Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)TERHADAP PENINGKATAN KOMPTENSI GURU
DI SMANEGERI 8 PINRANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HARDIANTI
10531214214
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN2018
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)TERHADAP PENINGKATAN KOMPTENSI GURU
DI SMANEGERI 8 PINRANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HARDIANTI
10531214214
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN2018
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar/Telp: 0411-860837/Email:[email protected]/web:www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : HARDIANTI
Stambuk : 10531 2142 14
Jurusan : Teknologi Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) TerhadapPeningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri 8Pinrang
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan didepan TimPenguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidakdibuatkan oleh siapapun.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan sayabersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2018
YangMembuat Pernyataan
Hardianti
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar/Telp: 0411-860837/Email:[email protected]/web:www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HARDIANTI
Stambuk : 10531 2142 14
Jurusan : Teknologi Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya. Saya akanmenyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi denganpembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada point 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2018
Yang Membuat Perjanjian
Hardianti
Diketahui Oleh,Ketua Prodi Teknologi Pendidikan,
Dr.Muhammad Nawir,M.PdNBM.991323
iii
Moto & Persembahan
Moto
Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu
mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan orang
lain (HARDIANTI)
Persembahan
Yang Utama Dari Segalanya...
Sembah sujud serta rasa syukur kepada ALLAH SWT.Taburan cinta dan
kasih sayang-MU telah memberikanku kekuatan ,membekaliku dengan
ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.Atas karunia serta kemudahan
yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusanyangi.
Dengan segala kerendahan hati ,kupersembahkan karya ini kepada Ayah
dan Ibunda tercinta ,adik-adikku Marwah dan Muh Ayyub tersayang dan
seluruh keluarga dan juga sahabat-sahabatku yang selalu memberikan
motivasi ,semangat dan bantuan semoga Allah SWT membalasnya.
iv
ABSTRAK
HARDIANTI.2018.Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Diklat TerhadapPeningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri 8 Pinrang.Skripsi jurusanTeknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh Bahrun Amin dan Nurdin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensimengajar guru di SMA Negeri 8 Pinrang dan adakah Pengaruh Pendidikan danPelatihan (Diklat) terhadap Peningkatan Kompetensi guru di SMA Negeri 8Pinrang.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptifstatistik,dengan jumlah populasi 39 Orang dan sampel dalam penelitian ini adalahguru yang aktif mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) berjumlah 15 Orang.
Metode pengumpulan data penulis menggunakan angket dan pedomanobservasi dengan jumlah 20 butir pertanyaan angket diklat guru, dan 20 butirpertanyaan untuk angket peningkatan Kompetensi guru,serta dokumentasi.Teknikanalisis data yang digunakan adalah menggunakan rumus product moment.
Hasil yang diperoleh dari penyebaran angket peningkatan kompetensi gurudi SMA Negeri 8 Pinrang responden menjawab Setuju sebesar 48,67 % masukdalam Kategori Cukup Baik dan untuk hasil yang di peroleh dari penyebaranangket diklat guru di SMA Negeri 8 Pinrang responden menjawab sangat setujusebesar 59,33 % masuk dalam Kategori Baik.Penelitin ini juga menunjukan hasilanalisis korelasi product moment diperolehrxy=0,333nilai 0,333diinterprestasikanketabel interval koefisienya itu berada pada koefisien korelasi 0,300 sampaidengan 0,400 dengan interprestasi yang dihasilkan termasuk dalam kategori“rendah”.
Ini berarti ada Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadapPeningkatan Kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang. Ada hubungan positifyang menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan dan pelatihan (diklat)makasemakinmeningkatkompetensi guru pada proses mengajar di SMA Negeri 8Pinrang .
Kata kunci :Pendidikan dan Pelatihan (Diklat),Peningkatan KompetensiGuru
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji dan syukur kehadirat Allah SWTatas berkah,rahmat dan karunia-Nya
hingga saya masih selalu diberi kesehatan sampai detik ini hingga tak dapat
tersuratkan lagi.Salam dan salawat juga senantiasa kita hanturkan kepada
Rasulullah Muhammad Saw sebagai suri tauladan bagi semu umat-Nya ,sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Tehadap Peningkatan Kompetensi Guru
di SMA Negeri 8 Pinrang”.
Skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata-1 di jurusan Teknologi Pendidikan ,Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Makassar,Penulis
menyadari dalam penyususunan skripsi penelitian ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak ,karena itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terimah kasih kepada.
Kepada Ayahanda Sompa dan Ibunda Asia atas segala pengorbanan dan
doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu
sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
vi
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasihkepada; Dr. H. Abd
Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Unismuh Makassar.Bapak Erwin Akib,
S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Andi Adam, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan.Dr.H.Bahrun Amin,M.Hum Pembimbing 1 dan
Drs.H.Nurdin,M.Pd Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,pikiran serta
kesabaran dalam membimbing penulis mulai dari persiapan penelitian hingga
akhir penulisan.Rekan-rekan Mahasiswa yang telah bersama-sama berjuang dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini serta seluruh dosen dan
para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulisan dengan
serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis mulai dari
semester awal hingga penulis menyelesaikan studi di perguruan tinggi ini.
Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapakan
kepada kepala SMA Negeri 8 Pinrang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang,
beserta guru-guru dan staf yang telah memberikan izin penulis mengadakan
penelitian sehingga penulis menyelesaikan skripsi inipenulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Sahabat dan Kakanda senior serta seluruh keluarga
Himpunan Mahasiswa Teknologi Pendidikan yang tak sempat penulis sebutkan
satu persatu, atas segala bantuan dan kebersamaannya selama ini. Dan semua
pihak yang ikut membantu, mendukung, dan memberi semangat dalam
penyesesaian skripsi ini.
vii
Penulis menyadari skripsi penelitian ini tidak luput dari berbagai
kekurangan.Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan
perbaikannya sehingga akhirnya skripsi penelitian ini dapat memberikan mamfaat
bagi pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut
.Amin
WassalamualaikumWr.Wb
Makassar,Agustus 2018
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iv
SURAT PERNYATAAN .............................................................................v
SURAT PERJANJIAN ................................................................................vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................vii
ABSTRAK ....................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................. ix
DAFTAR ISI.................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS ..................................................................................................9
A. Kajian Pustaka .................................................................................9
1. Pendidikan dan Pelatihan .......................................................10
xiii
a. Pengertian Pendidikan................................................10
b. Tujuan Diklat Guru ....................................................12
c. Manfaat Diklat ...........................................................13
d. Jenis- Jenis Diklat ......................................................14
2. Kompetensi kerja guru ...........................................................18
a. Pengertian Kompetensi ..............................................18
b. Jenis Kompetensi Guru ..............................................19
c. Meningkatkan Kompetensi Guru ...............................20
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
Guru ...........................................................................21
3. Hubungan Diklat dan Peningkatan Kompetensi Guru ...........29
B. Kerangka Berfikir............................................................................30
C. Hipotesis ............................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................32
A. Jenis Penelitian...................................................................................32
B. Lokasi Penelitian................................................................................32
C. Subjek dan Objek Penelitian ..............................................................32
D. Populasi dan Sampel ..........................................................................33
E. Variabel Penelitian .............................................................................36
F. Instrumen Penelitian...........................................................................37
1. Kuisioner ................................................................................38
G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................39
1. Observasi................................................................................39
xiv
2. Kuisioner ................................................................................39
3. Dokumen................................................................................41
H. Teknis Analisis Data ..........................................................................41
1. Analisis Deskriptif .................................................................41
2. Analisis Korelasi ....................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................42
A. Hasil Penelitian ..................................................................................42
1. Analisis Deskriptif .......................................................................42
2. Analisis Korelasi ..........................................................................45
B. Pembahasan........................................................................................46
BAB V PENUTUP........................................................................................48 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50
A. Simpulan ............................................................................................48
B. Saran...................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1. Populasi .................................................................................................. 35
3.2. Sampel.................................................................................................... 37
3.3. Interpretasi.............................................................................................. 43
4.4. Angket pengaruh pendidikan dan pelatiihan (diklat) terhadap
Peningkatan kompetensi guru ....................................................................... 44
4.5. Angket Diklat untuk Guru...................................................................... 45
4.6. Peningkatan kompetensi guru ................................................................ 46
4.7. Korelasi produk moment........................................................................ 47
4.8. Correlations ............................................................................................ 48
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Kerangka Pikir ....................................................................................... 31
3.2. Desain Penelitian.................................................................................... 33
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran. 1. Angket Diklat untuk Guru ........................................................53
Lampiran. 2. Angket Kompetensi Guru.........................................................55
Lampiran . 3 Angket Diklat untuk Guru (X) ...................................................58
Lampiran. 4. Angket Kompetensi Guru (Y) ..................................................60
Lampiran. 5. Pengelolaan Data SPSS ............................................................62
Lampiran.6. Tabel Korealsi Product Moment................................................63
Lampiran. 7. Dokumentasi.............................................................................64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek penunjang kehidupan yang
terus menerus mengalami perkembangan sesuai dengan tingkat kebutuhan
manusia dan selalu diikuti oleh pembaruan.Dalam pendidikan tidak terlepas
dari peran pendidik, karena pendidik sebagai orang yang mendidik akan
menjadi contoh dalam pembentukan kepribadian siswa.
Nata (1997:62) menyatakan bahwa:“mendidik ialah menyiapkan anaksupaya ia kelak dapat hidup sebagai pribadi yang bersifat sosial danberdasarkan kesusilaan”. Defenisi diri didik dilihat dari segi konten pendidikanyang erat kaitannya dengan etika dan kepribadian bila dilihat dari segiprosesnya kemudian didik tergolong dengan memberi motivasi untuktermotivasi untuk belajar memastikan dan mengikuti peraturan atau aturannorma dan konvensi yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Dri (2004:17) menyatakan bahwa : “menjelaskan guru adalahmerupakan orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberikanpertolongan dalam perkembangan anak didik,baik jasmani maupunrohaninya.Agar dapat mencapai tingkat kedewasaannya yakni mampu berdirisendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai makhluk tuhan,makhluk sosial danmakhluk individu mandiri kedewasaan di sini dimaksud bahwa seorang anaksudah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, baik secara fisikologis,pedagogis, dan sosiologis”.
Guru adalah unsur penting di dalam keseluruhan sistem pendidikan
.Karena itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas
anak didik harus diperhitungkan dengan sunguh-sungguh.Untuk itu guru harus
selalu meningkatkan kompetensinnya.
