77
PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Oleh: Drajat Aditya R.P NIM K5106013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS

TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU

KELAS DASAR II SLB B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

Oleh:

Drajat Aditya R.P

NIM K5106013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS

TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU

KELAS DASAR II SLB B YRTRW SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

Drajat Aditya R.P

NIM K.5106013

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

Page 3: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes Drs. Rahmad Djatun, M.Pd

NIP. 19570901 198203 1 002 NIP.19460410 198003 1 001

iii

Page 4: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

HALAMAN PENGESAHAN

Sripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Jumat

Tanggal : 11 Juni 2010

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs.R. Indianto, M.Pd (…………….)

Sekertaris : Drs.Maryadi, M.Ag (…………..)

Anggota I : Drs.A. Salim Choiri, M.Kes (………….....)

Anggota II : Drs. R. Djatun, M.Pd (…………….)

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196007271987021001

iv

Page 5: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

ABSTRAK Drajat Aditya R.P. NIM : K.5106013. PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar matematika pada anak tunarungu kelas II di SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen. Sampel penelitian disini yaitu seluruh siswa kelas dasar II SD SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 8 orang anak. Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi (studi populasi). Teknik pengumpulan data prestasi belajar matematika anak tunarungu dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk tes obyektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik non parametrik Sign Rank Test Wilcoxon dikarenakan jumlah subyek penelitian < 30 dengan menggunakan bantuan SPSS.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh nilai dari Z hitung adalah -2.527 dengan probabilitas 0.012 yang memiliki arti Ha diterima pada taraf signifikansi 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010” dapat diterima kebenarannya.

v

Page 6: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

ABSTRACT

Drajat Aditya R.P NIM: K.5106013. THE EFFECT OF REMEDIAL TEACHING WITH USING TASK GIVING METHOD FOR THE DEAF CHILDREN’S MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IMPROVEMENT IN CLASS II SLB B YRTRW SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, April 2010.

The objective of research is to find out the effect of remedial teaching with using task giving method for the deaf children’s mathematics learning achievement improvement in class II SLB B YRTRW Surakarta in the school year of 2009/2010.

In line with the objective, the research method employed was experimental method. The sample of research was all II graders of SD SLB B YRTRW Surakarta in the school year of 2009/2010 as many as 8 children. So this research belongs to population study. Technique of collecting data used was mathematics learning achievement of deaf children using written test in the form of objective test. Technique of validating data used was non-parametric statistic analysis Sign Test Wilcoxon because the number of research subject < 30 using SPSS 16 program aid.

Based on the result of research, it can be found that the Z-statistic value is -2.257 with probability of 0,012 meaning that Ha is supported at significance level of 5% and Ho is not supported. So, it can be concluded that the hypothesis “There is a effect of remedial teaching with using task giving method for the deaf children’s mathematics learning achievement improvement in class II SLB B YRTRW Surakarta in the school year of 2009/2010” is be proven.

vi

Page 7: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

MOTTO

“Barang siapa bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan membukakan jalan

keluar dari setiap masalah hidupnya, Dia akan memberikan rezki dari arah

yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa bertawakal kepada Alloh,

niscaya Alloh akan mencukupi setiap keperluannya”

(Terjemahan Q.S At-Talaq ayat : 2-3)

”Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Terjemahan Q.S Al Mujadilah: 11)

vii

Page 8: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

• Ayah dan Ibu tercinta

terimakasih atas kasih sayang

yang tiada habisnya dan

kepercayaan yang telah kalian

berikan.

• Kakak dan Adikku Diana,Dewi,

dan Adi terima kasih untuk

semua yang telah kalian berikan

untuk ku.

• Keluarga besar Wongsorejo dan

Kastam Hadi terima kasih atas

segala dukungan dan

semangatnya.

• Teman – temanku Pkh terima

kasih untuk persaudaraan kita

yang kelak akan menjadi sebuah

kisah klasik untuk masa depan.

• Teman- teman sohibul masjid

NH ku tercinta terima kasih

untuk kekeluargaan kalian yang

menyenangkan.

• Almamaterku tercinta

viii

Page 9: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

dengan semua nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Solawat

serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita,nabiullah Muhammad

SAW beserta para sahabat dan keluarga.

Banyak hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi selama penyusunan

skripsi ini, namun atas bantuan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis

selesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih, kepada :

1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan FKIP UNS Surakarta yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi.

3. Drs. A. Salim Choiri, M.Kes, selaku ketua Program Studi Pendidikan Luar

Biasa yang telah memberikan ijin penulisan skripsi dan sekaligus

Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan

skripsi.

4. Drs. R. Djatun, M.Pd, Pembimbing II, atas saran dan bimbingan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Misdi, S.Pd, Kepala SLB B YRTRW Surakarta yang telah memberikan

ijin penelitian kepada penulis.

6. Lasmi Setyo Rahayu, S.Pd, guru kelas II SLB B YRTRW Surakarta, atas

bantuannya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan

lancar.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah lelah memberikan dukungan

moril dan materiil.

8. Kakak serta Adikku Diana,Dewi dan Adi terima kasih untuk semua yang

kalian berikan untuk ku.

9. Teman – teman Kuliah Pkh ku terima kasih untuk persaudaraan kita yang

tidak akan terlupakan.

ix

Page 10: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

10. Teman- teman shohibul masjid NH tercinta, terimakasih atas doa, nasehat

dan dukungannya selama ini.

11. Adik- adik tingkatku tercinta teruskan perjuangan PLB, jalan kita masih

panjang kawan.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya, terimakasih. Semoga Allah

memberikan ganti yang lebih baik untuk semua doa dan bantuan kalian

semua.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis

menerima dengan tangan terbuka semua saran dan kritik yang bersifat

membangun. Akhirnya penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

x

Page 11: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………. iv

HALAMAN ABSTRAK.(1) ………………………………………………. v

HALAMAN ABSTRACT.(2) ....................................................................vi

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………. viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………. ix

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xiii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………....... 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………... 4

C. Pembatasan Masalah ……………………………………... 5

D. Perumusan Masalah ……………………………………. . 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………... 5

F. Manfaat Penelitian ……………………………………... 6

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………….. 7

A. Tinjauan Pustaka ……………………………………... 7

1. Tinjauan Tentang Anak Tunarungu ……………………... 7

2. Tinjauan Tentang Pengajaran Remedial .............………... 17

3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ....................... 30

4. Tinjauan Tentang Matematika ……………………... 31

B. Kerangka Berfikir …………………………………….. 33

C. Perumusan Hipotesis …………………………………….. 34

xi

Page 12: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………... 35

B. Metodologi Penelitian …………………………………….. 35

C. Populasi, Sampel .…………………….............. 39

D. Variabel Penelitian …………………………………….40

E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 40

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………………... 44

G. Uji Validitas Instrumen ……………………………………... 45

H. Uji Reliabilitas Instrumen …………………………………... 45

I. Teknik Analisis Data ……………………………………... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………49

A. Diskripsi Data Penelitian …………………………………... 49

B. Pengujian Hipotesis ……………………...……………… 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….. 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................... 58

A. Kesimpulan Penelitian …………………………………….. 58

B. Implikasi Hasil Penelitian …………………………….. 58

C. Saran …………………………………………………….. 59

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 60

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 68

xii

Page 13: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Kisi- kisi Intrumen Penelitian ....……………………………. 43

Tabel 2. Daftar Nilai Prestasi Belajar Matematika

Sebelum Perlakuan (Pre test) …………………………..... 52

Tabel 3 Hasil Analisis Deskriptif Data Prestasi Belajar Matematika

Sebelum Perlakuan (Pre test) ......…………………………..... 52

Tabel 4. Daftar Nilai Prestasi Belajar Matematika

Sesudah Perlakuan (Post test) ……………………………. 53

Tabel 5.Hasil Analisis Deskriptif Data Prestasi Belajar Matematika

Sesudah Perlakuan (Post test) ……………………………. 53

xiii

Page 14: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir …………………………. 34

Gambar 2. Desain Penelitian ………………………… 46

xiv

Page 15: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrument Test Prestasi Belajar Matematika

Materi Penjumlahan dan Pengurangan ……………………… 69

Lampiran 2. Data nama siswa Try out ……………………………… 70

Lampiran 3. Soal Try Out ............................................................................ 71

Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Try Out .................................................. 77

Lampiran 5. Data Hasil Try Out ……………………………………… 78

Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas ……………… 79

Lampiran 7.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………....82

Lampiran 8.Soal Pre test …………………..…. 99

Lampiran 9.Soal Post Test ……………...……......105

Lampiran 10.Data nama siswa Pre test dan Post test ……………………... 111

Lampiran 11. Hasil Data Pre test ………………………………................ 112

Lampiran 12. Hasil Data Post test ……….………………………………... 113

Lampiran 13. Hasil Analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon ................. 114

Lampiran 14. Perijinan Skripsi ……………………………………... 115

xv

Page 16: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendengaran merupakan indera yang sangat penting bagi manusia.

Dengan pendengaran, kita dapat mendengar dan mengerti pesan yang

disampaikan oleh pembicara. Disamping itu kita juga dapat menerima berbagai

macam informasi, baik hal – hal yang terjadi disekitar kita maupun kejadian –

kejadian yang jauh dari tempat kita, yang dapat diketahui dari informasi yang

disampaikan melalui radio, televisi dan media elektronik lainnya.

Ketunarunguan mengakibatkan terhambatnya komunikasi serta

perkembangan bicara dan bahasa anak. Anak tunarungu mengalami kesulitan

untuk mengungkapkan pikiran dan keinginannya melalui ucapan atau bicara.

Sehingga anak tunarungu sulit memahami bicara orang lain. Perolehan

perbendaharaan katanya terbatas, dan menghambat dalam berkomunikasi dengan

lingkungannya. Bahasa merupakan alat untuk berfikir serta merupakan “pintu

gerbang” untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

Kehilangan pendengaran adalah ancaman utama, bukan saja terhadap pendengaran, tetapi juga kepada kehidupan pribadi dan sosial.Ketidakmampuan mendengar penuturan bahasa, musik dan bunyi-bunyian alam sekeliling berkaitan dengan masalah, psikologi sosial yang memberi pengaruh terhadap fungsi dan kualitas kehidupan sehari. Lindblade (dalam Jamilah K. A Muhammad, 2008 : 56).”

Jadi Anak tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar, baik sebagian atau seluruhnya, yang

diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya,

sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan

sehari – hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.

Salah satu dampak dalam kehidupan anak tunarungu, yang

dikarenakan ketunarunguannya adalah anak mengalami kesulitan dalam proses

pembelajaran. Inti dari proses pendidikan secara formal adalah mengajar.

Hasibuan dan Moedjino (1993: 3) menyatakan bahwa “Mengajar adalah

1

Page 17: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

2

penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar,

sedangkan inti dari proses pengajaran adalah siswa belajar.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa guru memiliki peran yang penting

dalam keberhasilan suatu pembelajaran, pembelajaran tidak hanya dalam

penyampaian materi saja. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan

salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar, sebagai suatu proses yang dinamis

dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menciptakan suasana

belajar yang efektif dan kondusif. Selain itu, guru harus dapat membimbing,

mengarahkan siswa untuk mengetahui, memahami, dan mampu mengaplikasikan

ilmu dan pengetahuannya dalam kehidupan sehari – hari, serta dapat membantu

dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitasnya.

Slameto (1995: 97) berpendapat bahwa guru mempunyai tugas – tugas

antara lain :

1. Mendidik dengan titik berat dengan memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai – nilai dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.

Sesuai pendapat Slameto, penulis berpendapat bahwa, usaha untuk

menciptakan proses belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar secara

aktif dan dinamis, maka diperlukannya metode pembelajaran yang efektif dan

sesuai dengan kemampuan anak.

Ketidaktepatan penggunaan metode pembelajaran juga sering

menimbulkan kejenuhan, kurang dapat dipahami oleh siswa dan terkesan

monoton, yang akhirnya dapat menimbulkan kesulitan anak tunarungu pada

khususnya dalam belajar. Oleh karena itu, untuk menghindarinya guru hendaknya

Page 18: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

3

cukup cermat dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran terutama

pada mata pelajaran yang diverbalkan..

Pengetahuan matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bagi

anak tunarungu dan hal ini akan menimbulkan berbagai kesukaran mereka untuk

memahami pengetahuan tersebut. Abstraksi menurut Skemp(dalam Tombokan

Runtukahu 1996: 64) adalah proses dimana murid (1)menyadari aturan-aturan

matematika dari pengalamannya, (2)mengenal aturan-aturan itu pada kejadian-

kejadian mendatang. Abstraksi berhubungan erat dengan pembentukan kosep.

