180
PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA-SISWI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU KELAS X IPA PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Veronika Wulandari 141424006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

  • Upload
    others

  • View
    286

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAPPENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA-SISWI DI

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU KELAS X IPA PADA MATERIGERAK HARMONIK SEDERHANA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:Veronika Wulandari

141424006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

i

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAPPENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA-SISWI DI

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU KELAS X IPA PADAMATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:Veronika Wulandari

141424006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

iiiiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

iiiiiiiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku

mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera

dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan (Yeremia 29: 11)”

“Qué Dios Os Bendiga”

“Kamu bisa,,,, karna kamu luar biasa”

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Yusup Tukiyo Harto Sanyoto

Mamak Elisabeth Juminem

Mbak Maria Putri Handayani

Mas Yohanes Edi Susanto

Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

vvv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

vivivi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

vii

ABSTRAK

Veronika Wulandari. 2018. Pengaruh Penggunaan Simulasi PhET TerhadapPeningkatan Pemahaman Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur SedayuKelas X IPA Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana. Skripsi.Yogyakarta: Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasSanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat pemahaman awalsiswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X IPA pada materi gerakharmonik sederhana, (2) tingkat pemahaman akhir siswa-siswi SMA PangudiLuhur Sedayu kelas X IPA pada materi gerak harmonik sederhana denganmenggunakan simulasi PhET, dan (3) peningkatkan pemahaman siswa-siswiSMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X IPA pada materi gerak harmonik sederhanasetelah menggunakan simulasi PhET.

Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMAPangudi Luhur Sedayu. Kelas X IPA 1 sebagai kelas treatmen berupapembelajaran menggunakan simulasi PhET, sedangkan kelas X IPA 2 sebagaikelas kontrol berupa pembelajaran menggunakan metode ceramah interaktif.Instrumen yang digunakan berupa soal pretest dan soal posttest. Data pretest danposttest siswa dianalisis secara statistik menggunakan uji-T, dengan bantuanprogram SPSS 17.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemahaman awal siswaberdasarkan uji-T aspek kognitif dan aspek psikomotorik adalah sangat rendah,aspek afektif adalah cukup. (2) Pemahaman akhir siswa berdasarkan uji-T aspekkognitif cukup, aspek psikomotorik adalah tinggi, dan aspek afektif adalah cukup.(3) Peningkatan pemahaman siswa aspek kognitif dari sangat rendah menjadicukup, peningkatan pemahaman siswa aspek psikomotorik dari sangat rendahmenjadi tinggi, dan aspek afektif tetap yaitu cukup.

Kata kunci: simulasi PhET, tingkat pemahaman siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

viii

ABSTRACT

Veronika Wulandari. 2018. The Effect of PhET Simulation Usage onImproving Understanding of Pangudi Luhur Sedayu High SchoolStudent Class X IPA On Simple Harmonic Motion Material. Thesis.Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and NaturalSciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, SanataDharma University Yogyakarta

The purpose of this research is to know (1) the level of earlyunderstanding of Pangudi Luhur Sedayu class X IPA students in simple harmonicmotion materials, (2) level of final understanding of Pangudi Luhur Sedayu classX IPA students on simple harmonic motion material using simulation PhET, (3)improving understanding of high school students Pangudi Luhur Sedayu class XIPA on simple harmonic motion material after using PhET simulation.

The sample of this research is the students of class X IPA 1 and X IPA 2SMA Pangudi Luhur Sedayu. Class X IPA 1 as a class of treatments in the form oflearning using PhET simulation, while class X IPA 2 as a control class in the formof learning using interactive lecture method. The instruments used are pretest andposttest. Student's pretest and posttest data were statistically analyzed using T-test, with the help of SPSS 17.0 program.

The results showed that (1) Initial understanding of students based on T-test aspects of cognitive and psychomotoric aspects is very low, affective aspect issufficient. (2) The final understanding of the student based on the T-test thecognitive aspect is sufficient, the psychomotoric aspect is high, and the affectiveaspect is sufficient. (3) Increasing students 'understanding of cognitive aspectfrom very low to sufficient, increasing students' understanding of thepsychomotoric aspect from very low to high, and the affective aspect remainsadequate.

Keywords: PhET simulation, level of student understanding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat pimpinan dan bimbingan-Nya, penyusunan skripsi dengan judul

“PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA-SISWI DI SMA

PANGUDI LUHUR SEDAYU KELAS X IPA PADA MATERI GERAK

HARMONIK SEDERHANA” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini bertujuan menyelesaikan tugas akhir untuk

memperoleh gelar sarjana. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mendapat

banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan membimbing setiap

langkah dan usaha peneliti.

2. Romo Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang

bersedia membimbing peneliti, mendengar keluh kesah peneliti, dan

memberikan pengarahan bagi peneliti.

3. Bapak Drs. A. Candra Widiantara, selaku Kepala SMA Pangudi Luhur

Sedayu yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

bisa mengadakan penelitian di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

x

4. Ibu Christina Maryanti, S.Pd., selaku Guru mata Pelajaran Fisika Kelas X

IPA 1 dan X IPA 2 yang telah berkenan menyediakan waktu serta

membimbing selama proses penelitian di sekolah.

5. Bapak Antonius Dwianta, S.Kom., selaku Guru mata Pelajaran TIK Kelas X

IPA 1 dan X IPA 2 yang telah berkenan memberikan kesempatan dengan

menyediakan laboratorium komputer dan membimbing selama proses

penelitian di sekolah.

6. Siswa-siswi kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang

telah berperan aktif sebagai subyek penelitian di kelas.

7. Gio, Tata, Tanti, Helen yang sudah membantu peneliti selama proses

penelitian di sekolah.

8. Kedua orang tua (Bapak Yusup Tukiyo Harto Sanyoto dan Mamak Elisabeth

Juminem) serta kedua kakak (Mbak Maria Putri Handayani dan Mas Yohanes

Edi Susanto) yang selalu mengusahakan yang terbaik buat peneliti.

9. Sahabat tercinta para Team Work (Chatarina Apriska Eka Prayitna,

Amd.Keb., Hendrikus Abiyasa Prihantara, Antonius Gani Setiawan) yang

selalu mendukung dan setia mendengar keluh kesah peneliti.

10. Para Janet (Stella, Agatha, Anas, Astuti) yang selalu berjuang bersama demi

mendapat tambahan nama dibelakang “S.Pd”.

11. Ciwi-ciwi Gita (Olin, Inge, Natalia, Cing-cing) yang setia mengingatkan

akan skripsi dan setia menemani begadang untuk mengerjakan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xi

12. Ch. Selina Pratiwi yang setia mendengar keluh kesah dan selalu

menyemangati peneliti dan setia membawakan “fremilk” saat peneliti

mengerjakan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perkembangan

selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

xi

12. Ch. Selina Pratiwi yang setia mendengar keluh kesah dan selalu

menyemangati peneliti dan setia membawakan “fremilk” saat peneliti

mengerjakan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perkembangan

selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

xi

12. Ch. Selina Pratiwi yang setia mendengar keluh kesah dan selalu

menyemangati peneliti dan setia membawakan “fremilk” saat peneliti

mengerjakan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perkembangan

selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH....................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

ABSTRACT...........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

DAFTAR ISI..........................................................................................................xii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4

D. Manfaat........................................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................6

A. Belajar..........................................................................................................6

B. Tingkat Pemahaman...................................................................................10

C. Simulasi Komputer.....................................................................................16

D. Simulasi PhET............................................................................................17

E. Materi Pembelajaran...................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xiii

A. Jenis Penelitian...........................................................................................29

B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................29

C. Populasi dan Sampel..................................................................................29

D. Variabel Penelitian.....................................................................................30

E. Design Penelitian.......................................................................................31

F. Treatmen....................................................................................................32

G. Instrumen Pengambilan Data.....................................................................34

H. Validitas Instrumen....................................................................................41

I. Metode Analisa Data..................................................................................42

BAB IV DATA DAN ANALISIS.........................................................................51

A. Deskripsi Penelitian....................................................................................51

B. Data............................................................................................................61

C. Analisa Data...............................................................................................67

D. Pembahasan................................................................................................77

E. Keterbatasan...............................................................................................82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................83

A. Kesimpulan.................................................................................................83

B. Saran...........................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................85

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi proses kognitif 11Tabel 3.1 Pretest and posttest control group 32Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan kunci jawaban pretest 34Tabel 3.3 Kisi-kisi soal posttest dan kunci jawaban posttest 38Tabel 3.4 Penskoran soal kognitif 42Tabel 3.5 Penskoran soal psikomotorik 45Tabel 3.6 Penskoran soal afektif 46Tabel 3.7 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek kognitif 47Tabel 3.8 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek psikomotorik 47Tabel 3.9 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek afektif 47Tabel 3.10 Analisis skor afektif 48Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu 51Tabel 4.2 Skor kognitif kelas X IPA 1 61Tabel 4.3 Skor psikomotorik kelas X IPA 1 62Tabel 4.4 Skor afektif kelas X IPA 1 63Tabel 4.5 Skor kognitif kelas X IPA 2 63Tabel 4.6 Skor psikomotorik kelas X IPA 2 64Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67Tabel 4.9 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek psikomotorik 68Tabel 4.10 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek afektif 69Tabel 4.11 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas kontrol aspek kognitif 69Tabel 4.12 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas kontrol aspek psikomotorik 70Tabel 4.13 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas kontrol aspek afektif 71Tabel 4.14 Ringkasan pengujian pemahaman aspek kognitif 71Tabel 4.15 Ringkasan pengujian pemahaman aspek psikomotorik 73Tabel 4.16 Ringkasan pengujian pemahaman aspek afektif 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan awal Physics Education Technology (PhET) 19Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET materi ayunan bandul 19Gambar 2.3 Tampilan awal simulasi PhET materi pegas 20Gambar 2.4 Gaya pemulih yang bekerja pada suatu benda yang dihubungkan

dengan pegas21

Gambar 2.5 Ayunan bandul sederhana 27Gambar 4.1 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan soal pretest 53Gambar 4.2 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan LKS 1 mengenai pegas

menggunakan simulasi PhET yang berjudul “Masses and Springs” 53

Gambar 4.3 Aktivitas siswa IPA 1 melanjutkan mengerjakan LKS 1 mengenaipegas

54

Gambar 4.4 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan LKS 2 mengenai bandulmenggunakan simulasi PhET yang berjudul “Pendulum Lab” 55

Gambar 4.5 Aktivitas siswa IPA 1 melanjutkan mengerjakan LKS 2 mengenaibandul

55

Gambar 4.6 Aktivitas siswa IPA 1 bersama peneliti membahas LKS 1 dan LKS2

56

Gambar 4.7 Aktivitas siswa IPA 1 saat pemberian panguatan materi mengenaigerak harmonik sederhana

56

Gambar 4.8 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan soal posttest 57Gambar 4.9 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan soal pretest 58Gambar 4.10 Aktivitas siswa IPA 2 saat proses pembelajaran menggunakan

ceramah interaktif59

Gambar 4.11 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan latihan soal di papan tulis 60Gambar 4.12 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan soal posttest 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian 87Lampiran 2 Surat keterangan melakukan penelitian 88Lampiran 3 RPP kelas treatmen 89Lampiran 4 RPP kelas kontrol 98Lampiran 5 LKS 1 106Lampiran 6 LKS 2 114Lampiran 7 Soal pretest 125Lampiran 8 Kunci jawaban pretest 127Lampiran 9 Soal posttest 129Lampiran 10 Kunci jawaban posttest 131Lampiran 11 Kisi-kisi soal 133Lampiran 12 Daftar pertanyaan wawancara kelas treatmen 137Lampiran 13 Daftar pertanyaan wawancara kelas kontrol 138Lampiran 14 Deskripsi hasil wawancara kelas treatmen 139Lampiran 15 Deskripsi hasil wawancara kelas kontrol 142Lampiran 16 Skor pretest dan posttest aspek kognitif kelas treatmen 144Lampiran 17 Skor pretest dan posttest aspek kognitif kelas kontrol 145Lampiran 18 Skor pretest dan posttest aspek psikomotorik kelas treatmen 146Lampiran 19 Skor pretest dan posttest aspek psikomotorik kelas kontrol 147Lampiran 20 Skor pretest dan posttest aspek afektif kelas treatmen 148Lampiran 21 Skor pretest dan posttest aspek afektif kelas kontrol 149Lampiran 22 Perhitungan SPSS 150Lampiran 23 Pekerjaan siswa kelas treatmen pretest 158Lampiran 24 Pekerjaan siswa kelas treatmen posttest 159Lampiran 25 Pekerjaan siswa kelas kontrol pretest 161Lampiran 26 Pekerjaan siswa kelas kontrol posttest 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan dapat dilakukan secara

formal maupun non formal. Pendidikan non formal didapat dari pengalaman

langsung baik yang dirasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain

dengan hal yang ingin diketahui, sedangkan pendidikan formal didapat dari

proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan yang sudah dirancang

secara terstruktur oleh suatu institusi ataupun kementerian suatu negara.

Ilmu pengetahuan alam khususnya fisika merupakan mata pelajaran yang

diajarkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fisika

merupakan mata pelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir

siswa untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada

proses pembelajaran fisika ditekankan pada pengalaman langsung agar siswa

dapat lebih memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Siswa diarahkan

untuk berpikir kritis agar dapat mengidentifikasi masalah, mengolah masalah,

dan menyimpulkan masalah sehingga memperoleh pemahaman tentang

lingkungan sekitar.

Pembelajaran fisika di sekolah sebagian besar didominasi guru yang aktif

sedangkan siswa pasif. Dalam pembelajaran fisika umumnya guru secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

2

aktif menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah dan

pemberian tugas. Siswa berperan lebih pasif dalam proses pembelajaran

dimana siswa lebih banyak menerima dengan mendengarkan, mencatat, dan

menghafal materi pembelajaran. Pembelajaran fisika di sekolah umumnya

masih menekankan persamaan dan rumus. Banyaknya rumus dalam

pembelajaran fisika menyebabkan siswa menganggap fisika adalah mata

pelajaran yang sulit untuk dipahami.

Dalam pembelajaran diperlukan metode dan media pembelajaran.

Kegunaan media pembelajaran dapat mengoptimalkan pambelajaran di kelas.

Penggunaan media pembelajaran di sekolah menyesuaikan dengan

perkembangan teknologi dan perlu memperhatikan tuntutan kurikulum,

materi, metode serta tingkat kemampuan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Laboratorium merupakan suatu ruangan khusus untuk

melakukan percobaan dimana laboratorium berfungsi sebagai penunjang

kegiatan proses belajar mengajar. Apabila dilihat situasi dan kondisinya tidak

semua sekolah memiliki alat yang cukup memadai untuk percobaan. Ada juga

sekolah yang memiliki alat percobaan yang cukup lengkap namun tidak

pernah digunakan dan hanya disimpan di almari.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, proses pembelajaran bisa

memanfaatkan teknologi komputer sebagai media pembelajaran fisika. Proses

pembelajaran menggunakan media komputer dengan simulasi PhET dapat

memudahkan guru dalam menyapaikan materi. Selain itu dengan

menggunakan simulasi PhET proses pembelajaran menjadi tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

3

membosankan, dan siswa-siswi dapat menguasai serta memahami materi

yang diajarkan lebih baik. Dengan simulasi PhET, siswa-siswi dapat

melakukan pengulangan tanpa ada resiko atau kemungkinan gagal saat

praktikum dan tidak membahayakan atau merugikan teman atau lingkungan

sekitar.

Jika dilihat dari pengalaman peneliti sekolah di SMA Pangudi Luhur

Sedayu sampai saat ini pembelajaran fisika di SMA Pangudi Luhur Sedayu

masih didominasi oleh guru dimana saat proses pembelajaran guru

menggunakan metode ceramah serta pemberian tugas. Sampai saat ini di

SMA Pangudi Luhur Sedayu belum pernah menggunakan simulasi PhET

dalam proses pembelajaran fisika di kelas, bahkan guru fisika juga baru

mengetahui simulasi PhET pada saat akan diadakan penelitian oleh peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah metode

simulasi PhET dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa-siswi di SMA

Pangudi Luhur Sedayu pada materi Gerak Harmonik Sederhana kelas X IPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat pemahaman awal siswa-siswi SMA Pangudi Luhur

Sedayu kelas X IPA pada materi gerak harmonik sederhana?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

4

2. Bagaimana tingkat pemahaman akhir siswa-siswi SMA Pangudi Luhur

Sedayu kelas X IPA pada materi gerak harmonik sederhana dengan

pembelajaran menggunakan simulasi PhET?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa-siswi SMA Pangudi Luhur

Sedayu kelas X IPA pada materi gerak harmonik sederhana dengan

pembelajaran menggunakan simulasi PhET?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat pemahaman awal siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas

X IPA pada materi gerak harmonik sederhana.

2. Tingkat pemahaman akhir siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas

X IPA pada materi gerak harmonik sederhana dengan pembelajaran

menggunakan simulasi PhET.

3. Peningkatan pemahaman siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas

X IPA pada materi gerak harmonik sederhana dengan pembelajaran

menggunakan PhET.

D. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi sekolah untuk memfungsikan media pembelajaran

lain (PhET) demi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

5

2. Sebagai bahan masukan guru di sekolah dan lembaga pendidikan lain

dalam meningkatkan pemahaman belajar fisika di SMA dengan simulasi

PhET.

3. Sebagai bahan untuk membuat siswa tertarik dengan pembelajaran fisika

melalui metode simulasi komputer (PhET).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

a. Beberapa ahli memiliki definisi yang berbeda tentang belajar. Beberapa

definisi dikemukakan antara lain (Khodijah 2014: 47-50):

1) Harold Spears (1995) menyatakan bahwa learning is to observe, to

read, to imite, to tray something themselves, to listen, to follow

direction (belajar adalah mengamati, membaca, mengimitasi,

mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk).

2) Lester Crow dan Alice Crow (1958) menyatakan bahwa belajar

adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara

baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalam

mengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru. Belajar

menggambarkan perubahan progresif perilaku seseorang ketika

beraksi terhadap tuntutan-tuntutan yang dihadapkan pada dirinya.

Belajar memungkinkan seseorang memuaskan perhatian atau

mencapai tujuan.

3) Cronbach (1960) menyatakan bahwa learning is shown by a

change in behavior as a result of experience (belajar ditujukan oleh

perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

7

4) Bell-Gredler (1986) menyatakan bahwa learning is the process by

which human acquire a variety of competencies, skills, and

attitudes (belajar sebagai proses perolehan berbagai kompetensi,

keterampilan, dan sikap).

b. Menurut Winkel (Khairani, 2013: 4) belajar adalah proses mental yang

mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan

atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga

menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.

c. Menurut Slameto (2015: 54-72) ada dua faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam belajar, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu/ siswa

yang sedang belajar meliputi: faktor jasmaniah seperti kesehatan dan

cacat tubuh, faktor psikologis seperti inteligensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, dan faktor kelelahan. Faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu/ siswa meliputi: faktor

keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan; faktor sekolah seperti metode mengajar,

kurikulum, relasi/ hubungan guru dengan siswa, relasi/ hubungan siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas

rumah; serta faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

8

masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri.

2. Hakikat Belajar

Hakikat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara

sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan

pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan

perubahan tingkah laku yang lebih baik (Khairani, 2013: 12).

3. Ciri-ciri Belajar

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari belajar (Khairani, 2013: 8-9):

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of

behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari

tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dan sebagainya.

Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil belajar orang tidak dapat

mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Oleh karena itu perubahan hasil

belajar hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati.

b. Perubahan perilaku relatif permanen, ini berarti bahwa perubahan

tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap

atau tidak berubah-ubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

9

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses

belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

Artinya hasil belajar tidak selalu sertamerta terlihat segera setelah

selesai belajar. Hasil belajar terus berproses setelah kegiatan belajar

selesai.

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja, terencana,

bukan karena peristiwa yang insendental.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang

memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah

tingkah laku.

4. Tujuan Belajar

Berikut ini merupakan tujuan dari belajar (Khairani, 2013: 13-14):

a. Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu;

b. Meningkatkan keterampilan atau kecakapan;

c. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik;

d. Mengadakan perubahan tingkah laku di dalam diri;

e. Mengubah kebiasaan;

f. Mengubah sikap;

g. Mengubah pola pikir;

h. Mengubah sikap mental;

i. Mengubah, membangun dan mengembangkan kepribadian, watak dan

karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

10

5. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2012: 3), hasil belajar siswa pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang diinginkan pada diri siswa. Penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai

siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2012: 3). Penilaian proses belajar

merupakan upaya untuk memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran.

Jadi hasil belajar merupakan suatu hasil yang diharapkan dari

usaha siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang telah ditetapkan

dalam rumusan perilaku tertentu.

B. Tingkat Pemahaman

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dikembangkan oleh Benjamin S.

Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi

beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali

ke dalam pembagian yang labih rinci berdasarkan hierarki (Surya, 2014: 120).

