Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DALAM
MENGANTISIPASI KECURANGAN AKUNTANSI PADA BPR
DI TANJUNGPINANG
RISKYANDRA DENATA
100462201157
Skripsi Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017
22
ABSTRAK
Riskyandra Denata
2017 : Pengaruh Pengendalian Internal Dalam Mengantisipasi
Kecurangan Akuntansi Pada BPR di Tanjungpinang
Pembimbing I Hj.Asmaul Husna,SE.Ak.,MM.,CA dan
Pembimbing II Hj.Iranita,SE.MM
.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengendalian internal dalam
mengantisipasi kecurangan akuntansi pada BPR di Tanjungpinang. Variabel
Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian internal
yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penentuan resiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemonitoran sedangkan Variabel
Dependennya adalah Kecurangan akuntansi. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian keuangan di BPR Tanjungpinang.
Metode Pengambilan sampel yang digunakan adalah rumus slovin. Sampel yang
memenuhi kriteria adalah 53 kuesioner. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS versi 22.0. Teknik pengujian data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas
dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik dan analisis regresi linear berganda,
untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian. Hasil penelitian
menunjukan bahwa secara simultan pengendalian internal berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi pada BPR di Tanjungpinang.
Kata Kunci : Pengendalian internal, Kecurangan akuntansi.
Latar Belakang Masalah
Salah satu penyebab kegagalan sebuah perusahaan adalah kurang baiknya
manajemen yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan dalam
mengelola perusahaan. Untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, maka fungsi-
fungsi manajemen seperti pengendalian, perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya, harus sepenuhnya dilaksanakan dan harus disertai dengan
pemisahan atas fungsi-fungsi tersebut. Pada beberapa perusahaan, kegiatan
penjualan baik itu tunai maupun kredit merupakan aktivitas yang penting dalam
23
mencapai tujuan utama yaitu memperoleh laba yang optimal.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.” Dalam pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi
bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,
artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga
berbicara mengenai bank terlepas dari masalah keuangan ( Kasmir, 2010: 25).
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah :
1. Apakah lingkungan pengendalian berperan dalam mengantisipasi
kecurangan akuntansi pada BPR di Tanjungpinang ?
2. Apakah penentuan risiko berperan dalam mengantisipasi kecurangan
akuntansi pada BPR di Tanjungpinang ?
3. Apakah aktivitas pengendalian berperan dalam mengantisipasi
kecurangan akuntansi pada BPR di Tanjungpinang ?
4. Apakah informasi dan komunikasi berperan dalam mengantisipasi
kecurangan akuntansi pada BPR di Tanjungpinang ?
5. Apakah pemonitoran berperan dalam mengantisipasi kecurangan
akuntansi pada BPR di Tanjungpinang ?
6. Apakah komponen pengendalian internal secara bersama-sama berperan
dalam mengantisipasi kecurangan akuntansi pada BPR di
Tanjungpinang ?
24
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode, dan
pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta
kekayaannya, mengecek kekuatannya dan keandalan data akuntansi usaha
tersebut, meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung dipatuhinya
kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Commite of Sponsoring Organization
(COSO) adalah sekelompok swasta yang terdiri dari American Accounting
Associations the AICPA, the Institute of Internal Audiors, the Institute of
Management Accountants, dan the Financial Excecutive Institute.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu
organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang
pengendalian. Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan
prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan
pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti
penting bagi entitas tersebut.
Penetapan Risiko
Penetapan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan
pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum di indonesia. Meliputi : (1) Rotasi
Pekerjaan dilakukan tepat waktu sesuai dengan rutinitas yang diharapkan, (2)
Prosedur yang Jelas mengenai penggunaan formulir-formulir atau dokumen-
dokumen pengelolaan keuangan perusahaan, dan (3) Pertanggungjawaban
25
Transaksi, dimana setiap terjadinya transaksi di pertanggungjawabkan kepada
bagian keuangan pusat.
Aktifitas Pengendalian
Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk
memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen
dilaksanakan.