Pembentukan konsep harus terjadi dalam diri siswa dan guru tidak membentuk

konsep pada siswa. Sedangkan anak tunarungu dikatakan kurang daya

abstraksinya jika dibandingkan dengan anak yang mampu mendengar.

Berdasarkan berbagai penelitian, Myklebust berpendapat bahwa daya abstraksi

yang kurang pada beberapa tugas anak tunarungu hanya akibat dari terbatasnya

kemampuan berbahasa anak, bukan suatu keadaan mental retardation

(keterbelakangan mental) (Depdikbud 1995:13)

Anak tunarungu membutuhkan penanganan yang khusus dalam

pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena hakekatnya matematika

yang abstrak, mereka juga mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan

dalam belajar matematika dapat berdampak negatif di sekolah, kesulitan yang

timbul adalah ketidakmampuan siswa mengaplikasikan dalam kehidupan

selanjutnya. Kesulitan dan kekeliruan yang sering dihadapi dalam pembelajaran

matematika menurut Lerner yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1999:

262) adalah ”kesulitan tentang simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan

proses yang keliru, dan tulisan yang tidak terbaca”.

Kenyataan dilapangan pendidikan yang tidak dapat dipungkiri adalah

banyak siswa yang belum menguasai suatu materi matematika yang diajarkan,

guru telah berpindah pada topik atau materi berikutnya. Keadaan seperti ini terus

berlanjut sehingga anak tunarungu yang belum menguasai suatu materi tertinggal

semakin jauh dalam pelajaran matematika, walaupun anak tunarungu dapat naik

kelas. Alasan yang sering dikemukakan dalam hal ini antara lain adalah

kurangnya waktu untuk mengadakan remidi, mengingat target kurikulum

matematika yang harus diajarkan. Guru memandang semua siswa itu mempunyai

Page 19: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

4

kemampuan yang sama, sehingga tidak mengindahkan perbedaan individu yang

berakibat anak tidak mampu memahami materi yang diberikan.

Setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada

siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu

mencapai ketuntasan belajar. Kesadaran tersebut belum sepertinya ditindak lanjuti

oleh guru untuk mengupayakan solusinya. Salah satu bentuk bantuan yang dapat

diberikan oleh guru untuk mencapai ketuntasan belajar yaitu memberikan kegiatan

pembelajaran remedial.

Pengajaran remedial yang akan diberikan pada anak tunarungu berbeda,

hal ini disesuaiakan dengan kemampuan dan kondisi anak yang juga berbeda.

Pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas merupakan

suatu pengajaran yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan bagi anak yang

tidak berhasil dalam proses belajar mengajar dan merupakan salah satu bentuk

upaya penanganan dan palayanan yang harus diberikan kepada anak mengingat

kemampuan anak yang berbeda dari anak kemampuan anak normal sebayanya.

Melihat keadaan dan permasalahan yang dihadapi anak tunarungu dalam

belajar matematika serta untuk mengetahui pengaruh pengajaran remedial

terhadap peningkatan prestasi belajar anak tunarungu, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh Pengajaran Remedial Dengan

Menggunakan Metode Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Matematika Anak Tunarungu Kelas Dasar II SLB B YRTRW

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka berikut ini akan disajikan

tentang aspek-aspek yang terkait dengan masalah yang akan diteliti adalah sebagai

berikut:

1. Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan sebagian atau seluruh

pendengarannya, sehingga mengakibatkan mereka kurang mampu menerima

pelajaran dengan maksimal seperti halnya pada anak normal.

2. Daya ingat dan kemampuan berfikir abstrak anak tunarungu yang rendah

sehingga mempengaruhi prestasi belajar matematika.

Page 20: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

5

3. Pelayanan terhadap anak tunarungu saat ini dalam proses belajar mengajar

selalu mengacu pada program pembelajaran yang berdasarkan atas kurikulum

dan target yang harus dicapai, sehingga anak selalu tertinggal dalam setiap

mata pelajaran. Pengajaran remedial merupakan salah satu usaha guna

meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini penulis batasi sebagai

berikut:

1. Anak tunarungu penulis batasi untuk anak tunarungu kelas dasar II SLB B

YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

2. Prestasi belajar matematika pada anak tunarungu yaitu tingkat keberhasilan

anak tunarungu dalam menguasai program pelajaran matematika yang

dinyatakan dalam bentuk nilai dari hasil suatu tes.

3. Dalam penelitian ini yang dimaksud pengajaran remedial adalah pembelajaran

yang diberikan kepada anak tunarungu yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran yang bersifat penyembuhan dan pembetulan agar anak

tunarungu dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan

kemampuannya. Didalam pengajaran remedial ini peneliti membatasi dengan

menggunakan metode pemberian tugas kepada siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian

ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika pada anak

tunarungu pada kelas dasar II SLB BYRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui pengaruh pengajaran remedial dengan menggunakan

metode pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar matematika pada

Page 21: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

6

anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah

bertambahnya referensi menuju perkembangan kualitas proses belajar

mengajar bagi anak tunarungu agar menjadi lebih baik lagi dengan adanya

penerapan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas.

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi Guru

1) Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi

guru atau calon guru tentang pengajaran remedial.

2) Dapat dijadikan sebagai rujukan bagi guru atau calon guru untuk

usaha meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu khususnya

didalam mata pelajaran yang diverbalkan.

b. Bagi Siswa

1) Sebagai alternatif metode pengajaran untuk meningkatkan

prestasi belajar anak tunarungu.

2) Mendapatkan pengalaman belajar yang baru.

3) Sebagai salah satu cara untuk membantu siswa dalam

mempelajari mata pelajaran matematika.

c. Bagi peneliti selanjutnya.

1) Sebagai salah satu referensi untuk melakukan kajian-kajian lebih

lanjut mengenai suatu cara pengajaran anak tunarungu yang

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

2) Menjadi salah satu bahan kajian yang relevan dalam penelitian

lanjutan dengan variabel yang berbeda

Page 22: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Tunarungu

a. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai

rangsangan terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak

tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada

dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan

beberapa definisi anak tuna rungu.

Kehilangan pendengaran adalah ancaman utama, bukan saja terhadap pendengaran, tetapi juga kepada kehidupan pribadi dan sosial. Ketidakmampuan mendengar penuturan bahasa, musik, dan bunyi-bunyian alam sekeliling berkaitan dengan masalah, psikologi sosial yang memberi pengaruh terhadap fungsi dan kualitas kehidupan sehari-hari. (Lindblade dan McDonald, 1995, Saunders 1994, Taylor 1993 dalam Jamila K. A Muhammad, 2008 : 56).

Andreas Dwidjosumarto (dalam Sutjihati Somantri 1996:74)

mengemukakan bahwa “Seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar

suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu

tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing)”. Tuli adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga

pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka

yang indera pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi

untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar

(hearing aids).

Anak tunarungu adalah yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak. Mufti Salim, (dalam Sutjihati Somantri, 1996:74)

Page 23: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

8

Dari berbagai pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tunarungu

merupakan suatu keadaan dimana fungsi indera pendengaran mengalami

gangguan, baik dengan taraf kurang mendengar ataupun karena kerusakan indera

pendengaran, sehingga berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa serta dalam

menerima berbagai informasi terutama yang mengandalkan auditoris. Informasi

yang ada hanya dapat mengandalkan indera penglihatan dan pengalaman nyata.

a. Faktor Penyebab Tunarungu

Jamila K. A Muhammad (2008 : 57) mengungkapkan beberapa faktor-

faktor penyebab masalah pendengaran ini bersumber dari berbagai faktor,

sebelum lahir, dan setelah lahir, seperti sebagai berikut :

1. Sebelum masa kelahiran

a. Penyakit turunan yang disebabkan oleh gen

b. Bukan penyakit turunan

1) Sakit selama hamil, terutama oleh virus seperti rubela, demam glandular,

dan selesma.

2) Semasa hamil, sang ibu mengidap penyakit yang disebabkan oleh pola

makan, seperti beri-beri dan kencing manis.

3) Selama hamil, sang ibu mengkonsumsi obat ataupun bahan kimia seperti

kuanin dan streptomycin.

4) Sang ibu menderita toksemia pada masa akhir kehamilan.

2. Saat melahirkan

a. Masa melahirkan yang terlalu lama atau bayi sulit keluar yang menyebabkan

terjadinya tekanan yang kuat pada bagian telinga.

b. Kelahiran prematur

c. Cedera pada saat dilahirkan, terutama pada telinga

3. Setelah Kelahiran

a. Anak mengidap penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, seperti

gondok dan campak.

b. Kecelakaan yang mencederai bagian telinga

c. Pengkonsumsian antibiotik, seperti streptomycin.

d. Menangkap bunyi yang terlalu keras dalam jangka waktu yang lama

Page 24: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

9

M. Tholib, 2009 (dalam http://bintangbangsaku.com/artikel/2009/02/anak-

tunarungu/) mengemukakan pendapat tentang faktor penyebab tunarungu

sebagai berikut:

1. Penyebab Tunarungu Tipe Konduktif: a. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga luar yang dapat

disebabkan antara lain oleh: 1) tidak terbentuknya lubang telinga bagian luar (atresia meatus

akustikus externus), dan 2) terjadinya peradangan pada lubang telinga luar (otitis externa).

b. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga tengah, yang dapat disebabkan antara lain oleh hal-hal berikut: 1) Ruda Paksa, yaitu adanya tekanan/benturan yang keras pada

telinga seperti karena jatuh tabrakan, tertusuk, dan sebagainya. 2) Terjadinya peradangan/infeksi pada telinga tengah (otitis media). 3) Otosclerosis, yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki

tulang stapes. 4) Tympanisclerosis, yaitu adanya lapisan kalsium/zat kapur pada

gendang dengar (membran timpani) dan tulang pendengaran. 5) Anomali congenital dari tulang pendengaran atau tidak

terbentuknya tulang pendengaran yang dibawa sejak lahir. 6) Disfungsi tuba eustaschius (saluran yang menghubungkan rongga

telinga tengah dengan rongga mulut), akibat alergi atau tumor pada nasopharynx.

2. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Sensorineural a. Disebabkan oleh faktor genetik (keturunan), b. Disebabkan oleh faktor non genetik antara lain:

1) Rubena (Campak Jerman) 2) Ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak. 3) Meningitis (radang selaput otak )

Brown seperti yang dikutip oleh Heward & Orlansky (dalam Muljono Abdurrahman, 1994: 71 )memberikan contoh penyebab kerusakan pendengaran yaitu:

1) Materna Rubella (campak), pada waktu ibu mengandung muda terkena penyakit campak sehingga dapat menyebabkan rusaknya pendengaran anak.

2) Faktor keturunan, yang tampak dari adanya beberapa anggota keluarga yang mengalami kerusakan pendengaran.

3) adanya komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran prematur, berat badan kurang, bayi lahir biru, dan sebagainya.

4) Meningitis (radang otak) 5) Kecelakaan / trauma atau penyakit.

Dari beberapa uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa memang

ada banyak faktor yang menyebabkan ketunarunguan, baik ditinjau dari waktu

Page 25: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

10

terjadinya kerusakan ataupun tempat kerusakan indera pendengaran. Semua faktor

tersebut saling berkaitan, belum tentu bayi yang dalam masa kehamilan ibu sangat

sehat sampai proses kelahiranpun lancar, tetapi di masa post natal terjadi hal-hal

yang menyebabkan ketunarunguan, sangat mungkin anak tersebut mengalami

ketunarunguan. Tetapi jika ketunarunguan terjadi sejak lahir, sangat kecil

kemungkinan anak tersebut akan normal pada tahap perkembangan selanjutnya.

b. Klasifikasi Anak Tunarungu

Jamila K. A Muhammad (2008: 59) berpendapat bahwa, “Terdapat

berbagai faktor yang berkaitan dengan klasifikasi masalah pendengaran, yaitu tahap

kehilangan pendengaran, usia ketika kehilangan pendengaran dan jenis-jenis masalah

kehilangan pendengaran”.

Puesche et al, seperti dikutip oleh Boothroyd (dalam Muljono

Abdurrahman, 1994: 64 ) mengemukakan bahwa,” Klasifikasi anak tuna rungu

berdasarkan pada (1) tingkat ketunarunguan dan (2) tempat kerusakan dalam telinga”.

