Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
(ERM), PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL (IC), DAN
KINERJA KEUANGAN TERHADAPNILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI tahun 2014-2017)
(Skripsi)
Oleh
SAONG NASIO SINAGA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM),
INTELLECTUAL CAPITAL (IC), DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Indeks LQ45 di BEI 2014-2017)
Oleh
SAONG NASIO SINAGA
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris adakah pengaruh
pengungkapan enterprise risk management (ERM), pengungkapan intellectual
capital (IC), dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 di
BEI pada tahun 2014-2017 yang berjumlah 60 perusahaan. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive
sampling, yaitu pemilihan sampel sesuai dengan kriteria tertentu dan diperoleh
sampel sebanyak 32 perusahaan. Sumber data penelitian ini adalah data
sekunder, berupa annual report yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
dengan analisis regresi berganda dan uji t. Data dianalisis dengan menggunakan
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengungkapan enterprise risk management (ERM) dan
pengungkapan intellectual capital (IC) tidak berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh
positif dan siginifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan leverage tidak
berpengaruh negatif terhdap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Pengungkapan enterprise risk management (ERM), pengungkapan
intellectual capital (IC), leverage, profitabilitas, dan nilai perusahaan
ABSTRACT
THE EFFECT OF ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DISCLOSURE,
INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE, AND FINANCIAL
PERFORMANCE OF THE FIRM VALUE
By
Saong Nasio Sinaga
This study aims to obtain empirical evidence of the effect enterprise risk
management disclosure, intellectual capital disclosure, and financial performance
of the firm value. The population in this study are all companies included in the
LQ45 indeks on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2017 totaling 60
companies. The sample in this study is the company selected based on the
purposive sampling method, namely the selection of samples according to certain
criteria totaling 32 companies. The source of this research data is secondary
data, in the form of annual reports obtained from the official website of Indonesia
stock exchange (www.idx.co.id). The statistical method used to test the hypothesis
is by multiple regression analysis and t test. Based on the results of this research,
it shows that enterprise risk management disclosure and intellectual capital
disclosure have no positive and significant influence on firm value, leverage and
profitability has positive and significant influence on firm value, while leverage
does not have negative influence on firm value.
Keywords: enterprise risk management disclosure, , intellectual capital
disclosure, leverage, profitability, and firm value.
PENGARUH PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
(ERM), PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL (IC), DAN
KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI tahun 2014-2017)
Oleh
SAONG NASIO SINAGA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Fakultas
PETI(IARIIII PENGIINGITAPANDfiTDNPBISE BI$K IIAI{AGDITDNT (EruI),PENGI'NGIIAPAN INTDLLECTUALCAPITAL (IC), DAFT IilNEIt'A IEUAITGANTEBHADAFI|IUU PEKUSATIAAN (STUDIE![PInI$ PEKUSAIIAAN I.Q4T YANGTEBTIAFTAK DI BEr rtrAUn 2ol4-2o17l
$amg ttr\gsio Sinnta
1511051074
Akuabnsi
:'Ekonomi dan iilsnis
FT
l-. l{omis{pmbimbingg
Dr. Elnde Enana $.8., ![.f1., f,I*., C4r{ CFSNtP 195606201986051005 '
lilfhuk l]ewt IL, S.E., lt[.Sc", AktNrP I 9820220200,8 I 22005
2. Ketua Jumsan Akuntansi
Dr. Farlchah, $.8., III.S|., Akt., lCA.NrP 196206 1 2 1990IO200I
l. Tim Pengqii
Ketua
![ENGF,SAAKAN
: Dr. Elnde Ennana, S.E., ltI.SL, Akt., ClL, CPA.
Sekretaris : Nlnuk Dc{; J'Pry?j!f.Sc., Akt.
',.::i.g F
.,,.: { C:,il d
.f I
.f fll
W#W
NIP 19610904 19,A705 I Ol I
Tanggal Lulus Ujian Skrinsi22+\tember 2O19
PERI\TYATAAIY BEBAS PLAGIARISME
Sala yang bertanda tangan dibawah ini:
\ama : Saong Nasio Sinaga
\?M : 1511031074
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Pengungkapan
Enterprise Risk Mangagement (ERM), Pengungkapan lntellectual Capital (IC), dan
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017" adalah benar hasil karya saya
sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan yang saya
ambil "dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain,
yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa pemyataan saya ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bandry l.ampung, 23 September 2019
MOTTO
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan.”
(Amsal 1: 7)
“Rendahkalah dirimu dihadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
(Yakobus 4 : 10)
“Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan malaikat,
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.”
( 1 Korintus 13:1)
“ Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Kolose 3 : 23)
“Segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya asal kita percaya, taat, dan setia
mengikut Yesus, karena tidak ada yang tidak mungkin bagi kita anak-Nya”
(Saong Nasio Sinaga)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang, 28 Desember 1997 sebagai
putri pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan
Alm. M.T. Sinaga dan Folida Sibatuara. Kakak dari Yesicha
Debora Sinaga dan Andriani Putri Sultan Sinaga.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di
TK Permata Ibu pada tahun 2003. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar (SD) di Sekolah Dasar Negeri Parapat 3 pada tahun 2008, penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 19 Tangerang pada tahun 2012, dan kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah
Atas Negeri 8 Tangerang pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Yunisir dan Ibunda Dewi Umiasih.
Terimakasih kepada ibu dan ayah yang selalu memberikan doa yang tiada henti
untuk Gessy, nasihat yang bermanfaat, kekuatan dalam segala kondisi, dan selalu
memberikan dukungan untuk Gessy. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
perlindungan di dunia maupun di akhirat untuk ibu dan ayah.
Adik-Adikku tersayang, Deyu Bella Soraya dan Adeeva Afsheen Myesha.
Terimakasih atas segala keceriaan, canda tawa, kasih sayang, pengertian dan
dukungannya selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan
kemurahan-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PENGARUH PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT (ERM), PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL
(IC), DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI tahun 2014-2017)”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. Selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., CA., CPA. Selaku Dosen
Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan,
saran, nasihat dan segala bantuan yang bermanfaat selama proses
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak pak.
5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E.,M.Sc.,Akt. Selaku pembimbing dua atas
kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., CA., Akt. Selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai
pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., C.A., Akt.. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis
menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh staff dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
telah memberikan bantuan dan pelayanan yang baik.
10. Ketga orang tuaku ; Papaku tercinta Alm.Muda Timbul Sinaga dan
Alm.Jamin Karto Sinaga, Mamaku tersayang Folida Sibatuara.
Terimakasih untuk segala bentuk pengorbanan, perjuangan, kasih sayang,
support, sabar dan didikan, serta doanya. Semoga mama selalu sehat,
panjang umur, dan cinta Tuhan Yesus.
11. Kakak dan Adik-Adikku tersayang yang selalu mewarnai hari-hariku ; Ka
Ana Marbun, Adik Yesicha Debora Sinaga, Habel Sinaga Andriani Putri
Sultan Sinaga, dan Lusca. Terimakasih banyak untuk segala support-nya.
12. Sahabat-sahabat TRIO MACAN yang dekat di hatiku Rosalika
Simanjuntak, dan Hosinta br Surbakti. Terimakasih sudah menjadi sahabat
kapanpun kubutuhkan.. Semoga persahabatan dan kekeluargaan kita tetap
terjalin sampai kapanpun. Sukses selalu untuk kita semua.
13. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sepenanggungan kesayangan : Melllisa
Liner Situmorang, Haroida Pakpahan, Puput Siregar, Monika Sinaga, Bg
Surya Aji, Reza Rinova, Glo Simanjuntak, Marina my roommate,Anyta
Situmorang dan Elisaku yang selalu ada di waktu yang tepat.
14. Pemimpin Kelompok Kecil dan Pendalaman Alkitab : ka Ririn
Simarmata, ka Hanny Siagian walaupun aku anak angkat tetapi kak Hanny
tidak membeda-bedakan, ka Rica Pardosi, dan ka Ester Sitorus yang
memberi wejangan, waktu, dan doa. Semoga Tuhan Yesus memberkati
berlimpah-limpah.
15. AKK kesayangan ; Valen, Vio, Noviyanti, Karina, Netti, dan Taley yang
telah memberi support dan doa. Semoga semakin cinta Tuhan Yesus.