Informasi dan Komunikasi Akuntansi
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang
terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan
dengan pekerjaan orang lain, bak yang berbeda di dalam maupun di luar
organisasi. Tujuan dari sistem ini adalah agar transaksi yang dicatat, diproses, dan
dilaporkan telah memenuhi keenam tujuan audit umum atas transaksi, yaitu :
transaksi yang dicatat memang ada, transaksi yang ada sudah dicatat, transaksi
yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar, transaksi diklasifikasi dengan
benar, dan transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
Pemantauan atau Pemonitoran
Pemantauan atau pemonitoran adalah proses penilaian kualitas kinerja
pengendalian internal sepanjang waktu oleh manajemen untuk menentukan bahwa
pengendalian telah berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi
sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan. Pemantauan
atau monitoring meliputi : pemeriksaan internal melakukan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, secara rutin dilakukan
pemeriksaan atas pengelolaan keuangan dan dicocokan dengan catatan yang ada
26
oleh bagian pemeriksaan internal, dan rekonsiliasi catatan dengan bukti fisik yang
dilaksanakan yang disesuaikan dengan jumlah dana yang tercantum.
Kecurangan Akuntansi
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2001) menjelaskan kecurangan akuntansi
sebagai :
1. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
Yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai
laporan keuangan, dan ;
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
Seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan berkaitan
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia
Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan
berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian
aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan atau dokumen palsu atau
yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara
manajemen, karyawan, atau pihak ketiga. Dari perspektif kriminal,
kecurangan akuntansi dikategorikan sebagai kejahatan kerah putih ( white
collar crime ).
27
Lingkungan pengendalian
(X 1)
Penentuan risiko
(X 2)
Aktifitas pengendalian
(X 3)
Informasi dan komunikasi
(X 4)
Pemonitoran
(X 5)
Kecurangan Akuntansi
(Y)
Kerangka pemikiran
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variable
independen. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :
1. Variabel dependen terdiri atas :
- Kecurangan akuntansi (Y)
2. Variabel independen terdiri atas :
- Pengendalian lingkungan (X1)
- Penentuan Risiko (X2)
- Aktifitas pengendalian (X3)
- Informasi dan komunikasi (X4)
- Pemonitoran (X5)
Apabila digambarkan akan seperti ini :
H1
H2
H3
H4
H5 H5
H6
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Lingkungan pengendalian
Penentuan risiko
Aktivitas Pengendalian
Informasi dan komunikasi
Pemonitoran
28
Pengembangan Hipotesis
Ha1 : Lingkungan pegendalian berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi
Ha2 : Penentuan risiko berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi
Ha3 : Aktivitas pengendalian berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi
Ha4 : Informasi dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi
Ha5 : Pemonitoran berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi
Ha6 : Lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan pemonitoran berpengaruh signifikan
terhadap kecurangan akuntansi
METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian
Tabel 3.1
Daftar BPR
No Nama BPR Alamat
1 BPR Bintan Kepri Jln. D.I Panjaitan
2 BPR Dana Nusantara Jln. Kamboja
3 BPR Bestari Jln. D.I Panjaitan
4 PT. BPR Central Sejahtera Jln. Brigjen Katamso
5 BPR Duta Kepri Jln. Kamboja
Sumber : Perbarindo Provinsi Kepulauan Riau
29
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian akuntansi
dan keuangan pada Bank BPR yang ada di Tanjungpinang. Karyawan bagian
akuntansi dalam penelitian ini adalah Accounting atau pembukuan. Sedangkan
yang termasuk dalan karyawan bagian keuangan Bank BPR di Tanjungpinang ini
adalah bagian Teller, Credit analyst, Admin kredit atau Loan admin, Collection
Founding, dan Cs credit.
Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian survei dan jenis data yang digunakan adalah
data kuantitatif, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden
dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan suatu teknik pengumpulan
informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang di ajukan
pada responden.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli atau tanpa melalui perantara (J. Supranto 1994 dalam
Ayudiati,2010). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner
yang disebarkan pada sampel yang telah ditentukan (karyawan Bank BPR yang
ada di Tanjungpinang).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian integral dari desain
penelitian seperti ditunjukan dalam bagian berbayang dalam figure (Uma Sekaran
30
2006;65). Dalam usaha untuk mendapatkan data dibutuhkan metode sebagai
berikut :
1. Studi Pustaka
Dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan bacaan di perpustakaan dan
internet guna pendukung teori-teori yang berkaitan dengan materi-materi
penelitian.