Sebagai pendidik guru memiliki peran penting dalam pendidikan,di
sekolah guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pendidikan.
Masyarakat mengharapkan agar guru dapat bertanggung jawab terhadap
2
perkembangan anak didik. Dengan demikian, guru dapat memberikan
konstribusi yang sangat besar untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Usman (2000:5) menyatakan bahwa : “guru merupakan jabatan atauprofesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru atau dapat dikatakanbahwa menjadi seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas di segalabidang dan maupun untuk mendidik siswa agar dapat mengikuti arusperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat”.
Usman (2000:5) menyatakan bahwa“tugas guru sebagai profesimeliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan danmengambangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan danmengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berartimengembangkan keterampilan siswa”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi hasil
belajar siswa bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan
kurikulumnya, akan tetapi ditentukan sebagian besar oleh kinerja profesional
guru yang membimbing mereka.Tinggi rendahnya kemampuan guru tidak
dapat diukur oleh seberapa banyak sumber daya yang dimiliki,akan tetapi
bagaimana seorang guru memanfaatkan sumber daya yang ada pada dirinya
untuk mencapai suatu tingkat yang memuaskan.
Hal ini dapat dilihat dari contoh berikut: ada dua orang guru yang
bekerja di sekolah yang sama dan mengajar pada mata pelajaran yang sama,
kedua bekerja dengan jumlah jam yang sama dan dilengkapi dengan peralatan
yang sama, akan tetapi salah seorang dari mereka menyelesaikan pekerjaan
lebih baik dari pada yang satunya, walupun jumlah masukkan (jumlah jam
kerja, perelatan, dan lain-lain) adalah sama.
Perbedaan tersebut sesungguhnya dapat dilihat dari beberapa faktor di
antarannya kurangnya perencanaan pembelajaran,motivasi,pengetahuan yang
luas tentang materi yang ingin disampaikan kepada siswa, berapa metode yang
3
disesuaikan untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, yang
semua itu bisa didapat apabila sering mengikuti program-program
pengembangan yang sering disebut pendidikan dan pelatihan (diklat).
Sehingga dapat dilihat bahwa guru yang satu kinerjanya lebih tinggi
dan lebih baik dari pada yang satunya lagi. Penilaian seperti ini perlu dilakukan
agar guru dapat termotivasi dalam meningkatkan kinerja mereka, di sini kepala
sekolah diharafkan dapat berperan aktif untuk memberikan penilaian kerja.
Penilaian kerja yang dilakukan kepala sekolah akan menimbulkan
dampak yang positif bagi guru dan pada sekolah. Hal ini terjadi apabila proses
penilaian tersebut bersifat objektif dengan mengenyampingkan kepentingan
pribadi di atas golongan, dalam hal ini kepala sekolah berperan sebagai
motivator guru untuk meningkatkan kinerja mereka agar bisa lebih baik lagi.
Kepala sekolah sebagai motivator dalam penilaian dapat memberikan
tunjangan fungsional, kenaikan pangkat (posisi), rotasi jabatan, memberikan
penghargaan kepada guru untuk mengikuti diklat guna meningkatkan
kinerja.Banyak cara yang dilakukan agar dapat meningkatkan kompetensi guru,
akan tetapi yang lebih banyak dipilih oleh kepala sekolah dan menjadi
alternatif adalah dengan mengikut sertakan guru dalam program diklat.
Hal ini karena diklat dapat menambah pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, terbentuknya sikap mental para guru, dan dapat meningkatkan
mutu pengetahuan dan kemajuan lembaga pendidikan secara menyeluruh serta
untuk meningkatkan karier guru yang bersangkutan dengan waktu yangrelative
lebih singkat dengan kelebihan dapat menambah pengetahuan secara cepat.
4
Kepala sekolah yang mempunyai pikiran maju tentu menyadari arti
penting pelaksanaan diklat.Diklat bagi guru, karena setiap lembaga pendidikan
dituntut untuk memiliki strategi guna mengembangkan mengembangkan
kreatifitas dalam mengelola pendidikan dengan menerapkan metode baru agar
dapat mengimbangi kemajuan teknologi yang pesat.
Kemajuan teknologi yang pesat membuat program diklat menjadi
sangat diperlukan baik untuk guru baru maupun yang guru-guru yang sudah
lama bekerja.Diklat yang diikuti oleh guru baru berfungsi sebagai alat
pengenalan terhadap pekerjaannya, karena pada prinsipnya apabila guru sudah
mengenal dan mengetahui pekerjaannya maka akan timbul rasa sukanya dalam
mengajar, dan dengan menyukai pekerjaan.
Sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih mudah
dan penuh semangat, sehingga kinerja guru menjadi meningkat dan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Untuk guru lama diklat
sangat diperlukan sebagai alat penyegaran,pembaharuan pikiran, dan sebagai
penunjang bagi guru untuk menyesuaikan dengan teknologi baru, yang berguna
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan pada dirinya yang
nantinya berdampak pada peningkatan kualitas mutu pendidikan secara
menyeluruh.
Diklat juga biasa dilaksanakan karena ada tuntutan dari tugasnya yang
sekarang, atau untuk mempersiapkan diri sehubungan akan dirotasi atau akan
dipromosikan.Diklat yang diikuti guru biasanya dilaksanakan ketika lembaga
pendidikan tersebut sedang mengalami permasalahan yang cukup sulit.
5
Walaupun sebenarnya diklat dilaksanakan bukan untuk mengatasi
permasalahan lembaga pendidikan secara menyeluruh tetapi setidaknya diklat
diharafkan dapat mengurangi permasalahan yang ada pada lembaga
pendidikan. Selain dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan yang ada di
sekolah diklat juga dibutuhkan oleh para guru dalam meningkatkan
kemampuan dan keterampilan secara individual.
Hal ini disebabkan karena adanya tuntutan dari kurikulum program
pendidikan yang merupakan bagian dari sarana pendukung operasional
pendidikan yang bersifat dinamis dan terus berkembang. Contohnya:
pemerintah menerapkan program Kurikulum 2013, maka suatu lembaga
pendidikan memerlukan tenaga terampil untuk dapat menangani program
tersebut, agar program dapat terselenggara dengan baik dan jalan yang paling
tepat dan praktis adalah mengikuti diklat tentang.
Kurikulum 2013 bagi guru yang menangani program tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa diklat diambil sebagai jalan alternatif pemecahan masalah
yang dihadapi sekolah, walaupun tidak secara menyeluruh. Karena pada
dasarnya setiap manusia itu memiliki bakat yang apabila di didik dan dilatih
dengan baik maka akan menjadi lebih ahli dan dapat melakukan pekerjaan
dengan baik.
Manusia harus bekerja sesuai dengan bakat yang di tekuninya, Begitu
juga seorang guru jika bekerja sesuai bakat atau bidang keahliannya maka guru
akan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas kerja, sehingga semua
permasalahan yang akan dihadapi dengan baik. Tetapi jika guru bekerja tidak
6
pada bidang yang tepat, maka akan banyak permasalahan-permasalahan yang
akan dihadapi di masa datang. Untuk mencegah permasalahan-permasalahan
itu terjadi biasanya pihak sekolah mengambil alternatif untuk mengikut
sertakan guru ke program pengembangan diklat.
SMAN 8 Pinrang merupakan salah satu sekolah menengah atas yang
berstatus negeri yang terletak di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang.
Dilihat dari perkembangannya kualitas dan kuantitas sudah lebih meningkat hal
itu terlihat dari guru yang ada di sekolah sudah diikut sertakan pada program
diklat, baik dari dinas maupun dari sekolah tersebut untuk meningkatkan
kinerja guru.
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, penulis
menemukan bahwa masih terdapat gejala-gejala sebagai berikut:
1. Adanya guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya.
2. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri.
3. Adanya guru yang masih kurang memahami tentang strategi pembelajaran.
4. Kurangnya minat guru dalam mengikuti diklat.
5. Kurangnya pemahaman guru tentang mengikuti manfaat diklat.
Berdasarkan gejala-gejala diatas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul ”Pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap
peningkatan kompetensi guru di SMAN 8 Pinrang”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas yang telah di jelaskan ,maka rumusan
masalah dalam penelitian ini :
“Adakah pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap
peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang?”
C. Tujuan penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pokok
permasalahan penelitian,oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terhadap peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
yang secara umum diklasifikasikan menjadi dua ,antara lain:
1. Manfaat teoritis
Penelitian mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terhadap peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang,semoga
dapat memberikan gambaran mengenai pendidikan dan pelatihan (Diklat) di
dunia pendidikan.Penelitian ini juga diharapkan bisa sebagai acuan didalam
penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini antara lain:
a. Bagi peneliti
8
Melalui penelitian ini,penulis dapat mengetahui pengaruh pendidikan
dan pelatihan(Diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih
termotivasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan(Diklat) dalam kegiatan
mengajar maupun di dunia kerjanya sebagai tenaga pendidik.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah dapat memberikan motivasi kepada sekolah untuk
mendorong para guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan terhadap
peningkatan kompetensi guru.
d. Istansi Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi mamfaat dan sebagai
masukan sehingga dapat di pantau adakah pengaruh pendidikan dan
pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8
Pinrang.
e. Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
refrensi bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian pada
bidang yang sama dalam rangka meningkatan upaya mengikuti
pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam upaya meningkatkan kompetensi
guru.
9
BAB IIKAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Pada dasarnya penelitian tentang hubungan terhadap prestasi belajar
sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Nova Fortuna, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Suska Riau pada 2010
meneliti dengan judul: Hubungan antara Aktivitas Mengikuti Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Kemampuan Mengajar Guru di
SMP Negeri 4 Tapung. Berdasarkan hasil penelitian Nova Fortuna,
Keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) di SMP Negeri 4 Tapung tergolong kurang aktif, hal
ini dapat dilihat dari rekapitulasi hasil angket berjumlah 14 orang
(46.67%). Pada variabel Kemampuan mengajar guru SMP Negeri 4
Tapung setelah mengikuti aktivitas MGMP berada pada kategori
“mampu”, hal ini terlihat dari hasil rata-rata setiap item penilaian, guru
mendapatkan skor 4.62625 dari kepala sekolah. Hasil analisis Adanya
korelasi antara aktivitas mengikuti MGMP dengan kemampuan mengajar
guru di SMP Negeri 4 Tapu.
b. Nurjannah, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau pada 2005 meneliti tentang:
Kemampuan Guru Membuat Analisis Materi Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN 004 Sungai Apit. Kesimpulan penelitiannya menyatakan
9
10
bahwa kemampuan Guru Membuat Analisis materi Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SDN 004 Sungai Apit berada pada kategori “Kurang
Mampu” hal ini diketehui berdasarkan hasil keseluruhan frekuensi dari
hasil observasi berada pada skor 55,71 dengan ketentuan yang telah dibuat
sebelumnya dapat di pahami kemampuan guru membuat analisis materi
pelajaran PAI di SDN 004 Sungai Apit termasung kategori kurang
mampu.
