Upload
buinhu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
47
PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP
PILIHAN PEMBAYARAN PREMI (STUDY PADA NASABAH PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)
Oleh
MOHAMAD SUEB NIM. 103046228385
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H / 2008 M
45
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI (STUDY PADA NASABAH PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA) diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 12 juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 12 Juni 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN 1. Ketua : Euis Amalia, M.Ag ( ……………….……… )
NIP. 150 289 264
2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag ( ………….…………… ) NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : Ir. Agus Edi Sumanto, MM ( ……….……………… )
4. Pembimbing II : Hendra Pertaminawati, M.Ag ( …………….………… ) NIP. 150 368 817
5. Penguji I :Burhanuddin Yusuf, MM ( …………….………… ) NIP. 150 203 012
6. Penguji II :Euis Amalia, M.Ag ( ………………… ) NIP. 150 289 264
46
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penghasilan
nasabah terhadap pilihan pembayaran premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga
dan apakah ada implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja
PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi di perusahaan
tersebut.
Data penelitian ini menggunakan data premir dari hasil quisioner dengan
nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga kemudian diolah menjadi data kuantitatif
untuk mencari pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi.
Berdasarkan hasil quissioner dengan 30 nasabah PT. Asuransi Takaful
Keluarga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh penghasilan nasabah terhadap
pilihan pembayaran premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga adalah sebagai
berikut :
Χ+−=Υ 28,196,0'
Keterangan:
Y= Tingkat Premi Asuransi (Dalam satuan jutaan)
X= Penghasilan nasabah (Dalam satuaan jutaan)
Dari formula tersebut, mengindikasikan adanya kecenderungan meningkatnya
penghasilan nasabah berdampak pada meningkatnya premi asuransi, dengan tingkat
kepercayaan 95 %. Dari model di atas, dengan memperhatikan besarnya koefisien
47
determinasi ( 2r ) sebesar 86,49 % juga dapat diartikan bahwa besar premi asuransi
yang diambil oleh nasabah masih dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diketahui
penyebabnya.
Dengan adanya pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran
premi akan mempengaruhi implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja
PT. Asuransi Takaful Keluaga dalam meningkatkan pendapatan premi, antara lain:
a. Meningkatkan merek (Brand)
b. Meningkatkan proses (process)
c. Meingkatkan pangsa pasar
d. Meningkatkan target produksi
e. Meningkatkan penjualan (selling)
f. Meningkatkan pelayanan (service)
Dari uraian di atas, bahwa pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan
pembayaran premi ada pengaruh yang signifikan. Sehingga terjadi implikasi kinerja
PT. Asuransi Takaful Keluarga lebih meningkatkan lagi sumber daya manusia
internal guna untuk mencapai pendapatan premi yang lebih besar lagi dari calon
nasabah atau nasabah asuransi.
48
KATA PENGANTAR
" ميحرلا نمحرلا هللا مسب "
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, kata itu yang pantas di ucapkan oleh penulis, karena atas
rahmat dan hidayah serta inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat di selesaikan.
Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi akhir
zaman Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar
sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi.
Adapun tugas skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma,
SH., MA., MM.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum, Ibu. Euis Amalia, M.Ag. dan Bpk. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.
3. Pembimbing kami, Bpk. Ir. Agus Edi Sumanto, MM . dan Ibu. Hendra
Pertaminawati, M.Ag. yang senantiasa memberikan kami waktu, kritik,
saran dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Dosen Muamalat
yang telah menganugerahkan beberapa materi, ilmu dan tuntutan serta
budi pekertinya semasa kuliah hingga selesai skripsi ini.
49
5. PT Asuransi Takaful Keluarga yang telah bersedia membantu dan
mendukung kami dalam melakukan penelitian ini dan kesediaan waktu
yang diberikan oleh Bpk. Muchtar Ginting, AAIJ selaku pembimbing di
perusahaan, serta Bpk. Rezaluddin, AAIJ yang memberikan arahkan
kepada penulis.
6. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan
Fakultas Syariah dan Hukum serta Perpustakaan umum lainnya.
7. Ayahanda Supardi dan Ibunda tercinta Ismiwati yang tidak henti-hentinya
mendo’akan dan memberikan pegorbanan yang tak terhitung nilainya baik
moril maupun materil. Semoga semua amal ibadah kedua orang tua kami
Allah SWT balas dengan surga-NYA. Amin…
8. My sister, Muhammad Shohih rajin ibadah y…Muslimatun Hasanah yang
rajin belajarnya dan harus patuh kepada kedua orang tua, dan ade ku yang
paling kecil moga menjadi sukses. Kalian semua adalah ade-adeku yang
tercintai dan tersayang.
9. My Best Friends, Kelas Asuransi Syariah Angkatan 2003, Lana, Maul, Iis,
Komeng, Yong_Q, Ulum, Vivi, Fitria, Aam, Qarib, Fuad, Adji,
Sholehuddin, Ayib, Miena, Ayu, Noe2, Mala, Enur Nurjanah, Muawiyah,
Ponk_Q, Ozie, Remaja dan Remaji Desa gede pangrango Cisaat
Sukabumi,Terimakasih semuanya.
50
10. My Best Friend, di Yayasan Rumah Sehat Dr. Fahri, Bidan Ratih, Bidan
Esti, mba Siti, Bpk. Andree, SE, Ibu Emma, Bpk. Aria, dan anak binaan
yang ada di pulogebang yang telah banyak memberikan motivasi. Terima
kasih semuanya.
11. Yayasan Rumah Zakat Indonesia yang telah memberikan kontribusi
pengetikan kepada penulis, Pak Syarif, Ibu Aminah, Pak Husni, Mba
Yuni, Mba Cici, Pak Suri dan teman-teman Pembina anak yatim dan
dhuafa. Terima kasih semuanya yang telah memberikan semangat
12. BINKAI (Bina Kreasi) Anak Asuh Pulogadung, Ato dan Istri, Yusuf dan
Istri, Murni, Lely, Andree, Bu Badriyah, orang tua anak yatim dan dhuafa
serta anak binaan. Terima kasih semuanya atas do’a yang telah diberikan
kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan, semoga tugas akhir
ini dapat diterima oleh semua pihak. Apabila masih terdapat kekurangan mohon
diberikan masukan dan saran agar kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut di
waktu yang akan datang, kurang dan lebihnya penulis minta maaf.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Jakarta, 12 Juni 2008
Penulis
51
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah………………………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan masalah………………….……………….. 4
C. Tujuan dan kegunaan penelitian……………………………………….. 5
D. Metodologi penelitian………………………………………………..... 6
E. Sistematika penulisan………………………………………………….. 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan umum tentang asuransi syari’ah
1. Pengertian asuransi syari’ah……………………………………….. 15
2. Prinsip-prinsip dasar asuransi syari’ah ……………………………. 17
3. Hukum asuransi menurut pendapat para ulama…………………… 24
B. Tinjauan umum tentang penghasilan
1. Pengertian penghasilan…………………………………………….. 26
2. Penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah……….... 26
C. Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga……………….. 27
D. Tinjuan umum tentang premi
1. Pengertian premi…………………………………………………… 28
52
2. Mekanisme pembayaran premi…………………………………..… 30
3. Unsur-unsur premi……………………………….………………… 31
E. Tinjauan umum tentang polis
1. Pengertian polis……………………………………………………. 36
2. Syarat-syarat umum polis asuransi syari’ah ………………………. 36
3. Agar polis diterima dan dibeli peserta……………………………... 38
F. Tinjauan umum tentang klaim
1. Pengertian klaim………………………………………………..…. 39
2. Hak dan Kewajiban……………………………………………...… 40
3. Prosedur pengajuan klaim………………………………………… 41
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. Sejarah singkat berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga ………..… 44
B. Visi, Misi……………………………………………………………… 45
C. Struktur Organisasi……………………………………………………. 46
D. Produk-produk Asuransi ……………………………………………... 47
E. Prospek dan perkembangan…………………………………………… 50
BAB IV ANALISIS PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP
PILIHAN PEMBAYARAN PREMI
A. Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam
merebut persaingan pasar...................................................................... 51
53
B. Mekanisme menjadi nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga……………………………………………………………….. 56
C. Analisis persentase nasabah asuransi yang tinggal di wilayah Jakarta
berdasarkan tingkatannya:
1. Berdasarkan tingkat pendidikan ………...………………………… 60
2. Berdasarkan tingkat pekerjaan………………...………………....... 61
3. Berdasarkan tingkat penghasilan………………..…………………. 62
D. Analisis pengaruh penghasilan nasabah terhadap tingkat premi
asuransi…………………………………………………….………. …. 63
E. Implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi
Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi …………… 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… …. 73
A. Saran……………………………………...………………………... …. 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
54
HASIL WAWANCARA
DENGAN PARA STAF PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
1. Faktor apa saja yang mempenggaruhi pasar terhadap jasa asuransi?
Jawab: Faktor yang mempergaruhi permintaan terhadap asuransi adalah
indogenous dan exogenous. Faktor indegenous termaksuk kemakmuran
(wealth), tingkat penghasilan (level of income), life style, state, custom and
tradition. Bahkan religious belief. Kekuatan masing-masing faktor tersebut
dalam mendukung keputusan seseorang untuk ikut serta berasuransi sangat
relatif dan tergantung pada lingkungan (locality), keadaan (environment) di
sekitarnya. Namun demikian, tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesadaran
akan kebutuhan jasmani maupun rohani masyarakat pada umumnya sudah
berkembang. Di harapkan dapat memicu meningkatnya permintaan terhadap
jasa asuransiyang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi dan religi mereka.
Sedangkan faktor exogenous, yang merupakan faktor dari luar, tetapi dapat
mendorong terjadinya permintaan. Faktor tersebut antara lain: produk asuransi
PT. Asuransi Takaful Keluarga itu sendiri, mulai dari bentuk dan patas
penutupan, tingkat suku premi, dan hal-hal yang spesifik dan menarik lainnya.
Faktor lain misalnya: peraturan pemerintah, perpajakan atau ketentuan lain yang
dapat mendorong seseorang mau ikut serta berasuransi.
2. Bagaimana positioning yang ditawarkan PT. Asuransi Takaful Keluarga?
55
Jawab: Positioning yang ditawarkan adalah PT. Asuransi Takaful Keluarga
sebagai lembaga keuangan yang memberikan pelayanan yang terbaik, amanah
dan professional, serta didasarkan dengan prinsip-prinsip syari’ah.
3. Bagaimana strategi PT. Asuransi takaful keluarga dalam Pemasaran
produknya, agar calon nasabah menjadi nasabah asuransi?
Jawab :Strategi yang digunakan PT. Asuransi takaful keluarga menggunakan
sistem, sebagai berikut:
Dalam rangka menarik nasabah, PT. Asuransi Takaful Keluarga menggunakan
strategi pemasaran operasional proaktif. Dalam menjalankan strategi pemasaran
PT. Asuransi Takaful Keluarga terlebih dahulu mengamati, mengantisipasi, dan
mengevaluasi terhadap objek-objek pemasaran, personil pemasaran, serta
lingkungan pemasaran. Maka, PT. Asuransi Takaful Keluarga memusatkan
strategi pemasaran pada peningkatan pelayanan dan inovasi serta kualitas produk
melalui sumber daya manusia yang profesional guna memaksimalkan pelayanan
terhadap calon nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan ke untungan
perusahaan.
4. Bagaimana etika marketing PT. Asuransi Takaful Keluarga ketika bertemu
calon nasabah untuk menawarkan produk asuransi?
Jawab: adapun etika marketing PT. Asuransi Takaful Keluarga ketika
bertemu calon nasabah untuk menawarkan produk asuransi, sebagai berikut:
1. Membuat janji dengan calon nasabah untuk bertemu
2. Bila bertemu calon nasabah mengucapkan salam dengan penampilan yang
rapih, menarik dan sopan.
3. Memperkenalkan diri dan perusahaan asuransi
56
4. Menawarkan dan mempersentasikan produk asuransi dengan jelas,
transparan dan tidak menutup-nutupi kekurangan produk tersebut dan
tidak terlalu over promosi
5. Bila calon nasabah tidak membeli produk asuransi. Maka tetap bersikap
ramah, sopan, dan mengucapkan terima kasih atas kesedian waktu yang
telah diberikan
6. Bila berpisah dengan calon nasabah mengucapkan salam perpisahan.
5. Produk asuransi apa saja yang diminati nasabah berdasarkan urutan terendah
sampai tertinggi?