2. Kuesioner (daftar pertanyaan)
Teknik pengumpulan data berikutnya dalam penelitian ini yaitu dengan
cara menyebarkan angket berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan kuesioner langsung, artinya angket
tersebut langsung diberikan kepada responden sasaran.
Tabel 3.2
Tingkat Penyebaran Kuesioner
No Nama BPR Acc
oun
ting
Tell
er
Credit
Analist
Admin
Credit
Mark
eting
Cs
Cre
dit
Ju
mla
h
Jumlah
keseluruhan
karyawan
1 BPR Bintan
Kepri
2 3 1 1 5 2 14 52
2 BPR Dana
Nusantara
1 3 - 1 5 2 12 48
3 BPR Bestari 1 2 - 1 4 1 9 45
4 BPR Duta
Kepri
2 3 1 1 2 1 10 43
5 BPR Bintan
Sejahtera
2 2 - 1 4 1 8 42
TOTAL 53 230
Sumber: hasil pengolahan data, 2017
31
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Menurut Ghozali (2006: 45) pengujian validitas ini digunakan untuk mengukur
sah atau tidak nya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatan valid jika
pertanyaannya pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan
validitas konstruk ( construc validity ). Untuk menguji suatu pertanyaaan valid
atau tidak valid yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n-2, yaitu n adalah jumlah responden. Suatu pertanyaan
dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel)
sedangkan tidak valid apabila nilai r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r
tabel).
Uji Reliabilitas
Suatu instrument alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil
disetiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrument
pengukuran (Ikhsan dan Ishak, 2008:111). Sedangkan menurut Ghozali (2006:41)
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach’h alpha > 0.60.
32
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji
Multikolinearitas. Ketiga uji asumsi klasik yang di analisis dilakukan dengan
menggunakan program SPSS.
Uji Normalitas
Pengujian ini untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi baik terikat
(Dependen variabel) maupun bebas (Independen variabel) mempunyai distribusi
yang normal ataupun tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data
variabel terikat adalah normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov. Jika
nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data distribusi tersebut dinyatakan
normal (Febriana, 2011).
Uji Heteroskedasitas
Menurut Ghozali (2007: 105), uji heteroskedasitas bertujuan untuk melihat apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedesitass.
Model regresi yang baik yaitu homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang
dilakukan telah ditemukan korelasi kuat antara variabel independen. Jika terjadi
korelasi kuat, terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi (Umar, 2008:
82)
Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat:
33
1. Melihat nilai tolerance
Nilai cutoff yang umum dipakai menunjukan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance < 0,10
2. Melihat nilai variance inflation factor (VIF),
Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukan adanya
multikolinearitas adalah nilai VIF > 10 . (Ghozali: 2007,91-92).
Uji Hipotesis
Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2006: 127)
Uji Parsial (Uji T)
Pengujian ini pada dasarnya digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali
2006:128). Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh tingkat signifikan
koefisien
Uji Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2006: 83), koefisien determinasipada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
22
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pertanyaan pada variabel lingkungan
pengendalian adalah valid hal ini ditunjukan dengan nilai r hitung pada masing
masing item lebih besar dari nilai r tabel (0,270) artinya seluruh butir pertanyaan
dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Dari tabel 4.8 hasil uji validitas dari variabel penetapan risiko
memmperlihatkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel (0.270), dengan
demikian indikator atau kuesioner yang digunakan variabel penetapan risiko
dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertanyaan pada variabel aktivitas
pengendalian dari pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 6 adalah valid, karena r
hitung dari seluruh pertanyaan yang ada menunjukan angka lebih dari r tabel.
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pertanyaan pada variabel informasi
dan komunikasi dari pertanyaan 1 sampai dengan 4 adalah valid, karena r hitung
dari seluruh pertanyaan yang ada menunjukan angka lebih dari r tabel.
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pertanyaan pada variabel
pemonitoran dari pertanyaan 1 sampai dengan 4 adalah valid, karena r hitung dari
seluruh pertanyaan yang ada menunjukan angka lebih dari r tabel.
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pertanyaan pada variabel
kecurangan akuntansi dari pertanyaan 1 sampai dengan 8 adalah valid, karena r
hitung dari seluruh pertanyaan yang ada menunjukan angka lebih dari r tabel.
71
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas terhadap seluruh item pertanyaan diperoleh
nilai cronbach’s alpha lebih besar 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa item
pertanyaan penelitian ini telah memenuhi syarat reliabilitas atau dengan kata lain
bahwa kuesioner ini reliabel sebagai instrument penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Berdasarkan hasil tabel diatas, besarnya Kolmogorov-smirnov (K-S)
adalah 0,107 dan signifikasi pada 0.187 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
telah berdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansi > 0.05 (p = 0.187 >
0.05). dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
observasi data telah berdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
asumsi klasik lainnya.
Uji Multikolinearitas
Pada tabel diatas menunjukan bahwa lingkungan pengendalian, penentuan
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemonitoran
memiliki nilai toleransi lebih besar 0,1. Nilai toleransi lingkungan pengendalian
(total x1) adalah 0,206, penetapan risiko (total x2) adalah 0,135, aktivitas
pengendalian (total x3) adalah 0,190, dan informasi dan komunikasi (total x4)
adalah 0,223, dan pemonitoran (total x5) adalah 0,139, sedangkan nilai VIF
(Variance Infation Factor) dari kelima variabel independen juga lebih kecil dari
10 yaitu nilai Lingkungan pengendalian (total x1) adalah 4,843, penetapan risiko
(total x2) adalah 7,433, aktivitas pengendalian (total x3) adalah 5,264, dan
72
informasi dan komunikasi (total x4) adalah 4,493, dan pemonitoran (total x5)
adalah 7,197, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Multikolinearitas
dalam model regresi
Uji Heteroskedastisitas
Dari output correlations , dapat diketahui korelasi antara lingkungan
pengendalian dengan Unstandarized Residual menghasilkan nilai signifikan 0.242
korelasi antara Penentuan risiko dengan Unstandrarized Residual menghasilkan
nilai signifikan 0.357, korelasi antara aktivitas pengendalian 0.981, korelasi antara
informasi dan komunikasi dengan Unstandrarized Residual menghasilkan nilai
signifikan 0.533, dan korelasi antara pemonitoran dengan Unstandrarized
Residual menghasilkan nilai signifikan 0.393, karena nilai signifikan korelasi
lebih dari 0.05, maka dapat disimpulka bahwa pada mode regresi tidak ditemukan
adanya masalah heteroskedastisitas
Teknik Analisis Data
Berdasarkan tabel, persamaan regresi sebagai berikut:
Y=9.109 + 0.091 X1 + 0.678 X2 + 0.028 X3 - 0.0162 X4 + 0.531 X5
Keterangan :
1. Konstanta (α ) sebesar 9.109 menunjukan bahwa apabila tidak ada variabel
independen yaitu lingkungan pengendalian (X1), penetapan risiko (X2),
Aktivitas pengendalian (X3), informasi dan komunikasi (X4), pemonitoran
(X5) sama dengan nol, maka Kecurangan akuntansi sebesar 9.109.
2. Koefisien regresi untuk (β1) sebesar 0.091 dan bertanda positif, hal ini
berarti variabel lingkungan pengendalian (X1) berpengaruh positif
73
terhadap kecurangan akuntansi (Y) dengan asumsi bahwa variabel lainya
dianggap tetap. Hal ini menyatakan bahwa semakin baik lingkungan
pengendalian maka semakin rendah kecurangan akuntansi.
3. Koefisien regresi untuk (β2) sebesar 0.678 dan bertanda positif, hal ini
berarti variabel penentuan risiko (X2) berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi (Y) dengan asumsi bahwa variabel lainya dinanggap
tetap. Hal ini menyatakan bahwa semakin baik penentuan risiko maka
semakin rendah tingkat kecurangan akuntansi.
4. Koefisien regresi untuk (β3) sebesar 0,028 dan bertanda positif, hal ini
berarti variabel aktivitas pengendalian (X3) Berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi(Y) dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap
tetap. Hal ini menyatakan bahwa semakin baik aktivitas pengendalian
maka semakin rendah tingkat kecurangan akuntansi.
5. Koefisien regresi untuk (β4) sebesar -0,0162 dan bertanda negatif, hal ini
berarti variabel informasi dan komunikasi (X4) Berpengaruh negatif
terhadap kecurangan akuntansi (Y) dengan asumsi bahwa variabel lainnya
dianggap tetap. Hal ini menyatakan bahwa semakin rendah tingkat
informasi dan komunikasi maka semakin tinggi tingkat kecurangan
akuntansi.
6. Koefisien regresi untuk (β5) sebesar 0,531 dan bertanda positif, hal ini
berarti variabel pemonitoran (X5) Berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi (Y) dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap
74
tetap. Hal ini menyatakan bahwa semakin baik tingkat pemonitoran maka
semakin rendah tingkat kecurangan akuntansi.
Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Berdasarkan tabel 4.19 diatas terlihat bahwa:
1. Nilai t hitung variabel lingkungan pengendalian (X1) sebesar 0.556 dan
nilai signifikan sebesar 0.581 sedangkan t tabel 1.68 dan batas signifikasi
0.05. maka disimpulkan t hitung < t tabel ( 0.556 < 1.68 ) dan signifikasi
(0.581 > 0.05) maka hipotesis H0 tidak dapat di tolak atau diterima dan
Ha tidak dapat diterima atau ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang dapat diterima.
2. Nilai t hitung variabel penetapan risiko sebesar 2.328 dan nilai signifikan
sebesar 0.024. sedangkan t tabel 1.68 dan batas signifikasi 0.05. maka
disimpulkan t hitung > t tabel ( 2.328 > 1.68 ) dan signifikasi sebesar (
0.024 < 0.05 ) maka hipotesi H0 dapat ditolak atau tidak diterima dan Ha
dapat diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa penetapan risiko
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi pada bank BPR di
Tanjungpinang dapat diterima.
3. Nilai t hitung variabel aktivitas pengendalian sebesar 0.142 dan nilai
signifikan sebesar 0.887. sedangkan t tabel 1.68 dan batas signifikasi 0.05.
maka disimpulkan t hitung < t tabel ( 0.142 < 1.68 ) dan signifikasi
sebesar ( 0.887 > 0.05 ) maka hipotesi H0 tidak dapat ditolak atau
75
diterima dan Ha tidak dapat diterima atau ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktifitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan
terhadap kecurangan akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang dapat
diterima.
4. Nilai t hitung variabel informasi dan komunikasi sebesar -0.541 dan nilai
signifikan sebesar 0.591. sedangkan t tabel 1.68 dan batas signifikasi 0.05.
maka disimpulkan t hitung > t tabel (-0.541 > -1.68) dan signifikasi
sebesar (0.591 > 0.05) maka hipotesi H0 tidak dapat ditolak atau diterima
dan Ha tidak dapat diterima atau ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa informasi dan komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang dapat diterima.
5. Nilai t hitung variabel pemonitoran sebesar 1.460 dan nilai signifikan
sebesar 0.151. sedangkan t tabel 1.68 dan batas signifikasi 0.05. maka
disimpulkan t hitung > t tabel (1.460 > 1.68) dan signifikasi sebesar
(0.151 > 0.05) maka hipotesi H0 tidak dapat ditolak atau diterima dan Ha
tidak dapat diterima atau ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemonitoran tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang dapat diterima.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, hasil pengujian menunjukan bahwa nilai f
hitung > f tabel ( 21.697 > 2,41 ) dan dengan melihat probabilitasnya (sig) yang
lebih kecil dari taraf signifikan (0,000 < 0,05 ) maka hipotensis H0 ditolak dan Ha
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1,X2,X3,X4, dan
76
X5) berupa variabel lingkungan pengendalian, Penetapan risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemonitoran secara silmutan
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi pada bank BPR di
Tanjungpinang.
Koefisien Determinasi (R2).
Dari hasil tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R2
adalah 0.666 yang berarti 66,6% hal ini berarti besarnya pengaruh yang diberikan
oleh variabel lingkungan pengendalian, penetapan risiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, pemonitoran terhadap keccendrungan kecurangan
akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang adalah sebesar 66,6%. Sedangkan
sisanya (100% - 66,6% = 33,4% ) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Pembahasan
Peranan Pengendalian Internal Ditinjau Semua Komponen Tersebut
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengendalian internal yang ditinjau dari segi lingkungan
pengendalian, penetapan resiko pengendalian, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi akuntansi, dan pemantauan cukup berperan dalam mengantisipasi
kecurangan akuntansi pada Bank BPR Tanjungpinang.
77
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan, maka dapat kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Lingkungan pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi pada Bank BPR di Tanjungpinang
2. Penentuan risiko berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi pada
Bank BPR di Tanjungpinang.
3. Aktivitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi pada Bank BPR di Tanjungpinang.
4. Informasi dan komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan
akuntansi pada Bank BPR di Tanjungpinang.
5. Pemonitoran tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan akuntansi pada
Bank BPR di Tanjungpinang.
6. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukan pengaruh yang signifikan
antara lingkungan pengendalian (X1), penetapan risiko (X2), aktifitas
pengendalian (X3), Informasi dan komunikasi (X4), pemantauan (X5) terhadap
kecurangan akuntansi pada bank BPR di Tanjungpinang.
Saran
Dari hasil analisis dan pembahasan penulis mencoba memberikan saran
untuk penelitian selanjutnya antara lain :
1. Perlu adanya identifikasi risiko secara eksplisit sampai kelevel aktivitas dari
setiap kegiatan yang dilaksanakan pada setiap sub bidang dan sub bagian.
78
2. Komunikasi baik diinternal maupun eksternal mengenai organisasi dan
kegiatanya perlu diupdate dan segera dikomunikasikan agar informasi lebih
bermanfaat dan tepat waktu.
3. Perlu adanya pemantauan pencapaian sasaran dan mutu.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak
dari penelitian ini agar hasil penelitian akan lebih baik dan akurat.
5. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel independen lainnya,
karena masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel
dependen.
6. Memperbanyak bank yang diteliti, tidak hanya Bank BPR yang ada di
Tanjungpinang saja.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta :
Salemba Empat.
Arifiyani, Hesti Arlich dan Sukimo, 2012. Pengaruh Pengendalian Internal,
Kepatuhan dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Karyawan
Champion, Dean J, 1990. Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Alih Bahasa : E.
Koesworo, PT. Refika, Jakarta.
Fifi Safriyana, 2014. Peranan Pengendalian Internal dalam Mengantisipasi
Kecurangan Akuntansi
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Edisi
3. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Hari Fauzi, M. Giffandi. 2011. Analisis Pengaruh Keefektifan Pengendalian
Internal, Persepsi Kesesuaian Kompensasi, dan Moralitas Manajemen
Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecendrungan Kecurangan Akuntansi
Hartati, Dian. 2009. Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT. SFI
Medan
Hery, 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta : Grasindo.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Ikhsan, Afan dan Ishak, 2008. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta : Salemba Empat.
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana Perdana
Media Grup.
Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Munawaroh, 2011. Peranan Pengendalian internal dalam Menunjang Efektifitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah.
Najahningrum, Anik Fatun. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kecendrungan Kecurangan
Priantara, Diaz, 2013. Fraud Auditing and Investigation. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
80
Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku Edisi Keempat.
Jakarta : Salemba Empat.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogjakarta : Liberty.
Soemarso, S.R. 2006. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2, Edisi Kelima Belas.
Jakarta : Salemba Empat.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : CAPS.
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang –
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3790)