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu sebagai berikut ini

(Surya, 2014: 120):

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

11

2. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan

cara penyesuaian diri.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengoperasikan mesin.

Dalam uraian berikut akan dijelaskan secara lebih rinci ketiga ranah di atas.

1. Ranah Kognitif

Pada tabel 2.1 diperlihatkan skema ranah kognitif

Dimensi Proses Kognitif (Anderson, 2010: 100-102)

Tabel 2.1. Dimensi Proses Kognitif

Kategori danProses Kognitif

Nama-nama Lain Definisi dan Contoh

1. MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.1.1 Mengenali

1.2 Mengingatkembali

Mengidentifikasi

Mengambil

Menempatkan pengetahuan dalammemori jangka panjang yang sesuaidengan pengetahuan tersebut. Misalnya,mengenali tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarahIndonesia.

Mengambil pengetahuan yang relevandan memori jangka panjang. Misalnya,mengingat kembali tanggal peristiwa-peristiwa penting dalam sejarahIndonesia.

2. MEMAHAMI – Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apayang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

2.1 Menafsirkan

2.2 Mencontoh-kan

Mengklarifikasi,Memparafrasakan,Mempresentasikan,Menerjemahkan

Mengilustrasikan,Memberi contoh

Mengubah satu bentuk gambaran(misalnya, angka) jadi bentuk lain(misalnya, kata-kata). Misalnya,memparafrasakan ucapan dan dokumenpenting.

Menemukan contoh atau ilustrasi tentangkonsep atau prinsip. Misalnya, membericontoh tentang aliran-aliran seni lukis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

12

2.3 Mengklasifi-kasikan

2.4 Merangkum

2.5 Menyimpul-kan

2.6 Membanding-kan

2.7 Menjelaskan

Mengkategorikan,Mengelompokkan

Mengabstraksi,Menggeneralisasi

Menyarikan,Mengekstrapolasi,Menginterpolasi,Memprediksi

Mengontraskan,Memetakan,Mencocokan

Membuat model

Menentukan sesuatu dalam satu kategori.Misalnya, mengklasifikasikan kelainan-kelainan mental yang telah diteliti ataudijelaskan.

Mangabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok. Misalnya, menulis ringkasanpendek tentang peristiwa-peristiwa yangditayangkan di televisi.

Membuat kesimpulan yang logis dariinformasi yang diterima. Misalnya, dalambelajar bahasa asing, menyimpulkan tatabahasa berdasarkan contoh-contohnya.

Menentukan hubungan antara dua ide,dua objek, dan semacamnya Misalnya,membandingkan peristiwa-peristiwasejarah dengan keadaan sekarang.

Membuat model sebab-akibat dalamsebuah sistem. Misalnya, menjelaskansebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 diIndonesia.

3. MENGAPLIKASIKAN – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalamkeadaan tertentu.

3.1 Mengekseku-si

3.2 Mengimple-mentasikan

Melaksanakan

Menggunakan

Menerapkan suatu prosedur pada tugasyang familier. Misalnya, membagi satubilangan dengan bilangan lain, keduabilangan ini terdiri dari beberapa digit.

Menerapkan suatu prosedur pada tugasyang tidak familier. Misalnya,menggunakan hukum Newton kedua padakonteks yang tepat.

4. MENGANALISIS – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunannya danmenentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagiantersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

4.1 Membedakan

4.2 Mengorgani-sasi

Menyendirikan,Memilah,Memfokuskan,Memilih

Menemukan,Koherensi,Memadukan,

Membedakan bagian materi pelajaran yangrelevan dari yang tidak relevan, bagianyang penting dari yang tidak penting.Membedakan antara bilangan yang relevandan bilangan yang tidak relevan dalam soalcerita matematika.

Menentukan bagaimana elemen-elemenbekerja atau berfungsi dalam sebuahstruktur. Misalnya, menyusun bukti-bukti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

13

4.3 Mengantri-busikan

Membuat garisbesar,Mendeskripsikanperan,Menstrukturkan

Mendekonstruksi

dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yangmendukung dan menentang suatupenjelasan historis.

Menentukan sudut pandang, bias, nilai,atau maksud di balik materi pelajaran.Misalnya, menunjukkan sudut pandangpenulis suatu esai sesuai dengan pandanganpolitik si penulis.

5. MENGEVALUASI – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan /atau standar.5.1 Memeriksa

5.2 Mengkritik

Mengoordinasi,Mendeteksi,Memonitor,Menguji

Menilai

Menemukan inkonsistensi atau kesalahandalam suatu proses atau produk;menentukan apakah suatu proses atauproduk memiliki konsistensi internal;menemukan efektivitas suatu proseduryang sedang dipraktikkan. Misalnya,memeriksa apakah kesimpulan-kesimpulanseorang ilmuwan sesuai dengan data-dataamatan atau tidak.

Menemukan inkosistensi antara suatuproduk dan kriteria eksternal; menentukanapakah suatu produk memiliki konsistensieksternal; menemukan ketepatan suatuprosedur untuk menyelesaikan masalah.Misalnya, menentukan satu metode terbaikdari dua metode untuk menyelesaikanmasalah.

6. MENCIPTA – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dankoheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.

6.1 Merumuskan

6.2 Merencana-kan

6.3 Memproduksi

Membuat hipotesis

Mendesain

Mengkonstruksi

Membuat hipotesis-hipotesis berdasarkankriteria. Misalnya, membuat hipotesistentang sebab-sebab terjadinya suatufenomenon.

Merencanakan prosedur untukmenyelesaikan suatu tugas. Misalnya,merencanakan proposal penelitian tentangtopik sejarah tertentu.

Menciptakan suatu produk. Misalnya,membuat habitat untuk spesies tertentudemi suatu tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

14

2. Ranah Afektif

Pembagian ranah afektif disusun Bloom bersama dengan David

Krathwol yang terdiri atas (Surya, 2014: 122-125):

1) Penerimaan (Receiving/ Attending)

Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di

lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan

perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.

2) Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.

Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan

tanggapan.

3) Penghargaan (Valuing)

Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,

fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasarkan pada internalisasi

dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah

laku.

4) Pengorganisasian (Organization)

Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di

antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

15

5) Karakteristik Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or

Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga

menjadi karakteristik gaya hidupnya.

3. Ranah Psikomotorik

Rincian dalam ranah psikomotorik ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi

oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom yang terdiri atas

(Surya, 2014: 123-124):

1) Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu

gerakan.

2) Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

3) Respon Terpimpin (Guided Response)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,

termasuk di dalamnya imitasi dan gerak coba-coba.

4) Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil

dengan meyakinkan dan cakap.

5) Respons Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang didalamnya terdiri dari pola-

pola gerakan yang kompleks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

16

6) Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan

dalam berbagai situasi.

7) Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau

permasalahan tertentu.

C. Simulasi Komputer

Menurut Suparno (2013: 117) simulasi komputer adalah model

pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan

beberapa percobaan fisika, tidak lewat percobaan di laboratorium, tetapi lewat

monitor komputer dan siswa dapat mempelajari dari simulasi itu.

Simulasi komputer memiliki beberapa keuntungan dalam membantu

proses pembelajaran dengan simulasi komputer (Suparno, 2013: 119-120):

1. Dapat dilakukan kapan pun termasuk di rumah sehingga mereka dapat

belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa terikat guru,

jam atau waktu.

2. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal,

dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat oleh mahasiswa

lebih jelas. Misalnya percobaan nuklir, dapat dilihat dalam simulasi tanpa

harus mencoba nuklir sendiri.

3. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model

sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya. Misalnya, model gerak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

17

atom atau molekul yang sulit dilihat mata dapat dilakukan dengan simulasi

komputer.

4. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat dijadikan

tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya.

5. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi komputer dapat

membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat

membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang

mereka lakukan dan lihat.

D. Simulasi PhET (Physics Education Technology)

Simulasi PhET (Physics Education Technology) adalah sebuah aplikasi

yang berisi simulasi belajar dan mengajar, dimana simulasi PhET ini dibuat

dan dikembangkan oleh University of Colorado. Simulasi PhET dapat

dijalankan secara langsung dari website (http://phet.colorado.edu) apabila ada

koneksi internet, bisa juga diunduh secara gratis sehingga dapat dijalankan

secara offline apabila tidak ada koneksi internet (Prihatiningtyas: 2013).

Simulasi PhET berisi pembelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk

kepentingan pengajaran di kelas atau belajar individu. Simulasi PhET

menggunakan sebuah animasi (gambar bergerak) dan dibuat seperti permainan

karena siswa dapat belajar dengan mencoba-coba sendiri layaknya bermain

permainan tanpa ada resiko yang lebih. Simulasi PhET menekankan hubungan

antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasari, mendukung

pendekatan interaktif dan konstruktivis, memberikan umpan balik, dan

menyediakan tempat kerja kreatif (Prihatiningtyas: 2013). Dalam simulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

18

PhET ini juga dapat memperlihatkan obyek-obyek yang tidak dapat dilihat oleh

mata secara langsung misalkan saja elektron, foton, dan medan listrik. Simulasi

PhET ini sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan siswa karena

simulasi PhET memberikan renspon yang cepat setelah diatur, dimana respon

tersebut bisa berupa obyek yang bergerak, hasil grafik, maupun hasil angka.

Pengaturan simulasi PhET ini dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana

dimana menggunakan click-drag tombol-tombol yang ada. Pada gambar 2.1

sampai 2.3 akan ditunjukkan penampilan awal simulasi PhET.

Manfaat dari simulasi PhET diuraikan sebagai berikut (Isna: 2016):

1. Dapat dijadikan suatu pendekatan pembelajaran yang membutuhkan

keterlibatan dan interaksi dengan siswa;

2. Memberikan umpan balik yang dinamis;

3. Mendidik siswa agar memiliki pola berfikir kontruktivisme, dimana

siswa dapat menggabungkan pengetahuan awal dengan temuan-

temuan virtual dari simulasi yang dijalankan;

4. Membuat pembelajaran lebih menarik karena siswa dapat belajar

sekaligus bermain pada simulasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

19

Pada gambar 2.1 ditunjukkan penampilan awal PhET. Bila kita membuka

program PhET yang akan muncul seperti gambar 2.1

Gambar 2.1. Tampilan Awal Physics Education Technology (PhET)

Pada gambar 2.2 ditunjukkan tampilan awal simulasi PhET untuk materi

ayunan bandul sedangkan pada gambar 2.3 adalah tampilan awal simulasi

PhET untuk materi pegas

Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET materi ayunan bandul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

20

Gambar 2.3 Tampilan awal simulasi PhET materi pegas

Penggunaan program PhET secara rinci dijelaskan dalam Lembar Kerja

Siswa (LKS) bagi siswa di lampiran 5 untuk pegas dan lampiran 6 untuk

ayunan bandul.

E. Materi Pembelajaran

Gerak Harmonik Sederhana

1. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana (Raharja, 2014: 92)

Syarat sebuah getaran termasuk dalam gerak harmonik sederhana (GHS):

a. Benda yang bergetar atau bergerak bolak-balik.

b. Ada kedudukan seimbang dari benda tersebut (biasanya, perpindahan

searah sumbu-x positif dianggap perpindahan positif).

c. Gaya pemulih F yang bekerja pada benda bermassa untuk kembali ke

titik seimbang. Gaya pemulih F itu berbanding lurus dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

21

perpindahan x benda terhadap titik seimbang dan gaya pemulih

mengarah ke titik seimbang tersebut.

Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah keadaan khusus dari peristiwa

getaran. Sebagai contoh, jika bandul sederhana tidak diganggu, maka

pendulum dalam keadaan diam atau berada pada posisi seimbang. Tali dan

beban pada bandul tergantung secara vertikal. Untuk mengayunkan bandul

tersebut harus ditarik ke samping dari posisi seimbang. Gaya pada benda

menjadi tidak seimbang sehingga bergerak menuju titik seimbang. Bandul

mengayun melewati titik seimbang dan terus bergerak sampai berhenti sesaat

di sisi yang berlawanan. Untuk satu getaran dari bandul adalah getaran dari

ayunan kanan ke kiri dan kembali lagi ke kanan.

2. Gaya Pemulih dan Persamaan Gerak (Kanginan, 2016: 462-463)

Gambar 2.4 Gaya pemulih yang bekerja pada suatu benda yangdihubungkan dengan pegas sebanding dengan simpangannya darikedudukan seimbang, x=0. (a) Ketika x positif (pegas tertarik), gayapemulih ke kiri. (b) Ketika x nol (pegas bebas, gaya pemulih nol). (c)Ketika x negatif (pegas tertekan), gaya pemulih ke kanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

22

Gerak benda m yang dihubungkan dengan ujung pegas bebas yang

mendatar di atas suatu bidang datar licin (gesekan diabaikan). Ketika pegas

diberi simpangan x (ditarik atau ditekan sejauh x), pegas akan memberikan

gaya sebesar F=kx.

Posisi keseimbangan benda m adalah posisi ketika pegas belum ditarik atau

ditekan. Pada posisi keseimbangan, simpangan x = 0 sehingga gaya pegas F = -

kx= 0. Pada gambar 2.4a, benda m ditarik sejauh A ke kanan sehingga

simpangan adalah x = +A, dan otomatis gaya pegas F = -kA. Gaya pegas F = -

kA berarah ke kiri sehingga cenderung menggerakkan benda m ke kiri jika

benda m dibebaskan (tidak ditahan). Benda m bergerak ke kiri melalui posisi

keseimbangannya (lihat Gambar 2.4b). pada posisi tersebut x = 0, dan otomatis

F = -kx = 0. Tampak bahwa pada posisi keseimbangan tidak bekerja gaya

pegas (sebab F = 0). Akan tetapi pada posisi x = 0, benda m telah memiliki

kecepatan dalam arah ke kiri sehingga benda m terus bergerak ke kiri. Begitu

simpangan x negatif (ke kiri), maka pada benda m akan bekerja gaya pegas F =

-kx ke arah kanan (lihat gambar 2.4c). gaya pegas yang berlawanan arah

dengan simpangan memperlambat gerak benda hingga akhirnya berhenti sesaat

di titik terjauh kiri dimana x = -A dan otomatis gaya pegas F = -kx = kA yang

positif (berarah ke kanan) akan menggerakkan benda ke kanan untuk kembali

melalui titik keseimbangannya. Demikian seterusnya, benda bergerak bolak-

balik di sekitar titik keseimbangannya. Gerak seperti itu disebut gerak

harmonik sederhana (disingkat GHS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

23

a. Gaya Pemulih (Kanginan, 2016: 463)

Dari Gambar 2.4, gerak bolak-balik dengan m disebabkan pada benda m

bekerja gaya pegas F = -kx. Gaya pegas selalu sebanding dengan

simpangan x dan juga selalu berlawanan arah dengan simpangan x.

Maksudnya, ketika simpangan x berarah ke kanan dari titik keseimbangan

(nilai x positif), maka gaya pegas F = -kx berarah ke kiri (nilai F negatif),

dan ketika simpangan x berarah ke kiri dari titik keseimbangan (nilai x

negatif), maka gaya pegas F = -kx berarah ke kanan (nilai F positif).

Sehingga, gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu

berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi) disebut sebagai gaya

pemulih. Gaya pemulih selalu menyebabkan benda bergerak bolak-balik di

sekitar titik kesetimbangan (gerak harmonik sederhana). Gaya pemulih

selalu berlawanan dengan arah posisi (arah gerak) benda.

b. Persamaan Gerak Harmonik Sederhana (Kanginan, 2016: 465-466)

Dari Gambar (2.4) ketika pegas diregangkan ke kanan sejauh x atau

tertekan ke kiri sejauh x, satu-satunya gaya yang bekerja pada benda m

adalah F = -kx, sedangkan menurut hukum II Newton, F = ma. Dengan

demikian, ma = -kx.

ma + kx = 0 (1)

dengan x sebagai posisi, percepatan (a) adalah turunan kedua dari x

sehingga Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut.+ = 0 (1-1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

24

Bagi kedua ruas persamaan (1-1) dengan m.

22 + = 0 (1-2)

Persamaan (1-2) adalah persamaan diferensial homogen orde kedua. Secara

matematis, persamaan seperti itu memiliki penyelesaian yang berbentuk

fungsi sinusoidal, yaitu sebagai berikut.

x(t) = A sin (ωt + θ0) atau x(t) = A cos (ωt + θ0) (1-3)

dengan

A = amplitudo atau simpangan maksimum (m),

ω = frekuensi sudut (rad/s),

θ = ωt + θ0 = sudut fase (rad),

θ0 =ω(t = 0) = sudut fase awal (rad).

Anda boleh memilih persamaan simpangan sebagai x(t) = A sin (ωt + θ0)

atau x(t) = A cos (ωt + θ0). Hal terpenting yang perlu anda lakukan adalah

langsung menentukan sudut fase awal θ0, yang diperoleh dari kondisi awal.

Misalnya anda memilih persamaan simpangan sebagai berikut.

Persamaan simpangan

x(t) = A sin (ωt + θ0) (1-4)

Sudut θ0 diperoleh dari kondisi awal x(t =0) = A sin (ω(0) + θ0).

Persamaan kondisi awal

x(t =0) = A sin θ0 (1-5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

25

misalnya benda m mulai bergerak dari titik keseimbangan (berarti x = 0),

maka sudut θ0 diperoleh dari persamaan kondisi awal.

x(t) = A sin (ωt + θ0)

x(t =0) = A sin (0 + θ0) (1-6)

Saat x(t =0) benda berada di x = 0 sehingga 0 = A sin θ0 dengan θ0 = 0.

Persamaan simpangan menjadi seperti berikut.

x(t) = A sin (ωt + 0)

x(t) = A sin ωt (1-7)

Bagaimana jika benda m mulai bergerak dari titik terjauh sebelah kanan,

berarti x = +A, maka sudut θ0 diperoleh dari persamaan kondisi awal.

x(t) = A sin (ωt + θ0)

x(t =0) = A sin (0 + θ0) (1-8)

Saat x(t =0) benda di x = +A sehingga A = A sin θ0 dengan sin θ0 = 1 = sin 2maka 0 = 2 Persamaan simpangan menjadi seperti berikut.

x(t) = A sin (ωt +2) (1-9)

3. Periode Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas (Kanginan, 2016: 471-

472)

Percepatan GHS

a = -ω2x (2)

substitusi a = -ω2x ke dalam Persamaan (1), ma + kx = 0 sehingga

memberikan hasil berikut.

m(-ω2x) + kx = 0

mω2x = kx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

26

ω2 = (2-1)

Frekuensi sudut

ω = (2-2)

Selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas

mendatar atau tegak yang bergetar dapat diturunkan dari ω = 2 yaitu sebagai

berikut. = ↔ = (2-3)

Periode

= 2 (2-4)

Catatan penting:

Periode getaran benda pada ujung pegas (mendatar atau vertikal) yang

dirumuskan oleh = 2 hanya berlaku jika pengamat satu acuan dengan

pegas yang bergetar. Misalnya untuk pegas yang bergetar di laboratorium,

rumus = 2 berlaku untuk pengamat yang ada di laboratorium. Akan

tetapi, jika pegas bergetar sambil bergerak translasi terhadap laboratorium,

rumus = 2 tidak berlaku bagi pengamat yang diam di laboratorium.

Untuk kasus seperti ini, rumus = 2 hanya berlaku untuk pengamat

yang diam pada pegas yang sedang bergerak translasi. Sehingga, titik acuan

yang diketahui selalu diam terhadap pegas adalah pusat massa sistem pegas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

27

4. Gerak Harmonik Sederhana pada Bandul Sederhana (Raharja, 2014: 103-

105)

Gaya pemulih FP yang mengembalikan beban bandul ke posisi semula

adalah FP = mg sin θ. Adapun gaya tegangan tali T menyangga tali agar beban

bandul tetap bergerak sepanjang lintasan lingkaran.

FP = mg sin θ

Gambar 2.5. Ayunan bandul sederhana

Anggap panjang bandul L membentuk sudut θ secara vertikal. Dalam hal ini

simpangan beban adalah x. Ketika sudut simpangan θ (dalam radian) dibuat

kecil sehingga sin θ = θ. Catatan, tidak ada perbedaan jauh antara sin θ dan θ

jika nilai sudut lebih kecil dari 8. Secara otomatis, panjang busur lingkaran dari

titik kesetimbangan memiliki hubungan.

x = L θ (2-5)

Ketika persamaan tersebut dimasukkan ke dalam persamaan gaya pemulih

akan diperoleh

Fp = mg sin θ ~ Fp = mg (2-6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

28

Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak harmonik sederhana dirumuskan

sebagai

FGHS = -mω2x (2-7)

Tanda negatif menunjukkan gaya F berlawanan arah dengan simpangan x.

