau dengan menggunakan model (Hamzah
B Uno, 2008:172).
c. Pemberian Waktu (Pausing)
Mengadakan diam sejenak (silence) pada saat yang tepat
membuat pembicaraan guru lebih jelas, karena ini berfungsi
sebagai koma, titik, atau tanda seru yang membagi pelajaran
dalam kelompok-kelompok kecil (Asril, 2011:87-88).
Pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti
sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan macam ini bertujuan
meminta perhatian siswa. Ada kalanya kesenyapan dikerjakan
apabila guru akan berpindah dari segmen mengajar satu ke
segmen mengajar yang lain. Jika hal ini dikerjakan, tujuannya
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengendapkan pengetahuan yang baru diperoleh sebelum pindah
ke segmen berikutnya (Hamzah B. Uno, 2008:172).
d. Kontak Pandang
Guru menguasai dengan kontak mata (eye contact), kalau ada
kontak mata guru dengan peserta didik, kata-kata yang diucapkan
guru terasa lebih meyakinkan dan memperkuat informasi.
Sebaiknya guru menatap peserta didik secara keseluruhan, tidak
diarahkan ke arah tertentu saja seperti yang duduk di depan saja,
tengah sehingga yang duduk di samping tidak dilihat (Asril,
2011:88). Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan
menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal, maka kontak
pandang perlu dikerjakan selama proses mengajarnya (Hamzah B.
Uno, 2008:172).
e. Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
Gerak gerik tangan (gestures) variasi dengan gerakan tangan,
mata, kepala, dan badan dapat memperkuat ekspresi guru,
sebaliknya gerakan yang aneh dapat mengganggu situasi
perhatian dalam proses pembelajaran (Asril, 2011:88). Perubahan
ekspresi wajah, gerakan kepala, badan, sangat penting dalam
proses komunikasi (Hamzah B. Uno, 2008:172).
f. Pindah Posisi
Tempat berdirinya guru di kelas (movement) variasi penggantian
posisi guru di dalam kelas akan mendapat perhatian oleh peserta
didik, seperti gerakan ke arah depan, belakang, kanan ke kiri dan
sebagainya (tidak selalu duduk dalam kelas). Jika guru melakukan
tanya jawab sebaiknya dekatilah pelan-pelan peserta didik. Kalau
guru mendekati peserta didik mengandung arti yang sangat dalam
bagi mereka (Asril, 2011:88-89). Perhatian siswa dapat
ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi
komunikasi (Hamzah B. Uno, 2008:172).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Mengajar Guru
Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu
pandangan lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandangan ini
mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut (Slameto,2003:95-96):
a. Penguasaan Bahan Pelajaran
Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin,
sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik,
memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan dan
membatasi bahan, membimbing siswa ke arah tujuan yang
diharapkan tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.
b. Cinta Kepada yang Diajarkan
Guru yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan
berusaha mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat
menjadi milik siswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Guru
yang cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa
mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun
banyak mengalami kesulitan dalam tugasnya. Ia berusaha
mengatasi dengan ketekunan, kesabaran terhadap dirinya.
c. Pengalaman Pribadi dan Pengetahuan yang Telah Dimiliki Siswa
Pengetahuan yang dibawa siswa dari lingkungan
keluarganya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru
untuk mengajar. Latar belakang kebudayaan, sikap dan kebiasaan,
minat perhatian dan kesenangan berperan pula terhadap pelajaran
yang akan diberikan. Guru perlu meneliti hal-hal tersebut,
termasuk juga kemampuan dan prestasi siswa, dengan cara apa
saja yang dapat mengungkap masalah itu.
d. Variasi Metode
Waktu guru mengajar bila haya menggunakan salah satu
metode maka akan membosankan, siswa tidak tertarik
perhatiannya pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat
meningkatkan kegiatan belajar siswa.
e. Kemampuan Dalam Mengajar
Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak
mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran.
Maka seorang guru harus selalu menambah ilmunya, dan
mengadakan diskusi ilmiah dengan teman seprofesi, agar dapat
meningkatkan kemampuannya mengajar.
f. Berpengetahuan Luas
Bila guru mengajar harus selalu memberikan pengetahuan
yang aktual dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang
aktual akan menarik minat siswa, karena saat itu sedang
mengalami peristiwa itu juga, sehingga pelajaran guru akan
menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa.
Masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam
pengalaman, kemampuan dan sifat-sifat pribadi yang lain,
sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan penuh
inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian
Motif adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang
menyebabkan sesuatu (Hamzah B. Uno, 2008:129). Dorongan yang
timbul dalam diri seseorang disebut motivasi, di mana seseorang
memperoleh daya jiwa yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu
yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan motivasi intrinsik.
Sedangkan dorongan yang timbul yang disebabkan oleh adanya
pengaruh luar disebut motivasi ekstrinsik (Usman, 2010:10).
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan (Ahmadi, 2004:128).
Individu yang belajar, akan menyadari terjadinya perubahan itu
atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena
mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar, karena individu yang bersangkutan tidak
menyadari akan perubahan itu (Ahmadi, 2004:129).
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya (Ahmadi,
2004:129).
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat
belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
lama (Suprijono, 2011:163).
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
2. Macam-macam Motivasi
Seorang guru dapat memberikan bermacam-macam motivasi
ekstrinsik terhadap anak-anak namun tidak semua motivasi itu baik
bagi perkembangan jiwa mereka (Usman, 2010:10). Sehubungan
dengan hal itu S. Nasution membedakan macam-macam motivasi
sebagai berikut (Usman, 2010:10):
a. Memberi Angka
Banyak anak belajar semata-mata untuk mencapai atau
mendapatkan angka yang baik, dengan berusaha belajar segiat-
giatnya. Angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi dalam
kegiatan belajarnya.
b. Hadiah
Hal ini dapat membangkitkan motivasi yang kuat bagi
setiap orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau belajar
sekalipun. Hadiah bagi pelajar dapat merusak jiwa mereka bila
mana hadiah yang diinginkan tersebut dapat membelokkan
pikiran dan jiwa mereka dari tujuan yang sebenarnya.
c. Persaingan
Faktor persaingan ini sering digunakan sebagai alat untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri dan
perdagangan dan juga di sekolah. Persaingan dapat mempertinggi
hasil belajar anak bila mana dilakukan secara positif.
d. Tugas Yang Menantang (Challenging)
Memberi kesempatan terhadap anak dalam memperoleh
kesuksesan belajar bukan berarti mereka harus diberi tugas-tugas
yang mudah saja, tetapi tugas-tugas yang lebih sulit yang
diberikan kepada mereka merupakan tantangan dan merangsang
mereka untuk belajar secara serius dalam memecahkan masalah
yang mereka hadapi.
e. Pujian
Pujian diberikan sebagai akibat pekerjaan atau belajar anak
dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Pujian
merupakan motivasi yang baik bila diberikan secara benar dan
beralasan.
f. Teguran dan Kecaman
Digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak yang
melanggar disiplin atau melalaikan tugas yang diberikan. Teguran
diberikan harus secara bijaksana dan dapat menjadikan anak
menyadari kesalahannya.
g. Celaan (Sarkisme)
Celaan ini secara psikologis dapat merusak jiwa anak antara
lain; anak menjadi prustasi dalam belajarnya, dan timbul rasa
dendam terhadap guru.
h. Hukuman
Sama halnya dengan celaan, juga dapat menimbulkan
kekecewaan dalam diri anak dan perasaan dendam yang tidak
mudah mereka lupakan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang
yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau
menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya
untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya
lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak
tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan
pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar (Ahmadi,
2004:83).
Motivasi dan minat seseorang tumbuh dari dalam diri sendiri
dan dapat dipengaruhi oleh seseorang serta dapat dipengaruhi keadaan
sekitar yang mengharuskan seseorang berkembang menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Untuk menjadi lebih baik seseorang harus belajar,
mencari pengetahuan dan wawasan dalam suatu bidang pelajaran yang
bersifat umum maupun bersifat khusus.
Kebanyakan pengajar menginginkan kelas yang penuh dengan
siswa-siswa yang mempunyai motivasi intrinsik. Tapi kenyataannya
seringkali tidak demikian. Karena itu pengajar harus menghadapi
tantangan untuk membangkitkan motivasi siswa, membangkitkan
minatnya, menarik dan mempertahankan perhatiannya, mengusahakan
agar siswa mau mempelajari meteri-materi yang diharapkan untuk
dipelajarinya (Slameto, 2003:173).