1. Pendidikan dan Pelatihan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur,
bertingkat di mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang
setara dengannya termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang
berorentasi akademis dan umum,program spesialis dan latihan
profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Yunus (1990:10) menyatakan bahwa : “pendidikan ialah suatuusaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantuanak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan,jasmani danakhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuandan cita-citannya paling tinggi”.
Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukannya dapat bermamfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa,n
egara dan agamannya. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa
pendidikan merupakan transformasi ilmu dari seseorang dewasa yang
memiliki pengetahuan dan kerampilan kepala sekolah orang lain atau
perserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir dengan
11
rentang waktu relatif lama dan biasanya disebut dengan pendidikan
formal.
Menurut Suhendra (2006:6) menyatakan bahwa:“ pelatihan adalahproses di mana orang mencapai kemampaun tertentu untuk membantumencapai tujuan organisasi.Proses ini terkait dengan tujuan yang hendakdicapai oleh institusi atau lembaga pendidikan, di mana seorang gurudituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memfokuskankepada guru itu sendiri untuk mencapai kamampuan baru yang bergunabagi pekerjaannya disaat ini dan di masa yang akan datang yang padaakhirnya dapat membantu tercapainya tujuan institusi atau lembagapendidikan”.
Dari berbagai sumber yang menjelaskan tentang pendidikan dan
pelatihan (diklat), maka penulis menyimpulkan bahwa diklat merupakan
upaya yang dilakukan oleh seseorang atau pimpinan dalam rangka
mengembangkan sumber daya munusia dalam hal ini adalah guru,
terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan
kepribadian guru kearah yang diinginkan oleh institusi oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
b. Tujuan Diklat Guru
Tujuan suatu diklat umumnya berhubungan erat dengan jenis dari
diklat tersebut. Tujuan diklat kepala sekolah, berbeda dengan tujuan
diklat para guru, demikian pula tujuan diklat para guru tidak sama
dengan tujuan diklat para staf demikian seterusnya, namun pada
hakikatnya tujuan dari berbagai jenis diklat adalah sama, yaitu untuk
mengembangkan, meningkatkan dan memperbaiki kinerja seseorang
sebagai faktor utama dalam bidang pengetahuan dan keterampilan.
12
Menurut Handoko (2001:103) menyatakan bahwa: “ada dua tujuanutama program diklat yaitu: “pertama, diklat dilakukan untuk menutup”gap” antara kecepatan atau kemampuan guru dengan permintaanjabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan dapatmeningktkan efisiensi dan efektifitas kerja guru dalam mencapai sasaran-saran kerja yang telah ditetapkan”.
Pendapat di atas dijelaskan bawah tujuan utama diklat yaitu untuk
menghindari adanya ketidak keseimbangan kemampuan antara guru lama
dengan guru yang baru, dan untuk menyesuaikan guru yang lama perlu
diberikan diklat untuk menghadapi diklat untuk menghadapi keusangan
dan guru yang baru mengikuti diklat untuk bisa mengibangi guru yang
sudah lama, yang kedua, diklat juga bertujuan agar guru bisa mencapai
sasaran pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
c. Manfaat Diklat
Menurut Simamora Henri (1995:286) menyatakan bahwa: “diklatmempunyai andil besar dalam menetukan efektivitas dan efesiensi dalammeningkatkan kualitas belajar dalam dunia pendidikan”. Berapa manfaatnyata yang didapat dari program diklat adalah :
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas,
2) Mengurangi waktu belajar yang diperlukan guru agar tercapai
standar-standar kinerja yang dapat diterima,
3) Mencapai sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan,
4) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumberdaya manusia,
5) Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja,
6) Membantu guru dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka.
13
Manfaat-manfaat diklat di atas sangat membantu baik secara
individu maupun lembaga. Program diklat yang efektif adalah program
diklat yang dapat membantu dalam merencanakan karir guru. Apabila
kinerja menurun, pada saat ketidak hadiran guru tinggi dan juga maka
kalangan guru menyatakan ketidak puasannya, banyak kepala sekolah
berfikir bahwa solusinya adalah program pendidikan dan pelatihan.
Akan tetapi mamfaat-mamfaat tersebut kadang kala terlalu
dibesar-besarkan program diklat tidak bisa memecahkan semua masalah
yang ada di dalam institusional,meskipun tentu saja program-program
tersebut mempunyai potensi besar dalam. memperbaiki beberapa
permasakalahan yang ada, jika program diklat tersebut dilaksanakan
sacara benar dan disesuaikan dengan kebutuhan institusional.
Meskipun banyak manfaat dari pelatihan sebagaimana yang di
kemukakan di atas,tidaklah berarti seluruhnya akan dapat dicapai dengan
satu kegiatan pelatihan saja,hal ini di sebabkan oleh banyaknya faktor
yang mempengaruhi penyelanggaraan pelatihan.
d. Jenis-Jenis Diklat
Dalam mengembangkan kemampuan, keterampilan dalam
pengetahuan dalam melaksanakan pekerjaan, diperlukan diklat yang
disesuaikan dengan bidang pekerjaannya.Banyak jenis diklat yang
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan untuk memenuhi peningkatan
kompetensi guru.
14
Diklat yang diikuti para guru ada bermacam-macam tipe. Diklat
yang dilaksanakan ada 3 tipe, yaitu diklat penyegaran, diklat peningkatan
kualifikasi dan diklat penjenjangan.Diklat penyegaran ialah diklat untuk
menyesuaikan tenaga kependidikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern serta memantapkan tenaga kependidikan tersebut
agar dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik.
Sifatnya memberikan kesegaran sesuai dengan perubahan yang
terjadi.Pola pelatihan ini biasanya 30-120 jam. Contohnya :Pelatihan
Penggunaan Alat Peraga, Pelatihan Pembuatan Alat Evaluasi Mata
Pelajaran, Pelatihan Model-model pembelajaran dan lain-lain.
Diklat peningkatan kualifikasi ialah diklat dalam hubungan dengan
profesi kependidikan sehingga diperoleh suatu kualifikasi formal tertentu
dengan standar yang telah ditentukan. Pola pelatihan biasanya 150 jam –
300 jam. Contohnya: Pelatihan Kualifikasi D3-S1 guru mata pelajaran.
Diklat penjenjangan ialah diklat untuk meningkatkan kemampuan
guru sehingga dipenuhi persyaratan suatu pangkat atau jabatan tertentu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pola pelatihan ini berkisar antara1
sampai dengan 6 bulan. Contohnya: Diklat Berjenjang Mata pelajaran,
Diklat calon Kepala Sekolah, serta Diklat Pimpinan (Adum, Sepadya,
Sepama, Sepati).
Seiring tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
bentuk dan model diklat juga mengalami penyesuaian dan perubahan-
perubahan. Di lingkungan Kementerian Agama, dalam rangka peningkatan
15
sumber daya manusia (SDM), ditempuh melalui beberapa model
pendidikan dan pelatihan yaitu: diklat tatap muka, diklat di tempat kerja,
diklat jarak jauh, pemberdayaan forum KKG dan diklat kerja sama dengan
lembaga lain.
1) Diklat Tatap Muka (DTM)
Diklat tatap muka merupakan diklat konvensional dan reguler.
Diklat ini diselenggarakan di lembaga pelatihan seperti Balai Diklat
Keagamaan atau LPMP yang umumnya berada di kota-kota besar.Dalam
diklat model ini peserta diklat dipanggil melalui instansi masing-masing
untuk mengikuti diklat selama jangka waktu tertentu di bawah bimbingan
para widyaiswara. Pembelajaran umumnya dilaksanakan di dalam kelas
atau laboratorium tergantung dari kebutuhan materi diklatnya. Kelemahan
diklat jenis ini guru harus meninggalkan tugas pokoknya selama ia
mengikuti diklat.
2) Diklat Di Tempat Kerja (DDTK)
Diklat model ini diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan
bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Diklat
dilaksanakan di tempat di mana guru bekerja sehingga guru tidak perlu
datang ke Balai Diklat dengan demikian guru tidak harus meninggalkan
tugasnya dalam jangka waktu relatif lama.
Model diklat seperti ini mengharuskan para widyaiswara (WI)
untuk terjun langsung menyambangi peserta diklat di tempat tugasnya. Hal
ini mendatangkan keuntungan karena para WI mengetahui kondisi riil dan
16
terkini dari para guru, hanya saja mengingat perbandingan jumlah WI dan
guru yang belum proporsional menjadikan para WI harus berjibaku dalam
mengatur waktu dan tenaganya.
3) Diklat Jarak Jauh (DJJ)
Diklat ini diselenggarakan berbasis ICT (Information
Communication Technology). Dalam sistem diklat online, peserta diklat
dituntut untuk belajar mandiri. Dalam hal ini, media internet menjadi
media belajar utama. Bahan belajar disampaikan melalui media ini.
Diklat online memberikan solusi atas kelemahan diklat
konvensional karena guru tidak perlu meninggalkan tugas mengajarnya.
Hanya saja pengembangan diklat online perlu disiapkan secara matang.
Persiapan ini menyangkut infrastruktur lembaga, SDM pengelola, dan juga
tak kalah pentingnya adalah calon peserta diklat (guru/tenaga pendidik).
Prasyarat yang mutlak harus terpenuhi yakni guru dituntut harus melek
internet.
4) Pemberdayaan Forum KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam
pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar
informasi dalam suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi .
KKG dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar fikiran
dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan
simulasi dalam pembelajaran. Di dalam wadah ini pula, para guru dapat
17
membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka. Berbagai
kesulitan yang dialami ketika pembelajaran dapat dikemukakan untuk
dicarikan solusi terbaik mengatasinya.
5) Kerja Sama dengan Lembaga lain.
Upaya peningkatan kompetensi guru merupakan kerja besar yang
memerlukan keterlibatan banyak pihak. Sinergisitas di antara para pihak ini
akan mempercepat upaya up grading kompetensi guru. Lembaga-lembaga
seperti perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat
dibutuhkan partisipasinya. Pada umumnya perguruan tinggi atau LSM
menggelar pelatihan atau kegiatan ilmiah lainnya semisal seminar dan
workshop.