Gaya pemulih beban bandul harus sama dengan gaya F. Dengan demikian,

FP = FGHS

mg = mω2x atau ω2= (2-8)

Dengan menggunakan persamaan frekuensi sudut = , maka diperoleh

periode bandul sederhana, yaitu

= 2 (2-9)

Periode bandul sederhana bergantung pada besarnya percepatan gravitasi g dan

panjang tali L. Periode bandul sebanding dengan akar kuadrat panjang tali dan

berbanding terbalik dengan akar kuadrat percepatan gravitasi. Jadi, bandul

sederhana mempunyai periode berbeda ketika dibawa ke bulan. Ingat, periode

bandul tidak dipengaruhi oleh massa beban yang tergantung pada tali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

adalah jenis penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka,

kemudian menggunakan analisis statistik (Suparno, 2014: 119).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Pelaksanaan penelitian ini memerlukan waktu dimulai dari bulan

April 2018 sampai dengan bulan Juni 2018.

2. Tempat

Penelitian ini di laksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Dimana SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan Jalan Wates KM 12,

Gubug, Argosari, Sedayu, Bantul.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah kelompok lebih besar dimana hasil penelitian

diharapkan berlaku; semua anggota grup yang akan diteliti (Suparno,

2014: 43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

30

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua siswa-

siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X IPA yang berjumlah kurang

lebih 70 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah menunjuk pada suatu kelompok dimana informasi

atau data didapatkan. Sampel adalah himpunan bagian dari populasi

(Suparno, 2014: 43).

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa-siswi

SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X IPA yang berjumlah kurang lebih 56

siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang mengungkapkan kelompok objek atau

hal yang nilainya berbeda-beda seperti gender, kemampuan, intelegensi, nilai,

minat, sikap, motivasi, warna mata, penghasilan, umur, dll (Suparno, 2014:

29).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang bebas, berdiri sendiri

(Suparno, 2014: 30).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode

pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

31

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel

bebas (Suparno, 2014: 30).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah tingkat

pemahaman siswa dengan menggunakan media simulasi PhET pada materi

gerak harmonik sederhana.

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest and posttest control

group, dimana desain penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok

simulasi PhET dan kelompok kontrol. Kelompok simulasi PhET adalah

kelompok yang metode pembelajarannya menggunakan simulasi PhET,

sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang metode pembelajarannya

tidak menggunakan simulasi PhET atau metode pembelajarannya

menggunakan ceramah interaktif.

Awal pembelajaran dilakukan test awal (pretest) pada kedua kelompok

untuk mengetahui pemahaman awal pada materi gerak harmonik sederhana

siswa-siswi X IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Setelah test awal, dilanjutkan pembelajaran. Kelompok simulasi PhET

pada pertemuan pertama digunakan untuk perkenalan simulasi PhET secara

umum dan pengerjaan LKS 1, pada pertemuan kedua dan ketiga digunakan

untuk pembelajaran menggunakan simulasi PhET serta pembahsan LKS dan

penguatan materi. Sedangkan kelompok kontrol pada pertemuan pertama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

32

kedua dan ketiga dilanjutkan pembelajaran menggunakan metode ceramah

interaktif.

Setelah pembelajaran dilaksanakan pada kedua kelompok maka dilakukan

test akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan pemahaman pada materi

gerak harmonik sederhana siswa-siswi X IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group

Treatment Group O1 X1 O1’

Control Group O2 X2 O2’

Keterangan:

O1 : Pretest kelas treatment (simulasi PhET)

X1 : Pembelajaran dengan metode simulasi PhET

O1’ : Posttest kelas treatment (simulasi PhET)

O2 : Pretest kelas kontrol (ceramah interaktif)

X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah interaktif

O2’ : Posttest kelas kontrol (ceramah interaktif)

F. Treatmen

Treatmen adalah perlakuan khusus peneliti kepada subjek atau sampel

yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno,

2014: 49).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

33

1. Kelompok Simulasi PhET

Kelompok simulasi PhET adalah kelompok yang sengaja diberi

treatmen (perlakuan khusus). Metode simulasi PhET yang akan digunakan

adalah metode simulasi PhET terbimbing dimana siswa akan diberi LKS

(Lembar Kerja Siswa) pada saat proses pembelajaran. Dengan adanya

LKS (Lembar Kerja Siswa) siswa tidak akan merasa bingung, selain itu

siswa juga lebih teratur dan cepat selesai. Untuk metode simulasi PhET

terbimbing ini langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, apa yang

harus diamati dan diukur semua sudah ditentukan sejak awal oleh guru.

Pada kelompok treatmen pertemuan pertama diisi pretest,

pengenalan simulasi PhET, dan dilanjutkan siswa mengerjakan LKS 1.

Selanjutnya pada pertemuan kedua siswa melanjutkan mengerjakan LKS 1

dan mengerjakan LKS 2. Pada pertemuan ketiga siswa melanjutkan

mengerjakan LKS 2, siswa bersama guru membahas LKS 1 maupun LKS

2, dan dilanjutkan penguatan materi. Pada pertemuan keempat siswa

mengerjakan soal posttest.

2. Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi treatmen

(perlakuan khusus). Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan

dengan metode ceramah interaktif. Kelompok kontrol dalam penelitian ini

adalah kelompok yang digunakan sebagai pembanding.

Pada kelompok kontrol proses pembelajaran pada pertemuan

pertama dilakukan pretest dan dilanjutkan pembelajaran dengan ceramah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

34

interaktif. Selanjutnya pada pertemuan kedua melanjutkan pembelajaran

secara ceramah interaktif dan dilanjutkan siswa mengerjakan latihan soal.

Pada pertemuan ketiga dilanjutkan pembelajaran secara ceramah interaktif

serta siswa mengerjakan soal posttest.

G. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Instrumen dibedakan menjadi tes dan non-tes (Suparno, 2014: 53).

Dalam penelitian ini instrumen pengambilan data berupa tes dan non-tes.

Tes berupa soal pretest dan posttest, sedangkan non-tes berupa wawancara.

1. Soal pretest dan posttest

Soal pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda dan tes essay.

a. Soal Pretest

Soal pretest bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa X

IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu tentang materi gerak harmonik

sederhana sebelum pembelajaran. Kisi-kisi soal pretest dan kunci

jawaban pretest dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest dan kunci jawaban pretest

No. Aspek Indikator Soal JawabanKognitif1. Pengertian

gerakharmoniksederhana.

Siswa dapatmenjelaskanpengertiangerakharmoniksederhana.

Apa yang dimaksuddengan gerak harmoniksederhana?a. Gerak bolak-balik

benda.b. Gerak bolak-balik

benda melaluikesetimbangantertentu denganbeberapa getaran

Gerak bolak-balik benda melaluititik kesetimbangan tertentu denganbeberapa getaran benda dalamsetiap sekon selalu konstan (C).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

35

getaran benda.c. Gerak bolak-balik

benda melalui titikkesetimbangantertentu denganbeberapa getaranbenda dalam setiapsekon selalukonstan.

d. Gerak bolak-balikbenda melalui titikkesetimbangan.

e. Gerak benda padatitik kesetimbangandalam setiap sekonselalu konstandengan beberapagetaran benda.

2. Besaranfisis gerakharmoniksederhanapada pegasdan bandul.

Siswa dapatmenganalisiskarakteristikbesaran-basaran fisisgerakharmonikpada pegasdan bandul.

Perhatikan pernyataandi bawah ini:(1)Periode,(2)Frekuensi,(3)Waktu,(4)Jumlah getaran,(5)Percepatangravitasi, dan(6)Panjang tali.Berdasarkanpernyataan di atas yangtermasuk besaran fisisgerak harmoniksederhana pada pegasdan bandul adalah...a. 1,2,3 dan 4,5,6.b. 2,4,5 dan 2,3,4.c. 2,3,4 dan 1,3,4,5.d. 1,3,4,6 dan 2,3,4,6.e. 1,3,4,5 dan 2,3,4.

Besaran fisis pada pegas: (periode,waktu, jumlah getaran, danpercepatan gravitasi).Besaran fisis pada bandul:(frekuansi, waktu, jumlah getaran).(E). 1,3,4,5 dan 2,3,4.

3. Periode danfrekuensigerakharmoniksederhanapada pegas.

Siswa dapatmenghitungperiode danfrekuensigerakharmoniksederhanapada pegas.

Ketika sebuah bendabermassa 2 kgdigantung pada pegas,pegas terentang sampai0,1 m. Tentukanperiode dan frekuensigetaran pegas. g = 10m/s2 dan ambil π = 3.

Diket: m = 2 kgx = 0,1 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: pada posisi seimbang gayaberat benda yang digantung padapegas (mg) seimbang dengan gayapemulih (kx).

kx = mgk(0,1 m) = (2kg)(10 m/s2)

k = 200 N/m

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

36

dari nilai tersebut, maka periodegetaran pegas adalah= 2 = 2 / = 0,6 s= = , = 1,67

4. Periode danfrekuensigerakharmoniksederhanapadabandul.

Siswa dapatmenghitungperiode danfrekuensigerakharmoniksederhanapada bandul.

Sebuah bandul denganpanjang tali 40 cmdigantung beban,kemudian melakukanGHS dengansimpangan kecil diposisi seimbangnya.Tentukan periode danfrekuensi bandu. g = 10m/s2 dan ambil π = 3.

Diket: l = 40 cm = 0,4 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab:= 2 = 2 , / = 1,2 s= = , = 0,83

5. Posisi,kecepatan,danpercepatandari gerakharmoniksederhana.

Siswa dapatmenghitungposisi,kecepatan,danpercepatandari gerakharmoniksederhana.

Sebuah partikelbergerak harmonik.Persamaan simpangandinyatakan sebagai y =4 sin 0,1t cm, dengan tdalam sekon.Tentukan:a. Persamaan

kecepatan danpercepatan.

b. Simpangan,kecepatan, danpercepatan pada t =5π s.

Diket:Simpangan y = 4 sin 0,1t cm.

Ditanya:a. v dan ab. x, v, dan a saat t =5π s

Jawab:Simpangan y = 4 sin 0,1t cm

a. kecepatan = =4(0,1 cos0,1 ) /v = (0,4 cos 0,1t)

cm/s

percepatan = =0,4(−0,1 sin0,1 ) /a = (-0,04 sin 0,1t) cm/s2

b. t = 5π ssudut θ = 0,1t = (0,1)(5π) =0,5π rad = 900

simpangan y = 4 sin 0,1t = 4sin 900= 4cmkecepatan v = 0,4 cos 0,1t =0,4 cos 900= 0percepatan a = -0,04 sin 0,1t= -0,04 sin 900 = - 0,04 cm/s2

Psikomotorik6. Percobaan

pegas danbandul.

Siswa dapatmerancangpercobaangerakharmoniksederhanapada pegasdan bandul.

Pilihlah salah satu:1. Percobaan

pada pegas.2. Percobaan

pada bandul.Rancanglah percobaanuntuk menentukanperiode pada pegas

a. Percobaan pegas:Pada percobaan pegas setelahmenyiapkan alat dan bahan,maka untuk menentukanperiode pada pegas yaitudengan cara menyimpangkanpegas dengan menarik pegasyang diberi massa beban,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

37

atau bandul tersebut! kemudian melepaskan pegasdan menghitung periode yangterjadi pada pegas.

b. Percobaan bandul:Pada percobaan bandulsetelah menyiapkan alat danbahan, maka untukmenentukan periode padabandul yaitu dengan caramenyimpangkan bandul yangdiberi massa beban, kemudianmelepaskan bandul danmenghitung periode yangterjadi pada bandul.

Afektif7.

MetodePembelajar-an

Apakah dengan metodepembelajaran yangsudah dilakukanmembuat Andasemangat dalam belajarfisika? Berikan alasanAnda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju1 = Sangat Tidak Setuju

8. Apakah dengan metodepembelajaran yangsudah dilakukanmembuat Anda merasaterbantu dalammemahami pelajaranfisika? Berikan alasanAnda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju1 = Sangat Tidak Setuju

9. Apakah dengan metodepembelajaran yangsudah dilakukanmembuat Anda merasatertarik dalam prosespelajaran fisika?Berikan alasan Anda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju1 = Sangat Tidak Setuju

b. Soal Posttest

Soal posttest bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman

siswa X IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu tentang materi gerak harmonik

sederhana sesudah pembelajaran. Kisi-kisi soal posttest dan kunci

jawaban posttest dapat dilihat di tabel 3.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

38

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal posttest dan kunci jawaban posttest

No. Aspek Indikator Soal JawabanKognitif1. Pengertian

gerakharmoniksederhana.

Siswa dapatmenjelaskanpengertiangerakharmoniksederhana.

Apa yang dimaksuddengan gerak harmoniksederhana?a. Gerak bolak-balik

benda.b. Gerak bolak-balik

benda melalui titikkesetimbangantertentu denganbeberapa getaranbenda.

c. Gerak bolak-balikbenda melalui titikkesetimbangan.

d. Gerak benda pada titikkesetimbangan dalamsetiap sekon selalukonstan denganbeberapa getaranbenda.

e. Gerak bolak-balikbenda melalui titikkesetimbangantertentu denganbeberapa getaranbenda dalam setiapsekon selalu konstan.

Gerak bolak-balik benda melaluititik kesetimbangan tertentudengan beberapa getaran bendadalam setiap sekon selalukonstan (E).

2. Periodedanfrekuensigerakharmoniksederhanapadapegas.

Siswa dapatmenghitungperiode danfrekuensigerakharmoniksederhanapada pegas.

Ketika sebuah bendabermassa 4 kg digantungpada pegas, pegasterentang sampai 0,2 m.Tentukan periode danfrekuensi getaran pegas. g= 10 m/s2 dan ambil π = 3.

Diket: m = 4 kgx = 0,2 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: pada posisi seimbanggaya berat benda yang digantungpada pegas (mg) seimbangdengan gaya pemulih (kx).

kx = mgk(0,2 m) = (4kg)(10 m/s2)

k = 200 N/mdari nilai tersebut, maka periodegetaran pegas adalah= 2 = 2 / =0,84 s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

39

= = , = 1,193. Besaran

fisis gerakharmoniksederhanapada pegasdanbandul.

Siswa dapatmenganalisiskarakteristikbesaran-basaran fisisgerakharmonikpada pagasdan bandul.

Perhatikan pernyataan dibawah ini:(1)Periode,(2)Frekuensi,(3)Waktu,(4)Jumlah getaran,(5)Percepatan gravitasi,dan (6)Panjang tali.Berdasarkan pernyataan diatas yang termasukbesaran fisis gerakharmonik sederhana padapegas dan bandul adalah...a.1,2,3 dan 4,5,6.b.2,4,5 dan 2,3,4.c.2,3,4 dan 1,3,4,5.d.1,3,4,6 dan 2,3,4,6.e.1,3,4,5 dan 2,3,4.

Besaran fisis pada pegas:(periode, waktu, jumlah getaran,dan percepatan gravitasi).Besaran fisis pada bandul:(frekuensi, waktu, jumlahgetaran).(E). 1,3,4,5 dan 2,3,4.

4. Posisi,kecepatan,danpercepatandari gerakharmoniksederhana.

Siswa dapatmenghitungposisi,kecepatan,danpercepatandari gerakharmoniksederhana.

Sebuah partikel bergerakharmonik.Persamaan simpangandinyatakan sebagai y = 6sin 0,2t cm, dengan tdalam sekon. Tentukan:

a. Persamaan kecepatandan percepatan.

b. Simpangan,kecepatan, danpercepatan pada t =2,5π s.

Diket:Simpangan y = 6 sin 0,2t cm.Ditanya:

a. v dan ab. y, v, dan a saat t =2,5π s

Jawab:Simpangan y = 6 sin 0,2t cm

a. kecepatan = =6(0,2 cos 0,2 ) /v = (1,2 cos 0,2t) cm/s

percepatan = =1,2(−0,2 sin0,2 ) /a = (-0,24 sin 0,2t) cm/s2

b. t = 2,5π ssudut θ = 0,2t = (0,2)(2,5π)= 0,5π rad = 900

simpangan y = 6 sin 0,2t = 6sin 900= 6 cmkecepatan v = 1,2 cos 0,2t =0,4 cos 900= 0percepatan a = -0,24 sin 0,2t= -0,24 sin 900 = - 0,24cm/s2

5. Periodedanfrekuensigerakharmonik

Siswa dapatmenghitungperiode danfrekuensigerak

Sebuah bandul denganpanjang tali 20 cmdigantung beban,kemudian melakukanGHS dengan simpangan

Diket: l = 20 cm = 0,2 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

40

sederhanapadabandul.

harmoniksederhanapada bandul.

kecil di posisiseimbangnya. Tentukanperiode dan frekuensibandul. g = 10 m/s2 danambil π = 3.

= 2 = 2 , / =0,84 s= = , = 1,19

Psikomotorik6. Percobaan

pegas danbandul.

Siswa dapatmerancangpercobaangerakharmoniksederhanapada pegasdan bandul.

Pilihlah salah satu:1. Percobaan pada

pegas.2. Percobaan pada

bandul.Rancanglah percobaanuntuk menentukan periodepada pegas atau bandultersebut!

a. Percobaan pegas:Pada percobaan pegassetelah menyiapkan alatdan bahan, maka untukmenentukan periode padapegas yaitu dengan caramenyimpangkan pegasdengan menarik pegas yangdiberi massa beban,kemudian melepaskanpegas dan menghitungperiode yang terjadi padapegas.

b. Percobaan bandul:Pada percobaan bandulsetelah menyiapkan alatdan bahan, maka untukmenentukan periode padabandul yaitu dengan caramenyimpangkan bandulyang diberi massa beban,kemudian melepaskanbandul dan menghitungperiode yang terjadi padabandul.

Afektif7.

MetodePembelajar-an

Apakah dengan metodepembelajaran yang sudahdilakukan membuat Andasemangat dalam belajarfisika? Berikan alasanAnda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju1 = Sangat Tidak Setuju

8. Apakah dengan metodepembelajaran yang sudahdilakukan membuat Andamerasa terbantu dalammemahami pelajaranfisika? Berikan alasanAnda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju1 = Sangat Tidak Setuju

9. Apakah dengan metodepembelajaran yang sudahdilakukan membuat Anda

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

41

merasa tertarik dalamproses pelajaran fisika?Berikan alasan Anda!

1 = Sangat Tidak Setuju

2. Wawancara

Menurut Suparno (2014: 61) interview/ wawancara adalah semacam

koesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi yang diperlukan. Dibedakan dalam pelaksanaan:

Wawancara bebas: bebas menanyakan apa saja yang diperlukan.

Wawancara terpimpin: dengan beberapa daftar pertanyaan lengkap.

Wawancara bebas terpimpin: kombinasi kedua di atas.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk melengkapi/

memperkuat pernyataan bahwa simulasi PhET dapat meningkatkan

pemahaman siswa kelas treatmen pada materi gerak harmonik sederhana.

Dalam wawancara siswa ditanya mengenai pembelajaran fisika selama ini,

pada kelas treatmen siswa ditanya pembelajaran menggunakan simulasi

PhET sedangkan pada kelas kontrol siswa ditanya pembelajaran

menggunakan ceramah interaktif, apakah siswa paham materi dengan

metode pembelajaran yang telah dilakukan, dan harapan ke depan untuk

pembelajaran fisika.

H. Validitas Instrumen

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur

apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (valid untuk).

Validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

42

yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Suatu tes disebut

valid bila memang mengukur yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).

Dalam penelitian ini validitas instrumen dilakukan oleh ahli fisika yaitu

Drs. Domi Severinus, M.Si.

I. Metode Analisa Data

Data yang diperolah dari skor pretest dan skor posttest kemudian

dianalisis secara kuantitatif.

1. Teknik Penskoran

a. Skor soal kognitif

Tabel 3.4 Penskoran soal kognitif

No. Soal JawabanKeterangan

SkorSkor

SkorTotal

1.

Apa yang dimaksuddengan gerak harmoniksederhana?a. Gerak bolak-balik

benda.b. Gerak bolak-balik

benda melalui titikkesetimbangantertentu denganbeberapa getaranbenda.

c. Gerak bolak-balikbenda melalui titikkesetimbangantertentu denganbeberapa getaranbenda dalam setiapsekon selalu konstan.

d. Gerak bolak-balikbenda melalui titikkesetimbangan.

e. Gerak benda padatitik kesetimbangandalam setiap sekonselalu konstandengan beberapagetaran benda.

Gerak bolak-balik bendamelalui titikkesetimbangan tertentudengan beberapagetaran benda dalamsetiap sekon selalukonstan (C).

Jika jawabanbenar.

5

5Jika jawabansalah/ tidakmenjawab.

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

43

2.

Perhatikan pernyataan dibawah ini:(1)Periode, (2)Frekuensi,(3)Waktu, (4)Jumlahgetaran, (5)Percepatangravitasi, dan (6)PanjangtaliBerdasarkan pernyataandi atas yang termasukbesaran fisis gerakharmonik sederhanapada pegas dan banduladalah...a. 1,2,3 dan 4,5,6.b. 2,4,5 dan 2,3,4.c. 2,3,4 dan 1,3,4,5.d. 1,3,4,6 dan 2,3,4,6.e. 1,3,4,5 dan 2,3,4.

Pada pegas: periode,waktu, jumlah getaran,percepatan gravitasi.Pada bandul: frekuensi,waktu, jumlah getaran.(E). 1,3,4,5 dan 2,3,4.