Jawab: Adapun Produk asuransi yang diminati nasabah berdasarkan urutan
terendah sampai tertinggi, sebagai berikut:
1. Takaful dana pendidikan
2. Takafulink Mizan
3. Takafulink Alia
4. Takafulink istiqamah
PT. Asuransi Takaful Keluarga menerbitkan produk terbaru yang berbasis
unit link dengan protek sedikit. Salah satunya Takafulink Mizan,Takafulink
Alia, dan Takafulink istiqamah. Adapun perbedaan takafulink tersebut sebagai
berikut:
1. Takafulink Mizan adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana
dananya ditempatkan disaham 80% sedangkan deposito dan obligasi 20%
2. Takafulink Alia adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana
dananya ditempatkan disaham 20% sedangkan deposito dan obligasi 80%
3. Takafulink istiqamah adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana
dananya ditempatkan di deposito dan obligasi 100%
4. Bagaimana mekanisme calon nasabah menjadi peserta asuransi? Dan berapa
lama polis asuransi diterima peserta?
Jawab : Mekanisme calon nasabah menjadi peserta asuransi, sebagai berikut:
57
1. Merketing menawarkan produk asuransi kepada calon nasabah dengan
menguraikan illustrasi (gambaran) yang dibutuhkan nasabah dengan
menjelaskan manfaat produk tersebut.
2. Bila calon nasabah berminat ikut serta dalam produk asuransi, maka calon
nasabah wajib mengisi aplikasi atau formulir takaful keluarga. Adapun isi
aplikasi atau formulir takaful keluarga sebagai berikut:
a. Data pribadi
b. Pekerjaan dan penghasilan
c. Alamat
d. Data kepesertaan
e. Keterangan sehat calon peserta
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Keterangan tambahan
h. Ahli waris
i. Pernyataan peserta dan petugas
j. Akad
3. Calon nasabah melampirkan pas photo dan identitas diri KTP, SIM, atau
passport
4. Bukti pembayaran premi pertama diserahkan ke kantor pemasaran,
kemudian data di input, di otorisasi, dan diseleksi risiko oleh kantor pusat.
5. Keputusan
a. diterima
b. diterima dengan syarat mengecek ulang kesehatan secara medis
dan menambah dana tabarru’nya
c. ditolak (Bila nasabah telah membayar premi pertama maka
dikembalikan dengan utuh)
Adapun lama polis asuransi diterima nasabah normalnya 7 hari sampai dengan
10 hari.
58
5. Bagaimana loyalitas pelayanan PT. Asuransi Takaful Keluarga terhadap
peserta?
Jawab: loyalitas pelayanan PT. Asuransi Takaful Keluarga terhadap peserta,
sebagai berikut:
1. Kirim pesan via SMS kepada nasabah untuk menjalin silaturrahmi
2. Memberikan bulletin 3 bulan sekali kepada nasabah
3. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam laoncing produk
asuransi baru
4. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam festival atau pameran
tentang asuransi (pada tahun 2007 di JCC)
6. Bagaimana system pembayaran premi peserta asuransi!
a. Sistem bola jemput, Berapa persen? 15%
b. Sistem transfer, Berapa persen? 50%
c. Sistem peserta datang ke perusahaan, Berapa persen? 35% terutama
dikantor cabang
7. Bagaimana prospek dan perkembangan dalam penjualan produk asuransi di
wilayah Jakarta?
Jawab: 3 tahun terakhir terdapat pertumbuhan produkvitas PT. Asuransi
Takaful Keluarga di Jakarta rata-rata 50% s/d 150% terutama di tahun 2007 yang
mencapai pertumbuhan 150% dari tahun sebelumnya.
8. Bagaimana cara PT.Asuransi Takaful Keluarga menghadapi nasabah ada yang
nunggak (belum membayar ansuran asuransi) ?
Jawab ; PT.Asuransi Takaful Keluarga akan melakukan pemulihan pembayar
premi nasabah yang nunggak (belum membayar ansuran asuransi), dengan cara;
1. PT.Asuransi Takaful Keluarga akan memberikan surat pemberitahuan
kepada nasabah mengenai tunggakkan
2. Bila surat pemberitahuan pertama tidak ada respon. Maka PT.
Asuransi Takaful Keluarga akan memberi surat lagi maksimal 3 kali
59
3. Bila surat pemberitahuan ketiga tidak ada respon. Maka PT.Asuransi
Takaful Keluarga akan mengalihkan produknya ke produk Al-khairat.
Dan jika nasabah tidak ingin meneruskan programnya dana yang telah
disetorkan ke PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat diambil setelah
dikurangi biaya-biaya oprasional
60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehidupan manusia modern sudah sedemikian sarat dengan beragam risiko
dan bahaya yang dipicu sendiri oleh kelemahan, kesalahan, kealpaan, dan
ketidakpastian akan peristiwa yang akan terjadi. Manusia tidak dapat mengatasi
apa yang akan ia lakukan esok hari, dan manusia pun tidak mengetahui di bumi
mana ia meninggal dunia. Manusia setiap waktu dihadapkan dengan serangkaian
risiko yang bisa mengancam jiwa, harta, kehormatan, agama, dan tanah airnya.
Manusia juga dihadapkan beraneka ragam risiko kecelakaan, mulai dari
kecelakaan transportasi, kebakaran, perampokan, hingga menimbulkan kematian.
Belum juga ditambah dengan ancaman mental seperti ; kegelisahan, prilaku buruk
orang-orang yang berinteraksi dengannya, ancaman globalisasi ekonomi, dan
lain-lain.1
Kehidupan manusia tidak akan pernah bisa bebas dari risiko dan
ketidakpastian, sebagian besar aktivitas manusia terjadi dalam keadaan penuh
bahaya dan ketidakpastian. Dalam dunia bisnis, risiko tersebut dapat dialihkan
1 Husain Husain Syahatah, Asuransi dalam perseptif Syariah, (Jakarta: Amzah, 2006), Cet. 1,
h. 1
1
61
sebagai suatu keadaan yang dapat menimbulkan rasa takut tertimpa rugi atau
harapan mendapat laba, atau pun kedua-duanya.2
Berdasarkan segmentasi pasar, asuransi yang berbasis syari’ah secara umum
di dasarkan pada ciri demografi, seperti muslim, status sosial dengan penghasilan
yang berbeda-beda, posisi kerja yang baik, dan target pasar yang ingin dicapai.
Namun, ditengah derasnya arus persaingan global dalam industri asuransi
khususnya asuransi jiwa. Maka, perusahaan asuransi syari’ah tidak hanya
menetapkan segmentasi dan target pasar pada sisi keagamaan saja. Akan tetapi,
juga mengutamakan propesionalitas dan pelayanan nasabah yang memuaskan.
Cara lain untuk risiko dengan cara takaful, takaful sebagai asuransi yang
memilki konsep tolong menolong dalam hal kebaikan yang sesuai dengan
Al-qur’an surat Al-Maidah ayat 2 adalah;
⌧ )2: المائدة(
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah:2)
2 Muhammad Nejattullah Siddiq, Asuransi di dalam Islam, (Bandung, Pustaka,1985 ), cet. 1,
h. 3
62
Asuransi takaful merupakan lembaga keuangan yang menjalankan operasinya
berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah, dengan menghindari unsur gharar
(ketidakpastian), maisir (judi), dan riba (bunga).
Dengan mengikuti program asuransi seseorang dapat memperkecil risiko
kerugian yang akan dialami, karena antara nasabah asuransi akan saling memikul
risiko, sehingga antara nasabah asuransi yang lainnya menjadi penanggung yang
dilandasi dengan rasa saling menolong.
Berasuransi berarti memiliki cadangan guna berjaga-jaga, jika dalam
perjalanan hidup terjadi suatu musibah yang membuat penghasilan utama hilang.
Misalnya akibat kematian dini. Cadangan ini dapat menyelamatkan keluarga dari
suatu malapetaka ekonomi. Dengan adanya manfaat asuransi, kelangsungan
penghasilan keluarga sebagai pencari nafkah tetap tejamin, uang untuk kebutuhan
hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan si anak tersedia. Pastilah keluarga
yang mengalami peristiwa seperti ini akan merasakan manfaat berasuransi.3
Dengan demikian, kita dapat ketahui bahwa dengan asuransi kemungkinan untuk
mendapatkan dana pada peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian terjadi lebih
besar dibandingkan dengan tabungan. Hal ini disebabkan dengan adanya
kewajiban membayar premi yang harus dipenuhi oleh pihak tertanggung dan akan
menerima penggantian kerugian apabila terjadi resiko yang dipertanggungkan.
3 M. Arief Fuad Usman Security for life, hidup lebih nyaman dengan berasuransi, (Jakarta:
PT. Elex media komputido, 2004), h. 2
63
Seiring dengan persaingan yang ketat di antara perusahaan asuransi salah satunya
dalam hal penetapkan tarif premi, sehingga mendorong pihak manajemen
perusahaan asuransi melakukan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu
perusahaan. Dalam hal ini, upaya untuk menetapkan tarif premi perusahaan
asuransi menyerahkan kepada aktuaris. Aktuaris adalah orang yang berpendidikan
matematika, bertanggungjawab untuk data keuangan dan statistik yang
mempengaruhi tarif premi asuransi jiwa.4
Suatu perusahaan asuransi akan mendapatkan laba jika pendapatan lebih besar
dari pada pengeluaran. Demikian pula dengan perusahaan asuransi dimana
pendapatan yang diperoleh berasal dari pembayaran premi baik secara langsung
kepada perusahaan ataupun melalui perantara.
Dari uraian di atas, maka dapat dilihat pentingnya suatu perencanaan yang
cermat dan objektif terhadap kegiatan penjualan produk asuransi dan segmentasi
yang akan dilakukan dimana diharapkan terciptanya keinginan membeli dari
calon konsumen yang tepat terhadap produk yang dijual. Maka penulis tertarik
untuk mengangkat judul “Pengaruh Penghasilan Nasabah Terhadap Pilihan
Pembayaran Premi.”(Study Pada Nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga).
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
Pembatasan masalah :
4 Didi Achdijat, Teknik Pengelolahan Asuransi Jiwa, (Jakarta: Guna darma, 1995),
cet. 2, h. 75
64
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya penulis membatasi objek yang
dikaji dalam skripsi ini, agar tidak terjadi distorsi pemahaman. Penulis membatasi
hanya pada masalah pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran
premi asuransi.
Perumusan masalah :
Bagaimana pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi pada
nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga?
Bagaimana implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT.
Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi?
Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan, untuk memberikan gambaran akan penjelasan
pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi yang diikuti oleh
nasabah. Sehingga PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat mengetahui lebih
lanjut mengenai:
a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam meningkatkan premi
pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.
b. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penghasilan terhadap pilihan
pembayaran premi.
2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
65
a. Menambah wawasan keilmuan tentang strategi pemasaran dan mekanisme
menjadi nasabah asuransi yang terdapat pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga.
b. Memberi masukan yang bermanfaat bagi lembaga asuransi dalam
menentukan langkah selanjutnya kearah yang lebih baik.
Metode penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah
jenis penelitian kuantitatif yaitu penulis menggambarkan permasalahan yang
didasari pada data yang ada yang berupa angka-angka. Dan penulis juga
menggunakan penelitian kualitatif yaitu penulis menggambarkan permasalah
yang berdasarkan pada data yang ada dan bersifat teoritis. Alasan penulis
memilih metode kuantitatif , karena penulis mengambil sampel dari nasabah
PT. Asuransi Takaful Keluarga mengenai pengaruh penghasilan terhadap
pilihan pembayaran premi, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk diambil
kesimpulan. Dan juga penulis memilih metode kualitatif sebagai pelengkap,
kemudian dianalisis lebih lanjut untuk diambil kesimpulan.
Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan ada 2 jenis :
a. Data Primer
66
Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu pihak-
pihak yang terdapat dalam perusahaan asuransi diantaranya: melibatkan
nasabah asuransi dan karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh berbagai sumber seperti surat kabar,
buku yang berkaitan, dan sumber lainnya
Teknik penulisan
Teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku panduan
skripsi UIN Syarif Hidayatullah tahun 2007.
Objek penelitian
Penulis mengambil objek penelitian pada perusahaan PT. Asuransi
Takaful Keluarga yang melibatkan karyawan dan nasabah PT. Asuransi
Takaful Keluarga.
Populasi dan sample
Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Ridwan, Populasi adalah wilayah
generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang yang menjadi kuantitas dan
karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sample adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti) yang diambil sebagai sumber data
5 Ridwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 7
67
dan dapat mewakili seluruh populasi.6 Dalam penelitian ini, sample
penelitiannya adalah nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga yang tersebar di
wilayah Jakarta, dan diambil sample sebanyak 30 orang, karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana.