1) Tahap Kehilangan Pendengaran

Jamila K. A Muhammad (2008: 59) menjelaskan lebih lanjut tentang klasifikasi berdasarkan tahap kehilangan pendengaran sebagai berikut:

a) Masalah pendengaran (1) Ringan (mild)

(a) Tingkat kehilangan pendengaran antara 27 hingga 40 dB (b) Memahami percakapan (c) Mengalami kesulitan mendengar bunyi-bunyi yang pelan dan jauh (d) Memerlukan terapi penuturan

(2) Sedang (moderate) (a) Tingkat kehilangan pendengaran antara 41 hingga 70 dB (b) Memahami percakapan (c) Sulit untuk ikut dalam perbincangan dalam kelas (d) memerlukan alat bantu dengar (e) Memerlukan terapi penuturan

(3) Menengah Serius (Moderate-severe) (a) Tahap kehilangan pendengaran antara 56 hingga 70 dB (b) Memerlukan alat bantu dengar dan latihan pendengaran (c) Memerlukan latihan penuturan dan komunikasi (d) Orang yang ingin berbicara dengan mereka harus berbicara dengan

keras

Page 26: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

11

b) Tuli 1) Serius (Severe)

(a) Tingkat hilangnya pendengaran antara 71 hingga 90 dB (b) Dapat mendengar bunyi yang keras pada jarak antara nol sampai 30,5

cm darinya (c) Mungkin hanya dapat membedakan sebagian dari bunyi saja. (d) Memiliki masalah dalam penuturan (e) Membutuhkan pendidikan khusus, alat bantu dengar, dan latihan

penuturan dan komunikasi 2) Sangat serius (profound)

a) Tingkat kehilangan pendengaran lebih dari 90dB b) Sulit untuk mendengar bunyi, walaupun keras. c) Memerlukan alat bantu pendengaran dan terapi penuturan d) Usia ketika kehilangan pendengaran. e) Anak-anak yang kehilangan pendengarannya sebelum dapat bertutur

dan berbahasa berada dalam kategori tuli pralingual yang biasanya menyebabkan masalah dalam pembelajar.

Puesche et al, seperti dikutip oleh Boothroyd (dalam Muljono Abdurrahman, 1994: 64) menjelaskan tentang tingkat ketunarunguan sebagai berikut :

a) Kehilangan pendengaran ringan berarti bahwa suara-suara dengan kekuatan sampai dengan 25-40 dB dan diatasnya tidak dapat didengar. Seseorang yang kehilangan pendengaran ringan dapat mendengar dan berpartisipasi dalam percakapan, akan tetapi mempunyai kesulitan dalam mendengar suara-suara dan bunyi-bunyi yang lembut. Namun demikian, biarpun mereka mungkin terlambat dalam perkembangan bahasanya, akan tetapi bicara dan artikulasinya normal.

b) Kehilangan pendengaran sedang berarti bahwa suara-suara dengan kekuatan 45-70 dB tidak dapat didengar. Pada tingkatan ini, percakapan yang normal sukar diikuti dan artikulasinya kurang baik. Perkembangan bahasa anak semacam ini biasanya terbelakang.

c) Kehilangan pendengaran berat berarti tidak dapat mendengar suara-suara sampai kekuatan 70-90 dB. Mereka sama sekali tidak dapat mengikuti percakapan yang normal. Sebagian besar apa yang diucapkan orang tidak didengar. Alat bantu dengar sangat menolong baik bagi anak yang kehilangan pendengaran sedang maupun berat.

d) Bagi orang yang kehilangan pendengaran sangat berat, suara-suara harus mempunyai kekuatan 90 dB atau lebih agar dapat didengar. Tidak mungkin untuk dapat mendengar suara percakapan yang normal dan alat bantu dengar sedikit sekali manfaatnya.

Meninjau dari kedua pendapat tentang tingkat ketunarunguan di atas, penulis

membuat kesimpulan, bahwa katunarunguan memang dapat diklasifikasikan berdasarkan

taraf kehilangan pendengaran. Dasar klasifikasi ini adalah yang paling berguna dalam

pemberian tindak lanjut dalam pemberian layanan maupun pendidikan bagi anak

tunarungu. Dengan mengetahui berapa dB kehilangan pendengaran anak, maka baik

orangtua maupun guru di sekolah dapat menyesuaikan segala bentuk cara berkomunikasi

dengan anak yang lebih efektif.

Page 27: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

12

2). Berdasarkan Letak Gangguan Pendengaran

Berdasarkan letak gangguan pendengaran ketunarunguan Somad dan

Didi Tarsidi dalam http://bintangbangsaku.com/artikel/2009/02/anak-

tunarungu/ mengemukakan bahwa Tunarungu dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a) Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.

b) Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf pendengaran yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak.

c) Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses pendengaran yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan pendengaran ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer.

Puesche et al, seperti dikutip oleh Boothroyd (dalam Muljono Abdurrahman, 1994: 69 ) mengemukakan bahwa,” Kerusakan pendengaran dapat disebabkan kelainan-kelainan pada tiga komponen pendengaran, baik satu komponen saja ataupun gabungan di antara ketiganya, yaitu:

a) Kerusakan konduktif Kerusakan pendengaran yang terjadi apabila bagian luar dan bagian tengah telinga tidak meneruskan getaran suara ke bagian dalam telinga. Ini biasa disebut dengan tuli konduktif. Umumnya pada anak-anak disebabkan karena otitis media (infeksi atau peradangan pada telinga bagian tengah). Tuli konduktif kurang sensitif terhadap suara dan biasanya sampai 50-60 dB. Apabila hal ini terjadi pada masa anak sebelum sekolah, dapat berpengaruh pada perkembangan perseptualnya dan dapat berakibatkesukaran belajar pada waktu ia masuk sekolah. Ini dapat disembuhkan melalui pengobatan atau melalui pembedahan.

b) Kerusakan sensori Kerusakan pendengaran yang disebabkan karena kerusakan sensori, biasanya disebut dengan tuli sensoris atau tuli reseptif. Kerusakan sensori ini terjadi karena cochlea ( rumah siput ) tidak cukup mampu menghantarkan informasi mengenai macam-macam suara yang diterima dari bagian tengah telinga. Kemungkinan yang paling kuat sebab kerusakan sensori ini adalah karena kerusakan beberapa atau semua bagian yang halus pada cochlea. Anak yang tuli sensori atau tuli reseptif , akan kehilangan kemampuan dalam membedakan frekuensi suara, juga berkurangnya kemampuan dalam mengidentifikasi frekuensi-frekuensi suara yang sangat kompleks. Dengan demikian informasi yang disampaikan ke otak tidak rinci.

c) Kerusakan saraf Kerusakan saraf ini menyebabkan gangguan dalam memusatkan perhatian, mengingat, mengenal kembali, asosiasi, dan dalam memahami.

Page 28: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

13

Ini dapat disebabkan karena kerusakan langsung pada mekanisme saraf atau kerusakan tak langsung sebagai akibat dari kerusakan sensorik. Dari kedua penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

berdasarkan letak gangguan pendengaran, tunarungu dapat diklasifikasikan

menjadi tiga kategori yaitu tunarungu konduktif, sensori dan saraf. Masing-

masing jenis menunjukkan letak kerusakan yang mengakibatkan ketunarunguan.

Dengan klasifikasi ini, akan sangat membantu dalam penanganan secara medis

terhadap upaya penyembuhan atau pemaksimalan fungsi organ pendengaran anak.

Sehingga dapat menunjang segala aspek dalam kehidupan anak, baik secara

individu maupun sosial.

3). Berdasarkan Tingkat Keberfungsian Telinga

Somad dan Didi Tarsidi dalam (http://www.slbmuh-

palu.net/index.php?menu=news&id_news=828 mengemukakan klasifikasi

Anak tunarungu berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar

bunyi, ketunarunguan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

a) Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan

b) Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).

c) Ketunarunguan berat (severe hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.

d) Ketunarunguan parah (profound hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Percakapan normal tidak mungkin baginya, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangat bergantung pada komunikasi visual.

Page 29: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

14

Untuk kepentingan pendidikan Andreas Dwidjosumanto (dalam Sutjihati Somantri 1996 :74) mengemukakan klasifikasi berdasarkan tingkat keberfungsian telinga, sebagai berikut : : 1. Tingkat I :Kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB,

penderita hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan mendengar secara khusus.

2. Tingkat II :Kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB. Penderitanya kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan latihan berbicara, dan bantuan latihan berbahasa secara khusus.

3. Tingkat III : Kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 dB 4. Tingkat IV :Kehilangan kemampuan mendengar 90 dB ke atas

Dari beberapa pendapat tentang klasifikasi anak tunarungu di atas, penulis

menyimpulkan bahwa, pada dasarnya anak tunarungu memang luas cakupannya

dan memang harus ditinjau dari berbagai sisi dalam proses klasifikasi. Di atas

telah disebutkan ada 4 aspek yang menjadi dasar klasifikasi, yaitu berdasarkan

tahap kehilangan pendengaran, letak gangguan pendengaran, taraf

ketidakberfungsian telinga, dan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan

budaya.

Klasifikasi tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pemberian

layanan dan pendidikan khusus bagi anak tunarungu, agar dalam kehidupan baik

individu serta sosial dapat berjalan dengan lancar dan meminimalkan bantuan dari

oranglain. Masing-masing dasar klasifikasi tersebut masih dapat diperluas lagi

nantinya, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Karakteristik Anak Tunarungu

1) Perkembangan Bahasa Anak Tunarungu

Perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan ketajaman pendengaran. Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran anak tunarungu tidak mampu mendengar dengan baik. Dengan demikian pada anak tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara setelah perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya. Sutjihati Somantri (1996:76)

Mohammad Efendi (2006:75) mengemukakan bahwa, ”Ada dua hal

penting yang menjadi ciri khas hambatan anak tunarungu dalam aspek

Page 30: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

15

kebahasaannya. Pertama, konsekuensi akibat kelainan pendengaran (tunarungu) berdampak pada kesulitan dalam menerima segala macam rangsangan bunyi yang ada di sekitarnya. Kedua, akibat keterbatasannya dalam menerima rangsang bunyi pada penderita akan mengalami kesulitan dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang ada di sekitarnya”.

In spite of consistent field research to the contrary there still exists within both the educational community and the general public a perception that traditional literacy, the ability to read and write, may not be an instructional priority for the student with severe speech and physical disabilities. Victoria Zascavage (2009: 131)

Pendapat di atas menjelaskan bahwa, dalam beberapa penelitian tentang

kelompok pendidikan dan persepsi masyarakat awam menunjukkan bahwa

kemampuan membaca dan menulis pada anak tunarungu dalam kategori serius

mungkin kurang diperhatikan.

Andreas Dwidjosumarto (1996: 36) mengemukakan bahwa, “Karena

anak tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, kemampuan berbahasanya tidak

akan berkembang bila ia tidak dididik atau dilatih secara khusus. Akibat dari

ketidakmampuannya dibandingkan dengan anak yang mendengar dengan usia

yang sama, maka dalam perkembangan bahasanya akan jauh tertinggal”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

perkembangan bahasa anak tunarungu memang sangat terbatas. Baik itu dari segi

perkembangan membaca, bahasa tulis dan ujaran. Hal ini merupakan dampak dari

kerusakan dan ketidakberfungsian organ pendengaran yang mereka alami. Akibat

dari adanya kerusakan itu akan mengakibatkan gangguan pada fungsi

pendengaran. Anak mengalami kesulitan untuk memperoleh dan mengolah

informasi yang bersifat auditif. Sehingga dapat menimbulkan hambatan dalam

melakukan aktifitas berbahasa dan komunikasi secara verbal.

2) Perkembangan Emosi Anak Tunarungu

Herth dalam http://biokristi.sabda.org/biografi_helen_keller mengutip

perkataan Hellen Keller, yang buta dan tuli, di dalam otobiografinya menyatakan

bahwa “jika dia diberi kesempatan untuk memilih antara buta dan tuli, dia rela

memilih sebagai orang yang buta. Ini karena orang yang tuli akan merasa

terasing”.

Page 31: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

16

Perkembangan sosial dan emosi anak yang memiliki masalah pendengaran sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka, perlakuan yang diterima, dan melalui kemampuan perkembangan mereka sendiri untuk membuat mereka mampu untuk mengungkapkan permasalahan mereka, keinginan, kebutuhan, dan untuk memahami perasaan oranglain. Jamila K. A Muhammad (2008:68)

Dari kedua pendapat di atas, maka penulis berpendapat bahwa masalah

komunikasi memberi implikasi terhadap kemandirian, kemampuan untuk

bermain, dan berbagi dengan rekan sebayanya. Kekurangan akan pemahaman

akan bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan anak tunarungu

menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan hal ini sering menyebabkan

tekanan pada emosinya.

Tekanan pada emosinya itu dapat menghambat perkembangan

pribadinya, dengan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif atau

sebaliknya menampakkan kebingungan atau keragu-raguan.

Emosi anak tunarungu selalu bergolak di satu pihak karena kemiskinan

bahasanya dan di sisi lain karena pengaruh dari luar yang diterimanya. Anak

tunarungu bila ditegur oleh orang yang tidak dikenalnya akan tampak resah,

gelisah.