Jika jawabanbenar.

5

5Jika jawabansalah/ tidakmenjawab.

0

3.

Ketika sebuah bendabermassa 2 kg digantungpada pegas, pegasterentang sampai 0,1m.Tentukan periode danfrekuensi getaran pegas.g = 10 m/s2 dan ambil π= 3.

Diket:m = 2 kgx = 0,1 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: pada posisiseimbang gaya beratbenda yang digantungpada pegas (mg)seimbang dengan gayapemulih (kx).

kx = mgk(0,1m) = (2kg)(10m/s2)

k = 200 N/mdari nilai tersebut, makaperiode getaran pegasadalah = 2= 2 2200 /T = 0,6 s

Sedangkan frekuensi

Jika jawabanbenar danlengkap.

30

30

Jikamenjawabdenganbenar danlengkaptetapi secaraperhitungansalah.

23

Jikamenjawabsampai dirumusdenganbenar.

12

Jikamenjawabtetapi salah.

5

Jika tidakmenjawab.

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

44

getaran pegas adalah= 1= 10,6 = 1,67

4.

Sebuah bandul denganpanjang tali 40cmdigantung beban,kemudian melakukanGHS dengan simpangankecil posisiseimbangnya. Tentukanperiode dan frekuensibandul. g = 10 m/s2 danambil π = 3.

Diket:l = 40 cm = 0,4 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: = 2

= 2 0,410 /T = 1,2 s

Sedangkan frekuensigetaran pegas adalah= 1= 11,2 = 0,83

Jika jawabanbenar danlengkap.

25

25

Jikamenjawabdenganbenar danlengkaptetapi secaraperhitungansalah.

19

Jikamenjawabsampai dirumusdenganbenar.

10

Jikamenjawabtetapi salah.

5

Jika tidakmenjawab.

0

5.

Sebuah partikel bergerakharmonik. Persamaansimpangan dinyatakansebagai y = 4 Sin 0,1tcm, dengan t dalamsekon. Tentukan:

a. Persamaankecepatan danpercepatan.

b. Simpangan,kecepatan, danpercepatan padat = 5π s.

Diket:y = 4 Sin 0,1t cm

Ditanya:a. v dan ab. x, v, dan a saat t = 5π

sJawab:Simpangan y = 4 Sin0,1tKecepatan== 4(0,1 cos 0,1 )= 0,4 cos0,1Percepatan

Jika jawabanbenar danlengkap.

35

35

Jikamenjawabdenganbenar danlengkaptetapi secaraperhitungansalah.

26

Jikamenjawabsampai dirumusdenganbenar.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

45

== 0,4(−0,1 sin 0,1 )= −0,04 sin0,1Saat t = 5πSudut ϴ = 0,1t =(0,1)(5π)

= 0,5π rad = 900

Simpangany = 4 sin 0,1t = 4 sin 900

= 4cmKecepatanv = 0,4 cos 0,1t = 0,4cos 900 = 0Percepatana = -0,04 sin 0,1t = -0,04 sin 900 = -0,04cm/s2

Jikamenjawabtetapi salah.

5

Jika tidakmenjawab.

0

b. Skor soal psikomotorik

Tabel 3.5 Penskoran soal psikomorik

No. Soal Jawaban Keterangan Skor Skor

1.

Pilihlah salahsatu:

1. Percobaanpada pegas.

2. Percobaanpada bandul.

Rancanglahpercobaan untukmenentukanperiode padapegas atau bandultersebut!

Percobaan pada pegas:

Pada percobaan pegas setelahmenyiapkan alat dan bahan, makauntuk menentukan periode padapegas yaitu dengan caramenyimpangkan pegas denganmenarik pegas yang diberi massabeban, kemudian melepaskanpegas dan menghitung periodeyang terjadi pada pegas.

Jika jawaban benarbeserta penjelasan.

100

Jika jawaban benartanpa penjelasanmenentukan periode.

75

Jika jawaban hanyagambar rangkaiantanpa penjelasan.

50

Jika menjawab soaltapi jawaban salah.

10

Jika tidak menjawabsama sekali.

0

Percobaan pada bandul:

Jika jawaban benarbeserta penjelasan.

100

Jika jawaban benartanpa penjelasan.

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

46

Pada percobaan bandul setelahmenyiapkan alat dan bahan, makauntuk menentukan periode padabandul yaitu dengan caramenyimpangkan bandul yangdiberi massa beban, kemudianmelepaskan bandul danmenghitung periode yang terjadipada bandul.

Jika jawaban hanyarangkaian tanpapenjelasan.

50

Jika menjawab soaltapi jawaban salah.

10

Jika tidak menjawabsama sekali.

0

c. Skor soal afektif

Tabel 3.6 Penskoran soal afektif

No. Soal Klasifikasi Skor

1.Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukanmembuat anda semangat dalam belajar fisika? Berikanalasan anda!

4 = Sangat Semangat3 = Semangat2 = Kurang Semangat1 = Tidak Semangat

2.Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukanmembuat anda merasa terbantu dalam memahami pelajaranfisika? Berikan alasan anda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Kurang Setuju1 = Tidak Setuju

3.Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukanmembuat anda merasa tertarik dalam proses pelajaranfisika? Berikan alasan anda!

4 = Sangat Setuju3 = Setuju2 = Kurang Setuju1 = Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

47

2. Pengklasifikasian

Dari skor, dibuat klasifikasi untuk menentukan tingkat pemahaman siswa.

1) Klasifikasi aspek kognitif

Tabel 3.7 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek kognitif

Skor Klasifikasi80 - 100 Sangat Tinggi60 – 79 Tinggi40 – 59 Cukup20 – 39 Rendah0 – 19 Sangat Rendah

Skor maksimal = 100

Skor minimal = 0

Range = 100

2) Klasifikasi ranah psikomotorik

Tabel 3.8 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek psikomotorik

Skor Klasifikasi80 - 100 Sangat Tinggi60 - 79 Tinggi40 - 59 Cukup20 - 39 Rendah0 - 19 Sangat Rendah

Skor maksimal = 100

Skor minimal = 0

Range = 100

3) Klasifikasi ranah afektif

Tabel 3.9 Klasifikasi tingkat pemahaman aspek afektif

Presentase Skor (%) Klasifikasi80 - 100 Sangat Tinggi60 - 79 Tinggi40 - 59 Cukup20 - 39 Rendah0 - 19 Sangat Rendah

Skor maksimal = 100

Skor minimal = 0

Range = 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

48

3. Uji Statistik

Skor yang dihasilkan dari pretest dan posttest kemudian dianalisis

menggunakan uji T-dependen dan uji T-independen. Untuk skor kognitif dan

skor psikomotorik dapat langsung dianalisis menggunakan uji-T karena skor

maksimal untuk soal kognitif maupun skor psikomotorik sudah 100, tetapi

untuk skor afektif belum. Sehingga untuk skor akhir soal afektif dianalisis

terlebih dahulu supaya nilai maksimumnya menjadi 100. Analisis skor afektif

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Analisis skor afektif

ℎ = ℎℎ 100%Data kemudian akan dianalisis melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Uji T-independent untuk melihat tingkat pemahaman awal hasil

pretest pada kelas simulasi PhET dan kelas kontrol.

b. Uji T-dependent untuk membandingkan hasil pretest dan hasil posttest

untuk kelas simulasi PhET.

c. Uji T-dependent untuk membandingkan hasil pretest dan hasil posttest

untuk kelas kontrol.

d. Uji T-independent untuk membandingkan hasil posttest untuk kelas

simulasi PhET dan kelas kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

49

Rumus uji-T yang digunakan seperti berikut:

a. Uji T-independen

Persamaan umum uji T kelompok independen adalah sebagai

berikut (Suparno, 2011):= Ẍ Ẍ( ) ( )( )Keterangan:

1 = jumlah anggota kelompok 1

2 = jumlah anggota kelompok 2Ẍ1 = nilai rata-rata kelompok 1Ẍ2 = nilai rata-rata kelompok 2

1 = standar deviasi kelompok 1

2 = standar deviasi kelompok 2

Perhitungan t dengan bantuan SPSS

Apabila nilai p < α, maka signifikan. Dimana α = 0,05.

b. Uji T-dependen

Persamaan umum uji T kelompok dependen adalah sebagai berikut(Suparno,2011):

| | X1 − X22 − 2( − 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

50

Keterangan:

X1 = nilai pre-test

X2 = nilai post-test

D = perbedaan nilai (X1 – X2)

N = jumlah pasangan

Perhitungan t dengan bantuan SPSS

Apabila nilai p < α, maka signifikan. Maka terjadi peningkatan pemahaman

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

51

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan setiap hari Senin mulai tanggal 16 April 2018

sampai dengan tanggal 7 Mei 2018 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas X IPA 1 dan X IPA 2 sebagai

subyek penelitian. Kelas X IPA 1 sebagai kelas treatmen menggunakan

simulasi PhET dengan jumlah siswa 33 orang dan kelas X IPA 2 sebagai kelas

kontrol menggunakan ceramah dengan jumlah siswa 32 orang. Jadwal

pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1. Jadwal pelaksaan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu

KelasWaktu

PenelitianKegiatan

AlokasiWaktu

X IPA 1

Senin, 16April 2018

- Perkenalan di kelas dan penyampaiantujuan diadakan penelitian sekaligustujuan diadakan pretest.

- Pretest ( 45 menit).- Perkenalan simulasi PhET di Ruang

Komputer.- Bagi LKS 1 mengenai pegas dan siswa

mulai mengerjakan LKS 1.

3 x 45menit

Senin, 23April 2018

- Siswa melanjutkan mengerjakan LKS 1,setelah selesai LKS dikumpulkan.

- Bagi LKS 2 dan siswa mulaimengerjakan LKS 2.

3 x 45menit

Senin, 30April 2018

- Siswa melanjutkan mengerjakan LKS 2.- Membagi kembali LKS 1.- Membahas LKS 1 dan LKS 2.

3 x 45menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

52

- Penguatan materi.Senin, 7

Mei 2018- Posttest ( 45 menit).

1 x 45menit

X IPA 2

Senin, 16April 2018

- Perkenalan di kelas dan penyampaiantujuan diadakan penelitian sekaligustujuan diadakan pretest.

- Pretest ( 45 menit).- Penjelasan materi secara ceramah

interaktif dan latihan soal.

3 x 45menit

Senin, 23April 2018

- Melanjutkan materi secara ceramahinteraktif dan latihan soal.

3 x 45menit

Senin, 30April 2018

- Melanjutkan materi secara ceramahinteraktif dan latihan soal.

- Posttest ( 45 menit)

3 x 45menit

1. Pelaksanaan Di Kelas Treatmen

a. Senin, 16 April 2018

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 April 2018 di

kelas X IPA 1 sebagai kelas treatmen pada jam pertama sampai jam

ketiga yaitu pukul 07.25 - 09.40 WIB. Pada pertemuan pertama ini

peneliti melakukan perkenalan dengan siswa sekaligus memberikan

penjelasan mengenai diadakannya penelitian. Dalam perkenalan peneliti

meminta siswa untuk duduk sesuai dengan nomor absen supaya

mempermudah peneliti untuk menghafal nama siswa. Peneliti juga

menjelaskan kepada siswa tentang pretest. Pretest dilakukan selama 45

menit. Siswa yang mengikuti pretest ada 30 siswa (lihat gambar 4.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

53

Gambar 4.1 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan soal pretest

Setelah melakukan pretest peneliti bersama siswa menuju ke

laboratorium komputer untuk memperkenalkan simulasi PhET kepada

siswa, di sini peneliti membimbing siswa untuk masuk ke simulasi

PhET kemudian siswa melihat dan bermain-main menggunakan

simulasi PhET. Setelah peneliti memperkenalkan siswa mengenai

simulasi PhET, peneliti membagi Lembar Kerja Siswa 1 kepada siswa

mengenai pegas dimana dalam simulasi PhET yang digunakan berjudul

“Masses & Springs”, kemudian siswa mulai mengerjakan Lembar Kerja

Siswa 1. Peneliti mengamati yang terjadi selama proses pengerjaan

Lembar Kerja Siswa (lihat gambar 4.2).

Gambar 4.2 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan Lembar KerjaSiswa 1 mengenai pegas menggunakan simulasi PhET yang berjudul

“Masses & Springs”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

54

b. Senin, 23 April 2018

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 April 2018 di kelas

X IPA 1 sebagai kelas treatmen pada jam pertama sampai jam ketiga

yaitu pukul 07.25 – 09.40 WIB. Pada pertemuan kedua ini peneliti

langsung mengajak siswa ke laboratorium komputer. Di laboratorium

komputer siswa diminta untuk melanjutkan mengerjakan Lembar Kerja

Siswa 1 mengenai pegas (lihat gambar 4.3).

Gambar 4.3 Aktivitas siswa IPA 1 melanjutkan mengerjakanLembar Kerja Siswa 1 mengenai pegas.

Setelah siswa selesai mengerjakan Lembar Kerja Siswa 1

mengenai pegas dan mengumpulkan Lembar Kerja Siswa 1 mengenai

pegas, peneliti membagi Lembar Kerja Siswa 2 mengenai bandul dan

meminta siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa 2 tentang

bandul (lihat gambar 4.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

55

Gambar 4.4 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan Lembar Kerjasiswa 2 mengenai bandul menggunakan simulasi PhET yang berjudul

“Pendulum Lab”

c. Senin, 30 April 2018

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 30 April 2018 di kelas

X IPA 1 sebagai kelas treatmen pada jam pertama sampai jam ketiga

yaitu pukul 07.25 – 09.40 WIB. Pada pertemuan ketiga ini peneliti

langsung mengajak siswa ke laboratorium komputer. Di laboratorium

komputer siswa diminta untuk melanjutkan mengerjakan Lembar Kerja

Siswa 2 mengenai bandul (lihat gambar 4.5).

Gambar 4.5 Aktivitas siswa IPA 1 melanjutkan mengerjakanlembar kerja siswa 2 mengenai bandul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

56

Setelah siswa selesai mengerjakan Lembar Kerja Siswa 2

mengenai bandul, peneliti membagi kembali Lembar Kerja Siswa 1

mengenai pegas. Kemudian peneliti bersama siswa membahas Lembar

Kerja Siswa 1 mengenai pegas dan Lembar Kerja Siswa 2 mengenai

bandul (lihat gambar 4.6).

Gambar 4.6 Aktivitas siswa IPA 1 bersama peneliti membahaslembar kerja siswa 1 dan lembar kerja siswa 2

Kemudian peneliti memberikan penguatan materi tentang gerak

harmonik sederhana (lihat gambar 4.7).

Gambar 4.7 Aktivitas siswa IPA 1 saat pemberian penguatanmateri mengenai gerak harmonik sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

57

Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti mengingatkan kepada

siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest.

d. Senin, 7 Mei 2018

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2018 di kelas

X IPA 1 sebagai kelas treatmen pada jam pertama yaitu pukul 07.25 –

08.10 WIB. Pada pertemuan keempat ini peneliti membagi soal

posttest, kemudian siswa mengerjakan soal posttest (lihat gambar 4.8).

Siswa yang mengikuti post-test ada 33 siswa. Setelah selesai

mengumpulkan posttest, peneliti mengucapkan terima kasih kepada

siswa atas partisipasi selama dinamika bersama peneliti.

Gambar 4.8 Aktivitas siswa IPA 1 mengerjakan soal posttest

2. Pelaksanaan Di Kelas Kontrol

a. Senin, 16 April 2018

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 April 2018 di

kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol pada jam keenam sampai jam

kedelapan yaitu pukul 12.10 – 13.55 WIB. Pada pertemuan pertama ini

peneliti berkenalan dengan siswa sekaligus memberikan penjelasan

tentang tujuan penelitian. Dalam perkenalan peneliti meminta siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

58

untuk duduk sesuai dengan nomor absen supaya mempermudah peneliti

untuk menghafal nama siswa. Peneliti kemudian menjelaskan kepada

siswa tentang pretest. Pretest dilakukan selama 45 menit. Siswa yang

mengikuti pretest ada 32 siswa (lihat gambar 4.9).

Gambar 4.9 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan soal pretest

Setelah pretest peneliti melanjutkan pembelajaran mengenai gerak

harmonik sederhana menggunakan metode ceramah interaktif. Pada

pembelajaran ini peneliti memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan gerak harmonik sederhana seperti ayunan pada

taman bermain dan timbangan seperti pegas. Peneliti juga membahas

mengenai pengertian dari gerak harmonik sederhana serta besaran-

besaran yang berhubungan dengan gerak harmonik sederhana dengan

cara tanya jawab bersama siswa. Siswa diminta untuk berpikir, tidak

hanya peneliti langsung menjelaskan dan siswa langsung mencatat

materi yang diberikan peneliti. Setelah memberikan materi peneliti

memberikan latihan soal kepada siswa. Siswa diminta mengerjakan dan

menjelaskan kepada siswa lain tentang jawaban siswa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

59

b. Senin, 23 April 2018

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 April 2018 di kelas

X IPA 2 sebagai kelas kontrol pada jam keenam sampai jam kedelapan

yaitu pukul 12.10 – 13.55 WIB. Pada pertemuan kedua peneliti

mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah dipelajari

minggu lalu. Kemudian peneliti melanjutkan materi gerak harmonik

sederhana sampai di persamaan gerak harmonik sederhana (lihat

gambar 4.10). Setelah menyampaikan materi peneliti memberikan

latihan-latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan. Jika sudah selesai

mengerjakan, siswa diminta untuk menuliskan jawaban di papan tulis

dan menjelaskan kepada teman-teman yang lain (lihat gambar 4.11).

Setelah siswa menjelaskan kepada teman-teman yang lain, maka

peneliti bersama siswa mengecek kembali jawaban yang ada, jika sudah

benar maka siswa mencatat sebagai catatan.

Gambar 4.10 Aktivitas siswa IPA 2 saat proses pembelajaranmenggunakan metode ceramah interaktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

60

Gambar 4.11 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan latihan soaldi papan tulis

c. Senin, 30 April 2018

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 30 April 2018 di kelas

X IPA 2 sebagai kelas kontrol pada jam keenam sampai jam kedelapan

yaitu pukul 12.10 – 13.55 WIB. Pada pertemuan ketiga peneliti

mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang sudah dipelajari

minggu lalu. Kemudian peneliti melanjutkan materi gerak harmonik

sederhana mengenai periode pada pegas dan periode pada bandul

sederhana. Setelah menyampaikan materi peneliti memberikan latihan-

latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan dan jika sudah selesai

mengerjakan siswa diminta untuk menuliskan jawaban di papan tulis

dan menjelaskan kepada teman-teman yang lain. Setelah siswa

menjelaskan kepada teman-teman yang lain, peneliti bersama siswa

mengecek kembali jawaban yang ada. Jika sudah benar maka siswa

mencatat sebagai catatan. Setelah melakukan proses pembelajaran,

dilanjutkan dengan posttest. Siswa yang mengikuti posttest sebanyak 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

61

siswa. Pada saat pengerjaan post-test siswa diberi waktu 45 menit (lihat

gambar 4.12).