2. Kompetensi Kerja Guru
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta di dukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Walaupun berbeda dalam perumusannya namun
secara prisip tampak sejalan mengenai proses pencapaian hasil atau
kinerja.
Menurut Mulyasa (2004:136) menyatakan bahwa :”kinerja atauperpormansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaankerja,pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja”.Demikian pulamenurut Rivai (2004:426) menyatakan bahwa:” performance adalahkegiatan yang dilakukan untuk memberikan masukan untuk keputusanpenting, seperti promosi, transfer dan memutuskan hubungan kerja”.
18
Menurut Wahjosumidjo(2000-471) menyatakan bahwa : ”mengartikankinerja sebagai sumbangan kualitatif yang terukur dalam rangkamembantu tercapainya tujuan kelompok dalam satu unit kerja”.
Dari beberapa paparan tentang pengertian kinerja yang telah
disampaikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
kemauan dan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan sehingga terlihat hasil atau perestasi kerja, dalam usaha
penerapan konsep, gagasan dan ide dengan efektif dan efesian sehingga
tujuan yang akan ditinjau dapat tercapai dan ditetapkan oleh lembaga
atau instansi.
b. Jenis Kompetensi Guru
Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang kinerja guru yang
intinya adalah membicarakan tentang kemampuan guru untuk itu pada
pembahasan selanjutnya penulis menerangkan tentang jenis-jenis
kemampuan guru. Keberasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari
tingkat kemampuan/kompetensi guru dalam melaksanakan tugas.
Semakin baik tingkat kompetensi guru maka akan semakin baik pula
hasil yang didapat dalam proses belajar mengajar.ada 4 (tiga) kompetensi
profesional yang harus dimiliki guru, yaitu:
1) Kemampuan pedagogik:Kompetensi ini menyangkut kemampuan
seorang guru dalam memahami karakteristik kemampuan yang dimiliki
oleh murid melalui berbagai cara.Cara yang utama yaitu dengan
memahami murid dengan perkembangan kognitif murid,merancang
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.
19
2) Kompetensi Kepribadian:Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu
kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan
cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri ,bersikap
bijaksana serta arif,bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai
akhlak mulia dan menjadi sauri teladan dengan baik. 3) Kompetensi
profesional :Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus
dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran
secara luas dan mendalam. 4) Kompetensi sosial: Kompetensi soal adalah
salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik melalui
cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga
kependidikan atau juga dengan cara orang tua/wali peserta didik dan
masyarat sekitar.
c. Meningkatkan Kompetensi Guru
Kompetensi guru tidak akan meningkat dengan sendirinya tetapi
tentu ada upaya untuk meningkatkannya.Kompetensi guru dapat di
tingkatkan melalui berbagai cara antara lain mengikuti pendidikan dan
pelatihan,sertifikasi guru dan penelitian tindakan kelas. Setiap sekolah
pasti mengupayakan agar dapat meningkatkan kinerja guru sehingga guru
dapat bekerja secara baik dan maksimal. Menurut E.Mulyasa (2004:136)
menyatakan bahwa: ”cara yang tepat untuk meningkatkan kinerja guru,di
antaranya adalah dengan” :
1) Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk
menambah wawasan para guru, penataran juga sangat diperlukan
20
sebagai proses penyelegaraan bagi para guru agar dapat
menumbuhkan motivasi baru dalam bekerja sehingga kinerjanya bisa
meningkat.
2) Kepala sekolah berusaha memotivasi guru dan harus selalu
diberitahukan tentang hasil dari setiap pekerjaanya.
3) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara
mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran
sesuai waktu secara efektif untuk kepentingan pembelajaran.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru
1. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan pendidikan yang telah
ditempuh seseorang. Latar belakang pendidikan ini meliputi
pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Seorang guru harus menempuh pendidikan formal ini sampai pada
pendidikan tinggi.
Kesesuaian antara latar belakang pendidikan yang ditempuh
guru dengan bidang tugasnya akan mempengaruhi kompetensi guru
itu sendiri. Guru dengan latar belakang pendidikan keguruan akan
lebih berkompeten dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru,
karena telah memiliki bekal teori sebagai pendukung pengabdinnya,
21
selain itu juga lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Danim (2008:30-31)
dalam bukunya : “Seorang guru dikatakan profesional atau tidak,
dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu latar belakang pendidikan dan
penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola pembelajaran,
mengelola siswa, melakukan tugas bimbingan dan lain-lain”. Dengan
demikian, seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Guru yang mengajar di SMP atau sederajat, harus berpendidikan
minimal (S1) serta memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
Pendidikan non formal yang pernah ditempuh guru juga akan
berpengaruh terhadap kompetensinya. Pendidikan non formal ini
meliputi kursus dan pelatihan-pelatihan, tentunya akan lebih
profesional dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar.
Terlebih dalam era globalisasi yang disertai dengan kemajuan IPTEK.
Kemajuan IPTEK ini telah membawa perubahan yang signifikan
dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, kemampuan guru terhadap
materi/bahan ajar juga harus diikuti penguasaan teknologi dan
informasi seperti komputer, internet dan lain-lain.
2. Pengalaman Mengajar
Pengalaman adalah guru yang terbaik, tidak mengarah dan
sesuatu yang mengandung kekuatan. Pengalaman bagi seorang guru
22
sangatlah berharga. dikarenakan pengalaman mengajar tidak pernah
ditemukan semua dilembaga pendidikan formal. Pengalaman teoritis
tidak selamanya menjamin keberhasilan seorang guru dalam mengajar
bila tidak didasari dengan pengalaman. Mengajar bukan sekedar ilmu,
teknologi dan seni belaka, tetapi mengajar sebagai suatu keterampilan.
Mengajar sebagai suatu keterampilan merupakan aktivitas dari
ilmu pengetahuan teoritis ke dalam interaksi belajar mengajar.
Keterampilan mengajar banyak macamnya dan hal itu yang perlu
dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan interaksi belajar-
mengajar secara efektif dan efisien.
Ilmu pengetahuan teoritis yang dikuasai oleh guru akan lebih
baik bila dilengkapi dengan pengalaman mengajar. Perpaduan kedua
pengalaman itu akan melahirkan figur guru yang profesional. Profil
guru yang ideal adalah guru yang mengabdikan dirinya berdasarkan
tuntutan hati nuraninya dan bekerjasama dengan anak didiknya dalam
kebaikan.
Dengan adanya kedua faktor tersebut, maka seorang guru akan
mampu menjadi pendidik yang berkompetensi yang baik demi
tercapai prestasi belajar yang baik dan untuk memberi rangsangan
pada anak didik, agar memacu prestasinya yang lebih tinggi
lagi.Sebagai tambahan mengenai pengalaman mengajar.
Menurut Djamarah (2008:133) dalam bukunya menyatakanbahwa: “Guru yang baru pertama kali menerjunkan diri mengajar didepan kelas biasanya menunjukkan sikap yang agak kaku dan
23
terkadang bingung untuk mengeluarkan kata-kata apa yang tepatuntuk memulai pembicaraan”.
Keadaan seperti itu terkadang mendatangkan trauma dalam
dirinya .Keringat keluar membasahi sekujur tubuh karena kurang
terbiasa berhadapan dengan anak didik didepan kelas. Hal ini kurang
menguntungkan, karena biasa jadi bahan yang telah dikuasai hilang
dari ingatan. Akhirnya, sukar menguasai keadaan kelas.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengalaman mengajar sangat mempengaruhi kompetensi mengajar
guru.Sebab pengalaman secara teoritis yang diterima di jenjang
pendidikan profesi, tidak selamanya menjamin keberhasilan guru
dalam mengajar, apabila tidak ditunjang dengan pengalaman interaksi
langsung dengan lingkungan belajar atau interaksi langsung dengan
siswa.
Kemampuan guru dalam menjelaskan pelajaran merupakan
sesuatu hal yang sangat penting dalam proses pendidikan, sebab
dengan kemampuan tersebut, siswa dapat memahami dengan jelas
yang dikemukakan oleh gurunya selama proses belajar mengajar.
Meskipun kemampuan guru dalam menjelaskan pelajaran tidak
akan berarti apabila dipandang terpisah dari komponen-komponen
lain, dengan pengertian bahwa kemampuan guru dalam menjelaskan
pelajaran baru dianggap penting dalam hubungannya dengan satu
komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi, evaluasi, alat-
alat bantu mengajar, situasi dan lain-lain.
24
3. Fasilitas Pendukung Pembelajaran
Fasilitas adalah ”kelengkapan yang menunjang belajar anakdidik di sekolah”. Menurut Djamarah (2008:92) menyatakan bahwa:”Fasilitas berfungsi sebagai alat bantu pengajaran, sebagai alat peraga,sebagai sumber belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidakpernah guru lupakan”.
Menurut Djamarah (2010:185) menyatakan bahwa: “Jadi,kelengkapan fasilitas atau sarana dan prasarana pengajaran merupakanfaktor terpenting dalam menunjang kompetensi guru dalam mengelolapembelajaran, jika fasilitas atau sarana penunjang pengajaran kurangmemadai tentunya mengakibatkan terganggunya proses belajarmengajar, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai tidakbegitu maksimal.
Fasilitas atau sarana dan prasarana sangat mempengaruhi
proses belajar mengajar, misalnya, tidak adanya laboratorium praktek
IPA, akan kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.
Sumber belajar merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan
pembelajaran”.
Sering kita temukan dalam proses pembelajaran di kelas bahwa
pendidik sebagai sumber pembelajaran satu-satunya. Padahal
seharusnya peserta didik diberi kesempatan untuk berperan sebagai
sumber pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Menurut Muslich, (2009:52) menyatakan bahwa:”Kemampuan guru dalam menerapkan suatu metode mengajar akanterlihat jika faktor fasilitas lengkap dan mendukung sebagaimanasesuai dengan tujuan pengajaran.
Cara guru mengajar dengan baik dalam penggunaan fasilitas
belajar adalah untukmerangsangalam pemikiran bawah sadar siswa
supaya timbulnya kesadaran yang tinggi secara intrinsik dan
mendorong diri untuk meraih kesuksesan yang sesuai dengan
25
kepentingan siswa dan telah berpikir mereka dalam membangkitkan
daya efektif mereka yang mendalam”.