3) Perkembangan Sosial Anak Tunarungu

Jamila K. A Muhammad (2008: 68) berpendapat bahwa,” Perkembangan sosial dan emosi anak yang memiliki masalah pendengaran sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka, perlakuan yang diterima, dan melalui kemampuan perkembangan mereka sendiri untuk membuat mereka mampu untuk mengungkapkan permasalahan mereka, keinginan, kebutuhan, dan untuk memahami perasaan oranglain. Masalah komunikasi memberi implikasi terhadap kemandirian, kemampuan untuk bermain, dan berbagi dengan rekan sebayanya”.

Sutjihati Somantri ( 1996 : 74 ) mengemukakan bahwa “Sudah menjadi

kejelasan bagi kita bahwa hubungan sosial banyak ditentukan oleh komunikasi

antara satu orang dengan oranglain”. Namun bagi anak tunarungu tidaklah

demikian karena anak ini mengalami hambatan dalam berbicara. Kemiskinan

bahasa membuat dia tidak mampu terlibat secara baik dalam situasi sosialnya.

Dan sebaliknya orang lain sulit memahami perasaan dan pikirannya.

Kourbetis (dalam Mantis and Kambas, 2010: 15) mengemukakan bahwa, ”Hearing and consequently the acquisition of speech and linguistic abilities are an essential precondition for the further development of

Page 32: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

17

individuality. The lack of hearing and ability of speech from a very young age plays a determinative role in school, social and psychological development.”

Kemampuan berbicara dan berbahasa sebagai akibat dari

ketidakmampuan pendengaran adalah persiapan penting untuk perkembangan

lebih jauh individu. Kekurangan dalam pendengaran dan kemampuan berbicara

dari usia yang sangat muda memegang peranan penting dalam kehidupan di

sekolah, masyarakat dan perkembangan psikologis seoarang anak.

Melihat beberapa paparan ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa

manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan kebersamaan dengan

oranglain. Demikian pula anak tunarungu tidak terlepas dari kebutuhan tersebut.

Akan tetapi dikarenakan mereka memiliki kelainan dalam segi fisik yang biasanya

akan menyebabkan suatu kelainan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Pada umumnya lingkungan melihat mereka sebagai individu yang memiliki

kekurangan dan menilainya sebagai seorang yang kurang berkarya

2. Tinjauan Tentang Pengajaran Remedial

a. Pengertian Pengajaran Remedial

Remedial adalah perbaikan untuk mencapai nilai sesuai standar ketuntasan

(http://dikti.or.id/logpuch, 16 Desember 2009). Pengajaran remedial adalah model

pengajaran yang digunakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, seperti

yang dikemukakan oleh Sri Hastuti, P.H (1992:1) yaitu “Pengajaran remedial

secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang berkaitan dengan perbaikan pada

diri orang-orang atau suatu pemberian kepada anak sekolah yang terutama

ditujukan kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam proses belajar

mengajar”.

Menurut pendapat Larkin dan Ellis (dalam Gunter Faber, 2009: 85)

mengemukakan bahwa, ”Adequate remedial interventions have to teach students

the knowledge of relevant rules in an understandable way, and useful behavioral

Page 33: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

18

patterns with regard to the instruction strategy have to be worked out so as to

bring this knowledge to application”

Intervensi pengajaran remedial yang cukup harus diajarkan pada siswa

dengan cara yang mudah dimengerti dan pola perilaku yang berguna dalam hal

instruksinya harus bisa digunakan sehingga ilmu pengetahuan yang diajarkan itu

bisa diterapkan oleh siswa.

Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman (1999:20) menyatakan

bahwa, “Pengajaran remedial bertolak dari konsep belajar tuntas, yang ditandai

oleh sistem pembelajaran dengan unit pelajaran, guru melakukan evaluasi formatif

dan setelah adanya evaluasi itulah anak-anak yang belum menguasai bahan

pelajaran diberikan layanan remedial”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

pengajaran remedial adalah suatu kegiatan yang bersifat perbaikan atau

penyembuhan yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi anak,

khususnya dalam penelitian ini mengenai pengajaran matematika tentang

penjumlahan dan pengurangan, sehingga diharapkan anak menjadi lebih baik dari

yang sebelumnya.

b. Tujuan Pengajaran Remidial Bagi Anak Tunarungu

Tujuan pengajaran remidial tidak jauh berbeda dengan pengajaran secara

umum yaitu untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal yaitu agar siswa yang

mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan

melalui penyembuhan, perbaikan atau pembetulan dalam :

1) Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi dalam

belajarnya yang menyangkut segi kekuatan, kelemahan, jenis dan

sifat kesulitannya.

2) Mengubah dan memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih

baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi anak.

3) Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi

kesulitannya.

4) Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang

kesulitannya.

Page 34: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

19

5) Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang baru

yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

6) Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan. (Moh. Surya dan

Moh. Amin, 1989: 8)

Sedangkan tujuan pengajaran remedial menurut Mulyati Arifin (1995:

225) adalah sebagai berikut:

1) Agar siswa memahami dirinya, mengenal kelemahannya. Misalnya

seorang siswa mengenal dirinya tidak dapat belajar secara cepat

maka dia akan menyediakan waktu yang lebih banyak secara sadar.

2) Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baru untuk

mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan pengajaran remedial didalam

penelitian ini dapat penulis simpulkan adalah untuk mengadakan perbaikan-

perbaikan dalam proses pembelajaran matematika, khususnya tentang materi

bilangan yang meliputi bilangan dan lambang bilangan, nilai tempat dan

penjumlahan dan pengurangan bilangan untuk peningkatan prestasi belajar

matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran

2009/2010.

c. Fungsi Pengajaran Remidial Bagi Anak Tunarungu

Menurut Mulyati Arifin (1995: 225) pengajaran remedial dalam proses

belajar mengajar memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1) Fungsi korektif

Disini fungsi pengajaan remidiasi untuk memperbaiki hasil belajar melalui

koreksi terhadap faktor-faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

Page 35: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

20

2) Fungsi Terapi

Disamping dapat memperbaiki siswa dalam mata pelajaran tertentu,

pengajaran remidiasi mempunyai fungsi memperbaiki kepribadian siswa

yang diduga ada penyimpangan.

3) Fungsi Pemahaman

Dalam hal ini memungkinkan guru untuk dapat memperoleh pemahaman

yang lebih terhadap siswanya, dan siswanya dapat lebih memahami

dirinya dan segala aspeknya.

4) Fungsi Penyesuaian

Siswa dapat belajar sesuai kemampuannya sehingga peluang untuk

mencapai hasil yang lebih baik.

5) Fungsi Pengayaan

Kegiatan perbaikan dapat memperkaya hasil belajar siswa.

Menurut Ischak (1987: 35) pengajaran remedial mempunyai fungsi yaitu:

1) Fungsi Korektif

Pengajaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya bahwa melalui

pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan terhadap

aspek-aspek yang dipandang belum mencapai harapan semestinya dalam

keseluruhan proses belajar-mengajar. Hal-hal yang diperbaiki melalui

pengajaran remedial, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan

b. Penggunaan metode mengajar

c. Cara-cara belajar

d. Alat pengajaran

e. Evaluasi

f. Segi-segi pribadi siswa.

Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut, diharapkan prestasi belajar

beserta faktor-faktor yang mempengaruhi dapat ditingkatkan.

2) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman ialah bahwa dengan pengajaran remedial

memungkinkan bagi guru, siswa dan pihak-pihak lainnya dapat

Page 36: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

21

memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi siswa. Siswa

diharapkan dapat lebih memahami terhadap dirinya dengan segala

aspeknya. Demikian pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih

memahami keadaan pribadi siswa.

3) Fungsi Penyesuaian

Pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk dapat meyesuaikan

dirinya dengan lingkungannya. Dalam pengajaran remedial terdapat

penyesuaian yang baik antara siswa dengan tuntutan dalam proses

belajarnya. Siswa dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan

pribadinya, sehingga mempunyai peluang yang lebih besar untuk

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang

diberikan kepada siswa telah disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar

belakang kesulitannya. Sehingga diharapkan siswa lebih giat belajar.

4) Fungsi Pengayaan

Fungsi pengayaan adalah dengan pengajaran remedial dapat memperkaya

proses belajar-mengajar. Materi yang belum disajikan dalam pengajaran

reguler, dapat diperoleh dalam pengajaran remedial. Pengayaan lain dapat

berupa pengayaan dalam segi metode, alat yang digunakan dalam

pengajaran remedial. Dengan demikian, hasil yang diperoleh siswa dapat

lebih banyak, lebih dalam, lebih luas sehingga khasanah pengetahuannya

lebih kaya.

5) Fungsi Akselerasi

Fungsi akselerasi adalah bahwa pengajaran remedial dapat mempercepat

proses belajar baik dalam arti waktu maupun materi siswa yang tergolong

lamban dalam belajar, dapat dibantu dengan pengajaran remedial sehingga

proses belajarnya lebih cepat.

6) Fungsi Terapeutik

Secara langsung atau tidak langsung, pengajaran remedial dapat

memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan

menunjukkan adanya penyimpangan.

Page 37: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

22

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengajaran remedial mempunyai berbagai macam fungsi yaitu fungsi korektif,

fungsi pemahaman, fungsi penyesuaian, fungsi pengayaan, fungsi akselerasi dan

fungsi terapeutik Sedangkan didalam penelitian ini pengajaran remedial yang

dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melakukan korektif atau perbaikan

terhadap hasil belajar siswa tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta

tahun ajaran 2009/2010.

d. Langkah-langkah Pengajaran Remedial

Pengajaran remidial merupakan salah satu tahap kegiatan yang utama

dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan

rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar.

Hal ini dilakukan agar tidak mengalami kesalahan dalam memberikan pengajaran

remidial. Anak tunarungu dapat dibantu dalam belajarnya sehingga anak dapat

menguasai hambatan-hambatan yang dialami melalui pengajaran remidial.

Sri Hastuti, P.H (1992:11), membagi lagkah-langkah pengajaran remidial

adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan Diagnostik

a) Mengetahui letak kesulitan matematika.

b) Mengetahui sebab-sebab kesulitan matematika.

c) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disaat belajar.

d) Apakah siswa dapat mengerjakan soal matematika dengan waktu

yang lama atau tidak.

2) Penelaahan kasus

Penelaahan kasus ini merupakan tahapan yang fundamental dalam kegitan

remidial, karena merupakan pangkal tolak untuk selanjutnya. Sasaran dari

penelaahan khusus ini adalah:

a) Dapat diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai

karakteristik dan permasalahan kasus.

b) Dapat diperolehnya gambaran yang lebih definitif mengenai

alternatif tindakan remidial yang direkomendasikan.

Page 38: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

23

3) Pilihan alternatif tindakan

Pilihan alternatif tindakan ini dilakukan untuk mencari cara atau usaha

yang sebanyak-banyaknya untuk memperkirakan beberapa kemungkinan-

kemungkinan tindakan apa yang dapat dilakukan. Tindakan dilakukan

sesuai dengan masalah yang dihadapi. Tindakan yang diambil adalah

sebagai berikut:

a) Apakah dilakukan pemeriksaan kesehatan.

b) Apakah perlu diberikan tambahan pelajaran yang secara khusus.

c) Apakah perlu diadakan bantuan penyuluhan.

d) Apakah mengubah situasi dalam keluarga.

e) Apakah mengubah metode mengajar.

Menurut Ischak (1987:43) Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam

pengajaran remedial adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.

Untuk maksud itu dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan baik yang

sifatnya umum ataupun khusus dalam mata pelajaran matematika.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan hasil

belajar yang diperoleh siswa dengan rata-rata kelompok atau kelas,

atau dengan membandingkan hasil belajar yang dicapai siswa

dengan tingkat penguasaan minimal yang harus dikuasi siswa

dalam mata pelajaran matematika.

b) Dari hasil yang diperoleh kemudian dianalisa. Dalam hal ini rata-

rata nilai kelas atau kelompok yang dijadikan ukuran pembanding

bagi setiap angka nilai siswa. Langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata kelas atau kelompok,

kemudian menandai siswa yang memiliki rata-rata angka nilai hasil

belajarnya dibawah rata-rata nilai kelas. Untuk mengadakan

prioritas layanan, dengan membuat peringkat (rangking)

berdasarkan angka yang diperoleh. Dengan cara demikian dapat

dikatakan bahwa siswa-siswa yang nilai rata-ratanya dibawah nilai

rata-rata kelasnya, diperkirakan mengalami kesulitan.