Gambar 4.12 Aktivitas siswa IPA 2 mengerjakan soal posttest

B. Data

1. Nilai Kelas Treatmen

Data hasil pretest dan posttest pada kelas treatmen adalah sebagai berikut

(tabel 4.2, tabel 4.3, dan tabel 4.4):

Tabel 4.2 Skor Kognitif Kelas X IPA 1

No.Skor

Pretest Posttest1 15 222 15 283 15 334 5 335 15 866 20 527 20 868 20 939 15 3810 15 4911 20 5612 15 9513 15 4214 5 2815 20 3816 5 2417 20 3218 20 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

62

19 5 5120 10 5521 15 5422 15 5223 15 4924 15 9125 15 9126 0 54

Mean 14.04 54.46

Tabel 4.3 Skor Psikomotorik Kelas X IPA 1

No.Skor

Pretest Posttest1 50 752 0 1003 75 754 0 1005 0 506 50 757 50 108 50 1009 0 10010 0 5011 0 7512 0 10013 75 7514 0 8015 0 5016 0 5017 0 5018 50 7519 0 10020 0 8021 50 8022 0 7523 0 7524 0 10025 0 8026 0 75

Mean 17.31 75.19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

63

Tabel 4.4 Skor Afektif Kelas X IPA 1

No.Skor

Selisih (%)Pretest (%) Posttest (%)

1 50 75 252 41.7 75 33.33 75 75 04 50 41.7 - 8.35 25 66.7 41.76 25 75 507 41.7 66.7 258 41.7 58.3 16.69 50 41.7 - 8.310 25 58.3 33.311 33.3 25 -8.312 25 25 013 50 75 2514 75 75 015 58.3 75 16.716 41.7 0 -41.717 50 75 2518 66.7 75 8.319 25 66.7 41.720 16.7 0 -16.721 25 50 2522 41.7 75 33.323 41.7 25 -16.724 33.3 75 41.725 41.7 58.3 16.626 0 0 0

Mean 40.39 54.17 13.78

2. Nilai Kelas Kontrol

Data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol adalah sebagai berikut

(tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7):

Tabel 4.5 Skor Kognitif Kelas X IPA 2

No.Skor

Pretest Posttest1 0 402 0 353 0 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

64

4 0 205 0 156 5 57 10 108 20 329 30 3410 35 4611 15 4912 0 1013 10 3214 10 3415 10 1016 0 2017 5 1018 10 3219 10 2720 0 2021 10 4022 10 2723 35 7124 15 5125 15 3226 15 3427 15 2028 0 3529 20 2030 20 46

Mean 10.83 29.23

Tabel 4.6 Skor Psikomotorik Kelas X IPA 2

No.Skor

Pretest Posttest1 0 502 0 503 0 504 0 505 0 506 50 757 50 508 50 509 50 5010 50 7511 50 7512 0 5013 0 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

65

14 0 5015 0 016 0 5017 50 5018 10 5019 0 5020 0 7521 0 5022 0 7523 10 7524 0 10025 50 7526 50 7527 0 7528 0 7529 100 10030 100 100

Mean 22.23 61.67

Tabel 4.7 Skor Afektif Kelas X IPA 2

No.Skor

Selisih (%)Pretest (%) Posttest (%)

1 41.7 25 -16.72 58.3 25 -33.33 8.3 50 41.74 0 66.7 66.75 41.7 66.7 256 41.7 50 8.37 33.3 50 16.78 50 50 09 75 75 010 75 75 011 50 25 -2512 25 75 5013 0 66.7 66.714 0 75 7515 0 66.7 66.716 50 58.3 8.317 41.7 58.3 16.618 50 50 019 0 50 5020 41.7 25 -16.721 25 25 022 0 25 2523 75 75 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

66

24 0 75 7525 41.7 58.3 16.626 75 41.7 -33.327 8.3 50 41.728 25 33.3 8.329 8.3 41.7 33.430 33.3 41.7 8.4

Mean 32.50 51.67 19.17

3. Wawancara

a. Kelas treatmen

Dalam wawancara, 6 siswa menyatakan bahwa pada awalnya

mereka tidak paham dengan materi gerak harmonik sederhana karena

seluruh responden tidak ada yang belajar. Alasannya gerak harmonik

sederhana adalah materi bab terakhir pada semester itu, sehingga siswa

tidak ada yang beminat membaca materi tersebut sebelum proses

pembelajaran.

Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET

seluruh responden mengatakan lebih paham dengan materi karena

dengan simulasi PhET siswa dapat melihat langsung, siswa tidak lagi

membayangkan bagaimana ayunan pada bandul maupun pegas.

Responden juga beranggapan pembelajaran menggunakan simulasi

PhET lebih mudah, mereka tidak harus sibuk menyiapkan alat dan bahan

seperti praktikum di laboratorium.

b. Kelas kontrol

Dalam wawancara, 6 siswa menyatakan bahwa pada awalnya

mereka tidak paham dengan materi gerak harmonik sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

67

Alasannya sama dengan kelas treatmen yaitu mereka tidak ada yang

belajar karena gerak harmonik sederhana adalah materi bab terakhir

pada semester itu. Siswa tidak ada yang berminat membaca materi

tersebut sebelum proses pembelajaran.

Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode ceramah

interaktif seluruh responden mengatakan lumayan paham dengan materi.

Oleh karena metode ceramah jam pembelajaran ini siang hari responden

merasa sudah capek sehingga mereka tidak maksimal dalam mengikuti

pembelajaran.

C. Analisa Data

1. Hasil Klasifikasi Pemahaman Siswa

Pada tabel 4.8, 4.9, 4.10, 4.11, 4.12, 4.13 secara berurutan

dirangkumkan klasifikasi tingkat pemahaman siswa.

Tabel 4.8 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Treatmen Aspek Kognitif

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 - 100 Sangat Tinggi 0 7 0 26.92

60 – 79 Tinggi 0 0 0 0

40 – 59 Cukup 0 10 0 38.46

20 – 39 Rendah 7 9 26.92 34.62

0 – 19 Sangat Rendah 19 0 73.08 0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat pada pretest ada 19 siswa dengan

prosentase 73.08% berada pada klasifikasi sangat rendah. Sedangkan posttest ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

68

10 siswa dengan prosentase 38.46% berada pada klasifikasi cukup. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas treatmen aspek kognitif

berada pada klasifikasi sangat rendah dan tingkat pemahaman akhir kelas

treatmen aspek kognitif berada pada klasifikasi cukup.

Tabel 4.9 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Treatmen Aspek Psikomotorik

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 - 100 Sangat Tinggi 0 11 0 42.31

60 – 79 Tinggi 2 9 7.69 34.62

40 – 59 Cukup 6 5 23.08 19.23

20 – 39 Rendah 0 0 0 0

0 – 19 Sangat Rendah 18 1 69.23 3.85

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat pada pretest ada 18 siswa dengan

prosentase 69.23% berada pada klasifikasi sangat rendah. Sedangkan posttest ada

11 siswa dengan prosentase 42.31% berada pada klasifikasi sangat tinggi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas treatmen aspek

psikomotorik berada pada klasifikasi sangat rendah dan tingkat pemahaman akhir

kelas treatmen aspek psikomotorik berada pada klasifikasi sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

69

Tabel 4.10 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Treatmen Aspek Afektif

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 - 100 Sangat Tinggi 0 0 0 0

60 – 79 Tinggi 3 14 11.54 53.85

40 – 59 Cukup 13 6 50 23.08

20 – 39 Rendah 8 3 30.76 11.54

0 – 19 Sangat Rendah 2 3 7.69 11.54

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat pada pretest ada 13 siswa dengan

prosentase 50% berada pada klasifikasi cukup. Sedangkan posttest ada 14 siswa

dengan prosentase 53.85% berada pada klasifikasi tinggi. Sehingga dapat

dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas treatmen aspek afektif berada

pada klasifikasi cukup dan tingkat pemahaman akhir kelas treatmen aspek afektif

berada pada klasifikasi tinggi.

Tabel 4.11 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Kontrol Aspek Kognitif

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 – 100 Sangat Tinggi 0 0 0 0

60 – 79 Tinggi 0 1 0 3.33

40 – 59 Cukup 0 6 0 20

20 – 39 Rendah 6 17 20 56.67

0 – 19 Sangat Rendah 24 6 80 3.33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

70

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat pada pretest ada 24 siswa dengan

prosentase 80% berada pada klasifikasi sangat rendah. Sedangkan posttest ada 17

siswa dengan prosentase 56.67% berada pada klasifikasi rendah. Sehingga dapat

dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas kontrol aspek kognitif berada

pada klasifikasi sangat rendah dan tingkat pemahaman akhir kelas kontrol aspek

kognitif berada pada klasifikasi rendah.

Tabel 4.12 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Kontrol Aspek

Psikomotorik

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 - 100 Sangat Tinggi 2 3 6.67 10

60 – 79 Tinggi 0 10 0 33.33

40 – 59 Cukup 9 16 30 53.33

20 – 39 Rendah 0 0 0 0

0 – 19 Sangat Rendah 19 1 63.33 3.33

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat pada pretest ada 19 siswa dengan

prosentase 63.33% berada pada klasifikasi sangat rendah. Sedangkan posttest ada

16 siswa dengan prosentase 53.33% berada pada klasifikasi cukup. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas kontrol aspek psikomotorik

berada pada klasifikasi sangat rendah dan tingkat pemahaman akhir kelas kontrol

aspek psikomotorik berada pada klasifikasi cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

71

Tabel 4.13 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Kelas Kontrol Aspek Afektif

Interval Skor KeteranganJumlah Prosentase

Pretest Posttest Pretest Posttest

80 - 100 Sangat Tinggi 0 0 0 0

60 – 79 Tinggi 4 10 13.33 33.33

40 – 59 Cukup 11 12 36.67 40

20 – 39 Rendah 5 7 16.67 23.33

0 – 19 Sangat Rendah 10 0 33.33 0

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat pada pretest ada 11 siswa dengan

prosentase 36.67% berada pada klasifikasi cukup. Sedangkan posttest ada 12

siswa dengan prosentase 40% berada pada klasifikasi cukup. Sehingga dapat

dikatakan bahwa tingkat pemahaman awal kelas kontrol aspek afektif berada pada

klasifikasi cukup dan tingkat pemahaman akhir kelas kontrol aspek afektif berada

pada klasifikasi cukup.

2. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Kognitif

Pada tabel 4.14 dirangkumkan hasil pengujian dengan SPSS aspek

pemahaman kognitif.

Tabel 4.14 Ringkasan Pengujian Pemahaman Aspek Kognitif

1 Mean pretesttreatmen = 14.04

Mean pretestkontrol = 10.83

t independen= 1.48

p =0.145

Tidaksignifikan

2 Mean pretesttreatmen = 14.04

Mean postesttreatmen = 54.46

t dependen =-9.11

p =0.000

Signifikan

3 Mean pretestkontrol = 10.83

Mean postestkontrol = 29.23

t dependen =-8.33

p =0.000

Signifikan

4 Mean postest Mean posttest t independen p = Signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

72

treatmen = 54.46 kontrol = 29.23 = 4.67 0.000

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest pada kelas

treatmen sebesar 14.04 dan nilai mean pretest pada kelas kontrol sebesar 10.83.

Karena nilai t = 1.48, p = 0.145 > α = 0.05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan tidak ada perbedaan antara hasil pretest aspek kognitif kelas

treatmen dan kelas kontrol. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman awal belajar

siswa pada kelas treatmen dan kelas kontrol adalah sama pada aspek kognitif.

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

treatmen sebesar 14.04 dan nilai mean posttest kelas treatmen sebesar 54.46.

Karena nilai t = -9.11, p = 0.000 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas treatmen pada aspek

kognitif. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat pada

kelas treatmen dalam aspek kognitif.

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

kontrol sebesar 10.83 dan nilai mean posttest kelas kontrol sebesar 29.23. Karena

nilai t = -8.33, p = 0.000 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas kontrol pada aspek kognitif.

Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat pada kelas

kontrol dalam aspek kognitif.

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa, nilai mean posttest pada kelas

treatmen sebesar 54.46 dan nilai mean posttest pada kelas kontrol sebesar 29.23.

Karena nilai t = 4.67, p = 0.000 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

ada perbedaan antara hasil posttest aspek kognitif kelas treatmen dan kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

73

kontrol. Oleh karena mean posttest kelas treatmen lebih tinggi dari pada mean

posttest kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman kelas treatmen

lebih meningkat dibandingkan dengan pamahaman kelas kontrol dalam aspek

kognitif.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET meningkatkan pemahaman

siswa aspek kognitif, dimana peningkatan PhET lebih tinggi dari pada ceramah

interaktif.

3. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Psikomotorik

Tabel 4.15 dirangkumkan hasil pengujian dengan SPSS aspek

pemahaman psikomotorik.

Tabel 4.15 Ringkasan Pengujian Pemahaman Aspek Psikomotorik

1 Mean pretesttreatmen = 17.31

Mean pretestkontrol = 22.33

t independen= -0.65

p =0.520

Tidaksignifikan

2 Mean pretesttreatmen = 17.31

Mean posttesttreatmen = 75.19

t dependen =-8.01

p =0.000

Signifikan

3 Mean pretestkontrol = 22.33

Mean posttestkontrol = 61.67

t dependen =-7.73

p =0.000

Signifikan

4 Mean posttesttreatmen = 75.19

Mean posttestkontrol = 61.67

t independen= 2.38

p =0.021

Signifikan

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest pada kelas

treatmen sebesar 17.31 dan nilai mean pretest pada kelas kontrol sebesar 22.33.

Karena nilai t = -0.65, p = 0.520 > α = 0.05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan tidak ada perbedaan antara hasil pretest aspek psikomotorik kelas

treatmen dan kelas kontrol. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman awal belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

74

siswa pada kelas treatmen dan kelas kontrol adalah sama pada aspek

psikomotorik.

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

treatmen sebesar 17.31 dan nilai mean posttest kelas treatmen sebesar 75.19.

Karena nilai t = -8.01, p = 0.000 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas treatmen pada aspek

psikomotorik. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat

pada kelas treatmen dalam aspek psikomotorik.

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

kontrol sebesar 22.33 dan nilai mean posttest kelas kontrol sebesar 61.67. Karena

nilai t = -7.73, p = 0.000 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas kontrol pada aspek

psikomotorik. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat

pada kelas kontrol dalam aspek psikomotorik.

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa, nilai mean posttest pada kelas

treatmen sebesar 75.19 dan nilai mean posttest pada kelas kontrol sebesar 61.67.

Karena nilai t = 2.38, p = 0,021 < α = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

ada perbedaan antara hasil posttest aspek psikomotorik kelas treatmen dan kelas

kontrol. Oleh karena mean posttest kelas treatmen lebih tinggi dari pada mean

posttest kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman kelas treatmen

lebih meningkat dibandingkan dengan pamahaman kelas kontrol dalam aspek

psikomotorik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

75

Sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET meningkatkan pemahaman

siswa aspek psikomotorik, dimana peningkatan PhET lebih tinggi dari pada

ceramah interaktif.

4. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Afektif

Tabel 4.16 dirangkumkan hasil pengujian dengan SPSS aspek

pemahaman afektif.

Tabel 4.16 Ringkasan Pengujian Pemahaman Aspek Afektif

1 Mean pretesttreatmen = 40.39

Mean pretestkontrol = 32.50

t independen= 1.36

p =0.178

Tidaksignifikan

2 Mean pretesttreatmen = 40.39

Mean posttesttreatmen = 54.17

t dependen =-3.13

p =0.004

Signifikan

3 Mean pretestkontrol = 32.50

Mean posttestkontrol = 51.67

t dependen =-3.33

p =0.002

Signifikan

4 Mean postesttreatmen = 54.17

Mean posttestkontrol = 51.67

t independen= 0.41

p =0.682

TidakSignifikan

5 Mean selisihtreatmen = 13.78

Mean selisihkontrol = 19.17

t independen= -0.74

p =0.461

TidakSignifikan

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest pada kelas

treatmen sebesar 40.39 dan nilai mean pretest pada kelas kontrol sebesar 32.50.

Karena nilai t = 1.36, p = 0.178 > α = 0.05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan tidak ada perbedaan antara hasil pretest aspek afektif kelas treatmen

dan kelas kontrol. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman awal belajar siswa

pada kelas treatmen dan kelas kontrol adalah sama pada aspek afektif.

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

treatmen sebesar 40.39 dan nilai mean posttest kelas treatmen sebesar 54.17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

76

Karena nilai t = -3.13, p = 0.004 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas treatmen pada aspek

afektif. Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat pada

kelas treatmen dalam aspek afektif.

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa, nilai mean pretest kelas

kontrol sebesar 32.50 dan nilai mean posttest kelas kontrol sebesar 51.67. Karena

nilai t = -3.33, p = 0.002 < α = 0.05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest kelas kontrol pada aspek afektif.

Maka dapat dikatakan bahwa pemahaman belajar siswa meningkat pada kelas

kontrol dalam aspek afektif.

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa, nilai mean posttest pada kelas

treatmen sebesar 54.17 dan nilai mean posttest pada kelas kontrol sebesar 51.67.

Karena nilai t = 0.41, p = 0.682 > α = 0.05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan tidak ada perbedaan antara hasil posttest aspek afektif kelas

treatmen dan kelas kontrol.

Berdasarkan tabel 3.16 dapat dilihat bahwa, nilai mean selisih pada kelas

treatmen sebesar 13.78 dan nilai mean selisih pada kelas kontrol sebesar 19.17.

Karena nilai t = - 0.74, p = 0.461 > α = 0.05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan tidak ada perbedaan antara selisih dari pretest dan posttest aspek

afektif kelas treatmen dan kelas kontrol. Dengan kata lain memang tidak ada

perbedaan pada sikap/ afektif siswa ketika siswa belajar fisika menggunakan

simulasi PhET dengan siswa belajar fisika menggunakan metode ceramah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

77

Sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET meningkatkan pemahaman

siswa aspek afektif, tetapi peningkatan PhET tidak lebih tinggi/ sama dari pada

ceramah interaktif.

Secara keseluruhan berdasarkan tabel 4.14, 4.15 dan 4.16 dapat

disimpulkan bahwa PhET meningkatkan pemahaman dalam aspek kognitif dan

aspek psikomotorik. Tetapi dalam aspek afektif tidak berbeda/ sama dengan

ceramah interaktif.

D. Pembahasan

1. Pemahaman Awal Siswa

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pemahaman awal

siswa dapat dilihat dari soal pretest pada aspek kognitif, aspek

psikomotorik, dan aspek afektif.

Berdasarkan klasifikasi tingkat pemahaman awal siswa aspek

kognitif kelas treatmen dimana ada 19 siswa berada pada klasifikasi sangat

rendah dengan prosentase 73.08%. Klasifikasi tingkat pemahaman awal

aspek psikomotorik kelas treatmen dimana ada 18 siswa berada pada

klasifikasi sangat rendah dengan prosentase 69.23%. Sedangkan

klasifikasi tingkat pemahaman awal siswa aspek afektif ada 13 siswa

berada pada klasifikasi cukup dengan prosentase 50%.

Berdasarkan perhitungan statistik dihasilkan mean pretest aspek

kognitif kelas treatmen sebesar 14.04 sehingga masuk pada kategori sangat

rendah. Mean pretest aspek psikomotorik kelas treatmen sebesar 17.31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

78

sehingga masuk pada kategori sangat rendah. Mean pretest aspek afektif

kelas treatmen sebesar 40.39 sehingga masuk pada kategori cukup.

Dapat dikatakan pemahaman awal siswa pada aspek kognitif dan

aspek psikomotorik adalah sangat rendah, sedangkan pemahaman awal

siswa aspek afektif adalah cukup pada materi gerak harmonik sederhana.

Hal ini juga diungkapkan siswa pada saat wawancara dimana 6 siswa

(prosentase 100%) yang diwawancara semua menyatakan tidak paham

dengam materi gerak harmonik sederhana sebelum mengikuti proses

pembelajaran.

Berdasarkan teori di bab II menurut Khairani (2013: 8-9) belajar

ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, dimana perubahan

tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. Sehingga pada

pemahaman awal siswa masuk dalam kategori sangat rendah karena siswa

belum ada pengalaman pembelajaran materi gerak harmonik sederhana.

2. Pemahaman Akhir Siswa

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan pemahaman akhir

siswa dapat dilihat dari soal posttest pada aspek kognitif, aspek

psikomotorik, dan aspek afektif.

Berdasarkan klasifikasi tingkat pemahaman akhir siswa aspek

kognitif kelas treatmen dimana ada 10 siswa berada pada klasifikasi cukup

dengan prosentase 38.46%. Klasifikasi tingkat pemahaman akhir aspek

psikomotorik kelas treatmen dimana ada 11 siswa berada pada klasifikasi

sangat tinggi dengan prosentase 42.31%. Sedangkan klasifikasi tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

79

pemahaman akhir siswa aspek afektif ada 14 siswa berada pada klasifikasi

tinggi dengan prosentase 53.85%.

Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan mean posttest aspek

kognitif kelas treatmen sebesar 54.46 sehingga masuk pada kategori

cukup. Mean posttest aspek psikomotorik kelas treatmen sebesar 75.19

sehingga masuk pada kategori tinggi. Mean posttest aspek afektif kelas

treatmen sebesar 54.17 sehingga masuk pada kategori cukup.

Dapat dikatakan pemahaman akhir siswa pada aspek kognitif

adalah cukup, aspek psikomotorik adalah tinggi, sedangkan pemahaman

awal siswa aspek afektif adalah cukup pada materi gerak harmonik

sederhana. Hal ini juga diungkapkan siswa pada saat wawancara dimana 6

siswa (prosentase 100%) yang diwawancara semua menyatakan lebih

paham dengam materi gerak harmonik sederhana setelah mengikuti

proses pembelajaran.

Berdasarkan teori di bab II menurut Khairani (2013: 8-9) belajar

ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, dimana perubahan

tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. Sehingga pada

pemahaman akhir siswa masuk dalam kategori cukup karena siswa ada

pengalaman pembelajaran materi gerak harmonik sederhana serta

pembelajaran menggunakan simulasi PhET.

3. Peningkatan Pemahaman Siswa

Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari soal pretest dan soal

posttest pada aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

80

Pada aspek kognitif kelas treatmen perhitungan statistik mean

pretest sebesar 14.04 dan mean posttest sebesar 54.46. Karena nilai t = -

9.11, p = 0.000 < α = 0.05 maka menunjukan hasil yang signifikan, dengan

demikian simulasi PhET meningkatkan pemahaman siswa aspek kognitif.

Pada aspek psikomotorik kelas treatmen pengujian statistik uji-T

mean pretest sebesar 17.31 dan mean posttest sebesar 75.19. Karena nilai t

= -8.01, p = 0.000 < α = 0.05 maka menunjukkan hasil yang signifikan,

dengan demikian simulasi PhET meningkatkan pemahaman siswa aspek

psikomotorik.