4. Keadaan Kesehatan Guru
Menurut Madjid (2009:201) mengatakan bahwa: “seorangguru harus mempunyai tubuh yang sehat. Sehat dalam arti tidak sakitdan sehat dalam arti kuat, mempunyai cukup sempurna energi.
Kalau kesehatan jasmani guru terganggu, misalnya badan
merasa loyo, sakit dan sebagainya, maka kesehatan rohaninya akan
terganggu, misalnya semangat kerja akan berkurang. Kalau guru itu
rohaninya sehat, maka kemungkinan besar jasmaninya pun sehat,
begitu pula sebaliknya. Maka dengan adanya jasmani dan rohani yang
sehat, akan muncul pribadi yang utama yang dapat membantu
melancarkan proses belajar mengajar”.
5. Keadaan Ekonomi atau Tingkat Kesejahteraan Guru
Keadaan ekonomi seorang guru sangat berpengaruh terhadap
kompetensi mengajarnya, “seorang guru jika terpenuhi kebutuhannya,
maka ia akan lebih percaya diri, merasa lebih aman dalam bekerja
maupun kontak-kontak sosial lainya.
Menurut Sahertian,( 2008:192) menyatakan bahwa:”Sebaliknya jika guru tidak dapat memenuhi kebutuhannya karenadiakibatkan gaji guru yang di bawah rata-rata, terlalu banyakpotongan, kurang terpenuhi kebutuhan lainnya, akan menimbulkanguru tersebut mencari pekerjaan tambahan di luar jam sekolah”.
Mukhtar (2009:97) menyatakan bahwa:” Biaya yang harusdisediakan oleh guru untuk melengkapi kebutuhan hidup danperlengkapan belajar anak tidak sedikit dapat memberikan pengaruhterhadap peningkatan kompetensi guru. Jadi, beban mereka untukmenyediakan biaya sekolah anaknya bertumpuk-tumpuk.
26
Masyarakat Indonesia yang sebagian besar terdiri atas
golongan yang berpenghasilan rendah anggota keluarga/anak-anak
banyak, sebagian besar penghasilan dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan konsumsi. Masyarakat yang berpenghasilan rendah
memang kecenderungan berkonsumsi (propensity toconsumen) besar,
ini terjadi seandainya mereka mendapat tambahan penghasilan, yang
diutamakan juga kepentingan konsumsi”.
Jadi, berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor ekonomi atau tingkat kesejahteraan guru juga ikut
mempengaruhi terhadap kompetensi guru. Oleh karena itu, pemerintah
harus memperhatikan semua pihak dalam meningkatkan penghasilan
dan meningkatkan sumber daya guru, karena tujuan kompetensi guru
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
6. Etos Kerja dan Kecintaan Guru Terhadap Profesinya
Kerja merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
mempertahankan hidupnya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu
yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas kerja
yang dilakukan akan membawa kepada suatu keadaan sebelumnya.
Ketulusan dalam bekerja dan mencintai profesinya merupakan pintu
masuk bagi guru untuk menjadi guru yang profesional dan berkualitas.
Uno, (2012:75) mengatakan bahwa: ” guru yang memilikimotivasi tinggi akan memiliki pandangan yang lebih positif danmelakukan tugasnya sebagai sesuatu yang menyenangkan, bukantugas yang harus dilakukan karena telah dibayar”.
27
Jika guru mencintai profesinya dan mencintai anak didiknya,
maka hambatan dan kesulitan tidak akan mematahkan semangat guru
untuk terus berkarya. Untuk mencintai profesinya, guru harus
menengok kembali ke belakang mengapa menjadi guru. Memurnikan
kembali motivasi awal menjadi guru, menghapus keterpaksaan dan
menukarnya dengan kejernihan visi dan misi baru yang tercermin
dalam etos kerja yang tinggi.
7. Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Pengawasan kepala sekolah terhadap tugas guru sangat penting
untuk mengetahui perkembangan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Tanpa adanya pengawasan dari kepala sekolah, maka guru akan
seenaknya dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tujuan yang
diharapkan tidak akan dicapai.
Pengawasan kepala sekolah bertujuan pembinaan dan
peningkatan proses belajar mengajar. Dalam pengawasan ini
hendaknya kepala sekolah bersifat fleksibel dengan memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengemukakan ide demi perbaikan
dan peningkatan hasil pendidikan. Berkaitan dengan kinerja guru
supervisi kepala sekolah mempunyai delapan fungsi.
Menurut Suhertian (2010:25) menyatakan bahwa:”mengkoordinasi semua usaha sekolah,memperlengkapi kepemimpinansekolah, memperluas pengalaman guru-guru,menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi fasilitas dan penilaian terus menerus,menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan danketerampilan kepada setiap anggota staf, serta memberi wawasan yanglebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuanpendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru”.
28
Dengan demikian, latar belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, fasilitas yang memadai, keadaan ekonomi dan kesehatan
guru serta pengawasan kepala sekolah yang teratur mempunyai
pengaruh yang besar terhadap upaya peningkatan kompetensi guru,
yang hal ini akan berpengaruh terhadap kompetensi pendidikan yang
sedang berkembang.
3. Hubungan Diklat dan Peningkatan Kompetensi Guru
Diklat merupakan upaya yang di lakukan oleh seseorang atau
pimpinan dalam rangka mengembangkan sumber daya munusia dalam hal
ini adalah guru, hal ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
intelektual dan kemampuan kepribadian guru kearah yang diinginkan oleh
institusi atau oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, selain itu diklat
juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerja guru.
Untuk mencapai kemampuan kerja atau kinerja yang lebih baik,
peningkatan mutu atau kinerja harus diarahkan dan diikuti secara aktif
untuk mempertinggi keterampilan dan kecakapan guru dalam menjalankan
tugasnya. Sehingga dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan,
diharapkan kemampuan kerja guru akan meningkat atau menjadi lebih baik
dibandingkan dengan sebelum diadakan pendidikan dan pelatihan sangat
penting untuk diadakan dalam meningkatkan kemampuan kerja guru.
B. Kerangka Pikir
Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi
biasanya disatukan menjadi diklat(pendidikan dan pelatihan). Menurut Soetidjo
29
pendidikan (formal) di dalam suatu organisasi adalah suatu proses
perkembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan.
Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur sistimatis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja non manejerial
mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan dan pelatihan
(diklat) merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang atau pemimpin dalam
rangka mengembangkan sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru,
terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kompetensi
kepribadiaan guru yang diinginkan oleh institusi atau lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Kompetensi kerja adalah sumbangan kualitatif yang terukur dalam
rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.Namun
kinerja yang penulis maksud adalah kemauan dan kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga terlihat hasil atau prestasi
kerja, dalam usaha penerapan konsep, gagasan dan ide dengan epektif dan
efisien sehingga tujuan yang akan dituju dapat tercapai dan ditetapkan oleh
lembaga atau instansi. Dengan diklat pula gurudapat meningkatkan
pengetahuan (Knowledge), keterampilan (Skill) dansikap (Attitude). 3 (tiga) hal
ini merupakan inti (core) dari kompetensi demikian, semakin sering guru
mengikuti diklat, maka akansemakin meningkatkan kompetensinya.
30
Berdasarkan dari beberapa penelitian yang relevan maka kerangka
berfikir penelitian ini dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir
SMA Negeri 8 Pinrang
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN(DIKLAT)
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
HASIL ATAU TEMUAN /LAPORANPENELITIAN
32
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah di
kemukakan,maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Terdapat Pengaruh yang signifikan antara aktivitas mengikuti pendidikan
dan pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru di SMA
Negeri 8 Pinrang.
H1 : Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan antara aktivitas mengikuti
pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru
di SMA Negeri 8 Pinrang.
33
33
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriptif statistik data atau informasi yang dihasilkan dalam bentuk angka-
angka dengan menggunakan analisis statistik Sugiyono (2008:7),pada
umumnya penelitian kuantitatif banyak di tuntut menggunakan angka mulai
dari pengumpulan data,penafsiran data serta penampilan dari hasil
penelitiannya.
B. Lokasi dan objek penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 8 Pinrang Kecamatan
Lembang,Kabupaten Pinrang,Sulawesi Selatan,tepatnya di Jl.Poros Pinrang
Polman Kelurahan Tadokkong.Dalam hal ini objek penelitiannya adalah
pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kompetensi
guru di SMA Negeri 8 Pinrang.
C. Defenisi operasional Variabel
Skripsi ini berjudul “Pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap
peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang.
Adapun variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan upaya yang
dilakukan seseorang atau pimpinan dalam rangka mengembangkan
sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru,terutama untuk
34
mengembangkan kemampuan intelektual dan kompetensi
kepribadian guru yang di inginkan oleh institusi dan lembaga
pendidikan.
2. Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat
kompetensi guru sehingga yang bersangkutan yang bersangkutan
dapat melakukan tugasnya secara profesional dapat di bina secara
efektif dan efesien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan
terhadap pembelajaran,dengan sebaik-baiknya sesuai bidang
tugasnya yang dia emban.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015:117) menyatakan bahwa“populasi adalah wilayahgeneralisasi yang terdiri atas:objek/subjek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian di tarik kesimpulannya”.
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari,tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subyek dan objek itu.Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang
akan diselidiki karakteristik atau ciri-cirinya.Populasi dapat dibedakan atas
dua yaitu populasi sampling dan populasi sasaran.Dalam suatu penelitian
populasi merupakan faktor utama yang harus di perhatikan sebab hal ini
menjadi kunci terhadap segala rangkaian kegiatan penelitian itu.