Page 39: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

24

2) Lokalisasi letak kesulitan siswa

Setelah ditemukan siswa yang mengalami kesulitan, maka persoalan

selanjutnya adalah pada bagian mana siswa mengalami kesulitan, pada

ruang lingkup bahan yang manakah kesulitan itu terjadi. Untuk

menemukan hal-hal tersebut, menurut Suhito (1986 : 38) Langkah-langkah

yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi, cara yang cukup

sederhana dapat dilakukan adalah membandingkan angka prestasi

siswa yang bersangkutan dari semua bidang studi dengan batas

lulus yang telah ditetapkan.

b) Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan ruang lingkup bahan

yang dipelajari. Untuk keperluan ini, pendekatan yang paling tepat

kita gunakan tes diagnostik. Dengan menganalisa atau melihat

bahan perincian yang telah disiapkan sebelumnya maka kita dapat

segera mengetahui pada kawasan tujuan belajar itu terjadi.

c) Mendeteksi dalam segi-segi proses belajar hasil analisis empiris

terhadap catatan keterlambatan penyesuaian tugas, prosentasi dan

partisipasi kehadiran, kurang penyesuaian sosial akan memberikan

gambaran yang cukup jelas adanya kesulitan dalam segi proses

belajar.

3) Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan siswa. Pada langkah

ini disusun suatu rencana atau beberapa rencana yang dapat dilakukan

untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Rencana itu

hendaknya berisi:

a) Bahan-bahan apa yang harus diberikan untuk membantu mengatasi

kesulitan siswa.

b) Strategi dan pendekatan mana yang harus dilakukan untuk

membantu mengatasi kesulitan siswa.

Page 40: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

25

4) Tindak lanjut

Kegiatan yang diperkirakan paling tepat untuk kegiatan tindak lanjut

adalah sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengajaran remedial. Kegiatan dapat berupa

pengajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan.

b) Melaksanakan pengecekkan terhadap kemajuan belajar siswa baik

pemahaman siswa terhadap bantuan yang diberikan ataupun

mengecek keefektifan pemanfaatan pengajaran remedial yang

dilaksanakan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-

langkah dalam melakukan pengajaran remedial diantaranya adalah dengan

mengadakan diagnostik/identifikasi, penelaahan kasus, pilihan alternatif tindakan

dan tindak lanjut.

e. Metode Pengajaran Remedial

Menurut Mulyati Arifin (1995: 228), ”Keberhasilan pengajaran remedial

dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan ”.

Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain:

1. Metode Pemberian Tugas

Siswa yang mengalami miskonsepsi diberi tugas yang sesuai dengan

kesulitannya. Tugas diberikan mulai dari yang mudah, kemudian diberikan

tugas yang sulit. Tugas dapat diberikan secara individual atau kelompok,

apabila diberikan dalam satu kelompok bersifat homogen, artinya anggota

kelompok itu memiliki kesulitan yang sama.

Metode pemberian tugas akan memberikan manfaat yang baik apabila

dalam pembuatan tugas diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Jenis tugas berdasarkan analisis kesulitan siswa.

b) Ditetapkan standar untuk evaluasi.

c) Tugas disertai petunjuk yang jelas.

d) Sebaiknya tugas dibuat dibawah pengawasan.

e) Di buat penilaian secara cermat.

Page 41: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

26

Metode pemberian tugas dalam pengajaran remedial memberikan beberapa

keuntungan antara lain:

a) Siswa dapat memahami bahan pengajaran lebih baik.

b) Siswa dapat lebih mengenal dirinya.

Sedangkan kekurangan metode pemberian tugas dalam pengajaran

remedial, antara lain:

a) Terjadinya kecemburuan pada siswa apabila tugas diberikan secara

individual.

b) Guru akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi dimana letak

kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara

kelompok.

2. Metode diskusi

Dalam pengajaran remedial, diskusi dapat dilaksanakan sebagai sarana

untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk memecahkan masalah.

Keuntungan dari metode diskusi ini adalah:

a) Bahan pengajaran lebih dipahami.

b) Siswa lebih mengenal dirinya.

c) Hubungan antar individu lebih baik.

d) Lebih menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Sedangkan kekurangan metode diskusi adalah:

a) Kemungkinan seringnya terjadi kesalahpahaman pada siswa dalam

berdiskusi.

b) Hasil diskusi belum tentu benar karena guru tidak terlibat secara

langsung.

Metode diskusi akan memberikan hasil yang baik untuk pengajaran

remedial apabila:

a) Masalah ditetapkan secara jelas.

b) Masalah harus berkaitan dengan kesulitan siswa.

c) Materi diskusi telah ditetapkan ruang lingkupnya.

d) Tujuan dalam diskusi jelas.

e) Membuat format informasi untuk menilai jalannya diskusi.

Page 42: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

27

3. Metode tutor sebaya

Tutor sebaya yang dimaksud disini adalah pemberian bantuan belajar yang

dilakukan oleh siswa seangkatan yang ditunjuk oleh guru. Metode tutor

sebaya dilakukan oleh orang atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang

lebih mudah bertanya, lebih terbuka dengan temannya sendiri

dibandingkan dengan gurunya.

Tutor sebaya akan berhasil bila:

a) Bahan pengajaran yang diberikan telah didiskusikan antara tutor

dengan guru.

b) Guru telah mempunyai data tentang kesulitan yang kira-kira dapat

diperbaiki dengan menggunakan teman sebaya sebagai pembantu

menanyai kesulitan.

Keuntungannya:

a) Bantuan dapat lebih intensif karena siswa merasa lebih terbuka.

b) Bagi tutor mempunyai kesempatan untuk pengayaan.

Kekurangannya:

a) Waktu belajar tutor sebaya untuk bahan pengajaran selanjutnya

dapat berkurang.

b) Guru harus selalu memantau perkembangan siswa serta tutor

sebaya.

4. Metode Pengajaran Individual

Dengan pengajaran individual, proses belajar berlangsung secara

individual. Bentuk interaksi pada kemampuan dan kebutuhan siswa yang

bersangkutan. Pengajaran individual pada satu dan yang lain berbeda

karena kesulitan masing-masing individu berbeda. Pengajaran individual

juga dapat berfungsi sebagai terapeutik menyembuhkan cara belajar, cara

bergaul dan beberapa kendala psikologis yang menyebabkan kesulitan

siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam beberapa hal pengajaran

individual akan berengaruh negatif bila menjadi kebiasaan, karena akan

mengurangi dorongan untuk mandiri.

Page 43: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

28

Sedangkan menurut Ischak S.W (1987: 45) ”Remedial adalah ”bantuan”

yang diberikan kepada siswa, baik yang berupa perlakuan pengajaran maupun

yang berupa bimbingan”. Metode-metode yang dapat digunakan dalam kegiatan

perbaikan diantaranya adalah:

1. Metode ceramah.

Metode ceramah adalah metode yang berbentuk penjelasan konsep, prinsip

dan fakta yang disampaikan oleh seorang guru.

2. Metode diskusi.

Metode diskusi adalah merupakan metode interaksi antara siswa dengan

siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah,

menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.

3. Metode pemberian tugas.

Metode pemberian tugas adalah metode yang diberikan guru kepada anak

yang mengalami kesulitan belajar, dengan cara memberikan beberapa soal-

soal dari yang mudah jika siswa sudah bisa kemudian meningkat kesoal

yang lebih sulit dan seterusnya.

4. Metode bermain peran.

Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua

siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi, siswa melakukan peran

masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia perankan.

5. Metode simulasi.

Metode simulasi adalah metode yang menampilkan simbol-simbol atau

peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang

sebenarnya.

Dari berbagai tinjauan tentang metode pengajaran remedial yang

dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki metode

yang paling sesuai dengan karakteristik siswa dan metode yang bisa digunakan

guru diantaranya adalah metode pemberian tugas, metode ceramah, metode

diskusi, metode bermain peran, metode simulasi,dan metode pengajaran

individual. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pemberian tugas. Tugas yang diberikan disesuaikan dengan kesulitan siswa, mulai

Page 44: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

29

dari pemberian tugas yang mudah kemudian diberikan tugas yang sulit dan

diberikan secara kelompok maupun individual.

f. Waktu Pengajaran Remedial

Adalah kapan dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan pengajaran remedial dengan baik,

Menurut Mulyati Arifin (1995: 82), pengajaran remedial dapat dilakukan:

1) Pada jam pertemuan biasa.

2) Pada jam pertemuan berikutnya.

3) Pada jam pertemuan yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Ischak (1987: 39) Waktu dan cara pelaksanaan

pengajaran remedial dapat dilakukan, pada :

1) Pada jam pelajaran berikutnya, jika sebagian besar siswa mempunyai

kesulitan belajar yang sama

2) Di luar jam pelajaran biasa, misalnya diberi jam pelajaran tambahan pada

hari atau jam tertentu, dan

3) Diadakan kelas remedial, khusus bagi siswa yang mengalami kesulitan

belajar tertentu, sedangkan siswa yang lain belajar dalam kelas biasa.

Apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut telah mencapai

tingkat penguasaan tertentu, maka dapat belajar bersama-sama lagi dengan

temannya di kelas biasa.

Jadi dari beberapa pendapat ahli diatas tentang waktu pengajaran remedial

yang dapat diberikan kepada anak, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pengajaran remedial dapat dilakukan pada saat jam pertemuan biasa, jam

pertemuan berikutnya, jam pertemuan yang telah ditentukan dan diadakan di kelas

remedial. Didalam penelitian ini pengajaran remedial dilakukan pada jam

pertemuan biasa, siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses

kegiatan belajar mengajar disekolah pada jam pertemuan biasa langsung

dibetulkan atau diperbaiki.

Page 45: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

30

3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Menurut Zainal Arifin (1990:3) mengemukakan bahwa, ”Prestasi adalah

hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan

suatu hal ”. Sedangkan menurut Poerwodarminto (2001: 700) bahwa ”Prestasi

merupakan hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan

sebagainya”.

Sementara itu menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003: 895) kata

prestasi mempunyai pengertian, ”Hasil yang dicapai (dilakukan atau dikerjakan

dan sebagainya)”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi

adalah hasil karya yang baik yang dicapai setelah melaksanakan suatu usaha

secara maksimal sesuai batas kemampuan dari usaha tersebut.

b. Pengertian Belajar

Tentang definsi belajar telah banyak diuraikan oleh para ahli di bidangnya

antara lain:

Menurut Mulyono Abdurrahman (1999: 37), ”Belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu

bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap”.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003: 17), bahwa ”belajar” yaitu:

1) Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

2) Berlatih.

3) Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.

Sedangkan menurut Winkel (dalam H.J. Gino 1999: 6) belajar adalah

suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif

dengan lingkungan , yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan,dan nilai sikap.

Page 46: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

31

Dari berbagai definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses dalam memperoleh kemampuan-kemampuan baru yang

berupa kepandaian atau ilmu yang menghasilkan perubahan tingkah laku dan pola

pikir yang disebabkan oleh pengalaman.

c. Pengertian Pretasi Belajar

Prestasi belajar adalah output dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar

dalam bidang pendidikan di sekolah biasanya diwujudkan dalam lambang angka.

Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar inilah yang selanjutnya disebut

dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Pada anak jenjang sekolah dasar dan

menengah untuk menggambarkan tingkat pencapaian prestasi dalam proses

belajar digunakan penilaian dengan angka.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 895) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi dalam Anton Sukarno (1997:15)

”prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya

dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil dari

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka atau dengan cara membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem

penilaian yang telah disepakati.

4. Tinjauan Tentang Matematika.

a. Pengertian Matematika

Menurut Paling (dalam Mulyono Abdurrahman1999: 252) mengemukakan

bahwa, matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap

masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,

menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan

pengetahuan tentang berhitung, dan yang paling penting adalah memikirkan

Page 47: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

32

dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-

hubungan.

Lerner (dalam Mulyono Abdurrahman 1999: 252) mengemukakan bahwa

”Matematika selain sebagai bahasa bahasa simbolis juga merupakan bahasa

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.

Miller, Buter and Lee (dalam Nicki Anzelmo-Skelton, 2006: 1)

”Mathematics is an important curricular area affecting all aspects of an

individual’s life including formal education, leisure activities, employment, and

day to day living”

Matematika adalah materi yang penting yang mempengaruhi semua aspek

dari kehidupan manusia termasuk diantaranya dalam dunia pendidikan formal,

aktivitas diwaktu senggang, pekerjaan dan dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Dari beberapa pendapat ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa

matematika selain sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide

mengenai elemen dan kuantitas. Ruang lingkup matematika meliputi operasi

perhitungan (aritmatika), pengukuran, aljabar bangun ruang dan berfikir secara

kuantitatif. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi antara

bilangan-bilanagn dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah mengenai bilangan.

b. Fungsi Matematika

Fungsi matematika menurut Cockrof dalam Mulyono Abdurrahman (1999:

253) ada enam fungsi yaitu:

1) Matematika selalu digunakan dalam setiap segi kehidupan.

2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.