Ada empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan
motivasi siswa yaitu (Slameto, 2003:99):
a. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
b. Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga
dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik di
kemudian hari
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
4. Ptinsip-Prinsip Motivasi
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983)
telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model
ARCS, yaitu:
a. Attention (Perhatian)
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin
tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat
rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian
selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat
dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan
yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks.
Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam
rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu
peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan
stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya.
b. Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi
pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka
menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam
tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif
kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut
McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk
berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa
(needs for power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi (needs for
affiliation).
Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu
keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai
langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan nilai
kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau
sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu
peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya.
c. Confidence (Percaya Diri)
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi
untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip
yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat
sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini
seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa
keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut
akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya.
d. Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan
kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh
konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun
luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi
peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan
(reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dan
sebagainya
(http://donsogamalielschool.blogspot.com/2009/02/meningkatkan-
semangat-belajar.html).
C. Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI
Pengaruhnya terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
(Ahmadi, 2004:128).
Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya (Suprijono, 2011:3). Guru
memiliki peluang besar untuk belajar dari pengalaman mengajarnya di
lapangan daripada belajar dari berbagai penelitian atau pendekatan
psikologi. Tugas yang dilakukan dalam mengajar setiap hari
merupakan sumber pengetahuan bagi guru yang bersangkutan untuk
belajar berbagai kekurangan yang nantinya makin lama tugas profesi
sebagai seorang guru dapat diperbaiki berdasarkan pengalaman
mengajar yang dilakukannya selama ini. Itulah sebabnya sering
dikenal istilah “Pengalaman adalah Guru Besar” maksudnya seorang
belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya. Dengan kata lain
praktik mengajar merupakan suatu “pengalaman empiris” (Hamzah B.
Uno, 2008:1).
Dalam pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan
lingkungan belajarnya dengan sangat ketat, mempertahankan fokus
akademis, dan berharap peserta didik menjadi pengamat, pendengar,
partisipan yang tekun. Perilaku buruk yang dapat terjadi selama
pelajaran dengan model pembelajaran langsung harus ditangani
dengan akurat dan cepat (Suprijono, 2011:52-53).
Motivasi yaitu dorongan yang berfungsi sebagai penguatan
bersemayamnya segala informasi dalam memori peserta didik. Guru
dianjurkan memberi reward berupa pujian, hadiah, atau nilai tertentu
kepada peserta didik yang menunjukkan kinerja memuaskan. Peserta
didik yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan perlu
diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang
disajikan bagi kehidupan mereka. Seiring dengan upaya tersebut ada
baiknya ditunjukkan pula bukti-bukti kerugian orang yang tidak
menguasai materi atau perilaku yang telah dimodelkan (Suprijono,
2011:49-50).
Dalam proses belajar mengajar seyogyanya guru tidak
menggunakan aktifitas penyampaian materi yang monoton dalam
setiap pertemuannya. Variasi gaya mengajar yang dilakukan akan
membantu memudahkan dalam menerima materi pelajaran menjadi
menyenangkan. Manumbuhkan minat, perhatian, antusias dan rasa
ingin tahu siswa. Gaya mengajar juga akan meminimalisir perbuatan
yang tidak berguna dan tidak seharusnya dilakukan oleh siswa.
Variasi mengajar akan secara langsung menangani siswa yang
mempunyai minat belajar yang rendah, mengkondisikan siswa dalam
proses belajar yang semestinya. Masalah-masalah yang ada pada
siswa juga akan berpengaruh terhadap penggunaan gaya mengajar
guru. Semakin banyak macam gejala yang dilakukan siswa dalam
belajar maka semakin bervariasi pula gaya mengajar yang dilakukan
guru.
Siswa yang senang dan nyaman dengan gaya yang dilakukan
guru dalam mengajar akan timbul sikap perhatian, antusias terhadap
pelajaran, rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam suasana yang nyaman
dan menyenangkan tersebut siswa akan mudah dalam menyerap dan
memproses dan mengembangkan materi pelajaran yang diterimanya.
Membuka wawasan dan pengetahuannya lebih banyak lagi dan dapat
memilah mana yang bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Ma’arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan MTs Ma’arif 3 Grabag
Bangunan Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag ini dahulu
adalah pondok pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag. Pada saat itu
bangunan masih semi permanen hanya memiliki 3 ruangan yang
masing-masing berukuran 6x7 m2.
Pada tahun 2002 atas putusan rapat bersama antara LP Ma‟arif
NU, Kepala Dinas P dan K, Ketua KUA dan tokoh masyarakat di
Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag, Madrasah
Tsanawiyah ini didirikan. Hal ini mengingat banyaknya tamatan
SD/MI di wilayah kecamatan Grabag yang tidak tertampung di MTs
Negeri Grabag.
Bangunan Madrasah Tsanawiyah tersebut adalah tanah wakaf
dari pemilik pengasuh Pon. Pes. Sunan Geseng Kleteran Grabag. Awal
berdirinya, Madrasah ini menerima siswa sebanyak 45 siswa pada
tahun pertama dan 53 siswa pada tahun kedua dan terus mengalami
peningkatan pada tahun-tahun berikutnya.
Untuk menampung siswa yang dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan Madrasah ini mengadakan penambahan ruang
kelas. Biaya pembangunan tersebut berasal dari infaq masyarakat,
infaq wali murid dan dari pemerintah yang terkait. Sampai saat ini
Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag terus mengadakan
pembangunan untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah siswa baru
dari tahun ke tahun serta meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan kemajuan saat ini.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Unggul dalam prestasi terampil dalam berkarya santun dalam budi
pekerti disiplin yang tinggi menjalankan syari‟at Islam sesuai
ajaran Ahlusunnah wal Jama‟ah.
b. Misi
1) Meningkatkan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar.
2) Mampu menunjukkan kreatifitas dalam berbagai bidang.
3) Menciptakan generasi yang berakhlakul karimah.
4) Mencetak generasi yang cerdas, jujur, bertanggung jawab demi
kemajuan bangsa dan negara.
5) Menumbuhkan kesadaran beragama dan menjalankan ajaran
Islam sesuai dengan ajaran ahlusunnah wal jama‟ah.
3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Gedung MTs Ma‟arif 3 Grabag dibangun diareal tanah seluas
2432 m2. Keadaan sarana dan prasarana di MTs Ma‟arif 3 Grabag
masih dapat dikatakan belum memadai, karena masih terbatasnya
ruangan dan tenaga operasional. Demikian akan penulis paparkan
sarana dan prasaranan MTs Ma‟arif 3 Grabag sebagai berikut:
a. Ruang kelas : 12
b. Ruang kepala sekolah : 1
c. Ruang guru : 1
d. Ruang tata usaha : -
e. Ruang lab. IPA : -
f. Ruang lab. Kompute : -
g. Ruang perpustakaan : -
h. Ruang UKS : -
i. Rung keterampilan : -
j. Ruang kesenian : -
k. Toilet guru dan tamu : 1
l. Toilet siswa : 6
4. Guru, Karyawan dan Peserta Didik
a. Data Guru dan Karyawan
Guru dan staff karyawan yang ada di MTs Ma‟arif 3 Grabag
sebagian besar masih berjabatkan guru honorer, dan beberapa guru
yang sudah sertifikasi. Berikut adalah paparan guru dan karyawan
MTs Ma‟arif 3 Grabag:
Tabel 1.1
Data Guru dan Karyawan MTs Ma‟arif 3 Grabag Kab. Magelang
NO NAMA GURU NIP JABATAN
1. H.ARIS DJAWADIR - KEPSEK
2. MUHAMAD ANSORI - GURU
3. ANDRI SAPUTRA, S.Th.I - GURU
4. ARZAN MUJAHIDIN, A.S.Pd.I - GURU
5. SUPARDI, A.Ma - GURU
6. SUCIATI, S.Pd - GURU
7. PRAMONO, S.Pd.I - GURU
8. ANDI MUSTOFA, S.Pd.I - GURU
9. AGUS MUHAMAD - GURU
10. INDARIYAH, S.Pd.I - GURU
11. ISTI ZAKIYATUN AZIZAH, S.Pd.I - GURU
12. INDRAWATI, S. Pd - GURU
13. EKO CAHYANINGSIH, S.Sos.I - GURU
14. YUDHI KRISNANTO, S.Pd - GURU
15. IKA SARI K, S.Pd - GURU
16. FAKHRIYATI, S.TP - GURU
17. FAJRIYAH AINY, S.Pd - GURU
18. M. DWI ANWAR KHOLID, S.Pd.I - GURU
19. FATKHURROHMAN - GURU
20. ISMAH, S.Pd.I - GURU
21. IBNU MAS‟UD, S. Pd.I - GURU
22. MURNIATININGSIH, A.Md - GURU
23. RAHMAT TRI KUNCORO, S.Pd - GURU
b. Data Peserta Didik
Sebagian besar siswa yang sekolah di MTs Ma‟arif 3 Grabag
adalah domisili desa sekitar sekolah tersebut. Ada beberapa siswa
yang datang dari jauh karenan mereka sekolah sambil mondok dan
tinggal di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran yang jaraknya
tidak jauh dari sekolah tersebut. Siswa perempuang selisih lebih
banyak daripada sisea laki-laki. Berikut data siswa MTs Ma‟arif 3
Grabag Kabupaten Magelang pada tahun pelajaran 2013/2014:
Tabel 1.2
Data Peserta Didik MTs Ma‟arif 3 Grabag Kab. Magelang
NO KELAS L P JUMLAH
1. VII 90 101 191
2. VIII 76 69 145
3. IX 82 83 165
4. JUMLAH 248 253 501
B. Keadaan Umum Madrasah Tsanawiyah Ma’arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang
MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang terletak di area
perkampungan dan persawahan penduduk. Tidak jauh dari sekolah
tersebut juga terdapat Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran yang
mempengaruhi suasana kampung dan sekolah menjadi religius. Berikut
akan penulis paparkan gambaran umum MTs Ma‟arif 3 Grabag:
1. Batas-Batas
Batas Barat : perkampungan penduduk
Batas Timur : persawahan
Batas Utara : jalan alternatif Grabag-Kopeng
Batas Selatan : pemakaman umum
2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat sekitar terhadap kemajuan madrasah
sudah cukup mengalami kemajuan, hal ini terbukti dengan animo
masyarakat yang mendaftarkan putra putrinya ke MTs Ma‟arif 3
Grabag yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Masyarakat
juga mendukung kegiatan-kegian yang diselenggarakan oleh madrasah
terutama yang berkaitan dengan keagamaan.