35
Berdasarkan uraian diatas,maka populasi penelitian ini adalah seluruh
tenaga pendidik yang ada di SMA Negeri 8 Pinrang sebanyak 39 orang yang
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Jumlah Guru di SMA Negeri 8 Pinrang
NoNama
JenisKelamin Mata pelajaran KeteranganL P
1 Muhammad Aris, S.Pd.,M.Pd L
Geografi PNS
2 Drs. M. Natsir AD L Pendais PNS3 Muhammad Idrus,S.Pd L Fisika PNS4 Suardi, S.Pd L Ekonomi PNS5 Hj. Sukmawati, S.Pd P Kimia PNS6 Mansyur, S.Pd L Sejarah PNS7 SittiSuleha, S.Pd P Fisika PNS8 Abdul Wahid, S.Pd L Penjaskes PNS9 Yahya, S.Ag L BP/Pendais PNS10 Abdul Rahim, S.Pd L Matematika PNS11 Yusuf, S.Pd L PKn PNS12 Muh. Kasim M, S.Pd, MA L Bahasa Inggris PNS13 Candra Kirana, S.Pd P Matematika PNS14 Arsil, S.Si L Biologi PNS15 Nurdiana Hartih, S.Kom P TIK PNS
16 Sukmawati, S.Pd P Matematika PNS17 Rasna Rasyid, S.Pd P Kimia PNS18 Buwati, S.Pd P Bahasa Indonesia PNS19 Drs.Mansyur L Bahasa Inggris PNS20 Idham Idrus,S.Pd L BahasaIndonesia PNS21 Alimuddin, S.Pd L Bhs.Indonesia HONORER22 La Muing Madeali, SE L Ekonomi/Sejarah HONORER23 Nurhayati Beddu, S.Pd P Mulok HONORER24 Asnah, S.Pd P Prakarya HONORER25 Andi Nurhidayah, S.IP P Bhs. Inggris/PKn HONORER26 Surianti, S.Pd.I P Pend. Seni/BTQ HONORER27 Poniman, S.Pd L Penjaskes HONORER28 Rismah, S.Si P Biologi HONORER
36
29 Ellis, S.Pd P Sejarah HONORER30 Ahmad Taluf, S.Pd L Matematika HONORER31 AK. Firdaus, S.Pd L Pend. Seni HONORER32 Sudarmi Binti Hamid, S.Pd P Bhs. Inggris HONORER33 Nining Sukmasari, S.Pd P Fisika/Biologi HONORER34 Andi Fardiansyah, S.Pd.I L Bhs.Arab/PKn HONORER35 Sri Wahyuni, S.Pd P Sosiologi HONORER36 Sumarni, S. Si P Geografi/TIK HONORER37 Nurhidayah, S. Pd. I P Bhs.Asing HONORER38 Amrah, S. Pd P Bahasa Indonesia HONORER39 Rismawati, S. Pd P Pendidikan seni HONORER
Jumlah 19 20 39Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 8 Pinrang tahun ajaran 2017-2018
2. Sampel
Menurut Nurhayati Siti(2012:36)menyatakan bahwa“Sampel adalahbagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untukdiamati,sehingga sampel ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi danberfungsi sebagai wakil dari populasi”.
Dalam penelitian ini populasi berjumlah 39orang,akan tetapi dalam
pemilihan sampel peneliti menggunakan teknik Purposive sampling yaitu
salah satu teknik pengambilan sampel secara sengaja.Maksudnya ,peneliti
menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu
.Jadi,sampel diambil tidak secara acak,tetapi di tentukan sendiri oleh
peneliti.Dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah guru yang aktif
dalam mengikuti pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan demikian
keseluruhan guru yang aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat)
berjumlah 15 Orang.
37
3.2 Jumlah sampel guru SMA Negeri 8 Pinrang:
NoNama
Jenis KelaminMata pelajaran KeteranganL P
1 Muhammad Aris, S.Pd.,M.Pd L
Geografi PNS
2 Drs. M. Natsir AD L Pendais PNS3 Muhammad Idrus,S.Pd L Fisika PNS4 Suardi, S.Pd L Ekonomi PNS5 Sukmawati, S.Pd P Matematika PNS6 Mansyur, S.Pd L Sejarah PNS7 SittiSuleha, S.Pd P Fisika PNS8 Abdul Wahid, S.Pd L Penjaskes PNS9 Yahya, S.Ag L BP/Pendais PNS10 Abdul Rahim, S.Pd L Matematika PNS11 Yusuf, S.Pd L Kimia PNS12 Rasna Rasyid, S.Pd L Bahasa Inggris PNS13 Candra Kirana, S.Pd P Matematika PNS14 Arsil, S.Si L Biologi PNS15 Nurdiana Hartih, S.Kom P TIK PNS
Jumlah 11 4 15
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 8 Pinrang tahun ajaran 2017-2018
E Desain Penelitian
Model desain penelitian tentang pengaruh pendidikan dan pelatihan
(diklat) (X) terhadap peningkatan kompetensi guru (Y) sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
X:Pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat)
Y:Peningkat kompetensi guru
YX
38
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa, pedoman
angket untuk memperolehdata mengenai pendidikan dan pelatihan serta
kompetensi guru. Adapuninstrumen penelitian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kuesioner/Angket
Data dalam penelitian ini harus diubah menjadi angka-angka yaitu
dengan penyekoran. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
bertingkat. Skala ini digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan atau
ketidak setujuan responden terhadap rangkaian pernyataan yang mengukur
suatu objek.
Dalam angket ini digunakan beberapa alternatif pilihan jawaban
sehingga responden cukup memberi tanda centang (√)pada jawaban yang
tersedia.Penetapan skor diberikan pada tiap-tiap butir instrumen
menggunakan skala likert, Penilaian jawaban bergerak dari nilai 1 sampai
nilai 4 .
E. Teknik Pengumpul Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian benar-benar akurat dan
dapat di pertanggung jawabkan, maka teknik pengumpulan data yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
pesifik bila di bandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara
39
dankuesioner. jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain alam yang lain.
2. Kuesioner(Angket)
Kuesiner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di
jawab Sugiyono (2012:199) mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya”.
Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala
yaitu merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang
pengisianya oleh responden dilakukan dalam memberi tanda centang (ѵ)
pada tempat yang sudah disediakan dengan alternative jawaban yang di
sediakan merupakan suatu yang berjenjang.
Teknik angket ini digunakan penulis untuk memperolehdata
melalui pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada sejumlah
responden..Bentuk angket dalam penelitian ini adalah angket berstruktur,
dimana responden hanya memiliki alternative jawaban sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dari sejumlah pertanyaan angket, dengan cara
mengetahui distrubusi frekuensi masing-masing variable yang
pengumpulan datanya menggunakan keusioner (angket).
40
Model skala yang di gunakan dalam angket ini adalah model skala
likert dalam empat pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS(Tidak
Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju), pembobotan angket tergantung
pada butir pertanyaanya. Syaodih (2007:238) Menyatakan model skala
likert menggunakan skala deskriftif (SS, S, TS, STS).
Dasar dari skala deskriptif ini adalah merespon seseorang terhadap
sesuatu dapat menyataakan dengan pernyataan persetujuan terhadap suatu
objeck.Pemberian bobot setiap item pada angket menggunakan rentang
antara 1 sampai 4 untuk respon yang menjawab sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (ST) dengan bobot nilai 4
b. Setuju (S) dengan bobot nilai 3
c. Tidak Setuju (TS) dengan bobot nilai 2
d. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot nilai 1
3. Dokumen
Teknik dokumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang
mendukung penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan, angket dan lainnya untuk meningkatakan pemahaman
tetang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagi temuan untuk orang lain
(Moleng 1990). Analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif dan analisis korelasi.Selain itu digunakan juga software
41
computer program SPSS 21.0 (Statical program for social science) untuk
menghitung presentace dari setiap item pertanyaan angket dalam bentuk
penyajian angket. Untuk menggambarkan Pengaruh pedidikan dan
pelatihan (Diklat) terhadap Peningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri
8 Pinrang , maka digunakan rumus presentase
1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam teknik deskriptif yang akan menggambarkan data
yang terkumpul dengan cara pengambaran melalui tabel-tabel sederhana dan
dalam system pengambaran persen, lalu kemudian disimpulkan dengan cara
deskriptif kuantitatif. Untuk analisis deskriptif menggunakan table table
sederhana dengan rumus presentase yakni :
= × 100Keterangan :
P = persentase (%)
n = jumlah skor jawaban responden
N = jumlah skor jawaban ideal
Maka di lakukan pengukuran yang dikemukakan oleh Arikunto (2003: 246)
Sebagai berikut :
a. 76%_ 100% di kategorikan sangat baik
b. 56%_ 75% di katakan baik
c. 40%_ 55% dari di kategorikan cukup baik
d. Kurang dari 40% di kategorikan kurang baik
42
2 Analisis korelasi
Pengujian kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji rehabilitas
dengan bantuan SPSS versi 21.0.pengujian validilitas tiap item digunakan
analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir Instrument dengan skor
total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Instrumen dikatakana valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, apabila dapat menggunakan
data variable yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan dalam menguji
validitas adalah korelasi product moment (Person) dalam Arikunto
(2010:319) yang rumusnya:
Rxy = ∑ ∑ (∑ )∑ –(∑ ) ∑ –(∑ )
Keterangan
rxy : Koefisien korelasi (angka korelasi)
n : Banyaknya subjek (jumlah responden)
x : Nilai Pembanding (skor pertanyaan dari responden)
y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya (skor total)
Tabel 3.3 InterpretasiPedoman untuk Memberikan Interprestasi KoefisienKorelasi
KoefisienKorelasi Interpretasi
Antara 0,800-1,000
Antara 0,600-0,800 Antara 0,400-0,600 Antara 0,300-0,400
Antara, 0,000-0,200
Hubungan variable tinggiHubungan variable cukupHubungan variable agakrendahHubungan variable rendahHubungan variable sangatrendahtakberkorelasi
43
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan(Diklat)
terhadap peningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri 8 Pinrang. Dengan
menggunakan angket terhadap guru yang aktif mengikuti pendidikan dan
pelatihan (diklat) berjumlah 15 Responden,dan membagikan angket mengenai
peningkatan kompetensi kepada guru berjumlah 15 Responden. Hasil angket
tersebut di analisis menggunakan analisis presentase dan dengan tabel
frekuensi untuk memudahkan dalam memahami penelitian tersebut
berdasarkan hasil angket dan berdasarkan kenyataan yang ada selama penulis
penelitian.
1. Analisis Deskritif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di peroleh data dengan
menggunakan angket pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap
peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang. Berikut Deskriptif
data di sajikan dalam tabel.