Pada aspek afektif kelas treatmen pengujian statistik uji-T mean

pretest sebesar 40.39 dan mean posttest sebesar 54.17. Karena nilai t = -

3.13, p = 0.004 < α = 0.05 maka menunjukkan hasil yang signifikan,

dengan demikian simulasi PhET meningkatkan pemahaman siswa aspek

afektif.

Sehingga dapat dikatakan simulasi PhET meningkatkan

pemahaman siswa pada aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek

afektif.

Tetapi jika dilihat dari pengujian statistik uji-T posttest kelas

treatmen dan kelas kontrol, pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik

hasil mean posttest kelas treatmen lebih besar daripada mean posttest kelas

kontrol sehingga dapat dikatakan simulasi PhET lebih baik meningkatkan

pemahaman siswa daripada ceramah interaktif, sedangkan pada aspek

afektif hasil mean posttest kelas treatmen sama/ tidak lebih baik dari kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

81

kontrol sehingga dapat dikatakan simulasi PhET tidak lebih baik/ sama

dalam meningkatkan pemahaman siswa daripada ceramah interaktif.

Dalam aspek afektif dilakukan pula uji selisih pretest dan posttest dimana

hasil uji selisih aspek afektif kelas treatmen dan kelas kontrol tidak

signifikan sehingga simulasi PhET memang tidak lebih baik daripada

ceramah interaktif dalam aspek afektif.

Berdasarkan teori yang ada di bab II menurut Slameto (2015: 54-

72) salah satu faktor keberhasilan seorang dalam belajar adalah faktor

metode mengajar, maka dalam penelitian ini proses belajar menggunakan

metode lain dari biasanya yaitu menggunakan simulasi PhET. Menurut

Khairani (2013: 12) pada hakikatnya belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan secara sadar dan terus menerus guna memperoleh

pengetahuan yang baru, sehingga penggunaan simulasi PhET yang

dilakukan berulang membuat siswa mendapat pengalaman baru dan

membuat siswa terbiasa menggunakan simulasi PhET. Menurut Khairani

(2013: 8-9) belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku,

dimana pada penelitian ini membuat siswa yang awalnya tidak tahu

simulasi PhET menjadi tahu simulasi PhET dan juga siswa menjadi

terampil menjalankan simulasi PhET. Penelitian ini juga memberi

pengalaman langsung sehingga dapat membuat siswa lebih mudah

memahami materi gerak harmonik sederhana, karena siswa tidak lagi

hanya membayangkan contoh pada materi gerak harmonik sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

82

E. Keterbatasan Penelitian

1. Pada saat mau mengadakan penelitian kesulitan mencari waktu, karena

laboratorium sekolah digunakan untuk simulasi UN dan pelaksanaan UN,

sehingga waktu pengambilan data menjadi mundur setelah UN selesai.

2. Pada saat peneliti mengecek simulasi PhET di laboratorium sekolah

semuanya bisa digunakan, tetapi pada saat pembelajaran berlangsung

beberapa komputer tidak bisa digunakan, sehingga membuat siswa

berpindah tempat ke komputer yang bisa digunakan dan itu membuat waktu

pembelajaran tidak efektif.

3. Keadaan viewer di laboratorium kurang baik sehingga peneliti kesulitan

menjelaskan kepada seluruh siswa ketika ada salah satu siswa yang

bertanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tingkat pemahaman awal belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu

kelas X IPA 1 aspek kognitif dan aspek psikomotorik adalah sangat rendah

dan aspek afektif adalah cukup.

2. Tingkat pemahaman akhir belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu

kelas X IPA 1 aspek kognitif adalah cukup, aspek psikomotorik adalah

tinggi, dan aspek afektif adalah cukup.

3. Peningkatan pemahaman siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas X

IPA 1 aspek kognitif mengalami peningkatan dari sangat rendah menjadi

cukup, aspek psikomotorik mengalami peningkatan dari sangat rendah

menjadi tinggi, dan aspek afektif tidak mengalami peningkatan karena tetap

yaitu cukup.

B. Saran

1. Berdasarkan penelitian, sebaiknya untuk proses belajar mengajar metode

pembelajarannya tidak hanya metode ceramah, tetapi juga menggunakan

simulasi PhET supaya dapat membuat siswa tertarik pada pembelajaran

fisika dan membuat siswa semakin paham dengan materi yang diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

84

2. Sebaiknya pengambilan data dengan media komputer dilakukan di semester

ganjil, karena apabila di semester genap kesulitan mencari waktu memakai

laboratorium komputer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

85

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran,

dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isna, Rosmidatul. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based

Instruction (PBI) dengan Menggunakan Media PhET Simulation pada Materi

Perubahan Wujud Zat Kelas VII MTsN Batusangkar. Batusangkar: Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). (Skripsi, Diakses pada tanggal 14

Desember 2017 pukul 09.45 WIB)

Kanginan, Marthen. 2016. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Raharja, Bagus. dkk. 2014. Panduan Belajar Fisika 2A SMA Kelas XI. Jakarta:

Yudhistira

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistik untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

86

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Surya, Muhamad. 2014. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru, untuk

Guru. Bandung: Alfabeta.

Prihatiningtyas. 2013. Implementasi Simulasi PhET dan Kit Sederhana Untuk

Mengajarkan Keterampilan Psikomotor Siswa Pada Pokok Bahasan Alat

Optik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Jurusan Fisika Fakultas MIPA:

Universitas Negeri Surabaya. (Jurnal, Diakses pada tanggal 1 Desember 2017

pukul 18.49 WIB)

https://phet.colorado.edu/in/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

87

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

87

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

87

Lampiran 1. Surat ijin penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

88

Lampiran 2. Surat keterangan melakukan penelitian

88

Lampiran 2. Surat keterangan melakukan penelitian

88

Lampiran 2. Surat keterangan melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

89

Lampiran 3. RPP kelas treatmen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Metode Simulasi PhET)

Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : X/II

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Materi Pokok : Gerak Harmonik Sederhana

Alokasi Waktu : 10jp x 45 menit (4 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

90

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang

menciptakannya.

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak,

fluida kalor dan optik.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan

berdiskusi.

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai

wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

91

3.1 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan sehari-

hari.

4.1 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana dan/atau

getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

C. Indikator

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian getaran harmonis/ gerak harmonik

sederhana.

2. Siswa dapat menentukan persamaan posisi, kecepatan, dan percepatan dari

gerak harmonik sederhana.

3. Siswa dapat menganalisis karakterisik besaran-besaran fisis getaran

harmonis pada bandul dan pegas.

4. Siswa dapat menghitung periode pada gerak hamonik sederhana.

5. Siswa dapat menghitung frekuensi pada gerak harmonik sederhana.

6. Siswa dapat melakukan percobaan gerak harmonik sederhana pada ayunan

bandul dan pegas.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai belajar siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian getaran harmonis/ gerak harmonik sederhana.

2. Menentukan persamaan posisi, kecepatan, dan percepatan dari gerak

harmonik sederhana.

3. Menganalisis karakterisik besaran-besaran fisis getaran harmonis pada

bandul dan pegas.

4. Menghitung periode pada gerak hamonik sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

92

5. Menghitung frekuensi pada gerak harmonik sederhana.

6. Melakukan percobaan gerak harmonik sederhana pada ayunan bandul

dan pegas.

E. Materi Pembelajaran

(lampiran)

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Pembelajaran Saintifik.

Metode : Simulasi PhET Terbimbing

Model : Discovery Learning

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Perkenalan singkat.

3. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat)

4. Guru mengecek kehadiran siswa.

5. Guru meyampaikan tujuan

pembelajaran secara singkat.

6. Guru menjelaskan tujuan pemberian

soal pretest.

45 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

93

Inti

1. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk mengerjakan soal pretest.

2. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan soal dan jawaban

pretest.

3. Guru memberikan pengarahan pada

siswa mengenai simulasi PhET.

4. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk mempelajari simulasi PhET

secara umum.

5. Guru membagi LKS 1 pada siswa.

6. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk menjalankan simulasi PhET

sesuai dengan lembar kerja siswa 1.

80 menit

Penutup

1. Guru menutup proses pembelajaran.

2. Guru mengucapkan salam

3. Guru meninggalkan ruang kelas.

10 menit

Pertemuan Kedua (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan1. Guru mengucapkan salam.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

94

memimpin doa. (ctt: jika belum dipimpin

dari pusat)

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

Inti

1. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa melanjutkan mengerjakan LKS 1.

2. Setelah selesai LKS 1, guru membagikan

LKS 2.

3. Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengerjakan LKS 2.

120 menit

Penutup

1. Guru menutup proses pembelajaran.

2. Guru mengucapkan salam.

3. Guru meninggalkan kelas.

10 menit

Pertemuan Ketiga (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat).

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

5 menit

Inti1. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melanjutkan mengerjakan120 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

95

LKS 2.

2. Guru bersama siswa membahas hasil

LKS 1 dan LKS 2 sekaligus guru

memberikan penguatan materi tentang

gerak harmonik sederhana.

Penutup

1. Guru mengingatkan siswa bahwa

pertemuan selanjutnya akan diadakan

post-test.

2. Guru menutup proses pembelajaran.

3. Guru mengucapkan salam.

4. Guru meninggalkan ruang kelas.

10 menit

Pertemuan keempat (1jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat).

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

5 menit

Inti

1. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengerjakan soal post-test.

3. Guru bersama siswa membahas hasil

35 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

96

LKS 1 dan LKS 2 sekaligus guru

memberikan penguatan materi tentang

gerak harmonik sederhana.

Penutup

1.Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan soal dan jawaban

posttest.

2. Guru menutup proses pembelajaran.

3. Guru mengucapkan salam.

4. Guru meninggalkan ruang kelas.

5 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Raharja, Bagus. 2014. Panduan Belajar Fisika 2A SMA Kelas XI. Jakarta:

Yudhistira

2. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Erlangga

3. Internet

I. Media Pembelajaran

Komputer, Simulasi PhET, Lembar Kerja Siswa, LCD dan Proyektor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

97

J. Penilaian

Penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotorik (Penilaian

hasil skor/ nilai akhir dari soal pre-test dan post-test).

Yogyakarta, Mei 2018

Guru Mata Pelajaran

Christina Maryanti, S.Pd.,

Peneliti

Veronika Wulandari

NIM. 141424006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

98

Lampiran 4. RPP kelas kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Metode Ceramah)

Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : X/II

Tahun Pelajaran : 2017/2018

Materi Pokok : Gerak Harmonik Sederhana

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

99

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.3 Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang

menciptakannya.

1.4 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak,

fluida kalor dan optik.

2.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;

teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan

berdiskusi.

2.4 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai

wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

100

3.1 Menganalisis hubungan antara gaya dan getaran dalam kehidupan sehari-

hari.

4.1 Melakukan percobaan getaran harmonis pada ayunan sederhana dan/atau

getaran pegas berikut presentasi serta makna fisisnya.

C. Indikator

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian getaran harmonis/ gerak harmonik

sederhana.

2. Siswa dapat menentukan persamaan posisi, kecepatan, dan percepatan dari

gerak harmonik sederhana.

3. Siswa dapat menganalisis karakterisik besaran-besaran fisis getaran

harmonis pada bandul dan pegas.

4. Siswa dapat menghitung periode pada gerak hamonik sederhana.

5. Siswa dapat menghitung frekuensi pada gerak harmonik sederhana.

6. Siswa dapat melakukan percobaan gerak harmonik sederhana pada ayunan

bandul dan pegas.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai belajar siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian getaran harmonis/ gerak harmonik sederhana.

2. Menentukan persamaan posisi, kecepatan, dan percepatan dari gerak

harmonik sederhana.

3. Menganalisis karakterisik besaran-besaran fisis getaran harmonis pada

bandul dan pegas.

4. Menghitung periode pada gerak hamonik sederhana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

101

5. Menghitung frekuensi pada gerak harmonik sederhana.

6. Melakukan percobaan gerak harmonik sederhana pada ayunan bandul

dan pegas.

E. Materi Pembelajaran

(lampiran)

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Pembelajaran Saintifik.

Metode : ceramah interaktif

Model : Discovery Learning

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Perkenalan singkat.

3. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat).

4. Guru mengecek kehadiran siswa.

5. Guru meyampaikan tujuan pembelajaran

secara singkat.

6. Guru menjelaskan tujuan pemberian soal

pretest.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

102

Inti

1. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk mengerjakan soal pretest.

2. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan soal dan jawaban pretest.

3. Guru memberikan apersepsi mengaitkan

materi gerak harmonik sederhana dengan

kehidupan sehari-hari.

4. Guru menjelaskan materi gerak harmonik

sederhana secara ceramah interaktif.

115 menit

Penutup

1. Guru menutup proses pembelajaran.

2. Guru mengucapkan salam

3. Guru meninggalkan ruang kelas.

10 menit

Pertemuan Kedua (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat).

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

10 menit

Inti1. Guru melanjutkan proses pembelajaran

dengan ceramah interaktif.115 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

103

2. Guru memberikan latihan soal kepada

siswa dan meminta siswa untuk

mengerjakan latihan soal di papan tulis.

Penutup

1. Guru memberikan penjelasan untuk

pertemuan selanjutnya akan diadakan

posttest.

2. Guru menutup proses pembelajaran.

3. Guru mengucapkan salam.

4. Guru meninggalkan ruang kelas.

10 menit

Pertemuan Ketiga (3jp x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam pada siswa.

2. Guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. (ctt: jika belum doa dari

pusat).

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

5 menit

Inti

1. Guru melanjutkan menjelaskan materi

secara ceramah interaktif.

2. Guru memberikan latihan soal dan

meminta siswa untuk mengerjakan di

papan tulis.

125 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

104

3. Guru memberikan penjelasan mengenai

tujuan dari posttest.

4. Guru membagikan soal posttest.

5. Guru memberi kesempatan pada siswa

untuk mengerjakan soal posttest.

Penutup

1. Guru meminta siswa untuk

mengumpulkan soal dan jawaban

posttest.

2. Guru menutup proses pembelajaran.

3. Guru mengucapkan salam.

4. Guru meninggalkan ruang kelas.

5 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Raharja, Bagus. 2014. Panduan Belajar Fisika 2A SMA Kelas XI. Jakarta:

Yudhistira

2. Kanginan, Marthen. 2016. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Erlangga

3. Internet

I. Media Pembelajaran

Alat dan Bahan:

Papan tulis. Spidol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

105

J. Penilaian

Penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotorik (Penilaian

hasil skor/ nilai akhir dari soal pretest dan soal posttest)

Yogyakarta, Mei 2018

Guru Mata Pelajaran

Christina Maryanti, S.Pd.,

Peneliti

Veronika Wulandari

NIM. 141424006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

106

Lampiran 5. LKS 1

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan

1. Menentukan periode pada pegas.

2. Menentukan hubungan massa beban dengan periode pada pegas.

3. Menentukan hubungan konstanta pegas dengan periode pada pegas.

4. Menentukan hubungan konstanta pegas dan massa beban dengan periode

pada pegas.

B. Alat dan Bahan

1. Komputer/ Laptop

2. Simulasi PhET

3. Internet

4. Lembar Kerja Siswa

C. Dasar Teori

Percepatan GHS

a = -ω2x

substitusi a = -ω2x ke dalam persamaan ma + kx = 0 sehingga memberikan

hasil berikut.

m(-ω2x) + kx = 0

mω2x = kx

ω2 =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

107

Frekuensi sudut

ω =

Selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas

mendatar atau tegak yang bergetar dapat diturunkan dari ω = 2 yaitu sebagai

berikut.

= 2 ↔ = 2 ↔ = 2D. Langkah Kerja

1. Hidupkan seperangkat komputer.

2. Masuklah ke laman internet menggunakan Google Chrome atau Mozilla

Firefox.

3. Ketikkan alamat https://phet.colorado.edu. Sehingga muncul tampilan

berikut:

4. Klik Play with Simulation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

108

5. Sehingga muncul tampilan berikut:

6. Pilih Physics

7. Sehingga muncul tampilan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

109

8. Cari kemudian klik pada materi Masses and Springs atau Massa dan Pegas.

Sehingga muncul tampilan berikut:

9. Klik Play pada materi tersebut. sehingga muncul tampilan berikut:

Keterangan:

a. Penggaris.

b. Pegas

c. Massa beban.

d. Mengatur cepat/ lambat

getaran pada pegas.

e. Mengatur tebal/ tipis pegas

nomor 3.

f. Menampilkan energi.

g. Mengatur tempat.

h. Mengatur waktu getaran.

i. Menampilkan stopwatch.

j. Menghidupkan/ mematikan

suara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

110

10. Gantungkan massa beban 50 gram pada pegas. Kemudian lepaskan.

11. Dengan menggunakan stopwatch, catatlah waktu yang diperlukan pegas

bergetar 5 kali getaran.

12. Lakukan untuk tiga kali pengukuran waktu.

13. Lakukan juga untuk beban dengan massa 100 gram dan 250 gram.

E. Data

1. Variasi massa beban pada pegas yang tetap.

Jumlah getaran (n) = 5 kali

Massa

(g)

n

(kali)t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)

Gunakan persamaan periode T = t/n, dengan t adalah waktu untuk 5 getaran.

Massa

(g)

Periode T1

(s)

Periode T2

(s)

Periode T3

(s)Periode Rata-rata Trat (s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

111

2. Variasi kekakuan pegas pada massa yang tetap.

Jumlah getaran (n) = 5 kali

Kekakuan

pegas

n

(kali)t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)

Gunakan persamaan periode T = t/n, dengan t adalah waktu untuk 5 getaran.

Massa

(g)

Periode T1

(s)

Periode T2

(s)

Periode T3

(s)Periode Rata-rata Trat (s)

F. Analisa Data

1. Rata-rata periode T dikuadratkan dan tulis pada tabel berikut.

Massa (g) Kuadrat Periode T2 (s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

112

2. Gambarlah grafik kuadrat periode terhadap beban bermassa m.

3. Rata-rata periode T dikuadratkan dan tulis pada tabel berikut.

Kekakuan pegas Kuadrat Periode T2 (s)

4. Gambarlah grafik kuadrat periode terhadap kekakuan pegas.

T2 (s)

m (g)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

113

G. Kesimpulan

Bagaimana cara menentukan periode pada pegas? Jelaskan!

Bagaimana hubungan massa beban dengan periode pada pegas? Jelaskan!

Bagaimana hubungan konstanta pegas dengan periode pada pegas? Jelaskan!

Bagaimana hubungan konstanta pegas dan massa beban dengan periode pada

pegas? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

114

Lampiran 6. LKS 2

Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan

1. Menentukan periode pada bandul sederhana.

2. Menentukan hubungan periode pada bandul sederhana dengan amplitudo.

3. Menentukan hubungan periode pada bandul sederhana dengan panjang

tali.

4. Menentukan hubungan periode pada bandul sederhana dengan massa.

5. Menentukan hubungan periode pada bandul sederhana dengan amplitudo,

panjang tali, dan massa.

B. Alat dan Bahan

1. Komputer/ Laptop

2. Simulasi PhET

3. Internet

4. Lembar Kerja Siswa

C. Dasar Teori

Gaya pemulih FP yang mengembalikan beban bandul ke posisi semula

adalah FP = mg sin θ. Adapun gaya tegangan tali T menyangga tali agar beban

bandul tetap bergerak sepanjang lintasan lingkaran.

FP = mg sin θ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

115

Gambar. Ayunan bandul sederhana

Anggap panjang bandul L membentuk sudut θ secara vertikal. Dalam hal ini

simpangan beban adalah x. Ketika sudut simpangan θ (dalam radian) dibuat

kecil sehingga sin θ = θ. Catatan, tidak ada perbedaan jauh antara sin θ dan θ

jika nilai sudut lebih kecil dari 8. Secara otomatis, panjang busur lingkaran dari

titik kesetimbangan memiliki hubungan.

x = L θ

Ketika persamaan tersebut dimasukkan ke dalam persamaan gaya pemulih

akan diperoleh

Fp = mg sin θ ~ Fp = mg

Gaya yang bekerja pada benda yang bergerak harmonik sederhana dirumuskan

sebagai

FGHS = -mω2x

Tanda negatif menunjukkan gaya F berlawanan arah dengan simpangan x.

Gaya pemulih beban bandul harus sama dengan gaya F. Dengan demikian,

FP = FGHS

mg = mω2x atau ω2=

Dengan menggunakan persamaan frekuensi sudut = , maka diperoleh

periode bandul sederhana, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

116

= 2Periode bandul sederhana bergantung pada besarnya percepatan gravitasi g dan

panjang tali L. Periode bandul sebanding dengan akar kuadrat panjang tali dan

berbanding terbalik dengan akar kuadrat percepatan gravitasi. Jadi, bandul

sederhana mempunyai periode berbeda ketika dibawa ke bulan. Ingat, periode

bandul tidak dipengaruhi oleh massa beban yang tergantung pada tali.

D. Langkah Kerja

1. Hidupkan seperangkat komputer.

2. Masuklah ke laman internet menggunakan Google Chrome atau Mozilla

Firefox.