Untuk menganalisis, penulis menggunakan Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian bila
anggota populasi dianggap homogen.7
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung
penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penyusunan skripsi ini adalah :
a. Study Keperpustakaan ( Library Research )
Pengumpulan data dari berbagai literatur yang ada seperti ; Buku sumber,
Dokumen Asuransi, makalah atau artikel serta tulisan yang berhubungan
dengan penelitian.
b. Study Lapangan ( field research )
6 Suharsini Arikunto, Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka cipta,
1998), h. 117 7 Ali Mauludi, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan sosial, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h. 31
68
Merupakan riset yang dilakukan secara langsung kepada perusahaan yang
menjadi objek penelitian, sehingga penulis mendapatkan data yang
diperlukan sebagai informasi yang bisa digunakan untuk menganalisa
permasalahan dalam penelitian instrumen yang dilakukan oleh penelitian
ini, melalui ;
1) Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada pihak yang terkait dengan
penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan.
2) Pengamatan (Observasi)
Melakukan observasi ke perusahaan untuk mengetahui kegiatan
perusahaan yang bersangkutan.
Metode Analisis Data
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini ;
a. Menggunakan persamaan regresi linear
Teknik analisis regresi linear adalah teknik analisis yang digunakan
untuk mencari pengaruh antara variabel X (penghasilan) dan variabel Y
(pilihan pembayaran premi) dimana digunakan pendekatan metode causal
atau sebab akibat. Dalam statistik fungsi persamaan tersebut seperti
dijabarkan sebagai berikut :
69
Χ+= baY
Dimana :
=Y Penghasilan
=Χ Pilihan pembayaran premi
=a Intersep ( pintasan ) bila mana X=0
=b Koefisien arah atau slope dari garis regresi dalam hal ini a
dan b disebut regresi Linear
b. Menggunakan koefisien korelasi
Teknik analisis koefisien korelasi adalah teknik menganalisis yang
digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara variabel X
(penghasilan) dan variabel Y (pilihan pembayaran premi) dimana
digunakan pendekatan metode produt moment. Dan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
( ) ( )( )( )( ) ( ) ( )( ) ( )[ ]2222 ∑∑∑∑
∑∑∑−−
−=
YYnXXn
YXXYnr
Arti dari koefisien korelasi (r) sebagai berikut;
1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau –1,00 < r < -0,90 Artinya: Hubungan yang
sangat kuat
2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau –0,90 < r < -0,70 Artinya: Hubungan yang
kuat
70
3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau –0,70 < r < -0,50 Artinya: Hubungan yang
moderat
4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau –0,50 < r < -0,30 Artinya: Hubungan yang
lemah
5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau –0,30 < r < -0,0 Artinya: Hubungan yang
sangat lemah8
c. Menggunakan uji koefisien determinasi
Uji koefisien Determinasi ditunjukan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variable independent (penghasilan) menjelaskan variable
dependen (pilihan pembayaran premi) dalam persentase. Dengan rumus
sebagai berikut:
%1002 XrKD =
Dimana:
KD = koefisien determinasi
=2r koefisien korelasi
d. Pengujian hipotesis dengan menggunakan t-Student
Dalam pengujian hipotesis kita akan menghadapi sekumpulan sample,
dan kesimpulan analisis sample tesebut akan kita tarik dalam kesimpulan
umum yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian, maka
sample yang kita ambil haruslah representatif untuk populasi (benar-benar
8 Boediono, Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 184-185
71
mewakili populasi). Setiap problem yang akan dipecahakan selalu
mengandung dua jawaban yaitu; menghadapi dua macam hipotesis.
Hipotesis yang akan kita hadapi adalah ;
1) 0H (Hipotesis nol) yang memprediksi bahwa independent variabel
(treatment) atau variabel bebas tidak mempunyai efek pada dependent
variabel atau variabel terikat dalam populasi. 0H juga memprediksi
tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.
2) 1H (Hipotesis alternative) yang memprediksi bahwa independent
variabel (treatment) atau variabel bebas mempunyai efek pada
dependent variabel dalam populasi. 1H juga memprediksi adanya
perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.
Jadi, untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan t-Student
adalah menyusun hipotesis matematis yang bentuknya sebagai berikut;
0:0 =βH
0:1 ≠βH
Hipotesis matematis di atas dapat di verbalkan menjadi;
0H : Rata-rata skor/nilai populasi pertama tidak berbeda secara
signifikan dengan rata-rata skor/nilai populasi ke dua.
72
1H : Rata-rata skor/nilai populasi pertama berbeda secara signifikan
dengan rata-rata skor/nilai populasi ke dua.9
Sistematika penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat secara garis besar mengenai
pokok yang dibahas guna mempermudah dalam memahami dan melihat
hubungan antara suatu bab dengan bab yang lain, adapun uraian dalam tiap bab
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan: Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan: Tinjauan umum tentang asuransi syari’ah yaitu;
pengertian asuransi syari’ah, prinsip-prinsip dasar asuransi syari’ah, hukum
asuransi menurut pendapat para ulama.
Tinjaun umum tentang penghasilan yaitu: Pengertian penghasilan,
penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah.
Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga
Tinjuan umum tentang premi yaitu: Pengertian premi, Mekanisme
pembayaran premi, unsur-unsur premi.
9 Agus Irianto, Statistik konsep dasar dan aplikasi,(Jakarta: Prenada, 2004), h. 97-99
73
Tinjauan umum tentang polis: pengertian polis, syarat-syarat umum polis
asuransi syari’ah, agar polis diterima dan dibeli nasabah.
Tinjauan umum tentang klaim yaitu: Pengertian klaim, Hak dan Kewajiban,
prosedur pengajuan klaim.
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Bab ini menguraikan: Sejarah singkat berdirinya PT. Asuransi Takaful
Keluarga, Visi, misi, struktur organisasi, produk-produk asuransi, prospek
dan perkembangan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGARUH PENGHASILAN
NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI
Bab ini menguraikan: Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful
Keluarga dalam merebut persaingan pasar. Mekanisme menjadi nasabah
asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga. Analisis persentase nasabah
yang tinggal di wilayah Jakarta berdasarkan tingkatannya: berdasarkan tingkat
pendidikan,berdasarkan tingkat pekerjaan, dan berdasarkan tingkat
penghasilan, Analisis pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan
pembayaran premi, Implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja
PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam menungkatkan pendapatan premi.
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
74
BAB II
LANDASAN TEORI
Tinjauan umum tentang Asuransi Syari’ah
Pengertian Asuransi Syari’ah
Kata Asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance,10 yang dalam bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa popular dan diadopsi dalam kamus besar
bahasa Indonesia dengan kata “pertanggungan“.11 Echols dan Syadilly
memaknai kata insurance dengan (a) Asuransi, dan (b) Jaminan.12 Dalam
bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (Asuransi) dan
Verzekering (pertanggungan)13
Menurut Wirjono Projodikoro Asuransi adalah “Suatu persetujuan dimana
pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, menerima sejumlah
uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan terjadi atau
diderita oleh yang dijamin, karena akibat suatu pristiwa yang belum jelas.”14
10 John M Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, ( Jakarta: Gramedia,
1990), h. 326. 11 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996 ), h. 63. 12 Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, h. 326. 13 Wirjono Projodikoro, Hukum Asuransi Di Indonesia, ( Jakarta: Pembimbing, 1958), h. 1 14 Ibid, h. 1
15
75
Menurut Abbas Salim Asuransi dipahami sebagai “Suatu kemauan untuk
menerapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai
(substitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.” 15
Menurut Ahmad Azhar Basyir Asuransi adalah “Suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung
dengan meneima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan, keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan terjadi karena suatu prestiwa yang tak tertentu.”16
Menurut R. Subekti dan R. Tjitrosudibio Dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, Asuransi adalah “Suatu perjanjian,
dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya, karena suatu peristiwa tak
tertentu.”17
Menurut Herman Darmawi Asuransi adalah “Dari sudut pandang
ekonomi, hokum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematika,
15 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000), h.
1 16 Ahmad Azhar Basyir, Takaful sebagai Alternatif Asuransi Islam, (Ulumul qur’an,
2/VII/96), h.15. 17 Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
kepailitan, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1994), cet.22, h. 74.
76
menyatakan bahwa Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang terdapat
kelima aspek tersebut.” 18
Menurut Faturraman Djamil Asuransi adalah “Suatu persetujuan dalam
mana pihak yang menanggung berjanji terhadap pihak yang tertanggung
untuk menerima sejumlah premi menganti kerugian yang mungkin akan
diderita oleh pihak yang ditanggung, sebagai akibat suatu peristiwa yang
belum terang terjadi.”19
Asuransi menurut UU RI Nomor 2 Tahun 1992 tentang perasuransian Bab
1 pasal 1 adalah “Asuransi adalah perjanjian abtara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi Asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggungjawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi Syari’ah
Prinsip dasar yang ada dalam asuransi Syari’ah tidaklah jauh berbeda
dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara
18 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001 ), Cet.3, h. 2.
19 Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, (Jakarta: Logos, 1995), h. 133.
77
komprehensip dan bersifat major, hal ini disebabkan karena asuransi syari’ah
merupakan turunan dari konsep ekonomika islami. Biasanya literature
ekonomika islami selalu melakukan penurunan nilai pada tataran konsep atau
institusi yang ada dalam lingkup kajiannya, seperti lembaga perbankan dan
perasuransian.
Begitu juga dengan Asuransi, harus dibangun di atas pondasi dan prinsip
dasar yang kuat serta kokoh. Dalam hal ini, prinsip dasar Asuransi Syari’ah
adalah ; 20
a. Tauhid (Unility)
Merupakan dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang ada dalam
Syari’ah Islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus
didasari pada nilai-nilai tauhidy. Artinya dalam setiap gerak langakah
serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan.
Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana
seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun
oleh nilai ketuhanan. Paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas
berasuransi ada semacam keyakinan di dalam hati bahwa Allah SWT
selalu mengawasi setiap gerak langkah manusia.
20 AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004),
cet. 1, h. 125-135.
78
Sebagaimana Allah SWT berfirman ;
☺
☺ ): الحديد(
Artinya: Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy[1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid:4)
b. Keadilan (Justice )
Terpenuhnya keadilan antara pihak-pihak yang terikat dengan akad
Asuransi. keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam
menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dengan perusahaan
Asuransi.
Pertama, nasabah Asuransi harus memastikan pada kondisi yang
mewajibkan untuk selalu membayar premi dalam jumlah tertentu kepada
perusahaan Asuransi dan mempunyai hak untuk mendapatkan sejumlah
dana santunan jika terjadi peristiwa kerugian. Kedua, perusahaan Asuransi
79
yang berfungsi sebagai lembaga pengelolah dana mempunyai kewajiban
membayar klaim kepada nasabah.21
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
⌧ ☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
⌧ ⌧ ☺ ): النساء(
Artinya: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. An-nissa’ 129)
c. Tolong – Menolong ( Ta’awun )
Seseorang yang masuk Asuransi, sejak awal harus mempunyai niat
dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban sesama anggota
yang pada suatu ketika mendapatakan musibah.
Praktek tolong menolong dalam Asuransi adalah unsur utama
pembentuk bisnis asuransi. Tanpa adanya unsur ini atau hanya semata-
mata untuk mengejar keuntungan bisnis berarti perusahaan asuransi itu
sudah kehilangan karekter utamanya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
21 A. Kashmir, Lembaga Keuangan non Bank, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2000 ), h. 5
80
⌧
)2: المائدة(Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah:2)
d. Kerja Sama (Cooperation )
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
adanya bantuan dari sesamanya. Sebagai apresiasi dari posisi dirinya
sebagai makhluk sosial, nilai kerja sama adalah suatu normal yang tidak
dapat ditawar lagi. Hanya dengan mewujudkan kerja sama antar sesama,
manusia baru dapat merealisasikan kedudukanya sebagai makhluk sosial.
Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad
yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara
anggota dan perusahaan asuransi. Dalam oprasionalnya, akad yang dipakai
dalam bisnis asuransi dapat memakai Musyarakah, mudharabah atas
lainnya.
e. Amanah ( trustworthy/ Al-amanah )
Dalam perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar
bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan
81
nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam bermuamalah dan melalui
auditor public.