3) Matematika merupakan sarana komunikasi yang ringkas dan jelas.

4) Matematika dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai

cara.

5) Matematika meningkatkan kemampuan berfikir logis.

Page 48: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

33

6) Matematika memberikan kepuasan terhadap usaha pemecahan masalah

yang menantang.

Sedangkan menurut Anton Sukarno (1997: 51) kegunaan matematika

dalam kehidupan masyarakat antara lain:

1) Sebagai masukan instrumental yang bersikap abstrak dalam sistem proses

belajar mengajar.

2) Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan

bilangan dan simbol-simbol.

3) Membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-

hari.

4) Untuk membantu mempelajari mata pelajaran lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu

pengetahuan yang berfungsi sebagai sarana yang sangat penting bagi manusia

didalam menyelesaikan masalah sehari-hari karena matematika dipakai dalam

segala segi kehidupan.

B. Kerangka Berfikir

Akibat dari keadaan anak tunarungu yang mengalami hambatan dalam

perkembangan bahasa dan komunikasinya, oleh karena itu mereka memiliki

keterbatasan yang sangat kompleks terutama dalam menerima pelajaran yang

diverbalkan, sehingga untuk mengajarkan matematika pada anak tunarungu

memerlukan penanganan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan daya pikir

yang dimiliki. Dalam proses pembelajaran matematika pada anak tunarungu

diperlukan perbaikan-perbaikan dalam penyampaian pelajaran yang konkret,

mudah dipahami dan diterima anak, menarik perhatian anak, serta dalam situasi

yang menyenangkan dan melibatkan anak dalam interaksi belajar mengajar.

Salah satu cara yang dipandang perlu untuk meningkatkan prestasi belajar

anak tunarungu adalah dengan pengajaran remidial, sebab pengajaran remidial

Page 49: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

34

mempunyai kelebihan yaitu dapat lebih menekankan pada permasalahan yang

sebenarnya anak alami sehingga tercapai hasil belajar yang lebih baik.

Dengan diberikan pengajaran remedial untuk meningkatkan prestasi

belajar matematika pada anak tunarungu, maka kerangka berfikir dapat

digambarkan sebagai berikut:

(S (Se T

mak

pem

tuna

Pre Test belum diberireatment)

Gb.1. Kerangka Berfikir

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah

a dirumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, yaitu:

”Ada pengaruh pengajaran remedial dengan menggu

berian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar matema

rungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 20

Post Test etelah diberiTreatment)

Treatment dengan

Pengajaran Remedial

diuraikan diatas

nakan metode

tika pada anak

09/2010.”

Page 50: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi dimana penelitian dilaksanakan,sehingga

diperoleh sejumlah data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti. Penelitian ini

dilaksanakan di SLB B YRTRW Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian perlu ditetapkan untuk mempermudah dalam

pelaksanaan penelitian.Penelitian ini dilakukan sesuai jadwal yang sudah

ditetapkan yaitu:

a) Memasukkan ijin : Minggu ke I Maret 2010

b) Mengadakan try-out : Minggu ke II Maret 2010

c) Pre-Test : Minggu ke II Maret 2010

d) Memberi Perlakukan : Minggu ke III Maret 2010

e) Post-Test : Minggu ke II April 2010

f) Pengolahan dan analisis data : Minggu ke III April 2010

g) Penulisan naskah : Minggu ke III April 2010

h) Ujian skripsi : Minggu ke I Mei 2010

B.Metode Penelitian.

1. Pengertian Metode

Pemilihan metode dalam penyusunan skripsi atau karya tulis memegang

peranan yang sangat penting, karena akan berpengaruh dalam menentukan

langkah-langkah penelitian untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Pengertian metode menurut Hadari Nawawi (1995: 61) adalah ”Suatu

prosedur atau rangkaian cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”.

Page 51: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

36

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1994: 131) ”Metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

metode adalah suatu prosedur atau cara-cara untuk mencapai kebenaran ilmiah.

2. Pengertian Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi dalam Hadari Nawawi (1995: 24) ”Penelitian

adalah suatu usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah”.

Menurut Moh. Nasir (2003:13), ”Penelitian adalah suatu penyelidikan

yang terorganisasi”.

Menurut Nana Sudjana (2009: 3),menyatakan ” Penelitian adalah suatu

kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data

dengan menggunakan metode dan teknik tertentu.”.

Dari beberapa pendapat tersebut,dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

dari suatu penyelidikan yang terorganisir dan sistematis.

3. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data

yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian adalah

suatu tata cara dalam menentukan langkah-langkah penelitian untuk mencapai

suatu tujuan.

Metode penelitian menurut Hadari Nawawi (1995 : 60) adalah ”Ilmu

tentang metode yang dapat dipergunakan dalam melakukan kegiatan penelitian”

Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1994: 219), ”metode penelitian

adalah usaha mempelajari berbagai aspek kehidupan yang diperhitungkan erat

sekali dengan berbagai perumusan kebijaksanaan dan keputusan”.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode penelitian adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam usaha

menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran terhadap aspek-aspek

Page 52: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

37

kehidupan yang berkaitan erat dalam mengambil kebijaksanaan dan pembuatan

keputusan dengan menggunakan metode ilmiah.

4. Macam-macam Metode Penelitian

Hadari Nawawi (1995: 62-68) menyatakan bahwa pada dasarnya terdapat

empat macam metode penelitian,Metode penelitian itu antara lain:

1. Metode Filosofis

Metode filosofis adalah prosedur pemecahan massalah yang dimiliki secara

rasional melalui renungan atau pemikiran yang mendalam dan mendasar

tentang hakekat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik dengan

menggunakan pola fikir induktif,maupun deduktif, fenomenologis dan lain-

lain dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir (logika).

2. Metode Diskripsi

Metode Diskripsi adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian

(seseorang,lembaga,masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya.

3. Metode Historis

Metode Historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan

data masa lalunya atau peninggalan, baik untuk memahami kejadian atau

suatu kejadian yang berlangsung pada masa lalu terlepas dari keadaan

sekarang dalam berhubungan dengan kejadian atau keadaan masa

lalu,selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat digunakan untuk meramalkan

kejadian atau keadaan yang akan datang.

4. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan

hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan mengendalikan

pengaruh yang lain.

Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis ini termasuk penelitian

eksperimen. Dimana penelitian ini berfungsi untuk mengetes, mengecek dan

Page 53: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

38

memverifikasi hipotesa tentang ada tidaknya pengaruh pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi

belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta

tahun ajaran 2009/2010.

Adapun model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”One

Group Pre Test-Post Test Design” (Suharsimi Arikunto,1996:78) dengan bagan

rancangan penelitian sebagai berikut:

Pre test Treatment Post test

T1 T T2

Keterangan:

T1 : tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan atau pre test

X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti

T2 : tes yang diberikan setelah diberi perlakuan atau post test.

Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Kenakan T1, yaitu Pre test,untuk mengukur mean prestasi

belajar sebelum subjek diberi perlakuan.

2. Kenakan subjek dengan simbol X.

3. Berikan T2,yaitu Post test,untuk mengukur mean prestasi

belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental X.

4. Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan seberapa perbedaan

yang timbul jika ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel

eksperimental X.

5. Terapkan test statistik yang cocok, dalam hal ini t test untuk

menentukan apakah perbedaan itu signifikan.

Dalam pelaksanaan penelitian ini,peneliti menggunakan prosedur sebagai

berikut:

1. Kenakan T1, yaitu pre test untuk mengukur prestasi belajar

matematika anak tunarungu sebelum diberi ”pengajaran

remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas”.

Page 54: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

39

2. Kenakan subjek dengan (X) atau treatmen atau perlakuan

sebagai penerapan ”pengajaran remedial dengan menggunakan

metode pemberian tugas”.

3. Berikan T2, yaitu post test untuk mengukur prestasi belajar

matematika anak tunarungu setelah diberi perlakuan dengan

”pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas”.

4. Bandingkan antara T1 dengan T2, untuk mengetahui perbedaan

antara sebelum dengan sesudah diberi perlakuan (treatmen)

C. Penetapan Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Menurut Sudjana (2002 : 6)”Populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap

dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.Menurut Suharsimi Arikunto

(2006:130) menegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek

penelitian. Sedangkan menurut Moh. Nasir (2003: 271) populasi adalah

kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pendapat diatas,dapat diambil kesimpulan bahwa

populasi adalah semua elemen yang berada dalam wilayah penelitian dan

memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas dasar II SLB B

YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 8 orang siswa.

2. Penetapan Sampel

Menurut Moh. Nasir (2003:271) ”Sebuah sampel adalah bagian dari

populasi”.Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:131) ”sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

wakil populasi yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2006:134), ”Untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

Page 55: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

40

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Sampel dalam

penelitian ini tidak digunakan karena penelitian ini termasuk penelitian

populasi yang artinya semua individu didalam populasi yang berjumlah 8

siswa dijadikan subjek penelitian.

D. Variabel Penelitian.

Menurut Moh.Nasir (2003:123) ”variabel adalah konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel dapat juga dibagi sebagai

variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen adalah

antecedent dan variabel dependen adalah konsekuensi. Variabel yang

tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen.

Variabel bebas adalah variabel penelitian yang diduga sebagai

penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,

diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain.

Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung

dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Ada juga yang mengatakan

bahwa variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.

Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah ”Pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas”. Sedangkan variabel

terikatnya adalah ”Prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II

SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010”.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

a. Pengertian Tes

Tes adalah cara untuk mengetahui hasil dari pelajaran yang diberikan

dalam jangka waktu tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) bahwa

”Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes adalah alat atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian (Anas Sudijono, 2005: 67 ).

Page 56: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

41

Jadi tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka pengukuran atau

penilaian yang didalamnya terdapat sejumlah pertanyaan/ latihan diberikan

kepada seseorang testee untuk mengetahui atau mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok dengan cara aturan yang sudah ditentukan. Metode tes digunakan untuk

mengumpulkan data tentang nilai prestasi belajar matematika anak tunarungu.

b. Syarat-syarat Tes Yang Baik

Syarat-syarat tes yang baik menurut Hadari Nawawi (1995: 128)

adalah sebagai berikut :

1) Tes harus valid artinya tes tersebut benar-benar dapat

mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat.

2) Tes harus reliabel artinya tes tersebut sebagai alat pengukur

mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan

secara berulang pada sekelompok individu yang sama.

3) Tes harus obyektif artinya suatu tes dikatakan obyektif apabila

dalam memberikan nilai kuantitatif terhadap jawaban, unsur

subyektivitas penilai tidak ikut mempengaruhinya

4) Tes harus bersifat diagnostik artinya suatu tes dalam penelitian

harus memiliki daya pembeda dalam arti mampu memilah-milah

atau memisah-misahkan individu yang memiliki keadaan tertinggi

sampai dengan terrendah dalam aspek psikologis yang akan

diungkapkan.

5) Tes harus efisien artinya suatu tes yang mudah cara

mengerjakannya dan mudah pula cara menilainya.

Dengan melihat syarat-syarat tes tersebut di atas maka dapat

disimpulkan bahwa tes yang baik dan standart adalah tes yang dapat

memenuhi fungsinya, bernilai sama serta disesuaikan dengan kemampuan

siswa.

Page 57: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

42

c. Jenis-jenis Tes

Menurut Anas Sudijono (2005: 75), penggolongan tes berdasarkan cara

mengajukan dan memberikan jawaban adalah sebagai berikut:

1) Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban secara tertulis.

2) Tes lisan yaitu tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyan atau soal yang dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban secara lisan pula.

3) Tes perbuatan yaitu tes yang digunakan untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas tersebut.

Hadari Nawawi (1995: 126) menyatakan bahwa ”Tes obyektif terdiri

atas beberapa bentuk”, yaitu:

1) Benar-Salah (true-false items). 2) Pilihan Ganda (multipel choice items). 3) Menjodohkan (matching choice items). 4) Melengkapi (completion items) 5) Jawaban Singkat (short answer items)

Dari penjelasan di atas, maka bentuk tes yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk tes obyektif. Adapun kelebihan dan

kekurangan tes bentuk obyektif ini menurut Anas Sudijono (2005: 133-135),

adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan tes obyektif

1) Tes obyektif bersifat representatif

2) Memungkinkan testee untuk bersikap lebih obyektif

3) Untuk mengoreksi tes obyektif jauh lebih mudah dari pada tes

uraian

4) Memungkinkan orang lain untuk dapat membantu mengoreksi

hasil tes tersebut.

5) Butir-butir soalnya jauh lebih mudah untuk dianalisis

Page 58: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

43

b. Kekurangan tes obyektif

1) Penyusunan butir soal jauh lebih sukar

2) Kurang dapat mengukur/ mengungkap proses berpikir yang tinggi/

mendalam

3) Ada kemungkinan testee berspekulasi

4) Memberi peluang testee untuk melakukan kerja sama.

Dari penjelasan di atas, maka bentuk tes yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah tes tertulis berupa butir tes bentuk obyektif dengan

menggunakan tipe butir pilihan ganda dengan ragam pilihan ganda biasa

berjumlah 40 item.

d. Prosedur Penyusunan Tes Obyektif

Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penyusunan tes

adalah sebagai berikut:

1) Meminjam GBPP kepada guru kelas II SLB B YRTRW Surakarta

2) Menyusun kisi-kisi yang didasarkan pada GBPP tersebut

3) Menyusun soal matematika yang berjumlah 40 item. Sebagai acuan

dalam menyusun tes tersebut digunakan buku matematika kelas 2a

Mari berhitung untuk Sekolah Dasar kelas 2 yang diterbitkan oleh

Depdikbud Jakarta dan Lembar Kerja Siswa Tunas kelas 2a.

4) Mengkonsultasikan soal kepada pembimbing I dan pembimbing II.

Sebelum tes tersebut dibuat maka terlebih dahulu penulis menentukan

kisi-kisi dari tes tersebut. Adapun ketentuan kisi-kisi tes tersebut adalah sebagai

berikut:

Kisi-kisi Soal Tes Matematika Kelas II No. Sub-sub pokok

bahasan Indikator No. Item Jumlah

1. Bilangan dan lambang bilangan

a) Mengenal urutan angka 300-500

b) Membaca lambang bilangan 300-500

c) Menulis lambang bilangan 300-500

1,12,15,25 4,5,6,18 11,16

4 4 2

2. Nilai tempat a) Nilai tempat ratusan b) Nilai tempat puluhan

8,22 27,39

2 2

Page 59: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

44

c) Nilai tempat satuan 29,35 2 3. Penjumlahan a) Penjumlahan 2 bilangan dua

angka. b) Penjumlahan bilangan tiga

angka dan dua angka. c) Menjumlahkan 2 bilangan

tiga angka. d) Menjumlah 3 bilangan.

2,31 7,36 19,32 26,38

2 2 2 2

4. Pengurangan a) Pengurangan 2 bilangan dua angka.

b) Pengurangan bilangan tiga angka dan dua angka.

c) Pengurangan 2 bilangan tiga angka.

d) Mengurangi 3 bilangan.

9,30 3,13 24,33 21,40

2 2 2 2

5. Penjumlahan dan pengurangan

a) Penjumlahan dan pengurangan.

14,17,23,28 4

6. Soal cerita a) Soal cerita berupa penjumlahan

b) Soal cerita berupa pengurangan

10,20 34,37

2 2

Jumlah 40

Tabel 1. Kisi- kisi intrumen penelitian.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang telah dibuat sebelum digunakan untuk mencari data

terlebih dahulu dilakukan try out. Try out dilakukan untuk mengetahui apakah

instrument alat ukur yang telah disusun sudah menjadi instrument yang baik. Try

out dilakukan pada metode pokok yaitu tes. Kondisi instrument yang baik dan

buruk akan sangat berpengaruh terhadap data penelitian yang akan diterima oleh

peneliti.

Jumlah butir pertanyaan soal yang diujikan sebanyak 40 butir

pertanyaan, yang kemudian akan diujikan di SLB B YAAT Surakarta kelas II.

Tujuan dari uji coba adalah untuk menentukan item-item yang memenuhi syarat

Page 60: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

45

validitas dan reliabilitas tes sehingga item-item tersebut dapat diterima sebagai

alat pengambil data dan dijadikan alat ukur penelitian.

G. Uji Validitas Instrumen

Sebelum instrumen digunakan perlu diuji terlebih dahulu validitasnya.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168)”Sebuah instrumen dapat dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat”.

Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu validitas isi untuk

mengukur sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan materi yang

akan diukur (Saiffudin Azwar, 2003: 45) yang telah disesuaikan dengan

kurikulum dan validitas eksternal untuk mengetahui kevalidan instrumen yang

digunakan menggunkan teknik korelasi antara item dan total item yang diolah

dengan rumusan Korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2006: 170).

Untuk penelitian ini dalam mencari validitasnya menggunakan korelasi product

moment menggunakan bantuan komputer program SPSS 16. Tes yang digunakan

adalah tes yang sudah terbukti kevalidan dan reliabilitasnya. Karena sebelum tes

ini digunakan untuk mengukur respon yang sebenarnya, tes ini sudah diuji

cobakan di SLB B YAAT Surakarta.

H. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu alat ukur dikatakan reliable apabila alat ukur tersebut dapat

mengukur suatu gejala yang menunjukkan hasil yang sama meskipun dilakukan

dalam waktu yang berbeda.. Suharsimi Arikunto (2006: 178)”Reliabilitas

menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.

Page 61: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

46

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasati, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.(Suharsimi

Arikunto, 2006: 231).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi sebagai

teknik pelengkap pengumpulan data yaitu untuk mengetahui serta mengumpulkan

data kemampuan yang dimiliki siswa terutama dalam bidang studi matematika

kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

I. Teknik Analisis Data

Sebagai tehnik analisis data hasil penelitian ini menggunakan tehnik

analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan tehnik non-parametrik yaitu

teknik analisis tes rangking bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang

bersimbol Z. Dimana teknik ini digunakan karena sesuai dengan jenis eksperimen

dan data. Peneliti menggunakan One Group Pretest - Posttest Design, yaitu

sekelompok subyek yang dikenai perlakuan dalam jangka waktu tertentu,

pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh

perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (T1) dan pengukuran

akhir (T2).Secara bagan sebagai berikut:

Pre test Treatment Post test

T1 T T2

Gb.2. Desain Penelitian

Keterangan:

T1 : tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan atau pre test

X : perlakuan yang diberikan oleh peneliti

T2 : tes yang diberikan setelah diberi perlakuan atau post test.

Adapun langkah-langkah analisis Tes Rangking Bertanda Wilcoxon

adalah sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

47

1) Perumusan Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Rumusan hipotesis dua pihak:

a) Ho : Tx = Ty (Tidak ada pengaruh penggunaan pengajaran

remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas

terhadap peningkatan prestasi belajar matemtika anak

tunarungu adalah signifikan)

b) Ha : Tx ≠ Ty (Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas terhadap

peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu adalah

tidak signifikan).

2) Pemilihan taraf signifikasi (α )

Taraf signifikasi (α ) adalah 5 %

3) Penentuan statistik uji

Dalam penelitian eksperimen seperti halnya yang terdapat dalam

Suharsimi Arikunto (2002: 274) bahwa untuk menganalisis hasil

eksperimen yang menggunakan one group design pretest dan posttest.

4) Keputusan uji

Keputusan uji dalam penelitian ini adalah:

1) H0 ditolak bila nilai Z yang diperoleh dengan Pvalue > taraf

signifikasi 0,05. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian

ini yang berbunyi : “tidak ada pengaruh pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas terhadap

peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas

dasar II di SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran

2009/2010”, tidak dapat diterima kebenarannya.

2) Ha diterima bila nilai Z yang diperoleh dengan Pvalue < taraf

signifikasi 0,05. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian

ini yang berbunyi : “ada pengaruh pengajaran remedial dengan

menggunakan metode pemberian tugas terhadap peningkatan

Page 63: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

48

prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II di

SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”, dapat

diterima kebenarannya.

Page 64: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, secara berturut – turut

dikemukakan mengenai : (a) diskripsi data, yang memuat persiapan, pelaksanaan

dan hasil – hasil penelitian yang disajikan berdasarkan variabel yang diteliti,

(b) pengujian hipotesis dan (c) pembahasan hasil penelitian.

A. Diskripsi Data

1. Persiapan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh penggunaan metode pengajaran remedial terhadap peningkatan

prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas II SD di SLB-B YRTRW

Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian ini berlokasi di SLB–B YRTRW Surakarta dengan mengambil

populasi seluruh siswa Sekolah Dasar kelas II di SLB–B YRTRW Surakarta.

Dalam penelitian ini semua populasi dijadikan sampel karena jumlah populasinya

sedikit sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi yang berjumlah 8

siswa tunarungu yaitu 6 laki – laki dan 2 perempuan.

Ada dua kegiatan utama pada tahap persiapan, yaitu : (a) persiapan

administrasi dan (b) persiapan instrumental penelitian.

a. Persiapan Administrasi

Sebelum penelitian lapangan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan

pengurusan administrasi, terutama perijinan lapangan, pembuatan proposal

penelitian dan konsultasi / perijinan dengan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan

ini juga dimanfaatkan untuk sosialisasi rencana penelitian.

Page 65: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

50

b. Persiapan Instrumental

Perangkat penelitian dalam bentuk instrument, penyusunannya dilakukan

berdasarkan teori-teori yang telah dikembangkan. Instrumen penelitian berupa tes

yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang sebelumnya telah dibuat berdasarkan

standar kurikulum Selanjutnya instrument tes diujicobakan guna mengetahui

validitas dan reliabilitasnya, khususnya instrument pengumpulan data tentang

peningkatan prestasi belajar matematika pada siswa tunarungu kelas II SD SLB B

YRTRW Surakarta menggunakan metode pengajaran remedial. Try out, validitas

dan reliabilitas instrument ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2010.

Hasil pengembangan instrumen ini berupa item – item pertanyaan

sebanyak 40 item. Try out dilaksanakan di SLB-B YAAT. Data hasil uji coba alat

tes setelah dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment

menggunakan komputer program SPSS 16. dinyatakan 32 item valid dan 8 soal

yang tidak valid, yaitu pada nomor 3, 9, 11, 20, 23, 29, 38 dan 39. Soal yang tidak

valid tersebut tidak dipergunakan karena sudah terwakili oleh soal-soal yang lain .

Koefisien reliabilitas diperoleh 0, 987 yang berarti instrument yang dikembangkan

termasuk andal. Dan selanjutnya 32 item soal yang sudah teruji keterandalannya

akan digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah instrument dan persiapan lapangan selesai dilaksanakan,

selanjutnya dilaksanakan kegiatan penelitian lapangan. Adapun jadwal persiapan

sampai dengan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1) Permohonan izin kepada Kepala Sekolah SLB–B YRTRW Surakarta

sebagai tempat pelaksanaan penelitian. Perrmohonan izin ini dilaksanakan

pada tanggal 2 Maret 2010.

2) Observasi pertama untuk mengetahui jumlah subyek penelitian dan juga

observasi kelas II SD di SLB–B YRTRW Surakarta untuk menyesuaikan

hari dan waktu yang sesuai dengan jadwal mata pelajaran matematika serta

menyesuaikan waktu dengan guru kelas II . Observasi ini dilaksanakan

pada tanggal 4 - 6 Maret 2010.

Page 66: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

51

3) Pre test tentang kemampuan matematika sebelum diberikan perlakuan

dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2010.

4) Kegiatan perlakuan/treatment dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu pada

tanggal 15 sampai 25 Maret 2010 dengan materi “Lambang bilangan dan

nilai tempat, Penjumlahan, Pengurangan, Penjumlahan dan pengurangan,”.

5) Post test tentang penguasaan kemampuan bilangan pada mata pelajaran

matematika yang dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2010.

3. Hasil Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengajaran Remedial Dengan

Menggunakan Metode Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Matematika Anak Tunarungu Kelas Dasar II SD SLB-B YRTRW Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010” terdapat dua jenis variabel sebagai berikut:

1. Metode pengajaran Remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas sebagai variable bebas (X)

2. Prestasi Belajar Matematika sebagai variabel terikat (Y)

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen karena penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab-

akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok eksperimental. Dalam penelitian ini penulis melakukan treatment

terhadap siswa yang dijadikan responden penelitian. Prosedur yang penulis

lakukan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes awal (pretest) pada

siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment,

baru setelah treatment diberikan, siswa di berikan test kembali untuk mengetahui

hasil dari kemampuan akhir siswa setelah treatment (posttest). Hasil pre test dan

post test inilah yang dijadikan dasar bagi penulis untuk mengetahui prestasi

belajar matematika siswa setelah adanya treatment. Analisis yang digunakan

untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa adalah dengan statistik non

parametrik dengan analisis Uji Ranking Wilcoxon. Sebelum diolah dengan

menggunakan Uji Ranking Wilcoxon, terlebih dahulu penulis menjabarkan data

pre test dan post test.

Page 67: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

52

1) Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Sebelum Perlakuan (pre

test). Data nilai kemampuan Matematika siswa tunarungu kelas dasar II

sebelum diberi perlakuan (pre test) diperoleh dari hasil test dalam

pelaksanaan eksperimen. Dari eksperimen tersebut diperoleh data nilai

sebagai berikut.

Tabel 1. Daftar Nilai Prestasi Belajar Matematika Sebelum Perlakuan (Pre test).

No Subyek Prestasi Belajar

Matematika

1 20

2 24

3 15

4 25

5 18

6 12

7 27

8 22

Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Data Prestasi Belajar Matematika Sebelum

Perlakuan (Pre test).

Nilai Rata-rata Standar

Deviasi Terendah Tertinggi

20,37 5,153 12 27

Dari data diatas diketahui bahwa rata – rata kemampuan matematika

siswa sebesar 20,37,dengan skor tertinggi 27 dan skor terendah 12, sedangkan

simpangan baku / standar deviasi sebesar 5,153.

Page 68: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

53

2) Diskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Matematika Setelah Perlakuan (Post

test). Data nilai prestasi belajar Matematika siswa tunarungu kelas dasar II

setelah diberi perlakuan (post test) diperoleh dari hasil tes treatment dalam

pelaksanaan eksperimen. Dari eksperimen tersebut diperoleh data nilai

sebagai berikut :

Tabel 3. Daftar Nilai Prestasi Belajar Matematika Setelah Perlakuan (Post test)

No Subyek Prestasi Belajar

Matematika

1 27

2 28

3 19

4 26

5 20

6 21

7 30

8 29

Tabel 4. Hasil Analisis Deskriptif Data Prestasi Belajar Matematika Setelah

Perlakuan (Post test)

Nilai Rata-rata Standar

Deviasi Terendah Tertinggi

25,00 4,342 19 30

Page 69: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

54

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar

matematika siswa setelah diberikan perlakuan sebesar 25,00, dengan skor

tertinggi 30 dan skor terendah 19, sedangkan simpangan baku / standar deviasi

sebesar 4,342. Selisih nilai rata-rata prestasi belajar pre test dengan post test

memperlihatkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar matematika anak tunarungu

kelas II sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk hasil lebih lanjutnya akan

diuji pada analisis data.

B. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Analisis Data Kuantitatif

Pengujian hipotesis “Ada pengaruh yang signifikan dalam peningkatan

prestasi belajar matematika Anak Tunarungu di SLB B YRTRW Surakarta tahun

ajaran 2009/2010” setelah diaplikasikan pengajaran remedial dengan

menggunakan metode pemberian tugas, dilakukan dengan menganalisis data yang

telah terkumpul menggunakan statistic non parametrik yaitu Wilcoxon Signed

Ranks Test. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis

a. Jika P value < taraf signifikansi 5 % maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yang berbunyi : “ada pengaruh

peningkatan prestasi belajar matematika Anak Tunarungu kelas dasar II di

SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” setelah diaplikasikan

pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat

diterima kebenarannya.

b. Jika P value > taraf signifikansi 5 % maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dengan demikian hipotesis dalam penelitian yang berbunyi : “Ada pengaruh

peningkatan prestasi belajar matematika Anak Tunarungu kelas dasar II di

SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” setelah diaplikasikan

pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas tidak

dapat diterima kebenarannya.

2. Pemilihan Taraf Signifikansi (α)

Dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi (α) 5 %.

3. Perhitungan dengan Wilcoxon Signed Ranks Test.

Page 70: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

55

4. Keputusan Uji dan Pembuatan kesimpulan

Hasil uji prestasi belajar teknik analisis non parametrik Wilcoxon Signed

Ranks Test dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil uji prestasi belajar matematika dengan teknik analisis statistik

non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 8b 4.50 36.00

Ties 0c

POSTTEST - PRETEST

Total 8

a. POSTTEST < PRETEST

b. POSTTEST > PRETEST

c. POSTTEST = PRETEST

Test Statisticsb

POSTTEST - PRETEST

Z -2.527a

Asymp. Sig. (2-tailed) .012

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil uji hipotesis diketahui bahwa Z hitung sebesar -2,527 dengan

probabilitas sebesar 0,012 dengan demikian Ho ditolak dengan taraf signifikansi

5% (α = 0,05) dan Ha yang berbunyi “Ada pengaruh pengajaran remedial dengan

menggunakan metode pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar

matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa : Pengajaran

remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan

Page 71: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

56

prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW

Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi

belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010.

Berdasarkan dari hasil analisis ada kenaikan perolehan skor nilai dalam

data antara pre test dan post test, berarti hal ini menunjukkan adanya kegiatan

pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar II SLB B

YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dibuktikan dengan melihat

hasil rerata prestasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran. Rerata sebelum

pembelajaran diperoleh 20,37 dan sesudah pembelajaran 25,00. Rerata sesudah

pembelajaran lebih besar daripada sebelum pembelajaran. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas dapat meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas dasar

II SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

Menurut Cece Wijaya (2007: 46) menyatakan bahwa “gerakan

pendidikan dan pengajaran remedial memberi harapan baik terhadap murid-murid

yang mengalami kesulitan belajar. Apabila kesulitan belajar itu tidak ditangani

secara serius, maka kegagalan akan dialami oleh anak untuk selama-lamanya”.

Pendapat tersebut mempertegas dan menjelaskan bahwa tujuan dari penggunaan

pengajaran remedial terhadap anak sangatlah berpengaruh sekali terhadap

permasalahan belajar yang dialami oleh siswa selama ini. Sehingga pendapat

tersebut mendukung akan manfaat dari penelitian ini.

Kelebihan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi

belajar matematika pada anak tunarungu , karena anak tunarungu dapat terbantu

untuk mengingat materi dengan lebih baik dikarenakan anak mendapatkan waktu

Page 72: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

57

yang lebih lama untuk mengulangi kembali materi yang telah disampaikan

sebelumnya.. Pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian tugas

akan membantu siswa dalam memahami dirinya, memperbaiki cara-cara belajar

yang salah dan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

tugas dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang

bersangkutan.

Kekurangan dalam penelitian ini adalah guru cenderung merasa khawatir

dan ragu untuk menggunakan pengajaran remedial dengan menggunakan metode

pemberian tugas ini karena mereka khawatir waktu yang dipakai untuk

pelaksanaannya terlalu lama sehingga target kurikulum matematika yang harus

diajarkan tidak dapat tercapai. Untuk mengurangi kelemahan dari metode ini,

maka sebaiknya guru perlu belajar mengelola waktu pembelajaran dengan lebih

seksama dan melatih siswa agar siswa merasa nyaman dan terbiasa dalam

menggunakan metode ini, sehingga siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

dalam belajarnya.

Selain beberapa faktor di atas, masih ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun luar diri siswa. Disamping itu peran serta

orang tua dan pihak sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu. Para orang tua hendaknya

ikut serta dalam proses pembelajaran anak tunarungu di rumah, agar dapat

memantau perkembangan anaknya secara langsung. Segala bentuk pengembangan

inovasi dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang dihadapi anak tunarungu yang berkaitan dengan

prestasi belajar matematika supaya dapat berjalan dengan lebih efektif.

Sehingga penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan

metode pemberian tugas memiliki pengaruh yang cukup baik dalam

meningkatkan prestasi belajar matematika dan dapat membantu mempermudah

anak tunarungu dalam memahami matematika. Karena dengan pengajaran

remedial anak tunarungu akan mempunyai kesempatan untuk mengulang kembali

materi yang sudah pernah diajarkan, sehingga prestasi belajarnyapun akan

meningkat.

Page 73: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

58

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari pengujian hipotesis data penelitian dapat disimpulkan bahwa

“Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode

pemberian tugas terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu

kelas dasar II SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis bahwa

implikasi penggunaan pengajaran remedial dengan penggunaan metode pemberian

tugas dapat meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu kelas dasar II SLB B

YRTRW Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dijadikan alternatif

untuk meningkatkan prestasi belajar anak tunarungu.

Setelah menggunakan pengajaran remedial dengan menggunakan

metode pemberian tugas ini proses belajar mengajar diharapkan menjadi sesuatu

yang menyenangkan bagi siswa sehingga mereka lebih bersemangat belajar.

Sekaligus prestasi belajar anak tunarungu dapat ditingkatkan meskipun dengan

keterbatasan yang dimilikinya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam rangka menjadikan kegiatan belajar anak tunarungu menjadi lebih mudah,

menyenangkan dan produktif.

Page 74: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

59

C. Saran

Bertolak dari hasil penelitian penulis mengemukakan saran-saran sebagai

berikut :

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika anak tunarungu sehingga sekolah bisa

menyarankan pengajar untuk menerapkan pengajaran remedial dengan

penggunaan metode pemberian tugas tersebut sebagai alternatif untuk

mengajar.

2. Bagi siswa hendaknya mengoptimalkan penggunaan pengajaran remedial

dengan menggunakan metode pemberian tugas untuk meningkatkan

prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran matematika.

3. Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lanjutan sehingga

dapat melengkapai kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini

diantaranya dalam modifikasi pengembangan metode dalam pengajaran

remedial lainnya dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini serta cara

penyampaian pada proses pembelajaran berlangsung agar mendapat hasil

yang lebih optimal dan diharapkan ada penelitian lanjutan yang membahas

tentang penggunaan pengajaran remedial dengan metode-metode yang

lainnya.

Page 75: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

60

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Perkasa Anastasia Mantis and Antonis Kambas. 2010. Comparative Study Of Motor

Performance Of Deaf And Hard Of Hearing Students Reaction Time. Internasional Journal Of Special Education Vol 25 No.2. www.internasionaljournalofspecialeducation.com Tanggal download 13 Juni 2010

Andreas Dwidjosumarto. 1996. Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru.

Anton Sukarno. 1997. BPK Statistik I. Surakarta : UNS Press.

------------------. 2000. Pengantar Statistik. Surakarta : UNS Press.

Cece Wijaya. 2007.Pendidikan Remedial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

DepDikBud Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Karakteristik Anak Tunarungu. Jakarta

Ela. 2009. Pengertian Dan Klasifikasi Gangguan Pendengaran . http : //ela4019.blogspot.com/2009/06/pengertian-dan-klasifikasi-gangguan.html. Tanggal download 13 Juni 2010.

Gunter Faber. 2004. The Effects Of Visualizing And Verbalizing Methods In Remedial Spelling Training. Internasional Journal Of Special Education Vol 23. No1. www.internasionaljournalofspecialeducation.com Tanggal download 13 Juni 2010

H.J Gino. 1999. Belajar Dan Pembelajaran I. Surakarta : UNS Perss Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada

Hasibuan dan Moedjino. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Herth. 2005. Biografi Hellen Keller (1880-1968)

http://biokristi.sabda.org/biografihelenkeller Tanggal download 23 Februari

2010

Ischak S.W.1987. Pengajaran Remedial.Yogyakarta: Liberty

Jamila K.A Muhammad. 2008. Special Education for Special Children. Jakarta : Hikmah

M. Tholib .2009. Karakteristik Anak Tunarungu. http://bintangbangsaku.com/artikel/2009/02/anak-tunarungu/. Tanggal download 23 Februari 2010

Page 76: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

61

Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Moh Surya dan Moh Amin. 1989. Pengajaran Remedial. Jakarta : Rineka Cipta

Mulyati Arifin.1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.

Surabaya : Airlangga University Press.

Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Depdikbud

----------------------------. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta : Depdikbud

Nana Sudjana.2009. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Nicki Anzelmo and Skelton, 2006. Learning Style, Strategy Use, Personalization Of Mathematical Word Problem. Internasional Journal Of Special Education Vol 21 No 1. www.internasionaljournalofspecialeducation.com. Tanggal download 13 Juni 2010

Permanarian Somad dan Tati Hernawati. 1996. Ortopedagogik Anak Tuna Rungu. Bandung : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Poerwodarminto W.J.S. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Rohmadi Mulya. 2007. Remedial Math World. http://dikti.or.id/logpuch Tanggal

download 16 Desember 2009

Saifuddin Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Somad dan Didi Tarsidi. Klasifikasi Anak Tunarungu. http://slbmuh-palu.net Tanggal download 23 Januari 2010.

Sri Hastuti P.H. 1992. Pengajaran Remedial. Yogyakarta : PT Mitra Gama.

Sudjana.2002. Metode Stastistika. Bandung : Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Suhito. 1986. Evaluasi Pengajaran. Bandung: CV Maulana.

Sutjihati Somantri. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta : Dirjen DIKTI

Page 77: PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL DENGAN ... 5% dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh penggunaan pengajaran remedial dengan menggunakan metode pemberian

62

Victoria Zascavage. 2009. Definition, Literacy, And The Student With Severe Speech And Physical Disabilities (SSPD). Internasional Journal Of Special Education Vol 24 No 2. www.internasionaljournalofspecialeduation.com Tanggal download 13 Juni 2010

Winarno Surakhmad. 1994. Metode Pengajaran. Jakarta : Depdikbud.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instraksional. Bandung : Remaja Rosdakarya