Tabel 4.1 Angket pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat)
terhadap peningkatan kompetensi guru
N X Yn1 56 62n2 60 63n3 56 58n4 62 58n5 57 60
44
N X Yn6 65 60n7 60 64n8 65 63n9 68 72n10 68 70n11 60 70n12 60 72n13 67 60n14 60 65n15 63 67
Sumber: Data jawaban responden tentang pengaruh pendidikan
dan pelatihan (diklat)peningkatan kompetensi guru
Dalam mengidentifikasi pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terhadap peningkatan kompetensi guru peneliti menyebar kuesioner berupa
angket dengan 20 item pertanyaan dengan jumlah responden 15 dimana setiap
item diberi skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 dan jumlah responden
15.Dengan demikian jumlah skor tertinggi (skor ideal) untuk presentase setiap
kategori adalah 300 (jumlah responden dikali jumlah item
pertanyaan).Berdasarkan hasil pengisian kuisioner deskriptif presentase pilihan
responden pada setiap pertannyaan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Angket Diklat untuk Guru
NOHASIL
PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1Frenkuensi 178 95 13 14Persentasi(%) 59,33 % 31,67 % 4,33 % 4,67 %
Kategori B K.B K.B K.B
Sumber : Data jawaban responden tentang diklat guru
45
Hasil yang diperoleh mengenai pendidikan dan pelatihan (Diklat) guru di
SMA Negeri 8 Pinrang dengan menggunakan angket di peroleh hasil
responden yang menjawab sangat setuju sebesar 59,33% masuk dalam
Kategori Baik, yang menjawab setuju sebesar 31,67 % masuk dalam kategori
Kurang Baik,yang menjawab tidak setuju sebesar 4,33 % masuk dalam
kategori Kurang Baik,dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 4,67 %
masuk dalam kategori Kurang baik.
Tabel 4.3 Peningkatan kompetensi guru
NO
HASILPERTANYAAN
OBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS4 3 2 1
Frekuensi146 77 37 40
Persentasi (%) 48,67 % 25,67 % 12,33 % 13,33 %
Kategori B K.B K.B K.B
Sumber : Data jawaban responden tentang kompetensi guru
Hasil yang diperoleh mengenai peningkatan kompetensi guru di SMA
Negeri 8 Pinrang dengan menggunakan angket di peroleh hasil responden yang
menjawab Sangat Setuju sebesar 48,67 % masuk dalam Kategori Baik, yang
menjawab setuju sebesar 25,67 % masuk dalam kategori Kurang Baik,yang
menjawab tidak setuju sebesar 12,33 % masuk dalam kategori Kurang Baik,dan
yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 13,33 % masuk dalam kategori
Kurang baik.
47
2. Analisis Korelasi
Data yang akan disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket
Pengaruh pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru
Untuk kepentingan analisis maka data akan diuraikan dalam table berikut:
Tabel 4.4 korelasi produk moment
N X Y XYn1 56 62 3472 3136 3844n2 60 63 3780 3600 3969n3 56 58 3248 3136 3364n4 62 58 3596 3844 3364n5 57 60 3420 3249 3600n6 65 60 3900 4225 3600n7 60 64 3840 3600 4096n8 65 63 4095 4225 3969n9 68 72 4896 4624 5184n10 68 70 4760 4624 4900n11 60 70 4200 3600 4900n12 60 72 4320 3600 5184n13 67 60 4020 4489 3600n14 60 65 3900 3600 4225n15 63 67 4221 3969 4489
N=15 ∑X=927 ∑Y=964 ∑ XY =59668 ∑ =57521 ∑ =62288Sumber : Data hasil korelasi produk moment
Untuk mengedintifikasi pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terhadap peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 8 Pinrang di gunakan
rumus sebagai berikut:
=∑ (∑ )(∑ )∑ ∑ ∑ ∑
=· ·· ( ) ·
48
=
= [ ]= √=
= 0,333
Dengan melihat pada data terpretasi rxy, maka nilai rxy termasuk hubungan
variable rendah dapat dilihat pada tabel 3.3
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan yang lebih valid digunakan
analisis SPSS 21.0 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Correlations
Correlations
Y X
Y
Pearson Correlation 1 .333
Sig. (1-tailed) .113
N 15 15
X
Pearson Correlation .333 1
Sig. (1-tailed) .113
N 15 15Sumber : Data hitungan valid menggunakan analisis SPSS 21.0
B.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kompetensi guru
di SMA Negeri 8 Pinrang dan Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
terhadap Peningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri 8 Pinrang.Berdasarkan
hasil penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif statistic
49
Untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih tanpa ada
upaya mempengaruhi tersebut.Sampel dari penelitian ini adalah 15 Guru yang
aktif mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pengumpulan data
menggunakan teknik angket atau kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan
yang berhubungan dengan diklat guru dan 20 pernyataan yang berhubungan
dengan peningkatan kompetensi guru.
Hasil yang diperoleh dari penyebaran angket peningkatan kompetensi
guru di SMA Negeri 8 Pinrang responden menjawab Setuju sebesar 48,67 %
masuk dalam Kategori Cukup Baik dan untuk hasil yang di peroleh dari
penyebaran angket diklat guru di SMA Negeri 8 Pinrang responden menjawab
sangat setuju sebesar 59,33 % masuk dalam Kategori Baik dan untuk hasil
analisis korelasi product moment diperoleh rxy=0,333nilai 0,333
diinterprestasikan ketabel interval koefisienya itu beradap ada koefisien
korelasi 0,300 sampai dengan 0,400 dengan interprestasi yang dihasilkan
termasuk dalam kategori “rendah”.
Ini berarti kompetensi yang di miliki oleh guru di SMA Negeri 8 Pinrang
tergolong meningkat dengan meningkatanya kompetensi yang dimiliki oleh
guru di SMA Negeri 8 Pinrang tidak terlepas dari Pengaruh pendidikan dan
pelatihan (Diklat) yang pernah di ikuti oleh guru di SMA Negeri 8 Pinrang.
Ada hubungan positif yang menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan dan
pelatihan (diklat) maka semakin meningkat kompetensi guru pada proses
mengajar di SMA Negeri 8 Pinrang .
49
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Terdapat Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap
Peningkatan Kompetensi Guru di SMA Negeri 8 Pinrang di tunjukkan oleh
hasil perhitungan dari koefisien korelasi (r) yaitu 0,333.Dengan memperhatikan
besarnya rxy (yaitu=0,333),yang berkisaran antara 0,300-0,400 berarti korelasi
positif antara variabel X dan Y termasuk Korelasi Rendah.Dengan demikian
terbukti bahwa dengan adanya pendidikan dan pelatihan (Diklat) maka
kompetensi guru akan meningkat.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan, pembahasan penelitian ini maka disampaikan
saran sebagai berikut:
1. Kepada para guru pada umumnya dan khususnya guru di SMA Negeri 8
Pinrang agar selalu aktif mengikuti diklat supayalebih meningkat kan
kemampuan kerjanya.
2. Kepada guru diharapkan dapat memberikan bimbingan terhadap
carabelajar siswa agar pembelajaran yang diikuti di sekolah dapat berjalan
dengan baik dan yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
49
DAFTAR PUSTAKA
Atmaka Dri.2004.Pengantar pendidikan.Salatiga:Widyasi Press
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung : PT. RosdaKarya,2004)
Hamzah B.Uno, Profesi Kependidikan,(Jakrta : PT. Bumi Aksara, 2007)
Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,( Yogyakarta:BPFE, 2001)
Hendri Simamora, Manejemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:penerbitanSTIEYKPN,1995)
Mahmud Yunus,Pokok Pokok Pendidikan dan Pengajaran,(Jakarta:HidakaryaAgung,1990)
Nata Abudin,1997,Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta Logos.
Nurhayati,Siti MS. 2012 Metodologi Penelitian Praktis. Pekalongan :FakultasEkonomi Universitas Pekalongan
RR.Ponce Dewi, Analisis Kebijakan Pendidikan dalam Jabatan(InservicseTrainig)untuk Pengembangan Kinerja Guru Wanita di Sekolah Dasar Jakarta,
RUU Sisdiknas, Tentang Guru dan Dosen 2004, (Bandung: Fokusmedia,2006)
Simamora Hendri, Manejemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:penerbitanSTIEYKPN,1995)
Soekidjo Notadmudjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia,(Jakarta: RinekaCipta,2003),
Syamsuri,Sukri.2012,Pedoman Penulisan Skripsi.Makassar:FKIP UnismuhMakassar
Sugiyono, 2015.MetodePenelitianPendidikan, Bandung :Alfabeta CV.
Suhenra. 2006. Manajemen Suber Daya Manusia, (Jakarta : UIN JakartaPress,2006), h. 66.
Uzer Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT. RemajaRosdakarya,2000)
Vetthzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo persada 2004)
50
Vaithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Peruhusahaan ,(Jakarta: PT.Raja Grapindo persada, 2004), h.226
Wahjosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, Jakarta: PT. Raja Grapindo PersadWahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, (Jakarta:PT. raja grapindo persada, 2002),
Wibowo.2007.Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga.Pt.Raja Grafindo Prasada.Jakart
https://www.google.com.id/amp/s/pendidikanberkarakterpramonosigit.wordpress.com/2013/01/14/pendidikan -formal/amp/
(http://www.rrpd.com/Analisis/kebijakan pdj(IT)
(http://ucokhsb.com.28/04/2008).
51
Lampiran. 1. Angket Diklat untuk Guru
REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG DIKLAT.
I. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pertanyaan ,bacalah petunjuk pengisian dengan
cermat
2. Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan .
3. Pilihlah jawaban atas pernyataan berikut ini dengan cara memberi tanda
(√) pada jawaban yang menurut anda dianggap paling sesuai.
II. KETERANGAN PILIHAN JAWABAN
SS= Sangat Setuju(4) TS= Tidak Setuju (2)
S= Setuju (3) STS = Saangat Tidak Setujuh (1)
III. IDENTITAS GURU
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Hari/Tgl :
5. Jenis Diklat yang pernah di ikuti :
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
1Setelah mengikuti diklat motivasi dankerja saya semakin baik
2Diklat membantu saya dalammeningkatkan keterampilan
3Setelah mengikuti diklat ilmupengetahuan saya meningkat
4Diklat membantu saya dalammeningkatkan profesionalisme
52
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
5Untuk mengembangkan kemampuansetiap tahun saya mengikuti diklat
6Diklat yang dilaksanakan secara intensdapat meningkatkan Profesionalisme
7Setelah mengikuti diklat saya merasakanadanya perubahan pengetahuan yangpositif
8Diklat dapat memberikan kontribusiyang positif dalam menumbuhkanmotivasi kerja saya
9Dengan diklat pekerjaan saya dan guruyang lain dapat terkordinasi dengan baik
10Setelah mengikuti diklat komunikasisaya dengan kepala sekolah dan gurulain semakin baik
11Setelah mengikuti diklat loyalitas sayaterhadap sekolah menjadi semakin baik
12Diklat tidak dapat membantu saya dalammenjalin hubungan kerja sama yangbaik dengan para guru
13Diklat dapat mempersiapkan diri sayauntuk promosi jabatan
14Diklat membantu saya dalam mengatasipermasalahan yang ada pada KBM
15Diklat yang saya ikuti tidak sesuaidengan kebutuhan saya sebagai Guru
16
Setelah mengikuti diklat saya dapatmenggunakan metode mengajar
17
Diklat membantu saya dalammemperbaiki sistem kerja sekolah
18
Komunikasi kerja yang buruk disekolahdapat saya atasi dengan mengikuti diklat
19
Diklat membantu saya dalammemahami metode dan teori mengajardengan baik
20
Diklat membantu saya dalammenggunakan waktu dengan efektifdan efisien
53
Lampiran. 2. Angket Kompetensi Guru
HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI GURU
I. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi pertanyaan ,bacalah petunjuk pengisian dengan
cermat
2. Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan .
3. Pilihlah jawaban atas pernyataan berikut ini dengan cara memberi tanda
(√) pada jawaban yang menurut anda dianggap paling sesuai.
II. KETERANGAN PILIHAN JAWABAN
SS= Sangat Setuju(4) TS= Tidak Setuju (2)
S= Setuju (3) STS = Saangat Tidak Setujuh (1)
III. IDENTITAS GURU
6. Nama :
7. Umur :
8. Jenis Kelamin :
9. Jabatan :
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
1
Dalam melaksanakan tugas saya
termotivasi untuk mampu berinisiatif dan
bertindak inofatif
2 Saya hadir tepat waktu di sekolah sesuai
jam kerja
3 Saya baru hadir di kelas setelah 10
menit jam pelajaran dimulai
4 Setiap hari saya berusaha untuk disiplin
dalam melaksanakan tugas sebagai guru
54
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
5 Saya mampu memanfaatkan potensi
yang saya miliki
6 Dalam proses KBM saya mencari
metode yang lebih efektif dan
menarik perhatian siswa
7
Keterampilan mengajar yang saya miliki
tidak dapat membuat suasana kelas menjadi
lebih baik
8
Sebelum mengajar saya terlebih
dahulu mempersiapkan materi
9
Saya menyajikan materi pelajaran sesuai
dengan satpel yang sudah saya buat
10
Saya mengalami kesulitan dalam membuat
satuan pembelajaran (satpel) dalam program
tahunan
11
Sebelum proses KBM dimulai saya
mempelajari materi terlebih dahulu
12
Saya mengalami kesulitan dalam membagi
alokasi waktu yang diperlukan untuk satu
pokok bahasan
13
Sebelum melanjutkan pada pokok bahasan
berikutnya saya mengadakan pengulangan
pada materi pelajaran sebelumnya
14
Setiap akhir proses KBM saya tidak
melakukan evaluasi
15
Pada proses KBM saya bersikap
komunikatif pada siswa/siswi
55
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
16
Saya mengalami kesulitan dalam
menyapaikan materi pembelajaran
17
Pada setiap pekerjaan saya berkoordinasi
bersama guru lain agar pekerjaan saya dapat
terintragrasi dengan baik
18
Setiap ada kegiatan di sekolah saya
melakukan pekerjaan sendiri dan tidak
bekerja sama dengan guru atau staf yang
lain
19
Pada materi pelajaran tertentu sayamengunakan alat praga/bantu gunameningkatkan pembelajaran siswa
20
Sarana dan fasilitas pembelajaran yang adatidak saya manfaatkan secara maksimal
56
Lampiran . 3 Angket Diklat untuk Guru (X)
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
1Setelah mengikuti diklat motivasi dankerja saya semakin baik
11 4 0 0
2Diklat membantu saya dalammeningkatkan keterampilan
12 3 0 0
3Setelah mengikuti diklat ilmupengetahuan saya meningkat
10 5 0 0
4Diklat membantu saya dalammeningkatkan profesionalisme
12 3 0 0
5Untuk mengembangkan kemampuansetiap tahun saya mengikuti diklat
11 4 0 0
6Diklat yang dilaksanakan secara intensdapat meningkatkan Profesionalisme
13 2 0 0
7Setelah mengikuti diklat saya merasakanadanya perubahan pengetahuan yangpositif
12 3 0 0
8Diklat dapat memberikan kontribusiyang positif dalam menumbuhkanmotivasi kerja saya
8 7 0 0
9Dengan diklat pekerjaan saya dan guruyang lain dapat terkordinasi dengan baik
11 4 0 0
10Setelah mengikuti diklat komunikasisaya dengan kepala sekolah dan gurulain semakin baik
10 5 0 0
11Setelah mengikuti diklat loyalitas sayaterhadap sekolah menjadi semakin baik
10 5 0 0
12Diklat tidak dapat membantu saya dalammenjalin hubungan kerja sama yangbaik dengan para guru
4 3 2 6
13Diklat dapat mempersiapkan diri sayauntuk promosi jabatan
0 8 5 2
14Diklat membantu saya dalam mengatasipermasalahan yang ada pada KBM
11 4 0 0
15Diklat yang saya ikuti tidak sesuaidengan kebutuhan saya sebagai Guru
0 4 5 6
57
16
Setelah mengikuti diklat saya dapatmenggunakan metode mengajar
11 3 1 0
17
Diklat membantu saya dalammemperbaiki sistem kerja sekolah
8 7 0 0
18
Komunikasi kerja yang buruk disekolahdapat saya atasi dengan mengikuti diklat
5 10 0 0
19
Diklat membantu saya dalammemahami metode dan teori mengajardengan baik
11 4 0 0
20
Diklat membantu saya dalammenggunakan waktu dengan efektifdan efisien
8 7 0 0
58
Lampiran. 4. Angket Kompetensi Guru (Y)
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN
NO PERTANYAANOBSERVASI
ALTERNATIF JAWABAN
SS S TS STS
4 3 2 1
1
Dalam melaksanakan tugas saya
termotivasi untuk mampu berinisiatif dan
bertindak inofatif
9 6 0 0
2 Saya hadir tepat waktu di sekolah sesuai
jam kerja
5 10 0 0
3 Saya baru hadir di kelas setelah 10
menit jam pelajaran dimulai
0 4 5 6
4 Setiap hari saya berusaha untuk disiplin
dalam melaksanakan tugas sebagai guru
11 4 0 0
5 Saya mampu memanfaatkan potensi
yang saya miliki
13 2 0 0
6 Dalam proses KBM saya mencari
metode yang lebih efektif dan
menarik perhatian siswa
14 1 0 0
7
Keterampilan mengajar yang saya miliki
tidak dapat membuat suasana kelas menjadi
lebih baik
0 0 7 8
8
Sebelum mengajar saya terlebih
dahulu mempersiapkan materi
4 11 0 0
9
Saya menyajikan materi pelajaran sesuai
dengan satpel yang sudah saya buat
4 11 0 0
10
Saya mengalami kesulitan dalam membuat
satuan pembelajaran (satpel) dalam program
tahunan
1 2 7 5
59
11
Sebelum proses KBM dimulai saya
mempelajari materi terlebih dahulu
2 11 2 0
12
Saya mengalami kesulitan dalam membagi
alokasi waktu yang diperlukan untuk satu
pokok bahasan
0 0 9 6
13
Sebelum melanjutkan pada pokok bahasan
berikutnya saya mengadakan pengulangan
pada materi pelajaran sebelumnya
9 6 0 0
14
Setiap akhir proses KBM saya tidak
melakukan evaluasi
4 0 8 3
15
Pada proses KBM saya bersikap
komunikatif pada siswa/siswi
10 5 0 0
16
Saya mengalami kesulitan dalam
menyapaikan materi pembelajaran
0 0 1 14
17
Pada setiap pekerjaan saya berkoordinasi
bersama guru lain agar pekerjaan saya dapat
terintragrasi dengan baik
7 8 0 0
18
Setiap ada kegiatan di sekolah saya
melakukan pekerjaan sendiri dan tidak
bekerja sama dengan guru atau staf yang
lain
0 0 3 12
19
Pada materi pelajaran tertentu sayamengunakan alat praga/bantu gunameningkatkan pembelajaran siswa
10 5 0 0
20
Sarana dan fasilitas pembelajaran yang adatidak saya manfaatkan secara maksimal
3 0 7
60
Lampiran. 5.
PENGELOLAAN DATA SPSS 21 VARIABEL PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN (DIKLAT) DAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
Correlations
Y X
Y
Pearson Correlation 1 .333
Sig. (1-tailed) .113
N 15 15
X
Pearson Correlation .333 1
Sig. (1-tailed) .113
N15 15
61
Lampiran.6. Tabel Korealsi Product Moment
Tabel Korelasi Product Moment
N X Y XYn1 56 62 3472 3136 3844n2 60 63 3780 3600 4221n3 56 58 3248 3136 3364n4 62 58 3596 3844 3364n5 57 60 3420 3249 3600n6 65 60 3900 4225 3600n7 60 64 3840 3600 4096n8 65 63 4095 4225 4221n9 68 72 4896 4624 5184n10 68 70 4760 4624 4900n11 60 70 4200 3600 4900n12 60 72 4320 3600 5184n13 67 60 4020 4489 3600n14 60 65 3900 3600 4225n15 63 67 4221 3969 4489
N=15∑X=927 ∑Y=964 ∑ XY=59668 ∑ =57521 ∑ =62792
62
Lampiran. 7. Dokumentasi
SMA Negeri 8 Pinrang
Foto Bersama Kepala SMA Negeri 8 Pinrang
63
Dokumentasi penyebaran angket kepada guru
Dokumentasi penyebaran angket kepada guru
64
Dokumentasi penyebaran angket kepada guru
Dokumentasi penyebaran angket kepada guru
65
Foto bersama dengan siswa SMA Negeri 8 Pinrang
Foto bersama guru SMA Negeri 8 Pinrang
66
RIWAYAT HIDUP
Hardianti.Lahir di Pajalele pada tanggal 26 April 1996,anak
pertama dari 3 bersaudara,lahir dari pasangan Ayahanda
H.Sompa dan Ibunda Asia.Penulis memulai jenjang
pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2002 di SDN 010 Paku
Kecamatan Binuang Kabupaten Polman Dan setelah tamat dari jenjang Sekolah
Dasar penulis melanjutkan pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2008.Setelah itu,Penulis
melanjutkan pendidikan di Kabupaten yang sama di Kabupaten Pinrang pada
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 8 Pinrang pada tahun
2011 dan tamat pada tahun 2014.
Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi.Pada tahun 2014 penulis masuk ke perguruan tinggi dan melanjutkan strata
1 (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM) dan masuk di jurusan
Teknologi Pendidikan dan lulus pada tahun 2018.