Prinsip amanah juga harus dimiliki nasabah Asuransi, seorang yang
menjadi nasabah Asuransi berkewajiban menyampaikan informasi yang
benar berkaitan dengan pembayaran dana premi dan tidak memanipulasi
kerugian (Peril) yang menimpa dirinya. Jika seorang peserta asuransi
tidak memberikan informasi yang benar dan manipulasi data kerugian
yang menimpa dirinya, berarti nasabah tersebut telah menyalahi prinsip
amanah dan dan dapat dituntut secara hukum.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
⌧
☺
☺
⌧ ☺ ⌧
) : النساء( Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. A-nissa’ : 58)
f. Kerelaan ( Al-Ridho )
Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota
(Nasabah) Asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan
82
sejumlah dana premi yang disetorkan ke perusahaan Asuransi, yang
difungsikan sebagai dana tabarru’.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
⌧ )29: النساء( ☺
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ( QS. An-Nissa’: 29 )
g. Larangan Riba
Razi dalam kitabnya Tafsir kabir mengajukan beberapa alasan
mengenai pengharaman riba:22
1) Riba tak ada lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai
imbalan apapun.
2) Riba dilarang karena menghalangi manusia untuk terlibat dalam usaha
yang aktif.
3) Kontrak riba adalah media yang digunakan oleh orang kaya untuk
mengambil kelebihan dari modal.
4) Kontrak riba memunculkan hubungan yang tegang diantara manusia.
22 Fakhruddin Muhammad Ar-Razi, Tafsir Al-Kabir, ( Bulaq, 1872), h. 531.
83
5) Keharaman riba dibuktikan dalam ayat Al-qur’an, dan kita tidak perlu
mencari alasan-alasan.
h. Larangan Judi ( Maisir )
unsur maisir artinya adanya salah satu pihak yang untung namun
dilain pihak mengalami kerugian. Hal ini tampak jelas apabila pemegang
polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum masa
reversing periode. Biasanya tahun ke tiga maka yang bersangkutan tidak
akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian
kecil saja.
i. Larangan ketidakpastian (Gharar)
Gharar dalam bahasa adalah al-khida ‘ (penipuan) yaitu suatu
tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.
Menurut Syafi’i Antonio gharar dalam Asuransi ada dua yaitu:
1) Bentuk akad Syari’ah yang melandasi penutupan polis
2) Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan Syar’i penerimaan
uang klaim itu sendiri.
Hukum Asuransi menurut pendapat para ulama
Orang yang melibatkan diri ke dalam asuransi ini, adalah termaksud salah
satu ikhtiar untuk menghadapi masa depan dan masa tua. Namun karena
masalah Asuransi ini tidak ada dalam nash, maka masalahnya dipandang
sebagai masalah ijtihad, yaitu perbedaan pendapat tersebut harus dihargai.
84
Perbedaan pendapat itu terurai sebagai berikut:
a. Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, termasuk Asuransi
jiwa.
Pendapat ini dikemukakan oleh sayyid Sabiq, Abdullah Al-qalqili
(Mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil,
Al- Muth’I ( Mufti Mesir )23
Alasan-Alasan yang mereka kemukakan ialah:
1) Asuransi sama dengan Judi
2) Asuransi mengandung unsur tidak pasti
3) Asuransi mengandung riba
4) Asuransi pengandung pemerasan, karena pemegang polis, apabila
tidak biasa melanjutkan pembayaran preminya, dan hilang dari yang
sudah dibayarkan
5) Premi yang sudah dibayarkan akan diputar dalam praktek riba
6) Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai
7) Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya
mendahulukan takdir Allah SWT
b. Asuransi diperbolehkan dalam praktek seperti sekarang
Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abdullah Wahab Khallaf,
Mustafah Ahmad Zarqa (guru besar hukum Islam pada fakultas Syari’ah
23 M. Ali Hasan, Masail Fighiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), ed.1, cet.3. h. 60.
85
Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (guru besar hukum Islam
pada Uiversitas Cairo Mesir), dan Abdurrahman Isa (pengarang kitab
Al-Muamalah Al-Haditsah wa Ahkamuha).24
Alasan-Alasan yang mereka mengemukakan ialah:
1) Tidak ada nash Al-qur’an dan Al-Hadist yang melarang Asuransi
2) Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak
3) Saling menguntungkan kedua belah pihak
4) Asuransi dapat menanggung kepentingan umum
5) Asuransi termasuk akad Mudharabah
6) Asuransi termasuk koperasi
7) Asuransi dianalogikan dengan sistem pensiunan
c. Asuransi yang bersifat sosial diperbolehkan dan yang bersifat komersial
diharamkan
Pendapat ketiga ini dianut oleh Muhammad Abu Zahrah (guru besar
Hukum Islam Universitas Cairo)25
Alasannya yaitu; sama dengan kelompok pertama dalam Asuransi yang
bersifat komersial (haram) dan sama pendapat yang ke dua dalam
Asuransi yang bersifat sosial (boleh)
24 Ibid, h. 61 25 Ibid, h. 62
86
Alasan golongan yang mengatakan Asuransi Syubhat adalah karena
tidak ada dalil yang tegas menjelaskan haram atau tidak haramnya
Asuransi itu.
Tinjauan umum tentang penghasilan
1. Pengertian penghasilan
Penghasilan adalah suatu bentuk penerimaan sejumlah uang yang diterima
oleh seseorang karena tenaga dan hasil dari pekerjaannya.26
2. Penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah
Bila saja tenaga merupakan faktor utama dalam proses produksi, maka
selayaknya mereka memperoleh imbalan nilai lebih yang profesional
melalui pendekatan yang manusiawi. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
merupakan sistem dasar penghasilan, baru setelah itu dikombinasikan
dengan yang lainnya.
Sebagai mana Allah SWT berfirman:
☺
⌧ ☺ )8: فصالت( Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya". (Q.S. Fushshilat:8) Dari ayat di atas, terlihat bahwa penghasilan hendaknya profesional,
sesuai dengan kadar kerja dalam proses produktif dan dilarang adanya
26 Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, (Yogjakarta: PPMI,
2000), h. 34
87
eksproitasi. Karena itu, aspek normatif perlu dijabarkan dalam bentuknya
yang konkrit.27
Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga
Berasuransi bagi keluarga berarti memiliki cadangan guna berjaga-jaga, jika
dalam perjalanan hidup terjadi suatu musibah yang membuat penghasilan utama
hilang. Misalnya akibat kematian dini. Cadangan ini dapat menyelamatkan
keluarga dari suatu malapetaka ekonomi. Dengan adanya manfaat asuransi,
kelangsungan penghasilan keluarga sebagai pencari nafkah tetap tejamin, uang
untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan si anak tersedia.
Pastilah keluarga yang mengalami peristiwa seperti ini akan merasakan manfaat
berasuransi.28
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
) : الحشر( ☺ ☺
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Tinjauan umum tentang premi
27 Ibid, h. 34-35 28 M. Arief Fuad Usman Security for life, hidup lebih nyaman dengan berasuransi, h. 2
88
Pengertian premi
Premi (premium) adalah suatu jumlah uang yang harus dibayarkan oleh
tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan atas kesanggupan
penanggung untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang mungkin akan
diderita tertanggung karena suatu peristiwa yang diperjanjikan.29
Premi merupakan unsur terpenting dalam perjanjian pertanggungan pada
umumnya, karena pembayaran premi mempunyai arti sebagai perwujudan
pelaksanaan salah satu kewajiban yang timbul akibat terjadinya kesepakatan
perjanjian asuransi. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
pembayaran premi ini merupakan kewajiban utama bagi tertanggung. Tanpa
pembayaran premi tertanggung tidak akan dapat memperoleh hak atas ganti
rugi yang terjadi dan hal ini sesuai dengan motto yang menyatakan
“no premium-no insurance.”
Premi biasanya dinyatakan dengan persentase dari jumlah pertanggungan
yang menggambarkan penilaian penanggung terhadap risiko yang
ditanggungnya. Ketentuan mengenai premi dan seluk beluknya banyak diatur
dalam UU no. 2 tahun 1992, peraturan pemerintah No. 73 tahun 1992 dan
keputusan-keputusan menteri keuangan No. 225/KMK 017/ 1993 dalam
rangkah pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan asuransi.
Secara garis besar ketentuan mengenai seluk beluk premi tersebut adalah
sebagai berikut:
29 Darmawi, Manajemen Asuransi, h. 4
89
Bahwa premi harus ditetapkan pada tingkat mencukupi, tidak berlebihan, dan
tidak ditetapkan secara diskriminatif. Artinya, premi yang ditetapkan tidak
terlalu rendah sehingga nantinya perusahaan asuransi akan mampu
membayar ganti kerugian. Tidak berlebihan artinya tidak telalu tinggi
sehingga tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis
asuransi yang bersangkutan. Dan premi juga tidak boleh ditetapkan secara
diskriminatif artinya pengenaan premi yang berbeda pada jenis dan risiko
penutupan yang sama.
Penetapan tingkat premi asuransi harus berdasarkan pada perhitungan analisis
risiko yang sehat (mencari keseimbangan berdasarkan statistik)
Premi yang diakumulasi oleh suatu perusahaan asuransi dipakai sebagai dasar
menghitung persyaratan hutang (solvabilitas) bagi perusahaan asuransi
juga menggunakan sebagai dasar pengawasan pemerintah terhadap
perusahaan asuransi yang bersangkutan.30
Mekanisme pembayaran premi
Premi yang dibayar oleh nasabah asuransi tergantung sifat kontrak yang
telah dibuat antara perusahaan asuransi dengan tertanggung sebagai berikut:
premi meningkat (Natural premium-Increasing premium)
pembayaran premi disisni makin lama makin bertambah besar, pada
waktu tahun-tahun permulaan premi asuransi yang dibayar rendah, tetapi
setelah itu makin lama makin bertambah tinggi dari tahun ke tahun.
30 Suhawan, Asuransi, (Bandung: CV. Armiko, 1999), h. 67
90
Pembayaran premi meningkat setiap tahun oleh karena:
1) umur pemegang polis bertambah lama bertambah naik (tua) berarti
risiko meningkat pula.
2) Kemungkinan terjadi risiko meningal dunia lebih cepat.
Premi merata (level premium)
Pada level premium besarnya premi yang dilunasi oleh pemegang
polis untuk setiap tahunnya sama besar. Sesungguhnya pada tahun-tahun
berikutnya pembayaran premi lebih rendah bila kita bandingkan dengan
increasing premium.31
Biasanya premi itu dibayar dimuka secara tunai, tetapi bila
pertanggungan itu akan berlaku lama, maka pembayaran premi itu dapat
diperjanjikan secara angsuran. Apabila penutupan perjanjian asuransi itu
dilakukan dengan perantara makelar, maka penanggung dapat membebani
makelar itu untuk membayar premi, dan selanjutnya makelar dapat
menagih uang premi itu kepada tertanggung.32
Premi juga dapat dibayar secara tunai, dengan cek ataupun transfer
melalui bank atau melalui agen dan dapat langsung ke perusahaan
asuransi. Premi juga dapat dibayar di tempat lain yang ditentukan oleh
perusahaan asuransi..
31 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada,
2003), ed. 2, h. 30-31 32 Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 51
91
Unsur-unsur premi syari’ah
ada tiga unsur utama yang menentukan perhitungan premi asuransi
syari’ah yaitu:
Tabel mortalita
Daftar table kematian berguna untuk mengetahui besarnya klaim.
Kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian, serta
meramalkan beberapa lama batas waktu (umur) rata-rata seorang biasa
hidup.
Ada beberapa macam mortalita table yang biasa digunakan, yaitu:
1) General of mortality tables (table yang didasarkan pada statistik
penduduk)
2) Basic motality tables (table yang didasarkan pada pengalaman masa
lampau untuk melihat berapa besar kematian tahun-tahun sebelumnya)
3) Salect mortality tables (table yang didasarkan dengan melukiskan
tingkat kematian tahun-tahun terakhir diantara satu kelompok)
4) Ultimate mortality tables (dalam penggunaan mortality tables ada
standar yang dipakai untuk menghitung jumlah kematian tersebut)
misalnya; Commissioners 1941 standard ordinary mortalita tables
(CSO 1941)33
Table mortalita CSO terdiri dari lima kolom, sebagai berikut:
33 M. Syakir Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, (Jakarta: gema insani,
2004), h. 312-313
92
a) Kolom umur, dari umur 0 sampai umur 99 tahun
b) Jumlah yang hidup untuk masing-masing tingkat umur.
c) Jumlah yang mati untuk masing-masing tingkat umur
d) Tingkat kematian per 1000 orang
e) Harapan hidup dinyatakan dalam satuan tahun untuk masing-masing
tingkat umur.34
Investasi dana
Salah satu ciri lain yang sangat prinsip dari sudut pandang syari’ah
islam dalam asuransi syari’ah adalah investasi dana-dana yang terkumpul
dari peserta hanya dibenarkan melalui instrument yang menggunakan akad
yang sesuai dengan syari’at islam. Islam mengajarkan agar berusaha
hanya mengambil yang halal lagi baik. Karena Allah SWT telah
memerintahkan kepada seluruh manusia, bukan hanya untuk orang-orang
yang beriman dan muslim saja, agar mengambil segala sesuatu yang halal
lagi baik, dan tidak mengikuti langkah-langkah setan.
Oleh karena itu, asuransi syari’ah dalam menginvestasikan dananya
hanya kepada bank-bank syari’ah, BPRS, Obligasi syari’ah, pasar modal
syari’ah, leasing syari’ah, pegadaian syari’ah serta instrument bisnis
lainnya dengan tetap menggunakan akad-akad yang dibenarkan oleh
syari’ah islam. Ketika asuransi syari’ah melakukan investasi secara direct
34 Darmawi, Manajemen Asuransi, h. 89
93
“langsung’ sesuai persentase yang dibenarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah, maka itupun harus menggunakan sistem bagi hasil
atau sistem lainnya yang ada dalam akad perniagaan yang islami.35 Yang
dimaksud sistem lainnya yaitu sistem yang sesuai dengan SK DJLK
mengenai jenis-jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi dengan sistem :
1. Deposito dan sertifikat deposito syari’ah
2. Sertifikat wadi’ah Bank Indonesia
3. Saham syari’ah yang tercatat di bursa efek
4. Obligasi syari’ah yang tercatat di bursa efek
5. Surat berharga syari’ah yang diterbitkan atau dijamin pemerintah
6. Penyertaan langsung syari’ah
7. Unit penyertaan reksadana syari’ah
8. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi
9. Pembiayaan kepemilikan tanah atau bangunan, kendaraan bermotor,
dan bagi modal dengan skema murabahah
10. pembayaran modal kerja dengan skema mudharabah
11. pinjaman polis36
Pembebanan biaya oprasional (Loading)
35 Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 306 36 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, h. 155
94
Dalam penghitungan premi dasar (net premium) biaya-biaya
operasional perusahaan asuransi itu dibebankan ke dalam premi. Alokasi
biaya operasional dalam premi disebut loading. Premi dasar yang sudah
ditambah dengan loading disebut premi brutto (gross premium).37
Unsur premi pada asuransi syari’ah terdiri dari unsur tabarru’ dan
tabungan (untuk asuransi jiwa) dan unsur tabarru’ saja (untuk asuransi
kerugian dan term insurance pada life). Unsur tabarru’ pada asuransi
jiwa, perhitungannya didasarkan pada table mortalita (tingkat kematian),
yang besarnya tergantung usia dan masa perjanjian. Semakin tinggi usia
dan semakin besar pula nilai tabarru’nya. Besarnya premi asuransi jiwa
yang pada asuransi syari’ah terdiri dari premi tabarru’, premi tabungan
dan biaya. Sedangkan, besarnya tabarru’ pada asuransi kerugian merujuk
ke rate standar yang dibuat oleh aktuaris perusahaan asuransi.
Premi (tabarru’) pada asuransi syari’ah disebut juga net premium
karena hanya terdiri dari mortalitas (harapan hidup), dan di dalamnya
tidak terdapat unsur loading (komisi agen, biaya administrasi dan lain-
lain) juga tidak termasuk unsur bunga sebagaimana asuransi
konvensional.38
Disinilah keunggulan asuransi syari’ah, karena tidak mengandung
unsur bunga, yang telah ditentukan di awal pembutan produk. Misalnya 9
37 Ibid, h. 92 38 Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 311
95
%. Sehingga, tidak akan terjadi “salah kalkulasi” karena bunga SBI, bunga
deposito, atau bunga kredit turun, yang bisa mengakibatkan perusahaan
asuransi merugi, karena selisih antara bunga teknik dan bunga di market
sangat tipis, dan tidak cukup untuk menutupi biaya-biaya operasional.
Sementara itu pada asuransi syari’ah, hal ini tidak akan terjadi karena
premi pada asuransi syari’ah tidak terdapat unsur bunga. Tetapi, yang
terjadi salah perhitungan bagi hasil, jika menggunakan akad mudharabah
di akhir masa perjanjian berdasarkan realitas bisnis yang terjadi.39
Tinjauan umum tentang polis
1. Pengertian polis
Polis asuransi adalah surat yang dikeluarkan oleh penanggung ataun
perusahaan asuransi sebagai bukti bahwa seseorang atau suatu yang
dikelurkan perusahaan atau suatu badan hukum telah menutup pertanggungan
dengan perusahaan asuransi.40
2. Syarat-syarat umum polis asuransi syari’ah
Sesuai dengan peraturan pasal 255 KUHD, asuransi jiwa harus diadakan
secara tertulis dengan bentuk akte yang disebut polis asuransi menurut pasal
204 KUHP polis asuransi memuat sebagai berikut:
a. Tanggal diadakan
39 Ibid, h. 312 40 Kansil, Crestine kansil, Pokok-pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta:
Sinar Grafika,2002), h. 180
96
Dalam polis harus dicantumkan tanggal diadakan asuransi. Hal ini
penting untuk mengetahui kapan asuransi itu dimulai berjalan dan dapat
diketahui pula sejak tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang
wajib membayar premi dan berhak menerima manfaat, apabila dalam
masa asuransi terjadi risiko meninggal atau tertanggung selamat dalam
jangka waktu berlakunya asuransi berakhir. Maka tertanggung berhak
menerima sejumlah uang santunan atau manfaat awal dari perusahaan
asuransi. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi dikenal ahli waris.
Yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dari
perusahaan asuransi. Karena ditunjuk oleh tertanggung sebagai ahli waris
dan tercantumdalam polis ahli waris berkedudukan sebagai pihak ke tiga
yang berkepentingan.
c. Orang yang jiwanya diasuransikan
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu
kesatuan jiwa tanpa badan tidak ada artinya. Dan sebaliknya, badan tanpa
jiwa tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi. Jiwa seseorang
merupakan objek asuransi yang tidak berwujud yang hanya dapat dikenal
melalui badanya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang
diasuransikan. Baik sebagai pihak tertanggung maupun sebagai pihak
97
ketiga yang berkepentingan, namanya itu harus tercantum dalam polis
asuransi,
d. Saat mulai dan berakhirnya masa pertanggunggan
Saat mulai dan berakhirnya masa pertanggunggan merupakan jangka
waktu berlakunya asuransi, artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi
beban perusahaan asuransi. Misalnya: mulai tanggal 12 September 1995
sampai 12 September 2005. apabila dalam jangka waktu itu terjadi risiko,
maka perusahaan asuransi berkewajiban membayar santunan kepada
tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai ahli waris.
e. Manfaat awal (MA)
Manfaat awal adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada
saat diadakan perjanjian asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib
dibayar oleh perusahaan asuransi kepada ahli waris dalam hal terjadi
risiko atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal ini
berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi risiko.
f. Premi asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh
pemegang polis kepada perusahaan asuransi dan jangka waktu tertentu,
biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung. Besarnya jumlah
98
premi asuransi bergantung pada manfaat awal yang disetujui oleh
pemegang polis pada saat diadakan perjanjian asuransi.41
3. Agar polis diterima dan dibeli peserta
Agar polis dapat diterima dibeli peserta, polis harus memenuhi tiga syarat
adalah:42
a. Polis harus menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhan pembeli
b. Premi yang ditetapkan oleh polis harus dalam batas kemampuan keuangan
pembeli
c. Premi yang dibebankan untuk asuransi harus bersaing dengan pasar
Tinjauan umm tentang klaim
Pengertian klaim
Menurut Dewan Syari’ah Nasional Majlis Ulama Indonesia, klaim adalah
hak nasabah asuransi yang wajib dibayarkan atau diberikan oleh perusahaan
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
Klaim adalah suatu pemberian kompensasi keuangan (financial
Compensation) kepada tertanggung atas kerugan, kerusakan, kehilangan
keuntungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ke-3 yang telah
diderita tertanggung, klaim dilakukan kedua belah pihak yaitu perusahaan
asuransi. Pihak nasabah meminta haknya, dalam hal ini, pembayaran sesuai
41 M. Abdul Khadir, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002),
h. 196 42 Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 198
99
dengan yang dijanjikan jika terjadi kerugian financial dan pihak perusahaan
asuransi melaksanakan kewajiban untuk membayarkan klaim kepada nasabah
yang mengalami kerugian.43
Klaim adalah Aplikasi oleh nasabah untuk memperoleh pertanggungan
atas kerugian yang tersedia berdasarkan perjanjian. Sedangkan klaim adalah
proses yang mana nasabah asuransi dapat memperoleh hak-hak berdasarkan
perjanjian tersebut dihormati sepenuhnya sebagaimana yang seharusnya. Oleh
karena itu, penting bagi pengelolah asuransi syari’ah untuk mengatasi klaim
secara efisien.
Pada semua perusahaan asuransi yang berdasarkan konsep takaful,
sebenarnya tidak ada alasan untuk memperlambat klaim yang diajukan
tertanggung. Tindakan memperlambat itu tidak boleh dilakukan. Karena klaim
adalah suatu proses yang telah diantisipasi sejak awal oleh semua perusahaan
asuransi. Disamping itu, yang lebih penting lagi bahwa klaim adalah hak
nasabah asuransi dan dananya diambil dari dana tabarru’.44
Hak dan kewajiban
a. Hak dan kewajiban tertanggung
Merupakan ketentuan polis bahwa pihak yang mengajukan klaim
haruslah mempunyai kepentingan atas barang yang diasuransikan, yang
43 Rasmita Ramli, Manajemen Klaim, (Depok: UI, 1999), h. 1 44 Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 259-260
100
harus dibuktikan dengan bukti otentik yang merupakan salah satu dari
dokumen klaim, antara lain:
Hak tertanggung:
1) Menuntut agar polis ditanda tangani oleh penanggung
2) Menuntut agar polis diserahkan oleh penanggung
3) Meminta ganti rugi kepada penanggung apabila penanggung lalai
hingga menimbulkan kepada tertanggung.
4) Meminta ganti rugi kepada penanggung apabila terjadi suatu peristiwa
seperti yang tercantum dalam polis.
Kewajiban tertanggung adalah:
1) Bila terjadi kerugian yang dijamin oleh polis, tertanggng segera
memberitahukan kepada penanggung, kemudian mengajukan klaim
yang dilengkapi dokumen pendukung klaim.
2) Memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai
objek yang diasuransikan.
3) Memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa
yang menimpa objek yang diasuransikan.
b. Hak dan kewajiban penanggung
1) Menuntut pembayaran klaim kepada tertanggung yang berkaitan objek
yang diasuransikan.
101
2) Membatalkan asuransi jika keterangan yang diberikan tidak benar atau
kurang lengkap dengan kewajiban mengembalikan kepada
penanggung polis.
3) Menanda tangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung.45
Prosedur pengajuan klaim
Adapun prosedur pengajuan klaim sebagai berikut:46
Pemberitahuan klaim
Setelah peristiwa yang sekiranya akan membawa tertanggung
menderita kerugian, tertanggung atau wakil segera memberitahukan
kepada penanggung, laporan lisan harus dipertegas dengan laporan
tertulis.
Bukti klaim kerugian
Nasabah asuransi yang mendapat musibah diminta menyediakan fakta-
fakta yang utuh dan bukti-bukti kerugian, baik dengan penyerahan klaim
tertulis dengan melengkapi lembaran kalim maupun dokumen yang
mendukung.
Penyelidikan
Setelah laporan dilampirkan dengan dokumen pendukung diterima
penanggung, dianalisa administrasi. Misalnya, mengenai premi sudah
45 M. Suparma Sastrawidja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Berharga, (Bandung:
Alumni, 1997), h. 21 46 Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 261-262
102
dibayar atau belum. Kemudian survay ke lapangan atau menunjukan
independen adjuster, jika hal itu diperlukan.
Jika klaim ditolak, penanggung akan segera menyampaikan surat
penolakan atas klaim yang diajukan tertanggung. Dan sebaliknya, jika
klaim secara teknis dijamin polis, penanggung akan segera menghubungi
tertanggung mengenai kesepakatan bentuk dan nilai pengantian yang akan
diberikan kepada tertanggung. Semua respondensi akan dilakukan secara
tertulis antara penanggung dengan tertanggung.
Penyelesaian
Setelah terjadinya kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai
peraturan perundangan yang berlaku, diisyaratkan bahwa pembayaran
klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan.
103
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. Sejarah Berdiri
Sebagai pelopor asuransi syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani
masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, selama lebih
dari satu dasawarsa, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful
Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum
Syariah).
PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994 atas
prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori
oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa,
Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen
Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui kedua anak
perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum,
Perusahaan telah memberikan jasa perlindungan asuransi yang menerapkan prinsip-
prinsip murni syariah pertama di Indonesia.
PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah
didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang
ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Diikuti
dengan pendirian anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum Syariah
44
104
yaitu PT Asuransi Takaful Umum, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT
Prof. Dr. B.J. Habibie pada 2 Juni 1995.
Di tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil menyatukan
fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga
lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga diikuti dengan peresmian
kantor pusat, Graha Takaful Indonesia di Mampang Prapatan, Jakarta pada Desember
2004. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan
ruang kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan
keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh
Indonesia menjelang tahun 2011.
2. Misi
PT Asuransi Takaful bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik
dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan
menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional,
adil, tulus dan amanah.
105
46
106
D. Macam-macam Produk Asuransi Takaful
1. Layanan Individual
a. Takafulink
Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai Syariah yang disediakan PT
Asuransi Takaful Keluarga. Program ini menawarkan hasil investasi yang
optimal dengan pilihan sesuai preferensi Anda.
Ada 3 bagian yang ada pada produk Takafulink :
1) Takaful Istiqomah : Investasi di pendapatan tetap
2) Takaful Mizan : Investasi pada pendapatan tetap 80 % dan saham
20 %
3) Takaful Alia : PT Asuransi Takaful Keluarga mempersembahkan
Takafulink Alia bagi anda yang menginginkan hasil investasi optimal
dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah.
b. Takaful Falah
Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus
bagi Peserta yang menginginkan Manfaat Asuransi secara menyeluruh, ketika
Peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan;
Cacat Tetap Total karena Sakit atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena
Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat inap di Rumah Sakit
dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit
kritis.Peserta juga berkesempatan mendapatkan Nilai Tunai Polis ketika
kepesertaan berakhir.
107
c. Takaful Dana Investasi
Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana
ibadah haji.
d. Takaful Dana Haji
Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana
ibadah haji.
e. Takaful Kecelakaan Diri
Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli
warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya
perawatan akibat kecelakaan
f. Takaful Wakaf
Program Takaful bagi yang merencanakan pengumpulan dana sebagai dana
wakaf.
g. Fulnadi
Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud menyediakan dana
pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putrinya sampai
sarjana.
2. Grup / Kumpulan
a. Takaful Al Khairat
Program Takaful Al-Khairat adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan
yang diperuntukkan kepada ahliwarisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan
meninggal dalam masa perjanjian.
108
b. Takaful Kecelakaan Diri
Program Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan adalah suatu bentuk
perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan, organisasi atau
perkumpulan yang bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan/anggota
apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian.
c. Takaful Kecelakaan Siswa
Program Takaful Kecelakaan Siswa adalah suatu bentuk perlindungan
kumpulan yang ditujukan kepada Sekolah/Perguruan Tinggi atau Lembaga
Pendidikan Non Formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada
siswa/mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan
yang mengakibatkan cacat tetap total maupun sebagian atau meninggal.
d. Takaful Wisata & Perjalanan
Program Takaful Wisata & Perjalanan adalah program yang diperuntukkan
bagi Biro Perjalanan dan Wisata/Travel yang berkeinginan memberikan
perlindungan kepada pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan
yang mengakibatkan cacat tetap total, sebagian atau meninggal selama wisata
maupun perjalanan dalam dan luar negeri.
3. Bancasurance atau Takaful Pembiayaan
109
Program Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang
memberikan Manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan hutang apabila yang
bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.
4. Takaful Kesehatan
a. FulMedicare
Adalah Program Asuransi Kesehatan yang memberikan manfaat pelayanan
kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena resiko penyakit atau
kecelakaan.
b. Takaful Family Care
Program Takaful Kesehatan Kumpulan untuk karyawan beserta keluarga
Anda tercinta.
E. Prospek dan perkembangan
Pada 3 tahun terakhir terdapat pertumbuhan produkvitas PT. Asuransi takaful
keluarga di Jakarta rata-rata 50% s/d 150% terutama di tahun 2007 yang mencapai
pertumbuhan 150% dari tahun sebelumnya.
110
: BAB IV
ANALISIS PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN
PEMBAYARAN PREMI
F. Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut
persaingan pasar
1. Segmentasi penentuan pasar, dan positioning PT. Asuransi Takaful
Keluarga
Selain potensi pasar yang lebih besar bagi pengembang jasa asuransi. Maka
untuk melihat prospek pasar bagi PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat
dikemukakan oleh faktor-faktor yang sesungguhnya dapat mempengaruhi
permintaan terhadap jasa asuransi.
Faktor yang mempergaruhi permintaan terhadap asuransi adalah
indogenous dan exogenous. Faktor indegenous termasuk kemakmuran
(wealth), tingkat penghasilan (level of income), life style, state, custom and
tradition. Bahkan religious belief. Kekuatan masing-masing faktor tersebut
dalam mendukung keputusan seseorang untuk ikut serta berasuransi sangat
relatif dan tergantung pada lingkungan (locality), keadaan (environment) di
sekitarnya. Namun demikian, tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesadaran
akan kebutuhan jasmani maupun rohani masyarakat pada umumnya sudah
berkembang. Di harapkan dapat memicu meningkatnya permintaan terhadap
jasa asuransi yang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi dan religi mereka.
51
111
Sedangkan faktor exogenous, yang merupakan faktor dari luar, tetapi dapat
mendorong terjadinya permintaan. Faktor tersebut antara lain: produk asuransi
PT. Asuransi Takaful Keluarga itu sendiri, mulai dari bentuk dan kemasan
penutupan, tingkat suku premi, dan hal-hal yang spesifik dan menarik lainnya.
Faktor lain misalnya: peraturan pemerintah, perpajakan atau ketentuan lain
yang dapat mendorong seseorang mau ikut serta berasuransi.
Berdasarkan uraian di atas, segmentasi pasar, asuransi yang berbasis
syari’ah secara umum di dasarkan pada ciri demografi, seperti muslim, status
sosial dengan penghasilan yang tinggi, posisi kerja yang baik, dan target pasar
yang ingin dicapai. Namun, ditengah derasnya arus persaingan global dalam
industri asuransi khususnya asuransi jiwa. Maka PT. Asuransi Takaful
Keluarga tidak hanya menetapkan segmentasi dan target pasar pada sisi
emosional keagamaan saja. Akan tetapi juga mengutamakan propesionalitas
dan pelayanan nasabah yang memuaskan.
PT. Asuransi Takaful Keluarga juga mempromosikan perbedaan yang akan
menarik bagi pasar sebagai sasarannya. Positioning yang ditawarkan adalah
PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagai lembaga keuangan yang memberikan
pelayanan yang terbaik, amanah dan professional, serta didasarkan dengan
prinsip-prinsip syari’ah. 47
47 M. Rezaluddin, Branch Manager Ka. Cab. Cempaka Mas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 23
Januari 2008.
112
2. Strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut
persaingan pasar
PT. Asuransi Takaful Keluarga perlu melakukan kebijakan dalam
menghimpun dana nasabah asuransi yang bersifat umum. Namun demikian,
setiap usaha asuransi di dalam memasarkan produknya, yang bertujuan untuk
meningkatkan sumber dana dengan menargetkan sejumlah nasabah maupun
calon nasabah potensial sesuai dengan apa yang telah direncanakan,
merupakan bagian dari strategi pemasaran salah satu yang paling mendasar dan
sangat diperlukan dalam strategi. Pemasaran adalah bagaimana cara dan upaya
untuk mempertahankan maupun meningkatkan volume pertumbuhan nasabah
untuk tetap loyal menjadi nasabah asuransi.
Dalam rangka menarik nasabah, PT. Asuransi Takaful Keluarga
menggunakan strategi pemasaran operasional proaktif. Dalam menjalankan
strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga terlebih dahulu mengamati,
mengantisipasi, dan mengevaluasi terhadap objek-objek pemasaran, personil
pemasaran, serta lingkungan pemasaran. Maka, PT. Asuransi Takaful Keluarga
memusatkan strategi pemasaran pada peningkatan pelayanan dan inovasi serta
kualitas produk melalui sumber daya manusia yang profesional guna
memaksimalkan pelayanan terhadap calon nasabah yang pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.48
48 Ibid
113
Selain strategi yang telah terencanakan, PT. Asuransi Takaful Keluarga
juga memperhatikan bagaimana seorang marketing bertemu calon nasabah,
antara lain:
1. Membuat janji dengan calon nasabah untuk bertemu
2. Bila bertemu calon nasabah mengucapkan salam dengan penampilan
yang rapih, menarik dan sopan.
3. Memperkenalkan diri dan perusahaan asuransi
4. Menawarkan dan mempersentasikan produk asuransi dengan jelas,
transparan dan tidak menutup-nutupi kekurangan produk tersebut dan
tidak terlalu over promosi
5. Bila calon nasabah tidak membeli produk asuransi. Maka tetap bersikap
ramah, sopan, dan mengucapkan terima kasih atas kesedian waktu yang
telah diberikan
6. Bila berpisah dengan calon nasabah mengucapkan salam perpisahan.49
PT. Asuransi Takaful Keluarga memiliki loyalitas terhadap nasabahnya,
agar nasabahnya tetap berasuransi dan dapat menginformasikan kepada
masyarakat tentang pelayanan yang telah diberikannya. Adapun bentuk
loyalitas PT. Asuransi Takaful Keluarga kepada nasabahnya, sebagai berikut:
5. Kirim pesan via SMS kepada nasabah untuk menjalin silaturrahmi
6. Memberikan bulletin 3 bulan sekali kepada nasabah
49 Ibid
114
7. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam laoncing produk
asuransi baru
8. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam festival atau
pameran tentang asuransi (pada tahun 2007 di JCC)50
Adapun Produk asuransi yang diminati nasabah berdasarkan urutan
terendah sampai tertinggi, sebagai berikut:
1. Takaful dana pendidikan
2. Takafulink Mizan
3. Takafulink Alia
4. Takafulink istiqamah
PT. Asuransi Takaful Keluarga menerbitkan produk terbaru yang berbasis
unit link dengan protek sedikit. Salah satunya Takafulink Mizan,Takafulink
Alia, dan Takafulink istiqamah. Adapun perbedaan takafulink tersebut sebagai
berikut:
9. Takafulink Mizan adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana
dananya ditempatkan disaham 80% sedangkan deposito dan obligasi
20%
10. Takafulink Alia adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana
dananya ditempatkan disaham 20% sedangkan deposito dan obligasi
80%
50 Ibid
115
11. Takafulink istiqamah adalah asuransi yang berbasis investasi, yang
mana dananya ditempatkan di deposito dan obligasi 100%.51
G. Mekanisme menjadi nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga
PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam mencari calon nasabah asuransi
memiliki mekanisme dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon nasabah,
sebagai berikut:52
6. Merketing menawarkan produk asuransi kepada calon nasabah dengan
menguraikan illustrasi (gambaran) yang dibutuhkan nasabah dengan
menjelaskan manfaat produk tersebut.
7. Bila calon nasabah berminat ikut serta dalam produk asuransi, maka calon
nasabah wajib mengisi aplikasi atau Formulir Takaful Keluarga. Adapun
isi aplikasi atau Formulir Takaful Keluarga sebagai berikut:
a. Data pribadi
b. Pekerjaan dan penghasilan
c. Alamat
d. Data kepesertaan
e. Keterangan sehat calon peserta
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Keterangan tambahan
51 Ibid 52 Muchtar Ginting, Divisi Teknik, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Januari 2008.
116
h. Ahli waris
i. Pernyataan peserta dan petugas
j. Akad
8. Calon nasabah melampirkan pas photo dan identitas diri KTP, SIM, atau
passport
9. Bukti pembayaran premi pertama diserahkan ke kantor pemasaran,
kemudian data di input, di otorisasi, dan diseleksi risiko oleh kantor
pusat.
10. Keputusan
a. diterima
b. diterima dengan syarat mengecek ulang kesehatan secara medis dan
menambah dana tabarru’nya
c. ditolak (Bila nasabah telah membayar premi pertama maka
dikembalikan dengan utuh)
Adapun lama polis asuransi diterima nasabah normalnya 7 hari
sampai dengan 10 hari.
Setelah nasabah menjadi nasabah asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga,
nasabah akan membayar premi asuransi baik perbulan, triwulan, semesteran,
maupun tahunan kepada perusahaan. PT. Asuransi Takaful Keluarga juga
menyadiakan cara pembayaran premi asuransi dengan sistem bola jemput, sistem
transfer, maupun sistem nasbah dating langsung ke perusahaan. Akan tetapi, yang
117
banyak dilakukan nasabah asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga berdasarkan
persentasenya, sebagai berikut:53
1. Nasabah asuransi dapat melakukan pembayaran sistem bola jemput yang
sering dilakukan nasabah sebanyak 15%
2. Nasabah asuransi dapat melakukan pembayaran sistem transfer yang sering
dilakukan nasabah asuransi sebanyak 50%
3. Nasabah asuransi dapat melakukan pembayaran sistem nasabah datang ke
perusahaan sebanyak 35% terutama dikantor cabang
Akan tetapi, tidak semua nasabah membayar premi sesuai ketentuan yang telah
disepakati dari awal. Maka, PT.Asuransi Takaful Keluarga akan berusaha
melakukan pemulihan pembayar premi nasabah yang nunggak (belum membayar
ansuran asuransi), dengan cara;54
4. PT.Asuransi Takaful Keluarga akan memberikan surat pemberitahuan
kepada nasabah mengenai tunggakkan
5. Bila surat pemberitahuan pertama tidak ada respon. Maka PT. Asuransi
Takaful Keluarga akan memberi surat lagi maksimal 3 kali
6. Bila surat pemberitahuan ketiga tidak ada respon. Maka PT.Asuransi
Takaful Keluarga akan mengalihkan produknya ke produk Al-khairat. Dan
jika nasabah tidak ingin meneruskan programnya dana yang telah
53 Ibid 54 Ibid
118
disetorkan ke PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat diambil setelah
dikurangi biaya-biaya oprasional
H. Analisis persentase nasabah asuransi yang tinggal di wilayah Jakarta
berdasarkan tingkatannya
Berdasarkan data yang diperoleh dari nasabah asuransi pada PT. Asuransi
Takaful Keluarga. Maka penulis menganalisis persentase nasabah asuransi yang
tinggal di wilayah Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan, dan
tingkat penghasilan.
Table. 4.1 Data nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga
Nasabah
Pendidikan Pekerjaan Produk
Asuransi
Penghasilan Nasabah (Jutaan/ Bulan)
Pilihan Pembayara
n Premi (Jutaan/ Tahun)
1 S2 Wiraswasta Takafulink Mizan 8 8 2 Diploma Pegawai swasta Takafulink Alia 3 3.2 3 S2 Pegawai Negeri Takafulink Alia 8 8.5 4 SMA Pegawai swasta Takafulink Mizan 1.2 1 5 SMA Pegawai swasta Takafulink Alia 2 2 6 S3 Pegawai Negeri Takafulink Mizan 10 15 7 S1 Wiraswasta Takafulink Alia 3 3.8 8 SMA Pegawai swasta Dana Pendidikan 1 1 9 SMA Pegawai swasta Dana Pendidikan 1 1
10 S3 Wiraswasta Takafulink Mizan 9.5 8 11 S1 Pegawai Negeri Takafulink Alia 10 14 12 S1 Pegawai swasta Takafulink Alia 4 3.5 13 S2 Pegawai Negeri Takafulink Alia 10 12.5 14 S1 Wiraswasta Takafulink Alia 7.3 5.5 15 S1 Wiraswasta Takafulink Alia 2 2.2 16 S2 Pegawai Negeri Takafulink Mizan 10 14 17 S1 Wiraswasta Dana Pendidikan 1.5 1.5 18 S1 Pegawai swasta Takafulink Mizan 5 4.5 19 S2 Wiraswasta Takafulink Mizan 10 15 20 S1 Pegawai swasta Takafulink Alia 2.2 2 21 S2 Pegawai Negeri Takafulink Mizan 8 8
119
22 S1 Wiraswasta Dana Pendidikan 1.8 1.8 23 S3 Wiraswasta Takafulink Mizan 10 15 24 Diploma Pegawai Negeri Takafulink Alia 4 3.5 25 S2 Pegawai Negeri Takafulink Alia 8 8.5 26 Diploma Wiraswasta Dana Pendidikan 2.5 2.5 27 S1 Wiraswasta Takafulink Mizan 2.3 2 28 S2 Pegawai Negeri Takafulink Alia 9 8.5 29 S2 Pegawai Negeri Takafulink Mizan 9 8 30 S1 Wiraswasta Takafulink Alia 6.7 5
Sumber : Hasil Survay Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga
1. Berdasarkan tingkat pendidikan nasabah asuransi
Bila dilihat dari table 4.1 diatas, maka dapat dipersentasekan berdasarkan
pendidikan nasabah, sebagai berikut:
Table 4.2 Persentase tingkat pendidikan nasabah asuransi
Uraian Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan tingkat pendidikan nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, sebagai berikut:
SD SMP SMU/SMA Diploma S1 S2 S3
0 Orang 0 Orang 4 Orang 3 Orang
11 Orang 9 Orang 3 Orang
0 % 0 % 13,33 % 10 % 36,67 % 30 % 10 %
Jumlah 30 Orang 100 % Sumber : Hasil Survay Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga Data Diolah
Sendiri Bila dilihat table 4.2 diatas, mengenai tingkat pendidikan nasabah asuransi
pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pendidikan nasabah asuransi antara lain: SD 0 orang (0%), SMP 0 Orang (0%),
SMU/SMA 4 orang (13,33%), Diploma 3 orang (10%), S1 11 orang (36,67%),
S2 9 orang (30%), dan S3 3 orang (10%).Sehingga menjadi hal yang wajar bila
120
pendidikan nasabah asuransi memiliki pengetahuan dan informasi mengenai
manfaat berasuransi untuk hari esok.
2. Berdasarkan tingkat pekerjaan nasabah asuransi
Bila dilihat dari table 4.1 diatas, maka dapat dipersentasekan berdasarkan
pekerjaan nasabah, sebagai berikut:
Table 4.3 Persentase tingkat pekerjaan nasabah asuransi
Uraian Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan tingkat pekerjaan nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, sebagai berikut:
a. Pegawai negeri b. Pegawai swasta c. Wiraswasta
10 Orang 8 Orang 12 Orang
33,33 % 26,67 % 40 %
Jumlah 30 Orang 100 % Sumber : Hasil Survay Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga Data Diolah
Sendiri
Bila dilihat table 4.3 diatas, mengenai tingkat pekerjaan nasabah asuransi
pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pekerjaan nasabah asuransi antara lain: wiraswasta 12 orang (43,33%),
pegawai negeri 10 orang (33,33 %), dan pegawai swasta 8 orang (23,33%).
Sehingga menjadi hal yang wajar bila pekerjaan nasabah asuransi layak serta
nasabah asuransi juga memiliki pengetahuan mengenai manfaat berasuransi
untuk hari tua (pensiun) nanti
3. Berdasarkan tingkat penghasilan nasabah asuransi
Berdasarkan standarisasi yang ada diaplikasi pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga mengenai penghasilan nasabah antara lain: ≤ 2.000.000, 2.000.000
121
s/d 5.000.000, 5.000.000 s/d 10.000.000. dan ≥ 10.000.000. Maka penulis
membagi 3 katagori antara lain: penghasilan nasabah asuransi golongan rendah
≤ 2.000.000, penghasilan nasabah asuransi golongan menengah 2.000.000 s/d
5.000.000, dan penghasilan nasabah asuransi golongan tinggi 5.000.000 s/d
10.000.000. Bila dilihat dari table 4.1 diatas, maka dapat dipersentasekan
berdasarkan golongan penghasilan nasabah asuransi, sebagai berikut:
Table 4.4 Persentase tingkat penghasilan nasabah asuransi
Uraian Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan tingkat penghasilan nasabah asuransi pada PT. Asuransi takaful Keluarga, sebagai berikut:
a. Rendah ≤ 2.000.000 b. Menengah 2.000.000 s/d 5.000.000 c. Tinggi 5.000.000 s/d 10.000.000
7 Orang 8 Orang 15 Orang
23,33 % 26,67 % 50 %
Jumlah 30 Orang 100 % Sumber : Hasil Survay Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga Data Diolah
Sendiri
Bila dilihat table 4.4 diatas, mengenai tingkat penghasilan nasabah asuransi
pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
penghasilan nasabah asuransi antara lain: penghasilan rendah ≤ 2.000.000
adalah 7 orang (23,33%), penghasilan menengah 2.000.000 s/d 5.000.000
adalah 8 orang (26,67%), dan penghasilan tinggi 5.000.000 s/d 10.000.000
adalah 15 orang (50%). Sehingga menjadi hal yang wajar bila penghasilan
nasabah asuransi berlebih serta nasabah asuransi juga memiliki pengetahuan
mengenai manfaat berasuransi untuk hari tua (pensiun) nanti.
I. Analisis pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi
122
Table 4.5 DIAGRAM PENCAR
02468
10121416
0 2 4 6 8 10 12
Penghasilan Nasabah Asuransi (Dalam Jutaan Rupiah)
Prem
i Asu
rans
i (Da
lam
Jutaan
Rup
iah)
Untuk memahami bentuk linear dan bentuk tidak linear ini, dengan
memperhatikan diagram pencar dari data penghasilan nasabah (X) dan pilihan
pembayaran premi (Y) yang mencerminkan dua kejadian, sebagai berikut;
Gambar 4.5 Pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi
Sumber : Survay Terhadap Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga Data Diolah Sendiri
Dari table 4.5 Diagram Pencar diatas, dapat kita simpulkan bahwa
menunjukkan pola atau arah hubungan antara penghasilan nasabah (X) dengan
pilihan pembayaran premi (Y) adalah searah (positif) dan linear. Dalam hal ini
kenaikan penghasilan nasabah (X) diikuti dengan kenaikan pilihan pembayaran
premi (Y)
Table 4.6 Penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi
Penghasilan
nasabah (Jutaan
Rupiah/ Bulan) (X)
Pilihan Pembayaran
Premi (Jutaan Rupiah/ Tahun)
(Y)
2X 2Y YX .
8 8 64 64 64 3 3.2 9 10.24 9.6 8 8.5 64 72.25 68
123
1.2 1 1.44 1 1.2 2 2 4 4 4 10 15 100 225 150 3 3.8 9 14.44 11.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9.5 8 90.25 64 76 10 14 100 196 140 4 3.5 16 12.25 14 10 12.5 100 156.25 125 7.3 5.5 53.29 30.25 40.15 2 2.2 4 4.84 4.4 10 14 100 196 140 1.5 1.5 2.25 2.25 2.25 5 4.5 25 20.25 22.5 10 15 100 225 150 2.2 2 4.84 4 4.4 8 8 64 64 64
1.8 1.8 3.24 3.24 3.24 10 15 100 225 150 4 3.5 16 12.25 14 8 8.5 64 72.25 68
2.5 2.5 6.25 6.25 6.25 2.3 2 5.29 4 4.6 9 8.5 81 72.25 76.5 9 8 81 64 72
6.7 5 44.89 25 33.5 170 189 1314.74 1852.26 1520.99 Sumber : Survay Terhadap Nasabah Asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga Data Diolah
Sendiri 1. Analisis menggunakan regresi linear
Garis regresi linear mempunyai persamaan umum sebagai berikut;
Rumus ; Χ+=Υ ba'
Sebelum mencari persamaan regresi linear, maka perlu dicari nilai a dan
nilai b, sebagai berikut:
a. Mencari nilai a dengan rumus
124
( )∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑
−
−= 22
2
XXn
XYXXYa
Penyelesaiannya:
( )( ) ( )( )( ) ( )217074,131430
99,152017074,1314189−
−=a
( ) ( )( ) ( )289002,39442
3,25856886,248485−−
=a
2,1054244,10082−
=a
96,09563886,0 −=−=a
b. Mencari nilai b dengan rumus
( )∑ ∑∑ ∑ ∑
Χ−Χ
ΥΧ−ΧΥ= 22n
nb
Penyelesaiannya:
( ) ( )( )( ) ( )217074,131430
18917099,152030−
−=b
( ) ( )( ) ( )289002,39442
321307,45629−−
=b
2,105427,13499
=b
28,128053917,1 ==b
Jadi, persamaan regresi linear adalah Χ+−=Υ 28,196,0'
2. Analisis menggunakan koefisien korelasi
125
Teknik analisis koefisien korelasi adalah teknik menganalisis yang
digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara variabel X
(penghasilan nasabah) dan variabel Y (pilihan pembayaran premi) dimana
digunakan pendekatan metode product moment. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut;
( ) ( )( )
( )( ) ( ) ( )( ) ( )[ ]2222 ∑∑∑∑∑∑∑
−−
−=
YYnXXn
YXXYnr
Penyelesaiannya:
( ) ( )( )( )( ) ( ) ( )( ) ( )22 18926,18523017074,131430
18917099,152030
−−
−=r
( ) ( )( ) ( ) ( ) ( )357218,55567289002,39442
321307,45629
−−
−=r
( )( )8,198462,10542
7,13499=r
209228935
7,13499=r
748,144647,13499
=r
93,093328276,0 ==r
Arti dari koefisien korelasi (r) sebagai berikut;
6) Bila 0,90 < r < 1,00 atau –1,00 < r < -0,90 Artinya: Hubungan yang
sangat kuat
126
7) Bila 0,70 < r < 0,90 atau –0,90 < r < -0,70 Artinya: Hubungan yang kuat
8) Bila 0,50 < r < 0,70 atau –0,70 < r < -0,50 Artinya: Hubungan yang
moderat
9) Bila 0,30 < r < 0,50 atau –0,50 < r < -0,30 Artinya: Hubungan yang
lemah
10) Bila 0,0 < r < 0,30 atau –0,30 < r < -0,0 Artinya: Hubungan yang sangat
lemah55
Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,93 memperlihatkan bahwa hasil yang diperoleh dari koefisien korelasi
bertambah “Positif”. Maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang sangat signifikan antara penghasilan nasabah terhadap pilihan
pembayaran premi asuransi. Artinya; semakin naik penghasilan nasabah,
akan diikuti dengan naiknya pilihan pembayaran premi.
Selanjutnya, apakah hipotesa diterima atau ditolak, maka penulis
melakukan uji statistik signifikan sebesar 5 %, pada taraf 0,05 dan df = 28
pada table koefisien korelasi diperoleh angka kritik 0,361. Jadi, r-hitung > r-
tabel atau (0,93 > 0,361) ini menunjukan hasil yang sangat signifikan.
3. Pengujian hipotesis dengan mengunakan nilai t-student hitung
Dalam pengujian hipotesis akan menghadapi sekumpulan sample, dan
kesimpulan analisis sample tesebut akan kita tarik dalam kesimpulan umum
55 Boediono, Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, h.184-185
127
yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian, maka sample yang
diambil haruslah representatif untuk populasi (benar-benar mewakili
populasi).
Untuk pengujian signifikan t-Student adalah menyusun hipotesis
matematis yang bentuknya sebagai berikut;
0:0 =βH
0:1 ≠βH
Dalam pengujian signifikan membutuhkan rumus, sebagai berikut:
212
rnrt−
−=
Penyelesaiannya;
( )8649,01
2893,0
−=t
( )( )3675595,0
29150262,593,0=t
3675595,092,4
=t
39,133885737,13 ==t
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diperoleh nilai t-student
hitung sebesar 13,39. Dengan nilai t-student tabel pada taraf 0,05 adalah
2,048. Oleh karena itu, nilai t hitung adalah 13,39 lebih besar dari pada nilai t
tabel pada taraf sangat signifikan 5 %. t hitung > t tabel atau (13,39 >.2,048)
128
Dengan demikian Ho yang menyatakan ”terdapat korelasi yang sangat
signifikan antara penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi”
diterima. Sedangkan, 1H yang menyatakan ”terdapat korelasi yang signifikan
antara penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi” ditolak.
Oleh karena itu, penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi
asuransi berpengaruh sangat signifikan pada PT. Asuransi Takaful
Keluarga.
Untuk mengetahui besarnya tingkat pengaruh dari variabel penghasilan
nasabah terhadap pilihan pembayaran premi dapat dihitung dengan
menggunakan alat koefisien diterminasi (KD) yakni; 2r = ( )293.0 = 0,8649 X
100 % = 86,49 % dapat dipengaruhi oleh penghasilan nasabah terhadap
pilihan pembayaran premi. Sedangkan,13,51 % dipengaruhi faktor lain.
J. Implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi
Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi
Dengan hasil analisis yang diperoleh antara penghasilan nasabah terhadap
pilihan pembayaran premi memiliki hasil yang signifikan yaitu: bila penghasilan
nasabah naik, maka akan berdampak pada kenaikan pilihan pembayaran premi. Ini
dapat mempengaruhi implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT.
Asuransi Takaful Keluaga dalam meningkatkan pendapatan premi, antara lain:
129
1. Meningkatkan merek (Brand)
Sebuah nama atau merek perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, harus menjaga nama baik perusahaan agar konsumen dapat
mempercayai perusahaan tersebut.
Maka PT. Asuransi Takaful Keluarga akan terus membangun kepercayaan
konsumen, dengan tetap memegang prinsip-prinsip syari’ah yang menjadi
dasar hukum perusahaan. Sehingga persepsi konsumen terhadap PT. Asuransi
Takaful Keluarga baik dan sejalan dengan nilai-nilai islam.
2. Meningkatkan proses (process)
Untuk meningkatkan proses ada 3 elemen yang harus diperhatikan dan
sesuai dengan proses lintas disiplin yaitu: manajemen jaringan pemasok,
manajemen aset yang didasarkan pada pasar dan pengembangan produk baru.
Setelah 3 elemen tersebut dilakukan oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga maka
dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk asuransi.
3. Meningkatkan pangsa pasar
Dalam dunia bisnis yang bergerak dibidang jasa khususnya asuransi
syari’ah banyak persaingan di antara perusahaan asuransi konvensional
maupun perusahaan asuransi syari’ah untuk berusaha agar konsumen tertarik
dan mau menjadi nasabahnya. Maka PT. Asuransi Takaful Keluarga harus
memperhatikan, sebagai berikut:
d. Polis harus menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhan pembeli
130
e. Premi yang ditetapkan oleh polis harus dalam batas kemampuan keuangan
pembeli
f. Premi yang dibebankan untuk asuransi harus bersaing dengan pasar
4. Meningkatkan target produksi
Dalam pemilihan target produksi yang tepat, PT. Asuransi Takaful
Keluarga harus dapat mempertimbangkan 4 kreteria yaitu: ukuran segmen,
pertumbuhan segmen, keunggulan kompetitif, dan situasi kompetitif. Setelah
mempertimbangkan kreteria tersebut, PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat
meningkatkan profesional kerja guna memaksimalkan target produksi yang
akan dicapai sesuai dengan perencanaan yang matang.
5. Meningkatkan penjualan (selling)
Satu-satunya elemen pemasaran yang ”The real create many” adalah
selling. Selling adalah taktik menciptakan hubungan jangka panjang dengan
pelanggan melalui produk asuransi. Dan pada dasarnya selling adalah saling
menguntungkan dan memenuhi tujuan antara penjual dengan pembeli.
Dalam rangka meningkatkan selling PT. Asuransi Takaful Keluarga harus
dapat melakukan pembenahan diri dan mempersiapkan bekal dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap sumber daya manusia internal.
Sehingga, sumber daya manusia tersebut dapat mempersentasekan terencana
kepada konsumen dengan tujuan untuk menghasilkan selling.
6. Meningkatkan pelayanan (service)
131
Salah satu prinsip muamalah adalah memberikan pelayanan yang optimal
kepada konsumen. Dengan pelayanan yang maksimal dan prima yang
dilakukan PT. Asuransi Takaful Keluarga berdampak meningkatnya
penghasilan premi asuransi perusahaan. Karena konsumen merasa
mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
132
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:
2. Pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi pada
PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat dimodelkan sebagai berikut :
Χ+−=Υ 28,196,0'
Keterangan:
Y= Tingkat Premi Asuransi (Dalam satuan jutaan)
X= Penghasilan nasabah (Dalam satuaan jutaan)
Dari formula tersebut, mengindikasikan adanya kecenderungan meningkatnya
penghasilan nasabah berdampak pada meningkatnya premi asuransi, dengan
tingkat kepercayaan 95 %. Dari model di atas, dengan memperhatikan besarnya
koefisien determinasi ( 2r ) sebesar 86,49 % juga dapat diartikan bahwa besar
premi asuransi yang diambil oleh nasabah masih dipengaruhi oleh faktor lain
yang belum diketahui penyebabnya.
133
3. Dengan adanya pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran
premi akan mempengaruhi implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap
kinerja PT. Asuransi Takaful Keluaga dalam meningkatkan pendapatan premi,
antara lain:
a. Meningkatkan merek (Brand)
b. Meningkatkan proses (process)
c. Meingkatkan pangsa pasar
d. Meningkatkan target produksi
e. Meningkatkan penjualan (selling)
f. Meningkatkan pelayanan (service)
B. Saran-Saran
Penulis memberikan saran kepada PT. Asuransi Takaful Keluarga agar di masa
yang akan datang dapat mempertimbangkan beberapa hal, sebagai berikut:
1. PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat memilih segmen pasar yang tepat, dengan
demikian diharapkan dapat meningkatkan produksi.
2. Untuk menjaga loyalitas nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga hendaknya
memberikan service atau pelayanan yang prima kepada nasabahnya.
3. PT. Asuransi Takaful Keluarga terus aktif dalam menjalankan dan meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) internal serta melakukan pembenahan diri dan
mempersiapkan bekal dengan mengadakan pelatihan dan pendidikan.
73
134
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’anul karim Syahatah, Husain Husain, Dr, Asuransi dalam perseptif Syariah, Jakarta: Amzah, 2006 Siddiq, Muhammad Nejattullah, Asuransi di dalam Islam, Bandung: Pustaka,1985
Fuad Usman, M. Arief, Security for life, hidup lebih nyaman dengan berasuransi, Jakarta: PT. Elex media komputido, 2004
Achdijat, Didi, Teknik Pengelolahan Asuransi Jiwa, Jakarta: Guna darma, 1995
Ridwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2003
Arikunto, Suharsini, Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka cipta, 1998
Mauludi, Ali, MA, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan sosial, Jakarta: PT.
Prima Heza Lestari, 2006 Boediono, Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004 Irianto, Agus, Prof, Dr, Statistik konsep dasar dan aplikasi, Jakarta: Prenada, 2004
John M Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1990
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Projodikoro, Wirjono, Hukum Asuransi Di Indonesia, Jakarta: Pembimbing, 1958
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000
Basyir, Ahmad Azhar, Takaful sebagai Alternatif Asuransi Islam, Ulumul qur’an, 2/VII/96
Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
kepailitan, Jakarta: Pradnya Paramita, 1994 Darmawi, Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
135
Djamil, Faturrahman, Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, Jakarta: Logos, 1995
Ali, AM. Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2004
Kashmir, Lembaga Keuangan non Bank, Jakarta: Raja Grafindo, 2000
Muhammad Ar-Razi, Fakhruddin, Tafsir Al-Kabir, Bulaq, 1872
Hasan, M. Ali, Masail Fighiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, Yogjakarta: PPMI,
2000 Suhawan, Asuransi, Bandung: CV. Armiko, 1999
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada, 2003
Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001 Sula, M. Syakir, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, Jakarta: gema
insani, 2004 Kansil, Crestine kansil, Pokok-pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta:
Sinar Grafika,2002 Khadir, M. Abdul, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002 Ramli, Rasmita, Manajemen Klaim, Depok: UI, 1999
Sastrawidja, M. Suparma, Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Berharga, Bandung: Alumni, 1997
M. Rezaluddin, Branch Manager Ka. Cab. Cempaka Mas, Wawancara Pribadi, Jakarta,
23 Januari 2008. Ginting, Muchtar, Divisi Teknik, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Januari 2008
136
NASABAH ASURANSI PADA PT.ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Nama :…………………………………..
Alamat:………………………………….
Pertanyaan-pertanyaan 1. Produk asuransi apa yang anda ambil?
A. Takafulink Mizan B. Takafulink Alia C. Dana Pendidikan
D. Dana Haji E. Lain-lain……
2. Berapa premi yang harus dibayarkan?
Jawab:………………
3. Bagaimana cara bayar premi asuransi ke perusahaan takaful keluarga?
A. Bulanan B. Triwulan C. Semesteran
D. Tahunan E. Sekaligus
4. Apa jenjang pendidikan terakhir anda?
A. SD B. SMP C. SMU D. Diploma
E. S1 F. S2 G. S3
5. Apa pekerjaan anda?
A. Pegawai negeri B. Pegawai swasta C. Wiraswasta D. lain-lain…..
6. Berapa penghasilan anda perbulan?
Jawab:……………….
137