16. Teman-teman dan keluarga KKN Guring : Rizki Kordes terbaik se-Guring,
Tia, Winda, Nikom, Jupen, Silver, Bang Am, Ibu Kades, dan Basri.
Terimakasih karna sudah mewarnai hidup per-KKNanku.
17. Teman-temanku Akuntansi 2015, Erik Imoetz, Eman, Fendi, Dieky, Neva,
Reni Safitri, Marta, Citra, double Resti, Devi, Anti, Fahrizal, Putri, Ruli,
Debby, Dian, Suci, Anisa Nadila, Susi, Hana, Iqbal, Rio, Dwi, Husni, Tio,
Ery, dan Atari. Terimakasih telah memberikan semangat dan
dukungannya.
18. Keluarga kepengurusan PKMK FEB 2016-2019 ; Ka Loren, Ka Hara, Ka
Yuli, Ka Riana, Ka Rani, Bg Robert, Ka Dona, Ka Tiur, Bg Jobest, Bg
Mas Dwi, Ricky partner diskusi, Ka Retno, Ka Desi, Ka Ester, Bg Andy,
Tri, Sam, Yole, Yoseva, Selyn, Soni, Andrew, Iban Petrus, Ester, Lystia,
Rino, Christin Htb, Krisman pemilik pinky, Jefrianto adek na jugul, BS
pardede, Musa, dan Henny. Terimakasih atas kebersamaan dan
pengalaman sangat berharga yang telah diberikan.
19. Keluarga Silalahi br Sinambela bypass : Bou, double Amang boru, Boni,
Septi, Maikel, Tulang tambal.
20. Seluruh teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat berkat dan sukacita dari Tuhan Yesus Kristus. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis
mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam
menyempurnakan skripsi ini. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, 23 September 2019
Penulis,
Saong Nasio Sinaga
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 9
2.1.1 Stakeholder Theory ....................................................................... 9
2.1.2 Signalling Theory ......................................................................... 10
2.1.3 Enterprise Risk Management ....................................................... 12
2.1.4 Intellectual Capital ....................................................................... 15
2.1.5 Kinerja Keuangan ......................................................................... 16
2.1.5.1 Leverage ............................................................................ 17
2.1.5.2 Profitabilitas ...................................................................... 18
2.1.6 Nilai Perusahaan ............................................................................ 20
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 21
2.3 Model Penelitian .................................................................................... 22
2.4 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 23
2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap
Nilai Perusahaan ........................................................................... 2323
2.4.2 Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap
Nilai Perusahaan ............................................................................ 24
2.4.3 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 2525
2.4.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 2633
iv
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 27
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 27
3.2 Data Penelitian ........................................................................................ 27
3.2.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................. 27
3.2.2 Metode Pegumpulan Data .............................................................. 28
3.3 Definisi Operasional Variabel ................................................................. 28
3.3.1 Variabel Dependen......................................................................... 28
3.3.2 Variabel Independen ...................................................................... 29
3.4 Metode Analisis Data .............................................................................. 32
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 32
3.4.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 32
3.4.3 Analisis Regresi ............................................................................. 35
3.5 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 39
4.1 Data dan Sampel ..................................................................................... 39
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................... 40
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 42
4.3.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 42
4.3.2 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................ 44
4.3.3 Hasil Uji Auto Kolerasi ................................................................. 45
4.3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 46
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................................... 48
4.4.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................. 48
4.4.2 Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 50
4.4.3 Hasil Uji Statistik F ........................................................................ 52
4.4.4 Hasil Uji Statistik Determinasi ...................................................... 53
4.5 Pembahasan............................................................................................. 53
4.5.1 Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap
Nilai Perusahaan ............................................................................ 53
4.5.2 Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan ..................................................................................... 54
4.5.3 Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan ............................ 55
4.5.4 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 56
V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 58
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 58
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 59
5.3 Saran ...................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21
2. Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ...................................................... 40
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................... 41
4. Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................................... 46
5. Hasil Uji Auto Kolerasi .............................................................................. 47
6. Hasil Regresi Linier Berganda .................................................................... 50
7. Hasil Uji Kelayakan Model ......................................................................... 53
8. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 54
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka konseptual penelitian .................................................................. 23
2. Hasil Uji Normalitas Sebelum di Transfom ............................................... 44
3. Hasil Uji Normalitas Setelah di Transfom ................................................... 45
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum di Transfom ................................... 48
5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah di Transfom ...................................... 49
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Dimensi Pengungkapan Enterprise Risk Management
2. Dimensi Pengungkapan Intellectual Capital
3. Tabel Nama Perusahaan Sampel
4. Tabel Hasil Perhitungan Pengungkapan Enterprise Risk Management
5. Tabel Hasil Perhitungan Pengungkapan Intellectual Capital
6. Tabel Hasil Perhitungan Leverage
7. Tabel Hasil Perhitungan Profitabilitas
8. Tabel Hasil Perhitungan Nilai Perusahaan
9. Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif
10. Tabel dan Gambar Hasil Uji Asumsi Klasik
11. Tabel Hasil Pengujian Hipotesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi ekonomi global dewasa tengah menghadapi resiko yang besar berupa
tantangan sistemik, ketidakpastian, ketidakstabilan dan bahkan kerapuhan. Sangat
sulit bagi dunia untuk memandang jauh ke depan mengenai arah perubahan yang
lebih baik, padahal perubahan sedemikian cepat. Krisis yang melanda ekonomi
dunia dewasa ini, yang terjadi secara beruntun dalam tempo cepat sejak krisis
Asia 1998, krisis Amerika dan Eropa 2008, krisis utang China 2014, dan bahkan
perang dagang AS di tahun 2018.
Ketidakpastian global semakin meningkat sehingga negara-negara yang menjadi
penentu dalam perekonomian lebih fokus kepada kebijakan yang proteksionisme
dan mengunakan segala macam cara untuk menyelamatkan ekonomi masing-
masing. Untuk mempertahankan ekonomi nasional dari guncangan ekonomi
global saat ini, perusahaan memiliki peranan mempertahankan dan menjalankan
perusahaan masing-masing agar lebih maksimal dan persisten menghasilkan laba
dan mengembangkan perusahaan. Dalam mempertahankan perusahaan masing-
masing diperlukan kecakapan internal perusahaan di tengah banyaknya risiko
perusahaan. Kompleksnya risiko yang berasal dari internal ataupun eksternal
2
perusahaan dapat mengganggu tingkat profitabilitas perusahaan. Sehingga untuk
menghadapi banyaknya risiko perusahaan diperlukan adanya manajemen risiko
yang baik dalam rangka menghasilkan informasi profil risiko yang baik karena
informasi yang hanya bersifat finansial tidak cukup dijadikan sebagai dasar dalam
menilai suatu perusahaan.
Amelia (2016) mempublikasikan tentang salah satu fenomena risiko bisnis pada
perusahaan telekomunikasi di Indonesia, yaitu kasus pencurian bandwidth Telkom
Speedy pada PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) yang dilakukan oleh
karyawan outsourching dan juga diduga pula ada keterlibatan oknum pejabat
Telkom didalamnya. Kasus fraud ini tidak hanya terjadi pada perusahaan
telekomunikasi saja ada pula dalam sektor perbankan seperti kasus Citibank
(2011) yang merupakan fenomena fraud, yang disebabkan oleh lemahnya
manajemen risiko perusahaan (enterprise risk management). Implementasi
Enterprise Risk Management (ERM) dalam suatu perusahaan akan dapat
membantu mengontrol aktivitas manajemen sehingga perusahaan dapat
meminimalisasi terjadinya fraud yang dapat merugikan perusahaan.
Pihak di luar perusahaan cenderung mengalami kesulitan dalam menilai kekuatan
dan risiko perusahaan yang bersifat sangat finansial dan kompleks sehingga
diperlukan adanya pengungkapan atas risiko tersebut kepada pihak di luar
perusahaan. Pengungkapan ERM merupakan informasi pengelolaan risiko yang
dilakukan oleh perusahaan dan mengungkapkan dampaknya terhadap masa depan
perusahaan. Pengungkapan ERM berfungsi sebagai sinyal komitmen perusahaan
untuk manajemen risiko (Hoyt dan Liebenberg, 2011).
3
Suatu perusahaan akan dinilai lebih baik jika mampu melakukan pengungkapan
secara lebih luas karena dinilai telah mampu menerapkan prinsip transparansi
(Rustiarini, 2012). Peningkatan pengungkapan manajemen risiko perusahaan
(ERM disclosure), dinilai akan mengurangi biaya ekspektasi pengawasan regulasi
dan modal eksternal (Meulbroek, 2002). Di luar negeri penelitian mengenai
Enterprise Risk Management sudah banyak dilakukan. Namun penelitian di
Indonesia masih jarang dilakukan.
Badan regulator di Indonesia mengeluarkan aturan-aturan yang mensyaratkan
adanya informasi terkait risiko yang dilaporkan perusahaan dalam laporan
tahunan. PSAK 60 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan,
dan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-431/BL/2012 tentang
Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, menyebutkan
bahwa informasi yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi jenis dan tingkat risiko dari instrumen keuangan harus
diungkapkan. Berdasarkan kedua aturan tersebut, seluruh perusahaan keuangan
dan nonkeuangan diwajibkan untuk menyampaikan informasi risiko dalam
laporan tahunan, tetapi luas pengungkapan minimum tentang manajemen risiko
tidak diatur dalam kedua ketentuan tersebut.
Pengungkapan informasi aset tidak berwujud juga merupakan informasi non-
finansial yang sangat penting bagi investor. Intellectual Capital (IC) merupakan
bagian dari aset tidak berwujud yang terdiri dari tiga komponen utama organisasi,
yaitu modal manusia (human capital), modal organisasi (structural capital atau
organizational capital), dan modal pelanggan (relational capital atau customer
4
capital). Ketiga komponen tersebut merupakan aspek-aspek penting yang
diperlukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan.
Kemampuan bersaing juga terletak pada pengetahuan sumber daya manusia,
inovasi, dan sistem informasi yang dimiliki.
Handayani (2015) menyatakan bahwa semakin besar nilai modal intelektual (IC)
perusahaan, maka semakin efisien penggunaan modal perusahaan tersebut dalam
menciptakan value added bagi perusahaan. Intellectual Capital (IC) diyakini
dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang
mampu memanfaatkan intellectual capital secara efisien, maka nilai pasar dan
kinerja perusahaannya akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
ERM mulai diperkenalkan dan dipublikasikan oleh Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) sejak tahun 2004, sedangkan di Indonesia fenomena
Intellectual Capital (IC) mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK 19
(revisi 2010) tentang aset tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara
eksplisit Intellectual Capital (IC), namun lebih kurang Intellectual Capital (IC)
telah mendapat perhatian, karena aset tak berwujud merupakan aset non-moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan
pada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (PSAK 19).
Pengungkapan ERM dan pengungkapan IC diprediksi dapat berpengaruh pada
nilai perusahaan karena kedua jenis informasi tersebut mengindikasikan bahwa
perusahaan telah menggunakan pendekatan yang komprehensif dalam mengelola
5
risiko perusahaan secara menyeluruh, meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengelola ketidakpastian, meminimalisasi ancaman, memaksimalkan
peluang, dan juga mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki
keunggulan bersaing. Begitu pentingnya pengungkapan ERM dan pengungkapan
IC bagi investor sebagai media informasi untuk menilai prospek perusahaan, telah
memotivasi peneliti untuk melakukan pengujian tentang pengaruh kedua jenis
pengungkapan tersebut pada nilai perusahaan.
Haddyat (2018) mempublikasi mengenai Perusahaan Lippo Group yang sahamnya
mengalami downtrend sekitar 60%-80% terhitung sejak tahun 2015-2017 yang
disebabkan oleh rasio hutang yang besar. Pengukuran kinerja merupakan salah
satu faktor yang penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan
sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan. Melalui rasio
profitabilitas dan leverage tersebut dapat dilihat seberapa efektif dan efisiennya
pengelolaan aset/sumber daya perusahaan yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Bertinetti, dkk. (2013) dan Hoyt dan Liebenberg (2011) dalam penelitiannya
menemukan bahwa adanya korelasi positif dan signifikan antara informasi
penerapan ERM dalam suatu perusahaan (ERM disclosure) dengan nilai
perusahaan. Sumber nilai dari program ERM muncul karena adanya peningkatan
informasi mengenai profil risiko perusahaan melalui pengungkapan ERM (Hoyt
dan Liebenberg, 2011), sedangkan Tahir dan Razali (2011) membuktikan adanya
korelasi yang positif tetapi tidak signifikan antara informasi penerapan ERM
(ERM disclosure) dengan nilai perusahaan untuk perusahaan publik yang terdaftar
6
di Malaysia. Nanik dan Sanjaya (2015) membuktikan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan ERM terdapat nilai perusahaan di sektor keuangan.
Penelitian mengenai pengungkapan IC juga sangat menarik karena IC dianggap
sebagai aset vital bagi perusahaan. Sudibya dan MI Mitha (2014) dan Jacub
(2012) melakukan pengujian yang menunjukkan bahwa pengungkapan IC
berpengaruh posistif signifikan pada nilai perusahaan. Tri dan Ria (2016)
melakukan pengujian yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan Alfredo, dkk. (2012) yang
membuktikan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Indeks LQ45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI yang dapat
dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham.
Diantara saham – saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ45 yang
ada di Bursa Efek Indonesia merupakan banyak diminati oleh para investor. Hal
ini dikarenakan saham LQ45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi
perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan
saham baik, sehingga indeks LQ45 menarik untuk dijadikan objek penelitian.
Penelitian ini mengembangkan penelitian Sunitha, dkk. (2017) dengan
menambahkan kinerja keuangan sebagai variabel independen.
Uraian di atas yang mendasari penulis melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management, Pengungkapan
Intellectual Capital, dan Kinerja Keunagan terhadap Nilai Perusahaan”.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pengungkapan Intellectual Capital (IC) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk memperoleh bukti empiris sebagai berikut:
1. Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
2. Pengungkapan Intellectual Capital (IC) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
3. Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
4. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
8
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
bagi peneliti dalam melakukan penelitian berikutnya.
b. Bagi Regulator
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk membuat aturan tentang instrumen pengungkapan ERM dan
pengungkapan IC yang wajib dilaporkan oleh perusahaan untuk
memperkecil adanya asimetri informasi khususnya bagi perusahaan
nonkeuangan yang belum memiliki aturan khusus terkait hal tersebut.
c. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan rujukan bagi pihak manajemen dalam mengevaluasi
implementasi instrumen pengungkapan ERM, pengungkapan IC, dan
setiap kebijakan dan peraturan yang ditetapkan dalam peningkatan
kinerja keuangan, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan
dan meminimalisir tingkat fraud yang merugikan perusahaan.
d. Bagi Pihak Eksternal Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran tentang kondisi
perusahaan berdasarkan informasi mengenai kelengkapan instrumen-
instrumen pengungkapan yang terdapat dalam pengungkapan ERM,
pengungkapan IC, dan kinerja keuangan. Sehingga dalam pengambilan
keputusan investasi oleh investor akan semakin tepat.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Stakeholder Theory
Kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan dari para
stakeholder-nya. Stakeholder diartikan sebagai pemangku kepentingan yaitu
pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung
terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan, dan karenanya kelompok tersebut
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan. Menurut Deegan (2016)
Stakeholder theory adalah Teori yang menyatakan bahwa semua stakeholder
memunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat
memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para stakeholder juga dapat
memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan tidak dapat memainkan
peran secara langsung dalam suatu perusahaan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa para stakeholder memiliki kewenangan untuk
memengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi dan sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki oleh organisasi. Oleh sebab itu, diperlukan adanya
pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi sehingga organisasi
akan dapat menciptakan nilai tambah untuk kemudian mendorong kinerja
10
keuangan dan nilai perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam
mengintervensi manajemen. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi
pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan atau tidak
mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan (Ulum, dkk., 2013).
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajemen
perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-
aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi
stakeholder.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepentingan tidak hanya
ada pada pengelola perusahan saja, namun kepentingan juga dimiliki oleh para
pemangku kepentingan yang lain yang ikut berkontribusi pada perusahaan
(pemegang saham, kreditor, konsumen, pemasok, analis, karyawan, pemerintah,
dan pihak lain seperti masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan sosial)
(Ghozali dan Chariri 2016). Sehingga dengan memberikan informasi yang
menunjukan akuntabilitas dari organisasi dapat memuaskan para stakeholder
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.1.2 Signalling Theory
Salah satu teori yang dapat melatarbelakangi masalah asimetri informasi dalam
pasar adalah signalling theory. Menurut Jogiyanto (2014), informasi yang
diungkapkan akan menjadi signal bagi investor. Informasi financial dan informasi
nonfinancial yang terdapat dalam annual report dapat dijadikan sebagai signal
bagi pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal akan melakukan analisis
terhadap informasi yang diumumkan oleh perusahaan sebagai signal baik (good
news) atau signal buruk (bad news). Perusahaan dapat menggunakan strategi
11
pengungkapan pada annual report secara terbuka dan transparan untuk menarik
minat investasi para investor.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi
sinyal baik bagi pihak luar perusahaan, terutama bagi investor adalah laporan
tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
informasi non akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan baik pihak dalam maupun luar perusahaan. Di Indonesia informasi-
informasi yang harus diungkapkan dalam laporan tahunan diatur dalam Keputusan
Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan nomor: KEP- 431/BL/2012. Jika
perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus
mengungkapkan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.
Tidak semua informasi wajib diungkapkan oleh perusahaan, hanya informasi yang
dianggap penting dan dibutuhkan saja oleh pihak eksternal perusahaan. Pedoman
Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (2006) menyatakan bahwa untuk menjaga obyektivitas dalam
menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan. Dengan adanya signaling theory ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Enterprise Risk Managemen dan Intellectual Capital merupakan informasi positif
yang penting untuk diungkapkan.
12
2.1.3 Enterprise Risk Management (ERM )
Manajemen risiko perusahaan merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
tetap bertahan dalam lingkungan usaha yang kompetitif. Pesatnya pertumbuhan
ekonomi menjadikan ERM sebagai bagian penting dalam menjaga persistensi
kinerja dan tingkat profitabilitas perusahaan. Oleh sebab itu, setiap perusahaan
membutuhkan Enterprise Risk Management (ERM) untuk mengurangi dan
menangani setiap risiko perusahaan yang mungkin muncul. Elemen yang
mendasari ERM, antara lain:
1. Komitmen Chief Excecutive Officer (CEO)
2. Kebijaksanaan risiko dan misi perusahaan
3. Laporan unit bisnis dan jajaran eksekutif
4. Pengembangan kerangka kerja (framework) risiko
5. Pengembangan bahasa risiko yang umum
6. Teknik untuk mengidentifikasi risiko
7. Perangkat untuk memperkirakan risiko
8. Perangkat untuk untuk melaporkan dan memonitor risiko
9. Keterkaitan risiko pada pihak-pihak yang sesuai dan bertanggung jawab
10. Keterkaitan risiko dengan fungsi keuangan dan pendanaan
11. Identifikasi risiko dan perkiraan risiko ke strategi perusahaan yang terintegrasi
Tujuan utama ERM adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai
perusahaan (Franser dan Simkins, 2008). Pengungkapan ERM adalah informasi
yang berkaitan dengan komitmen suatu perusahaan dalam mengelola risiko.
COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission)
pada bulan September 2004 menerbitkan Enterprise Risk Management Integrated
13
Framework yang menggambarkan komponen-komponen penting, prinsip dan
konsep dari manajemen risiko peusahaan untuk seluruh organisasi, tanpa
memandang ukurannya. Definisi ERM menurut COSO mengandung makna
bahwa ERM sebagai suatu proses yang dipengaruhi manajemen perusahaan, yang
diimplementasikan dalam setiap strategi perusahaan dan dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
COSO ERM Framework (2004) terdiri dari delapan komponen yang harus ada
dan berjalan agar dapat dikatakan sebagai ERM efektif antara lain:
1. Lingkungan Internal
Komponen ini mencerminkan selera perusahaan terhadap risiko yang
dapat memberikan gambaran risiko dan pengendalian yang harus didasari
atau diketahui oleh seluruh jajaran perusahaan. Manajemen bertanggung
jawab dalam menetapkan sikap terhadap risiko kepada seluruh jajaran
dalam perusahaan sebagai guidelines.
2. Pengaturan Tujuan
Tujuan harus ada terlebih dahulu sebelum manajemen dapat
mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi pencapaian
mereka. ERM memastikan bahwa manajemen telah memilih arah yang
tepat dalam proses penetapan tujuan. Tujuan tersebut haruslah mendukung
dan selaras dengan misi entitas.
3. Identifikasi Kejadian
Mengikuti konsep dari COSO Internal Control, manajemen harus
memiliki proses-proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian
14
yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap strategi risiko
yang berhubungan. Berdasarkan risiko yang dapat ditoleransi, perusahaan
dapat mempertimbangkan kejadian internal atau eksternal yang dapat
menjadi risiko baru atau malah mengurangi risiko yang ada.
4. Penilaian Risiko
Pada saat terdapat suatu kejadian yang merupakan suatu risiko,
manajemen perlu mempertimbangkan bagaimana dampak yang dapat
ditimbulkan dari kejadian tersebut terhadap ERM Objectives perusahaan
yang dilihat dari frekuensi dan seberapa besar pengaruh kejadian tersebut.
5. Respon Risiko
Manajemen memilih respon risiko dan mempertimbangkan
konsekuensinya melalui intensitas dan besarnya pengaruh dari kejadian
tersebut yang berkaitan dengan toleransi risiko perusahaan.
6. Kegiatan Pengendalian
Kebijakan dan prosedur ditetapkan dan diterapkan untuk membantu
memastikan tanggapan risiko telah dilaksanakan secara efektif.
7. Informasi dan Komunikasi
Informasi atas risiko yang berkaitan dengan perusahaan baik yang berasal
dari pihak luar ataupun pihak internal harus diidentifikasi, diolah, dan
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang mempunyai kaitan dan
tanggung jawab. Komunikasi yang efektif harus mengalir ke seluruh level
perusahaan dan juga ke pihak-pihak eksternal seperti pelanggan, pemasok,
pemerintah, maupun pemegang saham.
15
8. Pemantauan
Prosedur yang terus-menerus dilakukan untuk mengawasi program ERM
dan kualitasnya dari waktu ke waktu.
2.1.4 Intellectual Capital (IC)
Hingga saat ini definisi intellectual capital seringkali dimaknai secara berbeda-
beda. Sebagai sebuah konsep, intellectual capital merujuk pada modal-modal non-
fisik atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata
(invisible) yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta
teknologi yang digunakan. Ulum, dkk (2013) menyebutkan bahwa intellectual
capital sebagai intellectual material, yang meliputi pengetahuan, informasi,
kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan secara bersama untuk
menciptakan kekayaan.
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan intellectual capital sebagai nilai ekonomik dari dua kategori
intangibles asset perusahaan yaitu organisational (structural) capital, yang
meliputi proprietary software system, distribution networks dan supply chains.
Sehingga melalui berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan IC adalah informasi yang berkaitan dengan suatu konsep yang
dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan
aset tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan
untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien.
16
Ulum, dkk. (2013) mengatakan bahwa pengungkapan IC merupakan tingkat
pengungkapan atas modal intelektual suatu perusahaan yang menggerakkan
kinerja organisasi dan mendorong penciptaan nilai. Pengungkapan IC diproksikan
dengan indeks IC disclosure sesuai dengan dimensi pengungkapan IC yang
digunakan oleh Singh dan Zahn (2007). Indeks ini terdiri dari 81 item yang
diklasifikasikan kedalam enam kategori yaitu: 1) karyawan; 2) pelanggan; 3)
tenologi informasi; 4) proses; 5) riset dan pengembangan; dan 6) pernyataan
stategis. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Pengungkapan IC
merupakan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan mengenai sumber daya
tidak berwujud yang dimiliki perusahaan yang dapat menciptakan nilai
perusahaan.
2.1.5 Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di
manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Fahmi (2011) mengatakan
bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Sedangkan menurut (IAI, 2010) Kinerja
Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
sumber daya yang dimilikinya.
Semakin tinggi kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio-rasio keuangan,
maka semakin tinggi pula return yang akan diperoleh investor yang akan
meningkatkan nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat
17
dilihat seberapa berhasilnya manajemen perusahaan mengelola aset dan modal
yang dimilikinya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Raharjo (2007)
mengelompokkan rasio keuangan menjadi lima, yaitu: rasio likuiditas, rasio
perputaran persediaan, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio investasi.
Umumnya rasio keuangan yang sering dipakai ialah rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, dan rasio leverage, karena biasanya investor fokus terhadap
kemampuan perusahaan menutup utang melalui asetnya, dan laba yang dihasilkan
dari total investasi yang diberikan. Penelitian ini hanya memfokuskan pada rasio
profitabilitas dan rasio leverage dalam menganalisis faktor fundamental, karena
rasio profitabilitas dan rasio leverage memiliki karakteristik dan hubungan
tertentu.
Profitabilitas menjadi penting karena perusahaan pada umumnya bertujuan utama
menghasilkan keuntungan, sedangkan hutang dapat memiliki pengaruh baik
ataupun buruk bagi perusahaan. Fenomena ini dibuktikan dengan kenyataan
bahwa di satu sisi, perusahaan harus dapat menghasilkan keuntungan untuk dapat
menutupi kewajibannya terhadap para pemegang saham dan untuk menghindari
melakukan pinjaman kepada pihak eksternal demi kelangsungan hidup
perusahaan. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar karena pada perusahaan
tertentu yang bonafit, hutang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan sehingga fenomena inilah yang menarik untuk diteliti.
2.1.5.1 Leverage
Leverage merupakan suatu alat penting dalam pengukuran efektivitas penggunaan
utang perusahaan. Leverage digambarkan untuk melihat sejauh mana asset
perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Leverage
18
yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula.
Perusahaan dengan leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang rendah
pula. Konsep leverage ini penting bagi investor dalam membuat pertimbangan
penilaian saham. Para investor umumnya cenderung menghindari risiko. Risiko
yang timbul dalam penggunaan finansial leverage disebut dengan financial risk
yaitu risiko tambahan yang dibebankan kepada pemegang saham sebagai hasil
penggunaan utang oleh perusahaan. Semakin tinggi leverage, semakin besar risiko
keuangannya dan sebaliknya (Horne dan Warchowicz, 2012).
Leverage yang merupakan bagian dari rasio solvabilitas dapat dihitung dengan
empat cara, yaitu: debt to equity ratio (DER), rasio kecukupan modal, capital
fprmation dan debt to asset ratio (DAR). Peneliti menggunakan DAR sebagai
proksi karena DAR dianggap lebih mampu menggambarkan kemampuan
perusahaan membayar total hutang melalui total aset yang ada. Debt Ratio (DR)
atau yang juga disebut debt to asset ratio (DAR) merupakan perbandingan antara
jumlah hutang dengan total aktiva. Hal ini berarti semakin tinggi nilai rasio ini
maka semakin tinggi pula resiko bagi kreditur dan sebaliknya. DAR yang kecil
belum tentu lebih baik dari DAR yang besar karena untuk mencapai tingkat laba
yang diharapkan perusahaan membutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan demikian besar kecilnya DAR selalu diikuti besar kecilnya resiko pula
sehingga DAR dapat berpengaruh baik positif maupun negatif.
2.1.5.2 Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
19
sebagainya (Harahap, 2013). Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah
kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan (Brigham & Houston, 2010).
Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas perusahaan merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang
dilakukan pada periode akuntansi. Melalui rasio profitabilitas dapat dilihat
seberapa efektif dan efisiennya pengelolaan aset/sumber daya perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Harahap (2013) mengemukakan bahwa rasio profitabilitas dapat diukur melali
tujuh cara, yaitu: margin laba (profit margin), return on asset (ROA), asset
turnover, retun on invesment (ROI), basic earning power, earning per share
(EPS), contribution margin. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai proksi
profitabilitas karena dianggap mampu memberikan cerminan hasil kerja
perusahaan (laba) melalui aset yang tersedia.
Return on Asset (ROA) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitablitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan, dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aset yang ada. Keberadaan aset merupakan hal yang penting
untuk dipertimbangkan karena pembiayaan aset yang cukup mahal diharap dapat
memberi hasil yang maksimal dalam menjunjung kegiatan operasional
perusahaan. Kegiatan operasional yang bekerja secara optimal dapat berdampak
terhadap laba yang diperoleh perusahaan karena operasional perusahaan berjalan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. ROA yang positif
menunjukkan bahwa dari total aset yang digunakan untuk operasi perusahaan
mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif
menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan. Oleh
20
karena itu dengan semakin positifnya nilai dari ROA maka akan menunjukkan
kinerja keuangan yang baik pula yang akan di ikuti dengan meningkatnya harga
saham dari perusahaan tersebut.
2.1.6 Nilai Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu untuk mengoptimalkan
nilai perusahaan (Novitasari dan Purwanto, 2014). Hal ini dikarenakan
meningkatnya nilai sebuah perusahaan akan menunjukkan kesejahteraan dari
pemilik perusahaan tersebut, sehingga pemilik perusahaan akan berusaha
mendorong manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kemakmuran
pemegang saham akan meningkat jika harga saham perusahaan juga meningkat,
karena nilai perusahaan dilihat dari harga pasar sahamnya. Sehingga semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham
(Sari, 2013). Bagi perusahaan yang telah go public maka nilai pasar perusahaan
ditentukan dari mekanisme permintaan dan penawaran di bursa efek, yang
tercermin dalam listing price.
Dalam penelitian ini metode dan teknik yang digunakan adalah dengan Tobin’s Q.
Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967) dan dinilai dapat memberikan
informasi yang paling baik karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena
yang terjadi dalam kegiatan perusahaan seperti terjadinya perbedaan cross-
sectional dalam pengambilan keputusan investasi. Brealy, dkk. (2000)
menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki
brand image perusahaan yang sangat kuat, namun perusahaan dengan nilai Q
21
yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau indusri
yang mulai mengecil.
Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena dapat menunjukkan estimasi
pasar keuangan saat ini mengenai hasil pengembalian setiap dana yang
diinvestasikan (Herawaty, 2008). Di mana semakin besar nilai Tobin’s Q,
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal
ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan
nilai buku asset perusahaan, maka semakin besar kerelaan investor untuk
mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk perusahaan tersebut (Sukamulja,
2017).
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Widarjo,
(2011)
Pengaruh Modal
Intelektual Dan
Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai
Perusahaan
Modal intelektual yang diukur
dengan tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan dan
pengungkapan modal intelektual
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan setelah penawaran
umum saham perdana.
2 Tahir dan
Razali
(2011)
The relationship
between enterprise risk
and firm value: evidence
from Malaysian Public
Listed Companies
ERM berhubungan positif dengan
nilai perusahaan tetapi tidak
signifikan.
3 Sunitha, dkk.
(2017)
Pengaruh pengungkapan
enterprise risk
management dan
pengungkapan
intellectual capital
terhadap nilai
perusahaan
Enterprise risk management
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
intellectual capital berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
22
4 Hoyt dan
Liebenberg
(2011)
The Value Of
Enterprise Risk
Management: Evidence
From The U.S.
Insurance Industry
Penggunaan ERM berhubungan
secara positif dengan ukuran
perusahaan dan kepemilikan
institusional, dan berhubungan
negatif dengan penggunaan
reasuransi dan leverage. Peneliti
menemukan hubungan positif
antara nilai perusahaan dan
penggunaan ERM.
5 Alfredo, dkk.
(2012)
Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur
Terdapat pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai
perusahaan. Dengan
menggunakan rasio keuangan
ROA, DR, EPS.
6 Nanik dan
Sanjaya (2015)
Pengaruh penerapan
Enterprise Risk
Management dan
variabel kontrol
terhadap nilai
perusahaan di sektor
keuangan
Terdapat pengaruh signifikan
ERM dan variabel kontrol yang
terdiri dari ukuran perusahaan
serta leverage secara bersama-
sama terhadap nilai perusahaan di
sektor keuangan diterima. Tidak
terdapat pengaruh signifikan
ERM terhadap nilai perusahaan di
sektor keuangan. Sedangkan,
ukuran perusahaan dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan disektor
keuangan.
2.3 Model Penelitian
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini digambarkan dengan model
penelitian sebagai berikut:
Profitabilitas
Leverage
H3-
H4+
Gambar 2.1
Pengungkapan IC
Pengungkapan ERM H1+
H2+
Nilai Perusahaan
23
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management terhadap Nilai
Perusahaan
Dalam PSAK 60 (Revisi 2010) mengharuskan perusahaan untuk menyajikan
risiko-risiko yang dimungkinkan terjadi, dan juga berdasarkan teori stakeholder,
perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, akan mengungkap lebih
banyak informasi risiko untuk menyediakan pembenaran dan penjelasan mengenai
apa yang terjadi dalam perusahaan (Adi dan Cahyonowati, 2013). Sehingga
semakin tinggi tingkat risiko perusahaan, semakin banyak pula pengungkapan
informasi risiko yang harus dilakukan perusahaan, karena manajemen perlu
menjelaskan penyebab risiko, dampak yang ditimbulkan, serta cara perusahaan
mengelola risiko (Linsley dan Shrives, 2006).
Implementasi ERM dalam suatu perusahaan dapat membantu mengontrol akivitas
manajemen sehingga perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya kecurangan
(fraud) yang dapat merugikan perusahaan dan stakeholders. ERM yang baik
menggambarkan adanya tata kelola risiko perusahaan yang baik sehingga dapat
menjaga stabilitas perusahaan. Hoyt dan Liebenberg, (2011) menemukan bahwa
informasi penerapan ERM melalui pengungkapan ERM dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Iswajuni, dkk. (2018) pun menyatakan adanya pengaruh positif
pengungkapan ERM terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin banyak pengungkapan ERM yang dilaporkan sebuah perusahaan, maka
minat investor terhadap saham perusahaan akan semakin meningkat, karena
banyaknya pengungkapan ERM yang dilakukan akan meminimalisir risiko yang
24
harus ditanggung oleh investor. Semakin banyak permintaan saham perusahaan,
maka harga saham pun akan meningkat yang menandakan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kualitas nilai yang tinggi. Sehingga dapat diajukan hipotesis:
H1: Pengungkapan ERM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.4.2 Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital terhadap Nilai
Perusahaan
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan tidak hanya dilihat secara fisik saja tetapi juga mempertimbangkan
intangible yang memengaruhinya. Intellectual capital juga didefinisikan sebagai
kombinasi dari sumber daya intangible dan kegiatan-kegiatan membolehkan
organisasi mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan, dan sumber
daya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk menciptakan nilai lebih.
Informasi intellectual capital yang dipublikasikan merupakan signal bagi investor
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
Widarjo (2011) mengindikasikan bahwa pengungkapan modal intelektual yang
makin tinggi akan memberikan informasi yang kredibel atau dapat dipercaya, dan
akan mengurangi kesalahan investor dalam mengevaluasi harga saham
perusahaan. Akan tetapi Marcelia dan Budi (2016) memiliki pendapat yang
berbeda, yaitu pengungkapan IC tidak berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Widarjo (2011) telah membuktikan bahwa pengungkapan intellectual
capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Banyaknya pengungkapan
IC akan mempengaruhi kualitas perusahaan, semakin banyak pengungkapan IC
25
yang dilaporkan sebuah perusahaan, diangggap semakin berkualitas tinggi karena
investor cenderung akan membayar lebih tinggi saham perusahaan yang memiliki
IC yang lebih. Nilai saham yang tinggi membuktikan adanya permintaan saham
yang meningkat, sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat. Sehingga dapat
diajukan hipotesis:
H2: Pengungkapan IC berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.4.3 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang berkaitan dengan keputusan
perusahaan dalam mendanai investasi perusahaan. Perusahaan yang menggunakan
hutang mempunyai kewajiban atas beban bunga dan beban pokok pinjaman.
Ramadhani, dkk. (2018) menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan karena rasio utang yang tinggi dianggap memengaruhi
hasil kerja perusahaan yang lebih tinggi. Prasetyorini (2013) menyatakan bahwa
penggunaan hutang yang besar memiliki risiko yang cukup besar atas tidak
terbayarnya hutang, sehingga penggunaan hutang perlu memperhatikan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang sesuai dengan pinjaman.
Anis dan Widiasari (2017) telah membuktikan bahwa DAR berpengaruh negatif
terhadap nilai perusaahaan. Adelegan (2007) juga menyatakan bahwa leverage
memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Para kreditur secara umum
lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena semakin tinggi rasio hutang
maka semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan untuk membayar biaya bunga
yang disediakan oleh pemegang saham dan semakin besar pula risiko bagi
26
kreditor atas tidak terbayarnya hutang. Sehingga dapat dikatakan apabila rasio
hutang meningkat maka persepsi pasar akan kurang baik sehingga dapat
memengaruhi minat pasar terhadap saham perusahaan yang dapat menurunkan
nilai perusahaan. Sehingga dapat diajukan hipotesis:
H3: Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
2.4.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Salah satu alat untuk mengetahui ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan
adalah Return on Asset (ROA) karena rasio ini merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih yang diperoleh dari operasional perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktivanya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada
pengelolaan aktiva perusahaan. Akmalia, dkk. (2017) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Namun hasil yang berbeda diperoleh oleh Ken (2010)
menemukan bahwa secara parsial ROA berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Ulupui (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power
asset. Semakin efisien perputaran aset maka akan menaikkan profit margin.
Kinerja perusahaan yang efisien dapat menjadi nilai tambah di kacamata investor
bahwa manajemen perusahaan sudah baik, selain itu laba yang tinggi akan
menarik perhatian investor yang akan menaikkan permintaan saham yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga dapat diajukan hipotesis:
H4: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun
waktu periode 2014-2017. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang
memenuhi pemilihan komponen sampel berdasarkan kriteria di bawah ini:
1. Merupakan perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017.
2. Melaporkan laporan keuangan per 31 Desember yang memiliki data
keuangan lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini
28
yaitu perusahaan yang termasuk indeks LQ45 yang terdaftar di BEI yang berupa
laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan pada tahun 2014-2017.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode penggumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
dokumentasi. Data mengenai studi pustaka diperoleh dari penelitian terdahulu dan
didukung oleh literatur lainnya. Data yang berhubungan dengan variabel diperoleh
dari laporan keuangan dan laporan tahunan dalam Capital Market Directory 2014-
2017, mengakses situs di BEI www.idx.co.id dan website perusahaan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel terikat yaitu variabel di mana faktor keberadaannya dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Pada
penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Dengan
menggunakan Tobin’s Q rasio tersebut dapat memberikan informasi paling baik,
karena di dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan
yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor
saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber
pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga
dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2017).
29
Tobin’s Q =
Keterangan:
Tobin’s Q : Nilai perusahaan pada tahun t
MVEit : Nilai pasar ekuitas (equity market value)
BVEit : Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value)
Dit : Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik
secara positif maupun secara negatif. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah pengungkapan ERM dan pengungkapan IC .
a. Pengungkapan ERM
Pada penelitian ini pengungkapan ERM berdasarkan ERM Framework yang
dikeluarkan COSO, terdapat 108 item pengungkapan ERM (Desender & Lafuente,
2009). Adapun pengungkapan dari ERM, yaitu: 1) lingkungan internal; 2)
penetapan tujuan; 3) identifikasi kejadian; 4) penilaian resiko; 5) respons atau
resiko; 6) kegiatan pengawasan; 7) informasi dan komunikasi; 8) pemantauan.
Proksi yang digunakan untuk mengukur pengungkapan ERM adalah indeks ERM
disclosure.
ERMDI = ∑
∑
Keterangan :
ERMDI = ERM Disclosure Index
∑ij Ditem = Total skor item ERM yang diungkapkan
∑ij ADitem = Total item ERM yang seharusnya diungkapkan
30
Skala dikotomi tidak tertimbang digunakan dalam pemberian skor untuk setiap
item pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan.
Masing – masing akan diberi skor 1, sehingga jika perusahaan mengungkapkan 1
(satu) item saja maka skor yang diperoleh adalah 1 (satu). Namun jika item tidak
diungkapkan maka diberi skor 0 (Nol).
b. Pengungkapan IC
Ppenelitian ini menggunakan definisi pengungkapan intellectual capital menurut
Ulum, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa pengungkapan IC merupakan tingkat
pengungkapan atas modal intelektual suatu perusahaan yang menggerakkan
kinerja organisasi dan mendorong penciptaan nilai.
Pengungkapan IC diproksikan dengan indeks IC disclosure sesuai dengan
dimensi. Menurut Singh dan Zahn (2007) “Pengungkapan IC terdiri dari 81 item
yang diklasifikasikan kedalam enam kategori yaitu: 1) karyawan; 2) pelanggan; 3)
tenologi informasi; 4) proses; 5) riset dan pengembangan; dan 6) pernyataan
stategis”. Pengukuran yang digunakan untuk menganalisis pengungkapan IC
dihitung dengan rumus berikut:
ICDI=∑
∑
Keterangan :
ICDI = IC Disclosure Index
∑ij Ditem = Total skor item IC yang diungkapkan
∑ij ADitem = Total item IC yang seharusnya diungkapkan
31
Skala dikotomi tidak tertimbang digunakan dalam pemberian skor untuk setiap
item pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan.
Masing–masing akan diberi skor 1, sehingga jika perusahaan mengungkapkan 1
(satu) item saja maka skor yang diperoleh adalah 1 (satu). Namun jika item tidak
diungkapkan maka diberi skor 0 (Nol).
c. Leverage
Leverage merupakan besarnya penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan
perusahaan (Sudana, 2015). Leverage dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rasio DAR (Debt to Asset Ratio), karena rasio ini mengukur
proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan.
Leverage yang diproksikan menggunakan DAR (Debt to Assets Ratio)
diasumsikan berpengaruh negatif dikarenakan DAR dapat mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang apabila DAR tinggi
maka risiko kebangkrutan pun meningkat dan dapat menimbulkan penurunan nilai
perusahaan. Kasmir (2016) merumuskan DAR dengan formula sebagai berikut:
DAR =
d. Profitabilitas
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan keseluruhan dana yang
ditanamkan untuk operasional perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba yang
maksimal. Analisis rasio ROA merupakan teknik analisis yang lazim digunakan
32
untuk mengukur tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Semakin
besar hasil ROA maka akan semakin baik kinerja perusahaan. Hal ini berarti
bahwa aset dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Harahap (2013)
merumuskan ROA dengan formula sebagai berikut:
ROA =
3.4 Model Analisis Data
3.4.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (Ghozali, 2016). Statistik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitiian
ini.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi, residual telah memiliki distribusi
normal. Untuk mengetahui residual berdistribusi normal atau tidak, diuji dengan
33
menggunakan analisis grafik melalui grafik Histogram dan Probability Plot.
Menurut Ghozali (2016) grafik histogram digunakan untuk membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Kemudian probability plot digunakan untuk membandingkan distribusi kumulatif
dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Dasar
pengambilan keputusan uji normalitas:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain
(Ghozali, 2016). Suatu model regresi yang baik seharusnya terjadi
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji glejser dan
dengan melihat grafik scatterplot. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen melalui pengolahan data dengan
bantuan software SPSS. Heteroskedastisitas terjadi apabila nilai probabilitas
signifikansinya berada di bawah tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2016).
Sementara itu, diagram scatterplot dihasilkan melalui pengolahan data dengan
34
bantuan software SPSS. Dasar pengambilan keputusan pada uji
heteroskedastisitas dengan melihat diagram scatterplot adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, menyebar, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol sumbu y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi yang terjadi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016).
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji Durbin Watson (DW Test) dengan bantuan software SPSS.
Dasar pengambilan keputusan pada uji autikorelasi dengan menggunakan uji DW
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU) maka koefisien autokorelasi
= 0, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Jika nilai DW lebih rendah daripada dL maka koefisien autokorelasi >0,
berarti ada autokorelasi positif.
c. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dL) maka koefisien autokorelasi < 0,
berarti ada autokorelasi negatif.
35
d. Jika nilai DW terletak antara dU dan dL atau DW terletak antara (4-dU)
dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Nilai dU dan nilai dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang
bergantung pada banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
4. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan nilai variace inflation factor (VIF) ≥ 10 (Ghozali, 2016).
3.4.3 Analisis Regresi
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda
moderated regression analysis (MRA). Menurut Ghozali (2016) MRA
menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan
memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Analisis
regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS. Model persamaan regresi dalam
penelitian ini sebagai berikut:
36
= α + β1 + β2 + β3 + β4 +
Keterangan:
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan
ERDM = Pengungkapan ERM
ICDI = Pengungkapan IC
ROA = Return on Asset
DAR = Debt to Asset Ratio
α = konstanta
β = koefisien regresi
ε = error
3.5 Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2016), ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual
dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang dikehendaki statistiknya
berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). H0 yang menyatakan
bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan
terhadap variabel dependen. Sebaliknya perhitungan tersebut dianggap tidak
signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima.
1. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2016). Dalam menguji hipotesis ini digunakan kriteria
pengambilan keputusan, yaitu jika nilai F menungjukkan signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka H0 ditolak, artinya semua variabel independen serentak dan
37
signifikansi mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016). Sehingga model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sangatlah terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu menunjukkan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memperbaiki variabel dependen (Ghozali, 2016).
3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik-t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Penerapan uji ini didasarkan pada hipotesis nol (H0) yang akan diuji hipotesis
alternatifnya (Ha). Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi
0,05 (α = 5%). Dasar pengambilan keputusan pada uji statistik t adalah sebagai
berikut:
38
a. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) maka hipotesis
terdukung, yang berarti secara individual variabel independen memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka hipotesis
tidak terdukung, yang berarti secara individual variabel independen tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan ERM,
pengungkapan IC, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan yang termasuk indeks LQ45 di BEI. Data yang tersedia telah lulus uji
asumsi klasik sehingga memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi linier
berganda. Dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan
simpulan sebagai berikut:
1. Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) dan Pengungkapan
Intellectual Capital (IC) tidak berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan namun kedua variabel ini secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan investor
dalan melakukan investasi kurang mengapresiasi penerapan pengungkapan
ERM yang telah dilakukan suatu perusahaan, investor cenderung
memperhatikan faktor lain.
2. Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Leverage yang diproksikan dengan DAR. Hal ini berkaitan dengan rasio
hutang yang besar dianggap mampu menghasilkan profit margin yang
besar pula, dan juga berkaitan dengan pengurangan pajak karena adanya
59
bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang tersebut mengurangi
penghasilan yang terkena pajak.
3. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Di
mana profitabilitas diproksikan dengan ROA, semakin besar nilai ROA
maka akan semakin besar peningkatan nilai perusahaan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Objek pada penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang termasuk
indeks LQ45 di BEI sehingga hasil penelitian tidak dapat
digeneralisiasikan pada jenis perusahaan sektor lainnya.
2. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen yaitu
pengungkapan ERM, pengungkapan IC, leverage, dan profitabilitas untuk
menguji nilai perusahaan sehingga hasil penelitian yang dihasilkan juga
terbatas sedangkan masih banyak variabel lain yang diduga lebih mampu
digunakan sebagai prediktor nilai perusahaan.
3. Sampel pada penelitian ini terbatas yaitu tahun periode 2014-2017
sehingga sampel yang dihasilkan sedikit.
5.3 Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan sehubungan dengan keterbatasan
penelitian di atas adalah sebagai berikut:
60
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak hanya pada perusahaan yang
termasuk indeks LQ45 saja, juga diharapkan dapat menggunakan variabel
independen lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi nilai
perusahaan seperti pengungkapan CSR, penerapan GCG, dan rasio
keuangan lainnya. Peneliti selanjutnya dapat pula menambahkan jangka
waktu penelitian sehingga dapat menambah sampel penelitian.
2. Bagi calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal, hasil
penelitian ini diharapkan berguna sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan berinvestasi.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
dalam penerapan pengungkapan enterprise risk management (ERM) dan
pengungkapan inetellectual capital (IC).
61
DAFTAR PUSTAKA
Adelegan, Olatundun. 2007. Effect of Taxes on Business Financing Decision and
Firm Value in Nigeria. International Research Journal of Finance and
Economics. ISSN 1450-2887 Issue 12.
Adi, Anindyarta dan Nur Cahyonowati. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko. Jurnal Akuntansi Vol.2, No.3 Juli
2013.
Aida, Rahma Nurul dan Evi Rahmawati. 2015. Pengaruh Modal Intelektual dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan: Efek Intervening Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol.16, No.2 Juli 2015.
Akmalia, dkk. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Coorporate Social Reponsibility dan Good Corporate Governance
Sebagai Varibel Pemoderasi. Jurnal Manajemen Bisnis Vol.8, No.2
September 2017.
Alfredo, Mahendra, Luh Gede, dan A.A. Gede. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6,
No. 2 Agustus 2012.
Amelia, Mei R.. 2016. Begini Modus Pencurian Bandwith PT Telkom yang
Diotaki Oknum Pegawai. Diakses tanggal 28 Januari 2019,
http://m.detik.com/news/berita/32064193/begini-modus-pencurian-
bandwith-pt-telkom-yang-diotaki-oknum-pegawai.
Anis, Muchlison dan Niken Widiasari. 2015. Analisis Kesiapan Industri Kreatif
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Simposium Nasional
Tekonologi Terapan. Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri UMS.
Solo.
Bertinetti, G., Cavezzali, and Gardenal. 2013. The effect of the enterprise risk
management implementation on the firm value of European companies.
Department of Management, Università Ca'Foscari Venezia Working
Paper(10).
62
Brealy, Richard A dan Myers, Stewart C. 2000. Principle of Corporate Finance.
Sixth Edition. New York : MC Graw Hill.
Brigham, Eugene F., dan Houston. 2010. Fundamental of Financial Management
: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Cheng, M.C., dan Z.C. Tzeng. 2011. The Effect of Leverage on Firm Value and
How The Firm Financial Quality Influence on This Effect. World Journal of
Management. Vol. 3. No.2.
COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission).
2004. Enterprise Risk Management Integrated Framework America.
http://www.coso.org/documents/cosoermexecutivesummaty.pdf. Diakses
tanggal 05 Januari 2019.
Deegan, C. 2016. Financial Accounting Theory. Sydney: McGraw-Hill.
Desender, K.A., & Lafuente, E. 2009. The Influence of Board Composition, Audit
Fees and Ownership Concentration on Enterprise Risk Management.
Working Paper. Autonomous University of Barcelona and Centre for
Entrepreneurship and Business Research (CEBR).
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary Wirajaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. E-Journal
Akuntansi Universitas Yudayana, 358-372.
Fahmi,fIrham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Franser, J., dan Simkins, B. J. 2008. Enterprise risk Management. Canada: John
Wiley dan Sons, Inc.
Ghozali dan Chariri. 2016. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro, Edisi 8.
Haddyat, Nazmi Tamara. 2018. Daya Tahan Enam Perusahaan Grup Lippo
Menanggung Utang. Diakses tanggal 21 Maret 2019,
https://katadata.co.id/analisisdata/2018/05/29/daya-tahan-enam-perusahaan-
grup-lippo-menanggung-utang.
Handayani, Indrie. 2015. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur yang Terdafatr di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Katalogis.
Vol.3, No.9. September 2015.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Edisi 11.
Rajawali Pers, Jakarta.
Hasibuan, Veronica, M. Dzulkirom A.R., dan N.G Wi Endang N.P. 2016.
Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
63
Perusahaan Property Tahun 2012-2015. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.39
No.1, Oktober 2016.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai
Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 10, NO. 2, November 2008: 97-108
Hermuningsih. 2013. Profitability, Growth Opportunity, Capital Structure and
Firm Value. Bulletin of Monetary Economic and Banking. Vol16. No. 2.
October 2013.
Horne, James C. Van dan Wachowicz JR., John M. 2012. Financial Manajemen:
Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Buku 1. Edisi 12. Jakarta: Salemba
Empat.
Hoyt, R. E., and A. P. Liebenberg. 2011. The Value of Enterprise Risk
Management. Journal of Risk and Insurance, 78 (4): 795-822.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. PSAK No. 60 Tentang Pengungkapan Instrumen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Iswajuni, Soegeng Soetedjo, dan Arina Manasikana. 2018. Pengaruh Enterprise
Risk Management Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek. Journal of applied managerial accounting,
Vol. 2 No. 2, September 2018: Page. 147-153.
Jacub, J. 2012. Pengaruh intellectual capital dan pengungkapannya terhadap nilai
perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1 (4): 96–100.
Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kesepuluh.
Yogyakarta : BPFE.
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Ken, Zuraedah Isnaeni. 2010. Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Penelitian. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 22 Januari 2019
Lambert, R., C. Leuz, and R. E. Verrecchia 2007, Accounting information,
disclosure and the cost of capital. Journal of Accounting Research 45(2),
385–420.
Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2006. Risk Reporting: A Study of Risk Disclosure
in the Annual Reports of UK Companies. The British Accounting Review,
Vol. 38. PP. 387-404.
64
Marcelia, Erlita dan Budi S. Purnomo. 2016. Pengaruh Nilai Tambah Modal
Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal aset (akuntansi riset), 8 (1), 2016, 41-48
Meulbroek, Lisa. K. 2002. Integrated Risk Management for The Firm: A Senior
Manager’s Guide. www.ssrn.com.id301331.
Nanik, Linawati dan Chyintia Sanjaya. 2015. Pengaruh Enterprise Risk
Management dan Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan di Sektor
Keuangan. FINESTA Vol.3, No.1, 52-57.
Novitasari, SCK dan Agus Purwanto. Pengaruh Struktur Kepemilikan dsn
Kebijakan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Vol.3,
No. 2. ISSN: 2337-3806.
Prasetyorini, Bhekti Fitri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price
Earning Ratio, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal ilmu
manajemen. Vol. 1. No. 1., Januari 2013.
Raharjo, Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ramadhani, Ridho, Akhmadi, dan M. Kuswantoro. 2018. Pengaruh leverage dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai
Varibel Intervening. Jurnal Riset dan Bisnis Manajerial Tirtayasa. Vol.2(1.
Juli 2018.)
Rivandi, Muhammad. 2018. Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure
dan Coorporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Benefita
3(2)., Juli 2018. Hal: 137-148.
Rustiarini, N. W. 2012. Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan dan
Pengungkapan Enterprise Risk Management.
Sari, Zulfia Eka. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic Value Added
Dan Risiko Sistematis Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Akuntansi. Vol 1
.No.2.
Singh, I., and M. V. D. Zahn. 2007. Does Intellectual Capital Disclosure Reduce
an IPO’s Cost of Capital? The Case of Underpricing. Journal of Intellectual
Capital, 8 (3), 178-213.
Sinulingga, Sukaria. 2015. Metodologi Penelitian. Medan. Edisi Ketiga. USU
press
Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan :Teori dan Praktek. Surabaya :
Airlangga University.
Sukamulja, Sukmawati, 2017. Pengantar Pemodelan Keuangan dan Analisis
Pasar Modal. Yogyakarta : Andi.
65
Sudibya, Diva Cicilya N. A., dan MI Mitha Dwi Restuti. 2014. Pengaruh Modal
Intelektual terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai
Variabel Intervening. Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014) :
Research Methods and Organizational Studies. Hal 154-166.
Sunitha, Devi, I Gusti Nyoman Budiasih dan I Dewa Nyoman Bandera. 2017.
Pengaruh pengungkapan enterprise risk management dan pengungkapan
intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. 14 (1), 20-45.
Tahir, I. M, and A.R. Razali. 2011. The Relationship Between Enterprise Risk
Management (Erm) And Firm Value: Evidence from Malaysian Public
Listed Companies. International Journal of Economics and Management
Sciences, 1(2), 2011, 32-41.
Tobin, J. 1967. Tobin’s Q Ratio As An Indicator of the valuation of the company.
Journal of Financial Economics. Vol LIII, No.3: June, pp. 287 – 298.
Tri, Budi Rahardjo dan Ria Murdani. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol 03, No.01, Januari 2016.
Ulum, I., I. Gozhali, dan A. Chariri. 2013. Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least
Squares. Paper dipresentasikan pada acara Simposium Nasional Akuntansi
XI, Pontianak.
Ulupui, I. G. K. A. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Vol.2. No. 1, Januari: 88-102.
Widarjo, W. 2011. Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal
Intelektual pada Nilai Perusahaan. Paper dipresentasikan pada acara
Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.