3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masyarakat Desa Kleteran mayoritas penduduknya bekerja
sebagai buruh tani tradisional, sebagian kecil lainnya bekerja sebagai
pengusaha, wiraswasta dan pegawai. Adapun masyarakat yang bekerja
sebagai buruh tani sebanyak 80%, wiraswata 5%, pegawai 5%, dan
sisanya adalah bekerja sebagai buruh lainnnya.
4. Lingkungan Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag berada di dusun
Kleteran desa Kleteran Kecamatan Grabag, tepatnya pinggir jalan
alternatif Grabag-Kopeng. Terletak berdekatan dengan lingkungan
Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran Grabag, kehidupan
masyarakat yang agamis sehinggan membawa dampak yang positif
terhadap Madrasah terutama siswa.
C. Data Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Dan
Motivasi Belajar Siswa MTs Ma’arif 3 Grabag Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2013/2014
1. Data Persepsi Siswa tentang Variasi Gaya Mengajar Guru
Dalam mengambil data mengenai persepsi siswa tentang gaya
mengajar guru ini penlis menggunakan metode angket (questioner).
Angket atau pernyataan tentang kondisi seseorang atau responden yang
berkaitan dengan maksud penelitian dijawab oleh responden secara
langsung. Responden yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas
VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Tahun ajaran 2013/2014 yang sejumlah 58
siswa.
Tabel 1.3
Daftar Nama Responden MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun
pelajaran 2013/2014
NO NAMA RESPONDEN KELAS
1. ACHMAD SYAIFUL ABIDIN VIII
2. AHMAD ARISYIDIN VIII
3. AHMAD ASKAR S. VIII
4. AHMAD MA‟ANI VIII
5. AHMAD RIYANTO VIII
6. AINUN NAJIB VIII
7. ALFIN SETYANTO VIII
8. AMINUDIN VIII
9. ANDI HERMAWAN VIII
10. ANEKE PUTRI PRATIWI VIII
11. ANGGITA MELINA PUTRI VIII
12. ANIF MUNIFAH VIII
13. ANITA DIAN NUR K. VIII
14. APRILIA WULANDARI VIII
15. ATIK MELAWATI VIII
16. BANGKIT SEJATI VIII
17. DEVA ANGGRAENI VIII
18. DIDIK SETYAWAN VIII
19. DIMAS AGUS AJI P. VIII
20. EKA MARIANI VIII
21. HASAN M. VIII
22. HILMAN ABRORI VIII
23. IDA MAHFUDHOH VIII
24. IKHA ROHMATIKA VIII
25. IDA HANIFAH VIII
26. INDAH FITRIYAH VIII
27. INDRI ISNAWATI VIII
28. INUNG DEWI MASITOH VIII
29. ISMAIL VIII
30. ISTIKOMAH VIII
31. IVA NITA VIII
32. LULUK DWIK AULIYA VIII
33. MUFLIKHATUL ALAWWIYAH VIII
34. M. AAN ANDI SAPUTRA VIII
35. M. FUAT MUNIM VIII
36. MUNAWAROH VIII
37. MUSYAFAK VIII
38. NAFIS LAILA ZULFA VIII
39. NING KHANIFAH VIII
40. NUR AENI MASRUROH VIII
41. NUR ROJIKIN VIII
42. NURUL ANDRIYANI PUJIYATI VIII
43. RIFANI JAYANTI VIII
44. RINA NUR HIDAYAH VIII
45. ROHMAT EFENDI VIII
46. SAHRUL MUNIR VIII
47. SARINGATUT DAROJATIR R. VIII
48. SELLA TISNAWATI VIII
49. SELVI ANTIKA VIII
50. SITI ROHMAH VIII
51. SITI ROKHMAH VIII
52. SITI ASIYAH VIII
53. SLAMET SHOLEH VIII
54. SUPRI YANTO VIII
55. THAFDHI IUL BIRI VIII
56. TRI KHOLIFAH VIII
57. TRISNAWATI VIII
58. ULFATUS S. VIII
59. ULFI SILFIYAH VIII
60. ZULI SETIYAWATI VIII
Item pertanyaan tentang variabel gaya mengajar guru adalah 15
item, setiap item memiliki tiga jawaban alternatif, yaitu A, B dan C
dengan ketentuan sebagai berikut:
Jawaban A nilainya 3
Jawaban B nilainya 2
Jawaban C nilainya 1
Berikut adalah tabel hasil angket yang penulis dapatkan dari
jawaban responden:
Tabel 1.4
Hasil Angket Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs
Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
No Jawaban Nilai
Jumlah A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 3 7 - 9 14 - 25
2. 3 5 2 9 10 2 21
3. 6 4 - 18 8 - 26
4. 6 2 2 18 4 2 24
5. 4 5 1 12 10 1 23
6. 4 4 2 12 8 2 22
7. 6 3 1 18 6 1 25
8. 3 5 2 9 10 2 21
9. 4 3 3 12 6 3 21
10. 6 3 1 18 6 1 25
11. 5 3 2 15 6 2 23
12. 3 7 - 9 14 - 23
13. 5 4 1 15 8 1 24
14. 6 3 1 18 6 1 25
15. 7 2 1 21 4 1 26
16. 4 5 1 12 10 1 23
17. 4 5 1 12 10 1 23
18. 5 3 2 15 6 2 23
19. 3 7 - 9 14 - 23
20. 6 3 1 18 6 1 25
21. 3 6 1 9 12 1 22
22. 4 5 1 12 10 1 23
23. 3 5 2 9 10 2 21
24. 5 4 1 15 8 1 24
25. 7 3 - 21 6 - 27
26. 4 5 1 12 10 1 23
27. 6 3 1 18 6 1 25
28. 5 5 - 15 10 - 25
29. 4 3 3 12 6 3 21
30. 4 6 - 12 12 - 24
31. 5 3 2 15 6 2 23
32. 7 3 - 21 6 - 27
33. 5 5 - 15 10 - 25
34. 5 3 2 15 6 2 23
35. 6 4 - 18 8 - 26
36. 5 3 2 15 6 2 23
37. 6 4 - 18 8 - 26
38. 2 5 3 6 10 3 19
39. 2 4 4 6 8 4 18
40. 5 4 1 15 8 1 24
41. 6 3 1 18 6 1 25
42. 5 4 1 15 8 1 24
43. 5 4 1 15 8 1 24
44. 7 2 1 21 4 1 26
45. 4 5 1 12 10 1 23
46. 5 3 2 15 6 2 23
47. 6 4 - 18 8 - 26
48. 3 7 - 9 14 - 23
49. 5 5 - 15 10 - 25
50. 1 9 - 3 18 - 21
51. 6 2 2 18 4 2 24
52. 6 4 - 18 8 - 26
53. 6 4 - 18 8 - 26
54. 3 6 1 9 12 1 22
55. 4 6 - 12 12 - 24
56. 5 2 3 15 4 3 22
57. 4 3 3 12 6 3 21
58. 4 5 1 12 10 1 23
59. 5 5 - 15 10 - 25
60. 6 1 3 18 2 3 23
2. Data Tentang Motivasi Belajar Siswa MTs Ma’arif 3 Grabag
Tahun Ajaran 2013/2014
Data tentang motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 ini diambil
menggunakan metode angket (questioner). Jenis angket yang
digunakan adalah angket yang berisi pertanyaan atau pernyataan
tentang kondisi yang dilakukan seseorang (responden), dijawab secara
langsung. Item yang disediakan adalah 15 item, masing-masing item
memiliki tiga jawaban alternatif, yaitu A, B dan C dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jawaban A nilainya 3
Jawaban B nilainya 2
Jawaban C nilainya 1
Berikut adalah tabel hasil angket yang penulis dapatkan dari
responden:
Tabel 1.5
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2013/2014
No Jawaban Nilai
Jumlah A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1. 1 5 4 3 10 4 17
2. - 4 6 - 8 6 14
3. 5 3 2 15 6 2 23
4. 4 6 - 12 12 - 24
5. 1 - 9 3 - 9 12
6. 9 1 - 27 2 - 29
7. 2 5 3 6 10 3 19
8. - 3 7 - 6 7 13
9. - 3 7 - 6 7 13
10. 9 1 - 27 2 - 29
11. 1 3 6 3 6 6 15
12. 3 5 2 9 10 2 21
13. 3 5 2 9 10 2 21
14. 5 5 - 15 10 - 25
15. 9 1 - 27 2 - 29
16. 1 9 - 3 18 - 21
17. 3 5 2 9 10 2 21
18. 4 3 3 12 6 3 21
19. 2 5 3 6 10 3 19
20. 8 2 - 24 4 - 28
21. 2 2 6 6 4 6 16
22. 1 7 2 3 14 2 21
23. 4 4 2 12 8 2 22
24. 1 3 6 3 6 6 15
25. 7 2 1 21 4 1 26
26. 5 4 1 15 8 1 24
27. 8 2 - 24 4 - 28
28. 4 5 1 12 10 1 23
29. 4 4 2 12 8 2 22
30. - 5 5 - 10 5 15
31. 5 3 2 15 6 2 23
32. 2 6 2 6 12 2 20
33. 2 8 - 6 16 - 22
34. 9 1 - 27 2 - 29
35. 2 5 3 6 10 3 19
36. 4 4 2 12 8 2 22
37. 1 5 4 3 10 4 17
38. 1 5 4 3 10 4 17
39. 2 5 3 6 10 3 19
40. 9 1 - 27 2 - 29
41. 3 5 2 9 10 2 21
42. 3 5 2 9 10 2 21
43. 9 1 - 27 2 - 29
44. 4 4 2 12 8 2 22
45. 2 3 5 6 6 5 17
46. 3 6 1 9 12 1 22
47. 8 2 - 24 4 - 28
48. 6 4 - 18 8 - 26
49. 1 8 1 3 16 1 20
50. 6 2 2 18 4 2 24
51. 8 2 - 24 4 - 28
52. 2 6 2 6 12 2 20
53. 4 4 2 12 8 2 22
54. 4 4 2 12 8 2 22
55. 2 2 6 6 4 6 16
56. 7 1 2 21 2 2 25
57. 6 4 - 18 8 - 26
58. 3 6 1 9 12 1 22
59. 5 4 1 15 8 1 24
60. 7 1 2 21 2 2 25
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam pembahasan analisis data ini, penulis akan menyajikan data yang
telah terkumpul, sehingga dapat kita ketahui ada tidaknya Pengaruh Persepsi
Siswa Tentang Gaya PAI Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas
VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan rumus product moment
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
A. Analisis Pertama
Dalam menyajikan analisa data mengenai persepsi siswa tentang gaya
mengajar guru di kelas VII MTs Ma‟arif 3 Grabag tahun pelajaran
2013/2014, penulis menggunakan rumus interval. Rumus tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya gaya mengajar guru di
kelas. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
( )
Keterangan:
I = Interval Ideal
Xt = Nilai Tinggi Ideal
Xr = Nilai Terendah Ideal
Ki = Kelas Interval
( )
7
Dari rumus di atas, diketahui kelas intervalnya sebagai berikut:
1. 30 – 24 Kategori Tinggi dengan nominasi A
2. 23 – 17 Kategori Sedang dengan nominasi B
3. 16 – 10 Kategori Rendah dengan nominasi C
Keterangan:
Jawaban A : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI tinggi
Jawaban B : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI sedang
Jawaban C : persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI rendah
Tabel 2.1
Nilai Nominsai Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI
NO RESPONDEN SKOR NILAI RESPONDEN
1. 25 A
2. 21 B
3. 26 A
4. 24 A
5. 23 B
6. 22 B
7. 25 A
8. 21 B
9. 21 B
10. 25 A
11. 23 B
12. 23 B
13. 24 A
14. 25 A
15. 26 A
16. 23 B
17. 23 B
18. 23 B
19. 23 B
20. 25 A
21. 22 B
22. 23 B
23. 21 B
24. 24 A
25. 27 A
26. 23 B
27. 25 A
28. 25 A
29. 21 B
30. 24 A
31. 23 B
32. 27 A
33. 25 A
34. 23 B
35. 26 A
36. 23 B
37. 26 A
38. 19 B
39. 18 B
40. 24 A
41. 25 A
42. 24 A
43. 24 A
44. 26 A
45. 23 B
46. 23 B
47. 26 A
48. 23 B
49. 25 A
50. 21 B
51. 24 A
52. 26 A
53. 26 A
54. 22 B
55. 24 A
56. 22 B
57. 21 B
58. 23 B
59. 25 A
60. 23 B
Dari tabel tersebut di atas variabel persepsi siswa tentang gaya
mengajar guru PAI dapat deketahui bahwa kategori tinggi (A) berjumlah
orang, kategori sedang (B) berjumlah orang dan kategori rendah (C)
berjumlah orang. Presentase eata tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
1. Untuk kategori tinggi mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar
guru PAI dikelas antara skor 30 – 24 berjumlah 30 orang.
= 51,72%
2. Untuk kategori sedang mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar
guru PAI dikelas antara skor 23 – 17 berjumlah 30 orang.
= 51,72%
3. Untuk kategori rendah mengenai persepsi siswa tentang gaya mengajar
guru PAI dikelas antara skor 16 – 10 berjumlah 0 orang.
= 0%
Tabel 2.2
Presentase Mengenai Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs
Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
NO KATEGORI KELAS
INTERVAL NOMINASI
JUMLAH
SISWA %
1. Tinggi 30 – 24 A 30 51,72%
2. Sedang 23 – 17 B 30 51,72%
3. Rendah 16 – 10 C 0 0%
Dari perhitungan presentase tersebut di atas dapat diketahui bahwa
persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dikelas pada taraf tinggi mencapai
51,72% atau 30 orang, taraf sedang mencapai 51,72% atau 30 orang dan taraf
rendah mencapai 0% atau 0 orang. Dari keseluruhan tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI
dikelas termasuk pada taraf tinggi, yaitu 51,72%.
Selanjutnya penulis akan menyajikan presentasi dari masing-masing
item soal dalam bentuk tabel.
Tabel 2.3
Data Mengenai Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru PAI di MTs
Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
NO ITEM SOAL FREKUENSI PRESENTASE
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jika guru menerangan pelajaran dengan suara
yang pelan dan tidak jelas bagaimana
pendapat anda?
a. Membosankan dan membuat kantuk
b. Biasa saja
c. Menyenangkan
53 5 2 159 10 2
2. Bagaimana intonasi suara guru saat
menerangkan pelajaran di dalam kelas?
a. Sangat jelas dan enak didengar
b. Biasa saja
c. Menerangkan dengan cepat dan tidak jelas
29 24 7 87 48 7
3. Saat guru menerangkan pelajaran dengan
dengan suara yang keras, bagaimana pendapat
anda?
a. Membosankan
b. Tidak bisa konsentrasi dan menakutkan
c. Sangat menyenangkan
10 47 3 30 94 3
4. Saat menerangkan pelajaran apakah guru
selalu melakukan perbuatan yang menarik,
lucu dan enak didengar?
a. Ya, sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
24 36 - 72 72 -
5. Selama pelajaran berlangsung apakah guru
memberi waktu untuk diam istirahat sejenak?
a. Ya, sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14 35 11 42 70 11
6. Saat memberi tugas kelas apakah guru
memberikan waktu yang cukup untuk
menyelesaikan?
a. Ya, guru selalu memberi waktu yang
cukup
b. Jika saat ditinggal ke kantor
c. Selalu tergesa-gesa
32 17 11 96 34 11
7. Saat menerangkan pelajaran guru melakukan
peragaan secara fisik atau menggunakan
media yang ada, bagaimana pendapat anda?
a. Menarik dan mudah dipahami
b. Biasa saja
c. Buang-buang waktu
56 4 - 168 8 -
8. Apakah saat guru sedang mengajar melakukan
perbuatan yang dibuat-buat secara berlebihan?
a. Ya, guru selalu berlebihan
b. Biasa saja
c. Tidak pernah
12 34 14 36 68 14
9. Saat menerangkan pelajaran guru menunjuk
siswa untuk melakukan peragaan, bagaimana
pendapat anda?
a. Sangat senang
b. Sangat mendebarkan
c. Biasa saja
8 40 12 24 80 12
10. Saat guru memberi pertanyaan apakah guru
hanya berdiri di depan kelas atau berpindah
posisi mendekati siswa?
a. Ya, guru selalu berpindah posisi
mendekati siswa
b. Hanya kepada murid yang disukai saja
c. Tidak, guru hanya duduk atau berdiri di
depan kelas
44 5 11 132 10 11
Lampiran:
1. Pada item 1, jawaban responden sebanyak 159% menyatakan merasa
bosan dan mengantuk apabila guru menerangkan dengan suara yang pelan
dan tidak jelas, sedangkan 10% menyatakan biasa saja dan 2%
menyatakan menyenangkan. Dari hasil dapat diketahui bahwa sebagian
responden menyatakan akan merasa bosan dan mengantuk jika guru
menerangkan dengan suara yang pelan dan tidak jelas.
2. Pada item 2, jawaban responden mengenai penggunaan intonasi suara
guru saat menerangkan pelajaran, responden yang menyatakan sangat
jelas dan enak didengar sebanyak 87%, yang menyatakan biasa saja
sebanyak 48% dan responden yang menyatakan guru menerangkan
dengan cepat dan tidak jelas sebanyak 7%. Ini membuktikan bahwa guru
yang memperhatikan penggunaan intonasi suara dalam menyampaikan
pelajaran sangat tinggi.
3. Pada item 3, jawaban responden yang menyatakan sangat senang jika
guru menerangkan dengan susana keras dan cemberut sebanyak 3%, yang
menyatakan tidak bisa konsentrasi dan merasa ketakutan sebanyak 94%
dan responden yang menyatakan membosankan sabanyak 30%. Dari hal
tersebut dapat diketahui bahwa pembawaan guru dalam mengajar sangat
mempengaruhi belajar siswa, siswa menjadi tertekan tidak bisa
berkonsentrasi dan merasa ketakutan dan tertekan jika dengan suara yang
keras dan wajah yang cemberut.
4. Pada item 4, jawaban responden mengenai guru saat menerangkan
melakukan perbuatan yang menarik, lucu dan enak dilihat, sebanyak 72%
responden menyatakan sering, 72% responden menyatakan kadang-
kadang dan 10% responden menyatakan tidak pernah. Ini membuktikan
bahwa guru yang melakukan perbuatan yang menarik, lucu dan
menyenangkan dalam menyampaikan pelajaran masih rendah.
5. Pada item 5, 70% responden menyatakan guru sering memberi waktu
untuk diam istirahat atau jeda saat pelajaran, 42% responden menyatakan
kadang-kadang dan 11% responden menyatakan tidak pernah. Ini
membuktikan bahwa pemberian jeda untuk mengendapkan ilmu yang
siswa terima dalam kelas sangat tinggi.
6. Pada item 6, sebanyak 96% responden menyatakan guru memberi waktu
yang cukup untuk menyelesaikan tugas sekolah, sebanyak 34% responden
menyatakan jika saat ditinggal dengan urusan di kantor dan sebanyak
11% responden menyatakan selalu tergesa-tergesa. Dengan hal itu dapat
diketahui bahwa pemberian waktu yang untuk menyelesaikan tugas oleh
guru tinggi.
7. Pada item 7, sebanyak 0% responden menyatakan guru hanya membuang-
buang waktu jika saat menerangkan pelajaran menggunakan peragaan
atau media peraga, 8% responden menyatakan biasa saja dan 168%
responden menyatakan menarik dan mudah dipahami. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alat peraga yang dilakukan oleh guru siswa merasa
biasa saja dengan hal semacam itu.
8. Pada item 8, sebanyak 36% responden menyatakan biasa-biasa saja jika
guru melakukan perbuatan yang berlebihan dan dibuat-buat, 68%
Responden menyatakan tidak pernah dan 11% responden menyatakan
guru selalu berlebihan saat menerangkan. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam mengajar guru melakukan perbuatan yang sewajarnya
sangat tinggi.
9. Pada item 9, sebanyak 80% responden menyatakan berdebar jika guru
menunjuk siswa untuk melakukan peragaan di depan kelas, sebanyak 12%
responden menyatakan biasa saja dan 24% respoden menyatakan sangat
senang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan siswa merasa takut dan
kurang membuatnya nyaman jika guru menunjuk siswa untuk melakukan
peragaan.
10. Pada item 10, jawaban responden mengenai guru mendekati siswa atau
hanya duduk atau diam berdiri didepan kelas saat memberi pertanyaan
kepada siswa, responden yang menyataka guru hanya duduk atau berdiri
ditempat sebanyak 11%, responden yang menyatakan guru selalu
berpindah tempat mendekati siswa yang bertanya sebanyak 132% dan
10% responden menyatakan guru akan berpindah mendekati jika yang
bertanya adalah siswa yang disukai saja. Ini membuktikan bahwa
kesadaran guru berpindah posisi mendekati siswa sangat tinggi.
B. Analisis Kedua
Analisis kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa
kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014. Penulis menggunakan 3 kategori yaitu kategori tinggi, sedang dan
rendah. Dalam melakukan analisis ini penulis menggunakan rumus interval
sebagaimana berikut:
( )
Keterangan:
I = Interval Ideal
Xt = Nilai Tinggi Ideal
Xr = Nilai Terendah Ideal
Ki = Kelas Interval
( )
Dari rumus di atas, diketahui kelas intervalnya sebagai berikut:
1. 30 – 24 Kategori Tinggi dengan nominasi A
2. 23 – 17 Kategori Sedang dengan nominasi B
3. 16 – 10 Kategori Rendah dengan nominasi C
Keterangan:
1. Nominasi A : motivasi belajar siswa tinggi
2. Nominasi B : motivasi belajar siswa sedang
3. Nominasi C : motivasi belajar rendah
Nilai dan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat diketahui sebagai
berikut:
Tabel 2.4
Nilai Nominasi Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
NO RESPONDEN SKOR NILAI RESPONDEN
1. 17 B
2. 14 C
3. 23 B
4. 24 A
5. 12 C
6. 29 A
7. 19 B
8. 13 C
9. 13 C
10. 29 A
11. 15 C
12. 21 B
13. 21 B
14. 25 A
15. 29 A
16. 21 B
17. 21 B
18. 21 B
19. 19 B
20. 28 A
21. 16 C
22. 21 B
23. 22 B
24. 15 C
25. 26 A
26. 24 A
27. 28 A
28. 23 B
29. 22 B
30. 15 C
31. 23 B
32. 20 B
33. 22 B
34. 29 A
35. 19 B
36. 22 B
37. 17 B
38. 17 B
39. 19 B
40. 29 A
41. 21 B
42. 21 B
43 29 A
44. 22 B
45. 17 B
46. 22 B
47. 28 A
48. 26 A
49. 20 B
50. 24 A
51. 28 A
52. 20 B
53. 22 B
54. 22 B
55. 16 C
56. 25 A
57. 26 A
58. 22 B
59. 24 A
60. 25 A
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui variabel motivasi belajar
siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2013/2014, kategori tinggi (A) sejumlah orang, kategori sedang (B)
sejumlah orang dan kategori rendah (C) sejumlah orang.
Presentase diketahui berdasarkan perhintungan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
1. Kategori tinggi tentang motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, antara skor 30
– 24 adalah 20 orang.
= 34,48%
2. Kategori sedang tentang motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, antara skor 23
– 17 adalah 31 orang.
= 53,44%
3. Kategori rendah tentang motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3
Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, antara skor 16
– 10 adalah 9 orang.
= 15,51%.
Tabel 2.5
Presentase Tentang Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
NO KATEGORI KELAS
INTERVAL NOMINASI
JUMLAH
SISWA %
1. Tinggi 30 – 24 A 20 34,48%
2. Sedang 23 – 17 B 31 53,44%
3. Rendah 16 – 10 C 9 15,51%
Dari perhitungan presentase tersebut di atas dapat diketahui
kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014, taraf tertinggi mencapai
34,48% atau 20 orang, taraf sedang 53,44% atau 31 orang dan taraf rendah
15,51% atau 9 orang. Dengan demikian tingkat motivasi belajar siswa kelas
VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
tergolong pada taraf sedang, yaitu 53,44%.
Berikut penulis akan menyajikan presentase dari masing-masing item
soal dalam bentuk tabel:
Tabel 2.6
Data Tentang Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
NO ITEM SOAL FREKUENSI PRESENTASE
A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Bagaimana sikap anda saat guru masuk kelas?
a. Diam dan mempersiapkan diri untuk
mulai belajar
b. Mengeluarkan buku pelajaran
c. Acuh terhadap guru
40 19 1 120 38 1
2. Apa yang anda lakukan saat guru menerangkan
pelajaran?
a. Merangkum materi pelajaran
b. Mendengarkan dan memperhatikan
c. Bermain dan ngobrol dengan teman
46 4 10 138 8 10
3. Apabila diberi waktu untuk berdiskusi dan
bertanya, apa yang akan anda lakukan?
a. Mengangkat tangan dan bertanya kepada
guru yang belum diketahui
b. Membuka dan mengulang membaca-baca
buku lagi
c. Diam saja mendengarkan teman bertanya
25 11 24 75 22 24
4. Apabila diberi tugas oleh guru, bagaimana anda
mengerjakan?
a. Saya mengerjakan tugas dengan baik dan
tepat waktu
b. Saya percaya diri jika mencontoh
pekerjaan teman
38 21 1 114 42 1
c. Saya tidak mengerjakan sama sekali
5. Jika guru berhalangan tidak mengajar dan tidak
diberi tugas oleh guru, apa yang akan anda
lakukan di kelas?
a. Mengulang dan berdiskusi dengan teman
tentang pelajaran
b. Hanya membaca-baca saja
c. Bermain dengan teman
16 12 32 48 24 32
6. Jika ada pekerjaan rumah apakah anda
mengerjakan tugas?
a. Ya, saya segera mengerjakan tugas
b. Mengerjakan kalau waktunya mendesak
c. Melihat pekerjaan teman
28 17 15 84 34 15
7. Apakah anda selalu mengulang pelajaran ketika
sampai di rumah?
a. Ya, saya selalu mengulang kembali
b. Kalau sempat saja
c. Tidak pernah
10 38 12 30 76 30
8. Bagaimana persiapan anda untuk menempuh tes
semester atau ulangan harian yang diberikan
oleh guru?
a. Belajar sebelum tes
b. Belajar mata pelajaran yang disukai saja
c. Belajar saat menjelang tes
32 2 26 96 4 26
9. Apabila guru memberikan tugas yang menurut
anda sulit, apa yang akan anda kerjakan?
a. Bertanya kepada guru langsung
b. Berdiskusi dengan teman
c. Tidak mengerjakan
17 37 6 51 74 6
10. Apakah dalam belajar dirumah anda membuat
jadwal belajar?
a. Ya, saya membuat jadwal belajar untuk
setiap hari
b. Belajar jika ada PR saja
c. Saya tidak pernah membuat jadwal belajar
27 26 7 81 52 7
Lampiran:
1. Pada item 1, jawaban responden sebanyak 120% menyatakan bersikap
diam dan mempersiapkan diri untuk mulai belajar saat guru masuk kelas,
sedangkan 38% responden menyatakan mengeluarkan buku pelajaran dan
1% responden menyatakan acuh terhadap guru. Dalam hal ini dapat
diketahui bahwa persiapan yang dilakukan oleh siswa untuk menerima
pelajaran sangat tinggi.
2. Pada item 2, jawaban responden sebanyak 8% menyatakan selalu
mendengarkan dan memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran,
sedangkan 138% responden menyatakan selalu merangkum pelajaran dan
10% responden menyatakan bermain dan mengobrol dengan teman. Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa siswa lebih suka merangkum
materi yangdisampaikanoleh guru saat diterangkan.
3. Pada item 3, sebanyak 24% responden menyatakan diam saja dan
mendengarkan teman bertanya saat guru memberi waktu untuk berdiskusi
dan bertanya, sedangkan sebanyak 22% menyatakan membuka dan
mengulang membaca buku lagi dan 75% menjawab mengankat tangan
dan bertanya kepada guru hal-hal yang belum jelas. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengangkat tangan untuk bertanya
masih rendah.
4. Pada item 4, jawaban responden tentang pemberian tugas yang
dilakukanoleh guru, sebanyak 42% responden menyatakan percaya diri
jika mencontoh pekerjaan teman, sedangkan 1% responden menyatakan
tidak pernah mengerjakan sama sekali dan 114% responden menyatakan
selalu mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu. Dapat diketahui
bahwa siswa yang mengerjakan tugas sendiri dan tepat waktu masih
sedikit dan merasa percaya diri jika mencontoh tugas milik teman.
5. Pada item 5, jawaban responden sebanyak 48% menyatakan mengulang
pelajaran dan berdiskusi dengan teman saat guru berhalangan hadir dan
tidak diberi tugas, sedangkan 24% responden menyatakan hanya
membaca-baca saja dan sebanyak 32% responden menyatakan bermain
dengan teman. Dapat diketahui bahwa siswa yang tidak melakukan
aktifitas belajar saat guru berhalangan hadis tanpa diberi tugas sangat
tinggi.
6. Pada item 6, jawaban responden tentang pemberian tugas rumah yang
dilakukan oleh guru, diketahui sebanyak 15% responden menyatakan
melihat pekerjaan teman, sedangkan 84% responden menyatakan
mengerjakan tugas sesegera mungkin dan 34% responden menyatakan
mengerjakan jika waktunya sudah mendesak. Dari hal tersebut dapat
diketahui bahwa siswa yang mengerjakan tugas dengan segera sangat
rendah.
7. Pada item 7, sebanyak 76% responden menyatakan mengulang pelajaran
dirumah kalau sempat, sedangkan sebanyak 30% responden menyatakan
tidak pernah dan sebanyak 30% responden meyatakan sering mengulang
kembali pelajaran sesampai di rumah. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa yang mengulangi pelajaran sesampainya di
rumah sangat rendah, dan dilakukan jika mendesak.
8. Pada item 8, jawaban responden sebanyak 26% menyatakan belajar
menjelang tes sebagai persiapan untuk menghadapi tes semester atau
ulangan harian, sedangkan 4% responden menyatakan belajar mata
pelajaran yang disukai saja dan sebanyak 96% responden menyatakan
belajar sebelum tes. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa belajar siswa
sebelum menghadapi tes atau ulangan harian pada taraf sangat tinggi.
9. Pada item 9, jawaban responden sebanyak 51% menyatakan bertanya
langsung kepada guru jika kesulitan mengerjakan tugas, sedangkan 6%
responden menyatakan tidak mengerjakan tugas jika merasa kesulitan dan
74% responden menyatakan berdiskusi dengan teman jika menghadapi
kesulitan mengerjakan tugas. Dengan hal tersebut dapat diketahui
bertanya kepada teman adalah alternatif yang sering dilakukan oleh
sebagian besar siswa.
10. Pada item 10, jawaban responden mengenai pembuatan jadwal belajar
sendiri dirumah, sebanyak 7% responden menyatakan tidak pernah
membuat jadwal belajar, sedangkan 52% responden menyatakan belajar
jika ada PR saja dan 81% responden menyatakan setiap hari membuat
jadwal belajar walau tidak ada PR. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa
siswa yang membuat jadwal belajar pada taraf yang tinggi.
C. Analisis Ketiga
Dalam analisis ketiga ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI terhadap motivasi
siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014. Rumus statistik yang penulis gunakan adalah Product Moment
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 2.7
Tabel Kerja Product Moment
Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Terhadap
Motivasi Belajar Siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang TahunPelajaran
2013/2014
NO X Y XY
1. 25 17 625 289 425
2. 21 14 441 196 294
3. 26 23 676 529 598
4. 24 24 576 576 576
5. 23 12 529 144 276
6. 22 29 484 841 638
7. 25 19 625 361 475
8. 21 13 441 169 273
9. 21 13 441 169 273
10. 25 29 625 841 725
11. 23 15 529 225 345
12. 23 21 529 441 483
13. 24 21 576 441 504
14. 25 25 625 625 625
15. 26 29 676 841 754
16. 23 21 529 441 483
17. 23 21 529 441 483
18. 23 21 529 441 483
19. 23 19 529 361 437
20. 25 28 625 784 700
21. 22 16 484 256 352
22. 23 21 529 441 483
23. 21 22 441 484 462
24. 24 15 576 225 360
25. 27 26 729 676 702
26. 23 24 529 576 552
27. 25 28 625 784 700
28. 25 23 625 529 575
29. 21 22 441 484 462
30. 24 15 576 225 360
31. 23 23 529 529 529
32. 27 20 729 400 540
33. 25 22 625 484 550
34. 23 29 529 841 667
35. 26 19 676 361 494
36. 23 22 529 484 506
37. 26 17 676 289 442
38. 19 17 361 289 323
39. 18 19 324 361 342
40. 24 29 576 841 696
41. 25 21 625 441 525
42. 24 21 576 441 504
43. 24 29 576 841 696
44. 26 22 676 484 572
45. 23 17 529 289 391
46. 23 22 529 484 506
47. 26 28 676 784 728
48. 23 26 529 676 598
49. 25 20 625 400 500
50. 21 24 441 576 504
51. 24 28 576 784 672
52. 26 20 676 400 520
53. 26 22 676 484 572
54. 22 22 484 484 484
55. 24 16 576 256 384
56. 22 25 484 625 550
57. 21 26 441 676 546
58. 23 22 529 484 506
59. 25 24 625 576 600
60. 23 25 529 625 575
Jumlah 1.414 1.303 33.626 29.525 30.880
Dari penjumlahan tebel kerja di atas dapat diperoleh koefisien korelasi
sebagai baerikut:
∑X = 1.414
∑Y = 1.303
∑X2
= 33.626
∑Y2 = 29.525
∑XY = 30.880
Langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam rumus korelasi Product
Moment, yaitu:
( )( )
√{ ( ) } {
( ) }
( )( )
√{ ( ) } {
( ) }
√{ } {
}
√* +* +
√* +* +
√
= 0,283
D. Uji Hipotesis
Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan nilai rxy hasil
perhitungan dengan rxy pada tabel, baik pada taraf signifikan 1% ataupun 5%.
Tabel 2.8
Tabel Product Moment
N Taraf Signifikan
5%
60 0,254
Dari hasil konsultasi tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai
koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y hasil angket (0,283)
adalah lebih besar daripada yang ada pada tabel, baik pada taraf (0,254).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasilnya signifikan,
hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. Ada pengaruh positif antara
persepsi siswa tentang gaya mengajar guru PAI terhadap motivasi belajar
siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penelitian mulai dari mencari maslah,
mengumpulkan menentukan hipotesis, mengumpulkan data dan mengolah
atau menganalisis masalah yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa
Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar
Siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel x yaitu Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru
PAI di MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran
2013/2014 diperoleh untuk kategori tinggi mencapai 51,72% atau
sebanyak 30 siswa, untuk kategori sedang mencapai 51,72% atau
sebanyak 30 siswa dan untuk kategori rendah mencapai 0% atau
sebayak 0 siswa.
2. Variabel y atau Motivasi Belajar Siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 diperoleh untuk
kategori tinggi mencapai 34,48% atau sebanyak 20 siswa, untuk
kategori sedang mencapai 53,44% atau sebanyak 31 siswa dan untuk
kategori rendah mencapai 15,51% atau sebanyak 9 siswa.
3. Dari hasil pengolahan data secara statistik dapat diketahui bahwa ada
pengaruh yang signafikan antara variasi gaya mengajar guru PAI
dengan motivasi belajar siswa MTs Ma‟arif 3 Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal tersebut dapat diketahui
dari nilai hasil pengolahan angket yang menyatakan pengaruh X
terhadap Y adalah sebesar 0,283, lebih besar dari taraf signifikan pada
taraf 5% (0,254).
B. Saran
Upaya mewujudkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar, peneliti berusaha mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi pengajar yang telah mengajar atau bagi calon-calon guru yang
akan terjun dalam proses belajar mengajar hendaknya memperbanyak
wawasan dalam penggunaan variasi gaya mengajar dalam kelas
beserta metode-metodenya. Semakin banyak dan bervariasi gaya guru
dalam mengajar maka siswa akan merasa nyaman dalam kelas,
menjadi lebih fokus dengan guru, materi yang disampaikan. Dengan
variasi gaya mengajar tersebut diharapkan siswa lebih untuk bertanya
dan bereksplorasi dengan pengetahuan meraka, maka mereka akan
mendapat pengetahuan yang bertambah dari jawaban guru atas
pertanyaannya.
2. Bagi orang tua siswa, di rumah hendaknya orang tua ikut andil dalam
mendidik putra putrinya, memperhatian akan masa-masa
perkembangan kematangan mereka. Memperhatian akan ada tidaknya
tugas yang ditugaskan dari sekolah, meluruskan pengetahuan-
pengetahuan atau perilaku yang menyimpang yang mereka dapat
pengaruh dari teman-teman bermainnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengajar
untuk meningkatkan kualitas dalam mengajar, memperbanyak
wawasan mengenai variasi gaya mengajar khususnya, supaya dapat
mengaktifkan motivasi siswa untuk belajar lebih sungguh-sungguh.
Guru juga dapat mengeksplorasi wawasannya dalam menghadapi
siswa dengan berbagai macam gaya mengajar yang disampaikan
sehingga dapat mengukur diri sendiri, sejauh mana pengetahuan dan
wawasan mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kami ucapkan kepada
kehadirat Allah SWT. yang telah memberi rahmat, hidayah dan inayahnya,
sehingga penulis diberi kesehatan, kemudahan dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu, yang mana tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima
kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberi arahan dan
bimbingannya, karena tanpanya kami tidak dapat mengetahui dan
mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
berharap semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dalam penggunaan kata-kata, bahasa dan isinya. Untuk
itu penulis berharap saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Hanya kepada Allah SWT. Penulis memohon ampunan dan
rahmatnya, semoga dengan selesainya skripsi ini dapat memberi manfaat
dan menambah wawasan pengetahuan bagi semua orang terutama bagi
saya sendiri. Amin Ya Robbal „Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Abu. Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2005. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asril, Zainal. 2011. Micro Teaching Disertai Dengan Pedoman Pengalaman
Lapangan. Cet. Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Fajar, Arnie. 2004. Protofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Rosda.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Ofset.
Hamalik, Oemar. 2004. Pencarian Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. 2006. Gurukah Yang Dipersalahkan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2008. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Cet. Pertama. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Yogyakarta:
UIN-MALIKI PRESS.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Cet. Kelima. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Supriyadi. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Supriyanto, Achmad Sani. Masyhuri Machfudz. 2010. Metodologi Riset
Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN Maliki Press.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz.
Uno B, Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Cet.
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno B, Hamzah. Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Basyiruddin. 2010. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Siputat Press.
Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Cet. Kedua. Yogyakarta:Andi Offset.
http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-mengajar/2005
http://donsogamalielschool.blogspot.com/2009/02/meningkatkan-semangat-
belajar.html
ANGKET VARIASI GAYA MENGAJAR GURU PAI
A. Petunjuk Pengisisan
1. Baca dan pahamilah pertanyaan di bawah ini, kemudian pilihlah
jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dan keyakinan anda dengan
memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c yang tersedia.
2. Jawablah sejujurnya karena jawaban anda sangat membantu kelancaran
penelitian ini, atas jawaban yang anda berikan, kami mengucapkan
terima kasih.
B. Biodata
Nama :
L/P :
Kelas :
1. Jika guru menerangan pelajaran dengan suara yang pelan dan tidak
jelas bagaimana pendapat anda?
a. Membosankan dan membuat kantuk
b. Biasa saja
c. Menyenangkan
2. Bagaimana intonasi suara guru saat menerangkan pelajaran di dalam
kelas?
d. Sangat jelas dan enak didengar
e. Biasa saja
f. Menerangkan dengan cepat dan tidak jelas
3. Saat guru menerangkan pelajaran dengan suara yang keras, bagaimana
pendapat anda?
d. Membosankan
e. Tidak bisa konsentrasi dan menakutkan
f. Sangat menyenangkan
4. Saat menerangkan pelajaran apakah guru selalu melakukan perbuatan
yang menarik, lucu dan enak didengar?
d. Ya, sering
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
5. Selama pelajaran berlangsung apakah guru memberi waktu untuk diam
istirahat sejenak?
d. Ya, sering
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
6. Saat memberi tugas kelas apakah guru memberikan waktu yang cukup
untuk menyelesaikan?
d. Ya, guru selalu memberi waktu yang cukup
e. Jika saat ditinggal ke kantor
f. Selalu tergesa-gesa
7. Saat menerangkan pelajaran guru melakukan peragaan secara fisik atau
menggunakan media yang ada, bagaimana pendapat anda?
d. Menarik dan mudah dipahami
e. Biasa saja
f. Buang-buang waktu
8. Apakah saat guru sedang mengajar melakukan perbuatan yang dibuat-
buat secara berlebihan?
d. Ya, guru selalu berlebihan
e. Biasa saja
f. Tidak pernah
9. Saat menerangkan pelajaran, guru menunjuk siswa untuk melakukan
peragaan, bagaimana pendapat anda?
d. Sangat senang
e. Sangat mendebarkan
f. Biasa saja
10. Saat guru memberi pertanyaan apakah guru hanya berdiri di depan
kelas atau berpindah posisi mendekati siswa?
d. Ya, guru selalu berpindah posisi mendekati siswa
e. Hanya kepada murid yang disukai saja
f. Tidak, guru hanya duduk atau berdiri di depan kelas
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA
A. Petunjuk Pengisisan
1. Baca dan pahamilah pertanyaan di bawah ini, kemudian pilihlah
jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dan keyakinan anda
dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c yang tersedia.
2. Jawablah sejujurnya karena jawaban anda sangat membantu
kelancaran penelitian ini, atas jawaban yang anda berikan, kami
mengucapkan terima kasih.
B. Biodata
Nama :
L/P :
Kelas :
1. Bagaimana sikap anda saat guru masuk kelas?
d. Diam dan mempersiapkan diri untuk mulai belajar
e. Mengeluarkan buku pelajaran
f. Acuh terhadap guru
2. Apa yang anda lakukan saat guru menerangkan pelajaran?
d. Merangkum materi pelajaran
e. Mendengarkan dan memperhatikan
f. Bermain atau ngobrol dengan teman
3. Apabila diberi waktu untuk berdiskusi dan bertanya, apa yang akan
anda lakukan?
d. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru yang belum
diketahui
e. Membuka dan mengulang membaca-baca buku lagi
f. Diam saja mendengarkan teman bertanya
4. Apabila diberi tugas oleh guru, bagaimana anda mengerjakan?
d. Saya mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu
e. Saya percaya diri jika mencontoh pekerjaan teman
f. Saya tidak mengerjakan sama sekali
5. Jika guru berhalangan tidak mengajar dan tidak diberi tugas oleh
guru, apa yang akan anda lakukan di kelas?
d. Mengulang dan berdiskusi dengan teman tentang pelajaran
e. Hanya membaca-baca saja
f. Bermain dengan teman
6. Jika ada pekerjaan rumah apakah anda mengerjakan tugas?
d. Ya, saya segera mengerjakan tugas
e. Mengerjakan kalau waktunya mendesak
f. Melihat pekerjaan teman
7. Apakah anda selalu mengulang pelajaran ketika sampai di rumah?
d. Ya, saya selalu mengulang kembali
e. Kalau sempat saja
f. Tidak pernah
8. Bagaimana persiapan anda untuk menempuh tes semester atau
ulangan harian yang diberikan oleh guru?
d. Belajar sebelum tes
e. Belajar mata pelajaran yang disukai saja
f. Belajar saat menjelang tes
9. Apabila guru memberikan tugas yang menurut anda sulit, apa yang
akan anda kerjakan?
d. Bertanya kepada guru langsung
e. Berdiskusi dengan teman
f. Tidak mengerjakan
10. Apakah dalam belajar dirumah anda membuat jadwal belajar?
d. Ya, saya membuat jadwal belajar untuk setiap hari
e. Belajar jika ada PR saja
f. Saya tidak pernah membuat jadwal belajar
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Farihul Fadli
NIM : 11110121
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PAI
Dosen PA : Drs. Djoko Sutopo
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPAK. 25-27 agustus 2010 Peserta 3
2. USER EDUCATION. 20-25 September
2010 Peserta 3
3.
Pra-DM Bedah Film”dengan
tema: “Nothing Is Imposible
In This World”.
04 Oktober 2010 Peserta 2
4.
National Workshop of
Enterpreneurship and Basic
Cooperation 2010.
19 Desember 2010 Peserta 6
5.
Training Ustadz-Ustadzah
TPQ Pesantren Mahasiswa
Walisongo LDK Darul amal
STAIN Salatiga.
02 Januari 2011 Panitia 3
6.
Bedah Novel “BUMI
CINTA” Bersama Ust.
Habiburrahman El Shirazy,Lc
“Tingkatkan Iman Dengan
Persaudaraan Menuju
Pemimpin Insan Terdepan”.
30 Januari 2011 Peserta 2
7.
Seminar Nasional Pendidikan
dengan tema: “Realisasi
Karakter Bangsa Dalam
20 Juni 2011 Peserta 6
Kurikulum Pendidikan
Nasional”.
8. Praktikum Mata Kuliah Baca
Tulis Al-Qur‟an (BTQ). 22 Juni 2011 Peserta 3
9.
Public Hearing dengan tema:
“Meningkatkan Tatanan
Birokrasi Kampus Yang
Berbasis Pada Prinsip-Prinsip
Integritas”.
25 Juni 2011 Peserta 2
10. Praktikum Kepramukaan
STAIN Salatiga. 22-27 Juli 2011 Peserta 3
11. Seminar Entrepreneurship
dan Koperasi. 25 Agustus 2011 Peserta 3
12. Praktikum Mata Kuliah
Komputer Multimedia.
14-15 Februari
2012 Peserta 3
13.
Training Pembuatan Makalah
yang diselenggarakan oleh
Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga.
13 Oktober 2012 Peserta 3
14.
Tabligh Akbar bertajuk:
“Tafsir Tematik dalam Upaya
Menjawab Persoalan Israel
dan Palestina. Landasan QS.
Al-Fath: 26 – 27”.
01 Desember 2012 Peserta 3
15. Praktikum Mata Kuliah FIQH
Perawatan Jenazah. 17 September 2012 Peserta 3
16. Bedah buku “24 Cara
Mendongkrak IPK”. 05 Desember 2012 Peserta 2
17. I‟tikaf bersama. 02-05 Agustus
2013 Panitia
18. Bimbingan Baca Tulis Al
Qur‟an (BTQ)
15-30 Oktober
2013 Peserta
19. Bimbingan Pembelajaran
Bahasa Arab
15-30 Oktober
2013 Peserta
20.
Musabaqoh Tilawatil Qur‟an
(MTQ) Mahasiswa V dengan
tema: JTQ Sahana Aprsiasi
untuk Mencetak Insan
Qu‟ani”.
23 Oktober 2013 Peserta 3
21.
Sosialisasi Penanggulangan
HIV/AIDS Kota Salatiga
dengan tema: “Pelajar
Berkualitas Tanpa
HIV/AIDS, Pelajar Berakhlak
Tanpa Diskriminasi Pelaku
HIV/AIDS”.
06 April 2014 Peserta 3
22.
Kajian Intensif Mahasiswa
(KISMIS) Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga dengan tema
“Getarkan Ramadhan dengan
Hati yang Suci”.
27 Juni 2014 Peserta 3
23.
FESTIVAL RAMADHAN
1435 H se Desa Ngablak,
Kec. Srumbung, Kab.
Magelang.
02-03 Juli 2014 Panitia 3
24. DIAOLOG PUBLIK DAN
SILATURRAHMI 10 Nopember 2012 Peserta
NASIONAL DENGAN
TEMA “Kemanakah Arah
Kebijakan BBM? Mendorong
Subsidi BBM Untuk Rakyat”.
25.
Mempertegas Peran
Pendidikan dalam
Mencerahkan Masa Depan
Anak Bangsa
19 November 2014 Peserta
26.
Workshop “Implementasi
Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) dengan
Pendekatan Smart Teaching
(Tematik-Integratif).
22 November 2014 Peserta
27. Workshop Menghafal Cepat 14 Desember 2014 Peserta
28. “SIBA-SIBI” Training UAS
Semester Ganjil tahun 2014.
19-20 Desember
2014 Peserta
29. Meraih Kesuksesan Dengan
Berwirausaha. 21 Desember 2014 Peserta
Jumlah
Salatiga, Oktober 2014
Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Moh. Khusen, M.Ag.,M.A.
NIP. 19741212 199903 1 003