3. Ketikkan alamat https://phet.colorado.edu. Sehingga muncul tampilan

berikut:

4. Klik Play with Simulation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

117

5. Sehingga muncul tampilan berikut:

6. Pilih Physics

7. Sehingga muncul tampilan berikut:

8. Cari kemudian klik pada materi Pendulum Lab. Sehingga muncul tampilan

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

118

9. Klik Play pada materi tersebut. sehingga muncul tampilan berikut:

10. Klik bagian intro. Sehingga muncul tampilan berikut:

Keterangan:

a. Penggaris.

b. Menampilkan penggaris,

stopwatch, dan periode.

c. Busur derajat.

d. Tali.

e. Massa beban.

f. Mengembalikan beban pada

posisi setimbang/ posisi

semula.

g. Memberhentikan gerak

bandul.

h. Menagtur gerak ayunan

bandul normal/ lambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

119

i. Mengatur panjang tali.

j. Mengatur massa beban.

k. Mengatur gravitasi.

l. Mengatur getaran.

11. Cari tahu pengaruh amplitudo bandul dengan periode bandul.

a. Lakukan pengukuran periode untuk lima amplitudo yang berbeda.

b. Tentukan amplitudo dari 100-300.

c. Ukur periode bandul untuk 10 kali ayunan penuh menggunakan

stopwatch. Lakukan tiga kali pengukuran.

d. Catatlah hasilnya dalam tabel data.

12. Cari tahu pengaruh panjang bandul dengan periode bandul.

a. Gunakan beban 1 kg dan amplitudo 300 yang sama terus-menerus untuk

setiap langkah dalam kegiatan ini.

b. Variasikan panjang bandul.

c. Ukur periode bandul untuk 10 kali ayunan penuh menggunakan

stopwatch. Lakukan tiga kali pengukuran.

d. Catatlah hasilnya dalam tabel data.

13. Cari tahu pengaruh massa bandul dengan periode bandul.

a. Gunakan panjang bandul 1 m dan amplitudo 300 yang sama terus-

menerus untuk setiap langkah dalam bagian ini.

b. Variasikan massa beban.

c. Ukur periode bandul untuk 10 kali ayunan penuh menggunakan

stopwatch. Lakukan tiga kali pengukuran.

d. Catatlah hasilnya dalam tabel data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

120

E. Data

1. Periode bandul terhadap amplitudo bandul.

Jumlah getaran (n) = 10 kali

Amplitudo

(derajat)

n

(kali)t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)

Gunakan persamaan periode T = t/n, dengan t adalah waktu untuk 10 getaran.

Amplitudo

(derajat)

Periode T1

(s)

Periode T2

(s)

Periode T3

(s)

Periode Rata-rata Trat

(s)

2. Periode bandul terhadap panjang bandul.

Jumlah getaran (n) = 10 kali

Panjang

bandul (m)

n

(kali)t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

121

Gunakan persamaan periode T = t/n, dengan t adalah waktu untuk 10 getaran.

Panjang

bandul (m)

Periode T1

(s)

Periode T2

(s)

Periode T3

(s)

Periode Rata-rata

Trat (s)

3. Periode bandul terhadap beban bandul.

Jumlah getaran (n) = 10 kali

Beban

bandul (g)

n

(kali)t1 (s) t2 (s) t3 (s) trata-rata (s)

Gunakan persamaan periode T = t/n, dengan t adalah waktu untuk 10 getaran.

Beban

bandul (g)

Periode T1

(s)

Periode T2

(s)

Periode T3

(s)

Periode Rata-rata

Trat (s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

122

F. Analisa Data

1. Gambarlah grafik periode T terhadap amplitudo. Apakah periode

bergantung terhadap amplitudo? Jelaskan!

Gambarlah grafik kuadrat periode terhadap kekakuan pegas. Kemudian,

tentukan gradien garis yang terbentuk.

2. Gambarlah grafik periode T terhadap panjang bandul. Apakah periode

bergantung terhadap panjang bandul? Jelaskan!

T (s)

A (derajat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

123

3. Gambarlah grafik periode T terhadap beban bandul. Apakah periode

bergantung terhadap beban bandul? Jelaskan!

G. Kesimpulan

Bagaimana cara menentukan periode bandul sederhana? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

124

Bagaimana hubungan periode bandul sederhana dengan amplitudo? Jelaskan!

Bagaimana hubungan periode bandul sederhana dengan panjang tali? Jelaskan!

Bagaimana hubungan periode bandul sederhana dengan massa bandul?

Jelaskan!

Bagaimana hubungan periode bandul sederhana dengan amplitudo, panjang

tali, dan massa? Jelaskan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

125

Lampiran 7. Soal pretest

Soal Pretest

1. Apa yang dimaksud dengan gerak harmonik sederhana?

a) Gerak bolak-balik benda.

b) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan tertentu dengan

beberapa getaran benda.

c) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan tertentu dengan

beberapa getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.

d) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan.

e) Gerak benda pada titik kesetimbangan dalam setiap sekon selalu konstan

dengan beberapa getaran benda.

2. Perhatikan Perhatikan pernyataan di bawah ini:(1) Periode(2) Frekuensi(3) Waktu

(4) Jumlah getaran(5) Percepatan gravitasi(6) Panjang tali

Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk besaran fisis gerak harmonik sederhana

pada pegas dan bandul adalah...

a) 1, 2, 3 dan 4, 5, 6

b) 2, 4, 5 dan 2, 3, 4

c) 2, 3, 4 dan 1, 3, 4, 5

d) 1, 3, 4, 6 dan 2, 3, 4, 6

e) 1, 3, 4, 5 dan 2, 3, 4

3. Ketika sebuah benda bermassa 2 kg digantung pada pegas, pegang terentang sampai 0,1 m

kemudian kembali seimbang. Tentukan periode dan frekuensi getaran pegas yang muncul

setelah pegas kembali terentang. g = 10 m/s2 dan ambil π = 3.

4. Sebuah bandul dengan panjang tali 40 cm digantung beban, kemudian melakukan GHS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

126

dengan simpangan kecil di posisi seimbangnya. Tentukan periode dan frekuensi bandu.

g = 10 m/s2 dan ambil π = 3.

5. Sebuah partikel bergerak harmonik. Persamaan simpangan dinyatakan sebagai y = 4 sin

0,1t cm, dengan t dalam sekon. Tentukan:

c. Persamaan kecepatan dan percepatan.d. Simpangan, kecepatan, dan percepatan pada t = 5π s.

6. Pilihlah salah satu:1. Percobaan pada pegas.2. Percobaan pada bandul.

Rancanglah percobaan untuk menentukan periode pada pegas atau bandul tersebut!

7. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda semangatdalam belajar fisika? Berikan alasan Anda!

8. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda merasaterbantu dalam memahami pembelajaran fisika? Berikan alasan Anda!

9. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda merasatertarik dalam proses pembelajaran fisika? Berikan alasan Anda!

Selamat Mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

127

Lampiran 8. Kunci jawaban pretest

Kunci Jawaban Pretest

1. C2. E3. Diket: m = 2 kg

x = 0,1 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: pada posisi seimbang gaya berat benda yang digantung pada pegas (mg) seimbang

dengan gaya pemulih (kx).kx = mg

k(0,1 m) = (2kg)(10 m/s2)k = 200 N/m

dari nilai tersebut, maka periode getaran pegas adalah= 2 = 2 / = 0,6 s= = 10,6 〱 = 1,674. Diket: l = 40 cm = 0,4 m

g = 10 m/s2

π = 3

Ditanya: T dan f

Jawab:

= 2 = 2 , / = 1,2 s

= = 11,2 = 0,83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

128

5. Diket:

Simpangan y = 4 sin 0,1t cm.

Ditanya:

c. v dan ad. x, v, dan a saat t =5π s

Jawab:

Simpangan y = 4 sin 0,1t cm

c. kecepatan = = 4(0,1 cos 0,1 ) /v = (0,4 cos 0,1t) cm/s

percepatan = = 0,4(−0,1 sin 0,1 ) /a = (-0,04 sin 0,1t) cm/s2

d. t = 5π ssudut θ = 0,1t = (0,1)(5π) = 0,5π rad = 900

simpangan y = 4 sin 0,1t = 4 sin 900= 4cmkecepatan v = 0,4 cos 0,1t = 0,4 cos 900= 0percepatan a = -0,04 sin 0,1t = -0,04 sin 900 = - 0,04 cm/s2

6. Percobaan pegas:Pada percobaan pegas setelah menyiapkan alat dan bahan, maka untuk menentukanperiode pada pegas yaitu dengan cara menyimpangkan pegas dengan menarik pegasyang diberi massa beban, kemudian melepaskan pegas dan menghitung periode yangterjadi pada pegas dimana periode pada pegas.

Percobaan bandul:Pada percobaan pegas setelah menyiapkan alat dan bahan, maka untuk menentukanperiode pada bandul yaitu dengan cara menyimpangkan bandul yang diberi massabeban, kemudian melepaskan bandul dan menghitung periode yang terjadi pada bandul.

7. 4 = Sangat Setuju

3 = Setuju

2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

8. 4 = Sangat Setuju

3 = Setuju

2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

9. 4 = Sangat Setuju

3 = Setuju

2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

129

Lampiran 9. Soal posttest

Soal Posttest

1. Apa yang dimaksud dengan gerak harmonik sederhana?

a) Gerak bolak-balik benda.

b) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan tertentu dengan beberapa

getaran benda.

c) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan.

d) Gerak benda pada titik kesetimbangan dalam setiap sekon selalu konstan dengan

beberapa getaran benda.

e) Gerak bolak-balik benda melalui titik kesetimbangan tertentu dengan beberapa

getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.

2. Ketika sebuah benda bermassa 4 kg digantung pada pegas, pegas terentang sampai 0,2 m

kemudian kembali seimbang. Tentukan periode dan frekuensi getaran pegas yang muncul

setelah pegas kembali terentang. g = 10 m/s2 dan ambil π = 3.

3. Perhatikan Perhatikan pernyataan di bawah ini:(1) Periode(2) Frekuensi(3) Waktu

(4) Jumlah getaran(5) Percepatan gravitasi(6) Panjang tali

Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk besaran fisis gerak harmonik sederhana pada

pegas dan bandul adalah...

a) 1, 2, 3 dan 4, 5, 6

b) 2, 4, 5 dan 2, 3, 4

c) 2, 3, 4 dan 1, 3, 4, 5

d) 1, 3, 4, 6 dan 2, 3, 4, 6

e) 1, 3, 4, 5 dan 2, 3, 4

4. Sebuah partikel bergerak harmonik. Persamaan simpangan dinyatakan sebagai y = 6 sin0,2t cm, dengan t dalam sekon. Tentukan:

e. Persamaan kecepatan dan percepatan.f. Simpangan, kecepatan, dan percepatan pada t = 2,5π s.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

130

5. Pilihlah salah satu:3. Percobaan pada pegas.4. Percobaan pada bandul.

Rancanglah percobaan untuk menentukan periode pada pegas atau bandul tersebut!

6. Sebuah bandul dengan panjang tali 20 cm digantung beban, kemudian melakukan GHS

dengan simpangan kecil di posisi seimbangnya. Tentukan periode dan frekuensi bandu.

g = 10 m/s2 dan ambil π = 3.

7. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda semangatdalam belajar fisika? Berikan alasan Anda!

8. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda merasaterbantu dalam memahami pembelajaran fisika? Berikan alasan Anda!

9. Apakah dengan metode pembelajaran yang sudah dilakukan membuat Anda merasatertarik dalam proses pembelajaran fisika? Berikan alasan Anda!

Selamat Mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

131

Lampiran 10. Kunci jawaban posttest

Kunci Jawaban Posttest

1. E2. Diket: m = 4 kg

x = 0,2 mg = 10 m/s2

π = 3Ditanya: T dan fJawab: pada posisi seimbang gaya berat benda yang digantung pada pegas (mg)seimbang dengan gaya pemulih (kx).

kx = mgk(0,2 m) = (4kg)(10 m/s2)

k = 200 N/mdari nilai tersebut, maka periode getaran pegas adalah= 2 = 2 / = 0,84 s= = 10,84 = 1,19

3. E4. Diket:

Simpangan y = 6 sin 0,2t cm.

Ditanya:

c. v dan ad. x, v, dan a saat t =2,5π s

Jawab:

Simpangan y = 6 sin 0,2t cm

c. kecepatan = = 6(0,2 cos 0,2 ) /v = (1,2 cos 0,2t) cm/s

percepatan = = 1,2(−0,2 sin 0,2 ) /a = (-0,24 sin 0,2t) cm/s2

d. t = 2,5π ssudut θ = 0,2t = (0,2)(2,5π) = 0,5π rad = 900

simpangan y = 6 sin 0,2t = 4 sin 900= 6 cmkecepatan v = 1,2 cos 0,2t = 0,4 cos 900= 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

132

percepatan a = -0,24 sin 0,2t = -0,24 sin 900 = - 0,24 cm/s2

5. Pilih salah satu:c. Percobaan pegas:

Pada percobaan pegas setelah menyiapkan alat dan bahan, maka untukmenentukan periode pada pegas yaitu dengan cara menyimpangkan pegas denganmenarik pegas yang diberi massa beban, kemudian melepaskan pegas dan menghitungperiode yang terjadi pada pegas dimana periode pada pegas.

d. Percobaan bandul:Pada percobaan pegas setelah menyiapkan alat dan bahan, maka untuk

menentukan periode pada bandul yaitu dengan cara menyimpangkan bandul yangdiberi massa beban, kemudian melepaskan bandul dan menghitung periode yangterjadi pada bandul.

6. Diket: l = 20 cm = 0,2 m

g = 10 m/s2

π = 3

Ditanya: T dan f

Jawab:

= 2 屨 = 2 , / = 0,84 s

= = 10,84 = 1,197. 4 = Sangat Setuju

3 = Setuju2 = Kurang Setuju1 = Tidak Setuju

8. 4 = Sangat Setuju3 = Setuju

2 = Kurang Setuju1 = Tidak Setuju

9. 4 = Sangat Setuju3 = Setuju

2 = Kurang Setuju1 = Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

133

Lampiran 11. Kisi-kisi soal

133

Lampiran 11. Kisi-kisi soal

133

Lampiran 11. Kisi-kisi soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

134134134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

135135135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

136136136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

137

Lampiran 12. Daftar pertanyaan wawancara kelas treatmen

Kelas PhET

1. Nama siswa:

2. Sejak kapan belajar fisika? Bagaimana pembelajaran fisika selama ini?

3. Ketika diberi tahu akan diadakan pretest, apa yang kamu lakukan? Apa

perasaanmu?

4. Pada saat pretest apakah kamu bisa mengerjakan?

5. Bagaimana kamu mengerjakan soal pretest tersebut?

6. Ketika akan dilakukan pembelajaran dengan PhET, apa yang kamu pikirkan

pertama kali saat mendengar kata PhET?

7. Ketika dibagikan LKS, apa yang kamu lakukan pertama kali?

8. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran menggunakan simulasi PhET?

9. Apakah simulasi PhET membantu kamu dalam memahami materi GHS?

Berikan alasan!

10. Apakah kamu semangat belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET?

Berikan alasan!

11. Apakah kamu merasa terbantu dalam memahami pembelajaran fisika dengan

simulasi PhET? Berikan alasan!

12. Apakah kamu merasa tertarik dalam belajar fisika dengan simulasi PhET?

Berikan alasan!

13. Setelah proses pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah kamu bisa

mengerjakan soal postest?

14. Bagaimana kamu mengerjakan soal postest?

15. Apakah harapanmu untuk pembelajaran fisika ke depannya?

16. Berikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran materi GHS!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

138

Lampiran 13. Daftar pertanyaan wawancara kelas kontrol

Kelas Ceramah

1. Nama siswa:

2. Sejak kapan belajar fisika? Bagaimana pembelajaran fisika selama ini?

3. Ketika diberi tahu akan diadakan pretest, apa yang kamu lakukan? Apa

perasaanmu?

4. Pada saat pretest apakah kamu bisa mengerjakan?

5. Bagaimana kamu mengerjakan soal pretest tersebut?

6. Ketika akan dilakukan pembelajaran dengan ceramah, apa yang kamu pikirkan

pertama kali?

7. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan dengan

ceramah di kelas?

8. Apakah kamu memahami materi GHS? Berikan alasan!

9. Apakah kamu semangat belajar fisika? Berikan alasan!

10. Apakah kamu merasa terbantu dalam memahami pembelajaran fisika?

Berikan alasan!

11. Apakah kamu merasa tertarik dalam belajar fisika? Berikan alasan!

12. Setelah proses pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah kamu bisa

mengerjakan soal postest?

13. Bagaimana kamu mengerjakan soal postest?

14. Apakah harapanmu untuk pembelajaran fisika ke depannya?

15. Berikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran materi GHS!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

139

Lampiran 14. Deskripsi hasil wawancara kelas treatmen

1. Sejak kapan belajar fisika? Bagaimana pembelajaran fisika selama ini?

Seluruh responden mengatakan bahwa mereka belajar fisika sejak SMP

dan responden mengatakan bahwa selama belajar fisika menganggap bahwa

fisika itu susah dan membuat bingung karena terlalu banyak rumus yang

digunakan dan proses pembelajarannya menggunakan ceramah jadi siswa

sudah merasa malas terlebih dahulau apabila mau belajar fisika.

2. Ketika diberi tahu akan diadakan pretest, apa yang kamu lakukan? Apa

perasaanmu?

Seluruh responden mengatakan bahwa merasa panik, deg-degan, dan

bingung karena responden tidak belajar.

3. Pada saat pretest apakah kamu bisa mengerjakan?

Dua responden mengatakan bisa mengerjakan yang soal memberikan

tanggapan tentang pembelajaran selama ini dan empat responden

mengatakan tidak bisa mengerjakan soal pretest.

4. Bagaimana kamu mengerjakan soal pretest tersebut?

Seluruh responden mengatakan mengerjakan soal pretest sendiri, karena

menurut resonden percuma juga tanya teman karena teman yang lain juga

tidak ada yang tahu tentang materi gerak harmonik sederhana.

5. Ketika akan dilakukan pembelajaran dengan PhET, apa yang kamu pikirkan

pertama kali saat mendengar kata PhET?

Seluruh responden mengatakan mikir apa itu PhET karena responden

tidak tau PhET itu apa. Responden juga mengatakan baru dengar simulasi

PhET.

6. Ketika dibagikan LKS, apa yang kamu lakukan pertama kali?

Lima dari responden mengatakan setelah dibagi LKS langsung lihat-

lihat dan membaca apa yang harus dikerjakan. Tetapi ada satu responden

yang mengatakan bingung saat dibagi LKS dan responden tersebut

menunggu perintah terlebih dahulu baru mulai mengerjakan LKS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

140

7. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran menggunakan simulasi PhET?

Satu responden mengatakan bahwa agak susah belajar menggunakan

simulasi PhET karena siswa dituntun untuk belajar mandiri dan melatih

pemikiran sendiri. Sedangkan lima responden yang lain mengatakan belajar

dengan simulasi PhET itu bagus, seru, menyenangkan, dan lebih gampang

dimengerti.

8. Apakah simulasi PhET membantu kamu dalam memahami materi GHS?

Berikan alasan!

Dua responden mengatakan lumayan paham materi menggunakan

simulasi PhET. Sedangkan empat responden mengatakan paham materi

menggunakan simulasi PhET karena menurut responden lebih gampang dan

mereka juga dapat melihat langsung.

9. Apakah kamu semangat belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET?

Berikan alasan!

Seluruh responden mengatakan semangat belajar fisika menggunakan

simulasi PhET karena lebih gampang.

10. Apakah kamu merasa terbantu dalam memahami pembelajaran fisika

dengan simulasi PhET? Berikan alasan!

Seluruh responden mengatakan terbantu dalam memahami belajar fisika

menggunakan simulasi PhET kerena responden dapat melihat langsung.

11. Apakah kamu merasa tertarik dalam belajar fisika dengan simulasi PhET?

Berikan alasan!

Satu responden mengatakan tidak tertarik untuk belajar fisika

menggunakan simulasi PhET. Sedangkan lima responden mengatakan

tertarik untuk belajar fisika menggunakan simulasi PhET karena menurut

responden dengan simulasi PhET bisa belajar sendiri di rumah.

12. Setelah proses pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah kamu bisa

mengerjakan soal postest?

Dua responden mengatakan lumayan bisa mengerjakan soal postest

karena ada rumus yang lupa sehingga menjawab soal posttest tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

141

maksimal. Sedangkan empat responden mengatakan bisa mengerjakan soal

posttest.

13. Bagaimana kamu mengerjakan soal postest?

Seluruh responden mengatakan bahwa mereka mengerjakan sendiri soal

posttest, karena mereka mengerjakan sesuai apa yang sudah mereka pahami.

14. Apakah harapanmu untuk pembelajaran fisika ke depannya?

Responden mangatakan untuk pembelajaran fisika selanjutnya

harapannya adalah pembelajaran fisika lebih banyak praktikum, di buat

lebih menarik lagi, dan pada saat pembelajaran tidak spaneng.

15. Berikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran materi GHS!

Kesan: lebih enak, tidak spaneng, tidak bosenin, tidak ngantuk, lebih seru

dan menyenangkan.

Pesan: lebih memperbanyak metode mengajarnya, mengulang

pembelajaran menggunakan simulasi PhET pada materi lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

142

Lampiran 15. Deskripsi hasil wawancara kelas kontrol

1. Sejak kapan belajar fisika? Bagaimana pembelajaran fisika selama ini?

Seluruh siswa mengatakan belajar fisika sejak SMP dan menurut

responden belajar fisika selama ini susah karena banyak rumus yang dihafal.

2. Ketika diberi tahu akan diadakan pretest, apa yang kamu lakukan? Apa

perasaanmu?

Seluruh responden mangatakan bingung, panik, kaget karena tidak paham

dengan materinya.

3. Pada saat pretest apakah kamu bisa mengerjakan?

Seluruh responden mangatakan sedikit bisa mengerjakan soal pretest.

Dimana siswa mengerjakan soal yang memberikan pendapat mengenai

pembelajaran selama ini.

4. Bagaimana kamu mengerjakan soal pretest tersebut?

Responden mengatakan mereka mengerjakan soal pretest sendiri, karena

ketika bertanya sama teman tidak ada yang tahu.

5. Ketika akan dilakukan pembelajaran dengan ceramah, apa yang kamu pikirkan

pertama kali?

Satu responden mengatakan akan lebih bisa menangkap dengan

pembelajaran ceramah. Sedangkan lima responden mengatakan pasti bosenin

dan bikin ngantuk belajar dengan metode ceramah.

6. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan dengan

ceramah di kelas?

Dua responden mengatakan bosen ketika belajar fisika menggunakan

ceramah. Sedangkan empat responden mengatakan enak, sudah bagus, dan baik

karena pada saat proses pembelajaran siswa diminta aktif bahkan siswa diminta

untuk mencoba menjelaskan di depan kelas materi yang dipahami kepada

teman-teman yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

143

7. Apakah kamu memahami materi GHS? Berikan alasan!

Satu responden mengatakan sangat memahami materi gerak harmonik

sederhana. Sedangkan lima responden mengatakan lumayan memahami materi

gerak harmonik sederhana.

8. Apakah kamu semangat belajar fisika? Berikan alasan!

Seluruh responden mengatakan semangat dalam belajar fisika, karena yang

mengejar beda guru.

9. Apakah kamu merasa terbantu dalam memahami pembelajaran fisika?

Berikan alasan!

Seluruh responden mengatakan merasa terbantu dalam belajar fisika.

10. Apakah kamu merasa tertarik dalam belajar fisika? Berikan alasan!

Dua responden mengatakan tertarik belajar fisika. Sedangkan empat

responden tidak tertarik dengan belajar fisika karena menurut responden

fisika susah banyak hafalan rumus.

11. Setelah proses pembelajaran yang sudah dilakukan, apakah kamu bisa

mengerjakan soal postest?

Satu responden mengatakan tidak bisa mengerjakan soal postest. Dua

responden mengatakan lumayan bisa mengerjakan soal posttest. Sedangkan

tiga responden mengatakan bisa mengerjakan soal postest.

12. Bagaimana kamu mengerjakan soal postest?

Seluruh responden mengatakan bahwa mengerjakan soal postest sendiri.

13. Apakah harapanmu untuk pembelajaran fisika ke depannya?

Responden mengatakan supaya pembelajaran fisika lebih komunikasi

dengan siswa sehingga kelas menjadi hidup, lebih ditambah kreativitasnya.

14. Berikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran materi GHS!

Kesan: enak, lebih santai, bisa memahami siswa

Pesan: lebih diperbanyak latihan soal, metodenya jangan hanya ceramah, adagame setiap pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

144

Lampiran 16. Skor pretest dan posttest aspek kognitif kelas treatmen

SKOR KOGNITIF KELAS X IPA 1

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Anastasia Prajwalita Ayuningtyas 15 982 Antonius Rosarianto Wisnu Putro 15 223 Bagas Dewanto Wahyu Nugroho 15 284 Benedictus Kurnia Andang Jati 15 335 Clara Penta Resti Aji 5 336 Dedi Yoga Lumban Tobing - 407 Efracia Rosa Regita Perdani 15 868 Eleonora Kezia Anggoro 20 529 Febriana Cindy Kurnia Putri 20 8610 Fransisca Risa Wulandari 20 9311 Fransiska Ika Wati 15 3812 Gabriel Rodo Oloanki Simanjorang 5 4513 Gabriela Ayu Sekar Melati 15 4914 Gabriela Maria Angela Rosari Arini Agustin 20 5615 Gabriella Once Tyas Pangestu 15 9216 Gracia Sonia Melinda 15 9517 Hendrikus Tito Novianto 15 4218 Hermawan Setoaji 5 2819 Juventia Adeline 20 3820 Kris Setiadi 5 2421 Lourencius Christian Manurung 5 5822 Nehemia Adi Nugroho - 5523 Patrix Wahyu Febrian 20 3224 Renytha Dewi Anggraeni 20 8425 Robertus Bellarminus Dwi Febrianto 5 5126 Rosalia Intania Resendria 10 5527 Suitbertus Modiawang Putra - 2828 Th. Sri Pramuwati 15 5429 Theresia Christy Paulina 15 5230 Uria Putri Pamungkas 15 4931 Visia Apri Eka Puspita 15 9132 Yeshika Oktavia 15 9133 Yohanes Baptista Lucken Aditya Pamungkas 0 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

145

Lampiran 17. Skor pretest dan posttest aspek kognitif kelas kontrol

SKOR KOGNITIF KELAS X IPA 2

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Agnes indriyani puspitasari 0 402 Agustina putri monik 0 353 Andreas rifandi bagus hartantyo 0 204 Atanasius felix pramudya 0 205 Bonifasius rendra yoga pratama 0 156 Dwi budirahayu 5 57 Elisabeth friscentia dellani dewi 10 108 elisabeth irma normalita 20 329 Elizabeth amelia dwi wijayanti 30 3410 Felisia elvira paska risti 35 4611 Francesco gian aprian atmaja 15 4912 Gabriella natasha maharani 0 1013 Gregorius seto gurito 10 3214 Hans natan hermawan chiou 10 3415 Josep cafasso caesarion pradipta gegana 10 1016 Klara dyanita setyowati 5 -17 Kristina novia wahyu 0 2018 Maria putri anindita wijaya 5 1019 Maria vania hernitya 10 3220 Marselio raymond febrianto arakian langkeru 10 2721 Nicholas bagus adianto 0 2022 Philipa dian wahyuningsih 10 4023 Regina dwi pramesti 10 2724 Ridolf patric saimar 35 7125 Silvester deski pungga pragola 0 -26 Speranda 15 5127 Theresia innova hyunda mariska 15 3228 Verena asri chriswandari 15 3429 Vincencius fernando setiawan 15 2030 Yohana vianey benada bellen aben 0 3531 Yohanes puput sadewo 20 2032 Yosep putro pambayun 20 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

146

Lampiran 18. Skor pretest dan posttest aspek psikomotorik kelas treatmen

SKOR PSIKOMOTORIK KELAS X IPA 1

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Anastasia Prajwalita Ayuningtyas 75 1002 Antonius Rosarianto Wisnu Putro 50 753 Bagas Dewanto Wahyu Nugroho 0 1004 Benedictus Kurnia Andang Jati 75 755 Clara Penta Resti Aji 0 1006 Dedi Yoga Lumban Tobing - 07 Efracia Rosa Regita Perdani 0 508 Eleonora Kezia Anggoro 50 759 Febriana Cindy Kurnia Putri 50 1010 Fransisca Risa Wulandari 50 10011 Fransiska Ika Wati 0 10012 Gabriel Rodo Oloanki Simanjorang 0 013 Gabriela Ayu Sekar Melati 0 5014 Gabriela Maria Angela Rosari Arini Agustin 0 7515 Gabriella Once Tyas Pangestu 0 5016 Gracia Sonia Melinda 0 10017 Hendrikus Tito Novianto 75 7518 Hermawan Setoaji 0 8019 Juventia Adeline 0 5020 Kris Setiadi 0 5021 Lourencius Christian Manurung 0 7522 Nehemia Adi Nugroho - 023 Patrix Wahyu Febrian 0 5024 Renytha Dewi Anggraeni 50 7525 Robertus Bellarminus Dwi Febrianto 0 10026 Rosalia Intania Resendria 0 8027 Suitbertus Modiawang Putra - 1028 Th. Sri Pramuwati 50 8029 Theresia Christy Paulina 0 7530 Uria Putri Pamungkas 0 7531 Visia Apri Eka Puspita 0 10032 Yeshika Oktavia 0 8033 Yohanes Baptista Lucken Aditya Pamungkas 0 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

147

Lampiran 19. Skor pretest dan posttest aspek psikomotorik kelas kontrol

SKOR PSIKOMOTORIK KELAS X IPA 2

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Agnes indriyani puspitasari 0 502 Agustina putri monik 0 503 Andreas rifandi bagus hartantyo 0 504 Atanasius felix pramudya 0 505 Bonifasius rendra yoga pratama 0 506 Dwi budirahayu 50 757 Elisabeth friscentia dellani dewi 50 508 elisabeth irma normalita 50 509 Elizabeth amelia dwi wijayanti 50 5010 Felisia elvira paska risti 50 7511 Francesco gian aprian atmaja 50 7512 Gabriella natasha maharani 0 5013 Gregorius seto gurito 0 5014 Hans natan hermawan chiou 0 5015 Josep cafasso caesarion pradipta gegana 0 016 Klara dyanita setyowati 75 -17 Kristina novia wahyu 0 5018 Maria putri anindita wijaya 50 5019 Maria vania hernitya 10 5020 Marselio raymond febrianto arakian langkeru 0 5021 Nicholas bagus adianto 0 7522 Philipa dian wahyuningsih 0 5023 Regina dwi pramesti 0 7524 Ridolf patric saimar 10 7525 Silvester deski pungga pragola 0 -26 Speranda 0 10027 Theresia innova hyunda mariska 50 7528 Verena asri chriswandari 50 7529 Vincencius fernando setiawan 0 7530 Yohana vianey benada bellen aben 0 7531 Yohanes puput sadewo 100 10032 Yosep putro pambayun 100 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

148

Lampiran 20. Skor pretest dan posttest aspek afektif kelas treatmen

SKOR AFEKTIF KELAS X IPA 1

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Anastasia Prajwalita Ayuningtyas 33,3 752 Antonius Rosarianto Wisnu Putro 50 753 Bagas Dewanto Wahyu Nugroho 41,7 754 Benedictus Kurnia Andang Jati 75 755 Clara Penta Resti Aji 50 41,76 Dedi Yoga Lumban Tobing - 07 Efracia Rosa Regita Perdani 25 66,78 Eleonora Kezia Anggoro 25 759 Febriana Cindy Kurnia Putri 41,7 66,710 Fransisca Risa Wulandari 41,7 58,311 Fransiska Ika Wati 50 41,712 Gabriel Rodo Oloanki Simanjorang 41,7 013 Gabriela Ayu Sekar Melati 25 58,314 Gabriela Maria Angela Rosari Arini Agustin 33,3 2515 Gabriella Once Tyas Pangestu 41,7 7516 Gracia Sonia Melinda 25 2517 Hendrikus Tito Novianto 50 7518 Hermawan Setoaji 75 7519 Juventia Adeline 58,3 7520 Kris Setiadi 41,7 021 Lourencius Christian Manurung 25 5022 Nehemia Adi Nugroho - 023 Patrix Wahyu Febrian 50 7524 Renytha Dewi Anggraeni 66,7 7525 Robertus Bellarminus Dwi Febrianto 25 66,726 Rosalia Intania Resendria 16,7 027 Suitbertus Modiawang Putra - 33,328 Th. Sri Pramuwati 25 5029 Theresia Christy Paulina 41,7 7530 Uria Putri Pamungkas 41,7 2531 Visia Apri Eka Puspita 33,3 7532 Yeshika Oktavia 41,7 58,333 Yohanes Baptista Lucken Aditya Pamungkas 0 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

149

Lampiran 21. Skor pretest dan posttest aspek afektif kelas kontrol

SKOR AFEKTIF KELAS X IPA 2

No. NamaSkor

Pretest Posttest1 Agnes indriyani puspitasari 41,7 252 Agustina putri monik 58,3 253 Andreas rifandi bagus hartantyo 8,3 504 Atanasius felix pramudya 0 66,75 Bonifasius rendra yoga pratama 41,7 66,76 Dwi budirahayu 41,7 507 Elisabeth friscentia dellani dewi 33,3 508 elisabeth irma normalita 50 509 Elizabeth amelia dwi wijayanti 75 7510 Felisia elvira paska risti 75 7511 Francesco gian aprian atmaja 50 2512 Gabriella natasha maharani 25 7513 Gregorius seto gurito 0 66,714 Hans natan hermawan chiou 0 7515 Josep cafasso caesarion pradipta gegana 0 66,716 Klara dyanita setyowati 58,3 -17 Kristina novia wahyu 50 58,318 Maria putri anindita wijaya 41,7 58,319 Maria vania hernitya 50 5020 Marselio raymond febrianto arakian langkeru 0 5021 Nicholas bagus adianto 41,7 2522 Philipa dian wahyuningsih 25 2523 Regina dwi pramesti 0 2524 Ridolf patric saimar 75 7525 Silvester deski pungga pragola 75 -26 Speranda 0 7527 Theresia innova hyunda mariska 41,7 58,328 Verena asri chriswandari 75 41,729 Vincencius fernando setiawan 8,3 5030 Yohana vianey benada bellen aben 25 33,331 Yohanes puput sadewo 8,3 41,732 Yosep putro pambayun 33,3 41,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

150

Lampiran 22. Perhitungan SPSS

5. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Kognitif

a. Membandingkan pretest kelas treatmen dan pretest kelas kontrol.

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 1.00 26 14.0385 5.66025 1.110072.00 30 10.8333 10.17801 1.85824

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence

Interval of theDifference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Pretest Equalvariancesassumed

6.064 .017 1.425 54 .160 3.20513 2.24923 -1.30431 7.71457

Equalvariancesnotassumed

1.481 46.519 .145 3.20513 2.16456 -1.15059 7.56085

b. Membandingkan pretest dan posttest kelas treatmen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 14.0385 26 5.66025 1.11007

Posttest 54.4615 26 23.87673 4.68261

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.Pair 1 Pretest & Posttest 26 .332 .098

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

151

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest -Posttest

-40.42308 22.63656 4.43939 -49.56618 -31.27997 -9.106 25 .000

c. Membandingkan pretest dan posttest kelas kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error MeanPair 1 Pretest 10.8333 30 10.17801 1.85824

Posttest 29.2333 30 14.80839 2.70363

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest 30 .586 .001

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest -Posttest

-18.40000 12.09902 2.20897 -22.91785 -13.88215 -8.330 29 .000

d. Membandingkan posttest kelas treatmen dan posttest kelas kontrol

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 1.00 26 54.4615 23.87673 4.68261

2.00 30 29.2333 14.80839 2.70363

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

152

Independent Samples TestLevene's Test for

Equality ofVariances t-test for Equality of Means

95% ConfidenceInterval of the

Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Pretest Equalvariancesassumed

5.618 .021 4.819 54 .000 25.22821 5.23490 14.73287 35.72354

Equalvariancesnotassumed

4.666 40.561 .000 25.22821 5.40708 14.30480 36.15161

6. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Psikomotorik

a. Membandingkan pretest kelas treatmen dan pretest kelas kontrol.

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 1.00 26 17.3077 27.17465 5.32939

2.00 30 22.3333 30.92631 5.64635

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence

Interval of theDifference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Pretest Equalvariancesassumed

.711 .403 -.641 54 .524 -5.02564 7.83723 -20.73833 10.68705

Equalvariancesnotassumed

-.647 53.985 .520 -5.02564 7.76425 -20.59212 10.54084

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

153

b. Membandingkan pretest dan posttest kelas treatmen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 17.3077 26 27.17465 5.32939

Posttest 75.1923 26 21.74768 4.26507

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest 26 -.124 .545

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest -Posttest

-57.88462 36.85575 7.22801 -72.77097 -42.99826

-8.008 25 .000

c. Membandingkan pretest dan posttest kelas kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 22.3333 30 30.92631 5.64635

Posttest 61.6667 30 20.48268 3.73961

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest & Posttest 30 .473 .008

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% Confidence Interval of theDifference

Lower Upper

Pair 1 Pretest -Posttest

-39.33333 27.87699 5.08962 -49.74277 -28.92390 -7.728 29 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

154

d. Membandingkan posttest kelas treatmen dan posttest kelas kontrol

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 1.00 26 75.1923 21.74768 4.26507

2.00 30 61.6667 20.48268 3.73961

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence

Interval of theDifference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Pretest Equalvariancesassumed

.221 .640 2.395 54 .020 13.52564 5.64770 2.20269 24.84859

Equalvariancesnotassumed

2.384 51.815 .021 13.52564 5.67235 2.14228 24.90900

7. Peningkatan Pemahaman Berdasarkan Aspek Afektif

a. Membandingkan pretest kelas treatmen dan pretest kelas kontrol.

Group Statisticskode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pretest 1 26 40.392 17.4318 3.4187

2 30 32.500 25.5587 4.6664

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

155

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence

Interval of theDifference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

pretest Equalvariancesassumed

6.455 .014 1.329 54 .190 7.8923 5.9403 -4.0172 19.8019

Equalvariancesnotassumed

1.364 51.331 .178 7.8923 5.7846 -3.7190 19.5036

b. Membandingkan pretest dan posttest kelas treatmen

Paired Samples StatisticsMean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 40.392 26 17.4318 3.4187

postest 54.169 26 26.0608 5.1109

Paired Samples CorrelationsN Correlation Sig.

Pair 1 pretest & postest 26 .526 .006

Paired Samples TestPaired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% Confidence Intervalof the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest -postest

-13.7769 22.4817 4.4090 -22.8575 -4.6964 -3.125 25 .004

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

156

c. Membandingkan pretest dan posttest kelas kontrol

Paired Samples StatisticsMean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 32.500 30 25.5587 4.6664

postest 51.670 30 17.8346 3.2561

Paired Samples CorrelationsN Correlation Sig.

Pair 1 pretest & postest 30 -.029 .881

Paired Samples TestPaired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% Confidence Intervalof the Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest -postest

-19.1700 31.5808 5.7658 -30.9625 -7.3775 -3.325 29 .002

d. Membandingkan posttest kelas treatmen dan posttest kelas kontrol

Group StatisticsKode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest 1.0 26 54.169 26.0608 5.1109

2.0 30 51.670 17.8346 3.2561

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence Interval

of the Difference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Posttest Equalvariancesassumed

4.486 .039 .423 54 .674 2.4992 5.9024 -9.3343 14.3328

Equalvariances notassumed

.412 43.268 .682 2.4992 6.0601 -9.7198 14.7183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

157

e. Mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman siswa kelas

treatmen dan kelas kontrol

Supaya mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman siswa

kelas treatmen dan kelas kontrol pada aspek afektif, maka dilakukan uji

selisih. Uji selisih digunakan untuk membandingkan selisih nilai pre-

test dan post-test kelas treatmen maupun kelas kontrol. Uji selisih

dilakukan dengan uji T-Independent. Dalam perhitungan uji T-

Independent dilakukan menggunakan program SPSS 17.0.

Group StatisticsKode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Selisih 1.0 26 13.777 22.4817 4.4090

2.0 30 19.170 31.5808 5.7658

Independent Samples TestLevene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means95% Confidence

Interval of theDifference

F Sig. t dfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Selisih Equalvariancesassumed

3.015 .088 -.726 54 .471 -5.3931 7.4333 -20.2959 9.5098

Equalvariancesnot assumed

-.743 52.147 .461 -5.3931 7.2584 -19.9572 9.1710

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

158

Lampiran 23. Pekerjaan siswa kelas treatmen pretest

158

Lampiran 23. Pekerjaan siswa kelas treatmen pretest

158

Lampiran 23. Pekerjaan siswa kelas treatmen pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

159

Lampiran 24. Pekerjaan siswa kelas treatmen posttest

159

Lampiran 24. Pekerjaan siswa kelas treatmen posttest

159

Lampiran 24. Pekerjaan siswa kelas treatmen posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

160160160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

161

Lampiran 25. Pekerjaan siswa kelas kontrol pretest

161

Lampiran 25. Pekerjaan siswa kelas kontrol pretest

161

Lampiran 25. Pekerjaan siswa kelas kontrol pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

162

Lampiran 26. Pekerjaan siswa kelas kontrol posttest

162

Lampiran 26. Pekerjaan siswa kelas kontrol posttest

162

Lampiran 26. Pekerjaan siswa kelas kontrol posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET TERHADAP ...Tabel 4.7 Skor afektif kelas X IPA 2 65 Tabel 4.8 Klasifikasi tingkat pemahaman kelas treatmen aspek kognitif 67 Tabel 4.9 Klasifikasi

163163163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI